PERANAN EKSTRAK UBI JALAR JINGGA VARIETAS BETA 2 (Ipomoea batatas (L.) Lam.) UNTUK MENCEGAH ULCERATIVE COLITIS PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ETANOL SKRIPSI Oleh: ERVA ALVIONITA NIM 115100800111006 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015
120
Embed
PERANAN EKSTRAK UBI JALAR JINGGA VARIETAS …repository.ub.ac.id/150443/1/ERVA_115100800111006...PERANAN EKSTRAK UBI JALAR JINGGA VARIETAS BETA 2 (Ipomoea batatas (L.) Lam.) UNTUK
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERANAN EKSTRAK UBI JALAR JINGGA VARIETAS BETA 2 (Ipomoea batatas (L.) Lam.) UNTUK MENCEGAH ULCERATIVE COLITIS
PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ETANOL
SKRIPSI
Oleh: ERVA ALVIONITA
NIM 115100800111006
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2015
PERANAN EKSTRAK UBI JALAR JINGGA VARIETAS BETA 2 (Ipomoea batatas (L.) Lam.) UNTUK MENCEGAH ULCERATIVE COLITIS
PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ETANOL
Oleh: ERVA ALVIONITA
NIM 115100800111006
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2015
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Mojokerto pada tanggal 14 Oktober
1993 dari Ayah yang bernama Yahman dan Ibu Farokhah
sebagai anak pertama dari empat bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di MI
Sabilul Ulum pada tahun 2005, kemudian melanjutkan
Sekolah Menengah Pertama di SMPN 2 Ngoro dan lulus pada
tahun 2008, dan menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di
SMAN 1 Ngoro pada tahun 2011.
Pada tahun 2015, penulis berhasil menyelesaikan pendidikannya di minat
Nutrisi Pangan, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya. Selama
menempuh pendidikan, penulis telah mengikuti beberapa lembaga kegiatan mahasiswa
diantara Divisi Kewirausahaan Himalogista dan Devisi Riset pada Unit Kegiatan
Mahasiswa Riset dan Karya Ilmiah Mahasiswa (R-KIM). Penulis juga aktif sebagai asisten
Kimia Organik dan Evaluasi Gizi Pangan Lanjut.
LEMBAR PERUNTUKAN
Alhamdulillah, Segala Puji Bagi Allah
Karya kecil dari pendidikan yang telah ku tempuh ini aku persembahkan
kepada Orang Tuaku tercinta, Keluarga Besar, sahabat dan semua orang yang
mendukungku.
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama Mahasiswa : Erva Alvionita
NIM : 115100800111006
Jurusan : Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas : Teknologi Pertanian
Judul Skripsi : Peranan Ekstrak Ubi Jalar Jingga Varietas Beta 2 (Ipomoea
batatas (L.) Lam.) Untuk Mencegah Ulcerative Colitis Pada Tikus
Wistar Jantan Yang Diinduksi Etanol
Menyatakan bahwa,
Skripsi dengan judul di atas merupakan karya asli penulis tersebut di atas. Apabila di
kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar aya bersedia dituntut sesuai hukum
yang berlaku.
Malang, 11 Agustus 2015
Pembuat Pernyataan,
Erva Alvionita NIM 115100800111006
i
ERVA ALVIONITA. 115100800111006. Peranan Ekstrak Ubi Jalar Jingga Varietas Beta 2 (Ipomoea batatas (L.) Lam.) Untuk Mencegah Ulcerative Colitis Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Etanol. SKRIPSI. Pembimbing: Dr. Erryana Martati, STP., MP dan Novita Wijayanti, STP., MP
RINGKASAN
Ulcerative Colitis (UC) merupakan salah satu penyakit yang ditandai oleh adanya inflamasi pada usus besar. Faktor penyebab dari UC antara lain terjadi infeksi mikroba pencernaan, faktor genetik dan faktor lingkungan. Untuk pengujian in vivo, induksi UC dapat menggunakan etanol. Penanganan terhadap UC, selama ini dilakukan dengan memberi beberapa obat-obatan. Namun obat ini memiliki berbagai macam efek samping. Untuk mengurangi dampak dari adanya UC, maka lebih baik jika dilakukan upaya preventif untuk menghindarinya. Bahan pangan nabati mampu menjaga kesehatan tubuh, karena adanya kandungan senyawa bioaktif diantaranya terdiri atas komponen polifenol, flavonoid dan karotenoid. Pada penelitian ini, digunakan ubi jalar jingga karena memiliki kadar karotenoid lebih tinggi jika dibandingkan ubi jalar putih dan ungu. Untuk mengetahui kemampuan ubi jalar dalam mencegah UC maka perlu dilakukan ekstraksi selanjutnya diujikan pada hewan coba yang diinduksi etanol. Sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh ekstrak ubi jalar jingga dalam upaya pencegahan UC pada tikus yang diinduksi dengan etanol.
Metode penelitian yang digunakan berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 kelompok perlakuan antara lain kontrol negatif, kontrol positif, ekstrak dosis 250mg/KgBB, 500mg/KgBB dan 750mg/KgBB. Analisa data parametrik menggunakan ANOVA dilanjutkan dengan uji lanjut LSD jika hasil signifikan. Untuk data non-parametrik menggunakan Kruskal Wallis Test dilanjutkan dengan Dunn’s test jika hasil signifikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi etanol mampu menimbulkan UC dengan adanya inflamasi yang ditunjukkan dengan peningkatan yang signifikan (P <0.05) pada berat, rasio berat per panjang kolon dan skor mikroskopis antara kontrol positif dan negatif. Namun belum mampu meningkatkan radikal pada jaringan dengan ditunjukkan hasil yang tidak sigifikan pada kadar MDA dan SOD kolon. Pengaruh ekstrak belum mampu secara signifikan menurunkan inflamasi, namun mampu meningkatkan MDA dan SOD kolon.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu induksi dengan etanol mampu menimbulkan UC. Dosis ekstrak ubi jalar jingga dari 250mg/KgBB - 750mg/KgBB tidak mampu secara signifikan mencegah UC.
Kata kunci: Fenol, Flavonoid, Karotenoid, Ubi Jalar Jingga, Ulcerative Colitis
ii
ERVA ALVIONITA. 115100800111006. The Role of Orange Sweet Potato Varieties Beta 2 (Ipomoea batatas (L.) Lam.) Extract to Prevent Ulcerative Colitis in Male Wistar Rats Induced by Ethanol. SKRIPSI. Supervisor: Dr. Erryana Martati, STP., MP dan Novita Wijayanti, STP., MP
SUMMARY
Ulcerative Colitis (UC) is the common disease which known as inflammatory bowel disease. Some elements inducing UC are colon microbial infection, genetic and environmental factor. In vivo research was using ethanol to inducing UC. The UC treatment had been known by using medicines which had some side effects for body. Preventive attempt is highly recommended to reduce the UC effects. Vegetable-based food had bioactive compounds which are polyphenols, flavonoids and carotenoids so it was known for its ability to maintain body health. This study was used orange-fleshed sweet potato because it had higher carotenoids compound than white or purple sweet potato. In order to know the ability of sweet potato to prevent UC, sweet potato extract is tested to ethanol-induced animal experimentation test. The aim of this study is to know the effect of orange-flashed sweet potato in preventive attempt of UC to ethanol-induced rat. Design experimental of this study is completely randomized designs with 5 treatment groups, which are negative control, positive control, and extract control with 3 different dosage is 250mg/kg, 500mg/kg and 750mg/kg. Data Analysis using ANOVA for parametric data followed by post-hoc test LSD if significantly different. Kruskal Wallis Test was used for non-parametric data followed by Dunn’s Test if the result was significant. The result of this study showed that ethanol-induced is able to trigger UC which is shown with inflammatory condition that indicated by significantly (P <0,05) increase in weight, weight per length colon ratio and microscopy score between positive and negative control. However, it had not been able to increase the radical compound in colonic tissue which is shown in insignificant result of MDA contain and colon SOD. The extract did not have significant ability in decreasing inflammatory and able to increase MDA and colon SOD.
As conclusion, ethanol-induced could trigger UC and 250mg/kgBB – 750mg/kgBB dosage extract could not be able to prevent UC significantly.
Segala Puji Bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala rahmat dan hidayah-Nya, hingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Peranan Ekstrak Ubi Jalar Jingga Varietas Beta 2 (Ipomoea batatas (L.) Lam.) Untuk Mencegah Ulcerative Colitis Pada Tikus Wistar Jantan Yang Diinduksi Etanol”. Penyusunan Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelas Sarjana Teknologi Pertanian.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dosen pembimbing I: Dr. Erryana Martati, STP, MP dan Dosen pembimbing II: Novita Wijayanti, STP, MP., yang telah memberikan bimbingan, dan ilmu yang luar biasa kepada penulis. Serta Dosen Penguji: Dr. Ir. Elok Zubaidah, MP.
2. Dr. Teti Estiasih STP, MP selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Hasil Pertanian Universitas Brawijaya.
3. Orang tuaku tersayang dan adik-adikku serta keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakan penulis dari awal hingga akhir pendidikan dan sampai kapanpun.
4. Para Laboran Laboratorium Fakultas Teknologi Pertanian dan Laboratorium Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
5. Teman-teman dekat yang senantiasa menemani dan mendukung: Eni, Tyas, Mia, Titin, Raden, Walidati, Tika, Kiki, Nela, Mas Sholeh, Pandu dan keseluruhan teman-teman seperjuangan skripsi
6. Keluarga besar THP 2011 Penulis menyadari adanya keterbatasan pengetahuan, referensi, dan
pengalaman dalam kepenulisan Skripsi ini. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk meningkatkan kesempurnaan penelitian ini. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan.
Malang, Juli 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .............................................................................................. i
SUMMARY ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii
I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3
Heparin dan bahan-bahan antimikroba. Aminosalisilat dikenal dengan nama obat
Sulfasalazin yang merupakan obat dengan komposisi sulfapiridin dan 5-asam
aminosalisilat (5-ASA). Namun obat ini memiliki berbagai macam efek samping
berupa mual, muntah, gangguan pencernaan, sakit kepala, demam, hepatitis,
pancreatitis, pneumonia, agranulositis dan gangguan penyerapan folat. Sehingga
muncul obat baru dari golongan Aminoasalisilat yang berupa Mesalamin,
Pentasa, Asacol, Rowasa, Osalazin dan Balsalazid. Namun obat-obat tersebut
juga masih memiliki efek samping diantaranya sakit kepala ringan, perut tidak
nyaman, diare sekretorik dan mual (Wolf dan Lashner, 2002).
70
Untuk mengurangi efek samping dari obat, maka lebih baik jika dilakukan
upaya pengobatan menggunakan bahan alami baik berupa tanaman obat
ataupun tanaman pangan. Pada penelitian ini, upaya pengobatan dilakukan
menggunakan tanaman pangan. Pada tanaman pangan diduga memiliki kinerja
seperti obat sintetis, dikarenakan oleh adanya kandungan senyawa bioaktif
diantaranya terdiri atas komponen polifenol, flavonoid dan karotenoid.
Keterkaitan antara komponen bioaktif tersebut dengan penyakit UC
dijelaskan dalam Shapiro et al. (2006) bahwa polifenol alami mampu berperan
sebagai anti-inflamasi dengan cara menghambat ekspresi gen Nuclear Factor
(NF) k-B dependent dan menginduksi antioksidan tahap II serta melakukan
detoksifikasi protein. Kinerja komponen polifenol juga dijelaskan dalam penelitian
Gracia-Lafuente (2009) bahwa komponen polifenol salah satunya berupa
flavonoid jika masuk dalam tubuh akan memiliki kemampuan untuk memodulasi
inflamasi sel, memodulasi enzim, gen dan mediator inflamasi. Flavonoid juga
berperan sebagai antioksidan untuk menangkap radikal, menghambat produksi
ROS dan menghambat enzim pro-oksidan.
Peranan sebagai anti radikal dan anti inflamasi juga bisa dilakukan oleh
karotenoid. Panjaitan (2010) menjelaskan bahwa karotenoid memiliki peran
sebagai antioksidan dan menangkap radikal bebas. Sesuai hasil penelitian dari
Bai et al. (2005) beta karoten secara langsung mampu memblok akumulasi ROS,
menghambat produksi Nitric Oxide (NO) dan menekan aktifasi NF-kB serta
inducible Nitric Oxide Synthase (iNOS). Kemampuan senyawa bioaktif dalam
mencegah inflamasi dan menangkal radikal bebas inilah yang menjadikan
senyawa-senyawa tersebut memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan anti
UC.
Salah satu tanaman pangan yang mengandung komponen polifenol,
flavonoid dan karotenoid adalah ubi jalar. Berdasarkan penelitian Teow et al.
(2007), ubi jalar jingga memiliki kadar betakaroten paling tinggi. Ekstrak ubi jalar
jingga memiliki aktivitas antioksidan yang tertinggi dibandingkan dengan ubi jalar
ungu. Rentang total fenol yang didapat antara ubi jalar ungu, jingga, kuning dan
putih yaitu 0,14-0,51mg Chlorogenic Acid Equivalent (CAE)/g berat ubi segar.
Namun dari hasil penelitian Cevallos-Casals and Cisneros-Zevallos (2003) dalam
Teow et al. (2007) ubi jalar merah memiliki total fenol lebih tinggi yaitu sebesar
9,45mg/g berat ubi segar.
71
Penelitian tentang pengaruh ekstrak ubi jalar jingga lokal untuk
pencegahan dan pengobatan UC belum banyak dilakukan. Untuk itu perlu
dilakukan penelitian peranan ekstrak ubi jalar jingga dan dosis yang tepat
terhadap pencegahan pada hewan coba.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh etanol dalam menginduksi Ulcerative Colitis?
2. Bagaimana pengaruh berbagai dosis ekstrak ubi jalar jingga terhadap
kondisi Ulcerative Colitis pada hewan coba yang diinduksi dengan etanol?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh etanol dalam menginduksi Ulcerative Colitis
2. Mengetahui pengaruh berbagai dosis ekstrak ubi jalar terhadap Ulcerative
Colitis
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi kepada masyarakat terhadap manfaat konsumsi ubi
jalar jingga terhadap pencegahan penyakit, khususnya Ulcerative Colitis
2. Memberikan peluang untuk memanfaatkan ubi jalar sebagai bahan baku
produk fungsional pencegah Ulcerative Colitis
1.5 Hipotesa
Diduga senyawa bioaktif ekstrak ubi jalar jingga memiliki peranan untuk
mengurangi dampak adanya Ulcerative Colitis pada hewan coba.
72
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian dan Penyebab Ulcerative Colitis (UC)
Ulcerative Colitis merupakan salah satu penyakit radang usus
(Inflammation Bowel Diseases (IBD)). Rana, et al. (2014), menyebutkan bahwa
penyakit radang usus ini terdiri atas dua jenis penyakit yaitu Ulcerative Colitis
dan Chron’s diseases (CD). Ciri utama radang usus disebut Ulcerative Colitis
yaitu terjadi peradangan pada keseluruhan lini usus besar hingga mencapai
rektum, sedangkan Chron’s diseases radang terjadi hanya pada usus besar
tanpa sampai pada rektum. Perbedaan antara UC dan CD dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perbandingan Antara Ulcerative Colitis dan Crohn’s Diseases
Gejala Ulcerative Colitis Crohn’s Diseases
Area pencernaan
Setiap bagian dari lapisan kolon dan berlanjut tanpa celah
Paling umum pada bagian bawah ileum, tapi bisa dimana saja termasuk pada usus besar. Sela-sela yang normal pada jaringan dinding usus bisa dipengaruhi oleh bagian-bagian yang rusak
Diare Bisa 4 kali setiap hari Bisa 4 kali tiap hari
Nyeri Perut/kram
Nyeri ringan dan kram pada perut bagian bawah
Nyeri perut sedang hingga parah pada bagian kanan dan bawah
Darah dalam feses
Banyak darah sesuai tingkat keparahan penyakit
Banyak darah sesuai tingkat keparahan penyakit
Kelelahan Efek dari darah yang banyak keluar dan terjadinya anemia
Hasil dari darah yang banyak keluar, anemia dan rendahnya penyerapan nutrisi
Pemeriksaan fisik
Uji rectal menunjukkan iritasi perianal, adanya fisura, wasir, fistula dan abses
Iritasi peritoneal, perut atau panggul
Penurunan berat badan
Penurunan berat badan berlebih pada kondisi yang parah
Penurunan berat badan dan anoreksia terjadi karena proses pencernaan dan penyerapan rendah
Resiko kanker kolon
Meningkat Meningkat
Sumber: Head dan Jurenka (2003)
Pemicu dari radang usus belum diketahui secara pasti. Namun Sartor
(2006), menyebutkan ada beberapa faktor yang saling berkaitan dalam memicu
penyakit radang usus dan dapat dilihat pada Gambar 2.1. Faktor tersebut yaitu
73
faktor genetik yang disebabkan oleh adanya mikrobiota pada luminal yang
memiliki antigen dan adjuvant yang memicu munculnya respon imun. Respon
imun tersebut juga dibantu oleh faktor lingkungan yang bisa meningkatkan
ekspresi penyakit.
Faktor genetik yang terjadi pada penderita penyakit Ulcerative Colitis
diperoleh dari pengamatan sel pada tikus yang telah mengalami penghilangan
gen MDR1 mampu meningkatkan pengaruh Colitis pada epitel. Sehingga dapat
dikatakan, penderita yang mengalami Ulcerative Colitis juga mengalami
gangguan pada gen MDR1. Gen MDR1 ini berperan sebagai penengah untuk
ekskresi xenobiotik yang mungkin dari bakteri dan pada molekul-molekul sel
epitel, sehingga gen ini membantu penguatan perlindungan sel mukosa dari
kerusakan (Sartor, 2006).
Gambar 2.1 Interaksi Faktor-Faktor yang Berkontribusi Pada Penyakit Radang Usus
(Sartor, 2006)
Mengenai mikrobia pada lumina yang membawa antigen dan adjuvant,
Sartor (2006) menjelaskan bahwa peranan dari antigen yaitu meningkatkan
ekspansi sel T dalam mengenali antigen mikrobiota usus dan adjuvant
mengaktifkan pembawaan respon imun termasuk sel-sel dendritik. Mekanisme
adjuvant dalam mengaktifkan pembawaan respon imun termasuk sel-sel
dendritik dimulai dari reseptor pada membrane sel yang bekerja secara selektif
mengikat komponen bakteri, virus atau jamur akan mengikat adjuvant yang ada
pada kolon. Hasil ligasi akan mengaktifkan jalur sinyal pengaktifan NFkB dan
Respon
Imun
Kerentanan
Genetik
Lingkungan
Antigen dan Adjuvant
mikroba luminal
Radang Usus
74
Mitogen Activated Protein Kinase (MAPK). Hasil transkripsinya akan
menstimulasi ekspresi dari gen pro inflamasi dan anti inflamasi. Reseptor
intraseluler homolog yang berupa CARD4 dan CARD15 mengikat asam
Diaminopimelic (DAP) dan Muramul Dipeptida (MDP), sehingga mengaktifkan
NF-kB. Namun CARD15 juga dapat mengaktifkan NF-kB melalui ligasi dengan
TLR2. Lebih singkatnya CARD akan menghasilkan komponen-komponen anti
inflamasi dan pro inflamasi yang terdiri atas CpG DNA, DAP, double stranded
RNA, extracellular signal regulated kinase (ERK), heat shock protein 60
(HSP60), Interleukin (IL)-1, IL-reseptor (ILR), Jun amoni-termal kinase (JNK),
MAPK, MDP, NGkB,P38 (MAPK1), P50 (sub-unit NFkB yang berikatan dengan
heterodimer P65, P65 juga merupakan sub unit NFkB), Toll-like receptor (TLR),
TLR4/MD2 (pengikatan TLR 4 dan MD2 yang sangat responsive pada
lipopolisakarida), tumor necrosis factor (TNF) dan TNFR (TNF reseptor).
Mekanisme penghasil gen pro dan anti inflamasi bisa dilihat pada Gambar 2.2 di
bawah ini.
Gambar 2.2 Mekanisme Pengikatan Adjuvant untuk Menghasilkan Respon Imun (Sartor,
2006)
Adanya mikroba dengan antigen dan adjuvant, sesuai mekanisme di atas
bisa menghasilkan gen anti dan pro-inflamasi. Sehingga akan meningkatkan
efektor makrofage, neutrofil dan sel T yang akan merilis sitokin sebagai pro-
inflamasi (pemicu peradangan). Medhi et al. (2008) menyebutkan bahwa pada
penderita radang usus dapat ditemukan suatu sinyal imun berupa T-Helper
sitokin yang mampu menghasilkan IL-1, IL-6, TNF dan TLRs. TNF- yang
75
menumpuk dan akan bersinergi dengan sitokin lainnya sehingga menginduksi
mediator inflamasi seperti ROS. Peningkatan ROS pada sel mukosa secara
langsung atau tidak langsung menjadi penyebab rusaknya integritas mukosa
atau menginisiasi sinyal inflamasi pada beberapa penelitian. Hasilnya, Head
(2003) menjelaskan bahwa pada mukosa pasien penderita Ulcerative Colitis
ditemukan adanya peningkatan reactive oxygen intermediet, produk oksidasi
DNA (8-OHdG) dan pada jaringan yang mengalami radang/inflamasi. Selain itu
juga terjadi penurunan Cu dan Zn yang merupakan kofaktor antioksidan SOD.
ROS yang dihasilkan oleh TNF akan mengaktifkan Nuclear Factor kappa B
(NF-kB) yang akan meningkatkan produksi TNF lebih lanjut. Sehingga siklus
peningkatan ROS dan TNF akan semakin meningkatkan peradangan (Head
dan Jurenka, 2003).
Gambar 2.3 Potensi ROS Pada Inflamasi (Head dan Jurenka, 2003)
Berdasar pada Tran et al. (2012), respon imun dibagi atas 2 kelompok
yaitu innate immunity dan adaptive immunity. Innate immunity berhubungan
dengan makrofage pada sistem pencernaan. Pada kondisi normal, makrofage
dikondisikan untuk memiliki fenotip non inflamasi dengan cara menurunkan
regulasi dari reseptor innat imun dan mencegah produksi komponen-komponen
pro-inflamasi. Namun pada kondisi sakit, makrofage yang baru akan diambil dari
peripheral darah, yang mana akan mengekspresikan marker dari monostik CD14
untuk menghasilkan komponen pro-inflamasi seperti IL-1 dan TNF .
Untuk Adaptive Immunity terdiri atas sel B dan sel T. Pada kondisi inflamasi, sel
B akan menghasilkan immunoglobulin (Ig)M, IgG dan IgA pada peripheral darah
TUMOR NECROSIS
FACTOR - ALPHA
Aktivasi
REACTIVE OXYGEN
SPECIES
Produksi Peningkatan
NUCLEAR FACTOR-
KAPPA B
76
dan sel mononuclear mukosa. Pada Ulcerative Colitis terjadi peningkatan sekresi
IgG1 dan pada Crohn’s Diseases peningkatan terjadi pada IgG1, IgG2 dan IgG3.
Untuk sel T, didapat jenis sel T-helper (Th) yang mana mampu diproduksi oleh
IL17 dan IL14 dan menghasilkan Th17 dan Th2 sebagai media respon imun.
Selain dari sel Th, juga didapat sel T regulator (Treg) yang berfungsi untuk
memonitor respon imun dan mencegah potensi respon yang berbahaya.
Regulasi dari sel T memegang peranan dalam mentoleransi dan pencegah
autoimun. Penurunan dari jumlah dan fungsi sel Treg akan menyebabkan
autoimun.
Pada penderita Ulcerative Colitis, Sartor (2006) menjelaskan bahwa
didapat sel Th2 yang memiliki respon atipikal, yang mana dimediasi oleh sel T-
killer dengan mengeluarkan IL-13. Sel T-killer ini diaktifkan oleh APCs (Antigen-
presenting cells). Sehingga hasilnya bisa didapat respon imun yang berlebih.
Faktor lingkungan yang turut berkontribusi dalam memicu radang usus antara
lain kebiasaan merokok, kondisi stres, infeksi, pengkonsumsian antibiotik dan
30% etanol 1 kali Kerusakan mukosa Ulserasi mukosa Pendarahan Tanpa diare
Yan et al.(2007)
2% DSS 3 hari Diare Hiperemia Tanpa ulser
Yan et al. (2007)
0.7% DSS 7 hari Penurunan BB Diare berdarah
Seril (2002)
3% DSS 7 hari Ulserasi >60% Peningkatan MDA 60%
TNF- 19%
IL-1 8%
Montrose et al. (2011)
6% asam asetat
1 kali induksi
Diare berdarah Pembesaran perut
Peningkatan MPO 27%
MDA 50%
NO 50% iNOS 23% Penurunan SOD 74%
Xing et al. (2012)
4% asam asetat
1 kali induksi
Diare berdarah Ulserasi kolon
Sotnikova et al. (2013)
3% asam asetat
1 kali induksi
Peningkatan Peroksdasi lipid NO
Kannan et al. (2013)
100mg/KgBB TNBS dalam 50% etanol
1 kali induksi
Edema Infiltrasi mukosa dan sub mukosa kolon
Peningkatan NO 50%
MPO 15% MDA 32%
Mei et al. (2014)
50mg/KgBB TNBS dalam 50% etanol
1 kali induksi
Inflamasi Ulserasi Penebalan dinding kolon
Naeni et al. (2012)
100mg/KgBB TNBSdalam 30% etanol
1 kali induksi
Moderat inflamasi Ulserasi kolon
Peningkatan MPO 70%**
Zeng et al. (2000)
20mgTNBS dalam 35% etanol
1 kali induksi
Diare Infiltrasi pada crypt
Neutrofil dan eosinofil pada lamina propia
Peningkatan MDA 30% MPO 19% Penurunan SOD 50%
Medhi et al. (2008)
*Hasil perbandingan pada tikus colitis terhadap tikus sehat **tikus sehat berupa tikus dengan induksi etanol Bahan induksi DSS diberikan secara ad libitum dan bahan lainnya secara intrakolonik
78
Pada Tabel 2.2 dapat dilihat bahwa penggunaan DSS induksi Ulceratif
Colitis pada minuman tikus bisa menggunakan beberapa dosis yang berbeda.
Adanya keberagaman dosis DSS yang digunakan akan menjadikan lama induksi
dan hasil yang berbeda pada tikus. Pemberian dosis yang berbeda menunjukkan
hasil induksi yang berbeda pula. Penelitian Yan et al. (2007) pada tikus dengan
dua induksi yaitu DSS 2% dan etanol 30% menunjukkan adanya penurunan
berat badan tikus, diare berdarah dan terjadi ulserasi yang parah disertai
peradangan pada bagian distal yang berkembang dengan cepat. Namun untuk
tikus dengan induksi etanol tanpa pemberian DSS tidak terjadi diare, hanya saja
terjadi ulserasi mukosa dan pendarahan pada 24 jam setelah induksi, serta
masih nampak kerusakan mukosa 3 hari setelah induksi. Penampakan histologis
menunjukkan bahwa etanol 30% mampu merusak epitel usus dan menyebabkan
kerusakan mukosa secara intensif 24 jam setelah induksi. Seril et al. (2002) juga
ditemui penurunan berat badan serta diare berdarah, hingga 13% mencit mati.
Walaupun tikus sudah diberi diet AIN76A dengan kandungan Fe 2x lipat sebagai
tambahan nutrisi saat tikus mengalami Colitis. Metode induksi dari penelitian
Montrose et al. (2011) dilakukan dengan memberi 3% DSS selama 7 hari dan
pada 7 hari setelahnya dilakukan analisa hasil yang menunjukkan bahwa mencit
mengalami UC dengan persentase ulserasi sebesar lebih dari 60%.
Bahan induksi berupa TNBS (Trinitrobenzenesulphonic Acid) yang
dilarutkan dalam etanol sesuai pada penelitian Mei et al. (2014) TNBS digunakan
sebanyak 100mg/kg dan dilarutkan dalam 50% etanol. Hasil menunjukkan terjadi
kerusakan kolon yang ditandai dengan adanya edema dan infiltrasi neutrofil.
Dalam penelitian Andrade et al. (2003) yang juga melakukan induksi Colitis
dengan TNBS dan 50% etanol menunjukkan hasil bahwa dengan pemberian
etanol 50% mampu meningkatkan reaksi inflamasi yang ditunjukkan dengan
peningkatan infiltrasi pada mukosa dan sub-mukosa kolon. Selain itu juga
meningkatkan regulasi interferon (INF- ) dan interleukin (IL-4) serta mengubah
keseimbangan sitokin mukosa kolon. Hal tersebut menunjukkan bahwa etanol
mampu menginduksi Colitis dengan mengganggu mekanisme regulasi imun
pada kolon.
Untuk kesesuaian dosis induksi TNBS dalam 50% etanol, sesuai penelitian
Naeni et al. (2012) menunjukkan bahwa dosis optimum TNBS dalam
menginduksi UC yaitu sebesar 50mg/kgBB. Hasil yang diperoleh berupa
inflamasi, ulserasi, penebalan dinding kolon dan terjadi necrosis. Jika
79
dibandingkan, antara penggunaan dosis TNBS 50mg/KgBB dengan dosis TNBS
100mg/KgBB tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Selain itu penggunakan
jenis tikus jantan dan betina tidak menunjukkan tingkat keparahan Colitis yang
signifikan pula. Sehingga pada uji coba induksi UC menggunakan TNBS bisa
digunakan tikus jantan ataupun betina tanpa adanya pengaruh yang nyata pada
hasil uji coba. Namun pada penelian Zeng et al. (2000) dosis untuk menimbulkan
inflamasi moderat dan ulserasi pada kolon diperlukan dosis 100mg/KgBB. Hanya
saja konsentrasi etanol yang digunakan yaitu 30%. Sehingga dalam hal ini bisa
dilihat penggunaan konsentrasi etanol tertentu dalam induksi menggunakan
TNBS mampu mempengaruhi tingkat inflamasi pada kolon.
Pemberian etanol pada induksi intrakolonik seperti yang disebutkan pada
penelitian Yan et al. (2007) yaitu mampu menunjukkan adanya ulserasi mukosa
dan pada penelitian Andrade et al. (2003) menunjukkan adanya peningkatan
infiltrate mukosa, peningkatan mediator inflamasi berupa INF- , IL-4 dan
mengubah keseimbangan sitokin. Hal tersebut mengindikasikan bahwa etanol
mampu menimbulkan inflamasi. Berdasarkan Bannan et al. (1999) hasil uji in
vitro pada sel mukosa kolon yang terpapar etanol 15% selama 30 menit
menunjukkan penurunan viabilitas sel dan terjadi gangguan pada integritas
mukosa. Mekanisme yang terjadi yaitu ketika mukosa terpapar etanol, terjadi
kerusakan oksidatif pada mikrotubulus sitoskeletal dengan cara merusak protein
sitoskeletal sehingga terjadi penurunan polimerasi tubulin menjadi monomerik
tubulin dan persen sel mikrotubulus turun yang akhirnya mikrotubulus
sitoskeleton rusak dan integritas sel turun. Penurunan integritas sel ini,
berdasarkan bamias et al. (2005) memicu masuknya mikroba luminal yang
dideteksi tubuh sebagai antigen sehingga terjadi peningkatan imun yang
berakibat terjadinya inflamasi pada kolon. Mekanisme lainnya dijelaskan dalam
Khoury et al. (1992) bahwa etanol mampu menghambat produksi glutation.
Penghambatan ini berakibat pada produksi IL-12 dan INF- , sehingga
meningktakan IL-4. Ketika IL-4 berlebih, maka akan terjadi gangguan pada sel
Th-2 sehingga menginduksi adanya inflamasi. Keberadaan mikroba kolon yang
menerobos masuk pada mukosa juga akan memicu terproduksinya INF- .
Sehingga mikroba luminal berperan sebagai peningkat kondisi inflamasi kolon.
80
2.2.2 Kondisi MDA dan SOD Pada Ulcerative Colitis
MDA (Malondialdehid) merupakan produk dari peroksidasi lipid.
Berdasarkan Ayala, et al. (2014), peroksidasi lipid merupakan reaksi dari radikal
oksigen terhadap lipid sehingga menghasilkan hidroperoksida (LOOH).
Hidroperoksida terbentuk selama fase propagasi dengan produk primer berupa
asam lemak bebas, trigliserol, fosfolipid, dan sterol. Peningkatan dari produk
primer yang bervariasi akan mendorong untuk terbentuknya produk sekunder
diantaranya MDA, propanal, hexanal dan 4-Hidroksinonenal (4-HNE). Produk
sekunder berupa MDA merupakan produk peroksidasi lipid paling mutagenik.
Sifat mutagenik MDA berkaitan dengan kemampuan MDA dalam mengikat DNA
untuk menyebabkan mutasi. Hasil penelitian Niedenhofer, et al. (2002)
menunjukkan bahwa MDA mampu menyebabkan mutasi pada gen supF dan
mayoritas mutasi terjadi pada pasangan basa GC.
UC merupakan kondisi inflamasi pada organ kolon yang memiliki potensi
untuk menjadi kanker kolon. Hal tersebut berkaitan dengan adanya ROS dan
MDA yang dihasilkan selama periode UC berlangsung. Pada penelitian Xing, et
al. (2012) menunjukkan bahwa kadar MDA jaringan kolon dari tikus yang
mengalami UC hasil induksi asam asetat secara signifikan (P <0,01) meningkat
dibandingkan dengan tikus sehat. Hasil penelitian Mei, et al. (2014) juga
menunjukkan adanya peningkatan MDA (P <0,01) pada tikus yang diinduksi
TNBS/etanol.
Senyawa radikal didalam tubuh, dalam jumlah tertentu mampu diatasi oleh
adanya antioksidan endogen. Salah satu antioksidan endogen yaitu berupa SOD
(Superoksida dismutase). Berdasarkan Marikovsky, et al. (2003) Cu/Zn SOD
merupakan enzim dismutase untuk radikal superoksidan ( ). Li and Zhou (2011)
menyebutkan bahwa pada inflamasi saluran pencernaan akan terjadi penurunan
kadar SOD pada sel-sel inflamasi jika dibandingkan dengan sel-sel normal. Hal
tersebut dikarenakan adanya radikal hidroksil dan anion superoksida sebagai
hasil dari peroksidasi lipid. Sehingga SOD jaringan dibutuhkan untuk
menetralkan radikal tersebut.
Penggunaan SOD dalam menangkal radikal selama kondisi UC
ditunjukkan pada penelitian Medhi, et al. (2008) bahwa pada kontrol positif terjadi
peningkatan MDA dan penurunan SOD secara signifikan (P <0.001) jika
dibandingkan dengan kontrol positif atau pada hewan sehat. Hasil serupa juga
81
didapat dari penelitian Xing, et al. (2012) bahwa terjadi penurunan SOD yang
disertai peningkatan kadar MDA secara signifikan (P <0.01).
2.2.3 Penampakan Mikroskopis Saat Terjadi Ulcerative Colitis
Penampakan mikroskopis merupakan suatu bentuk pengamatan dengan
menggunakan bantuan mikroskop. Bagian-bagian utama dari kolon terdiri atas
mukosa, submukosa dan muskularis (Gambar 2.4). Secara mikroskopis akan
tampak perbedaan antara kondisi kolon normal dan kolon UC sesuai pada
Gambar 2.5 di bawah ini.
Gambar 2.4 Bagian-bagian Kolon (The Human Protein Atlas, 2015)
Gambar 2.5 Perbandingan Kolon Normal dan Colitis (Johns Hopkins Medicine, 2014)
82
Berdasarkan Geboes (2003) secara mikroskopis adanya inflamasi ditandai
dengan peningkatan infiltrat selular pada lamina propia disertai dengan
perubahan komposisi dan distribusi. Pada lamina propia yang normal, infiltrate
berlokasi pada bagian atas mukosa. Pada UC, infiltrat semakin banyak dan
masuk pada bagian yang lebih dalam (transmukosal). Kondisi yang sering terjadi
yaitu adanya akumulasi dari plasma sel mendekati bagian dasar mukosa dan
diantara crypt serta bagian muskularis mukosa. Komponen lain selain plasma sel
yaitu neutrofil. Adanya neutrofil mengindikasikan perubahan komposisi dari
infiltrat inflamasi. Neutrofil bisa ada pada struktur epitel meliputi dinding crypt
(cryptitis), lumen dan dinding crypt (crypt abscesses) atau ketika terjadi
kerusakan crypt (crypt destruction). Cryptitis dan crypt abscesses mampu
ditemukan pada 41% kasus UC. Selain Crypt, pengamatan juga dilakukan pada
eosinofil. Secara keseluruhan, pengamatan mikroskopis pada UC bisa dilihat
pada Gambar 2.6 berikut ini.
Gambar 2.6 Gambaran Mikroskopis Kondisi UC. A: pengecilan dan percabangan crypt
serta peningkatan infiltrate hingga pada transmukosal , B: distorsi mukosa, C: penebalalan mukosa muskularis, D: crypt menghilang (Geboes, 2003)
Pengamatan kondisi UC secara mikroskopis dapat dituliskan dalam bentuk
skor. Hal tersebut digunakan sebagai pembeda hasil antara kondisi kolon yang
satu dengan yang lain. Salah satu alternative pemberian skor mikroskopis yang
dilakukan oleh Araki et al. (2012) dapat dilihat pada Tabel 2.3 di bawah ini.
83
Tabel 2.3 Skor Mikroskopis Kolon
Parameter Skor Keterangan
0 Tidak ada perubahan
1 Lokal dan ringan
Hilangnya permukaan epitel 2 Lokal dan menengah
3 Luas dan menengah
4 Luas dan parah
0 Tidak ada perubahan
1 Lokal dan ringan
Kerusakan Crypt 2 Lokal dan menengah
3 Luas dan menengah
4 Luas dan parah
0 Tidak ada perubahan
1 Lokal dan ringan
Infiltrat sel mukosa 2 Lokal dan menengah
3 Luas dan menengah
4 Luas dan parah
Sumber: Araki et al. ( 2012)
2.3 Pengobatan Ulcerative Colitis
Pengobatan terhadap penderita Ulcerative Colitis dilakukan dengan
pemberian obat-obatan sintetik. Berdasarkan pada Wolf dan Lashner (2002)
terdapat beberapa obat antara lain:
a) Aminosalisilat
Aminosalisililat terdiri atas sulfasalazin dan mesalamine. Untuk
sulfasalazine, merupakan obat dengan komponen penyusun berupa 5-
Aminosalicylic Acid (5-ASA) dan fapyridin yang terikat dalam ikatan diazo. Saat
obat sampai pada kolon, maka bakteri dalam kolon akan memecah ikatan
tersebut. Sehingga 5-ASA yang bertindak sebagai anti inflamasi bisa mencapai
target tujuan. Mesalamin merupakan bentuk baru dari aminosalisilat yang terbagi
lagi atas Asacol (digunakan untuk melepas 5-ASA pada distal ileum dan kolon),
Balsalazide (untuk moderat UC), Olsalazine (untuk pasien yang tidak toleran
terhadap Sulfasalazine), Pentasa (difungsikan untuk melepas 5-ASA pada
jejunum hingga kolon), serta Rowasa enema dan Rowasa suppository. Hasil
84
review dari Rochester dan Abreu (2005) menunjukkan bahwa hasil dari penelitian
secara In Vitro dan In Vivo menunjukkan kinerja dari Sulfasalazine dan
Mesalamine yaitu dengan menghambat aktifasi dari NF-kB. Efek samping dari
penggunaan Sulfasalazine yaitu berupa mual, muntah, gangguan pencernaan,
sakit kepala, demam, hepatitis, pancreatitis, pneumonia, agranulositis dan
gangguan penyerapan folat. Efek samping dari Aminosalisilat jenis baru ini yaitu
sakit kepala ringan, perut tidak nyaman, diare sekretorik dan mual, namun masih
lebih ringan dari Sulfasalazine. Dosis dari penggunaan obat-obatan golongan
Aminosalisilat bisa dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Dosis Penggunaan Golongan Obat Aminosalisilat
Nama generic Nama properiotary Dosis/hari (gram)
Mesalamine Rowasa, salofalk 1 – 4
Mesalamine Canasa 0.5 – 1.5
Mesalamine Asacol 1.6 – 4.8
Mesalamine Salofalk, mesasal, claversal 1.5 – 4
Mesalamine Pentasa 2 – 4
Sulfasalazine Azulfidine 1 – 4
Olsalazine Dipentum 1 – 3
Balsalazine Colazaal 2 – 6.75
Sumber : Mahadevan, 2005
b) Steroid
Steroid memiliki mekanisme berupa kemampuan memblok fosfolipase
pada penurunan asam arakhidonat mampu menyebabkan perubahan
keseimbangan antara cytoprotective prostaglandins dan proinflamasi leukotrin.
Efek dari steroid berupa osteoporosis, luka sulit sembuh, hiperglikemia, dan
osteonerosis. Salah satu bentuk steroid yang baru yaitu Budesonide yang
didesain untuk sampai pada distal usus halus hingga proximal kolon.
c) Azathioprine dan 6-merkaptopurin
Kedua jenis obat ini merupakan immunosuppressive yang bisa digunakan
untuk terapi corticosteroid jangka lama. Mekanisme aksi dari obat ini yaitu
menyebabkan pemecahan kromosom yang menumpulkan proliferasi sel-sel yang
bisa membelah dengan cepat seperti sel limfosit. 6-mercaptopurin sebagai
analog purin dan azathioprine sebagai precursor S-imidazol. Efek yang
ditimbulkan antara lain supresi sumsum tulang dan pankreatitis.
85
d) Siklosporin
Siklosporin merupakan polipeptida siklik. Mekanisme kerja dari obat ini
yaitu menghambat transkripsi gen IL-2, sehingga bisa terjadi penurunan
toksisitas sel T. Efek samping yang ditimbulkan antara lain nefratoxity,
hepatotoksik, hipertrikosis, hiperplasia, tremor, kejang dan gangguan limpo-
proliferative.
e) Methotrexate
Mekanisme kerja methotrexate yaitu dengan cara berikatan dengan
tetrahidrofolat reduktase dan melakukan interferensi dengan pembentukan purin
yang menyebabkan percepatan proliferasi sel. Efek samping yang timbul antara
lain mual, perut kram (tapi bisa dicegah dengan penggunaan asam folat),
kelainan fungsi hati, rambut rontok, pneumonitis, hipersensitivitas dan
teratogenik.
f) Minyak ikan
Minyak ikan mengandung EPA (Eicosapentaenoic acid) yang mampu
menekan produksi agen inflamasi. Mekanisme aksi dari EPA yaitu melakukan
interferensi dengan metabolisme asam arakhidinat. Sehingga akan menurunkan
produksi dari sitokin leukotrin .
Gambar 2.7 Progres Terapi Ulcerative Colitis Saat Pengobatan Sebelumnya Dinyatakan
Gagal (Mahadevan, 2004)
86
2.4 Potensi Bahan Alami Sebagai Anti Ulcerative Colitis
Berdasarkan uraian dari hal-hal pemicu Ulcerative Colitis, maka senyawa
atau komponen yang bersifat anti Ulcerative Colitis bisa dikatakan harus memiliki
kemampuan untuk mencegah atau mengurangi inflamasi dan menangkal radikal
bebas dari stres oksidatif atau pemicu radikal yang ada pada kolon. Salah satu
senyawa yang mampu menghambat Ulcerative Colitis kronis yaitu N-acetylcistein
(NAC). NAC merupakan senyawa thiol yang mengandung bahan untuk mukolitik
dan penangkal toksik dari acetaminophen. NAC secara langsung mampu
menangkap ROS dan RNS serta sebagai prekurson untuk menurunkan glutation.
Hasil uji coba pada tikus betina yang diinduksi DSS (Dextran Sulfate Sodium)
dan makanan yang diperkaya dengan Fe serta diberi NAC menunjukkan
penurunan indeks proliferasi pada epitel (48,5 6,0% vs 32,0 3,7%, P<0,05).
NAC secara signifikan menginduksi apoptosis pada epithelia non cancer dan
adenokarsinoma colon. Selain itu senyawa iNOS (inducible Nitric Oxide
Synthase) pada sel mukosa kolon non-kanker yang mengalami inflamasi
mengalami penurunan dengan adanya pemberian NAC (Seril, 2002).
Senyawa lain yang mana sebagai anti Ulcerative Colitis jika dilihat dari sifat
anti-inflamasi yaitu komponen polifenol. Polifenol secara alami didapat dari
bahan alam salah satunya black raspberry yang mengandung polifenol jenis
Ellagic Acid dan Antocyanin. Pengujian yang telah dilakukan yaitu melalui
pemberian bubuk black raspberry pada tikus yang diinduksi DSS menunjukkan
kemampuannya dalam menekan beberapa komponen pro-inflamasi sitokin
meliputi TNF- dan IL-1 . Selain itu hasil analisa Western Blot pada pemberian
bubuk black raspberry mampu mereduksi jumlah fosfo-IkB pada jaringan kolon.
Jumlah Colonic cyclooxygenase 2 juga ditekan, yang mana disertai dengan
Pada Tikus Wistan Jantan Yang Terinduksi Etanol”, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Pengaruh induksi etanol 96% terhadap kondisi Ulcerative Colitis mampu
menimbulkan inflamasi dengan ditandai adanya peningkatan yang signifikan
(P <0.05) pada berat kolon, rasio berat per panjang kolon dan skor
mikroskopis antara kontrol positif dan kontrol negatif. Namun induksi etanol
belum mampu meningkatkan radikal bebas pada kolon, yang ditandai dengan
tidak ada peningkatan atau penurunan aktivitas antioksidan enzim (SOD)
serta hasil MDA yang tidak signifikan (P < 0.05) antara kontrol positif dan
negatif.
2. Pengaruh ekstrak ubi jalar jingga terhadap kondisi Ulcerative Colitis mampu
menurunkan inflamasi yang ditunjukkan hasil berupa penurunan berat kolon,
rasio berat per panjang kolon dan skor mikroskopis seiring dengan
peningkatan dosis ekstrak, namun secara tidak signifikan. Pengaruh ekstrak
ubi jalar terhadap kondisi MDA yaitu mampu meningkatkan kadar MDA dan
meningkatkan aktivitas antioksidan enzim superoksida dismutase, namun
tidak signifikan.
Secara keseluruhan, kesimpulan dari penelitian ini, yaitu penginduksian
etanol mampu menimbulkan UC, namun tidak meningkatkan resiko UC menjadi
kanker. Pengaruh peningkatan dosis ekstrak ubi jalar, belum mampu secara
signifikan mencegah UC.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kadar asam klorogenik pada
ekstrak ubi jalar jingga untuk memastikan adanya pengaruh asam klorogenik
terhadap kondisi UC, serta dilakukan analisa kadar mediator inflamasi kolon.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis ekstrak kurang dari
250mg/KgBB atau diatas 750mg/KgBB sesuai kandungan senyawa bioaktif
ubi jalar untuk mendapat dosis yang efektif dalam mencegah UC secara
signifikan dan tanpa menimbulkan toksik lebih lanjut.
129
DAFTAR PUSTAKA
Andrade, M.C., Vaz, N.M and Faria, A.M.C. 2003. Ethanol –Induced Colitis Prevents Oral Tolerance Industion in Mice. Brazillian Journal of Medical and Biological Research, 36:1227-1232.
Antolovich, M., Paul, D., Prenzler., Patsalides., Suzanne, M, and Kevin.R. 2001. Methods for Testing Antioxidant Activity. The Royal Society of Chemistry: Analyst, 127: 183-198.
Araki, Y., Mukaisyo, K.I., Sugihara, H., Fujiyama, Y., and Fujiyama, Y. 2010. Increased Apoptosis and Decreased Proliferation of Colonic Epithelium in Dextran Sulfate Sodium Induced Colitis in Mice. Oncology Reports, 24: 869-874.
Atanassova, M., Georgieva, S, and Ivancheva, K. 2011. Total Phenolic and Total Flavonoid Contents, Antioxidant Capacity an dBiological Contaminants in Medical herbs. Journal of The University of Chemical Technology and Metallurgy, 46 (1): 81-88.
Ayala, A., Muno, M.F., and Argiielles, S. 2014. Lipid Peroxodation: Production, Metabolism, and Signaling Mechanism of Malondialdehyde and 4-Hydroxy-2-Nonenal. Oxidative Medicine and Cellular Longevity, 14: 1-31.
Bai, S., Lee, S., Na, H., Ha, K., Han, J., Lee, H., Kwon, Y., Chung, C, and Kim, Y. 2005. -Carotene Inhibit Inflammatory Gene Expression In Lipopolysaccharide -Stimulated Macrophages by Suppressing Redox-Based NF-kB Activation. Experimental and Molecular Medicine, 37(4): 323-334.
Bechoff, A., Dhuique-Mayer, C., Dornier, M., Tomlins, K.I., Boulanger, R., Dufour, D, and Westby, A. 2010. Relationship between the Kinetics of -Carotene Degradation and Formation of Norisoprenoids in the Storage of Dried Sweet Potato Chips. University of Greenwich. United Kingdom.
Bedard, K and Krause, K. 2007. The NOX Family of ROS-Generating NADHP Oxidases: Physiology and Pathophysiology.Physiological Reviews, 87: 245-313.
Bitar, V.A and Laham, S. 2013. Methylsulfonylmethane and Green Tea Extract Reduce Oxidative Stres and Inflammation in Ulcerative Colitis. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research, 6(2): 153-158.
Cevallos-Casals &Cisneros-Zevallos.2003 dalam Teow et al. 2007. Antioxidant Activities, Phenolic And -Carotene Contents of Sweet Potato Genotypes with Varying Flesh Colours. Food Chemistry, 103: 829-838.
Chandrashekara, S and Suresh, K.P. 2012. Sample Siez Estimation and Power Analysis for Clinical Research Studies. Journal of Human Reproductive Scienes, 5(1): 7-13.
Chebil, L., Humeau, C., Anthoni, J., Dehe, F., and Engasser, J.M. Solubility of Flavonoids in Organic Solvents.Journal of Chemical and Engineering, 52(5): 1552-1556.
Comino,C., Hehn, A., Moglia, A., Menin, B., Bourgaud, F., Lanteri, S., and Portis, E. 2009. The Isolation and Mapping of A Novel Hydroxycinnamoyl transferase in The Globe Atichoke Chlorogeni Acid Pathway. Plant Biology, 9(30): 1-13.
130
Deng, J.,Cheng, W., and Yang, G. 2011. A Novel Antioidant Activity Index (AAU) for Natureal Products Using The DPPH Assay. Food Chemistry, 125: 1430-1435.
Dewick, P.M. 2002. Medicinal Natural Products. John Wiley & Sons, Ltd. Dilihat 21 Juni 2015. <http://onlinelibrary.wiley.com>.
Dhianawaty, D and Panigoro,R. 2013. Antioxidant Activity and Total Weight of Carotenoid in Red Sweet Potato (Ipomoea batatas L.) Tuber.Universitas Padjajaran.
Du, W.Y., Chang, C., Zhang, Y., Liu, Y.Y., Sun, K., Wang, C.S., Wang, M.X., Liu, Y., Wang, F., Fan, J.Y., Li, P.T., ang Han, J.Y. 2013. High-dose Chlorogenic Acid Induces Inflammation Reactions and Oxidative Stress Injury in Rats Without Implication of Mast Cell Degranulation. Journal of Ethnopharmacology, 147: 74-83.
Duvivier, P. 2010. Retention of Phenolics, Carotenoids and Antioxidant Activity in the Taiwanese Sweet Potato (Ipomea batatas L.) CV Tainong 66 Subjected to Different Drying Conditions. American Journal of Food Agriculture Nutrition and Development, 10 (11): 4413-4429.
D’Archivio, M., Filesi, C., Vari, R., Scazocchio, B., and Masella, R. 2010. Bioavailability of The Polyphenols: Status and Controversies.International Journal of Molucular Sciences, 11: 1321-1342.
Everette, J.D and Islam, S. 2012. Effect of Extraction Procedures, Genotypes and Screening Methods to Measure the Antioxidant potential and Phenolic Content of Orange-Fleshed Sweetpotatoes (Ipomea batatas L.). American Journal of Food Technology: 1-12.
Fridrianny, I., Windyaswari, A.S, and Wirasutisna, K.R. 2013. DPPH Scavenging Activity of Various Extracts of Sweet Potatoes Leaves with varying Tubers Color. International Journal of Research in Pharmacy and Science, 3(2): 133-145.
Galanakis, C.M., Goulas, V., Manganaris, G.A., and Gekas, V. A Knowledge Base for The Recovery of Natural Phenols with Different Solvents. International Journal of Food Properties, 16: 382-396.
Geboes, K. 2003. Histopathology of Crohn’s Disease and Ulcerative Colitis. IBD4E-18(255-276).
George, C., Brat, P, and Amiot, M.J. 2005. Rapid Determination of Polyphenol and Vitamin C in Plant Derived Product. Journal of Agriculture, Food and Chemistry. 53: 1370-1373.
Ginting, E. 2013. Carotenoid Extraction of Orange-Fleshed Sweet Potato and Its Application as Natural Food Colorant. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 24(1): 1979-1788.
Gore, R.M. 1992. Colonic Contour Changes in Chronic Ulcerative Colitis: Reappraisal of Some Old Concepts. American Journal of Roentgenology, 158: 59-61.
Graf, B.A., Ameho, C., Gregory, G.D., Milbury, P.E, Chen, C.Y., and Blumberg, J.B. 2006. Rat Gastrointestinal Tissue metabolize Quercetin. Journal of Nutrition, 136: 39-44.
Gracia-Lafuente, A., Guillamon, E., Villares, A., Rostagno, M.A., Martinez, J.A. 2009. Flavonoids as Anti-Inflammatory Agents:
131
Implications in Cancer and Cardiovascular Disease. Inflammation Research, 58: 537-552.
Han, X., Shen, T., Lou, H. 2007. Dietary Polyphenols and Their Biological Significance. International Journal of Molecular Sciences, 7(8): 950-988.
Head, K.A, and Jurenka, J.S. 2003. Inflammatory Bowel Disease Part I: Ulcerative Colitis-Pathophysiology and Conventional and Alternative Treatment Options. Alternative Medicine Review 8(3): 247-283.
Hollman, P.C.H. 2004. Absorption, Bioavailability, and Metabolism of Flavonoids. Journal of Pharmaceutical Biology, 42: 74-83.
Hussein, S.Z., Yusoff, K.M., Makpol, S., Yusof, Y.A.M. 2013. Gelam Honey Attenuates Carrageenan-Induced Rat Paw Inflammation Via NF-kB Pathway. Journal of Molecular Biology and Genetic, 8(8): 1-12.
Johns Hopkins Medicine. 2014. Ulcerative Colitis. Dilihat 12 Agustus 2014. <https://gi.jhsps.org/GDL_Disease.aspx?CurrentUDV=31&GDL_Disease_ID=2A4995B2-DFA5-4954-B770 F1F5BAFED033& GDL_DC_ID= D03119 D7-57A3-4890-A717-CF1E 7426C8BA.>
Joo, M., Kim, H.S., Kwon, T.H., Palokhe, A., AW, T.S., Jeong, J.H. 2015. Anti-inflammatorry Effect of Glavonnoid on TNBS-Induced Colitis of Rats. Korean Journal Physiology and Pharmacology, 19: 43-50.
Juanda, D dan Cahyono, B. 2000. Ubi Jalar Budi Daya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius.Yogyakarta.
Kalita, D and Jayanty, S.S. 2014. Comparison of Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Colored Potato Tubers, Pomegranate and Blueberriers. Journal of Food Process Thechnology, 5(8): 1-7.
Kannan, N and Guruvayoorappan, C. 2013. Protective Effect of Bauhinia Tomentosa on Acetic Acid Induced Ulcerative Colitis by Regulating Antioxidant and Inflammatory Mediators. International Immunopharmacology, 16(13): 57-66.
Karleen, S. 2010. Optimasi Proses PembuatanTepung Ubi Jalar Ungu (Ipomea Batatas (L.) Lam) dan Aplikasinya dalam Pembuatan Krimik Simulasi (Simulated Chips). Skripsi. IPB. Bogor.
Khoddami, A., Wilkes, M.A and Roberts, T.H. 2013. Techniques for Analysis of Plant Phenolic Compounds. Molecules, 18: 2328-2375.
Langmead, L., Feakins, R.M., Goldthorpe, S., Holt, H., Tsironi, E., Silva, E.D., Jewell, D.P., Rampton, D.S. 2004. Randomized, Double-Blind, Palacebo-Controller Trial of Oral Aloe Vera Gel for Active Ulcerative Colitis. Alimentary Pharmacology & Therapeutics, 19: 739-747.
Leopoldini, M., Russo, N., and Toscano, M. 2011. The Molecular Basis of Working Mechanism of Natural Polyphenolic Antioxidants. Food Chemistry, 125: 288-306.
132
Li, C and Zhou, H.M. 2011. The Role of Manganese Superoxide Dismutase in Inflammation Defense. Enzyme Research, 11: 1-6.
Mahadevan, U. 2004. Medical Treatment of Ulcerative Colitis. Clinics in Colon and Rectal Surgery, 17(1): 1-13.
Marikovsky, M., Ziv, V., Nevo, N., Harris-Cerruti, C., and Mahler, Ori. 2003. Cu/Zn Superoxide Dismutase Plays Important Role in Immune response. The Journal of Immunology, 170: 2993-3001.
Medhi, B., Prakash, A., Avti, P.K., Saikia, U.N., Pandhi,P and Khanduja, K.L. 2008. Effect of Manuka Honey and Sulfasalazine in Combination to Promote Antioxidant Defense System in Experimentally Induced Ulcerative Colitis Model in Rats. Indian Journal of Experimental Biology, 46:583-590.
Mei, Q., Xu, J.M., Hu, Y.M., Xiang, L., Hu, X.P., Xu, Z.M. 2014. Change of Nitric Oxide in Experimental Colitis and its Inhibitioin By Melatonin in Vivo and in Vitro. Postgraduate Medical Journal, 5(81): 667-672.
Molyneux, P. 2004. The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicrylhydrayl (DPPH) for Ertimating Antioidant Activity. Songklanakarin Journal Science and Technology, 26(2): 211-219.
Montrose, D.C., Nicole, A.H., James, P.M., Gary, D.S., Wang, L., Bruno, R.S., Park, H.J., Giardina, C, and Rosenberg, D.W. 2011. Anti-Inflammatory Effect of Freeze Dried Black Raspberry Powder in Ulcerative Colitis. Carcinogenesis 32(03): 343-350.
Naeni, A.M., Andalib, A., Rabbani , M., Mahzouni, P., Afsharipour, M., Minaiyan, M. 2012. Validation and Optimization of Experimental Colitis Induction in Rats Using 2, 4, 6-Trinitrobenzene Sulfonic Acid. Research in Pharmaceutical Sciences, 7(3): 159-169.
Navarro, D.J. 2015. Learning Statistics with R: A Tutorial for Psychology Students and Other Beginners (version 0.5). University of Adelaide. Adelaide. Australia.
Niedenhofer, L.J., Daniels, J.S., Rouzer, C.A., Greene, R.E., and Marnett, L.J. 2002. Malondialdehyde, A product of Lipid Peroxidation, Is Mutagenic in Human Cells. The Journal of Biological Chemistry, 278(33): 31426-31433.
Nijveldt, R.J., Nood, V.E., Hoorn, D.E., Boelen, P.G., Norren, K.V., and Leeuwen, P.A.M. 2001. Flavonoids: a Review of Probable Mechanism of Action and Potential Applications. The American Journal of Clinical Nutrition, 74: 418-425.
O’neal. 1992 dalam Teow, C.C. 2005. Antioxidant Activity and Bioactive Compounds of Sweetpotatoes. Thesis. Faculty of North Carolina State University.
Ojong, P.B., Njiti, V., Zibao, G., Ming, G., Samuel, B, and Barnes, S.L. 2008. Variation of Flavonoid Content Among Sweetpotato Accessions. Journal of the American Society for Horticultural Science, 133(6): 819-824.
133
Padda. M.S. 2006. Phenolic Composition and Antioxidant Activity of Sweetpotatoes (Ipomoea batatas (L.) LAM). Dissertation. Lousiana State University.
Panicaud, C., Achir, N., Mayer, C.D., Dornier, M., and Bohuon, P. 2010. Degradation of -Carrotene During Fruit and Vegetable Processing or Storage: reaction Mechanism and Kinetic Aspects: a Review. Fruits, 66: 417-440.
Panjaitan, T.D., Prasetyo, B and Limantara, L. 2010. Peranan Karotenoid Alami dalam Menangkal Radikal Bebas di dalam Tubuh. Ma Chung Research Center. Malang.
Patil, M.V.K., Kandhare, A.D, and Bhise, S.D. 2012. Effect of Aqueous Extract of Curcumis sativus Linn. Fruit In Ulcerative Colitis in Laboratory Animals. Asian Pasific journal of Tropical Biomedicine: S962-S969.
Pavlick, K.P., Laroux, S., Fuseler, J., Wolf, R.E., Gray, L., Hoffman, J., and Grisham, M.B. 2002. Role of Reactive Metabolites of Oxygen and Nitrogen in Inflammatory Bowel Disease. Free Radical Biology and Medicine, 33(3): 311-322.
Piefer, L.A. 2012. Quercetin and Chlorogenic Acid Mitigate DSS-Induced Change In Expression of Select Prro-Inflammatory Cytokines and Short Chain Fatty Acid Transporter Genes. Thesis. Texas A&M University.
Prihatman, K. 2000. Ubi Jalar/Ketela Rambat. Dilihat 06 Juli 2014. <www.warintek.ristek.go.id/pertanian /ubi_jalar.pdf>
Rana, S.V., Sharma, K.K., Prasad, S.K., Sinha, S.K, and Singh, K. 2014. Role of Oxidative Stres & Antioxidant Defence in Ulcerative Colitis Patients From North India. Indian Journal Medical Research,139: 568-571.
R Core Team. 2015. R: A leaguage and Environment for Statistical Computing. <http://www.R-project.org/>.
Rengarajan, S.,Rani, M., and Kumaresapillai, N. 2012. Study of Ulcer Protective Effect of Ipomoea batatas(L.) Dietary Tuberous Roots (Sweet Potato). Iranian Journal of Pharmacology and Therapeutics, 11: 36-39.
Rochester, J and Abreu, M.T. 2005. Ulcerative Colitis Therapy: Importance of Delivery Mechanisms. Review in Gastroenterological Disorders, 5(4): 215-222.
Rong. 2012 dalam Khoddami, A., Wilkes, M.A and Roberts, T.H. 2013. Techniques for Analysis of Plant Phenolic Compounds. Molecules, 18: 2328-2375.
Rukmana. 1997 dalam Logo, L. 2011. Dekripsi Morfologi Beberapa Jenis Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.)Lam) Berdasarkan Pola Pemanfaatan oleh Suku Dani di Distrik Kurulu Kabupaten Jayawijaya. Fakultas Pertanian dan Teknologi Pertanian Universitas Negeri Papua. Manukwari.
Sahabi, D.M., Shehu, R.A., Saidu, Y, and Abdulah, A.S. 2012. Screening for Total Carotenoids and -Carotene in Some Widely Consumed Vegetables in Nigeria. Nigerian Journal of Basic and Applied Science, 20(3): 225-227.
Sarkar, D., Dutta, A., Das, M., Sarkar, K., Mandal, C., Chatterjee, M. 2005. Effect of Aloe vera on nitric Oxide Production By
134
Macrophages During Inflammation. Indian Journal of Pharmacology.
Sartor, R.B. 2006. Mechanism Of Disease:Pathogenesis Of Crohn’s Disease And Ulcerative Colitis. Nature Clinical Practice Gastroenterology & Hepatology,7(3): 390-407.
Seril, D.N., Jie, L., Kwok-Lam, K.Ho., Chung,S.Y and Guang-Yu, Y. 2002. Inhibition of Chronic Ulcerative Colotos Associated Colorectal Adenocarcinoma Development in a Murine Model by N-Acetylcysteine. Carcinogenesis, 23(6): 993-1001.
Shapiro, H., Singer, P., Halpern., Bruck,R. 2007. Polyphenols In The Treatment of Inflammatory Bowel Disease and Acute Pancratitis. Gut, 7(56): 425-235.
Sharma, O.P and Bhat T.J. 2009. DPPH Antioxidant Assay Revisited. Food Chemistry, 113: 1202-1205.
Sholichah, N.A., Aulanni’am dan Mahdi, C. 2 12. Efek Terapi Ekstrak Air Daun Kedondong (Lannea coromandelica) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) dan Aktivitas Protease Pada Ileum Tikus Putih (Rattus norvegicus) Inflammatory Bowel Disease (IBD) Akibat Paparan Indometasin. Veteinaria Medika, 5(3): 187-194.
Sotnikova, R., Nosalova, V and Navarova, J. 2013. Efficacy of Quercetin Derivatives in Prevention of Ulcerative Colitis in Rats. Interdisciplinary Toxicology, 6(1): 9-12.
Suda, I., Terahara, N., Nishiba, Y., Furuta, S., Masuda, M., Oki, T. 2002 dalam Teow, C.C. 2005. Antioxidant Activity and Bioactive Compounds of Sweetpotatoes. Thesis. Faculty of North Carolina State University.
Sun,W. 2012. Chapter 2:Analysis of Compositional Contents of Various Sweet Potato Cultivars. Thesis. Faculty of North Carolina State University.
Teow, C.C. 2005. Antioxidant Activity and Bioactive Compounds of Sweetpotatoes. Thesis. Faculty of North Carolina State University.
Teow, C.C., Truong, V., McFeeters, R.F., Thompson, R.L., Pecota, K.V, and Yencho, G.C. 2007. Antioxidant Activities, Phenolic And -Carotene Contents Of Sweet Potato Genotypes With Varying Flesh Colours. Food Chemistry 103: 829-838.
Thabane, L. 2004. Sample Size Determination in Clinical Trials: HRM-733 lass Notes. St. Joseph’s Healthcare. Hamilton.
The Human Protein Atlas. 2015. Normal Tissue: Colon. Dilihat 22 Juni 2015. <http://www.proteinatlas.org/learn/dictionary/normal/colon/detail+1>.
Tran, C.D., Katsikeros, R and Abimosleh, S.M. 2012. Current and Novel Treatments for Ulcerative Colitis Dalam Shennak, M (ed). Ulcerative Colitis From Genetics to Complication. Dilihat 12 September 2014. <http://www.intechopen.com/books/ulcerative-colitis-from-genetics-to-complications.>.
Trivedi, P.P and Jena, G.B. 2014. Mechanistic Insight Into beta-Carotene-mediated Protection Against Ulcerative Colitis-Associated Local and Systemic Demage in Mice. European Journal of Nutrution, 54 (4): 639-652.
135
Truong, V.D., McFeeters, R.E., Thompson, R.T., Dean, L.L and Shofran, B. 2007. Phenolic Acid Content and Composition in Leaves and Roots of Common Commercial Sweetpotato (Ipomea batatas L.) Cultivars in the United State. Journal of Food Science: Food Chemistry and Toxicology, 72 (6): C343-C349.
Weydert, C.J., and Cullen, J.J. 2010. Measurement of Superoide Dismutase, Catalase, and Glutathione Peroxidase in Cultured Cells and Tissue. Natural Protocols, 5(1): 51-66.
Wolf, J.M, and Lanshner, B.A. 2002. Inflammatory Bowel Desease: Sorting Out The Treatment Option. Cleveland Clinic Journal Of Medicine. 69(8): 621-631.
Xing,. J.F.,Sun, J.N., Sun, J.Y, Hu, S.S., Guo, C.N., Wang, M.L., Dong, Y.L. 2012. Protective Effect of Shikimic Acid on Acetic Acid Induced Colitis in Rats. Journal of Medical Plants Research, 6(10): 2011-2018.
Yan, C., Jian-min, S.I., Wei-li, L., Jiang-ting, C., Liang-jing, W, and Min, G. 2007. Induction of Experimental Acute Ulcerative Colitis in Rats by Administration of Dextran Sulfate Sodium at Low Concentration Followed By Intracolonic Administration of 30% Ethanol. Journal of Zhejiang University Science B, 8 (9): 632-637.
Zeng, L., Gao, Z.Q., Wang, S.X. 2000. A Chronic Ulcerative Colitis Model in Rats. World Journal of Gastroenterology, 6(1): 150-152.
Zundorf, I and Furst, R. 2014. Plant-Derived Anti-inflammatory Compounds: Hopes and Dissapointment Regarding the Translation of Preclinical Knowledge into Clinical Progress. Mediators of Inflammation. Hindawi Publishing Corporation. Germany.
136
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Prosedur Analisa
A. Prosedur Analisa Hasil Ekstraksi Tepung Ubi jalar
1. Prosedur Analisa Kadar Air Ubi Jalar Segar dan Tepung Ubi Jalar
(Modifikasi Boone and Wengert, 1998).
a. Berat cawan petri ditimbang. Hasil penimbangan dicatat, kemudian
cawan petri dimasukkan dalam oven yang bersuhu 105 selama 12 jam.
Cawan petri dikeluarkan dari oven dan dimasukkan desikator hingga
dingin ( 15).
b. Kemudian cawan petri ditimbang dan dicatat perubahan berat cawan.
Jika selisih berat sudah mencapai 0.1% maka bisa digunakan sebagai
tempat sampel. Jika belum mencapai 0.1% maka cawan petri dioven
lagi selama 1 jam, dan dilakukan secara berulang-ulang hingga selisih
berat 0.01% (konstan).
c. Sampel ubi jalar ditimbang dengan menggunakan cawan konstan sebagai
wadah. Kemudian sampel ubi jalar dioven pada suhu 105 selama 18
jam. Setelah itu sampel ubi jalar dikeluarkan dari oven dan dimasukkan
ke dalam desikator hingga dingin ( 15).
d. Kemudian sampel ubi jalar dan cawan ditimbang dan dicatat perubahan
berat cawan. Jika selisih berat sudah mencapai 0.1% maka bisa
digunakan sebagai tempat sampel. Jika belum mencapai 0.1% maka
cawan petri dioven lagi selama 1 jam, dan dilakukan secara berulang-
ulang hingga selisih berat 0.01% (konstan).
e. Kadar air sampel dihitung berdasarkan rumus dibawah ini:
Kadar Air (%)wet basis = –
x 100%
2. Prosedur Analisa Total Fenol (George et al., 2005)
Absorbansi ekstrak
a. 20 ekstrak dicampur dengan 1000 reagen Folin-Ciocalteau 10%
dan 800 sodium karbonat 7.5%.
b. Larutan divortex dan diinkubasi suhu ruang selama 30 menit.
137
c. Absorbansi larutan dilakukan pada :765nm
Pembuatan larutan standar
a. 20 asam galat dari konsentrasi 20, 30, 40, 50, 60, dan 70 mg/L
asam galat, masing-masing dicampur dengan dan 1000 reagen
Folin-Ciocalteau 10% dan 800 sodium karbonat 7.5%.
b. Larutan divortex dan diinkubasi suhu ruang selama 30 menit.
c. Absorbansi larutan dilakukan pada :765nm
d. Hasil absorbansi digunakan sebagai kurva standar untuk memperoleh
persamaan regresi linier
Pembuatan blanko
a. 20 aquades atau pelarut ekstrak dicampur 1000 reagen Folin-
Ciocalteau 10% dan 800 sodium karbonat 7.5%.
b. Larutan divortex dan diinkubasi suhu ruang selama 30 menit.
c. Absorbansi larutan dilakukan pada :765nm Absorbansi blanko
digunakan sebagai kalibrasi pada absorbasi ekstrak dan larutan
standar
3. Prosedur Analisa Flavonoid (Atanassova et al., 2011)
Absorbansi ekstrak
a. 1 mL ekstrak ditambah 4mL aquades dan 0.3mL NaN 5%
b. Larutan diinkubasi selama 5 menit
c. Larutan ditambahkan 0.3 mL aluminium klorida 10% dan diinkubasi 6
menit
d. Larutan ditambah dengan 2 mL NaOH 1M dan 2.4mL aquades.
Kemudian divortex
e. Absorbansi larutan dilakukan pada panjang gelobang 510nm
f. Absorbansi diulang sebanyak 3 kali.
Pembuatan larutan standar
a. 1 mL quercetin yang dilarutkan pada etanol dengan konsentrasi
100ppm hingga 200ppm, masing-masing ditambah 4mL aquades dan
0.3mL NaN 5%
b. Larutan diinkubasi selama 5 menit
c. Ditambahkan 0.3 mL aluminium klorida 10% dan diinkubasi 6 menit
d. Larutan ditambah dengan 2 mL NaOH 1M dan 2.4mL aquades.
Kemudian divortex
138
e. Absorbansi larutan dilakukan pada panjang gelobang 510nm
f. Absorbansi diulang sebanyak 3 kali.
g. Hasil absorbansi digunakan sebagai kurva standar untuk memperoleh
persamaan regresi linier
Pembuatan blanko
a. 1 mL etanol atau pelarut ekstrak masing-masing ditambah 4mL
aquades dan 0.3mL NaN 5%
b. Larutan diinkubasi selama 5 menit
c. Ditambahkan 0.3 mL aluminium klorida 10% dan diinkubasi 6 menit
d. Larutan ditambah dengan 2 mL NaOH 1M dan 2.4mL aquades.
Kemudian divortex
e. Absorbansi larutan dilakukan pada panjang gelobang 510nm
f. Hasil absorbansi blanko digunakan untuk kalibrasi pada proses
absorbansi ekstrak dan larutan standar
4. Prosedur Analisa Total Karotenoid (Fidrianny et al., 2013 dan Sahabi et
al., 2012)
Pembuatan larutan standar
a. Standar dengan konsentrasi 10, 20, 30, 40, dan 50
/mL dalam pelarut PE
b. Larutan diabsorbansi pada panjang gelombang 470nm.
c. Hasil absorbansi digunakan untuk membuat kurva standard dan
mendapatkan persamaan linier untuk menhitung kadar -karoten
ekstrak dalam g BET/100g.
Blanko berupa Petroleum Eter
Pengujian total karotenoid
a. Hasil ekstraksi tepung ubi jalar tanpa evaporasi pelarut diambil 15mL
dimasukkan dalam funnel pemisah (Buchner Funnel). Kemudian
ditambah 20mL petroleum eter (PE) dan didiamkan 15 menit.
b. 150ml akuades ditambahkan pada campuran diatas dengan
dilewatkan pada dinding funnel. Sehingga terbentuk 2 fase yaitu fase
air dan fase PE (pada bagian atas)
c. Fase PE dicuci 4 kali dengan 100mL akuades untuk menghilangkan
residu aceton. Kemudian fase PE dimasukkan dalam gelas ukur 25mL
dengan melewatkannya pada corong yang mengandung 7.5gram
139
sodium sulfat anhidrat untuk menghilangkan residu air. Funnel
pemisah juga dicuci dengan PE dan hasil cucian dituang pada gelas
ukur dengan cara yang sama seperti penuangan fase PE.
d. 2mL larutan PE diambil untuk diabsorbansi pada panjang gelombang
470nm.
e. Hasil absorbansi dikurangi absorbansi PE diplotkan pada persamaan
linier kurva standar.
5. Prosedur Analisa Aktivitas Antioksidan DPPH (Sharma and Bhat, 2009)
a. Larutan DPPH dibuat dengan cara 3.9mg DPPH dilarutkan dalam
etanol hingga didapat volume pada labu ukur 50mL. Sehingga didapat
larutan DPPH 0.2mM.
b. 50mg ekstrak dilarutkan dalam pelarut hingga mencapai volume labu
ukur 50mL, sehingga didapat konsentrasi 1000ppm. Larutan
diencerkan dalam labu ukur 10mL dengan menambahkan etanol,
sehingga didapat konsentrasi 100, 300, 500, 600, dan 800ppm.
c. Pengukuran aktivitas antioksidan dilakukan dengan cara 1mL larutan