Top Banner
PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING KELOMPOK PENDEKATAN GESTALT PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 02 SUSUKAN TAHUN AJARAN 2016/2017 ARTIKEL TUGAS AKHIR Oleh Lilis Wijayanti 132013060 PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017
15

PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14376/2/T1_132013060_Full... · Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling yang efektif untuk mengurangi

Mar 09, 2019

Download

Documents

dinhque
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14376/2/T1_132013060_Full... · Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling yang efektif untuk mengurangi

PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING

KELOMPOK PENDEKATAN GESTALT PADA SISWA

KELAS VIII E SMP NEGERI 02 SUSUKAN

TAHUN AJARAN 2016/2017

ARTIKEL TUGAS AKHIR

Oleh

Lilis Wijayanti

132013060

PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14376/2/T1_132013060_Full... · Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling yang efektif untuk mengurangi
Page 3: PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14376/2/T1_132013060_Full... · Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling yang efektif untuk mengurangi
Page 4: PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14376/2/T1_132013060_Full... · Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling yang efektif untuk mengurangi
Page 5: PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14376/2/T1_132013060_Full... · Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling yang efektif untuk mengurangi
Page 6: PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14376/2/T1_132013060_Full... · Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling yang efektif untuk mengurangi

PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING

KELOMPOK PENDEKATAN GESTALT PADA SISWA

KELAS VIII E SMP NEGERI 02 SUSUKAN

TAHUN AJARAN 2016/2017

Lilis Wijayanti

Tritjahjo Danny Soesilo

Setyorini

Program Studi S1 Bimbingan dan Konseling

FKIP-Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi penurunan perilaku agresif

melalui konseling kelompok Gestalt pada siswa Kelas VIII E SMP Negeri 02

Susukan. Subjek penelitian ini berjumlah 14 siswa kelas VIII E yang termasuk

dalam kategori perilaku agresif sangat tinggi dan tinggi. Dari 14 siswa dibagi

menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Penelitian ini masuk dalam jenis penelitian quasi eksperimen dengan desain

penelitian Pretest Posttest Control Group Design. teknik analisis data yang

digunakan adalah Uji Mann Whitney U yang diolah dengan menggunakan

program SPSS 20 for windows. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

diperoleh Asymp.Sig. 2-tailed 0,002 < 0,05 dengan mean rank pada pretest

kelompok eksperimen 11,00 sedangkan mean rankposttesteksperimen adalah

4,00 sehingga ada penurunan mean rank kelompok sebesar 7,00.Hal ini

menunjukan ada penurunan perilaku agresif pada siswa yang telah diberi

treatment. Untuk mengetahui penurunan yang signifikan dapat dibandingkan

antara post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasilnya

menunjukkan Asymp.Sig. 2-tailed 0,002 < 0,05, hal ini dapat disimpulkan bahwa

konseling kelompok pendekatan Gestalt secara signifikan dapat menurunkan

perilaku agresif siswa.

Kata kunci: Perilaku agresif, konseling kelompok Gestalt,

Pendahuluan

Kecenderungan

mengesampingkan aspek

afektif/sikap menjadi salah satu

penyebab munculnya sifat-sifat

remaja siswa SMP yang

menyimpang. Munculnya perilaku

yang menyimpang diantaranya

adalah agresivitas yang berlebihan.

Menurut Buss (dalam Krahe, 2005)

mendefinisikan perilaku agresif

sebagai sebuah respon yang

mengantarkan stimuli ‘beracun’

kepada mahluk hidup lain. Mereka

adalah remaja yang pada umumnya

berusia antara 13-19 tahun sebagai

remaja yang sedang mengalami masa

transisi. Masa remaja merupakan

periode penuh gejolak emosi tekanan

jiwa sehingga remaja mudah

Page 7: PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14376/2/T1_132013060_Full... · Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling yang efektif untuk mengurangi

berperilaku menyimpang dari aturan

norma sosial yang berlaku

dikalangan masyarakat (Sarwono

dalam Padmomartono, 2013).

Dari hasil studi awal

menggunakan skala perilaku agresif,

tingkat agresifitas siswa kelas VIII E

di SMP Negeri 02 Susukan, dari 30

siswa terdapat 5 siswa (16,67%)

yang memiliki tingkat agresifitas

sangat tinggi dan ada 9 siswa (30 %)

yang memiliki tingkat agresifitas

tinggi. Dengan demikian terdapat 14

siswa yang memiliki tingkat

agresifitas tinggi. Berdasarkan

perolehan hasil yang telah disebutkan

sebelumnya, peneliti ingin

melakukan penelitian untuk

mengurangi perilaku agresif siswa di

SMP Negeri 02 Susukan.

Bentuk layanan Bimbingan

dan Konseling yang efektif untuk

mengurangi perilaku agresif adalah

konseling kelompok pendekatan

Gestalt. Tujuan utama dari terapi

Gestalt menurut Perls dalam Corey

(dalam Komalasari, 2011) adalah

pencapaian kesadaran. Tanpa

kesadaran klien tidak memiliki alat

untuk mengubah kepribadian yang

menyimpang seperti seseorang yang

agresif. dengan kesadarannya klien

bisa memandang sebuah masalah

secara utuh dan menyeluruh,

sehingga klien tidak memandang

masalah dari satu sisi saja.

Menurut penelitian Artayana

(2013) tentang “Penerapan

Konseling Kelompok Gestalt untuk

Meminimalisir Perilaku Agresif

Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 1

Sukasada Tahun Pelajaran

2012/2013” dengan subjek berjumlah

8 siswa menunjukkan pada siklus I

terjadi penurunan perilaku agresif

73,9 % menjadi 60.4% dan pada

siklus II menjadi 44,6%. Hasil

penelitian ini menunjukan adanya

penurunan perilaku agrsif siswa

setelah di berikan konseling

kelompok gestalt dengan teknik

sosiodrama.

Berdasarkan uraian latar

belakang diatas dapat dirumuskan

masalah dalam penelitian ini:

“Adakah penurunan yang signifikan

perilaku agresif siswa melalui

layanan konseling kelompok

pendekatan Gestalt pada siswa kelas

VIII SMP Negeri 02 Susukan?”

Penelitian ini dilaksanakan

dengan tujuan:“untuk mengetahui

signifikansi penurunan perilaku

agresif siswa melalui layanan

konseling kelompok pendekatan

Gestalt.

Perilaku Agresif

Perilaku agresif adalah

perilaku atau kecenderungan perilaku

yang niatnya untuk menyakiti orang

lain, baik secara fisik maupun secara

psikologis. Perilaku agresif akan

terbentuk dan diulang oleh individu

karena dengan melakukan perilaku

agresif individu memperoleh efek

yang menyenangkan, dan sebaliknya

individu tidak akan mengulang

perilaku agresifapabila perilaku

tersebutmenimbulkan efek yang

tidak menyenangkan bagi dirinya

(Buss & Perry, 1992). Perilaku

agresif dapat dilihat sejak masa

kanak-kanak. Setiap orang memiliki

perilaku agresif dan hal tersebut

tidak dapat dihindarkan (Buss &

Perry dalam Pratiwi 2016).

Menurut Buss & Perry (1992)

menyebutkan ada empat aspek

perilakuagresif, yaitu:

1. Physical Aggression (agresi

fisik)

Physcal aggression merupakan

agresi yang dapat diamati. Physical

aggression (PA) adalah

kecenderungan individu untuk

melakukan serangan secara fisik

untuk mengekspresikan kemarahan

atau agresi. Bentuk serangan fisik

tersebut seperti memukul,

mendorong, mencubit.

Page 8: PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14376/2/T1_132013060_Full... · Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling yang efektif untuk mengurangi

2. Verbal Aggression (agresif

verbal)

Verbal aggression merupakan

perilaku agresi yang dapat diamati

(didengar). Verbal aggression adalah

kecenderungan untuk menyerang

orang lain untuk memberikan

stimulus yang merugikan dan

menyakitkan kepada organisme lain

secara verbal, yaitu melalui kata-kata

atau penolakan. Bentuk serangan

verbal tersebut seperti cacian,

ancaman, mengumpat atau

penolakan.

3. Anger (kemarahan)

Anger adalah perasaan marah, kesal,

sebal dan bagaimana cara

mengontrol hal tersebut.termasuk

didalammnya adalah irriability, yaitu

mengenai interpersonal.

Kecenderungan untuk cepat

marah,dan kesulitan untuk

mengendalikan amarah.

4. Hostility (permusuhan)

Hostility tergolong dalam agresi

covert (tidak nampak) Hostility

terdiri dari dua bagian yaitu

Resentmen seperti cemburu dan iri

hati terhadap orang lain, dan

Suspiction seperti adanya

ketidakpercayaan, kekhawatiran, dan

proyeksi dari rasa permusuhan

terhadap orang lain.

Menurut Anantasari (dalam

Hermawan, 2013) faktor-faktor

penyebab timbulnya perilaku agresif

dapat dibedakan menjadi enam

kelompok faktor, yaitu :

a. Faktor psikologis

b. Faktor Sosial

c. Faktor Lingkungan

d. Faktor Situasional

e. Faktor Biologis

f. Faktor Genetik.

Konseling Kelompok

Menurut George M. Gadza

memberikan pengertian tentang

konseling kelompok (dalam

Nursalim dan Hariastuti, 2007):

Konseling kelompok merupakan

suatu proses interpersonal yang

dinamis yang memusatkan pada

kesadaran berpikir dan tingkah laku,

serta berorientasi pada kenyataan-

kenyataan, membersihkan jiwa,

saling percaya dan mempercayai

pemeliharaan, pengertian,

penerimaan, dan bantuan. Fungsi-

fungsi dari itu diciptakan dan

dipelihara dalam wadah kelompok

kecil melalui sumbangan (saling

berbagi) dari tiap anggota kelompok

dan konselor.

Konseling Pendekatan Gestalt

Terapi Gestalt yang

dikembangkan oleh Federick Perls

adalah bentuk terapi eksistensial

yang berpijak pada premis bahwa

individu harus menemukan jalan

hidupnya sendiri dan menerima

tanggung jawab pribadi jika mereka

berharap mencapai maturitas. Karena

bekerja terutama diatas prinsip

kesadaran, terapi ini berfokus pada

apa dan bagaimananya tingkah laku

dan pengalaman disini dan sekarang

dengan memadukan

(nengintegrasikan) bagian-bagian

kepribadian yang terpecah dan tidak

diketahui (Corey dalam Komalasari,

2011).

Menurut Joyce dan Sill

(dalam Komalasari 2011)

mengatakan Tahap-tahap tersebut

yaitu:

a. Tahap pertama (the begenning

phase).

Pada tahap ini konselor

menggunakan metode fenomenologi

untuk meningkatkan kesadaran

konseli, menciptakan hubungan

dialogis mendorong keberfungsian

konseli secara sehat dan

menstimulasi konseli untuk

mengembangkan dukungan pribadi

(personal support) dan

lingkungannya (Joyce & Sill dalam

Komalasari 2011).

Page 9: PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14376/2/T1_132013060_Full... · Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling yang efektif untuk mengurangi

b. Tahap kedua (clearing the

ground).

Pada tahap ini proses konseling

berlanjut pada strategi-strategi yang

lebih spesifik. Konseli

mengeksplorasi berbagai introyeksi,

berbagai modifikasi kontak yang

dilakukan dan unfinished bussiness.

Peran konselor adalah secara

berkelanjutan mendorong dan

membangkitkan keberanian konseli

mengungapkan ekspresi pengalaman

dan emosi-emosinya dalam rangka

katarsis dan menawarkan konseli

untuk melakukan berbagi

eksperimentasi untuk menawarkan

konseli untuk melakukan berbagai

eksperimentasi untuk meningkatkan

kesadarannya, tanggung jawab

pribadi dan memahami unfinished

business.

c. Tahap ketiga (the existential

encountering).

Pada tahap ini ditandai dengan

aktifitas yang dilakukan konseli

dengan mengeksplorasi masalahnya

secara mendalam dan membuat

perubahan-perubahan yang cukup

signifikan. Tahap ini merupakan fase

tersulit karena pada tahap ini konseli

menghadapi kecemasan-

kecemasannya sendiri, ketidak

pastian dan ketakutan-ketakutan

yang selama ini terpendam dalam

diri. Selain itu, konseli menghadapi

perasaan terancam yang kuat disertai

dengan perasaan kehilangan harapan

untuk hidup yang lebih mapan. Pada

tahap ini konselor memberikan

dukungan dan motivasi berusaha

memberikan keyakinan ketika

konseli cemas dan ragu-ragu

menghadapi masalahnya (Joyce &

Sill(dalam Komalasari 2011).

d. Tahap keempat (integration).

Pada tahap ini konseli sudah

mulai dapat mengatasi krisis-krisis

yang di eksplorasi sebelumnya dan

mulai mengintegrasikan keseluruhan

diri, pengalaman dan emosi-

emosinya dalam prespektif yang

baru. Konseli telah mampu

menerima ketidakpastian, kecemsan

dan ketakutannya serta menerima

tanggung jawab atas kehidupannya

sendiri.

e. Tahap kelima (ending)

Pada tahap ini konseli siap untuk

memulai kehidupan secara mandiri

tanpa supervisi konselor.

Menurut Komalasari (2011)

terdapat beberapa teknik yang

dipakai dalam konseling dengan

pendekatan gestalt yaitu:

a. Topdog versus underdog

Topdog adalah perasaan marah bila

sesuatu tidak sesuai dengan nilai dan

normamoral (righteous), autoritarian,

dan mengetahui yang terbaik.

Topdog adalah orang yang

menggunakan kekuatannya untuk

menekan dan menakuti orang lain

dan bekerja dengan kata “kamu

harus” dan “kamu tidak boleh”.

Sementara itu, underdog manipulatif

dengan menjadi defensif, merengek

dan menangis seperti bayi. Underdog

bekerja dengan kata “saya mau” dan

mencari alasan seperti “saya sudah

berusaha keras”.

b. Membuat serial (making the

rounds)

Membuat serial adalah latihan gestalt

yang melibatkan individu untuk

berbicara atau melakukan sesuatu

kepada orang lain dalam kelompok.

Tujuan teknik ini adalah untuk

melakukan konfrontasi, mengambil

resiko, untuk membuka diri, melatih

tingkah laku baru, dan untuk

melakukan perubahan. (Corey dalam

Komalasari 2011).

c. Pembalikan (Reversal Tecnique)

Asumsi teknik ini adalah bahwa

gejala dan tingkah laku sering kali

mempresentasikan impuls-impuls

yang di tekan dan laten ada dalam

diri individu. Teknik ini bertujuan

untuk mengajak konseli untuk

mengambil resiko terhadap

Page 10: PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14376/2/T1_132013060_Full... · Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling yang efektif untuk mengurangi

ketakutan, kecemasan, dan

melakukan kontak dengan bagian

dirinya yang selama ini ditolak dan

ditekan. Untuk itu, konselor meminta

konseli untuk melakukan tingkah

laku yang kebalikan dari apa yang ia

katakan.

Penelitian Dyastuti(2012)

tentang “Menurunkan Perilaku

Agresif Pelaku Bullying melalui

Pendekatan Konseling Gestalt

Teknik Kursi Kosong” menunjukkan

pada siklus I sebesar 85% terjadi

penurunan perilaku agresif pada

siklus II menjadi 46, 87% dan pada

siklus yang ke III terjadi penurunan

perilaku agresif menjadi 30,62%. Hal

ini menunjukan perilaku agresif

pelaku bullying bisa diatasi melalui

konseling gestalt teknik kursi

kosong.

Berdasarkan landasan teori

yang telah dikemukakan diatas,

peneliti mengajukan hipotesis : “ada

penurunan perilaku agresif melalui

konseling kelompok pendekatan

Gestalt pada siswa kelas VIII E SMP

Negeri 02 Susukan tahun ajaran 2016

2017”.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah

quasi eksperimen. Dalam Sugiyono

(2012) mengatakan penelitian

eksperimen semu ini sampel tidak

dapat dipilih secara random, sebelum

diberi perlakuan harus dilakukan

pretest terlebih dahulu untuk

menentukan kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Penelitian ini

menggunakan desain Pretest –

Posttest Control Design. Subjek

yang diambil dalam penelitian ini

adalah kelas VIII E berdasarkan hasil

skor skala perilaku agresif yang

berkategori tinggi dan sangat tinggi,

yaitu berjumlah 14 siswa. Dari 14

siswa tersebut akan di bagi menjadi 2

kelompok yaitu 7 siswa sebagai

kelompok eksperimen dan 7 siswa

sebagai kelompok kontrol.

Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah survei. Survei yang

dilakuan dengan wawancara kepada

guru BK dan menyebar skala

perilaku agresif yang bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar tingkat

agresif siswa. Skala perilaku agresif

yang digunakan dalam penelitian ini

mengadaptasi dan memodifikasi

skala perilaku agresif dari (Buss &

Perry 1992).Skala sikap

inimengungkap perilaku agresif

dengan jumlah item sebanyak 29.

Skala ini mengungkap aspek perilaku

agresif yaitu agresif fisik, agresi

verbal, kemarahan dan permusuhan.

Sehingga dapat diketahui tinggi atau

rendahnya perilaku agresif subjek

penelitian.

Teknik analisis data yang

digunakan untuk menguji hipotesis

dari penelitian “Menurunkan

Perilaku Agresif Melalui Layanan

Konseling Kelompok Gestalt pada

Siswa VIII E SMP NEGERI 02

Susukan Tahun Pelajaran 2016-

2017” adalah uji Mann Whithney,

karena data yang diperoleh bersekala

ordinal.

Hasil Penelitian

Subjek penelitian pada

penelitian ini adalah 14 siswa kelas

VIII E SMP Negeri 02 Susukan yang

mmiliki perilaku agresif dalam

kategoritinggi dan sangat tinggi. Dari

14 siswa dibagi mnjadi 2 kelompok

yaitu 7 siswa masuk dalam kelompok

eksperimen dan 7 siswa lainya

masuk dalam kelompok kontrol.

Setelah itu peneliti melakukan uji

Homogenitas untuk mengetahui ada

atau tidaknya perbedaan diantara

kedua kelompok

tersebut.Berdasarkan hasil uji

homogenitas yang dibantudengan

SPSS 20.0 for Windows, diketahui

hasil uji Mann-Whitney U= 17,500

dengan koefisien Asyim.Sig. (2-

tailed) 0,368> 0,05 maka dapat

disimpulkan tidak terdapat perbedaan

Page 11: PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14376/2/T1_132013060_Full... · Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling yang efektif untuk mengurangi

yang signifikan antara perilaku

agresif KE (kelompok eksperimen)

dan KK(kelompok kontrol), sehingga

penelitian dapat dilanjutkan dengan

pemberian treatment atau perlakuan

dengan konseling kelompok

pendekatan Gestalt.

Treatment diberikan dengan

memberikan layanan konseling

kelompok teknik Gestalt sesuai

dengan rancangan yaitu 8 sesi

konseling yang diadakan satu

minggu 2 kali pada hari selasa di

jam BK dan setelah pulang sekolah

sesuai dengan kesepakatan yang

telah ditentukan. Layanan konseling

kelompok teknik Gestalt dikatakan

berhasil apabila kelompok

eksperimen setelah posttest

menunjukan penurunan perilaku

agresif dan hasilnya lebih rendah dari

kelompok kontrol..

Setelah dilakukan treatment

kepada kelompok eksperimen

dengan konseling kelompok

pendekatan Gestalt pada tanggal 25

April 2017 sampai dengan 9 Mei

2017 dan memberikan Posttest pada

kelompok eksperimen dan kontrol

penulis menguji menggunakan Uji

Mann Whitney dengan hasil sebagai

berikut:

Tabel 4.10Mean Rank Posttest

Perilaku Agresif pada Kelompok

Eksperimen dan Kontrol

Ranks

Kelompok N Mean

Rank

Sum of

Ranks

N

i

l

a

i

Eksperimen 7 4,00 28,00

Kontrol 7 11,00 77,00

Total 14

Pada tabel diatas jumlah

subjek untuk kelompok eksperimen

sebanyak 7 siswa dan jumlah subjek

kelompok kontrol adalah 7 siswa.

Skor meanrank untuk kelompok

eksperimen 4,00 dan mean rank

kelompok kontrol 11,00. Kemudian

sum of rank untuk

kelompokeksperimen 28,00 dansum

of rank kelompok kontrol 77,00.

Tabel 4.11 Uji Mann Whitney U

Posttest Perilaku Agresif pada

Kelompok Eksperimen Dan

Kontrol

Test Statisticsa

Nilai

Mann-Whitney U ,000

Wilcoxon W 28,000

Z -3,137

Asymp. Sig. (2-tailed) ,002

Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)] ,001b

a. Grouping Variable: Kelompok

b. Not corrected for ties.

Dari tabel diatas dapat

diketahui nilai hitung Mann Whitney

U=,000 dan koefisian Asym, Sig (2-

Tailed) 0,002 < 0,05. Perhitungan

statistik tersebut menunjukkan

bahwa ada perbedaan yang signifikan

perilaku agresif antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Perbedaan tersebut menunjukkan

adanya perbedaan kelompok

eksperimen dan kontrol setelah

kelompok eksperimen diberikan

treatment (perlakuan) dengan

konseling kelompok pendekatan

Gestalt.

Tabel 4.12Peningkatan Skor

Perilaku Agresif

kategori

Range

Jumlah siswa

Pre test Post test Eks Kon Eks Kon

SR 43-51 - -

R 52-60 - 3

S 61-69 - - 4 -

T 70-78 4 5 5

ST 79-88 3 2 2

Jumlah siswa 14 siswa 14 siswa

Dari tabel diatas

menunjukkan bahwa ada 14 siswa

dari kelompok eksperimen dan

kontrol. Pada saat pre test kedua

kelompok sama-sama berada dalam

Page 12: PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14376/2/T1_132013060_Full... · Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling yang efektif untuk mengurangi

kategori yang sama-sama berada

dalam kategori tinggi dan sangat

tinggi. Dari kelompok eksperimen 4

siswa dalam kategori tinggi dan 3

siswa dalam kategori sangat tinggi.

Setelah diberikan treatment pada

kelompok kontrol terjadi perubahan

pada hasil post-test menjadi 4 siswa

masuk dalam kategori sedang dan 3

orang masuk dalam katogori rendah.

Pada kelompok kontrol pada saat

pre-test dari tujuh siswa ada 2 siswa

dalam kategori sangat tinggi dan 5

siswa masuk dalam kategori tinggi.

Tidak ada perubahan hasil pre-test

dan post-test kelompok kontrol yaitu

ada 2 siswa masuk dalam kategori

sangat tinggi dan 5 siswamasuk

dalam kategori tinggi. Dapat

diartikan ada penurunan kepercayaan

diri pada kelompok eksperimen

secara signifikan. Hal ini

menunjukkan bahwa konseling

kelompok pendekatan gestalt dapat

digunakan untuk menurunkan

perilaku agresif pada siswa kelas

VIII SMP Negeri 02 Susukan.

Berdasarkan hasil analisis

data menggunakan uji Mann

Whitney, diketahui bahwa terdapat

perbedaan antara mean rank

kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol. Setelah diberikan

treatment konseling kelompok

pendekatan Gestalt pada kelompok

eksperimen, Skor mean rank

kelompok eksperimen sebesar 4,00

sedangkan pada kelompok kontrol

yang tidak mendapatkan treatment

konseling kelompok pendekatan

Gestalt ,mean rankpadakelompok

kontrol sebesar 11,00. Berdasarkan

hasil analisis ini, diketahui bahwa

ada perbedaan yang signifikan

anatara hasil skala perilaku agresif

kelompok eksperimen dengan hasil

skala perilaku agresif kelompok

kontrol. Hal tersebut dibuktikan

dengan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar

0,002 < 0,05.

Pembahasan

Konseling Kelompok Gestalt

dapat menurunkan secara signifikan

perilaku agresif dari siswa kelas VIII

E SMP Negeri 02 Susukan yang

dapat dilihat dalam analisis Mann

Whitney nampak bahwa skor Mann

Whitney U=0,000, Nilai Z -3,137 dan

nampak Asimp. Sig 2-tailed 0,002 <

0,050. Skor mean rank pada posttest

kelompok kontrol 11,00. Kemudian

skor mean rankpada posttest

kelompok eksperimen adalah 4,00.

Ada penurunan skor mean rank

kelompok eksperimen sebesar 7,00.

Dalam penelitian ini pada

saat pre test siswa kelompok

eksperimen memiliki perilaku agresif

yang tinggi sama dengan siswa

dalam kelompok kontrol. Setelah

diberikan konseling kelompok

pendekatan gestalt pada siswa

kelompok eksperimen sebanyak

delapan sesi, siswa didalam

kelompok eksperimen dirasa sudah

dapat mengurangi perilaku

agresifnya. Pada setiap sesi

konseling masalah siswa yang

berperilaku agresif dibahas satu

persatu yang membuat siswa yang

memiliki masalah yang sama pada

aspek-aspek perilaku agresif bisa

menggunakan cara-cara yang telah

diberikan untuk menyelesaikan

masalah di kehidupan sehari-hari.

Menurut Corey (dalam

Rusmana 2009) mengatakan proses

kelompok Gestalt merupakan gejala

yang kompleks. Proses itu

didasarkan pada asumsi bahwa

kelompok-kelompok adalah sistem

multidimensional yang bekerja

dalam beberapa tingkat sekaligus.

Dalam kelompok, orang-orang

adalah holistik dengan fungsinya

yang terkait. Tidak mungkin

memahami seseorang dalam

kelompok diluar konteks kelompok.

Terapi gestalt lebih dari sekedar

teknik atau “permainan”. Corey

Page 13: PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14376/2/T1_132013060_Full... · Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling yang efektif untuk mengurangi

menyebutkan apabila interaksi

pribadi antara terapis dan klien

merupakan inti dari proses terapiutik.

Teknik bisa berguna sebagai alat

untuk membantu klien guna untuk

memperoleh kesadaran yang lebih

penuh. Teknik-teknik dalam terapi

gestalt digunakan dengan gaya

pribadi konseli. Hal ini sudah penulis

lakukan selama proses konseling

kelompok dimana penulis

menggunakan teknik-teknik yang ada

didalam konseling Gestalt untuk

membantu klien guna untuk

memperoleh kesadaran yang lebih

penuh. Penulis juga memberikan

tanggung jawab kepada konseli

untuk dapat menurunkan perilaku

agresif.

Keberhasilan konseling

kelompok pendekatan Gestalt untuk

menurunkan perilaku agresif

didukung respon anggota kelompok

yang sangat baik selama delapan sesi

konseling. Diawal sesi konseling,

anggota kelompok masih perlu

beradaptasi dengan proses konseling

yang diberikan, dengan berjalannya

waktu anggota kelompok mulai dapat

mengikuti kegiatan konseling dengan

baik. Anggota kelompok aktif

memberikan tanggapan tentang

masalah yang dibahas, sehingga

membuat konseling kelompok ini

berjalan dengan lancar. Sebelum

diberikan treatment anggota

kelompok memiliki perilaku agresif

yang tinggi. Ketika diberikan

konseling kelompok, anggota

kelompok mulai sadar bahwa

perilaku agresif dapat merugikan diri

sendiri dan juga orang lain sehingga

mulai meminimalisir perilaku

agresifnya seperti tidak mudah

marah,mengeluarkan kata-kata kotor,

tidak mudah membantah.

Keberhasilan dari konseling

gestalt untuk menurunkan perilaku

agresif yang paling menonjol adalah

pada sesi kelima dan enam dengan

topik masalah membantah

menggunakan teknik top dog under

dog . Setelah diberikan treatmen

kepada anggota kelompok, sudah

mulai tampak perubahannya dimana

anggota kelompok tidak lagi

membantah pendapat teman-

temannya dan pemimpin kelompok.

Anggota kelompok menerima

pendapat dan masukan yang

diberikan oleh pemimpin kelompok.

Temuan ini sejalan dengan

penelitian Artayana (2013)

menunjukanbahwa terdapat

menurunan perilaku agresif melalui

konseling pendekatan Gestalt.

Penelitian ini dapat sejalan karena

sama-sama menggunakan konseling

pendekatan gestalt.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis

yang telah dilakukan maka

kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah layanan

konseling kelompok Gestalt pada

siswa dapat menurunkan perilaku

agresif kelas VIII E SMP Negeri 02

Susukan Tahun Ajaran 2016/2017”.

Hasil signifikansi Asymp.Sig. 2-

tailed 0,002 < 0,05 dengan mean

rank pada post test kelompok

kontrol 11,00 sedangkan mean rank

posttest kelompok eksperimen adalah

4,00 sehingga ada penurunan mean

rank kelompok sebesar 7,00

Daftar Pustaka

Artayana, Dwi. (2013). Penerapan

Konseling Kelompok Gestalt

untuk Meminimalisir

Perilaku Agresif Siswa

Kelas VIII H SMP Negeri 1

Sukasada Tahun Pelajaran

2012/2013.

Azwar, s. (2006). Reliabilitas dan

Validitas SPSS. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Buss, A. H., & Perry, M. P. (1992).

The aggression

Page 14: PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14376/2/T1_132013060_Full... · Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling yang efektif untuk mengurangi

questionnaire. Journal

of Personality and

Social Psychology, 63, 452-

459.

Corey, Gerald. (1995). Teori dan

Praktek dari Konseling

dan Psikoterapi.

Semarang: IKIP Semarang

Press

Diansyah, Amarullah .(2016).

Tersinggung, Siswa SMP

Nekat Tikam Guru 13

Kali. Sindonews.com

Dyastuti, Susanti.(2012).Mengatasi

Perilaku Agresif Pelaku

Bullying melalui

Pendekatan Konseling

Gestalt Teknik Korsi

Kosong.

Hartono & Soedarmadji, Boy.(2012).

Psikologi Konseling. Jakarta:

Kharisma Putra Utama

Hermawan, Oky.(2014). Mengurangi

Perilaku Agresif Melalui

Layanan Bimbingan

dan Konseling

Kelompok Pada Siswa Kelas

XI IS 2 SMA Negeri 2

Salatiga Semester

II Tahun Pelajaran

2013/2014.

Komalasari, Gantina, (2011). Teori

dan Teknik Konseling.

Jakarta: PT. Indeks

Krahe, Barbara.(2005). Perilaku

Agresif : Buku Panduan

Psikologi Sosial

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Loekmono, Lobby. (2005). Tiga

Model Konseling. Salatiga:

Widya Sari Press

Nursalim, Mochamad, Hariastuti.

(2007). Konseling

Kelompok. Surabaya:

UNESA University

Press.

Padmomartono, Sumardjono. (2013).

Konseling Remaja. Salatiga:

UKSW

Pratiwi, Fitriana.(2016). Menurunkan

Perilaku Agresif Melalui

Bimbingan Kelompok

Teknik Rol Play Siswa Kelas VIII

E SMP Negeri 10

Salatiga Tahun Ajaran

2015/2016.

Prayitno. (2004). Layanan

Bimbingan Kelompok

Konseling Kelompok.

Padang: Universitas

Negeri Padang

Rusmana, Nandang.(2009).

Bimbingan dan Konseling

Kelompok di Sekolah.

Bandung: Rizqi Press.

Safaria, Triantoro.(2005). Terapi &

Konseling Gestalt.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Septiana, Yunika Sari.(2013).

Penggunaan Konseling

Kelompok Realita untuk

Menurunkan Perilaku

Agresif Siswa di SMP

PGRI 1 Karang Empat

Surabaya.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualititatif dan

R&D. Bandung :

Alfabeta Bandung.

Sugiyono. (2010). Statistik untuk

Penelitian. Bandung :

Alfabeta Bandung.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan

R&D. Bandung:

ALFABETA

Page 15: PENURUNAN PERILAKU AGRESIF MELALUI KONSELING …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14376/2/T1_132013060_Full... · Bentuk layanan Bimbingan dan Konseling yang efektif untuk mengurangi