Page 1
PERAN GURU DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR AL-QURAN
PADA SISWA DI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR‟AN (TPA)
AL-HASANAH DESA SRIMULYA KECAMATAN
SINAR PENINJAUAN KABUPATEN
OGAN KOMERING ULU
SKRIPSI SARJANA S1
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
LUTHFI NURUL FALAH
NIM 12 27 0077
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2016
Page 2
Hal : Pengantar Skripsi
Kepada Yth.
Bapak Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan
UIN Raden Fatah Palembang
di
Palembang
Assalamualaikum Wr.Wb.
Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan-perbaikan seperlunya, maka
skripsi berjudul Peran Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Al-Qur‟an pada
Siswa di Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) Al-Hasanah Desa Srimulya Kecamatan
Sinar Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu yang ditulis oleh saudari LUTHFI
NURUL FALAH, NIM 12 27 0077 telah dapat diajukan dalam sidang munaqasyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang.
Demikianlah terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Palembang, 26 Oktober 2016
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Amir Rusdi, M.Pd.
NIP 195901141990031002
Dr. Yulia Tri Samiha, M.Pd.
NIP 196807212005012004
Page 4
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
اادبن احس لادضنو ااض امسه ‘’Muliakanlah anak-anakmu dan baguskanlah pendidikan
mereka’’.
(H.R.At-thabrani dan khatib)
Skripsi ini penulis persembahkan kepada: Bapak dan Ibu tercinta Kusdi dan Ngatinem yang selalu memberikan
doa serta dukungan.
Adik saya Nurul Falih Rohmah
Keluarga tercinta yang tidak bisa disebutkan satu per satu
Sahabat terbaik penulis Pangesti Hijrah Rahayu, Lilis Karlina. Serta
teman-teman mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang angkatan 2012
khususnya PGMI 02.
Almamater UIN Raden Fatah Palembang, bangsa dan negara
tercinta.
Page 5
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil‟alamin puji syukur kehadirat Allah SWT, yang
melimpahkan rahmat taufik dan hidayah-Nya, serta manfaat ilmu yang dititipkan
kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran Guru
dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Al-Qur‟an pada Siswa di TPA Al-Hasanah Desa
Srimulya Kecamatan Sinar Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu”. Shalawat
beserta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga,
sahabat, dan pengikutnya yang selalu istiqomah di jalan yang benar.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak menemui kesulitan
dan hambatan, namun berkat pertolongan Allah SWT, dan bantuan pembimbing, serta
dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu,
penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Drs. H. Muhammad Sirozi, M.A., Ph.D. selaku Rektor UIN
Raden Fatah Palembang yang memberikan kontribusi dengan maksimal
melalui pendidikan dan penelitian
2. Bapak Prof. Dr. H. Kasinyo Harto, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
UIN Raden Fatah Palembang yang membina civitas akademik di lingkungan
Fakultas
Page 6
3. Ibu Dr. Hj. Mardiah Astuti, M.Pd.I. selaku ketua Program Studi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Ibu Tutut Handayani, M.Pd.I. selaku
Sekertaris Program Studi PGMI yang telah mendidik dan mengarahkan kami
selama di Program Studi PGMI.
4. Bapak Dr. Amir Rusdi, M.Pd. selaku pembimbing I dan, Ibu Dr. Yulia Tri
Samiha, M.Pd. selaku pembimbing II, yang selalu memberikan bimbingan
dalam penulisan dan penyelesaian skripsi dengan tulus dan ikhlas.
5. Bapak/Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah
Palembang yang telah mendidik dan memberikan ilmu selama perkuliahan di
UIN Raden Fatah Palembang.
6. Pimpinan Perpustakaan Pusat dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah
Keguruan yang telah memberikan fasilitas untuk melaksanakan studi
kepustakaan.
7. Bapak Alwi Kasir selaku kepala TPA Al-Hasanah Desa Srimulya Kecamatan
Sinar Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu, yang telah memberikan izin
untuk melakukan penelitian di TPA-nya. Beserta para staf pengajar yang telah
membantu memberikan data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.
8. Orang tua yang tercinta dan tersayang Bapak Kusdi dan Ibu Ngatinem yang
tiada henti-hentinya selalu mendoakan serta memberikan dukungan baik
sepiritual maupu material demi tercapainya cita-cita saya.
9. Adik saya tersayang Nurul Falih Rohmah yang memberikan dukungan serta
pelipur lara
Page 7
10. Rekan-rekan Program Studi PGMI 02 seperjuangan. Kalian inspirasi terindah
dalam hidup saya. yang selalu terbuka untuk memberikan bantuan,
memberikan nasehat-nasehat berharga demi kedewasaan saya serta teman
dalam menghadapi hal-hal baru yang tidak saya mengerti.
11. Teman-teman seperjuangan KKN dan PPLK II, semoga semangat perjuangan
kita dalam menuntut ilmu dapat bermanfaat bagi banyak orang.
12. Semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi yang tidak bisa disebutkan
satu per satu.
Semoga bantuan mereka dapat menjadi amal shaleh dan diterima Allah SWT
Amin Ya Rabbal „Alamin. Akhirnya penulis mengharapkan saran dan kritikan yang
bersifat konstruktif untuk penyempurnaan skripsi ini dan semoga hasil penelitian ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Palembang, 29 Desember 2016
Penulis
Luthfi Nurul Falah
NIM 12 27 0077
Page 8
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGANTAR ........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
ABSTRAK ...................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah ................................................................ 5
2. Batasan Masalah....................................................................... 5
3. Rumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................. 6
D. Tinjauan Kepustakaan ................................................................... 7
E. Kerangka Teori .............................................................................. 11
F. Definisi Operasional....................................................................... 17
G. Metodologi Penelitian ................................................................... 19
H. Sistematika Pembahasan ............................................................... 23
BAB II LANDASAN TEORI
A. Peran Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
1.Pengertian Peran Guru ................................................................ 25
2. Pengertian Kesulitan Belajar ...................................................... 35
3. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar ................................ 39
4. Gejala-Gejala Kesulitan Belajar ................................................. 41
5. Langkah-Langkah Mengatasi Kesulitan Belajar ........................ 42
B. Pembelajaran Al-Qur‟an
1. Pengertian Al-Qur‟an ............................................................... 45
2. Langkah-Langkah Pengajaran Al-Qur‟an ................................ 46
3. Dasar-Dasar Pembelajaran Al-Qur‟an ..................................... 47
4. Bentuk Kesulitan Belajar Al-Qur‟an ........................................ 48
5. Metode Pengajaran dan Pembelajaran Al-Qur‟an di Indonesia 52
Page 9
BAB III KONDISI OBJEKTIF AL-HASANAHA DESA SRIMULYA
A. Sejarah TPA Al-Hasanah Desa Srimulya ...................................... 54
B. Letak Geografis .............................................................................. 55
C. Fasilitas TPA Al-Hasanah Desa Srimulya ..................................... 56
D. Kondisi Gurudi TPA Al-Hasanah .................................................. 56
E. Kondisi Siswa di TPA Al-Hasanah ............................................... 58
F. Sarana dan Prasarana di TPA Al-Hasanah ..................................... 59
G. Visi dan Misi di TPA Al Hasanah.................................................. 60
H. Struktur Organisasidi TPA Al-Hasanah ......................................... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 64
A. Peran Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Al-Quran pada
Siswa di TPA Al-Hasanah Desa Srimulya Kec.Sinar Peninjauan
Kab.Oku ......................................................................................... 65
B. Kesulitan Belajar Al-Qur‟an pada Siswa di TPA Al-Hasanah
Desa Srimulya Kec.Sinar Peninjauan Kab.Oku ............................. 70
C. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Al-Qur‟an pada
Siswa di TPA Al-Hasanah Desa Srimulya Kec. Sinar Peninjauan
Kab.Oku ......................................................................................... 76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 81
B. Saran .............................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 84
LAMPIRAN .................................................................................................... 86
Page 10
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kondisi Guru di TPA Al-Hasanah Tahun 2016 .......................... 57
2. Kondisi Siswa di TPA Al-Hasanah Tahun 2016 ........................ 58
3. Sarana dan Prasarana di TPA Al-HasanahTahun 2016 .............. 59
Page 11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pedoman Observasi ...................................................................... 86
2. Pedoman wawancara Kepala/Pimpinan TPA................................ 87
3. Pedoman Wawancara Guru .......................................................... 88
4. Pedoman Wawancara Siswa ......................................................... 89
5. Pedoman Dokumentasi ................................................................. 90
6. Hasil Observasi ............................................................................. 91
7. Hasil Wawancara Kepala/Pimpinan TPA ..................................... 96
8. Hasil Wawancara Guru ................................................................. 99
9. Hasil Wawancara Siswa ............................................................... 102
10. Hasil Dokumentasi ...................................................................... 116
11. Lembar Konsultasi Pembimbing I ................................................ 120
12. Lembar Konsultasi Pembimbing II ............................................... 123
13. Surat Keterangan Perubahan Judul ............................................... 126
14. Surat Ketengan Izin Penelitian ...................................................... 127
15. Rekapitulasi Hasil Ujian Komprehensif ....................................... 128
16. Surat Keterangan Lulus Ujian Komprehensif .............................. 129
17. Lembar Konsultasi Revisi Skripsi Penguji I ................................ 130
18. Lembar Konsultasi Revisi Skripsi Penguji II ................................ 131
19. Surat Izin Penjilidan Skripsi.......................................................... 132
Page 12
ABSTRAK
Dalam pendidikan guru memiliki banyak peran dalam
meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri, selain sebagai pendidik guru juga
memiiki peran sebagai pembimbing dalam mengatasi masalah yang di hadapi peserta
didiknya. Kesulitan belajar merupakan masalah yang sering timbul dalam pendidikan
berdasarkan hal tersebut diharapkan guru dapat mengatasi masalah kesulitan belajar
yang di hadapi siswa berdasarkan pada faktor penyebabnya guna tercapainya
pembelajaran yang diinginkan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini. Apa saja bentuk
kesulitan belajar Al-Qur‟an pada siswa di Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) Al-
Hasanah Desa Srimulya Kecamatan Sinar Peninjauan Kabupaten Ogan Komering
Ulu? Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar Al-Qur‟an pada
siswa di TPA Al-Hasanah Desa Srimulya Kecamatan Sinar Peninjauan Kabupaten
Ogan Komering Ulu? Bagaimana peran guru dalam mengatasi kesulitan belajar Al-
Qur‟an pada siswa di TPA Al-Hasanah Desa Srimulya Kecamatan Sinar Peninjauan
Kabupaten Ogan Komering Ulu?
Skripsi ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif
Adapun informandata yaitu dengan key instrumen 1 guru dan 1 kepala/pimpinan TPA
Al-Hasanah. Untuk memperoleh data penulis menggunakan data: observasi yaitu
mengamati proses pembelajaran Al-Qur‟an di TPA Al-Hasanah, wawancara untuk
mengetahui kesulitan apa yang di alami siswa dalam belajar Al-Qur‟an dan peran
guru dalam mengatasinya, dokumentasi untuk mengetahui data tentang keadaan guru
, keadaan siswa dan sarana prasarana TPA Al-Hasanah.
Dari data tersebut maka, diperoleh kesimpulan yaitu: kesulitan
yang dialami siswa berupa kesulitan menuliskan huruf sambung hijaiyah, kesulitan
membedakan pengucapan huruf (makharijul huruf), dan mengingat tanda waqaf, hal
ini dipicu adanya beberapa faktor diantaranya faktor ekstern dan intern, faktor ekstern
meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat,
sedangkan faktor intern meliputi kebribadian siswa berupa intelegensi (kurang
konsentrasi), malas dan tidak disiplin, berdasarkan faktor dan kesulitan yang dialami
siswa tersebut maka peran guru dalam mengatasinya yaitu dengan peran guru sebagai
pembimbing yang memberikan bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan
dalam belajar berdasarkan pada faktor lingkungan maupun faktor dari segi kognitif,
peran guru sebagai motivator yaitu guru berperan memberikan dukungan kepada
siswa yang tidak mendapatkan dukungan secara penuh di lingkungan keluarga.
Page 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu usaha membina kepribadian manusia.
Sementara itu, Ahmad Tafsir mengatakan bahwa “pendidikan merupakan
usaha meningkatkan diri dalam segala aspek-aspeknya”.1 Mendidik siswa
berarti membina pertumbuhan dan perkembangan siswa itu sendiri baik dari
aspek rohani maupun jasmani dan berlangsung secara terus menerus.
Salah satu faktor pendidikan adalah adanya pendidik yang berkaitan
erat dengan peserta didik dalam proses pendidikan. Hal ini disebut juga
dengan pergaulan pendidikan yang di dalamnya akan muncul kewibawaan
pendidik yang berperan penting terhadap tujuan pendidikan itu sendiri.
Setiap peserta didik belajar agar menjadi orang yang berilmu
pengetahuan di kemudian hari. Sebagian besar waktu yang tersedia harus
digunakan peserta didik untuk belajar, di rumah pun harus ada waktu yang
disediakan untuk belajar. Tiada hari tanpa belajar adalah ungkapan yang tepat
bagi peserta didik.
Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih peserta didik jika dapat
belajar dengan baik dan wajar, artinya proses belajar peserta didik terhindar
dari berbagai hambatan, dan gangguan. Namun, terkadang hambatan, dan
gangguan dialami peserta didik tertentu sehingga mereka mengalami kesulitan
belajar. Peserta didik yang dapat mengatasi kesulitan belajarnya, tanpa harus
melibatkan orang lain hanyalah sebagian kecil. Masih banyak peserta didik
yang belum mampu mengatasi kesulitan belajarnya, maka bantuan guru
sangat diperlukan oleh peserta didik yang demikian itu.
Di lembaga pendidikan dalam berbagai jenis dan tingkatan pasti
memiliki peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Masalah yang satu
ini tidak hanya dirasakan oleh sekolah atau pendidikan formal, pendidikan
informal atau pendidikan dalam lingkungan keluarga, tapi juga terjadi di
lembaga pendidikan Nonformal seperti Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA),
ketiga lembaga pendidikan tersebut memiliki kesulitan belajar yang sama
yaitu terletak pada peserta didiknya hanya saja berbeda pada sifat, jenis, dan
faktor penyebabnya.
Di Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA), kita sering menemukan
beberapa peserta didik yang mengalami hambatan belajar. mereka sulit meraih
prestasi dasar padahal telah mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh.
Apalagi mengingat materi pelajaran yang ada di Taman Pendidikan Al-Qur‟an
(TPA) begitu banyak dan menuntut peserta didiknya mampu menguasai
1 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Rosdakarya, 1992),
hal. 24
Page 14
materi tersebut. sehingga siswa terkesan lambat melakukan tugas yang
berhubungan dengan kegiatan belajar. Akibatnya siswa yang mengalami
kesulitan belajar mereka tampak cemas, pemalas, mudah putus asa, acuh tak
acuh, terkadang disertai sikap menentang orang tua, guru, atau siapa saja yang
mengarahkan pada proses belajar.
Fenomena kesulitan belajar yang dialami siswa biasanya tampak jelas
dari menurunnya prestasi belajar. Selain prestasi belajar, kesulitan belajar juga
dapat dilihat dari perilakunya, seperti pemalas, mudah putus asa dan lain
sebagainya. Ada dua sumber utama siswa mengalami kesulitan belajar, yaitu
berasal dari dirinya sendiri dan dari luar diri siswa. Dari dalam diri siswa bisa
berupa gangguan otak, gangguan panca indra, cacat fisik dan gangguan psikis.
Sedangkan penyebab dari luar siswa berupa keadaan keluarga, sarana dan
prasarana belajar, dan kondisi sosial masyarakat.
Sementara itu, cacat fisik adakalanya sering menjadi penghambat
belajar sebab siswa yang cacat fisiknya juga mengalami gangguan psikis.
Mereka bisa minder, malu, merasa dikucilkan dan terkadang mencoba
menutup-nutupi keadaan atau tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan
sekolahnya. Namun tidak semua siswa yang mempunyai cacat fisik
mengalami kesulitan belajar, keadaan keluarga juga sangat menentukan
keberhasilan belajar. Keluarga harmonis, penuh perhatian, dan paham akan
pentingnya pendidikan merupakan motivator utama berprestasi. Begitu juga
sebaliknya, keadaan keluarga disharmonis membuat konsentrasi siswa
menjadi terganggu, pikirannya terpecah antara tugas di sekolah dan suasana
rumah yang tidak nyaman.
Adapun faktor lain yang menyebabkan kesulitan belajar siswa di
Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) adalah strategi dalam belajar mengajar
yang kurang bervariasi, sehingga menimbulkan kejenuhan pada kegiatan
belajar. Oleh karena itu, kemampuan seorang guru dalam memanage kegiatan
belajar harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa serta menciptakan
suasana belajar yang kondusif serta berperan dalam memberikan bantuan
berupa bimbingan belajar terhadap siswa. Selain itu, situasi lingkungan belajar
yang tidak kondusif sangat berpengaruh terhadap perkembangan siswa dan
proses belajar. Untuk mencegah dan mengatasi sebab-sebab kesulitan belajar
siswa, perlu kerjasama antara siswa, orang tua dan tempat belajar. Bagi guru,
banyak alternatif yang dapat diambil dalam mengatasi kesulitan belajar
siswanya seperti, memberi bimbingan belajar, dan mengadakan remedial
teaching (pengajaran perbaikan) sehingga gejala sekecil apapun dicari
solusinya yang tepat dengan demikian, bila sudah diketahui penyebab, tentu
akan mudah untuk memperbaikinya.
Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Peran Guru dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Al-Qur‟an pada Siswa di Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) Al-
Hasanah Desa Srimulya Kec.Sinar Peninjauan Kab.Oku”
Page 15
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi
beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:
a. Siswa sulit untuk membaca Al-Qur‟an
b. Kurangnya jumlah buku penunjang pembelajaran
c. Terbatasnya waktu belajar
d. Siswa tidak belajar dengan sungguh-sungguh
2. Batasan Masalah
Secara konseptual peneliti akan menelaah dua unsur yang terjadi
dalam pembelajaran sebagai berikut:
a. Penelitian ini difokuskan untuk mendeskripsikan peran guru dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa dalam membaca dan menulis
huruf hijaiyah pada Al-Qur‟an di Taman Pendidikan Al-Qur‟an
(TPA) Al-Hasanah Desa Srimulya Kecamatan Sinar peninjauan
Kabupaten Ogan Komering Ulu
3. Rumusan Masalah
Dari ulasan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis
mengambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana peran guru dalam mengatasi kesulitan belajar Al-Qur‟an
pada siswa di Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) Al-Hasanah
Page 16
Desa Srimulya Kecamatan Sinar Peninjauan Kabupaten Ogan
Komering Ulu?
b. Apa saja bentuk kesulitan belajar Al-Qur‟an pada siswa di Taman
Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) Al-Hasanah Desa Srimulya
Kecamatan Sinar Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu?
c. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar Al-
Qur‟an pada siswa di Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) Al-
Hasanah Desa Srimulya Kecamatan Sinar Peninjauan Kabupaten
Ogan Komering Ulu?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mendeskripsikan peran guru dalam mengatasi kesulitan
belajar Al-Qur‟an pada siswa di TPA Al-Hasanah Desa Srimulya
Kecamatan Sinar Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu
b. Untuk mendeskripsikan kesulitan belajar Al-Qur‟an pada siswa di
TPA Al-Hasanah Desa Srimulya Kecamatan Sinar Peninjauan
Kabupaten Ogan Komering Ulu
c. Untuk mendeskripsikan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar Al-
Qur‟an pada siswa di TPA Al-Hasanah Desa Srimulya Kecamatan
Sinar Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu
Page 17
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Praktis
1) Penelitian ini menjadi bahan masukan bagi TPA dalam
rangka meningkatkan kualitas belajar
2) Bagi guru dapat memudahkan dalam membimbing dan
mengatasi kesulitan belajar siswa.
3) Bagi siswa dapat menjadi solusi dalam mengatasi kesulitan
belajarnya.
b. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
informasi bagi penelitian selanjutnya terhadap peran guru dalam
mengatasi kesulitan belajar siswa.
D. Tinjauan Kepustakaan
Pada tinjauan kepustakaan ini, peneliti membandingkan atau meninjau
beberapa skripsi dan jurnal yang memiliki kesamaan dan perbedaan dalam
penelitian yang bertujuan sebagai perbandingan dengan proposal yang sedang
diteliti.
Hanifah skripsi S1 Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan judul “Peran Guru dalam Mengatasi Kesulitan
Membaca Al-Qur‟an Siswa di SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan”,
dalam penelitian ini menunjukan bahwa, peran guru agama pada pembelajaran
Al-Qur‟an sangat penting bagi siswa yang menemui kesulitan. Peran guru
Page 18
dalam penelitian yaitu sebagai motivator, pembimbing, evaluasi yang dapat
merangsang siswa agar dapat membaca Al-Qur‟an dengan baik. Faktor
penyebab siswa mengalami kesulitan pada penelitian ini yaitu berupa
kurangnya semangat siswa untuk mengulangi kembali pelajaran Al-Qur‟an di
rumah. Kurangnya membaca Al-Qur‟an di rumah dengan kaidah ilmu tajwid
dan jarang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru agama, serta
kurangnya motivasi dan perhatian dari orang tua, dan kurangnya pendidikan
agama sebelumnya baik formal maupun non formal.2
Dalam penelitian di atas terdapat persamaan berupa peran guru dalam
mengatasi kesulitan belajar namun pada penelitian yang penulis lakukan
merupakan pengembangan dari penelitian yang sudah ada sebelumnya, dalam
hal ini terdapat perbedaan lokasi penelitian penulis melakukan penelitian di
TPA Al-Hasanah desa Srimulya Kecamatan Sinar Peninjauan Kabupaten
Ogan Komering Ulu sedangkan penelitian di atas mengadakan penelitian di
SMP Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan.
Ade Wulandari, Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Fatah Palembang dengan judul
“Upaya Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Al-Qur‟an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah Aliyah Yayasan Pendidikan Islam
Ihsaniyah (YPII) Talang Ubi Pendopo Kecamatan Talang Ubi Kabupaten
2Hanifah, Peran Guru Pai dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Al-Quran Siswa di SMP Islam
Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan,http://repository.uinjkt.ac.id/bitsteam/123456789/308/1/101690-
Hanifah-fitk.pdf Minggu 28 Agustus 2016 pukul 06:09
Page 19
Muara Enim,” hasil penelitian ini, kesulitan belajar yang dialami siswa pada
pemahaman Hadis dan menghafal Al-Qur‟an, dengan faktor penyebabnya,
waktu belajar di dalam kelas tidak cukup, kurangnya motivasi dari orang tua,
labilnya emosi, lingkungan yang kurang mendukung, kurang memahami
materi yang dijelaskan, kurang menyukai mata pelajaran, sikap tidak senang
pada guru, serta faktor ekonomi. Upaya guru dalam mengatasinya yaitu,
memberikan pelajaran tambahan, melatih bahasa Arab, menyuruh untuk selalu
membaca Al-Qur‟an, memberikan tugas untuk menterjemah ayat-ayat Al-
Qur‟an maupun Hadis, memberikan pujian dan hadiah kepada siswa ketika
siswa dapat membaca dan menulis Al-Qur‟an dengan baik dan benar, serta
memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Kesamaan pada penelitian ini yaitu berupa kesulitan belajar yang dialami
siswa namun terdapat perbedaan latar penelitian yang dilakukan oleh penulis
yaitu di TPA sedangkan pada penelitian di Madrasah Ibtidaiyah.3
Alfian Huda Muttaqin G000 080 052 Skripsi S1, Fakultas Tarbiyah
Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan judul “ Upaya Bimbingan Guru
Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al-
Qur‟an pada Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Takeran Kab. Magetan
tahun ajaran 2012/2013” pada penelitian menyatakan adanya usaha guru
3Ade Wulandari, Upaya Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Al-Quran Hadits di Madrasah Ibtidaiyah Aliyah Yayasan Pendidikan Islam Ihsaniyah (YPII) Talang
Ubi Pendopo Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Muara Enim, (Palembang:Perpustakaan IAIN Raden
Fatah), hal. vii
Page 20
pendidikan agama islamdalam mengatasi kesulitan belajar melalui penerapan
metode yang tepat, penggunaan media yang bervariasi serta berusaha lebih
telaten dalam menjelaskan kepada siswa. Selain itu guru juga memberikan PR
(Pekerjaan Rumah), dan memberikan motivasi terhadap siswa.
Selain itu guru juga memberi saran kepada siswanya yang masih
tingkat Iqra‟untuk mengikuti pembelajaran di Taman Pendidikan Al-Qur‟an
(TPQ).4
Miyarsih G000110048 Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah Universitas
Muhammadiyah Surakarta dengan judul “Upaya Guru PAI dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur‟an pada Siswa KelasX Smk N 2 Gedang
Sari Gunung Kidul DIY Tahun 2014. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis
data maka, penelitian menggunakan beragam metode yaitu metode individu
(face to face), metode menyimak, metode Targib danTarhib. Sedangkan
kesulitan yang dihadapi siswa yaitu: lemahnya pemahaman siswa pada huruf
hijaiyah, penerapan huruf sesuai makharijul huruf, penerapan hukum bacaan
dan tanda waqaf. Sedangkan faktor pendukung pada penelitian ini yaitu,
tersedianya sarana pembelajaran Al-Qur‟an, terdapat siswa yang lebih pintar
dalam setiap kelompok. Faktor penghambatnya yaitu, kurangnya perhatian
4Alfian Huda Muttaqin, Upaya Bimbingan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi
Kesulitan Belajar Membaca Al-Quran pada Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Takeran Kab.
Magetan Tahun Ajaran 2012/2013, Http://Eprints.Ums.Ac.Id/30881/13/11-naskah-publikasi-alfian-
G000080052.Pdf Selasa 23 Agustus, pukul 20:32
Page 21
dari orang tua siswa.5 Dari keempat tinjauan pustaka di atasdapat diambil
kesimpulan bahwa dalam penelitian ini terdapat perbedaan diantaranya yaitu
pada penelitian yanng penulis lakukan fokus pada kesulitan dan peran guru
dalam mengatasi kesulitan belajar di TPA Al-Hasanah yang berarti bahwa
lokasi penelitian yang berbeda, sedangkan kesamaannya yaitu berupa
kesulitan pada pembelajaran Al-Qur‟an.
E. Kerangka Teori
1. Peran Guru
Guru adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi
bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani
dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri
dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka
bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.
James W Brown, mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru
antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran,
merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan
mengevaluasi kegiatan siswa.
Menurut A Muri Yusuf, guru adalah individu yang mampu
melaksanakan tindakan pendidikan dalam satu situasi pendidikan uuntuk
mencapai tujuan pendidikan, individu yang mampu tersebut adalah orang
dewasa yang bertanggung jawab.
Berdasarkan pada kedua teori tersebut kesimpulannya peran guru
adalah mengajar dan membimbing, dan merubah tingkah laku individual
menuju kematangan/kedewasaan dalam berfikir. Predikat guru yang
terdapat pada seseorang merupakan tanggung jawab yang diberikan orang
lain kepadanya. Hal tersebut menunjukkan bahwa guru sebagai contoh
yang dapat membentuk watak dan jiwa peserta didiknya.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa guru merupakan
seseorang yang mengemban tanggung jawab yang begitu besar bagi
kelanjutan peserta didiknya maka, ia disebut sebagai pembimbing serta
5Miyarsih, Upaya Guru PAI dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al-Quran pada
Siswa Kelas X Smk N 2 Gedang Sari Gunung Kidul DIY Tahun 2014,
http://eprints.ums.ac.id/35427/1/artikel.pdf minggu 28agustus 2016, pukul 6:35
Page 22
pengaruh terhadap perkembangan sikap, tingkah laku, serta pengetahuan
yang berguna bagi peserta didiknya.
Guru berperan dalam membentuk dan membangun kepribadian
anak menjadi seseorang yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa
dalam rangka terwujudnya sosok pribadi yang Ad-din Al-Islami. Peran
guru tidak dapat diganti oleh teknologi, sekalipun teknologi memberikan
nilai tambah, kemudahan hidup dan proses pendidikan.
Banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam mengatasi
kesulitan belajar siwanya. Namun terdapat beberapa langkah penting yang
meliputi:6
a. Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian
masalah dan hubungan antara bagian tersebut untuk memperoleh
pengertian yang benar mengenai kesulitan belajar siswa yang
dihadapi siswa
b. Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang
memerlukan perbaikan
c. Menyusun program perbaikan khususnya program remedial
teaching (pengajaran perbaikan)
2. Kesulitan Belajar
Menurut Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.7 Dengan demikian dapat diambil kesimpulan
bahwa belajar merupakan proses pembenahan diri atau pencapaian sikap
dari yang sebelumnya tidak baik menjadi baik, dari sebelumnya baik
menjadi lebih baik lagi, dan terjadi secara berkesinambungan.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo dalam bukunya, setiap individu
tidak ada yang sama, perbedaan individu pulalah yang menyebabkan
perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik, dalam keadaan
6Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persaja, 2009), hal. 188-189
7Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
hal. 2
Page 23
dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya,
itulah yang disebut kesulitan belajar.8
Kesulitan belajar dapat dikelompokan berdasarkan sumber kesulitan
yang dialami siswa baik dalam hal menerima maupun menyerap materi
yang disampaikan guru. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
kesulitan dalam menerima pelajaran yang terjadi di dalam proses belajar
mengajar di kelas. Jadi kesulitan belajar yang dihadapi siswa terjadi pada
waktu mengikuti pelajaran yang disampaikan/ditugaskan oleh seorang
guru.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai kesulitan belajar yang
berbeda-beda. Ada orang yang merasakan bahwa belajar merupakan hal
yang mudah namun sebaliknya, ada pula yang mengatakan bahwa belajar
merupakan hal yang sulit. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil atau
prestasi belajar yang diperoleh peserta didiknya. Peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar akan memperoleh hasil belajar yang kurang
baik dibandingkan dengan siswa lainnya.
Faktor psikolog seperti perasaan tertekan karena keadaan keluarga
bisa menjadi penyebab hasil belajar menurun dalam tes bidang studi.
Selain itu rendahnya hasil belajar yang diperoleh peserta didik bisa juga
karena ketidak sukaan peserta didik pada guru atau strategi yang
digunakan oleh guru itu sendiri.
a. Penyebab Timbulnya Kesulitan Belajar
Menurut Mulyono Abdurrahman penyebab utama kesulitan
belajar (learning disabilities) adalah faktor internal yaitu
kemungkinan adanya disfungsi neurologist, sedangkan penyebab
utama dalam problem belajar (learning problem) adalah faktor
eksternal yaitu berupa strategi pembelajaran yang keliru. Mulyono
Abdurrahman menyebutkan beberapa faktor yang dapat
menyebabkan disfungsi neurologi yang pada gilirannya dapat
menyebabkan kesulitan antara lain: (1) faktor genetik, (2) luka pada
otak karena trauma fisik ataupun kekurangan oksigen (3) biokimia
yang hilang (misalnya pencemaran timah hitam), (4) gizi yang tidak
memadai dan (5) pengaruh psikologis dan sosial yang merugikan
perkembangan anak (deprivasi lingkungan).
b. Gejala-Gejala Kesulitan Belajar
Proses belajar mengajar di dalam kelas akan menghasilkan
kelompok belajar siswa yang berprestasi dan kelompok belajar
8Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004),
hal.77
Page 24
siswa yang prestasinya rendah. Hal ini tentunya akan menimbulkan
reaksi yang dapat menimbulkan masalah dalam belajar.
Adapun gejala atau masalah kesulitan belajar yang dapat
dilihat dari ciri-ciri tingkah laku peserta didik yaitu, sebagai berikut:
1) Menunjukkan hasil belajar yang rendah (di bawah nilai rata-
rata yang dicapai oleh kelompok belajar dikelas)
2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang
dilakukan, mungkin ada murid yang selalu berusaha belajar
dengan giat tetapi nilai yang dicapai kurang dan tidak sesuai
dengan harapan
3) Lambat dalam melakukan dan mengerjakan tugas-tugas
kegiatan belajar. Ia selalu tertinggal dari teman-temannya
dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan waktu yang
tersedia
4) Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, menentang,
berpura-pura masa bodoh dan berdusta
5) Menunjukkan tingkah laku yang menyimpang seperti:
membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan tugas,
mengasingkan diri, tidak bisa bekerja sama, mengganggu
teman baik diluar maupun di dalam kelas, tidak mau mencatat
pelajaran, tidak teratur belajar dan kurang percaya diri.
6) Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, yaitu
pemurung, mudah tersinggung, tidak atau kurang gembira
dalam mengahadapi situasi tertentu.
Page 25
F. Definisi Operasional
Pada penelitian ini tidak bergantung pada variabel melainkan terhadap
konsep-konsep penelitian yang akan dilakukan. Konsep-konsep berdasarkan
pada batasan masalah atau fokus penelitian yaitu peran guru dan kesulitan
belajar siswa. Namun, untuk memberikan penjelasan yang lebih jelas serta
mengukur konsep maka, dikemukakan pula definisi operasional disertai
dengan indikator-indikatornya.
Berdasarkan hal tersebut maka, peneliti menggunakan definisi
operasional guna mendapatkan petunjuk bagaimana suatu konsep dapat
dipecahkan atau dirumuskan berdasarkan pada indikator. Definisi operasional
dari peran guru dalam mengatasi kesulitan belajar Al-Qur‟an yaitu, sebagai
berikut:
1. Peran Guru
Berdasarkan pada masalah kesulitan belajar yang dialami siswa,
guru memiliki peran sebagai pembimbing yaitu, guru dituntut
memberikan bimbingan secara perorangan antara guru dengan siswa
secara langsung atau guru memberikan bimbingan terhadap sekelompok
siswa, hal tersebut bertujuan untuk mengetahui penyebab kesulitan belajar
siswa di antaranya: malas (ketika mendapat tugas siswa tidak
mengerjakan), tidak fokus (siswa cenderung bermain-main saat
pembelajaran sedang berlangsung) tidak konsentrasi (siswa tidak
memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru).
Setelah mengetahui beberapa kesulitan yang dialami siswa guru
berperan sebagai pendidik dengan mengadakan remedial teaching
(pengajaran perbaikan) artinya jika dirasa belum cukup bimbingan yang
dilakukan guru maka, guru mengadakan pengajaran perbaikan guna
mendapatkan perubahan yang positif dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan pemaparan di atas maka, indikator peran guru dalam
mengatasi kesulitan belajar meliputi:
a. Memberikan bimbingan kelompok
b. Mengadakan remedial teaching.
Dengan demikian peran guru dalam pendidikan tidak sebatas
menjadi contoh dan pendidik dalam proses pembelajaran melainkan
sebagai pembimbing bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Page 26
2. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar merupakan hambatan terjadinya proses belajar
yang dihadapi siswa baik berupa kesulitan dalam pengucapan makhraj,
mengingat tanda waqaf, membedakan panjang pendek bacaan, dan
menyambungkan huruf hijaiyah dalam Al-Qur‟an. Hal tersebut di atas
dapat diamati berdasarkan pada kondisi belajar yang dialami siswa.
Berikut ini kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur‟an.
a. Kesulitan dalam membaca Al-Qur‟an
1) Bermasalah dalam pengucapan makhraj
b. Kesulitan pada ilmu tajwid
1) Sulit mengingat tanda waqaf (berhenti)
2) Membedakan panjang pendek bacaan
c. Kesulitan dalam menulis Al-Qur‟an
1) Kesulitan menyambungkan huruf hijaiyah
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif karena,
penelitian dilakukan dalam kondisi alamiah (naturalistik) yaitu, informasi
atau data yang dikumpulkan tidak diwujudkan dalam bentuk angka,
melainkan analisis dalam bentuk logika. Sumber informasi diperoleh dari
guru, dan siswa yang memiliki kesulitan belajar yang dilaksanakan di
TPA Al-Hasanah Desa Srimulya Kecamatan Sinar peninjauan Kabupaten
Ogan Komering Ulu.
Page 27
Sedangkan pendekatan yang digunakan merupakan pendekatan
studi kasus yaitu ensitas tunggal atau fenomena (kasus) dari suatu masa
tertentu dan aktivitas serta mengumpulkan informasi denngan
menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama kasus itu
terjadi.9 Seperti halnya penelitian yang penulis lakukan mengenai peran
guru dalam mengatasi kesulitan belajar.
2. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Jenis data pada penelitian ini berupa data nonstatistik yang
berarti bahwa data yang diperoleh peneliti bukan berupa angka –
angka melainkan berupa kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah
data tambahan seperti dokumen dan peristiwa yaitu proses
pembelajaran di TPA Al-Hasanah Desa Srimulya Kecamatan Sinar
peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu yang dilaksanakan baik
di dalam maupun di luar kelas.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian berupa data
primer yang diperoleh langsung dari hasil observasi dan wawancara
ke TPA Al-Hasanah Desa Srimulya Kecamatan Sinar peninjauan
Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan bantuan narasumber yaitu,
siswa, guru, dan kepala/pimpinan TPA Al-Hasanah Desa Srimulya
Kecamatan Sinar peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Sumber data sekunder yang diperoleh dari buku-buku, jurnal,
dan dokumentasi yang dilakukan di TPA Al-Hasanah Desa
9Afifuddin, dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustaka
Setia, 2012), hal. 87
Page 28
Srimulya Kecamatan Sinar peninjauan Kabupaten Ogan Komering
Ulu.
3. Informan Penelitian
Informan merupakan seseorang yang memberikan informasi
mengenai suatu kelompok tertentu.10
Pada penelitian ini yang menjadi
informan kunci (key instrumen) adalah guru pengajar di TPA Al-Hasanah
Desa Srimulya Kecamatan Sinar Peninjauan Kabupaten Ogan Komering
Ulu. sedangkan informan pendukung yaitu kepala/pimpinan TPA, wakil
kepala TPA dan siswa atau santri yang mengalami kesulitan belajar.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik triangulasi, berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber data yang sama.11
a. Teknik observasi, yang digunakan adalah observasi sistematis
karena pengamat menggunakan pedoman sebagai instrument
pengamatan. Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
mengenai kesulitan belajar Al-Quran dan peran guru dalam
mengatasinya.
b. Teknik wawancara adalah teknik bertanya jawab antara narasumber
terhadap suatu hal ataupun peristiwa yang terjadi dalam suatu
lingkungan kondisi ataupun tempat dan waktu terjadi. Wawancara
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara bertanya
jawab kepada guru dan para siswa mengenai kesulitan belajar di
Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA) Al-Hasanah Desa Srimulya
Kecamatan Sinar peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu.
10
Ibid., hal. 89 11
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal.241
Page 29
c. Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang
berisikan arsip-arsip, foto ataupun surat-surat yang berguna sebagai
bahan penunjang dalam proses penelitian.
5. Pengolahan Data
Dalam pengolahan data peneliti menggunakan data nonstatistik
yaitu data kualitatif deskriptif dengan cara menguraikan data yang ada di
lapangan untuk kemudian diedit dan dimasukkan ke dalam aspek-aspek
masalah yanng disusun secara matriks.
6. Analisis Data
Dalam menganalisis data peneliti menggunakan teknik analisis yang
dikemukakan oleh Miles dan Humberman sebagai berikut:12
a. Reduksi data yaitu, merangkum hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang berkaitan dengan peran guru dalam mengatasi
kesulitan belajar Al-Qur‟an.
b. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan
sejenisnya. Dengan menyajikan data, maka memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
c. Penarikan kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian yang diharapkan adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan bisa berupa deskripsi atau gambaran objek penelitian.
12
Sugiyono, Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 336
Page 30
H. Sistematika Pembahasan
BAB I, Pendahuluan: Berisi tentang latar belakang, permasalahan
(batasan masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah), tujuan dan
kegunaan penelitian, tinjauan kepustakaan, kerangka teori, definisi
operasional, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II, Landasan Teori: Berisi tentang pengertian peran guru,
pengertian kesulitan belajar, faktor-faktor penyebab kesulitan belajar, gejala-
gejala kesulitan belajar, langkah-langkah dalam mengatasi kesulitan belajar.
pembelajaran Al-Qur‟an yang terdiri dari pengertian Al-Qur‟an, langkah-
langkah pembelajaran Al-Qur‟an, dasar-dasar pembelajaran Al-Qur‟an,
bentuk kesulitan belajar Al-Qur‟andan metode pembelajaran Al-Qur‟an.
BAB III, Kondisi objektif TPA Al-Hasanah Desa Srimulya: sejarah
TPA Al-Hasanah Desa Srimulya Kec.Sinar Peninjauan Kab.Oku, letak
geografis , fasilitas TPA Al-Hasanah, kondisi guru TPA Al-Hasanah, dan
kondisi siswa di TPA Al-Hasanah, sarana dan prasarana di TPA Al-Hasanah,
visi dan misi TPA Al-Hasanah, struktur organisasi di TPA Al-Hasanah tahun
2016.
BAB IV, Analisis Data: berisi tentang hasil penelitian, peran guru
dalam mengatasi kesulitan belajar Al-Qur‟an pada siswa di TPA Al-Hasanah
Desa Srimulya Kec. Sinar Peninjauan Kab.OKU, kesulitan belajar Al-Qur‟an
pada siswa di TPA Al-Hasanah Desa Srimulya Kec. Sinar Peninjauan Kab.
Page 31
OKU, dan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar Al-Qur‟an pada siswa di
TPA Al-Hasanah Desa Srimulya Kec.Sinar Peninjauan Kab.OKU.
BAB V, Penutup: Berisi tentang Kesimpulan dan Saran.
Page 32
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Peran Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
1. Pengertian Peran Guru
Guru merupakan seseorang yang bertanggung jawab terhadap
peserta didiknya dalam proses pembelajaran. Guru tidak serta merta
sebagai pengajar yang bertugas menyalurkan dan memindahkan ilmu
pengetahuan (transfer of knowladge) kepada peserta didiknya melainkan
sebagai pemimpin, pendidik, sekaligus pembimbing bagi peserta didiknya.
Oleh karena itu seorang guru tidak hanya cukup untuk mentransfer ilmu
pengetahuan melainkan harus mampu menghubungkan ilmu pengetahuan
yang disampaikannya dengan lingkungan yang aktual atau keadaan psikis
siswanya.13
Guru adalah seseorang yang mempunyai gagasan yang harus
diwujudkan untuk kepentingan siswanya, sehingga menjunjung tinggi,
mengembangkan dan menerapkan keutamaan yang menyangkut agama,
kebudayaan dan keilmuan.14
Guru yang ada dilembaga pendidikan pada dasarnya mempunyai
tanggung jawab terhadap pendidikan dan pembinaan anak, baik secara
13
M Arifin, Kapita Selekta Pendidikan, ( Jakarta: Umi Aksara, 2000), hal. 118 14
Syarifuddin Nurdin, dan Basyirudin Usman, Guru Profesional dan Implementasi
Kurikulum, (Jakarta: PT Intermasa, 2002), hal. 8
Page 33
umum maupun agama. Selain itu guru juga bertanggung jawab dalam
menumbuhkan serta mengarahkan, dan membina siswa-siswinya agar
berakhlak baik. Keberhasilan pendidikan tergantung pada beberapa
faktor, salah satunya adalah guru.
Secara etimologi guru merupakan seseorang yang melakukan
bimbingan. Pengertian ini memberikan kesan bahwa pendidik atau guru
merupakan seseorang yang melakukan kegiatan pendidikan dan
bertanggung jawab memberikan bimbingan secara sadar terhadap
perkembangan kepribadian dan kemampuan peserta didik baik dari aspek
jasmani maupun rohani agar mampu hidup mandiri, dan dapat memenuhi
tugasnya sebagai makhluk Tuhan dan makhluk sosial.15
Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa guru atau
pendidik merupakan seseorang yang mampu dalam berbagai bidang.
Untuk konteks indonesia syarat kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru menurut Undang-Undang No.14 Tahun 2005 pasal 10
tentang guru dan dosen, disebutkan bahwa kompetensi guru meliputi:
a. Kompetensi pedagogik adalah kompetensi yang harus dimiliki
oleh pendidik sekolah dalam mengelolah interaksi pembelajaran
bagi peserta didik. Kompetensi pedagogik ini meliputi:
pemahaman dan pengembangan potensi peserta didik perncanaan
dan pelaksanaan pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran.
15
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hal.50
Page 34
b. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan yang harus
dimiliki oleh pendidik di sekolah yang berupa kepribadian, akhlak,
kedewasaan, keteladanan dan kewibawaan
c. Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang harus
dimiliki pendidik yaitu berupa penguasaan materi pelajaran secara
luas dan mendalamyang mencakup penguasaan materi, kurikulum,
silabus, metode pembelajaran, serta wawasan dan pengembangan
profesi
d. Kompetensi sosial merupakan kemampuan yang harus dimiliki
oleh pendidik untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dan efisien denga peserta didik, sesama guru, orang tua, wali
murid dan masyarakat sekitar.
Berdasarkan uraian diatas perlu diperhatikan oleh guru dalam
proses pembelajaran dan merupakan syarat kompetensi yang harus dimilki
seorang pendidik atau guru.
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Latar
belakang guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan
terhadap jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan
metode. Guru yang berlatar belakang memiliki pendidikan guru atau
tidak, jika sama-sama masih kurang pengalaman mengajar di kelas, maka
cenderung sulit memilih metode yang tepat. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa, kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman
Page 35
mengajar adalah masalah intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan
dan penentuan metode mengajar.16
Dalam proses pembelajaran guru atau pendidik mempunyai tugas
membimbing dan memberikan fasilitas belajar bagi peserta didiknya.
Salah satunya penyampaian materi pelajaran yang merupakan bagian dari
kegiatan belajar dan merupakan suatu proses dalam segala fase dan proses
perkembangan siswa. Secara terperinci tugas guru meliputi:
a. Mendidik dengan titik berat memberikan arahan dan motivasi
pencapaian tujuan berupa jangka pendek maupun jangka panjang
b. Memberikanfasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman
belajara yang memadai
c. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti, sikap nila-
nilai lihur dan penyesuaian diri. Dalam proses pembelajaran guru
tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan melainkan
bertanggung jawab atas keseluruhan perkembangan kepribadian
siswa. Guru harus mampu menciptakan proses belajar yang dapat
merangsang siswa untuk belajar secara aktif dan dinamis dalam
memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan.17
16
Saiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka Cipta,
2013), hal.82 17
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), hal.97
Page 36
Tujuan guru merupakan tujuan pendidikan, sebagaimana terdapat
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun
1989 (UU No.2/1989), yaitu terwujudnya manusia Indonesia yang cerdas,
yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.18
Tugas dan kewajiban yang diemban merupakan amanat yang wajib
dilaksanakan. Dalam melaksanakan amanat tersebut guru harus
melaksanakan tugas dan kewajiban secara profesional. Hal ini sesuai
dengan firman Allah dalam QS. An-nisa: 58:
اىالللياءهسمناىحؤداالاهااثالالاإذاحنوتنبييالاسأىتحنوابالعده
بصيسااىاللهماىسويعا
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah maha mendengar lagi maha
melihat.
M Al-Aroosi menyatakan adanya dua integritas yang harus
dimiliki seorang guru, yaitu: intelektual capacity dan moral ability.19
Dengan demikian berarti bahwa, guru dapat menyatukan antara
18
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hal. 50 19
Rusmaini, Ilmu Pendidikan, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2011), hal. 103
Page 37
intelektual dengan moral, mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap
profesinya bersikap terbuka dan disiplin.
Zakiah Drajat menyatakan beberapa syarat seorang guru, yaitu:
(a)Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) Berilmu, (c) Sehat jasmani,
(d) Berkelakuan baik, (e) Mencintai jabatannya, (f) Adil, (g) Tenang dan
sabar, (h)Berwibawa, (i) Senantiasa gembira, (j) Bersifat manusiawi, (k)
Bekerjasama dengan sesama guru lainnya, (l) Bekerjasama dengan
masyarakat.20
Dengan demikian seorang guru dituntut untuk berkompetensi agar
dapat melakukan tanggung jawabnya dengan baik.
Guru memiliki peranan serta tanggung jawab yang sangat penting
dalam menentukan keberhasilan belajar di sekolah maupun di luar
sekolah. Peranan guru dalam pandangan modern yang dikemukakan oleh
Adams dan Dickey yang dikutip oleh Oemar Hamalik mengatakan bahwa
peranan guru meliputi:
a. Guru sebagai pengajar artinya, guru memberikan pengajaran di
dalam sekolah (kelas). Ia menyampaikan pelajaran agar murid
memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah
disampaikan tersebut.
b. Guru sebagai ilmuan, artinya guru dipandang sebagai orang yang
memiliki pengetahuan yang luas dan bukan hanya berkewajiban
20
Zakiah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal.41-44
Page 38
menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada murid tetapi
juga berkewajiban mengembangkan pengetahuan itu dan terus
menerus menyampaikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
c. Guru sebagai pembaharu, sebagai seorang pembaharu dikalangan
masyarakat, guru memegang peranan penting oleh karena itu, guru
dapat memberi contoh yang baik dan menanamkan jiwa
pembaharuan pada murid-muridnya.21
Berdasarkan uraian di atas peranan guru bukanlah sebagai
pemegang kekuasaan, melarang dan menghukum peserta didiknya,
melainkan sebagai pembimbing yang berarti bahwa, guru harus
memberikan bimbingan terhadap peserta didiknya dalam mencapai
pertumbuhan di dunia pendidikan.
Menurut Cece Wijaya peran guru sangat beragam yaitu, sebagai
berikut:22
d. Guru sebagai pembimbing
Seorang guru bukan satu-satunya penyampai informasi dan
bukan satu-satunya sumber pengetahuan bagi peserta didik, guru
hanya bertugas sebagai pembangkit motifasi belajar siswa.
21
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal.123 22
Cece Wijaya, dkk, Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pembaharuan dan
Pengajaran, (Bandung: Rosda Karya, 1992), hal. 107-108
Page 39
e. Guru sebagai pengatur lingkungan
Belajar adalah mengatur lingkungan agarproses belajar
terjadi dengan baik yang artinya seorang guru harus menciptakan
kelas yang efektif sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman.
f. Guru sebagai partisipan
Guru juga harus berperan sebagai pengajar yang baik,
sebagai fasilitator yang dapat menengahi setiap permasalahan
yang terjadi pada proses pembelajaran berlangsung.
g. Guru sebagai konselor
Guru mempunyai peran sebagai penasihat kepada siswa
sesuai dengann kebutuhannya. Kepada siswa yang mengalami
kesulitan belajar seorang guru harus bisa menjadi penyembuh
terutama bagi siswa yang mempunyai kasus tertentu maka, guru
harus memberikan nasihat agar siswa tidak terjerumus terhadap
hal-hal yang negatif.
h. Guru sebagai supervisor
Guru sebagai supervisor berarti bahwa, guru berperan
sebagai pengawas yang memantau kegiatan belajar-mengajar
sehingga,keadaan kelas tetap kondusif dan proses belajar berjalan
dengan sebagaimana mestinya.
Page 40
i. Guru sebagai motivator
Guru dituntut harus dapat memberikan motivasi belajar
kepada siswa sehingga minat belajar siswa tetap tinggi. Ada 4 hal
yang dapat dikerjakan guru dalam memberikan motivasi yaitu:
1) Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar
2) Menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat
dilakukan pada akhir pembelajaran
3) Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai
sehingga dapat merangsang untuk mencapai prestasi yang
lebih baik dikemudian hari.
4) Membentuk kebiasaan belajar yang baik.23
j. Guru sebagai evaluator
Guru bertugas memberikan penilaian atau evaluasi saat
proses belajar berakhir guna mengetahui keberhasilannya
menyampaikan materi.
Sedangkan menurut Muhibin Syah dalam bukunya psikologi
pendidikan, peran guru adalah:24
23
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
hal. 99
Page 41
k. Guru sebagai perancang pengajaran
Guru harus mampu dan siap merancang kegiatan belajar
mengajar yang berhasil maka, setiap guru memerlukan
pengetahuan yang memadai mengenai prinsip-prinsip belajar
sebagai dasar dalam menyusun rancangan kegiatan pembelajaran,
yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Memiliki dan menentukan bahan pelajaran
2) Merumuskan tujuan penyajian bahan pelajaran
3) Memiliki metode penyajian bahan pelajaran yang tepat
4) Menyelenggarakan evaluasi prestasi belajar
l. Guru sebagai pengelola pengajaran
Artinya guru harus mampu mengendalikan kelas dan
seluruh proses belajar mengajar usai. Kegiatan terpenting adalah
menciptakan situasi dan kondisi sebaik-baiknya sehingga siswa
dapat belajar dengan maksimal.
Peran guru terhadap siswa merupakan peranan yang harus dijalani
karena di dalamnya terdapat tugas guru memberi keteladanan,
pengalaman serta ilmu pengetahuan kepada siswa.
24
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995), hal. 252-253
Page 42
Dalam situasi formal seorang guru harus bisa menempatkan
dirinya sendiri sebagai seseorang yang mempunyai kewibawaan dan
otoriter yang tinggi guru harus mengontrol kelas dan mengontrol
siswanya. Hal ini sangat perlu guna menunjang keberhasilan dari tugas
guru yakni mengajar dan mendidik siswa.
Dari uraian di atas maka, peran guru harus diketahui dan di
amalkan oleh setiap pendidik profesional guna tercapainya pembelajaran
yang baik serta terwujudnya tujuan pendidikan.25
2. Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar berasal dari kata ke-sulit-an dan belajar.
kesulitan dalam kamus besar bahasa indonesia merupakan keadaan yang
sulit atau sesuatu yang sulit.
Menurut Matta dalam buku Rohmalina Wahab belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku secara konstan hal ini disebutkan dalam Al-
Qur‟an, Allah telah menjelaskan bahwa dengan belajar diharapkan ada
perubahan dalam diri manusia ke arah yang lebih baik. Sebagaimana
terdapat dalam QS. Al-Hajj ayat 54
ليعلنالريياتالعلناالحقهيزبلفيؤهابفخحبجلقلبناىاللهلادلريياها
الصساطهسخقين
25
Oemar Hamalik, Op.Cit, hal.201
Page 43
Artinya: dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu,
meyakinibahwasanya Al-Qur‟an itulah yang hak dari Tuhan mu lalu
mereka beriman dan tunduk hati mereka kepada-Nya dan sesungguhnya
Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada
jalan yang lurus.26
Belajar merupakan perubahan yang relatif permanen dalam
perilaku atau potensi sebagai hasil dari pengalaman atau praktek yang
diperkuat. Belajar merupakan hasil dari interaksi antara stimulus dan
respon. Stimulus merupakan apa yang guru sampaikan kepada siswa,
sedangkan respon merupakan tanggapan yang dilakukan oleh
siswa.Beberapa pengertian belajar dalam buku Psikologi Pendidikanyang
ditulis oleh M Ngalim Purwantosebagai berikut:27
a. Hilgard dan Bower dalam bukunya theories of learning (1975)
belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman
yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah
laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon
pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang
(contoh kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya)
26
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, (Palembang:Raden Fatah Press, 2006), hal. 52 27
M Ngalim Purwanto, Psikology Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya, 2007), hal. 84
Page 44
b. Gagne, dalam bukunya the condition of learning (1977) belajar
terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya
(performance) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi
itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.
c. Morgan, dalam bukunya intriduction to psycology (1978) belajar
adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman
d. Whitherington, dalam bukunya educational psycologybelajar
adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan
diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam buku Psikologi Belajar
adalah sebagai berikut:28
a. Menurut Winkel belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, nilai dan sikap.
b. Menurut Slameto belajar adalah proses orang yang mencoba untuk
mendapatkan perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai
28
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Bandung: Rhineka Cipta, 1999), hal. 12
Page 45
hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan.
Selain itu juga belajar serangkaian kegiatan dan jiwauntuk
mendapatkan perubahan perilaku yang melibatkan kognitif,
afektif, dan psikomotor.
Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa,
belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi pada seseorang
baik sikap, kebiasaan, pengetahuan atau keterampilan berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan yang dipahami dan dipelajari.
Menurut Dalyono dalam buku psikologi pendidikan menyatakan
bahwa, kesulitan belajar siswa merupakan kesukaran siswa dalam
menerima atau menyerap pelajaran di sekolah.29
Dengan demikian,
kesulitan belajar siswa merupakan keadaan siswa yang mengalami belajar
tidak sebagaimana mestinya sehingga mengalami kesulitan menerima
atau menyerap pelajaran di sekolah.
Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas
dari rendahnya hasil belajar. selain itu kesulitan belajar juga dapat
dibuktikan dengan misbehavior dan maladaftif siswa seperti kasukaan
berteriak-teriak di dalam kelas, mengganggu teman, berkelahi, sering
tidak masuk sekolah dan sering bolos.30
29
M Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), hal. 229 30
Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 184
Page 46
Kesulitan belajar ini tidak hanya disebabkan oleh faktor
intelegensi yang rendah melainkan oleh non intelegensi. Berdasarkan hal
tersebut di atas maka tingginya intelegensi belum menjamin suatu
keberhasilan belajar.
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, ada empat macam
kesulitan dalam belajar, antara lain:31
a. Dilihat dari jenis kesulitan belajar
1) Ada yang berat, contoh sulit mengerjakan sendiri tugas (PR)
2) Ada yang sedang, contoh kurang memahami istilah-istilah
yang dipakai dalam pembelajaran
b. Dilihat dari bidang studi yang dipelajari
1) Merasa sulit pada sebagian bidang studi, contoh tidak cepat
dalam memahami sebagaimana pelajaran yang diajarkan
2) Merasa sulit pada keseluruhan bidang studi, contoh tidak
cepat memahami semua pelajaran yang diberikan atau
disampaikan
31
AbuAhmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
hal.88
Page 47
c. Dilihat dari keseluruhan
1) Ada sifat permanen atau menetap, contoh lambat memahami
pelajaran walaupun sudah dipelajari berulang kali
2) Bersifat sementara, contoh memahami pelajaran jika
dilakukan dengan berulang kali.
d. Dilihat dari faktor penyebab
1) Faktor intelegensi sulit untuk konsentrasi
2) Faktor nonintelegensi, contoh kurang motivasi
3. Faktor-Faktor Penyebabkan Kesulitan Belajar
Siswa yang kesulitan belajar biasanya berkategori “Diluar rata-
rata” dan tidak mendapat kesempatan yang memadai untuk berkembang
sesuai dengan kapasitasnya.32
Selain itu kesulitan belajar juga dapat
dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-rata (normal) disebabkan
oleh faktor-faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja
akademik yang sesuai dengan harapan. Berdasarkan hal tersebut diatas
berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar siswa.
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan
belajar terdiri atas dua macam, yaitu;
32
Muhibin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 184
Page 48
a. Faktor intern siswa yaitu, hal-hal atau keadaan-keadaan yang
muncul dari dalam diri siswa, faktor tersebut meliputi gangguan
atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa yakni
1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti
rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa
2) Yang bersifat afektif (ranah rasa) antara lain seperti labilnya
emosi dan sikap
3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti
terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata
dan telinga)
b. Faktor ekstern siswa yakni, hal-hal atau keadaan yang datang dari
luar diri siswa. Faktor ektern siswa meliputi semua situasi dan
kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas
belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi:
1) Lingkungan keluarga, berupa dukungan dan motivasi
keluarga
2) Lingkungan perkampungan/masyarakat, pergaulan
3) Lingkungan sekolah, yaitu sarana penunjang belajar
Page 49
Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa, guru harus
mengerti dan peduli terhadap hambatan belajar yang dialami peserta
didiknya. Sehingga, guru dapat mengetahui jalan keluar dan dapat
melakukan proses pembelajaran dengan baik serta menunjang proses
interaksi belajar mengajar.
4. Gejala-Gejala Kesulitan Belajar
Proses belajar mengajar di dalam kelas akan menghasilkan
kelompok belajar siswa yang berprestasi dan kelompok belajar siswa yang
prestasinya rendah. Hal ini tentunya akan menimbulkan reaksi yang dapat
menimbulkan masalah dalam belajar.
Adapun gejala atau masalah kesulitan belajar yang dapat dilihat
dari ciri-ciri tingkah laku peserta didik yaitu, sebagai berikut:
7) Menunjukkan hasil belajar yang rendah (di bawah nilai rata-rata
yang dicapai oleh kelompok belajar dikelas)
8) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan,
mungkin ada murid yang selalu berusaha belajar dengan giat tetapi
nilai yang dicapai kurang dan tidak sesuai dengan harapan
9) Lambat dalam melakukan dan mengerjakan tugas-tugas kegiatan
belajar. Ia selalu tertinggal dari teman-temannya dalam
menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan waktu yang tersedia
10) Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, menentang,
berpura-pura masa bodoh dan berdusta
Page 50
11) Menunjukkan tingkah laku yang menyimapang, seperti membolos,
datang terlambat, tidak mengerjakan tugas, mengasingkan diri,
tidak bisa bekerja sama, mengganggu teman baik diluar maupun
di dalam kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur belajar
dan kurang percaya diri.
12) Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, yaitu
pemurung, mudah tersinggung, tidak atau kurang gembira dalam
menghadapi situasi tertentu.
5. Langkah-Langkah Mengatasi Kesulitan Belajar
Beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam mengatasi
kesulitan belajar siswanya. Akan tetapi guru diharapkan terlebih dahulu
melakukan beberapa langkah penting sebagai berikut:
a. Menganalisis hasil diagnosis, yaitu menelaah bagian-bagian
masalah dan hubungan antarbagian tersebut untuk memperoleh
pengertian yang benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi
siswa, artinya data dan informasi yang diperoleh guru melalui
diagnostik kesulitan belajar tersebut perlu diananlisis sedemikian
rupa, sehingga jenis kesulitan yang dialami siswa berprestasi
rendah dapat diketahui secara pasti.
Page 51
b. Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang
memerlukan perbaikan. Bidang bermasalah ini dapat
dikategorikan menjadi 3 macam sebagai berikut:
1) Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh
guru sendiri
2) Bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani oleh
guru dengan bantuan orang tua.
3) Bidang kecakapan bermasalah yang tidak dapat ditangani
baik oleh guru maupun orang tua. Oleh sebab itu, siswa
yang mengalami kesulitan belajar tidak hanya memerlukan
pendidikan khusus, tetapi juga memerlukan perawatan
khusus.
c. Menyusun program perbaikan, khususnya program remedial
teaching (pengajaran perbaikan). Sebelum melaksanakan hal
tersebut maka, guru perlu melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Tujuan pengajaran remedial
2) Materi pengajaran remedial
3) Metode pengajaran remedial
Page 52
4) Alokasi waktu pengajaran remedial
5) Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti program
pengajaran remedial.
Banyak hal yang dapat dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan
belajar peserta didiknya. Berikut langkah yang dilakukan sebelum
menentukan langkah dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
a. Menganalisis hasil diagnostik yakni, menelaah bagian-bagian
masalah dan hubungan antara bagian tersebut untuk memperoleh
pengertian yang benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi
peserta didik
b. Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu
yang memerlukan kebaikan
c. Menyusun program perbaikan khususnya program remedial
teaching (pengajaran perbaikan).33
Setelah langkah-langkah yang tersebut di atas barulah kemudian
guru melakukan langkah selanjutnya yakni, melaksanakan program
perbaikan:
a. Analisis hasil diagnostik yaitu, data dan informasi yang diperoleh
guru melalui diagnostik kesulitan belajar perlu dianalisis
33
Ibid., hal.188-189
Page 53
sedemikian rupa, sehingga jenis khusus yang dialami siswa yang
berprestasi rendah itu dapat diketahui secara pasti
b. Menentukan kecakapan bidang permasalahan, berdasarkan hasil
analisis, guru diharapakan dapat menetukan bidang kecakapan
tertentu yang dianggap bermasalah dan memerlukan perbaikan.
c. Menyusun program perbaikan, dalam hal menyusun program
mengajar perbaikan (remedial teaching),sebelumnya guru harus
menetukan hal-hal sebagai berikut:
1) Tujuan pengajaran remedial
2) Materi pengajaran remedial
3) Metode pengajaran remedial
4) Alokasi waktu pengajaran remedial
5) Evaluasi kemajuan siswa telah mengikuti program
pengajaran remedial
6) Melakukan program perbaikan
Program pengajaran remedial tersebut lebih cepat dilaksanakan
tentu saja akan lebih baik. tempat penyelenggaraannya bisa dimana saja,
asal tempat tersebut memungkinkan siswa memusatkan perhatiannya
terhadap proses pengajaran perbaikan tersebut.
Page 54
B. Pembelajaran Al-Qur’an
1. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur‟an adalah kitab yang diwahyukan kepada Nabi besar
Muhammad SAW sebagai undang-undang hidup kaum muslimin. Kata
Al-Qur‟an adalah kata mashdar (akar kata)dari fiil madhli (kata kerja
menunjukkan masa lampau) yang artinya membaca.
يقسأ---قسأ
Allah berfirman, dalam QS. Al-qiyamah: 17-18
اىعلياجوعقسأ)(فئذاقسأفاحبعقسأ)(
Artinya, sesungguhnya mengumpulkannya (di dalam dadamu) dan
menetapkan bacaannya (pada lidahmu) adalah tanggungan kami, maka
apabila kami telah membacanya hendaklah engkau ikuti Qur‟an-Nya.
Sebagaimana telah disepakati oleh para ulama dan Ahli Usul allah
menurunkan Al-Qur‟an agar dijadikan undanng-undang bagi umat
manusia dan petunjuk atas kenabian dan kerasulannya, juga sebagai
alasan (Hujjah) yang kuat dihari kemudian bahwa Al-Qur‟an itu benar-
benar diturunkan dari zat yang maha bijaksana lagi terpuji.34
2. Langkah-Langkah Pembelajaran Al-Qur’an
34
Muhammad Ali Ash-Shaabuuniy, Dalam Mardiah Astuti, Pengantar Ulumul Quran,
(Palembang: Tunas Gemilang Press, 2012), Hal. 9-10
Page 55
Secara resmi dengan turunnya ayat Al-Qur‟an yang pertama,
dengan putusnya kenabian, maka pendidikan yang bersumber dari Al-
Qur‟an bermula Ada empat langkah pengajaran Al-Qur‟an yang
diterapkan pada zaman rasulullah saw.
a. Membaca Al-Qur‟an dengan benar, Rasulullah saw membaca Al-
Qur‟an secara talaqqi mushafahah dengan malaikat jibril maka,
dengan cara ini pula rasulullah saw mengajar kepada para sahabat.
b. Menerangkan maksud, hal ini bertujuan untuk memahami apa
yang terkandung dibalik ayat Al-Qur‟an yang dibaca
c. Menghafal, selain ayat-ayat Al-Qur‟an ditulis dipelepah-pelepah
tamar, tulang dan kulit unta, terdapat pula sahabat yang menghafal
Al-Qur‟an
d. Mengamalkan ajaran Al-Qur‟an berdasarkan ajaran yang difahami
dari pada ayat-ayat yang dihafal
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa,
pada zaman Rasulullah Saw,usaha yang sungguh-sungguh dilakukan
untuk memastikan kelangsungan pengajaran Al-Qur‟an secara terus
menerus.35
35
DediFaturrahman, Pengajaran-dan-Pembelajaran-Al-Quran. Http://Dedifathurohmah.
Blogspot.Co.Id/2015/10/ Html,diakses pada 8 Agustus 2016, pukul 15:19 wib
Page 56
3. Dasar-Dasar Pembelajaran Al-Qur’an
a. Dasar pembelajaran Al-Qur‟an ialah bimbingan pembelajaran Al-
Qur‟an dasar yang dimulai dari penguasaan bacaan Iqra‟ jilid 1-6
atau sejenisnya (Qiraati dan tilawati) dan pembelajaran Al-Qur‟an
mulai juz 1(satu)
b. Bahan bimbingan dasar pembelajaran Al-Qur‟an tersebut
diselesaikan oleh santri TK Al-Qur‟an selambat-lambatnya dalam
tempo 1 tahun.
c. Metodologi pengajaran didasarkan atas petunjuk yang telah
dipolakan sedemikian rupa
d. Dalam proses pembelajarannya, guru yang membimbing harus
mempertimbangkan perkembangan psikologis dan karakteristik,
yaitu dengan mengacu pada prinsip “Belajar melalui bermain” dan
“Bermain seraya belajar” sehingga suasana pembelajaran di TK
Al-Qur‟an diselenggarakan dengan menciptakan suasana taman
yaitu indah, bersih, nyaman, dan menyenangkan.
e. Dalam memberikan dasar-dasar bacaan yang tepat dan baik, guru
senantiasa menumbuhkan kecintaan anak pada Al-Qur‟an bukan
sekedar bagaimana anak mampu membaca.
Page 57
4. Bentuk Kesulitan Belajar Al-Qur’an
Kesulitan dalam belajar Al-Qur‟an adalah tajwid, ilmu tajwid
merupakan ilmu yang dipergunakan untuk mengetahui tempat keluarnya
huruf (makhraj), dan sifat-sifatnya serta bacaan-bacaannya.36
Dalam ilmu
qira‟ah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan
memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Dengan demikian ilmu tajwid
merupakan ilmupengetahuan yang mempelajari sifat dari huruf-huruf Al-
Qur‟an. berikut ini masalah-masalah yang terdapat saat belajar Al-Qur‟an:
a. Makharijul huruf (tempat asal keluarnya sebuah huruf dari huruf-
huruf hijaiyah),37
ada 5 tempat yaitu:
1) Rongga mulut (al-jauf) merupakan, tempat keluarnya huruf
hijaiyah yang terletak pada rongga mulut yang terdiri atas
tiga huruf yaitu, alif ( ا), wau matiؤ)), ya‟ mati ().
2) Tenggorokan (al-halqu) merupakan tempat keluarnya bunyi
huruf hijaiyah yang terletak pada tenggorokan. Berdasarkan
pelafalannya, huruf-huruf halqiyah dibagi menjadi tiga
macam yaitu: pangkal tenggorokan yaitu hamzah (ء), ha (ح),
tengah tenggorokan yaitu ha () „ain (ع), ujung tenggorokan
yaitu ghin ( غ) kho (خ).
36
Ahmad Soenarto, Pelajaran Tajwid Praktis & Lengkap, (Jakarta:Bintang Terang, 1988),
hal. 6 37
Ibid.,hal. 77
Page 58
3) Lidah (al-lisan) yaitu bunyi huruf hijaiyah berdasarkan
tempat keluarnya dari lidah ada 18 huruf yaitu,
4) Dua bibir (al-syafatain) yaitu tempat keluarnya huruf
hijaiyah yang terletak pada kedua bibir. Hurf-huruf nya
yaitu: wawu ( ) fa‟ (ف), mim(م), ba‟(ب).
5) Pangkal hidung (al-khaisyum) yaitu tempat keluarnya huruf
pada janur hidung. Dan jika menutup hidung ketika
membunyikan huruf tersebut, maka tidakdapat terdengar.
Huruf-hurufnya yaitu: ghunnah mim (م) dan ghunnah nun
.(ى)
b. Sifatul huruf ( cara pengucapan huruf)
Sifatul huruf secara bahasa adalah sifat-sifat dari huruf-huruf
hijaiyah. Yang dimaksud dengan sifat adalah berdiri pada sesuatu
yang memiliki arti. Secara istilah yaitu cara untuk melafalkan
huruf ketika berposisi dalam makhraj pada lisan. Sifatul huruf
dibagi menjadi tujuh bagian yaitu:
1) Hams, hams menurut bahasa ialah halus sedangkan menurut
istilah ialah mengalir/ keluarnya napas ketika mengucapkan
huruf-huruf hijaiyah. Huruf hams ada sepuluh yaitu: ح – ف –
Kesalahan yang sering .ت – ك – س – ص – خ- ش – – ث
terjadi pada huruf hams yaitu huruf ف, ت , ك yaitu sering
diucapkan dengan tidak mengalirkan napas.
Page 59
2) Jahr, jahr menurut bahasa adalah jelas sedangkan menurut
istilah ialah tertahannya aliran atau hembusan napas ketika
mengucapkan huruf, karena kuatnya tekanan terhadap
makhraj huruf tersebut. Huruf jahr ini ada delapan belas
yaitu: د – د – ض - غ – – ذ –ز – ا – ق – ى – ش - – م – ظ – ع –
Kesalahan yang sering terjadi pada huruf jahr .ب – ه – ط
yaitu: ظ – ش – د – ذ yaitu sering diucapkan dengan desisan
napas, sedangkan untuk kesempurnaan bacaan dengan
tertahannya napas.
3) Syiddah, syiddah menurut bahasa adalah kuat sedangkan
menurut istilah tertahannya suara ketika mengucapkan
huruf karena makhraj tersebut ditekan dengan
sempurna/sangat kuat. Huruf tersebut ada delapan yaitu: ء–
kesalahan sering terjadi padaت – ك – ب – ط – ق – د – د
huruf ق ,ط ,د ,د ,ب, ء (huruf qalqalah)
4) Rakhawah, rakhawah menurut bahasa ialah lembut
sedangkan menurut istilah ialah berjalannya suara (tidak
tertahan) ketika mengucapkan huruf karena lemahnya
tekanan terhadap makhraj huruf tersebut. Huruf rakhawah
ada enam belas yaitu: ش – ض – ف – ظ – ح – ث – غ – ذ – خ –
kesalahan sering terjadi karena suara – ا – س – – ش – ص –
memantul tertahan atau tertekan.
Page 60
5) Tasawuth, tasawuth secara bahasa berarti sedang, sedangkan
menurut istilah tasawuth adalah pertengahan suara saat
mengucapkan huruf yaitu antara tertahannya suara dan
berjalannya atau mengalirnya suara. Adapun jumlah huruf
tasawuth yaitu ada lima: ز –ع – ى – ه
6) Isti‟la, isti‟la menurut bahasa adalah terangkat sedangkan
menurut istilah adalah terangkatnya pangkal lidah kelangit-
langit atas ketika mengucapkan huruf-huruf isti‟la. Huruf
isti‟la ada tujuh yaitu: ظ –ق – ط – غ – ض – ص – خ.38
5. Metode Pengajaran dan Pembelajaran Al-Qur’an di Indonesia
a. Metode Iqra‟
Kaedah Iqra‟ disusun secara lengkap dan sempurna. Ia
dimulai dengan pembelajaran dasar, dengan rangkaian huruf-huruf
hingga kepada suatu ayat yang bermakna. Kaedah Iqra‟ ini
terangkum kepada enam jilid dan dapat membantu berbagai
peringkat umur dalam mempelajari Al-Qur‟an
b. Metode Ketukan
38
Macam-Macam-Makhorijul-Huruf.Html,http://forumstudi.blogspot.com/2011/12/ diakses
pada 9 Agustus 2016, pukul 20:30
Page 61
Pembelajaran Al-Qur'an pada metode ini lebih menekankan
pada suara ketukan, kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan
ketukan yang dilakukan pengajar kepada pelajar.39
c. Metode Turutan
Yaitu dengan cara mengajak anak-anak untuk mengikuti apa
yang dibacakan guru, disini anak-anak di tuntut untuk lebih keras
dalam menghafal atas apa yang yang dibacakan oleh guru. Dalam
metode ini guru hanya membacakan dan anak-anak mengikuti apa
yang disampaikan oleh guru. Hasil dari metode ini anak-anak bisa
lebih cepat dalam membaca, akan tetapi anak-anak harus lebih
kuat dalam hafalannya dan guru harus lebih hati-hati karena
mereka meniru apa yang diucapkan oleh guru, apabila guru salah
dalam melafalkan maka siswa pun bisa salah.
39
KamarulAzmiJasmidan P Madya Moh AderiChe Noh, Sejarah, Kaedahserta Model
PengajarandanPembelajaran Al-Qur‟an, (Kuala Lumpur:2013)hlm: 4.
Page 62
BAB III
KONDISI OBJEKTIF TPA AL-HASANAH DESA SRIMULYA
A. Sejarah TPA Al-Hasanah Desa Srimulya Kec.Sinar Peninjauan Kab.OKU
Menurut keterangan dari salah satu guru di TPA Al-HasanahDesa
Srimulya Kecamatan Sinar Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu bahwa,
Taman pendidikan Al-Qur‟an (TPA) Al-Hasanah dirintis karena inisiatif
masyarakat Desa Srimulya kususnya dusun VI untuk mendirikan lembaga
pendidikan islam.40
Pada bulan November 2014 diadakan musyawarah di Masjid untuk
membahas mengenai rencana pendirian Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA),
yang dihadiri oleh kepala keluarga dusun VI beserta tokoh masyarakat.
Musyawarah ini berjalan dengan lancar dan akhirnya menemukan kata mufakat
untuk segera memperoleh pembangunan Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPA).
Pendirian TPA dimulai pada bulan Desember 2014 menggunakan dana
patungan dari masyarakat setempat. Tanggal 21 Desember 2015 TPA Al-
Hasanah mulai dipakai dalam proses pembelajaran. Karena baru TPA Al-
Hasanah ini berjalan dengan sederhana meskipun demikian, sebagian dari guru
di TPA Al-Hasanah rajin mengikuti penataran.
40
Kepala/Pimpinan TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 31 Agustus 2016
Page 63
B. Letak Geografis
Lokasi TPA Al-Hasanah mudah dijangkau karena berdekatan dengan
Masjid dengan tujuan dapat menunjang proses pembelajaran. Sehingga jika
terdapat praktik dalam proses belajar, guru menggunakan Masjid sebagai
contoh praktik shalat dan membaca Al-Qur‟an berirama. TPA Al-Hasanah
juga berada di tengah-tengah pemukiman penduduk sehingga wali murid tidak
hawatir ketika anak-anak mereka berangkat ke TPA Al-Hasanah. Selain itu
TPA Al-Hasanah didirikan berdasarkan tanah wakaf dan pembangunan di
dapat dari dana warga setempat yang mempunyai inisiatif untuk mendirikan
suatu lembaga pendidikan nonformal berupa TPA. Luas tanah berkisar ± 0,5
Ha.
Ket:
A: Pemukiman
B: Tpa Al-Hasanah
C: Masjid
U
T B
A A B
S
C
A
A
JALAN RAYA
A
Page 64
Dari gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa TPA Al-Hasanah
terletak di sebelah selatan berbatasan dengan Masjid, sebelah timur berbatasan
dengan pemukiman warga, dan sebelah Utara berbatasan dengan pemukiman
warga. Dengan demikian letak TPA Al-Hasanah berada di tengah-tengah
pemukiman warga, sehingga warga ikut serta dalam proses perkembangan
TPA Al-Hasanah.
C. Fasilitas TPA Al-Hasanah Desa Srimulya
Fasilitas yang tersedia di TPA Al-Hasanah terdapat empat kelas
belajar dan 1 ruang kantor diantaranya, kelas pemula yaitu siswa berusia 4-5
tahun, kelas TK berusia 5-6 tahun, kelas 1 berusia 6-7 tahun, kelas II berusia
7-8 tahun, kelas III berusia 9-11 tahun dan. Setiap kelas terdapat satu papan
tulis dan delapan bangku belajar. Sedangkan kantor TPA Al-Hasanah belum
difungsikan sebagaimana wajarnya, karena di ruang kantor TPA Al-Hasanah
hanya terdapat satu meja dan satu bangku dan beberapa bahan belajar
mengajar yang belum terpakai, terkadang kantor juga digunakan sebagai kelas
belajar.
D. Kondisi Guru di TPA Al-Hasanah Desa Srimulya
Berdasarkan informasi yang kami dapatkan dari TPA Al-HasanahDesa
Srimulya Kecamatan Sinar Pninjauan Kabupaten OKU. Pada tahun 2016 guru
yang mengajar di TPA Al-Hasanah berjumlah 8 orang, yang terdiri dari 3 laki-
Page 65
laki dan 5 perempuan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 1
Kondisi Guru di TPA Al-Hasanah 2016
No. Nama guru Pendidikan Jabatan
1. Alwi kasir Pesantren Pimpinan tpa
2. Lukmanul hakim Pesantren Wakil tpa
3. Harun SMA sekretaris
4. Herni SMA Guru
5. Tursinah SMA Guru
6. Yati fatiah SMA Guru
7. Sumarti SMA Guru
8. Charti hidayanti SMA Guru
Sumber data: dokumentasi TPA Al-Hasanah desa srimulya kec. Sinar peninjauan
kab. Oku tahun 2016
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, guru yang mengajar di
TPA Al-Hasanah belum sesuai dengan undang-undang guru dan dosen yaitu
setara S1. Terdapat 2 guru yang berpendidikan Pesantren namun tidak
menjadi salah satu staf mengajar, dan lainya SLTA, untuk meningkatkan
kualitas TPA Al-Hasanah maka guru diharapkan dapat melanjutkan studi ke
jenjang yang lebih tinggi.
Page 66
E. Kondisi Siswa di TPA Al-Hasanah Desa Srimulya
Siswa merupakan salah satu komponen proses belajar mengajar
berlangsung baik dilihat dari jenis kelamin, sosial ekonomi, intelegensi, minat,
semangat dan motivasi dalam belajar.
Kondisi yang demikian perlu diperhatikan oleh guru dalam menyusun
dan melaksanakan proses belajar mengajar sehingga materi, metode, media
dan fasilitas yang digunakan sesuai dengan keadaan siswa.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari TPA Al-HasanahDesa
Srimulya Kec. Sinar Peninjauan Kab. OKU pada tahun 2016 kondisi siswa di
TPA Al-Hasanah 70 siswa sebagaimana tertera pada tabel di bawah ini:
Tabel 2
Kondisi Siswa di TPA Al-Hasanah
Kelas Jenis kelamin Jumlah
Putra Putri
Pemula 6 2 8
Kelas Tk 8 4 12
Kelas 1 (satu) 8 8 16
Kelas 2 (dua) 3 10 13
Kelas 3 (tiga) 15 6 21
Jumlah 40 30 70
Sumber data: dokumentasi TPA Al-Hasanah desa srimulya kec. Sinar peninjauan
kab. Oku 2016
Page 67
Berdasarkan tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, jumlah
siswa TPA Al-HasanahDesa Srimulya Kecamatan Sinar Peninjauan Kab.OKU
adalah 70 orang siswa. Dapat dilihat dari jenis kelamin siswa laki-laki (40
orang) lebih banyak dari pada siswa perempuan (30). Jika dilihat dari masing-
masing kelas jumlah siswa yang paling banyak adalah siswa kelas III (tiga)
Karena kelas yang terbatas di TPA Al-Hasanah proses belajar di bagi
menjadi dua waktu untuk kelas pemula, Tk, kelas 1, kelas 2, proses belajar
diadakan sore hari pukul 14:30 dan kelas 3 diadakan pagi hari pukul 08:00
hingga selesai.
F. Sarana dan Prasarana di TPA Al-Hasanah Desa Srimulya
Kelengkapan fasilitas pada lembaga pendidikan sangat mempengaruhi
kualitas pendidikan guna mempermudah proses pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran tercapai. Sarana dan prasarana yang dimiliki TPA Al-Hasanah
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3
Sarana dan Prasarana TPA Al-Hasanah 2016
Sarana Jumlah Keterangan
Ruang guru dan kepala sekolah
Lemari guru
Ruang kelas
1
1
4
Baik
Baik
Baik
Page 68
Papan tulis 6 4 diantaranya untuk belajar dan
selebihnya di kantor
Meja dan kursi
Papan pengumuman
Masjid
Meja kepala sekolah
Alat peraga
24
2
1
1
2
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sumber Data: Dokumentasi TPA Al-Hasanah desa srimulya kec. Sinar peninjauan
kab. Oku 2016
G. Visi Misi TPA Al-Hasanah Desa Srimulya
1. visi
Menciptakan generasi muda yang cinta Al-Qur‟an
2. Misi
a. Memberikan bekal pendidikan Al-Qur‟an melalui program taman
pendidikan Al-Qur‟an
b. Mengkaji Al-Qur‟an melalui metode Iqra‟
c. Menyiapkan santri-santri yang siap berbaur dengan masyarakat
dengan mengedepankan nilai agama
Page 69
H. Struktur Organisasi TPA Al-Hasanah Tahun 2016
Pelindung : Mulayin (Kepala Desa)
Pembina : Sardi, S.Pd
Wakil pembina : Nurhalim
Penasehat : Arjo prawiro
Ali rohman
Maskur HR
Purnadi
Supri
Sadi
Ketua/pimpinan tpa : Alwi Kasir
Wakil ketua : Lukmanul Hakim
Sekretaris : Harun
Wakil sekretaris : Eko Afandi
Bendahara : Sudarno
Wakil bendahara : Deni Setiawan
Humas : Muhsinin
Wakil humas : Heri
Staf pengajar/ guru : Yati fatiah, Charti hidayanti, Herni, Sumarti, Tursinah
Berdasarkan data di atas berikut ini tugas dari organisasi di TPA Al-Hasanah
a. Pelindung TPA Al-Hasanah bertugas memberikan perlindungan
terhadap pelaksanaan kelembagaan
Page 70
b. Pembina bertugas memberikan binaan guna tercapainya tujuan suatu
lembaga tersebut dengan baik
c. Penasehat bertugas memberikan nasehat-nasehat serta argumen guna
terus memperbaiki suatu lembaga yang sedang berjalan
d. Pimpinan/kepala TPA Al-Hasanah
1) Memimpin langsung TK/TPA di bawah kewenangan dan
memegang kebijakan keluar dan ke dalam
2) Membuat administator, organisator, motivator, dan
bertanggung jawab terhadap pencapaian target kurikulum
3) Membuat laporan secara periodik kepada LPPTKA BKPRMI
melalui supervisor atau kesekretariatan daerah lembaga
pengelola lembaga
e. Wakil kepala TPA Al-Hasanah
1) Membantu kepala/pimpinan TPA Al-Hasanah dalam
menggantikan kedudukan dan tangung jawab apabila
kepala/pimpinan TPA Al-Hasanah berhalangan memimpin
langsung
2) Mengkoordinator bidang tertentu sesuai dengan petunjuk dan
kebijakan pimpinan/kepala TPA Al-Hasanah
f. Sekertaris TPA Al-Hasanah
1) Mencatat hal-hal yang berkaitan dengan TPA Al-Hasanah dan
pembukuan.
Page 71
2) Merangkap tugas sebagai administaror yang kedua (tidak
terdapat bendahara)
g. Bendahara bertugas mengatur keluar masuknya dana dari TPA Al-
Hasanah
h. Humas bertugas mengatur jika terdapat kegiatan di luar jam belajar
serta kegiatan yang berhubungan dengan kemasyarakatan
i. Staf pengajar
1) Memberikan pengajaran dengan baik sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
Page 72
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari
observasi dan wawancara terhadap siswa dan guru di TPA Al-Hasanah Desa
Srimulya Kecamatan Sinar Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu yang
dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus sampai 13 September 2016 di kelas II
sesuai pada alat pengumpul data yang sudah peneliti susun sebelumnya.
Sebagaimana terdapat pada bab I yang menjelaskan bahwa, untuk
mengolah dan menganalisis data yang terkumpul (observasi, wawancara,
dokumentasi) maka peneliti akan menganalisis data secara deskriptif kualitatif
yaitu berupa penggambaran yang dapat menjelaskan setiap data sehingga
dapat dijadikan kesimpulan penelitian yang berdasarkan pada masing-masing
permasalahan yang ada.
Pada tanggal 31 agustus sampai 13 september 2016 peneliti melakukan
wawancara secara tertutup terhadap 2 key instrumenatau instrumen kunci
yaitu 1 guru dan 1 Kepala/Pimpinan TPA. Pada tanggal 31 September 2016
peneliti melakukan pertemuan dengan Kepala/Pimpinan TPA Al-Hasanah
guna menyampaikan maksud dan tujuan penulis melakukan penelitian,
kemudian penulis mendapatkan izin untuk melakukan penelitian selama 7
hari. dalam penelitian ini penulis dibantu oleh staf pengajar di TPA Al-
Hasanah.
Page 73
Pada tanggal 1 September 2016 penulis menemui guru TPA Al-
Hasanah yang bersedia membantu melengkapi data penelitian dan melakukan
fase wawancara. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru maka didapat
subjek penelitian berjumlah 7 dari 13 siswa.
Sedangkan untuk observasi dilakukan penulis pada saat proses
pembelajaran sedang berlangsung. Observasi dilakukan terhadap aktivitas
guru dan siswa kelas II dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana peran
guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa. Observasi penulis lakukan
dengan melihat secara langsung dan bertahap dengan tujuan agar dapat
melengkapi data yang dibutuhkan dan mengetahui masalah yang dihadapi
siswa.
A. Peran Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Al-Qur’an Pada Siswa
di TPA Al-Hasanah desa Srimulya Kecamatan Sinar Peninjaun
Kabupaten Ogan Komering Ulu
Peran guru merupakan tugas yang diemban oleh seorang guru, di TPA
Al-Hasanah guru menyampaikan pembelajaran dengan baik, guru
memberikan startegi bermain sambil belajar dengan tujuan dapat memotivasi
belajar siswanya.41
Berdasarkan hal tersebut penulis ingin mengetahui peran/
tindakan yang guru lakukan terhadap siswa yang mengalami kesulitan
belajar.Dengan demikian penulis mengajukanwawancara kepada
41
Observasi, Peran Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa, 5 September 2016
Page 74
kepala/pimpinan TPA Al-Hasanah dengan pertanyaan yaitu, “Bagaimana
peran guru di TPA Al-Hasanah desa srimulya?” berdasarkan pertanyaan
tersebut berikut jawaban narasumber.
Narasumber KTA menyatakan bahwa,
Kalau menurut saya peran guru di TPA ini ya sebagai
pengajar yang baik, sebagai penasehat, karena tujuannya ke
pendidikan agama jadi belajar aja saya rasa tidak cukup.42
Selanjutnya penulis menanyakan kepada guru yang mengajar di TPA
Al-Hasanah mengenai peran/tindakan dalam mengatasi kesulitan belajar Al-
Qur‟an pada siswa. Pertanyaan yang diajukan yaitu: “bagaimana tindakan
anda sebagai guru dalam mengatasi masalah yang dihadapi siswa?”
berdasarkan pertanyaan tersebut maka didapat jawaban sebagai berikut:
Narasumber YF menyatakan bahwa,
Menurut saya dengan lebih memperhatikan siswanya, dan
memahami apa yang dibutuhkan siswa dengan menjelaskan materi
secara detail. Dalam pembelajaran menggunakan tanya jawab,
kemudian melakukan tes menulis teks arab, dan mengupayakan
adanya buku penunjang belajar sebisa mungkin, selain itu dengan
menambahkan jam belajar, supaya tercapai tujuan belajarnya.43
Penulis juga mengajukan pertanyaan mengenai “Apakah anda sebagai
guru pernah mengadakan bimbingan di luar jam belajar di kelas?”
berdasarkan pertanyaan tersebut maka didapatkan jawaban sebagai berikut:
42
Kepala/Pimpinan TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 31 Agustus 2016 43
Guru TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 8 September 2016
Page 75
Narasumber YF menyatakan bahwa,
Iya itu tadi, penambahan jam belajar di luar hari belajar
reguler dan biasanya saya lakukan di hari minggu saja, dan siswa
yang datang saya tentukan sendiri, artinya tidak semua siswa datang
melainkan siswa yang masih mengalami kesulitan.44
Selanjutnya pertanyaan yang diajukan kepada siswa yaitu, Bagaimana
tindakan guru ketika adik-adik mengalami kesulitan belajar Al-Qur‟an?
Berdasarkan pertayaan tersebut didapat pernyataan dari narasumber sebagai
berikut:
Narasumber A1 menyatakan, “di tuntun sedikit-demi sedikit kemudian
dijelaskan kembali materinya”45
Narasumber A2 menyatakan, “memberi teguran dan menjelaskan
kemudian memberikan contoh-contoh dan dilakukan dengan mengulang-
ulang sampai paham”.46
Narasumber A3 menyatakan, “menjelaskan ulang dan diberikan
contoh-contoh”.47
Narasumber A4 menyatakan, “mengiingatkan kembali pelajaran yang
sudah lalu, kemudian di beri contoh”.48
Narasumber A5 menyatakan, “biasanya guru menjelaskan ulang apa
yang tidak kami ketahui”.49
44
Ibid, 8 September 2016 45
Anak 1, Siswa TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 7 September2016 46
Anak 2, Siswa Kelas IITPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 10 September 2016 47
Anak 3,Siswa Kelas II TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 10 September 2016 48
Anak 4,Siswa Kelas II TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 7 September 2016 49
Anak 5,Siswa Kelas II TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 10 September 2016
Page 76
Narasumber A6 menyatakan, “memberikan contoh, kalau susahnya
menulis ya di ingatkan kembali bagaimana cara penulisannya”.50
Narasumber A7 menyatakan, “Kalau ngajinya tidak lancar disuruh
mengeja bacaan satu satu”.51
Berdasarkan hasil/jawaban narasumber tersebut maka tindakan yang
dilakukan guru yaitu:
a. Peran guru sebagai pembimbing yaitu,
Berdasarkan faktor penyebab kesulitan yang dialami siswa
yang bersifat kognnitif guru memberikan bimbingan secara individual
diluar jam belajar reguler dengan menjelaskan kembali apa yang
dianggap sulit oleh siswa melalui bantuan media gambar yang isinya
huruf-huruf hijaiyah hal ini dilakukan dengan cara pengulangan dalam
pengucapan huruf hingga menyerupai bacaan yang di inginkan guru
tersebut. Tujuan bimbingan ini guna menambah waktu belajar siswa
yang dirasa kurang, Namun demikian bimbingan tidak dilakukan
setiap hari melainkan hari-hari tertentu saat guru mempunyai
kesempatan waktu luang.
Sesuai dengan pendapat Cece Wijaya yang menyatakan peran
guru sangat beragam salah satunya yaitu, guru sebagai pembimbing,
seorang guru bukan satu-satunya sumber informasi dan bukan satu-
50
Anak 6,SiswaKelas II TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 10 September 2016 51
Anak 7,Siswa Kelas II TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 7 September 2016
Page 77
satunya sumber pengetahuan bagi peserta didik, guru hanya bertugas
sebagai pembangkit motivasi belajar.
Menurut M. Arifin Tanggung jawab guru terhadap peserta
didiknya tidak serta merta sebagai pengajar yang bertugas menyalur
dan memindahkan ilmu pengetahuan (transfer of knowladge) kepada
peserta didiknya melainkan sebagai pemimpin, pendidik, sekaligus
pembimbing bagi peserta didiknya.
Peran guru sebagai pendidik tidak lepas dari tanggung
jawabnya sebagai pembimbing terhadap siswa yang mengalami
masalah atau kesulitan dalam belajar.
Selain itu guru secara langsung bertindak di dalam kelas
memberikan penjelasan yang belum siswa pahami dengan contoh-
contoh konkret yang mudah dimengerti oleh siswa dalam proses
pembelajaran (contoh: huruf ba‟ berbentuk mangkok yang ada 1 bakso
di bawah nya, dsb).
b. Peran guru sebagai motivator yaitu,
Berdasarkan kesulitan yang faktor penyebabnya berupa
rendahnya dukungan dari lingkungan sekolah dan lingkungan
keluarga, Tindakan guru dalam mengatasi siswa yang bermasalah
berdasarkan hal tersebut yaitu dengan memberikan dorongan dan
motivasi terhadap siswa baik berupa nasehat, maupun hukuman seperti
yang pernah dinyatakan narasumber YF dalam wawancara yaitu,
Page 78
dengan meminta siswa menuliskan huruf hijaiyah sebanyak 7 kali hal
ini dilakukan guru dengan alasan jika siswa sering menuliskan huruf-
huruf tersebut maka ia akan terbiasa menulisnya nanti. Hal tersebut
berhubungan dengan peran guru menurut Slameto yang menyatakan
peran guru sebagai motivator yaitu guru dituntut memberikan motivasi
belajar kepada siswa sehingga minat belajar siswa tetap tinggi.
Berdasarkan hal tersebut ada 4 hal yang dapat guru kerjakan dalam
memberikan motivasi yaitu:
1) Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar
2) Menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat
dilakukan pada akhir pembelajaran
3) Memberikan ganjaran terhadap pestasi yang dicapai sehingga
dapat merangsang untuk mencapai prestasi yang lebih baik
dikemudian hari
4) Membentuk kebiasaan belajar yang baik
B. Kesulitan Belajar Al-Qur’an Pada Siswa di TPA Al-Hasanah desa
Srimulya Kecamatan Sinar Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu
Kesulitan belajar merupakan masalah yang timbul pada siswa di dalam
memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Kesulitan belajar siswa
di TPA Al-Hasanah secara umum memang mengalami kendala atau masalah
pada bagian perbedaan pengucapan huruf hijaiyah (makharijul huruf), tempat
Page 79
berhentinya bacaan Al-Qur‟an (waqaf), dan menyambungkan huruf atau
menuliskan huruf hijaiyah.52
Selain hal itu terbatasnya waktu belajar sehingga
tidak semua siswa dapat memahami materi dengan cepat.53
Berdasarkan pedoman wawancara tentang kesulitan belajar Al-Qur‟an
di TPA Al-Hasanah maka peneliti melakukan sesi pertanyaan kepada
kepala/pimpinan TPA Al-Hasanah dengan pertanyaan yaitu, “Menurut bapak
jika ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar Al-Qur‟an apa yang
akan bapak lakukan sebagai kepala/pimpinan TPA Al-Hasanah?” maka di
dapat pernyataan dari narasumber sebagai berikut:
Narasumber KTA menjawab:
“Kalau menurut saya harus lebih dahulu mengenal siswanya
dan penyebab apa yang mendasari siswa mengalami kesulitan, kalau
kesulitannya karena tidak mau memperhatikan gurunya ya berarti
guru harus berupaya bagaimana siswanya mau memperhatikan tapi
kalau masalah lain seperti dari keluarganya yang tidak menekankan
kbiasaan belajar ya mungkin itu diluar batasan kami mbak”.54
Peneliti juga melakukan sesi pertanyaan terhadap guru TPA Al-
Hasanah dengan pertanyaan yaitu, “Apakah di TPA Al-Hasanah terdapat
siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar Al-Qur‟an, jika iya ada berapa
siswa?” didapatkan jawaban sebagai berikut:
52
Observasi, Kesulitan Belajar Al-Quran TPA Al-Hasanah, 8 September 2016 53
Observasi, Kesulitan Belajar Al-Quran Pada Siswa, 6 September 2016 54
Kepala/Pimpinan TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 31 Agustus 2016
Page 80
Narasumber YF menjawab: “Berdasarkan apa yang saya alami
selama mengajar Ada 7 dari 13 siswa yang masih terbilang sulit dalam
belajar Al-Qur‟an”.55
Selanjutnya peneliti menanyakan: “kesulitan apa saja yang dialami
siswa dalam belajar Al-Qur‟an?”
Narasumber YF menjawab:
Berdasarkan pengalaman saya selama mengajar di TPA ini,
bermacam-macam kesulitan yang dihadapi siswa, mulai dari tidak bisa
menyebutkan dzal kemudian tidak bisa menyebutkan huruf ro dengan
sewajarnya karena gangguan pada lidah dari lahir, menyebutkan „ain,
menuliskan huruf masih banyak salah, sampai yang selalu lupa dengan tanda
waqaf, sehingga membaca Al-Qur‟an itu diteruskan begitu saja.56
Selain wawancara terhadap guru di TPA Al-Hasanah penulis juga
melakukan wawancara terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar Al-
Qur‟an, pertanyaan yang diajukan yaitu, “Apakah adik-adik mengalami
kesulitan dalam belajar Al-Qur‟an? jika iya, kesulitan seperti apa?”
Berdasarkan pertanyaan tersebut maka penulis mendapatkan jawaban
narasumber sebagai berikut:
Narasumber A1 menyatakan bahwa,Iya pernah, selalu mengulang-
ulang bacaan Al-Qur‟annya karena tidak faham dengan waqaf yang
seharusnya berhenti dan waqaf yang seharusnya boleh tidak berhenti.57
55
Guru TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 8 September 2016 56
Kepala/Pimpinan TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 31 Agustus 2016 57
Anak 1, Siswa TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 7 September2016
Page 81
Narasumber A2 menyatakan bahwa, “iya pernah, mengingat ilmu
tajwid dan ketika pelajaran menulis saya selalu kesulitan membedakan huruf
wau dan mim”.58
Narasumber A3 menyatakan bahwa, “iya pernah, karena ketika
membaca al-quran saya selalu tidak bisa menyebutkan huruf ro seperti
teman-teman yang lainnya”.59
Narasumber A4 menyatakan bahwa, ”iya pernah, dalam menghafal
ayat Al-Qur‟an”.60
Narasumber A5 menyatakan bahwa, “iya pernah, membacanya masih
terbata-bata”.61
Narasumber A6 menyatakan bahwa, “Iya pernah, ketika ditanya
mengenai panjang suatu bacaan berapa harokat saya tidak tau”.62
Narasumber A7 menyatakan bahwa, “Iya pernah, kalau ditanya
hukum nun mati masih banyak tidak tau itu dibacanya bagaimana”.63
Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang terjadi pada
seseorang baik sikap, kebiasaan, pengetahuan atau keterampilan berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan yang dipahami dan dipelajari. Menurut
Whitherington dalam bukunya educational psycology, belajar merupakan
suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu
58
Anak 2, Siswa Kelas IITPA Al-Hasanah, OKU,Wawancara, 10 September 2016 59
Anak 3,Siswa Kelas II TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 10 September 2016 60
Anak 4,Siswa Kelas II TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 7 September 2016 61
Anak 5,Siswa Kelas II TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 10 September 2016 62
Anak 6,SiswaKelas II TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 10 September 2016 63
Anak 7,Siswa Kelas II TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 7 September 2016
Page 82
pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan
kepandaian atau suatu pengertian.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai kesulitan belajar yang
berbeda-beda, sebagian merasakan bahwa belajar merupakan hal yang mudah
namun sebaliknya ada yang mengatakan bahwa belajar adalah hal yang sulit.
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di TPA Al-Hasanah
Desa Srimulya, sebanyak 7 dari 13 siswa dikategorikan dalam masalah atau
mengalami kesulitan belajar. Sebagian besar kesulitan yang dialami siswa
yaitu membaca Al-Qur‟an, menulis huruf Al-Qur‟an, dan aspek lainnyaberupa
malas dan tidak konsentrasi. Kesulitan belajar Al-Qur‟an pada siswa di TPA
Al-Hasanah sebagai berikut:
1. Membaca Al-Qur‟an
a. Pengucapan Huruf Al-Qur‟an (Makharijul Huruf)
Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru dan siswa bahwa
siswa mengalami kesulitan membedakan pengucapan huruf-huruf Al-
Qur‟an. Makhaijul huruf terbagi menjadi beberapa hal yaitu;
1) Al-Halquyaitu kesulitan siswa yang terjadi pada tempat
keluarnya huruf bagaian pangkal tenggorokan berupa huruf kho
dengan alif (ع) ,sedangkan perbedaan pada huruf „ain (خ)
.kesulitan siswa terletak pada tenggorokan bagian tengah,(ا)
Page 83
2) Lisanyang berarti kesulitan siswa terletak pada bunyi yang
keluarnya dari lidah berupa perbedaan huruf yak () dengan zai
(ق ) qof ,(ز ):ro ,(ذ) dan penyebutan huruf dzal ,(ش)
b. Memahami ilmu tajwid
1) Mengabaikan waqaf (tanda berhenti dalam Al-Qur‟an),
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis
kepada salah satu guru pada pembelajaran Al-Qur‟an sebagian
siswa membaca Al-Qur‟an tanpa memperhatikan waqaf (tanda
berhenti dalam Al-Qur‟an) yang meliputi صل ( lebih baik
diteruskan), قل (lebih baik berhenti), م (diharuskan berhenti), د
(boleh berhenti/ meneruskan bacaan), لا (dilarang berhenti,
kecuali pada akhir ayat disunahkan berhenti). Siswa seringkali
melakukan kesalahan dengan berhenti di tengah-tengah bacaan
dan tidak mengulangi bacaan sebagaimana mestinya,
melainkan melanjutkan bacaan begitu saja.
2. Menulis Huruf Al-Qur‟an
Dalam menulis huruf Al-Qur‟an siswa kurang paham dalam
menyambungkan huruf–huruf Al-Qur‟anterutama menyambungkan huruf
di tengah-tengah kata seperti huruf kha)ح), jim)د), kho)خ),danha(ا) di
tengah kalimat, serta membedakan penulisan huruf wau () dengan huruf
mim ( م)
Page 84
3. Aspek lain
Aspek lain kesulitan belajar siswa yaitu, kurang disiplin hal ini
dapat dilihat dari absensi siswa sering tidak masuk meskipun tanpa alasan,
dan tidak konsentrasi dalam belajar yaitu selalu ingin keluar main ketika
sedang belajar dan sering mengganggu teman-temannya demi
menciptakan suasana yang gaduh dalam proses belajar mengajar.
Dengan demikian kesulitan yang dialami siswa harus segera diatasi
guna tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Berdasarkan hal
tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa kesulitan belajar Al-
Qur‟an pada siswa di TPA Al-Hasanah dapat dikategorikan pada kesulitan
dalam bidang studi yaitu, dalam membaca dan menulis serta aspek lain
berupa kurangnya motivasi belajar pada diri sendiri.
C. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Al-Qur’an Pada Siswa Di
TPA Al-Hasanah Desa Srimulya Kecamatan Sinar Peninjauan
Kabupaten Ogan Komering Ulu
Faktor penyebab kesulitan belajar Al-Qur‟an di TPA Al-Hasanah
dapat terlihat ketika siswa cenderung bermain-main dalam proses
pembelajaran selain itu ketika di tanya oleh guru siswa menyatakan bahwa ia
tidak mengetahuinya.64
Hal lain juga tampak dari tindakan orang tua yang
64
Observasi, Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Al-Quran, 6 September 2016
Page 85
selalu masuk kelas dan mengerjakan tugas yang seharusnya dikerjakan oleh
siswa.65
Berdasarkan pedoman wawancara penulis tentang faktor-faktor
penyebab kesulitan belajar Al-Qur‟an di TPA Al-Hasanah. “Menurut
bapak/ibu apa saja faktor penyebab siswa mengalami kesulitan dalam belajar
Al-Qur‟an, baik secara intern maupun ekstern?” berdasarkan pertanyaan
tersebut maka didapat jawaban sebagai berikut:
Narasumber YF menyatakan bahwa,
Kalau intern mungkin karena kebiasaan siswa yang malas, dan
kurang disiplin di tambah lagi tidak fokus waktu pembelajaran sedang
berlangsung, sehingga waktu belajar habis tapi siswa belum paham
dan adanya cacat fisik (kekurangan pada bagian pengucapan atau
lidah dari lahir) tapi kalau faktor ekstern nya menurut saya dapat
dilihat dari lingkungan sekolah atau TPA nya yang belum mempunyai
buku panduan belajar mengajar, kemudian alat bantu (media belajar)
selain itu faktor keluarga juga yang kurang mendukung belajar anak-
anaknya ketika di luar pengawasan kami sebagai guru, kalau
lingkungan masyarakat mungkin pengaruh dari pergaulan teman-
temannya.66
Pertanyaan selanjutnya diajukan kepada siswa/santri “ Mengapa adik-
adik merasa sulit dalam belajar Al-Qur‟an?” berdasarkan pertanyaaan tersebut
maka didapatkan jawaban sebagai berikut:
Narasumber A1 menyatakan bahwa, “Karena tidak ada yang
mengajari ngaji ketika di rumah”.67
65
Observasi, Faktor Penyebab Kesulitan Belajar, 5 September 2016 66
Guru TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 8 September 2016 67
Anak 1, Siswa kelas II TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 7 September 2016
Page 86
Narasumber A2 menyatakan bahwa, “Karena tidak ada buku belajar
di rumah, jadi belajarnya hanya di kelas dengan guru”.68
Narasumber A3 menyatakan bahwa, “Karena memang tidak bisa atau
cadel sehingga susah menyebutkan ro”.69
Narasumber A4 menyatakan bahwa, “Karena tidak punya buku
belajarnya, seperti buku tajwid”.70
Narasumber A5 menyatakan bahwa, “Karena huruf sebelum
disambung dengan yang disambung berbeda sehingga sulit mengingatnya”.71
Narasumber A6 menyatakan bahwa, “Karena belum paham dengan
pelajarannya, seperti panjang setiap bacaan berapa harokat”.72
Narasumber A7 menyatakan bahwa, “Karena belajar al-quran
menurut saya cukup sulit”.73
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor
penyebab kesulitan belajar siswa meliputi kurangnya dukungan dan motivasi
dari keluarga, kuranganya sarana belajar, adanya cacat fisik berupa cadel,
serta lemahnya daya serap siswa terhadap materi belajar. Berdasarkan hasil
wawancara tersebut dapat diketahui gejala yang timbul akibat kesulitan
belajar siswa yaitu lambat dalam melakukan dan mengerjakan tugas-tugas
68
Anak 2, siswa kelas II TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 10 September 2016 69
Anak 3, siswa kelas II TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara,, 10 September 2016 70
Anak 4, siswa kelas II TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 7 September 2016 71
Anak 5, siswa kelas II TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 10 September 2016 72
Anak 6, siswa kelas II TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 10 September 2016 73
Anak 7, siswa kelas II TPA Al-Hasanah, OKU, Wawancara, 7 September 2016
Page 87
kegiatan belajar. Ia sedikit tertinggal dari teman-temannya dalam
menyelesaikan tugas tersebut.
Hal ini berkaitan dengan pendapat Muhibin Syah dalam buku
Psikologi Belajar, secara garis besar faktor penyebab kesulitan belajar siswa
terdiri atas dua kelompok yaitu,
4) Faktor intern siswa yaitu, hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul
dari dalam diri siswa, faktor tersebut meliputi gangguan atau
kekurangmampuan psiko-fisik siswa yakni
1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti
rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa
2) Yang bersifat afektif (ranah rasa) antara lain seperti labilnya
emosi dan sikap
3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti
terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata
dan telinga)
5) Faktor ekstern siswa yakni, hal-hal atau keadaan yang datang dari luar
diri siswa. Faktor ektern siswa meliputi semua situasi dan kondisi
lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa.
Faktor lingkungan ini meliputi;
4) Lingkungan keluarga
5) Lingkungan perkampungan/masyarakat
6) Lingkungan sekolah
Berdasarkan pada pendapat Muhibin Syah kesulitan belajar siswa
masuk dalam faktor intern dan faktor ekstern yaitu sebagai berikut;
1) Faktor intern (faktor yang disebabkan oleh dirinya sendiri),
meliputi kemampuan intelektual yaitu tampak jelas dari
kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar yang
mengakibatkan rendahnya hasil belajar, selain itu tampak dari
sikap siswa yaitu tidak disiplin, kurang konsentrasi atau tidak
fokus ketika belajar dan, malas. Selain itu kesulitan belajar
Page 88
dapat dibuktikan dengan misbehavior atau maladaftif siswa
seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengganggu
teman, berkelahi, sering tidak masuk dan sering bolos. Hal
tersebut juga merupakan gejala atau masalah yang timbul dari
sikap siswa yang mengalami kesulitan belajar.
2) Faktor ekstern (faktor dari luar) meliputi faktor lingkungan,
berupa lingkungan sekolah yaitu masih kurangnya sarana
belajar berupa media pembelajaran, dan buku pembelajaran dan
lingkungan keluarga yaitu, kurangnya dukungan dan motivasi
belajar.
Berdasarkan kesulitan yang dihadapi siswa salah satu faktor
penyebabnya ialah malas yaitu siswa sering melupakan tugas dari guru
dengan alasan tidak tau, ataupun lupa, serta kurang disiplin yaitu siswa
sering tidak masuk tanpa alasan yang jelas, dan kurang fokus dalam proses
pembelajaran yang disampaikan guru, kebanyakan dari siswa ingin segera
keluar kelas untuk bermain. Selain itu faktor penyebab kesulitan lainnya
karena sarana belajar yang kurang seperti buku panduan, dan media
pembelajaran, siswa juga sering bermain-main ketika materi sedang
dijelaskan oleh guru, dan ketika dirumah tidak semua oranng tua
mengarahkan anaknya untuk belajar. Hal ini dapat disimpulkan bahwa,
siswa tidak mendapat dukungan secara penuh baik dari lingkungan sekolah
maupun lingkungan keluarga.
Page 89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis pada bab IV dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Peran guru dalam mengatasi kesulitan belajar Al-Qur‟an pada siswa
adalah a) peran guru sebagai pembimbing yaitu guru memberikan
penjelasan ulang tentang hal-hal yang dianggap sulit oleh siswa di luar
jam belajar yang dilakukan pada waktu luang saja, dengan latihan
membaca huruf tersebut hingga menyerupai bacaan yang diinginkan oleh
guru. Hal ini bertujuan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa yang
berdasarkan pada faktor kognitif dan faktor lingkungan sekolah berupa
sarana yang masih kurang (buku pedoman)
b) guru sebagai motivator yaitu guru memberikan nasehat dan dukungan kepada
siswa yang tidak mendapatkan dukungan secara penuh dari lingkungan
keluarganya. Serta dengan memberikan hukuman atau sanksi menuliskan
huruf hijaiyah sebanyak 7 kali.
2. Kesulitan belajar pada siswa yaitu kesulitan membaca Al-Qur‟an yang
meliputi kesulitan Pengucapan huruf Al-Qur‟an (Makharijul Huruf) huruf
„ain, (ع) dengan alif (ا), perbedaan huruf yak ( ) dengan zai ( ش), dan
penyebutan huruf kho (خ ), dzal ( ذ), ro:(ز), qof ( ق), Mengabaikan waqaf
(tanda berhenti dalam Al-Qur‟an), ketika membaca Al-Qur‟an dan
Page 90
berhenti di tengah-tengah bacaan tidak mengulangi bacaan sebagaimana
mestinya, melainkan melanjutkan bacaan begitu saja. Menulis huruf Al-
Qur‟anhuruf kha (ح), jim (د), kho ( خ), ha ه) ) di tengah kalimat, dan
membedakan penulisan huruf wau () dengan huruf mim (م). Serta aspek
lain berupa ketidak disiplinan, dan tidak konsentrasi dalam belajar.
3. Faktor penyebab siswa mengalami kesulitan belajar meliputi Faktor intern
dan ekstern. Faktor intern terbagi menjadi tiga ranah. Dari segi kognitif
yaitu siswa belum mampu membedakan pengucapan huruf hijaiyah
(makharijul huruf) dengan baik dan benar serta masih sulit untuk
menyambungkan hurf-huruf Al-Qur‟an. Siswa sulit mengalami kesulitan
mengucakan huruf hijaiyah dengan jelas. Sedangkan dari segi afektif
yaitu, malas, tidak disiplin, dan tidak fokus saat belajar. Faktor ekstern,
meliputi lingkungan sekolah berupa sarana yang belum mencukupi, dan
lingkungan keluarga yaitu kurangnya dukungan dan motivasi keluarga
untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Setelah mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar Al-Qur‟an pada
siswa, peneliti mengharapkan guru dapat berperan aktif dalam mengatasi
setiap permasalahan sesuai dengan kondisi belajar siswa.
Page 91
2. Kepada siswa supaya dapat mengikuti pelajaran dengan disiplin dan
fokus dalam belajar agar dapat mengatasi permasalahan dalam belajar.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang memiliki minat untuk mengkaji lebih luas
serta mendalami masalah yang berkaitan dengan penelitian ini,
disarankan untuk menggunakan instrument yang berbeda agar dapat lebih
luas menggali aspek lainnya yang belum terungkap dalam penelitian ini,
sehingga diperoleh hasil penelitian baru sebagai pembanding.
Page 92
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta
Arifin, Muhammad. 2000. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
Astuti, Mardiah. 2012. Pengantar Ulumul Quran. Palembang: Tunas Gemilang
Press
Dalyono, Muhammad. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Saiful Bahri dan Aswan zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Saiful Bahri. 1999. Psikologi Belajar. Bandung:
Rineka Cipta
Drajat, Zakiah. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Nurdin, Syarifudin dan Basyirudin Usman. 2002. Guru Profesional dan
Implementasi Kurikulum. Jakarta: PT Internusa
Purwanto, M Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia
Rusmaini. 2011. Ilmu Pendidikan. Palembang: Grafika Telindo Press
Saebani, Ahmad Beni dan Afifudin. 2012. Metodologi penelitian kualitatif.
Bandung: Pustaka Setia
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Soenarto, Ahmad. 1988. Pelajaran Tajwid Praktis dan Lengkap. Jakarta:
Bintang Terang
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Syah, Muhibin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendidikan Baru. Bandung:
Remaja Rosda Karya
Syah, Muhibin. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Page 93
Tafsir, Ahmad. 1992. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT
Rosdakarya
Wahab, Rohmalina. 2006. Psikologi Belajar. Palembang: Raden Fatah Press
Wijaya, Cece dkk. 1992. Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan
Pembaharuan dan Pengajaran. Bandung: Rosda Karya
Page 94
Lampiran 1
PEDOMAN OBSERVASI
A. Peran guru dalam mengatasi kesulitan dalam belajar Al-Qur‟an
1. Melaksanakan bimbingan
a. Menjelaskan bacaan Al-Quran dan penulisan huruf Al-Qur‟an
dengan baik dan benar
b. Menanyakan hal yang dianggap sulit oleh siswa
c. Memberi contoh bacaan Al-Quran dan penulisan huruf Al-Qur‟an
dengan baik dan benar
d. Memberikan nasehat kepada siswa
2. Mengadakan remedial teaching (memberi latihan ulang kepada siswa
yang mendapat nilai rendah)
B. Kesulitan belajar Al-Qur‟an pada siswa
1. Pengucapan huruf Al-Qur‟an
2. Perbedaan panjang pendek bacaan Al-Qur‟an
3. Tanda waqaf (berhenti) dalan Al-Qur‟an
4. Penulisan huruf sambung pada Al-Qur‟an
C. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar Al-Qur‟an
1. Terganggunya panca indera
2. Kurangnya sarana dari sekolah
3. Tidak disiplin dan tidak konsentrasi belajar
4. Kurang dukungan dan motivasi dari keluarga
Page 95
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA/PIMPINAN TPA
1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya TPA Al-Hasanah desa Srimulya?
2. Bagaimana peran guru di TPA Al-Hasanah desa Srimulya?
3. Bagaimana proses belajar Al-Qur‟an di TPA Al-Hasanah desa Srimulya?
4. Menurut bapak jika ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar Al-
Qur‟an apa yang akan bapak lakukan sebagai kepala/pimpinan TPA Al-
Hasanah?
5. Apakah terdapat bimbingan terhadap siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar Al-Qur‟an?
Page 96
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU
1. Sudah berapa lama ibu mengajar di TPA Al-Hasanah ?
2. Selama mengajar apakah ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar
Al-Quran? jika iya berapa siswa?
3. Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam belajar Al-Quran?
4. Menurut bapak/ibu apa saja faktor penyebab siswa mengalami kesulitan
dalam belajar Al-Quran, baik secara intern maupun ekstern?
5. Bagaimana tindakan anda sebagai guru dalam mengatasi masalah yang
dihadapi siswa?
6. Apakah anda sebagai guru pernah mengadakan bimbingan di luar jam belajar
di kelas?
Page 97
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA
1. Apakah adik-adik pernah mengalami kesulitan dalam belajar Al-Qur‟an?
kesulitan seperti apa?
2. Mengapa adik-adik merasa sulit dalam belajar Al-Qur‟an?
3. Apakah adik-adik mendapat bimbingan di luar kelas? Jika iya bimbingan
seperti apa?
4. Bagaimana tindakan guru ketika adik-adik mengalami kesulitan belajar Al-
Qur‟an?
5. Apakah adik-adik mengulang pembelajaran setelah pulang dari TPA? Jika iya
siapa yang membimbing?
Page 98
Lampiran 5
PEDOMAN DOKUMENTASI
A. Profil TPA Al-Hasanah Desa Srimulya Kecamatan Sinar Peninjauan
Kabupaten Ogan Komering Ulu
1. Luas tanah
2. Letak geografis
3. Sejarah berdirinya
B. Keadaan guru TPA Al-Hasanah Desa Srimulya Kecamatan Sinar
Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu
1. Jumlah guru
2. Nama-nama guru
3. Tingkat pendidikan
4. Struktur organisasi
C. Keadaan siswa/santri TPA Al-Hasanah Desa Srimulya Kecamatan Sinar
Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu
1. Jumlah siswa
2. Jumlah siswa dalam setiap kelas/tingkatan
D. Sarana dan prasarana pendidikan di TPA Al-Hasanah Desa Srimulya
Kecamatan Sinar Peninjauan Kabupaten Ogan Komering Ulu
Page 99
Lampiran 6
HASIL OBSERVASI
Hari/tanggal : Rabu, 31 Agustus 2016
Jam : 14:00 WIB
Lokasi : TPA Al-Hasanah
Deskripsi data
Peneliti melakukan wawancara dengan informan/ narasumber yaitu
kepala/pimpinan TPA Al-Hasanah yang dilaksanakan di kediaman beliau
dengan pertanyaan mengenai peran guru di TPA Al-Hasanah serta
pembelajaran Al-Qur‟an secara umum di TPA Al-Hasanah tersebut.
Selanjutnya peneliti mendatangi TPA Al-Hasanah guna menemui staf
pengajar atau guru yang ada di sana dan menyatakan maksud kedatangan
peneliti, hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang profil TPA
Al-Hasanah, keadaan guru, keadaan siswa, sarana dan prasarana pendidikan
di TPA Al-Hasanah.
Page 100
HASIL OBSERVASI
Hari/tanggal : Senin, 5 september 2016
Jam : 14:45 WIB
Lokasi : TPA Al-Hasanah
Deskripsi data
Ketika peneliti melakukan pengamatan ke dalam kelas, guru menyampaikan
pembelajaran dengan baik, dengan memberikan hafalan ayat pilihan
kemudian memulai pembelajaran dan menyampaikan materi belajar. Ketika
menyampaikan pembelajaran guru memberikan contoh-contoh yang mudah
dipahami namun ketika siswa masih juga belum mengerti meskipun sudah
dijelaskan berulang kali, guru akan memasukkan nama siswa tersebut ke
dalamdaftar nama siswa yang akan mengikuti bimbingan di luar jam belajar
reguler (di luar jam belajar di kelas).
Page 101
HASIL OBSERVASI
Hari/tanggal : Selasa, 6 september 2016
Jam : 08:00 WIB
Lokasi : TPA Al-Hasanah
Deskripsi data
Peneliti datang ke TPA Al-Hasanah ke kediaman salah satu staf pengajar,
dan meminta kesediaan guru tersebut untuk melakukan wawancara.
Informan/narasumber menyatakan bersedia di wawancara setelah usai
melakukan proses belajar mengajar. Hal ini menunjukkan tanggung jawab
guru yang bisa dikatakan baik. Sebelum melakukan wawancara peneliti
mengamati proses belajar mengajar yang guru lakukan di kelas. Banyak
siswa lebih fokus bermain dengan teman satu bangkunya atau bahkan
sekadar mencoret-coret buku yang dibawa, dan jika guru bertanya “ada
pertanyaan?”, hanya sebagian dari siswa yang menanggapinya. Dengan
demikian siswa kurang konsentrasi artinya faktor penyebab siswa
mengalami kesulitan salah satunya yaitu faktor intelegensi (kurang
konsentrasi).
Page 102
HASIL OBSERVASI
Hari/tanggal : Rabu, 7 September 2016
Jam : 14:30 WIB
Lokasi : TPA Al-Hasanah
Deskriptif data
Peneliti mendatangi TPA Al-Hasanah untuk yang kesekian kalinya, peneliti
meminta izin untuk mengamati kelas di mana tempat guru tersebut
melakukan proses pembelajaran, dalam pembelajaran tersebut peneliti
mengamati aktivitas guru yang hanya menggunakan buku yang ada, guru
tersebut mennyatakan bahwa tidak terdapat buku kusus untuk mengajar
dengan demikian siswa yang belajar harus benar-benar memperhatikan
penjelasan guru karena jika tidak memperhatikan maka siswa tidak akan
memahaminya. Hal ini diakibatkan oleh kurangnya buku pembelajaran yang
ada. Berdasarkan keterbatasan itu kebanyakan dari siswa enggan untuk
belajar dengan serius. Ketika jam terakhir penelitimendapatkan kesempatan
ikut serta mengamati siswa membaca Al-Qur‟an, ketika itu peneliti melihat
siswa membaca Al-Qur‟an tanpa memperhatikan waqaf .
Page 103
HASIL OBSERVASI
Hari/tanggal :Kamis, 8 September 2016
Jam : 08:00 WIB
Lokasi : TPA Al-Hasanah
Deskripsi data
Hari selanjutnya peneliti mendatangi TPA Al-Hasanah pada pagi hari guna
mengetahui aktivitas belajar siswa. Selain itu peneliti juga diberi
kesempatan mengamati siswa ketika membaca Al-Qur‟an secara dekat dan
diketahui banyak banyak siswa belum bisa membedakan bunyi huruf „ain,
ha, kho, dzal, ro, kha, qof, kaf, dan ketika menyambungkan huruf hampir
sebagian siswa mengalami kesulitan membedakan huruf wau dan mim
ketika disambung. Dengan demikian guru membantu siswa dengan
melakukan pengucapan huruf hijaiyah secara berulang-ulang hingga
menyerupai bacaan yang ingin dicapai guru. Dan untuk mengani siswa yang
masih kesulitan menulis teks arab atau huruf hijaiyah guru memberika
hukuman dengan memberikan tugas menulis huruf hijaiyah sebanyak 7 kali.
Page 104
Lampiran 7
HASILWAWANCARA DENGAN KEPALA/PIMPINAN TPA
Tempat dan waktu wawancara
Hari/tanggal : Rabu, 31 Agustus 2016
Tempat wawancara : Kediaman Kepala/Pimpinan TPA
Waktu wawancara : 14:00-14:30
Jabatan : Kepala/Pimpinan TPA
HASIL WAWANCARA
P : Assalamualaikum Wr.Wb
KTPA : “Wa‟alaikumsalam Wr.Wb”
P : Bagaimana kabarnya ustadz?
KTPA : “Bihoir alhamdulillah, mbak yang kemarin mau wawancara ya?”
P : Alhamdulillah, iya ustadz
KTPA : ”Apa yang bisa saya bantu mbak?”
P : Bagaimana sejarah singkat berdirinya TPA Al-Hasanah desa srimulya?
KTPA : “Kalau untuk sejarah secara totalnya sudah banyak lupa mbak, karena
tidak dibukukan, tapi kalau yang saya ingat awal mula berdirinya TPA
KODE: KTPA
Page 105
ini karena niat kami untuk membuat kesibukan anak-anak yang lebih
banyak menghabiskan waktu untuk main-main, dari pada begitu jadi
kami mempunyai inisiatif untuk mengadakan belajar secara berkelompok
di sore hari, dan alhamdulillah niat ini mendapat dukungan positif dari
banyak pihak, dan merintis pendirian TPA, peletakan batu pertama itu
pada tanggal 14 desember 2014, tapi kalau untuk disahkan menjadi TPA
oleh BKPRMI mulai tanggal 21 desember 2015.”
P : Bagaimana peran guru TPA Al-Hasanah desa srimulya?
KTPA : “Kalau menurut saya peran guru di TPA ini ya sebagai pengajar yang
baik, sebagai penasehat, karena tujuannya ke pendidikan agama jadi
belajar aja saya rasa tidak cukup”
P : Bagaimana proses belajar Al-Qur‟an di TPA Al-Hasanah desa
srimulya?
KTPA : “Untuk proses belajar di TPA ini dibagi atas dua waktu mbak, karena
anak-anak sekolah ada yang masuk pagi dan ada juga yang masuk sore
jadi kami bagi 2 waktu, biar yang sekolah sore bisa ikut ngaji di pagi
hari.”
P : Menurut bapak jika ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar Al-
Qur‟an apa yang akan bapak lakukan sebagai kepala/pimpinan TPA Al-
Hasanah?
KTPA : “Kalau menurut saya harus lebih dahulu mengenal siwanya dan
Page 106
penyebab apa yang mendasari siswa mengalami kesulitan, kalau
kesulitannya karena tidak mau memperhatikan gurunya ya berarti guru
harus berupaya bagaimana siswanya mau memperhatikan tapi kalau
masalah lain seperti dari keluarganya yang tidak menekankan kbiasaan
belajar ya mungkin itu di luar batasan kami mbak.”
P : Apakah terdapat bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar
Al-Qur‟an?
KTPA : “Kalau bimbingan saya rasa pasti ada mbak, yang namanya belajar
itukan tidak bisa serta merta langsung paham jadi harus ada yang
mengarahkan atau membimbing, namun kalau untuk masalah waktunya
saya kurang paham karena itu kebijakan dari guru-gurunya kapan
bisanya dan bagaimana caranya.”
P : Baik, terimaksih banyak ustadz atas waktu dan informasinya
Wassalamualaikum Wr.Wb.
KTPA : “Wa‟alaikumsalam Wr.Wb”
Page 107
Lampiran 8
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU
KODE : YF
Tempat dan Waktu Wawancara
Hari/tanggal : Kamis/01 september 2016
Tempat wawancara : Kantor TPA Al-Hasanah
Waktu wawancara : 08:30-08:45
Jabatan : Guru/ Staf Pengajar TPA Al-Hasanah
P : Sudah berapa lama ibu mengajar di TPA Al-Hasanah?
YF : Iya masih terbilang baru mengajar di TPA ini karena TPA nya juga baru 1
tahun berdiri jadi saya juga baru 1 tahun mengajar di sini.
P : Selama mengajar apakah ada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar
Al-Qur‟an? Jika iya, berapa siswa?
YF : Kalau menurut saya ada sekitar 7 dari 13 siswa
P : Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam belajar Al-Qur‟an?
YF : Berdasarkan pengalaman saya selama mengajar di TPA ini,
bermacam-macam kesulitan yang dihadapi siswa, mulai dari tidak bisa
menyebutkan dzal kemudian tidak bisa menyebutkan huruf ro dengan
Page 108
sewajarnya karena cadel, menyebutkan „ain, menuliskan huruf masih banyak
salah, sampai yang selalu lupa dengan tanda waqaf, sehingga membaca al-
quran itu diteruskan begitu saja.
P : Menurut bapak/ibu apa saja faktor penyebab siswa mengalami
kesulitan dalam belajar Al-Qur‟an, baik secara intern maupun ekstern?
YF : Kalau intern mungkin karena kebiasaan siswa yang malas, dan kurang
disiplin di tambah lagi tidak fokus waktu pembelajaran sedang berlangsung,
tapi kalau faktor ekstern nya menurut saya dapat dilihat dari lingkungan
sekolah atau TPA nya yang belum mempunyai buku panduan belajar
mengajar, dan belum paham nya kami sebagai guru dalam menggunakan
kurikulum seperti apa, selain itu faktor keluarga juga yang kurang
mendukung belajar anak-anaknya ketika di luar pengawasan kami sebagai
guru, kalau lingkungan masyarakat mungkin pengaruh dari pergaulan
teman-temannya.
P : Bagaimana tindakan anda sebagai guru dalam mengatasi masalah yang
dihadapi siswa?
YF : Menurut saya dengan lebih memperhatikan siswanya, dan memahami
apa yang dibutuhkan siswa dengan menjelaskan materi secara detail.
menggunakan tanya jawab, melakukan tes menulis teks arab, serta
membimbing hafalan siswa di depan kelas, kemudian mengupayakan adanya
buku penunjang belajar, selain itu dengan menambahkan jam belajar,
Page 109
supaya tercapai tujuan belajarnya.
P : Apakah anda sebagai guru pernaha mengadakan bimbingan di luar jam
belajar di kelas?
YF : Iya itu tadi, penambahan jam belajar di luar hari belajar reguler dan
biasanya saya lakukan di hari minggu saja, dan siswa yang datang saya
tentukan sendiri, artinya tidak semua siswa datang melainkan siswa yang
masih mengalami kesulitan.
Page 110
Lampiran 9
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA
KODE: A1
Tempat dan Waktu Wawancara
Hari/tanggal : Rabu / 7 September 2016
Tempat wawancara : Ruang Kelas TPA Al-Hasanah
Waktu wawancara : 09:00
Status : Siswa /Santri
P : Apakah adik-adik pernah mengalami kesulitan dalam belajar Al-Qur‟an?
kesulitan seperti apa?
A1 : Iya pernah, selalu mengulang-ulang bacaan Al-Qur‟annya karena tidak faham
dengan waqaf yang seharusnya berhenti dan waqaf yang seharusnya boleh
tidak berhenti
P : Mengapa adik-adik merasa sulit dalam belajar Al-Qur‟an?
A1 : Karena tidak ada yang mengajari ngaji ketika di rumah
P : Apakah adik-adik mendapat bimbingan di luar kelas? Jika iya bimbingan
seperti apa?
A1 : Iya, saya pernah mengikutinya sekali, biasanya dilakukan hari minggu.
Bimbingannya ya seperti belajar dikelas tapi lebih cepat pulangnya
Page 111
P : Bagaimana tindakan guru ketika adik-adik mengalami kesulitan
belajar Al-Qur‟an?
A1 : Di tuntun sedikit-demi sedikit kemudian dijelaskan kembali
materinya
P : Apakah adik-adik mengulang pembelajaran setelah pulang dari TPA?
Jika iya siapa yang membimbing?
A1 : Tidak,
Page 112
HASIL WAWANCARA
KODE: A2
Tempat dan Waktu Wawancara
Hari/tanggal : Minggu / 10 September 2016
Tempat wawancara : Ruang kelas TPA Al-Hasanah
Waktu wawancara : 14:30
Status : Siswa/Santri
P : Apakah adik-adik pernah mengalami kesulitan dalam belajar Al-Qur‟an?
kesulitan seperti apa?
A2 : Iya pernah, mengingat ilmu tajwid dan kalau pelajaran menulis arab saya
pasti selalu mengalami kesulitan membedakan penulisan huruf wau dan mim.
P : Mengapa adik-adik merasa sulit dalam belajar Al-Qur‟an?
A2 : Karena tidak ada buku belajar di rumah, jadi belajarnya hanya di kelas
dengan guru
P : Apakah adik-adik mendapat bimbingan di luar kelas? Jika iya bimbingan
seperti apa?
A2 : Iya ada, stiap 1 minggu sekali, seperti les kalau di sekolah, guru
menjelaskan seperti di kelas
P : Bagaimana tindakan guru ketika adik-adik mengalami kesulitan belajar Al-
Qur‟an?
Page 113
A2 : Memberi teguran dan menjelaskan kemudian memberikan contoh-
contoh yang dilakukan dengan mengulang-ulang sampai paham.
P : Apakah adik-adik mengulang pembelajaran setelah pulang dari TPA?
Jika iya siapa yang membimbing?
A2 : Tidak, karena ibu sibuk berjualan di warung, jadi saya diminta untuk
belajar sendiri. Kalau saya tidak tau ya tidak belajar.
Page 114
HASIL WAWANCARA
KODE: A3
Tempat dan Waktu Wawancara
Hari/tanggal : Minggu /10 September 2016
Tempat wawancara : Ruang Kelas TPA Al-Hasanah
Waktu wawancara : 14:45
Status : Siswa/Santri
P :Apakah adik-adik pernah mengalami kesulitan dalam belajar Al-
Qur‟an? kesulitan seperti apa?
A3 : Iya pernah, karena ketika membaca Al-Qur‟an saya selalu tidak bisa
menyebutkan huruf ro seperti teman-teman yang lainnya.
P : Mengapa adik-adik merasa sulit dalam belajar Al-Qur‟an?
A3 : Karena cadel sehingga susah menyebutkan ro
P : Apakah adik-adik mendapat bimbingan di luar kelas? Jika iya
bimbingan seperti apa?
A3 : Iya, saya pernah mengikutinya sekali, Bimbingannya ya seperti
belajar dikelas tapi siswa yang datang ditentukan oleh guru
P : Bagaimana tindakan guru ketika adik-adik mengalami kesulitan belajar
Al-Qur‟an?
Page 115
A3 : menjelaskan ulang dan diberikan contoh-contoh.
P : Apakah adik-adik mengulang pembelajaran setelah pulang dari TPA?
Jika iya siapa yang membimbing?
A3 :Iya kadang-kadang, kalau tugasnya tidak tau saya kerjakan di kelas
Page 116
HASIL WAWANCARA
KODE: A4
Tempat dan Waktu Wawancara
Hari/tanggal : Rabu / 7 september 2016
Tempat wawancara : Ruang Kelas TPA Al-Hasanah
Waktu wawancara : 08:45
Status : Siswa/Santri
P : Apakah adik-adik pernah mengalami kesulitan dalam belajar Al-Qur‟an?
kesulitan seperti apa?
A4 : Iya pernah, dalam menghafal ayat Al-Qur‟an
P : Mengapa adik-adik merasa sulit dalam belajar Al-Qur‟an?
A4 : Karena tidak ada buku belajar, seperti buku tajwid.
P : Apakah adik-adik mendapat bimbingan di luar kelas? Jika iya
bimbingan seperti apa?
A4 : Iya, ada tapi belum pernah ikut karena yang ikut ditentukan guru
P : Bagaimana tindakan guru ketika adik-adik mengalami kesulitan belajar
Al-Qur‟an?
A4 : mengingatkan kembali pelajaran yang sudah lalu, kemudian di beri
contoh
Page 117
P : Apakah adik-adik mengulang pembelajaran setelah pulang dari TPA? Jika
iya siapa yang membimbing?
A4 :Tidak, karena tidak ada yang membimbing belajar
Page 118
HASIL WAWANCARA
KODE: A5
Tempat dan Waktu Wawancara
Hari/tanggal : Minggu/ 10 September 2016
Tempat wawancara : Ruang kelas TPA Al-Hasanah
Waktu wawancara : 15:00
Status : Siswa/Santri
P : Apakah adik-adik pernah mengalami kesulitan dalam belajar Al-
Qur‟an? kesulitan seperti apa?
A5 : Iya pernah, membacanya masih terbata-bata
P : Mengapa adik-adik merasa sulit dalam belajar Al-Qur‟an?
A5 : Karena huruf sebelum disambung dengan yang disambung berbeda
sehingga sulit mengingat huruf nya
P : Apakah adik-adik mendapat bimbingan di luar kelas? Jika iya
bimbingan seperti apa?
A5 : Iya, saya pernah mengikutinya sekali, biasanya dilakukan hari
minggu. Bimbingannya ya seperti belajar dikelas tapi lebih cepat pulangnya
P : Bagaimana tindakan guru ketika adik-adik mengalami kesulitan
belajar Al-Qur‟an?
Page 119
A5 : Biasanya guru menjelaskan ulang apa yang tidak kami ketahui
P : Apakah adik-adik mengulang pembelajaran setelah pulang dari TPA?
Jika iya siapa yang membimbing?
A5 : Tidak, karena kalu belajar di rumah tidak ada yang membimbing
Page 120
HASIL WAWANCARA
KODE: A6
Tempat dan Waktu Wawancara
Hari/tanggal : Minggu/ 10 September 2016
Tempat wawancara : Ruang kelas TPA Al-Hasanah
Waktu wawancara : 15:00
Status : Siswa/Santri
P : Apakah adik-adik pernah mengalami kesulitan dalam belajar Al-
Qur‟an? kesulitan seperti apa?
A6 : Iya pernah, ketika ditanya mengenai panjang suatu bacaan berapa
harokat saya tidak tau
P : Mengapa adik-adik merasa sulit dalam belajar Al-Qur‟an?
A6 : Karena belum paham panjang pendek bacaan berapa harokat,
P : Apakah adik-adik mendapat bimbingan di luar kelas? Jika iya
bimbingan seperti apa?
A6 : Iya, saya pernah mengikutinya sekali, biasanya dilakukan hari
minggu. Bimbingannya ya seperti belajar dikelas tapi lebih cepat pulangnya
P : Bagaimana tindakan guru ketika adik-adik mengalami kesulitan belajar Al-
Qur‟an?
Page 121
A6 : memberikan contoh, kalau susahnya menulis ya di ingatkan kembali
bagaimana cara penulisannya
P : Apakah adik-adik mengulang pembelajaran setelah pulang dari TPA?
Jika iya siapa yang membimbing?
A6 : Iya, tapi kadang-kadang, yang membimbing ibu
Page 122
HASIL WAWANCARA
KODE: A7
Tempat dan Waktu Wawancara
Hari/tanggal : Rabu / 7 September 2016
Tempat wawancara : Ruang kelas TPA Al-Hasanah
Waktu wawancara : 09:00
Status : Siswa/Santri
P : Apakah adik-adik pernah mengalami kesulitan dalam belajar Al-
Qur‟an? kesulitan seperti apa?
A7 : Iya pernah, kalau ditanya hukum nun mati masih banyak tidak tau itu
dibacanya bagimana.
P : Mengapa adik-adik merasa sulit dalam belajar Al-Qur‟an?
A7 : Karena hukum nun mati banyak yang harus di hafal,
P : Apakah adik-adik mendapat bimbingan di luar kelas? Jika iya
bimbingan seperti apa?
A7 : Iya, saya pernah mengikutinya sekali, biasanya dilakukan hari minggu.
Bimbingannya ya seperti belajar dikelas tapi lebih cepat pulangnya
P : Bagaimana tindakan guru ketika adik-adik mengalami kesulitan belajar Al-
Qur‟an?
Page 123
A7 : Kalau ngajinya tidak lancar disuruh mengeja bacaan satu satu
P : Apakah adik-adik mengulang pembelajaran setelah pulang dari TPA?
Jika iya siapa yang membimbing?
A7 : Tidak, karena tidak ada yang mengajari