PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENDESAIN PEMBELAJARAN DI MT.s MUHAMMADIYAH PAMMASE KEC. BAJENG KAB. GOWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh NUR BAETI NIM: 10519190513 PENDIDKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2017 M / 1438 H i
91
Embed
PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENDESAIN ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENDESAIN PEMBELAJARAN DI MT.s MUHAMMADIYAH
PAMMASE KEC. BAJENG KAB. GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program
Studi Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh NUR BAETI
NIM: 10519190513
PENDIDKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2017 M / 1438 H
i
2
3
4
5
6
7
8
9
ABSTRAK
NUR BAETI 10519190513. 2017. Peranan Guru PAI Dalam Mendesain Pembelajaran Di MTs. Muhammadiyah Pammase Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Skripsi . Dibimbing oleh Abd. Aziz Muslimin dan Ferdinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam mendesain pembelajaran di MTs. Muhammadiyah Pammase Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. (2) Tahapan-tahapan guru Pendidikan Agama Islam dalam mendesain pembelajaran di MTs. Muhammadiyah Pammase Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. (3) Faktor pendukung dan penghambat Guru Pendidikan Agama Islam dalam mendesain pembelajaran di MTs. Muhammadiyah Pammase Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data adalah wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Peranan guru PAI dalam mendesain pembelajaran di MTs. Muhammadiyah Pammase sangat menunjukkan perubahan yang sangat baik di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. (2) Tahapan-tahapan guru PAI dalam mendesain pembelajaran yaitu, pertama membuat program tahunan dengan menelaah kalender pendidikan, setelah itu dari prota yang telah dibuat kemudian dikembangkan lagi menjadi program semester, kemudian membuat silabus dengan mengacu pada program semester, begitupun RPP dibuat dengan mengacu pada silabus. Dan evaluasi dibuat mengacu pada materi pembelajaran.(3) Faktor pendukung guru PAI dalam mendesain pembelajaran yaitu tingkat pendidikan guru itu sendiri, kepribadian dan dedikasi, kemampuan mendesain, kurikulum yang berlaku, sarana dan prasarana yang memadai serta menjalankan kode etik yang berlaku. Adapun faktor penghambat penghambat guru dalam mendesain pembelajaran yaitu tidak adanya sarana dan prasarana yang memadai, kurangya pemahaman tentang kurikulum yang berlaku serta tidak menjalankan kode etik yang berlaku.
Kata Kunci : Peranan Guru PAI , Desain Pembelajaran, MTs Muhammadiyah Pammase
ii
10
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada kita
untuk urusan ini. Tidaklah akan selesai segala urusan dan usaha
seseorang kecuali mendapatkan petunjuk serta pertolongan dari Allah
SWT. Semoga keselamatan dan Kesejahteraan selalu dilimpahkan Allah
kepada Nabi Muhammad SAW, Rasul diakhir zaman yang telah
membimbing umatnya untuk menuju jalan yang benar.
Dengan izin-Mu ya Allah hamba-Mu mampu menyelesaikan skripsi
ini dengan tugas akhir dari serangkaian perkuliahan di Universitas
Muhammadiyah Makassar. Peneliti mengambil judul “ Peranan Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam Mendesain Pembelajaran Di
MTs.Muhammadiyah Pammase Kec. Bajeng Kab. Gowa.”
Peneliti menyadari bahwa, skripsi ini tidak terselesaikan tanpa
ada bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti sampaikan
penghargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan terima kasih kepada :
1. Teristimewa kepada orang tua, Ayahanda Abd.Rajab dan Ibunda Nur
Lia yang telah mendidik, membesarkan serta mendoakan keberhasilan
peneliti setiap saat, serta Suami ku Muh.Yusuf serta seluruh keluarga
iii
11
yang senantiasa membimbing dan mengarahkan ku, kasih sayang,
sumbangan moril dan materil. Semoga tercatat sebagai amal ibadah di
sisi Allah Swt.
2. Dr. H. Abd Rahman Rahim SE, MM, Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Drs. H Mawardi Pawangi, M.Pd.I, Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Amirah Mawardi, S.Ag, M.SI, ketua Prodi Pendidikan Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Dr.Abd. Aziz Muslimin,S.Ag,M.Pd.I,M.Pd pembimbing I dan Ferdinan,
S.Pd.I.,M.Pd.I selaku pembimbing II yang penuh dengan keikhlasan
dan kesabaran dalam meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, saran dan motivasi sejak penyusunan proposal sampai
penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam yang tidak
sempat peneliti ucapkan satu persatu yang telah mendidik, membekali
peneliti dengan ilmu pengetahuan dan pemahaman yang tak ternilai
selama di bangku kuliah. Hanya ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya dan doa yang setulus-setulusnya yang dapat peneliti
berikan. Semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda
atas segala kebaikan Bapak dan Ibu.
iv
12
7. Teman-teman seangkatan dan yang teristimewa kepada teman-teman
kelas D tahun 2013-2017 Prodi Pendidikan Agama Islam yang sudah
A. Kesimpulan ........................................................................ 66
B. Saran ................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 68
vii
15
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
1. Gambaran Tenaga Pendidik MTs Muhammadiyah Pammase 46
2. Gambaran Siswa MTs Muhammadiyah Pammase 47
3. Gambaran Fasilitas MTs Muhammadiyah Pammase 48
16
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1 Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar 15
Struktur Organisasi MTs Muhammadiyah Pammase 53
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya pembangunan potensi yang
diberikan Tuhan kepada manusia, seperti pengembangan pikiran,
penataan perilaku, pengaturan hubungan manusia dengan Tuhannya
manusia dengan manusia serta hubungannya dengan alam ini. Tujuannya
agar manusia mampu memelihara, mengembangkan, dan memanfaatkan
potensi-potensi yang ada pada dirinya dengan baik.
Hakikat pendidikan adalah suatu proses menumbuh kembangkan
eksistensi peserta didik yang memasyarakat, membudaya, dalam tata
kehidupan yang berdimensi local, nasional dan global.
Pendidikan pada intinya adalah upaya sadar yang diberikan oleh
pendidik dalam rangka membawa peserta didik kepada manusia ideal
yang dicita-citakan. Bentuk manusia ideal yang dicita-citakan itu
dirumuskan sendiri oleh suatu bangsa atau suatu komunitas. Bagi bangsa
Indonesia, manusia ideal yang ingin dibentuk tergambar dalam tujuan
pendidikan nasional yang tercantum pada Undang-undang No. 20 Tahun
2003 Pasal 2, yaitu:
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
1
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 2003), h. 6
2
Dari rumusan tujuan di atas, kriteria manusia Indonesia yang ingin
diciptakan itu mencakup: Pertama, manusia religius, manusia yang patuh
dan taat menjalankan perintah agama. Kedua, manusia bermoral,
berakhlak mulia, memiliki komitmen yang kuat terhadap kehidupan
beretika. Ketiga, manusia pencari, penggali, pengamal ilmu pengetahuan,
dan pecinta ilmu. Kelima, manusia yang memiliki kecakapan, sebagai
perwujudan nyata dan aplikasi ilmu pengetahuan dalam kehidupan
keseharian. Keenam, manusia yang kreatif. Ketujuh, manusia yang
memiliki kemandirian, dengan sikap hidup dinamis penuh percaya diri
serta memiliki semangat hidup yang dinamis. Kedelapan, kepedulian pada
masyarakat, bangsa, dan negara, berjiwa demokratis dan rasa tanggung
jawabnya yang tinggi untuk membawa bangsa Indonesia mencapai cita-
cita idealnya.2
Pendidikan dapat berlangsung dalam tiga dimensi yakni:
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam pelaksanaan
pendidikan ada beberapa komponen yang saling berhubungan antara lain,
kepala sekolah, guru, dan siswa. Kemampuan guru sangat mempengaruhi
kualitas siswa. Apabila guru mampu mengajar dan mendidik secara
profesional, maka siswa pun termotivasi dalam mengikuti materi pelajaran
dan patuh terhadap petunjuk yang diberikan guru.3
2Daulay Putra Haidar, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di
Indonesia ( Jakarta: Kencana, Cet. Ke- 1, 2004), h. 198-199
3Ihsan Fuad H. Dasar-dasar Kependidikan,Jakarta: PT. Rineka Cipta,Cet. Ke-1
1997) h. 67
3
Berbicara tentang pendidikan, berarti juga berbicara tentang
proses pembelajaran, karena produk pendidikan itu sendiri pada dasarnya
merupakan hasil dari proses pembelajaran.
Banyak upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas hasil
pembelajaran di Indonesia, baik oleh para ahli maupun praktisi
pendidikan.Namun kenyataannya, kita pantas prihatin bahwa kualitas
pendidikan di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan. Meskipun
banyak faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut, seperti faktor
lingkungan, sosial, budaya, fasilitas, dana dan sebagainya, pengajar dan
siswa masih merupakan faktor yang sangat dominan dalam menentukan
kualitas hasil pembelajaran.
Hasil dari proses pembelajaran pada umumnya dipengaruhi oleh
variabel metode pembelajaran. Ada tiga variabel pembelajaran, yaitu
variabel kondisi pembelajaran, variabel metode, dan variabel hasil
pembelajaran. Variabel kondisi pembelajaran merupakan faktor yang
mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran.
Variabel metode berinteraksi dengan variabel kondisi pembelajaran, yang
terdiri dari tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi, kendala dan
karakteristik siswa. Sedangkan hasil pembelajaran bisa berupa hasil yang
diinginkan sebagaimana yang ditetapkan dalam tujuan pembelajaran. Hal
ini sering disebut perolehan hasil belajar.
Kondisi pembelajaran atau suasana pembelajaran yang
menyenangkan merupakan salah satu variable pembelajaran yang
4
berhubungan dengan tenaga pengajar dan Peserta didik, sehingga
dengan demikian untuk mewujudkan suasana pembelajaran yang
menyenangkan sangatlah dipengaruhi dengan dua komponen itu yakni
guru dan Siswa. Kedua komponen itu sangat urgen dan saling
mempengaruhi. Artinya kompetensi yang dimilki oleh guru dalam
mengolah pembelajaran tercermin dari kondisi siswa dalam proses
pembelajaran.
Kondisi pembelajaran yang baik dan menyenangkan sangat
tergantung pada seorang guru. Sehingga seorang guru harus mampu
mendesain dan menerapkannya kepada siswa ketika proses belajar
mengajar berlangsung. Namun kenyataanya yang di hadapi Madrasah
Tsanawiah Kec.Bajeng Kab.gowa masih bayak guru yang belum
maksimal menerapkan desain pembelajaran karna masih minimnya
pengetahuan tentang pengembangan desain pembelajaran yang efektif di
sebabkan karna kurangnya mengikuti pelatihan kegiatan guru. Oleh
karena itu masih perlu di tingkatkan peranan guru dalam mendesain
pembelajaran, terlihat para guru masih memiliki kemampuan yang kurang
menjadi seorang desainer pembelajaran. Hal ini tentu jadi pertimbangan
sekolah dalam memilih guru-guru yang memiliki peranan dalam
mengembangkan pembelajaran yang baik, yang diharapkan dapat
meningkatkan prestasi siswa dalam menerima pembelajaran. Dan hal ini
tidak terlepas dari adanya peranan guru dalam mendesain pembelajaran.
5
Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti termotifasi untuk
melakukan suatu penelitian dengan mengangkat judul :
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pola pemikiran tersebut di atas, maka dapatlah
penulis merumuskan beberapa pokok masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam
mendesain pembelajaran di MTs Muhammadiyah Pammase
Kecamatan Bajeng Kab. Gowa ?
2. Bagaimana tahapan-tahapan guru Pendidikan Agama Islam dalam
mendesain pembelajaran di MTs Muhammadiyah Pammase
Kecamatan Bajeng Kab. Gowa ?
3. Faktor apa yang menjadi pendukung dan penghambat Guru
Pendidikan Agama Islam dalam mendesain pembelajaran di MTs
Muhammadiyah Pammase Kecamatan Bajeng Kab. Gowa ?
C. Tujuan Penelitian
Setelah menyimak rumusan masalah di atas, maka tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam
mendesain pembelajaran di MTs Muhammadiyah Pammase
Kecamtan Bajeng Kab. Gowa
6
2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan guru Pendidikan Agama Islam
dalam mendesain pembelajaran di MTs Muhammadiyah Pammase
Kecamtan Bajeng Kab. Gowa
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Guru
Pendidikan Agama Islam dalam mendesain pembelajaran di MTs
Muhammadiyah Pammase Kecamtan Bajeng Kab. Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
kegunaan ilmiah, kegunaan praktis, dan kegunaan institusional.
1. Kegunaan Ilmiah
Manfaat yang bersifat teoretik berkaitan dengan pengembangan
khasanah pengetahuan, khususnya bagi jurusan Pendidikan Agama
Islam. Manfaat yang bersifat teoretis tersebut berupa sumbangan hasil
penelitian, yaitu dapat menambah khasanah pengetahuan atau
mengembangkan wawasan terutama dalam hal urgensi pendidikan dalam
pembinaan remaja.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini berguna untuk memberikan motivasi atau dorongan
kepada para pendidik formal ataupun non formal agar terus
mengembangkan berbagai macam metode ataupun cara agar anak lebih
termotivasi dalam belajar.
7
3. Kegunaan Institusional
Dari segi kegunaan institusional, diharapkan penelitian ini berguna
sebagai masukan untuk menerapkan kebijakan-kebijakan dan metode
dalam dunia pendidikan disekolah maupun masyarakat agar bisa
diterapkan demi meningkatkankan dan mewujudkan tujuan pendidikan
agama islam.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, peranan diartikan sebagai
pemain. Peran adalah orang yang menjadi atau melakukan sesuatu yang
khas, atau “perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan di masyarakat”. Jika ditujukan pada hal yang bersifat
kolektif di dalam masyarakat, seperti himpunan, gerombolan, atau
organisasi, maka peranan berarti “perangkat tingkah yang diharapkan
dimiliki oleh organisasi yang berkedudukan di dalam sebuah masyarakat”.
Peranan (role) memiliki aspek dinamis dalam kedudukan (status)
seseorang. Peranan lebih banyak menunjuk satu fungsi, penyusaian diri
dan sebagai suatu proses. Menurut anton Moelyono (1949), peranan
adalah sesuatu yang dapat diharapkan akan mempengaruhi sesuatu yang
lain.4
1. Pengertian Guru
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, guru adalah orang yang
kerjanya mengajar.5 Seorang guru sehari-hari ia dikenal sebagai pengajar.
Di sisi lain guru diharapkan pula tampil sebagai pendidik. Bukan saja
terhadap peserta didik di kelas, namun juga sebagai pendidik di
4Sugiarto Erwin, op. cit., h. 16
5PoerdamintaW.J.S. , Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1984), h. 135
9
masyarakat yang seyogyanya sebagai teladan yang harus dijunjung dan
ditiru oleh seluruh masyarakat.
Untuk memahami secara mendalam pengertian guru, maka dapat
dilihat dari berbagai sumber dalam memberikan definisi guru. Dalam
kamus bahasa Indonesia, Guru menurut bahasa adalah orang yang
kerjanya mengajar, Sedangkan menurut istilah guru berarti pendidik
profesional yang secara implisit harus merelakan dirinya dalam menerima
dan memiliki sebagian besar tanggung jawab pendidikan.6
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok setiap individu, maka dari itu sebagai orang tua harus memenuhi kebutuhan anaknya dalam memberikan pendidikan. Namun, hal ini tidak dapat diberikan secara sempurna dari orang tua. 7 Dengan menyerahkan anaknya ke sekolah, berarti pelimpahan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru. Hal ini menunjukkan bahwa tugas dan tanggung jawab orang tua telah diserahkan penuh kepada lembaga pendidikan dalam hal ini lingkungan sekolah yang ditangani langsung oleh tenaga guru. Seorang guru mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi psikomotor, kognitif, maupun potensi afektif dan potensi tersebut harus dikembangkan secara seimbang sampai ke tingkat setinggi mungkin menurut ajaran Islam.8
Mendefinisikan guru sebagai salah satu komponen manusiawi
dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang
pembangunan.9 Guru atau pendidik yang baik adalah guru yang mampu
6Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, Cet. VIII, 1985)
7 Bahri Syaiful h, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif;(Jakarta: PT.
Rineka Cipta, Cet. I, 2000)
8 Tafsir Ahmad, .Ilmu Pendidikan dalam Persepektif Islam, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, Cet. XIV, 2001)
9Ary H Gunawan, Administrasi Sekolah.(Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. I, 2001)
10
melaksanakan inspiring teaching yaitu guru yang melalui kegiatan
mengajarnya mampu mengilhami murid-muridnya.10
Jika ditelaah defenisi tersebut di atas, secara tidak langsung dapat
dipahami bahwa guru dalam hal ini adalah salah satu anggota
masyarakat yang memiliki keahlian tertentu dalam mewariskan ilmu
pengetahuan kepada anak didiknya.
Sehubungan dengan hal tersebut, guru adalah seorang anggota
masyarakat yang berkompeten dan memperoleh kepercayaan untuk
melaksanakan tugas mengajar/transfer nilai kepada murid. Guru adalah
suatu jabatan profesional yang dilaksanakan atas dasar kode etik profesi
dan guru adalah suatu kedudukan fungsional melaksanakan tugas dan
tanggung jawab sebagai pengajar, pemimpin dan orang tua.11
Berdasarkan kenyataan, seorang guru juga adalah seorang
pendidik, maka seorang guru dapat menciptakan, memelihara dan
mempertahankan keseimbangan antara perkembangan psikologi anak
didiknya dengan kemampuan intelektualnya. Apabila guru mengajarkan
suatu mata pelajaran, ia tidak hanya mengutamakan mata pelajaran, akan
tetapi ia harus juga memperhatikan anak didik itu sendiri sebagai manusia
yang perlu dikembangkan pribadinya, dalam hal ini Sardiman A.M.,
mengatakan bahwa:
10
Buchari, Mochtar. Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia Cet.
I(Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya,cet.I ,2001 )
11Abdurrahman.H, Ilmu Pendidikan, Sebuah Pengantar dengan Pendekatan
Islami. (Cet.I; Jakarta: PT. Al-Qushwa, 2000), h. 135
11
Guru tidak semata-mata sebagai pengantar yang „transfer of knowledge‟, tetapi juga sebagai pendidik yang „transfer of values‟ yang sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan tuntunan kepada siswa dalam belajar.12
Bertolak dari pengertian tadi, penulis dapat menyimpulkan
bahwasanya guru adalah manusia yang memiliki keahlian khusus dalam
mewariskan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya dalam upaya
mengembangkan kemampuan serta kematangan untuk mencapai
kedewasaan dalam proses pembelajaran pada situasi tertentu dalam
rangka pencapaian tujuan yang diharapkan para siswa itu sendiri.
Dengan demikian dapat dipahami dengan jelas bahwa guru
adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar
yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia
yang potensial di bidang pembangunan. Sejalan dengan itu, guru
merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan yang harus berperan
aktif dan mendapatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional yang
mana pada sikap pribadi guru terdapat tanggung jawab untuk membawa
para siswanya ke arah kedewasaan atau ke taraf kematangan tertentu.
2. Kompetensi Guru
Dalam pembahasan mengenai pengertian guru dapat kita lihat
dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, bahwa guru adalah orang yang
kerjanya mengajar.13 Jika kita menelaah defenisi singkat di atas, secara
12
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Cet.IV; Jakarta:
Rajawali Persm, 1992), h. 123
13
Poerwadarminta W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia (BalaiPustaka,1984),
h. 135.
12
tidak langsung dapat dipahami bahwa guru dalam hal ini adalah salah
satu anggota masyarakat yang memiliki keahlian tertentu dalam
mewariskan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya.
Sehubungan dengan hal tersebut, guru adalah seorang anggota
masyarakat yang berkompeten dan memperoleh kepercayaan untuk
melaksanakan tugas mengajar/transfer nilai kepada murid. Guru adalah
suatu jabatan profesional yang dilaksanakan atas dasar kode etik profesi
dan guru adalah suatu kedudukan fungsional melaksanakan tugas dan
tanggung jawab sebagai pengajar, pemimpin dan orang tua.14
Berdasarkan kenyataan, seorang guru juga adalah seorang
pendidik, maka seorang guru dapat menciptakan, memelihara dan
mempertahankan keseimbangan antara perkembangan psikologi anak
didiknya dengan kemampuan intelektualnya.
Apabila guru mengajarkan suatu mata pelajaran, ia tidak hanya
mengutamakan mata pelajaran, akan tetapi ia harus juga memperhatikan
anak didik itu sendiri sebagai manusia yang perlu dikembangkan
pribadinya, mengatakan bahwa:
Guru tidak semata-mata sebagai pengantar yang „transfer of knowledge‟, tetapi juga sebagai pendidik yang „transfer of values‟ yang sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan tuntunan kepada siswa dalam belajar.15
14
H. Abdurrahman, op. cit., h. 135.
15Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Cet. IV; Jakarta:
Rajawali Persm 1992), h. 123.
13
Bertolak dari pengertian tadi, penulis dapat menyimpulkan
bahwasanya guru adalah manusia yang memiliki keahlian khusus dalam
mewariskan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya dalam upaya
mengembangkan kemampuan serta kematangan untuk mencapai
kedewasaan dalam proses pembelajaran pada situasi tertentu dalam
rangka pencapaian tujuan yang diharapkan para siswa itu sendiri.
Dalam Kamus Praktis Bahasa Indonesia, kata „kompetensi‟
berarti kecakapan.16 Sehingga kompetensi seorang guru diartikan sebagai
kecakapan atau kemampuan melaksanakan tugasnya sebagai tenaga
edukatif.
Sebelum menunaikan tugasnya sebagai tenaga pengajar
di suatu lembaga pendidikan guru hendaknya mempersiapkan
kemampuan tertentu yakni seperangkat kompetensi atau kemampuan
mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik.
Kompetensi guru dalam proses belajar mengajar pada
kenyataannya, terpadu dalam penampilan guru yang manunggal dan
terintegrasi, artinya pada saat mengajar mungkin saja guru harus
menampilkan sekian banyak peran sekaligus oleh karena setiap guru tidak
bisa terlepas atau terpisah dari kompetensinmya.
Mengenai kompetensi ini, dapat diklasifikasikan dalam berbagai
model yang kesemuanya merupakan kemampuan dasar bagi seorang
16
Marsam Leonardo D. Marsam, Kamus Praktis Bahasa Indonesia (Surabaya:
Karya Utama, t.th.), h. 149.
14
guru yang diungkapkan dalam buku Pengelolaan Pengajaran bahwa
kompetensi guru meliputi:
a. Penguasaan bahan
b. Pengelolaan program mengajar
c. Pengelolaan kelas
d. Penggunaan Media/sumber belajar
e. Pengembangan IBM-PBM
f. Penelitian prestasi murid/tepat
g. Fungsi bimbingan dan Penyuluhan.17
Untuk itu hendaknya dipahami benar bahwa terjadinya perilaku
belajar pada pihak peserta didik dan perilaku mengajar pada pihak guru
tidak berlangsung hanya dari satu arah, tetapi terjadi secara timbal balik di
mana kedua pihak berperan dan berbuat secara aktif di dalam suatu
kerangka dan dengan menggunakan cara dan kerangka berpikir yang
seyogyanya dipahami dan disepakati bersama. Tujuan interaksi
merupakan titik temu dan bersifat mengikat serta mengarahkan aktivitas
dari kedua belah pihak. Dengan demikian, kriteria keberhasilan dari
rangkaian keseluruhan tersebut hendaknya ditimbang atau dievaluasi
untuk melihat tercapai tidaknya tujuan. Tujuan yang segera dan terdekat
dari setiap aktivitas belajar mengajar harus dilihat pada ada tidaknya
perubahan-perubahan yang diharapkan terjadi pada perilaku dan pribadi
peserta didik. Begitu pula seorang peserta didik dapat dikatakan
17
Lihat H. Abdurrahman, op. cit., h. 63-64.
15
belajarnya berhasil kalau ia telah mengalami perubahan-perubahan
setelah menjalani proses belajar tersebut.
Secara skematis hubungan timbal-balik antara ketiga komponen
dasar itu dalam suatu aktivitas belajar mengajar elementer menurut Abin
Syamsuddin dapat digambarkan sebagai berikut:
GURU
RENCANA MENGAJAR EVALUASI SISWA BELAJAR TUJUAN
Gambar 1
Ket:Dikutip dari buku “Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar”.18
Dengan melihat skematis di atas, dapat dibuat suatu definisi
tentatif sebagai dasar pegangan dalam rangka memahami proses belajar
mengajar, yaitu: Belajar mengajar merupakan suatu interaksi antara
peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuan.
Proses interaksi belajar mengajar pada prinsipnya sangat
tergantung pada guru dan peserta didik. Oleh karena itu, guru dalam
mengajar dituntut kesabaran, keuletan dan sikap terbuka di samping
18
A. Rabrani Rustan (Pendekatan dalam proses Belajar Mengajar),h. 4
16
kemampuan dalam situasi belajar mengajar yang lebih aktif.Demikian pula
dari peserta didik dituntut adanya semangat dan dorongan untuk belajar.
Atas dasar analisis sepintas, dimensi kehidupan seorang guru
atau pihak pendidik tidak hanya mengarah keluar kepada masyarakat,
kepada siswa-siswanya melainkan juga ke dalam kepada dirinya sendiri.
Dalam melaksanakan tugas eebagai guru atau pendidik ia terus mengenal
dirinya, mengetahui seberapa jauhkah ia dapat dan telah mengemban
tugasnya. Ia harus terus-menerus meneliti, mengevaluasi serta
mengoreksi dirinya di samping mengembangkan dirinya secara teratur.
3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam
Tugas adalah kewajiban atau suatu pekerjaan yang harus di
kerjakan seseorang dalam pekerjaannya. Dapat diartikan pula tugas
adalah suatu pekerjaan yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk
dilakukan karena pekerjaan tersebut telah menjadi tanggung jawab
dirinya.
Tugas pendidik adalah mendidik dengan mengupayakan pengembangan seluruh potensi peserta didik, baik aspek koknitif, afektik maupun psikomotoriknya. Potensi peserta didik ini harus di kembangkan secara seimbang samapai ketingkat keilmuan tertinggi dan mengintegrasi dalam diri peserta didik. Upaya pengembangan potensi peserta didik tersebut dilakukan dengan penyucian jiwa-mental, penguatan metode berfikir, penyelesaian masalah kehidupan, mentranfer pengetahuan dan keterampilan melalui teknik mengajar, motifasi, memberi contoh, memuji dan mentradisikan keilmuan.19
19
Roqib, Moh, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Lkis, 2009), h. 50.
17
Tugas pendidik dalam proses pembelajaran secara berurutan
adalah:
a. Menguasai mata pelajaran
b. Menggunakan metedo pembelajaran agar peserta didik mudah
mudah menerima dan memahami pelajaran
c.Melakukan evaluasi pendidikan yang di lakukan,dan
d.Menindak lanjuti hasil evaluasinya.20
Dalam undang-undang system Pendidikan Nasional (UUSPN)
pasal 27 ayat (3) dikemukakan bahwa guru adalah tenaga pendidik yang
khusus diangkat dengan tugas utama mengajar. Disamping itu, ia
mempunyai tugas yang lain yang bersifat pendukung, yaitu membimbing
dan mengolola administrasi sekolah. Tiga tugas ini mewujudkan tiga
layanan yang harus di berikan oleh guru kepada pelajar dan tiga peranan
yang harus dijalangkanya. Tiga layanan yang dimaksud iyalah;
a. Layanan instuksional
b. Layanan bantuan (bimbingan dan konselin) serta
c. Layanan administrasi.
Adapun 3 peranan guru ialah :
a. Sebagai pengajar
b. Sebagai pembimbing
c. Sebagai administrator kelas
20
Ibid h. 51.
18
Sebagai pengajar guru mempunyai tugas menyelegarakan proses
belajar mengajar. Tugas yang mengisi porsi terbesar dari profesi keguruan
ini pada garis besarnya meliputi empat pokok, yaitu :
a. Menguasai bahan pengajaran
b. Merencanakan program belajar mengajar
c. Melaksanakan, memimpin, dan mengolola proses belajar
mengajar
d. Menilai kegiatan belajar mengajar sebagai pembimbing guru
mempunyai tugas member bimbingan kepada pelajar dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapinya, sebab proses
belajar pelajar berkaitan erat dengan berbagai masalah diluar
kelas yang sifatnya non akademis.
Tugas guru sebagai administrator, mencakup ketatalaksanaan
bidang,pengajaran dan mekanisme pengololaan tersebut untuk
melancarkan tugasnya, serta bertindak sesuai dengan etika jabatan. Di
samping memiliki tugas-tugas diatas,guru memiliki juga kewajiban yang
berhubungan juga dengan kedudukanya sebagai salah satu komponrn
tenaga kependidikan. Kewajiban yang dimaksud di kemukakan didalam
UUSPN Pasal 31 sebagai berikut:
a. Membina loyalitas pribadi dan peserta didik terhadap ideology
Negara pancasila dan Undang Undang Dasar 1945
b. Menjunjung tinggi kebudayaan bangsa
19
c. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan
pengabdian
d. Meningkatakan kemampuan profesional sesuai dengan tuntutan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pembangunan bangsa.
e. Menjaga nama baik sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
masyarakat, bangsa dan Negara.21
Tugas seorang guru adalah mendidik yang paling utama dari
sekian tugas guru adalah mengajar dan semua tugas yang berhubungan
dengan pencapaian tujuan pengajaran. Tugas guru dapat di rincikan
sebagai berikut :
a. Membuat persiapan mengajar
b. Mengajar
c. Mengevaluasi hasil pengajaran.
Setelah tugas ini jelas dan dilaksanakan dengan baik, barulah guru
dituntut melaksanakan tugas tugas pendidik yang lainya.22
Hujjatul islam, imam Al-Ghazali mengumukakan bahwa tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, mensucikan, serta membawa hati manusia (peserta didik) untuk takarrub ila Allah (mendekatkan diri kepada Allah). Dalam pandangan islam, secara umum guru juga bertugas mendidik, yaitu mengupayakan seluruh potensi anak didik yang meliputi potensi
21
Departemen Agama RI,metologi pendidikan Agama islam, (Jakarta : 2001),h
2-4
22 Ahmad, Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam,(Bantuk : Pt Remaja Rosdakarya 2012),
h135-136
20
kognitif, afektif, dan psikomotorik. 23 Tugas pendidik dalam pandangan islam secara umum adalah mendidik yaitu mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik baik potensi psikomotorik, kognitif, maupun efektif. 24
Ada pernyataan tentang tugas guru, yaitu :
a. Guru harus mengetahui karakter murid
b. Guru harus selalu berusaha meningkatkan keahlianya baik dalam
bidang yang diajarkanya maupun dengan cara mengajarkanya.
c. Guru harus mengamalkan ilmunya, jangan berbuat berlawanan
dengan ilmu yang di ajarkanya.
Ag. Soejono merinci tugas guru sebagai berikut:
a. Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak didik dengan
cara berbagai cara seperti observasi, dan wawancara
b. Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang
baik dan menekan perkembangan pembawaan yang buruk agar tidak
berkembang.
c. Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara
memperkenalkanya berbagai bidan keahlian, keterampilan, agar anak
didik memilihnya dengan tepat.
d. Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah
perkembangan anak didik berjalan dengan baik.
23
Zainuddin, H.M, Pendidikan Islam dari Paradigm Klasik Hingga Kontenporer,
(Malang: UIN Malang Press, 2009), h.167
24 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam,( Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2012),h. 126.
21
e. Memberikan bimbingan dari penyeluhan takkala anak didik menemui
kesulitan dalam mengembangkan potensinya.
Dari berbagai penjelasan di atas mengenai tugas guru dalam
pendidikan agama islam secara singkat dapat disimpulkan bahwa tugas
guru dalam pendidikan agama islam adalah mendidik muridnya,dengan
cara mengajar, membimbing dan dengan cara lainnya, menuju
tercapainya perkembangan maksimal sesuai dengan nilai-nilai islam.
Tanggung jawab adalah suatu kondisi wajib menanggung segala
suatu kondisi wajib menanggung segala sesuatu sebagai akibat dari
keputusan yang di ambil atau tindakan yang dilakukan apabila terjadi
sesuatu yang di salahkan.25 Tanggung jawab juga dapat diartikan sebagai
suatu kesedian untuk melaksanakan dengan sebaik baiknya terhadap
tugas yang diamanatkan kepadanya dengan kesediaan menerima segala
konsekuensinya.26
Guru adalah pekerja propesional yang secara khusus dipersiapkan
untuk mendidik anak anak yang telah di amanatkan orang tua untuk
dapat mendidik anaknya di sekolah. Guru atau pendidik sebagai orang tua
kedua dan sekaligus penanggung jawab pendidikan anak didiknya setelah
kedua orang tua didalam keluarganya memiliki tanggung jawab
pendidikan yang baik kepada peserta didiknya. Dengan demikian apabila
orang tua menjadi penanggung jawab utama ketika anak anak berada di
25
Wiyani Ardi Novan & Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam , ( Bandung : PT Remaja,
(Jogjakarta : Ar Ruzz Media 2012), h 97
26ibid
22
luar sekolah,guru merupakan penanggung jawab utama anak-anak
melalui proses pendidikan formal anak yang berlangsung disekolah
karena tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari sebuah amanat
yang dikulkan di atas pundak para guru.27
Bagi guru pendidikan agama islam tugas dan tanggung jawabnya
sebagaimna dikemukakan diatas merupakan amanat yang di terima oleh
guru atas dasar pilihannya untuk memangku jabatan guru. Amanat
tersebut wajb dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Allah SWT
menjelaskan dalam (Al-Qur‟an surat An Nisa „.4 :58 )
Terjemahnya :
Sungguh Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar Maha Melihat.28
Ayat tersebut di atas jika di kaitkan dengan tanggung jawab guru
adalah keyakinannya bahwa setiap tindakannya dalam melaksanakan
tugas dan kewajiban didasarkan atas pertimbangan profesional
(profesional judgement) secara tepat. Pekerjaan guru menuntut
kesungguhan dalam berbagai hal. Karenanya, posisi dan persyaratan
Principels. (Cet. 2, Jakarta : Kencana. 2008) h. 34
33 Tadjab. Ilmu Jiwa Pendidikan. (Cet.I; Karya Abdi Tama,Surabaya.2000) h. 22
28
yang dianggap efektif untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Hal
ini juga sekaligus mengarahkan bagaimana guru mengorganisasikan
kegiatan-kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang telah dipilihnya.
Dengan demikian betapa pentingnya tujuan itu diperhatikan dan
dirumuskan dalam setiap pembelajaran, agar pembelajaran itu benar-
benar dapat mencapai tujuan sebagaiman yang tertuang dalam kurikulum.
3. Fungsi Desain Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran mempunyai beberapa fungsi di
antaranya sebagai berikut:
a. Fungsi kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang
akan dapat memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan
berbagai kelemahan yang ada sehingga akan dapat meningkatkan dan
memperbaiki program.
b. Fungsi Inovatif
Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya
kelemahan dan kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Kesenjangan tersebut akan dapat dipahami jika kita memahami proses
yang dilaksanakan secara sistematis dan direncanakan dan diprogram
secara utuh.
c. Fungsi selektif
Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana
yang dianggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi
29
selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang
dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.
d. Fungsi Komunikatif
Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan
kepada setiap orang yang terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah,
bahkan pihak eksternal seperti orang tua dan masyarakat. Dokumen
perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang baik
mengenai tujuan dan hasil yang hendak dicapai dan strategi yang
dilakukan.
e. Fungsi prediktif
Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat
menggambarkan apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu tindakan
sesuai dengan program yang telah disusun. Melalui fungsi prediktifnya,
perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi,
dan menggambarkan hasil yang akan diperoleh.
f. Fungsi akurasi
Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur
setiap waktu yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran
tertentu, dapat menghitung jam pelajaran efektif.
g. Fungsi pencapaian tujuan
Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga
membentuk manusia yang utuh yang tidak hanya berkembang dalam
aspek intelektualnya saja, tetapi juga dalam sikap dan ketrampilan.
30
Melalui perencanaan yang baik, maka proses dan hasil belajar dapat
dilakukan secara seimbang.
h. Fungsi kontrol
Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran.
Melalui perencanaan akan dapat ditentukan sejauh mana materi pelajaran
telah dapat diserap oleh siswa dan dipahami, sehingga akan dapat
memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan program
pembelajaran selanjutnya.34
Berdasarkan seluruh uraian di atas, maka secara hakiki tujuan dan
fungsi yang paling mendasar dari sebuah desain pembelajaran adalah
sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru, serta mengarahkan dan
membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
4. Komponen Desain Pembelajaran
1. Program Tahunan
Munurut Mulyasa bahwa:
Program tahunan memuat penjabaran alokasi waktu tiap-tiap standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk tiap semester dan tiap kelas selama satu tahun pelajaran. Program tahunan selanjutnya dijabarkan secara rinci pada program semester. Program tahunan dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran dimulai, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya. Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, program dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.35
34
M.J. Soeleman. Menjadi Guru-Suatu Pengantar Kepada dunia Guru. (Cet. 1;
Bandung: CV. Diponegoro. 2001) h.78
35 E. Mulyasa, op.cit. h.95.
31
Jadi program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu
satu tahun untuk mencapai tujuan (SK dan KD) yang telah ditetapkan.
Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang
ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswa. Penentuan
alokasi waktu ditentukan pada jumlah jam pelajaran sesuai dengan
struktur kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai
oleh siswa
Program tahunan memuat penjabaran alokasi waktu tiap-tiap
standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk tiap semester dan setiap
kelas selama satu tahun. Adapun komponen prota sebagai berikut:
1) Identifikasi, seperti satuan pendidikan, mata pelajaran, tahun pelajaran.
2) Standart kompetensi. 3) Kompetensi dasar. 4) Alokasi waktu dan keterangan.36
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
program tahunan adalah:
1) Lihat berapa jam alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran dalam seminggu dalam kurikulum seperti yang telah ditetapkan.
2) Analisis berapa minggu efektif dalam setiap semester, seperti yang telah kita tetapkan dalam gambaran alokasi waktu efektif.
3) Memalui analisis tersebut kita dapat menentukan berapa minggu waktu yang tersedia untuk pelaksanaan proses pembelajaran.
4) Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif, waktu pembelajaran efektif (perminggu). Hari-hari libur meliputi.37
36
A.H. Kahar Ustman dan Nadhirin op.cit. h.20.
37 Oemar Hamalik , op.cit. h. 215
32
Program Tahunan merupakan program umum setiap mata
pelajaran untuk setiap kelas, berisikan tentang garis-garis besar yang
hendak dicapai dalam satu tahun dan dikembangkan oleh gru mata
pelajaran yang bersangkutan program ini perlu dipersiapkan dan
dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran dimulai. Program tahunan
inilah yang nantinya merupakan pedoman bagi pengembangan program-
program berikutnya, seperti program semester, mingguan dan harian serta
pembuatan silabus dan sistem penilaian.
2. Program Semester Pembelajaran
Program semester adalah program yang berisikan garis-garis besar
mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester
tersebut. Program semester atau promes merupakan langkah dalam
menyampaikan materi kepada peserta didik, dengan program semester ini
akan rinci yang akan dilakukan guru dalam kelangsungan belajar
mengajar. Program semester juga dikatakan sebagai penjabaran dari
program tahunan. Program semester ini sudah menjadi tugas yang harus
dibuat oleh guru untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran selama
satu bulan. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika akan membuat promes
diantaranya adalah:
1) Dengan melihat kemampuan masing-masing sekolah.
2) Perlu kerjasama antara guru mata pelajaran
Menurut Darwyn Syah bahwa:
Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang akan dilakukan dan ingin dicapai dalam semester tersebut. Program
33
semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Isi dari program semester adalah tentang bulan, pokok bahasan yang akan disampaikan, waktu yang direncanakan dan keterangan-keterangan. Untuk membuat program semester harus memperhatikan kalender akademik. Pada kalender itu akan terlihat hari yang efektif dan harhari yang tidak efektif atau libur.38
Setelah melihat kalemder pendidikan atau kalender akademik kita
juga harus memperhatikan struktur program kurikulum yaitu berapa jam
pelajaran dalam seminggu. Adapun komponen penyusun program
semester antara lain:
1) Identitas, meliputi satuan pendidikan, matapelajaran,
kelas/semester, tahun pelajaran.
2) Format isian, meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, jumlah jam pertemuan (JJP), dan bulan.
3. Pengertian Silabus
Silabus adalah garis besar, ringkasan atau pokok isi atau materi
pembelajaran. Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu
kelompok pembelajaran yang dengan tema tertentu, yang mencakup
standar kompetensi, kompetensi dasar , materi pembelajaran,
indikator, penilaian alokasi waktu dan sumber belajar yang dikembangkan
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakikatnya merupakan
perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan
apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian,
Rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan uapaya untuk
memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran.
Menurut Abdul Majid bahwa :
Rencana pelaksanaan pembelajaran perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen-pembelajaran, yakni: kompetensi dasar materi standar, indikator hasil belajar, dan penilaian. Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik; materi standar berfungsi memberi makna terhadap kompetensi dasar, indikator hasil belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik, sedngkan penilaian berfungsi mengukur pembentukan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi standar belum terbentuk atau belum tercapai.40
Menurut Lukmanul Hakim Pada hakikatnya yang perlu diperhatikan
dalam Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu sebagai berikut:
1) Identifikasi Kebutuhan. Identifikasi kebutuhan bertujuan antara lain untuk melibatkan dan memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan oleh mereka sebagai bagaian dari kehidupannya dan mereka merasa memilikinya.
2) Identifikasi Kompetensi. Kompetensi merupakan suatu yang ingin dimiliki oleh peserta didik, dan merupakan komponen utama yang harus dirumuskan dalam pembelajaran, yang creativity intelegensi memiliki peran penting dan menentukan arah pembelajaran. Kompetensi yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan metode dan media pembelajaran, serta memberi petunjuk terhadap penilaian.
40
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar.
Kompetensi Guru. (Bandung: UPI Press,2011), h. 35.
35
Pembentukan kompetensi melibatkan intelegensi question (IQ), emosional intelegensi (EI), (CI), yang secara keseluruhan harus bertujuan pada pembentukan spiritual intelegensi (SI).
3) Penyusunan program pembelajaran. Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada rencana pelaksanaan pembelajaran, sebagai produk program pembelajaran jangka pendek, yang mencangkup komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen program mencangkup kompetensi dasar, materi standar, metode dan tekhnik, media dan sumber belajar, waktu belajar dan daya dukung lainnya.41
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan suatu
perkiraan atau proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan
dilakukan baik guru maupun peserta didik. Dalam Rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) harus jelas kompetensi dasar yang akan dimiliki oleh
peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari,
bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa
peserta didik telah menguasai atau memiliki kompetensi tertentu.
5. Evaluasi
Konsep ini menganggap menilai hasil belajar peserta didik sangat
penting.Indikator keberhasilan pencapaian suatu tujuan belajar dapat
diamati dari penilaian hasil belajar. Seringkali penilaian dilakukan dengan
cara menjawab soal-soal objektif. Penilaian juga dapat dilakukan dengan
format non soal, yaitu dengan instrument pengamatan, wawancara,
Penelitian ini adalah jenis penelitian Field research (penelitian
lapangan) yakni penelitian yang dimana peneliti turun langsung kelokasi
untuk memperoleh data kongkrit dan akurat yang berhubungan langsung
dengan judul penelitian.
Adapun metode pendekatan penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu :
Metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas social dan berbagai fenomena yang terjadi dimasyarakat yang menjadi subjek penelitian, sehingga tergambar cirri, karakter, sifat dan model dari fenomena tersebut.43
Suharsimi Arikunto mengungkapkan bahwa:
Penelitian kualitatif diskriptif tidak bermaksud untuk menguji hipotesis, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang gejala atau keadaan variabel, dengan cara data yang diperoleh disajikan melalui ungkapan verbal yang dapat menggambarkan sebagaimana kondisi yang sebenarnya.44
Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang penekanan
analisisnya pada proses penyimpulan induktif serta pada analisis terhadap
dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dengan menggunakan
43
Sanjaya Wina, Penelitian Pendidikan. (Bandung. Kencana Prenada Media Group, 3013) h. 47
44 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), h. 291.
37
logika ilmiah.45 Penelitian kualitatif deskriptif dalam penelitian ini, bertujuan
memberikan gambaran tentang Peranan guru Pendidikan Agama Islam
dalam Mendesain pembelajaran di MTs Muhammadiyah Pammase
Kecamatan Bajeng Kab.Gowa.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Adapun lokasi penelitian adalah di MTs Muhammadiyah Pammase
Kecamatan Bajeng Kab.Gowa dan objek penelitian adalah seluruh guru
dan siswa MTs Muhammadiyah Pammase Kecamatan Bajeng Kab.Gowa.
C. Fokus Penelitian
Untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis hasil penelitian,
maka penelitian ini difokuskan pada 1. Peranan guru Pendidikan Agama
Islam, dan 2. Mendesain pembelajaran.
D. Deskripsi Fokus Penelitian
Untuk memberikan pemahaman lebih jauh dan secara
komprehensif tentang judul skripsi ini maka penulis memberikan uraian
secara operasional yang mengacu pada item penelitian sebagai berikut;
1. Peranan guru Pendidikan Agama Islam,tingkah laku atau tindakan
yang dimiliki seorang guru dalam memberikan pengetahuan
kepada anak didiknya disekolah dalam hal ini guru Pendidikan
Agama Islam di MTs Muhammadiyah Pammase Kecamatan Bajeng
Kab.Gowa.
45
Saifudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 3.
38
2. Mendesain Pembelajaran adalah kesanggupan guru dalam
menyampaikan Administrasi pembelajaran dalam hal Prota,
Promes, Silabus, RPP, sesuatu yang wajib dimiliki oleh seorang
guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran agar guru
memiliki persiapan sebelum melaksanakan proses pembelajaran
didalam kelas.
Dari uraian diatas maka dapat diartikan secara umum bahwa
penelitian ini akan meneliti tentang peran seorang guru yang mengajarkan
sebuah cabang ilmu pengetahuan yaitu Pendidikan Agama Islam dengan
membuat desain atau pola yang bisa membuat proses pembelajaran lebih
terarah sehingga menimbulkan perubahan yang lebih baik bagi siswa.
E. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan dua sumber yakni sumber data primer dan sumber data sekunder.
Peneliti uraikan yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
informan atau hasil pengamatan langsung dari perilaku/peristiwa yang
berkaitan dengan variabel penelitian. Informan adalah orang yang
dianggap mengetahui permasalahan yang akan diteliti dan bersedia
memberikan informasi yang dibutuhkan.
Adapun yang akan dijadikan informan dalam penelitian ini adalah
Guru Pendidikan Agama Islam di MTs Muhammadiyah Pammase
39
Kecamatan Bajeng Kab.Gowa, sebagai sumber utama dalam proses
pengumpulan data di lapangan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung terkait
dengan variabel penelitian, namun sangat dibutuhkan sebagai alat bantu
dalam menganilisis data. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian
ini, sebagai berikut:
Mengumpulkan data berupa dokumen-dokumen, seperti dokumen
tentang keadaan tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik
MTs Muhammadiyah Pammase Kecamatan Bajeng Kab.Gowa. Begitupun
dokumentasi buku-buku yang relevan sebagai landasan teori.
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang
dibahas ini, maka penulis menggunakan teknik sebagai berikut :
1. Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara
mengamati dan mengadakan komunikasi secara langsung dengan
sumber informasi (informan) tentang kondisi lokasi penelitian.46
Dalam hal ini peneliti berkomunikasi dengan pendidik dan siswa.
Melakukan pengamatan lansung dilokasi penelitian kemudian mencatat
semua yang berkaitan dengan keadan umum lokasi penelitian yaitu MTs
Muhammadiyah Pammase Kecamatan Bajeng Kab. Gowa
46
Sanjaya Wina. Op.cit. h.270
40
2. Wawancara
Wawancara yaitu teknik penelitian yang dilaksanakan dengan cara
melakukan Tanya jawab atau percakapan dengan para responden untuk
memperoleh data, baik dengan menggunakan daftar pertanyaan ataupun
percakapan bebas yang berhubungan dengan permasalahan yang telah
dirumuskan sebelumnya.
Sebagaimana menurut Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani bahwa,
wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga biasa di konstruksikan makna
dalam satu topik.47
3. Dokumentasi
Dokumentasi dapat dilakukan dengan mencari data mengenai hal-
hal yang berupa catatan, buku-buku, agenda dan sebagainya.48Cara ini
digunakan untuk mendapatkan data tentang keadaan dan jumlah siswa
maupun guru di sekolah.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapt dipahami bahwa metode
dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data
yang berhubungan dengan permasalahan melalui melalui dokumen-
dokumen tertulis maupun arsip.
G. Teknik Analisis Data
47
Afifuddin dan Saebani Ahmad Beni, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Cet. 7,
Bandung. Pustaka Setia, 2009) h. 264
48 Sanjaya Wina, Op. Cit, h. 74
41
Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat
ditafsirkan. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dari berbagai sumber yaitu, berupa hasil wawancara, hasil
pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan serta
dokumen resmi dan sebagainya.49
Dalam menganalisis data-data yang ada, penulis menggunakan
metode deskriptif analisis yaitu, sesuai metode analisis data yang
menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana
A. Gambaran MTs. Muhammadiyah pammase Kec.Bajeng Kab.Gowa
1. Sejarah singkat dan perkembanganya
Keputusan Menteri Agama No. 369 tahun 1993 tentang madrasah
Tsanawiyah yang selanjutnya dalam keputusan ini disebut MTs Adalah
sekolah Lanjutan Tingkat pertama yang berdiri khas Agama Islam
menyelenggarakan program tiga tahun setelah Madrasah ibtidaiyah atau
Sekolah Dasar. Selanjutnya dalam keputusan tersebut menyatakan
bahwa penyelenggaraan administrasi pendidikan meliputi administrasi
keuangan, ketenagaan, kesiswaan, perlengkapan, kurikulum dan
perpustakaan.50
Madrasah Tsanawiyah Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
adalah salah satu institusi pendidikan dasar berbasis Islam.
Madrasah Tsanawiyah Pammase Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa
didirikan pada tahun 1985 keberadaan madrasah ini telah memberikan
kontribusi yang besar dalam meningkatkan kecerdasan bangsa.
2. Profil sekolah
Nama sekolah: MT.s Muhammadiyah pammase
Nomor statisti sekolah :-
Berdiri tahun : 1985
Alamat : Pammase
50
Sumber data Tata Usaha MTs Muhammadiyah Pammase
43
Telepon : -
Profensi : Sulawesi selatan
Kecamatan : Bajeng
Desa / Kelurahan : Tangkebajeng
Kabupaten : Gowa
Kode pos : 99512
Daerah : pedesaan
Status sekolah : Swasta
Kegiatan belajar mengajar : pagi51
3. Visi dan Misi Sekolah
Visi
“Terwujudnya Generasi Muda Islam Unggulan yang Cerdas,
Terampil, Berakhlak Mulia Dan Berguna Bagi Masyarakat Dan
Agama”
Misi
“Menanamkan dan Mengembangkan Kualitas Kepribadian Agar
Mampu Menjadi Penerus dan Penerima Tongkat Stafel
Kepemimpinan Bangsa Dan Agama di masa Depan”52
51
Sumber data Tata Usaha MTs Muhammadiyah Pammase
52 Sumber data Tata Usaha MTs Muhammadiyah Pammase
44
4. Keadaan pendidik
Jumlah guru yang mengajar di MT.s Muhammadiyah Pammase
kec.Bajeng Kab.Gowa berjumlah 11 orang,lebih jelasnya dapat di lihat
pada table berikut :
Tabel 1.
Keadaan tenaga pendidik MT.s Muhammadiyah Pammase Tahun ajaran
2017/201853
No Nama Mapel yang di ajarkan
Jenis Kelamin
1 Drs.M.Hidayat TIK, AIK L
2 Drs.M.Jafar.H PENJASKES L
3 Syamsuddin Z,S.Pd.I SKI L
4 Jamaluddin.S.Ag FIQIH L
5 Enggar Doni,K.St IPA L
6 Rasidah.N. S.Pd.I,Ma PKN P
7 Rosnawati MAT P
8 Parida.S.Ag.Ma TIK P
9 Hardiana, S.Ag AKIDAH AKHLAK P
10 Sitti Nurmin.S.Pd BI/BD P
11 Arnida,S.Pd.I B.ING
P
53 Sumber : Dokumentasi Kantor Tata Usaha MT.s Muhammadiyah Pammase
2017
45
5. Keadaan Siswa
Tabel 2
Keadaan Peserta Didik MT.s Muhammadiyah Pammase
Kec.Bajeng Kab.gowa54
No Tingkatan Kelas Jumlah Siswa
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 Kelas VII 15 30 45
2 Kelas VIII 19 31 50
3 Kelas IX 20 29 49
Jumlah 54 90 144
6. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang memedai sangat di butuhkan pada
suatu lembaga pendidikan, karena tanpa sarana dan prasarana yang
memadai proses belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan lancar,
sebagai penunjang pencapaian tujuan pembelajaran ysng efektif dan
efesien. Untuk lebih jelasnya keadaan sarana dan prasarana MT.s
Muhammadiyah Pammase dapat dilihat pada table berikut:
54
Sumber: Dokumentasi Kantor Tata Usaha MT.s Muhammadyah pammase (8 November 2017 )
46
Tabel 3
Keadaan sarana dan prasarana MT.s Muhammadyah Pammase
Tahun Ajaran 2017/201855
No RUANG JUMLAH LUAS (m2) KETERANAGAN
1 Kepala sekolah 1 12 Baik
2 Wakasek 1 36 Baik
3 Dewan Guru 1 75 Baik
4 Guru BK 1 12 Baik
5 Ruang Belajar 1 891 Baik
6 Perputakaan 1 81 Baik
7 Mushallah 1 81 Baik
8 Tata Usaha 1 70 Baik
7. Struktur Organisasi
Dengan adanya struktur organisasi MT.s Muhammadiyah
Pammase maka seluruh jajaran yang bertugas dalam lembaga tersebut
akan tergambar adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung
jawab masing-masing terhadap kelancaran jalanya organisasi dalam
dalam suatu lembaga pendidikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar bagian struktur organisasi berikut :
55 Sumber: Dokumentasi Kantor Tata Usaha MT.s Muhammadyah pammase (8
November 2017)
47
Gambar 2
. Struktur Organisasi MT.s Muhammadiyah Pammase 56
5. -----------
B. Peranan Guru PAI dalam mendesain pembelajaran di MTs.
Muhammadiyah Pammase kec. Bajeng kab. Gowa
Pada proses pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar tidak
bisa lepas dari keberadaan guru. Guru memiliki peran yang paling aktif
dalam pelaksanaan pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan yang
56
Sumber: Dokumentasi Kantor Tata Usaha MT.s Muhammadiyah Pammase 8
November 2017
Ketua Komite H.mansyur saleh
Kepala Sekolah Drs.M,Hidayat
Kord. Tata Usaha
Sitti nurmin s.pd
W A K A S E K
Wakasek Kurikulum
Arnida.S.Pd
Wakasek Sarana&Prasarana
Syamsuddin S.Ag Wakasek Humas
A.Patimah, S.Pd
Wali
kelas
Wali
Kelas
VV
Wali
kelas
Guru MAPEL Ka.Perpus
SISWA
Wakasek Kesiswaan
Drs.M,Jafar
Tenaga
pendidik
lainnya
48
hendak dicapai. Guru memiliki banyak kewajiban dalam pembelajaran dari
mulai perencanaan pembelajaran, mendesain pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran, hingga melakukan evaluasi
pembelajaran yang telah dilakukan.
Berdasarkan wawancara dengan Drs. M. Hidayat menyatakan
bahwa:
Peranan guru PAI dalam mendesain pembelajaran di MTs. Muhammadiyah Pammase ini sangat menunjukkan perubahan yang sangat baik di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Dimana dalam mendesain pembelajaran, proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru agama Islam yang ada di sekolah mulai mengalami banyak peningkatan yang terlihat dari hasil belajar siswa dimana siswa makin menunjukkan prestasi dalam bidang pendidikan agama Islam. Desain pembelajaran yang dilakukan oleh guru agama Islam ini pun tidak lepas dari isi kurikulum yang berlaku.57
Menurut Hardiana bahwa:
Peranan guru PAI dalam mendesain pembelajaran yang dimaksud adalah kemampuan guru untuk menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar, sehingga kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Sangat penting bagi guru melakukan desain pembelajaran agar dalam mendesain pembelajaran memiliki banyak manfaat bagi guru dan siswa itu sendiri, dimana dalam melakukan proses belajar mengajar menjadi lebih efesien, terarah, dan juga guru yang bersangkutan akan lebih menguasai bahan ajar yang akan di sampaikan kepada siswanya, dan mengetahui apa-apa saja landasan dari pendidikan itu sendiri. Jadi peranan mendesain pembelajaran yang dilakukan guru sangat memiliki peran yang penting dimana desain pembelajaran di jadikan sebagai alat yang dapat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif.58
57
Drs. M. Hidayat, wawancara, Tgl 13 November 2017 ( Kepala Sekolah MTs
Muhammadiyah Pammase)
58Hardiana, wawancara, Tgl 14 November 2017 ( Guru PAI )
49
Menurut Syamsuddin S.Pd.I bahwa :
Desain pembelajaran yang dilakukan oleh guru PAI di sekolah ini telah menunjukkan keberhasilan sebagai salah satu alat pendidikan yang membantu guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik yang professional. Dalam desain pembelajaran guru terlibat penting dalam penyusunan bahan ajar yang akan di ajarkan kepada siswa. Saat ini pun sudah terlihat beberapa berubahan dalam proses pembelajaran semenjak guru mendesain pembelajaran, antara lain guru tidak perlu lagi pusing memilih apa yang akan di ajarkan di dalam kelas saat dia mengajar karena semua bahan ajarnya sudah ada di dalam desain pembelajaran yang mereka buat, mempermudah guru dalam proses penyusunan bahan ajar, serta siswa juga lebih cepat mengerti akan apa yang di ajarkan oleh guru PAI sebab pembelajaran yang di ajarkan guru sudah tersusun rapi sesuai dengan desain pembelajaran yang di buat.59
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas dapat dipahami
dengan jelas bahwa tanpa desain pembelajaran yang sebaik-baiknya
tentulah tujuan yang ingin di capai dalam pengololaan kegiatan belajar
megajar tidak dapat tercapai dengan baik.
Sebelum pembuatan desain pembelajaran, sebaiknya guru
terlebih dahulu mengumukakan beberapa pertanyaan pada dirinya sendiri
antara lain:
a. Pelajaran apa yang akan diberikan.
b. Apa tujuan yang ingin di capai pada pembelajan tersebut.
c. Bagaimana menyampaikan dan menyajikan bahan pelajaran dari
awal sampai akhir
59
Syamsuddin.S.Pd, wawancara,Tgl 16 November 2017 ( Guru PAI )
50
d. Bagaimana mengaktifkan siswa untuk mengikuti proses belajar
mengajar, media pelajaran apa yang cocok dan bagaimna
menggunakannya.
e. Bagaimana mengolola kelas agar semua siswa ikut terlihat dalam
kegiatan belajar mengajar, bagaimana menilai hasil dan proses
kegiatan tersebut dan lain-lain pertanyaan yang dapat di kemukakan
sehubungan dengan tugas pembelajarn.
Apabila pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas telah mendapat
jawaban, maka peranan seorang guru dalam mendesain pembelajaran
hendaknya melibatkan beberapa aspek yaitu:
a. Persiapan terhadap situasi umum.
b. Persiapan terhadap siswa yang akan dihadapi.
c. Persiapan dalam tujuan pelajaran.
d. Persiapan dalam bahan atau materi yang hendak di sajikan.
e. Persiapan tentang bentuk dan materi mengajar.
f. Persiapan tentang alat-alat peraga pembelajaran yang hendak
dicapai.
g. Persiapan dalam hal jenis dan teknik evaluasi.
Jelaslah bahwa analisis pengajaran berdasarkan desain
pembelajaran berorientasi kepada pencapaian tujuan.Dengan demikian,
tujuan merupakan yang dilaksanakan.
Pemahaman tentang hal-hal tersebut di atas sangat besar
manfaatnya dalam rangka mendesain dan mengembangkanya.Desain
51
pembelajaran dapat diterapkan untuk jangka pendek dan jangka
panjang.Desain untuk jangka pendek berhubungan dengan persiapan
mengajar. Sedangkan untuk jangka panjang berhubungan dengan
sejumlah topic atau bahan pelajaran yang akan di sajikan dalam jangka
waktu yang lebih lama. Ini lebih kompleks dan berfariasi dan biasanya
dibuat oleh tim atau panitia khusus.
C. Tahapan-Tahapan Guru Pendidikan Agama Islam dalam
mendesain pembelajaran di MT.s Muhammadiyah pammase
Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.
Sebelum pembuatan desain pembelajaran, ada beberapa
tahapan-tahapan yang harus dipenuhi guru dalam mendesain
pembelajaran di MTs Muhammadiyah pammase Kecamatan Bajeng
Kabupaten Gowa.
Menurut Jamaluddin, S.Pd.I bahwa:
Dalam membuat desain pembelajaran seperti penyusunan program tahunan ada beberapa langkah yang perlu untuk di perhatikan yaitu menelaah kalender pendidikan, menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif,belajar, waktu pembelajaran efektif (per minggu), menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan semester dalam satu tahun dan Mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk suatu mata pelajaran60
Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa dalam penyusunan
program tahunan ada beberapa langkah yang perlu untuk di perhatikan
yaitu :
60
Jamaluddin.S.Pd.I, wawancara, Tgl 18 November 2017 ( Guru PAI )
52
a. Menelaah kalender pendidikan, dan ciri khas sekolah/madrasah
berdasarkan kebutuhan tingkat satuan pendidikan.
b. Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu
efektif,belajar, waktu pembelajaran efektif (per minggu). Hari-hari libur
meliputi : jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagaman, hari libur umum termasuk hari-hari
besar nasional, dan hari libur khusus.
c. Menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan semester dalam
satu tahun dan memasukkan dalam format matrik yang tersedia.
d. Medistribusikan olokasi waktu yang disediakan untuk suatu mata
pelajaran, pada setiap KD dan topik bahasannya pada minggu efektif,
sesuai ruang lingkup cakupan maeri, tingkat kesulitan dan pentingnya
materi tersebut, serta mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta
review materi.
Sedangkan menurut Hardiana bahwa :
Dalam penyusunan program semester ada beberapa langkah yang perlu untuk di perhatikan yaitu memasukkan KD, topik dan sub topik bahasan dalam format Program Semester, menentukan jumlah jam pada setiap kolom minggu dan jumlah tatap muka per minggu untuk mata pelajaran. Mengalokasikan waktu sesuai kebutuhan bahasan topik dan sub topik pada kolom minggu dan bulan. Membuat catatan atau keterangan untuk bagian-bagian yang membutuhkan penjelasan.61
.
61
Hardiana wawancara pada tgl 21 November 2017 ( Guru PAI )
53
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dipahami bahwa dalam
penyusunan program semester ada beberapa langkah yang perlu untuk
di perhatikan yaitu
a. Memasukkan KD, topik dan sub topik bahasan dalam format
Program Semester, menentukan jumlah jam pada setiap kolom
minggu dan jumlah tatap muka per minggu untuk mata pelajaran.
b. Mengalokasikan waktu sesuai kebutuhan bahasan topik dan sub
topik pada kolom minggu dan bulan.
c. Membuat catatan atau keterangan untuk bagian-bagian
yang membutuhkan penjelasan.
Dalam penyusunan silabus Syamsuddin.S.Pd mengatakan bahwa
:
Dalam penyusunan silabus ada beberapa langkah yang perlu untuk di
perhatikan yaitu Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar. Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran. Mengembangkan
kegiatan pembelajaran. Merumuskan indikator pencapaian
kompetensi. Penentuan jenis penilaian. Menentukan alokasi waktu.
Menentukan sumber belajar.62
Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa dalam penyusunan
silabus ada beberapa langkah yang perlu untuk di perhatikan yaitu :
1. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi,
dengan memperhatikan hal-hal berikut :
62
Syamsuddin wawancara pada tgl 21 November 2017 ( Guru PAI )
54
a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau
tingkat kesulitan materi
b. Tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi
c. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar
dalam mata pelajaran
d. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar
antar mata pelajaran.
2. Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang
pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan :
a. Potensi peserta didik
b. Relevansi dengan karakteristik daerah
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spritual peserta didik
d. Kebermanfaatan bagi peserta didik
e. Struktur keilmuan
f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
g. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan
h. Alokasi waktu.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai berikut.
55
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan
kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat
melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus
dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai
kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan
hierarki konsep materi pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal
mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan
pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa
dan materi
4. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan
dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat
penilaian.
5. Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu
berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti
proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan
pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan
56
baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara,
maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa
informasi yang dibutuhkan.
6. Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan
pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per
minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar,
keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan
kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus
merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai kompetensi
dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
7. Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak
dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan
budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Adapun tahapan mendesain RPP, Jamaluddin, S.Pd.I
menjelaskan bahwa :
Dalam penyusunan program semester ada beberapa langkah yang perlu untuk di perhatikan yaitu : Menuliskan Identitas Mata Pelajaran, yang meliputi: Satuan Pendidikan, Kelas/Semester, Mata Pelajaran/Tema Pelajaran, Alokasi Waktu, Jumlah Pertemuan. Menuliskan Standar Kompetensi. Menuliskan Kompetensi Dasar. Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi. Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Menuliskan Materi Ajar. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. Merumuskan kegiatan
57
pembelajaran. Menentukan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar. Penilaian Hasil Belajar.63
Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa dalam penyusunan RPP
ada beberapa langkah yang perlu untuk di perhatikan yaitu:
1. Menuliskan Identitas Mata Pelajaran, yang meliputi: Satuan
Pendidikan,Kelas/Semester, Mata Pelajaran/Tema Pelajaran, Alokasi
Waktu, Jumlah Pertemuan.
2. Menuliskan Standar Kompetensi
3. Menuliskan Kompetensi Dasar
4. Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi.
5. Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Tujuan pembelajaran
menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai
oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan rumusanindikator pencapaian kompetensi.
7. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan
metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta
didik serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang
hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
63
Jamaluddin wawancara pada tgl 21 November 2017 ( Guru PAI )
58
8. Merumuskan kegiatan pembelajaran. Perumusan kegiatan
pembelajaran terdiri dari : Kegiatan pendahuluan,Kegiatan inti dan
Kegiatan akhir
9. Menentukan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar
10. Penilaian Hasil Belajar. Prosedur dan instrumen penilaian proses dan
hasil belajar di sesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi
dan mengacu kepada standar penilaian.
Adapun prosedur penilaian dan evaluasi, Jamaluddin, S.Pd.I
menjelaskan bahwa :
Dalam menyusun prosedur penilaian dan evaluasi langkah-langkah yang dilakukan oleh guru yaitu : Mengkaji materi pembelajaran, Memilih teknik penilaian, Perumusan kisi – kisi, Penulisan butir soal, Penimbangan/ Reviewe, Perbaikan. Uji-coba dan penggandaan. Diuji (diteskan). Pemberian Skor. Dan Putusan.64
Berdasarkan penjelasan diatas menunjukkan bahwa langkah-
langkah yang harus diperhatikan dalam penyusunan Prosedur penilaian
dan evaluasi proses dan hasil sebagai berikut:
a. Mengkaji Materi Pembelajaran
Tahap pertama yang harus dilakukan guru sebagai penilai adalah
mempelajari dan mengkaji materi pembelajaran dari satu atau lebih
kompetensi dasar. Kajian materi ini dapat dilakukan melalui beberapa
referensi untuk memperoleh bahan secara komprehensif dari beragam
sumber dengan bertolak pada kompetensi yang diharapkan.
64 Jamaluddin wawancara pada tgl 21 November 2017 ( Guru PAI)
59
b. Memilih Teknik Penilaian
Tahap kedua memilih atau menentukan teknik penilaian sesuai
dengan kebutuhan pengukuran. Secara garis besar, teknik penilaian dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu penilaian melalui tes dan non tes. Sekolah
biasanya para guru banyak menggunakan teknik pertama, yaitu dengan
tes. Dalam menentukan keakuratan perlu dipertimbangkan proporsi
kemampuan yang diukur, tingkat kesukaran dan daya beda setiap butir
soal. Pemberian nilai dengan cara tes lebih mudah dibandingkan dengan
non tes.
c. Perumusan Kisi – Kisi
Tahap ketiga merumuskan dan membuat matrik kisi-kisi sesuai
dengan teknik penilaian yang telah ditentukan. Kisi-kisi merupakan
deskripsi mengenai informasi dan ruang lingkup dari materi pembelajaran
yang digunakan sebagai pedoman untuk menulis soal atau matriks soal
menjadi tes. Pembuatan kisi-kisi memiliki tujuan untuk menentukan ruang
lingkup dalam menulis soal agar menghasilkan perangkat tes yang sesuai
dengan indikator.
d. Penulisan Butir Soal
Tahap keempat, menulis dan membuat butir-butir soal yang sesuai
dengan kisi-kisi dan bentuk soal yang telah ditentukan. Bila menggunakan
teknik non tes, maka diperlukan untuk membuat pedoman pengisian
instrumen. Misalnya untuk observasi atau wawancara.
60
e. Penimbangan/Reviewe
Dalam tahap ini, butir soal dan atau pedoman yang telah disusun,
ditimbang secara rasional (analisis rasional oleh); dibaca, ditelaah dan
dikaji kembali butir-butir soal dan atau pedoman yang dibuat telah
memenuhi persyaratan.
f. Perbaikan
Pedoman diperbaiki sesuai dengan hasil penimbangan, bagian-
bagian mana yang perlu dikurangi atau ditambah kalimat atau kata-
katanya perbaikan inipun biasanya didasarkan kepada pemikiran peserta
didik untuk memahami isi dari kalimat yang diberikan, hal ini mengandung
arti bahwa kalimat yang disusun hendaknya mudah di pahami oleh para
peserta didik .
g. Uji-coba dan Penggandaan.
Uji-coba terhadap tes/soal yang dibuat adalah untuk menentukan
apakah butir soal yang dibuat telah memenuhi kriteria yang dituntut,
sudahkah mempunyai tingkat ketetapan, ketepatan, tingkat kesukaran dan
daya pembeda yang memadai. Untuk bentuk tes kriterianya dituntut
adalah tingkat ketepatan (validitas) dan ketetapan (reliabilitas) sehingga
diperoleh perangkat alat tes ataupun non tes yang baku (standar)
h. Diuji (diteskan)
Setelah diperoleh perangkat alat tes ataupun non tes yang
memenuhi persyaratan sudah barang tentu perangkat alat ini
diorganisasikan, disusun berdasarkan pada bentuk-bentuk atau model-
61
model soal bagi perangkat tes, dan untuk perangkat non tes.Setelah
perangkat tes maupun non tes digandakan kemudian siap untuk diujikan.
i. Pemberian Skor
Lembar jawaban peserta didik dikumpulkan dan disusun
berdasarkan nomer induk peserta didik untuk memudahkan dalam
memasukkan skor peserta didik. Kemudian dilakukan pemberian skor
sesuai dengan kunci jawaban, sehingga diperoleh skor setiap peserta
didik. Untuk bentuk soal objektif diberi skor 1 jika benar dan 0 jika salah,
sedangkan skor bentuk essay bergantung kepada tingkat kesulitan soal.
Berdasarkan hasil tes akan diketahui skor masing-masing peserta atau
skor siswa.
j. Putusan.
Setelah pengolahan data skor hasil tes sampai pada menafsirkan,
guru/skolah atau team penilai ujian memperoleh putusan akhir dari
kegiatan penilaian. Putusan yang diambil diharapkan obyektif sesuai
dengan aturan atau kriteria yang telah ditentukan. Putusan tersebut
tuntas-tidak tuntas, naik kelas-tidak naik kelas dan lulus-tidak lulus.
Dari hasil diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam membuat
desain pembelajaran mengikuti petunjuk-petunjuk atau prosedur yang ada
sehingga tidak mengalami kesulitan dalam mengelola proses belajar
mengajar karena sebelumnya kami telah menyiapkan bahan-bahan yang
perlu. Adapun tahapan-tahapan dalam mendesain pembelajaran yaitu,
pertama membuat program tahunan dengan menelaah kalender
62
pendidikan, setelah itu dari prota yang telah dibuat kemudian
dikembangkan lagi menjadi program semester, kemudian membuat
silabus dengan mengacu pada program semester, dan RPP dibuat
dengan mengacu pada silabus. Begitupun Evaluasi dibuat dengan
mengacu pada materi pembelajaran
D. Faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam mendesain
pembelajaran di MTs. Muhammadiyah Pammase Kec. Bajeng Kab.
Gowa
Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat guru PAI
dalam mendesain pembelajaran di MTs. Muhammadiyah Pammase Kec.
Bajeng Kab. Gowa maka peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang
dilakukan.
Faktor pendukung guru PAI dalam mendesain pembelajaran
Jamaluddin S.Ag selaku guru PAI menjelaskan bahwa :
„‟Yang menjadi faktor pendukung guru dalam mendesain pembelajaran yaitu tingkat pendidikan guru, kepribadian dan dedikasi serta kemampuan menyusun atau mendesain pembelajaran dengan baik dan benar.‟‟65
Faktor pendukung guru PAI dalam mewujudkan kinerjanya dalam
mendesain pembelajaran yaitu Tingkat pendidikan guru. Seorang guru
yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi telah mendapatkan banyak
pengetahuan yang luas dan bahkan keterampilan sehingga dalam
mewujudkan kinerjanya dalam mendesain pembelajaran dapat berjalan
dengan maksimal. Kepribadian dan dedikasi. Kepribadian adalah salah
65
Jamaluddin wawancara pada tanggal 21 November 2017 ( Guru PAI )
63
satu faktor yang sangat penting dalam mewujudkan kinerjanya karena
dalam kepribadian seorang guru akan tercermin bagaimana dia akan
mendesain pembelajaran yang nantinya akan menjadi bahan ajar bagi
siswa. Karena kepribadian seorang guru akan dijadikan panutan oleh
murid dan bahkan guru-guru yang lain. Kemudian dedikasi juga tidak
dapat di pisahkan dari kepribadian seorang guru, apabila guru tersebut
telah memiliki kepribadian yang baik maka otomatis dia juga akan
berdedikasi terhadap tugas dan profesi yang di sandangnya sebagai
pendidik yang akan menciptakan generasi yang berjiwa pancasila. Serta
kemampuan mendesain. Kemampuan guru dalam mendesain
pembelajaran sangat penting dalam mewujudkan pembelajaran yang
tersusun rapih. Apabila seorang guru tidak dapat mendesain
pembelajaran yang akan di terapkan nantinya kepada siswa-siswanya,
maka bahan ajarnya pun akan kacau atau tidak jelas. Oleh karena itu
kemampuan mendesain pembelajaran sangat penting di miliki oleh guru.
Sedangkan menurut Syamsuddin S.Pd faktor pendukung guru PAI
dalam mendesain pembelajaran yaitu:
„‟Hampir sama dengan jawaban Jamaluddin S.Ag tapi saya hanya menambahkan, faktor pendukung guru dalam mendesain pembelajaran yaitu kurikulum yang berlaku serta sarana dan prasana yang dibutuhkan dalam proses mendesain pembelajaran.‟‟ 66
Faktor pendukung guru dalam mendesain pembelajaran yaitu
Kurikulum sangat mendukung bagi seorang guru dalam mendesain
66
Syamsuddin wawancara pada tanggal 21 November 2017 ( Guru PAI )
64
pembelajaran karena seorang guru hanya dapat mendesain pembelajaran
sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Karena apabila seorang
mendesain pembelajaran yang tidak sesuai dengan kurikulum maka
bahan ajar yang telah di desain sedemikian rupa untuk nantinya di
ajarkan kepada siswa akan bertolak belakang. Sarana dan Prasarana
yang menunjang dapat mendukung seorang guru dalam mewujudkan
kinerjanya dalam hal ini mendesain pembelajaran. Karena sarana
merupakan alat bantu seorang pendidik dalam memberikan informasi atau
sebagai alat tunjang dalam menambah wawasannya. Apabila sarana
sudah terpenuhi otomatis wawasan seorang guru dalam mendesain
pembelajaran semakin luas. Sarana yang dimaksud ialaha: buku,
computer dan lain sebagainya.
Faktor penghambat guru PAI dalam mendesain pembelajaran
Jamaluddin S.Ag menjelaskan bahwa :
„‟Yang menjadi faktor penghambat guru dalam mendesain pembelajaran yaitu kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung, kurang memahami kurikulum serta tidak menjalankan kode etik yang berlaku.‟‟67
Faktor penghambat guru PAI dalam mendesain pembelajaran yaitu
kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung. Seorang guru tidak
dapat mendesain pembelajaran kalau sarana dan prasarana tidak lengkap
atau kurang memadai. Kurang memahami isi dari kurikulum yang di
tetapkan. Apabila seorang guru tidak memahami isi dari kurikulum
67
Jamaluddin wawancara pada tanggal 21 November 2017 ( Guru PAI )
65
otomatis menghambat guru dalam mendesain pembelajaran karena
kurikulum menjelaskan secara detail bahan ajaran yang akan di ajarkan,
karakter siswa pada tahap tertentu, sikap yang di terapkan dan lain
sebagainya. Tidak menjalankan kode etik yang berlaku. Apabila seorang
pendidik tidak mematuhi kode etik yang berlaku maka akan mengalami
kesulitan dalam mendesain pembelajaran yang akan menjadi acuan dari
bahan ajar yang akan di berikan kepada siswa. Melanggar kode etik yang
berlaku menyebabkan terhambatnya seorang guru dalam mendesain
pembelajaran.
Dari hasil penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa yang
menjadi faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam mendesain
pembelajaran yaitu tingkat pendidikan guru itu sendiri, kepribadian dan
dedikasi, kemampuan mendesain, kurikulum yang berlaku, serana dan
prasarana yang memadai serta menjalankan kode etik yang berlaku.
Adapun faktor penghambat penghambat guru dalam mendesain
pembelajaran yaitu tidak adanya sarana dan prasarana yang memadai,
kurangya pemahaman tentang kurikulum yang berlaku serta tidak
menjalankan kode etik yang berlaku.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka disimpulkan sebagai
berikut:
1. Peranan guru PAI dalam mendesain pembelajaran di MTs.
Muhammadiyah Pammase ini sangat menunjukkan perubahan
yang sangat baik, Hal ini ditunjukkan pada kesiapan dalam belajar
mengajar.
2. Tahapan-tahapan melaksanakan proses pembelajaran dikelas
yaitu, pertama membuat program tahunan dengan menelaah
kalender pendidikan, setelah itu dari prota yang telah dibuat
kemudian dikembangkan lagi menjadi program semester,
kemudian membuat silabus dengan mengacu pada program
semester, begitupun RPP dibuat dengan mengacu pada silabus.
Dan evaluasi dibuat mengacu pada materi pembelajaran.
3. Faktor pendukung guru PAI dalam mendesain pembelajaran yaitu
tingkat pendidikan guru itu sendiri, kepribadian dan dedikasi,
kemampuan mendesain, kurikulum yang berlaku, serana dan
prasarana yang memadai serta menjalankan kode etik yang
berlaku. Adapun faktor penghambat penghambat guru dalam
mendesain pembelajaran yaitu tidak adanya sarana dan prasarana
67
yang memadai, kurangya pemahaman tentang kurikulum yang
berlaku serta tidak menjalankan kode etik yang berlaku.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, maka disarankan
sebagai berikut:
1. Disarankan kepada para pelaksana pendidikan agar senantiasa
meningkatkan mutu pendidikan, baik dari segi fasilitas maupun dari
segi kemampuan guru-guru PAI, khusunya kemampuan dalam
mendesain pembelajaran.
2. Disarankan pula agar seorang guru harus memiliki kreativitas
dalam arti selalu mencari cara bagaimana agar mendesain
pembelajaran mencapai hasil sesuai dengan tujuan, serta berupaya
mendesain pembelajaran sedemikian rupa.
3. Penelitian ini menjadi referensi bagi peneliti yang akan datang yang
minat meneliti mengenai kemampuan guru dalam membuat desain
pembelajaran pada obyek penelitian yang lain.
68
DAFTAR PUSTAKA
Al-quran dan Terjemahannya
Ahmad Tafsir, 2001. Ilmu Pendidikan dalam Persepektif IslamCet. XIV; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Ary H Gunawan, 2001.Administrasi Sekolah. Cet. I; PT. Rineka Cipta,
Jakarta. Ahmad D. Marimba. 1997. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. (Cet. VI.
PT. al Ma‟rif, Bandung. Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, 2009.Metodologi Penelitian
Kualitatif.Cet. 7. Pustaka Setia, Bandung. Ahmad Rohani, 2004. Pengelolaan Pengajaran. Edisi Revisi, Rineka
Cipta, Jakarta. Bahri Syaiful h, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif;(Jakarta:
PT. Rineka Cipta, Cet. I, 2000)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985.Kamus Bahasa Indonesia.Cet. VIII; Balai Pustaka. Jakarta
Dewi Salma Prawiradilaga, 2008. Prinsip Disain Pembelajaran Intructional
Design Principels. Cet. 2, Kencana. Jakarta
Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip desain Pembelajaran instructional Design
Principels. (Cet. 2, Jakarta : Kencana. 2008) h. 34
Departemen Agama RI,metologi pendidikan Agama islam, (Jakarta : 2001),h
2-4
Fuad Ihsan. H. 1997. Dasar-dasar Kependidikan.Cet. I. PT. Rineka Cipta, Jakarta
Fuad Ihsan H. Dasar-dasar Kependidikan,Jakarta: PT. Rineka Cipta,Cet. Ke-