Top Banner
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia. Jamur tumbuh dimana saja dekat dengan kehidupan manusia, baik di udara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh manusia sendiri. Jamur bisa menyebabkan penyakit yang cukup parah bagi manusia. Penyakit yang disebabkan oleh jamur berasal dari makanan yang kita makan sehari-hari, atau juga dari konsumsi jamur beracun. Aspergillus adalah salah satu dari sekian banyak jamur (fungi) yang banyak dimanfaatkan untuk penelitian di bidang bioteknologi, industry, dan pendidikan. Penyakit Aspergillosis disebut juga Brooder Pneumonia , mycotic pneumonia, atau pneumomycosis. Di samping keuntungan yang dimiliki, Aspergillosis juga merupakan penyakit sistem pernapasan yang disebabkan oleh infeksi jamur dari genus Aspergillus. Aspergillus membutuhkan suhu yang hangat, kelembaban, dan material organik untuk berkembang biak. Jamur akan tumbuh dan menghasilkan banyak spora. Menurut Jimmy Sutomo dari perusahaan Janssen- Cilag, sebagai negara tropis Indonesia menjadi lahan subur tumbuhnya jamur. Karena itu, penyakit-penyakit
21

Penyakit Aspergillosis

Feb 26, 2023

Download

Documents

Dini Rosyada
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penyakit Aspergillosis

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang

         Jamur merupakan salah satu mikroorganisme

penyebab penyakit pada manusia. Jamur tumbuh dimana

saja dekat dengan kehidupan manusia, baik di udara,

tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh manusia sendiri.

Jamur bisa menyebabkan penyakit yang cukup parah bagi

manusia. Penyakit yang disebabkan oleh jamur berasal

dari makanan yang kita makan sehari-hari, atau juga

dari konsumsi jamur beracun.

Aspergillus adalah salah satu dari sekian banyak

jamur (fungi) yang banyak dimanfaatkan untuk penelitian

di bidang bioteknologi, industry, dan pendidikan.

Penyakit Aspergillosis disebut juga Brooder Pneumonia ,

mycotic pneumonia, atau pneumomycosis. Di samping

keuntungan yang dimiliki, Aspergillosis juga merupakan

penyakit sistem pernapasan yang disebabkan oleh infeksi

jamur dari genus Aspergillus. Aspergillus membutuhkan

suhu yang hangat, kelembaban, dan material organik

untuk berkembang biak. Jamur akan tumbuh dan

menghasilkan banyak spora.

Menurut Jimmy Sutomo dari perusahaan Janssen-

Cilag, sebagai negara tropis Indonesia menjadi lahan

subur tumbuhnya jamur. Karena itu, penyakit-penyakit

Page 2: Penyakit Aspergillosis

akibat jamur sering kali menjangkiti masyarakat. Oleh

karena itu, kita harus mengenal apa dan bagaimana

gejala, dampak, dan cara pengobatan dari penyakit ini.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Definisi Aspergillosis

Aspergillosis adalah sebuah spectrum dari penyakit

manusia dan binatang yangdisebabkan oleh anggota dari

genus Aspergillus. Ini termasuk (1) mikotoksikosis

karena menelan makanan yang terkontaminasi; (2) alergi

dan sekuele terhadap keberadaan konidia atau

pertumbuhan sementara dari organisme pada lubang-lubang

tubuh; (3)kolonisasi tanpa perluasan pada akvitas yang

belum terbentuk dan jaringan yang rusak;(invasive),

peradangan, granulomatosa, penyakit “narcotizing” pada

paru, dan organ-organ lain; dan jarang sekali (5)

sistemik dan penyakit diseminata yang mematikan. Jenis

penyakit dan beratnya bergantung pada status fisiologi

Page 3: Penyakit Aspergillosis

dari hospes dan spesies Aspergillus yang terlibat. Agen

penyebab bersifat kosmopolitan dan diantaranya

Aspergillus fumigatus, A. flavus, A. niger, A. nidulans

dan A. terreus.

Aspergillosis merupakan infeksi opurtunistik,

paling sering terjadi pada paru-paru, dan disebabkan

oleh spesies Aspergillus yaitu A. Fumigatus, jamur yang

terutama ditemukan pada pupuk kandang dan humus. Spora

spesies ini dapat diisap masuk ke dalam paru-paru dan

menyebabkan infeksi kronik atau aspergillosis

diseminata, jika terjadi infeksi paru invasif oleh

Aspergillus. Bronkopulmonari aspergillus alergik dapt

terjadi pada orang yang alergi terhadap Aspergillus. Pasien

yang mengalami bronkopulmonari aspergillosis alergik

mengalami asma dan diobati dengan prednisolon untuk

mengobati bunyi nafas mengi, dan antijamur (mis,

itrakonazol dan amfoterizin) untuk mengobati infeksi. (

Holland, 2009)

Bentuk yang paling umum adalah alergi

bronchopulmonary aspergillosis, pulmonary aspergilloma

dan invasif aspergillosis. Kebanyakan manusia menghirup

spora Aspergillus setiap hari, namun aspergillosis

umumnya hanya berkembang pada individu yang

immunocompromised (imun rendah), kebanyakan jenis jamur

Aspergillus yang paling umum menyerang adalah

Aspergillus fumigatus.

Page 4: Penyakit Aspergillosis

B. Sejarah Aspergillus

Infeksi aspergillus pada manusia pertama kali

ditemukan pada pertengahan tahun 1800. Pada tahun 1729,

Micheli di Florence menemukan genus aspergillus untuk

pertama kali. Pada tahun yang sama dalam Nova Geneva

Plantarum, ia menggambarkan bentuk kepala cinidia

aspergillus yaitu kepala spora menyebar dari bagian

tengah menyerupai aspergillum yang digunakan untuk

memercikkan air suci. (Bennet. 1992)

Pada tahun 1842, Rayer dan Montagne

mengidentifikasi Aspergillus candidus dari pundi-pundi udara

burung dan sejak itu diketahui Aspergillus dapat

menyebabkan penyakit pada spesies avian. (Bennet. 1992)

Pada tahun 1859, Cramer melaporkan Aspergillus niger

pada kasus infeksi telinga dan pada tahun 1863,

Fresenius mengidentifikasi Aspergillus fumigatus yang

diisolasi dari bronchus. (Bennet. 1992)

Pada tahun 1938, Dave melaporkan kasus fungus ball

(pulmonary aspergilloma) yang disebabkan Aspergillus .

pada tahun 1952, Hinson dan kawan-kawan melaporkan

reaksi alergik terhadap Aspergillus yang menimbulkan allergic

bronchopulmonary aspergillosis. (Bennet. 1992)

Pada tahun 1926, Tom dan Church menemukan 69

spesies Aspergillus selanjutnya pada tahun 1945, Thom dan

Raper menemukan 80 spesies Aspergillus dan pada tahun 1965

Page 5: Penyakit Aspergillosis

Raper dan Fennel menemukan sebanyak 151 spesies

Aspergillus. (Bennet. 1992)

C. Taksonomi Aspergillosis

Superkingdom : Eukaryota

Kingdom : Fungi

Phylum : Ascomycota

Subphylum : Pezizomycotina

Class : Eurotiomycetes

Order : Eurotiales

Family : Trichocomaceae

Genus : Aspergillus

Species : Aspergillus fumigatus

D. Epidemiologi Aspergillosis

Aspergillosis sangat jarang. Karena aspergillosis

bukanlah infeksi dilaporkan, kejadian tepat sulit untuk

menentukan, namun data berbasis populasi dari San

Francisco menunjukkan tingkat 1 sampai 2 kasus per

100.000 orang per tahun.

Kasus pertama ABPA didiagnosis di Inggris pada

tahun 1952 dan kasus pertama di Amerika Serikat

ditemukan pada tahun 1968. Di Medan (Indonesia) kasus

tersangka ABPA pernah pula dilaporkan pada tahun 1987.

Aspergillosis dapat mengenai semua ras dan ke dua

jenis kelamin dengan perbandingan yang sama dan dapat

mengenai semua jenis usia.

Page 6: Penyakit Aspergillosis

Insiden invasif aspergillosis pada pasien

immunokompromais yang beresiko tinggi yaitu:

1.    Pasien neutropenia (disebabkan hematologic

malignancy ataupun mendapat kemoterapi) :7%

2.    Pasien leukemia akut :5% - 20%

3.    Penerima transplantasi sumsum tulang belakang:

10% - 20%

4.    Penerima transplantasi organ (ginjal, hati,

jantung) : 5% - 15%

5     Pasien AIDS : 1% - 9%

Dari laporan diketahui bahwa lingkungan rumah

sakit sering terkontaminasi dengan spora Aspergillus,

kontaminasi ini dapat dijumpai pada:

1.    Kontruksi rumah sakit, dimana dijumpai

peningkatan jumlah spora aspergillus pada sistem

ventilasi.

2.    Daerah sekitar kateter intravena (menjadi jalan

masuknya Aspergillus).

3.    Penggunaan plester.

4     Penggunaan amboard.

5.    Penutupan kulit secara oklusif.

E. Etiologi Aspergillus

Page 7: Penyakit Aspergillosis

Aspergillus adalah umum di lingkungan, sehingga

kebanyakan orang menghirup spora jamur setiap hari. Hal

ini mungkin mustahil untuk sepenuhnya menghindari

menghirup spora Aspergillus beberapa. Bagi orang-orang

dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat, hal ini tidak

menyebabkan kerusakan, dan sistem kekebalan tubuh mampu

menyingkirkan spora. Tapi untuk orang dengan sistem

kekebalan yang lemah, menghirup spora Aspergillus dapat

menyebabkan infeksi. Penelitian telah menunjukkan bahwa

aspergillosis invasif dapat terjadi selama renovasi

bangunan atau konstruksi. Wabah infeksi kulit

Aspergillus telah dilacak ke perangkat biomedis

terkontaminasi. Aspergillosis tidak dapat menyebar dari

orang ke orang atau antara manusia dan hewan.

Jenis-Jenis Jamur Aspergillus

Beberapa spesies Aspergillus menyebabkan penyakit

serius pada manusia. yang paling umum adalah spesies

patogenik menyebabkan Aspergillus fumigatus dan

Aspergillus flavus. Aspergillus flavus menghasilkan aflatoxin

yang bersifat racun dan karsinogen, dan yang dapat

berpotensi mengkontaminasi makanan. Yang paling sering

menyebabkan alergi penyakit Aspergillus fumigatus dan Aspergillus

flavus .

Aspergillus fumigates bersifat parasit yang menyebabkan

penyakit pada saluran pernapasan unggas, Aspergillus flavus

penghasil aflatoksin yang diduga sebagai penyebab

Page 8: Penyakit Aspergillosis

penyakit kanker hati. Kapang ini benyak terdapat pada

kacang tanah dan makanan yang terbuat darinya, Aspergillus

niger menghasilkan asam sitrat, Aspergillus oryzae untuk

merombak zat pati dalam pembuatan minuman berakohol,

Aspergillus nidulan parasit pada telinga menyebabkan

outomikosis, Aspergillus soyae untuk pembuatan kecap.

Spesies Aspergillusmerupakan moulds saprophyte yang

sering dijumpai di tanah, air dan tumbuh-tumbuhan yang

membusuk. Lebih dari 200 spesies Aspergillus telah di

identifikasi dan Aspergillus fumigatus merupakan penyebab

infeksi pada manusia yang terbanyak dimana >90%

menyebabkan invasif dan non-infasif aspergillosis.

Aspergillus flavus menyebabkan invasif aspergillosis

sebanyak 10% sedangkan aspergillus niger dan Aspergillus terreus

sebanyak 2%. (Dumasari. 2008)

1.  Aspergillus fumigatus

Aspergillus fumigatus adalah jamur yang termasuk dalam

kelas Ascomycetes yang mudah diisolasi dari lingkungan

udara. Jamur ini dapat ditemukan di mana-mana pada

tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk.

Aspergillus fumigatus merupakan patogen manusia

terpenting dan penyakit yang terjadi pada orang dengan

penurunan sistem imun (imunosupresi) serta pasien

dengan penyakit paru dasar. Terdapat tiga jenis

patologi pada penyakit paru: alergi, kolonisasi dan

invasi. (davey. 2006)

Page 9: Penyakit Aspergillosis

Aspergillus fumigatus memiliki tangkai-tangkai panjang

(konidiofor), konidiofora berseptat atau nonseptat yang

muncul dari sel kaki, pada ujung konidiofor muncul

sebuah gelembung, keluar dari gelembung ini muncul

sterigma, pada sterigma muncul konidium–konidium yang

tersusun berurutan mirip bentuk untaian mutiara yang

mendukung kepalanya yang besar (vesikel). Di kepala ini

terdapat spora yang membangkitkan sel hasil dari rantai

panjang spora. Aspergillus fumigatus ini mampu tumbuh pada

suhu 37°C.

2.  Aspergillus Flavus

Aspergillus flavus adalah jamur yang biasa di jumpai

pada makanan, dimana Aspergillus flavus menghasilkan

aflatoksik yang berbahsa bagi tubuh yang dapat

menyebabkan kanker hati.

Aflatoksin adalah kumpulan dari senyawa-senyawa

yang mempunyai kemiripan satu sama lain dengan sedikit

perbedaan pada komposisi kimiawinya dan diproduksi oleh

Aspergillus flavus dan A. parasiticus. Dikenal ada empat jenis

aflatoksin yaitu B1, B2, G1 dan G2

Faktor predisposisinya termasuk neutropenia

yang berkepanjangan, terutama pada pasien leukemia atau

pada penerima transplantasisumsum tulang, terapi

kortikosteroid, kemoterapi sitotoksik dan pasien dengan

AIDSatau penyakit granulomatosa kronis. Gejala klinis

dapat menyerupai pneumonia bakteri akut dan termasuk

Page 10: Penyakit Aspergillosis

demam, batuk, nyeri pleura, dengan infark hemoragik

atau bronkopneumonia yang tidak terlalu tampak. Pasien

yang khas biasanya mengalamigranulositopenia dan

menerima antibiotika spektrum luas untuk demam yang

tidak dapat dijelaskan. Gambaran radiologi tidak

spesifik dan tes untuk presipitasi serumantibodi

biasanya juga negatif. Pengenalan klinis merupakan hal

yang esensial karenaini adalah bentuk yang paling lazim

dari aspergillosis pada pasien yang mengalami penurunan

daya tahan tubuh.

F. Patogenesis Aspergillus

ABPA diawali oleh salah satu sebab, yaitu

terperangkapnya miselia Aspergillus spp dalam plug 4atho

penderita asma atau kolonisasi Aspergillus spp pada saluran

pemafasan (bronchial tree) penderita asma. Material

4athogene dari Aspergillus spp tersebut merangsang produksi

4athogen IgE, IgG, IgA dan mensensitisasi limfosit.

Asma patogen pada sebagian ABPA melibatkan degranulasi

sel mast dan melepaskan IgE yang mengakibatkan

peningkatan resistensi jalan udara. Terjadinya

bronkiektasis yang dikaitkan dengan kelainan ini diduga

akibat pembentukan ‘kompleks-imun di dalam jalan udara

proksimal. Reaksi tanggap-kebal (immune-response) ini

dapat dilihat pada individu-individu yang terpapar

antigen. Berdasarkan studi imunofluorensi terhadap

Page 11: Penyakit Aspergillosis

pathog kulit dari penderita tersebut diatas ternyata

menunjukkan deposisi IgG, IgM, IgA dan komplemen. Pada

beberapa penderita telah dibuktikan pula bahwa penyakit

saluran pernafasan tersebut disebabkan oleh

hipersensitivitas lambat (delayed hypersensitivity). Jadi

pathogenesis ABPA ini tergantung pada reaksi imunologik

tipe I dan III dan mungkin pula tipe IV.

G. Manifestasi Klinis Aspergillosis

Berbagai jenis aspergillosis dapat menyebabkan

gejala yang berbeda. Gejala lain bisa berkembang jika

infeksi menyebar di luar paru-paru. Ketika

aspergillosis invasif menyebar di luar paru-paru, dapat

menyebabkan gejala di hampir setiap organ. Jika Anda

memiliki gejala yang menurut Anda terkait dengan

aspergillosis, hubungi dokter Anda.

Sebagian pasien asma alergi terhadap Aspergillus spp.

Serangan asma timbul bila spora jamur terhirup. Hasil

test kulit positif, namun reaksi positif ini tidak

berhubungan dengan makin buruknya penyakit, kecuali

bila disertai oleh aspergilosis bronkopumonarl alergika

(allergic bronchopulmonary aspergillosis [ABPA]). (davey. 2006)

Manifestasi klinis dan keparahan dari

aspergillosis mencerminkan status imunologi pasien.

Perlindungan terbaik adalah sistem kekebalan tubuh yang

kuat. Penyebaran Aspergillus dalam tubuh menunjukkan

Page 12: Penyakit Aspergillosis

istirahat, atau kekurangan dalam, pertahanan tuan

rumah. Agen imunosupresif dan perkembangan medis

lainnya telah menciptakan ceruk ekologi baru untuk

aspergilli tumbuh pada orang dengan sistem kekebalan

yang terganggu, di mana mereka dapat menyebabkan

infeksi serius dan sering fatal. Aspergilosis invasif,

dengan tingkat kematian yang tinggi petugas, telah

menjadi semakin umum sebagai jumlah host rentan

meningkat. Penerima sumsum tulang merupakan populasi

rentan. Sayangnya, resistensi obat terhadap obat

antijamur dikenal menjadi lebih umum. Sebagai penyakit

telah menjadi lebih umum, ada kebutuhan besar untuk

memperluas jumlah obat anti jamur yang aman dan lebih

dapat diandalkan.

Diagnosis awal infeksi Aspergillus invasif masih

sulit. Hal ini biasanya didasarkan pada isolasi dan

identifikasi berikutnya spesies dari spesimen klinis

yang sesuai dan / atau deteksi karakteristik septate

hifa di bagian jaringan biopsi berikut. Sayangnya,

aspergillosis disebarluaskan sering tidak terdiagnosa

sampai nekropsi. Masalah lain yang berkembang adalah

meningkatnya jumlah spesies menyebabkan aspergillosis

invasif pada pasien transplantasi organ. Banyak

aspergilli ini 'non-fumigatus' yang resisten terhadap

obat yang biasa biasanya digunakan untuk mengobati

aspergillosis. A. flavus, spesies kedua yang paling

Page 13: Penyakit Aspergillosis

umum terlibat dalam aspergillosis invasif, adalah

penyebab paling umum infeksi superfisial.

1.   Aspergilosis Bronkopumonarl Alergika

Komplikasi asma yang jarang terjadi ini ditemukan

pada 10% kasus asma yang sulit mendasari sekitar 50%

eosinophilia paru di Inggris. Inhalasi spora

aspergillus menyebabkan reaksi imun hipersensitivitas

dengan mediator IgG dan IgE, yang pada gilirannya

menyebabkan infiltrasi eosinofilik padat pada jaringan

paru, penyumbtana mukus dan kolaps distal. Respons

peradangan kronis pada dinding saluran pernafasan

menyebabkan destruksi jaringan dan bronkiektasis. Masih

belum jelas mengapa hanya sebagian pasien asma yang

disertai ABPA, namun diduga ada predisposisi nfiltr

(davey. 2006)

a.  Gambaran klinis

Penderita biasanya adalah orang dengan riwayat

asma. Gejalanya berupa perburukan asma disertai sputum

infiltra, demam dan sesak nafas. Tampak nfiltrate

transien pada foto toraks. Pada penyakit bronkiektasis

kronis, terjadi produksi sputum purulent yang banyak

disertai hemoptisis.

b.  Pemeriksaan penunjang

Page 14: Penyakit Aspergillosis

ABPA harus dipertimbangkan pada penderita asma

dengan hasil foto abnormal serta jumlah eosinophil yang

tinggi.

·     Tes kulit: hasil tes kulit terhadap Aspergillus

spp. Harus positif (atau kenaikan IgE spesifik

dalam serum) untuk menegakkan diagnosis.

·     Tes darah: jumlah eosinofil meningkat, terutama

pada episode akut. IgE serum sangat meningkat.

Antibody pemicu (IgE) dijumpai padda 70%.

·     Pemeriksaan sputum: hifa jamur bisa dijumpai

dalam sputum.

·    Foto toraks : nfiltrate perihilar transien

(berganti-ganti) dijumpai selama serangan akut.

Bisa terjadi kolaps lobus atau segmental akibat

sumbatan bronkus. Pada penyakit kronis bisa terjadi

kontraksi lobus atas, fibrosis dan bronkiektasis.

2.  Aspergiloma

Merupakan misetoma atau bola jamur yang merupakan

sekumpulan jamur.

Etiologi dan Pathogenesis

Organisme penyebabnya adalah A. fumigatus di Inggris

dan A. niger di AS. Spora tumbuh dalam kavitas yang telah

ada dalam paru, seringkali (24%) akibat TB, oleh karena

itu lebih banyak dijumpai di daerah apeks paru. Dua

puluh persen kasus memiliki banyak kavitas. Spora

Page 15: Penyakit Aspergillosis

berkembang biak dan tumbuh jamur berbentuk bola yang

mengisi kavitas. Terjadi reaksi imunologis terhadap

proses ini. Pada umumnya terdapat antibody pemicu (IgG)

dan pada 50% kasus disertai hasil tes kulit positif

terhadap Aspergillus spp. (davey. 2006)

Gambaran klinis

Biasanya asimtomatik dan ditemukan secara

kebetulan saat melakukan pemeriksaan foto toraks.

Gejala tersering yang timbul adalah hemoptisis,

ditemukan pada 75 %, kadang-kadang masif, membutuhkan

embolisasi atau pembedahan. Walaupun jarang, kadang-

kadang disertai gejala sistemik berupa penurunan berat

badan, demam dan malaise. Gejala penyakit paru yang

mendasari juga seringkali ditemukan. (davey. 2006)

Pemeriksaan penunjang

Kombinasi gambaran radiologis (opasitas padat

dengan halo atau bentuk sabit di sekelilingnya) dan

adanya antibody pemicu bisa menegakkan diagnosis. Pada

pasien dengan penyakit paru yang berat, dilakukan

reseksi bedah untuk mengambil misetoma atau seluruh

lobus. Sepuluh persen kasus tidak perlu diobati dan

bisa sembuh sendiri. Kadang-kadang terjadi kematian

akibat hemoptisis masif. Penyakit invasif memiliki

tingkat kesembuhan lebih buruk. (davey. 2006)

3.   Aspergillosis invasif

Page 16: Penyakit Aspergillosis

Sinusitis Aspergillus

Sinusitis yang tidak responsive terhadap terapi

pada pasien polip nasi seringkali ditemukan disebabkan

oleh Aspergillus spp., dan bisa disertai ABPA. Histologi dan

imunologinya sangat mirip dengan ABPA. (davey. 2006).

Aspergillus Kronis yang Manidurkan

Adalah sebuah bentuk infeksi yang kurangnyeri dan

lambat untuk berubah, bentuk ”semi-invasif” yang

terlihat pada pasienyang mengalami penurunan daya tahan

tubuh yang ringan, khususnya bagi merekayang memiliki

riwayat penyakit paru. Diabetes mellitus, sarkoidosis

dan terapidengan glukokortikoid dosis rendah dapat

menjadi faktor predisposisi lain. Gejalayang lazim

termasuk demam, batuk dan produksi sputum; presipitasi

serum antibodi positif juga dapat dideteksi.

Aspergillus Diseminata

Penyebaran hematogenik ke organ dalam lain dapat

terjadi, terutama pada pasien dengan penurunan daya

tahan tubuh yang berat atau ketagihan obat intravena.

Absesdapat terjadi di otak (aspergillosis otak), ginjal

(aspergillosis ginjal), jantung(endokarditis,

miokarditis), tulang (osteomielitis), saluran

pencernaan. Lesi mata(keratitis mikotik, endoftalmitis

dan aspergilloma orbital) dapat juga terjadi,

Page 17: Penyakit Aspergillosis

baik sebagai hasil dari penyebaran atau setelah trauma

setempat atau pembedahan.

Aspergillus Kutaneus

Aspergillosis kutaneus adalah manifestasi yang

jarang yang biasanya merupakanhasil penyebaran dari

infeksi paru primer pada pasien yang mengalami

penurunandaya tahan tubuh. Meskipun demikian, kasus

aspergillosis kutaneus primer jugaterjadi, biasanya

sebagai hasil dari trauma atau kolonisasi. Lesi

bermanifestasisebagai papul yang eritematosa atau

makula dengan nekrosis sentral yang progresif.

H. Pengobatan

Prinsip pengobatan yang disebabkan oleh jamur

Aspergillus fumigatus adalah dengan menghilangkan jamur

dan sporanya yang terdapat dalam tubuh.

Penanganan bergantung pada jenis dan beratnya

infeksi dan pada status imunologi dari pasien.

Aspergillosis alergi biasanya dikontrol dengan

menggunakan prednison karenaefektif untuk mengurangi

gejala. Aspergilloma atau bola jamur dari paru

membutuhkanreseksi pembedahan, biasanya sebuah

lobektomi untuk memastikan eradikasi yanglengkap.

Terapi dari bentuk infeksi yang lebih invasif biasanya

membutuhkan toleransiyang lebih baik dan dosis setinggi

3-5 mg/kg per hari yang diberikan tanpa efek samping

Page 18: Penyakit Aspergillosis

yang serius. Itraconazole [400 mg/hari] sering

digunakan sebagai terapi tambahan atauuntuk terapi

pemeliharaan untuk mencegah kekambuhan Richardson and

Warnock 1993).

Kortikosteroid oral (prednisolon) merupakan terapi

utama. Pemberian obat ini memperbaiki kontrol asma dan

menghambat pertumbuhan Aspergillus spp. Steroid inhalasi

tidak mempengaruhi Aspergillus spp., namun digunakan bersama

bronkodilator, sebagai bagian dari terapi menyeluruh

pada asma. Diperlukan fisioterapi dan kadang-kadang

bronkospi untuk menghilangkan sumbatan mukus. Obat anti

jamur itralkonazol bisa menurunkan dosis steroid yang

dibutuhkan. ABPA biasa berlanjut menjadi bronkiektasis.

(davey. 2006)

Penderita ABPA diobati sesuai proses penyakitnya,

karena ABPA terjadi akibat proses hipersensitivitas,

maka respon alergi harus dikurangi. Meskipun ABPA

terjadi karena pemakaian kortikosteroid terus-menerus,

namun pengobatannya juga menggunakan kortikosteroid,

namun dengan oral, bukan lagi inhalasi. ABPA yang

kronik memerlukan antijamur semisal itraconazole yang

dapat mempercepat hilangnya infiltrat. ABPA yang

berbarengan dengan sinusitis alergik fungal memerlukan

tindakan operasi jika terdapat polip obstruktif.

Kadang-kadang dapat juga dibilas dengan amfoterisin

untuk mempercepat peyembuhan.

Page 19: Penyakit Aspergillosis

I. Pencegahan

Sulit untuk menghindari menghirup tingkat normal

spora Aspergillus. Bagi orang-orang dengan sistem

kekebalan tubuh yang lemah atau penyakit paru-paru

parah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk

membantu mengurangi eksposur, termasuk:

1.    Pakailah masker ketika dekat atau di lingkungan

berdebu seperti lokasi konstruksi.

2.    Hindari aktivitas yang melibatkan kontak dekat

dengan tanah atau debu, seperti pekerjaan halaman

atau berkebun.

3.    Gunakan langkah-langkah perbaikan kualitas udara

seperti filter HEPA.

4.    Minum obat antijamur profilaksis jika dianggap

perlu oleh penyedia layanan kesehatan Anda.

5.   Bersihkan luka kulit dengan sabun dan air,

terutama jika cedera telah terkena tanah atau debu

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan

1. Penyakit yang disebabkan oleh Jamur Aspergillus,

yaitu :

Page 20: Penyakit Aspergillosis

a. Aflatoxicosis

b. Aspergillosis

c. Aspergilloma

2. Obat yang digunakan untuk penyakit yang disebabkan

Aspergillus, yaitu :

a. Amphotericin B

b. Itraconazole

c. Voriconazole

3. Untuk mencegah penyakit ini, udara rungan harus

disaring dengan High Efficiency Particulate Air

(HEPA) yang dapat menurunkan infeksi aspergillus

invasive pada penderita yang dirawat di RS terutama

penderita dengan netropenia.

Page 21: Penyakit Aspergillosis

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Pencegahan Aspergillosis di Hatcherydengan Clinafarm.http://www.novindo.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=41:aspergillus-prevention-in-hatchery-with-clinafarmr&catid=2:articles&Itemid=3

Kurniadi, Deby. 2012. Penyakit yang Disebabkan olehJamur Aspergillosis.http://creatinq.blogspot.com/2012/07/flie-download-di-sini-bab-i-pendahuluan.html

Mawarni, Iga. 2012. Penyakit yang Disebabkan olehJamur.http://igamondo.blogspot.com/2012/12/penyakit-yang-disebabkan-oleh-jamur.html

Rusdi, Rosdiana. 2013. Jamur Paru Aspergillosis.http://rosdianarusdi.blogspot.com/2013/06/kandungan-buah-buah-yang-terdapat-dalam.html