Top Banner
KEBIJAKAN FISKAL UMAR BIN ABDUL AZIZ DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN (99-101 H/717-720 M). SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Mengambil Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.) Disusun oleh : Teti Nurjannah (1112022000025) JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019/ 1440 H
115

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

Oct 04, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

KEBIJAKAN FISKAL UMAR BIN ABDUL AZIZ DALAM

MENGENTASKAN KEMISKINAN

(99-101 H/717-720 M).

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Mengambil Gelar

Sarjana Humaniora (S.Hum.)

Disusun oleh :

Teti Nurjannah (1112022000025)

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019/ 1440 H

Page 2: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan
Page 3: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan
Page 4: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan
Page 5: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

i

ABSTRAK

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

ekonomi pada masa Kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz (Umar

II), keberhasilan implemantasi kebijakannya serta dampaknya

dalam mengentaskan kemiskinan. Penelitian ini menggunakan

metode penelitian sejarah yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi

dan historiografi. Dalam hal ini penulis akan menganalisis

kebijakan fiskal Umar bin Abdul Aziz (99-101 H/717-720 M)

dalam mengentaskan kemiskinan serta hubungannya dengan

konsep pelaksanaan kebijakan fiskal saat ini.

Islam adalah agama yang komprehensif. Salah satunya

adalah pengaturan Islam dalam masalah ekonomi.Umar bin

Abdul Aziz telah menjadi pelopor dalam melakukan reformasi

ekonomi yaitu kebijakan yang adil dan merata. Yang mampu

menciptakan keadilan dalam pendistribusian kekayaan (anggaran)

kepada rakyatnya, secara ringkasnya Umar telah mampu

mendesain rakyatnya dengan kemakmuran dan kesejahteraan.

Maka untuk menciptakan rakyatnya dalam desain

kemakmuran dan kesejahteraan Umar bin Abdul Aziz

mengimplementasikan strategi-strategi kebijakan fiskal sebagai

berikut: 1) kebijakan pengelolaan dana jizyah, 2). pengelolaan

tanah mati (ihya al-Mawat), dan 3). mereformasi pengelolaan

zakat. Yang mana bisa kita relevansikan pada masa kini d seperti

dalam pengeloalaan zakat dan pengelolaan tanah mati (ihya al-

Mawat). Sehingga berdampak pada terentasnya kemiskinan

rakyatnya.

Kata Kunci: Umar bin Abdul Aziz, Kebijakan Fiskal,

Mengentaskan kemiskinan

Page 6: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil a‟lamin, segala puji dan syukur

penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan

rahmat-Nya yag telah Dia berikan kepada seluruh hambanya.

Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan kepada Nabi

besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, serta

para pengikutnya. Rasa syukur disertai usaha, doa, serta tekad

yang kuat, akhirnya penulis dapat meyelesaiakan tugas akhir ini.

Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan studi dan mendapat gelar Strata Satu (S1) di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu membuat karya tulis ilmiah

dalam bentuk skripsi dengan judul: “Kebijakan Fiskal Umar bin

Abdul Aziz dalam Mengentaskan Kemiskinan (99-101 H/717-

720 M)”. Meskipun penulis sadar betul akan banyaknya

kekurangan dalam penulisan ini, namun semoga karya ini bisa

memberi sumbangsih besar bagi para peneliti yang ingin

mengetahui lebih dalam mengenai sejarah penerapan kebijakan

fiskal pada masa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz. Aamin.

Page 7: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan

berbagai pihak. Peneliti secara khusus mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

membantu. Peneliti banyak menerima bimbingan, petunjuk dan

bantuan serta dorongan dari berbagai pihak baik yang bersifat

moral maupun material. Pada kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kepada kedua orang tua tercinta, Bapak Tatang Supriatna dan

Mamah Iros Rosita yang telah membantu penulis dalam bentuk

perhatian, kasih sayang, semangat, serta doa yang tidak henti-

hentinya mengalir demi kelancaran dan kesuksesan peneliti

dalam menyelesaikan skripsi ini.. Dan juga yang rela mengasuh

kedua cucunya demi kelancaran menyelesaiakan skripsi penulis

ini. Terima Kasih Mah, Bapa hanya Allah SWt yang mampu

membalas semua ini. Juga teuntuk Adikku Ani Diah Kusmiati

yang telah meluangkan waktunya untuk mengasuh para anak-

anak demi kelancaran selesainya studi ini.

2. Teruntuk suamiku Abdurrahman Rewa (Abu Jaisy) terima

kasih atas segala cinta, kasih sayang, ridho, doa, daya dan upaya

yang telah engkau berikan untukku semoga apa yang engkau

lakukan khususnya dalam mendukungku menyelesaikan studiku

ini menjadi pemberat timbangan amalmu di akhirat kelak Bi.

Page 8: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

iv

Hanya Allah yang mampu membalas semua ini. Jazakumullah

khoir.

3. Ibu Prof. Dr. Amany Lubis, M.A., selaku Rektor Universitas

Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M. Ag, selaku Dekan Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak H. Nurhasan, M.A., selaku Ketua Jurusan Sejarah dan

Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu proses kelancaran skripsi ini.

6. Ibu Sholikatus Sa‟diyah M. Pd, selaku Sekertaris Jurusan

Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mensupport penulis dan

membantu penulis dalam melengkapi berkas-berkas penulis

7. Bapak Prof. Dr. Didin Saepudin, M.A. selaku dosen

pembimbing skripsi yang telah embimbing dengan sepenuh hati

sehingga skripsi ini selesai tepat pada waktunya.

8. Terima kasih kepada Dosen penguji yaitu Dr. H. Abdul Chair,

MA dan Drs. M. Ma‟ruf Misbah, M.Ag, atas pengarahan dan

bimbingannya untuk membuat skripsi penulis menjadi lebih baik.

9. Kepada seluruh Dekanat dan Dosen Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah berjasa

dalam mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada penulis

selama menjadi mahasiswa aktif di Fakultas Adab dan

Humaniora.

Page 9: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

v

10. Keluarga besar penulis di Bandung, Garut dan Sukabumi

yang telah senantiasa menyemangati penulis untuk

menyelesaikan studi ini.

11. Kepada Mak Mimi, Umi Titin, Teh Neneng, Teh Ana, A

Masdar, Neng Fina, Syarif, Teh Nia, Novi, Wa dadam, Wa Abbas

dan seluruh keluarga dan teman-teman di Sukabumi yang selama

ini telah mendukung dari mulai proses sampai selesainya skripsi

ini. Khususnya mengasuh anak-anak saya.

12. Kepada Bi Eulis, Bi Imas, Bi Nyai yang telah ikut mengasuh

anak-anak selama penyelesaian skripsi ini berlangsung.

13. Kepada K0ak Erna, Kak Kiki Zakiyah, Ka Fadliyah Ahfa,

Kak Ina Siti Julaeha, Kak Empit, Kak Yeni dan kakak-kakak

semua yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

14. Keluarga Sejarah dan Peradaban Islam Angkatan 2012 dan

2013 yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih

telah menjadi teman seperjuangan yang terus bertahan dan

berproses untuk menjadi sejarawan yang beranfaat bagi umat

khususnya.

15. Tak lupa pula bagi sahabat-sahabat pejuang skripsi Irma

Fauziah, Hikmatul Bilqis, Dwi Septiani, Rosyana dewi, Alinda

Nur Fitriani, dan juga yang lainnya. Juga teman-teman yang telah

membimbing dan menyemangati Agidia Oktavia S.Hum,

Nursilam S.Hum, Merindu Firiani S.Hum, Fitriani S.Hum, Indah

Syair, Mutia Tsani, Rindi Antika, Yudi Setiadi dan yang lainnya

Page 10: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

vi

yang telah ikut mensukseskan terselesainya skripsi ini. Semoga

Allah SWT membalas jasa-jasa antuna sekalian.

Penyusunan Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh sebab itu penulis berharap terdapat masukan berupa kritik

dan saran dalam penyempurnaan karya ini yang bermanfaat

sebagai bahan bacaan dan refrensi bagi yang lainnya.

30 Januari 2019

Teti Nurjannah

Page 11: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

vii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................... i

ABSTRAK ..................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................ iii

DAFTAR ISI ............................................................................... vii

DAFTAR ISTILAH ..................................................................... ix

BAB I ............................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................... 8

C. Tujuan Penelitian ............................................................... 9

D. Tinjauan Pustaka ................................................................ 9

E. Kerangka Teori................................................................. 12

F. Metodologi Penelitian ...................................................... 13

G. Sistematika Penulisan ...................................................... 15

BAB II ......................................................................................... 18

BIOGRAFI UMAR BIN ABDUL AZIZ .................................... 18

A. Biografi Singkat Umar Bin Abdul Aziz ........................... 18

B. Sifat-Sifat Umar II (Umar Bin Abdul Aziz). ................... 22

C. Kehidupan Sosial, Ilmiah, Dakwah Masa Umar Bin Abdul

Aziz. ........................................................................................ 27

D. Karya-Karyanya. .............................................................. 44

Page 12: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

viii

BAB III ....................................................................................... 47

KEDUDUKAN UMAR BIN ABDUL AZIZ PADA MASA

KHALIFAH-KHALIFAH SEBELUMNYA. ............................. 47

A. Kedudukan Umar Bin Abdul Aziz Pada Masa Al-Walid 47

B. Umar Bin Abdul Aziz Pada Masa Khalifah Sulaiman Bin

Abdul Malik. ........................................................................... 56

C. Umar Bin Abdul Aziz Serta Para Ulama ......................... 60

BAB IV ....................................................................................... 64

PEMBAHASAN ......................................................................... 64

A. Konsep Kebijakan Fiskal Pada Masa Pemerintahan Umar

Bin Abdul Aziz. ....................................................................... 64

B. Dampak Kebijakan Fiskal Umar dalam Keberhasilannya

Mengentaskan Kemiskinan. .................................................... 80

C. Hari-Hari Terakhir dan Wafatnya Umar bin Abdul Aziz 82

BAB V ......................................................................................... 86

PENUTUP ................................................................................... 86

A. Kesimpulan ...................................................................... 86

B. Saran ................................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 91

LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................... 95

Page 13: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

ix

DAFTAR ISTILAH

Alim : Berilmu

Asyaz : Yang memiliki tanda di dahinya

Atsar : Segala sesuatu yang berasal dari Nabi

Al-Katib : Juru tulis

Baitul Maal : tempat untuk menyimpan dan mengelola

segala macam harta yang menjadi pendapat

negara.

Bai‟at : pengangkatan seorang imam atau pelantikan

seorang kepala negara yang ditandai dengan

pengucapan janji atau sumpah dalam Islam.

D0haif : Lemah.

Fuqaha : jamah dri faqih yaitu seorang ahli fiqih.

Furatiyah : Eufrat.

Hablu Minallah : hubungan dengan Allah.

Hablu Minnafsi : hubungan dengan diri sendiri.

Hablu Minannas : hubungan dengan sesama manusia.

Hibah : pemberian yang dilakukan oleh seseorang

kepada pihak lain yang dilakukan ketika masih

hidup dan pelaksanaan pembagiannya

dilakukan pada waktu penghibah masih hidup

juga.

Hujjah : tanda, bukti, atau dalil.

Page 14: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

x

Hanif : golongan yang menolak perbuatan syirik;

mereka menolak menyembah kepada banyak

tuhan selain Allah.

Ijma‟ : kesepakatan para ulama dalam menetapkan

suatu hukum hukum dalam agama

berdasarkan Al-Qur'an dan Hadis dalam suatu

perkara yang terjadi.

Ihya al-Mawat : menghidupkan tanah yang mati atau

mengelolanya.

Ilmu Nujum : Ilmu Perbintangan.

Jazirah : tanah yang menjorok ke laut.

Kaffarah : denda.

Kavling : bagian tanah yang sudah dipetak-petak dengan

ukuran tertentu yang akan dijadikan bangunan

atau tempat tinggal.

Khamar : sebutan kepada berbagai jenis minuman yang

memabukkan yang terbuat dari berbagai jenis

tumbuh-tumbuhan.

Klan : sekelompok orang yang dipersatukan oleh

perasaan adanya hubungan kekerabatan atau

seketurunan, baik aktual maupun tidak.

Kunyah : sebuah nama panggilan yang biasa digunakan

oleh masyarakat Arab untuk panggilan

kehormatan atau gelar kepada seseorang,

sebagai pengganti atas nama asli orang

tersebut.

Memakzulkan : memberhentikan dari jabatan.

Page 15: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

xi

Manhaj : jalan yang jelas & terang.

Masterpiece : karya besar.

Mawali : orang orang non Arab yang telah memeluk

agama Islam.

Mujtahid : orang yang -dengan ilmunya yang tinggi dan

lengkap- telah mampu menggali dan

menyimpulkan hukum-hukum Islam dari

sumber-sumbernya yang asli seperti Al Qur'an

dan Hadits.

Muraqabatullah : orang yang merasa dirinya senantiasa diawasi

oleh Allah.

Muamalah : aturan dari Allah dengan manusia lain dalam

hal mengambangan harta benda.

Mustahiq : orang-orang yang erhak menerima zakat.

Mustanir : bersinar.

Muzara‟ah : pengerjaan lahan dari pemilik lahan kepada si

penggarap dengan pembagian hasil panennya,

seperti sawah atau ladang dengan imbalan

sebagian hasilnya (seperdua, sepertiga atau

seperempat). Sedangkan biaya pengerjaan dan

benihnya ditanggung pemilik tanah.

Muzakki : orang yang dikenai kewajiban membayar

zakat.

Nasab : keturunan atau kerabat.

Nasakh : membatalkan sesuatu dan menghapus.

Page 16: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

xii

Qadha : sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah.

Qadhi : seorang hakim yang membuat keputusan

berdasarkan syariat Islam. Islam tidak

pengenal adanya pemisahan masalah agama

maupun yang berkaitan dengan hukum,

sehingga berperan dalam penengakan aturan

bagi setiap muslim.

Qaul : perkataa atau pendapat.

Qisas : hukum islam yang berarti pembalasan

(memberi hukuman yang setimpal), mirip

dengan istilah "hutang nyawa dibayar

nyawa".

Rawi : orang yang meriwayatkan atau memberitakan

Hadits

Restorasi : mengembalikan atau memulihkan kpd keadaan

semula.

Salafu as-Shalih : orang-orang lampau yang shalih

Sanad : rangkaian rawi yang mengantarkan matan

hingga kepada Nabi Muhammad saw.

Syubhat : menyatakan tentang keadaan yang samar

tentang kehalalan atau keharaman dari

sesuatu.

Sunnah : jalan yang di tempuh oleh Rasulullah dan para

sahabatnya, baik ilmu, keyakinan, ucapan,

perbuatan, maupun penetapan.

Page 17: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

xiii

Syura : Musyawarah.

Tabi‟in : orang Islam awal yang masa hidupnya setelah

para Sahabat Nabi dan tidak mengalami masa

hidup Nabi Muhammad. Usianya tentu saja

lebih muda dari Sahabat Nabi, bahkan ada

yang masih anak-anak atau remaja pada masa

Sahabat masih hidup.

Tabi‟u tabi‟in : pengikut tabi‟in.

Tawadhu‟ : rendah hati.

Umara : pemimpin pemerintahan.

Urgensi : penting.

Wali : pemimpin suatu wilayah setingkat gubernur.

Wara‟ : meninggalkan perkara haram.

Zuhud : seseorang lebih mengutamakan cinta akhirat

dan tidak terlalu mementingkan urusan dunia

atau harta kekayaan.

Page 18: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dinasti Umayyah merupakan sebuah pemerintahan yang

berdiri setelah pemerintahan Khuafa‟ al-Rasyidin. Dinasti ini

berkuasa selama kurang lebih 90 tahun (661-750), dengan

Mu‟awiyah sebagai awal pemegang tampuk kekuasaanya. Ibu

kota Negara ia pindahkan dari Madinah ke Damaskus, tempat ia

berkuasa sebagai gubernur sebelumnya. Kemudian sekaligus

orang pertama yang mengganti sistem pemerintahan dari yang

bersifat demokratis (berdasarkan kehendak rakyat) menjadi

monarki (turun-menurun).1 Dinasti ini, selama pemerintahannya

di Damaskus (Suriah) telah dipimpin oleh 14 khalifah dengan

Damaskus sebagai ibukotanya.2 Darinya terdapat lima khalifah

yaitu: Mu'awiyah bin Abi Sufyan (661-680 M), 'Abd al-Malik bin

Marwan (685-705 M), al-Walid bin 'Abd al-Malik (705- 715 M)

'Umar bin 'Abd al-'Aziz (717-720 M), dan Hisyam bin 'Abd al-

Malik (724-743 M).3 Tetapi, dalam skripsi ini difokuskan pada

masa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz atau Umar II.

1 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1996) cetak. IV.h. 40- 41. 2 Ahmad Al-„Usairy, Sejarah Islam, ( Jakarta: Akbar Media, 2003)

cetak. I, h. 184. 3 Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-aliran, Sejarah Analisa dan

Perbandingan, (Jakarta: UI Press, 1986) cetak. V. h. 56.

Page 19: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

2

Umar bin Abdul Aziz merupakan khalifah cerdas dengan

segala keilmuannya dan keshalihannya. Umar II juga merupakan

lembaran putih Dinasti Umayyah dari sekian banyak khalifah

Umayyah yang lainnya. Pembahasanya pun tentunya tidak bisa

dipisahkan dari konsep kebijakan yang beliau terapkan. Demi

mewujudkan kesejahteraan dan kedamaian di tengah-tengah

umat.

Khalifah Umar II merupakan khalifah yang menjadi

sorotan karena kegemilanganya dalam memegang dinasti Bani

Umayyah. Khalifah Umar II merupakan khalifah ke-8 (delapan)

Dinasti Umayyah, setelah kepemimpinan khalifah Sulaiman bin

Abdul Malik, yang sekaligus menunjuknya sebagai khalifah

setelahnya. Masa kepemimpinanya amatlah singkat yaitu 29

bulan atau 2,5 (setengah) tahun.

Sejarah pemerintahan Dinasti Umayyah banyak diwarnai

oleh intrik-intrik penguasa yang lalim, dengan kebijakan-

kebijakan yang kurang mensejahterakan rakyat. Meskipun,

memang tidak secara keseluruhan. Seperti halnya pada masa

ketika Umar bin Abdul Aziz memimpin dimana kebijakan-

kebijakan yang merugikan rakyat dihapus dan diganti sesuai

dengan kebijakan-kebijakan yang pernah diterapkan pada masa

al-Khulafa ar-Rasyidun, khususnya kebijakan dimasa Umar bin

Khattab atau Umar I, contohnya dalam kebijakan pembagian

ghanimah, dan kharaj.

Page 20: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

3

Khalifah Umar II nama lengkapnya adalah Umar bin

Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam bin Abil As bin Umayyah

bin Abdu Syams bin Abdu Manaf. Laqabnya adalah al-Imam al-

Hafiz al-Allamah al-Mujtahid az-Zahid al-„Abid as-Sayyid

Amirul Mukminin Haqqah, Abu Hafs al-Qurasyi al-Umawi al-

Madani. Kemudian al-Misri, al-Khalifah az-Zahid ar-Rasyid

Asyajj Bani Umayyah.4 Ia adalah keturunan Umar bin Khattab

melalui ibunya yang bernama, Laila Ummu Asim binti Asim bin

Umar bin Khattab. Ia dilahirkan di Hulwan, Mesir. Ayahnya,

Marwan pernah menjadi gubernur di wilayah tersebut. Ia

dilahirkan pada tahun 61 H ada juga yang menyatakan 63

Hijriyah.5

Ciri-ciri Umar bin Abdul Aziz adalah kulitnya berkulit

coklat sawo matang, berparas lembut, berbadan kurus, berjenggot

rapi, bermata cekung, dan di wajahnya ada bekas luka karena

tertanduk kuda. Hamzah bin Sa‟id, menceritakan peristiwa ini

bahwa “Suatu hari Umar bin Abdul Aziz ingin

menemui bapaknya sedang pada waktu itu dia masih bocah, lalu

seekor kuda menanduknya sehingga melukainya, maka bapaknya

sambil mengusap darah yang mengalir seraya mengatakan,

4 Syamsuddi Muhammad bin Ahmad, Siyar A‟lam an-Nubala‟,

(Beirut: Mu‟assasa ar-Risalah, 1981), h. 114, Lihat dalam Ali Muhammad As-

Sallabi, Umar bin Abdul Aziz Khalifah Pembaru dari bani Umayyah, terj.

Shofau Qolbi (Jakarta: Al-Kautsar, 2010), h. 11. 5 Joesoef Sou‟yb, Sejarah Daulah Umayyah I di Damaskus, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1977) cet. I, h.172.

Page 21: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

4

„Kalau engkau bisa menjadi orang Bani Umayyah yang paling

kuat sungguh itu adalah keberuntungan.6

Sebelum menjadi khalifah, Umar bin Abdul Aziz

menjabat sebagai Al-Amir (gubernur) wilayah Hijaz pada masa

khalifah Al-Walid I (86-89 H/705-715 M), yang mana beliau

berjasa membangun dan memperluas masjid Nabawi di Madinah

serta masjid Al-Harram di Mekah. Sedangkan pada masa khalifah

Sulaiman bin Abdul Malik menjabat sebagai Al-Katib (wazir)

yaitu bermakna penulis atau sekertaris. Sedangkan

pengangkatannya sebagai khalifah berdasarkan amanat khalifah

Sulaiman bin Abdul Malik (96-99 H/ 714-717 M). Umar bin

Abdul Aziz (99 H/717 M) di dalam usia 37 tahun terpilih menjadi

khalifah yang kedelapan di dalam sejarah Daulah Umayyah.7 Ia

diangkat menjadi khalifah berdasarkan wasiat tertulis dari

khalifah Sulaiman.8Khalifah Umar dipandang sebagai khalifah

yang adil dan sedarhana kehidupannya. Ia ingin mengembalikan

corak kehidupan pada masa Al-Khulafa Ar-Rasyidun (632-661

M) dengan menghapus berbagai formalitas-formalitas protokoler

serta menyatakan dirinya memiliki kedudukan yang sama dengan

6 Saifudin Zuhri Qudsy, Umar bin Abdul Aziz dan Semangat

Penulisan Hadist, Jurnal ESENSIAVol. XIV No. 2 (Oktober 2013), h. 261-

262. 7 Joesoef Sou‟yb, Sejarah Daulah Umayyah I di Damaskus, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1977) cet. I, h. 172 8 Imam As-Suyuthi, Tarikh Khulafa‟ Sejarah para Penguasa Islam,

terj. Samson Rahman, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2012) h. 273

Page 22: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

5

rakyat biasa yang membedakannya adalah dia diberi tanggung

jawab menjadi pemimpin.9

Kehidupan sosial masyarakat mengalami perubahan yang

berarti pada masa khalifah Umar II, hal ini tidak semata-mata

karena keperibadiannya yang saleh, melainkan juga karena

kebijakannya yang memihak kepada rakyat dan kepeduliannya

pada peningkatan taraf hidup masyarakat tanpa pandang bulu.

Berikut ini diantara kebijakan-kebijakan khalifah Umar bin

Abdul Aziz dalam masa pemerintahannya antara lain:

1. Hal yang pertama dilakukan khalifah Umar II dalam

menjalankan kebijakannya yaitu ketika Umar diangkat

menjadi khalifah dia mengumpulkan Bani Marwan

dan mengumumkan pengembalian hartanya ke Baitul

Mal. Umar II memulai perbaikan dari kalangan

keluarga dan familinya yaitu mengembalikan harta

kekayaan dirinya dan keluarganya kepada kaum

muslimin melalui Baitul Mal. Salah satunya adalah

tanah Fadak yaitu sebuah tanah yang digunakkan

Rasulullah untuk memberi nafkah keluarga Bani

Hasyim, yang tidak beliau gunakkan untuk

keluarganya sendiri. Begitupun Umar II memandang

bahwa satu perkara yang Rasulullah tidak lakukan

maka hal tersebutpun tidak dilakukannya.10

Khalifah

9 Joesof Sou‟yb, Sejarah Daulah Umayyah I di Damaskus...., h. 173

10 Imam As-Suyuthi, Tarikh Khulafa‟ Sejarah para Penguasa Islam,

terj. Samson Rahman, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2012) h. 274

Page 23: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

6

juga menguasai tanah-tanah perkebunan di Hijaz,

Syam, Yaman dan Bahrain yang menghasilkan

kekayaan 40.000 dinar per tahun , setelah menduduki

jabatan barunya ia mengembalikan tanah-tanah yang

dihibahkan kepadanya dan meninggalkan kebiasaan-

kebiasaan lamanya serta menjual barang-barang

mewahnya untuk diserahkan hasil penjualannya ke

Baitul mal.11

2. Memberantas kezhaliman yang dilakukan oleh para

pejabat Negara sebelumnya, kemudian menggantinya

dengan para pejabat yang faham Islam, bersih,

bijaksana, dan berakhlak mulia dari kalangan

gubernurnya. Kemudian dari kalangan qadhi atau

hakim yang berada tepat dibawah gubernur maka ia

pilih dari kalangan ulama seperti, Hasan Al-Bashri. Ia

juga memilih para pegawai pajak dari kalangan yang

bersih dan shalih. Jika tampak tidak baik maka ia akan

langsung mencopot dan menggantikan pejabat

tersebut dengan yang lain.12

Dan untuk

mengantisipasi kerusakan birokrasi, Umar II berusaha

menaikan gaji para pegawai negara, melarang mereka

menerima hadiah dan hibah, melarang boros serta

berfoya-foya, melarang mereka untuk berbisnis, serta

11

Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, (Jakarta: Logos,

1997) cetak. I, h. 78 12

Yusuf Al-„Isy, Sejarah Dinasti Umawiyah, terj. Iman Nurhidayat

dan Muhammad Khalil, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007) cetak. I , h. 324

Page 24: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

7

menganjurkan para pejabat Negara untuk membangun

jembatan penghubung diantara rakyat dan pemimpin.

3. Menetapkan kebijakan pertanian baru yang bertujuan

untuk meningkatkan hasil pertanian bagi umat dengan

cara, yaitu:

a) melarang penjualan tanah kharaj

b) memperhatikan para petani dan meringankan

pajak mereka

c) perbaikan-perbaikan, penggalakan pertanian

dan upaya-upaya menghidupkan lahan tanah

mati

d) menghapus tatanan tanah terlindung untuk

orang-orang tertentu dan membukanya untuk

seluruh kaum Muslimin

e) dan pemenuhan proyek-proyek dasar

(infrastruktur) penunjang seperti,

mempermudah jalan di perbukitan, menggali

sumur di Madinah al-Hafir yang airnya jernih,

meneruskan penggalian (terusan selat) antar

sungai Nil dan laut merah untuk memudahkan

distribus makanan dari Mesir ke Mekkah,

dsb.13

13

Ali Muhammad ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar Bin Abdul Aziz Ulama dan Pemimpin yang Adil, terj. Izzudin

Karimi, Lc., (Jakarta: Darul Haq, 2014) cetak. IV, h. 466-472.

Page 25: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

8

Siasat Umar bin Abdul Aziz adalah bukan untuk

mengumpulkan harta tetapi pembangunan kemajuan. Siasatnya

adalah memperkaya orang-orang fakir dan memangkas sifat foya-

foya daripada orang kaya dan menegakkan kebenaran dalam

segala hal.14

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, agar terfokus dan tidak

melebar dalam pembahasannya, maka peneliti membatasi

permasalahan penulisan ini hanya pada pokok kebijakan fiskal

yang diterapkan pada masa Umar bin Abdul Aziz atau Umar II.

Kebijakan fiskal sendiri dapat diartikan sebagai sebuah kebijakan

yang dibuat oleh pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu

negara melalui pengeluaran dan pendapatan, sebagai contohnya

yaitu pajak guna pemasukan kas negara (Baitul mal). Yang mana

kebijakan tersebut berdampak atau berpengaruh terhadap

kesejahteraan suatu negara yaitu mengentaskan kemiskinan.

Meskipun hanya 2 setengah tahun atau 29 bulan kepemimpinan

Umar II yaitu dari tahun 99-101 H/717-720 M, namun

kepemimpinanya dapat melampaui para khalifah-khalifah

pendahulunya.

Dari pemaparan singkat di atas maka rumusan pertanyaan

dalam penelitian ini diantaranya?

14

Yusuf Al-„Isy, Sejarah Dinasti Umawiyah, terj. Iman Nurhidayat

dan Muhammad Khalil, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007) cetak. I, h. 337

Page 26: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

9

1. Bagaimana konsep kebijakan fiskal Umar bin Abdul Aziz

dan dampaknya dalam mengentaskan kemiskinan pada

masa pemerintahannya?

2. Bagaimana implementasi kebijakan fiskal pada masa

pemerintahan Umar bin Abdul Aziz?

3. Bagaimana dampak kebijakan fiskal pada masa

pemerintahan Umar bin Abdul Aziz?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kesuksesan penerapan konsep

kebijakan fiskal Umar bin Abdul Aziz pada masa

pemerintahannya.

2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan

fiskal dan dampaknya terhadap masyarakat dalam

mengentaskan kemiskinan pada masa kepemimpinan

Umar bin Abdul Aziz.

D. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu

melakukan tinjauan pustaka terkait dengan judul yang akan

diteliti. Maka kajian pustaka yang akan menjadi dasar pemikiran

dalam penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 27: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

10

Buku History of Arabs diterbitkan oleh PT Serambi Ilmu

Semesta tahun 2010, karya Philip K. Hitti, yang menjelaskan

secara rinci Dinasti Umayyah, puncak kekuasaan Dinasti

Umayyah, sampai pada warisan peradaban Dinasti Umayyah dan

akhir kekuasaannya.

Buku Islam di Kawasan Kebudayaan Arab diterbitkan

oleh Logos Wacana Ilmu, karya Ali Mufrodi, menjelaskan awal

mulanya kawasan budaya Arab, proses arabisasi, sampai pada

sejarah Dinasti Umayyah yang dimulai dari berdirinya, khalifah-

khalifah pada Dinasti Umayyah, kejayaan dan kemunduran yang

menjadi konsentrasi dalam penelitian ini.

Buku Tarikhul Khulafa‟ karya Imam Suyuthi yang

diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar. Buku ini ditulis oleh As-

Suyuthi‟, ulama dan cendikiawan Muslim yang hidup pada abad

15 di Kairo, Mesir . Ia sempat semasa dengan Khalifah Al-

Mustanjid Billah (859-884 H), yang merupakan khalifah ke-15

Bani Abbasiyah di Mesir. Buku ini membahas tentang sejarah

para pemimpin Islam, masa Khulafa Ar-Rasyidun, Bani Umayyah

dan Bani Abasiyyah. Termasuk didalamnya kisah khalifah Umar

bin Abdul Aziz.

Buku Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis, karya

Nurul Huda, et al. yang diterbitkan oleh Kencana tahun 2008 ini,

membahas tentang penerapan Kebijakan Fiskal pada masa

Rasulullah sampai pada masa Khulafa Ar- Rasyidin.

Page 28: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

11

Buku Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,

diterbitkan oleh Pustaka Pelajar tahun 2010, karya Nur Chamid,

yang menjelaskan runtutan sejarah pemikiran ekonomi Islam dari

zaman Rasulullah sampai kepada transformasi pemikiran

ekonomi dari timur ke barat. Dalam buku ini juga dibahas pada

zaman Dinasti Umayyah yaitu pada pemerintahan Mu‟awiyah bin

Abu Sofyan, Abdul Malik bin Marwan dan Umar bin Abdul Aziz

yang menjadi konsentrasi dalam penelitian ini.

Penelitian atau tulisan yang pernah dilakukan sebelumnya

sangat penting untuk diungkapkan, karena dapat dipakai sebagai

sumber informasi dan bahan acuan yang sangat berguna:

Penelitian yang dimaksud adalah penelitian komparasi

antara Umar Bin Khattab dengan Khalifah Umar Bin Abdul Aziz

adalah penelitian karya Robitho mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2012 dengan judul “Perbandingan

Kebijakan Umarain, Khalifah Umar bin Khattab 13 – 23 H/ 634

– 644 M, dan Umar Bin Abdul Aziz 99- 101 H/ 717 – 720 M” .

Fokus dari penelitian ini adalah perbandingan kebijakan antara

khalifah Umar bin Khattab dan Umar Bin Abdul Aziz, dimana

beliau berdua sama-sama membawa pemerintahan lebih maju dan

lebih berkebudayaan sesuai perkembangan zaman pada saat itu.

Penelitian yang kedua yakni, “Analisis Pengelolaan

Kharaj Pada Masa Kholifah Umar Bin Abdul Aziz (99 H – 101

H)”, skripsi inii ditulis oleh Sofa Hasan (Jurusan Muamalah

Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri

Page 29: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

12

Walisongo, Semarang, 2015), pada penelitiannya terfokus pada

salah satu kebijakan fiskal khalifah Umar II yaitu pengelolaan

dana kharaj pada masa kepemimpinan Umar II serta dampak

penerapannya.

Penelitian selanjutnya adalah karya Mukhoer Abdus

Syukur mahasiswa IAIN Purwokerto, dalam penelitiannya yang

berjudul “Kebijakan Fiskal Khalifah Umar bin Abdul Aziz (99-

101 H/ 717-720 M)” yang mana focus penelitian ini adalah pada

kebijakan fiskal Umar Bin Abdul Aziz dan keberhasilan

penerapan kebijakannya.

Penelitian-penelitian di atas sama dengan penelitian yang

penulis laksanakan, yaitu bertujuan untuk mengetahui Kebijakan

Umar Bin Abdul Aziz. Dan penelitian yang dilakukan penulis

adalah untuk melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya.

Namun demikian, dari penelitian yang telah ada, tidak ada

satupun yang memusatkan kajian pada analisis dampak

implementasi kebijakan fiskal kepada masyarakat dalam

mengentaskan kemiskinan pada masa Umar bin Abdul Aziz. Oleh

sebab itulah penulis merasa yakin untuk tetap melaksanakan

penelitian ini.

E. Kerangka Teori

M. Nur Rianto Al-Arif dalam teori Makro Ekonomi Islam

Konsep, Teori dan Analisis (2010) menjelaskan, Kebijakan fiskal

adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk

Page 30: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

13

mengelola perekonomian yang lebih baik dengan cara mengubah

penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan fiskal dapat

juga diartikan sebagai tindakan yang diambil pemerintah dalam

bidang anggaran belanja dengan maksud untuk mempengaruhi

jalannya perekonomian.

Dengan demikian, kebijakan fiskal dalam penelitian ini

adalah kebijakan ekonomi pemerintahan Umar II untuk

memperbaiki perekonomian dengan cara mengubah penerimaan

dan pengeluaran melalui pengelolaan dana jizyah, pengelolaan

tanah mati (Ihya al-Mawat), dan reformasi pengelolaan zakat.

F. Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat sejarah analistis (analytical history),

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah heuristic atau

pengumpulan data, kritik sumber baik intern maupun ekstern,

interpretasi atau penafsiran, dan yang terakhir adalah tahap

historiografi atau tahap penulisan sejarah.15

Proses heuristik penulis menggunakan metode

kepustakaan (library research). Penulis mengumpulkan sumber-

sumber tertulis baik yang bersifat primer maupun sekunder.

Untuk sumber primer, penulis menggunakan buku karya para

ulama abad pertengahan yang membahas tentang qaul atau

perkataan yang dikatakan oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz.

15

M. Dien Madjid dan Johan Wahyudi, Ilmu Sejarah Sebuah

Pengantar (Jakarta:Kencana, 2014), h. 218-231.

Page 31: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

14

Salah satunya dimuat dalam buku, Al-Amwal karya Abu Ubaid

al-Qasim bin Salam.

Untuk sumber sekunder penulis menggunakan buku-buku

yang didapat dari Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah,

e-book yang diakses dari Libgen dan Bookzz, jurnal yang diakses

melalui J-stor dan e-ressource (Perpustakaan Nasional), serta

jurnal lain yang diakses melalui Google Cendikia. Pada

umumnya data-data sekunder yang penulis gunakan berupa buku,

artikel, dan tesis yang penulis temukan di Perpustakaan Fakultas

Adab dan Humaniora, Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Universitas Indonesia, dan

situs-situs resmi di internet.

Tahap berikutnya ialah kritik sumber (verifikasi). Dalam

proses ini, penulis melakukan uji keaslian sumber melalui kritik

ekstren. Selain itu penulis juga melakukan uji kelayakan sumber

atau kredibilitas, yang penulis telusuri melalui kritik intern.16

Dalam kritik ekstern penulis mengkritisi secara fisik mengenai

sumber-sumber primer yang penulis dapatkan, kritik ini dilihat

dari perkataan – perkataan Umar bin Abdul Aziz dalam

menjalankan kebijakanya. Seperti tertulis dalam kitab Al-Amwal

karya Abu Ubaid al-Qasim bin Salam, yang dapat dilihat dan

diuji dari tulisan dan tahun terbitnya, karena secara fisik asli

(cetak) peneliti tidak menemukan langsung, karena masa yang

sangat jauh dari masa sekarang. Maka fisik yang dimaksudkan

16

Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, (Jakarta: Logos

Wacana Ilmu, 1999), cetak II, h. 59.

Page 32: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

15

penulis adalah tulisan fisik yang isinya sama persis dengan apa

yang dituliskan oleh tokoh tersebut.

Penulis juga menguji kredibilitas sumber (sekunder)

dengan menggunakan kritik intern. Dalam kritik intern penulis

membandingkan sumber-sumber yang penulis dapatkan. Cara

menguji kredibilitas tulisan dalam buku, maka penulis

membandingkan antar sumber-sumber yang didapatkan.

Tahap berikutnya yakni melakukan interpretasi

(penafsiran) terhadap sumber-sumber yang telah penulis himpun

untuk memperoleh fakta-fakta yang berkaitan dengan focus

kajian penulis.17

Dalam tahap ini penulis menggunakan metode

analisis dan sintesis. Dalam proses analisis (peneyelidikan),

penulis memperoleh beberapa fakta dari sumber-sumber yang

telah penulis baca, baik sumber primer maupun sekunder.

Tahap terakhir yaitu historiografi (penulisan), dalam tahap

ini penulis menguraikan fakta-fakta yang sudah didapat ke dalam

penulisan sejarah, dan menarik kesimpulan yang merupakan

jawaban dari permasalahan pokok yang menjadi kajian dalam

penelitian ini.

G. Sistematika Penulisan

17

Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah…,h. 64.

Page 33: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

16

Secara keseluruhan skripsi ini terbagi

mejadi lima bab, adapun susunan skripsi ini

adalah sebagai berikut:

Bab I Berisi Pendahuluan yang terdiri

atas penjabaran singkat permasalahan yang

menjadi fokus kajian, identifikasi masalah,

tinjauan pustaka, kerangka teori, serta sistematika

penulisan.

Bab II Membahas tentang

kedudukan Umar bin Abdul Aziz pada masa

khalifah-khalifah sebelumnya.

Bab III Membahas tentang biografi

Umar II dari beliau lahir sampai menjadi khalifah,

sifat-sifat Umar II, kondisi masyarakat pada masa

Umar bin Abdul Aziz sebelum menjadi khalifah,

pola kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz serta

karya-karyanya.

Bab IV Membahas tentang konsep

kebijakan fiskal khalifah Umar II serta dampak

kebijakan fiskal Umar II dalam mengentasakan

kemiskinan pada masa pemerintahannya.

Bab V Penutup yang mencakup

kesimpulan yang merupakan jawaban dari

permasalah yang menjadi tujuan awal pengkajian

penelitian ini dan saran-saran yang menjadi

Page 34: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

17

masukan-masukan untuk perbaikan penelitian

berikutnya.

Page 35: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

18

BAB II

BIOGRAFI UMAR BIN ABDUL AZIZ

A. Biografi Singkat Umar Bin Abdul Aziz

1. Keluarga Umar bin Abdul Aziz

Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz, s eorang

pemimpin yang saleh, kharimastik, bijaksana, dan dekat dengan

rakyatnya. Sosoknya yang begitu melegenda tentu membuat hati

penasaran untuk mengenalnya.

Ia adalah Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Al-

Hakam bin Abi Al-Ash bin Umayyah bin Abd Syams bin Abd

Manaf bin Qushay bin Kilab.1

Ayahnya adalah Abdul Aziz bin Marwan, salah seorang

dari gubernur Klan Umayah. Ia seorang yang pemberani lagi suka

berderma. Ia menikah dengan seorang wanita salehah dari

kalangan Quraisy lainnya, wanita itu merupakan keturunan Umar

bin Khattab, tepatnya adalah cucu Umar, dialah Ummu Ashim

binti Ashim bin Umar bin Khattab, dialah ibu Umar bin Abdul

Aziz. Abdul Aziz merupakan laki-laki yang saleh yang baik

pemahamannya terhadap agama. Ia merupakan murid dari

sahabat senior Abu Hurairah2

Ibunya Ummu Ashim, Laila binti Ashim bin Umar bin

Khattab. Bapaknya Laila merupakan anak Umar bin Khattab, ia

1 Syaikh Ahmad Farid. 60 Biografi Ulama Salaf. (Jakarta: Pustaka

Al-Kautsar, 2012) Cet. VII, h. 61. 2 Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, (Jakarta: Darul

haq, 2014) cet. IV, h. 14-15.

Page 36: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

19

sering menyampaikan hadis nabi dari Umar. Ia adalah laki-laki

dengan perawakan tegap dan jangkung, satu dari sekian laki-laki

mulia di zaman tabi‟in.3

Dengan demikian jelaslah, bahwa dari pihak ayahnya ia

adalah keturunn bangsawan Bani Umayyah dan dari pihak ibunya

bersambung dengan khalifah Umar bn Khattab.4

2. Kelahirannya.

Ahli sejarah berpendapat bahwa kelahiran Umar bin

Abdul Aziz terjadi di tahun 61 H.5 Ia dilahirkan di Kota Madinah

An-Nabawiyah, pada masa pemerintahan Yazid bin Muawiyah.

Umar bin Abdul Aziz tidak memiliki usia yang panjang, ia wafat

pada usia 40 tahun, usia yang masih relatif muda dan masih

dikategorikan usia produktif. Namun, di balik usia yang singkat

tersebut, ia telah berbuat banyak untuk peradaban manusia dan

Islam secara khusus. Ia dijuluki Asyaj Bani Umayah (yang terluka

di wajahnya) sebagaimana mimpi Umar bin Khattab.6

3 Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 15 4 K.H. Firdaus A.N., Kepemimpinan Khalifah Umar Bin Abdil Aziz,

(Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1988) h. 53-54. 5 Ada dua riwayat berbeda yang mengabarkan tahun kelahiran

Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Pertama adalah riwayat dari Muhammad bin

Sa'ad yang berkata: "Umar bin Abdul Aziz lahir pada tahun 63 H, yang itu

adalah tahun meninggalnya Maimunah, istri Nabi Saw." Kedua adalah riwayat

dari Abdullah bin Dawud yang mengatakan: "Thalhah bin Yahya, A'masy,

Hisyam bin 'Urwah dan Umar bin Abdul Aziz dilahirkan pada tahun

terbunuhnya al-Husain bin Ali bin Abi Thalib, yaitu tahun 61 H." Lihat Siroh

Wa Manaqib Umar bin Abdul Aziz, al-Khalifah az-Zahid, Abul Faraj

Abdurrahman Ibnul Jauzi al-Qursyi ad-Dimasyqi, hal. 327 6 Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 17.

Page 37: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

20

3. Saudara-Saudara Umar bin Abdul Aziz

Abdul Aziz bin Marwan (bapak Umar), mempunyai

sepuluh orang anak. Mereka adalah Umar, Abu Bakar,

Muhammad, dan Ashim. Ibu mereka adalah Laila binti Ashim bin

Umar bin Khaththab. Abdul Aziz mempunyai enam anak dari

selain Laila, yaitu Al-Ashbagh, Sahal, Suhail, Ummu Al-Hakam,

Zabban dan Ummul Banin. Ashim (saudara Umar) inilah yang

kemudian menjadi kunyah ibunya (Laila Ummu Ashim). 7

4. Anak-Anak Umar bin Abdul Aziz

Umar bin Abdul Aziz mempunyai empat belas anak laki-

laki, di antara mereka adalah Abdul Malik, Abdul Aziz,

Abdullah, Ibrahim, Ishaq, Ya‟qub, Bakar, Al-Walid, Musa,

Ashim, Yazid, Zaban, Abdullah, serta tiga anak perempuan,

Aminah, Ummu Ammar dan Ummu Abdillah.8

Pada saat Umar bin Abdul Aziz wafat, ia tidak

meninggalkan harta untuk anak-anaknya kecuali sedikit. Setiap

anak laki-laki hanya mendapatkan jatah 19 dirham saja,

sementara satu anak dari Hisyam bin Abdul Malik (khalifah Bani

7 Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 18. 8 Sebagian lain menyebutkan bahwa anak-anak laki-laki Umar

berjumlah dua belas dan anak-anak perempuannya berjumlah enam

sebagaimana disebutkan oleh Ibnu al-Jauzi.

Page 38: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

21

Umayah lainnya) mendapatkan warisan dari bapaknya sebesar

satu juta dirham.9

5. Istri-Istri Umar bin Abdul Aziz.

Istri pertamanya adalah wanita yang salehah dari kalangan

kerajaan Bani Umayah, ia merupakan putri dari Khalifah Abdul

Malik bin Marwan yaitu Fatimah binti Abdul Malik. Ia putri

khalifah, kakeknya juga khalifah, saudara perempuan dari para

khalifah, dan istri dari Umar bin Abdul Aziz, namun hidupnya

sederhana. Istrinya yang lain adalah Lamis binti Ali, Ummu

Utsman bin Syu‟aib, dan Ummu Walad.10

6. Ciri-Ciri Fisik Umar bin Abdul Aziz.

Umar bin Abdul Aziz berkulit cokelat, berwajah lembut

dan tampan, berperawakan ramping, berjanggut rapi, bermata

cekung, dan di keningnya terdapat bekas luka akibat sepakan kaki

kuda.Ada pula yang mengatakan, ia berkulit putih, berwajah

lembut dan tampan, berperawakan ramping dan berjenggot rapi.11

Laila menikah dengan putera khalifah Daulah Umawiyah

yang keempat, namanya Abdul Aziz. Dari perkawinannya itulah

lahir seorang anak yang namanya Umar bin Abdul Aziz.

9 Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h.19. 10

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Umar bin Abdul Aziz Khalifah

Pembaharu dari Bani Umayyah, h. 18 11

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Umar bin Abdul Aziz Khalifah

Pembaharu dari Bani Umayyah, h. 18.

Page 39: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

22

B. Sifat-Sifat Umar II (Umar Bin Abdul Aziz).

Setiap pemimpin tentunya memiliki sifat-sifat yang khas

yang tersemat pada pribadinya. Begitupun dengan Umar bin

Abdul Aziz. Diantara sifat-sifat yang paling menonjol yaitu:

Imannya yang mendalam kepada Allah dan keagunganNya,

imannya kepada tempat kembali dan hari Akhir, ketakutanNya

kepada Allah, keberanian, keadilan, kemampuan dalam

menyelesaikan masalah, kuat dalam memimpin, dan lainnya.

Diantara sifat-sifat beliau yang terpenting yaitu:

1. Ketakutannya Yang Besar Kepada Allah

Umar bin Abdul Aziz memahami benar dengan fitrahnya

yang lurus dan akidahnya yang shahih, bahwa akhirat seorang

Muslim lebih patut diperhatikan daripada dunianya.

Umar bin Abdul Aziz sangat takut kepada Allah.

Sebagaimana penuturan orang terdekat beliau yaitu Fathimah

binti Abdul Malik, sang istri. “Demi Allah Umar bukan termasuk

orang yang banyak shalat, bukan termasuk orang yang banyak

puasa, akan tetapi demi Allah, aku tidak melihat seseorang yang

lebih takut kepada Allah daripada dirinya. Di atas tempat tidur

dia teringat kepada Allah, maka dia akan menggigil seperti

burung kecil yang kehujanan karena ketakutan yang mendalam.12

2. Sifat Zuhud Umar bin Abdul Aziz

12 Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h.117.

Page 40: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

23

Sifat zuhud Umar bin Abdul Aziz terbangun. Beliau

menanggalkan segala urusan yang tidak berfaedah bagi

kehidupan akhiratnya. Beliau tidak berbahagia dengan jabatannya

sebagai khalifah, dan tidak bersedih atas lenyapnya perkara

dunia. Beliau menanggalkan apa yang mampu beliau raih dari

kehidupan dunia dan lebih memilih kehidupan akhiratnya. Beliau

lebih senang untuk menyibukan diri dengan akhiratnya dan

berharap satu-satunya ridha Allah. Malik bin Dinar berkata,

“Orang-orang berkata, ahli zuhud adalah Malik bin Dinar akan

tetapi zuhud sebenarnya adalah Umar bin Abdul Aziz, di mana

dunia datang kepadanya namun beliau meninggalkannya.13

Begitupun ketika Umar menjabat sebagai khalifah, Umar

menolak bermewah-mewahan dalam makanan. Ia tidak

memperhatikan makanan kecuali apa yang menghilangkan rasa

laparnya dan menegakkan tulang rusuknya.14

Umar bin Abdul Aziz melepaskan semua sifat boros dan

bermewah-mewahan. Beliau tidak memakai pakaian kecuali yang

kasar.15

Zuhud yang paling menonjol pada diri Umar bin Abdul

Aziz adalah zuhud harta. Kekayaan Umar sebelum menjabat

13 Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 120.

14

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h.120-121.

15

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h.121.

Page 41: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

24

sebagai khallifah adalah empat puluh ribu dinar, namun ketika

wafat, hanya empat ratus dinar saja.

3. Ketawadhu’an Umar bin Abdul Aziz.

Sifat tawadhu‟ Umar meliputi segala urusan hidup dan

muamalahnya.16 Beliau memperbaiki lampu sendiri, duduk

bersama rakyat di atas tanah, menolak jika para pengawal dan

penjaganya berjalan di depannya, tidak mau berbeda dengan

masyarakat pada umumnya dalam hal apapun.

4. Sikap Wara’ Umar bin Abdul Aziz.

Wara‟ berarti menahan diri dari apa-apa yang mungkin

merugikan. Diantara contoh wara‟ Umar bin Abdul Aziz adalah

bahwa beliau tidak menerima hadiah apa pun dari pegawainya

atau dari ahli dzimmah karena beliau takut bahwa hadiah tersebut

termasuk suap.

Umar sangat berhati-hati dalam menggunakan harta kaum

Muslimin, beliau menyalakan lampu dari Baitul Mal jika sedang

menunaikan hajat kaum Muslimin, jika telah selesai dari hajat

kaum Muslimin beliau kemudian memadamkannya dan

menyalakannya dari biayanya sendiri. Ketika datang sesorang

untuk bertanya kepada beliau, maka beliau menanyakan

urusannya terlebih dahulu, mengenai urusan umum atau pribadi.

Jika umum beliau gunakan lampu dari biaya Baitul Mal, jika

16

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h.125.

Page 42: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

25

pribadi beliau gunakan lampu miliknya. Lebih jelasnya sikap

zuhud dan wara‟ Umar bin Abdul Aziz sebagai berikut :

1. Tidak berambisi untuk mengejar pangkat dan kedudukan

2. Sederhana dalam memakai kendaraan

3. Sederhana dalam pakaian dan makanan

4. Kesulitan dalam pergi haji, karena kekayaannya telah

diserahkan kepada kepentingan umum.

5. Tidak menerima hadiah

6. Berhati-hati dalam menggunakan harta kaum Muslimin

dan menjauhkan diri dari Syubhat.

7. Sederhana dalam melaksanakan hari raya (tidak

bermewah-mewahan dalam berpakaian).

Demikianlah wara‟ Umar bin Abdul Aziz, mencakup

segala urusannya.

5. Kesabaran Umar bin Abdul Aziz.

Diantara sifat-sifat Umar bin Abdul Aziz adalah sabar dan

bersyukur.Umar bin Abdul Aziz pernah berkhutbah, beliau

berkata, “Tidaklah seorang ditimpa musibah, lalu dia

mengucapkan „Inna lillahi wa inna ilaihi roji‟un‟ melainkan

pahala yang Allah berikan kepadanya lebih utama daripada apa

yang Dia ambil darinya.”17

6. Ketegasan Umar bin Abul Aziz.

17

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h.132-134.

Page 43: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

26

Ketegasan Umar terlihat dalam momen yang berbeda-

beda dan di bidang-bidang yang bermacam-macam, seperti

ketegasannya terhadap para gubernur dan para pembesar bani

Umayyah, ketegasannya terhadap orang-orang yang ingin

memecah belah kaum Muslimin lainnya.

Indikasi pertama ketegasan beliau adalah sikapnya

terhadap Bani Marwan ketika Umara meminta kepada Bani

Marwan untuk menyerahkan harta-harta yang dimiliki mereka

yang semestinya menjadi hak kaum muslimin, akan tetapi mereka

tidak mau menyerahkannya.

Ketegasan Umar dalam memimpin berdampak positif bagi

jalannya roda pemerintahan, yang menghasilkan keadilan,

ketenangan di kalangan masyarakat.

7. Keadilan Umar bin Abdul Aziz.

Sifat adil termasuk sifat yang paling menonjol pada

kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz. Keadilan Umar sangat

terlihat sekali dalam setiap kebijakan-kebijakan yang beliau

ambil dalam pemerintahannya. Beliau mengembalikan hak-hak

kaum Muslimin. Beliau mensejahtrakan fakir miskin dan

memangkas pemborosan di kalangan orang-orang kaya. Di

masanya segala hal tertata rapi pada tempatnya dan pada

porsinya.

Page 44: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

27

C. Kehidupan Sosial, Ilmiah, Dakwah Masa Umar Bin Abdul

Aziz.

a. Kehidupan Sosial Pada Masa Umar bin Abdul Aziz.

1. Mengingatkan Masyarakat tentang Kampung Akhirat.

Umar tidak menyia-nyiakan jabatannya sebagai khalifah

untuk berbuat lebih banyak dan berani dalam berdakwah kepada

masyarakatnya. Dengan posisi tertinggi itu ia menjadi begitu

sangat leluasa untuk melakukan pembenahan-pembenahan

masyarakat. Termasuk mengingatkan masyarakat akan kampung

akhirat.

2. Menolak Penghormatan yang Berlebihan

Sudah lazim jika pemimpin itu dihormati oleh rakyatnya.

Namun penghormatan rakyat itu perlu ditafsirkan lebih dalam.

Umar bin Abdul Aziz adalah pemimpin pertama. Pemimpin

yang baik dan terhormat yang dicintai dan mencintai rakyatnya.

Namun Umar tidak suka penghormatan yang berlebihan

kepadanya. Ia adalah pemimpin, bukan penguasa.

Diantara bentuk penghormatan itu adalah, berdiri disaat

khalifah datang. Orang-orang sebelumnya telah terbiasa

melakukan itu. Tapi Umar melihat itu terlalu berlebihan. Ia

merasa dirinya juga manusia biasa seperti yang lainnya. Bedanya

ia hanyalah mendapatkan amanah memimpin rakyat. Hal

Page 45: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

28

tersebut pun sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah dan

Khulafaur Rasyidin.18

3. Mencukupkan kebutuhan kaum fakir miskin agar

terhindar dari meminta-minta.

Sebelumnya Umar juga pernah melihat beberpa fakir

miskin yang berjualan khabat19

kepada para musafir. Lalu ia

mencari dan bertanya keadaan mereka, lalu mereka menjawab,

“Allah telah memberikan kami kehidupan yang layak melalui

Umar bin Abdul Aziz, hingga kami tidak perlu berjualan khabat

lagi.

Kesejahteraan itu adalah hasil dari keadilan yang

diterapkan Umar bin Abdul Aziz dalam membagikan dana di

Baitul Mal. Sehingga kesejahteraan pun dapat tersalurkan secara

merata.20

Sesungguhnya jasa Umar bin Abdul Aziz dalam

melakukan perubahan sosial terhadap masyarakat, lebih banyak

daripada yang tertulis.

b. Kehidupan Ilmiah Pada Masa Umar bin Abdul Aziz.

Di samping kehidupan sosial, madrasah Ilmiah atau

lembaga pendidikan menjadi salah satu penopang penting dalam

18

Herfi Ghulam Fauzi. Umar bin Abdul Aziz 29 bulan Mengubah

Dunia. h. 124. 19

Sejenis rumput yang digunakkan sebagai makanan unta. 20

Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Umar bin Abdul Aziz,

(Jakarta: Beirut Publishing, 2014), h.189-190.

Page 46: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

29

meraih kesuksesan suatu masyarakat yang cemerlang. Madrasah-

madrasah ilmiah dan fiqhiyah di wilayah-wilayah penaklukan

Islam telah memberi dampak positif dan membentuk generasi

tabi‟in yang mengemban ilmu para sahabat, karena yang menjadi

cikal-bakal hadirnya sebuah lembaga pendidikan Islam adalah

para sahabat-sahabat yang shalih. Mereka menyampaikan

pengajaran tersebut kepada umat, mereka menjadi untaian sanad

yang membawa Kitab Allah dan Sunnah RasulNya kepada umat.

Madrasah-madrasah tersebut bertebaran di Mekah, Madinah,

Bashrah, Kufah dan kota-kota lainnya. Begitupun pada masa

kepemimpinan khalifah Umayyah Umar bin Abdul Aziz, para

alumni madrasah-madrasah terdahulu menjadi pengajar di

madrasah-madrasah pada masa Umar tersebut.

Diantara madrasah-madrasah para sahabat yang turut

berpengaruh dalam menghadirkan para guru-guru yang turut

mengajar di madrasah Umar yaitu:

1. Madrasah Syam

Berdiri pada masa Umar bin Khattab, pendirinya adalah

Muadz bin Jabal, Abu ad-Darda, dan Ubadah bin ash-Shamit.

Setelah mereka, estafet dakwah dan pendidikan dilanjutkan oleh

para tabi‟in yaitu, Imam ahli Fikih, Abu Idris, A‟idz bin Abdullah

al-Khaulani, Al-Faqih Qabishah bin Dzu‟aib ad-Dimasyqi, Raja

Page 47: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

30

bin Haiwah al-Filisthin, Makhul asy-Syami ad-Dimasyqi, Umar

bin Abdul Aziz, dan Bilal bin Sa‟ad as-Sukuni.21

2. Madrasah Madinah

Banyak ulama yang muncul di Madinah. Di zaman Umar

bin Khattab sendiri jumlah para ulama ahli fatwa mencapai 300

orang. Diantaranya yang banyak memberi fatwa ada tujuh orang

yaitu, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin

Mas‟ud, Aisyah, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Abbas, dan

Abdullah bin Umar. Para ulama tabi‟in kemudian mewarisi ilmu,

fikih, pendidikan dan dakwah.22

Ulama tabi‟in yang paling terkenal adalah Sa‟is bin al-

Musayyib, Urwah bin az-Zubair, Amrah binti Abdurrahman bin

Sa‟ad al-Anshariyah, al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar

ash-Shiddiq, Sulaiman bin Yasar, dan Nafi mantan sahaya

Abdullah bin Umar.23

3.Madrasah Makkah

Madrasah di Makkah memiliki tempat khusus di hati para

penimba ilmu di hati orang-orang Mukmin baik yang bermukim

ataupun sebagai pendatang untuk berziarah ke Makkah.

21

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 340-343 22

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h.344. 23

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h.344.

Page 48: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

31

Sebelumnya para ulama di zaman para sahabat hanya terdiri dari

golongan kecil, namun pada masa tabi‟in dan tabi‟u tabi‟in

terdapat peningkatan seiring dengan banyaknya orang yang

tertarik untuk belajar di sana. Pada zaman tabi‟in Makkah

memiliki keistimewaan dengan hadirnya ulama umat (Habrul

Ummah) dan Turjuman al-Qur‟an, Ibnu Abbas sangat besar

perannya dalam melahirkan para generasi cemerlang dari

kalangan muridnya di bidang ilmu tafsir. Yang menjadikan

madrasah di Makkah unggul di bidang Ilmu tafsir, sebabnya

adalah imam dan guru besar mereka adalah Ibnu Abbas.

Diantara para ulama yang lahir di madrasah Makkah

adalah: Mujahid bin Jabr al-Makki, Ikrimah mantan sahaya Ibnu

Abbas, dan Atha bin Abu Rabbah.24

4. Madrasah Bashrah

Kota Bashrah bersaing dengan Kufah dalam segi

keilmuan. Para sahabat yang menetap di sana diantaranya adalah

Abu Musa al-Asy‟ari, Imran bin Hushain, Anas bin Malik, dll.

Pemuka tabi‟in yaitu, al-Hasan al-Bashri, Sulaiman at-Taimi,

Tsabit al-Bunani, Rabi‟ah bin Abu Abdurrahman, Ibrahim bin

24

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h.345-348.

Page 49: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

32

Abu Maisarah, Muhammad bin Sirin al-Bashri, dan Qatadah bin

Di‟amah as-Sadusi.25

5. Madrasah Kufah

Salah satu Khalifah yang memperhatikan Kufah adalah

Umar bin al-Khathab, beliau mengirimkan Abdullah bin Mas‟ud

ke sana, Ibnu Mas‟ud berusaha keras membentuk generasi yang

memikul tanggung jawab dakwah kepada Allah dari sisi fikih dan

ilmu. Ada beberapa murid Ibnu Mas‟ud yang terkenal dengan

fikih, ilmu, zuhud, dan takwa, diantaranya adalah Alqalamah bin

Qais, Masruq bin al-Ajda, Ubaidah as-Salmani, al-Aswad bin

Yazid, Murrah al-Jufi, dll. Sedangkan dari tabi‟in yaitu, Amir bin

Syurahbil asy-Sya‟bi dan Hammad bin Abu Salamah.26

6. Madrasah Yaman

Sahabat dan ulama Yaman yang sangat berjasa dalam

menyebarkan Islam di sana adalah Mu‟adz bin Jabal, Ali bin Abi

Thalib dan Abu Musa al-Asy‟ari. Dari kalangan tabi‟in yaitu,

Thawus bin Kaisan dan Wahab bin Munabih.27

7. Madrasah Mesir

25

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h.348-350. 26

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 351-352. 27

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 352-354

Page 50: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

33

Madrasah di Mesir hadir dengan adanya para Syaikh dan

sahabat yang berhijrah ke sana di masa-masa penaklukan dan

singgah di al-Fusthath san Iskandariyah. Diantara mereka yaitu,

Amr bin Ash, putranya, dan Abdullah, dan azh-Zubair bin

Awwam. Sahabat yang paling berpengaruh di sana adalah Uqbah

bin Amir. Sedangkan ulama tabi‟innya yaitu, Yazid bin Abu

Habib seorang hamba sahaya berkulit hitam, namun memiliki

kedudukan tinggi dengan ketakwaannya.28

8. Madrasah Afrika Utara

Para pelopor panglima penakluk yang masuk ke Afrika

Utara adalah Amr bin al-Ash, kemudian Abdullah bin Sa‟ad bin

Abu as-Sarah, kemudian Muawiyah bin Khudaij meneruskan

pembukaan Afrika, sehingga Muawiyah mengangkatnya menjadi

gubernur Mesir dan Afrika. Lalu Uqbah bin Nafi‟ al-Fihri, yang

membuka kota Qairawan.

Pada masa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, Umar

mengirim Ismail bin Abu al-Muhajir sebagai gubernur Afrika th.

100 H, dia ini adalah seorang da‟I kepada Islam dengan lisannya,

akhlaknya, dan perbuatannya. Bersamanya diutus pula sepuluh

orang tabi‟in dari kalangan ahli ilmu yang mulia. Mereka yang

tidak tahu- menahu halal haram pun dengan segera

28

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h.356-357.

Page 51: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

34

melaksanakannya dengan menjauhi segala perbuatan yang

haram.29

c. Kehidupan Dakwah Pada Masa Umar bin Abdul Aziz.

Umar bin Abdul Aziz menjadikan jiwa, hati, dan akal

pikiran selurh rakyatnya, sebagai target sasaran agar mereka

dapat lebih mudah mengenal agama Islam, serta lebih tepat pada

sasarannya, menjadikan mereka Muslim yang taat dengan seluruh

jiwa dan raganya.

Umar lebih memperhatikan kepada pembangunan dan

peningkatan taraf hidup dalam negeri, dengan maksud

menyatukan seluruh wilayah, memberikan keamanan,

menyebarkan pengetahuan, dan sebisa mungkin menjangkau

setiap individu masyarakat. Sebagaimana Umar memperhatikan

keadilan tiap individu masyarakatnya.

Beberapa program keberhasilan Umar bin Abdul Aziz

dalam membantu keberhadilan tegaknya dakwah Islam adalah:

1. Menugaskan para dai secara proposional.

Umar bin Abdul Aziz mewajibkan negara untuk

memberikan honor kepada para ulama dan cendikiawan agar

berkonsentrasi penuh waktu dalam menjalankan program dakwah

dan pendidikan yang dicanangkannya. Umar menetapkan gaji

29

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 357-358.

Page 52: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

35

yang memadai untuk kebutuhan mereka. Serta memberikan

beasiswa yang layak bagi para pelajarnya.

Umar bin Abdul Aziz memerintahkan petugas Baitul Mal

untuk mengatur dana sekitar seratus dinar bagi mereka yang

menghabiskan waktunya untuk belajar atau mengajarkan ilmu

agama di masjid, ataupun yang hanya belajar Al-Qur‟an dari

mana pun mereka berasal.

Beliau pun pernah menulis surat kepada gubernur Hams,

untuk memperhatikan nasib orang-orang yang melakukan

kebaikan dan mendedikasikan waktunya untuk mengajarkan ilmu

agama. Agar mereka tidak perlu repot-repot untuk memikirkan

kehidupan mereka. Dan lebih berkonsentrasi dalam mengamalkan

ilmunya.30

2. Mendorong para ulama untuk menyebarkan ilmu

pengetahuan.

Umar juga memerintahkan mereka menjadikan masjid-

masjid sebagai pusat untuk mengajarkan masyarakat tentang ilmu

agama, melancarkan bacaan Qur‟annya, serta menyampaikan

hadist nabi dan menghidupkan sunnahNya. Ikrimah bin Ammar

(dari Yaman) berkata bahwa dia pernah mendengar isi dari surat

yang dikirimkan oleh Umar bin Abdul Aziz yang menyebutkan,

“Amma ba‟du. Perhatikanlah orang-orang yang berilmu untuk

30

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 278-279.

Page 53: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

36

menyebarkan ilmu mereka di masjid-masjid, karena sunnah Nabi

telah banyak ditinggalkan orang.”31

3. Mengutus para ulama hingga ke wilayah Afrika Utara.

Umar bin Abdul Aziz mengembangkan program

pendidikannya dengan mengutus para ulama ke berbagai wilayah,

bahkan hingga ke pelosok-pelosok desa, agar seluruh lapisan

masyarakat Islam dapat mempelajari dan mengetahui Syariat

Islam. Umar mengutus Yazid bin Abdul Malik dan Harits bin

Muhammad ke kempung badui. Namun dari keduanya hanya

Yazid yang mau menerima upah, sedangkan Harits menolak.

Dan berdoa semoga lebih banyak orang-orang yang sepeti Harits.

Disamping Umar mewajibkan para pengajar untuk mendapatkan

upah dari Baitul Mal, tetapi Umar pun tidak memungkiri jika ada

orang yang tidak mau menerimanya. Apalagi dengan alasan

beramal. 32

Kemudian, ke wilayah Mesir Umar mengutus Nafi Maula

Ibnu Umar seorang ulama dari Madinah, yang mengajarkan

masyarakat ilmu hadist. Selain itu, Umar juga mengutus sepuluh

ulama tabi‟in dari madrasah Mesir ke wilayah Afrika untuk

mengajarkan masyarakat ilmu agama. Diantaranya: Ismail bin

Ubaidillah bin Abu Al-Muhajir, Bakr bin Sawadah Al-Jadzami,

31

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 279-280. 32

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 280.

Page 54: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

37

Ju‟tsul bin Ahan Ar-Ruaini Al-Qutbani, Hibban bin Jabalah Al-

Qurasyi, Sa‟ad bin Mas‟ud At-Tajibi, Thalq bin Ja‟ban Al-Farisi,

Abdurrahman bin Rafi At-Tanukhi, Abdullah bin Al-Mughirah

bin Abi Burdah al-Kannani, Wahab bin Hay Al-Ma‟afiri,dan

Abdullah bin Yazid Al-Ma‟afir.33

Target dalam rencana pendidikan tersebut adalah:

Meluaskan pengetahuan bahasa Arab dan menghapus buta

huruf ditengah-tengah kabilah Barbar.

Mendirikan sekolah-sekolah dan lembega-lembaga

pendidikan Al-Qur‟an dan tajwid. Agar mengikat masyarakat

dengan pedoman Qur‟an.

Menyampaikan akidah Ahlus Sunnah dengan jelas.

Mengajarkan masyarakat tentang halal dan haram.

Berkah yang ditebarkan Umar pada masa

kepemimpinannya di Afrika Utara adalah dimulai dengan

menunjuk gubernur yang shalih dan mengutus ulama yang fakih

ke wilayah tersebut. Sehingga dakwah pun semakin melebar di

Afrika Utara.34

4. Mengajak masyarakat non Muslim utuk memeluk agama

Islam.

33

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h.281-285. 34

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 281.

Page 55: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

38

Ibnu Saad meriwayatkan dari Isa bin Abi‟Atha (salah satu

penjaga Baitul Mal di kota Madinah yang berasal dari Syam), dia

mengatakan bahwa Umar bin Abdul Aziz pernah memberikan

sejumlah uang kepada masyarakat non muslim untuk melunakkan

hati mereka dan bersedia memeluk agama Islam. Diriwayatkan

pula bahwa Umar bin Abdul Aziz pernah memberikan seribu

dinar kepada seorang komandan pasukan Romawi untuk

menggugah hatinya untuk masuk agama Islam.35

5. Memperbaiki perlakuan terhadap Ahlu Dzimmah (non

muslim yang tunduk kepada Islam).

Keadilan juga dirasakan oleh non muslim atas

kepemimpian Umar bin Abdul Aziz, Umar menghapuskan jizyah

atas mereka ketika bersedia memeluk agama Islam. Hal tersebut

ternyata melunakkan hati mereka dan semakin tertarik untuk

memeluk agama Islam, meskipun dampaknya semakin berkurang

pemasukan jizyah atas non muslim kepada Baitul Mal.

Hal ini dinyatakan langsung oleh Umar kepada para

pejabatnya, sebagaimana surat yang dikirimkan kepada gubernur

Khurasan, Jarah bin Abdullah Al-Hukmi, dia berkata, “Lihatlah,

35

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 287.

Page 56: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

39

siapa saja yang bersedia untuk shalat menghadap kiblat, maka

hapuskanlah kewajiban jizyah darinya.36

d. Pola kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz dalam

Pemerintahan.

Pertama: meletakan manhaj kepemimpinannya dalam

menata Negara

Umar bin Abdul Aziz sejak pidato pertamanya dan sejak

dilantiknya beliau menjadi khalifah yaitu pada hari Jum‟at 11

Shafar 99 H. Isi pokok dari khutbah politik pertama beliau

adalah:37

a. Umar berpegang kepada Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Umar

tidak menerima perdebatan apa pun dalam masalah agama, atas

dasar bahwa beliau sebagai pemimpin yang melaksanakan syariat

yang telah jelas yang mana halal dan yang mana haram.

b. Umar menetapkan syarat bagi siapa yang ingin menghubungi

beliau, yaitu;

Mengadukan sebuah hajat dari orang yang tidak

mampu mengadukannya kepada khalifah.

Membantu beliau di atas kebaikan sesuai dengan

kemampuannya.

36

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 287-288. 37

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 58-61.

Page 57: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

40

Orang yang mendekat kepada beliau wajib dan

harus membimbingnya kepada kebaikan,

mengajaknya kepada apa yang baik bagi rakyat

dan agama.

Orang yang mendekat kepada beliau tidak boleh

mengghibah siapa pun di depan beliau.

Orang yang mendekat kepada beliau tidak boleh

turut campur dalam urusan pemerintahan dan

dalam perkara yang bukan urusannya.

c. Umar menetapkan janji atas dirinya sendiri untuk tidak

memberikan kebatilan kepada siapa pun,dan tidak menghalangi

hak siapa pun.

Umar tidak ingin ada seorang pun dari gubernurnya yang

nantinya akan menjadi hujjah atas keburukan dirinya, maka dia

merinci apa yang tercantum dalam khutbahnya yang pertama

dalam surat-surat yang dia kirimkan kepada para

gubernurnya.surat-surat ini dibagi menjadi dua;

1) Surat-surat yang beliau kirimkan kepada para gubernur, yang

menjelaskan apa yang mesti mereka pegang dalam tindak-tanduk

pribadi secara khusus terhadap rakyat.

2) Surat-surat kepada para gubernur yang menjelaskan dasar-

dasar yang membatasi kebijakan mereka, metode interaksi mereka

Page 58: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

41

dengan rakyat dari kalangan kaum muslimin atau selain kaum

muslimin .38

Kedua: berusaha keras untuk beramal (bekerja) dengan

berpedoman pada al-Qur;an dan as-Sunnah.

Di antara ciri paling istimewa dari kebijakan Umar adalah

bahwa beliau bekerja (dan bertindak) dengan dasar al-Qur‟an dan

as-Sunnah, menyebarkan ilmu di kalangan rakyatnya, berupaya

membuat mereka paham tentang agama mereka, mengenalkan

mereka dengan sunnah Rasulullah saw. Umar melihat bahwa di

antara kewajibannya yang paling penting adalah mengenalkan

rakyatnya terhadap dasar-dasar agama mereka yang mendorong

mereka untuk mengamalkannya.

Tugas ulama tidak hanya terbatas dalam mengajar semata,

lebih dari itu sebagian dari mereka ada yang di serahi memikul

tugas negara, di antara mereka ada yang memegang tugas ilmu,

mereka juga berperan dalam bidang dakwah di jalan Allah.

Perhatian besar ini, yang menjadi ciri khas manhaj Umar untuk

mengajar rakyat dan menjelaskan kepadanya bahwa perkara-

perkara agama mempunyai dampak positif dalam membangun

kestabilan negara.

Ketiga:Prinsip Musyawarah Umar Bin Abdul Aziz.

38

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 62.

Page 59: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

42

Umar bin Abdul Aziz menaruh perhatian besar terhadap

dasar musyawarah dalam negaranya. Di antara kata-kata yang

beliau ucapkan tentang hal ini, “Sesungguhnya musyawarah dan

tukar pendapat merupakan pintu rahmat dan kunci keberkahan,

tidak ada pendapat yang akan tersesat bersama keduanya, dan

ketegasan tidak akan hilang bersama keduanya.”39

Dasar musyawarah ini telah Umar terapkan sejak Umar

dilantik menjadi gubernur Madinah pada masa Al-Walid bin

Abdul Malik, yaitu dengan mengundang sepuluh ulama ahli fikih

Madinah. Umar pun kemudian meletakkan dasar syura pada masa

kepemimpinanya sebagai khalifah. Umar menyerahkan kepada

masyarakat terkait pemilihannya sebagai khalifah. Apakah mereka

hendak memilihnya atau tidak.40

Dengan meletakkan dasar ini, Umar telah keluar dari

dasar pewarisan kekuasaan yang dilakukan oleh kebanyakan

khalifah dari Bani Umayyah kepada dasar syura dan pemilihan

(oleh kaum Muslimin). Umar tidak cukup dengan pembaiatan

rakyatnya. Ia pun kemudian mengirim surat ke seluruh penjuru

negeri, maka seluruh rakyatpun kemudian membaiatnya.

Keempat: Keadilan pada masa Umar bin Abdul Aziz

Keadilan pada masa Umar ada dua sisi:

Pencegahan (Preventif): yaitu mencegah terjadinya

kezaliman dan menghilangkannya dari orang-orang yang

39

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 65. 40

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 66.

Page 60: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

43

dizhalimi, yakni mencegah pelanggarannya terhadap hak-hak

manusia yang berkaitan dengan jiwa, kehormatan dan harta

mereka, menghukum pelaku pelanggaran sesuai dengan hukum

yang berlaku.

Selanjutnya, pro aktif: Sisi ini lebih banyak berkaitan

dengan Negara, di mana negara menunaikan hak setiap rakyat

dalam menjamin kebebasan mereka dan mata pencaharian

keluarga mereka, sehingga diantara mereka tidak ada orang yang

miskin, terabaikan, terancam serta tertinggal.

Keadilan yang dilakukan Umar adalah:

Umar memulai dari dirinya sendiri, yaitu dengan

mengembalikan seluruh harta miliknya yang bukan menjadi

haknya. Umar mengembalikan tanah kavling miliknya kepada

negara adalah gunung Waros di Yaman, tanah-tanah kavling di

Yamamah, disamping Fadak dan Khaibar serta Suwaida. Namun

Suwaida tidak dikembalikannya karena dahulu Umar datang ke

sebuah tanah mati yang tidak dimiliki siapa pun, lalu beliau

menghidupkannya dari hartanya yang beliau dapatkan bersama

kaum Muslimin lainnya, hasilnya telah dinikmati sebesar dua

dinar.

Mengembalikan apa-apa yang diambil Bani Umayyah secara

tidak benar.

Pengembalian hak-hak kepada pemiliknya.

Umar memakzulkan semua gubernur dan penguasa yang

zhalim.

Page 61: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

44

Menghapuskan kezhaliman yang menimpa para mantan hamba

sahaya.

Menghapus kezhaliman terhadap ahli dzimmah.

Menghapus pungutan liar.

Mengembalikan hak yang terampas dan mengeluarkan

zakatnya.

D. Karya-Karyanya.

Pembukuan Hadist terjadi pada masa kepemimpin

Umar bin Abdul Aziz.41

Hal tersebut terlihat dari arahan-arahan

beliau kepada kalangan umum dan terpelajar untuk menulis ilmu

dan membukukan as-Sunnah.

Hal-hal yang melatarbelakangi dan mendorong Umar

bin Abdul Aziz dalam membukukan hadist diantaranya:

1. Umar khawatir ilmu-ilmu tersebut akan lenyap, karena

para penghafal dan mampu menjaganya belum tentu ada

setiap saat. Karena dikhawatirkan dengan ketiadaan para

ulama, hilang juga ilmunya.

2. Mewabahnya pemalsuan dan penyusupan hadist palsu

serta mencampur-adukkannya dengan hadist-hadist shahih

dari sabda Rasulullah disebabkan adanya perselisihan

madzhab dan politik.

41

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h.377.

Page 62: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

45

Ibnu Hajar berkata, “Orang pertama yang membukukan

hadist adalah Ibnu Syihab az-Zuhri, di ujung abad pertama

berdasarkan perintah Umar bin Abdul Aziz.42

Umar bin Abdul Aziz memerintahkan kepada penduduk Madinah

seluruhnya, bahkan hingga ke seluruh penjuru kota di negeri yang

beliau pimpin. Beliau mendorong mereka untuk mengumpulkan

hadist-hadist Rasulullah, meskipun hanya beberapa hadist.

Umar bin Abdul Aziz juga memperhatikan kepada

Bahasa Arab, beliau mendorong penduduk negeri-negeri yang

ditaklukan untuk mempelajari dan menguasainya. Karena bahasa

Arab sangat penting dalam memahami kitab Allah dan Sunnah

Nabi yang mulia.

Umar bin Abdul Aziz mengikuti manhaj yang lurus dalam

mengumpulkan dan membukukan hadist yaitu manhaj Nabi.

Beliau meletakkan syarat yang ketat dalam melaksanakan

targetnya. Diantaranya:

1. Melakukan pemilihan yang baik terhadap orang-orang yang

kapabel untuk mengemban tugas ini. Seperti Abu Bakar al-Hazm

seorang ulama besar di zamannya. Dan juga az-Zuhri, seorang

ulama besar, hafizh di zamannya.

2. Umar meminta siapa yang membukukan as-Sunnah agar

mengumpulkan hadist-hadist secara mutlak, dan

membukukannya. Umar kemudian memerintahkan Ibnu Hazm

42

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h

Page 63: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

46

agar membukukan hadist yang dihafal Amrah bin Abdurrahman

karena dia adalah rawi paling akurat riwayatnya dari Ummul

Mukminin Aisyah.

3. Menugaskan siapa yang membukukan as-Sunnah agar

membedakan yang shahih dengan yang dhaif.

4. Melakukan cek dan ricek untuk memastikan keshahihan hadist

dan menyampaikan hadist.43

43

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan pemimpin yang Adil, h. 378-379.

Page 64: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

47

BAB III

KEDUDUKAN UMAR BIN ABDUL AZIZ PADA MASA

KHALIFAH-KHALIFAH SEBELUMNYA.

A. Kedudukan Umar Bin Abdul Aziz Pada Masa Al-Walid

Umar bin Abdul Aziz adalah pemimpin sekaligus ulama

yang shalih. Ia juga termasuk orang yang sangat beruntung

karena meski bukan keturunan khalifah, akan tetapi dekat dengan

para khalifah. Berkat kelebihan dan keistimewaan ilmunya dia

sering dimintai pendapat serta nasihat oleh para khalifah. Abdul

malik salah satu khalifah yang sangat menyayanginya lebih dari

anak-anaknya. Kemudian ia pun dinikahkan dengan anaknya

yaitu Fathimah binti Abdul Malik. Umar muda pun tak segan-

segan untuk mengingatkan tanggung jawab pamannya ketika ia

memimpin.

Begitupun di hati anak-anak Abdul Malik, Umar memiliki

posisi istimewa. Pada masa Al-Walid Umar diangkat sebagai

gubernur Madinah.

Dia adalah Walid bin Abdul Malik bin Marwan bin

Hakam bin Abu Ash bin Umayyah bin Abdisyams bin

Abdumanaf, Abu Abbas Al-Umawi. Walid adalah anak sulung

Abdul Malik, sekligus menjadi khalifah sesudahnya. Ibunya

bernama Waladah binti Abbas bin Huzn bin Harits bin Zuhair Al-

Page 65: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

48

Abbasi. Walid dilahirkan pada tahun 50 H. Dia seorang yang

berperawakan tinggi dan berkulit coklat. Pada tubuhnya terdapat

bekas cacar air ringan. Mancung hidungnya. Ketika berjalan dia

bergaya sombong. Karena kedua orang tuanya memanjakannya

dengan kemewahan yang berdampak pada kurangnya akhlak

pada dirinya. Dia memiliki uban pada bagian depan janggutnya.

Walid memiliki kekurangan dalam berbahasa Arab. Suatu

ketika, khalifah Abdul Malik ingin melantiknya menjadi putra

mahkota tetapi dia kurang cakap berbahasa Arab dengan baik.

Setelah itu, Walid mengumpulkan sejumlah ahli ilmu nahwu

yang tinggal bersamanya selama setahun untuk mempelajari ilmu

Nahwu.44

Khalifah Walid bin Abdul Malik merupakan Khalifah ke-

enam dalam kepemimpinan Bani Umayyah. Walid ditunjuk oleh

ayahnya yaitu Abdul Malik bin Marwan sebagai putra mahkota,

dia memimpin sepeninggalan ayahnya. Dia dibaiat sebagai

khalifah pada hari kematian ayahnya.

1. Pengangkatan Umar Bin Abdul Aziz Sebagai Gubernur

Madinah.

44

Syaikh Muhammad ibnu Ahmad Kan‟an, Daulah Bani Umayyah:

fragmen sejarah Khalifah Islamiah sejak era Muawiyah bian Abi Sofyan

hingga Marwan bin Muhammad (41 H/661 M-132 H/ 749 M) terj: Erwan

Raihan, (Sukoharjo: Al-Qowam), cet. V, h. 493

Page 66: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

49

Pada tahun 87 H Walid bin Abdul Malik memecat

Hisyam bin Isma‟il dari kedudukannya sebagai gubernur

Madinah. Kemudian Walid mengangkat saudara sepupunya

sekaligus suami adiknya, Fatimah binti Abdul Malik, yakni Umar

bin Abdul Aziz sebagai gubernur Madinah, Umar bin Abdul Aziz

kemudian memasuki kota Madinah bersama kafilah yang

berjumlah 30 unta, pada bulan Rabi‟ul Awal tahun tersebut.

Umar tinggal di rumah Marwan. Usianya pada waktu itu adalah

25 tahun. Ketika Umar menjabat sebagai gubernur Madinah,

wilayah Tha‟if digabungkan ke dalam wilayah kepemimpinannya

pada tahun 91 H. Dengan demikian ia memimpin seluruh wilayah

Hijaz.

Namun, ketika ia diangkat sebagai gubernur Madinah oleh

Al-Walid, ia mengajukan tiga syarat:

1. Dapat menjadi pemimpin yang adil, bijaksana dan

tidak sewenang-wenang kepada siapapun. Serta

bertanggung jawab pada Baitu Mal.

2. Diperkenankan melaksanakan haji di tahun pertama ia

memimpin.

3. Dia diperbolehkan untuk memberikan sumbangan

kepada penduduk Madinah.45

2. Majelis Sepuluh Ulama Ahli Fikih Madinah.

45

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Umar bin Abdul Aziz, terj. H. Shofau

Qolbi, Lc, MA, (Jakarta: Al-Kautsar, 2009) h. 31

Page 67: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

50

Hal pertama yang Umar lakukan selepas pelantikannya

adalah mengumpulkan para ulama fikih. Setelah Umar

mengerjakan shalat Dzuhur, dia memanggil sepuluh orang ulama

ahli fikih Madinah, yakni Urwah bin Zubair, Ubaidillah bin

Abdullah bin Utbah, Abu Bakar bin Abdurrahman bin Harits bin

Hisyam, Abu Bakar bin Sulaiman bin Khaitsamah, Sulaiman bin

Yasar, Qasim bin Muhammad, Salim bin Abdullah bin Umar dan

saudara laki-lakinya yakni Ubaidullah bin Abdullah bin Umar,

Abdullah bin Amir bin Rabi‟ah dan Kharijah bin Zaid bin Tsabit.

Mereka semuanya datang menjumpai Umar bin Abdul Aziz dan

duduk satu majelis dengannya.

Tidak seperti gubernur otokrasi lain, dia melaksanakan

pemerintahannya dengan berkonsultasi kepada mereka. Dia

memberi mereka wewenang untuk mengawasi pemerintahannya.

Langkah ini mendapatkan penghargaan dari penduduk Madinah

yang sebelumnya menjadi korban kekejaman dan perlakuan tidak

adil dibawah Yazid dan Abdul Malik. Selama dua tahun masa

jabatannya sebagai Gubernur Madinah, dia memperbaiki dan

memperluas jalan baru dan memperbaiki jalan lama menuju

Madinah.

Walid menulis surat kepada Umar bin Abdul Aziz supaya

menghentikan tindakan Hisyam bin Ismail terhadap publik dan

menahannya di rumah Marwan- Walid berpandangan buruk

terhadap Hisyam, karena Hisyam telah bertindak buruk terhadap

Page 68: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

51

penduduk Madinah selama masa kekuasaanya atas mereka, yakni

sekitar empat tahun, terutama pada Said bin Musayab dan Ali bin

Husain.46

3. Perluasan Dan Pembangunan Masjid Nabawi

Pada bulan Rabiul Awal tahun 88 H surat Walid kepada

Umar bin Abdul Aziz tiba di Madinah, menyuruhnya untuk

meruntuhkan masjid Nabawi dan membangun kamar-kamar istri

rasulullah ke dalamnya, serta memperluasnya dari bagian

kiblatnya dan seluruh sisinya, sampai luasnya menjadi 200 hasta

x 200 hasta.

Namun Umar tidak keberatan untuk menghancurkannya

dan meninggikan atap masjidnya. Kemudian tatkala tukang-

tukang hendak meruntuhkan bangunan masjid lama, sejumlah

orang mulia dan para pemuka dari kalangan Bani Hasyim dan

bani lainnya menangis sebagaimana isak tangis masyarakat pada

hari wafatnya Nabi. Umar bin Abul Aziz menjawab kepada siapa

saja yang memiliki tanah atau bangunan yang akan digunakan

untuk perluasan masjid bahwa dia akan membeli itu dari mereka

dan Umar bersungguh-sungguh dalam melakukannya. Dikirimlah

kepada Umar pekerja yang banyak jumlahnya dari Walid. Lantas

Umar memasukan kamar Nabi, yakni kamar Aisyah ke dalam

masjid Nabawi, hingga kuburan Nabi menjadi masuk ke dalam

46

Syaikh Muhammad ibnu Ahmad Kan‟an, Daulah Bani Umayyah,

h.532

Page 69: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

52

masjid, dan itu sekaligus menjadi batas bangunan di arah timur.

Demikian halnya dengan kamar-kamar Ummul Mukminin (istri-

istri Nabi), semuanya dimasukkan ke dalam masjid, sebagaimana

yang diperitahkan oleh Walid bin Abdul Malik.47

4. Penggalian Sumur Madinah

Walid juga menulis surat kepada Umar in Abdul Aziz

yang isinya perintah untuk menggali sumber air di Madinah, serta

supaya mengalirkan airnya, lalu Umar melaksanakannya. Walid

juga menitahkan supaya menggali sumur-sumur, serta supaya

memudahkan jalan di kota dan jalan di bukit, lantas mengalirkan

airnya dari belakang Madinah ke sumber air tersebut. Sumber air

itu dibangun di belakang masjid Nabawi, di sebuah tempat yang

menurutnya tempat paling baik.

Pada tahun 88 H ini juga, Mekah mengalami kekeringan.

Tepatnya ketika Umar menunaikan haji bersama rakyatnya.

Akhirnya, berkat doa Umar dan rakyatnya Mekah diguyur hujan

deras sampai banjir, kemudian tanah menjadi sangat subur. Ini

semua berkat keberkahan doa Umar bin Abdul Aziz.48

5. Pemecatan Umar Dari Jabatannya.

47

Syaikh Muhammad ibnu Ahmad Kan‟an, Daulah Bani Umayyah ,

h.537-538 48

Syaikh Muhammad ibnu Ahmad Kan‟an, Daulah Bani Umayyah,

h.539

Page 70: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

53

Kemudian selama enam tahun di Madinah, Umar telah

memperluas Masjid Madinah dan membuat sumur umum untuk

kepentingan rakyat dan musafir yang lalu lintas. Demikian

amannya negeri itu sehigga tersiar ke seluruh wilayah, bahwa

rakyat Hijaz di bawah Umar bin Abdul Aziz hidup penuh dengan

kerukunan. Akhirnya banyaklah orang yang berdatangan menetap

di negeri itu yang datang dari berbagai daerah terutama Irak.

Ketika itu Irak dipimpin oleh penguasa yang terkenal zalim

sehingga di daerah itu sering timbul huru-hara dan

pemberontakan di sana-sini yang menyebabkan rakyat Irak

banyak yang pergi mengungsi ke negeri Hizaj. Hingga kewalahan

menampung pengungsi tersebut karena kasihan. Umar pun

kemudian mencoba mengirim surat kepada Khalifah Walid agar

memecat al-Hajjaj dari jabatannya sebagai gubernur Irak, karena

telah zalim terhadap rakyat di sana. Dan hal ini diketahui oleh

Hajjaj, maka ia pun sebaliknya ia pun berkirim surat kepada

Khalifah Walid agar memecat Umar dari jabatannya, guna

melampiaskan kemarahan Hajjaj. Di luar dugaan ternyata

Khalifah walid menyetujui permintaan Hajjaj, serta memintanya

mengusulkan nama-nama pengganti Umar bin Abdul Aziz. Yang

kemudian khalifah mengangkat dua orang untuk memimpin

Mekah dan Madinah, yang sebelumnya hanya Umar yang

memimpin dua kota mulai tersebut. Penggantinya yaitu Usman

Page 71: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

54

bin Hayyan sebagai gubernur Madinah dan Khalid bin Abdillah

sebagai gubernur Mekah.49

Umar tidaklah terlalu memikirkan akan pemecatan

dirinya. Diapun pulang ke Damsyik membawa kekayaan yang

banyak dari gajinya bertahun-tahun sebagai gubernur. Namun,

yang menjadi memilukan hatinya adalah beliau menyaksikan para

khalifah Bani Umayyah justru membela serta mengukuhkan para

pejabat yang zalim yang tidak peduli terhadap rakyat memegang

tampuk kekuasaan. Mereka telah menyelewengkan harta rakyat

dan Negara serta uang zakat untuk kepentingan mereka sendiri.

Hal ini menimbulkan sakit hati di mata rakyat terhadap penguasa,

dan akibatnya timbullah pemeberontakan-pemberontakan di

mana-mana.

Akhirnya Walid mengangkat Utsman bin Hayyan sebagai

gubernur Madinah dan Khalid bin Abdullah Al-Qasri sebagai

gubernur Mekah, serta melaksanakan apa saja yang disarankan

atau diperintahkan oleh Hajjaj.

Selanjutnya Umar bin Abdul Aziz keluar meninggalkan

Madinah, pada bulan Syawal, lalu tinggal di Suwaida.50

Utsman

49

K.H.Firdaus A.N.. Kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz. (Jakarta:

CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1988) Cet. III, h. 62. 50

As-Suwaida adalah sebidang tanah yang dimiliki oleh Umar bin

Abdulaziz, yang berlokasi dekat dengan Madinah. Disebut dengan nama itu

karena diambil dari nama mata air di sana. Di tempat itu Umar mempunyai

sebuah istana yang dibangun kokoh. Tatkala harta warisan yang didapatkan

oeleh Umar dari bapaknya dia berikan semua ke baitulmal, dia sisakan

Suwaida‟ dan Khaibar tetap menjadi miliknya, karena dia yakin bahwa kedua

Page 72: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

55

bin Hayyan datang ke Madinah pada dua terakhir bulan Syawal

tahun ini.51

6. Nasihat Umar Kepada Khalifah Al-Walid

Kedudukan Umar dihadapan Al-Walid tidak semulus

sebagaimana di masa Sulaiman bin Abdul Malik yang akan di

bahas pada bab selanjutnya. Umar dan al-Walid sering beradu

argumentasi yang terkadang justeru membuat posisi Umar tidak

nyaman. Terlebih ketika permintaan khalifah Al-Walid tidak

dilaksanakan oleh Umar. Ataupun Walid tidak sependapat

dengan argumen Umar bin Abdul Aziz. Tetapi meskipun begitu

Umar selalu menaruh rasa rohmat terhadap sang khalifah.

Nasihat Umar kepada Walid, ketika ia hendak melepaskan

Sulaiman dari jabatannya sebagai calon putra mahkota setelah

Walid, dan ingin mambaiat putranya Abdul Aziz untuk menjadi

khalifah sesudahnya. Ketika itu Umar bersikap tegas, tidak

menyetujui pendapat Walid. Walid pun marah kepada Umar dan

hendak mencoba menggunakan kekerasan agar ia mau

menyetujuinya. Yang berakhir dengan penahanan Umar di

sebuah rumah dan tidak ada seorang pun yang diperbolehkan

mengunjunginya. Akhirnya rumah pun dibuka setelah tiga hari

tanah itu adalah halal murni bagi dirinya, tiada syubhat padanya sedikit pun.

Ketika menjadi khalifah , dia mendapatkan nafkah dan makan dari hasil kedua

tanah tersebut, lalu dia infakkan yang berlebih darinya. 51

Syaikh Muhammad ibnu Ahmad Kan‟an, Daulah Bani Umayyah ,

h. 563-564.

Page 73: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

56

penahanan, hingga umar terlihat sangat lemah. Hal tersebut

dilakukan setelah ada campur tangan dari saudara Umar yaitu

Ummul Banin dan istrinya Fathimah binti Abdul Malik.

Meskipun Umar dan Walid tidak pernah sepi dari

perdebatan dan adu pendapat. Yang paling sengit adalah

mengenai pendapatnya tentang Sulaiman. Namun, Umar tetap

menghormati Al-Walid sebagai Khalifah yang sah sampai akhir

kepemimpinannya.

B. Umar Bin Abdul Aziz Pada Masa Khalifah Sulaiman Bin

Abdul Malik.

Dia adalah Sulaiman bin Abdul Malik bin Marwan bin

Hakam bin Abu Ash bin Umayah bin Abdus Syams, Al-Qurasyi

Al-Umawi, Abu Ayub. Beliau dilahirkan di Madinah, di kalangan

Bani Jadzilah. Dia tumbuh dewasa di Syams bersama bapaknya.

Sedangkan wafatnya adalah pada hari Jum‟at, tanggal 10 Shafar

atau dikatakan juga tanggal 20 Shafar tahun 99 H dalam usia 45

tahun. Dikatakan pula bahwa usianya 43 tahun. Disebutkan pula

usianya tidak lebih dari 40 tahun. Adapun masa pemerintahannya

berlangsung selama 2 tahun 8 bulan.52

52

Syaikh Muhammad ibnu Ahmad Kan‟an, Daulah Bani Umayyah:

fragmen sejaah Khalifah Islamiah sejak era Muawiyah bian Abi Sofyan hingga

Marwan bin Muhammad (41 H/661 M-132 H/ 749 M) terj: Erwan Raihan,

(Sukoharjo: Al-Qowam, 2015), cet. V, h 591

Page 74: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

57

Sulaiman dibaiat menjadi khalifah sepeninggalan

kakaknya Walid. Tepatnya pada hari Sabtu pertengahan bulan

Jumadats Tsaniah tahun 96 H.53

Pada masa pemerintahan Sulaiman, beberapa kekurangan

yang ada diperbaiki. Dia menjadikan saudara sepupunya, Umar

bin Abdul Aziz, sebagai konsultan dan menterinya.

Adapun saran-saran Umar bin Abdul Aziz kepada

Sulaiman dan yang dilaksanakan di antaranya, memecat semua

punggawa Hajjaj, membebaskan semua napi dari penjara,

membebaskan tawanan perang, medermakan pemberian di Irak,

mengembalikan shalat tepat pada waktunya yakni di awal karena

sebelumnya para khalifah bani Umayyah mengakhirkan waktu

shalat, serta urusan-urusan kebaikan lainnya yang dia dengar dari

Umar bin Abdul Aziz.54

Sulaiman pernah datang ke Madinah dan memberikan

sejumlah harta. Namun penyaluran harta tersebut dirasa Umar

kurang tepat, karena malah membuat si kaya semakin kaya dan si

miskin semakin miskin. Umar meluruskan tindakan Sulaiman bin

Abdul Malik. Sulaiman berpendapat bahwa ketika ia telah

menginfakan hartanya itu sudah cukup membuat dirinya beramal

shaleh. Tentu dengan tindakannya itu Umar tidak sependapat dan

53

Syaikh Muhammad ibnu Ahmad Kan‟an, Daulah Bani Umayyah.

h 603 54

Syaikh Muhammad ibnu Ahmad Kan‟an. Daulah Bani Umayyah.

h. 594

Page 75: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

58

meluruskannya. Umar mengingatkannya, bahwa mengeluarkan

harta bukan kepada siapa yang berhak menerimanya adalah

keliru, sedangkan orang yang berhak meerimanya justru tidak

mendapatkannya. Umar pun menjelaskan pentingnya

membedakan antara mendermakan harta dan mengeluarkan

kepada orang yang berhak menerimanya.55

Muawiyah telah mengangkat Yazid. Begitupun Yazid

mengikuti jejak ayahnya mengangkat puteranya Abdul Malik.

Abdul Malik pun melakukan hal serupa dengan menyingkirkan

Abdul Aziz dan membaiat puteranya Walid sebagai

penggantinya.56

Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik, yang sangat

menghormati Umar bin Abdul Aziz, menominasikannya sebagai

penggantinya. Setelah kematiannya, Umar bin Abdul Aziz

dengan enggan menerima tampuk kekuasaan bahkan

meninggalkan semua kejayaan dan kemegahan istana. Seperti

orang awam, ia lebih suka menempati tenda kecil dan

menyerahkan Istana Kerajaan kepada keluarga Sulaiman. Dia

memerintahkan kuda-kuda dari istana kerajaan dilelang dan

hasilnya diserahkan ke baitul mal.57

55

Ali Muhammad Ash-Shallabi. Umar bin Abdul Aziz. terj. H.

Shofau Qolbi, Lc, MA, (Jakarta: Al-Kautsar, 2009) h. 45. 56

Syaikh Muhammad ibnu Ahmad Kan‟an, Daulah Bani Umayyah,

h. 671 57

M. Atiqul Haque. Seratus Pahlawan Muslim yang Mengubah

Dunia, ( Jogjakarta: DIGLOSSIA, 2007) cetak. I. h. 258.

Page 76: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

59

Tindakan pertamanya sebagai Khalifah adalah

mengembalikan kepemilikan atas properti yang direbut oleh

Umayyah. Pertama- tama, dia mengembalikan semua barang

bergerak dan propertinya kepada harta publik. Dia bahkan

menyerahkan sebuah cincin emas yang diberi oleh Walid. Secara

umum dia menempatkan prioritas tertinggi pada pemberian

kompensasi korban pemerasan ilegal apa pun bentuknya.

Restorasi Fidak memancing memancing reaksi beragam dari

rakyat.58

Berdasarkan penuturan Ibnu Jarir bahwa pada tahun 98

H, Sulaiman bin Abdul Malik melantik putranya Ayub untuk

menjadi putra mahkota, yakni menjadi khalifah

sepeninggalannya. Itu dia lakukan sesudah meninggalnya

saudaranya, Marwan bin Abdul Malik. Kemudian dia

mengalihkan penyerahan kekuasaan diserahkan kepada

saudaranya, Yazid menuju penyerahan untuk anak-anak Ayub.

Sulaiman menunggu-nunggu kematian saudaranya itu. Tetapi

ternyata Ayub meninggal dunia ketika bapaknya masih hidup.

Akhirnya Sulaiman membaiat saudara sepupunya, Umar bin

Abdul Aziz sebagai khalifah sepeninggalannya.

58

M. Atiqul Haque. Seratus Pahlawan Muslim yang Mengubah

Dunia, h. 259.

Page 77: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

60

C. Umar Bin Abdul Aziz Serta Para Ulama

Pengertian “Ulama” menurut KBBI (Kamus besar bahasa

Indonesia) yaitu Ulama adalah orang yang ahli dalam hal atau

dalam pengetahuan agama Islam.

Untuk menentukan siapa yang termasuk ulama,

rujukannya adalah nash Al-Quran dan Hadits tentang ciri atau

sifat ulama, antara lain:

Pertama, paling takut kepada Allah. Kedua, berperan

sebagai “pewaris nabi” (waratsatul ambiya‟). Seorang ulama

menjalankan peran sebagaimana para nabi, yakni memberikan

petunjuk kepada umat dengan aturan Islam, seperti mengeluarkan

fatwa, laksana bintang-bintang di langit yang memberikan

petunjuk dalam kegelapan bumi dan laut (HR. Ahmad).

Ketiga, terdepan dalam dakwah Islam, menegakkan „amar ma‟ruf

nahyi munkar, menunjukkan kebenaran dan kebatilan sesuai

hukum Allah, dan meluruskan penguasa yang zhalim atau

menyalahi aturan Allah.

Dalam pemerintahan Umar para ulama memiliki beberapa

peran penting yaitu, memberikan dukungan bagi Khalifah agar

senantiasa berjalan dalam manhaj perbaikan, memberikan nasihat

dan peringatan kepada Umar tentang tanggung jawab, serta yang

paling pokok adalah mengemban beberapa tugas dan tanggung

jawab negara.

Diantara para ulama yang dekat dengan Umar bin Abdul

Aziz, terdapat beberapa ulama yang sangat berpengaruh baik

Page 78: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

61

kepada pribadi Umar sendiri yaitu sebagai penasihat dan pemberi

peringatan, ataupun kepada pemerintahan terkait dengan

tanggung jawab dan kebijakannya. Diantaranya ada ulama salafu

as-shalihi yaitu Hasan al- Bashri, Abdul Malik bin Umar bin

Abdul Aziz, Malik bin Dinar, Raja bin Haiwah, Salim bin

Abdillah, dan lainnya. Karena Umar bin Abdul Aziz sendiri

adalah seorang Alim ulama yang disegani karena ilmunya yang

dalam. Dari situlah alasan beliau sangat mencintai para ulama dan

tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya. Kalaulah beliau tidak

menjadi seorang pemimpin mungkin beliau sudah menjadi ulama

besar.

Jika di Madinah dulu baru saja dia menginjakkan kakinya

di kota suci itu sebagai Gubernur, beliau telah mengadakan

pendekatan yang mesra dengan ulama terkemuka di kota tersebut,

bahkan mengangkat tokoh-tokoh terkemuka sebagai pembantu

dan penasihatnya. Tetapi kemudian setelah beliau pindah ke ibu

kota Damaskus, maka beliau menghubungi ulama-ulama yang

berada di luar daerah itu dengan perantara-perantara surat –surat.

Sedang dengan para Ulama di kota Damaskus sendiri terbukalah

kesempatan baginya untuk bertemu dengan mereka kapan saja

beliau kehendaki.

Dukungan Para Ulama Dalam Pemerintahan Umar Bin

Abdul Aziz

Page 79: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

62

Salah satu Ulama yang sangat mendukung Umar dalam

pemerintahannya adalah Maimun bin Mihran yaitu seorang ulama

salaf yang memiliki sikap tegas dan kata-kata yang bagus dalam

membela al-Qur‟an dan Sunnah Rasulullah.

Para gubernur pada masa Umar bin Abdul Aziz mayoritas

adalah para Ulama. Tugas Negara yang terpenting dan

berpengaruh kepada kebijakan Negara adalah kepemimpinan

daerah dan pengurus Baitul Mal.

Diantara para gubernur Umar bin Abdul Aziz adalah

gubernur Kuffah yaitu Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Zaid

bin al-Khattab, beliau seorang Imam terpercaya dan gubernur yag

adil. Gubernur Madinah adalah Imam besar Abu Bakar bin Amr

bin Hazm. Gubernur Afrika adalah Imam besar Ismail bin Abu

al-Muhajir. Gubernur Jazirah Furatiyah, Armenia, dan Azerbaijan

adalah ahli fikih sekaligus ahli hadits Adi bin Adi al-Kindi.

Gubernur Yordania adalah Imam Qadhi Ubadah bin Nissi.

Gubernur Yaman adalah orang shalih yang terpercaya yaitu,

Urwah bin Athiyyah As-Sa‟dii. Dan gubernur ar-Riqqah adalah

seorang Qadhi yang mulia, Salim bin Wabishah al-Abdi.

Sedangkan pengurus Baitul Mal diantaranya, Maimun bin

Mihran seorang ulama yang mulia pemegang harta Negara

daerah, sedangkan harta Negara pusat dipegang oleh Shalih bin

Jubair ash-Shuda‟I, Baitul Mal Yaman dipegang oleh seorang

Page 80: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

63

alim, Wahab bin Munabih dan Abu Zanad, sementara Umar bin

Maimun adalah kepala departemen pos Umar bin Abdul Aziz.

Page 81: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

64

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Konsep Kebijakan Fiskal Pada Masa Kekhilafahan Umar

Bin Abdul Aziz.

a. Langkah-langkah yang digunakan Umar dalam mencapai

keadilan ekonomi bagi rakyatanya.

1. Mengembalikan hak kepada yang berhak.

Umar melakukan reformasi ekonomi yang ia mulai dari

dirinya terlebih dahulu, yang pertama beliau lakukan adalah

menyerahkan seluruh kekayaan diri dan keluarganya yang beliau

rasa bukan menjadi haknya kepada kaum Muslimin melalui

Baitul Mal. Hal tersebut dilakukannya semata-mata untuk

membatalkan kezaliman dan mengembalikan hak kepada

pemiliknya.

2. Melakukan kebebasan ekonomi, yang disertai dengan batasan-

batasan.

Umar bin Abdul Aziz menegaskan pengertian kebebasan

ekonomi yang terikat, beliau menulis surat kepada gubernurnya,

hendaknya manusia bebas berniaga di daratan dan lautan, mereka

tidak boleh dihalang-halangi dan dipersulit.1

1 Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan Pemimpi n yang Adil, h. 464.

Page 82: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

65

Umar juga tidak ikut campur tangan dalam menetapkan

harga. Karena menurutnya penetapan harga itu dikembalikan

kepada Allah. Umar juga melarang jual-beli barang-barang yang

haram, seperti khamar.

Langkah-langkah yang dilakukan Umar bin Abdul Aziz

dalam mencapai keadilan ekonomi dengan mengembalikan hak-

hak kepada pemiliknya dan melakukan kebebasan ekonomi yang

terikat telah membuahkan hasil, hal tersebut ditandai dengan

semakin berkembangnya perekonomian rakyat karena membuat

rakyat akhirya terpacu untuk kreatif dalam berkarya dan

menyingkirkan semua kendala-kendala yang menghalanginya.

3.Menetapkan kebijakan pertanian yang adil.

1. Pelarangan menjual tanah kharaj

Pada masa kepemimpinan sebelum Umar bin Abdul Aziz

orang-orang melakukan praktek jual-beli tanah. Namun setelah

Umar memimpin tepatnya pada th. 100 H Umar melarangnya dan

kemudian beliau menulis surat kepada rakyatnya,

“Barang siapa membeli sesuatu setelah tahun seratus, maka

akadnya tertolak.”

Page 83: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

66

Maka tahun tersebut disebut dengan tahun al-muddah

(tempo atau batas, maka setelahnya masyarakat menahan diri

dengan tidak melakukan paraktek jual beli tanah.1

Dengan kebijakan pelarangan jual-beli tanah Kharaj,

namun tetap memberlakukan sepersepuluh atas hasilnya. Umar

telah menjaga sumber pemasukan negara yang utama. Kebijakan

tersebut juga berdampak kepada keadilan dalam masyarakat yaitu

dengan mengembalikan milik umum kepada rakyat bukan

menjadikannya sebagai milik perorangan yang terbatas.2

2. Memperhatikan para petani dan meringankan pajak kepada

mereka.

Para khalifah sebelumnya telah terbiasa menetapkan pajak

tinggi kepada para petani, juga pajak yang beragam, hal tersebut

membuat para petani keberatan sehingga mereka pun

menelantarkan lahan-lahan mereka. Akibatnya banyak tanah yang

terbengkalai, dan berdampak kepada kerugian negara dengan

berkurangnya sumber pemasukan negara. Pada saat Umar, beliau

berusaha menghapuskan semua pajak yang tidak sesuai dengan

ketetapn hukum. Diantaranya:3

1 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Umar bin Abdul Aziz, h.

294. 2 Ali Muhammad Ash-Shallabi, Umar bin Abdul Aziz Khalifah

Pembaharu dari Bani Umayyah, h.431. 3 Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan Pemimpin yang Adil, h. 468.

Page 84: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

67

Umar menghapus akad qubalah4 yang biasa dipraktikan di

Bashrah, Umar menghapus praktek kira-kira (mengira-ngira)

dalam menakar, dimana para petugas negara menetapkan harga

tinggi atas hasil pertanian melalui perkiraan lalu mereka meminta

para petani membayar kontan.

Umar bin Abdul Aziz juga menghapus pajak yang ditetapkan

atas orang-orang Yaman seperti kharaj, padahal tanah mereka

adalah sepersepuluh5.

Umar berusaha memangkas setiap perilaku-perilaku

yang menyimpang dan zhalim, karena perilaku tersebut

memberikan dampak yang buruk bagi perekonomian negara,

yang membuat para pemilik tanah tidak mampu menggarap

lahannya sendiri dan akhirnya terabaikan. Hasil pertanian

menurun dan menyebabkan kerugian bagi negara. Umar tidak

mau menerima pemasukan yang besar bagi negara namun dengan

cara yang lalim.

3. Upaya menghidupkan lahan-lahan yang mati.

Umar berusaha menghidupkan dan memperbaiki tanah-

tanah yang mati. Umar juga berupaya memanfaatkan tanah-tanah

4 Qubalah adalah penunjukkan seseorang sebagai penjamin untuk

mendapatkan tanah kharaj dengan upah tertentu yang terima untuk dirinya. 5 Tanah yang berstatus sepersepuluh adalah tanah-tanah yang

dihidupkan dan digarap kaum Muslimin dan ketika panen dikeluarkan

zakatnya sepersepuluh.

Page 85: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

68

shawafi6. Umar memandang bahwa hak kepemilikannya ada di

Baitul Maal. Umar melarang pengalihan hak milik pada tanah

tersebut dan memerintahkan untuk diberlakukan akad muzara‟ah

dengan bagi hasil, masing-masing mendapatkan setengah dari

hasilnya. Jika ia ditanami, maka sepertiga, jika ia tidak ditanami,

maka beliau memerintahkannya agar diberikan sehingga zakatnya

bisa sepersepuluh.7

4. Sikap Umar terhadap tanah terlindung (al-Hima)

Umar menghapus tatanan tanah terlindung untuk orang-

orang tertentu dan membukanya bagi seluruh rakyat tidak

dikhususkan bagi sekelompok orang semata. Namun meskipun

begitu, Umar tetap mengecualikan an-Naqi8 yang ditetapkan oleh

Rasulullah untuk unta-unta zakat. Dengan demikian tanah

terlindung menjadi milik rakyat , yang manfaatnya diberikan juga

kepada mereka.9

5. Membangun Sarana-Sarana Penunjang.

Pada masa pemerintahan al-Walid yang mana Umar

menjabat sebagai gubernur Madinah, telah dimulai

6

Yaitu tanah yang dikhususkan oleh penguasa untuk keluarganya.

Ada juga yang berpendapat, tanah atau kepemilikan yang ditinggalkan oleh

pemiliknya atau pemiliknya mati tanpa mempunyai ahli waris. Bentuk tunggal

(Shawafi) adalah shafiyah. 7 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Umar bin Abdul Aziz, h.

297. 8 Sebuah wilayah di daerah Muzainah.

9 Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Umar bin Abdul Aziz,

h.298.

Page 86: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

69

pembangunan-pembangunan infrastuktur dalam membantu

memperlancar pertanian masyarakat. Diantaranya penggalian

bi‟ru (sumur) al-Hafir yang airnya jernih, penggalian (terusan

selat) teluk diantara sungai Nil dan laut merah, untuk

memudahkan distribusi makanan dari Mesir ke Mekkah, dan

penggalian sungai di Basrah atas permintaan gubernurnya, yang

kemudian sungai ini diberi nama sungai Adiy.10

2. Kebijakan Fiskal Umar bin Abdul Aziz.

Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam

bidang yang berhubungan dengan perpajakan, penerimaan dan

pengeluaran dari keuangan. Kebijakan fiskal merupakan suatu

kewajiban negara dan menjadi hak bagi rakyatnya, sehingga

kebijakan fiskal bukanlah semata-mata sebagai suatu kebutuhan

untuk perbaikan ekonomi maupun untuk peningkatan

kesejahteraan rakyat semata, akan tetapi lebih dari itu merupakan

penciptaan mekanisme distribusi ekonomi yang adil. Karena

hakikat permasalahan ekonomi yang melanda umat manusia

adalah berasal dari bagaimana distribusi harta di tengah-tengah

masyarakat terjadi.11

Rasulullah adalah kepala negara pertama yang

mengenalkan konsep ekonomi Islam. Sesuatu yang revolusioner

10

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Umar bin Abdul Aziz Khalifah

Pembaharu dari Bani Umayyah, h. 46-437. 11

Lilik Rahmawati, “Kebijakan Fiskal dalam Islam”. Al-Qanun,

Vol. 11, No.2, Desember 2008, h. 443.

Page 87: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

70

yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah pembentukan

lembaga penyimpanan yang disebut Baitul Maal. Apa yang

dilakukan oleh Rasulullah itu merupakan proses penerimaan dan

pembelanjaan yang trasnparan. Baitul Maal dapat menjalankan

kebijakan fiskal karena sumber penerimaannya tidak terbatas pada

zakat saja. Namun mencakup pula kharaj, zakat, khums, jizyah dan

penerimaan lainnya seperti kaffarah.12

Pada masa Rasulullah Baitul Maal masih terletak di

masjid Nabawi yang ketika itu digunakan sebagai kantor pusat

negara. Karena pada saat itu belum ada tempat khusus untuk

Baitul Maal, karena harta yang masuk belum banyak dan selalu

habis dibagikan kepada kaum Muslimin. Pada masa Abu Bakar

Baitul Maal menjangkau lebih luas lagi, bukan hanya harta milik

umat tetapi juga milik negara. Pada masa Umar bin al-Khaththab

sudah memiliki tempat khusus bahkan dibangun pos-pos khusus.

Bahkan Umar mendirikan lembaga keuangan negara pertama

yang disebut ad-Diwan. Sedangkan kepemimpinan dua khalifah

sesudahnya menginduk kepada sistem yang digalakkan oleh

Umar namun sudah semakin luas. Dan pemasukan negara dijaga

dengan sangat hati-hati pada masa Khulafa ar-Rasyidin agar

senantiasa sesuai dengan aturan Allah dan tercipta

pendistribusian yang adil dan merata.

12

Ririn Noviyanti, “Pengelolaan Keuangan Publik Islam Perspektif

Historis”. IQTSHODIA, Vol.1, No.1, Maret 2016, h. 97.

Page 88: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

71

Namun pada masa kepemimpinan Bani Umayyah,

kondisi Baitul Maal mulai berubah. Al-Maududi menyebutkan,

jika pada masa sebelumnya Baitul Maal dikelola dengan penuh

kehati-hatian sebagai amanat Allah SWT dan amanah dari rakyat,

maka pada pemerintahan ini kekuasaan berada dibawah Khalifah

tanpa dikritik oleh rakyat. Keadaan tersebut berlangsung sampai

datangnya Khalifah ke-8 Bani Umayyah, yakni Umar bin Abdul

Aziz. Umar berupaya membersihkan Baitul Maal dari pemasukan

yang tidak halal dan berusaha mendistribusikannya kepada yang

berhak menerimanya. Umar membuat perhitungan dengan para

Amir bawahannya agar mereka mengembalikan harta yang

sebelumnya bersumber dari sesuatu yang tidak sah. Di samping

itu, Umar sendiri mengembalikan milik pribadinya sendiri, yang

pada saat itu berjumlah sekitar 40.000 dinar setahun, kepada

Baitul Maal.13

Terdapat beberapa kebijakan yang dicanangkan Umar

terkait keuangan publik, antara lain:

1. Mengembalikan zakat sebagai institusi utama pendapatan

negara

a. Menyalin dokumen Nabi tentang zakat

b. Membentuk tata kelola zakat yang rapi

2. Mengoptimalkan pendapatan kharaj

a. Perbaikan lahan pertanian

13

Ririn Noviyanti, “Pengelolaan Keuangan Publik Islam Perspektif

Historis”. IQTSHODIA, Vol.1, No.1, Maret 2016, h. 103-104.

Page 89: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

72

b. Menghentikan praktek privatisasi tanah kharaj

c. Beban kharaj yang adil dan fleksibel

3. Penetapan jizyah yang relatif tinggi

4. Kebijakan perpajakan yang adil

a. Menghapus pajak yang tidak sesuai syari‟at

b. Menerapkan prinsip keadilan dalam pemungutan pajak

5. Pemberantasan korupsi dan nepotisme

a. Mengembalikan madzalim

b. Memberantas korupsi

c. Melarang bisnis pejabat negara

d. Melarang pejabat menerima hadiah

e. Memberantas kerja paksa

f. Larangan pemanfaatan harta milik negara.

6. Gerakan penghematan, efisiensi, dan memangkas birokrasi.14

3. Sumber-Sumber Kebijakan Fiskal Umar bin Abdul Aziz

dalam Hal Pendapatan Negara.

Umar bin Abdul Aziz menghapus pajak-pajak yang

zhalim, menghapus jizyah bagi siapa saja yang masuk Islam,

memangkas pajak-pajak illegal dari petani, dan juga menghapus

pungli. Umar juga mengembalikan hak-hak Baitul Mal yang

dirampas secara zhalim oleh para pembesar dan pejabat yang

14

Ririn Noviyanti, “Pengelolaan Keuangan Publik Islam Perspektif

Historis”. h. 104-105.

Page 90: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

73

nakal. Umar juga menghemat anggaran militer dan birokrasi. Hal

ini menjadikan perekonomian negara stabil dan meningkat.15

Dalam mewujudkan kesejahteraan diantara umat dari sisi

perekonomiannya, Umar bin Abdul Aziz memulai kebijakannya

dengan menambahkan pengeluaran Baitul Maal demi

kepentingan rakyat. Umar membuat perhitungan dengan para

Amir bawahannya agar mereka mengembalikan harta yang

sebelumnya bersumber dari sesuatu yang tidak sah. Di samping

itu, Umar sendiri mengembalikan milik pribadinya sendiri, yang

waktu itu berjumlah sekitar 40.000 dinar setahun, ke Baitul Mal.

Harta tersebut diperoleh dari warisan ayahnya, Abdul Aziz bin

Marwan.16 Untuk memenuhi dan mengembalikan hak-hak umat

yang terzalimi, dan juga mengeluarkan sejumlah dana untuk

biaya operasional masyarakat seperti sarana dan prasarana

penunjang.

Sedangkan untuk sumber pemasukan negara, Umar bin

Abdul Aziz bukan menambah, justru mengurangi dan menghapus

pajak-pajak yang dinilai sebagai suatu kezaliman, menghapus

jizyah dari anggota masyarakat yang telah memeluk Islam,

15

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan Pemimpin yang Adil, h. 473. 16

Achmad Room Fitrianto. Baitul Mal Dalam Sistem Ekonomi. El-

Qist, Vol.04, N0.02, Oktober, 2014. h. 811

Page 91: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

74

menghapuskan pajak tambahan yang sebelumnya sering diambil

dari para petani.17

Pada masa Umar bin Abdul Aziz pendapatan negara

melalui Baitul Mal berasal dari zakat, jizyah, kharaj, cukai,

khumus dan fai‟. Pajak diterapkan atas individu (jizyah dan pajak

khusus muslim), tanah kharaj,dan usyur (cukai) atas barang-

barang impor dari negara yang mengenakan cukai terhadap

pedagang kaum muslimin, sehingga tidak memberikan beban

berat bagi masyarakat. Aspek politik dari kebijakan fiskal yang

dilakukan oleh khalifah adalah dalam rangka mengurusi dan

melayani umat.18

1. Zakat

Umar bin Abdul Aziz sangat serius dalam menangani

zakat, karena zakat merupakan hak Allah yang ditetapkan bagi

orang-orang fakir, miskin, dan lainnya. Dalam pengaturan

zakat,19

Umar senantiasa mengikuti jejak Rasulullah dan juga

keputusan-keputusan Umar bin al-Khaththab. Jika tidak ada

mustahiq zakat yang membutuhkan maka Umar

17

Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Umar bin Abdul Aziz, h.

300. 18

Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis,

(Jakarta: Kencana Predana media Group, 2008), h. 155. 19

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Umar bin Abdul Aziz Khalifah

Pembaharu dari Bani Umayyah, h. 438-439.

Page 92: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

75

memerintahkannya untuk digunakan membeli para hamba sahaya

dan memerdekakannya.20

Diantara bukti keseriusan Umar bin Abdul Aziz dalam

penerapan zakat antara lain:

1. Memilih para pegawai zakat yang amanah dan terpercaya.

2. Meminta para pegawainya untuk menuliskan bukti resi

pembayaran atau sejenis kwitansi bagi orang yang membayar

zakat hingga mereka tidak harus membayar kembali kecuali pada

tahun berikutnya.21

3. Umar bin Abdul Aziz dalam penerapan zakat mengambil

kebijakan untuk memperluas cakupan zakat, yang tercantum

dalam fikihnya seperti, zakat ikan, madu, dan lainnya.22

2. Jizyah

Jizyah adalah upeti yang terpikul pada pundak orang

yang berada di bawah tanggungan kaum muslimin yang diambil

dari orang-orang kafir setiap tahunnya. Hal ini berdasarkan al-

Qur‟an, as-Sunnah dan Ijma‟.23

Umar menghapus beban jizyah

20

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan Pemimpin yang Adil, h. 474. 21

Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Umar bin Abdul Aziz, h.

301. 22

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan Pemimpin yang Adil, h. 475. 23

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Umar bin Abdul Aziz Khalifah

Pembaharu dari Bani Umayyah, h. 442.

Page 93: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

76

dari orang-orang yang masuk Islam dan hanya menetapkannya

bagi orang-orang kafir.

Mekanisme penerapan jizyah pada pemerintahan Umar

bin Abdul Aziz, diantarannya:

1. Umar menghapus jizyah atas kaum Muslimin.

2. Umar berusaha mengangkat kezaliman terhadap ahli dzimmah.

Beliau membagi jizyah menjadi tiga tingkatan: orang kaya, kelas

menengah dan miskin.24

3. Umar mengambil jizyah dari para ahli dzimmah sesuai dengan

profesi yang mereka geluti, para pedagang diambil dari hasil

dagangannya, para pemilik tanah diambil dari hasil tanahnya, dan

para pekerja berasal dari hasil pekerjaannya.25

4. Umar menghapus jizyah atas orang-orang miskin, dan

membantunya dari Baitul Maal.

5. Umar menetapkan jizyah atas orang-orang Syam lebih tinggi

dari orang-orang Yaman, karena mereka lebih kaya.

6. Umar menggugurkan jizyah bagi siapa yang gugur dan wafat.

7. Umar meringankan pungutan jizyah dari penduduk Najran,

dari 2000 potong pakaian dikurangi hingga hanya 200 potong

pakaian saja.26

24

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Umar bin Abdul Aziz Khalifah

Pembaharu dari Bani Umayyah, h.447. 25

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Umar bin Abdul Aziz Khalifah

Pembaharu dari Bani Umayyah, h.442-443. 26

Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Umar bin Abdul Aziz, h.

303.

Page 94: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

77

3. Kharaj

Mekanisme penerapan kharaj pada masa pemerintahan

Umar bin Abdul Aziz, diantaranya:

Umar melarang penjualan tanah kharaj, sehingga dengan itu

beliau berhasil mempertahankan sumber pendapatan negara.

Umar disamping mengurusi kharaj, beliau juga

memperhatikan kehidupan para petani agar mereka fokus

mengurusi tanahnya, yaitu dengan membangun jalan-jalan dan

saluran-saluran irigasi. Jalan-jalan untuk memudahkan mereka

mengangkut hasil panennya, sedangkan saluran-saluran irigasi

dan sumber-sumber air agar memudahkan mereka mengairi

tanaman mereka dengan biaya yang lebih murah.27

Umar bin Abdul Aziz mewajibkan pajak kharaj hanya

kepada umat Islam dan jizyah (pajak jiwa) kepada non Muslim,

kebijakan ini diambil oleh Khalifah untuk mengimbangi

kewajiban kepada negara yang dikenakan kepada semua

penduduk. Jika non Muslim harus membayar pajak tanah (kharaj)

sedangkan mereka umumnya bukan dari kalangan orang yang

mampu, maka menurut Umar hal tersebut kurang adil. Orang non

Muslim cukup membayar pajak jiwa (jizyah) saja. Sementara

orang-orang Islam, harus membayar pajak tanah (kharaj), karena

27

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan Pemimpin yang Adil, h.478-479.

Page 95: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

78

sebagian besar mereka adalah orang-orang kaya dan mampu

membayar pajak.28

4. Al-Usyur

Perniagaan di masa Umar bin Abdul Aziz begitu

berkembang, sehingga negara mampu mengalokasikannya untuk

dana umum. Adapun langkah-langkah yang diambil Umar demi

kelancaran aktivitas roda perniagaan antara lain:

a. Menghapus pajak-pajak tambahan yang dulu sempat

ditetapkan atas lahan-lahan pertanian. Dan hanya membatasinya

pada usyur, dampaknya terjadi penurunan harga dari hasil

pertanian, sehingga pemintaan atasnya meningkat. Dan transaksi

perdaganganpun meningkat.29

b. Menghapus cara-cara kekerasan dalam mendapatkan hak

negara dari sisi finansial atas para pedagang dan lainnya.

c. Membangun tempat peristirahatan di jalan-jalan perniagaaan

di wilayah timur, karena kebanyakan perjalanan ke sana adalah

untuk berniaga. Umar meminta kepada para gubernurnya untuk

menyiapkan keperluan kaum Muslimin yang melakukan

perjalanan dan singgah di tempat itu selama sehari semalam dan

memberi makan hewan kendaraannya dari biaya negara. Ataupun

ada yang mau menambah waktu bagi yang sakit atau kehabisan

28

Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam,

(Yogyakarta: November 2010), h. 115. 29

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Umar bin Abdul Aziz Khalifah

Pembaharu dari Bani Umayyah, h. 446.

Page 96: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

79

bekal ataupun terkena rampok atau hilang oleh sebab apapun,

maka Umar memberinya bekal secukupnya untuk pulang ke

negerinya.30

d. Menahan pemberian kepada para pedagang agar perdagangan

menjadi sumber rizki mereka satu-satunya, menjadikan mereka

lebih giat menekuninya.

e. Membayar hutang orang-orang yang berhutang yang bukan

untuk melakukan hal yang sia-sia dan foya-foya.

f. Umar meletakkan standar penyatuan ukuran takaran dan

timbangan di seluruh penjuru negeri dan menjadikannya sebagai

peraturan dasar negera.31

g. Melarang para gubernur dan pejabat negara untuk berniaga,

agar kehadiran mereka di pasar tidak merusak persaingan sehat

diantara para pedagang, yang Umar bin Abdul Aziz khawatirkan

akan berpengaruh terhadap penetapan harga.32

5. Ghanimah dan Fai’

Ketika Umar diangkat menjadi khalifah ia tidak banyak

melakukan penaklukan atau pembukaan suatu wilayah.

Melainkan lebih terfokus pada perbaikan kondisi dalam negeri.

Umar hanya melakukan aktivitas dakwah kepada penguasa dan

30

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan Pemimpin yang Adil, h. 481. 31

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan Pemimpin yang Adil, h.482. 32

Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Umar bin Abdul Aziz, h.

306.

Page 97: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

80

memberi teladan yang baik. Oleh karena itu tidak banyak harta

ghanimah yang masuk ke dalam kas negara.33

Dalam kebijakan belanja umum Umar bin Abdul Aziz

mengalokasikannya pada pembelanjaan untuk jaminan sosial,

fakir dan miskin, Gharim (orang yang menanggung hutang), para

musafir dan ibnu sabil, hamba sahaya, daan sektor-sektor lainnya.

Umar sangat berhati-hati sekali dalam membelanjakan

harta umat, untuk sebisa mungkin tidak melakukan pemborosan

dan menghamburkan harta untuk yang sia-sia. Ia selalu

mengarahkannya untuk kemaslahtan Umat dan senantiasa sesuai

dengan hukum Allah.

B. Dampak Kebijakan Fiskal Umar dalam Keberhasilannya

Mengentaskan Kemiskinan.

Pengaruh yang sangat dirasakan dari kebijakan ekonomi

Umar bin Abdul Aziz adalah dari aplikasi kebijakan fiskal yang

berdampak pada pengentasan kesmiskinan pada masa

kepemimpinanya.

Dampaknya bisa dilihat dari pendistribusian sumber-

sumber pemasukan Baitul Maal kepada masyarakat dari

kebijakan fiskal ini seperti zakat, kharaj, jizyah, usyur dan

ghanimah.

Pertama, adalah pendistribusian zakat. Kesejahteraan

itu berasal dari ketakwaan Umar, yang mana memberikan efek

33

Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Umar bin Abdul Aziz,

h.307.

Page 98: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

81

yang nyata terhadap pembayaran zakat secara langsung oleh

rakyat kepada negara, karena rakyat begitu percaya bahwa

pemimpinnya tidak akan menyia-nyiakan hartanya dan

mendistribusiannya kepada yang berhak. Ketika mereka

mengetahui Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah, masyarakat

berbondong-bondong membayar zakat kepada negara.

Terdapat kisah yang sangat menarik dari pendistribusian

zakat di masa Umar. Dimana kesejahteraan rakyat di masa

Umayyah betul-betul terjamin.Cerita tentang harta zakat yang

tidak terdistribusikan karena tidak adanya fakir miskin yang

berhak menerima zakat kembali terulang. Yahya bin Said,

seorang petugas zakat pada waktu itu berkata, “Saya pernah

diutus oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz untuk memungut zakat

ke Afrika. Setelah memungutnya, saya bermaksud untuk

membagikannya kepada fakir miskin.Namun saya tidak

menemukan seorang pun. Umar bin Abdul Azis telah

menjadikan semua rakyatnya hidup dalam kecukupan ekonomi.

Akhirnya saya putuskan untuk membeli budak lalu

memerdekakannya.34

Kedua, dampak perndistribusian dari jizyah. Perbaikan

yang dilakukan Umar dari pengambilan jizyah, mempunyai

pengaruh terhandap pemasukan finansial Baitul Maal. Salah

satunya adalah penghapusan jizyah dari siapa saja saja yang

34

Ririn Noviyanti, Pengelolaan Publik Islam dalam Persperktif

Historis, h. 104.

Page 99: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

82

masuk Islam, yang mana menambah kepercayaan rakyat kepada

pemimpin.35

Ketiga, dampak pendistribusian dari kharaj. Kharaj

pada masa Umar mencapai rekor pemasukan diatas rata-rata,

seperti di Khurasan kharaj di sana melebihi kebutuhan negara.,

begitupun di Irak merupakan pendapatan kharaj terbesar bagi

negara. Dampaknya bagi negara adalah membantu terwujudnya

sasaran-sasaran ekonomi dalam bentuk dukungan terhadap

proyek pembangunan infranstruktur, proyek-proyek produktif,

membiayai yang miskin, karena pendapatan dari kharaj sifatnya

fleksibel, tidak seperti zakat yang sudah terdapat ketentuannya

dalam al-Qur‟an.36

Keempat, dampak peningkatan pendapatan dari usyur

adalah membuka pendapatan baru bagi negara terbuka dan Umar

bisa mengalokasikannya kepada anggaran belanja umum.37

Kelima, dampak pendistribusian dari ghanimah dan fai‟

adalah membantu mewujudkan keadilan di kalangan masyarakat

dan terkikisnya kezhaliman.38

C. Hari-Hari Terakhir dan Wafatnya Umar bin Abdul Aziz.

35

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan Pemimpin yang Adil, h. 478 36

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan Pemimpin yang Adil, h.479. 37

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan Pemimpin yang Adil, h. 482. 38

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Perjalanan Hidup Khalifah yang

Agung Umar bin Abdul Aziz Ulama dan Pemimpin yang Adil, h. 485.

Page 100: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

83

Umar menyampaikan pidato terakhir kalinya kepada

masyarakat ketika beliau berada di Qanashirah. Di dalam pidato

tersebut beliau mengingatkan masyarakat agar senantiasa

mempersiapkan amal shaleh sebagai persiapan untuk menghadapi

hari pembalasan. Senantiasa tunduk dan takut kepada Allah, dan

jangan terlena dengan dunia yang fana ini.

Setelah itu Umar bin Abdul Aziz menangis dan rakyat

pun ikut menangis. Dan itulah pidato terakhir kalinya yang

disampaikan Umar.39

Umar bin Abdul Aziz merupakan pemimpin yang sholih,

adil dan senantiasa memimpin sesuai dengan syari‟at Islam.

Namun, sebaik-baiknya pemimpin selalu ada orang tidak

menyukainya. Begitupun yang terjadi kepada Umar bin Abdul

Aziz, pasalnya, para keluarga Bani Umayyah merasa tersingkir

dan terbatas atas kebijakan yang diterapkan Umar bin Abdul

Aziz, yaitu dengan mengurangi fasilitas negara yang dinikmati

para keluarga Bani Umayyah.

Sesungguhnya Umar senantiasa berbuat adil dalam setiap

kebijakannya, namun mereka merasa Umar telah menyingkirkan

mereka dari pemerintahan. Bahkan harta yang sudah di tangan

mereka pun, Umar kembalikan kepada yang berhak. Mereka

memandang, bahwa Umar bin Abdul Aziz telah menjadi

39

Ali Muhammad Ash-Shalabi, Biografi Umar bin Abdul Aziz, h.

380.

Page 101: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

84

penghalang bagi mereka dalam mengecap kehidupan yang

mewah dan penuh dengan foya-foya seperti apa yang telah

menjadi kebiasaan mereka terdahulu.40

Hal inilah yang menjadi

latar belakang keluarga Bani Umayyah meracuni Umar dan

hendak menyingkirkannya dari tampuk kekuasaan. Akhirnya

mereka membuat makar untuk meracuni Umar bin Abdul Aziz.41

Adapun orang yang ditunjuk sebagai eksekutornya

adalah pelayan yang sehari-hari menyiapkan makanan dan

minuman untuk Umar. Diriwayatkan bahwa pelayan tersebut

diiming-imingi untuk dimerdekakan dan diberikan seribu dinar

jika ia sukses menjalankan misinya tersebut.

Setap kali pembantu itu hendak melakukan niat jahatnya,

ia merasa khawatir dan resah. Kemudian mereka mengancam

pembantu itu, jika tidak mau melakukannya, maka ia akan

dibunuh. Akhirnya, dengan perasaan harap-harap cemas,

pembantu itu memasukkan racun yang ia sembunyikan dibalik

kukunya, ketika hendak menghidangkan minuman untuk Umar

bin Abdul Aziz. Setelah meminumnya, Umar merasa ada sesuatu

yang aneh terjadi pada perutnya.

Persiapan Umar menjelang wafatnya:

1. Membeli sendiri tanah pemakamannya seharga dua dinar.

40

K.H. Firdaus A.N., Kepemimpinan Khalifah Umar Bin Abdul

Aziz, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya), h. 203. 41

Herfi Ghulam Fauzi, 29 Bulan Mengubah Dunia, h. 130.

Page 102: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

85

2. Menulis surat kepada khalifah pengganti Umar, yaitu Yazid

bin Abdil Malik ketika tengah menghadapi sakaratul maut.

3. Nasihat Umar untuk anak-anaknya.42

Kemudian, tepat pada hari Jum'at, 20 Rajab, tahun 101 H.

Umar bin Abdul Aziz pergi menghadap Sang Maha Pencipta.

Setelah terbaring dalam sakit selama dua puluh hari. Saat itu

usianya baru genap empat puluh tahun. Masih sangat muda.

Namun jasa-jasanya untuk umat Islam sudah sangat banyak.43

Dua puluh sembilan bulan lebih empat hari berlalu.

Dalam waktu yang sesaat itu, Umar bin Abdul Aziz telah

mengabdikan dirinya untuk umat. Melayani masyarakat.

Memprioritaskan rakyat. Dengan segenap keteguhan hati dan

ketulusan niat.

42

K.H. Firdaus A.N., Kepemimpinan Khalifah Umar Bin Abdul

Aziz, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya), h. 208. 43

Ali Muhammad Ash-Shallabi, Umar bin Abdul Aziz Khalifah

Pembaharu dari Bani Umayyah, h. 571.

Page 103: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Umar bin Abdul Aziz merupakan seorang yang sangat beruntung

karena merupakan keturunan dari dua nashab besar, dari sang ibu

beliau merupakan cicit Umar bin al-Khaththab yang mewarisi

ketangguhan, ketegasan, keteladanan serta keshalehan dari Umar

I, dari sang ayah beliau merupakan keturunan para khalifah Bani

Umayyah karena ayahnya Abdul Aziz merupakan anak dari

Marwan. Umar bin Abdul Aziz sendiri merupakan khalifah ke-8

dari Bani Umayyah.

Umar bin Abdul Aziz tidak lama menjadi penguasa

dinasti Bani Umayyah. Beliau hanya memimpin dua setengah

tahun tepatnya 29 bulan 10 hari. Namun, beliau memanfaatkan

waktu yang sedikit itu dengan sangat baik. Hal yang sangat

membekas pada kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz adalah

mengentaskan kemiskinan dalam waktu singkat yang berdampak

pada kesejahteraan umat secara keseluruhan.

Dari uraian pemasalan dalam pembahasan sebelumnya,

dapat ditarik menjadi dua kesimpulan:

1. Salah satu kunci kesejahteraan itu berasal dari kebijakan fiskal

yang diterapkan oleh Umar bin Abdul Aziz pada masa

kepemimpinanya. Dalam pencapaian keadilan ekonomi bagi

rakyatnya Umar menggunakan langkah-langah nyata seperti,

Page 104: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

87

mengembalikan hak kepada yang berhak, menghadirkan

kebebasan ekonomi namun dengan disertai batasan-batasan

tertentu, dan juga beliau menetapkan kebijakan yang adil bagi

rakyatnya dengan melarang penjualan tanah kharaj,

memperhatikan para petani dan meringankan pajak mereka,

berusaha menghidupkan tanah-tanah mati dan tanah-tanah

terlindung, dan yang terakhir adalah memberikan sarana-sarana

penunjang untuk memudahkan dan melancarkan mereka

bercocok tanam.

Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah dalam

bidang yang berhubungan dengan perpajakan, penerimaan dan

pengeluaran dari keuangan. Kebijakan fiskal merupakan

kebijakan yang sangat penting dan wajib ditunaikan oleh negara

atas rakyatnya. Kebijakan fiskal bukan hanya bertujuan

memperbaiki ekonomi saja, tetapi yang lebih dikedepankan

adalah terciptanya mekanisme distribusi ekonomi yang adil dan

merata. Sebab hakikat permasalahan ekonomi yang melanda

masyarakat berasal dari cara pendistribusian harta di tengah-

tengah mereka.

Pada masa Umar bin Abdul Aziz Baitul Maal diletakan

ditempat yang semestinya, yang mana sebelumnya telah dirampas

secara zhalim oleh para pembesar Bani Umayyah yang nakal.

Umar juga menghemat anggaran militer dan birokrasi. Yang

berdampak pada kestabilan dan peningkatan ekonomi negara.

Page 105: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

88

Umar bin Abdul Aziz memulai kebijakannya dengan

menambahkan pengeluaran Baitul Maal. Pendapatan negara pada

masa Umar berasal dari zakat, jizyah, kharaj, cukai, khumus dan

fai‟.

2. Implementasi kebijakan fiskal pada masa Umar bin Abdul

Aziz dengan tujuan meraih kesejahteraan ekonomi yang merata

dengan mengubah penerimaan dan pengeluaran melalui

pengelolaan dana jizyah, pengelolaan tanah mati, mereformasi

pengelolaan zakat sebagai institusi utama pendapatan negara,

mengoptimalkan pendapatan kharaj, menetapkan kebijakan

perpajakan yang adil, memberantas korupsi dan nepotisme, dan

yang terakhir adalah melakukan gerakan penghematan, efisiensi,

dan memangkas anggaran birokrasi yang tidak perlu.

3. Pengaruh yang dirasakan dari kebijakan ekonomi Umar bin

Abdul Aziz berasal dari kebijakan fiskal yang berdampak pada

pengentasan kemiskinan pada masa kepemimpinannya.

Dampaknya bisa dilihat dari pendistribusian sumber-sumber

pemasukan Baitul Maal dari kebijakan fiskal ini. Seperti

pendistribusian zakat, berkat ketakwaan yang dimiliki Umar,

menjadikan rakyat begitu percaya terhadap pemerintah dan

mendorong masyarakat berbondong-bondong membayar zakat

kepada negara dan menjadikan peningkatan pemasukan zakat

kepada negara. Kedua, pendistribusian jizyah, perbaikan yang

dilakukan Umar dengan menghapus jizyah dari orang yang sudah

masuk Islam berdampak pada masuknya ahlu dzimmah secara

Page 106: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

89

berjama‟ah menambah pemasukan zakat bukan jizyah kepada

negara. Ketiga, dari pendistribusian kharaj, kharaj pada masa

Umar mencapai rekor pemasukan di atas rata-rata yang mampu

membantu pembangunan proyek infrastruktur, produktif dan

membiayai rakyat miskin. Terakhir dari usyur, ghanimah dan fai‟

memberikan dampak pada terbukanya pendapatan ekonomi

negara yang dapat dialokasikan kepada belanja umum negara,

juga membantu mewujudkan keadilan dan mengikis kezhaliman

oleh kebijakan politik yang diarahkan oleh Umar demi

terciptanya kesejahteraan di tengah masyarakat.

Keberhasilan penerapan kebijakan fiskal Umar bin Abdul

Aziz tidak terlepas dari aspek politiknya yaitu dalam rangka

mengurusi dan melayani umat.

B. Saran

Umar bin Abdul Aziz telah menjadi proklamator dalam

melakukan reformasi ekonomi dalam bentuk kebijakan

pembangunan ekonomi modern, yang berhasil mencapai

keseimbangan bahkan terjadi surplus pendapatan dalam neraca

anggaran negara, tidak lain semua anggaran itu dipergunakan

untuk memperbaiki kondisi rakyatnya dalam semua dimensi baik

dalam dimensi spiritual maupun matriil, untuk memenuhi

kebutuhan rakyatnya sehingga semuanya hidup dalam peringkat

ekonomi yang cukup, secara ringkasnya Umar bin Aziz telah

mampu mendesain rakyatnya dengan kemakmuran dan

kesejahteraan.

Page 107: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

90

Penulis pun berusaha untuk menambah khazanah perihal

Umar bin Abdul Aziz dan kebijakan-kebijakannya. Namun,

penulis mengalami kesulitan dan keterbatasan dalam mengakses

sumber primer lainnya. Oleh karenanya, penulis menyarankan

untuk yang hendak melakukan penelitian yang sama, sebaiknya

melakukan kajian lebih dalam untuk bisa mendapatkan data lebih

lengkap. Agar semakin memperkaya khazanah keilmuan di masa

mendatang.

Page 108: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

91

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah,

Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.

Aziz Dahlan, Abdul. Ensiklopedia Hukum Islam, Jakarta,

PT Intermasa, 1996

A.N, K.H.Firdaus. Kepemimpinan Khalifah Umar bin

Abdul Aziz . Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1988

As-Dimasyqi, Abu Al-Fida Al Hafiz Ibnu Katsir. Al-

Bidayah wa An-Nihayah. Jedah: Darul Ashfahani. 1998.

Al-„Isy, Yusuf. Sejarah Dinasti Umawiyah, terj. Iman

Nurhidayat dan Muhammad Khalil, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,

2007.

Al-„U sairy, Ahmad. Sejarah Islam, Jakarta: Akbar

Media, 2003.

Al- Jauzi, Ibnu. Sirah Umar bin Abdul Aziz, Beirut: Dar

al-Kutub al-Ilmiyah. t.t.

Al- Jauzi, Abdurrahman Ibnu. Siroh Wa Manaqib Umar

bin Abdul Aziz, al-Khalifah az-Zahid, Dar al-Kutub AL-Ilmiyah:

Beirut, 1984

As-Suyuthi, Imam. Tarikh Khulafa‟ Sejarah para

Penguasa Islam, terj. Samson Rahman, Jakarta: Pustaka al-

Kautsar, 2012.

Al-Qasim bin Sallam, Abu Ubaid. Al-Amwal. Beirut :

Darul Fikri. 1088.

______ . Kitab Al-Amwal. Terj. Setiawan Budi Utomo.

Jakarta: Gema Insani, 2006.

Page 109: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

92

Chamid, Nur. Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi

Islam, Yogyakarta: November 2010.

Farid. Ahmad, 60 Biografi Ulama Salaf. Cet. VII Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2012

Fauzi, Herfi Ghulam. Umar bin Abdul Aziz 29 Bulan

Mengubah Dunia, E-book Cahaya Siroh.com, Agustus 2012.

Haque, M. Atiqul. Seratus Pahlawan Muslim yang

Mengubah Dunia, Jogjakarta: DIGLOSSIA, 2007.

Huda, Nurul, et al. Ekonomi Makro Islam : Pendekatan

Teoritis, Jakarta: Kencana

Hitti, Philip K. History of The Arabs. Terj R. Cecep

Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi. Jakarta: PT Serambi

Ilmu Semesta, 2010.

Imarah, Muhammad. 45 Tokoh Pengukir Sejarah. Terj.

Ahmad Syakur. Surakarta: Era Intermedia, 2009.

Kan‟an, Muhammad ibnu Ahmad. Daulah Bani

Umayyah: fragmen sejaah Khalifah Islamiah sejak era

Muawiyah bian Abi Sofyan hingga Marwan bin Muhammad (41

H/661 M-132 H/ 749 M) terj: Erwan Raihan, Sukoharjo: Al-

Qowam, 2015.

Madjid, M. Dien dan Johan Wahyudi. Ilmu Sejarah

Sebuah Pengantar, Jakarta:Kencana, 2014., 2008.

Mufrodi, Ali. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab,

Jakarta: Logos, 1997.

Muhammad ash-Shallabi, Ali. Perjalanan Hidup

Khalifah yang Agung Umar Bin Abdul Aziz Ulama dan Pemimpin

yang Adil, terj. Izzudin Karimi, Lc., Jakarta: Darul Haq, 2014.

Page 110: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

93

______. Umar bin Abdul Aziz Khalifah Pembaru dari

Bani Umayyah, terj. Shofau Qolbi, Jakarta: Al-Kautsar, 2010.

______ . Biografi Umar bin Abdul Aziz. Terj. M. Faqih.

Jakarta: Beirut Publishing. 2014.

Muhammad bin Ahmad, Syamsudin. Siyar A‟lam an-

Nubala‟, Beirut: Mu‟assasa ar-Risalah, 1981.

Muhammad Khalid, Khalid. Mengenal Pola

Kepemimpinan Umat dari Karakteristik Perilaku Khalifah

Rasulullah, terj. Muhyuddin Syaf. Bandung: CV Dipenogoro,

1998.

Mursi, Muhammad Said, Tokoh-tokoh Besar Islam

Sepanjang Sejarah. Terj. Khoirul Amru Harahap, Lc, MHI. Dan

Achmad Faozan, Lc, M.Ag. Editor: Muhammad Ihsan, Lc. Cet. I.

Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2007.

Nasution, Harun. Teologi Islam: Aliran-aliran, Sejarah

Analisa dan Perbandingan, Jakarta: UI Press, 1986.

Sou‟yb, Joesoef. Sejarah Daulah Umayyah I di

Damaskus, Jakarta: Bulan Bintang, 1977.

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 1996.

Jurnal:

Hafidhudin, Didin. Peran Strategis Organisasi Zakat

Dalam Menguatkan Zakat di Dunia., Jurnal Ekonomi Islam Al-

Infaq,Universitas Ibnu Khaldun. Volume 2, No. 1, Maret, 2011

Page 111: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

94

Jabir, Muh. Dinasti Bani Umayyah di Suriah

(Pembentukan, Kemajuan, Dan Kemunduran), Jurnal Hunafa

Vol. 4 no. 3, September 2007.

Zuhri Qudsy. Saifudin. Umar bin Abdul Aziz dan

Semangat Penulisan Hadist, Jurnal ESENSIAVol. XIV No. 2

Oktober 2013.

Rahmawati, Lilik. “Kebijakan Fiskal dalam Islam”. Al-

Qanun, Vol. 11, No.2, Desember 2008

Noviyanti, Ririn. “Pengelolaan Keuangan Publik Islam

Perspektif Historis”. IQTSHODIA, Vol.1, No.1, Maret 2016, h.

97.

Room Fitrianto, Achmad. Baitul Mal Dalam Sistem

Ekonomi. El-Qist, Vol.04, N0.02, Oktober, 2014.

Jajuli, Sulaeman. Kebijakan Fiskal dalam Perspektif

Islam (Baitul Maal sebagai Basis Pertama Dalam Pendapatan

Islam), AD-DEENAR, JURNAL EKONOMI DAN BISNIS

ISLAM

Fathurrahman, Ayief. Memahami Kebijakan Ekonomi

Politik Tiga Khalifah, JES. Vol. 2, No.2, Maret 2018.

Page 112: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

95

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Sumber: muttaqin.id

Page 113: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

96

SILSILAH KHALIFAH-KHALIFAH BANI UMAYYAH

Umayyah

Abu Al-'as

Al-hakam

Marwan I (4)

Muhammad

Marwan II (14)

Abdul Malik (5)

Al Walid (6)

Yazid III (12)

Ibrahim (13)

Sulaiman (7)

Yazid II (9)

Al-walid II (11)

Abdul Rahman

Hisyam (10)

Muawiyyah

Abdul Aziz

Umar Bin

Abdul Aziz (8)

Harb

Abu Sufian

Muawiyyah I (1)

Yazid I (2)

Muawiyyah II (3)

Page 114: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

97

Sumber : nu.or.id.

Page 115: Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan

98

Makam Umar bin Abdul Aziz yang terletak di masjid Umar

bin Abdul Aziz di Kota Homs, Suriah.

Sumber : https://hikmah-harian

republika.blogspot.com/2014/05/mozaik-makam-pemimpin-

umat-di-suriah.html