Page 1
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
1
PERAN CORPORATE GOVERNANCE DALAM
MEMODERASI PENGARUH EARNINGS
MANAGEMENT TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Noor Dzulhijjah P
Siti Mutmainah, S.E., Msi, Akt.
Universitas Diponegoro
ABSTRACT
This research was aimed to examine empirically: (1) The influence of
earnings management to CSR disclosure (2) The role of corporate governance
mechanism as moderating variable in the relationship between earnings
management and CSR disclosure. Corporate governance mechanism was analyzed
by proportion of independent commissioner, the number of audit committee meetings
and institusional ownership. Earnings management was measured by discretionary
accruals use Modified Jones Model and the extent of CSR was measured used
corporate social disclosure index (CSDI) based on Global Reporting Initiative (GRI)
reporting standard items which were disclosed in companies annual report.
This research used samples on manufacturing companies among 2008-2010
by using purposive sampling method. Data used in this study was taken from annual
reports and sustainable reports of manufacturing companies listed on the IDX. There
are 75 companies among 2008-2010 which fulfilling. The method of analysis of this
research was multiple regression. This method was chosen because the independent
variables are more than one and all the data of the variables are metric.
The reseach found no significant statistical effect from various measurement
of earnings management to CSR disclosure. The research also found there is no
significant effect on proportion of independent commissioner and institusional
ownership in relationship between EM and CSR Disclosure. Meanwhile, the number
of audit committe meetings has significant effect the relationship between EM and
CSR disclosure. The founds used by investors and creditors to make investment and
credit decision. The research contributed to the literature in that has shown that CSR
disclosure is driven by the desire to fulfill stakeholders expectation and not caused
earnings management. However, this research found that the corporate governance
mechanism didn’t work effectively, so it’s suggested that creditors and investors to be
more careful in analyzing a financial reporting.
Key words:. Earnings Management, Corporate Social Responsibility Disclosure,
Corporate Governance Mechanism, Manufacturing Companies.
Page 2
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
2
I. PENDAHULUAN
Tuntutan masyarakat serta perkembangan arus globalisasi, dan pasar
bebas telah mendorong kesadaran perusahaan dalam melaksanakan kegiatan
tanggung jawab sosial dan lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan berkomitmen
untuk melakukan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Corporate
Social Responsibility) untuk mewujudkan tuntutan masyarakat tersebut.
Perusahaan semakin menyadari pentingya penerapan program Corporate Social
and Responsibility (CSR) sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Survey global
yang dilakukan oleh The Economis Intelligence Unit menunjukkan bahwa 85
persen eksekutif senior dan investor dari berbagai organisasi menjadikan CSR
sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan (Warta Ekonomi,
2006).
Pentingnya aktivitas dan pengungkapan CSR juga mendapatkan perhatian
dari pemerintah, hal tersebut dapat dilihat dari Undang-Undang yang mengatur
ketentuan tentang pengungkapan CSR bagi perusahaan. UU No. 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas Pasal 66 dan 74, menyatakan bahwa pelaksanaan dan
pengungkapan CSR bersifat wajib. Namun demikian, Cheng dan Cristiawan
(2011) memberikan penjelasan lebih lanjut bahwa meskipun pelaksanaan dan
pengungkapan CSR diwajibkan oleh UU No. 40 tahun 2007 namun item-item
yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang masih bersifat
sukarela/voluntary.
Pengungkapan CSR merupakan salah satu keunggulan kompetitif bagi
perusahaan (Cheng dan Christiawan, 2011). Salah satu tujuan perusahaan
melakukan pengungkapan CSR adalah untuk memberikan image yang baik
terkait dengan upaya perusahaan dalam melakukan tanggung jawab sosialnya baik
bagi stakeholder maupun lingkungan. Hal ini berarti bahwa pengungkapan CSR
akan memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan berupa penilaian positif
dari investor maupun stakeholder karena kepedulian perusahaan terhadap
kepentingan stakeholder dan lingkungan. Namun demikian, menurut penelitian
Page 3
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
3
yang dilakukan Prior et al., (2008) image positif dari masyarakat maupun
stakeholder lainnya yang timbul akibat adanya aktivitas CSR, justru digunakan
sebagian manajer untuk mengalihkan isu dari para stakeholder, terutama ketika
mereka mencoba terlibat dalam praktek earnings management (EM). Lebih lanjut
Prior et al., (2008) menyatakan bahwa manajer memiliki insentif untuk
mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan yang lebih luas dalam rangka
menarik investor dan mengalihkan pengawasan dari beragam kelompok
stakeholder atas tindakan EM.
Earnings management (manajemen laba) merupakan tindakan manajer
dalam melakukan diskresioner atas laba perusahaan. Healy dan Wahlen (1999 hal
366) menyatakan bahwa situasi EM terjadi ketika para manajer menyesatkan
beberapa stakeholder mengenai kinerja ekonomi atau untuk mempengaruhi hasil
kontrak yang bergantung pada pelaporan angka akuntansi. Manajer sebagai
pengendali perusahaan memiliki informasi yang lebih detail mengenai kondisi
perusahaan. Hal tersebut menimbulkan adanya asimetri informasi antara manajer
dengan stakeholder.
Tindakan EM yang dilakukan oleh manajer dapat diminimalisir oleh
adanya suatu mekanisme corporate governance (CG). Terdapat beberapa
mekanisme corporate governance yang mampu mengontrol perilaku EM oleh
manajer yang berawal dari adanya asimetri informasi dan perbedaan kepentingan.
Pertama, dengan meningkatkan proporsi komisaris independen. Hal tersebut
berdasarkan penelitian Klein (2002) yang menemukan bahwa dewan komisaris
yang berasal dari luar perusahaan atau outside director dapat mempengaruhi
tindakan manajemen laba. Komite audit yang semakin aktif memiliki kesempatan
yang lebih besar dalam memantau tindakan manajemen. Penyataan ini didukung
oleh Xie et al., (2003) yang menyatakan bahwa komite audit yang lebih aktif
memiliki komposisi yang lebih besar untuk secara efektif memantau akrual
diskrisioner jangka pendek. Ketiga, kepemilikan saham oleh institusional,
Midiastuty dan Mahfoedz (2003) menyatakan bahwa investor institusional
Page 4
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
4
dianggap sebagai sophisticated investor dengan jumlah kepemilikan yang cukup
signifikan sehingga dapat memonitor manajemen yang pada akhirnya akan
mengurangi motivasi manajer untuk melakukan EM.
Penelitian ini dimotivasi oleh penelitian Salama et al., (2010) dengan
setting penelitian di Inggris. Berbeda dengan penelitian Salama et al., (2010) yang
menggunakan variabel CED sebagai proksi CSR, dalam penelitian ini peneliti
memperluas variabel dependen menjadi pengungkapan CSR. Hal tersebut
berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 yang mewajibkan
perusahaan untuk melakukan dan mengungkapan kegiatan CSR. Ini berarti bahwa
perusahaan dalam mengungkapkan aktivitasnya tidak hanya terfokus pada
lingkungan melainkan pada aktivitasnya yang berkaitan dengan karyawan,
masyarakat, keamanan produk dan juga para pemegang saham. Variabel
pengungkapan CSR ini juga berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
Handajani et al., (2008).
Berdasarkan latar belakang dan kondisi yang telah dibahas diatas, maka
perumusan masalah akan dikemukakan sebagai berikut : (1) Apakah earnings
management berpengaruh terhadap pengungkapan CSR? (2) Apakah proporsi
komisaris independen berperan dalam memoderasi pengaruh earnings
management terhadap pengungkapan CSR? (3) Apakah jumlah rapat komite audit
berperan dalam memoderasi pengaruh earnings management terhadap
pengungkapan CSR? (4) Apakah kepemilikan institusional berperan dalam
memoderasi pengaruh earnings management terhadap pengungkapan CSR?
Berdasarkan permasalahan penelitian tersebut manfaat dari penelitian ini
adalah: (1) Bagi akademisi, memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu
akuntansi terutama bagaimana corporate govenance memonitoring tindakan
earnings management dalam mempengaruhi pengambilan keputusan perusahaan
untuk pengungkapan CSR dalam laporan tahunnya (2) Bagi praktisi bisnis,
memberikan pemahaman tentang pentingnya pengungkapan CSR sehingga dapat
menjadi masukan dalam pengambilan keputusan (3) Bagi regulator, memberikan
Page 5
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
5
masukan atas efektivitas penerapan UU Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007
pasal 66 dan pasal 74 terhadap perusahaan go publik di Indonesia.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis
Teori Keagenan ( Agency Theory)
Jensen dan Meckling (1976) dalam Sulistyanto (2008) menyatakan agency
theory merupakan sebuah kontrak antara pemilik (principal) dan manajer (agent).
Principal akan mendelegasikan wewenang dalam hal pengelolaaan perusahaan
kepada agent. Pendelegasian wewenang ini menjadi keharusan dalam hubungan
agensi agar manajer mempunyai kesempatan yang luas untuk menjalankan
tugasnya, sekaligus mempertanggung jawabkan apa yang telah dikerjakan kepada
pemilik perusahaan. Hubungan agensi ini seharusnya dapat membuat perusahaan
meningkatkan nilainya karena dikelola oleh orang yang mengetahui dan
memahami bagaimana menjalankan usaha serta diawasi secara ketat oleh pemilik,
namun yang terjadi justru sebaliknya.
Adanya asimetri informasi antara manajemen dengan pemilik
memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis guna
memaksimalkan keuntungan pribadi (Ujiyantho, 2007). Tindakan oportunistik
manajemen, seperti manajemen laba merupakan permasalahan keagenan yang
dapat menyesatkan stakeholder khususnya investor mengenai nilai pasar
perusahaan dan posisi keuangan sehingga memungkinkan investor membuat
keputusan yang salah
Teori keagenan menjelaskan bahwa konflik kepentingan antara agen dapat
dikurangi dengan mekanisme pengawasan guna menyelaraskan kepentingan yang
ada dalam suatu perusahaan (Ebrahim, 2007). Mekanisme pengawasan yang
dimaksud dalam teori agensi ini adalah mekanisme corporate governance.
Mekanisme corporate governance sebagai suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan diharapkan dapat memberikan pengawasan terhadap
manajemen dalam mengelola perusahaan sehingga hal tersebut dapat meyakinkan
investor bahwa mereka akan memperoleh return atas dana yang diinvestasikan.
Page 6
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
6
Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)
Stakeholder theory menjelaskan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang
hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat
bagi stakeholdernya (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah,
masyarakat, analis, dan pihak lain) (Ghozali dan Chariri, 2007). Pada dasarnya
stakeholder memiliki kemampuan untuk mengendalikan sumber- sumber ekonomi
perusahaan. Oleh karena itu, “ketika stakeholder mengendalikan sumber ekonomi
yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan cara-cara
yang memuaskan keinginan stakeholder” (Ulman 1982, hal. 552 dalam Ghozali
dan Chariri, 2007).
Manajer yang melakukan tindakan manajemen laba dengan mengorbankan
kepentingan stakeholder, memiliki risiko tertentu. Para stakeholder akan
merespon kepada manajemen dalam hal kepentingan mereka yang dikorbankan
dalam praktek-praktek manajemen laba. Oleh karena itu, manajer memiliki
insentif untuk membuat laporan keuangan yang lebih luas dan informatif,
sehingga hal ini menghindarkan mereka dari ancaman tindakan displisiner dari
stakeholder (Salama et al., 2010). Deegan (2004) menjelaskan bahwa organisasi
akan memilih secara sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja sosial,
lingkungan dan intelektual mereka untuk memenuhi ekspektasi yang diakui oleh
stakeholder. Sejalan dengan hal tersebut Gray et al., (1994) dalam Ghozali dan
Chariri (2007) mengemukakan bahwa pengungkapan sosial dan lingkungan
dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakeholder.
Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)
Teori legitimasi dilandasi oleh adanya suatu kontrak sosial yang terjadi
antara perusahaan dengan masyarakat, dimana perusahaan beroperasi dan
menggunakan sumber ekonomi (Ghozali dan Chariri, 2007). Deegan (2000)
dalam Ghozali dan Chariri (2007) menyatakan bahwa bentuk eksplisit dari
kontrak sosial adalah persyaratan legal, sementara bentuk implisitnya adalah
harapan masyarakat yang tidak tercantum dalam peraturan legal.
Page 7
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
7
Teori legitimasi menjelaskan bahwa sebuah organisasi dalam melakukan
kegiatan operasionalnya harus menunjukan perilaku yang konsisten dengan nilai
sosial (Guthrie dan Parker, 1989). Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan
aktivitas dan pengungkapan CSR. Pengungkapan aktivitas CSR dianggap menjadi
suatu hal yang penting untuk mempengaruhi persepsi masyarakat akan kegiatan
operasional perusahaan. Hal ini sejalan dengan (Ghozali dan Chariri, 2007) yang
menyatakan bahwa perusahaan cenderung menggunakan kinerja berbasis sosial
dan lingkungan serta pengungkapan informasi sosial dan lingkungan untuk
membenarkan atau melegitimasi aktivitas perusahaan di mata masyarakat.
Kerangka Pemikiran
Praktek EM yang dilakukan manajer menanggung risiko tertentu, image
perusahaan menjadi buruk di mata stakeholder ketika perusahaan terbukti
melakukan manajemen laba. Oleh karena itu, perusahaan cenderung untuk
mengungkapkan informasi yang lebih luas seperti pengungkapan CSR guna
menutupi/mengalihkan perhatian stakeholder dari isu praktek EM yang dilakukan
(Prior et al., 2010). Salama et al., (2010) menyatakan bahwa aktivitas CSR dan
pengungkapan yang dilakukan manajer dengan motivasi untuk menutupi praktek
EM dapat diminimalisir oleh mekanisme corporate governance. Mekanisme
corporate governance dalam penelitian ini antara lain proporsi komisaris
independen, jumlah rapat komite audit, dan kepemilikan institusional.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka variabel yang terkait
dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui suatu kerangka pemikiran sebagai
berikut : Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
H1 (+)
H2 (-) H3 (-) H4 (-)
Earnings Management Pengungkapan CSR
Proporsi Komisaris
Independen
Jumlah Rapat Komite
Audit
Kepemilikan Institusional
Page 8
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
8
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Earnings Management Terhadap Pengungkapan CSR
Earning management atau manajemen laba merupakan perilaku
oportunistik yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk memanipulasi laporan
keuangan perusahaan. Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa perilaku
oportunistik tersebut berawal dari adanya asimetri informasi serta perbedaan
kepentingan antara manajer dan pihak eksternal. Manajer melakukan praktik
tersebut untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan, yang pada akhirnya akan
meningkatkan keuntungan dan kesejahteraan pribadi. Perilaku oportunistik
manajer dalam melakukan manajemen laba memiliki pengaruh negatif bagi
berbagai pihak. Zahra et al., (2005) dalam Prior et al., (2010) menyatakan bahwa
tindakan-tindakan manajerial yang dengan sengaja menyamarkan nilai sebenarnya
dari aset perusahaan, transaksi, atau posisi keuangan, memiliki konsekuensi
negatif bagi pemegang saham, karyawan, masyarakat di sekitar lingkungan
perusahaan, masyarakat luas, reputasi manajer, keamanan kerja dan kelangsungan
karir manajer.
Teori keagenan menjelaskan bahwa perusahaan dapat menggunakan
metode yang berbeda seperti rencana kompensasi atau pengungkapan sukarela
untuk mengurangi konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham
(Salama et al., 2010). Aktivitas CSR yang diungkapkan oleh perusahaan mampu
melegitimasi aktivitas perusahaan dimata masyarakat (Ghozali dan Chariri, 2007).
Semakin banyak item CSR yang diungkapkan perusahaan secara sukarela akan
semakin banyak keuntungan yang diperoleh. Pengungkapan CSR dapat
memberikan tranparansi atas dampak kegiatan operasional perusahaan maupun
kontribusi yang telah diberikan kepada masyarakat maupun stakeholder lainnya.
Pengungkapan CSR yang dilakukan dalam suatu perusahaan tidak hanya
untuk menunjukkan kepedulian serta melegitimasi aktivitas perusahaan terhadap
stakeholder, namun pengungkapan CSR digunakan untuk melindungi posisi dan
menjaga kepentingan manajer. Manajer yang terlibat dalam EM cenderung
menyadari bahwa mekanisme pengungkapan CSR sebagai suatu strategi dalam
Page 9
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
9
mempertahankan legitimasi perusahaan, terutama dengan para pemangku
kepentingan. Hal tersebut didukung oleh penelitian Prior et al (2010) yang
menemukan bahwa manajer yang terlibat dalam manipulasi laba berusaha untuk
mengkompensasikannya dengan melibatkan perusahaan dalam kegiatan CSR
guna menghindari tindakan pengawasan yang dilakukan oleh investor maupun
stakeholder lainnya. Oleh karena itu, manajer yang melakukan EM memiliki
insentif dalam membuat pengungkapan yang lebih luas dan informatif, seperti
pengungkapan CSR agar reputasi perusahaan tetap terjaga. Senada dengan hal
tersebut penelitian yang dilakukan oleh Handajani et al., (2008) menemukan
bahwa terdapat pengaruh positif dari perilaku earnings management terhadap
CSR disclosure. Dari uraian di atas hipotesis yang diajukan adalah:
H1 : Earnings management berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR
Peran Mekanisme Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh
Earnings Management Terhadap Pengungkapan CSR
Corporate Governance merupakan suatu sistem pengawasan dan
pengendalian aktivitas pengelolaan sebuah perusahaan. Sistem pengawasan dan
pengendalian yang baik akan mendorong manajer untuk selalu
mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan-keputusan yang
dibuatnya. Dengan kata lain, corporate governance merupakan upaya untuk
mengeliminir manajemen laba dalam suatu perusahaan. Penerapan mekanisme
corporate governance akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan
transparansi dan akuntanbilitasnya. Klein (2002) menyatakan bahwa peningkatan
keandalan dan kualitas laba akuntansi terjadi ketika perilaku oportunistik
manajerial dipantau oleh mekanisme corporate governance. Mekanisme
corporate governance yang kuat dalam sebuah perusahaan akan menjadi
penghambat bagi manajer untuk menyembunyikan, mengubah atau menunda
informasi yang seharusnya diketahui oleh publik ( Sulistyanto, 2008).
Corporate governance mampu mengendalikan tindakan oportunistik
manajer yang berusaha mengalihkan isu tersebut dengan aktif dalam kegiatan
CSR (Salama et al., 2010). Dalam penelitian ini mekanisme corporate
Page 10
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
10
governance diproksikan oleh proporsi komisaris independen, jumlah rapat komite
audit, dan kepemilikan institusional.
Peran Komisaris Independen Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings
Management Terhadap Pengungkapan CSR
Komisaris Independen berfungsi untuk mengawasi jalannya perusahaan
dan memastikan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan praktek-praktek
yang transparan dan akuntabel. Oleh karena itu, keberadaan dewan komisaris
independen akan memberikan pengaruh terhadap pengendalian dan pengawasan
aktivitas pengelola perusahaan termasuk perilaku oportunistik seperti manajemen
laba. Hal tersebut didukung oleh penelitian Klein (2002) membuktikan bahwa
besarnya discretionary accrual lebih tinggi untuk perusahaan yang memiliki
komite audit yang terdiri dari komisaris independen yang jumlahnya sedikit. Hal
ini sesuai dengan penelitian Dechow et al.,(1996) yang menemukan bahwa
perusahaan memiliki potensi yang lebih besar untuk melakukan manipulasi laba
apabila dewan komisaris didominasi oleh jajaran manajemen.
Herawaty (2008) menyatakan bahwa komisaris independen dapat
memonitor manajemen dalam rangka menyelaraskan perbedaan kepentingan
antara pemilik dan manajemen. Hal tersebut berarti bahwa semakin besar proporsi
dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan akan semakin meminimalisir
tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh manajer. Xie et al., (2003)
menyatakan bahwa keberadaan komisaris independen yang lebih berpengalaman
akan mengurangi tindakan manajemen laba yang melakukan pengalihan isu pada
tanggung jawab sosial perusahaan. Dari uraian di atas hipotesis yang diajukan
adalah :
H2 : Proporsi komisaris independen memoderasi hubungan antara earnings
management dan pengungkapan CSR
Peran Jumlah Rapat Komite Audit Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings
Management Terhadap Pengungkapan CSR
Dalam menjalankan tugasnya komite audit harus melakukan rapat atau
pertemuan untuk melakukan koordinasi agar dapat menjalankan tugas secara
Page 11
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
11
efektif dalam hal pengawasan laporan keuangan, pengendalian internal, dan
pelaksanaan good corporate governance. Berdasarkan keputusan ketua Bapepam
Nomor Kep-24/PM/2004 dalam peraturan Nomor IX.I.5 disebutkan bahwa komite
audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal
rapat dewan komisaris yang ditetapkan dalam anggaran dasar perusahaan.
Ebrahim (2007) dalam penelitiannya menemukan bahwa komite audit
memiliki pengaruh dalam mengurangi tindakan manajemen laba. Lebih lanjut
Ebrahim menyatakan bahwa hubungan tersebut menjadi lebih kuat ketika komite
audit lebih aktif. Sejalan dengan hal tersebut Xie et al (2003) membuktikan bahwa
komite audit yang lebih aktif memiliki komposisi yang lebih besar guna
memantau dicretionary accrual jangka pendek. Hal tersebut berarti bahwa
semakin rutin komite audit mengadakan pertemuan maka semakin kecil potensi
manajer yang melakukan praktek EM dengan memperluas pengungkapan CSR
untuk mengelabuhi stakeholder. Dari uraian di atas hipotesis yang diajukan
adalah:
H3 : Jumlah rapat komite audit memoderasi hubungan antara earnings
management dan pengungkapan CSR
Peran Kepemilikan Institusional Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings
Management Terhadap Pengungkapan CSR
Kepemilikan oleh investor institusional akan mendorong peningkatan
pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena kepemilikan
saham mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung
atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Hal tersebut sejalan dengan
penemuan Bushee (1998) dalam Murwaningsari (2008) yang membuktikan bahwa
investor institusional mampu mengurangi insentif bagi perilaku oportunistik
manajer dengan memberikan derajat monitoring yang lebih tinggi terhadap
perilaku manajerial dibandingkan investor lainnya. Hal tersebut didukung oleh
penelitian Cornet et al., (2006) yang menyimpulkan bahwa tindakan pengawasan
perusahaan oleh pihak investor institusional dapat mendorong manajer untuk lebih
Page 12
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
12
memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan sehingga akan
mengurangi perilaku oportunistik atau mementingkan diri sendiri.
Midiastuty dan Machfoedz (2003) menemukan bahwa semakin besar
jumlah kepemilikan saham oleh investor institusional maka semakin kecil
kesempatan manajer dalam melakukan tindakan manajemen laba. Hal tersebut
berarti bahwa investor institusional terbukti efektif dalam melakukan monitoring
dan pengendalian terhadap perilaku manajer. Jiambavo et al (1996) menemukan
bahwa nilai absolut diskresioner berhubungan negatif dengan kepemilikan
institusional. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ada efek feedback dari
kepemilikan instusional yang dapat mengurangi pengelolaan laba yang dilakukan
perusahaan. Jika pengelolaan laba tersebut efisien maka kepemilikan institusional
yang tinggi akan meningkatkan pengelolaan laba tetapi jika pengelolaan laba yang
dilakukan perusahaan bersifat oportunis maka kepemilikan institusional yang
tinggi akan mengurangi earnings management.
Berdasarkan argumen tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar
kepemilikan institusional maka semakin tinggi tingkat pengawasan yang
dilakukan terhadap manajer yang mencoba melakukan praktek EM dengan
memperluas pengungkapan CSR untuk menghindari tindakan pengawasan dari
stakeholder. Dari uraian di atas hipotesis yang diajukan:
H4: Kepemilikan institusional memoderasi hubungan antara earnings
management dan pengungkapan CSR
III. METODE PENELITIAN
Sampel Penelitian
Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang
representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria sampel yang
akan digunakan yaitu :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk tahun 2008-2010.
2. Menyediakan laporan tahunan maupun sustainability report (laporan
keberlanjutan) lengkap selama tahun 2008-2010.
Page 13
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
13
3. Perusahaan yang memiliki kelengkapan data mengenai komisaris
independen, komite audit, dan kepemilikan institusional.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan studi dokumentasi yaitu dengan
mengadakan pencatatan dan penelaahan terhadap aspek-aspek atau dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan objek dalam penelitian ini. Data Laporan
Keuangan dan annual report yang termasuk sampel diperoleh dari BEI.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelusuri laporan tahunan yang
terpilih menjadi sampel. Sebagai panduan, digunakan instrumen penelitian Global
Reporting Initiative (GRI) berupa check list atau daftar pertanyaan-pertanyaan
yang berisi item-item pengungkapan informasi lingkungan perusahaan.
Variabel Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan kausal antar variabel
eksogen (exogenous variables) dan variabel endogen (endogenous variables) serta
pengaruh variabel moderasi dalam mempengaruhi hubungan kedua variabel
tersebut. Dalam penelitian ini variabel eksogen (independen) adalah earnings
management. Sedangkan variabel endogen (dependen) adalah pengungkapan
CSR, sementara variabel moderasi adalah corporate governance.
Variabel Independen
Earnings Management
Dalam penelitian ini earnings management menggunakan proksi discretionary
accrual. Model untuk mengukur earnings management yang menggunakan
proksi discretionary accrual salah satunya adalah model modified Jones (Dechow
et al., 1995 dalam Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Tahap-tahap penentuan
discretionary accrual adalah seperti berikut:
(1) Menghitung total akrual dengan menggunakan pendekatan aliran kas (cash
flow approach), yaitu :
TACCit = NIit – CFOit (1)
Keterangan:
TACCit = Total akrual perusahaan i pada tahun t
Page 14
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
14
NIit = Laba bersih kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada
periode ke t
CFOit = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada
periode ke t
(2) Menentukan koefisien dari regresi akrual.
Akrual diskresioner merupakan perbedaan antara total akrual (TACC)
dengan nondiscretionary accrual (NDACC). Langkah awal untuk
menentukan nondiscretionary accrual yaitu dengan melakukan regresi
sebagai berikut:
TACCit/TAit-1 = β1 (1/TAit-1 ) + β2 ((Δ REVit-ΔRECit)/TAit-1 )
+β3(PPEit/TAit-1 ) + β4 (ROAit-1/ TAit-1 )+ e (2)
Keterangan:
TACCit = Total akrual perusahaan i pada tahun t (yang dihasilkan
dari perhitungan nomor 1 di atas)
TA it-1 = Total aset perusahaan i pada akhir tahun t-1
ΔREVit = Perubahan pendapatan perusahaan i pada tahun t
ΔRECit = Perubahan piutang bersih (net receivable) perusahaan i
pada tahun t
PPEit = Property, plant and equipment perusahaan i pada tahun t
ROAit-1 = Return on assets perusahaan i pada akhir tahun t-1
(3) Menentukan nondiscretionary accrual.
Regresi yang dilakukan di (2) menghasilkan koefisien β1, β2, β3 dan β4.
Koefisien β1, β2, β3 dan β4 tersebut kemudian digunakan untuk
memprediksi nondiscretionary accrual melalui persamaan berikut:
NDACCit = β1(1/TAit-1) + β2((ΔREVit-ΔRECit)/TAit-1) + β3(PPEit/TAit-1)
+ β4(ROAit-1/ TAit-1)+ e (3)
Keterangan:
NDACCit = Nondiscretionary accrual perusahaan i pada tahun t
e = Error
Page 15
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
15
(4) Menentukan discretionary accrual.
Setelah didapatkan akrual nondiskresioner, kemudian discretionary
accrual bisa dihitung dengan mengurangkan total akrual (hasil perhitungan
di (1)) dengan nondiscretionary accrual (hasil perhitungan di (3)).
DACCit = (TACCit/TAit-1) – NDACCit (4)
Keterangan:
DACCit = Discretionary accrual perusahaan i pada tahun t
Variabel Moderating
Corporate Governance
Dalam penelitian ini corporate governance digunakan sebagai variabel
moderating antara pengaruh earnings management terhadap pengungkapan CSR.
Mekanisme corporate governance dalam penelitian ini diproksikan dengan
proporsi komisaris independen, jumlah rapat komite audit, dan kepemilikan
institusional.
Jumlah anggota komisaris independen
1.Proporsi komisaris independen =
Jumlah seluruh anggota dewan komisaris
2. Jumlah Rapat Komite Audit
Jumlah rapat komite audit diukur dengan cara melihat jumlah rapat yang
dilakukan komite audit pada laporan tahunan perusahaan yang tercantum pada
laporan tata kelola perusahaan maupun laporan komite audit.
3.Kepemilikan Institusional
Indikator yang digunakan untuk mengukur kepemilikan institusional
adalah persentase jumlah saham yang dimiliki oleh pihak institusi dari seluruh
jumlah modal saham yang beredar
Variabel Dependen
Pengungkapan CSR
Pengungkapan CSR merupakan bagian dari akuntansi pertanggung
jawaban sosial yang mengkomunikasikan informasi sosial kepada stakeholder
(Cheng dan Christiawan, 2011). Pengungkapan CSR dapat diperoleh dari annual
report maupun melalui sustainability report (laporan keberlanjutan) yang biasanya
Page 16
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
16
terpisah. Pengungkapan CSR dalam penelitian ini diukur menggunakan indeks
Global Reporting Initiative (GRI). Jumlah item CSR pengungkapan menurut GRI
adalah 79 yang terdiri dari: ekonomi (9 item), lingkungan (30 item), praktik
tenaga kerja (14item), hak manusia (9 item), masyarakat (8 item), dan tanggung
jawab produk (9item). Dalam penelitian ini, pengungkapan item CSR dilakukan
dengan perhitungan sebagai berikut:
Jumlah item yang diungkapkan perusahaan
N =
Jumlah item pengungkapan lingkungan GRI
Variabel Kontrol
Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah suatu skala pengklasifikasian besar kecilnya
perusahaan.Ukuran perusahaan yang diukur dari total aset akan ditransformasikan
dalam bentuk logaritma dengan tujuan untuk menyamakan dengan variabel lain,
karena nilai total aset perusahaan relatif lebih besar dibandingkan dengan
variabel-variabel lain dalam penelitian ini. Ukuran perusahaan dirumuskan
sebagai berikut: SIZE = log (nilai buku total aset)
Profitabilitas
Profitabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham.
Variabel profitabilitas dalm penelitian ini menggunakan Return On Asset (ROA).
Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :
Laba bersih setelah pajak (EAT)
ROA =
Total aktiva
Leverage
Rasio leverage menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar
semua kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek. Rasio leverage dalam
penelitian ini diukur dengan rumus sebagai berikut:
Total Debt
LEV = x 100%
Total Asset
Page 17
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
17
Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan model regresi berganda. Model regresi
berganda yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut :
CSRDit = α0 + α1DAit + α2 SIZEit + α3LEVit + α4ROAit + e.....................(1)
CSRDit = α0 + α1DAit + α2INKOMit + α3RADITit + α4KEPINSit + α5DA*INKOMit
+ α6DA*RADITit + α7DA*KEPINSit + α8SIZEit + α9LEVit + α10ROAit +
e......................(2)
Keterangan :
CSRDit = Corporate Social Responsibility disclosure
α0 = Konstanta
α1-α7 = Koefisien
DAit = Manajemen laba diproksi dengan discretionary accrual (DA).
INKOMit = Proporsi dewan komisaris independen
RADITit = Jumlah rapat komite audit
KEPINSit = Kepemilikan Institusional
SIZEit = Ukuran perusahaan dihitung dengan log total aset
LEVit = Rasio Leverage (Debt to Asset Ratio)
ROAit = Profitabilitas diproksi dengan Return On Asset
IV HASIL DAN ANALISIS
Deskripsi Obyek Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory
(ICMD) 2010 diketahui bahwa perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
sebanyak 148 perusahaan pada tahun 2008. Dari jumlah tersebut, hanya 25
perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian yang telah ditetapkan.
Periode pengamatan penelitian ini adalah tahun 2008 sampai 2010 sehingga
jumlah laporan tahunan dan sustainability report yang diteliti adalah 75 laporan
tahunan.
Page 18
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
18
Analisis Deskriptif
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan earnings
management dengan besarnya pengungkapan sosial yang dimoderasi oleh
corporate governance.
Deskripsi dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian
ini dari seluruh sampel penelitian pada data awal diperoleh sebagai berikut:
Tabel 1
Deskripsi Variabel Penelitian
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
DA 64 -0.2848 0.2107 -0.0065 0.1101
CSR 64 0.0253 0.1772 0.0825 0.0350
INKOM 64 0.2500 0.5000 0.3588 0.0519
RADIT 64 2.0000 13.0000 7.0000 3.1773
KEPINST 64 0.0000 78.1700 30.8720 29.0356
SIZE 64 11.3049 14.0525 12.4967 0.6252
ROA 64 -12.0900 34.3000 9.2850 9.3012
LEV 64 0.1300 0.8600 0.4906 0.1880
Valid N
(listwise) 64
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan hasil data pengamatan diperoleh distribusi data yang
dijelaskan berikut ini: Rata-rata estimasi earnings management (EM) yang
diproksikan dengan discretionary acrual (DA) dengan estimasi model modified
Jones diperoleh rata-rata sebesar -0,0065. Nilai Mean DA negatif, hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan melakukan EM dengan melaporkan
laba yang lebih rendah. Indeks pengungkapan sosial (CSR) diperoleh rata-rata
sebesar 0,0825 atau 8,25%. Hal ini berarti bahwa dalam satu periode perusahaan
telah mengungkapkan sebanyak 8,25% dalam annual report mengenai aktivitas
CSR yang dilakukan. Rata-rata persentase dewan komisaris independen (INKOM)
dari perusahaan sampel diperoleh sebesar 35,88%. Kondisi demikian
menunjukkan bahwa secara rata-rata, perusahaan-perusahaan sampel telah
Page 19
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
19
memenuhi syarat minimal 30% anggota dewan komisaris independen. Jumlah
pertemuan atau rapat anggota komite audit (RADIT) dalam satu tahun dari
perusahaan sampel rata-rata diperoleh sebesar 7 kali. Kepemilikan institusional
(KEPINST) yang diukur dengan menggunakan presentase kepemilikan saham
oleh pihak institusional menunjukkan rata-rata sebesar 30,8720%. Hal ini berarti
bahwa rata-rata saham dari perusahaan sampel selama tahun 2008 – 2010
diperoleh bahwa 30,8720% sahamnya dimiliki oleh perusahaan atau institusi lain.
Variabel kontrol ukuran perusahaan yang diukur dengan transformasi logaritma
dari total asset menunjukkan rata-rata sebesar 12,4967. Variabel kontrol ROA
menunjukkan rata-rata sebesar 9,2850. Hal ini berarti bahwa perusahaan sampel
rata-rata memiliki kemampuan mendapatkan laba hingga 9,285 persen dari
seluruh asetnya. Variabel kontrol leverage yang diukur dengan debt to total asset
menunjukkan rata-rata sebesar 0,4906. Hal ini berarti bahwa perusahaan sampel
rata-rata memiliki hutang yang lebih rendah dari separuh asetnya.
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan data-data yang telah diuraikan sebelumnya, selanjutnya
pada bagian ini akan dikaji mengenai pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependennya.
Tabel 2
Hasil Uji Regresi
Variabel Model 1 Model 2
Koef T sig Koef T sig
Konstanta -0.208 -2.423 0.018 -0.219 -2.655 0.010
DA 0.029 0.770 0.444 0.072 1.537 0.130
INKOM -0.073 -0.725 0.472
RADIT 0.002 1.233 0.223
KEPINST 0.000 -1.215 0.230
DA.INKOM 0.002 0.267 0.790
DA.RADIT -0.012 -2.359 0.022
DA.KEPINS 0.009 1.651 0.105
SIZE 0.021 3.099 0.003 0.022 3.008 0.004
ROA 0.001 1.635 0.107 0.001 2.298 0.026
LEV 0.048 1.687 0.097 0.056 1.780 0.081
F 3.591 2.759
Page 20
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
20
Sig F 0.011 0.008
R2 0.196 0.342
Adj R2 0.141 0.218
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2012
Uji Signifikansi Simultan (uji-F)
Hasil pengolahan data model 1 sebagaimana terlihat nilai F = 3,591
dengan probabilitas sebesar 0,011 < 0,05. Nilai probabilitas pengujian yang lebih
kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa indeks pengungkapan CSR dapat dijelaskan
oleh variabel EM yang diproksikan oleh discretionary accrual (DA) dan dikontrol
oleh ROA, SIZE dan LEV.
Hasil pengolahan data model 2 sebagaimana terlihat nilai F = 2,759
dengan probabilitas sebesar 0,008 < 0,05. Nilai probabilitas pengujian yang lebih
kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa indeks pengungkapan CSR dapat dijelaskan
oleh variabel EM dan dimoderasi oleh GCG dan dikontrol oleh ROA, SIZE dan
LEV.
Uji signifikansi parameter individual (Uji-T)
Berdasarkan hasil pengujian yang tampak pada tabel 2 dapat dijelaskan
pengaruh dari masing-masing variabel sebagai berikut:
1. Hipotesis 1 : Pengaruh Earnings Management Terhadap Pengungkapan
CSR
Hipotesis 1 diuji berdasarkan hasil model 1. Berdasarkan hasil perhitungan
Model 1 dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil adanya koefisien
regresi bertanda positif. Hasil pengujian mendapatkan nilai t sebesar 0,770 dengan
nilai probabilitas sebesar 0,444 yang berarti lebih besar dari 0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak yang artinya variabel EM tidak
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.
2. Hipotesis 2 : Pengaruh Komisaris Independen Dalam Memperlemah
Pengaruh Earnings Management Terhadap Pengungkapan CSR
Hipotesis 2 diuji berdasarkan hasil model 2. Berdasarkan hasil perhitungan
model 2 dengan menggunakan program SPSS untuk pengaruh variabel interaksi
DA*INKOM diperoleh nilai t sebesar 0,267 dengan nilai probabilitas sebesar
0,790 yang berarti lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
Page 21
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
21
bahwa H2 ditolak yang artinya variabel komisaris independen tidak dapat
memoderasi pengaruh EM terhadap pengungkapan CSR.
3. Hipotesis 3 : Pengaruh Pertemuan Komite Audit Dalam Memperlemah
Pengaruh Earnings Management Terhadap Pengungkapan CSR
Hipotesis 3 diuji berdasarkan hasil model 2. Berdasarkan hasil perhitungan
model 2 dengan menggunakan program SPSS untuk pengaruh variabel interaksi
DA*RADIT diperoleh nilai t sebesar -2,359 dengan nilai probabilitas sebesar
0,022 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa H3 diterima yang artinya variabel jumlah rapat komite audit dapat
memoderasi pengaruh EM terhadap pengungkapan CSR atau dengan kata lain
rapat komite audit dapat mengurangi pengaruh EM terhadap pengungkapan CSR.
4. Hipotesis 4 : Pengaruh Kepemilikan Institusional Dalam Memperlemah
Pengaruh Earnings Management Terhadap Pengungkapan CSR
Hipotesis 4 diuji berdasarkan hasil model 2. Berdasarkan hasil perhitungan
model 2 dengan menggunakan program SPSS untuk pengaruh variabel interaksi
DA.KEPINST diperoleh nilai t sebesar 1,651 dengan nilai probabilitas sebesar
0,105 yang berarti lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa H4 ditolak yang artinya variabel kepemilikan institusional tidak dapat
memoderasi pengaruh EM terhadap pengungkapan CSR.
Koefisien Determinasi
Nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan nilai adjusted R-
Square dari model regresi digunakan untuk mengetahui besarnya indeks
pengungkapan CSR yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independennya.
Pada tabel 2 menunjukkan bahwa bahwa koefisien determinasi pada model 1
menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,114. Hal ini berarti bahwa hanya 11,4%
variasi indeks pengungkapan CSR yang dapat dijelaskan secara signifikan oleh
variabel EM sedangkan 89,6 % indeks pengungkapan CSR dapat dijelaskan oleh
variabel lain.
Pada tabel 2 menunjukkan bahwa bahwa koefisien determinasi pada model
2 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,218. Hal ini berarti bahwa hanya
Page 22
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
22
21,8% variasi indeks pengungkapan CSR yang dapat dijelaskan oleh variabel EM
dan moderating komisaris independen, jumlah rapat komite audit dan kepemilikan
saham institusi, sedangkan 78,2% indeks pengungkapan CSR dapat dijelaskan
oleh variabel lain.
Pembahasan
1. Pengaruh Earnings Management Terhadap Pengungkapan CSR
Berdasarkan dari hasil pengujian, variabel EM yang diprosikan oleh DA
menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan
CSR. Hal ini berarti Hipotesis 1 ditolak.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Salama et al.,
(2010) yang menemukan bahwa tidak adanya pengaruh signifikan antara
manajemen laba dan CED yang merupakan salah satu bagian dari
pengungkapan CSR. Tidak adanya pengaruh yang signifikan dari manajemen
laba terhadap CSR menunjukkan bahwa dugaan CSR lebih dilakukan oleh
perusahaan yang melakukan manajemen laba tidak terbukti. Hal ini berarti
bahwa pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan tidak dimotivasi
oleh tindakan EM. Perusahaan cenderung melakukan pengungkapan CSR untuk
memenuhi peraturan yang ada serta memenuhi ekspektasi masyarakat dan
stakeholder lainnya. Hal ini sesuai dengan teori stakeholder yang menyatakan
bahwa pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan merupakan upaya
perusahaan dalam mengkomunikasikan kegiatannya kepada stakeholder
(Ghozali dan Chariri., 2007). Namun demikian, meskipun perusahaan
mengungkapkan aktivitas CSR untuk memenuhi peraturan dan ekspektasi
masyarakat, diperolehnya pengaruh yang tidak signifikan dari EM terhadap
pengungkapan CSR juga dapat disebabkan oleh terbatasnya item-item CSR yang
diungkapkan oleh perusahaan. Ada pertimbangan lain ketika perusahaan
memperluas pengungkapan aktivitas CSR yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
mengungkapkan aktivitas tersebut tidaklah sedikit sehingga hal tersebut
membuat perusahaan memilih untuk membatasi item-item pengungkapannya.
Page 23
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
23
2. Peran Komisaris Independen Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings
Management Terhadap Pengungkapan CSR
Penelitian ini mendapatkan bahwa Komisaris independen tidak secara
signifikan dapat memperlemah pengaruh manajemen laba terhadap CSR. Hal ini
berarti Hipotesis 2 ditolak.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Salama et al., (2010) yang
menemukan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan dari komisaris
independen dalam memperlemah pengaruh earnings management terhadap
pengungkapan CSR. Hal ini mengimplikasikan bahwa keberadaan komisaris
independen dalam jajaran keanggotaan dewan komisaris kurang dapat
mengontrol tindakan manajemen dalam pengambilan keputusan yang dapat
memberikan transparansi kepada pemegang saham. Hal ini didukung oleh
penelitian Boediono (2005) yang menemukan bahwa keberadaan komisaris
independen tidak berpengaruh terhadap praktik EM. Hal ini dapat dijelaskan,
bahwa semakin besar komposisi anggota dewan komisaris berasal dari luar
perusahaan, kemungkinan dapat menyebabkan semakin menurunnya
kemampuan dewan untuk melakukan fungsi pengawasan karena timbulnya
masalah dalam koordinasi, komunikasi dan pembuatan keputusan. Ini berkaitan
dengan independensi dewan komisaris baik secara lembaga maupun pada tingkat
individu yang berhubungan langsung dengan kualitas keputusan dewan terutama
yang berkaitan dalam proses penyusunan laporan keuangan.
Hasil yang tidak signifikan menunjukkan bahwa keberadaan komisaris
independen tidak secara langsung dapat mengidentifikasi tindakan manajemen
laba yang dilakukan manajer. Ada kemungkinan penempatan atau penambahan
anggota dewan komisaris dari luar perusahaan hanya sekedar memenuhi
ketentuan formal, sementara peran / kontribusi yang diberikan belum begitu
berdampak pada aktivitas pengawasan atas pengelolaan perusahaan. Hal ini
berarti bahwa pemegang saham mayoritas masih memegang peranan penting
sehingga kinerja komisaris independen tidak meningkat bahkan bisa menurun.
Page 24
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
24
3. Peran Jumlah Rapat Komite Audit Dalam Memoderasi Pengaruh
Earnings Management Terhadap Pengungkapan CSR
Penelitian ini mendapatkan bahwa Pertemuan Komite audit secara
signifikan dapat memperlemah pengaruh manajemen laba terhadap CSR. Hal ini
berarti Hipotesis 3 ditolak.
Hal ini sejalan dengan penemuan Salama et al., (2010) yang menemukan
bahwa komite audit yang lebih aktif memiliki komposisi yang lebih besar guna
memantau akrual diskresioner. Dengan kata lain, hubungan EM terhadap
pengungkapan CSR secara signifikan dimoderasi oleh jumlah rapat komite audit.
Hal tersebut berarti bahwa semakin rutin komite audit mengadakan pertemuan
maka semakin kecil potensi manajer yang melakukan praktek EM dengan
memperluas pengungkapan CSR untuk mengelabuhi stakeholder. Kondisi ini
mencerminkan bahwa menajer perusahaan akan lebih mengurangi tindakan
manajemen laba pada perusahaan yang memiliki komite audit yang lebih banyak
melakukan pertemuan. Hal ini didukung dengan penelitian Klein (2002) dan Xie
et al., (2003) yang menemukan bahwa komite audit yang lebih aktif memiliki
peran yang besar dalam memonitor setiap tindakan manajer sehingga hal
tersebut mampu mengurangi perilaku oportunistik seperti earnings management.
Hal ini berarti bahwa pertemuan komite audit yang lebih banyak dapat
memberikan peringatan kepada manajer untuk mengungkapan laporan
keuangan yang lebih baik dengan mengurangi perilaku-perilaku manajer yang
dapat mengarahkan pada bentuk manajemen laba.
4. Peran Kepemilikan Institusional Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings
Management Terhadap Pengungkapan CSR
Penelitian ini menemukan bahwa Kepemilikan institusi tidak secara
signifikan dapat memperlemah pengaruh manajemen laba terhadap CSR. Hal ini
berarti Hipotesis 4 ditolak.
Hal ini sesuai dengan penemuan Porter (1992) dalam Ujiyantho dan
Pramuka (2007) yang menemukan hubungan yang tidak signifikan antara
kepemilikan institusional terhadap manajemen laba. Hal tersebut karena
Page 25
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
25
investor institusional adalah pemilik sementara yang lebih memfokuskan pada
laba jangka pendek. Sebagai akibatnya manajer terpaksa untuk melakukan
tindakan yang dapat meningkatkan laba jangka pendek, misalnya dengan
melakukan manipulasi laba. Pandangan yang sama juga dikemukakan oleh
Cornett et al., (2006) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional akan
membuat manajer merasa terikat untuk memenuhi target laba dari para investor,
sehingga mereka akan tetap cenderung terlibat dalam tindakan manipulasi laba.
Hal tersebut berarti bahwa secara tidak langsung investor institusional justru
dapat memberikan motivasi manajer untuk melakukan tindakan manajemen laba.
Hal ini dapat terjadi karena investor institusional yang memiliki jumlah saham
yang besar, memiliki insentif yang kuat untuk mempengaruhi aktivitas
pengelolaan laba perusahaan. Jika perubahan laba dianggap tidak
menguntungkan investor, maka investor dapat melikuidasi saham yang
dimilikinya. Oleh karena itu, manajemen dituntut untuk menghasilkan laba
jangka pendek yang optimal agar dapat memuaskan para investor institusional
sehingga mereka tetap mau berinvestasi pada perusahaan.
Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian pada model 1 yang telah dilakukan
menunjukkan adanya pengaruh yang tidak signifikan dari hubungan antara
earnings management dan pengungkapan CSR. Hal ini dikarenakan ada
pertimbangan lain ketika manajer mengungkapkan aktivitas CSR. Salah satunya
adalah perusahaan ingin memenuhi ekspektasi yang besar dari stakeholder. Ini
berarti bahwa pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan dapat menjadi
satu pertimbangan khususnya oleh investor maupun kreditor dalam mengambil
keputusan untuk berinvestasi maupun penyaluran kredit.
Berdasarkan hasil penelitian pada model 2 menunjukkan bahwa
mekanisme corporate governance masih menunjukkan peran yang kurang
efektif dalam memonitor tindakan manajer dalam mengelola perusahaan. Hal ini
dibuktikan dengan tidak ditemukannya hasil yang signifikan dari proporsi
komisaris independen dan kepemilikan institusional dalam memoderasi
Page 26
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
26
pengaruh earnings management terhadap pengungkapan CSR. Hal ini
mengindikasikan bahwa di Indonesia masih banyak perusahaan menerapkan
mekanisme corporate governance karena dorongan regulasi dan menghindari
sanksi yang ada dibandingkan yang menganggap prinsip ini sebagai bagian dari
budaya perusahaan. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
inspirasi bagi investor dalam mempertimbangkan mengenai pengaruh
mekanisme corporate governance terhadap praktik earnings management dalam
mengambil keputusan investasi pada perusahaan manufaktur . Bagi kreditur
disarankan untuk lebih berhati-hati dalam memahami laba yang dilaporkan oleh
manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Mengingat laba yang
dilaporkan belum tentu merupakan laba yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan
laba dalam laporan keuangan dapat dinaikkan atau diturunkan dengan
memanfaatkan fleksibilitas dari metode akuntansi yang berlaku.
V. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan regresi linier
berganda diperoleh hasil yang dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Earning
management tidak berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan CSR
(2) Proporsi komisaris independen tidak berpengaruh signifikan dalam
memoderasi pengaruh earning management terhadap pengungkapan CSR (3)
Jumlah rapat komite audit berpengaruh signifikan dalam memoderasi pengaruh
earning management terhadap pengungkapan CSR (4) Kepemilikan institusional
tidak berpengaruh signifikan dalam memoderasi pengaruh earning management
terhadap pengungkapan CSR.
Keterbatasan Penelitian
Keterbataan dalam penelitian ini dapat diungkapkan sebagai berikut :
(1)Dalam penelitian ini jumlah sample yang diperoleh relatif sedikit hanya 25
perusahaan dari 148 perusahaan manufaktur dalam periode 2008-2010. (2)
Terdapat unsur subjektivitas dalam menentukan indeks pengungkapan CSR
sehingga penentuan indeks untuk indikator dalam kategori yang sama dapat
Page 27
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
27
berbeda untuk setiap peneliti (3) Corporate governance yang digunakan dalam
penelitian ini masih terbatas pada tiga variabel yaitu proporsi komisaris
independen, rapat komite audit, dan kepemilikan institusional.
Saran
Dengan mempertimbangkan hasil analisis, kesimpulan dan keterbatasan yang
telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini memberikan saran untuk penelitian
berikutnya: (1) Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas sampel
penelitian dan memperpanjang tahun pengamatan (2) Penelitian selanjutnya
diharapkan melibatkan pihak lain dalam menentukan luas pengungkapan sebagai
bahan pemeriksaan kembali (3) Penelitian selanjutnya disarankan untuk
menambahkan proksi corporate governance seperti kualitas auditor dan
kepemilikan manajerial untuk melihat pengaruh earnings management terhadap
pengungkapan CSR.
Page 28
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
28
DAFTAR PUSTAKA
Boediono, Gideon. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan
Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo.
Cheng, M. dan J. Cristiawan. 2011. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Terhadap Abnormal Return ”. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 13, No. 1, hal 24-36.
Cornet. M., J.Marcus, Saunders dan Tehranian H. 2006. Earnings Management,
Corporate Governance, and True Financial Performance.
http://papers.ssrn.com/
Dechow, P., Sloan, R. and Sweeney, A. 1996. “Causes and Consequences of
Earnings Manipulation: An Analysis of Firms Subject To Enforcement
Actions By The SEC”. Contemporary Accounting Research. Vol. 13,
pp. 1-36
Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. McGraw Hill-Book Company,
Sydney.
Ebrahim, A. 2007, “Earnings Management and Board Activity: An Additional
Evidence”. Review of Accounting and Finance. Vol. 6, No. 1, pp. 42-
58.
Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi IV.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
dan A. Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Global Reporting Initiatives (GRI). 2006. Suistainability reporting Guidelines
Amsterdam.
Guthrie, J dan L. Parker. 1989. “Corporate Social DisclosurePrastice: A
Comparative International Analysis”. Advances in Public Interest
Accounting, Vol.3, pp 159-75
Handajani, L., Sutrisno, and Chandrarin, G. 2008. “The Effect of Earnings
Management and Corporate Governance Mechanism to Corporate
Social Responsibility Discosure : Study at Public Companies in
Indonesia Stock Exchange”. Simposium Nasional Akuntansi XII.
Palembang.
Page 29
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
29
Healy, P.M. and Wahlen, J.M. 1999. “A Review of The Earnings Management
Literature And Its Implications For Standard Setting”. Accounting
Horizons. Vol. 13, No. 4, pp. 365-83
Herawati, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance sebagai Moderating
Variabel dari Pengaruh Earning Management terhadap Nilai
Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak.
Jiambavo, J.1996. “Discussion of Causes and Consequenses of Earnings
Manipulation”. Contemporary Accounting Research. Vol.13, pp. 37-47.
Klein, A. 2002. “Audit Committee, Board of Director Characteristics, and
Earnings Management”. Journal of Accounting and Economics. Vol.
33, No. 3, pp. 375-401
Midiastuty, Pranata Puspa dan Mas’ud Machfoedz. 2003. ”Analisis Hubungan
Mekanisme Corporate Governance dan Indikasi Manajemen Laba”.
Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya
Murwaningsari,Etty. 2008. “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening:
Studi Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ”. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol. 13 No. 2
Prior, D., Surroca, J. and Tribo, J. 2008. “Earnings Management and Corporate
Social Responsibility”, Working Paper No. 06-23, Business Economics
Series 06, September 2007, Universidad Carlos III de Madrid, Madrid,
pp. 1-42, available at: http://e-archivo.uc3m.es/ bitstre
am/10016/428/3/wb062306-1.pdf
Salama, A., Nan Sun, Khaled Hussainey, and M. Habbash. 2010. “Corporate
Environmental Disclosure, Corporate Governance, and Earnings
Management”. Managerial Auditing Journal, Vol. 25, No. 7, pp. 679-
700.
Sulistyanto, Sri. 2008. “ Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris”. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sugiyono. 2007. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung:
Alfabeta.
Ujiyantho, Muh Arief dan Bambang A. Pramuka. 2007. “Mekanisme Corporate
Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Simposium
Nasional Akuntansi X. Makasar.
Page 30
Peran Corporate Governance Dalam Memoderasi Pengaruh Earnings Management Terhadap
Pengungkapan CSR |
30
Warta Ekonomi (2006), “Konsep Bisnis Paling Bersinar 2006: Level Adopsinya
Kian Tinggi”. Warta Ekonomi. Desember 2006. h. 36-37.
Xie, B., Davidson, D. III and DaDalt, P.J. 2003. “Earnings Management and
Corporate Governance: The Roles of The Board and The Audit
Committee”. Journal of Corporate Finance. Vol. 9, pp. 295-316.
Zahra, S.A., Priem, R.L. and Rasheed, A.A. 2005. “The Antecedents and
Consequences of Top Management Fraud”. Journal of Management.
Vol. 31, pp. 803-28.