PENYAKIT JANTUNG KORONER
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTEM
KARDIOVASKULER PJK (PENYAKIT JANTUNG KORONER)
DI GU KELAS III A RS.BAPTIS KEDIRI
Kediri, 03 April 2010 Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
Erlin,S.Kep.Ns.M.Kes Rubiah Tutik, A MdMengetahui,
Kepala Bagian Ruang Dewasa GU Kelas III ARS. Baptis Kediri
Supinah, A.Md.KepKATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia, Anugerah-Nya yang begitu besar, Penyertaan-Nya,
Perlilindungan-Nya, Petunjuk-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan PJK di ruang GU Kelas IIIA.
Adapun Asuhan Keperawatan ini saya susun dan saya kerjakan jauh
dari sempurna masih mengingat banyak keterbatasan yang saya miliki,
baik kemampuan maupun pengalaman. Oleh karena itu, dalam kesempatan
ini, dengan rasa suka cita ijinkan saya mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dra.Aries wahyuningsih, M.Kes selaku ketua Stikes Rs.Baptis
Kediri.
2. Supinah, A Md Kep selaku kepala bagian ruang GU IIIA yang
telah mnegijinkan untuk praktik klinik keperawatan.
3. Rubiah Tutik, A Md kep selaku pembimbing klinik ruang GU
kelas IIIA yang telah membimbing selama praktik klinik
keperawatan.
4. Teman-teman tingkat II STIKES RS. Baptis Kediri yang telah
memberikan kerjasama dan dukungannya dalam menyelesaikan Asuhan
Keperawatan ini.
Saya menyadari masih banyak kekurangan, keterbatasan wawasan,
sehingga hasilnya mungkin masih jauh dari yang diharapkan. Untuk
itu sumbangan pikiran, kritik dan saran dari pemeriksa, pembaca
sangat kami harapkan demi terwujudnya kesempurnaan pembuatan Asuhan
Keperawatan selanjutnya.
Kediri, April 2010
BAB ILANDASAN TEORI
1.1 Tinjauan Medis
1.1.1. DefinisiPenyakit jantung koroner atau penyakit arteri
koroner (penyakit jantung artherostrofik) merupakan suatu
manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner. Plaque
terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah aterion kiri, arteri
koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirromflex. Aliran
darah ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun
sementara yang di sebabkan oleh akumulasi plaque atau penggumpalan.
Sirkulasi kolateral berkembang di sekitar obstruksi arteromasus
yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium.
Kegagalan sirkulasi kolateral untuk menyediakan suplai oksigen
yang adekuat ke sel yang berakibat terjadinya penyakit arteri
koronaria, gangguan aliran darah karena obstruksi tidak permanen
(angina pektoris dan angina preinfark) dan obstruksi permanen
(miocard iradic) (Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep.kes,
1993).1.1.2 EtiologiPenyakit arteri koronaria merupakan masalah
kesehatan yang paling lazim dan merupakan penyebab utama kematian
di USA. Walaupun data epidemiologi menunjukan perubahan resiko dan
angka kematian penyakit ini tetap merupakan tantangan bagi tenaga
kesehatan untuk mengadakan upaya pencegahan dan penanganan.
Penyakit jantung iskemik banyak di alami oleh individu berusia yang
berusia 40-70 tahun dengan angka kematian 20 %. (Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan Dep.kes, 1993).
Faktor resiko yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner
dapat di golongkan secara logis sebagai berikut:
1. Sifat pribadi Aterogenik.
Sifat aterogenik mencakup lipid darah, tekanan darah dan
diabetes melitus. Faktor ini bersama-sama berperan besar dalam
menentukan kecepatan artero- genensis (Kaplan & Stamler,
1991).
2. Kebiasaan hidup atau faktor lingkungan yang tak di tentukan
semaunya.
Gaya hidup yang mempredisposisi individu ke penyakit jantung
koroner adalah diet yang terlalu kaya dengan kalori, lemak jenuh,
kolesterol, garam serta oleh kelambanan fisik, penambahan berat
badan yang tak terkendalikan, merokok sigaret dan penyalahgunaan
alkohol (Kaplan & Stamler, 1991).
3. Faktor resiko kecil dan lainnya.
Karena faktor resiko yang di tetapkan akhir-akhir ini tidak
tampak menjelaskan keseluruhan perbedaan dalam kematian karena
penyakit jantung koroner, maka ada kecurigaan ada faktor resiko
utama yang tak diketahui bernar-benar ada.
Berbagai faktor resiko yang ada antara lain kontrasepsi oral,
kerentanan hospes, umur dan jenis kelamin (Kaplan & Stamler,
1991).
1.1.3 Patofisiologi
Penyakit jantung koroner merupakan respons iskemik dari
miokardium yang di sebabkan oleh penyempitan arteri koronaria
secara permanen atau tidak permanen. Oksigen di perlukan oleh
sel-sel miokardial, untuk metabolisme aerob di mana Adenosine
Triphospate di bebaskan untuk energi jantung pada saat istirahat
membutuhkan 70 % oksigen. Banyaknya oksigen yang di perlukan untuk
kerja jantung di sebut sebagai Myocardial Oxygen Cunsumption
(MVO2), yang dinyatakan oleh percepatan jantung, kontraksi
miocardial dan tekanan pada dinding jantung.
Jantung yang normal dapat dengan mudah menyesuaikan terhadap
peningkatan tuntutan tekanan oksigen dangan menambah percepatan dan
kontraksi untuk menekan volume darah ke sekat-sekat jantung. Pada
jantung yang mengalami obstruksi aliran darah miocardial, suplai
darah tidak dapat mencukupi terhadap tuntutan yang terjadi. Keadaan
adanya obstruksi total maupun sebagian dapat menyebabkan anoksia
dan suatu kondisi menyerupai glikolisis aerobik berusaha memenuhi
kebutuhan oksigen.
Penimbunan asam laktat merupakan akibat dari glikolisis aerobik
yang dapat sebagai predisposisi terjadinya disritmia dan kegagalan
jantung. Hipokromia dan asidosis laktat mengganggu fungsi
ventrikel. Kekuatan kontraksi menurun, gerakan dinding segmen
iskemik menjadi hipokinetik.
Kegagalan ventrikel kiri menyebabkan penurunan stroke volume,
pengurangan cardiac out put, peningkatan ventrikel kiri pada saat
tekanan akhir diastole dan tekanan desakan pada arteri pulmonalis
serta tanda-tanda kegagalan jantung.
Kelanjutan dan iskemia tergantung pada obstruksi pada arteri
koronaria (permanen atau semntara), lokasi serta ukurannya. Tiga
menifestasi dari iskemi miocardial adalah angina pectoris,
penyempitan arteri koronarius sementara, preinfarksi angina, dan
miocardial infark atau obstruksi permanen pada arteri koronari
(Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Dep.kes, 1993).
1.1.4 Mekanisme hipertensi meningkatkan resiko
Bila kebanyakan pembacaan tekanan diastole tetap pada atau di
atas 90 mmHg setelah 6-12 bulan tanpa terapi obat, maka orang itu
di anggap hipertensi dan resiko tambahan bagi penyakit jantung
koroner.
Secara sederhana di katakan peningkatan tekanan darh mempercepat
arterosklerosis dan arteriosklerosis sehinggan ruptur dan oklusi
vaskuler terjadi sekitar 20 tahu lebih cepat daripada orang dengan
normotensi. Sebagian mekanisme terlibat dalam proses peningkatan
tekanan darah yang mengkibatkan perubahan struktur di dalam
pembuluh darah, tetapi tekaan dalam beberpa cara terlibat langusng.
Akibatnya, lebih tinggi tekanan darah, lebih besar jumlah kerusakan
vaskular.
1.2 Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Penyakit Jantung
Koroner
1.2.1 Pengkajian
a. Aktivitas dan istirahat
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di
dapatkan Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada
saat beraktivitas).
b. Sirkulasi
Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan
darah tinggi, diabetes melitus.
Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal
atau terlambatnya capilary refill time, disritmia.
Suara jantung , suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin
mencerminkan terjadinya kegagalan jantung/ ventrikel kehilangan
kontraktilitasnya.
Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau
muskulus papilaris yang tidak berfungsi.
Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau
bradi cardia).
Irama jnatung mungkin ireguler atau juga normal.
Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin
juga timbul dengan gagal jantung.
Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
c. Eliminasi
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
d. Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit,
berkeringat banyak, muntah dan perubahan berat badan.
e. Hygiene perseorangan
Dispnea atau nyeri dada atau dada berdebar-debar pada saat
melakukan aktivitas.
f. Neoru sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.g. Kenyamanan
Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan
beristirahat atau dengan nitrogliserin.
Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar
sampai ke lengan, rahang dan wajah.
Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang
sangat yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin
di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan pustur tubuh,
menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG,
tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat
kesadaran.
h. Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat
perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin
di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas
crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga
merah muda/ pink tinged.
i. Interaksi sosial
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang
tak terkontrol.
j. Pengetahuan
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung,
diabetes, stroke, hipertensi, perokok.
k. Studi diagnostik
ECG menunjukan: adanya S-T elevasi yang merupakan tanda dri
iskemi, gelombang T inversi atau hilang yang merupakan tanda dari
injuri, dan gelombang Q yang mencerminkan adanya nekrosis.
Enzym dan isoenzym pada jantung: CPK-MB meningkat dalam 4-12
jam, dan mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12
jam dan mencapai puncak pada 36 jam.
Elektrolit: ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya
penurunan konduksi jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo
atau hiperkalemia.
Whole blood cell: leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari
setelah serangan.
Analisa gas darah: Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses
penyakit paru yang kronis ata akut.
Kolesterol atau trigliseid: mungkin mengalami peningkatan yang
mengakibatkan terjadinya arteriosklerosis.
Chest X ray: mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau
aneurisma ventrikiler.
Echocardiogram: Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan
fungsi atau kapasitas masing-masing ruang pada jantung.
Exercise stress test: Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi
terhadap suatu stress/ aktivitas.
1.2.2 Diagnosa keperawatan dan rencana tindakan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia
jaringan jantung atau sumbatan pada arteri koronaria.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien di harapkan mampu
menunjukan adanya penurunan rasa nyeri dada, menunjukan adanya
penuruna tekanan dan cara berelaksasi.
Rencana:
1. Monitor dan kaji karakteristik dan lokasi nyeri.
2. Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi,
kesadaran).
3. Anjurkan pada pasien agar segera melaporkan bila terjadi
nyeri dada.
4. Ciptakn suasana lingkungan yangtenang dan nyaman.
5. Ajarkan dan anjurkan pada pasien untuk melakukan tehnik
relaksasi.
6. Kolaborasi dalam:
a. Pemberian oksigen.
b. Obat-obatan (beta blocker, anti angina, analgesic)
7. Ukur tanda vital sebelum dan sesudah dilakukan pengobatan
dengan narkosa.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen, adanya jaringan yang nekrotik dan
iskemi pada miokard.
Tujuan: setelah di lakukan tindakan perawatan klien menunnjukan
peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan darah,
nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya angina.
Rencana:
1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama
dan sesudah melakukan aktivitas.
2. Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahat terlebih
dahulu.
3. Anjurkan pada pasien agar tidak ngeden pada saat buang air
besar.
4. Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap aktivitas yang
boleh dilakukan oleh pasien.
5. Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisiki bahwa
aktivitas melebihi batas.
c. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan
perubahan dalam rate, irama, konduksi jantung, menurunya preload
atau peningkatan SVR, miocardial infark.Tujuan: tidak terjadi
penurunan cardiac output selama di lakukan tindakan
keperawatan.
Rencana:
1. Lakukan pengukuran tekanan darah (bandingkan kedua lengan
pada posisi berdiri, duduk dan tiduran jika memungkinkan).
2. Kaji kualitas nadi.
3. Catat perkembangan dari adanya S3 dan S4.4. Auskultasi suara
nafas.
5. Dampingi pasien pada saat melakukan aktivitas.
6. Sajikan makanan yang mudah di cerna dan kurangi konsumsi
kafeine.
7. Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax,
pemberian obat-obatan anti disritmia.
d. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan
dengan penurunan tekanan darah, hipovolemia.
Tujuan: selama dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi
penurunan perfusi jaringan.Rencana:
1. Kaji adanya perubahan kesadaran.
2. Inspeksi adanya pucat, cyanosis, kulit yang dingin dan
penurunan kualitas nadi perifer.
3. Kaji adanya tanda Homans (pain in calf on dorsoflextion),
erythema, edema.
4. Kaji respirasi (irama, kedalam dan usaha pernafasan).
5. Kaji fungsi gastrointestinal (bising usus, abdominal
distensi, constipasi).
6. Monitor intake dan out put.
7. Kolaborasi dalam: Pemeriksaan ABG, BUN, Serum ceratinin dan
elektrolit.
BAB II
TINJAUAN KASUS
2.1 Pengkajian
2.1.1Biodata
Nama :Tn.S
No. Reg : 654993Umur:53 tahun
Jenis Kelamin:Laki lakiAgama:Islam
Alamat:Wates - Kediri
Pendidikan :Tamat SMAPekerjaan:PetaniDiagnosa Medis:PJK
Tanggal MRS:15 Mei 2012
Tanggal Pengkajian:15 Mei 20122.1.2Keluhan Utama
Pasien mengeluh dada nyeri sebelah kiri tembus punggung 1 minggu
yang lalu. Nyeri bertambah bila dibuat aktivitas dan berkurang bila
dibuat istirahat. Skala nyeri 5.2.1.3Riwayat Penyakit Sekarang
Tanggal 15 Mei 2012 pasien dibawa ke RS. Baptis Kediri. 1 minggu
yang lalu pasian mengeluh dada nyeri sebelah kiri tembus punggung,
mual, pusing keringat dingin. Setelah periksa oleh dokter pasien di
diagnosa dengan PJK.2.1.4Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah menderita / mempunyai riwayat HT dan DM 1 tahun
yang lalu dan pasien belum pernah opname.2.1.5Riwayat Kesehatan
Keluarga
Keluarga pasien tidak mempunyai penyakit PJK.Genogram
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
X= Meninggal
= Garis Keturunan
= Garis Perkawinan 2.1.6Riwayat Psikososial Dan Spiritual
1. Psikososial : pasien dapat berhubungan baik denagn pasien,
perawat maupun anggota keluarga.2. Spiritual : Pasien beragama
islam dan rutin menjalankan sholat 5 waktu. Di rumah sakit tidak
pernah menjalankan sholat karena sedang sakit.2.1.7Pola Aktivitas
Sehari - Hari
Pola AktivitasDi RumahDi RS
Nutrisi
Eliminasi
Istirahat
Hygiene
Aktivitas
Makan biasa 3 x/hari dengan nasi, lauk dan sayurMinum air putih
6-7 gelas/hariBAK : 4-5 x/hariBAB: 3 x/hari konsistensi kerasTidur
Siang 1 jan/hari
Malam 7 jam/hariMandi 2 x/hari, ganti baju dan gosok gigi
dilakukan sendiri
Sebagai petaniLunak jantung 3x/hari. Pasien hanya menghabiskan
2-3 sendok makan karena passion mengeluh mualMinum air putih 5-6
gelas/hari
BAK : 4-5 x/hariBAB : 1-3 x/ hari konsistensi lembek
Siang 2 jam/hariMalam 6 jam/hari
Mandi 2 x/hari diseka ditempat tidur, ganti baju dan gosok gigi
dibantu perawat / keluarga.
Lebih banyak di tempat tidur karena pasien bedrest
2.1.8Keadaan/Penampilan/Kesan Umum Pasien
Keadaan umum pasien kelihatan pucat, menyeringai kesakitan tapi
sadr baik.2.1.9Tanda - Tanda Vital
Suhu tubuh:Tidak terkajiDenyut nadi:100 x/menit
Tensi / TD: 160 / 80 mmHg
Respirasi:22 x/menit
TB/BB:64 kg2.1.10Pemeriksaan Fisik ( diutamakan pada sistem yang
terganggu sesuai dengan penyakitnya ).
1. Pemeriksaan Kepala Dan Leher
KepalaInspeksi: kulit kepala bersih, rambut warna hitam
Palpasi
: tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan tapi pasien mengeluh
pusingMataInspeksi: Conjungtiva merah muda, sclera putih
TelingaInspeksi: Telinga luar bersih, tidak ada lesi, kedua
telinga simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan atau massa
Hidung
Inspeksi : Lubang hidung simetris, tidak ada secret di lubang
hidung, pasien dapat mengidentifikasi bau dengan benar
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan pada sinus maksilaris, frontalis
dan etmoidalis
Mulut
Inspeksi: Membran mukosa bibir kering, pucat, gusi tidak ada
lesiLeher
Inspeksi: Tidak ada pembengkakanPalpasi: Tidak ada pembesaran
kelenjaran tiroid, tidak ada nyeri tekan2. Pemeriksaan Integumen /
Kulit dan Kuku
Kulit
Inspeksi : warna sawo matang, tidak ada kemerahan, kulit
kering
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak terjadi pitting oedem
3. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
Tidak terkaji
4. Pemeriksaan Thorax / Dada
Inspeksi thorax : Pergerakan thoraks saat ekspirasi dan
inspirasi kanan dan kiri bersamaan, ada nyeri tekan karena pasien
mengeluh nyeri dadaParu :Perkusi: Bunyi sonor / timpani pada lapang
kanan dan kiri
Palpasi : tidak ada bunyi tambahan ronchi, wheezing, rales
5. Pemeriksaan Jantung
Palpasi:ictus kordis teraba di ICC V
Perkusii : pekak
Auskultasi : bunyi S1 dan S2 tunggal6. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Tidak terlihat adanya luka
Palpasi : Tidak teraba massa, turgor kulit kenyal, tidak
terdapat nyeri tekan
Perkusi : bunyi abdomen timpani
Auskultasi : Terdengar bising usus 8 x/menit.
7. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Tonus otot
MMT 5 5
5 5Ket: 5 : Gerakan normal penuh, dan mampu melawan gaya
gravitasi dengan tekanan penuh 8. Pemerikasaan Neurologi
Reflek patela: +/+
Reflek pupil: +/+
GCS : 4 - 5 6
4: Membuka mata spontan5: Gerakan spontan atau mampu mengikuti
perintah
6: Mengikuti perintah9. Pemeriksaan Status Mental
Kesadaran composmentis
10. Pemeriksaan Penunjang Medis
Kimia darah
B.U.N
11
Normal: 10-23 mg/dlGlucose sesaat92 mg/dl
Creatinine
0.72 mg/dlNormal: 0.5-1.1 mg/dlNa+
138 mEq/LNormal: 136-145 mg/dlK+
3.74 mEq/LNormal: 3.6-5.0 mEq/LUric Acid
3.4 mg/dlNormal: 3.4-7.0 mg/dlDarah
LengkapWBC6.3K/UlRBC4.69M/Ul
HGB12.1G/Dl
HCT35.4%
MCV75.5Fl
MCH25.8pg
MCHC34.2g/dLRDW13.8%
11. Pelaksanaan/Terapi
1. Vaclo 4 tab 12. Alupurinol 1 x 300 mgPO3. Dobutamin 2 amp
IV4. Digoxin 0,2 gr PO5. Paracetamol PRN12. Harapan Klien /
Keluarga Sehubungan Dengan Penyakitnya
Pasien dan keluarga berharap cepat sembuh dan bias cepat
pulang2.2 ANALISA DATA
Nama Pasien: Tn.SUmur
: 57 tahun
No. Reg: 654993
DATA GAYUT
DATA OBYEKTIF
DATA SUBYEKTIFMASALAHKEMUNGKINAN PENYEBAB
Data Subyektif:
Pasien menyatakan nyeri pada dada sebelah kiriData Obyektif:
- Pasien kelihatan menyeringai kesakitan- Pasien tampak
pucat
- TD: 160/100 mmHg
- Skala nyeri 5
Data Subyektif:Pasien mengeluh sesak bila bangun dari posisi
tidurData Obyektif:
- Berkeringat dingin bila merubah posisi dari tidur langsung
duduk
Gangguan rasa nyaman nyeriIntoleransi aktivitas
Iskemia jaringan jantung atau sumbatan pada arteri
koronariaKetidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien: Tn. SUmur
: 57 tahun
No. Reg: 654993
NO.TANGGAL MUNCULDIAGNOSA KEPERAWATANTANGGAL TERATASITTD
1.
3.15-5-201215-5-2012Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan
iskemia jaringan atau sumabtan pada arteri koronaria yang ditandai
dengan pasien mengatakan nyeri dada sebelah kiri, pasien kelihatan
menyeringai kesakitan, pasien tampak pucat, TD : 160/100 mmHg, P :
96x/mnt, skala nyeri 5Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen yang ditandai
dengan pasien mengeluh sesak bila angun dari posisi tidur,
berkeringat dingin bila merubah posisi dari tidur langsung duduk,
Tanda vital setelah bangun tidur TD: 170/100 mmHg, P: 100x/mnt. N:
28x/mnt
2.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATANNama Pasien: Tn.SUmur
: 57 Tahun
No. Reg: 654993
NO.DIAGNOSA KEPERAWATANTUJUANINTERVENSIRASIONALTTD
1.
2.Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan atau
sumabtan pada arteri koronaria yang ditandai dengan pasien
mengatakan nyeri dada sebelah kiri, pasien kelihatan menyeringai
kesakitan, pasien tampak pucat, TD : 160/100 mmHg, P : 96x/mnt,
skala nyeri 5Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen yang ditandai
dengan pasien mengeluh sesak bila angun dari posisi tidur,
berkeringat dingin bila merubah posisi dari tidur langsung
duduk.Setelah dilakukan tindakan keperawtan dalam waktu 1 x 2 jam
pasien mampu menunjukkan rasa nyeri dada denganKriteria hasil :
- Pasien tampak rileks- Skala nyeri 0
- TD : 120/80 mmHg
- P : 80 x/mnt
Setelah dialkukan tindakan keperawtan dalam waktu 1x2 jam,
pasien menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas
dengan criteria hasil ;
- TD : 120/80 mmHg
- P : 80 x/mnt
- N : 20 x/mnt
- Pasien nyaman dalam tidur1. Monitor dan kaji karakteristik dan
lokasi nyeri2. Monitor tanda-tanda vital ( tekanan darah, nadi)3.
Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyaman4. Ajarkan dan
anjurkan pada pasien untuk melakukan tehnik relaksasi5. Kolaborasi
dengan deokter dalam pemberian analgesik
1. Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas2. Anjurkan pasien agar lebih banyak
beristirahat terlebih dahulu3. Anjurkan pasien menghindari
peningkatan tekanan abdomen contoh mengejan saat defekasi
4. Jelaskan pada pasien tentang tahap-tahap aktivitas yang boleh
dilakukan oleh pasien1. Variasi penampilan dan perilaku passien
karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian2. Peningkatan
tekanan darah dan nadi meningklat sebagai akibat nyeri dan
berhubungan dengan cemas3. Menurunkan rangsang eksternal dimana
ansietas dan regangan jantung serta keterbatasan kemampuan koping
dan keputusan terhadap situasi saat ini4. Membantu dalam penurunan
persepsi/respon nyeri5. Pilihan untuk menurunkan nyeri hebat,
memberikan sadari dan mnegurangi kerja miokard1. Kecenderungan
melakukan respon pasien terhadap aktivitas dan dapat
mengindikasikan penurunan oksigen miokardia yang memerlukan
penurunan tingkat aktivitas
2. Menurunkan kerja miokardia / konsumsi oksigen, menurunkan
resiko komplikasi3. Aktifitas yang memerlukan menahan napas dan
menunduk ( manuvervalsalva) dapat mengakibatkan bradikardi, juga
menurunkan curah jantung dan takikardi dengan peningkatan TD
4. Aktivitas yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan
regangan dan mencegah aktivitas berlebihan
2.5 TINDAKAN KEPERAWATANNama Pasien: Tn.SUmur
: 57 tahun
No. Reg: 654993
No.No. DXTGL/JAMTINDAKANTTD
1.
2
1
2
15-5-20129 am
15-5-2012
1. Memantau tanda-tanda vital:S : 37oC N : 22 x/menit
P : 96 x/menit TD : 160/100 mmHg
2. Memberikan lingkungan tempat istirahat pasien dan
merapikannya3. Mengajarkan tehnik relaksasi napas dalam1.
Memberitahu pasien untuk beristirahat lebih banyak2. Memberitahu
pasien untuk tidak mengejan saat BAB
2.6 EVALUASI
Nama Pasien: Tn.SUmur
: 57 tahun
Tanggal: 15-5-2012
No.NO. DXJAMEVALUASITTD
1.
2.
1
2
11 am
11 amS : Pasien mengatakan nyeri berkurangO : - Pasien tampak
rileks- Skala nyeri 4A : Tujuan tercapai sebagianP : Intervensi
dihentikan pasien pulangS : Pasien mengatakan sudah mengalami
peningkatan dalam aktivitas
O : Pasien sudah bias duduk dengan tenangA : Tujuan tercapai
sebagianP : Intervensi dihentikan pasien pulang
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marylin E., 1989, Nursing Care Plans, USA
Philadelphia: F.A Davis Company.
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 1993, Proses Keperawatan Pada
Pasien Dengan Gangguan Sistem Krdiovaskuler, Jakarta: departemen
Kesehatan.
Kaplan, Norman M., 1991, Pencegahan Penyakit Jantung Koroner,
Jakarta: Balai penerbit buku kedokteran EGC.
X
3