8/18/2019 Penyulang Joyo Boyo Ref
1/6
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1
Abstract-- Kontinuitas penyaluran tenaga listrikdipengaruhi oleh keandalan dari setiap komponen peralatan
dalam sistem distribusi. Sebagian besar pemadaman dalam
sistem tenaga listrik disebabkan karena permasalahan yang
terjadi pada sistem distribusi, terutama dalam peralatan.
Tugas akhir ini disusun dengan tujuan mengevaluasi
keandalan sistem distribusi 20 kV PT. PLN (Persero)
Distribusi APJ Kediri sehingga dapat digunakan sebagai
parameter keandalan pada sistem tersebut. Sistem yang
dianalisa adalah keandalan distribusi GI Banaran dimana GI
tersebut menyuplai jaringan yang diatur oleh Unit Pelayanan
Jaringan (UPJ) Kediri Kota. Metode yang digunakan dalamanalisa adalah metode Section Technique dan metode FMEA
(Failure Mode and Effect Analysis) dimana hasil indeks
keandalan dibandingkan juga dengan standar PLN.
Berdasarkan hasil analisa, nilai SAIFI dan SAIDI pada
kedua metode memiliki nilai yang hampir sama. Nilai SAIFI
yang dihasilkan keenam penyulang di UPJ Kediri Kota yang
sudah memenuhi standar PLN 68-2 :1986 yaitu sebesar 3,2
kali/tahun hanya penyulang Hasanudin, Joyoboyo, Katang.
Untuk nilai SAIDI dengan metode Section Technique maupun
FMEA semua penyulang sudah memenuhi standar PLN yaitu
dibawah 21 jam/tahun.
Kata kunci: Keandalan, Sistem Distribusi, Section Techni que ,
FMEA, SAIFI, SAIDI
1. PENDAHULUAN
i dalam penggunaan daya listrik, mutlak
diperlukan sistem distribusi. Sistem distribusimerupakan bagian dari sistem tenaga listrik
yang berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumberdaya listrik besar sampai ke konsumen. Sistem distribusi
merupakan sub-sistem tersendiri yang terdiri dari: Gardu
Induk Distribusi , Saluran tegangan menengah (6 kV dan 20
kV, biasa disebut tegangan distribusi primer) yangmerupakan saluran udara atau kabel tanah, Gardu Distribusi
(GD) tegangan menengah yang terdiri dari panel-panel
pengatur tegangan menengah dan trafo sampai dengan panel-panel distribusi tegangan rendah (380V, 220V) yangmenghasilkan tegangan kerja/tegangan jala-jala untuk
industri dan konsumen perumahan[4]. Keandalan peralatan-
peralatan listrik pada sistem distribusi menentukan
kontinuitas tenaga listrik sehingga berpengaruh terhadap produsen (dalam hal ini perusahaan penyedia tenaga listrik)
maupun konsumen. Setiap komponen dalam sistemdistribusi mempunyai nilai keandalan masing-masing,
komponen-komponen distribusi tersebut akan membentuk
suatu sistem distribusi dengan nilai keandalan total.
Gangguan atau kerusakan dalam sistem distribusi akan
mempengaruhi nilai keandalan sistem distribusi tersebut.
Selain itu, gangguan atau kerusakan dalam sistem distribusiakan mengakibatkan kemungkinan terjadinya pelepasan
beban sehingga terjadi pemadaman dalam sistem.
Dalam tugas akhir ini, analisa yang akan dilakukanadalah analisa keandalan sistem distribusi 20 kV di wilayah
Kediri, Jawa Timur. Indeks-indeks yang digunakan untukmengetahui tingkat keandalan suatu sistem distribusi adalah
SAIFI (System Average Interruption Frequency Index),SAIDI (System Average Interruption Duration Index), dan
CAIDI (Customer Average Interruption Duration Index).
Ukuran keandalan dan kualitas listrik secara umum
ditentukan oleh beberapa parameter antara lain: frekuensi(Indonesia menggunakan frekuensi 50 Hertz), tegangan atau
voltage, tegangan harmonic (voltage harmonic),ketidakseimbangan tegangan (unbalance voltage), interupsi
atau pemadaman listrik.
2. SISTEM DAN KEANDALAN JARINGAN
DISTRIBUSI 20 KV
2.1 Sistem Jaringan Distribusi
Terdapat tiga bagian penting dalam proses
penyaluran tenaga listrik yaitu pembangkitan, penyaluran(transmisi) dan distribusi[4]. Jaringan distribusi merupakan
salah satu bagian sistem tenaga listrik yang digunakan untukmenyalurkan daya listrik dari sumber daya listrik besar
sampai ke konsumen. Sumber daya listrik besar tersebutdapat berupa suatu stasiun pembangkit atau berupa suatu
Gardu Induk (GI) yang dilayani oleh pembangkit tenagalistrik yang jauh atau dekat letaknya dari konsumen. Pada
saat ini, dimana kebutuhan tenaga listrik meningkat, makadiperlukan suatu sistem pendistribusian tenaga listrik dari
pembangkit sampai kepada para konsumen yang memilikitingkat keandalan yang tinggi.
2.2 Klasifikasi Jaringan Distribusi
Sistem jaringan distribusi tenaga listrik dapat
diklasifikasikan dari berbagai segi, antara lain adalah[2] :1. Berdasarkan ukuran tegangan
2.
Berdasarkan ukuran arus3. Berdasarkan sistem penyaluran
4. Berdasarkan konstruksi jaringan5. Berdasarkan bentuk jaringan
2.3 Keandalan Sistem Distribusi
Keandalan merupakan tingkat keberhasilan kinerja
suatu sistem atau bagian dari sistem untuk dapat
memberikan hasil yang lebih baik pada periode waktu dan
dalam kondisi operasi tertentu. Untuk dapat menentukan
tingkat keandalan dari suatu sistem, harus diadakan pemeriksaaan melalui perhitungan maupun analisa terhadap
tingkat keberhasilan kinerja atau operasi dari sistem yang
ditinjau pada periode tertentu kemudian membandingkannyadengan standar yang ditetapkan sebelumnya[1].
Ada beberapa faktor yang harus diketahui dan
dihitung sebelum melakukan perhitungan analisa keandalan
antara lain: MTTF, MTTR, laju kegagalan, laju perbaikan.
Chandra Goenadi, I.G.N Satriyadi Hernanda, S.T., M.T., Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, M.Sc., Ph.D.,
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh November
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: [email protected], [email protected]
ANALISIS KEANDALAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI 20KV DI PT PLN DISTRIBUSI JAWA TIMUR KEDIRI DENGAN
METODE SIMULASI SECTION TECHNIQUE
D
8/18/2019 Penyulang Joyo Boyo Ref
2/6
8/18/2019 Penyulang Joyo Boyo Ref
3/6
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 3
Tabel 3.2 Jumlah Pelanggan Tiap Penyulang No. Penyulang Jumlah Pelanggan
1 Gurah 10029
2 Hasanudin 6632
3 Joyoboyo 17144 Katang 9462
5 Pagu 17378
6 Papar 23504
3.5
Data Panjang Tiap PenyulangBerikut adalah data panjang saluran tiap penyulang
pada Gardu Induk Banaran.
Tabel 3.3 Panjang Saluran Tiap Penyulang No Penyulang L(km)
1 Gurah 22.8072 Hasanudin 11.681
3 Joyoboyo 6.61
4 Katang 12.5665 Pagu 50.862
6 Papar 64.083
3.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam
menganalisa sistem ditribusi 20 kV di Kediri adalah metodeSection Technique dan Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA).
3.6.1 Section Technique
Metode Section Technique adalah sebuah metode
yang merupakan pengembangan dari konsep FMEA
( Failure Mode and Effect Analysis)[7]. Meskipun metodeyang digunakan hampir mirip dengan konsep FMEA, namun
terdapat beberapa perbedaan pembagian suatu topologi jaringan menjadi beberapa section yang mengurangi proses
kalkulasi yang rumit pada FMEA.
Pada metode Section Technique, ada 3 indeks
keandalan yang dihitung yaitu: SAIFI, SAIDI, dan CAIDI.1. System Average Interruption Frequency Index
(8)
Dimana:
NLP = jumlah konsumen pada load point
N = jumlah konsumen pada sistem
λ LP = frekuensi gangguan peralatan pada load point
2. System Average Interruption Duration Index
(9)
Dimana:
NLP = jumlah konsumen pada load point
N = jumlah konsumen pada sistemULP = durasi gangguan peralatan pada load point
3. Customer Average Interruption Duration Index
(10)
Repair Time Section
Technique
Mekanisme Pengamanan
Pemulihan Sistem
Topologi Sistem
Laju Kegagalan
Peralatan
Switching Time
SAIFI
SAIDI
CAIDI
Gambar 3.1 Input dan Output dari Section Technique
3.6.2
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
FMEA adalah suatu metode terstruktur untuk
menganalisa suatu sistem. Metode ini untuk mengevaluasi
keandalan sistem didasarkan pada bagaimana suatu
kegagalan dari suatu peralatan mempengaruhi operasisistem[8]. Efek atau konsekuensi dari gangguan individual
peralatan secara sistematis diidentifikasi dengan penganalisaan apa yang terjadi ketika terjadi gangguan.
Intinya FMEA adalah pendekatan yang mempertimbangkan
satu mode kegagalan pada suatu waktu.
Pada metode FMEA, ada 3 indeks keandalan yang
dihitung yaitu: SAIFI, SAIDI, dan CAIDI.1. System Average Interruption Frequency Index
(11)
Dimana:
NLP = jumlah konsumen pada load point N = jumlah konsumen pada penyulang
λ LP = frekuensi gangguan peralatan pada load point
2. System Average Interruption Duration Index
(12)
NLP = jumlah konsumen pada load point
N = jumlah konsumen pada penyulang
ULP = durasi gangguan peralatan pada load point
3. Customer Average Interruption Duration Index
(13)
Gambar 3.2 Input Output FMEA
4. PERHITUNGAN dan ANALISIS KEANDALAN
4.1 Perhitungan Mean Time To Failure dan Mean Time To Repair
Dalam melakukan analisis keandalan, yang pertama
adalah melakukan perhitungan dasar terhadap data yang
telah didapat. Didalam bagian ini yang pertama adalahmenghitung MTTR dan MTTF dari 6 penyulang dari Gardu
Induk Banaran. Berikut adalah nilai MTTF dan MTTR tiap penyulang selama Februari 2011 hingga Januari 2012:
8/18/2019 Penyulang Joyo Boyo Ref
4/6
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 4
Tabel 4.1 Nilai MTTF dan MTTF Penyulang GI BanaranFebruari 2011-Januari 2012
4.2 Perhitungan Laju Kegagalan dan Laju PerbaikanBerikut adalah nilai laju kegagalan dan laju
perbaikan dari penyulang Gardu Induk Banaran
Tabel 4.2 Nilai Laju Kegagalan dan Laju Perbaikan Masing-
Masing Penyulang Gardu induk Banaran
GI Penyulang λμ
/Jam /Hari
Banaran
Gurah 0,013698630 0.580268548 13.926445
Hasanudin 0,010958904 0.214454214 5.1469011
Joyoboyo 0,002739726 14.92537313 358.20896
Katang 0,008219155 2.044989775 49.079755
Pagu 0,027397260 0.627612437 15.062698
Papar 0,008219155 1.25015627 30.00375
4.3 Analisa Keandalan Menggunakan Metode SectionTechnique
Dalam perhitungan indeks keandalan dari 6
penyulang yang disuplai oleh Gardu Induk Banaran, yang
dijadikan model sistem adalah penyulang Joyoboyo.
Berdasarkan data yang ada yaitu Gambar 4.1, Tabel
4.4, dan Tabel 4.5 dapat dilakukan analisa pada penyulang
Joyoboyo untuk menentukan nilai keandalannya.
Evaluasi pada sistem ini menggunakan standart dariPLN yaitu SPLN 59 ; 1985, untuk laju kegagalan (failure
rate) dan waktu perbaikan (repair time) sistem jaringan 20kV.
Gambar 4.1 Penyulang Joyoboyo
Tabel 4.3 SPLN 59 ; 1985 Laju Kegagalan dan Repair TimePeralatan 20 kV
PeralatanLaju Kegagalan
(fault/year)
Repair Time
(waktu/jam)
Switching
Time(waktu/jam)
Saluran Udara 0,2/km/year 3 0,15
Circuit
Breaker0,004/unit/year 10 0,15
Sectionalizer 0,003/unit/year 10 0,15
Trafo
Distribusi0,005/unit/year 10 0,15
4.3.1 Data Jumlah Pelanggan tiap Load Point
Berikut adalah jumlah pelanggan dari tiap load point
dari penyulang Joyoboyo.
Tabel 4.4 Jumlah Pelanggan Tiap Load Point dari Penyulang
Joyoboyo.
No. Load PointJumlah
pelanggan No. Load Point
Jumlah
pelanggan
1 1 138 18 18 12 2 1 19 19 77
3 3 1 20 20 1164 4 310 21 21 565 5 1 22 22 90
6 6 1 23 23 1
7 7 74 24 24 1
8 8 1 25 25 179 9 158 26 26 1
10 10 1 27 27 1
11 11 187 28 28 112 12 1 29 29 1
13 13 1 30 30 191
14 14 6 31 31 115 15 2 32 32 120
16 16 1 33 33 1
17 17 1 34 34 153
4.3.2 Data Panjang Tiap saluran
Berikut adalah data panjang tiap saluran penyulang
Joyoboyo.
Tabel 4.5 Panjang Tiap Saluran Penyulang Joyoboyo
Saluran L(km) Saluran L(km)
L1 1,808 L29 0.087L2 1.495 L30 0.05
L3 0.33 L31 0.016
L4 0.171 L32 0.011
L5 0.087 L33 0.17L6 0.071 L34 0.027
L7 0.152 L35 0.055
L8 0.16 L36 0.034L9 0.028 L37 0.039
L10 0.011 L38 0.027L11 0.041 L39 0.035L12 0.035 L40 0.038
L13 0.091 L41 0.033
L14 0.073 L42 0.03L15 0.034 L43 0.034
L16 0.016 L44 0.066
L17 0.087 L45 0.016
L18 0.02 L46 0.013L19 0.028 L47 0.09
L20 0.01 L48 0.044
L21 0.01 L49 0.071L22 0.06 L50 0.038
L23 0.094 L51 0.025
L24 0.014 L52 0.14
L25 0.069 L53 0.093
L26 0.017 L54 0.02L27 0.077 L55 0.134
L28 0.085
GI Penyulang MTTF (hari) MTTR (jam)
Banaran
Gurah 73 1,72334Hasanudin 91,25 4,663
Joyoboyo 365 0,067Katang 121,667 0,489
Pagu 36,5 1,59334Papar 121,667 0,7999
8/18/2019 Penyulang Joyo Boyo Ref
5/6
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 5
4.3.3 Indeks Keandalan Penyulang JoyoboyoBerikut adalah nilai indeks keandalan dari
penyulang Joyoboyo tiap sectionnya.
1) Section 1
Dari data yang ditampilkan oleh Tabel 4.4 dan Tabel 4.5
dapat dihitung indeks keandalan dari Penyulang Joyoboyo
Section 1 berdasarkan persamaan yang ada pada bab 3.Tabel 4.6 Indeks Keandalan Sistem Section 1
Load Point Indeks Keandalan SistemSAIFI SAIDI
1 0.029677246 0.092976896
2 0.000215053 0.0006737463 0.000215053 0.000673746
4 0.066666278 0.208861144
5 0.000215053 0.0006737466 0.000215053 0.000673746
7 0.015913886 0.049857176
8 0.000215053 0.0006737469 0.033978296 0.106451809
10 0.000215053 0.000673746
11 0.040214819 0.125990432
12 0.000215053 0.00067374613 0.000215053 0.000673746
14 0.001290315 0.004042474
15 0.000430105 0.00134749116 0.000215053 0.00067374617 0.000215053 0.000673746
18 0.000215053 0.000673746
19 0.016559043 0.05187841320 0.024946091 0.078154492
21 0.01204294 0.037729755
22 0.019354726 0.060637106
23 0.000215053 0.00067374624 0.000215053 0.000673746
25 0.003655893 0.011453676
26 0.000215053 0.00067374627 0.000215053 0.000673746
28 0.000215053 0.000673746
29 0.000215053 0.00067374630 0.041075029 0.128685414
31 0.000215053 0.00067374632 0.025806301 0.080849475
33 0.000215053 0.00067374634 0.032903034 0.103083081
TOTAL 0.3686 1.1548
2) Section 2
Tabel 4.7 Indeks Keandalan Sistem Section 2
Load PointIndeks Keandalan Sistem
SAIFI SAIDI
1 0.051979463 0.1621379232 0.000376663 0.001174912
3 0.000376663 0.001174912
4 0.116765461 0.364222875 0.000376663 0.001174912
6 0.000376663 0.0011749127 0.027873046 0.0869435248 0.000376663 0.001174912
9 0.059512719 0.185636173
10 0.000376663 0.00117491211 0.070435939 0.219708635
12 0.000376663 0.001174912
13 0.000376663 0.001174912
14 0.002259977 0.00704947515 0.00077853 0.002425438
16 0.000389265 0.001212719
17 0.000376663 0.00117491218 0.000373746 0.001145741
19 0.028778413 0.088222054
20 0.043354492 0.132905951
21 0.020929755 0.064161494
22 0.033637106 0.10311668623 0.000373746 0.001145741
24 0.000373746 0.001145741
Lanjutan tabel 4.7
Load PointIndeks Keandalan SistemSAIFI SAIDI
25 0.006353676 0.019477596
26 0.000373746 0.001145741
27 0.000373746 0.00114574128 0.000373746 0.001145741
29 0.000373746 0.001145741
30 0.071385414 0.21883652331 0.000373746 0.001145741
32 0.044849475 0.13748891533 0.000373746 0.001145741
34 0.057183081 0.175298366
TOTAL 0.643219487 1.989730222
3) Section 3Tabel 4.8 Indeks Keandalan Section 3
Load PointIndeks Keandalan Sistem
SAIFI SAIDI
1 0.024733722 0.00608923
2 0.00017923 4.41249E-053 0.00017923 4.41249E-05
4 0.05556126 0.013678705
5 0.00017923 4.41249E-056 0.00017923 4.41249E-05
7 0.013263011 0.003265239
8 0.00017923 4.41249E-059 0.02831832 0.006971727
10 0.00017923 4.41249E-05
11 0.033515986 0.008251348
12 0.00017923 4.41249E-0513 0.00017923 4.41249E-05
14 0.001075379 0.000264749
15 0.00035846 8.82497E-0516 0.00017923 4.41249E-05
17 0.00017923 4.41249E-05
18 0.000177013 0.000563711
19 0.013629988 0.04340571820 0.020533489 0.065390432
21 0.009912719 0.031567795
22 0.015931155 0.050733956
23 0.000177013 0.00056371124 0.000177013 0.000563711
25 0.003009218 0.009583081
26 0.000177013 0.00056371127 0.000177013 0.000563711
28 0.000177013 0.000563711
29 0.000182147 0.00057911330 0.033809452 0.107668728
31 0.000177013 0.000563711
32 0.02124154 0.06764527433 0.000177013 0.000563711
34 0.027082964 0.086247725
TOTAL 0.305367211 0.506382001
Jadi nilai SAIFI dan SAIDI total dari penyulang
Joyoboyo adalah:SAIFI = 1.317186698 kali/pelanggan/tahun
SAIDI = 3.650912223 waktu/pelanggan/tahun
4.4 Analisa Keandalan Menggunakan Metode Failure Modeand Effect Analysis
Analisa keandalan menggunakan metode Failure
Mode and Effect Analysis selanjutnya diterapkan pada
sistem jaringan distribusi penyulang Joyoboyo. Penerapanmetode ini memperhitungkan laju kegagalan dan waktu
perbaikan dari peralatan sistem distribusi 20 kV yaitu trafo,circuit breaker, saluran udara, dan sectionalizer .
8/18/2019 Penyulang Joyo Boyo Ref
6/6
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 6
4.4.1 Indeks Keandalan Penyulang JoyoboyoBerikut adalah nilai frekuensi kegagalan dan durasi
padam dari penyulang Joyoboyo
Tabel 4.9 Indeks Keandalan Sistem Penyulang Joyoboyo
Load PointIndeks Keandalan Sistem
SAIFI SAIDI
1 0.105907351 0.256373244
2 0.000767445 0.001857777
3 0.000767445 0.001857777
4 0.237907818 0.575910915 0.000767445 0.001857777
6 0.000767445 0.001857777
7 0.056790898 0.1374755088 0.000767445 0.001857777
9 0.121256243 0.293528786
10 0.000767445 0.00185777711 0.143512135 0.347404323
12 0.000767445 0.001857777
13 0.000767445 0.00185777714 0.004604667 0.011146663
15 0.001560093 0.003791167
16 0.000780047 0.001895583
17 0.000767445 0.00185777718 0.00076231 0.002348191
19 0.0586979 0.180810735
20 0.088428005 0.27239019821 0.042689382 0.13149871622 0.068607935 0.211337223
23 0.00076231 0.002348191
24 0.00076231 0.00234819125 0.012959277 0.039919253
26 0.00076231 0.002348191
27 0.00076231 0.002348191
28 0.00076231 0.00234819129 0.000767445 0.002363594
30 0.145601284 0.448504551
31 0.00076231 0.00234819132 0.091477246 0.281782964
33 0.00076231 0.002348191
34 0.116633489 0.359273279
TOTAL 1.311186698 3.590912223
4.5 Perbandingan Nilai Indeks Keandalan Antara Penyulang GI Kediri Menggunakan Metode Section
Technique dan FMEABerikut adalah nilai indeks keandalan berdasarkan
metode yang digunakan.
Tabel 4.10 Nilai Indeks Keandalan Metode Section
Technique
PenyulangIndeks Keandalan Sistem
SAIFI SAIDI CAIDI
Gurah 3.634585961 8.632664313 2.375143801Hasanudin 2.239428619 3.79596565 1.6950599Joyoboyo 1.317186698 3.650912223 2.771749995Katang 2.127522511 5.089839474 2.392378669Pagu 7.499412211 16.27925926 2.170738026Papar 6.662460415 15.08257618 2.263814754
Tabel 4.11 Nilai Indeks Keandalan Metode FMEA
PenyulangIndeks Keandalan Sistem
SAIFI SAIDI CAIDI
Gurah 3.62842762 8.571080905 2.36220253Hasanudin 2.226963752 3.700293296 1.661586675Joyoboyo 1.311186698 3.590912223 2.73867347Katang 2.121522511 5.030810732 2.371320929
Pagu 7.487412211 16.17200225 2.159892069Papar 6.644460415 14.92958909 2.246922723
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang didapatkan dari perhitungan
dan analisis pada penelitian ini, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
Nilai SAIFI untuk penyulang Hasanudin, PenyulangJoyoboyo, dan penyulang Katang sudah memenuhi nilai
standar yang ditentukan oleh PLN yaitu 3.2 kali/tahun, baik menggunakan metode Section Technique maupun
menggunakan metode FMEA. Tetapi nilai SAIFI
penyulang Gurah, Pagu dan Papar masih belum
memenuhi standar PLN.
Nilai SAIDI semua penyulang telah sesuai denganstandar yang ditentukan PLN yaitu dibawah 21
jam/tahun.
Jumlah peralatan yang semakin banyak didalam sistemdistribusi, maka semakin besar gangguan yang ikut
berkontribusi misalnya penyulang Hasanudin dengan 53trafo distribusi, sebuah CB, dan 4 sectionalizer memiliki
nilai SAIFI sebesar 2.239428619 kali/tahun dan SAIDI
3.650912223 jam/tahun dibanding penyulang Papardengan 92 trafo distribusi, 6 sectionalizer , dan sebuah
CB memiliki nilai SAIFI sebesar 6.662460415 kali/tahun
dan SAIDI 15.08257618 jam/tahun.
Semakin panjang saluran dari sistem distribusi,
memberikan pengaruh terhadap nilai keandalannya yang
semakin turun misalnya penyulang Joyoboyo dengan
panjang saluran 6,61 km memiliki nilai SAIFI sebesar
1.317186698 kali/tahun dan SAIDI 3.650912223 jam/tahun dibanding penyulang Gurah dengan panjang
saluran 22,807 km memiliki nilai SAIFI sebesar3.634585961 kali/tahun dan SAIDI 8.632664313
jam/tahun..
REFERENSI
[1] Gonen, Turan, “Reliability Electric Power Distribution System Engineering”, McGraw-Hill, United States of America, 1986
[2] Suswanto, Daman, “Diktat Kuliah: Sistem Distribusi Tenaga Listrik”,Teknik Elektro Universitas Negeri Padang, Padang.
[3] Brown, Richard E., “Electric Power Distribution Reliability Second
Edition”, CRC Press Taylor & Francis Group, United States of America,2009.
[4] Kadir, Abdul, “Distribusi dan Utilisasi Tenaga Listrik”, UI-Press,
Jakarta, 2000.
[5] SPLN No.59 : 1985, “Keandalan Pada Sistem Distribusi 20 kV dan 6kV”, Perusahaan Umum Listrik Negara, Jakarta, 1985.
[6] SPLN No.68-2 : 1986, “Tingkat Jaminan Sistem Tenaga Listrik Bagian
dua: Sistem Distribusi”, Perusahaan Umum Listrik Negara, Jakarta, 1985.[7] Xie K., Zhou J., dan Billinton R., “ Fast algorithm for the reliability
evaluation of large scale electrical distribution networks using the section
technique”, IET Gener. Transm. Distrib., Vol. 2, No.5, pp. 701-707,2008.
[8] Sirajuddin, Hasbi. “Evaluasi Keandalan Jaringan Distribusi 20 kV
Menggunakan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)”,
Institut Teknologi Sepuluh November, 2006.