No.Perjanjian.III/LPPM/2017-08/31-PML PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MELALUI PROGRAM ILO - SCORE (Sustaining Competitive and Responsible Enterprises) BAGI USAHA KECIL dan PROGRAM ILO-SCORE PLUS BAGI USAHA MIKRO YANG TERGABUNG DALAM PAGUYUBAN PENGUSAHA USAHA KECIL DAN MENENGAH (PPKM) KABUPATEN BANDUNG-JAWA BARAT Disusun Oleh: Ketua Pengusul: Triyana Iskandarsyah,Dra.,M.Si Anggota: Agus Hasan P,Drs.,M.Si; Dr.Judith Felicia I; Dr.Maria Merry Marianti; Fernando Mulia,S.E.,M.Kom; L.Retno Adriani,Dra.,M.Si; Angela Theressia,SIP.,MM; Christian Wibisono,S.E.,MSM; Vera Intanie Dewi,SE.,MM; Katlea Fitriani,ST.,MSM; Irsanti Hasyim,S.E.,MSM.,M.Eng; Brigitta Meylianti,S.E.,M.Si.,; Lilian Danil ,S.E.,MM; Nina Septina ,SP.,MM; Rizka Nugraha P.,SE.,MM; Annisaa N,S.E.,MSM; Catharina Tan Lian Soei,Dra.,MM; V.J.Wisnu Wardhono,Drs.,MSIE; Ria Satyarini,SE.,M.Si; Ivan Prasetya,SE.,M.ENg.,MSM; Atty Yuniawati,SE.,MBA; Dr.Sylvia Fettry; Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan 2017
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
No.Perjanjian.III/LPPM/2017-08/31-PML
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MELALUI PROGRAM ILO - SCORE (Sustaining Competitive and Responsible Enterprises)
BAGI USAHA KECIL dan PROGRAM ILO-SCORE PLUS BAGI USAHA MIKRO YANG TERGABUNG DALAM PAGUYUBAN PENGUSAHA USAHA KECIL
DAN MENENGAH (PPKM) KABUPATEN BANDUNG-JAWA BARAT
Disusun Oleh: Ketua Pengusul: Triyana Iskandarsyah,Dra.,M.Si
Anggota: Agus Hasan P,Drs.,M.Si; Dr.Judith Felicia I; Dr.Maria Merry Marianti;
Fernando Mulia,S.E.,M.Kom; L.Retno Adriani,Dra.,M.Si; Angela Theressia,SIP.,MM; Christian Wibisono,S.E.,MSM; Vera Intanie Dewi,SE.,MM; Katlea Fitriani,ST.,MSM;
Annisaa N,S.E.,MSM; Catharina Tan Lian Soei,Dra.,MM; V.J.Wisnu Wardhono,Drs.,MSIE; Ria Satyarini,SE.,M.Si;
Ivan Prasetya,SE.,M.ENg.,MSM; Atty Yuniawati,SE.,MBA; Dr.Sylvia Fettry;
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan
2017
DAFTAR ISI
ABSTRAK Bab 1. Analisis Situasi
1
Bab 2. Permasalahan Mitra 4 Bab 3. Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian 5 Bab 4. Hasil Simpulan 13 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. Profil Mitra LAMPIRAN 2.Laporan Kunjungan LAMPIRAN 3. Foto Kegiatan dan Capaian Bukti Luaran
ABSTRAK
Perkembangan ekonomi di Indonesia, tidak lepas adanya peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pertumbuhan jumlah UMKM yang terus meningkat dari tahun ke tahun, mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat dan Negara. Dalam perkembangannya, pertumbuhan UMKM juga mengalami berbagai tantangan. Demikian juga UMKM Kabupaten Bandung yang sampai saat ini memiliki UMKM binaan sebanyak 1490 UMKM (sumber: koperasi.bandung.kab.go.id). Tantangan yang dihadapi oleh pelaku UMKM mendorong pemerintah mengajak peran serta dari Perguruan Tinggi untuk terlibat mengembangkan UMKM di Indonesia, tidak terkecuali Universitas Katolik Parahyangan.
Melalui kerjasama dengan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bandung beserta Paguyuban Pengusaha Kecil Menengah (PPKM) Kabupaten Bandung Sabilulungan, Program Studi Manajemen memberikan pendampingan bagi para pelaku UMKM Kabupaten Bandung. Studi Pendahuluan yang telah dilakukan melalui wawancara beberapa pelaku UMKM, Ketua Paguyuban PPKM Sabilulungan dan staf Dinas Koperasi & UKM Kabupaten Bandung serta kunjungan tempat usaha (baseline assessment) beberapa pelaku UMKM, permasalahan yang dihadapi oleh pelaku UMKM salah satunya adalah masalah produktivitas. Mempertimbangkan permasalahan yang dihadapi para pelaku UMKM ini, maka Program Studi Manajemen akan menggunakan Program Sustaining Competitive and Responsible Enterprises (SCORE) dan SCOREPLUS yang dimiliki oleh International Labor Organization (ILO) sebagai mitra Program Kerja Manajemen dalam melakukan mengembangkan dan melaksanakan kedua program tersebut.
Program SCORE adalah program yang dimiliki ILO dalam rangka pendampingan usaha kecil dan menengah (usaha manufaktur dengan pekerja 20 – 250 orang) untuk meningkatkan produktivitas melalui pengembangan kerjasama dalam berusaha. Sedangkan program SCORE Plus adalah program ILO yang dikembangkan oleh Business and Export Development Organization (BEDO) untuk usaha mikro (usaha manufaktur yang memiliki pekerja dalam jumlah sangat kecil, bahkan mungkin tidak memiliki pekerja), dimana materi yang diberikan ditambah dengan materi pemasaran dan keuangan sederhana. Dengan kata lain, Program Studi Manajemen juga bermitra dengan Internationa Labor Organization (ILO) dan dalam pengembangan dan pelaksanaan program Sustaining Competitive and Responsible Enterprises (SCORE) dan SCORE Plus.
Tujuan kegiatan ini adalah membantu meningkatkan Produktivitas Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Bandung, agar dapat menjalankan kegiatan usahanya secara efektif dan efisien dengan menggunakan sumberdaya yang dimiliki. Solusi dan Target khusus yang ingin dicapai adalah: 1) Peningkatan produktivitas usaha Mitra selama 3-6 bulan setelah mengikuti pelatihan Program SCORE dan SCORE PLUS sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing Mitra; 2) Peningkatan kerjasama tim dan komitmen pekerja Mitra; 3) Pengurangan barang cacat dan penghematan pemakaian energi yang dapat berdampak pada peningkatan pendapatan ; 4) Penurunan tingkat kecelakaan di tempat kerja sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas manajemen Mitra; dan 6) Publikasi dalam jurnal dan pertemuan ilmiah baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah memberikan pelatihan/workshop, pendampingan (coaching), selama program dilaksanakan dan setelah program dilaksanakan jika masih diperlukan oleh mitra, presentasi oleh mitra atas capaian yang diperoleh setelah mendapatkan pelatihan program SCORE ILO.
Rencana kegiatan tergambarkan dalam fishbone diagram, dengan gambaran
dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap adalah sebagai berikut: Pertama: 1) melakukan baseline assessment ke tempat usaha mitra untuk menggali lebih dalam permasalahan yang dihadapi mitra; 2) Memberikan workshop Modul 1-5 setiap bulan, 1 modul perbulan; 3) Pendampingan dalam pelaksanaan perubahan di tempat Usaha Mitra dan membuat laporan kemajuan di setiap akhir workshop; 4) Presentasi oleh mitra tentang implementasi program yang sudah di jalankan. Tahap Kedua: 1) Pendampingan program dijalankan secara berkelanjutan; 2).Konsultasi Mitra dan pembuatan SOP usaha Mitra. Tahap Ketiga:1).Mengkaji SOP yang sudah dibuat Mitra; 2).Sosialisasi SOP bersama Mitra kepada karyawan dan rekanan kerja Mitra. Melalui kegiatan ini diharapkan Usaha Mikro dapat meningkatkan daya saingnya dengan tetap menjadi usaha yang bertanggung-jawab terhadap lingkungan social dan alam. Keywords: ILO, SCORE, SME, UMKM, Productivity
BAB 1
ANALISIS SITUASI
Lingkungan eksternal yang cepat sekali berubah menuntut pelaku usaha untuk terus menerus
mengantisipasi dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian. Bila pelaku usaha tidak mampu
melakukan penyesuaian terhadap usahanya, maka besar kemungkinan usahanya akan kalah
bersaing dan ditinggalkan konsumen. Berbagai perubahan yang dalam lingkungan dunia
usaha seperti kondisi politik, ekonomi, sosial budaya maupun teknologi adalah penting untuk
dipantau. Misalnya arus globalisasi tidak hanya berdampak pada usaha besar dan bermain di
pasar global, tetapi akan berdampak pada semua usaha, sehingga berdampak pada tingkat
persaingan. Perubahan kesadaran konsumen terhadap pola hidup sehat dan produk ramah
lingkungan, tidak bisa diabaikan oleh para pengusaha. Untuk itu, setiap pelaku usaha,
termasuk UMKM dituntut untuk dapat merespon perubahan lingkungan dengan tepat
sehingga dapat meningkatkan kemampuannya dalam bersaing, yang pada gilirannya akan
berdampak pada kemampuan UMKM untuk bertahan hidup dan bahkan bertumbuh.
Pelaku UMKM yang tergabung dalam Paguyuban Pengusaha Kecil dan Menengah
(PPKM) Kabupaten Bandung, Jawa Barat berjumlah sekitar 2.500 unit usaha dengan
berbagai jenis usaha seperti makanan-minuman, industri kreatif, garmen, bahkan pertanian.
Baseline Assessment yang telah dilakukan oleh tim Dosen pada beberapa pelaku Usaha kecil
di Kabupaten Bandung memberikan gambaran bahwa permasalahan yang dihadapi oleh
pelaku usaha ini cukup beragam. Dari mulai masalah modal, pemasaran, produktivitas
maupun inovasi. Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Usman Karyana selaku Kepala Bidang
Pengembangan dan Pembinaan UKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bandung, bahwa
saat ini UKM masih terkendala pada hal akses pembiayaan modal, kemampuan berinovasi
dan pemasaran produk. Ketiga hal tersebut sangat berkaitan dengan masalah produktivitas.
Berdasarkan studi pendahuluan tersebut, program Studi Manajemen melihat adanya
kesempatan untuk memberikan kontribusi kepada para pelaku UKM di Kabupaten Bandung.
Untuk mengatasi permasalahan ini perlu dilakukan usaha-usaha perubahan yang
secara sadar dilakukan oleh para pelaku UMKM. Oleh karena itu Program Studi Manajemen
bersama-sama dengan Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bandung akan melakukan
melakukan pendampingan dengan menerapkan Program SCORE dan SCORE PLUS untuk
UKM yang tergabung dalam Paguyuban PPKM Sabilulungan.
Untuk Usaha Mikro akan dipakai Program SCORE PLUS yang dimulai dengan
meningkatkan kesadaran pelaku usaha mikro pentingnya melakukan perubahan dan
perbaikan. Kemudian pelaku usaha mikro diajak untuk memahami usaha yang mereka
lakukan dan mencari perbedaan dan keunggulan dari produk yang dihasilkan, sehingga
mereka mampu untuk mengembangkan produk yang lebih unggul dengan harga yang wajar.
Setelah memahami produk dan pasarnya, mereka akan diajak untuk melakukan perbaikan-
perbaikan dalam proses produksi, dengan melakukan produksi bersih dan sehat, proses dan
cara produksi yang efisien, dan dalam proses perubahan yang dilakukan sebisa mungkin
melibatkan karyawan (bila punya). Program SCORE PLUS bertujuan untuk mengembangkan
usaha mikro agar memiliki daya saing berkelanjutan, mendorong kualitas dan produktivitas,
memperbaiki kondisi kerja, memperkuat kerja sama dan komunikasi antara pengusaha dan
pekerja serta meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Diharapkan melalui
modul yang sudah diadaptasi dengan kondisi usaha mikro di Indonesia, program SCORE
PLUS mampu membantu usaha mikro untuk bertumbuh.
Program SCORE PLUS ini akan diberikan bertahap beberapa batch/angkatan dimana
dalam satu batch angkatan terdiri dari 39 usaha mikro, sebagai mitra yang dalam kegiatan
pengabdian ini adalah usaha mikro yang tergabung dalam satu wadah paguyuban untuk
UMKM area Kabupaten Bandung, yang bernama Paguyuban Pengusaha Kecil dan Menengah
(PPKM). Kesertaan para pelaku usaha mikro dalam program SCORE PLUS yang akan
diselenggarakan dipilih UNPAR bersama-sama dengan Dinas Koperasi & UKM , dan dengan
Pengurus Paguyuban UMKM Sabilulungan Kabupaten Bandung, untuk batch pertama sudah
terpilih sebanyak 40 UKM dan sudah diberikan sosialisasi program pada tanggal 18 Juli
2017.
Sedangkan Program SCORE diperuntukkan untuk Usaha Kecil yang memiliki
karyawan diatas 20 orang. Pelaku usaha diajak untuk memahami usaha yang mereka lakukan
dan mencari perbedaan dan keunggulan dari produk yang dihasilkan, sehingga mereka
mampu untuk mengembangkan produk yang lebih unggul dengan harga yang wajar. Setelah
memahami produk dan pasarnya, mereka akan diajak untuk melakukan perbaikan-perbaikan
dalam proses produksi, dengan melakukan produksi bersih dan sehat, proses dan cara
produksi yang efisien, dan dalam proses perubahan yang dilakukan sebisa mungkin
melibatkan karyawan (bila punya). Program SCORE bertujuan untuk mengembangkan usaha
mikro agar memiliki daya saing berkelanjutan, mendorong kualitas dan produktivitas,
memperbaiki kondisi kerja, memperkuat kerja sama dan komunikasi antara pengusaha dan
pekerja serta meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Diharapkan melalui
modul yang sudah diadaptasi dengan kondisi usaha kecil di Indonesia, program SCORE
mampu membantu usaha kecil untuk bertumbuh.
Program SCORE ini akan diberikan bertahap beberapa batch/angkatan dimana dalam
satu batch angkatan terdiri maksimal 5 usaha kecil, sebagai mitra yang dalam kegiatan
pengabdian ini adalah usaha mikro yang tergabung dalam satu wadah paguyuban untuk
UMKM area Kabupaten Bandung, yang bernama Paguyuban Pengusaha Kecil dan Menengah
(PPKM). Kesertaan para pelaku usaha kecil dalam program SCORE yang akan
diselenggarakan dipilih UNPAR bersama-sama dengan Dinas Koperasi & UKM , dan dengan
Pengurus Paguyuban Pengusaha Kecil dan Menengah (PPKM)n Kabupaten Bandung
Berdasarkan paparan di atas, tim tertarik untuk mengajukan pendanaan hibah internal dengan
skema Program Pengabdian untuk Pembangunan Masyarakat yang berjudul ”
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MELALUI PROGRAM ILO - SCORE
(Sustaining Competitive and Responsible Enterprises) BAGI USAHA KECIL dan
PROGRAM ILO-SCOREPLUS BAGI USAHA MIKRO YANG TERGABUNG
DALAM PAGUYUBAN PENGUSAHA USAHA KECIL DAN MENENGAH
(PPKM) KABUPATEN BANDUNG-JAWA BARAT”
BAB 2
PERSOALAN MITRA KEGIATAN
Pelaku usaha kecil yang tergabung dalam Paguyuban Pengusaha Kecil dan Menengah
(PPKM)Kabupaten Bandung, Jawa Barat berjumlah sekitar 2.500 unit usaha dengan berbagai
jenis usaha seperti makanan-minuman, industri kreatif, dan garmen. Berdasarkan hasil
wawancara dengan staf Dinas Koperasi dan UKM dan Ketua Paguyuban Pengusaha Kecil
dan Menengah (PPKM), permasalan yang banyak terjadi di lingkungan UMKM di sana
adalah cukup beragam, seperti masalah proses produksi, kualitas barang, pemasaran,
pencatatan keuangan, yang berujung pada rendahnya produktivitas.
Seperti yang sudah disampaikan dalam bab 1 diatas, bahwa pendampingan untuk
pelaku usaha dengan jumlah karyawan minimal 20 orang akan didampingi dengan Program
SCORE. Pada Workshop pertama, program ini diikuti oleh 4 UKM yaitu
1. Batiqyunik
2. Morger Konveksi – bergerak dalam industri garmen
3. Bumbu Cap Pohon Mangga
4. Pia Kawitan
Pada workshop selanjutnya dua UKM mengundurkan diri dan pada akhirnya hanya dua UKM
yang terus menjalankan program ini yaitu Pia Kawitan dan Morger Konveksi. Dua mitra
usaha ini kemudian mendapatkan pendampingan oleh coach. Profil usaha dan sekilas
permasalahan dapat dilihat dalam lampiran.
Sedangkan untuk Pelaku usaha mikro yang tergabung dalam Paguyuban Pengusaha
Kecil dan Menengah (PPKM) Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang akan didampingi dalam
kegiatan pengabdian kepada masyarakat kali ini berjumlah 39 UKM (profil terlampir).
Berdasarkan hasil wawancara dengan staf Dinas Koperasi dan UKM dan Ketua Paguyuban
Pengusaha Kecil dan Menengah (PPKM), permasalahan yang banyak terjadi di lingkungan
usaha mikro di sana adalah cukup beragam, seperti masalah exixtensi usahanya (berpindah
pindah usaha), masalah proses produksi, kualitas barang, pemasaran, pencatatan keuangan,
yang berujung pada rendahnya produktivitas.
Sebagai contoh dari mitra usaha mikro yang akan mendapatkan pendampingan, kami
cantumkan beberapa usaha mikro yang telah kami kunjungi, yakni:
5. Rumah Jahit Radysta – bergerak industri garmen, menghasilkan pakaian.
6. PD_Peci Exclusive – bergerak dalam industri garmen, menghasilkan Peci
Profil usaha dan sekilas permasalahan dapat dilihat dalam lampiran.
BAB 3
PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN
Program SCORE ini memberikan manfaat kepada peserta yakni peningkatan produktivitas,
Membentuk budaya kerjasama dan komitmen, menghasilkan efektivitas, mampu melakukan
penghematan, membentuk kedisiplinan kerja dan yang sangat penting adalah dapat
memberikan keamanan kerja bagi pekerja nya.
Program ini berbasis pada 5 modul pelatihan, yaitu Kerjasama di Tempat
Kerja,Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja, Peningkatan kualitas, Produksi
Bersih meningkatkan kualitas dan Manajemen Sumberdaya Manusia. Pendampingan juga
diberikan dalam program ini, karena program ini bertujuan memadukan workshop pelatihan
dan konsultasi untuk membantu perusahaan meningkatkan daya saing.
Metode pelaksanaan yang digunakan dalam kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
1. Melakukan Training of Trainer kepada tim Dosen yang ingin terlibat dalam kegiatan
ini. Kegiatan ini memerlukan beberapa tim dosen dari berbagai elemen kompetensi
yang diperlukan yaitu di bidang produksi, pemasaran dan keuangan serta Akuntansi.
2. Baseline Assessment ke 2,Observasi awal kondisi UKM.
3. Workshop untuk pelaku UKM, terdiri dari 5 modul yang kan disampaikan dalam 3
kali pertemuan. Workshop dilakukan 1 bulan sekali selama 1 hari (Pukul. 08.00 –
17.00 WIB). Peserta workshop yang wajib hadir minimal pemilik usaha atau
ditambah dengan 4 karyawan.
4. Agenda Kegiatan:
12 Juni 2017 Sosialisasi SCORE Batch 2
13 Juni 2017 ToT Score
15 Juni 2017 Baseline Assessment
21 Agustus 2017 Workshop 1
Sesi 1.08.00- 10.00 Pengenalan Score EIT, Mendorong
perubahan oleh Triyana Iskandarsyah ,Dra.,M.Si
Sesi 2.10.15- 12.15 Komunikasi oleh Triyana
Iskandarsyah,Dra.,M.Si
Sesi 3.13.00- 14.00 5S oleh Fernando Mulia,SE.,M.Kom
Sesi 4.14.00 – 15.00 K3 oleh Fernando Mulia,SE.,M.Kom
Sesi 5. 15.30 – 17.00 Pengukuran Keberhasilan oleh Fernando
Mulia,SE.,M.Kom
22 Agustus 2017 Kunjungan oleh Coach ke lokasi UKM
18 September 2017 Workshop 2
Sesi 1.08.00 – 10.00 Berbagi Pengalaman oleh Angela
Teressia,S.Sip.,MM
Sesi 2.10.00 – 11.00 Budaya Jaminan Kualitas oleh Dr.Maria
Merry Marianti
Sesi 3.11.00 – 12.30 Pengendalian Kualitas oleh Dr.Maria
Merry Marianti
Sesi 4.13.30 – 15.00 Meningkatkan Produktivitas oleh Dr.
Judith Felicia
Sesi 5. 15.30 – 17.00 Produktifitas melalui produksi bersih oleh
Dr. Judith Felicia
19 September 2017 Kunjungan oleh Coach ke lokasi UKM
23 Oktober 2017 Workshop 3
Sesi 1. 08.00 – 10.00 Review hari 1 dan 2 oleh Dr. Judith
Felicia
Sesi 2. 10.00 – 11.00 Presentasi : berbagi pengalaman oleh
Triyana Iskandarsyah,Dra.,M.Si
Sesi 3. 11.00 – 12.30 Kebijakan& Manajemen SDM Mengukur
Peningkatan Kinerja oleh Triyana Iskandarsyah,Dra.,M.Si
Sesi 4.13.30 – 15.00 Kesetaraan Gender oleh Angela
Teressia,S.ip.,MM
Sesi 5.15.00 – 16.00 Produksi Bersih oleh Dr. Judith Felicia
Mengukur Kinerja (ROI): Case, Game Konversi Biaya
Sesi 6. 16.00 – 17.00 Tindakan perbaikan oleh Dr. Judith
Felicia
24 Oktober 2017 Kunjungan oleh Coach ke lokasi UKM
November 2017 Presentasi Hasil Program SCORE Batch 2
5. Coaching/Pemdampingan oleh tim dosen yaitu 1 perusahaan terdiri dari 2 orang
coach. Pendamping dari bulan Juli- Oktober 2017.
x Batiqyunik didampingi oleh Katlea Fitriani,ST.,MSM dan L.Retno A
x Morger Konveksi – bergerak dalam industri garmen didampingi oleh Irsanti Hasyim,SE.,MSM.,M.Eng dan Christian Wibisono,SE.,MSM
x Bumbu Cap Pohon Mangga didampingi oleh Annisaa N,SE.,MSM dan Triyana Iskandarsyah,Dra.,M.Si
x Pia Kawitan didampingi oleh Rizka N,SE.,MM dan Dr. Judith Felicia F Coaching dilakukan berkelanjutan, baik selama program workshop dilakukan maupun
sesudahnya. Selama program workshop dilakukan coaching dilakukan sebanyak 4 kali
(penjelasan dapat dilihat dari fishbone diagram). Untuk UKM Batiqyunik dan Bumbu
Cap Pohon Mangga, pendampingan hanya 2 kali.
6. Presentasi hasil peningkatan oleh pelaku UKM.
7. Pembuatan Laporan
Berikut paparan tahapan yang digambarkan dalam diagram Fishbone.
Fishbone Diagram Metode Pelaksanaan
Peningkatan
produktivitas
dan daya
saing
Mitra Identifikasi dan pemetaan,situasi, masalah mitra melalui observasi kunjungan tempat usaha
Luaran: Peserta Coaching
Calon peserta intensif Coaching
Luaran:Hasil Observasi Baseline Assessment 1
Gambaran situasi UKM,permasalahan yang dihadapi
Subjek:Pelaku UKM
Subjek: Pelaku UKM
Studi Pendahuluan
Workshop 1 Bulan 1
Workshop 2 Bulan 2
Wawancara pelaku UKM
Konsultasi Bisnis 1
Modul Workshop 1
Konsultasi Bisnis 2
Modul Workshop 2
Baseline Assessment 2
Workshop 3 Bulan 3-7
Presentasi hasil peningkatan oleh mitra
Modul Workshop 3
Coaching 1
Coaching 2
Coaching 3
Presentasi
Profil Mitra peserta Score Plus
PROGRAM SCOREPLUS Program SCORE PLUS adalah adaptasi dari Program SCORE. Bila program yang
SCORE merupakan program yang sudah diselenggarakan di 13 negara seperti Bolivia,
China, Columbia, Ghana, India,Vietnam,Kamboja dll, maka program SCORE PLUS adalah
program yang dikembangkan di Indonesia oleh BEDO (Business and Export Development
Organization) disesuaikan untuk kepentingan pendampingan usaha mikro. Jadi melalui
program SCORE PLUS, usaha mikro akan mendapatkan semua modul SCORE yang
disederhanakan dan ditambah dengan modul-modul yang terkait dengan pengelolaan
pemasaran dan keuangan. Program pemasaran dan keuangan dasar perlu diberikan kepada
usaha mikro karena usaha mikro seringkali terjebak dalam masalah pemisahan keuangan
keluargan dengan keuangan usaha misalnya, selain itu usaha mikro cenderung mengikuti apa
yang sedang popular dan tidak mau berfikir mengenai perbedaan barang yang dihasilkan
dengan yang dihasilkan pengusaha lain, yang akan dapat memberikan ciri dan nilai tambah
bagi usaha mereka. Unpar melalui Program Studi Manajemen, diberi kepercayaan oleh ILO
dan BEDO untuk menggunakan program SCORE Plus untuk membantu permasalahan yang
di hadapi oleh pelaku usaha Mitra.
Metode pelaksanaan yang digunakan dalam kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:
1. Melakukan Training of Trainer kepada tim Dosen yang ingin terlibat dalam kegiatan
ini. Kegiatan ini memerlukan beberapa tim dosen dari berbagai elemen kompetensi
yang diperlukan yaitu di bidang produksi, pemasaran dan keuangan serta Akuntansi.
2. Baseline Assessment ke 2,Observasi awal kondisi UKM.
3. Workshop untuk pelaku UKM, terdiri dari 11 modul yang kan disampaikan dalam 3
kali pertemuan. Workshop dilakukan 1 bulan sekali selama 1 hari (Pukul. 08.00 –
17.00 WIB). Peserta workshop yang wajib hadir minimal pemilik usaha atau
ditambah dengan 1-2 karyawan.
Agenda Kegiatan: 14 Juni 2017 TOT Training of Trainer
18 Juli 2017 Sosialisasi
24 Juli 2017 Workshop 1
Sesi 1. Layout dan 5 S oleh Fernando Mulia,SE.,M.Kom
Sesi 2. Hygiene dan K3 oleh Ria Satyarini,SE.,M.Si
Sesi 3. Identitas dan segmen pasar oleh Agus Hasan P,Drs.,M.Si
Sesi 4. Kerjasama dan berbagi Informasi oleh L.Retno A,Dra.,M.Si
25 Juli 2017 Konsultasi Bisnis 1 (dijadwalkan dari jam 08.00- 12.00 WIB, setiap
UKM dapat berkonsultasi selama 30-45 menit dengan para
Trainer,Coach dan asisten coach dibuat kelompok kecil) Hasil
konsultasi dibuatkan laporan untuk dipakai sebagai bahan Baseline
Assessment
7 dan 11 Agustus 2017 Baseline Assessment
14 Agustus 2017 Workshop 2
Sesi 1. Budaya Kualitas oleh Fernando Mulia,SE.,M.Kom
Sesi 2. Inovasi dan Pengembangan Produk oleh Ria
Satyarini,SE.,M.Si
Sesi3.Menghitung Harga Pokok oleh Catharina Tan Lian
Soei,Dra.,MM
Sesi 4. Pembukuan Usaha oleh Catharina Tan Lian Soei,Dra.,MM
15 Agustus 2017 Konsultasi Bisnis 2 (dijadwalkan dari jam 08.00- 12.00 WIB, setiap
UKM dapat berkonsultasi selama 30-45 menit dengan para
Trainer,Coach dan Observer dibuat kelompok kecil) Hasil konsultasi
dibuatkan laporan untuk dipakai sebagai bahan Baseline Assessment
4 September 2017 Workshop 3.
Sesi 1.Meningkatkan Produktivitas oleh Fernando Mulia,SE.,M.Kom
Sesi 2. Merencanakan kemasan produk Anda oleh V.J.Wisnu
W,Drs.,MSIE dan Christian Wibisono,SE.,MSM, Ivan
P,SE.,MSM.,M.Eng dan Irsanti Hasyim,SE.,MSM.,M.Eng
Sesi 3. Pemasaran Online oleh V.J.Wisnu W,Drs.,MSIE dan Christian
Wibisono,SE.,MSM, Ivan P,SE.,MSM.,M.Eng dan Irsanti
Hasyim,SE.,MSM.,M.Eng
5 September 2017 Coaching 1 (kunjungan ke UKM monitoring perubahan
dilakukan oleh para coach) hasil kunjungan dibuatkan laporan
oleh tiap Coach
25 September 2017 Coaching 2 (kunjungan ke UKM monitoring perubahan
dilakukan oleh para coach) hasil kunjungan dibuatkan laporan
oleh tiap Coach
16 Oktober 2017 Coaching 3 (kunjungan ke UKM monitoring perubahan
dilakukan oleh para coach) hasil kunjungan dibuatkan laporan
oleh tiap Coach
30 Oktober 2017 Presentasi Hasil oleh pelaku UKM didampingi oleh masing
masing coach
4. Coaching/Pemdampingan oleh tim dosen yaitu 1 perusahaan terdiri dari 1 orang
coach. Dan 1 coach mendampingi 4-5 perusahaan (daftar terlampir).Coaching
dilakukan berkelanjutan, baik selama program workshop dilakukan maupun
sesudahnya. Selama program workshop dilakukan coaching dilakukan sebanyak 4 kali
Ciwidey Deden Adhisetya Christian W – Brigita Meylianti
Ciwidey Agus Asmara Christian W – Brigita Meylianti
Rancaekek Ai rohimah Irsanti Hasyim – Brigita Meylianti
Ibun Dede sutisna Ivan Prasetya
Ciparay Iseu anggraeni Ivan Prasetya
5. Presentasi hasil peingkatan oleh pelaku UKM.
6. Pembuatan Laporan
Berikut paparan tahapan yang digambarkan dalam diagram Fishbone.
Fishbone Diagram Metode Pelaksanaan
Peningkatan
produktivitas
dan daya
saing
Mitra Identifikasi dan pemetaan,situasi, masalah mitra melalui observasi kunjungan tempat usaha
Luaran: Peserta Coaching
Calon peserta intensif Coaching
Luaran:Hasil Observasi Baseline Assessment 1
Gambaran situasi UKM,permasalahan yang dihadapi
Subjek:Pelaku UKM
Subjek: Pelaku UKM
Studi Pendahuluan
Workshop 1 Bulan 1
Workshop 2 Bulan 2
Wawancara pelaku UKM
Konsultasi Bisnis 1
Modul Workshop 1
Konsultasi Bisnis 2
Modul Workshop 2
Baseline Assessment 2
Workshop 3 Bulan 3-7
Presentasi hasil peningkatan oleh mitra
Modul Workshop 3
Coaching 1
Coaching 2
Coaching 3
Presentasi
Profil Mitra peserta Score Plus
Kedua program pendampingan UMKM ini memiliki perbedaan dalam hal:
1. Target Usaha untuk Program SCOREPLUS adalah usaha mikro yang bergerak
dalam usaha manufaktur (memproduksi barang) dengan jumlah karyawan minimal
1 orang. Sedangkan target UKM untuk program SCORE adalah usaha kecil yang
bergerak dalam bidang manufaktur (memproduksi barang) dengan jumlah
karyawan minimal 20 orang.
2. Materi yang disampaikan ada perbedaan dari kedua program tersebut (dapat
dilihat dalam modul yang disampaikan diatas)
3. Pendampingan/Coach. Untuk UKM program SCORE, seorang coach
mendampingi 1 UKM dan 1 UKM didampingi oleh 2 Coach. Sedangkan untuk
program SCOREPLUS, 1 ukm didampingi oleh 1 orang coach, sementara 1 coach
mendampingi 4-5 UKM. Jadi dalam hal ini kegiatan ini memerlukan
peran/partisipasi dari dosen dosen agar program dapat berjalan dengan baik dan
lancar.
4. Dari fishbone diagram, juga diperlihatkan bahwa ada treatment yang berbeda
antara pelaku UKM yang mengikuti program SCORE dan UKM yang mengikuti
program SCOREPLUS.
BAB 4
HASIL DAN KESIMPULAN
Dampak kegiatan pengabdian ini, selain membantu peningkatan produktifitas mitra dan
peningkatan atensi akademisi terhadap pelaku usaha khususnya usaha mikro dan kecil untuk
Kabupaten Bandung. Hasil dari kegiatan ini dapat dilihat dari Laporan kunjungan masing masing
UKM (terlampir). Target luaran untuk publikasi ilmiah pada jurnal ISSN/ Proceeding jurnal
Nasional masih belum tercapai dan masih dalam tahap penyusunan tulisan oleh tim Dosen.
Sedangkan untuk publikasi pada media massa cetak sudah tercapai, yakni terpublikasi di koran
Galamedia , Pikiran Rakyat. Untuk publikasi media Kompas sedang dalam tahap editing. Hasil
data dari kegiatan ini digunakan lebih lanjut dalam penelitian dosen. Rangkuman capaian hasil
terangkum dalam tabel terlampir.
No Jenis Luaran Indikator Capaian Target Luaran Utama 1 Publikasi Ilmiah pada jurnal ber ISSN /Prosiding Jurnal
Nasional1) Proses Editing
2 Publikasi pada media mas cetak/online/repocitory PT6) Tercapai 3 Peningkatan daya saing (peningkatan kualitas ,kuantitas,serta
nilai tambah barang, jasa,diversifikasi produk ,atau sumber daya lainnya) 4)
Besar Peningkatan
4 Peningkatan penerapan Iptek di Masyarakat (Mekanisasi,IT dan Manajemen) 4)
Besar Peningkatan
5 Perbaikan tata nilai masyarakat (Seni budaya, sosial,politik, keamanan,ketentraman , pendidikan dan kesehatan) 2)
Sudah dilaksanakan
6 Hasil data yang diperoleh dilanjutkan kedalam penelitian Sudah dilaksanakan
Target Luaran Tambahan 1 Publikasi di Jurnal Internasional1) Draf 2 Jasa;rekayasa sosial;metode atau sistem,produk atau barang5) penerapan 3 Inovasi baru TTG5) Penerapan 4 Hasil Kekayaan Intelektual (Paten,Paten sederhana,hak
cipta,Merek dagang,Rahasia dagang,Desain Produk Industri,Perlindungan Varietas Tanaman,Perlindungan Topografi Sirkuit Terpadu3)
Belum ada
5 Buku ber ISBN6) Belum ada
1) Isi dengan belum/tidak ada,draf,submitted,reviewed, atau accepted/published
2) Isi dengan belum/ tidak ada, draf,terdaftar, atau sudah dilaksanakan
3) Isi dengan belum/tidak ada,draf,terdaftar, atau granted
4) Isi dengan belum/tidak ada,produk,penerapan,besar peningkatan
5) Isi dengan belum/ tidak ada,draf,produk,atau penerapan
6) Isi dengan belum/tidak ada,draf,proses editing /sudah terbit
Produk utama: Pembuatan pakaian (kemeja, kaos, dan celana)
Didirikan tahun: 2002
Kepemilikan: Perseorangan
Pemilik: Surya Budiawan
Sumber investasi: Pribadi
Konsumen utama: Bisnis dan konsumen akhir
Sertifikasi: -
Afiliasi: -
Serikat pekerja -
Kesepakatan perundingan bersama -
Jumlah pekerja (L/P) Penuh waktu: Harian: 50 (8 Pria & 42 Wanita)
Waktu kerja/Sistem shift 08:00 – 17:00
Ringkasan Penilaian
Keterangan Singkat Manajemen – karakteristik utama perusahaan (termasuk persoalan perusahaan yang disorot oleh CEO / manajer/ supervisor / pekerja) Karakteristik Perusahaan:
One man show. Keputusan masih sentralisasi.
Persoalan perusahaan yang disorot oleh pemilik/Manajer:
Turn over karyawan di usia produktif sangat tinggi. Pemilik merasa kesulitan untuk mendapatkan karyawan yang memiliki kemampuan yang bagus.
Catatan penilai – kemajuan penting untuk menyusun rencana peningkatan perusahaan
Bagian / bagan organisasi
Proses manufaktur Cutting – Preparing – Sewing - Finishing
Bidang peningkatan:
Indikator: Respon / komentar:
Modul 1 Tujuan: Meningkatkan kerjasama di tempat kerja
Tim Peningkatan Perusahaan (EIT)
Pekerja dan manajer bersama-sama meningkatkan pengoperasian perusahaan.
EIT aktif Ya Tidak Jumlah rapat per bulan: 4 kali /bulan Jumlah proyek yang dilaksanakan: Makloon & Self branding
Berbagi informasi
Informasi terbaru tentang perusahaan dibagikan ke pekerja secara teratur dan bebas.
Rapat harian pekerja/manajer Ya Tidak Papan buletin atau newsletter Ya Tidak
Skema untuk saran pekerja
Ada budaya yang mendorong pekerja untuk berbagi ide secara bebas.
Ada skema untuk saran pekerja Ya Tidak Hemat biaya atas saran pekerja Ya Tidak Estimation:-
5S Pekerja merasa bertanggungjawab menjaga kebersihan dan kerapihan tempat kerja mereka.
Penerapan 5S Ya Tidak Level (1-5S):
Ada foto sebelum dan sesudah kegiatan
Ya Tidak
KPI Perusahaan memeriksa indikator
Owner
Surya
Kepala Produksi
Ibu Ai
Divisi Persiapan
Divisi Pemotongan
Divisi Jait Divisi Sablon Divisi
Finisihing
kinerja utama dan dapat memberikan data yang dapat dipercaya.
Persoalan penting yang akan ditangani di bidang kerjasama di tempat kerja: Karyawan kurang bisa untuk menyampaikan aspirasinya.
Modul 2: Meningkatkan mutu
Orientasi konsumen
Perusahaan mengetahui harapan konsumen dan memiliki tingkat retensi konsumen yang tinggi.
Survei konsumen secara teratur Ya Tidak Ada kebijakan mutu Ya Tidak
Mengukur dan berbagi data mutu
Perusahaan memeriksa KPI tentang mutu produk dan produksi.
Ya Tidak
Perusahaan berbagi data tentang kinerja mutu (tabel, grafik dll.) dengan pekerja.
-
Pengurangan produk cacat
Faktor penyebab produk cacat dianalisa dan diatasi secara sistematis
Ya Tidak
Sarana mutu yang digunakan - Diagram tulang ikan (fishbone) Ya Tidak - PDCA Ya Tidak - Lain-lain:
Persoalan utama yang akan ditangani di bidang pengelolaan mutu:
Modul 3: Produktivitas melalui produksi yang lebih bersih
Pemakaian bahan
Perusahaan secara terus-menerus mencari cara untuk mengurangi pemakaian bahan, limbah, air dan energi.
Ya
Waktu dan staf dialokasikan untuk produksi yang lebih bersih
Ya Tidak
Pemeliharaan mesin
Mesin-mesin diperiksa secara teratur untuk mencegah kerusakan dan memantau sistem pembuangan (exhaustion) dan pemakaian bahan bakar.
Ada sistem pemeliharaan mesin Ya Tidak Persoalan utama yang akan ditangani di bidang produksi yang lebih bersih:
Modul 4 Tujuan: Pengelolaan pekerja secara lebih baik
Kebijakan dan panduan SDM
Kebijakan dan praktek SDM sudah sesuai dengan UU ketenagakerjaan nasional dan internasional.
Ada kebijakan SDM Ya Tidak catatan: Ada deskripsi kerja Ya Tidak catatan: Upah minimum dibayar Ya Tidak
Praktek SDM yang lebih baik
Praktek SDM mengakui pekerja sebagai aset penting perusahaan
Lembur diperiksa Ya Tidak Nilai: Penyediaan pelatihan diperiksa Ya Tidak
Persoalan utama yang akan ditangani di bidang pengelolaan SDM: Pemilik kesulitan untuk mendapat karyawan baru.
Modul 5 Tujuan: Meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Mengurangi kecelakaan
Kesehatan dan keselamatan pekerja merupakan kepedulian utama perusahaan
Ada komite K3 pekerja-manajer Ya Tidak Rapat terakhir: Ada kebijakan tentang K3 Ya Tidak Angka kejadian kecelakaan dan nyaris celaka (near miss) diperiksa
Ya Tidak Perkiraan:
Meningkatkan kesejahteraan pekerja
Kondisi kerja adalah di atas rata-rata dan membantu tingkat kepuasan staf
Ya
Jumlah keluhan diperiksa Ya Tidak Tingkat kepuasan pekerja diperiksa Ya Tidak Absensi diperiksa Ya Tidak Nilai:
Catatan: Finger Print Persoalan utama yang akan ditangani di bidang keselamatan dan kesehatan kerja:
Foto sebelum kegiatan (harap kurangi resolusi foto sebelum dikirim):
3. PIA KAWITAN Tanggal pelaksanaan: 15 Juni 2017 Instruktur: Rizka Nugraha P & Judith F Pattiwael
Profil Perusahaan
Nama Perusahaan: PIA KAWITAN
Alamat: BABAKAN ALUN-ALUN RT 04/RW01 NO 16 DS./KEC. PANGALENGAN – KAB. BANDUNG
Produk utama: PIA
Didirikan tahun: 1996
Kepemilikan: Pribadi
Pemilik: Bpk. Taufik Rizky Kawitan (anak)
Sumber investasi: Bank
Konsumen utama: Lokal
Sertifikasi: Depkes, Halal
Afiliasi:
Serikat pekerja
Kesepakatan perundingan bersama
Jumlah pekerja (L/P) Penuh waktu: 7/129 Harian: -
Waktu kerja/Sistem shift Shiift (pk.07.00-15.00/pk.15.00-22.00)
Ringkasan Penilaian
Keterangan Singkat Manajemen – karakteristik utama perusahaan (termasuk persoalan perusahaan yang disorot oleh CEO / manajer/ supervisor / pekerja) Efektivitas produksi
Pencatatan dan pengaturan keuangan
Pembagian load kerja para karyawan Catatan penilai – kemajuan penting untuk menyusun rencana peningkatan perusahaan Layout tempat kerja perlu ditata kembali untuk kelancaran operasional
Perencanaan produksi dihitung berdasarkan data penjualan yang ada
Penyimpanan gas di dalam ruangan, perlu ditata ulang
Penempatan bahan baku belum terpusat, perlu dipertimbangkan pembuatan
Gudang pada ruangan yang ada
Bagian / bagan organisasi
Proses manufaktur
Bidang peningkatan:
Indikator: Respon / komentar:
Modul 1 Tujuan: Meningkatkan kerjasama di tempat kerja
Tim Peningkatan Perusahaan (EIT)
Pekerja dan manajer bersama-sama meningkatkan pengoperasian perusahaan.
EIT aktif Ya Tidak Jumlah rapat per bulan: Jumlah proyek yang dilaksanakan:
Berbagi informasi
Informasi terbaru tentang perusahaan dibagikan ke pekerja secara teratur dan bebas.
Rapat harian pekerja/manajer Ya Tidak Papan buletin atau newsletter Ya Tidak
Skema untuk Ada budaya yang mendorong
Bahan Baku Gudang
Pembuatan Adonan (kulit luar, kulit dalam dan isi)
Penggabungan kulit luar dan dalam
Pengisian dan pembentukan pia
Pelemasan kulit dengan alat
Pemanggangan dengan oven
Pendinginan Pengepakan
Display dan pengiriman ke Konsumen
saran pekerja pekerja untuk berbagi ide secara bebas. Ada skema untuk saran pekerja Ya Tidak Hemat biaya atas saran pekerja Ya Tidak Estimation:
5S Pekerja merasa bertanggungjawab menjaga kebersihan dan kerapihan tempat kerja mereka.
Penerapan 5S Ya Tidak Level (1-5S): Ada foto sebelum dan sesudah kegiatan
Ya Tidak
KPI Perusahaan memeriksa indikator kinerja utama dan dapat memberikan data yang dapat dipercaya.
Persoalan penting yang akan ditangani di bidang kerjasama di tempat kerja:
Modul 2: Meningkatkan mutu
Orientasi konsumen
Perusahaan mengetahui harapan konsumen dan memiliki tingkat retensi konsumen yang tinggi.
Survei konsumen secara teratur Ya Tidak Ada kebijakan mutu Ya Tidak
Mengukur dan berbagi data mutu
Perusahaan memeriksa KPI tentang mutu produk dan produksi.
Perusahaan berbagi data tentang kinerja mutu (tabel, grafik dll.) dengan pekerja.
Pengurangan produk cacat
Faktor penyebab produk cacat dianalisa dan diatasi secara sistematis
Sarana mutu yang digunakan - Diagram tulang ikan (fishbone) Ya Tidak - PDCA Ya Tidak - Lain-lain:
Persoalan utama yang akan ditangani di bidang pengelolaan mutu:
Modul 3: Produktivitas melalui produksi yang lebih bersih
Pemakaian bahan
Perusahaan secara terus-menerus mencari cara untuk mengurangi pemakaian bahan, limbah, air dan energi.
Waktu dan staf dialokasikan untuk produksi yang lebih bersih
Ya Tidak
Pemeliharaan mesin
Mesin-mesin diperiksa secara teratur untuk mencegah kerusakan dan memantau sistem pembuangan (exhaustion) dan pemakaian bahan bakar.
Ada sistem pemeliharaan mesin Ya Tidak Persoalan utama yang akan ditangani di bidang produksi yang lebih bersih:
Modul 4 Tujuan: Pengelolaan pekerja secara lebih baik
Kebijakan dan panduan SDM
Kebijakan dan praktek SDM sudah sesuai dengan UU ketenagakerjaan nasional dan internasional.
Ada kebijakan SDM Ya Tidak Ada deskripsi kerja Ya Tidak Upah minimum dibayar Ya Tidak
Praktek SDM yang lebih baik
Praktek SDM mengakui pekerja sebagai aset penting perusahaan
Lembur diperiksa Ya Tidak Nilai: Penyediaan pelatihan diperiksa Ya Tidak
Persoalan utama yang akan ditangani di bidang pengelolaan SDM
Modul 5 Tujuan: Meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Mengurangi kecelakaan
Kesehatan dan keselamatan pekerja merupakan kepedulian utama perusahaan
Ada komite K3 pekerja-manajer Ya Tidak Rapat terakhir: Ada kebijakan tentang K3 Ya Tidak Angka kejadian kecelakaan dan nyaris celaka (near miss) diperiksa
Ya Tidak Perkiraan:
Meningkatkan kesejahteraan pekerja
Kondisi kerja adalah di atas rata-rata dan membantu tingkat kepuasan staf
Jumlah keluhan diperiksa Ya Tidak Tingkat kepuasan pekerja diperiksa Ya Tidak Absensi diperiksa Ya Tidak Nilai:
Persoalan utama yang akan ditangani di bidang keselamatan dan kesehatan kerja:
Foto sebelum kegiatan (harap kurangi resolusi foto sebelum dikirim):
4. BUMBU MASAK CAP POHON MANGGA
I. Profil Bumbu masak cap pohon mangga berdiiri dari tahun 1982. Ibu Yani merupakan generasi kedua dari pemilik usaha yang meneruskan usaha ini. Usaha yang berbentuk CV ini memiliki 35 karyawan tetap yag bekerja dari jam 08:00 – 17:00. Usaha ini bergerak dibidang bumbu masak. Varian bumbu yang dihasilkan diantaranya opor, gulai, rendang, kari dan bumbu tunggal lainya.
II. Produksi dan manajemen usaha Untuk produksi setiap harinya pemilik tidak memiliki catatan perhitungan yang pasti. Pemilik hanya akan memproduksi bumbu yang sekiranya sudah mendekati habis. Proses produksi dimulai dari rempah rempah yang sudah dipilah dan dikeringkan akan digiling lalu disangrai dengan menggunakan tungku berbahan kayu bakar. Setelah kering bumbun kemudian dicampur sesuai dengan peruntukannya. Ditahap akhir bumbu akan dipacking. Pekerja ada yang sudah mengikuti dari awal usaha. Lokasi produksi ada didaerah kopo namun packing ada di daerah bojongsoang. Perubahan lokasi packing baru berlangsung kurang dari 2 bulan. Karena perpindahaan ini pihak pengusaha menyediakan transportasi untuk antar jemput karyawan. Gambar tempat pengemasan:
III. Kendala Untuk kendala yang dihadapi saat ini adalah belum pastinya jumlah produksi setiap hari, selain itu masih mengalami kesulitan untuk membuka pasar diluar jawa barat. Uraian diatas merupakan gambaran tentang bumbu masak cap pohon mangga.
Untuk menuju UNPAR dibutuhkan waktu rata rata 40 menit, ada 3 Jalur yang bisa di tempuh, yaitu : 1. Via JL. CIbaduyut raya 41 Menit 2. Via JL. Cihampelas & Cibaduyut raya 46 Menit 3. Via JL. Nanggelen - Cirahayu 45 Menit
Link Google Maps : https://goo.gl/kg3CC Tanggal penilaian: 15 Juni 2017 Penilai: Annisaa Novieningtyas Kunjungan ke: Baseline Assesment
Profil Perusahaan
Nama Perusahaan: Bumbu Masak Cap Pohon Mangga
Alamat: Jalan Bojong Kukun, Rancamanyar, Bale Endah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat
Produk utama: Bumbu Masak
Didirikan tahun: 1982
Kepemilikan: CV
Pemilik: Yani Karyani Raddiah Rachman
Sumber investasi: Bank
Konsumen utama: Ibu rumah tangga, restaurant.
Sertifikasi: PIRT
Afiliasi: -
Serikat pekerja -
Kesepakatan perundingan bersama -
Jumlah pekerja (L/P) Penuh waktu: 35 Harian:
Waktu kerja/Sistem shift 08:00 – 17:00
Ringkasan Penilaian
Keterangan Singkat Manajemen – karakteristik utama perusahaan (termasuk persoalan perusahaan yang disorot oleh CEO / manajer/ supervisor / pekerja) Perusahaan bergerak dibidang produksi bumbu masak
Catatan penilai – kemajuan penting untuk menyusun rencana peningkatan perusahaan
Bagian / bagan organisasi
Tidak Ada
Proses manufaktur
Bahan baku – pengolahan (disangrai) – mixing – packing
Bidang peningkatan:
Indikator: Respon / komentar:
Modul 1 Tujuan: Meningkatkan kerjasama di tempat kerja
Tim Peningkatan Perusahaan (EIT)
Pekerja dan manajer bersama-sama meningkatkan pengoperasian perusahaan.
EIT aktif Ya Tidak Jumlah rapat per bulan: - Jumlah proyek yang dilaksanakan: -
Berbagi informasi
Informasi terbaru tentang perusahaan dibagikan ke pekerja
Ya, informasi dibagikan secara bebas, namun belum tertatur dan
secara teratur dan bebas. terdokumentasi. Rapat harian pekerja/manajer Ya Tidak Papan buletin atau newsletter Ya Tidak
Skema untuk saran pekerja
Ada budaya yang mendorong pekerja untuk berbagi ide secara bebas.
Tidak
Ada skema untuk saran pekerja Ya Tidak Hemat biaya atas saran pekerja Ya Tidak Estimation:
5S Pekerja merasa bertanggungjawab menjaga kebersihan dan kerapihan tempat kerja mereka.
Penerapan 5S Ya Tidak Level (1-5S): Ada foto sebelum dan sesudah kegiatan
Ya Tidak
KPI Perusahaan memeriksa indikator kinerja utama dan dapat memberikan data yang dapat dipercaya.
Belum ada
Persoalan penting yang akan ditangani di bidang kerjasama di tempat kerja:
Modul 2: Meningkatkan mutu
Orientasi konsumen
Perusahaan mengetahui harapan konsumen dan memiliki tingkat retensi konsumen yang tinggi.
Survei konsumen secara teratur Ya Tidak Ada kebijakan mutu Ya Tidak
Mengukur dan berbagi data mutu
Perusahaan memeriksa KPI tentang mutu produk dan produksi.
Tidak
Perusahaan berbagi data tentang kinerja mutu (tabel, grafik dll.) dengan pekerja.
Tidak
Pengurangan produk cacat
Faktor penyebab produk cacat dianalisa dan diatasi secara sistematis
Tidak
Sarana mutu yang digunakan - Diagram tulang ikan (fishbone) Ya Tidak - PDCA Ya Tidak - Lain-lain:
Persoalan utama yang akan ditangani di bidang pengelolaan mutu:
Modul 3: Produktivitas melalui produksi yang lebih bersih
Pemakaian bahan
Perusahaan secara terus-menerus mencari cara untuk mengurangi pemakaian bahan, limbah, air dan energi.
Tidak
Waktu dan staf dialokasikan untuk produksi yang lebih bersih
Ya Tidak
Pemeliharaan mesin
Mesin-mesin diperiksa secara teratur untuk mencegah kerusakan dan memantau sistem pembuangan (exhaustion) dan pemakaian bahan bakar.
Ada sistem pemeliharaan mesin Ya Tidak Persoalan utama yang akan ditangani di bidang produksi yang lebih bersih:
Modul 4 Tujuan: Pengelolaan pekerja secara lebih baik
Kebijakan dan panduan SDM
Kebijakan dan praktek SDM sudah sesuai dengan UU ketenagakerjaan nasional dan internasional.
Ada kebijakan SDM Ya Tidak Ada deskripsi kerja Ya Tidak Upah minimum dibayar Ya Tidak
Praktek SDM yang lebih baik
Praktek SDM mengakui pekerja sebagai aset penting perusahaan
Lembur diperiksa Ya Tidak Nilai: Penyediaan pelatihan diperiksa Ya Tidak
Persoalan utama yang akan ditangani di bidang pengelolaan SDM:
Modul 5 Tujuan: Meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Mengurangi kecelakaan
Kesehatan dan keselamatan pekerja merupakan kepedulian utama perusahaan
Ada komite K3 pekerja-manajer Ya Tidak Rapat terakhir: Ada kebijakan tentang K3 Ya Tidak
Angka kejadian kecelakaan dan nyaris celaka (near miss) diperiksa
Ya Tidak Perkiraan:
Meningkatkan kesejahteraan pekerja
Kondisi kerja adalah di atas rata-rata dan membantu tingkat kepuasan staf
Jumlah keluhan diperiksa Ya Tidak Tingkat kepuasan pekerja diperiksa Ya Tidak Absensi diperiksa Ya Tidak Nilai:
Persoalan utama yang akan ditangani di bidang keselamatan dan kesehatan kerja:
Foto sebelum kegiatan (harap kurangi resolusi foto sebelum dikirim):
Lampiran 3b.CONTOH Profil Anggota Mitra SCOREPLUS
RUMAH JAHIT REDYSTA YOUR PERSONAL TAILOR AND PATTERN MAKER
IV. PROFIL
Dengan menyebut Bismillah Rumah Jahit Redysta lahir pada September 2010. Bermodal kan 1 buah mesin jahit kecil kami ( saya dan istri ) memulai usaha di bidang jahit menjahit. Rumah Jahit Redysta sendiri mempunyai konsep online personal butik karena kami melihat peluang ini masih sangat luas terutama untuk kelas menengah keatas dengan harga yang relatif terjangkau dengan kulaitas tidak terlalu jauh dengan brand brand pakaian ternama. Nama Redysta itu sendiri diambil dari nama saya dan istri dengan tambahan kalimat yang cukup populer dikalangan remaja di tahun 90-an. Yang artinya REsty duDY Selalu Tetap Abadi. Mungkin untuk yang kelahiran tahun 80an tahu akan kalimat ini. Selain hanya sebuah nama kami juga menjadikan nama usaha ini sebuah doa yang ingin menjadikan usaha kami ini tetap abadi.
V. PRODUKSI DAN MANGEMEN USAHA Untuk jumlah quantity produksi pada awal nya hanya sedikit dimulai dari cuman 2 same 3pcs baju per bulan sampe sekarang bisa sampe 300 sampe 400 pcs baju per bulan nya. Jumlah teresebut di bagi dua kategori yaitu kategori butik dan konveksi. Untuk kategori butik pengerjaan di lakukan di rumah sedangkan untuk kategori konveksi kami bekerja sama dengan penjahit rumah yang ada id sekitar lingkungan rumah. Gambaran tempat produksi di rumah :
Untuk pemasaran kami menggunakan media online khususnya sosial media seperti facebook dan instagram. Klien untuk kategori konveksi kami kebanyakan dari relasi istri saya sewaktu bekerja di garment dan online shop online shop yang baru akan memulai usahanya.
VI. KENDALA Untuk kendala yang dihadapi sampai saat ini mungkin tidak terlalu banyak karena usaha jahitan seperti kami sudah banyak sehingga u tuk bahan baku kebutuhan produksi juga banyak di pasaran hanya saja konsepnya yang berbeda. Mungkin untuk konsep kami untuk online personal butik ada dua pesrsoalan atau bisa disebut kebutuhan yang penting, yaitu :
1. Coaching bagaimana cara mendapatkan pasar segment kelas menengah ke atas. 2. Minim mendapat informasi untuk mengikuti pameran designer atau penjahit
profesional di kota bandung Mungkin sedikitnya itulah gambaran usaha Rumah Jahit Redysta yang kami jalankan. Untuk lebih jelasnya mungkin nanti saat wawancara. Terima Kasih
Nama dan Alamat Perusahaan Nama perusahaan : PD. PECI EXCLUSIVE
Alamat perusahaan : Jl. Banjaran Kp. Langonsari Indah No. 20 Pameungpeuk Bandung
bantuan teknologi komputer. Desain motif pada peci yang kami buat hampir sepenuhnya
dikerjakan manual dengan tangan (hand made) untuk menghasilkan karya seni yang unik,
klasik, dan elegan sehingga pantas dikenakan oleh siapa saja.
Untuk membuat sebuah peci yang berkualitas, selain ditunjang oleh kualitas bahan
baku, kami memilih orang-orang yangqualified, berpengalaman, dan mahir dibidangnya.
Disamping itu inovasi motif selalu kami kembangkan melalui desain, warna, dan gambar
pada peci yang disesuaikan dengan perkembanganfashion dan permintaan pemakai. Itu
sebabnya kami tidak keberatan menerima usulan dan ide dari konsumen untuk perbaikan
kualitas motif dan desain peci di masa yang akan datang.
Songkok atau peci yang kami produksi terdiri dari beragam ukuran, tinggi, warna,
dan motif sehingga konsumen dapat dengan leluasa dan puas untuk memilih peci
kesukaannya. Kami juga menerima pesanan peci dengan ukuran special khusunya bagi
konsumen yang tidak bisa menemukan ukuran yang biasa mereka pakai walaupun dalam
jumlah terbatas asalkan konsumen merasa puas. Ukuran spesial tersebut adalah di atas No. 10
(keliling kepala lebih dari 60 cm) dan di bawah No. 4 (keliling kepala kurang dari 54 cm).
Perbedaan mendasar antara Peci Classic Exclusive dengan peci produk lain terletak
pada kerapihan desain inner danouter, cara pengerjaan, kualitas bahan baku, dan desain motif
yang unik (silahkan buktikan sendiri dengan membandingkan langsung Peci Classic
Exclusive dengan peci merk lain). Hal inilah yang menjadikan peci atau songkok ini lebih
awet, rapih, elegan, klasik dan nyaman dipakai. Tidak heran rasanya tim MetroTV pun
pernah tertarik untuk meliput proses produksi Peci Classic Exclusive sebagai salah satu acara
untuk mengisi program "Kreasi" pada bulan Ramadhan.
Kini Peci Classic Exclusive sudah dipasarkan di kota-kota di pulau Jawa, Bali,
Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, bahkan sampai ke mancanegara seperti United Kingdom,
United State, Australia, Columbia, Canada, Malaysia, Singapura, Nigeria, Italy, dan negara
lainnya meskipun dalam jumlah terbatas.
Tidak semua peci yang berharga mahal memilki kualitas pengerjaan yang baik dan
tidak semua peci ber-merk dapat nyaman dipakai, tetapi dengan memakaiPeci Classic Exclusive, Anda akan menemukan sebuah karya seni anak bangsa yang berkualitas, enak
dipandang, nyaman dipakai dan harga terjangkau di kelasnya sehingga Anda akan tampil