Top Banner
1 PENTINGNYA SKEMATA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PROSES PERKEMBANGAN IMAJINASI ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBACA The Importance of Schemates in Learning to the Process of Children’s Imagination Development in Reading Activities Wa Mirna, Nana Ronawan Rambe Institut Agama Islam Negeri AMBON, Jl. Dr. Tharmizi Taher Batu Merah, Ambon, Indonesia. E-mail: [email protected] Abstrak Skemata adalah abstraksi pengalaman yang secara tetap mengalami pemantapan sesuai dengan pengalaman dan informasi baru yang diperoleh. Semakin banyak pengalaman seseorang semakin bertambah pula penyempurnaan skematanya. Pemahaman terhadap isi bacaan bergantung pada kemampuan anak menghubungkan pengetahuan yang telah ada dengan informasi yang terdapat dalam teks sehingga terjadi interaksi antara pengetahuannya dengan informasi baru tersebut. Data yang digunakan dalam artikel ini berupa hasil kajian pustaka dari beberapa buku dan sumber lain yang relevan dengan judul artikel. Data yang dikumpulkan dari berbagai sumber kemudian dianalisis dan dideskripsikan dalam sebuah tulisan. Hasil kajian pustaka dalam artikel ini menunjukkan bahwa skemata sangat berperan penting dalam perkembangan imajinasi anak melalui kegiatan membaca. Skemata dibentuk dalam kognitif anak dan kemudian disimpan dalam sejumlah ide yang tersusun rapi dalam ingatan atau memori. Kata kunci: skemata, imajinasi, kegiatan membaca Abstract Schemata are abstractions of experience that are constantly being strengthened in accordance with new experiences and information obtained. When a person has more experience, the more perfect the schemata will be. Understanding of the reading content depends on the child's ability to connect existing knowledge with the information contained in the text so that there is an interaction between his knowledge and the new information. The data used in this article is the result of a literature review from several books and other sources that are relevant to the title of the article. The data collected from various sources are then analyzed and described in an article. The results of the literature review in this article show that schemata play an important role in the development of children's imagination through reading activities. Schemata are formed in the child's cognitive and then stored in a number of ideas that are neatly arranged in memory or memory. Keywords: schemata, imagination, reading activities
12

pentingnya skemata dalam pembelajaran

Apr 24, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: pentingnya skemata dalam pembelajaran

1

PENTINGNYA SKEMATA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PROSES PERKEMBANGAN IMAJINASI ANAK

MELALUI KEGIATAN MEMBACA

The Importance of Schemates in Learning to the Process of Children’s Imagination Development in Reading Activities

Wa Mirna, Nana Ronawan Rambe

Institut Agama Islam Negeri AMBON, Jl. Dr. Tharmizi Taher Batu Merah, Ambon,

Indonesia. E-mail: [email protected]

Abstrak

Skemata adalah abstraksi pengalaman yang secara tetap mengalami pemantapan sesuai

dengan pengalaman dan informasi baru yang diperoleh. Semakin banyak pengalaman

seseorang semakin bertambah pula penyempurnaan skematanya. Pemahaman terhadap isi

bacaan bergantung pada kemampuan anak menghubungkan pengetahuan yang telah ada

dengan informasi yang terdapat dalam teks sehingga terjadi interaksi antara

pengetahuannya dengan informasi baru tersebut. Data yang digunakan dalam artikel ini

berupa hasil kajian pustaka dari beberapa buku dan sumber lain yang relevan dengan judul

artikel. Data yang dikumpulkan dari berbagai sumber kemudian dianalisis dan

dideskripsikan dalam sebuah tulisan. Hasil kajian pustaka dalam artikel ini menunjukkan

bahwa skemata sangat berperan penting dalam perkembangan imajinasi anak melalui

kegiatan membaca. Skemata dibentuk dalam kognitif anak dan kemudian disimpan dalam

sejumlah ide yang tersusun rapi dalam ingatan atau memori.

Kata kunci: skemata, imajinasi, kegiatan membaca

Abstract

Schemata are abstractions of experience that are constantly being strengthened in

accordance with new experiences and information obtained. When a person has more

experience, the more perfect the schemata will be. Understanding of the reading content

depends on the child's ability to connect existing knowledge with the information contained

in the text so that there is an interaction between his knowledge and the new information.

The data used in this article is the result of a literature review from several books and

other sources that are relevant to the title of the article. The data collected from various

sources are then analyzed and described in an article. The results of the literature review

in this article show that schemata play an important role in the development of children's

imagination through reading activities. Schemata are formed in the child's cognitive and

then stored in a number of ideas that are neatly arranged in memory or memory.

Keywords: schemata, imagination, reading activities

Page 2: pentingnya skemata dalam pembelajaran

2

PENDAHULUAN

Betapa pentingnya skema pada

seorang pendidik dalam membantu

perkembangan imajinasi anak terhadap suatu

objek yang dipelajari. Misalnya dalam

pembelajaran terhadap proses

perkembangan imajinasi anak melalui

kegiatan membaca suatu bacaan.

Pemahaman terhadap isi bacaan bergantung

pada kemampuan anak menghubungkan

pengetahuan yang telah ada dengan

informasi yang terdapat dalam teks sehingga

terjadi interaksi antara pengetahuannya

dengan informasi baru tersebut. Oleh karena

itu, skema yang ada

dipertahankan/dipelihara, diperkaya, dan

dikembangkan untuk mencapai

kesempurnaan. Pengembangan skema dapat

dilakukan dengan memberikan pengalaman

sebanyak-banyaknya kepada anak-anak.

Semakin banyak pengalaman mereka maka

akan semakin bertambah penguasaan

skemanya. Pengalaman tersebut dapat

berupa kegiatan membaca atau kegiatan lain,

seperti karya wisata, mengunjungi museum,

kebun binatang, atau tempat-tempat lainnya.

Kekurangan skema seseorang akan

menghambat keberhasilan membaca

pemahaman.

Di dalam memberikan pengalaman

kepada anak-anak melalui kegiatan

membaca, tidak baik membiarkan mereka

asyik dalam kegiatannya masing-masing di

perpustakaan. Sebab, hal itu tidak akan

dapat mengembangkan pola skemata dengan

sebaik-baiknya. Anak-anak perlu dibimbing,

diarahkan, dan diberi petunjuk.

Skema dan membaca merupakan dua

hal yang saling berkaitan erat, untuk dapat

menerima informasi baru perlu adanya

skema tentang informasi lama yang

berkenaan dengan informasi baru tersebut

sehingga terjalin interaksi dan pemahaman.

Ada asumsi dengan teori skema

bahwa teks yang kita baca atau kita dengar

tidak sama dengan menyampaikan makna

kepada kita. Teks hanya memberikan

petunjuk kepada pembaca atau pendengar

untuk menyusun pengertian/pemahaman

berdasarkan pengetahuan yang telah dimilki

sebelumnya. Dengan bantuan skema yang

ada, seseorang akan berupaya memahami

teks yang dibacanya atau didengarkannya.

Seorang anak akan mengembangkan

imajinasinya melalui kegiatan membaca

apabila ia memiliki pengalaman membaca

yang baik dalam kesehariannya. Anak- anak

yang rajin membaca dan memiliki banyak

pengalaman dalam pembelajaran akan

Page 3: pentingnya skemata dalam pembelajaran

3

memudahkan anak tersebut dalam

memahami setiap makna kata, bunyi ujaran

yang disampaikan oleh gurunya.

Dalam kegiatan membaca, ada tiga

macam proses pemahaman yang berbeda

ialah proses bottom up (bawah-atas), proses

top-down (atas-bawah), dan proses interaktif

(timbal balik). Dalam proses membaca

bawah-atas, pembaca mulai dengan

pengenalan huruf, lalu bergerak ke

pengenalan kalimat. Proses ini timbul

karena adanya data masukan. Pembaca yang

mempergunakan cara ini, umumnya

merupakan pembaca pemula. Dengan kata

lain, proses ini terjadi apabila pembaca

membaca sebuah teks yang baru dikenal

atau masih asing.

Dalam proses membaca bawah-atas,

pembaca mulai melakukan interpretsi

terhadap teks yang dibacanya. Mereka telah

memiliki latar belakang skema tentang teks

tersebut. Proses ini memberi pertolongan

kepada pembaca dalam upaya mengatasi

keragu-raguan atau dalam pemilihan

interpretasi terhadap data yang masuk.

Dalam proses timbal balik, pembaca

mengarahkan perhatiannya secara interaktif.

Mereka membaca dengan menggunakan

pengetahuan yang lalu dan secara terus-

menerus menyusun pengetahuannya itu agar

dapat menguasai bagian-bagian yang

terperinci sebagaimana mestinya. Dalam

proses interaktif ini, proses bawah-atas dan

proses atas-bawah harus berlangsung secara

simultan, serempak, dan berkelanjutan.

Dari ketiga proses membaca

tersebut, kita sebaiknya dapat melakukan

membaca melalui proses interaktif (timbal

balik). Apabila seorang pembaca hanya

untuk menggantungkan diri pada proses

bawah-atas atau proses atas-bawah saja

maka pembaca tersebut tergolong sebagai

pembaca yang cacat skemanya.

METODE

Metode yang digunakan adalah

metode deskriptif kualitatif. Metode

deskriptif kualitatif merupakan metode yang

digunakan untuk mengumpulkan informasi

mengenai suatu gejala yang ada, yaitu

keadaan gejala menurut apa adanya saat

penelitian dilakukan. Penelitian ini

bermaksud membuat gambaran, lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai data, sifat-sifat serta hubungan

fenomena yang diteliti. Artikel ini

memfokuskan pada pentingnya skemata

dalam pembelajaran terhadap proses

perkembangan imajinasi anak melalui

kegiatan membaca.

Page 4: pentingnya skemata dalam pembelajaran

4

Data dalam penulisan artikel ini

berupa hasil kajian pustaka dari beberapa

buku dan sumber lain, yang relevan dengan

judul penulis. Data yang diambil dalam

penelitian ini adalah data berupa tulisan

yang memuat teori dan konsep yang

berkaitan dengan pentingnya skemata dalam

pembelajaran terhadap proses

perkembangan anak melalui kegiatan

membaca. Data yang dikumpulkan dari

berbagai sumber kemudian dianalisis dan

dideskripsikan dalam sebuah tulisan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pentingnya Skemata dalam

Pembelajaran

Skemata berawal dari teori skema,

yang menggambarkan proses di mana

pembelajar membandingkan latar belakang

pengetahuan yang mereka miliki dengan

informasi yang baru akan didapatkannya.

Teori skema ini didasarkan pada

kepercayaan bahwa setiap kegiatan

pemahaman dipengaruhi oleh pengetahuan

seseorang yang luas.

Menurut Piaget, skemata merupakan

representasi bentuk dari seperangkat

persepsi, ide, dan aksi yang diasosiasikan,

dan merupakan dasar pembangunan

pemikiran. Skemata selalu berkembang

sejalan dengan kapasitas pengalamannya.

Dalam perkembangannya skemata

sebelumnya merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari skemata baru.

Ada dua proses yang saling mengisi

yang menyebabkan skemata seseorang

senantiasa berkembang, yaitu: Proses

asimilasi dan proses akomodasi. Asimilasi

adalah proses penyerapan konsep baru ke

dalam struktur kognitif yang telah ada, pada

proses asimilasi seseorang menggunakan

struktur atau kemampuan yang ada untuk

menanggapi masalah yang datang dari

lingkungannya. Akomodasi adalah proses

pembentukan skemata baru atau

memodifikasi struktur kognitif yang telah

ada supaya konsep-konsep baru dapat

diserap.Jadi dalam proses akomodasi

seseorang memerlukan modifikasi struktur

kognitif yang sudah ada dalam mengadakan

respon terhadap tantangan lingkungannya.

Keserasian antara asimilasi dengan

akomodasi, kemudian disebut Ekuilibrasi.

Ekuilibrasi adalah proses terjadinya

perubahan dari suatu keadaan ke keadaan

yang lain yang mengahasilkan suatu

keseimbangan baru. Jika seseorang

berhadapan dengan suatu masalah, maka

struktur kognitifnya akan mengalami

ketidakseimbangan sehingga secara spontan

Page 5: pentingnya skemata dalam pembelajaran

5

struktur kognitif tersebut mengadakan

kegiatan pengaturan diri (Self-regulation)

sebagai upaya untuk memperoleh suatu

keseimbangan baru lagi. Tercapainya

keseimbangan baru meunjukkan bahwa ada

sesuatu yang telah dicapai sebagai umpan

balik dan disimpan dalam struktur yang

permanen.

Upaya mengaktifkan skemata dalam

pembelajaran siswa adalah dengan

menggunakan advance organizer atau

pengorganisasian awal. Contoh advance

organizer atau pengorganisasian awal

adalah: menggunakan Visual aids (bantuan

visual) berupa gambar, melakukan

demonstrasi, berbicara tentang pengalaman

hidup yang nyata yang dihubungkan dengan

materi pelajaran yang ada, memberikan

pertanyaan yang berhubungan dengan materi

pelajaran yang ada, dan melakukan diskusi.

Pembelajaran adalah proses interaksi

peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang

diberikan pendidik agar dapat terjadi proses

perolehan ilmu dan pengetahuan,

penguasaan kemahiran dan tabiat, serta

pembentukan sikap dan kepercayaan pada

peserta didik. Dengan kata lain,

pembelajaran adalah proses untuk

membantu peserta didik agar dapat belajar

dengan baik.

Di sisi lain pembelajaran mempunyai

pengertian yang mirip dengan pengajaran,

tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang

berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru

mengajar agar peserta didik dapat belajar

dan menguasai isi pelajaran hingga

mencapai sesuatu objektif yang ditentukan

(aspek kognitif), juga dapat memengaruhi

perubahan sikap (aspek afektif), serta

keterampilan (aspek psikomotor) seorang

peserta didik, namun proses pengajaran ini

memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu

pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja.

Sedangkan pembelajaran menyiratkan

adanya interaksi antara pengajar dengan

peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas

sangat tergantung dari motivasi pelajar dan

kreatifitas pengajar. Pembelajar yang

memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan

pengajar yang mampu memfasilitasi

motivasi tersebut akan membawa pada

keberhasilan pencapaian target belajar.

Target belajar dapat diukur melalui

perubahan sikap dan kemampuan siswa

melalui proses belajar. Desain pembelajaran

yang baik, ditunjang fasilitas yang

memandai, ditambah dengan kreatifitas guru

Page 6: pentingnya skemata dalam pembelajaran

6

akan membuat peserta didik lebih mudah

mencapai target belajar.

Target belajar dapat memudahkan

siswa mengembangkan dan meningkatkan

imajinasinya ketika ia sedang belajar dan

berusaha untuk memperluas pengalamannya

sehingga ia mampu menyimpan pengalaman

belajarnya dalam waktu yang cukup lama.

Jika siswa mampu mengembangkan dan

meningkatkan imajinasinya melalui skemata

dalam proses pembelajaran maka siswa

tersebut memiliki kemampuan kognitif yang

cukup baik dalam memahami setiap materi

pembelajaran yang berlangsung di kelas.

Oleh karena itu, pentingnya skemata dalam

mengembangkan dan meningkatkan

imajinasi siswa dapat mempermudah siswa

dalam proses pembelajaran di kelas.

2. Proses Perkembangan Imajinasi

Anak

Imajinasi adalah sebuah kerja akal

dalam mengembangkan suatu pemikiran

yang lebih luas dari apa yang pernah dilihat,

didengar, dan dirasakan. Dengan imajinasi,

manusia mengembangkan sesuatu dari

kesederhanaan menjadi lebih bernilai dalam

pikiran. Ia dapat mengembangkan sesuatu

dari ciptaan Tuhan dalam pikirannya.

Dengan tujuan untuk mengembangkan suatu

hal yang lebih bernilai dalam bentuk benda,

atau sekadar pikiran yang terlintas dalam

benak, Alfan Arrasuli (2001). Imajinasi

menurut St. Gentlefolk (2013), adalah

gambaran dan visualisasi dari dalam otak

yang berupa gambaran, suara, dan rasa.

Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut

dapat penulis simpulkan bahwa imajinasi

adalah kinerja akal manusia yang mulai

bergerak ke arah yang lebih jauh untuk

memahami hakikat realitas, wujud dan

pengamatan natural terhadap sesuatu.

Mengembangkan imajinasi anak

merupakan upaya untuk menstimulasi,

menumbuhkan dan meningkatkan potensi

kecerdasan juga kreativitasnya di masa

pertumbuhannya. Imajinasi anak

berkembang seiring dengan berkembangnya

kemampuannya dalam berbicara dan

berbahasa. Imajinasi anak berpengaruh juga

pada skemata yang tersimpan dalam memori

anak.

Contohnya, dengan bermain,

imajinasi anak akan berkembang karena

bermain merupakan dunia yang sangat dekat

dengan dunia anak. Bermain, berimajinasi

dan berkreasi merupakan dunia anak. Dalam

permainan, terdapat unsur pleasurable

(menyenangkan), enjoyable (menikmati),

imajinatif dan aktif, sehingga tanpa bermain,

imajinasi tidak akan berkembang dengan

Page 7: pentingnya skemata dalam pembelajaran

7

baik, menjadi sebuah ide dan tindakan

kreatif. Ketiga hal tersebut merupakan

rangkaian aktivitas yang melibatkan pikiran,

perasaan dan gerak tubuh anak yang

sejatinya bermanfaat bagi perkembangan

dan kepribadiannya.

Imajinasi anak merupakan sarana

untuk mereka berselancar dan belajar

memahami realitas keberadaan dirinya juga

lingkungannya. Karena itu, orang tua dapat

mengembangkan imajinasi anak dengan

menstimulasi tumbuh kembangnya potensi

dan kemampuan imajinatif anak untuk

diekspresikan dengan efektif.

Bermain, berimajinasi dan berkreasi

merupakan dunia anak. Dalam permainan,

terdapat unsur pleasurable (menyenangkan),

enjoyable (menikmati), imajinatif dan aktif,

sehingga tanpa bermain, imajinasi tidak

akan berkembang dengan baik, menjadi

sebuah ide dan tindakan kreatif. Ketiga hal

tersebut merupakan rangkaian aktivitas yang

melibatkan pikiran, perasaan dan gerak

tubuh anak yang sejatinya bermanfaat bagi

perkembangan dan kepribadiannya.

Berpikir kreatif dan imajinatif adalah

kemampuan seseorang untuk mengasah

kekuatan kreatif dan imajinatifnya dalam

menciptakan hal-hal baru. Tak salah bila

orang yang berpikir kreatif selalu diikuti

dengan kemampuan imajinatif.

Sebagai orang terdekat yang

memiliki ikatan batin kuat dengan anak,

orang tua merupakan “pemeran” yang

sangat dibutuhkan dalam mengasah dan

mengembangkan imajinasi anak secara

optimal, sehingga manfaat imajinasi tersebut

menjadi energi yang bersinergi terhadap

kecerdasan, perkembangan dan

kepribadiannya.

Hal- hal yang harus diperhatikan

oleh orang tua dalam mengembangkan

imajinasi anaknya melalui kegiatan sebagai

berikut:

1. Orang tua harus menjadi pendengar

yang baik dan aktif terhadap imajinasi

anak.

Aktif berarti memberikan respon

yang baik, menstimulasinya dengan

pertanyaan-pertanyaan kreatif dan

mendorongnya untuk berekspresi baik

secara verbal maupun non verbal. Orang

tua bisa saja mengarahkan anak untuk

menuliskan imajinasinya dalam diari

atau menulisnya dalam bentuk sebuah

karya tulis jika anak sudah mampu

membaca dan menulis.

2. Ajak anak kita bermain karena bermain

merupakan dunianya.

Page 8: pentingnya skemata dalam pembelajaran

8

Biarkan anak bebas menentukan

pilihan dan melakukan permainan

tertentu sesuai keinginannya, asalkan

sesuai dengan kemampuan berpikir

serta fisiknya. Bermain peran bisa

menjadi pilihan tepat, orang tua bisa

lebih cermat memberikan pilihan peran

bagi mereka. Permainan peran

membantu perkembangan emosi anak

dan memudahkan mereka bersosialisasi

dengan lingkungannya. Gunakan alat

bantu yang tidak membahayakan anak,

seperti kartu, mobil-mobilan atau

boneka untuk membantu mereka

bermain peran. Misalnya, anak berperan

sebagai ayah dan ibu memerankan

boneka sebagai anaknya. Pendampingan

dan kebebasan akan mengeratkan ikatan

batin dan membuat anak merasa lebih

dihargai dan percaya diri.

3. Orang tua jangan terlalu banyak

melarang anak, termasuk melarangnya

menangis dan tertawa di saat yang tepat

karena larangan bisa saja menghambat

imajinasi dan membatasi kreativitasnya.

Berikan pernyataan yang bersifat

anjuran agar anak merasa termotivasi.

Pernyataan yang bersifat anjuran akan

memberi motivasi positif pada anak.

Misalnya, menyatakan “Ade bisa jatuh

kalau lompat seperti Spiderman karena

Ade belum kuat. Mendingan Ade bantu

Ibu, kan Spiderman suka menolong

orang.” lebih baik daripada menyatakan

“Jangan lompat, nanti kaki kamu

patah!”.

4. Perdengarkan musik yang sesuai dengan

ritme jantung dan denyut nadi, bacakan

buku cerita, komik atau dongeng, serta

dampingi anak bermain komputer dan

belajar menulis karena semua hal

tersebut akan merangsang dan

membantu mengembangkan imajinasi

anak.

5. Ciptakan suasana yang aman, nyaman

dan menyenangkan bagi anak. Seperti

halnya belajar dan menerapkan metode

mendidik, suasana nyaman dan

menyenangkan akan membuat

imajinasinya berkembang. Perhatikan

pula letak benda-benda yang bisa

membahayakan anak, seperti gunting,

pisau, atau barang yang mudah pecah.

Imajinasi dan kreativitas anak seringkali

tidak terduga, sehingga orang tua patut

mengantisipasinya sejak awal.

3. Mengembangkan Imajinasi Anak

Melalui Kegiatan Membaca

Sebuah imajinasi lahir dari proses

mental yang manusiawi. Proses ini

Page 9: pentingnya skemata dalam pembelajaran

9

mendorong semua kekuatan yang bersifat

emosi untuk terlibat dan berperan aktif

dalam merangsang pemikiran dan gagasan

kreatif, serta memberikan energi pada

tindakan kreatif. Kemampuan imajinatif

anak merupakan bagian dari aktivitas otak

kanan yang bermanfaat untuk

kecerdasannya. Di masa balita, imajinasi

merupakan bagian dari tugas

perkembangannya, sehingga anak sangat

suka membayangkan sesuatu,

mengembangkan khayalannya dan bercerita

membagi ide-ide imajinatifnya kepada orang

lain, khususnya orang tuanya. Karena itu,

berimajinasi mampu membuat anak

mengeluarkan ide-ide kreatifnya yang

kadang kala “mencengangkan”. Hal ini

sangat wajar karena seiring pertambahan

usianya, otak anak lebih aktif merespon

setiap rangsangan. Di benaknya muncul

banyak pertanyaan yang mendorongnya

untuk melakukan banyak pengamatan.

Pertanyaan dan pengamatan yang

dilakukannya itu, akhirnya membuat anak

merasa nyaman berada di dalam

imajinasinya.

Bagi anak-anak, berimajinasi

merupakan kebutuhan alaminya dan bukan

bentuk kemalasan. Imajinasi anak bisa saja

lahir sebagai hasil imitasi, meniru dari

tayangan yang ditontonnya atau pengaruh

dari dongeng dan cerita yang didengarnya.

Namun, imajinasi juga bisa muncul secara

murni dan orisinil dari dalam benaknya,

sebagai hasil mengolah dan memanfaatkan

kelebihan dan kemampuan otak yang

dianugerahkan Tuhan. Jika kita mampu

mengasah, mengembangkan dan mengelola

imajinasi anak, maka berimajinasi akan

sangat bermanfaat dalam meningkatkan

kecerdasan kreatifnya, serta membuatnya

lebih produktif karena potensi dan

kemampuan imajinatif anak merupakan

proses awal tumbuhkembangnya daya cipta

dalam diri anak yang boleh jadi

menghasilkan sebuah kreasi yang menarik

dan bermanfaat untuk perkembangan

kepribadiannya.

Mengembangkan imajinasi anak

melalui kegiatan membaca yakni melalui

kegiatan membaca buku. Buku bacaan yang

menarik perhatian anak serta merangsang

imajinasi anak adalah buku- buku yang yang

banyak digemari oleh anak-anak pada

umunya. Imajinasi anak terhadap bacaan

yang terdapat dalam buku tersebut akan

tersimpan dalam skematanya dan

pengalaman anak semakin bertambah

melalui kegiatan membaca buku. Dalam

kegiatan membaca buku orang tua harus

Page 10: pentingnya skemata dalam pembelajaran

10

memantau dan menyemangati anaknya agar

mereka tidak merasa bosan untuk

mengembangkan potensi dan

kemampuannya dalam berkreasi dan

berimajinasi.

Membaca buku merupakan cara

terbaik untuk meningkatkan imajinasinya.

Dengan buku, anak bisa mendapatkan

kosakata baru dan mendapatkan visual.

Sehingga anak bisa membuat cerita untuk

dirinya sendiri. Visual juga dapat membantu

anak mengenali hal baru dan membuat anak

membuat cerita baru. Anak mencoba

membuat cerita baru dengan bantuan

gambar-gambar dari buku. Dengan ceritanya

tersebut kita dapat mengetahui tingkat

perkembangan imajinasi anak terhadap

objek yang diceritakannya di dalam bukunya

tersebut.

4. Manfaat Imajinasi dalam

Perkembangan dan Kepribadian

Anak

Manfaat imajinasi anak berkaitan

erat dengan tumbuhkembangnya kreativitas

dalam diri anak. Berikut beberapa manfaat

imajinasi anak bagi perkembangan dan

kepribadian anak.

a. Terampil berkomunikasi dan

bersosialisasi.

Menurut Dorothy Singer, seorang

profesor psikologi dari Yale University,

anak-anak yang aktif berimajinasi cenderung

lebih cerdas dan mudah bersosialisasi saat

berada di sekolah. Dengan berimajinasi,

anak melibatkan kapasitas otaknya, sehingga

kecerdasan otak lebih terasah.

Dalam berimajinasi, tentu saja ia

sering kali memainkan peran sebagai tokoh

tertentu yang tidak selalu sama, sehingga

dalam realitas sehari-hari, ia lebih mudah

berkomunikasi, memerankan perannya

sebagai anak, teman bahkan ibu atau guru.

Ia juga memiliki banyak cerita berkaitan

dengan imajinasinya yang akan semakin

memudahkannya berceloteh, ngobrol dengan

teman dan lingkungan sosialnya. Semua ini

bisa membuat anak lebih mudah

memecahkan suatu persoalan karena ia akan

memiliki sudut pandang yang berbeda atas

suatu masalah berdasarkan pengalaman dan

kemampuan imajinatifnya.

b. Mahir menganalisa, aktif dan

berpikir kreatif.

Berimajinasi membuat anak lebih

aktif dan kreatif. Imajinasi akan

menstimulasi gerak tubuh, emosi dan kinerja

otak anak untuk melakukan sebuah tindakan

kreatif. Dalam kondisi tertentu, semua yang

dilakukannya, dilihatnya dan didengarnya

Page 11: pentingnya skemata dalam pembelajaran

11

akan dianalisanya, sehingga dengan

berimajinasi ia lebih mahir menganalisa

kejadian, sesuatu atau masalah yang

dihadapinya.Dapat dikatakan, imajinasi

membuat anak lebih kreatif dalam berpikir

dan bertindak. Ia akan mencoba menganalisa

sesuatu dengan kemampuan imajinatifnya

itu, menuntun dan merunutnya dengan

logika apa saja yang bisa dan mungkin

terjadi. Di masa depan, kemampuan ini

sangat membantu karena permasalahan

hidup akan semakin kompleks dan

heterogen.

c. Memperkaya pengetahuan anak.

Dengan berimajinasi, ide-ide kreatif

anak semakin bermunculan dan

berkembang. Hal ini akan semakin

mengasah dan mendorong rasa

keingintahuannya. Keingintahuan yang

besar akan mendorong mereka untuk

mencari, menggali lebih dalam dan

berkesperimen untuk memuaskan

keingintahuannya tersebut. Semakin banyak

yang digali dan dicoba, semakin kaya pula

pengetahuannya. Proses menggali dan

mencari ini bisa dilakukannya melalui

kegiatan bermain dan ragam permainan,

membaca atau bertanya langsung.

d. Lebih percaya diri, mandiri dan

mampu bersaing.

Berpetualang di dunia imajinasi

membuat anak merasa nyaman. Ketika ada

dukungan dan dorongan untuk

mengekspresikannya, ia akan merasa

percaya diri. Kepercayaan diri ini akan

membuatnya lebih siap dan mampu bersaing

di lingkungannya karena secara tidak

langsung keterlibatan emosi, gerak tubuh

dan kemampuan otak dalam berimajinasi

membekalinya kesiapan mental untuk

bersaing. Keberanian dan kesiapan bersaing,

tidak selalu berdampak negatif karena

kesiapan ini justru bisa membuatnya

semakin mandiri dalam melakukan

aktivitasnya, tanpa harus selalu tergantung

kepada orang tuanya.

e. Memunculkan bakat anak.

Dengan berimajinasi, anak dapat

menggali, mengangkat dan memunculkan

bakatnya yang mungkin saja terpendam.

Bakat merupakan ciri universal yang khusus,

pembawaan yang luar biasa sejak lahir yang

dapat berkembang dengan adanya interaksi

dari pengaruh lingkungan. Berimajinasi bisa

membuat anak menemukan arti kenyamanan

yang bermuara pada bakatnya, sehingga

yang muncul dari imajinasinya tersebut

adalah bakatnya sendiri. Penting kita ketahui

Page 12: pentingnya skemata dalam pembelajaran

12

bahwa dalam imajinasi itu ada dua hal

bermakan yakni inovasi dan kreasi. Kedua

hal bisa optimal dengan peran bakat, minat

serta dukungan lingkungan (suasana) yang

menyenangkan.

Dengan mengetahui manfaat

imajinasi anak tersebut, orang tua bisa lebih

memahami cara menyikapi, mengasah dan

mengembangkan imajinsi anak untuk

perkembangan dan kepribadian anaknya.

Selanjutnya, manfaat imajinasi anak dapat

membantu gurunya juga dalam menerapkan

proses pembelajaran yang menyenangkan di

dalam kelas. Anak yang mampu berkreasi,

berimajinasi melalui kegiatan membaca

berarti ia memiliki skemata yang baik

terhadap sesuatu.

PENUTUP

Skemata merupakan suatu peta

kognitif yang terdiri atas sejumlah ide yang

tersusun rapi dalam pikiran seseorang.

Setiap orang memiliki skemata yang

berbeda-beda dalam kegiatan membaca.

Mengembangkan imajinasi anak

melalui skemata yang telah diperoleh akan

memudahkan anak dalam memahami bacaan

yang sedang dibacanya. Mengembangkan

imajinasi anak harus dimulai dari orang tua

yang merupakan pemeran utama dalam

mendidik dan membantu proses kematangan

kognitif anak. Selanjutnya jika anak tersebut

memiliki kemampuan yang baik dalam

kegiatan membaca akan membantu pendidik

dalam mengembangkan imajinasi anak

tersebut dalam proses pembelajaran.

Semakin baik skemata anak maka semakin

terasah kemampuan anak dalam

berimajinasi, berkreasi dalam dunianya.

DAFTAR RUJUKAN

Ami Achsin, Beberapa Metode Belajar

Mutakhir. (IKIP Ujung Pandang;

1985).

Bhattacharya, K. & Han, S. Piaget and

cognitive development. In M. Orey

(Ed.), Emerging perspectives on

learning, teaching, and technology.

(2001).

E. Richard Mayer, Educational Psychology.

(California.Harvard Collins; 1986).

Harjasujana, Ahmad S. dkk. 1986. Buku

Materi Pokok Keterampilan Membaca.

Jakarta:

Karunia, Universitas Terbuka.

Mochamad Ali.1987.Guru Dalam Proses

Belajar Mengajar. Bandung:Sinar Baru