Page 1
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN........................................i
DAFTAR ISI..............................................ii
1. PENYEARAH 3 FASA SETENGAH GELOMBANG TERKONTROL BEBAN
RESISTIF (R).............................................1
1.1. Tujuan Percobaan...................................1
1.2. Pendahuluan........................................1
1.3. Alat Dan Bahan.....................................5
1.4. Rangkaian Percobaan................................5
1.5. Prosedur Percobaan.................................6
1.6. Hasil Percobaan....................................6
1.7. Analisa............................................8
KESIMPULAN.............................................11
Page 2
1. PENYEARAH 3 FASA SETENGAH GELOMBANG TERKONTROL BEBAN
RESISTIF (R)
1.1. Tujuan Percobaan
Mengukur arus dan tegangan pada penyearah tiga fasa
setengah gelombang terkontrol jenis rangkaian M3C.
1.2. Pendahuluan
Seperti rangkaian tiga fasa takterkontrol jenis
rangkaian M3U, rangkaian tiga fasa terkontrol M3C juga
merupakan penyearah satu gelombang. Itu juga dikenal
sebagai rangkaian tiga fasa.
Sebuah thyristor konduksi ketika potensial anoda
lebih tinggi daripada potensial pada kutub
positifdaritegangan output Ud.
Thyristor tidak menjadi konduktif, namun hanya dengan
pulsa penembakan dengan mengontrol sudut α. Pulsa –
pulsa penembakan dari tiga thyristor juga memiliki
perbedaan sudut sebesar 120o seperti tegangan UL1, UL2
dan UL3.
Page 3
Jika kita asumsikan bahwa thyristor V1 konduksi, UL2
digunakan pada ouput dan menentukan tegangan pada
katoda. Kemungkinan waktu paling awal untuk thyristor
V3 untuk mengambil alih thyristor 1 adalah pada c.
Thyristor V5 tidak dapat mengambil alih arus hingga e,
Page 4
thyristor V1 pada h atau a. Titik a, c dan e disebut
waktu penembakan alami, sudut control α disini adalah
0o. Dari waktu ini, masing – masing tegangan fasa lebih
tinggi dari fasa yang sebelumnya, thyristor yang sesuai
dapat mengambil alih arus. Gambar 3.5.1.2 menunjukkan
tegangan output untuk sudut control α = 60o.
Dapatditetapkan :
Waktu a :
Thyristor 5 konduksi.Pada rangkaian M3U ( tak
terkontrol → diode ) kutup semokonduktor V1 sekarang
akan mengambil alih arus. Thyristor V1 hanya melakukan
ini setelah pulsa penembakan, namun ini tidak akan
muncul hingga setelah 60o pada contoh kita. Thyristor V5
tetap konduktif hingga polaritas dari tegangannya
berubah ( pada beban resistif murni U = 0 V, I = 0 A,
arus hoding dibawah, thyristor diblok ). Karena itu, Ud
menjadi sama dengan 0.
Waktu b :
Disini thyristor V1 menerima pulsa penembakan, Ud
melewati nilai sementara dari UL1.
Waktu c :
Dioda V3 akan mengambil alih arus jika ini adalah diode
yang normal. Namun, diode V3 tetap diblok sehingga arus
kontinu untuk mengalir melalui thyristor V1 hingga
polaritas tegangan berubah.
Waktu d :
Page 5
Pada sudut control 60o, pulsa penembakan untuk thyristor
V3 muncul. Ud melewati tegangan peak dari UL2, dll.
Pada beban resistif, arus memiliki kurva yang sama
sebagai Ud, di bawah sudut control 30o. Pada sudut
control 150o, tegangan masing – masing pada polaritas
negative, thyristor yang sesuai tidak menerima pulsa
penembakan lebih banyak disini. Jarak maximum sudut
control dari rangkaian M3C adalah α = 0o … 150o pada
beban resistif. Perbandingan dengan beban induktif
dijelaskan pada gambar 3.5.1.3.Pada gambar ini, kita
asumsikan bahwa induktansi terbesar dan sudut control
meningkat secara konstan. Pada beban induktansi, arus
kontinu mengalir ketika tegangan fasa dibalik
polaritasnya. Masing – masing thyristor tetap konduktif
hingga thyristor itu dikurangi oleh thyristor yang
selanjutnya. α = 15o, saat thyristor V5 tetap konduksi,
Page 6
thyristor V1 diberi pulsa penembakan. Kedua thyristor
konduksi, hubungan singkat dihasilkan antara UL1 dan UL3.
UL1 menjadi nilai sesaat dari 230 V, UL3 memiliki nilai
84.1.Pergantian tegang dari Uc = - 145.9 V diberikan
melalui thyristor V5, oleh karena resultan hubung
singkat arus, arus I5 dibawah nilai dari arus holding,
sehingga thyristor V5 memblok. Thyristor V1 konduksi
dan mengambil alih arus Id. Tegangan output meliputi
bagian – bagian negative. Arus berganti dari fasa 2 ke
fasa 3. Pergantian arus hubung singkat dihasilkan oleh
UL3 = 325 V dan UL2 = 162.5 V. Itu mengalir ke I3, yang
disebabkan oleh thyristor 3 yang memblok. Thyristor V5
konduksi dan mengambil alih arus Id.
α = 90o : walaupun kita memiliki arus positif Id,
tegangan output dari penyearah adalah tegangan AC murni
( area tegangan dibawah garis nol ). Namun, hal ini
terjadi jika bagian ohm ic diabaikan pada beban. Dari
waktu penembakan thyristor ketitik 0 melewati tegangan,
koil memberikan energy dan mengembalikannya ke bagian
utama dari phasa yang konduksi sebagai generator. Kita
dapat melihat dari sudut control α = 0o… 90o, rangkaian
dioperasikan sebagai penyearah, dengan meningkatkan
sudut control tegangan DC pada output menurun dan
menjadi 0 pada 90o. Namun, secara teori jarak penembakan
menjadi 180o( gambar 3.5.1.2 ). Hanya kondisi awal untuk
pergantian pada arus bahwa tegangan yang mengambil alih
adalah yang positif dari hubungan tegangan sebelumnya.
Tegangan UL1 pada rentang a … d lebih tinggi dari UL3,
Page 7
tegangan UL2 pada rentang c … f lebih tinggidari UL1
dan sebagainya.
Penjelasan rangkaian :
Supply bridge diatur pada B6 sehingga Ud lebih rendah
dari biasanya. Kita mengatur beban unit sehingga bentuk
tegangan dibagi dengan tegangan output negative dan
resistansi internal yang tinggi. Ini dapat
disimulasikan dengan beban ( bab 3.6.1 ). Karakteristik
dari beban mengoperasikan sebuah generator jika arus
dan tegangan memiliki tanda yang berbeda. Arus Id yang
positif dalam hal ini harus tetap positif ketika
generator berubaharah. Sehingga energy mengalir dari
sumber ke beban pada polaritas arus dan tegangan yang
sama. Arah aliran energy dari beban kesumber pada
polaritas yang berbeda.
1.3. Alat Dan Bahan
- Oscilloscope : 1 buah
Page 8
- SCR : 3 buah
- Resistor 27 Ω : 1 buah
- Pulsa trigger : 1 buah
- Kabel : secukupnya
1.4. Rangkaian Percobaan
Page 9
1.5. Prosedur Percobaan
1. Buat rangkaian seperti yang ditunjukkan gambar
3.5.2.1 dengan papan daya ( liat juga gambar
3.5.2.2 )
2. Lihat switch M3/B6 ke M3
3. Hidupkan power supply 3 fasa dengan menutup bridge
pada power supply 3 fasa
4. Atur sinkronisasi dari gerbang fasa control II ke L2
dengan switch L1/L2.
5. Tutup bridge ke generator pada gerbangfasa control I
dan II sehingga ketiga thyristor kira – kira pada
hubungan fasa yang sama. Oscilloscope UL1 dan Ud.
Atur sudut control dari α = 90o. Lalu, kamu dapat
mengatur single pulse dari Ud ke sudut control yang
sama dan amplitude sebagai αw dengan potensiometer.
NB :
Pada rangkaian tiga fasa, sudut control α tidak
dihitung dari 0 melewati IL1, tetapi dari titik
pertemuan antara UL1 dan UL3. Jika kamu ingin
mendasari penemuanmu pada titik 0 melewati UL1, kamu
harus selalu mengurangi 30o dari sudut yang diukur
antara waktu penembakan dan poros 0.
6. Tampilkan dengan osciolloscope berikut :
Tegangan keluaran Ud
Arus beban Id
1.6. Hasil Percobaan
Hasil simulasi pada osiloskop
Page 10
Rangkaian simulasi di Matlab
Hasil simulasi pada Scope (di Matlab)
Page 11
1.7. Analisa
Pada percobaan yang telah dilakukan diperoleh data sebagai
berikut :
Vm = 20 volt
R = 27 Ω
α = 45 o
maka dapat dihitung :
Tegangan rata – rata pada beban :
VRrata−rata=3×Vfmax
2π¿
¿3×202×3.14
¿
Page 12
¿ 606.28
¿
¿606.28
(1.25)
¿12.02volt
Tegangan rms :
VRrms=Vfmax×√3
2 (π−30−απ +
14π (√3cos2α+sin2α¿¿))
12
¿20×√3
2 (180−30−45180
+1
4×3.14(√3cos2(45)+sin2(45)))
12
¿17.32 (0.583+0.079 )12
¿17.32×0.814¿14.09volt
Arus rata-rata :
IRrata−rata=3VFmax
2πR¿
¿3
2x3.14x27x20¿
¿3
169.56x20 (0.612−0.353+1)
¿3
169.56x20x1.258
¿0.445A
Arus rms :
IRrms=VFmaxx√3
2R ¿¿
Page 13
¿20x√32x27
¿¿
¿20x√354
¿¿
¿20x √354
¿¿
¿20x √354
[0,662 ]12
¿20x√3x0.814
54¿0.522A
arus rata – rata SCR :
IQrata−rata=
√3xVFmax
2πR xcosα
¿ √3x20V2x3,14x27
xcos45
¿ √3x20169,56
x0,707
¿0,144A
arus rms SCR :
IQrms=VFmax
2R (120π + √3cos2α2π )
12
¿20
2x27 (120180+
√3cos (2x45 )2x3,14 )
12
Page 14
¿0,370(120180+0)
12
¿0,3A
Perbandingan hasil perhitungan berdasarkan rumus dan hasil
simulasi dengan simulink :
VRrata−rataIRrata−rata
VRrmsIRrms IQrata−rata
IQrms
Simulasi
matlab12.02 V 0.445 A 14.07 0.521 0.143 0.3
Rumus 12.02 V 0.445 A 14.09 0.522 0.144 A 0.3
Pada hasil percobaan, gelombang tegangan dan arus yang
terlihat pada osiloskop bentuk puncak salah gelombangnya
kurang baik dan tinggi puncak tidak sama dikarenakan
kemungkinan ada drop tegangan sehingga tinggi puncak tidak
samadan kondisi pada oscilloscpe yang kurang baik.
Page 15
KESIMPULAN
1. Kesempatan untuk mentrigger thyristor 1
yaitu pada saat setelah ωt = 300
2. Kesempatan untuk mentrigger thyristor 2
yaitu pada saat setelah ωt = 1500
3. Kesempatan untuk mentrigger thyristor 3
yaitu pada saat setelah ωt = 2700
4. SCR dibebani R, saat SCR dibias mundur
tegangan dan arus pada beban adalah nol.