PERANAN KELUARGA DALAM MENINGKATKAN MOTIV ASI BERlBADAH ANAK DI RT 005/03 PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR SKRIP SI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguman untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: HILALIA 0011017698 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN lJNfVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIIDAVATULLAH JAKARTA 1425 H/ 2004 M
95
Embed
PERANAN KELUARGA DALAM MENINGKATKAN MOTIV ASI … · 2015-05-11 · PERANAN KELUARGA DALAM MENINGKATKAN MOTIV ASI BERlBADAH ANAK DI RT 005/03 PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR SKRIP SI Diajukan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERANAN KELUARGA DALAM MENINGKATKAN
MOTIV ASI BERlBADAH ANAK DI RT 005/03
PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR
SKRIP SI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguman untuk memenuhi
syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
HILALIA 0011017698
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
lJNfVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIIDAVATULLAH
JAKARTA
1425 H/ 2004 M
PERANAN KELUARGA DALAM MENllNGKATKAN
MOTIVASI BERIBADAH ANAK DI RT 005/03
PONDOK BAMBU JAKARTA TH\tlUR
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi
syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
HILA LIA 0011017698
Dibawah bimbingan :
Ora. Hj. Sitti Salmiah, MA.. 150 020 004
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU T ARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1425 H/ 2004 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "PERANAN Jl(ELUARGA DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BERIBADAH ANAK DI RT 005/03 PONDOK
BAMBU JAKARTA TIMUR" telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
pada tanggal 9 Agustus 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh Gelar Sarjana Program Strata I (SI) pada jurusan Pendidikan
Agama Islam.
Dekan
ap Anggota
-~m·c
Prof Jet~ NIP. 150 012 950
Sidang Munaqasah
Anggota
Jakarta, 9 Agustus 2004
Pembantu Dekan
Sekretaris Merangkap Anggota
~\~~~ Dr. Ded•~ s ada MA NIP: IJ 231 356
--Ora. Hj. Sitt! Salmiah, MA NIP. 150 020 004
KATA PENGANTAR
~)\ ~)\ J!JI f~
Alhamdul ill ah, segala puji serta rasa syukur penulis parijatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, schingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh
geiar sarjana dalam bidang pendidikan pada Program Sarjana UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi
besar Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya.
Selanjutnya, penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini dapat terwujud
dengan baik atas segala bantuan dan ke~jasama dari berbagai pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan rasa hormat yang sebesar
besarnya kepada :
I. Bapak Prof DR. H. Salman Harun, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Bapak Ors. Abdul Fatah Wibisono, M.Ag selaku Ketua Jurusan
PAJ serta Bapak Akhrnad Sodiq, M.Ag selaku Sekretaris Jurusan PAL
2. !bu Dra. Hj. Sitti Salrniah, MA selaku Pembimbing skripsi, yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan birnbingan kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat selesai.
3. Bapak M.Tohir, ketua Rt 005/03 dan para staf-stafnya yang tel ah rnernberikan
inforrnasi yang dibutuhkan penulis dan mernberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengadakan penelitian.
4. Seluruh Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Dosen Fakultas
Ilrnu Tarbiyah dan Keguruan yang tclah rncmberikan ilmunya.
5. Pimpinan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakaiia beserta staf-stafnya
yang telah rnemberikan pelayanan kepada penulis dalam memperoleh sumber
sumber buku yang diperlukan.
6. Ayah tercinta H. Ahmad Nawawi (aim) yang selama hidupnya selalu
memberikan kasih dan sayang, Bunda tercinta Hj. Siti Robiatul adawiyah
yang penuh kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan se11a doanya yang tak
henti-hentinya terhadap penulis, kakak-kakakku serta adik-adikku yang telah
memberikan dorongan dan mendoakan penulis untuk menyelesaikan skripsi
ll11.
7. Keluarga besar PAI VIII B yang telah memberikan motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Hanya harapan dan doa yang dapat penulis berikan, semoga bantuan,
bimbingan dan motivasi dari semua pihak menjadi amal sho!eh yang dapat membawa
kebahagian dan semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda. Amin
ya Rabbal A'lamin.
Jakarta, Juli 2004
Penulis
DAFT AR ISi
Hal
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ll1
DAFTAR ISi ....................................................................................................... v
" Zakiah Darajat, 1/11111 Jiwa Agama, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1996), CeL kc 15, h. 56.
5
penelitian tentang "Peranan Keluarga dalam Meningkatkan Motivasi Beribadah
Anak di '\Vilayah Rt 005/03 Pondok Bambu Jakarta Timur."
B. ldentifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan beberapa masalah sebagai
berikut:
I. Mengapa masih banyak orangtua yang kurang menyadari akan pentingnya
pendidikan ibadah sejak dini?
2. Bagaimana perhatian orangtua terhadap pendidikan ibadah anak-anaknya di
rumah?
3. Apakah keluarga memiliki peranan dalam meningkatkan motivasi beribadah
anak?
C. Pembatasan Masalah
Untuk mempennudah dalam pelaksanaan penelitian, penulis membatasi
masalah yang diteliti yaitu pada poin ke- 3 tentang penman keluarga dalam
meningkatkan motivasi beribadah anak.
a. Keluarga yang dimaksud disini adalah lingkungan keluarga inti yang terdiri
dari ayah, ibu dan anak.
b. lbadah yang dimaksud disini adalah shalat, puasa dan membaca Al-gur'an.
c. Anak yang dimaksud disini dibatasi pada usia sekolah dasar yang berumur 7-
12 tahun di wilayah RT 005/03 Kelurahan Pondok Bambu Jakarta Timur.
6
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut : "Bagaimana peranan kefuarga dafam meningkatkan motivasi
herihadah anak di lingkungan Rt 005i1J3 Pd.Bamhu .Jak-tim? "
E. Tujuan Penelitian
I. Secara urnum mgm mengetahui sejauhmana usaha orangtua dalam
rneningkatkan motivasi beribadah anak.
2. Secara khusus studi ini diharapkan dapat rnengetahui fal..ior apa saja yang
dapat rneningkatkan motivasi beribadah anak.
F. Sistematika Penulisan
BAB Pendahuluan, berisi: Latar belakang rnasalah, identifikasi masalah,
pembatasan rnasalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II
BAB Ill
Tinjauan Pustaka, berisi: Pengertian, fungsi dan peranan keluarga;
Pengertian dan macam-macam motivasi; Pengertian, tujuan dan
macam-macam ibadah; Motivasi ibadah; Karakteristik anak usia 7-12
tahun; dan Peranan keluarga dalam meningkatkan motivasi beribadah
anak; kerangka berfikir; perumusan hipotesis
Metodologi Penelitian, berisi : Desain penelitian, variabel penelitian,
populasi dan sampel, tekhnik pengumpulan data, tekhnik analisa data,
dan interpretasi data
BAB IV
BAB V
7
Hasil Penelitian, berisi: Kondisi obyektif masyarakat Rt 005/03 Pd.
Bambu Jak-Tim, pelaksanaan bimbingan beribadah terhadap anak usia
7-12 tahun di Rt 005/03 Pd.Bambu, faktor-faktor pendorong dan
penghambat ibaclah anak usia 7-12 tahun di Rt 005103 Pd. Bambu dan
analisa hasil penelitian serta interpretasi data.
Penutup, berisi: kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN PlJSTAKA
A. Keluarga
I. l'engertian Keluarga
Dalarn bentuk yang paling urnurn dan sederhana, keluarga terdiri dari ayah,
ibu dan anak (keluarga batih). 1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia; keluarga adalah : "!bu, Bapak
dengan anak-anaknya, orang seisi rurnah yang rnenjadi tanggungan, kesatuan kerabat
yang sangat mcndasar dalam rnasyarakat". 2
Hadisubrata mengmiikan keluarga sebagai berikut :"istilah keluarga biasa
digunakan untuk rnenunjukkan unit sosial terkecil dalarn masyarakat terdiri dari ayah,
ibu, dan anak-anak yang belum menikah"3
Prof Dr. S. C. Utami Munandar rnemberi pengertian keluarga sebagai berikut:
"'Keluarga dapat dilihat dalarn arti kata yang sempit yaitu sebagai keluarga inti
yang rnerupakan kelompok sosial terkecil dari masyarakat yang terbentuk
berdasarkan pernikahan dan terdiri dari seorang suami, istri dan anak-anak
mereka. Sedangkan keluarga dalam arti kata yang lebih luas, misalnya keluarga
RT, keluarga komplek PLN, atau masyarakat lndonesia".4
1 Fuaduddin TM, Pe11gas11han Anak da/am Ke/11arga Islam, (Jakarta-. Lembaga Kajian Agama dan lender, 1999), Cet. ke-1, h. 5
'.:': Departernen Pendidikan dan Kebudayaan, Ka1nus Besen· .Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Bina Pustaka, !98il), Cet. ke-l, h. 413
' Hadisubrata, Kefuarga da/am D1111ia Modern, (Jakarta". Gunung Muha, 1992), Cet.ke-2, h. viii
' Andi Hakim Nasution, et.al., Me111hi11a Keluarga Bahagia, (Jakarta: Pustaka Antara, 1996), Cet.ke-'i, h. 120
9
Ali Akbar mengartikan keluarga sebagai berikut: "keluarga adalah
masyarakat terkecil yang sekurang-kurangnya terdiri dari sepasang suami-istri
sebagai anggota inti, berikut anak-anak yang lahir dari mereka. Jadi setidak-tidaknya
keluarga adalah sepasang suami dan istri meskipun belum ada anak''. 5
l3erdasarkan pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan keluarga adalah sebuah rumah tangga yang anggotanya terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak yang terkait oleh hubungan bioligis, sosial, ekonomi dan
psikologis.
2. Fungsi dan Penman Keluarga
a. Fungsi Keluarga
Keluarga sebagai kesatuan sosial terbentuk oleh ikatan dua orang, yakni
antara pria clan wanita serta anak-anak yang mereka lahirkan. Kesatuan semacam ini
terdapat dimana-mana pada setiap pergaulan yang sah. Masalah krisis keluarga dapat
diduga muncul sebagai tidak berfungsinya tugas dan peranan keluarga. Secara
sosiologis keluarga dituntut berperan dan berfimgsi untuk menc:apai suatu masyarakat
sejahtera. Dalam buku Pengasuhan Anak dalam Keluarga Islam, dijelaskan bahwa
keluarga sekurang-kurangnya mempunyai tujuh fungsi, yaitu reproduktif, religius,
rekreatiC edukatif, sosial, protektif dan ekonomi.6
Uraian dari fungsi-fungsi tersebut adalah :
5 Ali Akbar, Merawat Cinla Kasih,(Jakarta: Pustaka Antara, l 995), Cet.ke-20, h. I 0
'' Fuaduddin TM, Op. cit., h. 6
10
I) Fungsi Reproduktif
Melalui fimgsi reproduksi setiap keluarga mengharapkan akan memperoleh
anak shaleh, keturunan yang berkualitas, sebagai perekat bangunan keluarga, tempat
bergantung di hari tua, maupun sebagai generasi penerus orang tua. Sebagai generasi
penerus, suami-istri umumnya mengaharapkan agar anaknya kelak rnenjadi generasi
yang berkualitas, sehat jasmani rolnni, cerdas, bennoral, mengabdi kepada Allah dan
Rasul-Nya serta taat kepada orang tua.
2) Fungsi Religius
Melalui fungsi religius keluarga diharapkan dapat berperan sebagai lembaga
sosialisasi nilai-nilai moral agama, seperti tentang persamaan, keadilan, kemanusiaan,
kepedulian terhadap sesarna, yang akan mendasari setiap perilaku anak. Melalui
fungsi tersebut dikenalkan ajaran tauhid, etika halal-haram serta berbagai ketentuan
hukum. Anak-anak juga dikenalkan dan dibiasakan melaksanakan ritual keagamaan
(ibadah), khususnya shalat lima waktu. 7
3) Fungsi Rekreatif
Fungsi ini tidak harus dengan keadaan serba ada, rnelainkan melalui
penciptaan suasana kehidupan yang tenang dan harmonis di dalarn keluarga. Fungsi
rekreatif ini juga dapat diciptakan pula di luar rumah tangga, seperti berekreasi
sebagai selingan dari kesibukan sehari-hari.
7 !Nd, h 6-8
l l
4) Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi berkaitan dengan mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik. Dalam melaksanakan fungsi ini keluarga berperan sebagai
penghubung antara kehidupan anak dengan kehidupan sosial dan nonna-norma sosial
sehingga kehidupan di sekitarnya dapat dimengerti oleh anak.
5) Fungsi Protektif
Fungsi protektif (perlindungan) dalam keluarga ialah untuk menJaga dan
memelihara anak serta anggota keluarga lainnya dari tindakan negatif yang mungkin
timbul, baik dari dalam maupun dari luar kehidupan keluarga.8
6) Fungsi Edukatif
Fungsi edukatif mengharuskan setiap orang tua rnengkondisikan kehidupan
keluarga menjadi situasi pendidikan sehingga terdapat proses belajar diantara
keluarga. Dalam situasi ini orang tua menjadi pegangan utama dalam proses
pernbelajaran anaknya. Kegiatannya antara lain melalui bimbingan, asuhan, dan
contoh teladan.
7) Fungsi Ekonomis
Fungsi ekonomis berkaitan dengan pencarian nafkah, pembinaan usaha, dan
perencanaan anggaran biaya, baik penerimaan maupun pengeluaran biaya keluarga.
' Jalaluddin Rakhmat dan Mukhtar Gandaatmaja, Ke/uarga Muslim dan Ma.1yaraka1 Modem, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994), Cet. ke-2, h. 21 ·
i '
12
Pelaksanaan fungsi ini oleh dan untuk keluarga dapat meningkatkan
pc11gertia11 clan tanggung jawab bersama para anggota keluarga dalam kegiatan
ekonorni.9
Sedangkan Singgih dan Ny. Singgih Gunarsa mengatakan secara rinci tentang
fungsi keluarga sebagai berikut:
a. Mcndapatkan keturunan dan membesarkan anak. b. Memberikan afoksi atau kasih sayang, dukungan dan keakraban. c. Mengembangkan kepribadian. d. Mengatur, membagi tugas, menanamkan kewajiban, hak dan tanggungjawab. e. Mengajarkan dan meneruskan adat istiadat, kebudayaan, agama dan sistem
moral kepada anak. 10
Dengan melihat fungsi keluarga diatas, hendaknya dalam pelaksanaan fi.mgsi-
fungsi tersebut haruslah seiring dan sejalan antara fungsi yang satu dengan fungsi
yang lain. Sebab antara fungsi-fungsi tersebut saling melengkapi antara satu sama
lain sehingga pola dan kualitas pengasuhan dan pendidikan anak di lingkungan
keluarga sangat ditentukan oleh kualitas dan kesiapan keluarga (suami-istri) sendiri
untuk melaksanakan tugas-tugas (fungsi-fungsi) diatas. Yang pada akhirnya akan
terwujud keluarga sakinah yang didamba-dambakan oleh pasangan suami-istri.
b. Penman Kcluarga
Setiap keluarga terdiri atas beberapa anggota keluarga, yang masing-masing
anggota keluarga memiliki peranannya masing-masing sesuai dengan kedudukannya
9 M. Alisuf Sabri. J/11111 Pendidikan. (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet.ke-1, h. 16
w Singgih dan Ny. Singgih Gunarsa, F'sikologi Prak/is Anak. J?e111qja clan Keluarga, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 1995), Cet.ke-7, h. 30
13
dalam keluarga yang bersangkutan, sehingga menambah keharmonisan kehidupan
keluarga.
Dalam sebuah keluarga, seorang ibu sangat diperlukan sebagai pendidik dasar
bagi anak-anaknya, oleh karena itu seorang ibu hendaklah bijaksana clan pandai
mendidik anak-anaknya, sesuai dengan fungsi serta tanggung jawabnya. Sebagai
anggota keluarga, peran ibu dalarn pendidikan anak-anaknya adalah sebagai berikut :
I) Surnber clan pernberi kasih sayang. 2) Pengasuh clan pernelihara. 3) Tempat rnencurahkan isi hati. 4) Pengatur kehidupan dalarn rurnah tangga. 5) Pernbimbing hubungan pribadi. 6) l'enclidik dalam segi emosional. 11
Disamping ibu yang memiliki peranan, ayahpun memegang peranan yang
juga sangat dibutuhkan dalam membentuk perkernbangan clan pertumbuhan serta
kelanggengan keluarga. Adapun peranan ayah sebagai berikut :
I) Sumber kekuasaan dalam keluarga. 2) Penghubung intern keluarga dalam masyarakat/ dunia luar. 3) Pemberi perasaan am an bagi sel uruh anggota keluarga. 4) Pelindung terhadap ancaman dari luar. 5) Hakim/ yang mengadili jika terjadi perselisihan. 6) Pendidik dalam segi-segi rasional. 12
7) Penanggung jawab pemenuhan kebutuhan ekonomi. 13
Begitu pentingnya peranan yang harus dimainkan orang tua dalam mendidik,
sehingga membawa pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan jiwa anak.
'0 A. Rahman Ritonga dan Zainuddin, Fiqih Jbadah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), Cet.
ke-1, h. I
17
Di dalam Al-Qur' an ban yak sekali dite11111i kata ibadah ini dalam berbagai
bentuk perubahannya dan pengertiannya bennacam-macam pula. Misalnya
mengandung pengertian taat dalam firman Allah:
Arrinya: "Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu ridak menyemba!,1 ;?'ait~n? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bag1 kamu .- (Q.S. Yaasun: 60)
Dalam pengertian "ibadah" secara terminologis ini terdapat bermacam-macam
rumusan yang telah dikemukakan para ulama dan cendikiawan, antara lain:
a. Ulama Tauhicl mengaiiikan dengan mengesakan Allah, menta'zimkannya
dengan sepenuh ta'zirn serta menghinakan diri kita clan rnenundukkan jiwa
kepada-Nya.
b. Ularna Akhlak rnengartikannya dengan rnengerjakan segala taat badaniyah
dan rnenyelenggarakan syariat. 22
c. Ulama Fiqh mengartikannya. dengan segala taat yang dikerjakan untuk
rnencapai keridhaan Allah dan mengharap pahalanya di akhirat. 23
Sedangkan pengertian ibadah yang mencakup segala esensinya dirumuskan
23 Hasbi Ash Shiddieqy, Ku/iah Ihadah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1994), Cet. ke-7, h. 4
18
Artinya: Jbadah adalah suatu nama (konsep) yang mencakup semua (perbuatan) yang disukai dan diridhai Allah, baik berupa perkataan maupun berbentuk perbuatan, baik yang terlihat (dalam kenyataan) maupun yang tersembunyi (dalam batin/-1.
Pengertian-pengertian itu pada hakekatnya saling berkaitan antara satu dengan
yang lain dan merupakan satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dan dapat ditarik
kesimpulan suatu definisi tentang ibadah yakni suatu perbuatan yang dilakukan oleh
seseorang dengan menta' dhimkan Allah SWT deng~n cara tunduk dan taat atas segala
perintah Allah untuk mendapatkan kebahagian, keselamatan guna memperoleh
keridhaan dan mengharap pahala-Nya di akhirat.
Demikianlah sehingga makan dan minum, umpamanya, meskipun tampak
merupakan kebutuhan primer bagi manusia, dapat menjadi ibadah jika diniatkan
untuk memperoleh kekuatan fisik yang dengannya dapat beribadah, mematuhi
perintah Allah dengan baik.
3. Tu,juan clan Macam-macam Ibadah
a. Tujuan lbadah
Setiap aktivitas orang Islam harus mempunyai tujuan tertentu, sebab dengan
tujuan tcrsebut dapat mengarahkan suatu perbuatan. Aktivitas yang tidak ada
tujuannya adalah pekerjaan yang sia-sia. Oleh karena itu ibadah yang dilakukan
setiap bari mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Adapun tujuan ibadab secara hakiki
adalah mcnghadapkan diri kepada Allah SWT dan menunggalkan-Nya sebagai
tumpuan dan harapan dalam segala ha!.
"Baihaqi AK, l'lqhlbadah, (Bandung: M2S, 1996), Cet. ke-l, h. l l
19
Adapun tujuan-tujuan tersebut antara Iain :
I) Tujuan ibadah secara um um, dalam segi jasmani adalah untuk membina jasmani
menjadi sehat, kuat dan terampil. Sedangkan dari segi robani adalah untuk
membina rohani menjadi takwa.25
Sebagaimana firman Allah SWT
Artinya : Hai manusia, beribadahlah kepada Tuhanmu, yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebefum kamu, supaya kamu menjadi takwa (Q.S Al-Baqorah: 21 / 6
·
2) Untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, agar dengan demikian rob manus1a
senantiasa diingatkan kepada hal-hal yang bersih lagi suci, sehingga akhimya rasa
kcsucian orang menjadi kuat dan tajamn
3) Suzanne Haneef dalam bukunya "Islam dan Muslim" rnenyatakan bahwa tujuan
ibadah dalam Islam adalah:
Untuk menguatkan keimanan dan rasa penyerahan diri seseorang terhadap Allah, untuk menguatkan karakternya, untuk mendisiplinkan diri sendiri atas perannya sebagai khalifah Allah di muka bumi, untuk memungkinkan dirinya hidup secant mudah dalam perilaku yang telah ditentukan Allah dan untuk menguatkan ikatan persaudaraan dan kasih sayang diantara muslim.28
Meskipun tujuan setiap ibadah untuk mendekatkan diri pada allah, dengan
mengingat dan memuji Allah Yang Maha Tinggi, namun harus ditekankan bahwa
25 Syahrninan Zaini, Op. cit., h. 76
26 Departernen Agarna Republik Indonesia, Op.cit., h. 11
27 Harun Nasution, Islam Diti11ja11 dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985), Cet. ke-5, h. 40
28 Suzanne haneef, Islam dan Muslim, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993), Cet. ke-1, h. 83
20
kemuliaan dan keagungan Allah tidak tergantung sedikitpun terhadap pujian atau
b<thkan pengakuan dari segala ciptaan-Nya, karena Allah sepenuhnya tidak
tergantung ciptaan-Nya dan bebas dari segala kebutuhan.
b. l\lacam-macam Ibadah
Ibaclah dibagi kepada dua macam yaitu :
I ) Ibadah mahdah
lbadah rnahdah adalah ibadah yang berhubungan dengan Allah SWT semata-
mala, yakni hubungan vertikal. lbadah ini hanya terbatas pada ibadah-ibadah khusus.
Ciri-ciri ibadah mahdah adalah sernua ketentuan dan aturan pelaksanaanya telah
ditetapkan secara rinci melalui penjelasan-penjelasan Al-Qur'an dan Hadits.
2) lbadah ghair rnahdah
lbadah ghair rnahdah adalah ibadah yang tidak hanya sekedar menyangkut
hubungan dengan Allah semata, tetapi juga berkaitan dengan hubungan sesama
'9 makhluk.-
Menurut Baihaqi A.K dalam bukunya yang berjudul Fiqh Ibadah, dari segi
pelaksanaannya ibadah dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
l) Ibadah jasmaniyah ruhiyah, yaitu ibadah yang pelaksanaannya memerlukan kegiatan fisik atau anggota badan disertai dengan jiwa yang penuh ikhlas dan khusyu kepada Allah SWT. Misalnya shalat
2) lbadah ruhiyah maliyah, yaitu ibadah yang pelaksanaannya berkaitan dengan harta. Misalnya zakat dan shadaqoh.
29 Abdul Aziz (ed), Ensiklopedi H11k11111 Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), Cet. ke-1, Ii. 593-594
21
3) Ibadah jasmaniyah ruhiyah rnaliyah, yaitu ibadah yang pelaksanaanya disarnping rnemerlukan kekuatan fisik dan juga memerlukan rnateri. Misalnya haji.
Dari segi kepentingannya ibadah dapat dibagi menjadi dua macam :
I) Jbadah fardi, yaitu ibadah yang nilai limpah alau manfaatnya dapat dirasakan oleh orang yang melaksanakannya saja. Seperti sholat dan puasa.
2) Ibadah ijtimaiyah, yaitu ibadah yang nilai limpah atau manfaatnya disamping dirasakan oleh orang yang 111enge1jakannya juga dirasakan oleh orang lain. Seperti zakat dan shodaqoh. Jo
Menurut pendapat Hasbi Ash Shiddieqy bahwa jika dilihat dari segi bentuk
dan sifat-sifatnya, ibadah itu terbagi kepada lima macam:
I) lbadah-ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah. 2) lbadah-ibadah yang berupa perbuatan yang tidak disifatkan dengan sesuatu
sifat. 3) lbadah-ibadah yang berupa menahan diri dari mengeijakan sesuatu pekerjaan. 4) Jbadah-ibadah yang melengkapi perbuatan dan mena:han diri dari sesuatu
pekerjaan. 5) lbadah-ibadah yang bersifat menggugurkan hale. 6) lbadah-ibadah yang melengkapi perkataan, pekerjaan khudlu', khusyu',
menahan diri dari berbicara dan berpaling lahir dan bathin dari yang diperintahkan kita menghadapinya. 31
4. Motivasi Ibadah
Motivasi (pendorong atau kebutuhan-kebutuhan tertentu) merupakan
penggerak utama di dalam suatu pekerjaan (aktivitas). Karena itu besar kecilnya
gairah untuk mengerjakan suatu pekerjaan tergantung kepada besar kecilnya motivasi
terhadap peke1jaan tersebut. Sudah jelas suatu pekerjaan yang dikerjakan dengan
gairah besar, besar pula kemungkinan akan berhasilnya.
Jo Baihaqi A.K, Op.cit., h. !4
JI Hasbi Ash Shiddieqy, Op.cit., h. !8-19
22
Tetapi gairah yang kecil akan menimbulkan kelesuan atau kemalasan. Suatu
pekerjaan yang dikerjakan dengan lesu atau malas dapat dipastikan tidak akan
berhasil. Bahkan dalam kenyataan sering kita saksikan hal-hal yang sekunder, karena
motivasinya besar, dapat mengalahkan hal-hal yang primer. 32
Dengan demikian apabila orang-orang 111uk1i1in menginginkan ibadah mereka
berhasil dengan baik, maka mereka hams mencari motivasi yang besar bagi
ibadahnya.
Adapun motivasi ibadah menumt Syahminan Zaini dalam bukunya
"problematika ibadah dalam kehidupan manusia" ada lima macam yaitu :
a. Karena tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk beribadah kepadaNya. Maka manusia hams menggunakan kemampuannya untuk beribadah karena dasar penciptaan tersebut.
b. Karena manusia sudah be~janji untuk taat (beribadah) kepada Allah. Allah menyatakan, bahwa manusia sewaktu di alam arwah dahuiu sudah mengadakan pe1janjian dengan-Nya.
c. Karena rohani manusia memerlukan makanan, yaitu manusia terdiri dari jasmani dan rohani, oleh karena itu jasmani hams cliberi makan dengan apa yang ada di bumi itu karena ia berasal dari apa yang ada di bumi itu pula, yaitu tanah. Begitu pula dengan rohani yang juga hams diberi makan. Karena rohani itu dari Allah, maka makanannya hamslab yang dari Allah pula. Allah memberitabukan, bahwa makanan rohani itu adalah agama yang dari padaNya pula, yakni agama Islam.
d. Karena manusia ingin hidup bahagia, sebab hidup bahagia mempakan salah satu fitrah manusia yang pokok, karena apapun yang diusahakannya adalah dalam rangka mewujudkan hidup bahagia.
e. Karena manusia hams kembali ke negri asalnya (syurga) karena jika ingin kembali ke syurga manusia hams beriman dan beramal saleh atau melaksanakan semua tugas hidupnya untuk beribadah kepada Allah karena merekalah yang diberi hak oleh Allah untuk kembali kesana. 33
-'1 Syah1ninan Zaini, O/J. cit., h. 34
.H Ibid, h. 39-57
23
C. Karakteristik Anak Usia 7-12 Tahun
Pada periode ini anak lebih siap untuk belajar secara teratur. Ia mau menerima
pengarahan lebih banyak, dan lebih bisa menyesuaikan diri dengan teman-teman
seperrnainannya. Dapat kita katakan, pada periode ini anak lebih rnengerti dan lebih
sernangat untuk belajar dan rnemperoleh keterarnpilan-keterampilan, karenanya ia
bisa diarahkan secara langsung. 34 Oleh sebab itu masa ini termasuk rnasa yang paling
penting, dalam pendidikan dan pengarahan anak.
Sementara itu Fuaduddin dalam bukunya yang be1:judul Pengasuhan Anak
dalam Keluarga Islam, mengatakan " Anak yang tengah memasuki fase kanak-kanak
akhir, yaitu antara usia 6-12 tahun mereka mulai berpikir logis, kritis,
membandingkan apa yang di rumah dengan apa yang mereka lihat di luar, nilai-nilai
moral yang selama ini ditanamkan secara absolut mulai dianggap relatif, dan
seterusnya". 35 Oleh karena itu orang tua diharapkan mampu menjelaskan,
rnemberikan pemahaman yang sesuai dengan tingkat berpikir mereka.
Masa ini disebut juga sebagai masa sekolah, yaitu masa matang untuk belajar,
maupun masa matang untuk sekolah. Anak yang telah memasuki usia sekolah dasar
berarti mereka sudah berusaha untuk mencapai perkembangan aktivitas bermain
dengan tujuan untuk mendapatkan kesenangan pada waktu melakukan aktivitasnya
itu. Namun perkembangan tidaklah terbatas dalam arti tumbuh. menjadi besar, tetapi
,., Yusuf Muhammad al-Hasan, Pendidikan Anak dalam ls!am, (Jakm1a: Darul Haq, 1998), Cet. ke-2, h. 38
35 Fuaduddin, op. cit., h. 34
24
mencakup rangkaian perubahan yang bersifat progresif, teratur dan
berkesinambungan. Jadi antara tahap perkembangan dengan tahap perkembangan
berikutnya saling berkaitan.
Setiap anak akan mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung secara
berantai, walaupun tidak ada garis pemisah yang jelas antara fase yang satu dengan
yang lainnya, pada hakikatnya tahapan perkembangan ini sifatnya universal.
Dalam setiap fase perkembangan biasanya memiliki ciri dan sifat yang khas.
Untuk mernperoleh gambaran yang lebih menyeluruh tentang perkembangan anak
usia sekolah dasar, maka disini akan dikemukakan segi-segi atau pokok-pokok
perkernbangan anak usia sekolah dasar yang dilihat dari perkernbangan sifat sosial,
perasaan, motorik, bahasa, pikiran, kesusilaan/agama, fantasi, mengambil keputusan,
dan estetikanya.
I. Perkembangan sifat sosial anak
Sebenarnya sifat ini adalah sifat kodrat yang dibawa oleh anak sejak lahir,
mula-mula berkembang terbatas dalam keluarga tetapi lama kelamaan anak rnulai
kurang puas hanya bergaul dengan keluarga dan ingin memperluasnya dengan
anggota masyarakat terdekat. Ia mulai mencari teman-teman sebaya untuk
berkelompok dalam permainan bersama, makin lama ruang lingkup pergaulannya
makin luas.
Hubungan sosial anak semakin erat pada masa ini, maka perhatiannya
terhadap agama juga banyak dipengaruhi oleh teman-temannya, kalau teman
temannya pergi mengaji, mereka akan ikut mengaji, temannya ke masjid mereka akan
25
senang pula ke masjid. Oleh karena itu perbanyaklah kegiatan-kegiatan keagamaan
yang dapat dilakukan bersama oleh anak-anak.
2. Pcrkcmbangan perasaan anak
Anak usia sekolah dasar sudah mulai menyadari bahwa ia tidak dapat
menyatakan dorongan atau emosinya begitu saja tanpa memepertimbangkan
lingkungannya. Ia mulai ungkapkan perasaannya dalam prilaku yang dapat diterima
secara sosial.
Anak yang semula hanya merasakan perasaan senang dan sedih, akhirnya
perasaan itu bertambah menjadi perasaan-perasaan: menyesal, kasihan/iba, marah,
jengkel, simpati, bersalah serta lainnya. Yang kesemuanya itu disebabkan oleh
pengalaman sosial yang semakin luas.
3. Perkembangan motorik
Pada masa ini anak semakin kaya dalam bertingkah laku, sehingga dengan
111udah anak dapat menyampaikan isi jiwanya, sebagai pelengkap dari pernyataan
jiwanya yang seharusnya dinyatakan dalam bentuk bahasa.
4. Perke111 bangan bah as a
Dengan 111akin luasnya pergaulan anak diluar keluarga mernberi kesempatan
kepadanya untuk memperkaya perbendaharaan bahasa, baik secara pasif maupun
secara aktif
5. Perkembangan pikiran
Sejalan dengan meluasnya dunia anak ketika mulai masuk sekolah, maka
minat dan pengalarnannya bertambah dan ia lebih memahami orang sekitarnya,
obyek-obyek serta situasi-situasi disekitarnya.
26
Ditinjau dari segi teori perkembangan kognitif, anak usia sekolah dasar itu
rnernasuki tahap operasi konkret dalam berpikir. Kini pemikirannya tidak lagi seperti
di masa kanak-kanak, tetapi menjadi lebih spesifik dan lebih konkret.
6. Perkembangan kesusialan dan agama
Perkembangan kesusilaan dan agama, sangat bergantung kepada penghayatan
keluarga itu. Anak akan mengalami perkembangan tersebut mengikuti sesuatu yang
diperbuat keluarga akan norrna-norrna kesusilaan dan agama. Anak akan bersungguh
sungguh melakukan suatu peraturan, bila semua anggota keluarga terutama orang
yang dianggap lebih tua dari anak tersebut (ayah, ibu, kakak-kakaknya) memberikan
contoh teladan yang baik.
7. Perkernbangan fantasi
Sejak anak rnulai sekolah perhatiannya terhadap hal-hal yang nyata mulai
berkembang dan tarnpak pula pada anak bahwa fantasi dalam pennainan mulai
mundur. Tetapi kemundurannya bukan untuk lenyap melainkan mencari lapangan
baru untuk berkembang.
Dalam dunia fantasinya yang barn ini tentunya berlainan dengan fantasinya di
waktu kecil. Lapangan barunya itu biasanya ialah lapangan hiburan sepeiii membaca
buku dan mendengarkan cerita-cerita.
8. Perkembangan dalam mengambil keputusan
Jika pada masa kecil anak hanya mampu mengambil keputusan secara
sederhana, misalnya: panas-dingin, buruk-baik, enak-tidak enak, dan sebagainya,
27
semakin lama anak dapat membedakan sesuatu atas beberapa keputusan, misalnya;
buruk sekali, agak buruk, hampir buruk, kurang baik, sedang, baik, dan baik sekali.
9. Perkembangan esletika
Estetika adalah suatu kemampuan jiwa yang dipergunakan untuk menentukan
sesuatu dengan ukuran bagus/tidak bagus atau indah/tidak indah.36 Jadi pada masa ini
anak sudah dapat membedakan mana yang bagus clan mana yang ticlak.
Pcrkembangan estetikanya ini banyak dipengaruhi aleh faktar pembawaan dan
Ii ngk ungan.
D, Pcrnnan Keluarga clalam Meningkatkan Motivasi Beribadah Anak ,-,,,,,'A\; )\,"!-',
Pembinaan anak clalam beribadah dianggap sebagai penyempurna dari
pembinaan akidah. Karena nilai ibadah yang didapat oleh anak akan dapat menambah
keyakinan akan kebenaran ajarannya. Atau dalam istilah lain, semakin tinggi nilai
ibadah yang ia miliki semakin tinggi pula keimanannya. Maka bentuk ibadah yang
di lakukan anak bisa dikatakan sebagai cerminan atau bukti nyata dari akidahnya37.
Anak adalah karunia Allah sebagai hasil perkawinan antara ayah dan ibu.
Dal am kondisi normal, ia adalah buah hati belahan jantung, tempat bergantung di hari
tua, generasi penerus eita-eita orang tua.
36 Agus Sujanto, Psikologi Perkemba11ga11, (Jakai1a: PT. Rineka Cipta, 1996), cet. Ke-7, h. 68-81
·17 Muhammad Nur Abdul Hafizh, !V!endidik Anak Bersama Ras11/11!/ah, (Bandung: Al-Bayan,
1997), cet. Ke-1, hal. 150
28
Pada sisi lain anak juga merupakan amanat untuk diasuh, dibesarkan dan
dididik sesuai dengan tujuan kejadiannya yaitu mengabdi kepada Sang Pencipta.
Secara edukatif-metodologis, mengasuh dan mendidik anak, khususnya di
lingkungan keluarga, memerlukan kiat-kiat atau metode yang sesuai dengan tingkat
perkembangan anak. Disinilah orang tua memiliki peranan dalam mendidik anak
terutama dalam pendidikan agama.
Beberapa kiat yang dapat dilakukan orang tua dalam memotivasi ibadah
anaknya, antara lain :
L Pendidikan melalui pernbiasaan
Pengasuhan dan pendidikan di lingkungan keluarga lebih diarahkan kepada
penanaman nilai-nilai moral keagarnaan, pembentukan sikap dan perilaku yang
diperlukan agar anak-anak mampu rnengembangkan dirinya secara optimal. Khusus
tentang penanaman kebiasaan mengerjakan sholat, Rasulullah saw memerintahkan
kepada para orang tua muslim sebagaimana disabdakan :
Artinya: "Perinrahkanlah anak-anakmu sholar sejak usia 7 tahun, dan pukullah jika mereka mengabaikan sholat seusia 10 tahun, pisahkanlah lempat tidur mereka yakni antara anak putra dan putri sejak mencapai usia tersebut. "38
(HR. Abu Daud)
2. Pendidikan dengan keteladanan
" M. Nashiruddin Al-banni, Shahih Sunan Abi Dawud, (Riyadh: Maktabah al-Maarif, 1998), jilid I, h. 145
29
Anak-anak khususnya pada usia ini selalu meniru apa yang dilakukan orang
disekitarnya. Apa yang dilakukan orang tuanya akan ditiru dan diikuti anak. Untuk
rnenanarnkan nilai-nilai agama, termasuk pengamalan agama, terlebih dahulu orang
tua hams sholat, bila perlu berjamaah. Untuk mengajarkan anak mernbaca Al-qur'an
terlebih dahulu orang tua rnernbaca al-qur'an. Metode keteladan memerlukan sosok
pribadi yang secara visual dapat dilihat, diarnati dan dirasakan sendiri oleh anak,
sehingga mereka ingin menirunya.
Maka clalam hal ini orant,rtua clituntut untuk menerapkan segala perintah Allah
dan sunnah Rasul-Nya, baik akhlak ataupun perbuatan, karena seorang anak selalu
rnengawasi clan mernperhatikan apa yang dilakukan orant,rtuanya sepanjang pagi dan
sore, bahkan sepanjang waktu.
3. Pendidikan 111elalui nasihat clan dialog
Penanaman nilai-nilai keimanan, moral agarna atau akhlak serta pernbentukan
sikap dan perilaku anak rnerupakan proses yang sering menghadapi berbagai
hambatan dun tantangan. Terkadang anak-anak rnerasa jenuh, malas, tidak tertarik
terhadap apa yang diajarkan, bahkan mungkin rnenentang dan rnembangkang. Orang
tua sebaiknya memberikan perhatian, melakukan dialog, dan berusaha memahami
persoalan-persoalan yang clihadapi anak.
4. Pendidikan melalui pemberian penghargaan atau hukuman
Penghargaan memang perlu diberikan kepada anak yang memang harus diberi
penghargaan. Contohnya pada anak yang belum baligh yang ikut berpuasa ramadhan,
semakin banyak puasanya semakin banyak pula hadiah yang cliberikan oleh orang
30
tua. Begitu juga sebaliknya, anak yang tidak berpuasa harus ditegur, bila perlu
diberikan sanksi sesuai dengan tingkat usianya. Rasulullah saw berpesan agar orang
tua menyuruh anaknya sholat pada usia 7 tahun, dan bi la sampai usia I 0 tahun masih
belum juga sholat, hendaknya diberi hukuman berupa peringatan keras "pukullah".39
Dari gambaran yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa
pemberian teladan yang baik kepada anak tetap lebih afdhal dalam menetapkan
pokok-pokok pendidikan kepada mereka. Maka sebaiknya para orang tua muslim
bertindak sebagai figur yang baik diteladani oleh anak-anaknya dan yang perlu
di i ngat oleh para orang tua bahwa masa kecil anak merupakan masa persiapan,
latihan dan pembiasaan. Sehingga ketika mereka sudah rnemarnki usia dewasa, yaitu
rnasa pada saat mereka mendapatkan kewajiban dalam beribadah maka mereka
melakukannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, karena sebelumnya mereka
telah terbiasa melakukan ibadah-ibadah tersebut.
E. Kernngka Berfikir
Motivasi dalam dunia pendidikan memegang peranan penting dan sebagai
syarat mutlak dalam melakukan kegiatan yang berfungsi sebagai penggerak dan akan
rnemberi kekuatan, sehingga anak akan melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya
agar tercapai tujuan yang diharapkan dengan baik.
39 Fuaduddin, op. cit., h. 30-37
31
Anak sebagai individu ditengah keluarga, selalu berhubungan dengan
orangtuanya. Ketidak berdayaan anak mengimplikasikan pula ketergantungan kepada
oran!,>tuanya sebagai orang dewasa. Keadaan anak yang tidak berdaya mengundang
tanggung jawab orangtua untuk melaksanakan kewajibannya yaitu mendidik. Anak
berperan sebagai anak didik yang membutuhkan bimbingan dan pengarahan dari
orangtua, sikap dan tindakan orangtua memberikan stimulus yang mempengaruhi
perkernbangan anak.
Orangtua sebagai pendidik informal dalam lingkungan keluarga berfungsi
untuk 111e111pengaruhi anak agar mencapai suatu tujuan dengan earn rncrnberikan
motivasi. Bentuk motivasi yang diberikan adalah dengan cara memberikan contoh
teladan, perhatian, pujian, hadiah dan hukuman.
Pelaksanaan ibadah rutinitas dalam ha! 1111 sholat, membaca Al-Qur'an dan
puasa di bulan Ramadhan menuntut adanya perhatian dari ornn!,>tua, meskipun pada
dasarnya ibadah-ibadah tersebut diwajibkan bagi orang-orang Islam yang sudah
baligh, namun akan lebih baik jika anak-anak dibiasakan melakukan ibadah-ibadah
tersebut sejak dini. Pembiasaan melaksanakan ibadah sejak dini bagi anak
;;~~;;·,;_;;1gkinkan terbentuknya sikap dan tingkah laku anak dengan taraf
32
F. Pernmusan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan yang bersifat sementara dan dibuat berdasarkan
fakta yang ada serta akan dibuktikan kebenarannya. Maka dugaan sementara
penelitian ini berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan sebagai berikut:
"' Hipotesa alternatif (Ha) adalah ada hubungan yang positif antara peranan keluarga
dala111 111eningkatkan motivasi beribadah anak.
"' Hipotesa nihil (Ho) adalah tidak ada hubungan antara peranan keluarga dalam
meningkatkan rnotivasi beribadah anak.
A. Desain Pcnclitian
BABIU
METODOLOGI PENELITIAN
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan
dan pelaksanaan penelitian. 1 Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian dcskriptif, desain ini digunakan unluk mendapatkan deskripsi tentang suatu
kenyataan, yaitu tentang peranan keluarga dalam meningkatkan motivasi beribadah
anak.
B. Variabel Penelitian
Penelitian ini berkenaan dengan peranan keluarga dalam meningkatkan
motivasi beribadah anak di wilayah Rt 005/03 Pondok Bambu. Mengenai penelitian
ini terdapat 2 (dua) variabel, yaitu: variabel bebas dan variabel terikat
l. Variabel peranan keluarga menduduki posisi sebagai variabel independen (bebas),
yaitu masukan yang memberi pengaruh terhadap hasiL Variabel ini disimbolkan
dengan variabel X.
1 Mohammad Nasir, Me/ode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), h. 99.
34
2. Variabel terikat
Variabel motivasi beribadah anak, variabel ini menduduki posisi sebagai variabel
dependen (terikat), yakni hasil sebagai pengaruh variabel independen. Variabel ini
disimbolkan dengan variabel Y.
C. Populasi dan Sampel
I. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam hal ini yang dijadikan
populasi adalah keluarga yang bertempat tinggal di Rt 005103 kelurahan Pondok
Bambu Jakarta Timur, terdiri atas 187 kepala keluarga.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti. 2 Dalarn pengambilan sampel
pemd is menggunakan sampel random dengan earn diundi. Yang menjadi sampel pada
penelitian ini sebanyak 45 kepala keluarga.
C. Tekhnik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dan informasi sebagai bahan dalam penulisan
skripsi ini, penulis memakai beberapa tekhnik, yaitu:
2 Suharsimi Arikunto, l'rosedur i'enelilwn. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), Cet. ke-12, h. 108-109
35
1. Observasi
Sebagai rnetode ilrniah observasi biasa diaiiikan sebagai pengamatan dan
pencatatan dengan statistik fenornena-tenornena yang diselidiki. Dalarn arti yang luas
observasi sebenamya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik
secam langsung maupun tidak langsung, 1 tetapi observasi dapat digunakan juga
untuk:
a. Mendapatkan data yang lebih obyektif jika dilakukan pengamatan secara
langsung.
b. Mengamati data secara langsung akan memudahkan dalam menganalisa data-
data tersebut.
Observasi dalam penelitian ini be1iernpat di lingkungan Rt 005/03 Pondok
Barnbu Jakarta Timur.
2. 'Wawancara
Dalam pelaksanaan wawancara ini penulis mengadakan wawancara dengan
ketua Rt 005/03 dan juga beberapa responden untuk mendapatkan data-data yang
cliperlukan clalam penelitian ini.
3. Angket
Angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden.
Angket ini berupa 20 butir claftar pertanyaan tentang: peranan keluarga 10 butir dan