PERAN GIZI TERHADAP KESEHATAN GIGI & MULUT PADA ANAK BALITA Risqa Rina Darwita Dept. Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Kedokteran Gigi pencegahan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia 1. Pendahuluan Dalam kehidupan manusia sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan, karena makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia, disamping udara (oksigen). Achmad Djaeni, (1987), menjelaskan di dalam hasil penelitiannya bahwa ada empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk: a. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan / perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak. b. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari. c. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain. d. Berperan didalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit. 1
40
Embed
Peran Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Utk Drg Keluarga
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERAN GIZI TERHADAP KESEHATAN GIGI & MULUT PADA ANAK BALITA
Risqa Rina Darwita
Dept. Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Kedokteran Gigi pencegahanFakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
1. Pendahuluan
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan, karena makanan
adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia, disamping udara (oksigen). Achmad
Djaeni, (1987), menjelaskan di dalam hasil penelitiannya bahwa ada empat fungsi pokok
makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk:
a. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan / perkembangan serta mengganti
jaringan tubuh yang rusak.
b. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari.
c. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan
cairan tubuh yang lain.
d. Berperan didalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.
Makanan harus mengandung zat-zat gizi agar makanan yang masuk ke dalam tubuh dapat
berfungsi dalam metabolism dan tumbuh kembang tubuh.i Dengan perkataan lain makanan
yang kita makan sehari-hari harus dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan sekedar makanan
tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi. Zat-zat makanan yang diperlukan
untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan dikelompokkan menjadi 5 macam, yakni
1
protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Fungsi-fungsi zat makanan itu antara lain
sebagai berikut :
a. Protein
Protein diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (protein nabati)
dan makanan dari hewan (protein hewani). Fungsi protein bagi tubuh antara lain :
- membangun sel-sel yang rusak.
- membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon.
- membentuk zat inti energi (1 gram protein kira-kira menghasilkan 4,1 kalori).
Lemak
Lemak berasal dari minyak goreng, daging, margarin, dan sebagainya. Fungsi pokok
lemak bagi tubuh ialah :
- menghasilkan kalori terbesar dalam tubuh manusia (1 gram lemak menghasilkan
9,3 kalori).
- sebagai pelarut vitamin A,D,E,K.
- sebagai pelindung terhadap bagian-bagian tubuh tertentu dan pelindung bagian
tubuh pada temperatur rendah.
c. Karbohidrat
Karbohidrat berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan menjadi
monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat adalah juga salah satu
pembentuk energi yang paling murah, karena pada umumnya sumber karbohidrat ini
2
berasal dari tumbuh-tumbuhan (beras, jagung, singkong, dan sebagainya) yang
merupakan makanan pokok.
d. Vitamin-vitamin
Vitamin dibedakan menjadi 2, yakni vitamin yang larut dalam air (vitamin A dan B) dan
vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E,K).
Fungsi masing-masing vitamin ini antara lain :
1. Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur
kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata.
2. Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam
tubuh dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus.
3. Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim
dan berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel.
4. Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah dan dalam proses
pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf.
5. Vitamin C berfungsi sebagai aktivator macam-macam foramen perombak protein
dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, yang penting dalam
pembentukan trombosit.
6. Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam bersama-sama
kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus, dan 3
mempengaruhi kerja kelenjar endokrin.
7. Vitamin E berfungsi mencegah perdarahan bagi wanita hamil serta mencegah
keguguran dan diperlukan pada saat sel sedang membelah.
8. Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin, yang berarti penting dalam
proses pembekuan darah.
e. Mineral
Mineral terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi (Fe), zat fluor (F), natrium (Na) dan chlor (Cl),
kalium (K) dan iodium (I). Secara umum fungsi mineral adalah sebagai bagian dari zat aktif
dalam metabolisme sel atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan. Sebagai
contoh adalah konsumsi ion fluoride yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya
enamel hipoplasia, sementara itu asupan Calcium yang kurang dapat mengakibatkan
antara lain kurang kompaknya struktur email gigi, dan rapuhnya jaringan ikat gingival,
sehingga mudah terjadi perdarahan/gingivitis.
Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat menentukan tercapainya tingkat kesehatan.
Apabila tubuh berada dalam tingkat kesehatan gizi optimum dimana jaringan jenuh oleh
semua zat gizi maka disebut status gizi optimum. Dalam kondisi demikian tubuh terbebas
dari penyakit dan mempunyai daya tahan yang setinggi-tingginya.
Intake zat gizi yang berasal dari makanan yang dikonsumsi seseorang merupakan salah satu
penyebab langsung dari timbulnya masalah gizi. Apabila konsumsi gizi makanan pada
seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi malnutrition.
4
Malnutrisi ini mencakup kelebihan nutrisi (overnutrition) dan kekurangan gizi atau gizi
kurang (undernutrition).
Tujuan penulisan adalah menjelaskan dan membahas tentang peran zat gizi terhadap
terjadinya penyakit gigi dan mulut, seperti karies gigi dan penyakit periodontal, terutama
yang dapat terjadi pada anak usia balita dan dewasa.
2. Pembahasan
2.1. Status Gizi dan penyakit karies gigi
Status gizi anak balita dapat diketahui melalui pemeriksaan antropometri dengan
membandingkan antara berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur
(TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).4 Status gizi sangat berhubungan
erat dengan tumbuh kembang gigi dan mulut dalam hal kecukupan asupan gizi ibu saat
masih dalam kandungan, Sedangkan pada gigi tetap sangat dipengaruhi oleh asupan gizi
pada masa tumbuh kembang anak usia dini.4 Status gizi balita erat juga hubungannya
dengan munculnya plak gigi dan penyakit periodontal.4,5 Malnutrisi dapat meningkatkan
risiko terjadinya karies dikarenakan adanya kerusakan kelenjar saliva sehingga
menyebabkan laju alir saliva menurun dan komposisi saliva juga berubah.5 Asupan makanan
dan status gizi mempengaruhi kesehatan jaringan periodontal, seperti banyaknya plak dan
komposisinya, integritas epitel, pembentukan kolagen dan perbaikannya, pembentukan
tulang dan perbaikannya, respon kekebalan, dan pelindung dari kerusakan radikal bebas.5
Balita yang mengalami malnutrisi dan gizi buruk ternyata memiliki hubungan langsung
dengan pemberian asupan makanan dan gizi yang diberikan. Pada fase gizi buruk, anak
rentan terhadap infeksi.3 Salah satu zat makanan yang berpengaruh adalah protein karena
berfungsi sebagai unsur pembangun sel jaringan tubuh dan berperan serta dalam terjadinya
kasus gizi buruk.4,6 karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi tubuh, vitamin dan mineral 5
esensial merupakan zat gizi yang penting bagi pertumbuhan dan kesehatan seperti kalsium
dan fosfor yang berfungsi untuk pertumbuhan dan menguatkan tulang.6,7 Asupan makanan
erat kaitannya dengan perilaku ibu dalam pemberian asupan makanan kepada balita.
Karena kurangnya zat nutrisi dapat menyebabkan kelainan struktur gigi sehingga salah satu
manifestasinya adalah terjadi kerapuhan pada email gigi yang menguraikan bahwa
kecukupan zat gizi akan berpengaruh terhadap pola erupsi gigi anak, kemudian hasil
penelitian dari peneliti terdahulu juga menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan
antara malnutrisi pada balita terhadap terjadinya karies gigi tetap.5,6 Karies gigi erat
hubungannya dengan asupan makanan terutama sukrosa dan glukosa, karena jenis
makanan ini kalau berlebihan akan bersifat lengket dan cenderung berpotensi
mempercepat terjadinya karies gigi, terutama ditemui pada kebersihan gigi anak yang
rendah.8,9 Menurut Jean-charles pada anak dengan keadaan early childhood protein energy
malnutrition (ECPEM) ternyata memiliki hubungan langsung pada peningkatan skor CPITN
(Community periodontal index of treatment needs) yang berakibat pada adanya penyakit
periodontitis saat pertumbuhan gigi permanen. 10
Penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat dari kelebihan atau
kekurangan zat gizi dan yang telah merupakan masalah kesehatan masyarakat, khususnya
di Indonesia, antara lain sebagai berikut :
1. Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)
Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan
protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein.
Pada umumnya penyakit ini terjadi pada anak balita karena pada umur tersebut anak
mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan
kebutuhan kalori maka akan terjadi defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein).
6
Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP) dibagi dalam 3 tingkat, yakni :
a. KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84-95 % dari berat badan menurut
standar Harvard.
b. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari berat badan
menurut standar Harvard.
c. KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat badan
menurut standar Harvard.
Beberapa ahli hanya membedakan antara 2 macam KKP saja, yakni KKP ringan atau gizi kurang
dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering disebut marasmus (kwashiorkor). Anak atau
penderita marasmus ini tampak sangat kurus, berat badan kurang dari 60% dari berat badan
ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya, rambut
kepala halus dan jarang berwarna kemerahan.
Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda-tanda klinis seperti oedema atau honger
oedema (HO) atau juga disebut penyakit kurang makan, kelaparan atau busung lapar. Oedema
pada penderita biasanya tampak pada daerah kaki.
2. Penyakit Kegemukan (Obesitas)
Penyakit ini terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energi, yakni
konsumsi kalori terlalu berlebih dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi.
7
Kelebihan energi di dalam tubuh ini disimpan dalam bentuk lemak. Pada keadaan normal,
jaringan lemak ini ditimbun di tempat-tempat tertentu diantaranya dalam jaringan subkutan
dan didalam jaringan tirai usus. Seseorang dikatakan menderita obesitas bila berat badan
pada laki-laki melebihi 15% ,dan pada wanita melebihi 20% dari berat badan ideal menurut
umurnya.
Pada orang yang menderita obesitas, organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih
berat karena harus membawa kelebihan berat badan. Oleh sebab itu pada umumnya lebih
cepat capai dan mempunyai kecenderungan untuk membuat kekeliruan dalam bekerja.
Akibat dari penyakit obesitas ini, para penderitanya cenderung menderita penyakit-penyakit
kardiovaskuler, hipertensi, dan diabetes melitus.
Berat badan yang ideal pada orang dewasa menurut rumus Dubois ialah :
B (kg) = (Tcm - 10) + 10%, dengan :
B = Berat badan hasil perkiraan / pengukuran
T = Tinggi badan
Oleh Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dilakukan koreksi
sebagai berikut :
B (kg) = {(Tcm - 100) - 10%} + 10%
Contoh :
8
Si Ali (Dewasa) diukur tinggi badannya 160 centimeter maka berat badan Ali yang
ideal adalah antara 54 kilogram dengan 66 kilogram (paling rendah 54 kilogram dan
paling tinggi 66 kilogram). Apabila orang dewasa yang tinggi badannya 160 cm
dengan berat badan dibawah 54 kg maka ia kurang gizi dan bila lebih dari 66 kg, ia
termasuk obesitas (kegemukan).
3. Anemia (Penyakit Kurang Darah)
Penyakit terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atau kurang dari
kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan mikro elemen yang esensial bagi tubuh yang sangat
diperlukan dalam pembentukan darah, yakni dalam hemoglobin (Hb).
Disamping itu Fe juga diperlukan enzim sebagai zat aktif. Zat besi (Fe) lebih mudah diserap
oleh usus halus dalam bentuk ferro. Penyerapan ini mempunyai mekanisme autoregulasi
yang diatur oleh kadar ferritin yang terdapat dalam sel-sel mukosa usus. Dalam kondisi Fe
yang baik, hanya sekitar 10% saja dari Fe yang terdapat di dalam makanan diserap ke dalam
mukosa usus.
Defisiensi Fe atau anemia besi di Indonesia jumlahnya besar sehingga sudah menjadi
masalah kesehatan masyarakat. Program penanggulangan anemia besi, khususnya untuk ibu
hamil sudah dilakukan melalui pemberian Fe secara cuma-cuma melalui puskesmas atau
posyandu. Akan tetapi karena masih rendahnya pengetahuan sebagian besar ibu-ibu hamil
maka program ini tampak berjalan lambat.
4. Xerophthalmia (Defisiensi Vitamin A)
9
Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A didalam tubuh. Gejala-gejala
penyakit ini adalah kekeringan epitel biji mata dan kornea karena glandula lakrimalis
menurun. Terlihat selaput bola mata keriput dan kusam bila biji mata bergerak.
Fungsi mata berkurang menjadi hemeralopia atau noctalmia yang oleh awam disebut buta
senja atau buta ayam, tidak sanggup melihat pada cahaya remang-remang. Pada stadium
lanjut maka mengoreng karena sel-selnya menjadi lunak yang disebut keratomalasia dan
dapat menimbulkan kebutaan.
Fungsi vitamin A sebenarnya mencakup 3 fungsi yakni fungsi dalam proses melihat, dalam
proses metabolisme, dan proses reproduksi. Gangguan yang diakibatkan karena kekurangan
vitamin A yang menonjol, khususnya di Indonesia adalah gangguan dalam proses melihat
yang disebut xerophthalmia ini.
Selain mencegah terjadinya gangguan mata rabun senja, vitamin A juga sangat dibutuhkan
dalam tumbuh kembang struktur gigi email. Dimana vitamin A akan membantu sel-sel
ameloblas dalam membentuk struktur jaringan email gigi.
5. Penyakit Gondok Endemik
Zat iodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh karena merupakan komponen dari
hormon Thyroxin. Zat iodium ini dikonsentrasikan didalam kelenjar gondok (glandula
thyroidea) yang diperlukan dalam sintesa hormon Thyroxin. Hormon ini ditimbun dalam
folikel kelenjar gondok, terkonjugasi dengan protein (globulin) maka disebut thyroglobulin.
Apabila diperlukan, thyroglobulin ini dipecah dan terlepas hormon thyroxin yang dikeluarkan
dari folikel kelenjar ke dalam aliran darah.
10
Kekurangan zat iodium ini berakibat kondisi hypothyroidisme (kekurangan iodium) dan
tubuh mencoba untuk mengkompensasi dengan menambah jaringan kelenjar gondok.
Akibatnya terjadi hypertrophi (membesarnya kelenjar thyroid) yang kemudian disebut
penyakit gondok.
Apabila kelebihan zat iodium maka akan mengakibatkan gejala-gejala pada kulit yang disebut
iodium dermatitis. Penyakit gondok ini di Indonesia merupakan endemik terutama di daerah-
daerah terpencil di pegunungan yang air minumnya kekurangan zat iodium. Oleh sebab itu
penyakit kekurangan iodium ini disebut gondok endemik. Kekurangan iodium juga dapat
menyebabkan gangguan kesehatan lain, yaitu cretinisma. Kretinisma adalah suatu kondisi
penderita dengan tinggi badan dibawah normal (cebol). Kondisi ini disertai berbagai tingkat
keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan, dari hambatan ringan sampai dengan
sangat berat (debil). Ekspresi muka seorang cretin ini memberikan kesan orang bodoh
karena tingkat kecerdasannya sangat rendah. Pada umumnya orang cretin ini dilahirkan dari
ibu yang sewaktu hamil kekurangan zat iodium.
Terapi penyakit ini pada penderita dewasa pada umumnya tidak memuaskan. Oleh sebab itu
penanggulangan yang paling baik adalah pencegahan yaitu dengan memberikan dosis
iodium kepada ibu hamil.
Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari :
a. Kelompok bayi : 0-1 tahun
b. Kelompok dibawah 5 tahun (balita) : 1-5 tahun
c. Kelompok anak sekolah : 6-12 tahun
d. Kelompok remaja : 13-20 tahun
e. Kelompok ibu hamil dan menyusui.
11
f. Kelompok usia lanjut
Kelompok usia lanjut termasuk kelompok rentan gizi meskipun kelompok ini tidak
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini disebabkan kelompok usia
ini mengalami kelainan gizi.
1. Kelompok Bayi
Didalam siklus kehidupan manusia, bayi berada didalam masa pertumbuhan dan
perkembangan yang paling pesat. Bayi yang dilahirkan dengan sehat, pada umur 6 bulan
akan mencapai pertumbuhan atau berat badan 2 kali lipat dari berat badan pada waktu
dilahirkan.
Untuk pertumbuhan bayi dengan baik, zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan ialah :
a. Protein, dibutuhkan 3-4 gram/kilogram berat badan.
b. Calsium (Ca)
c. Vitamin D tetapi karena Indonesia berada di daerah tropis maka hal ini tidak
begitu menjadi masalah.
d. Vitamin A dan K yang harus diberikan sejak post natal.
e. Fe (zat besi) diperlukan karena didalam proses kelahiran sebagian Fe ikut
terbuang.
12
ASI tetap diteruskan dan mulai umur 18 bulan dapat diberikan makanan tambahan agak keras
(semisolid) sampai dengan umur 2 tahun. Akhirnya pada umur 2 tahun, ASI diberhentikan (anak
disapih) dan sudah dapat diberi makanan seperti makanan orang dewasa. Mengenai jumlah
makanan tambahan pun juga makin lama makin ditingkatkan, sesuai dengan kebutuhan kalori
yang diperlukan bayi / anak untuk berkembang.
Tabel 1. Peralihan ASI ke Makanan dan Kebutuhan Kalori