Top Banner
PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN NURUL FALAH RAWAWALUH TANGERANG BANTEN 2003-2015 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Uswatun Nafisah 1110022000036 JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
81

PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

Mar 10, 2019

Download

Documents

buicong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN

NURUL FALAH RAWAWALUH TANGERANG BANTEN 2003-2015

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Uswatun Nafisah

1110022000036

JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 2: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL
Page 3: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL
Page 4: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL
Page 5: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL
Page 6: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL
Page 7: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL
Page 8: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL
Page 9: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL
Page 10: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL
Page 11: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL
Page 12: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL
Page 13: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada awal pertumbuhan Islam di Indonesia, para penyebar agama Islamtelah

mendirikan tempat-tempat khusus untuk keperluan ibadah bersama masyarakat

sekitar yang telah mengikuti ajakannya. Cara berdakwah para penyebar agama Islam

dilakukan dengan menyelenggarakan pendidikan dalam bentuk sederhana yang

dilaksanakan di tempat-tempat ibadah seperti langggar, dari tempat ibadah dan

pengajian-pengajian di langgar inilah kelak menjadi cikal bakal berdirinya pondok

pesantren.1

Langgar atau sering juga disebut surau di Minangkabau merupakan lembaga

pendidikan Islampertama di lingkungan masyarakat Muslim.Di tempat ini, anak-anak

menuntut ilmu agama dan belajar al-Qur‟an. Pengajian di langgar biasanya dilakukan

pada siang hari setelah waktu dzuhur atau sore hari setelah waktu asar bahkan setelah

waktu maghrib, biasanya anak-anak ada yang ingin menginap di langgar dan setelah

subuh mereka belajar mengaji al-Qur‟an lagi.2

Cara belajar di langgar pada

umumnya membuat sebuah lingkaran dimana para murid menghadap sang guru.

Langgar memiliki dwifungsi, sebagai tempat ibadah dan sebagai lembaga

pendidikan Islam yang sudah dimulai sejak masa Wali Songo tepatnya pada masa

Sunan Ampel. Meskipun pada masa itu yang belajar kepada Sunan Ampel hanya tiga

1 Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi,

(Jakarta: Erlangga, 2000), h. 87. 2Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan

Tinggi Agama, IAIN di Jakarta Direktorat Jenderal Pembinaan Keagamaan Islam Departemen Agama

RI), 1988, h. 50.

Page 14: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

2

orang, karena pada saat itu kondisi pengajarannya sangat kurang baik, baik dari segi

sarana maupun minat belajar dari masyarakatnya. Pada saat itu pengajar ataupun

santri sangat langka, sarana prasaranapun hanya memanfaatkan tempat yang ada

berupa tempat-tempat ibadah. Mereka berharap pendirian langgar ini mampu

menarik masyarakat untuk memeluk Agama Islam.3

Seiring berjalannya waktu

aktivitas belajar mengajar di langgar berkembang sangat cepat sehinggga langgarpun

diubah menjadi pondok pesantren.Pondok pesantren berasal dari kata santri, menurut

Kamus Umum Bahasa Indonesia kata santri memiliki dua pengertian, yaitu :

a. Orang sholeh yang beribadah kepada Allah dengan sungguh-sungguh

b. Orang yang mendalami ilmu-ilmu agama Islam dan berguru kepada orang

alim.4

Istilah pondok pesantren menunjukkan suatu bentuk pendidikan yang

melembaga di Indonesia. Pondok yang berarti kamar, gubuk, atau rumah kecil,

dengan menekankan kesederhanaan bangunan. Dalam pendapat lain istilah pondok

berasal dari bahasa arab yaitu funduk yang artinya adalah ruang tidur, wisma, hotel

sederhana.5

Dari penjelasan itulah dapat di rumuskan bahwa pondok pesantren

merupakan tempat santri yang dibuat dengan sederhana yang ditujukan untuk

menuntut ilmu agama. Pesantren didirikan oleh penyebar agama Islam, seperti Wali

Songo mendirikan pesantren pada awal abad ke 15 M. Penyebaran agama Islam,

awalnya mereka mendirikan sebuah masjid dan tempat-tempat untuk santri

3Mujamil Qomar, Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi.

(jakarta: erlangga, 2000) h. 87 4Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2007) h. 997 5Manfred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial (Jakarta: Perhimpunan Pengembangan

Pesantren dan Masyarakat P3M, 1986) h. 98

Page 15: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

3

bermukim, seperti di Ampel Denta, Sunan Ampel mendirikan lembaga pendidikan

Islam sebagai tempat ngelmu dan ngaos pemuda Islam. Sunan Ampel mendirikan

lembaga pendidikan Islam di Giri. Semakin banyaknya lembaga pendidikan Islam di

beberapa tempat sehingga dapat dikatakan bahwa lembaga-lembaga pendidikan

Islam itu sebagai anak panah dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Saat itu

lembaga pendidikan Islam belum dinamakan pesantren akan tetapi lembaga-lembaga

tersebut mampu menjadi cikal bakal berdirinya pesantren yang terus berkembang

hingga saat ini. Pesantren pada mulanya hanya memiliki unsur-unsur seperti masjid,

asrama, santri yang jumlahnya sedikit dan kiyai. Seiring dengan perkembangan

waktu dan banyaknya umat Islam yang belajar di pesantren maka pesantrenpun mulai

berkembang maju.6

Perkembangan pesantren hadir sampai di Tangerang, pondok pesantren di

Tangerang memiliki sistem pendidikan yang berbeda-beda. Seperti, Pondok

Pesantren Babussalam Cimone, Pondok Pesantren Al Bayinah Cisoka pimpinan Ust.

H. Hendri Kusuma Wahyudi, Lc. dan Pondok Pesantren Subulus Salam Kresek

pimpinan KH. Maimun Ali, semuanya itu merupakan jenis pondok pesantren yang

mengadopsi sistem pendidikan Islam modern yakni sistem klasikal/sekolah atau

sistem pendidikan Islam yang sudah dikombinaskan dengan sistem pendidikan

nasional.7

Usaha ini bertujuan untuk memperluas pemahamam santri terhadap

pendidikan Islam yang tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu balaghoh, tafsir, fiqih

6

Mansur, Mahfud Junaedi, Rekontruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta:

Departemen agama RI Derektorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam 2005) h. 46-47 7Saeful Hasan, Laeli yunia wati, Halimah Tusa‟diyah, wawancara pribadi, Tangerang 15Juni

2015

Page 16: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

4

dan hadist saja, akan tetapi santri juga dapat memahami ilmu-ilmu keduniaan/umum

dan mengintegrasikannya sebagai suatu kesatuan yang komprehensif. 8

Namun tidak semua pondok pesantren di Tangerang menganut sistem

pendidikan modern sepenuhnya, tetapi ada juga beberapa pondok pesantren yang

masih tetap menerapkan sistem pengajaran salafi yang identik dengan kitab-kitab

kuning tetapi secara kurikulum pesantren tersebut sudah menggunakan basis

kurikulum nasioanal yang pada umumnya mengadopsi sistem pendidikan modern

seperti, Pondok Pesantren Al-Falahiyah Kemuning-Tangerang pimpinan KH. Sobari

dan Pondok Pesantren Manba‟ul Hikmah Renged-Tangerang pimpinan KH. Latif

Humaidi. Bahkan ada pula pondok pesantren yang masih tetap berkiblat pada sistem

pendidikan salafi yaitu sistem pendidikan yang masih menggunakan cara-cara lama

tanpa terkontaminasi dengan sistem pendidikan modern seperti, pondok pesantren

Al-Istiqlaliyah pimpinan KH. Uci Turtusi Pasar Kemis-Tangerang.9

Dewasa ini, pondok pesantren sudah mampu mengkombinasikan sistem

pendidikannya dengan sistem pendidikan nasional dan mengkombinasikan

kurikulum berbasis agama dengan kurikulum berbasis nasional. Diamana segala

pencapaian pengetahuan peserta didik/santri akan diukur dan dibatasi oleh

kurikulum, bahkan secara materi pembelajaran santri bukan hanya diajarkan tentang

keagamaan saja, namun santri pula diajarkan tentang ilmu-ilmu umum sehingga

kelak santri tidak hanya mampu menjadi da‟i atau tokoh agama. Tetapi juga mampu

menjadi ilmuan yang mempunyai cara pandang yang luas tidak hanya pada bidang-

8Yudi Eka Sutriaji, Perkembangan dan Upaya Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah Kresek

Tangerang dalam Meningkatkan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan Tahun 1969-1996 (Skripsi:

Uin Syarif Hidayatullah 2010) h.3 9Madrasad, Guru MI Nurul Falah, wawancara pribadi, Tangerang 16 Juni 2015

Page 17: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

5

bidang keagmaan melainkan pada bidang-bidang pengetahuan umum yang tidak

kalah penting untuk kehidupan masyarakat, mengingat segala perencanaan

pendidikan harus dimulai dari identifikasi kebutuhan, yaitu kebutuhan perkembangan

anak didik seirama dengan perkembangan masyarakat.10

Begitupun dengan Pondok Pesantren Nurul Falah berawal dari didirikannya

langgar yang berfungsi sebagai tempat menuntut ilmu atau tempat mengaji al-Qur‟an

bagi anak-anak Kampung Rawawaluh dan pengajian mingguan bagi ibu-ibu,

pengajian mingguan ini biasanya berisi dengan pelajaran-pelajaran fiqh dan tauhid.

Bukan hanya itu, langgarpun berfungsi sebagai tempat utama untuk mengadakan

perkumpulan bagi masyarakat Rawawaluh. Waktu pengajian anak-anak di langgar

ini biasanya dimulai setelah shalat maghrib dan selesai ketika menjelang waktu isya,

sistem pengajaran di langgar ini mengambil sistem tradisional yaitu sitem sorogan

dan wetonan dan pada tingkat dasar dimulai dengan membaca Iqro yang berurutan,

setelah tamat Iqro barulah dilanjutkan ke tingkat berikutnya yaitu membaca al-

Qur‟an secara tartil.11

Langgar ini didirikan oleh KH. Kaming secara pribadi pada tahun 1988,

masyarakat menyebutnya dengan sebutan langgar KH. Kaming mereka

mengenalilanggar ini bukan dari nama langgar itu sendiri akan tetapi darinama

pendirinya yaitu KH. Kaming. KH. Kaming adalah ustad di kampung Rawawaluh,

awalnya beliau mendirikan langgar dengan fungsi untuk mengumpulkan waraga

ketika tiba waktu shalat untuk melaksanakan shalat berjama‟ah, dan setelah menjadi

langgar yang berfungsi sebagai tempat shalat, KH. Kamingpun membuka pengajian

10

Arifin, Muzayyin.,Kapita Selekta Pendidikan Islam ( Bumi Aksara, Edisi Revisi), h. 11-12 11

Hj.Hafifah, Ustadzah Pondok Pesantren Nurul Falah, Wawancara Pribadi, Tangerang 12 Juni

2015

Page 18: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

6

yang awalnya hanya mengajar anak-anaknya, dan masyarakat memberikan respon

yang positif mereka yang sama-sama ingin menuntut ilmu agama dan mengaji saling

berdatangan untuk belajar mengaji pada KH. Kaming tersebut. Seiring dengan

perkembangan zaman dan berkembangnya minat masyarakat terhadap pendidikan

ukhrowi dan duniawi, langgar inipun diubah menjadi pesantren sekitar tahun 2003

dengan pendirinya anak menantu dari KH. Kaming sendiri yaitu KH. Nursaman.

Perubahan langgar menjadi pesantren berawal karena melihat kondisi masyarakat

yang masih awam dengan pendidikan Islam. Hakikatnya semua pesantren sama,

yaitu ingin mengembangkan bakat dan kemandirian santri, dan penulis melihat

bahwa pesantren ini mampu membawa santri pada tahap tersebut, seperti santri

diajarkan bagaimana untuk bercocok tanam, dan mengajarkan hal-hal yang biasa

dilakukan setiap harinya. Dengan kehadiran pesantren ini masyarakat sangat terbantu

baik dari segi pendidikan maupun dari segi perekonomian. Pada dasarnya,

masyarakat di sekitar pesantren memiliki perekonomian yang lemah dan pendidikan

paling tinggi hanya sampai tingkat SD atau SMP, dan dari segi ilmu agamapun masih

terbilang rendah. Maka dari itu, pesantren Nurul Falah diprioritaskan untuk

membantu masyarakt Rawawaluh dari segi pendidikan dan perekonomian. Akan

tetapi ternyata santri bukan hanya datang dari kampung Rawawaluh saja, tetapi ada

juga yang datang dari Serang, Cilegon dan daerah sekitarnya.12

Adapun pengajaran yang digunakan dalam pesantren inipun masih terbilang

tradisional yaitu masih menggunakan materi pelajaran yang diajarkan di langgar

dulu, seperti kitab yang diterjemahkan dengan menggunakan bahasa jawa pegon.

12

KH.Nursaman, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Falah Priode 2003-2007, Wawancara Pribadi,

Tangerang, 13Juni 2015

Page 19: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

7

Hanya saja setelah berganti menjadi pondok pesantren, didirikan juga sekolah formal

yang sebagian materi pembelajarannya masih menggunakan kitab-kitab yang cara

pembelajarannya masih tradisional. Berbeda dengan apa yang penulis lihat pada

pesantren-pesantren modern, pembelajaran kitab menggunakan bahasa Indonesia

dan bahkan tidak terlalu diprioritaskan untuk dipelajari

Dari sinilah penulis akan meneliti Peran Kiai Dalam Pengembangan

Pesantren dengan studi kasus Pondok Pesantren NurulFalah Rawawaluh

Tangerang-Banten.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merasa perlu memberikan

batasan untuk mempersempit pembahasan yang akan dikaji, agar tidak terlalu luas

dan jauh dari titik sasaran. Masalah yang akan dibahas harus ditentukan ruang

lingkupnya, melalui penjelasan mengenai tempat, dan waktu penelitian. Oleh karena

itu, penelitian skripsi ini akan dibatasi pada Peran KH. Nursaman dalam

Pengembangan Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh Desa Gandaria Kec.

Mekar Baru Tangerang Banten tahun 2003-2015.

Berangkat dari pembatasan masalah tersebut makamasalahnya dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah pesantren dan fungsinya?

2. Bagaimana biografi KH. Nursaman?

3. Bagaimana peran KH. Nursaman dalam pengembangan pesantren Nurul

Falah Rawawaluh Tangerang-Banten 2003-20015?

Page 20: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian adalah sebagai beriku:

1. Untuk mengetahui sejarah pesantren dan fungsinya

2. Untuk mengetahui biografi KH. Nursaman

3. Untuk mengetahui peran KH. Nursaman dalam pengembangan pesantren

Nurul Falah Rawa-waluh Tangerang Banten 2003-2015

D. Metode Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode kualitatif.

Muhammad Idrus mendefinisikan bahwa Metode kualitatif adalahpenelitian yang

menghasilkan data deskriftif berupa prilaku yang dapat diamati langsung.13

Dengan pendekatan deskriptif ini penulis dapat menggambarkan tentang

Peran KH. Nursaman dalam pengembangan pondok pesantren Nurul Falah

Rawawaluh Kab. Tangerang-Banten. Adapun tahapan-tahapannya sebagai berikut:

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan dari tanggal 11 Juni 2015 sampai

tanggal 11 Agustus 2015. Adapuntempat penelitiannya adalah Pondok Pesantren

NurulFalah Rawawaluh, Tangerang-Banten.

2. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang

dapat memberikan informasi antara lain adalah Pimpinan Pondok

13

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial PendekatanKualitatif dan Kuantitatif (Jakarta:

Erlangga) h. 71

Page 21: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

9

PesantrenNurulFalah, pengurus Yayasan Pendidikan Islam Nurul Falah, tokoh

masyarakat, perangkat desa, dan lain-lain. Sedangkan yang menjadi obyek penelitian

adalah peranan KH. Nursaman dalam pengembangan Pondok Pesantren Nurul Falah

Rawawaluh Desa Gandaria, Mekar Baru, Tangerang Banten.

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu data tulis

dan data lisan.Data tulis berupa buku, majalah, dokumen, statistic, dan lain-lain.

Sedangkan data lisan berupa uraian dari tokoh masyarakat, pimpinan Pondok

Pesantren NurulFalah dan lain sebagainya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diinginkan, maka penulis menggunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara, menurut Malong sebagaimana dikutip oleh Haris

Herdiansyah mengatakan bahwa wawancaraadalah percakapan

dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara (interviewer) mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interviewee) memberikan jawaban atas pertanyaan

tersebut.14

b. Pengamatan, melakukan pengamatan pada obyek penelitian, yaitu

prilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar,

dihitung, dan diukur.15

serta menilai keadaan sesungguhnya di

lingkungan yang diteliti dengan tujuan untuk mempermudah

14

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Salemba Humanika 2012) h. 118 15

Ibidh. 132

Page 22: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

10

penulis dalam mengumpulkan sumber data yang dapat digunakan

sebagai simpulan atau diagnosis.

c. Dokumentasi, yakni mencari data dengan melihat atau

menganalisis dokumen-dokumen yang berkaitan dengan subyek

atau oleh orang lain tentang subyek. Bentuk dokumen diantaranya

berupa catatan, buku, agenda, dan lain sebagainya.16

5. Tekhnik Analisa Data

Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

menganalisa data. Tekhnik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penulis berusaha untuk menggambarkan obyek penelitian secara obyektif sesuai

dengan kenyataan di lapangan.

E. Kajian Pustaka Terdahulu

Banyak tulisan berbentuk buku, dan karya-karya lainnya yang berkaitan

dengan tema dalam penelitian ini seperti Pradjarta Dirdjosanjoto dalam bukunya

berjudul Memelihara Umat Kiai Pesantren – Kiai Langgar di Jawa, menjelaskan

tentang penelitiannya di daerah Tayu, dengan mebandingkan sistem pengajaran di

pesantren dan langgar, serta memberikan gambaran mengenai respon para kiai dalam

menghadapi perubahan yang cepat dalam berbagai bidang kehidupan yang

menyentuh wilayah kehidupan mereka.

16

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif h. 143

Page 23: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

11

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini, penulis membagi pembahasan ke dalam 5 bab, dan

didalamnya terdapat sub-sub bab. Di antara 5 bab tersebut adalah sebagai berikut:

Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang di dalamnya mencakup latar

belakang masalah, rumusan dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, Metode

Penelitian Sistematika Penulisan.

Bab kedua, menjelaskan tentang pengertian pesantren dan fungsi-fungsi

pesantren sebagai agen perubahan, sebagai pusat pembelajaran, sebagai pencetak

kader ulama

Bab ketiga, menjelaskan tentang Biografi KH. Nursaman meliputi

kelahiranya, keluarganya, pendidikannya, karakter dasar pemikirannya, karya-

karyanya dan gaya kepemimpinannya.

Bab keempat, menjelaskan tentang Peran KiaiDalam Pengembangan

Pesantren Nurul Falah, yang mencakup tentangdari langgar menjadi pondok

pesantren, perkembangan pondok pesantren Nurul Falah, dan pondok pesantren

Nurul Falahdan masyarakat

Bab kelima, merupakan penutup yang merupakan kesimpulan hasil jawaban

dari permaslahan yang dikaji dilengkapi dengan saran-saran.

Page 24: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

12

BAB II

PESANTREN DAN FUNGSINYA

A. Pengertian Pesantren

Pesantren sebagaimana dikatakan oleh Didin Hafiduddin adalah salah satu

lembaga iqamatuddin. Lembaga Iqamatuddin memiliki dua fungsi utama, yaitu

sebagai tempat taffaquh fiddin (pengajaran, pemahaman, dan pendalaman ajaran

agama Islam) dan indzar (menyampaikan dan mendakwahkan ajaran Islam kepada

masyarakat).17

Dari segi historis pesantren tidak hanya identik dengan makna

keislaman, tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia. Sebab lembaga yang

serupa pesantren ini sebenarnya sudah ada sejak masa kekuasaan Hindu-Budha,

Sehingga Islam tinggal meneruskan dan mengislamkan lembaga pendidikan

tersebut.18

Secara etimologi kata pesantren berasal dari akar kata santri dengan awalan

pe dan akhiran an yang berati tempat yang dituju oleh santri. Sebagai sebuah

lembaga pendidikan Islam penyebutan pesantren sering ditambahkan kata pondok

dan akhirnya menjadi pondok pesantren. Pondok pesantren melambangkan suatu

pengembangan dari pengajian di langgar atau masjid, baik dilihat dari jumlah santri,

sarana prasarana, materi pembelajaran, metode pendidikan maupun

pengorganisasiannya.19

Pesantren sebagai komunitas belajar keagamaan sangat erat

hubungannya dengan lingkungan sekitar yang sering menjadi wadah pelaksanaannya.

17

Umi Musyarofah, Dakwah K.H. Haman Ja’far dan Pesantren Pabelan, (uin pers dan

CeQDA,LPJM, 2009) h.21 18

Nurcholis madjid, Bilik-Bilik Pesantren, ( Jakarta: Pramadina, 1997) h. 3 19

Mujamil Qomar, Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi

(jakarta: erlangga,2000) h. 88

Page 25: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

13

Oleh karena itu, tepat bila pesantren didefinisikan sebagai tempat pendidikan dan

pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam dan didukung dengan asrama

sebagai tempat tinggal untuk para santri yang bersifat permanen.

Bila ditinjau dari segi historisnya pesantren adalah bentuk lembaga

pendidikan pribumi tertua di Indonesia dan dikenal sebelum Indonesia merdeka

bahkan sejak agama Islam masuk ke Indonesia pesantren terus tumbuh dan

berkembang sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan pada umumnya. Peran

pesantren memang tidak pernah lepas dengan peran edukatif yang murni yang

mengajarkan ilmu-ilmu keislaman. Pesantren dengan label pendidikan agama yang

diemban diharapkan akan berkontribusi penting dalam pembenahan spritul

masyarakat. Dengan kata lain, pesantren seperti dikatakan Nurcholis Madjid, tidak

hanya identik dengan makna keislaman, tetapi juga mengandung makna keaslian

indonesia, Sebab lembaga serupa pesantren sebenarnya sudah ada sejak masa Hindu-

Budha.20

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama yang bersifat

tradisional, yang pada mulanya tumbuh dan berkembang di masyarakat pedesaan,

melalui proses sosial yang unik. Pesantren dipengaruhi dan mempengaruhi

kehidupan masyarakat di pedesaan, bahkan pengaruh pesantren seringkali jauh

melebihi wilayah administratif desa-desa sekitarnya.21

Ciri-ciri atau gambaran pesantren hanya menyentuh aspek kesederhanaan

cara hidup para santri, kepatuhan santri terhadap kiainya, dan dalam pelajaran-

20

H. Syamsul Nizar, M.A, Sejarah Sosial dan Dinamika Sosial Pendidikan Islam di Nusantara,

(jakarta: kencana prenada group, 2013) h. 86 21

Saiful Ma‟shu, Dinamika Pesantren Telaah Kritis Keberadaan Pesantren Saat Ini, (Bogor-

jakarta: yayasan Islam Al-hamidiyah-yayasan saifuddin zuhri. 1998) h.85

Page 26: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

14

pelajaran dasar yang mengenai kitab-kitab Islam klasik.22

Pesantren tidak hanya

memiliki gambaran diatas, tetapi juga memiliki elemen-elemen dasar seperti :

1. Pondok

Definisi singakat istilah pondok adalah tempat sederhana yang merupakan

tempat tinggal kiyai bersama para santrinya. Salah satu tujuan dari pondok sendiri

adalah asrama tempat para santri dilatih untuk mengembangkan keterampilan dan

kemandiriannya.23

Pondok atau sering juga disebut asrama bagi para santri merupakan ciri khas

tradisi pesantren, yang membedakannya dengan sistem pendidikan tradisional di

masjid-masjid yang berkembang di kebanyakan wilayah Islam di negara-negara lain.

Bahkan sistem asrama ini pula yang membedakan pesantren dengan sistem

pendidikan langgar.24

2. Masjid

Hubungan antara pendidikan Islam dan masjid sangat dekat dan erat dalam

teradisi Islam. Dulu umat Islam selalu memanfaatkan masjid dan pendidikan Islam.

Sebagai pusat kehidupan rohani, sosial dan politik, masjid memiliki peran yang

sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Dalam konteks

pesantren masjid dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para

santri, terutama dalam peraktik sembahyang lima waktu, khutbah, dan pengajaran

22

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Study Tentang Pandangan Hidup Kiai (Jakarta: LP3ES,

1982) hal.16 23

K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren,(Jakarta: Raja

Grafindo, 2005) h.70 24

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren Study Tentang Pandangan Hidup Kiai (Jakarta: LP3ES,

1982) h. 45

Page 27: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

15

kitab-kitab klasik. Masjid inilah merupakan tempat yang pertama didirikan untuk

pengembangan pesantren.25

3. Kitab klasik

Kitab-kitab Islam klasik dikarang para ulama terdahulu, termasuk pelajaran

mengenai macam-macam ilmu pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab.

Dikalangan pesantren kitab klasik sering disebut kitab kuning karena warna kertas

edisi-edisi kitab kebanyakan berwarna kuning.

Pada masa lalu, pengajaran kitab-kitab Islam klasik merupakan satu-satunya

pengajaran formal yang diberikan dalam lingkungan pesantren. Akan tetapi pada saat

ini, kebanyakan pesantren telah mengambil pengajaran umum sebagai suatu bagian

yang juga penting dalam pendidikan pesantren namun pengajaran kitab-kitab Islam

klasik masih termasuk prioritas tinggi. Pada umumnya, pelajaran dimulai dengan

kitab-kitab yang sederhana, kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab yang lebih

mendalam. Ada beberapa bidang pengetahuan yang diajarkan dalam kitab-kitab

Islam klasik, yaitu nahwu, sharaf, fiqih ushul fiqh, hadis, tafsir, tauhid, akhlak dan

cabang-cabang lain seperti tarikh dan balaghah. Semua kitab ini dapat digolongkan

kedalam kelompok menurut tingkat ajarannya.26

Yang menarik adalah metode yang digunakan oleh kiai dalam pengajian.

Sebagaimana diketahui kitab-kitab yang biasa diajarkan di pesantren adalah

berbahasa Arab. Sehingga yang namanya ngaji adalah kegiatan mempelajari kitab

bahasa Arab itu, dan sering kali kita dengar dengan ungkapan “ngaji kitab”. Bahkan

25

K.H. Abdullah syukrizarkasyi, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren, h.68 26

K.H. Abdullah syukrizarkasyi,MA, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren, h. 71

Page 28: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

16

tidak jarang di pesantren hanya buku-buku yang berbahasa Arab yang disebut “kitab”

sedangkan buku yang yang berbahasa selain bahasa Arab disebut “buku”.27

Adapun metode yang lazim digunakan dalam pendidikan pesantren ialah :

a. Metode Wetonan, yakni suatu metode kuliah dimana para santri

mengikuti pelajaran dengan duduk di sekelililng kiai yang menerangkan pelajaran.

Santri menyimak kitab masing-masing dan mencatat jika perlu. Pelajaran diberikan

pada waktu-waktu tertentu, yaitu sebelum atau sesudah melaksanakan shalat fardu.

b. Metode Sorogan, yakni suatu metode dimana santri menghadap kiai

seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan dipelajarinya. Metode

sorogan ini merupakan bagian yang sangat sulit dari keseluruhan metode pendidikan

Islam tradisional, sebab sistem ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan dan

disiplin santri. Kendatipun demikian, metode ini diakui paling intensif karena

dilakukan seorang demi seorang dan ada kesempatan untuk tanya jawab langsung.

c. Metode Hafalan, yakni suatu metode dimana santri menghafal teks atau

kalimat tertentu dari kitab yang dipelajarinya.28

4. Santri

Santri adalah siswa yang belajar di pesantren, santri ini dapat digolongkan

menjadi dua kelompok, yang pertama adalah santri mukim, yaitu santri yang

berdatangan dari tempat-tempat yang jauh yang tidak memungkinkan santri untuk

pulang ke rumahnya, maka santri mondok (tinggal) di pesantren. dan sebagai santri

mukim mereka memiliki kewajiban-kewajiban tertentu. Yang kedua adalah santri

kalong, yaitu siswa-siswa yang berasal dari daerah sekitar yang memungkinkan

27

Dr. Nurcholis Madjid, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina,

1997) h. 22 28

H.Samsul Nizar. cet all, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2007) h. 287

Page 29: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

17

mereka untuk pulang kerumahnya masing-masing. Santri kalong ini mengikuti

pelajaran dengan cara pulang pergi antara rumahnya dengan pesantren.29

5. Kiai

Kiai adalah tokoh sentral dalam pesantren, maju mundurnyapesantren

ditentukanoleh wibawa dankarismasangkiai. Menurut asal usulnya, perkataan kiai

dalam bahasa Jawa dipakai untuk gelar yang berbeda. Pertama kiai sebagai gelar

kehormatan untuk orang-orang tua pada umumnya. Kedua perkataan kiai

digunanakan untuk gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama

Islam yang memiliki pesantren dan mengajarkan kitab-kitab Islam klasik kepada

santrinya.

Kiai dalam pembahasan ini adalah mengacu kepada pengertian yang kedua,

kendatipun gelar kiai saat sekarang ini tidak lagi hanya diperuntukkan bagi yang

memiliki pesantren saja. Sudah banyak juga gelar kiai terhadap ulama yang tidak

memiliki pesantren. Istilah ulama kadangkala digunakan juga istilah lain seperti:

Buya di Sumatra Utara, Tengku di Aceh, Ajengan di Jawa Barat, dan Kiyai di Jawa

Tengah dan Jawa Timur.30

Dengan demikian suatu lembaga pengajian yang telah berkembang hingga

memiliki elemen tersebut akan berubah setatusnya menjadi pesantren.

29

H. Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia,

(jakarta: kencana prenada Media, 2007) h. 64 30

H. Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia,

h.65

Page 30: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

18

B. Pesantren Sebagai Agen Perubahan

Perspektif historis menempatkan pesantren pada posisi yang cukup istimewa

dalam khazanah perkembangan sosial-budaya masyarakat Indonesia. Abdurrahman

Wahid menempatkan pesantren sebagai subkultur tersendiri dalam masyarakat

Indonesia. Menurutnya, lima ribu buah pondok pesantren yang tersebar di enam

puluh delapan ribu desa merupakan bukti tersendiri untuk menyatakan sebagai

sebuah subkultur.

Bertolak dari pandangan Wahid, tidak terlalu berlebihan apabila pesantren

diposisikan sebagai satu elemen determinan dalam struktur piramida sosial

masyarakat Indonesia. Adanya posisi penting yang disandang pesantren menuntutnya

untuk memainkan peran penting pula dalam setiap proses pembangunan sosial baik

melalui potensi pendidikan maupun potensi pembangunan masyarakat yang

dimilikinya. Seperti dimaklumi, pesantren selama ini dikenal dengan fungsinya

sebagai lembaga pendidikan yang memiliki misi untuk membebaskan peserta

didiknya (santri) dari belenggu kebodohan yang selama ini menjadi musuh dari dunia

pendidikan secara umum. Pada tataran berikutnya, keberdayaan para santri dalam

menguasai ilmu pengetahuan dan keagamaan akan menjadi bekal mereka dalam

berperan serta dalam proses pembangunan yang pada intinya tidak lain adalah

perubahan sosial menuju terciptanya tatanan masyarakat yang lebih sempurna.31

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang telah berdiri sejak

ratusan tahun silam dan selama itu pondok pesantren telah terbukti berhasil

31

H. M. Sulthon Masyhud, Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta : Diva

Pustaka, 2003) h. 10

Page 31: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

19

membentuk pribadi-pribadi manusia menjadi lebih baik, berakhlak luhur, mandiri

dan bermanfaat bagi masyarakat sekelilingnya.

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan hasil dari perluasan

fungsi dari surau, yang mana dahulu surau hanya digunakan untuk tempat

penginapan anak-anak saja kemudian diperluas menjadi tempat peribadatan dan

pengembangan ajaran-ajaran Islam seperti sholat dan belajar membaca al-Qur‟an.

Selanjutnya, surau sedikit demi sedikit berkembang menjadi pondok pesantren, pada

tingkat ini para santri diajarkan kitab-kitab berbahasa Arab, berbagai cabang ilmu

meliputi kelompok Nahwu, Fiqh, Tauhid, Balaghah, Mantiq, dan Tasawuf.32

Setelah datangnya kaum penjajahan Belanda peranan pesantren sebagai

lembaga pendidikan Islam semakin kokoh. Pesantren merupakan lembaga

pendidikan Islam yang reaksional terhadap penjajah. Karena itu, di zaman Belanda

sangat kontras pendidikan di pesantren dengan pendidikan di sekolah-sekolah

umum. Pesantren semata-mata mengajarkan ilmu-ilmu agama melalui kitab-kitab

klasik, sedangkan di sekolah-sekolah umum pendidikan agama tidak pernah

diajarkan oleh Belanda. Sistem pendidikan pesantren baik metode, sarana, fasilitas

serta yang lainnya bersifat tradisional.33

Dalam perkembangan pesantren Gus Min bermimpi dan membayangkan

pesantren masa depan adalah pesantren rujukan bagi semua kalangan. Alumni

pesantren dicitakan menguasai ilmu agama dan umum sekaligus. Pada seorang

teknolog misalnya, tidak hanya mengerti tentang teknologi akan tetapi juga sebagai

32

H. Buddin Nata, Modernisasi Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Kerjasama Lembaga

Penelitian UIN dengan UIN Jakarta Pers, 2006) h. 75 33

H. Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sisitem Pendidikan Islam di Indonesia,

(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2004) h. 22

Page 32: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

20

kiai yang mengerti tentang pendidikan Islam. Pesantren mampu masuk keberbagai

sektor yang ada, pesantren menjadi kawah candradimuka segala ilmu. Ekonomi,

politik, sosial, teknologi dipelajari di pesantren disamping materi pokoknya

pendidikan agama.34

C. Pesantren Sebagai Pusat Pembelajaran

Lahirnya pesantren tidak terlepas dari proses Islmisasi di Indonesai. Para

wali, kiai, syekh, tengku yang mendakwahkan ajaran Islam biasanya memiliki

lembaga pendidikan tersebut. Di Jawa terkenal dengan nama pesantren, di Sumatra

Barat disebut surau dan di Aceh disebut meunasah, rangkang dan dayah. Walaupun

memiliki nama yang berbeda-beda, namun hakikatnya tetap sama, yaitu lembaga

tempat mengkaji dan mendalami ajaran-ajaran keislaman.35

Kebanyakan pesantren sebagai komunitas belajar keagamaan sangat erat

berhubungan dengan lingkungan sekitar yang sering menjadi wadah pelaksanaannya.

Dalam komunitas pedesaan tradisional kehidupan keagamaan merupakan suatu

bagian terpadu dari kenyataan atau keberadaan sehari-hari dan tidak dianggap

sebagai sektor yang terpisah. Begitu pula tempat-tempat upacara keagamaan

sekaligus, merupakan pusat kehidupan pedesaan, sedangkan pimpinan keagamaan

juga merupakan sesepuh yang diakui lingkungannya, dimana nasihat-nasihat dan

petunjuk-petunjuk umumnya diperhatikan.36

34

Muhammad Maksum, Refleksi Pesantren Otokritik dan Prospektif, (Jakarta: Ciputat Institut,

2007) h. 5 35

H. Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia,

(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2007) h.71-72 36

Manfred Ziemek, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, (Jakarta: Perhimpunan Pengembangan

Pesantren dan Masyarakat P3M, 1986) h. 96

Page 33: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

21

Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang sudah berdiri sejak ratusan

tahun yang lalu. Ciri yang paling menonjol pada pesantren tahap awal tersebut adalah

pendidikan dan penanaman nilai-nilai agama kepada santri melalui kitab-kitab klasik.

Setelah masuknya ide-ide pembaruan pemikiran Islam ke Indonesia, turut serta

terjadinya perubahan dalam bidang pendidikan. Pendidikan pesantren yang pada

mulanya hanya berorientasi kepada pendalaman ilmu agama semata-mata mulai

dimasukkan mata pelajaran umum. Masuknya mata pelajaran umum ini diharapkan

untuk memperluas cakrawala berpikir para santri dan untuk bisa pula para santri

mengikuti ujian negara yang di adakan oleh pemerintah.37

Pengembangan apapun yang dilakukan dan dijalani oleh pesantren tidak

mengubah ciri pokoknya sebagai lembaga pendidikan dalam arti luas. Ciri inilah

yang menjadikannya tetap dibutuhkan oleh masyarakat. Disebut dalam arti luas,

karena tidak semua pesantren menyelenggarakan madrasah, sekolah, dan kursus

seperti yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan di luarnya. Keteraturan

pendidikan di dalamnya terbentuk karena pengajian yang bahannya diatur sesuai

penjenjangan kitab.38

D. Pesantren sebagai Pencetak Kader Ulama

Ulama (bentuk jamak dari „alim) yang berarti terpelajar atau cendekiawan,

yaitu orang-orang yang diakui sebagai cendekiawan atau sebagai pemegang otoritas

pengetahuan agama Islam. Prof.Dr. M. Dawam Rahardjo juga berpendapat: Istilah

37

H. Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sisitem Pendidikan Islam di Indonesia,

(Jakarta: Prenada Media, 2004) h. 26 38

M. Dien Nafi‟, Abd A‟la, Hindun Naisah, Abdul Aziz, Abdul Muhaimin, Praksis Pembelajaran

Pesantren, (Yogyakarta: ITD Forum Pesantren Yayasan Selasih 2007) h. 12

Page 34: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

22

ulama sebenarnya berasal dari kata „alim dan merupakan bentuk jamak dari kata itu.

Tetapi dalam pengertian umum sekarang ulama sudah menjadi bentuk tunggal.

Seorang „alim adalah seorang yang berilmu, tapi kata ulama menunjuk kepada orang

yang memiliki pengetahuan agama.39

Meskipun lembaga pesantren lama tidak pernah menyebutkan secara

eksplisit tujuan pendidikannya, dari produk yang dihasilkan dapat diketahui bahwa

tujuan penyelenggaraan pendidikan pesantren adalah mendidik dan mempersiapkan

kader-kader ulama yang akan berperan sebagai pemimpin, pembimbing dan

pengayom umat. Hampir seluruh ulama, mubaligh, dan da‟i diIndonesia adalah

alumni pendidikan pesantren, bahkan tidak sedikit pemimpin masyarakat, lembaga

pemerintahan, organisasi sosial dan politik yang merupakan alumni pendidikan

pesantren.40

Kiai Ali Ma‟shum menganggap bahwa tujuan pesantren adalah mencetak

ulama. Dari anggapan ini akhirnya melekat pada masyarakat karena dalam pesantren

banyak mengajarkan pelajaran-pelajaran agama, dan ada pesantren tertentu yang

malah menolak pelajaran umum masuk kedalam pesantren. Di samping itu, ulama

yang menjadi panutan masyarakat juga bisa dikatakan lulusan dari pesantren.

Masyarakat kemudian menobatkannya sebagai ulama. 41

.

39

Armie Arief, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam

Klasik, (Bandung: Angkasa, 2005) h. 101 40

Saiful Ma‟shu, Dinamika Pesantren Telaah Kritis Keberadaan Pesantren Saat Ini, (Bogor-

Jakarta: Yayasan Islam Al-Hamidiyah-Yayasan Saifuddin Zuhri, 1998) h.109 41

Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi

(Jakarta: Erlangga, 2000) h. 4

Page 35: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

23

BAB III

BIOGRAFI KIYAI H. NURSAMAN

A. Lahir dan Keluarganya

KH.Nursaman, lahir di Tangerang pada tanggal 11 bulan April Tahun 1958.

Beliau merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan bapak Junedi dan

ibu Nafsiah, dan adiknya bernama Ahmad Nawawi.42

Sejak kecil beliau senantiasa dibekali dengan ilmu-ilmu pengetahuan agama

oleh keluarganya, wawasan-wawasan tentang keagamaan sudah beliau telan sejak

kecil hingga tumbuh dan berakar pada hati dan pikirannya.Karena kecerdasan

spiritualnya itu beliau tumbuh menjadi insan yang memiliki karakter arif dan santun,

wajar saja jika beliau menjadi penerus pimpinan langgar NurulFalah, sebelumnya

langgar tersebut dipimpin oleh ayah mertuanya bernama KH.Kaming.43

KH. Nursaman lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan mangaji dan

di kalangan remaja serta anak-anak beliau akrab dipanggil dengan sebutan Abah Aji

semua itu dikarenakan rasa hormat dan ta‟dzim mereka terhadap beliau. Perangainya

yang lemah lembut dan murah senyum membuatnya menjadi lebih dekat dengan

masyarakat dan karena kearifan serta ketawaduanya dalam bersikap membuat beliau

terkesan kharismatik sehingga beliau disegani dan disenangi oleh banyak orang

bahkan segala tindak tanduk beliau selalu diturut dan ditiru terlebih oleh kalangan

anak-anak yang masih membutuhkan seorang figur untuk kehidupannya.44

42

KH. Nursaman, Pengasuh PondokPesantren NurulFalah Priode 2003-2007, wawancara pribadi,

Tangerang 13 juni 2015 43

Ahmad Nawawai, Adik KH.Nursaman, wawancara pribadi, Tangerang 20 juni 2015 44

Kamsudin, Masyarakat Rawawaluh, Wawancara Pribadi, Tangerang 23 juni2015

Page 36: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

24

KH. Nursaman merupakan anak menantu dari KH. Kaming, ia menikahi

putri kandung pertama dari KH.Kaming bernama Hj. Khofifah. KH. Kaming

merupakan seorang ulama di daerah Gandaria-Mekar Baru beliau mendirikan langgar

Nurul Falah bertujuan untuk meningkatkan mutu keimanan masyarakat sekitar

melalui sholat berjamaah.Setelah KH. Kaming wafat pada tahun 1992 maka langgar

Nurul Falah diambil alih oleh KH. Nursaman. Sebelumnya KH. Kaming memimpin

langgar selama kurang lebih 4 tahun (1988-1992).45

Kepercayaan masyarakat atas pengambilalihan kepemimpinan langgar

Nurul Falah dari tangan KH. Kaming kepada KH. Nursaman dibuktikan dengan

respon positif dari masyarakat dan kepercayaan itu pula dapat dilihat dari kepatuhan

masyarakat terhadap arahan atau bimbingan yang beliau berikan meskipun

pengambilalihan kepemimpinan langgar Nurul Falahtersebut dilakukan secara

langsung oleh ibu mertuanya (istri dari KH. Kaming) bukan atas dasar kesepakatan

dari masyarakat setempat karena kepemimpinan KH.Kamingpun hanya berlangsung

seiring berjalannya waktu artinya tidak ada pemilihan kepemimpinan secara

khusus.46

B. Pendidikannya

Karier pendidikan KH. Nursaman dimulai dari Sekolah Dasar (SD) Negeri 2

Gandaria Kec. Mekar Baru Kab. Tangerang-Banten pada tahun 1971. Kemudian

beliau menempuh pendidikan di Perguruan Islam Al- Jauharotunnaqiyyah Cibeber

45

KH. Nursaman, Pengasuh PondokPesantren Nurul Falah Priode 2003-2007, Wawancara Pribadi,

Tangerang 13 juni 2015 46

Hj. Khofifah, Ustadzah Pondok pesantren Nurul-Falah, wawancara pribadi, Tangerang 12 juni

2015

Page 37: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

25

Cilegon-Banten yang dimulai dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah kelas 4 pada tahun

1971-1974. Setelah itu, beliau melanjutkan ketingkat Madrasah Tsanawiyah pada

tahun 1974-1977, ketika beliau melanjutkan sekolah kejenjangMadrasah Aliyah

beliau masih tetap nyantri di Perguruan Islam Al- Jauharotunnaqiyyah Cibeber

Cilegon Banten pada tahun 1977-1980.

Di Perguruan Islam Al-Jauharotunnaqiyah Cibeber beliau dididik dengan

berbagai ilmu pengetahuan baik ilmu agama maupun ilmu umum dan dari Perguruan

Islam Al-Jauharotunnaqiyah Cibeber itu pula beliau mempunyai inisiatif-inisiatif

cemerlang atau pemikiran-pemikiran positif untuk membangun peradaban

masyarakat didaerahnya, beliau berkeinginan kuat untuk membawa masyarakat luas

kearah peradaban yang lebih baik khususnya kearah moral dan perilaku sesuai

dengan tuntunan agama demi syiarnya agama Islam.

Sebagai upaya penyaluran ilmu pengetahuan yang beliau miliki selain

mendirikan Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh, beliau juga mendirikan

Yayasan Pendidikan Islam Nurul Falah dengan dibantu oleh saudara-saudara dari

istrinya yang mana didalamnya terdapat tiga jenjang pendidikan formal, yaitu MI,

MTs dan SMK. Semua itu beliau lakukan semata-mata untuk mempermudah

penyaluran ilmu-ilmunya kepada masyarakat dan mempermudah masyarakat untuk

mengenyam pendidikan seperti yang telah dianjurkan agama dan negara dengan

demikian penyaluran ilmu pengetahuannya tidak hanya pada lingkungan

masyarakatnya saja namun juga sampai kelingkungan masyarakat luar.

Namun setelah semuanya berjalan, pemerintah menggulirkan peraturan baru

kepada seluruh pendidik dan tenaga kependidikan agar melanjutkan pendidikannya

Page 38: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

26

sampai ke Perguruan Tinggi, kerena tuntutan itu pada tahun 2007 beliau melanjutkan

pendidikannya ke Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muslim Asia Afrika (STIT MAA)

Jakarta untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) dan lulus pada tahun 2011.47

C. Karakter Dasar Pemikiran KH. Nursaman

Membangun moral masyarakat dan menjadi pemersatu antar masyarakat

demi Iqomatuddin adalah karakter dasar pemikiran beliau. Sentuhan demi sentuhan

beliau lakukan dengan penuh kesabaran dan ketekunan, secara perlahan beliau

mengajak masyarakat untuk memperbaiki cara pandang dan cara berperilaku mereka

demi satu pola hidup yang jauh lebih baik. Baginya mengajak dengan cara

melakukan sentuhan seperti itu adalah cara yang paling efektif karena menurutnya

kelembutan hati dan santun dalam berbahasa ketika berdakwah (mengajak) adalah

cara yang paling cepat diterima oleh masyarakat, mengajak hanya sekedar dengan

bahasa lisan maka hanya akan sampai pada telinga saja berbeda halnya dengan

bahasa hati, mengajak dari hati ke hati maka akan sampai pula pada hati begitulah

cara beliau dalam melakukan sentuhan dengan masyarakat dan hasilnya memang

terbukti sampai saat ini perubahan moral masyarakat sangat singnifikan dan sampai

saat inipun beliau masih disegani dan dituakan.48

Perjuangan beliau dalam memersatukan masyarakat kepada satu

pemahaman yang benar adalah sebuah tindakan yang sangat bernilai dan

mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan pola fikir dan pola

47

KH. Nursaman, PengasuhPondok Pesantren NurulFalah Priode 2003-2004, wawancara pribadi,

Tangerang 13 juni 2015 48

KH.Nursaman, Pengasuh Pondok Pesantren NurulFalah Priode 2003-227, Wawancara Pribadi,

Tangerang 14Juni 2015

Page 39: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

27

hidup masyarakat khususnya masyarakat Rawawaluh-Gandaria. Namun segala

bentuk perjuangan tidak pernah terbebas dari halangan atau rintangan, beliau merasa

kesulitan ketika harus berhadapan dengan sekelompok masyarakat yang kontra dan

tidak sehaluan dalam pemahaman beliau harus menahan sabar atas ejekan dan hinaan

dari masyarakat, karena mereka menganggap kehadiran beliau dapat mengancam

tradisi atau kebiasaan yang sudah lama mereka nikmati seperti sabung ayam, koprok,

dan sejenis permainan judi lainnya.

Kedatangan KH.Nursaman ditengah-tengah masyarakat Rawawaluh-

Gandaria membawa perubahan positif terhadap pola pikir dan pola perilaku hidup

mereka sehingga menurut sebagian masyarakat yang masih senang dengangaya

hidup lama mereka merasa terancam karena teman sepermainannya berangsur-angsur

mulai meninggalkan kebiasaan buruknya.

Akan tetapi berkat kesabaran dan ketulusan hati beliau dalam melakukan

amar ma’ruf nahyi munkar secara berkesinambungan masyarakat mulai menyadari

bahwa pola perubahan hidup yang beliau tanamkan berbuah pada jalan hidup yang

jauh lebih baik mereka menyadari pula bahwa kebiasaan buruknya akan berefek

buruk pada generasi-generasi mendatang, padahal maju atau mundurnya suatu

bangsa tergantung pada generasi yang akan datang.49

D. Karya-Karyanya

Salah satu karya beliau yang masih melekat sampai saat ini dan menjamur

pada kehidupan masyarakat adalah Kalender dan Jadwal Imsakiyah dimana dahulu

49

H.Suheni, Tokoh Masyarakat, Wawancara Pribadi, Tangerang 25 Juni 2015

Page 40: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

28

masyarakat merasa sangat kesulitan untuk mengetahui waktu imsak dan waktu

maghrib pada bulan suci Romadhon khususnya, dahulu masyarakat hanya

mengandalkan radio dan televisi untuk dijadikan pedoman berbuka puasa. Namun

setelah kedatangan beliau masyarakat merasa sangat terbantu dalam menentukan

waktu imsak dan waktu maghrib untuk daerah sekitar Rawawaluh-Gandaria.50

Kemampuan dan keterampilan beliau dalam membuat kalender dan

jadwal imsakiyah didapatkan dari gurunya sewaktu beliau belajar di Cibeber

Cilegon–Banten karyanya itu cukup diakui dan dibenarkan oleh para tokoh dan

pemuka agama diwilayah Mekar Baru. Selain itu, karya beliau yang lain yaitu Khot

Arobi atau disebut juga dengan kaligrafi keterampilannya dalam membuat seni tulis

arab sudah banyak dipakai dikalangan masyarakat Rawawaluh-Gandaria seperti

untuk hiasan masjid dan acra-acra tertentu bahkan beliaupun pernah menyalin Kitab

Awamil dengan tulisan tangan sendiri yang persis dengan cetakan aslinya. Salinan

Kitab Awamil itu kemudian digandakan dalam jumlah banyak dan dibagikan kepada

para santri dengan begitu santri mempunyai kitab awamil dengan harga yang sangat

murah.51

Disamping itu, dengan tulisan tanganya beliau juga membuat bagan tentang

ilmu-ilmu nahwu pada Kitab Awamil dan shorof yang menunjukan tentang perincian

tugas awamil berikut pembagiannya yang sangat bermanfaat bagi santri pemula.52

Para santri dan para orang tua sangat mengapresiasi segala bentuk karya-

karya beliau bahkan tidak sedikit wali santri yang meminta beliau untuk membuat

50

KH. Nursaman, Pengasuh Pondok Pesantren NurulFalah Priode 2003-2007, wawancara pribadi,

Tangerang, 14 Juni 2015 51

Ust. Darip, Pengurus Masjid Martaul Hikmah, Wawancara Pribadi,Tangerang 27 Juli 2015 52

Syariyah, Ustadzah Pondok Pesantren Nurul Falah, Wawancara Pribadi, Tangerang, 30 Juni

2015

Page 41: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

29

kitab-kitab Muyassar dengan cara menukil (memindahkan) isi dari karya-karya

ulama terdahulu sehingga menjadi satu bentuk kitab dengan tujuan merangkum inti

sari dari kitab-kitab kuning tersebut serta memudahkan cara belajar santri seperti

yang telah dilakukan oleh Drs. H. Abdurrohim, M.A. Puket II STIT MAA Jakarta

yang telah membuat kitab tukilan berjudulAl-Fiqh Al-Muyassarhasil tukilan dari

kitab-kitab kuning karya ulama-ulama terdahulu, akan tetapi beliau menolak

permintaan wali santri itudengan alasan beliau ingin memperkenalkan kitab-kitab

karya ulama-ulama terdahulu kepada para santri tanpa ada perubahan sedikitpun

demi menumbuhkan rasa Ta‟dzim santri terhadap ulama-ulama zaman dahulu

bahkan beliau selalu mengajak santri-santrinya untuk berziarah ke maqom-maqom

para aulia dan para ulama terdahulu seperti, Syekh An-Nawai Tanara-Banten

(Muallifil Kutub), Syekh An-Nawawi Mandaya-Banten (Muallif Murod Awamil)

dan maqom-maqom ulama lainnya di Banten dan luar Banten.

Semua hal yang beliau lakukakan semata-matakarena untuk beribadah

kepada Allah dan bertujuan untuk mencetak kader-kader ulama minimal para santri

mampu meneladani akhlak-akhlak para ulama terdahulu dengan demikian moral-

moral generasi masa depan akan menguat sehingga tidak mampu tergores oleh

gesekan zaman.53

53

KH. Nursaman, Pengasuh Pondok Pesantren NurulFalah Priode 2003-2007, wawancara pribadi

,14 juni 2015

Page 42: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

30

E. Gaya Kepemimpinannya

Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu

perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin yang menyangkut kemampuannya

dalam memimpin.

Munculnya seorang pemimpin dapat dijelaskan dengan teori yang ada.

Paling tidak terdapat tiga teori tentang kemunculan pemimpin, yaitu teori genetis,

sosial dan ekologis. Ketiga teori tersebut dapat diringkas dalam table sebagai

berikut.54

Pemimpin itu tidak

dibuat, tetapi lahir

menjadi pemimpin

oleh bakat-bakat

yang luar biasa sejak

lahir.

Dia ditakdirkan lahir

menjadi pemimpin

dalam situasi dan

kondisi tertentu

Pemimpin itu harus

disiapkan, dididik dan

dibentuk, tidak lahir

begitu saja.

Setiap orang bisa

menjadi pemimpin,

melalui usaha

penyiapan dan

pendidikan, serta

didorong oleh

kemauan sendiri.

Seseorang akan sukses

menjadi pemimpin,

bila sejak lahirnya dia

telah memiliki bakat-

bakat kepemimpinan,

dan bakat-bakat ini

sempat dikembangkan

melalui pengalaman

dan usaha pendidikan,

juga sesuai dengan

tuntunan lingkungan

ekologisnya.

Tabel 2.1 Teori Munculnya Pemimpin.

54

Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan ( Konsep, Prinsip dan Aplikasi dalam

Mengelola Sekolah dan Madrasah), ( Bandung : Pustaka Eduka, 2010) h. 85

Page 43: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

31

Pada perinsipnya, setiap pengelolaan suatu lembaga pendidikan

mensyaratkan adanya tipe pemimpin dan kepemimpinan yang khas. Misalnya, dalam

era reformasi sekarang ini dibutuhkan kepemimpinan yang mampu memberdayakan

masyarakat pesantren dengan tidak mengorbankan ciri khas atau kredibilitas

pengasuh pesantren dalam pesantren, kepemimpinan dilaksanakan didalam

kelompok kebijakan yang melibatkan semua pihak, didalam tim program, didalam

organisasi guru, orang tua dan murid (ustadz, wali santri dan santri). Kepemimpinan

yang membaur ini menjadi faktor pendukung aktifitas sehari-hari dilingkungan

pondok pesantren.55

KH.Nursaman, telah mengajarkan masyarakat Rawawaluh tentang banyak

hal terkait dengan bagaimana pola hidup masyarakat beragama.Selain itu,

KH.Nursaman juga telah mengajarkan masyarakat tentang pentingnya ilmu

pengetahuan, baik ilmu agama maupun ilmu umum dan mengajarkan pula tentang

pentingnya akhlak dan budi pekerti luhur.

Dalam perannya sebagai pemimpin, KH.Nursaman memegang dua

kepemimpinan, pertama sebagai pemimpin pada pondok pesantren dan kedua

sebagai tokoh agama masyarakat Rawawaluh secara keseluruhan.56

Dalam kurun waktu kurang lebih 5 tahun menjadi seorang pemimpin pada

pondok pesantren Nurul Falah Rawawaluh, KH. Nursaman telah banyak memberikan

nilai-nilai inspirasi kepemimpinan seperti :

55

H. M. Sulthon Masyhud, Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, h. 25 56

Hujematul‟Aliyah, Guru MTs NurulFalah, Wawancara Pribadi, Tangerang 2 juli 2015

Page 44: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

32

1. Renda Hati

KH. Nursaman adalah seorang tokoh agama yang sangat disegani oleh

masyarakat dan sangat dihormati oleh beberapa kalangan, baik muda maupun tua

bahkan anak-anak remaja, namun semua itu tidak menjadikan beliau bersikap

sombong atau besar hati justru sebaliknya beliau sangat menghargai orang lain.

Sikapnya yang rendah hati penulis lihat ketika beliau berpapasan dengan salah satu

warga beliau selalu lebih dulu menegur sapa apalagi kepada mereka yang usianya

lebih tua dari beliau. Karakter kepemimpinan yang beliau tunjukan merupakan

sebuah pemebelajaran penting bagi setiap orang hususnya penulis yang masih

membutuhkan figur seorang pemimpin.

2. Penyayang

Kepedulian yang beliau tunjukan kepada semua santrinya adalah

sebuah bukti bahwasannya beliau merupakan seorang pemimpin yang berkarakter

penyayang.Beliau senantiasa memperlakukan santrinya seperti anak sendiri dan tidak

pernah membeda-bedakan bahkan tidak jarang beliau selalu memerintahkan istrinya

untuk memberikan apapun yang diperlukan santri-santrinya.57

3. Demokratis

Selain rendah hati danpenyayang beliau juga bersikap demokratis dalam

memimpin dan membina para santri dan masyarakat, beliau gemar bermusyawarah

dengan para pengurus lainnya apalagi kalau sudah berurusan dengan masalah-

57

Niawati, Pengurus Santri Putri Pondok Pesantren Nurul Falah, wawancara Pribadi, Tangerang 3

Juli 2015

Page 45: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

33

masalah para santri. Disaat ada sebuah permasalahan yang muncul dilingkungan

pondok pesantren beliau sering kali mengumpulkan para pengurus dan dewan asatidz

untuk membicarakan permasalahan yang ada dan dicarikan jalan keluarnya.dalam hal

ini, beliau selalu menghargai setiap pendapat yang keluar dari anggota musyawarah

bahkan tidak jarang juga beliau menerima dan memakai pendapat yang keluar baik

dari para pengurus pondok pesantren ataupun dewan asatidz.58

Kerendahan hati, penyayang dan demokratis adalah karakteristik yang

beliau miliki sebagai bentuk dari gaya kepemimpinan yang beliau terapkan ditambah

lagi beliau terkenal sebagai seorang tokoh agama yang bersenyum manis, santun dan

lembut. Wajar jika banyak masyarakat dari berbagai kalangan sangat

menghormatinya dan mungkin semua sikap yang beliau miliki itulah yang menjadi

alasan mengapa beliau sangat dihormati, disegani dan dituakan di Kampung

Rawawaluh Desa. Gandaria khususnya.

Dari uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa KH.Nursaman

adalah contoh pemimpin yang berkarakter sosial yang mana bakat kepemimpinannya

beliau dapatkan melalui usaha penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh

kemauan sendiri seperti yang telah dijelaskan pada tabel 2.1 (Tabel Teori Munculnya

Pemimpin).

58

Ust. Saiful Hasan, Ustadz Pondok Pesantren Nurul Falah, Wawancara Pribadi, Tangerang, 8Juli

2015

Page 46: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

34

BAB IV

KH. NURSAMAN

DAN PENGEMBANGAN PESANTRENNURUL FALAH

A. DARI LANGGAR KE PESANTREN

Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh beralamat di Kp. Rawawaluh

Desa Gandaria Kec. Mekar Baru didirikan oleh KH. Nursaman pada tahun 2003.

Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh pada mulanya adalah sebuah langgar

yang didirikan oleh seorang tokoh agama benama KH. Kaming pada tahun

1988.Selanjutnya langgar tersebut dikembangkan menjadi sebuah pondok pesantren

sebagai upaya peningkatan taraf pendidikan keagamaan dilingkungan masyarakat

sekitar.

Pengembangan langgar menjadi Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh

dilatarbelakangi oleh keinginan kuat dari masyarakat Rawawaluh untuk menitipkan

anak-anaknya kepada KH. Nursaman untuk mempelajari ilmu-ilmu agama, mereka

menyadari bahwa kondisi anak-anaknya masih minim akan ilmu pengetahuan agama

dan kemampuan merekapun dalam membaca Al-Qur‟an masih terbilang rendah,

mengingat pentingnya kekayaan spiritual yang harus dimiliki oleh anak-anak

generasi penerus sudah sepantasnya para wali santri membekali anak-anaknya

dengan ilmu-ilmu pengetahuan husunya pengetahuan tentang keagamaan.59

Sebagai

langkah awal KH. Nursaman membangun asrama Putra berdindingkan anyaman

59

KH. Nursaman, Pengasuh Pondok Pesantren NurulFalah Priode 2003-2007, Wawancara Pribadi,

Tangerang 13 juni 2015

Page 47: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

35

bambu untuk santri-santri putra, adapun santri-santri putri beliau menempatkannya di

kamar-kamar rumah yang sengeja disiapkan untuk menampung santri-santri putri

untuk sementara waktu.

B. PEKEMBANGAN PONDOK PESANTREN NURUL FALAH

Perkembangan pondok pesantren Nurul Falah Rawawaluh berjalan secara

bertahap, dimasa-masa awal pondok pesantren Nurul Falah Rawawaluh hanya

menampung santri-santri pemula yang mana dalam tingkatan ini para santri pemula

hanya berasal dari masyarakat setempat dan hanya diajarkan cara membaca huruf-

huruf arab dan Al-Qur‟an. Selanjutnya padapertengahan tahun 2005 pondok

pesantren Nurul Falah Rawawaluh mengalami perkembangan yang sangat signifikan

baik dari jumlah santrinya maupun materi pembelajarannya, pada tingkatan kedua ini

pondok pesantren Nurul Falah Rawawaluh mengajarkan santri-santrinya tentang

berbagai kitab kuning yaitu kitab-kitab fiqh, kitab-kitab akhlak dan kitab-kitab

Nahwu dan Shorof.60

Perkembangan pondok pesantren Nurul Falah Rawawaluh tidak mungkin

terjadi tanpa adanya ketersedian beberapa aspek diantaranya :

a. Asatidz/Guru

Sebelum penulis menguraikan tentang ketersediaan ustadz/guru di Pondok

Pesantren Nurul Falah Rawawaluh terlebih dahulu penulis akan sedikit mengutip

tentang pentingnya peran ustadz/guru di Pondok Pesantren pada umumnya.

60

KH.Nursaman, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Falah Priode 2003-2007, Wawancara Pribadi,

Tangerang 14 Juni 2015

Page 48: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

36

“Ditengah persaingan mutu pendidikan secara nasional, menjadi kebutuhan

mendesak bahwa penyelenggara pendidikan pesantren harus didukung dengan

ketersediaannya guru secara memadai baik secara kualitatif ( Profesional) maupun

kuantitatif (proporsional). Hal ini ditunjukkan oleh penguasaan para guru di

pesantren tidak saja terhadap isi bahan pelajaran yang diajarkan tetapi juga teknik-

teknik mengajar baru yang lebih baik.61

Menyadari akan pentingnya hal tersebut, meski kuantitas para ustadz/guru

di Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh sangat minim hanya berjumlah 5 orang

namun mereka berkomitmen akan terus mengembangkan mutu pendidikan dengan

berbagai cara dalam rangka meningkatkan pengetahuan para santri tentang ilmu-ilmu

agama dan membekalinya dengan nilai-nilai keimanan kepada Allah SWT demi

mempersiapkan dirinya untuk menjalani kehidupan dihari esok. Hal ini sesuai

dengan nasihat Sahabat Nabi, Ali Bin Abi Tholib RA yang menegaskan :

فاوهم خلقىا السمه مه غير زماوكمعلمىا اوالدكم غير ما علمتم

Artinya : “ Didiklah anak-anak kalian berbeda sepertihalnya kalian dididik,

karena sesungguhnya mereka disiapkan untuk generasi zaman yang berbeda dengan

zaman kalian ( Atsar : Ali Bin Abi Tholib )

Firman Allah surat Al-Hasyr ayat 18

هلل ان اهلل خبير بما تعملىنيا ايها الذيه امىىا اتقىا اهلل ولتىظر وفس ما قدمت لغد واتقىا ا

) الحشر (

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok

(akhirat) dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa

yang kamu kerjakan”( Al-Hasyr : 18 ).62

61

H.M. Sulthon Masyhud, Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren h. 32-33 62

Ust. Saiful Hasan, Ustadz Pondok Pesantren Nurul Falah, Wawancara Pribadi, Tangerang, 30

Juni 2015

Page 49: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

37

Sampai bulan Juni tahun 2015 jumlah tenaga pengajar (ustadz) di Pondok

Pesantren Nurul Falah Rawawaluh adalah sebagai berikut :

b. Santri

Seperti yang sudah penulis kutip pada bab sebelumnya, Keberadaan santri

di Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh dibagi menjadi dua kelompok, pertama

NAMA

Kitab yang diajarkan

Marhalah Ula Marhalah Wustho

KH. Nursaman

1. Sulamul Munajat

2. Amtsilah

Tashrifiyah

1. Sittin Mas‟alah

2. Nadzom Imriti

Ust. Ubaidillah Sya‟aban

1. Khulashoh

2. Tankihul Qoul

3. Akhlaqun Lil Banin

4. Aqidatul Awam

1. Jalalain

2. Jawahirul Bukhori

3. Bahjatul Wasa‟il

4. Asmawi

Ust. Saiful Khasan

1. Fiqih Wadhi

2. Mabadi Fiqhiyah

1. Ta‟limul

Muta‟alim

2. Durusul Fiqhiyah

Usth Syariyah

1. Awamil

2. Jurumiyah

3. Matanul Bina

1. Kafrawi

2. Kaelani

Usth Hj. Khafifah Al‟Qur‟an Al-Qur‟an

Page 50: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

38

santri Mukim kedua santri Kalong, hanya saja jumlah santri mukin lebih tinggi

dibandingkan santri kalong.

Namun, semua santri diwajibkan untuk menaati peraturan-peraturan yang

sudah sepakat dibuat oleh pondok pesantren dan wajib pula mengikuti semua jenis

pengajian yang sudah ditentukan oleh sang Kiayi. Meski jumlah santri sampai saat

ini masih terhitung rendah hanya berjumlah 121 santri namun upaya untuk

memberikan pembelajaran yang terbaik tetap dilakukan, khususnya upaya dalam

perbaikan sistem pembelajaran kearah modern seperti yang penulis lihat pada

kegiatan pembelajaran santri ada beberapa ustadz yang sudah menggunakan alat-alat

tekhnologi sebagai salah satu metodologi pengajaran yaitu dengan menggunakan

Laptop dan OHP ( Proyektor ).

Adapun jumlah santri Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh pada Juni

2015 adalah 121 santri dengan sebagai berikut :

Marhalah Ula (Kelas Pemula) : 76 Santri

Marhalah Wustho (kelas Lanjutan) : 45 Santri

Setiap marhalah dibagi menjadi beberapa Ghurfah ( kamar ) dan satu

ghurfah ditanggungjawab oleh satu ustadz/ustadzah.63

Jumlah santri pondok pesantren Nurul Falah Rawawaluh meski saat ini

masih terhitung sedikit hanya berjumlah 121 santri akan tetapi setiap tahunnya

mengalami peningkatan dibuktikan dengan tabel berikut ini :

63

KH.Nursaman, Pengasuh Pondok Pesantren NurulFalah Priode 2003-2007, Wawancara Pribadi,

Tangerang 14 Juni 2015

Page 51: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

39

a. Tabel Perkembangan Santri

Tahun

Jumlah Santri

Santri Putra Santri Putri

2003 3 0

2004 3 3

2006 13 5

2008 27 18

2013 45 23

2014 57 43

2015 69 52

Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Santri

b. Diagram Batang

0

20

40

60

80

3 3

13

27

45

57

69

0 3 5 18 23

43

52

Perkembangan Santri

Santri Putra Santri Putri

Page 52: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

40

c. Kurikulum

Kurikulum adalah salah satu unsur penting dalam penyelenggaraan

pendidikan, hususnya sebagai acuan untuk menentukan isi pengajaran, mengarahkan

mekanisme pendidikan dan untuk dijadikan landasan/tolak ukur atas keberhasilan

belajar peserta didik/santri. Karenanya ketersediaan kurikulum pada lembaga-

lembaga pendidikan baik formal maupun non formal sangat penting demi

menghasilkan out putpara peserta didik yang lebih baik.

Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh adalah pondok pesantren yang

masih menganut sistem salafi dimana sistematika pengajaran masih menggunakan

cara-cara lama yaitu sistem pengajaran tradisional yang pada umumnya dipakai oleh

pondok pesantren tradisional lainnya. Akan tetapi pada pertengahan tahun 2008

Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh mulai menunjukan perubahannya kearah

modern setelah KH. Nursaman menyerahkan kepemimpinannya kepada Ust

Ubaidillah Sya‟ban yaitu suami dari adik istrinya, kepemimpinan yang berbeda akan

menciptakan perbedaan pula itulah yang terjadi pada Pondok Pesantren Nurul Falah

tersebut, terbukti dari sistem penanganan santrinya yang sudah menggunakan sistem

Marhalah yang mana pada sistem pendidikan nasional disebut dengan

Kelas/tingkatan dan juga cara pengajarannyapun sedikit demi sedikit sudah mulai

menggunakan alat-alat tekhnologi, meskipun metode-metode pengajaran lama (

bandungan, Sorogan dan hafalan) masih tetap dipakai. Disamping itu meskipun

kurikulum belum tertulis secara sistematis dan belum tertata secara apik namun

secara umum Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh sudah memiliki

perencanaan pembelajaran yang baik, pelaksaan pembelajaran yang cukup dan

Page 53: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

41

evaluasi yang rutin dilaksanakan setiap tahun untuk mengetahui seberapa jauh para

santri menerima materi ajar dan sekaligus untuk menentukan siapa yang pantas naik

ke Marhalah selanjutnya.64

Perubahan itu dapat dibuktikan dengan beberapa keterampilan santri yang

sudah lama terlaksana pada Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh seperti :

1) Keterampilan Seni Musik

Disela-sela padatnya kegiatan rutin pondok pesantren santripun diberi

keleluasaan untuk mengikuti kegiatan Ekstra kurikuler pada hari minggu pagi sampai

sebelum dzuhur. Yaitu latihan alat music Drum band, Marawis dan Rebana. Semua

itu bertujuan untuk menggali bakat dan keterampilan santri dan sebagai ajang

hiburan untuk para santri.

2) Keterampilan berwirausaha

Pada tahun 2011 keterampilan berwirausaha ini dirintis, sejak kedatangan

peserta didik baru (Santri Baru) yang mempunyai pengalaman cukup dibidang

pembuatan tempe, keahliannya itu didapatkan dari keluarganya yang menekuni usaha

dibidang itu. Dan keterampilannya dalam membuat tempe diapresiasi oleh pesantren

dan dikembangkan untuk kebutuhan pesantren dan kebutuhan harian santri. Akan

tetapi sayangnya karena harga bahan pokok (kedelai) naik drastis pada pertengahan

2014 dan perhitungan laba tidak dapat ditaksir terpaksa usaha itu sementara di

tangguhkan sampai ketersediaanya modal yang jauh lebih besar.

64

Ust. Ubaidillah Sya‟ban, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul-Falah Priode 2007-Sekarang,

Wawancara Pribadi, Tangerang 21 Juli 2015

Page 54: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

42

Meskipun Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh sudah dapat

menunjukan perubahannya kearah modern akan tetapi basic kesalafiannya akan tetap

dipertahankan. Seperti yang telah disampaikan oleh Pimpinan Pondok Pesantren

Nurul Falah saat ini, Ust. Ubaidillah Sya‟ban, “Upaya perbaikan Pondok Pesantren

akan terus menerus dilakukan secara berkesinambungan dan bahkan kurikulum

pembelajaran akan segera dibuat secara sistematis sesuai dengan tuntutan zaman

supaya Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh mampu menunjukan kiprahnya

pada dunia pendidikan dan dinilai mempunyai daya saing dengan lembaga-lembaga

pendidikan formal lainnya namun dengan tidak merusak basic Pondok Pesantren

Nurul Falah Rawawaluh.”65

Yang dimaksud tidak merusak basic kesalafiannya yaitu menjadikan kitab

kuning karangan para ulama terdahulu sebagai kitab-kitab pokok dan tata cara

bertingkah laku santri terhadap sang kiayi, adab dan sopan santun dan

keterbukaannya terhadap masyarakat harus tetap dijaga. Sebagai contoh adab, yaitu

condongnya ketawadhuan para santri salafi ketika bertemu dengan orang yang lebih

tua dan tetap mengutamakan kerendahan hati serta mengutamakan rasa ta‟dzim

terhadap semua guru/kiayai.

d. Metode Pengajaran

Metode pengajaran Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh Mekar Baru

pada umumnya masih menggunakan metode-metode lama yang lazim dipakai oleh

Pondok Pesantren Tradisional.

65

Ust. Ubaidillah Sya‟ban, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Falah Priode2008-Sekarang,

wawancara pribadi, Tangerang 20 juli 2015

Page 55: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

43

1) Sorogan: Yaitu suatu sistem belajar secara individual dimana seorang

santri berhadapan dengan seorang guru, dengan membawa kitab yang akan

dipelajarinya.

Metode pengajaran seperti ini dianggap metode yang paling sulit dibanding

dengan metode lainnya karena metode ini menuntut kesabaran, ketelitian, dan

disiplin santri dan metode ini memungkinkan hubungan Kiai dengan Santri sangat

dekat, sebab Kiai dapat mengenal kemampuan pribadi santri secara satu persatu.

2) Bandungan: yaitu metode pengajaran secara bersamaan dimana sang

Kiayi/guru membaca kitab sebagai bahan materi sedangkan santri duduk disekeliling

kiayi dan membawa kitab yang sama untuk menyimak dan mendengarkan bacaan

sang kiayi.

3) Hafalan: dimana santri menghafal beberapa teks/atau ayat yang sudah

ditentukan oleh sang kiayi/guru.

Meskipun metode-metode tersebut terbilang tradisional akan tetapi metode

pengajaran itu diyakini mempunyai nilai pasti atas pencapaian keberhasilan santri

dan dianggap lebih intensif walaupun harus melewati kurun waktu yang cukup lama.

Akan tetapi ada pula beberapa ustadz/guru yang sudah mempraktikkan cara-cara

modern yaitu dengan menggunakan alat-alat tekhnologi seperti OHP (Proyektor) dan

Laptop.66

66

Ust Ubaidillah Sya‟ban, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul-Falah Priode 2008-Sekarang,

Wawancara Pribadi, Tangerang 20 Juli 2015

Page 56: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

44

e. Sarana dan Prasarana

Ketersediaan sarana dan prasarana Pondok Pesantren Nurul Falah

Rawawaluh terhitung masih sangat memprihatinkan disebabkan karena

keterbatasannya dari segi pembiayaan, para santri terpaksa hanya menikmati sarana

dan prasarana seadanya, mungkin karena hal itu pula mengapa kurikulum pendidikan

pesantren ala modern belum terbentuk secara sistematis dan sesuai dengan tuntutan

zaman.

Padahal, manajemen sarana dan prasana merupakan salah satu dari sejumlah

isu yang patut dilakukan inovasi dalam rangka peningkatan mutu pendidikan

pesantren. Tujuannya adalah untuk mendukung pelaksanaan kurikulum pendidikan

yang sudah dibentuk, pesantren hendaknya mengupayakan ketersediaannya sumber

belajar dan media pendidikan dan pengajaran yang berbasis teknologi.67

C. PONDOK PESANTREN NURUL FALAH RAWAWALUH DAN

MASYARAKAT SEKITAR

Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh, telah lama menunjukan

kiprahnya ditengah-tengah kehidupan masyarakat hususnya dibidang pendidikan,

ekonomi dan keagamaan.

1. Kondisi Masyarakat Sebelum Berdirinya Pondok Pesantren Nurul Falah

Rawawaluh.

Peran Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh adalah lembaga

pendidikan yang disiapkan untuk masyarakat sekitar, dan seiring perkembangannya

67

H.M. Sulthon Masyhud, Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren. h. 72

Page 57: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

45

Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh mempunyai pengaruh yang cukup meluas

dikalangan masyarakat, tidak hanya berperan penting dibidang pendidikan namun

berpengaruh juga dibidang-bidang lain seperti keagamaan, ekonomi dan social

masyarkat.

Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh, dalam pengaruhnya merubah

perilaku-perilaku masyarakat tentunya dari perilaku buruk (negative) menjadi lebih

baik (positif)

Sebelum didirikannya Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh,

masyarakat kampung Rawawaluh pada umumnya termasuk masyarakat yang kurang

memperhatikan nilai-nilai keagamaan padahal mereka telah mengenal tentang ajaran

agama hanya saja dasar pengetahuan agamanya kurang mendalam.

. Kebiasaan-kebiasaan buruk yang dilakukan masyarakat seperti mandi

dikali dengan keadaan telanjang baik muda maupun tua, nongkrong-nongkrong

dipinggir jalan dan menyalakan music dengan volume tinggi pada tengah malam

semua itu menunjukan bahwa masyarakat kampung Rawawaluh kurang

memperhatikan nilai-nilai agama sedangkan perilaku tersebut jelas akan berdampak

negative pada generasi-generasi mendatang. 68

Melihat kondisi tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa semua itu

disebabkan oleh beberapa factor yaitu sebagai berikut :

a. Ekonomi : Masyarakat Kampung Rawawaluh, termasuk kedalam

golongan ekonomi menengah kebawah sehingga masyarakat merasa kesulitan untuk

melanjutkan anak-anaknya kejenjang pendidikan yang lebih tinggi

68

Ust. Rapiudin, Tokoh Masyarakat, Wawancara Pribadi, Tangerang 30 Juli 2015

Page 58: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

46

b. Pendidikan : Rendahnya jenjang pendidikan yang mereka enyam

berefek pada pola fikir masyarakat yang tidak mengarah pada pembangunan dan

mengutamakan kebebasan berprilaku meski dapat merugika pihak lain.

c. Lingkungan : Lingkungan yang sudah terlanjur terbentuk dapat

mempengaruhi karakter masyarakat sehingga perilaku mereka berkiblat pada

kebiasaan pada umumnya.

2. Kondisi Masyarakat Setelah Berdirinya Pondok Pesantren Nurul Falah

Rawawaluh Mekar Baru.

Kondisi masyarakat Kampung Rawawaluh, setelah adanya Pondok

Pesantren Nurul Falah Rawawaluh mengalami perubahan yang cukup signifikan.

Perubahan itu dibuktikan dengan pola hidup masyarakat yang menjadi lebih baik,

kebiasaan-kebiasaan buruk yang selama ini mengeras pada perilaku masyarakat

perlahan mulai mencair dan mengalir pada sebuah kebiasaan yang baru yang lebih

mempunyai nilai positif .69

Idealnya keberadaan lembaga pendidikan harus menjadi sumber dari

perubahan-perubahan minset manusia yang selanjutnya akan berdampak pada

perubahan perilaku masyarakat hususnya masyrakat sekitar, perubahan perilaku

tersebut jelas akan merangsang perubahan pola hidup sehingga dapat menciptakan

lingkungan yang jauh lebih baik dan dapat mencetak watak dan karakter generasi-

generasi penerus bagi kehidupan mendatang.

69

Drs.H.Sukarni, Kepala Desa Gandaria,Wawancara Pribadi, Tangerang 27 Juli 2015

Page 59: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

47

Perubahan yang terjadi pada masyarakat kampung Rawawaluh disebabkan

karena baiknya hubungan sang kiayi dengan masyarkat. Pendekatan yang dilakukan

secara berkesinambungan dan terus menerus mengakibatkan sebuah sentuhan moril

antara pondok pesantren dengan masyarakat, disamping itu aktivitas keagamaan

yang sering diperlihatkan oleh para santri membuat masyarakat termotivasi untuk

melakukan perubahan dengan demikian keberadaan santri dan pondok pesantren

Nurul Falah Rawawaluh memberikan warna baru bagi kehidupan masyarkat.70

Perubahan social masyarakat yang terjadi di kampung Rawawaluh dapat

berpengaruh pada aspek kehidupan lainnya. Seperti Pendidikan, Keagamaan dan

Ekonomi masyarakat.

Melihat kondisi tersebut penulis dapat menafsirkan bahwa Keberadaan

Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh dapat berpengaruh pada Pendidikan

Masyarakat, Keagamaan Masyarakat dan Ekonomi Masyarakat.

1) Pengaruh Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawalu terhadap Pendidikan

Masyarakat

Perubahan pola fikir dan pola hidup masyarakat Rawawaluh menumbuhkan

kesadaran akan pentingnya pendidikan sehingga banyak dari kalangan masyarakat

yang menitipkan anaknya untuk belajar dan mendalami ilmu-ilmu agama dan umum,

karena disamping mengajarkan tentang ilmu-ilmu agama Pondok Pesantren Nurul

Falah Rawawaluh juga mengajarkan ilmu-ilmu umum melalui pendidikan formal

yaitu, Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah

70

H.Suheni, Tokoh Masyarakat, Wawancara Pribadi, Tangerang 29 Juli, 2015

Page 60: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

48

Menengah Kejuruan (SMK). dengan begitu masyarakat Rawawaluh tidak lagi jauh-

jauh menyekolahkan anak-anaknya ke tempat lain.

Dengan didirikannya Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh dan

melengkapinya dengan lembaga-lembaga pendidikan formal dapat memeberikan

porsi pendidikan yang cukup sehingga impian orang tua untuk mempunyai anak-

anak yang berpendidikan telah terwujud.71

2) Pengaruh Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawalu terhadap Keagamaan

Masyarakat

Disamping mempunyai pengaruh dibidang pendidikan masyarakat Pondok

Pesantren Nurul Falah Rawawaluh mempunyai pengaruh juga pada bidang

keagamaan apalagi pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang

mengutamakan pendidikan keagamaan tentu akan berpengaruh pula pada

pengetahuan spiritual (keagamaan) masyarakat seperti yang sudah penulis ketahui

banyak masyarakat yang berbondong-bondong menghadiri acara-acara keagamaan

seperti, Isro Mi‟roj, Maulid Nabi dan peringatan hari besar Islam lainnya, bahkan

tidak sedikit dari kalangan masyarakat yang antusias untuk menyumbangkan sebagian

hartanya atau tenaganya demi terlaksananya Peringatan Hari Besar Islam tersebut,

bukan saja mereka gemar menghadiri atau mengadakan acara-acara keagamaan pada

hari-hari besar merekapun senang melibatkan anak-anaknya untuk aktif pada setiap

bentuk kegiatan-kegiatan keagamaan seperti yang telah rutin dilaksanakan oleh

pondok pesantren yaitu acara Ihtifal yaitu ajang pelatihan mental anak-anak dengan

71

H. Pa‟i, Orang tua wali santri, wawancara Pribadi,Tangerang 30 Juli 2015

Page 61: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

49

cara berceramah didepan khalayak ramai dan menyampaikan sedikit pengetahuannya

tentang ilmu keagamaan.72

Selain itu, masyarakat Kampung Rawawaluh sudah memperlihatkan

perilakunya sebagai masyarakat beragama, dilihat dari cara bergaul ketika mereka

bertemu dengan saudara-saudaranya maka merekapun tidak lupa untuk menegur sapa

dan mengucapkan salam dan senantiasa saling bahu membahu dan saling tolong

menolong antar sesama.73

3) Pengaruh Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawalu Mekar Baru terhadap

Ekonomi Masyarakat

Sejak didirikannya Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh yang mana

didalamnya terdapat juga Pendidikan Formal seperti, Madrasah Ibtidaiyah (MI),

Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang

disiapkan untuk mencatak keterampilan generasi penerus masyarakat Kampung

Rawawaluh, masyarakat merasa ringan untuk melanjutkan anak-anaknya kejenjang

pendidikan yang lebih tinggi terlebih di Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh

terdapat juga Sekolah Menengah Kejuruan dengan Program Keahlian Bisnis dan

Manajemen Jurusan Administrasi Perkantoran yang baik untuk keterampilan anak-

anak generasi mendatang apalagi Kampung Rawawaluh tidak jauh dengan daerah-

daerah industri, sejak itu perekonomian masyarakat menjadi jauh lebih baik karena

anak-anaknya yang sudah mendapatkan pekerjaan tetap.

72

Madrasad, Guru MI Nurul-Falah,Wawancara Pribadi, Tangerang 28juli 2015 73

Rosyidah, Orang tua santri, Wawancara Pribadi,Tangerang 2 Agustus 2015

Page 62: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

50

Disamping itu juga, sejak adanya Pondok Pesantren Nurul Falah

Rawawaluh para orang tua mempunyai kegiatan harian selain disawah orang tua juga

membuat warung-warung kecil guna membantu memenuhi kebutuhan harian

santri/siswa.74

74

Kunah, Kawi, Santi, pedagang kecil, Wawancara Pribadi, Tangerang, 5-6 Agustus 2015

Page 63: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

51

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari skripsi ini adalah :

1. Pola fikir dan pola hidup masyarakat menjadi berubah menjadi lebih baik

secara signifikan setelah kedatangan KH. Nursaman

2. Pengetahuan masyarakat Rawawaluh-Gandaria dan sekitarnya tentang

ilmu-ilmu agama dan umum semakin luas setelah berdirinya pondok

pesantren Nurul Falah Rawawaluh-Gandaria

3. Figur KH. Nursaman dan keberadaan Pondok Pesantren di lingkungan

masyarakat Rawawaluh-Gandaria mempunyai pengaruh besar terhadap

pola fikir dan pola hidup masyarakat.

4. Berdakwah dengan lemah lembut dari hati ke hati serta dengan ketulusan

adalah cara yang paling cepat diterima oleh masyarakat

5. Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh-Gandaria dapat pula

mempengaruhi perkembangan ekonomi, sosial, pendidikan dan

keagamaan masyarakat

6. Cara pandang masyarakat rawawaluh-gandaria berubah menjadi lebih

maju, semua itu dapat dibuktikan dengan perilaku orang tua yang antusias

menyekolahkan anaknya dan melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.

Page 64: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

52

B. Saran-Saran

Setelah penulis melakukan penelitian pada Pondok Pesantren Nurul Falah

Rawawaluh-Gandaria, penulis ingin menyampaikan saran-saran untuk semua

pihak terkait.

1. Diharapkan untuk seluruh masyarakat Rawawaluh-Gandaria agar terus

meningkatkan nilai-nilai budaya dan moral dalam berperilaku terlebih

meningkatkan taraf hidup yang jauh lebih baik.

2. Untuk Pondok Pesantren Nurul Falah Rawawaluh diharapkan untuk terus

meningkatkan eksistensinya demi pendidikan masyarakat dan generasi

yang akan datang dan juga diharapkan agar secepatnya membenahi

kurikulum secara tertulis dan sistematis guna menjadi landasan dan tolak

ukur atas keberhasilan para santri.

3. Penulis juga menyarankan agar pondok pesantren Nurul Falah

Rawawaluh-Gandaria dapat mengkombinasikan kurikulum berbasis

keagamaan dan umum sehingga para santri dapat berkiprah ditengah-

tengah masyarakat bukan hanya saja sebagai tokoh agama namun juga

sebagai tokoh ilmuan yang tengah dibutuhkan masyarakat luas.

4. Untuk para santri, lebih giatlah belajar baik pelajaran agama maupun

umum, karena bukan saja keberhasilan akhirat yang harus kalian capai

namun juga kesuksesan dunia harus kalian raih demi keseimbangan

Daroini ( dua desa )

5. Untuk para tokoh dan pemuka agama senantiasalah membimbing dan

mengarahkan generasi-generasi penerus hususnya dan jangan pernah

Page 65: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

53

berhenti karena kalianlah pemegang Maqoh Iftah sedangkan generasi

muda adalah Pemegang Maqoh Ijtihad.

6. Untuk para aparatur baik desa maupun diatasnya, dukunglah perjuangan

para ulama di pondok pesantren karena berkat mareka pulalah

kepemimpinan akan berhasil.

Page 66: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

DAFTAR PUSTAKA

Qomar, Mujamil, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi

Institusi jakarta: erlangga, 2000

Sejarah pendidikan Islam di Indonesia (proyek pembinaan prasarana dan sarana

perguruan tinggi agama, IAIN di jakarta direktorat jenderal pembinaan keagamaan Islam

Departemen Agama RI)1988

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, 2007

Ziemek, Manfred, Pesantren dalam Perubahan Sosial jakarta: perhimpunan

pengembangan pesantren dan masyarakat P3M, 1986

Mansur, Mahfud Junaedi, Rekontruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (jakarta:

Departemen agama RI Derektorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam 2005) h. 46-47

Eka Sutriaji, Yudi Perkembangan dan Upaya Pondok Pesantren Manba’ul Hikmah

Kresek Tangerang dalam Meningkatkan Mutu Penyelenggaraan Pendidikan Tahun 1969-

1996 (Skripsi: Uin Syarif Hidayatullah 2010)

Muzayyin, Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam ( Bumi Aksara, Edisi Revisi)

Idrus, Muhammad Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif

Jakarta: Erlangga

Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif Jakarta: Salemba Humanika 2012

Musyarofah, Umi, Dakwah K.H. Haman Ja’far dan Pesantren Pabelan, uin pers dan

CeQDA,LPJM, 2009

Nizar, Syamsul, Sejarah Sosial dan Dinamika Sosial Pendidikan Islam di Nusantara,

jakarta: kencana prenada group, 2013

Ma’shu, Saiful, Dinamika Pesantren Telaah Kritis Keberadaan Pesantren Saat Ini,

bogor- jakarta: yayasan Islam Al-hamidiyah-yayasan saifuddin zuhri. 1998

Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren Study Tentang Pandangan Hidup Kiai

jakarta: LP3ES, 1982

syukrizarkasyi, Abdullah, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren, Jakarta:

Raja Grafindo, 2005

Madjid, Nurcholis, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta:

Paramadina, 1997

Page 67: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

Daulay, Haidar Putra, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di

Indonesia, jakarta: kencana prenada Media, 2007

Masyhud, Sulthon, Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta : Diva

Pustaka, 2003

Nata, Buddin Modernisasi Pendidikan Islam di Indonesia Jakarta: Kerjasama Lembaga

Penelitian UIN dengan UIN Jakarta Pers, 2006

Maksum, Muhammad Refleksi Pesantren Otokritik dan Prospektif, Jakarta: Ciputat

Institut, 2007

Nafi’, M. Dien , Abd A’la, Hindun Naisah, Abdul Aziz, Abdul Muhaimin, Praksis

Pembelajaran Pesantren, Yogyakarta: ITD Forum Pesantren Yayasan Selasih 2007

Arief, Armie, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga

Pendidikan Islam Klasik, Bandung: Angkasa, 2005

Hidayat, Ara, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan ( Konsep, Prinsip dan Aplikasi

dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah), Bandung : Pustaka Eduka, 2010

Page 68: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

WAWANCARA

KH.Nursaman, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Falah Priode 2003-2007, Tangerang,

13 Juni 2015

Ust. Ubaidillah Sya’ban, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul-Falah Priode 2007-

Sekarang, Tangerang 21 Juli 2015

Drs.H.Sukarni, Kepala Desa Gandaria, Tangerang 27 Juli 2015

Ust. Saiful Hasan, Ustadz Pondok Pesantren Nurul Falah, Tangerang, 8 Juli 2015

Syariyah, Ustadzah Pondok Pesantren Nurul Falah, Tangerang, 30 Juni 2015

Hj. Hafifah, Ustadzah Pondok Pesantren Nurul Falah, Tangerang 12 juni 2015

Madrasad, Guru MI Nurul Falah, Tangerang 16 Juni 2015

Hujematul’Aliyah, Guru MTs Nurul Falah, , Tangerang 2 juli 2015

Niawati, Pengurus Santri Putri Pondok Pesantren Nurul Falah, Tangerang 3 Juli 2015

H. Suheni, Tokoh Masyarakat, Tangerang 25 Juni 2015

Ust. Darip, Pengurus Masjid Martaul Hikmah, Tangerang 27 Juli 2015

Ahmad Nawawai, Masyarakat, Tangerang 20 juni 2015

Kamsudin, Masyarakat Rawawaluh, Tangerang 23 juni 2015

Ust. Rapiudin, Tokoh Masyarakat, Tangerang 30 Juli 2015

H. Pa’i, Orang tua wali santri, Tangerang 30 Juli 2015

Rosyidah, Orang tua santri, Tangerang 2 Agustus 2015

Saeful Hasan, Laeli yunia wati, Halimah Tusa’diyah, Ustad dan Masyarakat,

Tangerang 15 Juni 2015

Kunah, Kawi, Santi, pedagang kecil, Tangerang, 5-6 Agustus 2015

Page 69: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL
Page 70: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL
Page 71: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL
Page 72: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL
Page 73: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

HASIL WAWANCARA

Wawancara dengan

Ahmad Nawawi

(Masyarakat/adik kandung KH. Nursaman)

Pertanyaan: Bagaimana riwayat hidup KH. Nursaman?

Jawaban : Sejak kecil beliau sudah dibekali dengan ilmu-ilmu agama, wajar saja jika

beliau menjadi penerus untuk memimpin Pesantren Nurul Falah, mungkin

untuk lebih jelasnya tanyakan langsung kepada beliau.

Wawancara dengan

KH. Nursaman

(Pengurus Pondok Pesantren Nurul Falah Priode 2003-2007)

Pertanyaan: Bagaimana riwayat hidup abahyai?

Jawaban: Saya lahir di Tangerang pada tanggal 11 bulan april 1958 saya anak pertama

dari dua bersaudara, pendidikan saya dimulai pada tingkat SD pada tahun

1971, setelah tamat SD saya masuk pesantren perguruan al-Jauhartunnaqiyah

yang dimulai dari kelas 4 Ibtidaiyah pada tahun 1971-1974, setelah itu

melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah pada tahun 1974-1977, dan

melanjutkankejenjang Madrasah Aliyahpada tahun 1977-1980, karena ada

peraturan dari pemerintah untuk melanjutkan pendidikan saya melanjutkan

ke perguruan tinggi pada tahun 2007 di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah

MuslimAsia Afrika (STIT MAA) Jakarta

Page 74: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

Pertanyaan: kapan berdirinya langgar Nurul Falah?

Jawaban: langgar ini berdiri sejak tahun 1988 yang mendirikan KH. Kaming (alm),

yang fungsinya sebagai tempat untuk belajar ilmu-ilmu agaman dan

membaca al-Qur’an

Pertanyaan: sejak kapan langgar ini berubah menjadi pondok pesantren dan apa yang

melatar belakangi perubahan tersebut?

Jawaban: perubahan langgar menjadi pondok pesantren berubah pada tahun 2003 yang

melatar belakangi perubahan tersebut adalah karena melihat masih banyak

masyarakat yang masih awam dengan ilmu agama, dan kebanyakan

masyarakat Rawawaluh memiliki perekonomian rendah jadi tingkat

pendidikan paling tinggi hanya sebatas tingkat SD atau SMP... Oleh karena

itu Pondok Pesantren Nurul Falah diperioritaskan untuk tempat belajar

masyarakat dan remaja kampung Rawawaluh dan umumnya untuk

masyarakat sekitar

Pertanyaan: berapakah jumlah santri yang tinggal di pondok pesantren Nurul Falah?

Jawaban: yaah namanya juga ada santri kalong, jadi tidak semuanya mukim, jadi Jumlah

santri yang mukim tidak telalu banyak hanya ada 121 santri karena yang saya

inginkan meskipun sedikit Insya Allah berkualitas.

Pertanyaan: bagaimana sistem pengajaran di pondok pesantren Nurul Falah?

Jawaban: kita di sini sistem pengajarannya menggunakan sistem kelas atau kita sering

menyebutnya dengan Marhalah, yaitu Marhalah Ula (Kelas Pemula) dan

Marhalah Wustho (Kelas Lanjutan).

Page 75: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

Wawancara dengan

Ust. Ubaidillah Sya’ban

(Pengurus Pondok Pesantren Nurul Falah Priode 2008-sekarang)

Pertanyaan: Metode apa saja yang digunakan pondok pesantren Nurul Falah?

Jawaban: sebenarnya metode pada pondok pesantren ini sama seperti pesantren-pesantren

lain yang masih menggunakan metode-metode lama yang lazim digunakan

oleh pondok-pondok pesantren Tradisional yaitu dengan menggunakan

metode Sorogan, Wetonan, dan Hafalan. Tapi Insya Allah sdikit demi sedikit

kita berjalan ke sistem pengajaran yang lebih modern.

Pertanyaan: Keterampilan apa saja yang di ajarkan kepada santri-santri yang mukim

Jawaban: keterampilan sih banyak, tapi yang di prioritaskan hanya ada dua, yang pertama

belajar berwirausaha dalam pembuatan tempe yang dimulai sejak tahun 2011

dan yang kedua keterampilan seni musik seperti Drum band, Marawis,

Rebana dan lain-lain

Page 76: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

Gambar 1.1 KH. Nursaman SPd.I

Pendiri Pondok Pesantren Nurul Falah

Page 77: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

Gambar 1.2

Gambar 1.3 Kantor tata usaha Pondok Pesantren Nurul Falah

gambar 1.4 Rumah pengasuh Pondok Pesantren Nurul Falah

dan lantai dua asrama santri putri

Page 78: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

Gambar 1.5 Mushola Nurul Falah sedang tahap renovasi

Gambar 1.6 Saung tempat mengaji santri Pondok Pesantren Nurul Falah

Gambar 1.7 Asrama santri putra Pondok Pesantren Nurul Falah

Page 79: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

Gambar 1.8 Kantin Pondok Pesantren Nurul Falah

Gambar 1.9 Gedung Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Nurul Falah

Gambar 1.10 Gedung Madrasah Ibtidaiyah Pondok Pesantren Nurul Falah

Page 80: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL

Gambar 1.11 Rencana pembangunan kantor pusat pondok pesantren Nurul Falah

Gambar 1.12 Pengurus santri putra dan putri pondok pesantren Nurul Falah

Gambar 1.13 Extra kurikuler Mersing band

Page 81: PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43491/1/USWATUN...PERAN KH.NURSAMAN DALAM PENGEMBANGAN . PONDOK . PESANTREN . NURUL