Page 1
i
Hasil Penelitian
PERAN KEPALA DESA MELIBATKAN SUKU TO BALO DALAM
KEGIATAN PEMBANGUNAN DI DESA BULO-BULO KECAMATAN
PUJANANTING KABUPATEN BARRU
Disusun dan diusulkan oleh
MUH IKHSAN ROMPA
Nomor Stambuk : 105640213715
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
Page 2
ii
PERAN KEPALA DESA MELIBATKAN SUKU TO BALO DALAM
KEGIATAN PEMBANGUNAN DI DESA BULO-BULO KECAMATAN
PUJANANTING KABUPATEN BARRU
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan
Disusun dan Diajukan
MUH IKHSAN ROMPA
Nomor Stambuk : 10564 02137 15
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
Page 6
vi
Abstrak
MUH IKHSAN ROMPA, 2020. Peran kepala Desa melibatkan Suku to balo
dalam kegiatan pembangunan di Desa Bulo-bulo Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru ( dibimbing oleh Amir Muhiddin dan Ihyani Malik ).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran kepala Desa melibatkan suku to
balo dalam kegiatan pembangunan di Desa Bulo-bulo kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru yang berfokus pada peran kepala Desa melibatkan suku to balo dalam
kegiatan pembangunan dan tiga indikator yaitu sebagai motivator, fasilitator, dan
mediator. penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data
dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dan peneliti
menggunakan analisis data dalam model interaktif yang terdiri dari kondensasi data,
penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Sedangkan pengabsahan data
menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu.
Hasil penelitian ini ditemukan bahwa peran kepala Desa dalam melibatkan suku
to balo dalam kegiatan pembangunan bisa dikatakan sudah berhasil namun perlu ada
upaya yang lebih maksimal lagi baik itu dari kepala Desa serta perangkat desa. Serta
hambatan yang dihadapi kepala Desa dalam melibatkan suku to balo dalam kegiatan
pembangunan memiliki beberapa kendala yakni kurangnya kesadaran masyarakat,
sumber daya manusia, kesibukan masyarakat, faktor ekonomi dan koordinasi
pemerintah dan masyarakat.
Kata kunci: peran pemerintah, hambatan kepala Desa.
Page 7
vii
Abstract
MUH IKHSAN ROMPA, 2020. Peran kepala Desa melibatkan Suku to balo
dalam kegiatan pembangunan di Desa Bulo-bulo Kecamatan Pujananting
Kabupaten Barru ( dibimbing oleh Amir Muhiddin dan Ihyani Malik ).
The purpose of this study was to determine the role of the village head involving
the to balo trible in development activities in the Bulo-bulo village, Pujananting,
district, Barru regency. Which focuses on the role of the village head involving the to
balo trible in development activities and three indicators, namely as a motivator,
fasilitator and mediator. this research is a qualitative research. Data collection
techniques using the method of observation, interviews, and documentation.and
research using data analysis in an interactive model consisting of data condensation,
data presentation, and conclusion. While data validation uses source triangulation,
technique triangulation, and time triangulation. The results of this study found that the
role of the village head in involving the to balo trible in development activities can be
said to have been successful but there needs to be more optimal efforts both from the
village head and village official. Ass well as obstacles faced by the village head in
involving the to balo trible in development activities have several obstacles, namely
the lack of public awareness, human resourcs, community activities, economic factors
and government and community coordination.
Keywords: the role of government to village heads.
Page 8
viii
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan .............................................................................................. ii
Halaman Pernyataan keaslian Karya Ilmiah ............................................................ iii
Daftar Isi................................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian Penelitian .............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 7
A. Peran Pemerintah Desa ........................................................................ 7
B. Konsep Pembangunan ......................................................................... 11
C. Suku To Balo ...................................................................................... 15
D. Kerangka Fikir .................................................................................... 20
E. Fokus Penelitian ................................................................................. 23
F. Deskripsi Penelitian ............................................................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 25
A. Waktu dan Lokasi Penelitian .............................................................. 25
B. Jenis dan Tipe Penelitian .................................................................... 25
C. Sumber Data ....................................................................................... 26
D. Informan Penelitian ............................................................................. 27
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 28
F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 29
G. Teknik Pengabsahan Data ................................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 32
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 32
Page 9
ix
B. Peran Kepala Desa melibatkan Suku To Balo dalam kegiatan
Pembangunan di Desa Bulo-Bulo ...................................................... 57
C. Hambatan kepala Desa melibatkan Suku To Balo .............................. 66
D. Keterlibatan Suku To Balo dalam kegiatan Pembangunan ................ 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 73
A. Kesimpulan ......................................................................................... 73
B. Saran .................................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA
Page 10
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Informan penelitian ............................................................................... 27
Tabel 4.1 Wilayah Kecamatan .............................................................................. 34
Tabel 4.2 Jumlah Desa dan kelurahan................................................................... 35
Tabel 4.3 jumlah penduduk setiap Kecamatan ............................................................ 36
Tabel 4.4 luas wilayah Desa/Kelurahan ............................................................... 37
Tabel 4.5 luas Desa, jarak (KM), dan ketinggian dari permukaan air laut di
Pujananting tahun 2018 ........................................................................ 38
Tabel 4.6 Banyaknya penduduk kecamatan pujananting, 2018 ............................ 39
Tabel 4.7 Jumlah penduduk Desa Bulo-Bulo berdasarkan jenis kelamin ............. 42
Tabel 4.8 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian Desa Bulo-Bulo
tahun 2019 ........................................................................................... 43
Tabel 4.9 pejabat pemerintahan Desa Bulo-Bulo ................................................. 45
Tabel 4.10 Nama-nama pengurus badan permusyawaratan Desa Bulo-bulo ....... 46
Tabel 4.1 pembagian wilayah Desa Bulo-Bulo..................................................... 46
Page 11
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka fikir ................................................................................... 22
Gambar 4.1 Peta Desa Bulo-Bulo ........................................................................ 42
Gambar 4.2 Struktur organisasi Desa Bulo-Bulo .................................................. 49
Page 12
xii
KATA PENGANTAR
Bismillahi rahmanir rohim
Assalamu ‘alaikum warohmatullahi wabarakatuh
Segala syukur dan nikmat atas karunia Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Peran Kepala Desa melibatkan Suku To Balo dalam kegiatan pembangunan di Desa
Bulo-Bulo Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru” yang merupakan suatu syarat
penyelesaian studi Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis tentunya hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan yang
disengaja maupun kesalahan yang tidak disengaja, termasuk dalam penulisan skripsi
ini yang tentunya menemui hambatan, dan kesulitan sehingga untuk menjadi lebih baik
membutuhkan do’a dan dukungan yang merupakan perantara penulis dengan sang
pencipta baik yang secara langsung maupun secara tidak langsung.
Penghargaan dan rasa terima kasih tak terkira dan setinggi-tingginya penulis
haturkan kepada:
1. Keluarga tercinta, Ibunda Hamdana, Kakanda Nur Amin, Nur Ida, Nur Amina,
Rustia, Rusman yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang, cinta,
pengorbanan serta do’a yang tulus dan ikhlas yang senantiasa beliau panjatkan
kepada Allah SWT sehingga menjadi pelita terang dan semangat yang luar
biasa bagi penulis.
Page 13
xiii
2. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE, M.M selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Nuryanti Mustari S.IP, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan.
5. Bapak Dr. H. Amir Muhiddin, MSi selaku Pembimbing I
6. Bapak Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Pembimbing II
7. Bapak Ahmad Harakan S.IP, M.Hi selaku Dosen Pendamping.
8. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Pemerintahan yang telah menyumbangkan ilmunya
kepada penulis selama mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan dan
seluruh staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah banyak membantu penulis.
9. Para pihak Dinas/Instansi yang ada pada lingkup pemerintah Kabupaten Barru
yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
10. Kepada seluruh keluarga besar sospol Universitas Muhammadiyah Makassar,
terutama kepada angkatan 2015 Ilmu Pemerintahan;Rezky, Titin, Rahma, Try,
Ririn, Egy, Akbar, Jaya, Sawal, Adi, Cevy, Novi, Dina, Sinar, Indah, Rahmat,
Herul, Fitry, Kak Iccang, Ika, Wulan, fifin, Ismi, Alam, Alfy, Sry, Arfan, Fandi,
Willy, Ilham , Bahri, Rahmat B, Feri Roga dan teman-teman yang lain, yang
tidak bisa saya sebutkan semua namanya.
11. Kepada seluruh teman-teman KKP Kelurahan Ekatiro Bulukumba; Nur
Endeng, Rusli, Renaldi, Novi, Ayu, Rahma, Fifi, Trisna, Nana.
Page 15
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah Indonesia terus meningkatkan pelaksanaan pembangunan
Nasional agar pembangunan yang ada di daerah seperti halnya di Desa
pembangunannya bisa seimbang dengan yang ada di Kota, akan tetapi
pembangunan Nasional dalam pelaksanaanya masih saja dihadapkan dengan
berbagai persoalan pokok pembangunan seperti halnya dengan ketidakserasian
pembangunan antara Desa dan Kota khususnya di Indonesia.ketimpangan
pembangunan ini terjadi karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya,
diantaranya karena pembangunan di Indonesia tidak merata berdampak pada
semakin tingginya angka kemiskinan yang ada di Indonesia (Nufida dan
Suryaningrat, 2016). Menurut data BPS jumlah penduduk miskin pada periode
tahun 2018 penduduk miskin kab Barru 16,76 %. Dalam menghadapi
permasalahan ini, strategi pemerintah untuk menangani ketimpangan
pembangunan nasional tersebut adalah menaruh perhatian besar terhadap
pembangunan Desa.
Terlaksananya pemerataan pembangunan khususnya dipedesaan akan lebih
meningkatkan kesejahteraan taraf hidup masyarakat Desa mendorong ketrelibatan
aktif pemerintah Desa dan masyarakat dalam proses pembangunan Desa.
Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten sebagai fasilitator untuk
mendorong terlaksananya otonomi Desa. Khusunya terhadap pembangunan
Page 16
2
Desa, sehingga timbul kesadaran pemerintah Desa berpartisipasi dalam
pembangunan desa dan masyarakat (Widjaja, 2014).
Pembangunan Desa mempunyai peran yang sangat penting dalam
pembangunan Nasional dan pembangunan Daerah hal ini didalamnya terdapat
unsur pemerataan pembangunan, serta menyeluruh secara langsung kepentingan
sebagian besar masyarakat yang bermukin di pedesaan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam pembangunan Desa pemerintah
Desa berkedudukan sebagai komponen atau bagian dari sistem penyelenggaraan
pemerintah di Indonesia, sehingga pemerintah Desa memiliki kewenangan, tugas,
dan kewajiban dalam mengurus kepentingan masyarakat. Dalam penyelenggaraan
kewenangan tugas dan kewajiban desa dalam penyelenggaraan pemerintah mampu
membangun maka dibutuhkan sumber pendapatan Desa (Putra dkk, 2014).
Di dalam Undang- undang No 6 Tahun 2014 kepeala Desa memiliki peran
dan tugas antara lain, menyelenggarakan pemerintahan Desa, melaksanakan
pembangunan Desa. Pembinaan masyarakat desa dan pemberdayaan masyarakat
desa, kepala Desa sangat berperan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan
dan sangat berpengaruh besar terhadap segala macam aktivitas pemerintahan yang
berhubungan dengan masyarakat, kepala desa sangat berperan dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat karena kepala desa adalah sosok pemimpin
yang dipercaya oleh masyarakat dan dipilih oleh masyarakat.
Pemerintah desa mempunyai peran sangat berpengaruh terutama dalam
upaya untuk menciptakan perubahan yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan
Page 17
3
swadaya masyarakat yang ada di Desa, dilakukan dengan motivasi pembanguan
mengarahkan masyarakat untuk berpartisipasi kedalam pembangunan dan maupun
aspirasi. Pertasipasi masyarakat diwujudkan dalam bentuk pengarahan dan
pemanpatan sumber daya yang ada di dalam masyarakat untuk meningkatkan
kegiatan pembangunan daerah pedesaan, sehingga keberhasilan pembangunan
yang ada di desa tidak selalu ditentukan oleh tersedianya sumber dana dan
manajemen keuangan tetapi lebih banyak di pengaruhi oleh peran serta respon
masyarakat terhadap pembangunan . Pencapaian keberhasilan masyarakat dalam
pembangunan diperlukan kepemimpinan lokal yang cakap berwibawa dan
diterimah oleh masyarakat.
Undang – undang desa mengatur dua forum untuk ruang partisipasi
masyarakat pertama musyawarah dusun (musdus) dalam bentuk partisipasi
masyarakat berupa pengajuan usulan pembangunan desa kepada pemerintah.
Kedua musyawarah desa di dalam forum ini masyarakat dapat hadir dalam
pembahasan atau penyusunan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM),
rencana kerja pemerintah desa (RKPD), anggaran pendapatan dan belanja
desa(APBD), peraturan desa (PERDES). Namun tantangan yang dialami
pemerintah desa adalah demokratisasi desa dan terkendala oleh lemahnya minat
pertisipasi yang subtansif dan kontruktif dari masyarakat, terbukanya ruang
partisipasi masyarakat desa berhadapan pula dengan tantangan terkait situasi sosial
desa dan tersedianya informasi maupun minimnya pengetahuan masyarakat
tentang mengelola Desa.
Page 18
4
Sulawesi selatan mempunyai keanekaragaman budaya yang berbeda dengan
daerah-daerah lain, suku yang ada di Provinsi Sulawesi selatan cukup beragam
diantaranya adalah suku mandar, bugis, toraja dan Makassar salah satu suku unik
di Sulawesi selatan adalah suku to balo yang berada di kabupaten Barru, suku to
balo merupakan kelompok masyarakat yang unik dan hanya satu satunya yang
ada di dunia.
Suku to balo merupakan suku yang berada di desa bulo-bulo , desa bulo-bulo
terletak di kecamatan pujananting, Barru. Sekitar 71 km kearah tenggara dari pusat
kota desa ini terdiri dari 6 dusun antara lain, dusun labaka, panggalungan, kamboti,
maroanging, palampang, dan taipabalirae. Sebelum sarana transportasi jalan
masuk ke desa bulo-bulo merupakan desa terpencil di kabupaten barru.
Masyarakat suku to balo mempunyai keunikan tersenditi karena tampilan
kulit yang tidak seperti masyarakat pada umumnya kulit mereka sangat unik
sebagian badan dan tangan penuh bercak putih serta disekitr dahi terdapat corak
putih masyarakat to balo dikenal sebagai to balo, “To” berarti orang sedangkan
balo berarti belang(gandi,2014).
Karakter kehidupan masyarakat to balo dengan melakukan beberapa
aktivitas pertanian salah satu contoh yaitu berkebun, bertani hingga beternak
seperti beternak ssapi, ayam, kerbau, dll. Mereka juga membuat gula aren. Di
samping rumah to balo menanam keperluan sehari hari seperti pisang, keladi,
cabai, serai, Lombok, lengkuas dan pangan lainnya, mereka ke sawah ketika
masuk musim penghujan sebagian besar lahan yaitu tadah hujan sebelum musim
Page 19
5
tanam padi keluarga Nuru menyadap nira untuk dijadikan gula aren, dari hasil
pertanian sebagian besar dikomsumsi sendiri dan sebagian hasil bumi dan hasil
peternakan meraka dijual ke pasar sekitar untuk memenuhi beberapa kebutuhan
sehari hari.
Suku to balo tidak menganggap dirinya sebagai suku hanya saja orang-
orang yang menyebutnya suku mereka hanya keluarga biasa, suku to balo memiliki
keyakinan untuk menjaga warisan tanah leluhur yang menyebabkan mereka tidak
untuk meninggalkan desa. Tanah warisan yang dipercayai membawa
keberuntungan, baik dari segi sosial maupun ekonomi tidak ada tempat tinggal
selain mereka dilahirkan( Yuli Arlina, 2018).
Berdasarkan uraian diatas penulis termotivasi untuk melakukan penelitian
untuk mengetahui peran kepala desa melibatkan suku to balo dalam kegiatan
pembangunan di Desa Bulo-bulo Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dituliskan maka yang menjadi
pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran kepala desa melibatkan suku to balo dalam kegiatan
pembangunan di desa bulo-bulo kecamatan pujananting kabupaten barru?
2. Apa hambatan yang dialami kepala desa melibatkan suku to balo dalam
kegiatan pembangunan ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
Page 20
6
1. Untuk mengetahui peran kepala desa melibatkan suku to balo dalam kegiatan
pembangunan di desa bulo-bulo kecamatan pujananting kabupaten barru.
2. Untuk mengetahui hambatan kepala desa melibatkan suku to balo dalam
kegiatan pembangunan.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat atau kegunaan dilakukan penelitian ini adalah:
1. Secarara teoritis sebagai bahan bacaan diharapkan dapat menambah atau
memperluas wawasan keilmuan khususnya dalam kajian ilmu pemerintahan.
2. Secara praktis sebagai bahan informasi atau bahan masukan untuk pemerintah
desa tentang peran kepala desa dalam melibatkan suku to balo dalam kegiatan
pembangunan.
Page 21
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep peran pemerintah Desa
Undang-undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa kepala Desa adalah
pimpinan diwilayah Desa di Indonesia, kepala Desa merupakan pimpinan dari
pemerintahan desa masa jabatan kepala desa enam tahun dan dapat diperpanjang
untuk satu kali masa jabatan berikutnya kepala Desa tidsk bertanggung jawab
kepada camat namun hanya dikoordinasikan oleh camat, kepala desa bertanggung
jawab kepada masyarakat desa dalam tata cara dan prosedur pertanggung
jawabannya disampaikan kepada bupati atau melalui camat kepada badan
permusyawaratan desa kepala desa wajib memberikan laporan pertanggung
jawaban dan kepada masyarakat menyampaikan informasi poin-poin pertanggung
jawabanya akan tetapi tetap memberikan peluang partisipasi kepada masyarakat
melalui badan permusyawaratan desa untuk meminta draf atau informasi
pertanggung jawaban kepala Desa yang dimaksud.
Di dalam Undang-undang Desa No 6 Tahun 2014 kepala desa memiliki
peran dan tugas selaku kepala Desa yaitu menyelenggarakan pemerintahan desa,
melaksanakan pembangunan desa, melaksanakan pembinaan masyarakat,
melaksanakan pemberdayaan masyarakat. Kepala desa diwajibkan mendorong
partisipasi masyarakat dalam pembangunan karena kepala desa adalah seorang
leader yang dipercaya masyarakat dan dipilih langsung oleh masyarakat.
Page 22
25
Menurut Soemantri 2010:7) pemerintah desa terdiri dari kepala desa
perangkat desa, sedangkan perangkat desa terdiri dari sekretaris dan perangkat
lainnya, pelaksanaan teknis lapangan dan unsur wiliyah yang jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan atau kondisi sosial budaya desa.
Mengenai peran kepala desa melaksanakan pembangunan di wilayahnya
adalah sebagai perancang pembangunan, mengawasi pembangunan, dan pelopor
pembangunan, peran kepala desa penting dalam melakukan pendekatan serta
mengembangkan swadaya gotong royong untuk merealisasikan program yang
dicanangkan dalam anggaran pendapatan dan belanja desa. Hal ini berarti kepala
desa sebagai pemimpin di desa adalah penyelenggara dan penanggung jawab
didalam pemerintahannya, pembangunan kemasyarakatan juga kepala desa
bertanggunggung jawab dalam meningkatkan dan mengembangkan partisipasi
gotong royong masyarakat, pemerintah desa merupakan pimpinan wilayah
penyelenggara pemerintahan desa berdasarkan kebijaka yang telah ditetapkan
bersama badan permusyawaratan desa. Jadi kepala Desa adalah kepala
pemerintahan yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pemerintahan desa
karena kepala desa memegang peran sebagai pimpinan masyarakat yang dipilih
oleh masyarakat itu sendiri oleh karena itu kepala desa harus memiliki sifat
kepemimpinan yang baik. Kepala desa memiliki peran dan tugas dalam
pelaksanaan pembanguan desa yaitu:
1. Peran kepala desa sebagai motivator yaitu fungsi pemerintahan desa sebagai
pendorong, penggerak dan pemberi semangat kepada masyarakat setempat, agar
Page 23
25
ikut melakukan tindakan-tindakan yang positif sehingga apa yang diharapkan
dapat lebih berkembang dan suatu saat dapat menjadi penompang perekonomian
yang ada.
2. Peran kepala desa sebagai fasilitator kepala desa yaitu orang yang memberikan
bantuan dan menjadi narasumber yang baiik untuk berbagai permasalahan serta
menfasilitasi kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat desa memberikan
kemudahan dan kelancaran dalam proses pembangunan sehingga program
pemberdayaan masyarakat desa dapat berjalan dengan baik.menjalankan
perannya sebagai fasilitator dalam hal memfasilitasi atau melengkapi kebutuhan
yang diperlukan dalam proses kegiatan yang dilakukan.
3. Kepala desa sebagai mediator yaitu menentukan keberhasilan setiap rancangan
dan program yang telah direncanakan oleh karena itu peran Kepala Desa sebagai
mediator harus dapat dilaksanakan dengan baik. Adanya peran aktif atau
partisipasi dari masyarakat merupakan bentuk konsep pembanguan daerah
dengan cara pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat merupakan
sebuah konsep pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat yang melibatkan
nilai-nilai sosial (Wayan Mahayana,2013).
Kepala desa adalah pemerintah yang bertanggung jawab atas terlaksananya
pemerintahan Karen kepala desa adalah pemimpian di wilayah tersebut yang di
percaya oleh masyarakatnya.
Menurut Soejono Soekanto didalam bukunya yang berjudul sosiologi suatu
pengantar (2012: 212) menjelaskan pengertian peran merupakan suatu aspek
Page 24
25
dinamis kedudukan identitas. Apabila seorang melakukan hak dan kewajibannya
sesuai kedudukannya dia menjalankan suatu peranan perbedaan suatu peranan dan
kedudukan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan, keduanya tak dapat
dipisahkan karena yang satu bergantung pada yang lain dan sebaliknya, taka da
peranan tanpa kedudukan atau sebaliknya sebagaimana dengan kedudukan peran
juga mempunyai dua arti setiap orang mempunyai macam peranan yang berasal
dari pola pergaulan hidupnya, maka hal itu sekaligus berarti bahwa peranan
menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan yang akan
diberikan oleh masyarakat kepadanya.
Peranan adalah suatu rangkaian sipat perilaku teratur yang ditimbulkan
karena suatu jabatan tertentu atau karena adanya suatu kantor yang muda dikenal,
kepribadian seorang dapat mempengaruhi bagaimana peranan harus dijalankan,
peranan timbul karena seseorang memahami bahwa ia bekerja tidak
sendiriannmempunyai lingkungan yang setiap saat diperlukan untuk berinteraksi,
lingkungan itu luas dan beraneka ragam dan masing-masing mempunyai
lingkungan yang berbeda tetapi peranan yang harus dimainkan pada hakekatnya
tidak ada perbedaan ( Miftah Thoha 2012:10).
Berdasarkan teori para ahli diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa peran
pemerintah dalam kedudukanya sebagai seorang kepala desa bertanggung jawab
atas terselenggaranya pemerintahan desa dengan melibatkan seluruh lapisan
masyarakat dalam proses kegiatan pembangunan fisik maupun non fisik serta
Page 25
25
menumbuhkan semangat gotong royong dalam hal ini pemberdayaan untuk
kemajuan dan kesejahteraan masyarakat setempet.
B. Konsep pembangunan
Pengertian pembangunan adalah suatu proses pembangunan sebagai proses
menggambarkan adanya pengembangan baik meliputi proses pertumbuhan
ataupun perubahan dalam kehidupan bersama organisasi sosial dan budaya(
Mustanir dan Darmiah,2016). Pembangunan adalah suatu upaya untuk
meningkatkan segenap sumber daya yang dilakukan secara berencana dan
berkelanjutan dengan prinsip daya guna dan hasil guna yang merata dan
berkeadilan( Akbar Efendi, 2014).
Menurut Riyadi dalam Rahayu (2018) mengatakan bahwa pembangunan
merupakan suatu proses perubahan, untuk menciptakan tingkat kese]ahtraan atau
kualitas hidup suatu masyarakat yang berkehendak dalam melaksanakan suatu
pembangunan.Pembanguna meliputi peningkatan kesejahteraan masyarakat
pembangunan dilanjutkan pada kebijaksanaan yaitu pertumbuhan ekonomi yang
tinggi pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta stabilitas yang sehat dan
dinamis, pembangunan desa adalah pembangunan yang dilaksanakan diwilayah
pemerintahan yang terendah yaitu desa. Ciri utama pembangunan desa yang
terpenting adalah partisipasi masyarakatdalam pembangunan desa adalah dengan
melaksanakan langsung dalam bentuk swadaya gotong royong adapun
pembangunan itu terbagi atas dua yaitu pembangunan fisik dan pembangunan non
fisik ( Wayan Mahayana, 2013).
Page 26
25
Hedebro dalam harun dan ardianto 2011 mengidentipikasikan tiga aspek
komunikasi dan pembangunan yang berkaitan yaitu:
1. Pendekan yang berpokus pada pengembangan suatu bangsa dan bagaimana media
massa dapat menyumbang dalam upaya tersebut, disini politik dengan fungsi
media massa dalam pengertian yang universal merupakan objek studi sekaligus
masalah yang menyangkut struktur organisasi dan kepemilikan serta control
terhadap media untuk studi ini digunakan istilah kebijakan komunikasi dan
merupakan pendekatan yang paling luas dan bersifat universal.
2. Pendekatan yang lebih spesifik memahami peranan media massa dalam
pembangunan nasional menurut pendekatan ini media massa sebagai pendidik atau
guru dan idenya adalah bagaimana media massa dapat dimanfaatkan untuk
mengajarkan kepada mmasyarakat berbagai keterampilan dan dalam kondisi
tertentu memengaruhi sifat mental perilaku mereka, persoalan utama pendekatan
imi bagaimana media dapat digunakan secara efisien untuk mengajarkan
pengetahuan tertentu bagi masyarakat suatu bangsa.
3. Pendekatan yang beriorentasi pada perubahan yang terjadi pada suatu komunitas
local atau desa pendekatan ini berkonsentrasi pada bagaimana aktivitas
komunikasi dapat dipakai dalam menyebarkan gagasan produk dan cara-cara baru
di suatu desa dan wilayah, dari konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa
komunikasi pembangunan merupakan suatu strategi yang menekankan pada
perlunya ketersediaan sumber informasi pemabangunan pada masyarakat dengan
Page 27
25
tujuan pemberdayaan untuk meningkatkan ekonomi, pengetahuan serta perilaku
masyarakat setempat.
Pemerintah melihat masyarakat dengan posisi yang sama dalam hal ini tanpa
terkecuali untuk mendorong keterbukaan partisipasi dan kesetaran denga
komunikasi maka proses pembangunan berjalan dengan lancar serta perlu
keterlibatan semua unsur masyarakat.
Menurrut (Rosalinda dalam Ruru, Dkk 2016) pembangunan masyarakat desa
adalah semua kegiatan pembangunan yang berlangsung maupun pembangunan
yang sudah terselesaikan didesa yang meliputi seluruh aspek kehidupan
masyarakat, dengan tujuan untuk meningkatkan ketentraman masyarakat yang ada
didesa berdasarkan kemampuan dan potensi sumber daya alam melalui
peningkatan kualitas hidup keterampilan dan prakarsa masyarakat.
Schrahman dalam harun dan hardianto 2011 merumuskan tugas pokok
komunikasi dalam suatu pembangunan sosial dalam rangka pembangunan
nasional yaitu:
1. Menyampaikan kepada masyarakat informasi tentang pembangunan agar mereka
memusatkan perhatian pada kebutuhan akan perubahan kesempatan dan cara
mengadakan perubahan sarana sarana perubahan dan membangkitkan aspirasi
nasional.
2. Memberikan kewenangan kepada masyarakat mengambil bagian penting dalam
proses pengambilan keputusan dalam hal pembangunan serta dialog yang
Page 28
25
melibatkan semua pihak yang akan membuat keputusan dan para pemimpin
untuk mendengarkan aspirasi mereka.
3. Memberika pengetahuan kepaada generasi anak muda tentang keterampilan
teknis yang mengubah pola hidup bermasyarakat.
Pembangunan adalah proses perubahan system yang direncanakan kearah
perbaikan yang orentasinya pada modernisasi pembangunan bangsa dan
kemajuan sosial ekonomis. Konsep pembangunan itu merupakan kunci pembuka
bagi pengertian baru tentang hakikat proses administrasi pada setiap Negara dan
sifatnya dinamis, pembangunan akan berjalan lancar apabila disertai dengan
administrasi yang baik administrasi pembangunan menunjukkan betapa
kompleksnya organisasi pemerintah, system menejemenya dan proses kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai tujuannya( Rosidin, 2010).
Fungsi pemerintah dalam pembangunan adalah sebagai berikut:
1. Stabilisator pembanguna dibidang politik, ekonomi dan sosial budaya.
2. Innovator pembangunan yang meliputi inovasi administrasi Negara, inovasi
konsepsional dan inovasi system.
3. Motivasi pembanguna yaitu pemerintah harus mampu mendorong kegiatan
pembangunan baik yang berupa dorongan material maupun non material.
4. Dianamisator pembangunan yaitu pemerintah harus mampu mengendalikan
pembanguna agar tetap berjalan denagan lancar sesuai dengan target dan rencana.
Page 29
25
5. Modernisator pembanguna yaitu pemerintah harus dapat mengubah system
kegiatan yang lebih maju( Rosidin,2010)
Pembangunan merupakan suatu proses yang harus dilaksankan agar
terciptanya kesejahteraan didalamnya dalam hal ini masyarakat desa. Baik
pembangunan fisik maupun non fisik agar berdampak positif untuk masyarakat.
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa pembangunan
merupakan suatu proses perubahan meningkatkan kemajuan baik itu infrastruktur
ekonomi dan sumber daya manusia dengan melibatkan masyarakat dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
C. Masyarakat suku to balo
Menurut Abu Hamid budayawan asal Sulawesi selatan yang pernah
melakukan penelitian tentang suku to balo bahwa kelainan kulit yang dialami suku
to balo di desa bulo-bulo bukan merupakan suatu penyakit melainkan pembawaan
gen, banyk pula versi yang berkembang di desa tentang asal usul to balo ada yang
menganggap bahwa hal tersebut sebagai kutukan karena melanggar sesuatu yang
dipesankan pendahulunya. Menurut Nurdin Dg. Matutu, pemuka masyarakat
bentong, bahwa asal usul To Balo diawali ketika Datu Tanete dari kerajaan Tanete
mengundang Arung Bontotiro karena adanya rencana perlawanan kerajaan Tanete
kepada Belanda. Bulo-Bulo yang menjadi bagian dari wilayah kerajaan Tanete
membuat arung bontotiro memenuhi undangan datu tanete di pancana. Pada waktu
itu datu Tanete meminta kepada arung bontotiro mengirim 30 orang pemberani
dari bulo-bulo untuk berperang melawan belanda di pulau putiangin, setibanya
Page 30
25
kembali di bulo-bulo arung bontotiro mengumpulkan pasukan pemberaninya.
Salah seorang pemberani yang bernama I Pundeng berkeinginan memenuhi
undangan datu Tanete, namun karena usia sudah lanjut maka ia menunjuk anaknya
yang bernama I Untung sang anak menyetujuinya tapi merasa tidak memiliki
kemampuan seperti pemberani dari sang ayah, kemudian memberikan bekal
“paka’an to bura’ne” yang merupakan ilmu kekebalan. Dari 30 pemberani yang
diminta datu tanete hanya Sembilan orang yang berangkat termasuk I untung.
Sebelum mereka berangkat I pundeng juga memberikan ilmu kebal sama seperti
yang diberikan I untung kepada yang lainnya. Disamping nasihat dan petuah
tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilanggar setelah tiga
tahun berperang membela kerajaan tanete kesembilan pemberani tersebut pulang
ke bulo-bulo. Pesan I pundeng untuk memotong ayam sebagai tumbal sebelum
naik ke rumah panggung tidak dilaksanaka, mereka begitu saja naik kerumah
panggung karena terlalu rindu kepada sanak keluarganya setelah itu seketika kulit
mereka berubah menjadi belang, kutukan ini juga menjadikan keturunan mereka
kelak yang berkulit belang tidak bisa berjumlah lebih dari sembilang orang
sehingga apabila ada yang lahir pada saat mereka berjumlah Sembilan orang, akan
dikikuti oleh kematian salah seorang diantara mereka(Longi, 2003:12).
Suku To Balo juga merupakan salah satu suku terunik dan menjadi satu-
satunya di dunia, salah satu alasannya sebab dalam suku tersebut memiliki sebuah
bahasa tersendiri yaitu bahasa Bentong (perpaduan bahasa Bugis, Makassar,
Page 31
25
Konjo). Hal ini menjadi sebuaah fenomena yang langka dan sukar menemukannya
di belahan dunia.
Mitos yang ada pada to balo adalah bahwa siklus kehidupan dari anggota
masyarakat mereka yang balo (belang) tak bisa memiliki jumlah anggota keluarga
lebih Sembilan orang, ketika anggota masyarakat mereka bertambah atau lahir
anggota keluarga yang baru( anggota keluarga yang ke 10) maka salah satu dari
anggota keluarga mereka yang lain akan meninggal.
Masyarakat to balo ini tak akan pernah memiliki anggoata keluarga lebih
dari sepuluh orang, ketika jumlah anggota to balo sepuluh orang maka kelahiran
akan dibarengi dengan kematian pada kehidupan mereka yang lahir selanjutnya,
asal mula mitos ini berasal dari cerita yang menyebut bahwa kelainan yang dialami
oleh to balo akibat dari sumpah yang dilanggar (Gandi,2013).
1. Karakteristik pola kehidupan Suku to balo
Suku To Balo merupakan sekelompok masyarakat kecil yang mendiami daerah
pegunungan Bulu Pao desa bulo-bulo di Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi
Selatan. Masyarakat To Balo memiliki keunikan tersendiri, memiliki penampilan
kulit yang tidak seperti masyarakat lain pada umumnya. Mereka memiliki kulit
yang unik, bagian tubuh, kaki, badan dan tangan mempunyai bercak putih, serta di
sekitar dahi juga terdapat bercak putih membentuk segitiga. Oleh karena itu nama
kelompok mereka dikenal sebagai To Balo, (To) berarti orang, sedangkan (Balo)
berarti belang, jadi kalau diartikan (To Balo) berarti orang belang. Populasi To
Balo saat ini menyusut dari sejak beberapa abad yang lalu saat ini diperkirakan
Page 32
25
tinggal tuju orang saja. Penyusutan jumlah populasi ini diperkirakan akibat dari
tradisi mereka sendiri dalam tradisi To Balo jumlah anggota keluarga dalam setiap
keluarga tidak boleh lebih dari 9 orang apabila terjadi, hadir anggota keluarga yang
ke 10 maka pada akhirnya akan mengalami kematian. Suku To Balo yang dulunya
mengasingkan diri kini sudah berbaur dengan masyarakat. Ketika anggota
masyarakat mereka bertambah atau lahir anggota keluarga yang baru (anggota
keluarga yang ke-10), maka salah satu dari anggota keluarga mereka yang lain
akan meninggal. Suku To Balo ini tak akan pernah memiliki anggota keluarga
lebih dari sembilan orang. Kehidupan Suku To Balo mereka memasak, bercocok
tanam ubi, jagung, dan kacang, bertani serta mengolah gula aren. Selain bercocok
tanam, Suku To Balo juga memelihara ternak itik, ayam, dan sapi. Ternak ini selain
punya kemampuan ekonomis juga berfungsi untuk menghasilkan pupuk. Yang
menjadi kendala dalam mengolah lahan adalah adanya hama babi dan kurangnya
air.
2. Hubungan antara to balo dan masyarakat sekitarnya cupuk baik karena adanya rasa
saling menghargai antara satu dan lainnya Jika ada suatu masalah, secara
musyawarah mufakat dapat diselesaikan dengan cepat tanpa merugikan satu belah
pihak. Suku To Balo sudah ada yang menikah dengan masyarakat diluar Suku To
Balo, hal ini membuktikan bahwa hubungan interaksi sosial Suku To Balo dengan
masyarakat sekitar berjalan dengan baik. Ketika seseorang berkunjung ke Desa
bulo-bulo terkhusus mau menemui Suku To Balo harus minta izin terlebih dahulu
ke kantor kepala desa atau kepala dusun setempat. karena mereka biasanya tidak
Page 33
25
di rumah atau berpencar kedalam hutan untuk mencari kebutuhan hidup mereka.
Berkunjung kesana juga harus berhati-hati karena biasa orang To Balo cepat
tersinggung dengan masyarakat asing yang datang. Suku To Balo sangat dikenal
di Desa Bulo-Bulo mereka merupakan ikon di Desa Bulo-bulo, bukan hanya di
Desa, merekapun terkenal sampai di Kabupaten Barru. Selalu mewakili event di
festival budaya yang diselenggarakan di Kota Barru. Suku To Balo ini kadang
merasa malu dan risih berada di tengah-tengah masyarakat normal lainnya, karena
ciri fisik mereka yang tidak sama, tetapi bukan karena perbedaan mereka dijauhi,
malah mereka sangat dihargai dan dijunjung tinggi oleh masyarakat Desa Bulo-
Bulo, bertemu dengan Suku To Balo sama halnya dengan bertemu dengan orang
normal lainnya. Tidak ada yang membedakan, hanya saja kulit mereka yang
belang. Pakaian yang mereka gunakan sama dengan manusia biasanya. Begitupun
Bahasa seharinya-harinya, menggunakan Bahasa Bugis, Makassar, dan Konjo. Di
desa Bulo-Bulo dikenal dengan Bahasa Bentong. Masyarakat Desa Bulo-Bulo
menganut kepercayaan agama islam begitupun dengan Suku To Balo (Yuli Arlina,
2018).
Suku to balo merupakan suku yang bermukin dipedalaman tepatnya di dusun
labaka desa bulo-bulo, desa bulo-bulo terletak diwilayah kecamatan pujananting
kabupaten Barru sekitar 71 km dari arah tenggara dari pusat kota barru. Desa ini
terdiri dari enam dusun lappatemmu,labaka,passengerreng, palampang,
kamboti,maroanging.
Page 34
25
Dari teori diatas penulis simpulkan bahwa Suku To Balo adalah sekelompok
masyarakat yang tinggal di salah satu Dusun di Desa Bulo-Bulo dengan karakter
serta warna kulit yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya.
D. Kerangka fikir
Di dalam Undang-undang Desa No 6 Tahun 2014 kepala desa memiliki
peran dan tugas selaku kepala Desa yaitu menyelenggarakan pemerintahan desa,
melaksanakan pembangunan desa, melaksanakan pembinaan masyarakat,
melaksanakan pemberdayaan masyarakat. Kepala desa diwajibkan mendorong
partisipasi masyarakat dalam pembangunan karena kepala desa adalah seorang
leader yang dipercaya masyarakat dan dipilih langsung oleh masyarakat.
1. Peran kepala desa sebagai motivator yaitu fungsi pemerintahan desa sebagai
pendorong.
2. Peran kepala desa sebagai fasilitator bahwa kepala desa yaitu orang yang
memberikan bantuan dan menjadi narasumber yang baik untuk berbagai
permaslaahan serta memfasilitasi kegiatan pemberdayaan masyarakat desa.
3. Kepala desa sebagai mediator yaitu yang menentukan keberhasilan setiap program
dan rencana yang telah direncanakan oleh karena itu peran kepala desa sebagai
mediator harus dapat dilaksanakan dengan baik.
Namun tantangan yang sering dialami pemerintah desa adalah demokratisasi desa
juga terkendala oleh lemahnya tingkat partisipasi yang substansip dan konstruktif
dari masyarakat desa, terbukanya peluang partisipasi warga desa berhadapan pula
Page 35
25
dengan jumlah tantangan terkait situasi sosial desa dan ketersediaan informasi
serta minimnya pengetahuan warga tentang kelola desa.
Suku to balo yang terletak di kabupaten barru suku to balo merupakan suku
yang terunik dan hanya satu-satunya yang ada didunia, suku to balo marupakan
suku yang bermukin dipedalaman desa bulo-bulo, desa bulo-bulo terletak
diwilayah kecamatan pujananting kabupaten barru, sekitar 71 km kea rah tenggara
dari pusat kota barru desa ini terdiri dari enam dusun, lappatemmu, labaka,
maroanging, palampang ,kamboti, passengerreng.
Page 36
25
Berdasarkan uraian kerangka fikir diatas maka dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar: 2.1 Kerangka Pikir
Peran Pemerintah Desa melibatkan Suku To Balo
dalam kegiatan pembangunan di Desa Bulo-Bulo
Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru
Kegiatan pembangunan Desa
1. Pembangunan inprastruktur
2. Pengembangan sumber daya
manusia (SDM)
3. Pelestarian Budaya
Peran kades
(Mahayana, 2013)
1. Sebagai motivator
2. Sebagai fasilitator
3. Sebagai mediator
Kendala
1. Kurangnya
kesadaran
masyarakat
2. Sumber daya
manusia
3. Kesibukan
masyarakat
4. Faktor ekonomi
5. Koordinasi
pemerintah dan
masyarakat
Keterlibatan Suku To Balo dalam kegiatan
pembangunan
Page 37
25
E. Fokus penelitian
Penelitian ini memfokuskan pada masalah terlebih dahulu agar supaya tidak
terjadi perluasa masalah, permasalahan yang nantinya tidak sesuai dengan
penelitian. Maka peneliti memfokuskan untuk meneliti peran kepala desa
melibatkan suku to balo dalam kegiatan pembangunan di desa bulo-bulo,
kecamatan pujananting, kabupaten barru.
F. Deskripsi fokus penelitian
kepala Desa adalah pemerintah yang bertanggung jawab pada terlaksananya
pemerintahan desa karena kepala desa memegang peran sebagai pemimpin yang
dipercaya oleh masyarakat dan dipilih langsung kepala desa dituntut memiliki
pengetahuan yang luas serta bertanggung jawab.
1. Peran kepala desa sebagai motivator yaitu pemerintah sebagai pendorong
penggerak dan pemberi semangat kepada masyarakat, agar ikut melakukan
kegiatan-kegiatan yang positif sehingga yang diharapkan dapat lebih maju dan
suatu saat dapat menjadi penopang perekonomian desa.
2. Peran kepala desa sebagai fasilitator yaitu orang yamg memberikan bantuan dan
menjadi narasumber yang baik untuk berbagai permasalahan dan mempasilitasi
kegiatan pemberdayaan masyarakt desa, memberikan kemudahan dan kelancaran
dalam proses pembangunan sehingga program pemberdayaaan masyarakat dapat
dengan baik, menjalankan perananya sebagai fasilitator dalam hal mempasilitasi
kebutuhan yang diperlukan dalam proses kegiatan yang dilakukan.
Page 38
25
3. Kepala desa sebagai mediator yaitu menentukan keberhasilan setiap program dan
rancangan yang telah direncanakan oleh karena itu peran kepala desa sebagai
mediator harus dapat dilaksanakan dengan baik, adanya peran aktif atau partisifasi
dari masyarakat merupakan bentuk konsep pembangunan daerah dengan cara
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah konsep
pembangunan menuju kesejahteraan masyarakat yang melibatkan nilai sosial(
Wayan Mahayana, 2013).
4. Kegiatan pembangunan di Desa bulo-bulo pembangunan infrastruktur,
pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan pelestarian budaya.
Page 39
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan lokasi penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksankan berlangsung selama dua bulan terhitung setelah
seminar proposal.
2. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Labaka Desa Bulo-bulo Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru. Dengan tujuan ingin mengetahui bagaimana peran
kepala desa melibatkan suku to balo dalam kegiatan pembangunan.
B. Jenis dan tipe penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif
artinya data yang dikumpulkan tidak berupa angka melainkan data yang berasal
dari hasil wawancara lapangan, dokumen pribadi, dan dokumen resmi lainnya,
sehingga menjadi tujuan penelitian ini ialah menggambarkan realita empiric
dibalik fenomena secara mendalam, terperinci, dan tuntas datanya.
Penelitian kualitatif ini adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek alami dimana peneliti adlaah sebagai instrument
kunci teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi atau gabungan,
analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih kepada
menekankan makna dari pada generalisasi.
Page 40
32
2. Tipe penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif yaitu bentuk penelitian
yang meniliti fenomena khusus yang hadir dalam sebuah konteks yang terbatas.
Dengan maksud peneliti mendapat dan mengumpulkan data yang mendalam
lansung dari lokasi penelitian dan memberi gambaran secara jelas mengenai
masalah-masalah yang diteliti.
Oleh Karena itu peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif yang
dimaksud untuk memberi gambaran secara jelas mengenai kondisi masalah yang
diteliti tentang peran kepala desa melibatkan suku to balo dalam kegiatan
pembangunan.
C. Sumber data
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah subjek dari mana
data tersebut diperoleh dan memiliki informasi kejelasan tentang bagaimana
mengambil data tersebut dan bagaimana data diolah, sumber data yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh dan sumber data dibagi
menjadi dua bagian yaitu:
1. Data primer
Data primer adalah data yang didapat dari peneliti dengan mengumpulkan
data secara langsung yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara,
dokumentasi.
2. Data sekunder
Page 41
32
Sumber data sekunder adalah semua data yang diperoleh secara tidak
langsung dari objek yang diteliti dengan cara membaca, memahami dari literature
serta dokumen atau penelitian terdahulu.
D. Informan penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan informan secara purposive
sampling. Purposive sampling ialah teknik pengambilan data informan yang
memiliki pengetahuan yang luas serta mampu menjelaskan sebenarnya tentang
objek yang diteliti, peneliti telah menentukan informan dalam pelaksanaan
penelitian ini adalah sebgai berikut:
No Nama Jumlah Keterangan
1 Rahman S.E 1 Kepala Desa
2 Hudi 1 Kaur pembangunan
3 Haliq 1 Sekertaris Desa
4 Nuru 1 Masyarakat To Balo
5 Sofyan 1 Masyarakat To Balo
6 Wahyudin 1 Masyarakat To Balo
7 Nur laela 1 Masyarakat To Balo
8 Hase 1 Masyarakat To Balo
Jumlah
Tabel 3.1 Informan Penelitian
Page 42
32
E. Teknik pengumpulan data
Teknik dalam pengumpulan data dalam penelitian ini jenis data yang
dikumpulkan adalah data primer dan sekunder untuk mengumpulkan data primer
dan sekunder peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat
informasi yang mereka lihat selama penelitian dalam observasi melibatkan
komponen yaitu pelaku (observer) dan objek yang diobservasi sebagai observe(W.
gulo,2002:116). Dalam konteks penelitian iini observasi dilakukan untuk
mengamati keterrlibatan suku to balo dalam kegiatan pembangunan di Bulo-bulo.
2. Wawancara
Wawancara adlah proses Tanya jawab antara peneliti dan masyarakat dalam
penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap
muka mendengarkan secara langsung informasi atau keterangan (Cholid dan
Abu,2008,83). Teknik wawancara dilakukan dengan membuat pedoman
wawancara yang sesuaii permasalahan yang akan digunakan untuk proses Tanya
jawab.
3. Dokumentasi
Dalam metode dokumentasi peneliti melakukan pengumpulan data dengan
melihat dokumen pelengkap yang akan mendukung hasil observasi dan
wawancara. Menurut (sugiono 2015:329) dokumentasi adalah memperoleh data
Page 43
32
dan informasi dalam bentuk buku arsif, dokumen,tulisan angka dan gambar yang
berupa laporan serta keterangan yang mendukung penelitian.
F. Teknik analisis data
Teknik analisis data dilakukan dengan pelaksanaan peneliti di lokasi data
hasil observasi,wawancara dan dokumen terlebih dulu dianalisis sebelum
dijadikan landasan dalam penelitian. Menurut miles hubermen dan saldana,
2014,33) komponen analisis data terdiri dari tiga kegiatan yaitu:
1. Kondensasi data
Kondesasi data adalah peneliti melakukan pemilihan pengabstrakan,
pempokusan, dan menyederhanakan data atau informasi yang ditemukan dilokasi
penelitian, data kualitatif yang diperoleh peneliti kemudian diubah dengan cara
diseleksi, diringkas atau menguraikan kata-kata dengan bahasa peneliti.
Berdasarkan data yang dimiliki peneliti akan mencari data tema dan pola yang
penting sedangkan data yang ditemukan dianggap tidak penting akan
dihilangkan.
2. Penyajian data
Penyajian data adalah dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk lebih
muda memahami persoalan yang terkait dalam penelitian dan dapat melakukan
langkah selanjutnya. Pada umumnya penyajian data merupakan suatu pengaturan
kumpulan informasi yang telah dikecilkan sehingga mendapat sebuah
kesimpulan, penyajian data dapat dilakukan dengan uraian singkat, diacak dan
bagan.
Page 44
32
3. Pengambilan kesimpulan
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel. (Hartina, 2017)
G. Teknik pengabsahan data
Teknik pengumpulan data triangulasi diartikan sebagai pengumpulan data
dan sumber data yang telah ada Menurut (Sugiyono 2006:273) ada tiga triangulasi
yaitu:
1. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber dalam melakukan triangulasi sumber penelitian
membandingkan dengan cara mengecek ulang informasi yang didapat dari
informan satu ke informan lainnya, misalnya pertanyaan yang diajukan ke
informan satu kemudian dipertanyakan kembali pada informan kedua untuk
membandikan informasi yang didapat apakah sesuai atau tidak untuk mendapatkan
informasi yang benar-benar akurat.
2. Triangulasi teknik
Page 45
32
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini akan menggunakan
teknik observasi dan wawancara untuk mengecek data yang diperoleh dengan
teknik pengumpulan data sebelumnya.
3. Triangulasi waktu
Triangulasi waktu dapat mempengaruhi kredibilitas data penguji kredibilitas
data dapat dilakukan dengan melakukan pengecekan dengan wawancara observasi
dalam waktu yang berbeda secara berulang-ulang sampai ditemukan data yang
pasti.
Page 46
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang gambaran umum Kabupaten Barru, serta
profil Kecamatan Pujananting, Desa Bulo-bulo serta hasil penelitian dari penulis.
A. Gambaran umum lokasi penelitian
1. Profil Kabupaten Barru
Kabupaten Barru terbentuk pada masa kerajaan kecil yang dipimpin oleh
masing-masing oleh seorang raja, yaitu kerajaan soppeng riaja, kerajaan tanete,
dan kerajaan mallusetasi dengan berjalanannya waktu maka pada tanggal 24
februari 1960 merupakan kesejarah yang menandai awal kelahiran kabupaten
daerah TK.II Barru dengan ibu kota Barru berdasarkan Undang-undang Nomor
229 tahun 1959 tentang pembentukan daerah TK.II di Sulawesi selatan, kabupaten
Barru terbagi dalam 7 kecamatan dan 55 desa/kelurahan.
Kabupaten Barru terletak di pantai Barat Sulawesi selatan berjarak sekitar
101,58 km kearah utara kota Makassar, secara geografis terletak pada koordinat
4°05'49" LS - 4°47'35" LS dan 119°35'00" BT - 119°49'16" BT. Seacara astronomi
kabupaten barru terletak diantara 4°05'49" LS4°47'35" LS dan 119°35'00" BT -
119°49'16" BT. Luas wilayah kabupaten 1.174,72 km2 terbagi 7 kecamatan yaitu:
kecamatan Barru seluas 199.32 km2, kecamatan tanete riaja 174.29 km2,
kecamatan tanete rilau 79.17 km2, kecamatan soppeng riaja 78.90
Page 47
75
km2, kecamatan mallusetasi 216.58 km2, kecamatan balusu 112.20 km2,
kecamatan pujananting 314,26 km2.
Kabupaten Barru terdiri dari 7 kecamatan dan 55 Desa/kelurahan, yaitu:
1) Tanete riaja: Desa mattirowalie, Desa harapan,Desa lompo riaja, Desa
libureng,Desa kading, Desa lompo tenga, dan desa lempang.
2) Tanete rilau: Desa lasitae,desapancana,desa lalabata, desa corowali, desa pao-
pao, desa tellumpanua, kelurahan laloang,desa tanete, desa lipukasi, dan desa
garessi.
3) Barru: kelurahan sumpang binangngae, kelurahan coppo, kelurahann tuwun,
desa anabanua, desa palakka, desa galung,desa tompo, desa sape’e, kelurahan
mangempang, desa siawung.
4) Soppeng riaja: desa ajakkang, desa paccekke, desa kiru-kiru, kelurahan
mangkoso, desa lawallu, desa siddo dan batupute.
5) Mallusetasi: kelurahan cilellang, desa manuba, desa nepo, desa palanro, desa
mallawa,desa kupa, desa bojo dan bojo baru.
6) Pujananting: desa Bulo-bulo, desa gattareng, desa pujananting, desa jangan-
jangan, desa pattappa,desa bacu-bacu, kelurahan mattappawalie.
7) Balusu: desa binuang, desa madello,kelurahan takkalasi, desa kamiri,
kelurahan balusu, dan desa lampoko.
Page 48
Tabel 4.1 Wilayah Kecamatan
NO. KECAMATAN LUAS (KM2) PERSENTASE
1. Tanete Riaja 174,29 14,84
2. Tanete Rilau 79,17 6,74
3. Barru 199,32 16,74
4. Soppeng Riaja 78,90 6,72
5. Mallusetasi 216,58 18,44
6. Pujananting 314,26 26,75
7. Balusu 112,20 9,55
Jumlah/total 1.174,72 100,00
Sumber: Kabupaten Barru dalam angka 2018
Wilayah 7 kecamatan yang terbentuk didalamnya terdapat wilaya-wilayah
yang lebih kecil yaitu 15 wilayah yang berstatus kelurahan dan 40 wilayah yang
berstatus desa/kelurahan. Jadi keseluruhan wilayah kabupaten barru terbagi
menjadi 55 desa/kelurahan masing-masing wilaya kecamatan tersebut mempunyai
potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berbeda, meskipun
perbedaan itu relative kecil, sehinnga pemanfaatan sumber yang ada relatif sama
untuk menunjang pertumbuhan pembangunan diwilayahnya, berikut disajikan
jumlah desa dan kelurahan setiap kecamatan dikabupaten barru dalam table
sebagai berikut:
Page 49
Tabel 4.2 Jumlah Desa dan kelurahan
NO. Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah
1. Tanete Riaja 6 1 7
2. Tanete Rilau 8 2 10
3. Barru 5 5 10
4. Soppeng Riaja 5 2 7
5. Mallusetasi 5 3 8
6. Pujananting 6 1 7
7. Balusu 5 1 6
Jumlah 40 15 55
Sumber: Kabupaten Barru dalam angka 2018
Penduduk kabupaten barru berdasarkan data BPS proyeksi penduduk 2017
sebanyak 172.767 jiwa yang terdiri atas 83.082 jiwa penduduk laki-laki dan 89.685
jiwa penduduk perempuan, dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun
2016 penduduk barru mengalami pertumbuhan sebesar 0,5 persen dengan masing-
masing persentase pertumbuhan penduduk laki-laki sebesar 0,56 persen dan
penduduk perempuan 0,45 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis
kelamin tahun 2017 penduduk laki-laki terhadap perempuan sebesar 92,64
kepadatan penduduk di kabupaten barru tahun 2017 mencapai 147 jiwa/km2
dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 4 orang, kepadatan penduduk
di 7 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di
Page 50
kecamatan tanete rilau dengan kepadatan sebesar 427 jiwa/km2 dan terendah di
kecamatan pujananting sebesar 42 jiwa/km2, sementara itu jumlah rumah tangga
mengalami pertumbuhan sebesar 0,5 persen dari tahun 2016.
Table berikut menggambarkan jumlah penduduk setiap kecamatan di
kabupaten Barru.
Tabel 4.3 jumlah penduduk setiap Kecamatan
No. Kecamatan Jumlah Penduduk
1. Tanete Riaja 22.739 orang
2. Tanete Rilau 33.773 orang
3. Barru 41.078 orang
4. Soppeng Riaja 17.899 orang
5. Mallusetasi 25.549 orang
6. Pujananting 13.100 orang
7. Balusu 18.629 orang
Jumlah 172.767 orang
Sumber: Kabupaten Barru dalam angka 2018
Visi dan Misi pemerintahan kabupaten Barru.
Visi : terwujudnya kabupaten barru lebih maju, sejahterah, taat azas, dan
bermartabat yang bernafaskan keagamaan.
Misi : mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya pembangunan untuk
kesejahteraan masyarakat.
Page 51
Meningkatkan kecerdasaan profesionalisme SDM.
Mengembangkan interkoneksitas sinergis antar wilayah ditingkat
Nasional, Regional dan Internasional.
Menciptakan lingkungan yang kondusif.
Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik ( Good Governance).
2. Profil Kecamatan Pujananting
Kecamatan adalah wilayah administratif yang merupakan kepanjangan
tangan dari pemerintah kabupaten atau kota kecamatan dipimpin oleh seorang
camat masing-masing merupakan pegawai negeri sipil serta bertanggung jawab
kepada bupati atau walikota yang melingkupi batas-bats wilayah setiap kecamatan
terdiri dari beberapa kelurahan/desa.
Table berikut menggambarkan luas wilayah desa/kelurahan di Kecamatan
Pujananting.
Tabel 4.4 luas wilayah Desa/Kelurahan
No. Desa/Kelurahan Luas (KM2) Persentase
1. Desa Bulo-Bulo 37,08 3,16
2. Desa Gattareng 49,60 4,22
3. Desa Pujananting 77,88 6,63
4. Desa Jangan-Jangan 40,75 3,47
5. Desa Pattappa 41,50 3,53
Page 52
6. Desa Bacu –Bacu 30,00 2,64
7. Kel. Mattappawalie 36,45 3,10
Jumlah/Total 314,45 26,75
Sumber: Kabupaten Barru dalam angka 2018
Tabel berikut menggambarkan posisi dan tinggi wilayah diatas permukaan
laut kantor Desa/Kelurahan dikecamatan Pujananting.
Tabel 4.5 luas Desa, jarak (KM), dan ketinggian dari permukaan air laut di
Pujananting tahun 2018
No. Desa/Kelurahan Luas
Area(Km2)
Ibu kota
kecamatan
Ibu kota
kabupaten
Ketinggian
dari
permukaan
laut (DPL)
1. Bulo-Bulo 37,08 38,00 68,00 600,00
2. Gattareng 49,60 39,00 69,00 700,00
3. Pujananting 77,88 24,00 56,00 400,00
4. Jangan-Jangan 40,75 2,00 34,00 400,00
5. Pattappa 40,50 0,10 32,00 300,00
6. Bacu-Bacu 31,00 9,00 41,00 500,00
7. Mattappawalie 36,45 O,10 32,00 300,00
Kec.Pujananting 313,26
Sumber: Kabupaten Barru dalam angka 2018
Tabel berikut menggambarkan jumlah penduduk Desa/Kelurahan di
Kecamatan Pujananting.
Page 53
Tabel 4.6 Banyaknya penduduk kecamatan pujananting, 2018
No. Desa/Kelurahan 2014 2015 2016 2017 2018
1. Bulo-Bulo 2242 2249 2254 2260 2266
2. Gattareng 2135 2142 2146 2152 2157
3. Pujananting 2886 2892 2897 2904 2913
4. Jangan-Jangan 1555 1560 1562 1567 1571
5. Pattappa 1128 1132 1134 1137 1139
6. Bacu-Bacu 1587 1593 1595 1600 1604
.7. Mattappawalie 1469 1474 1476 1480 1485
Jumlah : 13.002 13.042 13.064 13.100 13.135
Sumber: Kabupaten Barru dalam angka 2018
3. Profil Desa Bulo-bulo
a. Sejarah Desa Bulo-Bulo
Pada tahun 1993 Desa Bulo-bulo merupakan Desa persiapan dimana pada saat itu
di kepalai oleh M.Tajuddin P sampai pada tahun 1995. Baru pada tahun 1995 Desa
persiapan Bulo-bulo melakukan pemilihan kepala Desa pertama dimana pada saat
itu ada Dua kandidat yaitu M. Tajuddin P dan Hacing yang akhirnya dimenangkan
oleh Bapak Hacing dan terpilih menjadi kepala Desa Bulo-bulo pada tanggal 26
Desember 1995 dengan NO.SK :434/XII/1995.Hingga pada tahun 2003 kemudian
sembari menanti pemiliharaan Desa berikutnya karena masa jabatan pemerintahan
telah habis, maka dilanjutkan oleh Pak Ruslan selaku Pjs. Kepala Desa Bulo-bulo,
Page 54
kemudian tahun 2004 diadakan lagi pemilihan kepala Desa Bulo-bulo dimana pada
saat itu kandidatnya Bapak hacing dan ibu Jumarni dan hasilnya dimenangkan oleh
Bapak Hacing kembali terpilih menjadi kepala Desa Bulo-bulo. Dan pada tahun
2010 kembali diadakan pemilihan kepala Desa Bulo-bulo dimana pada saat itu
kandidatnya ibu St.Aminah.S, Darwis dan Tajuddin.L dan hasilnya ibu St.Aminah
terpilih jadi kepala Desa Bulo-bulo. Ditahun 2015 sampai sekarang ibu St.Aminah
kembali diangkat sebagai kepala Desa Bulo-bulo sembari menunggu pemilihan
kepala Desa selanjutnya.
b. Demografi
Desa Bulo-bulo secara geografis berada diketinggian antara 650 mdpl (diatas
permukaan laut). Dengan keadaan curah hujan rata-rata dalam pertahun antara
150-180 hari, serta suhu rata-rata pertahun adalah 25 s/d 35C. Secara administrasi
Desa Bulo-bulo terletak diwilayah kecamatan Pujananting Kabupaten Barru.
Wilayah Desa Bulo-bulo secara administrasi dibatasi oleh wilayah Kabupaten dan
Kecamatan Desa tetangga.
c. Batas wilayah Desa
Sebelah timur perbatasan dengan wilayah Desa tondong, sebelah barat perbatasan
dengan wulayah desa tabo-tabo, sebelah selatan perbatasan wilayah desa
tondongkura, sebelah utara perbatasan dengan wilayah desa pujananting.
1) Jarak dari ibu kota kecamatan 41 km
Dari ibu kota kabupaten 60 km
Dari ibu kota provinsi 120 km
Page 55
2) Luas wilayah desa dalam tata guna lahan
Luas wilayah Bulo-bulo 3.126,77 ha terdiri dari
a) Pemukiman : 15,00 ha
b) Persawahan : 178,00 ha
c) Perkebunan : 123,62 ha
d) Kuburan : 5,00 ha
e) Perkantoran : 0,50 ha
f) Prasaran umum lainnya : 2.809,65 ha
Gambar 4.1 Peta Desa Bulo-Bulo
d. Demografis atau kependudukan
Page 56
Berdasarkan data administrasi pemerintahan desa Bulo-bulo tahun 2019 jumlah
penduduk yang tercatat secara administrasi jumlah total 2.180 jiwa dengan
perincian penduduk berjenis kelamin laki-laki 1.096 jiwa sedangkan berjenis
kelamin perempuan 1.084 jiwa.
Table 4.7 Jumlah penduduk Desa Bulo-Bulo berdasarkan jenis kelamin
No. Jenis kelamin Jumlah
1. Laki-laki 1.096
2. Perempuan 1.084
Total 2.180
Sumber: profil Desa Bulo-Bulo
e. Keadaan sosial
Perspektif budaya masyarakat di Desa Bulo-bulo kental dengan budaya khas Bulo-
bulo walaupun budaya dari suku lain seperti Makassar sering kita jumpai dari latar
belakang budaya, kita melihat aspek budaya dan sosial yang berpengaruh dalam
kehidupan masyarakat , didalam hubungan dengan agama yang dianut misalnya
maupun upacara adat lainnya islam sebagai agama mayoritas dianut masyarakat
Desa Bulo-bulo dalam menjalankannya sangat kental tradisi budaya khas Bulo-
bulo.
Page 57
f. Keadaan ekonomi : secara umum mata pencaharian masyarakat Desa Bulo-bulo
dapat teridentifikasi ke dalam beberapa bidang mata pencaharian seperti bertani,
karyawan perusahaan swasta, wiraswasta, PNS, sebagaimana dibawah ini.
Tabel 4.8 Jumlah penduduk menurut mata pencaharian Desa Bulo-Bulo
tahun 2019
No. Mata pencaharian Jumlah
1. PNS 8
2. Petani 526
3. Pertukangan 1
4. Wiraswasta 15
5. Peternak 485
6. Karyawan swasta 1
7. Sopir 7
8. Mengurus Rumah tangga 531
Jumlah 1570
Sumber: profil Desa Bulo-Bulo
1) Pertanian
Page 58
Hasil pertanian masyarakat Desa Bulo-bulo berupa padi masih diproduksi
dalam skala kecil dimana pada dasarnya hanya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Desa saja.
2) Peternakan
Hasil peternakan berupa sapi potong dan unggas biasanya dijual melalui
tengkulak namun ada juga menjualnya secara langsung guna kepentingan acara
keagamaan maupun adat.
3) Perkebunan
Adapun hasil perkebunan Desa Bulo-bulo yakni kacang tanah, jagung, umbi-
umbian dan sayur-sayuran. Sebagian besar digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari namun sebagian lagi dijual kepasar-pasar tradisional atau
pasar Desa.
4) Pertambangan
Desa Bulo-bulo kaya akan mineral tambang namun saat ini masih terkendala
oleh keterbatasan SDM.
5) Usaha Mikro
Di Desa Bulo-bulo juga terdapat usaha mikro berupa kios-kios yang melayani
kebutuhan masyarakat Desa Bulo-bulo dan sekitarnya namun sifatnya masih
sangat terbatas dan sederhana dikarenakan oleh keterbatasan modal usaha.
g. Kondisi Pemerintahan Desa
Desa Bulo-bulo dipimpin oleh seorang kepala Desa yang merupakan hasil
pemilihan langsung oleh masyarakat Desa Bulo-bulo. Dalam menjalankan
Page 59
pemerintahannya kepala Desa dibantu oleh Sekertaris Desa dan para kaur serta staf
Desa selain itu juga terdapat lembaga pengawas yang berfungsi sebagai pengawas
jalannya pemerintahan.
Nama-nama pejabat administrasi pemerintahan Bulo-bulo tahun 2019
Tabel 4.9 pejabat pemerintahan Desa Bulo-Bulo
No. Nama Jabatan
1. Rahman, S.Pd Kepala Desa
2. Muh Haliq, S.Pd.I Sekertaris Desa
3. Hudi Kaur
4. Hawiah kaur
5. Muhammad Nurdin, S.Pd Kaur
6. Fatahuddin Staf
7. Muhammad Agus, S.Pd Staf
8. Qurniati, S.Pd Staf
9. Nurhidayah Staf
10. Dahlia Staf
Sumber: profil Desa Bulo-Bulo
Table 4.10 Nama-nama pengurus badan permusyawaratan Desa Bulo-bulo
Page 60
No Nama Jabatan
1. Sirajuddin.S Ketua
2. Sirajuddin Wakil ketua
3. Hasnaeni, S.Pd Sekertaris
4. Ramlah Anggota
5. Sarifuddin Anggota
Struktur kepemimpinan Desa Bulo-Bulo tidak dapat lepas dari struktur
administrasi pemerintahan pada level diatasnya.
1) Pembagian wilayah Desa
( Jumlah penduduk/KK, Jiwa, RTM, =…..RTSM….= Non RTM=……)
Table 4.11 pembagian wilayah Desa Bulo-Bulo
NO.
NAMA DUSUN
KEPALA
KELUARGA
L P TOTAL
1. Lappatemmu 144 157 301 83
2. Labaka 191 164 360 125
3. Maroanging 245 248 493 115
Page 61
4. Passengareng 66 94 183 81
5. Panggalungan 117 112 229 62
6. Palampang 90 93 183 59
7. Rumpiae 243 211 454 111
2) Visi Misi Desa Bulo-Bulo Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru
Visi :
Mewujudkan masyarakat Bulo-Bulo yang lebih sejahtera, cerdas, sehat
dan taat azas yang bernafaskan keagamaan.
Misi :
• Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan
memanfaatkan sumber daya alam (SDA) untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat.
• Meningkatkan pembangunan infrastruktur
• Meningkatkan upaya perubahan pola hidup masyarakat. Dari usaha
ekonomi konsumtif menjadi usaha ekonomi produktif demi
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Page 62
• Melakukan upaya untuk meningkatkan minat baca untuk
meminimalisasi buta aksara (pendidikan umum dan keagamaan) untuk
mencapai masyarakat yang berbasisi pengetahuan
• Melakukan upaya untuk meningkatkan pola hidup sehat bagi
masyarakat
• Menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, pembinaan dan
perdayaan masyarakat dengan senantiasa berdasar pada peraturan dan
kearifan lokal masyarakat Desa Bulo-Bulo.
• Mewujudkan tata pemerintahan yang baik (Good Governance).
Page 63
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA BULO-BULO
BPD DESA
BULO-BULO
MUH. HALIQ, S.Pd
Sekertaris Desa
HAWIAH
Kaur perencanaan
& umum
MUH. NURDIN, S.Pd
Kaur Keuangan
RUSLAN, S.Sos
Kaur
HUDI
Kasi Kesra
RAHMAN
Kadus
Labaka
RAHMAN, S.Pd
Kepala Desa
Dibantu oleh staf Desa:
FATAHUDDIN
SUPRIADI
QURNIATI
RISNA
JUMRIAH, S.Pd
NURDAYA
DAHLIA
HASRIANI, A.Md.P
MUH. AGUS, S.Pd
MIRNAWATI
M. SULTAN
Kadus
Maroangin
MUH.ARIFIN
Kadus
Passengaren
g
ALIMUDDIN
Kadus
Palampang
KAHAR
Kadus
Panggalung
an
JUMADI. G
Kadus
Rumpiae
NURU.D
Kadus
Lappatemmu
Keterangan :
Garis Komando
Garis Koordinasi
Page 64
Gambar 4.2 Struktur organisasi Desa Bulo-Bulo
3) Kelembagaan Desa
Pemerintahan Desa dijalankan oleh kepala Desa dan perangka Desa bersama
dengan lembaga badan permusyawaratan desa bagaimana lembaga tersebut
menyelenggarakan pemerintahan Desa.
4) Pemerintah Desa
Pemerintah desa terdiri dari kepala desa dan perangkat desa
a) Kepala desa
Kepala desa atau sebutan lain peraturan menteri dalam negeri republic
Indonesia no 84 tahun 2015 tentang struktur organisasi dan tata kerja
pemerintahan desa adalah pejabat pemerintahan desa yang mempunyai
wewenang tugas dan kewajiban. Menyelenggarakan rumah tanggan desanya
Dan melaksanakan tugas dari pemerintah dan pemerintah daerah, masa
jabatan kepala desa yaitu 6 tahun dan dapat diperpanjang 3 kali masa jabatan
berikut berturut turut .
1) Memberikan dukungan pembiayaan RPJM Desa yang dianggarkan dalam
APBDesa
2) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi LKMD dengan berbagai
instasi dan lembaga lain sesuai kebutuhan .
Page 65
3) Mengkoodinasikan fasilitas penyelenggaraan Musrenbangdes untuk jarring
aspirasi
4) Mengakomodir sebagian / keseluruhan hasil RPJM Desa dalam APBDesa
5) Bersama sama BPD dan LKM D memperjuangkan sebagian hasil RPJM Desa
agar masuk daftar usulan masyarakat se Kecamatan, melalui Forum
Musyawarah Rencana Pembangunan Kecamatan ( musrenbang Kecamatan.
Bekerjasama dengan berbagai pelaku yang peduli terhadap pemberdayaan
masyarakat ( LSM, Swasta / Dunia Usaha ).
b) Perangkat Desa
Perangkat desa adalah salah satu organ pemerintahan desa, sesuai rumusan pasal
satu angka 3 UU Desa kedudukan perangkat desa adalah membantu bagi kepala
desa dalam menjalangkan fungsi pemerintahan, dalam system ketatanegaraan
Indonesia. Perangkat desa membantu tugas-tugas kepala desa untuk melayani
warga desa. Perangkat desa berasal dariidesa setempat.Mereka diangkat oleh
kepala desa. Namun, ada juga perangkat desa yang ditunujuk oleh pemerintah. Di
beberapa tempat, ada pula perangkat desa di pilih langsung oleh warga desa.
Perangkat-perangkat desa dan tugas-tugasnya sebagai berikut:
1) Unsur staf
Perangkat desa dari unsur staf terdiri dari sekretaris desa dan kaur dalam
pemerintahan desa, sekretaris desa menempati posisi yang sangat penting,
sekretaris desa membantu kepala desa dalam menjalankan pemerintahan desa
tugas utama kepala desa adalah mengurusi administrasi desa dalam menjalankan
Page 66
tugasnya sekretaris desa dibantu oleh unsur pelayanan ini dipinpin oleh kepala
urusan atau disebut kaur, kaur berfungsi melayani warga desa dalam berbagai
urusan paling banyak adan enam urusan yang tangani oleh kaur.
Pada kaur tersebut terdiri dari kepala urusan pemerintahan pembangunan,
kesejahteraan rakyat, dan keagamaan, umum, perekonomian, dan keuangan.
Diantara tugas-tugas mereka sebagai berikut:
c) Bersama sama kepala desa dan sekertaris desa menjalankan pemerintahan
desa.
d) Merumuskan dan melaksanakan program pembangunan desa dan
kemasyarakatan.
e) Melayani masyarakat disetiap bidang.
2) Urusan pelaksanaan
Yaitu unsur pelaksanaan teknis lapangan seperti urusan pamong tani desa dan
urusan keamanan atau hansip yang bertugas menjaga keamanan.
3) Kepala kewilayahan
Untuk kewilayahan berfungsi membantu kepala desa dalam bidang pemerintahan,
bidang tugas unsur kewilayahan mempunyai nama yang berbeda didaerah
pedesaan, unsur kewilayahan diwujudkan dalam bentuk dusun, dusun terbentuk
dari kumpulan beberapa rukun warga yang berdekatan setiap dusun dipimpin oleh
seorang kepala dusun, kepala dusun membantu jalannya pemerintahan desa
ditingkat dusun diantara tugas kepala dususn adalah :
a) Pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat.
Page 67
b) Mengawasi pembangunan diwilayahnya
c) Melaksanakan pembinaan dan kemasyarakatan dalam meningkatkan
kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan
d) Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
kelancaran penyelenggara pemerintahan dan pembangunan.
4) Badan permusyawaratan Desa
Badan permusyawaratan desa adalah merupakan lembaga perwujudan demokrasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan desa BPD dianggap sebagai parlemen desa.
BPD merupakan lembaga baru di desa pada era otonomi daerah di Indonesia.
Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan
keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah mufakat. Anggota
bpd terdiri dari ketua rukun warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka
agama, dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Masa jabatan BPD adalah 6
tahun dan dapt diangkat/diususlkan kembali 1 kali masa jabatan berikutnya.
Wewenang anggota BPD antara lain:
a) Membahas rencangan peraturan Desa bersama kepala desa
b) Melaksanakan pengawasan terhadap peraturan desa dan peraturan kepala desa
c) Mengusulkan pemberhentian kepala desa
d) Membentuk panitia pemilihan kepala desa
e) Menggali, menanmpung,menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi
masyarakat.
5) Lembaga kemasyarakatan
Page 68
Lembaga kemasyarakat Desa dalam permendagri 18 tahun 2018 tentang lembaga
kemasyarakatan desa dan lembaga adat maksudnya adalah wadah partisipatif
masyarakat sebagai mitra pemerintah desa ikut serta dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan, serta meningkatkan pelayanan
masyarakat desa.
a) Lembaga perberdayaan masyarakat desa ( LPMD )
Lembaga ini berkedudukan didesa yang berperan dalam rangka ikut
memperlancar program bangunan di tingkat desa, lembaga pemberdayaan
masyarakat desa ata kelurahan yaitu lembaga ketahanan masyarakat desa atau
kelurahan atau sebuah nama mempunyai tugas menyusun rencangan
pembangunan secara partisipatif menggerakkan swadaya gotong royong
masyarakat, melaksanakan dan mengendalikan pembangunan lembaga
pemberdayaan masyarakat desa atau kelurahan atau sebuah nama lain dengan
melaksanakan tugasnya mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Menyusun rencana pembangunan secara partisipatif melalui musrenbang
2) Melaksanakan mengendalikan memanfaatkan memelihara dan
mengembangkan pembangunan secara partisipastif
3) Menggerakkan dan mengembangkan partisipatif gotong royong dan
swadaya masyarakat.
4) Menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangkat
pemberdayaan masyarakat.
b) Tim penggerak PKK
Page 69
Pembinaan kesejahteraan keluarga adalah suatu organisasi kemasyarakatan
yang memberdayakan perempuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan
kesejahteraan Indonesia. Tugas pkk desa/kelurahan antara lain:
a) Menyusun rencana kerja PKK Desa/Kelurahan.
b) Melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang disepakati
c) Menyuluh dan menggerakkan kelompok PK dusun atau lingkungan
RT/RW dan dasa wisma agar dapat mewujudkan kegiatan – kegiatan uang
telah disusun dan disepakati
d) Menggali dan menggerakkan dan mengembangkan potensi masyarakat
khususnya keluaraga untuk menigkatkan kesejahteraan keluarga sesuai
kebijaksanaan yang telah diterapkan
e) Melaksankan kegiatan penyuluhan kepada keluarga yng mencakup
kegiatan bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai keluarga
sejahtera
f) Mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelaksanaan program
kerja
g) Berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan dengan
kesejahteraan keluarga di Desa/kelurahan
h) Membuat laporan hasil kegiatan kepada tim penggerak pkk kecamatan
dengan tembusan kepada ketua daswan penyantun tim penggerak pkk
setempat
i) Melaksankan tertib administrasi
Page 70
j) Mengadakan konsultasi dengan ketua dewan penyantun tim penggerak pkk
setempat tim penggerak pkk desa/kelurahan dalam melaksanakan tugasnya
a) Penyuluh motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu
melaksanakan program PKK
b) Fasilitator perencana pelaksana pengendali Pembina dan pembimbing
penggerak PKK
c) RT dan RW
Rukun tetangga atau RT adalah lemabga masayrakat dibawah Rw dengan
demikian RT adalah pembagian administrative pemerintah terendah, tetapi
bukan bagian dari pembagian administrasi pemerintahan. dalam melaksanakan
tugasnya mempunyai fungsi:
1) Menggerakkan partisipasi gotong royong masyarakat
2) Turut menunjang stabilitas nasional dengan menegakkan dan menjaga
ketertiban dan menciptakan ketentraman lingkungan.
3) Turut membantu mensukseskan program pemerintah
4) Menjadi penghubung antar sesame anggota masyarakat dengan
pemerintah.
d) Gapoktan
Merupakan wadah kelompok tani ditingkat desa kegiatan yang menjadi
rutinitas adalah pertemuan kelompok tani tingkat desa yang dilaksanakan
Page 71
secara bergilir setiap bulan dimasing-masing kelompok tani kegiatan yang
dilakukan:
1) Pendampingan program aksi mandiri pangan
2) Pengelolaan PUAP ( program usaha agrobisnis pedesaan)
e) Posyandu
Posyandu terdiri dari dua yaitu posyandu balita dan lansia, kegiatan ini meliputi
penimbangan rutin bagi ballita,lansia pemberian makanan tambahan bagi balita
dan penyuluhan kesehatan bagi balita dan lansia.
B. Peran kepala Desa melibatkan suku to balo dalam kegiatan pembangunan di
Desa Bulo-bulo
Dalam Undang-undang No 6 tahun 2014 dimana kepala desa memiliki peran dan
tugas antara lain menyelenggarakan pemerintahan Desa melaksanakan
pembanguna desa pembinaan dan pemberdayaan masyarakat kepala desa sangat
berperan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan Desa dan sangat
berpengaruh besar terhadap segala macam aktivitas pemerintahan yang
berhubungan dengan masyarakat kepala desa sangat berperan meningkatkan
partisipasi masyarakat karena kepala desa adalah sosok pemimpin yang dipercaya
oleh masyarakat dan dipilih langsung oleh masyarakat.
1. Peran kepala desa sebagai motivator
Peran kepala desa sebagai motivator dapat mendorong masyarakat untuk
berpartisipasi dalam pembangunan desa melalui ide, gagasan, saran, kritik,
maupun terlibat langsung dalam pembangunan desa, peran kepala desa sebagai
Page 72
motivator yaitu fungsi pemerintahan desa sebagai pendorong, penggerak dan
pemberi semangat kepada masyarakat setempat agar ikut melakukan tindakan atau
kegiatan yang positif sehingga apa yang diharapkan dapat lebih berkembang dan
suatu saat dapat menjadi penopang perekonomian yang ada, kepala desa motivator
didesa Bulo-bulo.
a. Memberi informasi pembangunan
Undang-undang Desa pasal 86 tentang sistem informasi pembangunan Desa
dan pembangunan kawasan pedesaan jelas disebutkan bahwa desa berhak
mendapatkan akses informasi melalui sistem informasi yang dikembangkan oleh
pemerintah.
Kepala Desa Bulo-Bulo memberikan informasi secara jelas mengenai akan
diadakannya pembangunan di Desa Bulo-Bulo kepada masyarakat sebagai contoh
pembangunan pasar Desa, kepala Desa menyampaikan informasi pembangunan
tersebut serta manfaatnya bagi masyarakat. Kegiatan yang dilakukan adalah
dengan cara berdiskusi ini merupakan cara kepala Desa memberikan informasi
pembangunan.
Berikut hasil wawancara dengan kepala Desa Bulo-bulo menyatakan bahwa:
“pemerintah Desa Bulo-bulo senantiasa memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai pembangunan yang akan dilaksanakan salah satu
contoh pasar desa, jauh sebelum pembangunan dilakukan dari pemerintah
desa kami melakukan dialog kepada warga tentang manfaat pembangunan
tersebut” ( wawancara RN,15 November 2019).
Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dilakukan
pemerintah Desa adalah hal yang baik karena menyesuaikan karakteristik
Page 73
masyarakat pedesaan yang beranggapan bahwa segala sesuatu untuk kepentingan
bersama dibicarakan secara bersama sehingga semua pihak mengetahui dan
memahami apa yang akan dilakukan sesuai tujuan pemerintah dan masyarakat.
b. Memberikan motivasi swadaya
Swadaya masyarakat ialah kemampuan dari suatu kelompok atau individu
masyarakat dengan kesadaran dan inisiatif sendiri mengadakan ikhtiar kearah
pemenuhan kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang yang akan
dirasakan oleh masyarakat itu. Swadaya ini berupa bahan, tenaga, maupun ide dan
gagasan untuk keperluan di masyarakat.
Pertemuan musyawarah yang berisi informasi pembangunan baru kemudian
kepala desa membujuk warga masyarakat agar bersedia berswadaya dalam
pembangunan yang telah disepakati bersama dalam membujuk warga, kepala desa
Bulo-bulo menyampaikan motivasi-motivasi sehingga masyarakat terdorong
untuk berpartisipasi dalam pembangunan desa, secara garis besar motivasi yang
disampaikan kepala desa anatara lain memberikan pemahaman bahwa
pembangunan apapun yang ada didesa tidak akan dapat terwujud tanpa partisipasi
dari masyarakat.
Berikut hasil wawancara dengan kepala Desa Bulo-bulo menyatakan bahwa:
“dengan bersosialisasi kepada masyarakat memberikan pemahaman
bahwa masyarakat harus terjun didalam proses pembangunan tersebut
karena suksesnya pembangunan tidak terlepas dari keikutsertaan
masyarakat baik itu mengawasi, maupun memberikan ide dan
gagasannya”(wawancara RN,15 November 2019)
Page 74
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa, dengan
upaya yang dilakukan kepala Desa Bulo-Bulo dalam memberikan motivasi
swadaya kepada masyarakat bahwa keterlibatan masyarakat dalam pembangunan
desa diharapkan sebagaimana amanat Undang-undang desa adalah adanya
pelibatan mayarakat secara keseluruhan dan transparan dalam mengelola
pembangunan desa agar masyarakat mengetahui semua dan masyarakat terdorong
terlibat dalam pembanguan.
c. Menyampaikan motivasi secara langsung yang dibantu pihak lain
Memotivasi adalah suatu kekuatan yang mampu menggerakkan batin untuk
bertindak secara langsung salah satu contoh Pada saat pertemuan dusun dan dalam
forum RPJMD, dan pertemuan lain seperti pertemuan kepala Desa dengan warga
di sawah, warung, dan diacara-acara sosial masyarakat misalnya syukuran warga,
pernikahan. Kepala Desa Bulo-Bulo tidak bekerja sendirian dalam penyampaian
motivasi kepada masyarakat, tetapi bekerja sama dengan berbagai pihak secara
struktural, pihak-pihak yang membantu kepala Desa Bulo-Bulo melakukan
peranannya sebagai motivator masyarakat adalah para perangkat Desa dan kepala
dusun diwilayah masing-masing.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Desa Bulo-bulo menyatakan
bahwa:
“Memberikan semangat atau motivasi kepada masyarakat agar apa menjadi
visi dan misi kepala Desa Bulo-Bulo itu dapat kemudian kita sama-sama
wujudkan karena tentu apa yang menjadi visi dan misi bukan lagi menjadi
visi dan misi kepala Desa, akan tetapi itu semua visi dan misi masyarakat
Desa Bulo-Bulo yang tentu punya tanggung jawab bersama untuk
Page 75
mewujudkannya sehingga di sini peran penting seorang kepala Desa
sebagai pemimpin dan juga perannya sebagai motivator bagaimana
kemudian melibatkan semua unsur atau lapisan masyarakat. Memberikan
motivasi atau dorongan agar supaya, apa yang menjadi tujuan bersama
dapat kita capai sesuai dengan apa yang menjadi visi dan misi pemerintah
Desa Bulo-Bulo (wawancara RN,15 November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
memberikan motivasi atau penyuluhan kepada masyarakat kegiatan ini sangat
penting untuk pembangunan desa khususnya dalam bidang fisik, disinilah peran
kepala desa sebagai motivator dapat mendorong masyarakat berpartisipasi dalam
pembangunan melalui ide, gagasan, kritik maupun langsung terlibat dalam
pembangunan.
2. Peran kepala Desa sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator sangat berperan penting dalam jembatan penghubung
untuk masyarakat demi kemajuan Desa Bulo-bulo diharapkan kepala Desa bisa
lebih peka terhadap kebutuhan masyarakat sehingga pembangunan Desa menjadi
lebih baik dan apa yang telah direncanakan dapat terwujud.
Peran kepala Desa sebagai fasilitator bahwa kepala Desa yaitu orang memberikan
bantuan dan menjadi narasumber yang baik untuk berbagai permasalahan serta
mempasilitasi kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa memberikan
kemudahan dan kelancaran dalam proses pembangunan sehingga program
pemberdayan masyarakat Desa dapat berjalan dengan baik, menjalankan perannya
sebagai fasilitator dalam hal memfasilitasi atau melengkapi kebutuhan yang
diperlukan dalam proses kegiatan yang dilakukan.
Page 76
a. Peran memotivasi
Motivasi merupakan suatu penggerak dari dalam hati untuk mencapai suatu
tujuan dengan kata lain motivasi adalah proses menghasilkan tenaga yang di
arahkan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Peran yang dilakukan
fasilitator adalah peran memotivasi masyarakat dan mendorong seseorang kearah
tujuan untuk melakukan sesuatu proses pemberdayaan memotivasi sangatlah
dibutuhkan agar masyarakat lebih antusias dalam melibatkan diri dalam
pembangunan agar kegiatan yang direncankan berjalan dengan lancar.
Berikut wawancara dengan kepala Desa Bulo-bulo:
“kepala Desa biasanya menanamkan pentingnya kesadaran masyarakat akan
keterlibatan dalam pembangunan sehingga masyarakat yakin kalau
pembangunan ini untuk masyarakat”(wawancara RN,18 November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
menyadarkan mereka bahwa mereka memiliki kekuatan baik dan harus terus di
jaga ini akan mendorong lahirnya satu komitmen untuk berubah mencapai
kemajuan mengejar keterbelakangan.
b. Peran edukasi
Peran edukasi adalah proses pembelajaran yang dilakukan dilingkup sekitar
kepada seseorang maupun kelompok. Peran edukasi yang dilakukan fasilitator
dalam melibatkan masyarakat di Desa Bulo-Bulo, yakni memberikan pelatihan-
pelatihan seperti dalam pembuatan pupuk kompos, pupuk cair. Berikut wawancara
dengan kepala desa Bulo-Bulo menyatakan bahwa :
Page 77
“memberikan edukasi secara bertahap mulai tokoh masyarakat dan terus
menerus dilakukan untuk meningkatkan pemahaman atau kesadaran kritik
masyarakat terhadap pembangunan, salah satu contoh pembuatan pupuk
organik, pakan ternak organik bekerjasama dengan dinas terkait
dampaknya cukup baik bisa menekan biaya pengolahan pertanian dan
perkebunan di masyarakat Bulo-Bulo” (wawancara RN, 18 November
2019).
Dari wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa kepala desa berperan aktif
dalam mengedukasi masyarakat agar mengetahui potensi sumber daya alam desa
yang bisa dikembangkan untuk kemajuan desa ,oleh karena itu pentingnya
partisipasi masyarakat desa agar mau memanfaatkan potensi alam desa untuk
kesejahteraan bersama.
c. Peran membangunan partisipasi
Suatu kegiatan untuk membangkitkan perasaan dan ikut serta atau ambil
bagian dalam kegiatan suatu organisasi sehubungan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan, partisipasi merupakan keterlibatan aktif masyarakat atau partisipasi
tersebut dapat berarti keterlibatan proses penentu arah dari strategi kebijaksanaan
pembangunan yang dilaksanakan pemerintah.
Pemberdayaan masyarakat haruslah senantiasa mengedapankan partisipasi dalam
setiap proses yang dilaksankan karena jika mereka merasa bahwa kegiatan tersebut
penting bagi mereka dan secara langsung mereka akan terbangun partisipasinya
dalam melaksanakan proses tersebut. Partisipasi dalam proses pemberdayaan
merupakan hal yang sangat penting yang dilakukan fasilitator yang mana setiap
proses dari mulai perencanaan fasilitator melibatkan masyarakat secara langsung
yang bertujuan untuk memandirikan masyarakat.
Page 78
Berikut hasil wawancara dengan kepala Desa menyatakan bahwa:
“dengan memberikan perhatian dan kepercayaan penuh kepada masyarakat
mengenai kondisi atau kebutuhan, masyarakat mempercayai program
pembangunan jika mereka dilibatkan dalam proses perencanaan program
itu”(wawancara RN,18 november 2019 ).
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kepala desa membangun
partisipasi dengan melibatkan masyarakat karena pembangunan yang
dilaksanakan oleh pemerintah pembangunan tidak akan pernah mencapai tujuan
jika meninggalkan masyarakat pembangunan akan dinilai berhasil apabila
pembangunan membawa perubahan kesejahteraan masyarakat.
3. Peran kepala Desa sebagai mediator
Kepala Desa sebagai mediator yaitu yang menentukan keberhasilan setiap program
dan rancangan yang telah direncanakan oleh Karen itu peran kepala Desa sebagai
mediator harus dapt dilaksanakan dengan baik, adanya peran aktif atau partisipasi
dari masyarakat merupakan bentuk konsep pembangunan daerah dengan cara
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah konsep
pembangunan menuju kesejateraan masyarakat yang melibatkan nilai-nilai sosial.
a. Penyelesaian konflik masyarakat
Mediasi merupakan metoda pengendalian konflik dengan cara meminta
bantuan pihak ketiga sebagai penasehat, disini mediasi merupakan usaha untuk
kompromi yang tidak dilakukan sendiri secara langsung mediasi dilakukan dengan
bantuan pihak ketiga yang independen tidak memihak. Pihak ketiga atau mediator
hanya mencoba mempertemukan dan mendamaikan para pihak yang sedang
Page 79
konflik atas dasar kompromi. Kepala desa adalah pemimpin yang ada didesa
tersebut dalam menyelesaikan konflik-konflik diwilayahnya tentu melalui proses
berdasarkan aturan perundang undangan, peraturan desa maupun daerah.
Berikut hasil wawancara dengan kepala desa Bulo-bulo yang menyatakan
bahwa:
“iya terkadang ada perkelahian antar pemuda biasanya itu dalam acara-
acara hiburan di Desa“(wawancara RN,30 November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
penyelesaian masalah tersebut kepala desa melakukan tindakan mempertemukan
kedua belah pihak untuk mencari jalan keluar masalah tersebut, dari hasil diskusi
dengan masyarakat menyatakan bahwa kepala desa dalam hal ini cukup baik dalam
hal menjadi mediator di tengah-tengah masyarakat.
b. Menampung dan penyalur aspirasi masyarakat
Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dilakukan oleh BPD
adalah salah satu lembaga penting dalam penyelenggaraan pemerintahan desa
adapun keanggotaan BPD bersipat representatif yang berasal dari wakil-wakil
kelompok masyarakat termasuk wakil perempuan. Masyarakat merupakan
tumpuan harapan bangsa dan Negara dalam meningkatkan sumber daya manusia
yang berdasarkan pada aspirasi rakyat seutuhnya, masyakat Desa Bulo-bulo pada
umumnya dalam menyampaikan aspirasi baik yang bersifat tertulis maupun lisan
disampaikan lewat BPD untuk disampaikan di pemerintah dengan segala aspirasi
masyarakat Desa Bulo-bulo kepala Desa melakukan penjaringan aspirasi dimana
Page 80
mengklarifikasi mana aspirasi yang jangka pendek dan aspirasi jangka panjang,
setelah diklrafikasi kepala Desa mempersentasikan kepada jajarannya untuk
dilaksanakan bersama jajarannya.
Berikut wawancara dengan kepala Desa Bulo-bulo yang menyatakan bahwa:
“Penyampaian aspirasi masyarakat itu dilakukan dengan musyawarah
melalui forum musrenbang atau rapat koordinasi yang kita lakukan didesa
kami mengundang perwakilan tokoh-tokoh masyarakat tokoh adat, tokoh
pemuda, RT, tokoh agama yang di fasilitasi oleh BPD ”(wawancara RN,
15 november 2019).
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa:
Kepala Desa dalam menanggapi aspirasi masyarakat itu dengan melakukan
musyawarah dengan mengundang perwakilan masyarakat untuk membahas
aspirasi mereka dalam hal pembangunan Desa Bulo-bulo.
c. Menjalankan program yang dicanangkan Desa maupun program dari Daerah.
Kedudukan dokumen perencanaan Desa yang kuat ini menyiratkan makna
bahwa desa berdaulat secara politik untuk mengkonsolidasikan seluruh
program/kegiatan pembangunan Desa apakah pihak diluar desa tidak
diperbolehkan tentu tidak. Mereka dapat terlibat dalam pembangunan di desa
setelah memberi informasi dan berkoordinasi dengan desa. Menjalankan segala
program yang dicanangkan oleh kepala Desa sendiri maupun dari pemerintah
daerah sebelumnya melakukan sosialisasi langsung kepada warga, setelah
sosialisai maka memantau dan menganalisa tanggapan masyarakat terhadap
program yang disosialisasikan.
Page 81
Berikut hasil wawancara dengan kepala Desa Bulo-bulo yang menyatakan
bahwa:
“Adalah tentu kita memberikan edukasi kepada warga dan bercerita
bagaimana apa yang telah direncanakan pemerintah mampu diwujudkan
bersama, dan apa yang juga menjadi permasalahan-permasalahan
masyarakat mampu diberikan solusi, akan tetapi bagaimana kemudian
termasuk didalamnya dalam pelaksaanaan pembangunan kadang-kadang
pemerintah mendapatkan tantangan atau masalah dalam pelaksanaannya”
(wawancara RN,15 November 2019).
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kepala desa menjalankan
program salah satu proses awal dalam pelaksanaan program yang ditunjang
fasilitas yang memadai yang akan memberi rasa nyaman dan mendorong
partisipasi masyarakat dan pihak-pihak yang terlibat dalam menjalankan program
tersebut. Dalam hal ini pemerintah memberikan solusi atau sosialisasi terhadap
problem yang dihadapi masyarakat menyangkut berbagai macam konflik.
C. Hambatan kepala Desa melibatkan Suku To Balo
Terdapat beberapa faktor penghambat kepala Desa melibatkan suku To Balo
dalam kegiatan pembangunan :
1. Kurangnya kesadaran masyarakat
Di Desa Bulo-bulo kesadaran masyarakat dalam keikutsertaan terlibat dalam
pembanguan kurang berdasarkan hasil wawancara dengan kepala desa bulo-bulo
menyatakan bahwa:
“ada sebagian masyarakat di sini yang tidak peduli terhadap
pembangunan salah satu contoh gotong royong mereka lebih
mementingkan pekerjaan sendiri”(RN, 09 November 2019 ).
Page 82
Dari wawancara diatas, dapat diketahui bahwa sebagian masyarakat lebih
mementingkan kepentingan pribadi sendiri seperti mengembala hewan ternak
mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka dari pada ikut berpartisipasi dalam
pembangunan desa.
Wawancara dengan kaur pembangunan Desa Bulo-bulo menyatakan bahwa:
“itulah tantangan kami selaku pemerintah desa persoalan masyarakat yg
kurang sadar atas dampak keterlibatan mereka, masih banyak warga yang
belum memahami pentingnya ikut serta dalam pembangunan desa”( HD,
09 November 2019 ).
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa masih banyak masyarakat
Desa Bulo-bulo yang tidak memahami Undang-undang Desa No 6 tahun 2014
tentang Desa bahwa masyarakat berhak meminta dan mendapatkan informasi dari
pemerintah desa serta mengawasi kegiatan penyelenggara pemerintah Desa dan
menyampaikan aspirasi, saran dan pendapat lisan maupun tertulis.
2. Sumber daya manusia
Kualitas sumber daya manusia di Desa Bulo-bulo masih rendah sehingga
pengetahuan masyarakat pentingnya terlibat dalam pembangunan kurang
maksimal.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Desa Bulo-Bulo menyatakan bahwa:
“di desa ini kebanyakan masyarakat hanya lulusan SMP, SMA bahkan ada
masyarakat hanya lulusan SD meskipun juga ada masyarakat desa sudah
menempuh jenjang pendidikan S1 atau S2 namun mereka lebih memilih
bekerja di luar Desa( RN, 09 November 2019 ).
Dari hasil wawancara diatas, maka dapat diketahui bahwa kualitas sumber
daya manusia masih rendah, sehingga pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
Page 83
terlibat dalam pembangunan Desa masih kurang, adapun masyarakat yang sudah
menempuh pendidikan tinggi lebih memilih bekerja diluar Desa sehingga tidak
sempat ikut berpartisipasi dalam pembangunan Desa.
Berikut wawancara dengan sekretaris desa juga mengatakan bahwa :
“salah satu kendala penghambat pembangunan desa yaitu masih
lemahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk berpartisifasi dalam
bidang Pembangunan baik mulai perencanaan, pelaksanaann maupun
pemeliharaan hasil Kegiatan ”(wawancara HQ, 09 November 2019)
Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa partisipasi masyarakat dalam
pembangunan desa itu masih sangat kurang, maka dari itu kepala desa harus
memberikan pemahaman tentang pentingnya berpartisipasi dalam pembangunan
desa agar masyarakat kedepannya lebih aktif dalam pembangunan desa. Sehingga
masyarakat desa akan lebih terlibat dalam pembangunan maupun pengembangan
desa. Sesuai yang di sampaikan oleh masyarakat setempat Desa Bulo-bulo, bahwa
:
“saya tidak tidak paham apa yang harus dikerjakan masyarakat ketika ada
pembangunan yang masuk di sini “(wawancara NU, 09 november
2019),
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kendala pemerintah desa
dalam melibatkan masyarakat ke dalam pembangunan yaitu kurang pahamanya
masyarakat bulo-bulo karena mereka lebih didominasi oleh masyarakat petani
yang umumya tidak terlalu mengetahui tentang pemerintahan desa. Maka dari itu
perlu adanya sosialisasi yang dilakukan pihak Kepala Desa secara merata
Page 84
diseluruh elemen masyarakat agar mereka bisa memahami pelaksanaan
pembangunan yang ada di desa.
3. Kesibukan masyarakat
Di desa bulo-bulo kebanyakan masyarakat sebagai petani dan peternak maka
mereka kurang maksimal berpartisipasi dalam pembangunan Desa Karena lebih
memilih pekerjan pribadi mereka.
Berdasarkan wawancara dengan kepala Desa Bulo-bulo:
”masyarakat di sini rata-rata petani dan peternak jadi mereka kurang
melibatkan diri mereka karena soal pekerjaan (RN,09 November 2019
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat lebih
mementingkan pekerjaan pribadi mereka dibanding aktif terlibat dalam
pembangunan untuk kemajuan Desa.
Berikut hasil wawancara dengan masyarakat menyatakan bahwa :
“ kadang kalau ada kegiatan di desa bersamaan dengan pekerjaan di
rumah jadi tidak bisa hadir, selalu ada pemberitahuan tapi begitulah
namanya pekerja petani ”(wawancara HE 09 November 2019).
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa faktor kendala dalam
keterlibatan masyarakat yaitu kesibukan masyarakat dalam bertani, maka dari itu
perlu upaya kepala Desa memotivasi masyarakat untuk terlibat dalam
pembangunan di desa bulo-bulo.
4. Faktor ekonomi
Page 85
Masyarakat desa bulo-bulo mayoritas peternak dan petani mereka masih
merasa masih belum mencukupi, jadi sebagian masyarakat memilih bekerja diluar
desa. Tidak semua masyarakat mempunyai ladang sendiri sehingga memilih
menggarap ladang orang lain. Berdasarkan wawancara dengan kepala Desa Bulo-
Bulo :
“iya ada banyak masyarakat saya yang keluar desa menggarap ladang orang
lain seperti kakao, cengkeh, lada dengan berbagi hasil dengan yang punya
ladang”(RN 09 November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa
masyarakat desa bulo-bulo tidak sepenuhnya berada di desa, melainkan mereka
keluar dari desa menggarap ladang orang lain atau keluarga. Sehingga kesempatan
di desa berpartisipasi dalam pembangunan tidak ada.
5. Koordinasi Pemerintah dan masyarakat
Di Desa bulo-Bulo aparatur Desa kurang maksimal dalam melakukan
sosialisasi dengan masyarakat, kurangnya sosialisasi tersebut dapat menyebabkan
informasi atau pengetahuan tentang pentingnya keterlibatan masyarakat dalam
pembangunan. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa :
“hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa pemerintah Desa dalam menjalankan
pemerintahan itu tidak melakukan kesalahan atau kurang maksimal dalam
memberikan informasi ke masyarakat”(wawancara RN 09 November
2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka disimpulkan bahwa, dapat
diketahui bahwa aparat Desa kurang maksimal melakukan sosialisasi dengan
Page 86
masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat kurang mendapatkan
informasi mengenai pembangunan desa.
6. Keterlibatan Suku To Balo dalam kegiatan pembangunan
a. Pengembangan sumber daya manusia (SDM)
Hasil wawancara dengan masyarakat desa bulo-bulo menyatakan bahwa :
“pemerintah Desa bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang ada di Desa
Bulo-Bulo mengadakan pelatiha kepada masyarakat seperti pelatihan di
pertanian, cara membuat pupuk kompos, pupuk cair, cara menanam bibit
saya liat itu, saya juga pernah ikut satu kali dikegiatan itu, pembuatan
pupuk kompos dan pupuk cair”(wawancara SN 20 November 2019).
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pemerintah Desa berupaya
meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui pelatihan-pelatihan dengan
bekerja sama lembaga yang ada di Desa Bulo-Bulo.
Hal yang sama yang diungkap masyarakat desa bulo-bulo menyatakan
bahwa :
“Pemerintah sering memberikan informasi terkait pembangunan yang
direncanakan mulai dari tahap proses musdus sampai dengan musdes
akan tetapi kami selaku warga biasanya diwakili oleh tokoh masyarakat
yang ada didusun kami” (wawancara NA 19 November 2019).
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pemerintah senantiasa
memberikan ruang musyawara didalam tahap proses perencanaan pembangunan
yang kadangkala diwakili oleh tokoh masyarakat setempet.
b. Pelestarian budaya
Hasil wawancara dengan staf Desa Bulo-Bulo terkait dengan Pelestarian
Budaya mengatakan bahwa:
Page 87
“pemerintah Desa bekerja sama dengan sanggar seni To Bentong,
mengajar membaca masyarakat buta huruf,dan kegiatan utamanya itu
mendidik generasi muda seperti anak sekolah SMP untuk main musik
tradisional orang To Bentong seperti gambus dan gendang riwakkang itu
yang kita dorong selaku pemerintah Desa Bulo-Bulo mengembangkan
budaya-budaya yang ada didesa bulo-bulo”(wawancara HI, 20 november
2019).
Dari wawancara dapat disimpulkan bahwa pemerintah Desa bekerja sama
sanggar Seni To Bentong memberi pelatihan kepada generasi muda tentang
budaya masyarakat Desa Bulo-Bulo salah satunya yaitu gambus dan gendang
riwakkang untuk tetap melestarikan budaya masyarakat Bulo-Bulo.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh masyarakat suku to balo dalam
kegiatan pembangunan di Desa Bulo-Bulo.
“kalau terkait itu kami sering di panggil ke kantor Desa pergi rapat
mengenai potensi budaya yang kami punya untuk dikembangkan tetapi
kami selaku warga lebih mendorong generasi muda yang terlibat”
(wawancara HE, 20 November 2019).
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa keterlibatan masyarakat
dalam hal pembanguna budaya kepala desa senantiasa mendorong masyarakat
untuk pelestarian adat dan budaya yang ada di desa bulo-bulo.
Hal sama yang diungkapkan oleh masyarakat to balo yang ada di desa bulo-
bulo menyatakan bahwa
“Saya sebagai warga desa bulo-bulo bersyukur atas kepemimpinan
kepala desa ini atas kerja keras beliau ,sehingga kami sangat merasakan
dampat positifnya sebagai masyarakat karena beliau memperkenalkan
budaya suku to balo sehingga banyak orang luar yang berkunjung ke
rumah kami”(wawancara WN 20 november 2019).
Page 88
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pemerintah Desa sangat
memperhatikan budaya-budaya desa mengembangkanya keluar desa agar budaya
yang masih tersembunyi dapat terangkat sehingga masyarakat dapat
merasakannya.
Sesuai hasil observasi dan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa yang
menjadi hambatan kepala desa dalam melibatkan masyarakat dalam pembangunan
adalah karena kurangnya kesadaran masyarakat dan sumber daya manusia.
Page 89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarakan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis menyimpulkan sebagai
berikut:
1. Bagaimana peran kepala desa melibatkan suku to balo dalam kegiatan
pembangunan di desa bulo-bulo, kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru.
Pertama, peran kepala Desa sebagai motivator kepala Desa memberikan
motivasi semangat kepada masyarakat terlibat langsung dalam kegiatan
pembangunan untuk mencapai visi dan misi Desa Bulo-Bulo. Kedua, peran
kepala Desa sebagai fasilitator adalah kepala Desa hadir di dalam masyarakat
memberikan fasilitas,solusi,bantuan dari problem masyarakatdan memberikan
sosialisasi kepada masyarakat mengenai program pembangunan yang akan
dilaksanakan. Ketiga, peran kepala Desa sebagai mediator adalah pemerintah
selalu hadir di dalam penyelesaian problem, memberikan win-win solution
dalam rangka memecahkan permasalahan yang terjadi di masyarakat.
2. Apa hambatan yang dialami kepala Desa melibatkan Suku To Balo dalam
kegiatan pembangunan kurangnya kesadaran masyarakat, sumber daya
manusia, kesibukan, faktor ekonomi dan koordinasi pemerintah dan
masyarakat.
Page 90
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan diatas, ada beberapa
saran yang penulis kemukakan untuk dapat meningkatkan keterlibatan
masyarakat, yaitu :
1. Diperlukan optimalisasi peran kepala Desa dengan upaya maksimal untuk
memacu masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan, hal ini dapat
mewujudkan visi dan misi pembangunan Desa bulo-bulo agar tercapainya
hidup sejahterah kepada semua masyarakat Suku to balo.
2. Suatu program harus diinformasikan dan disosialisasikan sehingga
masyarakat tergerak untuk melakukan partisipasi.
3. Pemerintah harus memberikan dorongan dan semangat kepada masyarakat
agar memiliki motivasi dalam mengembangkan potensi yang ada di Desa
Bulo-bulo, pemerintah dapat melakukan dengan mengadakan sosialisasi
atau pendampingan secara langsung agar tercapai keberhasilan
pemberdayaan ekonomi maupun sosial kebudayaan.
Page 91
DAFTAR PUSTAKA
Abu dan Cholid, 2008:83. Wawancara,Proses Tanya-Jawab Dalam Penelitian
Badan pusat Statistik Kabupaten Barru. (2018).
Effendi, Akbar .2014. Peran Kepala Desa dalam Meningkatkan Pembangunan
Fisik di Desa Salingkau Kecamatan Kaliorang Kabupaten Kutai Timur.
eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2) : 2580-2593 ISSN 2338-3651.
ejournal.ip.fisip.unmul.ac .id
Gandi, Wahyu .2013. Misteri Angka Sepuluh Pada Suku To Balo dan Kemistisan
Tari Sereapi di Pedalaman Kabupaten Barru. Laporan penelitian. Makassar
: Universitas Negeri Makassar
Harun R, Ardianto E. 2011. Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial.
Jakarta (ID): Rajawali Press.
Hermansyah, 2015, “ eJurnal pemerintahan integrative. Volume 3 No. 2, Diakses
pada tanggal 28 agustus 2019.
Longi, Syarief, 2003, Geliat di kampung Budaya. Barru: Yayasan LSM Sipurio,.
Mahayana Wayan . (2013). “ peran kepala desa dalam meningkatkan
pembangunan desa di desa bumi rapak kecamatan kaubun kabupaten kutai
timur”. eJurnal ilmu pemerintahan. 1,(1). Diakses pada tanggal 02 september
2019.
Miftah Thohah, kepemimpinan dalam Manajeme, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2012
Miles, M. B, Huberman, A. M, dan Saldana, J. 2014.Qualitative Data Analysis, A
Methods Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publications. Terjemahan
Tjetjep Rohindi, UI-Press.
Moleong, Lexy J. 1991. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Mustanir, A., & Darmiah, D. (2016). IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DANA DESA
DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DI DESA
TETEAJI KECAMATAN TELLU LIMPOE KABUPATEN SIDENRENG
RAPPANG. Jurnal Politik Profetik, 4(2), 225–238.
Nafidah , L. N., & Suryaningtyas, M. (2015). Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi
dana Desa Dalam Upaya Meningkatkan Pembangunan dan Pemberdayaan
Masyarakat. Jurnal Bisnis dan manajemen, 1, 1-27.
Nugroho, Nunung. 2016. Etnografi Sebuah Metode. (online)
http://www.kompasiana.com Diakses pada tanggal 27 agustus 2019
Page 92
Putra, C. K., Pratiwi, R. N., & Suwondo. (2013). Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa di Desa Wonorejo Kecamatan
Singosari Kabupaten Malang. Jurnal Elektronik, 1, 1203-1211.
Rahayu, M. D. (2018). Partissipasi Masyarakat Dalam Pebangunan Infrastruktur di
Desa Sinar Sari Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah. Sosial
Politik.
Rosidin, U. (2010 ). Otonomi Daerah dan Desentralisasi . Bandung : Pustaka Setia.
Ruru, N., Kalangi, L., & Budiarso, N. S. (2016). Analisis Penerapan Alokasi Dana
Desa (ADD) Dalam Upaya Meningkatkan Pembangunan Desa (Studi Kasus
Pada desa Suwaan, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal
Riset Akutansi, 3, 1-27.
Siswanto. 2012. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta. Rajawali Pers.
Soekanto,Soerjono. Sosiologo Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 2012
Soemantri, Bambang Trisantoso. Pedoman penyelenggara pemerintahan desa.
Fokus media, Bandung;2011
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Undang-Undang No 6 tahun 2014 Tentang Desa
W. Gulo. Observasi. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo
Widjaja, H. (2014). Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat, dan Utuh.
Jakarta: Rajawali Pers.
Yang Berlangsung Secara Lisan
Yuli Arlina, 2018, Suku To Balo Dalam Kajian Geografi Budaya Di Kabupaten
Barru
Page 101
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap Muh. Ikhsan Rompa disapa Ikhsan, Lahir
pada tanggal 06 maret 1996, Desa Gattareng Kecamatan
Pujananting Kabupaten Barru Sulawesi Selatan. Anak ke
enam dari pasangan suami istri Hasan dan Hamdana.
Penulis menempuh pendidikan di SD inpres lempang
Desa Gattareng kecamatan Pujananting Kabupaten
Barru dan selesai tahun 2009, penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 3 Pujananting dan selesai pada tahun 2012, pada
tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas di
SMK Negeri 1 Barru Kabupaten Barru dan selesai pada tahun 2015. Kemudian
penulis melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi di Universitas
Muhammadiyah Makassar (unismuh Makassar) pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik dengan program Studi Ilmu Pemerintahan. Peneliti sangat bersyukur,
karena telah diberikan kesempatan untuk menambah ilmu pengetahun yang
nantinya dapat diamalkan dan memberi manfaat.