DAFTAR ISI
Kata PengantariDaftar Isiii
BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang11.2. Rumusan Masalah21.3.
Tujuan Penulisan2BAB II PEMBAHASAN2.1. Definisi Topik dan
judul32.2. Definisi Tema dan Tesis42.3. Kerangka (Outline)
Karangan62.4. Bentuk Kerangka Karangan72.5. Pola Penyusunan
Kerangka Karangan102.5.1. Pola Alamiah112.5.2. Pola Logis132.6.
Pengertian Mengarang dan Karangan162.7. Penggolongan Karangan
Menurut Bobot Isinya172.7.1. Karangan Ilmiah, Semiilmiah, dan
Nonilmiah172.7.2. Ciri Karangan Ilmiah dan Semiilmiah182.8.
Penggolongan Karangan menurut Cara Penyajian dan Tujuan
Penulisannya192.8.1. Karangan Deskripsi202.8.2. Karangan
Narasi222.8.3. Karangan Eksposisi (Pemaparan)252.8.4. Karangan
Argumentasi (Pembahasan)282.8.5. Karangan Persuasi
(Pengajakan)302.8.5.1. Persuasi Politik302.8.5.2. Persuasi
Pendidikan332.8.5.3. Persuasi Advertensi/Iklan342.8.5.4. Persuasi
Propaganda352.8.6. Karangan Campuran37BAB III PENUTUP3.1.
Simpulan393.2. Saran39DAFTAR PUSTAKA40
BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangMenulis pada hakekatnya dalah
suatu kegiatan yang dapat dengan mudah dilakukan oleh setiap orang
terutama bagi yang telah bebas B3, yaitu Buta Huruf, Buta Aksara
dan Buta Pengetahuan Dasar. Namun kenyataannya banyak orang yang
mengaku tidak bisa atau tidak pandai menulis, meskipun dia adalah
seorang sarjana. Hal ini dapat dipahami sebab menulis bukan
semata-mata aktivitas untuk merangkaikan huruf menjadi kata, dan
merangkaikan kata menjadi kalimat. Lebih dari itu, menulis adalah
upaya merangkaikan ide, gagasan dan atau pemikiran kedalam kalimat
secara permanen, sehingga dapat dimengerti/dipahami oleh pihak
lain, bahkan dapat digunakan untuk mempengaruhi ide, gagasan dan
atau pemikiran orang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
menulis merupakan suatu aktivitas yang gampang-gampang susah.
Artinya untuk sekedar memindahkan ide, gagasan atau bahasa lisan
kedalam bahasa tulisan adalah sesuatu yang cukup mudah. Namun untuk
mampu menyusun sistematika pemikiran, penggunaan ejaan dan tanda
baca yang baik serta kedalaman dan ketajaman materi adalah sesuatu
yang sangat sulit. Untuk itu keterampilan dan kemampuan menulis
harus terus dibina/dilatih dengan disertai pengetahuan dan
kemampuan yang memadai dalam aspek-aspek yang terkait dengan
penulisan.Dalam hal ini menulis sebuah karya ilmiah tidaklah mudah
karena dibutuhkan ketekunan, ketelitian, kesabaran, usaha yang
maksimal, kerja keras dan kemauan dalam mencari berbagai sumber
informasi yang sesuai sehingga dapat menghasilkan sebuah tulisan
yang baik dan bermanfaat untuk orang lain.
1.2 Rumusan Masalah1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam
membuat suatu kerangka karangan?2. Bagaimana bentuk dan pola dari
suatu karangan?3. Bagaimanakah cara menulis sebuah karangan?4. Apa
sajakah penggolongan dari suatu karangan?
1.3 Tujuan Penulisan1. Mengetahui definisi dari Topik, Tema dan
Kerangka Karangan2. Dapat membedakan bentuk dan pola karangan
berdasarkan jenisnya3. Menjelaskan perbedaan mengarang dan
karangan4. Mengetahui penggolongan dari suatu karangan beserta
jenis dan contoh karangannya.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Definisi Topik dan JudulTopik berarti pokok pembicaraan,
pokok permasalahan, atau masalah yang dibicarakan, sedangkan topik
karangan adalah suatu hal yang akan digarap menjadi karangan. Topik
karangan merupakan jawaban atas pertanyaan Masalah apa yang akan
ditulis? atau Hendak menulis tentang apa? Sangat banyak
permasalahan disekitar kita yang dapat dijadika topik dalam menulis
sebuah karangan seperti: putus sekolah, pengangguran, kenaikan
harga, keluarga berencana, polusi, kenakalan ramaja, dan
sebagainya. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang
bersifat umum dan belum terurai. Perlu diketahui, topik karangan
ilmiah harus tentang sesuatu yang nyata, tidak boleh abstrak.Adapun
judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau penjabaran dari
topik. Judul lebih spesifik bila dibandingkan dengan topik dan
sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan
dibahas. Dari uraian tersebut dapat diketahui persamaan dan
perbedaan antara topik dan judul. Topik dan judul dapat memiliki
persamaan dalam hal sama-sama dapat menjadi judul karangan. Namun,
antara keduanya terdapat perbedaan. Topik adalah payung besar yang
bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang penulisnya,
sedangkan judul lebih spesifik dan telah mengandung permasalahan
yang lebih jelas atau lebih terarah dan sering telah menggambarkan
sudut pandang penulisnya.Dalam penggarapan karangan ilmiah misalnya
skripsi, judul memang ditetapkan pada awal proses penulisan, yaitu
pada waktu pengajuan outline. Untuk diketahui, sebenarnya proses
pembuatan judul itu tetap berawal dari pemilihan
topik. Dalam hal ini, disiplin ilmu, jurusan, bidang
spesifikasi/kajian yag diambil oleh mahasiswa penyusun skripsi
itulah yang menjadi topik utama skripsinya. Perhatikan contoh topik
dan judul berikut ini.TopikJudul
1. Pertandingan Sepak Bola PSMS Melawan Persiba. PSMS dan Persib
akan Menggoyang Stadion Senayanb. Ini Dia, Dua Musuh Bebuyutan Adu
Kekuatan di Senyan
2. Putus Sekolaha. Kiat Menekan Tingginya Angka Putus Sekolahb.
Masalah Angka Putus Sekolah, PR bagi Ahli Pendidikan
2.2 Definisi Tema dan TesisTema berarti pokok pemikiran, ide,
atau gagasan tertentu yang akan dituangkan oleh penulis dalam
karangannya. Tema adalah sesuatu yang melatarbelakangi dan
mendorong seseorang menuliskan karangannya. Ide yang kita tangkap
setelah membaca tulisan seseorang terlepas dari kita menyetujui
atau menolak pemikiran penulisnya, itulah yang disebut tema. Tema
yang kita peroleh serelah selesai membaca karangan seseorang
disebut tema akhir. Dalam karya ilmiah mahasiswa, tema harus
dirumuskan sejak awal untuk diketahui oleh dosen pembimbing karya
tulis. Tema seperti itu disebut tema awal.Tesis adalah pernyataan
singkat tentang maksud dan tujuan penulis. Karena itu, tesis sering
disebut pengungkapan maksud. Dalam karangan ilmiah murni, tesis
sering disebut dengan istilah hipotesis, yaitu pernyataan yang
masih rendah,
dan oleh karena itu perlu dibuktikan kebenarannya. Perhatikan
contoh dibawah ini.1) Topik: Cara Mengemukakan Pendapat yang
EfektifTesis: Cara mengemukakan pendapat secara logis dan
sistematis dengan menggunakan bahasa yang tepat dan cocok. 2)
Topik: Dampak Buruk AborsiTesis: Dampak buruk aborsi ditinjau dari
sudut pandang kesehatan, moral, dan agama.3) Topik: Kelangkaan BBM
di beberapa kota di IndonesiaTesis : Kelangkaan BBM di beberapa
kota disebabkan oleh kelemahan manajemen pertamina.
Dalam contoh berikut ini tampak jelas kedudukan tema dalam suatu
kerangka karangan.Topik: Kemacetan Lalu-lintasSubtopik: Upaya
Mengatasi Kemacetan Lalu-lintasJudul: (dapat dirancang sesuai
dengan selera asal relevan dengan topik), misalnya1. Macet Lagi,
Macet Lagi, ... Pusing!2. Lalu-lintas Macet, Penyakit Modernisasi3.
Kemacetan Lalu-lintas Dapat Memicu Stres.Tema: Upaya mengatasi
kemacetan lalu-lintas bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab
aparat kepolisian, melainkan juag menjadi tanggungjawab seluruh
warga masyarakat pemakai jalan. Permasalahan lalu lintas tidak
mungkin dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait. Dalam
hal ini yang paling diperlukan adalah kesadaran berlalu-lintas
secara baik, teratur, sopan, dan bertanggungjawab.
Perumusan tema seperti contoh di atas pasti akan memudahkan
penulis menyusun kerangka karangan. Penyusunan pokok-pokok bahasan
dalam kerangka karangan akan lebih sulit dilakukan jika hanya
berpatokan pada judul, apalagi pada topik, sebab topik dan judul
belum terurai.
Tema yang dirumuskan itu bukanlah satu-satunya yang dapat
diketengahkan dari topik diatas. Masih banyak tema lain yang dapat
dituangkan sesuai dengan pokok pikiran dan tujuan yang hendak
dicapai oleh penulis. Seperti halnya topik, tema pun perlu dibatasi
dan diarahkan pada fokus atau titik perhatian tertentu.
2.3 Kerangka (Outline) Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagan dan
penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur
hubungan antara gagasan-gagasan. Melalui kerangka karangan
pengarang dapat melihat kekuatan dan kelemahan dalam perencanaan
karangannya. Dengan cara ini pengarang dapat mengadakan penyesuaian
sebelum menulis (bandingkan dengan blue print atau cetak biru
pembangunan gedung).
Kerangka karangan mengandung rencana kerja menyusun karangan.
Kerangka karangan akan mengarahkan penulis menggarap karangan
secara teratur. Kerangka juga akan membantu penulis membedakan mana
ide utama dan mana ide tambahan.
Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus-menerus untuk
mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat
berbentuk catatan-catatan sederhana, tetapi dapat juga mendetail.
Kerangka karangan yang
belum final disebut outline atau kerangka sementara, sedangkan
kerangka yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final
atau kerangka mantap.
Dalam proses penyusuna karanga ada tahapan yang harus dijalani,
yaitu memilih topik dan tema, mengumpulkan data/informasi, mengatur
strategi penempatan gagasan, dan menulis karangan itu sendiri.
Pengaturan gagasan itulah yang dapat diumpamakan sebagai kerangka.
Di dalam kerangka karangan terdapat strategi penempatan ide dan
gagasan.
Secara terinci kerangka karangan dapat membantu
pengarang/penulis dalam hal-hal sebagai berikut (Gorys Keraf,
1988:195-196).a) Kerangka karangan akan mempermudah pengarang
menuliskan karangannya dan dapat mencegah pengarang mengolah suatu
ide sampai dua kali, serta mencegah pengarah keluar dai sasaran
yang sudah ditetapkan.b) Kerangka karangan akan membantu pengarang
mengatur atau menempatkan klimaks yang berbeda-beda di dalam
karangannya.c) Bila kerangka karangan telah rapi tersusun, berarti
separuh karangan sudal selesai karena semua ide sudah dikumpul,
dirinci, dan diruntun dengan teratur. Pengarang tinggal menyusun
kalimat-kalimatnya saja untuk menyembunyikan ide dan gagasannya.d)
Kerangka karangan merupakan miniatur dari keseluruhan karangan.
Melalui kerangka karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta
struktur karangan secara menyeluruh.
2.4 Bentuk Kerangka KaranganKerangka karangan ada dua macam, (1)
kerangka topik, (2) kerangka kalimat.
Kerangka topik terdiri atas kata, frasa, dan klausa yang
ditandai dengan kode yang sudah lazim untuk menyatakan hubungan
antargagasan. Tanda baca akhir (titik) tidak diperlukan karena
kalimat lengkap tidak dipakai dalam kerangka topik.Kerangka kalimat
lebih bersifat resmi dan unsur-unsurnya tampil berupa kalimat
lengkap. Pemakaian kalimat lengkap menunjukkan diperlukan pemikiran
yang lebih luas dan lebih rinci dari kerangka topik.Kerangka
dibentuk dengan sistem tanda atau kode tertentu. Hubungan di antara
gagasan yang ditunjukkan oleh kerangka karangan dinyatakan dengan
serangkaian kode berupa huruf dan angka. Perhatikan pemakaian kode
kerangka karangan berikut ini.Gabungan Angka dan HurufAngka Arab
(digit)
I. ..................................................A.
............................................1.
......................................a....................................
1) ..............................I.
......................................................A...................................................B...................................................1.
................................................2..................................................II.
......................................................A....................................................1...................................................2...................................................a.
................................................b..................................................B....................................................1.............................................................1.1..........................................................1.1.1.......................................................1.1.1.1....................................................1.1.1.1.1.................................................1.............................................................1.1..........................................................1.2..........................................................1.2.1.......................................................1.2.2.......................................................2.............................................................2.1..........................................................2.1.1.......................................................2.1.2.......................................................2.1.2.1....................................................2.1.2.2....................................................2.2..........................................................
Agar karangan terstruktur rapi, pengarang harus membagi-bagi
gagasan dan menempatkannya sedemikian rupa dalam bab dan subbab.
Kaidah pembagian yang perlu diingat adalah segala sesuatu yang
terdapat dibawah suatu tanda harus berhubungan langsung dan takluk
kepada yang membawakannya. Tanda-tanda yang dipakai (huruf atau
angka) harus ada pasangannya, minimal satu. Perhatikan contoh
berikut ini.
BenarSalah
I. ..........................................................II.
.........................................................A.
..................................................1.
............................................2.
............................................B.
..................................................C.
..................................................III.
........................................................I........................................................
A.
...............................................*)II......................................................A.
.................................................B.
.................................................1.
........................................*)C.
.................................................III....................................................
*) salah karena tidak ada pasangannya
Contoh pengodean (kodefikasi) kerangka topik
1. Gabungan Angka dan HurufI. SEBAB-SEBAB KERESAHAN BURUHA.
Finansial1. Gaji Pokoka. Buruh Terampilb. Buruh Kasar2. Perumahana.
Buruh yang Sudah Berkeluargab. Buruh yang Belum Berkeluarga3.
Pemeliharaan Kesehatana. Buruh Lelakib. Buruh PerempuanB. Politik1.
Pengaruh Serikat Buruh Perusahaana. Pengaruh pada Buruh Terampilb.
Pengaruh pada Buruh Kasar2. Pengaruh dari Luar Perusahaana.
Organisasi Politikb. Partai Politik
2. Angka Arab (digit)II. SEBAB-SEBAB KERESAHAN BURUH2.1
Finansial2.1.1 Gaji Pokok2.1.1.1 Buruh Terampil2.1.1.2 Buruh
Kasar2.1.2 Perumahan2.1.2.1 Buruh yang Sudah Berkeluarga2.1.2.2
Buruh yang Belum Berkeluarga2.1.3 Pemeliharaan Kesehatan2.1.3.1
Buruh Lelaki2.1.3.2 Buruh Perempuan2.2 Politik2.2.1 Pengaruh
Serikat Buruh Perusahaan2.2.1.1 Pengaruh pada Buruh Terampil2.2.1.2
Pengaruh pada Buruh Kasar2.2.2 Pengaruh dari Luar Perusahaan2.2.2.1
Organisasi Politik2.2.2.2 Partai Politik
2.5 Pola Penyusunan Kerangka KaranganAda dua pola terpenting
yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka karangan, yaitu (1) pola
alamiah, dan (2) pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena
penyusunan unit-unit bab dan subbabnya memakai pendekatan
alamiah
yang esensial, yaitu ruang (tempat) dan waktu. Pola kedua
dianamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan
pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu mengamati sesuatu
berdasarkan logika (masuk akal atau tidak).2.5.1 Pola Alamiah
Sejalan dengan uarain diatas, penyusunan kerangka karangan yang
berpola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan
waktu. Oleh karena itu, urutan bab dan subbab dalam kerangka
karangan berpola alamiah dapat dibagi dua yaitu (1) urutan ruang,
dan (2) urutan waktu. Yang dimaksud dengan urutan ruang adalah pola
penguraian yang menggambarkan keadaan suatu ruang; dari kiri ke
kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya; sedangkan urutan waktu
adalah penguraian berdasarkan urutan kejadian suatu peristiwa atau
rangkaian peristiwa secara kronologis.
a) Urutan RuangUrutan ruang dipakai untuk mendeskripsikan suatu
tempat atau ruang, umpamanya kantor, gedung, stadion,
lokasi/wilayah tertentu. Deskripsi suatu gedung dapat dimulai dari
lantai dasar sampai ke lantai tertinggi. Berikut ini adalah contoh
kerangka karangan dengan urutan ruang.Topik: Laporan Lokasi Banjir
di IndonesiaI. Banjir di Pulau JawaA. Banjir di Jawa Barat1. Daerah
Ciamis2. Daerah GarutB. Banjir di Jawa Tengah1. Daerah Pekalongan2.
Daerah SemarangII. Banjir di ...
b) Urutan WaktuUrutan waktu dipakai untuk menarasikan
(menceritakan) kronologi peristiwa/kejadian, baik yang berdiri
sendiri maupun yang merupakan rangkaian peristiwa. Perhatikan
contoh kerangka karangan dengan urutan waktu dibawah ini.Topik:
Riwayat Hidup Rabindranath Tagore1. Jatidiri Rabindranath Tagore2.
Pendidikan Rabindranath Tagore3. Karier Rabindranath Tagore4. Akhir
Hidup Rabindranath TagoreBerdasarkan kerangka itu dapat dibuat
karangan singkat yang terdiri atas satu alinea; dapat diperluas
menjadi empat alinea; bahkan dapat diperluas menjadi satu buku yang
terdiri dari empat bab. Begitulah pentingnya membuat kerangka
karangan sebelum mengarang. Perhatikan contoh karangan singkat yang
terdiri atas satu alinea yang disusun berdasarkan kerangka
diatas.Rabindranath Tagore, pujangga tanah Hindustan lahir pada
tanggal 7 Mei 1861. Ia putra keluarga brahmin, pecinta seni, taat
beragama, pembaharu masyarakat, dan kaya. Tahun 1877 ia belajar
ilmu hukum ke Inggris, tetapi segera kembali ke India untuk
mengurusi tanah ayahnya serta terjun dalam pergerakan sosial di
samping menulis nyanyian, sajak, cerpen, dan drama. Tahun 1913 ia
mendapat Hadiah Nobel di bidang kesusasteraan atas karyanya yang
terkenal, Gitanjali. Setelah usianya mencapai delapan puluh tahun,
tepatnya tanggal 7 Agustus 1941, Rabindranath Tagore meninggal
dunia.
2.5.2 Pola Logis
Pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir manusia.
Cara berpikir manusia ada beberapa macam dan pendekatannya
berbeda-beda bergantung pada sudut pandang dan tanggapan penulis
terhadap topik yang akan ditulis. Itulah sebabnya dalam kerangka
berpola logis timbul variasi penempatan unit-unit. Adapun
macam-macam urutan logis adalah klimaks-antiklimaks, sebab-akibat,
pemecahan masalah, dan umu-khusus. Amatilah contoh kerangka
karangan berikut ini. Contoh 1 (Urutan Klimaks)Topik: Kejatuhan
SoehartoI. Praktik KKN MerajalelaII. Keresahan di Tengah
MasyarakatIII. Kerusuhan Sosial di Mana-manaIV. Kejatuhan yang
TragisContoh 2 (Urutan SebabAkibat)Topik: Pemukiman Tanah Tinggi
Terbakar1. Kebakaran di Tanah Tinggi2. Penyebab Kebakaran3.
Kerugian yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah4. Rencana
Rehabilitasi FisikContoh 3 (Urutan Pemecahan Masalah) Topik: Bahaya
Ecstasy dan Upaya Mengatasinya1. Apakah Ecstasy2. Bahaya
Ecstasy
2.1 Pengaruh Ecstasy terhadap Syaraf Pemakainya2.2 Pengaruh
Ecstasy terhadap Masyarakat2.3 Gangguan Kesehatan Masyarakat2.4
Gangguan Kriminalitas3. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy4. Simpulan
dan SaranContoh 4 (Urutan UmumKhusus)Topik: Komunikasi LisanI.
Komunikasi dan BahasaII. Komunikasi Lisan dan PerangkatnyaA.
Kemampuan Kebahasaan1. Olah Vokal2. Volume dan Nada SuaraB.
Kemampuan Akting1. Mimik Muka2. Gerakan Anggota TubuhIII. Praktik
Komunikasi LisanIV. .....Sebagai rangkuman uraian tentang topik,
tema, dan kerangka karangan, di bawah ini dibuatkan bagan
langkah-langkah penulisan yang seyogianya ditempuh oleh para
penulis dalam upaya memproduksi sebuah karangan.
Berikut adalah Langkah-Langkah Menulis Karangan.
PilihPemilihan Topik
pokok bahasan tertentu dan tentukan ruang lingkupnya
TetapkanPerumusan Tema
sasaran dan target, serta rumusan pokok pikiran Anda
Sesuaikan
bentuk dan jenis karangan dengan metode penelitian Penyusunan
Outline
Pengumpulan Datapenelitian kepustakaan dan atau penelitian
lapanganLaksanakan
Penulisan Draf
Klasifikasikandata; lalu susun menjadi wacana
Penyuntingan Wacana
kaidah bahasa, diksi, kalimat, dan alinea Suntinglah
PENULISAN AKHIR
2.6 Pengertian Mengarang dan KaranganSebelum merumuskan
pengertian karangan, perlu dipahami terlebih dahulu makna kata
mengarang, sebab dari kegiatan yang disebut mengarang itulah
dihasilkan suatu karangan. Mengarang berarti menyusun atau
merangkai. Karangan bunga adalah hasil dari pekerjaan
menyusun/merangkai bunga. Rangkaian bunga adalah hasil dari
kegiatan merangkai bunga. Tanpa ada orang yang merangkai melati,
misalnya, tidak akan ada rangkaian melati.Sebenarnya mengarang
tidak hanya dan tidak harus tertulis. Seperti hanya berkomunikasi,
kegiatan mengarang yang juga menggunakan bahasa sebagai mediumnya
dapat berlangsung secara lisan. Seseorang yang berbicara, misalnya
dalam sebuah diskusi atau berpidato secara serta-merta (impromtu),
otaknya terlebih dahulu harus mengarang sebelum mulutnya berbicara.
Pada saat berbicara, sang pembicara itu sebetulnya bekerja keras
mengorganisasikan isi pembicaraannya agar teratur,
terarah/terfokus, sambil memikir-mikirkan susunan kata, pilihan
kata, sruktur kalimat; bahkan cara penyajiannya (misalnya deduktif
atau induktif; klimaks atau antiklimaks). Apa yang didengar atau
yang ditangkap orang dari penyajian lisan itu, itulah karangan
lisan. Akan tetapi, karena tujuan penguraian dalam bab ini terutama
mengenai karangan tertulis, pembicaraan tentang karangan lisan
tidak dilanjutkan di dalam makalah ini. Uraian singkat tentang
mengarang secara lisan tadi dimaksudkan untuk membantu pemahaman
akan arti kata mengarang.Bertalian dengan uraian di atas penulis
berpendapat bahwa mengarang adalah pekerjaan merangkai kata,
kalimat, dan alinea untuk menjabarkan dan atau mengulas topik dan
tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan
(bandingkan dengan pekerjaan merangkai bunga dengan hasil akhir
berupa rangkain bunga). Untuk perbandingan, di sini dikutipkan
pendapat Widyamartaya dan Sudiarti (1997:77). Menurut keduanya,
mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk
mrngungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis
kepada pembaca untuk dipahami. Setiap karangan yang ideal pada
prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari
alinea.2.7 Penggolongan Karangan menurut Bobot Isinya
2.7.1 Karangan Ilmiah, Semiilmiah, dan NonilmiahBerdasarkan
bobot isinya, karangan dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu (1)
karangan ilmiah (2) karangan semiilmiah atau ilmiah populer, dan
(3) karangan nonilmiah. Contoh karangan yang tergolong sebagai
karangan ilmiah antara lain disertai, makalah, skripsi, tesis; yang
tergolong sebagai karangan semiilmiah antara lain artikel, berita,
editorial, feature, laporan, opini, tips; dan yang tergolong
sebagai karangan nonilmiah antara lain anekdot, cerpen, dongeng,
hikayat, naskah drama, novel, puisi.Ketiga jenis karangan tersebut
memiliki karakteristik yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki
aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode
dan penggunaan bahasa. Kebalikan dari karangan ilmiah adalah
karangan nonilmiah, yaitu karangan yang tidak terikat pada aturan
baku tadi; sedangkan karangan semiilmiah berada di antara
keduanya.Karangan yang akan dibahas dalam makalah ini hanya dua
jenis, yaitu karangan ilmiah dan semiilmiah karena kedua jenis
inilah yang banyak diperlukan oleh mahasiswa. Beberapa karangan
semiilmiah seperti artikel, laporan, opini dapat menjadi karangan
ilmiah bila memenuhi kriteria karangan ilmiah. Berikut adalah tabel
perbedaan karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah.
Perbedaan Karangan Ilmiah, Semiilmiah,
NonilmiahKarakteristikKarangan IlmiahKarangan SemiilmiahKarangan
Nonilmiah
sumberpengamatan, faktualpengamatan, faktualnonfaktual
(rekaan)
sifatobjektifobjektif+subjektifsubjektif
alursistematis, metodissistematis, kronologis, kilas balik
(flashback)bebas
bahasadenotatif, ragam baku, istilah khusus(denotatif+konotatif)
semiformaldenotatif/konotatif. semiformal/informal/ istilah
umum/daerah
bentukargumentasi, campuran eksposisi, persuasi, deskripsi,
campurannarasi, deskripsi, campuran
2.7.2 Ciri Karangan Ilmiah dan SemiilmiahSebelum merinci
karangan ilmiah dan semiilmiah, ada baiknya jika dipahami terlebih
dahulu batasan kedua jenis karangan tersebut. Karangan ilmiah
adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang
dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan
sistematis-metodis, dan sistematis-analitis (Suriasumantri, 1995:
307). Adapun karangan semiilmiah adalah tulisan yang berisi
informasi faktual yang diungkapkan dengan bahasa semiformal, namun
tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah sintetis-analitis karena
seringdibumbui opini pengarang yang terkadang subjektif.
Ada tiga ciri karangan ilmiah. Pertama, karangan ilmiah harus
merupakan pembahasan suau hasil penelitian (faktual objektif).
Faktual objektif berarti faktanya sesuai dengan objek yang
diteliti.Kedua, tulisan ilmiah bersifat metodis dan sistematis.
Artinya, dalam pembahasan digunakan metode atau cara tertentu
dengan langkah-langkah yang teratur (sistematis) dan terkontrol
melalui proses pengidentifikasian masalahdan penentuan
strategi.Ketiga, dalam pembahasannya tulisan ilmiah menggunakan
laras ilmiah. Laras ilmiah harus baku dan formal. Selain itu, laras
ilmiah bersifat lugas agar tidak menimbulkan penafsiran dan makna
ganda (ambigu). Ciri lain laras ilmiah adalah menggunakan istilah
spesifik yang berlaku khusus dalam disiplin ilmu tertentu.2.8
Penggolongan Karangan menurut Cara Penyajian dan Tujuan
PenulisannyaBerdasarkan cara penyajian dan tujuan penulisannya,
karangan dapat dibedakan atas enam jenis, yaitu:1) Deskripsi
(perian)2) Narasi (kisahaan)3) Eksposisi (paparan)4) Argumentasi
(bahasan)5) Persuasi (ajakan)6) Campuran/kombinasiDalam praktiknya,
karangan murni yang dapat berdiri sendiri sebagai karangan yang
lengkap adalah narasi, eksposisi, dan persuasi; sedangkan deskripsi
dan argumentasi sering dipakai untuk melengkapi atau menjadi bagian
dari karangan lain. Contoh narasi yang bersiri sendiri adalah
hikayat atau kisah
Contoh karangan eksposisi yang berdiri sendiri sangat banyak
jumlahnya. Berita-berita dalam surat kabar adalah contoh eksposisi.
Adapun contoh karangan persuasi yang utuh adalah iklan atau lembar
promosi lainnya seperti leaflet, brosur, dan advertorial.2.8.1
Karangan DeskripsiDeskripsi diambil dari bahasa Inggris description
yang tentu saja berhubungan dengan kata kerja to describe
(melukiskan dengan bahasa). Karangan deskripsi merupakan karangan
yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana
adanya. Penggambaran sesuatu dalam karangan deskripsi memerlukan
kecermatan, pengamatan, dan ketelitian. Seorang penulis deskripsi
harus memiliki kata yang tepat sesuai dengan penggambaran objek
yang sebenarnya sehingga melahirkan imajinasi yang hidup dan segar
tentang ciri-ciri, sifat-sifat, atau hakikat dari objek yng
dideskripsikan itu.Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan deskripsi adalah bentuk tulisan yang
bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan
jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya.Supaya karangan
sesuai dengan tujuan penulisnya, diperlukan suatu pendekatan.
Pendekatan adalah cara penulis meneropong atau melihat sesuatu yang
akan dituliskan. Penulis perlu mengambil sikap tertentu untuk dapat
memperoleh gambaran tentang objek yang akan ditulis. Ada dua cara
pendekatan yang dimaksud, yaitu pendekatan realistis dan pendekatan
impresionistis.1) Pendekatan RealistisDalam pendekatan realistis
penulis dituntut memotret hal/benda seobjektif mungkin sesuai
dengan keadaan yang dilihatnya. Berikut adalah kutipan sebagai
contoh.
Predikat IDT (Inpres Desa Tertinggi) bagi Desa Tunggulturus,
Tulungagung, hampir lenyap sama sekali. Rumah warga yang dahulunya
berdinding anyaman bambu, kini hanya berjumlah hitungan jari. Yang
ada kini rumah tembok bercorak modern, bertiang beton berukir dan
berjendela kaca riben. Di atas genting berwarna-warni terpancang
antena televisi, bahkan perabola. Rumah-rumah di sana rata-rata
berlantai keramik dan kamar mandinya pun tak lagi beratapan
langit.(Disunting dari Potret Desa Pemasok TKI di Tulungagung,Arif
Purbadi, Media Indonesia, 12 Agustus 2002)
2) Pendekatan ImpresionistisImpresionistis adalah pendekatan
yang berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif sesuai dengan
impresi penulis. Isi tulisan tetap harus memberikan sesuatu, namun
cara pengungkapannya boleh dengan gaya atau cara pandang pribadi
penulisnya. Dengan pendekatan ini dimaksudkan agar setiap penulis
bebas dalam memberi pandangan dan interpretasi terhadap
bagian-bagian yang dilihat, dirasakan, atau dinikmatinya. Simaklah
contoh dibawah ini.Lampu-lampu jalanan mengakhiri aktivitasnya.
Sinar-sinarnya mulai menghilang dari pandangan mata. Sayup-sayup
suara unggas mulai memecah kesunyian. Riang gembira kicaunya
memanggil sang surya. Di sela-sela dahan sang surya mulai
menampakkan sinarnya. Kehangatan sinarnya mencairkan embun di
pucuk-pucuk dedaunan. Persada tampak ceria secerah sang penantang
pagi yang menggantungkan harapannya.Tulisan ini menggambarkan
betapa penulis merasakan cerahnya pagi. Penulis berusaha
mengekspresikan keindahan yang dirasakannya dengan melukiskan
matahari terbit.
2.8.2 Karangan NarasiKarangan narasi (berasal dari narration =
bercerita) adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan,
mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam
sebuah peristiwa kronologis atau yang berlangsung dalam suatu
kesatuan waktu.Dari segi sifatnya karangan narasi dapat dibedakan
atas dua macam: (1) narasi ekspositoris/ narasi faktual dan (2)
narasi sugestif/ narasi berplot. Narasi yang hanya bertujuan untuk
memberi informasi kepada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas
disebut narasi narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang mampu
menyimpulkan daya khayal mpembaca, mampu menyampaikan makna kepada
para pembaca melalui daya khayal disebut narasi sugestif. Contoh
narasi sugestif adalah novel dan cerpen. Sedangkan contoh narasi
ekspositoris adalah kisah perjalanan, otobiografi, kisah
perampokan, dan cerita tentang peristiwa pembunuhan. Kutipan di
bawah ini adalah contoh karangan narasi ekspositoris atau narasi
faktual.
KHALIL GIBRANKhalil Gibran lahir di kota Bsharre yang
dibanggakan sebagai pengawal Hutan Cedar Suci Lebanon, tempat Raja
Sulaeman mengambil kayu untuk membangun kuil di Yerussalem. Ia
lahir dari keluarga petani miskin. Ayaknya bernama Khalil bin
Gibran dan ibunya bernama Kamila.Ketika lahir, orang tuanya memberi
nama Gibran, sama seperti nama kakek dari ayahnya. Hal ini
merupakan kebiasaan orang-orang Libanon pada masa itu. Maka
lengkaplah namanya menjadi Gibran Khalil Gibran, yang kemudian
lebih dikenal denal dengan Khalil Gibran. Atas anjuran para gurunya
di Amerika yang mengagumi kejeniusannya nama yang sekarang
sekaligus mengubah letak huruf h dari nama yang diberikan orang
tuanya.
Kahlil Gibran yang lahir pada 6 Januari 1883, dikenal sangat
dekat dengan ibunya. Bahkan guru Gibran yang pertama adalah ibunya
sendiri. Dari janda Hanna Abdel Salam inilah mula-mula Gibran
mengenal kisahkisah terkenal Arabia dari jaman kalifah Harun
Al-Rasyid: Seribu Satu Malam dan Nyanyian-Nyaian Perburuan Abu
Nawas. Ibunya ini pulalah yang menanamkan andil besar dalam
membentuk Gibran sebagai penulis dan pelukis dunia.Sejak Gibran
kecil, Kamila, sang ibu sudah berusaha menciptakan lingkungan yang
membangkitkan perhatian Gibran pada kegiatan menulis dan melukis
dengan memberinya buku-buku cerita serta satu jilid buku kumpulan
reproduksi lukisan Leonardo da Vinci. Hal ini boleh jadi karena
ibunya seorang yang terpelajar yang menguasai beberapa bahasa
Suryani seperti bahasa Perancis dan bahasa Inggris.Karena himpitan
ekonomi yang tak tertahankan, maka pada tahun 1895, Gibran dibawa
keluarganya ke Boston, Amerika Serikat. Selama dua setengah tahun
Gibran memasuki sekolah negeri di Boston yang dikhususkan bagi anak
laki-laki. Selanjutnya ia pindah ke sekolah malam selama setahun
untuk memperdalam pengetahuan umumnya.Untuk biaya pendidikan di
sana, saudara tirinya Peter dan ibunya berjuang keras untuk itu.
Atas permintaannya sendiri, Gibran dikirim kembali oleh ibunya ke
Lebanon untuk mengembangkan bahasa Ibunya. Ia lantas masuk Madrasah
al-Hikmat (sekolah filsafat) dari tahun 1898 hingga 1901. Di
sekolah ini ia mengikutyi berbagai kuliah antara lain, hukum
internasional, musik, kedokteran, dan sejarah agama.Gibran
menamatkan pendidikannya di Madrasah al-Hikmat pada tahun 1901
dalam usia delapan belas tahun dengan mendapat pujian
(cumlaode).
Sebelumnya yaitu pada tahun 1900, Gibran tercatat sebagai
redaktur majalah sastra dan filsafat Al-Hakikat (kebenaran).Masa
kepenyairan Gibran dibagi daalam dua tahap, yaitu tahap pertama
dimulai tahun 1905 dengan karya-karya antara lain: Sekilas tentang
Seni Musik (Nubdzahfi Fann al-Musiqa, 1905), Puteri-puteri Lembah
(Arais al- Muruj, 1906), Jiwa-jiwa Yang Memberontak (Al-Arwah
Al-Muttamarridah, 1908), Sayap-sayap Patah (Al-Ajnihal
Muttakassirah, 1910), Air Mata dan Senyum (Damahwa ibtisamah,
1914). Tahap ini disebut tahap kepenyairan Gibran dalam bahasa
Arab. Adapun tahap kedua dari tahap kepenyairan dimulai pada tahun
1918 dan disebut sebagai tahap kepenyairan dalam bahasa Inggris.
Karya-karyanya antara lain: Si Gila (The Madman, 1918), Sang Nabi
(The Prophet, 1923), Pasir dan Buih (Sand and Foam, 1926) dan masih
banyak lagi.Pada akhirnya ia memang tercatat pula berhasil dalam
bidang seni lukis.Malah seorang sahabatnya yaitu Henry de Boufort,
memberi komentar atas kemampuannya dalam seni lukis dengan berkata
Dunia pasti mengharap banyak dari penyair, pelukis Lebanon ini,
yang sekarang telah menjadi William Blake abad ke-20.Hari-hari
terakhir Gibran dihabiskannya dengan kegiatan menulis dan melukis
di sebuah studio pertapaannya di New York. Di sini ia hanya
ditemani oleh saudara perempuannya yang masih hidup, Mariana.Gibran
meninggal dunia pada tanggal 10 April 1931 karena sakit lever dan
paru-paru. Jasad bekunya dibawa pulang ke Lebanon dan dimakamkan di
lembah Kadisya.(Disunting dari Kahlil Gibran Pantas Dikenang,
tulisan Kamser Silitonga, Kompas, 10 April 1993).
2.8.3 Karangan Eksposisi (pemaparan)
Kata eksposisi diambil dari kata bahasa Inggris exposition
sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti membuka atau
memulai. Memang karangan eksposisi merupakan wacana yang bertujuan
untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan
sesuatu.
Dalam karangan eksposisi, masalah yang dikomunikasikan terutama
adalah pemberitahuan atau informasi. Informasi seperti ini dapat
kita baca sehari-hari dalam media masa, berita di ex-pose atau
dipaparkan kepada pembaca dengan tujuan memperluas panmdangan atau
pengetahuan pembaca. Pembaca tidak dipaksa untuk menerima pendapat
penulis, tetapi setiap pembaca sekedar diberi tahu bahwa ada orang
yang berpendapat demikian. Karena jenis karangan eksaposisi hanya
bersifat memaparkan sesuatu, eksposisi juga dapat disebut karangan
paparan. Sebagai contoh marilah kita simak isi kutipan karangan di
bawah ini.Contoh 1 Karangan EksposisiRASA TAKUTPernahkan Anda
menghadapi situasi tertentu dengan perasaan takut ? Bagaimana cara
mengatasinya ? Rasa Takut adalah rasa dimana seseorang merasa bahwa
dirinya sedang mengalami situasi atau suasana yang menghilangkan
rasa percaya diri mereka akan sesuatu. Di bawah ini ada lima jurus
untuk mengatasi rasa takut tersebut.Pertama, persipakan diri Anda
sebaik-baiknya bila menghadapi situasi atau suasana tertentu.
Dengan memperiapkan diri saat menghadapi situasi atau suasana
tertentu Anda akan merasa siap bahkan merasa bahwa Anda telah
melewati situasi dan suasana tersebut.Kedua, pelajari
sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut. Anda harus
mempelajari baik-baik situasi apa yang sedang Anda hadapi baik
ditempat sepi maupun dikeramaian. Karena Anda akan merasa siap
dengan segala suasana dan situasi yang telah Anda pelajari.Ketiga,
pupuk dan binalah rasa percaya diri.kepercaya dirian merupakan
kunci utama anda dalam mengatasi rasa takut. Dengan percaya diri
Anda merasa bahwa Anda mampu melewati situasi dan suasana yang akan
Anda lalui tanpa terhalang oleh rasa takut.Keempat, setelah timbul
rasa percaya diri, pertebal keyakinan Anda. Keyakinan Anda dalam
mengadapi rasa takut harus dipertebal agar Anda mapu dan yakin
bahwa rasa takut iu akan hilangdengan kepercayaan diri yang kuat
dan keyakinan yang tinggiKelima, untuk menambah rasa percaya diri,
kita harus menambah kecakapan atau keahlian melalui latihan atau
belajar sungguh-sungguh. Anda juga haarus memiliki keahlian dan
kecakaapan dalam suatu bidang, agar rasa percaya diri anda kuat dan
menghilangkan rasa takut yang melanda Anda.Contoh 2 Karangan
EksposisiMEMELIHARA IKANIkan merupakan salah satu binatang yang
biasa dipelihara oleh manusia. Ikan sangat beragam mulai dari
warna, jenis juga harganya. Dengan memelihara ikan, akan memberikan
ketenangan,kesegaran bagi pemiliknya begitu juga orang melihatnya.
Dalam memelihara ikan kita harus berhati-hati, karena jika
perawatannya tidak sesuai maka ikan air tawar, jenis dan warna ikan
air laut juga lebih beragam.Untuk memelihara ikan, hal pertama yang
harus disiapkan yaitu akuarium. Akuarium harus ditata seindah
mungkin dan sesuai dengan keadaan sebenarnya, dengan begitu
ikan-ikan akan merasa betah. Setelah akuarium diisi dengan air,
selanjutnya ikan dimasukan ke akuarium tersebut. Dalam memilih ikan
sebaiknya yang masih segar, dan kondisinya baik tanpa ada cacat
ataupun goresan.Dalam memberi makan ikan harus teratur,jangan
terlalu banyak karena akan membuat air keruh, oleh dan ikan akan
mati. Memberi makanikan sebaiknya dilakukan tiga atau sampai empat
kali sehari, pilihlah makanan ikan yang sesuai dan bergizi.Air
untuk ikan air tawar makin lama makin keruh, oleh karena itu harus
diganti minimal sekali dalam seminggu. Ketika mengganti air
akuarium, ikan-ikan harus dipindahkan terlebih dahulu ke dalam
ember yang berisi air bersih.Hati-hati dalam memilih jenis ikan,
jangan sampai ikan yang besar disatukan dengan ikan kecil,
bisa-bisa ikan besar tersebut memangsa ikan kecil. Akuarium juga
dapat diletakan diruang tamu, hal ini dapat memberikan nilai
tambahyaitu membuat asri suasana dan juga memberikan kesegaran bagi
orang yang melihatnya. Kesegaran yang diberikan oleh pemandangan di
akuarium dapat membuat orang yang stress menjadibugar,dan
bersemangat kembali.tak heranlah banyak orang yang mempunyai hobi
memelihara ikan, baik ikan air tawar maupun ikan air laut.
2.8.4 Karangan Argumentasi (pembahasan)
Tujuan utama karangan argumentasi adalah untuk meyakinkan
pembacan agar menerima atau mengambil suatu doktrin, sikap, dan
tingkah laku tertentu. Syarat utama untuk menulis karangan
argumentasi adalah penulisnya harus terampil dalam bernalar dan
menyusun ide yang logis.Karangan argumentasi memiliki ciri:1.
Mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengantujuan
mempengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya.2. Mengusahakan
pemecahan suatu masalah.3. Mendiskusikan suatu persoalan tanpa
perlu mencapai suatu penyelesaian.
Contoh Karangan ArgumentasiADOPSI ANAK INDONESIA OLEH ORANG
ASING, MENGAPA TIDAK ?Sebuah survey dan studi perlu dilakukan untuk
meneliti dampak sosial, budaya, dan psikologis dari praktek
adopsiini sebelum orang-orang keburu menilai yang jelek-jeknya
saja. Oleh karena itu, kalau kita memang ingin konsekuen menjadi
bangsa yang berkepribadian yangmandiri, mungkin praktek-praktek
seperti pinjaman dari luar negeri, penanaman modal asing, studi
keluar negeri dan segala bentuk hubungan serta produkyang berbau
luar negeri lebih baik dijauhkan. Hal ini tentu saja mustahil.
kalau kita mau jujur tentang keberadan bangsa dan negara kita, kita
ini sebenarnya masih jauh sekali dari impian mejadi negara yang
mandiri, yang sejahtera dan mampu tampil sebagai negara yang
menetukan di dalam percaturan dunia.
Prosedur pengangkatan anak yang benar dan bertanggung jawab akan
diulai dengan mendeteksi keberadaan calon orang tua angkat, untuk
memperolehdata mengenai kemungkinan jaminan kehidupan dan tunjangan
pendidikan yang layak bagi anak yang akan diadopsi itu. Keinginan
dan kerinduan untuk memelihara dan menyayangi anak itu sendiri pun
dapat pula dipakai sebagai pegangan bahwa anak itu tidak akan
ditelantarkan, apa lagi jika kita lihat kegigihan calon orang tua
memperjuangkan anak mereka selama ini. dengan kata lain, hari depan
yang lebih cerah diajanjikan disana, dibandingkan jika anak-anak
itu tetap tinggal disini. tentunya ini tidak berlaku bagi
keluarga-keluarga yang mapan. Tetapi bagaimana dengan keluarga yang
tidak mampu, yang broken home, anak-anak diluar nikah, serta ribuan
anak lain yang tidak mempunyai jaminan masa depan yang cerah
dinegeri sendiri? salahkah jika ada pihak asing yang denan tulus
bersedia mengasuh mereka?Adopsi anak Indonesia oleh orang asing
seperti ini bukanlah pelarian tanggung jawab sosial di negara kita.
Hal ini sebaiknya dipandang sebagai salah satualternatif
pemecahan-pemecahan masalah-masalah besar yang kita hadapi, seperti
peledakan jumlah penduduk, peningkatan kesejahteraan keluarga yang
tidak mampu, serta perluasan kesempatanbagi sebagian anak untuk
hidup lebih baik.Dari hal-hal yang yang diuraikan diatas, agaknya
dapatlah ditarikkesimpulan bahwa sebaiknya kita kita tidak
terburu-buru menilai adopsi anak Indonesia oleh orang asing itu
merupakan tindakan yang memalukan seluruh bangsa,dan oleh karena
itu harus dicegah. perlulahkita mengadakan berbagai penelitian dan
pemikiran kembali, karena sebenarnya dalam hal itu masih banyak
terdapat hal-hal positif, yang justru membantu kita menyelesaikan
beberapa masalah yang mendesak. ini, kalau kita mau sedikit jujur
pada diri kita sendiri.
2.8.5 Karangan Persuasi (pengajakan)
Dalam bahasa Inggris kata to persuade berarti membujuk atau
meyakinkan. Bentuk nominanya adalah persuation yang kemudian
menjadi kata pungut bahasa Indonesia: persuasi.Karangan persuasi
adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan
terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa
fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun
perasaan seseorang. Dalam karangan persuasi, fakta-fakta yang
relevan dan jelas harus diuraikan sedemikian rupa sehingga
kesimpulannya dapat diterima secara meyakinkan. Di Samping itu,
dalam menulis karangan persuasi harus pula diperhatikan penggunaan
diksi yang berpengaruh kuat terhadap emosi atau perasan
pembaca.Dalam uraian dibawah ini disajikan macam-macam persuasi
ditinjau dari segi medan pemakainya. Dari segi pemakainya karangan
persuasi digolongkan menjadi empat macam, yaitu (1) persuasi
politik, (2) persuasi pendidikan, (3) persuasi advertensi, (4)
persuasi propaganda.2.8.5.1 Persuasi PolitikSesuai dengan namanya,
persuasi politik dipakai dalam bidang politik oleh orang-orang yang
berkecimpung dalam bidang politik dan kenegaraan. Para ahli politik
dan kenegaraan sering menggunakan pesuasi jenis ini untuk keperluan
politik dan negaranya. Kita akan bisa memahami persuasi politik
lebih baik lagi, bila kutipan berikut ini kita kaji dengan teliti.
Naskah persuasi politik berikut ini berkombinasi dengan
eksposisi.
BILA SIDANG ISTIMEWA MPR HANYA BAGI-BAGI KEKUASAAN RENDRA DAN
EEP SERUKAN PEMBANGKANGAN
Setiap orang Indonesia yang sadar hak-haknya haruslah siap
melakukan gerakan Indonesia pembanggkangan warga negara. Itu perlu,
terutama bila agenda nasional berupa Sidang Istimewa (SI) MPR
mendatang ini akhirnya hanya merupakan forum konstitusional bagi
para elit politik untuk berbagi kekuasaan antar mereka hingga
melupakan kepentingan umum masyarakat.Dramawan W.S. Rendra bersama
pengamat politik Eep Saefullah Fatah disertai sejumlah praktisi
ekonomi dan seniman dengan lantang menyerukan itu dalam sebuah
konfrensi pers di Kantor Dewan Kesenian Jakarta Taman Ismail
Marzuki, Jakarta, Kamis(19/7) siang.Seruan agar masyarakat
melakukan pembanggkangan warga negara ini, kata Eep dan Rendra,
diungkap sebagai wujud keprihatinan mereka sebagai warga negara
atas terjadinya arus utama politik dan ekonomi yang terus menerus
menempatkan rakyat sebagai korbannya.Pembangkangan warga negara
diperlukan, demikian argumen Eep terutama bila proses transisi ke
arah demokrasi sudah menjadi makin elitis dan mengarah pada
pembajakan demokrasi oleh kekuatan maupun pikiran yang berpihak
pada otoritarianisme.Menurut Eep, hal inilah yang kini membayangi
proses transisi yang tengah bergulir di negara ini, terutama jika
menyaksikan si MPR yang kini telah dipersiapkan tak lebih sebagai
arena pertaruhan politik kanak-kanak. Perhelatan mahal ini dibuat
demi upaya bisa melakukan pergantian kekuaasan. Sementara agenda
mendasar yang perlu dikerjakan bisa membuat rakyat bisa keluar
darikrisis ekonomi yang mencekik dan krisis politik yang memuakkan,
justru diabaikan, jelas Eep.Lebih menyedihkan lagi,tambahnya,ketika
arus politik dan ekonomi yang telah menempatkan rakyat sebagai
korbannya ini seolah-olah hanya dilawan oleh pembangkangan militer
dan polisi. Citra yang terbangun oleh pemberitaan pers bahkantelah
menempatkan parlemen-parlemen seolah-olah sebagai pahlawan yang
ingin melawan arus itu.Padahal, sesungguhnya jutru DPR-lah yang
telah ikut mengalirkannya, ujar mahasiswa Ohaio State University AS
ini.W.S Rendra menambahkan, gerakan ini jauh dari sikap anarkis.
Gerakan ini ibarat sebuah obat mujarap yang mampu mengobati
kelesuan jiwa agar mampu merebut masa depan yang baik. Karena itu,
ia berpendapat perlu dibangun konsolidasi antar sesama warga negara
dan aturan-aturan main yang demokratis. Dari perspektif kebudayaan,
situasi sekarang ini menjadi tidak menentu akibat tidak adanya
aturan-aturan yang benar. Apalagi rakyat sering dianggap sebagai
massa bukan lagi insan manusia yang juga warga negara, jelas tokoh
pendiri Bengkel Teater ini berapi-api.Penggiat seni, Edi Haryono,
yang membaca naskah Seruan bagi Gerakan Pembangkitan Warga Negara,
menyebutkan, proses sosial, ekonomi, dan politik sekarang ini
berjalan ditengah ketiadaan aturan main bernegara yang demokratis
telah membiarkan tatanan hidup bernegara dikelola dipolitika dan
ekonomi telah membiarkan tatanan hidup bernegara dikelola di atas
aturan main yang compang-camping, tidak utuh dan belum
demokratis.(Kompas, 26 Juli 2001)
2.8.5.2 Persuasi PendidikanPersuasi pendidikan dipakai oleh
orang-orang yang berkecimpung dalam bidang pendidikan dan digunakan
untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Seorang guru, misalnya,
bisa menggunakan persuasi ini untuk mempengaruhi anak supaya mereka
giat berlajar, senang membaca dan lain-lain. Seorang motivator atau
inovator pendidikan bisa memanfaatkan persuasi pendidikan dengan
menampilkan konsep-konsep baru pendidikan untuk bisa dilaksanakan
oleh pelaksana pendidikan. Kutipan artikel berita ini dapat
dijadikan bahan menelaah karangan persuasi pendidikan.KERAPIAN
BERBAHASA BERKORELASI DENGAN KECERMATAN PENALARANKeterampilan
berbahasa perlu diposisikan berbanding sejajar dengan kerapian
berbahasa. Artinya, kepiawaian berbahasa seseorang harus didukung
bahkan ditentukan oleh kerapian atau keapikan bahasa yang
digunakannya.Mengenai hal ini ada pandangan yang menyebutkan bahwa
kerapian berbahasa sangat berkorelasi dengan kecermatan penalaran,
kata Dr. Hasan Alwi, mantan kepala pusat bahasa, di sela-sela
seminar nasional XI Bahasa dan Sastra indonesia, di Denpasar (Bali)
yang berlangsung 10-12 juli 2001.Menurut Hasan Alwi, pemakaian
bahasa yang rapi dan dilandasi oleh penalaran yang cermat merupakan
syarat mutlak dalam keterampilan berbahasa. Dua hal ini sekaligus
akan sangat membantu kemudahan dan kelancaran dalam berkomunikasi.
Akan tetapi, kenyataan menunjukkan perpaduan ideal itu masih jauh
dari harapan. Hal ini terlihat dari penggunaan bahasa
indonesia-baik tulis maupun lisan- dikalangan masyarakat indonesia
yang masih terkesan sembrono, serta mengabaikan prinsip-prinsip
dasar bahasa indonesia yang baik dan benar.
Jika ditinjau dari segi kerapian bahasa dan kecermatan bernalar,
mutu pemakaian bahasa indonesia yang dihasilkan itu sering sekali
membuat para pakar dan pengamat bahasa berkecil hati, kata Hasan
Alwi.(Kompas, 10 Juli 2001)2.8.5.3 Persuasi
Advertensi/IklanPersuasi iklan dimanfaatkan terutama dalam dunia
usaha untuk memperkenalkan suatu barang atau bentuk jasa tertentu.
Lewat persuasi iklan ini diharapkan pembaca atau pendengar menjadi
kenal, senang, ingin memiliki, berusaha untuk memiliki barang atau
memakai jasa yang ditawarkan. Karena itu, advertensi diberi
predikat jalur komunikasi antara pabrik dan penyalur, pemilik
barang dan publik sebagai konsumen. Iklan itu beraneka ragam, ada
yang sangat pendek, ada pulayang panjang.Persuasi iklan yang baik
adalah persuasi yang mampu dan berhasil merangsang konsumen membeli
barang yang ditawarkan. Sebaliknya, persuasi iklan itu tergolong
sebagai persuasi yang kurang baik apabila tidak berhasil merangsang
konsumen untuk membeli barang yang diiklankan. Berikut adalah
contoh dari karangan persuasi iklan.PALMER DAN ROLEX, HAKIKAT DARI
SUKSESArnold Palmer dewasa ini menggebrak dunia usaha dengan
kehebatan yang sama dalam permainan golf. Ia penuh keyakinan, gigih
dan berani dalam mengambil resiko. Namun dengan perhitungan yang
matang.
Palmer melibatkan diri dalam belasan kegiatan usaha di seluruh
dunia, yang membuatnya seringkali terbang untuk berbagai pertemuan
dan mengemudikan sendiri pesawat jet pribadinya.Satu dari
kegiatan-kegiatan yang paling penting adalah merancang desain dan
lanskap padang-padang golf. The Chun Shan yang menjadi padang golf
baru pertama di cina sejak tahun 1930-an adalah salah satu contoh
yang luar biasa. Di samping itu, nama Arnold Palmer pada pakaian
golf, golfclubs, jasacarterangkutan udara, pembangunanreal estate,
dan banyak lagi.Di balik senyum yang telah menjadikannya tokoh
televisi. Palmer merupakan seorang pengusaha sukses yang selalu
memberikan perhatian sampai ke detail.Palmer tetap merupakan nama
yang diperhitungkan di padang golf yang mampu mempesona penonton
maupun pemain handal yang dihadapinya.Menjaga ketetapan waktu jelas
merupakan tugas yang amat penting. Ia mempercayakan pada jam tangan
emas Rolex Oyster Day-date.Bagi saya golf sudah merupakan bagian
dari jiwa. Perasaan yang sama kuatnya juga saya alami dengan Rolex,
Rolex menjalankan tugasnya dengan sempurna!Suatu pujian yang
berharga dari orang yang sangat menghargai ketepatan
waktu.(Intisari)2.8.5.4 Persuasi PropagandaObjek yang disampaikan
dalam persuasi propaganda adalah informasi. Persuasi propaganda
sering dipakai dalam kegiatan kampanye. Isi kampanye biasanya
berupa informasi dan ajakan. Tujuan akhir dari kampanye adalah
agar
pembaca atau pendengar menuruti isi ajakan kampanye tersebut.
Pembuatan informasi tentang seseorang yang mengidap penyakit
jantung yang disertai dengan ajakan pengumpulan dana untuk
pengobatannya, atau selebaran yang berisi informasi tentang situasi
tertentu yang disertai ajakan berbuat sesuatu adalah contoh
persuasi propaganda. Perhatikan kutipan karangan persuasi
propaganda dibawah ini.PERILAKU MENYAMPAHDi kota-kota besar, setiap
orang mencari kemudahan dalam hidup. Kebiasaan makan, misalnya, di
kota besar, restoranfast foodcenderung menggunakan kemasan yang
terbuat dari plastik ataustirofoamyang sekali pakai langsung buang.
Kemasan kue dahulu menggunakan daun pisang yang bisa membusuk,
sekarang cenderung menggunakan plastik. Semua itu kebiasaan impor
yang bukan budaya indonesia. Budaya indonesia menggunakan kemasan
daun pisang atau daun jati.Sebenarnya volume sampah bisa dikurangi
drastis bukan hanya dengan menangani sampah plastik dengan
sebaik-baikna atau dengan daur ulang tetapi bagaimana menghindari
seminim mungkin perilaku menyampah. Hanya kekuatan konsumen yang
bisa menekan produsen mengurangi bahan-bahan yang makin menambah
volume sampah.Semaksimal mungkin semua orang harus mengurangi
penggunaan kemasan-kemasan yang kemudian akan menjadi sampah yang
tidak bisa hancur. Misalnya, menghindari membeli makanan dan
minuman yang menggunakan kemasan plastik,stirofoam, atau kalaupun
terpaksa membeli,ambil saja makanannya, kemasannya dikembalikan
lagi kepada penjualnya. Rasanya tidak menggunakan kemasan plastik
tidak akan mengurangi kenyamanan hidup ini.
2.8.6 Karangan CampuranSelain merupakan karangan murni misalnya
eksposisi atau persuasi, sering ditemukan karangan campuran atau
kombinasi. Isinya dapat merupakan gabungan eksposisi dengan
deskripsi, atau eksposisi dengan argumentasi. Dalam wacana yang
lain sering kita temukan narasi berperan sebagai ilustrasi bagi
karangan eksposisi atau persuasi. Untuk lebih jelasnya, bacalah
contoh karangan berikut ini.Berbagai cara menurunkan berat badan
saya coba tanpa hasil, hingga pada akhirnya saya membaca iklan
Impression di harian Kompas, Minggu 7 November 1993. Saya seperti
mendapat firasat inilah program yang tepat. (karangan narasi)Dalam
kurung waktu dari sebulan, berat badan saya telah berkurang k kg.
Waktu hal ini saya kabarkan pada puteri saya, Maya, yang sekolah di
New York, anak saya mengatakan, Ya, program itulah yang saya
maksudkan, Mama, di sini (maksudnya Amerika) juga banyak pengikut
program tersebut yang berhasil. (karangan eksposisi)Selama
mengikuti Program Impression, saya tidak mengalami kesulitan, tidak
merasa lapar, tidak ada suntikan, tidak ada efek samping, sangat
mudah dan menyenangkan. (karangan persuasi)Bagi saya, saat ini
terasa begitu ceria, muka berseri, tubuh enteng, baju-baju lama
dapat dipakai kembali, bahkan banyak teman-teman yang jadi pangling
akan penampilan saya. (karangan persuasi)Tetapi, penampilan bukan
tujuan utama saya dalam usia hampir setengah abad ini. Program
Impression ternyata memulihkan kesehatan saya, tekanan darah
menjadi normal, kembali rata-rata 120/80, kadar gula dan kolesterol
normal, pokoknya semua terasa segar dan ringan. (karangan
persuasi)Ny. Lusia Sutanto, seorang figur tokoh pendidikan dan
wiraswasta yang sukses, ibu dari tiga orang putra-putri, pembimbing
sekitar 10.000 siswa dari bimbingan belajar, pendidikan komputer
& akuntansi, bahasa Inggris, sekretaris, program pendidikan
Magister Management (M.M.), mendapat predikat sebagai Kharisma
Puteri Kebaya Kartini 94 dan Citra Eksekutif Indonesia 1994 setelah
mengikuti program Impression.(Iklan Intisari, Juni 1994)
BAB IIIPENUTUP
3.1 SimpulanSecara keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang
baik sudah ditentukan, yaitu sesuai dengan tata bahasa (EYD) dan
tata tulis yang disepakati oleh masyarakat akademik. Adapun yang
masuk kedalam penelitian meliputi masalah penelitian, tujuan,
metode, kajian teori, objek data variabel dan hasil
penelitian.Kemudian cara cara penulisan karya ilmiah yang baik
adalah:-Objektif-Pola berfikir deduktif induktif-SistematikaTata
cara penulisan karya ilmiah mencakup : penulisan kutipan, catatan
kaki, dan daftar pustaka.Adapun bentuk bentuk karya ilmiah meliputi
:-Karya tulis-Makalah-Skripsi-Thesis-Disertasi-Laporan hasil
peneliti
3.2 Saran
Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Kami
mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan
kesalahan dan kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari
referensi yang lebih baik. Apabila pembaca merasa ada kekurangan
dapat membaca buku yang menjadi referensi secara lengkap.
DAFTAR PUSTAKAChaer, Abdul, 2011,Ragam Bahasa Ilmiah, Jakarta:
Rineka Cipta.Keraf, Gorys, 2004,Komposisi: Sebuah Pengantar
Kemahiran Bahasa, Ende: Nusa Indah, Cetakan XIII.Rumaningsih,
Endang, 2011,Mahir Berbahasa Indonesia, Semarang: Ra-SAIL (Ranah
Ilmu-ilmu Sosial Agama dan Interdisipliner), Cetakan III.Wasito,
Hermawan, 1997,Pengantar Metodologi Penelitian: Buku Panduan
Mahasiswa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Winarto, Yunita T.,
Totok Suhardiyanto, dan Ezra M. Choesin (eds.), 2004,Karya Tulis
Ilmu Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya, Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, Edisi 1.