PENJELASAN DAN CONTOH SERTA MAKNA PANTUNNYA Berikut merupakan
makna dan nilai- nilai luhur yang terkandung dalam pantun
nusantara. Penggalian makna pantun dibagi berdasarkan jenis
pantun.
1.Pantun anak-anak, berdasarkan isinya dapat dibedakan
menjadi:a.Pantun bersukacita: Pantun yang mengungkapkan perasaan
suka cita orang tersebut. Dilontarkan dalam situasi yang suka cita.
Dituturkan agar orang yang mendengarnya ikut merasakan suka
cita.
Burung merpati burung dara Terbang menuju angkasa luasHati siapa
takkan gembiraKarena aku telah naik kelasPantun tersebut
menggambarkan kegembiraan hati anak-anak yang berhasil naik kelas.
Penyampaian pantun itu tentunya dalam suasana yang suka cita.
Apabila pantun tersebut dilayangkan, tentu saja membuat yang
mendengar merasa turut bersuka cita.
b. Pantun berdukacita: Pantun yang mengungkapkan kesedihan
seseorang. Pantun ini juga dilontarkan oleh seseorang untuk
menghapus suasana duka cita yang ada.
Memetik manggis di kota KeduMembeli tebu uangnya hilang Menangis
adik tersedu-sedu Mencari ibu belum juga pulangPantun tersebut
mewakilkan perasaan anak yang ditinggal oleh orang tuanya. Pantun
tersebut dilayangkan dalam situasi yang sedih. Biasanya, anak yang
ditinggal orang tuanya tentu akan merasa sedih, dan mungkin mereka
bisa mengungkapkannya dalam bentuk pantun.
c. Pantun jenaka atau pantun teka-teki: Pantun jenaka atau
pantun teka teki merupakan pantun yang bertujuan untuk menghibur
orang yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk
saling menyindir dalam suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak
menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan pantun jenaka diharapkan
suasana akan menjadi semakin riang.
Pohon mangis di tepi rawaTempat nenek tidur beraduSedang
menangis nenek tertawaMelihat kakek bermain gunduMasyarakat
terdahulu menggunakan pantun sebagai media pelipur lara atau menia
hiburan. Dapat dilihat dari pantu tersebut, tujuannya juga untuk
menambah keakraban penutur dengan pendengarnya.
2. Pantun orang muda, berdasarkan isinya dapat dibedakan
menjadi:a. Pantun dagang atau pantun nasib: Pantun dagang atau
pantun nasib merupakan rangkaian kata-kata yang merefleksikan nasib
atau keadaan seseorang. Pantun ini biasanya dinyanyikan/dibacakan
oleh orang-orang yang berada di perantauan jika mereka ingat akan
kampung halamannya atau nasibnya yang tak seberuntung temannya.
Tudung saji hanyut terapunghanyut terapung di air sungaiNiat
hati hendak pulang kampungapa daya tangan tak sampaiPantun diatas
menggambarkan bagaimana orang yang merantau, berada jauh dari
kampung halamannya, sangat merindukan kampungnya. Disini tergambar
bahwa masyarakat daerah merantau untuk mencari uang ataupun
belajar, jauh dari keluarga, namun mereka tak lupa dengan tempat
asal mereka. Mereka bertahan di tempat rantau demi mencapai
tujuan.
b. Pantun perkenalan: Pantun yang berisi ungkapan untuk mengenal
seseorang dan ucapannya berupa pantun.
Dari mana hendak kemana Manggis dipetik dengan pisau Kalau boleh
kami bertanya Gadis cantik siapa namamuPantun tersebut
menggambarkan bagaimana keinginan seseorang untuk berkenalan dengan
orang yang ditemuinya. Dalam hal ini, kearifan local yang dapat
ditemui yakni masyarakat sangat gemar membuka tali pertemanan, suka
mengenal satu sama lain. Apabila ia bertemu dengan seseorang yang
menarik perhatiannya, ia akan menanyakan hal awam untuk menjalin
tali pertemanan, agar mereka menjadi lebih akrab.
c. Pantun berkasih-kasihan: Pantun yang berisi ungkapan yang
ditujukan pada orang yang dicintainya.
Jalan lurus menuju Tuban Terus pergi mengangkat petiBadan kurus
bukan tak makan Kurus memikir si jantung hatiPantun tersebut
dituturkan oleh seseorang kepada pasangannya. Pantun
berkasih-kasihan berisikan hal yang ingin diungkapkan kepada
pasangan, atau pun sebagai sarana untuk merayu pasangannya. Pantun
tersebut menggambarkan rasa cinta seseorang terhadap pasangannya
dan membuat ungkapan yang berlebihan bahwa badannya kurus karena
memikirkan kekasihnya. Hal tersebut tentunya akan membuat sang
kekasih merasa tersentuh dan kenambah keharmonisan hubungan.
d.Pantun perceraian: Pantun yang berisi ucapan perpisahan atau
perceraian. Pantun ini dilontarkan ketika kedua pasangan sedang
memiliki masalah dan mungkin berniat untuk berpisahataupun
diputuskan hubungannya.
Jaga tugu di tengah jalan Menjala ikan mendapat kerang Tega nian
aku kau tinggalkan Hidup di dunia hanya seorangPantun perceraian
tersebut menggambarkan kegundahan seseorang karena ditinggal oleh
pasangannya.
3. Pantun orang tua, berdasarkan isinya data dibedakan
menjadi:a. Pantun nasihat: Rangkaian kata-kata yang mempunyai makna
mengarahkan atau menegur seseorang untuk menjadi lebih baik.Pantun
nasehat dari jaman ke jaman mengalami perkembangan, pada awal
mulanya pantun hanyalah karya lisan yang spontan terucap dari orang
yang kreatif.
Bau paku sedin telabahBuaq randu masak odaqPacu-pacu pada
sekolahJari sangu sak uwah toakMemetik paku dekat selokanBuah kapuk
matang mudaRajin-rajinlah bersekolahJadi bekal ketika tuab. Pantun
adat: pantun yang menggunakan gaya bahasa bernuansa kedaerahan dan
kental akan unsur adat kebudayaan tanah air. jenis pantun ini
bertutur lebih kepada kearifan lokal dimana pantun adat tersebut
beredar,masing masing daerah di Nusantara ini pasti memiliki pantun
adat yang berbeda beda.
Menanam kelapa di pulau BukumTinggi sedepa sudah berbuahAdat
bermula dengan hukumHukum bersandar di KitabullahPantun tersebut
jelas menggambarkan adat istiadat melayu dimana hukumnya berujung
atau bermula dari kitabullah atau alquran. Kearifan local yang
terkandung yakni tentang aturan adat yang bertumpu pada alquran.
Sebagian besar orang Indonesia memeluk agama islam. Aturan adat
yang ada tentunya merujuk pada ajaran islam.
c. Pantun agama: pantun yang didalamnya mengandung kata-kata
nasehat atau petuah yang memiliki makna mendalam sebagai sebuah
pedoman dalam menjalani hidup, yang biasanya berisi kata kata yang
bisa mendorong kita untuk berbuat yang tidak melanggar aturan agama
baik untuk kepentingan diri maupun bagi orang lain.
Aqu lalo beli tembageTe ngadu ngelim parangLamun mele tame
surgeGirang-girang ngaji sembahyangSaya pergi beli tembagaSaya
pakai untuk merekatkan parangApabila ingin masuk surgeSering-sering
mengaji dan sembahyag
Dari baris pertama dan kedua memiliki keterhubungan yang saling
berkaitan. Keterhubungan antara baris pertama dengan baris kedua
sangat erat, karena pada baris pertama menjelaskan mengenai apa
yang digunakan, sedangkan baris kedua menjelaskan mengenai sebab.
Sehingga sampiran pada lelakaq ini merupakan keterhubungan
sebab-akibat antara baris pertama dan baris kedua.
Selanjutnya pada isi lelakaq kalimat pada baris ketiga berbunyi
lamun mele tame surge. Apabila dilihat secara kata perkata, maka
kata lamun berarti kalau, kata mele berarti ingin, dan kata surge
berarti surga. Dari kata tersebut maka arti seluruhnya pada kalimat
di baris ketiga ini adalah kalau ingin masuk surga. Kata-kata
tersebut dapat dilihat dari artinya akan memiliki makna yang sangat
luas dan mendalam. Dari hal tersebut maka akan lebih mudah untuk
menggali makna sebenarnya dari kalimat lelakaq pada baris ketiga
ini.
Dan kalimat pada baris keempat pada lelakaq tersebut berbunyi
girang-girang ngaji sembahyang. Apabila diartikan secara
kata-perkata, maka kata girang-girang berarti sering-sering, kata
ngaji berarti membaca Al-Quran, dan kata sembahyang dapat berarti
sholat. Maka apabila diartikan secara sepenuhnya maka dapat
diartikan sering-sering membaca Al-Quran dan sholat. Kalimat
tersebut sesuai dengan apa yang dipaparkan oleh kalimat pada baris
ketiga tersebut. Sehingga dari hal tersebut maka secara arti kata
maka kalimat pada baris ketiga dan keempat sesuai dan saling
berhubungan.
Kearifan lokal yang terkandung dalam Lelakaq ini jelas sekali
mengenai ajaran agama. Pesan yang terkandung yaitu apabila kita
ingin masuk surga, sering-seringlah kita mengaji (Membaca Alquran)
serta Sembahyang (Shalat lima waktu dan shalat sunnah). Dari
lalekaq tersebut jelas sekali terlihat bahwa masyarakat sasak
sebagian besar merupakan pemeluk agama yang kuat. Mereka menanamkan
nilai-nilai agama dalam banyak pantun mereka. Sebagai alat
pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan
kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir
tentang makna kata sebelum berujar. Ia juga melatih orang berfikir
asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang
lain.
CONTOH PANTUN DENGAN JENISNYA
Pantun Teka-teki
Kalau tuan bawa keladiBawakan juga si pucuk rebungKalau tuan
bijak bestariBinatang apa tanduk dihidung ?
Beras ladang sulung tahunMalam malam memasak nasiDalam batang
ada daunDalam daun ada isi
Terendak bentan lalu dibeliUntuk pakaian saya turun
kesawahKalaulah tuan bijak bestariApa binatang kepala dibawah ?
Kalau tuan muda terunaPakai seluar dengan gayanyaKalau tuan
bijak laksanaBiji diluar apa buahnya
Tugal padi jangan bertangguhKunyit kebun siapa galinyaKalau tuan
cerdik sungguhLangit tergantung mana talinya ? Pantun
PerpisahanPucuk pauh delima batuAnak sembilang ditapak tanganBiar
jauh dinegeri satuHilang dimata dihati jangan
Bagaimana tidak dikenangPucuknya pauh selasih JambiBagaimana
tidak terkenangDagang yang jauh kekasih hati
Duhai selasih janganlah tinggiKalaupun tinggi berdaun
janganDuhai kekasih janganlah pergiKalaupun pergi bertahun
jangan
Batang selasih mainan budakBerdaun sehelai dimakan kudaBercerai
kasih bertalak tidakSeribu tahun kembali juga
Bunga Cina bunga karanganTanamlah rapat tepi perigiAdik dimana
abang geranganBilalah dapat bertemu lagi
Kalau ada sumur di ladangBolehlah kita menumpang mandiKalau ada
umurku panjangBolehlah kita bertemu lagi
Pantun Peribahasa
Berakit-rakit kehuluBerenang-renang ke tepianBersakit-sakit
dahuluBersenang-senang kemudian
Ke hulu memotong pagarJangan terpotong batang durianCari guru
tempat belajarJangan jadi sesal kemudian
Kerat kerat kayu diladangHendak dibuat hulu cangkulBerapa berat
mata memandangBarat lagi bahu memikul
Harapkan untung menggamitKain dibadan didedahkanHarapkan guruh
dilangitAir tempayan dicurahkan
Pohon pepaya didalam semakPohon manggis sebasar lenganKawan
tertawa memang banyakKawan menangis diharap jangan
Pantun NasihatKayu cendana di atas batuSudah diikat dibawa
pulangAdat dunia memang begituBenda yang buruk memang terbuang
Kemuning di tengah balaiBertumbuh terus semakin tinggiBerunding
dengan orang tak pandaiBagaikan alu pencungkil duri
Parang ditetak kebatang senaBelah buluh taruhlah temuBarang
dikerja takkan sempurnaBila tak penuh menaruh ilmu
Padang temu padang baiduriTempat raja membangun kotaBijak
bertemu dengan jauhariBagaikan cincin dengan permata
Ngun Syah Betara SaktiPanahnya bernama Nila GandiBilanya emas
banyak dipetiSembarang kerja boleh menjadi
Jalan-jalan ke kota Blitarjangan lupa beli sukunJika kamu ingin
pintarbelajarlah dengan tekun
Pantun Kias
Ayam sabung jangan dipautJika ditambat kalah laganyaAsam
digunung ikan dilautDalam belanga bertemu juga
Berburu kepadang datarDapatkan rusa belang kakiBerguru kepalang
ajarBagaikan bunga kembang tak jadi
Anak Madras menggetah punaiPunai terbang mengirap buluBerapa
deras arus sungaiDitolak pasang balik kehulu
Kayu tempinis dari kualaDibawa orang pergi MelakaBerapa manis
bernama niraSimpan lama menjadi cuka
Disangka nenas di tengah padangRupanya urat jawi-jawiDisangka
panas hingga petangKiranya hujan tengah hari
Pantun Jenaka
Pantun Jenaka adalah pantun yang bertujuan untuk menghibur orang
yang mendengar, terkadang dijadikan sebagai media untuk saling
menyindir dalam suasana yang penuh keakraban, sehingga tidak
menimbulkan rasa tersinggung, dan dengan pantun jenaka diharapkan
suasana akan menjadi semakin riang. Contoh:
Di mana kuang hendak bertelurDi atas lata dirongga batuDi mana
tuan hendak tidurDi atas dada dirongga susu
Elok berjalan kota tuaKiri kanan berbatang sepatElok berbini
orang tuaPerut kenyang ajaran dapat
Sakit kaki ditikam jerujuJeruju ada didalam payaSakit hati
memandang susuSusu ada dalam kebaya
Naik kebukit membeli ladaLada sebiji dibelah tujuhApanya sakit
berbini jandaAnak tiri boleh disuruh
Orang Sasak pergi ke BaliMembawa pelita semuanyaBerbisik pekak
dengan tuliTertawa si buta melihatnya
Jalan-jalan ke rawa-rawaJika capai duduk di pohon palmGeli hati
menahan tawaMelihat katak memakai helm
Limau purut di tepi rawa,buah dilanting belum masakSakit perut
sebab tertawa,melihat kucing duduk berbedak
jangan suka makan mentimunkarna banyak getahnyahai kawan jangan
melamunmelamun itu tak ada gunanya
Pantun Agama
Banyak bulan perkara bulanTidak semulia bulan puasaBanyak tuhan
perkara tuhanTidak semulia Tuhan Yang Esa
Daun terap di atas dulangAnak udang mati ditubaDalam kitab ada
terlarangYang haram jangan dicoba
Bunga kenanga di atas kuburPucuk sari pandan JawaApa guna
sombong dan takaburRusak hati badan binasa
Asam kandis asam gelugurKetiga asam si riang-riangMenangis mayat
dipintu kuburTeringat badan tidak sembahyang
Struktur Pantun
1) Selain bentuk empat baris, terdapat pantun yang terdiri
atasdua baris, enam baris, delapan baris, dan bentuk berkait.
Seperti yang terlihat pada contoh berikut :Sudah gaharu cendana
pula, } sampiransudah tahu bertanya pula. } isiKura-kura dalam
perahu, } sampiranpura-pura tidak tahu. } isi Pantun tersebut
merupakan pantun yang terdiri atas dua larik atau baris dan
bersajak a-a. Pantun itu dikenal dengan sebutan karmina atau pantun
kilat. Larik pertama pada pantun itu merupakan sampiran dan larik
keduanya merupakan isi (2) Ada juga pantun yang jumlah barisnya
lebih dari empat, bisa enam, delapan, sepuluh, dua belas, dan
seterusnya, asalkan jumlah barisnya harus genap. Dengan demikian,
rima akhir pada talibun akan berbentuk a-b-c-a-b-c,a-b-c-d-a-b-c-d,
dan seterusnya. Pantun seperti itu disebut talibun. Contoh teks
talibun adalah sebagai berikut. a) Talibun dengan Enam Larik
Bukan hamba takutkan mandi, } sampiran baris 1 takut hamba
berbasah-basah, } sampiran baris 2 mandi di lubuk Pariangan. }
sampiran baris 3 Bukan hamba takutkan mati, } isi baris 1 takut
hamba kan patah-patah, } isi baris 2 di dalam bertunangan. } isi
baris 3
b) Talibun dengan Delapan Larik
Lain pesisir dan Bukittinggi, } sampiran baris 1 tidak di darat
hanya di rantau. } sampiran baris 2 Palembayan sama di dalam, }
sampiran baris 3 Sungai Beringin Tujuh Lurah. } sampiran baris 4
Marilah berjalan sekarang ini, } isi baris 1 kita pertaruhkan si
langau hijau. } isi baris 2 Beramanat di embun malam, } isi baris 3
senanglah hati Lompong Bertuah. } isi baris 4
Talibun merupakan jenis puisi bebas yang di dalamnya terdapat
beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan pemerian. Isi pantun
jenis ini berdasarkan sebuah perkara yang diceritakan secara
terperinci dengan memanfaatkan pengulangan kata pada baris
berikutnya untuk memberikan penekanan. (3) Bentuk pantun lainnya
yang perlu di ketahui adalah pantun berkait. Pantun berkait ini
merupakan pantun yang terdiri atas beberapa bait yang
sambung-menyambung. Larik kedua dan keempat pada setiap baitnya
menjadi larik pertama dan ketiga bait berikutnya. Jadi, struktur
pantun berkait sangat kompleks dan unik. Perhatikan contoh berikut.
Manggistan namanya kayu,daunnya luruh menelentang.Mahkota Raja
Melayu,turun dari bukit Seguntang. Daunnya luruh menelentang,daun
puan diraut-raut.Turun dari bukit Seguntang,keluar dari dalam laut.
Pulau Pandan jauh ke tengah,Gunung Daik bercabang tiga.Hancur badan
dikandung tanah,budi yang baik dikenang juga.
Gunung Daik bercabang tiga,tampak jauh dari seberang.Budi yang
baik dikenang jugakhidmat bakti disanjung orang.
Jenis-Jenis Pantun
Jenis Pantun Berdasarkan Bentuk
Jenis Pantun Berdasarkan IsiKarmina / Pantun Kilat
Talibun
Pantun Berkait / Seloka