i PENGGUNAAN METODE AUDIO-LINGUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK PENINGKATKAN PRONUNCIATION SISWA KELAS IV A MI SUNAN KALIJOGO MALANG SKRIPSI Oleh: DHEWI MASITHOH ADMAWATI 07140036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Juli, 2009
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
PENGGUNAAN METODE AUDIO-LINGUAL DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK
PENINGKATKAN PRONUNCIATION
SISWA KELAS IV A MI SUNAN KALIJOGO MALANG
SKRIPSI
Oleh:
DHEWI MASITHOH ADMAWATI 07140036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
Juli, 2009
ii
PENGGUNAAN METODE AUDIO-LINGUAL DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK
PENINGKATKAN PRONUNCIATION
SISWA KELAS IV A MI SUNAN KALIJOGO MALANG
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S .Pd)
Oleh:
DHEWI MASITHOH ADMAWATI 07140036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKLULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
Juli, 2009
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGGUNAAN METODE AUDIO-LINGUAL DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK
PENINGKATKAN PRONUNCIATION
SISWA KELAS IV A MI SUNAN KALIJOGO MALANG
SKRIPSI
Oleh:
DHEWI MASITHOH ADMAWATI 07140036
Telah Disetujui Pada Tanggal: 27 Juli 2009
Dosen pembimbing
Dr. H. Nur Ali, M.Pd NIP. 150 289 265
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Dra. Hj. Sulalah, M. Ag NIP. 150 267 279
iv
HALAMAN PENGESAHAN
PENGGUNAAN METODE AUDIO-LINGUAL DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK
PENINGKATKAN PRONUNCIATION
SISWA KELAS IV A MI SUNAN KALIJOGO MALANG
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh Dhewi Masithoh Admawati (07140036)
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 7 Agustus 2009 dengan nilai A
Dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Panitia Ujian Ketua Sidang, M. Walid, M.A : ___________________ NIP. Sekretaris Sidang, Dr. H. Nur Ali, M.Pd : ___________________ NIP. 150 289 265 Pembimbing, Dr. H. Nur Ali, M.Pd : ___________________ NIP. 150 289 265 Penguji Utama, Dr. Wahid Murni, M.Pd., Ak. NIP.
Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik IbrahimMalang
Dr. M. Zainuddin, MA NIP.150 275 502
v
PERSEMBAHAN
(Acknowledgement)
First of all, I praise to Allah the Almighty for the blessing and mercy given to me during my study and in completing this final project.
Secondly, I would be grateful to My great parents
Bpk. Mustamar and Ibu Siti Zainab for their praying. My beloved family Those who always give great encouragement to me
in accomplishing this final project.
For my beloved sister Syie, thanks for always be with me in every single time. Thanks for being my best friend.
Teh Nung, Oneng, Silvi, Gendut, Mbk Nuril, Mbak Bintan and all of member
of Sabilurrosyad Islamic Boarding I Love you all.
I would like to express my sincere gratitude to Dr. Nur Ali, M.Pd as my advisor for giving me
guidance and help to finish this final project and who has spent countless hours correcting
this final project in order to make it better. I also thank the examiners who have spent their time to examine me and correct my final project.
I also would like to extent my deep thanks to the principal of MI Sunan Kalijaga
and all the teachers who have helped me in conducting this study.
My special thanks to all lectures of the who have taught me since the first year of my study.
My gratitude goes to many people who have contributed their ideas
and time in completing my final project.
Finally, none or nothing is perfect and neither is this final project. Any correction, comments, and critics for the improvement of this final project are
always open-heartedly welcomed.
Malang,
The Writer
vi
MOTTO
ة�د��ا� �� ��ها ���ا��
39 "Menguasai metode itu lebih penting daripada sekedar
memahami teori"1
(Dr. Athiyah Al-Abrosy dalam Tarbiyah wa Ta'lim)
1 Mahmud Yunus dan Muhammad Qosim Bakir, Tarbiyah wa ta'lim, Gontor: Darussalam press
vii
Dr. H. Nur Ali, M.Pd Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang ------------------------------------------- NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi Dhewi Masihtoh Admawati Malang, 27 Juli 2009 Lamp. : 4 (Empat) Eksemplar Kepada Yth. Dekan Fakltas Tarbiyah UIN Malang di Malang Assalaamu’alaikum W. Wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut dibawah ni: Nama : Dhewi Masithoh Admawati NIM : 07140036 Jurusan : PGMI
Judul Skripsi :Penggunaan Metode Audio Lingual Dalam Pembelajaran
Bahasa Inggris Untuk Peningkatan Pronunciation Siswa
Kelas IV MI Sunan Kalijogo Malang
Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalaamu’alaikum Wr.Wb
Pembimbing,
Dr. H. Nur Ali, M. Pd
viii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang penetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau ditebitkan oleh orang lain, kecali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.
para penghuni Sabeel El-Rosyad, dan yang tak bisa tersebut satu persatu)
kalian adalah babak penting yang penuh warna dalam episode hidupku ,
maturnuwun
xi
10. Almamaterku dan seluruh penghuninya. Semoga ilmu yang ku dapat
bermanfaat di dunia dan akhirat.
Semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan rahmat dan balasan yang
tiada tara kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya
skripsi ini. Penulis hanya bisa berdoa semoga amal ibadah kalian diterima oleh
Allah SWT sebagai amal yang mulia. Amin.
Penulis menyadari penuh dengan kelemahan yang dimilikinnya, sehingga
dalam menyelesaikan skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan akan adanya saran dan kritik
dari semua kalangan guna menyempurnakan penulisan ini. Akhirnya, mudah-
mudahan penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua, lebih-lebih kepada
penulis. Amiin.
Malang, 27 Juli 2009
Penulis
Dhewi Masithoh Admawati NIM. 07140036
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
Penulisan tansliterasi Arab-Latin dalam skripsi ini menggunakan pedoman
transliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 tahun 1987 dan No. 0543 b/ u/ 1987 yang
secara garis besar dapt diuraikan sebagai berikut:
A. Huruf
q = ق z = ز a = ا
k = ك s = س b = ب
l = ل sy = ش t = ت
m = م sh = ص ts = ث
n = ن dl = ض j = ج
w = و th = ط h = ح
zh * = h = ظ kh = خ
, = ى ‘ = ع d = د
y = ي gh = غ dz = ذ
f = ف r = ر
B. Vokal Panjang
Vokal (a) panjang = ậ
Vokal (i) panjang = i
Vokal (u) panjang = u
C. Vokal Diftong
u = أ� aw =أ�
i =إي ay =أي
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 : Profil MI Sunan Kalijogo ............................................................ 58 Tabel 4.2 : Sarana dan prasarana MI Sunan Kalijogo ................................... 59 Tabel 4.3 : Tanggapan siswa terhadap penerapan metode Audio-Lingual ... 82
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1: ..................................................................................................... 44
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Lampiran 2: Daftar nilai siswa Lampiran.3: Dokumentasi kegiatan pembelajaran Lampiran 4: Lembar observasi proses KBM dengan responden guru mata pelajaran Lampiran 5: Lembar Dialog Lampiran 6: Lembar Bukti Konsultasi Lampiran 7: Surat Keterangan Akan Mengajukan Penelitian Lampiran 8: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN .................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
MOTTO ................................................................................................................. vi
NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................................ vii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN .................................................. xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xvi
ABSTRAK ........................................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 10
C. Tujuan dan kegunaan Penelitian ............................................................. 10
D. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 12
E. Definisi Istilah ......................................................................................... 12
F. Sistematika Pembahasan ......................................................................... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 15
A. Pengertian Pembelajaran Bahasa Inggris ................................................ 15
B. Pengertian Metode Pembelajaran Bahasa Inggris ................................... 17
C. Pembelajaran Bahasa Inggris kelas IV SD/MI........................................ 18
D. Pengertian metode Audio-Lingual ......................................................... 22
E. Sejarah Metode Audio-Lingual .............................................................. 23
xvii
F. Teknik Pengajaran yang Digunakan dalam Metode Audio-Lingual ...... 25
G. Penerapan Metode Audio-Lingual .......................................................... 29
1. Langkah-langkah Pembelajaran dalam Metode Audio-Lingual ........ 29
2. Evaluasi Metode Audio-Lingual ......................................................... 31
H. Kelebihan dan Kekurangan Metode Audio-Lingual .............................. 31
I. Lingkup Pengajaran Pronunciation ....................................................... 34
a. Sounds/bunyi ................................................................................... 34
b. Ritme dan Penekanan ....................................................................... 35
c. Intonasi ............................................................................................. 35
J. Tujuan Pembelajaran Pronunciation ...................................................... 36
K. Pembelajaran Bahasa Perspektif Islam .................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 40
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................................. 40
B. Kehadiran Peneliti di Lapangan .............................................................. 48
C. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 49
D. Sumber Data dan Jenis Data ................................................................... 49
E. Instrumen Penelitian................................................................................ 50
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 51
G. Analisis Data ........................................................................................... 52
H. Pengecekan Keabsahan Data................................................................... 54
I. Tahapan Penelitian .................................................................................. 54
a. Rencana Tindakan ............................................................................ 55
b. Pelaksanaan Tindakan ......................................................................... 56
c. Observasi ............................................................................................. 56
d. Refleksi ............................................................................................... 57
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN ...................................................... 59
A. Latar Belakang Obyek Penelitian............................................................ 59
1. Sejarah Singkat Berdirinya MI Sunan Kalijogo ................................. 59
2. Visi Misi MI Sunan Kalijogo ............................................................. 59
3. Lokasi MI Sunan Kalijogo ................................................................. 61
4. Profil MI Sunan Kalijogo .................................................................... 61
xviii
5. Sarana dan Prasarana MI Sunan Kalojogo .......................................... 62
B. Paparan Hasil Penelitian ......................................................................... 62
1. Siklus I .............................................................................................. 64
2. Paparan Data Siklus I ..................................................................... 64
3. Siklus II ........................................................................................... 76
4. Paparan Data Siklus II ....................................................................... 76
BAB V PEMBAHASAN ...................................................................................... 88
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 96
A. Kesimpulan ............................................................................................. 96
B. Saran ........................................................................................................ 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xix
ABSTRAK
Dhewi, Masithoh Admawati. 07140036. Penggunaan Metode Audio Lingual dalam Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Peningkatan Pronunciation Siswa Kelas IV MI Sunan Kalijogo Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing, Dr. H. Nur Ali, M.Pd Kata Kunci: Metode Audio-Lingual, Peningkatan Pronunciation
Pronunciation merupakan suatu bentuk pembelajaran yang penting dilakukan dalam pengajaran bahasa Inggris. Berbeda dengan bahasa Indonesia, pengajaran bahasa Inggris memiliki fonem (bunyi kata) dan pelafalan yang sedikit sulit untuk diajarkan anak-anak. Oleh karena itulah, pembelajaran pronunciation perlu diberikan sejak dini. Dengan mempelajari pronunciation siswa akan mengetahui bagaimana pengucapan (how to pronounce) sebuah kata yang benar. Hal ini dimaksudkan untuk membuat anak mengerti bagaimana cara mengucapan kata dalam bahasa asing (Inggris) untuk menghindari kesalahan berbicara atau membaca. Begitu pentingnya pronunciation dalam bahasa Inggris adalah karena salah pelafalan kata dalam bahasa Inggris dapat berakibat fatal. Salah dalam melafalkan satu huruf konsonan atau huruf vokal saja dalam suatu kata dapat membuat perbedaan kata yang akan berakibat pada kesalahan makna yang dimaksud. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan metode yang tepat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Audio-Lingual. Yakni, sebuah metode pengajaran bahasa Inggris yang lahir dari teori behavior phsycology yang menekankan drill dalam pelaksanaannya. Hal tersebut sesuai dengan pembelajaran pronunciation yang pada dasarnya membutuhkan lebih banyak latihan-latihan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Penelitian ini dilaksanakan di MI Sunan kalijogo Malang, dengan objek penelitian siswa kelas IV A. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini secara umum adalah untuk mendeskripsikan proses peningkatan kemampuan pronunciation dengan menggunakan metode Audio-Lingual pada siswa kelas IV A MI Sunan Kalijogo Malang. Sedangkan secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah; 1) Mendeskripsikan proses perencanaan pembelajaran pronunciation dengan menggunakan metode Audio-Lingual pada siswa kelas IV A MI Sunan Kalijogo; 2) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran pronunciation dengan menggunakan metode Audio-Lingual pada siswa Kelas IV A MI Sunan Kalijogo, dan 3) Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran pronunciation dengan menggunakan metode Audio-Lingual pada siswa Kelas IV A MI Sunan Kalijogo.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research). Adapun penelitian ini terbatas pada penggunaan metode Audio-Lingual dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk meningkatkan pronunciation siswa yang pada akhirnya diharapkan mampu memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang penggunaan metode Audio-Lingual bagi guru dan pembaca. Penelitian ini dibagi menjadi empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Untuk mengetahui peningkatan pronunciation siswa dengan metode Audio-Lingual, peneliti melakukan pre test dan post test pada siswa kelas IV A MI Sunan Kalijogo yang berjumlah 23 siswa. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dan empat kali pertemuan. Pre test dilakukan sebelum siswa diberi tindakan. Adapun post test
xx
dilakukan ketika siswa sudah diberi tindakan. Hasilnya membuktikan bahwa nilai post test siswa lebih baik daripada nilai pre test siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan rata-rata kelas sebelum dan setelah post test. Dari segi vowel (vokal) mengalami peningkatan sebesar 40%, consonant (konsonan) sebesar 34,9%, rhythm and word stress (ritma dan penekanan kata) 28,03%, intonation (intonasi) 37,7% dan fluency (kelancaran) sebesar 32,02%.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pergeseran paradigma dalam pendidikan yang semula terpusat menjadi
desentralisasi membawa konsekuensi dalam pengelolaan, pendidikan khususnya
ditingkat sekolah. Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 32
tahun 2004 tentang otonomi daerah yang secara langsung berpengaruh terhadap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan. Kebijakan tersebut dapat
dimaknai sebagai pemberian otonom yang seluas-luasnya kepada sekolah dalam
mengelola sekolah, termasuk di dalam berinovasi dalam pengembangan
kurikulum dan model-model pembelajaran. Kondisi ini sesuai dengan perubahan
kurikulum yang sedang dibuat pemerintah, yakni kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP). Perubahan kurikulum tersebut untuk meningkatkan kualitas
mutu pendidikan. Mencermati dari kondisi rendahnya mutu pendidikan, maka
peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan sesuatu yang sangat mutlak
untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Salah satu wahana untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan, sehingga kualitas
pendidikan harus senantiasa ditingkatkan.2
Berbicara tentang bahasa, berarti berbicara tentang alat komunikasi. Kita
tidak dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa bahasa. Jika kita tidak mengerti
bahasa Inggris, maka hampir dapat dipastikan kita akan tertinggal. Bahasa Inggris
2 E. Mulyasa. Media dan Laboratorium dalam Pendidikan. (Jakarta: Proyek
Pengembangan, 2003), Pendidikan Guru (P3G) Pdan K
2
adalah suatu bahasa yang sangat penting dalam dunia internasional khususnya di
era globalisasi sekarang ini.
Bahasa Inggris sebagai suatu bahasa yang digunakan dalam masyarakat
globlal dapat dipergunakan sebagai media komunikasi dengan orang lain dari
berbagai negara. Selain itu, dengan menguasai bahasa Inggris maka orang akan
dengan mudah masuk dan dapat mengakses dunia informasi dan teknologi.
Dengan pengenalan bahasa Inggris di sekolah dasar maka siswa akan mengenal
dan mengetahui bahasa tersebut lebih awal. Oleh karena itu mereka akan
mempunyai pengetahuan dasar yang lebih baik sebelum melanjutkan ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Alasan yang terakhir adalah bagi orang tua dan guru
dapat memberikan bekal bagi siswa bahwa dengan menguasai bahasa Inggris
maka bisa memberikan kesempatan yang lebih terbuka untuk mengembangkan
diri guna memperoleh kesempatan yang lebih baik menghadapi persaingan
lapangan kerja dan karir di masa yang akan datang.
Menurut Pennycook bahasa Inggris telah menjadi suatu alat yang sangat
menentukan bagi kelanjutan pendidikan, pekerjaan serta status sosial masyarakat.3
Selain itu, menurut Depdiknas Bahasa memiliki peran sentral dalam
perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan
penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran
bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya , budayanya, dan
budaya lain. Selain itu pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu
3 Pennycook, A, “English in the World/The World in English”. In J. Tollefson (Ed),
Power and Inequality in Language Education (Cambridge: Cambridge University Press, 1995), hlm. 40
3
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dan
mengemukakan serta menggunakan kemampuan analisis dan imajinaif yang ada
dalam dirinya.4
Di dalam al-Qur'an juga dijelaskan tentang pentingnya mempelajari bahasa
lain. Adapun ayat yang menunjukkan tentang hal tersebut adalah:
Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan[891]. "5
Maksud dari ayat tersebut adalah mereka (kaum yang dijumpai Iskandar
Dzulkarnain) tidak bisa memahami bahasa orang lain, karena bahasa mereka
amat jauh bedanya dari bahasa yang lain, dan merekapun tidak dapat
menerangkan maksud mereka dengan jelas karena kekurangan kecerdasan
mereka.6 Ayat tersebut menceritakan tentang kisah perjalanan Iskandar
Dzulkarnain ke sebuah tempat yang pada tempat tersebut terdapat suatu kaum
yang hampir tidak mengerti pembicaraan.
Adapun pelajaran yang dapat diambil dari ayat tersebut adalah
bahwasanya mempelajari bahasa sangat penting. Hal tersebut dikarenakan
manusia adalah makhluk homo socius yang juga butuh berinteraksi dengan
manusia lainnya, baik balam batasan regional maupun internasional
4 Depdiknas, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Seklah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah ( Jakarta: CV. Timur Putra Mandiri, 2006), hlm. 402 5 Al-Qur'an Digital, Surat Al-Kahfi, ayat 93 6 Ibid
4
Dari beberapa ulasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya
menguasai bahasa sangatlah penting. Begitu pentingnya Menguasai bahasa Inggris
dengan baik akan sangat membantu siswa dalam meningkatkan pengetahuan dan
keintelektualan mereka, karena dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali
dijumpai berbagai buku dan media sumber informasi yang dicetak dengan
menggunakan bahasa Inggris. Untuk itulah MI Sunan Kalijogo ingin membantu
anak didiknya untuk mempelajari bahasa Inggris dengan memberikan berbagai
metode guna meningkatkan kemampuan berbahasa mereka sejak dini.
Akan tetapi dilihat dari hasil pra research, yang diperoleh peneliti dari
hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Inggris kelas IV A MI Sunan
Kalijogo, dalam usahanya memberikan pendidikan yang terbaik bagi siswanya,
khususnya dalam mata pelajaran bahasa Inggris masih mereka masih sering
mengalami kesulitan. Sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan guru bahasa
Inggris kelas IV A berikut ini:
" Begini mbak, kalau untuk pelajaran bahasa Inggris memang kadang kami masih sering mengalami kesulitan. Mungkin kalau dalam hal mengartikan atau menerjemahkan anak-anak sudah terbiasa. Tapi kalau membaca sebagian besar masih banyak yang kurang benar melafalkannya atau kurang fasih. Paling-paling ya beberapa anak saja yang bisa, yang memang dasarnya sudah pinter. Saya itu bingung gitu lo mbak, te di apakno iki7. Wong saya juga bukan lulusan bahasa Inggris dan bukan lulusan PGSD yang memang diajari secara khusus gitu lo mbak. Jadi ya saya pakai metode menerjemahkan itu."8
7 Jawa:Mau diapakan, pen 8 Wawancara peneliti dengan Bpk. Zainuddin, guru mata pelajaran bahasa Inggris Kelas
IVMI Sunan Kalijogo, (24 April 2009, jam 09.15 WIB, di kantor)
5
Dari petikan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa yang
menjadi kendala dalam pembelajaran bahasa Inggris kelas IV A adalah bidang
pelafalan kata (pronunciation). Sebagaimana diketahui bahwa dalam bahasa
Inggris bentuk tulisan sangatlah berbeda dengan pelafalannya. Untuk itu, dalam
mempelajari keragaman kemampuan siswa, diharapkan seorang guru dapat
menggunakan metode pengajaran bahasa Inggris seefisien dan seefektif mungkin.
Berpijak pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang otonomi
daerah yang akhirnya memberi dampak positif bagi sekolah dengan pemberian
otonom yang seluas-luasnya kepada sekolah dalam mengelola sekolah, termasuk
didalam berinovasi dalam pengembangan kurikulum dan model-model
pembelajaran, maka seorang guru diharapkan lebih kreatif dalam memilih metode
agar siswa tertarik dengan materi yang diajarkan. Sehingga, siswa juga akan
merasa lebih mudah dalam memahami dan menguasai materi pelajaran yang di
sajikan. Richards mengatakan “Method in language teaching is designed to
provide a detailed account of major twentieth-century trends in language
teaching”9
Berdasar pada penelitian terdahulu tentang pembelajaran bahasa asing di
tingkat SD/MI, peneliti tertarik untuk menerapkan metode Audio-Lingual untuk
peningkatan pronunciation siswa Kelas IV A MI Sunan Kalijogo Malang. Adapun
beberapa penelitian tersebut antara lain adalah:
1. Improving Students' Pronunciation Using Audiovisual Aids (Avas) At
The Fifth Year Of Sd Al-Azhar Syifa Budi Solo In 2007/2008 Academic
9 J.C Richards, Approaches And Method in Language Teaching , (New york: Cambridge
University Press, 1986), hlm. 89
6
Year, oleh Anggar Wulandari
Penelitian tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan pronunciation
siswa dengan menggunakan Audiovisual Aids (Avas). Adapun hasil
dari penelitian ini adalah bahwa siswa mempunyai respon positif
terhadap penerapan Audiovisual Aids (Avas). Para siswa terlihat
menikmati dan tertarik dengan penerapan Audiovisual Aids (Avas) dan
kemampuan siswa dalam pronunciation meningkat khususnya dalam hal
word stress.10
2. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Bahasa Inggris Dengan Media CD
Interaktif di SDN 02 Selokaton Kec. Gondangrejo kab. Karanganyar,
oleh Fahru.
Penelitian ini menitikberatkan pada peranan bahasa Inggris yang sangat
besar dalam kehidupan mendatang, namun dewasa ini mata pelajaran
bahasa Inggris masih sulit dipelajari siswa, terutama siswa Sekolah
Dasar. Sebagai peneliti sekaligus guru Bahasa Inggris di Sekolah Dasar
Negeri 02 Selokaton, menemukan fakta nyata bahwa hasil nilai mata
pelajaran Bahasa Inggris siswa masih rendah. Kurangnya minat untuk
belajar Bahasa Inggris mengakibatkan rendahnya nilai siswa. Sebagian
siswa masih menganggap bahwa Bahasa Inggris itu sulit dan tidak
menyenangkan. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti melakukan
tindakan kelas dengan media CD interaktif dalam proses pembelajaran
10 Anggar Wulandari, Improving Students' Pronunciation Using Audiovisual Aids (Avas)
At The Fifth Year Of Sd Al-Azhar Syifa Budi Solo In 2007/2008 Academic Year, Skripsi. (Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008), hlm. xii
7
di Sekolah Dasar Negeri 02 Selokaton. Adapun hasil dari penelitian
tersebut adalah bahwa model pembelajaran dengan media CD interaktif
dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Bahasa
Inggris pada siswa Sekolah Dasar Negeri 02 Selokaton Kec.
Gondangrejo Kab. Karanganyar.11
3. Pemanfaatan Multimedia untuk menstimulus Imajinasi Penyusunan
Kalimat Posesive Pronouns, oleh Anik Sri Mulyani dkk.
Penelitian tersebut dilaksanakan di SDI Binakheir pada semester II.
Penelitian tersebut membahas tentang pemanfaatan multimedia untuk
menstimulus imajinasi penyusunan kalimat posessive pronouns. Dalam
pelaksanaannya tim peneliti menggunakan Microsoft Power Point
sebagai media dalam pembelajaran kalimat posessive pronouns. Adapun
hasil dari penelitian tersebut adalah tim peneliti menemukan peningkatan
sebesar 67% pada siswa setelah diberi tindakan. Selain itu, penggunaan
permainan juga dapat menstimuli imajinasi siswa agar mereka mampu
membuat kalimat sendiri, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan
kalimat yang dapat dibuat siswa, dari empat kalimat menjadi delapan
kalimat.12
Adapun letak persamaan penelitian ini dengan ketiga penelitian di atas
adalah terletak pada objek penelitian, yaitu tindakan kelas ini diterapkan pada
11 Fahru, Peningkatan Kualitas Pembelajaran Bahasa Inggris Dengan Media CD
Interaktif di SDN 02 Selokaton Kec. Gondangrejo kab. Karanganyar, Blog. 2008 (http://www.Fahrublogger.blogspot.com, diakses pada tanggal 28 Maret 2009)
12 Anik Sri Mulyani dkk, Pemanfaatan Multimedia Untuk Menstimulus Imajinasi Penyusunan Kalimat Posesive Pronouns. Jurnal Pendidikan Inovatif, Jurnal JPI. No 1 Volume 4 Januari 2009
8
siswa tingkat dasar. Selain itu juga pada mata pelajaran yang dijadikan objek
penelitian (bahasa Inggris). Sedangkan perbedaannya terletak pada metode yang
digunakan dan ranah yang diteliti (ranah penelitian ini adalah pronunciation).13
Metode Audio-Lingual merupakan metode yang menggunakan drill
dengan menekankan repetition (pengulangan) dalam pelaksanaannya. Zuhairini
dkk menguraikan tentang kelebihan drill adalah : (1) Dalam waktu relatif singkat,
cepat dapat diperoleh penguasaan dan keterampilan yang diharapkan (2) Para
murid akan memiliki pengetahuan siap (3) Akan menanamkan pada anak-anak
kebisaaan belajar secara rutin dan disiplin.14
Sebagaimana diketahui tujuan suatu proses pembelajaran adalah untuk
meningkatkan dan mencapai suatu peningkatan prestasi. Dalam suatu proses
belajar mengajar, aspek yang sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut
adalah peran aktif atau partisipasi antara guru dan siswa. Partisipasi antara
keduanya sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam suatu proses belajar mengajar
harus ada keterlibatan antara guru dan siswa. Proses belajar merupakan hal yang
sangat penting, dimana proses tersebut terjadi di dalam pemikiran siswa.
Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan suatu
implementasi dari keaktifan siswa dalam proses tersebut tentu saja disamping
menerima materi pelajaran dari guru. Dalam metode Audio-Lingual ini siswa
dapat berperan aktif dengan cara melakukan aktifitas yang dapat mendukung
13 Ranah yang diteliti dalam penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu poin 1.
Akan tetapi terdapat perbedaan, yaitu pada metode yang digunakan. 14 Zuhairini, dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama. (Suarabaya: Usaha Nasional,
1983), hlm. 107
9
proses belajar diantaranya dengan cara latihan dialog, dramatisasi dialog,
membaca berulang-ulang materi pelajaran untuk melancarkan pelafalan
(pronunciation) siswa, melaksanakan tugas-tugas yang diperintahkan guru atau
mencari sumber-sumber materi lain yang sekiranya dapat membantu mereka
dalam memahami materi pelajaran dan lain-lain. Hal tersebut dapat membuat
siswa dilibatkan dalam proses belajar mengajar baik secara fisik maupaun mental.
Selain itu keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan
suatu hal yang sangat menentukan dalam pencapaian prestasi belajar siswa
tersebut. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin siswa terlibat dalam proses
belajar mengajar, maka semakin besar pula pencapaian prestasi belajar akan
didapat oleh siswa. Hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai hal tersebut
adalah tentu saja usaha yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
yang dalam hal ini adalah proses pembelajaran sebagai dasar suatu aktivitas.
Suatu kemjuan tidak akan diperoleh tanpa suatu usaha yang bermakna. Usaha
benar-benar diperlukan dalam hal peningkatan prestasi belajar siswa. Dengan
demikian maka penelitian ini merupakan “action research” yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan pronunciation siswa dengan tetap melibatkan siswa
dalam proses pembelajaran bahasa Inggris dengan metode Audio-Lingual pada
kelas IV di MI Sunan Kalijogo Malang.
Berkaitan dengan fenomena di atas peneliti tertarik untuk meneliti
penerapan dari salah satu metode pembelajaran bahasa yaitu The Audio-Lingual
Method, sebagai upaya untuk membantu siswa mempelajari English
pronunciation dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. Metode ini memiliki fokus
10
tujuan yaitu latihan pronunciation yang benar dalam suatu bahasa, khususnya
bahasa Inggris. Oleh karena itu peneliti akan meneliti pengaruh penerapan metode
ini dalam meningkatkan kemampuan pronunciation siswa. Penelitian ini akan
dilakukan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul
“Penerapan Metode Audio-Lingual untuk Peningkatkan Kemampuan
Pronunciaton Siswa dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IV di MI Sunan
Kalijogo Malang”
B. Rumusan Masalah
Adupun pokok permasalahan yang akan dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses perencanaan pembelajaran pronunciation dengan
menggunakan metode Audio-Lingual pada siswa Kelas IV A MI Sunan
Kalijogo?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran pronunciation dengan
menggunakan metode Audio-Lingual pada siswa Kelas IV A MI Sunan
Kalijogo?
3. Bagaimanakah evaluasi pembelajaran pronunciation dengan menggunakan
metode Audio-Lingual pada siswa Kelas IV A MI Sunan Kalijogo?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses
peningkatan kemampuan pronunciation dengan menggunakan metode Audio-
Lingual pada siswa kelas IV A MI Sunan Kalijogo.
Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan proses perencanaan pembelajaran pronunciation dengan
11
menggunakan metode Audio-Lingual pada siswa kelas IV A MI Sunan
Kalijogo
2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran pronunciation dengan
menggunakan metode Audio-Lingual pada siswa Kelas IV A MI Sunan
Kalijogo
3. Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran pronunciation dengan
menggunakan metode Audio-Lingual pada siswa Kelas IV A MI Sunan
Kalijogo.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Lembaga
Penerapan metode Audio-Lingual ini diharapkan dapat dijadikan motivasi
untuk menerapkan model atau metode yang lebih bervariasi bagi pengajar
2. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Diharapkan penelitian ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan
varian metode pengajaran bahasa Inggris
3. Bagi Peneliti
Dengan menerapkan metode Audio-Lingual ini sebagai subjek penelitian,
maka diharapkan dapat menjadikan pengalaman yang berharga bagi
peneliti untuk dapat diterapkan di dunia pendidikan
4. Bagi siswa
Memberikan warna dan suasana baru dalam belajar di kelas sehingga
siswa merasa senang dan tidak mudah bosan. Siswa juga termotivasi untuk
menggali kreatifitas dan wawasannya sendiri.
12
5. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah saatu pertimbangan guru
mata pelajaran bahasa Inggris dalam menentukan model pembelajaran
yang bervariasi dalam proses belajar mengajar yang efektif
6. Bagi masyarakat
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dikembangkan sebagai bentuk
pengabdian kepada masyarakat, khususnya guru SD, untuk mencoba
menerapkan pembelajaran metode Audio-Lingual yang bisa diterapkan
pada semua mata pelajaran.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Oleh karena dalam mata pelajaran bahasa Inggris banyak kompetensi dasar
yang harus dikuasai, yaitu reading, speaking, linstening dan writing, maka
dalam penelitian ini hanya akan mengkaji pronunciation yang merupakan
faktor yang sangat penting dalam dua dari empat kompetensi dasar di atas,
yaitu reading dan speaking.
Hockett mengungkapkan “Enough vocabulary to make such drills
possible”15 maka, agar penerapan metode Audio-Lingual lebih efektif maka
kosa kata yang akan dipakai juga dibatasi pada kosa kata yang sering dipakai
sehari-hari.
E. Definisi Operasional
Untuk memudahkan dan menghindari kemungkinan terjadinya kekeliruan
atau kesalahpahaman dalam menafsirkan pengertian atau makna dari judul
15 Richards and Rodgers Op . Cit, hlm. 42
13
penelitian ini, maka peneliti memberikan penegasan istilah sebagai berikut:
1. Audio-Lingual adalah sebuah metode pembelajaran bahasa yang dalam
prakteknya ditekankan pada drill dan repetisi (pengulangan).
2. Pronunciation adalah cara dimana sebuah bahasa, kata dan suara
diucapkan.
F. Sistematika Pembahasan
Agar penelitian ini sistematis, maka digunakan sistematika sebagai
berikut:
Bab I berupa pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, ruang lingkup penelitian,
definisi istilah dan sistematika pembahasan.
Bab II berupa kajian pustaka yang meliputi pengertian metode
pengajaran bahasa Inggris, pengertian metode pembelajaran bahasa Inggris,
sejarah metode Audio-Lingual, pengertian metode Audio-Lingual, teknik
pengajaran dengan menggunakan metode Audio-Lingual, penerapan metode
Audio-Lingual, kelebihan dan kekurangan metode Audio-Lingual, lingkup
pengajaran pronunciation, tujuan pembelajaran pronunciation.
Bab III berupa metodologi penelitian yang meliputi pendekatan dan
jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data dan jenis
data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data,
Bab IV berupa paparan data dan laporan hasil penelitian yang meliputi
latar belakang objek, siklus 1dan 2
14
Bab V berupa pembahasan.
Bab VI berupa penutup,yang berisi kesimpulan dan saran-saran.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembelajaran Bahasa Inggris
Dalam Undang-undang Guru dan Dosen disebutkan bahwa pembelajaran
adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.16 Di sisi lain Wittrock dikutip Good dan Brophy
mendefinisikan:
”Learning is the term we use to describe the process involve in changing through experience. It is the process of acquiring relatively permanent change in understanding, attitude, knowledge, information, ability, and skill experience”
Sedangkan menurut Sagala pembelajaran adalah membelajarkan siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah
antara guru dengan murid peserta didik17
Jika dilihat dari beberapa definisi di atas pembelajaran mempunyai arti
yang hampir sama dengan pengajaran. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar
supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai
sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi
perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang
siswa. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu
16 Tim Redaksi Fokus Media, Undang-undang Guru dan Dosen, (Bandung: Fokus
Media, 2008), hlm.61 17 Syaiful, Sagala, Konsep dan Makna Pembelajarann (Bandung: CV. Alfabeta, 2005),
hlm. 61
16
pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menunjukkan adanya interaksi
antara guru dengan peserta didik.
Adapun pembelajaran yang efektif ditandai dengan berlangsungnya proses
belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar jika
dalam dirinya terjadi perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak bisa menjadi bisa dan sebagainya. Dalam pembelajaran, hasil belajar dapat
dilihat secara langsung. Oleh karena itu, agar kemampuan siswa dapat dikontrol
dan berkembang semaksimal mungkin dalam proses belajar di kelas, maka
program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh para guru
dengan memperhatikan berbagai prinsip pembelajaran yang telah diuji
keunggulannya.
Pendidikan Bahasa Inggris di SD/MI itu sendiri dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa yang digunakan untuk menyertai
tindakan atau language accompaying action. Bahasa Inggris digunakan untuk
interaksi yang bersifat “here and now”. Topik pembicaraannya berkisar pada hal-
hal yang ada dalam konteks situasi.18
Sebagaimana diketahui, bahasa Inggris merupakan alat komunikasi secara
lisan dan tulis. Sedangkan berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan
informasi, pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,teknologi dan
budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah
kemampuan berwacana yaitu kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks
lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa yaitu;
18 Fahru, Op. Cit
17
reading, listening, writing, dan speaking. Ke empat keterampilan inilah yang
digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan
bermasyarakat.
B. Pengertian Metode Pembelajaran Bahasa Inggris
Method is approaches to designing language program and material reflect
a commitment to finding more efficient and more effective ways of teaching
language.19 Jadi, metode dalam pembelajaran bahasa Inggris merupakan proses
penyajian pelajaran atau materi bahasa untuk menemukan suatu cara yang lebih
efisien dan efektif dalam proses pengajaran bahasa Inggris.
Metode pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah apa yang dimaksud
oleh tujuan pembelajaran itu sendiri. Semua situasi pembelajaran yang
berlangsung baik maksimal maupun kurang maksimal- mencakup beberapa aspek,
yaitu: a) pemilihan bahan, b) peningkatan bahan dan c) cara-cara penyajian materi
pembelajaran serta cara-cara pengulangan materi tersebut.20 Sedangkan menurut
sebagian ahli metode adalah penentuan bahan yang akan diajarkan, adapula yang
mengatakan cara-cara penyajian bahan.21
Dari beberapa definisi yang telah disebutkan bisa diambil kesimpulan
bahwa pengertian dari metode pembelajaran bahasa adalah cara yang digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa itu sendiri yang kesemuanya
dilandaskan pada sistem tertentu. Adapun metode mencakup beberapa faktor,
19 Richards and Rodgers Op . Cit, 15 20 Mas Shofa, Hakikat Metode Pembelajaran Bahasa (http://massofa.wordpress.com, diakses pada tanggal 28 Maret 2009) 21 Ibid
18
yaitu penentuan bahan pembelajaran, penentuan urutan bahan, cara-cara
penyajian, dan sebagainya.
Dalam proses pengajaran di kelas memang dibutuhkan pendayagunaan
metode-metode yang telah terbukti keefektifannya, dengan begitu siswa akan
lebih termotivasi dalam mempelajarinya.
C. Pembelajaran Bahasa Inggris Kelas IV SD/MI
Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang tergolong dalam
muatan lokal, yang mana substansi muatan lokal tersebut ditentukan oleh sekolah.
Sekolah dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap
semester atau dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun.
Sebagaimana disebutkan dalam Model Kurikulum tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) SD dan MI, Bahasa Inggris merupakan salah satu mata
pelajaran muatan lokal yang wajib diselenggarakan bagi semua siswa kelas I
hingga kelas VI. Sedangkan alokasi waktu yang diperlukan adalah 2 jam
pelajaran.22
Pembelajaran bahasa Inggris kelas IV SD maupun MI mempunyai Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Pada kelas IV semester 1 dan semester 2,
Standar Kompetensinya adalah:
1. Memahami instruksi sangat sederhana dengan tindakan dalam konteks
kelas (mendengarkan).
2. Mengungkapkan instruksi dan informasi sangat sederhana dalam
konteks kelas (berbicara).
15 Karsidi, Model Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD dan MI, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2007), hlm. 14
19
3. Memahami tulisan bahasa Inggris sangat sederhana dalam konteks
kelas (membaca).
4. Mengeja dan menyalin tulisan bahasa Inggris sangat sederhana dalam
konteks kelas (menulis).
Kompetensi Dasar pada semester I adalah:23
a. Mendengarkan
1. Merespon dengan melakukan tindakan sesuai instruksi secara
berterima dalam konteks kelas.
2. Merespon instruksi sangat sederhana secara verbal dalam konteks
kelas.
b. Berbicara
1. Peserta didik mampu bercakap-cakap untuk menyertai tindakan
yang melibatkan tindak tutur mengenalkan diri, memberi
salam/sapaan, memberi salam perpisahan dan memberi aba-aba.
2. Peserta didik mampu bercakap-cakap untuk meminta/memberi
jasa/barang yang melibatkan tindak tutur memberi bantuan,
meminta barang dan memberi barang.
3. Peserta didik mampu bercakap-cakap untuk meminta/memberi
informasi yang melibatkan tindak tutur berterima kasih, meminta
maaf, memberi maaf, melarang, memuji, dan mengajak.
4. Peserta didik mampu mengungkapkan kesantunan yang melibatkan
ungkapan thank you, sorry, please, dan excuse me.
23 Rita Kurniawan dan Naning Partini, Speed Up English 4 (Jakarta: Yudhistira, 2006),
hlm. iv.
20
c. Membaca
1. Peserta didik mampu membaca nyaring dengan melafalkan alfabet
dan ucapan yang tepat yang melibatkan kata, frasa, dan kalimat
sangat sederhana.
2. Memahami kalimat dan pesan tertulis sangat sederhana.
d. Menulis
1. Mengeja ujaran bahasa Inggris sangat sederhana secara tepat dan
berterima dengan tanda baca yang benar yang melibatkan kata,
frasa dan kalimat sangat sederhana.
2. Menyalin tulisan bahasa Inggris sangat sederhana secara tepat dan
berterima seperti: ucapan selamat dan pesan tertulis.
Pada semester II, Kompetensi Dasar yang dijadikan patokan adalah:
a. Mendengarkan
1. Merespon dengan melakukan tindakan sesuai instruksi secara
berterima dalam konteks kelas.
2. Merespon instruksi sangat sederhana secara verbal dalam konteks
kelas
b. Berbicara
1. Peserta didik mampu menirukan ujaran dalam ungkapan sangat
sederhana secara berterima.
2. Peserta didik mampu bercakap-cakap untuk menyertai tindakan
yang melibatkan tindak tutur memberi contoh melakukan sesuatu
dan memberi aba-aba.
21
3. Peserta didik mampu bercakap-cakap untuk meminta/memberi
jasa/barang yang melibatkan tindak tutur meminta bantuan,
meminta barang, dan memberi barang.
4. Peserta didik mampu bercakap-cakap untuk meminta/memberi
informasi yang melibatkan tindak tutur meminta ijin, memberi ijin,
menyetujui, tidak menyetujui, menyangkal, dan meminta kejelasan.
5. Peserta didik mampu mengungkapkan kesantunan yang melibatkan
ungkapan thank you, sorry, please, dan excuse me.
c. Membaca
1. Peserta didik mampu membaca nyaring dengan melafalkan alfabet
dan ucapan yang tepat yang melibatkan kata, frasa, dan kalimat
sangat sederhana.
2. Memahami kalimat dan pesan tertulis sangat sederhana.
d. Menulis
1. Peserta didik mampu mengeja ujaran bahasa Inggris sangat
sederhana dengan tanda baca yang benar yang melibatkan kata,
frasa, dan kalimat sangat sederhana.
2. Peserta mampu menyalin tulisan bahasa Inggris sangat sederhana
dengan tepat seperti: ucapan selamat dan notices.
Berdasarkan empat standar kompetensi yang telah ditetapkan tersebut,
maka seyogyanya pembelajaran yang berlangsung di kelas dapat mengakomodir
keempat keterampilan tersebut. Karena keempat keterampilan tersebut saling
berkaitan dan saling berpengaruh. Dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas,
22
guru dapat melakukan beberapa kegiatan yang mengakomodir beberapa
keterampilan secara langsung. Sebagai contoh saat guru meminta peserta didik
untuk mendengarkan instruksi dari guru untuk melafalkan kata-kata dalam bahasa
Inggris, guru selain melakukan aktivitas listening juga telah membuat siswa
berbicara, melafalkan, dan membaca. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakuka
secara bersama-sama.
D. Pengertian Metode Audio-Lingual
Pada dasarnya metode Audio-Lingual hampir sama dengan metode
lainnya. Adapun metode yang muncul sebelum metode ini adalah metode Direct
(Direct Method).
The Audio-Lingual method is the method which focuses in repetition some
words to memorize.24
Audio-Lingual method is a method which use drills and pattern practice
in teaching language.25 Adapun Jill Kerper Mora dari San Diego University
menyebutkan:
"This method26 is based on the principles of behavior psychology. It adapted many of the principles and procedures of the Direct Method, in part as a reaction to the lack of speaking skills of the Reading Approach"27
Metode Audio-Lingual ini merupakan sebuah metode yang
pelaksanaannya terfokus pada kegiatan latihan, drill, menghafal kosa kata, dialog,
24 Diane Larsen and Freeman, Techniques and Principles in Language Teaching,
(17,4%) memperoleh nilai 60, 8 siswa (34,7%) memperoleh nilai
70, 11 siswa (47,8%) memperoleh nilai 80. Persentase
peningkatannya dapat diketahui melalui perhitungan berikut:
P= 73,04-53,04 x 100% 53,04
= 37,7%
Adapun hasil evaluasi dari segi kelancaran (fluency)
diperoleh nilai rata-rata sebesar 71,7. Rinciannya adalah; 8 siswa
(34,7%) memperoleh nilai 60, 3 siswa (13,04%) memperoleh nilai
70, 9 siswa (39,1%) memperoleh nilai 80. Hasil persentase
peningkatannya dapat dilihat dari perhitungan berikut;
P= 71,7-53,9 x 100% 53,9
= 33,02%
85
Adapun penabulasian nilai pronunciation siswa pada siklus II
dapat dilihat pada lampiran 2.
Jadi dapat disimpulkan setelah diberikan tindakan pada
pertemuan kedua, siswa mengalami peningkatan dalam
kemampuan pronunciation-nya.
Setelah semua siswa menyelesaikan post test, peneliti
meminta pendapat siswa tentang cara pembelajaran pronunciation
dengan menggunakan metode Audio-Lingual. Yang telah
dilaksanakan. Peneliti memberikan lembaran yang berisi
pertanyaan tentang bagaimana pendapat siswa tentang penerapan
metode Audio-Lingual yang telah dilaksanakan dengan pilihan
jawaban sangat senang, senang, kurang senang, tidak senang
beserta alasannya.
Adapun tanggapan siswa terhadap penerapan metode
Audio-Lingual ntuk meningkatkan pronunciation siswa dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3
Tanggapan siswa terhadap penerapan
metode Audio-Lingual
No Jawaban Frekwensi % 1 Sangat senang 15 65,2 2 Senang 5 21,7 3 Kurang senang 3 13,04 4 Tidak senang - -
Jumlah 23 99,94 (dibulatkan 100)
86
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah
siswa yang sangat senang sebanyak 15 (65,2%), yang senang
sebanyak 5 (21,7%) siswa, yang kurang senang sebanyak 3
(13,04%) siswa dan yang tidak senang sebanyak 0 (0%) tidak ada.
Beberapa alasan siswa yang menyatakan sangat senang dan
senang terhadap penerapan metode Audio-Lingual adalah; 1)
karena metode ini banyak latihannya, jadi kalau sering berlatih jadi
mudah belajarnya; 2) karena pak guru jarang sekali mengajari cara
membaca bacaan bahasa Inggris; 3) karena kalau kami ramai bu
guru selalu mengajak bermain, .....
Sedangkan alasan siswa yang tidak senang terhadap
penerapan metode Audio-Lingual ini adalah; 1) karena bahasa
Inggris itu sulit; 2) karena saya tidak suka bahasa Inggris.
Adapun tanggapan dari guru bahasa Inggris yang diperoleh
dari hasil wawancara adalah sebagai berikut:
" Metode Audio-Lingual yang sampean pakai ini bagus untuk melatih kemampuan membaca dan berbicara siswa, khususnya pelafalan siswa dalam bahasa Inggris. Selain itu juga dapat nambah referensi saya dalam mengajar. Soalnya selama ini saya lebih banyak menggunakan metode menerjemahkan, jadi anak-anak lebih sering saya minta untuk mencari artinya kalimat ini apa, bacaan ini apa dan sebagainya"63 Melihat peningkatan nilai siswa yang dicapai pada setiap
siklus yang pada akhirnya dapat mencapai batas KKM yang telah
ditentukan serta tanggapan siswa dan guru terhadap penerapan
63 Wawancara peneliti dengan Bpk. Zainuddin, guru mata pelajaran bahasa Inggris Kelas
IVMI Sunan Kalijogo, (29 Mei 2009, setelah pelajaran usai, di ruang kelas IV A)
87
metode Audio-Lingual, maka dapat disimpulkan bahwa metode
Audio-Lingual terbukti efektif meningkatkan pronunciation siswa.
d. Refleksi
Secara keseluruhan penerapan metode Audio-Lingual untuk
meningkatkan pronunciation siswa sudah berjalan sesuai rencana.
Sejak dilaksanakan pre test sampai pada pertemuan terahir dapat
disimpulkan bahwa setelah siswa diberi tindakan dengan metode
Audio-Lingual kemampuan pronunciation siswa meningkat, yang
diindikasikan dengang nilai sisw yang meningkat pula.
Dengan demikian, peneliti memandang tidak perlu dilakukan tindakan
selanjutnya dan mengakhiri penelitian di kelas IV A MI Sunan Kalijogo.
88
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, yang bertujuan untuk
mengetahui apakah dengan penggunaan metode Audio-Lingual dapat
meningkatkan pronunciation siswa kelas IV A MI Sunan Kalijogo Malang.
Adapun variabel yang diamati pada tindakan kelas tersebut adalah Audio-Lingual
dan peningkatan pronunciation. Adapun indikator peningkatan pronunciation
siswa ditunjukkan dengan peningkatan nilai siswa pada setiap siklus.
Sementara sumber belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Buku
Fokus Jatim “English SD 4B”, yang juga didukung buku-buku lain, kamus Inggris
Indonesia, Lembar dialog, kurikulum dan standar kompetensi mata pelajaran
umum. Untuk mengetahui hasil pembelajaran dipersiapkan instrumen penilaian
individu, pedoman wawancara, dan angket siswa.
Sebelum penilitian dimulai terlebih dahulu peneliti melakukan wawancara
dengan guru mata pelajaran bahasa Inggris kelas IV A MI Sunan Kalijogo untuk
mengetahui tingkat kemampuan pronunciation siswa. Setelah itu baru peneliti
memulai penelitian.
Siklus pertama dimulai dengan pre tes. Pada saat pelaksanaan pre test dapat
diketahui bahwa siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Hal tersebut terlihat ketika peneliti mulai menjelaskan materi, para siswa yang
pada mulanya terlihat memperhatikan lama-kelamaan mulai gaduh. Selain itu juga
89
terlihat dari respon balik siswa terhadap materi yang disampaikan guru, siswa
terlihat tidak fokus ada juga yang bercanda dengan temannya serta bermain
sendiri.
Berdasarkan tanya jawab siswa dengan peneliti, maka dapat disimpulkan
bahwasanya siswa bersikap tidak kooperatif karena mereka merasa belum
sepenuhnya mengerti tentang materi yang disampaikan. Mereka merasa belum
bisa mempraktikkan dialog dengan lafal yang baik dan benar karena kurangnya
latihan. Para siswa percaya dengan lebih banyak latihan mereka akan lebih mudah
mempraktiikkan dialog yang diberikan peneliti. Dari sinilah diperlukan adanya
perubahan metode dari metode yang tidak menggunakan drill menuju metode
yang mengedepankan drill, sehinggga para siswa akan mendapatkan banyak
latihan. Sebagaimana kaum behavioris yang meyakini bahwa belajar bahasa pada
hakikatnya adalah masalah pembiasaan dan pembentukan kebiasaan, maka jika
siswa terbiasa melakukan pembiasaan (dengan latihan berulang-ulang) maka
akhirnya pembiasaan itu akan terbentuk (menjadi sebuah kebiasaan).
Setelah melihat hasil evaluasi pada pertemuan ke-1, peneliti mulai
menerapkan metode Audio-Lingual pada pertemuan ke-2. Peneliti mulai men-drill
siswa dengan metode Audio-Lingual. Siswa mulai menunjukkan semangatnya
mempelajari dialog dengan pronunciation yang baik dan benar. Metode Audio-
Lingual yang digunakan sudah mulai tampak dapat diterima siswa. Meskipun
masih ada beberapa siswa yang lamban menerimanya, namun secara umum
penerapan metode ini sudah mulai tampak keberhasilannya.
90
Secara kuantitatif juga menunjukkan bahwa kemampuan pronunciation
siswa pada saat pre tes masih tergolong rendah. Hal itu dapat dilihat dari hasil pre
test siswa. Banyak nilai pre test siswa yang berada di bawah kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran bahasa Inggris,
yaitu 55.
Dari kategori diskriminasi bunyi yang dilihat dari segi vowels jumlah siswa
yang memenuhi KKM hanya 7 siswa (30,4%). Sedangkan sebanyak 16 siswa
(69,5%) masih belum memenuhi KKM.
Adapun dari kategori diskriminasi bunyi yang dilihat dari segi consonant
jumlah siswa yang memenuhi KKM adalah 19 siswa (82,6%). Jumlah ini lebih
baik daripada perolehan nilai dari segi vowels. Sedangkan sisanya 4 siswa (17,4%)
dinyatakan belum memenuhi KKM.
Dari segi ritma dan penekanan kata (rhythm and word stress) jumlah siswa
yang memenuhi standar KKM sekolah untuk mata pelajaran bahasa Inggris
sebanyak 15 siswa (65,2%). Selain itu ada 8 siswa (34,7%) yang belum memenuhi
KKM.
Hasil evaluasi dari segi intonasi (intonation) terdapat 12 siswa (52,1%) yang
memenuhi KKM. Disamping itu ada 11 siswa (47,8%) yang dinyatakan tidak
memenuhi KKM
Adapun hasil evaluasi dari segi kelancaran (fluency), jumlah siswa yang
dinyatakan memenuhi standar KKM sebanyak 12 siswa (52,1%). Sedangkan di
sisi lain sebanyak 11 siswa (47,8%) dinyatakan belum memenuhi KKM yang
ditetapkan.
91
Dari rincian nilai siswa di atas dapat dilihat bahwa dari empat kiteria yang
dinilai, yaitu diskriminasi bunyi (vowels dan consonant), rhytm dan word stress,
intonasi (intonation) dan kelancaran (fluency), siswa mendapatkan nilai terendah
pada kriteria diskriminasi bunyi khususnya dari segi vowels. Karena pada kriteria
ini jumlah siswa yang dinyatakan memenuhi KKM hanya 7 siswa (30,4%).
Sedangkan sebaliknya dari segi consonant jumlah siswa yang dinyatakan
memunuhi KKM sebanyak 19 siswa (82,6%).
Hasil evaluasi yang diperoleh peneliti pada pertemuan ke-1 tersebut
dijadikan acuan pada pertemuan ke-2. Pada pertemuan ke-2 ini peneliti mulai
melakukan pen-drillan pada siswa, selain itu peneliti juga menstimuli siswa agar
lebih semangat lagi dengan memberi reward pada pertemuan terahir bagi siswa
yang memperoleh nilai terbaik. Rupanya kedua hal tersebut cukup ampuh untuk
membangkitkan semangat siswa. Terlihat nilai siswa mengalami peningkatan pada
pertemuan ke-2 ini.
Dari kategori diskriminasi bunyi yang dilihat dari segi vowels jumlah siswa
yang memenuhi KKM pada pertemuan ke-1 hanya 7 siswa (30,4%), pada
pertemuan ke-2 ini meningkat menjadi 12 siswa (52,1%). Sedangkan jumlah
siswa yang masih belum memenuhi KKM yang awalnya 16 siswa berkurang
menjadi 11 siswa (47,8%). Persentase peningkatan pada segi vowels pada
pertemuan ke-2 adalah sebesar 9,4%.
Adapun dari kategori diskriminasi bunyi yang dilihat dari segi consonant,
pada pertemuan ke-1 jumlah siswa yang dinyatakan memenuhi KKM adalah 19
siswa (82,6%). Pada pertemuan ke-2 jumlah itu naik drastis menjadi 22 siswa
92
(95,6%) . Jadi jumlah siswa yang dinyatakan tidak memenuhi KKM hanya 1
siswa (4,3%) saja. Adapun persentase peningkatannya adalah sebesar 16,2%.
Dari segi ritma dan penekanan kata (rhythm and word stress) juga
mengalami peningkatan. Pada pertemuan ke-1 jumlah siswa yang dinyatakan
memenuhi standar KKM sekolah untuk mata pelajaran bahasa Inggris sebanyak
15 siswa (65,2%). Pada pertemuan ke-2 ini mengalami peningkatan yaitu
sebanyak 21 siswa (91,3%). Sedangkan jumlah siswa yang dinyatakan tidak
memenuhi KKM mengalami penurunan yaitu dari 8 siswa (34,7%) menjadi 2
siswa (8,6%). Persentase peningkatannya setelah tindakan adalah sebesar 13,7%
Hasil evaluasi dari segi intonasi (intonation) yang pada pertemuan ke-1
terdapat 12 siswa (52,1%) yang memenuhi KKM, pada pertemuan ke-2 meningkat
menjadi 19 siswa (82,6%). 4 siswa (47,8%) lainnya dinyatakan tidak memenuhi
KKM . Adapun persentase peningkatannya adalah sebesar 19,5%.
Adapun hasil evaluasi dari segi kelancaran (fluency), jumlah siswa yang
dinyatakan memenuhi standar KKM yang pada pertemuan ke-1 sebanyak 12
siswa (52,1%) pada pertemuan ke-2 meningkat menjadi 15 siswa (65,2%).
Sedangkan jumlah siswa yang dinyatakan belum memenuhi KKM yang
sebelumnya berjumlah 11 siswa (47,8%) setelah dilakukan tindakan pada
pertemuan ke-2 jumlahnya menurun menjadi 8 siswa (34,7%) dan persentase
peningkatannya sebesar 17,6%.
Dari hasil observasi peneliti selama pembelajaran di kelas serta hasil tes
pada pertemuan ke-1 dan 2 siklus I, menunjukkan terdapatnya peningkatan pada
kemampuan pronunciation siswa. Untuk itu pada pertemuan ke-1 siklus II,
93
peneliti lebih mengintensifkan lagi pen-dillan terhadap siswa dengan metode
Audio-Lingual dan ternyata langkah tersebut efektif. Hal tersebut terbukti dengan
peningkatan nilai siswa pada pertemuan ke-1 siklus II ini.
Dari kategori diskriminasi bunyi yang dilihat dari segi vowels jumlah siswa
yang memenuhi KKM pada pertemuan ke-2 siklus I sebanyak 12 siswa (52,1%),
pada siklus II pertemuan ke-1 jumlah itu meningkat menjadi 23 siswa (100%).
Dengan begitu, pada segi vowels sudah tidak ada siswa yang nilainya di bawah
KKM yang ditetapkan. Persentase peningkatan pada segi vowels pada pertemuan
ke-1 siklus II meningkat 34,6% dari pre test.
Adapun dari kategori diskriminasi bunyi yang dilihat dari segi consonant,
pada pertemuan ke-2 siklus I jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 19 siswa
(82,6%), pada pertemuan ke-1 siklus II meningkat menjadi 23 siswa (100%). Jadi
jumlah siswa yang dinyatakan tidak memenuhi KKM sudah tidak ada. Adapun
persentase peningkatannya adalah sebesar 28,5% dari pre test.
Dari segi ritma dan penekanan kata (rhythm and word stress) juga
mengalami peningkatan. Pada pertemuan ke-2 siklus I jumlah siswa yang
dinyatakan memenuhi KKM sebanyak 21 siswa (91,3%). Pada pertemuan ke-1
siklus II meningkat menjadi 23 siswa (100%). Adapun Persentase peningkatannya
adalah sebesar 19,5% dari pre tes.
Hasil evaluasi dari segi intonasi (intonation) yang pada pertemuan ke-2
siklus I terdapat 19 siswa (82,6%) yang memenuhi KKM, pada pertemuan ke-1
siklus II meningkat menjadi 23 siswa (100%). Adapun persentase peningkatannya
adalah sebesar 32,7% dari pre test.
94
Adapun hasil evaluasi dari segi kelancaran (fluency), jumlah siswa yang
dinyatakan memenuhi standar KKM yang pada pertemuan ke-2 siklus II sebanyak
15 siswa (65,2%). Pada pertemuan ke-1 siklus II ini meningkat menjadi 21 siswa
(91,3%). Sedangkan jumlah siswa yang dinyatakan belum memenuhi KKM yang
sebelumnya berjumlah 8 siswa (34,7%) pada pertemuan ke I siklus II ini menjadi
2 siswa (8,6%). Adapun persentase peningkatannya adalah sebesar 27,2% dari pre
test.
Setelah melihat hasil tes siswa pada pertemuan-pertemuan sebelumnya
peneliti memutuskan untuk melaksanakan post test pada siswa. Post test tersebut
dilaksanakan bukannya tanpa pertimbangan, akan tetapi post test tersebut setelah
melihat kemampuan pronunciation siswa meningkat (yang diindikasikan dengan
meningkatnya nilai siswa). Pada post test tersebut para siswa mengalami
peningkatan yang cukup besar. Jumlah siswa yang melakukan kesalahan pelafalan
juga semakin sedikit. Dalam post test ini juga sudah tidak siswa yang nilainya di
bawah KKM yang telah ditetapkan.
Dari kategori diskriminasi bunyi yang dilihat dari segi vowels jumlah siswa
yang memenuhi KKM pada post test sebanyak 23 siswa (100%), yang berarti
sudah tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM yang
ditetapkan. Persentase peningkatan pada segi vowels pada pertemuan post test ini
adalah 40% dari pre test.
Adapun dari kategori diskriminasi bunyi yang dilihat dari segi consonant,
pada post tes ini jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 23 siswa (100%).
Adapun persentase peningkatannya adalah sebesar 34,09% dari pre test.
95
Dari segi ritma dan penekanan kata (rhythm and word stress) juga
mengalami peningkatan. Pada post test jumlah siswa yang dinyatakan memenuhi
KKM sebanyak 23 siswa (100%). Adapun Persentase peningkatannya adalah
sebesar 28,03% dari pre tes.
Hasil evaluasi dari segi intonasi (intonation) yang pada post test, jumlah
siswa yang nilainya memenuhi KKM sebanyak 23 siswa (100%). Adapun
persentase peningkatannya adalah sebesar 37,7% dari pre test.
Sedangkan hasil evaluasi dari segi kelancaran (fluency), jumlah siswa yang
dinyatakan memenuhi standar KKM yang pada post test sebanyak 23 siswa
(100%), dan siswa yang dinyatakan tidak memenuhi KKM tidak ada. Adapun
persentase peningkatannya adalah sebesar 33,02% dari pre test.
Dengan demikian, dari data-data hasil penelitian yang telah dipaparkan di
atas terbukti bahwa dengan penggunaan metode Audio-Lingual dapat
meningkatkan pronunciation siswa kelas IV A MI Sunan Kalijogo dengan
indikator keberhasilan sebagai berikut:
1. Selama pembelajaran berlangsung siswa tampak senang dan antusias.
Walaupun pada pertemuan pertama siswa kurang antusias akan tetapi
pada petemuan selanjutnya hal tersebut dapat diatasi.
2. Hasil (nilai) yang diperoleh siswa lebih baik atau meningkat dari hasil
yang diperoleh sebelumnya.
3. Siswa menjadi lebih aktif berlatih untuk mendapatkan nilai yang lebih
baik.
96
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa:
1. Perencanaan penggunaan metode Audio-Lingual dalam pembelajaran
bahasa Inggris untuk peningkatan pronunciation siswa kelas IV A MI
Sunan Kalijogo Malang adalah sebagai berikut; sebelum melaksanakan
penelitian terlebih dahulu peneliti berkonsultasi dengan guru mata
pelajaran bahasa Inggri kelas IV A Sunan Kalijogo Malang untuk
memperoleh kesepakatan kesepakatan dengan guru mata pelajaran bahwa
peneliti akan menggunakan metode Audio-Lingual. Adapun secara umum,
perencanaan penggunaan metode Audio-Lingual dalam pembelajaran
bahasa Inggris untuk peningkatan pronunciation siswa kelas IV A MI
Sunan Kalijogo Malang pada siklus I dan II adalah sebagai berikut:
a. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
b. Menentukan target yang akan dicapai;
- Mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam pronunciation
(dengan melaksanakan pre test)
- Mendrill pronunciation siswa dengan metode Audio-Lingual
- Meningkatkan pronunciation siswa
- Melaksanakan post test
- Melaksanakan evaluasi
- Memberi reward pada siswa yang memperoleh nilai terbaik
97
c. Peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran seperti sumber belajar dan media pembelajaran.
d. Peneliti mempersiapkan alat observasi dan penilaian sebagai alat
pengukur kemampuan pronunciation siswa.
2. Pelaksanaan penggunaan metode Audio-llingual dalam pembelajaran
bahasa Inggris untuk peningkatan pronunciation siswa kelas IV A MI
Sunan Kalijogo Malang, secara umum berjalan lancar dan sesuai rencana.
Walaupun pada pertemuan pertama suasana kelas dapat dikatakan tidak
cukup kondusif, akan tetapi pada pertemuan-pertemuan selanjutnya hal
tersebut dapat diatasi. Hal tersebut dikarenakan siswa sudah dapat
beradaptasi dengan metode baru yang sedang diterapkan (metode Audio-
Lingual). Adapun untuk memusatkan kembali perhatian siswa dan untuk
mengondisikan kelas peneliti membuat permainan kecil, selain itu peneliti
juga memberi peringatan bagi siswa yang yang membuat keributan akan
dikurangi nilainya. Dengan begitu, suasana kelas menjadi lebh kondusif.
Peneliti juga memberikan reward pada siswa yang nilainya terbaik pada
akhir pertemuan.
3. Dalam penelitian ini, evaluasi dilakukan pada setiap akhir pertemuan.
Adapun bentuknya berupa tes unjuk kerja (performance), yang nilainya
akan dibandingkan dengan KKM yang ditetapkan sekolah, yakni 55.
Setelah diperoleh rata-rata kelas, peneliti menggunakan rumus persentase
peningkatan sebagaimana telah dijelaskan pada bab III untuk mengetahui
peningkatan nilai sisiwa. Dalam beberapa kali evaluasi di lapangan
98
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan dalam setiap pertemuan, dari
siklus I sampai siklus II. Adapun peningkatannya; dari segi vowel terdapat
peningkatan sebesar 40%, consonant 34%, rhythm and word stress
28,03%, intonation 37%, dan fluency sebesar 32,02%. Dengan begitu
dapat disimpulkan bahwasanya penggunaan metode Audio-Lingual dapat
meningkatkan pronunciation siswa kelas IV A MI Sunan Kalijogo
Malang. Indikator peningkatannya adalah; selama pembelajaran
berlangsung siswa tampak senang dan antusias; hasil (nilai) yang
diperoleh siswa lebih baik atau meningkat dari hasil yang diperoleh
sebelumnya, pada akhir post test, sudah tidak terdapat siswa yang
memperoleh nilai dibawah KKM yang sudah ditentukan; siswa mejadi
lebih aktif berlatih untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang membuktikan bahwa metode Audio-
Lingual dapat meningkatkan pronunciation siswa, maka peneliti mengajukan
saran agar dapat dijadikan bahan pertimbangan dari berbagai pihak sebagai
berikut:
1. Bagi Guru
Audio-Lingual merupakan sebuah metode pengajaran alternatif yang
baik untuk diaplikasikan pada siswa kelas IV A MI Sunan Kalijogo
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang pronunciation.
99
2. Bagi Siswa
Metode Audio-Lingual merupakan sebuah metode yang
mengutamakan drill. Sehingga porsi yang diberikan untuk berlatih
lebih banyak. Karena itulah, metode ini sangat bagus untuk
mempelajari pronunciation yang pada dasarnya membutuhkan lathan
extra.
3. Bagi Peneliti
Memberikan wawasan dan pengalaman praktis di bidang penelitian
sebagai bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional
Mulyani, Anik Sri. Januari 2009. Pemanfaatan Multimedia untuk Menstimulus Imajinasi Penyusunan Kalimat Posessive Pronouns. Jurnal Pendidikan Inovatif. Jurnal JPI No. 1 Volume 4
Mulyasa, E. 2003. Media dan Laboratorium dalam Pendidikan. Jakarta: Proyek
Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) dan P dan K, 2003) Murni, Wahid. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UM Press
NK, Roestiyah, 2001. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Pennycook, A. 1995. “English in the World/The World in English”. In J. Tollefson (Ed), Power and Inequality in Language Education. Cambridge: Cambridge University Press
Richards. 1986. Approaches And Method in Language Teaching. New York:
Cambridge University Press Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfa
Beta
Sari, Rina. 2007. Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Qur'ani. Malang: UIN
Press
Sujiono, Anas. 1991. Pengantar statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: Penerbit ISC
Ur, Penny. 1996. A Course in Language Teaching. New York: Cambridge University Press
Usman, Husaini dkk. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara
3
Wiraatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
Rosdakarya
Wulandari, Anggar. 2008. Improving Students' Pronunciation Using Audiovisual (Avas) At The Fifth Year of SD Al-Azhar Syifa Budi Solo In 2007/2008 Academic Year. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jill Kreper Mora, Second-Language Teaching Method
(http://www.edweb.sdsu.edu, diakses pada tanggal 20 Februari 2009 Zuhairini, dkk. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha
Nasional
________. 2006. http://blog.hjenglish.com/ , diakses tanggal 6 April 2009
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I, PERTEMUAN I
Nama Sekolah : MI Sunan Kalijogo
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/Semester : IV/II
Alokasi Waktu : 2x35 menit
I. Standar Kompetensi
Mengugkapkan instruksi dan informasi sangat sederhana dalam konteks
kelas.
II. Kompetensi Dasar
Peserta didik mampu menirukan ujaran dalam ungkapan sangat sederhana
secara berterima.
III. Indikator
1. Siswa mampu menirukan ujaran-ujaran yang disampaikan oleh guru
dengan baik dan benar
2. Siswa mampu mengungkapkan kembali ujaran-ujaran yang telah
disampaikan guru dengan baik dan benar
3. Siswa mampu mempraktikkan percakapan sederhana dengan lafal yang
baik dan benar
IV. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari pelajaran ini diharapkan siswa diharapkan dapat:
1. Menirukan ujaran-ujaran yang disampaikan oleh guru dengan baik dan
benar
2. Mengungkapkan kembali ujaran-ujaran yang telah disampaikan guru
dengan baik dan benar
3. Mempraktikkan percakapan sederhana dengan lafal yang baik dan benar
V. Materi Pembelajaran
Clothes and colours
VI. Metode Pembelajaran
1. Metode Audio-Lingual
2. Metode Demonstrasi
VII. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (Apersepsi)
a) Salam, guru memperkenalkan diri kepada siswa menanyakan kabar
serta memberi motivasi belajar kepada siswa.
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c) Guru bertanya tentang pelajaran pada pertemuan sebelumnya
kemudian mengaitkankannya dengan materi yang akan dipelajari.
B. Kegiatan Inti
1. Guru membagikan lembaran dialog kepada siswa.
2. Guru membacakan dialog yang telah dibagikan secara keseluruhan.
3. Siswa membaca dialog bersama-sama
4. Guru meminta siswa untuk membaca dan mempraktikkan dialog yang
telah diberikan di depan kelas dengan teman sebangkunya.
5. Guru mencatat hasil pretest
C. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk betanya tentang
materi yang telah dibahas dan belum yang dipahami.
2. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan
dpelajari pada pertemuan selanjutnya.
3. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
VIII. Sumber belajar
a) Buku Fokus Jatim “English SD 4B”
b) Lembar dialog
c) Kurikulum dan standar kompetensi mata pelajaran umum
IX. Penilaian
Tes unjuk kerja (performance)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I, PERTEMUAN II
Nama Sekolah : MI Sunan Kalijogo
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/Semester : IV/II
Alokasi Waktu : 2x35 menit
I. Standar Kompetensi
Mengugkapkan instruksi dan informasi sangat sederhana dalam konteks
kelas.
II. Kompetensi Dasar
Peserta didik mampu menirukan ujaran dalam ungkapan sangat sederhana
secara berterima.
III. Indikator
1. Siswa mampu menirukan ujaran-ujaran yang disampaikan oleh guru
dengan baik dan benar
2. Siswa mampu mengungkapkan kembali ujaran-ujaran yang telah
disampaikan guru dengan baik dan benar
3. Siswa mampu mempraktikkan percakapan sederhana dengan lafal yang
baik dan benar
IV. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari pelajaran ini diharapkan siswa diharapkan dapat:
1. Menirukan ujaran-ujaran yang disampaikan oleh guru dengan baik dan
benar
2. Mengungkapkan kembali ujaran-ujaran yang telah disampaikan guru
dengan baik dan benar
3. Mempraktikkan percakapan sederhana dengan lafal yang baik dan benar
V. Materi Pembelajaran
Clothes and colours
VI. Metode Pembelajaran
1. Metode Audio-Lingual
2. Metode Demonstrasi
VII. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (Apersepsi)
1. Salam, guru menanyakan kabar serta memberi motivasi belajar kepada
siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Guru bertanya tentang pelajaran pada pertemuan sebelumnya
kemudian mengaitkankannya dengan materi yang akan dipelajari.
B. Kegiatan Inti
1. Guru membagikan lembaran dialog kepada masing-masing siswa.
2. Guru membacakan dialog yang telah dibagikan.
3. Siswa mendengarkan dan mengulang (listen and repeat) dialog yang
dibacakan guru.
4. Guru men-drill siswa dengan dialog tersebut.
5. Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan teman sebangkunya.
(work in pairs)
6. Siswa berlatih dialog sampai mereka hafal dialognya.
7. masing-masing pasangan mempraktikkan dialog di depan kelas.
C. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk betanya tentang
materi yang telah dibahas dan belum yang dipahami.
2. Guru memberitahukan kepada siswa tentang materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
3. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
VIII. Sumber belajar
a) Buku Fokus Jatim “English SD 4B”
b) Lembar dialog
c) Kurikulum dan standar kompetensi mata pelajaran umum
IX. Penilaian
Tes unjuk kerja (performance)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II, PERTEMUAN I
Nama Sekolah : MI Sunan Kalijogo
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/Semester : IV/II
Alokasi Waktu : 2x35 menit
I. Standar Kompetensi
Mengugkapkan instruksi dan informasi sangat sederhana dalam konteks
kelas.
II. Kompetensi Dasar
Peserta didik mampu menirukan ujaran dalam ungkapan sangat sederhana
secara berterima.
III. Indikator
1. Siswa mampu menirukan ujaran-ujaran yang disampaikan oleh guru
dengan baik dan benar
2. Siswa mampu mengungkapkan kembali ujaran-ujaran yang telah
disampaikan guru dengan baik dan benar
3. Siswa mampu mempraktikkan percakapan sederhana dengan lafal yang
baik dan benar
IV. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari pelajaran ini diharapkan siswa diharapkan dapat:
1. Menirukan ujaran-ujaran yang disampaikan oleh guru dengan baik dan
benar.
2. Mengungkapkan kembali ujaran-ujaran yang telah disampaikan guru
dengan baik dan benar.
3. Mempraktikkan percakapan sederhana dengan lafal yang baik dan benar.
V. Materi Pembelajaran
Clothes and colours
VI. Metode Pembelajaran
1. Metode Audio-Lingual
2. Metode Demonstrasi
VII. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (Apersepsi)
1. Salam, guru menanyakan kabar serta memberi motivasi belajar kepada
siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Guru bertanya tentang pelajaran pada pertemuan sebelumnya
kemudian mengaitkankannya dengan materi yang akan dipelajari.
B. Kegiatan Inti
1. Guru membacakan dialog secara keseluruhan dan siswa
mendengarkan.
2. Guru membacakan dialog kalimat demi kalimat kemudian siswa
menirukan.
3. Guru men-drill siswa dengan dialog tersebut.
4. Siswa membaca dialg secara keseluruhan.
5. Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan teman sebangkunya.
(work in pairs)
6. Masing-masing pasangan mempraktikkan dialog di depan kelas..
C. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk betanya tentang
materi yang telah dibahas dan belum yang dipahami.
2. Guru memberitahukan kepada siswa tentang post test yang akan
dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.
3. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
VIII. Sumber belajar
a) Buku Fokus Jatim “English SD 4B”
b) Gambar tentang macam-macam jenis pakaian dan warna
c) Lembar dialog
d) Kurikulum dan standar kompetensi mata pelajaran umum
IX. Penilaian
Tes unjuk kerja (performance)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II, PERTEMUAN II
Nama Sekolah : MI Sunan Kalijogo
Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/Semester : IV/II
Alokasi Waktu : 2x35 menit
I. Standar Kompetensi
Mengugkapkan instruksi dan informasi sangat sederhana dalam konteks
kelas.
II. Kompetensi Dasar
Peserta didik mampu menirukan ujaran dalam ungkapan sangat sederhana
secara berterima.
III. Indikator
1. Siswa mampu menirukan ujaran-ujaran yang disampaikan oleh guru
dengan baik dan benar
2. Siswa mampu mengungkapkan kembali ujaran-ujaran yang telah
disampaikan guru dengan baik dan benar
3. Siswa mampu mempraktikkan percakapan sederhana dengan lafal yang
baik dan benar
IV. Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari pelajaran ini diharapkan siswa diharapkan dapat:
1. Menirukan ujaran-ujaran yang disampaikan oleh guru dengan baik dan
benar.
2. Mengungkapkan kembali ujaran-ujaran yang telah disampaikan guru
dengan baik dan benar.
3. Mempraktikkan percakapan sederhana dengan lafal yang baik dan benar.
V. Materi Pembelajaran
Clothes and colours
VI. Metode Pembelajaran
1. Metode Audio-Lingual
2. Metode Demonstrasi
VII. Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (Apersepsi)
1. Salam, guru menanyakan kabar serta memberi motivasi belajar kepada
siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Guru bertanya tentang pelajaran pada pertemuan sebelumnya
kemudian mengaitkankannya dengan materi yang akan dipelajari.
B. Kegiatan Inti
1. Guru membagikan lembaran dialog.
2. Guru membacakan dialog secara keseluruhan dan siswa
mendengarkan.
3. Guru membacakan dialog kalimat demi kalimat kemudian siswa
menirukan.
4. Guru men-drill siswa dengan dialog tersebut.
5. Siswa membaca dialog secara keseluruhan.
6. Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan teman sebangkunya.
(work in pairs)
7. Masing-masing pasangan mempraktikkan dialog di depan kelas
C. Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk betanya tentang
materi yang telah dibahas dan belum yang dipahami.
2. Guru memberitahukan kepada siswa tentang post test yang akan
dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya.
3. Guru mengakhiri pelajaran dengan salam.
VIII. Sumber belajar
a) Buku Fokus Jatim “English SD 4B”
b) Gambar tentang macam-macam jenis pakaian dan warna
c) Lembar dialog
d) Kurikulum dan standar kompetensi mata pelajaran umum
IX. Penilaian
Tes unjuk kerja (performance)
Lampiran 2
Lembar nilai pronunciation siswa dilihat dari diskriminasi bunyi
No
Nama Siklus I Siklus II Pertemuan
ke-1 (pre tes) Pertemuan
ke-2 Pertemuan
ke-1 (pre tes) Pertemuan ke-2 (pos tes)
Vowel (vokal)
Consonant
(konsonan)
Vowel (vokal)
Consonant
(konsonan)
Vowel (vokal)
Consonant
(konsonan)
Vowel (vokal)
Consonant
(konsonan)
1 Andika Arif
50 60 50 70 70 70 70 80
2 Baharudin Yusuf
50 60 50 70 70 70 70 70
3 Citra Arum
40 60 40 60 60 70 70 70
4 Debby Maurin
50 70 60 70 70 80 80 80
5 Dewi Indra
40 60 40 60 60 60 60 70
6 Evita K 60 60 60 70 70 70 70 80 7 Ibnul
Adrian 60 70 60 70 70 80 80 80
8 Icha Sahwita
40 50 40 60 60 70 60 70
9 Ismatul Q 40 50 40 50 60 70 60 70 10
Khoirul Roziqin
50 70 60 70 70 70 70 80
11
Khoirun Nisa
50 60 60 60 60 70 70 80
12
Krisna Efendi
60 70 70 70 70 80 80 80
13
M. Alwi Sihab
40 50 40 60 60 60 60 70
14
M. Farhan 70 80 70 80 80 80 80 80
15
M. Maulana Idris
60 80 70 80 80 80 80 80
16
Nafisaturrohmah
50 70 60 70 70 70 70 70
1 Nur Laila 50 70 60 70 70 80 80 80
7 A 18
Putra Fanda
40 50 50 70 60 70 60 70
19
Roni Setiawan
60 60 60 70 70 70 70 70
20
Satriya Kurnia
40 60 50 70 60 70 60 70
21
Siti Nasekhotul K
40 60 50 60 60 70 60 70
22
Yoga Pratama
50 60 50 70 70 70 70 80
23
Yusuf Bakhtiar
60 70 70 70 80 80 80 80
∑ Nilai 1150
1290 1260
1500 1550
1660 1610
1730
∑ Nilai Rata-rata
50 56,08 54,7 65,2 67,3 72,1 70 75,2
∑ Siswa Tuntas
7 19 12 22 23 23 23 23
∑ Siswa Tidak Tuntas
16 4 11 1 0 0 23 23
Persentase nilai vowel P = Post rate-Base rate x 100% Base rate = 70-50 x100% 53,9 = 40% Persentase nilai consonant P = Post rate-Base rate x 100% Base rate = 75,2-56,08 x100% 56,08 = 34,09%
Lembar nilai pronunciation siswa dilihat dari segi intonasi No Nama NILAI
Nama : Dhewi Masithoh Admawati NIM/Jurusan : 07140036/ Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah Dosen Pembimbing : Dr. Nur Ali, M.Pd Judul Skripsi : Penggunaan Metode Audio-Lingual Dalam Pembelajaran
Bahasa Inggris Untuk Peningkatan Pronunciation Bahasa Inggris Siswa Kelas IV A MI Sunan Kalijogo Malang
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama Lengkap : Supriati S.Pd Jabatan : Kepala Sekolah MI Sunan Kalijogo
Alamat : Sekretariat: Jl. Candi III D/422 Karangbesuki Malang
Menerangkan dengan sebenarnya, bahwa
Nama Lengkap : Dhewi Masithoh Admawati NIM : 07140036 Fakultas : Tarbiyah Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
: Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Bulan : Maret s/d Juni Benar-benar telah melakukan penelitian dengan judul Penerapan Metode Audio-Lingual untuk Meningkatkan Kemampuan Pronunciaton Siswa dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas IV di MI Sunan Kalijaga Malang. Demikian surat keterangan ini dibuat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Malang, 15 Juni 2009 Kepala Sekolah
MI Sunan Kalijogo Supriati, S.Pd
DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
Nomor : Un. 3.1/TL.00/362/2009 Malang, 23 Maret 2009 Lampiran : 1 Berkas Perihal : Penelitian Kepada Yth. Kepala MI Sunan Kalijogo Malang
di- Malang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan ini kami mengaharap dengan hormat, agar mahasiswa di
bawah ini: Nama : Dhewi Masithoh Admawati NIM : 07140036 Semester/th. Ak : 2009 Judul Skripsi : Penggunaan Metode Audio-Lingual dalam
Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Peningkatan Pronunciation Siswa Kelas IVA MI Sunan Kalijogo Malang
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir/menyusun skripsinya yang bersangkutan mohon diberikan izin/kesempatan untuk mengadakan penelitian di lembaga/instansi yang menjadi wewenang Bapak/Ibu. Demikian atas perkenan dan kerjasama Bapak/ibu disampaikan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Dekan Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghoni NIP. 150 004 2031