-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN
2011
BUKU 1 : BIDANG ENERGI I.16PENYELIDIKAN GEOFISIKA TERPADU GAYA
BERAT, GEOMAGNET, DAN GEOLIS-TRIK DAERAH PANAS BUMI RISO KABUPATEN
POLEWALI MANDAR, PROVINSI SULAWESI BARAT
Ary Kristianto, Dendi Surya K, Wiwid joni
SARI
Daerah penyelidikan panas bumi Riso dengan luas wilayah 16 X 15
Km2 secara administrtif termasuk dalam wilayah Kecamatan Tapango,
Kabupaten Polewali Mandar, Propinsi Sulawesi Barat. Metode
geofi-sika yang digunakan dalam survei ini adalah geolistrik, gaya
berat dan geomagnet.
Manifestasi panas bumi Riso berupa Mataair panas terdapat
disebelah timur daerah penelitian. Daerah prospek didelineasi dari
hasil survei terpadu geofisika yang terdiri dari gaya berat,
geomagnet, dan geo-listrik berada di tenggara daerah penelitian
yang memiliki luas sekitar 17.69 km2 dan diduga berkaitan dengan
aktifitas Tektonik dengan dominasi batuan Granit dan Granodiorit.
Daerah prospek dapat di identifikasi dari beberapa parameter yaitu
nilai anomali Hg yang tinggi (>75 ppm), CO2 yang tinggi (> 3
%) untuk geokimia, nilai anomali rendah-sedang untuk geolistrik dan
geomagnet geolistrik serta nilai density sedang untuk gravity.
Dengan perkiraan luas daerah prospek sekitar 17.69 km2 dan
pendugaan temperatur geotermometer geo-kimia (Na-K) sekitar 1560 C
serta asumsi ketebalan reservoir 1 km maka perkiraan potensi energi
panas bumi berdasarkan survei Geofisika adalah sekitar 52 Mega Watt
listrik pada kelas cadangan hipotetis.
-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN
2011I.16
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
PENDAHULUAN
Daerah penyelidikan panas bumi Riso secara administrtif termasuk
dalam wilayah Keca-matan Riso, Kabupaten Polewali Mandar, Propinsi
Sulawesi Barat, dengan ibu kota provinsi di Kota Mamuju. Secara
geografis ter-letak pada koordinat antara 030 14 30 030 20 30
Lintang Selatan dan 1190 10 30 1190
20 30 Bujur Timur atau pada koordinat UTM 742000 758800 mT dan
9630000 9644300 mS. Wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Mamasa
di sebelah utara dan Kabupaten Pin-rang (Sul-Sel) di sebelah timur.
Batas sebelah selatan dan barat masing-masing adalah Selat Makasar
dan Kabupaten Majene (Gambar 1).
Daerah panas bumi Gunung Kapur secara administratif terletak di
Kabupaten Kerinci den-gan ibu kota Kabupaten Sungai Penuh, berjarak
sekitar 238 km kearah barat dari ibu kota Prov-insi Jambi, berada
pada posisi geografis antara 1010 7 16 .83 1010 14 49,64 bujur
timur dan -10 43 36.62 - -10 43 36.10 lintang selatan (Gambar
1).
Geologi
Beberapa penyelidik terdahulu yang telah melakukan penyelidikan
di daerah Kabupaten Polewali Mandar, secara langsung maupun tidak
langsung berkaitan dengan penyelidikan kepanasbumian antara lain
Van Bemmelen (1949), Djuri dan Sudjatmiko, dkk, 1998, Sjaiful
Bachri dan Muzil Alzwar, 1975, dan Tim Survei Pendahuluan Panas
Bumi Polewali (2009).
Menurut Van Bemmelen (1949) dalam The Geology of Indonesia,
Evolusi geologi daerah ini
dipengaruhi oleh dua sistem pengangkatan. Daerah utara terangkat
bersamaan dengan sistem pengangkatan Sulawesi dan daerah selatan
dipengaruhi oleh sistem pembentukan Pegunungan Sunda.
Djuri dan Sudjatmiko, dkk, 1998 dalam Peta Geologi Lembar Majene
dan Bagian Barat Lembar Palopo, Sulawesi, menyebutkan bahwa daerah
penyelidikan tersusun oleh 7 satuan batuan yang terdiri dari
Formasi Latimojong (Kls), Formasi Mandar (Tmm), Batuan Gunun-gapi
Walimbong (Tmpv), Formasi Mapi (Tmpm), batuan terobosan (Tmpl),
Napal Pambuang (Qpps), dan Endapan Alluvial (Qa).
Dalam laporan hasil penyelidikan pendahuluan panas bumi
Kabupaten Polewali Mandar (2009) menyebutkan bahwa batuan di daerah
panas bumi Riso sedikitnya terdapat empat jenis batuan
teridentifikasi, yaitu lava andesit porfir Formasi Walimbong, lava
andesit basaltik For-masi Walimbong, batuan terobosan sienit, dan
endapan permukaan (Gambar 2).
Andesit porfir tersingkap jelas di Sungai Riso, sebagian
berkomposisi trakhitik dengan hadir-nya mineral K-felspar dalam
jumlah banyak dan bentuk kristal yang besar dan dominan. Andesit
berwarna abu-abu terang, bertekstur afanitik, porfiritik, setempat
dijumpai xenokris, tertanam dalam masadasar gelas, sebagian terubah
menjadi klorit. Kekar gerus banyak dijumpai di batuan ini.
Andesit basaltik tersingkap di dekat pemu-nculan mata air panas
Riso, sebagian telah terdeformasi, setempat dijumpai bentuk lava
bantal (pillow lava). Mata air panas keluar
-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
I.16
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
melalui batuan ini dan sebagian besar sudah terkekarkan secara
intensif. Batuan berwarna abu-abu gelap, bertekstur afanitik,
sebagian masih memperlihatkan tekstur porfiritik den-gan fenokris
berupa plagioklas, piroksen, dan mineral mafik lainnya, tertanam
dalam masa-dasar gelas.
Sienit dijumpai di daerah Kondo, membentuk morfologi kubah.
Batuan ini tersingkap baik di bagian kaki bagian atas Bukit Kondo,
sedangkan di puncak ditemukan berupa bongkah bongkah besar dalam
jumlah banyak. Batuan berwarna abu-abu kecoklatan, bertekstur
fanerik, den-gan mineral pembentuk berupa plagioklas, k-felspar,
biotit, sedikit kuarsa dan setempat dijumpai mika. Berdasarkan
hasil pentarikhan umur dengan metoda jejak belah menggunakan
mineral zirkon, sienit berumur 1,8 0,2 juta tahun atau pada Kala
Plistosen Bawah.
Endapan permukaan berupa pasir, lempung, dan kerikil terendapkan
di sekitar Sungai Riso dan Pedataran Kondo.
Gejala-gejala struktur yang muncul di permu-kaan terdiri dari
pemunculan mata air panas, kelurusan lembah dan punggungan,
kekar-kekar, bidang sesar dan zona hancuran batuan, pola struktur
yang berkembang terdiri dari 3 tegasan utama yaitu tegasan
barat-timur yang membentuk perlipatan dan sesar naik arah
utara-selatan dan sesar mendatar bera-rah barat baratlaut-timur
tenggara dan timur timurlaut-barat baratdaya, tegasan
utara-sela-tan yang membentuk sesar sesar mendatar berarah utara
baratlaut-selatan tenggara dan utara timurlaut-selatan baratdaya,
dan tegasan regangan barat-timur yang membentuk sesar
normal utara -selatan dan rejuvenasi sesar.
Geokimia
Berdasarkan survei geokimia yang dilakukan oleh Pusat Sumberdaya
Geologi manifestasi panasbumi yang mucul di daerah riso berupa 3
buah mataair panas yang terdiri dari:
a. Mata air panas Riso-1; terletak pada koor-dinat 9637826 mU
dan 752967 mT. Air panasnya yang jernih dan sedikit men-gandung
gelembung memiliki temperatur terukur sebesar 51,1 C pada
temperatur udara 31 C, pH 7-8 dan daya hantar listrik sebesar
752.
b. Mata air panas Riso-2; terletak pada koor-dinat 9637722 mU
dan 752983 mT Air panasnya yang jernih dan sedikit men-gandung
gelembung memiliki temperatur terukur sebesar 52,5 C pada
temperatur udara 34 C, pH 10 dan daya hantar listrik sebesar
780.
c. Mata air panas Riso-3; terletak pada koor-dinat 9637586 mU
dan 752808 mT. Air panasnya memiliki temperatur terukur sebesar
52,5 C pada temperatur udara 34 C, pH 10 dan daya hantar listrik
sebesar 748.
Berdasarkan diagram segitiga Cl-SO4-HCO3 mata air panas daerah
Riso termasuk ke dalam tipe air bikarbonat, dimana kandungan ion
HCO3 yang cukup dominan, Geotermometri air panasnya menunjukkan
bahwa geotermometer SiO2 (conductive-cooling) adalah sebesar 94,59
C dan geotermometer Na/K menunjukkan
-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN
2011I.16
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
temperatur bawah permukaan sebesar 143,7 169,7 C dan berdasarkan
analisis isotop oksi-gen 18 (18O) dan deuterium (2H) air panas
daerah Polewali dalam diagram hubungan antara keduanya menunjukkan
bahwa air panasnya cenderung mendekati garis air meteorik
(Mete-oric Water Line), indikasi adanya interaksi fluida panas
dengan air meteorik.
METODE PENYELIDIKAN
Survey geofisika terpadu yang dilakukan di daerah panas bumi
Riso menggunakan tiga metode geofisika yaitu: gaya berat, geomagnet
dan geolistrik.
Gaya berat
Pekerjaan yang di lakukan pada penyelidikan gaya berat meliputi
pengukuran gaya berat di titik ukur, pengambilan conto batuan,
pengola-han data hasil pengukuran dan pemodelan gaya berat.
Hasil dari penyelidikan gaya berat dapat mem-berikan gambaran
bawah permukaan yang digunakan untuk penafsiran struktur-struktur
basemen dan sesar yang mungkin digunakan sebagai jalur oleh
fluida-fluida panas bumi.
Pengukuran gaya berat dilakukan di titik yang telah ditentukan
baik titik lintasan maupun secara acak (random). Metode pengukuran
yang digunakan adalah metode poligon tertutup. Metode ini mengukur
di suatu titik di lanjut-kan ke titik-titik lainnya dan kembali
lagi ke titik ukur awal. Titik awal dan penutupan pada
pengukuran yang digunakan pada penyelidikan gaya berat disebut
station basis (BS). Data yang diambil dari pengukuran gaya berat di
lapangan adalah nilai bacaan alat, waktu pengukuran dan data
koreksi medan (inner terrain). Data yang diperoleh tersebut masih
dipengaruhi oleh faktor perubahan alat terhadap waktu dan faktor
alam seperti gaya tarik dari benda luar (bulan dan matahari) serta
kondisi topografi (ketinggian, medan, lattitude, massa lempeng
Bouguer). Dengan adanya pengaruh terse-but maka data gaya berat
dikoreksi sehingga diperoleh anomali gaya berat Bouguer. Nilai
anomali ini kemudian dipisahkan menjadi ano-mali regional dan
sisa.
Pengambilan conto batuan dilakukan untuk pengukuran densitas
batuan di laboratorium, dimana conto tersebut diasumsikan mewakili
satuan batuan lokasi penyelidikan.
Geomagnet
Penyelidikan geomagnet meliputi pengukuran di titik ukur maupun
secara acak, pengolahan data hasil pengukuran dan interpretasi
data.
Pengambilan conto batuan dilakukan untuk pengukuran
suseptibilitas (kerentanan magnet) batuan di daerah penyelidikan.
Conto-conto batuan yang diambil diasumsikan merepre-sentasikan
satuan batuan daerah penyelidikan untuk mengetahui nilai kerentanan
magnetnya. Data yang diambil dari pengukuran di lapangan berupa
nilai bacaan alat dan waktu pengukuran termasuk pengukuran di
BS.
Pengolahan data meliputi pembuatan nilai koreksi harian, koreksi
harian terhadap bacaan
-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
I.16
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
alat di titik ukur, pembuatan peta anomali mag-net.
Dari anomali intensitas magnet total yang diperoleh, dapat
diinterpretasikan zonazona yang diduga berkaitan dengan aktivitas
sistem panas bumi, juga strukturstruktur geologi yang terdapat di
daerah survei.
Data magnetik didasarkan pada sifat kemag-netan (kerentanan
magnet batuan), yaitu kandungan magnetiknya sehingga efektifitas
metode ini bergantung kepada kontras mag-netik di bawah permukaan.
Di daerah panas bumi, larutan hidrotermal dapat menimbul-kan
perubahan yang masif terhadap sifat kimia dan fisika batuan bawah
permukaan. Peru-bahan lainnya yaitu sifat kemagnetan batuan akan
menjadi turun atau hilang akibat panas yang ditimbulkan. Karena
panas terlibat dalam alterasi hidrotermal, maka tujuan lainnya dari
survei magnetik pada daerah panas bumi ada-lah untuk melokalisir
daerah demagnetisasi yang diduga berkaitan erat dengan aktivitas
panas bumi.
Geolistrik
Penyelidikan geolistrik meliputi pengukuran nilai tahanan jenis,
pengolahan data hasil pen-gukuran dan pemodelan tahanan jenis.
Pengukuran geolistrik terdiri atas dua tujuan yaitu pemetaan
tahanan jenis (mapping) dan pendugaan tahanan jenis (sounding),
dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger ben-tangan simetris.
Untuk pemetaan tahanan jenis Pengukuran dilakukan dalam konfigurasi
bentangan AB/2 = 250, 500, 750 dan 1000 meter,
sedangkan untuk pengukuran sounding dimulai pada bentangan AB/2
= 1,5 meter sampai AB/2 = 2000 meter dengan jarak elektroda
potensial MN < 1/5 AB. Semakin besar AB/2 semakin dalam
penetrasi arus ke dalam bumi, yang berarti semakin dalam informasi
yang didapat.
Pengukuran dilakukan pada titik-titik ukur yang telah
ditentukan. Hasil pengukuran map-ping akan berupa peta-peta tahanan
jenis semu untuk berbagai bentangan elektroda arus, sedangkan
pengukuran sounding akan berupa profil-profil nilai tahanan jenis
sebenarnya.
Metode penyelidikan ini menggunakan arus searah yang dialirkan
melalui dua buah ele-ktroda arus A dan B yang menghasilkan beda
potensial diantara kedua titik tersebut dan selanjutnya diukur
besar beda potensial MN yang terletak di antara A dan B.
HASIL PENYELIDIKAN
Gaya berat
Jumlah stasiun gaya berat yang terukur seba-nyak 251 titik amat
yang terdiri dari 146 titik dengan spasi pengukuran 250 meter yang
terletak di sepanjang lintasan A,B,C,D,E, dan F, serta 105 titik
sebagai titik random/regional dengan spasi antara 250 500
meter.
Nilai pengukuran yang diperoleh diikatkan ke nilai gaya berat
nasional (IGSN 71) DG0 Ban-dung. Stasiun basis dibuat di base camp
yang terletak di desa Batu dengan nama Base. Base ini dipergunakan
sebagai titik tutupan harian
-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN
2011I.16
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
dan juga sebagai nilai acuan bagi stasiun gaya berat lainnya.
Koordinat UTM titik Base X= 749021.7, Y= 9636025 dengan ketinggian
Z= 333.8 meter serta nilai Gabsolute = 978039.863 mgals.
Estimasi densitas batuan menggunakan anali-sis kualitatif dan
kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan mengukur densitas
conto batuan dari lokasi penyelidikan di laboratorium sedangkan
analisis kuantitatif yang digunakan adalah metode Parasnis.
Hasil analisis laboratorium dari 8 conto batuan memperlihatkan
nilai densitas batuan daerah ini berkisar antara 2,16 2,99 gr/cm3,
dengan densitas tertinggi terdapat pada batuan Andesit basalt (2,99
gr/cm3).Densitas batuan rata-rata dari batuan disekitar Riso adalah
sebesar 2,67 gram/cm3, dari analisis kuantitatif diperoleh nilai
densitas sebesar 2,71 gram/cm3. densi-tas batuan yang akan
digunakan dalam proses penghitungan nilai anomali Bouguer,
Regional, Sisa, dan Model 2-D adalah 2.67 gram/cm3.
Peta Anomali Bouguer
Dari hasil anomali Bouguer penyebaran ano-mali memperlihatkan
nilai anomali berkisar antara 38 mgal sampai 72 mgal, dimana pola
anomalinya memiliki suatu rentang anomali Bouguer dan gradien
anomali yang relatif cukup besar (Gambar 3). Pola lineasi anomali
Bouguer memperlihatkan arah umum baratlaut tenggara dan baratdaya -
timurlaut, serta di beberapa tempat seperti di bagian tengah,
baratdaya, tenggara, barat, baratlaut, timur, dan selatan terjadi
pembelokan dan pengkutuban anomali rendah dan tinggi dengan nilai
gaya-
berat yang tinggi mulai dari baratdaya, tengah, dan tenggara
serta merendah ke arah barat, baratlaut, utara, timur, dan
timurlaut. Arah pola regional ini memperlihatkan kompleknya
struktur yang terjadi di daerah penyelidikan ini, Sebaran nilai
anomali Bouguer dapat dikelom-pokkan manjadi 3 (tiga) yaitu:
1. Nilai 61 mgal sampai dengan 72 mgal dikelompokkan sebagai
anomali tinggi dan menempati sekitar daerah Andau, daerah Buttu di
bagian selatan, dan sekitar daerah Kambe, desa Rappang, Kecamatan
Mapilli. Kelompok ini ditafsirkan sebagai batuan andesit dan
andesit basaltis).
2. Nilai 50 sampai dengan 61 mgal dikelom-pokkan sebagai anomali
sedang dan terdapat di bagian tengah, tenggara, utara, selatan,
baratlaut, dan timur daerah penye-lidikan. Kelompok ini ditafsirkan
sebagai respon batuan yang didominasi oleh batuan yang telah
mengalami ubahan yaitu riolit, andesit, dan trakhit.
3. Nilai 38 s/d 49 mgal dikelompokkan seba-gai anomali rendah
dan terdapat di bagian barat, tengah, ujung timurlaut, dan timur
daerah penyelidikan. Kelompok ini ditafsir-kan sebagai respon
batuan yang didominasi oleh batuan yang telah mengalami pelapu-kan
atau ubahan dari tingkat lemah sampai kuat akibat naiknya larutan
hidrothermal dan banyaknya struktur yang terbentuk di daerah
sekitarnya.
Peta Anomali Bouguer Sisa
Dari peta sebaran anomali Sisa (Gambar 4)
-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
I.16
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
anomalinya dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok anomali
yaitu ;
1. Nilai 3 mgal sampai dengan 13 mgal dikelompokkan sebagai
anomali tinggi yang terletak dibagian baratdaya sampai ke arah
tengah, di bagian timur sampai ke arah tenggara dan di bagian utara
daerah penye-lidikan. Kelompok ini ditafsirkan sebagai respon
batuan yang didominasi oleh batuan lava berupa batuan andesit
maupun batuan andesit basaltis yang masih cukup masif.
2. Kelompok anomali sedang mempunyai nilai -7 mgal sampai dengan
3 mgal yang terletak di bagian tengah, barat, timurlaut, dan
selatan daerah penyelidikan. Kelom-pok anomali sedang ini
ditafsirkan sebagai respon batuan yang masih didominasi oleh batuan
lava yang telah mengalami ubahan.
3. Nilai -17 mgal sampai dengan -7 mgal dikelompokkan sebagai
anomali rendah terletak di bagian ujung barat, timurlaut, timur,
dan selatan daerah penyelidikan. Kelompok ini ditafsirkan sebagai
respon batuan yang didominasi oleh batuan Riolit maupun trakhit
yang telah mengalami uba-han, dan batuan aluvial maupun
sedimen.
Geomagnet
Titik-titik pengukuran magnet sebanyak 251 titik pengukuran yang
terletak di sepanjang lintasan A, B, C, D, E, dan F dengan interval
titik 250 meter, dan interval 50 100 meter sekitar air panas serta
titik random dengan interval titik 500 1000 meter
Harga intensitas total (IGRF) di titik BS daerah penyelidikan
(-3.290 LS dan dan 119.240 BT den-gan ketinggian 334 meter) adalah
= 42421.1 nT, harga inklinasi = -23.770 dan harga dekli-nasinya =
1.400.
Anomali Magnet Total
Peta anomali magnet total (Gambar 5), mempu-nyai kisaran nilai
-750 s/d 500 nT.
Nilai anomali rendah < -200 nT terdapat di bagian baratlaut,
selatan, dan timur daerah sur-vei. Pada bagian baratlaut
kemungkinan masih membuka kearah baratlaut daerah survei. Di bagian
selatan anomali magnet rendah juga kemungkinan masih membuka kearah
sela-tan. Pada bagian timur daerah survei, anomali rendah berupa
berupa spot-spot memanjang tepatnya di sekitar mata air panas Riso.
Anom-ali sedang dengan nilai sekitar -200 s/d 100 nT mendominasi
daerah penyelidikan terutama dibagian barat, tengah, dan timur
daerah ini.
Anomali magnet tinggi dengan nilai > 100 nT terdapat di
bagian utara, dan selatan daerah survei. Pada bagian utara berupa
pola meman-jang yang kemungkinan masih membuka kearah timur,
sedangkan pada bagian selatan anomali tinggi berupa spot menutup
tepatnya berada diujung lintasan F.
Anomali Magnet Hasil Upward Continuation (UWC), Reducton to Pole
(RTP) dan Reduc-tion to Equator (RTE)
Pada ketinggian 200, 400, dan 600 meter (Gam-bar 6)
memperlihatkan pola delineasi secara umum baik hasil RTP ataupun
hasil RTE
-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN
2011I.16
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
berarah baratdaya-timurlaut dan hampir barat-laut-tenggara.
Nilai anomali magnet rendah hasil RTP secara konsisten terdapat
dibagian barat dan utara daerah survei. Anomali mag-net sedang
masih mendominasi daerah survei, sedangkan anomali tinggi berada di
bagian selatan dan timur daerah survei berupa kontur menutup.
Geolistrik
Penyelidikan geolistrik di daerah panas bumi Riso terdiri dari
dua metode pengukuran yaitu pemetaan tahanan jenis (mapping) dengan
jumlah titik 63 buah dan pendugaan tahanan jenis (sounding) dengan
jumlah titik sebanyak 12 buah. Pengukuran mapping dan sounding
semua berada pada lintasan A, B, C, D, E, F.
Peta Tahanan Jenis Semu
AB/2=250 m
Pada bentangan AB/2 = 250 m (Gambar 7), anomali sangat tinggi
(>1000 Ohm-m) terdapat di bagian selatan daerah penyelidikan
yaitu pada lintasan E di sekitar titik E-3500, di lin-tasan D di
titik D-5500 dan di lintasan B di titik B-6000, anomali tinggi (
500 1000 ) Ohm-m, berada di bagian tengah sebelah Timur daerah
penyelidikan yaitu pada lintasan D, bentuknya membulat membentuk
closure berbentuk spot. Harga anomaly sedang (150-500) Ohm-m
mun-cul mendominasi daerah penyelidikan dihampir hampir seluruh
lintasan kecuali di lintasan A, di bagian Baratdaya, Barat, Timur,
Timurlaut dan selatan serta Utara, Anomali Rendah ( < 150 )
Ohm-m muncul di sebelah timur di dekat mataair panas di lintasan D
membuka kearah
timur lalu di bagian tengah daerah penyelidi-kan yang melidah
kearah Utara dan di sebelah Tenggara di lintasan F, secara umum
pola konturnya membuka kearah luar derah penye-lidikan.
AB/2 = 500 meter
Pada bentangan AB/2 = 500 m (Gambar 8), anomali sangat tinggi
(>1000 Ohm-m) terda-pat di bagian selatan daerah penyelidikan
yaitu pada lintasan E di sekitar titik E-3500, sedangkan anomali
sangat tinggi di lintasan B sudah mulai menghilang, anomali tinggi
( 500 1000 ) Ohm-m, masih konsisten mendominasi berada di bagian
tengah sebelah Timur daerah penyelidikan yaitu pada lintasan D dan
melidah kearah lintasan C di titik C-6000, bentuknya bentuk
konturnya menutup. Harga anomaly sedang (150-500) Ohm-m muncul
mendominasi daerah penyelidikan dihampir hampir seluruh lintasan
kecuali sedikit di lintasan A di sebelah barat lintasan A mulai
A-3000, daerah dengan nilai anomali sedang pada bentangan AB/2=500
m ini makin meluas (membesar) daerahnya di bagian tengah daerah
penyelidikan di bagian Baratdaya, Barat, Timur, Timurlaut dan
selatan serta Utara, Anomali Rendah ( < 150 ) Ohm-m tetap
konsisten muncul di sebelah timur di dekat mataair panas di
lintasan D membuka kearah timur lalu di bagian tengah daerah
penyelidikan mengecil daerahnya dan memben-tuk spot di titik D-4000
dan di sebelah Tenggara di lintasan E di titik E-6500 serta di
sepanjang lintasan F, secara umum pola konturnya tetap membuka
kearah luar derah penyelidikan.
AB/2 = 750 meter
-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
I.16
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
Pada bentangan AB/2 = 750 m (Gambar 9), anomali sangat tinggi
(>1000 Ohm-m) terda-pat di bagian selatan daerah penyelidikan
yaitu pada lintasan E di sekitar titik E-3500, sedangkan anomali
sangat tinggi di lintasan D sudah mulai menghilang, anomali tinggi
( 500 1000 ) Ohm-m, masih konsisten berada di bagian tengah sebelah
Timur daerah penye-lidikan yaitu pada lintasan D dan namun sudah
mulai mngecil dan berupa spot. Harga anomaly sedang (150-500) Ohm-m
muncul mendominasi daerah penyelidikan dihampir seluruh lintasan
kecuali sedikit di lintasan A di sebelah barat lintasan A mulai
A-3000, daerah dengan nilai anomali sedang pada bentangan AB/2=750
m ini makin meluas (membesar) daerahnya di bagian tengah daerah
penyelidikan di bagian Baratdaya, Barat, Timur, Timurlaut dan
selatan serta Utara bentuknya memanjang dengan arah Utara-Selatan,
Anomali rendah (< 150) Ohm-m tetap konsisten muncul di sebelah
timur di dekat mataair panas di lintasan D membuka kearah timur
lalu yang di bagian tengah daerah penyelidikan sudang menghilang
dan di sebelah Tenggara, di lintasan E di titik E-6500membuka ke
arah lintasan F dan disebelah timur lintasan F, secara umum pola
konturnya tetap mem-buka kearah luar derah penyelidikan.
AB/2 = 1000 meter
Pada bentangan AB/2 = 1000 m (Gambar 10), anomali sangat tinggi
(>1000 Ohm-m) tetap konsisten terdapat di bagian selatan daerah
penyelidikan yaitu pada lintasan E di sekitar titik E-3500,
sedangkan anomali sangat tinggi di lintasan D sudah menghilang,
anomali tinggi ( 500 1000 ) Ohm-m, masih konsisten berada di bagian
tengah sebelah Timur daerah penye-
lidikan yaitu pada lintasan D dan namun sudah mulai mngecil dan
berupa spot. Harga anomaly sedang (150-500) Ohm-m muncul
mendominasi daerah penyelidikan di hampir seluruh lintasan kecuali
sedikit di lintasan A di sebelah barat lintasan A mulai A-3000,
daerah dengan nilai anomali sedang pada bentangan AB/2=1000 m ini
makin meluas (membesar) daerahnya di bagian tengah daerah
penyelidikan di bagian Baratdaya, Barat, Timur, Timurlaut dan
sela-tan serta Utara bentuknya memanjang dengan arah Utara-Selatan
dan berbelok kearah Barat-laut, Anomali Rendah ( < 150 ) Ohm-m
tetap konsisten muncul di sebelah timur di dekat mataair panas di
lintasan D membuka kearah timur serta di sebelah timurlaut lintasan
A dan B dan di sebelah Tenggara, di lintasan E di titik
E-6500membuka ke arah lintasan F dan disebelah timur lintasan F,
secara umum pola konturnya tetap membuka kearah luar derah
penyelidikan.
Tahanan Jenis Batuan
Penampang Lintasan D (Gambar 11) adalah penampang hasil
interpretasi sounding bera-rah hampir baratdaya-timurlaut , melalui
6 titik ukur sounding yaitu titik D-4500, D-5000, D-5500, D-6000,
D-6500 dan D-7000. Perlapi-san batuan pada penampang ini terdiri
dari tiga jenis batuan yaitu Batuan teralterasi ( 500 Wm ).
PEMBAHASAN
Gaya Berat
-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN
2011I.16
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
Anomali positip hasil dari perolehan data gay-aberat di daerah
panas bumi Riso terdiri dari 3 tubuh batuan, tubuh batuan yang
pertama memiliki nilai 0.25 (s = 2,92 gram/Cm3 ) yang berada di
baratlaut daerah penelitian yang diduga merupakan batuan gunungapi
berupa lava andesit basalt yang di interpretasikan sebagai heat
source dengan nilai densitas yang paling tinggi di bandingkan
dengan tubuh batuan lainnya. Tubuh yang kedua memi-liki densitas
0.16 (s = 2,83 gram/Cm3 ) yang diduga merupakan batuan andesit dan
diduga kuat merupakan daerah depresi (?) dan satu tubuh di paling
tenggara yang di duga meru-pakan granodiorit dengan nilai 0.12 (s =
2,79 gram/Cm3 ) dengan kedalaman sekitar 150 m
Geomagnet
Anomali magnet rendah secara umum terdapat pada bagian selatan,
dan timur daerah survei. Pada bagian timur berupa kontur menutup
memanjang yang diperkirakan sebagai batuan basalt, sedangkan pada
bagian selatan daerah survei anomali rendah ini diprediksi sebagai
batuan trakhit, andesit,dan sienit. Nilai anomali magnet sedang
hampir mendominasi daerah penyelidikan yang berada di bagian
tengah, barat, dan timur daerah survei. Pada bagian tengah
diperkirakan merupakan sebuah bat-uan terobosan berupa batuan
vulkanik berupa batuan granodiorit sehingga memicu muculnya mata
air panas Riso kepermukaan, sedangkan pada bagian barat dan timur
daerah survei diperkirakan merupakan satuan batuan basalt.
Secara umum pola delineasi/kelurusan secara umum hasil dari
reduction to pole (RTP) dan hasil reduction to equator (RTE)
berarah barat-
daya-timurlaut dan hampir baratlaut-tenggara yang memiliki pola
kelurusan yang sama den-gan hasil anomali Gaya Berat.
Geolistrik
Hasil mapping dengan bentangan AB/2=250 m hingga AB/2 = 1000 m
nilai tahanan jenis semu rendah ( 500 ohm-m) berupa spot spot kecil
mulai dari titik B-6000, C-6000, D-5500,D-6000 dan E-3500 namun
yang paling masif dan memiliki keme-nerusan hingga jauh di bawah
permukaan
-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
I.16
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
adalah yang berada di sekitar titik E-3500.
Dari intrpretasi hasil sounding diketahui dari nilai tahanan
jenis terdapat 3 jenis batuan den-gan nilai tahanan jenis yang
bervariasi. Batuan dengan nilai tahanan jenis < 150 ohm-m
meru-pakan batuan yang telah terubah (teralterasi) batuan ini
terdapat disebelah timur daereah penelitian tepatnya di sekitar
manifestasi panas bumi Riso, nilai tahanan jenis rendah ini
dimungkinkan terjadi oleh aktivitas panas bumi disekitar daerah
tersebut, selain di seki-tar manifestasi nilai tahanan jenis semu
rendah juga terdapat di sekitar lintasan F yang meru-pakan lapisan
sedimen dan tidak berkaitan dengan aktivitas panas bumi adapun
nilai tahanan jenis 150 500 ohm-m di interpretasi sebagai batuan
beku yang agak lapuk akibat proses pelapukan, batuan ini menempati
ham-pir sebagian besar daerah penyelidikan. Nilai tahanan jenis
batuan tinggi > 500 ohm-m di interpretasikan sebagai batuan beku
masif yag berada di sekitar titik D-5000 D-6000 dan E-3500, di
titik E-3500 batuan beku ini menerus hingga jauh di bawah
permukaan.
Daerah Prospek dan Estimasi Potensi Energi Panasbumi Riso
Berdasarkan hasil penelitian metode Geofisika sebaran area
prospek panas bumi Riso-Kalimbua terdapat di bagian tengah di
sekitar Tapango. Dari hasil kompilasi metode Geofisika didapat luas
area prospek panas bumi Riso sekitar 17.69 km2 untuk kelas
hipotetis (lihat gambar 11).
Bila temperatur reservoir diduga sebesar 156 oC, temperatur
cut-off sebesar 120C, den-
gan menggunakan metode penghitungan volumetrik, melalui beberapa
asumsi yaitu tebal reservoir = 1 km, recovery factor = 25%, faktor
konversi = 10%, dan lifetime = 30 tahun, maka potensi sumber daya
terduga sebesar 52 MWe.
KESIMPULAN
a. Daerah prospek panas bumi berkaitan erat dengan anomali
rendah hingga sedang untuk penyelidikan geolistrik dan geomag-net
serta anomali Bouguer tinggi dan yang menempati bagian tengah
daerah penye-lidikan dan menyebar ke arah timur.
b. Sumber panas diduga berasal batuan gunungapi ysng tidak
muncul ke permu-kaan dengan nilai densitas yang paling tinggi yaitu
0.25 (s = 2,92 gram/cm3),
c. Luas areal prospek daerah panas bumi Riso berdasarkan
penyelidikan geofisika kurang lebih dari 17.69 Km2.
d. Potensi terduga daerah panas bumi Riso berdasarkan
penyelidikan geofisika adalah 52 MWe
SARAN
1. Metoda geofisika gaya berat, geomagnet dan geolistrik belum
bisa menentukan sebaran dan kedalaman dari lapisan penu-dung
(caprock) dari sistem panas bumi Riso
-
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN
2011I.16
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
sehingga disarankan untuk dilaksanakan survei lanjutan dengan
metoda Magnetotel-lurik ( MT) guna mendeteksi struktur yang lebih
dalam dan rinci.
2. Sebaran titik ukur untuk survei lanjutan (MT) sebaiknya
diarahkan disekitar MAP Riso mengarah ke timur, karena dari hasil
survei geofisika terpadu liniasi anomali gaya berat, magnet dan
pola tahanan jenis rendah dari geolistrik semua masih mem-buka
kearah timur daerah penyelidikan.
3. Perlunya dilakukan perluasan daerah sur-vei khususnya
kesebelah baratdaya daerah penelitian yaitu pada daerah Andau.
PUSTAKA
Bachri, Sjaiful & Alzwar, Muzil, 1975. Laporan Inventarisasi
Kenampakan Gejala Panasbumi Daerah Sulawesi Selatan, Dinas
Vulkanologi, Bagian Proyek Survei Energi Geotermal, Band-ung.
Bemmelen, van R.W., 1949. The Geology of Indonesia. Vol. I A.
The Hague. Netherlands.
Cooper, G.R.J., 2002, GeoModel Method, School of Geosciences,
the Witwatersrand Johanes-burg, South Africa.
Fournier, R.O., 1981. Application of Water Geo-chemistry
Geothermal Exploration and Reservoir Engineering, Geothermal
System: Principles and Case Histories. John Willey & Sons. New
York.
Giggenbach, W.F., 1988. Geothermal Solute Equi-libria Deviation
of Na-K-Mg Ca Geo- Indicators. Geochemica Acta 52. pp. 2749
2765.
Hamilton W.,1979. Tectonic of Indonesia Region,
Geol.Surv.Prof.Papers,U.S.Govt.Print Off.,Washington.
Hutchinson,C.S.,1989. Geological Evolution of South-East Asia,
Oxford Mono. Geol. Geoph., 13, Clarendon Press, Oxford
Lawless, J., 1995. Guidebook: An Introduction to Geothermal
System. Short course. Unocal Ltd. Jakarta.
Mahon K., Ellis, A.J., 1977. Chemistry and Geo-thermal System.
Academic Press Inc. Orlando.
Radja, Vincent, 1970. Geothermal Energy Prospect in South
Sulawesi. Power Research Indonesia. Jakarta.
Ratman, N & Atmawinata, S., 1993. Peta Geologi Lembar
Mamuju, Sulawesi Skala 1:250.000. Pusat Penelitian dan
Pengemban-gan Geologi. Bandung.
Yuano, R., Dendi, S., Dkk., 2008. Survey pen-dahuluan Geologi
dan Geokimia Daerah Panas Bumi Polewali Mandar Sulawesi Barat.
Lapo-ran Hasil Survey, Pusat Sumber Daya Geologi. Tidak
dipublikasi.
-
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
I.16
Gambar 1. Peta lokasi daerah penyelidikan daerah panas bumi
Riso
Gambar 2. Peta geologi tinjau daerah panas bumi Riso, Kabupaten
Polewali Mandar
PROV. SULAWESI BARAT
PROV. SULAWESI SELATAN
PROV. SULAWESI TENGGARA
PROV. SULAWESI TENGAH
D. Lindu
D. Poso
D. Towoti
D. Matano
T E L U K T O L O
T E L U K P O S O
Lokasi Survei
-
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN
2011I.16
48
48
48
48
5858
58
58
58 5858 58
58
58
58
58
68
Takaturung
300
400
300
200
100
200
100
500
400
300
300
400
700
500
700
500
200
600
800
900
600
500
900
400
500
200
300
400
600
700
800
Tanetesare
Buttu
Lima
Buttu
1094
Buttu
Buttu
Kayuangin
Buttu
Rakasan
Buttu
Taking
Palebangan
Buttu
887
Sarandu
Buttu
1134
888
921
932
Butu
Capego
Buttu
Talise
Buttu
Tadatada
Barumbung
Cenggena
Buttu
Areleang
Buttu
Buttu
Tollo
Buttu
Kubulakah
Timbubatu
Buttu
596
827
Tamanipi
Buttu
Sinombo
620
610
Buttu
Sinombo
682
568
677
1005
748Tamasembo
Buttu
537
725
374
Buttu
KanamanukButtu
Buttu
Binaro
Buttu
Paparandangan
Kajubolong
Buttu
Surahe
Pangasok
Buttu
Buttu
Buyangmanu
Buttu
Tapina
Kalukku
Kawukuhan
Buttu
Buttu Buttu
Buttu
Buttu
Sare
Buttu
Buttu
Lemarang
Matetang
Kanitua
Buttu
Kayuangin
585585
521
535
Pangandarang460
Buttu
Buttu
Buttu
Surang
Buttu
Taledo
Tabelia
Kadotora
Buttu
Tahaking
Buttu
Tanssi
Buttu
Sepongbaru
Buttu
Bakka
Buttu
Sallodea
Buttu
243
251
283
343
Buttu
Karobe
Beruberu
253
Tondonggalung
Papparandangan
Kambe
Takaturung
Tande
Rappang
Makula
Andau
Rappang
Tappang
Tappina
Kondo
Batutambang
Simbalatung
Tottongan
Tapua S U M A R O R O N G
Bussu
JambumaaleaCapego
Pelitakan
Katapang
Lakejo
Tapango
Wonorejo
Malla
Pandengpanreng
MambuGatta
Sepongbatu
Tanete
K E C . T A P A N G O
Reamambu
Kalimbua
Rulabolong
Lepejang
Saluako
Salupaku
K E C . M A P I L L I
Bakabaka
Riso
Salu
Kayya
ng
Sal
u B
ssu
Salu S
urahe
Salu Lem
arang
Sal
u Tah
akin
g
Salu Man
gunburu
Salu Mappe
Sa
lu K
ah
utu
Salu T
ahea
SAlu
Kum
ba
Salu Malla
Salu B
atuasngguta
Salu
Mamb
u
Salu Mam
bu
Salu
Kana
sura
ng
Salu
Riso
11911' 11912' 11913' 11914' 11915' 11916' 11917' 11918'
-321'
-320'
-319'
-318'
-317'
-316'
-315'
-314'
742,000 mE 743,000 mE 744,000 mE 745,000 mE 746,000 mE 747,000
mE 748,000 mE 749,000 mE 750,000 mE 751,000 mE 752,000 mE 753,000
mE 754,000 mE 755,000 mE 756,000 mE
9,629,000 mN
9,630,000 mN
9,631,000 mN
9,632,000 mN
9,633,000 mN
9,634,000 mN
9,635,000 mN
9,636,000 mN
9,637,000 mN
9,638,000 mN
9,639,000 mN
9,640,000 mN
9,641,000 mN
9,642,000 mN
9,643,000 mN
Kab. B O N EKab. SOPPENG
-330'
-4
Kab. KONAWE SELATAN
-2
-230'
-3
Kab. KOLAKA UTARA
Kota. KENDARI
Kab. KENDARI
Kab. LUWU TIMUR
Kab. MOREWALI
12030' 121 12130' 122 12230'
Kab. P O S O
Kab. KOLAKA
INDEX
DAERAH PENYELIDIKAN
11930'11830' 119 120
Kab. LUWU UTARA
Kab. DONGGALA
Kab. TANATORAJA
Kab. MAMUJU UTARA
Kota PALOPO
Kab. L U W U
Kab. SIDENRENG RAPANG
Kota PARE PARE
Kab. PINRANG
Kab. ENREKANG
Kab. POLEWALI MANDAR
KAb. BARRU
Kab. MAJENE
Kab. MAMASA
Kab. MAMUJU
PETA ANOMALI BOUGUERDAERAH PANAS BUMI RISO KAB. POLEWALI
MANDAR
PROVINSI SULAWESI BARAT
U
0m 1000m 2000m 3000mKETERANGAN
38 42 46 50 54 58 62 66 70
Sungai dan anak sungai
Jalan
Mata air panas
Kontur ketinggian interval 50 meter
A 4000
Kampung
Sawah
Titik pengukuran gaya berat
Kontur anomali bouguer
Datum Horizontal WGS 84Proyeksi Peta UTM Zona 50 S
Gambar 3. Peta Anomali Bouguer daerah panasbumi Riso
-7
-7
-7
-7
3
3
33
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Takaturung
300
400
300
200
100
200
100
500
400
300
300
400
700
500
700
500
200
600
800
900
600
500
900
400
500
200
300
400
600
700
800
Tanetesare
Buttu
Lima
Buttu
1094
Buttu
Buttu
Kayuangin
Buttu
Rakasan
Buttu
Taking
Palebangan
Buttu
887
Sarandu
Buttu
1134
888
921
932
Butu
Capego
Buttu
Talise
Buttu
Tadatada
Barumbung
Cenggena
Buttu
Areleang
Buttu
Buttu
Tollo
Buttu
Kubulakah
Timbubatu
Buttu
596
827
Tamanipi
Buttu
Sinombo
620
610
Buttu
Sinombo
682
568
677
1005
748Tamasembo
Buttu
537
725
374
Buttu
KanamanukButtu
Buttu
Binaro
Buttu
Paparandangan
Kajubolong
Buttu
Surahe
Pangasok
Buttu
Buttu
Buyangmanu
Buttu
Tapina
Kalukku
Kawukuhan
Buttu
Buttu Buttu
Buttu
Buttu
Sare
Buttu
Buttu
Lemarang
Matetang
Kanitua
Buttu
Kayuangin
585585
521
535
Pangandarang460
Buttu
Buttu
Buttu
Surang
Buttu
Taledo
Tabelia
Kadotora
Buttu
Tahaking
Buttu
Tanssi
Buttu
Sepongbaru
Buttu
Bakka
Buttu
Sallodea
Buttu
243
251
283
343
Buttu
Karobe
Beruberu
253
Tondonggalung
Papparandangan
Kambe
Takaturung
Tande
Rappang
Makula
Andau
Rappang
Tappang
Tappina
Kondo
Batutambang
Simbalatung
Tottongan
Tapua S U M A R O R O N G
Bussu
JambumaaleaCapego
Pelitakan
Katapang
Lakejo
Tapango
Wonorejo
Malla
Pandengpanreng
MambuGatta
Sepongbatu
Tanete
K E C . T A P A N G O
Reamambu
Kalimbua
Rulabolong
Lepejang
Saluako
Salupaku
K E C . M A P I L L I
Bakabaka
Riso
Salu K
ayyang
Salu
Bss
u
Salu Surahe
Salu Lem
arang
Salu
Tah
akin
g
Salu Man
gunburu
Salu Mappe
Sal
u K
ahut
u
Salu Tah
ea
SAlu
Kum
ba
Salu Malla
Salu B
atuasngguta
Salu
Mamb
u
Salu Mam
bu
Salu
Kana
suran
g
Salu
Riso
11911' 11912' 11913' 11914' 11915' 11916' 11917' 11918'
-321'
-320'
-319'
-318'
-317'
-316'
-315'
-314'
742,000 mE 743,000 mE 744,000 mE 745,000 mE 746,000 mE 747,000
mE 748,000 mE 749,000 mE 750,000 mE 751,000 mE 752,000 mE 753,000
mE 754,000 mE 755,000 mE 756,000 mE
9,629,000 mN
9,630,000 mN
9,631,000 mN
9,632,000 mN
9,633,000 mN
9,634,000 mN
9,635,000 mN
9,636,000 mN
9,637,000 mN
9,638,000 mN
9,639,000 mN
9,640,000 mN
9,641,000 mN
9,642,000 mN
9,643,000 mN
Kab. B O N EKab. SOPPENG
-330'
-4
Kab. KONAWE SELATAN
-2
-230'
-3
Kab. KOLAKA UTARA
Kota. KENDARI
Kab. KENDARI
Kab. LUWU TIMUR
Kab. MOREWALI
12030' 121 12130' 122 12230'
Kab. P O S O
Kab. KOLAKA
INDEX
DAERAH PENYELIDIKAN
11930'11830' 119 120
Kab. LUWU UTARA
Kab. DONGGALA
Kab. TANATORAJA
Kab. MAMUJU UTARA
Kota PALOPO
Kab. L U W U
Kab. SIDENRENG RAPANG
Kota PARE PARE
Kab. PINRANG
Kab. ENREKANG
Kab. POLEWALI MANDAR
KAb. BARRU
Kab. MAJENE
Kab. MAMASA
Kab. MAMUJU
PETA ANOMALI SISADAERAH PANAS BUMI RISO KAB. POLEWALI MANDAR
PROVINSI SULAWESI BARAT
Datum Horizontal WGS 84Proyeksi Peta UTM Zona 50 S
U
0m 1000m 2000m 3000m
KETERANGAN
-17 -13 -9 -5 -1 3 7 11
Sungai dan anak sungai
Jalan
Mata air panas
Kontur ketinggian interval 50 meter
A 4000
Kampung
Sawah
Titik pengukuran gaya berat
Kontur anomali sisa
Perkiraan struktur
Garis penampangA
B
A
B
F1
F2
F3
F4
F5
C
D
F6
Gambar 4. Peta Anomali Sisa daerah panasbumi Riso
-
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
I.16
-200
-200
-200
-200
-200
-200
-200
-200
-200
-200
100100
740,000 742,000 744,000 746,000 748,000 750,000 752,000 754,000
756,000 758,000
9,626,000
9,628,000
9,630,000
9,632,000
9,634,000
9,636,000
9,638,000
9,640,000
9,642,000
135
290
286190
238
445
322
179
360
257
255
216
220
211
218
78
95
173
174
26
90
430
460
488
423
321
315
459
480
326
241
163
199
284
236
203
261
489
403
602
470
403
402
498
421
141
340
131
151
174
51
326
158
288
401
63
40
319
380
604
568
657
363
465
618
316
556
420
503
505
532
412
510
599
405
110
59
462
83
79
55
1148
572
934
695
604
639
502
120
168
508
147
146
732
58
87
209
83
115
165
1367
170
327
155
467
368
410
145
758
994
315
1110
991
1119
1355
1112
943
Tatulandang
B U L O
Tondokratto
Sikuku
Saluratte
Panikiu
Pembongian
Lelo
Silasila
Kanusuang
Salurihang
Toppong
Pulliwa
Sabura
Manyemanye
Mangulele
Kondoondo
Paredean
Tosondeng
W O N O M U L Y O
Landi
Pulludung
Bakabaka
Makula
Andau
Rappang
Rappang
Tappang
Sepongbatu
Tande
K E C . M A P I L L I
Jambumaalea
Tondonggalung
Bussu
Papparandangan
Kambe
Takaturung
Bakkabakka
Kajubolong
Pussepang
Buttudakka
Sugihwaras
Lamongan
Pohayam
Banuabaru
MambuGatta
Tapua
Tappina
Kondo
Batutambang
Simbalatung
Tottongan
S U M A R O R O N G
TulungagungAkaaka
Pelitakan
Katapang
Lakejo
Tapango
Wonorejo
Capego
Reamambu
Limboro
Batutaka
Lemo
Panandai
Bullung
Makkombong
Kalimbua
Malla
Pandengpanreng
Rulabolong
Lepejang
Saluako
K E C . T A P A N G O
Salurewong
Salupaku
Nenebece
Matakali
Lemogamba
PenyingkulAribang
Tibakan
Basseang
Kurrak
Tanete
Mambu
Batumapata
930
288
Buttu
Milan
Buttu
Beang
Buttu kasela
1228
Buttu kupa
Buttu
Salukulang
1045
11021162
Dandanarutu
Buttu
Buttu
Lettong
Baruga
Cenggena
Buttu
Buttu
11021094
1111
995
1134
Tanetesare
Buttu
Lima
Buttu
Buttu
Lamba
Pangerengan
Buttu
Barumbung
Buttu
Kayuangin
Buttu
921
888
Capego
Buttu
Rakasan
Butu
Areleang
Buttu
Buttu
Buttu
Taking
Kubulakah
Palebangan
Buttu
Puleme
Buttu
Pupukan
Buttu
Natanete
Buttu
Timbubatu
Buttu
Buttu
Buttu
Tollo
Sarandu
Tahaking
Buttu
Lemarang
Buttu Buttu
Alipan
Buttu
Sinombo
596
677
827
887
1005
Matetang
Buttu
Kanitua
Buttu
Buttu
Talise
Buttu
Tadatada
Buttu
Sinombo
620
748
682
568
610
Tamasembo
Buttu
537
725
Buttu
KanamanukButtu
Kayuangin
585585
521
374
535Pangandarang
460
251
253
283
243
343
Kawukuhan
Buttu
Buttu
Kalukku
Buttu
Tamanipi
Binaro
Buttu
Paparandangan
Buttu
Kajubolong
Buttu
Pangasok
Buttu
Buttu
Surahe
Buttu
Sare
Kadotora
Buttu
Surang
Buttu
Buttu
Buyangmanu
Buttu
Tapina
Buttu
Buttu
Karobe
Buttu
Taledo
Tabelia
TanssiButtu
Bakka
Buttu
Sallodea
Buttu
Beruberu
Buttu
Buttu
Sepongbaru
Buttu
Pusendana
Paeroang
Tannae
Buttu
Pokapakan
Buttu
Kamusuang
Batubatu
Buttu
Buttu
Taibalao
485
Buttu
Tatulandang
485
480
481
457
309
Buttu
Ulusalupali
381
200
500
400
300
100
300
400
400
300
200
100
200
300
100
700
500
200
600
800
400
200
300
400
500
600
1000
900
600
500
900
500
700
100
0
900
700
800
800
1100
1200
1300
600
200
300
400
500
700
100
400
700
1300
800
900
500
600700
800
500
110010
00
900
700
600
1200
Salu Maloso
Salu
Masu
ppa
Salu Ihing
Salu Lem
arang
Salu Mappe
Salu
Tah
akin
g
Salu Man
gunburu
Salu Andau
Sal
u K
ahut
u
Salu K
ayyang
Salu Tah
ea
Salu
Riso
Salu Mam
bu
Salu
Kana
suran
g
Salu
Bss
u
Salu Surahe
SAlu
Kum
ba
Salu Batuasngguta
Salu
Mamb
u
Salu Palirakan
Salu Malla
1053
1018
PETA ANOMALI MAGNET TOTALDAERAH PANAS BUMI RISO
KABUPATEN POLEWALI MANDARPROVINSI SULAWESI BARAT
Datum Horizontal WGS 84Proyeksi Peta UTM Zona 50 S
KETERANGAN
Mata air panas
Interval Kontur 25 m
Sungai
Jalan
U
0m 1000m 2000m 3000m
Titik Ukur Geomagnet
nT-750 -550 -350 -150 50 250 450
Gambar 5. Peta Anomali Magnet Total daerah panas bumi Riso
Gambar 6. Peta anomali magnet total hasil upward continuation
setelah dilakukan reduction
-
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN
2011I.16
to pole (RTP) dan reduction to equator (RTE) pada ketinggian
200, 400, dan 600 meter daerah panas bumi Riso
Gambar 7. Peta sama tahanan jenis semu AB/2 = 250 m daerah panas
bumi Riso
-
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
I.16
Gambar 8. Peta sama tahanan jenis semu AB/2 = 500 m daerah panas
bumi Riso
-
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN
2011I.16
Gambar 9. Peta sama tahanan jenis semu AB/2 = 750 m daerah panas
bumi Riso
-
BUKU 1 : BIDANG ENERGI
PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011
I.16
Gambar 10. Peta sama tahanan jenis semu AB/2 = 1000 m daerah
panas bumi Riso
Gambar 10. Peta kompilasi geofisika serta delineasi zona prospek
daerah panas bumi Riso