PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI FPB DAN KPK PADA SISWA KELAS IV SD BUDYA WACANA 1 MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Suzanna Hutami Putri NIM: 161134163 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
371
Embed
PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI FPB … · 2020. 8. 14. · Lmapiran 3 Format Observasi Keterampilan Kreativitas ..... 260 Lampiran 4 Observasi ... Lampiran 11c Analisis
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATERI FPB DAN KPK PADA SISWA KELAS IV
SD BUDYA WACANA 1 MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Suzanna Hutami Putri
NIM: 161134163
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATERI FPB DAN KPK PADA SISWA KELAS IV
SD BUDYA WACANA 1 MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Suzanna Hutami Putri
NIM: 161134163
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:
1. Bapak Yohannes Supriyanto dan Mamah Chatarina Wahyu
Purwantiningsih selaku orangtua yang selalu memberikan dukungan, doa,
semangat, dan perhatian.
2. Irene Yoga Susilowati dan Natalia Indah Paramitha selaku kakak yang
selalu memberikan semangat dan doa.
3. Nathanael Agradipa Pradanotama, Salvia Clara Nathania, Katarina Arabelle
Aruna Evangeline selaku keponakan yang selalu menemani dan menghibur.
4. Keluarga besar Prayitno yang selalu menyertai dengan doa, memberi
semangat, dan kasih sayang, serta penghiburan.
5. Almamater kebanggaan, Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada
waktunya”
(Pengkhotbah 3:1)
“Tidak masalah seberapa lambat kau berjalan asalkan kau tidak berhenti”
(Confucius)
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan,
percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan
kepadamu.
(Markus 11:24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR
MATERI FPB DAN KPK PADA SISWA KELAS IV
SD BUDYA WACANA 1 MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Suzanna Hutami Putri
Universitas Sanata Dharma
2020
Penelitian ini dilatar belakangi dari hasil wawancara kepada guru dan
observasi peneliti terhadap siswa kelas IV. 2 SD Budya Wacana 1. Data yang
peneliti dapatkan: kreativitas siswa termasuk dalam kategori kurang, serta hasil
belajar siswa pada pelajaran matematika materi FPB dan KPK pada tahun
2018/2019 belum memenuhi KKM yang ditetapkan sekolah sebesar 75. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar untuk materi FPB
dan KPK siswa kelas IV SD dengan menerapkan model PBL (Problem Based
Learning).
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek
penelitian adalah siswa kelas IV.2 SD Budya Wacana 1 yang berjumlah 26 siswa
tahun ajaran 2019/2020. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa
wawancara, lembar observasi keterampilan kreativitas, dan tes. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuatitatif dan kualitatif
deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kreativitas dan hasil
belajar menggunakan model PBL (Problem Based Learning). Hal tersebut
ditunjukkan pada peningkatan rata-rata kondisi awal 50 dengan kriteria kurang
kreatif, siklus I mengalami peningkatan sebesar 56 dengan kriteria cukup kreatif
dan siklus II mengalami peningkatan menjadi 77 dengan kriteria kreatif. Nilai rata-
rata hasil belajar dari kondisi awal 69 dengan persentase siswa yang mencapai
KKM 48%, siklus I rata-rata meningkat menjadi 71,5 dengan persentase 58%, dan
pada siklus II meningkat menjadi 84 dengan persentase 81%.
Kata Kunci: Keterampilan Kreativitas, Hasil Belajar, Materi FPB dan KPK,
model PBL (Problem Based Learning).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
IMPROVEMENT OF CREATIVITY AND LEARNING OUTCOMES ON GCD
AND LCM FOR FOURTH GRADE STUDENTS OF
BUDYA WACANA 1 ELEMENTARY SCHOOL USING
PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MODEL
Suzanna Hutami Putri
Sanata Dharma University
2020
This Research was based on the result of an interview with a teacher and
researcher’s observation on the student of IV. 2 class of Budya Wacana 1
Elementary School. The data which were obtained are: The student creativity was
on a deficient level, and the students’ learning outcome on the mathematic subject
on GCD and LCM subject matter on 2018/2019 had not reached the KKM standard
which was set by the school which is 75. The goal of this research is to assist the
4th grade students to improve their creativity and learning outcome on the FPB and
KPK subject matter with applying the PBL learning method.
This type of research is Classroom Action Research (CAR). The subjects of
the study are the students of IV. 2 class of Budya Wacana 1 Elementary School with
26 students in the academic year of 2019/2020. The researcher used an interview,
obvservation sheets for creativity, and tests. The data analysis techniques wich were
used are quantitative and descriptive qualitative techniques.
The result of the research showed that there is improvement in creativity
and learning after using the PBL learning method. The result showed an increase
of the average score from 50 with criteria of less creative to 56 with fairly creative
criteria on cycle 1. On the cycle II, the score increased again to 77 with creative
criteria. The average score of the learning outcome also increased from the initial
score of 69 with 48% of the students reach the KKM standard increased to 71,5
with 58% on the cycle I and raised to 84 with 81% on the cycle II.
Perhitungan skor hasil belajar dilakukan dengan melihat adanya
peningkatan pada setiap siklus. Peningkatan hasil belajar dilihat dari hasil
soal evaluasi pada setiap akhir siklus. Hasil belajar siswa dapat diukur
dengan menggunakan beberapa rumus sebagai berikut:
1) Menghitung nilai setiap siswa dengan menggunakan rumus:
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑑𝑎+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑢𝑟𝑎𝑖𝑎𝑛
30 X100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
2) Menghitung nilai rata-rata siswa secara keseluruhan dengan
menggunakan rumus:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 X 100
3) Menghitung persentase siswa yang mencapai KKM dengan
menggunakan rumus:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖 𝐾𝐾𝑀
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 X 100%
4) Membandingkan hasil perolehan nilai siswa pada akhir siklus dengan
kondisi awal untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil
belajar siswa.
I. Indikator keberhasilan
Pada penelitian ini, variabel yang ditingkatkan oleh peneliti adalah
keterampilan kreativitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini dikatakan
berhasil apabila hasil yang dicapai siswa melebihi indikator keberhasilan
yang ditetapkan oleh peneliti. Berikut adalah tabel indikator keberhasilan
dalam penelitian ini:
Tabel 3.11 Kriteria Indikator Keberhasilan
Indikator Kondisi Awal Target Siklus I Target Siklus
II
Rata-Rata Hasil
Belajar
69 75 80
Persentase Ketuntasan 48 % 75 % 80 %
Kreativitas Siswa 50 65 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
J. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian yang dilakukan oleh peneli akan dijabarkan sebagai
berikut:
1. Permohonan izin penelitian pada bulan September 2019.
2. Permohonan izin untuk melaksanakan observasi dan wawancara pada
November 2019.
3. Penyusunan proposal penelitian pada bulan November 2019.
4. Pengumpulan data kondisi awal keterampilan berpikir ktitis dan hasil
belajar siswa pada minggu pertama bulan Januari 2020.
5. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus I dan siklus II miggu ketiga
dan keempat bulan Januari 2020.
6. Pengumpulan data pada minggu ketiga dan keempat bulan Januari 2020.
7. Pengolahan data pada bulan Februari dan Maret 2020.
8. Penyusunan laporan sepanjang bulan Maret, April, Mei, Juni, dan Juli
2020.
9. Ujian skripsi pada minggu terakhir bulan Juli 2020.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan membahas hasil penelitian dan pembahasan
yang sudah dilakukan.
A. Hasil Penelitian
1. Proses Pembelajaran
a. Pra Siklus
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan wawancara
dan observasi di kelas IV.2 pada 29 November 2019. Wawancara
dilakukan dengan guru kelas IV.2 dan observasi siswa kelas IV.2 SD
Budya Wacana 1. Beliau menyatakan siswa kelas IV.2 mengalami
kesulitan dalam pembelajaran matematika. Wawancara dan
observasi dilakukan bertujuan untuk mengumpulkan infomasi
mengenai masalah yang terjadi pada siswa ketika pembelajaran
matematika. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, guru
kelas menyampaikan siswa kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran, selain itu siswa juga belum mampu untuk membuat
kesimpulan yang tepat. Pada saat diberi tugas, siswa kurang teliti
dalam mengerjakan.
Pada hari yang sama, peneliti juga melakukan observasi
untuk memperkuat data mengenai kreativitas siswa. Peneliti
melakukan observasi berdasarkan lima indikator kreativitas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
telah peneliti jabarkan menjadi tujuh deskriptor. Berdasarkan hasil
observasi, peneliti mendapatkan data bahwa dari 26 jumlah siswa
dalam kelas, 6 belum mampu mengajukan pertanyaan sesuai dengan
masalah yang diberikan, 12 siswa belum berani menyatakan
pendapat sesuai dengan masalah yang ditentukan, 12 siswa belum
berani memberikan tanggapan terkait dengan penyelesaian masalah
yang ditentukan, 15 siswa belum mampu mengungkapkan gagasan
atau ide atas permasalahan yang diberikan, 11 mampu menemukan
cara yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan,
17 siswa belum mampu memperbaiki kesalahan dari permasalahan
yang diberikan, dan 18 siswa belum mampu menyimpulkan hasil
dari permasalahan yang diberikan. Sesuai dengan hasil observasi
dan wawancara guru kelas menyarankan peneliti untuk melakukan
penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kreativitas dan hasil
belajar pada pelajaran matematika. Kesulitan siswa pada mata
pelajaran matematika diperkuat oleh studi dokumentasi yang
dilakukan dalam materi FPB dan KPK selama 1 tahun terakhir yakni
tahun ajaran 2018/2019 hanya beberapa siswa yang tuntas mencapai
KKM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Tabel 4.1 Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa Kelas IV.2 pada
Materi FPB dan KPK
Indikator Kondisi Awal
Tahun Ajaran 2018/2019
Nilai Rata-Rata Hasil belajar Siswa 69
Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai
KKM
10
21 x 100 % = 48 %
Berdasarkan data di atas peneliti mendapatkan nilai kondisi
awal ulangan harian matematika materi FPB dan KPK satu tahun
terakhir. Pada tahun ajaran 2018/2019 nilai rata-rata hasil belajar
siswa materi FPB dan KPK adalah 69 dan hanya 10 siswa yang tuntas
mencapai KKM yang ditetapkan sekolah, apabila dihitung persentase
siswa yang tuntas KKM hanya 10
21 x 100 % = 48 %. Batas ketuntasan
minimal atau KKM mata pelajaran matematika adalah 75. Selain itu,
peneliti juga menyajikan hasil observasi kreativitas.
Tabel 4.2 Observasi Kreativitas Siswa pada Kondisi Awal
Kode Deskriptor Jumlah Siswa yang
Memenuhi
Deskriptor
A Siswa mampu mengajukan pertanyaan sesuai
dengan masalah yang diberikan
20 siswa
B Siswa berani menyatakan pendapat sesuai dengan
masalah yang ditentukan
14 siswa
C Siswa mampu memberikan tanggapan terkait dengan penyelesaian masalah yang ditentukan
14 siswa
D Siswa mengungkapkan gagasan atau ide atas
permasalahan yang diberikan
11 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
E Siswa mampu menemukan cara yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan yang ditemui
15 siswa
F Siswa mampu memperbaiki kesalahan dari
permasalahan yang diberikan
9 siswa
G Siswa mampu menyimpulkan hasil dari
permasalahan yang diberikan
8 siswa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, peneliti
mendapat 3 deskriptor yang hasil masih tergolong rendah. Deskriptor-
deskriptor tersebut yaitu: D) Siswa dapat mengungkapkan; F) Siswa
dapat memperbaiki kesalahan dari permasalahan yang ditemui; G)
Siswa dapat menyimpulkan hasil dari permasalahan yang ditemui. 4
deskriptor lain dikatkan sudah tergolong tinggi karen jumlah
pencapaian deskriptor sudah melebihi 61 % jumlah siswa di dalam
kelas.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Skor Observasi Kreativitas Siswa pada
Kondisi Awal
No Nama Total
Deskrtiptor
Nilai Kategori
1 TA 3 42 Kurang Kreatif
2 CV 5 71 Kreatif
3 MM 3 42 Kurang Kreatif
4 KD 3 42 Kurang Kreatif
5 EN 3 42 Kurang Kreatif
6 AA 3 42 Kurang Kreatif
7 SS 5 71 Kreatif
8 IZ 3 42 Kurang Kreatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
9 FZ 4 57 Cukup Kreatif
10 KN 3 42 Kurang Kreatif
11 MA 5 71 Kreatif
12 JA 3 42 Kurang Kreatif
13 ME 3 42 Kurang Kreatif
14 SL 4 57 Cukup Kreatif
15 SE 3 42 Kurang Kreatif
16 AR 4 57 Cukup Kreatif
17 GI 5 71 Kreatif
18 OR 4 57 Cukup Kreatif
19 GO 3 42 Kurang Kreatif
20 RL 3 42 Kurang Kreatif
21 JA 3 42 Kurang Kreatif
22 NL 3 42 Kurang Kreatif
23 OL 3 42 Kurang Kreatif
24 CO 3 42 Kurang Kreatif
25 BN 5 71 Kreatif
26 TS 3 42 Kurang Kreatif
Rata-rata 3,53 50 Kurang Kreatif
Keterangan :
Sangat Kreatif = - Kreatif = 5 Cukup Kreatif = 5
Kurang Kreatif = 16 Sangat Tidak Kreatif = -
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahawa kreativitas siswa
pada kondisi awal masih cukup rendah, sebanyak 5 siswa dalam
kategori kreatif (19,2 %), 5 siswa dalam kategori cukup kreatif
(19,2%), dan 16 siswa dalam kategori kreatif (19,2%). Diperoleh nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
rata-rata kreatif berdasarkan hasil observasi pada kondisi awal adalah
50 dengan kategori kurang kreatif.
b. Deskripsi Pelaksaan Siklus
Pada sub bab ini, peneliti akan memaparkan pelaksanaan siklus
I dan siklus II. Berikut ini penjabaran dari siklus I dan siklus II:
1) Pelaksanaan Siklus I
Pada siklus I peneliti melakukan penelitian sebanyak dua kali
pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada Selasa, 21
Januari 2020 pada pukul 09.20 – 10.30 WIB dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit (2 JP). Pertemuan kedua dilaksanakan pada
hari Kamis, 23 Januari 2020 pada pukul 07.50 – 09.00 WIB
dengan alokasi waktu 2x35 menit (2JP).
a) Perencanaan
Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa
RPP (terlampir pada lampiran 2a). Pada siklus I pertemuan 1,
peneliti mengajarkan materi dasar FPB dan KPK yaitu
kelipatan. Sebelum masuk ke pembelajaran inti, peneliti
menobsyajikan masalah yaitu siswa diminta untuk
menemukan cara yang tepat dalam menyelesaikan suatu
masalah. Kegiatan tersebut ditindaklanjuti dengan
menyelesaikan masalah atau soal pada kertas berpetak.
Kemudian siswa menyelesaikan masalah atau soal dengan
menggunkan media kertas kelipatan. Pada siklus I pertemuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
1, peneliti hanya melakukan pengamatan kreativitas
dikarenakan materi yang dipelajari siswa masih belum
mendalam sehingga pertemuan 1 tidak dilakukan penilaian
hasil belajar.
Pada siklus I pertemuan 2, peneliti masih mengajarkan
materi dasar FPB dan KPK yaitu faktor. Sebelum masuk ke
pembelajaran inti, menyajikan masalah yaitu siswa diminta
untuk menyiapkan penggaris, di mana dalam penggaris
tersebut siswa diminta untuk menuliskan faktor dari angka 1-
10. Kemudian, siswa melanjutkan kegiatan dengan
menyelesaikan soal atau masalah dengan menggunakan media
pohon faktor. Pada siklus I pertemuan 2, peneliti melakukan
penilian hasil belajar pada akhir pertemuan 2 dengan
memberikan soal evaluasi pada siklus I.
b) Pelaksanaan
Peneliti membagi siswa menjadi lima kelompok
heterogen yang beranggotakan lima atau enam siswa.
Pemberian masalah atau soal pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2
dibuat berbeda. Hal ini bertujuan untuk melihat kreativitas
siswa menyelesaikan soal sesuai dengan jawaban yang sudah
disusun oleh guru. Hal ini juga sesuai dengan tujuan model
pembelajarana Problem Based Learning yaitu membantu
siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan mengubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
tingkah laku, baik dari segi kuliatas maupun kuantitas.
Pelaksanaan penelitian pada siklus I diuraikan sebagai berikut:
a. Pertemuan 1
Kegiatan awal pembelajaran dibuka dengan siswa
menjawab salam yang diucapkan oleh peneliti. Peneliti
tidak memimpin doa bersama, karena kegiatan doa
sudah dilakukan terlebih dahulu oleh siswa sebelum
pembelajaran matematika dimulai. Peneliti mengajak
siswa untuk senam sehat melalui tayangan video dengan
maksud memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Peneliti menggunakan perangkat
pembelajaran pertemuan pertama siklus I. Selanjutnya
peneliti memaparkan materi pembelajaran, tujuan
pembelajaran, dan skenario pembelajaran yang akan
dilaksanakan kepada siswa. Peneliti memberikan
apersepsi kepada siswa dengan mengajukan dua
pertanyaan kepada siswa sebelum masuk ke
pembelajaran inti untuk memancing pengetahuan siswa
di awal terhadap materi pembelajaran yang akan
dipelajari. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran
konsep FPB dan KPK dengan mempelajari materi dasar
terlebih dahulu yaitu kelipatan sesuai dengan langkah
pertama model PBL yaitu mengorientasi peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
terhadap masalah. Selanjutnya siswa diminta untuk
melengkapi kertas berpetak dengan menuliskan angka
kelipatan yang tepat berdasarkan jumlah kotak tersebut.
Pada langkah pertama ini, peneliti melakukan
pengematan terhadap deskriptor kreativitas yaitu siswa
mampu mengungkapkan ide atau gagasan atas
permasalahan yang ditemui (D).
Masuk dalam kegiatan inti, pada langkah kedua
PBL yaitu mengorientasi peserta didik untuk belajar,
peneliti memberikan pertanyaan atas kegiatan yang telah
dilakukan siswa sebelumnya pada langkah kedua
peneliti melakukan observasi untuk deskriptor siswa
menyatakan pendapat atas pertanyaan yang diberikan
(deskriptor B). Selanjutnya siswa dibagi dalam
kelompok yang terdiri dari 5-6 anggota diminta untuk
menyelesaikan soal atau masalah dengan menggunakan
media pembelajaran kertas kelipatan. Peneliti
melanjutkan dengan menerapkan langkah ketiga PBL
yaitu membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok, siswa diminta mengerjakan soal dengan
menggunakan media pembelajaran kertas kelipatan.
Pada langkah ketiga peneliti juga melakukan
pengamatan terhadap deskriptor kreativitas yaitu siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
dapat menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan
permasalahan (deskriptor E). Siswa diminta mencari
informasi untuk membantu menyelesaikan masalah.
Guru membimbing siswa dalam proses pencarian
informasi. Selanjutnya masuk dalam langkah ke empat
yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
siswa diminta mempresentasikan hasil diskusinya
berdasarkan soal yang telah dibahas dalam
kelompoknya. Dalam langkah ke empat peneliti juga
melakukan pengamatan terhadapan dua deskriptor
kreativitas yaitu siswa berani menyatakan pendapat (A)
dan siswa berani memberikan tanggapan (C).
Selanjutnya pada langkah terakhir model PBL
yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah, siswa diminta untuk menyimpulkan materi
yang sudah dipelajari dan mengerjakan soal evalaluasi
pertemuan 1. Pada langkah ke lima peneliti melakukan
pengamatan deskriptor kreativitas pada deskriptor
memperbaiki masalah dari permasalahan yang ditemui
(F) dan menyimpulkan masalah dari permasalahan yang
ditemui.
Pada bagian penutup, peneliti membagikan soal
evaluasi yang dikerjakan secara mandiri. Soal evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
yang diberikan sebagai tindaklanjut dari pendalaman
pada konsep kelipatan. Peneliti membagikan lembar
remidial dan pengayaan kepada siswa. Siswa
dipersilahkan untuk beristirahat dan guru mengucapkan
salam.
b. Pertemuan 2
Peneliti membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam. Kegiatan doa sudah dilakukan
sebelum pembelajaran matematika dimulai. Peneliti
mengajak siswa untuk melakukan tepuk semangat yang
bertujuan untuk memotivasi peserta didik selama
mengikuti kegiatan pembelajaran. Peneliti memaparkan
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan skenario
pembelajaran yang ada dilaksanakan. Peneliti
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perangkat
pembelajaran pada pertemuan kedua siklus I. Peneliti
memberikan apersepsi yaitu siswa diminta untuk
menyimpulkan permasalahan yang dibuat guru sebelum
masuk ke pembelajaran inti untuk memancing
pengetahuan siswa di awal terhadap materi
pembelajaran yang akan dipelajari. Selanjutnya peneliti
menerapkan langkah pertama model PBL yaitu
mengorientasi siswa terhadap masalah siswa diminta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
untuk menyiapkan penggaris dengan pajang 30cm
kemudian peneliti meminta siswa untuk menuliskan
faktor dari angka 1-10. Guru membantu siswa dalam
mencari informasi pemecahan masalah.
Masuk dalam kegiatan inti, pada langkah kedua
yaitu mengorganisasi peserta didik untuk belajar, siswa
diminta untuk menjawab pertanyaan guru terkait dengan
materi. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya
mengenai masalah yang diberikan oleh guru.
Selanjutnya siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri
dari 5-6 siswa. Masuk pada langkah ketiga PBL yaitu
membimbing penyelidikan inividual atau kelompok,
siswa dibagikan media pembelajaran dan permasalahan
yang tertuang dalam LKK. Siswa dibantu guru untuk
mencari informasi yang dapat membantu siswa dalam
memecahkan masalah. Pada langkah keempat PBL yaitu
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, siswa
diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya terkait
penyelesaian masalah yang sudah didiskusikan bersama.
Pada langkah kelima yaitu menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah, siswa diminta
untuk menyimpulkan seluruh materi yang telah
dipelajari. Pada kegiatan akhir, siswa mengerjakan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
evaluasi siklus I yang dikerjakaan secara mandiri untuk
melihat perubahan hasil belajar siswa pada siklus I.
Peneliti membagian lembar remidial dan pengayaan
kepada siswa.
c) Observasi
Peneliti meminta bantuan kepada mitra peneliti untuk
mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.
Melalui mitra peneliti, peneliti dapat mengetahui kendala dan
keberhasilan selama proses pembelajaran berlangsung.
Peneliti juga memberikan lembar observasi kreativitas kepada
mitra peneliti pada pertemuan 1 siklus I untuk mengetahui
peningkatan kreativitas siswa seusai dilakukannya model
pembelajaran PBL (lembar observasi dapat dilihat pada
lampiran 6a).
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I pertemuan 1
yang dilakukan oleh mitra peneliti, hasil yang diperoleh bahwa
ada 3 dekriptor yang hasilnya masih tergolong rendah.
Dekriptor-deskriptor tarsebut yaitu: 1) Siswa mampu
menemukan cara yang tepat dalam menyelesaikan
permasalahan yang ditemui (E), 2) Siswa mampu
memperbaiki kesalahan dari permasalahan yang diberikan (F),
dan 3) Siswa mampu menyimpulkan hasil dari permasalahan
yang diberikan (G). 4 deskriptor lain dikatakan sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
tergolong tinggi karena jumlah pencapaian indikator sudah
melebihi 73% jumlah siswa di dalam kelas. Pada langkah
pertama mengorientasi siswa terhadap masalah, kreativitas
deskriptor D mampu meningkat.
Selain kreativitas, hasil belajar siswa pada materi FPB
dan KPK juga mengalami peningkatan. Pada kondisi awa,
hasil belajar siswa masih tergolong rendah dengan rata-rata
sebesar 69 dan persentase ketuntasan KKM sebesar 48%.
Setelah diterapkannya model pembelajaran PBL, nilai rata-
rata hasil belajar siswa di siklus I mengalami peningkatan
sebesar 71.5. Selain itu, pada siklus I persentase ketuntasan
KKM sebesar 58% dengan jumlah siswa yang belum
memenuhi KKM sebanyak 11 siswa. Peneliti kemudian
mencoba menggunakan media pembelajaran yang lebih
mampu membuat siswa memahami materi FPB dan KPK.
Selain itu peneliti juga melihat kembali soal evaluasi siklus II.
d) Refleksi
Setelah melaksanakan penelitian, peneliti melakukan
refleksi untuk mengetahui hasil dan peningkatan selama
pelaksanaan penelitian pada pertemuan 1 dan 2 pada siklus I.
Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran pada siklus I sudah
sesuai dengan RPP. Berdasarkan observasi yang dilakukan
oleh mitra peneliti, model pembelajaran PBL yang diterapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
peneliti sudah cukup berhasil meningkatkan kreativitas siswa.
Namun, peneliti sedikit kewalahan dengan beberapa tingkah
laku siswa. Sehingga beberapa kali peneliti harus menegur
siswa dan terkadang cenderung mengabaikan. Ketidaktegasan
peneliti kepada siswa yang ramai juga menjadi kendala dalam
penelitian, sehingga menyebabkan kelas menjadi ramai. Media
yang digunakan menarik dan sering dijumpai oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga siswa tidak terlihat asing saat
melihat media pembelajaran tersebut dan pembelajaran yang
dilaksanakan tidak monoton.
Sebagai bentuk tindaklanjut dari kekurangan yang ada
pada siklus I, peneliti berupaya untuk memperbaiki diri agar
mampu mengajar dengan lebih baik pada siklus II. Peneliti
memutuskan untuk menerapkan peraturan kelas yang disebut
“Sabiandi” yang artinya saya bicara, anda diam. Peraturan ini
dibuat atas kesepakatan bersama antara peneliti dan siswa,
yang bertujuan untuk mangatasi keramaian kelas yang akan
diterapkan pada siklus II. Peraturan yang dibuat tidak hanya
berlaku untuk peneliti saja, namun juga berlaku siswa agar
mampu menghargai orang yang sedang berbicara. Peneliti juga
memutuskan untuk menjelaskan materi FPB dan KPK secara
perlahan agar siswa dapat memahami materi yang
disampaikan peneliti. Peneliti juga memutuskan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
menambah pertanyaan soal remidial dan pengayaan kepada
siswa agar deskriptor memperbaiki kesalahan dari
permasalahan yang diberikan dapat meningkat.
Hasil penelitian yang diperoleh peneliti pada siklus I
yaitu rata-rata hasil belajar dan kreativitas siswa dalam
pelajaran matematika materi FPB dan KPK. Nilai rata-rata
kreativitas siswa pada siklus I sebesar 56 dengan kategori
cukup kreatif. Hasil yang diperoleh oleh peneliti menunjukkan
adanya peningkatan dari kondisi awal. Pada langkah pertama
model pembelajaran PBL dapat meningkatkan deskriptor D.
Selain kreativitas, nilai rata-rata hasil belajar siklus I
yang diperoleh peneliti sebesar 71.5. Hasil tersebut
menunjukkan adanya peningkatan dari kondisi awal. Peneliti
melihat kembali soal evaluasi yang akan dikerjakan siswa pada
siklus II. Hasil rata-rata kreativitas dan hasil belajar siswa
belum mencapai target yang ditetapkan oleh peneliti, di mana
masing-masing target yang ditetapkan yaitu hasil belajar
sebesar 75 dan kreativitas sebesar 60. Oleh karena itu, peneliti
menyusun rencana untuk melakukan siklus II dengan
menerapakan model pembelajaran PBL.
2) Pelaksanaan Siklus II
Pada siklus I peneliti melakukan penelitian sebanyak dua
kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada Selasa, 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Januari 2020 pada pukul 09.20 – 10.30 WIB dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit (2 JP). Pertemuan kedua dilaksanakan pada
hari Kamis, 30 Januari 2020 pada pukul 07.50 – 09.00 WIB
dengan alokasi waktu 2x35 menit (2JP).
a) Perencanaan
Berdasarkan refleksi siklus I, peneliti tetap
menggunakan model pembelajaran PBL untuk
meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa pada
materi FPB dan KPK. Pada siklus II peneliti hanya
menggunakan satu media pembelajaran yaitu button magic
yang akan digunakan pada pertemuan 1. Tujuan
digunakannya satu media adalah agar siswa lebih
memahami konsep FPB dan KPK. Materi yang diajarkan
pada siklus II pertemuan 1 adalah menentukkan dan
menganalisis FPB dan KPK dari dua bilangan yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pada pertemuan 1
akan dilakukan pengamatan terhadap kreativitas siswa.
Pada pertemuan kedua, materi yang diajarkan adalah
menentukan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan
kelipatan, faktor, FPB dan KPK yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Siswa diminta menyelesaikan soal
cerita mengenai kelipatan, faktor, FPB dan KPK dalam
kehidupan sehari-hari. Pada tahap ketiga model PBL siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
diminta untuk mencari informasi untuk menyelesaikan
masalah. Informasi tersebut didapatkan siswa dari catatan
yang ditulis pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Pada
bagian penutup, peneliti membagikan soal evaluasi siklus II
yang dikerjakan oleh siswa secara mandiri untuk melihat
perubahan hasil belajar pada siklus II.
b) Pelaksanaan
Peneliti membagi siswa ke dalam lima kelompok yang
terdiri dari 5-6 siswa dengan anggota heterogen yang dibagi
menjadi kelompok besar yaitu kelompok A dan B pada
pertemuan 1. Setiap kelompok akan melakukan eksperimen
yang sama, namun masalah dibuat berbeda. Hal ini
bertujuan untuk melatih kreativitas siswa dalam
memecahkan masalah. Pelaksanaan siklus II diuraikan
sebagai berikut:
a. Pertemuan 1
Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
RPP pada pertemuan 2 siklus II. Peneliti mengawali
pembelajaran dengan mengucapkan salam. Kegiatan
doa telah dilakukan diawal kegiatan pembelajaran
dimulai. Peneliti mengajak siswa untuk melakukan
tepuk semangat sebagai motivasi. Selanjutnya guru
memaparkan materi pembelajaran yang akan dipelajari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
hari ini, tujuan pembelajar, dan skrenario pembelajaran
yang akan dilakukan selama kegiatan belajar mengajar.
Peneliti mengajukan dua pertanyaan apersepsi untuk
mengetahui dan menguji pengetahuan awal siswa.
Masuk dalam langkah pertama model PBL yaitu
mengorientasi siswa terhadap masalah, siswa diminta
melihat tayangan video pembelajaran tentang FPB dan
KPK. Pada langkah kedua ini, peneliti melakukan
pengamatan terhadap deskriptor kreativitas yaitu (B)
siswa dapat mengungkapakan ide atau gagasan dari
permasalahan yang ditentukan.
Pembelajaran masuk dalam kegiatan inti, yaitu pada
langkah kedua mengorganisasi siswa untuk belajar
peneliti memberikan pertanyaan kepada siswa terkait
dengan tayangan video pembelajaran. Selain itu,
peneliti juga menjelaskan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai pada hari ini agar siswa memahami konsep
dari FPB dan KPK. Peneliti meminta siswa untuk
mengajukan pertanyaan atas penjelasannya. Pada
langkah kedua ini peneliti membagi siswa ke dalam
kelompok, di mana setiap anggota kelompok terdiri dari
5-6 siswa yang kemudia dibagi menjadi kelompok besar
yaitu kelompok A dan kelompok B. Masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
kelompok besar terdiri dari dua kelompok kecil. Peneliti
juga melakukan pengamatan pada langkah kedua pada
deskriptor (A) siswa mampu mengajukan pertanyaan
dari permasalahan yang sudah ditentukan.
Pada langkah ketiga yaitu membimbing
penyelidikan individu maupun kelompok, siswa
diminta untuk menyelesaikan masalah dalam Lembar
Kerja Kelompok (LKK) yang telah disusun oleh guru
dengan menggunakan media pembelajaran button
magic. Pada langkah ini, siswa juga diminta mencari
informasi untuk membantu menyelesaikan masalah
yang terdapat dalam LKK. informasi tersebut dapat
diperoleh dari catatan-catatan yang dimiliki oleh siswa.
Permasalahan yang disusun oleh guru antara kelompok
A dan B berbeda, hal ini bertujuan untuk melatih
kreativitas isswa dalam memecahkan masalah. Pada
langkah ketiga ini, peneliti juga melakukan pengamatan
kreativitas untuk deskriptor (E) siswa dapat
menemukan cara yang tepat dalam menyelesaikan
permasalahan.
Masuk pada langkah ke empat yaitu
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, siswa
diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
kelompoknya terkait materi FPB dan KPK. Pada
langkah keempat peneliti melakukan pengamatan
terhadap dua deskriptor kreativitas yaitu (D) siswa
dapat mengungkapkan ide atau gagasan dari
permasalahan yang sudah ditentukan dan (C) siswa
berani memberikan tanggapan terkait masalah yang
diberikan.
Langkah terakhir model pembelajaran PBL yaitu
menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah, siswa diminta untuk menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan pada hari ini.
Peneliti juga membagikan soal remidi dan pengayaan
kepada siswa. Pada langkah terakhir, peneliti
melakukan pengamatan terhadap dua dekriptor
kreativitas yaitu (F) siswa dapat memperbaiki kesalahan
dari permasalahan yang ditemui dan (G) siswa dapat
menyimpulkan hasil dari permasalahan yang ditemui.
Pada bagian penutup guru mengucapkan salam dan
mempersilahkan siswa untuk beristirahat.
b. Pertemuan 2
Peneliti mengucapkan salam kepada siswa
sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Kegiatan
berdoa sudah dilaksanakan di pagi hari sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
pelajaran matematika dimulai. Peneliti mengajak siswa
untuk melakukan tepuk nyamuk sebagai motivasi
siswa, sehingga bersemangat mengikuti seluruh
rangkaian aktivitas pembelajaran. Materi yang
diajarkan pada pertemuan 2 di siklus II yaitu
menentukan dan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan kelipatan, faktor, FPB, dan KPK dari
dua bilangan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Peneliti memberikan apersepsi kepada siswa dengan
memberika dua pertanyaan. Pada langkah pertama
model pembelajaran PBL yaitu mengorientasi siswa
terhadap masalah, peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dalam pertemuan hari
ini. Selain menyampaikan tujuan pembelajaran, peneliti
juga memberikan dua pertanyaan kepada siswa untuk
kemudian diselesaikan secara mandiri.
Masuk dalam kegiatan inti, yaitu pada langkah
kedua model pembelajaran PBL mengorganisasikan
siswa untuk belajar, siswa diberi dua pertanyaan oleh
peneliti. Pertanyaan yang diberikan bertujuan untuk
mengingatkan kembali materi-materi yang sudah
diajarkan sebelumnya. Pada langkah ke tiga yaitu
membimbing penyelidikan individu dan kelompok,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
siswa diminta menyelesaikan soal yang berkaitan
dengan materi kelipatan, faktor, FPB, dan KPK berupa
soal cerita yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari. Masuk langkah ke empat, yaitu mengembangkan
dan menyajikan hasil karya siswa diminta
mengumpulkan hasil pekerjaan dalam menyelesaikan
soal cerita berkaitan dengan materi. Langkah terakhir,
yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah, siswa diminta untuk
menyimpulkan keseluruhan materi yang telah
dipelajari. Pada akhir pembelajaran, peneliti
membagikan soal evaluasi siklus II yang dikerjakan
secara mandi oleh siswa. Hal tersebut bertujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Kegiatan
selanjutnya, peneliti mengucapkan terimakasih dan
salam kepada peserta didik.
c) Observasi
Dalam melakukan penelitian, peneliti meminta
bantuan mitra peneliti untuk mengamati proses
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Melalui mitra
peneliti, peneliti dapat mengetahui kendala dan
keberhasilan selama proses pembelajaran berlangsung.
Peneliti juga memberikan lembar observasi kreativitas pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
siklus II pertemuan 1 untuk membantu peneliti mengetahui
peningkatan kreativitas siswa setelah dilakukannya model
pembelajaran PBL.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II pertemuan
1 yang peneliti peroleh dari mitra peneliti pada hasil
kreativitas siswa, peneliti mendapatkan data bahwa
deskriptor yang belum nampak telihat dilakuka oleh siswa
hanya tinggal 1 deskriptor yaitu (G) menyimpulkan hasil
dari permasalahan yang diberikan.
Selain kreativitas yang terjadi peningkatan, hasil
belajar siswa pada materi FPB dan KPK juga mengalami
peningkatan. Pada siklus I, rata-rata hasil belajar yang
diperoleh siswa sebesar 71.5 dengan pesentase ketuntasan
KKM 58 %. Setelah peneliti menerapkan kembali model
pembelajaran PBL, nilai rata-rata hasil belajar siswa
kembali mengalami peningkatan sebesar 84 dengan
persentase ketuntasan KKM sebesar 81%.
d) Refleksi
Setelah melakukan penelitian pada siklus II, peneliti
selanjutnya merefleksikan pelaksanaan siklus II. Pada
siklus II peneliti berhasil mengatasi kendala yang dihadapi
pada siklus I. Peraturan kelas yang disepakati bersama
membawa banyak perubahan dalam kegiatan pembelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
siswa menjadi aktif dan semangat, suasana menjadi sangat
kondusif. Penerapan model pembelajaran PBL juga sudah
dapat terlaksana dengan baik, karena siswa sudah mampu
memecahkan masalah.
Kendala peneliti yang dihadapi pada siklus I telah
berhasil diatasi dalam penelitian siklus II. Terbukti adanya
peningkatan rata-rata kreativitas siswa pada siklus II
sebesar 77 dengan kategori kreatif. Nilai rata-rata
kreativitas yang diperoleh oleh peneliti sudah mencapai
terget yang ditetapkan yaitu sebesar 70. Namun, ada satu
deskriptor kreativitas yang masih tegolong rendah
dibandingkan dengan deskriptor yang lain. Deskriptor yang
tergolong rendah adalah deskriptor (G) menyimpulkan hasil
dari permasalahan yang diberikan, deskriptor A,B,C,D,E,
dann F mampu meningkat.
Hasil penelitian lain yang peneliti peroleh pada siklus
II adalah peningkatan nilai rata-rata hasil belajar pada
materi FPB dan KPK. Dalam hal ini siswa dapat dikatakan
sudah mampu memahami materi FPB dan KPK dengan
baik. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa peneliti telah
berhasil dalam melaksanakan penelitian pada siklus II.
Rata-rata hasil belajar yang diperoleh oleh siswa sebesar
84. Rata-rata hasil belajar yang dicapai oleh siswa telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
mencapai target yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu
sebesar 80. Oleh karena itu, dengan hasil penelitian yang
telah diperoleh, peneliti memutuskan penelitian tindakan
kelas diberhentikan pada siklus II.
2. Peningkatan Keterampil Kreativitas
Dalam sub bab ini peneliti akan menjabarkan hasil penelitian
pada siklus I dan II mengenai kreativitas yang diperoleh siswa sebagai
berikut:
a. Siklus I
Data kreativitas siswa pada siklus I diperoleh dari hasil
observasi yang dilakukan pada pertemuan 1 yang diisikan oleh mitra
peneliti. Data kreativitas siswa siklus I dapat dilihat pada tabel
bawah ini:
Tabel 4.4 Data Kreativitas Siswa Siklus I
No Nama Total
Deskriptor
Skor Kategori
1 TA 5 71 Kreatif
2 CV 3 42 Kurang Kreatif
3 MM 3 42 Kurang Kreatif
4 KD 4 57 Cukup Kreatif
5 EN 3 42 Kurang Kreatif
6 AA 5 71 Kreatif
7 SS 4 57 Cukup Kreatif
8 IZ 4 57 Cukup Kreatif
9 FZ 4 57 Cukup Kreatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
10 KN 3 42 Kurang Kreatif
11 MA 3 42 Kurang Kreatif
12 JA 5 71 Kreatif
13 ME 4 57 Cukup Kreatif
14 SL 4 57 Cukup Kreatif
15 SE 3 42 Kurang Kreatif
16 AR 5 71 Kreatif
17 GI 4 57 Cukup Kreatif
18 OR 4 57 Cukup Kreatif
19 GO 4 57 Cukup Kreatif
20 RL 5 71 Kreatif
21 JA 4 57 Cukup Kreatif
22 NL 5 71 Kreatif
23 OL 3 42 Kurang Kreatif
24 CO 3 42 Kurang Kreatif
25 BN 5 71 Kreatif
26 TS 3 42 Kurang Kreatif
Rata-rata 56 Cukup Kreatif
Keterangan :
Sangat Kreatif = - Kreatif = 7
Cukup Kreatif = 10 Kurang Kreatif = 9
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai rata-
rata kreativitas dari hasil observasi adalah 56. Data diatas
dapat diuraikan dengan rincian sebagai berikut sebanyak 7
siswa dengan kategori kreatif ( 27%), 10 siswa dengan
kategori cukup kreatif (38,4%), dan 9 siswa dengan kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
kurang kreatif (35%). Pada kreativitas siklus I, peneliti
menargetkan nilai rata-rata kreativitas sebesar 60. Namun,
hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti sebesar 5 dapat
disimpulkan bahwa hasil penelitian pengamatan kreativitas
pada siklus I belum mencapai target yang ditetapkan oleh
peneliti.
Tabel 4.5 Observasi Kreativitas Siswa pada Siklus I
Kode Deskriptor Jumlah
Siswa yang
Memenuhi
Deskriptor
A Siswa mampu mengajukan pertanyaan sesuai dengan masalah yang diberikan
19 siswa
B Siswa berani menyatakan pendapat sesuai
dengan masalah yang ditentukan
18 siswa
C Siswa mampu memberikan tanggapan terkait
dengan penyelesaian masalah yang
ditentukan
22 siswa
D Siswa mengungkapkan gagasan atau ide atas
permasalahan yang diberikan
17 siswa
E Siswa mampu menemukan cara yang tepat
dalam menyelesaikan permasalahan yang
ditemui
15 siswa
F Siswa mampu memperbaiki kesalahan dari
permasalahan yang diberikan
8 siswa
G Siswa mampu menyimpulkan hasil dari
permasalahan yang diberikan
4 siswa
Dari uraian diatas terlihat bahwa ada 5 deskriptor yang
paling banyak dilakukan oleh siwa yaitu deskriptor A,B,C,D,
dan E. Sedangkan deskriptor yang sedikit dilakukan oleh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
yiatu deskriptor F dan G. Berdasarkan observasi yang dilakukan
oleh mitra peneliti, hasil kreativitas pada setiap deskriptor
mengalami peningkatan setelah diterapkannya model
pembelajaran PBL.
b. Siklus II
Data kreativitas siswa pada siklus II diperoleh dari hasil
observasi yang dilakukan pada pertemuan 1 yang diisikan oleh mitra
peneliti. Data kreativitas siswa siklus II dapat dilihat pada tabel
bawah ini:
Tabel 4.6 Data Kreativitas Siswa Siklus II
No Nama
Siswa
Total
Deskriptor
Skor Kategori
1 TA 7 100 Sangat Kreatif
2 CV 5 71 Kreatif
3 MM 7 100 Sangat Kreatif
4 KD 7 100 Sangat Kreatif
5 EN 4 57 Cukup Kreatif
6 AA 6 86 Kreatif
7 SS 6 86 Kreatif
8 IZ 5 71 Kreatif
9 FZ 7 86 Kreatif
10 KN 5 71 Kreatif
11 MA 6 86 Kreatif
12 JA 5 71 Kreatif
13 ME 4 57 Cukup Kreatif
14 SL 4 57 Cukup Kreatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
15 SE 5 71 Kreatif
16 AR 5 71 Kreatif
17 GI 6 86 Kreatif
18 OR 6 86 Kreatif
19 GO 4 71 Kreatif
20 RL 5 71 Kreatif
21 JA 4 57 Cukup Kreatif
22 NL 5 71 Kreatif
23 OL 4 57 Cukup Kreatif
24 CO 6 86 Kreatif
25 BN 7 86 Kreatif
26 TS 7 86 Kreatif
Total 77 Kreatif Kreatif
Keterangan :
Sangat Kreatif = 3 Kreatif =18
Cukup Kreatif = 5 Kurang Kreatif = -
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai rata-
rata siswa dari hasil observasi adalah 77. Data di atas dapat
diuraikan dengan rincian sebagai berikut sebanyak 3 siswa
dengan kategori sangat kreatif (11,5%), 18 siswa dengan
kategori kreatif (69,2%), dan 5 siswa dengan kategori cukup
kreatif (19,2%). Pada siklus II peneliti menargetkan nilai
rata-rata kreativitas sebesar 70. Hasil penelitian yang
diperoleh sudah melebihi target yang ditetapkan oleh
peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Tabel 4.7 Observasi Kreativitas Siswa pada Siklus II
Kode Deskriptor Jumlah
Siswa yang
Memenuhi
Deskriptor
A Siswa mampu mengajukan pertanyaan
sesuai dengan masalah yang diberikan
20 siswa
B Siswa berani menyatakan pendapat sesuai
dengan masalah yang ditentukan
23 siswa
C Siswa mampu memberikan tanggapan terkait
dengan penyelesaian masalah yang
ditentukan
26 siswa
D Siswa mengungkapkan gagasan atau ide atas
permasalahan yang diberikan
23 siswa
E Siswa mampu menemukan cara yang tepat
dalam menyelesaikan permasalahan yang
ditemui
20 siswa
F Siswa mampu memperbaiki kesalahan dari
permasalahan yang diberikan
15 siswa
G Siswa mampu menyimpulkan hasil dari
permasalahan yang diberikan
10 siswa
Dari uraian tabel di atas terlihat bahwa ada 6 deskriptor
kreativitas yang paling banyak dilakukan oleh siswa yaitu
deskriptor A,B,C,D,E, dan F. Sedangka deskriptor yang paling
sedikit dilakukan oleh siswa adalah deskriptor G. Berdasarkan
observasi yang dilakukan oleh mitra peneliti, adanya
peningkatan kreativitas setelah diterapkannya model
pembelajaran PBL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Tabel 4.8 Perbandingan Kreativitas
Variabel Kondisi
Awal
Siklus I Siklus II
Target Capaian Target Capaian
Kreativitas
Siswa
50
(Kurang
Kreatif)
65
(Cukup
Kreatif)
56
(Cukup
Kreatif)
75
(Kreatif)
77
(Kreatif)
Dari tabel diatas terlihat adanya peningkatan kreativitas
siswa pada setiap tahapnya. Rata-rata pada kondisi awal adalah
50 dengan kategori kurang kreatif. Rata-rata siklus I meningkat
sebesar 56 dengan kategori cukup kreatif dan meningkat
kembali pada siklus II sebesar 77 dengan kategori kreatif.
Berikut ini adalah grafik pencapaian kreativitas siswa pada
kondisi awal, siklus I, dan siklus II.
Gambar 4.1 Grafik Capaian Kreativitas
Grafik di atas menunjukkan terjadi peningkatan kreativitas
di siklus I dibandingkan dengan kondisi awal, kemudian
meningkat lagi di siklus II. Pada grafik terlihat bahwa siklus I
tidak mencapai target yang ditetapkan oleh peneliti dengan
memperoleh nilai rata-rata sebesar 56. Sedangkan pada siklus
5065
75
56
77
Nilai Rata-rata Observasi Kreativitas
Kondisi Awal Target Siklus I dan II Hasil Siklus I dan II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
II, dalam grafik terlihat bahwa adanya peningkatan nilai rata-
rata kreativitas siswa dan tentunya mencapai target yang
ditetapkan oleh peneliti yaitu meningkat sebesar 77 dan target
yang ditentukan sebesar 75.
3. Peningkatan Hasil Belajar
a. Siklus I
Hasil penelitian yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.9 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 TA 75 94 Tuntas
2 CV 75 87 Tuntas
3 MM 75 84 Tuntas
4 KD 75 84 Tuntas
5 EN 75 65 Tidak Tuntas
6 AA 75 65 Tidak Tuntas
7 SS 75 84 Tuntas
8 IZ 75 84 Tuntas
9 FZ 75 87 Tuntas
10 KN 75 65 Tidak Tuntas
11 MA 75 40 Tidak Tuntas
12 JA 75 50 Tidak Tuntas
13 ME 75 50 Tidak Tuntas
14 SL 75 40 Tidak Tuntas
15 SE 75 77 Tuntas
16 AR 75 54 Tidak Tuntas
17 GI 75 84 Tuntas
18 OR 75 84 Tuntas
19 GO 75 50 Tidak Tuntas
20 RL 75 77 Tuntas
21 JA 75 50 Tidak Tuntas
22 NL 75 77 Tuntas
23 OL 75 65 Tidak Tuntas
24 CO 75 87 Tuntas
25 BN 75 90 Tuntas
26 TS 75 87 Tuntas
Rata-rata 71,5
Persentase Tuntas 58 %
Persentase Tidak Tuntas 42 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata
nilai evaluasi belajar siswa pada siklus I adalah 71,5. Persentase
siswa yang tuntas dengan KKM 75 sebanyak 15 siswa ( 58%)
sedangkan siswa yang tidak tuntas KKM sebanyak 11 siswa
(42%). Pada siklus I ini peneliti menetapkan target nilai rata-rata
hasil belajar yaitu 75 dan persentase ketuntasan 75%. Siklus I
ini dinyatakan belum berhasil mencapai target yang ditetapkan
oleh peneliti.
b. Siklus II
Hasil penelitian yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.10 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 TA 75 100 Tuntas
2 CV 75 94 Tuntas
3 MM 75 94 Tuntas
4 KD 75 87 Tuntas
5 EN 75 90 Tuntas
6 AA 75 87 Tuntas
7 SS 75 94 Tuntas
8 IZ 75 87 Tuntas
9 FZ 75 94 Tuntas
10 KN 75 74 Tidak Tuntas
11 MA 75 74 Tidak Tuntas
12 JA 75 87 Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Berdasarkan tabel penjelasan tabel di atas terkait dengan nilai
rata-rata hasil belajar evaluasi pada siklus II sebesar 84.
Penjelasan tersebut sebagai berikut persentase siswa yang tuntas
KKM sebanyakk 21 siswa (81%), sedangkan siswa yang belum
tuntas dengan KKM sebanyak 5 siswa (19%). Pada siklus II
peneliti telah menetapkan target yang dicapai oleh siswa yaitu
sebesar 80 dengan persentase 80%. Siklus II ini dinyatakan
berhasil, karena target yang ditetapkan oleh peneliti dapat dicapai
13 ME 75 65 Tidak Tuntas
14 SL 75 65 Tidak Tuntas
15 SE 75 75 Tuntas
16 AR 75 65 Tidak Tuntas
17 GI 75 87 Tuntas
18 OR 75 77 Tuntas
19 GO 75 87 Tuntas
20 RL 75 77 Tuntas
21 JA 75 90 Tuntas
22 NL 75 77 Tuntas
23 OL 75 77 Tuntas
24 CO 75 87 Tuntas
25 BN 75 94 Tuntas
26 TS 75 87 Tuntas
Rata-rata 84
Persentase Tuntas 81 %
Persentase Tidak Tuntas 19 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
oleh siswa dengan nilai rata-rata hasil belajar sebesar 84 dan
persentase ketuntasan sebesar 81%.
Tabel 4.11 Data Perbandingan Pencapaian Siklus
Indikator Kondisi
Awal
Siklus I Siklus II
Target Capaian Target Capaian
Nilai Rata-
rata Hasil
Belajar
69 75 71,5 80 84
Persentase
Jumlah
Siswa yang
Mencapai
KKM
48% 75% 58% 80% 81%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahawa hasil belajar siswa
mengalami peningkatan pada setiap tahapan. Pada kondisi awal
sebelum peneliti melaksanakan penelitian, hasil rata-rata nilai
hasil belajar siswa kelas IV.2 pada tahun ajaran 2018/2019
sebesar 69 dengan persentase siswa yang mencapai KKM yaitu
48%. Hasil rata-rata nilai hasil belajar yang diperoleh siswa
pada kondisi awal tidak mencapai KKM yang ditentukan oleh
sekolah yaitu 75. Pada siklus I yang sudah menerapkan model
pembelajaran PBL menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar siswa, tetapi belum mencapai target dan KKM yang
ditentukan oleh sekolah. Hasil belajar yang diperoleh siswa
pada siklus I yaitu 71.5 dengan persentase ketuntasan sebesar
58%. Sedangkan, target yang ditentukan oleh peneliti sebesar 75
dengan persentase ketuntasan 75%. Data yang peneliti peroleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
pada siklus II dengan menerapkan model pembelajaran PBL
kembali menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar. Nilai
rata-rata hasil belajar pada siklus II sebesar 84 dengan
persentase ketuntasan 81%. Dengan hasil yang diperoleh,
peneliti tidak melanjutkan ke siklus berikutnya. Grafik
pencapaian peningkatan hasil belajar siswa dari kondisi awal,
siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 4.2 Grafik Pencapaian Hasil Belajar Siswa
Grafik di atas menunjukkan terjadi peningkatan
hasil,belajar di siklus I dibandingkan dengan kondisi awal,
kemudian meningkat lagi di siklus II. Pada grafik terlihat
bahwa siklus I tidak mencapai target yang ditetapkan oleh
peneliti dengan memperoleh nilai rata-rata sebesar 71,5.
Sedangkan pada siklus II, dalam grafik terlihat bahwa adanya
peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dan tentunya
mencapai target yang ditetapkan oleh peneliti yaitu meningkat
sebesar 84 dan target yang ditentukan sebesar 80.
69 75 8071.5
84
Nilai Rata-rata Hasil Belajar
Kondisi Awal Target Siklus I dan II Hasil Siklus I dan II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
B. Pembahasan
1. Proses pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based
Learning
a. Penggunaan model pembelajaran PBL dalam peningkatan
keterampilan kreativitas dan hasil belajar
Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti menggunakan
langkah-langkah model PBL. Langkah-langkah yang ditempuh
peneliti yaitu: a) mengorientasi siswa terhadap masalah, pada
langkah ini peneliti memberikan permasalahan yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari; b) mengorganisasi siswa untuk
belajar, dalam langkah ini peneliti memberikan pertanyaan terkait
permasalahan yang diberikan; c) langkah ketiga yaitu membimbing
penyeledikan individu maupun kelompok, dalam langkah ini
peneliti mengorganisasikan siswa untuk belajar dalam kelompok.
Peneliti membagi siswa ke dalam kelompok heterogen yang terdiri
dari 5-6 siswa, dalam langkah ini, siswa diminta untuk mengejakan
soal LKK dengan menggunakan media pembelajaran bersama
kelompok; d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dalam
langkah ini siswa mempresentasikan hasil diskusi setelah
mengerjakan LKK; e) langkah terakhir yaitu menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah, pada langkah ini ssiwa
diminta untuk merefleksikan dan menyimpulkan kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
pembelajaran, serta guru memberikan penegasan terkait materi
pembelajaran yang telah dipelajari.
Dalam proses pembelajaran di dapati salah satu kelebihan
model pembelajaran PBL juga dapat membantu siswa meningkatkan
keterampilan kreativitas dan hasil belajar siswa. Dalam proses
pembelajaran, kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa, dimana
siswa mengkontruksi kemampuan berpikirnya secara mandiri dan
kelompok. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dalam siklus I
dan siklus II dilaksakan secara berkelompok. Dengan berkelompok,
siswa mampu mengatasi kesulitan belajar yang dapat diatasi secara
bersama-sama. Hal ini sesuai dengan kelebihan model pembelajaran
yang dikemukakan oleh Shoimin (2014: 132) yaitu kesulitan belajar
siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok.
Penggunaan langkah-langkah model pembelajaran PBL
dalam proses pembelajaran dalam peneliti ini terbukti dapat
meningkatkan keterampilan kreativitas dan hasil belajar siswa yaitu
pada siklus I rata-rata keterampilan kreativitas yang diperoleh
sebesar 56 dengan kategori cukup kreatif kemudian meningkat pada
siklus II menjadi 77 dengan kategori kreatif. Hasil belajar yang
diperoleh siswa pada siklus I sebesar 71,5 meningkat pada siklus II
menjadi 84.
Pada saat pelaksanaan penelitian, penerapan model Problem
Based Learning (PBL) berjalan dengan lancar. Siswa mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Langkah-langkah
model PBL juga membantu siswa dalam melatihkan indikator
keterampilan kreativitas. Kegiatan pembelajaran berjalan sesuai
dengan perangkat pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti.
Mengorientasi siswa terhadap masalah, mengorganisasikan siswa
untuk belajar, membimbing penyelidikan individu dan kelompok,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta menganalisis
dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kelima langkah
model pembelajaran PBL, peneliti mencoba menerapkan sebaik
mungkin sesuai dengan pemahaman peneliti. Namun setelah
mengulas kembali model pembelajaran PBL, peneliti menyadari
adanya kesalahan konsep yang diterima oleh peneliti dalam
menerapkan langkah tersebut.
Kesalahan konsep tersebut terjadi pada penerapan langkah
pertama yaitu mengorientasi siswa terhadap masalah, di mana dalam
langkah ini memberikan permasalahan yang dapat memacu siswa
untuk berpikir tentang suatu masalah dalam materi yang akan
dipelajari. Saat penelitian, peneliti justru memberikan masalah
berupa pertanyaan sehingga siswa tidak menemukan sendiri
masalah yang dialami. Misalnya dalam penelitian ini langkah yang
bisa peneliti ambil untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan
sikap inkuiri siswa yaitu pertama mengajak siswa untuk terlebih
dahulu mengingat tentang materi FPB dan KPK, lalu meminta siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
untuk menemukan kesulitan yang dialami pada saat belajar tentang
FPB dan KPK dari kegiatan tersebut, siswa akan berusaha untuk
mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang
dialami. Kedua, memberikan permaslahan berupa menyediakan
beberapa jumlah permen kemudian meminta siswa untuk
menyelesaikan permasalahan dengan menerapkan konsep FPB atau
KPK. Kedua pilihan tersebut dirasa mampu memunculkan sikap
inkuiri dan keterampilan berpikir siswa.
b. Penggunaan model PBL mendukung keterampilan abad 21
Dalam pelaksanaan pembelajaran didapati beberapa sikap
siswa yang muncul salah satunya adalah mengungkapkan gagasan
atau ide atas permasalahan yang ditemui, sikap tersebut muncul
pada penerapan langkah pembelajaran PBL yaitu yaitu
mengorientasi siswa terhadap masalah. Model pembelajaran PBL
mendukung keterampilan abad 21 yaitu keterampilan kreativitas, hal
ini sesuai dengan keterampilan abad 21 menurut Zubaidah (2018: 7)
kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan yang baru,
beragam dan ide-ide unik.
2. Peningkatan Keterampilan Kreativitas
a. Penggunaan model pembelajaran PBL mendukung peningkatan
keterampilan kreativitas
Dalam pelaksaan pembelajaran, langkah-langkah model
pembelajaran PBL membantu siswa untuk melatih keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
kreativitasnya. Keterampilan kreativitas yang dilatih ditunjukkan
dengan menerapkan indikator-indikator keterampilan kreativitas.
Indikator pertama yaitu mengajukan pertanyaan yang berbobot,
langkah pertama model PBL yaitu mengorientasi siswa terhadap
masalah dapat membantu meningkatkan keterampilan kreativitas
dengan cara siswa diminta memahami permasalahan yang diberikan
oleh peneliti. Indikator kedua mampu menyatakan pendapat secara
spontan dan tidak malu-malu, langkah kedua model PBL yaitu
mengorganisasikan siswa untuk belajar dalam tahap yang kedua ini
siswa mengerti permasalahan yang diberikan oleh guru. Indikator
yang ketiga membuat ide-ide baru dan menambahkan ide, indikator
ini dapat ditingkatkan melalui langkah ketiga model pembelajaran
PBL yaitu membimbing pengalaman individu maupun kelompok,
siswa mengumpulkan informasi untuk membantu menyelesaikan
permasalahan yang diberikan oleh peneliti. Dalam penelitian ini
siswa menggunakan media pembelajaran yang dapat membantu
siswa menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh peneliti.
Selanjutnya, indikator keempat dari keterampilan kreativitas dapat
ditingkatkan melalui langkah keempat model PBL yaitu mampu
mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda
dari orang lain (orisinal), siswa mampu menyelesaikan
permasalahan yang diberikan dengan menggunakan media
pembelajaran lalu mempresentasika hasil kerjanya. Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
terakhir dari kreativitas mengembangkan dan merinci suatu gagasan
dapat ditingkatkan melalui langkah kelima menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalahan, siswa diminta untuk
menyimpulkan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Hasil penelitian yang diperoleh dalam indikator
kelima, terdapat salah satu deskriptor yang belum mampu dicapai
oleh siswa yaitu pada deksriptor G siswa dapat menyimpulkan hasil
dari permasalahan yang ditemui masih tergolong masih rendah,
hanya 10 siswa yang nampak melakukan deskriptor tersebut pada
siklus II.
Ciri khas model pembelajaran PBL adalah membantu siswa
untuk mampu menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran yang disuguhkan oleh peneliti sesuai dengan
karakteristik model pembelajaran PBL menurut Min Lin (dalam
Shoimin, 2014: 130-131) yaitu new information is acquired through
self-directed learning dimsana dalam proses pemecahan masalah
siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari
buku maupun informasi lainya. Salah satu karakteristik dari model
PBL inilah mampu membantu siswa meningkatkan keterampilan
kreativitas. Hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II dalam
penelitian ini terdapat 3 siswa yang mampu mencapai kategori
sangat kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Pada saat penelitian, keterampilan kreativitas yang
ditunjukkan oleh siswa melalui kegiatan yang dilakukan selama
proses pembelajaran yaitu pada pertemuan pertama pada saat
mempelajari kelipatan dari dua bilangan siswa dapat menemukan
cara yang tepat untuk menyelesaikan suatu kelipatan yang terdapat
dalam kertas berpetak. Kertas berpetak yang diberikan kepada siswa
masing kosong, peneliti meminta siswa untuk menghitung jumlah
petak yang ada dalam kertas berpetak tersebut. Setelah menghitung
banyak petak, siswa diminta mengungkapkan pendapatnya dengan
mengutarakan hasil perhitungan kertas berpetak tersebut. Selain itu,
dalam pertemuan pertama ini siswa juga mampu mengajukan
pertanyaan dari kertas berpetak yang dibagikan oleh peneliti “Bu,
kelipatan itu yang loncat-loncat kan ?”. Peneliti memberikan soal
kepada siswa untuk dikerjakan di papan tulis, penyelesaian soal
dilakukan dengan menggunakan garis bilangan. Siswa berebut untuk
menyelesiakan soal tersebut dan mampu menemukan penyelesaian
soal. Pada saat bekerja dalam kelompok seluruh siswa juga sangat
antusias. Salah satu kelompok, mampu memberikan pendapat
kepada teman kelompoknya yang mempunyai ide atau cara untuk
menyelesaikan soal dalam LKK. Selama bekerja kelompok, siswa
mengutarakan pendapatnya yang bisa digunakan untuk
menyelesaikan soal. Siswa bekerja dengan tekun dan bekerja sama
untuk menemukan cara penyelesaian soal. Pada saat kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
menyimpulkan pembelajaran, salah satu siswa dapat menyimpulkan
kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir.
Pada saat mengajarkan materi tentang faktor dari dua
bilangan, siswa diminta untuk menyiapkan penggaris dan mencari
faktor dari 1-10. Setelah menyelesaikan soal, siswa diminta untuk
menjelaskan hasil yang telah diperoleh. Beberapa siswa berebut
untuk mengungkapkan hasil pekerjaannya. Saat bekerja kelompok,
siswa sangat tekun mengerjakan. Peneliti mengamati salah satu
kelompok, di mana dalam kelompok tersebut seluruh anggota
berperan dalam proses pengerjaan soal. Siswa bergiliran untuk
menyelesaikan soal, dan membantu anggota kelompok yang lain
saat belum bisa mengerjakan “inilho kalo faktor itu yang bisa
habis….”. Selain itu, siswa juga mencari informasi berupa catatan
yang mereka lihat dalam buku pelajaran.
Pada saat mempelajari materi FPB dan KPK, peniliti
memberikan pertanyaan kepada siswa “apa yang kalian ketahuin
tentang FPB dan KPK?”. Salah satu siswa menjawab “itu lho Bu
yang ada pohon faktornya”. Saat melihat tayangan tentang FPB dan
KPK, salah satu siswa ada yang bertanya “Bu, berarti mencari FPB
dan KPK tidak cuma pake pohon faktor saja ?” siswa mampu
mengajukan pertanyaan. Selanjutnya, pada saat bekerja dalam siswa
peneliti berkeliling untuk mengamati proses pemecahan masalah.
Beberapa kelompok sudah langsung bisa mengerjakan soal, namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
beberapa kelompok masih berbeda pendapat untuk menyelesaikan
soal. Anggota dalam masing-masing kelompok berpartisipasi dalam
proses pemecahan masalah, anggota dapat menggunakan media
pembelajaran dengan baik. Salah satu kelompok mengerjakan secara
bergantian, saat tidak mengerjakan anggota kelompok yang lain
membantu mengitung kelipatan. Seluruh anggota kelompok tersebut
mampu menemukan cara sehingga seluurh soal dapat terselesaikan.
Saat salah satu kelompok melakukan presentasi, kelompok lain
mendengarkan dengan baik. Salah satu kelompok juga memberikan
tanggapan kepada kelompok yang melakukan presentasi. Kelompok
tersebut memberikan tanggapan agar pada saat menjelaskan lebih
mudah dipahami dan volume suara diperbesar. Pada saat diminta
untuk menyimpulkan materi pembelajaran, semua siswa dapat
menyimpulkan dengan baik. Siswa mengungkapkan pendapatnya
“belajar FPB dan KPK, mencari FPB dan KPK pake pohon faktor,
pake kelipatan persekutuan”.
Pada pertemuan terakhir mereview kembali keseluruhan
materi yang telah diajarakan. Peneliti menyusun beberapa soal yang
dituliskan dalam papan tulis, beberapa siswa ditunjuk untuk maju
mengerjakan di papan tulis. Siswa yang tidak ditunjuk, mengerjakan
soal di buku catatan masing-masing. Saat semua sudah selesai
mengerjakan dan dibahas bersama-sama, ada salah satu siswa yang
mempunyai jawaban yang berbeda dengan temannya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
mengerjakan di papan tulis. Siswa tersebut kemudian
mengungkapkan pendapatnya. Setelah dibahas bersama, terdapat
kekeliruan saat menghitung. Jawaban kurang tepat dimiliki oleh
siswa yang tidak mengerjakan di papan tulis, siswa tersebut
mencoba memperbaiki dengan menghitung ulang dari soal yang
diberikan oleh peneliti.
b. Penggunaan media pembelajaran mendukung peningkatan
kreativitas
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dalam dua siklus
yaitu siklus I dan siklus II didukung oleh penggunaan media
pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran pada saat proses
pembelajaran berlangsung pada langkah ketiga yaitu membimbing
pengalaman individu maupun kelompok. Media pembalajaran
dipilih peneliti untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran, hal
ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kustandi &
Sutjipto (2011: 9) menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu
yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk
memperjelas makna pesan yang akan disampaikan, sehingga tujuan
dalam pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan sempurna.
Dalam hal ini, media pembelajaran yang peneliti gunakan sudah
mendukung peningkatan keterampilan kreativitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
3. Peningkatan Hasil Belajar
a. Penggunaan model pembelajaran PBL mendukung peningkatan hasil
belajar
Dalam pelaksanaan pembelajaran, model pembelajaran PBL
mendukung dalam peningkatan hasil belajar siswa, didapati dalam
pelaksanaan penelitian pembelajaran berfokus pada siswa atau student
centered. Siswa mengolah sendiri kemampuan berpikirnya, serta
menemukan sendiri cara untuk menyelesaikan permasalahan yang
diberikan oleh guru. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik
model pembelajaran PBL yang diungkapkan oleh Min Lin (dalam
Shoimin, 2014: 130-131) yaitu Learning is student-centered artinya
proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa
sebagai seorang belajar. Pada langkah ketiga PBL kemampuan siswa
untuk mengkontruksi pemikirannya mulai digunakan, karena dalam
langkah ketiga ini adanya penggunaan media pembelajaran yang dapat
membantu siswa untuk menyelesaikan permasalahan.
b. Pendekatan saintifik dapat membantu meningkatkan hasil belajar
Penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran
dapat membantu peneliti dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, sebelum siswa memnpelajari
materi FPB dan KPK siswa diajak untuk terlibat dalam kegiatan
pemevahan masalah, dalam hal ini pada saat guru memberikan
pertanyaan terkait materi pembelajaran (menanya). Rumusan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
tersebut ditindaklanjuti dengan aktivitas siswa menggunakan media
pembelajaran. Dalam kelas, siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri
dari 5-6 siswa untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan
media pembelajaran (mencoba). Kemudian siswa diminta untuk
mencoba media pembelajaran guna membantu menyelesaikan
permasalahan (mengamati). Selanjutnya siswa berdiskusi dalam
kelompok untuk memecahkan permasalahan yang telah disusun dalam
LKK (menalar). Selanjutnya siswa mempresentasikan hasil diskusi
pemecahan masalah (mengkomunikasikan).
c. Penggunaan metode pembelajaran dapat membantu meningkatkan hasil
belajar
Dalam pelaksanaan pembelajaran, salah satu metode
pembelajaran yang digunakan oleh peneliti adalah metode diskusi,
didapati dalam menerapkan metode tersebut siswa menjadi lebih aktif
dalam belajar, kesulitan-kesulitan yang ditemui pada saat
menyelesaikan permasalahan dapat dipecahkan bersama-sama selain
itu siswa menjadi lebih memahami materi pembelajaran serta terjadi
peningkatan pada hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
Roestiyah (dalam Nasution, 2017:10) mengemukakan bahwa setiap
proses pembelajaran wajib menggunakan metode-metode
pembelajaran, agar pembelajaran tersebut dapat maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
d. Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar
Dalam proses pembelajaran, media pembelajaran yang
digunakan peneliti untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran
yaitu meningkatkan hasil belajar dapat tercapai dengan baik. Dalam
penelitian didapati pada saat penggunaan media pembelajaran button
magic siswa mampu membedakan faktor dan kelipatan. Hal ini sesuai
dengan salah satu manfaat media yang dikemukakan oleh Sudjana &
Rivai (dalam Arsyad, 2014: 28) yaitu bahan pembelajaran akan lebih
jelas maknanya sehingga dapat dipahami oleh siswa dan
memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan
saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV penelitian ini disimpulkan
sebagai berikut:
1. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) pada siswa kelas IV.2 SD Budya Wacana 1 dapat meningkatkan
keterampilan kreativitas dan hasil belajar pada materi FPB dan KPK adalah
sebagai berikut: a) mengorientasi siswa terhadap masalah, b)
mengorganisasikan siswa untuk belajar, c) membimbing pengalaman
individu maupun kelompok, d) mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, e) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
2. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan keterampilan kreativitas siswa kelas IV.2 SD Budya Wacana
1 pada materi FPB dan KPK yaitu peningkatan keterampilan kreativitas
dapat dilihat dari kondisi awal dengan nilai rata-rata yaitu 50, meningkat
menjadi 56 pada siklus I, dan pada siklus II terjadi peningkatan kembali
menjadi 77 dengan kategori kreatif.
3. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV.2 SD Budya Wacana 1 pada
materi FPB dan KPK yaitu peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
kondisi awal yaitu 69 dengan persentase jumlah siswa yang tuntas KKM
pada tahun ajaran 2018/2019 sebesar 48%. Hasil belajar siswa meningkat
pada siklus I dengan rata-rata sebesar 71,5 dan persentase siswa yang tuntas
KKM sebanyak 58% dan pada siklus II terjadi peningkatan kembali
menjadi 84 dengan persentase siswa yang tuntas KKM sebanyak 81%.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti memiliki keterbatasan dalam
melaksanakan proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II
1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) seharusnya dilakukan oleh guru atau
wali kelas pada subjek yang hendak diteliti, akan tetapi pada penelitian
ini dilakukan oleh peneliti. Hal ini dikarenakan guru belum memahami
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
2. Pada saat melakukan observasi peneliti seharusnya dibantu oleh 2
observer atau lebih agar hasilnya lebih maksimal.
C. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat saran yang dapat
menjadi petimbangan untuk kemajuan pendidikan di sekolah dasar, khususnya
dalam meningkatkan keterampilan kreativitas dan hasil belajar sebagai berikut:
a. Keterampilan kreativitas perlu dilatihkan kepada siswa setiap hari tidak
hanya pada pembelajaran matematika.
b. Peneliti lain sebaiknya tidak hanya satu kali menerapkan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran
matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
c. Peneliti lain dapat menggunakan model-model pembelajaran inovatif
lainnya untuk melatih keterampilan kreativitas siswa misalnya model
inkuiri.
d. Penelitian ini sebaiknya dilakukan oleh guru kelas sehingga akan lebih
memahami dengan baik karakteristik siswa yang diajarnya. Hal ini dapat
mempermudah guru untuk mengatasi permasalahan siswa di kelas.
e. Dalam melakukan penelitian, sebaiknya peneliti dibantu oleh 2 atau lebih
observer agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, M., Chamalah, E., Wardani, O. P., & Gunarto, H. (2013). Model dan
metode pembelajaran. Semarang: UNISSULA.
Arikunto, S. (2010). Penelitian tindakan. Yogyakarta: Aditya Media.
ANINDYA HANURRANI, C. H. A. R. L. I. S. (2019). KEMAMPUAN BERPIKIR
KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH
MATEMATIKA OPEN-ENDED DITINJAU DARI KEMAMPUAN
MATEMATIKA. MATHEdunesa, 8(2). Diakses pada laman https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:AjBGzlCuJ60J:scholar.g
oogle.com/+anindya+2019+matematika&hl=id&as_sdt=0,5 pada 6 Februari
2020
Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran. rev. ed. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Astuti, A., & Leonard, L. (2015). Peran Kemampuan Komunikasi Matematika
Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa. Formatif: Jurnal Ilmiah
Pendidikan MIPA, 2(2).
Baharudin, E. N. W. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Djamarah, S. B. (2011). Psikologi Belajar, Edisi ketiga, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gunanto & Adhila, D. (2016). ESPS (Erlangga Straight Point Serius) Matematika
untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Erlangga.
Hosnan, M. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran
abad 21: Kunci sukses implementasi kurikulum 2013. Ghalia Indonesia.
Indikator 4c's yang Selaras dengan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran
Matematika SMA/MA
Heruman, S. P., & Pd, M. (2007). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah
Dasar.
Jamaris, M. (2013). Orientasi baru dalam psikologi pendidikan. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Jihad, A. (2012). haris Abdul, Evaluasi Pembelajaran. Cet I Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Kelas X Semester 1. Diakses pada laman https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:-oiltS4v-BoJ:scholar.google.com/+Sunardi,+S.,+Kurniati,+D.,+Sugiarti,+T.,+Yudianto,+E
Kosasih, A. (2007). Optimalisasi media pembelajaran. Gramedia Widiasarana.
Kunandar, S. P., & Si, M. (2009). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Kustandi, C., & Sutjipto, B. (2011). Media pembelajaran manual dan digital.
Bogor: Ghalia Indonesia, 173.
Kusuma, W., & Dwitagama, D. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas,
Jakarta: PT.
Masidjo, I. (1995). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah. Walter de
Gruyter.
Muhammad, M., & Nurdyansyah, N. (2015). Pendekatan pembelajaran saintifik.
Sidoarjo:Nizamia Learning Center
Nasution, M. K. (2018). Penggunaan metode pembelajaran dalam peningkatan
hasil belajar siswa. Studia Didaktika, 11(01), 9-16. Diakses pada laman http://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:F8nHOSZSmFUJ:schol
ar.google.com/+nasution+2017+jurnal&hl=id&as_sdt=0,5 pada 6 Februari
2020
Noor, F., & Agustina, W. (2016). Hasil belajar matematika dan tingkat berpikir
kreatif siswa SMP dalam pembelajaran berbasis masalah yang terintegrasi
pendekatan saintifik. Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(3),
171-180. Diakses pada laman https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:tRxsOX8J6QYJ:scholar.google.com/+Noor+dan+agustina+2016+pendekatan+saintifik&hl=id&as_sdt
=0,5&scioq=sufairoh+2016+pendekatan+saintifik+ pada 6 Februari 2020
Purwanto.(2009). Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Puspitasari, N., & Hardjono, N. (2019). Peningkatan Proses Dan Hasil Belajar
Matematikasiswa SD Kelas 4 Melalui Model Problem Based Learning.
MAJU: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 6(1). Diakses pada laman https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:0vmG13qip2YJ:scholar.google.com/+Puspitasari,+N.,+%26+Hardjono,+N.+(2019).+Peningkatan+Proses+Dan+Hasil+Belajar+Matematikasiswa+SD+Kelas+4+Melalui+Model+Problem+Based+Learning.+MAJU:+Jurnal+Ilmiah+Pendidikan+Matematika,+6(1).&hl=
Sudarwan, P. (2013). Pendekatan-Pendekatan Ilmiah dalam Pembelajaran. In
Makalah pada Workshop Kurikulum, Jakarta.
Sudrajat, A. (2008). Pengertian pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, dan
model pembelajaran. Online)(http://smacepiring. wordpress. com).
Sufairoh, S. (2016). Pendekatan saintifik & model pembelajaran. Jurnal Pendidikan
Profesional, 5(3), 116-125.
Sugiyono, P. (2011). Metodologi penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D.
Alpabeta, Bandung.
Sugiyono.(2010). Metode penelitian pendidikan.Bandung: Alfabeta.
Suherman, E. (2009). Evaluasi pembelajaran matematika. Bandung: Jica UPI.
Sujiono, Y. N., & Sujiono, B. (2010). Bermain kreatif berbasis kecerdasan jamak.
Jakarta: Indeks, 76.
Sukardi, H. M. (2008). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sunardi, S., Kurniati, D., Sugiarti, T., Yudianto, E., & Nurmaharani, R. (2017).
Pengembangan
Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif jean piaget. Kanisius.
Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar.
Susilana, R., & Riyana, C. (2008). Media pembelajaran: hakikat, pengembangan,
pemanfaatan, dan penilaian. CV. Wacana Prima.
Sutikno, S. (2014). Metode dan Model-model Pembelajaran. Lombok: Holistica.
Suwangsih, E. (2006). Model pembelajaran matematika. Bandung: UPI.
Uno, B. Hamzah dan Mohamad, Nurdin. 2011. Belajar dengan Penedekatan
Pailkem (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan kreatit, Efektif,
Menarik), Bumi Aksara. Jakarta.
Usman, S. (2006). Bagaimana membelajarkan IPA di sekolah dasar. Jakarta:
Depdiknas. DirektoratJenderal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Vera, M., Mawardi, M., & Astuti, S. (2019). Peningkatan Kreativitas Dan Hasil
Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada
Kelas Vsdn Sidorejo Lor V Salatiga. MAJU: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika, 6(1). Diakses pada laman https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:T1itQZxe6VUJ:scholar.google.com/+Vera,+M.,+Mawardi,+M.,+%26+Astuti,+S.+(2019).+Peningkatan+Kreativitas+Dan+Hasil+Belajar+Siswa+Melalui+Model+Pembelajaran+Problem+Based+Learning+Pada+Kelas+Vsdn+Sidorejo+Lor+V+Salatiga.+MAJU:+Jurnal+I
lmiah+Pendidikan+Matematika,+6(1).&hl=id&as_sdt=0,5 pada 6 Februari
2020
Yusuf, S., & Nurihsan, J. (2008). Layanan Bimbingan & Konseling.
Yusuf, S. (2009). Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Zubaidah, S. (2018). Mengenal 4C: Learning and innovation skills untuk
menghadapi era revolusi industri 4.0. In 2nd Science Education National
Conference (pp. 1-18). Diakses pada laman https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:ZyYNXnVQltEJ:schol
ar.google.com/+Zubaidah,+S.+(2018).+Mengenal+4C&hl=id&as_sdt=0,5 pada
5 EN 75 65 Tidak Tuntas 6 AA 75 65 Tidak Tuntas 7 SS 75 84 Tuntas 8 IZ 75 84 Tuntas 9 FZ 75 87 Tuntas
10 KN 75 65 Tidak Tuntas 11 MA 75 40 Tidak Tuntas 12 JA 75 50 Tidak Tuntas 13 ME 75 50 Tidak Tuntas 14 SL 75 40 Tidak Tuntas 15 SE 75 77 Tuntas 16 AR 75 54 Tidak Tuntas 17 GI 75 84 Tuntas 18 OR 75 84 Tuntas 19 GO 75 50 Tidak Tuntas 20 RL 75 77 Tuntas 21 JA 75 50 Tidak Tuntas 22 NL 75 77 Tuntas
23 OL 75 65 Tidak Tuntas
24 CO 75 87 Tuntas
25 BN 75 90 Tuntas
26 TS 75 87 Tuntas
Rata-rata 71,5
Persentase Tuntas 58 %
Persentase Tidak Tuntas 42 %
Lampiran 6b
Hasil Belajar Siswa
Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
279
Hasil Belajar Matematika Siklus II
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1 TA 75 100 Tuntas
2 CV 75 94 Tuntas
3 MM 75 94 Tuntas
4 KD 75 87 Tuntas
5 EN 75 90 Tuntas
6 AA 75 87 Tuntas
7 SS 75 94 Tuntas
8 IZ 75 87 Tuntas
9 FZ 75 94 Tuntas
10 KN 75 74 Tidak Tuntas
11 MA 75 74 Tidak Tuntas
12 JA 75 87 Tuntas
13 ME 75 65 Tidak Tuntas
14 SL 75 65 Tidak Tuntas
15 SE 75 75 Tuntas
16 AR 75 65 Tidak Tuntas
17 GI 75 87 Tuntas
18 OR 75 77 Tuntas
19 GO 75 87 Tuntas
20 RL 75 77 Tuntas
21 JA 75 90 Tuntas
22 NL 75 77 Tuntas
23 OL 75 77 Tuntas
24 CO 75 87 Tuntas
25 BN 75 94 Tuntas
26 TS 75 87 Tuntas
Rata-rata 84
Persentase Tuntas 81 %
Persentase Tidak Tuntas 19 %
Lampiran 6c
Hasil Belajar Siswa
Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
280
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I
No Kompetensi Dasar
Kelas Materi Indikator Soal
No. Soal
Nomor Soal
Bentuk Soal
1. 3.6
Menjelaskan
dan menentukan
kelipatan,
faktor, FPB, dan KPK dari
dua bilangan
yang berkaitan
dengan kehidupan
sehari-hari.
IV
Kelipatan
suatu
bilangan dan
Kelipatan
persekutua
n
Faktor
suatu bilangan,
dan
Faktorisasi
Prima
3.6.1
Menganalisis
kelipatan dari dua bilangan
yang berkaitan
dengan kehidupan
sehari-hari.
(C4)
2
18
20
1
3
5,4
Pilihan
Ganda
Uraian
Uraian
3.6.2 Menentukanan
Kelipatan
Persekutuan Terkecil
(KPK) dari dua
bilangan yang
berkaitan dengan
kehidupan
sehari-hari.
(C3)
8, 14,
13
10, 11, 12
Pilihan Ganda
3.6.3
Menentukan
faktor dari dua bilangan yang
berkaitan
dengan kehidupan
sehari-hari.
(C3)
7
6
Pilihan
Ganda
3.6.4 Menganalisis
faktorisasi
prima dari dua bilangan yang
berkaitan
dengan
kehidupan sehari-hari.
(C4)
6,15
17
11
7, 14
2
13
Pilihan Ganda
Uraian
Pilihan
Ganda
Lampiran 7a
Soal Evaluasi Siklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
281
Soal Evaluasi Siklus 1
Mata Pelajaran : Matematika
Materi / Kelas : Faktor dan Kelipatan / IV
Petunjuk Mengerjakan Soal :
a. Tulislah nama dan nomo absen pada kolom yang telah disediakan di pojok
kanan atas.
b. Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
c. Periksa terlebih dahulu kelengkapan soal, terdiri dari 15 soal pilihan ganda
dan 5 soal essay.
d. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda
silang (X) pada huruf a, b, c, atau d.
A. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat pada huruf a, b, c,
atau d !
1. Salah satu kelipatan dari 9 adalah...
a. 21 c. 42
b. 36 d. 57
Nama :
No. Absen :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
282
2. Nata bermain ular tangga bersama dengan Jane di rumah. Ular tangga yang
dimainkan oleh Jane selalu jatuh pada angka 9, 18, 27 dst. Jane mendapat
giliran untuk megocok dadu. Pada angka berapakah ular tangga milik Jane
sekarang ?
a. 6 a. 42
b. 36 b. 48
3. Faktorisasi prima dari bilangan 100 adalah...
a. 22 x 52 c. 52 x 52
b. 23 x 52 d. 22 x 5
4. Faktor prima dari bilang 24 adalah...
a. 4 c. 2 dan 4
b. 2 dan 3 d. 3 dan 6
5. Kelipatan persekutuan dari 3, 6, dan 8 adalah...
a. 12 dan 14 a. 24 dan 48
b. 16 dan 30 b. 16 dan 24
6. Hasil kelipatan persekutuan dari 7 dan 9 yang termasuk dalam bilangan
prima adalah...
a. 14, 18 dan 20 c. 18, 35 dan 27
b. 7, 9,dan 21 d. 9, 7, 18
7. Ayah dan Nael sedang memberi makan ayam peliharaan Ayah yang
berjumlah 81 ekor. Kebetulan hari itu saat di sekolah Nael belajar mengenai
faktor prima dan faktorisasi prima. Ayah meminta Nael untuk menghitung
faktor prima dan faktorisasi prima dari 81. Hasil yang diperoleh Nael adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
283
sebagai berikut hasil faktor prima 3 dan hasil faktorisasi prima adalah 34.
Pernyataan manakah yang sesuai dengan hasil yang dihitung oleh Nael ?
a. Faktor prima dan faktorisasi prima sudah benar
b. Faktor prima benar, faktorisasi prima salah
c. Faktor prima salah, faktorisasi prima benar
d. Faktor prima dan faktorisasi prima salah
8. Faktorisasi prima dari bilangan 180 adalah...
a. 23 x 53 x 3 c. 22 x 52 x 5
b. 22 x 32 x 5 d. 22 x 3 x 1
B. Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar !
1. Tentukan faktor dari bilangan brtikut ini:
a. 28 b. 36
2. Tentukan faktorisasi prima dari bilangan berikut ini
a. 64 b. 100
3. Hitunglah kelipatan dari bilangan 13 dengan melengkapi tabel di bawah
ini !
13
... ... ... ... ...
... ... ... ... ...
4. Pekan olahraga nasional diadakan setiap 4 tahun sekali dan diikuti oleh
seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Sebutkan tahun-tahun
dilaksanakannya pekan olahraga nasional yang dimulai dari tahun 1965
sampai 2001.
5. Buatlah sebuah cerita pendek yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari, di dalamnya mengisahkan muatan bilangan kelipatan 3. Kemudian
susunanlah bilangan-bilangan kelipatan 3 dari cerita pendek tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
284
Pilihan Ganda
1. B
2. B
3. A
4. B
5. C
6. B
7. A
8. A
Essay
Jawaban Soal Evaluasi Siklus 1 Bagian B
1. a. Faktor dari 28 adalah 1, 2, 4, 7, 14, 28
b. Faktor dari 36 adalah 1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18, 36
2. a. Faktorisasi prima dari 64 adalah 26
a. Faktorisasi prima dari 100 adalah 22 x 52
3.
13
26 52 78 104 130
39 65 91 117 143
4. Diketahui : Pekan olahraga nasional diadakan setiap 4 tahun sekali dan
diikuti oleh seluruh provinsi yang ada di Indonesia
Ditanya : Sebutkan tahun-tahun dilaksanakannya pekan olahraga nasional
yang dimulai dari tahun 1965 sampai 1997
Jawab : Kelipatan 4 dimulai dari tahun 1965 – 2001