Page 1
PENINGKATAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN
MEDIA REKAMAN WAWANCARA PADA SISWA
KELAS VII SMP ISLAMIYAH SAWANGAN DEPOK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd.)
Rio Noviza
108013000076
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M/1434 H
Page 5
i
ABSTRAK
RIO NOVIZA, 108013000076; Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita
dengan Penggunaan Media Rekaman Wawancara. Penelitian Tindakan Kelas pada
Siswa Kelas VII SMP ISLAMIYAH Sawangan Depok Tahun Ajaran 2012-2013.
Skripsi. Jakarta: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis teks berita
pada siswa kelas VII SMP ISLAMIYAH Sawangan Depok melalui media rekaman
wawancara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode tindakan kelas atau
action research.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengamatan atau observasi,
angket, catatan lapangan, jurnal siswa, wawancara, foto, dan pelaksanaan tes menulis
teks berita disetiap akhir pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, yang
terdiri dari tiga pertemuan. Satu siklus itu terdiri dari empat tahapan, yaitu:
perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian dilakukan di SMP ISLAMIYAH
Sawangan Depok, pada siswa kelas VII yang berjumlah 31 siswa, Tahun Ajaran
2012/2013.
Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan rata-rata keterampilan menulis teks
berita siswa melalui media rekaman wawancara. Pada saat pretest nilai rata-rata siswa
sebesar 58,16, sedangkan pada saat posttest I dan II nilai rata-rata siswa sebesar 69,77
dan 76,64 (> nilai KKM 65). Peningkatan juga terjadi terhadap respon dan motivasi
siswa dalam menulis teks berita.
Kata kunci: Menulis Teks Berita.
Page 6
ii
ABSTRACT
RIO NOVIZA, Writing skills 108013000076; The text Using the Media News with
Record Interviews. Classroom Research activities in grade VII Junior High School
ISLAMIYAH Sawangan Depok. Bachelor Theses. Jakarta: Education Language and
Literature Faculty of Indonesia, education and educations in teaching and care, UIN
Syarif Hidayatullah State Islamic University in Jakarta, 2013.
This research aims to improve writing skills in grade text news VII Junior High
SchoolISLAMIYAH Sawangan Depok record through the media interview. Research
method is used methods class action or action research.
Data Collection will be done with the method observation or observation, inquiry,
note field, journals students, and interviews, photos and the implementation writing
test text news at the end of each meeting. This Research carried out two cycles, which
consists of three meetings. The cycle is comprised of four stages, namely: planning,
actions, observation, and reflection. Research was done in Junior High School
ISLAMIYAH Sawangan Depok, in which students of class VII of the school year 31
students, 2012/2013.
Results of the study showed that there is an increase price writing skills the text news
students through the media interview record. At the time value of average pretest
students of 58.16, while at the time posttest I and II value of average students of
69.77 and 76.64 (> KKM 65). The increase is also happened to response and to
motivate students in writing the text news.
Key words: Writing skills The text News.
Page 7
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah rabbil’alamin, sebagai ungkapan rasa syukur penulis panjatkan
puji kehadirat Ilahi Robbi, karena atas rahmat dan inayah-Nyalah bahwa skripsi yang
berjudul “PENINGKATAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MEDIA
REKAMAN WAWANCARA PADA SISWA KELAS VII SMP ISLAMIYAH
SAWANGAN DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013” dapat terselesaikan. Selawat
dan salam semoga senantiasa disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
Saw, kepada para sahabatnya, keluarganya, dan kepada kita semua yang senantiasa
berjuang menegakan agama Allah Swt, yakni agama Islam.
Merupakan ciri dan sifat manusia bahwa ketidaksempurnaan melekat dan terlihat
sebagai kodratnya. Namun demikian, diyakini bahwa kekurangan tadi bukan
merupakan bentuk usaha yang disengaja. Terlepas dari segala kekurangannya, ini
adalah hasil kerja maksimal penulis dalam situasi dan kondisi yang tersedia.
Tentunya, dengan situasi psikologis, suasana, komunikasi, dan fasilitas pembelajaran
yang lebih baik akan dihasilkan karya yang lebih cerdas dan baik pula. Kiranya,
usaha-usaha penyempurnaan akan menuju keilmiahan adalah sebagai bentuk
perjuangan yang tidak akan terhenti untuk mencapai suatu tujuan sampai menghadapi
keharibaan Allah Swt.
Kerja keras penulis tentu saja tidak akan terwujud tanpa keterlibatan banyak
pihak. Sebagai realisasi syukur kepada Allah Swt, penulis perlu mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Nurlena, MA., Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Beliau merupakan sosok seorang Ibu yang penuh kasih sayang, rasa
simpati, dan perhatian, sehingga mahasiswa selalu mendapatkan kemudahan dan
toleransi waktunya dalam setiap kesempatan.
3. Makyun Subuki M.Hum. selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah
memberikan cahaya penuh inspirasi dengan kegigihan dan tanggung jawabnya
yang tinggi, telah banyak menghabiskan waktu untuk koreksi penulisan dan
arahan-arahan yang mengembangkan ide penulis.
4. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis menjalani perkuliahan.
Page 8
vi
5. Ahmad Sujai, S.Pd. selaku Kepala SMP Islamiyah Sawangan Depok, yang telah
memberikan izin dan memberikan kemudahan dalam proses penelitian.
6. Ratna Nandia Prihatingsih, S.Pd. guru bidang studi Bahasa Indonesia SMP
Islamiyah, yang selalu ada dalam sepenuh waktu untuk penulis ganggu dan minta
bantuan dalam rangka mengumpulkan data-data yang penulis butuhkan dalam
penelitian ini.
7. Sahabat-sahabatku tercinta khususnya PBSI angkatan 2008, untaian kata mungkin
tak akan sanggup menggambarkan amanah persahabatan kita, baik dikala senang
maupun susah. Hanya harapan yang terpatri dalam diri yang mampu mengatakan,
Semoga roh kehidupan ini akan terus menyuburkan dan memperluas tali
silaturahmi di antara kita, semoga.
8. Kedua orangtuaku, Ayahanda Rusdi dan Ibunda Hamidah. Akhirnya, keseluruhan
untaian terima kasih penulis dari awal sampai akhir di atas adalah atas rida
keluarga dan khususnya orang tua penulis, yang menjadi roh penyangga dalam
memberikan bekal yang cukup untuk penulis menghargai ilmu dan mengarungi
hidup. Doa penulis tiada henti Allah Swt memberikan kesehatan dan keberkahan
umur kepada Ayah dan Ibu.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Ungkapan kata pun mungkin tidak akan cukup untuk membalas kebaikan kalian.
Penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah Swt membalasnya dengan segala kebaikan
dan pahala yang berlipat ganda. Amin, Ya Rabbal’Alamin.
Jakarta, 22 Mei 2013
Rio Noviza
Page 9
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 6
B. Identifikasi area dan penelitian ........................................................... 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................................. 7
D. Perumusan Masalah ............................................................................ 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................. 9
A. Menulis ................................................................................................ 9
1. Pengertian Menulis ........................................................................ 9
2. Menulis sebagai Suatu Cara Berkomunikasi ................................. 13
3. Fungsi Menulis .............................................................................. 14
4. Tujuan Menulis .............................................................................. 15
5. Penggolongan Tulisan ................................................................... 17
B. Teks Berita .......................................................................................... 20
1. Pengertian Teks Berita .................................................................. 20
2. Unsur-unsur Berita ........................................................................ 21
3. Ragam Berita ................................................................................. 22
4. Struktur Berita ............................................................................... 24
Page 10
vi
5. Kriteria Sebuah Berita ................................................................... 26
6. Bahasa Jurnalistik .......................................................................... 26
7. Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik ............................................................ 27
8. Menulis Teks Berita ...................................................................... 30
C. Media Pendidikan ............................................................................... 33
1. Hakikat Media Pendidikan ............................................................ 33
2. Ciri-ciri Media Pendidikan ............................................................ 34
3. Fungsi Media Pendidikan .............................................................. 35
4. Manfaat Media Pendidikan ............................................................ 36
5. Klasifikasi Media Pendidikan........................................................ 37
6. Media Audio Visual sebagai Media Pendidikan ........................... 40
7. Rekaman Wawancara sebagai Sumber Belajar ............................. 41
D. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 42
E. Hipotesis Tindakan ............................................................................ 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 46
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 46
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian .......................................... 46
C. Subjek Penelitian ................................................................................ 48
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ........................................ 48
E. Tahapan Intervensi Data..................................................................... 49
1. Tahap Prapenelitian ....................................................................... 50
2. Perencanaan Tindakan (Planning) ............................................... 50
3. Pelaksanaan Tindakan (Acting) ..................................................... 50
4. Pengamatan (Observing) .............................................................. 50
5. Refleksi (Reflecting) ...................................................................... 51
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...................................... 51
G. Data dan Sumber data ......................................................................... 51
H. Instrumen pengumpulan data ............................................................. 52
1. Tes Hasil Belajar ........................................................................... 52
Page 11
vii
2. Lembar Observasi .......................................................................... 52
3. Angket ........................................................................................... 53
4. Jurnal Siswa ................................................................................... 53
5. Wawancara .................................................................................... 53
6. Catatan Lapangan .......................................................................... 53
7. Dokumentasi .................................................................................. 54
I. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 54
J. Jenis Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi .............................. 54
K. Analisi Data dan Interpretasi Data ..................................................... 55
L. Pengembangan dan Perencanaan Tindakan ....................................... 61
BAB IV DESKRIPSI, DAN ANALISIS DATA ............................................... 62
A. Deskripsi Data ......................................................................................... 62
1. Sejarah dan Profil Sekolah ............................................................ 62
a. Sejarah Sekolah ........................................................................ 62
b. Profil Sekolah ........................................................................... 62
2. Visi ........................................................................................... 63
3. Misi ........................................................................................... 63
4. Jumlah Siswa/i SMP Islaimyah Sawangan Depok Tahun Ajaran 2012-
2013 ........................................................................................... 63
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan/Hasil Intervensi Pengamatan............ 63
1. Tindakan Pembelajaran ................................................................. 63
2. Deskripsi Pertemuan Pertama/ Tahap Pretest ............................... 64
a. Tahap Perencanaan ................................................................... 64
b. Tahap Pelaksanaan .................................................................... 65
c. Tahap Refleksi .......................................................................... 66
3. Deskripsi Pertemuan Kedua/ Tahap Posttest siklus I .................... 67
a. Tahap Perencanaan ................................................................... 67
b. Tahap Pelaksanaan .................................................................... 67
c. Tahap Refleksi .......................................................................... 68
4. Deskripsi Pertemuan Ketiga/ Tahap Posttest siklus II .................. 68
Page 12
viii
a. Tahap Perencanaan ................................................................... 68
b. Tahap elaksanaan ...................................................................... 69
c. Tahap Refleksi .......................................................................... 70
5. Analisis Data ................................................................................. 70
a. Data Hasil Pretest ..................................................................... 70
b. Data Hasil Posttest I ................................................................ 72
c. Data Hasil Posttest II ................................................................ 75
d. Interpretasi Hasil Analisis ......................................................... 79
e. Analisis Data Non Tes .............................................................. 80
f. Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran ............... 80
g. Interpretasi Hasil Analisis ......................................................... 85
h. Deskripsi Tingkah Laku Guru dalam Pembelajaran ................. 85
i. Interpretasi Hasil Analisis ......................................................... 92
j. Interpretasi Hasil Analisis ......................................................... 97
k. Analisis Data Kualitatif ............................................................ 98
l. Deskripsi dan Analisis Catatan Lapangan dalam
Pembelajaran ............................................................................ 98
m. Deskripsi Jurnal Siswa .............................................................. 99
n. Deskripsi Hasil Wawancara ...................................................... 99
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ........................................... 101
A. Simpulan .................................................................................................. 101
B. Saran......................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA
UJI REFERENSI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
Page 13
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Media Audio (media dengar) ................................................................ 38
Tabel 2 : Projected Media .................................................................................... 38
Tabel 3 : Media Audio Visual ............................................................................. 39
Tabel 1 : Format Penilaian ................................................................................... 55
Tabel 3 : Kategori Penilaian Teks Berita dengan Skala Nilai Rentang = skor terbesar –
skor terkecil ........................................................................................................... 5
Tabel 4 : Jumlah Siswa SMP Islamiyah Sawangan DepokTahun Ajaran 2012-201363
Tabel 5 : Hasil Pretest Siswa kelas VII SMP Islamiyah Sawangan Depok ........ 72
Tabel 6 : Hasil Posttest I Siswa kelas VII SMP Islamiyah Sawangan Depok ..... 72
Tabel 7 .: Hasil Posttest II Siswa kelas VII SMP Islamiyah Sawangan Depok ... 75
Tabel 8 : Perbandingan Pretest, Posttest (Siklus 1 dan Siklus 2) ........................ 77
Tabel 9 : Nilai Minimal, Maksimal, Rata-rata, Median, Modus, dan Rentang Skor
Pretest, Posttest Siklus I dan II ............................................................................. 79
Tabel 10 : Hasil observasi terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran keterampilan
menulis teks berita pada pretest ............................................................................ 80
Tabel 11 : Hasil observasi terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran keterampilan
menulis teks berita pada posttest ........................................................................... 82
Tabel 12 : Perbandingan Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran saat Pretest dan
Posttest ............................................................................................................ 84
Tabel 13 : Hasil observasi terhadap tingkah guru dalam mengajar pembelajaran
keterampilan menulis teks berita pada pretest ..................................................... 85
Tabel 14 : Hasil observasi terhadap tingkah guru dalam mengajar pembelajaran
keterampilan menulis teks berita pada posttest ..................................................... 88
Tabel 15 :Perbandingan Tingkah Laku Guru dalam Mengajar saat Pretest dan Posttest
............................................................................................................ 91
Tabel 16 : Hasil Skor Rata-rata Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran .................. 93
Page 14
x
Tabel 17 : Kriteria Penafsiran Angket ................................................................... 93
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Hubungan antara penulis dan pembaca .............................................. 14
Gambar 2 : Penggolongan tulisan ......................................................................... 19
Gambar 3 : Struktur penulisan berita..................................................................... 25
Page 15
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 2 : Materi Pembelajaran
Lampiran 3 : Lembar Penilaian Aktivitas siswa dalam pembelajaran
Lampiran 4 : Lembar Penilaian siswa terhadap guru
Lampiran 5 : Lembar Catatan lapangan
Lampiran 6 : Lembar Jurnal siswa
Lampiran 7 : Rekaman wawancara
Lampiran 8 : Transkip rekaman wawancara dalam bentuk tulis
Lampiran 9 : Lembar wawancara dengan guru bidang studi
Lampiran 10 : Daftar nama siswa kelas VII SMP Islamiyah Sawangan Depok
Lampiran 11 : Hasil Pretest Siswa Kelas VII SMP Islamiyah Sawangan Depok
Lampiran 12 : Hasil Posttest Siswa Kelas VII SMP Islamiyah Sawangan Depok
Siklus I
Lampiran 13 : Hasil Posttest Siswa Kelas VII SMP Islamiyah Sawangan Depok
Siklus II
Lampiran 14 : Nilai tes pretest siswa
Lampiran 15 : Nilai tes posttest siswa siklus I
Lampiran 16 : Nilai tes postest siswa siklus II
Lampiran 17 : Penilaian siswa terhadap guru pada tahap pretest
Lampiran 18 : Penilaian siswa terhadap guru pada tahap posttest
Lampiran 19 : Jurnal siswa pada tahap pretest
Lampiran 20 : Jurnal siswa pada tahap posttest
Lampiran 21 : Catatan Lapangan
Lampiran 22 : Hasil wawancara dengan guru bidang studi
Lampiran 23 : Foto kegiatan
Lampiran 24 : Surat bimbingan skripsi
Lampiran 25 : Surat keterangan penelitian
Page 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan sarana komunikasi manusia. Sebagai
sarana komunikasi maka segala hal yang berkaitan dengan
komunikasi tidak terlepas dari bahasa itu sendiri. Bahasa juga
merupakan hal yang paling mendasar dalam kehidupan, seperti
halnya sandang, pangan, dan papan. Karena fungsi bahasa sebagai
sarana berkomunikasi bukan hanya sebagai menyampaikan dan
menerima sebuah informasi tetapi juga sebagai sarana berekspresi.
Pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah mulai diajarkan
pada tingkat SD hingga SMA. Pengajaran Bahasa Indonesia
tersebut bertujuan untuk membina serta megembangkan
kemampuan berbahasa siswa dalam berkomunikasi, baik itu
berkomunikasi dalam bahasa lisan maupun tulis.
Pada dasarnya pembelajaran bahasa meliputi empat aspek
keterampilan. Keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan
menulis. Setiap aspek tersebut, saling berkaitan satu dengan yang
lainnya berdasarkan pemerolehannya. Keempat keterampilan
berbahasa itu merupakan hal yang yang harus dikuasai oleh siswa.
Karena dengan menguasai keempat keterampilan berbahasa
tersebut, siswa diharapkan mampu berkomunikasi dengan baik dan
benar, baik itu berkomunikasi secara lisan maupun tulis.
Proses pembelajaran keterampilan berbahasa dimulai dari
aspek mendengarkan dan membaca. kedua keterampilan tersebut
digolongkan sebagai keterampilan reseptif. Sementara itu,
keterampilan berbicara dan menulis digolongkan sebagai
keterampilan produktif.
Salah satu bagian dari pembelajaran keterampilan bahasa
adalah keterampilan menulis. Menulis merupakan satu
Page 18
2
keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Pada keterampilan
ini seseorang dituntut mampu menyampaikan pikiran, gagasan,
atau pendapat kepada orang lain dalam bahasa tulis.
Pada keterampilan menulis ada dua unsur yang harus
dikuasai oleh siswa, yaitu unsur bahasa dan unsur nonbahasa.
Unsur bahasa yaitu unsur yang berkaitan dengan dengan aspek tata
bahasa, seperti ejaan, struktur kalimat, kohesi dan koherensi, serta
unsur kebahasaan yang lainnya. Sementara itu, unsur nonbahasa
yang dijadikan ide atau gagasan dalam sebuah tulisan meliputi
unsur di luar aspek tata bahasa, seperti pengetahuan dan
pengalaman penulis.
Tulisan digolongkan menjadi berbagai macam menurut
bentuk, ragam, jenis, dan rumpun. Penggolongan tulisan tersebut
berdasarkan dengan tujuan dari tulisan itu dibuat. Faktawi
merupakan salah satu tulisan berdasarkan jenis menurut
penggolongannya. Tulisan faktawi merupakan jenis tulisan yang
menyampaikan sesuatu yang fakta dan bukan fiktif. Sebuah
informasi juga dapat dituliskan secara faktawi asalkan informasi
tersebut mengandung nilai fakta.
Di era seperti sekarang ini, begitu mudah seseorang dalam
memperoleh informasi. Karena pada saat sekarang ini media massa
begitu banyak bermunculan baik cetak, televisi, radio, maupun
digital. Media massa tersebut menawarkan berbagai macam
informasi kepada masyarakat. Informasi yang ditawarkan beragam
mulai dari iklan, ilmu pengetahuan, realitas sosial, dan masih
banyak lagi yang lainnya. Informasi-informasi tersebut
disampaikan melalui berbagai macam cara penyampainnya
tersendiri.
Salah satu bentuk informasi yang sering dijumpai
berdasarkan cara penyampaiannya adalah sebuah berita. Berita
bukanlah sesuatu kata yang jauh dari perbendaharaan kata kita.
Page 19
3
Hampir setiap hari kita sering disuguhkan informasi dalam bentuk
berita baik itu di radio, televisi, media cetak, maupun digital. Maka
tidak heran bila berita begitu dekat dengan keseharian kita, karena
pada dasarnya manusia merupakan mahluk yang ingin mengetahui
segala sesutau hal yang baru. Segala sesuatu informasi yang baru
itulah disampaikan oleh berita. Karena pada hakikatnya berita
adalah menyampaikan segala informasi, kejadian, peristiwa yang
baru, dan menarik.
Berita disajikan dengan gaya dan bahasnya sendiri. Setiap
kantor berita mempunyai gaya dan bahasa yang beragam sebagai
identitas kantor berita tersebut. Keberagaman gaya dan bahasa
tersebut bertujuan agar informasi yang disajikan dapat diterima
segala lapisan masyarakat. Selain itu juga sebagai daya tarik pada
lapisan masyarakat tertentu.
Mendapatkan sebuah informasi pada sebuah berita
merupakan sesuatu hal yang besar bagi kita. Bukan saja menjawab
rasa manusiawi kita yang ingin tahu, tetapi juga dapat menambah
pengetahuan kita. Dengan informasi yang ada pada berita, kita
menjadi mengetahui banyak hal baru yang ada disekitar kita
ataupun yang jauh dari kita.
Sebagai manusia, tentunya kita tidaklah puas hanya
menikmati sebuah berita. Manusiawi rasanya, apabila yang kita
rasa, lihat, dan dengar mengenai segala hal yang baru juga dapat
dinikmati oleh orang banyak. Maka untuk menjembati hal-hal
tersebut tentunya kita juga harus mampu menulis teks berita. Agar
kita bisa berbagi mengenai segala sesuatu hal yang baru kepada
orang-orang disekitar ataupun yang jauh dari kita.
Keterampilan menulis teks berita merupakan salah satu
Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII
Semester I, dengan Standar Kompetensi (SK) yaitu
mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita,
Page 20
4
slogan/poster. Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai adalah
menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas.
Meskipun keseharian kita sudah akrab dengan berita,
namun dalam keterampilan menulis teks berita masih banyak
siswa yang masih mengalami kesulitan dalam penulisannya.
Kedekatan dengan kita menikmati sebuah berita nampaknya tak
berbanding terbalik dengan kita menulis sebuah teks berita. Hal
tersebut diketahui setelah penulis melakukan wawancara terhadap
guru bidang studi Bahasa Indonesia yaitu Ibu Nandya dan beberapa
siswa di SMP Islamiyah Sawangan Depok. Adapun kesulitan yang
dialami oleh siswa seperti menuangkan ide, kelengkapan mengenai
unsur-unsur berita, dan bahasa jurnalistik. Kesulitan-kesulitan
tersebut meyebabkan tujuan dalam pembelajaran menjadi tidak
tercapai.
Atas dasar permasalahan tersebut, perlu adanya perbaikan
dalam proses pembelajaran. Dengan tujuan untuk membantu siswa
dalam mengatasi kesulitan tersebut, sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Salah satu bentuk perbaikan dalam proses
pembelajaran adalah dengan melakukan pengembangan media
pembelajaran yang efektif dan tepat sasaran. Hal tersebut sangatlah
memungkinkan sebagai solusi dari permasalahan siswa, khususnya
dalam menulis sebuah teks berita. Karena berdasarkan hasil
wawancara dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia yaitu Ibu
Nandya. Beliau mengatakan jarang menggunakan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Adapun proses
belajar mengajar yang beliau lakukan adalah secara konvensional,
yaitu pemberian materi yang berupa teori-teori melalui ceramah
satu arah, dan dilanjutkan dengan pemberian tugas. Akibatnya
banyak siswa yang mengalami kejenuhan saat proses pembelajaran
berlangsung. Seseorang siswa mengatakan terkadang dia suka
Page 21
5
merasa jenuh saat memperhatikan materi yang disampaikan dan
terkadang mengantuk.
Penggunaan media pembelajaran memiliki peranan penting
dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran merupakan
suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar
mengajar. Seorang guru haruslah dapat memanfaatkan serta
mengoptimalkan sesuatu hal yang ada disekelilingnya sebagai
media dalam proses belajar mengajar. Karena apabila seorang guru
sudah dapat melakukan hal tersebut terciptanya suasana
pembelajaran yang kondusif bukanlah menjadi sesuatu yang
mustahil. Selain itu siswa juga dapat mengembangkan kemampuan
berbahasanya dengan baik.
Ada berbagai macam media pendidikan yang dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar,
yaitu: media grafis, media visual, media audio, media audio visual,
media tiga dimensi, dan media alam sekitar.
Salah satu media pendidikan yang dapat digunakan dalam
pembelajaran menulis adalah media audio visual. Media audio
visual adalah alat bantu dalam pembelajaran yang berhubungan
dengan indera penglihatan dan pendengaran. Salah satu media
audio visual yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah rekaman wawancara dalam bentuk audio visual.
Penggunaan media ini diharapkan dapat membantu siswa
yang memiliki kekurangan secara auditif maupun visual. Meskipun
media yang digunakan sederhana, tetapi yang lebih penting
memanfaatkan serta mengoptimalkannya dalam proses
pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain
itu, media tersebut mudah diperoleh serta di aplikasikan dalam
proses pembelajaran, dan tidak memerlukan biaya yang mahal
dalam penggunaanya.
Page 22
6
Penulis menggangap media rekaman wawancara audio
visual ini dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran menulis,
terutama dalam menulis teks berita. Media rekaman wawancara
dalam bentuk audio visual ini diharapkan dapat dengan mudah
membantu siswa mengatasai kesulitan dalam penulisan teks berita
siswa.
Adapun judul penelitian ini adalah ”Peningkatan
Kemampuan Menulis Teks Berita Dengan Media Rekaman
Wawancara Pada Siswa Kelas VII SMP Islamiyah Sawangan
Depok Tahun Ajaran 2012-2013”
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka
permaslahan dalam penelitian sebagai berikut:
1. Siswa mengalami kesulitan untuk seperti menuangkan ide,
kelengkapan mengenai unsur-unsur berita, dan bahasa jurnalistik.
2. Tujuan pembelajaran belum tercapai terutama pembelajaran
menulis teks berita.
3. Proses pembelajaran masih secara konvensional.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, penulis membatasi
permasalahan pada bagaimana peningkatan kemampuan siswa
dalam menulis teks berita melalui media rekaman wawancara
dalam bentuk audio visual pada kelas VII SMP Islamiyah
Sawangan Depok.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka peneliti
merumuskan penelitian sebagai berikut:
Page 23
7
Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis teks berita siswa
kelas VII SMP Islamiyah Sawangan Depok dengan menggunakan
media rekaman wawancara?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dengan melihat pokok permasalahan di atas, maka tujuan
yang ingin diperoleh penulis dari penyusunan skripsi ini adalah
untuk untuk mengetahui data secara empiris pengaruh
penggunaan media rekaman wawancara dalam bentuk audio
visual terhadap peningkatan kemampuan menulis teks berita
siswa di kelas VII SMP Islamiyah Sawangan Depok.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, pengkajian ini akan sangat berguna
dalam pengembangan ilmu khususnya pengembangan
metodologi pembelajaran peningkatan kemampuan
menulis teks berita dengan menggunakan media rekaman
wawancara dalam bentuk audio visual.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi positif bagi guru, yang nantinya dapat
dijadikan pedoman untuk meningkatkan keterampilan
menulis teks berita.
2. Bagi masyarakat akademik di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dengan penelitian ini nantinya
dapat menambah cakrawala mengenai pembelajaran
Bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran
keterampilan menulis teks berita dengan
Page 24
8
menggunakan media rekaman wawancara dalam
bentuk audio visual.
3. Bagi calon peneliti yang lain. Hasil penelitian ini
dapat dijadikan entry research bagi penelitian
selanjutnya.
Page 25
9
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Hakikat Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan
berbahasa yang mendasar (berbicara, mendengar, menulis dan
membaca). Keterampilan berbahasa tersebut dibagi menjadi atas dua
macam, yakni keterampilan produktif dan keterampilan reseptif.
Keterampilan produktif meliputi keterampilan menulis dan berbicara,
sedangkan keterampilan reseptif meliputi membaca dan
mendengarkan.
Zainnurrahman menyatakan disebut keterampilan
produktif karena keterampilan tersebut digunakan untuk
memproduksi bahasa demi penyampaian makna, sedangkan
disebut reseptif karena keterampilan tersebut digunakan untuk
menangkap dan mencerna makna guna pemahaman terhadap
penyampaian dalam bentuk bahasa, baik verbal maupun non-
verbal.1
Pendapat di atas menyatakan bahwa, keterampilan produktif
merupakan keterampilan yang digunakan untuk memproduksi bahasa.
Pendapat ini dapat kita artikan bahwa bahasa merupakan salah satu
hasil proses keterampilan produktif tersebut. Bahasa juga digunakan
sebagai media penyampaian makna melalui keterampilan menulis dan
berbicara. Sedangkan sebaliknya, keterampilan reseptif merupakan
keterampilan yang digunakan seseorang untuk menangkap dan
mencerna makna guna pemahaman melalui media bahasa. Maka dapat
1 Zainnurrahman, Menulis dari teori hingga praktik (Penawar RacunPlagiarisme),
(Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. I, h. 2.
Page 26
10
kita simpulkan bahwa bahasa merupakan salah satu hasil dari proses
keterampilan produktif dan digunakan sebagai suatu media mengirim
atau menerima makna.
Keterampilan produktif merupakan suatu keterampilan yang
sifatnya menghasilkan sesuatu dalam hal ini bahasa. Dalam
menghasilkan sesuatu tentulah ada bahan yang di perlukan. Through
research, we know that reading is often basis for writing, especially in
academic setting.2 Jadi jelas bahwa keterampilan menulis bahan
utamanya adalah sebuah bacaan. Jadi dapat dikatakan bahwa apabila
seseorang ingin menciptakan tulisan yang baik maka seseorang itu
harus rajinlah membaca. Karena pada saat proses membaca terjadi
interaksi antara pambaca dan bacaan tersebut. Sedangkan pada
keterampilan berbicara bahan utamaya adalah banyak mendengarkan.
Misalnya saja, apabila seseorang ingin menguasai pidato, tentu
seseorang tersebut harus banyak mendengarkan pidato orang lain
sebelum seseorang tersebut berpidato. Proses mendengarkan ini,
nantinya akan menuntun seseorang menemukan bagaimana cara
berpidato yang baik. Secara sederhana keterampilan menulis didukung
dengan keterampilan membaca. Sedangkan keterampilan berbicara
didukung dengan keterampilan mendengarkan.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa keterampilan
menulis merupakan keterampilan produktif. Sebagai suatu
keterampilan, beberapa ahli yang mendefinisikan keterampilan
tersebut. M. Arief Hakim menyatakan bahwa menulis pada
hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dirasakan,
2 George Braine dan Claire May, Writing from Sources, (California: Mayfield, 1996), Cet. I,
h. 6.
Page 27
11
dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan.3 Begitu pula Suhendar dan
Pien Supinah, menulis atau mengarang merupakan kegiatan
pengungkapan gagasan secara tertulis.4
Terlepas dari definisi yang telah ada, A. Widyamartaya juga
mendefinisikan keterampilan menulis dengan bahasa yang berbeda.
Adapun definisi tersebut sebagai berikut.
Yang dimaksudkan dengan “menuangkan gagasan”
ialah memberi bentuk kepada segala sesuatu yang kita pikirkan
dan, melalui pikiran kita, segala sesuatu yang kita rasakan,
berupa rangkaian kata, khususnya dan teristimewa kata-tertulis,
yang tersusun dengan sebaik-baiknya sehingga gagasan kita itu
dapat dipahami dan dipetik manfaatnya dengan mudah oleh
orang lain. Dengan kata lain menuangan gagasan secara tertulis
itu ialah mengarang.5
Ketiga definisi di atas memandang bahwa menulis merupakan
suatu kegiatan pengeksplorasian diri yang dituangkan ke dalam bahasa
tulis. Pengeksplorasian diri yang dilakukan bukan saja yang sifatnya
indrawi, tetapi juga dalam bentuk olah pikir. Selanjutnya hasil tersebut
dirangkai, disusun, dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memberi
kemanfaatan bagi pembacanya. Hasil dari keterampilan produktif ini
biasa disebut dengan karangan atau tulisan, yang bertujuan untuk
memberi tahu, meyakinkan atau menghibur.
Tarigan mengatakan menulis ialah menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat
3M. Arief Hakim, Kiat Menulis Artikel di Media: Dari Pemula Samapi Mahir, (Bandung:
NUANSA, 2008), Cet. IV h. 15. 4 M.E.Suhendar dan Pien Supinah, MKDU Bahasa Indonesia, (Bandung: CV. PIONOR
JAYA, 1992), Cet. I, h. 5. 5
A. Widyamartaya, Seni Menuangkan Gagasan, (Yogyakarta: Kanisius, 1990), cet. X, h. 31.
Page 28
12
membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami
bahasa dan gambaran grafik itu.6
Dalam definisi ini menulis juga dapat dinyatakan sebagai suatu
proses aktivitas berpikir teratur. Proses aktivitas berpikir teratur di sini
artinya seorang penulis mampu mengkonsepkan suatu lambang grafik
ke dalam suatu kata, dan menyusun kata-kata terebut secara sistematik
sehingga tidak menggangu lalu lintas berpikir seseorang.
Akivitas ini menggunakan seluruh otak yakni belahan otak
kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika). Proses berpikir
teratur ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mudah kepada
pembaca.
Memberikan pemahaman mudah kepada pembaca merupakan
salah satu dari tujuan mengapa seseorang menulis. Namun hal tersebut
merupakan hal yang tidak mudah untuk dikuasai. Karena dalam
keterampilan menulis memerlukan keterampilan yang kompleks untuk
mencapai tujuan tersebut. Sabarti Akhadiah dkk, menyatakan bahwa
tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa kemampuan menulis
merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah
pengetahuan dan keterampilan.7 Karena pada keterampilan menulis
sesorang harus menuangkan gagasan atau ide yang dimilikinya ke
dalam bentuk tulisan yang terikat oleh sistem bahasa, selain itu pada
keterampilan menulis ini seseorang dituntut juga mampu menguasai
keterampilan berbahasa yang lain serta menguasai pengetahuan di luar
kebahasaan itu sendiri.
Tetapi meskipun keterampilan menulis begitu kompleks,
keterampilan ini bukanlah semata-mata milik golongan tertentu saja
6 H. G. Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008), Cet. II, h. 22.
7 Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan, Pembinaan Kemampuan Menulis
Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 1988), cet. I, h. 2.
Page 29
13
dalam hal ini orang yang mempunyai bakat menulis. Dengan belajar
sungguh-sungguh dan latihan terus-menerus kemampuan ini juga dapat
dimiliki oleh siapa saja.
Pendapat lain dikemukakan oleh Fachruddin, Menulis adalah
suatu alat yang sangat ampuh dalam belajar yang dengan sendirinya
memainkan peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan.8
Pendapat tersebut disandarkan pada ahli jiwa budaya yang menyatakan
bahwa masyarkat yang buta huruf tertinggal jauh di belakang
dibandingkan dengan masyarakat yang melek huruf, terutama dalam
hal kongnitif. Pada masyarakat melek huruf umumnya, seseorang
terdorong perkembangan intelektualnya secara sadar atau tidak. Secara
lebih khusus lagi, seseorang mampu mengalihkan proses mental yang
berpikir praktis pada situasi dengan berpikir abstrak dan teoritis. Maka
dapat diartikan bahwa menulis merupakan belajar berpikir dengan cara
tertentu.
2. Menulis sebagai Suatu Cara Berkomunikasi
Menulis merupakan salah satu proses komunikasi secara tidak
langsung. Proses komunikasi ini melibatkan antara penulis dan
pembaca. Lyons dalam Gillian Brown dan George Yule
mengemukakan bahwa pengertian komunikasi dengan mudah dipakai
untuk perasaan, suasana hati, dan sikap, tetapi menunjukan bahwa ia
terutama akan tertarik pada „penyampaian informasi faktual
profesional yang disengaja‟.9 Pada pendapat tersebut memandang
bahwa nilai pemakaian bahasa digunakan sebagai penyampain suatu
informasi. Informasi yang disampaikannya pun beragam jenisnnya.
8 Fachruddin Ambo Enre, Dasar-Dasar Keterampilan Menulis, (Jakarta: Depertemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1988), cet. I, h. 6.
9Gillian Brown dan George Yule, Discourse Analysis, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama,
1996), cet.I, h. 2.
Page 30
14
Dalam komunikasi bahasa digunakan sebagai penyampain
suatu informasi. Penting artinya bahwa penerima mendapat suatu
informasi yang betul dari pengirim. Secara sederhana proses
komunikasi dalam bahasa tulis, dapat kita diuraikan sebagai berikut:
Pikiran
Menuangkan
gagasan-
gagasanya
Penyandian
Menerjemahkan gagasan-
gagasan itu ke dalam
sandi lisan dan
selanjutnya mengubahnya
menjadi sandi tulis
Psikomotor
Mempergunakan sejumlah
sarana mekanis untuk
merekam sandi tulis itu
Di teruskan dan di
sebarkan melintasi/
menembus waktu dan
ruang
Penulis
Penulis
Psikomotor
Melihat tulisan
Pengalihsandian
Menerjemahkan sandi tulis
menjadi sandi lisan dan
mendapatkan /menemui
gagasan-gagasan penulis
Pikiran
Memahami
gagasan-gagasan
penulis
Gambar 2.1
Hubungan antara penulis dan pembaca
3. Fungsi Menulis
Melalui aktivitas menulis seseorang dapat menuangkan
gagasan, pikiran, dan perasaan secara baik, terbuka, dan sistematis.
Melalui aktivitas menulis memudahkan seseorang untuk berpikir kritis
mengenai apa yang dilihat, dirasakan, dan dipikirkan. Selain itu juga
dapat mengoptimalkan potensi yang ada di dalam diri seseorang
Page 31
15
tersebut. Fachruddin mengemukakan secara terperinci fungsi menulis,
yang diuraikan sebagai berikut.10
a) Menulis menolong kita menemukan kembali apa yang pernah kita
ketahui. Menulis mengenai suatu topik dapat merangsang pemikiran
kita mengenai topik tersebut dan membantu kita membangkitakan
pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam bawah sadar.
b) Menulis menghasilkan ide-ide baru. Tindakan menulis merangsang
pikiran kita untuk mengadakan hubungan, mencari penelitian, dan
menarik persamaan (analogi) yang tidak akan pernah terjadi
seandainnya kita tidak mulai menulis.
c) Menulis membantu mengorganisasikan pikiran kita, dan
menempatkannya dalam suatu bentuk yang berdiri sendiri. Ada
kalanya kita dapat menjernihkan konsep yang kabur atau kurang jelas
untuk diri kita sendiri, hanya karena menulis kita menulis mengenai
hal itu.
d) Menulis menjadikan pikiran seseorang siap untuk dilihat dan
dievaluasi. Kita dapat membuat jarak dengan ide kita sendiri dan
melihatnya lebih obyektif pada waktu kita menuliskannya.
e) Menulis membantu kita menyerap dan menguasai informasi baru.
Kita akan memahami banyak materi lebih baik dan menyimpannya
lebih lama jika kita menulis tentang hal itu.
f) Menulis membantu kita memecahkan masalah dengan jalan
memperjelas dan menempatkannya dalam suatu konteks visual,
sehingga ia dapat diuji.
4. Tujuan Menulis
10 Fachruddin, Op.Cit., h. 6.
Page 32
16
Setiap aktivitas atau kegiatan mempunyai suatu tujuan tertentu
yang ingin diperoleh atau disampaikan kepada orang lain, begitu juga
dengan kegiatan menulis. Karena pada dasarnya apa yang dituangkan
dalam tulisan mempunyai maksud yang ingin dicapai. Tarigan
mengemukakan tujuan menulis antara lain: 11
(1). Memberitahuakan
atau mengajar, (2). Meyakinkan atau mendesak, (3). Menghibur atau
menyenangkan, dan (4). Megutarakan /mengekspresikan perasaan dan
emosi yang berapi-api. Sedangkan tujuan menulis menurut, Hugo
Hartig dalam Tarigan antara lain:12
1. Assignment purpose (tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.
Penulis menulis karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri
(misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku; sekretaris
yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat).
2. Altruistic purpose (tujuan altruistic)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,
menghargai perasaan, dan penalaraanya, ingin membuat hidup
pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
3. Persuasive purpose (tujuan persuasive)
Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan para pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakan.
4. Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
Tulisan ini bertujuan untuk memberi informasi atau keterangan
/penerangan kepada para pembaca.
5. Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
11
Tarigan. Op.Cit., h. 25.
12
Ibid., h. 26
Page 33
17
Tulisan ini bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca.
6. Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri, tetapi
“keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan
dirinya. Dengan melibatkan dirinya dengan keinginan untuk mencapai
norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman maka tulisan ini
betujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
7. Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang
dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta
meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan sendiri
agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembacanya.
Dengan demikian, seorang penulis harus sadar mengenai apa
yang ditulisnya, dan untuk siapa tulisan terebut dibuat sebelum dia
memulai menulis. Dengan adanya kejelasan serta tujuan yang jelas
terhadap tulisannya. Tulisan yang dibuat dapat memberikan hasil yang
tersendiri dari hasil yang telah ditulisnya, serta memberikan kejelasan
bagi pembacanya.
5. Pengolongan Tulisan
Hasil dari kegiatan menulis adalah suatu tulisan atau karya
tulis. Tulisan terdiri dari bentuk dan isi. Bentuk adalah paparan, uraian,
penyampaian gagasan melalui susunan kata dan kalimat. Isi adalah
gagasan, pendapat, keinginan, usul, saran, yang kita kemukakan lewat
tulisan tadi.13
13 Mudrajad Kuncoro, Mahir Menulis, (Jakarta: Erlangga, 2009), cet.I. h. 25.
Page 34
18
Berdasarkan bentuk dan isi dari hasil karya tulis tersebut maka
karya tulis dapat diklasifikasikan atau digolongkan. Ada banyak
Pengolongan tulisan yang dikenal, penggolongan tersebut sangat
dipengaruhi oleh siapa yang mengemukakan, untuk kepentingan apa,
dan siapa sasarannya. Menurut, The Liang Gie pengolongan tulisan
bisa didasarkan pada bentuk, ragam jenis, rumpun, dan macam.14
Berikut merupakan gambar penggolongan tulisan yang dikemukakan
oleh The Liang Gie.
14
Nurudin, Dasar-dasar penulisan (Malang: Umm press, 2010), cet.I. h. 49-51.
Page 35
19
A. PENGGOLONGAN MENURUT BENTUK
Bentuk Tulisan
1. Narasi
2. Deskripsi
3. Eksposisi
4. Argumentasi
5. Persuasi
B. PENGGOLONGAN MENURUT RAGAM
Bentuk Tulisan1. Faktawi
2. Deskripsi
C. PENGGOLONGAN MENRURUT JENIS
Bentuk Tulisan1. Faktawi
2. Khayali
1. Faktawi
2. Deskripsi
Bentuk Tulisan
1. Poras
2. Puisi
D. PENGGOLONGAN MENURUT RUMPUN
Jenis Tulisan
1. Tulisan Ilmiah
2. Tulisan Informatif
3. Prosa
4. Puisi
1. Tulisan Kependidikan
2. Tulisan Ilmiah
1. Kisah
2. Laporan
3.Ringkasan
4. Ulasan
5. Artikel
1. Kisah
2. Laporan
3.Ringkasan
4. Ulasan
5. Artikel
1. Lirik
2. Epik
3. Dramatik
Gambar 2.2
Penggolongan tulisan
Page 36
20
B. Teks Berita
1. Pengertian Berita
Secara sederhana berita atau dalam bahasa Inggris (NEWS)
merupakan singkatan dari North, East, West, and South (N-E-W-S),
yang menunjukan sifat berita yang menghimpun keterangan dari empat
penjuru mata angin. Berita adalah informasi terkini yang bisa datang
dari mana saja baik utara, timur, barat, atau selatan. Sedangkan NEWS
merupakan bentuk prulal dari kata new (baru). Karena itu berita harus
selalu terkait dengan hal-hal atau kejadian yang baru dan dianggap
menarik. Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh A Muis, berita
adalah laporan tentang gagasan, kejadian, atau konflik yang baru
terjadi, yang menarik bagi konsumen berita dan menguntungkan bagi
pembuat berita itu sendiri.15
Semakin menarik menjadi buah tutur
pembicaraan orang ramai mengenai suatu berita maka semakin tinggi
nilai berita tersebut.
Sedangkan menurut, William S. Maulsby dalam Sam Abeda
Pranomo menyatakan: “Berita bisa didefinisikan sebagai suatu
penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang
mempunyai arti yang penting dan baru terjadi, yang dapat menarik
perhatian para pembaca berita di surat kabar tersebut.”16
Dalam hal ini
berita harus disampaikan secara benar berdasarkan fakta-fakta yang
terdapat dalam informasi tersebut dengan kata lain berita tidak dapat
direkayasa.
15 A Muis, Jurnalistik Hukum dan Komunikasi Massa, (Jakarta: PT. Dharu Anuttama, 1999),
cet.I, h. 26.
16 Sam Abeda Pareno, Manajemen Berita antara Idealisme dan Realita, (Surabaya: Papyrus,
2003), cet.I, h. 6.
Page 37
21
Adapula definisi yang sudah cukup lama popular dikalangan
pers. Definisi tersebut diungkapkan oleh Charles A. Dana pada tahun
1882, yang mengatakan : ‘’When a dog bites a man that is not news,
but when a man bites a dog that is news’’ (Apabila seekor anjing
menggigit orang itu bukanlah berita, akan tetapi apabila orang
menggigit anjing itu baru berita).17
Dari definisi di atas kita dapat menyatakan bahwa sebuah
peristiwa dapat dikatakan sebagai suatu berita apabila peristiwa
tersebut mempunyai nilai diluar kebiasaan pada umumnya dan juga
menarik untuk disampaikan kekhalayak ramai. Pendapat berbeda
disampikan oleh Thomas Griffith yang menyatakan “journalism in fact
on the run. It is the history written in time to be acted upon; thereby
not only recording events but at times influencing them. Journalism is
also the recording of history while the facts are not all in.”18
Dari
pendapat tersebut menyatakan bahwa berita merupakan sebuah
kenyataan yang terus berjalan. Berita juga merupakan sebuah rekaman
peristiwa yang dapat juga memberi pengaruh kepada orang banyak.
Dapat disimpulkan bahwa berita ialah peristiwa atau kejadian
yang memiliki hal yang menarik, luar biasa, dan baru terjadi. Berita
juga merupakan suatu fakta dari peristiwa atau kejadian yang
dilaporkan serta memberikan pengaruh kepada orang banyak.
2. Unsur-Unsur Berita
Seperti halnya dalam satu kesatuan, maka dalam berita pun ada
unsur-unsur lain yang menyatukannya. Tradisi Jurnalistik lazim
mengenal kenam unsur ini dengan 5W1H: WHAT, WHO, WHEN,
17
H. Dj‟afar Assegaff, Jurnalistik Masa Kini, (Jakarta: GHALIA, 1985), cet.II, h. 22. 18
Melvin Mencher‟s, News Reporting and Writing, (New York: McGraw-Hill 2006), cet. X,
h.55.
Page 38
22
WHERE, HOW, WHY.19
. Berikut ini merupakan penjelasan dari
5W1H.
1. What……?
Pertanyaan what (apa) yang terjadi, akan menyebabkan wartawan
mengumpulkan fakta yang berkaitan dengan hal-hal yang dilakukan
oleh pelaku maupun korban dalam suatu kejadian.
2. Who…….?
Who (Siapa) merupakan pertanyaan yang akan mengundang fakta
yang berkaitan dengan setiap orang yang terlibat dalam kejadian.
3. Why…….?
Why (Mengapa) akan mengundang jawaban latar belakang dari suatu
tindakan ataupun penyebab suatu kejadian yang telah diketahui apa-
nya.
4. Where….?
Where (Di mana) menyangkut tempat kejadian.
5. When……?
Pertanyaan When (Bilamana/kapan) akan menyangkut waktu kejadian
ataupun kemungkinan-kemungkinan waktu yang berkaitan dengan
kejadian tersebut.
6. How……?
How (Bagaimana), akan memberikan fakta yang berkaitan dengan
proses kejadian yang diberitakan.
3. Ragam Berita
Di dalam dunia jurnalistik, penulisan berita dapat dilakukan
dengan cara yang berbeda, tergantung pada nilai penting informasi
19 Parakitri T Simbolan, Vademekum Wartawan, (Jakarta: KPG, 2006), cet.V, h. 89.
Page 39
23
yang hendak disampaikan. Perbedaan cara penyampaian (dalam format
penyajian) inilah yang kemudian melahirkan ragam berita.20
Berita jurnalistik yang benyak muncul dalam surat kabar atau
majalah berita, dapat digolongkan atas berita langsung
(straight/hard/spot news), berita ringan (soft news), berita kisah
(feature), serta laporan mendalam (indepth report). Pengertian setiap
ragam berita akan diuraikan berikut ini.
1. Berita Langsung (straight/hard/spot news)
Berita langsung digunakan untuk menyampaikan kejadian-kejadian
penting yang secepatnya perlu diketahui oleh pembaca. Disebut berita
langsung (straight/hard/spot news) karena unsur-unsur terpenting dari
peristiwa itu harus langsung (sesegera mungkin) disampaikan kepada
pembaca.
2. Berita Ringan (soft news)
Berita ringan tidak mengutamakan unsur penting yang hendak
diberitakan, melainkan sesuatu yang menarik. Berita ini biasa
dikemukakan sebagai kejadian yang manusiawi dalam kejadian
penting.
3. Berita Kisah (feature)
Berita kisah adalah tulisan mengenai kejadian yang dapat menyentuh
perasaan, ataupun yang menambah pengetahuan pembaca lewat
penjelasan rinci, lengkap, serta mendalam. Berita ini tidak terkait akan
aktualitas.
4. Laporan Mendalam (indepth report)
20Ashadi Siregar dkk, Bagaimana meliput dan menulis berita untuk media massa,
(Yogyakarta: KANISIUS, 1998), cet.V, h. 154-158.
Page 40
24
Laporan mendalam pada dasarnya memiliki struktur dan cara
penulisan yang sama dengan berita kisah. Laporan mendalam
digunakan untuk menuliskan permasalahan secara lebih lengkap,
mendalam, dan analitis.
4. Sruktur Berita
Secara sederhana struktur dapat kita artikan sebagai susunan,
bagian, atau lapisan. Berita pun memiliki strukturnya tersendiri
berdasarkan ragamnya.
R. Masri Sareb Putra menyatakan struktur berita adalah
tubuh berita secara keseluruhan yang dapat dilihat sebagai
lapisan-lapisan yang masing-masing mengandung pokok yang
dapat dibedakan atas dasar rupa atau bentuk, namun tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.21
Adapun susunan atau struktur berita khususnya berita langsung
(straight news) pada umumnya mengacu pada pyiramida terbalik
(inverted pyiramid). Disebut „‟pyiramida terbalik‟‟ karena struktur
beritannya digambarkan memang berbentuk segitiga terbalik.
Model menulis yang mengikuti bentuk segitiga terbalik.
Bagian atasnya lebar, bagian bawahnya menyempit.
sedangkan mengenai strukturnya isi berita ditekankan di
bagian awal. Selanjutnya, semakin ke bawah, menuju bagian
akhir, semakin tidak penting, sisipan-sisipan keterangan.22
Dj‟afar Assegaff menyatakan bahwa tujuan dari gaya
penulisan pyiramida terbalik adalah untuk memudahkan khalayak
21R. Masri Sareb Putra, Teknik Menulis Berita DAN FEATURE, (Jakarta: PT. INDEKS
Kelompok GRAMEDIA, 2006), cet.I, h. 51.
22
Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005),
cet.I, h. 22.
Page 41
25
pembaca yang bergegas, untuk cepat mengetahui apa yang terjadi dan
diberitakan.23
Berikut ini bagan struktur pyiramida terbalik dalam
penulisan berita langsung (straight news).
JUDUL
LEAD
A
B
C
Judul berita:
Apa+mengapa?, siapa +
mengapa?
Dan seterusnya..
Berisi informasi penting.
Sekaligus menjawab
pertanyaan 5W+1H
(who,what,why,when,where,
+how)
Inti Berita
Anak Berita
Ekor berita dapat dibuang,
bila kehabisa ruang
ESSENTIAL
SHOULD
COULD
Gambar 2.3
Struktur penulisan berita
o Lapisan A (essential, atau bagian yang pembaca harus ketahui) selama
ini kita kenal sebagai bagian dalam sebuah struktur berita piramida
terbalik yang menunjukan bagian yang paling inti.
o Lapisan B (should, atau bagian yang pembaca sebaiknya tahu) adalah
bagian yang cukup penting, namun tidak sepenting lapisan A.
o Lapisan C (could, atau pembaca boleh tahu) ialah bagian yang boleh
ditinggalkan pembaca, karena merupakan ekor berita, tidak penting,
dan boleh dipotong kalau tidak cukup tempat.
23 Assegaff. Op.Cit., h. 49.
Page 42
26
5. Kriteria Sebuah Berita
Tidak semua peristiwa pantas untuk diberitakan. Peristiwa
yang mengandung nilai informatif bagi pembaca saja yang pantas
untuk diberitakan. Sebuah berita harus memiliki kriteria yang baik
untuk dijadikan sebagai acuan penilaian dalam menetapkan suatu yang
pantas ditulis sebagai berita. Secara umum, kejadian yang dianggap
mempunyai nilai berita atau layak berita adalah yang mengandung
satu atau beberapa unsur berikut.
1. Significance (penting), yaitu kejadian yang berkemungkinan
mempengaruhi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang
mempunyai akibat terhadap kehidupan pembaca.
2. Magnitude (besar), yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka
yang berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang
berakibat yang bisa dijumlahkan dalam angka yang menarik buat
pembaca.
3. Timeliness (waktu), yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang
baru terjadi, atau baru dikemukakan.
4. Proximity (kedekatan), yaitu kejadian yang dekat bagi pembaca,
kedekatan ini bisa bersifat geografis maupun emosional.
6. Bahasa Jurnalistik
Sebuah berita yang baik tidak hanya dinilai berdasarkan
berdasarakan kriteria apakah berita tersebut penting atau menarik bagi
pembacanya. Sebuah berita yang baik harus juga memenuhi kriteria
penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Bahasa yang digunakan manusia dibedakan atas dua jenis,
yakni bahasa lisan dan bahasa tulisan. Kedua bahasa tersebut memiliki
syarat-syarat yang berbeda dalam penggunaanya. Bahasa jurnalistik
Page 43
27
merupakan salah satu ragam bahasa tulis yang digunakan sebagai
bahasa penyaji dalam menulis berita.
Rosihan Anwar menyatakan Bahasa jurnalistik memiliki sifat-
sifat khas yaitu: singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan
menarik.24
Kekhasan bahasa jurnalistik ini juga didasarkan pada
bahasa baku. Bahasa jurnalistik juga terikat oleh kaidah-kaidah tata
bahasa seperti memperhatikan ejaan yang benar dalam kosa kata,
bahasa jurnalistik juga mengikuti perkembangan dalam masyarakat.
AS Haris Sumadiria mendefinisikan bahasa jurnalistik
sebagai bahasa yang digunakan oleh wartawan, redaktur, atau
pengelola media massa dalam menyusun dan menyajikan,
memuat, menyiarkan, dan menayangkan berita serta laporan
peristiwa atau pernyataan yang benar, aktual dan atau menarik
dengan tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap
maknanya.25
Berdasarkan pengertian tersebut dapat kita artikan bahasa
jurnalistik merupakan bahasa penyaji berita. Pada dasarnya berita
merupakan suatu rekontruksi persistiwa yang disampaikan secara
tertulis. Melalui bahasa yang cermat rekontruksi persistiwa tertulis
tersebut dapat mengantar pembaca untuk membayangkan apa yang
sesungghunnya terjadi dan memudahkan pembaca menangkap makna
suatu berita.
7. Ciri-Ciri Bahasa Jurnalistik
Berita juga merupakan salah satu bentuk komunikasi satu arah
dalam hal ini komunikasi antara penulis dan pembaca. Untuk
mempermudahkan komunikasi tersebut maka digunakanlah bahasa
24 Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, (Jakarta:P.T Pradanya Paramita, 1979),
cet.III, h.1
25
AS Haris Sumadiria, Bahasa Jurnalistik, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2006),
cet.I, h. 7.
Page 44
28
tulis. Penggunaan bahasa tulis ini bertujuan untuk menyampaikan
informasi atau pesan yang disampaikan. AM Dewabrata menyatakan
penunjang untuk mencapai keberhasilan penyampain pesan dalam
berkomunikasi satu arah, perlu penggunaan bahasa yang efektif.26
Umumnya bahwa bahasa yang digunakan oleh media massa adalah
bahasa komunikatif hal ini bertujuan untuk menyentuh emosi atau
pikiran pembacanya, sehingga mereka tergugah untuk berbuat sesuatu.
AS Haris Sumadiria, mengemukakan 17 uraian yang rinci tentang ciri-
ciri bahasa jurnalistik.27
Adapun uraiannya sebagai berikut:
1. Sederhana
Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat
yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang
sangat heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya maupun
karakteristik demografis dan psikografisnya.
2. Singkat
Singkat berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak
bertele-tele, tidak berputar-putar, tidak memboroskan waktu pembaca
yang sangat berharga.
3. Padat
Menurut Patmonosk, redaktur Senior Harapan dalam buku teknik
jurnalistik menyatakan bahwa padat dalam bahasa jurnalistik berarti
sarat informasi.
4. Lugas
Lugas berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme
atau penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan
26AM Dewabrata, Kalimat Jurnalistik, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2004), cet.I, h.
15.
27
Sumadiria. Op.Cit., h. 7.
Page 45
29
khalayak pembaca sehingga terjadi perbedaan persepsi dan kesalahan
konklusi.
5. Jelas
Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan tidak kabur.
6. Jernih
Jernih berarti bening, tembus pandang, transparan, jujur, tulus, tidak
menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat negatif seperti
prasangka atau fitnah.
7. Menarik
Bahasa jurnalistik harus menarik. Menarik artinya mampu
membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu
selera baca, serta membuat orang yang sedang tertidur terjaga seketika.
8. Demokratis
Demokratis berarti bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan,
pangkat, kasta, atau perbedaan dari pihak yang menyapa dan pihak
yang disapa sebagaimana dijumpai dalam gramatika bahasa Sunda dan
bahasa Jawa.
9. Populis
Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apa pun yang terdapat
dalam karya-karya jurnalistik harus akrab ditelinga, dimata, dan
dibenak pikiran khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa.
10. Logis
Logis berarti apapun yang terdapat dalam kata, istilah, kalimat, atau
paragraf jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan
dengan akal sehat (common sense).
11. Gramatikal
Gramatikal, berarti kata, istilah, atau kalimat apa pun yang dipakai dan
dipilih dalam bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa
baku.
Page 46
30
12. Menghindari kata tutur
Kata tutur ialah kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-
hari secara informal.
13. Menghindari kata dan istilah asing
Berita ditulis untuk dibaca atau didengar. Pembaca atau pendengar
harus tahu arti dan makna setiap makna setiap kata yang dibaca dan
didengarnya. Berita atau laporan yang banyak diselipi kata-kata asing,
selain tidak informatif dan komunikatif juga membingungkan.
14. Pilihan kata (diksi) yang tepat
Bahasa jurnalistik sangat menekankan efektivitas. Setiap kalimat yang
disusun tidak hanya harus produktif tetapi juga tidak boleh keluar dari
asa efektivitas. Artinya setiap kata yang dipilih, memang tepat dan
akurat, sesuai dengan tujuan pesan pokok yang ingin disampaikan
kepada khalayak.
15. Mengutamakan kalimat aktif
Kalimat aktif lebih mudah dipahami dan lebih disukai oleh khalayak
pembaca daripada kalimat pasif.
16. Menghindari kata atau istilah teknis
Karena ditujukan untuk umum, maka bahasa jurnalistik harus
sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening
berkerut apalagi sampai membuat kepala berdenyut.
17. Tunduk kepada kaidah etika
Salah satu fungsi utama pers adalah edukasi, mendidik (to education),
fungsi ini bukan saja harus tercermin pada materi isi berita, laporan,
gambar, dan artikel-artikelnya, melainkan juga harus tampak pada
bahasanya.
8. Menulis Teks Berita
Page 47
31
Hal yang paling mendasar sebelum seseorang menulis berita
adalah bagaimana cara seseorang memulainya? Pertanyaan ini kadang
membuat kita binggung bagaimana memulai menulis sebuah berita.
Kebiggungan ini kadang berdampak pada rasa spikologis seperti,
seseorang jadi tidak percaya diri, takut atau khawatir tulisannya
dianggap, dan akhirnya dari dampak spikologis tersebut membuat
seseoran jadi tidak pernah melakukannya. Untuk bisa keluar dari
permasalahan tersebut, seseorang harus memulai membangun mental
serta menumbuhkan rasa percaya diri kita. Kedua sikap tersebut dapat
tumbuh dengan kita membiasakan diri untuk membaca, berdiskusi, dan
latihan menulis. Apabila kebiasan tersebut sudah sering dilakukan
maka tanpa disadari kemampuan menulis akan tumbuh dengan
sendirinya.
Untuk mengawali dalam menulis berita tentukanlah
sebelumnya topik yang akan ditulis. Apabila telah menemukan topik
buatlah sebuah autline mengenai apa yang akan ditulis. Autline ini
bertujuan sebagai peta sehingga hasil tulisan sesuai dengan apa yang
dimau. Setelah kedua hal tersebut dikuasai mulailah memasuki tahapan
berikutnya yaitu langkah-langkah dalam menulis berita.
Mudrajad Kuncoro menjelaskan empat langkah dalam
penulisan berita. Keempat bagian tersebut meliputi (1)
judul/wajah yang mencerminkan tema; (2) lead
(sapaan/pendahuluan) yang memancing minat dan gairah; (3)
tubuh yang ramping dan dinamis; (4) penutup bergaya pamit.
Judul haruslah mencerminkan isi tulisan, selain itu judul juga
harus menarik perhatian bakal pembaca, karena siapa yang akan
membaca tentu pasti akan membaca judul terlebih dahulu. Oleh karena
Page 48
32
itu judul harus dibuat semenarik mungkin agar dapat mengundang rasa
keingintahuan seseorang mengenai apa yang disajikan.
Lead dapat diartikan “pendahuluan”, lead mempunyai peranan
penting karena berada diawal alinea. Karena Posisi lead berada diawal
alinea maka lead berfungsi sebagai sapaan kepada pembaca.
Umumnya Lead adalah kalimat atau paragraph dapat menggugah
selera pembaca dari keseluruhan tubuh tulisan. Oleh karena itu lead
haruslah mengenai suatu informasi yang penting dari keseluruhan isi
berita. Dalam membuat lead tidaklah harus terpaku pada posisi lead
yang letaknya diawal alinea. Lead dapat dibuat setelah tulisan selesai,
caranya yaitu dengan mengkopi paragraf yang dianggap penting dari
tubuh tulisan tersebut. Selanjutnya memoles paragraf tersebut
sedemikian rupa menjadi kalimat yang benar-benar baru.
Tubuh yang ramping dan dinamis letaknya berada setelah judul
dan lead. Hal-hal yang menarik sebelumnya telah dasampaikan pada
judul dan lead. Maka dapat dikatakan bagian ini merupakan sisa-sisa
perihal yang menarik. Agar tubuh tulisan tidak kehilangan hal yang
menarik maka perlu adanya pemolesan alinea demi alinea agar tampak
menarik.
Kalimat tersusun membentuk sebuah alinea. Dalam alinea
terdapat gagasan yang ingin disampaikan oleh penulisnnya. Gagasan
tersebut disampaikan oleh satu kalimat dan selajutnya didukung oleh
penjelasan kalimat lainnya. Seperti halnya pada satu alinea pada
kalimat pertama menegaskan „‟apa‟‟ yang akan diceritakan dalam
bentuk gagasan, gambaran, atau definisi. Selanjutnya kalimat kedua
menjelaskan mengenai hal yang tersirat pada kalimat yang
sebelumnya. Hal keterkaitan tersebut terus berlanjut hingga
membentuk satu gagasan dalam satu alinea. Sehingga berlanjut hal
yang lebih besar lagi yaitu susunan alinea yang membentuk suatu tema
Page 49
33
atau topik. Susunan-susunan ini bertujuan agar pembaca mempunyai
gambaran yang jelas tentang gagasan atau tema yang jelas dalam satu
bacaan.
Penutup bergaya pamit biasanya dibuat pada satu alinea baru
dan terasa sebagai alinea akhir. Gaya pamit ini bisa dihasilkan dengan
menyelipkan kata demikian, saatnya, jadi, inilah, oleh karena itu, atau
maka. Seperti contoh apabila menggunakan kata akhirnya kata ini
memberikan kesan pamit, asal setelah kata tersebut diikuti dengan
nada yang menurun.
C. Media Pendidikan
1. Hakikat Media Pendidikan
Secara bahasa media, berasal dari bahasa Latin medius yang
artinya tengah, perantara, atau pengantar. Sedangkan dalam bahasa
Arab media berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim
kepada penerima pesan. Hal tersebut sama seperti halnya yang
diungkapkan oleh Sudarwan, media pendidikan merupakan
seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau
pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta
didik.28
Sedangkan Azhar Arsyad menyatakan bahwa media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim kepenerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga
proses belajar terjadi.29
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Arsyad,
media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang
mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat
28Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet.I, h. 7.
29
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: CV.Rajawali, 1986), cet.I, h. 7.
Page 50
34
merangsang siswa untuk belajar.30
Dari kedua pendapat tersebut
dapat diartikan bahwa media bukan hanya sebagai alat bantu
berkomunikasi antara guru dan siswa tetapi media juga digunakan
sebagai alat untuk merangsang motivasi siswa dalam siswa belajar.
Dapat disimpulkan bahwa media pendidikan adalah sesuatu
alat bantu yang dapat digunakan oleh guru, dalam rangka
berkomunikasi dengan siswa. Dengan tujuan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa dalam proses
pembelajaran.
2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Sebagai suatu alat bantu berkomunikasi media merupakan
suatu benda yang konkrit wujudnya. Sebagai suatu benda maka
mempunyai ciri-ciri yang dapat dirasa oleh indera. Oemar Malik
mengemukakan ciri-ciri umum dari media pendidikan adalah sebagai
berikut.31
1. Media pendidikan identik artinya dengan pengertian keperagaan
yang berasal dari kata ‟‟raga‟‟, artinya suatu benda yang dapat diraba,
dilihat, didengar, dan yang dapat diamati melalui panca indera.
2. Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang bisa dilihat
atau didengar.
3. Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi)
dalam pengajaran, antara guru, dan siswa.
4. Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar,
baik di luar kelas.
30 Azhar Arsyad, Media Pengajaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1997), cet.IX, h.
4.
31
DR. Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994), h. 11-
12.
Page 51
35
5. Berdasarkan 3 dan 4 maka pada dasarnya media pendidikan
merupakan suatu ‟‟perantara‟‟ (medium, media) dan digunakan dalam
rangka pendidikan.
6. Media pendidikan mengandung aspek; sebagai alat dan sebagai
teknik, yang sangat erat pertalianya dengan metode mengajar.
7. Karena itu, sebagai tindakan oprasional, dalam buku ini
menggunakan pengertian ‟‟media pendidikan‟‟.
3. Fungsi Media Pendidikan
Fungsi utama media pendidikan adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan
belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Berdasarkan
penggunaanya Kemp & Dayton dalam Arsyad menyatakan bahwa
media dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan
untuk perorangan atau kelompok, atau kelompok pendengar yang
besar jumlahnya. Tiga fungsi utama tersebut yaitu:32
1. Memotivasi
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pengajaran dapat
direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan.
2. Menyajikan Informasi
Untuk tujuan informasi. Media pengajaran dapat digunakan dalam
rangka penyajian informasi dihadapan sekolompok siswa.
3. Intruksi
Media berfungsi untuk tujuan intruksi dimana informasi yang terdapat
dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental
maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran
dapat terjadi. Sedangkan menurut Menurut Derek Rowentree dalam
32 Arsyad. Op.Cit., h. 65.
Page 52
36
Rohani, media pendidikan berfungsi:33
(1) Membangkitakan motivasi
belajar, (2) Mengulang apa yang telah dipelajari, (3) Menyediakan
stimulus belajar, (4) Mengaktifkan respon peserta didik, (5)
Memberikan balikan dengan segera, dan (6) Menggalakan latihan yang
serasi.
4. Manfaat Media pendidikan
Sebagai suatu alat bantu berkomunikasi tentulah barang
tersebut memberi manfaat bagi penggunannya. Manfaat tersebut dapat
dirasakan oleh pengirim pesan dalam hal ini guru dan juga penerima
pesan dalam hal ini siswa. Azhar Arsyad menyatakan beberapa
manfaat praktis dari penggunaan media pengajaran di dalam proses
belajar mengajar sebagai berikut.34
1. Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan
informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan
hasil belajar.
2. Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa
untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media pengajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan
waktu;
a. Obyek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di
ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film,
radio, atau model.
b. Obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera
dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar;
33 Ahmad Rohani, Media Intruksional Edukatif, (Jakarta: RINEKA CIPTA, 1997), h. 45.
34 Arsyad. Op.Cit., h.27.
Page 53
37
c. Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam
puluhan tahun dapat ditampilakan melaui rekaman video, film, foto,
slide, disamping secara verbal.
d. Obyek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat
ditampilkan secara konkret melaui film, gambar, slide, atau simulasi
komputer.
e. Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat
disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.
f. Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses
yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses
kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik
rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi
komputer.
4. Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,
dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-
kunjungan ke museum atau kebun binatang.
5. Klasifikasi Media Pendidikan
Begitu banyak media yang dapat digunakan sebagai media
pendidikan. Berdasarkan alat indera media pendidikan digolongkan
menjadi tiga macam yaitu media grafis, media auditif, maupun audio
audio visual.
Media grafis erat hubungannya dengan indera pengelihatan
manusia. Melalui media ini proses berkomunikasi disampaikan oleh
lambang-lambang grafis. Sejatinya sesuatu hal yang dapat dilihat oleh
mata dapat digunakan sebagai media pendidikan. Media auditif adalah
media pendidikan yang erat hubungannya dengan indera pendengaran
Page 54
38
manusia. Melalui media ini proses berkomunikasi disampaikan oleh
lambang-lambang auditif. Sedangkan media audio visual merupakan
media yang sekurang-kurangnya melibatkan dua alat indera yakni
penglihatan dan pendengaran dalam menyampaikan atau memperoleh
sebuah informasi.
Media audio visual memilik ragam jenisnya tetapi secara
umum media audio visual dapat dibedakan berdasarkan ciri-cirinya.
Soegiti Atmohoetomo membedakan menjadi tiga jenis cirinya masing-
masing:35
Media Audio (media dengar)
NO Medianya Hardwarenya Softwarenya
1 Radio Pesawat Radio Program
radio
2 Pirangan Hitam Pick Up Pirangan
Hitam
3 Tape cassette Tape recorder Kaset isi
program
Tabel 2.1
1. Media visual (indera penglihatan dibagi menjadi 2 yaitu projected
dan non projected).
a. Projected Media: penampilannya perlu proyektor
Projected Media
NO Medianya Hardwarenya Softwarenya
35Rohani. Op.Cit., h.16-18.
Page 55
39
1 Slide dan film
(bisu)
Projector
Slide/film
Slidenya/film
program
2 Film-strip/loop Pojector film
strip/loop
Film strip loop
3 Overhead projector Overhead Transparannya
projector
4 Epidiascop/episcop Epidiascop Bahan yang
diproyeksikan
Tabel 2.2
b. Non-Projected Media: penampilannya tidak perlu diproyeksikan.
Misalnya:
Wallsheets
Contohnya: peta, chart, diagram, poster.
Model
Contohnya: mook up, miniature, dan maket.
Objek
Contohnya: specimen (hebarium-aquarium-insektarium).
2. Media Audio visual (media pandang dengar)
Media Audio Visual
NO Medianya Hardwarenya Softwarenya
1 TV Pesawat TV Program TV
2 Radio
Vision/Video
Pesawat Video Filmnya +
programnya
3 Film Bicara Projector film Film yang
diprogramkan
4 Sound Slides Projector Slide Slide cassette
Tabel 2.3
Page 56
40
6. Media Audio Visual sebagai Sumber Belajar
Belajar mengajar merupakan proses mengelola sejumlah nilai
untuk disampaikan kepada peserta didik. Melalui nilai-nilai tersebut
memungkinkan adanya perubahan yang terjadi setelah proses belajar.
Seperti yang dikatakan oleh Robert M. Gagne, learning
is a process of which certain kinds of living organisms are
capable-many animals, including human beings, but not plants.
It is a process which enables these organisms to modify their
behavior fairly rapidly in a more or less permanent way, so
that the same modificatiuon does not have to occur again and
again in each new situation.36
Nilai-nilai yang disampaikan tersebut berasal dari berbagai
sumber belajar, antara lain yaitu manusia, buku, perpustakaan, media
massa, dan lingkungan. Untuk menyampaikan sumber belajar tersebut
diperlukan media sebagai alat menyampaikan nilai-nilai tersebut.
Media yang digunakan untuk menyampaikan sumber belajar disebut
media pendidikan.
Media pendidikan sangat membantu guru dalam
menyampaikan materi dalam proses pembelajaran. Karena selain
sebagai alat bantu berkomunikasi guru dengan siswa media juga media
juga digunakan sebagai alat untuk merangsang motivasi siswa dalam
belajar. Penggunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar
bertujuan untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Untuk
mencapai tujuan tersebut media pendidikan yang digunakan tidak
harus mahal yang sederhana pun bisa digunakan. Gurulah yang harus
pandai menggunakan media pendidikan, selain itu guru juga harus
36
Robert M. Gagne, Essentials of learning for instruction, (California: The Dryden Press,
1974), cet.I, h. 5.
Page 57
41
mampu memanipulasi media sebagai pengantar atau perantara
informasi dari sumber belajar yang disampaikan kepada peserta didik.
Dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar abad
pertengahan ke-20 alat visual untuk mengkonkritkan ajaran ini
dilengkapi dengan digunakannya alat audio sehingga kita kenal adanya
alat audio visual atau audio visual aids (AVA).37
Media audio visual
berkaitan dengan indera penglihatan dan pendengaran. Pesan yang
disampaikan dalam media visual disampaikan dalam lambang-lambang
grafis dan audio, baik verbal maupun non-verbal. Media audio visual
memiliki kelebihan sebagai berikut; (1) Harganya lebih murah dan
relative popular, (2) Dapat mengembangkan daya imajinasi, (3) Dapat
mengatasi ruang dan waktu, (4) Dapat menyajikan pengalaman dunia
luar ke dalam kelas, (5) Merangsang partisipasi aktif siswa, (6) Siaran
yang aktual dapat memberikan kesegaran, (7) Program dapat diputar
ulang kembali.
7. Rekaman Wawancara Sebagai Sumber Belajar
Wawancara adalah suatu proses tanya jawab antara
pewawancara dengan narasumber untuk meminta keterangan,
informasi, atau pendapat mengenai suatu hal. Sedangkan rekaman
adalah suatu proses mencatat, mendokumentasikan, atau
mengabadikan sesuatu hal baik yang bersifat audio maupun audio
visual. Dapat disimpulkan bahwa rekaman wawancara adalah suatu
dokumentasi kegiatan wawancara.
Rekaman wawancara yang bersifat audio visual dapat
digunakan sebagai salah satu media pendidikan. Media tersebut dapat
dikelompokan sebagai media pendidikan audio visual karena dapat
37 Sadiman. Op.Cit., h.7.
Page 58
42
dirasakan dengan setidak-tidaknya dua alat indera yaitu indera
pendengaran dan indera penglihatan. Pesan yang disampaikan melaui
media audio visual dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif baik
verbal maupun nonverbal. Pengajaran melalui media audio visual
bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti
mesin proyektor, film, tape recorder, dan proyektor.
D. Penelitian yang Relevan
Berikut ini hasil penelitian yang relevan dari beberapa
mahasiswa mengenai keterampilan menulis teks berita. Skripsi
Eliawati dengan judul penelitian”Peningkatan Kemampuan Menulis
Teks Berita Melalui Latihan Paragraf Rumpang Siswa KelasVII SMP
Negeri 243 Jakarta”.38
Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta.
Dari hasil skripsi tersebut dapat dilihat meningkatnya
perolehan nilai siswa pada kompetensi menulis teks berita siswa pada
siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan sebesar 4%. Pada
siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 62,43% dan pada siklus II
mengalami peningkatan nilai rata-rata kelas sebesar 66,43%. Akan
tetapi, dari hasil skripsi ini dijelaskan bahwa ada beberapa siswa yang
mengalami kekurangan pada aspek kebahasaan. Oleh karena itu, dalam
skripsinya peneliti menyarankan dan memberikan latihan yang cukup
kepada siswa dalam menulis teks berita melalui paragraf rumpang.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah kompetensi siswa
kelas VII SMP Negeri 243 Jakarta dalam menulis teks berita
mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran menulis teks
38Eliawati, Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita Melalui Latihan Paragraf
Rumpang Siswa KelasVII SMP Negeri 243 Jakarta, (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta,2007).
Page 59
43
berita melalui latihan paragraf rumpang. Selain itu ada juga beberapa
siswa yang masih kurang pada aspek kebahasaan.
Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan peneliti di
atas terletak pada metode yang digunakan dalam proses pembelajaran
menulis teks berita. Penulis melakukan penelitian keterampilan
menulis teks berita dengan menggunakan media rekaman wawancara
sedangkan Eliawati menggunakan metode latihan paragraf rumpang
dalam proses pembelajaran menulis teks berita.
Selain penelitian yang dilakukan oleh Eliawati, ada juga
penelitian yang dilakukan oleh Tania Zainiyah dengan judul skripsi
“Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap
Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VII SMP Negeri I
Bojonggede 2009”.39
Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta.
Hasil penelitiannya adalah pengaruh model pembelajaran
berbasis masalah terbukti efektif meningkatkan kemampuan menulis
teks berita. Berdasarkan penelitian, dapat diketahui bahwa kelas
ekperimen mencapai skor rata-rata yang lebih besar jika dibandingkan
dengan skor rata-rata kelas kontrol. Pada kelas eksperimen diperoleh
skor rata-rata postes 75,53 sedangkan pada kelas kontrol hanya
memperoleh skor rata-rata 64,43. Selain itu, kemampuan menulis teks
berita yang lebih besar terjadi pada semua siswa di kelas eksperimen
(100%), sedangkan di kelas kontrol terdapat 4 orang siswa yang tidak
mengalami perubahan, jadi hanya 26 siswa yang mengalami perubahan
(86,67%).
39 Tania Zainiyah, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Kemampuan
Menulis Teks Berita Siswa Kelas VII SMP Negeri I Bojonggede, (Jakarta: Universitas Negeri
Jakarta,2009).
Page 60
44
Adapun kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah
model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan
kemampuan menulis teks berita pada siswa. Selain itu dinyatakan juga
dalam skripsi ini bahwa model pembelajaran berbasis masalah bisa
membuat siswa belajar mandiri, aktif, serta adanya proses kerjasama
siswa dengan siswa lainya yang membuat proses pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan.
Perbedaan peneltian yang penulis lakukan dengan Tania
Zainiyah terletak pada metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran menulis teks berita. Penulis melakukan penelitian
keterampilan menulis teks berita dengan menggunakan media rekaman
wawancara sedangkan peneliti di atas menggunakan metode model
pembelajaran berbasis masalah dalam proses pembelajaran menulis
teks berita.
Penelitian yang relevan berikutnya adalah penelitan yang
dilakukan oleh Siska Octaviani Awaliah dengan judul skripsi
“Pengaruh Metode Investigasi Kelompok terhadap Kemampuan
Menulis Berita Siswa Kelas VII SMP Negeri I Leuwiliang Bogor.40
Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan
Seni, Universitas Negeri Jakarta.
Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa pengaruh
investigasi kelompok terhadap menulis berita berpengaruh. Hal ini
ditunjukan dengan adanya peningkatan rata-rata yang lebih besar pada
kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Peningkatan
pada kelas eksperimen sebesar 15,62 angka dari nilai rata-rata prates
sebesar 51,45 dan 67,07 pada postes. Sedangkan peningkatan pada
40 Siska Octaviani Awaliah, Pengaruh Metode Investigasi Kelompok terhadap Kemampuan
Menulis Berita Siswa Kelas VII SMP Negeri I Leuwiliang Bogor, (Jakarta: Universitas Negeri
Jakarta,2007).
Page 61
45
kelas kontrol sebesar 5,17 dari nilai rata-rata prates sebesar 50,13 dan
nilai postes sevesar 55,34.
Perbedaan peneltian yang penulis lakukan dengan Siska
Octaviani Awaliah terletak pada metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran menulis teks berita. Penulis melakukan penelitian
keterampilan menulis teks berita dengan menggunakan media rekaman
wawancara sedangkan peneliti di atas menggunakan metode
investigasi kelompok dalam proses pembelajaran menulis teks berita.
Dari ketiga hasil penelitan yang relevan tersebut, maka
diketahui bahwa kemampuan menulis teks berita pada siswa dapat
ditingkatkan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui sejauh
manakah keefektifan media pembelajaran rekaman wawancara dalam
meningkatkan menulis teks berita, seperti halnya pada metode dan
media pembelajaran yang telah dijelaskan di atas.
E. Hipotesis Tindakan
Kemampuan menulis teks berita merupakan materi yang
diajarkan pada siswa kelas VII. Penggunaan media rekaman
wawancara bertujuan untuk menigkatkan keterampilan menulis teks
berita pada siswa. Selain itu, juga untuk mengetahui perbedaan yang
signifikan antara sebelum penggunaan media rekaman wawancara
dengan sesudah menggunakan media rekaman wawancara dalam
pembelajaran menulis teks berita. Penggunaan media ini dilakukan
pada siklus I dan siklus II dengan bentuk tes tertulis membuat sebuah
teks berita.
Page 62
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama
Islamiyah yang berlokasi di jalan Raya Muchtar no.136 Sawangan
kota Depok.
2. Waktu Penelitan
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Januari
2012-22 Mei 2013.
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas
merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan yang dilakukan semata-mata untuk meningkatkan
kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu,
serta untuk memperbaiki kondisi di mana praktik kegiatan
pembelajaran tersebut dilakukan.1 Bersifat reflektif, artinya pihak
pelaku tindakan secara sadar merenungkan serta mengukur kembali
sejauh mana hasil dari proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Susilo menyatakan PTK adalah penelitian tindakan
kelas atau sering disebut dengan classroom action research
dalam bahasa Inggris. Yaitu penelitian yang dilakukan oleh
guru di kelas atau di sekolah mengajar, dengan penekan
adanya penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses
dalam pembelajaran.2
1 Djuanaidi Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN-Malang Press, 2008),
cet.I, h. 8.
2 Susilo, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Pustaka Books Publisher, 2007), cet.I,
h. 16.
Page 63
47
Hal yang sama juga dinyatakan oleh Mansur Muslich,
melalui PTK, masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran dapat
dikaji, ditingkatkan, dan dituntaskan sehingga proses pendidikan
dan pembelajaran yang inovatif dan hasil belajar yang optimal
dapat diwujudkan dengan sistematis.3
Selain itu PTK juga menawarkan peluang sebagai cara
pengembangan kinerja melalui pemecahan-pemecahan yang terjadi
selama pembelajaran. Karena melalui pendekatan ini menempatkan
guru sebagai peneliti untuk melakukan perubahan dalam
pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas dapat dilaksanakan melalui empat
langkah utama yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi.4 Keempat langkah utama tersebut saling berkaitan, dalam
penelitian tindakan kelas keempat langkah utama tersebut sering
disebut satu siklus. Proses penelitian tindakan kelas ini
direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Adapun pelaksanaan
penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut
3Mansur Muslich, Pelaksanaan PTK itu mudah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), cet.II,
h. 6.
4 Susilo, Op, cit., h. 19.
Page 64
48
Pelaksanaan
tindakan I
Pengamatan/
pengumpulan data
II
Pelaksanaan
tindakan II
Pengamatan/
pengumpulan data
I
Dilanjutkan ke
siklus berikutnya
Perencanaan
tindakan I
Refleksi I
Perencanaan
tindakan II
Refleksi II
Permasalahan
Permasalahan
baru hasi refleksi I
Apabila
permasalah belum
terselesaikan
Gambar 3.1
Penelitian tindakan kelas
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Islamiyah
yang berjumlah tujuh kelas, peneliti menggunakan sampel kuota
atau quato sampel, maka yang akan dijadikan sampel berjumlah 31
siswa dengan komposisi 14 siswa laki-laki dan 17 siswi perempuan
Penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Page 65
49
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai
perencana sekaligus pelaksana kegiatan. Pada penelitian ini peneliti
membuat perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan penelitian,
mengumpulkan data penelitian, menganalisis dan melaporkan hasil
penelitian tersebut. Pada tahap pengamatan, peneliti sebagai
observer dalam mengamati proses pembelajaran dan penelitian
yang berlangsung. Dalam penelitian tindakan kelas ini, guru kelas
diikutsertakan sebagai jalannya penelitian (observer). Selain
sebagai observer guru kelas juga mengamati, menilai, dan memberi
arahan kepada peneliti saat menyampaikan materi pelajaran di
hadapan siswa.
E. Tahapan Intervensi Data
Tahapan penelitian tindakan kelas dilakukan setiap satu
siklus. Setiap satu siklus terdiri dari empat tahap yaitu,
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tahap
penilitian ini dimulai dari tahap prapenelitian yang akan dilanjutkan
dengan siklus I dan siklus II.
1. Tahap Prapenelitian
Tahap prapenelitian dalam penelitian ini dilakukan sebagai
sebuah kegiatan awal yang bertujuan mengungkapkan
permasalahan penting yang perlu dipecahkan berkaitan dengan
pembelajaran menulis. Peneliti melakukan pengamatan
pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui kondisi awal yang
akan dijadikan sebagai bahan untuk memecahkan masalah.
Terlebih dahulu peneliti melakukan wawancara dengan
guru bahasa Indonesia mengenai menulis teks berita. Pembelajaran
menulis teks berita masih dirasa sangat sulit oleh siswa. Adapun
kesulitan yang siswa rasakan seperti menuangkan ide, kelengkapan
mengenai unsur-unsur berita, dan bahasa jurnalistik.
Page 66
50
Penelitian yang diajukan oleh peneliti mengenai
peningkatan pembelajaran menulis teks berita disambut baik oleh
guru yang bersangkutan. Beliau menyatakan, ini merupakan suatu
alternatif pemecahan masalah dalam menulis teks berita.
Penggunaan media rekaman wawancara sebagai salah satu bentuk
pembelajaran menulis teks berita dapat dijadikan alternatif
pemecahan masalahnnya.
2. Perencanaan Tindakan (Planning)
Hasil prapenelitian yang telah diperoleh selanjutnya
digunakan sebagai bahan untuk menyusun rancangan tindakan
yang akan dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan. Pada
tahapan ini peniliti menyiapkan materi atau bahan ajar, rencana
pengajaran yang mencakup RPP, media pembelajaran, serta
instrument atau evaluasi pembelajaran.
3. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan semua tindakan yang
sudah dirancang pada tahap sebelumnya dan dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya agar tercapai sesuai dengan tujuan awal yang telah
ditetapkan. Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan pada tahap ini
seperti melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
yang telah ditetapkan dalam RPP dan menggunakan media
pembelajaran yang ditentukan. Tahap tindakan ini merupakan
realisasi pada tahap perencanaan.
4. Pengamatan (Observing)
Kegiatan pengamatan dilakukan pada setiap siklus ini,
bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dan aktivitas peneliti
yang menjadi indikator keberhasilan selama pembelajaran
berlangsung. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data yang
berisi tentang pelaksanaan tindakan dari hasil data tersebut
memberikan pengaruh pada penyusunan perencanaan tindakan
yang dilakukan pada siklus berikutnya.
Page 67
51
5. Refleksi (Reflecting)
Tahap ini merupakan tahapan untuk memproses data yang
terkumpul pada saat melakukan tahap pengamatan. Data yang telah
didapat tersebut kemudian ditafsirkan, dan dicari kejelasaanya,
dianalisis, lalu disintesiskan. Hasil refleksi tersebut digunakan
untuk menetapkan langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya
mencapai tujuan yang diinginkan.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan
Hasil intervensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan
penelitian ini yaitu, meningkatkan kemampuan menulis teks berita
dengan menggunakan media rekaman wawancara. Selain itu hasil
dari penelitian ini juga diharapkan juga dapat memenuhi kriteria
keberhasilan penelitian yaitu bahwa hasil kemampuan menulis teks
berita siswa menunjukan adanya peningkatan.
G. Data dan Sumber Data
Data yang penulis peroleh merupakan suatu keterangan
nyata yang digunakan penulis sebagai evaluasi kegiatan yang telah
dilakukan. Dalam penelitian ini data-data yang dibutuhkan, antara
lain.
1. Data yang berupa hasil belajar siswa dalam bentuk tes objektif.
Tes objektif dilakukan sebanyak duakali selama pembelajaran,
yaitu berupa tes sebelum tindakan (pretest) dan tes sesudah
tindakan (posttest). Kedua data tersebut diolah menjadi nilai akhir
sebagai tolak ukur keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian
tujuan yang ingin dicapai.
2. Data hasil belajar psikomotorik, yaitu data mengenai
peningkatan pemahaman menulis teks berita yang telah siswa
lakukan. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan tersebut
Page 68
52
dilakukan cara observasi pada masing-masing siswa. Kegiatan
obseravasi dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
3. Data untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap peningkatan
kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan media
rekaman wawancara, pengambilan dilakukan dengan angket siswa.
4. Data untuk mengetahui tanggapan observer yakni guru bidang
studi terhadap aktivitas peneliti selama proses belajar mengajar
berlangsung, yang berupa pemberian lembar observasi kepada
setiap siswa diakhir pembelajaran.
H. Instrumen dan Pengumpulan Data
1. Tes Hasil Belajar
Tes kemampuan adalah salah satu cara yang dilakukan
dalam pengukuran atau penilaian, tes kemampuan ini berupa tes
tertulis yang harus diisi oleh objek penelitian.
Tes kemampuan dilakukan sebanyak dua tahap. Tahap pertama
yaitu pretest dimana pemberian test ini dilakukan sebelum adanya
perlakuan atau pembelajaran mengenai materi yang akan diajarkan.
Pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Tahap
kedua yaitu posttest dimana pemberian test ini dilakukan setelah
adanya perlakuan atau pembelajaran mengenai materi yang telah
diajarkan. Posttest ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar
siswa dan posttest ini dilakukan sebanyak 2 siklus.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah salah satu alat yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan data. Cara pengumpulan data
tersebut dengan cara melakukan pengamatan selama kegiatan
penelitian berlangsung. Lembar observasi ini berupa format atau
blangko yang berisi mengenai, poin-poin tentang aktivitas atau
kejadian yang digambarkan akan terjadi selama kegiatan penelitian
berlangsung. Adapun yang menjadi pengamatan dalam lembar
Page 69
53
obseravisi ini adalah aktivitas peneliti dan siswa. Dari hasil
pengamatan ini lalu diadakan pertimbangan dan penilaian ke dalam
suatu skala tertentu.
3. Angket
Angket merupakan alat yang digunakan sebagai pengumpul
informasi, yang berisi pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk dijawab
oleh koresponden. Angket yang dibuat nantinya akan deserahkan
kepada siswa untuk diisi dengan tujuan untuk mengetahui respon
siswa saat diberikan rekaman wawancara dalam pembelajaran
menulis teks berita. Angket bertujuan untuk memperoleh informasi
tentang respon diri.
4. Jurnal Siswa
Pemberian jurnal siswa ini diberikan setelah proses belajar
mengajar selesai. Jurnal siswa ini diberikan kepada siswa dengan
tujuan untuk mengetahui respon serta gambaran siswa
mendapatkan pembelajaran. Laporan dari jurnal siswa kemudian
digunakan sebagai tindakan perbaikan dalam siklus pembelajaran
berikutnya.
5. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai alat pengumpul informasi.
Adapun narasumber dalam wawancara ini adalah guru. Pertanyaan
yang akan peneliti ajukan kepada narasumber, mengenai proses
pembelajaran yang telah berlangsung. Proses wawancara ini
dilakukan setelah akhir pelajaran. Tujuan dari kegiatan wawancara
ini adalah untuk melihat kekurangan dan kesulitan yang dihadapi
siswa, juga pemberian saran dan kritik oleh guru, selama
pembelajaran berlangsung. Dengan adanya kegiatan wawancara ini
peneliti berharap besar mendapatkan informasi yang bermanfaat
guna tindakan berikutnya.
6. Catatan Lapangan
Page 70
54
Catatan lapangan berisi deskripsi pelaksanaan dan peristiwa
yang terjadi di kelas selama pembelajaran berlangsung. Catatan
lapangan ini berfungsi mengamati dan mencatat perilaku siswa
ketika melaksanakan pembelajaran, dalam rangka pengumpulan
data dan refleksi terhadap pembelajaran berikutnya.
7. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bentuk kegiatan merekam atau
menyimpan sesuatu dalam bentuk tertulis, tercetak, atau terekam
yang digunakan sebagai bukti atau keterangan. Pada penelitian ini
peneliti memilih foto sebagai bentuk dokumentasi.
I. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian,
maka peneliti menggunakan instrument yang telah disebutkan
sebelumnya, yaitu berupa pretest dan posttest. Instrumen tes
tersebut berupa lembar tes kemampuan.
Lembar tes kemampuan berisi hasil menulis teks berita
siswa pada setiap siklus. Dari hasil menulis teks berita siswa
tersebut bisa diperoleh data keterampilan siswa dalam menulis teks
berita baik data pretest maupun posttest. lembar tes kemampuan
ini berupa kertas HVS. Berikut kriteria penilaian menulis teks
berita dengan menggunakan media rekaman wawancara.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Agar data yang diperoleh dalam penelitian valid, maka
peneliti menggunakan teknik trigulasi. Dengan teknik ini peneliti
menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data
dan sumber data. Adapun tindakan yang dilakukan yaitu:
1. Pengambilan data dari berbagai narasumber, yaitu peneliti, guru,
dan siswa.
Page 71
55
2. Penggunaan berbagai instrument agar data yang terkumpul lebih
akurat. Adapun langkah yang dilakukan adalah dengan mengisi
lembar observasi, melakukan wawancara, memberikan angket
siswa, mencatat kegiatan belajar dalam catatan lapangan, dan
menilai hasil tes kemampuan siswa.
3. Penggunaan berbagai teknik pengumpul data membantu peneliti
dalam mempermudah memperoleh data. Data yang telah terkumpul
kemudian dianalisis setelah melakukan wawancara, pengamatan,
dan pendokumentasian melalui foto.
4. Memeriksa kembali kelengkapan serta keaslian data yang telah
terkumpul, kemudian mengevaluasi dengan mengolah dan
menganalisis data.
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Semua data yang diperoleh terlebih dahulu dikategorikan
berdasarkan fokus penelitian, kemudian peneliti
menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan. Berikut cara
pengolahan data yang terkumpul:
1. Analisis Data Tes
Format Penilaian
Tabel 3.1
No. Aspek Penilaian Bobot
Nilai Skor
1 2 3 4 5
1 Judul 1
2
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita
b. Pengembangan isi
c. Prinsip 5W 1H
2
3
2
3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan
b. Bahasa Jurnalistik
1
1
10
Page 72
56
Arti skala nilai:
1 = sangat kurang
2 =kurang
3 =cukup
4 =baik
5 =sangat baik
Nilai =
Format Penilaian
Deskripsi Penilaian Teks Berita Siswa
No Aspek Nilai Kriteria
1 Judul 5
4
3
2
1
Judul sesuai dengan tema, isi, singkat,
dan menarik
Judul sesuai dengan tema, isi, singkat,
tetapi tidak menarik
Judul dibuat sesuai dengan tema dan isi
Judul dibuat sesuai dengan tema dan isi
tetapi tidak menarik
Tidak mencantumkan judul
2
Struktur penulisan
a. Permulaan berita
b. Pengembangan Isi
5
4
3
2
1
5
Permulaan berita sangat relevan dengan
gagasan yang dipaparkan dan menarik
Permulaan berita relevan dengan
gagasan yang dipaparkan dan menarik
Permulaan berita cukup relevan dengan
gagasan yang dipaparkan tetapi tidak
menarik
Permulaan berita kurang relevan dan
tidak menarik
Permulaan berita sama sekali tidak
menarik
Ide berita sesuai dengan judul,
Page 73
57
3
b. Prinsip 5W 1H
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
memunculkan ide yang menarik, dan
dapat merangkai secara terperinci/detail
Ide berita sesuai dengan judul, tidak
memunculkan ide yang menarik, dan
dapat merangkai secara terperinci/detail
Ide berita sesuai dengan judul,
memunculkan ide, tidak dapat
merangkai secara terperinci/detail
Ide berita tidak sesuai dengan judul,
tidak dapat merangkai secara
terperinci/detail tetapi memunculkan
ide menarik
Ide berita tidak sesuai dengan judul,
tidak memunculkan ide yang menarik,
dan tidak dapat merangkai secara
terperinci/detail
Prinsip 5W 1H tergambar dengan
lengkap dan jelas
Prinsip 5W 1H cukup tergambar
dengan lengkap dan jelas
Prinsip 5W 1H tergambar dengan
lengkap tetapi kurang jelas
Prinsip 5W 1H kurang lengkap dan
kurang jelas
Tidak terdapat prinsip 5W 1H
Kata-kata yang dipilih tepat, baku
sesuai dengan EYD, dan bervariasi
Kata-kata yang digunakan umumya
Page 74
58
b. Bahasa jurnalistik
3
2
1
5
4
3
2
1
sudah tepat, baku sesuai dengan EYD
dan bervariasi hanya sekali-kali ada
kata-kata yang kurang cocok tetapi
tidak menggangu
Kata-kata yang digunakan dipilih
dengan tepat, baku sesuai dengan EYD
dan hanya kurang bervariasi
Cukup banyak kata yang kurang tepat
disamping kurang bervariasi juga tidak
menggunakan EYD dengan baik
Kata-kata yang digunakan sangat
banyak yang kurang tepat, tidak baku,
tidak bervariasi serta tidak
menggunakan EYD dengan baik
Bahasa berita yang digunakan sangat
lugas, singkat, dan padat
Bahasa berita yang digunakan cukup
lugas, singkat, dan padat
Bahasa berita yang digunakan lugas
tapi kurang singkat, dan padat
Bahasa berita yang digunakan lugas,
tapi tidak singkat, dan padat
Bahasa berita yang digunakan tidak
lugas, tidak singkat, dan padat
Tabel 3.2
Setelah hasil tes siswa pretest dan posttest telah diketahui,
maka nilai tes tersebut dianalisis menggunakan statistik deskriptif,
dengan penjelasan sebagai berikut.
a. Rata-rata (Mean)
Page 75
59
Nilai hitung rata-rata atau mean dilambangkan dengan X (dibaca:
eks-bar) untuk ukuran sampel (statistik) dan rata-rata populasi
dilambangkan dengan dengan µ (dibaca: mu) untuk mengukur
parameter menggunakan rumus.
X =
Keterangan:
= Jumlah skor ujian
n = jumlah anggota sampel
b. Median
Dalam menentukan nilai perlu adanya suatu batasan. Media
merupakan suatu batasan yang mempunyai arti penting dalam
menentukan nilai. batasan nilai yang ditentukan oleh median adalah
nilai tengah atau 50% dari nilai data paling tinggi atau paling
rendah. Sebelum nilai median ditentukan terlebih dahulu nilai
tersebut diatur dari nilai yang terseber ke nilai yang lebih kecil.
Berikut adalah rumus yang digunakan dalam menentukan median:
MED = (
) (
)
c. Modus (mode)
Modus merupakan nilai yang paling banyak muncul dan paling
banyak frekuensinya di antara nilai-nilai yang lainnya.
d. Rentang Skor
Rentang adalah perbedaan antara nilai data yang tertinggi dan nilai
data yang terendah dalam pengukuran. Langkah pertama dalam
mengukur besarnya penyebaran data ialah menghitung besarnya
rentang dari data tersebut. Berikut rumus perhitungan rentang skor dan
rentang skor penilain teks berita.
Kategori Penilaian Teks Berita dengan Skala Nilai
Rentang = skor terbesar – skor terkecil
Skala nilai Kategori nilai
Page 76
60
<40
40-54
55-69
70-84
85-100
Sangat kurang (SK)
Kurang (K)
Cukup (C)
Baik (B)
Sangat baik (SB)
Tabel 3.3
Setelah analisis data dilakukan, maka terlihat hasil pretest dan
posttest pada siklus pertama, dan kedua, dari data tersebut dapat pula
disimpulkan hasil tindakan pertama. Data pertama tadi juga dapat
digunakan sebagai acuan dalam menentukan tindakan selanjutnya.
2. Analisis Data Non Tes
Data non tes digunakan untuk menghitung data yang
berasal dari data non tes. Adapun data non tes tersebut seperti
penilaian terhadap siswa dan penilaian terhadap guru. Perhitungan
data non tes menggunakan presentase dengan rumus sebagai
berikut:
P =
x 100 %
Keterangan:
P = Angka persentase
F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N = number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
3. Analisis Data Kualitatif
Untuk menganalisis data yang sifatnya kualitatif, cukup
dideskripsikan secara kualitatif sesuai dengan data yang ditemukan
dilapangan. Adapun data yang sifatnya kualitatis seperti catatan
lapangan, jurnal siswa, dan hasil wawancara.
Page 77
61
Untuk data yang bersifat kualitatif seperti catatan lapangan,
jurnal siswa, dan hasil wawancara dideskripsikan peneliti secara
kualitatif sesuai data yang ditemukan di lapangan.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Pada penelitian ini, peneliti akan menguji media rekaman
wawancara sebagai media untuk meningkatan kemampuan menulis
teks berita. Apabila pada penelitian di siklus I dan siklus II selesai,
dan ternyata belum tercapai hasil yang diinginkan, maka akan
dilanjutkan untuk melakukan tindakan berikutnya sebagai rencana
perbaikan. Kegitan penelitian ini akan berakhir atau selesai apabila
perbaikan sudah berhasil dilakukan.
Page 78
62
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Sekolah
1. Sejarah dan Profil Sekolah
a) Sejarah
SMP Islamiyah Sawangan yang beralamat di Jl.Raya
Muchtar no.136 Sawangan Depok, didirikan pada tahun 1967 dan
mulai beroperasi pada tanggal 17 Mei 1983. Sekolah ini
terakreditasi “A”. Sekolah ini di bawah naungan Yayasan Darul
Irfan Sawangan (YADAIR). Tidak hanya SMP, tetapi yayasan ini
pun memiliki SMA, MA, dan MTS. Bangunan milik yayasan ini
sudah bersertifikat luas bangunan 1751 M2. SMP Islamiyah
dipimpin oleh bapak Ahmad Sujai, S.Pd.
b) Profil Sekolah
Nama Sekolah : SMP Islamiyah Sawangan
Alamat : Jl. Raya Muchtar no.136 Sawangan
Depok
NSS : 202026602011
NDS : 2002050046
NPSN :20-22-90-58
Akreditasi : A
2. Visi
Membentuk insan berilmu dan berakhlak mulia
3. Misi
Page 79
63
Memaksimalkan kegiatan pembelajaran di dalam dan di
luar kelas
Meningkatakan mutu pelayanan guru terhadap peserta didik
Menciptakan situasi pembelajaran yang kreatif, nyaman,
dan menyenangkan
Meningkatkan disiplin guru dan siswa
Menumbuhkan nilai-nilai akhlak mulia melalui kegiatan
pembiasaan
4. Jumlah Siswa
Jumlah Siswa SMP Islamiyah Sawangan Depok
Tahun Ajaran 2012-2013
NO. KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1. VII 126 125 252
2. VIII 124 79 203
3. IX 123 128 251
Jumlah 373 332 706
Tabel 4.1
B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan/Hasil Intervensi Pengamatan
1. Tindakan Pembelajaran
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari penelitian
yang telah dilakukan di kelas VII SMP Islamiyah Sawangan
Depok yang berlangsung selama dua siklus. Penelitian ini
dilaksanakan bertujuan untuk menghasilkan suatu pembelajaran
yang dapat memungkinkan meningkatnya hasil belajar yang lebih
optimal dari sebelumnya. Pada bab ini juga secara garis besar akan
memaparakan deskripsi awal penelitian, perencanaan sebelum
proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran menulis teks berita
sebelum dan sesudah menggunakan media rekaman wawancara,
serta mengambarkan hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran
Page 80
64
dengan menggunakan media rekaman wawancara dalam menulis
teks berita pada tahap pretest dan posttest.
Proses penelitian tindakan kelas yang peniliti lakukan
diawali dengan penelitian melalui kegiatan wawancara.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang bidang studi
mata pelajaran bahasa Indonesia seperti yang telah dijelaskan pada
bab I sebelumnya, beliau mengungkapkan bahwa pembelajaran
menulis teks berita masih rendah, terutama dalam menentukan ide
serta menuliskanya dengan bahasa berita.
Proses penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan
pretest terlebih dahulu kepada siswa untuk mengetahui presentasi
kemampuan awal siswa dalam menulis teks berita. Dalam
melakukan pretest ini peneliti tidak menggunakan rekaman
wawancara sebagai media pembelajaran. Tetapi pada proses pretest
ini peneliti mencoba merangsang kembali ingatan siswa mengenai
materi menulis teks berita, karena materi tersebut sudah pernah
dipelajari sebelumnya. Tindakan selanjutnya peneliti memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menulis sebuah teks berita
mengenai peristiwa yang belakangan baru terjadi.
2. Pertemuan Pertama
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyusun rencana
pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran yakni, guru
menjelaskan tujuan dan maksud dari materi yang akan diajarkan,
merangsang kembali ingatan siswa mengenai materi menulis teks
berita, serta bertanya mengenai sebagian dari materi menulis teks
berita kepada siswa yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan
dasar siswa. Proses selanjutnya yaitu memberikan pretest, pada
pretest ini siswa dibebaskan menulis sebuah teks berita mengenai
peristiwa yang belakangan baru terjadi.
Page 81
65
b) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, peneliti merealisasikan apa
yang telah direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 9
Febuari 2013 pada pukul 08.30 sampai 10.00. Diawal pertemuan
peneliti mendapat respon yang baik dari guru bidang studi bahasa
Indonesia maupun dari siswa saat memperkenalkan diri serta
menjelaskan maksud kedatangan ke dalam kelas tersebut. Siswa
sangat antusias mendengarkan penjelasan dari peneliti. Selanjutnya,
peneliti mengabsen siswa satu persatu.
Proses pembelajaran dimulai dengan bertanya mengenai
pemahaman mereka tentang berita dengan tujuan merangsang
kembali ingatan siswa mengenai materi menulis teks berita.Namun
tidak ada siswa yang menjawab, peneliti menganggap siswa masih
merasa malu untuk menjawab. Kemudian peneliti kembali
bertanya, namun kali ini pertanyaan peneliti ajukan kepada
seorang siswa. Siswa tersebut menjawab bahwa berita itu adalah
suatu fakta, kemudian peneliti mencoba melempar pertanyaan
yang sama kepada siswa yang lain, dan dia menjawab bahwa berita
yaitu kejadian.
Kegiatan selanjutnya peneliti menjelaskan definisi
mengenai sebuah berita serta cara menulis sebuah teks berita.
kebanyakan dari siswa masih terlihat sangat bingung, maka peneliti
memberikan sebuah contoh berita untuk dianalisis bersama-sama
sesuai dengan apa yang telah peneliti sampaikan sebelumnya.
Pada proses ini, siswa terlihat cukup aktif mengamati
contoh berita yang diberikan. Akan tetapi, ada juga siswa yang
terlihat mengobrol, bercanda dengan teman sebangkunya. Melihat
keadaan tersebut peneliti menegur siswa tersebut untuk kembali
fokus menganalis contoh berita yang telah diberikan. Keadaan
kembali tenang, selanjutnya peneliti memberikan sesi tanya jawab
Page 82
66
kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum
diketahui dari contoh berita saat dianalisis bersama. Namun pada
sesi tersebut tidak ada siswa yang bertanya, kegiatan selanjutnya
yaitu melakukan pretest. Pretest dilakukan selama 30 menit, pada
kegiatan ini siswa diberikan kebebasan untuk menulis sebuah teks
berita mengenai peristiwa yang belakangan baru terjadi. Pada saat
kegiatan pretest berlangsung siswa terlihat cukup antusias menulis
namun ada beberapa siswa yang berjalan-jalan di dalam kelas. Pada
saat itu tindakan guru adalah menegur siswa yang bersangkutan
dan mengkondisikan kembali untuk lebih fokus dalam mengerjakan
apa yang telah diperintahakan sebelumnya.
Setelah selesai, lembar jawaban dikumpulkan dengan
serempak. Kemudian peneliti menanyakan kepada siswa mengenai
kesulitan pada saat proses penulisan teks berita berita. “Anak-anak
menurut kalian kesulitan apa yang kalian rasakan dalam menulis
teks berita?” sebagian siswa menjawab “sulit menentukan judulnya
pak”. Guru bertanya lagi, “selain kesulitan tersebut, ada kesulitan
apa lagi dalam menulis teks berita?”. siswa menjawab, “cara
penulisannya pak”
Tindakan selanjutnya peneliti mencoba menjawab masalah-
masalah dari siswa serta kembali menyimpulkan materi yang
diajarkan. Siswa terlihat memahami penjelasan dari guru.
Kemudian guru menutup pelajaran pertama dengan salam.
c) Tahap Refleksi
Pada tahap pertemuan pertama mendapat hasil pretest siswa
secara tertulis mengenai kemampuan menulis teks berita siswa.
Dari hasil yang didapat masih banyak siswa yang sulit dalam
menulis teks berita terutama pada bagian judul, sistematika
penulisan, serta kefaktualan sebuah berita. maka pada pertemuan
selanjutnya peneliti akan menjelaskan kembali mengenai materi
Page 83
67
menulis teks berita serta membedakannya dengan menggunakan
media rekaman wawancara.
3. Pertemuan kedua
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan kedua, guru membuka pelajaran
dengan kembali menjelaskan tujuan pembelajaran yakni menulis
teks berita dengan menggunakan media rekaman wawancara.
Setelah kegiatan tersebut, peneliti mencoba merefleksi mengenai
materi yang sebelumnya telah diajarkan pada saat pertemuan
pertama. Peneliti kembali menjelaskan mengenai materi menulis
teks berita. kemudian, peneliti memberikan posttest kepada siswa.
Tindakan terakhir, peneliti menutup pelajaran dengan pengutan.
b) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pertemuan kedua ini, dilaksanakan pada hari
Sabtu, 16 Febuari 2013 pada pukul 08.30-10.00. Suasana dikelas
cukup gaduh sebelum peneliti masuk terdengar dari ruang kelas.
Sebelum melakukan pelaksanaan peneliti mengkondisikan siswa
untuk kembali siap untuk belajar. Setelah berhasil mengkondisikan
siswa peneliti baru memulai pembelajaran. Kegiatan awal
pembelajaran peneliti mulai dengan menanyakan kembali materi
yang telah diajarkan pada pertemuan pertama. Kegiatan
selanjutnya, peneliti menanyakan kepada siswa tentang
pemahaman mereka mengenai cara menulis teks berita dengan
menggunkan media rekaman wawancara. Pada tahap tersebut,
terjadi proses tanya jawab antara siswa terhadap guru.
Setelah peneliti menjelaskan materi serta menjawab
pertanyaan siswa mengenai cara menulis teks berita, kegiatan
selanjutnya siswa peneliti tugaskan untuk memperhatikan sebuah
rekaman wawancara yang diputarkan. Pada tahap ini suasana kelas
tampak sunyi semua konsentrasi siswa berfokus pada rekaman
wawancara tersebut. Setelah kegiatan tersebut selesai siswa diminta
Page 84
68
untuk mengerjakan posttest yaitu berupa teks berita berdasarkan
rekaman wawancara tersebut.
Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas tersebut
selama 30 menit, siswa terlihat tenang. Akan tetapi, ada juga yang
terlihat kurang semangat, dan ada pula yang bercanda. Peneliti
langsung mendekati dan langsung membimbing siswa tersebut agar
mau mengerjakan tugas tersebut. Pada tahap pengerjaan tugas pun
tidak sedikit ada beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan
dan mereka bertanya kepada peneliti. Peneliti pun langsung
menghampiri siswa dan memberikan solusi atas kendalan yang
mereka hadapi. Ketika waktu megerjakan tugas sudah habis, siswa
mengumpulkan tugas tersebut dengan sesama.
c) Tahap Refleksi
Pada tahap pertemuan kedua peneliti mendapatkan hasil
posttest siswa secara tertulis dalam menulis sebuah teks berita.
hasil yang didapatkan bahwa sebagian siswa sudah memahami
menulis teks berita. Namun, ada beberapa sebagian dari siswa yang
masih mengalami kendala hal tersebut dapat peneliti lihat dari hasil
posttest. Adapun kendala-kendala yang mereka alami seperti
sistematika penulisan, kalimat pembuka, serta penulis judul.
Permasalahan dari pertemuan kedua ini akan peneliti jadikan
sebagai dasar untuk dipecahkan dipertemuan ketiga.
4. Pertemuan ketiga
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ketiga, peneliti membuka pelajaran
dengan menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu menulis teks berita
dengan menggunakan media rekaman wawancara. Kegiatan
selanjutnya, yaitu peneliti menanyakan kembali materi menulis
teks berita yang telah dijelaskan pada pertemuan sebelumnya,
selain itu peneliti juga akan kembali menjelaskan materi menulis
teks berita dengan menggunakan media rekaman wawancara.
Page 85
69
Kemudian peneliti memberikan posttest kepada siswa. Tindakan
terakhir, peneliti menutup pelajaran dengan penguatan.
b) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pertemuan ketiga ini, dilaksanakan pada Jumat
22 Febuari 2013, pada pukul 09.30-11.00. Kegiatan awal pada
tahap pelaksanaan dibuka dengan memberikan salam dilanjutkan
dengan mengabsen siswa, suasana kelas cukup tenang. Kemudian
dilanjutkan degan menanyakan materi mengenai menulis teks
berita yang telah dijelaskan sebelumnya. Setelah kegiatan tersebut
berlangsung peneliti kembali menjelaskan mengenai cara menulis
teks berita dengan menggunakan rekaman wawancara juga
memberikan pendalaman materi yang menjadi kendala pada
pertemuan kedua. Sebelum memberikan posttest peneliti
melakukan refleksi mengenai materi yang baru saja dijelaskan.
Kegiatan refleksi ini peneliti berikan sebagai penguatan terhadap
materi yang baru saja disampaikan.
Kegiatan kedua pada tahap pelaksanaan yaitu dilanjutkan
dengan memberikan posttest kepada siswa. Seperti pada pertemuan
kedua siswa diminta untuk memperhatikan rekaman wawancara
yang berlangsung, setelah itu siswa diminta untuk menulis sebuah
teks berita berdasarkan rekaman wawancara tersebut. Penggunaan
media rekaman wawancara ini sengaja peniliti gunakan agar
mempermudah siswa dalam menulis sebuah teks berita.
Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan posttest selama
30 menit, siswa terlihat lebih tenang dan lebih terfokus pada saat
mengerjakan. Siswa terlihat lebih antusias mengerjakan tes karena
sebelumnya mereka sudah melakukan tes yang sama dengan
menggunakan media yang sama pula. Dalam proses posttest
berlangsug, peneliti berperan aktif dalam membimbing siswa
menulis sebuah teks berita. Ketika waktu mengerjakan tugas sudah
habis, siswa mengumpulkan tugas tersebut dengan seksama.
Page 86
70
c) Tahap Refleksi
Pada tahap pertemuan ketiga ini peneliti memperoleh hasil
posttest siswa secara tertulis mengenai teks berita siswa dengan
menggunakan media rekaman wawancara. Hasil yang diperoleh
peneliti adalah hampir seluruh siswa sudah dapat menulis teks
berita berdasarkan media rekaman wawancara. Pada tahap siklus
kedua ini, peneliti mengambil kesimpulan materi menulis teks
berita dengan menggunakan media rekaman wawancara pada siswa
kelas VII SMP Islamiyah Sawangan Depok ada peningkatan hasil
posttest yang lebih tinggi dari hasil posttest sebelumnya. Maka
peneliti menghakiri penelitian setelah siklus kedua terlaksana.
5. Analisis Data
a. Data Hasil Pretest
Hasil Pretest Siswa kelas VII SMP Islamiyah Sawangan Depok
No Nama Skor Nilai Tingkatan
Penguasaan Keterangan
1 Abigail Ahmad Fidzikri 15 50 50% cukup
2 Dimas Al-Masyir 16 53 53% cukup
3 Irfan Ruhimawan 12 40 40% kurang
4 Ivan Ferdian Hadi 19 63 63% cukup
5 Laila Novita Sari 20 66 66% cukup
6 Mariani Indrisari 14 46 46% kurang
7 Nadia Vebi Masari 18 60 60% cukup
8 Naswa Danur Rini 14 46 46% kurang
9 Nita Nirmala Dewi 21 70 70% baik
10 Novita Apriliany 21 70 70% baik
11 Novita Nur Fadhilah 16 53 53% cukup
12 Nurul Halimah 18 60 60% cukup
13 Raka Pajriansyah 20 66 66% cukup
14 Ramadhana Savitri 18 60 60% cukup
Page 87
71
15 Rena Yunita 16 53 53% kurang
16 Rushella Putri Parawansa 18 56 56% cukup
17 Saefudin 22 73 73% baik
18 Sekar Indah Sari 14 46 46% kurang
19 Sigit Pangestu 17 56 56% cukup
20 Samsul Imam 18 60 60% cukup
21 Saskia Kamila W 18 60 60% cukup
22 Tri Joko Pramono 22 73 73% baik
23 Vicky Nur Cahya 15 50 50% kurang
24 Wahyu Maulana 23 76 76% baik
25 Wulandari 14 46 46% kurang
26 Yudis Saputra 19 63 63% cukup
27 Yuli Ani 16 53 53% kurang
28 Yuly Widjiawati 17 56 56% cukup
29 Yuli Yanti Putri 17 56 56% cukup
30 Yurika Wulandari 22 73 73% baik
31 Yusuf Salwa R.P 15 50 50% kurang
Jumlah 545 1803 1803%
Rata-rata 58,16 58,16 58,16% cukup
Tabel 4.2
Berdasarkan hasil analisis data pretest di atas dapat
diketahui bahwa nilai rata-rata pretest sebelum menggunakan
media rekaman wawancara diberikan untuk menulis teks berita
adalah 58,16 yaitu dalam tingkat penguasaan 58,16%.
Analisis Data Nilai Pretest:
a) Rata-rata (Mean)
X =
=
Page 88
72
= 58,16
b) Median
50, 53, 40, 63, 66, 46, 60, 46, 70, 70, 53, 60, 66, 60, 53, 56, 73,
46, 56, 60, 60, 73, 50, 76, 46, 63, 53, 56, 56, 73, 50.
MED =
= (
) (
)
=
= 56
c) Modus
Nilai yang paling banyak muncul adalah 60
d) Rentang Skor
Rentang = skor terbesar – skor terkecil
= 73 – 40
= 33
Berdasarkan hasil di atas, diperoleh nilai rata-rata (Mean)
sebesar 58,16 atau mencapai tingkat penguasaan sebesar 58,16 %
median sebesar 56, modus sebesar 60, dan rentang skor 33. Dari
hasil pretest keterampilan menulis teks berita siswa kelas VII SMP
Islamiyah Sawangan Depok termasuk ke dalam kategori cukup.
b. Data Hasil Posttest I
Hasil Posttest I Siswa kelas VII SMP Islamiyah Sawangan Depok
No Nama Skor Nilai Tingkatan
Penguasaan Keterangan
Page 89
73
1 Abigail Ahmad Fidzikri 20 66 66% Cukup
2 Dimas Al-Masyir 20 66 66% Cukup
3 Irfan Ruhimawan 20 66 66% Cukup
4 Ivan Ferdian Hadi 21 70 70% Baik
5 Laila Novita Sari 22 73 73% Baik
6 Mariani Indrisari 21 70 70% Baik
7 Nadia Vebi Masari 21 70 70% Baik
8 Naswa Danur Rini 24 80 80% Baik
9 Nita Nirmala Dewi 20 66 66% Cukup
10 Novita Apriliany 21 70 70% Baik
11 Novita Nur Fadhilah 25 83 83% Baik
12 Nurul Halimah 18 60 60% Cukup
13 Raka Pajriansyah 20 66 66% Cukup
14 Ramadhana Savitri 24 80 80% Baik
15 Rena Yunita 18 60 60% Cukup
16 Rushella Putri Parawansa 22 73 73% Baik
17 Saefudin 21 70 70% Baik
18 Sekar Indah Sari 21 70 70% Baik
19 Sigit Pangestu 21 70 70% Baik
20 Samsul Imam 20 66 66% Cukup
21 Saskia Kamila W 20 66 66% Cukup
22 Tri Joko Pramono 22 73 73% Baik
23 Vicky Nur Cahya 21 70 70% Baik
24 Wahyu Maulana 25 83 83% Baik
25 Wulandari 20 66 66% Cukup
26 Yudis Saputra 20 66 66% Cukup
27 Yuli Ani 20 66 66% Cukup
28 Yuly Widjiawati 20 66 66% Cukup
29 Yuli Yanti Putri 21 70 70% Baik
30 Yurika Wulandari 23 76 76% Baik
Page 90
74
31 Yusuf Salwa R.P 20 66 66% Cukup
Jumlah 652 2163 2163
Rata-rata 69,77 69,77 69,77% Cukup
Tabel 4.3
Berdasrarkan hasil analisis data posttest di atas dapat
diketahui bahwa nilai rata-rata posttest setelah menggunakan media
rekaman wawancara diberikan untuk menulis teks berita adalah
69,77 yaitu dalam tingkat penguasaan 69,77%.
Analisis Data Nilai Posttest I
a) Rata-rata (Mean)
X =
=
= 69,77
b) Median
56, 66, 66, 70, 73, 70, 70, 80, 66, 70, 83, 60, 66, 80, 60, 73, 70,
70, 70, 66, 66, 73, 70, 80, 66, 66, 66, 66, 70, 76, 66.
MED =
= (
) (
)
=
= 70
c) Modus
Nilai yang paling banyak muncul adalah 66
Page 91
75
d) Rentang Skor
Rentang = skor terbesar – skor terkecil
= 83 – 56
= 27
Berdasarkan hasil di atas, diperoleh nilai rata-rata (Mean)
sebesar 69,77 atau mencapai tingkat penguasaan sebesar 69,77 %
median sebesar 70, modus sebesar 66, dan rentang skor 27. Dari
hasil posttest I keterampilan menulis teks berita siswa kelas VII
SMP Islamiyah Sawangan Depok termasuk ke dalam kategori baik.
c. Data Hasil Posttest II
Hasil Posttest II Siswa kelas VII SMP Islamiyah Sawangan Depok
No Nama Skor Nilai Tingkatan
Penguasaan Keterangan
1 Abigail Ahmad Fidzikri 24 80 80% Baik
2 Dimas Al-Masyir 22 73 73% Baik
3 Irfan Ruhimawan 25 83 83% Baik
4 Ivan Ferdian Hadi 21 70 70% Baik
5 Laila Novita Sari 24 80 80% Baik
6 Mariani Indrisari 22 73 73% Baik
7 Nadia Vebi Masari 25 83 83% Baik
8 Naswa Danur Rini 23 76 76% Baik
9 Nita Nirmala Dewi 25 83 83% Baik
10 Novita Apriliany 23 76 76% Baik
11 Novita Nur Fadhilah 25 83 83% Baik
12 Nurul Halimah 24 80 80% Baik
13 Raka Pajriansyah 21 70 70% Baik
14 Ramadhana Savitri 24 80 80% Baik
15 Rena Yunita 22 73 73% Baik
16 Rushella Putri Parawansa 24 80 80% Baik
Page 92
76
17 Saefudin 26 86 86% Sangat Baik
18 Sekar Indah Sari 27 90 90% Sangat Baik
19 Sigit Pangestu 21 70 70% Baik
20 Samsul Imam 21 70 70% Baik
21 Saskia Kamila W 22 73 73% Baik
22 Tri Joko Pramono 21 70 70% Baik
23 Vicky Nur Cahya 21 70 70% Baik
24 Wahyu Maulana 21 70 70% Baik
25 Wulandari 25 83 83% Baik
26 Yudis Saputra 21 70 70% Baik
27 Yuli Ani 23 76 76% Baik
28 Yuly Widjiawati 23 76 76% Baik
29 Yuli Yanti Putri 25 83 83% Baik
30 Yurika Wulandari 23 76 76% Baik
31 Yusuf Salwa R.P 21 70 70% Baik
Jumlah 715 2376 2376%
Rata-rata 76,64 76,64 76,64% Baik
Tabel 4.4
Berdasrarkan hasil analisis data posttest di atas dapat
diketahui bahwa nilai rata-rata posttest setelah menggunakan media
rekaman wawancara diberikan untuk menulis teks berita adalah
76,64 yaitu dalam tingkat penguasaan 76,64%.
Analisis Data Nilai Pretest
a) Rata-rata (Mean)
X =
=
= 76,64
b) Median
Page 93
77
80, 73, 83, 70, 80, 73, 83, 76, 83, 76, 83, 80, 70, 80, 73, 80, 86,
90, 70, 70, 73, 70, 70, 70, 83, 70, 76, 76, 83, 76, 70.
MED =
= (
) (
)
=
= 76
c) Modus
Nilai yang paling banyak muncul adalah 70
d) Rentang Skor
Rentang = skor terbesar – skor terkecil
= 90 – 70
= 20
Berdasarkan hasil di atas, diperoleh nilai rata-rata (Mean)
sebesar 76,64 atau mencapai tingkat penguasaan sebesar 76,64 %
median sebesar 76, modus sebesar 70, dan rentang skor 20. Dari
hasil posttest II keterampilan menulis teks berita siswa kelas VII
SMP Islamiyah Sawangan Depok termasuk ke dalam kategori baik.
Perbandingan Pretest, Posttest (Siklus 1 dan Siklus 2)
No. Nama
KKM
Pretest
Siklus 1
Siklus 2
1 Abigail Ahmad Fidzikri 65 50 66 80
2 Dimas Al-Masyir 65 53 66 73
3 Irfan Ruhimawan 65 40 66 83
Page 94
78
4 Ivan Ferdian Hadi 65 63 70 70
5 Laila Novita Sari 65 66 73 80
6 Mariani Indrisari 65 46 70 73
7 Nadia Vebi Masari 65 60 70 83
8 Naswa Danur Rini 65 46 80 76
9 Nita Nirmala Dewi 65 70 66 83
10 Novita Apriliany 65 70 70 76
11 Novita Nur Fadhilah 65 53 83 83
12 Nurul Halimah 65 60 60 80
13 Raka Pajriansyah 65 66 66 70
14 Ramadhana Savitri 65 60 80 80
15 Rena Yunita 65 53 60 73
16 Rushella Putri Parawansa 65 56 73 80
17 Saefudin 65 73 70 86
18 Sekar Indah Sari 65 46 70 90
19 Sigit Pangestu 65 56 70 70
20 Samsul Imam 65 60 66 70
21 Saskia Kamila W 65 60 66 73
22 Tri Joko Pramono 65 73 73 70
23 Vicky Nur Cahya 65 50 70 70
24 Wahyu Maulana 65 76 83 70
25 Wulandari 65 46 66 83
26 Yudis Saputra 65 63 66 70
27 Yuli Ani 65 53 66 76
28 Yuly Widjiawati 65 56 66 76
29 Yuli Yanti Putri 65 56 70 83
30 Yurika Wulandari 65 73 76 76
31 Yusuf Salwa R.P 65 50 66 70
Jumlah 1803 2163 2376
Page 95
79
Rata-rata 58,16 69,77 76,64
Tabel 4.5
Nilai Minimal, Maksimal, Rata-rata, Median, Modus, dan
Rentang Skor Pretest, Posttest Siklus I dan II
Deskripsi Nilai
Pretest
Nilai
Posttest I
Nilai Posttest
II
Nilai minimal 40 60 70
Nilai
maksimal 73 83
90
Rata-rata
(Mean) 58,16 69,77 76,64
Median 56 70 76
Modus 60 66 70
Rentang skor 33 27 20
Tabel 4.6
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan
yang hasil pembelajaran siswa kelas VII SMPN Islamiyah
Sawangan Depok mengenai materi menulis teks berita tanpa
menggunakan media rekaman wawancara yaitu 58,16. Sedangkan
pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan rekaman
wawancara pada siklus I 69,77 dan pada siklus II 76,64.
d. Interpretasi Hasil Analisis
Setelah mengetahui rata-rata pretest sebesar 58,16, rata-
rata nilai siklus pertama sebesar 69,77, dan rata-rata siklus kedua
sebesar 76,64 maka dapat dikatakan bahwa terdapat peningkatan
dalam keterampilan menulis Teks berita. Berdasarkan teori yang
digunakan oleh peneliti, keterampilan menulis teks berita yang
Page 96
80
diajarkan dengan penggunaan media rekaman wawancara lebih
tinggi karena media ini dapat melibatkan siswa secara aktif dalam
menuangkan pikiran-pikirannya ke dalam bentuk tulisan. Rekaman
wawancara yang ditampilkan membuat siswa merasa lebih antusias
menuangkan idenya untuk menulis. Hal ini dikarenakan
terfokusnya indera pendengaran dan penglihatan siswa. melalui
indera pendengaran siswa mencoba merekam isi dari wawancara
tersebut sedangkan melalui indera penglihatan siswa mengamati
secara visual jalannya wawancara tersebut.
Respon siswa selama pembelajaran pun mengalami
peningkatan, peningkatan itu terjadi pada keterampilan siswa dalam
memperhatikan dan menyimak penjelasan guru. Pembelajaran
keterampilan menulis teks berita dengan menggunakan media
rekaman wawancara juga memberikan hasil yang positif yaitu
dapat membangkitkan motivasi menulis siswa. Siswa menjadi lebih
mudah menuangkan pikiran, perasaan, maupun imajinasi mereka
ke dalam bentuk tulisan. Dengan demikian ada perbedaan atau
peningkatan dari hasil pembelajaran keterampilan menulis teks berita.
Peningkatan hasil tersebut terjadi karena pembelajaran menulis teks
berita dengan penggunaan media rekaman wawancara.
e. Analisis Data Non Tes
f . Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran
Hasil observasi terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran
keterampilan menulis teks berita pada pretest.
No.
Aspek yang diamati
Kriteria
Kurang Cukup Baik
1. Siswa memberikan respon
positif terhadap pembelajaran
menulis teks berita
22,5% 48,3% 29,2%
2. Siswa memberi perhatian
terhadap penjelasan guru 12,9% 54,8% 32,2%
Page 97
81
3. Siswa mengajukan pertanyaan 45,1% 35,4% 19,3%
4. Siswa mengajukan pendapat 35,4% 38,7% 32,2%
5. Siswa menjawab pertanyaan
guru 29,3% 38,7% 32,2%
6. Siswa mengerjakan tugas yang
diberikan guru dengan serius 9,6% 32,2% 58%
7. Siswa mengikuti pembelajaran
sampai akhir 0% 0% 100%
Tabel 4.7
Dari tabel di atas dapat diketahui hasil observasi terhadap
tingkah laku siswa kelas VII SMP Islamiyah Sawangan Depok
yaitu:
1. Siswa memberikan respons positif terhadap pembelajaran
menulis teks berita kategori kurang sebesar 22,5% berjumlah 7
siswa , cukup 48,3% berjumlah 15 siswa, baik 29,2% berjumlah 9
siswa. Dapat diketahui, pada observasi terhadap tingkah laku siswa
dalam pembelajaran menulis teks berita pada pretest di poin pertama
hampir separuh siswa merespons positif terhadap pembelajaran
menulis teks berita.
2. Siswa memberi perhatian terhadap penjelasan guru kategori
kurang sebesar 12,9% berjumlah 4 siswa , cukup 54,8% berjumlah
17 siswa, baik 32,2% berjumlah 10 siswa. Dapat diketahui, pada
observasi terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran menulis
teks berita pada pretest di poin kedua hampir separuh siswa
memberi perhatian terhadap penjelasan guru.
3. Siswa mengajukan pertanyaan kategori kurang sebesar 45,1%
berjumlah 14 siswa , cukup 35,4% berjumlah 11 siswa, baik 19,3%
berjumlah 6 siswa. Dapat diketahui, pada observasi terhadap
tingkah laku siswa dalam pembelajaran menulis teks berita pada
pretest di poin ketiga hampir separuh siswa kurang mengajukan
pertanyaan.
4. Siswa mengajukan pendapat kategori kurang sebesar 35,4%
berjumlah 11 siswa , cukup 32,2% berjumlah 10 siswa, baik 32,2%
berjumlah 10 siswa. Dapat diketahui, pada observasi terhadap
tingkah laku siswa dalam pembelajaran menulis teks berita pada
Page 98
82
pretest di poin keempat hampir sebagian siswa kurang mengajukan
pendapat kategori.
5. Siswa menjawab pertanyaan guru kategori kurang sebesar
35,4% berjumlah 11 siswa , cukup 32,2% berjumlah 10 siswa, baik
32,2% berjumlah 10 siswa. Dapat diketahui, pada observasi
terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran menulis teks berita
pada pretest di poin kelima hampir sebagian siswa menjawab
pertanyaan guru.
6. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan serius
kategori kurang sebesar 9,6% berjumlah 3 siswa , cukup 32,2%
berjumlah 10 siswa, baik 58% berjumlah 18 siswa. Dapat
diketahui, pada observasi terhadap tingkah laku siswa dalam
pembelajaran menulis teks berita pada pretest di poin keenam hampir
separuh siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan
serius.
7. Siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir kategori kurang
sebesar 0% berjumlah 0 siswa , cukup 0% berjumlah 0 siswa, baik
100% berjumlah 31 siswa. Dapat diketahui, pada observasi
terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran menulis teks berita
pada pretest di poin ketujuh seluruh mengikuti pembelajaran
sampai akhir.
Hasil observasi terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran
keterampilan menulis teks berita pada posttest.
No.
Aspek yang diamati
Kriteria
Kurang Cukup Baik
1. Siswa memberikan respon
positif terhadap pembelajaran
menulis teks berita
9,6% 25,8% 64,5%
2. Siswa memberi perhatian
terhadap penjelasan guru 6,4% 12,9% 80,6%
3. Siswa mengajukan pertanyaan 32,2% 12,9% 54,8%
4. Siswa mengajukan pendapat 25,8% 16,1% 45,1%
Page 99
83
5. Siswa menjawab pertanyaan
guru 19,3% 22,5% 58%
6. Siswa mengerjakan tugas yang
diberikan guru dengan serius 9,6% 9,6% 80,6%
7. Siswa mengikuti pembelajaran
sampai akhir 0% 0% 100%
Tabel 4.8
Dari tabel di atas dapat diketahui hasil observasi terhadap
tingkah laku siswa kelas VII SMP Islamiyah Sawangan Depok
yaitu:
1. Siswa memberikan respons positif terhadap pembelajaran
menulis teks berita kategori kurang sebesar 9,6% berjumlah 3 siswa
, cukup 25,8% berjumlah 8 siswa, baik 64,5% berjumlah 20 siswa.
Dapat diketahui, pada observasi terhadap tingkah laku siswa dalam
pembelajaran menulis teks berita pada posttest di poin pertama
hampir separuh siswa merespons positif terhadap pembelajaran
menulis teks berita.
2. Siswa memberi perhatian terhadap penjelasan guru kategori
kurang sebesar 6,4% berjumlah 2 siswa, cukup 12,9% berjumlah 4
siswa, baik 80,6% berjumlah 25 siswa. Dapat diketahui, pada
observasi terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran menulis
teks berita pada posttest di poin kedua hampir separuh siswa
memberi perhatian terhadap penjelasan guru.
3. Siswa mengajukan pertanyaan kategori kurang sebesar 32,2%
berjumlah 10 siswa , cukup 12,9% berjumlah 4 siswa, baik 54,8%
berjumlah 17 siswa. Dapat diketahui, pada observasi terhadap
tingkah laku siswa dalam pembelajaran menulis teks berita pada
postest di poin ketiga hampir separuh siswa kurang mengajukan
pertanyaan.
4. Siswa mengajukan pendapat kategori kurang sebesar 25,8%
berjumlah 8 siswa , cukup 16,1% berjumlah 5 siswa, baik 45,1%
berjumlah 14 siswa. Dapat diketahui, pada observasi terhadap
tingkah laku siswa dalam pembelajaran menulis teks berita pada
postest di poin keempat hampir separuh siswa mengajukan
pendapat.
Page 100
84
5. Siswa menjawab pertanyaan guru kategori kurang sebesar
19,3% berjumlah 6 siswa , cukup 22,5% berjumlah 7 siswa, baik
58% berjumlah 18 siswa. Dapat diketahui, pada observasi terhadap
tingkah laku siswa dalam pembelajaran menulis teks berita pada
postest di poin kelima hampir sebagian siswa menjawab pertanyaan
guru.
6. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan serius
kategori kurang sebesar 9,6% berjumlah 3 siswa , cukup 9,6%
berjumlah 3 siswa, baik 80,6% berjumlah 25 siswa. Dapat
diketahui, pada observasi terhadap tingkah laku siswa dalam
pembelajaran menulis teks berita pada postest di poin keenam hampir
separuh siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan
serius.
7. Siswa mengikuti pembelajaran sampai akhir kategori kurang
sebesar 0% berjumlah 0 siswa, cukup 0% berjumlah 0 siswa, baik
100% berjumlah 31 siswa. Dapat diketahui, pada observasi
terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran menulis teks berita
pada postest di poin ketujuh seluruh mengikuti pembelajaran
sampai akhir.
Perbandingan Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran saat Pretest dan
Posttest
No.
Aspek yang diamati
Kriteria Penilaian
Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest
Kurang Kurang Cukup Cukup Baik Baik
1. Siswa memberikan respon
positif terhadap pembelajaran
menulis teks berita
22,5% 9,6% 48,3% 25,8% 29,2% 64,5%
2. Siswa memberi perhatian
terhadap penjelasan guru 12,9% 6,4% 54,8% 12,9% 32,2% 80,6%
3. Siswa mengajukan pertanyaan 45,1% 32,2% 35,4% 12,9% 19,3% 54,8%
4. Siswa mengajukan pendapat 35,4% 25,8% 38,7% 16,1% 32,2% 45,1%
5. Siswa menjawab pertanyaan
guru 29,3% 19,3% 38,7% 22,5% 32,2% 58%
Page 101
85
6. Siswa mengerjakan tugas yang
diberikan guru dengan serius 9,6% 9,6% 32,2% 9,6% 58% 80,6%
7. Siswa mengikuti pembelajaran
sampai akhir 0% 0% 0% 0% 100% 100%
Tabel 4.9
g. Interpretasi Hasil Analisis
Berdasarkan data di atas sikap siswa dalam merespon
pembelajaran keterampilan menulis teks berita dengan menggunakan
media rekaman wawancara mengalami peningkatan pada setiap
kriteria penilaian. Hal ini membuktikan bahwa siswa mampu
berkonsentrasi lebih dengan menggunakan media rekaman wawancara
saatn pembelajaran menulis teks berita. Berdasarkan data di atas dapat
dilihat juga keaktifan siswa saat pembelajaran menulis teks berita
seperti siswa dapat bertanya, menjawab pertanyaan dari guru maupun
mengajukan pendapat. Penggunaan media rekaman wawancara di
dalam kelas dapat mewujudkan kelas yang nyaman dan santai namun
kedua hal tersebut tidak mengurangi keseriusan dalam belajar.
h. Deskripsi Tingkah Laku Guru dalam Pembelajaran
Hasil observasi terhadap tingkah guru dalam mengajar
pembelajaran keterampilan menulis teks berita pada pretest.
No.
Aspek yang diamati
Kriteria
Kurang Cukup Baik
1. Guru memberikan penjelasan
secara terperinci mengenai materi
pembelajaran menulis teks berita
0% 25,8% 74,1%
2. Guru menguasai dengan baik
materi pembelajaran menulis teks
berita
0% 16,1% 83,8%
3. Guru menggunakan media yang
mendukung terkait pembelajaran
menulis teks berita
3,2% 22,5% 74,1%
4. Guru menggunakan metode yang
tepat dalam pembelajaran
menulis teks berita
9,6% 32,2% 61,2%
5. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
terkait dengan pembelajaran
0% 29% 70,9%
Page 102
86
menulis teks berita
6. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengajukan
pendapat mengenai materi yang
disampaikan
3,2% 25,8% 70,9%
7. Guru memberikan tugas sesuai
dengan materi pembelajaran yang
diberikan 0% 25,8% 74,1%
8. Guru memperhatikan kegiatan
siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, dan
membantu mengarahkan siswa
yang menemui kesulitan dalam
mengerjakan tugas menulis teks
berita
0% 19,3% 80,6%
9. Guru memberikan motivasi
kepada siswa selama proses
pembelajaran berlangsung 0% 35,4% 64,5%
10. Guru membuka dan menutup
pembelajaran dengan baik 3,2% 29% 67,7%
Tabel 4.10
Dari tabel di atas dapat diketahui hasil observasi terhadap
tingkah guru dalam mengajar pembelajaran keterampilan menulis teks
berita pada pretest.
1) Guru memberikan penjelasan secara terperinci mengenai materi
pembelajaran menulis teks berita kategori kurang sebesar 0%
berjumlah 0 siswa, kategori cukup sebesar 25,8% berjumlah siswa
8 siswa, kategori baik sebesar 74,1% berjumlah 23 siswa. Dapat
diketahui pada lembar observasi poin pertama hampir seluruh
siswa merasa baik dengan penjelasan secara terperinci mengenai
materi pembelajaran menulis teks berita.
2) Guru menguasai dengan baik materi pembelajaran menulis teks
berita kategori kurang sebesar 0% berjumlah 0 siswa, kategori
cukup sebesar 16,1%berjumlah siswa 5 siswa, kategori baik sebesar
83,8% berjumlah 26 siswa. Dapat diketahui pada lembar observasi
Page 103
87
poin kedua hampir seluruh siswa merasa baik dengan penguasan
materi menulis teks berita yang dimiliki oleh guru.
3) Guru menggunakan media yang mendukung terkait
pembelajaran menulis teks berita kategori kurang sebesar 3,2%
berjumlah 1 siswa, kategori cukup sebesar 22,5%berjumlah siswa 7
siswa, kategori baik sebesar 74,1% berjumlah 23 siswa. Dapat
diketahui pada lembar observasi poin ketiga hampir seluruh siswa
merasa baik dengan media yang mendukung dengan pembelajaran
menulis teks berita.
4) Guru menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran
menulis teks berita kategori kurang sebesar 9,6% berjumlah 3
siswa, kategori cukup sebesar 32,2%berjumlah siswa 10 siswa,
kategori baik sebesar 61,2% berjumlah 19 siswa. Dapat diketahui
pada lembar observasi poin keempat hampir separuh siswa merasa
baik dengan metode yang digunakan dalam menulis teks berita.
5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
terkait dengan pembelajaran menulis teks berita kategori kurang
sebesar 0% berjumlah 0 siswa, kategori cukup sebesar
29%berjumlah siswa 9 siswa, kategori baik sebesar 70,9%
berjumlah 22 siswa. Dapat diketahui pada lembar observasi poin
kelima hampir seluruh siswa merasa baik mengenai kesempatan
yang diberikan guru untuk bertanya.
6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan
pendapat mengenai materi yang disampaikan kategori kurang
sebesar 3,2% berjumlah 1 siswa, kategori cukup sebesar
25,8%berjumlah siswa 8 siswa, kategori baik sebesar 70,9%
berjumlah 22 siswa. Dapat diketahui pada lembar observasi poin
keenam hampir seluruh siswa merasa baik mengenai kesempatan
yang diberikan guru untuk mengajukan pendapat.
7) Guru memberikan tugas sesuai dengan materi pembelajaran
yang diberikan kategori kurang sebesar 0% berjumlah 0 siswa,
kategori cukup sebesar 25,8%berjumlah siswa 8 siswa, kategori
baik sebesar 74,1% berjumlah 23 siswa. Dapat diketahui pada
lembar observasi poin ketujuh hampir seluruh siswa merasa baik
mengenai tugas yang diberikan oleh guru.
Page 104
88
8) Guru memperhatikan kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, dan membantu mengarahkan siswa
yang menemui kesulitan dalam mengerjakan tugas menulis teks
berita kategori kurang sebesar 0% berjumlah 0 siswa, kategori
cukup sebesar 19,3%berjumlah siswa 6 siswa, kategori baik sebesar
80,6% berjumlah 25 siswa. Dapat diketahui pada lembar observasi
poin kedelapan hampir seluruh siswa merasa baik.
9) Guru memberikan motivasi kepada siswa selama proses
pembelajaran berlangsung kategori kurang sebesar 0% berjumlah 0
siswa, kategori cukup sebesar 35,4%berjumlah siswa 11 siswa,
kategori baik sebesar 64,5% berjumlah 20 siswa. Dapat diketahui
pada lembar observasi poin kesembilan lebih dari separuh siswa
merasa baik.
10) Guru membuka dan menutup pembelajaran dengan baik
kategori kurang sebesar 3,2% berjumlah 1 siswa, kategori cukup
sebesar 29%berjumlah siswa 9 siswa, kategori baik sebesar 67,7%
berjumlah 21 siswa. Dapat diketahui pada lembar observasi poin
kesepuluh lebih dari separuh siswa merasa bai dengan cara guru
membuka dan menutup pembelajaran.
Hasil observasi terhadap tingkah guru dalam mengajar
pembelajaran keterampilan menulis teks berita pada posttest.
No.
Aspek yang diamati
Kriteria
Kurang Cukup Baik
1. Guru memberikan penjelasan
secara terperinci mengenai materi
pembelajaran menulis teks berita
0% 16,1% 83,8%
2. Guru menguasai dengan baik
materi pembelajaran menulis teks
berita
0% 12,9% 87%
3. Guru menggunakan media yang
mendukung terkait pembelajaran
menulis teks berita
3,2% 16,1% 80,6%
4. Guru menggunakan metode yang
tepat dalam pembelajaran
menulis teks berita
3,2% 32,2% 64,5%
5. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
terkait dengan pembelajaran
3,2% 16,1% 80,6%
Page 105
89
Tabel 4.11
Dari tabel di atas dapat diketahui hasil observasi terhadap
tingkah guru dalam mengajar pembelajaran keterampilan menulis teks
berita pada posttest.
1) Guru memberikan penjelasan secara terperinci mengenai materi
pembelajaran menulis teks berita kategori kurang sebesar 0%
berjumlah 0 siswa, kategori cukup sebesar 16,1% berjumlah siswa
5 siswa, kategori baik sebesar 83,8% berjumlah 26 siswa. Dapat
diketahui pada lembar observasi poin pertama hampir seluruh
siswa merasa baik dengan penjelasan secara terperinci mengenai
materi pembelajaran menulis teks berita.
2) Guru menguasai dengan baik materi pembelajaran menulis teks
berita kategori kurang sebesar 0% berjumlah 0 siswa, kategori
cukup sebesar 12,9%berjumlah siswa 4 siswa, kategori baik sebesar
87% berjumlah 27 siswa. Dapat diketahui pada lembar observasi
poin kedua hampir seluruh siswa merasa baik dengan penguasan
materi menulis teks berita yang dimiliki oleh guru.
menulis teks berita
6. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengajukan
pendapat mengenai materi yang
disampaikan
6,4% 25,8% 67,7%
7. Guru memberikan tugas sesuai
dengan materi pembelajaran yang
diberikan 0% 19,3% 80,6%
8. Guru memperhatikan kegiatan
siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, dan
membantu mengarahkan siswa
yang menemui kesulitan dalam
mengerjakan tugas menulis teks
berita
6,4% 12,9% 80,6%
9. Guru memberikan motivasi
kepada siswa selama proses
pembelajaran berlangsung 3,2% 29% 67,7%
10. Guru membuka dan menutup
pembelajaran dengan baik 3,2% 29% 67,7%
Page 106
90
3) Guru menggunakan media yang mendukung terkait
pembelajaran menulis teks berita kategori kurang sebesar 3,2%
berjumlah 1 siswa, kategori cukup sebesar 16,1%berjumlah siswa 5
siswa, kategori baik sebesar 80,6% berjumlah 25 siswa. Dapat
diketahui pada lembar observasi poin ketiga hampir seluruh siswa
merasa baik dengan media yang mendukung dengan pembelajaran
menulis teks berita.
4) Guru menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran
menulis teks berita kategori kurang sebesar 3,2% berjumlah 1
siswa, kategori cukup sebesar 32,2%berjumlah siswa 10 siswa,
kategori baik sebesar 64,5% berjumlah 20 siswa. Dapat diketahui
pada lembar observasi poin keempat hampir separuh siswa merasa
baik dengan metode yang digunakan dalam menulis teks berita.
5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
terkait dengan pembelajaran menulis teks berita kategori kurang
sebesar 3,2% berjumlah 1 siswa, kategori cukup sebesar
16,1%berjumlah siswa 5 siswa, kategori baik sebesar 80,6%
berjumlah 25 siswa. Dapat diketahui pada lembar observasi poin
kelima hampir seluruh siswa merasa baik mengenai kesempatan
yang diberikan guru untuk bertanya.
6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan
pendapat mengenai materi yang disampaikan kategori kurang
sebesar 6,4% berjumlah 2 siswa, kategori cukup sebesar
25,8%berjumlah siswa 8 siswa, kategori baik sebesar 67,7%
berjumlah 21 siswa. Dapat diketahui pada lembar observasi poin
keenam hampir seluruh siswa merasa baik mengenai kesempatan
yang diberikan guru untuk mengajukan pendapat.
7) Guru memberikan tugas sesuai dengan materi pembelajaran
yang diberikan kategori kurang sebesar 0% berjumlah 0 siswa,
kategori cukup sebesar 19,3%berjumlah siswa 6 siswa, kategori
baik sebesar 80,6% berjumlah 25 siswa. Dapat diketahui pada
lembar observasi poin ketujuh hampir seluruh siswa merasa baik
mengenai tugas yang diberikan oleh guru.
8) Guru memperhatikan kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, dan membantu mengarahkan siswa
yang menemui kesulitan dalam mengerjakan tugas menulis teks
berita kategori kurang sebesar 6,4% berjumlah 2 siswa, kategori
Page 107
91
cukup sebesar 12,9%berjumlah siswa 4 siswa, kategori baik sebesar
80,6% berjumlah 25 siswa. Dapat diketahui pada lembar observasi
poin kedelapan hampir seluruh siswa merasa baik.
9) Guru memberikan motivasi kepada siswa selama proses
pembelajaran berlangsung kategori kurang sebesar 3,2% berjumlah
1 siswa, kategori cukup sebesar 29%berjumlah siswa 9 siswa,
kategori baik sebesar 67,7% berjumlah 21 siswa. Dapat diketahui
pada lembar observasi poin kesembilan lebih dari separuh siswa
merasa baik.
10)Guru membuka dan menutup pembelajaran dengan baik
kategori kurang sebesar 3,2% berjumlah 1 siswa, kategori cukup
sebesar 29%berjumlah siswa 9 siswa, kategori baik sebesar 67,7%
berjumlah 21 siswa. Dapat diketahui pada lembar observasi poin
kesepuluh lebih dari separuh siswa merasa bai dengan cara guru
membuka dan menutup pembelajaran.
Perbandingan Tingkah Laku Guru dalam Mengajar saat Pretest dan
Posttest
No.
Aspek yang diamati
Kriteria
Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest
Kurang Kurang Cukup Cukup Baik Baik
1. Guru memberikan
penjelasan secara
terperinci mengenai
materi pembelajaran
menulis teks berita
0% 0% 25,8% 16,1% 74,1% 83,8%
2. Guru menguasai
dengan baik materi
pembelajaran menulis
teks berita
0% 0% 16,1% 12,9% 83,8% 87%
3. Guru menggunakan
media yang
mendukung terkait
pembelajaran menulis
teks berita
3,2% 3,2% 22,5% 16,1% 74,1% 80,6%
4. Guru menggunakan
metode yang tepat
dalam pembelajaran
menulis teks berita
9,6% 3,2% 32,2% 32,2% 61,2% 64,5%
5. Guru memberikan 0% 3,2% 29% 16,1% 70,9% 80,6%
Page 108
92
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
terkait dengan
pembelajaran menulis
teks berita
6. Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
mengajukan pendapat
mengenai materi yang
disampaikan
3,2% 6,4% 25,8% 25,8% 70,9% 67,7%
7. Guru memberikan
tugas sesuai dengan
materi pembelajaran
yang diberikan
0% 0% 25,8% 19,3% 74,1% 80,6%
8. Guru memperhatikan
kegiatan siswa selama
proses pembelajaran
berlangsung, dan
membantu
mengarahkan siswa
yang menemui
kesulitan dalam
mengerjakan tugas
menulis teks berita
0% 6,4% 19,3% 12,9% 80,6% 80,6%
9. Guru memberikan
motivasi kepada siswa
selama proses
pembelajaran
berlangsung
0% 3,2% 35,4% 29% 64,5% 67,7%
10. Guru membuka dan
menutup pembelajaran
dengan baik 3,2% 3,2% 29% 29% 67,7% 67,7%
Tabel 4.12
i. Interpretasi Hasil Analisis
Berdasarkan dari table di atas menunjukan bahwa penilaian
terhadap guru mengalami kenaikan. Berdasarkan data tersebut
menunjukan bahwa guru mampu mengajar dengan baik. Dalam
pembelajaran guru tidak hanya menyampaikan pelajaran saja, tetapi
guru juga menadi motivator bagi siswa dalam menulis. Selain itu
guru juga mampu mengkondisikan kelas dengan baik, dengan
Page 109
93
menggunakan metode kontekstual, siswa mampu mengerti akan
pembelajaran menulis teks berita tidak hanya pada tataran teori saja
namun pada praktiknya juga.
Hasil Skor Rata-rata Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
No. Pernyataan Alternatif Jawaban
YA TIDAK
1. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, saya tertarik
dengan pembelajaran menulis teks berita 96,7% 3,2%
2. Saya menyukai pembelajaran menulis teks berita
sebelumnya 54,8% 45,1%
3. Saya pernah menulis teks berita 93,5% 6,4%
4. Saya sering merasa kesulitan dalam pembelajaran menulis
teks berita 22,5% 77,4%
5. Saya merasa tidak berbakat menulis teks berita 48,3% 51,6%
6. Saya sulit mengungkapkan gagasan atau pikiran ke dalam
bentuk tulisan 61,2% 38,7%
7. Saya sering lupa apa yang ingin saya tuliskan ketika
menulis teks berita 58% 41,9%
8. Saya merasa penggunaan media rekaman wawancara
dalam pembelajaran menulis teks berita sangat menarik 77,4% 22,5%
9. Saya termotivasi dalam pembelajaran menulis teks berita
dengan penggunaan media rekaman wawancara 74,1% 25,8%
10. Saya merasa kesulitan menuangkan ide dalam menulis 45,1% 22,5%
11. Saya merasa kesulitan dalam membuat struktur penulisan
teks berita 48,3% 51,6%
12. Saya merasa senang belajar menulis teks berita dengan
menggunakan media rekaman wawancara 77,4% 22,5%
13. Dengan menggunakan media rekaman wawancara dalam
pembelajaran menulis teks berita, saya lebih mudah
menyampaikan gagasan dan pikiran saya dalam bentuk
tulisan
67,7% 32,2%
14. Menulis teks berita akan lebih mudah menggunakan media
yang tepat 80,6% 19,3%
15. Pembelajaran menulis teks berita sangat penting untuk
meningkatkan kemampuan menyampaikan gagasan dan
pikiran dalam bentuk tulisan
96,7% 3,2%
Tabel 4.13
Kriteria Penafsiran Angket
Interval Persentase
Jawaban
Interpretasi
Page 110
94
0% - 24% Sebagian kecil yang
setuju
25% - 49% Hampir separuh yang
setuju
50% Separuh yang setuju
51% - 74% Sebagian besar atau
lebih dari separuh
75% - 99% Hampir seluruhnya
setuju
100% Seluruh siswa setuju
Tabel 4.14
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa hasil angket
keterampilan menulis teks berita dengan penggunaan media
lrekaman wawancara diperoleh dari siswa sebagai berikut:
1) Untuk komponen yang menyatakan ketertarikan siswa pada
pembelajaran menulis teks berita didapatkan sebanyak 96,7%
siswa menyatakan setuju dan 3,2% menyatakan tidak setuju.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh siswa
memiliki ketertarikan dalam belajar menulis teks berita.
2) Untuk komponen yang menyatakan siswa menyukai
pembelajaran menulis teks berita sebelumnya didapatkan sebanyak
54,8 % siswa yang menyatakan setuju dan 45,1 % menyatakan
tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar atau lebih dari separuh siswa menyukai pelajaran menulis
teks berita dan beberapa siswa yang kurang menyukai pelajaran
menulis menulis teks berita.
3) Untuk komponen yang menyatakan siswa pernah menulis teks
berita didapatkan 93,5% siswa yang menyatakan setuju dan 6,4 %
menyatakan tidak setuju menyatakan hampir seluruhnya setuju.
Page 111
95
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa hampir seluruhnya
pernah menulis teks berita.
4) Untuk komponen yang menyatakan siswa sering merasa
kesulitan dalam pembelajaran menulis teks berita didapatkan
22,5% siswa yang menyatakan setuju dan 77,4%. Hasil persentase
yang paling besar adalah yang menyatakan tidak setuju. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa sudah
tidak lagi merasa kesulitan dalam pembelajaran menulis teks berita.
5) Untuk komponen yang menyatakan siswa merasa tidak berbakat
menulis karangan narasi didapatkan 48,3% menyatakan setuju dan
51,6% lainnya menyatakan tidak setuju .Dari hasil persentase
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa merasa dirinya
berbakat dalam menulis teks berita, hanya beberapa siswa yang
merasa dirinya berbakat dalam menulis.
6) Saya sulit mengungkapkan gagasan atau pikiran ke dalam
bentuk tulisan. Dari pernyataan tersebut diperoleh 61,2% siswa
yang menyatakan setuju dan 38,7% menyatakan tidak setuju. Dari
hasil persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa
merasa dirinya sudah sulit mengungkapkan gagasan atau pikiran ke
dalam bentuk tulisan.
7) Untuk pernyataan siswa sering lupa apa yang ingin saya
sampaikan ketika menulis teks berita sebanyak 58% yang
menyatakan setuju dan 41,9% siswa menyatakan tidak setuju.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hampir separuh dari
siswa yang menyatakan mereka sering lupa dengan apa yang akan
mereka tuliskan.
8) Untuk pernyataan siswa merasa penggunaan media rekaman
wawancara dalam pembelajaran menulis teks berita sangat menarik
diperoleh data sebanyak 77,4% siswa menyatakan setuju dan
22,5% siswa meyatakan tidak setuju. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa hampir seluruh siswa menyatakan penggunaan
Page 112
96
media rekaman wawancara dalam pembelajaran menulis teks berita
sangat menarik.
9) Untuk komponen siswa termotivasi dalam pembelajaran menulis
teks berita dengan penggunaan media rekaman wawancara
sebanyak 74,1% menyatakan setuju dan 25,8% menyatakan tidak
setuju. Dari hasil persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa
hampir seluruh siswa merasa termotivasi menulis teks berita
dengan penggunaan media rekaman wawancara.
10) Untuk komponen siswa merasa kesulitan menuangkan ide
dalam menulis diperoleh 45,1% yang meyatakan setuju dan
22,5%menyatakan tidak setuju. Dari presentase tersebut dapat
disimpulkan bahwa hampir separuh siswa yang masih kesulitan
dalam menuangkan ide dalam menulis.
11) Untuk komponen siswa merasa kesulitan dalam membuat
struktur penulisan teks berita diperoleh 48,3% menyatakan setuju
dan 51,6% menyatakan tidak setuju. Maka dapat disimpulkan
bahwa hanya beberapa siswa yang masih merasa kesulitan
kesulitan dalam membuat struktur penulisan teks berita.
12) Untuk pernyataan siswa merasa senang belajar menulis teks
berita dengan menggunakan media rekaman wawancara diperoleh
data 77,4% yang menyatakan setuju dan 22,5% yang menyatakan
tidak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh siswa
yang meyatakan merasa senang belajar menulis teks berita dengan
menggunakan media rekaman wawancara.
13) Untuk pernyataan dengan menggunakan media rekaman
wawancara dalam pembelajaran menulis teks berita, saya lebih
mudah menyampaikan gagasan dan pikiran saya dalam bentuk
tulisan diperoleh 67,7% menyatakan setuju dan 32,2%
menyatakan tidak setuju. Dengan demikian dapat disimpulkan lebih
dari separuh siswa menyetujui pembelajaran menulis teks berita
Page 113
97
dengan menggunakan rekaman wawancara membuat siswa merasa
lebih mudah dalam menyampaikan gagasan dan pikiran dalam
bentuk tulisan.
14) Untuk pernyataan menulis teks berita akan lebih mudah
menggunakan media yang tepat diperoleh 80,6% menyatakan
setuju dan 19,3% menyatakan tidak setuju. Dengan demikian
dapat disimpulkan hampir seluruh siswa menyetujui bahwa
pembelajaran menulis teks berita akan lebih mudah menggunakan
media yang tepat dalam hal ini rekaman wawancara.
15) Untuk pembelajaran menulis menulis teks berita sangat penting
untuk meningkatkan kemampuan menyampaikan gagasan dan
pikiran dalam bentuk tulisan diperoleh 96,7% menyatakan setuju
dan 3,2% menyatakan tidak setuju. Dari hasil persentase tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh siswa menyatakan
setuju terhadap pembelajaran menulis teks berita sangat penting
untuk meningkatkan kemampuan menyampaikan gagasan dan
pikiran dalam bentuk tulisan.
j. Interpretasi Hasil Analisis
Penggunaan media rekaman wawancara dalam
pembelajaran menulis teks berita mendapatkan respon yang positif
dari siswa. Hal tersebut berdasarkan dari hasil angket siswa yang
menunjukan hampir seluruh siswa menyatakan setuju dengan
digunakan media tersebut. Hampir seluruh siswa sudah tidak
mengalami kesulitan-kesulitan dalam menulis. Hanya ada sebagian
dari siswa saja yang masih mengalami kesulitan. Hal tersebut
terjadi karena memang tidak semua siswa senang dengan menulis,
namun siswa setuju dengan penggunaan media yang tepat pada
pembelajaran menulis merasa lebih mudah dengan bantuan media
yang tepat.
Page 114
98
k. Analisis Data Kualitatif
l. Deskripsi dan Hasil Analisis Catatan Lapangan dalam
Pembelajaran
Hasil catatan lapangan selama pembelajaran keterampilan
menulis teks berita yang berlangsung pada pertemuan pertama,
kedua, dan ketiga.
Pada pertemuan pertama, peneliti masih melihat adanya
siswa yang masih belum memperhatikan saat peneliti menjelaskan
materi. Kebanyakan dari mereka mengobrol dengan teman
sebangkunya dan melamun. Hal tersebut awalnya cukup
menggagu, karena peneliti harus mengondisikan siswa tersebut
agar kembali fokus untuk belajar. Adapun dampak yang
ditumbulkan dari maslah tersebut peneliti kehilangan waktu dari
apa yang telah direncanakan. yang imbasnya jadi berkurangnya
waktu dari apa yang telah direncanakan sebelumnya. Selain itu,
gaduhnya ruang kelas yang sebelah ruang kelas yang digunakan
sebagai tempat penelitian membuat peneliti harus bolak-balik ke
kelas tersebut untuk membuatnya menjadi tenang. Hal tersebut
mengakibatkan penjelasan materi yang peneliti sampaikan
terkadang tidak terdengar sampai belakang, hal tersebut membuat
peneliti harus mengkeraskan suara dan menjelaskan berulang-ulang
kali. Masalah-masalah tersebut membuat berkurangnya waktu
dalam peneliti. Penelitipun meminta izin untuk penambahan waktu
kepada guru budang studi dan hal tersebut direspon dengan baik
dengan disetujui olehnya. Penambahan waktu tersebut selama 15
menit.
Pada pertemuan kedua peneliti kembali harus kehilangan
beberapa puluh menit waktunya untuk penelitian. Hal ini terjadi
karena saat peneliti masuk kelas sebagian siswa masih banyak
mencatat materi pelajaran sebelumnya, akhirnya peneliti menuggu
Page 115
99
sampai siswa selesai. Selanjutnya peneliti menjelaskan manfaat
media rekaman wawancara dalam menulis teks berita dan
memutarnya. Siswa pun peneliti tugaskan untuk memperhatikan
rekaman wawancara tersebut dan menulisnya dalam bentuk teks
berita.
Pada pertemuan ketiga tidak begitu banyak kendala yang
berarti. Di pertemuan ketiga ini semuanya hampir sesuai dengan
rencana hanya ada sebagian siswa saja yang mengobrol dengan
teman sebangkunya, peneliti langsung menghampiri dan
mengkondisikannya kembali.
m. Deskripsi Jurnal Siswa
Dari hasil jurnal menggambarkan siswa memiliki
keseriusan yang baik saat pembelajaran menulis teks berita, selain
itu siswa juga merespon dengan positif mengenai pembelajaran
menulis teks berita. Kedua hal tersbut dibuktikan dengan jawaban
siswa yang tertera pada lembar jurnal siswa. Dalam jurnal tersebut
menyatakan bahwa hampir seluruh siswa merasa senang dengan
pembelajaran menulis teks berita.
n. Deskripsi Hasil Wawancara
Hasil dari wawancara peneliti dengan guru bahasa
Indonesia yang berlangsung pada saat pratindakan dan
pascatindakan sebagai berikut.
Dari hasil wawancara pratindakan, guru bahasa Indonesia
mengatakan bahwa minat siswa dalam menulis terutama menulis
teks berita masih rendah. Selain itu beliau juga menyatakan bahwa
tidak semua siswa menyukai pelajaran menulis. Beliau mengatakan
bahwa kebanyakan siswa yang tidak menyukai kegiatan menulis
dikarenakan mereka sulit menuangkan ide mereka ke dalam bentuk
tulisan. Sehingga kendala tersebut yang menyebabkan akhirnya
siswa menjadi malas dan tidak menyukai menulis.
Page 116
100
Pertemuan pascatindakan, peneliti mewawancarai mengenai
penggunaan media rekaman wawancara pada pembelajaran menulis
teks berita. Hasil yang diperoleh adalah media rekaman wawancara
mampu memberikan motivasi menulis pada siswa. Melalui media
audio visual siswa mampu menuangkan ide mereka. Selain itu,
siswa mampu menuangkan pikiran dan imajinasi mereka dengan
perasaan yang menyenangkan. Pembelajaran menulis yang semula
menjadi beban yang membuat siswa malas kini bukan masalah lagi.
Page 117
101
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1. Penggunaan media rekaman wawancara dapat
meningkatkan keterampilan siswa dalam keterampilan menulis teks
berita. Hal tersebut berdasarkan data pretest dan posttest.
Berdasarkan hasil di atas, diperoleh nilai rata-rata (Mean) sebesar
58,16 median sebesar 56, modus sebesar 60, dan rentang skor 33.
Dari hasil pretest keterampilan menulis teks berita siswa kelas VII
Islamiyah Sawangan Depok termasuk ke dalam kategori cukup.
Sedangkan berdasarkan analisis data nilai posttest siklus I
keterampilan menulis teks berita dengan penggunaan media
rekaman wawancara diperoleh nilai rata-rata (X) sebesar 69,77,
median (MED) sebesar 70, modus sebesar 66, variansi ( ) sebesar
36,5, dan persentase 69,77% dengan jumlah sampel (n) sebanyak
31 siswa. Dari data posttest siklus I tampak jelas peningkattanya.
Peningkatan keterampilan menulis teks berita dengan penggunaan
media rekaman wawancara juga terlihat pada tahap posttest siklus
II. Dari posttest siklus II diperoleh nilai rata-rata (X) sebesar
76,64, median (MED) sebesar 76, modus sebesar 70, variansi ( )
sebesar 34,3, dan persentase 76,64% dengan jumlah sampel (n)
sebanyak 31 siswa. Dari hasil posttest I keterampilan menulis teks
berita dengan penggunaan media rekaman wawancara, siswa kelas
VII SMP Islamiyah Sawangan Depok MA ke dalam kategori
cukup. Sedangkan dari hasil posttest II keterampilan menulis teks
berita dengan penggunaan media rekaman wawancara, siswa kelas
Page 118
102
VII SMP Islamiyah Sawangan Depok MA ke dalam kategori baik.
Dengan demikian terdapat perbedaan atau peningkatan yang
signifikan dari hasil pembelajaran keterampilan menulis teks berita
dengan menggunakan media rekaman wawancara.
B. Saran
Berdasarkan proses penelitian yang telah dilakukan dan
simpulan di atas, maka peneliti menyarankan beberapa hal, yaitu:
1. Media rekaman wawancara dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif bagi guru dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia untuk lebih meningkatkan keterampilan menulis siswa,
yang dapat menciptakan suasana kelas lebih menyenangkan,
memberikan kenyamanan, dan membangkitkan motivasi belajar.
2. Penggunaan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat
digunakan guru untuk membantu meningkatkan keterampilan
menulis pada siswa.
Pemilihan media pembelajaran harus diikuti kemampuan
seorang guru untuk menguasai media tersebut selain dari
menguasai materi yang akan disampaikan.
Dengan adanya keterbatasan dalam penelitian ini
diharapkan adanya penelitian tindakan lanjut untuk mengetahui
efektivitas media rekaman wawancara dalam pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia pada materi yang lain dan untuk jenjang
pendidikan yang lain.
Page 119
DAFTAR PUSTAKA
Abeda Pareno, Sam. Manajemen Berita antara Idealisme dan Realita. Surabaya:
Papyrus, cet.I, 2003.
Akhadiah, Sabarti., dkk., Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, cet. I, 1988.
Ambo Enre, Fachruddin. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta:
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, cet. I, 1988.
Anwar, Rosihan. Bahasa Jurnalistik dan Komposisi. Jakarta: PT Pradanya
Paramita, cet.III, 1979.
Arief Hakim, M. Kiat Menulis Artikel di Media dari Pemula Samapi Mahir.
Bandung: NUANSA, Cet. IV, 2008.
Arsyad, Azhar. Media Pengajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, cet.IX
1997.
Assegaff, Dj’afar. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: GHALIA, cet.II, 1985.
Brown, Gillian dan George Yule. Discourse Analysis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, cet. I, 1996.
Braine, George and Claire May. Writing from Sources. California: Mayfield, Cet.
I, 1996.
Danim, Sudarwan. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, cet.I,
1995.
Dewabrata, AM. Kalimat Jurnalistik. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, cet.I,
2004.
Page 120
Eliawati. Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita Melalui Latihan Paragraf
Rumpang Siswa KelasVII SMP Negeri 243 Jakarta. Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta, 2007.
Gagne, Robert M. Essentials of learning for instruction. California: The Dryden
Press, Cet.I, 1974.
Ghony, Djuanaidi. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: UIN-Malang Press, cet. I,
2008.
Hamalik, Oemar. Media Pendidikan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, cet. I,
1994.
Kuncoro, Mudrajad. Mahir Menulis. Jakarta: Erlangga, cet.I, 2009.
Mencher’s, Melvin. News Reporting and Writing. New York: McGraw-Hill, Cet.
X, 2006.
Muis, H. A. Jurnalistik Hukum dan Komunikasi Massa. Jakarta: PT Dharu
Anuttama, cet. I, 1999.
Muslich, Mansur. Pelaksanaan PTK itu muda. Jakarta: PT Bumi Aksara, cet.II,
2011.
Nurudin. Dasar-dasar penulisan. Malang: Umm press, cet.I, 2010.
Octaviani Awaliah, Siska. Pengaruh Metode Investigasi Kelompok terhadap
Kemampuan Menulis Berita Siswa Kelas VII SMP Negeri I Leuwiliang
Bogor, (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2007.
Putra, R. Masri Sareb. Teknik Menulis Berita dan Feature, Jakarta: PT INDEKS
Kelompok GRAMEDIA, cet.I, 2006.
Rohani, Ahmad. Media Intruksional Edukatif. Jakarta: RINEKA CIPTA, cet.I
1997.
S. Sadiman, Arief., dkk., Media Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali, cet.I, 1986.
Page 121
Santana K, Septiawan. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, cet.I, 2005.
Simbolan, Parakitri T. Vademekum Wartawan. Jakarta: KPG, cet.V 2006.
Siregar, Ashadi., dkk., Bagaimana meliput dan menulis berita untuk media massa.
Yogyakarta: KANISIUS, cet.V, 1998.
Suhendar, M. E., dan Pien Supinah. MKDU Bahasa Indonesi. Bandung: CV.
PIONOR JAYA, Cet. I, 1992.
Sumadiria, AS Haris. Bahasa Jurnalistik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, cet.I, 2006.
Susilo, Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Books Publisher, cet.I,
2007.
Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa, Cet. II, 2008.
Widyamartaya, A. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius, cet. x, 1990.
Zainiyah, Tania. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap
Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VII SMP Negeri I
Bojonggede. (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2009.
Zainnurrahman. Menulis Dari Teori Hingga Praktik (Penawar Racun Plagiarisme).
Bandung: Alfabeta, Cet. I, 2011.
Page 126
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SMP Islamiyah Sawangan Depok
Kelas/Semester : VII/1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Pertemuan ke : 1 (Satu)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
Mendengarkan (memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengar
berita).
B. Kompetensi Dasar
Menuliskan kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat.
C. Indikator
1. Peserta didik dapat menemukan pokok-pokok berita yang didengarkan
melalui radio/TV.
2. Peserta didik dapat menuliskan isi berita ke dalam beberapa kalimat.
E. Karakter siswa yang diharapkan :
1. Dapat dipercaya ( Trustworthines)
2. Tanggung jawab ( responsibility )
3. Integritas ( integrity )
4. Peduli ( caring )
5. Jujur ( fairnes )
F. Materi Pembelajaran
Page 127
Menulis berita
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang
mendasar (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis). Tulisan dihasilkan dari
proses kreatif seseorang dalam kegiatan menulis. Tulisan merupakan segenap
rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya
melalui bahasa tulis. Sedangkan berita ialah peristiwa atau kejadian yang memiliki
hal yang menarik, luar biasa, dan baru terjadi. Berita juga merupakan suatu fakta dari
peristiwa atau kejadian yang dilaporkan. Dalam hal ini berita harus disampaikan
secara benar berdasarkan fakta-fakta yang terdapat dalam informasi tersebut dengan
kata lain berita tidak dapat direkayasa. Oleh karena itu, menulis berita sering
ditafsirkan ssebagai kegiatan yang bersifat menceritakan suatu peristiwa atau kejadian
fakta dan aktual.
G. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
Apersepsi :
Guru dan Peserta didik bertanya jawab tentang materi penulisan teks
berita
Motivasi :
Menjelaskan kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat
Kegiatan Inti
Page 128
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan
menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari
aneka sumber;
2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya;
4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok;
8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang dihasilkan;
9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
Page 129
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik,
2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
b) membantu menyelesaikan masalah;
c) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi;
d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik;
e. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
E.Sumber Belajar
Page 130
1. Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
2. Ashadi Siregar dkk, Bagaimana meliput dan menulis berita untuk media
massa
F.Penilaian
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Indikator pencapaian
Penilaian
Teknik
penilaian
Bentuk
Instrumen Soal/Instrumen
Mampu menemukan
isi/sari berita yang
didengarkan
Mampu menuliskan
kembali berita yang
didengar ke dalam
beberapa kalimat dengan
susunan yang bervariasi
Penugasan
individual/
ke-lompok
Pekerjaan
rumah
(PR)
Tuliskan kembali berita yang
kamu dengarkan ke dalam
beberapa kalimat dengan susunan
yang bervariasi!
No Butir Soal Skor maksimal
1
2
3
Tulislah minimal 3 pokok berita yang terdapat dalam
teks berita yang dibacakan !
Tunjukkan intisari pokok-pokok beritanya !
Tulislah simpulan isi berita yang kamu dengarkan ke
dalam satu alinea
3
4
3
Page 131
Jumlah 10
Kriteria Penilaian
Soal Nomor 1 :
1. Apabil Peserta didik menjawab satu dari tiga pokok berita
2. Apabila hanya dua yang benar
3. Apabila Peserta didik menjawab lengkap dan benar
Soal Nomor 2 :
1. Apabila Peserta didik menjawab benar nilai 4
2. Apabila Peserta didik menjawab kurang sempurna nilai 2
3. Apabila Peserta didik salah diberi nilai 1
Soal Nomor 3 :
1 Apabila Peserta didik dapat menyimpulkan dengan benailai 3
2.Apabila Peserta didik dapat menyimpulkan tetapi kurang sempurna nilai
2
3.Apabila Peserta didik salah diberi nilai 1
Penghitungan nilaian Akhir : Perolehan skor x 100
Skor Maksimum
Mengetahui,
Kepala ...............……………
(__________________________)
NIP / NIK : ..........................
…..,………………… 2013
…….
Guru Mapel BHS Indonesia.
(_______________________)
NIP / NIK : ..........................
Page 132
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah : SMP Islamiyah Sawangan Depok
Kelas/Semester : VII/1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Pertemuan ke : 2 (Dua)
Alokasi waktu : 2 x 45 menit (1x pertemuan)
D. Standar Kompetensi
Mendengarkan (memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengar
berita).
E. Kompetensi Dasar
Menuliskan kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat.
F. Indikator
1. Peserta didik dapat menemukan pokok-pokok berita yang didengarkan
melalui radio/TV.
2. Peserta didik dapat menuliskan isi berita ke dalam beberapa kalimat.
E. Karakter siswa yang diharapkan :
1. Dapat dipercaya ( Trustworthines)
2. Tanggung jawab ( responsibility )
3. Integritas ( integrity )
4. Peduli ( caring )
5. Jujur ( fairnes )
F. Materi Pembelajaran
Menulis berita
Page 133
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang
mendasar (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis). Tulisan dihasilkan dari
proses kreatif seseorang dalam kegiatan menulis. Tulisan merupakan segenap
rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya
melalui bahasa tulis. Sedangkan berita ialah peristiwa atau kejadian yang memiliki
hal yang menarik, luar biasa, dan baru terjadi. Berita juga merupakan suatu fakta dari
peristiwa atau kejadian yang dilaporkan. Dalam hal ini berita harus disampaikan
secara benar berdasarkan fakta-fakta yang terdapat dalam informasi tersebut dengan
kata lain berita tidak dapat direkayasa. Oleh karena itu, menulis berita sering
ditafsirkan ssebagai kegiatan yang bersifat menceritakan suatu peristiwa atau kejadian
fakta dan aktual.
G. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
Apersepsi :
Guru dan Peserta didik bertanya jawab tentang materi penulisan teks
berita
Motivasi :
Menjelaskan kembali berita yang dibacakan ke dalam beberapa kalimat
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Page 134
6) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam
tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan
menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari
aneka sumber;
7) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain;
8) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar
lainnya;
9) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
10) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis;
3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;
4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan
kolaboratif;
5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok;
7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok;
8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang dihasilkan;
9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Page 135
5) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik,
6) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
peserta didik melalui berbagai sumber,
7) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
8) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang
bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
b) membantu menyelesaikan masalah;
c) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi;
d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau
belum berpartisipasi aktif.
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
f. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
g. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
h. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
i. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran
remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan
tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar peserta didik;
j. menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
E.Sumber Belajar
1. Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
2. Ashadi Siregar dkk, Bagaimana meliput dan menulis berita untuk media
massa
F.Penilaian
Page 136
Penilaian dilaksanakan selama proses dan sesudah pembelajaran
Indikator pencapaian
Penilaian
Teknik
penilaian
Bentuk
Instrumen Soal/Instrumen
Mampu menemukan
isi/sari berita yang
didengarkan
Mampu menuliskan
kembali berita yang
didengar ke dalam
beberapa kalimat dengan
susunan yang bervariasi
Penugasan
individual/
ke-lompok
Pekerjaan
rumah
(PR)
Tuliskan kembali berita yang
kamu dengarkan ke dalam
beberapa kalimat dengan susunan
yang bervariasi!
No Butir Soal Skor maksimal
1
2
3
Tulislah minimal 3 pokok berita yang terdapat dalam
teks berita yang dibacakan !
Tunjukkan intisari pokok-pokok beritanya !
Tulislah simpulan isi berita yang kamu dengarkan ke
dalam satu alinea
3
4
3
Jumlah 10
Kriteria Penilaian
Soal Nomor 1 :
4. Apabil Peserta didik menjawab satu dari tiga pokok berita
5. Apabila hanya dua yang benar
6. Apabila Peserta didik menjawab lengkap dan benar
Soal Nomor 2 :
Page 137
4. Apabila Peserta didik menjawab benar nilai 4
5. Apabila Peserta didik menjawab kurang sempurna nilai 2
6. Apabila Peserta didik salah diberi nilai 1
Soal Nomor 3 :
1 Apabila Peserta didik dapat menyimpulkan dengan benailai 3
4.Apabila Peserta didik dapat menyimpulkan tetapi kurang sempurna nilai
2
5.Apabila Peserta didik salah diberi nilai 1
Penghitungan nilaian Akhir : Perolehan skor x 100
Skor Maksimum
Mengetahui,
Kepala ...............……………
(__________________________)
NIP / NIK : ..........................
…..,………………… 2013
…….
Guru Mapel BHS Indonesia.
(_______________________)
NIP / NIK : ..........................
Page 138
Lampiran 2
Pengertian Berita
Secara sederhana berita atau dalam bahasa Inggris (NEWS)
merupakan singkatan dari North, East, West, and South (N-E-W-S), yang
menunjukan sifat berita yang menghimpun keterangan dari empat penjuru
mata angin. Berita adalah informasi terkini yang bisa datang dari mana
saja baik utara, timur, barat, atau selatan.
Berita adalah laporan tentang gagasan, kejadian, atau konflik yang
baru terjadi, yang menarik bagi konsumen berita dan menguntungkan bagi
pembuat berita itu sendiri.
Adapula definisi yang sudah cukup lama popular dikalangan pers.
Definisi tersebut diungkapkan oleh Charles A. Dana pada tahun 1882,
yang mengatakan : „‟When a dog bites a man that is not news, but when a
man bites a dog that is news‟‟ (Apabila seekor anjing menggigit orang itu
bukanlah berita, akan tetapi apabila orang menggigit anjing itu baru
berita‟‟).
Unsur-Unsur Berita
Tradisi Jurnalistik lazim mengenal kenam unsur ini dengan 5W1H:
WHAT, WHO, WHEN, WHERE, HOW, WHY. Berikut ini merupakan
penjelasan dari 5W1H.
1. What……?
Pertanyaan what (apa) yang terjadi, akan menyebabkan wartawan
mengumpulkan fakta yang berkaitan dengan hal-hal yang dilakukan oleh
pelaku maupun korban dalam suatu kejadian.
2. Who…….?
Page 139
Who (Siapa) merupakan pertanyaan yang akan mengundang fakta
yang berkaitan dengan setiap orang yang terlibat dalam kejadian.
3. Why…….?
Why (Mengapa) akan mengundang jawaban latar belakang dari suatu
tindakan ataupun penyebab suatu kejadian yang telah diketahui apa-nya.
4. Where….?
Where (Di mana) menyangkut tempat kejadian.
5. When……?
Pertanyaan When (bilamana/kapan) akan menyangkut waktu kejadian
ataupun kemungkinan-kemungkinan waktu yang berkaitan dengan
kejadian tersebut.
6. How……?
How (Bagaimana), akan memberikan fakta yang berkaitan dengan
proses kejadian yang diberitakan.
Ragam Berita
Berita jurnalistik yang benyak muncul dalam surat kabar atau
majalah berita, dapat digiolongkan atas berita langsung (straight/hard/spot
news), berita ringan (soft news), berita kisah (feature), serta laporan
mendalam (indepth report). Pengertian setiap ragam berita akan diuraikan
berikut ini.
1. Berita Langsung (straight/hard/spot news)
Berita langsung digunakan untuk menyampaikan kejadian-kejadian
penting yang secepatnya perlu diketahui oleh pembaca. Disebut berita
langsung (straight/hard/spot news) karena unsur-unsur terpenting dari
peristiwa itu harus langsung (sesegera mungkin) disampaikan kepada
pembaca.
2. Berita Ringan (soft news)
Page 140
Berita ringan tidak mengutamakan unsur penting yang hendak
diberitakan, melainkan sesuatu yang menarik. Berita ini biasa
dikemukakan sebagai kejadian yang manusiawi dalam kejadian penting.
3. Berita Kisah (feature)
Berita kisah adalah tulisan mengenai kejadian yang dapat menyentuh
perasaan, ataupun yang menambah pengetahuan pembaca lewat
penjelasan rinci, lengkap, serta mendalam. Berita ini tidak terkait akan
aktualitas.
4. Laporan Mendalam (indepth report)
Laporan mendalam pada dasarnya memiliki struktur dan cara
penulisan yang sama dengan berita kisah. Laporan mendalam digunakan
untuk menuliskan permasalahan secara lebih lengkap, mendalam, dan
analitis.
Sruktur Berita
Berita pun memiliki strukturnya tersendiri berdasarkan
ragamnya.
struktur berita adalah tubuh berita secara keseluruhan yang dapat dilihat
sebagai lapisan-lapisan yang masing-masing mengandung pokok yang
dapat dibedakan atas dasar rupa atau bentuk, namun tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.
Adapun susunan atau struktur berita khususnya berita langsung
(straight news) pada umumnya mengacu pada pyiramida terbalik
(inverted pyiramid). Disebut „‟pyiramida terbalik‟‟ karena struktur
beritannya digambarkan memang berbentuk segitiga terbalik.
Model menulis yang mengikuti bentuk segitiga terbalik.
Bagian atasnya lebar, bagian bawahnya menyempit. sedangkan mengenai
strukturnya isi berita ditekankan di bagian awal. Selanjutnya, semakin ke
Page 141
bawah, menuju bagian akhir, semakin tidak penting, sisipan-sisipan
keterangan.
Dj‟afar Assegaff menyatakan bahwa tujuan dari gaya penulisan
pyiramida terbalik adalah untuk memudahkan khalayak pembaca yang
bergegas, untuk cepat mengetahui apa yang terjadi dan diberitakan.
Berikut ini bagan struktur pyiramida terbalik dalam penulisan berita
langsung (straight news).
JUDUL
LEAD
A
B
C
Judul berita:
Apa+mengapa?, siapa +
mengapa?
Dan seterusnya..
Berisi informasi penting.
Sekaligus menjawab
pertanyaan 5W+1H
(who,what,why,when,where,
+how)
Inti Berita
Anak Berita
Ekor berita dapat dibuang,
bila kehabisa ruang
ESSENTIAL
SHOULD
COULD
o Lapisan A (essential, atau bagian yang pembaca harus ketahui) selama ini
kita kenal sebagai bagian dalam sebuah struktur berita piramida terbalik
yang menunjukan bagian yang paling inti.
o Lapisan B (should, atau bagian yang pembaca sebaiknya tahu) adalah
bagian yang cukup penting, namun tidak sepenting lapisan A.
Page 142
o Lapisan C (could, atau pembaca boleh tahu) ialah bagian yang boleh
ditinggalkan pembaca, karena merupakan ekor berita, tidak penting, dan
boleh dipotong kalau tidak cukup tempat.
Kriteria Sebuah Berita
Tidak semua peristiwa pantas untuk diberitakan. Peristiwa
yang mengandung nilai informatif bagi pembaca saja yang pantas untuk
diberitakan. Sebuah berita harus memiliki kriteria yang baik untuk
dijadikan sebagai acuan penilaian dalam menetapkan suatu yang pantas
ditulis sebagai berita. Secara umum, kejadian yang dianggap mempunyai
nilai berita atau layak berita adalah yang mengandung satu atau beberapa
unsur berikut.
1. Significance (penting), yaitu kejadian yang berkemungkinan
mempengaruhi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang mempunyai
akibat terhadap kehidupan pembaca.
2. Magnitude (besar), yaitu kejadian yang menyangkut angka-angka yang
berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang berakibat yang
bisa dijumlahkan dalam angka yang menarik buat pembaca.
3. Timeliness (waktu), yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru
terjadi, atau baru dikemukakan.
4. Proximity (kedekatan), yaitu kejadian yang dekat bagi pembaca,
kedekatan ini bisa bersifat geografis maupun emosional.
6. Bahasa Jurnalistik
Sebuah berita yang baik tidak hanya dinilai berdasarkan
berdasarakan kriteria apakah berita tersebut penting atau menarik bagi
Page 143
pembacanya. Sebuah berita yang baik harus juga memenuhi kriteria
penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Bahasa yang digunakan manusia dibedakan atas dua jenis,
yakni bahasa lisan dan bahasa tulisan. Kedua bahasa tersebut memiliki
syarat-syarat yang berbeda dalam penggunaanya. Bahasa jurnalistik
merupakan salah satu ragam bahasa tulis yang digunakan sebagai bahasa
penyaji dalam menulis berita.
Rosihan Anwar menyatakan Bahasa jurnalistik memiliki sifat-
sifat khas yaitu: singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan
menarik. Kekhasan bahasa jurnalistik ini juga didasarkan pada bahasa
baku. Bahasa jurnalistik juga terikat oleh kaidah-kaidah tata bahasa seperti
memperhatikan ejaan yang benar dalam kosa kata, bahasa jurnalistik juga
mengikuti perkembangan dalam masyarakat.
AS Haris Sumadiria mendefinisikan bahasa jurnalistik sebagai
bahasa yang digunakan oleh wartawan, redaktur, atau pengelola
media massa dalam menyusun dan menyajikan, memuat,
menyiarkan, dan menayangkan berita serta laporan peristiwa
atau pernyataan yang benar, aktual dan atau menarik dengan
tujuan agar mudah dipahami isinya dan cepat ditangkap
maknanya.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat kita artikan bahasa
jurnalistik merupakan bahasa penyaji berita. Pada dasarnya berita
merupakan suatu rekontruksi persistiwa yang disampaikan secara tertulis.
Melalui bahasa yang cermat rekontruksi persistiwa tertulis tersebut dapat
mengantar pembaca untuk membayangkan apa yang sesungghunnya
terjadi dan memudahkan pembaca menangkap makna suatu berita.
Page 144
Ciri-Ciri Bahasa Jurnalistik
Berita juga merupakan salah satu bentuk komunikasi satu arah
dalam hal ini komunikasi anatara penulis pembaca dan penulis. Untuk
mempermudahkan komunikasi tersebut maka digunakanlah bahasa tulis.
Penggunaan bahasa tulis ini bertujuan untuk menyampaikan informasi
atau pesan yang disampaikan. AM Dewabrata menyatakan Penunjang
untuk mencapai keberhasilan penyampain pesan dalam berkomunikasi
satu arah, perlu penggunaan bahasa yang efektif. Umumnya bahwa bahasa
yang digunakan oleh media massa adalah bahasa komunikatif hal ini
bertujuan untuk menyentuh emosi atau pikiran pembacannya, sehingga
mereka tergugah untuk berbuat sesuatu. AS Haris Sumadiria,
mengemukakan 17 uraian yang rinci tentang ciri-ciri bahasa jurnalistik.
Adapun uraiannya sebagai berikut:
1. Sederhana
Sederhana berarti selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat
yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang
sangat heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya maupun
karakteristik demografis dan psikografisnya.
2. Singkat
Singkat berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak
bertele-tele, tidak berputar-putar, tidak memboroskan waktu pembaca
yang sangat berharga.
3. Padat
Menurut Patmonosk, redaktur Senior Harapan dalam buku teknik
jurnalistik menyatakan bahwa padat dalam bahasa jurnalistik berarti sarat
informasi.
4. Lugas
Page 145
Lugas berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme
atau penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan khalayak
pembaca sehingga terjadi perbedaan persepsi dan kesalahan konklusi.
5. Jelas
Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan tidak kabur.
6. Jernih
Jernih berarti bening, tembus pandang, transparan, juur, tulus, tidak
menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat negatif seperti
prasangka atau fitnah.
7. Menarik
Bahasa jurnalistik harus menarik. Menarik artinya mampu
membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, memicu selera
baca, serta membuat orang yang sedang tertidur terjaga seketika.
8. Demokratis
Demokratis berarti bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan,
pangkat, kasta, atau perbedaan dari pihak yang menyapa dan pihak yang
disapa sebagaimana di jumpai dalam gramatika bahasa Sunda dan bahasa
Jawa.
9. Populis
Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apa pun yang terdapat
dalam karya-karya jurnalistik harus akrab ditelinga, dimata, dan dibenak
pikiran khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa.
10. Logis
Logis berarti apapun yang terdapat dalam kata, istilah, kalimat, atau
paragraf jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan
akal sehat (common sense).
11. Gramatikal
Gramatikal, berarti kata, istilah, atau kalimat apa pun yang dipakai dan
dipilih dalam bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku.
Page 146
12. Menghindari kata tutur
Kata tutur ialah kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-
hari secara informal.
13. Menghindari kata dan istilah asing
Berita ditulis untuk dibaca atau didengar. Pembaca atau pendengar
harus tahu arti dan makna setiap makna setiap kata yang dibaca dan
didengarnya. Berita atau laporan yang banyak diselipi kata-kata asing,
selain tidak informatif dan komunikatif juga membingungkan.
14. Pilihan kata (diksi) yang tepat
Bahasa jurnalistik sangat menekankan efektivitas. Setiap kalimat yang
disusun tidak hanya harus produktif tetapi juga tidak boleh keluar dari asa
efektivitas. Artinya setiap kata yang dipilih, memang tepat dan akurat,
sesuai dengan tujuan pesan pokok yang ingin disampaikan kepada
khalayak.
15. Mengutamakan kalimat aktif
Kalimat aktif lebih mudah dipahami dan lebih disukai oleh khalayak
pembaca daripada kalimat pasif.
16. Menghindari kata atau istilah teknis
Karena ditujukan untuk umum, maka bahasa jurnalistik harus
sederhana, mudah dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening
berkerut apalagi sampai membuat kepala berdenyut.
17. Tunduk kepada kaidah etika
Salah satu fungsi utama pers adalah edukasi, mendidik (to
education), fungsi ini bukan saja harus tercermin pada materi isi berita,
laporan, gambar, dan artikel-artikelnya, melainkan juga harus tampak pada
bahasanya.
Menulis Teks Berita
Page 147
Hal yang paling mendasar sebelum kita menulis berita adalah
bagaimana cara kita memulainya? Pertanyaan ini kadang membuat kita
binggung bagaimana memulai menulis sebuah berita. Kebiggungan ini
kadang berdampak pada rasa spikologis seperti, kita jadi tidak percaya
diri, takut atau khawatir tulisannya dianggap, dan akhirnya dari dampak
spikologis tersebut kita jadi tidak pernah melakukannya. Untuk kita bisa
keluar dari permasalahan tersebut, kita harus memulai membangun mental
serta menumbuhkan rasa percaya diri kita. Kedua sikap tersebut dapat
tumbuh dengan kita membiasakan diri untuk membaca, berdiskusi, dan
latihan menulis. Apabila kebiasan tersebut sudah sering kita lakukan maka
tanpa sadari kemampuan menulis kita akan tumbuh dengan sendirinya.
Untuk mengawali dalam menulis berita tentukanlah
sebelumnya topik yang akan ditulis. Apabila kita telah menemukan topik
buatlah sebuah autline mengenai apa yang mau kita tulis. Autline ini
bertujuan sebagai peta sehingga hasil tulisan kita sesuai dengan apa yang
mau. Setelah kedua hal tersebut dikuasai mulailah kita memasuki tahapan
berikutnya yaitu langkah-langkah dalam menulis berita.
Mudrajad Kuncoro menjelaskan empat langkah dalam
penulisan berita. Keempat bagian tersebut meliputi (1)
judul/wajah yang mencerminkan tema; (2) lead
(sapaan/pendahuluan) yang memancing minat dan gairah; (3)
tubuh yang ramping dan dinamis; (4) penutup bergaya pamit.
Judul haruslah mencerminkan isi tulisan, selain itu judul juga
harus menarik perhatian bakal pembaca, karena siapa yang akan membaca
tentu pasti akan membaca judul terlebih dahulu. Oleh karena itu judul
harus dibuat semenarik mungkin agar dapat mengundang rasa
keingintahuan seseorang mengenai apa yang disajikan.
Lead dapat diartikan “pendahuluan”, lead mempunyai peranan
penting karena berada diawal alinea. Karena Posisi lead berada diawal
Page 148
alinea maka lead berfungsi sebagai sapaan kepada pembaca. Umumnya
Lead adalah kalimat atau paragraph dapat menggugah selera pembaca dari
keseluruhan tubuh tulisan. Oleh karena itu lead haruslah mengenai suatu
informasi yang penting dari keseluruhan isi berita. Dalam membuat lead
kita tidaklah terpaku pada posisi lead yang letaknya diawal alinea. Lead
dapat kita buat setelah tulisan kita selesai, caranya yaitu dengan mengkopi
paragraf yang kita anggap penting dari tubuh tulisan tersebut. Selanjutnya
memoles paragraph tersebut sedemikian rupa menjadi kalimat yang benar-
benar baru.
Tubuh yang ramping dan dinamis letaknya berada setelah judul
dan lead. Hal-hal yang menarik sebelumnya telah dasampaikan pada judul
dan lead. Maka dapat dikatakan bagian ini merupakan sisa-sisa perihal
yang menarik. Agar tubuh tulisan tidak kehilangan hal yang menarik maka
perlu adanya pemolesan alinea demi alinea agar tampak menarik.
Kalimat tersusun membentuk sebuah alinea. Dalam alinea
terdapat gagasan yang ingin disampaikan oleh penulisnnya. Gagasan
tersebut disampaikan oleh satu kalimat dan selajutnya didukung oleh
penjelasan kalimat lainnya. Seperti halnya pada satu alinea pada kalimat
pertama menegaskan „‟apa‟‟ yang akan diceritakan dalam bentuk gagasan,
gambaran, atau definisi. Selanjutnya kalimat kedua menjelaskan mengenai
hal yang tersirat pada kalimat yang sebelumnya. Hal keterkaitan tersebut
terus berlanjut hingga membentuk satu gagasan dalam satu alinia.
Sehingga berlanjut hal yang lebih besar lagi yaitu susunan alina yang
membentuk suatu tema/topik. Susunan-susunan ini bertujuan agar
pembaca mempunyai gambaran yang jelas tentan gagasan atau tema yang
jelas dalam satu bacaan.
Penutup bergaya pamit biasanya dibuat pada satu alinea baru
dan terasa sebagai alinea akhir. Gaya pamit ini bisa dihasilkan dengan
menyelipkan kata demikian, saatnya, jadi, inilah, oleh karena itu, atau
Page 149
maka. Seperti contoh apabila kita menggunakan kata akhirnya kata ini
memberikan kesan pamit, asal setelah kata tersebut diikuti dengan nada
yang menurun.
Page 150
Lampiran 3
FORMAT OBSERVASI
Bidang Studi : Bahasa Indonesia
Pokok Bahasan Bidang Studi : Menulis teks berita
Kelas/Semester : VII/ 2
Nama Siswa yang Diamati :
Yang Diamati : Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang telah disediakan!
No.
Aspek yang diamati
Kriteria
% Kurang Cukup Baik Ya Tidak
1. Siswa memberikan respon
positif terhadap pembelajaran
menulis teks berita
2. Siswa memberi perhatian
terhadap penjelasan guru
3. Siswa mengajukan pertanyaan
4. Siswa mengajukan pendapat
5. Siswa menjawab pertanyaan
guru
6. Siswa mengerjakan tugas yang
diberikan guru dengan serius
7. Siswa mengikuti pembelajaran
sampai akhir
Catatan tambahan dari pengamat:
1. ..............................................
2. ..............................................
3. ..............................................
Sawangan,................2013
Observer
Page 151
Lampiran 4
FORMAT OBSERVASI
Nama Guru : Rio Noviza
Bidang Studi : Bahasa Indonesia
Pokok Bahasan Bidang Studi : Menulis teks berita
Kelas/Semester : VII/ 2
Yang Diamati : Tingkah Laku Guru dalam Mengajar
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang telah disediakan!
No.
Aspek yang diamati
Kriteria
% Kurang Cukup Baik Ya Tidak
1. Guru memberikan penjelasan
secara terperinci mengenai materi
pembelajaran menulis teks berita
2. Guru menguasai dengan baik
materi pembelajaran menulis teks
berita
3. Guru menggunakan media yang
mendukung terkait pembelajaran
menulis teks berita
4. Guru menggunakan metode yang
tepat dalam pembelajaran
menulis teks berita
5. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
terkait dengan pembelajaran
menulis teks berita
6. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengajukan
pendapat mengenai materi yang
disampaikan
Page 152
7. Guru memberikan tugas sesuai
dengan materi pembelajaran yang
diberikan
8. Guru memperhatikan kegiatan
siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, dan
membantu mengarahkan siswa
yang menemui kesulitan dalam
mengerjakan tugas menulis teks
berita
9. Guru memberikan motivasi
kepada siswa selama proses
pembelajaran berlangsung
10. Guru membuka dan menutup
pembelajaran dengan baik
Catatan tambahan dari pengamat:
1. ..............................................
2. ..............................................
3. ..............................................
Sawangan,.................2013
Observer
Page 153
Lampiran 5
CATATAN LAPANGAN
Hari/Tanggal :
Observer :
Sawangan..............2013
Observer
No Catatan Lapangan Kendala/Kesulitan Solusi/Saran Perbaikan
Page 154
Lampiran 6
JURNAL SISWA
IDENTITAS SISWA
Nama :
Kelas :
No Absen :
Hari, Tanggal :
Sekolah :
Pertanyaan?
1. Materi apa saja yang kamu pelajari hari ini?
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
2. Kesan apa yang kamu dapatkan dengan pembelajaran seperti ini?
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
Page 158
Lampiran 9
LEMBAR WAWANCARA DENGAN GURU
Wawancara yang dilakukan pada saat melakukan observasi pra-tindakan.
1. Bagaimana kemampuan siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia?
2. Bagaiamana motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya
pembelajaran menulis?
3. Kesulitan apa saja yang Ibu hadapi selama proses kegiatan belajar mengajar?
4. Media apa yang Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar?
5. Bagaiamana keterampilan siswa dalam menulis, khususnya menulis menulis teks
berita?
LEMBAR WAWANCARA DENGAN GURU
Wawancara yang dilakukan setelah melakukan tindakan.
1. Bagaimana pendapat Ibu mengenai pembelajaran menulis teks berita
menggunakan media rekaman wawancara?
2. Apakah penggunaan media rekaman wawancara mampu meningkatkan motivasi
menulis siswa?
3. Kesulitan apa yang ibu hadapi dalam pembelajaran menulis teks berita dengan
menggunakan media rekaman wawancara?
Page 159
4. Apakah nantinya ibu akan menggunakan media rekaman wawancara dalam
pembelajaran menulis teks berita?
Page 160
Lampiran 10
No Nama
1 Abigail Ahmad Fidzikri
2 Dimas Al-Masyir
3 Irfan Ruhimawan
4 Ivan Ferdian Hadi
5 Laila Novita Sari
6 Mariani Indrisari
7 Nadia Vebi Masari
8 Naswa Danur Rini
9 Nita Nirmala Dewi
10 Novita Apriliany
11 Novita Nur Fadhilah
12 Nurul Halimah
13 Raka Pajriansyah
14 Ramadhana Savitri
15 Rena Yunita
16 Rushella Putri Parawansa
17 Saefudin
18 Sekar Indah Sari
19 Sigit Pangestu
20 Samsul Imam
21 Saskia Kamila W
22 Tri Joko Pramono
23 Vicky Nur Cahya
24 Wahyu Maulana
25 Wulandari
Page 161
26 Yudis Saputra
27 Yuli Ani
28 Yuly Widjiawati
29 Yuli Yanti Putri
30 Yurika Wulandari
31 Yusuf Salwa R.P
Page 162
Lampiran 11
Hasil Pretest Siswa Kelas VII SMP Islamiyah Sawangan Depok
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Abigail Ahmad Fidzikri
Judul 2
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 2
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 2
Jumlah Skor 15
Nilai 50 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
2 Dimas Al-Masyir
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 2
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 2
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 16
Nilai 53 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
Page 163
3 Irfan Ruhimawan
Judul 2
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 2
b. Pengembangan isi 2
c. Prinsip 5W 1H 2
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 2
b. Bahasa Jurnalistik 2
Jumlah Skor 12
Nilai 40 Kurang
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
4 Laila Novita Sari
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 4
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 20
Nilai 66 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
5 Ivan Ferdian Hadi
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
Page 164
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 19
Nilai 63 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
6 Mariani Indrisari
Judul 2
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 2
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 2
b. Bahasa Jurnalistik 2
Jumlah Skor 14
Nilai 46 Kurang
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
7 Nadia Vebi Masari
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
Page 165
b. Bahasa Jurnalistik 2
Jumlah Skor 18
Nilai 60 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
8 Naswa Danur Rini
Judul 2
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 2
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 2
b. Bahasa Jurnalistik 2
Jumlah Skor 14
Nilai 46 Kurang
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
9 Nita Nirmala Dewi
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
Page 166
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
10 Novita Nur Fadhilah
Judul 2
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 2
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 16
Nilai 53 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
11 Novita Apriliany
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 4
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
12 Nurul Halimah
Judul 3
Page 167
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 18
Nilai 60 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
13 Raka Pajriansyah
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 4
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 20
Nilai 66 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
14 Ramadhana Savitri
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Page 168
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 18
Nilai 60 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
15 Rena Yunita
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 2
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 2
b. Bahasa Jurnalistik 2
Jumlah Skor 16
Nilai 53 Kurang
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
16 Rushella Putri Parawansa
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 2
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 2
Page 169
Jumlah Skor 18
Nilai 56 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
17 Saefudin
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 4
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 22
Nilai 73 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
18 Sekar Indah Sari
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 2
c. Prinsip 5W 1H 2
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 2
b. Bahasa Jurnalistik 2
Jumlah Skor 14
Nilai 46 Kurang
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
Page 170
19 Sigit Pangestu
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 2
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 17
Nilai 56 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
20 Samsul Imam
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 2
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 18
Nilai 60 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
21 Saskia Kamila W
Judul 2
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
Page 171
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 18
Nilai 60 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
22 Tri Joko Pramono
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 4
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 22
Nilai 73 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
23 Vicky Nur Cahya
Judul 2
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 2
b. Pengembangan isi 2
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
Page 172
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 15
Nilai 50 Kurang
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
24 Wahyu Maulana
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 4
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 4
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 23
Nilai 76 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
25 Wulandari
Judul 2
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 2
c. Prinsip 5W 1H 2
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 2
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 14
Nilai 46 Kurang
Page 173
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
26 Yudis Saputra
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 19
Nilai 63 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
27 Yuli Ani
Judul 2
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 2
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 16
Nilai 53 Kurang
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
28 Yuly Widjiawati
Judul 2
Page 174
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 2
Jumlah Skor 17
Nilai 56 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
29 Yuli Yanti Putri
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 2
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 17
Nilai 56 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
30 Yurika Wulandari
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 4
Page 175
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 22
Nilai 73 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
31 Yusuf Salwa R.P
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 2
c. Prinsip 5W 1H 2
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 2
b. Bahasa Jurnalistik 2
Jumlah Skor 15
Nilai 50 Kurang
Page 176
Lampiran 12
Hasil Posttest Siswa Kelas VII SMP Islamiyah Sawangan Depok
Siklus I
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
1 Abigail Ahmad Fidzikri
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 20
Nilai 66 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
2 Dimas Al-Masyir
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 20
Nilai 66 Cukup
Page 177
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
3 Irfan Ruhimawan
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 20
Nilai 66 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
4 Ivan Ferdian Hadi
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
Page 178
5 Laila Novita Sari
Judul 5
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 22
Nilai 73 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
6 Mariani Indrisari
Judul 5
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
7 Nadia Vebi Masari
Judul 5
Struktur penulisan teks
Page 179
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
8 Naswa Danur Rini
Judul 5
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 5
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 24
Nilai 80 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
9 Nita Nirmala Dewi
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
Page 180
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 20
Nilai 66 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
10 Novita Apriliany
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
11 Novia Nur Fadhilah
Judul 5
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 4
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 4
Page 181
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 25
Nilai 83 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
12 Nurul Halimah
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 2
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 18
Nilai 60 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
13 Raka Pajriansyah
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 20
Page 182
Nilai 66 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
14 Ramadhana Savitri
Judul 5
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 5
b. Pengembangan isi 5
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 24
Nilai 80 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
15 Rena Yunita
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 20
Nilai 66 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretas
Page 183
i
16
Rushella Putri
Parawansa
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 2 2
Nilai 73 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
17 Saefudin
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
18 Sekar Indah Sari
Page 184
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
19 Sigit Pangestu
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
20 Samsul Imam
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
Page 185
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 20
Nilai 66 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
21 Saskia Kamila W
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 20
Nilai 66 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
22 Tri Joko Pramono
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 5
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Page 186
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 22
Nilai 73 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
23 Vicky Nur Cahya
Judul 5
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
24 Wahyu Maulana
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 4
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Page 187
Jumlah Skor 25
Nilai 83 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
25 Wulandari
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 20
Nilai 66 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
26 Yudis Saputra
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 3
Jumlah Skor 20
Nilai 66 Cukup
Page 188
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
27 Yuli Ani
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 20
Nilai 66 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
28 Yuly Widjiawati
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 20
Nilai 66 Cukup
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
Page 189
29 Yuli Yanti Putri
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
30 Yurika Wulandari
Judul 5
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 5
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 23
Nilai 76 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor
Interpretas
i
31 Yusuf Salwa R.P
Judul 1
Struktur penulisan teks
Page 190
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 4
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 20
Nilai 66 Cukup
Page 191
Lampiran 13
Hasil Posttest Siswa Kelas VII SMP Islamiyah Sawangan Depok
Siklus II
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
1 Abigail Ahmad Fidzikri
Judul 5
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 5
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 24
Nilai 80 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
2 Dimas Al-Masyir
Judul 5
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 22
Nilai 73 Baik
Page 192
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
3 Irfan Ruhimawan
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 25
Nilai 83 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
4 Ivan Ferdian Hadi
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
5 Laila Novita Sari
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
Page 193
a. Permulaan berita 5
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 24
Nilai 80 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
6 Mariani Indrisari
Judul 5
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 4
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 22
Nilai 73 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
7 Nadia Vebi Masari
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
Page 194
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 25
Nilai 83 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
8 Naswa Danur Rini
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 5
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 23
Nilai 76 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
9 Nita Nirmala Dewi
Judul 5
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 5
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 5
Jumlah Skor 25
Page 195
Nilai 83 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
10 Novita Apriliany
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 5
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 23
Nilai 76 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
11 Novita Nur Fadhilah
Judul 5
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 5
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 4
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 25
Nilai 83 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
12 Nurul Halimah
Page 196
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 5
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 4
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 24
Nilai 80 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
13 Raka Pajriansyah
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
14 Ramadhana Savitri
Judul 5
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 5
b. Pengembangan isi 4
Page 197
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 24
Nilai 80 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
15 Rena Yunita
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 22
Nilai 73 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
16
Rushella Putri
Parawansa
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 5
b. Pengembangan isi 5
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Page 198
Jumlah Skor 24
Nilai 80 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
17 Saefudin
Judul 5
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 4
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 26
Nilai 86
Sangat
Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
18 Sekar Indah Sari
Judul 5
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 5
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 5
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 4
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 27
Page 199
Nilai 90
Sangat
Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
19 Sigit Pangestu
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 3
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
20 Samsul Imam
Judul 3
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
Page 200
21 Saskia Kamila W
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 22
Nilai 73 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
22 Tri Joko Pramono
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
23 Vicky Nur Cahya
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
Page 201
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
24 Wahyu Maulana
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
25 Wulandari
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 4
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
Page 202
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 25
Nilai 83 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
26 Yudis Saputra
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
27 Yuli Ani
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 4
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 23
Nilai 76 Baik
Page 203
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
28 Yuly Widjiawati
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 5
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 23
Nilai 76 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
29 Yuli Yanti Putri
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 25
Nilai 83 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
30 Yurika Wulandari
Judul 5
Page 204
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 4
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 23
Nilai 76 Baik
No Nama Aspek Penilaian Skor Interpretasi
31 Yusuf Salwa R.P
Judul 4
Struktur penulisan teks
berita
a. Permulaan berita 4
b. Pengembangan isi 3
c. Prinsip 5W 1H 3
Kebahasaan
a. Diksi dan ejaan 3
b. Bahasa Jurnalistik 4
Jumlah Skor 21
Nilai 70 Baik
Page 219
Lampiran 22
HASIL WAWANCARA PRATINDAKAN
Pewawancara : Assalamualaikum Wr. Wb.? Selamat siang ibu.
Guru : Waalaikum salam Wr. Wb. Selamat siang.
Pewawancara : Maaf sebelumnya ibu saya mengganggu waktu ibu sebentar,
kedatangan saya bermaksud mau mewawancarai ibu mengenai
pembelajaran keterampilan menulis teks berita pada kelas VII.
Guru : Iya silahkan, kira-kira apa yang bisa ibu bantu.
Pewawancara : sebelumnya saya mau tanya, bagaimana kemampuan siswa kelas VII
terhadap pembelajaran bahasa Indonesia?
Guru : Selama saya mengajar saya lihat cukup baik, anak-anak cukup
antusias dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Namun juga
terkadang saya juga masih suka menemui anak didik saya yang
masih malas-malasan saat belajar, selain itu juga masih ada yang
suka bercanda saat saya menerangkan.
Pewawancara : Lalu metode apa yang sering ibu gunakan dalam proses
pembelajaran?
Guru : Kegiatan pembelajaran yang saya terapkan menggunakan metode
kontekstual saja, saya berusaha menghubungkan materi yang saya
ajarkan dengan kehidupan sehari-hari. Metode ini cukup membantu
siswa mempermudah materi yang saya ajarkan.
Page 220
Pewawancara : Lalu bagaiamana motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya pembelajaran menulis?
Guru : Motivasi siswa dalam menulis masih cukup rendah, menurut saya
hanya sekitar 50% dari mereka yang mempunyai motivasi dalam
menulis. Kebanyakan dari mereka menggangap mereka tidak
mempunyai bakat dalam menulis, selain itu mereka juga merasa sulit
dalam menuangkan gagasan ke dalam tulisan.
Pewawancara : Maksud ibu, kesulitan siswa menuangkan gagasan ke dalam tulisan
itu seperti apa?
Guru : Contohnya setelah saya menerengkan materi mengenai salah satu
dari keterampilan menulis, lalu saya tugaskan untuk membuat
sebuah tulisan kebanyakan dari mereka masih banyak yang bertanya
cara memulai tulisannya bagaimana.
Pewawancara : Kesulitan apa saja yang Ibu hadapi selama proses kegiatan belajar
mengajar?
Guru : Kesulitan yang saya hadapi adalah siswa yang mempunyai sifat
aktif dalam berbicara, terkadang kelas menjadi berisik sehingga saya
dituntut untuk dapat mengarahkan keaktifan mereka ke materi
pelajaran yang sedang diajarkan. Selain itu, siswa terkadang malas
untuk menulis dengan alasan yang bemacam-macam, seperti
tulisannya jelek, letih, dan tidak mempunyai bakat menulis.
Pewawancara : Media apa yang Ibu gunakan dalam kegiatan belajar mengajar?
Page 221
Guru : Media yang saya gunakan hanya papan tulis (whiteboard) dan
spidol. Selain itu terkadang saya memakai media cerpen atau
keadaan sekitar sekolah.
Pewawancara : Bagaiamana keterampilan siswa dalam menulis, khususnya menulis
teks berita?
Guru : Keterampilan siswa dalam menulis teks berita masih sangat rendah,
mereka belum memiliki kepercayaan diri untuk menulis. Mereka
menganggap tidak mempunyai bakat dalam menulis, selain itu
mereka masih bingung cara memulai menulisnya dan menuangkan
idenya ke dalam tulisan. Menurut saya hanya beberapa siswa yang
mampu dalam menulis teks berita.
Pewawancara : Terima kasih atas informasi yang Ibu berikan kepada saya,
Assalamualaikum Wr. Wb.
Guru : Iya, sama-sama. Walaikum salam Wr. Wb.
Page 222
HASIL WAWANCARA PASCATINDAKAN
Pewawancara : Assalamualaikum Wr. Wb.? Selamat siang Ibu.
Guru : Waalaikum salam Wr. Wb. Selamat siang.
Pewawancara : Maaf mengganggu Ibu, Saya mau mewawancarai Ibu mengenai
pembelajaran keterampilan menulis teks berita dengan menggunakan
media rekaman wawancara yang diterapkan di kelas VII.
Guru : Iya silahkan.
Pewawancara : Bagaimana pendapat Ibu mengenai pembelajaran menulis teks berita
menggunakan media rekaman wawancara?
Guru : Saya melihatnya cukup bagus, saya memeperhatikan saat proses
pembelajaran tersebut berlangsung hampir seluruh siswa fokus
melihat dan mendengarkan rekaman wawancara tersebut menjadi
termotivasi melalui lagu yang didengar. Hal itu terbukti suasana
kelas menjadi hening saat rekaman tersebut diputarkan
Pewawancara : Apakah penggunaan media rekaman wawancara mampu
meningkatkan motivasi menulis siswa?
Guru : Iya, Saya rasa itu dapat meningkatkan motivasinya. Karena saya
rasa siswa menjadi lebih focus dan lebih bersemangat dalam menulis.
Hal tersebut saya lihat setelah rekaman tersebut selesai diputar
mereka langsung bersemangat untuk menulis terkadang mereka saya
Page 223
lihat meminta diputar ulang lalu kemudian mereka menulis kembali
dan begitu seterusnya. Hal ini sangat baik untuk meningkatkan
keterampilan menulis sehingga keterampilan menulis tidak menjadi
beban bagi siswa.
Pewawancara : Kesulitan apa yang Ibu hadapi dalam pembelajaran menulis teks
berita dengan menggunakan media rekaman wawancara?
Guru : Mungkin kesulitanya saya harus agak repot menyiapkan alat-alat
yang harus disediakan serta saya juga harus memperhitungkan waktu
agar memakan waktu jam belajar dalam menyiapkan media tersebut.
Pewawancara : Apakah nantinya Ibu akan menggunakan media rekaman dalam
pembelajaran menulis teks berita?
Guru : Iya, Saya akan menggunakan media rekaman wawancara dalam
pembelajaran menulis khususnya menulis teks berita. Karena
keterampilan siswa cenderung naik setelah menggunakan media
rekaman wawancara tersebut. Dan terima kasih telah melakukan
penelitian di sekolah kami.
Pewawancara : Saya juga terima kasih sudah dipersilahkan untuk melakukan
penelitian di sekolah ibu.
Pewawancara : Terima kasih atas informasi yang Ibu berikan kepada saya,
Assalamualaikum Wr. Wb.
Guru : Iya, sama-sama. Walaikum salam Wr. Wb.
Page 228
BIODATA PENULIS
Penulis bernama lengkap Rio Noviza. Penulis lahir
dan bertempat tinggal di Jakarta, 03 Nopember 1989.
Penulis tinggal di Jl.H.Pekir I Rt 10/06 Kel.Grogol Utara
Kec. Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Anak keetiga dari tiga bersaudara ini lahir dari pasangan M. Rusdi dengan
Hamidah. Kesibukan penulis saat ini adalah sebagai mahasiswa.
Riwayat pendidikan pernah yang pernah penulis raih yaitu: SDN 01 Grogol
Utara Patal Senayan (1996-2002), lalu meneruskan ke SMPN 48 Jakarta Selatan
(2002-2005) dan melanjutkan ke SMAN 24 Jakarta Pusat (2005-2008). Saat ini
penulis tercatat sebagai mahasiswa semester akhir yang telah menyelesaikan tugas
akhir untuk meraih gelar sarjana di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sejak tahun 2008-2013.