i PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI KAKAO DI DESA BIANGLOE KECAMATAN PA’JUKUKANG KABUPATEN BANTAENG PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1) NURMIATI 105960073310
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI KAKAO DI DESA
BIANGLOE KECAMATAN PA’JUKUKANG KABUPATEN BANTAENG
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2015
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana PertanianStrata Satu (S-1)
NURMIATI105960073310
ii
iii
iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSIDAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI KAKAO DI DESA BIANGLOE KECAMATAN PA’JUKUKANG KABUPATEN BANTAENG
adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Makassar, 23-Maret-2015
NURMIATI105960073310
v
ABSTRAK
NURMIATI. 105960073310. Peranan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Kakao Di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng. Dibimbing oleh SALEH MOLLA dan IRMA HAKIM.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan kelompok tani dalam meningkatkan kesejahteraan petani kakao di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan Juli sampai bulan Agustus 2014. Lokasi penelitian yaitu di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng. Populasi dalam penelitian ini yaitu 120 petani kakao yang termasuk dalam 4 kelompok tani, penentuan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) dengan mengambil 20% dari keseluruhan petani kakao sehingga sampelnya berjumlah 24 orang.
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa peranan kelompok tani yang diteliti sama-sama memiliki kategori tinggi. Peranan kelompok tani sebagai media sosial memiliki rata-rata 2,49, peranan sebagai alat untuk mencapai perubahan memiliki rata-rata 2,37, dan peranan kelompok tani sebagai wadah pernyataan aspirasi memiliki rata-rata 2,61. Hal ini menunjukkan bahwa peranan kelompok tani mampu untuk mensejahterakan masyarakat petani kakao yang ada di Desa Biangloe dan selalu mendapatkan sebuah informasi untuk mengembangkan usahataninya. Kelompok tani juga saling membantu petani untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama kepada petani kakao.
Kata kunci : Peranan Kelompok Tani, Kakao, dan Kesejahteraan.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI .............................. iii
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................ v
KATA PENGANTAR .......................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 5
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 6
2.1. Pengertian Peranan ............................................................... 6
2.2. Kelompok Tani ..................................................................... 7
5.2. Peranan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Kakao ........................................................................... 36
5.2.1. Peranan Kelompok Tani sebagai Media Sosial ........ 37
5.2.2. Peranan Kelompok Tani sebagai Alat untuk Mecapai Perubahan ................................................................. 38
5.2.3. Peranan Kelompok Tani sebagai Wadah Pernyataan Aspirasi ..................................................................... 39
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 41
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan karunia yang tak terhingga dan akal pikiran yang sempurna
dalam menyikapi berbagai hal khususnya dalam masa penyusunan skripsi ini.
Juga salam dan salawat kepada Nabi Besar Muhammad SAW junjungan kita
semua dimana beliau telah membawa kita kejalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Penulis haturkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada ayahanda
Lappasi dan ibunda Salania beserta keluarga besar yang tercinta dimana dengan
berkah dan doa tulusnya, penulis mendapatkan kemudahan dalam penyusunan
tugas-tugas akademik tepat pada waktunya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Ir. Saleh Molla, M.M sebagai pembimbing I yang telah banyak meluangkan
waktunya dalam memberikan dan mengarahkan penulis di dalam
penyususnan skripsi ini..
2. Amruddin, S.Pt., M.Si sebagai pembimbing II yang telah banyak meluangkan
waktunya dalam memberikan dan mengarahkan penulis di dalam penyusunan
skripsi ini.
3. Ir. Irwan Mado, MP selaku penguji I dan Dewi Puspitasari, S.TP., M.Si
selaku penguji II.
4. Amruddin, S.Pt., M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
ix
5. Ir. Saleh Molla, M.M selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar.
6. Dr. Irwan Akib, M.Pd sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Bapak dan ibu dosen serta staf/ tata usaha Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
selama penulis mengikuti kuliah serta membantu penulis yang bersangkutan
dengan administrasi.
8. Bapak M. Nur, H. Juma, Kamisi, dan Samsul selaku Ketua Kakao Kelompok
Tani Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng.
Apapun yang diberikan sebagai sumbangsih terwujudnya skripsi ini,
dengan ikhlas hati penulis memohon kepada Allah SWT untuk diberikan berkah
dan pahala yang berlipat ganda. Akhir kata, semoga tujuan yang diharapkan dari
penulis ini dapat terwujud. Dan skripsi ini dapat dijadikan sebagai salah satu
bahan referensi.
Makassar, 23-Maret-2015
Nurmiati
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Mata Pencaharian di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng ........................................................................ 26
2. Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng ................................ 27
3. Jenis dan Jumlah Sarana, Prasarana yang Tersedia di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng ................. 28
4. Umur Responden di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng ........................................................................ 31
5. Tingkat Pendidikan di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng ........................................................................ 32
6. Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng .................................................... 33
7. Pengalaman Berusahatani di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng .................................................... 34
8. Luas Lahan di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng ........................................................................................... 35
9. Hasil Responden Menurut Kelompok Tani di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng ................................ 37
3. Peranan Kelompok Tani sebagai Media Sosial ............................... 46
4. Peranan Kelompok Tani sebagai Alat untuk Mencapai Perubahan ......................................................................................... 47
5. Peranan Kelompok Tani sebagai Wadah Pernyataan Aspirasi ........ 48
7. Peta Desa Biangloe .......................................................................... 52
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Kerangka Pemikiran Peranan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Kakao di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng ................................ 18
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2004. Kakao (Theobroma Cacao L). Direktorat Jenderal Bina Pengolahan. Jakarta.
. 2007. Prospek dan Arah Agrisbisnis Kakao. Trans Idea Publishing.
Yogyakarta.
Anonim. 2006. Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006. Jakarta.
. 2007. Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani. Permentan Nomor 273 Tahun 2007. Kementerian Pertanian. Jakarta.
. 2007. Panduan Pelatihan Pengembangan Kelompok Tani. Kementerian Pertanian. Jakarta.
. 2007. Budidaya Kelompok Tani. Rineka Cipta. Yogyakarta.
Biro Pusat Statistik Indonesia. 2000. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga.Jakarta.
Desa Biangloe. 2014. Kantor Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng.
Mosher, AT. 2002. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Bumi Aksara.Jakarta.
Mulato, dkk. 2005. Pengolahan Produk Primer dan Sekunder Kakao. Kanisius. Yogyakarta.
Levinson dalam Sukanto. 2009. Peranan Kelompok Tani. Liberty. Jakarta.
Lipsey. 1991. Pengembangan Kegiatan Ekonomi Kelompok Tani. Penebar Swadaya. Yogyakarta.
Pusluhtan. 2002. Peningkatan Pendapatan Petani. Jakarta.
Peraturan Menteri. 2009. Tingkat Perkembangan Permukiman Transmigrasi Kesejahteraan dan Transmigran. Per.25/Men/IX/2009. Jakarta.
xiv
Purwanto. 2007. Kelembagaan Kelompok Tani. Sebelas Maret University Press.Surakarta.
Raharjo. 2011. Peningkatan Produktivitas Kakao. Penebar Swadaya. Jakarta.Raho. 2007. Pengantar Ilmu Pertanian. Jakarta
Soekanto. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Press. Jakarta.
Sukirmo. 2006. Ciri-Ciri Kelompok Tani. Salemba Empat. Jakarta.
Taslim. 2004. Kesenjangan dan Tingkat Kesejahteraan Para Petani. Jakarta
Todaro. 2003. Kesejahteraan Masyrakat. Remadjakarya. Bandung.
Tumpal dan Cangara. 2010. Budidaya Tanaman Kakao. Yayasan Nuansa Cendikia. Yogyakarta.
Wahyudi, T., Panggabean, T.R dan Pujianto. 2008. Panduan Lengkap Kakao. Penebar Swadaya. Jakarta.
xv
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bantaeng pada tanggal 13
Agustus 1992 dari ayahanda Lappasi dan ibunda Salania.
Penulis merupakan anak kedua dari enam bersaudara.
Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah tingkat SDN
43 Biangloe Bantaeng masuk pada tahun 1998/2004,
kemudian penulis melanjutkan di MTS Guppi Biangloe Bantaeng pada tahun
2004/2007, setelah itu penulis melanjutkan di MA Guppi Biangloe Bantaeng dan
lulus pada tahun 2007/2010. Pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi masuk
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah magang atau KKP (Kuliah
Kerja Profesi) di Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru. Tugas akhir dalam
pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul “Peranan
Kelompok Tani dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Kakao di Kabupaten
Bantaeng”.
xvi
PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI KAKAO DI DESA
BIANGLOE KECAMATAN PA’JUKUKANG KABUPATEN BANTAENG
NURMIATI105960073310
PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2015
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia terkenal sebagai negara agraris, dimana penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani, pertanian memegang peranan penting dari
keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dilihat dari banyaknya penduduk
Indonesia atau tenaga kerja yang hidup dari pekerjaan sebagai petani. Pertanian di
Indonesia masih tetap sebagai tulang punggung perekonomian bagi kebanyakan
negara yang sedang berkembang. Sektor pertanian merupakan sumber kerja setiap
orang sehingga dapat membangun Indonesia kesektor pertanian yang lebih maju
dan mendapat prioritas utama dalam program pembangunan Indonesia. di Desa
Biangloe sebagian penduduk disana bermata pencaharian sebagai petani kakao
dan penduduk disana masih megantung dirinya pada sektor pertanian hal ini dapat
dilihat dari jumlah penduduk yang cukup besar.
Pembinaan kelompok tani diarahkan untuk memberdayakan petani agar
memiliki kekuatan mandiri, yang mampu menerapkan inovasi (teknis, sosial, dan
ekonomi), mampu memanfaatkan asas skala ekonomi dan mampu menghadapi
resiko usaha, sehingga memperoleh tingkat pendapatan dan kesejahteraan yang
layak, untuk itu pembinaan diarahkan agar kelompok tani dapat berfungsi sebagai
kelas belajar, sebagai unit produksi, serta sebagai wahana kerjasama menuju
kelompok tani sebagai kelompok usaha (Pusluhtan, 2002).
2
Perkebunan kakao yang ada di Indonesia merupakan perkebunan rakyat,
selebihnya adalah perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta.
Persoalannya memiliki produktivitas perkebunan kakao rakyat yang masih rendah
sebagai konsekuensi dari tanaman yang umumnya sudah tua, sebagian besar
petani kakao Indonesia memiliki pengetahuan yang kurang tentang teknik
budidaya kakao yang tepat (Tumpal, et al., 2010).
Proses untuk melaksanakan pembangunan pedesaan hal tersebut
diantisipasi dengan sistem perencanaan pembangunan botton up dengan memulai
perencanaan pembangunan tersebut dari kalangan masyarakat desa dalam bentuk
musyawarah rencana pembangunan (Musrembang) pada tingkat desa yang
selanjutnya berjenjang hingga keperencanaan pembangunan nasional yang
menjadi masalah dalam pembangunan pedesaan akhir-akhir ini adalah penajaman
pendekatan kawasan dalam pembangunan ekonomi hingga akses masyarakat luas
pelaku-pelaku ekonomi dan industri dengan petani menjadi semakin mudah,
murah, dan memadai dengan penyediaan sekian banyak infrastruktur salah
satunya adalah wadah penyimpanan hasil perkebunan berupa gudang kakao yang
menjadi icon perekonomian yang berkembang di Desa sehingga upaya aktualisasi
potensi-potensi ekonomi yang ada dipedesaan dapat tercapai dan bermanfaat
dengan baik dan bijak oleh masyarakat desa khususnya petani kakao (Monsher,
2002).
Kelompok tani dibentuk atas dasar dari kesamaan kepentingan setiap orang
untuk mendapatkan kesejahteraan masing-masing keluarga petani. Akan tetapi
kelompok tani yang ada tidak semuanya berkembang dengan baik dan aktif sesuai
3
dengan harapan sebagian petani. Banyak petani yang tidak terlibat dalam
kelompok tani ini disebabkan karena kelompok yang terbentuk tidak aktif sesuai
dengan harapan sebagian petani kakao. Tapi setiap kelompok mempunyai tekad
untuk membangun pertanian yang lebih maju demi mensejahterakan keluarga.
Karena seluruhan masyarakat dalam kelompok tani, memiliki cita-cita dalam
pembangunan pertanian yang umumnya merupakan salah-satu ujung tombak
dalam ketahanan pangan yang dapat mengembang misi besar pada masyarakat
petani. Pengadaan kelompok tani bertujuan untuk membantu para petani kakao
dan mampu mendorong mereka untuk berusahatani yang lebih maju dan
mendapatkan meningkatkan penghasilan dari tahun ke tahun.
Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) yang berbentuk pohon,
dan dapat tumbuh di alam bebas dan mencapai ketinggian 10m. Meskipun dengan
ketinggian 10m dalam membudidayakan tingginya dapat dibuat tidak lebih dari
5m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas sehingga tingginya tidak lebih
dari 5m. ini dilakukan para petani kakao untuk memperbanyak cabang produktif
tanaman kakao. pengembangan harga kakao yang meningkat setiap tahun
merupakan peluang besar para petani kakao seperti Desa Biangloe Kecamatan
Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng maupun untuk semakin mengembangkan usaha
menanam tanaman kakao karna dilihat dari peningkatan harga setiap tahun pada
tanaman kakao.
Melihat kondisi petani di Desa Biangloe yang mempunyai peranan penting
yang begitu besar namun masih jauh dari yang diharapkan petani yang mandiri,
sehingga kinerja kelompok tani dalam memberikan pembelajaran bagi petani
4
perlu ditingkatkan. Sehingga dapat menciptakan petani yang mandiri dan mampu
menerima inovasi baru dan menerapkan teknologi modern dan memanfaatkannya
sehingga petani mampu menghadapi resiko dalam usahatani kakao, dan mampu
melaksanakan kegiatan usahataninya secara baik dan benar dan mampu
memperoleh tingkat pendapatan.
Permasalahan yang dialami oleh petani kakao di Desa Biangloe
Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng saat ini kurang memiliki kebutuhan
sarana produksi kakao dan petani juga masih membutuhkan dalam memasarkan
hasil produksi kakao itu sendiri karena tidak adanya memiliki suatu kebebasan
menentukan harga bagi para petani kakao di mana para petani memiliki
ketergantungan harga kakao yang ditetapkan oleh para pedagang.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti melakukan penelitian
dengan judul “Peranan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani
Kakao di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat diuraikan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana peranan kelompok tani dalam meningkatkan
kesejahteraan petani kakao di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten
Bantaeng.
5
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk lebih
mengetahui peranan kelompok tani dalam meningkatkan kesejahteraan petani
kakao di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng.
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi para kelompok tani di Desa
Biangloe dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani kakao.
2. Sebagai bahan perbandingan bagi para peneliti lain agar dapat memperluas
informasi kelompok tani di desa biangloe agar semakin meningkat.
3. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat dan kelompok-kelompok tani dalam
membantu peningkatan peranan kelompok tani dalam kesejahteraan kakao.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Peranan
Peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia
menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah
untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan
karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya (Soekanto, 2009).
Levinson dalam Soekanto (2009) mengatakan peranan mencakup tiga hal,
antara lain :
1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
bermasyarakat;
2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi;
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat;
Merton dalam Raho (2007) mengatakan bahwa peranan didefinisikan
sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari orang yang
menduduki status tertentu. Sejumlah peran disebut sebagai perangkat peran (role-
set). Dengan demikian perangkat peran adalah kelengkapan dari hubungan-
hubungan berdasarkan peran yang dimiliki oleh orang karena menduduki status-
7
status sosial khusus. Selanjutnya dikatakan bahwa di dalam peranan terdapat dua
macam harapan, yaitu : pertama, harapan-harapan dari masyarakat terhadap
pemegang peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran, dan kedua
harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat atau
terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan
peranannya atau kewajiban-kewajibannya. Dalam pandangan David Berry
peranan-peranan dapat dilihat sebagai bagian dari struktur masyarakat sehingga
struktur masyarakat dapat dilihat sebagai pola-pola peranan yang saling
berhubungan.
2.2. Pengertian Kelompok Tani
Kelompok tani adalah kumpulan petani/ peternak/ perkebunan yang
dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,
ekonomi, sumber daya), dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan
usaha (Anonim, 2007).
Peranan kelompok tani dalam pertanian menjadi organisasi petani yang
menjalankan kerjasama antar anggota mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan masyarakat tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam
berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Dengan adanya
kelompok tani, para petani dapat bersama-sama memecahkan permasalahan yang
antara lain berupa pemenuhan sarana produksi pertanian, teknis produksi, dan
pemasaran hasil. Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar
anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat
tani, sebab segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan
8
oleh kelompok secara bersamaan. Melihat potensi tersebut, maka kelompok tani
perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang secara optimal
(Anonim, 2007).
Menurut Soekanto (2009) mengatakan bahwa ada tiga peranan penting
dalam kelompok tani, yaitu sebagai berikut :
1. Media Sosial
Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan adalah
penyampaian informasi dan teknologi kepada penggunanya atau kepada petani,
Informasi dan teknologi tersebut bisa disampaikan secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan media penyuluhan. Berbagai media penyuluhan
dapat digunakan untuk megemas informasi dan teknologi yang akan disampaikan
kepada sasaran sebagai pengguna. Pesatnya perkembangan media sosial kini
dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki
media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar
dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna
media sosial bisa mengakses menggunakan social media dengan jaringan internet
bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan
dilakukan sendiri tanpa karyawan. Penyuluhan sosial adalah suatu proses
pengubahan perilaku yang dilakukan melalui penyebarluasan informasi,
komunikasi, motivasi dan edukasi oleh penyuluh sosial baik secara lisan, tulisan
maupun peragaan kepada kelompok sasaran sehingga muncul pemahaman yang
sama, pengetahuan dan kemauan guna berpartisipasi secara aktif dalam
pembangunan kesejahteraan sosial.
9
2. Alat untuk mencapai perubahan
Penyuluhan Pertanian adalah pemberdayaan petani dan keluarganya
beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal di
bidang pertanian agar mereka mampu menolong dirinya sendiri baik di bidang
ekonomi, sosial maupun politik sehingga peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan mereka dapat dicapai. Kegiatan penyuluhan pertanian adalah suatu
kegiatan penyampaian informasi kepada orang lain, dengan harapan orang
tersebut dapat berubah perilakunya dengan mau melaksanakan informasi yang
disampaikan. Sesorang berubah perilakunya dapat disebabkan setelah berinteraksi
dengan orang lain.
Seorang petani yang tergolong dalam kelompok tani di suatu desa
Biangloe memperoleh informasi dari penyuluh pertanian bahwa usaha tani harus
bervariasi, tidak hanya menanam kakao, tetapi harus divariasikan dengan yang
lain seperti menanam kakao atau biasa disebut dengan sistem diversifikasi.
Mereka menerima dan mengubah pola taninya karena adanya kesepahaman antara
informasi dari penyuluh dengan para petani yaitu dengan menanam kakao.
Perubahan perilaku petani karena informasi yang disampaikan oleh penyuluh
pertanian.
3. Wadah pernyataan aspirasi
Dimana tempat/ wadah belajar bagi petani yaitu pada saat para petani
berkumpul dalam pertemuan kelompok disinilah para petani saling interaksi,
komunikasi, dan saling tukar informasi, pengalaman yang sangat berharga bagi
petani yang belum tahu sehingga pengalaman merupakan sebagai guru terbaik
10
maka kelompok sebagai wahana tempat belajar bersama bagi petani. Sebagai
tempat bekerjasama sesuai rencana kerja yang telah disusun oleh kelompok tani
dalam melaksanakan kegiatannya melibatkan dinas terkait dan bekerjasama
dengan fihak lain.
Sebagai wadah/ sarana untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan bersama
anggota kelompok tani. Tujuan akhir dari kelompok tani adalah meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan, dan pendapatan para anggota sehingga cita-cita
bersama kelompok tani dan para petani untuk mensejahterakan anggotanya
melalui wadah kelompok yang bias bisa terwujud.
Selanjutnya dijelaskan bahwa perlunya penyuluhan pertanian agar ketua
kelompok tani dapat mengadakan pertemuan/ rapat antara anggota kelompok tani
dengan masyarakat para petani kakao yang ada di Desa Biangloe dan peranan
kelompok tani dalam berbagai hal, yaitu menyangkut perbaikan usahatani serta
tingkat kesejahteraan petani kakao. Kemampuan setiap petani pada kelompok
biasanya ada perbedaan baik keterampilan, pengetahuan, maupun permodalan.
Oleh karena itu atas perbedaan karakteristik petani, maka perlu adanya kerjasama
dalam kelompok tani.
Peranan kelompok tani dapat dimainkan setiap waktu oleh pemimpin
kelompok maupun oleh anggota lainnya. Pemimpin kelompok tani dengan kata
lain pengurus dalam kelompok memiliki peran sebagai koordinator dimana
mereka yang menjelaskan atau menunjukkan hubungan antara berbagai pendapat
dan saran, yang mencoba mempersatukan pendapat dan saran-saran atau mencoba
mengkoordinir kegiatan anggota atau sub kelompok (Anonim, 2007).
11
1.2.1. Ciri-Ciri Kelompok Tani
Menurut Sukirmo (2006), bahwa ciri-ciri kelompok tani yaitu :
a. Saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota;
b. Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam usahatani;
c. Memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman hamparan usaha, jenis
usaha, status ekonomi maupun sosial, bahasa, pendidikan dan ekologi;
d. Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan
kesepakatan bersama.
1.2.2. Fungsi Kelompok Tani
Kelompok tani dalam operasionalnya memiliki 3 fungsi yang menjadi
dasar dalam pengelolaan organisasi yaitu :
1. Kelas Belajar
Kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna
meningkatkan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap (PKS) serta tumbuh dan
berkembangnya kemandirian dalam berusahatani, sehingga produktivitasnya
meningkat, pendapatannya bertambah lebih sejahtera.
2. Wahana Kerjasama
Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama diantara
sesama petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani serta dengan pihak
lain. Melalui kerjasama ini diharapkan usaha taninya akan lebih efisien serta lebih
mampu menghadapi ancaman, dan gangguan.
12
3. Unit Produksi
Usahatani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota kelompok tani,
secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat
dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas,
kualitas maupun kontinuitas (Anonim, 2007).
1.2.3. Pengembangan Kelompok Tani
Menurut Anonim (2007), pengembangan kelompok tani diarahkan pada
peningkatan kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan fungsinya, dicirikan
antara lain :
a. Adanya pertemuan/ rapat anggota/ rapat pengurus yang diselenggarakan
secara berkala dan berkesinambungan;
b. Disusunannya rencana kerja kelompok secara bersama dan dilaksanakan oleh
para pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan setiap akhir
pelaksanaan dilakukan evaluasi secara partisipasi;
c. Memiliki aturan/ norma yang disepakati dan ditaati bersama;
d. Memiliki pencatatan/ pengadministrasian organisasi yang rapih;
e. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan hilir;
f. Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar;
g. Sebagai sumber serta layanan informasi dan teknologi untuk usaha para
petani umumnya dan anggota kelompok tani khususnya;
h. Adanya jalinan kerja sama antara kelompok tani dengan pihak lain;
i. Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan
hasil usaha/ kegiatan kelompok.
13
Menurut Purwanto (2007), dalam pengembangan kelompok usaha
bersama, kelembagaan kelompok tani perlu dilakukan penguatan kelembagaan
agar dapat berperan dan berfungsi menjadi kelembagaan kooperatif dan produktif
yaitu :
a. Kelompok tani dapat membantu pengadaan sumber daya finansial (modal)
bagi anggota kelompok dalam mengembangkan usaha-usaha produktif;
b. Kelompok tani sebagai lembaga usaha-usaha produktif dan ekonomi yang
mampu menciptakan lapangan kerja dan usaha ditingkat kelompok;
c. Kelompok tani sebagai lembaga ekonomi di tingkat kelompok; dan
d. Kelompok tani sebagai unit usaha (enterprise) ditingkat kelompok.
2.3. Kesejahteraan Petani
Tingkat kepuasan dan kesejahteraan adalah dua pengertian yang saling
berkaitan. Tingkat kepuasan merujuk kepada keadaan individu atau kelompok,
sedangkan tingkat kesejahteraan mengacu kepada keadaan komunitas atau
masyarakat luas. Kesejahteraan adalah kondisi agregat dari kepuasan individu-
individu.
Undang-undang nomor 11 tahun 2009, kesejahteraan sosial adalah kondisi
terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat
hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan
fungsi sosialnya. Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini
menunjukkan bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan
dasarnya secara layak karena belum memperoleh pelayanan sosial dari negara.
Akibatnya, masih ada warga negara yang mengalami hambatan pelaksanaan
14
fungsi sosial sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan
bermartabat.
Biro Pusat Statistik Indonesia (2000) menerangkan bahwa guna melihat
tingkat kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa indikator yang
dapat dijadikan ukuran, antara lain adalah :
1. Tingkat pendapatan keluarga;
2. Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan pengeluaran
untuk pangan dengan non-pangan;
3. Tingkat pendidikan keluarga;
4. Tingkat kesehatan keluarga;
5. Kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki dalam rumah tangga.
Todaro (2003) mengemukakan bahwa kesejahteraan masyarakat menengah
kebawah dapat direpresentasikan dari tingkat hidup masyarakat. Tingkat hidup
masyarakat ditandai dengan terentaskannya dari kemiskinan, tingkat kesehatan
yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan tingkat
produktivitas masyarakat.
Hasil Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2003 yang dilakukan oleh BPS
membuktikan bahwa semakin besar jumlah anggota keluarga semakin besar
proporsi pengeluaran keluarga untuk makanan daripada untuk bukan makanan.
Ini berarti semakin kecil jumlah anggota keluarga, semakin kecil pula bagian
pendapatan untuk kebutuhan makanan, dengan demikian jumlah anggota
keluarga secara langsung mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga.
15
Dalam memahami realitas tingkat kesejahteraan, pada dasarnya terdapat
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan tingkat kesejahteraan
antara lain : (1) sosial ekonomi rumah tangga atau masyarakat, (2) struktur
kegiatan ekonomi sektoral yang menjadi dasar kegiatan produksi rumah tangga
atau masyarakat, (3) potensi regional (sumber daya alam, lingkungan, dan
insfrastruktur) yang mempengaruhi perkembangan struktur kegiatan produksi, dan
(4) kondisi kelembagaan yang membentuk jaringan kerja produksi dan pemasaran
pada skala lokal, regional, dan global (Taslim, 2004).
Penilaian keberhasilan transmigrasi mengacu pada Keputusan Menteri
Transmigrasi dan Permukiman Perambah Hutan Republik Indonesia Nomor :
PER.25/MEN/IX/2009, tentang tingkat perkembangan permukiman transmigrasi
dan kesejahteraan transmigran, yang menyatakan bahwa tingkat perkembangan,
permukiman, transmigrasi, dan kesejahteraan transmigrasi meliputi tingkat
penyesuaian, pemantapan, dan pengembangan yang terdiri dari empat parameter
yaitu : ekonomi, sosial, budaya, integrasional, keaktifan, dan pelayanan lembaga
sosial.
Kesejahteraan petani terbagi atas 2 bagian yaitu :
1. Pengembangan Kegiatan Ekonomi Kelompok
Sebagai suatu unit usaha, kelompok tani diharapkan dapat menjalankan
proses-proses dalam kegiatan ekonomi seperti kegiatan produksi, kegiatan
konsumsi, dan kegiatan distribusi. Lipsey (1991) menguraikan ketiga kegiatan
ekonomi tersebut sebagai berikut :
16
a. Kegiatan produksi ialah kemampuan setiap masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya selalu dibatasi oleh sumber-sumber ekonomi yang menjadi
penentu realisasi dari pemenuhan kebutuhan ekonomi yang disebut juga
sebagai faktor-faktor produksi, dengan jumlah yang terbatas.
b. Kebutuhan konsumsi ialah kegiatan menggunakan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan. Barang dan jasa tersebut dihasilkan oleh proses
produksi (yang disebut juga komoditas).
c. Kegiatan distribusi ialah suatu mekanisme yang menentukan gaya tarik
menarik antara kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi. Kegiatan ini
mengarahkan agar komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan produksi secara
wajar dapat dinikmati oleh kegiatan konsumsi sesuai dengan pendapatan.
2. Peningkatan Pendapatan Petani
Dengan berkelompok tujuan individu akan lebih mudah dicapai, belajar
mendiskusikan dengan orang lain dan mendapatkan kesepakatan. Kelompok juga
merupakan wadah tempat anggota saling bertukar pengalaman dan ilmu.
2.4. Tanaman Kakao
Kakao merupakan tanaman perkebunan dan industri yang dikenal sebagai
komoditas ekspor yang memiliki prospek cukup cerah selain cengkeh. Komoditas
kakao disamping dibutuhkan sebagai bahan baku industri makanan, juga
dibutuhkan oleh industri lain seperti farmasi sehingga tidaklah mengherankan bila
para petani kakao berusaha memaksimalkan produksi dengan memelihara
tanaman sebaik-baiknya (Anonim, 2004).
17
2.5. Kerangka Pemikiran
Para anggota kelompok tani harus mampu meningkatkan pendapatannya
demi meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan keluarga petani tersebut.
Peranan kelompok tani dapat dilihat dari bagaimana peran petani untuk
meningkatkan kesejahteraan petani kakao dan bagaimana pendapatan petani tiap
tahunnya oleh masing-masing anggota kelompok tani. Pemimpin kelompok tani
yang menjadi pengurus dalam kelompok memiliki peran yang sangat penting
sebagai pemimpin kelompok dimana pemimpin tersebut yang menjelaskan
kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya dengan para anggota kelompok
tani lain untuk meningkatkan kesejahteraan petani kakao
Pengukuran peranan kelompok tani terhadap peningkatan kesejahteraan
petani kakao memiliki 3 bagian yaitu : sebagai media sosial, sebagai alat untuk
mencapai perubahan, dan sebagai wadah pernyataan aspirasi. Berdasarkan hal
tersebut, maka kerangka pemikiran penelitian dapat disusun pada Gambar 1 :
18
Gambar 1. Kerangka Pikir Peranan Kelompok Tani dalam Meningkatkan Kesejahteraan Petani Kakao di Desa Biangloe KecamatanPa’jukukang Kabupaten Bantaeng.
1. Sebagai media sosial2. Sebagai alat untuk mencapai perubahan 3. Sebagai wadah pernyataan aspirasi
Peningkatan Kesejahteraan Produksi Petani Kakao
Petani Kakao
Peranan Kelompok Tani
19
III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang
Kabupaten Bantaeng. Waktu penelitian dilakukan kurang lebih dua bulan yaitu
bulan Juli sampai bulan Agustus 2014.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani kakao di Desa Biangloe
Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng dengan jumlah populasi sebanyak
120 orang petani kakao dan terbentuk menjadi 4 kelompok tani yaitu kelompok
tani Baji Areng, kelompok tani Papoang Ruayya, kelompok tani Harapan Tani,
dan kelompok tani Liku Beja. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel
acak sederhana (simple random sampling) sehingga dapat diambil sampel sebesar
20% dari populasi tersebut. Sampel yang diambil sebanyak 24 orang di mana dari
masing-masing 4 kelompok tani ini diambil 6 orang untuk dijadikan sampel.
20
3.3. Teknik Pengambilan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode sebagai berikut :
1. Pengamatan (Observasi)
Kegiatan yang dilakukan dalam observasi ini adalah mengamati kondisi
dan keadaan desa penelitian dan mendapatkan informan yang menjadi objek
penelitian ini serta melihat bagaimana peran yang dilakukan oleh kelompok tani
kakao dalam meningkatkan kesejahteraannya.
2. Wawancara (Interview)
Melakukan wawancara langsung terhadap responden dengan mengunakan
koesioner penelitian kepada anggota kelompok tani untuk mengetahui seberapa
besar peren kelompok tani dalam meningkatkan kesejahteraan.
3. Dokumentasi (Documentation)
Pengambilan dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil gambar pada
anggota kelompok tani untuk memperkuat data penelitian.
3.4. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif memberikan gambaran mengenai data primer dan data sekunder yang
telah dikumpulkan. Setelah data-data tersebut diperoleh dapat diolah secara
terperinci. Untuk mengetahui bagai mana cara penggabungan tingkat peranan
kelompok tani secara keseluruhan mengunakan system skoring dan dibagi dalam
3 kategori kelas yaitu kategori (tinggi, sedang, rendah) dan digunakan interval
21
dengan rumus skoring yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3, 2, dan 1
dengan kriteria adalah sebagai berikut :
Rumus :
Interval = nilai maksimum - nilai minimumjumlah kelas
1,00 + 0,66 = 1,66
1,67 + 0,66 = 2,33
2,34 + 0,66 = 3
Menurut (swasta, 1999), untuk mengetahui ukuran hasil penelitian sesuai
dengan hasil perhitungan interval kelas maka diperoleh :
2,34 - 3 (kategori tinggi)
1,67 - 2,33 (kategori sedang)
1,00 - 1,66 (kategori rendah)
3.5. Definisi Operasional
Dalam pelaksanaan penelitian ini digunakan beberapa batasan pengertian
yang akan mempermudah dalam operasional penelitian. Batasan pengertian
tersebut adalah :
1. Petani kakao merupakan sekelompok anggota kelompok tani yang
mengusahakan usahatani sebagai petani kakao.
2. Peranan adalah suatu kedudukan seorang petani yang memiliki banyak
kemampuan untuk mengatur segala intraksi individu didalamnya.
22
3. Kelompok tani merupakan kumpulan petani-petani yang dibentuk atas dasar
kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan, sosial, ekonomi, dan
sumber daya dan keakraban untuk mengembangkan usaha anggota.
4. Kesejahteraan petani merupakan dengan meningkatnya pendapatan yang
dimiliki para petani tersebut.
5. Media sosial adalah untuk menyampaikan segala informasi kepada para
petani secara langsung maupun tidak langsung.
6. Wadah penyataan aspirasi merupakan tempat berkumpulnya anggota
kelompok tani serta untuk menjalin suatu kerjasama kepada para tersebut.
23
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Letak Geografis
Desa Biangloe adalah salah satu desa di Kecamatan Pa'jukukang
Kabupaten Bantaeng yang berjarak kurang lebih 8 km, jarak dari ibukota provinsi
137 km dan berada di sebelah utara Ibukota Kabupaten Bantaeng, serta kurang
lebih 7 km dari Desa Nipa-Nipa yang merupakan Ibukota Kecamatan
Pa'jukukang. Luas wilayah Desa Biangloe 2,436,667 km2, dengan batas wilayah
sebagai berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Barua (Kecamatan Eremerasa),
2. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Batu Karaeng dan Kelurahan Tanah
Loe,
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Lamalaka (Kecamatan
Bantaeng),
4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Ulu Galung dan Desa Lonrong.
4.1.1. Administrasi Desa
Secara administrasi Desa Biangloe terbagi atas 4 dusun yaitu Dusun
Landang, Dusun Parangmuloroa, Dusun Ma'le'ro, dan Dusun Palantikang, dimana
pusat pemerintahan desa terletak di Dusun Parangmuloroa, dan dalam
menjalankan pemerintahan, kepala desa dibantu oleh unsur perangkat desa BPD
(Badan Perwakilan Desa) yang beranggotakan 5 orang, dan LPM (Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat) yang mempunyai anggota sebanyak 21
orang. Secara administratif Desa Biangloe terbagi atas 4 dusun yaitu :
24
1. Dusun Landang yang membawahi 3 RK dan 6 RT,
2. Dusun Parangmuloroa yang membawahi 3 RK dan 6 RT,
3. Dusun Ma’le’ro yang membawahi 4 RK dan 8 RT,
4. Dusun Pallantikang yang membawahi 2 RK dan 4 RT.
Setiap desa dipimpin oleh kepala desa, dan kepala desa dibantu oleh
kepala dusun, di mana kepala dusun dibantu oleh ketua RW dan ketua RT.
Sedangkan camat sebagai penyelenggara dalam tugas umum pemerintahan suatu
desa, dan kepala desa bertanggungjawab kepada masyarakat sehingga BPD
(badan perwakilan desa) wajib melaporkan semua pertanggungjawaban kepada
masyarakat setiap tahunnya dengan menyampaikan kepada bupati melaui camat.
4.1.2. Topografi Desa
Desa Biangloe memiliki daerah dataran tinggi dengan mencapai ketinggian
50 meter. Dimana memiliki jenis tanah alpisol dengan Dengan melihat kondisi
lahan tersebut dapat memiliki jenis tanah alpisol dengan struktur tanah gumpal
bertekstur lempung, liat dan berpasir, bergelombang dan berbatu. Keadaan kondisi
tananh yang ada di Desa Biangloe memiliki tanah yang cukup subur untuk
ditanami dalam berbagai jenis tanaman baik itu tanaman dalam bentuk jangka
panjang maupun tanaman holtikultura yang ada dalam di Desa sehingga daerah ini
sangat cocok untuk memiliki potensi dan pengairan yang sangat baik untuk
persawahan dan perkebunan.
25
4.1.3. Iklim dan Curah Hujan
Desa Biangloe pada umumnya memiliki iklim dan curah hujan, rata-rata
curah hujan bulanan pada musim hujan berkisar antara 122,7 mm hingga 653,6
mm dengan curah hujan tertinggi rata-rata harian 27,9oC (Oktober) dan terendah
26,5oC (Jannuari-Februari) temperature udara terendah rata-rata 22,2 hingga
20,4oC pada bulan Februari-Agustus dan tertinggi 30,5 hingga 33,9 oC pada bulan
September dan Jannuari (Kantor Desa Biangloe, 2014)
Pada umumnya di Desa Biangloe memiliki musim hujan yang terjadi pada
bulan Desember sampai dengan bulan Juni sehingga para petani pun ikut
memanfaatkan waktunya untuk menanam berbagai jenis tanaman diantaranya
seperti : jagung, padi, dan kacang-kacanagan. Sedangkan pada musim kemarau
terjadi pada bulan Juli sampai dengan bulan Novenber, namun diantaranya pada
musim kemarau juga masih sering terjadi dengan adanya hujan meskipun hanya
sekali saja.
4.1.4. Hidrologi dan Mata Air
Desa Biangloe terdapat 5 sumber mata air, Desa Biangloe mempunyai
sumber air sungai yang mengalir dari desa barua, sungai dari kelurahan tanah loe
(sungai lumpangan) itu sendiri, di mana sungai yang mengalir dari desa barua
dapat menghasilkan air irigasi yang mengairi area lahan persawahan dan
perkebunana seluruh Desa Biangloe. Sebagian besar mata air tersebut memiliki
mata air bersih digunakan oleh masyarakat sehari-hari untuk kebutuhan rumah
tangga yang diperoleh melalui perpipaan. Di mana Sumber mata air masyarakat
memiliki anugrah yang sangat disyukuri oleh masyarakat Desa Biangloe.
26
4.2. Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata pencaharian merupakan satu penduduk dengan penduduk lain yang
mempunyai beberapa perbedaan berdasarkan tingkat keterampilan dan
kesepakatan kerja yang dimiliki setiap individu. Di mana Penduduk petani dengan
mata pencaharian sebagai, peternak, pedagang, tukang/ bengkel, pegawai negeri
sipil (PNS), sopir/ ojek, dan pegawai swasta/ honorer. Penduduk di Desa Biangloe
berdasarkan mata pencaharian di Desa Biangloe dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis Pekerjaan Penduduk di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng
No. Jenis PekerjaanJumlah(jiwa)
Persentase (%)
1.2.3.4.5.6.7.
PetaniPeternakPedagangTukang/ bengkelPegawai Negeri Sipil (PNS)Sopir/ ojekPegawai swasta/ honorer
1.43270319
27488
88.124.301.900.551.662.950.49
Jumlah 1.625 100,00Sumber : Data potensi Desa Biangloe 2013.
Tabel 1 terlihat sebagian besar 88,12% penduduk di Desa Biangloe
Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng yang bermata pencaharian petani
dan persentase terkecil adalah pegawai swasta/ honorer 0,49%. Hal ini
membuktikan bahwa para petani yang ada di Desa Biangloe Kecamatan
Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng memiliki mata pencaharian yang berbeda-beda,
dan para petani pula mampu untuk meningkatkan kesejahteraan petani kakao itu
sendiri.
27
4.3. Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia
Desa Biangloe memiliki jumlah umur penduduk yang berbeda-beda. Di
mana diklasifikasikan berdasarkan umur mulai dari 0-1 tahun, 2-5 tahun, 6-10
tahun, 11-16 tahun, 17-25 tahun, 26-35 tahun, 36-45 tahun, 46-55 tahun, 56-65
tahun, 66-75 tahun, 76-80 tahun, dan 80 tahun keatas. Klasifikasi tersebut lebih
rinci dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia di Desa Biangloe Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng