MAKALAH PERALATAN INDUSTRI PROSES PERALATAN PENYIMPANAN DISUSUN OLEH KELAS 2.KC KELOMPOK I HIKMA TURIYA (061430401225) MELIA (061430401228) SANDI SATRIA WIBISENO (061430401237) SITI RAHAYU (061430401241) JURUSAN TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAH
PERALATAN INDUSTRI PROSES
PERALATAN PENYIMPANAN
DISUSUN OLEH
KELAS 2.KC
KELOMPOK I
HIKMA TURIYA (061430401225)
MELIA (061430401228)
SANDI SATRIA WIBISENO (061430401237)
SITI RAHAYU (061430401241)
JURUSAN TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2015
PERALATAN PENYIMPANAN
PENDAHULUAN
Hal yang sangat diperlukan didalam peralatan industri proses adalah
penyimpanan bahan-bahan. Bahan yang akan disimpan biasanya dapat berupa
bahan mentah, produk antara dan produk yang sudah jadi. Pada saat proses
penyimpanan yang harus diperhitungkan adalah peralatan penyimpan bahan,
karena dengan adanya peralatan yang mendukung penyimpanan bahan maka
bahan tersebut diharapkan tidak akan berubah baik komposisi, sifat fisik dan
kimia-nya.
Penyimpanan bahan diperlukan agar proses produksi dapat berjalan
secara kontinu dan persediaan (stok) bahan terjamin sehingga tidak
mengalami kerugian karena kehabisan bahan. Jumlah bahan yang disimpan
disesuaikan dengan jumlah bahan yang dikonsumsi atau tergantung pada
kondisi pengiriman. Peralatan penyimpanan bahan dibedakan menjadi 3 jenis
berdasakan jenis bahan, yaitu :
Peralatan penyimpanan bahan padat
Peralatan penyimpanan bahan cair
Peralatan penyimpanan bahan gas
Tujuan dilakukan penyimpanan bahan (padat, cair, gas) baik sebagai
bahan baku (raw material) ataupun bahan hasil (product) adalah untuk
menjaga kelangsungan produksi, yang diartikan sebagai kelangsungan
produksi ialah pabrik tetap dapat mengeluarkan/ menjual produknya ke
konsumen dalam batas waktu tertentu walaupun terjadi hambatan/ kemacetan
supply raw material ataupun terjadi kerusakan alat-alat pabriki. Penyimpanan
bahan di dalam proses industri biasa dijumpai di tiga tempat yaitu:
Pada permulaan/ awal proses, untuk penyimpanan bahan baku
Ditenggah-tenggah proses, disini untuk penyimpanan bahan setengah jadi,
Diakhir proses, untuki penyimpanan bahan jadi.
Besar kecilnya bahan yang disimpan biasanya dinyatakan dengan
kapasitas/ tonnage tiap hari dari pabrik. Jumlah ini tergantung dari:
Alat-alat (equipments) dari pabrik secara keseluruhan,
Metode operasinya,
Fekuensi, lamanya waktu yang diperlukan untuk proses (duration) dan
shut dari masing-masing unit
Mudah sukarnya bahan tersebut didapat dan juga didistribusi bahan
produknya, beserta transporasi dari bahan tersebut.
Untuk bahan yang sangat mudah didapat (pada umumnya raw material
dalam negeri), maka jumlah bahan disimpan relatif lebih sedikit disbanding
dengan bahan yang sukar didapat.
Untuk produk-produk yang terikat kontrak jual-beli dengan pabrik lain,
jumlah bahan yang disimpan lebih banyak jika dibandingkan dengan produk
yang dipasarkan “on retail”. Untuk penyimpanan bahan baku (dipermulaan
proses), biasanya diperlukan persediaan bahan untuk satu bulan produksi,
demikian juga untuk bahan produknya. Penyimpanan ditengah proses, sangat
tergantung dari proses produksinya.
PEMBAHASAN
A. PENYIMPANAN BAHAN PADATAN
Karakteristik bahan, terutama bahan padat, sangat menentukan dalam
pemilihan jenis alat ataupun rangkaian alat untuk transport bahan padat
ataupun storing bahan padat dalam industri. Karakteristik bahan padat
mencakup:
Sifat fisis bahan, antara lain ketahanan bahan terhadap pengaruh cuaca,
ukuran bahan, angle of repose bahan, dan sifat flowability bahan.
Sifat khemis bahan, antara lain tingkat korosifitas “hazardous properties”
(fire ability, explosive, and toxicity).
Ketahanan terhadap Pengaruh Cuaca
Bahan padat dikatakan tahan terhadap pengaruh cuaca jika bahan tersebut
berhubungan dengan cuaca (curah hujan, panas, angin, dsb) bahan tersebut
masih dapat dipakai di industri (masih memenuhi persyaratan kualitas bahan)
yang termasuk bahan ini antara lain:
Batu kapur, pasir besi, di industri persemenan.
Bahan galian alam, pasir kuarsa, gips, dan lain-lain.
Bahan padat dikatakan tidak tahan terhadap cuaca jika bahan tersebut
bersinggungan dengan cuaca (air. Humiditas, panas, angin) maka bahan
tersebut tidak dapat dipakai lagi (tidak memenuhi baku mutu sebagai bahan
baku atau produk) yang termasuk jenis bahan ini antara lain clikers semen,
semen Portland, bahan-bahan pada senyawa kimia, kristal gula pasir dan
sejenisnya. Untuk transportasi atau penyimpanan bahan ini dipilih alat atau
tempat yang terlindung dari pengaruh cuaca tersebut. Pada umumnya bahan
padat bersifat higroskopis tergolong tidak tahan terhadap cuaca.
Ukuran Bahan Padat
Dalam industri yang bekerja dengan bahan padatan, ukuran bahan
padat dibedakan menjadi empat jenis ukuran yaitu:
Ukuran sangat halus, ukuran butiran lolos saringan 100 mesh ( < 149
mikron)
Ukuran halus, yaitu ukuran lolos saringan 1/8 in dan tertahan 100 mesh
Ukuran butiran atau glunular, bahan padat dengan ukuran lebih besar 3,18
mm sampai dengan 12,7 mm
Bahan padat berupa gumpalan/ lumpy material dengan ukuran > 12,7 mm
Yang terkait dengan sifat bahan, flowability (kemampuan bahan untuk
meluncur dengan sendirinya) bahan padat sangat terkait dengan ukuran
bahan. Flowability bahan dibedakan menjadi:
sangat free flowing, yaitu bahan padat yang memiliki sudut gelincir bahan
(angle of repose) < 300,
free flowing, yaitu bahan padat yang memiliki sudt gelincir antara 300 –
450,
sluggish material, yaitu bahan padat yang lamban untuk menggelincir,
angle of repose > 450.
Bahan padat yang tergolong “dry and loose” material pada umumnya
bessifat free flowing.
Angle repose bahan adalah sudut kemiringan papan terhadap posisi datar
(horizontal) sedemikian sehingga bahan padat diatas papan mulai
menggelincir dengan sendirinya.
Di industri tingkat kekasaran bahan/abrasivitas bahan padat akan
mempengaruhi terhadap pemilihan alat transport bahan yang akan dipakai.
Abrasiveness bahan dibedakan menjadi tiga yaitu:
non abrasive, permukaan bahan halus pada umumnya untuk bahan halus
dan granular,
abrasive, permukaan bahan kasar,
sangat abrasive, permukaan bahan kasar dan tajam atau runcing,
contohnya pecahan batu.
Selain sifat-sifat di atas karakteristik bahan padat juga dapat ditinjau dari
sifat kimia atau yang lainnya, antara lain:
korosifitas bahan, dibedakan menjadi highly corrosive dan middle
corrosive,
harm-full to life, yaitu berdebu, berasap, beracun, explosive.
Sifat-sifat bahan diatas akan mempengaruhi terhadap pemilihan alat atau
sistem penyimpanan ataupun storing/ delivering equipment dan juga jenis alat
transport yang dipakai.
STORAGE PILES
Storage Piles Merupakan cara penyimpanan yang murah dan sederhana.
Prinsip Kerja :
Bahan yang akan disimpan dibuat dalam tumpukan-tumpukan (piles)
ditempat terbuka. Tumpukan-tumpukan tersebut dibuat langsung dari bahan–
bahan yang keluar dari belt conveyor (alat ini terdiri dari endless belt / sabuk
yang membawa solid dari satu tempat ketempat yang lain. Belt conveyor
membutuhkan tenaga yang kecil dan dapat mengangkut material yang cukup
jauh). Bahan-bahan yang dapat disimpan dengan cara seperti ini adalah
bahan-bahan padat yang tak berpengaruh terhadap keadaan cuaca. Contoh
dari bahan tersebut adalah batubara, kerikil, pasir.
SILO
Silo adalah struktur yang digunakan untuk menyimpan bahan
curah (bulk materials). Istilah silo pun merupakan turunan dari bahasa
Yunani, siros, yang berarti "lubang penyimpan biji-bijian". Silo modern
pertama yang dibangun dengan kayu dan diisi dengan biji-bijian, dibuat
pertama kali oleh Fred Hatch di McHenry County, Illinois, Amerika Serikat
pada tahun 1873. Silo umumnya digunakan di bidang pertanian sebagai
penyimpan biji-bijian hasil pertanian dan pakan ternak. Di luar bidang
pertanian, silo digunakan untuk menyimpan batu bara, semen, potongan kayu,
dan serbuk gergaji. Ada tiga jenis silo yang banyak digunakan hingga saat ini,
yaitu tipe menara, bunker, dan karung. Dalam memuat bahan curah ke dalam
silo, diperlukan mekanisme elevator biji-bijian seperti konveyor (konveyor
sabuk, konveyor udara, konveyor ember), auger, dan hopper tergantung pada
jenis bahan curah yang dimuat. Pengisian dilakukan dari tingkat paling atas,
sehingga yang masuk lebih dulu akan berada di bawah. Sedangkan