PERAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM MEMINIMALISIR PENYALAHGUNAAN MEDIA SOSIAL DI DESA MATTIROTASI KECAMATAN WATANG PULU KABUPATEN SIDRAP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh ANDI IHDA SUCI RAMADHANI NIM: 105270000215 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H / 2020 M
105
Embed
PERAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM MEMINIMALISIR ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DALAM MEMINIMALISIR
PENYALAHGUNAAN MEDIA SOSIAL DI DESA MATTIROTASI
KECAMATAN WATANG PULU KABUPATEN SIDRAP
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
ANDI IHDA SUCI RAMADHANI
NIM: 105270000215
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1442 H / 2020 M
ABSTRAK
ANDI IHDA SUCI RAMADHANI 105 270 000 215. 2015 peran orang tua terhadap anak dalam meminimalisir penyalahgunaan media sosial di desa Mattirotasi kecamatan watang pulu kabupaten sidrap.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu bertujuan mengetahui apa peran orang tua terhadap anak dalam meminimalisir penyalahgunaan media sosial di desa Mattirotasi kecamatan watang pulu kabupaten sidrap. Penelitian ini dilaksanakan di desa Mattirotasi kecamatan watang pulu kabupaten sidrap yang berlangsung selama 4 bulan mulai dari november 2018 sampai dengan bulan februari 2019,
Apa peran orang tua terhadap anak dalam meminimalisir Penyalahgunaan media sosial di Desa mattirotasi kecamatan Watang pulu kabupaten sidrap, Apabila kedua orang tua sibuk dengn pekerjaannya masing-masing, bisa menyebabkan orang tua menjadi lengah untuk mengawasi anaknya. Orang tua menyerahkan pendidikan agama anaknya kepada institusi pendidikan saja dan menganggap hal tersebut sudah cukup, sehingga orang tua menjadi lalai dalam memberikan arahan bimbingan tentang bagaimana cara untuk meminimalisir penggunaan media sosial kepada anak.
Hal tersebut bisa menjadi salah satu faktor penyebab anak bisa miliki dampak negatif dalam penggunaan media sosial atas kelalaian orang tua dalam arahan dan cara orang tua mengontrol anak yang kurang efektif. penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan 1. Apa peran orang tua terhadap anak dalam meminimalisir Penyalahgunaan Media Sosial, 2. . Faktor-Faktor Apa Yang Menghambat Orang tua Terhadap Anak Dalam Meminimalisir Penyalahgunaan Media Sosial. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, Pengumpulan data dilapangan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1. Peranan orangtua terhadap anak dalam memberikan bimbingan yaitu menggunakan metode pembiasaan, nasihat dan cerita, keteladanan, pemeliharaan, partisipasi, disiplin, Orangtua memberikan bimbingan secara bergantian setiap hari, tetapi dalam pelaksanaanya seorang ibu lebih banyak berperan dalam memberikan bimbingan. 2. Kendala yang dihadapi yaitu yang bersal dari anak adalah hampir semua anak malas mendengar perintah orang tua dan lebih sering menyendiri di kamar karena sibuk dengan gadget nya.
Kata kunci: orang tua, anak, media sosial
KATA PENGANTAR
Al-hamdulillahirabbil‟alamin, puji dan syukur senantiasa teriring
dalam setiap hela nafas atas kehadirat da junjungan allah SWT. Bingkisan
salam dan shalawat tercurah kepada kekasih Allah, Naibullah Muhammad
SAW, para sahabat dan keluarganya serta ummat yang senantiasa
istiqomah dalam-nya.Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa
tanjakan, tiada kesuksesan tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan
keyakinan untuk terus melangkah, akhirnya sampai di titik akhir
penyelesaian skripsi, namun semua tak lepas dari uluran tangan berbagai
pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan, serta bantual moril dan materil.
Maka melalui kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. AMBO ASSE, M.Ag selaku rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Bapak Dr. (HC) M.M Thayyib Khoory, selaku Founder dan Donatur
Asia Muslim Charity Foundation (AMCF)
3. Bapak Drs. H, Mawardi Pawangi, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas
Agama Islam
4. Bapak Dr. Abbas Baco Miro, Lc.,MA. Selaku Ketua Prodi
Komunikasi dan Penyiaran Islam .
5. Dr. Sudir Koadhi,S.S. M.Pd.I Selaku Sekertaris Prodi Komunikasi
dan Penyiaran Islam
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................... ii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ............................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ISI ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4 C. Tujuan Masalah .............................................................................. 4 D. Manfaat Penilitian............................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PERAN ORANG TUA ..................................................................... 6 1. Pengertian Orang Tua .......................................................... 6 2. Fungsi Orang Tua Terhadap Anak ....................................... 7 3. Metode Pendidikan Orang Tua Terhadap Anak Menurut
Islam ............................................................................................. 10
B. MEDIA SOSIAL ............................................................................. 15 1. Pengertian Media Sosial ..................................................... 15 2. Sejarah Media Sosial ......................................................... 17 3. Dampak Media Sosial Bagi Anak ................................... .. 18 4. Cara Meminimalisir Dampak Negatif Media Sosial Terhadap
Anak .................................................................................. 20 5. Jenis – Jenis Media Sosial ........................................................ 21
C. ANAK ........................................................................................... 24 1. Pengertian Anak ......................................................................... 24 2. Definisi Anak Menurut Undang-Undang ................................. 25
viii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penilitian .........................................................................................27 B. Lokasi Penilitian .......................................................................................27 C. Fokus Penilitian ......................................................................................27 D. Deskripsi Fokus ......................................................................................28 E. Sumber Data ............................................................................................28 F. Instrumen Penilitian .................................................................................29 G. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................29 H. Teknik Analisis Data ...............................................................................30
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 31
1. Lokasi penelitian ..................................................................... 31 2. Sejarah lokasi penelitian .......................................................... 32 3. Gambaran Umum Demografis ................................................. 37 4. Gambaran Subjek Penelitian ................................................... 41
B. Hasil dan Analisis Penelitian ......................................................... 43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 60 B. Saran ............................................................................................ 63
Di era globalisasi seperti saat ini telah mengalami perkembangan
yang pesat baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan
salah satunya adalah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Perkembangan penggunaan multimedia dan menyebarkan informasi dan
komunikasi yang berperan penting dalam mengubah tatanan hidup
masyarakat di dunia. Menyebarnya informasi dari waktu ke waktu sudah
menembus di berbagai belahan dunia, hal terebut dapat kita lihat dari segi
wawasan masyarakat dalam melihat perkembangan zaman ini semakin
terbuka, secara langsung maupun tidak langsung hal tersebut
berpengaruh terhadap pergeseran nilai dan norma sehingga terjadi
pergeseran moral bagi masyarakat.1
Di era globalisasi seperti sekarang ini, media terpenting dan
memiliki jaringan paling luas adalah internet, yang di mana internet ini
dapat menghubungkan antara satu dan yang lainnya. Internet ini adalah
1 Hamzah . B. Uno Dan Nina Lamatenggo , Teknologi Komunikasi Dan Informasi
Pembelajaran (Jakarta : Bumi Aksara, 2010),h.13.
1
akses tercepat yang dimana kita dapat mendapatkan informasi dengan
sangat cepat.2
Pemakaian internet saat ini sangatlah mudah dapat di jangkau di
berbagai kalangan baik itu dari anak- anak sampai orang tua sekalipun
dapat dengan mudah menggunakan internet. Contohnya sekarang ini
hampir semua alat komunikasi seperti handphone sudah memiliki aplikasi
yang memudahkan penggunanya menggunakan internet, bahkan dengan
kemajuan teknologi tersebut menyebabkan munculnya berbagi macam
situs jejaring sosial yang selalu di sebut dengan media sosial yaitu:
youtube, facebook, twitter, blog.
Media sosial merupakan salah satu fenomena yang muncul seiring
berkembangnya teknologi dan inovasi di internet. Selain sebagai media
dalam berinteraksi dan bersosialisasi, media sosial juga memiliki pengaruh
yang luar biasa terhadap berbagi aspek, seperti dapat bersoasialisasi
dengan masyarakat tanpa bertatap muka secara langsung.3
Penggunaan media sosial di kalangan anak-anak biasanya di
gunakan untuk memposting tentang kegiatan pribadinya, serta foto-foto
bersama teman dan sahabat mereka yang mengundang siapapun dapat
dengan bebas berkomentar dan menyalurkan pendapatnya tentang
segala hal yang ditemukan dalam media sosial. Dalam perkembangan
2 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek,(Bandung PT.
Remaja Rosdakarya,1990),h.20.
3 Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial : Perspektif Komunikasi, Budaya Dan
Sosioteknologi. (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media). h. 1.
anak sangat rentan terhadap prilaku yang meniru dari segala aspek yang
di temukan baik di dalam dunia nyata maupun maya (media sosial). Pola
hidup yang serba cepat dan semakin berkembangnya teknologi,
membawa dampak yang signifikan khususnya prilaku anak.4
Kebiasaan anak dalam menggunakan media sosial secara terus
menerus akan berdampak pada prilaku anak di dalam menjalani
kehidupannya baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Perilaku
anak bisa terlihat pada sikapnya yang cenderung individual yang
berdampak pada kurangnya rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan
teman sebayanya.
Hal terserbut bukan menjadi sebuah alasan menjadikan anak
sebagai objek yang patut di salahkan, melainkan fitrah seorang anak,
dalam pertumbuhan dan perkembangannya, selalu dan terus mencari hal-
hal baru yang ditemukannya tanpa menimbang-nimbang apakah
berdampak baik atau tidak bagi pertumbuhannya. Maka dalam hal ini,
dibutuhkan kehadiran orang-orang dekat seperti keluarga maupun kerabat
untuk meminimalisir dampak negatif yang timbul terhadap anak dalam
penggunaan media sosial.
4 Ardianto Elvinaro Dan Erdinaya Komala Lukiati, Komunikasi Massa Suatu
Pengantar (Bandung PT. Remaja Rosdakarya.1990),h.20.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti dapat menarik
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa peran orang tua terhadap anak dalam meminimalisir
Penyalahgunaan Media Sosial di Desa Mattirotasi kecamatan
Watang pulu kabupaten sidrap.
2. Faktor-Faktor Apa Yang Menghambat Orang tua Terhadap Anak
Dalam Meminimalisir Penyalahgunaan media sosial di Desa
mattirotasi kecamatan Watang pulu kabupaten sidrap.
C. Tujuan Penellitian
Tujuan penilitian ini yaitu :
1. Untuk Mengetahui peran orang tua terhadap anak dalam
meminimalisir Penyalahgunaan media sosial di Desa Mattirotasi
Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sidrap.
2. Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang menghambat Orang Tua
terhadap anak dalam meminimalisir penyalahgunaan Media Sosial di
Desa Mattirotasi Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sidrap.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian selalu dipenuhi dengan manfaat penelitian,
demikian pula dalam penyusunan karya ilmiah ini. Manfaat yang
diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Secara Teoritis
Manfaat secara Teoritis yaitu agar mahasiswa dapat
mengembangkan dan menambah wawasan pengetahuan mengenai peran
orang tua terhadap anak dalam meminimalisir penyalahgunaan media
sosial, di Desa mattirotasi kecamatan Watang pulu kabupaten sidrap.
2. Manfaat Secara Praktis
Manfaat secara Praktis yaitu dengan adanya hasil penelitian
diharapkan dapat menjadi pembelajaran terhadap orang tua agar orang
tua dapat memperhatikan anaknya dalam meminimalisir penyalahgunaan
media sosial di Desa mattirotasi kecamatan Watang pulu kabupaten
sidrap.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Peran Orang Tua
1. Pengertian Peran Orang Tua
Peran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Peran
adalah suatu bagian atau yang memegang pimpinan5 Peran adalah
bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial
tertentu. Bila yang diartikan dengan peran adalah perilaku yang
diharapkan dari seseorang dalam suatu proses tertentu, maka prilaku
peran adalah prilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan
peran tersebut, hakekatnya peran juga dapat dirumuskan sebagai suatu
rangkaian perilaku tertentu yang ditimbulkan oleh suatu jabatan tertentu.6
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan
ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang
dapat membentuk sebuah keluarga atau yang identik dengan ornag yang
membimbing anak. Orang tua terbagi atas tiga yaitu orag tua kandung,
orang tua asuh, orang tua tiri, dan semua itu di sebut dengan keluarga.
Sedangkan pengertian keluarga adalah suatu ikatan laki-laki dan
5 W.J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (PT Balai Pustaka,
Jakarta, 1984) h. 735
6 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (PT. Raja Grafindo Persada
Jakarta, 2013,) h.212-213
6
perempuan berdasarkan hukum Undang-undang perkawinan yang sah.7
Sedangkan pengertian orang diatas, tidak lepas dari pengertian keluarga,
karena orang tua bagian dari keluarga. Menurut pandangan sosiologi
keluarga dalam arti luas meliputi semua pihak yang mempunyai hubungan
atau keturunan, sedangkan dalam arti sempit keluarga meliputi orang tua
dan anak - anaknya8
Menurut Ramayulis keluarga adalah unit pertama dan institusi
pertama di dalam masyarakat dimana hubungan – hubungan yang
terdapat di dalamnya sebagian besar sifatnya hubungan langsung.
Disitulah perkembangan individu seorang anak dan disitulah terbentuknya
tahap awala perkembangan seorang anak dari mulai interaksi dengannya,
ia memperoleh pengetahuan, keterampilan, minat dan sikap dalam hidup
seorang anak.9
2. Fungsi Orang Tua Terhadap Anak
Orang tua mempunyai Fungsi yang penting terhadap anak, adapun
Fungsi orang tua terhadap anak secara umum antara lain menurut
Muhibbun syah, M.Ed. Dalam bukunya Psikologi Belajar yaitu:10
7Mansur Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islampustaka Pelajar,(Yogyakarta,
2005) h318
8 Jalaluddin Rakhmat, Keluarga Muslim Dalam Masyarakat Modern (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 1994), Cet. 2, H 20
9 Ramayulis, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Kalam Mulia,
1987)h 10-11
10Muhibbun Syah, Psikologi Belajar. (PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta:2003)
h.45 Cet.1
a) Fungsi Religius
Fungsi Religius atau fungsi agama Artinya orang tua mempunyai
kewajiban memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota lainnya
kepada kehidupan beragama. Memberikan penanaman jiwa agama bagi
anak.orang tua merupakan pendidik pertama bagi anak-anak mereka,
karena dari merekalah anak mulai menerima pendidikan. Seperti Hadist
yang Nabi S.A.W yang mengingatkan para orang tua:11
عن أبي ىري رة رضي اللو عنو قال قال النبي صلى اللو عليو وسلم كل مولود يولد سانو12 رانو أو يمج دانو أو ي نص .على الفطرة فأب واه ي هو
Terjemahan:
Dari Abu Hurairah, r.a. berkata: Rosulullah S.A.W bersabda‖ Tidaklah seseorang yang dilahirkan melainkan merurut fitrahnya, maka kedua orang tuanyalah yang mengyahudikannya atau menasronikannya atau memajusikannya.(HR. Bukhari).
Berdasarkan hadist di atas bahwa yang menjadikan anak menjadi
sosok yang lebih baik, tergantung bagaimana cara orang tua mereka
mendidik seorang anak mereka karena orang tua adalah guru patama
bagi anak-anak mereka.
b) Fungsi Edukatif
Pelaksanaan fungsi edukatif atau fungsi pendidikan yaitu keluarga
merupakan salah satu tanggung jawab yang dipikul oleh orang tua.
11
Muhibbun Syah, Psikologi Belajar. (PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta:2003)
h.45 Cet.1 12
Lidwa Shohih Bukhari, 1296
Sebagai salah satu unsur pendidikan keluarga merupakan lingkungan
pendidikan yang pertama bagi anak. selain itu keluarga atau orang tua
menurut hasil penelitian psikologi berfungsi sebagai faktor pemberi
pengaruh utama bagi motivasi belajar anak yang pengaruhnya begitu
mendalam pada setiap langkah perkembangan anak yang dapat bertahan
sehingga ke perguruan tinggi.13
c) Fungsi Protektif
Protektif adalah keterlibatan orang tua dalam setiap aktivitasnya di
lingkungan anak berada. fungsi lingkungan, yaitu dengan cara melarang
atau menghindarkan anak dari perbuatan-perbuatan yang tidak
diharapkan, mengawasi atau membatasi perbuatan anak dalam hal-hal
tertentu menganjurkan atau menyuruh mereka untuk melakukan
perbuatan-perbuatan yang diharapkan mengajak bekerja sama dan saling
membantu, memberikan contoh dan tauladan dalam hal-hal yang
diharapkan.
d) Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi yaitu orang tua memiliki kedudukan sebagai
penghubung anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial, dan
membutuhkan fasilitas yang memadai. Seperti diketahui bahwa manusia
memiliki dua tugas hubungan yang harus dilakukan dalam hidupnya, yaitu
13
Janice J. Beaty Observasi Perkembangan Anak Usia Dini (PT. KENCANA
Prenadamedia Group: Jakarta:2013) h.104
hubungan dengan Allah (habluminallāh), dan hubungan dengan sesama
manusia (habluminannās), dengan pendididkan ini, anak secara langsung
diajarkan bagaimana saling berinteraksi antar sesama, saling tolong
menolong dalam kebaikan.14
e) Fungsi Ekonomis
Meliputi pencarian nafkah, keluarga berusaha menyelenggarakan
kebutuhan pokok, di antaranya kebutuhan makan dan minum, kebutuhan
pakaian dan kebutuhan tempat tinggal. Orang tua harus dapat mendidik
anaknya agar dapat memberikan penghargaan yang tepat terhadap uang
dan pencariannya, disertai pula pengertian kedudukan ekonomi keluarga
secara nyata, bila tahap perkembangan anak telah memungkinkan.15
3. Metode Pendidikan Orang Tua Terhadap Anak Menurut Islam
Adapun pendidikan yang perlu orang tua ajarkan terhadap anak
menurut ajaran islam yaitu: mengajarkan kepada anak apa itu al-qur‘an
dan As-Sunnah , Aqidah, Ibadah, Akhlak yang mulia dan sopan santun
terhadap orang tua.
14
Miftahul Huda, Interaksi Pendidikan 10 Cara Qur‟an Mendidik Anak, (Malang,
UIN Malang Press, 2008),h 29
15 Mawardi Dan Nur Hayati, IAD-ISD-IBD,(Bandung: CV. Pustaka Setia,
2000)Cet. VI.h 217
a) Al-qur’an
Al-qur‘an dalam bahasa mempunyai arti yang berbeda-beda salah
satunya, adalah bacaan atau sesuatu yang harus dibaca, dipelajari.16
Sedangkan menurut istilah para ulama berbeda pendapat dalam
mendefinisikan al-qur‘an, ada yang mengatakan al-qur‘an bersifat mu‘jizat
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W melalui perantara
Malaikat Jibril, yang diturunkan secara mutawatir dan jika membacanya
adalah ibadah.17 Bagi orang yang beriman kecintaanya kepada al-qur‘an
akan bertambah, sebagai bukti cintanya kepada Allah S.W.T maka ia akan
bersemangat untuk membacanya setiap waktu, mempelajari isi
kandungan dan memahaminya dan mengamalkan al-qur‘an di kehidupan
sehari-harinya.
b) Keimanan atau Aqidah
Iman adalah mengucapkan dengan lidah, mengakui benarnya
dengan hati dan mengamalkannya18. Aqidah dalam syari‘at islam meliputi
keyakinan dalam hati tentang allah, tuhan yang wajib di sembah, ucapan
dengan lisan dalam bentuk dua kalimat syahadat, yaitu menyatakan
16
Aminudin, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2005), h. 45
17 M. Quraish Shihab, Sejarah Dan Ulum Al-Qur‟An,(Jakarta:Pusatakafirdaus,
2008), h. 13
18 Zainuddin,Dkk, Seluk Beluk Pendidikan Dari Al-Ghazali.I(Jakarta: Bumi
Aksara,1991)h.97
bahwa tiada Tuhan Selain Allah dan Nabi Muhammad S.A.W Sebagai
utusannya. Adapun landasan yaitu sebagaimana dalam Firman Allah
dalam: (QS. Al- Baqarah 100)
هم وكلما عاىدوا عه أ بل أكث رىم ل ي ؤمنون دا ن بذه فريق من
Terjemahan:
―Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikut janji, segolongan mereka melemparkannya??? Bahkan sebagian besar dari mereka tidak beriman)‖.19
c) Ibadah
Orang tua wajib mendidik anaknya untuk melakukan ibadah yang
bisa dilakukan anak, seperti wudhu, shalat, dan berpuasa ketika anak
masuk usia tujuh tahun, seperti di perintahkan nabi muhammad S.A.W.
ه قال قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم عن عمرو بن شعيب عن أبيو عن جدها وىم أب ناء عشر مروا أولدكم بالصلاة وىم أب ناء سبع سنين واضربوىم علي
ن هم في المضاجع )أخرجو ابوداود في كتاب الصلة20 وف رقوا ب ي
Terjemahan:
‖ Dari „Amar bin Syu‟aib, dari ayahnya dari kakeknya ra., ia berkata: Rasulullah saw. Bersabda: “perintahlah anak-anakmu mengerjakan salat ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan salat bila berumur sepuluh tahun, dan pisahlah
19
Depertemen Agama RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahan (Cemani Solo:Penerbit
Fatwa )H.15 20
HR.Abu Daud dalam kitab sholat
tempat tidur mereka (laki-laki dan perempuan)!”. (HR.Abu Daud dalam kitab sholat)‖
Begitu juga orang tua yang mendidik anaknya untuk berpuasa,
dimulai dengan berpuasa setengah hari, hingga anak dapat dengan
mudah mengerjakan ibadah-ibadah yang di perintahkan oleh allah.
Dengan pembelajaran di usia dini, secara tidak langsung kita dapat
membantu anak untuk meringankan amalan-amalan ibadah yang ia
kerjakan, agar anak dapat dengan mudah untuk melaksanakan ibadah
Adapun landasan yaitu sebagaimana dalam Firman Allah dalam (QS. Al-
Baqarah : 21)‖
م لك ع ل م ك ل ب ق ن م ن ي لذ وا م ك ق ل ي خ لذ ا م وا ربك د ب ع ا س نا ل ا ا ه ي أ ا يون ق ت ت
Terjemahan:
―Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.21
d) Akhlak mulia dan sopan santun
Secara etimologi kata akhlak berasal dari bahasa arab yang berarti
―khuluq" yang berarti budi pekerti. Akhlak memberikan peran penting bagi
kehidupan, baik bersifat individual maupun kolektif. Pembinaan akhlak
bagi anak dapat di lakukan dengan cara pembiasaan untuk berbuat baik
sejak dini yang berlangsung secara terus menerus. Imam al-gazali
21
Depertemen Agama RI, Al-Qur‟an Dan Terjemahan (Cemani Solo:Penerbit
Fatwa) h.4
mengatakan bahwa kepribadian manusia itu pada dasarnya dapat
menerima segala usaha pembentukan melalui pembiasaan. Jika manusia
membiasakan berbuat jahat, maka ia akan menjadi orang jahat, begitu
pula sebaliknya. Maka dari itu akhlak mengajarkan kita bagaiman cara
melatih jiwa atau tingkah laku yang bersifat positif.22
Ajarkan kepada anak agar bersikap tawadhu‘ dan tidak sombong.
Kita didik mereka agar bersifat pemurah, menjaga kesucian diri, bekerja
sama dengan orang lain, lebih mengutamakan orang lain dari kepentingan
sendiri, mencintai sesama muslim dan bersikap tulus, menyeru kepada
perbuatan ma‟ruf dan mencegah perbuatan mungkar, dan akhlak–akhlak
mulia lainnya, yang di contohkan oleh nabi muhammad S.A.W.23
Salah satu akhlak mulia yang harus benar-benar ditanamkan oleh
orang tua pada diri anak adalah‖ birrul walidain‖ ( berbakti kepada orang
tua), sebuah prilaku yang mulai di tinggalkan hari ini. Berapa banyak anak
melupakan jasa baik orang tuanya . ini di sebabkan karena kedua orang
tua mereka tidak mengajarkan untuk berbakti kepada kedua orang tua
mereka, berbakti kepada kedua orang tua adalah salah satu amalan yang
paling tingg di sisi allah. Adapun landasan yaitu sebagaimana dalam
Firman Allah dalam .(QS.sad ayat 47)
22
Nata Abuddin ,2011. Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers. Dalam Bukum
Imam Al-Ghazali, Kitabul Al-Arba‘in Fi Ushul Al-Din Kairp Al-Maktabah Al-Hindi) Cet 10,
Berdasarkan wawancara yang penulis dapatkan dari keluarga Yuli
mengatakan bahwa :
―untuk mengontrol penggunaan media sosial anak saya di rumah, bagaimana dia dapat menggunakan media sosial dengan baik yaitu dengan cara mengawasi dan mengontrol status – status Whatsapp ( WA ) atau facebook ( FB ) anak saya dan berteman di Media Sosial yang ia miliki agar lebih mudah untuk mengawasi anak‖.65
Berdasarkan Observasi yang penulis lakukan, bahwa peran
keluarga Yuli terhadap anak dalam meminimalisir penggunaan media
sosial yaitu dengan cara mengawasi penggunaan media sosial dan
berteman di media sosial yang anak gunakan dan mengamati
perkembangan dalam penggunaan media sosial, cara yang digunakan Ibu
Yuli dengan tujuan agar anak dapat terarah dengan baik, dan
menggunakan media sosial Sesuai dengan standar penggunaan anak
yang masih muda untuk mengakses konten yang menurut Ibu Yuli sangat
berpengaruh pada tingkah laku anak. 66
Dari wawancara dan hasil obeservasi yang informan berikan maka
penulis dapat menganalisis peran orang tua terhadap anak dalam
meminimalisir penggunaan media sosial pada keluarga Yuli ,menurut
penulis langkah yang dilakukan orang tua terhadap anak utuk mengurangi
penggunaan media sosial sudah baik, karena dengan cara orang tua
mengamati perkembangan anak di media sosial.
65
Wawancara dengan Yuli, pada tanggal 24 November 2018 66
Observasi di rumah Yuli, pada tanggal 25 November 2018
Memantau anak melalui status - status yang anak posting di media
sosial seperti facebook, whatsApp, berarti orang tua sudah melakukan
cara agar penggunaan media sosial terhadap anak dapat terkendali dan
orang tua dapat mengawasi penggunaan media sosial dengan baik, dan
apabila Ibu Yuli melihat anaknya menggunakan media sosial yang sifatnya
kurang mendidik bagi diri anaknya, maka orang tua menegur anaknya
dengan cara memberikan nasehat – nasehat, agar menggunakan media
sosial dengan baik dan benar. Karena dengan memberikan nasehat
kepada anak, akan mewujudkan interaksi yang baik pula kepada anak dan
dapat menimbulkan kesadaran diri bagi anak itu sendiri.
b) Keluarga Masnah / Suriadi
Berdasarkan wawancara yang penulis dapatkan dari keluarga
Masnah / Suriadi mengatakan bahwa :
―Dalam mengontrol anak terhadap penggunaan media sosial, saya memberikan jadwal penggunaan gadget67 agar tidak terlalu sering menggunakan gadget, dan tidak boleh membawa gadget ke sekolah, karena saya takut anak tidak memperhatikan pelajaran di sekolah, maka dengan cara ini upaya kami untuk meminimalisir penggunaan media sosial terhadap anak.”68
Data yang diperoleh dari subjek penelitian tersebut dapat didukung
oleh pernyataan informan ( anak ) Masnah / Suriadi yang mengatakan
bahwa:
67
Gadget yang di maksud di sini adalah handphone 68
Observasi di rumah Masnah / Suriadi, pada tanggal 24 november 2018
―Bapak memberikan jadwal penggunan gadget agar tidak merusak mata dan bapak sangat menekankan saya untuk sholat tepat waktu , gadget tidak boleh di bawah ke sekolah karena takut menganggu proses belajar di sekolah, dan apabila saya di dapat membawa gadget kesekolah maka gadget saya di sita dan tidak di berikan selama beberapa hari.‖69
Berdasarkan Observasi yang penulis lakukan pada waktu siang hari
yang di mana Masnah / Suriadi telah berada di rumah, bahwa peran
keluarga Masnah / Suriadi terhadap anak dalam meminimalisir
penggunaan media sosial yaitu dengan cara memberikan jadwal
penggunaan gadget, karena orang tua takut, dengan tidak di berikannya
jadwal penggunaan gadget, hal itu dapat merusak mata, karena terlalu
seringnya berhadapan dengan gadget , dan dapat memicu pada hal – hal
yang bisa membuatnya lalai akan sholat dan mengerjakan tugas – tugas
yang di berikan oleh sekolah, maka dari itu Masnah / Suriadi mengatur
penggunaan gadget.
Dari wawancara dan hasil observasi yang informan berikan maka
penulis dapat menganalisis peran orang tua terhadap anak dalam
meminimalisir penggunaan media sosial pada keluarga Masnah / Suriadi,
bahwa upaya yang di lakukan orang tua terhadap anak dalam
menggunakan media sosial dengan cara mengontrol dan memberikan
jadwal kepada anak dalam penggunaan gedget agar hal-hal yang bersifat
negatif yang dapat memicu pada perubahan prilaku anak dapat terhindar
dari dampak negatif penggunaan media sosial, selain itu dengan cara
69
Hasil wawancara bersama anak dari keluarga Masnah / Suriadi pada tanggal 25 november 2018
orang tua memberikan peraturan terlalu keras terhadap anak, anak
merasa tertekan, sehingga anak merasa tidak nyaman dengan peraturan
dari orang tua anak.
c) Keluarga Nurul / Munawwar
Berdasarkan wawancara yang penulis dapatkan dari keluarga
Nurul / Munawwar mengatakan bahwa:
―Saya dan istri membuat kesepakatan dengan anak-anak kapan mereka bisa menggunakan gadgetnya, misalnya seminggu dua kali, atau sekali pada hari libur saja, termasuk batas waktu penggunaan gangetnya, kami usahakan anak-anak tidak mengakses gadget setiap hari, dan itu upaya yang kami lakukan untuk meminimalisir penggunaan Media Sosial seperti: BBM, Line, Whatsapp (WA), Facebook(FB) dan Youtube(YT), karna kami tahu bahwa tidak semua isi di dalam Media Sosial itu bersifat mendidik untuk anak-anak‖. 70
Berdasarkan Observasi yang penulis lakukan, bahwa peran
keluarga Nurul / Muawwar terhadap anak dalam meminimalisir
penggunaan Media Sosial yaitu dengan cara memberikan batasan waktu
dalam penggunaan gadget, seperti menggunakan gadget seminggu dua
kali yaitu hari sabtu dan hari ahad, dan setiap masuk waktu sholat anak
tidak boleh main gadget lagi. Hal ini kami lakukan agar anak tidak
kecanduan dengan menggunakan gadget, karna kami takut, hal – hal
negatif yang terdapat di media sosial dapat memincu pada tingkah laku
anak, dan cara ini juga kami gunakan agar membiasakan anak sholat
70
Wawancara dengan Nurul / Munawwar, pada tanggal 25 November, 2018
tepat pada waktunya, dan mengajarkan anak bahwa Sholat lebih baik dari
pada segala bentuk perbutan yang di lakukan.71
Dari wawancara dan hasil observasi dari informan berikan maka
penulis dapat manganalisis bahwa peran orang tua terhadap anak dalam
meminimalisir penggunaan media sosial pada keluarga Nurul / munawwar
yaitu sudah baik, karena orang tua telah mengajarkan kepada anak,
bahwa sholat lebih di utamakan dari pekerjaan apapun, dan hal ini
membuat anak dapat terbina dengan baik, dan dapat mengurasi pengaruh
– pengaruh negatif yang dapat beresiko pada tingkah laku anak yang
membuat orang tua khawatir dengan hal ini, sehingga keluarga Nurul /
Munawwar, membatasi anak dalam penggunaan media sosial berlebihan.
d) Keluarga Fatmawati / Bambang
Berdasarkan wawancara yang penulis dapatkan dari keluarga
Fatmawati / Bambang mengatakan bahwa:
―Saya Dan Suami saya dalam mengontrol anak terhadap penggunaan media sosial, dengan mengawasi penggunaan gadget terhadap anak dengan cara, memberikan gedget pada saat di gunakan untuk kepentingan sekolah seperti mencari tugas – tugas sekolah yang menggunkan internet mencari informasi tentang kegiatan sekolah‖72
Berdasarkan Observasi yang penulis lakukan, bahwa peran
keluarga Fatmawati / Bambang terhadap anak dalam meminimalisir
penggunaan media sosial yaitu dengan cara mengawasi anak dalam
71
Observasi di rumah Nurul / Muawwar pada tanggal 24, november 2018 72
Wawancara dengan Fatmawati / Bambang, pada tanggal 25 November 2018
penggunaan gadget dan memberikan gadget pada saat mencari tugas -
tugas yang di berikan sekolah.73
Dari wawancara dan hasil observasi dari informan maka penulis
dapat manganalisis peran orang tua terhadap anak dalam meminimalisir
penggunaan media sosial pada keluarga Fatmawati / Bambang, menurut
penulis bahwa cara orang tua dalam meminimalisir penggunaan media
sosial pada anak kurang baik, karena orang tua tidak terlalu mengawasi
anak dalam penggunaan media sosial, hal ini dapat memicu anak untuk
mengakses situs –situs yang sifatnya kurang mendidik bagi anak, yang
mengakibatkan anak terjerumus kepada hal- hal negatif, yang membuat
anak menjadi prilaku yang kurang baik.
e) Keluarga Risna / Nudzuldin
Berdasarkan wawancara yang penulis dapatkan dari keluarga
Risna / Nudzuldin mengatakan bahwa:
―Saya Dan Istri Membuat kesepakatan dengan anak-anak kapan mereka bisa menggunakan gadgetnya, karena kami juga tidak dapat menekan dan melarang anak untuk menggunakan gadget karna zaman sekarang semua orang, pasti membutuhkan gadget, dan kami sebagai orang tua bertugas untuk mengarahkan anak dalam penggunaan gadget dengan benar, dan menentukan aplikasi - aplikasi yang mereka bisa gunakan,.74
Media Sosial yang anak gunakan, semua harus tetap dalam pantauan kami selaku orang tua, selain itu kami mengatur durasi penggunaan gadget, yang di mana hal ini dapat memicu pada kurangnya interaksi dengan orang lain karena sibuk dengan gadget yang ia gunakan”.
73
Observasi di rumah Fatmawati / Bambang pada tanggal 24, november 2018 74
Wawancara dengan Risna / Nuzuldin, pada tanggal 25 November 2018
Berdasarkan Observasi yang penulis lakukan, bahwa peran
keluarga Risna / Nuzuldin terhadap anak dalam meminimalisir
penggunaan Media Sosial yaitu dengan cara membuat kesepakatan
kapan anak-anak mereka menggunakan gadget dan mengawasi dan
mengontol anak mereka dengan cara orang tua berteman di media sosial
anak mereka.75
Data yang diperoleh dari subjek penelitian tersebut dapat didukung
oleh pernyataan informan ( anak ) Risna / Nuzuldin yang mengatakan
bahwa :
―Bapak dan Mama saya selalu mengecek status status yang saya upload di media sosial saya, seperti Whatsapp dan Facebook, dan setiap sayang mengupload status saya pasti Bapak atau Mama saya berkomentar di status saya‖. 76
Dari wawancara dan hasil observasi dari informan maka penulis
dapat manganalisis peran orang tua terhadap anak dalam meminimalisir
penggunaan media sosial pada keluarga Risna / Nudzuldin bahwa cara
orang tua meminimalisir penggunaan media sosial sudah baik, karena
dalam pengarahan dan cara orang tua memberikan anak dalam
penggunaan media sosial sudah terarah dengan baik, orang tua tetap
memberikan waktu dalam penggunaan media sosial, dan orang tua tetap
membimbing anak dalam menggunakana media sosial dengan baik, tanpa
ada tekanan yang anak rasakan.
75
Observasi di rumah Risna / Nuzuldin pada tanggal 24 november 2018 76
Wawancara dengan Anak Risna / Nuzuldin, pada tanggal 25 November 2018
Berdasarkan wawancara dan hasil observasi dalam peran orang
tua terhadap anak dalam meminimalisir penyalahgunaan media sosial,
sudah dilaksanakan oleh 5 keluarga yang berbeda, walaupun dalam cara
memberikan arahan dan cara mengontrol anak dalam pengguaan media
sosial berbeda- beda. Untuk membimbing, rata-rata orang tua lebih sering
mengawasi penggunaan gadget agar anak mereka terhindar dari dampak
- dampak negatif penggunaan media sosial.
Sebagian orang tua mengontol anak mereka dengan cara
memberikan tekanan – tekanan seperti orang tua memberikan sangsi
yang berat kepada anak ketika anak melanggar peraturan yang keluarga
mereka sepakati dalam penggunaan media sosial, sehingga anak merasa
tertekan dengan hal tersebut, dan ada sebagian orang tua yang
memberikan kebebasan dalam pengguaan media sosial, hal ini dapat
memicu kepada tingkah laku anak yang berujung pada hal yang negatif
akibat pengawasan orang tua dalam meminimalisir penggunaan media
sosial kurang bagus.
Sehubungan dengan peran orang tua terhadap anak dalam
meminimalisir penyalahgunaan media sosial, orang tua harus memiliki
kemampuan tentang cara membimbing anak melalui beberapa hal yaitu
dengan menggunakan metode - metode pendidikan yang baik dan sesuai
syariat islam agar anak dapat terarah dengan baik, dan dapat terhindar
dari dampak negatif penggunaan Media Sosial.
Metode-metode yang digunakan oleh subjek penelitian sesuai
dengan pendapat Hadari Nawawi bahwa pendidikan islam dalam rumah
tangga terbagi menjadi 6 cara ( 6 metode ), yaitu :77
a) Mendidik melalui keteladanan.
dalam metode keteladanan ini orang tua diharapkan dapat
mencontoh untuk mendekati sedekat - dekatnya pribadi teladan seperti
yang diteladankan Rasulullah SAW. Keteladanan sangat penting artinya,
karena dalam interaksi pendidikan seorang anak tidak hanya sekedar
menangkap/memperoleh makna sesuatu dari ucapan orang tuanya, akan
tetapi justru melalui atau dari kesuluruhan pribadi yang tergambar pada
sikap dan tingkah laku para orangtuanya.
b) Mendidik melalui kebiasaan.
Pendidikan dengan membentuk kebiasaan harus dilakukan secara
berulang-ulang dalam arti tidak menjemu - jemunya, untuk itu orangtua
harus mampu memilih kebiasaan-kebiasaan yang baik sifatnya dan
menjauhkan kebiasaan yang buruk untuk dilatih sejak dini pad anak-
anaknya.
c) Mendidik melalui nasihat dan cerita.
Pendidikan dengan cara ini mengandalkan bahasa baik berbentuk
lisan maupun tertulis dalam mewujudkan interaksi antara orangtua dengan
77
Muhammad Kautsar Al-Mainawi, Hak Anak Dalam Keluarga Muslim, Jakarta: Pustaka Alkutsar, 1996, hal,2
anak. Cara ini banyak sekali ditemui di dalam Alquran, karena nasihat dan
cerita pada dasarnya bersifat penyampaian pesan/informasi dari
sumbernya kepada pihak yang memerlukan atau dipandang
memerlukannya, yang dimaksud menimbulkan kesadaran bagi yang
mendengar atau membacanya, sehingga meningkatkan iman dan berbuat
amal kebaikan dalam menjalani kehidupan.
d) Mendidik melalui disiplin.
Orang tua sejak dini harus mengenalkan dan mengajarkan tata
tertib yang berlaku dalam keluarga, agama, masyarakat dan negara
kepada anak-anaknya, agar dapat membedakan antara norma/aturan
yang baik dan yang tidak baik. Proses pendidikan melalui disiplin
memerlukan ketegasan dan kebijaksanaan, yang akan menyadarkan anak
pada hak dan kewajiban serta tanggung jawabnya terhadap keluarga,
masyarakat, berbangsa, bernegara dan beragama.
e) Mendidik melalui partisipasi.
dalam rangka interaksi pendidikan yang bermaskud untuk
mewujudkan kepribadian yang baik, orangtua memberikan kesempatan
kepada anak untuk berpartisipasi melalui proses bertukar pikiran dan
mengikut sertakan anak agar memperoleh pengalaman secara langsung.
Pengikut sertaan itu harus mengutamakan untuk memberikan
pengalaman dan orangtua tidak menutut proses serta hasil yang baik.
Partsipasi ini menjadi sangat penting artinya dalam membantu anak-anak
mempergunakan waktu senggangnya dengan kegiatan yang positif, kreatif
dan juga untuk melaksanakan kegiatan beribadah kepada Allah SWT.
f) Mendidik melalui pemeliharaan.
Pendidikan melalui pemeliharaan dan perlindungan, satu pihak
memerlukan cinta kasih saying yang tulus, kerelaan berbuat sesuatu
secara ikhlas dengan melepaskan kepentingan pribadi dan kewibawaan
karena mampu berbuat obyektif.
Di pihak lain pendidikan melalui pemeliharaan akan menimbulkan
kepercayaan, rasa hormat dan segan, kepatuhan dan ketaatan. Kasih
saying yang diberikan secara tulus, sehingga menampilkan kerelaan
dalam memelihara dan melindungi anak, akan menimbulkan kewibawaan
dalam interaksi anak dengan orangtua. Kewibawaan diartikan sebagai
rasa hormat dan segan menimbulkan kepatuhan.
2. Faktor-faktor apa yang menghambat orang tua terhadap anak
dalam meminimalisir penyalahgunaan media sosial di desa
mattirotasi kecamatan watang pulu kabupaten sidrap.
Anak adalah amanah yang di berikan Allah SWT bagi setiap orang
tua, maka dari itu anak berhak untuk mendapatkan pendidikanyang layak
dan kasih adalam memberikan pendidikan yang pertama kali akan
diterima anak melalui keluarganya.
Berbagai cara akan dilakukan orang tua agar anak-anak mereka
menjadi anak yang sholeh dan sholehah serta berguna bagi keluarga ,
agama, masyarakat, dan bangsanya, yang memiliki prilaku yang baik
dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari orang tua akan berusaha
memberikan pendidikan kepada anak-anaknnya dengan berbagai macam
cara dan metode yang tidak sama, guna bertujuan untuk kebaikan anak.78
Segala sesuatu yang sedang di berikan dan diusahakan oleh para
orang tua terhadap keluarganya masing-masing tentunya tidak mutlak
berjalan dengan baik dan lancar, pastinya ada saja hambatan / kendala
masalah yang akan dihadapi oleh para orang tua.
Kendala atau disebut juga dengan hambatan / masalah adalah
sesuatu yang bisa menghalangi seseorang untuk mencapai sebuah tujuan
yang diharapkan baik berupa perkataan, perbuatan. Dalam hal ini cara-
cara yang dilakukan oleh orang tua dalam memberikan bimbingan kepada
anak tentu tidak selalu berjalan dengan baik dan lancar, orang tua bisa
saja menemui kendala yang berasal dari orang tua itu sendiri, atau
kendala yang bersal dari anak itu sendiri, kendala yang bersal dari anak,
kemudian kendala yang datangnya dari dalam maupun dari luar keluarga.
Kendala-kendala tersebut bisa datang dari mana saja, baik yang
datang dari orang tua itu sendiri maupun dari anak, guna mengetahui
kendala yang di hadapi orang tua terhadap anak dalam meminimalisir
78
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007
penyalahgunaan media sosial di desa mattirotasi kecamatan watang pulu
kabupaten sidrap baik dari kendala ekstern dan intern bagi orang tua
dalam meminimalisir penyalahgunaan media sosial terhadap anak.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat diketahui
bahwa hambatan orang tua terhadap anak dalam meminimalisir
penyalahgunaan media sosial di Desa Mattirotasi Kecamatan Watangpulu
Kabupaten Sidrap terhadap 5 keluarga memiliki hambatan yang berbeda-
beda yaitu seperti pada keluarga YULI, keluarga MASNAH/ SURIADI,
keluarga FATMAWATI/BAMBANG, RISNA/NUZULDIN yang di mana
keempat keluarga ini memiliki kendala atau hambatan dalam
meminimalisir penyalahgunaan media sosial yaitu karena mereka di
sibukkan dengan pekerjaan mereka ada yang sebagai staf desa dan
sebagai tukang jahit, sehingga kurang mengawasi penggunaan media
sosial terhadap anak mereka. beda halnya dengan keluarga
NURUL/MUNAWWAR walaupun keluarga ini sibuk dengan pekerjaan
mereka akan tetapi nurul/munawwar tetap mengawasi anak mereka dalam
penggunaan media sosial dengan cara mereka memberikan batasan
waktu dalam penggunaan media sosial. 79
Berdasarkan wawancara pada subjek penelitian dapat peneliti
simpulkan bahwa kendala dalam meminimalisir penggunaan media sosial
terhadap anak pada setiap keluarga mempunyai Kendala baik yang
79
Hasil observasi dan wawancara pada tanggal dengan informan pada tanggal 24-25 november 2018
datangnya dari orang tua maupun kendala yang datangnya anak-anak
sendiri. Kendala atau disebut juga dengan hambatan / masalah adalah
sesuatu yang bisa menghalangi seseorang untuk mencapai sebuah tujuan
yang diharapkan baik berupa perkataan, perbuatan. Dalam hal ini cara-
cara yang dilakukan oleh orang tua dalam memberikan bimbingan kepada
anak tentu tidak selalu berjalan dengan baik dan lancar, orang tua bisa
saja menemui kendala yang berasal dari orang tua itu sendiri, atau
kendala yang bersal dari anak itu sendiri, kendala yang bersal dari anak,
kemudian kendala yang datangnya dari dalam maupun dari luar keluarga.
Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dapat di
ketahui bahwa kendala yang dialami oleh orang tua terhadap anak dalam
meminimalisir penyalahgunaan media sosial di Desa Mattirotasi
Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sidrap, yang bersal dari orang tua
yaitu karena kesibukan pekerjaan dari orang tua tersebut yang berprofesi
berbeda - beda, sebagian orang tua menjadikan hal itu sebagai alasan
mendasar sehingga tidak semua orang tua memberikan bimbingan dan
dapat mengawasi anak dalam meminimalisir penggunaan media sosial,
karena tidak bisa membagi waktu dengan pekerjaannya.
Kendala yang berasal dari anak yaitu anak malas mendengar
perintah orang tua dan lebih sering menyendiri di kamar karena sibuk
dengan gadget nya. Sedangkan pengaruh dari luar keluarga yang dialami
hampir semua anak termotivasi untuk kecanduan menggunakan gadget
yaitu di sebabkan karena pengaruh teman mereka.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang peranan orang tua terhadap
anak dalam meminimalisir penyalahgunaan Media Sosial Di Desa
Mattirotasi Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sidra dapat di ambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Peranan orang tua terhadap anak dalam meminimalisir Media Sosial
Di Desa Mattirotasi Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sidrap,
adalah dengan menggunakan metode pembiasaan, nasihat dan
cerita, keteladanan, pemeliharaan, partisipasi, disiplin, Orang tua
memberikan bimbingan kepada anaknya setiap hari, tetapi yang
lebih banyak berperan memberikan bimbingan adalah ibu. Yang
memberikan arah kepada anak dan memberikan bimbingan dan
nasehat pentingnya menggunakan Media Sosial dengan baik agar
anak dapat terarah dalam penggunaan Media Sosial, dan dapat
terhidar dari dampak negatif penggunaan Media Sosial. Dan orang
tua sebiknya ikut berperan aktif dalam setiap kegiatan anak, agar
orang tua dapat mengetahui perkembangan anak dalam aktivitas
yang anak lakukan, karna keberhasilan anak dan anak dapat terarah
ke hal – hal yang bernilai positif itu terlihat ketika orang tua dapat
60
membmerikan contoh dan pelajaran yang positif pula, begitupun
sebaliknya kegagalan orang tua terlihat ketika anaknya sering
melakukan hal – hal yang bersifat negatif pula. Maka dari hasil
penelitian ini penulis dapat menyimpulkan bahwa peran orang tua
terhadap anak dalam meminimalisir penyalahgunaan media sosial itu
terlihat ketika orang tua dapat berperan aktif terhadap tingkah laku
anak dalam penggunaan Media Sosial.
2. Kendala orang tua terhadap anak dalam meminimalisir Media Sosial
Di Desa Mattirotasi Kecamatan Watang Pulu Kabupaten Sidrap.
Yaitu kesibukan pekerjaan dari kedua orang tua yang rata-rata
memiliki pekerjaan yang berbeda-beda, sehingga dalam mengawasi
anak dalam penggunaan media sosial kurang efektif. Sedangkan
kendala dari anak adalah sering malas dan lebih sering menyendiri di
kamar di karenakan sibuk dengan gedgetnya masing-masing.
Perkembangan teknologi saat ini mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Saat ini komunikasi dapat dilakukan dengan sangat real tanpa
terhambat ruang dan waktu. Teknologi seperti gadget saat ini semkain
canggih tidak hanya dalam mengirim suara untuk mengirim gambar lebih
mudah tanpa mengeluarkan biaya yang sangat banyak. Pengguna
teknologi tidak dibatasi usia.
Kini kehidupan sosial bagi anak-anak lebih terpengaruh oleh
teknologi. Lebih sering anak usia dini berinteraksi dengan gadget dan juga
media sosial yang mempengaruhi daya pikir anak terhadap sesuatu di luar
hal tersebut.
Menjadi orang tua dari anak-anak yang hidup di era globalisasi
informasi seperti sekarang ini memang tidaklah mudah. Tidak saja
dibutuhkan keteguhan. kecakapan. kesabaran dan kearifan dalam
bersikap tetapi juga dalam bertindak. Apalagi dalam zaman sekarang
yang serba membutuhkan teknologi untuk melakukan kegiatan apapun. Ini
menyebabkan peran orangtua penting terhadap perkembangan anak-
anaknya yang semakin canggih dengan gadget yang mereka punya.
Gadget memang dibutuhkan untuk sarana komunikasi terhadap
segalanya. tetapi pengawasan serta bimbingan orang tua terhadap anak
harus selalu dilakukan.
Jika orang tua terlena dengan anak yang bisa bermain gadget dan
media sosial lama-lama anak hanya bisa bermain gadget dan berinteraksi
dengan teman yang tidak nyata dan tidak bisa berkomunikasi dengan
lingkungan sekitarnya. Sebaiknya orangtua mengenalkan gadget pada
anak dan juga mengenalkan budaya atau tradisi dalam arti cara
menghormati dan sopan santun dalam bermasyarakat. Sehingga peran
anak di masa yang akan datang menjadi lebih baik
B. Saran - saran
1. Kepada Orang tua agar bisa memberikan contoh teladan yang baik
bagi anak-anaknya, sesuai dengan yang di teladankan rosulullah
SAW. Keteladanan otangbtua sangat penting dan sangat
berpengaruh terhadap tingkah laku anak, keteladanan yang di
maksud yaitu dengan cara mengarahkan anak ke arah yang lebih
positif dalam penggunaan Media Sosial, agar terhindar dari dampak-
dampak negatif.
2. Kepada orang tua diharapkan agar bisa membagi waktu dengan baik
antara pekerjaan dan keluarga, sehingga bisa memberikan
bimbingan yang baik kepada anak dalam penggunaan Media
Sosial.ikut berpartipasi dalam setiap kegiatan anak agar orang tua
dapat mengetahui keribadian anak dengan baik, orang tua
memberikan kesempatan kepada anak untuk saling bertukar fikiran
dalam hal kebaikan, dan mengikut sertakan anak agar memperoleh
pengalaman secara langsung.
3. Kepada orang tua agar mendidik anak lebih disiplin lagi orang tua
harus mengenalkan dan mengajarkan tat tertib dan berprilaku yaik di
dalam keluarga, proses pendidikan melalui kedisiplinan memerlukan
ketegasan dan kebijaksanaan bukan dengan kekerasan terhadap
anak, dengan cara jangan terlalu memanjakan anak dan
membiarkan anak dalam penggunaan Media Sosial terlalu lama
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, Mulyasari, Prima, 2004, A Guise To Csr Communications On Cyber Media Yogyakarta:PT. Graha Ilmu.
Aminudin, 2005, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, Bogor: Ghalia Indonesia.
Arifin, Anwar, 2008, Opini Publik ,penerbit pustaka indonesia .
Beaty, J, Janice, 2013, Observasi Perkembangan Anak Usia Dini Jakarta :PT. Kencana Prenadamedia Group.
Burhan, Burhan,2011, sosiologi Komunikasi Teori, Pradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana
Burke, Peter ,dan Asa ,Briggs, 2006, Sejarah Sosial Media Dari Gutenberg Sampai Internet, Penerjemah:A Rahman Zainuddin, Jakarta:yayasan Obor Indonesia.
Depertemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahan Cemani Solo :Penerbit Fatwa
Dkk, Zainuddin, 1991, Seluk Beluk Pendidikan Dari Al-Ghazali, jakarta:PT. Bumi Aksara
Effendy, Uchjana Onong, 1990) Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Elvinaro, Ardianto, dan Lukiati, Komala, Erdinaya, 1990, Komunikasi Massa Suatu Pengantar , Bandung :PT, Remaja Rosdakarya.
Gosita ,Arif, 1992, Masalah Perlindungan Anak ,Jakarta: Sinar Grafik
Hayati, Nur, dan, Mawardi,2000, IAD-ISD-IBD, Bandung: CV. Pustaka Setia.
http://id .wikipedia.org/wiki/media.sosial
Huda, Miftahul, 2008,Interaksi Pendidikan 10 Cara Qur‟an Mendidik Anak, Malang:UIN Malang Press,
Id. Wikipedia.org:2014
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi Hak Anak
Koesnan ,R.A, 2005 , Susunan Pidana Dalam Negara Sosialis Indonesia ,Bandung : Sumur
Lamatenggo, Nina, dan, Uno, B, 2010 Teknologi Komunikasi Dan Informasi Pembelajaran jakarta :PT. Bumi Aksara
Mansur, 2005, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam Pustaka Pelajar,Yogyakarta.
Maryani, Eni, Media Dan Perubahan Sosial, Bandung:Remaja Rosdakarya.
Nata, Abuddin, 2011. Akhlak Tasawuf, dalam bukum imam al-ghazali, kitabul al-arba‘in fi ushul al-din(kairp al-maktabah al-hindi, Jakarta: Rajawali
Poerwadarminta, W.j.S, 1984, kamus umum Bahasa Indonesia PT:Balai Pustaka.
Prakoso,Abintoro ,2016, Hukum Perlindungan Anak , Yogyakarta:Laksbang Pressindo.
Qomar, Syamsul, 2009, Internet Masuk Sekolah Desa C.V. Cipta Dea Pustaka.
Rakhmat, Jalaluddin, 1994, Keluarga Muslim Dalam Masyarakat Modern, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ramadhani, Budi, Zukhria, 2016, Makalah Perkembangan Teknologi,Dampak Positifbdan Negatif Situs Jejaring Sosial Media Di Kalangn Remaja ―.http://www.dampakpositifdannegatifjearing sosial media.blog.sport.co.id./2013/06.
Ramayulis, 1987, Pendidikan Islam dalam Rumah Tangga, Jakarta: Kalam Mulia.
Rosmawaty, 2010, Mengenal Ilmu Komunikasi: Bandung: Widya Padjajaran
Rulli, Nasrullah, 2015. Media Sosial : Perspektif Komunikasi, Budaya Dan Sosioteknologi, Jakarta: Simbiosa Rekatama Media.
Shihab, Quraish, M, 2008, Sejarah dan Ulum Al-Qur‟an,Jakarta:PusatakaFirdaus.
Soekanto ,Soerjono, 2013,Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Solehuddin, 2013, Pelaksanaan Perlindungan Hukumterhadap Pekerja Anak Yang Bekerja Di Bidang Konstruksi (Study di proyek pembangunan Jurnal Universitas Brawijaya), Malang: CV Karya Sejati.
Sugiono,2012, Metode penelitian pendidikan, Bandung : Alfabeta
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tetang Kesejahteraan Anak
Utdirartatno, Firrar, 2006, Ancaman Internet Hacking Dan Trik Menanganinya,C.V. Andi offset
Wen ,Sayling ,2001. Future Of The Media, Batam: lucky publishers
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Kantor desa Mattirotasi kecamatan Watang Pulu kabupaten Sidrap
67
Wawancara bersama ibu Masnah
Wawancara bersama ibu Nurul dan bapak Munawwar
Wawancara bersama ibu Yuli
A.HADIST ILMU HADIST Penguji Prof.Dr Abbas Baco Miro Lc.MA
1. Pengertian Hadist , ilmu hadist dan manfaatnya ?
Menurut bahasa artinya berita, atau yang baru dan hadits dalam istilah
adalah segala sesuatu yang diberitakan dari Nabi Saw baik berupa sabda,
perbuatan, taqrir, sifat-sifat dan hal ihwal Nabi.
Ilmu hadits adalah ilmu yang mempelajari tentang hadits
Manfaatnya 1. Penuntut Ilmu hadist adalah orang yang paling banyak
bershalawat kepada Nabi Saw. 2. Mendapatkan Berkah Dunia Akhirat. 3.
Wajahnya Berseri-Seri
2. Perbedaan hadit, khobar ?
SUNNAH : hadits adalah istilah khusus untuk sabda nabi, sedangkan
sunnah lebih umum, yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
SAW
KHABAR :adalah berita yang datangnya bukan dari Nabi SAW ( yang
datang dari sahabat nabi), tetapi disandarkan kepada Nabi SAW
atsar berbeda dengan hadits, yaitu apa yang disandarkan kepada shahabat dan tabi‘in, baik berupa perkataan dan perbuatan mereka.
3. Pembagian hadist?
Dari segi kuantitasnya. Hadist mutawatir : Hadist yang diriwayatkan oleh
sejumlah orang yang menurut adat mustahil mereka bersepakat terlebih
dahulu untuk berdusta,dan hadist Ahad: jumlah perawi tersebut tidak
mencapai jumlah perawi hadist mutawatir
Dari segi Kualitas . hadist sohih: hadistt shahih adalah hadistt yang
sanadnyabersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan dhabit dari
sejak awalhingga akhir sanad, tanpa adanya syadz dan illat , hadist hasan
: hadis yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh rawiyang adil, yang
rendah tingkat kekeuatan daya hafalnya, tidak rancu dan tidak bercacat
dan hadist dhoif : hadist yang didalamya tidak terdapat syarat-syarat
hadist shahih dan syarat-syarat hadist hasan
4. Kriteria ksohihan hadist?
―Setiap hadis yang rangkaian sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh
perawi yang adil dan dhabit dari awal sampai akhir sanad, tidak terdapat di
dalamnya syadz dan ‗illah.‖
Ketersambungan Sanad :Ketersambungan sanad (ittishalul sanad) berati masing-masing perawi bertemu antara satu sama lainnya. Salah satu cara yang digunakan untuk membuktikan masing-masing rawi bertemu ialah dengan cara melihat sejarah kehidupan masing-masing perawi, mulai dari
biografi guru dan muridnya, tahun lahir dan tahun wafat, sampai rekaman perjalanannya. Perawi Adil :Setelah mengetahui ketersambungan sanad, langkah berikutnya adalah meneliti satu per satu biografi perawi dan melihat bagaimana komentar ulama hadis terhadap pribadi mereka. Perlu diketahui, adil („adalah) yang dimaksud di sini berkaitan dengan muruah
atau nama baik.Perawi yang semasa hidupnya pernah melakukan perbuatan yang melanggar moral dan merusak muruah, hadis yang diriwayatkannya tidak bisa diterima dan kualitasnya rendah.
Hafalan Perawi Kuat: Selain mengetahui muruah perawi, kualitas
hafalannya juga perlu diperhatikan. Kalau hafalannya kuat, kemungkinan besar hadisnya shahih. Tapi kalau tidak kuat, ada kemungkinan hadis tersebut hasan, bahkan dhaif.
Tidak Ada Syadz :Syadz berati perawi tsiqah bertentangan dengan rawi
lain yang lebih tsiqah darinya. Misalkan, ada dua hadis yang saling bertentangan maknanya. Untuk mencari mana kualitas hadis yang paling kuat, kualitas masing-masing perawi perlu diuji, meskipun secara umum sama-sama tsiqah. Dalam hal ini, perawi yang paling tsiqah dan kuat hafalannya lebih diprioritaskan. Dengan demikian, untuk memastikan keshahihan hadis, perlu dikonfirmasi dengan riwayat lain, apakah tidak bertentangan dengan hadis lain atau tidak.
Tidak ada ‘illah :llah yang dimaksud di sini adalah sesuatu yang dapat
merusak keshahihan hadis, namun tidak terlalu kelihatan. Maksudnya, ada hadis yang dilihat sekilas terkesan shahih dan tidak ditemukan cacatnya. Namun setelah diteliti lebih dalam, ternyata di situ ada sesuatu yang membuat kualitas hadis menjadi lemah. Hal ini dalam musthalah hadis diistilahkan dengan „illah.
5. Jenis2 hadist Dhoif?
Hadits munqathi’ : adalah hadits yang gugur sanadnya di satu tempat
atau lebih atau pada sanadnyan disebutkan nama seseorang yang tidak dikenal namanya.
Hadits muallaq :adalah hadits yangg rawinya digugurkan seorang atau
lebih di awal sanadnya secara berturut-turut.
Hadits mursal:adalah hadits yang gugur sanadnya setelah tabi‘in. Yang
dimaksud dengan gugur disisi adalah nama sanad terakhirnya tidak disebutkan.
Hadits mu’dhal adalah hadits yang gugur dua orang sanadnya atau
lebih secara berturut-turut.
Hadits mudallas :adalah hadits yang diriwayatkan menurut cara yang
diperkirakan bahwa hadits tersebut tidak bernoda.
6. Hadist yang berkaitan dengan dakwah?
ش عي ده مه ش مث و في خ أج (مسيم ساي) فبعي
―Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya‖
م سأ مه ى نشا مى ن ي م زطع ىم فان ثذي في غش س زطع ىم فان فجيسبو س رىل فجقي ج عف مبن أض ال
(مسيم صحح ساي ).Rasulullah pernah bersabda: ―Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman‖
TAFSIR WA ULUMUL QURAN
Penguji Prof Hasan Juhanis Lc.M.Si
1. Pengertian Al-Quran ?
Pengertian Al-Qur’an Menurut Bahasa (Etimologi)
Ditinjau dari segi bahasa, Al-Qur‘an berasal dari bahasa arab
yakni bentuk jamak dari isim masdar dari kata قشأ – قشأ –
atau qara‘a-yaqro‘u-qur‘anan yang mengandung arti bacaan قشآوب
atau sesuatu yang di baca berulang-ulang.
Pengertian Al-Qur’an Menurut Istilah (Terminologi)
Ditinjau dari segi istilah, Al-Qur‘an berarti kalam Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai mukjizat, dan
disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah SWT atas
perantara malaikat jibril. Membaca Al-qur‘an juga dinilai sebagai
ibadah kepada Allah SWT.
Pengertian Al-Qur’an Secara Umum
Al-Qur‘an secara umum dapat diartikan sebagai kitab suci utama
dalam agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada
Nabi Muhammad saw yang terbagi kedalam beberapa bab
(Surah) dan setiap surat terbagi dalam beberapa sajak (ayat).