Page 1
1
PENTINGNYA SKEMATA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PROSES PERKEMBANGAN IMAJINASI ANAK
MELALUI KEGIATAN MEMBACA
The Importance of Schemates in Learning to the Process of Children’s Imagination Development in Reading Activities
Wa Mirna, Nana Ronawan Rambe
Institut Agama Islam Negeri AMBON, Jl. Dr. Tharmizi Taher Batu Merah, Ambon,
Indonesia. E-mail: [email protected]
Abstrak
Skemata adalah abstraksi pengalaman yang secara tetap mengalami pemantapan sesuai
dengan pengalaman dan informasi baru yang diperoleh. Semakin banyak pengalaman
seseorang semakin bertambah pula penyempurnaan skematanya. Pemahaman terhadap isi
bacaan bergantung pada kemampuan anak menghubungkan pengetahuan yang telah ada
dengan informasi yang terdapat dalam teks sehingga terjadi interaksi antara
pengetahuannya dengan informasi baru tersebut. Data yang digunakan dalam artikel ini
berupa hasil kajian pustaka dari beberapa buku dan sumber lain yang relevan dengan judul
artikel. Data yang dikumpulkan dari berbagai sumber kemudian dianalisis dan
dideskripsikan dalam sebuah tulisan. Hasil kajian pustaka dalam artikel ini menunjukkan
bahwa skemata sangat berperan penting dalam perkembangan imajinasi anak melalui
kegiatan membaca. Skemata dibentuk dalam kognitif anak dan kemudian disimpan dalam
sejumlah ide yang tersusun rapi dalam ingatan atau memori.
Kata kunci: skemata, imajinasi, kegiatan membaca
Abstract
Schemata are abstractions of experience that are constantly being strengthened in
accordance with new experiences and information obtained. When a person has more
experience, the more perfect the schemata will be. Understanding of the reading content
depends on the child's ability to connect existing knowledge with the information contained
in the text so that there is an interaction between his knowledge and the new information.
The data used in this article is the result of a literature review from several books and
other sources that are relevant to the title of the article. The data collected from various
sources are then analyzed and described in an article. The results of the literature review
in this article show that schemata play an important role in the development of children's
imagination through reading activities. Schemata are formed in the child's cognitive and
then stored in a number of ideas that are neatly arranged in memory or memory.
Keywords: schemata, imagination, reading activities
Page 2
2
PENDAHULUAN
Betapa pentingnya skema pada
seorang pendidik dalam membantu
perkembangan imajinasi anak terhadap suatu
objek yang dipelajari. Misalnya dalam
pembelajaran terhadap proses
perkembangan imajinasi anak melalui
kegiatan membaca suatu bacaan.
Pemahaman terhadap isi bacaan bergantung
pada kemampuan anak menghubungkan
pengetahuan yang telah ada dengan
informasi yang terdapat dalam teks sehingga
terjadi interaksi antara pengetahuannya
dengan informasi baru tersebut. Oleh karena
itu, skema yang ada
dipertahankan/dipelihara, diperkaya, dan
dikembangkan untuk mencapai
kesempurnaan. Pengembangan skema dapat
dilakukan dengan memberikan pengalaman
sebanyak-banyaknya kepada anak-anak.
Semakin banyak pengalaman mereka maka
akan semakin bertambah penguasaan
skemanya. Pengalaman tersebut dapat
berupa kegiatan membaca atau kegiatan lain,
seperti karya wisata, mengunjungi museum,
kebun binatang, atau tempat-tempat lainnya.
Kekurangan skema seseorang akan
menghambat keberhasilan membaca
pemahaman.
Di dalam memberikan pengalaman
kepada anak-anak melalui kegiatan
membaca, tidak baik membiarkan mereka
asyik dalam kegiatannya masing-masing di
perpustakaan. Sebab, hal itu tidak akan
dapat mengembangkan pola skemata dengan
sebaik-baiknya. Anak-anak perlu dibimbing,
diarahkan, dan diberi petunjuk.
Skema dan membaca merupakan dua
hal yang saling berkaitan erat, untuk dapat
menerima informasi baru perlu adanya
skema tentang informasi lama yang
berkenaan dengan informasi baru tersebut
sehingga terjalin interaksi dan pemahaman.
Ada asumsi dengan teori skema
bahwa teks yang kita baca atau kita dengar
tidak sama dengan menyampaikan makna
kepada kita. Teks hanya memberikan
petunjuk kepada pembaca atau pendengar
untuk menyusun pengertian/pemahaman
berdasarkan pengetahuan yang telah dimilki
sebelumnya. Dengan bantuan skema yang
ada, seseorang akan berupaya memahami
teks yang dibacanya atau didengarkannya.
Seorang anak akan mengembangkan
imajinasinya melalui kegiatan membaca
apabila ia memiliki pengalaman membaca
yang baik dalam kesehariannya. Anak- anak
yang rajin membaca dan memiliki banyak
pengalaman dalam pembelajaran akan
Page 3
3
memudahkan anak tersebut dalam
memahami setiap makna kata, bunyi ujaran
yang disampaikan oleh gurunya.
Dalam kegiatan membaca, ada tiga
macam proses pemahaman yang berbeda
ialah proses bottom up (bawah-atas), proses
top-down (atas-bawah), dan proses interaktif
(timbal balik). Dalam proses membaca
bawah-atas, pembaca mulai dengan
pengenalan huruf, lalu bergerak ke
pengenalan kalimat. Proses ini timbul
karena adanya data masukan. Pembaca yang
mempergunakan cara ini, umumnya
merupakan pembaca pemula. Dengan kata
lain, proses ini terjadi apabila pembaca
membaca sebuah teks yang baru dikenal
atau masih asing.
Dalam proses membaca bawah-atas,
pembaca mulai melakukan interpretsi
terhadap teks yang dibacanya. Mereka telah
memiliki latar belakang skema tentang teks
tersebut. Proses ini memberi pertolongan
kepada pembaca dalam upaya mengatasi
keragu-raguan atau dalam pemilihan
interpretasi terhadap data yang masuk.
Dalam proses timbal balik, pembaca
mengarahkan perhatiannya secara interaktif.
Mereka membaca dengan menggunakan
pengetahuan yang lalu dan secara terus-
menerus menyusun pengetahuannya itu agar
dapat menguasai bagian-bagian yang
terperinci sebagaimana mestinya. Dalam
proses interaktif ini, proses bawah-atas dan
proses atas-bawah harus berlangsung secara
simultan, serempak, dan berkelanjutan.
Dari ketiga proses membaca
tersebut, kita sebaiknya dapat melakukan
membaca melalui proses interaktif (timbal
balik). Apabila seorang pembaca hanya
untuk menggantungkan diri pada proses
bawah-atas atau proses atas-bawah saja
maka pembaca tersebut tergolong sebagai
pembaca yang cacat skemanya.
METODE
Metode yang digunakan adalah
metode deskriptif kualitatif. Metode
deskriptif kualitatif merupakan metode yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi
mengenai suatu gejala yang ada, yaitu
keadaan gejala menurut apa adanya saat
penelitian dilakukan. Penelitian ini
bermaksud membuat gambaran, lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai data, sifat-sifat serta hubungan
fenomena yang diteliti. Artikel ini
memfokuskan pada pentingnya skemata
dalam pembelajaran terhadap proses
perkembangan imajinasi anak melalui
kegiatan membaca.
Page 4
4
Data dalam penulisan artikel ini
berupa hasil kajian pustaka dari beberapa
buku dan sumber lain, yang relevan dengan
judul penulis. Data yang diambil dalam
penelitian ini adalah data berupa tulisan
yang memuat teori dan konsep yang
berkaitan dengan pentingnya skemata dalam
pembelajaran terhadap proses
perkembangan anak melalui kegiatan
membaca. Data yang dikumpulkan dari
berbagai sumber kemudian dianalisis dan
dideskripsikan dalam sebuah tulisan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pentingnya Skemata dalam
Pembelajaran
Skemata berawal dari teori skema,
yang menggambarkan proses di mana
pembelajar membandingkan latar belakang
pengetahuan yang mereka miliki dengan
informasi yang baru akan didapatkannya.
Teori skema ini didasarkan pada
kepercayaan bahwa setiap kegiatan
pemahaman dipengaruhi oleh pengetahuan
seseorang yang luas.
Menurut Piaget, skemata merupakan
representasi bentuk dari seperangkat
persepsi, ide, dan aksi yang diasosiasikan,
dan merupakan dasar pembangunan
pemikiran. Skemata selalu berkembang
sejalan dengan kapasitas pengalamannya.
Dalam perkembangannya skemata
sebelumnya merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari skemata baru.
Ada dua proses yang saling mengisi
yang menyebabkan skemata seseorang
senantiasa berkembang, yaitu: Proses
asimilasi dan proses akomodasi. Asimilasi
adalah proses penyerapan konsep baru ke
dalam struktur kognitif yang telah ada, pada
proses asimilasi seseorang menggunakan
struktur atau kemampuan yang ada untuk
menanggapi masalah yang datang dari
lingkungannya. Akomodasi adalah proses
pembentukan skemata baru atau
memodifikasi struktur kognitif yang telah
ada supaya konsep-konsep baru dapat
diserap.Jadi dalam proses akomodasi
seseorang memerlukan modifikasi struktur
kognitif yang sudah ada dalam mengadakan
respon terhadap tantangan lingkungannya.
Keserasian antara asimilasi dengan
akomodasi, kemudian disebut Ekuilibrasi.
Ekuilibrasi adalah proses terjadinya
perubahan dari suatu keadaan ke keadaan
yang lain yang mengahasilkan suatu
keseimbangan baru. Jika seseorang
berhadapan dengan suatu masalah, maka
struktur kognitifnya akan mengalami
ketidakseimbangan sehingga secara spontan
Page 5
5
struktur kognitif tersebut mengadakan
kegiatan pengaturan diri (Self-regulation)
sebagai upaya untuk memperoleh suatu
keseimbangan baru lagi. Tercapainya
keseimbangan baru meunjukkan bahwa ada
sesuatu yang telah dicapai sebagai umpan
balik dan disimpan dalam struktur yang
permanen.
Upaya mengaktifkan skemata dalam
pembelajaran siswa adalah dengan
menggunakan advance organizer atau
pengorganisasian awal. Contoh advance
organizer atau pengorganisasian awal
adalah: menggunakan Visual aids (bantuan
visual) berupa gambar, melakukan
demonstrasi, berbicara tentang pengalaman
hidup yang nyata yang dihubungkan dengan
materi pelajaran yang ada, memberikan
pertanyaan yang berhubungan dengan materi
pelajaran yang ada, dan melakukan diskusi.
Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai
pengertian yang mirip dengan pengajaran,
tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang
berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru
mengajar agar peserta didik dapat belajar
dan menguasai isi pelajaran hingga
mencapai sesuatu objektif yang ditentukan
(aspek kognitif), juga dapat memengaruhi
perubahan sikap (aspek afektif), serta
keterampilan (aspek psikomotor) seorang
peserta didik, namun proses pengajaran ini
memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu
pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja.
Sedangkan pembelajaran menyiratkan
adanya interaksi antara pengajar dengan
peserta didik.
Pembelajaran yang berkualitas
sangat tergantung dari motivasi pelajar dan
kreatifitas pengajar. Pembelajar yang
memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan
pengajar yang mampu memfasilitasi
motivasi tersebut akan membawa pada
keberhasilan pencapaian target belajar.
Target belajar dapat diukur melalui
perubahan sikap dan kemampuan siswa
melalui proses belajar. Desain pembelajaran
yang baik, ditunjang fasilitas yang
memandai, ditambah dengan kreatifitas guru
Page 6
6
akan membuat peserta didik lebih mudah
mencapai target belajar.
Target belajar dapat memudahkan
siswa mengembangkan dan meningkatkan
imajinasinya ketika ia sedang belajar dan
berusaha untuk memperluas pengalamannya
sehingga ia mampu menyimpan pengalaman
belajarnya dalam waktu yang cukup lama.
Jika siswa mampu mengembangkan dan
meningkatkan imajinasinya melalui skemata
dalam proses pembelajaran maka siswa
tersebut memiliki kemampuan kognitif yang
cukup baik dalam memahami setiap materi
pembelajaran yang berlangsung di kelas.
Oleh karena itu, pentingnya skemata dalam
mengembangkan dan meningkatkan
imajinasi siswa dapat mempermudah siswa
dalam proses pembelajaran di kelas.
2. Proses Perkembangan Imajinasi
Anak
Imajinasi adalah sebuah kerja akal
dalam mengembangkan suatu pemikiran
yang lebih luas dari apa yang pernah dilihat,
didengar, dan dirasakan. Dengan imajinasi,
manusia mengembangkan sesuatu dari
kesederhanaan menjadi lebih bernilai dalam
pikiran. Ia dapat mengembangkan sesuatu
dari ciptaan Tuhan dalam pikirannya.
Dengan tujuan untuk mengembangkan suatu
hal yang lebih bernilai dalam bentuk benda,
atau sekadar pikiran yang terlintas dalam
benak, Alfan Arrasuli (2001). Imajinasi
menurut St. Gentlefolk (2013), adalah
gambaran dan visualisasi dari dalam otak
yang berupa gambaran, suara, dan rasa.
Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut
dapat penulis simpulkan bahwa imajinasi
adalah kinerja akal manusia yang mulai
bergerak ke arah yang lebih jauh untuk
memahami hakikat realitas, wujud dan
pengamatan natural terhadap sesuatu.
Mengembangkan imajinasi anak
merupakan upaya untuk menstimulasi,
menumbuhkan dan meningkatkan potensi
kecerdasan juga kreativitasnya di masa
pertumbuhannya. Imajinasi anak
berkembang seiring dengan berkembangnya
kemampuannya dalam berbicara dan
berbahasa. Imajinasi anak berpengaruh juga
pada skemata yang tersimpan dalam memori
anak.
Contohnya, dengan bermain,
imajinasi anak akan berkembang karena
bermain merupakan dunia yang sangat dekat
dengan dunia anak. Bermain, berimajinasi
dan berkreasi merupakan dunia anak. Dalam
permainan, terdapat unsur pleasurable
(menyenangkan), enjoyable (menikmati),
imajinatif dan aktif, sehingga tanpa bermain,
imajinasi tidak akan berkembang dengan
Page 7
7
baik, menjadi sebuah ide dan tindakan
kreatif. Ketiga hal tersebut merupakan
rangkaian aktivitas yang melibatkan pikiran,
perasaan dan gerak tubuh anak yang
sejatinya bermanfaat bagi perkembangan
dan kepribadiannya.
Imajinasi anak merupakan sarana
untuk mereka berselancar dan belajar
memahami realitas keberadaan dirinya juga
lingkungannya. Karena itu, orang tua dapat
mengembangkan imajinasi anak dengan
menstimulasi tumbuh kembangnya potensi
dan kemampuan imajinatif anak untuk
diekspresikan dengan efektif.
Bermain, berimajinasi dan berkreasi
merupakan dunia anak. Dalam permainan,
terdapat unsur pleasurable (menyenangkan),
enjoyable (menikmati), imajinatif dan aktif,
sehingga tanpa bermain, imajinasi tidak
akan berkembang dengan baik, menjadi
sebuah ide dan tindakan kreatif. Ketiga hal
tersebut merupakan rangkaian aktivitas yang
melibatkan pikiran, perasaan dan gerak
tubuh anak yang sejatinya bermanfaat bagi
perkembangan dan kepribadiannya.
Berpikir kreatif dan imajinatif adalah
kemampuan seseorang untuk mengasah
kekuatan kreatif dan imajinatifnya dalam
menciptakan hal-hal baru. Tak salah bila
orang yang berpikir kreatif selalu diikuti
dengan kemampuan imajinatif.
Sebagai orang terdekat yang
memiliki ikatan batin kuat dengan anak,
orang tua merupakan “pemeran” yang
sangat dibutuhkan dalam mengasah dan
mengembangkan imajinasi anak secara
optimal, sehingga manfaat imajinasi tersebut
menjadi energi yang bersinergi terhadap
kecerdasan, perkembangan dan
kepribadiannya.
Hal- hal yang harus diperhatikan
oleh orang tua dalam mengembangkan
imajinasi anaknya melalui kegiatan sebagai
berikut:
1. Orang tua harus menjadi pendengar
yang baik dan aktif terhadap imajinasi
anak.
Aktif berarti memberikan respon
yang baik, menstimulasinya dengan
pertanyaan-pertanyaan kreatif dan
mendorongnya untuk berekspresi baik
secara verbal maupun non verbal. Orang
tua bisa saja mengarahkan anak untuk
menuliskan imajinasinya dalam diari
atau menulisnya dalam bentuk sebuah
karya tulis jika anak sudah mampu
membaca dan menulis.
2. Ajak anak kita bermain karena bermain
merupakan dunianya.
Page 8
8
Biarkan anak bebas menentukan
pilihan dan melakukan permainan
tertentu sesuai keinginannya, asalkan
sesuai dengan kemampuan berpikir
serta fisiknya. Bermain peran bisa
menjadi pilihan tepat, orang tua bisa
lebih cermat memberikan pilihan peran
bagi mereka. Permainan peran
membantu perkembangan emosi anak
dan memudahkan mereka bersosialisasi
dengan lingkungannya. Gunakan alat
bantu yang tidak membahayakan anak,
seperti kartu, mobil-mobilan atau
boneka untuk membantu mereka
bermain peran. Misalnya, anak berperan
sebagai ayah dan ibu memerankan
boneka sebagai anaknya. Pendampingan
dan kebebasan akan mengeratkan ikatan
batin dan membuat anak merasa lebih
dihargai dan percaya diri.
3. Orang tua jangan terlalu banyak
melarang anak, termasuk melarangnya
menangis dan tertawa di saat yang tepat
karena larangan bisa saja menghambat
imajinasi dan membatasi kreativitasnya.
Berikan pernyataan yang bersifat
anjuran agar anak merasa termotivasi.
Pernyataan yang bersifat anjuran akan
memberi motivasi positif pada anak.
Misalnya, menyatakan “Ade bisa jatuh
kalau lompat seperti Spiderman karena
Ade belum kuat. Mendingan Ade bantu
Ibu, kan Spiderman suka menolong
orang.” lebih baik daripada menyatakan
“Jangan lompat, nanti kaki kamu
patah!”.
4. Perdengarkan musik yang sesuai dengan
ritme jantung dan denyut nadi, bacakan
buku cerita, komik atau dongeng, serta
dampingi anak bermain komputer dan
belajar menulis karena semua hal
tersebut akan merangsang dan
membantu mengembangkan imajinasi
anak.
5. Ciptakan suasana yang aman, nyaman
dan menyenangkan bagi anak. Seperti
halnya belajar dan menerapkan metode
mendidik, suasana nyaman dan
menyenangkan akan membuat
imajinasinya berkembang. Perhatikan
pula letak benda-benda yang bisa
membahayakan anak, seperti gunting,
pisau, atau barang yang mudah pecah.
Imajinasi dan kreativitas anak seringkali
tidak terduga, sehingga orang tua patut
mengantisipasinya sejak awal.
3. Mengembangkan Imajinasi Anak
Melalui Kegiatan Membaca
Sebuah imajinasi lahir dari proses
mental yang manusiawi. Proses ini
Page 9
9
mendorong semua kekuatan yang bersifat
emosi untuk terlibat dan berperan aktif
dalam merangsang pemikiran dan gagasan
kreatif, serta memberikan energi pada
tindakan kreatif. Kemampuan imajinatif
anak merupakan bagian dari aktivitas otak
kanan yang bermanfaat untuk
kecerdasannya. Di masa balita, imajinasi
merupakan bagian dari tugas
perkembangannya, sehingga anak sangat
suka membayangkan sesuatu,
mengembangkan khayalannya dan bercerita
membagi ide-ide imajinatifnya kepada orang
lain, khususnya orang tuanya. Karena itu,
berimajinasi mampu membuat anak
mengeluarkan ide-ide kreatifnya yang
kadang kala “mencengangkan”. Hal ini
sangat wajar karena seiring pertambahan
usianya, otak anak lebih aktif merespon
setiap rangsangan. Di benaknya muncul
banyak pertanyaan yang mendorongnya
untuk melakukan banyak pengamatan.
Pertanyaan dan pengamatan yang
dilakukannya itu, akhirnya membuat anak
merasa nyaman berada di dalam
imajinasinya.
Bagi anak-anak, berimajinasi
merupakan kebutuhan alaminya dan bukan
bentuk kemalasan. Imajinasi anak bisa saja
lahir sebagai hasil imitasi, meniru dari
tayangan yang ditontonnya atau pengaruh
dari dongeng dan cerita yang didengarnya.
Namun, imajinasi juga bisa muncul secara
murni dan orisinil dari dalam benaknya,
sebagai hasil mengolah dan memanfaatkan
kelebihan dan kemampuan otak yang
dianugerahkan Tuhan. Jika kita mampu
mengasah, mengembangkan dan mengelola
imajinasi anak, maka berimajinasi akan
sangat bermanfaat dalam meningkatkan
kecerdasan kreatifnya, serta membuatnya
lebih produktif karena potensi dan
kemampuan imajinatif anak merupakan
proses awal tumbuhkembangnya daya cipta
dalam diri anak yang boleh jadi
menghasilkan sebuah kreasi yang menarik
dan bermanfaat untuk perkembangan
kepribadiannya.
Mengembangkan imajinasi anak
melalui kegiatan membaca yakni melalui
kegiatan membaca buku. Buku bacaan yang
menarik perhatian anak serta merangsang
imajinasi anak adalah buku- buku yang yang
banyak digemari oleh anak-anak pada
umunya. Imajinasi anak terhadap bacaan
yang terdapat dalam buku tersebut akan
tersimpan dalam skematanya dan
pengalaman anak semakin bertambah
melalui kegiatan membaca buku. Dalam
kegiatan membaca buku orang tua harus
Page 10
10
memantau dan menyemangati anaknya agar
mereka tidak merasa bosan untuk
mengembangkan potensi dan
kemampuannya dalam berkreasi dan
berimajinasi.
Membaca buku merupakan cara
terbaik untuk meningkatkan imajinasinya.
Dengan buku, anak bisa mendapatkan
kosakata baru dan mendapatkan visual.
Sehingga anak bisa membuat cerita untuk
dirinya sendiri. Visual juga dapat membantu
anak mengenali hal baru dan membuat anak
membuat cerita baru. Anak mencoba
membuat cerita baru dengan bantuan
gambar-gambar dari buku. Dengan ceritanya
tersebut kita dapat mengetahui tingkat
perkembangan imajinasi anak terhadap
objek yang diceritakannya di dalam bukunya
tersebut.
4. Manfaat Imajinasi dalam
Perkembangan dan Kepribadian
Anak
Manfaat imajinasi anak berkaitan
erat dengan tumbuhkembangnya kreativitas
dalam diri anak. Berikut beberapa manfaat
imajinasi anak bagi perkembangan dan
kepribadian anak.
a. Terampil berkomunikasi dan
bersosialisasi.
Menurut Dorothy Singer, seorang
profesor psikologi dari Yale University,
anak-anak yang aktif berimajinasi cenderung
lebih cerdas dan mudah bersosialisasi saat
berada di sekolah. Dengan berimajinasi,
anak melibatkan kapasitas otaknya, sehingga
kecerdasan otak lebih terasah.
Dalam berimajinasi, tentu saja ia
sering kali memainkan peran sebagai tokoh
tertentu yang tidak selalu sama, sehingga
dalam realitas sehari-hari, ia lebih mudah
berkomunikasi, memerankan perannya
sebagai anak, teman bahkan ibu atau guru.
Ia juga memiliki banyak cerita berkaitan
dengan imajinasinya yang akan semakin
memudahkannya berceloteh, ngobrol dengan
teman dan lingkungan sosialnya. Semua ini
bisa membuat anak lebih mudah
memecahkan suatu persoalan karena ia akan
memiliki sudut pandang yang berbeda atas
suatu masalah berdasarkan pengalaman dan
kemampuan imajinatifnya.
b. Mahir menganalisa, aktif dan
berpikir kreatif.
Berimajinasi membuat anak lebih
aktif dan kreatif. Imajinasi akan
menstimulasi gerak tubuh, emosi dan kinerja
otak anak untuk melakukan sebuah tindakan
kreatif. Dalam kondisi tertentu, semua yang
dilakukannya, dilihatnya dan didengarnya
Page 11
11
akan dianalisanya, sehingga dengan
berimajinasi ia lebih mahir menganalisa
kejadian, sesuatu atau masalah yang
dihadapinya.Dapat dikatakan, imajinasi
membuat anak lebih kreatif dalam berpikir
dan bertindak. Ia akan mencoba menganalisa
sesuatu dengan kemampuan imajinatifnya
itu, menuntun dan merunutnya dengan
logika apa saja yang bisa dan mungkin
terjadi. Di masa depan, kemampuan ini
sangat membantu karena permasalahan
hidup akan semakin kompleks dan
heterogen.
c. Memperkaya pengetahuan anak.
Dengan berimajinasi, ide-ide kreatif
anak semakin bermunculan dan
berkembang. Hal ini akan semakin
mengasah dan mendorong rasa
keingintahuannya. Keingintahuan yang
besar akan mendorong mereka untuk
mencari, menggali lebih dalam dan
berkesperimen untuk memuaskan
keingintahuannya tersebut. Semakin banyak
yang digali dan dicoba, semakin kaya pula
pengetahuannya. Proses menggali dan
mencari ini bisa dilakukannya melalui
kegiatan bermain dan ragam permainan,
membaca atau bertanya langsung.
d. Lebih percaya diri, mandiri dan
mampu bersaing.
Berpetualang di dunia imajinasi
membuat anak merasa nyaman. Ketika ada
dukungan dan dorongan untuk
mengekspresikannya, ia akan merasa
percaya diri. Kepercayaan diri ini akan
membuatnya lebih siap dan mampu bersaing
di lingkungannya karena secara tidak
langsung keterlibatan emosi, gerak tubuh
dan kemampuan otak dalam berimajinasi
membekalinya kesiapan mental untuk
bersaing. Keberanian dan kesiapan bersaing,
tidak selalu berdampak negatif karena
kesiapan ini justru bisa membuatnya
semakin mandiri dalam melakukan
aktivitasnya, tanpa harus selalu tergantung
kepada orang tuanya.
e. Memunculkan bakat anak.
Dengan berimajinasi, anak dapat
menggali, mengangkat dan memunculkan
bakatnya yang mungkin saja terpendam.
Bakat merupakan ciri universal yang khusus,
pembawaan yang luar biasa sejak lahir yang
dapat berkembang dengan adanya interaksi
dari pengaruh lingkungan. Berimajinasi bisa
membuat anak menemukan arti kenyamanan
yang bermuara pada bakatnya, sehingga
yang muncul dari imajinasinya tersebut
adalah bakatnya sendiri. Penting kita ketahui
Page 12
12
bahwa dalam imajinasi itu ada dua hal
bermakan yakni inovasi dan kreasi. Kedua
hal bisa optimal dengan peran bakat, minat
serta dukungan lingkungan (suasana) yang
menyenangkan.
Dengan mengetahui manfaat
imajinasi anak tersebut, orang tua bisa lebih
memahami cara menyikapi, mengasah dan
mengembangkan imajinsi anak untuk
perkembangan dan kepribadian anaknya.
Selanjutnya, manfaat imajinasi anak dapat
membantu gurunya juga dalam menerapkan
proses pembelajaran yang menyenangkan di
dalam kelas. Anak yang mampu berkreasi,
berimajinasi melalui kegiatan membaca
berarti ia memiliki skemata yang baik
terhadap sesuatu.
PENUTUP
Skemata merupakan suatu peta
kognitif yang terdiri atas sejumlah ide yang
tersusun rapi dalam pikiran seseorang.
Setiap orang memiliki skemata yang
berbeda-beda dalam kegiatan membaca.
Mengembangkan imajinasi anak
melalui skemata yang telah diperoleh akan
memudahkan anak dalam memahami bacaan
yang sedang dibacanya. Mengembangkan
imajinasi anak harus dimulai dari orang tua
yang merupakan pemeran utama dalam
mendidik dan membantu proses kematangan
kognitif anak. Selanjutnya jika anak tersebut
memiliki kemampuan yang baik dalam
kegiatan membaca akan membantu pendidik
dalam mengembangkan imajinasi anak
tersebut dalam proses pembelajaran.
Semakin baik skemata anak maka semakin
terasah kemampuan anak dalam
berimajinasi, berkreasi dalam dunianya.
DAFTAR RUJUKAN
Ami Achsin, Beberapa Metode Belajar
Mutakhir. (IKIP Ujung Pandang;
1985).
Bhattacharya, K. & Han, S. Piaget and
cognitive development. In M. Orey
(Ed.), Emerging perspectives on
learning, teaching, and technology.
(2001).
E. Richard Mayer, Educational Psychology.
(California.Harvard Collins; 1986).
Harjasujana, Ahmad S. dkk. 1986. Buku
Materi Pokok Keterampilan Membaca.
Jakarta:
Karunia, Universitas Terbuka.
Mochamad Ali.1987.Guru Dalam Proses
Belajar Mengajar. Bandung:Sinar Baru