PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KOREKSI SECARA LANGSUNG SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia oleh Neo Fajar Rokko Kurniawan 2101406580 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
257
Embed
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI ...lib.unnes.ac.id/19605/1/2101406580.pdfPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KOREKSI SECARA LANGSUNG SISWA KELAS
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KOREKSI SECARA
LANGSUNG SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 5 SRAGI KABUPATEN PEKALONGAN
Skripsi
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Neo Fajar Rokko Kurniawan 2101406580
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
ii
SARI
Kurniawan, Neo Fajar Rokko. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Menunggunakan Teknik Koreksi Secara Langsung Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 5 Sragi Kabupaten Pekalongan. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing 1: Drs. Wagiran Suwito, M. Hum. dan Pembimbing II: Drs. Mukh. Doyin, M.Si.
Kata kunci: keterampilan menulis puisi, teknik koreksi secara langsung.
Keterampilan menulis puisi merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa SMP. Keterampilan menulis puisi siswa SMP Negeri 5 Sragi kelas VIII B belum dapat dikatakan baik secara keseluruhan. Keterampilan menulis puisi siswa masih rendah terutama dalam hal perlambangan dan pilihan kata. Nilai ketuntasan minimal yang ada belum mencapai 70. Hal ini dilatarbelakangi oleh teknik pembelajaran yang kurang menarik karena pembelajaran yang masih konvensional sehingga terkesan menjenuhkan, kurangnya penerapan dalam pembelajaran yang menarik bagi siswa, dan kurangnya motivasi siswa dalam menulis puisi karena adanya anggapan siswa mengenai pembelajaran menulis puisi sangat sulit. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII B SMP Negeri 5 Sragi dapat menggunakan teknik koreksi secara langsung.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana proses pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIIIB SMP Negeri 5 Sragi setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui teknik koreksi secara langsung; (2) bagaimana peningkatan kemampuan menulis puisi siswa kelas VIIIB SMP Negeri 5 Sragi setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui teknik koreksi secara langsung; (3) bagaimana perubahan sikap atau perilaku siswa kelas VIIIB SMP Negeri 5 Sragi setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui teknik koreksi secara langsung.
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan proses pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIIIB SMP Negeri 5 Sragi Pekalongan setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan teknik koreksi secara langsung; (2) mendiskripsikan adanya peningkatan kemampuan menulis puisi siswa kelas VIIIB SMP Negeri 5 Sragi Pekalongan setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan teknik koreksi secara langsung; (3) mendeskripsikan adanya perubahan perilaku siswa kelas VIIIB SMP Negeri 5 Sragi Pekalongan setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan teknik koreksi secara langsung.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua tahap yaitu siklus I dan siklus II. Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi dengan menggunakan teknik koreksi secara langsung. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu keterampilan menulis puisi dan penggunaan teknik koreksi secara langsung. Teknik dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes berupa hasil tes keterampilan
iii
menulis puisi siswa. Hasil nontes berupa hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto. Teknik penggambilan data pada siklus I dan siklus II menggunakan teknik kuantitatif untuk hasil tes menulis puisi dan hasil nontes menggunakan teknik kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan teknik koreksi secara langsung siswa kelas VIIIB SMP Negeri 5 Sragi Pekalongan. Nilai rata-rata kelas pada prasiklus mencapai 52,75 atau kategori kurang dan meningkat pada siklus I mencapai 65,44 atau kategori cukup dan meningkat pada siklus II mencapai 80,86 atau kategori baik. Pada prasiklus ke siklus I meningkat sebesar 12,69 , sedangkan dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 15,42. Peningkatan keterampilan menulis puisi ini juga diikuti dengan perubahan perilaku siswa dari tingkah laku negatif ke tingkah laku positif. Pada siklus II kondisi kelas sudah dapat dikendalikan dan lebih kondusif, siswa yang kurang termotivasi lebih bersemangat dalam pembelajaran menulis puisi siklus II, dan tampak serius dan percaya diri serta antusias mengikuti pembelajaran menulis puisi.
Berdasarkan hasil penelitian, simpulan yang dapat diambil adalah keterampilan menulis puisi siswa kelas VIIIB SMP Negeri 5 Sragi Pekalongan mengalami peningkatan dan perubahan tingkah laku yang positif setelah mengikuti proses pembelajaran melalui teknik koreksi secara langsung. Berdasarkan hasil tersebut peneliti menyampaikan hasil kepada guru terutama guru yang mengampu mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Negeri 5 Sragi Pekalongan untuk menggunakan teknik koreksi secara langsung sebagai alternatif teknik pembelajaran menulis puisi. Bagi peneliti, disarankan agar melakukan penelitian lebih lanjut mengenai keterampilan menulis puisi dengan teknik dan model pembelajaran yang berbeda dan lebih menarik.
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan ke sidang
Lembar Pengesahan ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, pada :
Hari : Kamis Tanggal : 29 Agustus 2013
Panitia Ujian Skripsi
Ketua, Sekretaris, Prof. Dr Agus Nuryatin M.Hum. Sumartini, S.S., M.A. NIP. 196008031989011001 NIP.197307111998022001 Penguji I, Penguji II, Penguji III, U’um Qomariyah, S.Pd., M.Hum.Drs. Mukh Doyin, M.Si. Drs. Wagiran, M.Hum. NIP. 198202122006042002 NIP. 196506121994121001 NIP.1967031311993031002
vi
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian
maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi
ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 19 Agustus 2013
Neo Fajar Rokko Kurniawan NIM 2101406580
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
1. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya
(Al Baqarah:286).
2. Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah (Lao Tze).
3. Dari kesusahan itu akan diperoleh kesenangan dan kebahagiaan.
4. Mengetahui sesuatu dan memahami segala sesuatu adalah lebih baik
daripada mengetahui segala sesuatu, tetapi tidak memahami sesuatu.
5. Ketika kau mulai kehilangan arah, ingatlah pada tujuanmu
Persembahan:
1. Ayah dan ibuku yang selalu mendoakan dan telah mengantarkanku sampai
tahap ini.
2. Keluarga besarku, adikku yang selalu memberikan aku semangat.
3. Guru dan almamaterku yang telah mengantarkan langkahku hingga saat
ini.
4. teman-temanku yang selalu menyemangati dan memberikan kebersamaan
yang sangat berharga.
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. dengan segala
anugerah, cinta, dan kasih-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Menggunkan Teknik
Koreksi Secara Langsung”. Keberhasilan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan fasilitas belajar
dari awal sampai akhir;
2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, yang telah
memberikan izin penelitian skripsi;
3. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang,
yang telah memberikan kemudahan kepada penulis untuk menyusun skripsi;
4. Drs. Wagiran Suwito, M. Hum., Dosen Pembimbing I dan Drs. Mukh. Doyin,
M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan motivasi
kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini;
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan selama proses perkuliahan;
6. Sriwidayati, S.Pd., Kepala Sekolah SMP Negeri 5Sragi yang telah
memberikan izin penelitian;
7. Rinawati, S.Pd., Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 5Sragi yang telah
banyak membantu dan membimbing penelitian;
8. Ayah, Ibu, adikku, dan keluargaku tercinta yang selalu memberikan semangat
dan doa;
ix
9. Sahabat-sahabatku yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam
kehidupanku; Rane Krisdwianto, Faizal Reza, Adit Tablo, Yunita Tri
Fajarwati, Saripan, Ilham Akbar, Eka David Zakaria, Bayu Priyambodo,
Zaenal Atzha, Indriyani, Intan pramundita, Lukman Hakim, Kiki Sekar, Sigit
Sugiyarto, Hesti Susilo, dan kawan-kawan lainnya yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungannya.
10. Serta semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu;
Semoga bantuan dari semua pihak yang telah membantu kelancaran
penyusunan skripsi ini mendapat karunia dan kemuliaan dari Allah Swt. Penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Semarang,19 Agustus 2013
Peneliti,
Neo Fajar Rokko Kurniawan
x
DAFTAR ISI
SARI ................................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................... v
PERNYATAAN ................................................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii
PRAKATA ...................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR DIAGRAM ................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xviii
DAFTAR LAMIPIRAN ................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................ 8
1.3 Pembatasan Masalah ..................................................................... 10
1.4 Rumusan Masalah ......................................................................... 10
1.5 Tujuan Penelitian .......................................................................... 11
Tabel 10. Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Siklus I
No Kategori Rentang Skor
Frekuensi Bobot Skor
Presentase (%)
Rata-rata Skor
1. Sangat baik 85-100 0 0 0
(kategori
cukup)
2. Baik 70-84 16 1120 55,17
3. Cukup 60-69 11 660 37,93
4. Kurang 50-59 2 118 6,90
5. Sangat
Kurang
0-49 0 0 0
Jumlah 29 1898 100
Berdasarkan tabel 10 diatas menunjukkan bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi siswa secara klasikal mencapai nilai rata-rata 65,44 hal tersebut
mengandung arti bahwa kemampuan menulis puisi siswa kelas VIIIB SMP Negeri
5 Sragi Pekalongan pada siklus I cukup. Kategori sangat baik dengan skor 85-100
tidak dicapai siswa atau sebesar 0%, Sedangkan untuk kategori baik dengan skor
70-84 dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 55,17%, kategori cukup dengan skor 60-
93
69 dicapai oleh 11 siswa atau sebesar 37,93%, kategori kurang dengan skor 50-59
dicapai oleh 2 siswa atau sebesar 6,90%, kategori sangat kurang dengan skor 0-49
tidak dicapai oleh siswa atau sebesar 0%. Hasil tersebut merupakan jumlah skor
lima aspek keterampilan menulis puisi yang diujikan meliputi aspek kesesuaian isi
dengan tema, aspek diksi, aspek majas, aspek rima, aspek tipografi.
Siswa yang mendapat nilai tinggi disebabkan siswa tersebut
memperhatikan penjelasan guru dalam menulis puisi dengan memperhatikan
struktur-struktur pembangun puisi, sehingga lima aspek yang digunakan dalam
penelitian menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara langsung. Lima
aspek yang digunakan dalam penilaian menulis puisi yaitu kesesuaian isi dengan
tema, penggunaan diksi yang tepat, majas yang sesuai, rima dan tipografi telah
dikerjakan dengan baik.
Siswa yang memperoleh nilai rendah penyebab utamanya yaitu siswa
tersebut kurang memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru sehingga
materi yang diberikan kurang mereka pahami. Keterampilan menulis puisi pada
siklus I dapat dijelaskan secara rinci dengan grafik sebagai berikut
94
Diagram 3. Diagram Lingkaran Hasil Tes Siswa dalam Menulis Puisi Siklus I
Berdasarkan diagram 3 di atas bahwa siswa yang memperoleh nilai dalam
rentang nilai 50-59 kategori kurang sebesar 7%. Siswa yang mencapai nilai dalam
rentang 60-69 dalam kategori cukup sebesar 38%. Siswa yang mencapai nilai
dengan rentang 70-84 dalam kategori baik sebesar 55%. Siswa yang mendapat
nilai dengan rentang 85-100 dan 0-50 tidak ada atau sebesar 0%.
4.1.2.1.1 Aspek Kesesuaian Isi dengan Tema pada Siklus I
Hasil penelitian tes pada aspek kesesuaian isi dengan tema dapat dilihat
pada tabel 11 sebagai berikut.
95
Tabel 11. Hasil Tes Menulis Aspek Kesesuaian Isi dengan Tema Siklus I
No Kategori Rentang
Skor
Frekuensi
Bobot Skor
Presentase (%)
Rata-rata Skor
1. Sangat Baik 24 10 240 35
= 79,31
Kategori Baik
2. Baik 18 14 252 48
3. Cukup 12 5 60 17
4. Kurang 6 0 0 0
5. Sangat Kurang 0 0 0 0
Jumlah 29 552 100
Dari tabel 11 menunjukkan bahwa rata-rata skor dalam aspek kesesuaian
isi dengan tema yang dicapai oleh siswa sebesar 79,31 termasuk dalam kategori
baik, artinya keterampilan siswa dalam aspek kesesuaian isi dengan tema sudah
baik. Perolehan nilai dalam dalam kategori sangat baik dicapai oleh 10 siswa atau
sebesar 35% dari jumlah keseluruhan siswa, kategori baik dicapai oleh 14 siswa
atau sebesar 48% dari jumlah keseluruhan siswa, kategori cukup dicapai oleh 5
siswa atau sebesar 17% dari jumlah keseluruhan siswa, kategori kurang tidak
dicapai oleh siswa atau sebesar 0%, kategori sangat kurang juga tidak dicapai oleh
siswa atau sebesar 0%.
4.1.2.1.2 Aspek Diksi pada Siklus I
Hasil penelitian tes pada aspek diksi dapat dilihat pada tabel 12 sebagai
berikut.
96
Tabel 12. Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Diksi Pada Siklus I
No Kategori Rentang Skor
Frekuensi Bobot Skor
Presentase (%)
Rata-rata Skor
1. Sangat Baik 24 9 216 31
= 71,55
Kategori Baik
2. Baik 18 12 216 42
3. Cukup 12 3 36 10
4. Kurang 6 5 30 17
5. Sangat Kurang 0 0 0 0
Jumlah 29 498 100
Dari tabel 12 menunjukkan rata-rata skor dalam aspek diksi yang dicapai
siswa sebesar 71,55. Hasil tersebut termasuk ke dalam kategori baik, artinya
keterampilan siswa dalam penguasaan aspek diksi sudah baik. Perolehan nilai
dalam kategori sangat baik dicapai oleh 9 siswa atau sebesar 31% dari jumlah
keseluruhan siswa, kategori baik dicapai 12 siswa atau sebesar 42% dari jumlah
keseluruhan siswa, kategori cukup dicapai oleh 3 siswa atau sebesar 10% dari
jumlah keseluruhan siswa, kategori kurang dicapai oleh 5 siswa atau sebesar 17%
dari jumlah keseluruhan siswa, kategori sangat kurang tidak dicapai oleh siswa
atau sebesar 0%.
4.1.2.1.3 Aspek Majas pada Siklus I
Hasil penelitian tes pada aspek majas dapat dilihat pada tabel 13 sebagai
berikut.
97
Tabel 13. Hasil Tes menulis Puisi Aspek Majas pada Siklus I
No Kategori Rentang
Skor
Frekue
nsi
Bobot
Skor
Present
ase (%)
Rata-rata Skor
1. Sangat Baik 20 4 80 14
= 52,58
Kategori
Kurang Baik
2. Baik 15 6 90 21
3. Cukup 10 8 80 27
4. Kurang 5 11 55 38
5. Sangat Kurang 0 0 0 0
Jumlah 29 305 100
Data pada tabel 13 menunjukkan bahwa rata-rata skor dalam aspek majas
dapat dicapai siswa sebesar 52,58 hasil tersebut termasuk kedalam kategori
kurang baik. Perolehan nilai dalam kategori sangat baik dicapai oleh 1 siswa atau
sebesar 14%, kategori baik dicapai oleh 3 siswa atau sebesar 21% dari jumlah
keseluruhan siswa, kategori cukup dipeoleh 10 siswa atau sebesar 27% dari
jumlah keseluruhan siswa, kategori kurang dicapai oleh 5 siswa atau sebesar 38%
dari jumlah keseluruhan siswa, kategori sangat kurang tidak diperoleh siswa atau
sebesar 0%.
4.1.2.1.4 Aspek Rima pada Siklus I
Hasil penelitian tes pada aspek rima dapat dilihat pada tabel 14 sebagai
berikut.
98
Tabel 14. Hasil Tes menulis Puisi Aspek Rima pada Siklus I
No Kategori Rentang Skor
Frekuensi
Bobot Skor
Presentase (%)
Rata-rata Skor
1. Sangat Baik 16 4 64 14
= 64,65
Kategori
Cukup
2. Baik 12 12 144 41
3. Cukup 8 10 80 35
4. Kurang 4 3 12 10
5. Sangat Kurang 0 0 0 0
Jumlah 29 300 100
Dari tabel 14 di atas menunjukkan rata-rata skor dalam aspek rima yang
dicapai siswa sebesar 64,65. Hasil tersebut termasuk ke dalam kategori cukup.
Perolehan nilai dalam kategori sangat baik dicapai oleh 4 siswa atau sebesar 14%,
kategori baik dicapai oleh 12 siswa atau sebesar 41% dari jumlah keseluruhan
siswa, kategori cukup dicapai oleh 10 siswa atau sebesar 35% dari jumlah
keseluruhan siswa, kategori kurang dicapai oleh 3 siswa atau sebesar 10% dari
jumlah keseluruhan siswa, kategori sangat kurang tidak dicapai oleh siswa atau
sebesar 0%.
4.1.2.1.5 Aspek Tipografi pada Siklus I
Hasil penelitian tes pada aspek tipografi dapat dilihat pada tabel 15 sebagai
berikut.
99
Tabel 15. Hasil Tes menulis Puisi Aspek Tipografi pada Siklus I
No Kategori Rentang Skor
Frekuensi
Bobot Skor
Presentase (%)
Rata-rata Skor
1. Sangat Baik 16 5 80 18
= 66,37
Kategori Cukup
2. Baik 12 12 144 41
3. Cukup 8 9 72 31
4. Kurang 4 3 12 10
5. Sangat Kurang 0 0 0 0
Jumlah 29 308 100
Dari tabel 15 di atas menunjukkan rata-rata skor dalam aspek tipografi
yang dicapai siswa sebesar 66,37. Hasil tersebut termasuk ke dalam kategori
cukup. Perolehan nilai dalam kategori sangat baik dicapai oleh 5 siswa atau
sebesar 18%, kategori baik dicapai oleh 12 siswa atau sebesar 41% dari jumlah
keseluruhan siswa, kategori cukup dicapai oleh 9 siswa atau sebesar 31% dari
jumlah keseluruhan siswa, kategori kurang dicapai oleh 3 siswa atau sebesar 10%
dari jumlah keseluruhan siswa, kategori sangat kurang tidak dicapai oleh siswa
atau sebesar 0%.
Hasil tes siswa dalam menulis puisi pada tabel 4 merupakan gabungan dari
5 aspek keterampilan menulis puisi. Empat aspek yang dinilai dalam menulis puisi
yaitu aspek kesesuaian isi dengan tema, diksi, majas, rima dan tipografi.
100
Diagram 4. Hasil Keterampilan Menulis Puisi Tiap Aspek Siklus I
Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat perbandingan antara 5 aspek tes
menulis puisi. Diagram batang yang rendah terlihat pada aspek perlambangan
yaitu sebesar 52,58. Banyak siswa yang tidak memperhatikan pada aspek ini,
siswa hanya membuat puisi dengan kata-kata saja mereka tidak memperhatikan
majas maupun diksi yang dipilih sehingga tidak bisa menciptakan rima yang baik
sehingga mendukung suasana yang estetis dalam sebuah puisi.
Pada aspek tipografi termasuk dalam kategori nilai rendah yaitu sebesar
66.37 Dalam menulis puisi siswa juga kurang tepat dalam menentukan majas atau
diksi dalam sebuah menulis puisi. Kata-kata yang mereka buat terasa monoton
dan tidak bervariasi. Hal ini dirasa kurang tepat dalam pemilihannya, sehingga
banyak siswa yang mendapat nilai kurang pada aspek ini.
101
4.1.2.2 Hasil Nontes Siklus I
Data penelitian nontes pada siklus I diperoleh dari analisis data hasil
observasi, jurnal guru, jurnal siswa, wawancara, serta dokumentasi foto.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil yang dijelaskan
pada uraian berikut.
4.1.2.2.1 Hasil Observasi
Observasi merupakan salah satu alat penjaring data nontes yang dilakukan
dengan cara mengamati siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Observasi dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh satu orang rekan peneliti.
Pengambilan observasi dilakukan selama proses pembelajaran menulis puisi
melalui teknik koreksi secara langsung kelas VIIIB SMPN 5 Sragi Pekalongan.
Pengambilan data observasi bertujuan untuk mengetahui respon perilaku siswa
selama mengikuti proses pembelajaran menulis puisi.
Objek sasaran yang diamati dalam kegiatan observasi terhadap siswa
meliputi delapan perilaku siswa, yang meliputi: (1) antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan teknik koreksi langsung, (2)
antusias siswa dalam memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan
yang tidak perlu, (3) antusias siswa aktif berpartisipasi menjawab pertanyaan dari
guru, (4) antusias siswa aktif bertanya mengenai materi menulis puisi yang
dijelaskan oleh guru, (5) antusias siswa tidak meremehkan kegiatan menyimak
dalam pembelajaran, (6) antusias siswa untuk tidak meremehkan kegiatan
pembelajaran menulis puisi, (7) antusias siswa mengikuti proses kegiatan menulis
102
puisi dengan baik, (8) antusias siswa pada saat menulis puisi dengan penuh
konsentrasi. Pada siklus I ini, terdapat beberapa perilaku siswa yang dapat
terdeskripsi melalui kegiatan observasi. Selama proses kegiatan pembelajaran
menulis puisi dengan teknik koreksi langsung, tidak semua siswa mengikuti
proses pembelajaran dengan baik, diperoleh siswa yang berperilaku positif dan
negatif dalam proses pembelajaran menulis puisi. Peneliti memaklumi perilaku
siswa tersebut karena pembelajaran yang baru dan belum diajarkan sebelumnya
sehingga dibutuhkan proses untuk menyesuaikannya. Selain itu peneliti juga
menyadari bahwa kemampuan setiap siswa itu berbeda-beda. Hal ini dapat
dibuktikan dengan mengidentifikasi setiap aspek yang telah di observasi oleh
peneliti dengan bantuan teman.
Tabel 16 Hasil Observasi Perilaku Positif dan Negatif pada Siklus I
No
Nomor Responde
n
kategori perilaku siswa
Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8
1. R-1 √ - √ - √ √ - √ (1) antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara langsung. (2) antusias siswa dalam memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu. (3) antusias siswa aktif berpartisipasi menjawab pertanyaan dari guru. (4) antusias siswa aktif bertanya mengenai materi menulis puisi yang dijelaskan oleh guru. (5) antusias siswa
22. R-22 √ - √ - - - √ - tidak meremehkan kegiatan menyimak. (6) antusias siswa untuk tidak meremehkan kegiatan pembelajaran menulis puisi. (7) antusias siswa mengikuti proses kegiatan menulis puisi dengan baik. (8) antusias siswa pada saat menulis puisi dengan penuh konsentrasi. Pengisian: (√) : positif (-) : negative
Aspek pertama, yaitu siswa siap mengikuti pembelajaran dikatakan cukup,
pada aspek ini sebanyak 20 siswa atau sebesar 68,96% siswa yang konsentrasi
dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan 9 siswa yang lain atau sebesar 31,04%
dalam mengikuti pembelajaran puisi mereka sambil berbicara dengan temannya.
Hampir semua siswa tampak sudah siap mengikuti pembelajaran menulis puisi
menggunakan teknik koreksi secara langsung. Banyak siswa yang mencatat hal-
hal penting berkaitan dengan pembelajaran menulis puisi. hanya Pada saat peneliti
memasuki ruangan dan dilanjutkan dengan apersepsi, tujuan serta kompetensi
yang harus dicapai siswa, sikap siswa tenang dan memperhatikan penjelasan yang
disampaikan oleh peneliti. Hal ini merupakan langkah awal yang baik karena
secara tidak langsung siswa sudah menerima peneliti sebagai guru mereka.
Aspek kedua, yaitu siswa memperhatikan penjelasan guru dan tidak
melakukan hal-hal yang menganggu dalam proses pembelajaran seperti berbicara
104
sendiri dengan teman, melamun atau tertidur. Selama pembelajaran berlangsung
19 siswa atau 65,51% yang memperhatikan penjelasan dari guru. Hanya 10 siswa
atau 34,49% tidak serius memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru.
Hal tersebut dikarenakan siswa berbicara sendri dengan teman sebangku dan ada
juga melamun.
Aspek ketiga, yaitu siswa berpartisipasi aktif menjawab pertanyaan dari
guru saat diskusi kelas sedang berlangsung. Sebanyak 17 siswa atau 58,62%
berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran menulis puisi berlangsung.
Sedangkan 12 siswa atau 41,38% memilih pasif pada saat kegiatan diskusi di
kelas berlangsung.
Aspek keempat, yaitu siswa aktif bertanya mengenai materi pembelajaran
yang dijelaskan oleh guru. Sebanyak 4 siswa atau sebesar 13,79% yang aktif
bertanya mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Sedangkan 25 siswa atau
sebesar 86,21% Mereka memilih pasif dalam menerima materi yang diberikan.
Hal ini disebabkan banyak siswa yang masih malu-malu atau takut dalam
menyampaikan pertanyaan.
Aspek kelima, yaitu siswa tidak meremehkan kegiatan menyimak.
Sebanyak 19 siswa atau sebesar 65,51% siswa memperhatikan dengan baik dan
tenang. Tapi masih ada 10 siswa atau sebesar 34,49% yang kurang antusias dalam
memperhatikan guru. Hal ini karena mereka asyik berbicara sendiri dengan
temannya.
Aspek keenam, yaitu siswa tidak meremehkan kegiatan pembelajaran
menulis puisi. Sebanyak 18 siswa atau sebesar 62,10% serius melakukan kegiatan
105
yang sedang dipelajari. Sedangkan 11 siswa yang lain atau sebesar 37,90% kurang
serius dalam melakukan kegiatan ini.
Aspek ketujuh, yaitu siswa mengikuti proses penulisan gagasan dengan
baik. Hasil dari observasi sebanyak 20 siswa atau sebesar 68,96% dan 9 siswa
lainnya atau sebesar 31.04% tidak mengikuti proses penulisan gagasan dengan
baik.
Aspek kedelapan, yaitu siswa menulis puisi dengan baik dan penuh
konsentrasi. Pada aspek ini sebanyak 20 siswa atau sebesar 68,96% siswa yang
konsentrasi dalam menulis puisi. Sedangkan 9 siswa yang lain atau sebesar
31,04% dalam menulis puisi mereka sambil berbicara dengan temannya.
Berdasarkan pengamatan peneliti dan dibantu seorang teman peneliti
selama pembelajaran menulis puisi dapat disimpulkan bahwa perilaku negatif
siswa masih ada selama proses pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik
koreksi secara langsung. Hal ini mungkin dikarenakan siswa masih asing dengan
pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara langsung
merupakan pengalaman baru bagi mereka sehingga mereka butuh penyesuaian.
Keadaan ini perlu diperbaiki oleh peneliti agar menjadi lebih baik dan maksimal
dalam proses pembelajaran menulis puisi.
4.1.2.2.2 Hasil Jurnal
Pengisian jurnal dilakukan pada akhir pembelajaran menulis puisi. Hasil
jurnal siklus I ini diperoleh melalui jurnal guru dan jurnal siswa. Tujuan pengisian
jurnal siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis
puisi melalui teknik koreksi secara langsung yang telah dilaksanakan guna
106
memperbaiki pembelajaran agar lebih optimal. Sedangkan jurnal guru berisi
mengenai segala hal yang dirasakan oleh guru selama proses pembelajaran
menulis puisi. Hasil jurnal siklus I dipapatkan sebagai berikut.
4.1.2.2.2.1 Jurnal Guru
Ada lima aspek yang dapat dilihat melalui jurnal guru. Aspek tersebut
adalah (1) kesiapan atau minat siswa terhadap pembelajaran menulis puisi, (2)
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan teknik koreksi secara langsung, (3) tanggapan atau respon siswa
terhadap media dan strategi yang digunakan oleh guru, (4) tingkah laku siswa
dikelas pada saat pembelajaran menulis puisi, (5) suasana dikelas pada saat
pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan peneliti selama proses
pembelajaran berlangsung rata-rata siswa belum siap dalam pembelajaran menulis
puisi. Hal ini terlihat ketika proses Tanya jawab berlangsung tentang materi
menulis puisi, sebagian siswa menganggap bahwa materi menulis puisi itu sulit,
namun dengan teknik koreksi secara langsung siswa sudah terlihat baik. Keaktifan
siswa selama proses pembelajaran menulis puisi berlangsung dirasa kurang karena
sebagian besar siswa sudah aktif tetapi masih ada beberapa siswa yang masih
pasif. Hal ini dapat dibuktikan ketika ditanya siswa tidak bisa menjawab dan
sedikit siswa yang memberi tanggapan. Tingkah laku siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung dapat dikatakan cukup baik, dapat dibuktikans sebagian
besar siswa berkonsentarsi dalam mengikuti pembelajaran, walaupun ada siswa
yang masih bergurau dan tidak memperhatikan materi yang diajarkan. Namun ada
107
sebagian siswa yang masih tergantung dengan temannya. Hal itu terlihat pada saat
siswa mendapat tugas dari guru ada siswa yang masih mencontek temannya.
4.1.2.2.2.2 Jurnal Siswa
Jurnal siswa diisi oleh seluruh siswa tanpa terkecuali. Pengisian jurnal
siswa dilakukan pada akhir pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik
koreksi secara langsung. Tujuan diadakannya jurnal siswa adalah untuk
mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada saat berlangsungnya pembelajaran,
untuk mengetahui sejauh mana kesulitan siswa dalam menulis puisi, dan
mengetahui kesan dan pesan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi. Aspek
yang ada pada jurnal siswa mencakup lima aspek yang meliputi (1) perasaan
siswa selama mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik
koreksi secara langsung, (2) kesulitan siswa saat menulis puisi, (3) tanggapan
siswa merasa tertarik terhadap pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan
teknik koreksi secara langsung, (4)kesan dan pesan siswa terhadap pembelajaran
menulis puisi dengan teknik koreksi secara langsung, (5)Saran siswa untuk
pembelajaran menulis puisi dengan teknik koreksi secara langsung.
Berdasarkan jawaban siswa mengenai perasaan siswa saat pembelajaran
menulis puisi berlangsung yaitu sebagian besar siswa merasa senang terhadap
pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik koreksi secara langsung.
Dari 29 siswa, sebanyak 23 siswa atau 80% merasa senang ketika pembelajaran
berlangsung. 4 orang siswa atau 13,33% mengaku cukup senang dalam
pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara langsung.
Selebihnya 2 siswa atau 6,66% tidak menyatakan senang atau tidak. Namun
108
mereka memberikan jawaban yaitu merasa senang tetapi waktu yang diberikan
kurang lama.
Dari 29 siswa, 23 siswa merasa tertarik dalam pembelajaran menulis puisi
menggunakan teknik koreksi secara langsung. Sedangkan 6 siswa mengaku cukup
tertarik dalam menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara langsung.
Sebagian besar siswa terbantu dalam menulis puisi menggunakan teknik koreksi
secara langsung karena sebelumnya mereka belum pernah belajar menulis puisi
menggunakan teknik koreksi secara langsung. Siswa merasa dengan teknik ini
merasa lebih mudah dan mengerti dalam menulis puisi.
Kesulitan siswa dalam menulis puisi, sebagian besar siswa mengaku
kesulitan dalam hal pemilihan kata atau diksi. Kesulitan lain yang mereka hadapi
yaitu siswa dalam menulis puisi kesulitan mencari inspirasi dan menentukan isi
puisi. Ada juga yang mengatakan setelah disuruh menulis puisi menggunakan
teknik koreksi secara langsung siswa bingung menentukan salah satu judul puisi.
Kesan dan pesan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi beraneka
ragam. Kesan yang diberikan adalah sebagian besar siswa senang dengan adanya
pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik yang baru. Pesan yang
diberikan dari para siswa adalah lebih sering dilakukan agar siswa tidak merasa
bosan dalam membuat puisi.
Dari hasil analisis jurnal siklus I dapat disimpulkan bahwa masih ada
beberapa siswa yang kurang menyukai pembelajaran menggunakan teknik koreksi
secara langsung, ada juga siswa yang masih kesulitan dalam menulis puisi
sehingga guru perlu meningkatkan pembelajaran menulis puisi sehingga
109
kesulitan-kesulitan yang masih ada dapat diatasi dan mengarahkan siswa
keperilaku yang lebih baik lagi agar bias tercapai pembelajaran yang optimal.
4.1.2.2.3 Hasil Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan setelah selesai pembelajaran siklus I dan
setelah memperoleh nilai siklus I. Peneliti mewawancarai 3 siswa dengan kriteria,
1 siswa yang memperoleh nilai tinggi, 1 siswa yang memperoleh nilai sedang dan
1 siswa yang memperoleh nilai rendah.
Kegiatan wawancara yang dilakukan memiliki tujuan untuk menggali
informasi yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan penerapan dan
penggunaan teknik yang digunakan pada saat pembelajaran menulis puisi.
Wawancara ini mengungkapkan empat pertanyaan sebagai berikut. (1) perasaan
siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi, (2) kendala menulis puisi
siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi, (3) faktor pengaruh siswa
setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi, (4) apakah dengan adanya teknik
koreksi secara langsung dapat meningkatkan keaktifan dalam menulis puisi yang
lebih baik dan nyaman, (5) tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi.
Pada awal pelaksanaan kegiatan wawancara siswa merasa canggung atau
bingung memahami penjelasan guru tentang tujuan pelaksanaan kegiatan
wawancara. Namun, pada akhirnya siswa mengetahui tujuan dari kegiatan
wawancara yang dilakukan peneliti kepada mereka.
Hasil wawancara yang diperoleh dari ketiga siswa yaitu siswa yang
mendapat nilai tinggi (R1), siswa dengan nilai sedang (R2), dan siswa yang
mendapat nilai rendah (R3). Dari ketiga siswa yang diwawancarai 1 diantara
110
mereka mengaku tidak suka dengan pembelajaran menulis puisi. Mereka ialah
siswa yang mendapat nilai rendah (R3). R3 memberikan alasan bahwa dia tidak
suka dengan pembelajaran menulis puisi karena susah dalam menentukan kata-
kata yang tepat. R1 dan R2 mengatakan suka dengan pembelajaran menulis puisi.
Alasannya adalah karena menulis puisi itu indah dan kita bias menggambarkan
perasaan sehingga kita bisa seperti curhat (mencurahkan hati) lewat bentuk puisi.
Kegiatan wawancara yang telah dilakukan pada ketiga siswa tersebut
diketahui bahwa sebagian besar siswa merasa senang dengan teknik yang telah
dilakukan. Siswa dengan nilai tertinggi mengatakan bahwa dengan memanfaatkan
teknik koreksi secara langsung, kegiatan menulis puisi menjadi lebih mudah dan
menjadi tau kesalahan secara langsung karena sebagian unsur pembangun puisi
sudah terpenuhi tinggal mengembangkannya.sedangkan dua siswa lainnya yaitu
siswa yang memperoleh nilai sedang dan rendah mengatakan bahwa teknik yang
diberikan menarik sehingga mereka tidak merasa bosan.
Berkaitan dengan pendapat dan saran tentang pembelajaran menulis puisi
yang telah dilaksanakan, tiga siswa memberikan pendapat bahwa pembelajaran
sudah bagus. Saran supaya guru dalam menjelaskan jangan terlalu cepat juga
waktunya kurang lama karena siswa merasa senang sehingga tertarik untuk
mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan, dapat
disimpulkan bahwa siswa senang dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi
menggunakan teknik koreksi secara langsung, meskipun sebenarnya ada yang
tidak suka dengan menulis puisi. Selain itu peneliti memperoleh banyak masukan
111
dari mereka mengenai kekurangan-kekurangan peneliti dalam melaksanakan
proses pembelajaran dan hal ini menjadi tugas peneliti untuk memperbaiki pada
siklus berikutnya.
4.1.2.2.4 Hasil Dokumentasi Siklus I
Dokumentasi foto digunakan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran
selama penelitian berlangsung. Pengambilan foto pada siklus I difokuskan pada
kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu kegiatan guru
menyampaikan materi menulis puisi, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran,
kegiatan berdiskusi, kegiatan menulis puisi, dan ketika siswa membacakan puisi.
Deskripsi hasil dokumentasi foto pada pembelajaran siklus I adalah
sebagai berikut.
Gambar 2.Aktivitas Guru Melakukan Apersepsi Siklus I
Gambar 2 di atas menunjukkan kegiatan awal pembelajaran yaitu guru
melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dilaksanakan pada hari itu. Siswa dengan sungguh-sungguh memperhatikan
penjelasan yang disampaikan oleh guru, walau masih ada siswa yang berbicara
dengan teman sebangku.
112
Gambar 3. Aktivitas Siswa Saat Memperhatikan Penjelasan Guru
Gambar 3 di atas menunjukkan kegiatan siswa ketika siswa sedang
memperhatikan penjelasan dari guru dan siswa aktif mengenai materi yang
mereka belum paham tentang pembelajaran menulis puisi. Sebelum guru
menggunakan teknik koreksi secara langsung, guru memberikan contoh puisi
mengenai keindahan alam dan guru menyuruh siswa untuk mencari aspek-aspek
yang ada pada contoh puisi tersebut.
Gambar 4. Aktivitas Siswa Menulis Puisi dengan Menggunakan
Teknik Koreksi Secara Langsung dengan Kelompok Siklus I
Gambar 4 menunjukkan aktivitas siswa pada saat berdiskusi dengan
kelompoknya saat menulis puisi dengan teknik koreksi secara langsung. Guru
113
mencoba menjelaskan kepada kelompok yang masih bingung dan belum jelas.
Pada siklus I ini banyak siswa yang masih malu dan ragu-ragu bertanya kepada
guru tentang pembelajaran menulis puisi. Oleh karena itu, banyak siswa yang
bertanya kepada teman kelompok mereka.
Gambar 5. Aktivitas siswa Saat menulis Puisi Depan Kelas
Gambar 5 diatas menunjukkan kegiatan siswa dalam menulis puisi didepan
kelas. Guru langsung mengoreksi hasil pekerjaan siswa sehingga siswa yang lain
ikut memperhatikan dan tau bagian mana yang perlu dirubah atau dibenarkan.
Ada juga siswa yang dengan serius mengerjakan dalam menulis puisi. Ada juga
siswa yang kesulitan sehingga banyak siswa yang melihat pekerjaan
temannyaPada saat siswa menulis puisi, guru memantau siswa dalam mengerjakan
puisi agar guru bisa memastikan siswa tersebut benar-benar mengerjakan tugas
yang diberikan.
114
Gambar 6. Aktivitas Siswa Ketika Membacakan Puisi
Gambar 6 di atas menunjukkan kegiatan siswa ketika membacakan puisi
yang telah dihasilkan di depan kelas. Siswa membacakan hasil puisinya dan siswa
lain yang tampak senang dan mendengarkan puisi yang dibacakan oleh temannya.
Siswa masih belum percaya diri membacakan puisinya di kelas. Setelah
pembacaan puisi selesai, siswa yang aktif diberikan penghargaan dari guru.
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pengisian lembar jurnal yang dibagikan
oleh guru.
4.1.2.3 Refleksi Siklus I
Hasil tes menulis puisi yang telah dicapai siswa setelah dilakukan
pembelajaran pada siklus I belum mencapai nilai ketuntasan belajar sebesar 70.
Sebanyak 16 siswa 55,17% dari 29 siswa masih memperoleh nilai dibawah 70.
Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa baru sebesar 65,44%. Hal tersebut
disebabkan ada 2 aspek yang dinilai masih rendah. Hal ini terlihat pada aspek
rima dan perlambangan. Karena dalam aspek ini hanya memperoleh 52,58% dan
belum mencapai nilai ketuntasan
115
Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: (1) siswa masih kurang begitu
berminat dalam menentukan tema puisi yang akan ditulis, (3) siswa masih
kebingungan mengenai penggunaan majas dan perlambangan yang sesuai dengan
puisi mereka, (3) siswa kurang paham dengan pemanfaatan versifikasi dan
tipografi yang sesuai dengan puisi, dan (4) masih ada beberapa siswa yang tidak
konsentrasi dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Berdasarkan observasi
yang telah dilakukan pada siklus I dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa
menunjukkan sikap positif dengan antusias dan ketertarikan yang mereka
tunjukkan terhadap pembelajaran menulis puisi dengan teknik koreksi secara
langsung. Akan tetapi, masih ada beberapa siswa menunjukkan sikap negatif
seperti siswa bercanda dengan teman, melamun, siswa membuat coret-coretan
yang tidak perlu, siswa berusaha melihat pekerjaan teman, dan gaduh serta
bermain-main sendiri selama pembelajaran berlangsung. Perilaku tersebut harus
segera diatasi agar pembelajaran selanjutnya dapat memberikan hasil yang lebih
baik.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada
perwakilan siswa yang mendapat nilai rendah, sedang, dan baik dapat diambil
simpulan bahwa siswa merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran menulis
puisi dengan teknik koreksi secara langsung. Beberapa siswa masih mengalami
kesulitan selama pembelajaran berlangsung. Kesulitan mereka dalam hal
menentukan tema dan memilih perlambangan. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut peneliti akan menentukan tema yang sekiranya mudah bagi mereka dan
memberikan penjelasan yang lebih jelas berkenaan dengan perlambangan.
116
Jurnal siswa dan guru dapat membantu peneliti untuk mengetahui
tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran menulis puisi dengan teknik
koreksi secara langsung. Dari jurnal siswa dan guru dapat diketahui bahwa siswa
merasa senang dan tertarik dengan pembelajaran yang ada. Hanya saja siswa
belum terlalu siap untuk menghadapi pembelajaran menulis puisi dengan teknik
koreksi secara langsung. Siswa masih kebingungan untuk menentukan tema dan
perlambangan yang sesuai dengan puisi yang mereka tulis. Untuk itu, peneliti
akan mengkondisikan siswa agar lebih siap dengan pembelajaran yang ada dan
memberikan penjelasan yang lebih jelas tentang puisi.
Siswa yang telah mencapai nilai ketuntasan belajar disebabkan oleh
mereka telah memahami materi yang telah disampaikan guru tentang struktur
pembangun menulis puisi dan sudah memperhatikan aspek penilaian sehingga
mereka memaksimalkan kemampuan mereka.
Siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan belajar disebabkan oleh
siswa masih banyak menggunakan perumpamaan kata yang kurang tepat dan tidak
tepat yang sesuai dengan unsur-unsur pembangun puisi yang tepat. Sebagian besar
siswa kurang memperhatikan aspek ini, siswa hanya menuliskan syair saja tanpa
mempertimbangkan apakah syair yang dipilihnya itu tepat dan mampu
menimbulkan kesan estetis dalam menulis syair puisi. Hasil nontes yang meliputi
observasi, jurnal, wawancara dan dokumentasi foto hasil ada beberapa siswa yang
berperilaku negatif. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan selama proses
pembelajaran berlangsung, siswa malah asyik berbicara dengan temannya, ada
juga yang melamun dan mengantuk.
117
Pada siklus I ini guru hanya memberikan materi tentang struktur
pembangun puisi secara singkat dan cara mengembangkan kata menjadi baris-
baris dalam puisi. Dalam siklus I ini, masih ada siswa yang terlihat kurang begitu
aktif dalam proses pembelajaran menulis puisi. Dengan demikian, pada siklus II
peneliti ingin mengajak siswa lebih aktif lagi dalam pembelajaran menulis puisi.
Pada siklus I contoh puisi yang diberikan guru kepada siswa hanya satu saja.
Tetapi pada pembelajaran siklus II guru harus melakukan tambahan contoh-
contoh puisi tentang keindahan alam. Guru akan berusaha semaksimal mungkin
dalam menyampaikan penjelasan materi dan aspek-aspek yang harus diperhatikan
dalam menulis puisi sehingga siswa lebih cepat memahami materi yang diberikan
oleh guru.
Selama proses pembelajaran menulis puisi berlangsung masih ada siswa
yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Begitu juga pada saat kegiatan
menulis puisi, ada sebagian siswa yang kurang bersemangat dan masih melihat
pekerjaan temannya. Melihat kondisi yang demikian pada siklus I dengan masih
banyaknya siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan belajar dan masih banyak
siswa yang menunjukkan perilaku kurang memuaskan, maka pembelajaran harus
diperbaiki pada siklus II.Melalui perbaikan yang mengacu pada refleksi siklus I
diharapkan dapat memperbaiki hasil yang lebih baik dalam pembelajaran menulis puisi
pada siklus II.
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II
Hasil penelitian pada siklus II merupakan perbaikan tindakan serta
pemecahan masalah pada siklus I dengan teknik yang sama, yaitu teknik koreksi
118
secara langsung. Perbaikan serta pemecahan masalah dilakukan untuk
meningkatkan keterampilan menulis puisi yang dimiliki siswa. Adapun kriteria
penilaian menulis puisi siklus II ini masih sama dengan siklus I, meliputi
kesesuaian isi dengan judul puisi, pilihan kata atau diksi, penggunaan majas dan
perlambangan, pemanfaatan versifikasi, dan penggunaan tipografi.
Pada siklus II ini tindakan yang dilakukan adalah guru (peneliti) meminta
siswa untuk menulis puisi bertemakan “kelulusan”. Perbedaan antara siklus I dan
siklus II terletak pada penentuan tema bagi puisi yang dibuat siswa, pemberian
contoh majas, perlambangan, dan versifikasi yang baik, serta pemberian motivasi
dan teguran bagi siswa.
Tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Tindakan siklus II
dilakukan karena pada siklus I hasil menulis puisi siswa kelas VIIIB SMP Negeri
5Sragi masih dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 65,44. Hasil tersebut
belum memenuhi target minimal ketuntasan yang telah ditentukan, yaitu 70 atau
berkategori baik. Selain itu, masih ditemukan perilaku negatif siswa dalam
pembelajaran menulis puisi. Dengan demikian, tindakan siklus II perlu dilakukan
untuk memperbaiki hasil menulis puisi siswa pada siklus I.Hasil penelitian dalam
siklus II ini meliputi hasil tes dan nontes. Adapun hasil dari kedua data tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut.
4.1.3.1 Hasil Tes Siklus II
Hasil tes menulis puisi dengan menggunakan teknik koreksi secara
langsung pada siswa kelas VIIIB SMPN 5 Sragi Pekalongan pada siklus II masih
119
menggunakan 5 aspek yang dinilai yaitu aspek kesesuaian isi dengan tema, diksi,
perlambangan, rima dan tipografi.
Adapun skor rata-rata hasil tes siswa dalam menulis puisi bertema
keindahan alam pada siklus II secara umum dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini.
Tabel 17. Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Siklus II
No Kategori Rentang Skor
Frekuensi
Bobot Skor
Presentase (%)
Rata-rata Skor
1. Sangat baik 85-100 5 425 13,80
(kategori
baik)
2. Baik 70-84 24 1920 86,20
3. Cukup 60-69 0 0 0
4. Kurang 50-59 0 0 0
5. Sangat Kurang 0-49 0 0 0
Jumlah 29 2345 100
Dari tabel 17 menunjukkan keterampilan siswa kelas VIIIB dalam menulis
puisi dengan menggunakan teknik koreksi secara langsung selama siklus II, rata-
rata skor yang tercapai sebesar 80,86 dan termasuk dalam kategori baik. Rata-rata
skor tersebut dapat dikatakan mengalami peningkatan 15,62dari tes siklus I. Dari
29 siswa, ada 5 siswa atau sebesar 13,80% dari jumlah keseluruhan siswa berhasil
mendapatkan nilai dalam rentang nilai 85-100 dengan kategori sangat baik.
Sebanyak 24 siswa atau sebesar 86,20% dari jumlah keseluruhan siswa
mendapatkan nilai dalam rentang nilai baik 70-84 dengan kategori baik. Pada
siklus II tidak ada siswa atau 0% yang mendapatkan nilai dalam kategori cukup,
kurang dan sangat kurang. Dengan demikian dapat peneliti simpulkan bahwa pada
120
siklus II kemampuan siswa dalam menulis puisi sudah berada pada kategori baik
dengan rata-rata skor sebesar 80,86.
Siswa yang mendapatkan nilai tinggi disebabkan selama proses
pembelajaran berlangsung siswa tersebut sudah lebih memperhatikan aspek-aspek
yang menjadi kriteria dalam menulis puisi sehingga siswa lebih memahaminya
terutama pada aspek penggunaan diksi dan rima. Beberapa siswa yang
sebelumnya kurang memperhatikan kedua aspek ini, pada siklus II siswa terlihat
ada upaya untuk memperbaiki kesalahan pada siklus sebelumnya.
Siswa yang memperoleh nilai rendah dikarenakan siswa tersebut kurang
memperhatikan penggunaan diksi dan rima yang kurang tepat. Untuk lebih
jelasnya keterampilan menulis puisi pada siklus II dapat dijelaskan secara rinci
dalam diagram sebagai berikut.
121
Diagram 5. Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi dengan teknik koreksi
secara langsung pada siklus II
Diagram diatas menunjukkan bahwa kategori baik menduduki peringkat
paling besar yakni 86,20%. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar
keterampilan siswa dalam menulis puisi termasuk dalam kategori baik, sisanya
berada pada kategori sangat baik dengan persentase 13,80%, sedangkan kategori
cukup, kurang, dan sangat kurang tidak ada atau sebesar 0%.
Hasil tes siklus II ini diperoleh dari penjumlahan skor masing-masing
aspek, yaitu aspek tema, diksi, majas, rima, dan tipografi. Hasil masing-masing
aspek dipaparkan sebagai berikut.
4.1.3.1.1 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Kesesuaian Isi dengan Tema Siklus II
Hasil penilaian tes pada aspek kesesuaian isi dengan tema dapat dilihat
pada tabel 18 berikut.
Tabel 18. Hasil Tes Siswa dalam Menulis Puisi Aspek Kesesuaian Isi dengan
Tema Siklus II
No Kategori Rentang Skor
Frekuensi
Bobot Skor
Presentase (%)
Rata-rata Skor
1.
2.
3.
4.
5.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
24
18
12
6
0
15
12
2
0
0
360
216
24
0
0
52
41
7
0
0
= 86,20
(kategori sangat
baik)
Jumlah 29 600 100
122
Dari tabel 18 di atas menunjukkan rata-rata skor dalam aspek kesesuaian
isi dengan tema yang dicapai siswa sebesar 86,20. Hasil tersebut dalam kategori
sangat baik, artinya penguasaan siswa dalam aspek kesesuaian isi dengan tema
sangat baik. Perolehan nilai dalam kategori sangat baik dicapai 15 siswa atau
sebesar 52% dari jumlah keseluruhan siswa, kategori baik dicapai 12 siswa atau
sebesar 41% dari jumlah keseluruhan siswa, kategori cukup dicapai 2 siswa atau
sebesar 7% dari jumlah keseluruhan siswa, kategori kurang dan sangat kurang
tidak diperoleh siswa atau sebesar 0%.
4.1.3.1.2 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Penggunaan Diksi Siklus II
Hasil penilaian tes aspek penggunaan diksi dapat dilihat pada tabel 19
berikut.
Tabel 19. Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Penggunaan Diksi Siklus II
No Kategori Rentang
Skor
Frekuen
si
Bobot
Skor
Presentase
(%)
Rata-rata Skor
1.
2.
3.
4.
5.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
24
18
12
6
0
15
10
4
0
0
360
180
48
0
0
52
34
14
0
0
= 84,48
(kategori baik)
Jumlah 29 588 100
Dari tabel 19 di atas menunjukkan rata-rata skor dalam aspek diksi yang
dicapai siswa sebesar 84,48. Hasil tersebut dalam kategori baik, artinya
123
penguasaan siswa dalam aspek pengunaan diksi sudah baik. Perolehan nilai dalam
kategori sangat baik dicapai oleh 15 siswa atau sebesar 52% dari jumlah
keseluruhan siswa, kategori baik dicapai oleh 10 siswa atau sebesar 34%, kategori
cukup dicapai oleh 4 siswa atau sebesar 14%, kategori kurang dan sangat kurang
tidak dicapai oleh siswa atau sebesar 0%.
4.1.3.1.3 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Majas dan Perlambangan Siklus II
Hasil penilaian tes pada aspek rima dapat dilihat pada tabel 20 berikut.
Tabel 20. Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Perlambangan Siklus II
No Kategori Rentang
Skor
Frekue
nsi
Bobot
Skor
Presentas
e (%)
Rata-rata Skor
1.
2.
3.
4.
5.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
20
15
10
5
0
5
19
5
0
0
100
285
50
0
0
17
66
17
0
0
= 75
(kategori baik)
Jumlah 29 435 100
Dari tabel 20 di atas menunjukkan rata-rata skor dalam aspek majas yang
dicapai siswa sebesar 75. Hasil tersebut dalam kategori baik, artinya penguasaan
siswa dalam aspek rima sudah baik. Perolehan nilai dalam kategori sangat baik
dicapai 5 siswa atau sebesar 17%, kategori baik dicapai 19 siswa atau sebesar
66% dari jumlah keseluruhan siswa, kategori cukup dicapai 5 siswa atau sebesar
124
17% dari jumlah keseluruhan siswa, kategori kurang dan sangat kurang tidak
diperoleh siswa atau sebesar 0%.
4.1.3.1.4 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Rima Siklus II
Hasil penilaian tes pada aspek rima dapat dilihat pada tabel 21 berikut.
Tabel 21. Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Rima Siklus II
No Kategori Rentang
Skor
Frekue
nsi
Bobot
Skor
Presenta
se (%)
Rata-rata Skor
1.
2.
3.
4.
5.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
16
12
8
4
0
4
23
2
0
0
64
276
16
0
0
14
79
7
=76,72
(kategori baik)
Jumlah 29 356 100
Dari tabel 21 di atas menunjukkan rata-rata skor dalam aspek rima yang
dicapai siswa sebesar 76,72. Hasil tersebut dalam kategori baik, artinya
penguasaan siswa dalam aspek rima sudah baik. Perolehan nilai dalam kategori
sangat baik dicapai 4 siswa atau sebesar 14%, kategori baik dicapai 23 siswa atau
sebesar 79% dari jumlah keseluruhan siswa, kategori cukup dicapai 2 siswa atau
sebesar 7% dari jumlah keseluruhan siswa, kategori kurang dan sangat kurang
tidak diperoleh siswa atau sebesar 0%.
4.1.3.1.5 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tipografi Siklus II
Hasil penilaian tes pada aspek tipografi dapat dilihat pada tabel 22 berikut.
125
Tabel 22. Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tipografi Siklus II
No Kategori Rentang
Skor
Frekue
nsi
Bobot
Skor
Presenta
se (%)
Rata-rata Skor
1.
2.
3.
4.
5.
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
16
12
8
4
0
5
15
9
0
0
80
180
72
0
0
17
52
31
=71,55
(kategori baik)
Jumlah 29 332 100
Dari tabel 22 di atas menunjukkan rata-rata skor dalam aspek tipografi
yang dicapai siswa sebesar 71,55. Hasil tersebut dalam kategori baik, artinya
penguasaan siswa dalam aspek tipografi sudah baik. Perolehan nilai dalam
kategori sangat baik dicapai 5 siswa atau sebesar 17%, kategori baik dicapai 15
siswa atau sebesar 52% dari jumlah keseluruhan siswa, kategori cukup dicapai 9
siswa atau sebesar 31% dari jumlah keseluruhan siswa, kategori kurang dan
sangat kurang tidak diperoleh siswa atau sebesar 0%.
126
Diagram 6. Hasil Keterampilan Menulis Puisi Tiap Aspek Siklus II
Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat perbandingan antara 5 aspek tes
menulis puisi. Aspek Kesesuaian isi dengan tema mencapai skor paling tinggi
sebesar 86,20. Aspek penggunaan diksi mencapai skor 84,48. Diagram batang
yang rendah terlihat pada aspek tipografi yaitu sebesar 71,55.
Pada aspek tipografi termasuk dalam kategori nilai terendah yaitu sebesar
71,55. Dalam menulis puisi siswa juga kurang tepat dalam menentukan diksi.
Kata-kata yang mereka buat terasa monoton dan tidak bervariasi. Hal ini dirasa
kurang tepat dalam pemilihan diksi, sehingga banyak siswa yang mendapat nilai
kurang pada aspek ini.
Peneliti dalam upaya meningkatkan skor pada tiap-tiap aspek mengadakan
diskusi dengan siswa tentang kesalahan yang masih dilakukan siswa dalam aspek
perlambangan dan tipografi. Guru memberikan beberapan contoh kesalahan yang
127
dilakukan siswa kemudian guru memberikan penjelasan tentang kesalahan
tersebut.
4.1.3.2 Hasil Nontes Siklus II
Hasil penelitian nontes pada siklus II diperoleh dari data observasi, jurnal,
wawancara dan dokumentasi foto. Hasil penelitian nontes tersebut sebagai berikut.
4.1.3.2.1 Hasil Observasi
Observasi pada siklus II masih sama dengan observasi siklus I, yakni
bertujuan untuk mengetahui respons perilaku siswa selama mengikuti proses
pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara langsung.
Pengambilan data observasi dilakukan selama proses pembelajaran menulis puisi
menggunakan teknik koreksi secara langsung berlangsung.
Adapun objek sasaran yang diamati dalam kegiatan observasi terhadap
siswa meliputi delapan perilaku siswa, yang meliputi: (1) antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara
langsung, (2) antusias siswa dalam memperhatikan penjelasan guru dan
melakukan kegiatan yang tidak perlu, (3) antusias siswa aktif berpartisipasi
menjawab pertanyaan dari guru, (4) antusias siswa aktif bertanya mengenai materi
menulis puisi yang dijelaskan oleh guru, (5) antusias siswa tidak meremehkan
kegiatan menyimak, (6) antusias siswa untuk tidak meremehkan kegiatan
pembelajaran menulis puisi, (7) antusias siswa mengikuti proses kegiatan menulis
puisi dengan baik, (8) antusias siswa pada saat menulis puisi dengan penuh
konsentrasi.
128
Hasil observasi siklus II dapat diketahui adanya perubahan tingkah laku
siswa ke arah positif. Aspek yang menjadi sasaran observasi sama dengan aspek
sasaran observasi pada siklus I. Hal ini dapat dibuktikan dengan mengidentifikasi
setiap aspek yang telah diobservasi oleh peneliti dengan bantuan seorang teman.
Tabel 23Hasil Observasi Perilaku Positif dan Negatif pada Siklus II
No
Nomor Responde
n
kategori perilaku siswa
Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8
1. R-1 √ √ √ - √ √ √ √ (1) antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara langsung. (2) antusias siswa dalam memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu. (3) antusias siswa aktif berpartisipasi menjawab pertanyaan dari guru. (4) antusias siswa aktif bertanya mengenai materi menulis puisi yang dijelaskan oleh guru. (5) antusias siswa tidak meremehkan kegiatan menyimak. (6) antusias siswa untuk tidak meremehkan kegiatan pembelajaran menulis puisi. (7) antusias siswa mengikuti proses kegiatan menulis puisi dengan baik. (8) antusias siswa pada saat menulis puisi dengan penuh konsentrasi. Pengisian: (√) : positif (-) : negative
Berdasarkan pengamatan peneliti, secara keseluruhan proses pembelajaran
menulis puisi pada tindakan siklus II ini dapat dikatakan lebih baik karena hampir
seluruh siswa menunjukkan perubahan perilaku belajar dari perilaku negatif ke
perilaku positif.
Aspek pertama, yaitu siswa siap mengikuti pembelajaran dikatakan sangat
baik atau sebesar 100%. Semua siswa tampak sudah siap mengikuti pembelajaran
menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara langsung. Banyak siswa yang
mencatat hal-hal penting berkaitan dengan pembelajaran menulis puisi. Pada saat
peneliti memasuki ruangan dan dilanjutkan dengan apersepsi, tujuan serta
kompetensi yang harus dicapai siswa, sikap siswa tenang dan memperhatikan
penjelasan yang disampaikan oleh peneliti. Hal ini merupakan langkah awal yang
baik karena secara tidak langsung siswa sudah menerima peneliti sebagai guru
mereka. Pada siklus II ini sudah ada peningkatan perilaku dari siklus I.
Aspek kedua, yaitu siswa memperhatikan penjelasan guru dan tidak
melakukan hal-hal yang menganggu dala proses pembelajaran seperti berbicara
sendiri dengan teman, melamun atau tertidur. Selama pembelajaran berlangsung
26 siswa atau 89,65% yang memperhatikan penjelasan dari guru. Hanya 3 siswa
atau 10,35% tidak serius memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru.
Hal tersebut dikarenakan siswa berbicara sendiri dengan teman sebangku dan ada
juga melamun.
Aspek ketiga, yaitu siswa berpartisipasi aktif menjawab pertanyaan dari
guru saat diskusi kelas sedang berlangsung. Sebanyak 25 siswa atau 86,20%
berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran menulis puisi berlangsung.
130
Sedangkan 4 siswa atau 13,80% memilih pasif pada saat kegiatan diskusi di kelas
berlangsung.
Aspek keempat, yaitu siswa aktif bertanya mengenai materi pembelajaran
yang dijelaskan oleh guru belum mencapai hasil yang memuaskan. Sebanyak 6
siswa atau sebesar 20,68% yang aktif bertanya mengenai materi yang disampaikan
oleh guru. Sedangkan 23 siswa atau sebesar 79,32% Mereka memilih pasif dalam
menerima materi yang diberikan. Hal ini disebabkan banyak siswa yang masih
malu-malu atau takut dalam menyampaikan pertanyaan. Namun pada siklus II ini
sudah ada peningkatan dari siklus I.
Aspek kelima, yaitu siswa tidak meremehkan kegiatan menyimak.
Sebanyak 29 siswa atau sebesar 100% siswa memperhatikan penjelasan guru
mengenai teknik koreksi secara langsung yang sedang diajarkan.
Aspek keenam, yaitu siswa tidak meremehkan kegiatan pembelajaran
menulis puisi dengan teknik koreksi secara langsung. Sebanyak 28 siswa atau
sebesar 96,55% serius mengikuti pembelajaran yang sedang dipelajari. Sedangkan
1 siswa yang lain atau sebesar 3,45% kurang serius dalam melakukan kegiatan
analogi.
Aspek ketujuh, yaitu siswa mengikuti proses penulisan gagasan dengan
baik. Hasil dari observasi sebanyak 27 siswa atau sebesar 93,10% dan 2 siswa
lainnya atau sebesar 6,90% selama proses penulisan gagasan berlangsung belum
memperoleh hasi yang memuaskan tetapi terjadi peningkatan dari siklus I.
Aspek kedelapan, yaitu siswa menulis puisi dengan baik dan penuh
konsentrasi. Pada aspek ini sebanyak 29 siswa atau sebesar 100% siswa dengan
131
baik dan penuh konsentrasi mengerjakan tugas menulis puisi. Pada siklus II ini
mengalami peningkatan perilaku dari siklus I.
4.1.3.2.2 Hasil Jurnal Siklus II
Pada siklus II peneliti masih menggunakan pedoman jurnal yang sama
seperti pada siklus I. Jurnal yang digunakan pada tindakan ini ada dua macam,
yaitu jurnal guru dan jurnal siswa. Kedua jurnal ini berisi tentang perasaan guru
dan siswa selama proses pembelajaran menulis puisi berlangsung. Hasil kedua
jurnal tersebut dalam tindakan siklus II akan diuraikan sebagai berikut.
4.1.3.2.2.1 Jurnal Guru
Jurnal guru diisi oleh guru pada saat proses pembelajaran menulis puisi
menggunakan teknik koreksi secara langsung selesai dilakukan. Jurnal guru berisi
uraian pendapat dan seluruh kejadian dalam proses pembelajaran berlangsung.
Ada lima aspek yang dapat dilihat melalui jurnal guru. Aspek tersebut adalah
(1) kesiapan atau minat siswa terhadap pembelajaran menulis puisi, (2) keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik
koreksi secara langsung, (3) tanggapan siswa terhadap teknik yang digunakan oleh
guru, (4) perilaku siswa dikelas pada saat pembelajaran menulis puisi, (5) suasana
dikelas pada saat pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti selama proses
pembelajaran berlangsung, dapat dijelaskan bahwa rata-rata siswa sudah lebih
siap dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi. Hal ini sangat terlihat ketika
siswa antusias dalam proses Tanya jawab mengenai materi menulis puisi. Siswa
sudah paham dan aktif dalam menjawab pertanyaan mengenai materi menulis
132
puisi, karena pada saat pertemuan kemarin sudah diberitahukan oleh guru dan saat
siklus II ini guru hanya mengulang kembali materi tentang menulis puisi. Respon
siswa terhadap teknik koreksi secara langsung siswa merasa terbantu karena
dengan itu siswa langsung bisa mengerti kesalahan dalam menulis puisi secara
langsung. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi sudah
kelihatan aktif, hal ini dapat dilihat pada saat guru memberikan pertanyaan
tentang materi menulis puisi kepada siswa mereka dengan cepat langsung
menjawabnya. Tingkah laku siswa pada saat pembelajaran berlangsung pada
siklus II dapat dikatakan sudah baik dibandingka dengan siklus I, hal ini dapat
dibuktikan pada saat pembelajaran berlangsung siswa tenang dan berkonsentrasi
mengikuti pembelajaran menulis puisi. Suasana dikelas pada saat pembelajaran
menulis puisi sudah tertib dan hidup karena setiap siswa sudah bisa bekerja secara
mandiri dan tidak bergantung kepada temannya.
4.1.3.2.2.2 Jurnal Siswa
Jurnal siswa diisi oleh semua siswa. Pengisian jurnal siswa dilakukan pada
saat selesai pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara
langsung. Aspek yang ada pada jurnal siswa mencakup lima aspek yang meliputi
(1) perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan teknik koreksi secara langsung, (2) kesulitan siswa saat menulis
puisi,(3) tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan teknik koreksi secara langsung, (4) kesan apakah yang diperoleh
siswa selama mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik koreksi
133
secara langsung, (5) saran siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dengan
teknik koreksi secara langsung.
Berdasarkan jawaban siswa mengenai perasaan siswa saat pembelajaran
menulis puisi berlangsung yaitu sebagian besar siswa merasa senang terhadap
pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara langsung. Dari 29
siswa, sebanyak 27 siswa atau sebesar 93,10% merasa senang ketika pembelajaran
menulis puisi menggunakan media video klip dan strategi elaborasi berlangsung.
Sisanya, yaitu sebanyak 2 siswa atau sebesar 6,90%mengaku cukup senang.
Semua siswa mengaku merasa tertarik dalam pembelajaran menulis puisi
menggunakan teknik koreksi secara langsung. Sebagian besar siswa terbantu
dalam menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara langsung karena siswa
dapat mengetahui kesalahan secara langsung baik dalam pemilihan tema, diksi,
perlambangan, rima maupun tipografi. Siswa merasa dengan adanya teknik ini
merasa terhibur dan lebih mudah pembelajarannya dalam menulis puisi dan
mereka lebih suka pada puisi.
Sebagian besar siswa, yaitu 25 siswa mengalami kesulitan dalam hal
pemilihan kata atau diksi. Kesulitan lain yang mereka hadapi yaitu siswa dalam
menulis puisi kesulitan mencari inspirasi dan menentukan isi puisi. Sedangkan 4
siswa mereka mengaku merasa tidak mengalami kesulitan dalam menulis puisi
karena siswa tersebut dapat menangkap penjelasan yang disampaikan oleh guru
dapat di respon dengan baik. Jadi pada siklus II ini, sebagian siswa merasa
semakin mengerti mengenai penulisan puisi.
134
Kesan dan pesan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dengan teknik
koreksi secara langsung, kesan yang diberikan adalah sebagian besar siswa senang
dengan adanya pembelajaran menulis puisi dengan teknik yang baru karena
sebelumnya mereka belum pernah belajar menulis puisi menggunakan seperti ini.
Siswa berpesan agar pembelajaran menulis puisi dengan penggunaan teknik ini
tetap diajarkan.
4.1.3.2.3 Hasil Wawancara
Wawancara pada siklus II dilakukan terhadap beberapa siswa, yaitu siswa
yang satu yang memperoleh nilai tetinggi, satu siswa yang memperoleh nilai
sedang, dan satu siswa yang memperoleh nilai terendah dalam tes menulis puisi
menggunakan teknik koreksi secara langsung. Kegiatan wawancara yang
dilakukan memiliki tujuan untuk menggali informasi yang berkaitan dengan
penggunaan dan penerapan teknik yang digunakan pada saat pembelajaran
menulis puisi.Wawancara pada siklus II pertanyaan yang diajukan masih sama
dengan pertanyaan pada siklus I. Wawancara ini mengungkapkan empat
pertanyaan sebagai berikut. (1) perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran
menulis puisi, (2) kendala dalam menulis setelah mengikuti pembelajaran menulis
puisi, (3) faktor yang mempengaruhi siswa dalam mengikuti pembelajaran
menulis puisi, (4) apakah dengan adanya teknik koreksi langsung bisa membuat
lebih nyaman dalam menulis puisi, (5) apakah dengan adanya teknik ini dapat
meningkatkan keaktifan dalam menulis puisi yang lebih baik dan bagus.
Pada dasarnya siswa yang berhasil tesnya dan mendapat nilai dengan
kategori sangat baik (R1) dan baik (R2) mengatakan senang dengan pembelajaran
135
menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara langsung, siswa menjadi dapat
menulis puisi dengan baik dan bisa menentukan tema dan diksi yang sesuai tanpa
bantuan orang lain dan mereka tidak merasa kesulitan dalam membuat puisi. Hal
ini dikarenakan siswa mendapat tuntunan dari guru untuk usaha yang dilakukan
untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi menggunakan teknik koreksi
secara langsung. Siswa berusaha dengan lebih banyak membaca buku mengenai
puisi dan bertanya apabila mengalami kesulitan dalam menulis puisi.
Siswa yang mendapat kategori cukup (R3) mengemukakan bahwa ia
tertarik dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik koreksi
secara langsung karena melalui pembelajaran ini mereka lebih tahu tentang
penggunaan pilihan kata yang tepat dan penentuan tema sehingga membantu
mereka dalam menulis puisi dengan baik dan dapat mengetahui kesalahan dalam
menulis puisi secara langsung.
Sebagian besar siswa belum pernah menggunakan teknik koreksi secara
langsung dalam menulis puisi. Dengan adanya teknik yang digunakan dalam
pembelajaran tersebut mereka lebih tahu dalam mengetahui kesalahan serta
menentukan kata-kata yang tepat.
Dari beberapa tanggapan dari siswa, mereka pada umumnya merasa
senang dengan teknik koreksi secara langsung, karena menurut siswa dengan
menggunakan teknik ini dapat mempermudah dalam mencari kesalahan menulis
puisi serta dapat menentukan kata-kata yang harus dituangkan dalam bentuk puisi
serta mempercepat mereka dalam menulis puisi.
136
4.1.3.2.4 Hasil Dokumentasi Siklus II
Pada siklus II ini, dokumentasi masih sama dengan kegiatan yang
dilakukan pada siklus I. Pengambila foto dilakukan oleh teman peneliti.
Dokumentasi foto ini dijadikan sebagai bukti visual kegiatan kegiatan
pembelajaran selama penelitian berlangsung.
Deskripsi hasil dokumentasi foto pada pembelajaran siklus II adalah
sebagai berikut.
Gambar 7. Aktivitas Guru Melakukan Apersepsi Siklus II
Gambar 7 di atas menunjukkan kegiatan awal pembelajaran yaitu guru
menanyakan kembali materi pembelajaran menulis puisi pada pertemuan
sebelumnya.
137
Gambar 8. Aktivitas Siswa Saat Memperhatikan Penjelasan Guru
Gambar 8 menunjukkan kegiatan siswa ketika memperhatikan penjelasan
peneliti tentang menulis puisi. Siswa diberi motivasi agar menulis puisi lebih baik dari
sebelumnya. Siswa diberi contoh perlambangan dan majas, versifikasi, dan tipografi yang
baikSiswa yang sebelumnya mali-malu untuk bertanya mengenai kesulitan yang
dialami pada siklus II ini mereka berani bertanya kepada guru. Hal ini mengalami
perubahan yang baik dari pertemuan sebelumnya pada saat pembelajaran
berlangsung.
Gambar 9. Aktivitas Siswa saat Menulis Puisi Secara Individu
Pada gambar 9 di atas merupakan aktivitas siswa saat menulis puisi secara
individu. Dalam siklus II ini siswa dalam membuat puisi tidak boleh berdiskusi
dengan temannya. Siswa membuat puisi berdasarkan pemikiran sendiri, kemudian
membuat menjadi sebuah puisi dengan memperhatikan aspek yang ada dalam
menulis puisi yaitu aspek kesesuaian isi dengan tema, diksi, perlambangan, rima
dan tipografi.
138
Gambar 10. Aktivitas Guru Mengoreksi Secara Individu
Pada gambar 10 di atas merupakan aktivitas guru saat mengoreksi hasil
karya siswa secara individu. Siswa ditugaskan untuk membuat puisi sesuai karya
sendiri, dengan memperhatikan aspek-aspek dalam menulis puisi, sedangkan guru
berkeliling dengan mengoreksi hasil karya siswa yang kurang tepat. Kebanyakan
siswa sudah banyak yang benar atau sesuai dengan aspek-aspek menulis puisi.
Siswa mengerjakan hasil karya puisi dengan serius dan sudah tidak tergantung
dengan teman.
Gambar 11. Aktivitas Siswa Saat Menulis di Depan Kelas
Pada gambar 11 diatas siswa pada saat menulis puisi. Siswa sangat serius
dalam menulis puisi dan mereka berusaha mengerjakannya sendiri tanpa diskusi
dengan temannya. Pada siklus II ini, siswa dalam menulis puisi sudah mengerti,
139
karena pada awal pembelajaran guru dan siswa sudah bertanya jawab tentang
kesalahan yang mereka alami pada pembelajaran sebelumnya.
Gambar 12. Aktivitas Siswa Ketika Membaca Puisi
Gambar 12 di atas menunjukkan aktivitas siswa pada saat membaca puisi
di depan kelas. Siswa tidak takut pada saat membaca puisi di depan kelas. Siswa
yang membacakan puisi di depan kelas yaitu siswa yang baik dalam menulis puisi.
Setelah membaca puisi selesai, guru memberikan penghargaan kepada siswa yang
menulis puisi baik dengan memberikan hadiah.
4.1.3.3Refleksi Siklus II
Siklus II dilaksanakan setelah pembelajaran siklus I selesai, sehingga
peneliti mengetahui perubahan baik positif maupun negatif yang terjadi selama
proses pembelajaran. Pembelajaran menulis puisi yang dilaksanakan pada siklus II
ini sudah dapat diikuti dengan baik oleh siswa. Siswa yang sebelumnya tidak
dapat mengikuti pembelajaran dengan baik disiklus I, pada siklus II ini siswa
dapat mengikuti pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dengan baik. Siswa
juga merespon positif teknik pembelajaran yang diterapkan peneliti. Kemampuan
siswa dalam menulis puisi pengalaman pribadi berdasarkan hasil tes di akhir
140
siklus II menunjukan adanya peningkatan nilai rata-rata dari siklus I. Hasil tes
menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara langsung pada siklus II
menunjukkan kategori baik yaitu 80,86. Hal itu berarti terjadi peningkatan sebesar
15,42. Hasil tes rata-rata aspek tema puisi menunjukkan kategori sangat baik
dengan nilai rata-rata kelas mencapai 86,20 dan mengalami peningkatan sebesar
10,55 dari siklus I. Hasil tes rata-rata aspek diksi sudah menunjukan kategori
sangat baik, dengan nilai rata-rata kelas mencapai 84,48 dan mengalami
peningkatan sebesar 12,93 dari siklus I. Hasil tes rata-rata aspek majassudah
menunjukan kategori baik, dengan nilai rata-rata kelas mencapai 75 dan
mengalami peningkatan sebesar 22,42 dari siklus I. Hasil tes rata-rata rima sudah
menunjukan kategori baik, dengan nilai rata-rata kelas mencapai 76,72 dan
mengalami peningkatan sebesar 11,57 dari siklus I. Sedangkan hasil tes rata-rata
tipografi sudah menunjukan kategori baik, dengan nilai rata-rata kelas mencapai
71,55 dan mengalami peningkatan sebesar 5,18 dari siklus I. Hal ini menunjukkan
bahwa pembelajaran menulis puisi dengan teknik koreksi secara langsung telah
mencapai target.
Dalam pembelajaran siklus II siswa sangat antusias dan serius dalam
menulis puisi, berdiskusi, dan dalam mempublikasikan hasil karyanya. Siswa
sudah terbiasa dengan teknik koreksi secara langsung, kebebasan dalam berkarya
khususnya dalam menulis puisi. Keterampilan menulis puisi menggunakan teknik
koreksi secara langsung berdasarkan hasil tes akhir siklus II menunjukkan adanya
peningkatan nilai rata-rata dari siklus I. Selain itu, hasil nontes pada siklus II yang
141
meliputi observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto sudah tidak terlihat
perilaku-perilaku negatif yang ditunjukkan oleh siswa.
Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat perilaku positif yang ditunjukkan
siswa, siswa terlihat memperhatikan dan merespons dengan antusias
mendengarkan penjelasan dari peneliti, siswa juga berpartisipasi secara aktif
dalam kegiatan diskusi. Siswa aktif dan berani bertanya apabila menemukan
kesulitan.
Berdasarkan hasil jurnal siswa dan jurnal guru, siswa sudah tidak
mengalami kesulitan yang berarti saat mengikuti pembelajaran menulis puisi,
siswa tertarik dengan teknik yang digunakan oleh peneliti. Siswa juga sudah
memahami penjelasan peneliti. Siswa merasa ada perubahan pada cara mengajar
peneliti yaitu peneliti lebih aktif bertanya, sehingga terjadi interaksi antara peneliti
dan siswa. Dari hasil jurnal guru terlihat bahwa siswa sudah mengalami
perubahan yang positif baik dari segi sikap maupun dari segi hasil tes.
Berdasarkan hasil wawancara, siswa menyatakan sangat senang dengan
pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara langsung, siswa
merasa dengan teknik yang digunakan dapat memotivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran dan memudahkan siswa dalam menulis puisi. Siswa tidak
mengalami kesulitan, siswa merasa lebih mengerti dan memahami penjelasan
peneliti. Hal ini disebabkan karena antara siswa dan peneliti sudah terjalin
hubungan yang baik.
Berdasarkan hasil dokumentasi foto terlihat bahwa siswa sudah
berkonsentrasi mendengarkan penjelasan dari peneliti, sudah tidak tampak siswa
142
yang asyik bercanda dengan teman sebangkunya. Saat mengerjakan tugas siswa
terlihat mengerjakan tugas dengan serius dan cermat.
Hal ini telah membuktikan keberhasilan peneliti menerapkan teknik
koreksi secara langsung. Hasil tes dan nontes tersebut membuktikan hasil yang
cukup menggembirakan, hasil tes siklus II telah mencapai target yang diharapkan,
yaitu nilai rata-rata kemampuan menulis puisi siswa sudah melebihi 70 sehingga
tidak perlu melakukan penelitian selanjutnya.
4.2 Pembahasan
Pembahasan penelitian ini berdasarkan siklus I dan siklus II. Siklus I
terdiri atas empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Selanjutnya, pada tahap siklus II tahapan-tahapan tersebut dilakukan dengan
beberapa perbaikan dari pembelajaran siklus I.
Pembahasan ini dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah yang
diangkat dalam penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimana peningkatan kemampuan
menulis puisi siswa kelas VIIIBSMPN 5 Sragi Pekalongan dalam pembelajaran
menulis puisi melalui teknik koreksi secara langsung? dan (2) Bagaimana
perubahan perilaku menulis puisi siswa kelas VIIIB SMPN 5 Sragi Pekalongan
dalam pembelajaran menulis puisi melalui teknik koreksi secara langsung?
Pembahasan dalam penelitian ini terdiri atas dua tahap, yaitu pembahasan
hasil tes untuk menjawab peningkatan keterampilan menulis puisi siswa
menggunakan teknik koreksi secara langsung dan pembahasan hasil nontes untuk
mengetahui perubahan perilaku belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran
menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara langsung.
143
Pada siklus I, pembelajaran diawali dengan Siswa dikondisikan untuk siap
menerima pembelajaran. Selain itu, guru melakukan tanya jawab dengan siswa
agarbdiberitahu tujuan dan manfaat pembelajaran yang harus dicapai terutama
dalam pemilihan kata agar sesuai dengan tema puisi. Hal ini bertujuan agar siswa
siap dengan pembelajaran dan termotivasi. Pada kegiatan ini, masih ada beberapa
siswa yang belum siap untuk menerima materi pembelajaran yang disampaikan
oleh guru. Masih ada siswa yang bercanda dengan teman, gaduh dan bermain-
main sendiri bahkan ada siswa yang melamun.
Pada kegiatan inti tahap eksplorasi, guru memberikan contoh puisi serta
materi mengenai puisi (pengertian, unsur-unsur puisi, dan kriteria puisi yang
baik). Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4
siswa dimana setiap kelompok menentukan sebuah tema yang akan diangkat
menjadi sebuah puisi. Selain itu, guru juga menjelaskan mengenai langkah-
langkah pembelajaran menulis puisi yang digunakan. Ini dilakukan agar siswa
memiliki bayangan serta tambahan pengetahuan berkenaan dengan pembelajaran
menulis puisi. Hal ini dilakukan juga untuk menggali pengetahuan siswa
berkenaan dengan menulis puisi. Namun, dalam kegiatan ini siswa masih terlihat
kebingungan dengan penjelasan yang diberikan oleh guru. Bahkan ada beberapa
siswa yang bercanda dengan teman dan tidak memperhatikan penjelasan yang
guru berikan.
Tahap elaborasi, Tiap siswa menulis puisi yang berbeda-beda tetapi sesuai
dengan tema kelompoknya. Kemudian tiap siswa dalam satu kelompok
menyunting hasil karya teman satu kelompok. Tiap kelompok memilih satu puisi
144
terbaik dikelompoknya untuk dipresentasikan ke depan kelas. Selanjutnya secara
acak dipilih 7 siswa dari kelompok yang berbeda untuk mempresentasikan hasil
karya. Disamping itu peniliti menyiapkan lembar penilaian. Siswa yang telah
mempresentasikan hasil karyanya langsung dinilai oleh guru dengan kriteria
penilaian yang telah ditentukan. Terakhir, Siswa memeriksa puisi yang dihasilkan.
Saat kegiatan ini, masih terlihat beberapa siswa yang bercanda dengan teman,
membuat coretan-coretan yang tidak perlu, dan berusaha melihat hasil kerja teman
ketika menulis puisi berlangsung. Selain itu, beberapa siswa agak kesusahan
ketika menentukan tema serta masih bingung dengan perlambangan, majas,
versifikasi, dan tipografi yang baik.
Pada tahap konfirmasi, Siswa membacakan puisi yang telah dihasilkan. 7
siswa secara acak ditunjuk untuk mempresentasikan hasil karyanya. Tiap siswa
atau kelompok diberikan kesempatan untuk memberikan komentar. Guru
memberikan penguatan dari setiap komentar dan tanggapan siswa. Kemudian
Siswa dan guru mendiskusikan puisi yang telah dihasilkan. Selanjutnya siswa
mengumpulkan puisi yang telah dihasilkan untuk dikoreksi. Pada kegiatan ini,
siswa susah untuk diminta maju ke depan membacakan puisi hasil kerja mereka.
Kegiatan akhir siklus I, Siswa dan guru bertanya jawab mengenai materi
yang belum dipahami. Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Siswa dan guru merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Siswa diberi motivasi untuk terus belajar menulis puisi di luar kegiatan belajar
mengajar. Dari kegiatan akhir tersebut, saat kegiatan tanya jawab dapat diketahui
kalau siswa masih belum begitu siap dengan pembelajaran yang ada dan masih
145
kebingungan dengan tema, perlambangan, majas, tipografi, dan versifikasi. Dari
pembelajaran ini hasil yang ada belum begitu memuaskan dan masih di bawah
kriteria kelulusan minimal.
Setelah kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan terdapat beberapa
kekurangan, yaitu: siswa masih kebingungan dalam menentukan tema, kurang
paham tentang majas, perlambangan, versifikasi serta tipografi yang baik dalam
puisi, dan nilai rata-rata yang didapatkan masih di bawah nilai kelulusan minimal.
Oleh Karena itu dalam siklus II diberikan beberapa perbaikan yaitu: menentukan
tema puisi serta memberikan contoh majas, perlambangan,versifikasi, dan
tipografi yang baik dalam puisi.
Kegiatan awal siklus II, guru mengkondisikan siswa agar lebih siap
menghadapi pembelajaran. Selain itu, guru memberikan motivasi kepada siswa
agar menghasilkan puisi yang lebih baik dari pertemuan sebelumnya terutama
dalam menyunting hasil karya puisinya. Hal ini agar siswa lebih termotivasi untuk
menghasilkan puisi yang lebih baik. Pada tahap ini terlihat siswa sudahmampu
dalam menuangkan ide-ide kreatifnya serta sudah mampu mengetahui kesulitan
dalam menulis puisi. Siswa sudah siap melakukan pembelajaran menulis puisi
dengan teknik teknik koreksi secara langsung. Pada kegiatan ini siswa sudah
terlihat fokus dalam mengikuti pembelajaran.
Kegiatan inti siklus II tahap eksplorasi, guru memberikan umpan balik
mengenai tema yang telah dikembangkan siswa menjadi sebuah puisi pada
pertemuan sebelumnya dan menghubungkannya dengan tema yang akan diulas
pada pertemuan ini. Guru memberikan pemecahan kesulitan yang dirasakan siswa
146
dalam menulis puisi pada pertemuan sebelumnya, terutama berkenaan dengan
masalah penggunaan majas dan perlambangan serta pemanfaatan versifikasi dan
tipografi serta memberi contoh perlambangan, majas, versifikasi, dan tipografi
yang sesuai dengan puisi. Guru juga menekankan kembali tentang penerapan
teknik koreksi secara langsung dalam menulis puisi. Hal ini bertujuan agar siswa
tahu kekurangan yang mereka miliki pada pembelajaran sebelumnya dan dapat
memperbaikinya pada pembelajaran kali ini. Selain itu, dengan pemberian contoh
siswa dapat lebih jelas dan menghasilkan puisi yang lebih baik. Siswa terlihat
paham dengan penjelasan yang guru sampaikan dan terlihat antusias untuk segera
menulis puisi.
Tahap elaborasi siklus II hampir berbeda dengan siklus I pada pertemuan
ini siswa ditugaskan untuk membuat puisi secara individu, tema yang diangkat
bebas sesuai imajinasi siswa, kemudian hasil karya puisi tersebut dikoreksi ulang
oleh siswa. Selain itu, siswa tidak hanya sekedar memeriksa puisi yang telah
dihasilkan tetapi juga merevisi puisi mereka agar lebih baik. Disamping itu guru
membimbing siswa dalam kegiatan menulis puisi. Pada tahap ini siswa tidak lagi
kebingungan dengan tema puisi dan antusias dengan tema yang telah guru
tentukan. Ada satu siswa yang masih membuat coretan-coretan yang tidak perlu
serta berusaha melihat hasil kerja teman. Hal ini karena siswa tersebut memang
tidak tertarik menulis puisi dan termasuk dalam siswa yang bandel.
Tahap konfirmasi hampir sama dengan siklus II yaitu, Siswa yang belum
mempresentasikan hasil karyanya ditunjuk oleh guru untuk mempresentasikan
puisinya didepan kelas. 7 siswa ditunjuk untuk mempresentasikan hasil karyanya.
147
Siswa yang mempresentasikan hari ini adalah siswa yang belum
mempresentasikan pada pertemuan sebelumnya. Guru menyiapkan lembar
penilaian. Siswa yang telah mempresentasikan hasil karyanya langsung dinilai
oleh guru dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan. Siswa yang dipilih
menuliskan hasil karyanya dipapan tulis. Kemudian guru memberikan kesempatan
siswa lain untuk mengomentari puisi yang ditulis. Setelah itu guru memberi
penguatan dari setiap komentar dan tanggapan siswa. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru. Tiap siswa mengumpulkan hasil suntingan karyanya kepada
guru.Pada tahap ini ada siswa yang bersedia maju dan membacakan hasil kerjanya.
Kegiatan akhir siklus II, Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Siswa dan guru merefleksi pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Selain itu, guru tidak lupa memberikan motivasi bagi siswa agar
terus mengembangkan kemampuan menulis puisi yang dimiliki. Pada tahap ini
siswa menunjukkan sikap yang baik dengan tenang dan memperhatikan
penjelasan dan motivasi yang guru berikan.
Setelah pembelajaran siklus II, nilai rata-rata yang dihasilkan siswa sudah
mencapai kriteria kelulusan minimal. Selain itu, siswa juga menunjukkan sikap
yang lebih positif dari pembelajaran siklus I.
4.2.1 Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Menggunakan Teknik
Koreksi Secara Langsung
Hasil penelitian ini berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari
pratindakan, siklus I dan siklus II. Penelitian mengenai pembelajaran menulis
puisi dengan menggunakan teknik koreksi langsung mengalami perubahan
148
perilaku belajar siswa ke arah yang lebih positif dan terjadi peningkatan
keterampilan dalam menulis puisi.
Tabel 24. Hasil Tes Menulis Puisi Tiap Siklus
No.
Rentang
Skor
Kategori
Prasiklus Siklus I Siklus II
F %
Bobot
Skor F %
Bobot
Skor F %
Bobot
Skor
1 85-100
Sangat baik 0 0 0 0 0 0 5 13.80 425
2 70-84 Baik 0 0 0 16 55,17 1120 24 86.20 1920
3 60-69 Cukup baik 8 27.59 480 11 37,93 660 0 0 0
4 50-59 Kurang 21 72.41 1050 2 6,90 118 0 0 0
5 < 50 Sangat kurang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 29 100 1530 29 100 1898 29 100 2345
Rata-rata
Berdasarkan data hasil tes menulis puisi di atas dari prasiklus, siklus I dan
siklus II dapat dijelaskan bahwa pada tiap siklus mengalami peningkatan. Pada
prasiklus skor rata-rata hanya 52,75, sedangkan pada siklus I skor rata-rata
meningkat menjadi 65,44 dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 80,86. Uraian
tabel di atas akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
Pada prasiklus tidak ada siswa atau 0% yang mendapat rentang skor 85-
100 atau dalam kategori sangat baik. pada siklus I juga tidak ada siswa atau 0%
yang mendapat rentang skor 85-100. Sedangkan pada siklus II,5 siswa yang
mendapat rentang skor 85-100 atau sebesar 13,80% dari jumlah keseluruhan siswa
dengan bobot skor 425.
Kategori baik yaitu dengan rentang skor antara 70-84 pada prasiklus tidak
ada siswa yang mendapat nilai 70-84 atau sebesar 0%. Pada siklus I terdapat 16
149
siswa atau sebesar 55,17% dari jumlah keseluruhan siswa dengan bobot skor
1120. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan yang cukup berarti, yaitu
siswa yang mencapai kategori baik berjumlah 24 siswa atau sebesar 86,20% dari
jumlah keseluruhan siswa dengan bobot skor 1920.
Kategori cukup dengan rentang skor 60-69 pada prasiklus berjumlah 8
siswa atau sebesar 27,59% dari jumlah keseluruhan siswa dengan bobot skor 480.
Pada siklus I berjumlah 11 siswa atau sebesar 37,93% dari jumlah keseluruhan
siswa dengan bobot skor 660. Kemudian pada siklus II tidak ada siswa yang
mendapat rentang skor 60-69 atau sebesar 0%.
Kategori kurang dengan rentang skor 50-59 pada prasiklus berjumlah 21
siswa atau sebesar 72,41% dari jumlah keseluruhan siswa dengan bobot skor
1050. Pada siklus I berjumlah 2 siswa atau sebesar 6,90% dari jumlah keseluruhan
siswa dengan bobot skor 118. Pada siklus II ini tidak ada siswa yang mendapat
nilai dengan rentang skor 50-59 atau sebesar 0%.
Kategori sangat kurang pada prasiklus tidak ada siswa yang mendapat nilai
dengan rentang skor 0-49. Pada siklus I dan siklus II juga tidak ada siswa yang
mendapat nilai dengan rentang skor 0-49 atau sebesar 0%.
Berdasarkan deskripsi pemahaman di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa
pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara langsung dapat
meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi. Peningkatan nilai rata-rata
hasil menulis puisi dari tes prasiklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
diagram berikut.
150
Diagram 7. Tes Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasi tes menulis puisi siswa dari prasiklus, siklus I dan siklus
II mengalami peningkatan. Hasil tes menulis puisi pada prasiklus mencapai 52,75
dari jumlah keseluruhan siswa dalam satu kelas atau berada dalam kategori kurang
dari rentang skor 50-59.
Hasil tes menulis puisi pada siklus I mencapai 65,44 dari jumlah
keseluruhan siswa dalam satu kelas atau berada dalam kategori cukup dengan
rentang skor 60-69. Hasil tes prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar
12,69. Peningkatan tersebut terjadi karena dalam pembelajaran prasiklus siswa
dalam menulis puisi belum menggunakan teknik koreksi secara langsung.
Pembelajaran pada prasiklus menggunakan metode ceramah kemudian siswa
disuruh guru untuk membuat puisi tentang keindahan alam. Sedangkan pada
151
pembelajaran siklus I guru sudah menggunakan teknik koreksi secara langsung
sehingga hasil menulis tes puisi siswa meningkat.
Pada kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II diawali dengan apersepsi
yang dilakukan oleh guru. Hal ini dilakukan untuk menciptakan kondisi yang baik
untuk pembelajaran. Setelah apersepsi, guru menjelaskan materi dengan
menunjukkan contoh puisi. Dari puisi tersebut, siswa dan guru menganalisis
unsur-unsur pembangun puisi seperti tema, diksi, majas dan perlambangan, rima,
dan tipografi. Kegiatan selanjutnya menulis puisi, siswa menulis puisi dengan
menggunakan teknik koreksi secara langsung. Disamping itu guru mengoreksi
secara langsung ketika siswa menulis puisi. Setelah semua siswa selesai menulis
puisi, hasil puisi siswa ditulis dipapan tulis dan dibacakan di depan kelas. Setelah
dibacakan, siswa bersama guru mengidentifikasi hasil puisi siswa seperti tema,
diksi, majas dan perlambangan, rima, dan tipografi puisi.
Hasil tes menulis puisi pada siklus II mencapai nilai rata-rata 80,86 atau
berada pada kategori baik dengan rentang skor 70-84. Hasil tes menulis puisi dari
siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 15,42. Peningkatan ini terjadi
karena selama pembelajaran menulis puisi sudah banyak siswa yang serius dalam
membuat puisi. Pada siklus II siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran
menulis puisi dibandingkan dengan siklus I.
Adapun perbandingan tes siswa dalam menulis puisi tiap-tiap aspek pada
prasiklus, siklus I dan siklus II beserta pembahasan mengenai peningkatan nilai
kelima aspek tersebut akan dipaparkan dibawah ini.
Tabel 25. Peningkatan Pada Aspek Tema Puisi
152
No Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II Bobot Skor
% Bobot Skor
% Bobot Skor
%
1 Sangat Baik 0 0 240 35 360 52 2 Baik 126 24 252 48 216 41 3 Cukup 240 69 60 17 24 7 4 Kurang 12 7 0 0 0 0 5 Sangat Kurang 0 0 0 0 0 0 Jumlah 378 100 552 100 600 100 Rata-rata 54,31 79,31 86,20 Kategori Kurang baik Sangat Baik
Berdasarkan tabel diatas, hasil peningkatan keterampilan menulis puisi
dengan teknik koreksi secara langsung aspek tema puisi dari prasiklus, siklus I,
dan siklus IImengalami peningkatan. Hasil tes prasiklus yaitu sebelum
dilakukannya tindakan penelitian kelas, menunjukkan skor rata-rata yang dicapai
sebesar 54,31 yang berada pada kategori kurang, pada siklus I skor rata-rata yang
diperoleh sebesar 79,31 yang berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan
bahwa hasil tes aspek tema puisi yang dicapai pada siklus I mengalami
peningkatan sebesar 25 dari hasil prasiklus.
Hasil skor rata-rata yang diperoleh pada pembelajaran siklus II sebesar
86,20 yang berada pada kategori sangat baik, hal ini berarti hasil tes aspek tema
puisi pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 6,89 dari pembelajaran siklus
I. berdasarkan dari data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa penerapan
teknik koreksi secara langsung telah berhasil dalam pembelajaran menulis puisi
untuk aspek tema puisi pada siswa kelas VIII B SMP N 5Sragi.
Tabel 26. Peningkatan Pada Aspek diksi Puisi
No Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II
153
Bobot Skor
% Bobot Skor
% Bobot Skor
%
1 Sangat Baik 0 0 216 31 360 52 2 Baik 72 14 216 42 180 34 3 Cukup 276 79 36 10 48 14 4 Kurang 12 7 30 17 0 0 5 Sangat kurang 0 0 0 0 0 0 Jumlah 360 100 498 100 588 100 Rata-rata 51,72 71,55 84,48 Kategori Kurang baik baik
Berdasarkan tabel diatas, hasil peningkatan keterampilan menulis puisi
aspek diksi dari prasiklus, siklus I, dan siklus IImengalami peningkatan. Hasil tes
prasiklus yaitu sebelum dilakukannya tindakan penelitian kelas, menunjukkan
skor rata-rata yang dicapai sebesar 51,72 yang berada pada kategori kurang, pada
siklus I skor rata-rata yang diperoleh sebesar 71,55 yang berada pada kategori
baik. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tes aspek judul puisi yang dicapai pada
siklus I mengalami peningkatan sebesar 19,76 dari hasil prasiklus.
Hasil skor rata-rata yang diperoleh pada pembelajaran siklus II sebesar
84,48 yang berada pada kategoribaik, hal ini berarti hasil tes aspek diksi pada
siklus II mengalami peningkatan sebesar 12,93 dari pembelajaran siklus I.
berdasarkan dari data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik
koreksi secara langsung telah berhasil dalam pembelajaran menulis puisi untuk
aspek diksi pada siswa kelas VIIIB SMP N 5Sragi.
Tabel 27. Peningkatan Pada Aspek majas Puisi
No Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II
154
Bobot Skor
% Bobot Skor
% Bobot Skor
%
1 Sangat Baik 0 0 80 14 100 17 2 Baik 30 7 90 21 285 66 3 Cukup 250 86 80 27 50 17 4 Kurang 10 7 55 38 0 0 5 Sangat kurang 0 0 0 0 0 0 Jumlah 290 100 305 100 435 100 Rata-rata 50 52,58 75 Kategori Kurang Cukup baik
Berdasarkan tabel diatas, hasil peningkatan keterampilan menulis puisi
aspek majas puisi dari prasiklus, siklus I, dan siklus IImengalami peningkatan.
Hasil tes prasiklus yaitu sebelum dilakukannya tindakan penelitian kelas,
menunjukkan skor rata-rata yang dicapai sebesar 50 yang berada pada kategori
kurang, pada siklus I skor rata-rata yang diperoleh sebesar 52,58 yang berada
pada kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tes aspek majas puisi yang
dicapai pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 2,58 dari hasil prasiklus.
Hasil skor rata-rata yang diperoleh pada pembelajaran siklus II sebesar 75
yang berada pada kategoribaik, hal ini berarti hasil tes aspek majas puisi pada
siklus II mengalami peningkatan sebesar 22,42 dari pembelajaran siklus I.
Berdasarkan dari data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa teknik koreksi
secara langsungtelah berhasil dalam pembelajaran menulis puisi untuk aspek
majas puisi pada siswa kelas VIIIB SMP N 5Sragi.
Tabel 28. Peningkatan Pada Aspek Rima Puisi
No Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II
155
Bobot Skor
% Bobot Skor
% Bobot Skor
%
1 Sangat Baik 0 0 64 14 64 14 2 Baik 12 3 144 41 246 79 3 Cukup 208 90 80 35 16 7 4 Kurang 8 7 12 10 0 0 5 Sangat kurang 0 0 0 0 0 0 Jumlah 228 100 300 100 356 100 Rata-rata 49,13 64,65 76,72 Kategori Kurang Cukup Baik
Berdasarkan tabel diatas, hasil peningkatan keterampilan menulis puisi
aspek rima puisi dari prasiklus, siklus I, dan siklus IImengalami peningkatan.
Hasil tes prasiklus yaitu sebelum dilakukannya tindakan penelitian kelas,
menunjukkan skor rata-rata yang dicapai sebesar 49,13 yang berada pada kategori
kurang, pada siklus I skor rata-rata yang diperoleh sebesar 64,65 yang berada
pada kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tes aspek rima puisi yang
dicapai pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 15,52 dari hasil prasiklus.
Hasil skor rata-rata yang diperoleh pada pembelajaran siklus II sebesar
76,72 yang berada pada kategoribaik, hal ini berarti hasil tes aspek rima puisi pada
siklus II mengalami peningkatan sebesar 12,07 dari pembelajaran siklus I.
Berdasarkan dari data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik
koreksi secara langsung telah berhasil dalam pembelajaran menulis puisi untuk
aspek rima puisi pada siswa kelas VIII B SMP N 5Sragi.
Tabel 29. Peningkatan Pada Aspek Tipografi Puisi
No Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II
156
Bobot Skor
% Bobot Skor
% Bobot Skor
%
1 Sangat Baik 0 0 80 18 80 17 2 Baik 24 7 144 41 180 52 3 Cukup 184 79 72 31 72 31 4 Kurang 16 14 12 10 0 0 5 Sangat kurang 0 0 0 0 0 0 Jumlah 224 100 308 100 332 100 Rata-rata 48,27 66,37 71,55 Kategori Kurang Cukup baik
Berdasarkan tabel diatas, hasil peningkatan keterampilan menulis puisi
aspek tipografi puisi dari prasiklus, siklus I, dan siklus IImengalami peningkatan.
Hasil tes prasiklus yaitu sebelum dilakukannya tindakan penelitian kelas,
menunjukkan skor rata-rata yang dicapai sebesar 48,27 yang berada pada kategori
kurang, pada siklus I skor rata-rata yang diperoleh sebesar 66,37 yang berada
pada kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa hasil tes aspek gaya bahasa
puisi yang dicapai pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 18,10 dari hasil
prasiklus.
Hasil skor rata-rata yang diperoleh pada pembelajaran siklus II sebesar 71,55 yang
berada pada kategori sangat baik, hal ini berarti hasil tes aspek tipografi puisi pada
siklus II mengalami peningkatan sebesar 5,18 dari pembelajaran siklus I.
Berdasarkan dari data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik
koreksi secara langsung berhasil dalam pembelajaran menulis puisi untuk aspek
tipografi puisi pada siswa kelas VIIIB SMP N 5Sragi.
Untuk lebih jelasnya, peningkatan kelima aspek diatas dapat dilihat pada
diagram berikut.
157
Diagram 8. Peningkatas Tiap Aspek Menulis Puisi dengan Teknik
Koreksi Secara Langsung
4.2.2 Perubahan Perilaku Belajar Siswa
Berdasarkan hasil nontes siklus I yang diperoleh melalui jurnal,
wawancara, observasi. Berdasarkan hasil observasi perubahan perilaku siswa dari
siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Begitu juga dalam perilaku negatif
siswa mengalami perubahan yang lebih baik. Dari siklus I ke siklus II.
Dengan penggunaan teknik koreksi secara langsung mampu mengubah
perilaku siswa ke arah yang lebih baik selama proses pembelajaran menulis puisi
berlangsung. Perubahan perilaku terjadi karena dalam pembelajaran guru
menggunakan teknik koreksi secara langsung. Siswa merasa senang dengan
adanya teknik ini siswa mampu secara langsung menganalisa kesalahan dalam
pemilihan kata dan kesesuaian dengan tema yang akan ditulis siswa. Disamping
158
itu, dalam menulis puisi siswa semangat dalam membuat puisi dan siswa berusaha
tidak mencotek pekerjaaan temannya karena guru secara langsung mendampingi
siswa dalam menulis karyanya. Dengan kata lain terjadi perubahan motivasi siswa
dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi. Meskipun pada siklus I masih ada
kendala dalam proses pembelajaran karena masih ada siswa yang ramai, namun
secara umum ada perubahan suasana pembelajaran menulis puisi.
Berdasarkan hasil jurnal siswa siklus II mengalami perubahan dari siklus I.
Siswa yang pada siklus I menyatakan kesulitan dalam menulis puisi terutama
aspek majas, rima dan tipografi, pada siklus II menyatakan berkurang dan bahkan
mereka merasa senang menulis puisi. Pada pesan dan saran pada siklus I dan
siklus II semua siswa berpesan agar pembelajaran menulis puisi berjalan terus
dengan menggunakan teknik koreksi secara langsung. Sedangkan saran siswa
kepada peneliti dengan menggunakan teknik koreksi secara langsung agar bisa
diterapkan guru dalam pembelajaran menulis puisi. Dari hasil jurnal siswa pada
siklus I dan siklus II dapat diambil simpulan bahwa sikap siswa lebih baik dan
lebih positif dalam menanggapi pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan
teknik koreksi secara langsung.
Dari hasil wawancara, dapat diketahui bahwa pembelajaran keterampilan
menulis puisi dengan menggunakan teknik koreksi secara langsung yang
dilakukan oleh peneliti pada siklus II lebih baik. Kebanyakan siswa mengaku
tidak kesulitan dalam menulis puisi karena sudah bisa menemukan pilihan kata
yang tepat sesuai dengan tema dalam puisi. Pembelajaran yang lebih baik dari
siklus II membuat siswa menjadi lebih siap dalam menerima pembelajaran dan
159
siswa tidak kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan. Kondisi kelas
yang tenang membuat siswa serius dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal-hal
yang sudah baik pada siklus I peneliti pertahankan dan ditingkatkan pada
pembelajaran siklus II. Hal positif terjadi akibat adanya perbaikan pada siklus II
berdasarkan data nontes, yang meliputi observasi, jurnal guru dan masukan siswa
melalui jurnal siswa dan juga wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diketahui bahwa
penggunaan teknik koreksi secara langsung dapat meningkatkan pemahaman
siswa dalam menulis puisi terutama dalam memperhatikan aspek-aspek dalam
menulis puisi, siswa juga bisa secara langsung mengetahui kesalahan dalam
memilih kata yang akan dituliskan dikarya puisinya serta dapat mengubah
perilaku siswa kearah yang positif sehingga terjadi peningkatan keterampilan
siswa dalam menulis puisi. Berikut adalah pemaparan perubahan perilaku yang
dialami siswa.
4.2.2.1 Observasi Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I dan siklus II, dapat dijelaskan
bahwa perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi dengan teknik
koreksi secara langsung mengalami perubahan. Perubahan perilaku siswa dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
160
Tabel 30. Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II
Aspek pengamatan
Frekuensi pada Siklus I
Frekuensi pada Siklus II
Sikap Positif
Sikap Negatif
Sikap Positif
Sikap Negatif
Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan teknik koreksi secara langsung
20 9 29 -
Antusias siswa dalam memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu
19 10 26 3
Antusias siswa ketika aktif menjawab pertanyaan dari guru
17 12 25 4
Antusias siswa aktif bertanya mengenai materi menulis puisi yang dijelaskan oleh guru
17 12 23 6
Antusias siswa tidak meremehkan kegiatan menyimak penjelasan guru
19 10 29 0
Antusias siswa tidak meremehkan kegiatan pembelajaran menulis puisi
18 11 28 1
Antusias sisawa dalam proses mengikuti kegiatan menulis puisi dengan baik
20 9 27 2
Antusias siswa saat menulis puisi dengan penuh konsentrasi
20 9 29 -
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terjadi perubahan perilaku
belajar siswa ke arah yang lebih baik dari siklus I ke siklus II. Pada aspek
Keaktifan siswa dalam mengkuti pembelajaranmenulis puisi terjadi peningkatan
yang positif sebesar 31,04% dari siklus I. Hal ini terlihat ketika siswa pada siklus I
masih banyak siswa yang berbicara sendiri dengan teman sebelah,akan tetapi pada
siklus II siswa sudah terlihat lebih serius dalam memperhatikan pelajaran yang
disampaikan oleh guru.
161
Pada aspek memperhatikan penjelasan materi terjadi peningkatan positif
sebesar 24,14% dari siklus I. Hal ini dapat terlihat ketika siswa pada siklus I
masih terlihat berbicara dengan temannya sendiri dan tidak sungguh-sungguh
dalam menyimak materi yang disampaikan, sedangkan pada siklus II terlihat
siswa sudah tertib dan aktif dalammenyimak materi yang disampaikan oleh
peneliti.
Pada aspek keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dari peneliti
terjadi peningkatan yang positif sebesar 27,58% dari siklus I. Hal ini terlihat
ketika siswa pada siklus I masih terlihat takut dalam menjawab apa yang peneliti
tanyakan, adapula yang malu bahkan ragu bila jawabannya salah,akan tetapi pada
siklus II siswa sudah terlihat lebih percaya diri dalam menjawab petanyaan dari
peneliti.
Pada aspek antusiasme siswa dalam bertanya tentang materi yang telah
disampaikan terjadi peningkatan yang positif sebesar 6,89% dari siklus I. Hal ini
dapat terlihat ketika pada siklus I siswa tidak berani untuk mengacungkan tangan.
Siswa masih malu-malu dalam bertanya atau kurang percaya diri. Pada siklus II
terlihat siswa sudah berani untuk mengacungkan tangan dan bertanya mengenai
materi yang disampaikan.
Pada aspek antusiasme siswa tidak meremehkan dalam kegiatan menyimak
terjadi peningkatan yang positif sebesar 34,49% dari siklus I. Hal ini dapat terlihat
ketika pada siklus I siswa banyak bercanda. Sedangkan pada siklus II siswa
terlihat lebih sungguh-sungguh menyimak semua penjelasan dari guru.
162
Pada aspek keaktifan siswa tidak meremehkan kegiatan pembelajaran
menulis puisi terjadi peningkatan yang positif sebesar 34,45% dari siklus I.
Peningkatan ini bisa dilihat dari perbedaan sikap siswa antara siklus I dan siklus
II. Pada siklus I siswa msih pasif dalam memperhatikan penjelasan guru. Pada tiap
kelompok diskusi hanya beberapa siswa yang memberikan kontribusinya dalam
kelompok sedangkan siswa yang lain hanya duduk duduk diam saja. Pada siklus II
sikap sisiwa dalam diskusi kelompok jauh sangat berbeda dibandingkan dengan
sikap sisiwa pada siklus I. Pada siklus II siswa lebih aktif dalam menyampaikan
pendapatnya dalam kelompok. Siswa yang pada siklus I hanya diam, disiklus II
sudah bisa berkomentar. Hal-hal tersebut peneliti lihat ketika peneliti berkeliling
kelas untuk mengamati aktifitas siswa.
Pada aspek mengikuti kegiatan menulis puisi dengan baik, terjadi
peningkatan positif sebesar 24,14% dari siklus I. Pada siklus II siswa sudah bisa
memanfaatkan waktu dengan baik. Tugas atau tes yang diberikan bisa
diselesaikan tepat pada waktunya. Sedangkan pada siklus I masih banyak siswa
yang telat dalam menyelesaikan tugasnya karena banyak yang bercanda.
Penignkatan ini membuat penenliti merasa senang karena proses pembelajaran
yang telah ditetapkan menjadi lebih terarah.
Aspek menulis puisi dengan penuh konsentrasi. Aspek ini mengalami
penigkatan posiitf sebesar 31,04% dari siklus I. Keseriusan siswa terlihat selama
proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus I perilaku negatif siswa mengenai
tingkat keseriusan dalam menulis puisi masih terlihat sedangkan pada siklus II
sudah tidak terlihat
163
Berdasarkan perbandingan aspek hasil observasi siklus I dan siklus II
dapat terlihat peningkatan sikap yang positif. Hal ini merupakan bukti
keberhasilan pembelajaran dalam menulis puisi dengan teknik koreksi secara
langsung dapat mengubah perilaku siswa menjadi kearah yang lebih baik untuk
siswa kelas VIII B SMP N 5 Sragi.
4.2.2.2 Jurnal Siklus I dan Siklus II
Jurnal yang digunakan dalam siklus I dan siklus II ini ada yaitu jurnal
siswa dan jurnal guru. Kedua jurnal tersebut berisi ungkapan perasaan atau
tanggapan siswa dan peneliti selama pembelajaran menulis puisi dengan teknik
koreksi secara langsung.
4.2.2.2.1 Jurnal Siswa
Berdasarkan hasil jurnal siswa siklus I dan siklus II diperoleh hasil tentang
ketertarikan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Menurut siswa,
pembelajaran menulis puisi ternyata menarik dan tidak membosankan karena
menggunakan teknik pembelajaran yang belum pernah digunakan oleh guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
Ketertarikan siswa teknik koreksi secara langsung dapat mempermudah
siswa dalam menulis puisi,mereka menjadi lebih aktif karena mereka dapat
menilai puisinya sendiri maupun teman, dan dapat bekerja samabaik secara
individu maupun kelompok. Siswa juga merasa termotivasi untuk mendapatkan
penghargaan. Penghargaan ini bisa diberikan kepada kelompok maupun individu.
Siswa mengalami kesulitan pada siklus I yaitu beberapa siswa kesulitan
dengan pembelajaran menulis puisi pada aspek tema dan pilihan kata yang harus
164
digunakan terutama penggunaan majas. Hal ini dikarenakan siswa jarang berlatih
menulis puisi. Pada siklus II sebagian besar siswa sudah tidak mengalami
kesulitan dalam pembelajaran karena siswa sudah dapat menentukan tema dan
dapat memilih kata yang tepat dalam puisinya terutama dalam penggunaan majas
sudah mulai bagus.
Tanggapan siswa terhadap perilaku dan sikap peneliti saat pembelajaran
berlangsung menyatakan bahwa peneliti sudah dapat menjelaskan materi dengan
baik dan mudah dipahami siswa. Peneliti juga membantu siswa apabila
mengalami kesulitan dalam pembelajaran sehingga siswa merasa terbantu dengan
hal itu. Siswa juga menyatakan senang dengan adanya motivasi yang diberikan
oleh peneliti.
Perasaan siswa selama mengikuti proses pembelajaran yaitu perasaan
senang. Pada siklus I perasaan senang ini sudah diperlihatkan oleh siswa. Pada
siklus II perasaan senang ini lebih terlihat. Siswa lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran.
Pada siklus I siswa memberikan saran untuk pembelajaran berikutnya agar
waktu dalam pembelajaran menulis puisi lebih banyak lagi. Berbeda dengan siklus
I, pada siklus II siswa memberikan respons tentang manfaat yang diperoleh dari
kegiatan pembelajaran..
Berdasarkan hasil jurnal siswa pada siklus I dan siklus II terlihat bahwa
siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran menulis puisi dengan
teknik koreksi secara langsung. Hal ini menandakan bahwa siswa tertarik dalam
mengikuti pembelajaran menulis puisi yang sudah disampaikan.
165
4.2.2.2.2 Jurnal Guru
Berdasarkan hasil jurnal guru siklus I dapat disimpulkan bahwa kesiapan
siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi masih kurang. Beberapa siswa
masih membuat kegaduhan di kelas sehingga mengganggu kesiapan siswa
lainnya. Pada pembelajaran siklus II sudah ada perubahan perilaku siswa.
Kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik, sebagian besar siswa merasa
senang dan termotivasi dengan pembelajaran. Siswa tampak lebih siap dalam
mengikuti pembelajaran.
Pada siklus I masih sedikit siswa yang aktif dalam mengikuti jalannya
pembelajaran, siswa juga masih terlihat malu-malu dan takut saat mengikuti
kegiatan pembelajaran. Kondisi ini disebabkan oleh pola pembelajaran peneliti
yang masih merupakan hal baru bagi siswa sehingga perlu adanya penyesuaian
diri siswa untuk dapat mengikuti pembelajaran. Selama proses pembelajaran
siklus II siswa sudah aktif mengikuti kegiatan belajar. Mereka aktif dan sungguh-
sungguh dalam mengikuti jalannya pembelajaran, baik saat diskusi maupun
individu.
Tanggapan siswa pada siklus I terhadap pembelajaran menulis puisi
sebagian besar siswa merasa senang dan berminat. Siswa merespons pembelajaran
dengan antusias dan penuh perhatian. Pada siklus II sudah tercipta suasana yang
kondusif, siswa terlihat bersemangat dan memperhatikan penjelasan dari peneliti
dan siswa sudah dapat mengerjakan tugas secara mandiri atau individu. Siswa
juga sudah terlihat konsentrasi dalam menulis puisi.
166
Pada siklus I respons siswa terhadap teknik koreksi secara langsung
terlihat sudah antusias, terlihat dari perhatian siswa saat peneliti menjelaskan
bagaimana proses pembelajaran serta langkah-langkah pembelajarannya. Namun
beberapa siswa masih terlihat kebingungan dengan teknik yang peneliti jelaskan
karena mereka belum pernah mengikuti pembelajaran dengan teknik yang
digunakan. Pada siklus II semakin banyak siswa yang merespons positif
teknikyang digunakan oleh peneliti, siswa antusias dan penuh perhatian terhadap
pembelajaran.
Berdasarkan perbandingan hasil jurnal guru siklus I dan siklus II dapat
dinyatakan bahwa siswa sudah merespons positif terhadap teknik yang diterapkan
oleh peneliti. Siswa terlihat mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan
sungguh-sungguh.
4.2.2.3 Wawancara Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil wawancara siklus I dapat dijelaskan tanggapan siswa
mengenai penjelasan peneliti dalam pembelajaran menulis puisi terdapat siswa
yang menyatakan kurang mengerti penjelasan dari peneliti. Siswa yang kurang
mengerti tersebut karena kurang menyerap dan menerima apa yang diajarkan
peneliti. Kehadiran peneliti pada siklus I merupakan hal baru bagi siswa sehingga
perlu adanya penyesuaian.
Berdasarkan hasil wawancara siklus II diperoleh data bahwa siswa yang
memperoleh nilai sangat baik merasa sangat senang dengan pembelajaran menulis
puisi karena teknik yang diberikan oleh peneliti dapat memotivasi siswa untuk
dapat menyenangi kegiatan menulis puisi.
167
Pendapat siswa tentang penjelasan peneliti mengenai pembelajaran
menulis puisi menyatakan bahwa penjelasan peneliti sudah jelas sehingga mereka
mampu menyerap dan menerima apa yang diajarkan peneliti. Siswa juga merasa
mengerti dan merasa penjelasan peneliti mudah dipahami sehingga dapat
mempermudah siswa memecahkan masalah yang dihadapi dalam menulis
puisi.Siswa yang memperoleh nilai baik pada siklus II berpendapat bahwa siswa
merasa senang dengan kegiatan menulis puisi karena teknik yang digunakan
berbeda dan baru bagi mereka.
Berdasarkan hasil wawancara siklus I dan siklus II diatas, dapat
disimpulkan bahwa secara keseluruhan siswa menyukai dan senang mengikuti
pembelajaran menulis puisi dengan teknik koreksi secara langsung. Teknik ini
dapat memotivasi siswa agar siswa dapat menggemari kegiatan menulis puisi.
4.2.2.4 Dokumentasi Foto Siklus I dan Siklus II
Data dokumentasi foto yang dipaparkan saat aktivitas siswa
memperhatikan penjelasan peneliti.
Siklus I Siklus II
168
Gambar 13. Aktivitas Siswa Ketika Memperhatikan Penjelasan
Peneliti Siklus I dan Siklus II
Berdasrkan hasil dokumentasi foto siklus I dan siklus II terlihat perubahan
postif yang dialami siswa. Pada siklus I masih terlihat siswa yang berbicara
dengan temannya, kurang sungguh-sungguh, maupun bermain sendiri pada saat
pembelajaran berlangsung, sedangkan pada siklus II siswa sudah terlihat tertib
dalam mengikuti pembelajaran.Hal tersebut merupakan bukti bahwa pembelajaran
menulis puisi dengan teknik koreksi secara langsung selain mampu meningkatkan
keteranpilan menulis puisi siswa juga mempengaruhi perilaku siswa menjadi lebih
positif.
4.2.3Refleksi
Berdasarkan hasil tes dan non tes yang telah dilaksanakan pada siklus I
dan siklus II telah terjadi peningkatan peningkatan dan sudah mencapai kata
berhasil.
Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui adanya perubahan yang terjadi
pada siklus I ke siklus II. Pada siklus I perilaku siswa sebelumnya tidak mengikuti
pembelajaran dengan baik. Pada siklus II ini mulai mengikuti dan melaksanakan
pembelajaran dengan baik. Mereka terlihat bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran. Dengan demikian, secara keseluruhan siswa sudah mampu
mengikuti pembelajaran dengan baik.
Berdasarkan hasil jurnal siswa dan jurnal guru juga ditemukan peningkatan
dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I ada beberapa siswa yang belum
nyamandengan teknik koreksi secara langsung, pada siklus II sebagian besar siswa
169
menyukai oleh peneliti. Pada siklus I masih ada siswa yang belum memahami
penjelasan materi dari peneliti dan pada siklus II siswa sudah bisa memahami
penjelasan dari peneliti. Secara keseluruhan siswa sudah mengikuti rangkaian
pembelajaran dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara dari siklus I ke siklus II juga ditemukan
adanya peningkatan. Pada siklus I ada beberapa siswa yang sulit menentukan tema
dan pilihan kata pada puisi dan penggunaan majas, sedangkan pada siklus II siswa
sudah mampu mangatasi masalh yang dihadapi dalam menulis puisisesuai dengan
teknik koreksi secara langsung.
Berdasarkan hasil dokumentasi foto ditemukan perubahan dari silus I ke
siklus II. Pada siklus I saat proses pembelajaran berlangsung masih ada beberapa
siswa yang kurang memperhatikan penjelasan peneliti, masih ada beberapa siswa
yang bercanda dengan temannya. Pada pembelajaran siklus II siswa berubah
menjadi positif, terlihat pada gambar siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa
lebih aktif dalam pembelajaran. Kepercayaan diri siswa meningkat ketika
mempresentasikan hasil karyanya didepan kelas, dan konsentrasi siswa dalam
menulis menulis lebih baik.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik koreksi secara langsung
dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas VIIIB SMP Negeri 5
Sragi Kabupaten Pekalongan.
170
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan dalam
penelitian ini, dapat diambil simpulan sebagai berikut.
5.1.1 Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis
puisi menggunakan teknik koreksi secara langsung yang dapat dilihat
berdasarkan hasil tes yang dilakukan siswa kelas VIIIB SMP Negeri 5
Sragi Pekalongan, yang meliputi hasil tes prasiklus, siklus I dan hasil tes
siklus II. Hasil tes prasiklus mempunyai skor rata-rata 52,75 dan masuk
dalam kategori kurang. Hasil tes siklus I meningkat sebanyak 12.69
menjadi 65,44 dan masuk dalam ketegori cukup.Pada siklus II meningkat
sebanyak 15,42 menjadi 80,86 dan masuk dalam kategori baik. Hasil yang
dicapai tersebut sudah memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu 70.
Peningkatan nilai rata-rata ini membuktikan pembelajaran menulis puisi
dengan menggunakan teknik koreksi secara langsung.
5.1.2 Hasil penelitian nontes melalui pedoman observasi, wawancara dan jurnal
siswa dan guru juga menunjukkan perubahan perilaku siswa kelas VIIIB
SMP Negeri 5 Sragi Pekalongan ke arah yang positif. Siswa lebih tertarik
dan antusias dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan
teknik koreksi secara langsung, sehingga siswa mudah dalam menganalisa
kesalahan dalam penulisan puisi. Hal ini dapat dilihat pada saat
pembelajaran menulis puisi siklus I beberapa siswa aktif dalam mengikuti
171
pembelajaran menulis puisi. Akan tetapi, masih saja ada siswa yang
memilih pasif dan kurang memperhatikan penjelasan yang disampaikan
oleh guru. Pada saat pembelajaran siklus II perilaku siswa berubah lebih
baik. Siswa lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh ketika mengikuti
pembelajaran menulis puisi.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran sebagai berikut.
5.2.1. Pembelajaran dengan menggunakan teknik koreksi secara langsung
merupakan salah satu alternatif untuk pembelajaran menulis khususnya
puisi. Hal ini dapat lebih memudahkan siswa dalam pembelajaran menulis
puisi. selain itu, diharapkan dapat menumbuhkan minat dan rasa tertarik
siswa terhadap pembelajaran menulis puisi.
5.2.2. Peneliti yang mengembangkan penelitian tentang menulis sastra dalam hal
ini puisi, dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan rujukan
untuk melakukan penelitian lainnya dengan menggunakan strategi maupun
teknik belajar yang berbeda sehingga didapat alternatif dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
5.2.3. Lembaga pendidikan pada umumnya dan VIIIB SMP Negeri 5 Sragi
Pekalongan pada khususnya diharapkan menjadikan hasil penelitian ini
sebagai dasar dalam mengambil keputusan program-program
pembelajaran, terutama berkaitan dengan pembelajaran menulis puisi bagi
siswa.
172
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2007. “Keterampilan menulis Kreatif Puisi Tentang Peristiwa Yang Paling Berkesan dengan menggunakan Metode Discovery-Inquiry Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Donorojo Kabupaten Pacitan”. Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Akhadiah, Sabarti dkk. 1997. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Alviah. 2009. “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Berdasarkan Pengalaman Pribadi dengan Teknik Pancing Kata Kunci pada Siswa kelas VII SMP Negeri Mojotengah Kabupaten Wonosobo”.Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Badrun, Ahmad. 1989. Teori Puisi. Jakarta:Depdikbud.
Baribin, Raminah. 1990. Teori dan Apresiasi Puisi. Semarang: IKIP Semarang Press.
Doyin, Mukh. 2008. Seni Baca Puisi: Persiapan, Pelatihan, Pementasan, dan Penilaian. Semarang: Bandungan Institute.
Jabrohim. 2003. Cara Menulis Kreatif. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Keraf, Gorys. 2002. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Marcum-Diretrich, Nanette I. etc. 2008. “Marrying The Muse and The Thinker Poetry as Scientific Writing”.Jurnal Internasional. www.proquest.com (diunduh tanggal 22 Januari 2011).
Nurgiyantoro. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Pradopo, Rachmat Djoko. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
__________.1997. Pengkajian Puisi: Analisis Strata Norma dan Analisis Struktural dan Semiotika. Jogjakarta: Universitas Gadjah Mada.
Safitri, Rosiana. 2008. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui Peta Pikiran Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Banjarnegara. Skripsi. Semarang: UNNES.
Sayuti, Sumiyanto. A. 2002. Berkenalan dengan Puisi: Surakarta: Widya Duta.
173
Suharianto, S. 1981. Pengantar Apresiasi Puisi. Surakarta: Widya Utama.
__________.2005. Dasar-dasar Teori Sastra. Semarang: Rumah Indonesia.
Supardo, Nursinah. 1969. Kesusasteraan Indonesia. Jakarta: Tunas Mekar Murni.
Tantia. 2007. “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi untuk Mengungkapkan Pengalaman Pribadi Melalui Sumber Belajar Lingkungan Sosial dengan Teknik Latihan Terbimbing Siswa Kelas VII B SMP PGRI 13 Kendal”. Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Tarigan, Henry Guntur.1985. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Wagiran dan Doyin. 2005. Curah Gagasan. Semarang: Rumah Indonesia. Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
_______________. 2003. Apresiasi Puisi: Panduan untuk Pelajar dan Mahasiswa. Jakarta: Pustaka Utama.
Widowati. 2007. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Teknik Pengamatan Langsung pada Siswa Kelas X MA Al Asror Patemon Gunungpati Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. SkripsiUniversitas Negeri Semarang.
174
LAMPIRAN
175
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
PERTEMUAN PERTAMA
Nama Sekolah : SMP Negeri 5 Sragi Pekalongan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VIII / II
Standar Kompetensi : 16.Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi
bebas
Kompetensi Dasar : 16.1Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan
kata yang sesuai
Indikator : 1. Siswa mampu menentukan sebuah tema puisi
2. Siswa mampu memilih rangkaian kata yang sesuai
dengan tema puisi
3. Siswa mampu merangkai pilihan kata menjadi
sebuah puisi
4. Siswa mampu menyunting puisi yang dihasilkan
sendiri maupun siswa lain
Alokasi Waktu : 2 X 40 menit
1. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang
sesuai
Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines)
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
2. Materi Pembelajaran
176
Pada dasarnya tema merupakan sesuatu yang mendasari munculnya puisi yang
merupakan pokok permasalahan yang ingin disampaikan oleh penulis atau penyair
kepada pembaca. Hanya saja untuk menemukan tema dari sebuah puisi memiliki
kesulitan tersendiri tidak seperti menemukan tema karya sastra prosa. Hal ini
dikarenakan bahasa puisi yang padat dan tema tersirat dari bahasa yang digunakan
dalam puisi.
Dalam menulis puisi pada hakikatnya adalah menafsirkan kehidupan.
Penafsiran yang diungkapkan melalui karya kreatif puisi adalah tafsiran
dengan melihat sisi lain dari kehidupan, merasakan kehidupan dengan
kepekaan perasaan dan kemudian dirangkai dalam sebuah bentuk tulisan
sesuai dengan tema puisi yang akan dihasilkan. puisi harus bersifat
imajinatifdan ekspresif.
3. Teknik Pembelajaran
Teknik koreksi secara langsung
4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
a. Kegiatan awal
Apersepsi :
1. Siswa dikondisikan agar siap mengikuti pembelajaran.
2. Gurumelakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa tentang
tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan manfaat yang
akan diperoleh siswa setelah melaksanakan pembelajaran.
3. Siswa diberi motivasi untuk meningkatkan keterampilan menulis.
4. Guru memotivasi siswa bahwa menulis puisi itu mudah dan dapat
dilakukan siapapun.
5. Guru memberikan keterangan tentang pilihan kata yang sesuai pada puisi
yang dibacakan siswa.
b. Kegiatan Inti.
Eksplorasi
177
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1. Guru memberikan contoh sebuah puisi
2. Siswa mengamati contoh puisi yang telah diberikan.
3. Siswa berpendapat secara lisan mengenai puisi yang diberikan.
4. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok.
5. Tiap kelompok terdiri dari 4 siswa
6. Tiap kelompok menentukan sebuah tema yang akan diangkat menjadi
sebuah puisi
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1. Tiap siswa menulis puisi yang berbeda-beda tetapi sesuai dengan
tema kelompoknya
2. Tiap siswa dalam satu kelompok menyunting hasil karya teman satu
kelompok
3. Tiap kelompok memilih satu puisi terbaik dikelompoknya untuk
dipresentasikan ke depan kelas
4. Secara acak dipilih 10 siswa dari kelompok yang berbeda untuk
mempresentasikan hasil karya.
5. Peniliti menyiapkan lembar penilaian
6. Siswa yang telah mempresentasikan hasil karyanya langsung dinilai
oleh guru dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1. 10 siswa secara acak ditunjuk untuk mempresentasikan hasil karyanya
2. Siswa terpilih menuliskan hasil karyanya dipapan tulis
3. Peneliti memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk
mengomentari puisi yang ditulis
4. Tiap kelompok harus memberikan sebuah komentar
178
5. Tiap siswa diberikan kesempatan untuk menangapi komentar yang
disampaikan
6. Guru memberi penguatan dari setiap komentar dan tanggapan siswa
7. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru
8. Tiap siswa mengumpulkan hasil karyanya kepada guru
c. Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
1. Bersama-sama dengan siswa, guru membuat rangkuman/simpulan materi
pembelajaran yang telah dilakukan
2. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
3. Guru membagikan jurnal kepada tiap siswa
4. Siswa mengisi jurnal dan langsung diserahkan kepada guru
5. Guru menyampaikan rencana untuk pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
6. Guru memberikan tugas kepada tiap siswa
7. Guru menutup proses pembelajaran
5. Sumber Belajar
1. Contoh teks puisi
2. Buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia
6. Penilaian
• Penilaian proses dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Instrumen
• Siswa mampu
menentukan sebuah
tema puisi
• Siswa mampu memilih
rangkaian kata yang
Tes, non
tes
Lembar
penilaian
protofolio
• Tulislah sebuah puisi
dengan tema bebas yang
sama ditiap kelompok!
• Suntinglah puisimu
sehingga menjadi lebih
179
sesuai dengan tema
puisi
• Siswa mampu
merangkai pilihan kata
menjadi sebuah puisi
• Siswa mampu
menyunting puisi yang
dihasilkan sendiri
maupun siswa lain
bermakna dan puitis!
• Cermatilah komentar
gurumu dan temanmu
untuk perbaikan puisi
yang kamu hasilkan agar
lebih menarik!
1. Tulislah sebuah puisi dengan tema bebas yang sama ditiap kelompok!
2. Suntinglah puisimu sehingga menjadi lebih puitis!
3. Cermatilah komentar gurumu dan temanmu untuk perbaikan puisi yang kamu
No Nama Laki-laki Perempuan 1 Achmad Nur Ikhwan Sani L 2 Ahmad Mishbahudin L 3 Andi Irfanto L 4 Ardi Julianto L 5 Bambang Supriyanto L 6 Cespujiarto L 7 Dariswan L 8 Dwi Ayu Rahmadani P 9 Elang Satria Hendriawan L 10 Elva Riasih Mulyansari P 11 Ferry Ahmad Wildan L 12 Fita Ariyani P 13 Imam Syehfudin L
209
14 Kiki Febrianti P 15 Kiki Rofsanjani P 16 Kunaika P 17 Laila Monika P 18 Prasetyo Utomo L 19 Reni Anggreni P 20 Riyanti P 21 Rosalia Oktaviani P 22 Slamet Supriyadi L 23 Sri Asih P 24 Suciati P 25 Tri Yuliana P 26 Turnoto L 27 Widiani P 28 Widodo Utomo L 29 Wiwit Widyastuti P
Keterangan : Laki-laki : 14 Perempuan : 15 Jumlah Siswa : 29
Contoh Teks Puisi Siklus I
Pertemuan I
Bunda
Bunda… Kasihmu begitu tulus Cintamu tiada halus
Walau masa terus menyampai
Bunda… Tanamkan rasa cinta Taburkan benih kasih
Jalan sekata antara sesama Seperti dalam jiwa
Bunda...
210
Ingin kubalas jasamu Telah besar ananda
Dalam damai Dan dalam rasa cinta
Bunda…
Contoh Teks Puisi Siklus I
Pertemuan II
Sawahku
Sawah yang menghijau Kicauan burung yang merdu Angin-angin yang berhembus
Pohon-pohon yang jatuh
Kuning-kuning tampak cerah Hijau-menghijau yang lelah
Putih-putih awan jatuh Tujuh warna pelangiku indah
211
Apa apakah merestuimu Aku ingin denganmu Aku ini sahabatmu
Aku akan dekat denganmu
Contoh Teks Puisi Siklus II
Pertemuan I
Hujan Saat kemarau panjang kau dinantikan
Bumi terasa panas tanpamu Kalau musimmu datang
Semua makhluk hidup kan terasa segar
Jika kau terlalu sering datang Maka akan menimbulkan bencana
Semua tanah akan tertutup air Semua makhluk akan kedinginan
Oh…hujan
Kadang kau sangat menguntungkan
212
Kadang kau pun sangat merugikan Tapi itu semua anugerah
Tuhan yang melimpahkan
Contoh Teks Puisi Siklus II
Pertemuan II
Guruku
Guruku sangat manis sekali Menyambutku pagi berseri
Hatiku senang Perasaanku tenang
Ibu guruku lembut sekali
Mengajarku mengenal diri Membukakan pintu hati
Agar aku menjadi anak yang cerdas dan berbakti
213
Padamu aku berterima kasih Dalam hatiku aku berjanji Nasihatmu akan kuturuti
1. R-1 √ - √ - √ √ - √ (1) antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara langsung. (2) antusias siswa dalam memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu. (3) antusias siswa aktif
14. R-14 - √ - - - √ - √ berpartisipasi menjawab pertanyaan dari guru. (4) antusias siswa aktif bertanya mengenai materi menulis puisi yang dijelaskan oleh guru. (5) antusias siswa tidak meremehkan kegiatan menyimak. (6) antusias siswa untuk tidak meremehkan kegiatan pembelajaran menulis puisi. (7) antusias siswa mengikuti proses kegiatan menulis puisi dengan baik. (8) antusias siswa pada saat menulis puisi dengan penuh konsentrasi. Pengisian: (√) : positif (-) : negative
1. R-1 √ √ √ - √ √ √ √ (1) antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik koreksi secara langsung. (2) antusias siswa dalam memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu. (3) antusias siswa aktif berpartisipasi menjawab pertanyaan dari guru.
13. R-13 √ √ √ - √ √ √ √ (4) antusias siswa aktif bertanya mengenai materi menulis puisi yang dijelaskan oleh guru. (5) antusias siswa tidak meremehkan kegiatan menyimak. (6) antusias siswa untuk tidak meremehkan kegiatan pembelajaran menulis puisi. (7) antusias siswa mengikuti proses kegiatan menulis puisi dengan baik. (8) antusias siswa pada saat menulis puisi dengan penuh konsentrasi. Pengisian: (√) : positif (-) : negative