Penyusun :
A. Indra Jaya Asaad., M.Sc
Agus Nawang S.St.Pi
Rahmadhany Natsir, S.Sos.
Anwar. S.Kom
Dahlia
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas limpahan karunia dan rahmatNYA
sehingga Laporan Kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Perikanan Penyuluhan (BRPBAPPP) TriwulV Tahun 2019 dapat disusun dengan
baik. Laporan ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja
dan pencapaian visi dan misi BRPBAPPP selama triwulan IV 2019, dengan
metode penyajian mengacu pada Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja.
Laporan Kinerja ini mempunyai beberapa fungsi antara lain memberikan
informasi kinerja yang terukur atas capaian triwulan IV tahun 2019 dan sebagai
upaya perbaikan berkesinambungan bagi BRPBAPPP dalam rangka
mempertahankan dan meningkatkan kinerja. Selanjutnya, sejalan dengan
pelaksanaan reformasi birokrasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
secara umum dan BRPBAPPP pada khususnya, telah menerapkan metode
pengukuran kinerja berbasis Balanced Score Card (BSC). Kinerja BRPBAPPP
diukur atas dasar penilaian indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan
indikator keberhasilan pencapaian sasaran strategis (SS) sebagaimana
tetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) BRPBAPPP 2019 yang merupakan
kontrak kinerja tahunan.
Selanjutnya, laporan ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara
utuh atas capaian kinerja pada bidang riset, pendidikan, pelatihan,
penyuluhan dan dukungan manajemen pelaksanaan tugas lainnya pada
triwulan IV 2019.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
iii
Akhirnya, dengan mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya atas kontribusi dan sumbangsih semua pihak yang turut mendukung
pencapaian kinerja BRPBAPPP ini, laporan ini diharapkan dapat memberikan
manfaat dan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pada
triwulan berikutnya.
Plt. Kepala Balai,
A. Indra Jaya Asaad, S.Pi, M.Sc
NIP. 19770711 200502 1 001
Maros, 31 Desember 2019,
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
iv
DAFTAR ISI
Hal
Tim Penyusun i Kata Pengantar ii Daftar Isi iv Daftar Tabel v Daftar Gambar viii Ringkasan Eksekutif
I. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Tujuan 2
1.3. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi 3 1.4. Keragaan Sumberdaya Manusia (SDM) 8
1.5. Potensi 14
1.6. Permasalahan 16
1.7. Lingkungan Strategis 17
1.8. Isu-Isu Strategis 18 1.9. Sistematika Laporan Kinerja (LKj) 19
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 20 2.1. Rencana Strategis 2017-2019 21 2.2. Sasaran Strategis 24 2.3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 29
2.4. Perjanjian Kinerja (PK) 30
2.5 Pengukuran Kinerja 37
III AKUNTABILITAS KINERJA 39 3.1. Capaian Kinerja Organisasi 39
3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja 41
IV. P E N U T U P 107
4.1. Capaian Kinerja Utama 107
4.2. Permasalahan dan Rekomendasi 108
LAMPIRAN
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
v
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1 Pegawai Lingkup Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan Triwulan IV TA. 2019
8
Tabel 1.2 Keragaan Sumberdaya Manusia BRPBAPPP Triwulan Iv TA. 2019 8
Tabel 1.3 Pegawai BRPBAPPP yang Mendapat Tugas Belajar s/d Triwulan IV
TA.2019
13
Tabel 1.4 Pegawai BRPBAPPP Yang mengikuti Diklat/Pelatihan pada Triwulan
IV TA 2019
14
Tabel 2.1 Rencana Kinerja Kegiatan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
dan Penyuluhan Perikanan, 2017-2019
26
Tabel 2.2 Kerangka Pendanaan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan Tahun 2017-2019
27
Tabel 2.3 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau dan Penyuluhan Perikanan, 2019
29
Tabel 2.4 Perjanjian Kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan Tahun 2019 dengan Kepala Pusat Perikanan
(Per Februari 2019)
31
Tabel 2.5 Penjelasan Revisi Perjanjian Kinerja BRPBAPPP dengan Pusat Riset
Perikanan TA.2019
32
Tabel 2.6 Perjanjian Kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan Tahun 2019 dengan Kepala Pusat Pelatihan
dan Penyuluhan (Per Januari 2019)
33
Tabel 2.7 Perjanjian Kinerja Gabungan antara Balai Riset Perikanan Budidaya
Air Payau dan Penyuluhan Perikanan dengan Kepala Pusat Pelatihan
dan Penyuluhan dan Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan TA.2019
34
Tabel 2.8 Revisi Perjanjian Kinerja TA.2019 35
Tabel 3.1 Capaian IKU Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan Triwulan IV Tahun 2019
42
Tabel 3.2 Capaian Kinerja pada Perspektif Pemangku Kepentingan
(Stakeholder Perspective)
44
Tabel 3.3 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 1 Triwulan IV TA.2019 45
Tabel 3.4 Capaian Kinerja pada Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)
Triwulan IV TA.2019
46
Tabel 3.5 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 2 Triwulan IV TA.2019 47
Tabel 3.6 Capaian Indikator Kinerja (IK) legalisasi izin usaha mikro kecil dan
pendirian koperasi sektor KP (unit) pada Triwulan IV ini dapat
dilihat pada tabel berikut.
48
Tabel 3.7 Capaian jumlah UMK yang legalisasi dan didirikan 48
Tabel 3.8 Capaian jumlah koperasi yang legalisasi dan didirikan 49
Tabel 3.9 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 4 Triwulan IV TA.2019 50
Tabel 3.10 Target dan Realisasi PNBP BRPBAPPP Triwulan IV TA 2019 51
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
vi
Tabel 3.11 Capaian Kinerja pada Perspektif Proses Internal (Internal Process
Perspective) Triwulan IV TA.2019
51
Tabel 3.12 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 5 Triwulan IV TA.2019 54
Tabel 3.13 Capaian Jumlah Pelaku Utama/ Usaha yang disuluh 54
Tabel 3.14 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 6 Triwulan IV TA. 2019 55
Tabel 3.15 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 7 Triwulan IV TA.2019 57
Tabel 3.16 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 8 Triwulan IV TA.2019 58
Tabel 3.17 Kegiatan Percontohan yang dilaksanakan di Tahun 2019 59
Tabel 3.18 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 9 Triwulan IV TA.2019 62
Tabel 3.19 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 10 Triwulan IV TA 2019 65
Tabel 3.20 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 11 Triwulan IV TA.2019 78
Tabel 3.21 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 12 Triwulan IV TA.2019 82
Tabel 3.22 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 13 Triwulan III TA.2019 84
Tabel 3.23 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK)14 Triwulan IV TA. 2019 86
Tabel 3.24 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK)15 Triwulan IV TA. 2019 88
Tabel 3.25 Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang Dihasilkan oleh Peneliti Lingkup
BRPBAPPP sampai dengan TW IV TA.2019.
88
Tabel 3.26 Capaian Kinerja pada Perspektif Learn and Growth Perspektive
Triwulan IV TA.2019
93
Tabel 3.27 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 16 Triwulan IV TA.2019 95
Tabel 3.28 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 17 Triwulan IV TA.2019 97
Tabel 3.29 Penilaian Persentase Capaian Manajemen Pengetahuan 98
Tabel 3.30 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 18 Triwulan IV TA.2019 100
Tabel 3.31 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 19 Triwulan IV TA.2019 102
Tabel 3.32 Kategori Penilaian Kinerja Anggaran 102
Tabel 3.33 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 20 Triwulan IV TA.2019 104
Tabel 3.34 Perbandingan Realisasi Anggaran BRPBAPPP Triwulan III sampai
dengan IV Tahun 2019.
105
Tabel 3.35 Capaian Realisasi anggaran Triwulan IV (Per-Belanja) 106
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi dan personel pemangku jabatan di Balai
Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan,
2019
7
Gambar 1.2 Keragaan SDM BRPBAPPP Triwulan IV TA.2019 berdasarkan
Struktural dan fungsional
11
Gambar 1.3 Keragaan SDM BRPBAPPP Triwulan III TA.2019 Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
12
Gambar 1.4 Keragaan SDM BRPBAPPP Triwulan III TA.2019 Berdasarkan
Golongan Ruang
13
Gambar 2.1 Pet Strategi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan, 2019
28
Gambar 3.1 Capaian Sasaran Strategis BRPBAPPP Triwulan III TA. 2019
Berdasarkan Dashboard Kinerja BRPBAPPP pada
www.kinerjaku.kkp.go.id.
40
Gambar 3.2 Capaian Sasaran Strategis BRPBAPPP Triwulan III TA. 2019
Berdasarkan Dashboard Kinerja BRPBAPPP pada
www.kinerjaku.kkp.go.id.
40
Gambar 3.3 Sertifikat KNAPPP 83
Gambar 3.4 Screenshoot Nilai Kinerja Anggaran BRPBAPPP 103
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
viii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Dalam rangka mendukung pencapaian visi dan misi KKP sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 45/PERMEN-
KP/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan 2015-
2019, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Perikanan Penyluhan
(BRPBAPPP) berkontribusi terhadap pengawalan kebijakan pokok ke-3 yaitu
Meningkatkan pemberdayaan dan kemandirian dalam menjaga keberlanjutan
usaha kelautan dan perikanan melalui Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan
serta mengembangkan Inovasi IPTEK Bidang Kelautan dan Perikanan
Pada tahun 2019, BRPBAPPP memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan
7 Sasaran Strategis dan 20 Indikator Kinerja Utama. Dari 20 Indikator yang ada
terdapat 1 IKU pada Stakeholder Perspective KKP yaitu Jumlah kelompok
pelaku utama/usaha yang meningkat kelasnya merupakan bagian dari IKU
Indeks Kesejahteraan Masyarakat KP. Pada Customer Perspective KKP,
khususnya IKU Jumlah Anggota kelompok pelaku utama dan pelaku Usaha
yang disuluh yang dinilai Kelas kelompoknya, Legalisasi Izin Usaha Mikro
Kecil (UMK) dan Pendirian Koperasi Sekotr KP dan Nilai PNBP BRBAPPP.
Pada Internal Process perspective KKP, khususnya pada IKU Jumlah
Pelaku utama/usaha yang disuluh, Jumlah Profil kelompok pelaku utama/usaha
yang disusun, Persentase Penyuluh Perikanan yang Berkontribusi terhadap
pelaksanaan Program KKP, Tersedianya Metode Percontohan Penyuluhan KP,
Jumlah Data dan/atau Informasi Hasil Riset Budidaya Air Payau yang
dihasilkan, Jumlah Komponen Inovasi Riset Budidaya Air Payau yang
dihasilkan, Jumlah Inovasi Teknologi Riset Budidaya Air Payau yang diusulkan
untuk direkomendasikan, Jumlah Lembaga Riset Budidaya Air Payau yang
terstandar, Jumlah Jejaring dan/ atau Kerjasama Rsiet Budidaya Air Payau yang
disepakati da ditindaklanjuti, Jumlah Sarana dan Prasarana Riset Budidaya Air
Payau yang ditingkatkan kapsitasnya, dan IKU Jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Riset Budidaya Air Payau yang dipublikasikan.
Pada Learn and Growth Perspective KKP, BRSDM berkontribusi atas IKU
Indeks profesionalitas ASN Lingkup BRBAPPP, Presentase Unit Kerja BRBAPPPP
yang menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar,
Persentase Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan yang dimanfaatkan untuk
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
ix
Perbaikan Kinerja Lingkup BRPBAPPP, Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran
BRPBAPPP, dan IKU Batas Tertinggi Presentase Nilai Temuan LHP BPK Atas LK
BRPBAPPP dibandingkan Realisasi Anggaran BRPBAPPP TA 2018
Pengukuran capaian kinerja BRPBAPPP Triwulan IV tahun 2019 dilakukan
dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan realisasi indikator
kinerja utama (key perfomance indicator, disingkat KPI) pada masing-masing
perspektif. Pencatatan dan pengukuran kinerja dilakukan dengan bantuan
perangkat lunak berbasis balanced scorecard dari Kementerian Kelautan
Perikanan, yaitu pada http://kinerjaku.kkp.go.id. Dari hasil pengukuran
kinerja tersebut, diperoleh data capaian kinerja BRSDM di tingkat korporat
triwulan IV tahun 2019 sebesar 101,45%.
Selama Triwulan IV tahun 2019, dari 20 IKU BRPBAPPP telah tercapai
target tahunan dan malah ada yang melebihi dari target tahunan, yakni :
1. Pada Stakeholder Perspective memiliki nilai persentasenya yakni :
101,45%, dimana terdapat 1 IKU pada Sasaran Strategis 1 “Terwujudnya
Kesejahteraan Masyarakat” yang memiliki target pada triwulan IV TA 2019
sebanyak 207 kelompok, dimana telah melebihi target dari capaian
sebanyak 210 kelompok yaitu: Jumlah Kelompok Pelaku Utama/Usaha
yang Meningkat Kelasnya.
2. Pada Customer Perspective nilai persentasenya yakni : 103,63%, dimana
terdapat 3 IKU pada Sasaran Strategis 2 “Terwujudnya pengelolaan SDKP
yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan” yang memiliki
target pada triwulan IV TA 2019, yaitu: Jumlah anggota kelompok Pelaku
Utama dan Pelaku Usaha yang disuluh yang dinilai Kelas Kelompoknya
yang memiliki target sebanyak 4.140 orang dan capaian sebanyak 4.218
orang, Legalisasi Izin Usaha Mikro Kecil (UMK) dan pendirian koperasi
sektor KP yang memiliki target 827 UMK dan dan capaian sebanyak 828
Unit, dan Nilai PNBP BRPBAPPP yang memiliki target sebesar Rp.
218.000.000 (0,218 Miliar) dan capaian sebesar Rp. 485.282.264 (0,485
miliar)
3. Pada Internal Process Perspective memiliki nilai persentasenya yakni :
102,33% dimana, terdapat 11 IKU pada Sasaran Strategis 3
“Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing
dan berkelanjutan” yang memiliki target pada triwulan IV TA 2019 yaitu:
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
x
Jumlah Pelaku utama/usaha yang disuluh yang memiliki target sebanyak
49.710 orang dan capaian sebanyak 50.669 orang, Jumlah Profil kelompok
pelaku utama/usaha yang disusun yang memiliki target sebanyak 4.971
dokumen dan capaian sebanyak 5.021 dokumen, Persentase Penyuluh
Perikanan yang Berkontribusi terhadap pelaksanaan Program KKP yang
memiliki target 100% dan telah tercapai 100%, Tersedianya Metode
Percontohan Penyuluhan KP yang memiliki target 4 lokasi dan telah
terlaksana dan tercapai 4 lokasi, Jumlah Data dan/atau Informasi Hasil Riset
Budidaya Air Payau yang dihasilkan yang memiliki 1 target dan telah
tercapai, Jumlah Komponen Inovasi Riset Budidaya Air Payau yang
dihasilkan yang memiliki target 2 buah dan telah tercapai, Jumlah Inovasi
Teknologi Riset Budidaya Air Payau yang diusulkan untuk
direkomendasikan yang memiliki target 1 Paket dan telah tercapai, Jumlah
Lembaga Riset Budidaya Air Payau yang terstandar yang memiliki target 1
lembaga dan telah tercapai, Jumlah Jejaring dan/ atau Kerjasama Rsiet
Budidaya Air Payau yang disepakati da ditindaklanjuti yang memiliki
target 5 dan capaian melebihi dari target sebesar 7 dokumen, Jumlah
Sarana dan Prasarana Riset Budidaya Air Payau yang ditingkatkan
kapsitasnya yang memiliki target 1 Paket dan telah tercapai, dan IKU
Jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI) Riset Budidaya Air Payau yang
dipublikasikan yang memiliki target sebesar 25 KTI dan telah tercapai.
4. Pada Learn and Growth Perspective memiliki nilai persentase yakni
107,80%,dimana terdapat 5 IKU pada Sasaran Strategis 4 “Terwujudnya
ASN BRPBAPPP yang kompeten, professional dan berintegritas” yang
memiliki target pada triwulan IV TA. 2019 yaitu: Indeks profesionalitas ASN
Lingkup BRBAPPP memiliki 71 indeks dan capaiannya melebihi dari target
sebesar 73,02 indeks ; 1 IKU pada Sasaran Strategis 5 “Tersedianya
manajemen pengetahuan BRPBAPPP yang menerapkan sisem manajemen
pengetahuan yang terstandar” yang memiliki target pada triwulan IV TA.
2019 yaitu: Presentase Unit Kerja BRBAPPPP yang menerapkan Sistem
Manajemen Pengetahuan yang Terstandar yang memiliki 75% dan telah
melebihi target dari capaian sebesar 100%; 1 IKU pada Sasaran Strategis 6
“Terwujudnya Birokrasi BRPBAPPP yang efektif,efisien dan berorientasi
pada layanan prima” yang memiliki target pada triwulan IV TA. 2019 yaitu:
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
xi
Presentase Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan yang dimanfaatkan
untuk Perbaikan Kinerja Lingkup BRPBAPPP yang memiliki 80,00% dan
telah melebihi target dari capaian sebesar 81,82% ; 2 IKU pada Sasaran
Strategis 7 “ Terkelolanya anggaran Pembangunan BRPBAPPP secara
efisien dan akuntabel “ yang memiliki target pada triwulan IV TA. 2019
yaitu: Nilai kinerja Pelaksanaan Anggaran BRPBAPPP yang memiliki target
87,00 Nilai dan telah melebihi target dari capaian sebesar 97,54% dan
Batas Tertinggi Presentase Nilai Temuan LHP BPK Atas LK BRBAPPP
dibadingkan Realisasi Anggaran BRPBAPPP TA 2018 yang memiliki target
1% dan capaiannya sebesar 0,01%.
5. IKU Jumlah kelompok pelaku utama/pelaku usaha yang meningkat
kelasnya dengan target tahunan sebanyak 207 kelompok dan target
triwulan IV TA. 2019 sebanyak 210 kelompok realisasi sebanyak 210
kelompok.
6. IKU Jumlah anggota kelompok pelaku utama dan pelaku usaha yang
disuluh yang dinilai kelas kelompoknya dengan target tahunan sebanyak
4.140 orang dan target triwulan IV TA. 2019 sebanyak 4.140 orang realisasi
sebanyak 4.218 orang.
7. IKU Legalisasi izin usaha mikro Kecil (UMK) dan pendirian koperasi sektor
KP dengan target tahunan sebanyak 827 unit dan target triwulan IV TA.
2019 sebanyak 827 unit realisasi sebanyak 828 unit.
8. IKU Nilai PNBP BRPBAPPP dengan target tahunan sebesar 0,218 miliar dan
target triwulan IV TA. 2019 sebesar 0,45 miliar realisasi sebesar 0,49
miliar.
9. IKU Jumlah pelaku utama/usaha yang disuluh (orang) dengan target
tahunan sebanyak 49.710 orang dan target triwulan IV TA. 2019 sebanyak
49.710 orang realisasi sebanyak 50.669 orang.
10. IKU Jumlah Profil kelompok pelaku utama/usaha yang disusun dengan
target tahunan sebanyak 4.971 dan target triwulan IV TA. 2019 sebanyak
4.971 dokumen realisasi sebanyak 5.021 dokumen.
11. IKU Presentase penyuluh perikanan yang berkontribusi terhadap
pelaksanaan program KKP (%) sebesar 100,00% dan target triwulan IV TA.
2019 sebesar 100,00% realisasi 100,00%
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
xii
12. IKU Jumlah lembaga Riset Budidaya Air Payau yang terstandar (lembaga)
sebanyak 1 lembaga dan target tahunan triwulan IV TA sebanyak 1
lembaga realisasi sebanyak 1 lembaga. Sudah teralisasi pada triwulan II
sampai triwulan 3 sehingga capaian untuk triwulan IV TA. 2019 tetap 1
lembaga.
13. IKU Jumlah Jejaring dan/atau kerjasama Riset Budidaya Air Payau yang
disepakati dan ditindaklanjuti dengan target tahunan sebanyak 5 dokumen
dan target triwulan IV TA. 2019 sebanyak 4 dokumen realisasi sebanyak 4
dokumen.
14. IKU Jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI) Riset Budidaya Air Payau yang
dipublikasikan (KTI) dengan target tahunan sebanyak 25 KTI dan target
triwulan IV sebanyak 25 KTI realisasi sebanyak 25 KTI.
15. IKU Indeks Profesionalitas ASN Lingkup BRPBAPPP (Indeks) dengan target
tahunan sebesar 60,00%, namun karena adanya perubahan target
langsung dari Sekertariat BRSDM KP sehingga target tahunannya berubah
menjadi 71,00% dengan target triwulan IV TA. 2019 sebesar 71,00%
realisasi 73,08%.
16. IKU Presentase Unit Kerja BRPBAPPP yang menerapkan sistem manajemen
pengetahuan yang terstandar (%) dengan target tahunan sebesar 75%
dengan target triwulan IV TA. 2019 sebesar 75% realisasi sebesar 100%.
17. IKU Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran BRPBAPPP (Nilai) dengan target
tahunan sebanyak 87,00% dengan target triwulan IV TA. 2019 sebanyak
87,00% realisasi sebanyak 97,54%.
18. IKU Batas Tertinggi Persentase Nilai Temuan LHP BPK atas LK BRPBAPPP
dibandingkan realisasi anggaran BRPBAPPP TA. 2018 (%) dengan target
tahunan sebesar 1% dengan target triwulan IV TA. 2019 sebesar 0,01% dan
realisasi sebesar 0,01%
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
merupakan amanah dari Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
29/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan. Balai Riset Perikanan Budidaya
Air Payau dan Penyuluhan Perikanan merupakan unit pelaksana teknis
Kementerian Kelautan dan Perikanan di bidang riset perikanan budidaya air
payau dan penyuluhan perikanan yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan
Perikanan.
Berdasarkan struktur organisasi maka Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau dan Penyuluhan Perikanan menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan, evaluasi dan
laporan;
2. Pelaksanaan riset perikanan budidaya air payau di bidang biologi,
reproduksi, genetika, bioteknologi, patologi, toksikologi, ekologi, nutrisi
dan teknologi pakan, pemetaan dan lingkungan, plasma nutfah, serta
analisis komoditi;
3. Pengembangan teknologi penelitian perikanan budidaya air payau;
4. Penyusunan materi, metodologi, pelaksanaan penyuluhan perikanan, serta
pengembangan dan fasilitasi kelembagaan dan forum masyarakat bagi
pelaku utama dan pelaku usaha;
5. Penyusunan kebutuhan peningkatan kapsitas penyuluh Pegawai Negeri Sipil
(PNS), swadaya dan swasta;
6. Pengelolaan prasarana sarana riset perikanan budidaya air payau dan
penyuluhan perikanan; dan
7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Dalam melaksanakan pelayanan teknis dan administratif Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan sebagai unit
pelaksana teknis semakin dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
2
system manajemen Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan yang
menuntut asas akuntabilitas.
Sebagai sandaran peraturan penerapan akuntabilitas, Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan mengacu Instruksi
Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau dan Penyuluhan Perikanan diwajibkan untuk:
1. Melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud
pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan
organisasi; dan
2. Menyampaikan laporan kinerja interim pada setiap triwulan kepada Kepala
Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan dengan tembusan Sekretaris
Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan, Kepala Pusat Riset Perikanan
dan Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan.
Dasar hukum penyusunan laporan kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya
Air Payau dan Penyuluhan Perikanan triwulan IV tahun 2019, sebagai berikut:
1. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;
3. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; dan
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
1.2. TUJUAN
Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) BRPBAPPP Triwulan IV TA.2019 disusun
dalam rangka memenuhi beberapa tujuan, yaitu :
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
3
1. berikutnya. Sebagai alat penilai kinerja secara kuantitatif, sebagai wujud
akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Riset Perikanan Budidaya
Air Payau dan Penyuluhan Perikanan menuju terwujudnya good governance
dan sebagai wujud transparansi serta pertanggungjawaban kepada
masyarakat di satu sisi dan disisi lain;
2. Sebagai alat kendala dan alat pemacu peningkatan kinerja; dan
3. Sebagai umpan balik (feed back) untuk perbaikan kinerja di setiap triwulan
dan tahun
1.3. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
29/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan. Balai Riset Perikanan Budidaya
Air Payau dan Penyuluhan Perikanan dipimpin oleh seorang Kepala Balai yang
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut, Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan dibantu oleh:
1. Subbagian Tata Usaha
Subbagian tata usaha mempunyai tugas melakukan urusan administrasi
kepegawaian, tata laksana, keuangan, persuratan, kearsipan, rumah tangga
dan perlengkapan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Subbagian tata usaha menyelenggarakan
fungsi:
a. Pelaksanaan urusan kepegawaian, administrasi jabatan fungsional, dan
tata laksana; dan
b. Pelaksanaan urusan keuangan, persuratan, kearsipan, rumah tangga dan
perlengkapan.
Subbagian tata usaha terdiri atas:
a. Urusan kepagawaian
Urusan kepagawaian mempunyai tugas melakukan urusan
kepegawaian, administrasi jabatan fungsional dan tata laksana.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
4
b. Urusan keuangan dan umum
Urusan keuangan dan umum mempunyai tugas melakukan urusan
keuangan, persuratan, kearsipan, rumah tangga dan perlengkapan.
2. Seksi Tata Operasional
Seksi tata operasional mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
program dan anggaran, pemantauan, evaluasi dan laporan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi tata operasional menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyusunan rencana program dan anggaran; dan
b. Pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan.
Seksi tata operasional terdiri atas:
a) Subseksi Program dan Anggaran
Subseksi program dan anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan rencana program dan anggaran.
b) Subseksi Monitoring dan Evaluasi
Subseksi monitoring dan evaluasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan.
3. Seksi Pelayanan Teknis dan Sarana
Seksi pelayanan teknis dan sarana mempunyai tugas melakukan pelayanan
teknis, jasa, informasi, komunikasi, kerjasama, serta pengelolaan prasarana
dan sarana riset perikanan budidaya air payau dan penyuluhan perikanan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi pelayanan teknis dan sarana
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi dan kerjasama riset
perikanan budidaya air payau serta pengelolaan perpustakaan; dan
b. Pengelolaan prasarana dan sarana riset perikanan budidaya air payau.
Seksi pelayanan teknis dan sarana terdiri atas:
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
5
a) Subseksi Pelayanan Teknis
Subseksi pelayanan teknis mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi, kerjasama riset
perikanan budidaya air payau dan pengelolaan perpustakaan.
b) Subseksi Prasarana dan Sarana
Subseksi prasarana dan sarana mempunyai tugas melakukan
pengelolaan prasarana dan sarana riset perikanan budidaya air payau.
4. Seksi penyuluhan
Seksi penyuluhan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
pengembangan dan fasilitasi kelembagaan dan forum masyarakat bagi
pelaku utama dan pelaku usaha, pengelolaan prasarana dan sarana
penyuluhan, penyusunan materi, metodologi dan pelaksanaan penyuluhan
perikanan, serta kebutuhan peningkatan kapasitas penyuluh swadaya dan
swasta.
Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi penyuluhan menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyiapan bahan pengembangan dan fasilitasi kelembagaan dan forum
masyarakat bagi pelaku utama dan pelaku usaha, serta pengelolaan
prasarana dan sarana penyuluhan; dan
b. Penyiapan bahan penyusunan materi, metodologi dan penyelenggaraan
penyuluhan perikanan, serta kebutuhan peningkatan kapasitas penyuluh
swadaya dan swasta.
Seksi penyuluhan terdiri atas:
1) Subseksi Kelembagaan Kelompok
Subseksi kelembagaan kelompok mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan pengembangan dan fasilitasi kelembagaan dan
forum masyarakat bagi pelaku utama dan pelaku usaha, serta
pengelolaan prasarana dan sarana penyuluhan.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
6
2) Subseksi Penyelenggaraan
Subseksi penyelenggaraan mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan materi, metodologi dan penyelenggaraan
penyuluhan perikanan, serta kebutuhan peningkatan kapasitas
penyuluh swadaya dan swasta.
5. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan:
a. Riset perikanan budidaya air payau di bidang biologi, reproduksi,
genetika, bioteknologi, patologi, toksikologi, ekologi, nutrisi dan
teknologi pakan, pemetaan dan lingkungan, plasma nutfah, serta analisis
komoditi;
b. Pengembangan teknologi penelitian perikanan budidaya air payau;
c. Penyuluhan perikanan; dan
d. Kegiatan lainnya yang sesuai dengan keahlian dan kebutuhan serta tugas
masing-masing jabatan fungsional berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kelompok jabatan fungsional terdiri atas peneliti, teknisi litkayasa,
penyuluh perikanan, arsiparis, pranata computer, pengadaaan barang
dan jasa (PBJ), analisis kepegawaian, pustakawan dan jabatan fungsional
lainnya yang diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Kelompok penelitian (kelti) merupakan kelompok keahlian yang
secara fungsional sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan kegiatan riset
BRPBAPPP di bidang perikanan budidaya air payau. Setiap kelti dipimpin
oleh penanggung jawab kelti. BRPBAPPP telah menetapkan lima kelti yaitu:
1. Kelti sumber daya dan lingkungan, bertugas melaksanakan riset di
bidang pemetaan, lingkungan, toksikologi, dan ekologi;
2. Kelti kesehatan dan lingkungan, bertugas melaksanakan riset di bidang
biologi dan patologi;
3. Kelti perbenihan, genetika, dan bioteknologi, bertugas
melaksanakan
4. Riset di bidang reproduksi, genetika, bioteknologi, dan plasma
nutfah;
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
7
5. Kelti nutrisi dan teknologi pakan, bertugas melaksanakan riset di
bidang nutrisi dan teknologi pakan; dan
6. Kelti teknologi perikanan budidaya, bertugas melaksanakan riset
dibidang teknologi perikanan budidaya dan analisis komoditas.
Adapun struktur organisasi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan sebagaimana Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor 29/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan dapat dilihat pada
gambar 1.1.
Sumber: PERMEN KP 29,2017
Gambar 1.1. Struktur Organisasi dan personel pemangku jabatan struktural di
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan (BRPBAPPP), Maros.
Plt. KEPALA BALAI
A. Indra Jaya Asaad, S.Pi, M.Sc
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
SUBSEKSI PELAYANAN
TEKNIS
Rosmiati, A.Md.Kom
SUBSEKSI PRASARANA
DAN SARANA
Andi Muhammad Sabir
Page
SEKSI PELAYANAN TEKNIS
DAN SARANA
A. Indra Jaya Asaad, S.Pi, M.Sc
Plh. SUBSEKSI PROGRAM DAN
ANGGARAN
Ahmadirrahman
Fajrihanif
Plh. SUBSEKSI MONITORING DAN
EVALUASI
Rahmadhany Natsir,
S.Sos
Plh. SEKSI TATA
OPERASIONAL
Agus Nawang, S.St.Pi
Plh. SEKSI
PENYULUHAN
Anton Mulyawan, S.H
Plh. SUBSEKSI KELEMBAGAAN
KELOMPOK
Husain
SUBSEKSI
PENYELEGGARAAN
Ansar, A.Md
SUBBAGIAN
TATA USAHA
A. Bahtiar, S. St, P.i
URUSAN
KEUANGAN DAN UMUM
Dra. Sitti Maemunah
URUSAN
KEPEGAWAIAN
Hawasia, S.A.P
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
8
1.4. KERAGAMAN SUMBERDAYA MANUSIA
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa
pengelolaan potensi dan kekayaan sumber daya laut memerlukan dukungan
sumber daya manusia (SDM) dan teknologi yang handal. Peningkatan kualitas
SDM menghasilkan SDM yang berkompetensi tinggi dalam mengawal
program-program dan target Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan yang telah ditetapkan. Struktur SDM Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan pada Triwulan IV
tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Berikut adalah jumlah pegawai BRPBAPPP yang disajikan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Pegawai Lingkup Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan Triwulan IV TA. 2019
No. Unit Kerja PNS CPNS Tenaga
Kontrak Jumlah
1. Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan, Maros
90 - 30 120
2. Instalasi Riset Maranak 5 - 3 8
3. Instalasi Perbenihan
Budidaya Udang Windu Di
Barru
17 - 7 24
4. Instalasi Tambak Percobaan
Di Punaga Takalar
4 - 3 7
Total 116 - 43 159
Tabel 1.2. Keragaan Sumberdaya Manusia BRPBAPPP Triwulan IV TA. 2019
No. Uraian Jumlah (orang) %.
1.
Berdasarkan Struktural dan Fungsional
Administrasi 39 7,47
Analis Kepegawaian 1 0,19
Pustakawan 2 0,38
Fungsional PBJ 1 0,19
Arsiparis 2 0,38
Peneliti 42 8,05
Penyuluh Perikanan 410 78,54
Litkayasa 25 4,79
TOTAL 522 100,00
2 Berdasarkan jenjang Fungsional peneliti
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
9
No. Uraian Jumlah (orang) %.
Professor Riset 3 7,14
Peneliti Utama 4 9,52
Peneliti Madya 19 45,24
Peneliti Muda 14 33,33
Peneliti Pertama 2 4,76
Non Kelas 0 0,00
TOTAL 42 100.00
3. Berdasarkan Jenjang Fungsional Penyuluh Perikanan
Penyuluh Perikanan Utama 0 0
Penyuluh Perikanan Madya 85 20,73
Penyuluh Perikanan Muda 159 38,78
Penyuluh Perikanan Pertama 83 20,24
Penyuluh Perikanan Penyelia 17 4,14
Penyuluh Perikanan Pelaksana
Lanjutan
17 4,14
Penyuluh Perikanan Pelaksana 25 6,10
Penyuluh Perikanan Pemula 6
Penyuluh Perikanan (Calon
Fungsional)
18 4,39
TOTAL 410 100,00
4. Berdasarkan Jenjang Fungsional Litkayasa
Litkayasa Penyelia 9 34,61
Litkayasa Pelaksana Lanjutan 11 42,08
Litkayasa Pelaksana 6 23,08
TOTAL 26 100,00
5. Berdasarkan Jenjang Fungsional Pustakawan
Pustakawan Madya 1 1
TOTAL 1 100,00
6. Berdasarkan Jenjang Fungsional Arsiparis
Arsiparis Pelaksana 1 0,5
Arsiparis Pertama 1 0,5
TOTAL 2 100,00
7. Berdasarkan tingkat pendidikan
S3 13 2,49
S2 45 8,62
S1 323 61,88
D4 22 4,21
D3 47 9,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
10
No. Uraian Jumlah (orang) %.
<SLTA 72 13,79
TOTAL 544 100.00
8. Berdasarkan Golongan
IV 106 20,31
III 345 66,09
II1 71 13,60
I 0 0,0
TOTAL 522 100,00
9. Berdasarkan Kelompok Umur
20 – 25 0 0
26 – 30 7 1,34
31 – 35 43 8,24
36 – 40 93 17,82
41 – 45 118 22,61
46 – 50 126 24,14
51 – 55 94 18,01
56 – 60 38 7,28
> 60 3 0,57
Total 522 100,00
Keragaan sumberdaya manusia di Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP) apabila dilihat dari tabel di atas,
dapat digolongkan ke dalam jenis jabatan fungsional dan non fungsional,
jenjang fungsional peneliti, jenjang fungsional penyuluh, jenjang fungsional
litkayasa, jenjang fungsional pustakawan, tingkat pendidikan, golongan,
kelompok umur dan jenis kelamin. Dengan melihat keragaan SDM BRPBAPPP
tersebut, diharapkan dapat menjadi faktor kekuatan bagi BRPBAPPP untuk
menjadi balai riset perikanan budidaya air payau dan juga sekaligus sebagai
balai penyuluhan perikanan yang nantinya dapat mendukung kemajuan sektor
kelautan dan perikanan.
Tabel 1.2. Menyajikan jumlah pegawai BRPBAP3 berdasarkan jenjang
jabatan, terlihat bahwa jumlah pegawai fungsional di BRPBAP3 lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah pegawai non-fungsional. Sampai dengan
Triwulan IV Tahun 2019 perbandingan antara jabatan fungsional dan non-
fungsional adalah 4:5, dimana jumlah pegawai dengan jabatan funsional ada 8
orang dan pegawai dengan jabatan non-fungsional ada 15 orang. komposisi
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
11
pegawai Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
berdasarkan golongan pada Triwulan IV TA 2019 dominan pada Golongan III
yang mencapai 66,09%, sedangkan jumlah Golongan IV sebanyak 20,48 dari
total pegawai BRPBAPPP. Jumlah pegawai BRPBAP3 menurut usia didominasi
oleh pegawai yang berusia 46 – 50 tahun sebanyak 126 orang, kemudian
pegawai dengan usia 41 – 45 tahun sebanyak 118 orang, pegawai dengan usia
diatas 50 tahun sebanyak 135 orang. BRPBAP3 merupakan Satker atau UPT dari
BRSDM yang tergolong lama sehingga pegawai yang ada di BRPBAP3 sebagian
besar usianya relatif tua. Pegawai BRPBAP3 berdasarkan jenjang pendidikanya
didominasi oleh pegawai dengan jenjang pendidikan S1/DIV yaitu 333 orang,
kemudian dengan jenjang pendidikan <SLTA sebanyak 81 orang, jenjang
pendidikan S2 sebanyak 50 orang, jenjang pendidikan S3 sebanyak 9 orang.
Pada tahun 2019 pegawai lingkup BRPBAP3 yang sedang melaksanakan tugas
belajar sebanyak 1 orang dan izin belajar sebanyak 3 orang untuk jenjang S3.
Berdasarkan Tabel 1.2. di atas, keragaan sumberdaya manusia di BRPBAPPP
dapat digambarkan pada diagram-diagram berikut ini.
Gambar 1.2. Keragaan SDM BRPBAPPP Triwulan IV TA.2019 Struktural dan
fungsional
Pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa persentase tertinggi untuk SDM
BRPBAPPP adalah : (1) Penyuluh perikanan sebanyak 410 orang (78,54%)
yang terdiri dari : penyuluh perikanan Madya sebanyak 85 orang (20,73%),
Penyuluh Perikanan Muda sebanyak 159 orang (38,78), Penyuluh Perikanan
Pertama sebanyak 83 orang (20,24%), Penyuluh Perikanan Penyelia sebanyak
17 orang (4,14%), Penyuluh Perikanan Pelaksana Lanjutan sebanyak 17 orang
(4,14%), Penyuluh Perikanan Pelaksana sebanyak 25 orang (6,10), Penyuluh
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
12
Perikanan Pemula sebanyak 6 orang (1,46%), Penyuluh Perikanan (Calon
Fungsional) sebanyak 18 orang (4,39%); (2) Administrasi sebanyak 39
orang (7,47%) yang terdiri dari : tenaga administrasi dan keuangan, pengelola
BMN, pelayanan teknis dan kerjasama, dan satpam; (3) peneliti sebanyak 42
orang (8,05%) yang terdiri dari : Prof Riset sebanyak 3 orang (7,14%),
Peneliti Utama sebanyak 4 orang (9,30%), Peneliti Madya sebanyak 19 orang
(44,19%), Peneliti Muda sebanyak 14 orang (32,56%), Peneliti Pertama
sebanyak 3 orang (6,98%); (4) Teknisi litkayasa sebanyak 25 orang (4,89%)
yang terdiri dari : Teknisi litkayasa Penyelia sebanyak 9 orang (34,61%),
Teknisi Litkayasa pelaksana lanjutan sebanyak 11 orang (42,08%) dan Teknisi
Litkayasa Pelaksana sebanyak 6 orang (23,08%).
Apabila melihat dari komposisi SDM tersebut, maka BRPBAPPP
seharusnya menambah lagi jumlah pegawai administrasi karena peneliti sudah
tidak bisa lagi merangkap jabatan dan adanya pegawai yang jabatannya
sebagai peneliti yang pindah sehingga balai kekurangan tenaga administrasi
dan peneliti yang diharapkan nantinya dapat lebih meningkatkan kualitas
balai sebagai lembaga riset yang menghasilkan teknologi budidaya perikanan
air payau serta Komposisi SDM BRPBAPPP berdasarkan tingkat pendidikan,
sebagian besar telah berpendidikan S1dan D4 yaitu sebanyak 345 orang
(66,09%), kemudian SMA sebanyak 72 orang (13,79%), S2 sebanyak 45 orang
(8,62%), D3 sebanyak 47 orang (9,00%), S3 sebanyak 13 orang (2,49%).
Sebagai lembaga riset dan penyuluhan perikanan, maka kedepannya
BRPBAPPP perlu meningkatkan kualitas SDM balai baik melalui
pelatihan, tugas belajar, maupun ijin belajar,.
Gambar 1.3. Keragaan SDM BRPBAPPP Triwulan IV TA.2019 Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
13
Selain keragaan SDM BRPBAPPP berdasarkan tingkat pendidikan, dapat dilihat
juga keragaan SDM BRPBAPPP berdasarkan golongan ruang. Golongan ruang
III mendominasi jumlah pegawai BRPBAPPP yaitu sebanyak 345 orang
(66,09%), diikuti oleh golongan IV sebanyak 106 orang (20,31%), dan yang
terakhir adalah golongan II sebanyak 71 orang (13,60%) dan golongan 1 sudah
tidak ada lagi. sebagaimana tersaji pada Gambar 1.4. berikut ini.
Gambar 1.4. Keragaan SDM BRPBAPPP Triwulan IV TA.2019 Berdasarkan
Golongan Ruang
Untuk meningkatkan kualitas serta kapabilitas SDM Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan, maka balai selalu mendorong
pegawainya baik yang fungsional maupun non fungsional untuk
mengembangkan kemampuannya melalui diklat, tugas belajar, maupun ijin
belajar. Sampai dengan akhir bulan Desember tahun 2019 terdapat 1 orang
pegawai BRPBAPPP yang melakukan tugas belajar dengan jenjang pendidikan
S2 dari peneliti. Berikut ini tersaji tabel pegawai BRPBAPPP yang
melaksanakan tugas belajar sampai dengan akhir Desember 2019.
Tabel 1.3. Pegawai BRPBAPPP Yang Mendapat Tugas Belajar s/d Triwulan IV
TA.2019
Untuk pengembangan SDM BRPBAPPP jangka pendek berupa diklat,
pelatihan, bimtek dan sebagainya baik dari internal BRPBAPPP maupun
No. Nama Prog Bidang/Fakultas
/Jurusan
SK Tugas
Belajar
Ket
1 Muh. Nur
Syafaat, S.Pi
Aquacul
ture
Aquaculture 219/SJ/KP.53
2/XII/2017
University
Malaysia
Terengganu
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
14
eksternal BRPBAPPP sampai dengan triwulan IV telah ada pegawai BRPBAPPP
yang mengikuti bimtek yang diselenggarakan di lingkup BRSDM KP
sebagaimana tersaji pada tabel berikut.
Tabel 1.4. Pegawai BRPBAPPP Yang mengikuti Diklat/Pelatihan padaTriwulan
IV TA 2019
Untuk kedepannya, diharapkan dengan komposisi SDM BRPBAPPP
sebagaimana tersebut pada tabel-tabel di atas dapat mendukung
terlaksananya tugas pokok dan fungsi BRPBAPPP sebagai lembaga riset
perikanan budidaya air payau dan penyuluhan perikanan
1.5. POTENSI
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki panjang garis pantai
yang tergolong panjang di dunia sehingga merupakan modal besar sebagai
basis untuk perikanan budidaya air payau. Potensi sumberdaya alam berupa
lahan menjadi salah satu keunggulan komparatif dalam pengembangan
perikanan budidaya air payau. Kalau dikelola dengan baik, maka keunggulan
komparatif ini dapat mendukung keunggulan kompetitif. Potensi sumberdaya
lahan budidaya air payau di Indonesia mencapai luas 2.963.717 ha dengan
pemanfaatan yang baru mencapai 657.346 ha atau 22,18%. Potensi ini
sekaligus menjadi tantangan untuk dapat meningkatkan pemanfaatan lahan
untuk perikanan budidaya air payau.
Kalau merujuk pada kategori komoditas yang tergolong komoditas ekspor
yaitu komoditas yang berdaya saing dengan ciri mempunyai pasar
internasional, sumberdaya melimpah, sumber devisa, teknologi dikuasai, dan
bersifat industri, maka sebagian besar komoditas perikanan budidaya air
payau tergolong sebagai komoditas ekspor. Komoditas yang masuk dalam
No Nama Kegiatan Lokasi Tanggal
1 Kamariah, S.Si Mengikuti Kegiatan Test
Potensi Akademik dan Test
TOEFEL lingkup KKP
Jakarta 4 s.d 7
November
2019
2 Erfan Andi
Hendrajat, S.Pi
Mengikuti Kegiatan Test
Potensi Akademik dan Test
TOEFEL lingkup KKP
Jakarta 4 s.d 7
November
2019
3 Syarianah,
S.Sos
Dalam rangka Bimbingan
teknis Penulisan Ilmiah
Perpustakaan
Jakarta
5 s.d 8
November
2019
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
15
kategori ini di antaranya adalah udang windu (Penaeus monodon), udang
vaname (Litopenaeus vannamei), kepiting bakau (Scylla spp.), rajungan
(Portunus pelagicus), dan ikan bandeng (Chanos chanos), sehingga juga dapat
menjadi potensi bagi pengembangan perikanan budidaya air payau. Di antara
4 komoditas yang telah ditetapkan oleh KKP sebagai komoditas untuk program
industrialisasi, ternyata 2 di antaranya yaitu udang dan ikan bandeng adalah
komoditas perikanan budidaya air payau. Untuk pertama kalinya sepanjang
sejarah, salah satu produk perikanan budidaya yaitu ikan bandeng, telah
secara nyata memberikan andil yang dominan terhadap inflasi. Bersama dua
komoditas lain yaitu ikan tongkol (Euthynnus spp.) dan ikan kembung
(Rastreliger spp.), telah memberikan andil terhadap inflasi rata-rata sebesar
0,56%. Untuk itu, KKP mengusulkan komoditas perikanan terutama ketiga jenis
komoditas tersebut (termasuk ikan bandeng) agar dimasukkan dalam kategori
barang kebutuhan pokok, karena telah memasyarakat dan menjadi bagian
yang menguasai hajat hidup orang banyak. Dengan demikian, perikanan
budidaya air payau juga menjadi basis bagi penguatan ketahanan pangan
nasional. Komoditas ketahanan pangan dengan ciri mempunyai pasar
domestik, sumberdaya cukup tersedia, mudah dipelihara secara massal, biaya
produksi murah, dan teknologi budidaya mudah diadopsi. Komoditas lain yang
dapat dikategorikan ketahanan pangan yang juga sudah dikembangkan
sebagai komoditas air payau yang aslinya termasuk komoditas air tawar
adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Selain komoditas ekspor dan
ketahanan pangan, komoditas perikanan budidaya air payau juga ada yang
tergolong komoditas prospektif yang dapat lebih dikembangkan di masa akan
datang seperti ikan baronang (Siganus spp.).
Potensi sumberdaya alam lain yang tergolong sumberdaya terbaharukan
adalah hutan mangrove yang sekarang ini memiliki luas sekitar 1,8 juta hektar
di Indonesia dan merupakan ekosistem yang dapat berasosiasi dengan lahan
perikanan budidaya air payau. Konservasi mangrove dan restorasi
ekosistemnya akan memberikan keuntungan investasi yang besar dan dapat
mendorong upaya perikanan budidaya yang lebih baik, termasuk
memberikan nilai ekonomi bagi perikanan budidaya air payau di satu sisi dan
kesejahteraan masyarakat di sisi lain. Di samping potensi sumberdaya alam
untuk budidaya air payau yang besar, terdapat pula potensi kelembagaan
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
16
seperti Komisi Udang, Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN), Masyarakat
Akuakultur Indonesia (MAI), Shrimp Club Indonesia (SCI), Asosiasi Pengusaha
Pembenihan Udang (APPU), Asosiasi Pengusaha Cold Storage Indonesia
(APCI), dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang perikanan yang
perlu terus disinergikan di masa akan datang karena akan menjadi pendorong
dalam pengembangan perikanan budidaya air payau.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya air
payau dan menjadikan perikanan budidaya air payau ini sebagai penggerak
utama (prime mover) pengembangan ekonomi nasional, diperlukan upaya
percepatan dan terobosan dalam pengembangan perikanan budidaya air
payau yang didukung dengan kebijakan ekonomi serta iklim sosial politik
yang kondusif. Dalam kaitan ini, koordinasi dan dukungan lintas sektor serta
para pemangku kepentingan lainnya menjadi salah satu prasyarat yang sangat
penting.
1.6. PERMASALAHAN
Dalam pengembangan perikanan budidaya air payau, masih
diperhadapkan pada permasalahan kebijakan berupa implementasi kebijakan
tata ruang yang masih sangat rendah. Permasalahan infrastruktur seperti
terbatasnya jalan usaha tani dan prasarana saluran irigasi adalah kondisi
umum yang banyak dijumpai di kawasan perikanan budidaya air payau.
Terbatasnya ketersediaan dan distribusi induk dan benih unggul, harga pakan
yang relatif mahal, dan adanya serangan hama dan penyakit udang/ikan, serta
pencemaran lingkungan perairan merupakan permasalahan teknis yang juga
harus dihadapi dalam pengembangan perikanan budidaya air payau.
Aktivitas pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya air payau yang
berada di daratan maupun sepanjang pesisir pantai, tidak luput dari
permasalahan alam dan kemungkinan bencana alam yang dapat terjadi.
Bencana alam seringkali menimbulkan kerusakan bagi sarana dan prasarana
budidaya air payau yang memerlukan upaya mitigasi yang lebih baik.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
17
1.7. LINGKUNGAN STRATEGIS
Secara teoritis, lingkungan strategis ini dapat diartikan sebagai situasi
factor yang strategis baik internal maupun eksternal yang dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan BRPBAPPP telah ditetapkan untuk periode
ke depan (tahun 2017-2019). Dalam hal ini, yang dimaksud dengan situasi
faktor yang strategis tersebut adalah dokumen rencana lima tahunan (2015-
2019) BRPBAPPP yang berisi visi, misi, tujuan, dan sasaran, serta kebijakan,
program, dan kegiatan yang disusun sesuai sistematika tertentu serta
berpedoman pada perencanaan kerja dan penganggaran yang dikeluarkan
oleh pemerintah dengan mempertimbangkan aspek-aspek internal dan
eksternal yang mempengaruhi dan mungkin mempengaruhi keberhasilan
pencapaian sasaran yang telah ditentukan.
Sasaran Renstra Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan tahun 2015-2019 mencakup:
1. Meningkatnya kapasitas Instalasi Pembenihan Udang Windu;
2. Meningkatnya kapasitas Instalasi Perbenihan Kepiting Bakau;
3. Meningkatnya kapasitas Instalasi Tambak Percobaan;
4. Tersedianya “Teknologi Budidaya Air Payau yang Berdaya Saing dan
Berkelanjutan”;
5. Tersedianya data dan informasi tentang penyakit udang dan cara
pengendaliannya;
6. Meningkatnya penyediaan informasi geospasial mendukung
pengembangan perikanan budidaya air payau;
7. Meningkatnya jejaring dan diseminasi litbang perikanan budidaya air
payau;
8. Terakreditasinya Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan dalam Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001:2008) sehingga
diharapkan bahwa produk yang dihasilkan sistem manajemen kualitas
internasional ini akan berkualitas baik dan dapat diterima oleh pasar;
9. Terakreditasinya Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan dalam Sistem Manajemen Litbang (Sertifikasi KNAPPP); dan
10. Meningkatnya penyediaan materi, metodologi, pelaksanaan penyuluhan
perikanan, serta pengembangan dan fasilitas kelembagaan dan forum
masyarakat bagi pelaku utama dan pelaku usaha.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
18
Dalam penyusunan Renstra Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
dan Penyuluhan Perikanan tahun 2015-2019 telah diidentifikasi berbagai faktor
yang menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan perikanan
budidaya air payau di masa akan datang. Faktor yang dianalisis tersebut
meliputi: faktor kekuatan (strengths), faktor kelemahan (weaknesses), faktor
peluang (opportunities), dan faktor tantangan (threats).
1.8. ISU-ISU STRATEGIS
Isu-isu strategis yang perlu menjadi perhatian dalam perikanan
budidaya air payau yang berkelanjutan adalah sebagai berikut:
1. Potensi terjadinya banjir termasuk banjir pasang (rob) dan tidak
menentunya kondisi cuaca, serta bencana alam di kawasan pesisir yang
dapat menghambat pelaksanaan kegiatan litbang perikanan budidaya air
payau.
2. Potensi wabah penyakit udang/ikan yang dapat terjadi pada situasi dan
kondisi tertentu yang dapat menghambat pelaksanaan kegiatan litbang
perikanan budidaya air payau.
3. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community
(AEC) yang dimulai pada 31 Desember 2015 akan semakin menambah
persaingan dalam memasarkan produk-produk perikanan budidaya air
payau, sebab akan membuka keran perdagangan bebas dan adanya
kesamaan komoditas yang dikembangkan dan diekspor oleh sesama
negara anggota ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) sehingga
dibutuhkan peningkatan efisiensi dalam usaha dan akses pemasaran
produk.
4. Tuntutan kualitas produk di pasar global terhadap standarisasi dan
ketertelusuran untuk jaminan kualitas dan keamanan pangan, sehingga
perlu diantisipasi upaya akreditasi laboratorium, cara budidaya yang baik,
dan kelembagaan yang lebih profesional dari Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan.
5. Pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan
frekuensi maupun intensitas kejadian cuaca ekstrem dan lingkungan
budidaya yang memburuk, dengan demikian diperlukan upaya teknologi
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
19
yang efisien, hemat air dan energi, ramah lingkungan, dan produktif dalam
pelaksanaan kegiatan perikanan budidaya air payau.
1.9. SISTEMATIKA LAPORAN KINERJA (LKj)
Laporan Kinerja ini bertujuan untuk mengkomunikasikan pencapaian
kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
pada triwulan IV tahun 2019, yaitu dengan melakukan analisis atas capaian
kinerja (performance results) triwulan IV tahun 2019 terhadap rencana kinerja
(performance plans) triwulan IV tahun 2019. Analisis tersebut memungkinkan
teridentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai
umpan balik perbaikan kinerja di triwulan selanjutnya. Sejalan dengan hal
tersebut, sistematika penyajian laporan kinerja adalah sebagai berikut:
Bab I - Pendahuluan, menyajikan penjelasan umum Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan, dengan penekanan kepada
aspek strategis Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan serta permasalahan utama (stretegic issued) yang sedang
dihadapi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan.
Bab II - Perencanaan Kinerja, pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar
perjanjian kinerja tahun 2019.
Bab III Akuntabilitas Kinerja, bab ini menjelaskan hasil capaian kinerja
dari indikator-indikator kinerja yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
disertai beberapa capaian indikator kinerja lainnya.
Bab IV Penutup, bab ini berisi uraian singkat terkait Kesimpulan,
Pemasalahan dan Rekomendasi.
Lampiran:
a. Penetapan Kinerja Tahun 2019; dan
b. Dokumen yang diperlukan.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
20
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Dalam struktur organisasi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan merupakan unit pelaksana teknis Kementerian Kelautan
dan Perikanan di bidang riset perikanan budidaya air payau dan penyuluhan
perikanan, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan. Sebagaimana disebutkan pada
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 29/PERMEN-KP/2017
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
dan Penyuluhan Perikanan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan, evaluasi dan
laporan.
b. Pelaksanaan riset perikanan budidaya air payau di bidang biologi,
reproduksi, genetika, bioteknologi, patologi, toksikologi, ekologi, nutrisi
dan teknologi pakan, pemetaan dan lingkungan, plasma nutfah, serta
analisis komoditi.
c. Pengembangan teknologi penelitian perikanan budidaya air payau.
d. Penyusunan materi, motodologi, pelaksanaan penyuluhan perikanan, serta
pengembangan dan fasilitasi kelembagaan dan forum masyarakat bagi
pelaku utama dan pelaku usaha.
e. Penyusunan kebutuhan peningkatan kapasitas penyuluh Pegawai Negeri
Sipil (PNS), swadaya dan swasta.
f. Pengelolaan prasarana sarana riset perikanan budidaya air payau dan
penyuluhan perikanan. Dan
g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien dan
akuntabel, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada: 1)
RENSTRA, 2) RKT, dan 3) PK.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
21
2.1 RENCANA STRATEGIS 2017-2019
Langkah-langkah strategis jangka menengah yang akan memberikan
arah bagi pelaksanaan kegiatan Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan ini dituangkan dalam perencanaan strategis periode 5
(lima) tahunan.
Rencana strategis (RENSTRA) Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
dan Penyuluhan Perikanan tahun 2017-2019 merupakan dokumen perencanaan
strategis Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
yang menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun. Mengacu pada dokumen rencana strategis tersebut Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan membuat
perencanaan tahunan guna mencapai indicator sasaran yang telah ditetapkan
sesuai dengan kegiatan yang temuat dalam rencana strategis. Perencanaan
tersebut dibuat disertai indicator sasaran dan cara mencapai sasaran tersebut
secara strategis baik dalam kurun waktu 1 (satu) tahun maupun 5 (lima)
tahunan. Rencana kerja tahunan (RKT) dalam dokumen perencanaan kinerja
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan memuat
rencana pelaksanaan kegiatan Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan termasuk dukungan pembiayaan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan perencanaan. Rencana kerja tahunan (RKT) juga memuat
target dan indicator sasaran yang diingatkan dalam pelaksanaan kegiatan.
Rencana strategis Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan Tahun 2017-2019 berisi langkah-langkah stratejik yang
akan memberi arah bagi penyelenggaraan kegiatan Riset Perikanan Budidaya
Air Payau dan Penyuluhan Perikanan dalam menunjang visi dan misi Badan
riset dan SDM Kelautan dan Perikanan sebagai institusi yang handal dan
terpercaya penyedia IPTEK Kelautan dan Perikanan dan SDM unggul Kelautan
dan Perikanan menuju Indonesia maju.
Rencana umum Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan tahun 2017-2019 merupakan suatu proses yang berorientasi pada
hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun secara sistematis
dan berkesinambungan dengan mempertimbangkan kekuatan dan peluang
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
22
yang dimiliki dan kelemahan atau tantangan yang mungkin dihadapi. Proses
tersebut menghasilkan rencana besar yang meliputi visi, misi, tujuan, sasaran,
program, dan kegiatan yang realistis dalam rangka mencapai tujuan
organisasi dari Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan. Dalam rangkaian pencapaian tujuan organisasi tersebut, maka
menjadi suatu keharusan untuk dapat mengarahkan segenap anggota
organisasi untuk merumuskan tujuan yang akan dicapai, memformulasikan
metode dan prosedur secara umum yang akan dilalui dan menentukan ukuran
keberhasilan/kegagalan yang dituangkan ke dalam indicator kinerja utama.
Penyusunan rencana strategis sejauh mungkin diupayakan
mengakomodasikan kebutuhan pemangku kepentingan, baik internal KKP
maupun instansi lain atau masyarakat yang sesuai dengan tugas dan fungsi
yang diemban.
Rencana strategis ini memuat hasil dari suatu proses sistematis yang
berkelanjutan dari pembuatan keputusan mengenai arah strategis yang
menjadi titik tujuan organisasi dan bagaimana cara mencapai titik tujuan
tersebut. Disamping itu juga memuat berbagai langkah antisipasi dengan
mengorganisasikan secara sistematis tahapan pelaksanaan keputusan tersebut
dan mengukur hasilnya melalui umpan balik secara terorganisir dan sistematis
pula. Rencana strategis ini merupakan langkah awal yang diperlukan agar
mampu menjawab tuntutan lingkungan baik local, nasional maupun
internasional yang kelak dijabarkan lebih rinci ke dalam rencana strategis
untuk jangka waktu 5 (lima) tahunan. Selain itu, dengan perencanaan yang
lebih baik Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
dapat lebih menyerasikan antara visi dan misinya dengan potensi, peluang
dan kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan akuntabilitas kinerja.
Suatu hal yang harus diingat bahwa untuk membuat suatu organisasi tetap
eksis dan unggul dalam peraingan yang semakin ketat dalam lingkungan yang
mengalami perubahan sangat cepat, maka perubahan kea rah perbaikan
mutlak harus dilakukan. Perubahan tersebut perlu disusun dalam suatu pola
yang sistematis yang termuat di dalam renstra dengan tahapan yang konsisten
dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja yang
berorientasi kepada pencapaian hasil.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
23
Rencana strategis Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan tahun 2017-2019 telah disusun dengan diagram alur
seperti telah disebutkan sebelumnya dengan mengcu kepada rancangan awal
RPJMN tahun 2015-2019, Rencana strategis KKP 2015-2019, Rencana strategis
BRSDM 2017-2019, Rencana strategis Pusat Riset Perikanan 2017-2019 dan
Rencana Strategis Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan
2015-2019.
2.1.1. VISI
Visi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan merupakan kondisi yang diharapkan dari Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan dengan mempertimbangkan
kondisi saat ini. Visi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan mengacu pada visi KKP yaitu “Mewujudkan
pengelolaan riset perikanan budidaya air payau yang mandiri, maju, kuat
dan berbasis kepentingan nasional”.
2.1.2. MISI
Sebagai langkah kongkret untuk mewujudkan visi (kondisi yang
diharapkan) Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan tersebut maka misi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan yang merupakan cara untuk mendapatkan kondisi
yang diharapkan, telah ditetapkan misi Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau dan Penyuluhan Perikanan yang mengacu pada misi KKP sebagai
berikut:
a. Mewujudkan pembangunan perikanan budidaya air payau yang
berdaulat, guna menopang kemandirian ekonomi dengan
mengamankan sumberdaya perikanan melalui pengelolaan riset
perikanan.
b. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya air payau
yang berkelanjutan melalui pengelolaan riset perikanan.
c. Mewujudkan masyarakat perikanan yang sejahtera melalui pengelolaan
riset perikanan budidaya air payau dan penyuluhan perikanan.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
24
2.1.3. TUJUAN
Tujuan yang diharapkan adalah penjabaran lebih lanjut dari visi dan
misi BRPBAPPP dalam rangka mencapai sasaran strategis pembangunan
kelautan dan perikanan tahun 2017-2019, adalah:
a. Diperolehnya data, informasi, dan teknologi perikanan budidaya air
payau yang bertanggung jawab dan berorientasi pada masyarakat
dan industri perikanan.
b. Tersebarluaskan hasil litbang perikanan budidaya air payau; dan
c. Meningkatnya kapasitas sumber daya litbang, kinerja litbang,
pelayanan jasa litbang, dan kerja sama litbang.
Secara keseluruhan sasaran BRPBAPPP yang tertuang dalam Renstra
2015-2019 dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Tersedianya usulan Hak Kekayaan Intelektual, inovasi teknologi dan
produk biologi yang meningkatkan efisiensi produksi, ragam varietas
baru/unggul, kualitas, dan keamanan komoditas unggulan budidaya
air payau;
b. Meluasnya penyebaran dan pemanfaatan hasil litbang perikanan
budidaya air payau melalui sosialisasi, temu konsultasi, promosi,
komersialisasi, dokumentasi, publikasi, dan dempond; dan
c. Meningkatnya kualitas dan kapabilitas sumber daya litbang perikanan
budidaya air payau.
2.2. SASARAN STATEGIS
Sasaran strategis Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam 4 (empat)
perspektif yaitu:
a. Stakeholders Perspective
▪ Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP melalui penyediaan SDM KP
yang kompeten.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
25
b. Customer Perspective
▪ Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggungjawab dan
berkelanjutan.
c. Internal Process Perspective
▪ Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing
dan berkelanjutan.
d. Learning and Growth Perspective
▪ Terwujudnya ASN BRPBAPPP yang kompeten, professional dan
berintegritas.
▪ Tersedianya manajemen pengetahuan BRPBAPPP yang handal dan mudah
diakses.
▪ Terwujudnya birokrasi BRPBAPPP yang efektif, efisien dan berorientasi
pada layanan prima.
▪ Terkelolanya anggaran pembangunan BRPBAPPP secara efisien dan
akuntabel.
Secara terinci, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan memiliki 7 (tujuh) sasaran strategis yang dijabarkan dalam 20 (dua
puluh) indikator kinerja utama untuk mendukung kegiatan Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan beserya taget yang akan
dicapai selama tahun 2017-2019.
Dalam penuangan rencana strategis Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau dan Penyuluhan Perikanan tahun 2017-2019 diatas juga dituangkan ke
dalam rencana kerja tahunan dan kerangka pendanaan sesuai tabel dibawah
ini:
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
26
Tabel 2.1. Rencana Kinerja Kegiatan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
dan Penyuluhan Perikanan, 2017-2019
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TAHUN
2017 2018 2019
STAKEHOLDERS PERSPECTIVE
1
Terwujudnya
kesejahteraan
masyarakat KP
yang kompeten
1
Jumlah pelaku utama/pelaku
usaha yang kompeten dan
inovatif meningkat
produksinya melalui
penyuluhan perikanan
lingkup BRPBAPPP
- 679 207
CUSTOMER PERSPECTIVE
2
Terwujudnya
pengelolaan SDKP
yang partisipatif,
bertanggungjawab
dan berkelanjutan
2
Jumlah UMK dan koperasi
sektor KP yang dibentuk dan
dilegalisasi
- 917 4.140
3
Legilisasi izin usaha mikro
kecil dan pendirian
koperasi sector KP
- - 827
4 Nilai PNBP 378.000 259.990 218
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3
Terselenggaranya
tata kelola
pemanfaatan SDKP
yang adil, berdaya
saing dan
berkelanjutan
5 Jumlah pelaku utama/usaha
yang disuluh - 39.460 49.710
6
Jumlah profil kelompok
pelaku utama/usaha yang
disusun
- - 4.971
7
Persentase penyuluh
perikanan yang
berkontribusi terhadap
pelaksanaan program KKP
- - 100
8 Tersedianya metode
percontohan penyuluhan KP - 4 4
9
Jumlah data dan/atau
informasi hasil riset
perikanan
1 1 1
10 Jumlah komponen inovasi
yang dihasilkan 1 1 2
11
Jumlah inovasi teknologi
yang diusulkan untuk
direkomendasikan
1 1 1
12 Jumlah lembaga riset
perikanan yang terstandar - - 1
13
Jumlah jejaring dan/atau
kerjasama riset perikanan
yang dispakati dan
ditindaklanjuti
2 10 5
14
Jumlah sarana dan prasarana
BRPBAPPP yang
ditingkatkan kapasitasnya
1 1 1
15
Jumlah karya tulis ilmiah
(KTI) BRPBAPPP yang
dipublikasikan
- 25 25
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
4 Terwujudnya ASN
BRPBAPPP yang 16
Indeks profesionalitas ASN
lingkup BRPBAPPP 80 90 60
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
27
SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TAHUN
2017 2018 2019
kompeten,
professional dan
berintegritas
5
Tersediannya
manajemen
pengetahuan
BRPBAPPP yang
handal dan mudah
diakses
17
Persentase unit kerja
BRPBAPPP yang
menerapkan sistem
manajemen pengetahuan
yang terstandar
65 65 75
6
Terwujudnya
birokrasi
BRPBAPPP yang
efektif, efisien dan
berorientasi pada
layanan prima
18
Persentase jumlah
rekomendasi hasil
pengawasan yang
dimanfaatkan untuk
perbaikan kinerja lingkup
BRPBAPPP
- 80 80
7
Terkelolanya
anggaran
pembangunan
BRPBAPPP secara
efisien dan
akuntabel
19 Nilai kinerja pelaksanaan
anggaran BRPBAPPP
Baik
83
Baik
86
Baik
87
20
Batas tertinggi persentase
temuan LHP BPK atas
laporan keuangan (LK)
BRPBAPPP dibandingkan
realisasi anggaran
BRPBAPPP TA 2018
- 1 1
Tabel 2.2. Kerangka Pendanaan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan Tahun 2017-2019
SASARAN INDIKATOR
TARGET ANGGARAN (Rp. Miliar)
2017 2018 2019 2017
(x1.000)
2018
(x1.000)
2019
(x1.000)
Tersedianya
komponen
inovasi
perikanan
yang
dihasilkan
Komponen
inovasi
perikanan
yang
dihasilkan
- 1 2 - 711.736 1.165.000
Tersedianya
data dan/atau
informasi riset
perikanan
yang
dihasilkan
Jumlah data
dan/atau
informasi riset
perikanan air
payau
1 1 1 820.502 262.575 262.575
Jumlah inovasi
teknologi
perikanan
yang
dihasilkan
- 1 1 - 634.761 600.000
Tersedianya
sarana
prasarana
riset
perikanan
Sarana
prasarana
riset
perikanan
2 1 1 2.154.728 1.109.250 2.278.000
Tersedianya
layanan
penatausahaan
riset
Persentase
pemenuhan
layanan
penatausahaan
4 4 4 545.551 801.918 817.838
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
28
SASARAN INDIKATOR
TARGET ANGGARAN (Rp. Miliar)
2017 2018 2019 2017
(x1.000)
2018
(x1.000)
2019
(x1.000)
perikanan lingkup
BRPBAPPP
Tersedianya
layanan
perkantoran
Jumlah
layanan
perkantoran
12 12 12 25.525.813 22.000.792 26.311.1941
Selanjutnya untuk sasaran dan rencana kinerja tahunan diwujudkan dalam
peta strategis yang merupakan suatu dashboard (panel instrument) yang
memetakan sasaran strategis ke dalam suatu kerangka hubungan sebab akibat
yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan. Peta strategi memudahkan
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan untuk
mengkomunikasikan keseluruhan strateginya kepada seluruh Pejabat/Pegawai
dalam rangka pemahaman demi suksesnya pencapaian visi, misi dan tujuan
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan tahun
2019 yang disepakati antara Kepala Balai dengan Kepala Pusat Riset Perikanan
dan Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan ditunjukan
dalam gambar dibawah ini:
Gambar 2.1. Peta Strategi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan, 2019
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
29
Peta strategi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan tahun 2019 memetakan setiap sasaran strategis yang disusun dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi sesuai visi, misi dan tujuan yang
diemban. Dengan metodologi balanced scorecard (BSC) sasaran strategis
dikelompokan kedalam 4 (empat) perspektif, yaitu stakeholder, customer,
internal process dan learn and growth perspective.
2.3. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
Rencana kinerja tahunan pada dasarnya adalah dokumen perencanaan
awal yang merepresentasikan rencana tekad dan janji untuk mentargetkan
kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu 1 (satu) tahun tertentu
dengan mempertimbangkan sumberdaya yang ditelitinya sesuai dengan
rencana kinerja Pemerintah.
Rencana kinerja tahunan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan tahun 2019 terdiri dari sasaran, indikator dan target
tahun 2019 yang didasarkan pada dokumen balanced scorecard (BSC). Target
ditetapkan untuk indikator kinerja utama sebagai output kinerja tahun 2019
yang dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 2.3. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau dan Penyuluhan Perikanan, 2019
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN
2019
STAKEHOLDERS PERSPECTIVE
1
Terwujudnya kesejahteraan
masyarakat KP yang
kompeten
1
Jumlah pelaku utama/pelaku usaha
yang kompeten dan inovatif
meningkat produksinya melalui
penyuluhan perikanan lingkup
BRPBAPPP
207
CUSTOMER PERSPECTIVE
2
Terwujudnya pengelolaan
SDKP yang partisipatif,
bertanggungjawab dan
berkelanjutan
2 Jumlah UMK dan koperasi sector KP
yang dibentuk dan dilegalisasi 4.140
3 Legilisasi izin usaha mikro kecil
dan pendirian koperasi sector KP 827
4 Nilai PNBP 218
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3
Terselenggaranya tata kelola
pemanfaatan SDKP yang adil,
berdaya saing dan
berkelanjutan
5 Jumlah pelaku utama/usaha yang
disuluh 49.710
6 Jumlah profil kelompok pelaku
utama/usaha yang disusun 4.971
7
Persentase penyuluh perikanan
yang berkontribusi terhadap
pelaksanaan program KKP
100
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
30
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN
2019
8 Tersedianya metode percontohan
penyuluhan KP 4
9 Jumlah data dan/atau informasi
hasil riset perikanan 1
10 Jumlah komponen inovasi yang
dihasilkan 2
11 Jumlah inovasi teknologi yang
diusulkan untuk direkomendasikan 1
12 Jumlah lembaga riset perikanan
yang terstandar 1
13
Jumlah jejaring dan/atau kerjasama
riset perikanan yang dispakati dan
ditindaklanjuti
5
14
Jumlah sarana dan prasarana
BRPBAPPP yang ditingkatkan
kapasitasnya
1
15 Jumlah karya tulis ilmiah (KTI)
BRPBAPPP yang dipublikasikan 25
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
4
Terwujudnya ASN BRPBAPPP
yang kompeten, professional
dan berintegritas
16 Indeks profesionalitas ASN lingkup
BRPBAPPP 60
5
Tersediannya manajemen
pengetahuan BRPBAPPP yang
handal dan mudah diakses
17
Persentase unit kerja BRPBAPPP
yang menerapkan system
manajemen pengetahuan yang
terstandar
75
6
Terwujudnya birokrasi
BRPBAPPP yang efektif,
efisien dan berorientasi pada
layanan prima
18
Persentase jumlah rekomendasi
hasil pengawasan yang
dimanfaatkan untuk perbaikan
kinerja lingkup BRPBAPPP
80
7
Terkelolanya anggaran
pembangunan BRPBAPPP
secara efisien dan akuntabel
19 Nilai kinerja pelaksanaan anggaran
BRPBAPPP
Baik
87
20
Batas tertinggi persentase temuan
LHP BPK atas laporan keuangan
(LK) BRPBAPPP dibandingkan
realisasi anggaran BRPBAPPP TA
2018
1
2.4. PERJANJIAN KINERJA (PK)
Dengan diterbitkanya Peraturan Menteri PANRB Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah maka setiap instansi
Pemerintah wajib menyusun perjanjian kinerja berdasarkan alokasi anggaran
yang dikelolanya.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
31
Perjanjian kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja secara jelas dan
terukur dalam rentang waktu 1 (satu) tahun. Tujuan khusus perjanjian kinerja
adalah untuk: 1) meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja
aparatur, 2) sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan
pemberi amanah, 3) sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, 4) menciptakan tolak ukur kinerja
sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur, dan 5) sebagai dasar pemberian
reward and punishment. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan telah membuat perjanjian kinerja tahun 2019 secara
berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan. Perjanjian kinerja tahun 2019
merupakan tolak ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2019,
yang dijabarkan sebagai berikut:
Adapun perincian perjanjian kinerja BRPBAPPP pada tahun 2019 ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4. Perjanjian Kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan Tahun 2019 dengan Kepala Pusat Perikanan
(Per Februari 2019)
SASARAN STRATTEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
CUSTOMER PERSPECTIVE
1 SS1
Terwujudnya
pengelolaan SDKP yang
partisipatif,
bertanggung jawab dan
berkelanjutan
IK1 Nilai PNBP BRPPBAPPP (RP.miliar)
0,218
INTERNAL PROCESS PRESPEKTIVE
2 SS2
Terwujudnya
pengelolaan SDKP yang
partisipatif,
bertanggung jawab dan
berkelanjutan
IK2 Jumlah Data dan /atau informasi
Hasil Riset Budidaya Air Payau
yang dihasilkan (paket)
1
IK3 Jumlah Komponen Inovasi Riset
Budidaya air Payau yang
dihasilkan (buah)
2
IK4 Jumlah Inovasi Teknologi
Budidaya Air Payau yang
diusulkan untuk
direkomendasikan (paket)
1
IK5 Jumlah Lembaga Riset Budidaya
Air payau yang
terstandar(lembaga)
1
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
32
SASARAN STRATTEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
3 Terselenggaranya
program riset dan
pengembangan SDM
mendukung
terwujudnya kedaulatan
dan keberlanjutan
IK6 Jumlah jejaring dan /atau
kerjasama Riset Budidaya Air
Payau yang disepakati dan
ditindaklanjuti (dokumen)
5
IK7 Jumlah Sarana dan Prasarana
Budidaya Air Payau yang
ditingkatkan kapasitasnya (paket)
1
IK8 Jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Riset Budidaya Air Payau yang
dipublikasikan (KTI)
25
4 Terwujudnya ASN
BRPBAPPP yang
kompeten, profesional
dan berintegritas
IK9 Indeks Profesionalitas ASN
BRPBAPPP (indeks) 60
5 Tersedianya
manajemen
pengetahuan BRPBAPPP
yang handal dan mudah
diakses
IK10 Persentase unit kerja BRPBAPPP
yang menerapkan sistem
manajemen pengetahuan yang
terstandar (%)
75
6 Terwujudnya Birokrasi
BRPBAPPP yang efektif,
efisien dan berorientasi
pada layanan prima
IK11 Presentase jumlah Rekomendasi
Hasil Pengawasan yang
Dimanfaatkan untuk Perbaikan
Kinerja Lingkup BRPBAPPP (%)
80
7 Terkelolanya anggaran
pembangunan
BRPBAPPP secara
efisien dan akuntabel
IK12 Nilai kinerja pelaksanaan
anggaran BRPBAPPP (nilai) Baik (86)
IK13 Batas tertinggi persentase temuan
LHP BPK atas (Lk)BRPBAPPP(Nilai) 1
Perjanjian kinerja level 3 dengan Pusat Riset Perikanan telah di revisi
sebanyak 1 (satu) kali yaitu pada bulan Februari. Revisi tersebut dilakukan
karena terdapat pergantian pejabat Kepala Pusat Riset Perikanan dan terdapat
perubahan pada narasi di indikator kinerja (IK) 12. Berikut tabel penjelasan
revisi Perjanjian Kinerja level 3 BRPBAPPP.
Tabel 2.5. Penjelasan Revisi Perjanjian Kinerja BRPBAPPP dengan Pusat Riset
Perikanan TA.2019
No Poin Perubahan Sebelum Revisi Setelah Revisi
1 Pejabat penanda tangan
Perjanjian Kinerja di Pusat
Riset Perikanan (Kepala
Pusriskan)
Dr. Ir. Toni
Ruchimat, M. Sc
Waluyo Sejati Abutohir,
S.H., M.M
2 Waktu penandatanganan
Perjanjian Kinerja
Januari Februari
3 Narasi IK12 Nilai Kinerja
Anggaran
BRPBAPPP (Nilai)
Nilai Kinerja Pelaksanaan
Anggaran BRPBAPPP (Nilai)
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
33
Tabel 2.6. Perjanjian Kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan Tahun 2019 dengan Kepala Pusat Pelatihan
dan Penyuluhan (Per Januari 2019)
SASARAN STRATTEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
STAKEHOLDERS PERFECTIVE
1 SS1
Terwujudnya
Kesejahteraan
Masyarakat KP melalui
penyediaan SDM KP yang
kompeten
IK1 Jumlah kelompok pelaku
utama/ pelaku usaha yang
meningkat kelasnya
(kelompok) 207
CUSTOMER PERSPECTIVE
2 SS2
Terwujudnya
pengelolaan SDKP yang
partisipatif,bertanggung
jawab dan berkelanjutan
IK2 Jumlah anggota kelompok
pelaku utama dan pealku
usaha yang disuluh yang
dinilai kelas kelompoknya
(orang)
4140
IK3 Legalisasi izin usaha mikro
kecil dan pendirian koperasi
sekotr KP (Unit)
827
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3 Terselenggaranya tata
kelola pemanfaatan SDKP
yang adil, berdaya saing
dan berkelanjutan
IK4 Jumlah pelaku utama/ usaha
yang disuluh (orang) 49710
IK5 Jumlah profil kelompok
pelaku utama/ usaha yang
disusun (Dokumen)
4971
IK6 Presentase penyuluh
perikanan yang berkontribusi
terhadap pelaksanaan
program KKP (%)
100
IK7 Tersedianya metode
percontohan penyuluhan KP
(lokasi)
4
Pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.3 di atas, perjanjian kinerja antara BRPBAPPP
dengan Eselon 2 terkait (Pusriskan dan Puslatluh) selanjutnya di gabung
menjadi satu untuk mengisi aplikasi kinerjaku. Berikut Tabel 2.4 yang
menyajikan perjanjian kinerja gabungan BRPBAPPP dengan Pusriskan dan
Puslatluh TA.2019.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
34
Tabel 2.7. Perjanjian Kinerja Gabungan antara Balai Riset Perikanan Budidaya
Air Payau dan Penyuluhan Perikanan dengan Kepala Pusat
Pelatihan dan Penyuluhan dan Kepala Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan TA.2019
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN
2019
STAKEHOLDERS PERSPECTIVE
1
Terwujudnya
kesejahteraan masyarakat
KP yang kompeten
1
Jumlah pelaku utama/pelaku usaha
yang kompeten dan inovatif meningkat
produksinya melalui penyuluhan
perikanan lingkup BRPBAPPP
207
CUSTOMER PERSPECTIVE
2
Terwujudnya pengelolaan
SDKP yang partisipatif,
bertanggungjawab dan
berkelanjutan
2 Jumlah UMK dan koperasi sector KP
yang dibentuk dan dilegalisasi 4.140
3 Legilisasi izin usaha mikro kecil dan
pendirian koperasi sector KP 827
4 Nilai PNBP 218
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3
Terselenggaranya tata
kelola pemanfaatan SDKP
yang adil, berdaya saing
dan berkelanjutan
5 Jumlah pelaku utama/usaha yang
disuluh 49.710
6 Jumlah profil kelompok pelaku
utama/usaha yang disusun 4.971
7
Persentase penyuluh perikanan yang
berkontribusi terhadap pelaksanaan
program KKP
100
8 Tersedianya metode percontohan
penyuluhan KP 4
9 Jumlah data dan/atau informasi hasil
riset perikanan 1
10 Jumlah komponen inovasi yang
dihasilkan 2
11 Jumlah inovasi teknologi yang
diusulkan untuk direkomendasikan 1
12 Jumlah lembaga riset perikanan yang
terstandar 1
13
Jumlah jejaring dan/atau kerjasama
riset perikanan yang dispakati dan
ditindaklanjuti
5
14
Jumlah sarana dan prasarana
BRPBAPPP yang ditingkatkan
kapasitasnya
1
15 Jumlah karya tulis ilmiah (KTI)
BRPBAPPP yang dipublikasikan 25
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
4
Terwujudnya ASN
BRPBAPPP yang
kompeten, professional
dan berintegritas
16 Indeks profesionalitas ASN lingkup
BRPBAPPP 60
5
Tersediannya manajemen
pengetahuan BRPBAPPP
yang handal dan mudah
diakses
17
Persentase unit kerja BRPBAPPP yang
menerapkan system manajemen
pengetahuan yang terstandar
75
6 Terwujudnya birokrasi 18 Persentase jumlah rekomendasi hasil 80
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
35
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN
2019
BRPBAPPP yang efektif,
efisien dan berorientasi
pada layanan prima
pengawasan yang dimanfaatkan untuk
perbaikan kinerja lingkup BRPBAPPP
7
Terkelolanya anggaran
pembangunan BRPBAPPP
secara efisien dan
akuntabel
19 Nilai kinerja pelaksanaan anggaran
BRPBAPPP
Baik
87
20
Batas tertinggi persentase temuan LHP
BPK atas laporan keuangan (LK)
BRPBAPPP dibandingkan realisasi
anggaran BRPBAPPP TA 2018
1
Kegiatan : Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan
Jumlah Anggaran Tahun 2019 : Rp. 108.193.722.000,-
Perjanjian kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan tahun 2019 merupakan bentuk komitmen yang
disepakati oleh Kepala Pusat Riset Perikanan, Kepala Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan dengan Kepala Balai. Perjanjian kinerja
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan tahun
2019 memuat sasaran, indicator kinerja utama dan target. Indikator kinerja
utama tersebut merupakan salah satu kegiatan mendukung pencapaian kinerja
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan tahun
2019 yang dianggarkan sebesar Rp. 108.193.722.000,-.
Akan tetapi bulan November terjadi revisi DIPA dan revisi target
Perjanjian Kinerja terjadi pada bulan oktober 2019 pada IKU 16. Indeks
profesioanlitas ASN lingkup BRPBAPPP yang target awalnya 60 menjadi 71%.
Tabel 2.8. Revisi Perjanjian Kinerja TA.2019
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN
2019
STAKEHOLDERS PERSPECTIVE
1
Terwujudnya
kesejahteraan masyarakat
KP yang kompeten
1
Jumlah pelaku utama/pelaku usaha yang
kompeten dan inovatif meningkat
produksinya melalui penyuluhan
perikanan lingkup BRPBAPPP
207
CUSTOMER PERSPECTIVE
2
Terwujudnya pengelolaan
SDKP yang partisipatif,
bertanggungjawab dan
berkelanjutan
2 Jumlah UMK dan koperasi sektor KP yang
dibentuk dan dilegalisasi 4.140
3 Legilisasi izin usaha mikro kecil dan
pendirian koperasi sektor KP 827
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
36
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN
2019
4 Nilai PNBP 218
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3
Terselenggaranya tata
kelola pemanfaatan SDKP
yang adil, berdaya saing
dan berkelanjutan
5 Jumlah pelaku utama/usaha yang disuluh 49.710
6 Jumlah profil kelompok pelaku
utama/usaha yang disusun 4.971
7
Persentase penyuluh perikanan yang
berkontribusi terhadap pelaksanaan
program KKP
100
8 Tersedianya metode percontohan
penyuluhan KP 4
9 Jumlah data dan/atau informasi hasil riset
perikanan 1
10 Jumlah komponen inovasi yang dihasilkan 2
11 Jumlah inovasi teknologi yang diusulkan
untuk direkomendasikan 1
12 Jumlah lembaga riset perikanan yang
terstandar 1
13
Jumlah jejaring dan/atau kerjasama riset
perikanan yang dispakati dan
ditindaklanjuti
5
14 Jumlah sarana dan prasarana BRPBAPPP
yang ditingkatkan kapasitasnya 1
15 Jumlah karya tulis ilmiah (KTI) BRPBAPPP
yang dipublikasikan 25
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
4
Terwujudnya ASN
BRPBAPPP yang kompeten,
professional dan
berintegritas
16 Indeks profesionalitas ASN lingkup
BRPBAPPP 71
5
Tersediannya manajemen
pengetahuan BRPBAPPP
yang handal dan mudah
diakses
17
Persentase unit kerja BRPBAPPP yang
menerapkan system manajemen
pengetahuan yang terstandar
75
6
Terwujudnya birokrasi
BRPBAPPP yang efektif,
efisien dan berorientasi
pada layanan prima
18
Persentase jumlah rekomendasi hasil
pengawasan yang dimanfaatkan untuk
perbaikan kinerja lingkup BRPBAPPP
80
7
Terkelolanya anggaran
pembangunan BRPBAPPP
secara efisien dan
akuntabel
19 Nilai kinerja pelaksanaan anggaran
BRPBAPPP 86
20 Batas tertinggi persentase temuan LHP
BPK atas laporan keuangan (LK) BRPBAPPP
dibandingkan realisasi anggaran
1
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
37
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN
2019
BRPBAPPP TA 2018
Kegiatan : Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan
Jumlah Anggaran Tahun 2019 : Rp. 109.996.776.000,-
2.5. PENGUKURAN KINERJA
2.5.1. Rumusan Pengukuran
Rumus Pengukuran Pengukuran capaian kinerja BRPBAPPP Tahun 2019,
dilakukan dengan membandingkan antara data target dan realisasi IKU, akan
diperoleh indeks capaian IKU. Penghitungan indeks capaian IKU perlu
memperhitungkan jenis polarisasi IKU yang berlaku yaitu maximize, minimize,
dan stabilize. Ketentuan penetapan indeks capaian IKU adalah:
1. Angka maksimum adalah 120;
2. Angka minimum adalah 0;
3. Formula penghitungan indeks capain IKU untuk setiap jenis polarisasi
adalah berbeda;
4. Adapun status Indeks capaian IKU adalah sebagai berikut:
Pengukuran kinerja dilakukan dengan mengacu kepada Manual IKU
pada masing-masing Indikator yang ada dalam dokumen Balanced Scores Card
(BSC).
2.5.2. Metode Pengukuran Kinerja
Metode pengukuran kinerja lingkup BRPBAPPP dilakukan secara
berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali (triwulanan), yaitu pada bulan Maret (B03),
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
38
Juni (B06), September (B09) dan Desember (B12). Selaku pihak yang
bertanggungjawab dalam pengukuran telah ditugaskan kepada Tim Monev
BRPBAPPP untuk menyusun laporan LKj Triwulan dan LKj Tahun 2019. Dalam
pelaksanaannya, capaian kinerja tahun 2019 dipantau oleh Tim Monev
dibawah tanggung jawab Kasie Tata Operasional. Selanjutnya tim Monev
BRPBAPPP melaporkan kepada tim monev Pusriskan, tim monev Puslatluh dan
tim monev BRSDM KP yang kemudian akan merangkum seluruh hasil yang
dicapai dan melakukan evaluasi untuk mengendalikan pencapaian
pelaksanaan program/kegiatan secara keseluruhan pada lingkup BRSDM KP.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
39
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Akuntabilitas kinerja organisasi merupakan kinerja secara kolektif dari 4
(empat) Bagian dan 8 (delapan) Subbagian yang ada di dalam struktur
organisasi BRPBAPPP. Dengan didasarkan atas dokumen Perjanjian Kinerja
seluruh level lingkup BRPBAPPP, telah dilakukan pengukuran dan evaluasi
kinerja secara berkala, dengan menggunakan Sistem Aplikasi Pengelolaan
Kinerja (SAPK),
Kinerja utama Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan Maros ditentukan sampai sejauh mana hasil-hasil riset dan
penyuluhan perikanan dimanfaatkan pengguna sesuai dengan sasaran
strategis yang telah ditetapkan dengan mengimplementasikan metode
Balanced Scorecard (BSC) dalam pengelolaan kinerjanya, meskipun dalam
prakteknya belum sepenuhnya mengakomidir prinsip-prinsip Balanced
Scorecard (BSC), namun hal tersebut tetap dilanjutkan dengan tujuan untuk
memastikan target-target sasaran yang telah dicanangkan akan tercapai,
dimana dengan harapan akhir misi-misinya dapat terwujud dengan nyata.
Manfaat positif lainnya adalah dapat terhindarkannya duplikasi (overlap)
kegiatan unit kerja lingkup Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan Maros, dan dapat ditelusurinya kontribusi unit kerja
bawahan terhadap sasaran kinerja yang telah ditetapkan. Dalam manajemen
kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
tahun 2019 terdapat 7 (tujuh) sasaran strategis dan 20 (dua puluh) indikator
kinerja utama.
Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, diperoleh data bahwa capaian
kinerja organisasi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan Maros pada triwulan IV tahun 2019 adalah sebesar 103,80%. Nilai
tersebut berasal dari capaian kinerja pada masing-masing perspektif yang
ditetapkan sesuai dengan gambar berikut:
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
40
Sumber: SAPK KKP, Triwulan IV Tahun 2019
Gambar 3.1. Capaian Sasaran Strategis BRPBAPPP Triwulan IV TA. 2019
Berdasarkan Dashboard Kinerja BRPBAPPP pada
www.kinerjaku.kkp.go.id.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja NPSS Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Maros sampai dengan triwulan
IV tahun 2019 semua capaian telah melebihi dari target tahunan.
Capaian kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan sampai dengan triwulan IV tahun 2019 merupakan kontribusi dari
Subbagian Tata Usaha, Seksi Tata Operasional, Seksi Pelayanan Teknis dan
Sarana, Seksi Penyuluhan, Urusan Kepegawaian, Urusan Keuangan dan Umum,
Sub Seksi Program dan Anggaran, Sub Seksi Monitoring dan Evaluasi, Sub
Seksi Pelayanan Teknis, Sub Seksi Prasarana dan Sarana, Sub Seksi
Kelembagaan Kelompok, dan Sub Seksi Penyelenggaraan.
Sumber: SAPK KKP, Triwulan IV Tahun 2019
Gambar 3.2. Capaian Sasaran Strategis BRPBAPPP Triwulan IV TA. 2019
Berdasarkan Dashboard Kinerja BRPBAPPP pada
www.kinerjaku.kkp.go.id.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
41
3.2. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA
Evaluasi dan analisis kinerja dilakukan dengan menggunakan
formulir pengukuran kinerja sebagaimana Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan
atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran
yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi BRPBAPPP.
Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang
didasarkan pada Indikator Kinerja Utama yang telah diidentifikasi agar
sasaran-sasaran strategis dan tujuan strategis sebagaimana telah
ditetapkan dalam Peta Strategi BRPBAPPP yang menjadi kontrak kinerja
pada Tahun 2019 dapat tercapai.
Capaian Kinerja BRPBAPPP
Pengukuran kinerja digunakan sebagai alat dasar untuk menilai
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan
sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Balai
Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Maros.
Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang
didasarkan pada indikator kinerja utama yang telah diidentifikasi agar sasaran
dan tujuan strategis pada peta strategi yang dituangkan pada penetapan
kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
Maros pada tahun 2019 dapat tercapai.
Capaian indikator kinerja utama Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
dan Penyuluhan Perikanan Maros tahun 2019 pada Stakeholders, customer,
internal process dan learning & growth perspectif mengalami perubahan dan
penyesuaian yang mengacu pada Balanced Scorecard (BSC). Berdasarkan
penetapan target pada setiap indikator kinerja tersebut, sebagian besar telah
berhasil tercapai. pencapaian sasaran strategis dengan indikator kinerja
utama tahun 2019 yang mengacu Balanced Scorecard (BSC) dapat dilihat pada
tabel dibawah sebagai berikut:
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
42
Tabel 3.1. Capaian IKU Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan Triwulan IV Tahun 2019
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TRIWULAN IV
STAKEHOLDERS PERSPECTIVE T R %
1
Terwujudnya
kesejahteraan
masyarakat KP yang
kompeten
1
Jumlah pelaku utama/pelaku
usaha yang kompeten dan
inovatif meningkat
produksinya melalui
penyuluhan perikanan lingkup
BRPBAPPP
207 210 101,45
CUSTOMER PERSPECTIVE
2
Terwujudnya
pengelolaan SDKP yang
partisipatif,
bertanggungjawab dan
berkelanjutan
2
Jumlah UMK dan koperasi
sektor KP yang dibentuk dan
dilegalisasi
4.140 4.218 101,88
3
Legilisasi izin usaha mikro
kecil dan pendirian koperasi
sektor KP
827 828 100,12
4 Nilai PNBP 0,218 0,485 107,78
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3
Terselenggaranya tata
kelola pemanfaatan
SDKP yang adil,
berdaya saing dan
berkelanjutan
5 Jumlah pelaku utama/usaha
yang disuluh
49.71
0
50.669 101,93
6 Jumlah profil kelompok pelaku
utama/usaha yang disusun 4.971
5.021 101,01
7
Persentase penyuluh
perikanan yang berkontribusi
terhadap pelaksanaan program
KKP
100 100 100,00
8 Tersedianya metode
percontohan penyuluhan KP 4
4 100,00
9 Jumlah data dan/atau informasi
hasil riset perikanan 1
1 100,00
10 Jumlah komponen inovasi yang
dihasilkan 2 2 100,00
11
Jumlah inovasi teknologi yang
diusulkan untuk
direkomendasikan
1 1 100,00
12 Jumlah lembaga riset
perikanan yang terstandar 1 1 100,00
13
Jumlah jejaring dan/atau
kerjasama riset perikanan
yang dispakati dan
ditindaklanjuti
5 7 100,00
14
Jumlah sarana dan prasarana
BRPBAPPP yang ditingkatkan
kapasitasnya
1 1 100,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
43
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TRIWULAN IV
15 Jumlah karya tulis ilmiah (KTI)
BRPBAPPP yang dipublikasikan 25 25 100,00
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
4
Terwujudnya ASN
BRPBAPPP yang
kompeten, professional
dan berintegritas
1
6
Indeks profesionalitas ASN
lingkup BRPBAPPP 71 73,02 102,85
5
Tersediannya
manajemen
pengetahuan BRPBAPPP
yang handal dan mudah
diakses
1
7
Persentase unit kerja BRPBAPPP
yang menerapkan system
manajemen pengetahuan yang
terstandar
75 100,00 120,00
6
Terwujudnya birokrasi
BRPBAPPP yang efektif,
efisien dan berorientasi
pada layanan prima
1
8
Persentase jumlah rekomendasi
hasil pengawasan yang
dimanfaatkan untuk perbaikan
kinerja lingkup BRPBAPPP
80 81,82 102,28
7
Terkelolanya anggaran
pembangunan
BRPBAPPP secara
efisien dan akuntabel
1
9
Nilai kinerja pelaksanaan
anggaran BRPBAPPP
Baik
87 97,54 112,11
2
0
Batas tertinggi persentase
temuan LHP BPK atas laporan
keuangan (LK) BRPBAPPP
dibandingkan realisasi
anggaran BRPBAPPP TA 2018
1 0,01 0,01
Baik (Capaian >=100%)
Hati-Hati (Capaian 80% <= - <100%)
Buruk Capaian <80%
Belum ada capaian
Pengukuran kinerja digunakan sebagai alat dasar untuk menilai
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan
sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Balai
Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Maros.
Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang
didasarkan pada indikator kinerja utama yang telah diidentifikasi agar sasaran
dan tujuan strategis pada peta strategis yang dituangkan pada penetapan
kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
Maros tahun 2019 dapat tercapai.
Stakeholder Perspective
Capaian kinerja BRPBAPPP pada Perspektif Instansi (Stakeholder Perspective)
dengan bobot perspektif pada Triwulan IV TA 2019 target tahunan sudah
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
44
tercapai sehingga capaian SS sebesar 101,45% yang berasal dari satu Sasaran
Strategis yaitu: 1) Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat KP melalui
penyediaan SDM KP yang kompeten.
Tabel 3.2 Capaian KInerja Pada Persepektif Pemangku Kepentingan
(Stakeholders Perspective)
Sasaran Strategis 1
Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP melalui penyediaan SDM KP
yang kompeten
Pada sasaran strategis ini BRPBAPPP berperan serta dalam mendukung
terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP melalui penyediaan SDM KP yang
kompeten melalui pelatihan dan/atau pendampingan usaha oleh penyuluh
(Penyuluhan) dengan memanfaatkan hasil inovasi dan teknologi tepat guna
sebagai bagian dari materi pelatihan dan penyuluhan. Dari
pelatihan/penyuluhan maupun pendampingan tersebut, diharapkan jumlah
kelompok pelaku utama/pelaku usaha dapat meningkat kelasnya.
Indikator Kinerja (IK) 1
Jumlah kelompok pelaku utama/pelaku usaha yang meningkat kelasnya
(Kelompok)
Merupakan indikator kinerja yang menunjukkan jumlah kelompok pelaku
utama/pelaku usaha KP yang meningkat kelasnya setelah mendapatkan
penyuluhan berbasis teknologi tepat guna/inovatif. Kriteria peningkatan kelas
kelompok sesuai dengan Kepmen KP No. 14 Tahun 2012 tentang Pedoman
Umum Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Pelaku Utama
Perikanan.
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW IV
CAPAIAN
TW IV %
Stakeholders Perspective
JUMLAH KELOMPOK
PELAKU
UTAMA/PELAKU
USAHA KP YANG
MENINGKAT
KELASNYA
TW 3 207 75 80 106,67
TW 4 207 207 210 101,45
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
45
Tujuan dari indikator kinerja ini adalah untuk menggambarkan kontribusi
BRPBAPPP dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat KP melalui
peningkatan kelembagaan kelompok melalui pendampingan Penyuluh
Perikanan.
Cara pengukuran capaian indikator kinerja ini adalah melalui
penghitungan jumlah pelaku utama/pelaku usaha KP yang meningkat kelasnya
yang memenuhi kriteria peningkatan kelas yang termuat di dalam laporan
kinerja penyuluh perikanan. Bukti capaian akhir dari indikator kinerja ini
adalah: (1) data kelompok pelaku utama dan pelaku usaha yang meningkat
kelasnya beserta nama penyuluh perikanan pembina dan nomor sertifikat
kenaikan kelas kelompoknya serta nilai / skor hasil penilaian kelas kelompok;
dan (2) data yang disajikan merupakan legal terdapat pengesahan pimpinan.
Capaian Indikator Kinerja (IK) jumlah kelompok pelaku utama/pelaku
usaha KP yang meningkat kelasnya pada Triwulan IV TA 2019 ini dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3.3 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 1 Triwulan IV TA.2019
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada triwulan IV targetnya
sebanyak 207 kelompok dan capaiannya sebanyak 210 kelompok (101,45%),
capaian IK ini telah melebihi dari target tahunan dibandingkan dengan capaian
pada triwulan III sebanyak 80 kelompok (106,67%).
Faktor keberhasilan IKU ini dengan adanya dukungan data dan laporan
dari penyuluh perikanan yang tepat waktu pengumpulannya, disiplin dan
integritas dari pengelola laporan penyuluhan.
Customer Perspective
Capaian kinerja BRPBAPPP pada perspektif pemangku kepentingan
(Customer Perspective) dengan bobot perspektif pada Triwulan IV sebesar
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
JUMLAH KELOMPOK
PELAKU UTAMA/PELAKU
USAHA KP YANG
MENINGKAT KELASNYA
TW 3 207 75 80 106,67
TW 4 207 207 210 101,45
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
46
103,63% yang berasal dari 1 (satu) Sasaran Strategis yaitu: 1) Terwujudnya
pengelolaan SDKP yang bertanggung jawab dan berkelanjutan
Tabel 3.4 Capaian Kinerja pada Perspektif Pelanggan (Customer Perspective)
Triwulan IV TA.2019
Sasaran Strategis 2
Terwujudnya pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab
dan berkelanjutan
Pada sasaran strategis ini BRPBAPPP berperan serta dalam mendukung
pengelolaan SDKP yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Adapun capaian tersebut dari indikator berikut :
Indikator Kinerja (IK) 2
Jumlah Anggota Kelompok Pelaku Utama Dan Pelaku Usaha Yang
Disuluh Yang Dinilai Kelas Kelompoknya (Orang)
Merupakan indikator yang menunjukkan jumlah anggota kelompok
pelaku utama/pelaku usaha KP yang dinilai kelas kelompoknya sesuai Kepmen
KP No. 14 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Penumbuhan dan
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
WAKTU TARGET
2019
TARGET
TW
CAPAIAN
TW %
Customer Perspektive
Terwujudnya
pengelolaan
SDKP yang
partisipatif,
bertanggung
jawab dan
berkelanju
tan
IK2 Jumlah
anggota
kelompok
pelaku utama
dan pelaku
usaha yang
disuluh yang
dinilai kleas
kelompoknya
(orang)
TW 3 4.140 3.000 3.663 120,00
TW 4 4.140 4.140 4.218 101,88
IK3 Legalisasi
izin usaha
Mikro Kecil
(UMK) dan
pendirian
koperasi
Sektor KP
(Unit)
TW 3 827 270 274 101,48
TW 4 827 827 828 100,12
IK4 Nilai PNBP
BRPBAPPP
(Rp. Miliar)
TW 3 0,218 0,348 0,348 100,00
TW 4 0,218 0.218 0,485 120,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
47
Pengembangan Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan. Tujuan dari indikator
kinerja ini adalah untuk menggambarkan kontribusi BRPBAPPP dalam dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat KP melalui peningkatan
kelembagaan kelompok melalui pendampingan Penyuluh Perikanan.
Cara pengukuran capaian indikator kinerja ini adalah dengan
menghitung jumlah anggota kelompok pelaku utama/pelaku usaha KP yang
dinilai kelas kelompoknya yang termuat di dalam laporan kinerja penyuluh
perikanan. Bukti capaian akhir dari indikator kinerja ini adalah: (1) Data
anggota kelompok pelaku utama dan pelaku usaha yang dinilai kelas
kelompoknya by name by address beserta nama penyuluh perikanan pembina
dan nomor berita acara penilaian kelas kelompok; dan (2) Rekapitulasi
dilengkapi dengan pengesahan pimpinan.
Capaian Indikator Kinerja (IK) jumlah anggota kelompok pelaku
utama/pelaku usaha KP yang dinilai kelas kelompoknya pada Triwulan IV ini
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.5 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 2 Triwulan IV TA.2019
Berdasarkan tabel diatas capaian indikator kinerja utama Jumlah
anggota kelompok pelaku utama dan pelaku usaha yang disuluh yang dinilai
kelas kelompoknya (orang) pada triwulan IV tercapai sebesar 4.218 orang atau
101,88% lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar 4.140 orang dan jika
dibandingkan pada triwulan III capaiannya meningkat.
Faktor keberhasilan tercapainya IKU ini karena adanya dukungan data
dan laporan dari penyuluh perikanan yang tepat waktu pengumpulannya,
disiplin dan integritas dari pengelola laporan penyuluhan.
Indikator Kinerja (IK) 3
Legalisasi Izin Usaha Mikro Kecil dan Pendirian Koperasi Sektor KP
(Unit)
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
JUMLAH ANGGOTA
KELOMPOK PELAKU UTAMA
DAN PELAKU USAHA YANG
DISULUH YANG DINILAI
KLEAS KELOMPOKNYA
(ORANG)
TW 3 4.140 3.000 3.663 120,00
TW 4 4.140 4.140 4.218 101,88
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
48
Merupakan indikator yang menunjukkan jumlah pelaku usaha yang
difasilitasi dalam mendapatkan izin usaha skala mikro dan/atau kecil sektor KP,
serta fasilitasi dalam mendapatkan legalitas usaha menjadi Koperasi sektor KP
melalui pendampingan oleh Penyuluh perikanan, sesuai Pemendagri No 83
Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil, serta
Permenkop dan UKM RI No. 10 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Koperasi.
Tujuan dari indikator kinerja ini adalah untuk menggambarkan kontribusi
BRPBAPPP dalam mendukung produktivitas usaha melalui penumbuhan dan
pembentukan UMKM dan Koperasi sektor KP
Cara penghitungan IKU ini adalah: Hitung jumlah pelaku usaha yang
telah mendapatkan izin usaha skala mikro dan/atau skala kecil serta kelompok
yang telah mendapatkan legalitas usaha menjadi Koperasi sektor KP dalam
satuan unit.
Tabel 3.6 Capaian Indikator Kinerja (IK) legalisasi izin usaha mikro kecil dan
pendirian koperasi sektor KP (unit) pada Triwulan IV ini dapat dilihat pada
tabel berikut.
Dilihat dari tabel diatas, bahwa capaian IKU pada triwulan IV telah
melampaui target tahunan, dimana pada triwulan III capaiannya 274 unit
sedangkan pada triwulan IV capaian IKU ini 828 unit dimana adanya
peningkatan yang besar sebanyak 554 Unit.
Tabel 3.7 Capaian jumlah UMK yang legalisasi dan didirikan
No. Provinsi Jumlah
(Unit)
1. Sulawesi Barat 43
2. Sulawesi Selatan 635
3. Sulawesi Tenggara 150
Jumlah Total : 828
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
LEGALISASI IZIN USAHA MIKRO
KECIL (UMK) DAN PEDIRIAN
KOPERASI SEKTOR KP (UNIT)
TW 3 827 270 274 101,48
TW 4 827 827 828 100,12
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
49
Tabel 3.8 Capaian jumlah koperasi yang legalisasi dan didirikan
Faktor Pendukung tercapaian IKU ini disebabkan karena adanya inisiatif
luhkan dalam membuat IUMK sesuai target capaian dengan kesadaran pelaku
kelompok/perorangan dengan manfaat pembentukan UMKM.
Faktor penghambat pelaksanaan adalah masih banyaknya peraturan yang
berbeda dari tiap wilayah kerja dalam persyaratan berkas pembentukan
UMKM
Indikator Kinerja (IK) 4
Nilai PNBP BRPBAPPP (Rp. Miliar)
Definisi dari IKU Nilai PNBP merupakan indikator yang menunjukkan
presentase peningkatan PNBP dari hasil penyelenggaraan riset. IKU ini
bertujuan untuk menggambarkan kontribusi BRPBAPPP dalam mendukung
No. Nama Koperasi Alamat
1. Wonua Medulu Sako Desa Lalombonda, Kec. Lalonggasumeeto
2. Baru Terbit Kawite-Wite Desa Kawite-Wite Kec. Kabawo
3 Sumber Berkah Alam
Jl. Perintis Kel. Lapulu Kec. Abeli Kota
Kendari
4 Produksi Mutiara
Nusantara
Dusun Puccero Desa Tumpiling
5 Koperasi Berkah Tompo
Galesong
Dusun Soreang Baru, Desa Tamalate, Kec.
Galesong Utara, Kab. Takalar
6 Koperasi Konsumen
Nelayan Dopa Bersatu
Dusun Dopa Desa Kahu-Kahu, Kecamatan
Bontoharu Kab. Kepulauan Selayar
7 Koperasi Produsen
Bandeng Sejahtera
Manakku
Kabupaten Pangkajene Kepulauan
8 Koperasi Produsen Fadli
Jaya Sejahtera Galesong
Dusun Bura'ne, Desa Boddia, Kec. Galesong,
Kab. Takalar
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
50
pendapatan negara melalui hasil penyelenggaraan layanan jasa riset dan SDM
KP.
Cara penghitungan IKU ini adalah Jumlah total nilai PNBP dari hasil
penyelenggaraan riset dan SDM dengan aplikasi SIMPONI, dengan target
sebesar Rp. 218.000.000 (Rp 0,218 milliar)
Berdasarkan aplikasi SIMPONI, IKU ini telah terealisasi sebesar Rp.
485.282.264,- (Rp 0,485 Miliar) dari target Rp. 218.000.000,- Hal ini
menunjukkan bahwa pada tahun 2019 jumlah penerimaan PNBP BRPBAPPP
telah melampaui target tahunan.
Capaian Indikator Kinerja (IK) Nilai PNBP (Rp. Miliar) pada Triwulan IV ini
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.9 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 4 Triwulan IV TA.2019
Pada Triwulan IV capaian IKU ini mengalami peningkatan, dimana
capaian pada triwulan III sebesar 0,348 miliar dan capaian triwulan IV sebesar
0,485 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan yang menghasilkan output
IKU ini tidak mengalami kendala.
Faktor keberhasilan dari IKU ini adalah karena pendapatan fungsional PNBP
terealisasi dengan baik. Pendapatan fungsional PNBP berasal dari penjualan
Biota seperti pendapatan penjualan hasil sampling Riset/ Udang vanname
dimana meningkat 32,59% dan pendapatan umum bearasal dari penerimaan
dari hasil penyewaan barang/ kekayaan negara sertakoordinasi dan
monitoring terhadap pengembalian belanja pegawai kepada pegawai yang
mendapatkan TGR akibat perberhentian Fungsional dan penjualan hasil
samping kegiatan riset serta hasil dari lab uji umum. Pada tahun sebelumnya,
sumber pendapatan PNBP yang dijadikan capaian pada IKU ini berasal dari
pendapatan fungsional dan umum. Dan acuan dari perolehan nilai tersebut
berasal dari aplikasi simponi. Hal tersebut berpengaruh terhadap jumlah
capaian dari IKU PNBP karena harus memilah dahulu antara pendapatan
fungsional dan pendapatan umum PNBP.
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
NILAI PNBP (RP. MILIAR) TW 3 0,218 0,348 0,348 100,00
TW 4 0,218 0,218 0,485 120,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
51
Tabel 3.10 Target dan Realisasi PNBP BRPBAPPP Triwulan IV TA. 2019
Internal Process Perspective
Capaian kinerja BRPBAPPP pada Perspektif pemangku kepentingan
(Internal Perspective) dengan bobot perspektif sebesar 102,33% yang berasal
dari satu 1) Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan SDKP yang adil,
berdaya saing dan berkelanjutan.
Tabel 3.11 Capaian Kinerja pada Perspektif Proses Internal (Internal Process
Perspective) Triwulan IV TA.2019
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW
CAPAIAN
TW %
INTERNAL PROCESS 106,41
Terseleng
garanya Tata
Kelola Pemanfaa
tan SDKP yang
adil, berdaya
saing dan
berkelanju
tan
IK5 Jumlah
pelaku
utama/usaha
yang disuluh
(orang)
TW 3 49.710 50.000 50.669 101,93
TW 4 49.710 50.000 50.669 101,93
Jumlah profil
kelompok TW 3 4.971 1.500 2.015 120,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
52
IK6 pelaku
utama/usaha
yang disusun
(dokumen)
TW 4 4.971 4.971 5.021 101,01
IK7 Persentase
penyuluh
perikanan
yang
berkontribusi
terhadap
pelaksanaan
program KKP
(%)
TW 3 100,00 80 82,57 103,21
TW 4 100,00 100,00 100,00 100,00
IK8 Tersedianya
Metode
Percontohan
Penyuluhan
KP (lokasi)
TW 3 4 2 2 100,00
TW 4 4 4 4 100,00
IK9 Jumlah Data
Dan / Atau
Informasi
Hasil Riset
Budidaya Air
Payau Yang
Dihasilkan
(Paket)
TW 3 1 0 n/a n/a
TW 4 1 1 1 100,00
IK10 Jumlah
komponen
inovasi riset
budidaya Air
Payau Yang
Dihasilkan
(buah)
TW 3 1 0 n/a n/a
TW 4 1 1 1 100,00
IK11 Jumlah
Inovasi
Teknologi
Riset
Budidaya Air
Payau Yang
diusulkan
untuk
direkomend
asikan
(paket)
TW 3 1 0 n/a n/a
TW 4 1 1 1 100,00
IK12 Jumlah
lembaga
riset
TW 3 1 1 1 100,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
53
Pada sasaran strategis ini BRPBAPPP berperan serta dalam mendukung
tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan.
Adapun capaian tersebut dapat diraih dari indikator berikut :
Indikator Kinerja (IK) 5
Jumlah Pelaku utama/ usaha yang disuluh (Orang)
Merupakan indikator kinerja yang menggambarkan jumlah pelaku
utama/usaha yang disuluh mendukung terselenggaranya tata kelola SDKP
yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan melalui penyelenggaraan
penyuluhan. Tujuan dari indikator kinerja ini adalah untuk menggambarkan
kontribusi BRPBAPPP dalam mendukung penyediaan SDM KP yang kompeten
untuk pengelolaan sumberdaya KP yang berkeadilan dan berdaya saing.
Penghitungan untuk indikator kinerja ini dilakukan dengan cara
menjumlahkan jumlah pelaku utama/pelaku usaha KP yang disuluh. Bukti akhir
budidaya air
payau yang
terstandar
(lembaga)
TW 4 1 1 1 100,00
IK13 Jumlah
Jejaring Dan
/ Atau
Kerjasama
Riset
Budidaya Air
Payau Yang
Disepakati
dan
ditindaklanju
ti (dokumen)
TW 3 5 4 4 100,00
TW 4 5 5 7 120,00
IK14 Jumlah
Sarana Dan
Prasarana
Budidaya air
payau yang
ditingkatkan
kapasitasnya
(paket)
TW 3 1 0 n/a n/a
TW 4 1 1 1 100,00
IK15 Jumlah Karya
Tulis Ilmiah
(KTI)
Budidaya Air
Payau yang
dipulikasika
n (KTI)
TW 3 25 10 11 110,00
TW 4 25 25 25 100,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
54
dari indikator kinerja ini adalah data pelaku utama/pelaku usaha KP yang
disuluh sampai akhir tahun by name by address.
Capaian Indikator Kinerja (IK) jumlah pelaku utama/ usaha yang disuluh
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.12 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 5 Triwulan IV TA.2019
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa indikator kinerja jumlah pelaku
utama/usaha yang disuluh pada triwulan III capaiannya telah melebihi target
tahunan sehingga capaian untuk triwulan IV tetap, dimana terjadi kelebihan
dari target tahunan sebesar 959 orang. Persentase capaian indikator ini
terhadap target pada triwulan IV tetap dengan capaian pada triwulan III
(101,34%).
Faktor keberhasilan dari IKU ini adalah membuktikan bahwa penyuluh
perikanan melakukan pendampingan kelompok sesuai dengan target minimal
pendampingan kelompok selama 1 tahun.
Faktor terhambatnya dari IKU ini adalah pembagian wilayah dari dinas
perikanan yang tidak sesuai dengan potensi penyuluh dan ketersediaan
tenaga penyuluhan.
Tabel 3.13 Capaian Jumlah Pelaku Utama/ Usaha yang disuluh
No. Provinsi Jumlah
(Orang)
1. Sulawesi Selatan 30.986
2. Sulawesi Tenggara 4.664
3. Sulawesi Barat 15.019
Jumlah Total : 50.669
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
JUMLAH PELAKU
UTAMA/USAHA
YANG DISULUH
(ORANG)
TW 3 49.710 50.000 50.669 101,34
TW 4 49.710 50.000 50.669 101,34
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
55
Indikator Kinerja (IK) 6
Jumlah Profil Kelompok Pelaku utama/ usaha yang disusun (Dokumen)
Merupakan indikator kinerja yang menunjukkan penyediaan dokumen profil
dan administrasi kelompok pelaku utama/usaha perikanan yang disuluh yang
berisikan seperangkat catatan atau dokumen yang menyangkut semua
kegiatan yang dilakukan oleh kelompok, dan profiling untuk membangun
jejaring kerja dan penyampaian informasi tentang kelompok perikanan
kepada stakeholder baik internal maupun eksternal perusahaan.
Tujuan dari indikator kinerja ini adalah untuk menggambarkan kontribusi
BRPBAPPP dalam meningkatkan produktivitas kegiatan penyuluhan perikanan
dengan melengkapi administrasi dan profil kelompok perikanan untuk
memperkuat peran kelompok sebagai kelas belajar, unit produksi usaha
perikanan dan wahana kerjasama.
Penghitungan untuk indikator kinerja ini dilakukan dengan cara:
1) Melakukan penyediaan kelengkapan administrasi kelompok perikanan
sesuai kelompok yang disuluh; dan
2) Melakukan penyediaan profil kelompok perikanan sesuai kelompok yang
disuluh. Bukti akhir dari indikator kinerja ini adalah:
a. tersedianya data 4.971 kelompok pelaku utama/usaha yang disusun
profilnya;
b. Dokumen profil kelompok perikanan;
c. Dokumen administrasi kelompok perikanan.
Capaian Indikator Kinerja (IK) jumlah profil kelompok pelaku utama/ usaha
yang disusun dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.14 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 6 Triwulan IV TA. 2019
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
JUMLAH PROFIL
KELOMPOK
PELAKU UTAMA/
USAHA YANG
DISUSUN
(DOKUMEN)
TW 3 4.971 1.500 2.015 120,00
TW 4 4.971 4.971 5.021 101,01
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
56
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa IKU Jumlah profil kelompok
pelaku utama usaha yang disusun hingga Triwulan IV telah tercapai target
tahunan sebesar 5.021 dokumen jika dibandingkan pada triwulan III sebesar
2.015 dokumen sehingga adanya peningkatan yang cukup besar.
Adanya faktor keberhasilan capaian IKU ini adalah Kewajiban dari
setiap Penyuluh untuk membuatkan profil kelompok yang dibentuk dengan
format dan ketentuan yang sudah sangat jelas
Adanya faktor terhambatnya capaian IKU ini adalah keterlambatan
sosialisasi format yang sering berubah sehingga dibutuhkan waktu yang
ekstra untuk membuat profil yang sudah ada dalam bentuk dan format yang
baru
Indikator Kinerja (IK) 7
Persentase Penyuluh perikanan yang berkontribusi terhadap
pelaksanaan program KKP (%)
Merupakan indikator kinerja yang menunjukkan persentase penyuluh
perikanan, baik itu PNS maupun Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) yang
melakukan penyuluhan dan pendampingan terhadap pelaksanaan program
KKP tahun 2019 dan tahun sebelumnya seperti SKPT, bantuan pemerintah,
Kusuka dll untuk mendukung tata kelola pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya
saing dan berkelanjutan. Tujuan dari indikator kinerja ini adalah untuk
menggambarkan kontribusi BRPBAPPP dalam mendukung penyediaan SDM KP
yang kompeten untuk pengelolaan sumberdaya KP yang berkeadilan dan
berdaya saing.
Penghitungan capaian indikator kinerja ini dilakukan dengan cara
menjumlah Penyuluh Perikanan PNS dan PPB yang berkontribusi terhadap
pelaksanaan program KKP dibanding dengan total Jumlah Penyuluh Perikanan
PNS dan PPB sebesar 100 %. Bukti akhir dari capaian indikator kinerja ini
adalah: (1) Data penyuluh perikanan yang berkontribusi terhadap pelaksanaan
program KKP (sesuai format yang telah ditentukan); dan (2) Laporan Kinerja
Penyuluh Perikanan, rekap nama penyuluh, serta kelompok penerima bantuan
yang didampingi dan program KKP yang didampinginya.
Capaian Indikator Kinerja (IK) jumlah profil kelompok pelaku utama/ usaha
yang disusun dapat dilihat pada tabel berikut.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
57
Tabel 3.15 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 7 Triwulan IV TA.2019
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa indikator kinerja persentase
penyuluh perikanan yang berkontribusi terhadap pelaksanaan program KKP
pada Triwulan IV tahun 2019 telah mencapai target tahunan, sedangkan pada
triwulan III belum mencapai target tahunan, walaupun sudah ada capaian
sebanyak 82,57%
Faktor keberhasilan IKU ini karena seringnya Seksi Penyuluhan
melakukan koordinasi, telah melakukan monev lapangan ke setiap penyuluh
yang ada didaerah dan lebih banyaknya kontribusi penyuluh dalam
pelaksanaan program KKP
Indikator Kinerja (IK) 8
Tersedianya Metode Percontohan Penyuluhan KP (Lokasi)
Merupakan indikator yang menunjukkan salah satu metode penyuluhan
dalam bentuk percontohan penyuluhan KP di lokasi percontohan yang telah
ditentukan dengan memanfaatkan hasil inovasi teknologi kelautan perikanan
tepat guna. Tujuan dari indikator kinerja ini adalah untuk menggambarkan
kontribusi BRPBAPPP dalam mendukung penyediaan SDM KP yang kompeten
untuk pengelolaan sumberdaya KP yang berkeadilan dan berdaya saing.
Penghitungan capaian indikator kinerja ini dilakukan dengan cara menjumlah
percontohan penyuluhan KP yang telah dilaksanakan. Bukti akhir capaian
indikator kinerja ini adalah berupa laporan hasil pelaksanaan percontohan
penyuluhan di semua lokasi percontohan.
Beberapa tahapan yang harus dilaksanakan dalam rangka menerapkan
metode percontohan penyuluhan ini adalah : (1) Satminkal menginformasikan
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
PERSENTASE
PENYULUH
PERIKANAN YANG
BERKONTRIBUSI
TERHADAP
PELAKSANAAN
PROGRAM KKP
(%)
TW 3 100,00 80,00 82,57 103,21
TW 4 100,00 100,00 100,00 100,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
58
kegiatan percontohan ke penyuluh, (2) Penyuluh membuat dan mengusulkan
proposal kegiatan percontohan ke satminkal, (3) Satminkal melakukan seleksi
proposal yang telah dikirim oleh penyuluh, (4) Satminkal menetapkan SK tim
pelaksana, lokasi, dan jenis inovasi teknologi percontohan, dan (5) Satminkal
melakukan temu lapang untuk mensosialisasikan teknologi budidaya yang
menjadi percontohan di lokasi yang telah ditetapkan.
Dalam melakukan pemilihan inovasi teknologi yang terekomendasikan
yang akan diterapkan sebagai metode percontohan penyuluhan harus
memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut: (1) Secara teknologi dapat
dikuasai; (2) Secara ekonomi menguntungkan; dan (3) Secara sosial dapat
diterima masyarakat serta lokasi. Sedangkan dalam menentukan lokasi metode
percontohan penyuluhan diharapkan dapat memenuhi beberapa kriteria
sebagai berikut : (1) Merupakan kawasan sentra yang memiliki potensi
kelautan dan perikanan; (2) Terdapat kelompok pelaku utama/ pelaku usaha
binaan Penyuluh Perikanan; (3) Terdapat penyuluh perikanan; (4) Komoditas
dapat dikembangkan sesuai lokasi spesifik daerah; (5) Lahan milik pelaku
utama; (6) Akses transportasi mudah; (7) Akses pasar mudah.
Capaian Indikator Kinerja (IK) tersedianya metode percontohan
penyuluhan KP dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.16 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 8 Triwulan IV TA.2019
Dari tabel diatas diketahui bahwa pada Triwulan IV capaian IKU ini
sudah melebihi target tahunan yakni sebanyak 4 unit lokasi jika dibandingkan
pada triwulan III yang capaian IKU masih 2 unit lokasi.
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
TERSEDIANYA
METODE
PERCONTOHAN
PENYULUHAN KP
(LOKASI)
TW 3 4 2 2 100,00
TW 4 4 4 4 100,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
59
Tabel 3.17 Kegiatan Percontohan yang dilaksanakan di tahun 2019 sebagai
berikut :
Sulawesi
Selatan Maros Budidaya
1
Budidaya Rumput Laut dengan Menggunakan Bibit
Hasil Seleksi
Sulawesi
Selatan Mamuju Budidaya 2
Budidaya Udang Vaname Tradisional Plus dgn
meggunakan Probiotik Rica
Sulawesi
Selatan Barru Budidaya
3
Aplikasi Penggunaan Probiotik Rica Serbuk di
Pembenihan Skala Rumah Tangga
Sulawesi
Selatan Wajo Budidaya
4
Penggemukan Kepiting Bakau dengan Pemanfaatan
Galon Bekas
Unit Percontohan Pemanfaatan Lahan Budidaya Pembibitan Rumput Laut
Gracilaria Hasil Seleksi Kulur Jaringan Di Kabupaten Maros BRPBAPPP
Maros 2019
Gambar. Peraktek Magang Seleksi, mengikat dan pembenihan rumput laut Gracillaria, sp kultur jaringan di Instalasi
Tambak Maranak BRPBAPPP Maros di bersama penyuluh, petani rumput laut dan teknisi yang didampingi oleh Peneliti ahli
rumput laut
Gambar. Peninjauan kesiapan lokasi, penyerahan bahan sampai dengan penembaran bibit rumput laut di lokasi
percontohan guna mendukung ketersediaan bibit rumput laut Gracillaria, sp di Kabupaten Maros (Borongkalukua,
Binasangkara dan Marusu)
Gambar. Sampling rutin dan terjadwal yang dilakukan setiap minggu oleh Penyuluh, peneliti dan teknisi dalam rangka
monitoring perkembangan dan perumbuhan rumput laut
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
60
Unit Percontohan Budidaya Udang Vaname Tradisional Plus Dengan
Menggunakan Probiotik Rica Di Kabupaten Mamuju BRPBAPPP Maros
2019
Gambar. Antusias masyarakat dan pemerintah setempat untuk program kampong probiotik rica setelah melihat hasil
dari panen perdana percontohan yang dilaksanakan di Desa Papalang Kab.Mamuju Sulawesi Barat.
Unit Percontohan Pembenihan Udang Windu Skala Rumah Tangga
Menggunakan Probiotik Rica Serbuk Di Kabupaten Barru BRPBAPPP
Maros 2019
Gambar…Peraktek aplikasi probiotik rica serbuk dimulai dari magang di hatchery NC IPWU Barru BRPBAPPP oleh
Penyuluh perikanan dan empat orang pelaku usaha pembenihan skala rumah tangga yang didampingi langsung
oleh Peneliti Bertempat di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
61
Unit Percontohan Pemanfaatan Lahan Penggemukan Kepiting Bakau
Dengan Menggunakan Media Galon Bekas Di Kabupaten Wajo
BRPBAPPP Maros 2019
Gambar. Pendampingan Peneliti Ahli Kepiting memberikan pengalaman dalam pembenihan dan penggemukan kepiting
Bakau di Desa Keera Kab. Wajo dalam rangka perconohan penggemukan kepiting bakau dengan menggunakan media
gallon bekas
Faktor keberhasilan iku ini karena dukungan anggaran dari pusat dan
dukungan dari peneliti dan penyuluhan dalam mengaplikasikan teknologi di
lokasi percontohan.
Faktor terhambatnya IKU ini dikarenakan waktu pelaksanaan terlambat
dikarenakan juknis pelaksanaan belum di terima hungga semester 2.
Indikator Kinerja (IK) 9
Jumlah Data dan/ atau Informasi Hasil Riset Perikanan Budidaya Air
Payau (Paket)
Merupakan indikator kinerja yang menunjukkan data informasi hasil riset
yang telah disusun dalam bentuk paket informasi (hasil pengolahan dan
analisis data). Indikator kinerja ini bertujuan untuk menggambarkan kontribusi
BRPBAPPP dalam memberikan data dan informasi dan rekomendasi hasil riset
KP untuk pengelolaan sumberdaya KP yang berkeadilan dan berdaya saing.
Pengukuran indikator kinerja ini adalah dengan cara menghitung jumlah
data dan informasi yang dihasilkan dan sudah disampaikan secara resmi oleh
Kepala UPT kepada Kepala Pusat Riset Perikanan. Bukti capaian akhir yang
diminta adalah berupa laporan akhir riset data informasi.
Judul untuk kegiatan riset yang menghasilkan data dan informasi adalah
“Kajian Kawasan dan Lingkungan Perikanan Budidaya Air Payau yang
kemudian terbagi menjadi 2 (dua) sub judul yaitu: (1) Kajian Tingkat Adopsi,
Aplikasi dan Efektifitas Pelaksanaan CBIB berbasis Kluster pada Tambak
Tradisional; dan (2) Kajian Lingkungan Perikanan Budidaya.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
62
Capaian indikator kinerja jumlah data dan informasi hasil riset kelautan
dan perikanan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.18 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 9 Triwulan IV TA.2019
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa indikator kinerja capaian pada
triwulan IV telah mencapai target tahunan yang berupa laporan teknis dari
masing-masing penanggung jawab kegiatan pada riset data dan informasi
hasil riset perikanan budidaya air payau karena telah dilakukan rapat
pembahasan evaluasi akhir maka penanggung jawab mengumpulkan laporan
teknis akhir TA 2019 yang akan dijadikan sebagai capaian IKU ini.
Progres Laporan teknis yang menghasilkan data dan informasi untuk
triwulan IV ini adalah :
1) Kajian Tingkat Adopsi, Aplikasi dan Efektifitas Pelaksanaan CBIB
berbasis Kluster pada Tambak Tradisional
Pemanfaatan dan produktivitas lahan untuk budidaya tambak masih
tergolong rendah. Hasil dari kegiatan riset aplikasi informasi dan analisis
geospasial 2015-2018 secara umum menujukkan adanya berbagai
kendala teknis pengelolaan kawasan tambak di sentra-sentra produksi
udang di Indonesia. Hal ini antara lain disebabkan karenapengelolaan
lahan tambak dikelola secara individual dan proses bimbingan teknis
peningkatan produktivitas lahan budidaya juga masih bersifat parsial dan
cenderung tidak terkoordinasi sehingga kelebihan dan kekurangan dari
teknologi yang diterapkan juga hanya dapat diketahui secara individu
atau oleh kelompok-kelompok petambak tertentu. Cara Budidaya Ikan
yang Baik (CBIB) berbasis klaster diharapkan dapat memfasilitasi
operasional kelompok-kelompok atau organisasi pembudidaya yang
menggabungkan aksi kolektif para pembudidaya skala kecil untuk
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
JUMLAH DATA
DAN/ ATAU
INFORMASI HASIL
RISET PERIKANAN
BUDIDAYA AIR
PAYAU (PAKET)
TW 3 1 0 n/a n/a
TW 4 1 1 1 100,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
63
mengatasi berbagai tantangan dalam budidaya tambak. Penelitian ini
dilaksanakan disentra pengembangan budidaya tambak di kecamatan
lanrisang dan Kecamatan Mattirosompe Kabupaten Pinrang, provinsi
Sulawesi Selatan.
Hasil secara umum menunjukkan bahwa tingkat dopsi CBIB oleh para
pembudidaya di Kabupaten Pinrang baru pada kisaran 40-45%. Dari 4
aspek yang dievaluasi yang meliputi 1) Aspek Teknis; 2) Aspek
Manajemen; 3) Aspek Keamanan Pangan; dan 4) Aspek Lingkungan
menunjukkan persentase penerapan CBIB di tambak Kecamatan
Lanrisang dan Mattiro Sompe tertinggi pada Aspek Keamanan Pangan
dan Teknis dan yang rendah pada Aspek Manajemen dan Lingkungan.
Keempat aspek yang dinilai tersebut menunjukkan bahwa persentase
penerapan CBIB di tambak Pokdakan SalopokkoE, CempaE, Pottotau, dan
Rawa Subur Lapolo Balena berturut-turut 45,89; 43,80; 47,50%; dan 44,63
dengan rata-rata 45,46%. Aspek Manajemen dan Lingkungan harus
menjadi aspek yang mendapatkan perhatian serius untuk meningkatkan
penerapan CBIB di Kabupaten Pinrang. Juga disarankan agar Aspek
Sosial Ekonomi dipertimbangkan dalam penilaian penerapan CBIB di
tambak. Manfaat langsung dari teknologi berupa keuntungan relatif
termasuk keuntungan ekonomi (produksi dan pendapatan) yang lebih
tinggi merupakan faktor yang paling mempengaruhi keputusan
pembudiya untuk mengadopsi teknologi CBIB. Selain itu juga didorong
anggapan bahwa penerapan CBIB dapat memperbaiki reputasi positif
didalam masyarakat serta dapat berkontribusi dalam memperbaiki
lingkungan budidaya. Tingkat adopsi juga dapat dimaksimalkan jika ada
dukungan pengusaha ekspor atau pengusaha lokal serta adanya arahan
dan pendampingan dari pemerintah terkait, balai riset dan akademisi.
Para pembudidaya meyakini bahwa untuk memaksimalkan tingkat adopsi
dan aplikasi CBIB prioritas utama yang harus diperbaiki adalah aspek
fisik seperti lokasi; pengelolaan air; penanganan, penggunaan dan
pembuatan pakan yang harus sesuai dengan syarat dan pedoman CBIB.
Hal ini sejalan dengan hasil analisis aspek rekayasa dan faktor pembatas
lingkungan dimana pada kedua kluster tambak diketahui bahwa
keberadaan faktor-faktor pembatas kualitas air berkaitan erat dengan
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
64
kondisi petakan tambak yang bermasalah dalam melakukan pergantian
air termasuk membuang secara tuntas limbah budidaya setelah
beroperasi. Kedua klaster tambak CBIB dapat dikategorikan sebagai
tanah berpasir (kisaran kandungan pasir 56 – 90%) dan juga memiliki
karakteristik tanah sulfat masam. Faktor rekayasa tambak dan kualitas
lingkungan ini akan menjadi faktor penghambat utama penerapan dan
tingkat adopsi CBIB di lokasi studi.
2) Kajian Lingkungan Perikanan Budidaya
Telah dilakukan survei II. Survei I dilakukan sebelum ada kegiatan
budidaya udang vaname di tambak intensif sehingga data yang diperoleh
meggambarkan rona awal perairan, sedangkan survei II dilakukan
setelah adanya proses budidaya. Data yang diperoleh dari survei II akan
memberikan gambaran rona perairan setelah kegiataan budidaya
berlangsung. Hasil pengukuran kualitas air secara insitu, secara umum
perairan Arungkeke Kabupaten Jeneponto memiliki suhu perairan antara
26,5 – 27,8 C dengan rerata 26,87 C, DO antara 5,97 – 6,70 mg/L dengan
rerata 6,37 mg/L, salinitas sekitar 33,46 – 34,01 ppt dengan rerata 33,85
ppt dan pH berkisar antara 8,22 – 8,43 dengan rerata 8,38. Hasil
pengukuran karakteristik sedimen secara langsung menunjukkan bahwa
pHF berkisar antara 6,88 – 8,10 dengan rerata 7,71 dan potensial redoks
antara -319,9 – 261,1 mV dengan rerata -30,5 mV. Selanjutnya masih
dilakukan analisa kualitas air di laboratorium untuk parameter
amonia,nitrat, nitrit, fosfat, BOT danTSS. Demikian pula dengan
parameter sedimen yaitu bahan organik, karbon organik, total-N, dan
fosfat. Juga dilakukan analisa plankton dan makrozoobentos.
Indikator Kinerja (IK) 10
Jumlah Komponen Inovasi Riset Perikanan Budidaya Air Payau yang
dihasilkan (Buah)
Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2008 tentang “Penyelenggaran Penelitian dan
Pengembangan Perikanan” disebutkan:
1. Inovasi Teknologi (Pengembangan eksperimental perikanan) merupakan
kegiatan sistematik dengan menggunakan pengetahuan yang sudah ada yang
diperoleh melalui penelitian dasar dan/atau penelitian terapan, untuk
memperoleh sistem teknologi yang lebih efektif dan efisien serta
menghasilkan produk unggulan;
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
65
2. Sistem teknologi berupa teknologi sederhana, murah, terjangkau, adaptif,
dan ramah lingkungan Produk unggulan berupa produk yang memiliki nilai
tambah tinggi, berdaya saing, dan aman dikonsumsi serta terjangkau
masyarakat luas;
3. Hasil kegiatan riset perikanan yang memiliki kebaruan sebagian atau
seluruhnya yang akan dipergunakan dalam mengembangkan sistem produksi,
pengolahan dan pemasaran berbasis IPTEK berupa:
a. Komponen inovasi perikanan yang dihasilkan oleh UPT;
b. Inovasi teknologi adaptif lokasi perikanan oleh Pusriskan;
c. Inovasi Teknologi yang diusulkan untuk direkomendasikan.
Tujuan dari indikator kinerja ini adalah untuk memberikan
gambaran/data jumlah hasil riset inovatif yang dihasilkan oleh BRPBAPPP.
Pengukuran indikator kinerja ini adalah dengan menghitung jumlah hasil riset
perikanan berupa riset output komponen inovasi perikanan yang dihasilkan
oleh UPT dan inovasi teknologi adaptif lokasi perikanan oleh Pusriskan. Bukti
akhir dari capaian indikator kinerja ini adalah laporan akhir kegiatan riset
Komponen Inovasi yang Dihasilkan oleh BRPBAPPP.
Pada tahun 2019 ini, judul kegiatan riset yang menghasilkan komponen
inovasi adalah “Perbenihan dan Pembesaran Krustase dan Ikan” yang
kemudian terbagi menjadi 5 (lima) sub judul, yaitu : (1) Aplikasi Probiotik
pada Produksi Larva SPF dan Pengembangan Teknologi Peningkatan
Resistensi dan Kualitas Udang Windu; (2) Perbaikan Sistem Produksi dan
Perakitan Calon Induk Unggul Dalam Mendukung Domestikasi Kepiting Bakau;
(3) Penelitian dan Pengembangan Pakan Ikan Beronang; (4) Pencegahan
Penyakit Udang; (5) Riset Minapadi Air Payau (Padi dan Udang)
Capaian Indikator Kinerja (IK) Jumlah komponen inovasi riset perikanan
budidaya air payau dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.19 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 10 Triwulan IV TA.2019
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
JUMLAH
KOMPONEN
INOVASI RISET
PERIKANAN
BUDIDAYA AIR
TW 3 2 0 n/a n/a
TW 4 2 2 2 100,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
66
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa capaian dan target
indikator kinerja jumlah komponen inovasi riset perikanan budidaya air payau
yang dihasilkan (buah) pada triwulan IV telah mencapai target tahunan
sebanyak 1 paket dengan kata lain presentase realisasi sebesar 100%.
Faktor keberhasilan IKU ini disebabkan karena pada triwulan IV kegiatan
penelitian dan penyusunan laporan tahunan untuk setiap kegiatan riset telah
selesai dilaksanakan. Dalam penyusunan laporan tahunan kegiatan riset, selain
berdasarkan atas proposal teknis yang dibuat di awal tahun 2019, juga
diperkaya dengan masukan dari evaluator eksternal.
Pada tahun 2019 ini, judul kegiatan riset yang menghasilkan komponen
inovasi adalah “Perbenihan dan Pembesaran Krustase dan Ikan” yang
kemudian terbagi menjadi 5 (lima) sub judul, yaitu : (1) Aplikasi Probiotik
pada Produksi Larva SPF dan Pengembangan Teknologi Peningkatan
Resistensi dan Kualitas Udang Windu; (2) Perbaikan Sistem Produksi dan
Perakitan Calon Induk Unggul Dalam Mendukung Domestikasi Kepiting Bakau;
(3) Penelitian dan Pengembangan Pakan Ikan Beronang; (4) Pencegahan
Penyakit Udang; (5) Riset Minapadi Air Payau (Padi dan Udang)
Capaian Riset yang menghasilkan komponen inovasi untuk triwulan IV ini
adalah:
1) Aplikasi Probiotik pada Produksi Larva SPF dan Pengembangan
Teknologi Peningkatan Resistensi dan Kualitas Udang Windu.
Keberlanjutan budidaya udang windu Penaeus monodon sangat
tergantung dari penyedian benih dan calon induk unggul. Produksi benih
unggul SPF difokuskan pada pengembangan penggunaan probiotik bubuk
dalam proses produksi larva. Selain itu akan dilakukan kajian reproduksi
induk dan penilaian morfologi serta pengujian vitalitas benih yang
dihasilkan. Pada Tahun 2018, riset aplikasi probiotuk RICA cair dan bubuk
(tepung) memperlihatkan hasil yang cukup baik dibandingkan dengan
kontrol dan probiotik komersil yang dicobakan. Oleh karena itu, probiotik
bubuk memberikan harapan yang cukup potensial untuk dikembangan
kedepan. Pada Tahun 2019, produksi larva udang windu SPF difokuskan
pada aplikasi probiotik bubuk dengan melakukan aktivasi bakteri sebelum
PAYAU YANG
DIHASILKAN
(BUAH)
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
67
digunakan. Benur SPF yang dihasilkan tetap didistribusikan ke
pembudidaya. Riset perakitan strain udang windu tahan penyakit dan
teknologi RNAi (RNA interferensi) merupakan kelanjutan dari riset
sebelumnya dengan menitik beratkan pada peningkatan resistensi dalam
melawan patogen penyebab penyakit khususnya WSSV. Riset RNAi pada
Tahun 2018 menunjukkan keberhasilan dalam produksi dsRNA VP-WSSV
baik secara in-vitro (menggunakan kit RNAi Megascript) maupun in-vivo
(kloning gen pada bakteri rekombinan). Aplikasi dsRNA in-vivo dan invitro
pada udang windu melalui injeksi dan perendaman memperlihatkan
sintasan dan respon imun yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol
(tanpa dsRNA). Dengan pertimbangan kemudahan dalam produksi dan
aplikasi massal, maka pada tahun 2019, pengembangan teknologi RNAi
difokuskan pada dsRNA in-vivo dengan metode aplikasi menggunakan
pakan pellet yang diperkaya dengan dsRNA. Salah satu kendala dalam
pengembangan domestikasi udang windu adalah rendahnya kualitas calon
induk yang dihasilkan dari tambak. Selain kendala serangan penyakit,
pematangan induk hasil domestikasi juga menjadi kendala. Peningkatan
kualitas calon induk udang windu yang diproduksi dari tambak perlu
dilakukan dengan berbagai upaya, diantaranya pemacuan pematangan
gonad menggunakan hormon dan herbal. Penerapan inseminasi buatan
pada induk hasil dari tambak menjadi salah satu penentu kesuksesan
pemijahannya. Aplikasi teknologi krio-preservasi spermatofora menjadi
salah satu aspek yang perlu dikaji dalam menghasilkan spermatofora yang
selalu siap saat diperlukan untuk inseminiasi buatan. Keberhasilan
beberapa komponen teknologi inovasi tersebut sangat diperlukan dalam
menghasilkan larva unggul SPF dan peningkatan risistesinya terhadap
penyakit bintik putih serta pemijahan udang windu hasil produksi dari
tambak. Hasil penelitian ini diharapan dapat mendukung peningkatan
produksi larva dan pembesaran udang windu di tambak, serta mendukung
isu akuakultur berkelanjutan dan pengentasan kemiskinan pembudidaya.
Hasil riset yang dicapai pada 2019 ,meliputi, aplikasi probiotik RICA pada
produksi massal benur udang windu SPF memperlihatkan hasil yang lebih
baik pada aktivasi probiotik RICA selama 24 jam sebelum digunakan, dan
kegiatan ini telah menghasilkan produk biologi larva PL-12 udang windu
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
68
SPF sebanyak 2.510.100 (100,4% dari target 2,5 juta) yang sudah
didistribusikan ke pembudidaya di beberapa Kab/Kota di Sulawesi Selatan
dan Sulawesi Barat. Penggunaan dsRNA pada pakan memberikan sintasan
udang windu yang lebih tinggi (27,3% ) dibandingkan dengan pakan tanpa
dsRNA serta respon imun yang lebih baik. Perbaikan kualitas udang windu
dapat dilakukan dengan menggunakan hormon, herbal dan penyimpanan
spermatofora dapat dilakukan dengan teknik kriopreservasi. Hormon 17α-
methyl testoteron 300ng/100g bobot udang memberikan respon
peningkatan jumlah sperma tertinggi dan TKG. Ekstrak rimpang rumput
teki mengandung 1,7 % juvenile hormone dari berat kering, aplikasinya
memberikan respon perkembangan vitellogenin dan spermatogenin.
Penggunaan kriopreservasi gliserol 15%, memberikan respon sel sperma
lebih baik dibandingkan dengan gliserol 5%. Meskipun demikian, litbang
peningkatan resistensi dan kualitas udang windu masih perlu dilakukan
dalam upaya mendukup keberhasilan domestikasi. Output riset yang
dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh stakeholder seperti: Ditjen Perikanan
Budidaya, Perguruan Tinggi, Dinas Kelautan dan Perikanan, dan
pembudidaya/pembenih.
2) Perbaikan Sistem Produksi dan Perakitan Calon Induk Unggul Dalam
Mendukung Domestikasi Kepiting Bakau
Penelitian “Perbaikan sistem produksi dan perakitan calon induk
ungguldalam mendukung domestikasi kepiting bakau” terdiri dari 3 Unit
Penelitian. Unit 1 penanggung jawab Drs. Gunarto MSc, “Upaya kawin
silang kepiting bakau scylla spp” Tahap 1, berlangsung dari bulan
Februari hingga Juni 2019. Dalam rangka untuk memperbaiki ukuran
kepiting bakau S. olivacea, maka penelitian kawin silang kepiting bakau
perlu dilakukan. Kawin silang pada kepiting bakau Scylla spp telah
berhasil dilakukan di bak terkontrol, Namun belum ada informasi ukuran
kepiting jantan S. tranquebarica yang paling tepat untuk mengawini
kepiting betina S. olivacea. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan
ukuran kepiting jantan S. tranquebarica yang lebih sering mengawini
kepiting betina S. olivacea yang baru molting. 15 individu kepiting betina
remaja S. olivacea dipelihara secara individu di bak-bak kerucut ukuran
diameter 60 cm, tinggi 100 cm, diisi air sebanyak 500 L yang satu dengan
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
69
lainnya saling terhubung membentuk sistem resirkulasi. Di bak segi empat
lainnya sebanyak 12 unit juga dipelihara secara individu di setiap bak
sebanyak 1 ekor kepiting jantan S. tranquebarica ukuran 200-500g.
Kepiting diberi pakan ikan rucah secara et libitum sebanyak 3x/hari (pagi,
siang dan sore). Kepiting betina yang molting segera dipindah ke bak
perkawinan, selanjutnya juga ditebar kepiting jantan S. tranquebarica
berbagai ukuran yang mewakili tiga group ukuran kepiting jantan.
Kemudian ditunggu hingga satu diantara kepiting jantan mengawini
kepiting betina yang baru molting. Setelah selesai kawin, ukuran kepiting
yang kawin (panjang dan lebar karapas serta berat) baik jantan maupun
betina dicatat. Selanjutnya kepiting betina dipelihara secara individu di
bak agar matang gonad hingga memijah. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kepiting jantan S.tranquebarica berat >300g adalah paling sering
mengawini kepiting betina S. olivacea sebaliknya tidak satu ekorpun
kepiting jantan S.tranquebarica ukuran < 300g sukses mengawini kepiting
betina S. olivacea. Waktu paling cepat yang dibutuhkan dari setelah kawin
hingga matang gonad stadia IV adalah 59 hari pemeliharaan. Tahap 2.
Penelitian berlangsung dari bulan Agustus hingga Oktober 2019. Tujuan
penelitian adalah melanjutkan upaya kawin silang kepiting bakauantara
kepiting jantan S. tranquebarica dan S. olivacea untuk dapat mengawini
kepiting betina S. olivacea dan S. serrata. Metode yang digunakan adalah
sebagai berikut : 1). Calon induk betina S. serrata masih banci dilepas satu
pasang kaki jalannya, ukuran lebar karapas 100-130 mm dan berat dengan
kisaran 180-380g ditebar di dua bak fiber bulat ukuran 4 ton dan masing
masing diisi air sebanyak 1 ton. Padat tebar kepiting betina dalam setiap
bak adalah 5 ekor/bak. Selanjutnya di setiap bak juga ditebar 2 ekor
jantan S. olivacea dan 3 ekor jantan S. tranquebarica ukuran dengan
kisaran 200-500g. 2). Calon induk betina S. olivacea masih banci dilepas
satu pasang kaki jalannya, dengan lebar karapas 100-130 mm dan berat
120-250 g ditebar di dua bak fiber bulat ukuran 4 ton, masing-masing diisi
air sebanyak 1 ton. Padat tebar kepiting betina adalah 5 ekor/bak.
Selanjutnya di setiap bak ditebar 2 ekor jantan S. olivacea dan 3 ekor
jantan S. tranquebarica ukuran 200-500g. Kepiting diberi pakan ikan rucah
secara et libitum sebanyak 3x/hari (pagi, siang dan sore). Kepiting jantan
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
70
dibiarkan memilih pasangannya sendiri untuk dikawini. Setelah melakukan
perkawinan baik kepiting jantan maupun kepiting betina ditimbang
beratnya dan diukur panjang dan lebar karapasnya. Selanjutnya kepiting
betina dipelihara secara individu di bak fiber kerucut volume 500 L agar
matang gonad hingga memijah. Data ukuran kepiting jantan yang kawin
dibandingkan ukurannya berdasarkan spesies dan dianalisis secara
deskriptif. Kepiting betina yang sudah kawin tetapi mati, maka dibuka
karapasnya untuk melihat status kondisi perkembangan gonadnya.
Berdasarkan data ukuran kepiting jantan yang kawin diketahui bahwa
betina S. olivacea dikawini oleh jantan S. tranquebarica ukuran >300g
sebanyak 3 ekor dan ukuran >200g sebanyak 1 ekor dan dikawini oleh
jantan S. olivacea ukuran >400g sebanyak 2 ekor. Sedangkan kepiting
betina S. serrata dikawini oleh jantan S. tranquebarica ukuran >200g
sebanyak 2 ekor dan dikawini oleh jantan S. olivacea sebanyak 1 ekor.
Dari 9 ekor betina yang kawin, sampai awal Desember 2019 baru dua ekor
yang memijah yaitu betina S. serrata yang kawin dengan jantan S.
tranquebarica ukuran 280g. Telur yang dihasilkan berwarna kuning pucat,
fekundtas sekitar satu juta, namun yang berhasil menetas hanya beberapa
ekor dan larvanya lemah, mayoritas telur hanya
berkembang hingga stadia gastrula. Sedangkan induk memijah yang
kedua adalah kepiting bakau betina S. olivacea yang kawin dengan
kepiting jantan S. tranquebarica (ukuran 423 g, lebar karapas 118,5 mm)
memijah setelah 57 hari dari perkawinan. Saat ini induk masih diinkubasi
agar menetaskan telurnya. Unit 2. “Pembalikan jenis kelamin”. Terdapat
perbedaan pertumbuhan antara jantan dan betina pada kepiting bakau,
dimana kepiting jantan tumbuh lebih cepat dibandingkan betina. Namun
demikian, nilai jual kepiting betina dapat lebih tinggi dibandingkan jantan
pada saat kepiting betina mengandung telur yang bisa mencapai 1/3
bobot bandannya. Oleh karena itu, pemilihan jenis kelamin kepiting dapat
memberikan perbedaan nilai ekonomi yang nyata di dalam usaha
budidayanya. Pembalikan jenis kelamin telah berhasil dilakukan pada
berbagai jenis ikan budidaya namun belum umum dilakukan pada jenis
krustase apalagi pada kepiting bakau. Penelitian ini bertujuan melakukan
penelitian pendahuluan untuk mengetahui kemungkinan jantanisasi
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
71
kepiting bakau dengan perlakuan hormon Methyl Testosterone (MT). Dua
seri penelitian telah dilakukan yang pertama adalah perendaman crablet
instar-4 (C-4) dengan berbagai dosis hormon MT (0, 1, 10, dan 100 ppm)
selama empat jam. Yang kedua adalah perlakuan pemberian hormon
melalui pakan selama satu bulan dengan dosis yang berbeda (0, 2.5, 5.0
dan 7.5 ppm) setelah terlebih dahulu dilakukan perendaman dengan dosis
7.5 ppm selama empat jam.
Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa perendaman dengan larutan
hormon MT pada dosis 100 ppm selama empat jam menyebabkan
kematian krablet C-4 100% namun tidak terjadi kematian pada 0 dan 1
ppm. Sedangakan pada perlakuan 10 ppm, terjadi kematian 10%. Setelah
dipelihara lebih lanjut selama 2 bulan, diperoleh seks ratio jantan dan
betina yang tidak berbeda nyata antar perlakuan. Dengan kata lain,
perendaman larutan hormon MT selama empat jam tidak efektif untuk
merubah jenis kelamin kepiting bakau C-4. Hasil penelitian kedua
menunjukkan bahwa perendaman krablet C-4 dengan dosis 7.5 ppm yang
dilanjutkan dengan perlakuan MT malalui pakan dari dosis 2.5-7.5 ppm
menghasilkan 100% jantan. Unit 3. “Pengujian nilai toleransi larva kepiting
bakau terhadap faktor lingkungan”. Pengujian toleransi salinitas diperoleh
bahwa salinitas 0-10 ppt dan salinitas 50 ppt adalah salinitas yang ekstrim
bagi larva kepiting bakau yang ditunjukkan pada hasil paparan salinitas
tersebut setelah 1 jam larva yang bertahan tidak lebih dari 50 % (untuk
salinitas 5-10 ppt) dan 0 % pada salinitas 0 dan 50 ppt. Untuk salinitas 15
ppt masih bertahan 80 % hidup pada 1 jam pertama tetapi setelah 24 jam
sudah mati total 100 %. Untuk pengujian salinitas 20-40 ppt masih bertahan
hidup hingga 24 jam lebih. Proses adaptasi dilakukan melalui proses
osmoregulasi. Nilai Osmolalitas Media (OM) menurun ketika terjadi
perubahan penurunan salinitas, dan sebaliknya OM meningkat ketika
salinitas meningkat. Pengujian suhu tinggi dengan suhu air media awal saat
penebaran larva kepiting bakau adalah 27oC, setelah 5 menit meningkat
menjadi 35oC (SR 53 %), 7 menit 39oC (33%), 10 menit 42oC (0%). Untuk
shock treatmen larva langsung pada suhu 40-42oC, larva yang berasal dari
stok bak inkunasi awal, mati dalam waktu 5 menit sedangkan larva yang fit
(pemisahan stok hasil seleksi) baru mati setelah 15 menit paparan suhu 42
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
72
oC. Pengujian suhu rendah (cold shock treatment), kisaran suhu 10-20oC (
± 14oC), 50 % larva masih bergerak pada menit ke-20-30. Selanjutnya
suhu menurun <10 oC (hingga 5 oC). Setelah 40 menit, larva yang
bergerak sisa 20 % dan pada menit ke-60, larva sudah mati semua.
Pengujian pH meliputi kisaran : 3; 4; 6,5; 7,5; 8, 9 dan 10 menggunakan
wadah toples berisi air laut 1-2 liter yang diisii larva zoea sebanyak 10-20
ekor. Pengamatan larva hari pertama dilakukan tiap 30 menit, hari
berikutnya pengamatan/penghitungan larva dilakukan 2 kali sehari yakni
pada pagi (07.00) dan sore (16.00) hingga larva habis/mati semua.
3) Penelitian dan Pengembangan Pakan Ikan Beronang
Penelitian ini terdiri dari 2 unit kegiatan yaitu: (1). Isolasi dan uji
pemanfaatan mikroba probiotik dari usus ikan baronang dalam
peningkatan mutu bahan baku pakan, dan (2) Penggunaan EM (Effective
microorganism) dalam pakan pembesaran ikan baronang (S. guttatus).
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komponen teknologi berupa:
(i) mikroba probiotik dari usus ikan baronang untuk meningkatkan mutu
bahan baku pakan; (ii) mengevaluasi penggunaan EM (effective
microorganism) dalam fermentasi bahan pakan (Sargassum) dan pakan
terhadap kinerja pertumbuhan ikan baronang, S. guttatus. Unit 1 dilakukan
dengan mengisolasi kandidat bakteri probiotik dari usus ikan baronang
alam, kemudian bakteri tersebut diseleksi berdasarkan aktivitas enzim
pencernaan (protease, amilase, dan sellulase) yang dihasilkan. Dilanjutkan
dengan uji patogenitas bakteri, kemudian dikultur massal, lalu dijadikan
bakteri fermentor dalam peningkatan mutu tepung sargassum. Tepung
sargassum hasil fermentasi dianalisis proksimat untuk selajutnya dianalisis
secara deskriptif kualitasnya. Unit 2 terdiri dari 2 sub unit yaitu: 2.1. Dosis
penggunaan EM dalam fermentasi pakan pembesaran ikan baronang dan
2.2. Perbaikan mutu bahan baku pakan (Sargassum sp) melalui fermentasi
dengan EM-4. Pada sub unit 2.1. perlakuan yang dicobakan adalah
fermentasi pakan baronang dengan dosis EM-4 berbeda (10 mL/kg, 20
mL/kg, 30 mL/kg, dan 40 mL/kg) dan pakan tanpa fermentasi. Pada sub
unit 2.2. juga terdiri dari 2 unit sub unit yaitu: 2.1.1. Fermentasi tepung
sargassum menggunakan EM-4 dengan metode fermentasi dan kadar air
berbeda. Perlakuan yang dicobakan adalah fermentasi dengan metode
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
73
aerob, fakultatif, dan an-aerob pada kadar air substrat 35%, 50%, dan 65%
dan didisain dengan rancangan acak lengkap pola faktorial. Pada unit sub
unit 2.1.1. Fermentasi tepung sargassum dengan dosis EM-4 dan lama
fermentasi. Perlakuan yang dicobakan adalah dosis EM-4 yaitu: 10 mL/kg,
20 mL/kg, 30 mL/kg, 40 mL/kg dan 50 mL/kg dengan lama waktu
fermentasi 5 hari, 10 hari, dan 15 hari.
Hasil penelitian didapatkan 10 isolat bakteri dari usus ikan baronang alam
memiliki aktivitas enzim amilase, protease, dan selulase. Hasil uji
patogenitas menunjukkan bahwa ke 10 isolat bakteri tersebut tidak
memiliki aktivitas pathogen terhadap ikan baronang. Pada ujicoba
pemanfaatannya melalui fermentasi menunjukkan bahwa bakteri tersebut
dapat meningkatkan mutu (meningkatkan kandungan protein dan bahan
ekstrak tanpa nitrogen serta menurunkan serat kasar) bahan pakan tepung
sargassum. Ke-10 isolate bakteri usus tersebut berpotensi sebagai
probiotik untuk meningkatkan mutu bahan baku dan pemanfaatan pakan
bagi pertumbuhan ikan baronang pada khususnya, dan ikan budidaya
pada umumnya.
Pada perlakuan dosis penggunaan EM-4 dalam fermentasi pakan
pembesaran ikan baronang menunjukkan tingkat pemanfaatan pakan dan
laju petumbuhan ikan baronang tidak berbeda nyata (P>0,05) di antara
perlakuan, namun pakan yang tidak difermentasi cenderung memberikan
respon pertumbuhan ikan sedikit lebih tinggi dibandingkan yang diberi
pakan hasil fermentasi EM-4. Pada perlakuan metode fermentasi dan kadar
air substrat berbeda menunjukkan hasil bahwa kandungan proksimat
tepung sargassum hasil fermentasi tidak berbeda nyata (P>0,05) di antara
perlakuan baik dengan metode fermentasi maupun dengan kadar air
substrat. Namun demikian rata-rata kandungan serat kasar terendah yaitu
14,6% dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) tinggi yaitu 47,8% terjadi
pada metode fermentasi anaerob dengan kadar air 65%. Sementara
tepung sargassum yang tidak difermentasi memiliki kandungan serat kasar
cukup tinggi rata-rata 24,0% dan kandungan BETN cukup rendah rata-rata
38,0%. Pada perlakuan dosis EM-4 dan lama waktu fermentasi yang
berbeda menunjukkan hasil bahwa kandungan protein tepung sargassum
hasil fermentasi tertinggi didapatkan pada perlakuan dosis EM-4 sebanyak
30 mL/kg dengan lama fermentasi 5 hari. Kandungan lemak tepung
sargassum hasil fermentasi tertinggi terjadi pada lama fermentasi 5 hari.
Kandungan abu dan serat kasar tepung sargassum hasil fermentasi tidak
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
74
berbeda nyata (P>0,05) di antara perlakuan, namun sudah mengalami
penurunan yang cukup tinggi dibandingkan tepung sargassum yang tidak
difermentasi. Kandungan BETN tertinggi terjadi pada tepung sargasum
hasil fermentasi selama 10 dan 15 hari dan tidak dipengaruhi oleh dosis
EM-4 yang dicobakan. Populasi bakteri heterotrof pada tepung sargassum
yang difermentasi menunjukkan jumlah yang berbeda nyata (P<0,05) di
antara perlakuan dosis EM-4 dan lama fermentasi, namun tidak ada
interaksi di antara perlakuan. Jumlah populasi bakteri heterotrof tertinggi
terjadi pada hari ke- 5 waktu fermentasi, dan cenderung menurun pada
hari ke 10 dan hari ke 15 waktu fermentasi. Sementara berdasarkan dosis
EM-4, ternyata jumlah populasi bakteri heterotroph tertinggi terjadi pada
perlakuan dosis EM-4 sebanyak 50 mL/kg substrat. Berdasarkan hasil
penelitian ini disimpukan bahwa fermantasi tepung sargassum dengan EM-
4 dapat dilakukan selama fermentasi 5 hari dan dosis EM-4 sebanyak 30
mL/kg substrat untuk menurunkan kandungan serat kasar dan
meningkatkan kandungan protein dan BETN tepung sargassum.
4) Pencegahan Penyakit Udang
Kematian udang di tambak akibat serangan penyakit masih sering
terjadi, baik oleh vibriosis maupun oleh White Spot Syndrome Virus
(WSSV). Peningkatan rasio vibrio dengan bakteri umum (TBV/TPC) hingga
lebih 10% berkorelasi dengan kematian udang di tambak. Probiotik RICA
cair telah terbukti mampu mengendalikan penyakit udang, namun
penggunaannya ke pulau lain masih terkendala pada pengirimannya,
sehingga dicoba pembuatan dalam bentuk serbuk. Pada tahun 2016,
probiotik RICA serbuk telah dicobakan pada pemeliharaan larva udang
windu di hatchery, juga pentokolan dan pembesaran udang windu di
tambak. Upaya lain untuk pencegahan penyakit udang adalah
pemanfaatan herbal mangrove. Hingga tahun 2014 didapatkan beberapa
jenis mangrove yang potensial sebagai anti Vibrio harveyi yaitu Sonneratia
alba, S. caseolaris, S. lanceolata, dan Bruguiera gymnorrhiza, sedangkan
sebagai anti WSSV adalah S. alba dan B. gymnorrhiza. Tahun 2018 herbal
mangrove telah diujicobakan untuk pencegahan penyakit udang di tambak,
namun masih perlu dibandingkan dengan penggunaan probiotik RICA
serbuk dan mikroalga. Penanggulangan vibriosis menggunakan mikroalga
sebagai anti quorum sensing telah dimulai pada tahun 2016. Hasil
penelitian tahun 2017 menunjukkan, bahwa secara umum ekstrak
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
75
mikroalga hanya dapat menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio pada 24
jam pertama, sedangkan mikroalga Nannochloropsis sp dapat menurunkan
populasi bakteri Vibrio patogen dalam media pemeliharaan. Pada tahun
2018 didapatkan bahwa mikroalga Nannochloropsis sp dan Porpyridium sp
dapat mempertahankan kelangsungan hidup udang sekitar 90% meskipun
telah diinfeksi dengan Vibrio harveyi berpendar. Dengan tujuan untuk
mendapatkan alternatif pencegahan penyakit udang yang ramah
lingkungan, maka penelitian tahun 2019 terbagi dalam tujuh (7) unit
penelitian, yaitu 1) Pemantauan penyakit udang di Sulawesi Selatan; 2)
Pemanfaatan mikroalga untuk pencegahan penyakit pada pembenihan
udang windu; 3) Pemanfaatan mikroalga sebagai immunostimulan pada
udang; 4) Pencegahan vibriosis pada udang menggunakan ekstrak
mangrove; 5) Pencegahan penyakit WSSV pada udang menggunakan
ekstrak mangrove; 6) Pencegahan penyakit udang di tambak melalui
aplikasi probiotik, ekstrak mangrove, dan mikroalga; 7) Efektivitas
probiotik serbuk pada pencegahan penyakit udang di tambak. Hasil
penelitian ini menunjukkan, bahwa udang budidaya di kawasan
pertambakan di Kabupaten Pinrang, Bone, Bulukumba, dan Jeneponto
terindikasi adanya serangan White Spot Syndrome Virus (WSSV) dan
protozoa hemo gregarin. Sedangkan EHP diduga juga menyerang udang
di Kabupaten Bulukumba. Penggunaan Nannochloropsis sp di pembenihan
udang windu walaupun mampu menekan perkembangbiakan bakteri
Vibrio spp, namun tidak mampu meningkatkan sintasan benih udang
windu hingga PL12. Penambahan ekstrak mikroalga Porphyridium
aerugenum dalam pakan udang dapat meningkatkan jumlah hemosit dan
aktivitas Pro-PO. Perendaman dalam larutan ekstrak mangrove Sonneratia
alba selama 24-48 jam dapat meningkatkan ketahanan udang windu dari
serangan Vibrio harveyi patogen. Penyuntikan ekstrak perebusan daun
Sonneratia alba kering masih lebih baik daripada dengan daun segarnya
dalam upaya mencegah serangan White Spot Syndrome Virus (WSSV).
Penggunaan herbal mangrove S. alba di tambak dengan alkalinitas rendah
masih cenderung menghasilkan produksi udang windu sedikit lebih baik
dari pada penggunaan probiotik RICA serbuk ataupun mikroalga
Nannochloropsis sp.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
76
Probiotik RICA4-5-3 dalam bentuk serbuk masih cukup efektif untuk
menurunkan kandungan bahan organik total (BOT) dan kualitas air lainnya,
serta mampu menurunkan rasio TBV/TPC dalam sedimen dan air tambak.
Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa produksi dan sintasan udang
windu yang diaplikasikan probiotik serbuk cenderung lebih baik daripada
aplikasi bentuk cair, walaupun keduanya berbeda tidak nyata. Di masa
datang probiotik serbuk dapat menggantikan probiotik cair yang relatif
sulit dalam distribusinya, sehingga pembudidaya udang dapat lebih mudah
mendapatkan bahan yang ramah lingkungan dalam pencegahan penyakit
udang di tambak.
5) Riset Minapadi Air Payau (Padi dan Udang)
Pemanfaatan lahan sawah yang terintrusi air laut melalui kegiatan
budidaya padi udang Windu telah dirintis tahun 2018 oleh Kementerian
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia melalui program INTAN-AP
Pusat Riset Perikanan-BRSDM_KP. Peneliti BRPABAP3 Maros sebagai
pelaksana pada kegiatan di lapangan melalui koordinasi dengan Puriskan
telah melakukan serangkaian program pemanfaatan lahan yang dimulai
dari perencanaan, koordinasi dengan pemerintah daerah, survei hingga
pelaksanaan kegiatan pada lokasi milik kelompok tani Massiddi’e dengan
luasan sekitar 1 ha di Dusun Oring Desa Lawallu Kecamatan Soppeng Riaja
Kabupaten Barru Sulawesi Selatan yang telah di tentukan berdasarkan
survei kelayakan lahan. Lahan yang digunakan tersebut pada awalnya
ditinggalkan pemiliknya karena tidak layak untuk ditanami padi sehingga
terlantar berpuluh tahun.
Pada uji coba tahun 2018 telah dilakukan rekonstruksi dan pengolahan
lahan dalam rangka persiapan budidaya padi udang Windu. Kegiatan
persiapan lahan setelah rekonstruksi berupa pembalikan tanah
menggunakan eskavator, pengolahan lahan persemaian dan pelataran
sawah menggunakan hand tractor milik kelompok tani, penaburan benih,
tanam pindah di lahan pelataran sawah dan selanjutnya pemeliharaan padi
yang diikuti dengan pemberantasan hama menggunakan biopestisida
nabati, pemupukan, penyiangan gulma, sampling pertumbuhan hingga
panen. Seiring dengan itu dilakukan pula persiapan lahan caren ; berupa
pengapuran, pengisian air, pemberantasan hama menggunakan saponin,
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
77
penumbuhan plankton, pemupukan, penebaran tokolan udang Windu,
sampling pertumbuhan dan berakhir dengan panen udang Windu.
Benih padi yang ditanam pada lahan tersebut toleran terhadap salinitas <7
ppt, yaitu INPARI 34 dan INPARI 35 hasil rekomendasi dari BB Padi
Sukamandi. Sementara tokolan udang Windu yang digunakan diproduksi
dari IPUW Barru telah diadaptasikan terhadap kadar salinitas rendah yakni
<7 ppt. Kedua teknologi tersebut dapat diintegrasikan menjadi sebuah
inovasi untuk menjawab permasalahan lahan tidur/idle yang disebabkan
oleh intrusi air laut.
Budidaya padi dan udang Windu tahun 2019 merupakan lanjutan kegiatan
tahun 2018 yang dilakukan dalam 2 musim tanam, yakni musim tanam I
(musim hujan pada bulan Februari-Mei 2019), sedangkan musim tanam II (
awal musim kemarau pada bulan Mei hingga November 2019). Padi
ditanam dengan jajar legowo pada luasan 0,363 ha di lahan pelataran dan
dilakukan pemeliharaan padi sekitar 110 hari, sedangkan udang Windu
ditebar pada luasan 0,242 ha caren dengan kepadatan 2-4 ekor/m2 dan
dilakukan pemeliharaan selama 65 hari. Potensi total hasil yang didapatkan
yakni : hasil panen padi diperoleh sekitar 3,5 - 4,5 ton gabah kering giling
(konversi ke luasan ha) dan hasil panen udang Windu diperoleh sekitar
125 - 278 kg/ha (di konversi ke produksi per ha) dengan survival rate (SR)
22-55
Indikator Kinerja (IK) 11
Jumlah Inovasi Teknologi Riset Budidaya Air Payau yang diusulkan
untuk direkomendasikan (Paket)
Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2008 tentang “Penyelenggaran Penelitian dan
Pengembangan Perikanan” disebutkan:
1. Inovasi Teknologi (Pengembangan eksperimental perikanan) merupakan
kegiatan sistematik dengan menggunakan pengetahuan yang sudah ada
yang diperoleh melalui penelitian dasar dan/atau penelitian terapan, untuk
memperoleh sistem teknologi yang lebih efektif dan efisien serta
menghasilkan produk unggulan;
2. Sistem teknologi berupa teknologi sederhana, murah, terjangkau, adaptif,
dan ramah lingkungan Produk unggulan berupa produk yang memiliki
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
78
nilai tambah tinggi, berdaya saing, dan aman dikonsumsi serta terjangkau
masyarakat luas;
3. Hasil kegiatan riset perikanan yang memiliki kebaruan sebagian atau
seluruhnya yang akan dipergunakan dalam mengembangkan sistem
produksi, pengolahan dan pemasaran berbasis IPTEK berupa:
a. Komponen inovasi perikanan yang dihasilkan oleh UPT;
b. Inovasi teknologi adaptif lokasi perikanan oleh Pusriskan;
c. Inovasi Teknologi yang diusulkan untuk direkomendasikan.
Indikator kinerja ini bertujuan untuk memberikan gambaran/data jumlah
hasil riset teknologi perikanan budidaya air payau yang diusulkan untuk
direkomendasikan oleh BRPBAPPP. Pengukuran indikator kinerja ini adalah
dengan menghitung jumlah inovasi teknologi riset perikanan budidaya air
payau yang diusulkan untuk direkomendasikan yang dihasilkan oleh
BRPBAPPP. Bukti akhir dari capaian indikator kinerja ini adalah laporan akhir
kegiatan riset inovasi teknologi riset perikanan budidaya air payau yang
diusulkan untuk direkomendasikan yang dihasilkan oleh BRPBAPPP.
Capaian Indikator Kinerja (IK) Jumlah Inovasi Teknologi Riset Perikanan
Budidaya Air Payau yang diusulakn untuk direkomnedasikan (buah) dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.20 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 11 Triwulan IV TA.2019
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa indikator kinerja ini pada triwulan IV
target tahunannya sebesar 1 Paket sudah tercapai jika dibandingkan pada
triwulan III belum ada capaian karena masih dalam proses.
Capaian ini disebabkan karena pada tahun 2019, kegiatan penelitian dan
penyusunan laporan tahunan untuk setiap kegiatan riset telah selesai
dilaksanakan. Dalam penyusunan laporan tahunan kegiatan riset, selain
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
JUMLAH INOVASI
TEKNOLOGI RISET
PERIKANAN
BUDIDAYA AIR
PAYAU YANG
DIUSULKAN UNTUK
DIREKOMEN
DASIKAN (BUAH)
TW 3 1 0 n/a n/a
TW 4 1 1 1 100,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
79
berdasarkan atas proposal teknis yang dibuat di awal tahun 2019, juga
diperkaya dengan masukan dari evaluator eksternal.
Pada tahun 2019 ini, judul kegiatan riset inovasi teknologi riset perikanan
budidaya air payau yang diusulkan untuk direkomendasikan adalah “Kajian
Budidaya Ikan dan Udang Ramah Lingkungan” yang kemudian terbagi
menjadi 10 (sepuluh) sub kegiatan, yaitu : (1) Pemanfaatan IPAL sebagai media
budidaya; (2) Pemanfaatan limbah sedimen IPAL untuk semaian mangrove; (3)
Pemanfaatan Sedimen IPAL Tambak Untuk Produksi Pupuk Organik; dan (4)
Aplikasi pupuk organik berbahan limbah padat tambak udang untuk
pendederan ikan nila; (5) Manajemen kualitas air melalui aplikasi mineral
dalam budidaya udang vaname kepadatan tinggi; (6) Rancang Bangun RAS
pada pendederan udang vaname; (7) Pendederan udang vaname skala rumah
tangga dengan sistem resirkulasi; (8) Pembesaran udang vaname skala rumah
tangga dengan sistem resirkulasi; (9) Kajian aquaponik udang di salinitas
rendah; (10) Polikultur udang dan nila.
Capaian Riset inovasi teknologi riset perikanan budidaya air payau yang
diusulkan untuk direkomendasikan untuk triwulan IV ini adalah:
1) Kajian Budidaya Ikan dan Udang Ramah Lingkungan Target produksi udang masih dihadapkan pada berbagai tantangan, satu
diantaranya adalah manajemen budidaya yang mampu menghasilkan
tingkat produktivitas yang tinggi dengan beban limbah budidaya yang
minimal. Untuk saat ini, udang vaname masih menjadi tumpuan yang
strategis bagi upaya pencapaian target produksi udang dalam rangka
industrialisasi perikanan budidaya.
Padat penebaran tinggi yang diaplikasikan dalam sistem budidaya udang
memberikan konsekuensi terhadap beban limbah yang dihasilkan. Retensi
N dan P pakan pada budidaya udang vaname masing-masing 22,27% dan
9,79% sehingga nutrien yang terbuang ke lingkungan perairan tambak
masing-masing mencapai 77,73% Nirogen dan 90,21% Phosphor
(Hongsheng et al. 2008). Syah et al. (2006) melaporkan budidaya udang
vaname dengan padat penebaran 50 ekor/m2 menghasilkan beban limbah
yang terbuang ke lingkungan perairan mencapai 108,49±1,53 kgN dan
56,13±6,56 kgP. Pada padat penebaran 500 dan 600 ekor/m2, retensi N
masing-masing 30,47% dan 33,34% serta retensi P masing-masing 16,59%
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
80
dan 18,05% (Syah et al. 2014). Dengan demikian beban limbah N dan P
yang dihasilkan dapat mencapai 406,57 kgN dan 100,33 kgP (500 ekor/m2)
serta 532,30 kgN dan 119,50 kg (600 ekor/m2).
Limbah budidaya udang memiliki potensi dampak negatif terhadap
kualitas lingkungan badan air penerima beban limbah. Sementara
intensitas dampak tergantung pada manajemen air (jumlah dan frekuensi
pergantian), padat penebaran yang diaplikasikan dan jumlah pakan yang
dibutuhkan, profil pantai dan karakteristik badan air penerima effluent.
Berdasarkan potensi dampak yang dapat ditimbulkan, maka upaya
meminimalisir dampak negatif limbah budidaya harus dilakukan melalui
aplikasi IPAL sebagai bagian dari sistem budidaya yang utuh dan
berkelanjutan.
Upaya pengolahan air buangan tambak udang intensif telah
dikembangkan dengan menggunakan sistem resirkulasi (Castin et al. 2013,
Hochheimer, 2003), kolam sedimentasi dan penggunaan kembali air
buangan serta mengkonstruksi lahan basah (Anh et al., 2010), sistem lahan
basah buatan aliran air permukaan yang ditanami rumput vetiver,
Chrysopogon zizanioides, L (Rahardjo et al., 2015), pemanfaatan
kekerangan, Crassostrea lugubris dan kerang hijau, Perna viridis serta
rumput laut Gracilaria fisheri untuk memperbaiki kualitas air buangan
tambak udang (Songsangjinda, 2004), filtrasi oleh bivalve, Saccostrea
commercialis (Jones et al., 2001), oyster, Cassostrea rhizophore (de
Azevedo et al., 2015), lumut Enteromorfa flexuosa dan rumput laut,
Gracilaria verrucosa (Devi & Gowri, 2007) atau melalui aplikasi teknologi
bioflok (Crab et al., 2007, Krummenauer et al., 2014) serta penggunaan
filter (Jegatheesan, et al., 2006) dan teknik bioremediasi (Divya et al.,
2015). Sebagian besar penelitian tersebut masih dalam skala laboratorium
sehingga perlu ditingkatkan kapasitasnya untuk skala komersial.
Pada tahun 2015, IPAL tambak telah dibangun dan berfungsi dengan baik.
Dari kajian awal diperoleh informasi bahwa parameter TSS, pH, DO, BOD,
BOT air limbah dapat diturunkan sampai batas ambang yang
diprasyaratkan bagi air limbah tambak. Sementara parameter Total
Nitrogen dan Phosphat belum mencapai batas ambang yang
dipersyaratkan (Fahrur et al. 2016). Untuk itu, kajian pengolahan limbah
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
81
TSI dan evaluasi kinerja IPAL masih perlu dilanjutkan. Pada tahun 2016
diperoleh informasi bahwa efektifitas kinerja IPAL untuk parameter kunci
air limbah (TSS, Total N, Phosphat) dikategorikan sangat efisien dengan
nilai efektifitas >90%. Sementara untuk parameter BOD5 dikategorikan
efisien dan parameter BOT cukup efisien (Syah et al., 2017). Sarang tawon
sebagai media pembiakan mikroba cukup efektif dalam upaya
memperbaiki kualitas air limbah tambak untuk parameter TAN (>90%) dan
BOT (>15%). Peletakan sarang tawon pada kolam aerasi-1 sebanyak 25%
dari volume kolam sudah cukup efektif memperbaiki kualitas air limbah
tambak. Kerang hijau cukup efektif menurunkan kandungan TSS air limbah
tambak selama 6 jam pengamatan. Semakin tinggi kepadatan kerang hijau,
semakin cepat penurunan kandungan TSS dalam media air limbah tambak
dengan laju filtrasi kerang hijau berkisar 87—244 mL/ind/jam. Semakin
padat kerang hijau, laju filtrasi semakin menurun. Nilai efektifitas kerang
hijau dalam menurunkan kadar TSS air limbah berkisar antara 55—50%.
Oleh karena itu keberadaan IPAL tambak diharapkan mampu
memperbaiki dan menjamin buangan limbah tambak berada dan
memenuhi syarat baku mutu lingkungan bagi limbah tambak sebelum
dibuang ke perairan (Syah et al., 2018). Pada tahun 2019 kajian riset
difokuskan pada (a) Pemanfaatan IPAL tambak sebagai media budidaya
ikan, (b) Pemanfaatan sedimen limbah tambak untuk semaian mangrove
dan bahan baku pupuk organik, (c) Manajemen kualitas air melalui
aplikasi kapur, (d) Aplikasi Teknologi resirkulasi dalam sistem budidaya,
dan (e) Pengembangan akuponik udang dan sayur di salinitas rendah dan
(f) Polikultur. Hasil kajian ini digunakan sebagai bahan penyusunan
rekomendasi teknologi hasil litbang Kelautan dan Perikanan TA 2019 yakni
teknologi pentokolan benur udang vaname kepadatan tinggi skala rumah
tangga.
Meningkatnya perhatian pemerintah terhadap pembangunan di sektor
kelautan dan perikanan mendorong meningkatnya juga kebutuhan
teknologi terekomendasi bidang kelautan dan perikanan. Berdasarkan
Pasal 28 UU No 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan yang menyatakan bahwa materi penyuluhan
dalam bentuk teknologi tertentu yang akan disampaikan kepada pelaku
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
82
utama dan pelaku usaha harus mendapat rekomendasi dari lembaga
pemerintah dan ditetapkan oleh Menteri. Berdasarkan hal tersebut maka
telah disusun bahan rekomendasi teknologi pentokolan benur vaname
kepadatan tinggi skala rumah tangga.
Indikator Kinerja (IK) 12
Jumlah Lembaga Riset Budidaya Air Payau yang terstandar (lembaga)
IKU ini didefinisikan sebagai Merupakan indikator yang menunjukkan jumlah
lembaga riset perikanan yang terstandard di bawah BRSDM yang masih
berlangsung. Yaitu lembaga riset perikanan yang terstandar seperti akreditasi
ISO/KNAPPP/PUI.
Penghitungan dilakukan dengan cara : Hitung ∑ lembaga riset perikanan
yang terstandar
IKU ini bertujuan untuk menggambarkan kontribusi BRPBAPPP dalam
menyiapkan sarana prasarana Riset terstandar untuk menghasilkan Riset dan
SDM kompeten dalam mengelola sumberdaya KP yang berkeadilan dan
berdaya saing.
Capaian Indikator Kinerja (IK) Jumlah Lembaga Riset Budidaya Air Payau yang
terstandar (lembaga) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.21 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 12 Triwulan IV TA.2019
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada triwulan II sudah ada
capaian dan progessnya sudah 100% yakni KNAPPP. Sehingga capaiannya
pada triwulan IV sesuai dengan triwulan II dan triwulan III.
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
JUMLAH LEMBAGA
RISET BUDIDAYA AIR
PAYAU YANG
TERSTAND AR
(LEMBAGA)
TW 3 1 1 1 100,00
TW 4 1 1 1 100,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
83
Gambar 3.3 Sertifikat KNAPPP
Indikator Kinerja (IK) 13
Jumlah Jejaring dan/ atau kerjasama Riset Budidaya Air Payau yang
disepakati dan ditindaklanjuti
Beberapa definisi terkait dengan indikator kinerja ini adalah :
Jumlah jejaring, kemitraan dan/atau kerja sama riset dan SDM
perikanan;
Jejaring adalah jalinan asosiasi/forum/organisasi lainnya yang memiliki
kesamaan profesi/kepakaran yang diikuti oleh BRPBAPPP;
Kemitraan adalah hubungan dengan badan/ perorangan untuk
melakukan aktivitas bersama dan/atau memiliki perjanjian kerja sama; •
Kerja sama riset dan SDM adalah penyelenggaraan kerja sama antara
Pusriskan dengan pihak mitra pada tahun berjalan dan yang dituangkan
dalam perjanjian kerja sama yang ditandatangani oleh kedua belah
pihak dengan ruang lingkup meliputi :
1. Penelitian, pengembangan dan penerapan Iptek;
2. Peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan;
3. Pertukaran ilmu pengetahuan, teknologi, tenaga ahli dan material
penelitian;
4. Perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan hasil litbang;
5. Diseminasi dan publikasi;
6. Pertemuan ilmiah, seminar bersama dan lokakarya bersama;
7. Peningkatan pelayanan publik atas ilmu pengetahuan dan teknologi
Tujuan dari indikator kinerja ini adalah sebagai upaya peningkatan
kapasitas dan kapabilitas sumberdaya riset dan layanan iptek KP. Pengukuran
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
84
indikator kinerja ini adalah dengan menghitung jumlah jejaring, kemitraan
dan/atau kerjasama yang dijalin oleh BRPBAPPP pada tahun yang masih
berjalan (on going) dan terbentuk di tahun 2019.
Bukti capaian akhir dari indikator kinerja ini adalah berupa: (1)
Dokumen kesepakatan yang sudah ditandatangani oleh pejabat berwenang
(KB/IA, PKS/MOU, KAK yang ditandatangani oleh kedua belah pihak,
SK/dokumen lainnya yang sejenis); dan (2) Rencana Kerja Bersama dengan
Pemerintah Daerah yang ditandatangani oleh para pihak.
Capaian Indikator Kinerja (IK) Jumlah Jejaring dan/atau Kerjasama
BRPBAPPP yang Disepakati dan Ditindaklanjuti (Dokumen) dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3.22 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 13 Triwulan IV TA.2019
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pada Triwulan IV, BRPBAPPP
menargetkan ada 5 (lima) jejaring dan/atau kerjasama BRPBAPPP yang
disepakati dan ditindaklanjuti, capaiannya sebanyak 7 buah. Sedangkan pada
triwulan III capaiannya sebanyak 4 jejaring.
Pada triwulan IV ini BRPBAPPP telah mencapai 3 (tiga) dokumen
kerjasama yang disepakati dan 4 (empat) dokumen kerjasama yang ditindak
lanjuti, yaitu :
A. Perjanjian Kerjasama yang disepakati
Terdapat capaian sebanyak 3 (tiga) dokumen perjanjian kerjasama yang
disepakati, yaitu :
1. STIP Muhammadyah Bone.
Penelitian, pelatihan/magang teknologi perikanan budidaya air payau
meliputi bidang kajian sumberdaya budidaya, kesehatan ikan dan
lingkungan, nutrisi dan teknologi pakan, bioteknologi dan keteknikan
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
JUMLAH JEJARING
DAN/ ATAU
KERJASAMA RISET
BUDIDAYA AIR
PAYAU YANG
DISEPAKATI DAN
DITINDAKLANJUTI
TW 3 5 4 4 100,00
TW 4 5 5 7 120,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
85
budidaya, praktek kerja lapangan, seminar dan penelitian mahasiswa
yang sesui dengan kajian BRPBAPPP.
2. Radius Artha Djaya
Kerjasama dalam bidang magang teknologi budidaya udang vanname
3. PT. Minerindo Trifabuana
Kerjasama dalam bidang Riset Aplikasi zeolit pada budidaya udang
B. Perjanjian Kerjasama yang ditindaklanjuti
Terdapat capaian sebanyak 4 (empat) dokumen perjanjian kerjasama yang
ditindaklanjuti, yaitu :
1. Universitas Malaysia Trengganu.
Kerjasama dalam bidang Collaboration in Aquaculture research, Staff
and student exchange, training intnship
2. Universitas Dayanu Ikhsanuddin
Kerjasama di Bidang Program Penelitian, Pelatihan dan Magang Bidang
Teknologi Budidaya Air Payau
3. ACIAR
Accelerating the Development of Finfish Marine culture in Cambodia
through south-south research cooperation with Indonesia
4. STIPM Sinjai
Kerjasama dalam bidang pembinaan dan pengembangan sumberdaya
manusia di bidang teknologi budidaya air payau
Indikator Kinerja (IK) 14
Jumlah Sarana dan Prasarana Budidaya Air Payau yang ditingkatkan
kapasitasnya.
IKU ini didefinisikan sebagai peningkatan kapasitas jumlah sarana dan
prasarana serta kelembagaan yang berbentuk pengadaan fisik/belanja modal
atau ruang lingkup akreditasi yang dilaksanakan oleh satuan kerja lingkup
BRPBAPPP. Formulasinya adalah sarana dan prasarana serta kelembagaan
yang berbentuk penagdaan fisik/belanja modal atau ruang lingkup akreditasi
yang diusulkan. Dengan menggunakan klarifikasi maximize, dimana capaian
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
86
yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Capaian IKU jumlah
sarana dan prasarana budidaya air payau yang ditingkatkan kapasitasnya
terdiri dari 1 paket yakni paket pengadaan Pembangunan asrama di Barru dan
pembangunan tambak udang windu di Takalar
Adapun capaian atas indikator kinerja utama jumlah sarana dan prasarana
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan yang
ditingkatkan kapasitasnya dideskripsikan sebagai berikut:
Tabel 3. 23 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK)14 Triwulan IV TA. 2019
Berdasarkan tabel diatas bahwa IKU ini telah mencapai target tahunan
yakni sebanyak 1 Paket.
Pada triwulan IV progressnya sudah mencapai 100% karena telah selesai
tahap Pengadaan Barang/Jasa pada BRPAPPP, jika dibandingkan dalam triwulan
III yang progressnya 50% sehingga adanya peningkatan sebesar 45 % dari
triwulan II karena pada triwulan III ini sudah adanya pembayaran termin 1
pada Pembangunan Tambak.
Tabel Status Kelengkapan Dokumen Anggaran dan Dokumen Paket Lelang
Peningkatan Kapasitas Sarana dan Prasarana di BRPBAPPP TA. 2019.
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
JUMLAH SARANA
DAN PRASARANA
BALAI RISET
PERIKANAN
BUDIDAYA AIR
PAYAU DAN
PENYULUHAN
PERIKANAN YANG
DITINGKATKAN
KAPASITASNYA
TW 3 1 0 n/a n/a
TW 4 1 1 1 100,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
87
Sumber : http// dashboard.apmukp.org/2019/index.php?pages=lelang
Pembangunan Asrama dan Pembangunan Tambak Udang Windu
terselesaikan pada triwulan IV; dimana progress pembangunan diawasi oleh
tenaga pengawas di lapangan yang dituangkan dalam TOR, LPSE, Pemenang,
laporan pendahuluan, antara dan akhir serta berita acara serah terima dan
Output kegiatan (jika pengadaan barang/ jasa sudah dimanfaatkan) dalam
aplikasi dashboard sebagai implementasi pengawasan terhadap sarana dan
prasarana di BRPBAPPP. Dokumen serta gambar pada pembangunan asrama
dan pembanguna tambak udang windu secara berturut-turut dapat diunduh
pada tautan berikut :
http// dashboard.apmukp.org/2019/index.php?pages=lelang;
Dengan memilih file apa yang akan dilihat/diunduh.
Paket Pembangunan Asrama dimenangkan oleh CV. Mulia Jaya
Konstruksi dan telah diterbitkan Berita Acara Serah Terima Barang pada
tanggal 25 Oktober 2019 dengan masa pemeliharaan 180 hari yakni dimulai
dari tanggal 25 Oktober 2019 s.d 21 April 2020. Dalam pelaksanaan
pembangunan tambak udang windu, pekerjaan ini dapat diselesaikan dalam
waktu yang telah disepakati yang ditandai dengan diterbitnya Berita Acara
Serah Terima Barang pada tanggal 16 Desember 2019 dari CV. Cakra kepada
BRPBAPPP dengan masa pemeliharaan selama 180 hari dimulai dari tanggal 30
november 2019 s.d 27 Mei 2020.
Paket Pembangunan Asrama sudah dipakai oleh dosen dan mahasiswa
dari Poltek Bone. Sedangkan pada pembangunan tambak udang windu belum
ada outputnya.
Faktor keberhasilan IKU ini adalah Komitmen pimpinan menjadikan
BRPBAPPP sebagai lembaga riset yang terpecaya sehingga dapat
menghasilkan Riset yang berkeadilan dan berdaya saing
Indikator Kinerja (IK) 15
Jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI) Budidaya Air Payau yang
dipublikasikan (KTI)
Karya Tulis Ilmiah (KTI) pada indikator kinerja ini adalah tulisan yang
disusun berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan riset
yang telah diterbitkan di media jurnal terakreditasi, prosiding, bunga rampai,
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
88
buku hasil riset, naskah akademik dan buletin ilmiah yang diterbitkan dalam
negeri dan/atau luar negeri pada tahun berjalan. Tujuan dari indikator kinerja
ini adalah untuk mendapatkan gambaran jumlah KTI yang dihasilkan oleh
peneliti lingkup BRPBAPPP.
Pengukuran indikator kinerja ini adalah dengan cara menghitung jumlah
karya tulis ilmiah yang sudah diterbitkan di tahun berjalan berdasarkan
penulis pertama untuk terbitan dalam negeri, dan dihitung sampai penulis
kedua untuk terbitan internasional yang diterbitkan di media jurnal
terakreditasi, prosiding, bunga rampai, buku hasil riset, naskah akademik dan
buletin ilmiah yang diterbitkan dalam negeri dan/atau luar negeri. Bukti akhir
capaian dari indikator kinerja ini adalah KTI yang telah tercantum dalam
jurnal, prosiding, bunga rampai, dan buletin ilmiah yang telah diterbitkan
pada tahun berjalan.
Capaian Indikator Kinerja (IK) Jumlah Karya Tulis Ilmiah (KTI) BRPBAPPP yang
dipublikasikan (Buah) dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.24 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK)15 Triwulan IV TA. 2019
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa indikator kinerja jumlah Karya
Tulis Ilmiah (KTI) Riset Perikanan Budidaya Air Payau yang dipublikasikan
pada Triwulan IV tahun 2019 telah mencapai target tahunan. Pada Triwulan III
capaiannya sebanyak 11 KTI (110,00%) sedangkan pada triwulan IV
capaiannya 25 KTI (100,00). Beberapa Karya Tulis ilmiah (KTI) yang telah terbit
antara lain adalah :
Tabel 3.25 Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang Dihasilkan oleh Peneliti Lingkup
BRPBAPPP sampai dengan triwulan IV TA.2019.
No Judul Publikasi Nama Peneliti
Perekayasa
Nama Jurnal, Volume
Tahun, Status (Accepted-
Published)
Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
JUMLAH KARYA
TULIS ILMIAH (KTI)
BUDIDAYA AIR
PAYAU YANG
DIPUBLIKASI
KAN (KTI)
TW 3 25 10 11 110,00
TW 4 25 25 25 100,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
89
No Judul Publikasi Nama Peneliti
Perekayasa
Nama Jurnal, Volume
Tahun, Status (Accepted-
Published)
1 Kondisi Plankton pada
Tambak Udang Windu
(Penaeus monodon
Fabricius) dengan
Substrat Berbeda
Erfan Andi Hendrajat
dan A. Sahrijanna Jurnal Berita Biologi LIPI,
Vol 18 (1): 47-57,
Terakreditasi Peringkat 2,
No Akreditasi
21/E/KPT/2018.
2 Performa Rumput Laut
Kappaphycus alvarezii
Hasil Seleksi di
Perairan Laikang,
Kabupaten Takalar.
Mat Fahrur, A.
Parenrengi, Makmur
dan Sri Redjeki Hesti M
Media Akuakultur, 14 (1),
2019, 9-18
3 Pengaruh sumber
spermatofor pada
inseminasi buatan
induk betina udang
windu turunan pertama
(F-1) terhadap
pemijahan, kualitas
telur dan larva
turunannya (F-2)
Samuel Lante dan
Usman Media Akuakultur Vol 14
(2)
4 Suplementasi ragi roti
(Saccharomyces
cerevisiae) dalam
pakan pembesaran
ikan baronang
(Siganus gutttus).
Kamaruddin, Lideman,
Bunga R. Tampangallo,
dan Usman
Media Akuakultur Vol 14
(2) 2019
5 Konstrasi dan
penentuan status
kualitas air untuk
budidaya tambak di
Kecamatan Jabon,
Kabupaten Sidoarjo,
Provinsi Jawa Timur
Akhmad Mustafa,
Hasnawi, Taruna Mulia,
Muhammad Banda
Salamat dan Muh, Farid
S
Media Akuakultur Vol 14
(2) 2019
6 Estimasi Kebutuhan
Kapur Untuk Tambak
Tanah Sulfat Masam
(TSM) Di Pulau Laut,
Kabupaten Kota Baru
Provinsi Kalimantan
Selatan
Tarunamulia,
Hasnawi, Admi Athirah Jurnal Riset Akuakultur,
Vol. 14 (2) 2019
7 Peremajaan bibit
rumput laut, Gracilaria
verrucosa hasil kultur
jaringan melalui
seleksi massal
Sri Redjeki Hesti
Mulyaningrum, Andi
Indra Jaya Asaad,
Hidayat Suryanto
Suwoyo, Erfan Andi H
Jurnal Riset Akuakultur,
Vol. 14 (3) 2019
8 Performa bibit rumput
laut Gracilaria
verrucosa hasil kultur
jaringan dengan
budidaya metode
Rosmiati, Emma
Suryati, Herlina Usman,
Rohama Daud, dan
Herlinah
Jurnal Riset Akuakultur,
Vol. 14 (3) 2019
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
90
No Judul Publikasi Nama Peneliti
Perekayasa
Nama Jurnal, Volume
Tahun, Status (Accepted-
Published)
sebar (broadcoast) di
tambak Kabupaten
Sinjai
9 Performansi
pertumbuhan dan
reproduksi udang
windu Penaeus
monodon yang diberi
pakan dengan
penambahan vitamin C
dan E
Usman,Kamaruddin,
Samuel Lante, dan
Bunga Rante
Tamppangallo
Jurnal Riset Akuakultur,
Vol. 14 (4) 2019
10 Penagaruh Aplikasi
dsRNA VP-15 In-Vitro
dan In-Vivo Terhadap
Sintasan dan Respon
Imun Udang Windu
Penaeus Monodon
Andi Parenrengi, Andi
Tenriulo, Sri Redjeki
Hesti M, Samuel Lante
dan Agus Nawang
Jurnal Riset Akuakultur,
Vol. 14 (4) 2019
11 Larva Development
and growth of
mangrove crab, Scylla
tranquebarica crablet
form individual
selection for the
broodstock candidate
Gunarto, Muh Nur
Syafaat, Herlinah Aquacultura Indonesiana
Vol. 20 (1 ) : 24-31
12 Fatty Acid Profile of
Hepatopancreas and
Oocyte of Tiger
Shrimp, Penaeus
monodon, Fed
Modified-commercial
Diet by Supplementing
Vitamin C and E
Usman, Kamaruddin,
Asda Laining, and Ike
Trismawanti
Aquacultura Indonesiana
(2019) 20 (1): 15-23
13 The Preference siza of
male mud crab, Scylla
tranquebarica at
succes mating with
female, Scylla olivacea
in controlled tanks
Gunarto, Sulaiman dan
Herlinah Aquacultura Indonesiana
(2019) 20 (2): 37-45
14 Epiphyte Identification
on Kappaphycus
alvarezii Seaweed
Farming Area in
Arungkeke Waters,
Jeneponto and the
Effect on Carrageenan
Quality
Sri Redjeki Hesti
Mulyaningrum,
Hidayat Suryanto
Suwoyo, Mudian Paena,
Bunga Rante
Tampangallo
ILMU KELAUTAN:
Indonesian Journal of
Marine Sciences
September 2019 Vol
24(3):146-152
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
91
No Judul Publikasi Nama Peneliti
Perekayasa
Nama Jurnal, Volume
Tahun, Status (Accepted-
Published)
15 Analisis resiko
produksi dan
pendapatan pada
usaha tambak udang
windu di Kabupaten
Kota Baru, Provinsi
Kalimantan Selatan
A. Indra Jaya Asaad,
Ruzkiah Asaf, Admi
Athirah, dan Erna
Ratnawati
Jurnal Sosial Ekonomi
Perikanan Vol. 14 (2)
Tahun 2019
16 Identifikasi konsentrasi
logam berat pada air
di perairan sekitar
tambak Kecamatan
Tayu, Kabupaten Pati,
Semarang
Ruskiah Asaf, Admi
Athirah M dan Hasnawi Jurnal Universitas
Gorontalo Tahun 2019
Jurnal Ilmiah Internasional Terakreditasi
17 Influence of Squid
Meal in Maturation Diet
on Gonadosomatic
Index and Gonadal
Amino Acid Content of
Golden Spotted
Rabbitfish, Siganus
guttatus.
Asda Laining, Ike
Trismawanti, Usman,
and Muhammad Hafid
Masruri
Indonesian Aquaculture
Journal, 14 (1), 2019, 31-38
18 Effects of different
feeding regimes on
larvae and crablets of
purple mud crab,
Scylla tranquebarica
(Fabricius, 1798)
Muhammad Nur
Syafaat, Gunarto,
Sulaeman, Herlinah ,
Hongyu Ma , Mhd
Ikhwanuddin
Aquaculture Reports, p 1-7
journal homepage:
www.elsevier.com
19 Detection of Vibrio
harveyi using IAVh
primer in shrimp fy
infected under
different immersion
time
A.K. Kadriah and
Nurbaya IOP Conference Series:
Earth and Environmental
Science
Publishing Science 253
(2019) 012015 p 1-7
20 Study on the potential
of Aaptos aaptos
aqueous extract as an
antibacterial agent
Vibrio harveyi in tiger
shrimp (Penaeus
monodon Fabricus)
post larvae
Rosmiati, and Muliani IOP Conference Series:
Earth and Environmental
Science
Publishing Science 253
(2019) 012015 p 1-7
PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL
21 Karakterisasi spasio-
Temporal Kualitas Air
di Tambak dan
perairan sekitar
kawasan pertambakan
Kamariah,
Tarunamulia dan
Hasnawi
Prosiding simposium
Nasional VI Keluatan dan
Perikanan Universitas
Hasanuddin Makassar, 21
Juli 2019
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
92
No Judul Publikasi Nama Peneliti
Perekayasa
Nama Jurnal, Volume
Tahun, Status (Accepted-
Published)
minapolitan
22 Karakteristik sosial
ekonomi masyarakat
nelayan pesisir di
Kabupaten Pulau
Morotai
Erna Ratnawati,
Ruzkiah Asaf, dan
Tarunamulia
Prosiding simposium
Nasional VI Keluatan dan
Perikanan Universitas
Hasanuddin Makassar, 21
Juli 2019
23 Analisis sarana
produksi tambak di
kawasan inti
minapolitan Kecamatan
Suppa Kabupaten
Pinrang Sulawesi
Selatan
Atmi Athirah, Ruzkiah
Asaf, dan Tarunamulia Prosiding simposium
Nasional VI Keluatan dan
Perikanan Universitas
Hasanuddin Makassar, 21
Juli 2019
BUKU:
24 Penerapan teknologi
transgenesis dalam
menghasilkan udang
windu tahan penyakit
Andi Perenrengi, Andi
Tenriulo, Herlinah dan
Agus Nawang
Buku : Status dan Prospek
Penerapan Molekuler
Genetik Pada Udang
Windu Penaeus monodon
25 Aplikasi penanda DNA
Mikrosatelit ketahanan
penyakit pada udang
wuindu (Penaeus
monodon)
A.Tenriulo, Herlinah,
Emma Suryati, dan Andi
Parenrengi
Buku : Status dan Prospek
Penerapan Molekuler
Genetik Pada Udang
Windu Penaeus monodon
Learn and Growth Perspektive
Capaian kinerja BRPBAPPP pada perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
(Learn and Growth Perspektive) dengan bobot perspektif pada Triwulan IV
sebesar 107,80% yang berasal dari 4 (satu) Sasaran Strategis yaitu : 1)
Terwujudnya ASN BRPBAPPP yang kompeten, professional dan berintegritas;
2) Tersedianya manajemen pengetahuan BRPBAPPP yang handal dam mudah
diakses; 3) Terwujudnya birokrasi BRPBAPPP yang efektif, efisien dan
berorientasi pada layanan prima; 4) Terkelolanya anggaran pembangunan
BRPBAPPP secara efisien dan akuntabel.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
93
Tabel 3.26 Capaian Kinerja pada Perspektif Learn and Growth Perspektive
triwulan IV TA.2019 sebagai berikut :
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW
CAPAIAN
TW %
INTERNAL PROCESS
SS4
TERWUJUDNYA
ASN BRPBAPPP
YANG
KOMPETEN,
PROFESSIONAL
DAN
BERINTEGRITA
S
IK 16 INDEKS
PROFESIONALI
TAS ASN
LINGKUP
BRPBAPPP
(NDEKS)
TW 3 60,00 50,00 54,96 109,92
TW 4 71,00 71,00 73,02 102,85
SS5 TERSEDIANYA
MANAJEMEN
PENGETAHUAN
BRBPBAPPP
YANG HANDAL
DAN MUDAH
DIAKSES
IK 17 PRESENTASE
UNIT KERJA
BRPBAPPP
MENERAPKAN
SISTEM
MANAJEMEN
PENGETAHUAN
YANG
TERSTANDAR
TW 3 75,00 75,00 95,83 120,00
TW 4 75,00 100,00 100,00 120,00
SS6 TERWUJUDNY
A BIROKRASI
BRPBAPPP
YANG
EFEKTIF,
EFISIEN DAN
BERIORENTAS
I PADA
LAYANAN
PRIMA
IK 18 PRESENTASE
JUMLAH
REKOMENDASI
HASIL
PENGAWASAN
YANG
DIMAFAATKAN
UNTUK
PERBAIKAN
KINERJA
LINGKUP
BRPBAPPP (%)
TW 3 80 0 n/a n/a
TW 4 80,00 80,00 81,82 102,28
SS7 TERKELOLAN
YA
ANGGARAN
PEMBANGUN
AN BRPBAPPP
SECARA
EFEKTIF,
EFISIEN DAN
BERORIENTAS
I PADA
LAYANAN
PRIMA
IK 19 NILAI KINERJA
PELAKSANAAN
ANGGARAN
BRPBAPPP
(NILAI)
TW 3 87 94 94,74 95,43
TW 4 87,00 87,00 97,16 111,68
IK 20 BATAS
TERTINGGI
PERSENTASE
TEMUAN LHP
BPK ATAS
LAPORAN
KEUANGAN
(LK) BRPBAPPP
DIBANDINGKA
N REALISASI
ANGGARAN
BRPBAPPP
TA.2018 (%)
TW 3 1 0 n/a n/a
TW 4 1 1 0,01 100,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
94
Sasaran Strategis 4
Terwujudnya Aparatur Sipil Negara BRPBAPPP yang Kompeten,
Profesional dan Berintegritas
Nilai sasaran strategis “Terwujudnya ASN Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau dan Penyuluhan Perikanan yang Kompeten, Profesional dan
Berintegritas” sebesar 102,85%. indikator kinerja yang ditetapkan untuk
mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja
utama sebagai berikut:
Indikator Kinerja (IK) 16
Indeks Profesionalitas ASN Lingkup BRPPBAPPP (Indeks)
Profesionalitas adalah kualitas para anggota profesi terhadap profesinya
serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk melakukan
tugastugasnya. Indeks Profesionalitas ASN adalah ukuran statistik yang
menggambarkan kualitas ASN berdasarkan kesesuaian kualifikasi,
kompetensi, kinerja, dan kedisiplinan pegawai ASN dalam melaksanakan
tugas jabatan (Permen PAN dan RB No. 38 Tahun 2018). Nilai indeks
profesionalitas ASN merupakan gambaran kualitas profesionalitas ASN KKP
yang diukur setiap tahun oleh Biro SDMA, Sekretariat Jenderal dengan
mengacu pada Peraturan Menteri PAN dan RB No. 38 Tahun 2018 tentang
Peraturan Indeks Profesionalitas Aparatur Sipil Negara.
Tujuan dari indikator kinerja ini adalah untuk mengukur profesionalitas
ASN lingkup BRPBAPPP berdasarkan kesesuaian kualifikasi, kompetensi,
kinerja dan disiplin (Peraturan Menteri PAN dan RB No. 38 Tahun 2018).
Penghitungan capaian indikator kinerja ini dilakukan dengan cara
menghitung indeks berdasarkan bobot 4 (empat) komponen yang telah
ditetapkan meliputi : (1) Kualifikasi (Bobot 25%); (2) Kompetensi (Bobot 40%);
(3) Kinerja (Bobot 30%); dan (4) Disiplin (Bobot 5%). Nilai Indeks
Profesionalitas ASN (IPA) pegawai BRPBAPPP ini nantinya diperoleh dari total
nilai IPA pegawai BRPBAPPP dibagi total pegawai BRPBAPPP. Sedangkan untuk
total nilai IPA pegawai BRPBAPPP merupakan penjumlahan dari IPA pegawai
BRPBAPPP yang menduduki jabatan struktural, fungsional tertentu dan
fungsional umum. Nilai IPA BRPBAPPP dapat kita lihat pada website
http://ropeg.kkp.go.id.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
95
Bukti akhir capaian indikator kinerja ini meliputi 4 (empat) komponen
yang menjadi kriteria Indeks Profesionalitas ASN, yaitu :
1. Kualifikasi pendidikan : data export dari database simpeg, sampel ijazah/SK
pencantuman gelar; 2. Kompetensi : sertifikat diklatpim untuk diklatpim;
sertifikat diklat fungsional untuk diklat fungsional; sertifikat diklat teknis /diklat
lainnya untuk diklat 20 JP; Seminar ( Sertifikat/undangan/ SPT/laporan singkat
untuk seminar/bimtek, foto kegiatan, daftar hadir learning session dan laporan
singkat untuk learning session); 3. Kinerja (Prestasi Kerja) : export data dari
menu laporan, laporan akhir SKP untuk Database BKN; sampel penilaian
prestasi kerja yang telah selesai ditandangani oleh pegawai, pejabat penilai
dan atasan pejabat penilai; 4. Disiplin : rekap pegawai dijatuhi hukuman
disiplin; contoh SK hukuman Disiplin yang dijatuhkan.
Capaian Indikator Kinerja (IK) Indeks Kompetensi dan Integritas BRPBAPPP
(Indeks) pada triwulan IV dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.27 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 16 Triwulan IV TA.2019
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa indikator kinerja ini capaian pada
triwulan IVsebesar 73,02% dimana adanya peningkatan 18,06% dari triwulan
III yang capaiannya sebesar 54,96% sehingga target tahunannya telah
tercapai. Beberapa langkah yang telah dilakukan oleh BRPBAPPP untuk
melakukan penilaian Indeks Profesionalitas ASN Lingkup BRPPBAPPP antara
lain adalah :
1. Melakukan pengisian capaian output kualifikasi di simpeg apabila ada
pegawai yang telah melaksanakan pendidikan dan sudah pencantuman
gelar dari bulan Januari sampai dengan Desember untuk mengetahui
persentase kualifikasi pendidikan
2. Melakukan pengisian capaian output kompetensi di simpeg apabila ada
pegawai yang telah melaksanakan Diklat, pelatihan, seminar dll dari bulan
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
INDEKS
PROFESIONALITAS
ASN LINGKUP
BRPBAPPP
(INDEKS)
TW 3 60 50 54,96 109,92
TW 4 71 71 73,02 102,85
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
96
Januari sampai dengan Desember untuk mengetahui persentase
kompetensi.
3. Melakukan pengisian capaian output kinerja pegawai melalui SKP on-line
dari bulan Januari sampai dengan Desember untuk mengetahui persentase
capaian output kinerja pegawai pada SKP serta merekap nilai kinerja ASN
per bagian (Tata Usaha, Tata Operasional, Pelayan Teknis dan Sarana, dan
Penyuluhan Perikanan) lingkup BRPBAPPP dari bulan Januari sampai
dengan bulan Desember berdasarkan data dari
e-SKP BRPBAPPP
4. Melakukan rekap absensi seluruh pegawai BRPBAPPP dari bulan Januari
sampai dengan bulan Desember untuk mengetahui persentase tingkat
kehadiran pegawai;
Faktor keberhasilan dari IKU ini dikarenakan adanya peningkatan indeks
kompotensi SDM karena adanya diklat yang dilakukan oleh beberapa PNS di
BRPBAPPP, adanya pembinaan dari kepegawaian terhadap pencapaian e-skp
dan melakukan pemantauan atau monitoring secara berkala terkait capaian
kinerja eskp.
Sasaran Strategis 5
Tersedianya Manajemen Pengetahuan BRPBAPPP Yang Handal Dan
Mudah Diakses
Nilai sasaran strategis “Tersedianya manajemen pengetahuan Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan yang handal dan
mudah diakses” sebesar 120,00%. indikator kinerja yang ditetapkan untuk
mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja
utama sebagai berikut:
Indikator Kinerja (IK) 17
Presentase Unit Kerja BRPBAPPP yang menerapkan Sistem Manajemen
Pengetahuan yang terstandar (%)
Merupakan indikator kinerja yang menunjukkan persentase unit kerja
BRPBAPPP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
97
Tujuan dari indikator kinerja ini adalah tersedianya manajemen pengetahuan
BRPBAPPP yang handal dan mudah diakses.
Tingkat penerapan MP, dihitung dari 3 variabel, yaitu : (i) Sharing
dokumen, (bobot 20%) (ii) keikutsertaan level 3 s.d staf (bobot 40%), (iii)
keaktifan level 3 s.d 4 dalam Sistem Informasi MP yang terpilih (bobot 40%).
Bukti akhir capaian indikator kinerja ini adalah berupa laporan tahunan terkait
penerapan penerapan manajemen pengetahuan terstandar lingkup BRPBAPPP
disertai dengan lampiran capture posting melalui aplikasi
kinerjakkp.bitix24.com.
Capaian Indikator Kinerja (IK) Persentase Unit Kerja BRPBAPPP yang
Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar (%) pada
triwulan IV dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.28 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 17 Triwulan IV TA.2019
Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa indikator kinerja persentase unit
kerja BRPPBAPPP yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang
terstandar pada triwulan IV ini sudah melebihi target tahunan sebanyak 75,00
dan capaian pada triwulan IV sebanyak 100,00 (120,00%), sedangkan pada
triwulan III capaiannya sebanyak 95,83% juga sudah melebihi target tahunan
(75,00%). Hasil penilaian nilai manajemen pengetahuan secara rinci per
komponen pengukuran sebagai berikut:
1. Nilai Komponen Dokumen meraih 100%
DOKUMEN
Dokumen Capaian Target %
Perjanjian Kinerja 13 13 100,00%
Laporan Kinerja (LAPRIN) 4 4 100,00%
Rata-Rata 100,00%
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
PRESENTASE UNIT
KERJA BRPBAPPP
YANG
MENERAPKAN
MANAJEMEN
PENGETAHUAN
YANG TERSTANDAR
TW 3 75 75 95,83 120,00
TW 4 75 75 100,00 120,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
98
2. Nilai Komponen Keikutsertaan meraih 100%
KEIKUTSERTAAN
LEVEL Capaian (Orang) Target (Orang) %
3 1 1 100,00%
4 4 4 100,00%
5 8 8 100,00%
Rata-Rata 100,00%
3. Nilai Komponen Keaktifan meraih 100,00%
KEAKTIFAN
LEVEL Capaian (Orang) Target (Orang) %
3 1 1 0
4 4 4 100,00%
5 8 8 100,00%
Rata-Rata 100,00%
Tabel 3.29. Penilaian Persentase Capaian Manajemen Pengetahuan
PENILAIAN
Komponen Nilai Bobot %
Dokumen 87,50 20 20,00
Keikutsertaan 100 40 40,00
Keaktifan 95,83 40 40,00
Rata-Rata 100,00%
Dari tabel Penilaian diatas didapat komponen nilai dokumen 87,50%
dengan bobot 20% menjadi 20,00%, nilai keikutsertaan 100% dengan bobot
40% menjadi 40%, dan nilai komponen keaktifan 95,83% dengan bobot 40%
menjadi 100,00%. Sehingga akumulasi nilai dari 3 komponen %MP sebesar
100,00%
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
99
Dari data-data yang dijabarkan di atas, capaian Triwulan IV tahun 2019
meraih keberhasilan disebabkan oleh :
1) Seluruh pejabat struktural sudah berkontribusi dalam hal ini rajin
mengupdate data di aplikasi bitrix dalam semua komponen di
Manajemen Pengetahuan
2) Plh. Ka Sub Seksi Monitoring dan Evaluasi selalu mengingatkan Eselon
3,4 dan 5 untuk selalu memposting di aplikasi bitrix24.com
(www.kinerjakkp.bitrixx24.com) kegiatan yang dilakukan agar nilai MP
bisa meningkat.
Sasaran Strategis 6
Terwujudnya Birokrasi BRPBAPPP Yang Efektif, Efisien Dan Berorientasi Pada
Layanan Prima
Nilai sasaran strategis “Terwujudnya birokrasi BRPBAPPP yang efektif,
efisen dan berorientasi pada layanan prima” sebesar 102,28%. indikator
kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri
dari 1 (satu) indikator kinerja utama sebagai berikut :
Indikator Kinerja (IK) 18
Presentase Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan yang dimanfaatkan untuk
Perbaikan Kinerja Lingkup BRPBAPPP (%)
Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan
untuk perbaikan kinerja lingkup BRPBAPPP adalah jumlah rekomendasi hasil
pengawasan Inspektorat Jenderal KKP kepada BRPBAPPP berdasarkan LHP
(terbatas pada LHP audit, reviu dan evaluasi baik bentuk surat maupun bab)
yang terbit pada triwulan IV tahun 2018 s/d triwulan IV tahun 2019 yang telah
ditindaklanjuti (berstatus proses dan/atau tuntas) oleh BRPBAPPP yang
menjadi objek pengawasan.
Persentase jumlah rekomendasi hasil pengawasan yang dimanfaatkan
untuk perbaikan kinerja lingkup BRPBAPPP diukur dari jumlah rekomendasi
hasil pengawasan Inspektorat Jenderal KKP yang ditindaklanjuti oleh
BRPBAPPP yang menjadi objek pengawasan sebanyak minimal 80% dari
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
100
seluruh rekomendasi yang diberikan kepada BRPBAPPP selama periode
pengukuran.
Adapun capaian atas indikator kinerja utama persentase jumlah
rekomendasi hasil pengawasan hasil pengawasan yang dimanfaatkan untuk
perbaikan kinerja lingkup BRPBAPPP dideskripsikan sebagai berikut:
Tabel 3.30 Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 18 Triwulan IV TA.2019
Berdasarkan tabel diatas bahwa capaian IKU pada triwulan IV sebesar
81,82% sedangkan pada triwulan III capaiannya belum ada karena Itjen belum
ke Satker BRPBPPP
Faktor keberhasilan capaian IKU adalah adanya komitmen pimpinan
BRPBAPPP untuk segera menyelesaikan tindak lanjut rekomendasi hasil
pengawasan Inspektorat Jenderal KKP
Sasaran Strategis 7
Terkelolanya Anggaran Pembangunan BRPBAPPP Secara Efisien Dan
Akuntabel.
Nilai sasaran strategis “Terkelolanya anggaran pembangunan BRPBAPPP
secara efisien dan akuntabel” sebesar 106,06%. indikator kinerja yang
ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran tersebut terdiri dari 2 (dua)
indikator kinerja utama sebagai berikut:
Indikator Kinerja (IK) 19
Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran BRPBAPPP
Kinerja pelaksanaan anggaran adalah sebagai evaluasi dan spending review
terhadap optimalisasi belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka ketahanan
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
PRESENTASE JUMLAH
REKOMENDASI HASIL
PENGAWASAN YANG
DIMANFAATKAN
UNTUK PERBAIKAN
KINERJA LINGKUP
BRPBAPPP (%)
TW 3 80 0 n/a n/a
TW 4 80 80 81,82 102,28
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
101
fiscal dan ekonomi berdasarkan 12 (dua belas) indikator pelaksanaan
anggaran yaitu revisi DIPA, halaman III DIPA, pengelolaan UP, rekon LPj
Bendahara, data kontrak, penyelesaian tagihan, penyerapan anggaran, retur
SP2D, perencanaan kas, pengembalian SPM, dispensasi penyampaian SPM dan
pagu minus. Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) menjadi ukuran
evaluasi kinerja pelaksanaan anggaran yang mencerminkan aspek kesesuaian
perencanaan dan pelaksanaan anggaran, kepatuhan pada regulasi, serta
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan. Penjelasan dan formula
perhitungan sebagaimana terlampir:
IKPA akan menjadi salah satu alat monitoring dan evaluasi serta pembinaan
pelaksanaan anggaran oleh karena itu dihimbau untuk:
1. Melakukan revisi DIPA secara selektif.
2. Meningkatkan akurasi pencairan dana sesuai perencanaannya (halaman III
DIPA).
3. Mengantisipasi dan menyelesaikan pagu minus sesegera mungkin.
4. Menyampaikan data kontrak ke KPPN tepat waktu (max 5 hari kerja sejak
tanggal kontrak).
5. Ketepatan waktu dalam revolving UP (minimal 1x dalam 1 bulan) dan
pertanggungjawaban TUP (SPM-PTUP tidak lebih dari 1 bulan dan tidak
ada sisa penyetoran dana TUP).
6. Ketepatan waktu penyampaian LPJ Bendahara Pengeluaran/Penerimaan
(upload ke aplikasi SPRINT sebelum tanggal 10 pada bulan berikutnya).
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
102
7. Menghindari adanya dispensasi SPM.
8. Meningkatkan ketelitian dalam memproses SPM dan nomor rekening
penerima/tujuan untuk menghindari retur SP2D.
9. Mengeksekusi anggaran secara proporsional sesuai dengan target
penyerapan anggaran dengan melakukan perencanaan yang baik.
10. Memastikan ketepatan waktu penyelesaian tagihan SPM-LS Non Belanja
Pegawai (maksimal 17 hari kerja sejak serah terima/penyelesaian
pekerjaan)
11. Meningkatkan akurasi perencanaan kas/RPD Harian dengan cara
mengajukan SPM dengan sesuai Renkas
12. Meningkatkan ketelitian dalam penerbitan SPM untuk menghindari
kesalahan/pengembalian SPM oleh sistem di KPPN.
Adapun capaian atas indikator kinerja utama nilai kinerja pelaksanaan
anggaran BRPBAPPP dideskripsikan sebagai berikut:
Tabel 3.31. Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 19 Triwulan IV TA.2019
Berdasarkan tabel di atas capaian indikator kinerja utama Nilai kinerja
pelaksanaan anggaran BRPBAPPP target triwulan IV tahun 2019 sebesar
87,00% sedangkan capaiannya sebesar 97,16% dibandingkan target pada
triwulan III sebesar 94% dengan capaian 94,74% atau 120,00%, dimana adanya
peningkatan sebesar 8,32 % dibandingkan pada triwulan III.
Tabel 3.32 Kategori Penilaian Kinerja Anggaran
No Nilai Angka Inteprestasi
1. > 90% - 100% Sangat baik
2. > 80% - 90% Baik
3. > 60% - 80% Cukup / Normal
4. > 50% - 60% Kurang
5. ≥50% Sangat kurang
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
NILAI KINERJA
PELAKSANAAN
ANGGARAN
BRPBAPPP
TW 3 87 94 94,74 120,00
TW 4 87 87 97,16 111,68
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
103
Sumber : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011
Nilai kinerja pelaksanaan anggaran BRPBAPPP pada triwulan IV adalah sebesar
97,16% atau tergolong ke dalam kategori sangat baik. Nilai kinerja anggaran
ini dapat dilihat pada aplikasi OMSPAN tahun anggaran 2019. Sampai dengan
akhir bulan Desember tahun 2019, BRPBAPPP telah mencapai nilai realisasi
anggaran sebesar Rp. 76.493.944.873,- atau 69,54%. Berikut adalah nilai
kinerja anggaran BRPBAPPP pada triwulan III TA.2019 yang terdapat pada
aplikasi OMSPAN.
Gambar 3.4 Screenshoot Nilai Kinerja Anggaran BRPBAPPP pada Triwulan IV
Tahun 2019 pada Aplikasi OMSPAN
Keberhasilan atas kinerja IKU ini antara lain :
1. Komitmen pimpinan dalam kontrol pelaksanaan anggaran dimana setiap
kegiatan revisi DIPA harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Balai.
Disamping itu, kemampuan petugas keuangan juga menjadi faktor
penentu sehingga BRPBAPPP melaksanakan kegiatan peningkatan
kompetensi melalui kegiatan bimbingan teknis dan kegiatan rekonsiliasi
setiap bulan dilakukan untuk mencocokan data yang ada pada PUMK.
2. Adanya BRPBAPPP sangat selektif dalam melakukan pergeseran
anggaran dalam revisi DIPA BRPBAPPP senantiasa meningkatkan
kedisplinan, ketertiban dan ketepatan waktu dalam penyampaian LPJ
sebelum tanggal 10 bulan berikutnya, dan memastikan data LPJ telah
terverifikasi oleh KPPN pada aplikasi SPRINT penyampaian data kontrak
sebelum 5 hari kerja setelah ditandatangani dan dipastikan verifikasi
kebenaran data kontraknya (approval) oleh KPPN
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
104
3. Penyelesaian tagihan kontraktual (LS Non-Belanja Pegawai) paling lambat
dalam 17 hari kerja setelah BAST ditanda tangani sudah diajukan SPM-nya
ke KPPN dan lebih teliti, lengkap, dan akurat dalam pengisian uraian
pada SPM terutama untuk tanggal dan nomor BAST/BAPP.
Faktor keberhasilan pada IKU ini,antara lain: melakukan perencanaan
dan eksekusi kegiatan secara relevan dan terjadwal, sehingga tidak
menumpuk pencairan anggaran pada akhir tahun.
.
Indikator Kinerja (IK) 20
Batas Tertinggi Persentase Temuan LHP BPK Atas Laporan Keuangan
(LK) BRPBAPPP Dibandingkan Realisasi Anggaran BRPBAPPP TA. 2018
(%)
Merupakan indikator kinerja yang mempengaruhi terkelolanya anggaran
pembangunan BRPBAPPP secara efisien dan akuntabel atau tidak. Untuk batas
tertinggi persentase temuan LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) BPK atas LK
(Laporan Keuangan) BRPBAPPP dibandingkan dengan realisasi anggaran
BRPBAPPP TA.2018 adalah sebesar 1%. Pada tahun 2018, pagu anggaran
BRPBAPPP adalah sebesar Rp. 113.027.497.000,-. Sehingga temuan LHP BPK
harus kurang dari 1% dari pagu anggaran tahun 2018 atau tidak boleh lebih
dari Rp. 113.027.497.000,-.
Capaian Indikator Kinerja (IK) Nilai Kinerja Anggaran BRPBAPPP (Nilai) pada
triwulan IV dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.33. Capaian Kinerja pada Indikator Kinerja (IK) 20 Triwulan IV TA.2019
INDIKATOR
KINERJA UTAMA WAKTU
TARGET
2019
TARGET
TW CAPAIAN
TW %
BATAS TERTINGGI
PERSENTASE
TEMUAN LHP BPK
ATAS LAPORAN
KEUANGAN (LK)
BRPBAPPP
DIBANDINGKAN
REALISASI
ANGGARAN
TW 3 1 0 n/a n/a
TW 4 1 1 0,01 100,00
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
105
Berdasarkan tabel diatas bahwa IKU ini merupakan persentase temuan
LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) BPK atas LK (Laporan Keuangan) BRPBAPPP.
Pada triwulan III belum terproses, sedangkan pada triwulan IV tidak ada
temuan LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) BPK atas LK (Laporan Keuangan)
BRPBAPPP.
Beberapa langkah yang telah dilakukan oleh BRPBAPPP untuk mencapai
indikator kinerja tersebut antara lain adalah membuat laporan keuangan dan
updating laporan keuangan melalui aplikasi SAIBA (Sistem Akuntansi Instansi
Basis Akrual), SAS, Silabi, SIMPONI, E-SPT, E-BILING, dan sebagainya.
3.3 AKUNTABILITAS KEUANGAN
Pada tahun 2019 pagu anggaran yang dialokasikan untuk Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan sebesar Rp.
107.188.172.000,- sampai dengan triwulan II tahun 2019 sudah terealisasi
sebesar Rp.47.020.673.043,- atau 43,87%, sedangkan pada triwulan III telah
dilakukan revisi anggaran sehingga anggaran menjadi Rp. 108.173.122.000,-
dengan realisasi anggarannya sebesar Rp. 76.564.998.009,- Sedangkan
triwulan IV telah dilakukan lagi revisi DIPA sehingga pagu anggaran pada
triwulan IV sebesar Rp. 109.996.776.000,- sudah terealisasi sebesar Rp.
108.589.225.174 atau (98,72%) dengan rincian berdasarkan jenis belanja
sebagai berikut:
Tabel 3.34 Perbandingan Realisasi Anggaran BRPBAPPP Triwulan III sampai
Triwulan IV Tahun 2019
RUPIAH MURNI
B. PEGAWAI B. BARANG B. MODAL
PAGU TW 3 85.601.348.000 22.017.028.000 2.378.400.000
TW 4 85.601.348.000 22.017.028.000 2.378.400.000
REALISASI
TW 3
63.341.529.535
(74,00%)
12.151.812.897
(55,19%)
1.000.602.441
(42,07%)
TW 4 85.178.098.952
(99,51%)
21.121.930.731
(95,83%)
2.289.195.491
(96,25%)
TOTAL PAGU TW 3 109.996.776.000
BRPBAPPP TA.2018
(%)
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
106
RUPIAH MURNI
B. PEGAWAI B. BARANG B. MODAL
TW 4 109.996.776.000
TOTAL REALISASI
TW 3 76.493.944.873
(69,54%)
TW 4 108.589.225.174
(98,72%)
Sampai dengan triwulan IV, menunjukkan realisasi tertinggi ada pada
belanja pegawai sebesar 99,51% dibandingkan pada triwulan III sebesar
74,00% sehingga adanya peningkatan sebesar 25,51%, diikuti dengan belanja
modal triwulan IV sebesar 96,25% sedangkan pada triwulan III sebesar 42,07%
sehingga adanya peningkatan sebesar 52,18% dan belanja barang pada
triwulan IV sebesar 95,83% dan pada triwulan III sebesar 55,19%, sehingga
adanya peningkatan pada triwulan IV sebesar 54,28%. Penggunaan belanja
pegawai digunakan untuk pembayaran gaji dan tunjangan kinerja secara rutin
bagi seluruh pegawai negeri sipil (PNS) BRPBAPPP.
Tabel 3.35 Capaian realisasi anggaran Triwulan IV (Per-Belanja)
Secara umum penyerapan anggaran per-Belanja pada BRPBAPPP pada kurun
waktu 2018-2019 cukup baik. Lonjakan penyerapan anggaran banyak
dipengaruhi oleh oleh lancarnya revolving dana UP setiap bulan (realisasi
belanja pegawai dan belanja modal).
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
107
BAB IV
PENUTUP
4.1. CAPAIAN KINERJA UTAMA
Pada tahun 2019, BRPBAPPP memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan
7 Sasaran Strategis dan 20 Indikator Kinerja Utama. Dari 20 Indikator yang ada
terdapat 1 IKU pada stakeholder Perspective KKP yaitu Jumlah kelompok
pelaku utama/usaha yang meningkat kelasnya dari jumlah kelompok pelaku
utama/usaha yang disuluh yang merupakan bagian dari IKU Indeks
Kesejahteraan Masyarakat KP. Pada Customer Perspective KKP, khususnya IKU
Jumlah anggota kelompok pelaku utama dan pelaku usaha yang disuluh yang
dinilai kelas kelompoknya, BRPBAPPP bertanggung jawab terhadap
pencapaian Legalisasi izin usaha mikro kecil (UMK) dan pendirian koperasi
sektor KP dan IKU Nilai PNBP dari sektor KP.
Pada Internal Process Perspective KKP, khususnya pada IKU Jumlah
pelaku utama/usaha yang disuluh, BRPBAPPP bertanggung jawan atas
pencapaian Jumlah profil kelompok pelaku utama/usaha yang disusun dengan
presentase penyuluh perikanan yang berkontribusi terhadap pelaksanaan
program KKP dengan tersedianya metode percontohan penyuluhan KP. Pada
Learn dan Growth Perspective KKP, BRPBAPPP berkontribusi atas IKU Indeks
kompetensi dan integritas, Persentase unit kerja yang menerapkan sistem
manajemen pengetahuan yang terstandar, Nilai kinerja pelaksanaan Anggaran
KKP serta Opini atas Laporan Keuangan KKP (Batas tertinggi persentase nilai
temuan LHP BPK atas LK BRPBAPPP dibandingkan realisasi anggaran
BRPBAPPP).
Pengukuran capaian kinerja BRPBAPPP Triwulan IV tahun 2019 dilakukan
dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan realisasi indikator
kinerja utama (key perfomance indikator, disingkat KPI) pada masing-masing
perspektif. Pencatatan dan pengukuran kinerja dilakukan dengan
menggunakan aplikasi “Kinerjaku” dari Kementerian Kelautan Perikanan, yaitu
pada http://kinerjaku.kkp.go.id. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja
tersebut, diperoleh data capaian kinerja BRPBAPPP di tingkat korporat pada
Triwulan III tahun 2019 adalah sebesar 106,67%, sedangkan pada Triwulan IV
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
108
adalah sebesar 103,80% yang berasal dari capaian kinerja masing-masing
perspektif sebagai berikut :
1. Pada triwulan III Perspektif Stakeholder (Stakeholder Perspective) dengan
bobot 25,00%, capaian kinerja 106,67%; sedangkan pada triwulan IV
capaian kinerja 101,45%
2. Pada triwulan III Perspektif Masyarakat (Costumer Perspective) dengan
bobot 25,00%, capaian kinerja 107,16%; sedangkan pada triwulan IV
capaian kinerja 103,63%
3. Pada triwulan III Perspektif Internal (Internal Process Perspective) dengan
bobot 25,00%, capaian kinerja 106,41%; sedangkan pada triwulan IV
capaian kinerja 102,33% dan
4. Pada triwulan III Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and
Growth Perspective) dengan bobot 25,00%, capaian kinerja 110,12%;
sedangkan capaian kinerja 107,80%
Capaian pada masing-masing perspektif ini dipenuhi dari pencapaian 7
(tujuh) Sasaran Strategis yang didukung oleh 20 (dua puluh) Indikator Kinerja
Utama. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa 7 (dua belas) Sasaran Strategis
dan 20 (dua puluh) Indikator Kinerja Utama dapat dicapai/ status baik (100%).
Keberhasilan terhadap pencapaian ini tidak terlepas dari komitmen
pimpinan BRPBAPPP dan koordinasi yang baik antar level pimpinan.
4.2. PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
Secara umum kinerja BRPBAPPP cukup baik, namun demikian dalam
rangka peningkatan kinerja perlu dilakukan perhatian terhadap hal-hal
sebagai berikut :
1. Data Dukung
Penanggung jawab IKU agar dapat menyampaikan data dukung tepat
waktu bersamaan dengan penyampaian laporan kinerja dan capaian
2. IKU dengan Target Kinerja Tahunan
Indikator Kinerja Utama yang memiliki target tahunan tetap harus
dimonitor perkembangan pelaksanaan kegiatan. Penanggung jawab IKU
agar memastikan bahwa capaian akhir tahun dapat dicapai dengan baik
sesuai target yang telah ditetapkan.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
109
Pencapaian target sasaran kinerja riset perikanan budidaya air payau dan
penyuluhan perikanan yang telah dicapai pada Triwulan IV tahun 2019 serta
penyelesaian permasalahan yang dihadapi dapat menjadi salah satu acuan
untuk memperbaiki kinerja BRPBAPPP untuk Triwulan berikutnya pada tahun
depan. Diperlukan komitmen dan dukungan semua pihak untuk melaksanakan
amanah riset perikanan budidaya air payau dan penyuluhan perikanan
sehingga capaian kinerja dari BRPBAPPP ini tidak hanya menjadi laporan saja,
namun diharapkan benar-benar dapat memberikan dampak serta dapat
bermanfaat untuk masyarakat. Pada akhirnya, Laporan Kinerja (LKj) BRPBAPPP
Triwulan IV tahun 2019 ini diharapkan dapat menjadi pertanggungjawaban
tertulis kepada pemberi wewenang serta dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan dan membentuk
pemerintahan yang baik (Good Governance) di lingkup BRPBAPPP.
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
110
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
111
1. PERJANJIAN KINERJA
A. PK Level 3 Riset
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
112
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
113
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
114
B. PK Level 3 Penyuluh
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
115
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
116
C. PK Gabungan
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
117
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
118
SK TIM PENYUSUN LKj TA 2019
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
119
LA
POR
AN
KIN
ER
JA
(LK
J)
TR
IW
ULA
N I
V T
AH
UN
20
19 B
RPB
APP
P
120