A. Ascariasis (Ascaris lumbricoides)Hospes Ascaris Lumbricoides
adalah manusia. Penyakit yang ditimbulkan adalah ascariasis. Cara
infeksinya melalui mulut(per oral), tertelan telur infektif.
Distribusi geografik adalah 70%prevalensi di Indonesia pada
1970-1980
Morfologi:Cacing dewasaBentuk silindris dengan ukuran betina
20-35cm dan jantan 15-20 cm. Kepala mempunyai 3 bibir, satu
terletak mediodorsal dan 2 ventrolateral. Ekor betina lurus dan
lancip, jantan melengkung. Pada ujung post terdapat duri-duri halus
copulatory spikula. Larva ascaris di dalam jaringan paruPada
perwanaan HE, larva berwarna ungu tua, reaksi radang(sel-sel
polimorf dan eusinofil) di sekitar larvaTelurTerdapat 2 macam
telur: yang dibuahi (fertilized egg) dan yang tak dibuahi(
unfertilized egg)Telur yang dibuahi ukuran 60-45 mikron, bentuk
agak lonjong dengan dinding luar tebal berwarna cokelat karena zat
warna empedu, dinding telur terdiri dari 3 lapisan.Terdapat lapisan
albuminoid bergerigi yang tebal, biasanya terdapat 1-4 sel.Telur
yang tidak dibuahi bentuk lebih lonjong daripada yang dibuahi.
Dinding tipis, lapisan albumin lebih tipis, seluruh bagian dalam
telur berisi granula.Telur infektif morfologi seperti telur
dibuahi, berisi rhabditoid larva, terbentuk sesudah 3 minggu di
tanah.
Daur hidup:Telur dalam lingkungan sesuai menjadi
infektif(3mnggu) kemudian tertelan manusia dan menetas di usus
halus. Kemudian ke pembuluh darah dan limfe lalu ke jantung ke paru
ke alveolus dan naik ke bronkiolus-faring kemudian terjadi
rangsangan batuk dan jika tertelan kembali ke esofagus akan menuju
usus halus dan menjadi cacing dewasa. Waktu untuk siklus diatas 2
bulan.
Patologi dan gejala klinisGejala ditimbulkan cacing dewasa dan
larva. Larva di paru, alveolus rentan terjadi perdarahan, batuk,
demam dan eusinofilia dan bermanifestasi menjadi sindrom loeffler.
Pada cacing dewasa dalam jumlah ringan, gejala gangguan usus
ringan(mual, nafsu makan berkurang, diare dan konstipasi.Pada
infeksi berat, terutama pada anak2, obstruksi usus,malabsorbsi,
malnutrisi. Kadang cacing dewasa bergerak ke saluran empedu,
apendiks atau ke bronkus sehinggan menimbulkan gawat darurat
sehinga memerlukan penangan operatif.
PrognosisBaik, tanpa pengobatan dapat sembuh sendiri dalam 1,5
tahun. Dengan pengobatan kesembuhan 70-99%
Diagnosa dan terapi:Tabel 1.Major Human Intestinal Parasitic
Nematodes
Parasitic Nematode
FeatureAscaris lumbricoides (Roundworm)Necator americanus,
Ancylostoma duodenale (Hookworm)
Global prevalence in humans (millions)1221740
Endemic areasWorldwideHot, humid regions
Infective stageEggFilariform larva
Route of infection OralPercutaneous
Gastrointestinal location of wormsJejunal lumenJejunal
mucosa
Adult worm size1540 cm712 mm
Pulmonary passage of larvaeYesYes
Incubation perioda (days)607540100
Longevity1 yN. americanus: 25 yA. duodenale: 68 y
Fecundity (eggs/day/worm)240,000N. americanus: 400010,000A.
duodenale: 10,00025,000
Principal symptomsRarely gastrointestinal or biliary obstruction
Iron-deficiency anemia in heavy infection
Diagnostic stageEggs in stoolEggs in fresh stool, larvae in old
stool
TreatmentMebendazoleAlbendazolePyrantel
pamoateMebendazolePyrantel pamoateAlbendazole
B. Cacing Tambang(Hookworm)Terdapat dua jenis cacing tambang
yaitu Necator americanus dan ancylostoma duodenale. Hospes
definitifnya manusia. Penyakitnya adalah infeksi cacing tambang.
Ancylostomiasis. Cara Infeksi adalah melalui larva sedikit/ larva
filari menembus kulit.
EpidemiologiInsidensi tinggi di
Indonesia(pedesaan,perkebunan)
MorfologiCacing dewasaNecator Americanus:Cacing dewasa berbentuk
silindris dengan ujung anterior melengkung tajam ke arah dorsal
(seperti huruf S) warna kuning ke abu-abuan atau sedikit kemerahan.
Jantan memiliki 7-9mm dan diameter 0,3mm. Betina memiliki ukuran
9-11mm dan D:0,4mm. Rongga mulut terdapat bentukan semilunar
cutting plate. Ujung post cacing jantan terdapat bursa kopulatrix
dan sepasang spikula. Ujung post cacing betina runcing, vulva
terletak di bag tengah tubuh.Ancylostoma duodenale:Berbentuk
silindris dan relative gemuk, terdapat lengkunagn cervical ke arah
dorso anterior(seperti huruf C), warna merah muda atau coklat muda
ke abu-abuan. Cacing jantan memiliki ukuran p:8-11mm D:0,4-0,5 mm
dan betina etina P: 10-13mm D:0,6 mm. Rongga mulut terdapat
sepasang gigi ventral, gigi luar ukuran lebih besar. Ujung post
cacing betina tumpul, cacing jantan memp bursa kopulatrix
LarvaTerdapat dua jenis stadium larva:Larva rhabditiformBentuk
agak gemuk dan pendek, ukuran 300-20mikron. Mulut sempit, panjang,
esophagus panjangnya=1/4 panjang badan.Larva filariformBentuk
langsing, panjang berekor runcing, mempunyai shealth(selubung),
ukuran 600-25mikron, esophagus panjangnya 1/3 badan.Merupakan
stadium non feeling
TelurTelur kedua jenis spesies tidak dapat dibedakan. Bentuk
lonjong berdinding tipis, jernih tidak berwarna, ukuran 60-40
mikron. Telur berisi embrio yang terdiri dari 2-8 sel(morula)
Daur HidupTelur menetas dalam 1-1,5hr lalu menjadi larva
rabditiform, dalam 3hr berubah menjadi larva filariform dan
kemudian menembus kulit lalu menuju kapiler darah sampai ke jantung
kanan dan kemudian ke paru, bronkus, trakea, laring, dan usus
halus
Patologi dan gejala klinisStadium larva:Bila banyak filariform
yg menembus kulit maka timbul perubahan pada kulit(ground
itch)Stadium Dewasa:Gejala tergantung pada spesies dan jumlah
cacing. N. americanus menyebabkan kehilangan darah
0,0005-0,1cc/hari. A.duodenale menyebabkan kehilangan darah
0,08-0,34cc/hr. Akibat kehilangan darah adalah anemia dan kemudian
daya tahan tubuh berkurang.
Diagnosis dan pengobatanMebendazolePyrantel
pamoateAlbendazole
C. Taeniasis Taenia SaginataHospesnya adalah manusia dengan
hospes perantara sapi. Penyakit yang muncul taeniasis saginata.
Cara infeksi melalui makan daging sapi mengandung cyste cercusbovis
kurang matang.
EpidemiologiBanyak ditemukan di Negara yang penduduknya banyak
mengkonsumsi daging sapi/kerbau. Di Indonesia terutama di bali,
Jakarta.
MorfologiCacing dewasaScolex(kepala) bentuk bulat diameter
1-2mm, mempunyai 4 buah sucker(alat pengisap), setengah bulat,tidak
mempunyai rostelum pada kepala. P:4-12m, mempunyai 1000 proglottid
terdiri dari proglottid belum matang di belakang leher, proglottid
mattang di bagian tengah, dan proglottid gravid di sepertiga post.
Proglotoid gravid ukuran panjang lebih besar dari lebar, besar
16x6mm. Cabang uterus berjumlah 15-30 dan berisi telur. Tidak
mempunyai uterine pore(lubang uterus), genital pore terletak di
tepi/sisi lateral.
TelurBerbentuk bulat, berdinding tebal dgn struktur radiair,
D:35 mikron. Telur berisi heksakan embrio. Telur taenia saginata
dan taenia solium tidak dapat dibedakan.
Daur HidupTelur melekat pada rumput dan dimakan ternak lalu
menjadi embrio heksakan menetas di usus ternak kemudian menembus
dinding usus dan masuk saluran getah bening kemudian ikut alir
darah dan ke jaringan ikat sela otot kemudian tumbuh menjadi
sistiserkus bovis(larva taenia saginata). Dan kemudian dimakan
manusia(masak kurang matang) hingga skoleks keluar dari cacing
gelembung(dgn cara evaginasi dan melekat pada mukosa usus halus
seperti yeyunum dan memerlukan 8-10 mnggu untuk menjadi dewasa.
Patologi dan Gejala klinisCacing dewasa biasanya menyebabkan
gejala ringan: mual,sakit ulu hati, muntah,perut terasa tidak enak,
mencret,pusing,gugup. Gejala berat jika proglotid masuk ke apendiks
atau terjadinya obstruksi(ileus).
DiagnosisProglotid ditemukan pada tinja yang aktif bergerak atau
keluar spontan, ditemukan juga telur dalam usap anus
PengobatanObat tradisional menggunakan biji labu merah, biji
pinang. Untuk pengobat lama menggunakan kuinakrin, amodiakuin,
niklosamid. Namun sekarang yang digunakan prazikuantel.
PrognosisUmumnya baik, meski kadang sulit mengeluarkan
skoleksnya.
Taenia SoliumHospes definitifnya adalah manusia dengan hospes
perantara babi. Penyakit yang ditimbulkan taeniasis solium,
cystecercosis cellulosae. Cara infeksinya melalui makan daging babi
mengandung cystecercus cellulosae, dimasak kuarng matang,
autoinfeksi.
EpidemiologiSering ditemukan pada penduduk atau kalangan
tertentu yang dibolehkan makan babi dan cara memasaknya.
MorfologiCacing DewasaScolex (kepala) bulat D:1mm, dengan 4 buah
sucker(alat pengisap), mempunyai rostellum dan hocklets
(kait-kait). Panjangnya 2-4 m, terdiri dari 1000. Proglotid Gravid
ukuran lebih besar dari lebarnya, 1,5x. Cabang uterus berjumlah
7-12 dan berisi telur-telur. Cysticercus cellulose pada potongan
melintang tampak potongan kepala, sucker dan kait-kait besar
1,5-2cm, bahan berasal dari otot babi. Bila sudah tua dapat
mengalami pengapuran.
Daur HidupProglotid gravid(berisi kira2 30.000-50.000 telur)
keluar melalui celah robekan pada proglotid dimakan hospes,dinding
tercerna dan akhirnya embriohekasasan keluar dan menembus dinding
usus, getah bening, alir darah, jaringan otot babi
(lidah,punggung,dan pundak) kemudian dikonsumsi manusia sehingga
dinding kista dicerna kemudian skoleks mengalami evaginasi dan
melekat ke usus halus. Memerlukan waktu 3bulan untuk mennjadi
cacing dewasa.
Patologi dan gejala klinisCacing dewasa: Biasanya seekor, gejala
klinis tidak berarti: nyeri ulu hati, mencret, mual,obstipasi dan
sakit kepala. Larva sistiserkosis, dapat menghinggapi jar sub
kutis, mata,jaringan otak,otot jantung, hati, paru dan rongga perut
kalsifikasi.Pada jaringan otak jarang menimbulkan kalsifikasi, tapi
sering menimbulkan gejala seperti epilepsy, meningoensefalitis,
gejala peningkatan tek intracranial, kadang dapat menimbulkan
sumbatan pada ventrikel IV dan bisa menimbulkan kematian.
D. Strongiloidiasis (Strongiloides stercoralis)Penyakit yang
ditimbulkan oleh Strongiloides Stercolaris adalah strongiloidiasis
dan diare cochin china. Habitatnya berada intestinum tenue. Hospes
definitifnya manusia, anjing, kucing.
Patologi dan gejala klinisBila filariform menembus kulit dalam
jumlah besar, timbul kelainan kulit yang dinamakan creeping
eruption yang sering disertairasa gatal yang hebat.Cacing dewasa
enyebabkan kelainanp ada mukosa usus halus. Infeksi ringan padau
mumnya terjadit anpa diketahui hospesnya karena tidak menimbulkan
gejala. Infeksi sedang dapat menyebabkan rasa sakit seperti
tertusuk-tusuk didaerah epigastrium tengah dan tidak menjalar.
Mungkin ada mual dan muntah; diaredan konstipasi saling
bergantian.
DiagnosisDiagnosis klinis tidak pasti karena strongiloidiasis
tidak memberikan gejala yang nyata. Diagnosis pasti ialah dengan
menemukan larva rabditiform dalam tinja segar,dalam biakan atau
dalama spirasid uodenum. Biakkan selama sekurang-kurangnya 224j am
menghasilkanl arva filariform dan cacing dewasa yang hidup
bebas.
PengobatanAlbendazol 400mg satu/dua kali sehari selama 3 hari
merupakan obat pilihan. Mebendazol 100mg 3x sehari selama 2 atau 4
minggu dapat memberikan hasil yang baik.