KEGIATAN : PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PEKERJAAN : PENYUSUNAN MASTERPLAN PPIB DAN TBT Tahun 2017 PEMERINTAH KOTA TEGAL BADAN PERNCANAAN, PEMBANGUNAN, PENELITIAN & PENGEMBANGAN DAERAH JL. Ki Gede Sebayu No. 3 TEGAL Telp./Fax (0283) 351452 Kode Pos 52123
153
Embed
PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASANe-jurnal.tegalkota.go.id/assets/upload/9e537a1bb4b17f33...KEGIATAN : PENYUSUNAN MASTERPLAN KAWASAN PEKERJAAN : PENYUSUNAN MASTERPLAN PPIB DAN TBT Tahun
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KEGIATAN :
PENYUSUNAN MASTERPLANKAWASAN
PEKERJAAN :
PENYUSUNAN MASTERPLANPPIB DAN TBT
Tahun 2017
POKJA 04 BLPBJ KOTA SEMARANG
TAHUN ANGGARAN 2017
PEMERINTAH KOTA TEGALBADAN PERNCANAAN, PEMBANGUNAN, PENELITIAN &
PENGEMBANGAN DAERAHJL. Ki Gede Sebayu No. 3 TEGAL Telp./Fax (0283) 351452 Kode Pos 52123
KEGIATAN :
PENYUSUNAN MASTERPLAN
KAWASAN
PEKERJAAN :
PENYUSUNAN MASTERPLAN
PPIB DAN TBT
Tahun 2017
PEMERINTAH KOTA TEGAL
JL. Ki Gede Sebayu No. 3 TEGAL Telp./Fax (0283) 351452 Kode Pos 52123
BADAN PERNCANAAN, PEMBANGUNAN, PENELITIAN &
PENGEMBANGAN DAERAH
h a l a m a n | i
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Kata Pengantar Buku Laporan ini merupakan Laporan akhir dari Pekerjaan “Penyusunan Masterplan PPIB Dan
TBT”. Laporan akhir ini disusun dengan materi tentang metode, pendekatan, data, Analisa,
formulasi strategi pengembangan, kesimpulan dan rekomendasi.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan banyak terima kasih kepada Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Kota Tegal atas
kepercayaan yang diberikan, dan telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.
Semoga hasil dari Pekerjaan “Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT” ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan.
Demikian atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Oktober 2017
Tim penyusun
h a l a m a n | ii
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Daftar Isi Kata Pengantar ............................................................................................................... i
Daftar Isi ....................................................................................................................... ii
Daftar Tabel ................................................................................................................. iv
Daftar Gambar .............................................................................................................. vi
BAB 1 Pendahuluan ........................................................................................... 1
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Dasar Hukum .......................................................................................... 2
Maksud, Tujuan Dan Sasaran ................................................................... 3
Ruang Lingkup Pekerjaan ........................................................................ 3
Metode dan Tahapan Pelaksanaan Kegiatan .............................................. 4
Tahap Persiapan ........................................................................... 5
Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data ..................................... 6
Tahap Analisis .............................................................................. 8
Penyusunan Rencana dan Rekomendasi ....................................... 15
Kerangka Pikir ............................................................................ 18
Tabel 4-5 Hasil Prioritas Alternatif Strategi Berdasarkan Analisis QSPM ............................. 97
Tabel 4-6 Kebutuhan Investasi Pengembangan PPIB dan TBT Kota Tegal ....................... 100
Tabel 4-7 Asumsi Skenario Pengembangan PPIB dan TBT Kota Tegal ............................. 102
Tabel 4-8 Hasil Analisis Kelayakan Keuangan Pengembangan PPIB dan TBT .................... 102
h a l a m a n | vi
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Daftar Gambar Gambar 1-1 Format Matriks Internal-Eksternal ................................................................ 12
Gambar 1-2 Format Matriks SWOT ................................................................................ 13
Gambar 1-3 Kerangka Pikir ........................................................................................... 18
Gambar 2-1 Pertunjukan yang digelar di TBT.................................................................. 40
Gambar 2-2 Kegiatan di Area Parkir PPIB dan TBT .......................................................... 41
Gambar 2-3 Kondisi Area Parkir PPIB (Kiri) dan Area Parkir TBT (kanan) ........................... 41
Gambar 2-4 Kondisi Kios di PPIB ................................................................................... 42
Gambar 2-5 Kondisi Mushola dan toilet .......................................................................... 43
Gambar 2-6 Zonasi Di Kawasan PPIB dan TBT ................................................................ 43
Gambar 2-7 Kondisi Persampahan Di Kawasan ............................................................... 44
Gambar 2-8 Rencana Pengembangan PPIB dan TBT ....................................................... 45
Gambar 3-1 Struktur Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan ............................................ 48
Gambar 3-2 Struktur Pengelolaan PPIB .......................................................................... 50
Gambar 3-3 Struktur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan .................................................. 51
Gambar 3-4 Penggunaan Kios di Lokasi PPIB Kota Tegal ................................................. 53
Gambar 3-5 Masukan Konsumen Mengenai PPIB Kota Tegal ............................................ 62
Gambar 3-6 Masukan Konsumen Mengenai PPIB Kota Tegal ............................................ 62
Gambar 3-7 Grafik Pertumbuhan realisasi investasi ......................................................... 69
Gambar 3-8 Diagram Jumlah Industri Menurut Kecamatan Kota Tegal, 2016 ..................... 72
Gambar 3-9 Diagram Persentase perusahaan menurut skala usaha di kota tegal ............... 76
Gambar 3-10 Langgam Arsitektur Modern Pada Bangunan PPIB ....................................... 80
Gambar 3-11 Langgam Arsitektur Ekletik Pada Bangunan TBT ......................................... 81
Gambar 3-12 Ornament Kios PPIB ................................................................................. 81
Gambar 3-13 Posisi Bangunan PPIB, TBT dan Kios Pada Site ........................................... 82
Gambar 3-14 Proporsi Bangunan Terhadap Koridor ......................................................... 82
Gambar 3-15 Sumbu Bangunan ..................................................................................... 83
Gambar 3-16 Aksesbilitas dan Sirkulasi Tapak ................................................................. 84
Gambar 4-1 Matriks IFE – EFE PPIB dan TBT .................................................................. 93
h a l a m a n | 1
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
B A B 1 P E N D A H U L U A N Berisi tentang latar belakang, tujuan, sasaran dan ruang lingkup pekerjaan dan keluaran dalam penyusunan masterplan PPIB dab TBT
L A T A R B E L A K A N G Pelaksanaan otonomi daerah merupakan langkah strategis dalam mensukseskan
agenda reformasi nasional. Dalam konteks ini sangat dituntut kemandirian daerah dalam
melaksanakan pembangunan. Keberadaan investor untuk pembangunan kota adalah suatu hal
yang sangat mutlak saat sekarang ini, jika kita tindak ingin tertinggal dari daerah-daerah
lainnya, apalagi jika dihubungkan dengan konsep tingkat pertumbuhan ekonomi yang hendak
kita capai. Perkembangan jumlah dan sebaran penduduk yang berlangsung selama masa
kemerdekaan membawa implikasi terhadap perkembangan fisik kota. Kota Tegal sebagai kota
jasa memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat tentunya harus diimbangi dengan
sarana dan prasaran pendorong peningkatan ekonomi khususnya pusat promosi bisnis guna
menuju tercapainya tujuan pembangunan di Kota Tegal khususnya di bidang ekonomi.
Visi Kota Tegal “Kota Tegal Sejahtera, Bermartabat dan Berbasis Pelayanan Prima”
melalui Misi I Mewujudkan Perekonomian Daerah Yang Berdaya Saing Berbasis Keunggulan
Potensi Lokal yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP),
berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) maupun Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) kawasan PPIB sesuai arah kebijakan sebagai pusat kawasan
Promosi dan Bisnis dan Taman Budaya. Namun keberadaan kawasan tersebut belum mampu
mengembangkan kawasan sebagai pusat promosi maupun budaya. Keberadaan PPIB hanya
sebagai kegiatan pedagang yang kurang bisa meningkatkan potensi PAD maupun
menggerakan perekonomian dikawasan PPIB, demikian TBT keberadannya kurang
berkembang sebagai kawasan pusat kegiatan budaya.
Saat ini PPIB yang terdiri dari hall, kios dan halaman PPIB sudah banyak dipergunakan
untuk berbagai kegiatan dan aktifitas masyarakat. Kios yang berjumlah 48 buah disewakan
antara lain untuk usaha jasa pemasangan jok mobil, wallpaper , salon kecantikan, jasa
pemasangan sound system mobil, biro jasa dan usaha makanan seperti mie ayam. Adapun
untuk hall dan halaman PPIB sering disewa untuk kegiatan perkumpulan klub komunitas mobil
atau motor serta sebagai lahan parkir jika di Rita Mall sedang mengadakan even live music.
Retribusi yang dikenakan di PPIB adalah sesuai dengan Perda Kota Tegal No 2 Tahun 2012
tentang Retribusi Jasa Usaha yaitu sebagai Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah yang
Struktur berdasarkan jenis, luas, harga satuan dan jangka waktu pemakaian.
Mengacu pada kondisi tersebut tentunya perlu dilakukan kajian dan perencanaan yang
lebih komprehensif lagi, sehingga Rencana Pengembangan Pusat Promosi dan Informasi Bisnis
serta Taman Budaya Tegal dapat diwujudkan. Pengembangan kawasan PPIB dan TBT perlu
h a l a m a n | 2
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
didukung dengan sarana dan prasarana agar dapat menarik minat masyarakat untuk bisa
memanfatakan kawasan tersebut lebih optimal.
Dalam perkembangannya keberadaan PPIB dan TBT sebagai pusat promosi dan
pagelaran budaya masih jauh dari harapan, potensi yang dikembangkan sejak keberadaannya
kurang memiliki potensi dalam mempromosikan bisnis Kota Tegal, inovasi pemanfaatan ruang
di lokasi PPIB sebagai salah satu alternatif yang bisa digali untuk memajukan potensi, tentang
perspektif Kota masa depan, bahwa wujud Kota Tegal masa depan dicirikan oleh Kota Modern,
nyaman dan aman karena pemerintah berwibawa, dunia usaha produktif dan komunitas yang
peduli. Dalam konteks ini berkembang beberapa pusat pertumbuhan ekonomi dan pelayanan
sosial yang baru sebagai landasan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat yang
berkesinambungan dan berkelanjutan.
Wisata kuliner marupakan salah satu daya pikat tersendiri untuk dapat dikembangkan
mengingat Kota Tegal merupakan daerah transit di wilayah pantura, kawasan PPIB dan TBT
merupakan salah satu pintu gerbang bagi Kota Tegal untuk dapat menarik wisatawan maupun
pelancong yang akan melewati Kota Tegal, kuliner dapat mendukung keberadaan pusat
promosi dan budaya, mengingat selama ini setiap ada kegiatan di kawasan tersebut diisi oleh
pedagang dadakan, sehingga perlu menempatkan sektor lainnya guna mendukung
keberadaan PPIB dan TBT.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka Pemerintah Kota Tegal perlu melakukan
upaya Penyusunan Masterplan Kawasan Pusat Promosi dan Informasi Bisnis dan Taman
Budaya sebagai kawasan yang lebih refresentatif dan terpadu bagi pengembangan wilayah
bisnis dan budaya dan didukung dengan sarana dan prasarana kuliner agar bisa menarik
investor dan wisatawan di Kota Tegal.
D A S A R H U K U M Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Pajak dan Restribusi Daerah;
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2014 tentang Perdagangan;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.
Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 2 tahun 2012 tentang Restribusi Jasa Usaha;
Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 4 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah;
Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 2 tahun 2013 tentang Bangunan Gedung
Peraturan Daerah Kota Tegal Nomor 3 tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Tegal.
h a l a m a n | 3
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
M A K S U D , T U J U A N D A N S A S A R A N A . M a k s u d
Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun dokumen Masterplan Kawasan Pusat
Promosi dan Informasi Bisnis (PPIB) dan Taman Budaya (TBT) sebagai kawasan terpadu
B . T u j u a n
Mengevaluasi Penataan Kawasan PPIB dan TBT berdasarkan aspek sosial, ekonomi dan
budaya;
Menganalisa sejauh mana potensi, prospek dan dinamika keberadaan PPIB dan TBT dalam
rangka pengelolaan serta pemanfaatannya;
Merekomendasikan pusat kawasan PPIB dan TBT sebagai kawasan terpadu;
Menyusun rencana induk kawasan PPIB dan TBT sebagai kawasan terpadu yg dilengkapi
dengan sarana prasarana dan fasilitas pendukung;
Menyediakan Desain Kawasan PPIB dan TBT serta kuliner;
R U A N G L I N G K U P P E K E R J A A N A . R u a n g L i n g k u p L o k a s i
Tempat Pelaksanaan Pekerjaan Jasa Konsultasi Perencanaan Penyusunan Dokumen
PPIB dan TBT di Jl. Kolonel Sugiono yang berada di wilayah administrasi Kelurahan
Kemandungan.
B . R u a n g L i n g k u p K e g i a t a n
Pengumpulan data dan inventarisasi meliputi: 1) Aspek sosial-ekonomi (meliputi jumlah
pengelola kios, pendapatan pengelola masing-masing obyek PPIB dan TBT; 3) Aspek
keindahan (meliputi kealamiahan, tata guna lahan, dan persepsi keindahan masyarakat);
4) Aspek kenyamanan.
Analisis untuk mengetahui potensi sumber daya baik fisik maupun non fisik dan
permasalahan yang sedang dan akan timbul akibat perubahan dan pengembangan
kawasan PPIB.
Analisis manfaat biaya, dilakukan untuk mengetahui keuntungan atau manfaat (benefit)
dari adanya pengembangan kawasan kuliner dan dampak atau biaya (cost) yang mungkin
ditimbulkan apabila tidak ada tindakan pengelolaan.
Melakukan sintesis guna mendapatkan alternatif-alternatif pengembangan kawasan
kuliner yang sesuai dengan karakter wilayah.
Desain rencana induk kawasan PPIB dan TBT sebagai kawasan terpadu yg dilengkapi
dengan sarana prasarana dan fasilitas pendukung.
Mendesain gambar 3 Dimensi Arsitektural Landscape Masterplan P PPIB dan TBT, Pusat
kuliner dan sarana prasarana atau fasilitas pendukung lainnya.
h a l a m a n | 4
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
C . C a r a P e l a k s a n a a n K e g i a t a n
Metode Studi
Pekerjaan Jasa Konsultasi Penyusunan Master Plan Kawasan PPIB dan TBT dilakukan untuk
mendapatkan gambaran penggunaan kawasan PPIB berdasarkan manfaat dan biaya yang
akan timbul serta kesesuaian lahan ini menggunakan metode survei pengumpulan data
dengan cara pengamatan di lapangan, wawancara, kuisioner, dan studi literatur. Data yang
dikumpulkan meliputi data sosial-ekonomi, keindahan, dan kenyamanan serta prospek
ekonomi. Wawancara dilakukan kepada pihak- pihak yang terkait dengan penentu
kebijakan. Penyebaran kuisioner dilakukan kepada responden terkait dengan aspek sosial
ekonomi, keindahan, dan kenyamanan.
Tahap inventarisasi merupakan tahap pengumpulan data kondisi kawasan pada saat ini,
data yang dikumpulkan sebagai berikut :
a. Kondisi eksisting peruntukan tata guna lahan saat ini.
b. Aspek sosial,ekonomi dan budaya meliputi jumlah, sebaran dan pendapatan
masyarakat, kesejahteraan dan pengelolaan masing-masing gedung di kawasan PPIB
dan TBT.
c. Potensi sumber daya sesuai peruntukan.
Analisis Potensi Sumber Daya.
Analisis dilakukan untuk mengetahui potensi sumber daya baik fisik maupun non fisik dan
permasalahan yang sedang dan akan timbul akibat perubahan dan pengembangan
kawasan PPIB dan TBT.
Penyusunan Rekomendasi
Tahap selanjutnya adalah penyusunan rekomendasi pengembangan dan pengelolaan
Kawasan PPIB dan TBT. Rekomendasi yang dihasilkan berupa konsep pengembangan dan
pengelolaan kawasan yang sesuai untuk mewujudkan Kawasan pengembangan PPIB dan
TBT serta pusat kuliner.
M E T O D E D A N T A H A P A N P E L A K S A N A A N K E G I A T A N
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, agar sesuai dengan tujuan dan sasaran pekerjaan,
yang dapat menghasilkan keluaran yang tepat, dan dengan mempertimbangkan pendekatan-
pendekatan yang akan digunakan, maka strategi pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan
adalah sebagai berikut:
A . P e n d e k a t a n K o m p r e h e n s i f
Pekerjaan ini sebagai arahan bagi pembangunan dan pengembangan kawasan PPIB
dan TBT tentunya harus mampu memperhatikan kebijakan dan ketentuan terkait dengan
bangunan gedung, kondis dan kebutuhan pasar, sehingga strategi pelaksanaan pekerjaannya
h a l a m a n | 5
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
harus bersifat komprehensif. Hal lain yang mendasari adalah kompleksitasnya permasalahan.
Secara umum strategi pelaksanaan pekerjaan adalah dengan mempertimbangkan sebanyak
mungkin komponen-komponen yang harus dipertimbangkan sebagai materi di dalam pedoman
pelaksanaan, tetapi juga harus tetap mempertimbangkan sifat teknis, praktis, ekonomis dan
kontekstual terhadap kawasan PPIB dan TBT.
B . P e n d e k a t a n F l e k s i b i l i t a s
Adanya kompleksitas permasalahan di pembangunan dan pengembangan PPIB dan
TBT menuntut adanya pemecahan permasalahan yang arif dan bijaksana yang mampu
mengakomodasikan seluruh kepentingan. Oleh karena itu, fleksibilitas dimasukkan ke dalam
strategi pendekatan pelaksanaan pekerjaan, mengingat bahwa inovasi dan kreativitas harus
tetap dipertimbangkan di dalam setiap pelaksanaan pemecahan masalah di lapangan.
Meskipun demikian, fleksibilitas yang dimaksud disini bukan fleksibilitas total, tetapi masih
dalam lingkup maksud dan tujuan disusunnya pedoman pelaksanaan.
C . O n t h e S p o t S t r a t e g y ( P e n g a m a t a n l a n g s u n g d i
l a p a n g a n )
Pendekatan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mendapatkan
data-data yang empiris seakurat mungkin. Pendekatan secara langsung tersebut dapat berupa
pengamatan visual maupun wawancara dengan nara sumber.
D . P e n d e k a t a n R e f e r e n s i f ( l i t e r a t u r e )
Pendekatan melalui sumber-sumber dari referensif/literatur dimaksudkan untuk
mendapatkan data yang berupa arahan kebijaksanaan, pedoman pelaksanaan, informasi
yuridis dan lain-lain yang bersifat mendukung terhadap pengamatan di lapangan. Pendekatan
referensif tersebut dapat juga digunakan untuk mendapatkan acuan teori-teori ilmiah yang
berdasarkan pemikiran para ahli.
T A H A P P E R S I A P A N
Dalam pelaksanaan pekerjaan, tahap persiapan bertujuan menyiapkan tim baik secara
substansial maupun administratif, untuk melaksanakan pekerjaan ini. Serta memenuhi tujuan
dan keluaran yang diharapkan. Kegiatan pada tahap persiapan antara lain:
A . P e n y u s u n a n R e n c a n a K e r j a
Tahapan ini meliputi penyempurnaan metodologi agar lebih rinci dan operasional, dan
penyempurnaan jadwal kerja untuk melengkapi dan mensinkronkan antara tugas jadwal
rencana kerja dengan tenaga ahli.
B . D e s k S t u d y
Desk study merupakan kegiatan untuk mendapatkan gambaran awal wilayah studi.
Pada tahap ini dikaji data sekunder, seperti: dokumen Rencana Tata Ruang dan Perda
Bangunan Gedung, dan peta-peta yang relevan, seperti peta topografi, peta pola ruang, peta
geologi, dan peta-peta lain yang relevan dan tersedia. Peta-peta tersebut digunakan untuk
h a l a m a n | 6
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
menyiapkan peta dasar untuk kegiatan survey primer. Pada tahap ini, dilakukan pula
penyusunan checklist data, pengumpulan data sekunder, penyusunan daftar pertanyaan,
penyusunan desain survey dan surat pengantar/administrasi untuk di lapangan.
Penyusunan desain survei pada awal kegiatan yang mencakup kebutuhan-kebutuhan
data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan Pekerjaan ini.
Tujuan : a. Menyiapkan desain survei yang diperlukan untuk keperluan penyusunan b. Menyusun format – format untuk kebutuhan baik dilapangan maupun
pengolahan data dan informasi terkait dengan kondisi kawasan
Metode : Diskusi
Langkah : a. Penyamaan persepsi dan kesepakatan terkait data dasar yang sudah ada b. Penyamaan kebutuhan data yang diperlukan dalam penyusunan c. Penyiapan desain survey d. Penyiapan format untuk survei dan kegiatan
Output : a. Data Awal (sekunder) b. Desain survey c. Format – format survey dan kegiatan
Durasi : 2 (dua) minggu * *) Terhitung sejak minggu pertama sub kegiatan persiapan dan pemantapan rencana kerja
C . M o b i l i s a s i d a n P e n j e l a s a n
Merupakan kegiatan mobilisasi tenaga ahli dan penjelasan kembali alokasi tugas
tenaga ahli serta briefing tahap awal.
D . L o k a s i d a n W a k t u S t u d i
Lokasi dilaksanakan di Kawasan PPIB dan TBT yang beralamat : Jln. Kolonel Sugiono
No.152, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, Indonesia 52113. Dalam perkembangannya
keberadaan PPIB dan TBT sebagai pusat promosi dan pagelaran budaya masih jauh dari
harapan, potensi yang dikembangkan sejak keberadaannya kurang memiliki potensi dalam
mempromosikan bisnis Kota Tegal, inovasi pemanfaatan ruang di lokasi PPIB sebagai salah
satu alternatif yang bisa digali untuk memajukan potensi. Tetapi untuk melihat permasalahan
dan potensi untuk mengembangkan usahanya, diperlukan penelitian untuk merumuskan
strategi pengembangan usaha yang tepat agar dapat bertahan di tengah persaingan yang ada
serta dapat membantu dalam mencapai tujuan perusahaan.
T A H A P P E N G U M P U L A N D A N P E N G O L A H A N
D A T A
A . P e n g u m p u l a n D a t a
Kegiatan survey atau pengumpulan data, secara umum meliputi 2 (dua) kegiatan, yaitu
primer dan sekunder. Berikut ini beberapa teknik pengumpulan data, sebagai berikut :
Survey Instansional dan Literatur (Sekunder)
Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mendapatkan data-data peraturan, pedoman
pelaksanaan dan aturan-aturan standar yang telah dikeluarkan oleh instansi-instansi yang
h a l a m a n | 7
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
terkait dengan ruang lingkup pekerjaan. Disamping pada instansi yang terkait, survey
pengumpulan data sekunder juga dilakukan pada berbagai perpustakaan umum dan
perguruan tinggi, yang diperkirakan mempunyai buku-buku pegangan (textbooks) untuk
ruang lingkup penelitian pekerjaan ini. Termasuk disini adalah berbagai kepustakaan
tentang hasil penelitian.
Survey Primer/Lapangan (Field Observation)
a. Survey lapangan adalah pengamatan keadaan lapangan secara visual. Adapun tujuan
dari survey lapangan ini adalah untuk mengamati kondisi yang terdapat di lapangan,
untuk mendapatkan gambaran permasalahan yang sebenarnya terdapat di lapangan.
Di dalam kegiatan pengamatan di lapangan ini, metode yang digunakan adalah
pengamatan terkendali (controlled obersevation), yaitu metode pengamatan dimana
posisi pengamat hanya terbatas pada pengamatan dari kondisi yang ada, tetapi tidak
secara langsung terlibat di dalam kegiatan-kegiatan yang diamatinya. Obyek lapangan
yang akan dikunjungi adalah lokasi PPIB dan TBT di Jalan Kolonel Sugiono Kota Tegal.
Pengumpulan data di lapangan dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2017.
b. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling,
dimana pemilihan responden dilakukan secara sengaja dan dengan pertimbangan
tertentu. Menurut David (2006), dalam analisis ini untuk menentukan responden, tidak
ada jumlah minimal yang diperlukan, sepanjang responden yang dipilih merupakan ahli
(expert) di bidangnya. Responden yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pihak
internal dan pihak eksternal. Pihak internal meliputi pengelola PPIB dan TBT, dengan
pertimbangan bahwa para responden tersebut dapat mewakili usaha PPIB dan TBT
dan memiliki wewenang dalam menentukan strategi pengembangan PPIB dan TBT.
Pihak eksternal berasal dari dilakukan pada konsumen/pengguna, dan masyarakat Kota
Tegal. Konsumen dipilih dengan menggunakan convenience sampling, dimana
konsumen yang dapat menjadi responden adalah konsumen yang telah mengunjungi
dan menggunakan fasilitas PPIB dan TBT. Adanya keterlibatan pihak eksternal dalam
studi ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif
B . P e n g o l a h a n d a n P e n y a j i a n D a t a
Data yang diperoleh dari hasil survei sekunder dan survei primer selanjutnya
diinventarisasi dan dikelompokkan sesuai dengan jenis data. Kegiatan berikutnya setelah
inventarisasi data adalah pengolahan data, yaitu pekerjaan menyusun dan merangkai berbagai
jenis data yang satuan dan fungsinya belum teratur menjadi suatu susunan data yang
sistematis dan terinci sesuai dengan fungsi, klasifikasi dan kegunaannya, yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam kegiatan analisis lebih lanjut.
h a l a m a n | 8
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Tujuan : Mengolah dan menyajikan data hasil survey sekunder dan survey primer
Metode : Desk study
Langkah : Data primer dan data sekunder dikolektifkan dan diolah berdasarkan jenis dan variable
Output : a. Data kondisi fisik dan non fisik PPIB dan TBT b. Data perspektif/pendapat dan kondisi pengguna, pengelola dan
masyrakat Kota Tegal terhadap PPIB dan TBT
Durasi : 4 (empat) minggu * *) Terhitung sejak minggu ketiga bulan pertma atau sejak diselesaikannya sub kegiatan survey
Hasil pengumpulan data ini kemudian diolah kedalam formulasi penyajian data,
sehingga menjadi masukan untuk proses analisis. Produk penyajian data ini merupakan proses
seleksi data yang disajikan dalam bentuk tabulasi, diagram, diskripsi, grafik dan peta yang
disusun secara sistematis sehingga mudah dibaca, dimengerti dan siap untuk dianalisis. .
T A H A P A N A L I S I S
Data dan informasi yang diperoleh diolah dengan metode pengolahan data secara
kualitatif dan kuantitatif, kemudian dianalisis lebih lanjut untuk menyusun sasaran yang
merupakan prioritas bagi perusahaan dengan beberapa pendekatan guna mendapatkan
alternatif strategi perusahaan. Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis
deskriptif dan analisis formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan adalah
Merekomendasikan pusat kawasan PPIB dan TBT sebagai kawasan terpadu;
� Dekriptif � Analisis Feasibility
Studies � architectural
h a l a m a n | 15
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Sasaran Analisis Data Sumber
Data
Menyusun rencana induk kawasan PPIB dan TBT sebagai kawasan terpadu yg dilengkapi dengan sarana prasarana dan fasilitas pendukung
Menyediakan Desain Kawasan Pusat Promosi dan Informasi Bisnis dan Taman Budaya Tegal serta kuliner
� architectural
-
Sumber : Tim Penyusun, 2017
P E N Y U S U N A N R E N C A N A D A N
R E K O M E N D A S I
A . P e n y u s u n a n R e n c a n a I n d u k K a w a s a n P P I B d a n
T B T
Model pengelolaan dan pemanfaatan PPIB dan TBT terpadu dan berkelanjutan melalui
penyelenggaraan Rencana Induk Kawasan PPIB dan TBT melalui:
pengembangan bangunan dan fasilitas PPIB dan TBT eksisting;
a. peningkatan efisiensi potensi bangunan dan fasilitas PPIB dan TBT eksisting dengan
memperhatikan fungsi dan peranan PPIB dan TBT;
b. peningkatan pelayanan bangunan dan fasilitas PPIB dan TBT eksisting;
c. peningkatan keterpaduan bangunan dan fasilitas PPIB dan TBT eksisting;
d. penetapan bagian bangunan dan fasilitas PPIB dan TBT eksisting yang dibatasi dan
yang didorong pengembangannya;
e. pencegahan kerusakan/penurunan kualitas bangunan dan fasilitas PPIB dan TBT
eksisting; dan
f. pencegahan tumbuh dan berkembangnya aktivitas yang tidak terencana dan tidak
teratur.
Penyelenggaraan bangunan dan fasilitas PPIB dan TBT baru mencakup:
a. penyediaan lokasi bangunan dan fasilitas PPIB dan TBT baru/tambahan;
b. penyediaan bangunan dan fasilitas PPIB dan TBT baru/tambahan; dan
c. penyediaan lokasi pelayanan penunjang bangunan dan fasilitas PPIB dan TBT
baru/tambahan.
pembangunan kembali PPIB dan TBT, dimaksudkan untuk memulihkan fungsi PPIB dan
TBT dan dilakukan dengan cara
a. rehabilitasi;
b. rekonstruksi; atau
c. peremajaan.
h a l a m a n | 16
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Tujuan : Penyusunan Rencana Induk Kawasan PPIB dan TBT
Metode : Desk study
Langkah : a. mengklasifikasi Rencana Induk Kawasan PPIB dan TBT berdasarkan Model pengembangan mengacu pada Data kondisi fisik dan non fisik PPIB dan TBT dan Data perspektif/pendapat dan kondisi pengguna, pengelola dan masyarakat Kota Tegal terhadap PPIB dan TBT meliputi: (1) pengembangan yang telah ada; (2) pembangunan baru; atau (3) pembangunan kembali.
b. Final Integration Plan c. Design Guidelines (panduan rancang)
Output : Rencana Induk Kawasan PPIB dan TBT
Durasi : 5 (lima) minggu * *) Terhitung sejak minggu pertama bulan ketiga
B . P e n y u s u n a n D e s a i n P P I B D a n T B T
Rencana Induk Kawasan PPIB dan TBT dirumuskan ke dalam rencana teknis
penanganan yang lebih terukur dan presisi baik secara lokasi, besaran/volume, dan terpetakan
secara visual, serta menyusun dan menyepakati daftar komponen pembangunan tahap 1 yang
akan ditindaklanjuti dengan penyusunan desain terhadap komponen komponen tersebut.
Tujuan : Penyusunan desain PPIB dan TBT
Metode : Desk study
Langkah : a. Melakukan penyusunan peta rinci/siteplan, memuat: (1) plotting komponen rencana, (2) jenis serta ukuran komponen rencana dan (3) kondisi eksisting.
b. Penyusunan Visualisasi Pendukung Perancangan (before-after) c. penyiapan gambar pra rencana.
Output : a. gambar rencana rinci pembangunan b. rencana anggaran dan biaya c. Visualisasi 3 dimensi (3D) dari rencana yang disusun d. Animasi (video/flim yang memperlihatkan kondisi eksisting dan rencana) e. Tahapan pembangunan
Durasi : 5 (lima) minggu * *) Terhitung sejak minggu pertama bulan ketiga
C . P e n y u s u n a n R e k o m e n d a s i K a w a s a n P P I B D a n
T B T
Menyusunan rekomendasi Kawasan PPIB dan TBT berdasarkan hasil Analisis Kelayakan
Keuangan, Aspek Potensi Pasar, Aspek Kelayakan Hukum, Aspek Kelayakan Lingkungan
sosekbud, dan Aspek Kelayakan kelembagaan. Kemudian dilakukan tahap pengurutan usulan
yang layak, tahap rencana pelaksanaan proyek bisnis dan kesimpulan serta rekomendasi
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Tujuan : Penyusunan rekomendasi pusat kawasan PPIB dan TBT
Metode : Desk study
Langkah : a. Analisis kelayakan (1) Analisis Kelayakan Keuangan (2) Aspek Potensi Pasar (3) Aspek Kelayakan Hukum (4) Aspek Kelayakan Lingkungan sosekbud (5) Aspek Kelayakan kelembagaan
b. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak c. Tahap Rencana Pelaksanaan Proyek Bisnis d. Rekomendasi Pelaksanaan Proyek Bisnis e. Rekomendasi Ketentuan Pengendalian Rencana f. Rekomendasi Pengendalian Pelaksanaan
Output : rekomendasi pusat kawasan PPIB dan TBT
Durasi : 5 (lima) minggu * *) Terhitung sejak minggu pertama bulan ketiga
h a l a m a n | 18
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
K E R A N G K A P I K I R
Sumber: Tim Penyusun, 2017
Gambar 1-3 Kerangka Pikir
h a l a m a n | 19
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
S i s t e m a t i k a P e n u l i s a n Sistematika pelaporan laporan ini adalah sebagai berikut:
BAB 1 : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup pekerjaan, keluaran dalam
penyusunan kegiatan dan tahapan, metode pelaksanaan kegiatan.
BAB 2 : GAMBARAN WILAYAH KAJIAN
Gambaran wilayah kajian berupa gambaran Kota Tegal dan PPIB dan TBT
BAB 3 : ANALISA KAWASAN PPIB DAN TBT
Analisa kegiatan kawasan PPIB dan TBT meliputi analisis lingkungan internal, eksternal,
analisis arsitektural.
BAB 4 : FORMULASI STRTEGI PENGEMBANGAN
Berisi tentang formulasi strategi pengembangan manajemen, arsitektural dan investasi
BAB 5 : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi pelaksanaan kegiatan
h a l a m a n | 20
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
B A B 2 G A M B A R A N W I L A Y A H K A J I A N
Gambaran wilayah kajian berupa gambaran umum Kota Tegal dan Kawasan PPIB dan TBT
G A M B A R A N K O T A T E G A L
K O N D I S I U M U M
Kota Tegal terletak di pantai utara Jawa Tengah dengan wilayah pantai dan laut yang
berbatasan dengan Kabupaten Tegal oleh Sungai Ketiwon disebelah timur dan dengan
Kabupaten Brebes oleh Sungai Gangsa di sebelah barat. Kota Tegal secara wilayah adminstratif
berbatasan langsung dengan Kabupaten Brebes dan Kabupaten Tegal Batas wilayah Kota
Tegal secara administratif dapat diuraikan sebagai berikut :
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Kabupaten Tegal
Sebelah Selatan : Kabupaten Tegal
Sebelah Barat : Kabupaten Brebes
Secara adminstratif bahwa Kota Tegal terbagi ke dalam 4 kecamatan dengan 27 Kelurahan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1986 tentang perubahan Batas
Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal dan Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal, Luas
Wilayah Kota Tegal adalah 38,50 Km² atau 3.850 Hektar. Namun demikian secara Defacto
luas wilayah Kota Tegal mengalami perubahan sejak tanggal 23 Maret 2007 dengan
ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2007 tentang Perubahan Batas Wilayah
Kota Tegal dengan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah di Muara Sungai Kaligangsa.,
sehingga luas wilayah Kota Tegal menjadi 39,68 Km² atau 3.968 Hektar. Kecamatan Tegal
Barat memiliki wliayah paling luas sekitar 15,13 km² disusul kecamatan Margadana seluas
11,76 km², kecamatan Tegal Selatan seluas 6,34 km² dan kecamatan Tegal Timur seluas 6,36
km².
Tabel 2-1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan
Kecamatan Luas
(Km2) Persentase
Tegal selatan 6,43 16,2
Tegal timur 6,36 16,03
Tegal barat 15,13 38,13
Margadana 11,76 29,64
39,68 100 Sumber: Kota Tegal dalam Angka 2017
h a l a m a n | 21
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Kota Tegal secara geografis terletak diantara 109°08’ - 109°10’ Bujur Timur dan 6°50’
- 6°53’ Lintang selatan, dengan wilayah seluas 39,68 Km² atau kurang lebih 3.968 Hektar.
Kota Tegal berada di Wilayah pantai utara, dari peta orientasi Provinsi Jawa Tengah berada di
Wilayah Barat, dengan bentang terjauh utara ke Selatan 6,7 Km dan Barat ke Timur 9,7 Km.
Dilihat dari Letak Geografis, Posisi Kota Tegal sangat strategis sebagai Penghubung jalur
perekonomian lintas nasional dan regional di wilayah Pantai Utara Jawa ( Pantura ) yaitu dari
barat ke timur (Jakarta-Tegal-Semarang-Surabaya) dengan wilayah tengah dan selatan Pulau
jawa (Jakarta-Tegal-Purwokerto-Yogyakarta-Surabaya) dan sebaliknya.
Topografi Kota Tegal termasuk dalam kategori dataran rendah, yaitu memiliki
ketinggian antara 0-3 meter diatas permukaan air laut (dpal), membentang dari wilayah Timur
hingga ke Barat dan Wilayah Selatan hingga ke Utara. Batuan pembentuk lahan di Kota Tegal
terbagi dalam dua jenis batuan pembentuk, yaitu tanah liat dan pasir. Batuan pasir banyak
tersebar di sepanjang daerah pesisir mulai dari Kecamatan Tegal Barat dan Tegal Timur yaitu
Kelurahan Muarareja, Kelurahan Tegalsari, Kelurahan Mintaragen, dan Kelurahan Panggung.
Adapun persebaran tanah liat berada di hampir keseluruhan Kecamatan di Kota Tegal.
Terdapat 4 (empat) sungai yang mengalir di wilayah administratif Kota Tegal yang mencakup
16 kelurahan (52,26 persen). Keempat sungai tersebut yaitu Sungai Ketiwon, Sungai Gung,
Sungai Gangsa, dan Sungai Kemiri.
Iklim di Kota Tegal termasuk kedalam kondisi iklim tropis kering. Rata rata suhu udara
di Kota Tegal padat tahun 2015 lebih renah dibandng tahun 2013-2014. Pada tahun tersebut
suhu udara terendah berada pada bulan febuari yatu 24,30˚ Celcius, sedangkan suhu tertinggi
mencapai 32,70˚ Celcius pada bulan November. Kondisi ini disebabkan oleh kondisi geografis
Kota Tegal yang berada di daerah pesisir. Kelembaban udara berkisar antara 69 persen hingga
85 persen dengan curah hujan yang tidak merata sepanjang tahun. Jumlah hujan tertinggi
terjadi pada bulan januari – aprl dan desember. Kondisi ini berlawanan dengan persentase
penyinaran matahari pada tiap bulannya. Pada bulan dengan curah hujan tinggi, persentase
penyinaran matahari cenderung rendah. Sedangkan pada bulan dengan curah hujan rendah
maka persentase penyinaran matahari cukup tinggi. Kecepatan angin pada tahun 2015
berkisar 3,50 knot hingga 5,20 knot. Angka tersebut cukup rendah jika dibandingkan tahun
tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 kecepatan angina mencapai 21,58 knot tahun 2014 turun
menjadi 18,75 knot. Pada tahun 2015 rata rata kecepetan angin mengalami penurunan yang
cukup tinggi menjadi 4.30 knot.
K O N D I S I K E P E N D U D U K A N
Penduduk Kota Tegal tahun 2016 berdasarkan proyeksi penduduk sebanyak 247.212
jiwa yang terdiri atas 122.415 jiwa penduduk laki-laki dan 124.797 jiwa penduduk perempuan.
Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2015, penduduk Kota Tegal mengalami
pertumbuhan sebesar 0,44 persen. Kecamatan dengan pertumbuhan paling besar adalah
Tegal Timur. Laju pertumbuhan penduduk Tegal Timur per tahun 2010-2016 sebesar 0,86
persen, sedangkan laju pertumbuhan 2015-2016 adalah 0,79 persen. Sementara itu besarnya
h a l a m a n | 22
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
angka rasio jenis kelamin penduduk Kota Tegal tahun 2016 sebesar 98,09. Kepadatan
penduduk di Kota Tegal tahun 2016 mencapai 6.230 jiwa/km2.
Kecamatan Tegal Timur memiliki kepadatan paling tinggi dibanding kecamatan lain
yaitu mencapai 12.274 jiwa/km2. Kondisi ini terjadi karena wilayah Tegal Timur merupakan
konsentrasi ekonomi, pusat pemerintahan dan pusat pendidikan di Kota Tegal. Jika dilihat
menurut kelompok umur jumlah penduduk di tiap kelompok umur hampir sama. Kondisi ini
mengindikasikan rendahnyatingkat fertilitas dan mortalitas di Kota Tegal.
Tabel 2-2 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan
Kecamatan
Jumlah penduduk Laju pertumbuhan
penduduk
2010 2014 2015 2016 2010-
2015 2014-2015
2015-2016
Tegal selatan 57.688 58.850 59.115 59.368 0,49 0,45 0,43
Tegal timur 74.254 76.836 77.456 78.065 0,85 0,81 0,79
Tegal barat 62.562 63.443 63.634 63.810 0,34 0,30 0,28
merupakan lokasi yang dipromosikan sebagai proyek kerjasama investasi antara pemkot
dengan swasta. Keterangan yang ada berupa Pengelolaan Gedung Pusat Promosi dan
Informasi bisnis (PPIB) , memiliki fasilitas : Jalan dan Tempat Parkir luas, Listrik dan Air, 1 unit
Gedung (Hall) , 1 unit Mushola, 2 unit Ruang Showroom Kerajinan, 48 unit Kios. Sedangkan
untuk dinas yang mengelola PPIB dan TBT tidak ada informasi resmi dan terbuka PPIB dan
TBT, hal ini terlihat pada website resmi pemerintah Kota Tegal ataupun dinas yang
bertanggungjawab mengelola PPIB dan TBT.
h a l a m a n | 47
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
B A B 3 A N A L I S A K A W A S A N P P I B D A N T B T
Analisis lingkungan merupakan salah satu proses yang harus dilakukan dalam manajemen strategis yang bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Selain itu juga dilakukan analisis arsitektural untuk memberikan masukan pengembangan bentuk arsitektural (PSU) dalam rencana pengembangan
A N A L I S I S L I N G K U N G A N I N T E R N A L Analisis lingkungan internal ditinjau dari manajemen. Manajemen dibutuhkan
setidaknya untuk mencapai tujuan, menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang
saling bertentangan, dan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Manajemen terdiri dari
berbagai unsur, yakni:
Man
Dalam studi ini akan mengalisa sumber daya manusia (SDM) pengelola kawasan PPIB dan
TBT baik SDM yang berada di kawasan PPIB dan TBT, selain itu juga SDM dan struktur
organisasi yang berada di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mengelola kawasan
PPIB dan TBT. Apakah SDM dan struktur organisasi yang berada di Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) dapat mengelola kawasan PPIB dan TBT ini dengan baik?
Money
Yang dimaksud dengan money/uang adalah anggaran dan pendapatan (akutansi) untuk
mengelola kawasan PPIB dan TBT serta anggaran yang diterima/dikelola oleh OPD yang
mengelola kawasan PPIB dan TBT. Apakah besaran anggaran tersebut dapat mengelola
kawasan PPIB dan TBT sesuai dengan maksud dan tujuannnya?
Method
Cara atau sistem untuk mencapai tujuan, dalam studi ini yang dimaksud adalah: Visi, Misi,
dan Tujuan pengelolaan dan pengembangan PPIB dan TBT, termasuk di dalamnya adalah
Standart Operasional Procedure (SOP). Pertanyaannya apakah Visi, Misi, dan Tujuan serta
SOP sudah memenuhi kebutuhan untuk pengelolaan dan pengembangan PPIB dan TBT?
Machine
Dalam perusahaan atau pabrik machine adalah mesin atau alat untuk berproduksi, tetapi
dalam studi penyusunan masterplan PPIB dan TBT ini adalah PSU kawasan PPIB dan TBT.
Apakah PSU di kawasan PPIB dan TBT sudah dapat mendukung semua kegiatan dan
rencana pengembangan kawasan PPIB dan TBT.
h a l a m a n | 48
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Material
Apakah kegiatan/event di kawasan PPIB dan TBT sesuai dengan rencana pengembangan
kawasan PPIB dan TBT?
Market;
Analisa market ini terdiri dari
a. Analisa pemasaran terdiri Analisa Segmenting, Targeting, dan Positioning
b. Analisa Bauran Pemasaran terdiri dari Produk (Product), Place (tempat), Promotion
(promosi), Price (harga)
Information
Pertanyaannya apakah informasi yang ada terkait dengan PPIB dan TBT sudah memenuhi
kebutuhan untuk pengelolaan dan pengembangan PPIB dan TBT?
S U M B E R D A Y A M A N U S I A
Analisis ini berfungsi untuk mengetahui bagaimana kualitas dari pengelola gedung PPIB
dan TBT.
A . S D M P e n g e l o l a P P I B
Pengelola gedung PPIB yaitu Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan walapun salah
satu sisi ruang di lantai 2 digunakan Dekranasda. Dimana saat ini masih untuk sementara
dikelola oleh bidang sekretariat di bawah sub bidang umum & kepegawaian. Berikut ini adalah
struktur Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan :
Gambar 3-1 Struktur Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan
Sekretariat merupakan unit kerja Dinas Koperasi, UKM serta Perdagangan. Sekretariat
dipimpin oleh seorang Sekretaris Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan administrasi Dinas Koperasi
UKM serta Perdagangan. Untuk melaksanakan tugas, Sekretariat menyelenggarakan fungsi :
h a l a m a n | 49
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Sekretariat;
pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran Sekretariat;
pengoordinasian penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Dinas
Koperasi UKM serta Perdagangan;
penyusunan kebijakan, pedoman dan standar teknis yang berkaitan dengan tugas dan
fungsi Sekretariat;
pelaksanaan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana strategis dan
dokumen pelaksanaan anggaran Dinas KUKM serta Perdagangan oleh unit kerja Dinas
Koperasi UKM serta Perdagangan;
pembinaan dan pengembangan tenaga fungsional dan tenaga teknis koperasi, usaha kecil
dan menengah, serta perdagangan;
pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang Dinas Koperasi UKM serta Perdagangan;
pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Dinas KUKM serta
Perdagangan;
pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengaturan acara Dinas Koperasi UKM serta
Perdagangan;
penyediaan, penatausahaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja
Dinas KUKM serta Perdagangan;
pengelolaan kearsipan, data dan informasi Dinas Koperasi UKM serta Perdagangan;
pengoordinasian penyusunan laporan keuangan, kinerja, kegiatan, dan akuntabilitas Dinas
KUKM serta Perdagangan; dan
pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat.
Subbagian Umum dan Kepegawaian merupakan satuan kerja Sekretariat dalam
pelaksanaan administrasi umum dan kepegawaian Dinas KUKM serta Perdagangan. Subbagian
Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Dinas dengan dibantu oleh 3 (tiga) orang
staff. Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas :
menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Sekretariat sesuai
dengan lingkup tugasnya;
melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran sekretariat sesuai
dengan lingkup tugasnya;
melaksanakan kegiatan pengelolaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Dinas
Koperasi, UKM serta Perdagangan;
melaksanakan kegiatan pemeliharaan kebersihan, keindahan, keamanan dan ketertiban
kantor Dinas Koperasi, UKM serta Perdagangan;
melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung dan peralatan
kerja serta Kendaraan Dinas Operasional Dinas Koperasi, UKM serta Perdagangan;
melaksanakan pengelolaan ruang rapat/pertemuan Dinas Koperasi, UKM serta
Perdagangan;
melaksanakan pengaturan acara Dinas Koperasi, UKM serta Perdagangan;
h a l a m a n | 50
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
menghimpun, menganalisis, mengevaluasi dan mengajukan kebutuhan persediaan, aset
tetap dan aset lain-lain Dinas Koperasi, UKM serta Perdagangan;
menerima, menatausahakan, menyimpan dan mendistribusikan persediaan, aset tetap dan
aset lain-lain Dinas Koperasi, UKM serta Perdagangan;
melakukan analisis dan evaluasi nilai dan manfaat aset Dinas Koperasi, UKM serta
Perdagangan;
melaksanakan kegiatan pengelolaan kearsipan dan dokumen kepegawaian Dinas Koperasi,
UKM serta Perdagangan;
membuat dokumen penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan penghapusan barang;
melaksanakan pengurusan hak, kesejahteraan, penghargaan, kenaikan pangkat, cuti, dan
pensiun pegawai
melaksanakan perencanaan kebutuhan, penempatan, mutasi, pengembangan kompetensi
pegawai dan pengembangan karir pegawai;
menyusun bahan analisa jabatan dan analisa beban kerja Dinas KUKM serta Perdagangan;
pengembangan dan pelaporan kinerja dan disiplin pegawai;
menyiapkan dan memproses administrasi rotasi, mutasi, promosi dan demosi pegawai
dalam dan dari jabatan; dan
melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian Umum dan
Kepegawaian.
pada point e di jelaskan bahwa dilakukan pemeliharaan dan perawatan bangunan
gedung sehingga jelas bahwa PPIB yang merupakan aset pemerintah Kota Tegal yang menjadi
tanggung jawab dinas dari Subbagian Umum dan Kepegawaian. Sehingga struktur
pengelolaan PPIB sebagai berikut:
Gambar 3-2 Struktur Pengelolaan PPIB
Berdasarkan kondisi diatas ada beberapa permasalahan yang timbul dalam
pengelolaan PPIB yaitu:
karena dalam tugasnya Subbagian Umum dan Kepegawaian terkait dengan PPIB hanya
melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung maka upaya
untuk mengelola, melakukan inovasi terhadap kegiatan, pemasaran/promosi dan informasi
gedung PPIB tidak dapat dilakukan/tidak maksimal
Subbagian Umum dan Kepegawaian yang mengelola PPIB dengan hanya dibantu oleh 3
(tiga) orang staff, maka untuk melakukan tugas pengelolaan sesuai dengan tujuan awal
PPIB yang relative banyak otomatis mengalami kekurangan personel.
h a l a m a n | 51
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
hanya petugas kebersihan yang ditempatkan di PPIB maka inovasi terhadap kegiatan,
pemasaran/promosi dan informasi gedung PPIB tidak dapat dilakukan/tidak maksimal
area PPIB (gedung, kios, parkir) hanya menjadi sumber pendapatan daerah pasif
B . S D M P e n g e l o l a T B T
Pengelola TBT berada di bawah pengelolaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Tegal dikelola oleh sub bidang seni dan budaya dibawah bidang kebudayaan.
Gambar 3-3 Struktur Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Sub. Bid Seni Budaya mempunyai tugas sebagai:
Pengelola bahan perumusan seni budaya
Pengelola data tenaga cagar budaya, museum dan seni budaya
Pengelola kegiatan event seni budaya
Karena TBT merupakan gedung seni pertunjukan yang sering dijadikan tempat untuk
kegiatan/event seni budaya maka pengelolaan TBT pada sie ini. Dalam melaksanakan
tugasnya sie ini dilakukan oleh 2 orang staf dengan dibandtu 8 petugas kebersihan. 2 staff di
sub. bid tersebut yang sesuai menangani hal ini, memiliki latar pendidikan S1 Seni dan SMU.
Berdasarkan kondisi diatas ada beberapa permasalahan yang timbul dalam
pengelolaan TBT yaitu:
karena dalam tugasnya Sub. Bid terkait dengan TBT hanya mengelola kegiatan event seni
budaya sehingga kegiatan pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung dan,
melakukan inovasi terhadap kegiatan, pemasaran/promosi dan informasi gedung TBT
tidak dapat dilakukan/tidak maksimal
h a l a m a n | 52
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
seksi seni budaya yang mengelola PPIB dengan hanya dibantu oleh 2 (dua) orang staff
dan 8 orang petugas keberishan, maka untuk melakukan tugas pengelolaan sesuai dengan
tujuan awal TBT yang relative banyak otomatis mengalami kekurangan personel.
hanya petugas kebersihan yang ditempatkan di TBT maka inovasi terhadap kegiatan,
pemasaran/promosi dan informasi gedung TBT tidak dapat dilakukan/tidak maksimal
area TBT (gedung, parkir) hanya menjadi sumber pendapatan daerah pasif
P E M A S A R A N
Pemasaran merupakan proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta
memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan atas barang dan jasa. Aspek pemasaran terkait
dengan komponen-komponen strategi pemasaran seperti segmenting, targeting, dan
positioning.
A . A n a l i s a S e g m e n t i n g , T a r g e t i n g , d a n
P o s i t i o n i n g
Segmentasi Pasar (Segmenting)
Dalam memasarkan produknya, perusahaan membagi pasar ke dalam empat segmen
pasar berdasarkan aspek geografis, aspek demografis, aspek psikografis dan aspek
perilaku. Segmentasi pasar PPIB dan TBT berdasarkan aspek geografis terkait dengan
wilayah pemasaran. Segmentasi berdasarkan aspek demografis (usia dan penghasilan)
meliputi semua usia dan penghasilan. Aspek psikografis yang menjadi segmen perusahaan
adalah kelas social (kelas social menengah kebawah), sedangkan aspek perilaku terkait
dengan peristiwa dan manfaat yang terkait dengan bisnis dan budaya Tegal
Untuk PPIB segmentasi pasar adalah :
a. Pengusaha Swasta, yang mempunyai usaha atau akan mengembangkan usaha di Jawa
Tengah Bagian Barat
b. Pemerintah Daerah, Kota Tegal dan sekitarnya
c. Masyarakat, Kota Tegal dan sekitarnya
d. Event Organizer, yang menyelenggarakan event di Jawa Tengah Bagian Utara - Barat.
Sedangkan untuk TBT segmentasi pasar adalah: Seniman, Sekolah, Kegiatan Keagamaan
dan Event Organizer untuk Kota Tegal dan sekitarnya/Budaya Tegal
Targeting
Setelah menetapkan segmentasi pasar perusahaan maka dilakukan identifikasi dan seleksi
pasar sasaran. Target pasar adalah masyarakat, pengusaha, pelaku bisnis dan industry,
pelaku seni budaya, penikmat seni dan budaya di di wilayah yaitu Kota Tegal dan
sekitarnya (Kota tegal, kabupaten Tegal, Kabupaten Pemalang, Kota Cirebon, Kota
Pekalongan, Kabupaten Pekalongan)., dengan konsumen lebih banyak dari daerah luar
Kota, meliputi semua usia dan penghasilan yang terkait dengan kebutuhan pengembangan
bisnis dan budaya Kota Tegal
h a l a m a n | 53
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Positioning
Positioning bertujuan untuk menempatkan posisi produk di mata konsumen sehingga
produk perusahaan dapat dipandang berbeda dengan produk-produk lainnya. PPIB
memposisikan sebagai incubator bisnis dan industry di Kota Tegal dan sekitarnya. TBT
memposisikan sebagai pusat budaya Tegal
B . A n a l i s a B a u r a n P e m a s a r a n
Selain itu pemasaran terkait erat dengan bauran pemasaran, yaitu aspek produk,
harga, distribusi dan promosi. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai masing-masing
bauran pemasaran pada PPIB dan TBT.
Produk (Product)
PPIB didirikan oleh Pemerintah Kota Tegal, sebagai pusat kawasan Promosi dan Bisnis.
Namun keberadaan fasilitas tersebut belum mampu mengembangkan kawasan sebagai
pusat promosi maupun budaya. Kegiatan harian/rutin PPIB hanya sebagai kegiatan
pedagang yang menyewa kioas sehingga kurang bisa meningkatkan potensi PAD maupun
menggerakan perekonomian dikawasan PPIB. Dari hasil survey di lapangan, tercatat hanya
terdapat 30 kios yang aktif di PPIB, dimana disewa oleh 19 pedagang. Sedangkan jumlah
keseluruhan kios adalah 48. Pedagang yang menyewa kios di lokasi PPIB berupa pedagang
makanan, jasa dan barang. Berikut untuk lebih jelasnya :
Sumber : Hasil Survei Lapangan (Data Primer/Kuesioner) Tahun 2017
Gambar 3-4 Penggunaan Kios di Lokasi PPIB Kota Tegal
Dari gambar tersebut, dapat dilihat bahwa keberadaan PPIB sebagai pusat promosi bisnis
yang diharapkan mampu memberikan kontribusi kepada PAD Kota Tegal belum berhasil,
hanya sekitar 62% kios di lokasi PPIB yang mampu digunakan, sedangkan hampir
separuhnya (38%) kios masih kosong.
Pada umumnya penggunaan kios digunakan untuk kegiatan yang bukan sebagai tujuan
awal pembangunan PPIB. Tujuan awal kios yang ada di lokasi PPIB adalah sebagai media
(wahana) bagi UMKM untuk memperkenalkan (mempromosikan) produk yang dihasilkan
kepada masyarakat dan sebagai wadah temu bisnis. Dengan harapan produk tersebut
mampu dikenal oleh masyarakat. Artinya kios yang ada di PPIB, tujuan awalnya adalah
sebagai media promosi. Namun pada kenyataannya, lokasi kios PPIB ini sepi dan akhirnya
banyak kios yang tidak terpakai. Sehingga fungsi dari PPIB ini beralih menjadi tempat
Terpakai, 30,
62%
Kosong, 18,
38%
h a l a m a n | 54
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
berjualan para pedagang yang tidak hanya untuk pengembangan bisnis, namun di bidang
lain misal jasa dan kuliner. Selain kios, gedung yang ada di lokasi PPIB juga belum mampu
digunakan sebagai fungsinya. Gedung ini masih banyak yang rusak dan sudah lama tidak
terpakai.
Penggunaan TBT masih juga belum sesuai yang diharapkan oleh Pemerintah Kota Tegal.
TBT belum mampu sebagai media (kawasan) untuk pusat kegiatan budaya. Namun,
potensi ekonomi TBT sebenarnya sangat tinggi bagi penggerak perekonomian Kota Tegal.
Jika gedung TBT mampu dimaksimalkan, TBT akan mampu memberikan kontribusi bagi
PAD Kota Tegal. TBT merupakan satu-satunya gedung untuk pertunjukan seni budaya di
Kota Tegal. Selain itu hasil survey di lapangan, gedung ini juga terkadang dipakai untuk
acara perpisahan sekolah. Dimana Kota Tegal masih terbatas dalam ketersediaan gedung,
untuk acara-acara seni, hiburan serta sewa gedung untuk acara-acara perpisahan,
pernikahan dan lain sebagainya.
Adapun beberapa potensi yang dimiliki PPIB dan TBT Kota Tegal adalah :
a. Lokasi yang strategis
Berada di jalan Kol. Sugiono yang merupakan bagian dari Jalan Pantura Pulau
Jawa sehingga intensitas kendaraan yang melewatinya relative tinggi.
b. Kondisi gedung utama (gedung PPIB dan TBT) masih relative baik
c. Sebagai tempat pertunjukan seni budaya di Kota Tegal.
TBT merupakan tempat yang bisa dijadikan sebagai pertemuan seniman yang ada di Kota
Tegal, untuk membuat pertunjukan. Gedung ini bisa dijadikan wadah bagi pengembangan
seni budaya baik tradisional ataupun modern. Gedung ini bisa dijadikan tempat untuk
memperkenalkan budaya tradisional atau budaya lokal yang ada di wilayah Kota Tegal.
Gedung TBT ini sangat cocok dijadikan sebagai tempat untuk pertunjukan seni, dimana
gedung ini memiliki kelebihan-kelebihan sebagai tempat pertunjukan seni dan budaya
karena beberapa memiliki Ruang teater yang dilengkapi faslitas panggung, sound, akustik,
bangku penonton dan ligting sesuai dengan kebutuhan seni pertunjukan (teater, music,
tari dan lainnya)
Place (tempat)
PPIB dan TBT sebenarnya memiliki potensi yang tinggi sebagai wadah bagi sumber
peningkatan pendapatan PAD Kota Tegal. Lokasi tempat ini terletak di Pusat Kota, dan
terletak di jalan utama Kota Tegal dan berseberangan dengan pusat perbelanjaan yang
ramai di Kota Tegal (Rita Mall).
Promotion (promosi)
Pemasaran PPIB hanya ada pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kota Tegal http://dpmptsp.tegalkota.go.id/perizinanonline/web/kontent/54/page-
faq.html), Sedangkan pada website resmi pemerintah Kota Tegal ataupun dinas yang
bertanggungjawab mengelola PPIB dan TBT. Hal ini memperlihatkan promosi yang masih
h a l a m a n | 55
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
kurang dibandingkan pesaingnya. Ada beberapa pangsa pasar, agar gedung PPIB bisa
digunakan sebagaimana mestinya, dengan peningkatan fasilitas yang sama atau lebih dari
lokasi lainnya (Rita dan Pasifik).
Tabel 3-1 Pangsa Pasar PPIB
No Pangsa Pasar PPIB
Keterangan
1 Pengusaha Swasta
Menangkap peluang diselenggarakan temu bisnis dan ajang promosi bisnis. Supaya pengusaha swasta menggelar hal tersebut di gedung PPIB. � Training dan peningkatan kapasitas SDM, baik SDM calon
pengusaha (enterpreneur), maupun SDM pekerja di industri. � Tempat Prototyping center bagi pengusaha swasta yang siap di
komersialkan. � Tempat konsultasi dan informasi, baik konsultasi dan informasi
teknologi maupun informasi bisnis. � Akses ke lembaga-lembaga keuangan, investor, pemerintah,
industri, sumber teknologi, lembaga perijinan, HKI dan sertifikasi serta jaringan lain yang dibutuhkan oleh pengusaha pemula berbasis teknologi untuk mengembangkan bisnisnya.
� Pengembangan teknologi, termasuk untuk pengembangan desain, prototyping, dan lain-lain.
� Research & Business Development (R&BD), yakni program dan aktivitas riset dan pengembangan untuk bisnis yang berkelanjutan
2 Pemerintah Daerah
Menangkap kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Pemda dalam hal gelar produk, pameran atau kegiatan yang lain. Dimana selama ini Pemda juga belum memaksimalkan penggunaan gedung PPIB. � Training dan peningkatan kapasitas SDM, baik SDM calon
pengusaha (enterpreneur), maupun SDM pekerja di industri. � Prototyping center, menjadi lokasi untuk pengembangan prototype
teknologi yang siap di komersialkan. � Penyediaan konsultasi dan informasi, baik konsultasi dan informasi
teknologi maupun informasi bisnis yang bisa diakses secara luas oleh masyarakat dan industri.
� Penyediaan akses, ke lembaga-lembaga keuangan, investor, pemerintah, industri, sumber teknologi, lembaga perijinan, HKI dan sertifikasi serta jaringan lain yang dibutuhkan oleh pengusaha pemula berbasis teknologi untuk mengembangkan bisnisnya.
� Dukungan pengembangan teknologi, termasuk untuk pengembangan desain, prototyping, dan lain-lain.
� Research & Business Development (R&BD), yakni program dan aktivitas riset dan pengembangan untuk bisnis yang berkelanjutan.
3 Masyarakat Masyarakat yang menggelar pernikahan atau hajatan, bias menyewa di lokasi ini. Agar gedung ini selalu terpakai.
4 Event Organizer
EO sering melakukan kegiatan-kegiatan untuk bisnis, pernikahan, seni dan lain sebagainya. Sehingga EO juga menjadi pangsa pasar dari gedung PPIB
Sumber: tim penyusun, 2017
h a l a m a n | 56
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Sedangkan pangsa pasar TBT terlihat dari jumlah gedung kesenian di Kota Tegal ada 6
lokasi, yaitu :
a. Rita Mall
b. Pasific Mall
c. Gedung Kesenian (Gedung Wanita)
d. Gedung TBT
e. PAI
f. Gedung Hanggawana
Gedung yang berfungsi sebagai kegiatan untuk pertunjukan seni dan budaya di Kota Tegal,
belum ada selain TBT (yang berupa gedung teater). Oleh karena itu sebenarnya gedung
TBT adalah satu-satunya gedung yang ada yang dikhususkan untuk kegiatan seni dan
budaya. Gedung ini dibangun untuk memfasilitasi pengembangan kegiatan seni dan
budaya di Kota Tegal.
Adapun beberapa pangsa pasar TBT, dengan melihat potensi yang dimiliki dan
ketersediaan fasilitas yang ada adalah :
Tabel 3-2 Pangsa Pasar TBT
No Pangsa Pasar TBT Keterangan
1 Seniman Menjaring minat seniman di Kota Tegal, untuk melakukan gelar pertunjukan seni di gedung ini.
2 Sekolah � Menjadi pangsa TBT, karena selama ini yang sering menggunakan gedung ini adalah sekolah SMP yang melakukan kegiatan perpisahan kelas.
� Menjaring kegiatan pensi (Pentas Seni) yang sering dilaksanakan oleh sekolah-sekolah SMP dan SMU.
3 Kegiatan Keagamaan
Kegiatan keagamaan juga bisa diadakan di tempat ini. Dimana selama ini kegiatan keagamaan Non Muslim juga menjadi pengguna TBT.
4 Event Organizer Menjaring minat EO yang sering melakukan berbagai acara dan sering menyewa gedung. Agar gedung TBT menjadi salah satu lokasi tujuan digunakan untuk kegiatan yang dilaksanakan oleh EO.
Sumber: Tim penyusun, 2017
Price (harga)
Di Kota Tegal keberadaan tempat untuk kegiatan bisnis/penyelenggaraan event bisnis
masih sangat minim. Berdasarkan hasil survey primer diketahui bahwa terdapat 3 tempat
yang biasa digunakan untuk event penyelenggaraan kegiatan bisnis di Kota Tegal yaitu :
h a l a m a n | 57
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
1 PPIB � Lokasi strategis � Murah sewa tempat � Tempat luas � Parkir
� Gedung kurang perawatan, dan terakhir digunakan untuk kegiatan bisnis, yaitu Tegal Bisnis Pameran, dimana event tersebut diadakan pada tahun sekitar 2010/2011.
� Kurang diminati karena alasan pintu masuk yang susah.
� Pemerintah Daerah juga kurang memaksimalkan lokasi ini, karena kegiatan gelar produk, tidak menggunakan lokasi ini dan memilih lokasi lain, missal Rita Mall dikarenakan alasan tertentu.
2 Mall Rita � Lokasi strategis � Listrik � Gedung � Sewa sekitar 20
juta � Parkir
� Ramai digunakan untuk pameran bisnis, karena lokasinya selalu ramai dikunjungi oleh banyak orang. Sehingga banyak pengusaha lebih memilih tempat ini karena dianggap lebih tepat untuk promosi, walaupun dengan harga yang tinggi.
3 Mall Pasifik � Lokasi strategis � Listrik � Gedung � Sewa sekitar 10
juta � Parkir
� Menjadi salah satu alternatif kegiatan bisnis di Kota Tegal, karena lokasi ini selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat.
Sumber: survey primer, 2017
K E U A N G A N / A K U N T A N S I
A . K o n d i s i K e u a n g a n P P I B
PPIB merupakan aset daerah di Kota Tegal, dimana dari penggunaan tempat tersebut
mampu memberikan kontribusi PAD di Kota Tegal (dari sewa kios). Selama ini kisaran
pendapatan PPIB perbulannya diantara Rp. 4.000.000-Rp. 9.000.000. sedangkan target yang
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah untuk retribusi pemakaian PPIB di tahun 2017 sebesar Rp.
58.180.000,00. Berikut ini adalah besarnya setoran PPIB ke PAD Kota Tegal :
Tabel 3-4 Setoran Gedung PPIB Tahun 2017
No Bulan Jumlah
1 Januari 6,750,000
2 Februari 5,500,000
3 Maret 6,450,000
4 April 4,975,000
5 Mei 9,025,000 Sumber : Badan Keuangan Daerah Kota Tegal Tahun 2017
h a l a m a n | 58
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Tabel 3-5 Pengeluaran Listrik Dan Air Gedung PPIB Kota Tegal
Keterangan Jumlah/Bulan Pengel/Tahun
Gedung Kios 418,684 5,024,208
Gedung PPIB 1,535,938 18,431,256
Total Pengel Listrik & Air 23,455,464
Total Kisaran Pengeluaran Keseluruhan (Pemeliharaan Gedung, Tenaga Kebersihan, Listrik & Air)
100.000.000
Sumber : Hasil Survei LapanganWawancara dengan Pengelola PPIB Tahun 2017
Sedangkan untuk pengeluaran PPIB pertahunnya kurang lebih (hanya listrik dan air)
sebesar Rp.23.455.464, Pengeluaran ini belum termasuk dalam pengeluaran perbaikan dan
pemeliharaan gedung serta pembayaran tenaga kebersihan. Kisaran total keseluruhan
pengeluaran PPIB pertahunnya sebesar Rp. 100.000.000,-Sehingga besarnya pemasukan lebih
kecil dari pendapatannya (Rp. 58.180.000,-).
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan kontribusi PPIB bagi Kota Tegal belum
maksimal, dan sangat perlu ditingkatkan. Mengingat potensi dan besarnya peluang ekonomi
yang bisa ditangkap dari penggunaan gedung PPIB dan kios yang ada di kawasan tersebut.
B . K o n d i s i K e u a n g a n T B T
Sama halnya dengan PPIB. Kondisi TBT juga belum maksimal bagi Kota Tegal. Selama
ini target dari TBT sebesar Rp. 64.000.000, dan di tahun 2016, mampu melebihi dari yang
ditargetkan yaitu sebesar Rp. 65.200.000.
Tabel 3-6 Target & Realisasi TBT Kota Tegal
Penerimaan TBT Target Realisasi
2016 64,000,000 65,200,000
2017 64,000,000 baru berjalan Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal Tahun 2017
Penggunaan gedung TBT selama ini, lebih dipakai oleh anak sekolah untuk kegiatan
perpisahan. Selain perpisahan gedung TBT juga sering digunakan untuk kegiatan teater,
musik, dan seminar. Besarnya pendapatan TBT dari aktifitas tersebut selama periode 1 tahun
ini (Januari-Agustus 2017), jumlah pendapatan TBT sebesar Rp. 57.000.000, dengan rincian :
penerimaan pendapatan sewa gedung sebesar Rp. 52.000.000, dan dari parkir sebesar Rp.
5.000.000. berikut untuk lebih jelasnya :
h a l a m a n | 59
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Tabel 3-7 Jumlah Pendapatan Gedung TBT Kota Tegal Periode Januari-Agustus 2017
Jenis Kegiatan Sewa TBT
Jumlah Event
Pendapatan Sewa
Pendapatan Parkir
Teater 4 12,000,000 1,200,000
Musik 1 4,000,000 400,000
Seminar 1 2,000,000 200,000
Perpisahan 16 34,000,000 3,200,000
Jumlah 22 52,000,000 5,000,000
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal Tahun 2017
Bila dibandingkan antara pendapatan dan pengeluaran pemeliharaan TBT untuk 1
tahun, pengeluaran TBT masih dibawah dari pendapatannya (Untung), dimana selama ini
pemeliharaan gedung TBT pertahunnya mencapai Rp. 53.329.000. berikut untuk lebih jelasnya
:
Tabel 3-8 Pengeluaran Pemeliharaan Gedung TBT Kota Tegal
Keterangan Jumlah
Pemeliharaan Perlengkapan Gedung TBT
53,329,000
a. Servise AC 8,400,000
b. Pemeliharaan Gamelan 2,000,000
c. Pemeliharaan Generator 10,745,700
d. Solar 12 kali X 12 bulan X 8 liter 5,932,800
e. Pelumas Oli 25 liter X 6 kali X 1 tahun
8,250,000
f. Pemeliharaan Lampu 9,000,000
g. Pemeliharaan Sound Sistem 9,000,000 Catatan: belum termasuk biaya/gaji tenaga kebersihan
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal Tahun 2017
Berdasarkan kondisi pendapatan dan pengeluaran TBT, dapat disimpulkan bahwa
gedung TBT pendapatannya masih lebih tinggi dari pengeluarannya, walaupun selisih antara
pengeluaran dan pendapatannya masih kecil. Artinya gedung TBT pemanfaatan ekonominya
belum maksimal. Penggunaan pada asset ini belum banyak. Sehingga kedepannya hal ini bisa
lebih dioptimalkan.
h a l a m a n | 60
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N
A . A n a l i s i s T a n g g a p a n M a s y a r a k a t T e r h a d a p
P e n g g e m b a n g a n P P I B d a n T B T
Analisis ini digunakan untuk menilai tanggapan masyarakat akan adanya rencana
pengembangan gedung PPIB dan TBT Kota Tegal menjadi tempat terpadu, dengan
menggunakan analisis AIDA. Analisis AIDA dipakai, untuk mengetahui aspek-aspek sosial dari
kegiatan pengembangan tempat terpadu kawasan PPIB dan TBT. Analisis AIDA adalah analisis
yang digunakan dalam suatu tindakan pada area yang akan memberikan dampak nyata pada
keputusan atau tindakan yang lain. AIDA adalah salah satu bentuk analisis keputusan strategis
yang dilandasi oleh dua unsur utama yaitu keputusan dan keterkaitan keputusan.
Kriteria yang dapat dipakai sebagai pertimbangan di dalam rnerumuskan sasaran awal
yaitu:
Kesaling-keterkaitan, keputusan-keputusan yang beikaitan secara kuat dan saling
bergantungan satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Dengan demikian maka perlu
dipertimbangkan bersama-sama. Sedangkan lingkup yang keterkaitannya tidak terlalu
kuat, dapat dipertimbangkan kemudian.
Keterkendalian, melakukan pebatasan pada sasaran yang akan dicapai. Sehingga akan
terkendali dan tidak terkait dengan institusi yang tidak mempunyai hubungan fungsional.
Berdampak, keputusan yang berdampak besar terhadap lingkungan masyarakat perlu
dipertimbangkan lebih awal. Derajat kepentingan, keputusan yang mempunyai derajat
kepentingan lebih akan sangat berpengaruh dalam penemuan sasaran awal.
Rumus AIDA pada masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
X = �� � �� ��
�� � �� ����� � ���� 100 %
Dimana : Xn : Nilai pada masing-masing tahap model AIDA X1 : Nilai pada tahap “Attention” X2 : Nilai pada tahap “Interest” X3 : Nilai pada tahap “Desire” X4 : Nilai pada tahap “Action”
Hasil pada masing-masing tahap AIDA yaitu attention, interest, desire, dan action
adalah sebagai berikut:
h a l a m a n | 61
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Tabel 3-9 Hasil Analisis AIDA Masing-Masing Tahap “Tanggapan Masyarakat Terkait Pengembangan PPIB dan TBT Menjadi Kawasan Terpadu”
Wisma Seni, Perpustakaan, Dokumentasi, Sekertariat, Ruang rapat, Rumah jaga, Gudang,
Gerbang dan Loket.
Teater tertutup besar berdasarkan standart arsitektural (De Chiara, 1983) gedung teater
terdiri dari Ruang Tunggu dan kamar Mandi.
h a l a m a n | 88
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
B A B 4 F O R M U L A S I S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N
Berisi tentang strategi pengembangan manajemen yang didalamnya mencakup identifikasi kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman. Kemudian disusun dalam analisis IFE, EFE, IE, SWOT serta QSPM. Selain itu formulasi strategi pengembangan arsitektural pengembangan.
F O R M U L A S I S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N M A N A J E M E N
A . I d e n t i f i k a s i F a k t o r K e k u a t a n d a n K e l e m a h a n
Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal PPIB dan TBT diperoleh beberapa faktor
lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan usaha. Faktor-faktor lingkungan
internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4-1 Kekuatan dan Kelemahan PPIB dan TBT
Faktor Kekuatan Kelemahan
Sumber Daya Manusia
� inovasi terhadap kegiatan, pemasaran/promosi dan informasi gedung TBT tidak dapat dilakukan/tidak maksimal karena kekurangan personel dan penanggung jawab lapangan hanya staf
Pemasaran � Harga sewa relative lebih murah dari pesaingnya
� TBT hanya ada 3 di Jawa Tengah
� Muncul pesaing untuk lokasi kegiatan/event, bisnis dan budaya
� promosi yang masih kurang dibandingkan pesaingnya
Keuangan/akutansi retribusi pemakaian PPIB dan TBT memenuhi target masing – masing sebesar Rp. 58.180.000,00 dan sebesar Rp. 65.200.000.
Pengeluaran lebih besar dibandingkan dengan penghasilan sehingga bisa dikatakan merugi
Penelitian dan Pengembangan
Tingkat Attention, Interest, Desire dan Action pengguna tinggi
Belum ada rencana penelitian dan pengembangan
Fasade Bangunan tidak ada unity (kesatuan) langgam pada semua bangunan yang ada di kawasan.
Analisa Tapak Topografi pada tapak relative datar, hal ini mempermudah dalam pencapaian, sirkulasi dan penataan massa bangunan
� kawasan tidak memiliki view point dari tapak ataupun ke luar tapak
h a l a m a n | 89
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Faktor Kekuatan Kelemahan
� aksesbilitas ke dan dari lokasi menyulitkan pengunjung
� potensi kemacetan dalam tapak akibat sirkulasi loop
Kebutuhan Ruang Kekurangan fasilitas dan lahan untuk memenuhi standard dan kebutuhan kegiatan
Sumber: tim penyusun, 2017
B . I d e n t i f i k a s i F a k t o r P e l u a n g d a n A n c a m a n
Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal kawasan PPIB dan TBT, maka diperoleh
beberapa faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi usaha/kegiatan
PPIB dan TBT. Faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman dapat
dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 4-2 Peluang dan Ancaman PPIB dan TBT
Faktor Kekuatan Kelemahan
Ekonomi � persentase pengeluaran penduduk cenderung sudah beralih ke kebutuhan sekunder/tersier (bukan makanan) sehingga daya beli relative tinggi
� Distribusi persentase investasi tahun 2015 didominasi oleh konstruksi dengan komposisi sebesar 85,16 persen dan pemerintah sebesar 14,84 persen, sehingga peran swasta semakin besar.
Investasi � Rendahnya pertumbuhan investasi di Kota
Tegal, dibanding dengan wilayah sekitar; � Terbatasnya fasilitas infrastruktur
pendukung untuk pengembangan investasi;
� Kurang optimalnya promosi yang dilakukan untuk menarik minat investor.
Industri � Terbatasnya kemampuan memenuhi
kebutuhan bahan baku; � Terbatasnya infrastruktur pada sentra-
sentra industri; � Terbatasnya penguasaan teknologi serta
Research and Development; � Rendahnya akses permodalan usaha bagi
industri rumah tangga dengan lembaga keuangan;
� Masih lemahnya jaringan pemasaran hasil produksi
Sektor basis yang potensi dikembangkan � pengadaan listrik dan gas � konstruksi � perdagangan besar dan eceran � penyediaan akomodasi dan makan minum perdagangan � Lemahnya daya saing di bidang
perdagangan; � Belum optimalnya pengembangan mutu,
desain dan merek dagang beberapa produk ekspor;
h a l a m a n | 90
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Faktor Kekuatan Kelemahan
� Terbatasnya jaringan usaha perdagangan di dalam negeri dan luar negeri;
� Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang perdagangan;
� Belum optimalnya pelaksanaan perlindungan konsumen dan pengawasan barang beredar;
� Menurunnya nilai ekspor non migas; Budaya dan Demografis
� “Tradisi Jawa Tegalan" yang dikembangkan menjadi keunikan budaya
� Kota Tegal merupakan salah satu basis kebudayaan di Jawa Tengah. Apresiasi seni berkembang baik, bahkan masyarakat di wilayah hinterland turut menikmati apresiasi budaya yang ada di Kota Tegal.
� Pola konsumsi produk siap saji meningkat
� Budaya oleh-oleh masyarakat semakin meningkat
� Tingkat partisipasi generasi muda dalam pengembangan dan pelestarian budaya Kota Tegal menurun
Teknologi � � Aktifitas bisnis secara elektronik ini (e-business/ecommerce) telah memberikan beberapa kemudahan baik bagi penjual maupun bagi pembeli belum dimanfaatkan secara optimal pelaku industri
Kompetitif � PPIB dan TBT sebagai gedung pertemuan, tempat pelatihan dan gedung pertunjukan seni saat ini mengalami penurunan fungsi karena telah banyak berkembang fasilitas serupa yang ada di Kota Tegal
Sumber: tim penyusun, 2017
C . A n a l i s i s M a t r i k s I F E ( I n t e r n a l F a c t o r
E v a l u a t i o n )
Berdasarkan tabel matriks IFE dapat dilihat bahwa faktor internal terpenting untuk
berhasil dalam pengembangan pusat promosi, dan informasi bisnis serta taman budaya adalah
inovasi terhadap kegiatan, pemasaran/promosi dan informasi dengan bobot tertinggi yaitu
sebesar 0,2. Berdasarkan nilai rating yang diperoleh, PPIB dan TBT memiliki factor kekuatan
yang cukup baik namun juga memiliki banyak faktor kelemahan mayor. Kekuatan dan
kelemahan utama perusahaan dapat terlihat dari nilai skor terbesar dari masing masing faktor.
Kekuatan utama PPIB dan TBT adalah “Harga sewa relative murah dan jumlah pesaing relative
sedikit dengan nilai skor 4, sedangkan kelemahan utama TBT adalah “inovasi terhadap
kegiatan, pemasaran/promosi dan informasi” dengan nilai skor sebesar 0,225 kemudian
disusul dengan manajemen pengelola kawasan PPIB dan TBT kurang maksimal. Total skor
factor strategis internal adalah 2,025 yang dalam skala 1 sampai 4 berada pada rata rata,
h a l a m a n | 91
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
sehingga PPIB dan TBT berada pada posisi rata-rata. Namun skor di atas 2,0 mengindikasikan
bahwa PPIB dan TBT memiliki posisi internal rata rata sehingga harus melakukan perbaikan
Peluang (opportunities) � Daya beli masyarakat Kota Tegal relative tinggi 0,1 4 0,4 � Tegal sebagai pusat budaya dan bisnis pesisir utara bagian
barat Jawa Tengah 0,1 4 0,4
� Tingkat AIDA pengguna dan masyarakat Kota Tegal terhadap PPIB dan TBT tinggi
0,075 4 0,3
Ancaman (Treaths)
� pemasaran/promosi dan informasi tentang bisnis (industri, perdagangan, dll) Kota Tegal kurang
0,33 2 0,6
� penguasaan teknologi serta Research and Development pelaku bisnis yang kurang
0,225 1 0,225
� akses permodalan usaha terbatas 0,2 1 0,2 Jumlah 1 2,125
Sumber: Tim Penyusun, 2017
E . A n a l i s i s M a t r i k s I E ( I n t e r n a l - E x t e r n a l )
Penggunaan Matriks IE bertujuan untuk memperoleh grand strategy sehingga PPIB
dan TBT dapat menentukan jenis pengembangan dan perbaikan. Posisi Matriks IE dapat
diketahui melalui penggabungan hasil total skor Matriks IFE dan EFE. Melalui penggabungan
itu, maka dapat diketahui posisi perusahaaan pada saaat ini dan strategi apa yang harus
diterapkan oleh perusahaan. Saat ini berdasarkan penggabungan antara Matriks IFE (2,0) dan
Matriks EFE (2,125), maka PPIB dan TBT berada pada sel V. Menurut David (2009), sel V ini
merupakan posisi menjaga dan mempertahankan (hold and maintain), maka strategi yang
dapat dilakukan adalah strategi intensif yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Matriks IE digunakan untuk menghasilkan gambaran strategi secara umum yang dapat
dilakukan tanpa menghubungkannya dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan serta
peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Agar diperoleh strategi yang lebih spesifik
maka digunakan matriks SWOT yang dibuat dengan melihat faktor kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman sehingga grand strategy yang dihasilkan matriks IE dapat disesuaikan
dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan saat ini. SWOT dapat digunakan oleh
perusahaan untuk melengkapi matriks IE melalui alternatif-alternatif strategi yang lebih
spesifik. Dengan kata lain strategi yang akan diperoleh melalui matriks SWOT dirumuskan
berdasarkan pada pengembangan dari matriks IE.
h a l a m a n | 93
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Sumber: tim penyusun, 2017
Gambar 4-1 Matriks IFE – EFE PPIB dan TBT
F . A n a l i s i s M a t r i k s S W O T
Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang diperoleh melalui
analisis internal dan eskternal, maka dapat diformulasikan alternative strategi dengan
menggunakan matriks SWOT. Beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh PPIB
dan TBT antara lain adalah:
Strategi S-O (Strengths - Opportunities)
Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan internal PPIB dan TBT untuk
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang dapat diterapkan pada perusahaan yakni
sebagai berikut :
a. Tarif sewa yang murah menjadi daya tarik/menangkap AIDA pengguna dan
masyarakat, (Strategi 1/S1)
Tarif sewa yang murah dibanding kompetitornya membuka peluang bagi pihak
swasta/masyarakat terlibat dalam pengembangan usaha di PPIB dan TBT dengan
menggunakan fasilitas yang ada (kuliner, seni pertunjukan dll).
b. PPIB dan TBT menjadi pemusat/concentrator jaringan budaya dan bisnis pesisir utara
bagian barat Jawa Tengah a (Strategi 2/S2)
Jawa Tengah merupakan provinsi yang kaya akan kebudayaan lokal. Secara
garis besar dikenal 3 (tiga) lingkungan budaya di Jawa Tengah yaitu Pesisir Utara,
Negeri Gung (Surakarta), dan Banyumas/Bagelen, Dimana kebudayaan Tegal
termasuk dalam ligkungan budaya pesisir utara. Clustering budaya tersebut terlihat
dengan dialek Bahasa Jawa; namun secara umum terdiri dari dua, yakni kulonan dan
timuran. Kulonan dituturkan di bagian barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek
Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbeda
h a l a m a n | 94
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
dengan Bahasa Jawa Standar. Sedang Timuran dituturkan di bagian timur Jawa
Tengah, di antaranya terdiri atas Dialek Solo, Dialek Semarang. Di antara perbatasan
kedua dialek tersebut, dituturkan Bahasa Jawa dengan campuran kedua dialek;
daerah tersebut di antaranya adalah Pekalongan dan Kedu. Di wilayah-wilayah
berpopulasi Sunda, yaitu di Kabupaten Brebes bagian selatan, dan kabupaten Cilacap
utara sekitar kecamatan Dayeuhluhur, orang Sunda masih menggunakan bahasa
Sunda dalam kehidupan sehari-harinya. Berbagai macam dialek yang terdapat di Jawa
Tengah:
1) dialek Pekalongan
2) dialek Kedu
3) dialek Bagelen
4) dialek Semarang
5) dialek Pantai Utara Timur
(Jepara, Rembang, Demak,
Kudus, Pati)
6) dialek Blora
7) dialek Surakarta
8) dialek Yogyakarta
9) dialek Madiun
10) dialek Banyumasan (Ngapak)
11) dialek Tegal-Brebes (Kota
Tegal, Kabupaten Tegal,
Kabupaten Brebes)
berdasarkan hal tersebut TBT berpotensi sebagai pemusat/concentrator bagi
jaringan budaya dan seni pada jaringan yang berfungsi untuk
menghubungkan lingkungan pesisir utara khususnya budaya Tegal. Selian itu Kota
Tegal merupakan pusat pengembangan bisnis di wilayah pesisir utara bagian barat
Provinsi Jawa Tengah berpotensi sebagai pemusat/concentrator bagi jaringan bisnis
yang ada di wilayah sekitar.
Strategi W-O (Weaknesses -Opportunities)
Strategi W-O adalah strategi yang ditujukan untuk mengatasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang eksternal. Strategi W-O yang dapat diterapkan oleh EBB adalah
sebagai berikut:
a. Inovasi terhadap kegiatan, pemasaran/promosi dan informasi PPIB dan TBT sesuai
dengan potensi budaya dan bisnis pesisir utara bagian barat Jawa Tengah, AIDA dan
daya beli masyarakat (Strategi 3/S3)
Inovasi terhadap kegiatan, pemasaran/promosi dan informasi PPIB dan TBT
sesuai dengan potensi budaya dan bisnis pesisir utara bagian barat Jawa Tengah,
AIDA dan daya beli masyarakat dalam mengelola kawasan PPIB dan TBT terhadap
kegiatan, pemasaran/promosi dan informasi dengan kegiatan sebagai berikut:
1) Training dan peningkatan kapasitas SDM, baik SDM calon pengusaha
(enterpreneur), maupun SDM pekerja di industry atau usaha lainnya
2) Prototyping center, menjadi lokasi untuk pengembangan prototype teknologi yang
siap di komersialkan.
3) Penyediaan konsultasi dan informasi, baik konsultasi dan informasi teknologi
maupun informasi bisnis yang bisa diakses secara luas oleh masyarakat dan
pelaku bisnis
h a l a m a n | 95
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
4) Penyediaan akses, ke lembaga-lembaga keuangan, investor, pemerintah, industri,
sumber teknologi, lembaga perijinan, HKI dan sertifikasi serta jaringan lain yang
dibutuhkan oleh pengusaha pemula berbasis teknologi untuk mengembangkan
bisnisnya.
5) Dukungan pengembangan teknologi, termasuk untuk pengembangan desain,
prototyping, dan lain-lain.
6) Research & Business Development (R&BD), yakni program dan aktivitas riset dan
pengembangan untuk bisnis yang berkelanjutan, bekerjasama dengan perguruan
tinggi atau lembaga penelitian lainnya
Sehingga ketika terjadi inovasi terhadap kegiatan, pemasaran/promosi
membuat kawasan PPIB dan TBT ataupun pelaku industry dan perdagangan di Kota
Tegal dan sekitarnya memiliki daya saing terhadap kompetitornya. Dengan semakin
berkembangnya kawasan PPIB dan TBT maka keuntungan yang didapat juga semakin
besar baik untuk PAD maupun pelaku usaha yang menggunakan PPIB dan TBT
sebagai tempat usaha.
Strategi S-T (Strengths - Treaths)
Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari
atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Beberapa strategi S-T yang dapat dijalankan
yaitu:
a. memanfaatkan harga sewa yang murah, jumlah pesaing yang relatif sedikit
mempermudah pemasaran/promosi (Strategi 4/S4)
Harga sewa untuk kegiatan promosi yang lebih murah menjadikan PPIB dan
TBT memiliki daya saing untuk menarik investor untuk melakukan kegiatan atau
menyewa PPIB sebagai tempat untuk kegiatan/event yang terkait dengan bisnis dan
budaya..
Strategi W-T (Weaknesses - Treaths )
Strategi W-T adalah strategi yang ditujukan untuk mengurangi kelemahan internal yang
dimiliki dan menghindari ancaman eksternal yang ada. Strategi W-T yang dapat dijalankan
PPIB dan TBT adalah :
a. Restrukturisasi sistem pengelola PPIB dan TBT untuk mengatasi kelemahan
sumberdaya dalam inovasi terhadap kegiatan, pemasaran/promosi dan informasi,
memaksimalkan Fasilitas dan lahan, meningkatkan daya saing, penguasaan teknologi
serta Research and Development, akses permodalan (Strategi 5/S5)
Restrukturisasi sistem manajemen pengelola PPIB dan TBT bisa dilakukan
melalui:
1) Pembentukan BUMD untuk mengelola semua asset milik Kota Tegal termasuk
kawasan PPIB dan TBT
2) Kerjasama dengan pihak swasta untuk mengelola PPIB dan TBT
h a l a m a n | 96
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Restrukturisasi sistem manajemen pengelola PPIB dan TBT dilakukan agar
pengelolaan kawasan berada pada 1 managemen, sehingga mempermudah dalam
perencanaan, pembangunan/pengembangan dan pengelolaan. Untuk itu perlu
perencanaan usaha dengan jelas, baik jangka pendek, jangka menengah, maupun
jangka panjang yang dapat dimulai dengan merumuskan visi, misi dan tujuan kawasan
PPIB dan TBT. Perumusan rencana usaha juga harus diketahui seluruh SDM pengeloa
agar seluruh SDM tersebut mengetahui apa yang seharusnya mereka lakukan untuk
bersama-sama mencapai tujuan perusahaan. Pengelola perlu membentuk kembali
bagian pemasaran untuk menangani aktivitas pemasaran secara lebih terperinci.
Perencanaan ini bukan hanya dilakukan dalam hal pemasaran saja, tetapi juga untuk
kegiatan operasional lainnya. Pengelola perlu memiliki job description untuk masing-
masing bagian yang meliputi pembagian wewenang dan kewajiban bagi setiap
karyawan serta kriteria karyawan yang diperlukan pada setiap bagian yang ada
sehingga tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan serta akan memudahkan pengelola
dalam menjalankan aktivitas usahanya dan ketika akan melakukan proses perekrutan
karyawan. Apabila diperlukan, pengelola dapat melakukan perekrutan manajer
profesional untuk membantu manajemen dalam melakukan pengembangan usaha,
karena saat ini PPIB dan TBT dikelola orang dengan latar belakang pendidikan yang
kurang sesuai dengan pekerjaan yang dijalankannya. Selain itu, perusahaan sebaiknya
mengatur kembali untuk mengadopsi teknologi sehingga bias memaksimalkan fasilitas
dan lahan dilakukan dengan melakukan multifungsi fasilitas/ruangan yang tersedia.
Dengan restrukturisasi pengelolaan (1 manajemen pengelola) mempermudah
multifungsi fasilitas/ruangan tersebut. Tetapi sebelumnya dilakukan perencanaan
untuk mengetahui perbaikan, pembangunan, pengyesuaian setiap fasilitas yang ada
termasuk pengelolaan site (sirkulasi, sarana dan prasarana) dan tampak/tampilan
bangunan yang ada.
G . A n a l i s i s Q S P M ( Q u a n t i t i v e S t r a t e g i c P l a n n i n g
M a t r i x )
Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi melalui tahap pencocokan, yaitu dengan
menggunakan matriks IE dan matriks SWOT, maka tahap terakhir dari penelitian ini adalah
pemilihan prioritas strategi yang akan dijalankan melalui Matriks Perencanaan Strategi
Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix/QSPM). Berdasarkan hasil analisis QSPM,
diperoleh prioritas alternatif strategi yang dapat diterapkan PPIB dan TBT dimulai dari nilai
tertinggi yang dapat dilihat pada Tabel Hasil Prioritas Alternatif Strategi Berdasarkan Analisis
QSPM
.
h a l a m a n | 97
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Tabel 4-5 Hasil Prioritas Alternatif Strategi Berdasarkan Analisis QSPM
Strategi STAS
Strategi 1 Tarif sewa yang murah menjadi daya tarik/menangkap AIDA pengguna dan masyarakat
0,7
Strategi 2 PPIB dan TBT menjadi pemusat/concentrator jaringan budaya dan bisnis pesisir utara bagian barat Jawa Tengah
0,7
Strategi 3 Inovasi terhadap kegiatan, pemasaran/promosi dan informasi PPIB dan TBT sesuai dengan potensi budaya dan bisnis pesisir utara bagian barat Jawa Tengah, AIDA dan daya beli masyarakat
1,825
Strategi 4 memanfaatkan harga sewa yang murah, jumlah pesaing yang relatif sedikit mempermudah pemasaran/promosi
1,300
Strategi 5 Restrukturisasi sistem pengelola PPIB dan TBT untuk mengatasi kelemahan sumberdaya dalam inovasi terhadap kegiatan, pemasaran/promosi dan informasi, memaksimalkan Fasilitas dan lahan, meningkatkan daya saing, penguasaan teknologi serta Research and Development, akses permodalan
2,175
Sumber: tim penyusun,2017
Berdasarkan kondisi lingkungan serta kemampuan yang dimiliki oleh PPIB dan TBT,
maka alternatif strategi yang menjadi prioritas bagi perusahaan untuk dilaksanakan adalah
strategi 5 (S5) dan strategi 3 (S3). Strategi 5 perlu dilakukan pengelolaan PPIB dan TBT untuk
membenahi kinerja PPIB dan TBT dari dalam. Saat ini PPIB dan TBT sebagai sebuah
kesatuan/kawasan terpadu belum memiliki tujuan yang spesifik untuk dijadikan target dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya, selain itu PPIB dan TBT tidak memiliki bagian
pemasaran yang seharusnya merupakan divisi terpenting dalam sebuah kegiatan bisnis. Oleh
karena itu, sebaiknya pemilik PPIB dan TBT (pemerintah Kota Tegal) merestrukturisasi sistem
manajemen kawasan PPIB dan TBT untuk mengatasi kelemahan sumberdaya. Dari sisi
eksternal, PPIB dan TBT perlu meningkatkan diferensiasi produk serta pelayanan kepada
konsumen. Hal ini perlu untuk dilakukan sebagai salah satu cara PPIB dan TBT dalam
mengatasi persaingan yang ada, karena dengan meningkatkan diferensiasi produk
memaksimalkan Fasilitas dan lahan, meningkatkan daya saing, penguasaan teknologi serta
Research and Development, akses permodalan maka akan ikut meningkatkan daya saing PPIB
dan TBT dibandingkan produk pesaing-pesaingnya. Sedangkan apabila perusahaan hendak
mengaplikasi strategi 4 (S4) yang merupakan prioritas ke tiga, yaitu dengan melakukan
kegiatan penetrasi pasar, seperti optimalisasi aktivitas promosi, sehingga secara tidak
langsung perusahaan juga mengaplikasikan strategi 1 (S1) dan strategi 2 (S2) secara
bersamaan yang merupakan prioritas terakhir dalam analisis matriks QSP.
h a l a m a n | 98
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
F O R M U L A S I S T R A T E G I P E N G E M B A N G A N A R S I T E K T U R A L
A . F o r m u l a s i S t r a t e g i F a s a d e B a n g u n a n
Formulasi strategi pengembangan fasade bangunan sebagai berikut:
Hasil analisis langgam arsitektur : tidak ada unity (kesatuan) langgam dan ornament
arsitektural pada semua bangunan yang ada di kawasan.
Formulasi strategi :
a. Alternative 1 : memperkuat perbedaan langgam untuk mempertegas perbedan fungsi
untuk masing masing area dengan menciptakan pengikat antar bangunan dengan
pengolahan landscape
b. Alternative 2 : adanya pengikat yang menyatukan semua langgam arsitektur yang ada
dikawasan, yang tercipta melalui pengolahan landscape atau menciptakan bangunan
baru.
Hasil analisis fasade bangunan : fasade bangunan PPIB tertutup bangunan hotel plaza,
kios dan vegetasi yang ada. Fasade bangunan TBT tidak terlihat karena berada di area
belakang kawasan.
Formulasi strategi: menjadikan kios dan landscape di depan PPIB sebagai bagian dari
fasade bangunan PPIB. Memperkuat bangunan TBT dengan pengarah berupa vegetasi,
sculpture pada sisi depan kawasan sehingga mencaiptakan main enterance (pintu masuk
utama) bangunan PPIB dan TBT lebih terlihat dari Jl. Kolonel Sugiono.
Hasil analisis proporsi dan skala bangunan : Dengan skala bangunan yang tidak
monumental membuat PPIB dan TBT tidak terlihat/menonjol pada koridor Jl. Kolonel
Sugiono Kota Tegal.
Formulasi strategi:
a. Alternative 1 : membuat bangunan baru yang secara skala serta proporsi
terlihat/menonjol di koridor Jl. Kolonel Sugiono Kota Tegal.
b. Alternative 2 : membuat landmark yang fungsional pada sisi depan kawasan
B . F o r m u l a s i S t r a t e g i P e n g e m b a n g a n T a p a k
K a w a s a n
Hasil analisis tapak : kesulitan aksesbilitas ke dan dari kawasan.
Formulasi strategi:
a. Alternative 1 : menyediakan jalur lambat pada sisi depan kawasan.
b. Alternative 2 : membuat U – turn yang nyaman bagi sirkulasi kendaraan
h a l a m a n | 99
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Hasil analisis tapak : kemacetan pada sirkulasi dalam tapak
Formulasi strategi: Alternative : mengubah pola sirkulasi loop menjadi linear, dengan pintu
keluar pada sisi barat kawasan.
C . F o r m u l a s i S t r a t e g i P e m e n u h a n K e b u t u h a n
R u a n g
Hasil analisis kebutuhan ruang : kekurangan fasilitas untuk memenuhi standart dan
kebutuhan ruang yang menunjang fungsi PPIB dan TBT.
Formulasi strategi:
Alternative 1 : membangun bangunan baru yang memenuhi kekurangan fasilitas dengan
fungsi Bersama (bisnis dan budaya)
Alternative 2 : memanfaatkan dan menyesuaikan bangunan yang ada dengan fungsi
Bersama (multifunction)
F O R M U L A S I S T R A T E G I I N V E S T A S I A . K e b u t u h a n I n v e s t a s i p e n g e m b a n g a n P P I B d a n
T B T K o t a T e g a l
Diproyeksikan pengembangan PPIB dan TBT Kota Tegal membutuhkan Investasi
sebesar Rp. 24.873.146.000. Investasi pengembangan PPIB dan TBT, untuk beberapa hal
berikut :
Pengembangan jaringan jalan.
Pengembangan drainase.
Pengembangan jaringan persampahan.
Pengembangan jaringan listrik.
Lanscaping
Pengembangan gedung.
h a l a m a n | 100
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
Berikut ini adalah daftar rincian kebutuhan investasi pengembangan PPIB dan TBT Kota Tegal.
Tabel 4-6 Kebutuhan Investasi Pengembangan PPIB dan TBT Kota Tegal
No. Rencana Dan Program Pengembangan Volume Harga Satuan
(Rp)
Faktor Pengali
Jumlah Harga (Rp)
Keterangan Rencana Sumber
Pendanaan
1 Jaringan Jalan A. Peningkatan Jalan 1 Jalan Masuk Kawasan (ME) 900 m2 85,000 100% 76,500,000 Hot mix baru t = 3cm Pemkot Tegal 2 Jalan Keluar Sisi Utara Kawasan (SE) 800 m2 85,000 100% 68,000,000 Hot mix baru t = 3cm Pemkot Tegal 2 Jaringan Drainase - A. Rehab / Normalisasi Saluran - 1 Saluran Keliling Bangunan Kios-Kios Existing 250 m' 195,000 40% 19,500,000 Pasangan batu belah Pemkot Tegal 2 Saluran Keliling Bangunan PPIB Existing 162 m' 195,000 40% 12,636,000 Pasangan batu belah Pemkot Tegal 3 Saluran Keliling Bangunan TBT Existing 120 m' 195,000 40% 9,360,000 Pasangan batu belah Pemkot Tegal 4 Saluran Keliling Bangunan Musholla dan Toilet Exist 120 m' 105,000 40% 5,040,000 Buis beton U-20 cm Pemkot Tegal 5 Gorong-gorong 18 m' 1,800,000 100% 32,400,000 Box Culvert 80x80 Pemkot Tegal B. Pembangunan Saluran Baru - 1 Saluran Beton U-60 Terbuka 662 m' 705,000 100% 466,710,000 Beton Uditch U-60 Pemkot Tegal 2 Saluran Beton U-60 Tertutup 125 m' 1,060,000 100% 132,500,000 Beton Uditch U-60 Pemkot Tegal 3 Saluran Keliling Bangunan Rencana Pendopo 300 m' 155,000 100% 46,500,000 Buis beton U-30 cm Pemkot Tegal 4 Bak Kontrol 6 bh 2,500,000 100% 15,000,000 Cor beton Pemkot Tegal 3 Jaringan Persampahan 40% - 1 Penyediaan Tong Sampah 30 set 650,000 100% 19,500,000 Portable 2 bak Pemkot Tegal 2 Penyedian Bak Kontainer Sampah 2 unit 27,000,000 100% 54,000,000 kapasitas 10 m3 Pemkot Tegal 4 Jaringan Listrik / Perangan Lingkungan - 1 Penerangan Jalan 40 ttk 27,000,000 100% 1,080,000,000 Solar cell Pemkot Tegal 2 Sport Ligt 12 set/ttk 3,910,000 100% 46,920,000 250 watt Pemkot Tegal 3 Lampu Taman 30 set/ttk 815,000 100% 24,450,000 24 watt Pemkot Tegal 4 Pengadaan Gardu Listrik 1 unit 100,000,000 100% 100,000,000 PLN 5 Pengadaan Genset 1 unit 250,000,000 100% 250,000,000 100 KVA Pemkot Tegal 5 Lanscaping - A. Area Parkir - 1 Rehab Perkerasan Paving Existing K-300 3300 m2 130,000 20% 85,800,000 10x20 t=6cm Pemkot Tegal 2 Pasang Paving Block Baru K-300 (berpola) 2420 m2 180,000 100% 435,600,000 21x21, t=8cm Pemkot Tegal 3 Pasang Grass Block K-300 Baru 1800 m2 180,000 100% 324,000,000 Pemkot Tegal 4 Pasang Kansteen Beton 820 m' 135,000 100% 110,700,000 Pemkot Tegal B. RTH / Taman - 1 Tanam ground cover 3676 m2 90,000 100% 330,840,000 rumput + perdu Pemkot Tegal 2 Tanam Pohon Pelindung Ø10 cm 120 bh 175,000 100% 21,000,000 Ø ≥5cm, t≥4m Pemkot Tegal 6 Gedung / Bangunan A. Rehab / Renovasi - 1 Bangunan Kios-Kios Exist 432 m2 5,000,000 40% 864,000,000 Pemkot Tegal 2 Bangunan PPIB Exist 1467 m2 6,000,000 20% 1,760,400,000 Pemkot Tegal 3 Bangunan TBT Exist (Teater Arena) 1182 m2 6,000,000 20% 1,417,800,000 Pemkot Tegal 4 Bangunan Musholla Exist 102.3 m2 5,000,000 40% 204,500,000 Pemkot Tegal 5 Bangunan Toilet Exist 111.4 m2 6,000,000 40% 267,300,000 Pemkot Tegal 6 Bagunan Tower Air Exist 1 unit 100,000,000 100% 100,000,000 Pemkot Tegal
h a l a m a n | 101
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
No. Rencana Dan Program Pengembangan Volume Harga Satuan
(Rp)
Faktor Pengali
Jumlah Harga (Rp)
Keterangan Rencana Sumber
Pendanaan
B. Rencana Bangunan Baru - 1 Pembangunan Shelter Food Court 529 m2 4,000,000 100% 2,115,840,000 Pemkot Tegal 2 Pembangunan Pendopo 1050 m2 6,000,000 100% 6,298,350,000 Pemkot Tegal 3 Pembangunan Papan Nama 1 set 50,000,000 100% 50,000,000 Acrillic Pemkot Tegal 4 Pembangunan Bangunan Penanda / scupture 1 set 500,000,000 100% 500,000,000 Acrillic rangka pipa gip Pemkot Tegal 5 Roof Garden dan Entrance PPIB 1344 m2 5,000,000 100% 6,720,000,000 Pemkot Tegal 6 Gardu parkir portable 2 set 11,500,000 100% 23,000,000 Pemkot Tegal 7 Pengadaan Portal Parkir Otomat 5 set 12,000,000 100% 60,000,000 motor + mobil Pemkot Tegal C. Pagar Keliling Kawasan - 1 Pagar Depan 53.5 m' 3,000,000 100% 160,500,000 Pemkot Tegal 2 Pagar Belakang 133 m' 2,500,000 20% 66,500,000 tembok, tinggi 2 m Pemkot Tegal 3 Pagar Sisi barat 231 m' 2,500,000 40% 231,000,000 tembok, tinggi 2 m Pemkot Tegal 4 Pagar Sisi Timur 267 m' 2,500,000 40% 267,000,000 tembok, tinggi 2 m Pemkot Tegal - JUMLAH 24,873,146,000
Sumber: Tim penyusun, 2017
h a l a m a n | 102
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
B . K e l a y a k a n P e n g e m b a n g a n P P I B D A N T B T K o t a
T e g a l
Hasil kelayakan financial pengembangan PPIB dan TBT Kota Tegal, dengan
menggunakan beberapa skenario adalah dengan menggunakan beberapa asumsi yang ada
pada tabel 6.4, dimana biaya operasional berkisar Rp. 2.000.000.000-Rp. 7.000.000.000 per
tahun. Hasil kelayakan finansial pengembangan PPIB dan TBT Kota Layak dilakukan , karena
B/C lebih (>) dari satu (1). Asumsi ini adalah asumsi yang minimal harus dipenuhi, agar
keuangan menjadi layak.
Tabel 4-7 Asumsi Skenario Pengembangan PPIB dan TBT Kota Tegal
No Jenis Pelayanan Jumlah Kisaran Biaya
Besarnya Penerimaan
Per Bulan
Penerimaan Per Tahun
A PPIB - - 1 Sewa Gedung PPIB 3/minggu 7.500.000 90.000.000 1.080.000.000 2 Sewa Kios/bulan 48 kios 1.000.000 48.000.000 48.000.000 3 Retribusi kios 48 kios 5.000 240.000 2.880.000 4 Parkir Mobil 50/hari 3.000 4.200.000 50.400.000 Motor 150/hari 2.000 8.400.000 100.800.000 B TBT 1 Sewa Gedung TBT 4/minggu 4.000.000 112.000.000 1.344.000.000 2 Parkir Mobil 50/hari 3.000 4.200.000 50.400.000 Motor 150/hari 2.000 8.400.000 100.800.000 Total Penerimaan 1 Tahun 2.777.280.000
Sumber: tim penyusun, 2017
Tabel 4-8 Hasil Analisis Kelayakan Keuangan Pengembangan PPIB dan TBT
Fd Kelayakan Investasi Nilai
1 Nilai Investasi 24.873.146.000 2 Masa Investasi 20 Tahun 3 Present Value A. Df = 12% 548.655.067 B. Df = 14% 528.763.441 4 Net Present Value A. Df = 12% 45.544.187.320) B. Df = 14% 528.763.441 5 B/C Rasio A. Df = 12% 1,025 B. Df = 14% 0,552 6 Pay Back Periode A. Df = 12% > 20 Tahun B. Df = 14% > 20 Tahun 7 Internal Rate Of Return (IRR) 21,03% Kesimpulan Layak Sumber: tim penyusun, 2017
h a l a m a n | 103
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
B A B 5 K E S I M P U L A N D A N R E K O M E N D A S I
Merupakan kesimpulan dan rekomendasi dari analisis yang sudah di bahas di bab sebelumnya
K E S I M P U L A N Berdasarkan hasil analisis dan formulasi strategi dapat disimpulkan sebagai berikut:
A . K e s i m p u l a n P e n g e m b a n g a n M a n a j e m e n
Kekuatan (Strengths) PPIB dan TBT adalah harga sewa relative murah dan Jumlah pesaing
relative sedikit
Kelemahan (Weaknesses) PPIB dan TBT adalah inovasi terhadap kegiatan,
pemasaran/promosi dan informasi kurang, manajemen pengelola kawasan PPIB dan TBT
kurang maksimal, Merugi (Penghasilan – Pengeluaran), aksesbilitas dan sirkulasi
mengganggu/kurang tepat, Fasilitas dan lahan tidak memenuhi kebutuhan kegiatan, dan
Daya saing menurun
Peluang (opportunities) adalah daya beli masyarakat Kota Tegal relative tinggi, Tegal
sebagai pusat budaya dan bisnis pesisir utara bagian barat Jawa Tengah, Tingkat AIDA
pengguna dan masyarakat Kota Tegal terhadap PPIB dan TBT tinggi
Ancaman (Treaths) adalah pemasaran/promosi dan informasi tentang bisnis (industri,
perdagangan, dll) Kota Tegal kurang, penguasaan teknologi serta Research and
Development pelaku bisnis yang kurang, dan akses permodalan usaha terbatas
Prioritas strategi Pengembangan PPIB adalah Restrukturisasi sistem pengelola PPIB dan
TBT untuk mengatasi kelemahan sumberdaya dalam inovasi terhadap kegiatan,
pemasaran/promosi dan informasi, memaksimalkan Fasilitas dan lahan, meningkatkan
daya saing, penguasaan teknologi serta Research and Development, akses permodalan
kemudian dilakukan Inovasi terhadap kegiatan, pemasaran/promosi dan informasi PPIB
dan TBT sesuai dengan potensi budaya dan bisnis pesisir utara bagian barat Jawa Tengah,
AIDA dan daya beli masyarakat
B . K e s i m p u l a n P e n g e m b a n g a n A r s i t e k t u r a l
Secara arsitektural dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. tidak ada unity (kesatuan) langgam dan ornament arsitektural
b. fasade bangunan PPIB tertutup bangunan hotel plaza, kios dan vegetasi yang ada
sedangkan Fasade bangunan TBT tidak terlihat karena berada di area belakang
kawasan.
c. skala bangunan yang tidak monumental membuat PPIB dan TBT tidak
terlihat/menonjol pada koridor Jl. Kolonel Sugiono Kota Tegal.
d. Kesulitan aksesbilitas ke dan dari kawasan.
e. kemacetan pada sirkulasi dalam tapak
h a l a m a n | 104
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
f. kekurangan fasilitas untuk memenuhi standart dan kebutuhan ruang yang menunjang
fungsi PPIB dan TBT.
Formulasi strategi pengembangan meliputi:
a. Langgam arsitektural
1) Alternative 1 : memperkuat perbedaan langgam untuk mempertegas perbedan
fungsi untuk masing masing area dengan menciptakan pengikat antar bangunan
dengan pengolahan landscape
2) Alternative 2 : adanya pengikat yang menyatukan semua langgam arsitektur yang
ada dikawasan, yang tercipta melalui pengolahan landscape atau menciptakan
bangunan baru.
b. Strategi fasade bangunan menjadikan kios dan landscape di depan PPIB sebagai bagian
dari fasade bangunan PPIB. Memperkuat bangunan TBT dengan pengarah berupa
vegetasi, sculpture pada sisi depan kawasan sehingga mencaiptakan main enterance
(pintu masuk utama) bangunan PPIB dan TBT lebih terlihat dari Jl. Kolonel Sugiono.
c. Proporsi dan skala bangunan
1) Alternative 1 : membuat bangunan baru yang secara skala serta proporsi
terlihat/menonjol di koridor Jl. Kolonel Sugiono Kota Tegal.
2) Alternative 2 : membuat landmark yang fungsional pada sisi depan kawasan
d. Aksesbilitas
1) Alternative 1 : menyediakan jalur lambat pada sisi depan kawasan.
2) Alternative 2 : membuat U – turn yang nyaman bagi sirkulasi kendaraan
e. Strategi penataan sirkulasi : mengubah pola sirkulasi loop menjadi linear, dengan pintu
keluar pada sisi barat kawasan.
f. Pemenuhan kebutuhan ruang
1) Alternative 1 : membangun bangunan baru yang memenuhi kekurangan fasilitas
dengan fungsi Bersama (bisnis dan budaya)
2) Alternative 2 : memanfaatkan dan menyesuaikan bangunan yang ada dengan
fungsi Bersama (multifunction)
h a l a m a n | 105
Laporan Akhir - Penyusunan Masterplan PPIB Dan TBT -
C . F o r m u l a s i S t r a t e g i I n v e s t a s i
Diproyeksikan pengembangan PPIB dan TBT Kota Tegal membutuhkan Investasi
sebesar Rp. 24.873.146.000. Investasi pengembangan PPIB dan TBT, untuk beberapa hal
berikut :
Pengembangan jaringan jalan.
Pengembangan drainase.
Pengembangan jaringan persampahan.
Pengembangan jaringan listrik.
Lanscaping
Pengembangan gedung
Dengan asumsi penerimaan seperti tabel Asumsi Skenario Pengembangan PPIB dan
TBT Kota Tegal maka investasi tersebut layak
R E K O M E N D A S I Restrukturisasi sistem pengelola PPIB dan TBT untuk mengatasi kelemahan sumberdaya
dalam inovasi terhadap kegiatan, pemasaran/promosi dan informasi, memaksimalkan
Fasilitas dan lahan, meningkatkan daya saing, penguasaan teknologi serta Research and
Development, akses permodalan dilakukan dengan:
a. Pembentukan BUMD untuk mengelola asset milik Kota Tegal termasuk kawasan PPIB
dan TBT
b. Kerjasama dengan pihak swasta untuk mengelola PPIB dan TBT
Rekomendasi Pengembangan Arsitektural
a. Ketika diputuskan menambah membuat bangunan baru dengan perasyaratan:
1) yang secara skala serta proporsi terlihat/menonjol di koridor Jl. Kolonel Sugiono
Kota Tegal sehingga menjadi landmark pada koridor
2) penataan ruang dan landscape bisa mengakomodasi banyak fungsi (multifunction)
dengan memperhatikan perkembangan teknologi
b. ketika menyediakan jalur lambat pada sisi depan kawasan atau U – turn yang nyaman
bagi sirkulasi kendaraan berkoordinasi dengan pihak terkait