REFERAT PERAN ASUHAN ANTENATAL DALAM UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN MATERNAL DI INDONESIA PENYUSUN Edham Bin Alias 03007289 Hazirah Bt Azhar 03007292 Hazirah Bt Abd Khalim 03007293 Miss Nurul Affizah Bt Mat Kiah 03007298 Munirah Bt Abdul Malek 03007305 Nazlia Bt Razali 03007309 Norasikin Bt Alias 03007314 Norhana Bt Zawawy 03007317 KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 1
44
Embed
Peran Asuhan Antenatal Dalam Upaya Menurunkan Angka Kematian Maternal Di Indonesia
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
REFERAT
PERAN ASUHAN ANTENATAL DALAM UPAYA
MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN MATERNAL DI
INDONESIA
PENYUSUN
Edham Bin Alias 03007289
Hazirah Bt Azhar 03007292
Hazirah Bt Abd Khalim 03007293
Miss Nurul Affizah Bt Mat Kiah 03007298
Munirah Bt Abdul Malek 03007305
Nazlia Bt Razali 03007309
Norasikin Bt Alias 03007314
Norhana Bt Zawawy 03007317
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PERIODE 12 NOVEMBER 2012 – 19 JANUARI 2013
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat
dan hidayah - Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan
salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Adapun judul untuk penulisan ini adalah ”Peran Asuhan Antenatal Dalam Upaya
Menurunkan Angka Kematian Maternal di Indonesia”. Dalam penyusunan makalah ini, kami
telah mencurahkan segala pikiran dan kemampuan yang dimiliki. Namun tetap ada hambatan dan
kendala yang harus dilewati.
Kami mengucapkan terima kasih kepada para dosen pembimbing, teman - teman dan
seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Jakarta, Desember 2012
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………3
BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………………………………..4
BAB II : ANTENATAL CARE…………………………………………………………………...5
BAB III : ANGKA KEMATIAN MATERNAL………………………………………………...24
BAB IV : PERAN ANTENATAL CARE DALAM
MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU …………………………………………………28
BAB V : KESIMPULAN………………………………………………………………………..30
DAFTAR PUSAKA……………………………………………………………………………..31
3
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini dalam setiap menit, setiap harinya, seorang ibu meninggal disebabkan oleh
komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Menurut data Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO), kematian ibu diperkirakan sebanyak 500.000 kematian setiap tahun,
99% diantaranya terjadi di negara berkembang. Menurut Millenium Development Goals (2004),
dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu
meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN
lainnya. Menurut Depkes RI (2003), kondisi derajat kesehatan di Indonesia ini masih harus
ditingkatkan antara lain ditandai dengan tingginya AKI yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup
dan kematian bayi baru lahir 35 per 1.000 kelahiran hidup. Menurut Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003, Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 307 per 100.000
(SDKI, 2003) dan turun menjadi 228 per 100.000 pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Menurut
Depkes RI (2001), angka kematian ibu dan bayi merupakan tolok ukur dalam menilai derajat
kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan
angka kematian ibu dan bayi melalui program-program kesehatan. Menurut Depkes RI (1999),
definisi kematian maternal adalah kematian seorang wanita pada waktu hamil atau dalam 42 hari
sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan
yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan.1
Menurut Sensus yang dilakukan pada tahun 2000, lima penyebab utama kematian ibu
adalah pendarahan, infeksi, eklampsi, partus lama, dan komplikasi abortus.1
Kebijakan Departemen Kesehatan dalam mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu
(AKI) pada dasarnya mengacu pada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Mother Hood” yaitu;
1) Keluarga berencana, 2) Pelayanan antenatal care, 3) Persalinan yang aman, 4) Pelayanan
obstetric essensial. Pilar yang kedua yaitu pelayanan antenatal care yang tujuan utamanya
mencegah komplikasi obstetri dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta
ditangani secara memadai.1
4
BAB II
ANTENATAL CARE
2.1 Definisi Antenatal Care
Antenatal care adalah pengupayaan observasi berencana terhadap ibu hamil pemeriksaan,
pendidikan, pengawasan secara dini terhadap komplikasi penyakit ibu yang dapat mempengaruhi
kehamilan.2
Menurut World Health Organization (WHO) Antenatal Care adalah suatu program yang
terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil untuk memperoleh
suatu proses kehamilan serta persalinan yang aman dan memuaskan.1
Masalah pengawasan kehamilan merupakan bagian terpenting dari seluruh rangkaian
perawatan ibu hamil. Melalui pengawasan tersebut, dapat dinilai kesehatan ibu hamil, kesehatan
janin,dan hubungan keduanya sehingga dapat direncanakan pertolongan sesegera mungkin.
Dengan ilmu kebidanan (obstetri), diusahakan setiap kehamilan berlangsung dengan
aman, bersih dan bebas dari penyulit sehingga keadaan ibu dan anak terpelihara dengan baik.
Setiap wanita hamil dapat melalui proses persalinan tanpa gangguan dan akhirnya mampu
memelihara bayi dan memberikan ASI.
Proses persalinan yang aman dan bersih dapat diartikan sebagai pelaksanaan persalinan
dengan trauma yang sangat minimal dengan cara:
Spontan kepala belakang
Ekstraksi vakum atau forseps
Seksio Sesaria (jalan terakhir)
Melalui proses diatas, akan tercapai well born baby dan well health mother sebagai titik awal
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Istilah untuk pemeriksaan dan pengawasan untuk ibu hamil, diantaranya:
Maternity care: pelayanan kebidanan pada ibu hamil
Antenatal care : pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan pada anak
Prenatal care : pengawasan sebelum janin lahir dan lebih ditekan kepada kesehatan janin
Dalam arti sempit, ketiga bentuk pengawasan tersebut bertujuan untuk:
Mengawasi ibu hamil selama kehamilan sampai melahirkan.
5
Merawat dan memeriksa ibu hamil. Jika didapatkan kelainan yang dapat mengganggu
tumbuh kembang janin, harus diikuti untuk dilakukan penatalaksanaan lebih lanjut dan
diberikan pengobatan.
Menemukan penyakit sedini mungkin pada ibu yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
janin serta berusaha mengobatinya.
Mempersiapkan ibu sehingga proses persalinan yang dijalaninya menjadi pengalaman
yang menyenangkan.
Mempersiapkan ibu hamil agar dapat memelihara bayi dan menyusui seoptimal mungkin.
Hal-hal yang dimaksud dan termasuk dalam pengawasan kehamilan adalah:
Prekonsepsi dan prenatal care
Teratologi dan epidemiologi kelainan kongenital
Obat-obat masa hamil dan laktasi
Ultrasonografi untuk mengetahui perkembangan janin
Evaluasi janin antepartum
Terdapat perbedaan pengawasan pada ibu hamil dengan usia di bawah 18 tahun disebabkan
sering terjadinya:
Anemia
Hipertensi yang menuju eklamsi dan preeklampsi
Persalinan dengan berat badan lahir rendah
Kehamilan disertai infeksi
Penyulit proses persalinan sehingga memerlukan tindakan operasi
Aspek sosial yang sering menyertai ibu hamil muda, yaitu:
Kehamilan yang tidak diinginkan
Kecanduan obat atau perokok
Arti dan manfaat antenatal care yang kurang diperhatikan.
Saat ini,sekitar 3-5% wanita yang memiliki pekerjaan dengan pendidikan yang lebih
tinggi cenderung untuk terlambat menikah dan hamil diatas usia 35 tahun, sehingga diperlukan
perhatian khusus karena dapat terjadi:
Hipertensi karena stress pekerjaan yang dapat memicu terjadinya preeklampsi dan
eklampsi
6
Diabetes melitus
Perdarahan antepartum
Abortus dan abortus berulang
Persalinan prematur atau BBLR
Gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim (IUGR)
Kelainan kongenital
Antenatal care dijalankan sejak kunjungan wanita hamil pertama sekali dan berlanjut
hingga bayi lahir. Untuk negara di Eropa Timur, Amerika Utara, dan banyak negara maju
lainnya, menyarankan agar antenatal care dilaksanakan sebanyak 12-16 kali kunjungan selama
kehamilan. Sedangkan di negara berkembang pemeriksaan antenatal care cukup dilakukan
sebanyak 4 kali sebagai kasus tercatat yaitu trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali dan
trimester ketiga 2 kali.
Menurut Profil Kesehatan Indonesia (2008), Antenatal care adalah pelayanan yang
diberikan kepada ibu hamil oleh petugas kesehatan untuk memelihara kehamilannya, yang
dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan
Kebidanan. Antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk menyiapkan diri sebaik-
baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan
masa nifas sehingga keadaan mereka pasca melahirkan sehat dan normal, tidak hanya fisik, tetapi
juga mental. Perawatan antenatal (PAN) adalah pemeriksaan yang sistematik dan teliti pada ibu
hamil, pada perkembangan/pertumbuhan janin dalam kandungannya serta penanganan ibu hamil
dan bayinya saat dilahirkan dalam kondisi yamg terbaik.
2.2 Tujuan Antenatal Care1, 2
1. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu, dan tumbuh kembang
janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta sosial ibu dan bayi.
3. Menemukan secara dini adanya masalah atau gangguan dan kemungkinan komplikasi
yang terjadi selama masa kehamilan.
4. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu maupun bayi, dengan
trauma seminimal mungkin.
7
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI eksklusif berjalan normal.
6. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi
agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
Dahulu, tujuan Perawatan Antenatal (PAN) adalah untuk menjaring kasus kehamilan
risiko tinggi dan risiko rendah. Faktor risiko tersebut sebenarnya bukan merupakan indikator
yang baik bagi ibu hamil yang mengalami komplikasi. Jika kita telaah, mayoritas ibu hamil yang
sebelumnya diidentifikasi “risiko rendah”, malah mengalami komplikasi, sebaliknya sebagian
besar ibu hamil yang dianggap “risiko tinggi” melahirkan bayinya tanpa komplikasi. Oleh karena
itu, tujuan PAN, yaitu:
1. Mempromosikan serta menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan
memberikan pendidikan mengenai nutrisi, kebersihan diri, dan proses persalinan.
2. Mendeteksi secara dini kelainan yang terdapat pada ibu dan janin serta segera
menatalaksanakan komplikasi medis, bedah, ataupun obstetri selama kehamilan dan
menanggulanginya.
3. Mempersiapkan ibu hamil, baik fisik, psikologis, dan sosial dalam menghadapi
kehamilan, persalinan, masa nifas, masa menyusui, serta kesiapan menghadapi komplika
2.3 Fungsi Antenatal Care 1
Salah satu fungsi dari antenatal care (ANC) adalah untuk dapat
mendeteksi/mengkoreksi/menatalaksanakan sedini mungkin segala kelainan yang terdapat pada
ibu dan janinnya. Untuk itu, dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik mulai dari anamnesa yang
teliti sampai dapat ditegakkan diagnosa diferensial dan diagnosa sementara beserta prognosanya.
Perlunya mendeteksi penyakit dan bukan penilaian risiko dikarenakan pendekatan risiko bukan
merupakan strategi yang efisien ataupun efektif untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI).
Pendekatan PAN kini mengenalkan pendekatan terbaru, yaitu Antenatal Terfokus (Focused
ANC).
2.4 Antenatal Terfokus (Focused ANC)1
Antenatal terfokus yang mengutamakan kualitas kunjungan daripada kuantitasnya.
Pendekatan ini mengenalkan 2 kunci realitas, yaitu:
8
Pertama, kunjungan berkala tidak serta merta meningkatkan hasil akhir kehamilan, dan di
negara berkembang secara logistik dan finansial adalah mustahil bagi fasilitas kesehatan
dan komunitas yang mereka layani.
Kedua, banyak wanita yang diidentifikasi “berisiko tinggi” tidak pernah mengalami
komplikasi, sementara wanita “berisiko rendah” sering kali mengalami komplikasi.
Antenatal Terfokustergantung pada evidence-based, goal directed interventions yang
layak untuk umur kehamilan dan ditujukan secara khusus pada isu-isu kesehatan yang paling
utama bagi wanita hamil dan jabang bayi. Strategi kunci Antenatal Terfokus (Focused ANC)
lainnya adalah bahwa setiap kunjungan ditangani oleh penyedia tenaga kesehatan yang ahli,
yaitu bidan, dokter, perawat, atau tenaga kesehatan yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan,
dan sikap yang dibutuhkan untuk bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan PAN. Selain itu,
fungsi dari antenatal care (ANC) adalah untuk mempersiapkan fisik dalam menghadapi
kehamilan, persalinan, dan nifas. Untuk itu, perlu komunikasi, informasi, dan edukasi
sepertipemberian gizi yang baik, “empat sehat lima sempurna” terutama diet tinggi kalori tinggi
protein, vitamin, dan mineral. Kemudian preparat Fe (zat besi) dan asam folat untuk
menanggulangi anemia (Safe Blood Safe Mother).
2.5 Jadwal Antenatal Care 1, 2,3
Menurut Profil Kesehatan Indonesia (2008), K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil ke
fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal, yang dilakukan pada
trimester pertama kehamilan. Sedangkan K4 adalah kunjungan ibu hamil untuk mendapatkan
pelayanan antenatal minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester pertama kehamilan, 1 kali pada
trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga. Setiap wanita hamil menghadapi risiko
komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, kunjungan antenatal care (ANC)
minimal 4 kali selama kehamilan, yaitu:
Satu kali pada trimester I (umur kehamilan 0-13 minggu)
Satu kali pada trimester II (umur kehamilan 14-27 minggu)
Dua kali pada trimester III (umur kehamilan 28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36)
Menurut referensi dari Kuliah Obstertri, dalam upaya pengawasan ibu hamil di Inggris
tahun 1929, diusulkan gagasan pengawasan secara teratur dengan jadwal sebagai berikut: 2
9
Setiap 4 minggu sampai kehamilan berumur 28 minggu
Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 36 minggu
Setiap minggu setelahumur kehamilan diatas 36 minggu sampai proses persalinan
dimulai.
Standar Asuhan Kehamilan Sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan, standar minimal
pelayanan pada ibu hamil adalah tujuh bentuk yang disingkat 7T, antara lain: