PERAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SMAN 1 DUSUN SELATAN BUNTOK Oleh: M A Y A N I ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan peranan kepala sekolah di SMAN 1 Dusun Selatan dalam: (1) merencanakan program kegiatan sekolah, (2) mengorganisasikan potensi sekolah, (3) menggerakkan personil sekolah, dan (4) mengawasi pelaksanaan kerja personil dan kegiatan sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian meliputi kepala sekolah, komite sekolah, guru, dan Staf TU. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepala SMAN1 Dusun Selatan merencanakan program kegiatan sekolah meliputi renstra dan renop dengan melibatkan stakeholders yaitu komite sekolah, guru, dan staf TU. Kepala sekolah mengorganisasikan personil sekolah dengan memerinci, menetapkan dan menentukan jenis-jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, membagi tugas, serta menetapkan mekanisme koordinasi sehingga terjadi satu kesatuan kerja yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan sekolah. Kepala sekolah menggerakkan personil sekolah dengan memberi perintah, membimbing, dan menegakkan disiplin kerja agar mereka bekerja dengan baik sesuai dengan aturan dan tujuan yang ditetapkan. Kepala sekolah mengawasi kerja personil dan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan memantau, menilai, mengoreksi, dan melakukan usaha-usaha lain agar kerja personil dan kegiatan-kegiatan sekolah dapat
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAHDI SMAN 1 DUSUN SELATAN BUNTOK
Oleh:
M A Y A N I
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan peranan kepala sekolah di SMAN 1 Dusun Selatan dalam: (1) merencanakan program kegiatan sekolah, (2) mengorganisasikan potensi sekolah, (3) menggerakkan personil sekolah, dan (4) mengawasi pelaksanaan kerja personil dan kegiatan sekolah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian meliputi kepala sekolah, komite sekolah, guru, dan Staf TU. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepala SMAN1 Dusun Selatan merencanakan program kegiatan sekolah meliputi renstra dan renop dengan melibatkan stakeholders yaitu komite sekolah, guru, dan staf TU. Kepala sekolah mengorganisasikan personil sekolah dengan memerinci, menetapkan dan menentukan jenis-jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, membagi tugas, serta menetapkan mekanisme koordinasi sehingga terjadi satu kesatuan kerja yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan sekolah. Kepala sekolah menggerakkan personil sekolah dengan memberi perintah, membimbing, dan menegakkan disiplin kerja agar mereka bekerja dengan baik sesuai dengan aturan dan tujuan yang ditetapkan. Kepala sekolah mengawasi kerja personil dan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan memantau, menilai, mengoreksi, dan melakukan usaha-usaha lain agar kerja personil dan kegiatan-kegiatan sekolah dapat dilaksanakan dengan baik sesuai rencana dan tujuan yang telah ditetapkan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di sekolah merupakan proses kegiatan, yaitu: mengajar,
membimbing, melatih, mendorong, mengarahkan siswa, dan sebagainya
dengan melibatkan berbagai komponen yang diarahkan pada pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan pelaksanaan pendidikan di sekolah
tidak dapat dilepaskan dari peran kepala sekolah sebagai pemimpin dan
manajer di samping faktor penting lain seperti guru, sarana, lingkungan, dan
lain-lain (Zuhairini, 1999: 22).
Kepala sekolah adalah orang yang memimpin sekolah, bertanggung
jawab terhadap seluruh kegiatan yang diselenggarakan di sekolah baik
kegiatan pembelajaran atau kegiatan lain yang berkaitan dengan upaya
memajukan dan mengembangkan sekolah. Kepala sekolah memiliki wewenang
dan tanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan kegiatan penddikan di
sekolah. Ia juga bertanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan dan
pencapaian hasil pendidikan dan pembelajaran (Daryanto, 2005: 81).
Kepala sekolah adalah manajer sekolah, yaitu orang yang mengatur
atau mengelola sekolah agar seluruh potensi yang ada (guru, staf TU, sarana
prasarana, lingkungan dan sebagainya) berfungsi secara optimal. Kepala
sekolah sebagai manajer sekolah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen
(actuating) dan pengawasan (controlling) terhadap potensi-potensi tersebut
untuk mendukung tercapainya tujuan sekolah yang tidak lain adalah tujuan
pendidikan.
SMAN 1 Dusun Selatan sebagai salah satu SMA di Kabupaten Barito
Selatan, keadaannya masih serba sangat terbatas, namun mampu
menghasilkan lulusan yang baik. Keberhasilan tersebut tentu dipengaruhi oleh
berbagai faktor, salah satu di antaranya kepala sekolah dalam menjalankan
peran dan fungsinya sebagai manajer.
SMAN 1 Dusun Selatan adalah satu dari lima SMA negeri dan swasta
yang ada di Kabupaten Barito Selatan. SMAN 1 Dusun Selatan terletak di
kecamantan Dusun Selatan, kabupaten Barito Selatan. Meskipun SMAN 1
Dusun Selatan merupakan sekolah baru atau tergolong masih relatif muda jika
dibandingkan dengan sekolah-sekolah swasta lainnya, namun mengalami
perkembangan dan kemajuan yang cukup pesat, baik ditinjau dari segi sarana
prasarana, jumlah siswa yang terus meningkat, dan prestasi di bidang
akademik.
Sebagai sekolah baru, keadaan dan kemampuan SMAN 1 Dusun
Selatan masih serba sangat terbatas. Pada awal berdirinya yaitu Tahun 2002
sekolah ini belum memiliki gedung sendiri sehingga harus menumpang di
gedung MI. Personil sekolah baik tenaga guru maupun staf tata usaha sangat
terbatas. Keadaan siswanya juga sangat sedikit yaitu hanya 11, namun karena
terus mengalami peningkatan sehingga pada tahun pelajaran 2006/2007
jumlahnya bertambah menjadi 88 untuk siswa kelas7.
5
SMAN 1 Dusun Selatan mampu menghasilkan lulusan yang baik. Pada
Ujian Nasional (UN) Tahun Pelajaran 2005/2006, SMAN 1 Dusun Selatan
masih menginduk ke SMAN Negeri karena belum berhak
menyelenggarakan ujian sendiri. Jumlah siswa yang mengikuti UN pada
tahun itu sebanyak 48 dan berhasil lulus 100 %, sementara kelulusan di
sekolah induk yaitu SMAN Negeri , hanya mencapai 96 %.
Pada tahun pelajaran 2006/2007 SMAN 1 Dusun Selatan sudah berhak
menyelenggarakan ujian sendiri. Jumlah siswa yang mengikuti UN sebanyak
37, hasilnya juga lulus 100 %. Gambaran statistik dan peringkat hasil UN SMAN
1 Dusun Selatan Tahun 2006/2007 adalah sebagaimana tersebut pada Tabel 1
berikut ini.
Tabel 1Hasil UN SMAN/MTs.Tahun Pelajaran 2006/2007
Propinsi : 03 - JAWA TENGAHKota/ Kab. : 02 - KABUPATEN BANYUMASSekolah : 117 - SMAN MA,ARIF NU Status Sekolah : SWASTAAlamat : Jl. Balai Desa Sirau Kecamatan Kemranjen BanyumasJumlah Peserta : 37, Tidak Lulus : 0 (0,000 %)
STATISTIK SEKOLAH
Nilai UN Murni
BahasaIndo.
BahasaInggris
Mate-matika
JumlahNilai
Klasifikasi B A B BRata-Rata 6,74 7,52 6,69 20,95Terendah 4,60 6,60 5,67 17,07Tertinggi 8,60 8,40 8,00 23,40Standar Deviasi 0,95 0,42 0,68 1,49
6
PERINGKAT SEKOLAH
Kota/ Kab.S
N+S
50
113
3
8
10
35
7
28
ProvinsiS
N+S
887
2338
109
267
365
1125
287
952
Sumber : DEPDIKNAS DINAS P Dan K Prov. Jateng
Persentase kelulusan yang dicapai oleh SMAN 1 Dusun Selatan pada
UN dua tahun terakhir memang sangat signifikan, karena belum pernah diraih
oleh SMAN-SMAN lain baik negeri maupun swasta khususnya di wilayah
Komda 06 yang meliputi Kecamatan Kemranjen, Sumpiuh dan Tambak, bahkan
di Kabupaten Banyumas pada umumnya. Hal ini tentu mengibarkan nama
SMAN 1 Dusun Selatan dan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat,
terbukti dengan terus bertambahnya jumlah siswa baru pada setiap tahun.
Dalam hal penerimaan siswa baru, SMAN Ma,arif NU harus bersaing
ketat dengan sekolah-sekolah lain yang sederajat baik yang berada di dalam
maupun di luar wilayah Kecamatan Kemranjen. Sekolah-sekolah yang berada
di wilayah Kecamatan Kemranjen dan lokasinya saling berdekatan antara lain:
SMAN Neger 1 dan 2, SMAN 1 Dusun Selatan 2, SMAN Muhammadiyah,
dan 2, dan MTs. Muhammadiyah, bahkan bersaing pula dengan beberapa
sekolah negeri maupun swasta dari luar Kecamatan Kemranjen yaitu Sumpiuh
dan Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap (Hasil Wawancara dengan Chd.
November 2006).
7Keberhasilan yang telah dicapai oleh SMAN 1 Dusun Selatan tentu
merupakan usaha dan kerja keras semua warga sekolah dan pihak-pihak
terkait lainnya, selain juga sangat berkaitan dengan kemampuan kepala
sekolah dalam melaksanakan peran dan fungsinya sebagai manajer. Kepala
SMAN 1 Dusun Selatan dituntut menjadi pendidik yang baik bagi bawahannya,
mampu menyelenggarakan administrasi sekolah, menjadi supervisor dan
pengawas terhadap kinerja personil, kreatif dan inovatif dalam mengelola
sekolah serta mampu memotivasi kerja personil dengan baik. Dengan
perkataan lain Kepala SMAN 1 Dusun Selatan dituntut mampu merencanakan
program kegiatan sekolah, mengorganisasi potensi sekolah, menggerakkan
personil, dan mengawasi kerja personil serta pelaksanaan program kegiatan
sekolah sehingga sekolah tersebut dapat mencapai tujuan dengan baik
walaupun dalam kondisi yang serba sangat terbatas.
Selain berbagai upaya lahir atau fisik, untuk mencapai keberhasilan
sekolah ditempuh pula kegiatan spriritual dengan cara mendekatkan diri kepada
Alloh memohon ridlo dan pertolongan-Nya. Kegiatan ini melibatkan semua
warga sekolah, alim ulama, orang tua siswa, dan masyarakat di sekitar sekolah
misalnya istighozah, sholat hajat, dzikir, doa bersama dan sebagainya.
Fenomena ini menarik dan urgen untuk diteliti dan dikaji. Fenomena ini
dapat dijadikan tambahan wawasan dan bahan pertimbangan untuk mengada-
kan koreksi, perbaikan, dan peningkatan usaha selanjutnya khususnya sekolah
tersebut maupun sekolah-sekolah lain yang menghendaki perbaikan serta
peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran.
8B. Landasan Teori
1. Manajemen
a. Pengertian Manajemen
Husaini Usman (2004: 3) menjelaskan bahwa kata manajemen berasal
dari bahasa latin yaitu dari kata manus berarti tangan dan agere berarti
melakukan. Kedua kata itu digabungkan menjadi kata kerja managere, artinya
menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris berbentuk kata
kerja to manage. Bentuk kata bendanya management, diterjemahkan kedalam
bahasa Indonesia menjadi manajemen, atau pengelolaan penggunaan
sumberdaya-sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.
Menurut Stoner (Hani Handoko, 2003: 8)”, Manajemen sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya organisasi lainnya agar
tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”. Terry (1977: 4)
mendefinisikan: management is a distinct process consisting of planning,
organizing, actuating, and controlling, performed to determine and acocomplish
stated objectives by the use of human beings and other resources.
Oemar Hamalik (2006: 16) menekankan beberapa hal penting tentang
manajemen sebagai berikut.
1) Manajemen merupakan suatu proses kerja sama dua orang atau lebih 2) Manajemen dilakukan dengan bantuan sumber manusia, sumber material, sumber biaya, dan sumber informasi3) Manajemen dilakukan dengan metode tertentu secara efektif dan efisien dari segi tenaga, dana, waktu, dan sebagainya4) Manajemen mengacu pada pencapaian tujuan tertentu.
9b. Urgensi Manajemen
Manajemen merupakan hal penting dan diperlukan dalam setiap
aktivitas atau usaha kelompok manusia, organisasi atau masyarakat agar
tercapai tujuan dengan baik. Hani Handoko (2003: 6) mengemukakan tiga
alasan diperlukanya manajemen yaitu: 1) untuk mencapai tujuan organisasi
atau pribadi, 2) untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan yang saling
bertentangan, 3) untuk mencapai efisiensi dan keefektivan. Azhar Arsyad
(2003: 4) menyatakan:
Manajemen dibutuhkan agar kelompok dapat mencapai tujuan secara berdayaguna dan berhasilguna. Berhasilguna maksudnya mencapai apa yang diinginkan dan hasilnya berguna bagi kelompok dan masyarakat. Berdayaguna maksudnya agar sumberdaya-sumberdaya digunakan sehemat mungkin, dan dalam waktu yang cepat dan tepat dapat dicapai hasil sesuai rencana. Pengetahuan dan keterampilan manajemen dapat menghindari keterburu-buruan, penyesalan kegagalan, atau kekacauan.
Sukanto (2000: 1) menegaskan bahwa, tidak dapat disangkal lagi bahwa orang
(kemampuan) yang cakap dalam mengatur organisasi atau lembaga sangat
diperlukan dewasa ini. Mereka dikenal dengan nama “ manajemen “ atau “
manajer” atau pengelola. Terry (1997: 3) menyatakan: management is a most
important subject because it deals with establishing and achieving objectives.
Manajemen adalah sesuatu yang sangat penting karena berkaitan dengan
penentuan dan pencapaian tujuan-tujuan.
c. Manajer
Sukanto (2000: 1) menjelaskan bahwa, manajer berarti orang yang
melaksanakan kegiatan manajemen, mengatur pekerjaan berbagai kelompok,
10berwenang dan bertanggung jawab merencanakan, mengorganisasikan,
mengendalikan dan mengawasi terhadap pelaksanaan program kegiatan untuk
mencapai sasaran atau tujuan tertentu.
Seorang manajer haruslah orang yang memiliki kemampuan dalam
mengelola pengedalian, dan pengawasan agar tercapai tujuan secara efektif
dan efisien. Manajemen yang efektif menuntut manajer profesional yang harus
memenuhi persyaratan pokok yang menunjang pekerjaannya sebagai manajer.
Oemar Hamalik (2006: 19) menyebutkan kemampuan yang harus
dimiliki manajer: a) memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas tentang
pembangunan, b) memiliki kepribadian yang tangguh, c) memiliki pengetahuan
dan keterampilan sesuai dengan bidang garapan tanggung jawabnya, d)
memiliki kemampuan bermasyarakat, dan e) memiliki kemampuan manajerial
untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam proses manajemen. Hani
Handoko (2003: 36) mensyaratkan keterampilan-keterampilan yang harus
dmiliki untuk menjadi manajer efektif.
1) Keterampilan koseptual, yaitu kemampuan mental untuk mengkordinasikan
seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi
2) Keterampilan kemanusiaan, kemampuan bekerja dengan memahami dan
memotivasi orang lain baik sebagai individu maupun kelompok
3) Keterampilan administratif, yaitu berkaitan dengan perencanaan, peng-
organisasian, penyusunan kepegawaian, dan pengawasan
4) Keterampilan teknik, yaitu kemampuan menggunakan peralatan, prosedur,
dan sebagainya.
11
Tugas manajer adalah mengelola organisasi. Dalam definisi manajemen
disebutkan bahwa manajer adalah perencana, pengorganisasi, penggerak, dan
pengawas. Kenyataannya, manajer berperan lebih luas untuk menggerakkan
organisasi menuju sasaran yang telah ditetapkan. Hani Handoko (2006: 29)
menyebutkan bahwa, beberapa tugas penting yang harus dilakukan oleh
manajer adalah sebagai berikut.
a) Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain, tidak hanya dengan bawahan tetapi juga dengan manajer lain di dalam dan di luar organisasi
b) Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan saling menetapkan prioritas
c) Manajer bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas manajerialnyad) Manajer harus berpikir secara analitis dan konseptuale) Manajer adalah seorang mediator ketika orang-orang dalam organisasi saling tidak setuju dan bertentanganf) Manajer mengambil keputusan-keputusan sulitg) Manajer adalah politisi dengan mengembangkan jaringan kerja sama
timbal balik dengan para manajer lain dalam organisasih) Manajer adalah seorang diplomat yang berperan aktif sebagai wakil resmi
kelompok kerjanya pada pertemuan organisasi.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan manajer dapat diklasifikasikan menjadi
empat kelompok, yaitu pribadi, teknis, administrasi, dan interaksional.
d. Fungsi-Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen diartikan sebagai kegiatan-kegiatan tertentu
yang harus dilaksanakan manajer dalam melakukan pekerjaannya. Para ahli
manajemen berbeda-beda pendapat mengenai hal ini, seperti dikatakan
Manullang (2004:7) bahwa sampai saat ini belum ada konsensus di antara
praktisi dan akademisi tentang fungsi-fungsi manajemen. Mc.Farlan membagi
fungsi-fungsi manajemen meliputi planning, organizing, dan controlling (POC).
12Menurut Terry meliputiplanning, organizing, actualizing, dan controlling (POAC).
Dalle membagi atas planning, organizing, staffing, directing, innovating,
representing, dan controlling (POSDIRC). Oey Liang Lee menyebutkan
fungsi manajemen meliputi planning, organizing, coordinating dan controlling
(POCC). Azhar Arsyad (2003: 19) menyebutkannya meliputi perencanaan
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, pada pokoknya
fungsi-fungsi manajemen dibatasi menjadi empat,yaitu planning (perencanaan),
organizing (pengorganisasian), actuating (penggerarakan), dan controlling
(pengawasan). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa beberapa fungsi
manajemen lain seperti staffing, directing, leading, motivating, dan actuating
memiliki makna dan tujuan yang sama. Dikatakan Hani Handoko (2006: 23)
bahwa terdapat beberapa persamaan pada fungsi planning, organizing, dan
controlling, sedangkan fungsi lain hanya cara penyebutannya yang berbeda
tetapi maksudnya sama yaitu fungsi staffing, directing, atau leading.
Demikian halnya dengan manajemen pendidikan.
(1) Kepala Sekolah sebagai Manajer
a. Tanggung Jawab Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah personil yang bertangung jawab terhadap
seluruh kegiatan sekolah baik pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan lain
yang berkaitan dengan upaya mengembangkan dan memajukan sekolah.
13
Daryanto (2005: 8) menyatakan:
Kepala sekolah memiliki tanggung jawab dan wewenag penuh untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan disekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan dan pencapaian hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Inisiatif dan kreativitas yang mengarah pada kemajuan sekolah merupakan tanggung jawabnya.
a. Fungsi dan Tugas Kepala Sekolah
Kepala sekolah mempunyai fungsi dan tugas penting yang sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan atau proses
pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Fungsi kepala sekolah yaitu sebagai
edukator, manajer, administrator supervisor leader, inovator, dan motivator.
Kepala sekolah bertugas menyusun rencana dan program sekolah, membina
kesiswaan, pembelajaran, dan ketenagaan, serta melaksanakan kerja sama
dengan masyarakat. Sujud (2005: 81) menyebutkan beberapa fungsi kepala
sekolah adalah: (1) perumus tujuan kerja dan pembuat kebijakan sekolah, (2)
pengatur tata kerja sekolah, dan (3) supervisor kegiatan sekolah meliputi
(mengawasi, menggerakkan, mengevaluasi, dan membimbing kegiatan).
Soemanto (1982: 38) menyatakan bahwa, kepala sekolah memiliki
tanggung jawab sebagai pemimpin di bidang pembelajaran dan kurikulum,
administrasi kesiswaaan, personalia, hubungan masyarakat, administrasi
sarana prasarana, dan organisasi sekolah. Ia juga berperan menjalankan
tugas-tugas manajerial, menjalankan kepemimpinan untuk memajukan
pembelajaran, dan mengembangkan kepemimpinan staf sekolah.
14b. Peran Manajerial Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai manajer, melaksanakan fungsi manajemen.
Terry (1997: 4) menjelaskan pengertian manajemen sebagai berikut:
management is a distinc process consisting of planning, organizing, actualiting,
and controlling, performedto determine and accomplish atated objectives by the
use of human baings and other resources. Manajemen adalah proses yang
jelas yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan yang diselenggarakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan potensi manusia dan sumberdaya lainnya. Berdasarkan
pengertian ini maka kepala sekolah sebagai manajer sekolah mengatur dan
mengelola segenap potensi sekolah melalui tahap merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi potensi-potensi tersebut
untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan.
1) Perencanaan
Perencanaan adalah tindakan menentukan apa tujuan yang akan
dicapai, apa langkah yang haruis dilakukan, bagaimana melakukannya, di
mana dilakukan, siapa yang melakukan, serta kapan dilakukan tentang
suatu upaya untuk mencapai tujuan sekolah yang ditetapkan. Perencanaan
sekolah dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu (a) mengkaji kebijakan
yang relevan, (b) menganalisis kondisi sekolah, (c) merumuskan tujuan, (d)
mengumpulkan informasi yang diperlukan, (e) menganalisis data atau
informasi, merumuskan langkah-langkah kegiatan pelaksanaan.
152) Pengorganisasian
Mengorganisasikan artinya mengatur dan menyusun bagian-bagian
(orang dan sebagainya) sehingga seluruh bagian tersebut menjadi satu
kesatuan (Depdiknas,2001: 803). Pada tahap ini kepala sekolah mengatur,
menyusun, dan menetapkan potensi-potensi sekolah yang ada meliputi
guru, staf, dan pihak-pihak lain yang terkait menjadi satu kesatuan fungsi
untuk mendukung upaya pencapaian tujuan.
Kepala sekolah sebagai pemimpin bertugas menjadikan kegiatan-
kegiatan untuk mencapai tujuan sekolah dapat berjalan dengan lancar.
Kepala sekolah perlu mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi guru
dan staf yang menjadi bawahannya. Dengan pembagian kerja yang jelas,
pelimpahan wewenang dan tanggungjawab dengan tepat, dan berpegang
pada prinsip-prinsip pengorganisasian maka kegiatan sekolah akan berjalan
dengan lancar dan tujuan tercapai dengan baik (Sukanto, 2003: 84).
Dalam mengorganisasikan sekolah, kepala sekolah perlu mengetahui
karakteristik kemampuan guru dan staf lainnya, sehingga dapat menempat-
kan mereka pada posisi yang sesuai serta mengetahui tugas apa yang
sedang dikerjakan, sehingga tidak menjadi beban tugas yang berlebihan.
3) Penggerakan
Daryanto (2005: 83) menjelaskan bahwa penggerakan adalah
tindakan mengusahakan orang-orang dalam suatu kelompok atau
organisasi untuk berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berkaitan dengan fiungsi kepala sekolah pada tahap ini, kepala sekolah
16menggerakkan seluruh personil dan pihak terkait lainnya untuk secara
bersama-sama melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas masing-
masing. Dalam menggrakkan guru dan staf kepala sekolah perlu menerap-
kan prinsip motivasi, yaitu memberikan rangsangan atau dorongan agar
guru dan staf lainnya memiliki semangat dalam melaksanakan tugas.
4) Pengawasan
Fungsi kepala sekolah pada tahap pengawasan adalah mengendali-
kan dan mengadakan supervisi pelaksanaan kegiatan di sekolah sehingga
dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Beberapa prinsip
pengawasan yang perlu diterapkan kepala sekolah dalam menjalankan
fungsinya, yaitu: (a) pengawasan bersifat membantu dan membimbing, (b)
bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung, (c) balikan perlu
segera diberikan, (d) pengawasan dilakukan secara periodik dan dalam
suasana kemitraan.
C. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dipilih agar
peneliti memperoleh gambaran yang luas dan mendalam tentang bagaimana
kepala sekolah melaksanakan peran dan fungsinya dalam menyusun program,
B. Suryobroto. (2004). Manajemen pendidikan di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Dornseif, A. (1996). Pocked guide to school-based management. Virginia: Association for supervision and curriculum development
E. Mulyasa. (2005). Menjadi kepala sekolah profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Freedman, R.D. (1982). Management education, issues in theory, research, and practice.
Husaini Usman. (2004). Manajemen pendidikan. Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
____________. (2006). Manajemen. Teori, praktik dan riset. Jakarta: Bumi Aksara.
Huitt, W. (2001). Motivation to learn: an overview. Educational psychology interactive. Valdesta, GA: Valdesta State University. Retrieved (date), from http://chiron.valdesta.edu/whuitt/col/motivation/motivate.hatml.