2 1. Pendahuluan Pertanian dan perkebunan adalah sebuah mata pencaharian yang memanfaatkan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi dalam proses pengerjaan pertanian dan perkebunan adalah tanah dan air. Air merupakan suatu kebutuhan utama bagi makhluk hidup selain pangan, setiap hari dan setiap saat kita pasti membutuhkan air, dan siapapun juga termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan membutuhkan air untuk tumbuh dan bertahan hidup. Jika seseorang kekurangan air dia akan terkena dehidrasi dan jika hal ini terus dibiarkan maka dapat menyebabkan kematian. Selain itu air juga digunakan untuk berbagai aktivitas manusia diantaranya adalah memasak, mencuci, dan membersihkan diri. Karena merupakan substansi yang penting maka air perlu mendapat perhatian dari seluruh pihak tanpa terkecuali. Air dapat kita peroleh dari berbagai macam sumber misalnya dari air tanah, air hujan, air ada di permukaan (danau, sungai, waduk). Sumber daya air kini makin lama makin berkurang dan terancam keberadaannya akibat dari ulah atau aktivitas manusia. Air hujan yang turun tidak dapat terserap dengan baik kedalam tanah karena daerah resapan air pada saat ini sangat langka dan tergerus oleh industrialisasi sehingga air tidak dapat terserap dengan baik dan menjadi air tanah. Air permukaan seperti air sungai dan danau sudah tercemar karena manusia menjadikannya sebagai saluran pembuangan dan menyebabkan air tercemar, kebanyakan akibat dari limbah rumah tangga dan limbah industri. Pada saat ini dapat dikatakan bahwa air bersih sulit dicari, air kotor mudah dicari. Air tanah makin berkurang akibat konsumsi manusia secara terus-menerus dan menggunakan air tanah dalam jumlah besar. Faktor berikutnya adalah tanah, berdasarkan sumber dari BPS Kabupaten Semarang 2010 Kabupaten Semarang mengalami degradasi lahan yang sangat cepat yang dapat menyebabkan terjadinya lahan kritis, salah satu faktor penyebab hal tersebut adalah karena pemanfaatan lahan yang tidak memperhatikan kaidah – kaidah konservasi tanah dan air. Keprihatinan akan cepatnya degradasi lahan di Kabupaten Semarang ini benar – benar membutuhkan tindak penanggulangan konservasi tanah dan air yang serius mengingat posisi Kabupaten Semarang yang merupakan daerah penunjang ketersediaan pangan di Jawa Tengah. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka muncullah keinginan untuk membangun sebuah sistem untuk menentukan tingkat kepentingan konservasi tanah dan air di Kabupaten Semarang dengan menggunakan logika fuzzy dalam data spasial berbasis. Alasan penggunaan logika fuzzy dalam penelitian adalah untuk mengatasi ketidakpastian dalam menentukan tingkat konservasi tanah dan air Kabupaten Semarang. Asupan-asupan yang akan digunakan adalah data curah hujan, kerapatan sungai, jenis tanah (permeabilitas dan porositas) dan kemiringan. Pemrosesan dilakukan dengan logika fuzzy atas data curah hujan, kerapatan sungai, jenis tanah dan kemiringan lereng yang diperoleh, serta menggambarkan hasilnya (model konservasi tanah dan air)
20
Embed
Perancangan dan Implementasi Finite Automatarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8671/3/T1_672009101_Full...menggunakan konsep-konsep yang dikenali ... menampilkan informasi baik
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
2
1. Pendahuluan
Pertanian dan perkebunan adalah sebuah mata pencaharian yang
memanfaatkan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan
bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola
lingkungan hidupnya. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi dalam proses
pengerjaan pertanian dan perkebunan adalah tanah dan air. Air merupakan suatu kebutuhan utama bagi makhluk hidup selain pangan,
setiap hari dan setiap saat kita pasti membutuhkan air, dan siapapun juga termasuk
manusia, hewan, dan tumbuhan membutuhkan air untuk tumbuh dan bertahan
hidup. Jika seseorang kekurangan air dia akan terkena dehidrasi dan jika hal ini
terus dibiarkan maka dapat menyebabkan kematian. Selain itu air juga digunakan
untuk berbagai aktivitas manusia diantaranya adalah memasak, mencuci, dan
membersihkan diri. Karena merupakan substansi yang penting maka air perlu
mendapat perhatian dari seluruh pihak tanpa terkecuali.
Air dapat kita peroleh dari berbagai macam sumber misalnya dari air tanah,
air hujan, air ada di permukaan (danau, sungai, waduk). Sumber daya air kini
makin lama makin berkurang dan terancam keberadaannya akibat dari ulah atau
aktivitas manusia. Air hujan yang turun tidak dapat terserap dengan baik kedalam
tanah karena daerah resapan air pada saat ini sangat langka dan tergerus oleh
industrialisasi sehingga air tidak dapat terserap dengan baik dan menjadi air tanah.
Air permukaan seperti air sungai dan danau sudah tercemar karena manusia
menjadikannya sebagai saluran pembuangan dan menyebabkan air tercemar,
kebanyakan akibat dari limbah rumah tangga dan limbah industri. Pada saat ini
dapat dikatakan bahwa air bersih sulit dicari, air kotor mudah dicari. Air tanah
makin berkurang akibat konsumsi manusia secara terus-menerus dan
menggunakan air tanah dalam jumlah besar.
Faktor berikutnya adalah tanah, berdasarkan sumber dari BPS Kabupaten
Semarang 2010 Kabupaten Semarang mengalami degradasi lahan yang sangat
cepat yang dapat menyebabkan terjadinya lahan kritis, salah satu faktor penyebab
hal tersebut adalah karena pemanfaatan lahan yang tidak memperhatikan kaidah –
kaidah konservasi tanah dan air. Keprihatinan akan cepatnya degradasi lahan di
Kabupaten Semarang ini benar – benar membutuhkan tindak penanggulangan
konservasi tanah dan air yang serius mengingat posisi Kabupaten Semarang yang
merupakan daerah penunjang ketersediaan pangan di Jawa Tengah.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka muncullah keinginan
untuk membangun sebuah sistem untuk menentukan tingkat kepentingan
konservasi tanah dan air di Kabupaten Semarang dengan menggunakan logika
fuzzy dalam data spasial berbasis. Alasan penggunaan logika fuzzy dalam
penelitian adalah untuk mengatasi ketidakpastian dalam menentukan tingkat
konservasi tanah dan air Kabupaten Semarang. Asupan-asupan yang akan
digunakan adalah data curah hujan, kerapatan sungai, jenis tanah (permeabilitas
dan porositas) dan kemiringan. Pemrosesan dilakukan dengan logika fuzzy atas
data curah hujan, kerapatan sungai, jenis tanah dan kemiringan lereng yang
diperoleh, serta menggambarkan hasilnya (model konservasi tanah dan air)
3
menggunakan konsep-konsep yang dikenali pada SIG (Sistem Informasi
Geografis).
Dalam perancangan sistem akan dibuat berdasarkan rumusan masalah yang
ada agar tujuan sistem tercapai. Rumusan masalah itu adalah : Bagaimana
penerapan logika fuzzy untuk menampung parameter – parameter guna
menentukan daerah konservasi tanah dan air yang baik di wilayah Kabupaten
Semarang dan apakah penggabungan antara logika fuzzy dengan GIS bisa
menampilkan output sesuai dengan rumus–rumus perhitungan yang ada. Rumusan
masalah akan menjadi pedoman untuk mencapai tujuan aplikasi yaitu menerapkan
logika fuzzy untuk perhitungan konservasi tanah dan air dan GIS sebagai sarana
visualisasi dari hasil yang didapatkan.
2. Kajian Pustaka
Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan dalam proses penelitian
ini berjudul Konservasi Tanah dan Air Indonesia. Dalam penelitian tersebut
membahas tentang daerah konservasi tanah dan air yang buruk beserta cara
penanggulanganya hanya saja penentuan masih memakai nilai klasifikasi yang
ambigu dan belum ada visualisasi peta (Inon, dkk , 2000). Berdasarkan penelitian
tersebut maka dibutuhkan logika fuzzy untuk mengatasi hal tersebut.
Penelitian selanjutnya berjudul Sistem Pendukung Keputusan Berbasis
Logika Fuzzy untuk Penentuan Kesesuaian Penggunaan Lahan. Dalam penelitian
tersebut membahas tentang bagaimana menentukan kesesuaian lahan dengan
menggunakan logika fuzzy hanya saja belum terdapat visualisasi peta yang
menggambarkan hal tersebut. Berdasarkan pernyataan tersebut diperlukan
visualisasi peta untuk menampilkan data hasil perhitungan fuzzy agar data lebih
mudah untuk dipahami. (Adi, dkk, 2010).
Penelitian selanjutnya Aplikasi Sistem Informasi Geografis menggunakan
Logika Fuzzy dan framework Pmapper.Dalam penelitian tersebut dibahas tentang
kesesuain lahan berdasarkan 3 parameter dengan logika fuzzy dengan visualisasi
peta. (Asarias, Deny, 2013).
Dari beberapa artikel dan penelitian ilmiah tersebut didapatkan sebuah
gagasan untuk membangun sebuah aplikasi penyampaian informasi konservasi
tanah dan airmenggunakan logika fuzzy dan menampilkan hasil perhitungan fuzzy
dalam visualisasi peta dengan sistem manajemen admin untuk mengatur
manipulasi data.
Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografi (SIG) merupakan model sistem informasi yang
banyak digunakan untuk membuat berbagai keputusan, perencanaan, analisis, dan
sistem yang mendekati dunia nyata dengan hasil sedekat mungkin dengan aslinya.
Didalam Sistem Informasi Geografi itu sendiri terdapat beberapa subsistem yang
digunakan untuk mengelola masukan-masukan data spasial yang ada serta
menampilkan informasi baik dalam bentuk peta, tabel, maupun laporan. Sistem
Informasi Geografi dapat dioperasikan jika komponen-komponen utama penyusun
4
sistem tersebut telah terpenuhi. Komponen-komponen tersebut antara lain
pengguna, aplikasi, data penunjang, Software, dan Hardware[1].
Gambar 1 Komponen Sistem Informasi Geografi
Pengguna yang ditunjukan pada Gambar 1 adalah orang yang mempunyai
akses ke dalam sistem, orang tersebut dapat berprofesi sebagai user, operator,
analisis, programmer, serta database administrator. Data yang digunakan dalam
membangun SIG meliputi data grafis yang berupa rupa peta bumi dan data curah
hujan, kemiringan lereng, kerapatan sungai, jenis tanah(porositas dan
permeabilitas). Aplikasi merupakan sekumpulan fungsi-fungsi yang digunakan
untuk mengolah data dan perhitungan fuzzy. Software adalah program yang dibuat
untuk mengelola, menyimpan, memproses, dan menayangkan data spasial berupa
peta. Sedangkan hardware yaitu seperangkat alat komputer yang dipergunakan
untuk membangun SIG.
Konservasi Tanah dan Air
Konservasi tanah dan air atau yang sering disebut pengawetan tanah
merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan
produktifitas tanah, kuantitas dan kualitas air. Apabila tingkat produktifitas tanah
menurun, terutama karena erosi maka kualitas air terutama air sungai untuk irigasi
dan keperluan manusia lain menjadi tercemar sehingga jumlah air bersih semakin
berkurang [13].
Penerapan teknik konservasi tanah dan air meliputi teknik vegetatif, sipil
teknis dan kimiawi. Penerapan teknik vegetatif berupa penanaman vegetasi tetap,
budidaya tanaman lorong, strip rumput dan lain–lain, penerapan sipil teknis
berupa pembuatan bangunan dam pengendali, dam penahan, teras, saluran
[10]. Afuan, Lasmedi. Pemrograman Web II. http://www.ti10sore.com/materi/
SMT%206/P.%20WEB%202/. Diakses 2 Februari 2014.
[11]. Adi Sanjaya, David, Kristoko Dwi Hartomo dan Theophilipus Wellem.
2009. Implementasi Model View Controller dan Object Relational Mapping
pada Content Management System Sistem Informasi Keuangan. Salatiga:
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana.
[12]. Pinardimoelja. 1987. Materi III Konsep Dasar Kartografi. http://
dharmapalekahelu.i8.com/materi_gis/materi_3/materi_3.html. Diakses pada
4 Januari 2014.
[13]. Arsyad, Sintanala. 1989. Konservasi Tanah dan Air.
[14]. Kanada dan New South Wales. Klasifikasi tanah untuk pertanian.
http://sis.agr.gc.ca/cansis/nsdb/cli/classdesc.html. Diakses 2 Februari 2014. [15]. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. 2013. ict.ft.uns.ac.id/framework/.
Diakses 2 Februari 2014.
[16]. BMKG. 2008. Curah Hujan dan Potensi Gerakan Bencana Alam.