PERAN KOMPONEN BIOTIK DAN ABIOTIK DALAM KEHIDUPAN
PERAN KOMPONEN BIOTIK DAN ABIOTIK DALAM KEHIDUPAN13.362
commentsDi dalam ekosistem, komponen biotik dan abiotik merupakan
komponen pokok ekositem yang tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lainnya. Komponen biotik dan abiotik dalam kehidupan memiliki
peran sendiri-sendiri yang saling berhubungan. Antara komponen
biotik dan abiotik dalam kehidupan saling mempengaruhi. Kedua
komponen tersebut memiliki peran masing-masing yang saling
mendukung.
MATERI PELAJARAN A. PERAN KOMPONEN BIOTIK DAN ABIOTIK
1. Peran Komponen Biotik Dan Abiotik
a. Produsen
Produsen adalah kelompok penghasil makanan. Peran komponen
biotik ini adalah menyediakan makanan/sumber makanan bagi konsumen
tingkat I. Produsen ini umumnya merupakan kelompok tumbuhan hijau.
b. Konsumen
Konsumen merupakan kelompok pemberi yang secara langsung dan
tidak langsung menggunakan hasil dari produsen makanan bagi
konsumen tingkat berikutnya. Konsumen juga berperan sebagai
penyeimbang populasi dalam lingkungan c. Pengurai (dekomposer)
Pengurai merupakan kelompok pengurai sisa-sisa sampah makhluk
hidup, atau makhluk hidup yang mati. (pemecah zat organik atau
anorganik). Zat yang telah diurai dikembalikan ke
tanah/lingkungannya lagi. Peran dekomposer dalam lingkungan adalah
menghancurkan, makhluk hidup/tumbuhan yang telah mati dan
dikembalikan ke tanah. Coba bayangkan jika di dunia ini tidak ada
dekomposer. 2. Perana komponen Abiotik Dalam Kehidupan
Adapun peran komponen abiotik dalam kehidupan adalah : a.
Suhu
Makhluk hidup memiliki suhu optimum untuk kelangsungan hidupnya.
Hal ini di sebabkan karena reaksi kimia dalam tubuh organisme
dipengaruhi oleh kualitas suhu lingkungan. Pada umunya organisme
senang hidup di tempat yang suhunya anatar 0 - 40C sebab pada suhu
di atas 40C kebanyakan protein akan terurai dan rusak . adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi variasi suhu adalah lamanya
penyinaran, kedudukan matahari terhadap bumi, dan cuaca. b. Cahaya
Matahari
Cahaya matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena
sinar matahari menentukan suhu. Cahaya matahari merupakan unsur
vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk
berfotosintensis. Tidak semua spektrum sinar matahari berguna unruk
fotositensis, hanya spektrum merah, nila dan biru dibutuhkan dalam
fotodintensis. c. Air
Air merupakan terhadap ekositem karena air dibutuhkan untuk
kelasungan hidup organisme. Beberapa fungsi air adalah : 1) Sebagai
penyusun tubuh organisme
2) Sebagai pelarut mineral-mineral
3) Sebagai media tempat kehidupan menghuni air
4) Sebagai habitat makhluk hidup menghuni air
5) Bagi tumbuhan air diperlukan untuk pertumbuhan,
perkecambahan, dan penyebaran biji.
6) Beberapa dalam proses fotosintensis
7) Mengabsorbsi temperatur dengan baik/mengatur temperatur di
dalam tanaman.
8) Menciptakan situasi temperatur yang konstan.
Perubahan kehidupan dari air ke darat pada beberapa organisme
atau siklus hidup organisme selalu terbentuk pada cara mengatasi
kekurangan air. Masalah lain yang dihadapai organisme darat di
daerah kering adalah tanpa air tidak ada kehidupan dan sebaliknya,
jika ada air maka akan ada kehidupan. Adapun sifat air terdiri atas
: 1) Sifat Kimia Air
Kepekatan air berhubungan dengan salinitas air, karena
bervariasinya garam mineral yang terlarut dalam air. Hal ini sangat
mempengaruhi pola kehidupan organisme. Pola kehidupan organisme di
air yang salinitasnya rendah sangat berbeda dengan pola kehidupan
organisme di air yang salinitasnya tinggi. 2) Sifat Jelek Air
Aliran air yang deras, suhu air yang tinggi dan banyaknya buih
di perairan merupakan faktor pembatas bagi organisme perairan. Agar
dapat mempertahankan hidupnya, organisme perairan harus dapat
beradaptasi terhadap sifat fisik air tersebut. d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang
berbeda menyebabkan organisme yang hidup di dalamnya berbeda.
Manusia dapat memanfaatkan tanah lebih besar dari pada organisme
lain. Perlakuan manusia yang berlebihan pada tanah menyebabkan
hilangnya kesuburan tanah dan tanah menjadi gersang. Tanah
terbentuk dari proses penghancuran atau pelapukan dari batuan induk
menjadi bentuk-bentuk berupa partikel yang sangat halus. Hujan,
angin, suhu, aliran sungai, salju serta lumut kerak (Lichenes)
merupakan faktor-faktor yang berperan dalam proses terjadinya
tanah. Proses ini dikenal dengan istilah hancuran iklim.
Tanah tersusun atas bahan-bahan sebagai berikut : 1) Mineral
sebanyak 45%
2) Bahan organik sebanyak 5%
3) Air sebanyak 25%
4) Udara sebanyak 25%
Bagi kehidupan tanaman, tanah dengan komponen penyusunnya yang
menyatu berfungsi sebagai : 1) Media tempat geraknya tanaman.
2) Gudang unsur hara bagi keperluan nutrisi tanaman.
3) Tempat persediaan air bagi tanaman
4) Tempat persediaan oksigen dalam tanah
e. Ketinggian
Ketinggian suatu tempat menentukan jenis organisme yang hidup di
tempat tersebut. Ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi
fisik dan kimia yang berbeda. f. Angin
Angin berperan dalam menentukan kelembapan dan berperan dalam
penyebaran biji tumbuhan tertentu. g. Garis Lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang
berbeda pula. Garis lintang secara sah langsung menye babkan
perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. B. PENGARUH
KOMPONEN DALAM EKOSISTEM
1. Pengaruh Komponen Abiotik Terhadap Komponen Abiotik
Banyak kasus di sekitar kita yang menunjukan bahwa komponen
abiotik sangat berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan
yang ada di atasnya. Air, kelembapan udara, cahay matahari, gaya
gravitasi maupun suhu lingkaran merupakan komponen abiotik yang
besar pengaruhnya terhadap kehidupan organisme. a. Pengaruh air
terhadap organisme
Keberadaan air didalam setiap ekosistem sangat menetukan
kelangsungan hidup semua organisme yang ada di dalamnya. Kandungan
air di berbagai lingkungan berbeda. Oleh karena itu, pada kondisi
lingkungan yang kandungan airnya berbeda akan ditemukan tumbuhan
yang berbeda. b. Pengaruh cahaya matahari terhadap organisme
Cahaya matahari merupakan sumber energi primer. Energi cahaya
matahari oleh produsen atau tumbuhan hijau digunakan untuk
fotositensis. Tanpa cahaya matahari, tumbuhan hijau tidak mungkin
melakukan fotositensis. Itu berarti tidak mungkin tersedia makanan
bagi tumbuhan maupun organisme lain. Selain itu, cahaya matahari
juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan. c. Pengaruh
air terhadap tanaman dan tanah
Tanah merupakan medium yang porous. Dapat menahan air, dapat
meneruskan sebagian yang berasal dari air hujan maupun air dalam
tanah itu sendiri. Adanya suatu infiltrasi air dan gerakan air
merupakan suatau faktor-faktor tertentu yang saling bekerja sama
dengan kandungan air yang ada di dalam tanah dan tanah sebagai
medium serta tanaman yang ada di atas tanah biasanya disebut
transporasi atau evapotranspirasi. Permukaan bagian atas tanah yang
diduduki tetapi tanaman dapat menguapkan air tanah lebih banyak
lagi meskipun evaporasi d. Pengaruh suhu terhadap tanaman
Temperatur tanaman selalu mengikuti sekeliling meskipun sering
terjadi temperatur atmosfer lebih tinggi dari pada tanaman. Panas
adalah bentuk energi kinetis yang dapat diubah dalam bentuk energi
lain/dapat ditularkan dari suatu benda ke banda lain. Penghantaran
panas dapat terjadi dengan cara radiasi, konduksi, dan konveksi. e.
Pengaruh cahaya terhadap tanaman
Cahaya dalam hubungannya dengan proses pertumbuhan tanaman dapat
mempunyai beberapa macam kegunaan antara lain : 1)
Fotosintensis
2) Cahaya dalam hubungannya dengan klasifikasi tanaman
3) Sejumlah peristiwa yang terjadi dalam tubuh tanaman.
Misalnya, sintensis klorofil, kelakuan stomata dan sebagainya.
4) Transpirasi
2. Pengaruh Faktor Biotik Terhadap Abiotik
Cacing tanah sebagai faktor biotik memengaruhi kesuburan tanah.
Cacing tanah adalah hewan tidak memiliki rangka dan berbentuk bulat
panjang. Hewan tersebut mempunyai peranan yang besar dalam membantu
menjaga kesuburan tanah. Cacing tanah biasa hidup di tanah yang
basah atau di bawah pohon yang banyak mengandung humus, jejaknya di
dalam tanah menyebabkan terbentuknya lubang yang menimbulkan rongga
udara dalam tanah. Dari dalam lubang tempat tinggalnya itulah akan
keluar gundukan tanah. Makanan cacing adalah sisa tumbuhan. Sisa
tumbuhan tersebut akan dihancurkan dengan alat pencernaannya yang
telah berkembang cukup baik. Berkat kerja cacing tanah, sisa
tumbuhan dihancurkan. Dengan demikian pengaruh cacing tanah
terhadap tanah amat jelas yaitu : a. Membantu menghacurkan sampah
sehingga mengemblikan hara ke dalam tanah.
b. Menjadikan pengudaraan tanah menjadi lebih baik karena jejak
cacing menyebabkan terbentuknya rongga udara dalam tanah
c. Menyuburkan dan menggemburkan tanah karena adanya oengudaraan
dan pembongkaran sampah.
Suplemen Kalsium Untuk MemperkuatTulang.Cara Menghitung
Kebutuhan HutanKota
11 Fungsi HutanKota
Januari 28, 2012 olehputriputriayu
3 Votes
Polusi udara di Kota
Kita ketahui bersama bahwa polusi akan sangat mengganggu
kehidupan manusia. Polusi umumnya disebabkan dua hal yaitu polusi
akibat kondisi alam dan polusi dari dampak perkembangan ilmu
pengetahuan & pemanfaatan teknologi manusia.Sedangkan hal yang
kedua umumnya terjadi diwilayah perkotaan yang penuh dengan
industri dan mobilitas kendaraan.Pencemaran / polusi diwilayah
perkotaan umumnya didominasi oleh polusi udara, sehingga dampak
yang dominan adalah dampak pencemaran udara.
Dampak pencemaran udara
Adapun dampak pencemaran udara tersebut menimbulkan permasalahan
antara lain :
Pencemaran udara yang berbentuk partikel dangas. Pencemaran
berbentuk partikel umumnya terdiri dari unsur debu, aerosol dan
timah hitam (timbel). Sedangkan partikel gas umumnya terdiri dari
unsur CO (karbon-monoksida), NO, SOx,H2Sdan HC. Pada tingkat dan
tertentu, partikel & gas ini dapat mengganggu kesehatan baik
dari macam jenis, ukuran dan komposisi kimianya. Umumnya yang
rentan terganggu kesehatan adalah pada organ tubuh seperti
paru-paru dan pembuluh darah, atau pada tingkat ringan terjadi
berupa iritasi pada mata dan kulit.
Partikel debu dari polusi udara biasanya akan menyebabkan
penyakit berupa gangguan pernapasan kronis. Bronchitis kronos,
emfiesma paru, asma bronchilia dan yang lebih berat adalah dapat
menyebabkan kanker paru.
Partikel gas dari polusi udara dapat menyebabkan gangguan pada
sistem peredaran darah. Hal ini akibat gas polutan tersebut dapat
langsung masuk kedalam paru-paru dan melemahkan kondisi tubuh
sehingga rentan akan serangan berbagai penyakit.
Partikel timbal (Pb) dari polusi udara, pada kadar tertentu
dapat menyebabkan gangguan terhadap fungsi enzim pada khususnya
disfungsi pembentukan sel darah merah. Pada stadium lanjut dapat
merusak fungsiorgan tubuh seperti ginjal, selain itu juga dapat
menyebabkan anemia. Hal ini dapat dikatakan sebagai gejala
keracunan.
Partikel gas CO akan timbul sebagai akibat terbentuknya COHb
(karboksihemoglobin) dalam darah. Kadar CO yang lebih tinggi
dibandingkan dengan O2 terhadap Hb dapat mengganggu fungsi
hemoglobin dalam menyebarkan oksigen keseluruh tubuh. Maka dapat
dipastikan oksigen dalam tubuh akan berkurang dan menyebabkan sulit
bernafas. Bila tahapan ini berlanjut dan tidak segera memperoleh
oksigen segar, maka dapat menyebabkan kematian atau sering disebut
mati lemas (tidak dapat bernafas0.
Partikel lain seperti H2S, SOx danNOxdapat menyebabkan iritasi
dan radang pada saluran pernapasan.
Untuk dapat menekan / mengurangi dampak polutan sebagaimana
tersebut diatas, maka perlunya penghijauan.
Pengembangan taman dan hutan kota sangat diperlukan guna
meningkatkan kadar oksigen diudara yang dapat menetralkan kadar
polutan diudara.
Taman Kota - Hutan Kota
Program pertamanan dan hutan kota memiliki kontribusi dalam
menanggulangi polusi udara kota.Taman dan hutan kota berperan dalam
mengatasi polusi udara dengan baik.
Sebelas Fungsi hutan kota:1) Menahan dan menyaring partikel
padat diudara.Partikel debu yang melingkupi kehidupan masyarakat
perkotaan dapat disebabkan oleh proses alamiah. Namun lebih besar
akibat dari kegiatan manusia sendiri. Umumnya penyebab polusi udara
di perkotaan akibat dari emisi gas buang kendaraan bermotor dan
asap partikel dari cerobong asap pabrik.
Dengan adanya hutan kota, maka partikel-partikel debu yang
beterbangan diudara akan terjerap atau menempel pada dedaunan pohon
yang tumbuh disekitarnya. Terlebih lagi apabila banyak jenis
pepohonan yang memiliki tekstur permukaan daunnya lebih kasar atau
berbulu. Contoh : Pohon kersen (dalam bahasa lokal jawa
disebutTalok) dan adapula yang menyebutnya pohon buahcherrylokal
)
2) Menyerap partikel timbal (Pb)Unsur timbal yang mencemari
udara didominasi oleh kendaraan bermotor. khususnya akibat
pembakaran yang tidak sempurna atau disebabkan memang jenis bahan
bakar yang mengandung unsur timbal. Menurut Krishnayya & Bedi
(1986); Diperkirakan unsur timbal diudara akibat gas buang
kendaraan bermotor yang mencemari udara mencapai 60-70%. Kendaraan
bermotor merupakan sumber utama timbal yang mencemari udara di
perkotaan (Goldmisth & Hexter).
Pohon Keben (Barrington asiatica)
Menurut Dahlan (1989) dan Fukuara, dkk (1990), mengenai beberapa
jenis tanaman/ pohon yang memiliki dalam menekan / mengurangi
kandungan timbal diudara sebagai berikut :
1. Jenis pohon dengankemampuan daya serapcukup tinggiterhadap
kandungan timbal diudara antara lain : Pohon damar (Agathis alba),
Pohon Mahoni (Swietenia macrophylla), Pohon Jamuju
(Podocarpusimbricratus), Pohon Pala (Mirystica fragrans), Pohon
Asam Landi (Pithecelobiumdulce), Pohon Johar (Casia siamea).
2. Sedangkan jenis tanaman dengankemampuandayaserap
rendahterhadap kandungan timbal diudara tetapitidak pekaterhadap
pencemar udara, antara lain : Glodogan (Polyalthea longifolia),
Keben (Barringtonia asiatica) danTanjung(Mimusops elengi).
3. Dan jenis pohon dengankemampuan daya serap sangat
rendahterhadap kandungan timbal diudara tetapitidak tahan terhadap
sumber pencemar(kendaraan bermotor)antara lain : Tanaman Daun
Kupu-kupu (Bhautinia purpurea) dan tanaman Kesumba (Bixa
orellana).
3) Meredam kebisinganMenurut Grey dan Deneke (1978), bahwa pohon
dapat meredam suara dengan cara mengabsorpsi gelombang suara oleh
daun, cabang dan rantingnya. Dan daya serap kebisingan oleh daun
tersebut dapat mencapai 95%. Adapun jenis tanaman yang efektif
dalam meredam kebisingan suara adalah jenis tanaman/pohon yang
memiliki daun tebal dan rindang.
4) Mengurangi bahaya hujan asamMenurut Smith (1985), pohon dapat
membantu dalam mengatasi dampak negatif hujan asam melalui proses
fisiologis tanaman yang disebutproses gutasi. Proses gutasi akan
memberikan beberapa unsur kimia antara lain : Kalsium (Ca), Natrium
(Na), Mangaan (Mg), Kalium (K).Dan menurut Smith (1981) pula, bahwa
proses gutasi tersebut juga memberikan bahan organik seperti
Glumatin dan Gula.
Menurut Henderson dkk (1977) bahwa bahan organik yang diturunkan
ke lantai hutan dari tajuk melalui proses troughfall dengan urutan
K > Ca > Mg > Na, baik untuk tegakan daun lebar maupun
untuk daun jarum.
Hujan yang mengandung Asam Sulfat (H2SO4) dan Asam Nitrat (HNO3)
apabila tiba dipermukaan daun akan mengalami reaksi.Pada saat
permukaan daun mulai dibasahi, maka asam seperti asam Sulfat
(H2SO4)akan bereaksi dengan Kalsium yang teredapat pada daun dan
membentuk garam Kalsium Sulfat (CaSO4) yang bersifat netral.Maka
dengan pH air yang lebih besar dari pada pH air hujan tersebut. Ini
berarti bahwa adanya proses intersepsi dan gutasi melalui kenaikan
pH sehingga air hujan tidak begitu berbahaya bagi lingkungan.
Hasil penelitian Hoffman dkk (1980) menunjukkan bahwa pH air
hujan yang telah melewati tajuk pohon lebih tinggi, jika
dibandingkan dengan pH air hujan yang tidak melewati tajuk
pohon.
5) Menyerap karbonmonoksida (CO) Kacang merah (Phaseolus
vulgaris) dapat menyerap gas CO sebesar 12-120 kg/km2/hari;
Mikro organisme dalam tanah pada lantai hutan berperan sebagai
penyerap yang baik. Smith (1981) mengatakan bahwa tanah dengan
mikroorganisme nyadapat menyerap gas CO dari udara yang semula 120
ppm menjadi hampir Nol hanya dalam waktu 3 jam;
6) Menyerap karbondioksida (CO2) & menghasilkan oksigen
(O2)Di laut kita mengenal pythoplankton, ganggang, rumput laut
sebagai penyerap karbon dioksida. Sedangkan didarat peran dan
fungsi penyerap karbon dioksida tersebut berada pada hutan dan
perkebunan serta taman pepohonan.
Bagaimana tanaman atau pepohonan melakukan penyerapan
karbondioksida (CO2) dan menghasilkan oksigen (O2)?Tanaman atau
pepohonan melakukan proses fotosintesis yaitu dengan memanfaatkan
panas cahaya matahari guna mengubah gas CO2 dan air menjadi
karbohidrat dan oksigen. Tentunya hal ini bermanfaat bagi kehidupan
manusia dan binatang.
Widyastama (1991) menyatakan bahwa tanaman yang baik dalam
menyerap CO2 dan menghasilkan O2 antara lain : pohon damar (Agathis
alba), daun kupu-kupu (bauhinia purpurea), lamtoro-gung (leucaena
leucocephala), akasia (acacia auriculiformis) serta pohon beringin
(ficus benyamina).
7) Menahan anginPohon dan tanaman juga memiliki peran penting
dalam fungsinya menahan angin kencang atau angin badai. Spesifikasi
jenis tanaman atau pohon yang umum digunakan sebagai taman hutan
yang mampu menahan terpaan angin kencang adalah :
Tanaman / pohon yang memiliki dahan yang kuat atau tidak mudah
patah;
Jenis daunnya tidak mudah gugur bila diterpa angin dengan
kecepatan sedang (kecepatan+60km/jam);
Memiliki jenis akar tunjang yaitu akar yang menghujam kedalam
tanah sehingga kuat berdiri tegak;
Memiliki kerapata yang cukup yaitu antara 50% s.d. 60%;
Hutan atau taman hutan memiliki tinggi dan lebar jalur hutan
kota yang cukup besar sehingga dapat melindungi dengan baik wilayah
yang diinginkan. (Grey dan Deneke, 1978). Angin kencang yang
menerpa kota dapat ditekan / dikurangi hingga 75%-80% oleh suatu
penahan angin yang berupa hutan kota(Panilov dalam Robinette,
1983).
8) Menyerap dan menangkis bauMenurut Grey dan Deneke (1978),
bahwa tanaman dapat menyerap bau secara langsung, atau tanaman akan
menahan gerakan angin yang bergerak dari sumber bau.
Untuk beberapa jenis tanaman atau pohon tertentu dapat
mengeluarkan bau harum. Jika jenis tanaman tersebut ditanam didekat
sumber bau, maka tanaman tersebut akan menetralisir bau dan
mengganti dengan bau yang harum. Jenis tanaman tersebut antara
lain: Cempaka (Michelia champaca) dan Tanjung (Mimusops elengi).
Tidak heran jika pemakaman di Indonesia dan sebagian besar negeri
di Asia Tenggara biasa ditanami jenis tanaman berbau harum serta
jenis tanaman bunga yang harum. Dan ada pula yang menempatkan
tempat pembuangan sampah akhir di lingkungan pepohonan atau kebun
pohon rindang.
9) Menyimpan air tanahHumus adalah komponen penting hutan yang
bersifat higroskopis dengan kemampuan penyerapan air tanah yang
besar. Penyerapan air yang tinggi akan menghasilkan tingginya kadar
air tanah dihutan pun tinggi pula. Humus adalah bagian sistem akar
tanaman yang telah berubah bentuk dan menyebabkan pori-pori tanah
meningkat.
Untuk daerah yang dihulu daratan, umumnya ditumbuhi jenis
tanaman yang memiliki daya evapotranspirasi yang rendah dengan
sistem akar yang mampu memperbesar porositas tanah. Dengan jenis
tanaman ini maka air hujan akan dapat langsung masuk
10) Menangkis cahaya menyilaukan11) Menjadi habitat satwa
khususnya burung.KESESUAIAN LAHAN FAO 1976Posted by Dr. Ir. Abdul
Madjid, MSKLASIFIKASI KESESUAIAN LAHAN FAO 1976
Pengertian Keseuaian Lahan:Kesesuaian lahan adalah tingkat
kecocokan suatu bidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu.
Pengertian Klasifikasi Kesesuaian Lahan:Klasifikasi kesesuaian
lahan adalah perbandingan (matching) antara kualitas lahan dengan
persyaratan penggunaan lahan yang diinginkan.
Struktur Klasifikasi Keseuaian Lahan:Struktur klasifikasi
kesesuaian lahan menurut kerangka kerja FAO 1976 dalam Rayes (2007)
adalah terdiri dari 4 kategori sebagai berikut:(1) Ordo (Order):
menunjukkan keadaan kesesuaian secara umum.(2) Klas (Class) :
menunjukkan tingkat kesesuaian dalam ordo.(3) Sub-Klas :
menunjukkan keadaan tingkatan dalam kelas yang didasarkan pada
jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan dalam kelas.(4)
Satuan (Unit): menunjukkan tingkatan dalam sub-kelas didasarkan
pada perbedaan-perbedaan kecil yang berpengaruh dalam
pengelolaannya.
Kesesuaian Lahan Pada Tingkat Ordo:
Kesesuaian lahan pada tingkat Ordo berdasarkan kerangka kerja
evaluasi lahan FAO (1976) dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:
(1) Ordo S : Sesuai (Suitable)Ordo S atau Sesuai (Suitable)
adalah lahan yang dapat digunakan untuk penggunaan tertentu secara
lestari, tanpa atau sedikit resiko kerusakan terhadap sumber daya
lahannya. Penggunaan lahan tersebut akan memberi keuntungan lebih
besar daripada masukan yang diberikan.
(2) Ordo N: Tidak Sesuai (Not Suitable)Ordo N atau tidak sesuai
(not suitable) adalah lahan yang mempunyai pembatas demikian rupa
sehingga mencegah penggunaan secara lestari untuk suatu tujuan yang
direncanakan.Lahan kategori ini yaitu tidak sesuai untuk penggunaan
tertentu karena beberapa alasan. Hal ini dapat terjadi karena
penggunaan lahan yang diusulkan secara teknis tidak memungkinkan
untuk dilaksanakan, misalnya membangun irigasi pada lahan yang
curamyang berbatu, atau karena dapat menyebabkan degradasi
lingkungan yang parah, seperti penanaman pada lereng yang curam.
Selain itu, sering pula didasarkan pada pertimbangan ekonomi yaitu
nilai keuntungan yang diharapkan lebih kecil daripada biaya yang
dikeluarkan.
Kesesuaian Lahan pada Tingkat Kelas
Pengertian Kelas Kesesuaian Lahan:
Kelas kesesuaian lahan merupakan pembagian lebih lanjut dari
Ordo dan menggambarkan tingkat kesesuaian dari suatu Ordo.
Tingkat dalam kelas ditunjukkan oleh angka (nomor urut) yang
ditulis dibelakang simbol Ordo. Nomor urut tersebut menunjukkan
tingkatan kelas yang makin menurun dalam suatu Ordo.
Jumlah kelas yang dianjurkan adalah sebanyak 3 (tiga) kelas
dalam Ordo S, yaitu: S1, S2, S3 dan 2 (dua) kelas dalam Ordo N,
yaitu: N1 dan N2. Penjelasan secara kualitatif dari definisi dalam
pembagian kelas disajikan dalam uraian berikut:
Kelas S1:Kelas S1 atau Sangat Sesuai (Highly Suitable) merupakan
lahan yang tidak mempunyai pembatas yang berat untuk penggunaan
secara lestari atau hanya mempunyai pembatas tidak berarti dan
tidak berpengaruh nyata terhadap produksi serta tidak menyebabkan
kenaikan masukan yang diberikan pada umumnya.
Kelas S2:Kelas S2 atau Cukup Sesuai (Moderately Suitable)
merupakan lahan yang mempunyai pembatas agak berat untuk
mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan. Pembatas
akan mengurangi produktivitas dan keuntungan, serta meningkatkan
masukan yang diperlukan.
Kelas S3:Kelas S3 atau Sesuai Marginal (Marginal Suitable)
merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat untuk
mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus dilakukan.Pembatas
akan mengurangi produktivitas dan keuntungan. Perlu ditingkatkan
masukan yang diperlukan.
Kelas N1:Kelas N1 atau Tidak Sesuai Saat Ini (Currently Not
Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang lebih berat,
tapi masih mungkin untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki
dengan tingkat pengetahuan sekarang ini dengan biaya yang rasional.
Faktor-faktor pembatasnya begitu berat sehingga menghalangi
keberhasilan penggunaan lahan yang lestari dalam jangka
panjang.
Kelas N2:Kelas N2 atau Tidak Sesuai Selamanya (Permanently Not
Suitable) merupakan lahan yang mempunyai pembatas yang sangat
berat, sehingga tidak mungkin digunakan bagi suatu penggunaan yang
lestari.
4 (Empat) Macam Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Berdasarkan kerangka kerja evaluasi lahan FAO (1976) dikenal
empat macam klasifikasi kesesuaian lahan, yaitu:(1) Kesesuaian
lahan yang bersifat kualitatif.(2) Kesesuaian lahan yang bersifat
kuantitatif.(3) Kesesuaian lahan aktual.(4) Kesesuaian lahan
potensial.
Daftar Pustaka:
Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar
Online.http://dasar2ilmutanah.blogspot.com
Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama
Sarana Perkasa. Jakarta. 233 halaman.
Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan.
Penerbit Andi Yogyakarta. Yogyakarta. 298 halaman.
Hutan kota
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
INCLUDEPICTURE
"http://bits.wikimedia.org/static-1.24wmf3/extensions/FlaggedRevs/frontend/modules/img/arrow-down.png"
\* MERGEFORMATINET
Hutan kotaadalahhutanatau sekelompok pohon yang tumbuh di
dalamkotaatau pinggiran kota. Dalam arti yang lebih luas bisa
berupa banyak jenis tanaman keras atau pohon yang tumbuh di
sekeliling pemukiman. Hutan kota bisa merupakan hutan yang
disisakan pada perkembangan kota atau sekelompok tanaman yang
sengaja dibuat untuk memperbaiki lingkungan kota.
Hutan kota penting untuk keseimbangan ekologi manusia dalam
berbagai hal seperti, kebersihan udara, ketersediaan air tanah,
pelindung terik matahari, kehidupan satwa dalam kota dan juga
sebagai tempat rekreasi. Hutan kota bisa mengurangi dampak cuaca
yang tidak bersahabat seperti mengurangi kecepatan angin,
mengurangi banjir, memberi keteduhan. Juga memberikan efek
pengurangan pemanasan global.
Menurut pemerintah Indonesia definisi hutan kota bisa dilihat
pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002
Tentang Hutan Kota[1]Daftar isi
[sembunyikan] 1Keuntungan 1.1Sosial, psikologis, rekreasi,
lingkungan, flora dan fauna 1.2Keuntungan ekonomis 1.3Pengurangan
polusi udara 2Membangun Hutan Kota 3Contoh hutan kota di dunia
4Referensi 5Pranala luarKeuntungan[sunting|sunting
sumber]Keuntungan dari hutan kota dengan pohon dan semak-semaknya
sangat banyak, termasuk keindahan, pengurangan efek pulau bahang
(urban heat island), pengurangan limpasan air hujan, pengurangan
polusi udara, pengurangan biaya energi untuk pendinginan udara
ruang dalam bangunan jika ada bangunan di dekatnya, meningkatkan
nilai lahan dan bangunan di sekitarnya, meningkatkan habitat
kehidupan satwa, juga mitigasi dampak lingkungan perkotaan secara
keseluruhan.
Sosial, psikologis, rekreasi, lingkungan, flora dan
fauna[sunting|sunting sumber]Manfaatnya bisa meliputi:
1. Pelestarian plasma nutfah. Keragaman tanaman dan hewan yang
ada di kota sudah banyak mengalami penurunan. Oleh sebab itu, hutan
kota dapat dijadikan areal pelestarian plasma nutfah.
2. Penyangga ekosistem rawan. Tanah miring/terjal dan tepian
sungai yang mudah longsor dapat ditanami dengan pepohonan hutan
kota.
3. Meningkatkan estetika kota.
4. Hutan kota sebagai kawasan untuk pendidikan dan
penelitian.[2]Keuntungan ekonomis[sunting|sunting sumber]Keuntungan
ekonomis bisa meliputi:
1. Hutan kota juga dapat dimanfaatkan untuk areal wisata.
2. Pohon, bunga dan buah serta getah yang dihasilkan dapat
menunjang pendapatan daerah dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
3. Adanya hutan kota akan terbuka lapangan kerja baru seperti
pemandu wisata, sopir, biro perjalanan, pedagang asongan dan
cinderamata.[2]Pengurangan polusi udara[sunting|sunting
sumber]Penyehatan lingkungan. Lingkungan kota tercemar berat. Hutan
kota yang tahan terhadap pencemar dan efektif dalam menurunkan
kandungan pencemar dapat menjadikan lingkungan kota menjadi lebih
sehat.[2]Membangun Hutan Kota[sunting|sunting sumber]Beberapa hal
yang perlu diperhatikan untuk membangun Hutan Kota diantaranya:
1. Strategik: banyak masalah lingkungan kota dan perkotaan yang
dapat diatasi dengan membangun hutan kota.
2. Antisipatif: hutan kota harus dipersiapkan untuk mengatasi
masalah lingkungan yang diperkirakan akan muncul pada masa yang
akan datang. Hal ini perlu diperhatikan mengingat hutan kota baru
akan berfungsi dengan baik setelah tanaman berumur 15 25 tahun.
3. Futuristik: hutan kota akan dapat berfungsi dengan baik
setelah tanaman berukur 15 25 tahun; selain itu disain dan tata
letak tanaman dan jarak tanamnya harus memperhatikan lingkungan
setempat. Jangan terlalu dekat dengan banguna, agar tanaman setelah
dewasa tidak mengganggu bangunan, jalan dan saluran air.
4. Fungsional: hutan kota harus diarahkan untuk mengatasi
masalah lingkungan baik yang sudah ada pada saat ini atau yang
diperkirakan akan munsul pada masa yang akan datang.
5. Efektif: hutan kota dapat berperan dalam mengatasi masalah
lingkungan karena jumlah luasan (batang) cukup.
6. Efisien: luasan hutan kota (jumlah batang) yang ada dapat
mengatasi masalah lingkungan pada luasan yang minimal. Hal ini
perlu diperhatikan mengingat lahan kota sangat mahal dan lahan kota
harus cukup tersedia untuk menyangga kota sebagai pusat berbagai
kegiatan.
7. Kecocokan: cocok dengan lingkungan setempat (tanah dan
iklim)
8. Luasannya cukup agar manafaat hutan kota dapat dirasakan
secara nyata.
9. Penata letakan tanaman diatur sedemikian rupa, sehingga
menghasilkan kesan yang indah (estetik)
10. Ketahanan: tahan terhadap cekaman lingkungan alam dan
buatan.[2]Abiotik
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Abiotikadalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut
sesuatu yang tidak hidup (benda-bendamati). Komponen abiotik
merupakankomponenpenyusunekosistemyang terdiri dari benda-benda tak
hidup. Secara terperinci, komponen abiotik merupakan
keadaanfisikdankimiadi sekitarorganismeyang menjadi medium
dansubstratuntuk menunjang berlangsungnya kehidupan organisme
tersebut. Beberapa contoh komponen abiotik adalahair,udara,cahaya
matahari,tanah,topografi, daniklim.
Tanah, air, udara, dan bebatuan merupakan contoh komponen
abiotik
Daftar isi
[sembunyikan] 1Air 2Udara 3Cahaya matahari 4Tanah 5Topografi
6ReferensiAir[sunting|sunting sumber]Hampir semua makhluk hidup
membutuhkan air. Karena itu,air merupakan komponen yang
sangatvitalbagikehidupan. Sebagian besar tubuh makhluk hidup
tersusun oleh air dan tidak ada satupun makhluk hidup yang tidak
membutuhkan air. Meskipun demikian, kebutuhan organisme akan air
tidaklah sama antara satu dengan yang lainnya. Begitu pula dengan
ketersediaan air di suatu daerah, tidak sama antara daerah satu
dengan yang lainnya.
Hal ini juga akan mempengaruhi cara hidup organisme yang ada di
daerah-daerah tersebut. Misalnya hewan yang hidup di
daerahgurunakan memiliki kapasitas penggunaan air yang relatif
sedikit sebagai penyesuaian terhadaplingkunganhidupnya yang miskin
air. Berbagai jenis tumbuhan yang ada juga beradaptasi dengan
keadaan tersebut, salah satunya dengan membentukdaunyang tebal dan
sempit sehingga mengurangipenguapan, contohnya adalah
tumbuhankaktus.
Udara[sunting|sunting sumber]Udara sangat penting bagi kehidupan
di bumi ini.Oksigendiperlukan manusia dan hewan untuk bernapas
ataukarbondioksidayang diperlukan tumbuhan untuk
berfotosintesisjuga berasal dari udara. Bahkan bumi pun dilindungi
olehatmosferyang merupakan lapisan-lapisan udara.
Cahaya matahari[sunting|sunting sumber]Keadaan udara di suatu
tepat dipengaruhi oleh cahaya matahari,kelembapan, dan
jugatemperatur(suhu).Intensitascahaya matahari yang diterima oleh
suatu daerah akan mempengaruhi kelembaban atau kadaruap airdi
udara. Selain itu, cahaya matahari juga menyebabkan peningkatan
suhu atau temperatur udara. Adanya perbedaan temperatur menyebabkan
terjadinya perbedaantekanan udara, sehingga udara mengalir atau
bergerak membentukangin. Kesemuanya memberikan pengaruh bagi
organisme.
Cahaya matahari merupakan sumberenergiutama semua makhluk hidup,
karena dengannya tumbuhan dapat berfotosintesis. Sedangkan
keberadaan uap air di udara akan mempengaruhi kecepatanpenguapanair
dari permukaan tubuh organisme. Organisme yang hidup didaerah
panas(suhu udara tinggi dan kelembaban rendah) akan berupaya untuk
mengurangi penguapan air dari dalam tubuh, misalnyauntayang
merupakan hewan khas padang pasir. Sedangkanberuang kutub, karena
hidup di lingkungan yang sangat dingin, beradaptasi dengan memiliki
rambut yang tebal.
Selain perbedaan suhu udara juga bisa menimbulkan angin, yaitu
aliran udara akibat perbedaan tekanan. Sehingga organisme akan
menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut. Contohnya pada tumbuhan.
Tumbuhan yang hidup di daerah dengan angin yang kencang, daerah
pantai misalnya, membentuksistem perakaranyang kuat
danbatangyangelastissupaya tidak mudah patah ketika diterpa angin.
Contohnya jenis tumbuhan tersebut adalahcemara udang.
Tanah[sunting|sunting sumber]Keberadaan suatuekosistemjuga
dipengaruhi oleh kondisi tanah. Bila bumi hanya berisibatudanlogam,
tanpa ada tanah maka tidak akan ada berbagai jenis tumbuhan dan
organisme lainnya. Tanah merupakan tempat hidup bagi berbagai jenis
organisme, terutama tumbuhan. Adanya tumbuhan akan menjadikan suatu
daerah memiliki berbagai organisme pemakan tumbuhan dan organisme
lain yang memakan pemakan tumbuhan tersebut. Sebagai perbandingan
adalah tanah yangsuburdengan tanah yangtandus. Kualitas tanah bisa
dilihat dari derajat keasaman (pH),tekstur(komposisi partikel
tanah), dan kandungangaram mineralatau unsur hara.
Topografi[sunting|sunting sumber]Topografi adalah letak suatu
tempat dipandang dari ketinggian di atas permukaan air laut atau
dipandang darigaris bujurdangaris lintang. Topografi yang berbeda
menyebabkan perbedaan penerimaan intensitas cahaya, kelembaban,
tekanan udara, dan suhu udara, sehingga topografi dapat
menggambarkandistribusimakhluk hidup.
Sedangkaniklimmerupakan keadaancuacarata-rata di suatu tempat
yang luas dalam waktu yang lama (30 tahun), terbentuk
olehinteraksiberbagai komponen abiotik seperti kelembaban
udara,suhu,curah hujan, cahaya matahari, dan lain sebagainya.Iklim
mempunyai hubungan yang erat dengankomunitastumbuhan dan kesuburan
tanah. Contohnya adalah di daerah yang beriklimtropis, seperti
Indonesia, memiliki hutan yang lebat dan kaya akan keanekaragaman
hayati yang disebut hutan hujan tropis sedang kan di
daerahsubtropishutan seperti itu tidak dijumpai.
Referensi[sunting|sunting sumber]1. ^Proposal mengenai kaitan
Faktor Abiotik dengan kelangsungan hidup manusia, diakses
11-12-20112. ^Blog sains yang mengulas tentang komponen Abiotik,
diakses 11-12-20113. ^Abiotik pada "The free dictionary", diakses
11-12-20114. ^Artikel prinsip-prinsip ekologi di Bebas UI, diakses
11-12-2011
Artikel bertopikbiologiini adalah sebuahrintisan. Anda dapat
membantu Wikipedia denganmengembangkannya.