PERAN GURU KELAS SEBAGAI PELAKSANA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V DI MIN 5 BANDAR LAMPUNG SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana (S-Pd) Dalam Bidang Bimbingan Konseling Pendidikan Islam Oleh Rendika Stia Pratama NPM 1611080341 Jurusan : Bimbingan Konseling Pendidikan Islam FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1442 H / 2020 M
80
Embed
PERAN GURU KELAS SEBAGAI PELAKSANA LAYANAN BIMBINGAN …repository.radenintan.ac.id/11903/1/PERPUS PU9SAT.pdf · 2020. 10. 5. · 3. Layanan Bimbingan Konseling Layanan bimbingan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERAN GURU KELAS SEBAGAI PELAKSANA LAYANAN BIMBINGAN
KONSELING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS V DI MIN 5 BANDAR LAMPUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mendapatkan Gelar Sarjana (S-Pd) Dalam Bidang
Bimbingan Konseling Pendidikan Islam
Oleh
Rendika Stia Pratama
NPM 1611080341
Jurusan : Bimbingan Konseling Pendidikan Islam
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1442 H / 2020 M
PERAN GURU KELAS SEBAGAI PELAKSANA LAYANAN BIMBINGAN
KONSELING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
PESETA DIDIK KELAS V DI MIN 5 BANDAR LAMPUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mendapatkan Gelar Sarjana (S-Pd) Dalam Bidang
Bimbingan Konseling Pendidikan Islam
Oleh
Rendika Stia Pratama
NPM 1611080341
Jurusan : Bimbingan Konseling Pendidikan Islam
Pembimbing I : Busmayaril, S.Ag., M.Ed
Pembimbing II : Hardiyansyah Masya, M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
1442 H / 2020 M
iii
ABSTRAK
PERAN GURU KELAS SEBAGAI PELAKSANA LAYANAN BIMBINGAN
KONSELING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS V DI MIN 5 BANDAR LAMPUNG
Oleh :
Rendika Stia Pratama
Npm. 1611080341
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di ketahui terdapat
beberapa peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah, kurangnya sumber
daya manusia dan tidak adanya tenaga pendidik berprofesi konselor di sekolah
tersebut, dan adanya peserta didik di MIN 5 yang memiliki motivasi belajar
rendah/menurun menuntut guru kelas untuk berperan sebagai pelaksanan layanan
bimbingan dan konseling.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana peran guru
kelas sebagai pelaksana layanan bimbingan dan konseling dalam meningkatkan
motivasi belajar peserta didik kelas V di MIN 5 Bandar Lampung.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research)
dengan metode yang digunakan adalah pendekatakan kualitatif design deskriptif.
Subjek merupakan seorang guru kelas V di MIN 5 Bandar Lampung yang
mengemban tugas sebagai pelaksana layanan bimbingan dan konseling. Alat
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah wawancara,
observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan peran guru kelas sebagai pelaksana
layanan bimbingan konseling telah terlaksana, namun masih terdapat dibeberapa
peran yang belum terlaksana secara maksimal dalam pelaksanaan layanan
bimbingan. Peran guru kelas sebagai pelaksana layanan bimbingan konseling
yang telah terlaksana adalah (1) guru berperan sebagai infomator; (2) sebagai
motivator; (3) sebagai director; (4) fasilitator; (5) dan mediator. Upaya bantuan
yang diberikan guru dalam menjalankan perannya sebagai pelaksanan layanan
bimbingan konseling untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik
dilaksanakan dalam bentuk-bentuk layanan yaitu berupa (1) layanan informasi;
(2) Layanan Pembelajaran; (3) Layanan Bimbingan Kelompok; (4) layanan
penempatan dan penyaluran. Adapun peran guru kelas sebagai pelaksana
layanan bimbingan konseling yang belum terlaksana secara maksimal adalah (1)
peran guru sebagai organisator; (2) dan Evaluator, guru tidak merancang
program bimbingan konseling dan membuat rencana pelaksanaan layanan
(RPL). Hal tersebut disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki guru kelas mengenai pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan
konseling, serta kurangnya sumber daya manusia yang menempuh pendidikan
konselor sekolah.
Kata kunci: Peran Guru Kelas, Layanan Bimbingan Konseling, Motivasi
Belajar
iii
vii
MOTTO
ا يسيرهو ا : قال وسلم علي و الله صلى النبي عن مالك اب ن أنس عن وبشيرهو ا ت هعسيرهو ا ولا ب وكان ت ن فرهو ا ول في ف يه )البخارى رواه( الناس على والت ي سر ال تخ
“Dari Anas bin Malik R.A. dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda :
Permudahkanlah dan jangan kamu persulit, dan bergembiralah dan jangan bercerai berai, dan beliau suka pada yang ringan
dan memudahkan manusia (H.R Bukhari)”1
1 H. Hasbiyallah dan Moh Sulhan, ‘Hadits Tarbawi & Hadits2 Di Sekolah dan Madrasah
(Bandung , 2013) Hlm 4.
viii
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-nya, Alhamdulillah penulis telah menyelesaikan skripsi ini dengan
lancar tanpa ada hambatan suatu apapun, dengan segala rasa syukur dan bangga
kupersembahkan skripsi ini kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta, ayahanda Badrul Hisan dan ibunda Emilya
Kontesa, yang telah membesarkanku, mengasuh, membimbing, dan
memberikan kasih saying yang tiada tara kepadaku, yang semua itu tidak
akan mungkin terbalas olehku.
2. Adik-adikku tercinta, Ferdi Hisan, Desti Putri Badrilia, Terimaksih atas
dukungannya sehingga kakak pertama kalian bias menyelesaikan study ini.
3. Almamaterku tercinta yang saya banggakan Universitas Islam Negeri
(UIN) Raden Intan Lampung yang telah mengajarkan belajar dan berfikir
lebih baik.
ix
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 20 Agustus 1999 di Bandar Lampung. Penulis adalah
anak ke 1 dari 3 bersaudara dari pasangan bapak Badrul Hisan dan ibu Emilya
Kontesa. Saudara yang kedua bernama Ferdi Hisan dan ketiga bernama Desti Putri
Badrilia.
Pendidikan penulis dimulai dari Sekolah Dasar di SDN 1 Sukarami dan selesai
pada tahun 2010. Penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Liwa selesai tahun 2013. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah
Aliyah Negeri 1 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2016. Penulis melanjutkan
pendidikan di perguruan tinggi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan
Lampung, Fakultas Tarbiah dan Keguruan Jurusan Bimbingan Konseling Pendidikan
Islam
Selama menjadi peserta didik dan mahasiswa penulis aktif dalam berbagai
kegiatan imtra maupun ekstra. Penulis pernah mengikuti berbagai perlombaan
taekwondo dan berhasil menjuarai berbagai even yang dilaksanakan bertempat di
MTs N 2 Bandar Lampung.
Selain itu penulis juga telah mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri
dan masyarakat seperti kuliah kerja nyata (KKN) DI Desa Talang jawa Kec. Pulau
panggung tahun 2019, praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP 6 PGRI Bandar
Lampung tahun 2020
x
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbilalamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat allah
SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga terselesainya
skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
nabi Muhammad SAW. Dalam hal ini penulis telah secara maksimal
mencurahkan pikiran dan daya upaya dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam
proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan saran dari
berbagai pihak, baik moril maupun materil, maka penulis mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiah dan
Keguruan UIN Raden Intan Lampung Beserta Jajarannya.
2. Rifda El Fiah., M.Pd, selaku ketua jurusan Bimbingan Konseling
Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung.
3. Busmayaril, S.Ag., M.Ed selaku Dosen Pembimbing I yang menyediakan
waktu untuk membimbing dan memberikan arahan dalam penulisan
skripsi ini.
4. Hardiyansyah Masya, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II, terima kasih
atas bimbingan, kesabaran dan pengorbanannya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
xi
5. Bapak dan Ibu Dosen Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam UIN
Raden Intan Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada
peneliti selama menuntut ilmu di Fakultas Tarbiah dan Keguruan.
6. Hj. Umi Kalsum dan Bapak Khoiri selaku guru wali kelas 5A dan 5D di
MIN 5 Bandar lampung yang telah membantu dalam penelitian.
7. Kepala Sekolah dan Dewan Guru MIN 5 Bandar Lampung yang telah
bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
8. Kedua Orang Tua saya, Bapak Badrul Hisan dan Ibu Emilya Kontesa
serta seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa dan dukungan
hingga terselesaikannya Tugas Akhir Skripsi ini.
9. Sahabat-sahabatku Rizky Aldiyan dan Wafi Hibatullah yang sudah
menjadi teman berjuang bersama dari awal perkuliahan hingga sekarang.
10. Seseorang yang selalu menemani, mensupport, dan memberikan do’a,
dukungan serta motivasi Dinda Zazkia Putri Maspati.
11. Teman-teman angkatan 2016 program studi Bimbingan Konseling
Pendidikan Islam. Khususnya seluruh teman kelas F yang sama-sama
berjuang demi gelar S.Pd.
12. Almamaterku tercinta UIN Raden Intan Lampung yang saya banggakan
tempat menuntut ilmu.
13. Semua yang memberikan motivasi yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, semoga pencapaian ini akan menjadi amal soleh.
xii
Terimakasih banyak atas jasa dan bantuan semuanya. Semoga segala
bimbingan serta bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT
aamiin. Peneliti juga menyadari dalam penulisan skripsi ini masil memiliki
banyak kekurangan dan kesalahan,untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat peneliti harapkan dan akhir kata peneliti berharap semoga
proposal ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua Aamiin.
Bandar Lampung, 03 September 2020
Penulis
Rendika Stia Pratama
NPM: 1611080341
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
PERSETUJUAN ............................................................................................. v
PENGESAHAN .............................................................................................. vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul ................................................................................... 1
B. Alasan Memilih Judul .......................................................................... 3
C. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 3
D. Fokus Penelitian ................................................................................... 13
E. Rumusan Masalah ................................................................................ 14
F. Tujuan Penelitian ................................................................................. 14
G. Manfaat Penelitian ............................................................................... 15
H. Metode Penelitian................................................................................. 15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Peran Guru Bimbingan dan Konseling ................................................ 29
1. Pengertian Guru Bimbingan dan Konseling.................................. 29
2. Peran Guru Bimbingan Konseling Di Sekolah ............................. 33
3. Peran Guru Sebagai Pelaksana Layanan Bimbingan Konseling ... 35
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 38. 33
Tohirin. Op.Cit.hlm 25.
34
Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa peran guru
bimbingan konseling adalah suatu upaya dalam memberikan pelayanan bantuan
kepada peserta didik yang bermuara teratasinya masalah peserta didik dan
peserta didik dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki, agar peserta
didik dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang
optimal, mandiri serta dapat merencakan masa depan yang lebih baik.
2. Peran Guru Bimbingan Konseling Di Sekolah
Secara etimologis peran merupakan suatu bagian yang memegang peranan
atau bertindak terhadap terjadinya suatu peristiwa. Berdasarkan kamus besar
bahasa Indonesia peran adalah seperangkat tingkah yang diharapkan dimiliki
oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat. Dalam sekolah peran guru
bimbingan konseling tidak sama dengan peran guru mata pelajaran. Peran artinya
bagian dimainkan seorang atau bagian yang dibebankan kepadanya.34
Allah berfirman dalam Al-Qur‟an surah Al-Ashr ayat 3:
ملوا ٱلاذين إلا ع نوا و ام ت ء لح اص ٱلصا ت و ق وا ب و وا ب ٱلح اص ت و بر و ٣ ٱلصا Artinya: “kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebijakan
serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk
kesabaran” (Al-Ashr:3).35
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa peran guru bimbingan konseling
adalah bertujuan untuk memberikan dan menyampaikan kebenaran-kebenaran
kepada peserta didik.
34
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III (Jakarta:
Balai Pustaka, 2003), hlm 667. 35
Departemen Agama RI. Op.Cit, hlm 602.
35
Disekolah tugas dan tanggung jawab guru yang utama adalah
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan cara mendidik. Selain memiliki
tugas mendidik, guru juga memiliki tugas sebagai pelaksana layanan bimbingan
dan konseling disekolah, tugas guru bimbingan konseling adalah membimbing
peserta didik untuk mengatasi segala kesulitan yang dialaminya dalam belajar.
Moh Roqib dan Nurfuadi menjelaskan bahwa tugas pendidik (termasuk guru)
adalah sebagai berikut :
a. Dapat menemuka sikap pembawaan yang dimiliki peserta didik.
b. Membantu peserta didik mengembangkan sikap pembawaan yang baik dan
menekan sikap pembawaan yang buruk.
c. Mengenalkan peserta didik tentang tugas orang dewasa melalui pengenalan
dalam berbagai bidang.
d. Mengadakan evaluasi pada peserta didik setiap waktu.
e. Memberikan bimbingan dan batuan ketika peserta didik mengalami
kesulitan atau masalah dalam mengembangkan segala potensinya.36
Sedangkan sebagai pelaksana dalam program bimbingan di Madrasah
Ibtidaiyah guru pembimbing memiliki tugas yaitu:
a. Merencanakan dan membuat program bimbingan.
b. Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan guru.
c. Melakukan kerja sama dengan orangtua dalam memberikan layanan
bimbingan kepada peserta didik.
36
Moh Roqib dan Nurfuadi. Op.Cit, hlm 101.
36
d. Melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dengan mengintegrasikan
pada mata pelajaran masing-masing.
e. Menilai proses dan hasil layanan bimbingan.
f. Menganalisis hasil penilaian layanan bimbingan.
g. Melaksanakan tindak lanjut atau alih tangan berdasarkan hasil penelitian.
h. Membantu peserta didik dalam kegiatan ekstra kurikuler.37
3. Peran Guru Sebagai Pelaksana Layanan Bimbingan Konseling
Adapun peran guru dalam kegiatan layanan bimbingan konseling yang
dikemukakan Sadirman meliputi enam peran yang menjadi indikator penulis
sebagai berikut:
a. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar
informative, laboratorium, studi lapangan dan sumber informasi kegiatan
akademik maupun umum.
b. Motivator, guru merangsang dan memberikan dorongan serta
reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan
swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi
dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
c. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan
belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
37
Amin Budiamin dan Setiawati, Bimbingan Konseling (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Departemen Agama RI, 2009), hlm 176.
37
d. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses
belajar-mengajar.
e. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
f. Evaluator, guru memiliki otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam
bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat
menemukan baaimana anak didiknya berhasil atau tidak.38
4. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling
Paryitno menjabarkan prinsip pelaksanaan bimbingan berkaitan dengan
sasaran layanan, permasalahan individu, program layanan, tujuan dan
pelaksanaan adalah sebagai berikut39
:
a. Prinsip bimbingan yang berkaitan dengan sasaran layanan, yaitu:
1) Bimbingan melayani semua individu (murid) tanpa membedakan
umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi;
2) Bimbingan berurusan dengan pribadi dan tingkah laku yang unik dan
dinamis;
3) Bimbingan memberikan perhatian sepenuhnya tahapan dan aspek
perkembangan individu (murid);
4) Bimbingan memberikan perhatian utama kepada perbedaan individu
(murid) yang menjadi orientasi pokok layanan.
38
Sadirman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Grafindo Persada, 2011), hlm
142. 39
Ibid, hlm 12-13.
38
b. Prinsip bimbingan yang berkaitan dengan permasalahan individu (murid),
yaitu:
1) Bimbingan berkaitan dengan sesuatu yang menyangkut pengaruh
kondisi mental/ sehat individu terhadap penyesuaian dirinya baik di
rumah, sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan
pekerjaan, juga pengaruh sebaliknya, lingkuan terhadap kondisi mental
dan fisik individu (murid).
2) Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan factor
timbulnya masalah pada individu (murid) yang kesemuanya menjadi
perhatian dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
c. Prinsip bimbingan yang berkaitan dengan program layanan, yaitu:
1) Bimbingan merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan
pengembangan individu (murid). Oleh karna itu, program bimbingan
harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta
pengembangan murid;
2) Program bimbingan harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan
individu (murid), masyarakat dan kondisi lembaga;
3) Program bimbingan disusun secara berkelanjutan dari jenjang
pendidikan yang terendah sampai tertinggi;
4) Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan perlu diadakan
penilaian yang teratur dan terarah.
39
d. Prinsip bimbingan yang berkaitan dengan tujuan dan pelaksanaan
layanan, yaitu:
1) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan
individu (murid) yang pada akhirnya mampu membimbing diri sendiri
dalam menghadapi permasalahannya;
2) Dalam proses bimbingan keputusan yang diambil dan akan dilakukan
individu (murid) hendaknya atas kemauan individu (murid) itu sendiri,
bukan karena kemauan atau desakan dari pembimbing (guru) atau
pihak lain;
3) Permasalahan individu (murid) harus ditangani oleh tenaga ahli dalam
bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi;
4) Kerja sama antara guru dan pembimbing, guru bidang setudi, staf
sekolah dan orang tua amat menentukan hasil pelayanan bimbingan;
5) Pengembangan program bimbingan ditempuh melalui pemanfaatan
yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu
(murid) yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan
itu sendiri.
Prinsip dipahami sebagai sebuah pedoman dalam melaksanakan suatu
aktifitas. Pemahaman tentang prinsip ini penting dan diperlukan terutama
kaitannya dengan kepentingan penerapan di lapangan. Dalam melaksanakan
40
layanan bimbingan dan konseling seorang konselor (guru pembimbing) perlu
memahami prinsip-prinsip dari layanan tersebut.
Belkin dalam Irham dan Ardy Wiyana menyebutkan prinsip pelaksanaan
layanan bimbingan konseling seorang konselor di sekolah salah satunya adalah
guru pembimbing harus memiliki kesiapan program sejak awal tahun
pembelajaran dan personel sekolah lai nya mengetahui dengan jelas program-
program tersebut. 40
5. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan
yaitu peserta didik. Adapun sejumlah layanan dalam bidang konseling di sekolah
diataranya sebagai berikut:
a. Layanan Orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat
memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik (terutama orang
tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta
didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik
di lingkungan yang baru ini.
40
Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Bimbingan & Konseling: Teori Dan Aplikasi Di
Sekolah Dasar (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm 80.
41
b. Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan
peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang
besar kepada peserta didik (terutama orang tua) dalam menerima dan
memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan info jabatan)
yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan
keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.
c. Layanan Penenmpatan dan Penyaluran
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnyanya
penempatan/penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan, atau
program studi, program pilihan magang, kegiatan kurikuler/
ekstrakurikuler) sesuai dengan potensi, danminat serta kondisi pribadinya.
d. Layanan Bimbingan Belajar (Pembelajaran)
Yaitu layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta
didik menggambarkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan
belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainya, sesuai
dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
e. Layanan Konseling Perseorangan
Layanan konseling perorangan yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik yang mendapatkan layanan
42
langsung secara tatap muka dengan guru bimbingan/konselor dalam
rangkan pembahasan dan pengentasan permasalahannya.
f. Layanan Bibingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbigan yang
memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh
berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/
konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik
individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta
untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
6. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Ditinjau dari segi sifatnya, layanan bimbingan dan konseling dapat
berfungsi sebagai berikut :
a. Pencegahan (preventif)
Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan artinya merupakan
usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan
ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar
dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya.
Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat berupa program orientasi,
program bimbingan karier, inventarisasi data, dan segainya.
43
b. Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahan yang dimaksud yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh
pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa.
c. Fungsi Perbaikan
Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan,
namun mungkin saja siswa masih menghadapi masalah-masalah
tertentu.disinilah fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi bimbingan
dan konseling yang akan menghasilkan terpecahkannya atau teratasinya
berbagai permasalahan yang dialami siswa.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang
diberikan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan
berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang positif dijaga
agar tetap baik dan mantap.Dengan demikian, siswa dapat memelihara
dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam
rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.41
Tohirin dalam bukunya mengatakan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah memiliki beberapa fungsi, yaitu:
41
Dewa Ketut Sukardi. Op.Cit. hlm 42.
44
a. Fungsi Pencegahan
Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling
dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa
sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat
perkembangannya. Berdasarkan fungsi ini, pelayanan bimbingan dan
konseling harus tetap diberikan kepada setiap siswa sebagai usaha
pencegahan terhadap timbulnya masalah. Fungsi ini dapat diwujudkan
oleh guru pembimbing atau konselor dengan merumuskan program
bimbingan yang sistematis sehingga hal-hal yang dapat menghambat
perkembangan siswa seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi,
masalah sosial, dan lain sebagainya dapat dihindari.
b. Fungsi Pemahaman
Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan
dalam rangka memberikan pemahaman tentang diri klien atau siswa
beserta permasalahannya dan juga lingkunganya oleh klien itu sendiri dan
pihak-pihak yang membantunya pembimbing).
c. Fungsi Pengentasan
Apa bila seorang siswa mengalami suatu permasalahan dan ia tidak
dapat memecahkanya sendiri lalu ia pergi ke pembimbing atau konselor,
maka yang diharapkan oleh siswa yang bersangkutan adalah teratasinya
masalah yang dihadapinya. Siswa yang mengalami masalah dianggap
berbeda dalam suatu kondisi atau keadaan yang tidak mengenakan
45
sehingga perlu diangkat atau dikeluarkan dari kondisi atau keadaan
tersebut.
d. Fungsi pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik
(positif) yang ada pada diri individu (siswa), baik hal itu merupakan
pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama
ini.Intelegansi yang tinggi, bakat yang istimewa, minat yang menonjol
untuk hal-hal yang positif dan produktif, sikap dan kebiasaan yang telah
terbina dalam bertindak dan tingkah laku sehari-hari, cita-cita yang tinggi
dan cukup realistis, kesehatan dan kebugaran jasmani, hubungan sosial
yang harmonis dan dinamis, dan berbagai aspek positif lainnya termasuk
akhlak yang baik (mahmudah) dari individu perlu dipertahankan dan
dipelihara.
e. Fungsi Penyaluran
Setiap siswa hendaknya memperoleh kesempatan untuk
mengembangkan diri sesuai dengan keadaan pribadiya masing-masing
yang meliputi bakat, minat, kecakapan, cita-cita, dan lain sebagainya.
Melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling berupa mengenali
masing-masing siswa secara perorangan selanjutnya memberikan bantuan
menyalurkan kearah kegiatan atau program yang dapat menunjang
tercapainya perkembangan yang optimal.
46
f. Fungsi Penyesuaian
Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan dan konseling membantu
terciptanya penyesuaian antara siswa dengan lingkungannya. Dengan
perkataan lain, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling
membantu siswa memperoleh penyesuaian diri secara baik dengan
lingkungannya (terutama lingkungan sekolah dan madrasah bagi para
siswa).
g. Fungsi Pengembangan
Siswa disekolah atau madrasah merupakan individu yang sedang
dalam proses perkembangan. Misalnya murid SD/MI adalah sosok
individu yang sedang berkembang menuju usia SMP/MTs, siswa
SMP/MTs adalah sosok individu yang sedang berkembang menuju usia
SMA/MA dan seterusnya.
h. Fungsi perbaikan
Tiap-tiap individu atau siswa memiliki masalah. Bisa dipastikan
bahwa tidak ada individu apalagi siswa sekolah dan madrasah yang tidak
memiliki masalah. Akan tetapi, kompleksitas masalah yang dihadapi oleh
individu (siswa) jelas berbeda. Meskipun pelayanan bimbingan dan
konseling melalui fungsi pencegahan, penyaluran, dan penyesuaian telah
diberikan, tetapi masih mungkin individu (siswa) memiliki masalah-
masalah tertentu, sehingga fungsi perbaikan diperlukan.
47
i. Fungsi Advokasi
Layanan bimbingan dan konseling melalui fungsi ini adalah
membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau
kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.42
7. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan bimbingan dan konseling atau tujuan konseling adalah agar klien:
(1) memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya; (2) mengarahkan
dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya kearah tingkat perkembangan
yang optimal; (3) mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya; (4)
mempunyai wawasan yang realistis serta penerimaan yang objektif tentang
dirinya; (5) dapat menyesuaikannya diri secara lebih efektif baik terhadap dirinya
sendiri maupun lingkungannya sehingga memperoleh kebahagiaan dalam
hidupnya; (6) mencapai taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang
dimilikinya; (7) terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan perilaku salah suai.43
Tohirin dalam bukunya mengatakan tujuan bimbingan dan konseling
adalah berkenaan dengan perilaku, oleh sebab itu tujuan bimbungan dan
konseling dalam rangka (1) membantu mengembangkan kualitas kepribadian
individu yang dibimbing atau dikonseling; (2) membantu mengenbangkan
kualitas kesehatan mental klien; (3) membantu mengembangkan prilaku-prilaku
42
Tohirin. Op.Cit. hlm 36. 43
Ibid, hlm 34.
48
yang lebih efisien pada diri individu dan lingkungannya; (4) membantu klien
menanggulangi problema hidup dan kehidupanya secara sendiri.44
8. Syarat-Syarat Guru Bimbingan Konseling
Adapun syarat-syarat menjadi guru bimbingan dan konseling Bimo
Walgito menyatakan sebagai berikut:
a. Seorang pembimbing harus mempunyai pengetahuan yang cukup luas,
baik daari segi teori maupun dari segi praktik. Segi teori merupakan hal
yang penting karena segi inilah yang menjadi landasan didalam praktik.
Segi praktik sangatlah perlu dan penting karena bimbingan dam konseling
merupakan ilmu yang harus di terapkan dalam praktik sehari-hari
sehingga seorang pembimbing akan canggung apabila ia hanya
menguasai teori saja tanpa memiliki kecakapan didalam praktik.
b. Dari segi psikologis, seorang pembimbing harus dapat mengambil
tindakan yang bijaksana jika pembimbing telah cukup dewasa secara
psikologis, yang dalam hal ini dimaksudkan sebagai adanya kematangan
atau kestabilan didalam psikisnya, trutama dalam hal emosi.
c. Seorang pembimbing harus sehat jasmani dan psikisnya. Apabila jasmani
dan psikis tidak sehat maka hal itu akan mengganggu dalam menjalankan
tugasnya.
d. Seorang pembimbing harus mempunyai kecitaan tehadap pekerjaannya
dan juga terhadap anak atau idividu yang dihadapinya. sikap ini akan
44
Ibid.
49
menimbulkan kepercayaan pada anak. Tanpa adanya kepercayaan dari
pihak anak maka tidak mungkin pembimbing dapat menjalankan tugas
dengan sebaik_baiknya.
e. Seorang pembimbing harus mempunyai insiatif yang baik sehingga usaha
bimbingan dan konseling dapat berkemban kearah keadaan yang lebih
sempurna untuk kemajuan sekolah.
f. Karena bidang gerak dari pembimbing tidak terbatas pada sekolah saja
maka seorang pembimbing harus supel, ramah tamah, dan sopan santun di
dalam segala perbuatannya sehingga pembimbing dapat bekerja sama
dengan memberikan bantuan secukupnya untuk kepentingan anak-anak.
g. Seorang pembimbing diharapkan mempunyai sifat-sifat yang dapat
menjalankan prinsip-prinsip, serta kode etik bimbingan dan konseling
dengan sebaik-baiknya.45
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan
yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak
atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat di