perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERAN ANGGOTA KELUARGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STAD SISWA KELAS II SD NEGERI 1 LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh : HENI KURNIAWATI X7109042 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
92
Embed
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERAN ANGGOTA … · peningkatan pemahaman konsep peran anggota keluarga melalui model pembelajaran kooperatif metode stad siswa kelas ii sd negeri 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERAN ANGGOTA
KELUARGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
METODE STAD SISWA KELAS II SD NEGERI 1
LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh : HENI KURNIAWATI
X7109042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERAN ANGGOTA
KELUARGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
METODE STAD SISWA KELAS II SD NEGERI 1
LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh :
HENI KURNIAWATI
X7109042
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
HALAMAN PERSETUJUAN
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERAN
ANGGOTA KELUARGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF METODE STAD SISWA KELAS II SD NEGERI 1 LOGEDE
KARANGNONGKO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 oleh :
NAMA : HENI KURNIAWATI
NIM : X 7109042
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program
Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada hari : Rabu
Tanggal : 15 Juni 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
HALAMAN PENGESAHAN
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERAN
ANGGOTA KELUARGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF METODE STAD SISWA KELAS II SD NEGERI 1 LOGEDE
KARANGNONGKO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 oleh :
NAMA : HENI KURNIAWATI
NIM : X7109042
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program
Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Jumat
Tanggal : 1 Juli 2011
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd
Sekretaris : Drs. Hadi Mulyana, M.Pd
Anggota I : Dra. Lies Lestari, M.Pd.
Anggota II : Drs. Kuswadi, M.Ag
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
ABSTRAK
Heni Kurniawati. PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERAN ANGGOTA KELUARGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STAD SISWA KELAS II SD NEGERI 1 LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep peran anggota keluarga melalui model pembelajaran kooperatif metode STAD pada siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011.
Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan, setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas II SD Negeri 1 Logede dengan jumlah siswa 22. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi. Sedangkan analisis data menggunakan teknik interaktif.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh data pada kondisi awal nilai rata-rata siswa sebesar 61,23, pada siklus I nilai rata-rata siswa 73,77 dan nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II sebesar 83,59. Sebelum dilaksanakan penelitian siswa yang memperoleh nilai > 60 (KKM) sebanyak 12 siswa (54,54%) setelah dilaksanakan penelitian pada siklus I siswa yang memperoleh nilai > 60 (KKM) sebanyak 16 siswa (72,72 %), sedangkan pada siklus II siswa yang memperoleh nilai > 60 (KKM) sebanyak 21 siswa (95,45% ). Hasil penelitian terhadap keaktifan siswa pada siklus I menunjukkan 50% dan pada siklus II menunjukkan 76% siswa yang aktif dalam mengikuti pelajaran. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep peran anggota keluarga pada siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
ABSTRACT
Heni Kurniawati. IMPROVED UNDERSTANDING THE CONCEPT OF THE ROLE OF FAMILY MEMBERS THROUGH THE MODEL LEARNING METHOD STAD Cooperative CLASS II SD NEGERI 1 LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN LESSONS YEAR 2010/2011, Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret University in Surakarta. 2011.
This research aims to improve understanding of the concept of the role of family members through cooperative learning model STAD method in class II SD Negeri 1 Klaten Logede Karangnongko Academic Year 2010/2011.
This research shaped classroom action research (CAR), which consists of two cycles, each cycle consisting of two meetings, each cycle consisting of four stages including planning, implementation, observation and reflection. The subjects were students in grade II SD Negeri 1 Logede with the number of students 22. Data collection technique used observation, testing and documentation. The validity of data using triangulation techniques. While the analysis of data using interactive techniques.
Based on the results of data analysis of data obtained in the initial conditions the average value of 61.23 students, on the first cycle students' average score 73,77 and the average value obtained on the second cycle of 83.59. Prior research conducted of students who obtained a value of> 60 (Minimum Completeness Criteria) as many as 12 students (54,54%) after research conducted in the first cycle of students who obtained a value of> 60 (Minimum Completeness Criteria) as many as 16 students (72,72%), whereas on the second cycle students who obtained a value > 60 (Minimum Completeness Criteria) as many as 21 students (95.45%). The results of student activity on the first cycle showed 50% and on the second cycle showed 76% of students who are active in following lessons. This proves that the method STAD cooperative learning model to enhance understanding of the concept of the role of family members in class II SD Negeri 1 Klaten Logede Karangnongko Academic Year 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
MOTTO
Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan
(Amsal 1:7a)
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa hidup berdampingan
dengan manusia lain dengan saling tolong menolong, berkasih sayang
dan memberi cinta hingga akhirnya memiliki keluarga yang harmonis
(Aristoteles)
Tuhan memerintahkan manusia membentuk suatu keluarga,
keluarga bagian tak terpisahkan dalam menjalani hidup ini
keberhasilanku tak lepas dari campur tangan Tuhan dan peran
serta keluargaku
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
HALAMAN PERSEMBAHAN
Hasil karya ini kupersembahkan untuk :
Bapak dan Ibuku yang selalu mendoakan, mendorongku, membimbingku serta mengajariku untuk bisa menggunakan
hidupku sebaik-baiknya
Febri Joko Kristanto yang selalu membangkitkan semangat
dan memberikan sukacita dalam hidupku, yang selalu mendoakan, menemani, membantu, membimbing dan
memotivasi diriku hingga dapat menyelesaikan skripsi ini
Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2009
FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
melimpahkan berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini untuk memenuhi sebagian dari persayaratan mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan.
Banyak hambatan yang dialami sehingga menimbulkan kesulitan dalam
penyusunan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbgai pihak akhirnya
kesulitan-kesulitan dimaksud dapat teratasi dengan baik. Untuk itu dengan segala
bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada yang
terhormat :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M. Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Drs. Hadi Mulyana, M. Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Drs. Hasan Mahfud, M. Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD Jurusan
Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
5. Dra. Lies Lestari, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, dukungan, saran dan kemudahan yang sangat membantu dalam
penulisan skripsi ini.
6. Drs. Kuswadi, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, dukungan, saran dan kemudahan yang sangat membantu dalam
penulisan skripsi ini.
7. Semua Dosen Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan bekal dan ilmu serta arahan dalam penulisan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
8. Keluarga Besar SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten yang telah
memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian dan menerapkan
ilmu yang penulis dapatkan.
9. Bapak dan ibuku yang selalu mendukungku dalam doa, semangat dan
finansial.
10. Kakak dan adikku yang selalu mendoakanku.
11. Semua pihak yang turut membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Sermoga kebaikan dimaksud menjadi berkat dan dibalas oleh Tuhan Yang Maha
Esa.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan,
namun penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
pengetahuan dan wawasan dunia pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan
yang efektif.
Surakarta, 15 Juni 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
ii
HALAMAN iii
iv
v
ABSTRACT vi
vii
viii
ix
DAFTAR ISI xi
xiii
xiv
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II LANDASAN TEORI
7
1. Hakikat Pemahaman Konsep
Peran Anggota Keluarga
7
2. Hakikat Model Pembelajaran
Kooperatif Metode
16
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 30
C. Kerangka Berpikir 31
D. Hipotesis Tindakan 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian ....................... 34
B. Waktu Penelitian ........................ 34
C. Bentuk dan Strategi Penelitian .. 35
D 36
E. Sumber Data 36
F. Teknik Pengumpulan Data 37
G 39
H. Teknik Analisis Data 40
I 42
J . 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1.
2.
3.
a.
b.
46
46
46
48
48
58
B. Pembahasan Hasil Penelitian....... 68
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
74
75
76
77
LAMPIRAN 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Nilai Kondisi Awal IPS Materi Peran
Anggota Keluarga Kelas II SD Negeri 1 Logede........................
47
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Peran Anggota
Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada Siklus I
57
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Peran Anggota
Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada Siklus
67
Tabel 4 Tabel Rata-rata Nilai Pemahaman Konsep Peran Anggota
Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede Di atas KKM
71
Tabel 5 Tabel Rata-Rata Aktivitas Siswa Dan Kinerja Guru Kelas II SD
Negeri 1 Logede
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian ... 32
Gambar 2 Siklus Observasi David Hopkins . 38
Gambar 3 Bagan Siklus Analisis Interaktif Milles Huberman 41
Gambar 4 Model Penelitian Tindakan Kelas Suharsimi Arikunto ...... 42
Gambar 5
Grafik Nilai Kondisi Awal Pemahaman Konsep Peran
Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede
48
Gambar 6 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga
Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede
57
Gambar 7 Grafik Perbandingan Prosentase Pencapaian KKM Awal
dan Siklus I
58
Gambar 8 Grafik Nilai Pemahaman Peran Anggota Keluarga Siswa
Kelas II SD Negeri 1 Logede pada
67
Gambar 9 Grafik Perbandingan Pencapaian Prosentase KKM pada
Keadaan Awal, Siklus I, dan Siklus II
68
Gambar 10 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep
Peran Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 80
Lampiran 2 Nilai Evaluasi Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede
tujuan.html diunduh 16 Februari 2011 tujuan kognitif pembelajaran IPS
pada tingkat pemahaman, yakni bahwa tingkat pemahaman dalam tujuan
kognitif pembelajaran IPS adalah menerjemahkan, mengubah, mengatur
kembali, mengekspresikan, memberi contoh, mengilustrasikan,
menggeneralisasi, menerjemahkan dan menyimpulkan suatu keadaan. Secara
sederhana Suharsimi Arikunto (1995: 115) menyatakan pemahaman
(comprehension) adalah siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia
memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep.
Selanjutnya Nana Sudjana (1992: 24) menyatakan bahwa pemahaman
dapat dibedakan kedalam 3 kategori, yaitu : (1) tingkat terendah adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang
sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip, (2) tingkat kedua
adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah
dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian
grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok
dan (3) tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ektrapolasi. Memiliki
pemahaman tingkat ektrapolasi berarti seseorang mampu melihat dibalik yang
tertulis, dapat membuat estimasi, prediksi berdasarkan pada pengertian dan
kondisi yang diterangkan dalam ide-ide atau simbol, serta kemempuan
membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan
konsekuensinya.
Senada dengan pendapat di atas Suke Silversius pada
(http://ian43.wordpress.com/2010/12/17/pengertian-pemahaman/ di unduh
tanggal 26 Januari 2011), pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu :
(a) Menerjemahkan (translation), pengertian menerjemahkan disini bukan saja pengalihan (translation), arti dari bahasa yang satu kedalam bahasa yang lain, dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. Pengalihan konsep yang dirumuskan dengan kata-kata kedalam gambar grafik dapat dimasukkan dalam kategori menerjemahkan,
(b) Menginterprestasi (interpretation), kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi,
(c) Mengektrapolasi (Extrapolation), agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya, ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diartikan bahwa pemahaman adalah
suatu proses, cara mempelajari/memahami dengan benar supaya paham dan
memperoleh banyak pengetahuan. Ada tiga tingkatan dalam pemahaman
yaitu yang pertama (tingkat rendah) mengartikan, yang kedua (tingkat
sedang) memahami dan yang ketiga (tingkat tinggi) menafsirkan. Pemahaman
sebagai kemampuan untuk menyerap arti dAri materi yang dipelajari. Hal ini
dapat ditunjukkan dengan menerjemahkan suatu materi dari suatu bentuk ke
bentuk lain. Menginterpretasikan materi dan meramalkan akibat dari suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
hasil belajar ini satu tingkat lebih tinggi dari pengetahuan tapi masih
mmerupakan pemahaman tingkat rendah.
b. Pengertian Konsep
Menurut Trianto (2010:189) konsep adalah materi pembelajaran dalam
bentuk definisi/batasan atau pengertian dari suatu objek, baik yang bersifat
abstrak maupun konkret. Sedangkan Qemar Hamalik (2005:162) menjelaskan
suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri
umum. Stimuli adalah objek-objek atau orang (person). Konsep-konsep tidak
terlalu kongruen dengan pengalaman pribadi kita, tetapi menyajikan usaha-
usaha untuk mengklasifikasikan pengalaman kita. Selanjutnya Woodruff
dalam Amin (1987), mendefinisikan konsep sebagai berikut: (1) suatu
gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, (2) suatu pengertian tentang
suatu objek, (3) produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat
pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya
(setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda).
Senada dengan pendapat di atas Faqih Slamawi dan Bunyamin Maftuh
(2007:11) menyatakan bahwa konsep adalah gagasan-gagasan tentang
sesuatu. konsep adalah suatu gagasan yang ada melalui contoh-contohnya.
Schuncke dalam Faqih Slamawi dan Bunyamin Maftuh (2007:12-13)
mengemukakan beberapa karakteristik umum konsep, yaitu:
(a) Merupakan suatu abstraksi. Konsep merupakan gagasan atau gambaran mental yang kita kembangkan tentang benda, peristiwa, dan kegiatan.
(b) Mencerminkan pengelompokkan benda (kegiatan, peristiwa, atau gagasan) yang memiliki kualitas/karakteristik tertentu yang umum.
(c) Bersifat pribadi. Latar belakang dan pengalaman pribadi mungkin berdeda antara satu dengan yang lain.
(d) Dipelajari melalui pengalaman langsung maupun tidak langsung. (e) Bukan sekedar suatu kata-kata. Kata-kata memang digunakan untuk
memmberi label terhadap konsep, tetapi tidak berarti bahwa hanya karena kita tidak mempunyai sebuah kata untuk konsep tertentu kemudian kita tidak mengembangkan konsep. Dalam mengajarkan konsep yang memiliki karekteristik tersebut di atas
Trianto (2010:185) menyebutkan langkah-langkah mengajar konsep yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
(a) menyajikan konsep, (b) pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok,
contoh dan bukan contoh), (c) pemberian latihan misalnya berupa tugas untuk
mencari contoh lain, (d) pemberian umpan balik, (e) pemberian tes.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsep adalah sesuatu
suatu pengertian yang menggambarkan ciri-ciri umum dari objek,
pengalaman atau fenomena yang bersifat abstrak maupun konkrit.
Dari uraian di atas, maka yang dimaksud pemahaman konsep adalah
suatu proses, cara mempelajari/memahami suatu objek atau pengalaman yang
menggambarkan ciri-ciri umum dari objek, pengalaman atau fenomena
tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut Dahar (1991) menyatakan
pemahaman konsep diperoleh melalui proses belajar. Sedangkan belajar
merupakan proses kognitif yang melibatkan tiga proses yang berlangsung
hampir bersamaan. Ketiga proses tersebut adalah : (1) memperoleh informasi
baru, (2) transformasi informasi, dan (3) menguji relevansi dan ketetapan
pengetahuan. Begitu pentingnya pemahaman konsep bagi proses berfikir kita,
sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang manfaat pemahaman suatu konsep,
yaitu : 1) konsep membantu proses mengingat dan membuatnya lebih efisien,
2) konsep membantu kita menyederhanakan atau meringkas informasi,
komunikasi dan waktu yang digunakan untuk memahami informasi tersebut,
3) konsep menentukan apa yang diketahui atau diyakini seseorang.
c. Peran Anggota Keluarga Menurut http://astaqauliyah.com/2006/12/konsep-keluarga-dinamika-
dan-fungsinya/ diunduh 12 Februari 2011 secara tradisional, keluarga
diartikan sebagai dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan pertalian
darah, perkawinan atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal
bersama. Sedangkan Morgan dalam Sitorus (1988:34) menyatakan bahwa
keluarga merupakan suatu grup sosial primer yang didasarkan pada ikatan
perkawinan (hubungan suami-istri) dan ikatan kekerabatan (hubungan antar
generasi, orang tua anak) sekaligus. Secara sederhana Minuchin dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Sofyan S Willis ( 2002 : 28 ) menyatakan keluarga adalah suatu kesatuan,
suatu sistim, suatu organisasi.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah suatu
organisasi terkecil dari masyarakat yang terdiri lebih dari dua orang yang
memiliki hubungan darah dan tinggal dalam satu atap rumah.
Berdasarkan Undang-undang no.10 tahun 1972, keluarga terdiri atas
ayah, ibu dan anak karena ikatan darah maupun hukum. Keluarga yang terdiri
dari ayah, ibu, dan satu anak disebut dengan keluarga inti. Sedangkan
keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, kakek, nenek, paman, bibi,
keponakan disebut dengan keluarga besar
Di dalam keluarga tiap anggota keluarga memiliki tugasnya atau peran
masing-masing, Tugas ini adalah demi kehidupan keluarga itu sendiri. Di
dalam tugas atau peran ini juga bisa membuat antara satu anggota keluarga
dengan yang lain bisa berkerjasama sehingga timbulah rasa saling peduli dan
juga bisa membentuk rasa cinta kasih yang membuat keluarga itu hidup
dalam kerukunan dan damai tanpa adanya konflik yang membuat perpecahan
dalam keluarga.
Dalam keluarga terdapat kepala keluarga sebagai orang yang
bertanggung jawab terhadap suatu keluarga dan anggota keluarga orang yang
menjadi bagian dari suatu keluarga. Ayah bertanggung jawab kepada seluruh
anggota keluarga melindungi seluruh anggota keluarga mencari nafkah untuk
keluarga mendidik dan memberi nasihat kepada anak-anak. Ibu adalah orang
pertama yang mendidik anak, selain itu juga mengurus keperluan rumah
tangga mendampingi ayah dalam mengurus anak-anak mengatur gizi
makanan keluarga sehari-hari mengatur nafkah yang diberikan ayah.
Peranan seorang anak dalam sebuah keluarga adalah menjalankan segala
kewajiban sesuai dengan tingkat perkembangannya. Kakak memberi contoh
yang baik terhadap adik patuh dan taat terhadap perintah kedua orang tua
menghormati kedua orang tua membantu pekerjaan kedua orang tua belajar
dengan giat agar tercapai cita-cita. Adik patuh dan taat terhadap perintah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
kedua orang tua menghormati kedua orang tua membantu pekerjaan kedua
orang tua belajar dengan giat agar tercapai cita-cita.
d. Hakikat Mata Pelajaran IPS SD
1) Pengertian IPS
Mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial (IPS) telah diajarkan sejak
kelas satu Sekolah Dasar (SD). Mengapa IPS harus dipelajari dan
diajarkan kepada anak didik bahkan sejak kelas satu SD? Padahal
pengetahuan sosial itu telah melekat pada diri kita dan tak asing lagi.
Memang pengetahuan itu diperoleh secara alamiah dari kehidupan
sehari-hari, yang telah ada pada diri kita masing-masing namun hal ini
belum cukup mengingat kehidupan masyarakat dengan segala
permasalahannya yang makin berkembang. Untuk menghadapi keadaan
demikian pengetahuan sosial yang diperoleh secara alamiah tidak cukup.
Disini perlu pendidikan formal khususnya pendidikan IPS.
Menurut Ischak (2001:1.36) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah
bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala, dan
masalah sosial di masyarakat dari meninjau dari berbagai aspek
kehidupan atau satu perpaduan. Sedangkan menurut Mulyono
Abdurrahman (1996: 227) menjelaskan bahwa
menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia, menggunakan pengetahuan tentang hubungan manusia dengan sesamanya, hasil karya cipta manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan manusia dan bagaimana memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam hubungannya dengan interaksi
Selanjutnya Saidiharjo dalam Hidayati, Munijem, dkk (2008:1.7)
menyatakan bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian
atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti : geografi, ekonami,
sejarah, sosiologi, antropologi, dan politik. Senada dengan pendapat di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
atas, Ischak (2001:1.36) menyatakan IPS adalah bidang studi yang
mempelajari, menelaah, menganalisis gejala, dan masalah sosial di
masyarakat dari meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu
perpaduan.
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa IPS adalah
salah satu mata pelajaran yang mempelajari, menelaah, menganalisis
gejala dan masalah sosial di lingkungan masyarakat dengan meninjau
dari berbagai aspek kehidupan yang sangat penting dipelajari sesuai
dengan perkembangan jaman.
2) Tujuan Pendidikan IPS di Sekolah Dasar (SD)
Setiap usaha pendidikan pasti mempunyai tujuan tertentu. Tujuan
pendidikan IPS SD haruslah terkait dengan kebutuhan dan disesuaikan
dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak.
Berkaitan dengan hal tersebut kurikulum 2004 untuk tingkat satuan SD
menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum
2004), bertujuan untuk :
1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
2) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kratif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan social.
3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan
4) Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkomptensi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional dan global.
Selain itu menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2009:34)
mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :
l) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sarna dan berkompetisi dalam masayarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Sedangkan menurut Gros dalam Etin Solihatin dan Raharjo
(2009:14) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk
mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam
kehidupannya di masyarakat.
Kemudian Nursid Sumaatmadja berpendapat dalam Hidayati,
didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi
Selanjutnya Gros dalam Etin Solihatin dan
Raharjo (2009:14) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah
untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam
kehidupannya di masyarakat.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan IPS di SD adalah membina siswa menjadi pribadi yang baik,
memiliki pengetahuan, pemahaman, sikap belajar, kemampuan
memecahkan masalah, dan keterampilan sosial.
3) Ruang lingkup Mata Pelajaran IPS
Pembelajaran IPS di SD dirasakan penting sebagaimana asumsi para
ahli di bidang Pendidikan IPS yang memang kajian IPS yang dibagi ke
dalam sub-sub materi yang terorganisir secara runtut dan kontinue.
Materi pembelajaran IPS disusun secara komprehensif runtut, dan
kurikulum IPS ini memungkinkan adanya multimetode dalam proses
pembelajaran.
Ada 5 macam sumber materi IPS menurut Hidayati, Munijem, dkk
(2008:2.6), antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
2) Kegiatan manusia misalnya : mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, dan transportasi.
3) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
4) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.
5) Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, dan keluarga.
Sedangkan Depdiknas (2003:3) menyatakan ruang lingkup
individu; (4) ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi atau
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan karakteristik model
pembelajaran kooperatif, yaitu adanya :
a) Saling ketergantungan positif
Setiap anggota harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan
tugasnya agar yang lain juga berhasil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b) Tanggung jawab perseorangan
Setiap anggota kelompok mempertanggung jawabkan aktivitasnya
agar tidak mengganggu kinerja tim.
c) Tatap muka
Siswa berinteraksi langsung dengan anggota lainnya untuk mencapai
tujuan.
d) Komunikasi antar anggota
Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada kesedian para
anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka
untuk mengemukakan pendapatnya.
e) Evaluasi kelompok
Evaluasi kerja kelompok dilaksanakan agar siswa dalam kerja
kelompok berikutnya dapat berjalan lebih efektif.
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan model pembelajaran
lainnya karena proses pembelajaran kooperatif lebih menekankan kepada
proses kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak
hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan
pelajaran, tetapi juga ada unsur kerja sama untuk penguasaan materi
tersebut.
3) Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sugiyanto (2008 : 41-42) keunggulan pembelajaran
kooperatif sebagai suatu model pembelajaran di antaranya :
a) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial. b) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,
ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
c) Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan atau dipraktekkan.
d) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan sistuasi dari berbagai perspektif.
e) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2006:247-248) keunggulan
model pembelajaran kooperatif di antaranya :
a) Melalui model pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru.
b) Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea tau gagasan secara verbal.
c) Model pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain.
d) Model pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
Selanjutnya menurut Soewarso (1998:22) pembelajaran kooperatif
memiliki keunggulan, meliputi:
a) Kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.
b) Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
c) Siswa yang lambat berfikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuannya.
d) Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar bekerja sama.
Model pembelajaran kooperatif akan dapat memberikan nuansa baru
di dalam pembelajaran oleh oleh semua bidang studi atau mata pelajaran
yang diampu guru. Karena pembelajaran kooperatif dan beberapa hasil
penelitian baik pakar pendidikan dalam negeri maupun luar negeri telah
memberikan dampak luas terhadap keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Dampak tersebut bukan hanya kepada siswa akan tetapi
juga kepada guru dan interaksi edukatif muncul dan terlihat peran guru
maupun siswa.
c. Metode-metode dalam Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Hidayati, dkk (2008:7-20) Kata metode berasal dari bahasa
(2007:36) mengemukakan bahwa dalam pendidikan kata metode digunakan
untuk menunjukkan serangkaian kegiatan guru yang terarah yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
menyebabkan siswa belajar. Sehubung dengan hal tersebut Hamzah B. Uno
mendefinisikan bahwa metode pembelajaran adalah sebagai cara yang
digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah
serangkaian kegiatan guru yang terarah yang menyebabkan siswa belajar,
sehingga proses pembelajaran berjalan efektif.
Metode-metode dalam model pembelajaran kooperatif menurut
Sugiyanto (2008 : 42-54) antara lain :
1) Metode STAD (Student Teams Achievement Division). Metode ini
dipandang paling sederhana. Banyak guru menggunakan metode ini untuk
menyampaikan informasi akademik baru kepada siswanya baik secara
verbal maupun tertulis. Semua anggota mempelajari materi secara
bersama-sama dalam kelompok, karena guru langsung menyampaikan
materi secara bersama-sama kepada semua siswanya.
2) Metode Jigsaw. Metode ini berbeda dengan STAD, dalam metode jigsaw
setiap kelompok menunjuk perwakilan salah satu anggotanya yang
dianggap paling pintar, perwakilan-perwakilan tersebut kemudian
bergabung menjadi satu kelompok dan disebut kelompok pakar, guru
menyampaikan materi kepada kelompok pakar, setelah itu kelompok pakar
kembali ke kelompoknya masing-masing dan menerangkan materi yang
sudah diterimanya kepada anggota yang lain dalam satu kelompok.
3) Metode GI (Group Invetigation). Metode ini merupakan metode yang
paling kompleks karena melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam
menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi,
sehingga metode ini menuntut siswa memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi maupun ketrampilan dalam memiliki kelompok
(group process skills).
4) Metode Struktural. Meskipun banyak memiliki kesamaan dengan metode
lainnya, metode structural menekankan pada struktur-struktur khusus yang
dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
menghendaki agar siswa bekerja sama dan saling bergantung dalam
kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.
Dalam penelitian ini model pembelajaran yang digunakan dalam
pelajaran IPS materi mendeskripsikan peran anggota keluarga adalah model
pembelajaran kooperatif dengan metode STAD.
d. Hakikat Metode STAD (Student Teams Achievement Division)
1) Pengertian Metode STAD
Seorang guru harus dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif
dalam meningkatkan hasil pembelajaran yaitu dengan memahami dan
menerapkan model dan metode pembelajaran yang tepat. Salah satu model
pembelajaran kooperatif adalah metode STAD.
Menurut Robert E. Slavin (2008:143) STAD merupakan salah satu
metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan
model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru
menggunakan pendekatan kooperatif. Selanjutnya Sutrisni Andayani
(2007) pada http://trisnimath.blogspot.com/ diunduh 5 Februari 2011
menjelaskan bahwa Student team achievement divisions (STAD)
merupakan metode yang paling sederhana dimana siswa ditempatkan
dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran
menurut tingkat kinerja, jenis kelamin dan suku.
Senada dengan pendapat di atas Menurut
http://www.trisnimath.blogspot.com/ di unduh 3 Juni 2011 model
pembelajaran kooperatif metode Student Team Achievement Divisions
(STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat
orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis
kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja
dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai
pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu
dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Roestiyah (1976 : 25) menyatakan bahwa STAD lebih mementingkan
sikap dari pada teknik dan prinsip, yaitu partisipasi dalam rangka
mengembangkan potensi kognitif dan afektif.
Selain menjadi metode pembelajaran yang sederhana serta mudah
dilaksanakan metode STAD juga memiliki sejumlah kelebihan. Menurut
Roestiyah (1976 : 25) menyebutkan kelebihan metode STAD, yaitu :
1) Siswa lebih mampu mendengar, menerima dan menghormati serta menerima orang lain.
2) Siswa mampu mengidentifikasi akan perasaannya, juga perasaan orang lain.
3) Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti orang lain. 4) Siswa mampu menyakinkan dirinya untuk orang lain dengan
membantu orang lain dan meyakinkan dirinya untuk saling memahami dan mengerti
5) Mampu mengembangkan potensi yang berhasil guna dan berdaya guna, kreatif bertanggungjawab, mampu mengaktualisasikan dan mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi.
Sedangkan menurut http://yankcute.blogspot.com/keunggulan
pembelajaran.html metode STAD memiliki kelebihan dan kelemahan,
diunduh 1 Februari 2011 kelebihan metode STAD adalah sebagai berikut:
1) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
2) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.
3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.
4) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
Selanjutnya Davidson dalam Nurasma (2006:26) menyebutkan
kelebihan metode STAD antara lain :
1) Meningkatkan kecakapan individu
2) Meningkatkan kecakapan kelompok
3) Meningkatkan komitmen
4) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya
5) Tidak bersifat kompetitif, tidak memiliki rasa dendam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Kelebihan metode STAD telah dibuktikan oleh Ghazi Ghaith dalam
Jurnal Internasional http://www.sciencedirect.com/science diunduh 5
Learners' perceptions of
their STAD cooperative experience persepsi Pembelajar dari
pengalaman mereka tentang kooperatif STAD). Pembelajaran kooperatif
(STAD) telah terbukti unggul bentuk individualistis dan kompetitif
instruksi dalam meningkatkan hasil kognitif dan non-kognitif dari sekolah.
Sedangkan Menurut Journal Internasional yang ditulis oleh Abu dan
Flower http://www.scholar.lib.vt.edu/journalis diunduh 5 Februari 2011
menyatakan bahwa : Allen and Van Sickle (1984) used STAD as the
experimental treatment in as study involving low achieving student. They
found that the cooperative learning group scored significantly higher on a
penelitian yang dilakukan oleh Allen dan Van Sickle (1984) menggunakan
STAD sebagai perlakuan percobaan pada sebuah pembelajaran
menyatakan prestasi yang rendah. Mereka menemukan bahwa
pembelajaran kelompok kooperatif menghasilkan skor yang signifikan
lebih tinggi pada tes geografi.
Selain kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan di atas, metode
pembelajaran.html, diunduh 1 Februari 2011diuraikan pula kekurangan
metode STAD diantaranya sebagai berikut:
1) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.
2) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
3) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan model pembelajaran kooperatif.
4) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
Sedangkan menurut Slavin dalam Nurasma (2006:2007 ) yaitu:
1) Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena
peran anggota yang pandai lebih dominan.
Menurut Kagan dalam Kauchak (1998:136,137) mengatakan adanya
kekurangan metode STSD adalah :
1) Kelas yang ramai namun tidak produktif. Ketika menerapkan strategi belajar bersama, kita harus berharap agar kelas lebih ramai sedikit karena siswa bekerja dan berbicara dalam kelompok kecil. Namun sesuatu yang berkelebihan, bagaimanapun akan mengganggu guru dan mengganggu fungsi kelompok dan kelas lainnya.
2) Siswa gagal untuk saling mengenal. biasanya terjadi pada siswa yang terisolasi secara sosial. Dalam kegiatan belajar, siswa duduk diam terisolir dari siswa-siswa lainnya. Belajar bersama mengharuskan mereka berbicara, mendengarkan dan membantu lainya untuk belajar. Proses biasanya dibuat lebih rumit oleh keheterogenan kelompok tersebut.
3) perilaku yang salah, biasanya timbul karena adanya ketidaktahuan siswa tentang apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran kooperatif. Hal ini yang menimbulkan peningkatan masalah manajemen pada siswa sehingga memerlukan solusi untuk masalah potensial yang menantang, pemikiran lebih, penyusunan dan pengawasan agenda dan pengawasan siswa dengan hati-hati.
4) Perilaku yang salah, biasanya timbul karena adanya ketidaktahuan siswa tentang apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran kooperatif.
5) penggunaan waktu yang tidak efektif. Terjadi oleh karena siswa yang bergurau dan bermain sendiri sedangkan siswa lainnya sibuk melakukan aktivitas kelompok. Pengawasan guru yang tidak cermat dalam mengawasi kinerja guru selama pembelajaran kelompok tidak efektif.
Walaupun terdapat kekurangan dalam metode STAD namun dapat
diatasi dengan pemilihan tingkat kesulitan materi yang dipilih untuk
disampaikan dengan metode STAD sehingga tidak banyak memakan
waktu. Guru harus mempelajari dengan sungguh komponen-komponen
metode STAD sebelum menggunakannya sehingga guru benar-benar
menguasai/memahaminya, dan sejak awal guru harus menanamkan dan
membiasakan sikap bekerja sama sehingga siswa tidak canggung, terbiasa
dan senang bekerja sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Metode STAD ini mempunyai kelebihan dan kelemahan yang harus
dipahami oleh guru sehingga di dalam pembelajaran guru dapat
memanfaatkan kelebihan metode STAD dengan maksimal dan
meminimalisir kelemahan-kelemahannya yang diharapkan dapat
menciptakan pembelajaran yang efektif sehingga dapat mencapai tujuan
dari pembelajaran yang dilaksanakan.
Dengan melihat kelebihan-kelebihan metode STAD dan kesesuaian
dengan kondisi siswa kelas II SD Negeri 1 Logede inilah yang mendorong
penulis memilih model pembelajaran kooperatif metode STAD.
2) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Metode STAD
Menurut Jozua Sabandar
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode STAD
diawali dengan guru menyajikan materi pelajaran, dilanjutkan dengan
siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 anggota, selanjutnya
setelah kegiatan kelompok dilakukan maka setiap siswa akan mengerjakan
Senada dengan pendapat tersebut menurut
Ibrahim dalam Tri Yudowibowo (2010:52) pembelajaran kooperatif
metode STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana. Siswa dalam pembelajaran kooperatif metode STAD dibagi
menjadi beberapa kelompok kecil. Kelompok kecil ini mempunyai
anggota 4-5 siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah, terdiri dari
laki-laki dan perempuan, dan apabila memungkinkan berasal dari suku,
agama dan etnis yang berbeda.
Sedangkan menurut http://www.iqbalali.com, diunduh 23 Februari
2010 diuraikan langkah-langkah pembelajaran dalam metode STAD
adalah sebagai berikut :
1) Penyajian kelas (class presentation). Guru menyajikan materi didalam
kelas secara klasikal yang difokuskan pada konsep-konsep dari materi
yang akan dibahas saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2) Pembentukan kelompok (teams). Siswa disusun dalam kelompok yang
anggotanya heterogen (baik prestasi akademis maupun jenis
kelaminnya).
3) Pemberian tes atau kuis. Setelah belajar kelompok selesai diadakan tes
atau kuis yang sifatnya individual dengan tujuan untuk mengukur
kemampuan belajar siswa terhadap materi yang telah dipelajari.