OM SWASTIATU
OM SWASTIATU
Peran Orang Suci dalam Penyebaran Agama Hindu di India, Indonesia, dan
BaliOleh
1. Ni Putu Ayu Handayani ( 0944 )2. Putu Agus Darma Putra ( 0945 )3. Wayan Agus Permadi ( 0946 )4. Made Manik Sugiarta
( 0953 )
BAB IPENDAHULUAN
Agama Hindu merupakan agama yang paling tua di dunia. Agama Hindu
(Bahasa Sanskerta: Sanātana Dharma "Kebenaran Abadi", dan Vaidika-
Dharma "Pengetahuan Kebenaran") adalah sebuah agama yang berasal dari
anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda
(Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya).
Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan
merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini.
Sumber awal mengenai penyebaran agama Hindu di Indonesia diketahui
melalui prasasti-prasasti yang telah ada pada zaman itu. Baik dari penemuan
arkeologi maupun penemuan dari kitab-kitab berupa lontar - lontar.
RUMUSAN MASALAHAdapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Proses berkembangnya agama Hindu dari India ke Indonesia dan
Bali.
2. Penyebaran agama Hindu ke Indonesia yang dilakukan oleh para
orang suci.
3. Peranan orang suci terhadap peradaban agama Hindu di India,
Indonesia, dan Bali.
TUJUANAdapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui sejarah masuknya agama hindu ke
Indonesia dan Bali.
2. Dapat mengetahui peranan orang – orang suci untuk
menyebarkan agama Hindu di India, Indonesia, dan Bali.
3. Dapat mengetaui nama – nama orang suci penyebar agama
Hindu di India, Indonesia, dan Bali.
MANFAATAdapun manfaat yang ingin dicapai dari makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui sejarah perkembangan agama Hindu di India,
Indonesia, dan Bali.
2. Dapat mengetahui peranan orang – orang suci penyebar agama
Hindu di India, Indonesia, dan Bali.
3. Dapat mengetaui nama – nama orang suci penyebar agama Hindu
di India, Indonesia, dan Bali.
BAB IIPEMBAHASAN
1. Perkembangan Agama Hindu di India
Berawal dari lembah sungai Sindhu → datangnya bangsa Arya → terjadinya peperangan dengan bangsa Dravida
→ kebudayaan Hinduisme.
Perkembangan agama Hindu di India dibagi menjadi 3 zaman, yaitu :
a. Zaman Weda
Zaman Weda diperkirakan berlangsung dari tahun 1500 SM sampai dengan tahun 600 SM. Pada zaman ini
muncullah kitab suci Weda yang isinya merupakan kumpulan dari wahyu Tuhan Yang Maha Esa, yang diterima oleh
para Maharsi.
Maharsi Wyasa dalam mengkodefikasikan kitab suci Weda menjadi Catur Weda Samhita, dibantu oleh empat
orang Maharsi yang juga merupakan siswanya, yaitu :
a) Maharsi Paila, yang juga disebut Pulaha sebagai penyusun kitab suci Reg Weda Samhita.
b) Maharsi Waisampayana, sebagai penyusun kitab suci Yajur Weda Samhita.
c) Maharsi Jaimini, sebagai penyusun kitab suci Sama Weda Samhita.
d) Maharsi Sumantu, sebagai penyusun kitab Atharwa Weda Samhita
b. Zaman Brahmana
Zaman Brahmana ditandai dengan kitab Brahmana yang berisi peraturan-peraturan
keagamaan, di mana pokok pembicaraan dalam kitab ini adalah tentang upacara yadnya
yang meliputi arti yadnya, persyaratan yadnya, dan kekuatan gaib yang ada dalam
upacara itu.
Untuk memudahkan pelaksanaan upacara yadnya pada masa itu, maka dibuatlah kitab-
kitab penuntun yang disebut Kalpasutra. Kitab Kalpasutra bersumber pada kitab Brahmana
yang yang dimaksudkan sebagai pedoman bagi setiap orang yang telah berumah tangga dan
untuk kemasyarakatan. Menurut perincian isinya, kitab Kalpasutra itu dibedakan atas empat
macam, yaitu :
a. Srautasutra
b. Grhyasutra
c. Dharmasastra
d. Sulwasutra
c. Zaman Upanisad
Pada zaman Upanisad kehidupan mereka beragama lebih menekankan pada hal-hal
yang bersifat filosofis dari pada pelaksanaan upacara. Dengan demikian muncullah
diskusi-diskusi keagamaan antara para maharsi sebagai guru dengan para siswanya.
Cara pendalaman ajaran agama dengan berdiskusi seperti itu disebut Upanisad. Fase
perkembangan filsafat Hindu pada masa itu disebut dengan zaman Upanisad. Pada
masa ini pulalah bermunculan berbagai macam kitab-kitab upanisad.
Kitab Upanisad merupakan bagian Jnana kanda dari kitab weda sruti, yang isinya
bersifat ilmiah, spekulatif, tetapi tetap pada ruang lingkup keagamaan. Pada umumnya
kitab-kitab upanisad berisi pembahasan tentang hakekat Brahman, atman, hubungan
Brahman dengan atman, hakikat maya, hakikat widya, serta mengenai moksa atau
kelepasan.
2. Perkembangan Agama Hindu di Indonesia
Terdapat beberapa teori dan pendapat tentang masuknya Agama
Hindu ke Indonesia, yaitu :
a. Krom (ahli - Belanda) dengan teori Waisya
b. Mookerjee (ahli - India tahun 1912)
c. Moens dan Bosch (ahli - Belanda)
d. Data Peninggalan Sejarah di Indonesia.
1) Prasasti Dinoyo (Jawa Timur)
2) Prasasti Porong (Jawa Tengah)
3. Perkembangan Agama Hindu di Bali
Sistem kepercayaan masyarakat Bali nampak memiliki pola sangat
sederhana. Namun setelah datangnya para Maha Rsi ke Bali mampu
mengubah pola yang sangat sederhana menjadi kompleks. Beberapa
Rsi yang datang untuk menyebarkan agama Hindu di Bali, yaitu :
a. Maha Rsi Markandeya
b. Mpu Sang Kulputih
c. Mpu Kuturan
d. Maha Rsi Agastya
e. Dang Hyang Dwijendra
4. Contoh – contoh Kerajaan Hindu di Indonesia
a. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur yaitu di hulu sungai Mahakam,
nama kerajaan tersebut disesuaikan dengan penemuan tujuh buah yupa di Kutai.
Raja yang paling terkenal adalah Mulawarman anak dari Aswawarman dan cucu
dari Kudungga. Kepercayaan atau agama yang dianut adalah Hindu (Siwa) hal itu terdapat
pada salah satu dari tujuh buah yupa menyebutkan kata “Waprakeswara” menurut para ahli
Waprakeswara mengandung arti sebuah lapangan yang luas sebagai tempat pemujaan
terhadap dewa Siwa.
b. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara terletak di wilayah Jawa Barat. Mengenai prasasti yang
menguraikan tentang kerajaan Tarumanegara ada sebanyak tujuh buah prasasti. Pada
prasasti Ciareteum atau lebih dikenal dengan sebutan prasasti batu tulis yang memuat
tentang nama kerajaan Tarumanegara dengan rajanya bernama Purnawarman.
c. Kerajaan Pajajaran
Para ahli berpendapat selain kerajaan Tarumanegara terdapat sebuah kerajaan Pajajaran namun
tidak dapat dipastikan dimana lokasi kerajaan tersebut. Sumber-sumber sejarah dari kerajaan
Pajajaran dapat diketahui melalui prasasti, tulisan-tulisan, dan kitab-kitab seperti berikut :
1. Rakyan Juru Pangambat ( 923 masehi ) ditemukan di daerah Bogor menggunakan bahasa Jawa
Kuno isinya pengembalian kekuasaan raja Pajajaran.
2. Prasasti Heren, prasasti ini bahwa penduduk kampung Heren sering merasa tidak aman karena
adanya gangguan dari arah barat ( musuh yang dimaksud kemungkinan dari kerajaan Pajajaran ).
3. Prasasti Astana Gede ( di Kawali Ciamis ) yang menyatakan tentang perpindahan pusat
pemerintahan dari Pakwan Pajajaran ke Kawali.
4. Kitab ceritera kidung Sundayana, kitab ini menceritakan kekalahan pasukan Pajajaran di
Bubat ( Majapahit ) dan tewasnya raja Sri Baduga beserta putrinya.
5. Kitab cerita Parahyangan yang menceritakan pengganti Raja Sri Baduga adalah Hyang Wuni
Sora.
d. Kerajaan Holling
Berita Cina yang berasal dari dinasti Tang yang menyebutkan bahwa letak kerajaan Holling
berbatasan dengan laut sebelah selatan, Tan-hen-la disebelah utara, Pe-li disebelah timur, To-pe-
teng di sebelah barat. Nama lain dari pada Heling adalah Chopo ( Jawa ).
Berdasarkan berita Cina disebutkan bahwa kerajaan Heling diperintah oleh seorang raja
perempuan yang bernama Ratu Simha. Pemerintahan ratu Simha sangat keras tetapi adil dan
bijaksana, rakyat tunduk dan taat terhadap segala perintah ratu, bahkan tidak ada seorang pun
rakyat atau pejabat kerajaan yang berani melanggar perintahnya.
e. Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram terletak di Jawa Tengah daerah tersebut dikelilingi oleh pegunungan dan
gunung serta dialiri oleh banyak sungai dan sungai yang terbesar adalah Bengawan Solo.
Menurut prasasti Canggal ( 732 masehi ) raja Sanjaya adalah pendiri kerajaan Mataram dan
dinasti Sanjaya, raja Sanjaya memerintah sangat adil dan bijaksana sehingga kehidupan rakyatnya
terjamin dan tentram. Dari segi keagamaan raja Sanjaya menganut agama Hindu Siwa.
f. Kerajaan Medang Kemulan
Beberapa prasasti menyebutkan bahwa kerajaan Medang Kemulan terletak di Jawa Timur yaitu di muara sungai
Brantas ibu kotanya bernama Ratu Mas. Kerajaan ini didirikan oleh Mpu Sindok dengan gelar Sri Isana Tunggadewa,
dari nama itulah diambil nama dinasti Icara.
Setelah Mpu Sindok wafat digantikan oleh raja Dharmawangsa dan kerajaan terus mengalami kemunduran dan
kehancuran yang mendapat serangan dari kerajaan Wura Wari yang mendapat dukungan dari kerajaan Sriwijaya.
Diakhir pemerintahan Airlangga kerajaan Medang Kemulan dipecah menjadi dua yaitu Jenggala dan Kediri, hal itu
dilakukan semata-mata untuk menghindari terjadinya perang saudara.
g. Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri merupakan kelanjutan dari dinasti Isana. Dari beberapa raja yang memerintah Kediri, justru pada
masa pemerintahan raja Jayabaya mengalami puncak keemasan, beliau memerintah dari tahun 1135 – 1157 Masehi.
Pada masa pemerintahan Jayabaya dua kerajaan disatukan kembali dengan tetap menggunakan kerajaan Kediri. Di
bidang kesusastraan beberapa pujangga (Kawi Sastra) yang muncul di Kediri seperti Mpu Sedah dan Mpu Panuluh
menulis kitab Bharatayudha.
Setelah tenggelamnya kerajaan Kediri maka muncullah kerajaan Singosari yang cikal bakalnya dari Tumapel
setelah di bunuh oleh Ken Arok, Ken Dedes istri dari Tunggul Ametung diperistri oleh Ken Arok. Ken Arok sebagai
raja pertama kerajaan Singosari dan melahirkan dinasti Rajasa. Semenjak berdirinya kerajaan Singosari pembunuhan
terjadi silih berganti diantara sesame kerabat raja sebagai akibat dari kutukan keris Mpu Gandring.
h. Kerajaan Majapahit
Dalam sejarah perkembangan Hindu di Indonesia Majapahit adalah puncak keemasan dan kejayaan
Hindu di bumi nusantara karena telah dapat mempersatukan nusantara dengan patihnya yang bernama
Gajah Mada yang terkenal dengan sumpah “Amukti Palapa” yang wilayah kekuasaannya lebih luas dari
wilayah Indonesia sekarang oleh karena meliputi kepulauan Filiphina sampai pulau Formosa.
Hasil-hasil kasusastraan pada zaman Majapahit, yaitu :
1. Kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca ( 1365 Masehi )
2. Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular
3. Arjuna Wiwaha karangan Mpu Tantular
4. Kitab Kunjakarana dan Partayajna
5. Kitab Pararaton isinya riwayat raja-raja Singosari dan Majapahit
6. Kitab Sundayana isinya tentang peristiwa Bubat
7. Kitab Sorandaka, Ranggalawe, Panji Wijaya Krama
8. Kitab Usana Jawa, Usana Bali, Pamancanggah, Tantu pagelaran, Calonarang, Kerawasrama,
Bhubhuksah, Tantri Kamandaka, dan Panca Tantra.
i. Kerajaan Hindu di Bali
Dalam zaman Bali Kuno yaitu dalam periode tahun 882 – 1342 masehi, Bali
telah diperintahkan secara bergantian oleh beberapa orang raja yang dapat
diidentifikasikan ke dalam keluarga raja-raja dari dinasti Warmadewa. Sebagai pendiri
dinasti Warmadewa raja pertama yang memerintah adalah Sri Kesari Warmadewa
sampai akhirnya pada masa pemerintahan raja suami istri yaitu Sri Dharma Udayana
dengan istrinya Mahendradatta ( Sri Guna Priya Dharmapatni ) sesuai dengan prasasti
Blanjong ( Sanur ) Bebetin, Malet Gede dan pusat kerajaannya terletak di Sanghadwala.
Dari perkawinan beliau melahirkan tiga orang putra yaitu Airlangga,
Marakata dan Anak Wungsu, kemudian Airlangga diminta oleh kakeknya di Jawa Timur
untuk menjadi raja yang dikawinkan dengan putrinya Dharmawangsa. Sedangkan di
Bali yang memerintah adalah Marakata dan Anak Wungsu .
BAB IIIPENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas secara singkat dapat dikemukakan beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Agama Hindu sebagai agama yang tertua tumbuh dan berkembang tidak terlepas dengan
pengaruh dan dukungan lingkungan alam dan budaya dari suatu masyarakat pendukungnya.
Demikianlah pada awalnya tidak terlepas dari peradaban lembah sungai Sindhu dan
pengaruh lokal di India Utara, Selatan atau Timur.
2. Nama Hindu bukanlah nama asli dari agama ini, melainkan diberikan oleh orang asing yang
mengadakan kontak dengan bangsa Àrya yang pertama kali menetap di lembah sungai
Sindhu kemudian menyebar ke berbagai penjuru India dan berasimilasi dengan berbagai
suku bangsa asli di anak benua tersebut. Hinduisme kemudian berkembang di Nusantara
(Indonesia) termasuk Bali dengan warna luarnya sendiri.
3. Nama asli agama Hindu adalah Sanàtana Dharma (karena ajarannya bersifat abadi
dan berlaku sepanjang masa). Nama lainnya adalah Vaidika Dharma, karena
bersumber pada kitab suci Veda.
4. Karakteristik agama Hindu memberikan kebebasan kepada umat-Nya, namun
masih dalam koridor yang disebut Àdikara (disiplin diri) dan Iûþadevatà (aspek
Tuhan Yang Maha Esa, yang dipuja dan sangat didambakan kasih dan karunia-Nya.
5. Dalam perkembangan agama Hindu dikenal adanya berbagai Sampradaya yang
oleh orang Barat disebut Sekta, dan yang sangat dominan dan juga berpengaruh ke
Indonesia adalah Úaiva,Vaiûóava dan Úakta sedang di Bali yang dominan adalah
Úaiva Siddhanta (Tri Murti) yang sangat kental mendapat pengaruh Tantrik.
2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan makalah ini
adalah :
a. Para orang tua agar dapat membantu memberikan pengetahun-
pengetahuan atau cerita-cerita yang bertemakan Agama Hindu
kepada anak-anak mereka dirumah sehingga nantinya cerita ini
dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai religi
tersendiri.
b. Generasi muda Bali hendaknya lebih memperhatikan dan mempelajari
sejarah perkembangan Agama Hindu supaya nantinya dapat
dilestarikan dan meneruskannya ke generasi berikutnya.
TERIMA KASIHOM SANTHI, SANTHI,
SANTHI OM