Top Banner
Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute Angkutan Kota Salatiga Menggunakan Live Action Artikel Ilmiah Peneliti: Ferdinand Dwi Wijaya (692013015) Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs. Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Januari 2018
23

Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

Mar 07, 2019

Download

Documents

dinhdieu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute

Angkutan Kota Salatiga Menggunakan Live Action

Artikel Ilmiah

Peneliti:

Ferdinand Dwi Wijaya (692013015)

Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs.

Program Studi S1 – Desain Komunikasi Visual

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Januari 2018

Page 2: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa
Page 3: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa
Page 4: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa
Page 5: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa
Page 6: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

1. Pendahuluan

Masyarakat saat ini masih banyak menggunakan angkutan umum sebagai sarana

transportasi. Transportasi merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan masyarakat.

Sarana angkutan umum seperti angkutan kota dan bus kota menjadi salah satu sarana penting

yang dipergunakan sehari-hari oleh para pekerja, pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum.

Selain itu angkutan umum merupakan solusi dari terbatasnya luas jalan dibandingkan dengan

pesatnya peningkatan jumlah kendaraan. Pengembangan transportasi umum merupakan

jawaban dari masalah kemacetan yang terjadi di kota-kota besar pada negara berkembang.

Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa masalah yang biasanya dihadapi

oleh para pengguna jasa angkutan umum, yaitu ketidakjelasan rute angkutan umum di beberapa

kota, terutama para pendatang yang seringkali kebingungan ketika mencari jenis dan rute

angkutan umum yang akan dipergunakan. Jumlah trayek dan rute kendaraan yang tidak

terinformasikan secara jelas membuat pengguna kesulitan untuk memilih angkutan umum.

Pengguna tidak tahu jarak tempuh yang pasti, alur rute, jenis kode angka dan warna serta jam

keberangkatan angkutan umum tertentu [1].

Pembahasan yang lebih spesifik adalah mengenai angkutan dalam kota, yang melayani

rute dalam kota maupun sekitarnya Contohnya di kota Salatiga, masih belum ada media

informasi yang memberikan info mengenai rute angkutan kota yang ada dengan jelas.

Pemberian info rute kendaraan kota hanya tertera di mobil angkutan kota yang ada, sementara

pertumbuhan kepadatan penduduk di kota Salatiga semakin meningkat. Dari survey Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Salatiga pertumbuhan kepadatan penduduk semakin

meningkat dari tahun 2009 sampai 2013 akhir. Pertumbuhan mencapai rata-rata 4,38 % atau

sekitar 14.014 orang dalam 4 tahun terakhir. Dari data tersebut menunjukkan bahwa semakin

banyak penduduk kota Salatiga maka semakin banyak juga pengguna jasa angkutan kota,

terutama untuk para pendatang atau warga negara asing di Kota Salatiga. Jadi perlu adanya

pengembangan mengenai rute angkutan kota di Kota Salatiga agar pemberian informasi

diterima dengan baik oleh masyarakat. Dan dari 5 orang yang disurvey mengatakan tidak

mengetahui setiap rute angkutan umum dan hanya mengetahui maksimal 2 rute angkutan kota

di Kota Salatiga [2].

Di Indonesia terdapat kota yang sudah memaksimalkan penggunaan media informasi

untuk penjelasan mengenai rute angkutan kota yang ada di kota tersebut yaitu kota Bogor. Kota

Bogor menggunakan media website untuk pemberian informasi mengenai rute angkutan

kotanya. Dalam website tersebut banyak sekali fitur-fiturnya tidak hanya mengenai rute

angkutan kota tetapi juga terdapat informasi tempat makan, tempat wisata, dan lain-lain.

Pemerintah Kota Bogor sudah mengupayakan pemberian informasi mengenai rute angkutan

kota di kota tersebut dengan fasilitas yang disediakan [3].

Pengembangan media informasi mengenai rute angkutan kota tidak hanya ada di

Indonesia saja tetapi juga terdapat di negara maju seperti Singapura. Berbicara mengenai ruang

lingkup yang lebih luas yaitu ruang lingkup Negara, angkutan umum yang biasa digunakan

yaitu bus. Pengembangan angkutan umum di Singapura sangat tertata dengan baik. Di negara

ini banyak wisatawan yang berkunjung untuk berlibur dan sarana transportasi yang paling

sering digunakan adalah bus dalam kotanya yang terfasilitasi dengan baik. Di setiap halte bus

terdapat penjelasan rute yang spesifik dan terdapat juga brosur-brosur yang di tempatkan di

bandara penerbangan dalam negara tersebut. Kemudian penunjang selain dari pada informasi

rute bus umum yang ada di negara tersebut adalah adanya website yang bernama “Journey

Planner” yang berfungsi untuk mencari rute bus yang akan dituju oleh para pengguna angkutan

umum tersebut. Dengan berfokus kepada tempat dimana pengguna sekarang berada dan tujuan

lokasinya [4].

Dari beberapa contoh yang ada, di Kota Salatiga masih belum ada pengupayaan yang

tepat dalam pemberian informasi mengenai rute angkutan kota. Salah satu upaya yang bisa

Page 7: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

dilakukan dengan pembuatan media informasi yang tepat dan spesifik tentang rute angkutan

kota di kota Salatiga. Berdasarkan observasi dan penelitian awal, banyak masyarakat maupun

orang-orang pendatang di kota Salatiga yang tidak mengetahui rute angkutan kota di Salatiga.

Beberapa hanya mengetahui rute yang melintasi kawasan rumah mereka saja. Kemudian

setelah dilakukan wawancara dengan Bapak Zamil selaku pengurus bidang angkutan kota di

Dinas Perhubungan Kota Salatiga, mengungkapkan bahwa tidak ada media pendukung lain

yang diupayakan oleh Dishub sendiri dalam memberikan informasi mengenai rute angkutan

kota Salatiga. Pemberian informasi terkait rute angkutan kota Salatiga hanya berada di

belakang kendaraan tersebut, akan tetapi masih banyak kendaraan angkutan kota Salatiga yang

tidak memberikan informasi mengenai rute yang kendaraan tersebut lewati.

Media utama yang digunakan adalah infografis interaktif disertai dengan penerapan live

action. Dengan menggunakan infografis, diharapkan sebuah kegiatan penyampaian informasi

akan lebih cepat dan menarik karena informasi yang disampaikan tidak hanya berupa data,

setumpuk tulisan atau sebuah video yang membosankan ataupun sebaliknya (visualisasi

abstrak yang tidak terkonsep) tetapi telah dikemas menjadi sebuah kesatuan infografis yang

menarik sehingga dapat menarik minat masyarakat kota untuk menggunakan angkutan kota

[5]. Penerapan interaktif pun dipergunakan untuk mempermudah pencarian rute angkutan kota

dan bisa juga untuk mengajak masyarakat yang menggunakan media ini nantinya berinteraksi

dan berkomunikatif. Live action memang tidak sefleksibel infografis yang dibuat dengan sketsa

dan penerapan animasi didalamnya namun live action dimasukkan dalam konten media

informasi ini agar menambah nilai untuk penyampaian informasinya itu sendiri, live action

juga mengajak para pengguna media ini nantinya berinteraksi dan penyampaian pesan akan

lebih kuat dengan penerapan konten interaktif dan live action tersebut [6]. Alasan lainnya

kenapa penggunaan infografis itu menarik adalah dikarenakan sebuah data dan informasi yang

ingin disampaikan telah ditambah dengan nilai estetis sebuah karya visual sehingga karya

visual tersebut dapat dinikmati dan dicerna oleh pengguna karena berdasarkan pada fakta –

fakta yang ingin disampaikan [7].

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian berjudul Kajian Kinerja Dan Pengembangan Rute Angkutan Umum

Penumpang Dalam Kota Di Kota Salatiga, telah membahas rute angkutan kota di Salatiga

sudah mempunyai kinerja yang baik atau belum. Salah satu penyebab terjadinya pelayanan

angkutan kota yang tidak efisien adalah karena dalam menentukan rute angkutan kota dan

distribusi kendaraan untuk tiap trayek belum didasarkan atas suatu pedoman yang baku, sering

dalam menentukan rute dan jumlah trayek untuk armadanya hanya didasarkan pada trial and

error. Berdasarkan hasil dan analisa yang telah dilakukan disimpulkan bahwa rute angkutan

kota di Salatiga belum mempunyai kinerja yang baik. Kinerja yang buruk ini disebabkan karena

kecenderungan rute angkutan kota hanya melalui jalan-jalan utama dengan pola rute yang

hanya menghubungkan zona pusat kota dengan zona pinggir kota. Sehingga jaringan jalan yang

tersedia di Kota Salatiga belum termanfaatkan secara optimal oleh trayek dengan rute angkutan

kota yang ada [8].

Penelitian lain yang berjudul Evaluasi Rute Angkutan Umum Pusat Kota Dalam

Mengurangi Beban Lalu Lintas Di Pusat Kota Salatiga, menjelaskan bahwa permasalahan

transportasi lokal yang terjadi di Kota Salatiga yaitu adanya pemusatan tujuan pergerakan ke

kawasan pusat kota. Pusat kota merupakan tempat semua aktivitas masyarakat berada, baik

aktivitas perdagangan dan jasa, aktivitas pemerintahan, aktivitas pendidikan serta aktivitas

perkantoran. Aktivitas perdagangan dan jasa sebagai aktivitas utama menimbulkan daya tarik

yang besar bagi masyarakat Salatiga. Tingginya pergerakan yang dilakukan oleh masyarakat

mengindikasikan banyaknya jumlah kendaraan yang beroperasi di Kota Salatiga. Hal ini

menimbulkan kemacetan pada beberapa ruas jalan seperti Jalan Diponegoro, Jalan Pattimura,

Page 8: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

dan Jalan Jendral Sudirman karena kapasitas jalan tidak mampu memenuhi permintaan

kendaraan dengan kebutuhan prasarana jalan yanga ada. Salah satunya yaitu volume lalu lintas

Jalan Jendral Sudirman yaitu sebesar 2269 smp/jam. Penelitian ini menunjukkan bahwa beban

lalu lintas di pusat kota di tentukan oleh rute angkutan kota yang ada di Salatiga [9].

Penelitian selanjutnya yang berjudul Rancang Bangun Aplikasi Berbasis Android

Sebagai Media Informasi Rute Angkutan Kota Di Purbalingga, menjelaskan juga bahwa

penggunaan angkutan kota dan penyampaian informasinya itu sangat penting bagi pengguna

jasa angkutan umum. Sehingga dibuat aplikasi perancangan berbabis android mengenai

informasi rute angkutan kota di purbalingga. Setelah itu aplikasi tersebut diuji dengan 10

responden yang dipilih dan hasilnya menyatakan 83% dari 10 responden tersebut sangat setuju

agar aplikasi tersebut dikembangkan lebih lanjut dan dinyatakan mempermudah pengguna

angkutan kota di Purbalingga untuk mengetahui informasi rute kota tersebut dengan baik [10].

Penelitian lainnya yang berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Rute

Angkutan Kota di Palembang, mempunyai latar belakang yang sama juga yaitu kebutuhan

informasi yang memadai untuk para pengguna jasa angkutan kota di Palembang. Penelitian ini

menampilkan informasi tentang rute dan bisa mencari rute tujuan para user dari aplikasi ini.

Penelitian ini menyatakan bahwa aplikasi yang dirancang memenuhi syarat untuk memenuhi

tujuan awal dalam pembuatan program yaitu dapat menghindari kesalahan dalam memilih

angkutan kota dan mampu menampilkan informasi berupa rekomendasi rute angkot dan

menampilkan foto angkutan kota berdasarkan jurusan angkutan kota yang dicarinya.

Berdasarkan hasil dari responden yang mendukung pernyataan bahwa informasi yang

diberikan dapat menghindari kesalahan dalam memilih angkutan kota mencapai tingkat

responden sebesar 92% [11].

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan rute angkutan kota di

Salatiga dan beberapa kota lain yang mempunyai latar belakang sama dengan penelitian ini,

dilakukan Perancangan Media Informasi Video Infografis Interaktif 2D & Live Action Rute

Angkutan Kota Di Salatiga. Penelitian ini diharapkan mampu mempermudah pengguna

angkutan kota dalam menentukan dan mengetahui rute atau jalur angkutan kota yang ingin

digunakan secara efektif, membantu Pemerintah Kota Salatiga membangun tata kota yang lebih

baik.

Luas wilayah Kota Salatiga adalah 56.781 km2 dan total penduduk di Kota Salatiga

adalah 177.088 orang. Kota ini memiliki 17 trayek angkutan kota dengan rute-rute yang

berbeda [2].

Sementara di Kota Bogor terdapat alat bantu untuk menentukan dan mengetahui rute

angkutan kota di kota tersebut. Alat bantu tersebut berupa website yang dikelola Pemerintah

Kota Bogor [3]. Pembuatan media informasi untuk rute angkutan kota di Salatiga ini

diharapkan bisa menjadi solusi yang dapat digunakan dengan efektif oleh para pengguna

maupun pemerintah.

Media infografis digunakan karena, infografis adalah penggambaran suatu informasi,

data atau pengetahuan secara visual yang dimaksudkan untuk menyajikan informasi yang

kompleks dengan cepat dan jelas. Infografis merupakan representasi secara visual yang berisi

informasi, data dan pengetahuan. Infografis dapat meningkatkan kognisi dengan

memanfaatkan grafis untuk meningkatkan kemampuan sistem visual manusia untuk melihat

pola dan tren. Proses menciptakan infografis dapat disebut sebagai visualisasi data, desain

informasi, atau arsitektur informasi [12].

Infografis berasal dari kata Infographics dalam Bahasa Inggris yang merupakan

singkatan dari Information dan Graphics adalah bentuk visualisasi data yang menyampaikan

informasi kompleks kepada pembaca agar dapat dipahami dengan lebih mudah dan cepat.

Proses pembuatan infografis disebut data-visualization, information design, atau information

architecture [12].

Page 9: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

Infografis interaktif adalah infografis yang ditampilkan pada website dan pengguna

dapat berinteraksi dengan informasi yang ditampilkan melalui user interface yang telah

didesain. Dengan infografis interaktif pengguna dapat sesuai keinginan mengeksplorasi

informasi yang ingin didapatkan. Pada pihak pembuat infografis pun dapat merancang tampilan

agar informasi yang disampaikan seefektif mungkin sesuai perilaku user. Untuk membuat

infografis interaktif diperlukan keahlian seperti desainer, illustrator, UI/UX desainer, dan

programmer. Pada infografis interaktif programmer/developer memiliki peran yang penting

agar infografis yang sudah didesain dapat berfungsi dengan maksimal dan tanpa masalah [12].

Contoh Infografis Interaktif dapat dilihat di gambar 1.

Gambar 1. Contoh Infografis Interaktif

Dalam penggunaan media infografis interaktif terdapat beberapa keunggulan yaitu,

memberikan lebih banyak visualisasi untuk informasi penting, sehingga informasi tersebut

lebih terlihat dari informasi yang diwakili secara grafis. Kemudian pengaturan informasi secara

logis, mempermudah melacak informasi dalam urutan yang benar, sehingga memudahkan

untuk memahami dan menemukan hubungan di antara opsi-opsi yang ada. Lalu kombinasi

tanda, grafik, gambar, teks dan warna membantu pemahaman konten yang lebih baik, bukan

berbasis teks saja. Infografis interaktif pun membuat informasi visual mendukung dalam

penyederhanaan informasi teori dan mendukung teori tersebut [12].

Infografis Interaktif memberi kesempatan kepada pengguna untuk memahami fakta dan

konsep hanya dengan melihat, dan menghubungkannya dengan ingatan visualnya dimana dia

dapat mengambilnya dengan mudah untuk membangun sebuah pengalaman baru. Kemudian

karya infografis interaktif sesuai dengan representasi informasi visual, sehingga membuat

penyampaian pesan atau informasi berjalan dengan baik dikarenakan terdapat prinsip

komunikasi tidak langsung di dalamnya [13].

Arti dari live action adalah aksi langsung, manusia sendiri yang mengambil peran dalam

penyampaian informasi ataupun dalam film. Contohnya Live action dalam film manga dan

komik adalah sebuah istilah dimana sebuah komik, manga ataupun anime diangkat ke layar

lebar atau dibuat sebuah film dan tokoh dalam film tersebut diperankan oleh manusia. Jadi

intinya live action adalah cerita manga atau anime dalam versi film [13].

Penerapan live action juga dapat dilihat pada stasiun-stasiun televisi yang menayangkan

laporan cuaca dengan dipandu oleh seorang pembawa berita dan dilayar background dari

pembawa berita tersebut terdapat animasi yang bergerak menampilkan laporan cuaca tersebut

[13].

Page 10: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

3. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan dalam perancangan media infografis interaktif rute

angkutan Kota Salatiga adalah menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu

proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu

fenomena sosial dan masalah manusia [14]. Pada pendekatan ini, gambaran kompleks, meneliti

informasi, laporan terperinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang

alami. Adapun teknik pemilihan responden dilakukan dengan teknik purposif yaitu memilih

responden dengan sengaja dan atas pertimbangan tertentu.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode

linear strategy. Linear strategy atau disebut dengan strategi garis lurus, yakni menetapkan

urutan logis pada tahap perancangan sederhana yang sudah dipahami komponennya, dan telah

berulang kali dilaksanakan [15]. Adapun tahap-tahap metode linear strategy dapat dilihat pada

gambar 2.

Gambar 2. Diagram Linear Strategy

Tahap 1 merupakan tahap identifikasi masalah. Identifikasi masalah dilakukan dengan

melihat fenomena yang terjadi di lapangan dan dengan survey terhadap seratus masyarakat

Salatiga. Hasilnya adalah masyarakat Salatiga belum mengetahui secara menyeluruh rute

angkutan Kota Salatiga di setiap trayek.

Tahap 2 merupakan tahap pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan

metode kualitatif. Dalam metode kualitatif, jenis data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan

data sekunder. Untuk data primer diperoleh melalui wawancara yang dilakukan terhadap Bapak

Zamil selaku Kepala Bidang Angkutan Kota di Dinas Perhubungan Kota Salatiga, dalam

wawancara Bapak Zamil memberi saran agar penempatan video infografis interaktif tentang

rute angkutan kota Salatiga ditempatkan di terminal-terminal angkutan kota Salatiga. Pihak

Dinas Perhubungan Kota Salatiga juga tidak membuat media pendukung lainnya untuk

memberikan informasi mengenai rute angkutan kota Salatiga. Kemudian pengumpulan data

sekunder dengan cara observasi langsung ke seratus masyarakat pengguna angkutan kota

Salatiga. Berdasarkan dari seratus orang yang diwawancarai, semuanya menyatakan bahwa

tidak mengetahui sepenuhnya setiap rute angkutan kota yang ada di Salatiga. Bahkan dari 50

orang asli Kota Salatiga yang telah diwawancarai hanya mengetahui rute angkutan kota yang

melewati tempat tinggalnya saja. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada setiap

responden, dapat disimpulkan bahwa masyarakat tidak mempunyai wawasan yang cukup

mengenai rute angkutan kota yang ada di Salatiga. Masyarakat asli maupun pendatang

mengharapkan informasi tentang rute angkutan kota Salatiga berada di tempat-tempat umum

yang banyak dilalui seperti, Selasar Kartini, Pancasila, UKSW dan juga terminal angkutan kota

itu sendiri. Selain itu observasi juga dilakukan dengan membuka situs media sosial. Hasil dari

observasi adalah masih kurangnya informasi dan ketidakjelasan mengenai rute angkutan kota

Salatiga.

Dari data yang diperoleh melalui wawancara dengan Bapak Zamil dari Dinas

Perhubungan Kota Salatiga diperoleh data rute setiap trayek angkutan Kota Salatiga. Data rute

setiap trayek angkutan Kota Salatiga dapat dilihat pada gambar 3.

Tahap 2

Pengumpulan

data

Tahap 3

Perancangan

Media

Tahap 4

Pengujian dan

Kesimpulan

Tahap 1

Identifikasi

Masalah

Page 11: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

Gambar 3. Data Rute Setiap Trayek Angkutan Kota Salatiga

Kemudian pencarian refrensi gambar dilakukan untuk memperkuat data yang akan

diolah. Data refrensi gambar yang diperlukan adalah peta Kota Salatiga dan gambar mobil

angkutan Kota Salatiga. Refrensi gambar diperoleh dari situs website pemerintah Kota

Salatiga. Referensi gambar peta Kota Salatiga dapat dilihat pada gambar 4 dan referensi

gambar mobil angkutan Kota Salatiga dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 4. Referensi Gambar Peta Kota Salatiga

Page 12: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

Gambar 5. Referensi Foto Mobil Angkutan Kota Salatiga

Tahap 3 merupakan tahap perancangan media, pada proses perancangan ini dilakukan

dengan perancangan animasi pada umumnya. Tahap pertama terdapat proses pra produksi yang

didalamnya terdapat tahap pembuatan konsep, storyline, dan storyboard. Selanjutnya pada

tahap kedua adalah proses produksi yang terbagi menjadi 2 yaitu produksi animasi dan

produksi live shot. Kemudian pada tahap terakhir adalah proses paska produksi yang

didalamnya terdapat tahap editing, compositing, rendering dan interactiving. Tahap

perancangan media dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Tahap Perancangan Media

Pada tahap pra produksi yang pertama adalah pembuatan konsep. Pembuatan infografis

interaktif ini memiliki konsep awal yaitu media informasi yang menunjukkan setiap rute

angkutan Kota Salatiga yang efisien, menarik dan mudah untuk digunakan. Kemudian konsep

dari efisien, menarik dan mudah digunakan dikaitkan dengan target audience yang utama dari

media ini adalah masyarakat baru atau pendatang yang berusia 15 sampai 25 tahun. Akan tetapi

tidak menutup kemungkinan media ini juga dipakai oleh masyarakat yang sudah lama menetap

di Kota Salatiga. Alasan pemilihan target audience berusia 15 sampai 25 tahun dikarenakan

dalam jenjang usia tersebut adalah usia yang paling banyak menggunakan internet, gadget dan

semacamnya. Kemudian jenjang usia tersebut memiliki daya explore yang tinggi dalam

menggunakan internet, lalu penekanan yang dilakukan adalah kepada penggunaan dari media

informasi ini sehingga membuat para target audience dapat tertarik untuk menaiki rute

angkutan Kota Salatiga dan mengetahui rute dari setiap trayek angkutan Kota Salatiga. Konsep

dari media informasi ini dikaitkan dengan target audience berusia 15 sampai 25 tahun karena

masyarakat dalam jenjang usia tersebut membutuhkan media informasi yang tepat sasaran

menuju langsung pada informasi yang diberikan. Lalu penerapan dari konsep menarik adalah

Pra Produksi Produksi Paska Produksi

- Konsep

- Storyline

- Storyboard

- Environment

(Background &

Vector)

- Live Shoot

(Greenscreen)

- Editing (Keying

& Animating)

- Compositing

(Mixing Audio

Grading &

Rendering)

- Interactive

Page 13: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

dengan menggunakan pemilihan karakter yang sederhana dan pemberian warna yang cerah dan

kontras atau biasa disebut dengan teknik flat design sehingga bisa menarik minat para target

audience. Pemilihan warna biru dan kuning dilakukan karena warna biru dan kuning

melambangkan ciri dari logo Dinas Perhubungan Kota Salatiga. Kemudian 2 warna tersebut

adalah warna yang berlawanan dalam spectrum warna sehingga menimbulkan sebuah

komposisi gambar yang kontras dan meningkatkan point of interest dari para user. Video ini

disertai dengan live shot atau live action dari narator yang akan lebih menarik minat user dalam

mengetahui rute setiap trayek angkutan Kota Salatiga dan menambah daya tarik target

audience untuk menggunakan media informasi ini. Selanjutnya media informasi ini juga harus

mudah untuk digunakan karena dalam perkembangan zaman masyarakat lebih ingin sesuatu

hal yang sederhana dan praktis. Media informasi ini di rancang menjadi media yang mudah

digunakan dari segi user interface yang diberikan sehingga memudahkan para user

menggunakan media informasi ini.

Pada tahap produksi selanjutnya adalah pembuatan storyline atau kerangka cerita.

Storyline pada infografis interaktif ini diawali dengan tampilan cover yang menampilkan icon

atau grafis vektor dari angkutan Kota Salatiga dan beberapa tombol yaitu, tombol author,

tombol masuk, tombol keluar.

Kemudian setelah itu masuk kepada tampilan home atau pendahuluan yang

menyampaikan beberapa penjelasan mengenai Kota Salatiga seperti, jarak Kota Salatiga

dengan Kota Semarang dan Solo. Lalu penjelasan mengenai kecamatan yang ada di Kota

Salatiga yaitu, kecamatan Argomulyo, Tingkir, Sidomukti dan Sidorejo. Dan juga penjelasan

tentang jumlah trayek angkutan Kota Salatiga. Setelah itu tampilan selanjutnya adalah tampilan

menu yang berisikan tombol-tombol menuju kepada video dari setiap trayek dan seterusnya.

Tahap selanjutnya adalah merancang storyboard yang merupakan bentuk gambar dari

storyline. Storyboard ini akan digunakan sebagai acuan saat melakukan proses editing animasi.

Storyboard pada infografis interaktif dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Storyboard

Scene Durasi Keterangan

00:05

Opening, cover

awal media

infografis

interaktif

01:08

Pendahuluan,

penjelasan data

info Kota

Salatiga dan

trayek angkutan

Kota Salatiga

00:10 Penutup scene

pendahuluan

Page 14: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

00:19 Tampilan menu

(Info Rute)

00:04

Tampilan

informasi rute

(Scene Intro 1)

00:09

Tampilan

informasi rute

(Scene Intro 2)

00:50

Tampilan

animasi icon

vector angkutan

00:05 Tampilan author

Setelah melakukan perancangan storyboard maka tahap selanjutnya adalah proses

produksi. Tahap produksi dibagi menjadi 2 yaitu produksi live shot dan produksi environment.

Pada proses produksi live shot/action digunakan untuk mengambil audio dan visual dari

narator. Karena yang dibutuhkan hanya gambar dari narator maka pengambilan gambar

dilakukan dengan teknik green screen. Teknik green screen adalah teknik pengambilan gambar

dengan melakukan blocking pada background yang umumnya warna hijau sehingga

memudahkan dalam proses seleksi objek pada saat editing.

Untuk satu orang talent maka studio green screen cukup dengan studio mini ukuran

3x2 meter. Dengan background kain berukuran 2x2 meter dan menggunakan 2 lighting yang

berada di kiri dan kanan talent dengan jarak 2 meter. Supaya tidak ada bayangan dibelakang

maka jarak antara talent dengan background yaitu satu meter. Setting layout studio green

screen dapat dilihat pada gambar 7.

Page 15: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

Gambar 7. Setting Layout Studio Green Screen

Penggunaan talent perempuan dipilih agar lebih menarik bagi pemirsa dan tidak

membuat bosan saat mendengarkan penjelasan tentang setiap rute yang ada. Kemudian

wardrobe talent menggunakan baju casual yang bertujuan untuk membuat kesan menarik

dalam setiap video yang ada lalu pemilihan baju warna biru adalah menggambarkan warna icon

dari Dinas Perhubungan dan setiap kendaraan angkutan Kota Salatiga. Proses produksi live

shot dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Proses Produksi Live Shot

Sedangkan untuk proses produksi environment yang dilakukan adalah membuat bahan

animasi yang ada di dalam setiap video yaitu, icon vector dan background. Dalam setiap icon

vector-nya dibuat dengan proses yaitu mencari referensi kemudian membuat sketsa atau

tracing (menggambar ulang) dan lalu jadilah icon vector. Proses produksi environment dapat

dilihat pada gambar 9.

.

Gambar 9. Proses Produksi Environment

Untuk memperjelas informasi yang diberikan maka disetiap tampilan video akan

disertakan beberapa informasi yang berupa tulisan dan tulisan tersebut harus jelas dan kontras

dari video yang ada sehingga bisa dibaca. Karena tidak semua font bisa digunakan dalam flat

design, dan hanya font yang memiliki kesan kuat, minimalis dan sederhana yang bisa

dipergunakan untuk flat design maka dipilih font yang berjenis “sans serif” dengan nama

Gambar Referensi Tracing Vector Coloring

Page 16: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

“Bebas Neue”. Font Bebas Neue dipilih karena font tersebut memiliki kesan yang kuat, tegas

dan sederhana sehingga mudah untuk dibaca. Contoh jenis font dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Jenis Font Yang Digunakan

Setelah proses produksi selesai maka tahap selanjutnya adalah proses paska produksi

yaitu melakukan editing, compositing, dan rendering. Pada tahap editing berisi 3 proses yaitu

proses keying, animating dan interactive.

Pada proses keying dilakukan dengan memotong bagian video live shot/action yang

tidak perlu, menyeleksi dan menghapus background yang berwarna hijau. Kemudian sampai

kepada akhirnya hanya tersisa objek talent yang nantinya akan digabungkan dengan video

animasi. Proses produksi live shot dapat dilihat pada gambar 3 sedangkan proses keying dapat

dilihat pada gambar 11.

Gambar 11. Proses Keying

Pada proses animating dilakukan penganimasian dari environment yang sudah dibuat

pada tahap sebelumnya. Animasi yang dilakukan adalah dengan memberikan transisi pada

objek seperti, position, scale, atapun rotate. Proses animating dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 12. Proses Animating

Page 17: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

Proses selanjutnya adalah proses compositing yang berisi proses mixing audio, grading

dan rendering Mixing audio digunakan untuk membersihkan noise pada suara narasi dan

memberikan efek pada animasi seperti memberikan efek pop up ketika beberapa informasi

tempat muncul dalam video. Pemilihan lagu pada backsound juga sangat penting agar terlihat

selaras dengan video dan topik ini. Dalam melakukan mixing audio juga harus memperhatikan

tinggi rendahnya suara utama yaitu narasi dan backsound yaitu efek animasi dan lagu supaya

suara tidak tumpang tindih dan enak didengar sehingga informasi dapat tersampaikan dengan

baik. Proses mixing audio dapat dilihat pada gambar 13

.

Gambar 13. Proses Mixing Audio

Untuk menyempurnakan video maka dilakukan proses grading atau penyesuaian warna

narator dengan background ataupun animasi sehingga terlihat kontras. Diberikan juga efek

vignette yaitu memeberikan transisi warna gelap pada tepi video yang bertujuan untuk

memberikan penekanan pada objek utama dan fokus pada topic yang dibicarakan. Proses

grading dapat dilihat pada gambar 14.

Sebelum Sesudah

Gambar 14. Proses Grading

Setelah itu terdapat proses rendering untuk menggabungkan seluruh elemen live shot

dan animasi sehingga menjadi video yang utuh. Dengan format kompresi H-264 (MPEG-4)

yang merupakan generasi terbaru format video dalam bentuk kompresi yang mempu

menampilkan video kualitas terbaik dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Proses rendering

dapat dilihat pada gambar 15.

Page 18: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

Gambar 15. Proses Rendering

Lalu setelah semua proses compositing selesai maka dilakukan proses penggabungan

agar menjadi media interaktif. Proses ini dilakukan dengan menambahkan beberapa tombol di

setiap video sehingga membuat video ini menjadi suatu kesatuan media infografis interaktif

yang utuh.

Hasil akhir dari proses perancangan media maka akan dilakukan konfirmasi hasil video

kepada pihak Dinas Perhubungan Salatiga apakah sudah sesuai dengan data yang diberikan dan

sudah informatif atau belum. Jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai maka akan dilakukan

perbaikan sehingga media interaktif ini benar-benar sesuai dan dapat digunakan sebagai sarana

pendukung untuk mengetahui setiap rute angkutan Kota Salatiga.

4. Hasil Pembahasan

Setiap tampilan dalam media infografis interaktif ini mengarah kepada menu-menu dari

setiap rute angkutan Kota Salatiga, yang menjelaskan setiap arah tujuan yang ada dari setiap

trayek mulai dari awal berangkat sampai kepada daerah tujuan akhir. Opening dari media

infografis interaktif ini adalah icon angkutan Kota Salatiga yang berjalan dari kiri ke tengah

dan muncul beberapa tombol yaitu, tombol author, tombol masuk, dan tombol keluar. Opening

dapat dilihat pada gambar 16.

Gambar 16. Opening

Scene atau tampilan berikutnya menjelaskan tentang beberapa data atau informasi

seperti posisi Kota Salatiga, jarak antara Kota Semarang dan Surakarta kemudian data tentang

kecamatan yang ada di Kota Salatiga, lalu informasi mengenai trayek angkutan Kota Salatiga.

Terdapat narator juga yang menjelaskan data atau informasi tersebut dan pengambilan live

action menggunakan teknik medium shoot supaya proporsi tubuh dengan frame tidak terlalu

timpang. Kemudian di saat animasi keluar visual dari narator akan berada di ujung atas video

dan terdapat tombol skip jika user ingin lanjut kepada tampilan berikutnya. Pendahuluan

penjelasan data dapat dilihat pada gambar 17.

Page 19: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

Gambar 17. Pendahuluan Penjelasan Data

Kemudian setelah tampilan penjelasan tersebut maka terdapat tampilan yang

menampilkan animasi angkutan Kota Salatiga berjalan menuju arah Kota Salatiga. Ada icon

vector plang penanda arah jalan dan beberapa tombol yaitu tombol back, next dan juga tombol

skip. Animasi angkutan Kota Salatiga dapat dilihat pada gambar 18.

Gambar 18. Animasi Angkutan Kota Salatiga

Gambar selanjutnya adalah tampilan menu atau info rute dan terdapat beberapa tombol

seperti, tombol yang terdapat angka dari 1 sampai 10, 11, 12, 14, 16 dan 17. Tombol tersebut

mengarah kepada setiap rute dari setiap nomer trayek yang ada, lalu tidak ada trayek nomer 13

dan 15 karena sudah tidak beroperasi lagi. Kemudian terdapat juga tombol back yang mengarah

ke tampilan penjelasan dan tombol exit untuk keluar dari media infografis interaktif ini.

Tampilan menu dapat dilihat pada gambar 19.

Gambar 19. Tampilan Menu (Info Rute)

Tampilan selanjutnya adalah tampilan dari scene pemberian informasi mengenai rute

yang ada. Setiap scene punya urutan yang sama yaitu yang pertama adalah scene informasi rute

yang menjelaskan rute dari awal sampai batas akhir area angkutan tersebut. Dan terdapat icon

vector tombol dari rute angkutan tersebut, lalu alur yang ditempuh setiap trayek berawal dari

tempat yang sama yaitu terminal Tamansari. Scene informasi rute dapat dilihat pada gambar

20.

Page 20: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

Gambar 20. Scene Informasi Rute

Setelah scene pemberian informasi rute, kemudian masuk kepada scene animasi

penjelasan rute awal berangkat sampai kepada rute akhir dengan visualisasi garis kuning yang

menandakan jalur yang dilewati angkutan Kota Salatiga tersebut. Dan beberapa informasi

daerah yang berdekatan dari rute tersebut. Scene animasi penjelasan rute dapat dilihat pada

gambar 21.

Gambar 21. Scene Animasi Penjelasan Rute

Scene selanjutnya adalah scene animasi icon vector dari angkutan Kota Salatiga yang

berjalan dari terminal Tamansari sampai kepada daerah akhir tujuan. Terdapat icon vector tugu

jam Kota Salatiga diawal dan point map di akhir dari rute. Selama icon vector angkutan tersebut

berjalan menurut jalur berwarna kuning akan muncul beberapa sign system umum seperti,

SPBU, rumah sakit, pasar, terminal dan sebagainya. Sign system yang muncul hanya sign

system umum dan beberapa sign system dari tempat-tempat yang dianggap penting untuk

masyarakat lama maupun baru yang ada di Kota Salatiga. Scene animasi icon vector angkutan

Kota Salatiga dapat dilihat pada gambar 22.

Gambar 22. Scene Animasi Icon Vector Angkutan Kota Salatiga

Perancangan media infografis interaktif ini nantinya dapat diterapkan dalam beberapa

media, diantaranya melalui CD, maupun diupload di website Dinas Perhubungan Kota Salatiga

ataupun website Kota Salatiga. Penerapan perancangan media dapat dilihat pada gambar 23.

Page 21: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

CD Upload Website

Gambar 23. Penerapan Perancangan Media

Kemudian media infografis interaktif ini dilakukan penguian kepada pihak Dinas

Perhubungan Kota Salatiga, upaya ini dilakukan agar Dinas Perhubungan dapat menilai konten

dari media infografis interaktif tersebut sudah sesuai dengan data yang ada atau belum. Dari

hasil pengujian kepada Bapak Harry Purwanto selaku ketua bagian rute angkutan kota

mengungkapkan bahwa konten dalam media infografis interaktif ini sudah layak dan sesuai

dengan data yang ada. Lalu penyampaian informasi yang ada di dalamnya mengenai rute

angkutan Kota Salatiga dapat tersampaikan dengan baik. Pihak dinas pun menyatakan media

ini dapat digunakan sebagai media pendukung dalam memberikan informasi mengenai rute

angkutan Kota Salatiga.

Pengujian selanjutnya dilakukan kepada 3 orang pihak praktisi dari Educa Studio.

Educa Studio adalah perusahaan yang memproduksi game edukasi yang berada di Kota

Salatiga. Dari tanggapan pihak Educa Studio menyatakan bahwa media infografis interaktif ini

sangat menarik dalam segi animasinya. Setelah itu pihak Educa Studio juga menyatakan media

informasi ini memiliki penerapan interaktif yang tidak terlalu rumit dari segi user interface

yang ada sehingga media informasi ini mudah untuk digunakan. Kemudian media ini sudah

bagus untuk bisa menyampaikan informasi kepada pengguna mengenai rute angkutan Kota

Salatiga. Lalu pihak Educa Studio memberikan saran tentang jenis font dan warna dari setiap

konten yang ada bisa disesuaikan agar bisa terlihat jelas dan mudah untuk dibaca.

Pengujian juga dilakukan kepada target audience yaitu kepada 10 pengguna jasa

angkutan Kota Salatiga. Dari hasil observasi dan wawancara kepada masyarakat diketahui

bahwa media infografis interaktif ini mudah untuk dipahami karena faktor grafis yang

sederhana dan menampilkan animasi yang menarik sehingga memberikan daya tarik kepada

masyarakat dan membuat masyarakat dapat menikmati pemberian informasi yang ada.

Kemudian setelah itu faktor dari penerapan interaktif yang ada dalam media informasi ini

membuat masyarakat atau pengguna berinteraksi langsung dengan media tersebut sehingga

membuat informasi tersampaikan dengan baik. Masyarakat pun menyatakan bahwa

membutuhkan media seperti ini untuk memudahkan mereka dalam menggunakan jasa

angkutan kota. Hasil pengujian tersebut adalah masyarakat menjadi lebih memahami rute dan

trayek angkutan yang ada di Kota Salatiga.

Kesimpulan dari seluruh pengujian yang ada adalah media infografis interaktif ini

menarik dari segi konten animasi dan pemberian informasi dapat tersampaikan dengan baik.

Kemudian dapat dipahami dengan mudah serta informasi yang diberikan adalah informasi yang

valid. Lalu media ini cocok untuk dipakai dalam mengatasi masalah para pengguna jasa

angkutan Kota Salatiga yaitu ketidaktahuan pengguna mengenai rute angkutan Kota Salatiga.

5. Kesimpulan

Media infografis interaktif rute angkutan Kota Salatiga dapat dijadikan sebagai media

yang menarik bagi masyarakat untuk mengetahui setiap rute dari trayek-trayek angkutan kota

yang ada. Dengan pemilihan grafis, animasi dan ditambah pemberian seorang narator membuat

audience tertarik untuk menyaksikan media infografis interaktif ini.

Page 22: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

Untuk kedepannya, penelitian ini dapat dikembangkan lebih baik, lebih spesifik dan

lebih detail dalam pemberian informasi dalam hal rute maupun sign system. Kemudian aplikasi

dari media ini bisa dikembangkan ke arah mobile device seperti penggunaan melalui

smartphone. Sehingga memudahkan masyarakat untuk mengakses media tersebut dan makin

mengerti rute angkutan Kota Salatiga dan dapat menggunakan jasa angkutan Kota Salatiga

dengan baik dan benar.

Daftar Pustaka

[1] Rukmana dkk, (2013). Aplikasi Rute Angkutan Umum Berbasis Web Dengan Pencarian

Rute Terpendek. Binus University

[2] Pemerintah Kota Salatiga. (2016, Maret 28). Data Pembangunan Salatiga Diakses dari

http://salatigakota.go.id/Data/Info/Bappeda/data-pembangunan-salatiga-2013.pdf.

[3] Pemerintah Kota Bogor. (2016, Maret 28). Rute Angkutan Umum Kota Bogor Diakses

dari http://angkotkotabogor.big.go.id/.

[4] SMRT Corporation. (2017, Desember 12). Smart Corporation-Travel Information

Diakses dari https://smrt.com.sg/Journey-with-Us/Travel-Information

[5] HOI. (2016, Maret 28). “Apa itu Infografis?”House Of Infografics Diakses dari

http://houseofinfographics.com/apa-itu infografis/.

[6] Sutesyo, M. (2016). Efektivitas Infografis Sebagai Pendukung Mata Pelajaran IPS Pada

Siswa Siswi Kelas 5 SDN Kepatihan Di Kabupaten Bojonegoro.

[7] Cahyadi, B. (2016). Perancangan Iklan Kampanye Trunk And Feeder Melalui

Infografis Sebagai Upaya Pengenalan Transportasi Baru Di Kota Surabaya. Institut

Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya.

[8] Susanto, A (2010). Kajian Kinerja Dan Pengembangan Rute Angkutan Umum

Penumpang Dalam Kota Di Kota Salatiga. Universitas Diponegoro, Semarang.

[9] A, Rohma Yuanita. (2006). Evaluasi Rute Angkutan Umum Pusat Kota Dalam

Mengurangi Beban Lalu Lintas Di Pusat Kota Salatiga. Universitas Diponegoro,

Semarang.

[10] Nutyono, M. (2014). Rancang Bangun Aplikasi Berbasis Android Sebagai Media

Informasi Rute Angkutan Kota Di Purbalingga. Amikom Purwokerto

[11] Chandra, A. (2014). Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Rute Angkutan Kota

di Palembang. STMIK Global Informatika MDP

[12] Ali, M., & Ebaid, M. (2016). The Effectiveness Of Using Interactive Infographic At

Teaching Mathematics In Elementary School. Najran University, Saudi Arabia

[13] Cockerham, L. (2016, Desember 12). The Battle of Live Action vs Animation

(Infographic) Diakses dari https://www.skeletonproductions.com/insights/the-battle-

of-live-action-vs-animation-infographic

Page 23: Perancangan Media Informasi Infografis Interaktif Rute ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16418/2/T1_692013015_Full... · Berkaitan dengan penggunaan angkutan umum ada beberapa

[14] Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung :CV.Alfabeta

[15] Sarwono, J., & Lubis, H. (2007). Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual.

Yogyakarta: Penerbit Andi

[16] Mitra, K. (2014). Audience Responses To The Physical Appearance Of Television

Newsreaders. University of Worcester, UK