Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa salah satu tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam GBHN Tahun 1993 “Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur,berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, produktif, serta sehat jasmani dan rohani”. Oleh karena itu mutu pendidikan Nasional perlu ditingkatkan. Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas tentunya dibutuhkan tenaga pendidik yang professional, seperti yang tertera dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, “pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan” sehingga tujuan yang terdapat dalam Undang- Undang Dasar 1945 dan GBHN 1993 dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan. Dalam Undang- undang No. 2 Tahun 1989, Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang diikuti oleh Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 1992, disempurnakan menjadi 1
48

PERANAN PENGAWAS

May 08, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERANAN PENGAWAS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa

salah satu tujuan Nasional adalah mencerdaskan

kehidupan bangsa. Dalam GBHN Tahun 1993 “Pendidikan

nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia

Indonesia, yaitu manusia yang  beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi

luhur,berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas,

kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja,

profesional, bertanggung jawab, produktif, serta sehat

jasmani dan rohani”.  Oleh karena itu mutu pendidikan

Nasional perlu ditingkatkan. Untuk mencapai pendidikan

yang berkualitas tentunya dibutuhkan tenaga pendidik

yang professional, seperti yang tertera dalam UU RI No.

20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

“pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,

menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan

pelatihan” sehingga tujuan yang terdapat dalam Undang-

Undang Dasar 1945 dan GBHN 1993 dapat tercapai

sebagaimana yang diharapkan.

Dalam Undang- undang No. 2 Tahun 1989, Tentang

Sistem Pendidikan Nasional yang diikuti oleh Peraturan

Pemerintah No. 38 Tahun 1992, disempurnakan menjadi

1

Page 2: PERANAN PENGAWAS

Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2000 Tentang Sistem

Tenaga Kependidikan merupakan salah satu landasan

konstitusional bagi pengembangan Pengawasan Pendidikan.

Disamping peraturan tersebut, dikeluarkan peraturan

bersama Menteri Pendidikan  dan Kebudayaan dengan

Kepala Badan Administrasi Keuangan No. 118 Tahun 1996

No. 0322/0/1996 dan No. 38 Tahun 1996 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan

Angka Kredit. Dalam SK Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara No. 188 Tahun 1996 dengan tegas

dinyatakan bahwa Pengawas Sekolah diangkat dari

Kalangan Guru. Berdasarkan Undang-undang dan Peraturan

yang telah disebutkan diatas, maka dapat difahami

keberadaan Pengawas saat ini dan yang akan datang.

Mengingat jabatan Pengawas merupakan jabatan yang

strategis, maka tidak sembarangan guru dapat menduduki

jabatan tersebut.

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal

yang menyelenggarakan kegiatan proses belajar mengajar

sebagai upaya untuk mewujudkan tercapainya tujuan

pendidikan. Penanggung jawab proses belajar mengajar

didalam kelas adalah guru, karena gurulah yang langsung

memberikan bimbingan dan latihan kepada siswa. Dalam

upaya mencapai tujuan tersebut guru tentunya memiliki

seperangkat yang kemampuan yang dipersiapkan melalui

program kependidikan sehingga mampu menjadi guru yang

2

Page 3: PERANAN PENGAWAS

professional. Oleh karena itu, profesionalisme guru

sebagai tenaga kependidikan perlu ditingkatkan agar

mampu mengelola kelas dengan baik dan mampu memberikan

bimbingan dan latihan kepada siswa agar tercapai tujuan

pendidikan tersebut.

Dalam Jurnal Al- Marhalah Menjadi Guru Yang

Profesional,Tumadi,( 2008 : 3 ) Profesionalisme adalah

“ide, aliran atau pendapat suatu profesi yang harus

dilaksanakan dengan professional dengan mengacu kepada

norma-norma profesionalisme”. Dalam pengertian

profesionalisme tersirat adanya suatu keharusan

memiliki kemampuan agar profesi guru berfungsi dengan

sebaik-baiknya. Dalam hal ini pekerjaan professional

berbeda dengan pekerjaan lain karena mempunyai fungsi

sosial, yakni pengabdian kepada masyarakat. Kemampuan

untuk mengembangkan dan mendemonstrasikan prilaku bukan

sekedar mempelajari keterampilan-keterampilan tertentu

melainkan penggabungan dan aplikasi suatu keterampilan.

Dalam buku Pendidikan Guru, Oemar Hamalik ( 2002 :

8 ) Guru adalah “suatu jabatan professional yang

memiliki peranan dan kompetensi professional”.

Sedangkan dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 Pasal 1

ditetapkan bahwa yang dimaksud dengan guru adalah

“Pendidik professional yang mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini

3

Page 4: PERANAN PENGAWAS

pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah”. Jadi guru memiliki peranan yang

sangat penting dalam menentukan kualitas pengajaran

yang dilaksanakan. Oleh karena itu guru harus mampu

mamikirkan dan membuat perencanaan dengan seksama dalam

meningkatkan kesempatan belajar siswanya dan

memperbaiki kualitas mengajarnya. Guru harus mampu

berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar,

bertindak sebagai fasilitator yang mampu menciptakan

kondisi dan lingkungan belajar mengajar yang kondusif

dan efektif . Disamping itu juga guru dituntut agar

mampu mengorganisasikan kelas, menggunakan metode

belajar yang berfariasi, maupun sikap dan karakteristik

guru dalam mengelola proses belajar mengajar.

Dalam meningkatkan profesionalisme, guru dapat

dibimbing oleh supervisor yang dalam istilah pendidikan

disebut Pengawas. Pengawas mempunyai tugas dan tanggung

jawab yang sangat berat, serta mempunyai peranan yang

sangat penting terhadap perkembangan dan kemajuan

sekolah keberadaannya sangat diharapkan oleh guru dalam

rangka membantu dan membimbing guru ke arah tercapainya

peningkatan kualitas pembelajaran guru mata pelajaran.

Dalam melaksanakan tugasnya pengawas berkewajiban

membantu para guru dengan memberikan bimbingan dan

dukungan agar guru dapat melaksanakan tugasnya, baik

sebagai pendidik maupun pengajar.

4

Page 5: PERANAN PENGAWAS

Berangkat dari latar belakang diatas peneliti

tertarik menjadikan SMAN 1 LAPPARIAJA sebagai objek

penelitian tentang “Peranan Pengawas Terhadap

Profesionalisme Guru”.            

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka

peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peranan pengawas terhadap pembinaan

profesionalisme guru di SMAN 1 Lappariaja,

Kabupaten Bone Tahun Pelajaran 2014/2015

2. Bagaimana bentuk-bentuk pembinaan profesionalisme

guru di  SMAN 1 LAPPARIAJA,Kabupaten Bone Tahun

Pelajaran 2014/2015

3. Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam pembinaan

profesionalisme guru di  SMAN 1 Lappariaja

Kabupaten Bone Tahun Pelajaran 2014/2015

4. Apa solusi dalam mengatasi kendala-kendala dalam

pembinaan profesionalisme guru di SMAN 1

Lappariaja Kabupaten Bone Tahun Pelajaran

2014/2015

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini sangat perlu menentukan

tujuan, karena setiap pekerjaan yang tidak ditentukan

5

Page 6: PERANAN PENGAWAS

tujuannya tidak akan mencapai sasaran yang tepat dan

jelas. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui peranan Pengawas Pendidikan Agama Islam

terhadap pembinaan profesionalisme guru di SMAN 1

Lappariaja Kabupaten Bone Tahun Pelajaran

2014/2015.

2. Mengetahui bentuk-bentuk pembinaan profesionalisme

guru di SMAN 1 Lappariaja Kabupaten Bone Tahun

Pelajaran 2014/2015.

3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam

upaya pembinaan  profesionalisme  guru di SMAN 1

Lappariaja Kabupaten Bone Tahun Pelajaran

2014/2015.

4. Mengetahui solusi dalam mengatasi kendala-kendala

dalam pembinaan profesionalisme guru di SMAN 1

Lappariaja Kabupaten Bone Tahun Pelajaran

2014/2015

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian yang dapat diperoleh mengenai

Peranan Pengawas Terhadap Profesionalisme Guru ini

diharapkan untuk dapat diperoleh manfaat secara

teoritis maupun praktis yaitu:

1. Kegunaan Teoritis yaitu dengan hasil penelitian

ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

informasi dalam upaya menambah dan mengembangkan

6

Page 7: PERANAN PENGAWAS

wawasan dan pengetahuan, terutama sekali tentang

peranan pengawas terhadap pembinaan

profesionalisme guru.

2. Kegunaan Praktis yaitu dengan hasil penelitian ini

dapat dijadikan suatu pertimbangan bagi semua

fihak yang bergelut di bidang pendidikan baik bagi

pengawas maupun guru-guru di SMAN 1 Lappariaja,

dan di harapkan dapat memberikan kontribusi bagi

masyarakat sebagai ransangan agar ikut serta dalam

meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya

pendidikan agama.

7

Page 8: PERANAN PENGAWAS

BAB II

ACUAN TEORETIK

1. Pengertian Pengawas

Banyak orang yang membicarakan tentang merosotnya

mutu pendidikan akan tetapi dilain fihak banyak pula

yang menandaskan perlu dan pentingnya pembaharuan

pendidikan dan pengajaran, tetapi sedikit sekali yang

membicarakan tentang konsep-konsep pemecahan masalah

dalam perbaikan pendidikan dan pengajaran. Guru-guru

membutuhkan orang lain yang membantu dalam menjalankan

kewajibannya. Mereka membutuhkan pengalaman dalam

melaksanakan proses belajar mengajar dan dalam menilai

hasil belajar anak. Mereka juga mengharapkan bantuan

dalam hal memecahkan masalah jabatan maupun masalah

pribadi. Semua masalah ini membutuhkan bantuan

pemecahan dari seseorang yang mempunyai kelebihan.

Orang yang berfungsi memberikan bantuan kepada guru-

guru dalam menstimulir kearah suasana belajar mengajar

yang lebih baik, orang yang dibutuhkan guru-guru dalam

menyelesaikan masalah ini adalah supervisor atau

pengawas. “Pengawas adalah sekelompok jabatan

fungsional yang bertugas memonitoring, membimbing dan

membina kehidupan lembaga persekolahan” (. Nadjamuddin

S. Baropo, 2009 : 11 ).

2. Kriteria Menjadi Pengawas

8

Page 9: PERANAN PENGAWAS

Seperti yang dikutip Zainal Aqib dalam PP RI No.19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal

39 Ayat 2 yang berbunyi: Kriteria minimal untuk menjadi

pengawas satuan pendidikan meliputi:

a. Berstatus sebagai guru sekurang-kurangnya 8

(delapan) tahun atau kepala sekolah sekurang-

kurangnya 4 (empat) tahun pada jenjang pendidikan

yang sesuai dengan satuan pendidikan yang diawasi,

b. Memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai

pengawas satuan  pendidikan,

c. Lulus seleksi sebagai pengawas satuan pendidikan.

3. Tugas  dan Tanggung jawab  Pengawas

Pengawas memiliki tugas dan tanggung jawab yang

strategis dalam mengembangkan pendidikan dan

pengajaran. Peranan pengawas dalam melaksannakan tugas-

tugas kependidikan dan pembelajaran di sekolah,

madrasah, dan pondok pesantren ( formal dan non

formal ) yang memberikan supervisi akademik dan

manajerial, bukan saja sebagai supervisor pendidikan

namun pengawas juga sebagai konselor dan motivator agar

dapat menciptakan suasana kondusif dalam proses belajar

mengajar di sekolah, madrasah, dan pondok pesantren

serta meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru,

kepala sekolah, dan pimpinan pondok pesantren serta

para stafnya menuju terselenggaranya pendidikan yang

9

Page 10: PERANAN PENGAWAS

bermutu. Melihat pentingnya peranan pengawas tersebut,

ibarat ujung tombak pengawas harus mampu menghujamkan

mata tombak sebagai perantara berbagai kebijakan

pemerintah tentang kependidikan kepada sekolah, dengan

kompetensi dan professional yang dimiliki dapat

mewarnai dan menciptakan iklim kondusif dalam

pembelajaran dan kemapanan satuan pendidikan.

Kini tugas yang diamanatkan pemerintah kepada

pengawas pendidikan agama islam amatlah berat karena

berkaitan dengan berbagai kebijakan baru pemerintah

yang berhubungan dengan masalah-masalah kependidikan

dan pengajaran untuk menerapkan kurikulum dengan segala

aspeknya di sekolah dan madrasah, masalah peningkatan

mutu pendidikan yang harus terus dipacu bagi para

penyelenggara pendidikan dengan dengan segala bentuk

pembinaannya juga masalah penanaman nilai-nilai akhlaq

mulia terhadap peserta didik melalui pembinaan agama

yang semakin intensif berkaitan dengan pengaruh arus

globalisasi dengan segala dampak budaya negatifnya,

serta masalah terciptanya kerukunan umat beragama yang

dimulai dari peserta didik agar mempunyai sikap

solidaritas yang tinggi sebagai implementasi nilai-

nilai demokrasi seutuhnya yang sedang dibangun.

Pengawas pendidikan melaksanakan fungsi supervisi

pendidikan baik supervisi akademik maupun supervisi

manajerial.

10

Page 11: PERANAN PENGAWAS

Surya Darma dalam Jurnalnya ( 2008 : 3 ) bahwa

dalam melaksanakan supervisi akademik, pengawas

sekolah/madrasah hendaknya memiliki peranan khusus

sebagai:

1. Patner/mitra guru dalam meningkatkan mutu

proses dan hasil pembelajaran dan bimbingan di

sekolah/madrasah binaannya,

2. Inovator dan pelopor dalam mengembangkan

inovasi pembelajaran dan bimbingan di

sekolah/madrasah binaannya,

3. Konsultan pendidikan dan pembelajaran di

sekolah/madrasah binaannya,

4. Konselor bagi guru dan seluruh tenaga

kependidikan di sekolah/madrasah, dan

5. Motivator untuk meningkatkan kinerja guru dan

semua tenaga kependidikan di sekolah/madrasah.

Sasaran supervisi akademik yang dilakukan pengawas

yaitu membantu guru dalam hal:

1. Merencanakan kegiatan pembelajaran dan atau

bimbingan,

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan,

3. Menilai proses dan hasil

pembelajaran/bimbingan,

4. Memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan

layanan pembelajaran/bimbingan,

11

Page 12: PERANAN PENGAWAS

5. Memberikan umpan balik secara tepat dan teratur

dan terus menerus pada peserta didik,

6. Melayani peserta didik yang mengalami kesulitan

belajar,

7. Memberikan bimbingan belajar pada peserta

didik,

8. Menciptakan lingkungan belajar yang

menyenangkan,

9. Mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan

media pembelajaran dan atau bimbingan,

10. Memanfaatkan sumber-sumber belajar,

11. Mengembangkan interaksi

pembelajaran/bimbingan (metode, strategi,

teknik, model,pendekatan dan sebagainya) yang

tepat dan berdaya guna.

Sedangkan dalam melaksanakan supervisi manajerial,

pengawas sekolah/madrasah memiliki peranan khusus

sebagai:

1. Konseptor yaitu menguasai metode, teknik, dan

prinsip-prinsip supervisi dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan di

sekolah/madrasah;

2. Programer yaitu menyusun program kepengawasan

berdasarkan visi, misi,tujuan, dan program

pendidikan di sekolah/madrasah;

12

Page 13: PERANAN PENGAWAS

3. Pomposer yaitu menyusun metode kerja dan

instrumen kepengawasan yang diperlukan untuk

melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawas di

sekolah/madrasah;

4. Reporter yaitu melaporkan hasil-hasil

pengawasan dan menindaklanjutinya untuk

perbaikan program pengawasan berikutnya di

sekolah/madrasah;

5. Builder yaitu: membina kepala sekolah/madrasah

dalam pengelolaan (manajemen) dan administrasi

sekolah/madrasah berdasarkan manajemen

peningkatan mutu pendidikan di sekolah/madrasah

dan membina guru dan kepala sekolah/madrasah

dalam melaksanakan bimbingan konseling di

sekolah/madrasah;

6. Supporter yaitu mendorong guru dan kepala

sekolah/madrasah dalam merefleksikan hasil-

hasil yang dicapai untuk menemukan kelebihan

dan kekurangan dalam melaksanakan tugas

pokoknya di sekolah/madrasah

7. Observer yaitu memantau pelaksanaan standar

nasional pendidikan di sekolah/madrasah; dan

8. User yaitu memanfaatkan hasil-hasil pemantauan

untuk membantu kepala sekolah dalam menyiapkan

akreditasi sekolah.

13

Page 14: PERANAN PENGAWAS

Sasaran supervisi manajerial adalah membantu

kepala sekolah/madrasah dan tenaga kependidikan di

sekolah di bidang administrasi sekolah/madrasah yang

meliputi:

1. Administrasi kurikulum,

2. Administrasi keuangan,

3. Administrasi sarana prasarana/perlengkapan,

4. Administrasi tenaga kependidikan,

5. Administrasi kesiswaan,

6. Administrasi hubungan/madrasah dan masyarakat

7. Administrasi persuratan dan pengarsipan.

Kegiatan yang dilaksanakan pengawas baik pada

supervisi akademik maupun supervisi manajerial adalah

melakukan pemantauan/monitoring, penilaian, penilaian,

pengawasan, pembinaan dan pengembangan serta pelaporan.

Oleh sebab itu peran yang harus dimainkan seorang

pengawas pendidikan sekolah, madrasah dan pondok

pesantren adalah sebagai mitra guru dan kepala sekolah

sekaligus sebagai pelopor, inovator, kolabolator,

motivator, penilai, pembimbing, peneliti dan konsultan

pendidikan.

Agar semua tugas dan peranan tersebut bisa

dilaksanakan seperti yang diharapkan, maka pengawas

perlu meningkatkan pengembangan dirinya. Dalam upaya

meningkatkan profesi dan pengembangan diri para

pengawas tergabung dalam satu wadah kelompok kerja

14

Page 15: PERANAN PENGAWAS

yaitu Kelompok Kerja Pengawas ( Pokjawas ). Sekalipun

sudah tergabung dalam pokjawas masih banyak terjadi

ketidak berdayaan dalam melakukan berbagai aktivitas

organisasi dan pembinaan peningkatan kompetensi dan

profesi, sehingga terjadi kelambanan bahkan

ketertinggalan informasi dan komunikasi dan dinamisasi

yang berkaitan dengan kebijakan- kebijakan baru tentang

pendidikan dan pengajaran di sekolah,Madrasah dan

pondok pesantren. Untuk mengoptimalkan tugas dan

peranan, pengembangan diri serta kiprah para pengawas,

perlu adanya perhatian dan pembinaan yang berkelanjutan

dari pihak berwenang terhadap wadah organisasi yang

telah ada.

 Tugas pengawas adalah “melaksanakan pengawasan

Akademik dan pengawasan manajerial” ( Zainal Aqib

2009 : 48 ). Oleh karena itu setiap pengawas wajib

memiliki kemampuan yang professional dalam dua bidang

tersebut.

3.1.  Bidang Tehnis Pendidikan

Hal-hal pokok yang berkaitan dengan tehnis

pendidikan adalah kurikulum, proses belajar

mengajar, evaluasi, keterpaduan pendidikan agama

Islam dengan mata pelajaran lain.

3.2.   Kurikulum

15

Page 16: PERANAN PENGAWAS

Kurikulum yang dimaksud dalam konteks ini

adalah kurikulum yang berlaku secara nasional

saat ini. Kurikulum yang baik adalah kurikulum

yang berorientasi dan mengacu pada taksonomi

tujuan pendidikan,seperti yang dikemukakan oleh

S. Bloom yang mencakup “domain kognitif,domain

psikomotorik dan domain apektif” ( prof. Dr. Piet

A Sahertian, 2008 : 29 ). Pengawas Pendidikan

Agama Islam harus menguasai kurikulum tersebut

secara rinci. Hal ini sangat penting, karena atas

dasar kurikulum itulah para pengawas melakukan

pembinaan teknis edukatif, tanpa menguasai

kurikulum akan sangat sulit dalam melakukan

pembinaan kepada guru.

3.3.   Proses Belajar Mengajar

Pada dasarnya proses belajar mengajar adalah

kegiatan interaksi dua arah antara guru dan siswa

dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dikatakan belajar mengajar

karena dalam interaksi tersebut terjadi pengaruh

timbal balik, artinya bukan hanya siswa yang

belajar dari gurunya, tetapi guru juga banyak

belajar dari kegiatan tersebut. Dengan kata lain

guru dan siswa merupakan dua komponen yang

menentukan dalam kegiatan belajar mengajar

16

Page 17: PERANAN PENGAWAS

disamping komponen- komponen yang lain seperti

materi, metode dan tujuan.

Disamping memperhatikan masalah pendekatan,

guru juga harus memperhatikan metodologi

pengajaran yang akan digunakankarena dengan

penggunaan metode pengajaran yang tepat akan turut

menentukan efektifitan dan efisiensi pembelajaran.

Mengingat situasi dan kondisi sarana sekolah yang

berbeda satu sama lain dan juga beragamnya

kemampuan guru-guru dalam mengajar, maka guru

perlu memilih sendiri metode-metode mengajar yang

akan digunakan. “Metode pembelajaran harus dipilih

dan dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dan

kreativitas peseta didik” (  E. Mulyasa,  2010 :

107 ).

Jadi dalam memilih metode pembelajaran

hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Metode yang dipilih disesuaikan dengan tujuan

dan materi

b. Metode yang dipilih disesuaikan dengan sarana

atau fasilitas yang ada

c. Metode yang dipilih dapat dikembangkan sesuai

dengan perubahan yang diperkirakan

d. Metode yang dipilih disesuaikan dengan

kemampuan guru

17

Page 18: PERANAN PENGAWAS

e. Metode yang dipilih harus mampu mendorong siswa

aktif

Pada dasarnya metode yang digunakan merupakan

alat untuk mencapai tujuan pembelajaran, oleh

karena itu harus diusahakan agar penggunaan metode

pembelajaran disesuaikan dengan hal-hal yang

disebutkan diatas dengan prinsip memberikan materi

kepada siswa semudah mungkin dan diusahakan pula

agar materi yang diberikan dengan cara yang

menyenangkan dan menarik minat belajar peserta

didik.

Selain menggunakan metode pembelajaran yang

tepat guru juga harus menggunakan strategi yang

tepat dalam mengajar, Jadi dalam kegiatan belajar

mengajar disamping menggunakan pendekatan dan

metode yang tepat, guru juga diharapkan mampu

menerapkan strategi yang tepat.

3.4.   Evaluasi  

Evaluasi atau penilaian merupakan aspek

pembelajaran yang paling kompleks, kerena

melibatkan banyak latar belakang dan hubungan,

serta variabel lain yang mempunyai arti apabila

berhubungan dengan konteks yang hampir tidak

mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi

penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian,

karena penilaian merupakan proses penetapan

18

Page 19: PERANAN PENGAWAS

kualitas hasil belajar, atau proses untuk

menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran

dalam aspek kognitif,apektif maupun psikomotorik

oleh peserta didik.

Mengingat kompleksnya proses penilaian, guru

perlu memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap

yang memadai. Kemampuan lain yang harus dikuasai

oleh guru sebagai evaluator adalah kemampuan dalm

memahami tehnik evaluasi, baik tes maupun nontes

yang meliputi jenis masing-masing tehnik. Hal

penting yang perlu diperhatikan oleh evaluator

adalah perlunya melakukan penilaian secara adil

agar penilaian tersebut bisa lebih objektif.

Kegiatan pengawasan edukatif yang mencakup

kurikulum, proses belajar mengajar dan evaluasi

dapat dilakukan oleh pengawas dengan melakukan

wawancara dengan kepala sekolah, pengamatan kelas,

observasi dokumen, diskusi dengan guru tentang

masalah proses belajar mengajar dan evaluasi dalam

rangka pembinaan.

3.5.   Bidang Tehnis Administratif

Hal pokok yang menjadi tugas pengawas yang

berkaitan dengan tehnis administratif yang tertera

dalam Jurnal Direktur Tenaga Kependidikan Surya

Darma ( 2008 : 4 ) adalah untuk membantu kepala

sekolah/madrasah dan tenaga kependidikan di

19

Page 20: PERANAN PENGAWAS

sekolah di bidang administrasi sekolah/madrasah

yang meliputi:

a. Administrasi kurikulum,

b. Administrasi keuangan,

c. Administrasi sarana prasarana/perlengkapan,

d. Administrasi tenaga kependidikan,

e. Administrasi kesiswaan,

f. Administrasi hubungan/madrasah dan masyarakat

g. Administrasi persuratan dan pengarsipan.

Dalam melaksanakan tugas ini pengawas harus

mempunyai tehnik-tehnik yang efektif,Kemampuan

profesional pengawas dalam bidang tehnis edukatif

dan tehnis administratif merupakan kompetensi

dasar yang harus dikuasai oleh pengawas, bila

tidak maka kehadiran pengawas tidak akan membwa

pengaruh apapun dalam meningkatkan profesionalisme

guru dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan

pengajaran di sekolah.

Jadi secara garis besarnya tugas pokok seorang

pengawas yaitu:

a. Melaksanakan pengawasan akademik yaitu

pembinaan terhadap guru agar dapat meningkatkan

mutu proses pembelajaran, pembinaan dan hasil

belajar siswa.

b. Melaksanakan pengawasan manajerial dengan

memberikan pembinaan kepada kepala sekolah

20

Page 21: PERANAN PENGAWAS

beserta seluruh stafnya agar dapat meningkatkan

mutu penyelenggaraan pendidikan pada sekolah

yang dibinanya.

 Sedangkan kewajiban yang harus dilaksanakan

seorang pengawas yaitu:

a. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan

pendidikan

b. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar

di sekolah yang dibinanya

c. Pengawas harus meningkatkan kemampuannya karena

untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

pengawas harus memiliki kualifikasi dan

kompetensi yang lebih unggul dari guru dan

kepala sekolah yang dibinanya.

4. Ciri-ciri Pengawas Yang Baik

Seorang pengawas/supervisor yang baik, hendaknya

memiliki pribadi guru yang baik,memiliki pembawaan

kecerdasan yang tinggi, pandangan yang luas mengenai

proses pendidikan, kepribadian yang menyenangkan dan

kecakapan melaksanakan human relition yang baik.

Menurut M. Ngalim Purwanto ( 2005 : 85 ) “Disamping

harus memiliki ilmu administrasi dan memahami fungsi-

fungsi admnistrasi dengan sebaik-baiknya untuk

menjalankan fungsinya dengan baik,seorang supervisor

harus memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat sepeti berikut

:

21

Page 22: PERANAN PENGAWAS

1. Berpengetahuan luas tentang seluk beluk semua

pekerjaan yang berada   dibawah pengawasannya.

2. Menguasai/memahami benar-benar rencana dan

program yang telah digariskan yang akan dicapai

oleh setiap lembaga atau bagian.

3. Berwibawa dan memiliki kecakapan praktis

tentang tehnik-tehnik kepengawasan, terutama

human relation.

4. Memiliki sifat-sifat jujur, tegas, konsekuen,

ramah dan rendah hati.Berkemauan keras, rajin

bekerja demi tercapainya tujuan atau program

yang telah digariskan/disusun”.

5. Profesionalisme Guru

5.1. Pengertian Profesionalisme Guru

Sebelum lebih lanjut menjelaskan tentang

profesionalisme guru terlebih dahulu dijelaskan

tentang profesionalisme. menurut Tumadi, ( 2008 :

3 ) Profesionalisme adalah “ide, aliran atau

pendapat suatu profesi yang harus dilaksanakan

dengan professional dengan mengacu kepada norma-

norma profesionalisme”. Profesionalisme bukan

sekedar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi

lebih merupakan sikap, pengembangan

profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan

hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi

memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan.

22

Page 23: PERANAN PENGAWAS

Jadi profesionalisme adalah seseorang yang bekerja

terampil dalam profesinya dan mampu mengembangkan

profesi dan keterampilannya sekalipun keterampilan

tersebut merupakan produk dari minat belajar dan

pembiasaan.

Profesionalisme menjadi tuntutan dari setiap

pekerjaan. Apalagi profesi guru yang sehari-hari

menangani benda hidup yang berupa anak-anak atau

siswa dengan berbagai karakteristik yang masing-

masing tidak sama. Pekerjaaan sebagai guru menjadi

lebih berat tatkala menyangkut peningkatan

kemampuan anak didiknya, sedangkan kemampuan

dirinya mengalami stagnasi. Jadi jelaslah profesi

guru harus didukung oleh ilmu atau teori yang

memberikan konsepsi yang teoritis ilmu pendidikan.

Demikian juga untuk menjadi guru yang profesional

memerlukan waktu,pendidikan dan latihan yang lama,

mulai dari pendidikan dasar untuk taraf sarjana

ditambah dengan pendidikan profesional. “Guru yang

profesional adalah mereka yang memiliki mereka

yang memiliki kemampuan profesional dengan

berbagai kapasitasnya sebagai pendidik”

( Sabaruddin. 2010 : 8 ). Sedangkan menurut Udin

Syaefuddin Saud ( 2009 : 49 ) mengemukakan bahwa

“Guru yang Profesional adalah guru yang memiliki

kompetensi ( pengetahuan, Keterampilan dan prilaku

23

Page 24: PERANAN PENGAWAS

) yang harus dimilki, dihayati dan dikuasai oleh

guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya”.

Berdasarkan pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa profesionalisme guru adalah

seseorang yang memiliki pengetahuan serta mampu

mengembangkan profesinya sebagai guru sehingga

dapat dimanfaatkan untuk kepentingan anak didik.

Dengan demikian seorang guru/pendidik yang

profesional adalah seorang yang memiliki ilmu

pengetahuan, keterampilan dan sikap yang

profesional, yang mampu mengembangkan profesinya

sebagai guru yang profesional.

5.2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru

Sebelum menguraikan tentang tugas dan

tanggung jawab seorang guru, terlabih dahulu perlu

untuk menguraikan siapa yang dimaksud dengan guru,

Guru adalah:“suatu jabatan professional yang

memiliki peranan dan kompetensi professional”.

Jadi guru memiliki peranan yang sangat penting

dalam menentukan kualitas pengajaran yang

dilaksanakan. Oleh karena itu” (Oemar Hamalik,2002

: 8)

Jadi guru adalah seseorang yang menyebabkan

orang lain mengetahui atau mampu melaksanakan

sesuatu atau yang memberikan pengetahuan atau 

keterampilan kepada orang lain. Dari pengertian

24

Page 25: PERANAN PENGAWAS

diatas dapat disimpulkan bahwa guru bukan hanya

memberikan ilmu pengetahuan kepada murid-mudridnya

didepan kelas saja tetapi guru merupakan tenaga

profesional yang dapat menjadikan siswa mampu

merencanakan,mengumpulkan dan menyelesaikan

masalah yang dihadapinya.  

Mengenai pelaksanaan tugas selaku seorang

guru harus didukung dengan perasaan bangga akan

tugas yang dipercayakan kepadanya, yaitu

mempersiapkan masa depan bangsa, walaupun banyak

rintangan dan tantangan yang dihadapi dalam

melaksanakan tugasnya. Guru dalam mengahadapi

tantangan dalam peningkatan kualitas sumber daya

manusia, sudah seharusnya meningkatkan kualitas

dirinya dengan jalan meningkatkan keprofesionalan

dalam mengelola pelajaran dan meningkatkan wawasan

dengan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang setiap

hari berkembang terus, hal ini diperlukan sekali

dalam rangka peningkatan sumber daya manusia

Indonesia.

Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia,

maka ada beberapa pendapat para ahli pendidikan

mengenai tugas dan tanggung jawab seorang guru dan

pendapat para ahli tentang tugas dan tanggung jawab

guru ternyata bervariasi tergantung kepada cara

25

Page 26: PERANAN PENGAWAS

memandang atau persepsi tentang tugas dan tanggung

jawab guru.diantaranya yaitu :

      Dalam buku Pengembangan Profesi Guru, Udin

Syaefuddin Saud,           ( 2008 : 40 )  merumuskan

tugas dan tanggung jawab guru antara lain:

a. Guru sebagai pengajar

b. Guru sebagai pengajar dan juga pendidik

c. Guru sebagai pengajar, pendidik dan juga agen

pembaharuan dan pembangunan masyarakat

d. Guru yang berkewenangan berganda sebagai

pendidik profesional dengan bidang keahlian

lain selain kependidikan

Dalam buku Pendidikan Guru Oemar Hamalik

( 2008 : 28 ) mengemukakan tugas seorang guru

professional antara lain yaitu

a. Bertindak sebagai model bagi para anggota

lainnya.

b. Merangsang pemikiran dan tindakan

c. Memimpin perencanaan dalam mata pelajaran atau

daerah pelajaran tertentu.

d. Memberikan nasihat kepada executive teacher

sesuai dengan kebutuhan tim.

e. Membina/memelihara literature professional

dalam daerah pelajarannya.

f. Bertindak atau memberikan pelayanan sebagai

manusia sumber dalam daerah pelajaran tertentu

26

Page 27: PERANAN PENGAWAS

dengan referensi pada in-service, training dan

pengembangan kurikulum.

g. Mengembangkan file sumber kurikulum dalam

daerah pelajaran tertentu dan mengajar kelas-

kelas yang paling besar.

h. Memelihara hubungan dengan orang tua murid dan

memberikan komentar atau laporan.

i. Bertindak sebagai pengajar dalam timnya.  

Dari beberapa pendapat para ahli pendidikan

diatas mengenai tugas seorang guru maka penulis

dapat menyimpulkan bahwa secara umum seorang guru

itu bertugas mengajar dan mendidik yang

direalisasikan melalui perencanaan, proses

pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

Perbedaan yang penulis lihat dari pendapat

diatas yaitu bahwa pendapat pertama menekankan

pada kegiatan mengajar dan tentunya mengajar yang

efektif. Dimana mengajar yang efektif adalah

mengajar yang dapat membawa siswa belajar yang

efektif pula. Mengajar yang efektif ini memiliki

syarat-syarat sebagai berikut:

a. Mengusai bahan pelajaran

b. Mengelola program belajar mengajar, meliputi:

merumuskan tujuan   instruksional, mengenal dan

dapat menggunakan prosedur intruksional yang

tepat.

27

Page 28: PERANAN PENGAWAS

c. Mengelola kelas

d. Menggunakan media dan sumber

e. Menggunakan landasan-landasan pendidikan

f. Mengelola interkasi-interaksi belajar belajar

mengajar

g. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan

pelajaran

h. Mengenal fungsi layanan bimbingan dan

penyuluhan disekolah

Sedangkan pendapat yang kedua selain

mengajar, mendidik dan melatih anak didik guru

professional juga berkewajiban memberikan contoh

kepada timnya. Jadi tugas dan tanggung jawab guru

secara umum antara lain yaitu : mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Kompetensi professional diatas merupakan

profil dan kemampuan dasar yang harus dimiliki

oleh seorang guru, kompetensi ini dikembangkan

berdasarkan analisis tugas-tugas yang harus

dilakukan oleh guru. Melalui pengembangan

kompetensi profesi dan juga guru dituntut agar

menguasai akademis secara serasi dengan kemampuan

mengajar. Hal ini perlu karena seorang guru

diharapkan mampu mengambil keputusan yang

28

Page 29: PERANAN PENGAWAS

mengandung akademis dan praktis secara

kependidikan.

Dari beberapa uraian diatas penulis

menyimpulkan bahwa tugas dan tanggung jawab

seorang guru pada masa sekarang ini adalah sangat

kompleks, karena disamping tugas`mengajar juga

melakukan tugas bimbingan maupun tugas

administrasi yang merupakan tugas dan tanggung

jawab professional, oleh karenanya, seorang guru

memerlukan dukungan ilmu keguruan yang melandasi

pelaksanaan operasional tugas dan tanggung

jawabnya dimana tugas keguruan bukanlah tugas yang

dapat dilakukan secara amatir atau dengan cara

trial dan eror. Jadi seorang guru dituntut agar

bisa  menjalankan tugas dan tanggung jawab secara

professional guna meningkatkan prestasi belajar

siswa agar menjadi kader-kader bangsa yang kuat

dan trampil, pintar, beriman dan bertaqwa.  

5.3.   Ciri-Ciri Guru yang profesioanl

a. Mempunyai komitmen pada proses belajar siswa

b. Menguasai secara mendalam materi pelajaran dan

cara mengajarkannya.

c. Mampu berfikir sistematis tentang apa yang

dilakukannya.

29

Page 30: PERANAN PENGAWAS

d. Merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam

lingkungan profesinya  yang memungkinkan mereka

untuk meningkatkan profesionalismenya.

Ciri-ciri tersebut dapat digunakan sebagai

kreteria atau tolak ukur keprofesioanalan guru.

Selanjutnya kreteria ini akan berfungsi ganda

yaitu: untuk mengukur sejauh mana guru-guru di

Indonesia ini telah memenuhi kreteria professional

dan untuk dijadikan titik tujuan yang akan

mengarahkan segala upaya menuju profesionalisasi

guru.

5.4.   Ciri dan Syarat-syarat Profesi

Menurut Robert W. Richey yang dikutip

Arikunto ( Udin Syaefuddin Saud, 2009 : 15 )

mengemukakan bahwa cirri dan syarat suatu profesi

antara lain yaitu:

a. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang

ideal dibandingkan dengan kepentingan pribadi

b. Seorang pekerja professional, secara aktif

memerlukan waktu ang panjang mempelajari

konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan

khusus yang mendukung keahliannya.

c. Memiliki kualifikasi untuk memasuki profesi

tersebut serta mampu mengikuti perkembangan

dalam pertumbuhan jabatan.

30

Page 31: PERANAN PENGAWAS

d. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan,

tingkah laku, sikap dan cara kerja.

e. Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang

tinggi

f. Adanya organisasi yang dapat meningkatkan

standar pelayanan, disiplin diri dalam profesi,

serta kesejahteraan anggotanya’

g. Memberikan kesempatan untuk kemajuan,

spesialisasi dan kemandirian’

h. Memandang profesi suatu karier hidup ( a live

career ) dan menjadi seorang anggota yang

permanen.

Sedangkan menurut chandler yang dikutip

Sahertian(1992; 11)  mengemukakan ciri mengajar sebagai

suatu profesi sebagai berikut:

a. Hakekat suatu profesi adalah mengutamakan

layanan sosial

b. Suatu profesi dilandasi dengan memiliki

sejumlah pengetahuan yang sistematis

c. Suatu profesi derajat otonomi yang tinggi

d. Suatu profesi yang dikatakan telah memiliki

otonomi kalau orang itu dapat mengatur dirinya

sendiri dan dapat mengontrol fungsinya sebagai

orang bertanggung jawab secara ilmu pengetahuan

e. Suatu profesi yang umumnya menyadari

pertumbuhan terus menerus.

31

Page 32: PERANAN PENGAWAS

Profesioanlisme dibidang pendidikan mendapat

pengakuan karena tiga alasan:

a. Lapangan kerja keguruan atau pendidikan bukan

merupakan lapangan kerja ritin yang dilakukan

karena pengulangan-pengulangan atau pembiasaan.

Lapangan kerja ini tidak dapat dilaksanakan

berdasarfkan amatirisme, akan tetapi

berdasarkan perencanaan yang mantap serta

manajemen yang memperhitungkan komponen-

komponen sistemnya.

b. Lapangan pekerjaan ini memerlukan dukungan ilmu

atau teori yang akan member konsesi teoritis

ilmu kependidikan dengan cabang-cabangnya

c. Lapangan kerja ini memerlukan waktu pendidikan

dan latihan yang lama, berupa pendidikan dasar

(basic education) untuk tarap sarjana ditambah

dengan pendidikan professional. (Roestyah,NK,

1986 : 172)

Setiap spesialisasi tenaga kependidikan perlu

berkualifikasi professional, berimbang serta utuh

dan mempribadi. Dengan demikian seorang guru/

pendidik yang professional adalah seorang yang

memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

professional, mampu dan setia mengembangkan

profesinya menjadi anggota professional

pendidikan, memegang teguh kode etik profesinya,

32

Page 33: PERANAN PENGAWAS

ikut serta di dalam mengkomunikasikan usaha

pengembangan profesi dan berkerja sama dengan

profesi yang lain.

6.   Peranan Pengawas Pendidikan dalam Pembinaan

Profesionaisme Guru.

Peranan adalah aspek dinamis yang melekat pada

posisi atau status seseorang di dalam suatu

organisasi.Peranan pengawas dapat dilihat dari tugas

yang dikerjakannya. Suatu tugas yang dilaksanakan

memberi status dan fungsi pada seseorang. Dalam

berfungsi nampaknya bagi seorang pengawas terlihat

jelas peranannya. Sesuai dengan pengertian dari

supervisi maka peranan pengawas ialah membantu dan

memberi suport kepada guru-guru dalam melaksanankan

tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Peranan

pengawas dalam hal ini adalah menciptakan suasana yang

bisa membuat guru-guru merasa aman dan bebas dalam

mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan

penuh tanggung jawab. Suasana yang demikian hanya dapat

terjadi apabila seorang pengawas menganut faham

demokrasi. Kebanyakan guru-guru seolah-olah mengalami

tanpa inisiatif dan daya kreatif karena pengawas dalam 

berinteraksi dan interelasi human relation yang

dikembangkan seorang pengawas bersifat mematikan

kemungkinan-kemungkinan perkembangan profesi guru-guru.

33

Page 34: PERANAN PENGAWAS

DirekturTenaga Kependidikan Vol. 3 Surya Dharma

( 2008 :  2 ) mengemukakan bahwa “peranan umum pengawas

sekolah/madrasah adalah sebagai:  observer

( pemantau ), supervisor,evaluator ( pengevaluasi )

pelaporan, dan  successor ( penindak lanjut hasil

pengawasan )”.

Peraranan sebagai pemantau adalah mengawasi

kegiatan belajar mengajar, Peranan sebagai supervisor

adalah kegiatan melaksanakan supervisi yang meliputi

supervisi akademik dan supervisi manajerial.Peranan

sebagai pengevaluasi/evaluator pelaporan adalah

kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu

pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada

setiap jalur, jenjang,dan jenis pendidikan sebagai

bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.

Jadi yang menjadi peranan utamanya adalah mengkaji,

menilai, memperbaiki, meningkatkan, dan mengembangkan

mutu proses pembelajaran yang dilakukan bersama dengan

guru (perorangan atau kelompok) melalui pendekatan

dialog, bimbingan, nasihat dan konsultasi dalam nuansa

kemitraan yang profesional.

Menurut Zanal Aqib ( 2009 : 50 ) peranan pengawas

pendidikan antara

lain;supervisor/mensuparvisi,evaluator/menilai,counselo

r/menyuluh,motivator/memotifasi, konsultan/menasehati.

34

Page 35: PERANAN PENGAWAS

Dilihat dari sifat kerjanya ada empat jenis

peranan pengawas pendidikan yaitu “Pengawasan yang

bersifat korektif, Pengawasan yang bersifat preventif,

Pengawasan yang bersifat konstruktif dan Pengawasan

yang bersifat kreatif” (  Sahertian, 1981 : 32 ).

6.1.  Pengawasan yang bersifat Korektif

Suatu kekurangan harus diartikan sebagai

penemuan kearah perbaikan dalam keseluruhan usaha.

Bertolak dari pendirian ini, maka jelaslah bahwa

pekerjaan seorang pengawas yang bermaksud hanya

untuk mencari kesalahan akan mengakibatkan

kegagalan dalam mencapai tujuan. Kesalahan-

kesalahan dalam setiap pekerjaan sering kali

terjadi contohnya seperti salah ucapan, keliru

berbicara, salah dalam penggunaan istilah. Sebagai

pengawas perlu menyadari bahwa mencari kesalahan

orang lain sangat bertentangan dengan tujuan

pengawasan. Perbuatan ini akan menimbulkan akibat

ketidak puasan kedua belah pihak baik guru maupun

pengawas itu sendiri. Selain itu guru tidak akan

berubah dan berkembang akan tetapi akan timbul

sikap yang menentang atau acuh tak acuh.

Permasalahan penting yang perlu disadari oleh

pengawas adalah bagaimana menempatkan setiap

persoalan dan kekurangan pada tempatnya dalam

seluruh proses pendidikan dan pengajaran. Apabila

35

Page 36: PERANAN PENGAWAS

persoalan persoalan itu sangat penting dan butuh

perhatian dan penanganan dari pengawas maka

pengawas berkewajiban membantu dan membimbing

guru-guru dalam menyelesaikan persoalan tersebut

agar kedepannya dapat menyusun dan merencanakan

tata kerja yang konstruktif menuju kearah

peningkatan profesionalisme yang lebih baik.

6.2. Pengawasan yang bersifat Preventif

Dalam hal ini pengawas berperan guru-guru

pada persoalan yang mungkin akan dihadapi pada

masa yang akan datang. Ini bertujuan untuk menekan

sekecil mungkin efek-efek yang mungkin terjadi dan

sekaligus membantu guru-guru untuk mempersiapkan

diri bila menghadapi suatu masalah. Merupakan

suatu kebijakan bila pengawas mempunyai pandangan

kemasa depan, ia dapat menyusun rencana kerja yang

sitematis dan dapat dipertaanggung jawabkan. Dalam

penyusunan rencana ini sebaiknya guru-guru ikut

dilibatkan.

Pengawasan yang besifat preventif ini akan

membantu guru dalam menjaga loyalitas dan membantu

guru meningkatkan profesionalime sebab guru akan

merasa pengawas telah mempercayai guru-guru

tersebut mampu melanjutkan dan meningkatkan

kemampuan dalam melaksanakan tugas dan

kewajibannya secara profesional. Dengan demikian

36

Page 37: PERANAN PENGAWAS

guru-guru merasa siapmenghadapi situasi baru dan

opti,is dalam melihat masa depan bahwa tugas yang

diterimanya akan memberi harapan dalam

perkembangan profesinya.

6.3.  Pengawasan yang bersifat Konstruktif

Pengawasan yang di lakukan oleh pengawas

bukanlah merupakan suatu kesalahan juga bukan

hanya usaha perbaikan. Lebih baik pengawasan

diarahkan kepada tugas-tugas yang bersifat

konstruktif. Pengawasan yang bersifat konstruktif

pada hakekatnya erat sekali hubungannya dengan

pengertian pendidikan yang sesungguhnya. Permulaan

yang terbaik bagi pengawas adalah ia sendiri

meninjau masalah dari segi pendidikan. Baik

pengawas maupun guru-guru wajib memandang masa

depan lebih banyak dari masa lampau. Prosedur yang

sehat adalah mengembangkan pertumbuhan lebih

banyak daripada memindahkan kesalahan. Tidak ada

guru yang tidak mempunyai kesalahan. Dari

kesalahan-kesalahan inilah mereka dapat

memperbaiki diri dan memperoleh kecakapan dan

kesanggupan.

Sekolah-sekolah terkenal dan baik bukanlah

karena gurunya tidak mempunyai problema. Dengan

banyaknya problema-problema yang dihadapi

memberikan kreasi baru dan pengawas dalam hal ini

37

Page 38: PERANAN PENGAWAS

harus melihatnya dari segi konstruktif. Guru-guru

lebih senang dan lebih giat bekerja dalam situasi

perkembangan yang sehat daripada mereka menderita

kelumpuhan paedagogis.

6.4.  Pengawasan yang bersifat Kreatif

Perbedaan antara pengawasan yang berkreatif

dengan pengawasan yang bersifat konstruktif hanya

terletak dalam aksentuasinya yaitu kebebasan yang

lebih besar. Kebebasan menghasilkan suatu ide.

Pada pengawasan kreatif lebih ditekankan pada

kebebasan agar guru-guru dengan kemampuanya

berpikirnya dapat mencapai hasil dengan lebih

efektif.

Dalam hubunganya dengan kebebasan ini

Cubbberley pernah mengemukakan yang dikutip

(Sahertian, 1991: 37) bahwa tujuan utama dari

semua supervisi dalam kelas ialah “memberi

kebebasan guru-guru, kebebasan terhadap prosedur-

prosedur yang pasti dan kaku, perintah-perintah

yang terten sejauh mungkin agar guru-guru menjadi

seorang yang kritis dan kreatif. Pendek kata guru-

guru diberi kebebasan dalam batas-batas

keterikatan untuk mengembangkan daya kreasi dan

daya karya, sehingga tugas pengawasan hanya

memberi rangsangan untuk menimbulkan daya kreatif

guru-guru. Namun demikian selalu dipelihara

38

Page 39: PERANAN PENGAWAS

kerjasama yang erat dan harmonis maka kerjasama di

dalam melaksanakan tugas harus selalu dipupuk. 

39

Page 40: PERANAN PENGAWAS

BAB III.

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Lappariaja,

Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Waktu

penelitian dimulai bulan juni 2015 sampai bulan

September 2015.

B. Subyek Penelitian

Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah

Pengawas, Kepala Sekolah dan guru-guru SMAN 1

Lappariaja.

C. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Pendekatan secara kualitatif ini penulis pilih agar

dapat memperoleh keterangan-keterangan yang detil dan

mendalam mengenai Peranan Pengawas Terhadap Pembinaan

Profesionalisme Guru-guru di SMAN 1 Lappariaja

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini diarahkan untuk menelusuri

peran pengawas terhadap profesionalisme guru di SMAN 1

Lappariaja

E. Prosedur Pengumpulan dan Perekaman data

Adapun metode yang digunakan sebagai berikut:

1. Metode Observasi

Metode observasi ini peneliti gunakan untuk

melihat atau mengamati perubahan fenomena sosial

40

Page 41: PERANAN PENGAWAS

di lingkungan SMAN 1 Lappariaja. Dalam hal ini

peneliti mengamati proses kegiatan Pengawas serta

bagaimana peranannya terhadap pembinaan

profesionalisme guru-guru yang ada di SMAN 1

Lappariaja. Observasi yang peneliti gunakan adalah

observasi partisipatif dimana peneliti melibatkan

diri dan berbaur dan ikut aktif dengan aktivitas

subyek penilitian.

2. Metode Wawancara ( Interview )

Sehubungan dengan penelitian ini peneliti akan

mewawancarai orang-orang yang mengetahui dan

memahami tentang serta bagaimana peranan Pengawas

dalam membina profesionalisme guru di SMAN 1

Lappariaja. Adapun yang akan di wawancara adalah :

a. Pengawas SMAN 1 Lappariaja

b. Kepala SMAN 1 Lappariaja

c. Guru-guru di SMAN 1 Lappariaja

Adapun hal-hal yang perlu diwawancarai adalah

berkaitan dengan Peranan Pengawas Pendidikan Agama

Islam dalam pembinaan profesionalisme Guru-guru di

SMAN 1 Lappariaja.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi ini penelitian gunakan untuk

mengumpulkan data tertulis yang dapat memberikan

keterangan yang sesuai dengan data yang dibutuhkan

seperti program Pengawas dalam membina

41

Page 42: PERANAN PENGAWAS

profesionalisme guru-guru di SMAN 1 Lappariaja,

seperti persiapan mengajar guru dan catatan-

catatan lain yang terkait dengan pembinaan

professionalisme guru di SMAN 1 Lappariaja.

F. Teknik Analisis data

Setelah data itu semua terkumpul maka data

tersebut dianalisis diolah, dalam hal ini penulis

menggunakan metode sebagai berikut:

a. Metode Induksi yaitu cara menganilisis data dengan

mengambil kesimpulan dari permasalahan-

permasalahan yang bersifat khusus ke yang bersifat

umum.

b. Metode deduksi yaitu suatu cara menganalisis data

dengan mengambil atau menarik kesimpulan dari

permasalahan-permasalahan yang bersifat khusus.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Tujuan dari kredibilitas data ini adalah

membuktikan apa yang diamati peneliti sesuai dengan

kenyataan yang terdapat didalamnya, dan apakah

penjelasan yang diberikan tentang kenyataan sebenarnya

ada atau terjadi.

Kemudian dalam menganalisis data tersebut

berangkat dari sesuatu yang bersifat khusus menuju

penjelasan yang bersifat umum. Dalam arti lain

menganalisisa data yang terkumpul peneliti dengan

menggunakan data yang diperoleh dari observasi dan

42

Page 43: PERANAN PENGAWAS

kemudian data itu dipergunakan sebagai dasar pembahasan

selanjutnya.

Menurut Maleong (1991 : 175 ), “Untuk memperoleh

keabsahan temuan-temuan dapat dilakukan dengan jalan

perpanjangan keikutsertaan, observasi yang mendalam,

tringulasi, pembahasan dengan sejawat, kecukupan

referensi, kajian kasus negativ, dan pengecekan

anggota”.

Dari tujuh tehnik yang dikedepankan oleh Meleong

tersebut di atas, penulis hanya akan menggunakan empat

cara, hal ini disebabkan dengan fokus dan tujuan

penelitian yaitu memperpanjang kehadiran peneliti

dilapangan,   pembahasan dengan sejawat, observasi yang

mendalam dan kecukupan referensi.

43

Page 44: PERANAN PENGAWAS

Daftar Pustaka

Depdiknas. 2007. Permendiknas RI No 41 Tahun 2007 tentangStandar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta: BNSP.

Depdiknas. Permendiknas RI No 74 Tahun 2008 tentang guru.Jakarta: BNSP

Depdiknas. 2009. Permendiknas RI No 10 Tahun 2009 tentangSertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan. Jakarta: BNSP.

Depdiknas. 2010. Buku 1 Pedoman Penetapan Peserta SertifikasiGuru. Jakarta: Depdiknas.

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik,dan Implementasi. Bandung: Rosda Karya.

Ratumanan, T. G. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya:Unesa University Press.

Sudibyo Bambang (Menteri Pendidikan). 2007. PermendiknasRI No 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.Jakarta: BNSP.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Edisi Ketujuh.Bandung: CV. Alfabeta

Surya Darma. 2008. Jurnal Direktur Tenaga Kependidikan

Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. tentang SistemPendidikan Nasional.

Undang – Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005. tentang Gurudan Dosen.

Undang – Undang Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan.

44

Page 45: PERANAN PENGAWAS

Tumadi. 2008. Menjadi Guru Yang Profesional,Tumadi,Jurnal Al- Marhalah.

45

Page 46: PERANAN PENGAWAS

o Dalam buku Pendidikan Guru, Oemar Hamalik ( 2002 :8 )

o Pengawas adalah sekelompok jabatan fungsional yangbertugas memonitoring, membimbing dan membinakehidupan lembaga persekolahan” (. Nadjamuddin S.Baropo, 2009 : 11 ).

o Surya Darma dalam Jurnalnya ( 2008 : 3 )o  Tugas pengawas adalah “melaksanakan pengawasan

Akademik dan pengawasan manajerial” ( Zainal Aqib2009 : 48 ).

o ( prof. Dr. Piet A Sahertian, 2008 : 29 )o “Metode pembelajaran harus dipilih dan

dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas dankreativitas peseta didik” (  E. Mulyasa,  2010 :107 ).

o Jurnal Direktur Tenaga Kependidikan Surya Darma( 2008 : 4 )

o Menurut M. Ngalim Purwanto ( 2005 : 85 )“Disamping harus memiliki ilmu administrasi danmemahami fungsi-fungsi admnistrasi dengan sebaik-baiknya untuk menjalankan fungsinya denganbaik,seorang supervisor harus memiliki ciri-ciridan sifat-sifat sepeti berikut

o menurut Tumadi, ( 2008 : 3 ) Profesionalismeadalah “ide, aliran atau pendapat suatu profesiyang harus dilaksanakan dengan professional denganmengacu kepada norma-norma profesionalisme”

o Guru yang profesional adalah mereka yang memiliki

mereka yang memiliki kemampuan profesional dengan

berbagai kapasitasnya sebagai pendidik”

( Sabaruddin. 2010 : 8 ). Sedangkan menurut Udin

Syaefuddin Saud ( 2009 : 49 ) mengemukakan bahwa

46

Page 47: PERANAN PENGAWAS

“Guru yang Profesional adalah guru yang memiliki

kompetensi ( pengetahuan, Keterampilan dan prilaku

) yang harus dimilki, dihayati dan dikuasai oleh

guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya”.

o Jadi guru memiliki peranan yang sangat penting

dalam menentukan kualitas pengajaran yang

dilaksanakan. Oleh karena itu” (Oemar Hamalik,2002

: 8)

o Dalam buku Pendidikan Guru Oemar Hamalik ( 2008 :

28 ) mengemukakan tugas seorang guru professional

antara lain yaitu

o Menurut Robert W. Richey yang dikutip Arikunto

( Udin Syaefuddin Saud, 2009 : 15 )  mengemukakan

bahwa cirri dan syarat suatu profesi antara lain

yaitu

o Sedangkan menurut chandler yang dikutip

Sahertian(1992; 11)  mengemukakan ciri mengajar

sebagai suatu profesi sebagai berikut:

o Lapangan kerja ini memerlukan waktu pendidikan dan

latihan yang lama, berupa pendidikan dasar (basic

education) untuk tarap sarjana ditambah dengan

pendidikan Menurut Zanal Aqib ( 2009 : 50 )

peranan pengawas pendidikan antara

lain;supervisor/mensuparvisi,evaluator/menilai,cou

nselor/menyuluh,motivator/memotifasi,

47

Page 48: PERANAN PENGAWAS

konsultan/menasehati.professional. (Roestyah,NK,

1986 : 172)

o Dalam hubunganya dengan kebebasan ini Cubbberley

pernah mengemukakan yang dikutip (Sahertian, 1991:

37) bahwa tujuan utama dari semua supervisi dalam

kelas ialah “memberi kebebasan guru-guru,

kebebasan terhadap prosedur-prosedur yang pasti

dan kaku, perintah-perintah yang terten sejauh

mungkin agar guru-guru menjadi seorang yang kritis

dan kreatif.

o

48