perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BENDA CAIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SD MANGUNREJO KAJORAN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 SEKRIPSI OLEH KUWAT SANTOSA NIM. X 1808 030 PROGRAM PJJ S-1 PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
52
Embed
PENINGKATAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BENDA CAIR …... · NIM: X1808030. PENINGKATAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BENDA CAIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SD MANGUNREJO
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENINGKATAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BENDA CAIR MELALUI
METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV
SD MANGUNREJO KAJORAN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
SEKRIPSI
OLEH
KUWAT SANTOSA
NIM. X 1808 030
PROGRAM PJJ S-1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BENDA CAIR MELALUI
METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV
SD MANGUNREJO KAJORAN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mendapat
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
OLEH
KUWAT SANTOSA
NIM. X 1808 030
PROGRAM PJJ S-1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul PENINGKATAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BENDA
CAIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA SISWA
KELAS IV SD MANGUNREJO KAJORAN MAGELANG TAHUN
PELAJARAN 2010 / 2011.
Telah dietujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari : Senin
Tanggal : 13 Juni 2011
Persetujuan Pembimbing :
Pembimbing I
Dra. Yulianti, M. Pd NIP. 195411161982032002
Pembimbing II
Drs. Hadi Mulyono, M.Pd NIP. 195610091980121001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul PENINGKATAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT
BENDA CAIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA
SISWA KELAS IV SD MANGUNREJO KAJORAN MAGELANG TAHUN
PELAJARAN 2010 / 2011, telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan
diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Rabu
Tanggal : 22 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd ………………. Sekretaris : Dr. Riyadi, M.Si ..…….……… Anggota I : Dra. Yulianti, M.pd ....................... Anggota II : Drs. Hadi Mulyono, M.Pd ………………
Disahkan Oleh
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. M.Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Kuwat Santosa. NIM: X1808030. PENINGKATAN PEMAHAMAN SIFAT-SIFAT BENDA CAIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SD MANGUNREJO KAJORAN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan pemahaman sifat-sifat benda cair pada siswa sekolah dasar melalui metode eksperimen.
Variabel yang menjadi sasaran perubahan adalah meningkatnya pemahaman sifat sifat benda cair. Sedang variabel tindakan yang dilakukan adalah eksperimen dalam pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan satu pertemuan, Siklus II satu pertemuan. Setiap siklus terdapat empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi tindakan. Teknik pengumpulan data digunakan teknik observasi, tes, dokumentasi. Teknik analis data yang digunakan adalah model analis interaktif dengan tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan.
Simpulan yang diperoleh setelah dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut.(1) Aktifitas dan minat belajar siswa, tampak semakin meningkat. Hal ini terlihat pada saat pelaksanaan pembelajaran siklus I , nilai evaluasi belajar siswa mengalami peningkatan. Sebelum siklus nilai rata-rata 62 dan hanya 30% siswa yang nilainya di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada siklus I nilai rata-rata naik menjadi 69 setingkat 60% siswa mendapat nilai di atas KKM. Selanjutnya pada siklus II ternyata peningkatan pemahaman belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Pada siklus II nilai rata-rata siswa 77 atau 90% di atas KKM. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti telah berhasil, dan dapat direkomendasikan bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan pemahaman siswa pada kompetensi dasar sifat-sifat benda cair di sekolah dasar. Kata kunci : Peningkatan pemahaman, sifat-sifat benda cair, metode pembelajaran eksperimen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Kuwat Santosa. NIM X1808030. IMPROFMENT THE PROPERTIS OF LIQUID OBJECT THROUGH EKPERIMENTAL LEARNING OF THE FOUR GRADE STUDENT OF MANGUNREJO ELEMENTARY SCHOOL KAJORAN SUBDISTRICT MAGELANG REGENCY IN ACADEMI YEAR 2010 / 2011. Classroom Action Research. Surakarta : Faculty of Teachership and Education Science, Universitas Sebelas Maret Surakarta, June 2011.
Target of this class action research in general is create the active study Natural Sciences, creative, effective, and please. This target is more majored to increase activity and enthusiasm in course of learning and in the end can improve the achievement learn the student.
Variable becoming change target is the increasing of understanding of nature of liquid. Action variable medium taken experiment in learning. This Classroom Action research is executed in two cycles. Cycle I executed by one meeting, cycle II one meeting. Each cycle there are four step, that is planning, perception, and refleksi action. Technique of data collecting used observation technique, inteview, tes, and documentation. Technique analyse the data used model analyse the interaktif with three component fruit that is data discount, ready data, and verification of data or conclusion withdrawal.
Conclusion obtained by after executed by this research shall be as follows. (1) Activity and enthusiasm learn the student, visible progressively mount. This matter is seen at the time of execution of study of cycle I, assess the evaluation learn the student experience of the improvement. From 30% student which its value above Complete Criterion Minimize the ( KKM) at cycle pre become 60% student get the value of above KKM. Hereinafter at cycle II in the reality the make-up of understanding learn the student experience of the improvement which significan. At cycle II assess the student 80% above KKM. This matter indicate that the research of classroom action conducted by researcher have succeeded, and can be recommended that usage of experiment method can improve the understanding of student elementary interest the propertis of liquid object in elementary school.
Key Word : improfment, propertis of liquid object, through ekperimental
learning.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmad, hidayah, dan
inayah- Nya. Dan karena atas limpahan karunia-Nya itu pula maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini
dengan sebaik-baiknya. Terselesainya penyusunan ini tidak lepas karena
adanya partisipasi dan bantuan, serta peran dari semua pihak. Untuk itu
tidaklah berlebihan jika dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:
1. Prof Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd selaku Ketua Program PJJ S-1 PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan
selaku dosen pembimbing II.
3. Dra. Yulianti, M.Pd selaku dosen pembimbing I skripsi, pada Program
PJJ S-1 PGSD pada FKIP UNS Surakarta.
4. Sunaryono, S.Pd selaku Kepala SD Negeri Mangunrejo, Kecamatan
Kajoran, Kabupaten Magelang.
5. Berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan Penelitian Tindakan
Kelas ini.
Penulis menyadari di dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kelemahan dan
kekurangannya. Untuk itu saran dan kritik senantiasa penulis harapkan
demi kesempurnaan penulisan ini sehingga dapat digunakan untuk pijakan
penulisan berikutnya.
Surakarta, 7 Mei 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ...................................................................................................... i
PERSETUJUAN ........ ............................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL …………………………………………………… ... vii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………...... . viii
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………… ix
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 2
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 7
A. Kajian Teori .................................................................................... 7
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................ 13
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 13
D. Hipotesis Tindakan ......................................................................... 16
III. METODE PENELITIAN .................................................................. 17
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 17
B. Subjek dan Objek Penelitian ......................................................... 17
C. Data dan Sumber Data ................................................................. 18
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 18
E. Validitas Data ............................................................................... 20
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
G. Indikator Kinerja/Keberhasilan ………………………………….. . 22
H. Prosedur Penelitian ……………………………………………….. 22
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………………… 24
A. Hasil Penelitian ………………………………………………… 24
B. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………… 40
V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ………………………... 41
A. Kesimpulan ……………………………………………………. 41
B. Implikasi ………………………………………………………. 41
C. Saran …………………………………………………………… 41
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 43
LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 44
A. Contoh Perangkat Pembelajaran ………………………………. 45
B. Instrumen Penelitian …………………………………………… 63
C. Foto Dukumentasi ……………………………………………… 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru adalah salah satu komponen dalam proses pembelajaran yang ikut
berperan dalam usaha pembentukan sumber daya yang unggul. Dalam arti bahwa
dalam setiap guru terletak tanggung jawab untuk membawa siswa pada suatu taraf
kematangan tertentu. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam
pembentukan kualitas dan kuantitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab
itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam
meningkatkan kesempatan belajar siswa dan memperbaiki kualitas pengajaran
Guru dalam proses belajar mengajar harus memiliki kemampuan tersendiri guna
mencapai harapan yang dicita-citakan dalam melaksanakan pendidikan pada
umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya. Mengajar bukan sekedar
proses menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan mengandung makna yang
lebih luas, yakni terjadinya proses interaksi manusiawi dengan aspeknya yang
cukup komplek.
Pendidikan yang merupakan masalah dari suatu Negara menjadi tanggung
jawab pemerintah, masyarakat dan orang tua yang selalu mendapat perhatian
Maka sudah sepantasnyalah pemerintah menyelenggarakan pendidikan demi
terwujudnya tujuan pendidikan nasional seperti yang dirumuskan dalam GBHN
bahwa:”Pendidikan nasional bertujuan meningkatkan kualitas manusia Indonesia
yaitu manusia yang beriman terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur, bertanggung jawab dan berproduksi serta sehat jasmani rohani”. (Tap MPR
No. II/MPR/1993)Upaya peningkatan kualitas manusia seperti yang terdapat
dalam garis terdepan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tersebut
dapat ditempuh melalui berbagai bidang pembangunan yang salah satu
diantaranya adalah pembangunan di bidang pendidikan.Dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan memegang peranan penting.Oleh
karena itu di Indonesia pendidikan mendapat perhatian utama. Mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pelaksanaan pendidikan dalam praktek kesehariannya berbagai usaha Pemerintah
telah banyak dilakukan dengan meningkatkan sarana dan prasarana yang
menunjang proses belajar mengajar termasuk pembangunan gedung dan fasilitas
lainnya. Hal ini dapat dilihat dari sistem pendidikan dan pengajaran yang sudah
banyak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya Ini semua bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran di Indonesia. Dari kualitas
pendidikan dan pengajaran yang bermutu, maka akan menghasilkan sumber daya
manusia yang bermutu tinggi. Apabila suatu negara dihuni oleh penduduk yang
memiliki SDM yang tinggi, maka negara tersebut akan maju. Oleh karena itu
kualitas pendidikan dan pengajaran haruslah ditingkatkan.
Guru telah banyak mengenal metode pembelajaran antara lain metode
benar. Apabila mendapat imbuhan me- i menjadi memahami, berarti : (1)
mengerti benar (akan); mengetahui benar, (2) memaklumi. Dan jika
mendapat imbuhan pe- an menjadi pemahaman, artinya (1) proses, (2)
perbuatan, (3) cara memahami (mempelajari baik-baik supaya paham)
Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara
memahami cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan
banyak.
Menurut Poesprodjo (1987: 52-53) bahwa pemahaman bukan kegiatan berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam berdiri disituasi atau dunia orang lain. Mengalami kembali situasi yang dijumpai pribadi lain didalam erlebnis (sumber pengetahuan tentang hidup, kegiatan melakukan pengalaman pikiran), pengalaman yang terhayati. Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir secara diam-diam, menemukan dirinya dalam orang lain.
Pemahaman (comprehension), kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Menurut Bloom “Here we are using the tern “comprehension“ to include those objectives, behaviors, or responses which represent an understanding of the literal message contained in a communication.“ Artinya : Disini menggunakan pengertian pemahaman mencakup tujuan, tingkah laku, atau tanggapan mencerminkan sesuatu pemahaman pesan tertulis yang termuat dalam satu komunikasi. Oleh sebab itu siswa dituntut memahami atau mengerti apa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkan dengan hal-hal yang lain. (Bloom Benyamin, 1975: 89).
Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996: 245). W.S Winkel mengambil dari taksonmi Bloom, yaitu suatu taksonomi yang dikembangkan untuk mengklasifikasikan tujuan instruksional. Bloom membagi kedalam 3 kategori, yaitu termasuk salah satu bagian dari aspek kognitif karena dalam ranah kognitif tersebut terdapat aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam aspek di bidang kognitif ini merupakan hirarki kesukaran tingkat berpikir dari yang rendah sampai yang tertinggi. Dari yang sulit hingga menuju yang lebih mudah.
Sejalan dengan pendapat diatas, (Suke Silversius, 1991: 43-44) menyatakan bahwa pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu : (1) menerjemahkan (translation), pengertian menerjemahkan disini bukan saja pengalihan (translation), arti dari bahasa yang satu kedalam bahasa yang lain, dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. Pengalihan konsep yang dirumuskan dengan kata –kata kedalam gambar grafik dapat dimasukkan dalam kategori menerjemahkan, (2) menginterprestasi (interpretation), kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi, (3) mengektrapolasi (Extrapolation), agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi. Menurut Suharsimi Arikunto (1995: 115) pemahaman (comprehension) siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep. Menurut Nana Sudjana (1992: 24) pemahaman dapat dibedakan dalam tiga kategori antara lain : (1) tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan prinsip-prinsip, (2) tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok, dan (3) tingkat ketiga merupakan tingkat tertinggi yaitu pemahaman ektrapolasi.
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pemahaman adalah keadaan dimana seseorang mampu melihat dibalik
yang tertulis, dapat membuat estimasi, prediksi berdasarkan pada
pengertian dan kondisi yang diterangkan dalam ide-ided atau simbol,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
serta kemempuan membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan
implikasi dan konsekuensinya.
b. Sifat-sifat Benda Cair dalam Pembelajaran.
Zat cair adalah salah satu yang memiliki sifat-sifat tertentu.
Dengan mengetahui sifat-sifat benda cair, maka kita dapat memanfaatkan
benda cair tersebut dalam berbagai keperluan. Sifat benda cair secara
keseluruhan dapat juga diujicobakan melalui air. Misalnya banyak sekali
pembangkit listrik yang digerakkan oleh energi dari sifat zat cair yaitu air.
Teknologi yang demikian itu tidak lepas dari kajian-kajian akan sifat-sifat
benda cair pada umumnya. Dalam teknologi sekarang banyak sekali
peralatan yang menggunakan sifat benda cair, seperti pada dongkrok
hidrolis, sitem pada rem mobil, dan sistem lain yang menggunakan sifat
hidrolis. Adapun dalam kehidupan sehari-hari, zat cair yang paling sering
kita jumpai adalah air. Air yang menutupi lebih dari dua pertiga
permukaan bumi merupakan sumber bagi segalanya, sangat perlu untuk
dipelajari dan diajarkan pada siswa sedini mungkin.
2. Hakikat Metode Pembelajaran Eksperimen
a. Pengertian metode pembelajaran eksperimen.
Menurut Roestiyah N.K. (1998:51-54) cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah Pendidikan ialah cara mengajar dengan ceramah. Sejak duhulu guru dalam usaha menularkan pengetahuannya pada siswa, ialah secara lisan atau ceramah. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh para guru. Bahwa, pembelajaran konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian. Mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru. Metode mengajar yang lebih banyak digunakan guru dalam pembelajaran konvensional adalah metode ekspositori yang salah satunya adalah metode ceramah.
Sumantri dan Permana (l998/l999:76) menyatakan bahwa metode
ceramah adalah cara mengajar yang paling populer dan banyak dilakukan oleh guru. Hal ini karena metode ceramah mudah disajikan dan tidak banyak memerlukan media. Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan secara lisan kepada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Penggunaan metode ceramah sangat tergantung pada kemampuan guru. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran, kemampuan berbahasa, intonasi suara, penggunaan media, dan variasi gaya mengajar lainnya sangat menentukan keberhasilan metode ini. Disamping ada kelebihannya kelemahan-kelemahan metode ini antara lain; siswa dapat menjadi jenuh terutama kalau guru tidak pandai menjelaskan, menimbulkan verbalisme, dijejali dengan konsep yang belum tentu dapat diingat terus, tidak merangsang berkembangnya kreatifitas siswa.
Morgan (dalam Suprijono, 2010:2) memberikan definisi mengenai
belajar sebagai berikut “Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience”. Ini berarti bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Jadi, belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya.
Wetherington menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan
di dalam kepribadian yang mengatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian ( http:// id.answers.yahoo.com, diunduh pada tanggal 7 Januari 2011 ). Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1995: 2).
Untukperoleh suatu perubahan yang merupakan hasil dari
sebuah pembelajaran, seseorang memerlukan suatu periode waktu dan
harus dilatih dalam berbagai tingkah laku sehingga diperoleh suatu pola
tingkah laku yang otomatis. Keberhasilan proses pembelajaran
merupakan hal utama yang didambakan dalam pelaksanaan
pendidikan di sekolah. Pada era globalisasi ini penerapan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi harus didukung oleh sumber daya manusia
yang berkualitas tinggi. Namun sayang, sampai saat sekarang
pembelajaran IPA masih menggunakan metode yang kurang merangsang
sifa tkritis siswa. Karenanya proses pembelajaran menjadi
membosankan dan tidak menarik. Komponen utama dalam proses
pembelajaran adalah guru dan siswa. Ditinjau dari komponen guru,
agar proses pembelajaran berhasil, guru harus dapat membimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
mereka dapat mengembangkan pengetahuannya dapat mengembangkan
pengetahuannya mata pelajaran yang dipelajarinya. Untuk mencapai
keberhasilan tersebut harus memahami sepenuhnya materi yang
diajarkan, guru juga dituntut mengetahui secara tepat dimana
“posisi” pengetahuan siswa pada awal (sebelum) mengikuti
pelajaran materi tertentu. Selanjutnya berdasar metode yang
dipilihnya, guru diharapkan dapat membantu siswa dalam
mengembangkan pengetahuannya secara efektif.
b. Tujuan Pembelajaran Eksperimen.
Pembelajaran adalah suatu bentuk usaha untuk mencapai kondisi-kondisi tertentu pada diri seseorang. Sagala (2006:34), Sumantri dan Permana (1998/1999:84) menyatakan bahwa eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Eksperimen dapat dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar laboratorium. Sedangkan metode eksperimen dalam pembelajaran adalah cara penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran dengan metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu. Peranan guru dalam metode eksperimen adalah memberi bimbingan agar eksperimen itu dilakukan dengan teliti sehingga tidak terjadi kekeliruan atau kesalahan. Dalam bukunya, Sagala (2006:34), dinyatakan pula tujuan metode eksperimen lam pembelajaran adalah :
1) Siswa mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh.
2) Siswa mampu merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan percobaannya.
3) Siswa mampu menggunakan logika berpikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang dikumpulkan melalui percobaan.
4) Siswa mampu berpikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur dan rapi.
5) Dapat menumbuhkan cara berpikir rasional dan ilmiah. 6) Dapat memungkinkan siswa belajar secara aktif dan mandiri. 7) Dapat mengembangkan sikap dan perilaku kritis, tidak mudah
percaya sebelum ada bukti-bukti nyata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Dari berbagai pendapat yang ada, dapat ditarik kesimpulan bahwa
Dari uraia para ahli di atas mempunyai simpulan bahwa Metode Pembelajaran
Eksperimen yang disajikan guru dalam pembelajaran akan membawa dampak
yang positif terhadap keberhasilan siswa dalam menguasai pengetahuan.
Siswa memperoleh pengetahuan melalui pengalaman belajar, bukan sekedar
info verbal dari guru.Pengetahuan yang siswa peroleh akan lebih bersifat
pemahaman dan bukan sekedar ingatan atau hafalan. Siswa akan lebih
terampil untuk melakukan penyelidikan, hipotesis dan percobaan untuk
memecahkan masalah praktis dan membuktikan asumsi teoritis.
3. Hakikat Sifat-sifat Benda Cair dalam Pembelajaran Dengan Metode
Eksperimen.
Zat berada dalam tiga bentuk fisik yang berbeda yaitu padat, cair, dan gas. Dalam berbagai macam perubahan materi dapat digolongkan kedalam perubahan fisis dan perubahan kimia. Perubahan fisis adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru, tetapi mengalami perubahan bantu atau wujud zat. Misalnya beras berubah menjadi tepung beras, gula menjadi sirup dan sebagainya. Sedangkan perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat baru, susunan komponen berubah. ( Brendy, 1999 ) Tujuan dai percobaan ini adalah untuk menentukan viskositas (kekentalan), menentukan tegangan permukaan, menentukan titik leleh, dan menentukan berat jenis (Bj) ( Sutrisno, 2007 ) Berbagai macam perubahan materi dapat digolongkan kedalam perubahan fisis dan perubahan kimia. Perubahan fisis adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru, tetapi mengalami perubahan bantu atau wujud zat. Misalnya beras berubah menjadi tepung beras, gula menjadi sirup dan sebagainya. Sedangkan perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat baru dan susunan komponen berubah. Misalnya singkong menjadi tape, susu berubah menjadi keju dan lain-lain ( Achmad, 1993 ).
Simpulan yang dapat diambil dari dua uraian teori tersebut yaitu
Dalam pelaksanaan pembelajaran IPA pada Kompetensi Dasar sifat-sifat
benda cair perlu sekali mengggunakan metode pembelajarn yang sesuai dan
menarik bagi siswa.. Siswa dapat melakukan sendiri percobaan-percobaan
tentang sifat-sifat benda cair tersebut. Dengan kegiatan siswa yang melakukan
sendiri sudang tentu pemahaman siswa akan lebih baik, nyata dan tidak
verbalisme.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian sejenis yang pernah dilakukan adalah Penelitian Tindakan
Kelas oleh Dani Samu tahun 2009, yang berjudul “Metode Eksperimen Dapat
Meningkatkan Prestasi Belajar IPA pada Sub Pokok Bahasan Pertumbuhan
pada Tumbuhan pada Siswa Kelas II SD Negeri 01 Sumberejo Kecamatan
Kerjo Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010”. Dengan metode
eksperimen tersebut ternyata nilai rata-rata siswa meningkat dari 6,4 menjadi
8,1 pada akhir siklus.
Disamping itu juga pernah ada penelitian tindakan kelas yang
berjudul Upaya Meningkatkan Motifasi Belajar Dengan Menggunakan
Metode Percobaan Pada Siswa Kelas IV SD Baledono Kecamatan Puworejo
Kabupaten Purworejo Tahun 2008/2009. Oleh Susiyanto dengan hasil
meningkatnya rata-rata nilai siswa dari 7,6pada tahap prasiklus menjadi 8,3
pada akhir siklus.
Dari keberhasilan dalam proses dan pencapaian hasil peneliti-
peneliti tersebut memperkuat keinginan kami untuk mengadakan penelitian
pada kompetensi dasar lain, dengan menggunakan metode eksperimen atau
percobaan.
C. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya
adalah hasil interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Dalam suatu usaha
belajar terdapat perubahan pada perilaku seseorang dan memerlukan proses
serta tahapan-tahapan tertentu. Belajar yang dilaksanakan melalui eksperimen
atau menyelidiki langsung objek belajar jelas akan membangkitkan minat
belajar yang lebih tinggi.
Dengan motivasi yang tinggi tentu perhatian dan kecermatan belajar
akan lebih baik. Yang pada akhirnya pemahaman pada kajian materi itupun
akan lebih baik pula. Atau dengan kata lain, pengalaman seseorang secara
langsung akan lebih efektif mampu membina sikap, keterampilan, cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
berpikir kritis seseorang, bila dibandingkan dengan belajar hafalan atau
mendengar ceramah saja.
Metode Eksperimen yang disajikan guru dalam pembelajaran akan
membawa dampak yang positif terhadap keberhasilan siswa dalam menguasai
pengetahuan. Siswa memperoleh pengetahuan melalui pengalaman belajar,
bukan sekedar info verbal dari guru.Pengetahuan yang siswa peroleh akan
lebih bersifat pemahaman dan bukan sekedar ingatan atau hafalan. Siswa akan
lebih terampil untuk melakukan penyelidikan, memecahkan masalah praktis
dan membuktikan asumsi teoritis.
Metode eksperimen diyakini akan meningkatkan motivasi dan daya ingat
belajar. Karena metode eksperimen adalah salah satu metode yang sangat
disenangi oleh siswa, sesuai karakteristik anak usia sekolah dasar. Karena
pada usia itu anak SD keinginan belajar langsung dengan objek, mempunyai
motifasi lebih tinggi . Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada
halaman berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Berikut adalah kerangka berpikir penulis dalam bentuk skema :
( Bagan . 1 ) Kerangka berpikir penulis dalam bentuk skema
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru menggunakan metode konvensional pada pembelajaran sifat-sifat benda cair.
Hasil belajar KD sifat-sifat benda cair masih rendah.
Pembelajaran KD sifat-sifat benda cair dengan metode eksperimen.
Meningkat
Siklus I
Dengan target ketercapaian 80 % siswa memperoleh nilai ³ 70 (KKM)
Siklus II
Dengan target ketercapaian 80 % siswa memperoleh nilai ³ 70 (KKM)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
D. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan yang akan diperkuat dengan
penelitian, dapat disimpulkan sementara bahwa penggunakan metode
eksperimen, dapat meningkatkan pemahaman tentang sifat-sifat benda cair
pada siswa kelas IV SD Mangunrejo Kajoran Magelang Tahun Pelajaran 2010
/ 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Mangunrejo Kajoran yang berada
di Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang. Alasan yang mendasari
penelitian dilaksanakan di SD Mangunrejo, yaitu:
a. Situasi pembelajaran IPA di SD Mangunrejo Kajoran Magelang yang
belum optimal karena masih menggunakan metode ceramah dan
penugasan.
b. Pembelajaran dengan metode eksperimen pada pokok bahasan sifat-
sifat benda cair, belum pernah diterapkan di SD Mangunrejo Kajoran,
Kabupaten Magelang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilakukan selama 6 bulan, dari tahap
persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan, yakni mulai bulan Januari
2011 sampai dengan Juni 2011. Tahap perencanaan dilaksanakan antara Bulan
Januari hingga Februari dan tahap pelaksanaan dimulai Bulan Maret sampai
Juni 2011. Jadwal kegiatan penilitian terlampir.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan pada guru dan siswa kelas IV di SD
Mangunrejo Kajoran, Kabupaten Kabupaten tahun ajaran 2010/2010 yang
berjumlah 10 siswa terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan adalah mata pelajaran IPA pada
sub pokok bahasan sifat-sifat benda cair.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
C. Data dan Sumber Data
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan
dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini
akan digali dari berbagai macam sumber data, yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder. Adapun sumber data yang akan digunakan dalam
penelitian adalah ini antara lain:
1. Sumber data primer diantaranya informasi data dari nara sumber yaitu guru
dan siswa kelas IV SD Mangunrejo Kajoran yang berupa hasil wawancara
dengan guru dan siswa, nilai hasil belajar siswa sesudah dilaksanakan PTK
dan hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen.
2. Sumber data sekunder diantaranya arsip nilai hasil belajar sebelum
dilaksanakan PTK , portofolio sebelum PTK.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah:
1. Observasi
Observasi merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian.
Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya
melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya
(Bungin, 2008: 115). Observasi dilakukan untuk memantau proses dan
dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah
perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Observasi dilaksanakan untuk
mengetahui seberapa pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah
disusun, seberapa proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang
diharapkan (Basrowi dan Suwandi, 2008: 127). Dalam kegiatan observasi
diharapkan gejala-gejala ketidakberhasilan rencana dapat diketahui sedini
mungkin untuk melakukan modifikasi rencana tindakan sebelum
dilaksanakan. Kegiatan observasi juga dapat diteruskan sebagai evaluasi untuk
mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi secara cermat guna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
mengambil keputusan untuk tindakan selanjutnya. Langkah-langkah observasi
meliputi perencanaan, pelaksanaan observasi kelas dan pembahasan balikan.
Observasi pada penelitian ini adalah observasi pada guru kelas dan siswa kelas
IV SD Mangunrejo Kajoran dalam pembelajaran kompetensi dasar sifat-sifat
benda cair .
2. Tes
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal dan akhir siswa
dalam pembelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan sifat-sifat benda cair.
Tes awal digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
tindakan dan digunakan sebagai skor awal guna menentukan skor
perkembangan individu maupun individu. Tes akhir digunakan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa. Dengan diketahui hasil tes ini
maka peneliti dapat merencanakan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya
agar dapat memperbaiki proses pembelajaran. Selain itu, tes digunakan untuk
mengetahui perkembangan dan keberhasilan pelaksanaan tindakan.
3. Dokumentasi
Menurut Slamet dan Suwarto (2007: 53) dokumen adalah bahan
tertulis maupun film yang digunakan sebagai sumber data. Dokumen resmi
untuk menjaring data awal berupa silabus dan daftar nilai siswa kelas IV SD
Mangunrejo mata pelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat benda cair sebelum
tindakan. Sedangkan dokumen yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan anak selama proses pembelajaran pada waktu tindakan berupa
RPP, foto dan video pembelajaran dan nilai hasil belajar siswa tentang sifat-
sifat benda cair dengan metode eksperimen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
E. Validitas Data
Dalam penelitian ini diperlukan adanya validitas data dengan maksud
semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang
sebenarnya diteliti. Di dalam penelitian ini untuk menguji kesahihan data
digunakan triangulasi. Menurut Priyono (Basrowi dan Suwandi, 2008:123)
trianggulasi merupakan proses memastikan sesuatu dari berbagai sudut
pandang. Triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi
data dan triangulasi metode.
1. Trianggulasi data adalah dengan cara mengumpulkan data sejenis dari sumber
berbeda. Data yang dikumpulkan adalah hasil wawancara dengan guru, hasil
observasi terhadap guru dan siswa, hasil belajar sebelum tindakan, dan hasil
belajar pada siklus I dan siklus II yang bersumber dari guru dan siswa kelas IV
SD Mangunrejo Kajoran.
2. Trianggulasi metode yaitu seorang peneliti dalam mengumpulkan data sejenis
menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti menggunakan
metode pengumpulan data yang berupa wawancara yang mendalam dari
informan yang sama, melakukan observasi, dan memberikan tes kemudian
hasilnya diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik
dokumentasi pada pelaku kegiatan. Dari data yang diperoleh melalui beberapa
teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan
dapat ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya.
F. Teknik Analisis Data
Dalam suatu penelitian analisis data merupakan bagian proses
penelitian yang sangat penting karena dengan analisa data yang ada akan
nampak manfaatnya terutama dalam memecahkan masalah penelitian dan
mencapai tujuan akhir penelitian. Teknik analisis data yang dipergunakan
dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif interaktif. Tahapan dalam
teknik analisis deskriptif interaktif ada tiga komponen yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
1. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi
data mentah menjadi informan yang bermakna. Data yang diseleksi untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar sebelum tindakan, hasil
wawancara dengan guru, hasil observasi terhadap guru dan siswa, dan hasil
belajar siswa setelah siklus I dan siklus II. Sedangkan data yang diseleksi
untuk tidak digunakan dalam penelitian ini adalah hasil diskusi siswa dalam
individu.
2. Sajian data, adalah proses penampilan data secara sederhana dalam bentuk
paparan naratif, representatasi format matriks, representasi grafis, dan
sebagainya.
3. Penyimpulan data, adalah proses pengambilan intisari dan sajian data yang
telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan
padat, tetapi mengandung pengertian yang luas.
Untuk lebih jelasnya proses analisis interaktif divisualisasikan pada gambar 3.
( Bagan .2 ) Analisis Deskriptif Interaktif Model Miles dan Haberman
Pengumpulan data
Sajian Data
Reduksi data
Penarikan Kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
G. Indikator Kinerja
Rumusan kinerja penelitian tindakan kelas ini adalah peningkatan hasil
belajar IPA siswa kelas IV SD Mangunrejo yang ditunjukkan dengan
perolehan nilai ³ 70 (KKM) sebelum penelitian hanya 50%. Penelitian tindakan
kelas ini berhasil jika pada siklus pertama , siswa yang memperoleh nilai ³ 70
(KKM) mencapai 70%, dan pada siklus kedua , siswa yang memperoleh nilai ³
70 (KKM)mencapai 80% atau lebih.
H. Prosedur Penelitian
Menurut Arikunto (2008:20) ada empat tahapan penting dalam penelitian
tindakan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Hubungan keempat tahapan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan
berkelanjutan berulang. Mekanisme kerja dalam pelaksanaan PTK ini diwujudkan
dalam bentuk siklus (direncanakan 2 siklus) yang setiap siklusnya tercakup empat
kegiatan, yaitu rencana, tindakan, observasi, dan refleksi.
Setelah mendapatkan data dari hasil observasi dan lainnya, penulis
membuat perencanaan untuk penelitian siklus-I. Saat pelaksanaan bekerja sama
dengan teman sejawa guna mengadakan pengamatan terhadap guru dan murid
dalam pembelajaran sebagai bahan pembahasan pada tahap refleksi. Selanjutnya
temuan-temuan pada siklus satu dijadikan sebagai acuan untuk penyusunan
rencana pada siklus-II. Dalam pelaksanaan siklus-II juga tetap dilakukan
pengamatan guna memperoleh data yang diperlukan untuk membuat kesimpulan
dan mengadakan refleksi hasil penelitian tindakan kelas. Rancangan tahapan
penelitian ini divisualisasikan pada bagan-3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
( Bagan. 3 ) Prosedur Penelitian
Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Siklus I
Pembelajaran siklus I dilaksanakan adalah satu kali pertemuan ( 2 x35 menit )
pada Hari Rabu, 23 Maret 2011. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan
pada siklus I adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan.
Pra Siklus. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses
pembelajaran dan prestasi belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh
informasi sebagai data awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari 10
siswa kelas IV SD Negeri Mangunrejo ada 7 siswa atau 70% yang nilai
prestasi belajarnya masih belum mencapai batas ketuntasan minimal.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan analisa pada lembar pekerjaan siswa,
ternyata sebagian besar siswa masih belum dapat memahami tentang
konsep dasar sifat-sifat benda cair. Atas dasar hal tersebut, guru kelas
melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan guru kelas lain tentang
alternative yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut di atas.
Berdasarkan hasil koordinasi maka sepakat memilih penggunaan
eksperimen untuk meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat air di kelas
IV SD Negeri Mangunrejo. Dengan berpedoman pada standar kompetensi
mata pelajaran IPA, guru kelas melakukan langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan eksperimen. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut : 1)
Merencanakan pembelajaran dengan metode Eksperimen (RPP terlampir).
2) Menentuan sumber belajar. 3) Menyiapkan alat, sarana dan bahan yang
diperlukan dalam eksperimen. 4) Menyiapkan panduan prosedur
pelaksanaan eksperimen termasuk Lembar Kerja Siswa (LKS terlampir).
5) Mengembangkan skenario pembelajaran (terlampir), 6) menyusun LKS