PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF TEKS PROFIL TOKOH DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL KOMPONEN INQUIRY PADA SISWA KELAS VII B SMPN 10 SEMARANG TAHUN AJARAN 2005/2006 SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Nama : Munawaroh NIM : 2101401037 Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005
207
Embed
Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Teks Profil Tokoh Dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Inquiry Pada Siswa Kelas Vii b Smpn 10 Semarang Tahun Ajaran 2005-2006
Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Teks Profil Tokoh Dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Inquiry Pada Siswa Kelas Vii b Smpn 10 Semarang Tahun Ajaran 2005-2006
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF
TEKS PROFIL TOKOH DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
KOMPONEN INQUIRY PADA SISWA KELAS VII B
SMPN 10 SEMARANG TAHUN AJARAN 2005/2006
SKRIPSI
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nama : Munawaroh
NIM : 2101401037
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
SARI Munawaroh. 2005. Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Teks Profil Tokoh
dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Inquiry Pada Siswa Kelas VII B SMPN 10 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Haryadi, M. Pd., Pembimbing II: Drs. Wagiran, M. Hum.
Kata kunci: membaca intensif, teks profil tokoh, pendekatan kontekstual, dan komponen inquiry
Dalam era globalisasi informasi seperti sekarang ini paparan tentang profil
tokoh sangat banyak ditemukan di koran, tabloid,dan majalah. Banyak beredarnya teks profil tokoh mengindikasikan bahwa membaca intensif teks profil tokoh sangatlah penting. Mengingat pentingnya keterampilan membaca intensif teks profil tokoh, maka kompetensi dasar membaca intensif teks profil tokoh harus benar-benar dikuasai siswa. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru, keterampilan membaca intensif teks profil tokoh siswa kelas VII B SMPN 10 Semarang masih rendah, hal ini terlihat pada nilai rata-rata hasil tes yang belum mencapai target. Rendahnya keterampilan siswa ini disebabkan oleh faktor siswa dan faktor pola pembelajaran guru yang kurang tepat. Pendekatan kontekstual komponen inquiry dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif teks profil tokoh. pendekatan kontekstual membantu guru mengaitkan materi dengan situasi nyata siswa dan mendorong keaktifan siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan mengangkat permasalahan; 1) bagaimanakah peningkatan keterampilan membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry pada siswa kelas VII B SMPN 10 Semarang? dan 2) bagaimanakah perubahan tingkah laku siswa kelas VII B SMPN 10 Semarang setelah mengikuti pembelajaran membaca intensif dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Berdasarkan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry pada siswa kelas VII B SMPN 10 Semarang, dan 2) mendeskripsikan perubahan tingkah laku siswa kelas VII B SMPN 10 Semarang setelah mengikuti pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua tahap yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri darri perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pengambilan data melalui tes dan nontes. Subjek penelitian ini adalah keterampilan membaca intensif teks profil tokoh siswa kelas VII B SMPN 10 Semarang tahun ajaran 2005/2006. Variabel dalam penelitian ini adalah keterampilan
i
membaca intensif teks profil tokoh dan penggunaan pendekatan kontekstual komponen inquiry. Alat pengambilan data berupa pedoman observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto. Data yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan membaca intensif teks profil tokoh kelas VII B SMPN 10 Semarang mengalami peningkatan setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry. Peningkatan keterampilan siswa ini dapat dilihat dari hasil tes pratindakan, siklus I dan siklus II. Hasil pratindakan menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa 56,51 atau berada pada kategori kurang. Setelah dilakukan tindakan siklus I, nilai rata-rata siswa menjadi 67,46, artinya ada peningkatan sebesar 10,95% dari pratindakan. Setelah dilakukan tindakan siklus II, nilai rata-rata menjadi 81 atau meningkat sebesar 13,54%. Masing-masing aspek dalam membaca intensif teks profil tokoh juga mengalami peningkatan. Aspek menyarikan riwayat hidup tokoh skor rata-rata pratindakan sebesar 58, rata-rata siklus I sebesar 72,3 dan rata-rata siklus II sebesar 85,6. Pada pratindakan, aspek menyimpulkan keistimewaan tokoh pratindakan sebesar 58, siklus I menjadi 72,3 dan siklus II meningkat menjadi 81,3. Aspek mencatat hal-hal yang bermanfaat skor rata-rata pratindakan 51, siklus I 56,4 dan siklus II meningkat sebesar 20% menjadi 76,4. Peningkatan keterampilan membaca intensif teks profil tokoh ini diikuti dengan perubahan perilaku siswa kelas VIIB SMPN 10 Semarang. Perilaku negatif siswa berubah menjadi perilaku positif. Pada siklus II siswa terlihat menikmati pembelajaran, mereka juga semakin aktif dan semangat mengikuti pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yaitu, (1) guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya pada pembelajaran membaca, khususnya membaca intensif teks profil tokoh, menguasai berbagai pendekatan, metode dan teknik pembelajaran; (2) guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya dalam menyampaikan pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh menggunakan pendekatan kontekstual komponen inquiry karena dengan pembelajaran yang melatih siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan atau keterampilan dan mengaitkannya dengan dunia nyata siswa terbukti dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif teks profil tokoh dan mengubah perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca; (3) siswa hendaknya dalam mengikuti pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan semangat dan perilaku positif; (4) peneliti di bidang pendidikan maupun di bidang bahasa hendaknya selalu termotivasi untuk melakukan penelitian tentang teknik-teknik pembelajaran sehingga diperoleh alternatif teknik pembelajaran baru khususnya pembelajaran membaca.
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi.
Semarang, Oktober 2005
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Haryadi, M. Pd. Drs. Wagiran, M. Hum.
NIP 132058082 NIP 132050001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang.
pada hari : Senin
tanggal : 17 Oktober 2005
Panitia ujian Skripsi
Ketua, Sekretaris
Prof. Dr. Rustono, M. Hum Drs. Agus Yuwono, M. Si. NIP 131281222 NIP 132049997 Penguji I, Penguji II, Penguji III, Drs. Subiyantoro, M.Hum Drs. Wagiran, M.Hum Drs. Haryadi, M.Pd NIP 132005032 NIP 132050001 NIP 132058082
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bahkan bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Oktober 2004
Yang Membuat Pernyataan
v
Munawaroh
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Wahai manusia, sesungguhnya kamu bekerja keras
dengan benar-benar untuk (menuju) kepada Tuhanmu
lalu kamu akan menemui- Nya.
(Al Insyiqoq:6)
Skripsi ini penulis
persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu tercinta yang
senantiasa memanjatkan doa dan
mencurahkan kasih sayang yang
tulus kepada penulis.
2. Kakak dan adikku tersayang yang
selalu memberikan dorongan kepada
penulis.
vi
3. Ridho Ahmad Khoir yang
senantiasa mendukung dan
menemaniku.
4. Ika, Erni, Ova, Endah dan Budi
yang selalu memberikan semangat
kepada penulis.
5. Teman-teman PBSI angkatan 2001
yang telah memberikan saran dan
kritiknya.
6. Guru-guruku yang telah
memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis.
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya atas terselesaikannya skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan
Membaca Intensif Teks Profil Tokoh dengan Pendekatan Kontekstual Komponen
Inquiry pada Siswa Kelas VII B SMPN 10 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006.
Penulisan skripsi ini sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam
membaca intensif teks profil tokoh.
Penulis ini menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak
terlepas dari masukan, arahan, dan bimbingan yang telah diberikan dengan tulus
ikhlas dan sabar oleh Drs. Haryadi, M. Pd., dan Drs. Wagiran, M. Hum. sebagai
vii
pembimbing selama penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis juga
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Rustono, M. Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
2. Drs. Mukh Doyin, M. Si., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan izin
penelitian dan segala kemudahan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang bermakna bagi penulis selama duduk di
bangku perkuliahan.
4. Kepala SMP Negeri 10 Semarang yang telahmemberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 10 Semarang.
5. Bu Kamti, guru mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP Negeri 10
Semarang yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis.
6. Keluargaku terkasih yang senantiasa mendukung langkahku dengan iringan doa
dan kasih sayang.
7. Sahabat-sahabatku Erni, Ova, Ika, Endah, dan Budi yang telah memberikan doa
dan dorongan semangat kepada penulis.
8. Teman-teman PBSI angkatan 2001 yang telah memberikan doa, bantuan dan
dukungan kepada penulis.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
terselesaikannya skripsi ini.
viii
Semoga segala bantuan, dukungan, dan pengorbanan yang telah diberikan
kepada penulis menjadi amal yang dapat diterima dan mendapat balasan dari Allah
S.W.T. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Munawaroh
DAFTAR ISI
SARI..................................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ iii
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... .... iv
PERNYATAAN.............................................................................................. .... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi
PRAKATA....................................................................................................... ... vii
DAFTAR ISI........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xiii
DAFTAR GRAFIK.............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... .... xvi
membaca intensif teks profil tokoh siswa masih kurang, setelah diberlakukannya
pendekatan kontekstual komponen inquiry pada siklus I dan II mengalami
peningkatan. Pada siklus I masigh kategori cukup, setelah dilakukan perbaikan
pada siklus II keterampilan membaca intensif teks profil tokoh menjadi baik.
4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa Kelas VII B SMPN 10 Semarang Setelah
Mengikuti Pembelajaran Membaca Intensif Teks Profil Tokoh
dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Inquiry
Peningkatan keterampilan siswa dalam membaca intensif teks profil tokoh
diikuti pula dengan perubahan perilaku siswa. Sebelum dilakukan tindakan,
menunjukkan bahwa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang
ketika diberi soal tes mereka mengeluh meskipun akhirnya dikerjakan. Perubahan
perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran dapat dilihatv dari hasil observasi.
94
Hasil observasi yang dilakukan pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel
12 berikut ini!
Tabel 13. Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II
Persentase Aktivitas Siswa No. Jenis Perilaku
Siklus I Siklus II
Persentase Peningkatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9. 10.
Sikap siswa terhadap teknik pembelajaran Keaktifan siswa dalam bertanya dan berkomentar Semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran Keaktifan siswa dalam menemukan riwayat hidup tokoh, keistimewaan tokoh dan mencatat hal-hal yang bermanfaat Ketertarikan siswa terhadap bahan bacaan yang disajikan Kecakapan siswa dalam menyimpulkan hasil temuannya Keaktifan siswa dalam pembelajaran Keaktifan siswa dalam menanggapi hasil kerja temannya Keaktifan siswa dalam mengerjakan soal Keaktifan Siswa dalam berdiskusi
56%
40%
53%
47%
63%
48%
55%
41%
82% -
80%
78%
86%
86%
86%
82%
77%
67%
83%
88%
24%
38%
33%
39%
23%
34%
22%
26%
1%
87,82%
Pada tabel 13 ditunjukkan perubahan perilaku siswa dari siklus I ke siklus
II. Kesepuluh jenis perilaku yang diamati mengalami perubahan pada siklus II,
hal ini merupakan bukti bahwa terjadi perubahan perilaku siswa setelah dilakukan
perbaikan pembelajaran kontekstual komponen inquiry. Untuk jenis perilaku
siswa terhadap teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru, pada siklus I
95
mencapai 56% dan pada siklus II meningkat menjadi 80%. Terjadi peningkatan
sebesar 24% dari siklus I. Siswa mulai tertarik terhadap teknik pembelajaran yang
dilakukan oleh guru. Siswa menjadi tertarik terhadap teknik pembelajaran yang
digunakan oleh guru karena guru mengemas sedemikian rupa sehingga
pembelajaran menjadi menarik dan tidak membosankan. Siswa mulai aktif dan
bertanya dan berkomentar atau memberi tanggapan. Keaktifan siswa dalam
bertanya dan berkomentar mencapai 40% sedangkan siklus II meningkat menjadi
78%. Terjadi peningkatan sebesar 38% dari siklus I. Peningkatan ini terjadi
karena reward yang diberikan oleh guru pada siklus II lebih menarik. Semangat
siswa dalam mengikuti pembelajaran juga meningkat. Siswa yang bersemangat
dalam pembelajaran siklus I sebesar 85% dan meningkat menjadi 86% pada siklus
II. Terjadi peningkatan sebesar 33%. Peningkatan ini terjadi karena guru
menggunakan metode diskusi sehingga siswa bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran karena dapat bertukar pikiran dengan anggota kelompoknya. Siswa
tidak hanya bersemangat mengikuti pembelajaran saja, namun dalam menemukan
riwayat hidup tokoh, keistimewaan tokoh dan mencatat hal-hal yang bermanfaat
masih kurang. Pada siklus I siswa yang aktif dan sungguh-sungguh dalam
menemukan riwayat hidup tokoh, keistimewaan tokoh dan mencatat hal-hal yang
bermanfaat sebesar 47%. Masih sedikitnya siswa yang aktif dan sungguh-sungguh
dalam menemukan riwayat hidup tokoh, keistimewaan tokoh dan mencatat hal-hal
yang bermanfaat disebabkan karena mereka masih bingung terhadap komponen
inquiry dalam pembelajaran kontekstual. Sedangkan pada siklus II siswa yang
aktif dalam menemukan riwayat hidup tokoh, keistimewaan tokoh dan mencatat
96
hal-hal yang bermanfaat meningkat sebesar 39% menjadi 86%. Peningkatan ini
terjadi karena siswa sudah paham mengenai komponen inquiry dalam
pembelajaran kontekstual.
Pada pembelajaran siklus I siswa tertarik terhadap bahan bacaan yang
disajikan oleh guru. Ketertarikan siswa terhadap bahan bacaan yang disajikan
sebesar 63%. Ketertarikan ini terjadi karena guru menyajikan teks profil tokoh
AFI yang sudah mereka kenal. Sedangkan pada siklus II ketertarikan siswa
meningkat menjadi 86%. Ketertarikan ini terjadi karena guru menyajikan tokoh
penyair terkenal Chairil Anwar dan tokoh pertelevisian Ira koesno. Dalam
mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru pun meningkat. Pada siklus
I siswa yang mencatat hal-hal penting sebesar 48% sedangkan pada siklus II
sebesar 82%. Peningkatan ini terjadi karena siswa mulai menyadari bahwa dengan
mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru membantu mereka dalam
mengerjakan soal yang telah disediakan oleh guru.
Kecakapan siswa dalam menyimpulkan hasil temuannya semakin
meningkat. Berdasarkan data pada siklus I kecakapan siswa dalam menyimpulkan
hasil temuannya sebesar 48% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 82%.
Peningkatan ini terjadi dikarenakan pada siklus II siswa menyimpulkan data
secara berkelompok.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran juga sudah terlihat. Pada siklus I 55%
siswa yang aktif dalam pembelajaran sedangkan sisanya 45% masih pasif. Pada
siklus II mengalami peningkatan. Siswa yang aktif dalam pembelajaran sebesar
77%. Peningkatan ini terjadi karena pada siklus II guru menggunakan metode
97
yang berbeda dari siklus I sehingga siswa merasa tertarik untuk terlibat dalam
pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh. Pada siklus II guru
menggunakan metode diskusi dimana tiap-tiap kelompok saling barsaing untuk
menemukan jawaban yang tepat dan terpilih menjadi kelompok yang terbaik.
Pada kegiatan diskusi yang diutamakan adalah penemuan riwayat hidup tokoh dan
keistimewaannya serta hal-hal yang bermanfaat yang diusulkan masing-masing
siswa dan penyatuan pendapat. Melalui kerjasama yang baik dalam diskusi,
siswa akan mengalami kemudahan dalam menyarikan riwayat hidup tokoh,
menyimpulkan keistimewaannya dan mencatat hal-hal yang bermanfaat dari teks
profil tokoh. Diskusi pada pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh juga
bermanfaat untuk melatih siswa berargumentasi dan mengasah kemampuan
mereka untuk menemukan jawaban yang benar berdasarkan pada alasan yang
tepat. Pada saat berdiskusi, tidak jarang di antara mereka yang menanyakan pada
guru tentang materi. Komunikasi dua arah antara guru dan siswa terjalin baik pada
saat diskusi. Keaktifan siswa dalam berdiskusi pada siklus II sebesar 87,82%.
Untuk mengetahui temuannya benar atau salah siswa diminta untuk
mempresentasikan hasil kerjanya. Kemudian siswa lain menanggapi dan
memberikan penilaian. Pada siklus I siswa yang aktif dalam menanggapi hasil
kerja temannya sebesar 41% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 67%.
Peningkatan ini disebabkan karena mereka sadar bahwa dengan menanggapi hasil
kerja temannya mereka dapat bertukar pikiran untuk menemukan jawaban yang
paling tepat.
98
Perubahan perilaku juga terlihat pada kesungguhan siswa dalam
mengerjakan tes membaca intensif teks profil tokoh. Kesungguhan siswa dalam
mengerjakan tes membaca intensif teks profil tokoh pada siklus I sebesar 82%
sedangkan pada siklus II meningkat sebesar 83%. Siswa terlihat sungguh-sungguh
dan serius dalam mengerjakan tes membaca intensif teks profil tokoh karena
mereka semakin paham dan ingin memperbaiki kesalahan untuk mendapatkan
nilai terbaik. Siswa juga tidak menunjukkan perilaku negatif seperti menyontek
atau melihat pekerjaan temannya. Hasilnya siswa dapat menyelesaikan soal tes
membaca intensif teks profil tokoh pada waktu yang telah ditentukan.
Berdasarkan hasil jurnal, wawancara dan dokumentasi foto ternyata pada
silklus I siswa masih bingung dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry
yang diterapkan oleh guru. Pada siklus I siswa masih mengalami kesulitan yaitu
dalam mencatat hal-hal yang bermanfaat dan kurang paham penjelasan guru.
Kondisi yang kurang kondusif pada siklus I juga menganggu konsentrasi mereka
dalam membaca intensif teks profil tokoh. Pada siklus II siswa mengaku lebih
senang mengikuti pembelajaran karena pembelajaran lebih menyenangkan, guru
mrnyampaikan materi lebih menyenangkan sehingga siswa mengalami
kemudahan dalam menguasai materi. Pada siklus II suasana kondusif sudah dapat
tercipta sehingga mereka dapat berkonsentrasi dalam membaca intensif teks profil
tokoh.
Perubahan perilaku siswa yang dijelaskan di atas menunjukkan bahwa
pendekatan kontekstual komponen inquiry dapat mengubah perilaku siswa dalam
membaca intensif teks profil tokoh. Hasil observasi, jurnal, wawancara, dan
99
dokumentasi foto menunjukkan perubahan perilaku siswa. perilaku-perilaku
negatif yang ditunjukkan pada kondisi awal dan siklus I berubah menjadi positif
pada siklus II setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pada pembelajaran..
100
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan dalam
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Terjadi peningkatan keterampilan membaca intensif teks profil tokoh dengan
pendekatan kontekstual komponen inquiry dengan bukti skor rata-rata kelas
pada pratindakan sebesar 56,51atau berada dalam kategori kurang. Pada siklus
I rata-rata kelas mengalami peningkatan sebesar 10,95% menjadi 67,46 atau
atau berada pada kategori cukup. Pada siklus II rata-rata kelas meningkat
menjadi 81. Hal ini berarti terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar
13,54%.
2. Terjadi perubahan perilaku siswa pada pembelajaran membaca intensif teks
profil tokoh setelah menggunakan pendekatan kontekstual komponen inquiry
Perubahan perilaku itu adalah perubahan yang positif. Pada siklus I banyak
siswa kurang tertarik terhadap teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Mereka cenderung acuh dan tak acuh pada saat pembelajaran berlangsung.
Berbeda dengan pembelajaran siklus I, pada pembelajaran siklus II ini siswa
tampak tertarik terhadap teknik yang digunakan oleh guru. Pada siklus II i
guru menggunakan metode diskusi kelompok untuk menyimpulkan riwayat
hidup tokoh, keistimewaan tokoh dan mencatat hal-hal yang bermanfaat bagi
siswa. Mereka bersemangat saling bertukar pikiran, menyanggah dan memberi
tanggapan kepada sesama anggota kelompoknya. Ternyata pemilihan kegiatan
101
pembelajaran yang tepat dapat mengubah perilaku siswa dari negatif menjadi
perubahan yang positif.
5.2 Saran
Berdasarkan pada simpulan penelitian ini, peneliti memberikan saran
sebagai berikut.
1. Guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia hendaknya pada
pembelajaran membaca khususnya membaca intensif teks profil tokoh
menguasai berbagai pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
2. Guru hendaknya dalam menyampaikan pembelajaran membaca intensif teks
profil tokoh mrnggunakan pendekatan kontekstual komponen inquiry karena
pembelajaran yang melatih siswa untuk menemukan sendiri informasi atau
keterampilan dan mengaitkannya dengan dunia nyata siswa terbukti dapat
meningkatkan keterampilan membaca intensif teks profil tokoh dan mengubah
perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca.
3. Siswa hendaknya dalam mengikuti pembelajaran membaca intensif teks profil
tokoh dengan semangat dan perilaku positif.
4. Peneliti di bidang pendidikan maupun di bidang bahasa hendaknya selalu
termotivasi untuk melakukan penelitian tentang teknik-teknik pembelajaran
sehingga diperoleh alternatif teknik pembelajaran baru khususnya
pembelajaran membaca.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2002. Pendidikan Konstektual. Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah. Direktorat pendidikan lanjutan pertama. Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Standar kompetensi Mata Pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia SMP. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2004. Keterampilan Membaca Pemahaman. Dirjen Pendidikan Dasar
dan Menengah. Dirjen Pendidikan Lanjutan Pertama. Handayani. 2001, Metode PQRST sebagai Model Peningkatan Keterampilan
Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Cawu 2 SLTP YPE Semarang Tahun Ajaran 2000/2001. Skripsi UNNES.
1. Bagaimana pendapat anda mengenai bahan yang disajikan oleh guru?
…………………………………………………………………………
……………………………………………………………………….
2. Apakah anda tertarik pada pembelajaran membaca intensif teks profil
tokoh dengan pendekatan kontekstual
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
3. Apakah Anda mengalami kemudahan atau kesulitan siswa memahami
bacaan?
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..
4. Bagaimana pendapat anda mengenai gaya guru dalam mengajar?
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..
5. Bagaimana kesan dan pesan anda setelah mengikuti pembelajaran
membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual
komponen inquiry?
…………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………..
Jurnal Siswa Siklus II Mata Pelajaran :
Tempat Pelaksanaan :
Hari/ Tanggal :
Kelas :
Tahun Pelajaran :
1. Bagaimana pendapat anda mengenai bahan yang disajikan oleh guru?
…………………………………………………………………………
……………………………………………………………………….
2. Apakah anda tertarik pada pembelajaran membaca intensif teks profil
tokoh dengan pendekatan kontekstual
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
3. Apakah Anda mengalami kemudahan atau kesulitan siswa memahami
bacaan?
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..
4. Bagaimana pendapat anda mengenai gaya guru dalam mengajar?
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..
5. Bagaimana kesan dan pesan anda setelah mengikuti pembelajaran
membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual
komponen inquiry?
…………………………………………………………………………….
Jurnal Guru Siklus I
Mata Pelajaran :
Tempat Pelaksanaan :
Hari/ Tanggal :
Kelas :
Tahun Pelajaran :
Uraikan pendapat Anda mengenai pertanyaan di bawah ini !
1. Bagaimanakah minat siswa dalam mengikuti pembelajaran memebaca
intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen
inquiry ?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Bagaimanakah respons siswa terhadap teks profil tokoh yang dihadirkan
guru ?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
3. Bagaimanakah keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca
intensif teks profil tokoh ?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4. Uraikan fenomena-fenomena lain yang muncul di kelas saat pembelajaran
berlangsung ?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………
Jurnal Guru Siklus II
Mata Pelajaran :
Tempat Pelaksanaan :
Hari/ Tanggal :
Kelas :
Tahun Pelajaran :
Uraikan pendapat Anda mengenai pertanyaan di bawah ini !
1. Bagaimanakah minat siswa dalam mengikuti pembelajaran memebaca
intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen
inquiry ?
……………………………………………………………………………
2. Bagaimanakah respons siswa terhadap teks profil tokoh yang dihadirkan
guru ?
……………………………………………………………………………
3. Bagaimanakah keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca
intensif teks profil tokoh ?
……………………………………………………………………………
4. Bagaimanakah tingkah laku siswa di kelas saat diskusi kelompok
berlangsung ?
……………………………………………………………………………
5. Uraikan fenomena-fenomena lain yang muncul di kelas saat pembelajaran
berlangsung ?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Lampiran 20
Hasil Wawancara Siswa Siklus I
Wawancara ke- : 1 Responden : Fermandha Kurniawan Nilai : 86 (tertinggi) Hari, tanggal : Rabu, 10 Agustus 2005 Kelas/Sekolah : VII B/ SMPN 10 Semarang
No. Pertanyaan Jawaban 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bagaimana menurut anda bahan bacaan yang disajikan dalam pembelajaran ini? Bagaimana menurut anda mengenai penggunaan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Kemudahan apa saja yang anda dapatkan setelah dilaksanakannya pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Kesulitan apa saja yang anda temui setelah dilaksanakannya pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Apa manfaat yang anda peroleh dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan? Apa harapan anda berkaitan dengan bahan bacaan yang disajikan untuk pertemuan selanjutnya? Apa harapan siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang disajikan untuk pertemuan selanjutnya?
Menarik. Sangat bagus karena dengan metode ini saya dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Saya mudah memahami bacaan. Tidak ada Dapat menemukan sendiri jawaban dari bacaan tersebut. Bahan bacaannya jangan terlalu panjang dan mudah dipahami Pembelajaran selanjutnya lebih menarik sehingga saya tidak jenuh.
Hasil Wawancara Siswa Siklus I
Wawancara ke- : 2 Responden : Fahri Surya Laksana Nilai : 73 (sedang) Hari, tanggal : Rabu, 10 Agustus 2005 Kelas/Sekolah : VII B/ SMPN 10 Semarang
No. Pertanyaan Jawaban 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bagaimana menurut anda bahan bacaan yang disajikan dalam pembelajaran ini? Bagaimana menurut anda mengenai penggunaan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Kemudahan apa saja yang anda dapatkan setelah dilaksanakannya pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Kesulitan apa saja yang anda temui setelah dilaksanakannya pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Apa manfaat yang anda peroleh dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan? Apa harapan anda berkaitan dengan bahan bacaan yang disajikan untuk pertemuan selanjutnya? Apa harapan siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang disajikan untuk pertemuan selanjutnya?
Menarik Dengan pembelajaran seperti ini saya dapat menemukan jawaban sendiri dari soal-soal yang disediakan oleh guru. Memahami bacaan Tidak ada Belajar berkonsentrasi Bahan bacaannya harus lebih menarik Suasana belajar lebih menyenangkan dan menarik
Hasil Wawancara Siswa Siklus I
Wawancara ke- : 3 Responden : Aditya Wijaya Nilai : 50 (terendah) Hari, tanggal : Rabu, 10 Agustus 2005 Kelas/Sekolah : VII B/SMPN 10 Semarang
No. Pertanyaan Jawaban 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bagaimana menurut anda bahan bacaan yang disajikan dalam pembelajaran ini? Bagaimana menurut anda mengenai penggunaan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Kemudahan apa saja yang anda dapatkan setelah dilaksanakannya pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Kesulitan apa saja yang anda temui setelah dilaksanakannya pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Apa manfaat yang anda peroleh dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan? Apa harapan anda berkaitan dengan bahan bacaan yang disajikan untuk pertemuan selanjutnya? Apa harapan siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang disajikan untuk pertemuan selanjutnya?
Bahan bacaannya menarik tetapi ada kata-katanya yang kurang jelas. Bagus Melatih daya ingat dan mudah memahami bacaannya Bacannya terlalu panjang dan waktu untuk membaca terlalu sedikit Dapat memahami bacaan secara mendalam Bacannya mudah dipahami dan menarik Pembelajarannya harus lebih menyenangkan
Hasil Wawancara Siswa Siklus II
Wawancara ke- : 1 Responden : Dika Permatasari Nilai : 96 (tertinggi) Hari, tanggal : Kamis, 18 Agustus 2005 Kelas/Sekolah : VII B/SMPN 10 Semarang
No. Pertanyaan Jawaban 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bagaimana menurut anda bahan bacaan yang disajikan dalam pembelajaran ini? Bagaimana menurut anda mengenai penggunaan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Kemudahan apa saja yang anda dapatkan setelah dilaksanakannya pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Kesulitan apa saja yang anda temui setelah dilaksanakannya pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Apa manfaat yang anda peroleh dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan? Apa harapan anda berkaitan dengan bahan bacaan yang disajikan untuk pertemuan selanjutnya? Apa harapan siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang disajikan untuk pertemuan selanjutnya?
Teksnya mudah dipahami Bagus, pembelajaran menjadi menyenangkan Mudah memahami bacaan Tidak ada Dengan diskusi dapat melatih kerjasama antar siswa Bahan bacannya mudah dipahami dan jelas Pembelajarannya lain kali dengan berdiskusi dan pemberian rewardnya lebih menarik
Hasil Wawancara Siswa Siklus II
Wawancara ke- : 2 Responden : Fadhilah Rahmawati Nilai : 73 (sedang) Hari, tanggal : Kamis, 18 Agustus 2005 Kelas/Sekolah : VIIB/SMPN 10 Semarang
No. Pertanyaan Jawaban 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bagaimana menurut anda bahan bacaan yang disajikan dalam pembelajaran ini? Bagaimana menurut anda mengenai penggunaan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Kemudahan apa saja yang anda dapatkan setelah dilaksanakannya pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Kesulitan apa saja yang anda temui setelah dilaksanakannya pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Apa manfaat yang anda peroleh dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan? Apa harapan anda berkaitan dengan bahan bacaan yang disajikan untuk pertemuan selanjutnya? Apa harapan siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang disajikan untuk pertemuan selanjutnya?
Bacannya mudah dipahami Bagus Mudah mengerti bacaan Tidak ada Pembelajarannya menjadi menarik Bahan bacaannya jangan terlalu panjang Pembelajarannya seperti ini.
Hasil Wawancara Siswa Siklus II
Wawancara ke- : 3 Responden : Dimas Leon Nilai : 66 (terendah) Hari, tanggal : Kamis, 18 Agustus 2005 Kelas/Sekolah : VII B/SMPN 10 Semarang
No. Pertanyaan Jawaban 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bagaimana menurut anda bahan bacaan yang disajikan dalam pembelajaran ini? Bagaimana menurut anda mengenai penggunaan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Kemudahan apa saja yang anda dapatkan setelah dilaksanakannya pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Kesulitan apa saja yang anda temui setelah dilaksanakannya pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry? Apa manfaat yang anda peroleh dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan? Apa harapan anda berkaitan dengan bahan bacaan yang disajikan untuk pertemuan selanjutnya? Apa harapan siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang disajikan untuk pertemuan selanjutnyanya?
Bahan bacannya lengkap dan mudah dipahami Bagus karena pembelajarannya menjadi menarik Mudah memahami bacaan Tidak ada Dengan mempresentasikan hasil kerjanya kita dapat mengetahui apakah jawaban yang telah disusun benar atau salah Bahan bacaan harus lebih menarik dan tidak hanya profil dalam negeri saja sehingga menantang rasa ingin tahu Lain kali pembelajarannya harus lebih menarik dan tidak membosankan
Rekapitulasi Jurnal Siswa Siklus I
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Tempat Pelaksanaan : SMPN 10 Semarang
Hari/Tanggal : Rabu, 10 Agustus 2005
Kelas : VII B
Tahun Pelajaran : 2005/2006
Jurnal siswa berisi uraian pendapat/tanggapan/perasaan siswa tentang:
1. Bahan yang disajikan
Sebagian besar siswa tertarik terhadap bahan yang disajikan. Mereka juga
menganggap bahan bacaannya mudah dipahami.
2. Ketertarikan Siswa pada pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh
dengan pendekatan kontekstual.
Pada pembelajaran siklus I, sebagian besar siswa tertarik terhadap
pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan
kontekstual. Mereka menganggap pembelajaran kontekstual dapat
menciptakan situasi belajar yang menyenangkan sehingga mereka tidak
mengalami kejenuhan.
3. Kemudahan dan kesulitan siswa dalam memahami bacaan
Kesulitan yang mereka hadapi adalah mereka sulit konsentrasi ketika
membaca teks profil tokoh. Hal ini disebabkan situasi kelas yang kurang
kondusif sehingga pemahaman mereka kurang maksimal.
4. Gaya guru dalam mengajar
Sebagian besar siswa sudah dapat menerima gaya guru dengan baik. Guru
dalam menyampaikan materinya jelas, padat, interaktif serta diselingi humor
sehingga mereka dapat menerima materi dengan baik.
5. Kesan dan pesan
Kesan yang diungkapkan sebagian besar siswa adalah mereka menginginkan
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, karena pembelajaran seperti itu
dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak
membosankan. Mereka juga berharap pada pembelajaran selanjutnya
rewardnya lebih menarik sehingga mereka termotivasi untuk lebih aktif
dalam pembelajaran.
Rekapitulasi Jurnal Siswa Siklus II
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Tempat Pelaksanaan : SMPN 10 Semarang
Hari/Tanggal : Kamis,, 19 Agustus 2005
Kelas : VII B
Tahun Pelajaran : 2005/2006
Jurnal siswa berisi uraian pendapat/tanggapan/perasaan siswa tentang:
1. Bahan yang disajikan
Sebagian besar siswa berpendapat bahwa bahan yang disajikan menarik
karena dapat menambah pengetahuan mereka mengenai jati diri seorang
tokoh terkenal.
2. Ketertarikan siswa pada pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh.
Seluruh siswa menyatakan senang mengikuti pembelajaran membaca
intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual. Siswa merasa
senang karena mendapat pengalaman baru tentang pembelajaran membaca
intensif teks profil tokoh.
3. Kemudahan dan kesulitan siswa memahami bacaan
Sebagian besar siswa menyatakan tidak mengalami kesulitan dalam
memahami bacaan karena teks yang disajikan kata-katanya jelas dan
padat. Bahkan ada siswa yang menyatakan bahwa pendekatan kontekstual
membantu mereka memahami bacaan secara mendalam.
4. Gaya guru dalam mengajar
Sebagian besar siswa menyatakan bahwa dalam menyampaikan materi
guru tidak bertele-tele. Dalam menjelaskannya pun guru menyusupi
dengan lelucon agar siswa tidak bosan.
5. Kesan dan pesan
Sebagian besar menyatakan bahwa mereka menyukai pembelajarann
dengan pendekatan kontekstual karena pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual dapat menghidupkan suasana kelas menjadi hidup sehingga
mereka tidak bosan dan jenuh. Mereka berpesan agar dalam pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia selanjutnya menggunakan pembelajaran
kontekstual.
Rekapitulasi Jurnal Guru Siklus I
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Tempat Pelaksanaan : SMPN 10 Semarang
Hari/Tanggal : Rabu, 10 Agustus 2005
Kelas : VII B
Tahun Pelajaran : 2005/2006
Jurnal guru berisi mengenai:
1. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca intensif teks profil
tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry.
Minat siswa dalam pembelajaran ini masih kurang. Hal ini terlihat dengan
ketidaksungguhan siswa dalam membaca intensif teks profil tokoh.
2. Respons siswa terhadap teks profil tokoh yang dihadirkan guru.
Pada pembelajaran ini siswa merespon positif teks yang dihadirkan oleh guru.
Mereka tampak senang dengan teks yang dibagikan oleh guru karena teks
tersebut berisikan profil tokoh anggota AFI yang saat ini sedang digemari.
3. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca intensif teka profil
tokoh.
Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran belum merata, hanya siswa
tertentu yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Siswa
kebanyakan masih grogi, malu dan takut jawabannya salah bila diberi
pertanyaan oleh guru.
4. Fenomena-fenomena lain yang muncul di kelas saat pembelajaran
berlangsung.
Fenomena-fenomena lain yang muncul di kelas saat pembelajaran tidak begitu
menonjol hanya sebagian besar siswa masih asing dengan guru praktikan.
Walaupun masih terasa asing siswa sudah dapat menerima dengan baik.
Rekapitulasi Jurnal Guru Siklus II
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Tempat Pelaksanaan : SMPN 10 Semarang
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Agustus 2005
Kelas : VII B
Tahun Pelajaran : 2005/2006
Jurnal guru berisi mengenai:
1. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca intensif teks profil
tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry.
Pada pembelajaran ini siswa sangat berminat dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru menggunakan metode diskusi
yang sebelumnya tidak ada pada siklus I.
2. Respons siswa terhadap teks profil tokoh yang dihadirkan guru.
Semua siswa merespon positif teks profil yang dihadirkan oleh guru. Mereka
tampak antusias dan sungguh-sungguh dalam membaca teks yang telah
dibagikan oleh guru.
3. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca intensif teka profil
tokoh.
Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah banyak mengalami
peningkatan, walaupun masih terdapat beberapa siswa yang malas untuk
berdiskusi.
4. Tingkah laku siswa di kelas saat diskusi kelompok berlangsung.
Tingkah laku siswa pada saat pembelajaran siklus II sudah banyak mengalami
kemajuan. Pada siklus II ini sudah banyak siswa yang bertanya dan
menjawab pertanyaan ketika diskusi berlangsung.
5. Fenomena-fenomena lain yang muncul di kelas saat pembelajaran
berlangsung.
Fenomena-fenomena lain yang muncul di kelas saat pembelajaran siklus II
yang paling menonjol adalah siswa semakin aktif dan siswa semakin akrab
dengan guru. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa yang ramah kepada guru
praktikan bahkan ada siswa yang menginginkan agar guru praktikan
mengajarkan pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Rekapitulasi Hasil Wawancara Siklus I
Responden : Fernandha Kurniawan, Fahri Surya Laksana, dan Fadhilah
Rahmawati.
Pelaksanaan : Rabu, 10 Agustus 2005
Kelas/Sekolah : VII B/ SMPN 10 Semarang
Tahun Pelajaran : 2005/2006
Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam wawancara adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana menurut anda bahan bacaan yang disajikan untuk pendekatan
kontekstual komponen inquiry?
Menurut Fermandha dan Fahri bahan bacaan yang disajikan oleh guru menarik
karena teks tersebut berisikan tokoh AFI. Aditya yang mendapat nilai terendah
menambahkan bahan bacaannya menarik tetapi ada kata-katanya yang kurang
jelas. Padahal menurut Fernandha dan Fahri kata-katanya sudah jelas. Hal ini
disebabkan karena Fernandha dan Fahri sudah mengenal kata-kata yang tidak
baku sedangkan Aditya belum mengenal kata-kata tersebut sehingga ia
mengalami kesulitan dalam memahami bacaan.
2. Bagaimana menurut anda tentang penggunaan pendekatan kontekstual komponen
inquiry yang digunakan dalam pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh?
Ketiga responden berpendapat bahwa pembelajaran membaca intensif dengan
pendekatan kontekstual komponen inquiry sangatlah bagus karena dengan metode
seperti ini siswa dapat menjawab soal-soal yang diberikan oleh guru.
3. Kemudahan apa saja yang anda dapatkan setelah menciptakan pembelajaran
membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen
inquiry?
Ketiga responden berpendapat bahwa dengan pembelajaran seperti ini dapat
membantu mereka dalam memahami bacaan secara mendalam.
4. Kesulitan apa saja yang anda temui setelah mendapatkan pembelajaran membaca
intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry?
Fermandha dan Fahri tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran seperti ini,
tetapi Aditya yang mendapatkan nilai terendah berpendapat bahwa bacaannya
terlalu panjang dan waktu yang diberikan terlalu sedikit sehingga ia tidak
mendapatkan pemahaman yang maksimal.
5. Apa manfaat yang anda peroleh dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan?
Fermandha mengungkapkan bahwa dengan pembelajaran seperti ini dapat melatih
kita untuk menemukan jawaban sendiri jawaban dari soal-soal yang diberikan
oleh guru sedangkan Fahri berpendapat bahwa pembelajaran seperti ini dapat
melatih konsentrasinya ketika membaca sebuah teks. Berbeda dengan Fermandha
dan Fahri, Aditya berpendapat bahwa pembelajaran seperti ini dapat
membantunya dalam memahami bacaan secara mendalam.
6. Apa harapan anda berkaitan dengan bahan bacaan yang disajikan untuk
pertemuan selanjutnya?
Fermandha berharap agar pada pertemuan selanjutnya bahan bacaannya tidak
terlalu panjang dan lebih mudah dipahami sedangkan Fahri dan Aditya berharap
agar bahan bacaannya pada pertemuan selanjutnya lebih menarik.
7. Apa harapan anda mengenai kegiatan pembelajaran yang disajikan untuk
pertemuan selanjutnya?
Ketiga responden berharap agar pada pertemuan selanjutnya pembelajarannya
lebih menarik dan menyenangkan sehingga mereka tidak merasa jenuh.
Rekapitulasi Hasil Wawancara Siklus II
Responden : Dika Permatasari, Fadhilah Rahmawati dan Dimas Leon.
Pelaksanaan : Kamis, 19 Agustus 2005
Kelas/Sekolah : VII B/ SMPN 10 Semarang
Tahun Pelajaran : 2005/2006
Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam wawancara adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana menurut anda bahan bacaan yang disajikan untuk pendekatan
kontekstual komponen inquiry?
Ketiga responden berpendapat bahwa bahan bacaan yang disajikan mudah
dipahami. Ini berarti guru sudah tepat dalam memilih bacaan.
2. Bagaimana menurut anda tentang penggunaan pendekatan kontekstual komponen
inquiry yang digunakan dalam pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh?
Dika, Fadhilah dan Dimas mengungkapkan bahwa pembelajaran membaca
intensif teks profil tokoh sangatlah bagus karena pembelajarannya menjadi
menyenangkan.
3. Kemudahan apa saja yang anda dapatkan setelah menciptakan pembelajaran
membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen
inquiry?
Ketiga responden mengungkapkan bahwa dengan pembelajaran sepeerti ini
mereka mudah memahami bacaan.
4. Kesulitan apa saja yang anda temui setelah mendapatkan pembelajaran membaca
intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen inquiry?
Ketiga responden mengungkapkan bahwa mereka tidak mengalami kesulitan
dalam pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan
kontekstual komponen inquiry.
5. Apa manfaat yang anda peroleh dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan?
Dika mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan metode diskusi dapat melatih
kerjasama antar siswa sedangkan Fadhilah berpendapat bahwa pembelajaran
membaca intensif teks profil tokoh dengan pendekatan kontekstual komponen
inquiry dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Sedangkan Dimas
mengungkapkan bahwa dengan mempresentasikan hasil kerjanya dia dapat
mengetahui apakah jawaban yang telah disusun benar atau salah. Dari jawaban
ketiga responden itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual mempunyai banyak manfaat.
6. Apa harapan anda berkaitan bahan bacaan yang disajikan untuk pertemuan
selanjutnya?
Dika dan fadhilah berharap agar bahan bacaan yang dissajikan untuk pertemuan
selamjutnya tidak terlalu panjang, mudah dipahami dan jelas. Berbeda dengan
Dika dan Fadhilah, Dimas berharap agar bahan bacaan yang disajikan pada
pertemuan selanjutntya harus lebih menarik tidak hanya profil tokoh dalam negeri
saja, tokoh luar negeri pun harus disajikan.
7. Apa harapan anda berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang disajikan untuk
pertemuan selanjutnya?
Dika berharap agar pada pembelajaran selanjutnya dengan berdiskusi dan
pemberian rewardnya lebih menarik sedangkan Fadhilah menginginkan
pertemuan selanjutnya pembelajarannya seperti ini. Dimas menambahi bahwa
pembelajaran selanjutnya harus lebih bervariasi dan tidak membosankan.
RENCANA PEMBELAJARAN I
Mata Pelajaran : Bahasa dan sastra Indonesia
Kelas/Semester : VII/II
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Jenjang : SMP/MTs
A. STANDAR KOMPETENSI
Mampu membaca dan memahami ragam teks nonsastra dengan berbagai cara
membaca: membacakan teks untuk orang lain, membaca teks pengumuman,
percakapan, membaca intensif dan ekstensif ragam teks, dan menemukan
gagasan pokok isi suatu teks.
B. KOMPETENSI DASAR
Membaca intensif teks profil tokoh
C. INDIKATOR
♦ Mampu menyarikan riwayat hidup tokoh
♦ Mampu menyimpulkan keistimewaan tokoh
♦ Mampu mencatat hal-hal yang bermanfaat bagi siswa
D. MATERI POKOK
Teks profil tokoh
♦ Riwayat hidup tokoh
♦ Keistimewan tokoh
♦ Hal-hal yang bermanfaat
E. SKENARIO PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Alokasi
Waktu
Metode/Teknik
1.
2.
PENDAHULUAN
1. Apersepsi
2. Guru memberikan umpan balik
terhadap pembelajaran yang lalu.
3. Guru menanyakan kepada siswa
kesulitan dalam pembelajaran
membaca intensif teks profil
tokoh?
KEGIATAN INTI
1. Guru membagikan teks profil
tokoh.
2. Siswa melakukan observasi
dengan membaca sekilas teks
yang telah dibagikan oleh guru.
3. Siswa kemudian bertanya
mengenai isi teks tersebut.
4. Siswa diminta untuk menemukan
dan menemukan riwayat hidup
tokoh, menemukan keistimewaan
tokoh serta menyebutkan hal-hal
yang bermanfat bagi siswa.
5. Siswa melakukan hipotesis atau
dugaan mengenai riwayat hidup
tokoh, keistimewaannya serta
5’
80’
Ceramah
Inquiry
hal-hal yang bermanfaat yang
terdapat pada teks.
6. Untuk mengetahui apakah
hipotesisnya benar atau salah,
siswa mengumpulkan data
dengan membaca kembali teks
profil tokoh tersebut secara
intensif.
7. Siswa diminta untuk membentuk
sebuah kelompok dengan
beranggotakan 4-5 orang.
8. Tiap-tiap kelompok
mendiskusikan hasil temuannya
dan menyimpulkan jawaban
ketiga soal tersebut.
9. Beberapa kelompok
mempresentasikan hasil
diskusinya.
10. Guru menanggapi dan
memberikan penguatan kepada
kelompok yang tampil.
11. Guru memberikan penghargaan
kepada kelompok yang tampil
yang berupa medali dari kertas.
12. Siswa diminta untuk
mengerjakan soal tes teks profil
tokoh yang telah disiapkan oleh
guru.
Penugasan
Kerja Kelompok
3. PENUTUP
1. Guru bersama siswa merefleksi
pembelajaran pada hari itu.
2. Siswa diminta untuk
mengungkapkan tanggapannnya
mengenai pembelajaran hari itu.
5’
Refleksi
F. SARANA DAN SUMBER BELAJAR
♦ Sarana : Teks Profil tokoh
Medali dari kertas asturo
♦ Sumber Belajar : Buku Paket Pemkot
♦ Penilaian
- Proses : Diskusi kelompok
Selama pembelajaran berlangsung
- Hasil : Tes profil tokoh
Mengetahui Semarang……………2005
Guru Mata Pelajaran, Peneliti,
Sukamti Munawaroh NIP. 131253690 NIM. 2101401037
Mengetahui Kepala Sekolah SMP N 10 Semarang
Sumardi Sri Purwono NIP. 130339150
Identitas Teks
♦ Judul : Ira Koesno Anchor Jelita Pecinta Buku.
♦ Teks ini digunakan pada : Tes membaca intensif teks profil tokoh dengan
pendekatan kontekstual komponen inquiry siklus
II.
♦ Pelaksanaan tes siklus II : Kamis, 19 Agustus 2005.
♦ Teks ini dibaca selama : 10 menit.
IRA KOESNO
ANCHOR JELITA PECINTA BUKU
Sejak kecil Ira sudah rajin membaca. Kedua orang tuanya pun
mendukungnya secara penuh. Buku-buku cerita karya Enid Blyton dan Hans
Christian Andersen habis dilahapnya juga. Sekarang ia seorang anchor yang cerdas
dan handal.
Pemirsa televisi tentu tidak asing dengan sosok satu ini. Pembaca cerita yang
berhak menentukan karakter acara (dalam pertelevisian lazim disebut Anchor) ini
bernama lengkap Dwi Noviratri. Ira koesno yang berumur 32 tahun ini dikenal lewat
pertanyaan-pertanyaannya yang cerdas. Lawan bicara atau narasumber seringkali
dibuat “terpojok” ketika harus menjawab pertanyaannya.
Kepiawaiannnya dalam berpikir dan berbicara ini adalah buah dari
ketekunannnya membaca. Buku-buku cerita karya Enid Blyton dan Hans Christian
Andersen tak ada yang terlewat. Bahkan Cerita Lima Benua pun masih diingatnya
hingga kini.
Ratusan judul buku sudah dikoleksinya. Dalam deretan koleksinya bisa
dijumpai bacannya di masa kanak-kanak. Ibunyalah yang rajin mengumpulkan semua
bacaannya hinga kini tetap terawat baik. Ira koesno, anak kedua dari pasangan
Koesno Martoatmodjo dan Sri Utami, telah terbiasa membaca sejak kecil. Gadis
penggemar novel Marga T, ini memilah bacaannya menjadi dua kategori, yaitu
bacaan berat dan bacaan ringan. Yang pertama adalah buku-buku yang harus dibaca
karena ada hubungannnya dengan pekerjaan. Kedua adalah buku-buku bacaan untuk
penyegaran yang dinikmatinya menjelang tidur.
Putri pasangan dokter anak dan sarjana ekonomi ini pun masih menambah
bacaannya dengan buku-buku, seperti terampil berpikir, terampil berbicara, dan
sebagainya. Tuntutan untuk tampil berwawancara dalam durasi yang sangat singkat
(empat menit) mengharuskannya mampu mengolah kata tanpa mengaburkan pesan
yang akan disampaikan.
Ditemui di kantornya, lantai 12 Graha SCTV di kawasan Gatot Subroto
Jakarta Selatan, penggemar serial Lima Sekawan ini banyak bertutur tentang buku
dan minat baca. Peraih gelar master di bidang Film and TV Production dari
University of Bristol ini begitu fasih bicara tentang minat baca dan budaya
masyarakat Indonesia. “Budaya kita itu budaya mendengar, bukan membaca,
indoktrinasi!” katanya berapi-api. Pemerintah menurutnya, harus menyiapkan
infrastruktur yang diperlukan untuk meningkatkan budaya baca masyarakat seperti
perpustakaan keliling. Perpustakaan kita sudah diakses, koleksinya tidak lengkap, dan
suasananya kurang mengundang orang untuk membaca berlama-lama. Di Inggris,
tempat Ira juga belajar Broadcasting Journalism di University of Weisminster,
perpustakannnya begitu mudah diakses, koleksinya komplet, dan suasananya sangat
menyenangkan.
Memang, tidak mudah mengembangkan minat baca di tengah masyarakat
yang sedang dilanda krisis ini. Anak-anak lebih membantu orang tua untuk mencari
nafkah daripada harus membaca buku. Akan tetapi, tentu kita tidak boleh pesimis.
Pemerintah, orang tua, dan masyarakat harus bekerja sama bahu membahu untuk
menumbuhkan dan mengembangkan budaya baca. Menurut Ira, orang Indonesia
sebenarnya pintar-pintar. Terbukti dengan buku-buku yang ditulis penulis kita juga
bagus-bagus kualitasnya, tidak kalah jika dibandingkan dengan buku-buku asing.
Hanya dari segi kuantitas belum seimbang dengan jumlah penduduk yang ada.
Dalam upaya pengembangan minat baca ”Tidak ada kata terlambat untuk
memulai daripada tidak sama sekali”, ujar alumnus FEUI tahun 1993 ini. Anak-anak
dari kalangan berpunya sebaiknya dialihkan untuk membaca buku-buku dalam bentuk
CD ROOM daripada main sega (game). Anak-anak dari kalangan kurang mampu
secara swadaya harus dibantu pemerintah dan masyarakat dengan menyediakan
sarana yang dibutuhkan. Pemenjaraan terhadap kretivitas dan pemikiran, serta
pelarangan buku seperti yang pernah kita alami selama tiga dasawarsa hendaknya
ditiadakan. Demikian pesan gadis berdarah Jawa yang antiprimordialisme ini
mengakhiri pembicarannya dengan Buletin Pusat Perbukuan.
(Sumber: Buletin Pusat Perbukuan Vol VI tahun 2002).
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Sarikan riwayat hidup tokoh Ira Koeno berdasarkan teks di atas!
2. Sebutkan keistimewaan Ira Koesno!
3. Daftarlah hal-hal yang bermanfaat dari teks di atas!
Kunci Jawaban 1. Ira koesno yang bernama lengkap Dwi Noviratri merupakan seorang anchor (
pembaca berita yang berhak menentukan karakter acara) yang cerdas. Ira koesno
yang berumur 32 tahun ini dikenal lewat pertanyaan-pertanyaannya yang cerdas.
Ia dikenal dengan pertanyaannya yang dapat membuat terpojok lawan bicara atau
narasumber. Kepiawaiannnya dalam berpikir tidak lepas dari ketekunannya
membaca. Ira koeno merupakan anak kedua dari pasangan dokter anak dan
sarjana ekonomi. Ibunya bernama Sri Utami sedangkan ayahnya bernama Koesno
martoatmodjo. Ira koesno telah terbiasa membaca sejak kecil sehingga koleksi
buku-bukunya sangat banyak. Buku-buku cerita karya Enid Blyton dan Hans
Christian Andersen tak ada yang terlewat. Bahkan Cerita Lima Benua pun masih
diingatnya hingga kini. Tidak hanya bulu-buku cerita saja ia yang baca, novel pun
digemarinya juga. Novel yang digemarinya adalah novel karya Marga T.
Tuntutan untuk tampil wawancara dalam durasi yang sangat singkat
mengharuskannnya mampu mengolah kata tanpa mengaburkan pesan yang akan
disampaikannnya. Sehingga ia dituntut untuk terampil berbicara, terampil berpikir
dan sebagainya. Penggemar Lima Sekawan ini meraih gelar master di bidang Film
and TV Production dari University of Bristol. Ia juga belajar Broadcasting
Journalism di University of Weisminster Inggris. Tidak hanya itu saja, ia juga
alumnus FEUI tahun 1993. Kini ia seorang anchor yang berkantor di lantai 12
Graha SCTV di kawasan Gatot Subroto Jakarta Selatan. Menurut Ira untuk
meningkatkan budaya masyarakat perlu dipersiapkan infrastruktur seperti
perpustakaan keliling.
2. Kestimewaan Ira Koesno adalah ia merupakan seorang anchor wanita yang cerdas
dengan pendidikan yang tinggi serta minat baca yang tinggi pula sehingga ia
terampil berpikr dan berbicara. Ia juga dapat membuat lawan bicara atau
narasumber “terpojok” ketika harus menjawab pertanyaannya.
3. Hal-hal yang bermanfaat bagi siswa dalam teks tersebut adalah sebagai berikut.
•
•
Kepiawaiannnya dalam berpikir dan berbicara ini adalah buah dari ketekunannnya
membaca.
Hal tersebut merupakan hal yang bermanfaat yang dapat
dilaksanakan bagi seseorang yang ingin berhasil dan terampil dalam berpikir
dan berbicara yaitu tekun membaca.
Pembaca cerita yang berhak menentukan karakter acara (dalam pertelevisian
lazim disebut Anchor).
Pernyataan tersebut memberikan pengetahuan bagi kita tentang istilah
Anchor yang digunakan untuk pembawa cerita yang berhak menentukan
karakter acara.
•
•
•
•
Gadis penggemar novel Marga T, ini memilah bacaannya menjadi dua
kategori, yaitu bacaan berat dan bacaan ringan.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa jenis bacaan
ada dua yaitu bacaan ringan dan bacaan berat. Bacaan ringan adalah bacaan
yang sifatnya lebih santai sedangkan bacaan berat adalah bacaan yang
berhubungan dengan sekolah atau pekerjaan. Sehingga pernyataan ira koesno
memberikan pengetahuan baru bagi kita.
”Tidak ada kata terlambat untuk memulai daripada tidak sama sekali”.
Pepatah tersebut merupakan pepatah yang disampaikan kepada orang
yang bijaksana dan cerdas. Untuk memulai sesuatu tidaklah ada kata
terlambat. Pepatah tersebut dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari agar
kita sukses dalam hidup.
Peraih gelar master di bidang Film and TV Production dari University of
Bristol ini begitu fasih bicara tentang minat baca dan budaya masyarakat
Indonesia.
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Ira koesno
berpendidikn tinggi. Hal tersebut merupakan hal yang bermanfaat bagi orang
yang ingin sukses dan pandai tidaklah lepas dari pendidikan yang tinggi pula.
Sehingga pendidikan amatlah penting bagi kehidupan.
Penilaian
Tiap nomor bernilai 10 skor. Nilai akhir membaca intensif teks profil tokoh
adalah jumlah skor dibagi tiga dikali 10
Tabel 1 Aspek dan skor Penilaian
Aspek Penilaian Skor Maksimal Menyarikan riwayat hidup tokoh Menyimpulkan keistimewaan tokoh Mencatat hal-hal yang bermanfaat bagi siswa
10 10 10
Tabel 2 Pedoman Penilaian
Aspek
Penilaian
Katego
ri Skor
Skor Kriteria Penilaian
Menyarikan riwayat hidup tokoh
Sangat
Baik
8-10
Ira koesno yang bernama lengkap Dwi
Noviratri merupakan seorang anchor
(pembaca berita yang berhak
menentukan karakter acara) yang
cerdas. Ira koesno yang berumur 32
tahun ini dikenal lewat pertanyaan-
pertanyaannya yang cerdas. Ia dikenal
dengan pertanyaannya yang dapat
membuat terpojok lawan bicara atau
narasumber. Kepiawaiannnya dalam
berpikir tidak lepas dari ketekunannya
membaca. Ira koeno merupakan anak
kedua dari pasangan dokter anak dan
sarjana ekonomi. Ibunya bernama Sri
Utami sedangkan ayahnya bernama
Koesno martoatmodjo. Ira koesno
telah terbiasa membaca sejak kecil
sehingga koleksi buku-bukunya sangat
Baik
5-7
banyak. Ia gemar membaca buku
cerita maupun novel karya Marga T.
Penggemar Lima Sekawan ini meraih
gelar master di bidang Film and TV
Production dari University of Bristol.
Ia juga belajar Broadcasting
Journalism di University of
Weisminster Inggris. Tidak hanya itu
saja, ia juga alumnus FEUI tahun
1993. Tuntutan untuk tampil
wawancara dalam durasi yang sangat
singkat mengharuskannnya mampu
mengolah kata tanpa mengaburkan
pesan yang akan disampaikannnya.
Sehingga ia dituntut untuk terampil
berbicara, terampil berpikir dan
sebagainya.
Ira koesno yang bernama lengkap Dwi
Noviratri. Ira koeno merupakan anak
kedua dari pasangan dokter anak dan
sarjana ekonomi. Ibunya bernama Sri
Utami sedangkan ayahnya bernama
Koesno martoatmodjo. Ira koesno
yang berumur 32 tahun ini dikenal
lewat pertanyaan-pertanyaannya yang
cerdas. Ia gemar membaca buku cerita
maupun novel karya Marga T.
Penggemar Lima Sekawan ini meraih
Cukup
2-4
gelar master di bidang Film and TV
Production dari University of Bristol.
Ia juga belajar Broadcasting
Journalism di University of
Weisminster Inggris. Tidak hanya itu
saja, ia juga alumnus FEUI tahun
1993. Ia gemar membaca buku cerita
maupun novel karya Marga T. koleksi
bukunya sangat banyak.
Ira koesno yang bernama lengkap Dwi
Noviratri. Ira koeno merupakan anak
kedua dari pasangan dokter anak dan
sarjana ekonomi. Ibunya bernama Sri
Utami sedangkan ayahnya bernama
Koesno martoatmodjo. Ira koesno
yang berumur 32 tahun ini dikenal
lewat pertanyaan-pertanyaannya yang
cerdas. Ia gemar membaca buku cerita
maupun novel karya Marga T.
Penggemar Lima Sekawan ini meraih
gelar master di bidang Film and TV
Production dari University of Bristol.
Ia juga belajar Broadcasting
Journalism di University of
Weisminster Inggris. Tidak hanya itu
saja, ia juga alumnus FEUI tahun
1993.
Menyimpulkan
keistimewaan
tokoh
Kurang
Sangat
Baik
Baik
Cukup
0-1
8-10
5-7
2-4
Ira koesno yang bernama lengkap Dwi
Noviratri. Ira koeno merupakan anak
kedua dari pasangan dokter anak dan
sarjana ekonomi. Ibunya bernama Sri
Utami sedangkan ayahnya bernama
Koesno martoatmodjo. Ira koesno
yang berumur 32 tahun ini dikenal
lewat pertanyaan.
Kestimewaan Ira Koesno adalah ia
merupakan seorang anchor wanita
yang cerdas dengan pendidikan yang
tinggi serta minat baca yang tinggi
pula sehingga ia terampil berpikr dan
berbicara. Ia juga dapat membuat
lawan bicara atau narasumber
“terpojok” ketika harus menjawab
pertanyaannya.
Kestimewaan Ira Koesno adalah ia
merupakan seorang anchor wanita
yang cerdas. Ia juga dapat membuat
lawan bicara atau narasumber
“terpojok” ketika harus menjawab
pertanyaannya.
Kestimewaan Ira Koesno adalah ia
merupakan seorang anchor wanita
yang senang membaca. Ia gemar
membaca buku cerita maupun novel
Mencatat hal-hal
yang bermanfaat
bagi siswa
Kurang
Sangat
Baik
0-1
8-10
karya Marga T. Penggemar Lima
Sekawan ini meraih Ia meraih gelar
master di bidang Film and TV
Production. Ia juga belajar di Inggris.
Kestimewaan Ira Koesno adalah ia
merupakan seorang anchor wanita
yang cerdas. Ia gemar membaca buku
cerita dan novel karya Marga T.
1. Kepiawaiannnya dalam berpikir
dan berbicara ini adalah buah dari
ketekunannnya membaca.
Hal tersebut merupakan hal yang
bermanfaat yang dapat
dilaksanakan bagi seseorang yang
ingin berhasil dan terampil dalam
berpikir dan berbicara yaitu tekun
membaca.
2. Pembaca cerita yang berhak
menentukan karakter acara (dalam
pertelevisian lazim disebut
Anchor).
Pernyataan tersebut memberikan
pengetahuan bagi kita tentang istilah
Anchor yang digunakan untuk
pembawa cerita yang berhak
menentukan karakter acara.
3. Gadis penggemar novel Marga T,
Baik
5-7
ini memilah bacaannya menjadi dua
kategori, yaitu bacaan berat dan
bacaan ringan.
Dari Pernyataan tersebut dapat
diketahui bahwa jenis bacaan ada
dua yaitu bacaan ringan dan bacaan
berat. Bacaan ringan adalah bacaan
yang sifatnya lebih santai sedangkan
bacaan berat adalah bacaan yang
berhubungan dengan sekolah atau
pekerjaan. Sehingga pernyataan ira
koesno memberikan pengetahuan
baru bagi kita.
4. ”Tidak ada kata terlambat untuk
memulai daripada tidak sama
sekali”.
Pepatah tersebut merupakan pepatah
yang disampaikan kepada orang yang
bijaksana dan cerdas. Untuk memulai
sesuatu tidaklah ada kata terlambat.
Pepatah tersebut dapat diterapkan pada
kehidupan sehari-hari agar kita sukses
dalam hidup.
1. Kepiawaiannnya dalam berpikir dan
berbicara ini adalah buah dari
ketekunannnya membaca.
Pernyataan tersebut merupakan hal
yang bermanfaat yang dapat
Cukup
2-4
dilaksanakan bagi seseorang yang
ingin berhasil dan terampil dalam
berpikir dan berbicara yaitu tekun
membaca.
2. Pembaca cerita yang berhak
menentukan karakter acara (dalam
pertelevisian lazim disebut Anchor).
Pernyataan tersebut memberikan
pengetahuan bagi kita tentang istilah
Anchor yang digunakan untuk
pembawa cerita yang berhak
menentukan karakter acara.
3. Gadis penggemar novel Marga T, ini
memilah bacaannya menjadi dua
kategori, yaitu bacaan berat dan
bacaan ringan.
Pernyataan tersebut dapat diketahui
bahwa jenis bacaan ada dua yaitu
bacaan ringan dan bacaan berat.
Bacaan ringan adalah bacaan yang
sifatnya lebih santai sedangkan
bacaan berat adalah bacaan yang
berhubungan dengan sekolah atau
pekerjaan. Sehingga pernyataan ira
koesno memberikan pengetahuan
baru bagi kita.
1. Kepiawaiannnya dalam berpikir dan
berbicara ini adalah buah dari
Kurang
0-1
ketekunannnya membaca.
Hal tersebut merupakan hal yang
bermanfaat yang dapat dilaksanakan
bagi seseorang yang ingin berhasil
dan terampil dalam berpikir dan
berbicara yaitu tekun membaca.
2. Pembaca cerita yang berhak
menentukan karakter acara (dalam
pertelevisian lazim disebut Anchor).
Pernyataan tersebut memberikan
pengetahuan bagi kita tentang istilah
Anchor yang digunakan untuk
pembawa cerita yang berhak
menentukan karakter acara.
1. Kepiawaiannnya dalam berpikir dan
berbicara ini adalah buah dari
ketekunannnya membaca.
Hal tersebut merupakan hal yang
bermanfaat yang dapat dilaksanakan
bagi seseorang yang ingin berhasil
dan terampil dalam berpikir dan
berbicara yaitu tekun membaca.
Identitas Teks ♦ Judul : Micky Octapaliha Salah satu Akademia 2.
♦ Teks ini digunakan pada : Tes membaca intensif teks profil tokoh dengan
pendekatan kontekstual komponen inquiry siklus
I.
♦ Pelaksanaan tes siklus II : Rabu, 10 Agustus 2005.
♦ Teks ini dibaca selama : 10 menit.
MICKY OCTAPALIHA SALAH SATU AKADEMIA 2
Pemuda kelahiran Pekanbaru, 2 Oktober 1979 ini mungkin tidak tahu kalau
nasibnya akan terkenal seperti ini. Kehidupan aslinya jauh dari kesan borju dan
kehidupan mewah. Biarpun lahir dari keluarga seniman, ibunya Poppy Kaligis
(penyanyi) dan bapaknya Indra Karina (drummer), Micky tetap hidup bersahaja.
Dari kecil, umur setahun, bakat menyayi Micky ternyata sudah kelihatan.
Menurut ibunya, suaranya waktu kecil sudah melengking banget.
Micky kecil pun mulai ikut-ikutan lomba. Dia pertama kali mulai berani
menyanyi waktu SD. Saat itu, ada acara perpisahan sekolah. Waktu itu, ibu gurunya
memanggil ibunya dan meminta Micky menyanyi di acara perpisahan. Karena Micky
kecil pemalu, mau tidak mau ibunya mencari akal agar ia mau menyanyi. Akhirnya
tante Poppy berkata kepada Micky, “kalau kamu tidak mau menyanyi, tidak naik
kelas. Akhirnya, dia mau”. Akhirnya, Micky mau menyanyi dan suaranya yang tinggi
memukau semua yang datang. Dari sinilah semua orang tahu kalau Micky punya
bakat yang lebih dari dunia tarik suara.
Beranjak SMP, Micky mulai rajin mengikuti acara-acara seni, bahkan mulai
terlibat di sebuah Sanggar Dang Merdu yang ada di kawasan Pemerintahan
Pekanbaru. Di sinilah Micky mulai belajar seni terutama seni tari di bawah asuhan
Pak Yan.
Micky pun mulai keasyikan sibuk di sanggar dan kadang lupa pulang ke
rumah. Makanya, ia kos di rumah Ibu Biadidar, yang ada di belakang sanggar. Karena
mudah kenal akrab, dengan keluarga Ibu Biadidar, yang ada di belakang sanggar.
Akhirnya Micky malah dianggap sebagai anak angkat. Biarpun begitu Micky tetap
kontak dengan keluarganya, terutama ibunya.
Micky pun mulai ikut lomba-lomba menyanyi. Waktu SMA, dia pertama kali
ikut festival tingkat provinsi di RRI. Alhamdulillah dia mendapat juara kedua. Dari
sinilah ibunya mulai memberi dorongan pada Micky untuk terus berlatih.
Bukan hanya dunia tari dan dunia nyanyi, yang dia geluti. Micky yang pernah
bergabung di sebuah band bernama True Box dan sering dikontrak menyanyi di
Timika. Di sini dia juga bergelut di dunia modelling di Pekanbaru, bahkan Micky
pernah menjadi juara kedua dan favorit di pemilihan Putra-Putri Riau tahun 1999.
Micky memang banyak disebut temannnya orang yang care banget. Akan
tetapi, Micky aslinya sangat pemalu dan cool abis. Dia suka memberi kejutan.
Contohnya, ketika dia masuk sepuluh besar AFI dan harus berangkat ke Jakarta.
Selain suka memberi kejutan, ternyata Micky suka gemesan kalau melihat bayi atau
kucing. Pernah kejadian, ketika umur tiga tahun, karena sangat gemes, tidak sadar
kucingnya tercekik sampai mati.
Sumber: Gaul, edisi 20.
Jawablah pertanyaan berikut ini!
1. Sarikan riwayat hidup tokoh Micky Octapaliha?
2. Simpulkan keistemawaan tokoh Micky Octapaliha?
3. Daftarlah hal-hal yang bermanfaat bagi kamu dari teks yang berjudul “Micky
Octapaliha Salah Satu Akademia 2”?
Kunci Jawaban 1. Micky Octapaliha merupakan salah satu akademia 2 yang lahir di Pekanbaru pada
tanggal 2 Oktober 1979. Ia lahir di keluarga seniman, ayahnya bernama Indra
Karina (drummer) dan ibunya bernama Poppy Kaligis (penyanyi). Dari kecil
umur setahun, bakat menyanyi Micky sudah kelihatan. Micky kecil pun mulai
kut-ikutan lomba. Ia pertama kali mulai berani menyanyi waktu Sd di acara
perpisahan sekolah. Beranjak SMP, Micky mulai rajin mengikuti acara-acara seni
dan terlibat di Sanggar tari Dang Merdu. Karena keasyikan sibuk di sanggar
malka ia kos di Ibu Biadidar. Waktu SMA, ia pertama kali ikut festival tingkat
provinsi di RRI dan mendapat juara kedua. Dari sinilah ibunya mulai memberi
dorongan pada Micky untuk terus berlatih. Bukan hanya dunia tarik suara saja
yang ia geluti, dunia tari pun ia geluti juga. Micky pernag bergabung dalam
sebuah band yang bernama True Box dan sering dikontrak di Timika. Micky juga
menggeluti dunia modelling di Pekanbaru, bahkan Micky pernah menjadi juara
kedua dan favorit pemilihan Putra-Putri Riau tahun 1999. Micky mempunyai sifat
pemalu, cool abis, suka memberi kejutan. Selain suka memberi kejutan, ia juga
gemesan kalau melihat bayi atau kucing.
2. Keistimewaan Micky adalah ia mempunyai suara yang bagus sehingga ia dapat
masuk akademia AFI 2 dan segudang prestasi. Prestasi yang pernah ia terima
antara lain juara kedua menyanyi di festival tingkat provinsi di RRI, dikontrak di
Timika dengan grup bandnya True Box, juara kedua dan favorit di pemilihan
Putra-Putri Riau tahun 1999.
3. Hal-hal yang bermanfaat dalam bacaan tersebuta adalah sebagai berikut.
• Dari sinilah ibunya mulai memberi dorongan pada Micky untuk terus berlatih.
Hal tersebut merupakan sesuatu yang bermanfaat yang dapat
dilakukan oleh orang yang ingin memiliki keterampilan dan kepandaian yaitu
berlatih. Dukungan orang tua pun mempunyai peranan yang penting pula
seperti halya Micky yang didukung oleh ibunya.
•
•
•
•
•
Micky memang banyak disebut temannnya orang yang care banget.
Kata care banget merupakan kata tidak baku, kata bakunya adalah
perhatian sekali.
Akan tetapi, Micky aslinya sangat pemalu dan cool abis.
Cool abis termasuk kata tidak baku, kata bakaunya adalah keren
sekali.
Biarpun lahir dari keluarga seniman, ibunya Poppy Kaligis (penyanyi) dan
bapaknya Indra Karina (drummer), Micky tetap hidup bersahaja.
Pernyataaan tersebut memberikan pengetahuan bagi kita bahwa orang
yang lahir dari keluarga seniman, pada umumnya mempunyai darah seni yang
tinggi.
Beranjak SMP, Micky mulai rajin mengikuti acara-acara seni, bahkan mulai
terlibat di sebuah Sanggar Dang Merdu yang ada di kawasan Pemerintahan
Pekanbaru.
Pernyataan tersebut merupakan hal yang bermanfaaat bagi kita bahwa
jika ingin memiliki keterampilan dan kepandaian terutama di bidang seni
hendaknya sering mengikuti acara-acara seni atau bergabung dalam sangaar-
sanggar.
Penilaian
Tiap nomor bernilai 10 skor. Nilai akhir membaca intensif teks profil tokoh
adalah jumlah skor dibagi tiga dikali 10.
Tabel 1 Aspek dan skor Penilaian Aspek Penilaian Skor Maksimal
Menyarikan riwayat hidup tokoh Menyimpulkan keistimewaan tokoh Mencatat hal-hal yang bermanfaat bagi siswa
10 10 10
Tabel 2 Pedoman Penilaian
Aspek
Penilaian
Kategori
Skor
Skor Kriteria Penilaian
Menyarikan riwayat hidup tokoh
Sangat
Baik
8-10
Micky Octapaliha merupakan salah
satu akademia 2 yang lahir di
Pekanbaru pada tanggal 2 Oktober
1979. Ia lahir di keluarga seniman,
ayahnya bernama Indra Karina
(drummer) dan ibunya bernama Poppy
Kaligis (penyanyi). Beranjak SMP,
Micky mulai rajin mengikuti acara-
acara seni dan terlibat di Sanggar tari
Dang Merdu. Karena keasyikan sibuk
di sanggar maka ia kos di Ibu
Biadidar. Waktu SMA, ia pertama kali
ikut festival tingkat provinsi di RRI
dan mendapat juara kedua. Dari
sinilah ibunya mulai memberi
dorongan pada Micky untuk terus
berlatih. Bukan hanya dunia tarik
suara saja yang ia geluti, dunia tari
pun ia geluti juga. Micky pernah
bergabung dalam sebuah band yang
bernama True Box dan sering
dikontrak di Timika. Micky juga
menggeluti dunia modelling di
Baik
Cukup
5-7
2-4
Pekanbaru, bahkan Micky pernah
menjadi juara kedua dan favorit
pemilihan Putra-Putri Riau tahun
1999. Micky mempunyai sifat pemalu,
cool abis, suka memberi kejutan.
Selain suka memberi kejutan, ia juga
gemesan kalau melihat bayi atau
kucing.
Micky Octapaliha merupakan salah
satu akademia 2 yang lahir di
Pekanbaru pada tanggal 2 Oktober
1979. Ia lahir di keluarga seniman,
ayahnya bernama Indra Karina
(drummer) dan ibunya bernama Poppy
Kaligis (penyanyi). Ia pernah terlibat
di Sanggar tari Dang Merdu. Karena
keasyikan sibuk di sanggar maka ia
kos di Ibu Biadidar. Waktu SMA, ia
pertama kali ikut festival tingkat
provinsi di RRI dan mendapat juara
kedua. Micky pernah bergabung dalam
sebuah band yang bernama True Box
dan sering dikontrak di Timika.
Micky Octapaliha merupakan salah
satu akademia 2 yang lahir di
Pekanbaru pada tanggal 2 Oktober
1979. Ia lahir di keluarga seniman,
ayahnya bernama Indra Karina
Menyimpulkan
keistimewaan
tokoh
Kurang
Sangat
Baik
Baik
3-4
8-10
5-7
(drummer) dan ibunya bernama Poppy
Kaligis (penyanyi). Ia pernah terlibat
di Sanggar tari Dang Merdu. Micky
pernah bergabung dalam sebuah band
yang bernama True Box dan sering
dikontrak di Timika.
Micky Octapaliha merupakan salah
satu akademia 2 yang lahir di
Pekanbaru pada tanggal 2 Oktober
1979. Ia lahir di keluarga seniman,
ayahnya bernama Indra Karina
(drummer) dan ibunya bernama Poppy
Kaligis (penyanyi).
Keistimewaan Micky adalah ia
mempunyai suara yang bagus
sehingga ia dapat masuk akademia
AFI 2 dan segudang prestasi. Prestasi
yang pernah ia terima antara lain juara
kedua menyanyi di festival tingkat
provinsi di RRI, dikontrak di Timika
dengan grup bandnya True Box, juara
kedua dan favorit di pemilihan Putra-
Putri Riau tahun 1999.
Keistimewaan Micky adalah ia
mempunyai suara yang bagus
sehingga ia dapat masuk akademia
Mencatat hal-hal
yang bermanfaat
bagi siswa
Cukup
Kurang
Sangat
Baik
2-4
0-1
8-10
AFI 2 dan segudang prestasi.
Keistimewaan Micky adalah ia
mempunyai segudang prestasi. Micky
mempunyai sifat pemalu, cool abis,
suka memberi kejutan. Selain suka
memberi kejutan, ia juga gemesan
kalau melihat bayi atau kucing.
Keistimewaan Micky adalah ia Micky
mempunyai sifat pemalu, cool abis,
suka memberi kejutan.
•
•
Dari sinilah ibunya mulai memberi
dorongan pada Micky untuk terus
berlatih.
Hal tersebut merupakan sesuatu
yang bermanfaat yang dapat
dilakukan oleh orang yang ingin
memiliki keterampilan dan
kepandaian yaitu berlatih.
Dukungan orang tua pun
mempunyai peranan yang penting
pula seperti halya Micky yang
didukung oleh ibunya.
Micky memang banyak disebut
temannnya orang yang care
banget.
Kata care banget merupakan kata
tidak baku, kata bakunya adalah
Baik
5-7
perhatian sekali.
•
•
•
Biarpun lahir dari keluarga
seniman, ibunya Poppy Kaligis
(penyanyi) dan bapaknya Indra
Karina (drummer), Micky tetap
hidup bersahaja.
Pernyataaan tersebut memberikan
pengetahuan bagi kita bahwa orang
yang lahir dari keluarga seniman,
pada umumnya mempunyai darah
seni yang tinggi.
Beranjak SMP, Micky mulai rajin
mengikuti acara-acara seni, bahkan
mulai terlibat di sebuah Sanggar
Dang Merdu yang ada di kawasan
Pemerintahan Pekanbaru.
Pernyataan tersebut merupakan hal
yang bermanfaaat bagi kita bahwa
jika ingin memiliki keterampilan
dan kepandaian terutama di bidang
seni hendaknya sering mengikuti
acara-acara seni atau bergabung
dalam sangaar-sanggar.
Dari sinilah ibunya mulai memberi
dorongan pada Micky untuk terus
berlatih.
Hal tersebut merupakan sesuatu
yang bermanfaat yang dapat
Cukup
2-4
dilakukan oleh orang yang ingin
memiliki keterampilan dan
kepandaian yaitu berlatih.
Dukungan orang tua pun
mempunyai peranan yang penting
pula seperti halya Micky yang
didukung oleh ibunya.
•
•
•
Micky memang banyak disebut
temannnya orang yang care
banget.
Kata care banget merupakan kata
tidak baku, kata bakunya adalah
perhatian sekali.
Biarpun lahir dari keluarga
seniman, ibunya Poppy Kaligis
(penyanyi) dan bapaknya Indra
Karina (drummer), Micky tetap
hidup bersahaja.
Pernyataaan tersebut memberikan
pengetahuan bagi kita bahwa orang
yang lahir dari keluarga seniman,
pada umumnya mempunyai darah
seni yang tinggi.
Dari sinilah ibunya mulai memberi
dorongan pada Micky untuk terus
berlatih.
Hal tersebut merupakan sesuatu
Kurang
0-1
yang bermanfaat yang dapat
dilakukan oleh orang yang ingin
memiliki keterampilan dan
kepandaian yaitu berlatih.
Dukungan orang tua pun
mempunyai peranan yang penting
pula seperti halya Micky yang
didukung oleh ibunya.
•
•
Micky memang banyak disebut
temannnya orang yang care
banget.
Kata care banget merupakan kata
tidak baku, kata bakunya adalah
perhatian sekali.
Dari sinilah ibunya mulai memberi
dorongan pada Micky untuk terus
berlatih.
Hal tersebut merupakan sesuatu
yang bermanfaat yang dapat
dilakukan oleh orang yang ingin
memiliki keterampilan dan
kepandaian yaitu berlatih.
Dukungan orang tua pun
mempunyai peranan yang penting
pula seperti halya Micky yang
didukung oleh ibunya.
Identitas Teks
♦ Judul : Chairil Anwar
♦ Teks ini digunakan pada : Pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh
dengan pendekatan kontekstual komponen
inquiry siklus II.
♦ Pelaksanaan tes siklus II : Kamis, 19 Agustus 2005.
♦ Teks ini dibaca selama : 10 menit.
Chairil Anwar
Chairil Anwar lahir di Medan (Sumatera Utara) 26 Juli 1922 merupakan putra
satu-satunya dari pasangan Toeloes dan Saleha. Ayahnya, Toeloes, berasal dari
kenegerian Taeh, 50 kota (Sumatera Barat) yang bekerja sebagai pamongpraja di
Sumatera Utara, dan zaman revolusi kemerdekaan menjadi Bupati Indragiri,
Karesidenan riau. Sedangkan ibunya, Saleha, berasal dari Koto Gadang (Sumatera
Barat) yang masih memiliki pertalian keluarga dengan ayah Sutan Sjahrir.
Masa kanak-kanak hingga remajanya dihabiskan di kota kelahirannya Medan
dengan bersekolah Belanda HIS (Hollands Inlandsche School, setingkat SD). Di sana
Chairil kecil sudah menampakkan diri sebagai siswa yang cerdas dan berbakat
menulis. Kemudian dia melanjutkan sekolahnya ke MULO (Meer Uitgebreid Lager
Orderwijs, setingkat Sekolah Menengah Pertama). Ketika kelas dua, dalam usia 19
tahun, Chairil hijrah ke Jakarta mengikuti ibunya, sebagai protes terhadap ayahnya
yang menikah lagi dan bercerai dengan ibunya. Karena kesulitan ekonomi pada masa
kolonial Jepang di tahun 1942, akhirnya Chairil putus sekolah.
Di masa putus sekolah itu Chairil di Jakarta mengisi waktunya dengan
membaca sebanyak-banyaknya karya sastra lewat di depannya: Indonesia, Belanda,
Jerman, Inggris, Amerika dan berbagai terjemahan sastra dunia. Sebagai pelajar
MULO Chairil otomatis menguasai tiga bahasa asing yaitu Belanda, Inggris, dan
Jerman secara aktif. Bahasa daerah yang dia kuasai adalah bahasa Minang. Dan
kelak, penguasannya terhadap ketiga bahasa asing itulah yang mengantarkan Chairil
pada karya-karya sastrawan dunia sebagai referensi yang berhasil disadur dan
diterjemahkan. Keberhasilannya menyadur dan menerjemahkan karya puisi atau
cerpen Andre Gide, John Steinbeck, Raine Maria Rlke, Ernest Hemingway, WH
Auden, Conrad Aiken, John Cornford, Hsu Chih-Mo, Archibald MacLeish, Willem
Elsschat, H. Marsman, Edgar du Perron, J. Slaverhoff, dan lain-lain telah
menyudutkan Chairil pada klaim kritikus sastra sebagai plagiator, penyadur, atau
penerima pengaruh berat dari karya-karya itu.
Chairil makin memperlihatkan kematangannnya sebagai penyair yang
menyerahkan hampir seluruh perjalanan kehidupannya dengan penuh kesetiaan untuk
sastra. Di antara kredo penciptaan puisinya sangat menarik adalah puisiku tiap kata
akan kugali-korek sedalamnya hinggga ke kernwoord, ke kernbeeld. Dalam pidato
radio tahun 1946, penyair ini menegaskan kembali pendapatnya, bahwa sebuah sajak
(puisi) yang menjadi adalah suatu dunia. Dunia yang dijadikan, diciptakan oleh si
penyair.
Tiga kumpulan puisi Chairil, yaitu Deru campur Debu (1949), Kerikil Tajam
dan Yang Terempas dan Yang Putus (1949), atau Tiga Menguak Takdir (1950).
Kumpulan puisi bertiga dengan Asrul Sani dan Rivai Apin-merupakan sejumlah puisi
yang selama bertahun-tahun hidup dan memompakan antusiasme dalam sejarah sastra
Indonesia, sekaligus referensi, yang telah memasuki lubuk teks dunia pendidikan dan
bidang kajian penelitian sastra. Chairil juga menjadi bagian tersendiri dalam kejadian
atau penelitian mengenai sastra yang ditulis sastrawan Indonesia. Terjemahan
puisinya ke dalam bahasa Inggris adalah Selected Poems of Chairil Anwar (1970)
oleh Burton Raffel, The Complete Poems of Chairil anwar (1974) oleh Liauw Yock
Fang, dan dalam bahasa Jerman Fever und Asche oleh Walter Karwath.
Nama Chairil Anwar dikenal di lingkungan seniman dan budayawan Jakarta
ketika ia berusia 21 tahun (1843). Pada masa itu, ia sering datang ke kantor redaksi
majalah Panji Poestaka mengantarkan puisi-puisinya. Pergaulannya dengan para
sastrawan dan budayawan senior semakin luas ketika ia kerap muncul di Keimin
Bunka Shidoso, pusat kebudayaan bikinan tentara pendudukan Jepang.
Chairil sempat bekerja menjadi redaksi majalah Gema Suasana (1948). Ia
hanya bertahan selama tiga bulan di sana (Januari-Maret), kemudian keluar dan
bekerja di mingguan berita Siasat. Di sana ia menjadi anggota redaksi ruang
kebudayaan Gelanggang bersama Ida Nasoetion, Asrul Sani, Rivai Apin. Dia salah
seorang pemikir yang memberikan kontribusi pada lahirnya Surat Kepercayaan
Gelanggang.
Untuk menghormati kepenyairan Chairil Anwar, Dewan Kesenian Jakarta
memberikan Anugerah Sastra Chairil Anwar, pertama kepada Mochtar Lubis di tahun
1992 dan kedua, Sutardji Calzoum Bachril di tahun 1998.
Sumber: Derai-derai Cemara dengan Pengubahan Seperlunya.
Jawablah Pertanyaan di bawah ini!
1. Sarikan riwayat hidup tokoh Chairil Anwar pada bacaan di atas!
2. Simpulkan keistimewaan tokoh Chairil Anwar!
3. Catatlah hal-hal yang bermanfaat yang dapat kamu peroleh dari bacaan di atas!
Kunci Jawaban
1. Chairil Anwar lahir di Medan (Sumatera Utara) 26 Juli 1922 merupakan putra
satu satunya dari pasangan Toeloes dan Saleha. Ayahnya, Toeloes, bekerja
sebagai pamongpraja di Sumatera Utara. Sedangkan ibunya, Saleha, berasal dari
Koto Gadang (Sumatera Barat) yang masih memiliki pertalian keluarga dengan
ayah Sutan Sjahrir. Masa kanak-kanak hingga remajanya dihabiskan di HIS
(Hollands Inlandsche School, setingkat SD). Kemudian ia melanjutkan
sekolahnya ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Orderwijs, setingkat Sekolah
Menengah Pertama). Karena kesulitan ekonomi pada masa kolonial Jepang di
tahun 1942, akhirnya Chairil putus sekolah. Pada masa itu ia sering membaca
sehingga ia dapat menyadur atau menerjemahkan cerpen. Tiga kumpulan puisi
Chairil, yaitu Deru campur Debu (1949), Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan
Yang Putus (1949), atau Tiga Menguak Takdir (1950) sangat terkenal. Chairil
sempat bekerja menjadi redaksi majalah Gema Suasana (1948). Untuk
menghormati kepenyairan Chairil Anwar, Dewan Kesenian Jakarta memberikan
Anugerah Sastra Chairil Anwar.
2. Keistimewaan Chairil Anwar adalah ia dapat menerjemahkan karya puisi atau
cerpen. Ia juga menguasai tiga bahasa asing yaitu Belanda, Inggris, dan Jerman
secara aktif. Chairil Anwar juga membuat kumpulan puisi. Kumpulan puisinya
yang terkenal di antaranya Deru campur Debu (1949), Kerikil Tajam dan Yang
Terempas dan Yang Putus (1949), atau Tiga Menguak Takdir (1950). Ia pernah
mendapatkan Anugerah Sastra dari Dewan Kesenian Jakarta.
3. Hal-hal yang bermanfaat bagi siswa dari teks tersebut adalah :
1. Di masa putus sekolah itu Chairil di Jakarta mengisi waktunya dengan
membaca sebanyak-banyaknya karya sastra lewat di depannya: Indonesia,
Belanda, Jerman, Inggris, Amerika dan berbagai terjemahan sastra dunia.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa Chairil tidak menyia-
nyiakan waktu walaupun ia sudah berhenti sekolah ia tetap rajin membaca.
Seperti halnya Chairil jika kita memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan
mengisi waktu luang dengan membaca maka kita dapat menjadi orang yang
sukses.
2. Pergaulannya dengan para sastrawan dan budayawan senior semakin luas
ketika ia kerap muncul di Keimin Bunka Shidoso, pusat kebudayaan bikinan
tentara pendudukan Jepang.
Pergaulan seseorang dapat mempengaruhi pola pikir kita. Seperti
halnya Chairil yang pergaulannya dengan sastrawan maka ia pun menjadi
sastrawan pula.
3. Dalam menghadapi hidup kita harus pantang menyerah seperti halnya yang
dilakukan Chairil. Walaupun ia dituduh plagiat ia tetap berkarya.
4. Masa kanak-kanak hingga remajanya dihabiskan di kota kelahirannya Medan
dengan bersekolah Belanda HIS (Hollands Inlandsche School, setingkat SD).
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa Chairil mempunyai
pendidikan yang tinggi pada masa itu. Orang yang sukses tidak terlepas dari
pendidikan tinggi.
Identitas Teks
♦ Judul : K.H. Abdullah Gymnastiar Mereparasi Qolbu
♦ Teks ini digunakan pada : Tes membaca intensif teks profil tokoh dengan
pendekatan kontekstual komponen inquiry
pratindakan.
♦ Pelaksanaan tes siklus II : Rabu, 10 Agustus 2005.
♦ Teks ini dibaca selama : 10 menit.
K.H. Abdullah Gymnastiar Mereparasi Qolbu
Ibarat sebuah magnet yang mampu menyedot, setiap pukul 10.00 Ahad pagi
hingga Zhuhur, ribuan orang hadir di Pondok Pesantren Daarut Tauhid (DT),
Bandung, JABAR. Hadir pula manajer-manajer dan pengusaha papan atas dari
berbagai kota. Bahkan ada yang dari negeri jiran seperti Malaysia, Brunei
Darussalam. Semuanya hendak mendengar taushiyah yang sejuk dan bersahaja dari
seorang ulama muda, K.H. Abdullah Gymnastiar.
Aa’ Gym, panggilan akrabnya selalu mengajak khalayak merenungi diri:
sudah sejauh mana menjaga kebersihan qolbu dalam setiap langkah sehari-hari.
Ayah enam anak ini memang sangat menguasai seni berda’wah. Masa lalunya
yang warna-warni membuatnya mudah diterima beragam lingkungan. Sentilan-
sentilan ringannya terkadang menjadi renungan panjang. Isak tangis dan penyesalan
senantiasa terdengar di antara hadirin setiap kali ia menyampaikan taushiahnya.
“Hal-hal sepele pun kalau Aa’ yang menyampaikan, bisa membuat orang
meneteskan air mata,” kata Muhammad Rajab, mahasiswa sebuah perguruan tinggi
negeri di Bandung. “Terasa seperti sedang memutar rekaman film tentang tingkah
laku kita sendiri,” kata seorang eksekutif muda yang baru pertama kali menghadiri
pengajiannya kepada Sahid di Jakarta.
Ternyata tidak ada resep khusus. “Saya menyampaikan tidak usah yang rumit-
rumit, yang gampang saja, “katanya kepada Sahid. Sesuatu yang disampaikan dengan
hati yang tulus maka akan menyentuh relung hati pendengar yang paling dalam.
Lelaki yang pernah menjadi komandan resimen Mahasiswa Universitas
Jenderal Ahmad Yani, Bandung, ini dikenal oleh banyak orang dengan konsep
Manajemen Qolbunya. Menurutnya, tubuh kita ibarat sebuah kerajaan. Sekujur tubuh
ini adalah bala tentaranya dan rajanya adalah hati. “Kalau rajanya sakit maka
seluruhnya sakit,” ujarnya.
Karena keahliannya dalam hal mereparasi qolbu sampai ada yang menjuluki
pria kelahiran Bandung, 29 Januari 1962 ini sebagai Stephen Covey dari pesantren.
Stephen Covey adalh guru manajemen yang terkenal dengan buku dan pelatihannya
Seven Habits for Effective People.
Rekaman ceramahnya sudah banyak beredar dalam bentuk kaset dan VCD.
Buku-bukunya yang membahas masalah hati dan kiat menjadi SDM unggul laris
manis, seperti Menuju Generasi Ahli Dzikir, Fikir, dan Ikhtiar, Tanda-tanda Ikhlas,
Syukur Pengundang Nikmat, Manajemen Waktu, dan Seni Menata Hati dalam
Bergaul.
Di setiap akhir ceramahnya, mantan vokalis dan penyanyi ini sering mengajak
jamaahnya beristighfar dan berdo’a atau melantunkan serangkaian bait-bait nasyid
dengan suara yang merdu.
Sumber: Hidayatullah, Edisi khusus 01/Thn. XIV.
Mei 2001, hal. 55.
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Sarikan riwayat hidup tokoh K.H. Abdullah Gymnastiar berdasarkan teks di atas!
2. Sebutkan keistimewaan tokoh K.H. Abdullah Gymnastiar!
3. Daftarlah hal-hal yang bermanfaat atau hal-hal positif yang dapat kamu peroleh
dari teks di atas!
Kunci Jawaban
1. K.H. Abdullah Gymnastiar lahir di Bandung, 29 Januari 1962. Beliau biasanya
dipanggil dengan Aa’Gym. Ayah enam anak ini memang sangat menguasai seni
berda’wah. Sentilan-sentilan ringannya terkadang menjadi renungan panjang.
Lelaki yang pernah menjadi komandan resimen Mahasiswa Universitas Jenderal
Ahmad Yani, Bandung, ini dikenal oleh banyak orang dengan konsep Manajemen
Qolbunya. Menurutnya, tubuh kita ibarat sebuah kerajaan. Sekujur tubuh ini
adalah bala tentaranya dan rajanya adalah hati. Jika ia berdakwah banyak
pengunjung yang hadir baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Beliau dijuluki
sebagai Stephen Covey dari pesantren. Rekaman ceramahnya banyak beredar
dalam kaset maupun VCD.
2. Keistimewaan Aa’Gym adalah hal-hal sepele pun kalau Aa’ yang menyampaikan,
bisa membuat orang meneteskan air mata. Sentilan-sentilan ringannya terkadang
menjadi renungan panjang. Beliau menyampaikan dakwahnya secara sederhana
dan mudah, tidak rumit-rumit sehingga banyak orang yang hadir ketika ia
menyampaikan dakwahnya.
3. Hal-hal bermanfaat yang dapat diambil dari teks tersebut adalah:
1. Sesuatu yang disampaikan dengan hati yang tulus maka akan menyentuh relung
hati pendengar yang paling dalam.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa dalam menyampaikan
sesuatu kepada orang lain harus dengan hati tulus sehingga orang yang
mendengarnya pun akan merasa senang dan terharu.
2. Masa lalunya yang warna-warni membuatnya mudah diterima beragam
lingkungan.
Masa lalu merupakan pelajaran berharga yang dapat diambil
hikmahnya dan diamalkan dalam kehidupan.
3. Menurutnya, tubuh kita ibarat sebuah kerajaan. Sekujur tubuh ini adalah bala
tentaranya dan rajanya adalah hati. “Kalau rajanya sakit maka seluruhnya
sakit,” ujarnya.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa hati merupakan bagian
utama dari tubuh kita. Sehingga jika hati kita sakit maka tubuh kita pun akan
ikut sakit pula.
4. Jika kita mempunyai ilmu hendaknya diamalkan kepada orang lain. Begitu pula
yang dilakukan Aa’Gym ketika ia menyampaikan dakwahnya.
Pedoman Penilaian
• Tiap nomor bernilai 10 skor. Nilai akhir membaca intensif teks profil tokoh
adalah jumlah skor dibagi tiga dikali 10.
Tabel 1 Aspek dan skor Penilaian
Aspek Penilaian Skor Maksimal
Menyarikan riwayat hidup tokoh
Menyimpulkan keistimewaan tokoh
Mencatat hal-hal yang bermanfaat bagi
siswa
10
10
10
Tabel 2 Pedoman Penilaian
Aspek
Penilaian
Kategori
Skor
Skor Kriteria Penilaian
Menyarikan riwayat hidup tokoh
Sangat
Baik
Baik
8-10
5-7
K.H. Abdullah Gymnastiar lahir di
Bandung, 29 Januari 1962. Beliau
biasanya dipanggil dengan Aa’Gym.
Ayah enam anak ini memang sangat
menguasai seni berda’wah. Sentilan-
sentilan ringannya terkadang menjadi
renungan panjang. Lelaki yang pernah
menjadi komandan resimen
Mahasiswa Universitas Jenderal
Ahmad Yani, Bandung, ini dikenal
oleh banyak orang dengan konsep
Manajemen Qolbunya. Menurutnya,
tubuh kita ibarat sebuah kerajaan.
Sekujur tubuh ini adalah bala
tentaranya dan rajanya adalah hati.
Jika ia berdakwah banyak pengunjung
yang hadir baik dari dalam negeri
maupun luar negeri. Beliau dijuluki
sebagai Stephen Covey dari pesantren.
Rekaman ceramahnya banyak beredar
dalam kaset maupun VCD.
K.H. Abdullah Gymnastiar lahir di
Bandung, 29 Januari 1962. Beliau
biasanya dipanggil dengan Aa’Gym.
Cukup
Kurang
2-4
0-1
Ayah enam anak ini memang sangat
menguasai seni berda’wah. Sentilan-
sentilan ringannya terkadang menjadi
renungan panjang. Lelaki yang pernah
menjadi komandan resimen
Mahasiswa Universitas Jenderal
Ahmad Yani, Bandung, ini dikenal
oleh banyak orang dengan konsep
Manajemen Qolbunya. Beliau dijuluki
sebagai Stephen Covey dari pesantren.
K.H. Abdullah Gymnastiar lahir di
Bandung, 29 Januari 1962. Beliau
biasanya dipanggil dengan Aa’Gym.
Ayah enam anak ini memang sangat
menguasai seni berda’wah. Sentilan-
sentilan ringannya terkadang menjadi
renungan panjang. Lelaki yang pernah
menjadi komandan resimen
Mahasiswa Universitas Jenderal
Ahmad Yani, Bandung, ini dikenal
oleh banyak orang dengan konsep
Manajemen Qolbunya.
K.H. Abdullah Gymnastiar lahir di
Bandung, 29 Januari 1962. Beliau
biasanya dipanggil dengan Aa’Gym.
Ayah enam anak ini memang sangat
menguasai seni berda’wah.
Menyimpulkan
keistimewaan
tokoh
Sangat
Baik
Baik
Cukup
Kurang
8-10
5-7
2-4
0-1
Keistimewaan Aa’Gym adalah hal-hal
sepele pun kalau Aa’ yang
menyampaikan, bisa membuat orang
meneteskan air mata. Sentilan-sentilan
ringannya terkadang menjadi renungan
panjang. Beliau menyampaikan
dakwahnya secara sederhana dan
mudah, tidak rumit-rumit sehingga
banyak orang yang hadir ketika ia
menyampaikan dakwahnya.
Keistimewaan Aa’Gym adalah hal-hal
sepele pun kalau Aa’ yang
menyampaikan, bisa membuat orang
meneteskan air mata. Sentilan-sentilan
ringannya terkadang menjadi renungan
panjang.
Keistimewaan Aa’Gym adalah hal-hal
sepele pun kalau Aa’ yang
menyampaikan, bisa membuat orang
meneteskan air mata. Beliau dijuluki
sebagai Stephen Covey dari pesantren.
Rekaman ceramahnya banyak beredar
dalam kaset maupun VCD.
Keistimewaan Aa’Gym adalah ia
pernah menjadi komandan Resimen
Mahasiswa Universitas Jenderal
Ahmad Yani, Bandung, ini dikenal
oleh banyak orang dengan konsep
Mencatat hal-hal
yang bermanfaat
bagi siswa
Sangat
Baik
8-10
Manajemen Qolbunya.
1. Sesuatu yang disampaikan dengan
hati yang tulus maka akan
menyentuh relung hati pendengar
yang paling dalam.
Dari pernyataan tersebut dapat
diketahui bahwa dalam
menyampaikan sesuatu kepada
orang lain harus dengan hati tulus
sehingga orang yang mendengarnya
pun akan merasa senang dan terharu.
2. Masa lalunya yang warna-warni
membuatnya mudah diterima
beragam lingkungan.
Masa lalu merupakan
pelajaran berharga yang dapat
diambil hikmahnya dan diamalkan
dalam kehidupan.
3. Menurutnya, tubuh kita ibarat sebuah
kerajaan. Sekujur tubuh ini adalah
bala tentaranya dan rajanya adalah
hati. “Kalau rajanya sakit maka
seluruhnya sakit,” ujarnya.
Dari pernyataan tersebut
dapat diketahui bahwa hati
merupakan bagian utama dari tubuh
kita. Sehingga jika hati kita sakit
Baik
5-7
maka tubuh kita pun akan ikut sakit
pula.
4. Jika kita mempunyai ilmu hendaknya
diamalkan kepada orang lain. Begitu
pula yang dilakukan Aa’Gym ketika
ia menyampaikan dakwahnya.
1. Sesuatu yang disampaikan dengan
hati yang tulus maka akan
menyentuh relung hati pendengar
yang paling dalam.
Dari pernyataan tersebut dapat
diketahui bahwa dalam
menyampaikan sesuatu kepada
orang lain harus dengan hati tulus
sehingga orang yang mendengarnya
pun akan merasa senang dan terharu.
2. Masa lalunya yang warna-warni
membuatnya mudah diterima
beragam lingkungan.
Masa lalu merupakan
pelajaran berharga yang dapat
diambil hikmahnya dan diamalkan
dalam kehidupan.
3. Menurutnya, tubuh kita ibarat sebuah
kerajaan. Sekujur tubuh ini adalah
bala tentaranya dan rajanya adalah
hati. “Kalau rajanya sakit maka
Cukup
Kurang
2-4
0-1
seluruhnya sakit,” ujarnya.
Dari pernyataan tersebut dapat
diketahui bahwa hati merupakan
bagian utama dari tubuh kita.
Sehingga jika hati kita sakit maka
tubuh kita pun akan ikut sakit pula.
1. Sesuatu yang disampaikan dengan
hati yang tulus maka akan
menyentuh relung hati pendengar
yang paling dalam.
Dari pernyataan tersebut dapat
diketahui bahwa dalam
menyampaikan sesuatu kepada
orang lain harus dengan hati tulus
sehingga orang yang mendengarnya
pun akan merasa senang dan terharu.
2. Jika kita mempunyai ilmu hendaknya
diamalkan kepada orang lain. Begitu
pula yang dilakukan Aa’Gym ketika
ia menyampaikan dakwahnya.
1. Sesuatu yang disampaikan dengan hati yang tulus maka akan menyentuh relung hati pendengar yang paling dalam.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa dalam menyampaikan sesuatu kepada orang lain harus dengan hati tulus sehingga orang yang mendengarnya pun akan merasa senang dan terharu.
Identitas Teks
♦ Judul : Adi Sudah Mandiri Sejak Kecil
♦ Teks ini digunakan pada : Pembelajaran membaca intensif teks profil tokoh
dengan pendekatan kontekstual komponen
inquiry siklus I.
♦ Pelaksanaan tes siklus II : Rabu, 10 Agustus 2005.
♦ Teks ini dibaca selama : 10 menit.
ADI SUDAH MANDIRI SEJAK KECIL
Masuknya Adi dalam 12 besar AFI 2 bukan hal yang aneh buat bungsu dari
tiga bersaudara pasangan bapak Abdullah Syukur dan Ibu Indrawati (alm.) ini. Sebab,
sebelum ikut AFl, Adi pernah masuk lima besar ajang Popstar. Di ajang pencari bakat
ini juga Adi berkenalan dengan Mawar, Akademia AFI 1. Berbagai lomba tingkat
daerah pun pernah Adi ikuti. Dalam setiap lomba, Adi pasti membawa pulang piala.
Wajar kalau koleksi piala di rumah ada sekitar 50 buah.
Kepiawaian Adi bukan hanya di tarik suara. Didukung, postur tubuh yang
tinggi dan senyum yang manis, nampaknya melengkapi kesuksesan Adi dalam dunia
model. Cowok yang bercita-cita menjadi entertain ini pernah menjadi juara I Mbak
dan Mas (seperti Abang dan None Jakarta), juara Putra-Putri Idola. Pada 2002 lalu,
dia juga berhasil memboyong juara Putra Pariwisata dan memperoleh piala dari
Walikota Jogjakarta. Pada tahun yang sama, Adi juga memperoleh juara I, Mbak dan
Mas tingkat Jawa Tengah. Masih banyak prestasi Adi yang lainnya.
Kecintaan cowok yang lahir pada 1 Januari 1980 ini pada tarik suara sudah
terlihat sejak kecil. Saat berusia dua tahun, mata Adi tidak mau lepas dari televisi.
begitu ada program menyanyi atau menari. Adi memperhatikan dengan seksama.
Setelah acara selesai, giliran Adi menirukan gerak artis di televisi. Hebatnya semua
gerak artis itu bisa persis. Saking pintarnya menirukan gerakan, saat TK Adi sudah
diminta mengajari teman-temannya menari. Melihat perkembangan putra bungsunya
yang cenderung ke seni, ibunya, Indrawati, terus mendorong. Misalnya dengan
membuat pernak-pernik untuk pentas. Soalnya, saat Adi kecil sudah mulai ikut lomba
menyanyi. Melihat bakat seni yang sangat tinggi pada Adi, sang ayah kemudian
mengirim Adi belajar nyanyi pada salah seorang guru vokal yang terkenal di Kudus.
Bakat menyanyi Adi mengalir dari kedua orang tuanya. Ibunya adalah
penyanyi keroncong, sedangkan sang ayah, meski mengajar IPA di SMU I Kudus,
tetapi menjadi pembina seni musik di sekolah favorit di kota penghasil rokok itu. Adi
pun pernah membuat grup band dengan sang kakak. Meski anak bungsu, Adi bukan
tipe anak manja. Sejak kecil sudah diajarkan mandiri. Saat masih kuliah di
Universitas Negeri Jogjakarta, Adi bekerja sambilan untuk memenuhi kebutuhan.
Maklum, uang kiriman orang tua tidak begitu besar. Jadi, untuk kebutuhan selama
kos di Jogjakarta, dia mengajar bahasa Inggris untuk anak-anak SD. Atau mengajar
bule-bule yang ingin belajar bahasa Indonesia. Dari hasil membuat les ini, kadang
Adi mengirim sebagian penghasilannya kepada orang tuanya. Adi juga sering
mendapat hadiah uang dari lomba yang dimenanginya. Kalau mendapat hadiah,
uangnya pasti diberikan kepada ibunya. Katanya, untuk belanja. Dari dulu, Adi
memang memiliki perhatian kepada keluarga. Anaknya sopan, ramah, cerdas, dan
patuh pada orang tua. Dia tidak pernah membantah. Kalau diminta menyapu halaman
rumah oleh orang tuanya, ya, menyapu. Adi juga bisa bergaul dengan siapa saja,”
kata Ibu Erna, tante Adi.
Adi tergolong cerdas. Sejak kecil, dia selalu mendapat peringkat di kelasnya.
Dia juga serba bisa dan mau belajar. Suatu kali, Adi tidak bisa mengoperasikan
komputer, dia belajar komputer sendiri. Beberapa minggu berikutnya, dia sudah bisa
mengutak-ngutik program komputer, bahkan bermain internet. Bahasa Inggris yang
dikuasainya pun berkat kemauan keras Adi belajar. Padahal dia tidak pernah ikut kursus
bahasa Inggris.
Sebagai anak bungsu, wajar kalau Adi dekat dengan orang tuanya, terutama
ibunya. Karena itu, dia sangat terpukul saat ibunda tersayang meninggal karena stroke.
“Waktu itu, Adi masih kuliah di Jogja. Saat ibunya sakit keras, Adi diminta pulang,
sepertinya sang ibu menunggu Adi pulang. Sebab, saat Adi tiba di rumah sang ibu
meninggal dunia. lbunya sempat berbicara kepada saya. la ingin melihat Adi sukses dan
tampil di televisi. Sayangnya, ibunya tidak bisa melihat Adi sekarang,” kata Ibu Erna,
adik kandung ibu Adi. Kepergian ibu tersayang membuat Adi terpukul. Sebab, selama ini
sang ibulah yang paling mendukung dan tempat Adi berkeluh kesah. Sekarang, sang
ayahlah tempat curhat Adi.
“Tidak tahu kenapa, sekarang saya lihat Adi terlihat sensitif. Mungkin, ya, itu
tadi, kangen dengan ibunya. Dari dulu, Adi memang ingin menyenangkan orang tuanya.
Dia sekarang mudah menangis. Padahal, dulu tidak. Kalau ada Akademia yang sakit atau
tereliminasi, dia pasti menangis. Adi memang mudah peduli,” lanjut Ibu Erna.Saat ikut
AFI, Adi melakukan semuanya sendiri. Dari mulai mendaftar sampai proses audisi. Adi
tidak segan-segan mendatangi sekolah-sekolah dan kantor untuk minta dukungan. “Adi
terus mendatangi sekolah dengan naik sepeda motor. Di sana dia menyanyi. Dia juga
mendatangi kantor-kantor. Maklum, dia tidak mempunyai biaya untuk minta dukungan.
Karena itu, dia mendatangi sekolah atau kantor. Kerena terlalu bersemangat dalam
meminta dukungan, Adi sampai terjatuh dari sepeda motor. Sangat beruntung dia tidak
cedera. Pak lurah, Bapak Nurul, tempat Adi tinggal juga mendukung. Kebetulan, Pak
lurah masih muda dan hobi menyanyi. Suatu kali, pernah Pak lurah dan Adi boncengan
naik motor mendatangi sekolah di Kudus. Pak lurah juga ikut membuat spanduk dan
membagikan brosur mendukung Adi,” tandas Ibu Erna.
Pak Abdullah pun ikut mencari dukungan buat Adi. Pak Abdullah mendatangi
SMUN 1 tempat dulu mengajar untuk minta dukungan buat Adi. Kepada beberapa teman
guru yang tidak punya handphone, Pak Abdullah memberikan kartu perdana seharga 50
ribu rupiah. Pak Abdullah berharap Pak Bupati ikut mendukung.