Top Banner
1.lyulliarto. dkk. ISSN 0216 - 3128 /37 PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TEBU DAN NIRA MENTAH DENGAN TEKNOLOGI LUCUTAN PLASMA Isyuniarto, Widdi Usada, Suryadi, Agus Purwadi PTAPB - BATAN Yogyakarta ABSTRAK PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TEBU DAN NIRA MENTAH DENGAN TEKNOLOGI LUCUTAN PLASMA. Telah di/akukall pellingkatan kualitas bibit tebu dan nira mentah dengan teknologi lucutan plasma. Sebagai sampel penelitian digunakan bibit tebu yang terinfeksi RSD (Ratoon Stunting Desease) varitas M 442-51 (BZ 148) dan tebu varitas Bulu Lawang untuk penelitian nira. Bibit tebu yang terinfeksi RSD dipotong masing-masing 3 ruas sebanyak 10 bagal. kemudian diperlakukan dengan waktu ozonisasi 30. 45 dan 60 men it dan variasi pH 6.5 dan 7.0. Sebagai kontrol dipakai HWT (Hot Water Treatment) mini. dellgan slIlIlI pemanasan 52 "C. selama 60 menit dan 52 "c, selama 120 men it. Sampel tehll mallpun nira dilakllkall o=ollisasi dengan variasi waktll dan pll. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kenyataan ballwa dengan pemakaian o=on dapat mengurangi penyakit RSD pada bibit tebu. sedangkan ozonisasi pada nira mentah menunjukkan bahwa pada ozonisasi 5 menit dan pH = 6.5 sudah memberikan ni/ai Dekstran %Brix yang memenuhi standar yang sudah ditentukan yaitu 0.018. Menurut standar normal nira mentah nilai Dekstran % Brix-nya adalah 0.037 - 0.085. Diharapkan dengan pemberian ozon ini dapat meningkatkan kualitas bibit tebu dan nira mentah. ABTRACT QUALITY IMPROVEMENT OF SUGAR CANE SEED AND RAW SUGAR LIQUID BY PLASMA DISCHARGE TECHNOLOGY. The quality improvement of sugar cane seed and raw sugar liquid by plasma discharge technology has been done. As a research sampel was used the sugar cane seed contaminated by RSD (Ratoon Stunting Desease) varithy M 442-51 (BZ 148) and sugar cane of Bulu Lawang. Each seeds of sugar cane infected RSD was cut in 3 segments in a number of 10. It was then treated with the time ozonition 30. 45 and 60 minute and variation of pH 6.5 and 7.0. As a control small HWT (Hot Water Treatment) was used. with the heating temperature 52"C. for 60 minutes and 52 "C. 120 minute. Sampel of sugar cane and raw sugar liquid was ozonized with the variation of time and pH. From the research conducted was proven that with the ozone usage can lessen the RSD disease at sugar cane seed. while ozonisation at raw sugar liquidfor 5 minutes has given a Dextran % Brix value that matclls the assigned standard. It expected that by o=onisation the quality of sugar cane seed and raw sugar liquid could be improved. PENDAHULUAN Akhir-akhir ini banyak dialami industri gula terjadi penurunan nira tebu yang pada akhimya sangat mempengaruhi produksi gula. Penurunan nira tebu ini salah satunya disebabkan karena penguraian tebu oleh mikroorganisme, karena pemanenan tebu secara mekanis, pembakaran tebu di sawah, tebu yang dipotong- potong (chopped cane). Dapat juga disebabkan karena waktu antara tebang dan giling melebihi 24 jamY) Terjadinya penurunan nira tebu atau dekstran ini merupakan sebab utama dari kehilangan sakarosa. Menurut Mochtar (1985), konversi dari sakarosa ke dekstran adalah 25%, berarti setiap 0,0 I % dekstran yang terbentuk menyebabkan kehilangan sakarosa 0,04%,12> Disamping itu dekstran juga menyebabkan peningkatan viskositas dari prod uk yang diolah di pabrik gula bagian akhir, serta perpanjangan kristal sakarosa, sehingga proses pemisahan gula kristal dari masakan dalam putaran menjadi lambat. .Akibatnya akan terjadi kehilangan gula yang banyak. Hal ini sangat tidak ekonomis sehingga perlu mendapat perhatian. Telah diteliti oleh Sumamo dkk. (1993), untuk mengatasi keadaan tersebut diatas telah digunakan enzim dektranase, yaitu suatu enzim khusus yang digunakan dalam industri gula untuk memecah atau memotong ikatan beta-I,6 dan 1,4- glukosida dari dekstran. Hidrolisa dekstran ini dalam nira mentah atau nira ken tal akan menurunkan viskositas nira, sehingga tidak akan mengganggu proses selanjutnya.(J> Namun timbul permasalahan baru yang muncul sehubungan dengan penerapan hidrolisis dekstran pada skala pabrik terutama adalah perancangan instalasi pemecah dekstran. Meskipun hal ini sudah sukses dilakukan dalam skala Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
6

PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TEBU DAN NIRA …ansn.bapeten.go.id/files/43205/3854.pdf · 1.lyulliarto. dkk. ISSN 0216 - 3128 /37 PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TEBU DAN NIRA MENTAH DENGAN

Feb 25, 2018

Download

Documents

vokhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TEBU DAN NIRA …ansn.bapeten.go.id/files/43205/3854.pdf · 1.lyulliarto. dkk. ISSN 0216 - 3128 /37 PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TEBU DAN NIRA MENTAH DENGAN

1.lyulliarto. dkk. ISSN 0216 - 3128 /37

PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TEBU DAN NIRAMENTAH DENGAN TEKNOLOGI LUCUTAN PLASMA

Isyuniarto, Widdi Usada, Suryadi, Agus PurwadiPTAPB - BATAN Yogyakarta

ABSTRAK

PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TEBU DAN NIRA MENTAH DENGAN TEKNOLOGI LUCUTAN

PLASMA. Telah di/akukall pellingkatan kualitas bibit tebu dan nira mentah dengan teknologi lucutanplasma. Sebagai sampel penelitian digunakan bibit tebu yang terinfeksi RSD (Ratoon Stunting Desease)varitas M 442-51 (BZ 148) dan tebu varitas Bulu Lawang untuk penelitian nira. Bibit tebu yang terinfeksiRSD dipotong masing-masing 3 ruas sebanyak 10 bagal. kemudian diperlakukan dengan waktu ozonisasi30. 45 dan 60 men it dan variasi pH 6.5 dan 7.0. Sebagai kontrol dipakai HWT (Hot Water Treatment) mini.dellgan slIlIlI pemanasan 52 "C. selama 60 menit dan 52 "c, selama 120 men it. Sampel tehll mallpun niradilakllkall o=ollisasi dengan variasi waktll dan pll. Dari penelitian yang telah dilakukan diperolehkenyataan ballwa dengan pemakaian o=on dapat mengurangi penyakit RSD pada bibit tebu. sedangkanozonisasi pada nira mentah menunjukkan bahwa pada ozonisasi 5 menit dan pH = 6.5 sudah memberikanni/ai Dekstran %Brix yang memenuhi standar yang sudah ditentukan yaitu 0.018. Menurut standar normalnira mentah nilai Dekstran % Brix-nya adalah 0.037 - 0.085. Diharapkan dengan pemberian ozon ini dapatmeningkatkan kualitas bibit tebu dan nira mentah.

ABTRACT

QUALITY IMPROVEMENT OF SUGAR CANE SEED AND RAW SUGAR LIQUID BY PLASMADISCHARGE TECHNOLOGY. The quality improvement of sugar cane seed and raw sugar liquid by plasmadischarge technology has been done. As a research sampel was used the sugar cane seed contaminated byRSD (Ratoon Stunting Desease) varithy M 442-51 (BZ 148) and sugar cane of Bulu Lawang. Each seeds ofsugar cane infected RSD was cut in 3 segments in a number of 10. It was then treated with the time ozonition30. 45 and 60 minute and variation of pH 6.5 and 7.0. As a control small HWT (Hot Water Treatment) wasused. with the heating temperature 52"C. for 60 minutes and 52 "C. 120 minute. Sampel of sugar cane andraw sugar liquid was ozonized with the variation of time and pH. From the research conducted was proven

that with the ozone usage can lessen the RSD disease at sugar cane seed. while ozonisation at raw sugarliquidfor 5 minutes has given a Dextran % Brix value that matclls the assigned standard. It expected that byo=onisation the quality of sugar cane seed and raw sugar liquid could be improved.

PENDAHULUAN

Akhir-akhir ini banyak dialami industri gulaterjadi penurunan nira tebu yang padaakhimya sangat mempengaruhi produksi gula.Penurunan nira tebu ini salah satunya disebabkankarena penguraian tebu oleh mikroorganisme,karena pemanenan tebu secara mekanis,pembakaran tebu di sawah, tebu yang dipotong­potong (chopped cane). Dapat juga disebabkankarena waktu antara tebang dan giling melebihi 24jamY) Terjadinya penurunan nira tebu ataudekstran ini merupakan sebab utama darikehilangan sakarosa.

Menurut Mochtar (1985), konversi darisakarosa ke dekstran adalah 25%, berarti setiap0,0 I% dekstran yang terbentuk menyebabkankehilangan sakarosa 0,04%,12>

Disamping itu dekstran juga menyebabkanpeningkatan viskositas dari prod uk yang diolah di

pabrik gula bagian akhir, serta perpanjangan kristalsakarosa, sehingga proses pemisahan gula kristaldari masakan dalam putaran menjadi lambat.

.Akibatnya akan terjadi kehilangan gula yangbanyak. Hal ini sangat tidak ekonomis sehinggaperlu mendapat perhatian.

Telah diteliti oleh Sumamo dkk. (1993),untuk mengatasi keadaan tersebut diatas telahdigunakan enzim dektranase, yaitu suatu enzimkhusus yang digunakan dalam industri gula untukmemecah atau memotong ikatan beta-I,6 dan 1,4­glukosida dari dekstran. Hidrolisa dekstran inidalam nira mentah atau nira kental akan

menurunkan viskositas nira, sehingga tidak akanmengganggu proses selanjutnya.(J>

Namun timbul permasalahan baru yangmuncul sehubungan dengan penerapan hidrolisisdekstran pada skala pabrik terutama adalahperancangan instalasi pemecah dekstran. Meskipunhal ini sudah sukses dilakukan dalam skala

Prosiding PPI - PDIPTN 2006Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

Yogyakarta, 10 Juli 2006

Page 2: PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TEBU DAN NIRA …ansn.bapeten.go.id/files/43205/3854.pdf · 1.lyulliarto. dkk. ISSN 0216 - 3128 /37 PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TEBU DAN NIRA MENTAH DENGAN

/38 ISSN 0216 - 3128 Isyuniarto, dkk.

Gambar I. Reaksi pembentukan ozon (03)

Ozon (03) dapat berfungsi sebagaipembersih, penghilang bau serta sebagai bahandesirifektan yang mampu membunuhmikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dansebagainya. Dibanding dengan khlorin kekuatanozon sebagai tenaga desinfektan bisa mencapai3250 kali lebih cepat serta 50% lebih kuat tenagaoksidatifnya.(5) Mengingat akan efek kegunaan dankelebihan ozon maka tak mengherankan bila ozonhingga sekarang masih dimanfaatkan untuksteri/isasi air, udara, dan bahan makanan sehinggadisamping bahan dapat tahan lama juga bisa lebihaman untuk dikonsumsi.(6)

Dalam penelitian ini teknologi pembuatanozon yang digunakan adalah dengan metoda plasmalucutan terhalang dielektrik atau karena lucutannyayang nyaris tak terdengar maka metode ini sering

laboratorium di PG Cepiring, yaitu dengan

menggunakan enzim yang harganya sangat mahalkarena harus import dari Switzerland. Apabila halini diterapkan dalam skala industri akanmemerlukan biaya yang besar sekali, sehinggadiperlukan suatu terobosan baru mencari cara lainuntuk hidrolisis dekstran tersebut. Salah satu cara

yang dicoba adalah dengan menggunakan oksidanyang kuat tetapi ramah lingkungan, yaitu ozon (03),

Ozon merupakan oksidator yang sangat kuat,setelah fluor, mudah dibuat dan dikatakan ramahlingkungan karena ozon akan berubah menjadioksigen, unsur yang sangat dibutuhkan olehmakhluk hidup.(4)

Ozon di alam dapat terbentuk secaraalamiah melalui radiasi ultraviolet dari sinar

matahari. Hal ini dapat dijelaskan bahwa sinarultraviolet dari pancaran sinar matahari mampumenguraikan gas O2 di udara bebas. Molekuloksigen kemudian terurai menjadi 2 buah atomoksigen, proses ini dikenal dengan nama photolysis.Atom oksigen tersebut secara alamiah bertumbukandengan molekul gas oksigen disekitamya danterbentuklah ozon.

Reaksi yang terjadi :

O2 + radisi UV

o + O2

20 (I)

03 •••••••••••• (2)

o + o.g - ~-° ° ,,-~, 0,

dikatakan metode plasma lucutan senyap,(7.8)seperti

pad a Gambar 2. Lucutan senyap merupakan plasmayang tidak seimbang dalam arti elektron-elektrondalam plasma mempunyai tenaga atau temperaturyang jauh lebih tinggi daripada partikel-partikelbe rat (gas netrali9). Untuk mendukungpenyempumaan aplikasi dengan metode ini, telahdirancang generator ozon dengan keluaran daya100 watt. Keunggulan teknologi lucutan senyapdibanding dengan teknologi sinar UV adalahefisiensi ozon yang dihasilkan lebih besar.(4)

I!l .~_[=r~::~::~~~ • Gamber3&.

.'''''''A ", • ~~~------------~; -IGamber 3<:••

Gambar 2. Plasma lucutan terhalang dielektrik

Ozon dengan potensial oksidasi sebesar2,07 volt sehingga sangat berpotensi untukmembunuh mikroorganisme patogen, tanpameninggalkan residu yang berbahaya karenapeluruhan ozon adalah molekul oksigen yangsangat akrab bagi man usia. Oleh karena ituperlakuan bibit tebu dengan menggunakan ozonsepertinya tanpa menambahkan sesuatu zat apapunpada bibit tebu terse but namun akan ada hasilnyasesuai dengan yang diharapkan, yaitu bibit tebubebas dari bakteri Leifsonia Xyli Subsp Xylipenyebab penyakit RSD (Ratoon Stunting Desease)dan nira yang dihasilkan mempunyai viskositassesuai dengan yang diharapkan.

Disamping itu kendala pada industri gulayang selalu dihadapi saat ini. adalah tebu "wayu"(spoiled) karena beberapa sebab, antara lain: waktutunggu yang lama (mulai ditebang sampai tebudigiling), tebu terbakar dan sanitasi dipenggilingan. Kontaminasi bakteri Leuconostoc Msdimulai sejak tebu di tebang, bagian tebu yangterluka memudahkan bakteri masuk dalam batang.Begitu pula nira pada proses penggilingan diindustri gula lebih banyak terkontaminasi olehbakteri Leuconostoc Ms sehingga menyebabkantimbulnya dekstran yang berdampak padapenurunan kualitas nira dan kehilangan sakarosa.(2)Pertumbuhan bakteri ini dipacu dengan kondisi pHnira yang relatif rendah (± 4,0), sehingga perludilakukan usaha menaikkan pH nira untukmenghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Bahan

Prosiding PPI - PDlPTN 2005Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

Yogyakarta, 10 Juli 2006

Page 3: PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TEBU DAN NIRA …ansn.bapeten.go.id/files/43205/3854.pdf · 1.lyulliarto. dkk. ISSN 0216 - 3128 /37 PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TEBU DAN NIRA MENTAH DENGAN

Isyuniarto, dkk. ISSN 0216-3128 139

yang digunakan untuk mengatur pH selama iniadalah dengan menambahkan susu kapur (CaOH2)

ke dalam nira mentah hasil penggilingan.Diharapkan dengan penambahan susu kapur ini pHnira mentah menjadi mendekati 7 dan pertumbuhanbakteri Leuconostoc Ms dapat ditekan seminimalmungkin.(IO)

Untuk ikut berperan aktif memecahkanproblem nasional sesuai dengan kemampuan iptekyang dimiliki dalam pembuatangenerator ozon danaplikasinya(4.9) maka SATAN Yogyakartabekerjasama dengan PTPN X Jawa Timur danP3G I Pasuruan ikut berpartisipasi menyumbangkankemampuannya dalam memecahkan problemdaerah khususnya dalam teknologi penyiapan bibittebu yang bebas dari bakteri Leifsonia Xyli SubspXyli dan nira mentah hasil penggilingan bebas daribakteri Leuconostoc Ms, untuk disosialisasikankepada masyarakat luas pada umumnya dan padaindustri gula pada khususnya.

Dalam hal ini teknologi pembuatan ozonyang digunakan adalah dengan metoda plasmalucutan terhalang dielektrik (dielectric barrierdischarge)(7.8) Keunggulan teknologi lucutansenyap dibanding dengan teknologi sinar UVadalah efisiensi ozon yang dihasilkan lebih besar.Menyadari bahwa teknologi aplikasi ozon untukpenyiapan bibit tebu dan nira mentah yang bebasbakteri di Indonesia masih bclum berkembangmaka perlu sosialisasi penggunaan ozon yangdihasilkan melalui teknologi plasma lucutansenyap.

TAT A KERJA

BahanBibit tebu yang terkontaminasi RSD varitas

M 442-51 (BZ 148), tebu varitas Bulu Lawang(untuk penelitian nira mentah), dan susu kapurCa(OHh

Alat

Ozonizer 100 W, buatan P3TM-BA T ANYogyakarta, tangki HWT mini buatan P3GIPasuruan, pH meter, pompa tekan batang tebu,sepcrangkat alat analisis Dextran, seperangkat alatanalisis Serologi dan alat gilingan tebu.

Cara Kerja

Peningkatan kualitas bibit tebu

Bibit tebu yang terinfeksi RSD dipotongmasing-masing 3 ruas sebanyak 10 bagal, kemudiandiperlakukan dengan waktu ozonisasi 30,45 dan 60

menit dan variasi pH 6,5 dan 7,0. Sebagai kontroldipakai HWT mini, dengan suhu pemanasan 52°C,60 menit dan 52°C, 120 menit (setiap perlakuanHWT dipakai 4 keranjang, 2 keranjang diozonisasi30 menit dan 2 keranjang tanpa ozonisasi). Analisisserologi dilakukan di P3G1, Pasuruan.

Peningkatan kualitas nira mentalt

Tebu dari varitas Bulu Lawang digiling,kemudian nira mentah yang diperoleh diperlakukandengan variasi pH 5 dan 6,5 dan waktu ozonisasi 0,5, 10 dan 15 menit. Hasil proses dianalisis Dextran% Brix-nya di Laboratorium Puslitbang Gula PTPNX Jengkol, Kediri.

HASIL DAN PEMBAHASANDari penelitian peningkatan kualitas bibit

tebu yang telah dilakukan diperoleh data kualitatifhasil analisis serologi yang dilakukan P3GIPasuruan. Data kuantitatif belum bisa ditampilkankarena alat analsisis serologi (Bio Radical Model550) yang ada di P3GI Pasuruan sedang rusak,filtemya retak. Data tersebut dapat dilihat padaTabell.

Dari pengamatan secara kualitatif tersebut.sekilas dapat dilihat bahwa dengan perlakuan ozondapat menghilangkan bakteri yang ada dalampembuluh batang tebu. Tetapi pada pH yang lebihtinggi (> 7), ozon belum dapat membunuh semuabakteri. Hal ini dimungkinkan karena pada saatpercobaan aimya dalam keadaan diam. Apabila air

. untuk merendam tebu tersebut dibuat mengalir(kontinyu), memungkinkan ozon dapat meratakeseluruh batang tebu. Tanda positip belum tentumenyatakan bahwa ozon tidak dapat membunuhbakteri dalam batang tebu tersebut, mungkin tidaksemua bakteri mati. Sehingga ketika diuji secarakualitatif masih muncul wama bakterinya. Hal iniakan lebih jelas apabila dilakukan uji kuantitatif,tetapi untuk saat ini belum bisa dilakukan. Namundengan melihat data tersebut dapat dikatakanbahwa ozon memungkinkan untuk menggantikanperanan HWT yang selama ini digunakan di pabrikgula. Apabila hal ini dapat diaplikasikan dalampabrik gula, maka akan menghemat biaya yangtidak sedikit, karena kebutuhan BBM untukmemanaskim air dapat dihilangkan.

Sedangkan dalam nira mentah hasilpenggilingan batang tebu sering dijumpai bakteriLeuconoctoc Ms, yaitu salah satu jenis bakterihama tanaman tebu yang menyerang pembuluhbatang tebu. Tanda bahwa tebu terserang bakteri inidapat diamati pada ruas tebu terdapat bintik-bintikmerah.

Prosiding PPI - PDIPTN 2006Pustek Akselerator dan Proses Bahan· BATAN

Yogyakarta, 10 Juli 2006

Page 4: PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TEBU DAN NIRA …ansn.bapeten.go.id/files/43205/3854.pdf · 1.lyulliarto. dkk. ISSN 0216 - 3128 /37 PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TEBU DAN NIRA MENTAH DENGAN

140- ISSN 0216 - 3128 Isyuniarto, dkk.

proses, serta perpanjangan kristal sakarosa.sehingga proses pemisahan gula kristal darimasakan dalam putaran menjadi lambat. Akibatnyaakan terjadi kehilangan gula yang banyak. Hal iniperlu dihindari, untuk mencegah berkurangnyaproduksi gula. Hasil penelitian peningkatan kualitasnira mentah dengan teknologi ozon pada pH = 5dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 3 berikut.

TabeJ J. Data kualitatif analisis seroJogi pada bibit tebu yang diperlakukan denganHot Water Treatment (HWT) dan diozonisasi

No. PERLAKUAN Kode CupHasil Pengamatan

I

Kontrol Kn+2

HWT 60' H-I-3

HWT 120' H-2-4 HWT 60', 03 30', oH 6,5 H-I/0/6,5-5 HWT 120',0330', oH 6,5 H-2/0/6,5-6 0330', pH 6,5 0-30/6,5-7 0345', pH 6,5 0-45/6,5-8 0360', pH 6,5 0-60/6.5+9

HWT 60',0330', pH 7 H-I/O/7-10 HWT 120',0330', pH 7 H-2/0/7-II

0330', pH 7 0-30/7+12

0345', pH 7 0-45/7+13

0360', pH 7 0-60/7+

Catatan: tanda + menyatakan tebu terserang penyakit RSDtanda - menyatakan tebu bebas penyakit RSD

Apabila batang tebu terserang bakteri ini,maka nira mentah yang dihasilkan akan menurunkarena terbentuk dekstran. Telah diterangkandimuka bahwa konversi sakarosa ke dekstran

adalah 25%, berarti setiap 0,0 I% dekstran yangterbentuk menyebabkan kehilangan sakarosa0,04%.(2) Disamping itu dekstran jugamenyebabkan peningkatan viskositas dari produkyang diolah di pabrik gula pada bagian akhir

Tabel2. Pengaruh penambahan ozon dan kapur terhadap Dekstran % Brix pada pH = 5

WAKTU DEKSTRAN % BRIX

(menit)

NIRANIRA + OZONNIRA + OZON + KAPUR

00,071 - 0,0595

50,085 0,066 0,133

100,106 0,092 0,123

150,122 0,094 0,155

0.05

Dekstran % Brix adalah satuan yangmenyatakan banyaknya dekstran yang terjadi dalamnira mentah karena kerja dari bakteri LeuconoctocMs. Semakin tinggi harga Dekstran % Brix yangterjadi menunjukkan perusakan nira mentah olehbakteri Leuconoctoc Ms semakin besar, yangakibatnya mempengaruhi pruduk gula yangdihasilkan. Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwadengan penambahan ozon ke dalam nira mentahpada pH = 5 dapat menghambat perkembanganbakteri Leuconostoc Ms.

0.15

.~=~cg

0.1•. Q

.-----./

10 15

Waktu ozonisui ( men it )

.Nira A-Nira + OJ .-Nira + OJ + kapur

Gambar 3. Pengaruh waktu ozonisasiterhadapDekstran % Brix pada pH·=5

Prosiding PPI - PDIPTN 2005Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

Yogyakarta, 10 Juli 2006

Page 5: PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TEBU DAN NIRA …ansn.bapeten.go.id/files/43205/3854.pdf · 1.lyulliarto. dkk. ISSN 0216 - 3128 /37 PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TEBU DAN NIRA MENTAH DENGAN

lsyulliarto, dkk. ISSN 0216-3128 /4/

Hal ini disebabkan karena ozon merupakanoksidator yang sangat kuat, sehingga bakteri yangakan berkembang dioksidasi dan akhimya mati.Apabila kedalam nira ditambahkan kapur dandiozonisasi temyata Dekstran % Brix-nya tinggi.Hal ini disebabkan karena dengan penambahankapur, partikel yang melayang-layang dalam niramakin tinggi. Adanya partikel-aprtikel semacam inimenyebabkan kerja ozon tidak efektif, karena ozon

akan ditangkap oleh partikel tersebut. Karena ozonyang ada dalam nira berkurang maka bakteri dapatberkembang dengan pesat. Akibatnya Dekstran %Brix-nya semakin tinggi, bila dibandingkan dengannira mentah dan nira mentah yang diozonisasi. BilapH nira dinaikkan menjadi 6,5, denganmenambahkan susu kapur temyata mampu menekankenaikkan dekstran % brix seperti pada Tabel 3 danGambar 4.

Tabel3. Pengaruh penambahan ozon dan kapur terhadap Dekstran % Brix pada pH = 6,5

WAKTUDEKSTRAN % BRIX

(men it)

NIRANIRA + OZONNIRA + OZON + KAPUR

0

0,013 0,0130,013

5

0,016 0,0180,014

10

0,061 0,0560,053

0.07

0.06

0.05

0.04

0.03

0.02

0.0110

Waktu ozonisasi ( menit)

.Nira -£"Nira + OJ .·Nira + 03 + kapur

Gambar 4. Pengaruh waktu ozonisasi terhadapDekstran % Brix pada pH 6,5

Dari Tabel 3 dan Gambar 4 terse but dapatdilihat bahwa dengan menaikkan pH nira mentahsebelum diozonisasi dapat menekan kenaikkandekstran yang timbul. Cara menaikkan pH niraadalah nira mentah sebelum diozonisasi

ditambahkan susu kapur sejumlah tertentu sampaipH mencapai 6,5. Setelah itu baru diozonisasidengan waktu yang divariasi. Dengan pH yangrelatif tinggi menyebabkan kandungan OH" dalamnira bertambah, sehingga OH- dengan ozon akanmembentuk OH' radikal, OH' radikal dan oksigenradikal akan membunuh bakteri yang ada dalam nira.Sehingga pertumbuhan bakteri dapat dihambat.

Dengan membandingkan Dekstran % Brixstandar normal nira mentah sebesar 0,037 ­0,085,(1.3) maka pemberian ozon 5 menit sudahmemenuhi standar yang diperlukan. Semakin lamapemberian ozon diberikan ke nira mentah, temyatamembuat Dekstran % Brix semakin besar. Hal ini

dimungkinkan karena penambahan ozon tidakmempengaruhi kerja bakteri, mengingat pH nira

mentah yang relatif rendah (± 4,0). Pada pH rendah(asam) kerja ozon tidak efektif,

KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan makadapat diambil suatu kesimpulan bahwa denganpemakaian ozon dapat mengurangi penyakit RSDpada bibit tebu, meskipun besarannya belum dapatdisampaikan karena datanya merupakan datakualitatif. Sedangkan ozonisasi pada nira mentahmenunjukkan bahwa pada ozonisasi 5 menit dan pH= 6,5 sudah memberikan nilai Dekstran %Brix yangmemenuhi standar yang sudah ditentukan yaitusebesar 0,018. Menurut standar normal nira mentahnilai Dekstran % Brix-nya adalah 0,037 - 0,085.Diharapkan dengan pemberian ozon ini dapatmeningkatkan kualitas bibit tebu dan nira mentahhasil penggilingan.

TERIMA KASIH

Dengan telah selesainya penelitian inidiucapkan terima kasih yang sebesar-besamyakepada bapak/ibu karyawan PTPN X Kediri,Puslitbang Gula Jengkol Kediri, P3GI Pasuruan danrekan teknisi-rekan P3TM atas bantuan yangdiberikan dari awal hingga tersusunnya makalah ini.Semoga kerjasama yang telah terjalin selama inidapat ditingkatkan lagi dimasa yang akan datang.

DAFT AR PUST AKA

I. SUMARNO, " Rekayasa Instalasi PemecahDekstran Secara Enzimatis di Nira mentah PG

Cepiring ", Majalah Penelitian Gula, ISSN 0541­7406, Vol. XXX (I) Maret, 1994.

Prosiding PPI - PDIPTN 2006Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

Yogyakarta, 10 Juli 2006

Page 6: PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TEBU DAN NIRA …ansn.bapeten.go.id/files/43205/3854.pdf · 1.lyulliarto. dkk. ISSN 0216 - 3128 /37 PENINGKATAN KUALITAS BIBIT TEBU DAN NIRA MENTAH DENGAN

/42 ISSN 0216-3128 Isyuniarto, dkk.

2. MOCHT AR, H.M., Characterization of

Polysacharida of Indonesia Sugar FactoryProducts, Berita No.2 BP3G, Pasuruan, 1985.

3. SUMARNO, HADI PRA YITNO, "PenggunaanEnzim Dektranase dan Talosurf Dalam Nira

Mentah di PG Cepiring", (RPTP 12.011), P3GIPasuruan, 1993.

4. WIDDI USADA, SURY ADI, AGUSPUR WADI, ISYUNIARTO, Litbang PembuatanPlasma Ozonizer 100 W Untuk Perlakuan Air

dan Udara, Proposal Kegiatan IProgramKegiatan T.A. 2003.

5. PATEL, K., MARCEL, P., What Is Ozone ?,Ozone Limited, 30 London Road, Madras600010, India 2001.

6. KRIS TRI BASUKI, WIDDI USADA, AGUSPURWADI, ISYUNIARTO, "Ozon danAplikasinya", Seminar di PTPN X, Kediri, 1-2Desember 2004.

7. U. KOGELSCHATZ, B. ELiASSON, andM.HIRTH, " Ozone Generation From OxygenAnd Air : Discharge Physics And ReactionMechanism ", Ozone Science & Engineering, vol10, pp. 367-368, 1988.

8. U. KOGELSCHA TZ, "Industrial OzoneProduction", presented in International OzoneSymposium, Anniversary of Christian FriedrichSchonbein-the Discoverer of Ozone, Basel,

Switzerland, October 21 and 22, 1999,

9. AGUS PURWADI, WIDDI USADA,SURY ADI, ISYUNIARTO, "Studi danPembuatan Generator Ozon MenggunakanLucutan Listrik", Prosiding Pertemuan danPresentasi IImiah L1TDAS Teknologi Nuklir,P3TM BATAN Yogyakarta 2001.

10. Selayang Pandang Pabrik Gula Pesantren Baru,

PT Perkebunan Nusantara X (Persero), PGPesantren Baru, Kediri, Januari 2005.

TANYAJAWAB

No Name

- Nira adalah ikatan organik,apakah ozon yangdigunakan tidak merusak niranya sendiri ?

- Mengapa datanya masih kualitatip sehinggabelum bisa dibahas?

- Apa fungsi mengatur Ph dalam penelitian ini?

Isyuniarto

- Secara fisik memang /idak terjadi perubahanwana dan sifat, namun belum pernah kamianalisa secara kimia. Tetapi apabila dilihat padaDx/ron % Brix-nya, nira yang dijadikan sampeltidak rusak secara kimia,yang mati adalahbakteri yang ada dalam nira tersebllt.

- Penelitioan ini di PG Pesantern Bam, Kediri,

dan analisis serologinya di P3GI Pasurllhan.Karena alatnya sedang rusak, sehingga datayang diperoleh masih kualitatip.

- Ozon akan bekerja efektif pada kondisi Ph > 7, 0

(biasa), sehingga sebelum diproses kondisiairnya atau nira mentahnya dikondisikan padaPh 7,0 menggunakan kapur.

Proslding PPI - PDIPTN 2005Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

Yogyakarta, 10 Juli 2006