Katakanlah :"Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara- saudara, istri-istri, kaum kelurga- mu, harta kekayaan yang kamu usaha- kan, perniagaan yang kamu khawa tiri kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah le- bih kamu cintai daripada Allah dan Rosul-Nya dan dari jihad di jalan- Nya, maka tunggulah sampai Allah 'mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (At Taubah Kupersembahkan untuk : Ibu, Ayah, Simbah dan saudara-saudaraku ter cinta serta sahabatku kaum muslimin dan mus- limat Indonesia.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Katakanlah :"Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara
saudara, istri-istri, kaum kelurga
mu, harta kekayaan yang kamu usaha
kan, perniagaan yang kamu khawa tiri
kerugiannya dan rumah-rumah tempat
tinggal yang kamu sukai, adalah le
bih kamu cintai daripada Allah dan
Rosul-Nya dan dari jihad di jalan
Nya, maka tunggulah sampai Allah
'mendatangkan keputusan-Nya." Dan
Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang fasik.
(At Taubah
Kupersembahkan untuk :
Ibu, Ayah, Simbah dan
saudara-saudaraku ter
cinta serta sahabatku
kaum muslimin dan mus
limat Indonesia.
KEPENTINGAN KESEMPURNAAN PENYEIVIBHIHANH~WAN MENURUT ISLAM
DAlAM MEN JAM IN MUTU DAGlNG DITINJAU DARt
KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER
SKRIPSI
oleh
HAS I M
B.170882
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1 9 S 5
, ("7 ,~
I
RINGKASAN
HASH!. Kepentingan Kesempurnaan Penyembelihan Hewan l1e
nurut Islam Dalam Menjamin Hu tu Daging Di tinjau dari Ke
s eha tan Nasyaraka t Veteriner (Di bawah bimbingan EMIR A.
SIREGAR) •
Bahan makanan asal hewan merupall:an bahan makanan
yang paling lengl\:ap mengandung zat-zat gizi esensial.
Karena itu daging sangat penting peranannya di dalam me
nunjang pertulllbuhan dan perkelllbangan tubuh serta kecerda
san lllanusia.
Hasyarakat Indonesia yang berkeyakinan terhadap Tu
han Yang Maha Esa dan 89,9% beragama Islam (Sensus Pendu
duk tahun 1977-1978), di dalalll lllengkonsumsi lllakanan disalll
ping menilai lllUtU dan jenis makanan, mereka lebih memper
hatikan halal dan haralllnya makanan menurut ajaran agalllanya.
Islam sebagai agama lllengatur sangat mendalam ten tang
tata Cara penyembelihan hewan, yang dapat menjalllin mutu da
ging ditinjau dari Kesehatan Hasyarakat Veteriner dan seka
ligus menghilangkan keresahan InOtsyarakat akan halal dan ha
ramnya makanan asal dagine; yang beredar di pasaran.
Henurut Kitab Al Quran surat Al Baqarah : 173, An
Nahl : 115, Al Maaidah : 3 dan Al An'aam : 145 bahwa bang
kai, darah dan daging babi serta binatang yang disembelih
atas nama selain Allah adalah haram. Allah jUf,a Iliengharam
kan binatang yang disembelih dengan menyebut nama
Allah, secara khusus dalarn surat Al i:!ajj
'aarn 118, 119 dan 121.
34 dan Al An-
Membunuh binatang secara kejarn adalah dilarang di da
lam Islam dan umrnat Islam wajib berbuat baik dalarn segala
hal termasuk dalam menyembelih hewan. Karena itu diperlu-
kan sistem penyembelihan hewan yang dapat menjamin rnutu da
ging di tinjau dari Kesehatan l-'lasyarakat Veteriner dan seka
gus tidal, melanggar syari' at Islam.
KEPENTINGAN KESEHPURNAAN PENYE11BELIHAN HENAN HENURUT ISLAM
2. Sistem Penyembelihan Hewan Yang Lazim Untuk Konsumsi Ummat Islam dan Yahudi di 3ritania Ra.ya.. • • • • • .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
Lamuiran
1. Fatwa Hajelis Ulama Indonesia tentang ?enyembelihan. Hewan·Secara Hekanisasi Dengan Pe-mingsanan. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
31
34
I. PENDAHULUAN
Hakanan merupakan kebutuhan utama ummat manusia dalam
melangsungkan kehidupannya di mUka bumi. Hakanan terdiri
atas zat-zat gizi, yaitu protein, lemak, karbohidrat, vi
tamin dan mineral. Tubuh manusia tersusun dari sel-sel
hidup. Setiap sel hidup dalam setiap aktifitasnya memer
lukan zat-zat gizi, yaitu protein, lemak, karbohidrat, vi
tamin dan mineral. Zat-zat gizi tersebut hanya dapat di
peroleh dari makanan.
Zat-zat gizi di dalam tubuh berfungsi sebagai sumber
energi, sebagai pembangun struktur sel-sel tubuh, untuk
pertumbuhan, perkembangan, perbaikan sel-sel tubuh yang
rusak dan untuk meningkatkan efisiensi proses-proses di
dalam tubuh.
Di dalam melakukan fungsinya zat-zat gizi diperlukan
tubuh dalam keadaan seimbang. Untuk mendapatkan keseim
bangan zat-zat gizi disamping manusia memakan aneka jenis
makanan, yaitu bahan makanan hewani dan nabati, tubuh ma
nusia mampu merubah bentuk zat gizi yang satu menjadi ben
tuk zat gizi yang lain. Akan tetapi tidak semua komponen
zat gizi dapat dibentuk oleh tubuh dari bentuk zat gizi
yang lain. Komponen zat gizi yang tidak dapat dibentuk
oleh tubuh, dan harus diambil dari makanan dalam bentuk
asli disebu t za t gizi esensial, seperti asan; amino esen
sial, asam lemak esensial, vitamin dan mineral.
2
Bahan makanan asal hewan merupakan bahan makanan yang
paling lengkap mengandung zat-zat gizi esensial. Karena
itu daging sebagai salah satu bahan makanan asal hewan sa
ngat penting di dalam menunjang pertumbuhan dan perkemba
ngan tUQuh manusia.
Masyaralcat Indonesia yang berleeyalcinan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan sebagian besar menganut agama Islam, ma
lea dalam setiap kebijaksanaan yang menyangkut masyarakat
sangat dipengaruhi oleh keyakinan agama tersebut. Seba
gai masyarakat yang beragama, masyarakat Indonesia disam
ping memerlukan makanan yang baik, juga memperhatikan bo
leh tidaknya menurut ajaran agama.
Agama Islam mempunyai aturan yang sangat mendalam me
ngenai makanan. Karena itu makanan yang tidak diyakini
kebolehannya menurut ajaran agama Islam, dapat menimbulkan
keresahan-keresahan masyarakat yang sebagaian besar bera
gama Islam, disamping seCara ilmiah makanan tersebut mem
punyai mutu yang rendah.
Tujuan penulisan ini adalah menandaskan pentingnya
lcesempurnaan penyembelihan hewan menurut Islam dalam men
jamin mutu daging ditinjau deri Kesehatan Masyarakat 1e
teriner dan sekaligus menjamin rasa aman masyarakat dalam
mengkonsumsi daging yang beredar di pasaran. Penulisan
ini berdasar atas pengkajian terhadap kitab suci Al ~ur
an, Hadits-hadits Rosulullah HUhammad saw., dan hasil pe
nelitian-penelitian ilmiah tentang penyembelihan hewan.
3
Penyembelihan hewan di Indonesia dilakukan seeara Is
lam, !carena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut
agama Islam. Jadi penyembelihan hewan yang sempurna, se
hingga dagingnya boleh beredar secara umum di pasaran ada
lah harus memenuhi rukun dan syarat penyembelihan hewan se
eara Islam.
Dengan penyembelihan hewan yang sempurna menurut aja
ran agama Islam, diharap!can didapatkan daging yang bermutu,
yaitu daging yang memenuhi syarat-syarat kesehatan daging
dan sekaligus boleh dikonsumsi oleh ummat beragama, sehing
ga tidak menimbulkan keresahan-keresahan dalam masyarakat
serta dapat meneapai masyaralcat yang sejahtera.
II. TINJAUAN PUSTnKA
2.1. Penyembelihan Rewan yang Sempurna
Dalam penyelenggaraan penyembelihan hewan faktor agama
perlu mendapat perhatian, karena daging hewan yang halal da
pat menjadi haram jika tidak disembelih menurut syari'at Is
lam (Sulaiman Rasjid, 1976). Di dalam memperhatikan faktor
agama, menurut Thornton dan Gracey (1974), penyen;belihan he
wan dan konsumsi daging dalam prakteknya perlu memperhatikan
kaidah sesuai kepercayaan Islam dan Yahudi. Dalam kedua ka
sus ini kesejahteraan hewan merupakan pertimbangan utama se
dangkan memakan bangkai, darah dan daging babi adalah dila
rang. Jadi dalam kenyataannya Islam dan Yahudi mernpunyai
peraturan penyembelihan hewan yang hampir sama.
Pentingnya penyembelihan hewan dalamIslam terdapat di
dalam Al Quran, surat Al Haaidah ayat 3, yang artinya :
Hiner; 1971, Van der Wall; Overstreet, 1975). Keberha
silan pembiusan dengan listrik hanya apabila berhati-hati
di da1am pemasangan e1ektroda pada kepala, besarnya volta
se dan lamanya waktu pengaliran arus listrik ke otak (Thorn
ton dan Gracey, 1974). Pembiusan dengan listrik menyebab
kan "blood splashing" pada daging, perdarahan usus dan
fraktura columna spinalis, pelvis dan bahu setelah terja-
di shok. Henurut Ressang (1962) per;akaian 1istrik pada
pembiusan mengandung bahaya potensial, bila tidak dipakai
sebagaimana mestinya dan berbahaya untuk pegawai yang meng
gunakannya serta apabila salah menggunakannya dapat mema
tahkan tulang-tulang, atau dapat menyebabkan perdarahan
perdarahan yang luas dalam daging hewan sembelihan.
Blomquist (1957) melaporkan bahwa pembiusan dengan
karbondioksida dapat menimbulkan kecelakaan sebelum keti
dak sadaran terjadi. Jadi hewan sudah m"ti sebelum hewan
tidak sadar dan disembelih. j·'enurut lee Loughlin dan Da
vidson (1966) yang disadur oleh Overstreet et ~ (1975)
pembiusan dengan karbondioksida meningkatkan kecepatan
metabolisme daging di bandingkan dengan yang tidak Ihla;m
kan pembiusan sebelum disembelih.
Penggunaan "captive bolt pistol" pada hewan sebelum
disembelih meresahkan karena aspek mutu dagin~ hewan yang
disembe1ih dengan diawali pembiusan lebih rendah dari pada
yang tanpa pembiusan (Overstreet ll~, 1975).
Akibat samping da1am kebiasaan menyembe1ih hewan
21
dengan dibius terlebih ciahulu sebelum dike1uarkan darahnya,
uru t-uru tan dian tara pe!!:oiasan dan penge1uaran adalah pen
ting. Ada beoerapa kejadian bahwa ketidak sempurnaan pe
ngeluaran darah menyebabkan ,Jerubahan keempukan dan ting
kat perluasan dari pada diathese akibat darah yang terting
gal dalam otot (1962, Shateskov; Lawrie, 1966)
Metode pembiusan diharapkan tidak menyebabkan kerusa
kan pada medula oblongata di otak !carena sebagai pusat
lwntrol jan tung dan par:l-p?rU, yang fungsinya diperlukan
terus untuk beberapa wa;:tu, ;,arena kerja organ ini memban
tu memompa darah keluar dari tubuh ketika pembuluh darah
di leher dipotong. Telah diteliti bahwa domba yang mati
dengan "captive bolt pistol", garis-garis epi tel dalam
usus terlepas, demikian pula .~ki ba t pembiusan dengan kar
bondioksida, sehingga mel:lpercepat pembusukan akibat masuk
nya mikroorganisme ke dalem karkas (Lawrie, 1966),
Di Jerman menunjukkan bahwa kesalahan pengeluaran da
rah terutama karena lamanya waktu pembiusan, interval an
tara peUlbiusan dan penyembelihan. Interval 30-35 detik
menunjukkan 0,5-5,0% otot tewan sembelihan lilen -alami
"blood splashing". ('l"non:ton dan .}racey, 1974).
Di dalam pembiusan cien::an listrik sifat ki1as dari
arus listrik harus d:Lperhatikan dengan hati-hati, seba
lilmya anestesia yang kompli t tidak terjadi dan Dda keke
jangan otot-otot akibat ;;ontraksi (Lawrie, 1966), penem
pelan elektroda penting diawasi sejak pengaliral: listrik
22
ke 0 tak. Dilaporkan bahwa nengeluaran darah sesudah pem-
biusan dengan listrik lebih efektif dari pada dengan "cap
ti ve bolt pistol" tetapi hal i ti masih lebih efektif dari
pada dengan karbondioksida (1957, Blomquist; Lawrie, 1966).
Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui
terjadinya "blood splashing" pada daging. l·ienurut Thorn
ton dan Gracey (1974) faktor pertama adalah stres teruta
mao ekibat lamanya waktu antara pembiusan dan penyembelihan,
yang lain adalah stres karena kekejaman atau Kekasaran a
kiba t di ban ting, dipulml a tau kekeja!:1an yang lain, sehingga
otot-otot tidak terkoordinir dan meningkatkan tekanan darah
arteri dan vena ketika hewan dibius.
Ketika seekor hewan dibius baik deng2.n "captive bolt
pistol" maupun dengan listrik, terjadi peninglcatan tekanan
darah, namun keao.aan ini belum :Genyebabkan "blood splashing"
pada daging. Peningkatan tekanan o.arah E.rteri yang mengi
kuti pembiusan disebabkan oleh vasokonstriksi pembuluh da
rah ,rteri tersebut, akan tetapi vasokonstriksi tidak ter
jadi pada kapiler yang bersifat sebagai pipa semi pasif,
den diametel'nya diatur oleh tonus nem:")uluh darah yang men
suplainya. ,{etika sistem pembuluh darah arteri berkon trak
si lwpiler mengandung sediki t darah, tetspi ke,ika stimu
lasi akibat pembiusan yang Jnenyebab~an penyempitan buluh
darah selesai, maka darah mengalir r:er::banjiri k"piler se,.,
hingga "Ccrjadi ruptura dinding ;,apiler "tau darah keluar
secara perdiapedesis 1(6 jaringan s€ltitarnya, sehingga
terjadilah "blood sD.~ashinf," pRda daginr; (Gam bar 1.).
arteriole venule
.~. • • •
Vaso;wns triksi yang terjadi selama pembiusan.
"sDlashing of muscle"
~L& I;; ." .0· ~:. ... -. . .. .. ~ .. . ' . • • • • • •• • • • Vasodilatasi yang terjadi setelah selesai pembiusan.
23
Gambar 1. 11ekanisme terjadinya "blood splashing" (Thornton dan Gracey, 1974).
Henurut hasil penelitian yang disadur dalam "Hanual
Kesmavet" Direktora t Keseha tan Hew.? n Direktorat Jendral
Peternakan Republik Indonesia, 1:23 tahun 1982, penemba-
kan dengan "captive bolt pistol" pada anak sapi secara
makroskopik pada pemeriksaan post mortem terdapat kerusa-
kan pada otak (cortex) terutama yang ditembak pada sisi
kiri frontal. Pada penembakan di occipital kerusakan ter-
jadi pada bagian dorsal liGamentum nuchae dan cerebellum,
sedangkan pada penembakan di tengkuk leher ai temukan per-
darahan pacta medula oblongata.
Menurut Ress.?ng (1962) di Indonesia pembiusan tidak
diperbolehkan sehubungan dengan agama Islam. Agama Kris-
ten tidak menaruh keberatan pada pembiusan babL i'lenurut
peraturan-peraturan penyembelihan hewan daer13h, waktu me-
nyembelih heVlar: harus memperhatikan syari' at a~~8::!a Islam.
III. PEHBAH.4SAN
Masyaraka t Indonesia yang berkeyakinan terhadap Tuhan
Yang I'iaha Esa dan 89,9% beragama Islam (Sensus Penduduk ta
hun 1977-1978), didalam mengkonsumsi makanan disamping me-
nilai mutu dan jenis makanan, mereka lebih memperhatikan
halal dan haramnya makanan tersebut menurut ajaran agamanya.
Islam sebagai agama mengatur sangat mendalam ten tang cara
penyembelihan hewan, yang dapa t n,enjamin mu tu daging dan
sels:aligus menghilangkan keresahan masyarakat akan halal dan
haramnya daging yang beredar di pasaran. Karena itu maka
tata cara penyembelihan hewan di Indonesia harus dilakukan
menurut syari'at agama Islam.
Ummat Islam berkeyakinan bahwa "Tiap-tiap daging " "
yang tumouh dRri makanan yang haram, "maka "api nerakalah
yang lebih utama dengan daging i tu "(Hadi ts Riwayat At-Tir
midzi dari Ka'ab bin Ajrah; Jakub, S., 1962). Karena itu
maka kesempurnaan penyembelihan hewan menurut Islam sangat
penting.
Tata cara penyembelihan hewan menurut Islam adalah ha-
rus memenuhi rukun, sY8ra t lr.aupun sun a t penyembelihan, yang
pada pokoknya adalah :
1. Hewan yang disembelih adalah hewan yang halal untuk di-
konsumsi ummat Islam.
2. Hewan harus diperlakukan dengan baik dan apabila kelela
han harus diistirahatkan.
25
3. Tidak boleh disengaja dipukul atau dicekik sebelum he
wan disembelih, jadi hewan harus benar-benar sehat, 1I:e
cuali dalam keadaan darurat.
4. Disembelih dengan baik, menggunakan pisau yang tajam
kecuali gigi atau kuku dan dibuat sesedikit mungkin
menderita dengan sekali pengoresan pisau yang sekali
gus dapat memotong oesophagus, trachea dan pembuluh
pembuluh derah leher.
5. Disebut nama Allah waktu menyembelihnya, jadi penyem
belih harus orang yang beragama Islam dan mengetahui
betul tata cara penyembelihan hewan menurut Islam.
6. Darah harus keluar sesempurna mungkin, [email protected] cara mem
biarkan hewan berkontraksi hingga mati selapurna.
Tindakan-tindakan dalam penyembelihan menuY'ut tata
cara Islam, sangat menunjang mutu daging yang kita harapkan
yaitu daging yang mempunyai kombinasi dan variasi sifat
sifat yang menyebabkan bahan makanan asal daging hewan ke
hilangan seminimal mungkin zat yang dikandungnya, bebas
dari kerusakan dan kelainan setelah diolah dan disimpan,
menarik dalam rupa, menambah selera makan, bernilai gizi
tinggi serta leza t setelah dimasak. !-iu tu daginl~ yang ki ta
harapkan tersebut dapat terjamin karena
1. Hewan yang disembelih dalam keadaan sehat, senang, ti
dak stres dan tidak kelelahan, maka darah dapat keluar
dengan sempurna, kandungan asam laktat dalam daging ti
dak terlalu tinggi dan tidak ada kel:ejangan otot-otot
26
sehingga daging tidak kaku.
2. Hewan tidak boleh dipukul atau dicekik sebelum disembe
lih, karena pemukulan clapat menyebabkan perdarahan-per
darahan pada daging dan di bawah kulit serta kejam.
3. Darah harus keluar sesempurna mungkin, dengan demikian
daging akan beraspek menarik dan tidak cepat busuk, se
hingga dapat disimpan lebih lama serta dapat diproses
lebih lanjut, disamping dengan sedikitnya kandungan da
rah dalam daging maka konsumen terutama yang beragama
Islam akan lebih tertarik, karena darah adalah haram
untuk dikonsumsi, kecuali memang yang sudah tidak dapat
keluar lagi dari karkas
Jadi pada pokoknya tata cara penyembelihan hewan me
nurut Islam dalam menjamin mutu daging adalah karena darah
hewan yang keluar sempurna, tidal\: adanya kekalman otot-otot,
dan kandungan asam dalam karkas yang tidak terlalu tinggi,
sehingga daging tahan dalam penyimpanan.
Manusia sebagai mahluk yang berakal, senantiasa beru
saha untuk dapat bekerja lebih efisien. Didalam usaha me
ningka tkan efisiensi cara penyembelihf:l.ll hewan, manusia me
lakukan perlakuan-perlakuan terhadap hewan sebelum disem
belih, an tara lain adalah pembiusan.
Selmrang ada tiga macam cara pembiusan terhadap hewan
sebelum disembelih. Yaitu secara mekanik dengan "captive
bolt pistol", secara kimia dengan gas karbondioksida dan
secara listrik. Namun pada kenyataannya mutu daging hewan
27
yang disembelih dengan cara pembiusan terlebih dahulu ada
lah lebih rendah dari pada yang tanpa melalui pembiusan
terlebih dahulu. Hal ini karena pembiusan dapat menyebab
kan pengeluaran darah yang kurang sempurna, "blood splashing"
pada daging, patahnya tulang-tulang akibat ~hok dan tinggi-,.
nya kandungan asam laktat dalam daging.
Cara pembiusan hewan sebelum disembelih disamping ku
rang menunjang mutu daging dirasa merupakan perlakuan keke
jaman terhadap hewan, walaupun mungkin diharapkan dapat me
ngurangi rasa sakit pada hewan disamping efisiensi kerja.
Sedangkan bertindak kejam terhadap hewan adalah terlarang.
Karena itu maka perlu dicari cara penyembelihan lain yang
menguntungkan, efisien dan tidak melanggar syari'at Islam.
Sistem penyembelihan dengan karbondioksida adalah su
lit dalam pengontrolan, sehingga seringkali hewan belum di
sembelih sudah mati akibat pembiusan. Sistem penyembelihan
dengan "captive bolt pistol" sebenarnya adalah hampir sarna
dengan pemukulan pada kepala hewan sehingga pingsan dengan
sekali pukulan. Hal ini yang diharapkan dapat menghilangkan
rasa sakit waktu hewan disembelih, akan tetapi apabila he
wan tidall: pingsan akibat tembakan yang tidak tepat atau ka
rena kekua tan tengkorak hewan berbeda-heda, ma),a hewan akan
menderita yang berlipat ganda. Jadi cara pembiusan hewan
dengan mekanis lebih menjurus pada kekejaman
Majelis Ulama Indonesia membolehkan cara pembiusan
hewan secara mekanik dengan "captive bolt pistol" adalah
28 berdasarkan penjelasan lisan dan tulisan dari PD. Dharma
Jaya bahwa : hewan yang roboh dipirgsankan di te'lhp?t' penyern
belihan apabila tidak disembelih akan bangun berdiri, seper~
ti ,keada;;tnnya semula ( Lampiran 1.'). Hamun kenya taannya
akibat penembakan kepala sapi dengan "captive bolt pistol"
secara makroskopik menunjukkan kerusakan dan perdarahan
pada otak (cortex), cerebellum, ligamentum nuchae dan me
dula oblongata. Jadi tidak mungkin apabila hewan yang ja
tuh akibat penembail:an dengan "captive bolt pistol" dan ti
dak disembelih akan bang un seperti keadaannya semula dan
hal ini perlu penelitian yang mendalam untuk dapat berla
kunya Fatwa Hajelis Ulama tersebut.
Didalam penentuan sistem penyembelihan hewan yang da
pat menjamin mutu daging menurut Kesehatan l1asyarakat Ve
teriner dan sesuai dengan syari'at Islam diperlukan kerja
sarna yang baik antara ahli hukum Islam dan ahli ilmu pe
ngetahuan. Dan penentuan sistem tersebut sangat penting
karena menyangkut ummat yang tidak !cecil.
Sistem penyembelihan hewan seCara tradisional, dengan
pembantingan hewan adalah masih kurang terpuji, karena he
wan dapat stres, l'~etakutan dan dapat menimbulkan memar pa
da otot-otot sehingga darah tidak keluar sempurna. Karena
itu tat a cara penyembelihan hewan tradisional perlu ditin
jau kembali, demi kesejahteraan hewan dan ummat manusia.
IV. KESUIPULAN DAN SARAN
Penyembelihan hewan di Indonesia harus dilakukan se
cara Islam. Penyembelihan hewan yang sempurna menurut sya
ri'at Islam adalah harus tidak melanggar rukun, syarat ma
upun sunat penyembelihan hewan yang'pada pokoknya adalah :
1. Hewan. sembelih ndalah hewan yang halal menurut syari I at
Islam.
2. Hewan harus diperlakukan dengan baik dan bila kelelahan
harus diistirahatkan.
3. Tidak boleh disengaja dipukul atau dicekik sebelum di
sembelih, kecuali terpaksa.
4. Disembelih dengan baik, menggunakan pisau yang tajam
kecuali gigi atau kuku dan diusahakan hewan sesedikit
mungkin menderita.
5. Disebut nama Allah waktu menyembelihnya, jadi penyembe
lih harus beragama Islam.
6. Darah harus diusahakan keluar sesempurna mungkin, de
ngan cara membiarkan he'l!an berkontraksi hingga mati
sempurna.
Kesempurnaan penyembelihan hewan menentukan kesempur
naan pengeluaran darah dan menentukan tingkat mutu daging,
karena kandungan darah dalam daging dapat mempengaruhi as
pek, warna, bau, rasa dan mempercepat proses pembusukan.
Tindakan-tindakan terhadap hewan se.belilm disembelih
seperti pemukulan dan bentuk penyiksaan yang lain adalah
30 terlarang dalam agama Islam serta tidak selaras dengan mu
tu daging yang diinginkan.
Penyembelihan hewan menurut Islam di Indonesia dapat
meningkatkan kewaspadaan masyarakat di dalam mengkonsumsi
daging hewan di pasaran dan sekaligus dapat menjamin mutu
daging, karena pengeluaran darah yang sempurna.
Sistem penyembelihan hewan yang ada di Indonesia, ba
ik yang tradisional dengan pembantingan, maupun yang sudah
dipandang modern dengan menggunakan pembiusan, baik yang
secara mekanik dengan "captive bolt pistol", dengan arus
listrik maUpun yang dengan cara kimia memakai gas karbon
dioksida perlu ditinjau kembali, dan dicari suatu sistem
penyembelihan yang tepat yang tidak menyiksa hewan, dapat
menjamin mutu daging ditinjau dari Ksehatan Masyarakat Ve
teriner dan tidak melanggar syari'at agama Islam. Untuk
mendapatkan sistem penyembelihan hewan yang tepat tersebut
diperlukan kerja sama yang baik an tara ahli hukum Islam
dan ahli ilmu pengetahuan di bidang daging.
Untuk menyembelih hewan secara sempurna dan lebih
efisien serta tidak terjadi'pembentingan pada hewan sebe
lum disembelih, dapat dipilih sistem penyembelihan hewan
yang lazim dilakukan untuk konsumsi ummat Islam dan Yahu
di Bri tania Raya. Sistem tersebut adalah berupa kandang
penjepit yang dapat berrotasi dalam suatu busur lingkaran,
sehungga setelah hE'wan masuk dalam kandang penjepit dan
31
dilakukan fiksasi pada leher, badan IDB.UpUn kakinya kemudi-
an kandang penjepit diputar, sehingga pada posisi hewan
yang paling mudah untuk disembelih, yaitu leher hewan di
bagian samping atau di bagian bawah. Sistem tersebut dapat
dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Sistem Penyembelihan Hewan yang lazim dilakukan untuk konsumsi ummat Islam dan Yahudi di Britania Raya (Thornton dan Gracey, 1974).
Di dalam usaha menciptakan masyarakat yang sehat di-
tinjau dari Kesehatan Nasyarakat Veteriner diperlukan ada
nya peneli tian-peneli tian yang ber;;;esinambungan ten tang ma-
salah-masalah yang dilarang oleh s:{ari-'.at Islam akan tetapi
banym, beredar di dalam masyarakat, seperti larangan meng
konsumsi daging babi, darah, daging anjing atau yang lain-
nya.
DAFTAR PU STAKA
Ashshiddiqi, H2Sbi T.M. 1979. "2002 Hutiara Hadits Vi". Bulan Bintang. Jakarta.
Bahreisy, Salim. 1982. Terjemah Kumpulan Hadits Shahih Yang dan Muslim, cetakan lee dua. ya.
"AI-Lu 'lu' wal I·jar jan" disepaleati oleh Bukhari CV. Bina Islam. Suraba-
Breazile, J.E. 1971. Le:'\ dnd Febiger.
Texbook Of Veterin.c·ry Physiology. Philadelphia.
Darmansjah. 1980. Farmakologi dan Terapi, edisi 2. Bagian Farmakologi Universitas Indonesia. Jakarta.
Departemen Agama Republik Indonesia. 1978. Al ~uran dan Terjemahnya. Jakarta.
Direktorat Jendral Peternakan, Departemen Pertanian blik Indonesia. 1982. Effek Penembakan Waktu sanan anak sapi dengan "Captive Bolt Pistol". Kesmavet I:23.
RepuPemingHanual
Epley, Rechard J. 1973. Fresh Heat Color Changes. Fact Sheet An. Sc. 19.
Eustace. 1981. Types and Causes Of Heat Spoilage. Australian Collage Of Veterinary Scientists. Brisbane.
Fachruddin, H.S. 1981. Terjemah Hadits Shahih Muslim, cetakan ke dua. Bulan Bintang. Jakarta.
Ganong, W.F. 1980. Fisiologi Kedokteran (Review Of Hedical Phisiology), edisi 9. CV. EGC. Jakarta.
Hartono. 1976. Pengentar Kuliah Histologi Jilid I. Bagian Histologi, Departemen Zoologi, Fakul tas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Jakub, Ismail. ke lima.
1982. Terjemah Ihya' 11.1 Ghazali, cetall:an CV. Fairan. Jakarta.
Rasjid, Sulaiman. 1976. Fiqih Islam, cetakan ke tujuh. Attahiriah. Jakarta.
Ressang, Abdul Azis. 1962. Ilmu Kesehatan Daging. Fakultas Kedokteran HeV/an Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Scarafoni, Scaccia G. 1957. Hygiene Construction and Technical Organization Of Slaughterhouses. Heat Hygiene. Food and Agricultural Organization Of The United Nation.
Thornton and Gracey. 1974. Texbook Of Meat Hygiene, 6th edition. Balliere Tindall. London.
______ ~. 1958. Problem Of Slaughter and Meat Inspection and The need For Their Investigation By The Research Worker Part I. The British Of Veterinary Journal, 114: 5.
______ --:-. 1958. Problem Of Slaughter and Meat Inspection and The need For Their Investigation By The Research Worker Part II. The British Of Veterinary Journal 114:6
Vemini, R.J.; Field, R.A.; Riley, M.L.; and Varnell, T.R. 1983. Effect Of Delayed Bleeding- After Captive Bolt Stunning On Heart Activity and j'lemoval in 3eef cattle. Journal Of Science, 57:3.
Lampiran _
Lampiran 1. Fatwa l1ajelis Ulama Indonesia Tentang Penyembelihan Bewan Secara ~Iekanisasi Dengan Pemingsanan.
Bismillahir Rakhmanir Rahiim
Komisi A/Fatwa (terbatas) t-iajelis Ulama Indonesia da
lam sidangnya pada hari Senin 24 Syawal 1396 H/18 Oktob\3r
1976 setelah
I. MENDENGAR
Penjelasan lisan dan kemudian disusul dengan tertulis
dari Pimpinan PD. DH.ll.RHA JAYA/terlampir pada putusan
ini tentang Cara-cara penyembelihan hewan dengan·sis-
tem mekanisasi pemingsanan yang menggambarkan
1. Bahwa penggunaan mesin untuk pemingsanan dimaksud-
kan untuk mempermudah roboh dan jatuhnya hewan yang
akan disembelih di tempat pemotongan dan untuk me-
ringankan rasa sakit hewan dan penyembelihannya
dilakukan dengan pisau yang tajam memutuskan hulkum
(tempat berjalan nafas), mari' (tempat berjalan ma
kanan) dan wadajain (dua urat nadi) hewan yang di-
sembelih oleh juru sembelih Islam, dengan terlebih
dahulu memba.ca Bismillah;
2. Bahwa hel'lan yang roboh dipingsankan di tempat pe
nyembelihan apabila tidak disembelih akan bangun
berdiri lagi segar seperti semula keadaannya; dan
3. Bahwa penyembelihan dengan sistem ini tidak mengu
rangi keluarnya darah mengalir, bahkan akan lebih
35 banyak dan lebih Ian car sehingga dagingnya lebih
bersih.
II. 1",ENGINGAT
1. Syarat-syarat yang harus dipenuhi bagi penyembe
lihan hewan menurut Islam menurut empat mazhab
dan mazhab para shahabat dan
2. Hadits Nabi Riwayat Huslim dari Syaddad bin Aus
ten tang ketetapan berbuat ihsan dalam segala tin
dakan (terlampir)
III. 11EMUTUSKAN
Menetapkan/memfatwakan bahwa penyembelihan hewan se
cara mekanisasi pemingsanan merupakan modernisasi
berbuat ihsan kepada hewan yang disembelih sesuai
dengan anjuran Mabi dan memenuhi persyaratan keten
tuan syar'iy dan hukuman shah dan halal; dan oleh
karenanya diharap supaya !caum muslimin tidak meragu
kannya.
ii:etua Umum,
PROF.DR.HAHKA
Jakarta, 23 Oktober 1976 "I1AJELIS ULAMA INDONESIA