PENYAKIT BEHCET TULISAN ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Penyakit Mata Di Rumah Sakit Umum Kota Semarang Disusun Oleh : ANTONIUS DECKY 01.96.3200 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENYAKIT BEHCET
TULISAN ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu SyaratDalam Menempuh Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Penyakit MataDi Rumah Sakit Umum Kota Semarang
Disusun Oleh :
ANTONIUS DECKY01.96.3200
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2002
HALAMAN PENGESAHAN
Disahkan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menyelesaikan Program Profesi Dokter bagian Ilmu Penyakit Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang di Rumah Sakit Kota Semarang.
Nama : ANTONIUS DECKYNim : 01.96.3200Fakultas : KedokteranPerguruan Tunggi :Universitas Islam Sultan AgungTingkat : Program Pendidikan Profesi DokterBagian :Ilmu Penyakit MataJudul : PENYAKIT BECHETDiajukan :Nopember 2002
Semarang, Nopember 2002
Pembimbing Kepaniteraan KlinikBagian Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan AgungRumah Sakit Umum Kota Semarang
Pembimbing & Penguji Ka. SMF Ilmu Penyakit Mata RSU Kota Semarang
Dr. Nanik Sri Mulyani,Sp.M.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kami. Dengan segala usaha dan kemampuan yang terbatas
ini akhirnya penulis dapat menyelesaikan tulisan ilmiah ini dengan judul “PENYAKIT
BEHCET”.
Penulis berharap dengan adanya tulisan ini semoga menjadikan masukkan dan manfaat
yang sangat berarti bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Broto Parwoto, Sp.M selaku Kepala Bagian dan Dosen Ilmu Penyakit Mata
FK UNISSULA
2. Dr. Nanik Srimulyani, Sp.M selaku pembimbing Kepaniteraan Klinik Ilmu
Penyakit Mata di RSU Kota Semarang
3. Dr. Dyah Priyantini, Sp.M selaku pembimbing Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit
Mata di RSU Kota Semarang
4. Teman-teman Co-ass (Made, Leni, Sofyan, Yulia), Mbak Ida, dan semua pihak
yang telah membantu hingga selesainya tulisan ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa hasil penulisan dari tulisan ini jauh dari sempurna. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan waktu, pengetahuan dan pengalaman penulis. Sehingga
penulis berharap adanya usulan-usulan ataupun masukkan yang dapat meningkatkan
perbaikan tulisan ilmiah ini.
Semarang, Nopember 2002
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
Halaman Judul ……. …………………………………………………………………i
Halaman Pengesahan ………………………………………………………………….ii
Kata Pengantar ………………………………………………………………………..iii
Daftar Isi ………………………………………………………………………………iv
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………..1
BAB II. ANATOMI, FISIOLOGI dan RADANG IRIS ……………………………….4
II.1. Anatomi dan Fisiologi ………………………………………………………4
II.2. Radang Iris ………………………………………………………………….5
BAB III. PENYAKIT BEHCET ………………………………………………………8
III.1. Definisi …………………………………………………………………….8
III.2. Epidemiologi ………………………………………………………………8
III.3. Etiopatogenesis ……………………………………………………………9
III.4. Manifestasi Klinik …………………………………………………………9
III.5. Histopatologi dan Laboratorium …………………………………………13
III.6. Diagnosa ………………………………………………………………….14
III.7. Terapi ……………………………………………………………………..16
III.8. Komplikasi ………………………………………………………………..18
III.9. Observasi Khusus ………………………………………………………….18
III.10.Prognosis…………………………………………………………………..19
BAB IV. KESIMPULAN ……………………………………………………………...20
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………22
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit Behcet dinamai menurut nama seorang dokter dari Turki, Hulusi Behcet,
yang mengindentifikasi pertama kali “trias gejala kompleks” ini. Dia menerbitkan karya
ilmiah pada tahun 1937 mengenai “ulkus oral dan genital yang sering kambuh, dan
hypopion-iritis” pada kedua pasiennya. Kita sekarang mengetahui bahwa Penyakit Behcet
(PB) mencakup jangkauan masalah medis yang jauh lebih luas di luar ketiga gajala
klasik Behcet.6
Penyakit Behcet cenderung dijumpai pada orang-orang dengan garis keturunan
darah “Silk Road” (jalan sutra) lebih sering daripada mempengaruhi orang-orang
keturunan lain. Negara-negara “Silk Road” mencakup mereka yang tinggal di lembah
sungai Mediterania, Timur Tengah dan Timur Jauh. Meskipun demikian, kasus-kasus
penyakit (atau sindrom) Behcet telah ditemukan di seluruh dunia, tanpa memperhatikan
latar belakang penderita.6
Penyebabnya tetap tidak diketahui, tetapi reaksi hipersensitivitas lambat yang
menyangkut antigen-antigen HLA, kompleks immun dan vaskulitis dicurigai.10
Dan para peneliti juga menduga virus (HIV, herpes simplex, herpes zoster,
sitomegalovirus) juga bertanggung jawab penyebab tejadinya Penyakit Behcet.5,13,14
Gambaran klinis tersering berupa ulkus mukosa mulut (98%), ulkus genital
(80%), lesi kulit (70%), dan mata (75%).4,9
Gambaran histopatologi dan laboratorium tidak ada yang khas. Secara
histopatologi dijumpai gambaran infiltrasi limfosit perivaskuler, histiosit dan
polimorfonuklear, pembengkakan endotel dan kadang obliterasi lumen pembuluh darah
atau gambaran vaskulitis. Sedang hasil laboratorium berupa peningkatan laju endap
darah.12
Diagnosis Penyakit Behcet didasarkan pada : seperangkat gejala-gejala spesifik.
Bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh sebagian provider pemeliharaan kesehatan,
tidaklah perlu menunjukkan semua masalah medis PB yang terdiagnosa pada saat yang
sama, tapi hanya perlu salah satu diantaranya. Penyakit Behcet bisa dimulai hanya
dengan satu atau dua gejala kecil yang datang dan pergi –yang mana yang khas adalah
ulkus—dan kemudian gejala atau petunjuk lain muncul bertahap selama beberapa tahun
kemudian. Karena PB dapat mempengaruhi begitu banyak sistem tubuh yang berbeda,
maka penderita biasanya menemui berbagai macam spesialis, dan tak satupun dari
mereka pada awalnya menyadari “gambaran sebenarnya”. Dan sebagai akibatnya,
mungkin memerlukan beberapa tahun sebelum semua petunjuk dikumpulkan bersama
dan dicapai diagnosis Penyakit Behcet.6
Pengobatan PB belum ada. Pengobatan hanya difokuskan untuk mengurangi
ketidakenakkan dan mencegah komplikasi yang serius. Kortikosteroid dan obat-obat lain
sebagai immunosupresan dapat digunakan untuk mengobati inflamasi.2,5,8,9
Tujuan utama penulisan karya tulis ini guna memenuhi persyaratan dalam
menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Sultan Agung Semarang di RSU Kota Semarang, juga untuk memperluas
pengetahuan tentang Penyakit Behcet karena merupakan penyakit multisistem, kronik
dan berulang yang manifestasinya dapat mengenai berbagai organ, maka pengenalan dini
terhadap trias penyakit ini perlu diketahui, supaya pengobatan yang diberikan dapat
mencegah komplikasi.
BAB II
ANATOMI, FISIOLOGI DAN RADANG IRIS
II.1. Anatomi dan Fisiologi
Iris bekerja sebagai diafragma optik mata dan merupakan bagian terdepan uvea.
Pangkalnya melekat langsung pada badan siliar. Jaringan iris menyerupai sepon (bunga
karang) sehingga apabila terjadi peradangan akan membengkak. Struktur permukaan dan
reliefnya sangat jelas. Ditengah-tengah iris terdapat pupil, yaitu lubang bulat sempurna
yang mudah melebar atau menyempit. Bersama-sama lensa membentuk diafragma lensa-
iris yang membatasi inferior mata.1
Iris terdiri atas dua lapis, yaitu, lapisan depan adalah stroma mesodermal dan
lapisan belakang yaitu ektoderm berpigmen. Kerah iris (collarette) membagi lembaran
stroma menjadi bagian pupil yang berisi otot sfingter dan bagian siliar yang terdiri atas
pangkal iris dan otot dilatator. Kerah iris adalah bagian stroma yang tebal dan terdapat
diatas lempeng iris. Pada bagian siliar terdapat trabekel yang tersusun mirip jari-jari
dengan diantaranya terdapat kripta-kripta. Kolom-kolom ini menyebar dari akar iris
kelingkaran kecil iris dan dari sini ke pupil dan berfungsi sabagai kerangka untuk
pembuluh darah iris. Otot dilatator berorigo pada akar iris dan merupakan membran yang
terdiri atas serabut-serabut otot polos radial mirip jala yang fungsinya melebarkan pupil.
Lembaran iris yang berpigmen membentuk permukaan posterior iris dan membatasi
masuknya cahaya kedalam mata, ini tampak pada pinggir pupil. Jika pupil melebar atau
mengecil, iris berpigmen ini melengser pada permukaan anterior lensa, membentuk katup
yang memisahkan bilik mata depan dari bilik mata belakang.1
Arti Fungsional Iris :
Menentukan warna mata, iris abu-abu = mata abu-abu, iris coklat = mata
coklat.
Berfungsi sebagai diafragma optik dan melindungi pupil, sehingga pupil
merupakan pintu gerbang pengelihatan.
Merupakan bagian diafragma iris-lensa.
Memisahkan bilik mata belakang (tempat dihasilkannya cairan mata) dan
bilik mata depan ( tempat cairan mata meninggalkan mata).
II.2. Radang Iris
Iris dan badan siliar merupakan satu kesatuan klinis (uvea anterior); iritis hampir
selalu disertai siklitis, demikian pula sebaliknya. Disebut iritis apabila yang menonjol
radang irisnya, dan disebut iridosiklitis jika yang terutama badan siliar, dan disebut
siklitis jika badan kaca ikut terkena.
Reaksi radang iris terjadi karena bergabungnya antigen (protein asing) dengan
jazad-anti humoral atau jazad- anti jaringan yang khas, sehingga terbentuk apa yang
disebut “kompleks imun” dan hal inilah yang menimbulkan reaksi alergi. Tergantung dari
jenis antigen atau jenis komplek imun, dan berbagai rekasi alergi dapat terjadi di jaringan
uvea. Iris, badan siliar, dan koroid adalah jaringan mata yang sangat kaya perdarahan.
Persamaan perdarahan vaskuler uvea dengan ginjal dan pleksura koroid otak memberikan
dugaan bahwa ketiga jaringan ini merupakan tempat terjadinya penyakit komplek imun.1
Penggolongan iritis yang baru berdasarkan gambaran histologinya menjadi iritis