Top Banner
1 JURNAL PENELITIAN PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI KABEL TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN DIAN ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN DISUSUN OLEH : DWI AGUS PRIYANTO D311032 PROGRAM STUDI D-III TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2014
12

PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI KABEL TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN DIAN ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

Feb 28, 2023

Download

Documents

Didi Supriyadi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI KABEL TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN DIAN ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

1

JURNAL PENELITIAN

PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI KABEL

TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN DIAN

ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR,

KALIMANTAN SELATAN

DISUSUN OLEH :

DWI AGUS PRIYANTO

D311032

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK TELEKOMUNIKASI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM

PURWOKERTO

2014

Page 2: PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI KABEL TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN DIAN ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

2

PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI KABEL

TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN DIAN

ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR,

KALIMANTAN SELATAN

Dwi Agus Priyanto

1, Eka Wahyudi

2

12Program Studi DIII Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Purwokerto

[email protected],

[email protected]

ABSTRAK

Jaringan telekomunikasi terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman, meningkatnya kebutuhan akan

jasa layanan telekomunikasi yang sangat pesat dan tuntutan akan kualitas layanan telekomunikasi yang baik,

membuat perusahaan-perusahaan penyedia jasa layanan telekomunikasi merasa harus melakukan inovasi

terhadap jaringan telekomunikasi yang ada untuk menjawab semua permintaan. Oleh karena itu dilakukan

modernisasi jaringan akses tembaga dengan fiber optik dengan salah satuteknologi yang berbasis Giga Bit

Passive Optical Network (GPON). Setelah modernisasi jaringan akses tembaga menjadi fiber optik, fiber optik

dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan kualitas layanan meningkat dan bandwidth yang akan didapatkan

menjadi bertambah besar hingga mencapai 100 Mbps. Proses pertama kali yang harus dilakukan sebelum

perancangan adalah dengan melakukan survey lokasi dan melakukan pengumpulan data-data yang akan

dijadikan bahan dalam perancangan modernisasi. Pada tugas akhir ini juga menggunakan aplikasi AutoCAD

2010 untuk membuat sebuah gambar perancangan yang dimulai dari perancangan jalur kabel feeder, kabel

distribusi sampai dengan kael drop optic. Dengan serat optik biaya yang dibutuhkan menjadi lebih murah dari

pada kabel tembaga dan kapasitas bandwidth yang dapat disalurkan melalui kabel serat optik juga besar serta

layanan yang didapat menjadi lebih banyak. Kemudian sistem menjadi lebih sederhana, penempatan kabel optik

lebih kecil akan kelihatan lebih mudah dan lebih rapi.

Kata kunci : Modernisasi, Inovasi, Kabel Tembaga, Fiber Optik, GPON

ABSTRACTION

Telecommunications networks continue to evolve with the times, the increasing demand for telecommunications

services very rapidly and the demand for good quality telecommunication services, making companies feel

telecommunications service providers must innovate the existing telecommunications network to answer all

requests. Therefore modernization copper access network with fiber optic with one Giga Bit satuteknologi based

Passive Optical Network (GPON). After modernization of the copper access network into the optical fiber,

optical fiber can meet the needs of customers with increased service quality and bandwidth will increase in size

was found to be up to 100 Mbps. First process that must be done before the design is to do a site survey and

collecting data that will be used as materials in the design of modernization. In this thesis also uses AutoCAD

2010 application to create an image design that starts from the design of the feeder cable lines, cable

distribution to the optic drop Kael. With the cost of optical fiber needed to be cheaper than the copper wires and

bandwidth capacity that can be channeled through a fiber optic cable is also great as well as services become

more learned. Then the system becomes simpler, smaller optic cable placement would seem easier and more

presentable.

Keywords: Modernization, Innovation, Copper Cable, Fiber Optics, GPON,

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi saat ini

semakin berkembang, khususnya dalam

dunia telekomunikasi, sedangkan

kebutuhan komunikasi tidak hanya

terbatas pada layanan voice saja tetapi

juga sudah merambah kelayanan data

(internet dan intranet), dan video (TV

interaktif dan multimedia), yang

membutuhkan bandwidth yang lebih besar

dan kecepatan tinggi untuk dapat

mengakses layanan tersebut.

Jaringan lokal akses tembaga

kapasitasnya sangat terbatas untuk

memberikan layanan multimedia dan

layanan data, karena kabel tembaga

memiliki keterbatasan bandwidth dan

kecepatan transmisi. Langkah

menghentikan secara permanen jaringan

Page 3: PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI KABEL TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN DIAN ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

3

akses telekomunikasi berbasis kabel

tembaga merupakan langkah strategis

perseroan, sekaligus menuju jaringan

teknologi informasi dan komunikasi

nasional berbasis IP (Internet Protocol)

dan serat optik yang menjadi tulang

punggung terbentuknya Next Generation

Nationwide Broadband Network (NG-

NBN).

Kebutuhan cakupan (bandwidth)

makin besar seiring meningkatnya

pertumbuhan konten, video, dan aplikasi

data (internet) yang didorong oleh

pertumbuhan penggunanya. Jaringan akses

tembaga hanya mampu menyalurkan

maksimal hingga 4 Mbps, sehingga perlu

dilakukan modernisasi. Tujuannya agar

mampu menyalurkan bandwidth hingga

100 Mbps dengan menggunakan 16

teknologi berbasis Gigabit Passive Optical

Network (GPON). Untuk itu dilakukan

modernisasi jaringan akses dan

pembangunan jaringan IP core. Total

kapasitas jangkauan (bandwidth) pada

backbone jaringan serat optik mencapai

1,78 Tbps.

Prinsip kerja dari GPON itu sendiri

ketika data atau sinyal dikirimkan dari

Optical Line Terminal (OLT), maka ada

bagian yang bernama splitter yang

berfungsi untuk memungkinkan fiber optik

tunggal dapat mengirim ke berbagai

Optical Network Unit (ONU), untuk ONU

sendiri akan memberikan data-data dan

sinyal yang diinginkan user. Pada

prinsinya, PON adalah sistem point to

multipoint, dari fiber ke arsitektur premise

network dimana unpowered optical splitter

(spitter fiber) fiber optik tunggal.

Penggunaan GPON sebagai salah

satu teknlogi dalam dunia telekomunikasi

menunjukkan kualitas yang dirasakan oleh

pengguna yang berbeda-beda.Terutama

para pengguna yang jarak jangkauannya

relative lebih jauh dari sentral. Sehingga

dengan berlandaskan hal tersebut, penulis

mencoba mengangkat karya tulis tersebut

dengan judul “PERANCANGAN

MODERNISASI MIGRASI

JARINGAN DARI KABEL TEMBAGA

KE KABEL SERAT OPTIK DI

PERUMAHAN DIAN ANUGERAH

REGENCY GAMBUT KABUPATEN

BANJAR, KALIMANTAN

SELATAN”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian tersebut maka

penulis mendapatkan permasalahan

yang dapat dikaji lebih lanjut, yaitu :

1. Bagaimana cara proses

merancang modernisasi jaringan

dari kabel tembaga menjadi kabel

serat optik?

2. Apa saja alat/perangkat yang

dibutuhkan dalam perancangan

modernisasi jaringan ke kabel

serat optik?

3. Apa prosedur modernisasi

jaringan kabel tembaga menjadi

fiber optik ke pelanggan beserta

gambar perancangannya?

4. Berapa jumlah layanan dan

jumlah bandwidth yang akan

didapatkan pelanggan setelah

dilakukan modernisasi jaringan?

1.3 Tujuan Penyusunan Jurnal

Penelitian

Dari pengerjaan proyek Jurnal

Penelitian, adapun tujuan yang ingin

dicapai penulis yaitu :

1. Membuat perancangan

modernisasi jaringan dari kabel

tembaga menjadi kabel serat

optik.

2. Membuat rancangan gambar jalur

kabel dari kabel feeder sampai

dengan kabel drop optic

menggunakan aplikasi AutoCAD

2010.

3. Menganalisa jumlah kebutuhan

bandwidth dan jumlah layanan

yang akan didapat per pelanggan.

4. Membuat perhitungan Link

Budget dan perhitungan Bill Of

Quantity dari perancangan

modernisasi jaringan

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang didapatkan

oleh penulis dari pengerjaan proyek

Jurnal Penelitian ini, yaitu :

1. Menjelaskan kepada pembaca

mengenai proses dan langkah-

langkah perencanaan migrasi

jaringan dari kabel tembaga ke

kabel serat optik.

2. Menjelaskan kepada pembaca

agar mengetahui berapa total

bandwidth yang dibutuhkan dari

perancangan yang dibuat.

1.5 Batasan Masalah Pada Jurnal Penelitian ini dibuat

suatu batasan masalah agar

pembahasan yang akan dilakukan

tidak menyimpang dari topik

pembahasan. Pembatasan masalah

tersebut adalah :

1) Hanya membahas jaringan

akses tembaga dan jaringan

akses fiber secara umum.

Page 4: PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI KABEL TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN DIAN ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

4

2) Hanya membahas prosedur/

langkah penggantian kabel

tembaga menjadi fiber optik. 3) Hanya membahas perangkat

pendukung yang digunakan

dalam jaringan fiber optik di PT

Telkom Akses Area

Banjarmasin. 4) Hanya membahas bagaimana

jalur pentransmisian darikabel

tembaga menjadi fiber optik

melalui gambar skema

menggunakan aplikasi AutoCad

2010. 5) Perhitungan link budget dan

jumlah BOQ (Bill of Quantity)

material yang dibutuhkan untuk

membangun sebuah jaringan

fiber optik. 2. DASAR TEORI

2.1 Jaringan Lokal Akses Tembaga

(JARLOKAT)

Jaringan lokal akses tembaga

merupakan suatu jaringan kabel yang

terbuat dari bahan tembaga yang

dipasang atau ditarik dan digunakan

untuk menghubungkan pesawat-

pesawat pelanggan dengan Sentral

Telepon Otomat (STO) yang

bersangkutan.Setiap pesawat

pelanggan terhubung dengan

sepasang kawat (satu kabel) khusus

ke sentral telepon. Di kantor pusat

terdapat pusat penyambungan berupa

perangkat elektronis[1,2,3]

.

Gambar 2.1 Konfigurasi

JARLOKAT1,2,3]

.

2.2 Jaringan Catu Langsung

Pada jaringan catu langsung

pesawat telepon pelanggan dicatu

dari kotak pembagi (KP/DP) terdekat

yang langsung dihubungkan dengan

MDF tanpa melalui RK dengan

menggunakan kabel primer.

Gambar 2.2 Konfigurasi Catu

Langsung[1,2,3]

.

Jaringan catu langsung biasanya

digunakan di kota-kota besar yang

khusus untuk daerah sentral, daerah

dengan pelanggan VIP, dan kota-kota

kecil yang pelanggannya masih

sedikit (jumlah KP juga sedikit)

seperti yang terlihat pada gambar 2.2.

Keuntungan menggunakan jaringan

catu langsung dari segi ekonomi

menguntungkan karena tidak

menggukan RK, administrasi kabel

menjadi lebih sederhana, dan titik

rawan gangguan kecil.Sedangkan

kerugian menggunakan jaringan catu

langsung yaitu tidak fleksibel, sulit

melokalisir gangguan karena kabel

primer yang digunakan terlalu

panjang sehingga kesulitan untuk

menentukan letak kerusakan dengan

tepat dan perhitungan demand harus

tepat[1,2,3]

.

2.3 Jaringan Catu Tidak Langsung

Pada jaringan catu tidak langsung,

pelanggan dicatu melalui DP

(distribution Point) terdekat yang

dihubungkan dengan RK terlebih

dahulu sebelum dihubungkan dengan

MDF seperti yang dapat dilihat pada

gambar 2.3. Perbedaan antara

jaringan catu langsung dan jaringan

catu tidak langsung hanya terdapat

pada penggunaan RK[1,2,3]

.

Gambar 2.3 Konfigurasi Jaringan Catu

Tidak Langsung[1,2,3]

.

2.4 Kabel Serat Optik

Serat optik adalah merupakan saluran

transmisi atau sejenis kabel yang

terbuat dari kaca atau plastik yang

sangat halus dan lebih kecil dari

sehelai rambut, dan dapat digunakan

untuk mentransmisikan sinyal cahaya

dari suatu tempat ke tempat lain.

Sumber cahaya yang digunakan

biasanya adalah laser atau LED.

Kabel ini berdiameter lebih kurang

120 mikrometer. Cahaya yang ada di

dalam serat optik tidak keluar karena

indeks bias dari kaca lebih besar

daripada indeks bias dari udara,

karena laser mempunyai spektrum

yang sangat sempit. Kecepatan

transmisi serat optik sangat tinggi

sehingga sangat bagus digunakan

sebagai saluran komunikasi[4,5,6]

.

Perkembangan teknologi serat optik

saat ini, telah dapat menghasilkan

pelemahan (attenuation) kurang dari

20 decibels (dB)/km. Dengan lebar

Page 5: PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI KABEL TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN DIAN ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

5

jalur (bandwidth) yang besar

sehingga kemampuan dalam

mentransmisikan data menjadi lebih

banyak dan cepat dibandingan

dengan penggunaan kabel

konvensional. Dengan demikian serat

optik sangat cocok digunakan

terutama dalam aplikasi sistem

telekomunikasi. Pada prinsipnya serat

optik memantulkan dan membiaskan

sejumlah cahaya yang merambat

didalamnya[4,5,6]

.

2.5 Keunggulan Kabel Serat Optik

Dalam penggunaan serat optik ini,

terdapat beberapa keuntungan antara

lain :

1. Lebar jalur besar dan kemampuan

dalam membawa banyak data,

dapat memuat kapasitas informasi

yang sangat besar dengan

kecepatan transmisi mencapai

gigabit-per detik dan

menghantarkan informasi jarak

jauh tanpa pengulangan.

2. Biaya pemasangan dan

pengoperasian yang rendah serta

tingkat keamanan yang lebih

tinggi.

3. Ukuran kecil dan ringan, sehingga

hemat pemakaian ruang..

4. Tidak berkarat[4,5,6]

.

2.6 Struktur Kabel Serat Optik

Gambar 2.4 Struktur Kabel Serat

Optik[4,5,6]

.

Serat optik memiliki susunan dasar

yang terdiri dari inti serat (core),

lapisan atau selimut (cladding), dan

jaket (coating) seperti pada gambar

2.5. Masing-masing dari bagian

tersebut memiliki fungsi tersendiri,

antara lain :

a. Inti serat (core) berfungsi untuk

menentukan cahaya yang

merambat dari ujung satu ke

ujung lainnya. Core merupakan

bagian utama dari serat optik

karena pada inti serat inilah

tempat di mana terjadinya

perambatan cahaya. Core terbuat

dari bahan kuarsa atau silika

dengan kualitas tinggi. Core

memiliki diameter antara 10 µm

sampai 50 µm.

b. Bungkus atau selimut (cladding)

berfungsi sebagai cermin yang

bertugas memantulkan cahaya

agar dapat merambat dari ujung

satu ke ujung lainnya. Cladding

merupakan selubung dari core

yangterbuat dari bahan kuarsa

atau silika dengan nilai indeks

bias lebih kecil dari core.

c. Jaket (coating) terbuat dari bahan

plastik yang berfungsi untuk

melindungi serat optik dari

kerusakan dan sebagai tempat

kode warna[4,5,6]

.

2.7 Arsitektur Jaringan Fiber Optik

Secara Umum

Sistem JARLOKAF setidaknya

memiliki 2 buah perangkat opto

elektronik, yaitu satu perangkat opto

elektronik di sisi sentral dan satu

perangkat opto elektronik di sisi

pelanggan. Lokasi perangkat opto

elektronik di sisi pelanggan

selanjutnya disebut Titik Konversi

Optik (TKO).Secara praktis TKO

berarti batas terakhir kabel optik ke

arah pelanggan yang berfungsi

sebagai lokasi konversi sinyal optik

ke sinyal elektronik[4,5,6]

.

Gambar 2.5 Konfigurasi FTTx

[4,5,6].

A. Fiber To The Building (FTTB)

TKO terletak di dalam gedung

dan biasanya terletak pada ruang

telekomunikasi basement.

Terminal pelanggan

dihubungkan dengan TKO

melalui kabel tembaga indoor.

B. Fiber To The Zone (FTTZ)

TKO terletak di suatu tempat di

luar bangunan, baik di dalam

kabinet maupun manhole.

Terminal pelanggan

dihubungkan dengan TKO

melalui kabel tembaga hingga

beberapa kilometer. [7,8]

C. Fiber To The Curb (FTTC)

TKO terletak di suatu tempat di

luar bangunan, baik di dalam

Page 6: PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI KABEL TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN DIAN ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

6

kabinet, di atas tiang maupun

manhole. Terminal pelanggan

dihubungkan dengan TKO

melalui kabel tembaga hingga

beberapa ratus meter[7,8]

.

D. Fiber To The Home (FTTH)

TKO terletak di rumah

pelanggan. Dari gambar dibawah

ini keberadaan kabel tembaga

dapat dihilangkan sama sekali,

sehingga keterbatasan

kemampuan dalam menyediakan

bandwidth yang lebar dan

interferensi tidak akan terjadi[7,8]

.

Fiber to the Home merupakan

suatu format penghantaran

isyarat optik dari pusat penyedia

(provider) ke kawasan pengguna

dengan menggunakan serat optik

sebagai medium penghantarnya.

Perkembangan teknologi ini

tidak terlepas dari kemajuan

perkembangan teknologi serat

optik yang dapat menggantikan

penggunaan kabel konvensional.

Dan juga didorong oleh

keinginan untuk mendapatkan

layanan yang dikenal dengan

istilah Triple Play Services yaitu

layanan akan akses internet yang

cepat, suara (jaringantelepon,

PSTN) dan video (TV Kabel)

dalam satu infrastruktur pada

unit pelanggan[4,5,6]

.

2.8 Jaringan Lokal Akses Fiber

(JARLOKAF)

Jaringan Lokal Akses Fiber

(Jarlokaf) menggunakan kabel serat

optik sebagai media transmisi karena

adanya keterbatasan pada jaringan

lokal berbasis kabel tembaga atau

yang lebih dikenal dengan sebutan

Jarlokat. Kabel serat optik dijadikan

alternatif media transmisi yang baru

karena memiliki karakteristik

transmisi yang lebih baik, seperti

lebar pita frekuensi (bandwidth) yang

lebih besar, redaman dan dispersi

sinyal yang rendah, kapasitas kanal

yang disediakan jauh lebih besar,

tahan terhadap interferensi

eletromagnetik dan mampu

menyalurkan informasi dengan

kecepatan yang lebih tinggi. Dengan

keunggulan-keunggulan tersebut

kabel serat optik dipilih untuk

menggantikan kabel tembaga[2,3,4]

.

Gambar 2.6 Tipe Jaringan Lokal Akses

Fiber[2,3,4]

.

Teknologi jarlokaf yang pertama

kali dikembangkan menggunakan

arsitektur single star atau point to

point, dengan cara meletakkan suatu

perangkat yang sama baik di sisi

sentral maupun sisi pelanggan dan

disebut sebagai teknologi Digital

Loop Carrier (DLC). Kemudian

teknologi tersebut berkembang

sampai kepada sistem Optical Access

Network (OAN) dengan ide utama

adalah pembagian optical/electrical

(perangkat jarlokaf) diantara

beberapa pelanggan dan membawa

fiber sedekat mungkin kepada

pelanggan yang berasitektur multiple

star atau point to multipoint, dimana

titik pertama di sisi sentral dan titik

berikutnya berada pada daerah antara

sentral dan pelanggan[2,3,4]

.

Teknologi ini dibedakan menjadi

dua kelompok. Jika sistem secara

langsung membagi dan

mengkombinasi intensitas sinyal

optik melalui Passive Splitter (PS),

maka teknologi ini dinamakan

Passive Optical Network (PON).

Tetapi jika menggunakan perangkat

yang secara aktif membagi dan

mengkombinasikan sinyal optik,

maka dinamakan sebagai teknologi

Active Optical Network (AON)[2,3,4]

.

2.9 ASYMMETRIC DIGITAL

SUBCRIBER LINE (ADSL)

Gambar 2.7 Konfigurasi ADSL[2,3,4]

.

Teknologi ADSL bekerja

menggunakan kabel telepon standar

yang terbuat dari tembaga.

Teknologi ini membawa kedua sinyal

analog serta digital pada satu

kabel.Sinyal digital untuk

LEC

T

O

L

T

O

L

T

V5.x

V5.x

V5.x

ONU

ONU

ONU

ONU

RT

DLC

PON

AON

PS

ASP

Page 7: PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI KABEL TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN DIAN ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

7

komunikasi data sedangkan sinyal

analog untuk suara.ADSL lebih

banyak diamati oleh pelanggan

karena batasan kecepatan uplink dan

downlink yang tidak setara.

Beberapa keunggulan ADSL antara

lain :[1,2]

a. Dapat tersambung ke internet dan

tetap dapat menggunakan telepon

untuk menerima dan melakukan

panggilan serta mengakses

internet pada saat bersamaan

b. Koneksi internet lebih cepat

dibandingkan menggunakan

modem analog.

c. Tidak perlu kabel telepon baru,

ADSL memungkinkan

penggunaan kabel telepon yang

telah ada.

d. Beberapa ISP ADSL akan

memberikan modem ADSL

sebagai bagian dari istalasi.

e. Tidak terjadi share line dengan

pengguna lain[2,3,4]

.

2.10 GIGA BIT PASSIVE OPTICAL

(GPON)

Giga Bit Passive Optical (GPON)

adalah suatu teknologi akses yang

dikategorikan sebagai Broadband

Access berbasis kabel serat optik.

GPON merupakan salah satu

teknologi yang dikembangkan oleh

TheInternational Telecommunication

Union-Telecommunications

Standards Sector (ITU-T) dan

hingga kini bersaing dengan Gigabit

Ethernet PON (GEPON), yaitu

Passive Optical Network (PON)

versi Institute of Electrical and

Electronics Engineers (IEEE) yang

berbasiskan Ethernet. GPON

menggunakan serat optik sebagai

medium transmisi. Satu perangkat

akan diletakkan pada sentral,

kemudian akan mendistribusikan

trafik Triple Play (suara/VoIP,

Multimedia/Digital Pay TV dan

data/internet) hanya melalui satu core

kabel optik disisi subscriber atau

pelanggan[2,3,4]

.

Gambar 2.8 Arsitektur GPON

[2,3,4].

Keunggulan GPON antara lain:

a. Mendukung aplikasi triple play

(voice,data,dan video) pada

layanan FTTx.

b. Memberikan power hingga loop

terakhir.

c. Alokasi bandwidth dapat di atur.

d. Passive component membutuhkan

biaya maintenance yang murah.

e. Proses instalasi dan upgrade

menjadi sederhana. Program

perangkat sistem GPON dikemas

dalam bentuk modul agar

memudahkan proses

instalasi.Disamping itu,

penambahan kapasitas jaringan

pada GPON dapat dlakukan

secara mudah dan tidak mahal.

f. Transparan terhadap laju bit dan

format data. GPON dapat secara

fleksibel mentransferkan

informasi dengan laju bit dan

format yang berbeda karena setipe

laju bit dan format data

ditransmisikan melalui panjang

gelombang yang berbeda. Laju bit

1,244 Gbit/s untuk upstream dan

2,44 Gbit/s untuk downstream.

g. Biaya pemasangan,pemeliharaan

dan pengembangan lebih efisien.

Halini dikarenakan arsitektur

jaringan GPON lebih sederhana

daripada arsitektur jaringan serat

optik konvensional.

h. Dengan adanya GPON

mengurangi penggunaan banyak

serat optik dan peralatan pada

kantor pusat atau central office

bila dibandingkan dengan

arsitektur point to poin. Hanya

satu port optik di central office

(menggantikan multiple port)

[2,3,4].

2.11 MULTI SERVICE ACCESS NODE

(MSAN)

Gambar 2.9 Konfigurasi MSAN

Multi Service Access Node (MSAN)

adalah perangkat access network

yang melayani multi service seperti

ADSL, Symmetric High Speed

Page 8: PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI KABEL TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN DIAN ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

8

Digital Subscriber Line (SHDSL),

E1, Plain Old Telephone Service

(POTS), Ethernet. Topologi MSAN

biasanya bertingkat atau master slave

architecture yang berarti node slave

digunakan sebagai perpanjangan

tangan dari master seperti yang

ditunjukkan pada gambar 2.10 Jika

node master tidak cukup maka akan

digunakan slave untuk menambah

kapasitas master[2,3,7]

.

2.12 AUTOCAD

Auto-CAD merupakan perangkat

lunak yang menyediakan fasilitas

atau program untuk bermacam-

macam keperluan menggambar di

layar komputer sesuai dengan disiplin

ilmu yang dikehendakinya, Misalnya,

untuk keperluan untuk keperluan

menggambar teknik mesin, arsitektur,

elektro dan semacamnya[10]

.

Gambar 2.10 Tampilan Depan

AutoCAD[10]

3. PEMODELAN SISTEM

3.1 TEMPAT DAN WAKTU

PENGAMBILAN DATA

Dalam penulisan Tugas Akhir ini,

proses pengambilan data yang akan

dirancang diambil di wilayah

perumahan Anugerah Dian Regency

Gambut Kabupaten Banjar Provinsi

Kalimantan Selatan. Untuk waktu

pengambilan data dilakukan selama

bulan Agustus 2014.

3.2 PERANGKAT YANG

DIGUNAKAN

Pada penulisan Tugas Akhir ini

menggunakan beberapa perangkat

aktif antara lain Multiple Services

Access Network (MSAN) dan Digital

Subscriber Line Access Multiplexer

(DSLAM). Perangkat tersebut

merupakan salah satu teknologi yang

digunakan dalam melakukan migrasi

jaringan dari kabel tembaga menjadi

kabel serat optik.

3.3 PARAMETER YANG DIAMATI

3.3.1 Perancangan Gambar

Menggunakan AutoCad

Untuk membuat sebuah gambar

perancangan dibutuhkan data

berdasarkan hasil survey lapangan.

Setelah data diperoleh maka dapat

dibuat sebuah gambar jalur

pendistribusian kabel (feeder,

distribusi, drop cable)

menggunakan aplikasi AutoCad.

3.3.2 Kebutuhan Bandwidth

Salah satu alasan memodernisasi

jaringan akses tembaga menjadi

fiber optik sampai dengan ke

pelanggan yaitu meningkatnya

kebutuhan bandwidth untuk

layanan. Kebutuhan bandwidth

pada kabel tembaga dan fiber optik

yaitu :

1. Dengan kabel tembaga (sistem

lain)

Bandwidth kabel tembaga :

4 Mbps

Aplikasi :

a. Telepon membutuhkan 4

Khz

b.Internet membutuhkan 64

Khz

2. Dengan serat optik

Bandwidth serat optik : 150 –

600 Mbps

Aplikasi yang digunakan dan data

kebutuhan bandwidth dapat dilihat

pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kebutuhan Bandwidth

Aplikasi per Pelanggan[9]

NO APLIKASI BANDWITDH

(Mbps)

1 Internet 10

2 Telepon 0.1

3 2 SDTV 6

4 2 HDTV 32

TOTAL 48.1 Mbps

3.3.3 Kebutuhan Alat Ukur

A. Alat ukur yang digunakan

pada kabel tembaga.

1) Continuity Tester

2) AVO Meter.

B. Alat Ukur yang digunakan

pada kabel serat optik.

1) OPM (Optical Power

Meter)

Gambar 3.4 OPM

Page 9: PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI KABEL TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN DIAN ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

9

2) OTDR (Optical Time Division

Reflectometer)

Gambar 3.5 OTDR

3.3.4 Perhitungan Link Budget

Perhitungan link budget yang

dimaksud yaitu perhitungan

jumlah loss-loss dari seluruh

penggunaan perangkat

didalam perencanaan jaringan

FTTx pada Tugas Akhir ini.

Link Budget yang dihitung

dalam perencanaan jaringan

yaitu mulai dari Optical Line

Terminal (OLT) sampai

dengan Optical Network

Terminal (ONT) pada

Boundary yang dirancang.

perhitungan Loss dilakukan

berdasarkan nilai redaman

per-perangkat.

3.3.5 Perhitungan Bill Of Quantity

(BOQ)

Bill of Quantity (BoQ)

dimaksudkan untuk

mengetahui berapa banyak

kebutuhan perangkat yang

digunakan untuk

pembangunan jaringan Fiber

To The Home (FTTH). Bill of

Quantity (BoQ) dihitung dari

keseluruhan jaringan yang ada

yaitu dari perangkat yang

digunakan, kabel feeder, kabel

distribusi, dan kabel drop.

3.3.6 Metode Pelaksanaan

Dalam melakukan

modernisasi jaringan dari

kabel tembaga menjadi kabel

serat optik terdapat langkah

langkah yang harus dilakukan.

Adapun langkah-langkah

tersebut antara lain:

1. Project Management.

2. Survey, Planning dan

Design OSP, dan DRM

(Design Review

Management).

3. Pengadaan dan

Pemasangan kabel primer

FO (dari STO s.d ODC).

4. Pengadaan

danPemasangan kabel

sekunder FO (dari ODC

s.d ODP).

5. Pengadaan dan

Pemasangan Drop Cable

FO (dari ODP s.d OTP/

Roset).

4. HASIL DAN ANALISA

4.1 Perancangan Jalur Kabel Feeder Pada perancangan jalur kabel feeder

hingga ke ODC ini, panjang kabel

yang digunakan adalah sepanjang

1110 meter (1,11 Km). Perancangan

kabel feeder ini jumlah kapasitas

kabel (jumlah core) yang digunakan

dibagi menjadi 2 dengan yang

pertama jumlah kapasitas kabel 288

core sepanjang 275 meter dan

kapasitas kabel 48 core sepanjang

935 meter. Sepanjang jalur kabel

feeder ini juga menggunakan

Manhole sebanyak 5 buah, 2 pipa

HDPE dengan panjang 6 meter, 1

pipa HDPE dengan panjang 40 meter

dan 1 closure yang digunakan tempat

penyambungan dan cadangan kabel

feeder

Gambar 4.1 Skema Jalur Kabel Feeder

4.2 Perancangan Jalur Kabel Distribusi

Pada perancangan jalur kabel

distribusi ini berdasarkan dari data

yang didapat dari PT Telkom Akses

Area Banjarmasin dan hasil

perancangan menggunakan kabel

distribusi sebanyak 5 buah kabel

distribusi dengan kapasitas kabel

fiber optik sebanyak 24 core pada

setiap kabel distribusi, 30 buah

Passive Splitter 1:8 dan total ODP

yang digunakan sebanyak 55 buah

ODP.

Gambar 4.2 Jalur Kabel Distribusi 1

(Warna Hitam)

Page 10: PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI KABEL TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN DIAN ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

10

4.3 Perancangan Jalur Kabel Drop

Optik Pada perancangan jalur kabel drop

optik jalur yang digunakan hampir

sama dengan jalur kabel distribusi,

dengan jumlah ODP 55 buah yang

didapat berdasarkan hasil

perancangan total homepass yang

dapat tercakup adalah sebanyak 612

homepass.

Gambar 4.3 Cakupan Homepass Distribusi

1 (Warna Hitam)

4.4 Analisis Kebutuhan Bandwidth Pada perancangan ini akan dihitung

total dari keseluruhan bandwidth

yang akan digunakan dengan cara

melakukan perhitungan disetiap

cakupan homepass per jalur kabel

distribusi.

Tabel 4.1 Total Kebutuhan

Bandwidth Pelanggan

Distribusi Jumlah

HP

Total

(Mbps)

1 122 5868.2

2 122 5868.2

3 136 6541.6

4 108 5194.8

5 124 5964.4

Total 29437.2

Total secara keseluruhan dari

kebutuhan bandwidth per pelanggan

dari tiap jalur distribusi dan total 612

homepass adalah sebesar 29437.2

Mbps atau sama dengan 29.44 Gbps.

Sedangkan jumlah bandwidth yang

dapat disalurkan dari sumber (OLT)

menuju ke ODC hanya sebesar 4.8

Gbps sehingga dari pihak PT Telkom

harus menambah kapasitas bandwidth

yang sesuai dengan kebutuhan

tersebut.

4.5 Perhitungan Link Budget Tabel 4.2 Perhitungan Link Budget

No Ket Distribusi

Ke- ODP

Total

(dB)

1 Terjauh 1 1 21,93

2 Terdekat 2 12 21,78

3 Menengah 3 6 21,82

Rata-Rata 21,83

Berdasarkan dari tabel 4.10, rata-rata

total redaman secara keseluruhan

adalah sebesar 21,83 dB. Dimana

besarnya hasil redaman tersebut

masih termasuk dalam batas toleransi

dalam sebuah jaringan FTTH yaitu

sebesar 28 dB.

4.6 Analisis Kebutuhan Alat Ukur Menggunakan media transmisi kabel

serat optik alat ukur yang digunakan

lebih sedikit dibandingkan dengan

menggunakan media kabel tembaga.

Dan dilihat dari segi kualitas jenis

alat ukur Optical Power Meter

(OPM) dan Optical Time Division

Reflectometer (OTDR) memiliki

kualitas yang lebih baik dan juga

memiliki hasil ukur yang lebih

akurat.

4.7 Perhitungan Bill Of Quantity

(BOQ) Tabel 4.3 BOQ Kabel Feeder

No Designator Satuan Jumlah

1 DC-OF-SM-48D Meter 935

2 DC-OF-SM-288D Meter 275

3 ODC-288 Splitter Pcs 1

4 PS-1-4-ODC Pcs 36

5 MH-HH1 Pcs 1

Tabel 4.4 BOQ Tabel Distribusi

No Designator Satuan Jumlah

1 DC-OF-SM-12-SC Meter 2730

2 DC-OF-SM-24-SC Meter 2730

3 OS-SM-1 Eks Core 104

4 ODP-PL-8 Pcs 6

5 ODP-PL-16 Pcs 49

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1) Setelah dilakukan modernisasi

jaringan dari akses kabel tembaga

menjadi akses kabel serat optik

sampai dengan ke pelanggan,

fiber optik mampu menyalurkan

bandwidth yang sangat besar

hingga mencapai 100 Mbps

dengan salah satunya

menggunakan perangkat seperti

MSAN.

2) Layanan yang didapatkan oleh

pelanggan akan lebih banyak dan

bervariasi karena dengan

menggunakan kabel serat optik

dapat menyalurkan layanan yang

lebih banyak atau yang sekarang

dikenal dengan layanan Triple

Play.

3) Melalui gambar perancangan

yang dibuat menggunakan

software AutoCAD 2010 dapat

dilihat bahwa dengan

menggunakan kabel serat optik

Page 11: PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI KABEL TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN DIAN ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

11

untuk konfigurasi jaringan

menjadi lebih sederhana

4) Dari hasil rancangan didapatkan

total kebutuhan bandwidth

seluruh pelanggan adalah sebesar

29.44 Gbps, sedangkan

bandwidth yang tersedia melalui

jalur sumber (OLT) hingga

menuju ke ODC sebesar 4.8

Gbps. Ini menunjukkan bahwa

dari pihak penyedia jasa layanan

dalam hal ini PT Telkom

Indonesia, harus menyediakan

perangkat yang mampu untuk

menyalurkan bandwidth sesuai

dengan kebutuhan dari tiap-tiap

pelanggan tersebut.

5.2 SARAN

Dari penyusunan Tugas Akhir ini,

penulis menggunakan data pelanggan

sebanyak 306 homepass dan dalam

membuat perancangan gambar

jaringan menggunakan software

AutoCAD. Dan untuk pengembangan

dari penulisan Tugas Akhir ini

penulis menyarankan agar

menggunakan data homepass lebih

banyak lagi dan dalam membuat

rancangan gambar jaringan penulis

menyarankan agar menggunakan

software yang berbeda agar terlihat

perbedaan dari pembuatan dengan

menggunakan software AutoCAD.

6. DAFTAR PUSTAKA

1. PT.Telekomunikasi Indonesia, Tbk,

Konfigurasi Jarlokat, Telkom

Training Center. 2004

2. Fitriani Noor Ellysa. Laporan Tugas

Akhir Dengan Judul “Analisis

Pengaruh Jumlah User Aktif T

erhadap Kapasitas Bandwidth Pada

Perangkat Giga Bit Passive Optical

Network (GPON) Studi Kasus di PT

Telkom Purwokerto”. Sekolah Tinggi

Teknologi Telematika Telkom

Purwokerto. 2013.

3. Pattinasarani, Petronella. Laporan

Tugas Akhir Dengan Judul

“Perancangan Jaringan Fiber To The

Home (FTTH) Menggunakan Google

Earth Berdasarkan Survey Micro

Demand Di Wilayah Laksda

Adisucipto Babarsari Yogyakarta”.

Sekolah Tinggi Teknologi Telematika

Telkom Purwokerto. 2014.

4. Sinaga, Rizly Roni Venda. Laporan

Tugas Akhir Dengan Judul

“Perancangan Jaringan Lokal Akses

Fiber (Jarlokaf) Dengan Konfigurasi

Jaringan Fiber To The Home (FTTH)

Di Daerah Nologaten, Caturtunggal

Yogyakarta”. Sekolah Tinggi

Teknologi Telematika Telkom

Purwokerto. 2014.

5. Betaria, Purna. Laporan Tugas Akhir

Dengan Judul “Desain Jaringan Akses

Fiber To The Home (Ftth) Di Area

Saturan Raya, Babarsari, Yogyakarta

Menggunakan Aplikasi Google

Earth”. Sekolah Tinggi Teknologi

Telematika Telkom Purwokerto. 2014.

6. Lestari, Febriani Eka. Laporan Tugas

Akhir Dengan Judul “Perencanaan

Jalur Ftth Di Wilayah Desa Seturan

Kecamatan Depok Daerah Istimewa

Yogyakarta Menggunakan Google

Earth Dan Kmlcsv Converter”.

Sekolah Tinggi Teknologi Telematika

Telkom Purwokerto. 2014.

7. Isnawati, Anggun Fitrian,Diktat

Sistem Komunikasi Serat Optik,

Akatel Sandhy Putra Purwokerto,

Purwokerto, 2005.

8. PT. Telekomunikasi Indonesia,

Tbk,PL 1.1 - Dasar Sistem

Komunikasi Optik, Bandung,

TELKOMRisTI (R & D Center),

2004.

9. Nugroho, Adi,Teknologi GPON

sebagai Triple Play

Services,Universitas Diponegoro,

Semarang, 2009

10. Purwadi., S.Kom., Modul Belajar

Komputer Teknik (AutoCAD).

Page 12: PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI KABEL TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN DIAN ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

12

Jurnal Penelitian Dengan Judul :

PERANCANGAN MODERNISASI MIGRASI JARINGAN DARI

KABEL TEMBAGA KE KABEL SERAT OPTIK DI PERUMAHAN

DIAN ANUGERAH REGENCY GAMBUT KABUPATEN BANJAR,

KALIMANTAN SELATAN

DESIGN OF MIGRATION NETWORK MODERNIZATION OF

COPPER CABLE TO FIBER OPTIC CABLE HOUSING IN DIAN

ANUGERAH REGENCY BANJAR DISTRICT, SOUTH

KALIMANTAN

Telah Disetujui dan Disahkan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Ahli Madya (A.Md) Pada Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi

Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Disusun Oleh :

DWI AGUS PRIYANTO

NIM. D311032

Menyetujui,

Pembimbing I

EKA WAHYUDI, S.T., M.Eng.

NIDN. 0617117601