2 1. Pendahuluan Pada era yang semakin berkembang seperti sekarang ini, dominasi Teknologi Informasi telah merambah berbagai bidang kehidupan, seperti bidang pendidikan, kesehatan, bisnis, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, banyak sekali universitas di Indonesia yang membuka dan menawarkan program studi maupun jurusan yang berhubungan dengan bidang Teknologi Informasi, untuk memenuhi kebutuhan dunia terhadap individu yang mampu memahami dan menguasai teknologi. Salah satu universitas di Indonesia yang menawarkan jurusan Teknologi Informasi adalah Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Fakultas Teknologi Informasi (FTI) UKSW berdiri sejak tahun 2003. FTI UKSW memiliki visi untuk menghasilkan pemimpin yang menjunjung tinggi nilai kebenaran dan memiliki kepekaan terhadap perubahan berlandaskan nilai Kritis, Kreatif dan Inovatif. Oleh sebab itu, FTI UKSW selalu berusaha menarik minat calon mahasiswa agar mau menjadi mahasiswa FTI. FTI UKSW merupakan salah satu dari beberapa fakultas yang memiliki jumlah mahasiswa terbanyak di UKSW. Sejak awal berdiri, jumlah mahasiswa baru yang mendaftar sebagai mahasiswa FTI selalu stabil dan cenderung meningkat pada setiap tahunnya. FTI UKSW mampu menarik minat lebih dari 500 calon mahasiswa baru setiap tahunnya, untuk menjadi mahasiswa FTI. Pada tahun 2010, FTI UKSW menerima sekitar 700 mahasiswa baru pada tahun ajaran 2010/2011. Namun, dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2011 – 2013), jumlah mahasiswa baru yang mendaftar sebagai mahasiswa FTI UKSW cenderung berkurang jumlahnya [1]. FTI UKSW berusaha untuk kembali meningkatkan promosi kepada sekolah-sekolah yang memiliki kuantitas dan kualitas siswa yang dianggap mampu bersaing dalam bidang teknologi informasi, serta menjaga loyalitas terhadap sekolah yang selalu memberikan input berupa profil lulusan yang baik kepada FTI UKSW. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah sistem yang mampu mengelola dan mengakomodasi loyalitas consumer (dalam hal ini calon mahasiswa baru FTI UKSW), agar jumlah mahasiswa setiap FTI UKSW setiap tahunnya stabil dan berkualitas. Terdapat sebuah kerangka yang dapat digunakan untuk menjaga loyalitas pihak sekolah terhadap FTI UKSW, yaitu dengan Customer Relationship Management. CRM adalah strategi inti dalam bisnis yang mengintegrasikan proses-proses dan fungsi-fungsi internal dengan semua jaringan eksternal untuk menciptakan serta mewujudkan nilai bagi para konsumen sasaran secara profitable [2]. CRM berfokus pada proses mendapatkan dan mempertahankan pelanggan melalui proses penjualan, pemasaran, dan interaksi dengan pelanggan. Dengan kata lain, FTI UKSW dapat menjaga loyalitas customer (pihak sekolah dan yang berhubungan dengan FTI UKSW) agar customer tetap percaya dengan kualitas dan layanan yang diberikan oleh FTI UKSW. Selain itu, hal tersebut dapat meningkatkan jumlah mahasiswa baru yang mendaftar ke FTI UKSW setiap tahunnya. Dengan menggunakan CRM, FTI UKSW dapat mengidentifikasikan siapa saja customer yang mereka miliki dan berfokus untuk mempertahankan customer terbaik yang dimiliki. Customer terbaik yang dimiliki, merupakan customer yang dapat memberikan keuntungan yang relatif besar bagi organisasi.
19
Embed
Perancangan Sistem Informasi Promosi Menggunakan Pendekatan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8807/3/T1_682010004_Full text.pdf · melalui proses penjualan, pemasaran, dan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
2
1. Pendahuluan
Pada era yang semakin berkembang seperti sekarang ini, dominasi
Teknologi Informasi telah merambah berbagai bidang kehidupan, seperti bidang
pendidikan, kesehatan, bisnis, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, banyak sekali
universitas di Indonesia yang membuka dan menawarkan program studi maupun
jurusan yang berhubungan dengan bidang Teknologi Informasi, untuk memenuhi
kebutuhan dunia terhadap individu yang mampu memahami dan menguasai
teknologi. Salah satu universitas di Indonesia yang menawarkan jurusan
Teknologi Informasi adalah Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). Fakultas
Teknologi Informasi (FTI) UKSW berdiri sejak tahun 2003. FTI UKSW memiliki
visi untuk menghasilkan pemimpin yang menjunjung tinggi nilai kebenaran dan
memiliki kepekaan terhadap perubahan berlandaskan nilai Kritis, Kreatif dan
Inovatif. Oleh sebab itu, FTI UKSW selalu berusaha menarik minat calon
mahasiswa agar mau menjadi mahasiswa FTI.
FTI UKSW merupakan salah satu dari beberapa fakultas yang memiliki
jumlah mahasiswa terbanyak di UKSW. Sejak awal berdiri, jumlah mahasiswa
baru yang mendaftar sebagai mahasiswa FTI selalu stabil dan cenderung
meningkat pada setiap tahunnya. FTI UKSW mampu menarik minat lebih dari
500 calon mahasiswa baru setiap tahunnya, untuk menjadi mahasiswa FTI. Pada
tahun 2010, FTI UKSW menerima sekitar 700 mahasiswa baru pada tahun ajaran
2010/2011. Namun, dalam kurun waktu 3 tahun terakhir (2011 – 2013), jumlah
mahasiswa baru yang mendaftar sebagai mahasiswa FTI UKSW cenderung
berkurang jumlahnya [1]. FTI UKSW berusaha untuk kembali meningkatkan
promosi kepada sekolah-sekolah yang memiliki kuantitas dan kualitas siswa yang
dianggap mampu bersaing dalam bidang teknologi informasi, serta menjaga
loyalitas terhadap sekolah yang selalu memberikan input berupa profil lulusan
yang baik kepada FTI UKSW.
Oleh sebab itu, diperlukan sebuah sistem yang mampu mengelola dan
mengakomodasi loyalitas consumer (dalam hal ini calon mahasiswa baru FTI
UKSW), agar jumlah mahasiswa setiap FTI UKSW setiap tahunnya stabil dan
berkualitas. Terdapat sebuah kerangka yang dapat digunakan untuk menjaga
loyalitas pihak sekolah terhadap FTI UKSW, yaitu dengan Customer Relationship
Management. CRM adalah strategi inti dalam bisnis yang mengintegrasikan
proses-proses dan fungsi-fungsi internal dengan semua jaringan eksternal untuk
menciptakan serta mewujudkan nilai bagi para konsumen sasaran secara profitable
[2]. CRM berfokus pada proses mendapatkan dan mempertahankan pelanggan
melalui proses penjualan, pemasaran, dan interaksi dengan pelanggan. Dengan
kata lain, FTI UKSW dapat menjaga loyalitas customer (pihak sekolah dan yang
berhubungan dengan FTI UKSW) agar customer tetap percaya dengan kualitas
dan layanan yang diberikan oleh FTI UKSW. Selain itu, hal tersebut dapat
meningkatkan jumlah mahasiswa baru yang mendaftar ke FTI UKSW setiap
tahunnya. Dengan menggunakan CRM, FTI UKSW dapat mengidentifikasikan
siapa saja customer yang mereka miliki dan berfokus untuk mempertahankan
customer terbaik yang dimiliki. Customer terbaik yang dimiliki, merupakan
customer yang dapat memberikan keuntungan yang relatif besar bagi organisasi.
3
2. Tinjauan Pustaka
Sudah ada beberapa penelitian serupa yang membahas mengenai
pengembangan web sebagai media promosi, entah itu barang maupun jasa.
Penelitian-penelitian yang ditulis oleh beberapa penulis berikut ini betujuan untuk
membangun sebuah media promosi yang sesuai dengan perkembangan jaman
yang semakin didominasi oleh teknologi, yaitu dengan menggunakan media web.
Salah satu contoh penelitian yang membahas hal tersebut adalah penelitian
yang berjudul “Perancangan Web Promosi Pada Perusahaan Kecap Tirta Mirasa
Pati” yang ditulis oleh Santi Arisandi, Program Studi Sistem Informasi, Fakultas
Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana. Dalam penelitian ini,
aplikasi dibuat berbasis web yang bertujuan untuk membantu sebuah perusahaan
kecap dalam memasarkan produknya. Aplikasi berbasis web dibuat sebagai media
promosi pada perusahaan tersebut agar scope promosi perusahaan tersebut lebih
luas lagi. Hal tersebut disebabkan karena media promosi yang sebelumnya
digunakan oleh perusahaan kecap tersebut hanya menggunakan selebaran/pamflet
maupun dari mulut ke mulut, sehingga jangkauan promosi produk perusahaan
kecap tersebut hanya terbatas pada daerah-daerah tertentu di dalam kota Pati [3].
Aplikasi web yang dibangun hanya berfokus sebagai media pengenalan
(promosi) produk kecap, bukan untuk penjualan kecap [3]. Pada penelitian ini,
tidak membahas mengenai keamanan jaringan dan aplikasi yang dibangun tidak
memberikan report yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam pengambilan
kerputusan. Penelitian ini menjelaskan bahwa website yang dibuat adalah alat
pendukung promosi, bukan alat promosi utama.
Contoh penelitian lain adalah penelitian yang berjudul “Pembuatan Website
Pariwisata Kota Tomohon” yang ditulis oleh Ribka Charlita Beathrix Sumarauw,
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas
Kristen Satya Wacana. Dalam penelitian tersebut, aplikasi dibuat berbasis web
yang bertujuan untuk membantu pemerintah Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi
Utara, dalam memperkenalkan dan mempromosikan potensi wisata yang dimiliki
oleh daerah tersebut. Dalam penelitian ini, metode perancangan sistem yang
digunakan adalah waterfall model. Tampilan halaman utama dari aplikasi yang
disajikan cukup menarik dan user-friendly, sehingga pengunjung situs tersebut
dapat dengan “nyaman” mengunjungi halaman web tersebut. Dalam halaman web
tersebut tersedia beberapa pilihan menu yang berhubungan dengan informasi
pariwisata yang disuguhkan, antara lain menu event wisata, objek wisata, hotel,
kuliner, dan lain sebagainya.
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya adalah pada penelitian ini menggunakan pendekatan Customer
Relationship Management dalam membangun sistem informasi promosi.
Pendekatan tersebut digunakan karena pendekatan tersebut bertujuan untuk
menjaga loyalitas customer FTI UKSW, yang dalam hal ini adalah calon
mahasiswa, mahasiswa dan sekolah tingkat SMA / SMK / Sederajat.
Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan
mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi
atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya [4]. Berdasarkan
pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan sebuah
4
bentuk komunikasi yang digunakan untuk menarik dan mempengaruhi perhatian
orang lain agar menggunakan barang maupun jasa yang ditawarkan.
Pengertian Customer Relationship Management (CRM) menurut O’Brien,
adalah suatu sistem yang terintegrasi dan secara otomatis melakukan banyak
proses layanan pada customer dalam penjualan, pemasaran, dan interaksi dengan
pelanggan. Secara tidak langsung, CRM berfokus pada proses mendapatkan dan
mempertahankan pelanggan melalui proses penjualan, pemasaran, dan interaksi
dengan pelanggan. Dalam perkembangannya, CRM juga bisa didefinisikan
sebagai berikut : (a) CRM adalah sebuah istilah industri TI untuk metodologi,
strategi, software dan atau aplikasi berbasis web lainnya yang membantu sebuah
perusahaan untuk mengelola hubungan perusahaan dengan pelanggan; (b) CRM
adalah usaha sebuah perusahaan untuk berkonsentrasi menjaga pelanggannya,
agar tidak lari ke pesaing, dengan mengumpulkan segala bentuk interaksi
pelanggan baik itu lewat telepon, email, masukan dari situs atau hasil pembicaraan
dengan staff sales and marketing; (c) CRM adalah sebuah strategi bisnis
menyeluruh dari sebuah perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut
secar efektif bisa mengelola hubungan dengan para pelanggan [5].
Customer Relationship Management diklasifkasikan menjadi tiga, yang
pertama adalah Operational CRM. CRM Operasional lebih dikenal sebagai front
office perusahaan. CRM Operasional ini berfokus pada otomatisasi cara-cara
perusahaan dalam berhubungan dengan para pelanggan, seperti otomatisasi
pemasaran, otomatisasi armada penjualan, otomatisasi layanan. Otomatisasi
pemasaran memudahkan perusahaan dalam mengembangkan, mengatur anggaran,
serta melaksanakan kampanye komunikasi dengan para pelanggan [2].
Otomatisasi pemasaran mencakup segmentasi pasar, manajemen kampanye
komunikasi, event-based marketing. Otomatisasi armada penjualan mencakup
opportunity management termasuk lead management. otomatisasi layanan
mencakup operasi contact-center dan call-center, layanan berbasis web layanan di
lapangan [2]. Salah satu penerapan CRM yang termasuk dalam kategori
operasional CRM adalah dalam bentuk aplikasi Web. Melalui Web, suatu
perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan cepat terhadap
pelanggan.
Kedua, CRM Analitis. CRM Analitis dikenal sebagai back-office
perusahaan. CRM Analitis ini berfokus pada kegiatan penggalian data konsumen
untuk tujuan-tujuan strategis dan taktis. Data-data tersebut digunakan untuk
meningkatkan nilai konsumen maupun perusahaan [2]. Dengan kata lain, CRM
Analitis berperan dalam memahami kebutuhan pelanggan, melaksanakan analisis
pelanggan dan pasar, seperti analisis trend pasar dan analisis perilaku pelanggan.
Data yang digunakan pada CRM analitis adalah data yang berasal dari CRM
Operasional.
Ketiga, CRM Strategis. CRM Stategis menekankan CRM sebagai strategi
bisnis yang mengutamakan konsumen dan bertujuan memikat dan
mempertahankan konsumen yang menguntungkan. Pada CRM strategis, semua
sumber daya akan dialokasikan untuk mendukung semua langkah yang dapat
meningkatkan nilai perusahaan di mata pelanggan, serta sistem ganjaran (reward
system) yang dapat meningkatkan perilaku positif para karyawan yang bermuara
5
pada kepuasan pelanggan, serta peningkatan sistem pengumpulan, penyebarluasan
dan aplikasi informasi tentang pelanggan untuk menunjang berbagai aktivitas
perusahaan [2].
Gambar 1 Sistem CRM
Tahapan pengembangan Customer Relationship Management dilakukan
dalam tiga tahap. Tahap yang pertama adalah tahap Acquire atau tahap
mendapatkan pelanggan baru. Pelanggan baru, didapatkan dengan memberikan
kemudahan pengaksesan informasi, inovasi baru, dan pelayanan yang menarik.
Pada tahapan ini, biasanya perusahaan maupun organisasi berusaha untuk
mendapatkan pelanggan baru sebanyak – banyaknya.
Kedua, tahap Enhance. Tahapan ini bertujuan untuk meningkatkan
hubungan dengan pelanggan yang telah ada. Pada tahapan ini, perusahaan maupun
organisasi berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan
melalui pemberian pelayanan yang baik terhadap pelanggannya (Customer
Service). Perusahaan maupun organisasi akan selalu membangun hubungan yang
baik dan dinamis terhadap pelanggan, agar pelanggan merasa nyaman dan percaya
dengan pelayanan yang diberikan.
Ketiga, tahap Retain atau tahap mempertahankan pelanggan. Perusahaan
maupun organisasi akan selalu berusaha mendapatkan loyalitas pelanggan dengan
cara mendengarkan pelanggan dan berusaha untuk memenuhi keinginan
pelanggan agar customer yang mereka miliki tidak “meninggalkan” perusahaan.
6
Gambar 2 Komponen CRM [6]
Seperti yang terlihat pada gambar 2 di atas, Customer Relationship
Management terdiri dari 5 komponen. Komponen yang pertama adalah
Manajemen Kontak dan Rekening. Software CRM membantu para praktisi
penjualan,pemasaran,dan layanan untuk menangkap serta menelusuri data yang
relevan mengenai setiap kontrak yang sudah lewat atau yang direncanakan dengan
para pelanggan atau calon pelanggan, seperti juga kegiatan siklus hidup dan bisnis
lainnya dari pelanggan.
Komponen kedua adalah Penjualan. Sistem CRM memberikan para staff
penjualan alat software dan sumber data perusahaan yang mereka butuhkan untuk
mendukung serta mengelola aktivitas penjualann mereka,dan mengoptimalkan
penjualan silang dan peningkatan tawaran untuk penjualan. CRM juga memberi
mereka akses real-time ke satu tampilan umum atas pelanggan, hingga
memungkinkan mereka untuk memeriksa semua aspek dari status rekening
pelanggan dan sejarahnya, sebelum menjadwalakan panggilan telepon untuk
penjualan mereka.
Komponen ketiga adalah Pemasaran dan pemenuhan pemesanan. Sistem
CRM membantu para praktisi pemasaran menyelesaikan kampanye pemasaran
langsung dengan mengotomatisasikan tugas-tugas seperti pengkualifikasian
pemasaran pada sasaran, dan penjadwalan serta penelusuran pengiriman surat
pemasaran langsung. CRM juga membantu dalam pemenuhan respon calon
pelanggan serta pelanggan dengan secara cepat menjadwalkan kontak penjualan
serta memberi informasi yang tepat atas produk dan jasa bagi mereka, sementara
sambil menangkap informasi yang relevan untuk database CRM.
Komponen keempat adalah Layanan dan Dukungan untuk Pelanggan. CRM
membantu para manajer layanan pelanggan membuat, menetapkan, dan mengelola
berbagai permintaan atas layanan dari pelangggan. Layanan mandiri berbasis Web
memungkinkan para pelanggan mengakses dengan mudah informasi di situs Web
perusahaan.
Komponen kelima adalah Program Retensi dan Loyalitas. Pada komponen
ini perusahaan berusaha untuk mempertahankan loyalitas pelanggan yang sudah
dimiliki. Hal tersebut disebabkan karena untuk memperoleh satu pelanggan baru
membutuhkan biaya yang lebih besar daripada mempertahankan pelanggan yang
lama.
7
Gambar 3 Pilar CRM [6]
Seperti yang terlihat pada gambar 3 di atas, terdapat tiga Faktor pendukung
yang juga menjadi pilar terbentuknya sebuah CRM. Pilar yang pertama adalah
People. Tujuan dari penerapan CRM dalam perusahaan maupun organisasi harus
jelas dan dipahami secara benar oleh karyawan dalam perusahaan maupun
organisasi. Oleh sebab itu, diperlukan orang-orang yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang baik, serta mampu dan memahami hal tersebut agar tujuan
dari perusahaan dapat tercapai. Perusahaan perlu mengadakan pelatihan-pelatihan
dan proses belajar yang akan membuat karyawan lebih siap dalam proses
implementasi CRM.
Pilar yang kedua adalah Process. Perusahaan maupun organisasi harus
mendefinisikan prosedur untuk melayani konsumen secara jelas. Hal ini penting
karena karyawanlah yang nantinya akan menjalankan hal tersebut ketika
berhubungan langsung dengan pelanggan.
Pilar yang ketiga adalah Technology. Meskipun telah memiliki karyawan
yang berkompeten dan standar prosedur pelayanan yang jelas, namun jika tidak
didukung dengan pemanfaatan teknologi, sebuah organisasi maupun perusahaan
tidak dapat mengimplementasikan CRM dengan baik, karena teknologi
merupakan hal yang umum digunakan dalam strategi CRM. Teknologi inilah yang
akan dikelolah oleh karyawan dan menunjang kinerja mereka, sesuai dengan
prosedur yang telah dipersiapkan.
8
3. Metode Perancangan
Gambar 4 Tahapan Penelitian
Tahapan pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan
data dan studi pustaka. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan
observasi, wawancara, dan mencari data dari sumber lainnya. Sedangkan studi
pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan teori dari literatur yang
mendukung serta berhubungan dengan data dan penelitian ini. Data yang
dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
langsung dari sumber pertama atau objek penelitian. Data yang dikumpulkan
merupakan data mengenai promosi yang diperoleh dengan melakukan wawancara
langsung terhadap bagian promosi FTI UKSW mengenai kebutuhan, gambaran
proses bisnis dan permasalahan yang dihadapi oleh bagian promosi FTI UKSW.
Selain itu, data yang dikumpukan berupa data mahasiswa yang diperoleh dari
bagian promosi FTI UKSW. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari
sumber lain di luar bagian promosi FTI UKSW. Data sekunder dalam penelitian
ini berupa data sekolah menengah di seluruh wilayah Indonesia yang diperoleh
dari data pokok pendidikan menengah kementrian pendidikan dan kebudayaan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang berdasarkan
kuantitas. Penelitian ini mengelola data mahasiswa yang berasal dari berbagai
daerah di Indonesia dan mengelompokkannya berdasarkan daerah asal mahasiswa
untuk mengetahui jumlah mahasiswa FTI UKSW setiap tahunnya dari berbagai
daerah. Selain itu, jumlah mahasiswa yang ditampilkan dapat digunakan sebagai
acuan dalam membuat perencanaan maupun kebijakan kegiatan promosi
selanjutnya.
Tahap selanjutnya adalah tahap analisis data. Pada tahap ini, dilakukan
analisis terhadap data dan hasil wawancara yang telah dikumpukan sebelumnya.
Berdasarkan hasil analisis dan wawancara telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan bahwa bagian promosi FTI UKSW membutuhkan sebuah media
penyampaian informasi yang juga dapat menarik minat calon mahasiswa baru
9
untuk mendaftar di FTI UKSW dan menjaga hubungan dengan pihak sekolah
maupun calon mahasiswa. Bagian promosi FTI UKSW juga membutuhkan media
yang dapat digunakan untuk melakukan pendataan asal mahasiswa,
mengelompokkan mahasiswa berdasarkan daerah asal yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan tim promosi FTI UKSW dalam melakukan kunjungan ke beberapa
daerah pada waktu berikutnya. Hasil wawancara tersebut kemudian diterjemahkan
ke dalam bentuk Unified Modeling Language (UML), agar dapat memberikan
gambaran mengenai proses bisnis yang terjadi dalam bagian promosi FTI UKSW,
beserta dengan perancangan sistem yang hendak dikembangkan. Hasil analisis
tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam pembuatan sistem
informasi promosi FTI UKSW.
Tahapan penelitian yang selanjutnya adalah tahap pengembangan sistem dan
implementasi. Pada tahapan ini, dilakukan perancangan dan pengimplementasian
desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Hasil dari desain sistem yang telah
dibuat sebelumnya, akan diterjemahkan ke dalam bentuk bahasa pemrograman,
agar dapat menjadi sebuah sistem yang dapat digunakan. Pengembangan tersebut
menggunakan metode prototype. Metode prototype cukup sering digunakan
karena model ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain Prototype lebih
mengedepankan requirement sehingga mampu menghasilkan sistem yang
berkualitas dan sesuai dengan keinginan dari user.
Tahapan yang terakhir adalah tahap pengujian. Tahap pengujian ini
dilakukan dengan mempersilahkan pengguna menguji sistem tersebut, apakah
sudah sesuai dengan kebutuhan atau belum. Jika pengguna merasa sistem tersebut
masih perlu dilakukan perubahan, maka pengguna dapat memberikan requirement
tambahan baru kepada pengembang, agar sistem dapat sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode prototyping.
Metode prototyping merupakan pendekatan sistem yang sesuai dengan kebutuhan
dasar pengguna, sehingga apabila ada pengembangan lebih lanjut, maka sistem
dapat dikembangkan berdasarkan evaluasi dari pengguna dan berdasarkan versi
yang sebelumnya [6]. Prototype cukup sering digunakan karena model ini
memiliki beberapa keuntungan, antara lain Prototype lebih mengedepankan
requirement sehingga mampu menghasilkan sistem yang berkualitas dan sesuai
dengan keinginan dari user. Berikut ini tahapan yang ada di dalam Prototyping
Model.
10
Gambar 5 Prototyping Model (Pressman,2005)
Prototype memiliki 3 proses dalam mengembangkan sistem. Proses yang
pertama adalah listen to customer. Pada tahap ini, pengguna dan pengembang
sistem akan mendefinisikan dan mengidentifikasikan semua kebutuhan dan garis
besar gambaran sistem yang akan dibuat. Kegiatan wawancara dilakukan terhadap
bagian promosi FTI UKSW untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan
kebutuhan dari sistem maupun pengguna serta proses bisnis yang berjalan.
Setelah itu, data-data tersebut dianalisis dan dijadikan sebagai dasar dalam
perencanaan mengembangkan sistem.
Tahap yang kedua adalah build/revise mock-up. Setelah melakukan
pengumpulan dan analisis terhadap kebutuhan sistem dan pengguna, hasil analisis
tersebut kemudian digunakan sebagai dasar dalam membuat desain sistem dan
software yang hendak dibangun. Perancangan tersebut menggunakan UML
(Unified Modeling Language), agar dapat memperoleh gambaran mengenai sistem
yang hendak dikembangkan dan berdasarkan pada hasil analisis dari tahap
sebelumnya. Setelah melakukan perancangan, hasil dari perancangan sistem dan
software tersebut diubah ke dalam bentuk bahasa pemrograman, agar nantinya
dapat digunakan oleh pengguna.
Tahap yang ketiga adalah customer test drives mock-up. Pada tahap ini,
program yang sudah dibangun akan diuji dan dievaluasi.. Apabila users merasa
sistem yang dibuat tersebut masih terdapat kekurangan, maka program tersebut
akan diperbaiki lagi, agar dapat sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Pada Sistem Informasi Promosi ini, ada 2 aktor yang dapat mengakses
sistem, yaitu bagian promosi FTI UKSW dan users. Bagian promosi FTI UKSW
dapat mengelola sistem dan memiliki hak akses dalam sistem, yaitu manage data
pelatihan dan event, manage berita pelatihan dan event, manage Request, manage
data provinsi, manage data kota, manage data sekolah, manage data mahasiswa,