PENINGKATAN PEMBELAJARAN STRUKTUR BUMI DAN MATAHARI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LANGKAP 01 BUMIAYU BREBES Skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh Elia Pirhantari 1402408058 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012
248
Embed
PENINGKATAN PEMBELAJARAN STRUKTUR …lib.unnes.ac.id/17958/1/1402408058.pdfkooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran struktur bumi dan matahari. ix DAFTAR ISI Halaman Prakata
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENINGKATAN PEMBELAJARAN STRUKTUR BUMI DAN MATAHARI
MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LANGKAP 01
BUMIAYU BREBES
Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
oleh Elia Pirhantari 1402408058
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Tegal, 23 Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Elia Pirhantari
1402408058
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan ke sidang
Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I
Mur Fatimah, S.Pd., M,Pd.
19761004 200604 2 001
Tegal, Juli 2012
Pembimbing II
Drs. Noto Suharto, M.Pd.
19551230 198203 1 001
Mengetahui,
Koordinator PGSD UPP Tegal
Drs. Akhmad Junaedi, M.Pd.
19630923 198703 1 001
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul Peningkatan Pembelajaran Struktur Bumi dan
Matahari melalui Model Student Teams Achievement Division Kelas V Sekolah
Dasar Negeri Langkap 01 Bumiayu Brebes, oleh Elia Pirhantari 1402408058,
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FIP UNNES pada
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan”
(Q.S. Al Insyirah:6)
“Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi
bangkit kembali setiap kali kita jatuh”. ( Confusius )
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua”. (Aristoteles)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
1. Ayah dan ibu yang telah memberikan
doa, motivasi, dan kasih sayang
selama ini.
2. Paman dan bibi saya yang telah
merawat dan membesarkan saya
layaknya orang tua bagi saya.
3. Adik-adikku yang telah menjadi
motivasi bagiku untuk selalu maju
dan menjadi lebih dewasa.
4. Teman-teman seperjuanku PGSD S-1
2008 yang selalu kompak, semangat.
dan tempat berbagi suka cita.
5. Keluarga besar SD N Langkap 01
Bumiayu-Brebes yang telah bersedia
Memberi dukungan kepada saya.
vi
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Peningkatan Pembelajaran Struktur Bumi Dan Matahari melalui Model Student
Teams Achievement Division Kelas V Sekolah Dasar Negeri Langkap 01 Bumiayu
Brebes”.
Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi
Pendidikan Sekolah Dasar pada Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini
tidak akan terwujud. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, ucapan terima
kasih yang tulus penulis sampaikan kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si
yang telah memberikan ijin untuk belajar di kampus UNNES ini.
2. Drs. Hardjono, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Dra. Hartati, M.Pd.
4. Koordinator PGSD UPP Tegal, Drs. Akhmad Junaedi, M. Pd.
5. Pembimbing I, Mur Fatimah, S.Pd., M.Pd., yang telah memberikan ilmu,
waktu, dan bimbingannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
6. Pembimbing II, Drs. Noto Suharto, M.Pd., yang telah dengan sabar
membimbing dan memberikan arahan kepada penulis dalam menyusun
skripsi.
7. Kepala Sekolah Dasar Negeri Langkap 01, Abdul Fatah, S.Pd. yang telah
vii
memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini.
8. Guru kelas V SD N Langkap 01, Sachroni, A.Ma.Pd. yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk mendukung pelaksanaan penelitian.
9. Rekan-rekan mahasiswa PGSD UPP Tegal yang telah memberikan masukan
dan informasi mengenai pelaksanaan penelitian.
10. Semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materil yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang berlipat ganda
atas bantuan dan amal baiknya.
Akhirnya penulis berharap agar tulisan ini dapat bermanfaat bagi pelaku
pendidikan dan pembuat kebijakan, sehingga pendidikan di Indonesia maju dan
berkualitas.
Tegal, 23 Juli 2012
Penulis
viii
ABSTRAK
Pirhantari, Elia. 2012. Peningkatan Pembelajaran Struktur Bumi Dan Matahari Melalui Model Student Teams Achievement Division Kelas V Sekolah Dasar Negeri Langkap 01 Bumiayu Brebes. Skripsi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. Mur Fatimah, S.Pd., M.Pd., II. Drs. Noto Suharto, M.Pd.
Kata kunci: Peningkatan Pembelajaran, Struktur Bumi dan Matahari, Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran IPA yang ideal seharusnya memunculkan semua komponen-komponen pembelajaran. Dalam pelaksanaannya sebaiknya guru menggunakan metode, model, sumber belajar, dan media yang menunjang proses pembelajaran. Tujuannya agar hasil dan aktivitas belajar siswa dapat meningkat. Kenyataan dilapangan berbanding terbalik dengan pembelajaran IPA di sekolah dasar yang seharusnya. Pembelajaran IPA di sekolah dasar masih menggunakan metode ceramah yang belum bervariasi. Hal ini berakibat pada hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa yang rendah, terbukti dari hasil tes formatif IPA materi struktur bumi dan matahari yang sebagian besar siswa memperoleh nilai dibawah KKM yang telah ditentukan. Bukti ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk materi tersebut. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa kelas V SDN Langkap 01 serta performasi guru dalam pembelajaran IPA.
Subjek penelitian yaitu guru dan siswa kelas V SDN Langkap 01 Bumiayu Brebes. Penelitian dilaksanakan dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Pada masing-masing siklus, pertemuan pertama digunakan untuk pembelajaran, diakhiri test evaluasi dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, sedangkan pada pertemuan kedua digunakan untuk pembelajaran diakhiri dengan test evaluasi. Indikator yang ditetapkan antara lain; (1) Rata-rata kelas sekurang-kurangnya 62, (2) Persentase ketuntasan belajar klasikal minimal 75%, (3) Aktivitas siswa lebih dari 65%, dan (4) Skor performansi guru minimal B.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) hasil belajar siswa meningkat (siklus I rara-rata kelas 72, persentase ketuntasan belajar klasikal 74,07%, dan meningkat pada siklus II rata-rata kelas mencapai 81, persentase ketuntasan klasikal belajar mencapai 88,89%). (2) aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan (siklus I 68%, dan meningkat pada siklus II yaitu mencapai 77%). (3) performansi guru juga mengalami peningkatan (nilai performansi guru pada siklus I yaitu 83, 25, dan meningkat pada siklus II yaitu mencapai 89). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan pembelajaran struktur bumi dan matahari setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Disarankan kepada guru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran struktur bumi dan matahari.
ix
DAFTAR ISI Halaman
Prakata ............................................................................................................. vi
Abstrak ............................................................................................................ viii
Daftar Isi ......................................................................................................... ix
Daftar Tabel .................................................................................................... xiii
Daftar Gambar ................................................................................................. xvi
Daftar Lampiran .............................................................................................. xvii
Bab
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 6
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 7
1.4 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ............................................ 7
1.4.1 Rumusan Masalah .................................................................................. 7
1.4.2 Pemecahan Masalah ............................................................................... 8
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8
1.5.1 Tujuan Umum ........................................................................................ 8
1.5.2 Tujuan Khusus ....................................................................................... 9
32. Kisi-Kisi Soal Pertemuan 2 Siklus II .......................................................... 219
33. Hasil Tes Formatif Siklus I ......................................................................... 220
34. Hasil Tes Formatif Siklus II ........................................................................ 221
xvii
35. Daftar Hadir Siswa Kelas V Siklus I .......................................................... 222
36. Daftar Hadir Siswa Kelas V Siklus II ......................................................... 223
37. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ................................................... 224
38. Surat izin Penelitian .................................................................................... 225
39. Foto Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ................................................... 226
40. Media Pembelajaran .................................................................................... 230
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan hak warga negara yang wajib dinikmati.
Keberadaan pendidikan sangat penting, diakui dan sekaligus memiliki legalitas
yang sangat kuat sebagaimana yang tertuangan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1
yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
Selanjutnya pada ayat 3 dituangkan pernyataan yang berbunyi: “ Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang”. Pendidikan
diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945, maka kewajiban dari semua pihak
untuk bertanggung jawab dan mewujudkan amanat pendidikan tersebut.
Tujuan pendidikan dalam Undang-Undang Dasar 1945 disederhanakan
menjadi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 2 tahun 1989 yang kemudian
diganti dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003. Menurut Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 2003, yaitu:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003 menggariskan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi dan bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan nasional akan dapat tercapai apabila dijabarkan lagi
menjadi tujuan satuan institusional atau tujuan satuan pendidikan yang
menyelenggaran proses pembelajaran seperti SD, SMP, SMA, dan sederajatnya.
Tujuan institusional tidak dapat tercapai tanpa adanya tujuan kurikuler atau tujuan
bidang studi yang dipelajarkan, dan terakhir tujuan kurikuler akan tercapai apabila
adanya tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran dari mata pelajaran yang
dibelajarkan. Tercapainya tujuan instruksional pada pembelajaran tidak lepas
karena adanya keterlibatan berbagai komponen dalam pembelajaran, sehingga
proses pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan guru berhasil sesuai dengan
tujuan yang diinginkan.
Menurut Hamalik (2008: 77) ada tujuh komponen dalam pembelajaran di
mana satu dengan yang lain saling terintegrasi, yaitu : 1) tujuan pendidikan dan
pengajaran, 2) peserta didik atau siswa, 3) tenaga pendidikan khususnya guru, 4)
perencanaan pengajaran sebagai segmen kurikulum, 5) strategi pembelajaran, 6)
3
media pengajaran, dan 7) evaluasi pembelajaran. Komponen-komponen
pembelajaran yang dituturkan oleh Hamalik memiliki kedudukan yang hampir
sama, karena komponen-komponen pembelajaran merupakan sistem dari
pembelajaran yang keberadaannya saling berkaitan, sehingga dalam proses
pembelajaran yang dilaksanakan guru harus memunculkan dan diharapkan dapat
menguasai komponen-komponen pembelajaran tersebut. Adanya komponen-
komponen pembelajaran ini menuntut guru untuk mampu berpikir secara kreatif
agar pembelajaran yang disajikan terlihat menarik dan berbeda bagi siswa. Selain
itu dengan adanya komponen-komponen pembelajaran menjadikan pembelajaran
lebih berkualitas sesuai dengan yang diharapkan.
Khususnya pada proses pembelajaran IPA di sekolah dasar, guru harus
mampu memunculkan komponen-komponen pembelajaran yang diutarakan oleh
Hamalik dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini melihat bahwa IPA merupakan
mata pelajaran yang lebih menekankan pada keterampilan proses, sehingga siswa
diharapkan dapat menemukan sendiri fakta-fakta, membangun konsep-konsep,
teori-teori dan sikap ilmiah. Menuju pembelajaran IPA di sekolah dasar yang ideal
sebaiknya guru menggunakan metode, model, sumber belajar, dan media yang
menunjang apabila dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode,
model, sumber belajar, dan media dalam pembelajaran tujuannya agar siswa
belajar bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis dengan kata lain adanya
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, serta dengan penggunaan media yang
semula abstrak akan dimanipulasi menjadi benda yang konkret sehingga mudah
dipahami oleh siswa.
Kenyataan dilapangan berbanding terbalik dengan pembelajaran IPA di
sekolah dasar yang seharusnya. Pembelajaran IPA di sekolah dasar masih
4
menggunakan metode pembelajaran ceramah yang belum bervariasi serta belum
menggunakan media yang mendukung proses pembelajaran IPA. Dalam proses
pembelajaran IPA siswa hanya menjadi objek pembelajaran, menerima apa yang
disampaikan oleh guru tanpa adanya proses bekerja untuk menemukan apa yang
sampaikan oleh guru. Pembelajaran seperti ini nantinya menjadikan siswa pasif
karena siswa hanya duduk diam, mendengarkan, mencatat, dan menghafal. Jelas
sekali tidak adanya keterampilan proses yang ditunjukan siswa pada saat proses
pembelajaran IPA tersebut.
Menurut Alma (2010: 50) ada beberapa kelemahan penggunaan metode
ceramah, yaitu (1) Membuat siswa pasif, (2) Mengandung unsur paksaan kepada
siswa, (3) Menbendung daya kritis siswa, (4) Sukar mengontrol sejauh mana
pemerolehan belajar peserta didik, dan (5) Bila terlalu lama membosankan.
Kelemahan lain dalam pelaksanaan metode ceramah yaitu hubungan antara siswa
dengan guru dan siswa dengan siswa tidak terjalin dengan baik. Maksudnya tidak
ada keterbukaan dari siswa dengan guru mereka mengenai permasalahan yang
mereka hadapi dan begitu pula hubungan sesama siswa dalam hal pembelajaran.
Berbagai dampak yang tidak mendukung dalam penerapan motode ceramah yang
belum adanya variasi pada saat pembelajaran IPA, sehingga menyebabkan tidak
adanya aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA serta juga
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang tidak mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditentukan.
Permasalahan pembelajaran IPA di sekolah dasar seperti di atas juga
terjadi pada siswa kelas V di SD Negeri Langkap 01 Bumiayu Brebes. Khususnya
mata pelajaran IPA materi struktur bumi dan matahari KD 7.1. Mendeskripsikan
proses pembentukan tanah karena pelapukan, KD 7.2. Mengidentifikasi jenis-jenis
5
tanah, dan KD 7.3. Mendeskripsikan struktur bumi. Terbukti dari hasil tes
formatif materi struktur bumi dan matahari yang dilaksanakan guru pada siswa
kelas V semester II tahun pelajaran 2010/2011 yang sebagian besar hasilnya
berada dibawah batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu untuk mata
pelajaran IPA 62. Hasil tes formatif 32 siswa menunjukan 22 siswa atau 68,75 %
hasil belajar siswa berada dibawah batas KKM dan 10 siswa atau 31,25% hasil
belajar siswa diatas KKM.
Berdasarkan data dan hasil pengamatan menunjukan bahwa mata pelajaran
IPA merupakan salah satu mata pelajaran eksak yang terkesan sulit, sehingga
diperlukan penggunaan metode, model, sumber belajar, dan media dalam
penyampaian materi pelajaran IPA yang mampu menumbuhkan semangat dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA serta mampu meningkatkan hasil belajar
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Melihat permasalahan tersebut peneliti mencoba menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk
materi struktur bumi dan matahari. Menurut Trianto (2009: 68) STAD merupakan
salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa
secara heterogen.Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian
materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.
Pengertian STAD menurut Slavin (Isjoni 2010: 51) STAD merupakan
salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi
diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai
materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Pemilihan model STAD
sendiri karena merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling
6
sederhana. Hal ini sangat sesuai dengan keadaan siswa di SD Negeri Langkap 01
Bumiayu Brebes yang dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode
ceramah serta belum pernah mencoba metode atau model pembelajaran yang
terbaru. Dilihat dari karakteristiknya materi Struktur Bumi dan Matahari
merupakan materi yang sudah dikenal oleh siswa, serta ada dilingkungan, bersifat
teoritis, sehingga tepat untuk didiskusikan dengan menggunakan model
pembelajaran STAD yang dalam pelaksanaannya memerlukan kerja kelompok.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Pembelajaran
Struktur Bumi dan Matahari Melalui Model Student Teams Achievement Division
Kelas V Sekolah Dasar Negeri Langkap 01 Bumiayu Brebes”.
1.2 Identifikasi Masalah
Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang menekankan pada
keterampilan proses, sehingga diharapkan siswa ikut aktif dalam proses
pembelajaran. Hal ini diperlukan adanya kreatifitas dari guru untuk menggunakan
metode, sumber belajar, dan media yang dapat menunjang proses pembelajaran.
Tujuan penggunaan metode, media, sumber belajar, dan media yaitu untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
IPA.
Kenyataan dilapangan pembelajaran IPA di sekolah dasar khususnya SD
Negeri Langkap 01 Bumiayu Brebes masih menggunakan metode yang
konvensional yaitu ceramah, serta belum menerapkan model-model pembelajaran
yang inovatif progresif, dan kurangnya penggunaan media yang mendukung
proses pembelajaran IPA. Akibat siswa menjadi pasif karena siswa hanya duduk
7
diam memperhatikan penjelasan dari guru, mendengarkan, mencatat, dan
menghafal.
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian ini menjadi lebih efektif dan efisien serta terarah, maka
perlu pembatasan masalah. Sesuai dengan judul penelitian, peneliti membatasi
masalah sebagai berikut :
(1) Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V semester genap di SD Negeri
Langkap 01 yang berjumlah 27 siswa.
(2) Penelitian ini memfokuskan pada peningkatan pembelajaran struktur bumi
dan matahari melalui model Student Teams Achievement Division.
1.4 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
1.4.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, peneliti
merumuskan permasalahan yang akan diselesaikan melalui PTK, yaitu:
(1) Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran struktur
bumi dan matahari melalui model pembelajaran Kooperatif tipe STAD
kelas V SD Negeri Langkap 01 Bumiayu?
(2) Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dalam pembelajaran struktur bumi dan matahari dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa?
(3) Bagaimana meningkatkan performasi guru dalam pembelajaran struktur
bumi dan matahari melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD
kelas V SD Negeri Langkap 01 Bumiayu?
1.4.2 Pemecahan Masalah
8
Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti menerapkan model STAD
dalam meningkatkan pembelajaran IPA materi struktur bumi dan matahari kelas
V SD Negeri Langkap 01. STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang
paling sederhana, yang dapat mengenalkan siswa cara bekerja sama dengan teman
mereka tanpa membeda-bedakan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang
sosial. Dilihat dari segi isi materi, struktur bumi dan matahari merupakan materi
yang berisi tentang penjelasan mengenai ciri-ciri dan proses terbentuknya batuan,
proses pembentukan tanah, struktur bumi, dan struktur matahari. Jadi dapat
dikatakan bahwa karakteristik materi struktur bumi dan matahari berbentuk
teoritis, sehingga pada pembelajarannya sangat tepat untuk diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus.
Berikut tujuan dari penelitian tindakan kelas ini:
1.5.1 Tujuan Umum
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini secara umum bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidik dan siswa dalam pembelajaran struktur bumi dan
matahari, mengaplikasikan pembelajaran inovatif di sekolah dasar.
1.5.2 Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk:
(1) Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran struktur bumi dan
matahari melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas V SD
Negeri Langkap 01 Bumiayu Brebes.
9
(2) Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
pembelajaran struktur bumi dan matahari dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa kelas V SD Negeri Langkap 01 Bumiayu Brebes.
(3) Meningkatkan performansi guru pada pembelajaran struktur bumi dan
matahari melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD kelas V
SD Negeri Langkap 01 Bumiayu Brebes.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi banyak pihak
antara lain siswa, guru, dan sekolah.
1.6.1 Bagi Siswa
(1) Meningkatnya hasil belajar siswa pada pembelajaran struktur bumi dan
matahari.
(2) Meningkatnya aktivitas belajar siswa pada pembelajaran struktur bumi
dan matahari.
(3) Siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran struktur bumi dan
matahari.
1.4.2 Bagi Guru
(1) Menambah pengetahuan guru tentang model-model pembelajaran
sebagai alternatif pembelajaran yang bermakna.
(2) Memotivasi guru untuk selalu berfikir kreatif dalam merencanakan dan
membelajarkan materi struktur bumi dan matahari dengan
menggunakan model pembelajaran yang inovatif progresif.
(3) Proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru menjadi lebih
bervariasi.
10
1.4.3 Bagi Sekolah
(1) Meningkatnya kualitas proses dan hasil belajar siswa SD Negeri
Langkap 01 Bumiayu Brebes.
(2) Memperoleh informasi mengenai model pembelajaran yang inovatif
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
11
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Bab 2 berisi tentang kajian pustaka, kajian pustaka yang akan dibahas
yaitu kajian empiris, landasan teori, kerangka berpikir, dan hipotesis. Berikut ini
merupakan pembahasan mengenai kajian pustaka dalam penelitian tindakan kelas
yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran
struktur bumi dan matahari:
2.1 Kajian Empiris
Penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Dadang Suprayogi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Divisions (STAD) Dengan Bantuan
Mind Map untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Tentang Sumber-
Sumber Energi.” Di III SD Negeri 3 Karangbenda Tahun Pelajaran 2010/2011.
Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk proses berdaur (siklus). Dari rata-rata
nilai siswa dalam pre tes sebesar 48,3, nilai rata-rata siswa menjadi 57,5 pada
siklus I dan nilai rata-rata siswa dalam pre tes 53,3 menjadi 70,4 pada siklus II.
Penelitian yang berkaitan dengan judul yaitu penelitian yang dilakukan
Elfira Reviana Winandari dengan judul penelitian “Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Materi Pesawat Sederhana Melalui
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD”. Penelitian Tindakan Kelas
Di Kelas V SD Negeri Barulaksana Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
12
Barat Tahun Pelajaran 2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan
hasil belajar siswa yaitu pada Siklus I sebesar 35,5% dengan rata-rata kelas yaitu
52,1, pada Siklus II hasil belajar siswa sebesar 67% dengan rata-rata kelas yaitu
64,3 dan pada Siklus III hasil belajar siswa menjadi 77,7% dengan rata-rata kelas
yaitu 68,1. Dengan demikian model Cooperative Learning tipe STAD ini telah
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian yang lain berikutnya dari Surya Nugraha yang berjudul
“Penggunaan Media Peta dalam Model Cooperative Learning Tipe STAD untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar (SD) dalam Pembelajaran IPS
Pada Materi Peta Lingkungan Setempat”. Dari hasil penelitian diperoleh data
tentang presentase hasil belajar siswa yaitu 64,5% dengan keterlaksanaan
pembelajaran 81,3% pada siklus I, dan 100% pada siklus II dengan keterlaksanaan
pembelajaran 100% juga. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahawa
penggunaan media peta dalam model Cooperative Learning Tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi Peta Lingkungan
Setempat.
Penelitian yang dilakukan Dadang Suprayogi, Elfira Reviana Winandari,
dan Surya Nugraha menunjukan bahwa adanya keberhasilan dari penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPA maupun IPS dan
tidak menutup kemungkinan untuk mata pelajaran yang lain . Ditunjukan dengan
meningkatnya hasil belajar IPA maupun IPS dan aktivitas siswa pada setiap
siklus yang dilakukan oleh peneliti serta juga meningkatkan performansi guru
dalam melaksanakan pembelajaran.
Jadi dari hasil penelitian yang relevan di atas membuktikan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil dan aktivitas
13
belajar siswa baik itu mata pelajaran IPA maupun IPS. Hal ini nantinya akan
menjadi pegangan dan refrensi bagi peneliti untuk melakukan penelitian,
khususnya pada mata pelajaran IPA dengan materi struktur bumi dan matahari di
kelas V SD Negeri Langkap 01 Bumiayu Brebes. Diharapkan hasil dari penelitian
ini menunjukkan adanya peningkatan baik hasi maupun aktvitas belajar siswa.
2.2 Landasan Teori
Landasan teori ini akan membahas mengenai teori-teori yang berkaitan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Berikut merupakan teori-teori
bekaitan dengan penelitian tindakan kelas ini:
2.2.1 Pengertian Belajar
Menurut Jerome Brunner (Trianto 2009: 15) bahwa belajar adalah suatu
proses aktif di mana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru
berdasarkan pada pengalaman/ pengetahuan yang sudah dimilikinya. Sementara
menurut Siddiq, dkk (2008: 1.3) belajar adalah suatu aktivitas yang disengaja
dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar
anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan
sesuatu itu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil.
Skinner dalam Rifa’i dan Anni (2011: 106) menyatakan bahwa belajar
merupakan suatu proses perubahan perilaku. Perilaku dalam belajar mempunyai
arti luas, yang sifatnya bisa berwujud perilaku yang tidak tampak (inner behavior)
atau perilaku yang tampak (over behavior). Belajar sebagai suatu proses, dalam
kegiatan dibutuhkan waktu sampai mencapai hasil belajar, dan hasil belajar itu
berupa perilaku yang lebih sempurna dibandingkan dengan perilaku sebelum
melakukan kegiatan belajar.
14
Winkle (Kurnia, dkk 2007: 1.3) belajar sebagai suatu proses kegiatan
mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu
dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang relatif
menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Menurut Cronbach (Isjoni 2010: 2) “learning is shown by a change in behavior as
a result of experience” belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari
pengalaman. Slameto (2010: 2) merumuskan belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Menurut Gagne (Dimyati dan Mudjiono 2009: 10) belajar adalah
seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati
pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.
Menarik dari penjelasan mengenai pengertian belajar dari pendapat
beberapa ahli maka dapat disimpulkan belajar merupakan proses perubahan
tingkah laku dari seseorang individu yang diakibatkan dari proses belajar berupa
pengalaman dan perubahan tingkah laku tersebut relatif bersifat permanen serta
dapat membangun pengetahuan yang telah diperoleh dengan pengetahuan yang
baru. Proses perubahan tingkah laku yang dihasilkan membutuhkan waktu cukup
lama sesuai dengan kemampuan dari masing-masing siswa atau individu dalam
belajar.
2.2.2 Hakikat Pembelajaran
Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No 20
tahun 2003 bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Istilah pembelajaran
merupakan perkembangan dari istilah pengajaran. Pembelajaran adalah suatu
15
upaya yang dilakukan oleh seseorang (guru atau yang lain) untuk membelajarkan
siswa yang belajar. Kegiatan pembelajaran bukan lagi sekedar kegiatan mengajar
(pengajaran) yang mengabaikan kegiatan belajar, yaitu sekedar menyiapkan
pengajaran dan melaksanakan prosedur mengajar dalam pembelajaran tatap muka.
Akan tetapi kegiatan pembelajaran lebih kompleks lagi dan dilaksanakan dengan
pola-pola pembelajaran yang bervariasi (Siddiq 2008: 1.9).
Briggs dalam Rifa’i dan Anni (2011: 191) menyatakan pembelajaran
adalah seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi peserta didik
sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan. Seperangkat
peristiwa itu membangun suatu pembelajaran yang bersifat internal jika peserta
didik melakukan self instruction dan di sisi lain kemungkinan juga bersifat
eksternal,yaitu jika bersumber antara lain dari pendidik.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli maka dapat di simpulkan
pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang oleh guru secara
kompleks agar mempermudah siswa dalam belajar serta mampu mengaktifkan
siswa.
2.2.3 Aktivitas Belajar Siswa
John Travers (Suprijono 2011: 7) menggolongkan kegiatan belajar menjadi
belajar bergerak, belajar pengetahuan, dan belajar pemecahan masalah. Ada pula
yang menggolongkan kegiatan belajar menjadi belajar informasi, belajar konsep,
belajar prinsip, belajar keterampilan dan belajar sikap. Menurut Siddiq, dkk
(2008: 1.4) belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan
merasakan. Seorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaanya aktif.
Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan
tetapi dirasakan oleh yang bersangkutan sendiri. Guru tidak dapat melihat
16
aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Guru melihat dari kegiatan siswa sebagai
akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan siswa, contohnya: siswa bertanya,
menanggapi, menjawab pertanyaan guru, diskusi, memecahkan soal matematika,
melaporkan hasil kerja, membuat rangkuman, dan sebagainya. Itu semua adalah
gejala yang nampak dari aktivitas mental dan emosional siswa. Menurut Paul D.
Dierich (Hamalik 2008: 172-173) membagi kegiatan belajar (aktivitas belajar)
dalam 8 kelompok, yaitu:
(1) Kegiatan Visual
Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen,
demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
(2) Kegiatan lisan (oral)
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu
kejadian, mengajukan pertanyaan, memberikan saran, mengemukakan
pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
(3) Kegiatan mendengarkan
Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau
diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan
radio.
(4) Kegiatan menulis
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan
kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.
(5) Kegiatan menggambar
Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
(6) Kegiatan metrik
17
Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,
membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.
Minat, membedakan, berani, tenang, dan sebagainya.
2.2.4 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Piaget (Suprijono 2011: 22-23) menggambarkan perkembangan kognitif,
yaitu:
Tabel 2.1. Tahap Perkembangan Kognitif
Tahap Umur Ciri-ciri pokok perkembangan
Sensorimotor 0-2 tahun Berdasarkan tindakan langkah demi langkah
Praoperasional 2-7 tahun Penggunaan simbol/bahasa Tanda Konsep intuitif
Operasional konkrit 8-11 tahun Pakai aturan jelas/Logis
Reversibel dan kekelan
Operasional formal 11 tahun keatas Hipotesis Abstrak Deduktif dan induktif Logis dan Probabilitas
Berdasarkan tahap perkembangan kognitif maka untuk siswa sekolah
dasar berada di antara tahap akhir praoperasional, operasional konkrit, dan awal
operasional formal. Melihat tahap perkembangan kognitif tersebut ada beberapa
karakteristik anak di usia sekolah dasar yang perlu diketahui para guru, agar lebih
mengetahui keadaan peserta didik khususnya ditingkat sekolah dasar. Pentingnya
mengenali karakteristik siswa bertujuan supaya guru dapat memilih dan
menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya.
Karakteristik siswa sekolah dasar (Sekolah Dasar 2011), yaitu:
18
(1) Siswa sekolah dasar senang bermain khususnya untuk siswa kelas
rendah.
(2) Siswa sekolah dasar senang bergerak, siswa sekolah dasar dapat duduk
dengan tenang paling lama 30 menit, berbeda dengan orang dewasa
dapat duduk berjam-jam.
(3) Siswa sekolah dasar senang bekerja dalam kelompok. Dari pergaulanya
dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam
proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok,
belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya
dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing
dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan
membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran
yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok,
serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa
implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru
dapat meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil dengan anggota
3-4 orang untuk mempelajari atau menyelesaikan suatu tugas secara
kelompok.
(4) Karakteristik siswa sekolah dasar yang terakhir senang merasakan atau
melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung. Ditunjau dari teori
perkembangan kognitif, siswa sekolah dasar memasuki tahap
operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar
menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama.
Berdasarkan pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang
19
angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, pera jenis kelamin, moral,
dan sebagainya. Bagi siswa sekolah dasar, penjelasan guru tentang
materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri,
sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa.
2.2.5 Hasil Belajar Siswa
Menurut Rifa’i dan Anni (2011: 85) hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar.
Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang
dipelajari oleh peserta didik. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi. Merujuk pemikiran Gagne
(Suprijono 2011: 5-6) hasil belajar berupa:
(1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon
secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut
tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun
penerapan aturan.
(2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan
mengkategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual
merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
(3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
20
(4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
(5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan
penilaian terhadap obyek tersebut. Sikap berupa kemampuan
menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Dikutip dari Siddiq, dkk (2008: 1.4) hasil belajar akan nampak pada
perubahan perilaku individu yang belajar. Seseorang yang belajar akan mengalami
perubahan perilaku sebagai akibat kegiatan belajarnya. Pengetahuan dan
keterampilanya bertambah, dan penguasaan nilai-nilai dan sikapnya bertambah
pula. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar diklasifikasikan menjadi tiga
domain yaitu: Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik. Domain kognitif meliputi
perilaku daya cipta, yaitu berkaitan dengan kemampuan intelektual manusia,
antara lain: kemampuan mengingat (knowledge), memahami (comprehension),
menerapkan (application), menganalisis (analysis), mensintesis (synthesis), dan
mengevaluasi (evaluation). Domain afektif berkaitan dengan perilaku daya rasa
atau emosional manusia, yaitu kemampuan menguasai nilai-nilai yang dapat
membentuk sikap seseorang. Domain psikomotorik berkaitan dengan perilaku
dalam bentuk keterampilan-keterampilan motorik (gerakan fisik).
Disimpulkan hasil belajar merupakan perubahan kemampuan dari siswa
baik itu berupa perbuatan, pengertian, sikap-sikap, dan keterampilan yang lebih
baik dari sebelum belajar. Dengan kata lain hasil belajar merupakan adanya
perubahan keterampilan siswa baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotor.
2.2.6 Performansi Guru
21
Menurut Suhardan (2010: 67) mengajar pada dasarnya merupakan
kegiatan akademik yang berupa interaksi komunikasi antara pendidik dan peserta
didik. Proses ini merupakan sebuah tindakan profesional yang bertumpu pada
kaidah-kaidah ilmiah. Aktivitas mengajar merupakan kegiatan guru dalam
mengaktifkan proses belajar peserta didik dengan menggunakan berbagai metode
belajar. Mengajar yang efektif merupakan efek dari perbuatan guru yang terlatih
dalam menjalankan tugasnya.
Hal ini tidak lepas karena guru memiliki kompetensi dasar sebagai guru
yang profesional. Kompetensi mengajar merupakan kemampuan dasar yang harus
dimiliki oleh semua tenaga pengajar. Kompetensi pendidik tertuang pada pasal 10
ayat 1 dalam undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Bunyi
pasal 10 ayat 1 tersebut yaitu kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Gagne (Poerwanti, dkk 2008: 1) mengemukakan bahwa dalam kegiatan
belajar mengajar, terdapat tiga kemampuan pokok yang dituntut dari seorang guru
yakni: (1) kemampuan dalam merencanakan materi dan kegiatan belajar
mengajar, (2) kemampuan melaksanakan dan mengelola kegiatan belajar
mengajar, (3) serta menilai hasil belajar siswa. Sementara menurut Saud (2009:
55-56) guru yang profesional adalah guru yang dapat melakukan tugas
mengajarnya dengan baik. Dalam mengajar diperlukan keterampilan-keterampilan
yang dibutuhkan untuk kelancaran proses belajar mengajar secara efektif dan
efisien. Keterampilan guru dalam proses belajar mengajar antara lain: (1)
keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (2) keterampilan menjelaskan, (3)
keterampilan bertanya, (4) keterampilan memberikan penguatan, (5) keterampilan
22
menggunakan media pembelajaran, (6) keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil, (7) keterampilan mengelola kelas, (8) keterampilan mengadakan
variasi, dan (9) keterampilan mengajar perorangan dan kelompok.
Agar performansi guru dalam mengajar menjadi lebih baik maka guru
harus memiliki berbagai kemampuan baik itu kemampuan merancang
pembelajaran, melaksanakan rancangan pembelaran, dan melakukan evaluasi
terhadap pembelajaran. Tujuannya agar guru mengetahuai letak kelebihan, dan
kekurangannya serta diharapkan dapat memperbaikinya.
2.2.7 Hakikat Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang dikemukakan oleh Joyce dan Weil (Abimanyu,
dkk 2008: 4) adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
tertentu yang berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk
di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan lain-lain.
Menurut Soekamto, dkk (Trianto 2009: 22) model pembelajaran
merupakan “Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.” Adapun menurut
Suprijono (2011: 45-46) model pembelajaran merupakan landasan praktik
pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang
23
dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan
implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Menurut Ismail (Widyantini, dkk
2008: 4), istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada
strategi, metode, atau prosedur. Suatu model pembelajaran mempunyai empat ciri
khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu, yaitu rasional
teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan, serta lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai.
Berdasarkan pengertian diatas model pembelajaran merupakan pola yang
dirancang oleh guru secara sistematis dalam mengorganisasikan penerimaan
pengalaman belajar siswa dan menjadi pedoman guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Penerapan model pembelajaran diharapkan adanya aktivitas siswa
dalam belajar, sehingga hasil belajar akan menjadi lebih meningkat dibandingkan
pembelajaran yang belum menerapkan model pembelajaran.
2.2.8 Model Pembelajaran Kooperatif
2.2.8.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin (Trianto 2009: 56) dalam belajar kooperatif, siswa
dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk
bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan oleh guru. Pembelajaran
kooperatif (cooperative learning) adalah pembelajaran secara bersama-sama,
saling membantu antara satu dengan yang lainnya dalam belajar dan memastikan
bahwa setiap siswa dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah
ditentukan sebelumnya. Falsafah yang mendasari model ini adalah falsafah homo
homini socius. Falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk social,
24
kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan
hidup. Senada dengan pengertian di atas, pembelajaran kooperatif menurut Khan
dan Inamullah (2011: 211), yaitu:
Cooperative learning is a method used by educators can help students develop necessary social skills. Healthy interaction skills, success of the individual student and group members, and formation of personal and professional relationships are the results of cooperative learning (Johnson & Johnson, 1999a). Zakaria, chin & Daud (2010), concluded that, there are positive changes take place when a teacher changes his teaching method towards a more students-centered approach.
Menurut Khan dan Inamullah (2011: 211) pembelajaran kooperatif adalah
metode yang digunakan oleh guru untuk membantu siswa mengembangkan
keterampilan sosial yang diperlukan. Keterampilan menjalin hubungan yang
sehat, keberhasilan siswa baik secara individu dan kelompok, dan pembentukan
pribadi dan hubungan profesional adalah hasil dari pembelajaran kooperatif
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2 Menyampaikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase 4 Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
26
Fase 6 Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
2.2.8.2 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Asma (2006: 12-14) tujuan pembelajaran kooperatif ada tiga,
yaitu:
(1) Pertama, pembelajaran kooperatif yaitu pencapaian hasil belajar,
dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya.
Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang
kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama.
(2) Kedua, pembelajaran kooperatif yaitu penerimaan terhadap perbedaan
individu, memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya
yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut
antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat
sosial.
(3) Ketiga, pembelajaran kooperatif yaitu pengembangan keterampilan
sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi
tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing
teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja
dalam kelompok dan sebagainya.
2.2.9 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari
model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil
dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali
dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan
27
kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok (Trianto 2009: 68). Guru menyajikan
pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa
seluruh anggota tim telah menguasi pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa
diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan
saling membantu. Zakaria dan Iksan (2007: 37) menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif yaitu:
Cooperative learning is generally understood as learning that takes place in small groups where students share ideas and work collaboratively to complete a given task. There are several models of cooperative learning that vary considerably from each other (Slavin, 1995), for examples in STAD (Student Teams-Achievement Divisions), students are grouped according to mixed ability, sex and ethnicity. The teachers present materials in the same way they always have, and then students work within their groups to make sure all of them mastered the content. Finally, all students take individual quizzes. Students earn team points based on how well they scored on the quiz compared to past performance.
Pendapat Zakaria dan Iksan (2007: 37) tersebut dapat diartikan bahwa
Pembelajaran kooperatif secara umum dipahami sebagai pembelajaran yang
terjadi dalam kelompok kecil dimana siswa berbagi ide dan bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan. Ada beberapa macam model pembelajaran
kooperatif (Slavin, 1995), sebagai contoh dalam STAD (Student Teams-
Achievement Divisi), siswa dikelompokkan menurut campuran kemampuan, jenis
kelamin dan etnis. Guru menyajikan bahan-bahan pelajaran, dan kemudian siswa
bekerja dalam tim mereka serta memastikan bahwa seluruh anggota tim telah
menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh siswa akan mengikuti tes
individu. Siswa memperoleh poin berdasarkan seberapa banyak siswa
memperoleh skor pada kuis dibandingkan dengan penampilan sebelumnya.
Menurut Isjoni (2010: 51) STAD merupakan salah satu tipe kooperatif
yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling
28
memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna
mencapai prestasi yang maksimal. Sedangkan Asma (2006: 51) memberikan
penjelasan setiap anggota kelompok harus memberikan skor yang terbaik kepada
kelompoknya dengan menunjukan peningkatan penampilan dibanding dengan
sebelumnya atau dengan mencapai nilai sempurna. Kelompok yang tanpa
memiliki anggota-anggota yang meningkat nilainya dan menghasilkan skor yang
sempurna tidak akan menang atau mendapatkan pengahargaan.
Kegiatan pembelajaran model STAD menurut Asma (2006: 51-54) terdiri
dari tujuh tahap, yaitu: 1. Persiapan pembelajaran, 2. Penyajian materi, 3. Belajar
kelompok, 4. Pemeriksaan hasil kegiatan kelompok, 5. Tes, 6. Penentuan skor
peningkatan individu, 7. Penghargaan kelompok. Tahap-tahap belajar kooperatif
dalam model STAD sebagai berikut:
2.2.9.1 Tahap persiapan
Berbagai hal yang perlu diperhatikan pada tahap persiapan pembelajaran
kooperatif model STAD. Tahap persiapan tersebut antara lain:
(1) Materi
Materi pembelajaran dalam kooperatif dengan menggunakan model
STAD dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara
kelompok. Sebelum menyajikan materi pelajaran, dibuat lembar kerja
siswa (LKS) yang akan dipelajari kelompok, lembar jawaban dan
lembar kegiatan siswa tersebut.
(2) Menempatkan siswa dalam kelompok
Menempatkan siswa kedalam kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari empat orang dengan mengurutkan siswa dari atas ke bawah
berdasarkan kemampuan akademiknya dan daftar siswa yang telah
29
diurutkan tersebut dibagi menjadi empat bagian. Kemudian diambil satu
siswa dari tiap kelompok sebagai anggota kelompok. Kelompok yang
sudah terbentuk diusahakan berimbang selain menurut kemampuan
akademik juga menurut jenis kelamin dan etnis.
(3) Menentukan skor dasar
Skor dasar merupakan skor rata-rata pada kuis sebelumnya. Jika mulai
menggunakan STAD setelah memberikan tes kemampuan prasyarat/tes
pengetahuan awal, maka skor tersebut dapat dipakai sebagai skor dasar
selain itu nilai pada semester sebelumnya juga dapat digunakan sebagai
skor dasar.
2.2.9.2 Penyajian materi
Pembelajaran model STAD selalu dimulai dengan penyajian materi oleh
guru. Guru dapat memulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, memberikan
motivasi untuk berkooperatif, menggali pengetahuan prasyarat dan sebagainya.
Penyajian materi dapat menggunakan model ceramah, tanya jawab, diskusi, dan
sebagainya, disesuaikan dengan isi bahan ajar dan kemampuan siswa.
2.2.9.3 Kegiatan belajar kelompok
Setiap kegiatan belajar kelompok digunakan lembar kegiatan, lembar
tugas, dan lembar kunci jawaban sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing
kelompok. Lembar kegiatan dan lembar tugas diserahkan pada saat kegiatan
belajar kelompok. Lembar kunci jawaban diserahkan setelah kegiatan kelompok
selesai dilaksanakan.
2.2.9.4 Pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok
Pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok dilakukan dengan
mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas oleh wakil dari setiap
30
kelompok. Kegiatan ini diharapkan akan terjadi interaksi antar anggota kelompok
penyaji dengan anggota kelompok lain untuk melengkapi jawaban kelompok
tersebut.
2.2.9.5 Siswa mengerjakan soal-soal tes secara individu
Setiap siswa harus memperhatikan kemampuannya dan menunjukkan apa
yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal tes sesuai
dengan kemampuannya. Siswa dalam tahap ini tidak diperkenakan bekerjasama.
2.2.9.6 Pemeriksaan hasil tes
Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh guru, membuat daftar skor
peningkatan setiap individu, kemudian dimasukan menjadi skor kelompok.
Peningkatan rata-rata skor setiap individu merupakan sumbangan bagi kinerja
pencapaian kelompok.
2.2.9.7 Penghargaan kelompok
Perolehan hasil kuis kemudian dihitung peningkatan setiap individu
berdasarkan selisih perolehan skor kuis terdahulu (skor dasar) dengan skor kuis
terakhir. Berdasarkan skor peningkatan individu dihitung pola perkembangan
dengan menggunakan pedoman yang disusun oleh slavin sebagai berikut:
(1) Lebih dari sepuluh poin di bawah skor dasar 5 poin
(2) 10 poin di bawah sampai satu poin di bawah skor dasar 10 poin
(3) Skor dasar sampai 10 poin diatas skor dasar 20 poin
Berdasarkan data tabel 4.1 di atas dapat dilihat keberhasilan pembelajaran
struktur bumi dan matahari dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Perolehan hasil tes formatif untuk siklus I menunjukan nilai rata-rata
kelas sebesar 72. Nilai rata-rata kelas pada siklus I sudah mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditentukan yaitu ≥ 62. Persentase tuntas belajar klasikal
mencapai 74,07 % atau dari 27 siswa ada 20 siswa yang tuntas belajar, dan 25,93
% atau ada 7 siswa tidak tuntas belajar. Dengan demikian, persentase tuntas
belajar klasikal belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu ≥
75%. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran hasil belajar siswa dengan
menerapkan pembelajaran kooperatif model STAD (lampiran 33).
4.1.1.2 Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran
58
Deskripsi observasi proses pembelajaran nantinya akan membahas
mengenai: (1) aktivitas hasil belajar siswa, dan (2) performansi guru. Berikut ini
pembahasan mengenai hasil dari observasi proses penelitian:
Penelitian siklus I dilaksanakan pada tanggal 17 dan 20 April 2012.
Penelitian siklus I peneliti mengajarkan materi struktur bumi dan matahari sub
pokok bahasan proses pembentukan batuan dan pembentukan tanah. Pengamatan
dan penilaian terhadap aktivitas belajar siswa dimulai dari awal sampai akhir
pembelajaran. Penilaian aktivitas belajar selain menilai dari lembar aktivitas
belajar akan tetapi juga penilaian terhadap kehadiran siswa. Data hasil aktivitas
belajar siswa dapat dilihat dari tabel 4.2 di bawah ini, yaitu:
Tabel 4.2. Data Hasil Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
No Aspek yang diamati Persentase
pertemuan ke Rata-rata I II
1 Keantusiasan siswa dalam kegiatan pembelajaran 79,5 83,25 81,37
2 Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru 58,25 62 60,12 3 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari
guru 58,25 62,75 60,5
4 Kerjasama siswa dalam kelompok 73 75,75 74,37 5 Keberanian siswa dalam mengungkapkan tanggapan
atau pendapat. 59,25 62 60,62
6 Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok. 65,75 72,27 69,01
Jumlah 394 418,02 405,99 Rata-rata aktivitas belajar siswa (%) 66 70 Rata-rata aktivitas belajar siswa siklus I (%) 68 68
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dapat diperoleh
sejauh mana aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran kooperatif model
59
STAD. Pengamatan aktivitas belajar siswa meliputi: (1) kehadiran siswa dan (2)
persentase aktivitas belajar siswa. Kehadiran siswa pada pelaksanaan
pembelajaran silkus I mencapai 100%, untuk lebih detailnya dapat dilihat pada
lampiran kehadiran siswa (lampiran 35). Aspek aktivitas belajar siswa untuk
kehadiran siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu
ketidakhadiran maksimal 10%. Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada
siklus I mencapai 68% dengan rincian pertemuan I mencapai 66% dan pertemuan
II mencapai 70%. Indikator keberhasilan untuk aktivitas belajar siswa yaitu ≥
65%. Persentase aktivitas belajar siswa untuk siklus I sudah mencapai indikator
keberhasilan, akan tetapi keberhasilan ini belum maksimal dari hasil yang
diharapkan. Masih ada berbagai aspek penilaian pengamatan yang dibawah
indikator keberhasilan. Hal ini dikarenakan adanya kekurangan baik yang datang
dari siswa maupun guru sebagai perancang dan pelaksana pembelajaran. Aspek
aktivitas belajar siswa yang masih dibawah indikator keberhasilan yaitu aspek
yang pertama aspek keaktifan siswa bertanya kepada guru, persentase rata-rata
aspek ini mencapai 60,12%. Aspek kedua aspek keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan dari guru, persentase aspek ini pada siklus I mencapai 60,5%. Aspek
ketiga, aspek keberanian siswa dalam mengungkapkan tanggapan atau pendapat,
persentase untuk aspek ini siklus I mencapai 60,62%.
Berikut ini disajikan data kemampuan guru dalam membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.
Tabel 4.3. Data Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran (APKG 1) Siklus I
No Aspek penilaian Pertemuan I II
60
1 Merumuskan tujuan pembelajaran pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD 100 100
2 Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media pembelajaran, dan sumber belajar pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD
75 83,25
3 Merencanakan skenario kegiatan Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 75 75
4 Merancang pengelolaan kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 75 75
5 Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian pada pembelajaran kooperatif tipe STAD 87,5 100
6 Tampilan dokumen rencana pembelajaran pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD 75 75
Jumlah 487,5 508,25 Rata-rata 81,25 84,71 Rata-rata siklus I 83 Nilai APKG I 83
Hasil penialaian kemampuan guru dalam membuat rencana pembelajaran
pada siklus I sudah baik. Terlihat adanya peningkatan pada pertemuan kedua
dibandingkan dengan pertemua pertama. Nilai rata-rata APKG I pertemuan
pertama 81,25, dan meningkat pada pertemuan kedua yaitu mencapai 84,71. Nilai
APKG I siklus I diambil dari nilai rata-rata APKG pertemuan I dan II yaitu 83.
Berikut ini disajikan data hasil penilaian kemampuan guru dalam
melaksanaan pembelajaran pada siklus I.
Tabel 4.4. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran (APKG 2) Siklus I
No Aspek penilaian Pertemuan I II
1 Mengelola ruang dan fasilitas belajar pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD 75 87,5
2 Melaksanakan kegiatan pembelajaran 83,25 91,75
3 Mengelola interaksi kelas pada pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 80 85
4
Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar pada pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
80 85
5 Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam 75 75
61
pembelajaran mata pelajaran IPA
6 Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar pada pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 87,5 87,5
7 Kesan umum kinerja guru/ calon guru pada pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
87,5 87,5
Jumlah 568,25 599,25 Rata-rata 81,17 85,60 Rata-rata siklus I 83,38 Nilai APKG 2 83,38
Penilaian kemampuan guru tidak hanya pada keberhasilannya dalam
membuat rencana pembelajaran, namun juga kemampuan guru dalam
melaksanakan rencana pembelajaran yang telah mereka buat. Penilaian guru
dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I meliputi dua kali pertemuan.
Nilai kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada pertemua pertama
sebesar 81,17, dan meningkat pada pertemuan kedua yaitu mencapai 85,60. Dari
kedua pertemuan tersebut nantinya akan diambil rata-rata, rata-rata inilah yang
akan menjadi nilai kemampuan guru melaksanakan pembelajaran (APKG II).
Nilai APKG II siklus I yaitu 83,38. Nilai ini sudah menunjukan bahwa
kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah baik atau sudah
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan.
Berikut ini merupakan rekapitulasi penilaian performansi guru
pembelajaran siklus I:
Tabel 4.5. Data Nilai Performansi Guru Siklus I
No Aspek penilaian Nilai Bobot Nilai Akhir
1 Kemampuan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (APKG I) 83 1 83
2 Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran (APKG 2) 83,38 2 166,76
Jumlah 3 249,76 Nilai performansi guru 83,25
62
Berdasarkan hasil penilaian kemampuan guru dalam merancang
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran maka akan didapat nilai
performansi guru. Nilai performansi guru pada siklus I yaitu sebesar 83,35.
Berdasarkan tabel 4.5 nilai performansi guru siklus I sudah mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 75 atau minimal B.
4.1.1.3 Refleksi
Berdasarkan hasil pembelajaran kooperatif model STAD materi struktur
bumi dan matahari masih belum mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditentukan. Perolehan hasil tes formatif untuk siklus I menunjukan nilai rata-rata
kelas sebesar 72 dan persentase tuntas belajar klasikal mencapai 74,07 % atau dari
27 siswa ada 20 siswa yang tuntas belajar dan persentase yang tidak tuntas belajar
mencapai 25,93% atau ada 7 siswa.
Hasil tes formatif di atas menunjukan nilai rata-rata kelas sudah mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu ≥ 62. Sementara itu, persentase
tuntas belajar klasikal belum mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥ 75%.
Penyebab hasil belajar yang belum mencapai indikator keberhasilan dapat
datang dari siswa maupun guru sebagai pengajar. Penyebab hasil belajar belum
mencapai indikator keberhasilan antara lain sebagai berikut:
(1) Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
(2) Siswa mengalami kesulitan ketika melakukan kerjasama dalam kegiatan
kerja kelompok.
(3) Materi yang disampaikan memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi sehingga
sulit untuk dipahami siswa.
63
Hasil belajar yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
walaupun belum berhasil pada siklus I namun secara umum sudah menunjukan
keberhasilan dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menerapkan model
STAD atau masih menggunakan model konvensional yaitu ceramah saja. Lebih
detailnya dapat dilihat pada lampiran daftar nilai siswa kelas V semester II tahun
ajaran 2010/2011 (lampiran 2).
Hasil test formatifi materi struktur bumi dan matahari kelas v semester II
tahun ajaran 2010/2011 menunjukan nilai rata-rata kelas mencapai 63,12.
Persentase siswa yang tuntas belajar mencapai 31,25 atau dari 32 siswa ada 10
siswa, sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas belajar mencapai 68,75 atau
22 siswa. Perbandingan hasil belajar siswa yang masih menggunakan metode
konvensional yaitu ceramah dan sesudah menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada gambar grafik berikut ini:
Gambar 4.1. Diagram Perbandingan hasil test formatif kelas v semester II tahun
ajaran 2010/2011 dan hasil test formatif setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa pembelajaran IPA materi struktur
bumi dan matahari dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
64
STAD mengalami peningkatan dibandingkan ketika masih menggunakan model
pembelajaran yang masih konvensional yaitu ceramah.
Indikator keberhasilan pembelajaran siklus I tidak hanya dilihat dari hasil
belajar siswa saja namun juga aktivitas belajar siswa. Keberhasilan aktivitas
belajar siswa dapat dinilai melalui pengamatan langsung pada saat pembelajaran
berlangsung. Pengamatan ini dilakukan oleh guru sejawat. Pengamatan aktivitas
belajar siswa meliputi: (1) kehadiran siswa dan, (2) persentase aktivitas belajar
siswa. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I kehadiran siswa dari dua kali
pertemuan sudah mencapai 100%, sedang persentase aktivitas belajar siswa siklus
I mencapai 68 % dengan rincian pertemuan I mencapai 66 % dan pertemuan II
mencapai 70%.
Indikator keberhasilan untuk kehadiran siswa yaitu kehadiran minimal
90% atau ketidakhadiran maksimal 10%. Melihat dari hasil persentase kehadiran
siswa untuk siklus I sudah jelas telah mencapai indikator keberhasilan yang
ditentukan. Sedangkan indikator keberhasilan siswa untuk aktivitas belajar siswa
yaitu ≥ 65 %. Persentase aktivitas belajar siswa untuk siklus I sudah mencapai
indikator keberhasilan, akan tetapi keberhasilan ini belum terlalu maksimal dari
hasil yang diharapkan. Masih ada berbagai aspek penilaian pengamatan yang
dibawah indikator keberhasilan. Hal ini dikarenakan adanya kekurangan baik
yang datang dari siswa maupun guru sebagai perancang dan pelaksana
pembelajaran. Kekurangan tersebut antara lain:
(1) Terdapat pada aspek keaktifan siswa bertanya kepada guru. Dalam proses
pembelajaran ini merupakan aspek yang rendah persentasenya yaitu
mencapai 60%.
65
(2) Terdapat pada aspek keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari
guru. Persentase aspek ini pada siklus I mencapai 60,5%. Penyebabnya
siswa takut salah menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru.
(3) Permasalahan yang terakhir yaitu pada keberanian siswa dalam
mengungkapkan tanggapan atau pendapat. Persentase untuk aspek ini
siklus I mencapai 60,62%.
Keberhasilan pembelajaran siklus I tidak hanya dilihat dari hasil belajar
siswa, aktivitas belajar siswa akan tetapi juga dilihat dari performansi guru.
Pengamatan performansi guru meliputi dari Alat Penilaian Kemampuan Guru
(APKG) I dan II. APKG I merupakan penilaian dari pengamat terhadap
kemampuan guru dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pemblajaran (RPP), dan
APKG II merupakan penilaian dari pengamatan terhadap kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan model yang telah dipilih. Nilai
performansi guru untuk siklus I telah mencapai 83,25. Nilai tersebut sudah
mencapai indikator keberhasilan yaitu minimal B atau ≥ 75. Nilai yang mencapai
83,25 menunjukan bahwa performansi guru sudah masuk kategori baik. Meskipun
performansi guru telah mencapai indikator kebehasilan, akan tetapi masih terdapat
beberapa indikator yang memiliki nilai rendah.
4.1.1.4 Revisi
Perbaikan yang akan dilakukan oleh guru dari pembelajaran siklus I pada
siklus II yaitu perbaikan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran sebelum
pelaksanaan siklus II. Guru harus lebih memperkuat penguasaan terhadap model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran struktur bumi dan
matahari. Pada saat pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD guru
harus memanfaatkan waktu seefesien mungkin. Memberikan motivasi kepada
66
siswa agar aktivitas belajar siswa dapat terlihat dan memberikan penguatan dalam
pembelajaran dengan memberikan piagam penghargaan bagi kelompok yang
terbaik.
4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II
4.1.2.1 Paparan Hasil Belajar Siswa
Berikut ini data hasil test formatif siklus II
Tabel 4.6. Data Nilai Test Formatif Siklus II
Nilai Jumlah Siswa
Jumlah Nilai Persentase
91 – 100 81 - 90 71 - 80 61 - 70 51 – 60
7 4 10 3 3
698 351 754 204 180
26 15 37 11 11
Jumlah 27 2187 100 % Rata-rata 81
Berdasarkan data tabel 4.6. di atas dapat dilihat keberhasilan pembelajaran
struktur bumi dan matahari dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Perolehan hasil test formatif untuk siklus I menunjukan nilai rata-rata
kelas mencapai 72, sedangkan menurut data dari tabel 4.6 di atas pembelajaran
siklus II mengalami peningkatan yaitu rata-rata kelas mencapai 81. Nilai rata-rata
kelas pada siklus I dan II sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditentukan yaitu ≥ 62. Persentase tuntas belajar klasikal siklus I mencapai 74,07%
67
atau dari 27 siswa ada 20 siswa yang tuntas belajar dan 7 (25,93%) siswa tidak
tuntas belajar, dan meningkat pada siklus II yang mencapai 88,89% atau dari 27
siswa ada 24 siswa yang sudah tuntas belajar dan 3 (11,11% ) siswa yang tidak
tuntas belajar. Persentase tuntas belajar klasikal sudah mencapai indikator
keberhasilan yaitu ≥ 75 %.
4.1.2.2 Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran
Penelitian untuk pembelajaran siklus II dilaksanakan pada tanggal 15 dan
18 Mei 2012. Penelitian pembelajaran siklus II peneliti mengajarkan materi
struktur bumi dan matahari. Pengamatan dan penilaian terhadap aktivitas belajar
siswa dimulai dari awal sampai akhir pembelajaran. Penilaian aktivitas belajar
selain menilai dari lembar aktivitas belajar akan tetapi juga penilaian terhadap
kehadiran siswa.
Pertemuan pertama pada pembelajaran siklus II dengan materi struktur
bumi sudah terlihat jelas keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran ini.
Siswa mulai bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru mengenai materi
tersebut. Ditunjang lagi dengan adanya media yang menarik minat belajar siswa
serta motivasi yang diberikan oleh guru kepada siswa pada saat pembelajaran
berlangsung, sehingga siswa tidak merasa malu lagi untuk bertanya, menjawab
pertanyaan dari guru, bahkan memberikan tanggapan atas jawaban yang
dipresentasikan oleh teman mereka.
Indikator pengamatan untuk aktivitas belajar siswa meliputi: (1) kehadiran
siswa, (2) persentase aktivitas belajar siswa. Kehadiran siswa selama dua
pertemuan pada siklus II telah mencapai 100% dengan kata lain kehadiran siswa
sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Indikator
68
keberhasilan untuk kehadiran siswa yaitu siswa harus hadir minimal 90 % atau
ketidakhadiran maksimal 10%.
Berikut data hasil penilaian aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
siklus II yang dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:
Tabel 4.7. Data Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
No Aspek yang diamati Persentase
Pertemuan ke I II
1 Keantusiasan siswa dalam kegiatan pembelajaran. 83,25 84,25
2 Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru 71,25 72,25
3 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru 75,75 77,75
4 Kerjasama siswa dalam kelompok 79,5 81,5
5 Keberanian siswa dalam mengungkapkan tanggapan atau pendapat 73 74
6 Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok 75,75 79,5
Jumlah 458,5 469,25 Rata-rata aktivitas siswa (%) 76 78 Rata-rata aktivitas siswa siklus II (%) 77
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjuka bahwa adanya peningkatan
aktivitas belajar siswa pada pembelajaran siklus II. Persentase aktivitas belajar
siswa pada siklus I hanya 68 %, sedangkan pada siklus II aktivitas belajar siswa
mengalami peningkatan yaitu mencapai 77 %, dengan rincian pertemua pertama
76 % dan pertemuan kedua 78 %. Melihat dari data hasil siklus II mengenai
aktivitas belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditentukan yaitu 65%.
69
Berikut ini disajikan data hasil penilaian kemampuan guru dalam membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II.
Tabel 4.8. Data Hasil Penilaian Perencanaan Pembelajaran (APKG 1) Siklus II
No Aspek penilaian Pertemuan I II
1 Merumuskan tujuan pembelajaran pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD 100 100
2 Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media pembelajaran, dan sumber belajar pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD
83,25 91,75
3 Merencanakan skenario kegiatan Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 80 95
4 Merancang pengelolaan kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 87,5 100
5 Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian pada pembelajaran kooperatif tipe STAD 87,5 87,5
6 Tampilan dokumen rencana pembelajaran pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD 87,5 87,5
Jumlah 525,75 561,75 Rata-rata 87,6 93,6 Rata-rata siklus I 90,5 Nilai APKG I 90,5
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahuai hasil penilaian kemampuan
guru dalam membuat rencana pembelajaran (APKG I) siklus II. Hasil penilaian
guru pada siklus II ini sudah menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan
siklus I. Siklus I APKG I mendapatkan nilai yang mencapai 83, dan meningkat
pada siklus II mencapai 90,5.
Berikut ini disajikan data hasil penilaian kemampuan guru dalam
melaksanaan pembelajaran pada siklus II.
70
Tabel 4.9. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran (APKG 2) Siklus II
No Aspek penilaian Pertemuan I II
1 Mengelola ruang dan fasilitas belajar pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD 100 100
2 Melaksanakan kegiatan pembelajaran 95,75 95,75
3 Mengelola interaksi kelas pada pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 85 85
4
Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar pada pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
80 85
5 Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran mata pelajaran IPA 75 81,25
6 Melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar pada pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 87,5 100
7 Kesan umum kinerja guru/ calon guru pada pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 87,5 93,75
Jumlah 610,75 640,75 Rata-rata 87,25 91,50 Nilai APKG 2 89
Penelitian pada siklus II yang mengalami peningkatan tidak hanya hasil
belajar, aktivitas belajar siswa, namun juga performansi guru. Performansi guru
meliputi APKG I dan APKG II. Peningkatan hasil penilaian kemampuan guru
tidak hanya pada kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran (APKG I)
tetapi juga pada kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran (APKG II).
Terlihat dari nilai APKG II siklus I yang hanya mencapai 83,38, dan APKG II
meningkat pada siklus II yaitu mencapai 89.
Berikut ini merupakan rekapitulasi penilaian performansi guru
pembelajaran siklus II:
71
Tabel 4.10. Data Nilai Performansi Guru Siklus II
No Aspek penilaian Nilai Bobot Nilai Akhir
1 Kemampuan guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (APKG I) 90,5 1 90,5
2 Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran (APKG 2) 89 2 178
Jumlah 3 268,5 Nilai performansi guru 89,5
Berdasarkan hasil penilaian kemampuan guru dalam merancang
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran maka akan didapat nilai
performansi guru. Berdasarkan tabel 4.10 nilai performansi guru siklus II telah
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 75 atau minimal B.
4.1.2.3 Refleksi
Hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus II mengalami peningkatan
dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I. Peningkatan hasil belajar siswa
dapat dilihat dari perolehan hasil tes formatif siklus II yang menunjukan rata-rata
kelas mengalami peningkatan dari siklus I. Rata-rata kelas siklus I mencapai 72,
dan meningkat pada siklus II yang mencapai 81. Persentase tuntas belajar klasikal
juga mengalami peningkatan pada siklus II dibandingkan pada siklus I. Persentase
tuntas belajar klasikal siklus I mencapai 74,07% atau dari 27 siswa ada 20 siswa
yang sudah tuntas belajar dan 7 (25,93%) siswa tidak tuntas belajar, dan
meningkat pada siklus II yang mencapai 88,89% atau dari 27 siswa ada 24 siswa
sudah tuntas belajar dan 3 (11,11% ) siswa tidak tuntas belajar. Nilai rata-rata
kelas sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥ 62, dan persentase tuntas
belajar klasikal juga sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥ 75 %.
72
Aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan pada pembelajaran
siklus II dibandingkan dengan siklus I. Persentase aktivitas belajar siswa pada
siklus I mencapai 68 %, sedangkan pada siklus II aktivitas belajar siswa
mengalami peningkatan yaitu mencapai 77 %. Melihat hasil persentase aktivitas
belajar siswa menunjukan bahwa aktivitas belajar siswa telah mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditentukan yaitu ≥ 65 %.
Aktivitas belajar siswa tidak hanya diambil dari indikator persentase
aktivitas belajar siswa saja, akan tetapi juga diambil dari indikator kehadiran
siswa. Pembelajaran siklus I dan II kehadiran siswa telah mencapai 100%, hal ini
menunjukan bahwa kehadiran siswa dalam pembelajaran siklus I dan II telah
mencapai indikator keberhasilan yaitu ketidakhadiran siswa maksimal 10% atau
kehadiran siswa minimal 90%.
Keberhasilan pembelajaran siklus II tidak hanya dilihat dari hasil belajar
dan pengamatan aktivitas belajar siswa saja, akan tetapi penilaian terhadap
performansi guru dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
juga harus dinilai. Performansi guru dalam pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat dilihat dari hasil lembar pengamatan yang dilakukan
oleh pengamat terhadap kemampuan guru dalam membuat RPP dan pelaksanaan
pembelajaran. Nilai performansi guru pada pembelajaran siklus II juga mengalami
peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran siklus I yaitu dari 83,25 dan
meningkat pada siklus II yaitu mencapai 89,5. Nilai performansi guru pada
pembelajaran siklus I dan II sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditentukan yaitu minimal B atau ≥ 75.
73
4.1.2.4 Revisi
Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II tidak diperlukan lagi revisi
karena semua indikator keberhasilan telah tercapai.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dinyatakan bahwa
penelitian yang berjudul Peningkatan Pembelajaran Struktur Bumi dan Matahari
melalui Model Student Teams Achievement Division Kelas V Sekolah Dasar
Negeri Langkap 01 Bumiayu Brebes. Penelitian ini meliputi siklus I dan siklus II,
di bawah ini merupakan penjelasan mengenai hasil penelitian setiap siklusnya :
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I untuk berbagai indikator belum
mencapai keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan. Terbukti dari hasil belajar
siswa yang diambil dari tes formatif yang dilaksanakan pada skhir siklus I.
Perolehan hasil tes formatif untuk siklus I menunjukan nilai rata-rata kelas
mencapai 72 dan persentase tuntas belajar klasikal mencapai 74,07 % atau dari 27
siswa ada 20 siswa yang tuntas belajar dan persentase yang tidak tuntas belajar
mencapai 25,93% atau ada 7 siswa. Hasil tes formatif di atas menunjukan nilai
rata-rata kelas sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu
≥ 62. Sementara itu, persentase tuntas belajar klasikal belum mencapai indikator
keberhasilan yaitu ≥ 75%.
Melihat hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus I yang belum
mencapai indikator keberhasilan, namun apabila dibandingkan dengan hasil tes
formatif kelas V semester II tahun ajaran 2010/2011 maka pembelajaran siklus I
74
yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terlihat
peningkatannya.
Pembelajaran siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 15 dan 18 Mei
2012 untuk materi struktur bumi dan matahari untuk indikator hasil belajar siswa
sudah mencapai yang diharapkan. Hasil belajar siswa yang diambil dari nilai tes
formatif diakhir siklus II meningalmi peningkatan dibandingkan dengan hasil
belajar siswa pada pembelajaran siklus I. Perolehan hasil tes formatif siklus II
menunjukan rata-rata kelas mengalami peningkatan dari siklus I. Rata-rata kelas
siklus I mencapai 72, dan meningkat pada siklus II yang mencapai 81. Persentase
tuntas belajar klasikal juga mengalami peningkatan pada siklus II dibandingkan
pada siklus I. Persentase tuntas belajar klasikal siklus I mencapai 74,07% atau dari
27 siswa ada 20 siswa yang sudah tuntas belajar dan 7 (25,93%) siswa tidak tuntas
belajar, dan meningkat pada siklus II yang mencapai 88,89% atau dari 27 siswa
ada 24 siswa yang sudah tuntas belajar dan 3 (11,11% ) siswa yang tidak tuntas
belajar. Nilai rata-rata kelas sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥ 62 dan
persentase tuntas belajar klasikal juga sudah mencapai indikator keberhasilan
yaitu ≥ 75 %.
Tabel 4.11. Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Siklus I dan II
SIKLUS I SIKLUS II Rata-rata kelas 72 81 Persentase tuntas belajar klasikal 74,07 88,89
Peningkatan rata-rata kelas dan persentase tuntas belajar klasikal tersebut
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diagram berikut ini:
75
Gambar 4.2.Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Kelas Sebelum Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Pembelajaran Siklus I Dan II yang Telah Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Gambar 4.3.Diagram Perbandingan Persentase Tuntas Belajar Klasikal sebelum
Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Pembelajaran Siklus I dan II yang Telah Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
76
Keberhasilan pembelajaran pada siklus II tidak hanya dilihat dari hasil
belajar siswa, namun juga dilihat dari aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajat
siswa meliputi dua indikator yaitu: (1) kehadiran siswa, (2) persentase aktivitas
belajar siswa. Kehadiran siswa selama dua siklus telah mencapai indikator
keberhasilan yaitu 100% dengan kata lain tidak ada siswa yang tidak hadir pada
saat pembelajaran IPA yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 68 %, sedangkan
pada siklus II meningkat yaitu mencapai 77 %. Melihat dari data hasil aktivastas
belajar siswa siklus I dan II telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 65%.
Peningkatan aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada gambar grafik 4.4 berikut:
Gambar 4.4.Diagram Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
Performansi guru pada siklus II juga mengalami peningkatan dari siklus I
yaitu dari 83,25 dan meningkat pada siklus II yaitu mencapai 89,5. Nilai
77
performansi guru pada siklus I dan II sudah mencapai indikator keberhasilan yang
telah ditentukan yaitu minimal B atau ≥ 75.
Jadi penelitian ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini mendukung teori yang
disampaikan oleh Slavin. Secara singkat Slavin (Asma 2008: 51) menjelaskan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran yang
mendorong siswa belajar secara berkelompok, sehingga diharapkan adanya
aktivitas belajar siswa seperti: (1) siswa berani bertanya kepada guru apabila
mereka belum paham, (2) menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru, (3)
aktif dalam proses kerja kelompok, (4) berani mempresentasikan hasil kerja
kelompok di depan kelas, (5) berani mengungkapkan pendapat dan tanggapan,
dsb.
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa implikasi
dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, implikasi tersebut
sebagai berikut:
(1) Dalam pelaksanaan pembelajaran mendukung munculnya aktivitas siswa
untuk saling bekerja sama dalam belajar, baik bekerja sama dalam kelompok
belajar maupun bukan dalam kelompok belajar. Pembelajaran yang
menerapakan model STAD secara tidak langsung merubah pemikiran siswa
bahwa belajar atau bekerja harus sendiri dan merubah pemikiran bahwa
belajar merupakan kompetisi. Apabila pemikiran seperti itu tidak dirubah
maka siswa akan selalu belajar secara indivualis dan tidak percaya dengan
kemampuan teman yang lain.
78
(2) Pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan model STAD tidak hanya
mengajarkan kepada siswa untuk saling bekerja sama dalam belajar namun
menuntut adanya aktivitas belajar dari siswa. Aktivitas ini nantinya akan
berdampak pada hasil belajar setiap siswa, maka dari itu perlunya seorang
guru untuk memodifikasi pembelajaran sekreatif mungkin agar siswa tertarik
dan aktif dalam belajar.
(3) Pembelajaran yang menerapkan model STAD menuntut guru untuk berfikir
lebih kreatif dalam pengembangan rencana pembelajaran. Tidak hanya
menuntut guru untuk kreatif dalam mengembangkan rencana pembelajaran,
namu juga diiring oleh kelihaian guru ketika mempraktekan rencana
pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran. Keberhasilan dari
pembelajaran yang menerapkan model STAD tercermin dari kesempurnaan
rencana pembelajaran serta kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan
rencana pembelajaran yang telah dibuat.
(4) Performansi guru dan aktivitas belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
yang menerapkan model STAD berpengaruh pada hasil belajar siswa. Hasil
belajar siswa setiap siklusnya terbukti meningkat, hal ini menunjukan bahwa
adanya hubungan antara performansi guru, aktivtas belajar siswa, dengan
hasil belajar siswa.
79
BAB 5
PENUTUP
Dalam bab 5 berisikan tentang: (1) simpulan, (2) saran. Uraian
selengkapanya sebagai berikut:
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis mengambil
kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa, serta performansi guru, dengan
rincian sebagai berikut:
(1) Hasil belajar siswa dari dua siklus pembelajaran mengalami peningkatan.
Terbukti dengan nilai rata-rata kelas siklus I telah mencapai 72, dan
meningkat pada siklus II yang mencapai 81. Persentase tuntas belajar klasikal
juga mengalami peningkatan pada siklus II dibandingkan pada siklus I.
Persentase tuntas belajar klasikal siklus I mencapai 74,07% atau dari 27 siswa
ada 20 siswa yang sudah tuntas belajar dan 7 (25,93%) siswa tidak tuntas
belajar, dan meningkat pada siklus II yang mencapai 88,89% atau dari 27
siswa ada 24 siswa yang sudah tuntas belajar dan 3 (11,11% ) siswa yang
tidak tuntas belajar. Nilai rata-rata kelas telah mencapai indikator
keberhasilan yaitu ≥ 62 dan persentase tuntas belajar klasikal juga telah
mencapai indikator keberhasilan yaitu ≥ 75 %.
80
(2) Aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan. Aktivitas belajar siswa
meliputi: (1)kehadiran siswa, dan (2) persentase aktivitas belajar siswa.
Kehadiran siswa pada siklus I dan II telah mencapai 100%. Persentase
aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 68%, sedangkan pada siklus II
meningkat yaitu mencapai 77 %. Melihat dari data hasil aktivastas belajar
siswa siklus I dan II telah mencapai indikator keberhasilan yaitu 65%. Ini
menunjukan bahwa tidak hanya hasil belajar siswa saja yang meningkat,
namun aktivitas belajar siswa pun meningkat.
(3) Performansi guru dari setiap siklus juga mengalami peningkatan. Performansi
guru pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I yaitu dari 83,25, dan
meningkat pada siklus II yaitu mencapai 89,5. Nilai performansi guru pada
siklus I dan II sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan
yaitu minimal B atau ≥ 75.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti
menyarankan:
(1) Disarankan kepada guru untuk menerapkan model pembelajaran koopertif
tipe STAD pada pembelajaran IPA terutama pada saat pembelajaran struktur
bumi dan matahari yang diajarkan pada kelas V. Pembelajaran yang
menerapkan model STAD dapat mendorong guru untuk berfikir kreatif,
sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat menarik perhatian siswa.
(2) Disarankan kepada guru untuk mengetahui kemampuan siswa agar ketika
melaksanakan kegiatan kerjasama dalam kelompok tidak terjadi adanya
perbedaan kemampuan yang sangat berbeda dengan kelompok yang lainnya.
81
(3) Disarankan kepada guru yang akan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada pembelajaran IPA agar menggunakan media
dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan dapat menambah
pemahaman siswa dalam belajar IPA terutama materi struktur bumi dan
matahari.
(4) Disarankan kepada guru untuk menguasai materi pelajaran dan tahapan-
tahapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, agar ketika pelaksanaan
pembelajaran tidak mengalami kendala. Karena dalam proses pembelajaran
yang menerapkan model STAD guru harus mampu mengkondisikan siswa
untuk dapat saling bekerja sama dalam kelompok belajar.
(5) Disarankan kepada guru untuk memberikan hadiah atau penguatan kepada
siswa atau kelompok yang telah aktif dalam proses pembelajaran. Pemberian
hadiah maupun penguatan nantinya diharapkan dapat memicu siswa untuk
aktif dalam pembelajaran dan juga tidak lepas adanya memotivasi yang
diberikan guru kepada siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran.
(6) Disarankan kepada sekolah untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, serta menyarankan
kepada semua guru untuk mencoba untuk menerapkan model pembelajaran
kooperatif dalam pembelajaran.
82
Lampiran 1
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN BUMIAYU SEKOLAH DASAR NEGERI LANGKAP 01 Alamat: Langkap Karangpoh Kecamatan Bumiayu-Brebes 52273
DAFTAR NAMA SISWA KELAS V
SD NEGERI LANGKAP 01 BUMIAYU BREBES TAHUN AJARAN 2011/2012
No Nama siswa Jenis kelamin
1 Lili Ari Anjani P 2 Neni Epriyani P 3 Widodo Saputra L 4 Moh. Fauzi L 5 Ifa Hurotunnisa P 6 Fera Febriyanti P 7 Livia Anggita P 8 Silvia Nurfauziah P 9 Agus Bayu Setiaji L 10 Septi Nurcahyani P 11 Noval Arswendi L 12 Joni Dwi Pratama L 13 Obi Ramadhani L 14 Rizka Aulia R P 15 Puja Prasetya N. L 16 Roy Vallentino L 17 Putri Cahya Indah .S. P 18 Suyitno L 19 Melani F P 20 Ike Putri Rahmawati P 21 Sandi Bayu Pamungkas L 22 Ratih Ayu Silviani P 23 M. Fahri Agustian L 24 Silvia Septiani P 25 Rizkiana Herawati P 26 Lusiana P 27 Sabrina Difa F. P
83
Lampiran 2
PEMERINTAH KABUPATEN BREBES
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN BUMIAYU SEKOLAH DASAR NEGERI LANGKAP 01
Alamat: Langkap Karangpoh Kecamatan Bumiayu-Brebes 52273
DAFTAR NILAI KELAS V SEMESTER II TAHUN AJARAN 2010/2011
No NAMA SISWA JENIS KELAMIN NILAI
1 Khoeri Sahrul Bahri L 60 2 Hendra Murdiarto L 50 3 Kristiyanto L 60 4 Irsyad Maulana Iqbal L 50 5 Wirahayu P 50 6 Sofiul Amri L 50 7 M. Aditiyanto L 60 8 Ade kurniawan L 60 9 Alina Rahmawati P 90 10 Windo Purnomo L 60 11 Rizki Oktarizal. M L 30 12 Sandi Irawan L 80 13 M. Ali Sodikin L 70 14 Erina Syafa. A P 50 15 Nur Hakim Arif L 80 16 Tozirin L 90 17 Yonika M P 60 18 Subkhan. M.I L 70 19 Alif A L 40 20 Acep Triyanto L 80 21 Yana Zellina P 50 22 M. Zaki R L 50 23 Linggah T.R L 60 24 Fajar Nur Sidik L 60 25 Alfinda R P 30 26 Mia Ayu Lesmana P 60 27 Aji S L 60 28 Mau Rizka Z.I L 90 29 Gusthi Pranata L 60 30 Dewi Rafika Sari P 100 31 Mufika Rofiana. P P 100 32 Rizki Aeni.U P 60
Jumlah 2020 Rata-rata 63,12 Jumlah siswa yang tuntas belajar 10 Persentase siswa yang tuntas belajar (%) 31,25 Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar 22 Persentase siswa yang tidak tuntas belajar (%) 68,75
84
Lampiran 3
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD
Petunjuk! Amatilah dengan cermat aktivitas siswa ketika pembelajaran sedang berlangsung. Nilailah aktivitas mereka dengan menggunakan butir-butir penilaian di bawah ini
No Aspek yang diamati Skor
Nilai 1 2 3 4
1 Keantusiasan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Nilai butir 1=A
2 Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru
Nilai butir 2=B
3 Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru
Nilai butir 3=C
4 Kerjasama siswa dalam kelompok
Nilai butir 4=D
5 Keberanian siswa dalam mengungkapkan tanggapan atau pendapat
Nilai butir 5=E
6 Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka
Nilai butir 6=F
Rumus Skor Aktivitas Siswa
Bumiayu, April 2012
Pengamat
Sachroni, A.Ma.Pd
19560423 197701 1 004
85
Lampiran 4
DESKRIPTOR
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA
A. Keantusiasan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Keantuasiasan merupakan kegairahan siswa untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran, sehingga siswa dalam proses pembelajaran penuh dengan
semangat.
Untuk menilai butir ini, perlu diperhatikan skala penilaian berikut:
Skor Penilaian Keterangan
1 2 3 4
Siswa antusias hanya pada sebagian kecil kegiatan pembelajaran. Siswa antusias kurang dari setengah kegiatan pembelajaran. Siswa antusias pada sebagian besar dari kegiatan pembelajaran. Siswa antusias pada seluruh kegiatan pembelajaran.
B. Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut:
1. Siswa bertanya setelah ditunjuk oleh guru
2. Siswa bertanya satu kali tanpa ditunjuk oleh guru
3. Siswa bertanya dua kali tanpa ditunjuk oleh guru
4. Siswa bertanya lebih dari dua kali tanpa ditunjuk oleh guru
Skor penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Satu deskriptor tampak
Dua deskriptor tampak
Tiga deskriptor tampak
Empat deskriptor tampak
86
C. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut:
1. Siswa menjawab pertanyaan setelah ditunjuk oleh guru
2. Siswa menjawab pertanyaan satu kali tanpa ditunjuk oleh guru
3. Siswa menjawab pertanyaan dua kali tanpa ditunjuk oleh guru
4. Siswa menjawab pertanyaan lebih dari dua kali tanpa ditunjuk oleh guru
Skor penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Satu deskriptor tampak
Dua deskriptor tampak
Tiga deskriptor tampak
Empat deskriptor tampak
D. Kerjasama siswa dalam kelompok
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut:
1. Siswa mengikuti kerja kelompok
2. Siswa memberikan masukan satu kali dalam kegiatan kerja kelompok
3. Siswa memberikan masukan dua kali dalam kegiatan kerja kelompok
4. Siswa memberikan masukan lebih dari dua kali dalam kegiatan kerja
kelompok
Skor penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Satu deskriptor tampak
Dua deskriptor tampak
Tiga deskriptor tampak
Empat deskriptor tampak
E. Keberanian siswa dalam mengungkapkan tanggapan atau pendapat
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut:
1. Siswa mengemukakan pendapat setelah ditunjuk oleh guru
2. Siswa mengemukakan tanggapan terhadap hasil presentasi teman setelah
ditunjuk oleh guru
87
3. Siswa mengemukakan pendapat tanpa ditunjuk oleh guru
4. Siswa mengemukakan tanggapan terhadap hasil presentasi teman tanpa
ditunjuk oleh guru
Skor penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Satu deskriptor tampak
Dua deskriptor tampak
Tiga deskriptor tampak
Empat deskriptor tampak
F. Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut:
1. Mempresentasikan hasil kerja kelompok setelah ditunjuk oleh guru
2. Mempresentasikan hasil kerja kelmpok dengan benar
3. Mempresentasikan hasil kerja kelompok tanpa ditunjuk oleh guru
4. Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan benar tanpa ditunjuk oleh
guru
Skor penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Satu deskriptor tampak
Dua deskriptor tampak
Tiga desckiptor tampak
Empat deskriptor tampak
Lampiran 5
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PERTEMUAN I SIKLUS I PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL STAD KELAS V SD NEGERI LANGKAP 01 BUMIAYU
No Nama siswa
Aspek Yang Dinilai Jum. Skor NilaiA B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Lili Ari A √ √ √ √ √ √ 15 62 2 Neni E. √ √ √ √ √ √ 15 62 3 Widodo S √ √ √ √ √ √ 12 50 4 Moh. Fauzi √ √ √ √ √ √ 16 67 5 Ifa H. √ √ √ √ √ √ 17 71 6 Fera F. √ √ √ √ √ √ 14 58 7 Livia A √ √ √ √ √ √ 18 75 8 Silvia N √ √ √ √ √ √ 18 75 9 Agus B. S √ √ √ √ √ √ 14 58
Jumlah Siswa 0 2 18 7 1 16 10 0 3 12 12 0 0 6 17 4 3 11 13 0 0 12 13 2 Jumlah nilai 86 63 63 79 64 71 1773 Rata-rata 3,18 2,33 2,33 2,92 2,37 2,63 Persentase (%) 79,5 58,25 58,25 73 59,25 65,5 66 Keterangan: A. Keantusiasan siswa dalam kegiatan pembelajaran. B. Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru C. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru D. Kerjasama siswa dalam kelompok E. Keberanian siswa dalam mengungkapkan tanggapan atau pendapat F. Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok
Bumiayu, 17 April 2012 Pengamat
Sachroni, A.Ma.Pd 19560423 197701 1 004
Lampiran 6
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PERTEMUAN II SIKLUS I PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL STAD KELAS V SD NEGERI LANGKAP 01 BUMIAYU
No Nama siswa
Aspek Yang Dinilai Jum. Skor NilaiA B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Lili Ari A √ √ √ √ √ √ 15 62 2 Neni E. √ √ √ √ √ √ 16 67 3 Widodo S √ √ √ √ √ √ 14 58 4 Moh. Fauzi √ √ √ √ √ √ 15 62 5 Ifa H. √ √ √ √ √ √ 18 75 6 Fera F. √ √ √ √ √ √ 15 62 7 Livia A √ √ √ √ √ √ 17 71 8 Silvia N √ √ √ √ √ √ 18 75 9 Agus B. S √ √ √ √ √ √ 15 62
Jumlah Siswa 0 0 18 9 0 14 13 0 0 14 12 1 0 4 18 5 0 14 13 0 0 6 18 3 Jumlah nilai 90 67 68 82 67 78 1877 Rata-rata 3,33 2,48 2,51 3,03 2,48 2,89 Persentase (%) 83,25 62 62,75 75,75 62 72,25 70 Keterangan: A. Keantusiasan siswa dalam kegiatan pembelajaran. B. Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru C. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru D. Kerjasama siswa dalam kelompok E. Keberanian siswa dalam mengungkapkan tanggapan atau pendapat F. Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok
Bumiayu, 20 April 2012 Pengamat
Sachroni, A.Ma.Pd 19560423 197701 1 004
Lampiran 7
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PERTEMUAN I SIKLUS II PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL STAD KELAS V SD NEGERI LANGKAP 01 BUMIAYU
No Nama siswa
Aspek Yang Dinilai Jum. Skor NilaiA B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Lili Ari A √ √ √ √ √ √ 17 71 2 Neni E. √ √ √ √ √ √ 17 71 3 Widodo S √ √ √ √ √ √ 16 67 4 Moh. Fauzi √ √ √ √ √ √ 18 75 5 Ifa H. √ √ √ √ √ √ 19 79 6 Fera F. √ √ √ √ √ √ 17 71 7 Livia A √ √ √ √ √ √ 21 87 8 Silvia N √ √ √ √ √ √ 21 87 9 Agus B. S √ √ √ √ √ √ 17 71
Jumlah Siswa 0 0 18 9 0 8 15 4 0 3 20 4 0 2 18 7 0 6 17 4 0 4 18 5 Jumlah nilai 90 77 82 86 79 82 2061 Rata-rata 3,33 2,85 3,03 3,18 2,92 3,03 Persentase (%) 83,25 71,25 75,75 79,5 73 75,75 76 Keterangan: G. Keantusiasan siswa dalam kegiatan pembelajaran. H. Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru I. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru J. Kerjasama siswa dalam kelompok K. Keberanian siswa dalam mengungkapkan tanggapan atau pendapat L. Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok
Bumiayu, 15 Mei 2012 Pengamat
Sachroni, A.Ma.Pd 19560423 197701 1 004
Lampiran 8
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PERTEMUAN II SIKLUS II PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL STAD KELAS V SD NEGERI LANGKAP 01 BUMIAYU
No Nama siswa
Aspek Yang Dinilai Jum. Skor NilaiA B C D E F
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Lili Ari A √ √ √ √ √ √ 17 71 2 Neni E. √ √ √ √ √ √ 18 75 3 Widodo S √ √ √ √ √ √ 16 67 4 Moh. Fauzi √ √ √ √ √ √ 17 71 5 Ifa H. √ √ √ √ √ √ 21 87 6 Fera F. √ √ √ √ √ √ 18 75 7 Livia A √ √ √ √ √ √ 21 87 8 Silvia N √ √ √ √ √ √ 20 83 9 Agus B. S √ √ √ √ √ √ 18 75
Jumlah nilai 91 78 84 88 80 86 2110 Rata-rata 3,37 2,89 3,11 3,26 2,96 3,18 Persentase (%) 84,25 72,25 77,75 81,5 74 79,5 78 Keterangan: G. Keantusiasan siswa dalam kegiatan pembelajaran. H. Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru I. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru J. Kerjasama siswa dalam kelompok K. Keberanian siswa dalam mengungkapkan tanggapan atau pendapat L. Keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok
Bumiayu, 18 Mei 2012 Pengamat
Sachroni, A.Ma.Pd 19560423 197701 1 004
Lampiran 9
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU 1 (APKG1) Perencanaan Pembelajaran
Pertemuan 1 Siklus I
PETUNJUK
Bacalah dengan cermat rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakan
oleh guru/calon guru ketika mengajar. Kemudian, nilailah semua aspek yang
terdapat dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir-butir pengukuran di
bawah ini.
1. Merumuskan tujuan pembelajaran pada
Model pembelajaran kooperatif tipe
STAD
1 2 3 4
1.1 Merumuskan tujuan khusus / indikator
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
1.2 Merancang dampak pengiring berbentuk
kecakapan hidup (life skill)
Rata-rata butir 1 = A
1. NAMA GURU : Elia Pirhantari
2. SEKOLAH : Sekolah Dasar Negeri Langkap 01 Bumiayu
3. MATA PELAJARAN : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
4. KELAS/SEMESTER : V/II
5. TANGGAL : 17 April 2012
6. WAKTU : 09.15-10.25
7. OBSERVER : Sachroni, A. Ma.Pd
√
√
4
97
2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi,
media pembelajaran, dan sumber belajar pada
model pembelajaran kooperatif tipe STAD
2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan
materi pembelajaran
2.2 Menentukan dan mengembangkan
media pembelajaran
2.3 Memilih sumber belajar
Rata-rata butir 2 = B
3. Merencanakan skenario kegiatan Pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD
3.1 Menentukan jenis kegiatan
pembelajaran
3.2 Menyusun langkah-langkah dalam
model pembelajaran kooperatif tipe
STAD yang disesuaikan dengan RPP EEK
3.3 Menentukan alokasi waktu
pembelajaran
3.4 Menentukan cara-cara
memotivasi siswa
3.5 Menyiapkan pertanyaan
Rata-rata butir 3 = C
4. Merancang pengelolaan kelas menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD
4.1 Menentukan penataan ruang dan fasilitas
Pembelajaran
4.2 Menentukan cara-cara pengorgani-
sasian siswa agar dapat berpartisipasi
√
√
√
3
√
√
√
√
√
3
√
√
98
dalam kegiatan pembelajaran
Rata-rata butir 4 = D
5. Merencanakan prosedur, jenis,
dan menyiapkan alat penilaian pada
pembelajaran kooperatif tipe STAD
5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaian
5.2 Membuat alat penilaian dan kunci jawaban
Rata-rata butir 5 = E
6. Tampilan dokumen rencana pembelajaran
Pada model pembelajaran kooperatif tipe
STAD
6.1 Kebersihan dan kerapian
6.2 Penggunaan bahasa tulis
Rata-rata butir 6 = F
Observer
Sachroni, A. Ma.Pd
19560423 197701 1 004
3
√
√
3,5
√
√
3
Nilai APKG RPP = R
R = 81,25
99
Lampiran 10
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU1 (APKG1) Perencanaan Pembelajaran
Pertemuan 2 Siklus I
PETUNJUK
Bacalah dengan cermat rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakan
oleh guru/calon guru ketika mengajar. Kemudian, nilailah semua aspek yang
terdapat dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir-butir pengukuran di
bawah ini.
1. Merumuskan tujuan pembelajaran pada
model pembelajaran kooperatif tipe
STAD
1 2 3 4
1.1 Merumuskan tujuan khusus / indikator
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
1.2 Merancang dampak pengiring berbentuk
kecakapan hidup (life skill)
Rata-rata butir 1 = A
1. NAMA GURU : Elia Pirhantari
2. SEKOLAH : Sekolah Dasar Negeri Langkap 01 Bumiayu
3. MATA PELAJARAN : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
4. KELAS/SEMESTER : V/II
5. TANGGAL : 20 April 2012
6. WAKTU : 08.25-09.50
7. OBSERVER : Sachroni, A. Ma.Pd
√
√
4
100
2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi,
media pembelajaran, dan sumber belajar pada model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan
materi pembelajaran
2.2 Menentukan dan mengembangkan
media pembelajaran
2.3 Memilih sumber belajar
Rata-rata butir 2 = B
5. Merencanakan skenario kegiatan Pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD
3.1 Menentukan jenis kegiatan
pembelajaran
3.2 Menyusun langkah-langkah dalam
model pembelajaran kooperatif tipe
STAD yang disesuaikan dengan RPP EEK
3.3 Menentukan alokasi waktu
pembelajaran
3.4 Menentukan cara-cara
memotivasi siswa
3.5 Menyiapkan pertanyaan
Rata-rata butir 3 = C
4. Merancang pengelolaan kelas menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD
4.1 Menentukan penataan ruang dan fasilitas
pembelajaran
4.2 Menentukan cara-cara pengorgani-
√
√
√
3,33
√
√
√
√
√
3
√
√
101
sasian siswa agar dapat berpartisipasi
dalam kegiatan pembelajaran
Rata-rata butir 4 = D
5. Merencanakan prosedur, jenis,
dan menyiapkan alat penilaian pada
pembelajaran kooperatif tipe STAD
5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaian
5.2 Membuat alat penilaian dan kunci jawaban
Rata-rata butir 5 = E
6. Tampilan dokumen rencana pembelajaran
Pada model pembelajaran kooperatif tipe
STAD
6.1 Kebersihan dan kerapian
6.2 Penggunaan bahasa tulis
Rata-rata butir 6 = F
Observer
ttd
Sachroni, A. Ma.Pd
19560423 197701 1 004
3
√
√
4
√
√
3
Nilai APKG RPP = R
R = 84,5
102
Lampiran 11
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU 1 (APKG1) Perencanaan Pembelajaran
Pertemuan 1 Siklus II
PETUNJUK
Bacalah dengan cermat rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakan
oleh guru/calon guru ketika mengajar. Kemudian, nilailah semua aspek yang
terdapat dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir-butir pengukuran di
bawah ini.
1. Merumuskan tujuan pembelajaran pada
model pembelajaran kooperatif tipe
STAD
1 2 3 4
1.1 Merumuskan tujuan khusus / indikator
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
1.2 Merancang dampak pengiring berbentuk
kecakapan hidup (life skill)
Rata-rata butir 1 = A
√
√
4
1. NAMA GURU : Elia Pirhantari
2. SEKOLAH : Sekolah Dasar Negeri Langkap 01 Bumiayu
3. MATA PELAJARAN : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
4. KELAS/SEMESTER : V/II
5. TANGGAL : 15 Mei 2012
6. WAKTU : 09.15-10.25
7. OBSERVER : Sachroni, A. Ma.Pd
103
2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi,
media pembelajaran, dan sumber belajar pada model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan
materi pembelajaran
2.2 Menentukan dan mengembangkan
media pembelajaran
2.3 Memilih sumber belajar
Rata-rata butir 2 = B
3. Merencanakan skenario kegiatan Pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD
3.1 Menentukan jenis kegiatan
pembelajaran
3.2 Menyusun langkah-langkah dalam
model pembelajaran kooperatif tipe
STAD yang disesuaikan dengan RPP EEK
3.3 Menentukan alokasi waktu
pembelajaran
3.4 Menentukan cara-cara
memotivasi siswa
3.5 Menyiapkan pertanyaan
Rata-rata butir 3 = C
4. Merancang pengelolaan kelas menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD
4.1 Menentukan penataan ruang dan fasilitas
pembelajaran
4.2 Menentukan cara-cara pengorgani-
sasian siswa agar dapat berpartisipasi
√
√
√
3,33
√
√
√
√
√
3,2
√
√
104
dalam kegiatan pembelajaran
Rata-rata butir 4 = D
5. Merencanakan prosedur, jenis,
dan menyiapkan alat penilaian pada
pembelajaran kooperatif tipe STAD
5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaian
5.2 Membuat alat penilaian dan kunci jawaban
Rata-rata butir 5 = E
6. Tampilan dokumen rencana pembelajaran
Pada model pembelajaran kooperatif tipe
STAD
6.1 Kebersihan dan kerapian
6.2 Penggunaan bahasa tulis
Rata-rata butir 6 = F
Observer
ttd
Sachroni, A. Ma.Pd
19560423 197701 1 004
3,5
√
√
3,5
√
√
3,5
Nilai APKG RPP = R
105
Lampiran 12
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU 1 (APKG1) Perencanaan Pembelajaran
Pertemuan 2 Siklus II
PETUNJUK
Bacalah dengan cermat rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakan
oleh guru/calon guru ketika mengajar. Kemudian, nilailah semua aspek yang
terdapat dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir-butir pengukuran di
bawah ini.
3. Merumuskan tujuan pembelajaran pada
model pembelajaran kooperatif tipe
STAD
1 2 3 4
1.1 Merumuskan tujuan khusus / indikator
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
1.2 Merancang dampak pengiring berbentuk
kecakapan hidup (life skill)
Rata-rata butir 1 = A
√
√
4
1. NAMA GURU : Elia Pirhantari
2. SEKOLAH : Sekolah Dasar Negeri Langkap 01 Bumiayu
3. MATA PELAJARAN : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
4. KELAS/SEMESTER : V/II
5. TANGGAL : 18 Mei 2012
6. WAKTU : 08.25-09.50
7. OBSERVER : Sachroni, A. Ma.Pd
106
2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi,
media pembelajaran, dan sumber belajar pada model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan
materi pembelajaran
2.2 Menentukan dan mengembangkan
media pembelajaran
2.3 Memilih sumber belajar
Rata-rata butir 2 = B
6. Merencanakan skenario kegiatan Pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD
3.1 Menentukan jenis kegiatan
pembelajaran
3.2 Menyusun langkah-langkah dalam
model pembelajaran kooperatif tipe
STAD yang disesuaikan dengan RPP EEK
3.3 Menentukan alokasi waktu
pembelajaran
3.4 Menentukan cara-cara
memotivasi siswa
3.5 Menyiapkan pertanyaan
Rata-rata butir 3 = C
4. Merancang pengelolaan kelas menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD
4.1 Menentukan penataan ruang dan fasilitas
pembelajaran
4.2 Menentukan cara-cara pengorgani-
sasian siswa agar dapat berpartisipasi
√
√
√
3,67
√
√
√
√
√
3,8
√
√
107
dalam kegiatan pembelajaran
Rata-rata butir 4 = D
5. Merencanakan prosedur, jenis,
dan menyiapkan alat penilaian pada
pembelajaran kooperatif tipe STAD
5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaian
5.2 Membuat alat penilaian dan kunci jawaban
Rata-rata butir 5 = E
6. Tampilan dokumen rencana pembelajaran
Pada model pembelajaran kooperatif tipe
STAD
6.1 Kebersihan dan kerapian
6.2 Penggunaan bahasa tulis
Rata-rata butir 6 = F
Observer
ttd
Sachroni, A. Ma.Pd
19560423 197701 1 004
4
√
√
3,5
√
√
3,5
Nilai APKG RPP = R
108
Lampiran 13
PENJELASAN ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU 1 (APKG 1)
Perencanaan Pembelajaran
1. Merumuskan tujuan pembelajaran pada model pembelajaran kooperatif tipe
STAD
Indikator : 1.1 Merumuskan tujuan hkusus/indikator model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
Penjelasan : Untuk butir ini perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Rumusan dinyatakan dengan jelas sehingga tidak menimbulkan
tafsiran ganda
b. Rumusan tujuan khusus dinyatakan lengkap, bila memenuhi
rambu-rambu:
1) Subjek belajar (A= Audience),
2) Tingkah laku yang diharapkan dapat diamati dan diukur (B=
Behavior),
3) Kondisi (C= Condition), dan
4) Kriteria keberhasilan (D= Degree).
c. Susunan rumusan kompetensi dasar terurut secara logis (dari
yang mudah ke yang sukar), dari yang sederhana ke yang
kompleks, dari yang konkret ke yang abstrak, dan dari berfikir
tingkat rendah sampai tingkat tinggi.
Skala Penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Rumusan tidak jelas dan tidak lengkap.
Rumusan jelas tetapi tidak lengkap atau tidak jelas tetapi
lengkap.
Rumusan jelas dan lengkap, atau jelas dan logis, atau lengkap
dan logis
Rumusan jelas, lengkap, dan disusun secara logis.
Indikator : 1.2 Merancang dampak pengiring berbentuk kecakapan hidup
(life skill)
109
Penjelasan : Dampak pengiring berbentuk kecakapan hidup hendaknya tertuang di
dalam rencana pembelajaran. Dampak pengiring dianggap
operasional apabila sesuai dengan kegiatan pembelajaran.
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut.
Skala Penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Tidak dicantumkan dampak pengiring
Dicantumkan dampak pengiring tetapi tidak operasional
Dicantumkan dampak pengiring yang operasional tetapi tidak
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa
Dicantumkan dampak pengiring yang operasional dan sesuai
dengan kemampuan dan kebutuhan siswa
2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media (alat bantu
pembelajaran), dan sumber belajar pada pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Indikator : 2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran
Penjelasan : Dalam mengembangkan dan mengorganisasikan materi
pembelajaran, perlu dipertimbangkan deskriptor-deskriptor sebagai
berikut :
a. Cakupan materi (keluasan dan kedalaman).
b. Sistematika materi.
c. Kesesuaian dengan kemampuan dan kebutuhan siswa
d. Kemutakhiran (kesesuaian dengan perkembangan terakhir dalam
bidangnya).
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan skala sebagai berikut :
Skala Penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Satu deskriptor tampak
Dua deskriptor tampak
Tiga deskriptor tampak
Empat deskriptor tampak
Indikator : 2.2 Menentukan dan mengembangkan media pembelajaran.
110
Penjelasan : Yang dimaksud dengan media adalah segala sesuatu yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memudahkan siswa belajar
(misalnya: gambar, model benda asli dan peta).
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut:
Skala Penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Direncanakan penggunaan satu macam media tetapi tidak
sesuai dengan tujuan
Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media
tetapi tidak sesuai dengan tujuan
Direncanakan penggunaan satu macam media yang sesuai
dengan tujuan
Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media
yang sesuai dengan tujuan.
Indikator : 2.3 Memilih sumber belajar
Penjelasan : Sumber belajar dapat berupa nara sumber, buku paket, buku
pelengkap, museum, lingkungan, laboratorium, dan sebagainya.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor seperti di bawah ini :
a. Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan.
b. Kesesuaian sumber belajar dengan tingkat perkembangan siswa.
c. Kesesuaian sumber belajar dengan materi yang akan diajarkan.
d. Kesesuaian sumber belajar dengan lingkungan siswa (kontekstual).
Skala Penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Satu deskriptor tampak
Dua deskriptor tampak
Tiga deskriptor tampak
Empat deskriptor tampak
3. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
Indikator : 3.1 Menentukan jenis kegiatan pembelajaran
111
Penjelasan : Kegiatan pembelajaran dapat berupa mendengarkan penjelasan guru,
pembagian kelompok, belajar kelompok, presentasi hasil, kuis, tes
individu, dan kesimpulan. Penggunaan lebih dari satu jenis kegiatan
pembelajaran sangat diharapkan dengan maksud agar perbedaan
individual siswa dapat dilayani dan kebosanan siswa dapat dihindari.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut :
Kegiatan pembelajaran yang dirancang hendaknya :
a. sesuai dengan tujuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
b. sesuai dengan bahan yang akan diajarkan pada pembelajaran kooperatif tipe
STAD
c. sesuai dengan perkembangan anak yang disesuaikan dalam pembelajaran
kooperatif tipe STAD
d. sesuai dengan waktu yang tersedia dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD
e. sesuai dengan media dan sumber belajar yang tersedia,
f. bervariasi (multi metode) dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD
g. memungkinkan terbentuknya dampak pengiring yang direncanakan sesuai dengan
pembelajaran kooperatif tipe STAD
h. memungkinkan keterlibatan siswa secara optimal dalam pembelajaran kooperatif
tipe STAD
i. memberikan peluang terjadinya proses saling berbagi pengetahuan pada siswa
dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD
Skala Penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Satu sampai dua deskriptor tampak
Tiga sampai lima deskriptor tampak
Enam sampai delapan deskriptor tampak
Sembilan sampai delapan deskriptor tampak
Indikator : 3.2 Menyusun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
tipe STAD yang disesuaikan dengan RPP(Eksplorasi Elaborasi
Konfirmasi) EEK.
Penjelasan : Langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran kooperatif
tipe STAD adalah tahap-tahap pembelajaran yang direncanakan
112
guru sejak awal sampai akhir pembelajaran.
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut:
Skala Penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Dicantumkan langkah-langkah model pembelajaran model
kooperatif tipe STAD secara berurutan.
Dicantumkan langkah-langkah pembelajaran model kooperatif
tipe STAD secara berurutan dan rinci.
Dicantumkan langkah-langkah pembelajaran model kooperatif
tipe STAD secara berurutan, rinci dan lengkap.
Dicantumkan langkah-langkah pembelajaran model koopeatif
tipe STAD secara berurutan, rinci,lengkap, dan sistematis
Indikator : 3.3 Menentukan alokasi waktu pembelajaran
Penjelasan : Alokasi waktu pembelajaran adalah pembagian waktu untuk
setiap tahapan/ jenis kegiatan dalam suatu pertemuan.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan penyediaan waktu bagi kegiatan
pembukaan, inti, dan penutup sebagaimana tampak pada deskriptor sebagai
berikut:
Skala Penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Alokasi waktu keseluruhan dicantumkan pada rencana
pembelajaran.
Alokasi waktu untuk setiap langkah (kegiatan pembukaan, inti,
dan penutup) dicantumkan tetapi tidak proporsional.
Alokasi waktu kegiatan inti lebih besar daripada jumlah waktu
kegiatan pembukaan dan penutup.
Alokasi waktu untuk setiap kegiatan dalam langkah-langkah
Penjelasan : Memotivasi siswa adalah upaya guru untuk membuat siswa
113
belajar secara aktif.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor tentang cara memotivasi
siswa.
a. Mempersiapkan pembukaan pembelajaran seperti bahan pengait, penyampaian
tujuan, yang menarik bagi siswa.
b. Mempersiapkan media yang menarik.
c. Menetapkan jenis kegiatan yang mudah diikuti siswa serta menantang siswa
berfikir.
d. Melibatkan siswa dalam kegiatan.
Dalam menilai butir ini perlu dikaji seluruh komponen rencana pembelajaran.
Skala Penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Satu deskriptor tampak
Dua deskriptor tampak
Tiga deskriptor tampak
Empat deskriptor tampak
4. Merancang pengelolaan kelas menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
Indikator : 4.1 Menentukan penataan latar (seting) pembelajaran
Penjelasan : Penataan latar pembelajaran mencakup persiapan dan pengaturan
ruangan dan fasilitas (tempat duduk, perabot dan alat pelajaran)
yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut berikut.
a. Penataan latar (seting) pembelajaran tujuan pembelajaran.
b. Penataan latar (seting) pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan
(perbedaan invidual) siswa.
c. Penataan latar pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu.
d. Penataan latar pembelajaran sesuai dengan lingkungan
114
Skala Penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Satu deskriptor tampak
Dua deskriptor tampak
Tiga deskriptor tampak
Empat deskriptor tampak
Indikator : 4.2 Menentukan cara-cara pengorganisasian siswa agar dapat
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.
Penjelasan : Yang dimaksud dengan pengorganisasian siswa adalah kegiatan
guru dalam menentukan pengelompokan, memberi tugas,
menata alur kerja, dan cara kerja sehingga dapat berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran.
Pengorganisasian siswa ditandai oleh deskriptor berikut.
a. Pengaturan pengorganisasian siswa (individu dan atau kelompok,
dan atau klasikal),
b. Penugasan yang harus dikerjakan,
c. Alur dan cara kerja yang jelas,
d. Kesempatan bagi siswa untuk mendiskusikan hasil tugas.
Skala Penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Deskriptor a tampak
Deskriptor a dan b tampak
Deskriptor a, b dan c tampak
Deskriptor a, b, c dan d tampak
5. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat penilaian pada model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Indikator : 5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaian
Penjelasan : Prosedur penilaian meliputi penilaian awal, penilaian dalam
proses, penilaian akhir. Jenis penilaian meliputi tes lisan, tes
tertulis, dan tes perbuatan.
115
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut:
Skala Penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja tetapi tidak
sesuai dengan tujuan.
Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja yang sesuai
dengan tujuan.
Tercantum prosedur dan jenis penilaian, salah satu di
antaranya sesuai dengan tujuan.
Tercantum prosedur atau jenis penilaian, keduanya sesuai
dengan tujuan.
Indikator : 5.2 Membuat alat penilaian dan kunci jawaban.
Penjelasan : Alat penilaian dapat berbentuk pertanyaan, tugas, dan lembar
observasi, sedangkan kunci jawaban dapat berupa jawaban yang
benar atau rambu-rambu jawaban.
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut:
Skala penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Rumusan pertanyaan tidak mengukur ketercapaian TPK.
Rumusan pertanyaan mengukur ketercapaian TPK.
Rumusan pertanyaan mengukur ketercapaian TPK dan
memenuhi syarat-syarat penyusunan alat evaluasi termasuk
penggunaan bahasa yang efektif.
Rumusan pertanyaan mengukur ketercapaian TPK dan
memenuhi syarat-syarat penyusunan alat evaluasi termasuk
penggunaan bahasa yang efektif disertai pencantuman kunci
jawaban
6. Tampilan dokumen rencana pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe
STAD
Indikator : 6.1 Kebersihan dan kerapian
Penjelasan : Kebersihan dan kerapian rencana pembelajaran dapat dilihat dari
116
penampilan fisik rencana pembelajaran.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut :
a. Tulisan dapat dibaca dengan mudah.
b. Tulisan ajeg (konsisten)
c. Tampilan bersih (tanpa coretan atau noda) dan menarik.
d. Ilustrasi tepat
Skala Penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Deskriptor a tampak
Deskriptor a dan b tampak
Deskriptor a, b dan c tampak atau a, b, dan d tampak
Deskriptor a, b, c dan d tampak
Indikator : 6.2 Penggunaan bahasa tulis
Penjelasan : Bahasa tulis yang digunakan dalam rencana pembelajaran hendaknya
mengikuti kaidah bahasa tulis.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut :
a. Bahasa komunikatif.
b. Pilihan kata tepat.
c. Struktur kalimat baku.
d. Cara penulisan sesuai dengan EYD.
Skala Penilaian Penjelasan
1
2
3
4
Deskriptor a tampak
Deskriptor a dan b atau a dan c tampak
Deskriptor a, b dan c tampak
Deskriptor a, b, c dan d tampak
117
Lampiran 14
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU 2 (APKG 2) Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan 1 siklus I
PETUNJUK
1. Amatilah dengan cermat kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
2. Pusatkan perhatian Anda pada kemampuan guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran, serta dampaknya pada diri siswa.
3. Berilah skor kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir
pengukuran di bawah ini.
4. Nilailah guru sesuai aspek kemampuan berikut.
1. Mengelola ruang dan fasilitas belajar
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
STAD .
1 2 3 4
1.1 Menyiapkan alat, media,
dan sumber belajar.
1.2 Melaksanakan tugas harian kelas
Rata-rata butir 1 = G
√
√
3
1. NAMA MAHASISWA : Elia Pirhantari
2. SEKOLAH : Sekolah Dasar Negeri Langkap 01 Bumiayu
3. MATA PELAJARAN : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
4. KELAS/SEMESTER : V/II
5. TANGGAL : 17 April 2012
6. WAKTU : 09.15-10.25
7. OBSERVER : Sachroni, A. Ma.Pd
118
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
2.1 Memulai kegiatan pembelajaran
2.2 Melaksanakan jenis kegiatan yang
sesuai dengan tujuan, siswa, situasi,
dan lingkungan dari model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
2.3 Menggunakan alat bantu (media)
pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan
2.4 Melaksanakan kegiatan pembelajaran
dalam urutan yang logis
2.5 Melaksanakan kegiatan pembelajaran
secara individual, kelompok, atau klasikal
2.6 Mengelola waktu pembelajaran
secara efisien
Rata-rata butir 2 =H
3. Mengelola interaksi kelas pada pelaksanaan
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
3.1 Memberi petunjuk dan penjelasan
yang berkaitan dengan isi pembelajaran
3.2 Menangani pertanyaan dan
respon siswa
3.3 Menggunakan ekspresi lisan, tulisan,
isyarat dan gerakan badan
3.4 Memicu dan memelihara keterlibatan
siswa
3.5 Memantapkan penguasaan materi
pembelajaran
Rata-rata butir 3 = I
√
√
√
√
√
√
3,33
√
√
√
√
√
3,2
119
4. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu
mengembangkan sikap positif siswa terhadap
belajar pada pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
4.1 Menunjukkan sikap ramah,
hangat, luwes, terbuka, penuh
pengertian, dan sabar kepada siswa
4.2 Menunjukkan kegairahan mengajar
4.3 Mengembangkan hubungan antar-
pribadi yang sehat dan serasi
4.4 Membantu siswa menyadari
kelebihan dan kekurangannya
4.5 Membantu siswa menumbuhkan
kepercayaan diri
Rata-rata butir 4 =J
5. Mendemonstrasikan kemampuan khusus
dalam pembelajaran mata pelajaran IPA
5.1 Membimbing siswa membuktikan konsep
IPA melalui pengalaman langsung terhadap
objek yang dipelajari
5.2 Meningkatkan keterlibatan siswa melalui
pengalaman belajar dengan berbagai
kegiatan
5.3 Menerapkan konsep IPA dalam
Kehidupan sehari-hari
5.4 Menampilkan penguasaan IPA
Rata-rata butir 4 = K
√
√
√
√
√
3,2
√
√
√
3
√
120
6. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil
belajar pada pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
6.1 Melaksanakan penilaian selama
proses pembelajaran
6.2 Melaksanakan penilaian pada
akhir pembelajaran
Rata-rata butir 6 = L
7. Kesan umum kinerja guru/ calon guru
pada pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
7.1 Keefektifan proses pembelajaran
7.2 Penggunaan bahasa Indonesia tepat
7.3 Peka terhadap kesalahan berbahasa siswa
7.4 Penampilan guru dalam pembelajaran
Rata-rata butir 7 = M
Nilai APKG PP = P
Observer,
ttd
Sachroni, A. Ma. Pd.
195604231977011004
√
√
3,5
√
√
√
√
3,5
121
Lampiran 15
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU 2 (APKG 2) Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan 2 siklus I
PETUNJUK
1. Amatilah dengan cermat kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
2. Pusatkan perhatian Anda pada kemampuan guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran, serta dampaknya pada diri siswa.
3. Berilah skor kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir
pengukuran di bawah ini.
4. Nilailah guru sesuai aspek kemampuan berikut.
1. Mengelola ruang dan fasilitas belajar
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
STAD .
1 2 3 4
1.2 Menyiapkan alat, media,
dan sumber belajar.
1.2 Melaksanakan tugas harian kelas
Rata-rata butir 1 = G
√
√
3,5
1. Nama Mahasiswa : Elia Pirhantari
2. Sekolah : Sekolah Dasar Negeri Langkap 01 Bumiayu
3. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
4. Kelas/Semester : V/II
5. Tanggal : 20 April 2012
6. Waktu : 08.25-09.50
7. Observer : Sachroni, A. Ma.Pd
122
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
2.1 Memulai kegiatan pembelajaran
2.2 Melaksanakan jenis kegiatan yang
sesuai dengan tujuan, siswa, situasi,
dan lingkungan dari model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
2.3 Menggunakan alat bantu (media)
pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan
2.4 Melaksanakan kegiatan pembelajaran
dalam urutan yang logis
2.5 Melaksanakan kegiatan pembelajaran
Secara individual, kelompok, atau klasikal
2.6 Mengelola waktu pembelajaran
secara efisien
Rata-rata butir 2 =H
3. Mengelola interaksi kelas pada pelaksanaan
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
3.1 Memberi petunjuk dan penjelasan
yang berkaitan dengan isi pembelajaran
3.2 Menangani pertanyaan dan
respon siswa
3.3 Menggunakan ekspresi lisan, tulisan,
isyarat dan gerakan badan
3.4 Memicu dan memelihara keterlibatan
siswa
3.5 Memantapkan penguasaan materi
pembelajaran
Rata-rata butir 3 = I
√
√
√
√
√
√
3,67
√
√
√
√
√
3,4
123
4. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu
mengembangkan sikap positif siswa terhadap
belajar pada pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
4.1 Menunjukkan sikap ramah,
hangat, luwes, terbuka, penuh
pengertian, dan sabar kepada siswa
4.2 Menunjukkan kegairahan mengajar
4.3 Mengembangkan hubungan antar-
pribadi yang sehat dan serasi
4.4 Membantu siswa menyadari
kelebihan dan kekurangannya
4.5 Membantu siswa menumbuhkan
kepercayaan diri
Rata-rata butir 4 =J
5. Mendemonstrasikan kemampuan khusus
dalam pembelajaran mata pelajaran IPA
5.1 Membimbing siswa membuktikan konsep
IPA melalui pengalaman langsung terhadap
objek yang dipelajari
5.2 Meningkatkan keterlibatan siswa melalui
pengalaman belajar dengan berbagai
kegiatan
5.3 Menerapkan konsep IPA dalam
Kehidupan sehari-hari
5.4 Menampilkan penguasaan IPA
Rata-rata butir 4 = K
√
√
√
√
√
3,4
√
√
√
3
√
124
6. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil
belajar pada pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
6.1 Melaksanakan penilaian selama
proses pembelajaran
6.2 Melaksanakan penilaian pada
akhir pembelajaran
Rata-rata butir 6 = L
7. Kesan umum kinerja guru/ calon guru
pada pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
7.1 Keefektifan proses pembelajaran
7.2 Penggunaan bahasa Indonesia tepat
7.3 Peka terhadap kesalahan berbahasa siswa
7.4 Penampilan guru dalam pembelajaran
Rata-rata butir 7 =M
Nilai APKG PP = P
Observer,
ttd
Sachroni, A. Ma.Pd
19560423 197701 1 004
√
√
3,5
√
√
√
√
3,5
125
Lampiran 16
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU 2 (APKG 2) Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan 1 Siklus II
PETUNJUK
1. Amatilah dengan cermat kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
2. Pusatkan perhatian Anda pada kemampuan guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran, serta dampaknya pada diri siswa.
3. Berilah skor kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir
pengukuran di bawah ini.
4. Nilailah guru sesuai aspek kemampuan berikut.
1. Mengelola ruang dan fasilitas belajar
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
STAD .
1 2 3 4
1.1 Menyiapkan alat, media,
dan sumber belajar.
1.2 Melaksanakan tugas harian kelas
Rata-rata butir 1 = G
√
√
4
1. NAMA MAHASISWA : Elia Pirhantari
2. SEKOLAH : Sekolah Dasar Negeri Langkap 01 Bumiayu
3. MATA PELAJARAN : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
4. KELAS/SEMESTER : V/II
5. TANGGAL : 15 Mei 2012
6. WAKTU : 09.15-10.25
7. OBSERVER : Sachroni, A. Ma.Pd
126
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
2.1 Memulai kegiatan pembelajaran
2.2 Melaksanakan jenis kegiatan yang
sesuai dengan tujuan, siswa, situasi,
dan lingkungan dari model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
2.3 Menggunakan alat bantu (media)
pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan
2.4 Melaksanakan kegiatan pembelajaran
dalam urutan yang logis
2.5 Melaksanakan kegiatan pembelajaran
Secara individual, kelompok, atau klasikal
2.6 Mengelola waktu pembelajaran
secara efisien
Rata-rata butir 2 =H
3. Mengelola interaksi kelas pada pelaksanaan
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
3.1 Memberi petunjuk dan penjelasan
yang berkaitan dengan isi pembelajaran
3.2 Menangani pertanyaan dan
respon siswa
3.3 Menggunakan ekspresi lisan, tulisan,
isyarat dan gerakan badan
3.4 Memicu dan memelihara keterlibatan
siswa
3.5 Memantapkan penguasaan materi
pembelajaran
Rata-rata butir 3 = I
√
√
√
√
√
√
3,83
√
√
√
√
√
3,4
127
4. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu
mengembangkan sikap positif siswa terhadap
belajar pada pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
4.1 Menunjukkan sikap ramah,
hangat, luwes, terbuka, penuh
pengertian, dan sabar kepada siswa
4.2 Menunjukkan kegairahan mengajar
4.3 Mengembangkan hubungan antar-
pribadi yang sehat dan serasi
4.4 Membantu siswa menyadari
kelebihan dan kekurangannya
4.5 Membantu siswa menumbuhkan
kepercayaan diri
Rata-rata butir 4 =J
5. Mendemonstrasikan kemampuan khusus
dalam pembelajaran mata pelajaran IPA
5.1 Membimbing siswa membuktikan konsep
IPA melalui pengalaman langsung terhadap
objek yang dipelajari
5.2 Meningkatkan keterlibatan siswa melalui
pengalaman belajar dengan berbagai
kegiatan
5.3 Menerapkan konsep IPA dalam
Kehidupan sehari-hari
5.4 Menampilkan penguasaan IPA
Rata-rata butir 4 = K
√
√
√
√
√
3,2
√
√
√
3
√
128
6. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil
belajar pada pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
6.1 Melaksanakan penilaian selama
proses pembelajaran
6.2 Melaksanakan penilaian pada
akhir pembelajaran
Rata-rata butir 6 = L
7. Kesan umum kinerja guru/ calon guru
pada pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
7.1 Keefektifan proses pembelajaran
7.2 Penggunaan bahasa Indonesia tepat
7.3 Peka terhadap kesalahan berbahasa siswa
7.4 Penampilan guru dalam pembelajaran
Rata-rata butir 7 = M
Nilai APKG PP = P
Observer
ttd
Sachroni, A. Ma.Pd
19560423 197701 1 004
√
√
3,5
√
√
√
√
3,5
129
Lampiran 17
ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU 2 (APKG 2)
Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan 2 Siklus II
PETUNJUK
1. Amatilah dengan cermat kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.
2. Pusatkan perhatian Anda pada kemampuan guru dalam mengelola kegiatan
pembelajaran, serta dampaknya pada diri siswa.
3. Berilah skor kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir
pengukuran di bawah ini.
4. Nilailah guru sesuai aspek kemampuan berikut.
1. Mengelola ruang dan fasilitas belajar
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
STAD .
1 2 3 4
1.1 Menyiapkan alat, media,
dan sumber belajar.
1.2 Melaksanakan tugas harian kelas
Rata-rata butir 1 = G
√
√
4
1. NAMA MAHASISWA : Elia Pirhantari
2. SEKOLAH : Sekolah Dasar Negeri Langkap 01 Bumiayu
3. MATA PELAJARAN : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
4. KELAS/SEMESTER : V/II
5. TANGGAL : 18 Mei 2012
6. WAKTU : 08.25-09.50
7. OBSERVER : Sachroni, A. Ma.Pd.
130
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
2.1 Memulai kegiatan pembelajaran
2.2 Melaksanakan jenis kegiatan yang
sesuai dengan tujuan, siswa, situasi,
dan lingkungan dari model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
2.3 Menggunakan alat bantu (media)
pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan
2.4 Melaksanakan kegiatan pembelajaran
dalam urutan yang logis
2.5 Melaksanakan kegiatan pembelajaran
Secara individual, kelompok, atau klasikal
2.6 Mengelola waktu pembelajaran
secara efisien
Rata-rata butir 2 =H
3. Mengelola interaksi kelas pada pelaksanaan
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
3.1 Memberi petunjuk dan penjelasan
yang berkaitan dengan isi pembelajaran
3.2 Menangani pertanyaan dan
respon siswa
3.3 Menggunakan ekspresi lisan, tulisan,
isyarat dan gerakan badan
3.4 Memicu dan memelihara keterlibatan
siswa
3.5 Memantapkan penguasaan materi
pembelajara
Rata-rata butir 3 = I
√
√
√
√
√
√
3,83
√
√
√
√
√
3,4
131
4. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu
mengembangkan sikap positif siswa terhadap
belajar pada pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
4.1 Menunjukkan sikap ramah,
hangat, luwes, terbuka, penuh
pengertian, dan sabar kepada siswa
4.2 Menunjukkan kegairahan mengajar
4.3 Mengembangkan hubungan antar-
pribadi yang sehat dan serasi
4.4 Membantu siswa menyadari
kelebihan dan kekurangannya
4.5 Membantu siswa menumbuhkan
kepercayaan diri
Rata-rata butir 4 =J
5. Mendemonstrasikan kemampuan khusus
dalam pembelajaran mata pelajaran IPA
5.1 Membimbing siswa membuktikan konsep
IPA melalui pengalaman langsung terhadap
objek yang dipelajari
5.2 Meningkatkan keterlibatan siswa melalui
pengalaman belajar dengan berbagai
kegiatan
5.3 Menerapkan konsep IPA dalam
Kehidupan sehari-hari
5.4 Menampilkan penguasaan IPA
Rata-rata butir 4 = K
√
√
√
√
√
3,4
√
√
√
3,25
√
132
6. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil
belajar pada pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
6.1 Melaksanakan penilaian selama
proses pembelajaran
6.2 Melaksanakan penilaian pada
akhir pembelajaran
Rata-rata butir 6 = L
7. Kesan umum kinerja guru/ calon guru
pada pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
7.1 Keefektifan proses pembelajaran
7.2 Penggunaan bahasa Indonesia tepat
7.3 Peka terhadap kesalahan berbahasa siswa
7.4 Penampilan guru dalam pembelajaran
Rata-rata butir 7 = M
Nilai APKG PP = P
Observer
ttd
Sachroni, A. Ma.Pd
19560423 197701 1 004
√
√
4
√
√
√
√
3,75
133
Lampiran 18
PENJELASAN ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU 2 (APKG2)
Pelaksanaan Pembelajaran
1. Mengelola ruang dan fasilitas pembelajaran pada pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
Indikator : 1.1 Menyiapkan ruang, media pembelajaran, dan sumber belajar
Penjelasan : Indikator ini meliputi penyiapan media pembelajaran dan
sumberbelajar yang dimanfaatkan guru dalam kelas.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.
a. Media pembelajaran yang diperlukan tersedia.
b. Media pembelajaran mudah dimanfaatkan.
c. Sumber belajar yang diperlukan tersedia.
d. Sumber belajar mudah dimanfaatkan
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Deskriptor a atau c tampak Deskriptor a dan c atau b dan d tampak Deskriptor a, b dan c tampak atau a, b, dan d tampak Deskriptor a, b, c dan d tampak
Indikator : 1.2 Melaksanakan tugas harian kelas
Penjelasan : Tugas-tugas harian kelas mungkin berhubungan atau tidak
berhubungan langsung dengan pembelajaran. Pelaksanaan tugas
harian kelas yang efektif dan efisien sangat menunjang proses
pembelajaran.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan apakah guru/ calon
guru memeriksa dan menindaklanjuti hal-hal berikut.
a. Ketersediaan alat tulis (kapur, spidol) dan penghapus.
b. Pengecekan kehadiran siswa.
134
c. Kebersihan dan kerapian papan tulis, pakaian siswa, dan
perabotan kelas.
d. Kesiapan alat-alat pelajaran siswa serta kesiapan siswa
mengikuti pelajaran.
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
Indikator : 2.1 Memulai kegiatan pembelajaran
Penjelasan : Kegiatan memulai pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan
oleh guru dalam rangka menyiapkan fisik dan mental siswa untuk
mulai belajar.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.
Memulai pembelajaran dapat dilakukan dengan cara :
a. Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan yang
menantang atau menceritakan peristiwa yang sedang hangat.
b. Mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa (
apersepsi ).
c. Memberikan acuan dengan cara mengambarkan garis besar
materi dan kegiatan.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
135
Indikator : 2.2 Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan,
kondisi siswa, situasi kelas, dan lingkungan (kontekstual)
melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD
Penjelasan : Indikator ini menunjukkan tingkat kesesuaian antara jenis
kegiatan pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, kebutuhan
siswa, perubahan situasi yang dihadapi, dan lingkungan.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.
a. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan dan hakikat
materi pembelajaran.
b. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan siswa.
c. Kegiatan pembelajaran terkoordinasi dengan baik (guru dapat
mengendalikan pelajaran, perhatian siswa terfokus pada
pelajaran, disiplin kelas terpelihara).
d. Kegiatan pembelajaran bersifat kontekstual (sesuai tuntutan
situasi dan lingkungan).
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Deskriptor a atau b tampak Deskriptor a dan b tampak Deskriptor a, b dan c tampak Deskriptor a, b, c dan d tampak
Indikator : 2.3 Menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan, kondisi siswa, dan tuntutan situasi serta lingkungan
(kontekstual).
Penjelasan : Indikator ini memusatkan perhatian kepada penggunaan media
pembelajaran yang dipergunakan guru dalam kelas.
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut.
136
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Guru tidak menggunakan media Guru menggunakan satu media namun tidak sesuai dengan materi dan kebutuhan peserta didik. Guru menggunakan satu media dan sesuai dengan materi serta kebutuhan anak. Guru menggunakan lebih dari satu media dan sesuai dengan materi serta kebutuhan anak
Indikator : 2.4 Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan yang
logis.
Penjelasan : Indikator ini digunakan untuk menentukan apakah guru dapat
memilih dan mengatur secara logis kegiatan pembelajaran
sehingga kegiatan satu dengan dengan yang lain merupakan
tatanan yang runtun.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.
a. Kegiatan disajikan dari mudah ke sukar.
b. Kegiatan yang disajikan berkaitan satu dengan yang lain.
c. Kegiatan bermuara pada kesimpulan.
d. Ada tindak lanjut yang dapat berupa pertanyaan, tugas-tugas
atau PR pada akhir pelajaran.
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Deskriptor a atau b tampak Deskriptor a dan b ; atau a danc ; atau b dan c tampak Deskriptor a, b dan c ; atau a, b dan d ; atau b, c, dan d tampak Deskriptor a, b, c dan d tampak
Indikator : 2.5 Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara individual,
137
kelompok atau klasikal.
Penjelasan : Dalam pembelajaran, variasi kegiatan yang bersifat individual,
kelompok atau klasikal sangat penting dilakukan untuk memenuhi
perbedaan individual siswa dan/ atau membentuk dampak
pengiring.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor sebagai
berikut.
a. Pelaksanaan kegiatan klasikal, kelompok atau individual,
sesuai dengan tujuan/ materi/ kebutuhan siswa.
b. Pelaksanaan kegiatan klasikal, kelompok atau individual sesuai
dengan waktu dan fasilitas pembelajaran.
c. Perubahan dari kegiatan individual ke kegiatan kelompok,
klasikal ke kelompok atau sebaliknya berlangsung dengan
lancar.
d. Peran guru sesuai dengan jenis kegiatan (klasikal, kelompok
atau individual) yang sedang dikelola.
e. Dalam setiap kegiatan (klasikal, kelompok atau individual)
siswa terlibat secara optimal.
f. Guru melakukan perubahan kegiatan sesuai kebutuhan supaya
tidak terjadi stagnasi.
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua / tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak Lebih dari empat deskriptor tampak
Indikator : 2.6 Mengelola waktu pembelajaran secara efisien.
Penjelasan : Indikator ini mengacu kepada pemanfaatan secara optimal waktu
pembelajaran yang telah dialokasikan.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan descriptor berikut.
138
a. Pembelajaran dimulai tepat waktu.
b. Pembelajaran diakhiri tepat waktu
c. Pembelajaran dilaksanakan sesuai perincian waktu yang
ditentukan.
d. Pembelajaran dilaksanakan sampai habis waktu yang telah
dialokasikan.
e. Tidak terjadi penundaan kegiatan selama pembelajaran.
f. Tidak terjadi penyimpangan waktu selama pembelajaran.
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua / tiga deskriptor tampak Empat / lima deskriptor tampak Enam deskriptor tampak
3. Mengelola interaksi kelas pada pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
Indikator : 3.1 Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi
pembelajaran.
Penjelasan : Indikator ini digunakan untuk menilai kemampuan guru dalam
menjelaskan secara efektif konsep, ide, dan prosedur yang
bertalian dengan isi pembelajaran. Penilaian perlu mengamati
reaksi siswa agar skala penilaian dapat ditentukan secara tepat.
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut.
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Petunjuk dan penjelasan sulit dimengerti dan tidak ada usaha guru untuk mengurangi kebingungan siswa. Petunjuk dan penjelasan guru sulit dimengerti dan ada usaha guru untuk mengurangi tetapi tidak efektif. Petunjuk dan penjelasan guru sulit dimengerti, ada usaha guru untuk mengurangi kebingungan siswa dan efektif. Petunjuk dan penjelasan guru sudh jelas dan mudah dipahami siswa.
139
Indikator : 3.2 Menangani pertanyaan dan respon siswa.
Penjelasan : Indikator ini merujuk kepada cara guru menangani pertanyaan
dan komentar siswa.
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut.
Skala Penilaian Penjelasan 1
2 3 4
Mengabaikan siswa yang mengajukan pertanyaan / pendapat atau tidak menanggapi pertanyaan / pendapat siswa. Tanggap terhadap siswa yang mengajukan pertanyaan / pendapat, sesekali menggali respons atau pertanyaan siswa dan memberi respons yang sepadan. Menggali respons atau pertanyaan siswa selama pembelajaran berlangsung dan memberikan balikan kepada siswa. Guru meminta siswa lain untuk merespon pertanyaan temannya atau menampung respons dan pertanyaan siswa untuk kegiatan selanjutnya.
Indikator : 3.3 Menggunakan ekspresi lisan, tulisan, dan isyarat, termasuk
gerakan badan.
Penjelasan : Indikator ini mengacu pada kemampuan guru dalam
berkomunikasi dengan bahasa lisan, tulisan, dan isyarat termasuk
gerakan badan.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.
a. Pembicaraan lancar.
b. Pembicaraan dapat dimengerti.
c. Materi yang tertulis di papan tulis atau di kertas manila (berupa
tulisan dan atau gambar) dan lembar kerja dapat dibaca dengan
jelas.
d. Isyarat termasuk gerakan badan tepat.
140
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
Indikator : 3.4 Memicu dan mempertahankan keterlibatan siswa.
Penjelasan : Indikator ini memusatkan perhatian pada prosedur dan cara yang
digunakan guru dalam mempersiapkan, menarik minat, dan
mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan apakah guru/ calon
guru melakukan hal-hal berikut.
a. Membantu siswa mengingat kembali pengalaman atau
pengetahuan yang sudah diperolehnya.
b. Mendorong siswa yang pasif untuk berpartisipasi.
c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka yang
mampu menggali reaksi siswa.
d. Merespon/ menanggapi secara positif siswa yang
berpartisipasi.
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
Penjelasan : Indikator ini berkaitan dengan kemampuan guru memantapkan
penguasaan materi pembelajaran dengan cara merangkum,
meringkas, mereviu (meninjau ulang), dan sebagainya. Kegiatan
ini dapat terjadi beberapa kali selama proses pembelajaran.
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian sebagai berikut.
141
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Guru merangkum atau meringkas atau meninjau ulang tetapi tidak lengkap. Guru merangkum atau meringkas atau meninjau ulang secara lengkap. Guru merangkum atau meringkas atau meninjau ulang dengan melibatkan siswa. Guru membimbing siswa membuat rangkuman atau ringkasan atau meninjau ulang.
4. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengembangkan sikap
positif siswa terhadap belajar pada pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
Indikator : 4.1 Menunjukkan sikap ramah, hangat, luwes, terbuka, penuh
pengertian, dan sabar kepada siswa.
Penjelasan : Indikator ini mengacu kepada sikap guru yang ramah, hangat,
luwes, terbuka, penuh pengertian, dan sabar kepada siswa.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan apakah guru/ calon
guru melakukan hal-hal berikut.
a. Menampilkan sikap bersahabat kepada siswa. *)
b. mengendalikan diri pada waktu menghadapi siswa yang
berperilaku kurang sopan/negatif *)
c. Menggunakan kata-kata atau isyarat yang sopan dalam
menegur siswa. *)
e. Menghargai setiap perbedaan pendapat, baik antar siswa,
maupun antara guru dengan siswa. *)
142
Skala Penilaian Penjelasan 1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
*)1 Ada kemungkinan, tindakan sebagaimana dimaksud
deskriptor b, c, dan d tidak dilakukan, karena perkembangan
keadaan memang tidak menuntut dilakukannya tindakan
dimaksud. Oleh karena itu, dalam penilaian terhadap indikator
4.1. ini, mohon dilakukan salah satu dari alternatif berikut : (1)
apabila keadaan tidak menuntut tindakan b, c, dan d, sehingga
deskriptor tersebut sama sekali tidak muncul, maka praktikan
dianggap telah melakukan tindakan a, b, c, dan d, dengan nilai
maksimal yaitu 4, (2) apabila keadaan menuntut tindakan b, c,
atau d, sehingga salah satu atau lebih deskriptor tersebut
muncul, maka praktikan diberi nilai 1 untuk setiap tindakan
tepat yang dilakukannya, dan (3) apabila keadaan menuntut
tindakan b, c, atau d, namun ditangani tidak sesuai dengan
semangat deskriptor yang bersangkutan, maka praktikan
dianggap belum mampu melakukan tindakan b, c, atau d,
sehingga tidak diberi nilai untuk tindakan salah yang
dilakukan itu.
Indikator : 4.2 Menunjukkan kegairahan belajar.
Penjelasan : Indikator ini mengukur tingkat kegairahan mengajar.
Tingkat kegairahan ini dapat diperhatikan melalui wajah, nada,
suara, gerakan, isyarat, dan sebagainya.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan apakah guru/ calon
guru menunjukkan kesungguhan dengan :
a. Pandangan mata dan ekspresi wajah.
b. Nada suara pada bagian pelajaran penting.
143
c. Cara mendekati siswa dan memperhatikan hal yang sedang
dikerjakan.
d. Gerakan atau isyarat pada bagian pelajaran yang penting.
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
Indikator : 4.3 Mengembangkan hubungan antar-pribadi yang sehat dan
serasi.
Penjelasan : Indikator ini mengacu kepada sikap mental guru terhadap hal-hal
yang dirasakan dan dialami siswa ketika mereka mengahapi
kesulitan.
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut.
Skala Penilaian Penjelasan *) 2
1 2 3 4
Memberi perhatian dan tanggapan terhadap siswa yang membutuhkan. Memberikan bantuan kepada siswa yang membutuhkan. Mendorong siswa untuk memecahkan masalahnya sendiri. Mendorong siswa untuk membantu temannya yang membutuhkan.
*) 2 Jika selama pembelajaran tidak ada siswa yang mengalami kesulitan, nilai untuk butir ini adalah nilai maksimal (4).
Indikator : 4.4 Membantu siswa menyadari kelebihan dan kekurangannya.
Penjelasan : Indikator ini mengacu kepada sikap dan tindakan guru dalam
menerima kenyataan tentang kelebihan dan kekurangan setiap
siswa.
144
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor sebagai
berikut.
a. Menghargai perbedaan individual setiap siswa.
b. Memberikan perhatian kepada siswa yang menampakkan
c. Memberikan tugas tambahan kepada siswa yang memiliki
kelebihan dalam belajar atau membantu siswa yang lambat
belajar.
d. Mendorong kerja sama antar siswa yang lambat dan yang cepat
dalam belajar.
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
Indikator : 4.5 Membantu siswa menumbuhkan kepercayaan diri.
Penjelasan : Indikator ini mengacu kepada usaha guru membantu siswa
menumbuhkan rasa percaya diri.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.
a. Mendorong siswa agar berani mengemukakan pendapat
sendiri.
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memberikan alasan
tentang pendapatnya.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memimpin.
d. Memberi pujian kepada siswa yang berhasil atau memberi
semangat kepada siswa yang belum berhasil.
145
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
5. Mendemostrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran mata
pelajaran tertentu.
Indikator : 5.1 Membimbing siswa membuktikan konsep IPA melalui
pengalaman langsung terhadap objek yang dipelajari.
penjelasan : Pembelajaran IPA melalui pengalaman langsung merupakan
kecenderungan pembelajaran IPA mengingat tahap
perkembangan kognitif siswa yang masih operasional konkret.
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut.
Skala Penilaian
Penjelasan
1 2 3 4
Mengajar dengan ceramah (ekspositori) saja. Ceramah yang diikuti dengan pembuktian apa yang diceramahkan Guru membimbing siswa dalam kegiatan pengamatan, percobaan secara berkelompok/ perorangan. Siswa membuat kesimpulan dengan bimbingan guru
Indikator : 5.2 Meningkatkan keterlibatan siswa melalui pengalaman belajar
dengan berbagai kegiatan
Penjelasan : Pembelajaran langsung ini akan meningkatkan siswa dalam
pengamatan, kegiatan kelompok atau diskusi sehingga interaksi
menjadi meningkat.
Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut.
a. Siswa aktif melakukan pengamatan dan perekaman secara
perorangan.
b. Siswa aktif melakukan pengamatan dan perekaman secara
berkelompok.
146
c. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok-kelompok kecil.
d. Siswa melakukan diskusi kelas.
Skala Penilaian Penjelasan 1
2
3
4
Satu deskriptor tampak
Dua deskriptor tampak
Tiga deskriptor tampak
Empat deskriptor tampak
Indikator : 5.3 Menerapkan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Penjelasan : Pemahaman konsep IPA siswa menjadi lebih baik apabila konsep
itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut.
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Guru memberi contoh penerapan konsep Guru mendorong siswa memberi contoh penerapan konsep. Satu atau dua orang siswa memberi contoh penerapan konsep. Lebih dari dua orang siswa memberi contoh penerapan konsep.
Indikator : 5.4 Menampilkan penguasaan IPA
Penjelasan : Materi pembelajaran harus dikuasai oleh calon guru. Materi
pokok dalam IPA dapat berupa konsep, prinsip, teori dan
hukum.
Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut.
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Sebagian besar materi yang diajarkan salah Separuh materi yang diajarkan salah. Sebagian besar materi yang diajarkan benar. Seluruh materi yang diajarkan benar.
147
6. Melaksanakan evaluasi proses hasil belajar pada pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD .
Indikator : 6.1 Melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran.
Penjelasan : Penilaian dalam proses pembelajaran bertujuan mendapatkan balikan mengenai tingkat pencapaian tujuan selama proses pembelajaran. Untuk menilai butir ini perlu dipergunakan skala penilaian sebagai berikut.
Skala Penilaian Penjelasan 1 2 3 4
Tidak melakukan penilaian selama proses pembelajaran. Mengajukan pertanyaan atau memberikan tugas kepada siswa Menilai penguasaan siswa melalui kinerja yang ditunjukkan siswa. Menilai penguasaan siswa melalui isyarat yang ditunjukkan siswa.
Indikator : 6.2 Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran. Penjelasan : Penilaian pada akhir proses pembelajaran bertujuan mengetahui
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Untuk menilai butir ini digunakan skala penilaian berikut.
Skala Penilaian Penjelasan 1 2 3 4
Guru memberikan tes akhir tetapi tidak sesuai dengan tujuan. Sebagian kecil soal tes akhir sesuai dengan tujuan. Sebagian besar soal tes akhir sesuai dengan tujuan. Semua soal tes akhir sesuai dengan tujuan.
7. Kesan umum kinerja guru/ calon guru pada pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Indikator : 7.1 Keefektifan proses pembelajaran Penjelasan : Indikator ini mengacu kepada tingkat keberhasilan guru dalam
mengelola pembelajaran sesuai dengan perkembangan proses
148
pembelajaran. Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut. a. Pembelajaran lancar. b. Suasana kelas terkendali sesuai dengan rencana. c. Suasana kelas terkendali melalui penyesuaian. d. Mengarah kepada terbentuknya dampak pengiring (misalnya
ada kesempatan bagi siswa untuk dapat bekerja sama, bertanggung jawab, tenggang rasa).
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Deskriptor a tampak Deskriptor a dan b tampak Deskriptor a, b dan c; atau a, b, dan d tampak Deskriptor a, b, c dan d tampak
Indikator : 7.2 Penggunaan bahasa Indonesia lisan. Penjelasan : Indikator ini mengacu kepada kemampuan guru dalam
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut. a. Ucapan jelas dan mudah dimengerti. b. Pembicaraan lancar (tidak tersendat-sendat). c. Menggunakan kata-kata baku (membatasi penggunaan kata-
kata daerah atau asing). d. Berbicara dengan menggunakan tata bahasa yang benar.
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
Indikator : 7.3 Peka terhadap kesalahan berbahasa siswa. Penjelasan : Guru perlu menunjukkan rasa peka terhadap kesalahan berbahasa,
agar siswa terbiasa menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Rasa peka dapat ditunjukkan dengan berbagai cara seperti menegur, menyuruh, memperbaiki atau menanyakan kembali.
149
Skala Penilaian Penjelasan *)
1 2 3 4
Memberi tahu kesalahan siswa dalam berbahasa tanpa memperbaiki. Memperbaiki langsung kesalahan berbahasa siswa. Meminta siswa lain menemukan dan memperbaiki kesalahan berbahasa temannya dengan menuntun. Mengarahkan kesalahan berbahasa sendiri.
*) Jika selama pembelajaran tidak ada siswa yang melakukan
kesalahan berbahasa, nilai untuk butir ini adalah nilai maksimal (4).
Indikator : 7.4 Penampialn guru dalam pembelajaran. Penjelasan : Indikator ini mengacu kepada penampilan guru secara
keseluruhan dalam mengelola pembelajaran (fisik, gaya mengajar, dan ketegasan). Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor berikut. a. Berbusana rapi dan sopan. b. Suara dapat didengar oleh seluruh siswa dalam kleas yang
bersangkutan. c. Posisi bervariasi (tidak terpaku pada satu tempat). d. Tegas dalam mengambil keputusan.
Skala Penilaian Penjelasan
1 2 3 4
Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak
150
Lampiran 19
Skor Perkembangan Siswa Siklus I Dalam Pembelajaran Kooperatif Model STAD
No Nama Kelompok/ Siswa
Siklus I SD SS SP
1 Kelompok 1 1. Putri Cahya Indah 90 100 30 2. Ifa Hurotunnisa 60 80 30 3. Puja Prasetya. N 60 70 20 4. Roy Valentino 50 60 20
LEMBAR ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MODEL STAD
PERTEMUAN 1 SIKLUS I
No Aspek yang diamati Aspek yang
muncul Ya Tidak
1 Tahap persiapan
a. Mempersiapkan materi dengan matang √ b. Merancang kelompok sesuai dengan kemampuan √ c. Penentuan skor dasar √
2 Tahap penyajian materi
a. Apersepsi √ b. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ c. Memberikan motivasi kepada siswa √ d. Menggali pengetahuan awal siswa √ e. Penyajian materi dengan metode yang telah ditentukan √
3 Tahap kegiatan belajar kelompok
a. Membentuk kelompok √ b. Mengarahkan jalannya kerja kelompok √ c. Memberikan tugas kelompok √ d. Guru menyuruh siswa melaksanakan kerja kelompok √ e. Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator √
4 Tahap pemaparan hasil kerja kelompok
a. Perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompok mereka didepan kelas. √
b. Mempersilakan kelompok lain untuk memberikan
tanggapan terhadap jawaban dari kelompok yang telah maju.
√
c. Menilai hasil pemaparan dari tiap kelompok √
d. Guru menilai perkembangan siswa baik secara
individu maupun kelompok √
5 Tahap pemberian kuis a. Guru menjelaskan aturannya permainan √ b. Guru memberikan soal kepada semua siswa √ c. Guru dan siswa mengoreksi soal (kuis) √ d. Guru menilai benar atau salah
155
6 Tahap tes individu
a. Siswa mengerjakan soal formatif secara individu tanpa
adanya kerja sama. √
b. Bersama-sama mengkoreksi hasil pekerjaan siswa √ 7 Tahap perhitungan skor perkembangan a. Perhitungan dilakukan oleh guru √ b. Menghitung perkembangan setiap individu √ c. Menghitung perkembangan kelompok √ 8 Tahap pemberian penghargaan kelompok a. Kelompok baik (memperoleh poin rata-rata 15) √ b. Kelompok hebat (memperoleh poin rata-rata 20) √ c. Kelompok super (memperoleh poin rata-rata 25) √
LEMBAR ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MODEL STAD
PERTEMUAN 2 SIKLUS I
No Aspek yang diamati Aspek yang
muncul Ya Tidak
1 Tahap persiapan
a. Mempersiapkan materi dengan matang √ b. Merancang kelompok sesuai dengan kemampuan √ c. Penentuan skor dasar √
2 Tahap penyajian materi
a. Apersepsi √ b. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ c. Memberikan motivasi kepada siswa √ d. Menggali pengetahuan awal siswa √ e. Penyajian materi dengan metode yang telah ditentukan √
3 Tahap kegiatan belajar kelompok
a. Membentuk kelompok √ b. Mengarahkan jalannya kerja kelompok √ c. Memberikan tugas kelompok √ d. Guru menyuruh siswa melaksanakan kerja kelompok √ e. Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator √
4 Tahap pemaparan hasil kerja kelompok
a. Perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompok mereka didepan kelas. √
b. Mempersilakan kelompok lain untuk memberikan
tanggapan terhadap jawaban dari kelompok yang telah maju.
√
c. Menilai hasil pemaparan dari tiap kelompok √
d. Guru menilai perkembangan siswa baik secara
individu maupun kelompok √
5 Tahap pemberian kuis a. Guru menjelaskan aturannya permainan √ b. Guru memberikan soal kepada semua siswa √ c. Guru dan siswa mengoreksi soal (kuis) √ d. Guru menilai benar atau salah
157
6 Tahap tes individu
a. Siswa mengerjakan soal formatif secara individu tanpa
adanya kerja sama. √
b. Bersama-sama mengkoreksi hasil pekerjaan siswa √ 7 Tahap perhitungan skor perkembangan a. Perhitungan dilakukan oleh guru √ b. Menghitung perkembangan setiap individu √ c. Menghitung perkembangan kelompok √ 8 Tahap pemberian penghargaan kelompok a. Kelompok baik (memperoleh poin rata-rata 15) √ b. Kelompok hebat (memperoleh poin rata-rata 20) √ c. Kelompok super (memperoleh poin rata-rata 25) √
LEMBAR ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MODEL STAD
PERTEMUAN 1 SIKLUS II
No Aspek yang diamati Aspek yang
muncul Ya Tidak
1 Tahap persiapan
a. Mempersiapkan materi dengan matang √ b. Merancang kelompok sesuai dengan kemampuan √ c. Penentuan skor dasar √
2 Tahap penyajian materi
a. Apersepsi √ b. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ c. Memberikan motivasi kepada siswa √ d. Menggali pengetahuan awal siswa √ e. Penyajian materi dengan metode yang telah ditentukan √
3 Tahap kegiatan belajar kelompok
a. Membentuk kelompok √ b. Mengarahkan jalannya kerja kelompok √ c. Memberikan tugas kelompok √ d. Guru menyuruh siswa melaksanakan kerja kelompok √ e. Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator √
4 Tahap pemaparan hasil kerja kelompok
a. Perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompok mereka didepan kelas. √
b. Mempersilakan kelompok lain untuk memberikan
tanggapan terhadap jawaban dari kelompok yang telah maju.
√
c. Menilai hasil pemaparan dari tiap kelompok √
d. Guru menilai perkembangan siswa baik secara
individu maupun kelompok √
5 Tahap pemberian kuis a. Guru menjelaskan aturannya permainan √ b. Guru memberikan soal kepada semua siswa √ c. Guru dan siswa mengoreksi soal (kuis) √ d. Guru menilai benar atau salah
159
6 Tahap tes individu
a. Siswa mengerjakan soal formatif secara individu tanpa
adanya kerja sama. √
b. Bersama-sama mengkoreksi hasil pekerjaan siswa √ 7 Tahap perhitungan skor perkembangan a. Perhitungan dilakukan oleh guru √ b. Menghitung perkembangan setiap individu √ c. Menghitung perkembangan kelompok √ 8 Tahap pemberian penghargaan kelompok a. Kelompok baik (memperoleh poin rata-rata 15) √ b. Kelompok hebat (memperoleh poin rata-rata 20) √ c. Kelompok super (memperoleh poin rata-rata 25) √
LEMBAR ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MODEL STAD
PERTEMUAN 2 SIKLUS II
No Aspek yang diamati Aspek yang
muncul Ya Tidak
1 Tahap persiapan
a. Mempersiapkan materi dengan matang √ b. Merancang kelompok sesuai dengan kemampuan √ c. Penentuan skor dasar √
2 Tahap penyajian materi
a. Apersepsi √ b. Menyampaikan tujuan pembelajaran √ c. Memberikan motivasi kepada siswa √ d. Menggali pengetahuan awal siswa √ e. Penyajian materi dengan metode yang telah ditentukan √
3 Tahap kegiatan belajar kelompok
a. Membentuk kelompok √ b. Mengarahkan jalannya kerja kelompok √ c. Memberikan tugas kelompok √ d. Guru menyuruh siswa melaksanakan kerja kelompok √ e. Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator √
4 Tahap pemaparan hasil kerja kelompok
a. Perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompok mereka didepan kelas. √
b. Mempersilakan kelompok lain untuk memberikan
tanggapan terhadap jawaban dari kelompok yang telah maju.
√
c. Menilai hasil pemaparan dari tiap kelompok √
d. Guru menilai perkembangan siswa baik secara
individu maupun kelompok √
5 Tahap pemberian kuis a. Guru menjelaskan aturannya permainan √ b. Guru memberikan soal kepada semua siswa √ c. Guru dan siswa mengoreksi soal (kuis) √ d. Guru menilai benar atau salah
161
6 Tahap tes individu
a. Siswa mengerjakan soal formatif secara individu tanpa
adanya kerja sama. √
b. Bersama-sama mengkoreksi hasil pekerjaan siswa √ 7 Tahap perhitungan skor perkembangan a. Perhitungan dilakukan oleh guru √ b. Menghitung perkembangan setiap individu √ c. Menghitung perkembangan kelompok √ 8 Tahap pemberian penghargaan kelompok a. Kelompok baik (memperoleh poin rata-rata 15) √ b. Kelompok hebat (memperoleh poin rata-rata 20) √ c. Kelompok super (memperoleh poin rata-rata 25) √
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
II. Kompetensi Dasar
7. 1. Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
III. Indikator
7. 1.1 Mengolongkan batuan berdasarkan warna, kekerasan, permukaan
(kasar dan halus)
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan dan tanya jawab siswa dapat menyebutkan 3 jenis
batuan
2. Melalui pengamatan pada beberapa gambar contoh batuan yang
disediakan oleh guru diharapkan siswa dapat menyebutkan 3 ciri-cirinya.
3. Melalui penugasan dan kerja kelompok siswa dapat menyebutkan cara
terbentuknya batuan beku, batuan endapan, dan batuan malihan.
V. Karakter yang diharapkan
1. Aktif
2. Kreatif
3. Kerja sama
4. Disiplin
163
5. Bertanggung jawab
VI. Materi Pembelajaran
Proses Pembentukan Tanah
1. Batuan
Lapisan kerak bumi pada dasarnya (sebagian besar) terbentuk dari
batuan. Tiga jenis batuan yang membentuk lapisan kerak bumi adalah
batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Ketiga jenis batuan
itu dibedakan berdasarkan cara pembentukannya.
Gambar: keadaan gunung berapi yang meletus
a. Batuan beku
Batuan beku ialah batuan yang terbentuk karena pembekuan magma
dan larva. Di dalam kerak bumi terdapat batuan yang masih cair dan
sangat panas yang disebut magma. Jadi magma merupakan bahan cair
yang sangat panas dan terdapat di dalam perut bumi. magma yang
mencapai permukaan bumi disebut larva. Pendinginan magma dan
larva menyebabkan magma dan larva membeku menjadi batuan beku.
164
Contoh beberapa batuan beku
Jenis batuan beku
Ciri utama Cara terbentuknya
batu apung
Warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terapung dalam air
Dari pendinginan magma yang bergelembung-ge
lembung gas
Obsidian
Hitam seperti kaca, tidak ada kristal-kristal
Terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat.
Granit
Terdiri atas Kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu, kadang-kadang jingga
Dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat di bawah permukaan bumi.
Basal
Terdiri atas Kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuan dan berlubang-lubang
Dari pendinginan lava yang mengadung gelembung gas, tetapi gasnya telah menguap
b. Batuan sedimen atau batuan endapan
165
Batuan sedimen atau batuan endapan ialah batuan yang terbentuk
karena pengendapan. Batuan endapan pada awalnya merupakan hasil
pelapukan dan pengikisan batuan yang dihanyutkan oleh air atau
terbawa oleh tiupan angin. Kemudian endapan ini menjadi keras
karena tekanan atau karena ada zat-zat yang merekat pada bagian-
bagian endapan tersebut. batuan ini mempunyai cirri berlapis-lapis
akrena lapisan itu sesuai dengan kekuatan batuan itu. Jika butiran itu
bundar dan besar disebut konglomerat, dan jika butirannya kasar dan
bersudut-sudut tajam disebut batu breksi.
Contoh beberapa Batuan Sedimen
Batuan Sedimen Ciri utama Cara terbentuknya
Konglemerat
Material kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang melekat satu sama lainnya.
Dari bahan-bahan yang lepas-lepas yang karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat.
Pasir
Jelas terlihat tersusun dari butir-butir pasir, warna abu-abu, kuning, merah.
batu pasir terbentuk dari butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terkumpul pada suatu tempat.
Batu serpih
Lunak, baunya seperti tanah liat, butiran halus, warna hijau, hitam, kuning, merah, abu-abu
166
Batu gamping
Agak lunak, warna putih keabu-abuan, membentuk gas karbon dioksida kalau ditetesi asam.
Dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang dan binatang laut yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapur tidak musna, tetapi memadat membentuk batu kapur.
c. Batuan metamorf atau batuan malihan
Batuan metamorf atau batuan malihan ialah batuan yang berasal dari
batuan sedimen dan batuan beku yang mengalami perubahan karena
panas dan tekanan. Batuan di kerak bumi sering mendapatkan
tekanan yang berat dan suhu yang tinggi dalam jangka waktu yang
lama. Tekanan yang berat disebabkan karena tindihan. Suhu yang
tinggi disebabkan oleh persentuhan dengan magma. Beberapa batuan
endapan yang berubah menjadi batuan malihan ialah batu pualam atau
marmer dari gamping, dan batu sabak atau batu tulis dari batu serpih.
Contoh beberapa Batuan Metamorf
Batuan Metamorf Ciri utama Cara terbentuknya
Pualam
Campuran warna yang berbeda-beda, dapat mempunyai pita-pita warna, Kristal-kristalnya sedang sampai kasar, bila ditetesi asam mengeluarkan bunyi berdesis.
Terbentuk bila batu kapur mengalami perubahan suhu dan tekanan tinggi.
Batu sabak
Abu-abu kehijau-hijauan dan hitam, dapat dibelah-belah menjadi lempeng-lempeng tipis.
Terbentuk bila batu serpih terkena suhu dan tekanan tinggi
167
VII. Metode Pembelajaran
(1) Ceramah dimodifikasi
(2) Tanya jawab
(3) Pengamatan
(4) Keja kelompok dengan model STAD
(5) Penugasan
VIII. Alat dan sumber bahan
(1) Alat
a) Gambar-gambar batuan
b) Gambar gunung meletus
c) Beberapa jenis batu
(2) Sumber bahan
a) Silabus kelas V
b) Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Haryanto. Erlangga. Halaman
193-197
c) IPA SD untuk Sekolah Dasar Kelas V. Tim BKG. Erlangga. Halaman
151-155
IX. Kegiatan pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a) Pengelolaan kelas
1) Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
2) Guru mengkondisikan kelas
3) Guru memberikan motivasi kepada siswa
4) Guru melakukan presensi
b) Apersepsi
1) Guru bertanya “Apa nama lapisan permukaan bumi yang sering
kita pijak?”
2) Guru bertanya kepada siswa “ Apakah anak-anak tahu ini gambar
apa?” (salah satu gambar gunung meletus).
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
168
a) Eksplorasi (15 menit)
1) Guru bertanya kepada siswa” Apakah kalian pernah melihat
gunung api meletus seperti gambar yang telah ibu sajikan tadi?”
2) Guru bertanya” Sebutkan material apa saja yang keluar ketika
gunung api meletus?”
3) Guru menjelaskan materi pelajaran tentang batuan.
4) Guru membentuk kelompok yang anggota kelompoknya heterogen,
serta masing-masing kelompok terdiri dari siswa yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota masing-masing
kelompok kurang lebih 4-5 orang sisiwa. Setiap kelompok
mempunyai nama kelompok, sesuai dengan kesepakatan bersama.
b) Elaborasi (25 menit)
1) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok dengan materi
yang sama.
2) Setelah guru memberikan tugas kepada setiap kelompok
selanjutnya guru mengarahkan jalannya kerja kelompok tersebut.
3) Siswa melaksanakan kegiatan kerja kelompok
4) Guru memberikan motivasi dan menjadi fasilitator bagi siswa
5) Siswa mencatat hasil dari kerja kelompok yang mereka lakukan.
6) Siswa dapat bertanya apabila mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugas kelompok tersebut
7) Siswa perwakilan dari masing-masing kelompok untuk maju ke
depan dan membacakan hasil kerja kelompok mereka.
8) Siswa dapat memberikan tanggapan apabila hasil kerja kelompok
dari teman yang maju di depan kelas dirasa kurang tepat maka
kelompok lain berhak untuk memberikan jawaban yang dianggap
tepat.
9) Guru memberikan kuis kepada semua kelompok, apabila
jawabanya benar akan diberikan poin tambahan bagi siswa tersebut
maupun bagi kelompoknya.
c) Konfirmasi (10 menit)
169
1) Guru bertanya kepada siswa materi mana yang sekiranya belum
begitu mereka pahami dan guru menjelaskan kembali
2) Guru juga meluruskan kesalahpahaman yang terjadi selama siswa
mengikuti pembelajaran tersebut.
3) Setelah melakukan penilaian terhadap aktivitas siswa, guru
mengumumkan kelompok mana saja yang termasuk kelompok
super, kelompok hebat, dan kelompok baik.
4) Kelompok super, hebat, dan baik akan mendapatkan penghargaan
berupa nilai dan hadiah dari guru.
3. Kegiatan Akhir (20 menit)
(1) Guru memberikan soal tes formatif
(2) Guru bersama dengan siswa mengoreksi soal-soal tersebut
(3) Guru memberikan penguatan kepada siswa
(4) Guru memberikan pekerjaan rumah (PR)
(5) Guru bersama siswa membuat kesimpulan pelajaran hari ini
(6) Guru menutup pelajaran
X. Penilaian
(1) Prosedur : tes proses dan tes akhir
(2) Jenis : tertulis dan perbuatan
(3) Bentuk : pilihan ganda, uraian singkat
(4) Alat : LKS, tes formatif, dan lembar pengamatan
(5) Kunci jawaban
(6) Kreteria penilaian
NA = 100×SMSP
Keterangan: NA = Nilai Akhir siswa
SP = Skor Perolehan
SM = Skor Maksimal
170
Guru mitra ttd Sachroni, A.Ma.Pd 19560423 197701 1 004
Bumiayu, 17 April 2012 Peneliti ttd
Elia Pirhantari 1402408058
Mengetahui
Kepala sekolah
ttd
Abdul Fatah, S.Pd 196105011984051001
Petunjuk:
1. Isilah titik-titik pada tabel jenis batuan di bawah ini dengan benar !
2. Pilihlah jawaban yang menurut kalian benar pada amplop yang telah
disediakan oleh guru!
Lembar Kerja Siswa (LKS) Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas v
Nama kelompok :
Ketua kelompok : Nama anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
Waktu : 10 menit
171
3. Tempelkan gambar dan jawaban pada kolom yang kosong!
4. Selamat mengerjakan!
Tabel Jenis Batuan
Gambar batuan Ciri utama Cara terbentuknya
1)
….
Batuan … Tipe batu apung
Warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terapung dalam air
…..
2)
Batuan beku Tipe batu ….
….
Dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat di bawah permukaan bumi.
3)
….
Dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang dan binatang laut yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapur tidak musna, tetapi memadat
172
Batuan sedimen Batu ….
membentuk batu kapur.
4)
….
Batuan …. Batu .…
Gabungan pecahan-pecahan yang berasal dari letusan gunung berapi.
Terbentuk karena bahan-bahan ini terlempar tinggi ke udara dan mengendap di suatu tempat.
5)
Batuan …. Batu ….
Abu-abu kehijau-hijauan dan hitam, dapat dibelah-belah menjadi lempeng-lempeng tipis.
….
SOAL EVALUASI
Nama :
Kelas :
No.absen :
A. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar!
1. Perhatikan gambar dibawah ini!
Gambar di atas merupakan jenis batuan beku yang biasa disebut batu ….
a. apung c. granit
b. basal d. obsidian
Nilai
173
2. Merupakan salah satu batuan beku yang memiliki ciri utama adalah warna
hitam seperti kaca tidak ada kristal disebut batu ….
a. Apung c. granit
b. Basal d. obsidian
3. Di dalam kerak bumi terdapat batuan yang masih cair dan sangat panas yang
disebut ….
a. Batuan c. magma
b. Kawah d. lava
4. Magma yang mencapai permukaan bumi disebut ….
a. Lava c. Kawah
b. Magma d. gas
5. Dari gambar di bawah ini manakah yang merupakan jenis batuan sedimen
tipe batu konglemerat…
a.
c.
b.
d.
174
6. Batuan sedimen ialah batuan yang terbentuk karena ….
a. Panas dan tekanan c. pengendapan
b. Pembekuan magma d. pengendapan dan tekanan
7. Di bawah termasuk jenis batuan sedimen yang memiliki ciri-ciri tersusun
dari butir-butir pasir, warna abu-abu, kuning, merah, batu ini disebut .….
a. basal c. granit
b. pasir d. sabak
8. Batuan yang berasal dari batuan sedimen dan batuan beku yang mengalami
perubahan karena panas dan tekanan disebut ….
a. beku c. sedimen
b. endapan d. metamorf/malihan
9. Di bawah ini merupakan contoh batuan metamorf yang terbentuk apabila batu
serpih terkena suhu dan tekanan tinggi, yaitu batu ….
a. sabak c. pasir
b. obsidian d. breksi
10. Batuan sedimen yang terbentuk dari cangkang binatang lunak seperti siput,
kerang dan binatang laut yang telah mati disebut batu ….
a. apung c. gamping/kapur
b. basal d. pualam
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban singkat!
1. Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk karena pembekuan … dan
…
175
2. Pendinginan magma dan lava menyebabkan magma dan lava membeku
menjadi batuan ….
3. Sebutkan dua contoh batuan beku yang kalian ketahui … dan ….
4. Sebutkan dua contoh batuan sedimen yang kalian ketahui … dan ….
5. Sebutkan dua contoh batuan metamorf yang kalian ketahui … dan ….
Kunci jawaban
Lembar Kerja Siswa (LKS)
1.
• Batu beku
• Cara terbentuknya: Dari pendinginan magma yang bergelembung -
gelembung gas
2.
• Granit
176
• Ciri utama batu granit: terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai
abu-abu, kadang-kadang jingga
3.
• Batu kapur/gamping
• Ciri utama: Agak lunak, warna putih keabu-abuan, membentuk gas karbon
dioksida kalau ditetesi asam.
4.
• Batuan endapan/sedimen
• Batu breksi
5.
• Batuan metamorf/malihan
• Batu sabak
• Batu sabak terbentuk bilabatu serpih terkena suhu dan tekanan tinggi
A.
1. A
2. D
3. C
4. A
5. B
6. C
7. B
8. D
9. A
10.C B.
1. magma dan lava
2. batuan beku
177
3. apung, obsidian, granit, dan basal (hanya dua saja)
4. konglemerat, pasir, serpih, gamping/kapur, breksi (hanya dua saja)
5. pualam, sabak
KRITERIA PENILAIAN
No. Bentuk
Soal Penskoran
Jumlah
soal
Nomor
soal
Skor
maksimal
1 Pilihan
ganda
Jawaban benar
diberi skor 1, salah
0
10 A. 1-10 10
2 Uraian
singkat
Jawaban benar
diberi skor 2,salah
0
5 B. 1-5 10
Jumlah 15 20
Lampiran 26
KISI-KISI SOAL PERTEMUAN 1 SIKLUS I
Satuan Sekolah : SD Negeri Langkap 01 Kelas/smt : V/2 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Alokasi Waktu : Materi : Proses Pembentukan Tanah Penyusun : Elia Pirhantari Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
Kompetensi Dasar Indikator Soal Bentuk Soal
Jenjang Kemampuan JBS
C1 C2 C3
7.1. Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karenapelapukan
1. Disajikan gambar salah satu batuan beku dan ciri-cirinya, siswa menyebutkan nama jenis batuan beku tersebut.
PG 1 2 2
2. Disajikan gambar batuan sedimen pada jawaban, siswa dapat menyebutkan mana yang merupakan batu konglemerat.
PG 5 1
3. Siswa dapat mengetahui terbentuknya magma dan lava PG 4, 3 2
4. Siswa dapat menyebutkan cara terbentuknya batuan sedimen dan contoh batuannya PG 7 6 2
5. Siswa dapat menyebutk cara terbentuknya batuan metamorf dan contohnya PG 9 8 2
6. Siswa dapat menyebutkan cara terbentuknya batu gamping/kapur. PG 10 1
179
7. Siswa dapat menyebutkan cara terbentuknya batuan beku dan contohnya US 1,3 2 3
8. Siswa dapat menyebutkan contoh batuan sedimen dan metamorf US 4,5 2
JUMLAH 8 7 15 Keterangan:
C1 = Pengetahuan
C2 = Pemahaman
C3 = Penerapan
PG = Pilihan Ganda
US = Uraian Singkat
JBS = Jumlah Butir Soal
Lampiran 27
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Pertemuan 2 Siklus I
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Sekolah : SD Negeri Langkap 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengtahuan Alam ( IPA )
Kelas / semester : V (lima) / II (dua)
Waktu : 2 X 35 Menit ( 2 JP/ 1 pertemuan )
Pelaksanaan : Jumat, 20 April 2012
I. Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
II. Kompetensi Dasar
7. 1. Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan
7. 2. Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
III. Indikator
7. 1.2 Menjelaskan proses pembentukan tanah karena pelapukan
7. 1.3 mengidentifikasi komposisi dan jenis-jenis tanah
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan dan tanya jawab siswa dapat menyebutkan 3
pembentukan tanah melalui pelapukan batuan
2. Melalui pengamatan pada beberapa gambar tanah diharapkan siswa dapat
membedakan tanah berdasarkan jenis-jenisnya.
3. Melalui penugasan dan kerja kelompok siswa dapat menyebutkan proses
terbentuknya tanah karena pelapukan batuan.
V. Karakter yang diharapkan
1. Aktif
2. Kerja sama
3. Disiplin
181
4. Bertanggung jawab
VI. Materi Pembelajaran
PEMBENTUKAN TANAH
2. Pembentukan tanah karena pelapukan batuan
a. Pelapukan Fisika
Pelapukan fisika dapat disebabkan karena perubahan suhu.
Perubahan suhu terjadi berulang-ulang, yaitu dari panas menjadi
dingin, dan dari dingin menjadi panas. Perubahan suhu antara siang
dan malam, antara musim panas dan musim dingin menyebabkan
batuan menjadi pecah-pecah, sehingga ukuran batu mmakin lama
makin kecil.
Peristiwa pelapukan karena perbedaan suhu yang tinggi banyak
terjadi di Arab Saudi. Pada pasir di Arab Saudi awalnya merupakan
batu-batuan. Pada siang hari suhu di Arab Saudi dapat sangat tinggi
( 42 ). Akan tetapi, pada malam hari suhunya dapat sangat rendah
( 10 ). Perbedaan suhu yang sangat mencolok tersebut
menyebabkan batu-batuan di Arab Saudi melapuk atau hancur. Batu-
batuan yang hancur itu lama-kelamaan menjadi pasir.
Pelapukan fisika juga dapat terjadi karena terpaan angin dan
hujan, serta karena tarikan gaya gravitasi bumi. terpaan ngin dan hujan
mengakibatkan perubahan muka bumi. hal ini disebut juga sebagai
erosi.
b. Pelapukan Kimia
Oksigen dan uap air di dunia mudah bersenyawa dengan
berbagai zat. Oksigen dan uap air tersebut dapat menyebabkan
pelapukan. Pelapukan yang demikian disebut pelapukan kimia.
Misalnya, besi menjadi berkarat dan warnanya kemerah-merahan.
Air hujan secara alami mengandung asam yang berasal dari
karbon dioksida. Akan tetapi, akibat gas-gas buangan industri seperti
belerang dioksida, maka terjadilah hujan asam. Huajn asam terjadi
karena gas uang tersebut bereaksi dengan uap air dan gas-gas lain di
182
udara. Hujan asam sangat meningkatkan kecepatan pelapukan fisika.
Hujan asam mengakibatkan kerusakan pada batuan, seperti terkikis.
Saat ini akibat hujan asam dapat kamu lihat pada pegunungan dan
patung yang ada diruangan terbuka. Patung itu tampak terkikis.
c. Pelapukan Biologi
Pelapukan biologi adalah pelapukan yang disebabkan oleh
akivitas makhluk hidup. Tumbuhan dapat menyebabkan lapuknya
berbagai jenis batuan. Misalnya, lumut kerak yang dapat tumbuh di
batuan. Lummut ini mengeluarkan zat asam yang sedikit demi sedikit
dapat menghancurkan batuan.
Pelapukan batuan merupakan awal terbentuknya tanah. Batuan
yang telah hancur lalu bercampur dengan berbagai mineral dan sisa-
sisa makhluk hidup. Bahan-bahan ini tercampur karena peran aktif
hewan-hewan pengurai (misalnya bakteri), tekanan akar tumbuhan,
dan gerakan air.
3. Komposisi dan jenis-jenis tanah
Jenis tanah dapat berbeda dari satu tempat dengan tempat yang
lainnya. Hal itu antara lain tergantung pada jenis batuan tempat tanah
terbentuk. Berikut ini disajikan beberapa jenis tanah.
a. Tanah Berhumus
Tanah ini berwarna gelap dan mengandung banyak humus. Humus
berasal sisa-sisa tumbuhan. Tanah berhumus cenderung dapat
menahan air. Tanah berhumus merupakan tanah yang paling subur
dibandingkan jenis tanah lain.
b. Tanah Berpasir
Tanah berpasir mudah dilalui air. Tanah ini hanya mengandung
sedikit bahan organik sehingga tanah ini tidak begitu subur. Bahan
organik adalah zat yang berasal dari makhluk hidup. Namun, ada
tanah berpasir yang subur, misalnya tanah berpasir di sekitar gunung
berapi. Hal ini karena adanya abu vulkanik yang mengandung banyak
unsur hara.
183
c. Tanah Liat
Tanah liat termasuk jenis tanah yang berat. Tanah ini sulit
dilalui air. Jika basah, tanah ini sangat lengket dan elastis. Hal inilah
yang membuat tanah liat dijadikan bahan dasar keramik, pembuatan
batu bata, dan gerabah.
d. Tanah Berkapur
Tanah ini mengandung bebatuan. Tanah jenis ini sangat mudah
dilalui air dan mengandung sedikit sekali humus. Oleh karena itu,
tanah berkapur tidak begitu subur.
Jenis tanah yang berbeda menyebabkan tanah mempunyai manfaat
yang berbedabeda pula. Tanah yang subur baik untuk bercocok tanam.
Kerikil dan pasir dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Tanah liat
digunakan sebagai bahan pembuatan gerabah batu bata, genting, dan
benda kerajinan lain.
VII. Metode Pembelajaran
1. Ceramah dimodifikasi
2. Tanya jawab
3. Pengamatan
4. Keja kelompok dengan model STAD
5. Penugasan
VIII. Alat dan sumber bahan
1. Alat
a) Batu yang berlumut
b) Gambar pelapukan secara fisika, kimia, dan biologi
c) Jenis-jenis tanah
2. Sumber bahan
a) Silabus kelas V
b) Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Haryanto. Erlangga. Halaman
197-200
c) IPA SD untuk Sekolah Dasar Kelas V. Tim BKG. Erlangga. Halaman
151-155
184
IX. Kegiatan pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a) Pengelolaan kelas
1) Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
2) Guru mengondisikan kelas
3) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar semangat menerima
pelajaran
4) Guru melakukan presensi
b) Apersepsi
1) Guru bertanya tentang materi sebelumnya
2) Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan PR
3) Guru menceritakan tentang salah satu tempat wisata seperti pantai
Parangtritis yang terletak di Yogyakarta.
4) Setelah selesai bercerita guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang di pelajari hari ini kepada siswa.
2. Kegiatan Inti (40 menit)
a) Eksplorasi (5 menit)
1) Guru bertanya kepada siswa” Apakah ada perbedaan antara tanah
yang ada di daerah pantai dengan tanah yang ada di tempat tinggal
kita?”
2) Guru bertanya” Apakah kalian mengetahui cara terbentuknya
tanah?”
3) Guru menjelaskan dan melakukan tanya jawab mengenai proses
pembentukan tanah karena pelapukan batuan.
4) Guru membentuk kelompok yang anggota kelompoknya heterogen,
serta masing-masing kelompok terdiri dari siswa yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Anggota masing-masing
kelompok kurang lebih 4-5 orang sisiwa. Setiap kelompok
mempunyai nama kelompok, sesuai dengan kesepakatan bersama.
b) Elaborasi (25 menit)
185
1) Guru memberikan tugas kepada kelompok dengan materi yang
sama
2) Siswa mendengarkan pengarahan jalannya kerja kelompok
tersebut.
3) Siswa melaksanakan kegiatan kerja kelompok
4) Siswa mencatat hasil dari kerja kelompok yang mereka lakukan.
5) Siswa dapat bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan
dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
6) Siswa perwakilan dari masing-masing kelompok untuk maju ke
depan dan membacakan hasil kerja kelompok mereka. Wakil yang
ditunjuk harus acak dan akan mendapatkan hadiah berupa gambar
bintang yang nantinya akan ditempelkan pada dada siswa.
7) Apabila hasil kerja kelompok dari teman yang maju di depan dirasa
kurang tepat maka kelompok lain berhak untuk memberikan
jawaban yang dianggap tepat. Dan guru akan memberikan poin
tambahan kepada siswa dan kelompok tersebut.
8) Guru memberikan kuis kepada semua kelompok, apabila
jawabanya benar akan diberikan poin tambahan bagi siswa tersebut
maupun bagi kelompoknya.
c) Konfirmasi (10 menit)
1) Guru bertanya kepada siswa materi mana yang sekiranya belum
begitu mereka pahami dan guru menjelaskan kembali
2) Guru juga meluruskan kesalahpahaman yang terjadi selama siswa
mengikuti pembelajaran tersebut.
3) Setelah melakukan penilaian terhadap aktivitas siswa, guru
mengumumkan kelompok mana saja yang termasuk kelompok
super, kelompok hebat, dan kelompok baik.
4) Kelompok super, hebat, dan baik akan mendapatkan penghargaan
berupa nilai dan hadiah dari guru.
5) Guru juga mengumumkan siswa yang aktif dalam pembelajaran
3. Kegiatan Akhir (20 menit)
186
1. Guru memberikan tes formatif
2. Guru bersama dengan siswa mengoreksi soal-soal tersebut
3. Guru mengumumkan perolehan nilai
4. Guru memberikan penguatan kepada siswa
5. Guru memberikan pekerjaan rumah kepada (PR)
6. Guru bersama siswa membuat kesimpulan pelajaran
7. Guru menutup pelajaran
X. Penilaian
1. Prosedur : tes proses dan tes akhir
2. Jenis : tertulis dan perbuatan
3. Bentuk : pilihan ganda, uraian singkat
4. Alat : LKS, tes formatif dan lembar pengamatan
5. Kunci jawaban
6. Kreteria penilaian
NA = 100×SMSP
Keterangan: NA = Nilai Akhir siswa
SP = Skor Perolehan
SM = Skor Maksimal
Guru mitra ttd Sachroni, A.Ma.Pd 195604231977011004
Bumiayu, 20 April 2012 Peneliti ttd
Elia Pirhantari 1402408058
Mengetahui Kepala sekolah
ttd
Abdul Fatah, S.Pd 196105011984051001
187
Lembar Kerja Siswa
Ilmu Pengetahuan Alam
Isilah teka-teki silang berikut ini!Isilah kotak-kotak mendatar dari kiri ke kanan
dan menurun dari atas ke bawah sesuai dengan nomor pertanyaan!
Pertanyaan
• Mendatar
2. Tumbuhan yang dapat menyebabkan lapuknya batuan.
4. Tanah yang mengadung sedikit bahan organik dan mudah dilalui air.
6. Pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu.
8. zat yang terkandung dari hujan dalam pelapukan secara kimia.
10. Pembentukan tanah karena aktivitas tumbuhan
• Menurun
1. Negara yang banyak mengalami pelapukan batuan secara fisika.
3. Sisa-sisa tumbuhan yang telah membusuk.
5. Akibat hujan asam batuan akan tampak.
7. Tanah bahan dasar keramik.
9. Tanah yang mengadung bebatuan, mudah dilalui air, dan mengadung
sedikit sekali humus.
Nama kelompok :
Ketua :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
Waktu :10 menit
188
TEKA TEKI SILANG
1
3
2
9
5
4
6
8
10
7
189
Soal Evaluasi
Nama :
Kelas :
No.absen :
A. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada
huruf a, b, c, dan, d di depan jawaban yang benar!
1. Proses pembentukan tanah dari batuan yang disebabkan oleh perubahan
suhu disebut pelapukan secara ….
a) biologi c) fisika
b) kimia d) biologi dan kimia
2. Hujan asam merupakan contoh peristiwa terbentuknya tanah karena
pelapukan batuan secara ….
a) kimia c) fisika
b) biologi d) semua benar
3. Pelapukan batuan secara biologi merupakan pelapukan yang disebabkan
….
a) perubahan suhu c) terpaan angin
b) oksigen dan uap air d) aktivitas makhluk hidup
4. Perhatikan ciri-ciri tanah berikut ini!
Termasuk jenis tanah yang berat, sulit dilalui air, jika basah tanah akan
menjadi sangat lengket dan elastis. Ini merupakan ciri-ciri tanah ….
a) berhumus c) berkapur
b) liat d) berpasir
NILAI
190
5. Jenis tanah yang paling subur , sehingga bermanfaat bagi pertanian adalah
tanah ….
a) berhumus c) berkapur
b) liat d) berpasir
6. Pelapukan batuan di gurun pasir terjadi karena . . . .
a) perubahan suhu yang drastis
b) getaran permukaan bumi
c) terjangan ombak yang terus menerus
d) masuknya akar ke sela-sela batuan dalam waktu yang lama
7. Jenis tanah yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan keramik,
yaitu tanah ….
a) berpasir c) humus
b) berkapur d) liat
8. Tanah merupakan hasil pelapukan dari ….
a) pasir c) batuan
b) tanah liat d) tebing
9. Tumbuhan yang dapat tumbuh di batu dan menyebabkan pelapukan batuan
yaitu ….
a) bakau c) pandan
b) lumut d) teratai
10. Patung batu dapat terkikis oleh air hujan yang mengandung asam hal ini
termasuk pelapukan batuan secara ….
a) kimia c) biologi
b) fisika d) ekologi
191
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang singkat dan benar!
1. Pelapukan fisika disebabkan karena perubahan ….
2. Patung batu dapat terkikis oleh air hujan yang mengadung ….
3. Padang pasir yang terdapat di Arab Saudi terbentuk karena adanya
pelapukan batuan secara ….
4. Tanah yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan disebut ….
5. Contoh tumbuhan yang dapat menyebabkan pelapukan pada batuan
yaitu ….
192
KUNCI JAWABAN
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
A
R
H A
U B
L U M U T S
B U E A
B E R P A S I R U
R K D
K F I S I K A
A S A M K
P B I O L O G I
U S I
R A
T
193
A 1. c
2. a
3. d
4. b
5. a
6. a
7. d
8. c
9. b
10. a B.
1. Suhu
2. asam
3. Fisika
4. tanah humus
5. lumut KRITERIA PENILAIAN
No. Bentuk
soal Penskoran
Jumlah
soal Nomor soal
Skor
maksimal
1 Pilihan
ganda
Jawaban benar
diberi skor 1,
salah 0
10 A. 1-10 10
2 Uraian
singkat
Jawaban benar
diberi skor 2,salah
0
5 B. 1-5 10
Jumlah 15 20
Lampiran 28 KISI-KISI SOAL
PERTEMUAN 2 SIKLUS I Satuan Sekolah : SD Negeri Langkap 01 Kelas/smt : V/2 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Alokasi Waktu : Materi : Proses Pembentukan Tanah Penyusun : Elia Pirhantari Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
Kompetensi Dasar Indikator Soal Bentuk
Soal
Jenjang Kemampuan JBS
C1 C2 C3
7.1. Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karenapelapukan
7.2. Mengidentifikasi jenis-jenis tanah
1. Siswa dapat menyebutkan proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan secara fisika
PG US
1, 3
1,6,8
5
2. Siswa dapat menyebutkan proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan secara kimia
PG US
2
2,10 3
3. Siswa dapat menyebutkan proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan secara biologi
PG US
5
3,9 3
4. Siswa dapat menyebutkan komposisi liat PG 4 1 5. Siswa dapat menyebutkan manfaat dari tanah
humus, liat PG US
4
5,7
3
JUMLAH 5 10 15 Keterangan: C1 = Pengetahuan PG = Pilihan Ganda C2 = Pemahama US = Uraian Singkat C3 = Penerapan JBS = Jumlah Butir Soal
Lampiran 29
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Pertemuan 1 Siklus II
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Sekolah : SD Negeri Langkap 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengtahuan Alam ( IPA )
Kelas / semester : V (lima) / II (dua)
Waktu : 2 X 35 Menit ( 2 JP/ 1 pertemuan )
Pelaksanaan : Selasa, 15 Mei 2012
I. Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
II. Kompetensi Dasar
7. 3. Mendeskripsikan struktur bumi
III. Indikator
7. 3.2 Menggambarkan secara sederhana lapisan-lapisan bumi (lapisan inti,
lapisan luar, dan kerak)
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan dan tanya jawab siswa dapat menyebutkan 5 lapisan
penyusun bumi dari dalam sampai luar.
2. Melalui pengamatan pada media struktur bumi diharapkan siswa dapat
menunjukan lapisan-lapisan struktur bumi.
3. Melalui kerja kelompok siswa dapat menggambar struktur permukaan
bumi dengan cara mozaik.
4. Melalui penugasan siswa dapat mengerjakan soal tes formatif mengenai
struktur bumi
196
V. Karakter yang diharapkan
1. Aktif
2. Kreatif
3. Kerja sama
4. Disiplin
5. Bertanggung jawab
VI. Materi Pembelajaran
STRUKTUR BUMI
1. Struktur Bumi
Para ahli geologi menyatakan bahwa jika bumi diiris akan tampak
lapisan-lapisan seperti gamabar berikut ini
Struktur bumi dari dalam sampai luar adalah lapisan inti bumi
dalam, inti bumi luar, mantel bumi, kerak bumi, dan atmosfer. Lapisan
atmosfer memiliki ketebalan 640 km. Lapisan atmosfer paling berperan
untuk mendukung adanya kehidupan di muka bumi. lapisan ini
berfungsi seperti payung yang melindungi bumi dari pancaran sinar dan
panas matahari. Atmosfer tersusun dari lapisan udara. Semakin jauh (ke
atas) dari muka bumi, lapisan udara semakin tipis. Atmosfer tersusun
dari lapisan troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer. Bagian paling
luar dari atmosfer adalah lapisan eksosfer.
197
Lapisan kerak bumi tersusun dari batuan. Di permukaan lapisan
kerak bumi inilah makhluk hidup tinggal dan menjalanii hidupnya. Pada
lapisan kerak bumi bagian atas, batuan telah mengalami pelapukan
membentuk tanah. Kerak bumi memiliki ketebalan 6- 70 km dan suhu di
dasar ± 1.050 ˚C
Lapisan matel bumi merupakan lapisan yang paling tebal. Lapisan
ini terbentuk dari mineral silikat. Lapisan mantel bumi memiliki
ketebalan 2.900 km. suhu di dasar± 3.700˚C.
Lapisan inti bumi luar merupakan satu-satunya lapisan cair.
Lapisan ini terbentuk dari besi, nikel, dan zat lain. Lapisan ini memiliki
ketebalan 2.000 km. suhu ± 2.200˚C
Lapisan inti bumi dalam merupakan pusat bumi. lapisan ini
terbentuk dari besi dan nikel padat, inti bumi merupakan bagian bumi
paling panas. Memiliki ketebalan 2.740 km. suhu ± 4.500˚C.
VII. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Pengamatan
4. Keja kelompok dengan model STAD
5. Penugasan
VIII. Alat dan sumber bahan
1. Alat
a) Telur
b) Gambar struktur bumi
c) Media struktur bumi
d) Bahan-bahan untuk membuat mozaik sederhana struktur bumi
2. Sumber bahan
a) Silabus kelas V
b) Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Haryanto. Erlangga. Halaman
189-192
198
c) IPA SD untuk Sekolah Dasar Kelas V. Tim BKG. Erlangga. Halaman
161-162
IX. Kegiatan pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a) Pengelolaan kelas
1) Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
2) Guru mengkondisikan kelas
3) Guru memberikan salam
4) Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu aktif dalam
proses pembelajaran
5) Guru melakukan presensi
b) Apersepsi
1) Guru bertanya tentang materi yang sebelumnya
2) Guru bercerita sedikit mengenai bentuk dan lapisan dari telur ayam
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa
2. Kegiatan inti (40 menit)
a) Eksplorasi (20 menit)
1) Guru bertanya kepada siswa “menurut kalian bumi yang biasa kita
injak memiliki lapisan seperti telur tersebut apa tidak?”,”Menurut
kalian ada berapa lapisan penyusun bumi?”
2) Guru mengajak siswa untuk menyimak penjelasan guru mengenai
struktur bumi
3) Guru menjelaskan materi mengenai struktur bumi yang sesekali
diselingi dengan tanya jawab antara guru dengan siswa
4) Setelah selesai seperti pada pertemuan sebelumnya siswa
berkumpul lagi pada kelompok yang telah mereka miliki.
5) Guru menjelaskan tugas dari masing-masing kelompok dan proses
jalannya kerja kelompok yang akan dilaksanakan.
6) Ketika proses kerja kelompok, guru dapat menilai keaktifan siswa
dalam kelompoknya. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui skor
perkembangan individu maupun kelompok.
199
b) Elaborasi (15 menit)
1) Siswa untuk melaksanakan kegiatan kerja kelompok dan setiap
siswa membuat pertanyaan tentang materi struktur bumi.
2) Guru mempersilahkan kepada kelompok yang telah terlebih dahulu
menyelesaikan tugas tersebut ke depan kelas untuk menunjukan
hasil kerja kelompok mereka dalam membuat mozaik dari struktur
bumi.
3) Guru memberikan kuis mengenai struktur bumi kepada semua
siswa.
4) Guru memberikan nilai tambahan atau poin perkembangan kepada
siswa tersebut maupun kepada kelompok dari siswa tersebut.
c) Konfirmasi (5 menit)
1) Guru bertanya kepada siswa materi mana yang sekiranya belum
begitu mereka pahami dan guru menjelaskan kembali
2) Guru juga meluruskan kesalahpahaman yang terjadi selama siswa
mengikuti pembelajaran tersebut.
3) Setelah melakukan penilaian terhadap aktivitas siswa, guru
mengumumkan kelompok mana saja yang termasuk kelompok
super, kelompok hebat, dan kelompok baik.
4) Kelompok super, hebat, dan baik akan mendapatkan penghargaan
berupa nilai dan hadiah dari guru.
5) Guru juga mengumumkan siswa yang aktif dalam pembelajaran
3. Kegiatan akhir (20 menit)
a) Guru memberikan tes evaluasi
b) Guru memberikan penguatan kepada siswa
c) Guru memberikan PR
d) Guru bersama siswa membuat kesimpulan pelajaran hari ini
e) Guru menutup pelajaran
200
X. Penilaian
1) Prosedur : tes proses dan tes akhir
2) Jenis : tertulis dan perbuatan
3) Bentuk : pilihan ganda, jawaban pendek
4) Alat : LKS, tes formatif dan lembar pengamatan
5) Kunci jawaban
6) Kreteria penilaian
NA = 100×SMSP
Keterangan: NA = Nilai Akhir siswa
SP = Skor Perolehan
SM = Skor Maksimal
Guru Mitra
ttd
Sachroni, A.Ma.Pd
19560423 197701 1 004
Bumiayu, 15 Mei 2012
Peneliti
ttd
Elia Pirhantari
1402408058
Mengetahui
Kepala sekolah
ttd
Abdul Fatah, S.Pd
19610501 198405 1 001
201
Lembar kerja siswa (LKS)
Ilmu Pengetahuan Alam
Petunjuk membuat gambar mozaik sederhana!
1. Buatlah sebuah lingkaran dengan diameter 25 cm
2. Buatlah lingkaran kedua dengan diameter 19 cm pada lingkaran yang pertama
3. Buatlah lingkaran ketiga dengan diameter 11 cm pada lingkaran yang kedua
4. Buatlah lingkaran keempat dengan diameter 7 cm pada lingkaran yang ketiga
5. Lingkaran pertama ditempelkan potongan kertas warna biru, lingkaran kedua
ditempelkan potongan kertas warna coklat, lingkaran ketiga ditempelkan
dengan potongan kertas warna kuning, dan lingkaran keempat ditempelkan
dengan potongan warna merah.
6. Selamat mengerjakan!
Nama kelompok :
Ketua :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
Waktu :10 menit
202
Soal Evaluasi
Nama :
Kelas :
No.absen :
A. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada
huruf a, b, c, dan, d di depan jawaban yang benar!
1. Lapisan ini merupakan lapisan bumi yang terletak paling luar dan
digunakan sebagai tempat tinggal makhluk hidup. Disebut apakah lapisan
ini ? ….
a. inti bumi luar c. mantel bumi
b. inti bumi dalam d. kerak bumi
2. Lapisan bumi yang paling tebal dan tersusun dari mineral silikat adalah
….
a. inti bumi luar c. inti bumi dalam
b. mantel bumi d. kerak bumi
3. Lapisan bumi berikut ini memiliki suhu mencapai 4.500˚C. Terdapat di
lapisan manakah suhu tersebut ….
a. inti bumi dalam c. mantel bumi
b. inti bumi luar d. kerak bumi
4. Lapisan bumi yang tersusun dari besi dan nikel padat adalah ….
a. kerak bumi c. inti bumi dalam
b. mantel bumi d. inti bumi luar
5. Lapisan bumi yang tersusun dari cairan besi dan nikel adalah ….
a. inti bumi dalam c. mantel bumi
b. inti bumi luar d. kerak bumi
203
6. Lapisan kerak bumi sebagian besar tersusun dari ….
a. batuan c. magma
b. tumbuhan d. mineral
7. Lapisan yang berperan melindungi bumi dari pancaran sinar dan panas
matahari adalah ….
a. inti bumi luar c. atmosfer
b. kerak bumi d. mantel bumi
8. Atmosfer tersusun dari lapisan ….
a. udara c. lava
b. magma d. batuan
9. Lapisan mantel bumi memiliki suhu mencapai ….
a. 1.000 ˚C c. 2.200 ˚C
b. 4.500˚C d. 3.700˚C
10. Lapisan inti bumi dalam memiliki ketebalan ….
a. 6 km c. 3.000 km
b. 2.000 km d. 2.740 km
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang singkat dan benar!
1. Lapisan ini sebagian besar tersusun dari batuan. Disebut apakah lapisan
ini ….
2. Lapisan kerak bumi memiliki ketebalan …. km
3. Lapisan mantel bumi terbentuk dari mineral ….
4. Suhu tertinggi lapisan inti dalam bumi mencapai …. ˚C
5. Lapisan bumi yang paling tebal yaitu lapisan ….
204
Kunci jawaban
A.
1. C
2. A
3. D
4. B
5. A
6. A
7. D
8. C
9. B
10. A
B.1. Kerak bumi
2. 6-70 km
3. Mineral silikat
4. 4.500 ˚C
5. Mantel Bumi
KRITERIA PENILAIAN
No. Bentuk
Soal Penskoran
Jumlah soal
Nomor soal
Skor maksimal
1 Pilihan ganda
Jawaban benar diberi skor 1, salah 0
10 C. 1-10 10
2 Uraian singkat
Jawaban benar diberi skor 2,salah 0
5 D. 1-5 10
Jumlah 15 20
Lampiran 30
KISI-KISI SOAL PERTEMUAN 1 SIKLUS II
Satuan Sekolah : SD Negeri Langkap 01 Kelas/smt : V/2 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Alokasi Waktu : Materi : Struktur Bumi Penyusun :Elia Pirhantari Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
Kompetensi Dasar Indikator soal Bentuk Soal
Jenjang kemampuan JBS C1 C2 C3 7.3. Mendeskripsikan
struktur bumi 1. Siswa dapat menyebutkan lapisan bumi PG
US 1,2,
1 3
2. Siswa dapat menyebutkan suhu lapisan bumi PG US
3,9
4
3
3. Siswa dapat menyebutkan penyusun lapisan bumi PG US
4,5,6 3
4
4. Siswa dapat menyebutkan fungsi dari lapisan atmosfer dan penyusunnya.
PG 7,8 2
5. Menyebutkan ketebalan lapisan bumi PG US
10 2,5
3
Jumlah Soal 9 6 15 Keterangan: C1 = Pengetahuan PG = Pilihan Ganda C2 = Pemahaman US = Uraian Singkat C3 = Penerapa JBS = Jumlah Butir Soal
Lampiran 31
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Pertemuan 2 Siklus II
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Sekolah : SD Negeri Langkap 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengtahuan Alam ( IPA )
Kelas / semester : V (lima) / II (dua)
Waktu : 2 X 35 Menit ( 2 JP/ 1 pertemuan )
Pelaksanaan : Jumat, 18 Mei 2012
I. Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
II. Kompetensi Dasar
7.3 Mendeskripsikan struktur bumi
III. Indikator
7.3.1 Menjelaskan bahwa matahari terdiri dari sebagian besar gas panas
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan dan tanya jawab siswa dapat menyebutkan 6 bagian
dari struktur matahari dari dalam sampai luar
2. Melalui pengamatan pada media siswa dapat menunjukan dan
menyebutkan bagian struktur matahari
3. Melalui kerja kelompok siswa dapat menggambar secara sederhana
struktur matahari
4. Melalui penugasan siswa dapat mengerjakan soal tes formatif mengenai
struktur matahari.
V. Karakter yang diharapkan
1. Aktif
2. Kreatif
207
3. Kerja sama
4. Disiplin
5. Bertanggung jawab
VI. Materi Pembelajaran
STRUKTUR MATAHARI
Seperti bumi, matahari tersusun dari beberapa lapisan. Hanya bedanya
matahari hanya tersusun dari gas saja. Dua jenis gas yang merupakan
penyusun terbesar matahari adalah gas hydrogen dan helium.
Gambar struktur matahari
Sruktur matahari dari dalam sampai luar adalah lapisan inti matahari,
zona radiasi, zona konveksi, fotosfer, kromosfer, dan korona. Inti matahari
memiliki suhu amat sangat tinggi, yaitu kurang lebih 15 juta ˚C. Energi
yang luar biasa dihasilkan dari reaksi nuklir. Energi itu disebarkan keseluruh
bagian matahari secara radiasi (pancaran) dan konveksi (aliran). Energi dari
inti matahari dilepaskan dipermukaan matahari sebagai panas dan cahaya.
Bintik matahari adalah bagian permukaan yang gelap. Itu terjadi
karena pendinginan gas akibat terganggunya medan magnetic matahari.
Seperti bumi matahari memiliki medan magnet dan gaya gravitasi. Gravitasi
matahari mengakibatkan gas-gas tertarik kedalam. Cahaya dan tekanan
mendorong gas-gas keluar.
208
VII. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Pengamatan
4. Kerja kelompok dengan model STAD
5. Penugasan
VIII. Alat dan sumber bahan
1. Alat
a) Gambar struktur matahari
b) Buku gambar
c) Pulas, pengagaris, dll
2. Sumber bahan
a) Silabus kelas V
b) Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Haryanto. Erlangga. Halaman
192-193
IX. Kegiatan pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a) Pengelolaan kelas
1) Guru menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
2) Guru mengondisikan kelas
3) Guru memberikan salam
4) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar semangat menerima
pelajaran
5) Guru melakukan presensi
b) Apersepsi
1) Guru bertanya tentang materi sebelumnya
2) Guru bertanya “ menurut kalian matahari memiliki struktur seperti
bumi apa tidak?”
3) Setelah selesai tanya jawab guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang di pelajari hari ini kepada siswa.
209
2. Kegiatan Inti (40 menit)
a) Eksplorasi (15 menit)
1) Guru menjelaskan dan melakukan tanya jawab kepada siswa
mengenai materi struktur matahari
2) Setelah selesai menjelaskan guru membentuk siswa ke dalam
kelompok dengan setiap kelompok memiliki kemampuan yang
seimbang
3) Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok dengan materi
yang sama yaitu menggambar struktur matahari
4) Setelah guru memberikan tugas kepada setiap kelompok
selanjutnya guru mengarahkan jalannya kerja kelompok tersebut.
b) Elaborasi (20 menit)
1) Siswa melaksanakan kegiatan kerja kelompok
2) Siswa membuat pertanyaan mengenai materi struktur matahari
3) Setiap anggota kelompok bertanya apabila dalam mengerjakan
tugas kerja kelompok mengalami kesulitan.
4) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka, yaitu
menjelaskan secara singkat lapisan-lapisan struktur matahari yang
telah mereka buat.
5) Siswa mengerjakan soal kuis
6) Siswa secara bersama-sama mengkoreksi jawaban dari soal kuis
c) Konfirmasi (5 menit)
1) Guru bertanya kepada siswa materi mana yang sekiranya belum
begitu mereka pahami dan guru menjelaskan kembali
2) Guru juga meluruskan kesalahpahaman yang terjadi selama siswa
mengikuti pembelajaran tersebut.
3) Guru juga mengumumkan siswa yang aktif dalam pembelajaran
3. Kegiatan Akhir (20 menit)
1. Guru memberikan tes evaluasi
2. Guru mengumumkan kelompok mana saja yang termasuk kelompok
super, kelompok hebat, dan kelompok baik.
210
3. Kelompok super, hebat, dan baik akan mendapatkan piagam
penghargaan.
4. Guru bersama siswa membuat kesimpulan pelajaran hari ini
5. Guru menutup pelajaran
X. Penilaian
1. Prosedur : tes proses dan tes akhir
2. Jenis : tertulis dan perbuatan
3. Bentuk : pilihan ganda, uraian singkat
4. Alat : LKS, tes formatif dan lembar pengamatan
5. Kunci jawaban
6. Kreteria penilaian
NA = 100×SMSP
Keterangan: NA = Nilai Akhir siswa
SP = Skor Perolehan
SM = Skor Maksimal
Guru Mitra ttd Sachroni, A.Ma.Pd 195604231977011004
Bumiayu, 18 Mei 2012
Peneliti ttd Elia Pirhantari 1402408058
Mengetahui
Kepala sekolah
ttd
Abdul Fatah, S.Pd
196105011984051001
211
Lembar Kerja Siswa
Ilmu Pengetahuan Alam
Nama Kelompok : Ketua : Anggota : 1. 2.
3. 4.
Waktu : 10 menit
Tugas menggambar Struktur Matahari
Petunjuk!
1. Siapkanlah semua alat dan bahan yang dibutuhkan
• Kertas/buku gambar
• Pewarna / pulas
• Penggaris
• Pensil/ bolpoin
2. Siswa secara berkelompok menggambar struktur matahari sesuai dengan alat
peraga yang digunakan oleh guru.
3. Siswa terlebih dahulu membuat lingkaran pertama dengan diameter 18 cm
4. Selanjutnya siswa membuat lingkaran kedua dengan diameter 14 cm pada
lingkaran pertama
5. Selanjutnya buatlah lingkaran ketiga dengan berdiameter 10 cm pada
lingkaran kedua
6. Selanjutnya buatlah lingkaran keempat dengan diameter 4 cm pada lingkaran
ketiga
7. Setelah selesai membuat lingkaran dilanjutkan untuk mewarnai setiap
lingkaran, lingkaran pertama berwarna biru, lingkaran kedua berwarna
orange, lingkaran ketiga berwarna kuning, dan lingkaran keempat berwarna
coklat muda.
Selamat mengerjakan!
212
Soal Tes Evaluasi
Nama :
Kelas :
No.absen :
C. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada
huruf a, b, c, dan, d di depan jawaban yang benar!
1. Sebagian besar penyusun matahari berasal dari ….
a. gas c. udara
b. batuan d. air
2. Inti matahari memiliki suhu yang sangat tinggi. Berapakah suhu inti
matahari ?
….
a. 20 juta ˚C c. 15 juta ˚ C
b. 30 juta ˚C d. 25 juta ˚C
3. Di permukaan matahari terdapat bagian yang berwarna gelap atau hitam.
Disebut apakah bagian permukaan tersebut? ….
a. inti matahari c. korona
b. bintik matahari d. kromosfer
4. Lapisan fotosfer biasanya disebut juga sebagai ….
a. korona c. permukaan matahari
b. kromosfer d. inti matahari
5. Korona merupakan lapisan matahari yang paling ….
a. atas c. dalam
b. Samping d. luar
NILAI
213
6. Energi matahari disebarkan ke seluruh bagian matahari secara radiasi
(pancaran) dan ….
a. Hambatan c. aliran
b. Konveksi d. batasan
7. Zona yang menyelubungi inti matahari disebut zona ….
a. Radiatif c. hambatan
b. Koneksi d. penyerapan
8. Kromosfer salah satu lapisan penyusun matahari. Lapisan kromosfer
berada di atas lapisan ….
a. Inti matahari c. korona
b. zona radiatif d. fotosfer
9. Matahari termasuk bintang yang berwarna putih yang berperan sebagai
pusat ….
a. Tata surya c. bulan
b. Bintang d. hujan
10. Perhatikan gambar matahari dibawah ini!
Tunujukan dengan nomor, manakah yang disebut inti matahari ….
a. 4 c. 2
b. 1 d. 3
214
D. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang singkat dan benar!
1. Sebutkan satu lapisan matahari yang kamu ketahui…..
2. Sebutkan satu manfaat matahari bagi makhluk hidup di permukaan bumi
….
3. Matahari tersusun dari dua gas yaitu … dan helium
4. Matahari memiliki medan … dan gaya ….
5. Berapa suhu zona konvektif … ˚C
KUNCI JAWABAN
A. 1. A 6. B
2. C 7. A
3. B 8. D
4. C 9. A
5. D 10.B
B. 1. Inti matahari, zona radiatif
2. Pembangkit listrik tenaga matahari
3. Hidrogen
4. Magnet dan gravitasi
5. 2 juta derajat celcius
KRITERIA PENILAIAN
No. Bentuk
Soal Penskoran
Jumlah soal
Nomor soal
Skor maksimal
1 Pilihan ganda
Jawaban benar diberi skor 1, salah 0
10 E. 1-10 10
2 uraian singkat
Jawaban benar diberi skor 2,salah 0
5 F. 1-5 10
Jumlah 15 20
Lampiran 32 KISI-KISI SOAL
PERTEMUAN 2 SISKLIS II Satuan Sekolah : SD Negeri Langkap 01 Kelas/smt : V/2 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Alokasi Waktu : Materi : Struktur Bumi Penyusun :Elia Pirhantari Standar Kompetensi : 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
Kompetensi Dasar Indikator soal Bentuk Soal
Jenjang kemampuan JBS C1 C2 C3 7.3.Mendeskripsikan
struktur bumi 1. Siswa dapat menyebutkan peyusun dari matahari PG
US 1, 3
2
2. Siswa dapat menyebutkan suhu inti matahari PG 2
1
3. Siswa dapat menyebutkan struktur matahari PG 3,4,5 7,8,10
1
7
4. Siswa dapat menyebutkan cara penyebaran energi matahari PG 6 1 5. Siswa dapat menyebutkan peran matahari sebagai pusat
tata surya PG 9 1
6. Siswa dapat menyebutkan manfaat dari matahari US 2 1 7. Siswa dapat menyebutkan medan magnet dan gaya
gravitasi pada matahari US 4 1
8. Siswa dapat menyebutkan suhu zona konvektif US 5 1 Jumlah Soal 11 3 1 15
Keterangan: C1 = Pengetahuan US = Uraian Singkat C2 = Pemahaman JBS = Jumlah Butir Soal C3 = Penerapan PG = Pilihan Ganda
Lampiran 33
HASIL TES FORMATIF SIKLUS I
No. Nama Siswa Nilai
Keterangan KKM 62
Tuntas Tidak tuntas
1 Lili Ari Anjani 70 √ 2 Neni Epriyani 70 √ 3 Widodo Saputra 68 √ 4 Moh. Fauzi 45 √ 5 Ifa Hurotunnisa 70 √ 6 Fera Febriyanti 60 √ 7 Livia Anggita 85 √ 8 Silvia Nurfauziah 80 √ 9 Agus Bayu Setiaji 60 √ 10 Septi Nurcahyani 60 √ 11 Noval Arswendi 65 √ 12 Joni Dwi Pratama 75 √ 13 Obi Ramadhani 40 √ 14 Rizka Aulia R 100 √ 15 Puja Prasetya N. 68 √ 16 Roy Vallentino 72 √ 17 Putri Cahya Indah .S. 100 √ 18 Suyitno 50 √ 19 Melani F 72 √ 20 Ike Putri Rahmawati 77 √ 21 Sandi Bayu Pamungkas 70 √ 22 Ratih Ayu Silviani 97 √ 23 M. Fahri Agustian 50 √ 24 Silvia Septiani 100 √ 25 Rizkiana Herawati 100 √ 26 Lusiana 70 √ 27 Sabrina Difa F. 70 √ Jumlah 1944 Rata-rata 72 Jumlah siswa yang tuntas belajar 20 Persentase siswa yang tuntas belajar (%) 74,07 Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar 7 Persentase siswa yang tidak tuntas belajar (%) 25,93
217
Lampiran 34
HASIL TES FORMATIF SIKLUS II
No. Nama Siswa Nilai
Keterangan KKM 62
Tuntas Tidak tuntas
1 Lili Ari Anjani 72 √ 2 Neni Epriyani 65 √ 3 Widodo Saputra 80 √ 4 Moh. Fauzi 75 √ 5 Ifa Hurotunnisa 76 √ 6 Fera Febriyanti 60 √ 7 Livia Anggita 100 √ 8 Silvia Nurfauziah 90 √ 9 Agus Bayu Setiaji 70 √ 10 Septi Nurcahyani 85 √ 11 Noval Arswendi 72 √ 12 Joni Dwi Pratama 60 √ 13 Obi Ramadhani 69 √ 14 Rizka Aulia R 100 √ 15 Puja Prasetya N. 77 √ 16 Roy Vallentino 75 √ 17 Putri Cahya Indah .S. 98 √ 18 Suyitno 75 √ 19 Melani F 100 √ 20 Ike Putri Rahmawati 100 √ 21 Sandi Bayu Pamungkas 88 √ 22 Ratih Ayu Silviani 100 √ 23 M. Fahri Agustian 60 √ 24 Silvia Septiani 100 √ 25 Rizkiana Herawati 88 √ 26 Lusiana 75 √ 27 Sabrina Difa F. 77 √ Jumlah 2187 Rata-rata 81 Jumlah siswa yang tuntas belajar 24 Persentase siswa yang tuntas belajar (%) 88,89 Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar 3 Persentase siswa yang tidak tuntas belajar (%) 11,11
Kesowo, Bambang. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretaris Negara Republik Indonesia
Khan, Gul Nazir dan Inamullah, Hafiz Muhammad. 2011. Effect of Student’s Team Achievement Division (STAD) on Academic Achievement of Students. Canadian Center of Science and Education. 5/1: 211-115
Kurnia, Ingridwati, dkk. 2007. Perkembengan Belajar Peserta Didik. Jakarta : Diroktorat Jenderal Pemdidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
230
Nugraha, Surya. 2011. Penggunaan Media Peta dalam Model Cooperative Learning Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar (SD) dalam Pembelajaran IPS Pada Materi Peta Lingkungan Setempat. Bandung: UPI
Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Diroktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Pusat Pengembangan PPL. 2011. Pedoman PPL Universitas Negeri Semarang. Semarang: UNNES
Rifa’i, Achmad dan Anni, Catharina Tri. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES PRES
Saud, Udin Syaefudin. 2009. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta
Sekolah Dasar. 2011. Karakteristik dan Kebutuhan Anak Sekolah Dasar. http://www.sekolahdasar.net/2011/05/karakteristik-dan-kebutuhan-anak-usia.html. Diakses 25 Februari 2012
Siddiq, M Djauhar. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Jakarta: Diroktorat Jenderal Pemdidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Soehendro, Bambang. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta
Suprayogi, Dadang. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Divisions (Stad) Dengan Bantuan Mind Map Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Tentang Sumber-Sumber Energi. Bandung: UPI
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Surabaya:Pustaka Pelajar Tim reviu dan revisi APKG PPGSD. 1998. Alat Penilaian Kemampuan Guru
(APKG). Jakarta: Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
231
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana
Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 2006. Bandung: Citra Umbara
Widyantini, dkk. 2008. Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD dalam Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta: Depdiknas
Winandari, Elfira Reviana. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Pesawat Sederhana Melalui Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD. Bandung: UPI
Yoni, Acep, dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia
Zakaria, E dan Iksan, Z. 2007. Promoting Cooperative Learning in Science and Mathematics Education: A Malaysian Perspective. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education. 5/3: 35-39