Top Banner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III KECAMATAN KARANG TENGAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: MARINDRA EKA PRAMUDYA X7107040 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
84

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

Mar 05, 2019

Download

Documents

trinhtuyen
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA

RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III

KECAMATAN KARANG TENGAH KABUPATEN

WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh:

MARINDRA EKA PRAMUDYA

X7107040

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA

RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III

KECAMATAN KARANG TENGAH KABUPATEN

WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

MARINDRA EKA PRAMUDYA

X7107040

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

Peningkatan Keterampilan Bercerita Melalui Cerita Rakyat Pada Siswa Kelas V

SD Negeri Temboro III Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Wonogiri Tahun

Pelajaran 2010/2011

Disusun Oleh:

Nama : Marindra Eka Pramudya

NIM : X7107040

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada hari :

Tanggal :

Oleh

Page 4: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul:

Peningkatan Keterampilan Bercerita Melalui Cerita Rakyat Pada Siswa Kelas V

SD Negeri Temboro III Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Wonogiri Tahun

Pelajaran 2010/2011

disusun oleh:

Nama : Marindra Eka Pramudya

NIM : X7107040

telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari :

Tanggal :

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.

NIP 19600727 178702 1 001

Page 5: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Marindra Eka Pramudya. PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III KECAMATAN KARANG TENGAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari : 2012 Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan bercerita pada siswa kelas V SD Negeri Temboro III Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2010/2011 melalui cerita rakyat. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini berupa kolaborasi atau kerjasama antara peneliti dengan guru kelas V. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi dan tes. Untuk menguji validitas data penulis menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata sebelum tindakan (pra siklus) yaitu 60,79 dengan ketuntasan klasikal 16,66%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 68,41 dengan ketuntasan klasikal 50%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat 80,5 dengan ketuntasan klasikal 87,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui cerita rakyat, keterampilan bercerita dapat meningkatkan.

Page 6: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT Marindra Eka Pramudya. IMPROVEMENT OF STORYTELLING SKILL BY USING FOLKLORE AMONG OF 5TH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI TEMBORO III OF KECAMATAN KARANG TENGAH, WONOGIRI REGENCY OF 2010/2011 ACADEMIC YEAR. Minithesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta, Januari: 2012

Purpose of the research is to improve storytelling skill of 5th grade students of SD Negeri Temboro III of Kecamatan Karang Tengah, Wonogiri Regency of 2010/2011 academic year by using folklore.

This research is classroom action one. The research uses collaboration between author and teacher of class V. Data is collected by using documentation, observation and test techniques. Data validity is examined by using data source and method triangulations. Data analysis of the research uses an interactive-analysis model consisting of three components, namely, data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The research consists of 2 cycles and every cycle comprises four stages, namely: (1) action planning, (2) action implementation, (3) observation and (4) reflection.

The research found that average grade before action (precycle) was 60.79 with classical completeness was 16.66%. At cycle I, classroom average grade achieved 68.41 and classical completeness was 50%. At cycle II, the average grade increased to 80.5 with classical completeness was 87.5%., it can be concluded that the use folklore can improve storytelling skill.

Page 7: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya

(QS. Al-Insyirah : 6-8)

Masa depan kita tergantung pada apa yang kita lakukan saat ini

( Mahodas Gandhi)

mencegah munculnya masalah, tetapi pada waktu menghadapi dan

(David J. Schwartz)

Page 8: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

Bapak dan ibuku yang telah memberikan kasih sayang dan menjadi

motivatorku untuk tetap berusaha dan sabar mendapatkan yang terbaik

untukku dan doa yang tulus untukku

Seseorang yang selalu memberi dukungan dan menemaniku dalam susah dan

senang

Sahabat-sahabatku yang selalu memberi dukungan dalam penyusunan ini

Teman-teman di Asrama 7

Keluarga besar PGSD kelas B serta teman-teman seangkatan untuk

kebersamaan yang tak terlupakan

Keluarga Besar FKIP Universitas Sebelas Maret dan almamaterku yang telah

memberikan ilmu dan mengantarku hingga dapat mencapai masa sekarang

ini dan yang selalu ku banggakan

Page 9: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah

memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Atas kehendak-Nya pula

skripsi dengan judul Peningkatan Keterampilan Bercerita Melalui Cerita Rakyat

Pada Siswa Kelas V SD Negeri Temboro III Kecamatan Karang Tengah

Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011

baik sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai

pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuannya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang

terhormat :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Kartono M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat membantu dalam

penulisan skripsi ini.

5. Dra. Siti Istiyati, M.Pd selaku pembimbing II yang juga telah memberikan

bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat

membantu dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu dosen program studi PGSD FKIP UNS yang telah memberikan

motivasi dan pengarahan kepada penulis.

7. Bapak Haryanto, S. Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Temboro III yang

telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

8. Bapak Dwi Nurcahyo, S.Pd selaku guru kelas V SD Negeri Temboro III yang

dengan senang hati membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian.

Page 10: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

9. Guru-guru SD Negeri Temboro III yang telah memberi motivasi dan sebagai

informan terhadap penyusunan skripsi ini.

Penulis telah berupaya untuk berbuat yang terbaik dalam penyusunan

proposal ini. Namun demikian, disadari hasilnya masih jauh dari kesempurnaan.

Semua ini tidak lain karena keterbatasan penulis baik pengatahuan dan

pengalaman. Oleh karena itu, segala saran dan kritik membangun sangat

diharapkan.

Akhirnya, penulis tetap berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca budiman. Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak tersebut

di atas mendapat pahala dan imbalan dari Allah SWT.

Surakarta, Agustus 2011

Penulis

Page 11: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

.................... i

PENGAJUAN ............................................................................................... ii

PERSETUJUAN ......... ................ iii

PENGESAHAN .......... ........... iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

ABSTRACT ........................................................................................................ vi

MOTTO ............................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 4

C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 4

D. Rumusan Masalah ........................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5

F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS .......................................................................... 6

A. Landasan Teori ............................................................................... 6

1. Hakikat Keterampilan Bercerita ................................................. 6

2. Hakikat Cerita Rakyat ................................................................ 25

B. Penelitian Yang Relevan ................................................................. 29

C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 30

D. Hipotesis ......................................................................................... 32

Page 12: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... 33

A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 33

B. Subjek Penelitian ........................................................................... 33

C.Sumber Data..................................................................................... 33

D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 34

E. Validitas Data ................................................................................. 35

F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 36

G. Indikator Kinerja ............................................................................. 38

H. Prosedur Penelitian ........................................................................ 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 45

A. Deskripsi HasilPenelitian ................................................................ 45

1. Deskripsi Kondisi awal ............................................................. 45

2. Siklus I ..................................................................................... 47

3. Siklus II .................................................................................... 55

B. Pembahasan hasil penelitian ........................................................... 62

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 67

A. Simpulan ......................................................................................... 67

B. Implikasi ........................................................................................ 67

C. Saran ............................................................................................... 68

70

.... 72

Page 13: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berpikir ..................................................................... 31

Gambar 2. Komponen-komponen Analisis Data ......................................... 37

Gambar 3. Grafik Penilaian Proses Pembelajaran Keterampilan Bercerita

Pada Kondisi Awal (Prasiklus) ................................................. 47

Gambar 4. Grafik Penilaian Proses Pembelajaran Keterampilan Bercerita

Pada Siklus I .............................................................................. 54

Gambar 5. Grafik Penilaian Proses Pembelajaran Keterampilan Bercerita

Pada Siklus II ............................................................................ 61

Gambar 6. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Keterampilan Bercerita

pada Kondisi Awal, Siklus I dan Sikus II ................................. 65

Gambar 7. Grafik Peningkatan Ketuntasan Keterampilan Bercerita pada

Kondisi Awal, Siklus I dan Sikus II ........................................... 66

Page 14: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Pedoman Penilaian Keterampilan Berbicara ................................ 22

Tabel 2. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian ................................... 38

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Penilaian Proses Pembelajaran Keterampilan

Bercerita pada Kondisi Awal (Prasiklus) ...................................... 46

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Keterampilan bercerita pada

Siklus I .......................................................................................... 54

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hasil Keterampilan Bercerita pada

Siklus II ......................................................................................... 60

Tabel 6. Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Keterampilan Bercerita pada

Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II ........................................... 63

Tabel 7. Persentase Ketuntasan Klasikal Pra siklus, Siklus I dan

Siklus II .......................................................................................... 65

Page 15: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Penilaian Keterampilan Bercerita Pada Pra siklus ................ 72

Lampiran 2. RPP siklus I.......................................................................... 75

Lampiran 3. Penilaian Keterampilan Bercerita Pada Siklus I ................... 86

Lampiran 4. Lembar Observasi guru pada Pembelajaran Bercerita

Melalui Cerita Rakyat Pada Siklus I Pertemuan 1 dan

Pertemuan 2 ........................................................................... 89

Lampiran 5. Lembar Observasi Siswa Pada Siklus I pertemuan 1 ............ 91

Lampiran 6. Lembar Observasi Siswa Pada Siklus I pertemuan 2 ............ 93

Lampiran 7. RPP Siklus II ........................................................................ 95

Lampiran 8. Penilaian Keterampilan Bercerita Pada Siklus II .................. 101

Lampiran 9. Lembar Observasi guru pada Pembelajaran Bercerita

Melalui Cerita Rakyat Pada Siklus II Pertemuan 1 dan

Pertemuan 2 ............................................................................ 104

Lampiran 10. Lembar Observasi Siswa Pada Siklus II pertemuan 1.......... 106

Lampiran 11. Lembar Observasi Siswa Pada Siklus II pertemuan 2 ......... 108

Lampiran 12. Lampiran foto ...................................................................... 110

Page 16: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sistem pendidikan di Indonesia pada tahun 2006 mengalami perubahan

kurikulum dari KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) menjadi KTSP (Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan) yang dimana guru beserta satuan pendidikan diberikan

kebebasan yang luas untuk mengembangkan materi ajar, menentukan kriteria

ketuntasan minimum, bahkan dari membuat silabus sampai dengan pembuatan

program semester harus dilakukan sendiri oleh satuan pendidikan, yang ditentukan

hanya standar kompetensi dan kompetensi dasarnya saja.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan berorientasi

pada PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif Menyenangkan) diharapkan

pembelajaran terpusat pada siswa. Guru hanya sebagai fasilitator yang membantu

siswa dalam setiap mata pelajaran. Hal yang demikian dapat diterapkan dalam setiap

mata pelajaran terlebih dalam pelajaran Bahasa Indonesia.

Bercerita merupakan bagian salah satu aspek keterampilan berbicara yang

bersifat produktif, artinya suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

menyampaikan gagasan, pikiran atau perasaan sehingga gagasan-gagasan yang ada

dalam pikiran pembicara dapat dipahami oleh orang lain. Bercerita berarti

mengemukakan ide atau pesan lisan secara aktif melalui lambang-lambang bunyi agar

terjadi kegiatan komunikasi antara penutur dan mitra tutur. Memang setiap orang

dikodratkan untuk bisa berbicara atau berkomunikasi secara lisan, tetapi tidak semua

memiliki ketrampilan untuk bercerita secara baik dan benar. Oleh sebab itu, pelajaran

berbicara seharusnya mendapat perhatian dalam pengajaran ketrampilan berbahasa di

sekolah-sekolah baik di kelas maupun luar kelas.

Inilah yang menjadi tantangan dan tuntutan yang besar bagi guru dalam

menjalankan tugas melaksanakan kegiatan belajar mengajar, karena guru sendiri yang

1

Page 17: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

membuat program untuk dirinya sendiri dalam peningkatan kegiatan belajar

mengajar. Dengan intelektualitas yang tinggi, guru dengan kewenangan yang lebih

juga harus apa adanya dan tidak direkayasa di dalam melaksanakan tugas sampai

pada tingkat evaluasi terhadap peserta didik. Disisi lain guru juga diberikan

kebebasan untuk berinovasi dan mengembangkan bahan ajar yang seluas-luasnya

baik melalui buku maupun dengan media internet yang dapat diakses darimanapun

kita berada. Pemerintah pun juga mendukung pelaksanaan sistem pendidikan yang

sekarang ini terbukti dengan akan dicanagkannya buku elektronik yang dapat diunduh

melalui jaringan internet.

Hal ini akan menjadi kompleksitas yang tinggi dalam kegiatan belajar

mengajar itu sendiri, akan banyak kreatifitas dan karakteristik guru yang muncul dan

berlomba-lomba untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar.

Tapi tentunya itu semua tidak keluar dari aturan yang di tentukan oleh BSNP (Badan

Standar Nasional Pendidikan).

Keterampilan berbicara inilah yang nantinya akan membawa seorang siswa ke dalam

kehidupan sehari-hari, baik kehidupan sosial siswa maupun dalam hal akademik. Tapi

kenyataannya yang ada di SD Negeri Temboro III siswa tidak berani atau malu dalam

melakukan kegiatan bercerita di depan kelas khususnya kelas lima. Hasil tersebut

diperoleh dari kolaborasi dan pengamatan oleh peneliti dan guru kelas lima.

Berdasarkan data pengamatan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas

minat dari 24 siswa kelas lima terhadap ketrampilan bercerita tahun pelajaran

2010/2011 hanya 2 siswa yaitu mendapat nilai 70 predikat nilai B, yang mendapat

nilai antara 65 70 ada 5 siswa, yang mendapat kurang dari nilai 65 ada 12 siswa,

yang sama sekali tidak mau maju ada 5 siswa. Disebabkan karena siswa kurang ada

minat karena pembelajaran hanya monoton saja, rendahnya minat siswa terhadap

kegiatan bercerita di depan kelas, kurang antusiasnya siswa terhadap metode yang

dipakai guru dalam peningkatan keterampilan bercerita siswa, siswa malu dan takut

untuk bercerita di depan kelas, siswa berkesulitan untuk berkomunikasi dalam

kegiatan belajar mengajar, rendahnya kemampuan bercerita siswa.

Page 18: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Menurut Dendy Sugono dalam Anwar Efendi (2008 : 317) menjelaskan

salah satu kegagalan pengajaran bahasa ialah pengajaran yang lebih banyak

memberikan pengetahuan tentang bahasa atau struktur bahasa dari pada pengajaran

keterampilan berbahasa. Selain itu Sumardi via Nurhayati, dkk dalam Anwar Efendi

(2008 : 317) menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran, guru lebih

mendominasi pembelajaran. Guru lebih banyak memberikan bekal teori dan

pengetahuan bahasa daripada mengutamakan keterampilan berbahasa maupun tulis.

Faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat keterampilan siswa dalam bercerita

yaitu faktor eksternal, faktor eksternal yang dimaksud adalah faktor yang

mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan keluarga dan

masyarakat. Selain itu, rendahnya keterampilan bercerita disebabkan oleh kurangnya

fasilitasi oleh negara.

Gejala-gejala kesulitan yang dihadapi oleh siswa tersebut tentunya tidak

terlepas dari peran guru dalam proses pembelajaran di kelas. Sentral pembelajaran

yang selama ini berada di tangan guru, ini sudah saatnya dialihkan kepada siswa.

Pengalihan ini akan membawa perubahan yang berarti dalam pembelajaran

keterampilan bercerita siswa maka dari itu salah satu cara untuk meningkatkan

keterampilan bercerita adalah melalui cerita rakyat dan dampak yang lebih lanjut

adalah kesulitan dalam berkomunikasi.

Menurut http://www.artikata.com/arti-323678-cerita.php (diakses pada

tanggal 16 Maret 2011) cerita dari zaman

dahulu yg hidup di kalangan rakyat dan diwariskan secara lisan

http://www.adicita.com/artikel/detail/id/202/Pengertian-Legenda-Cerita-Rakyat

(diakses tanggal 16 maret 2011) menjelaskan bahwa cerita rakyat adalah cerita pada

masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang

beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki bangsa.

Oleh karena itu diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai

dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan

penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri.

Page 19: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Atas dasar pemikiran tersebut maka penulis memilih judul "Peningkatan

Keterampilan Bercerita Melalui Cerita Rakyat Kelas V di SD Negeri Temboro III

Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011".

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah tersebut

di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Rendahnya minat siswa terhadap kegiatan bercerita di depan kelas.

2. Kurang antusiasnya siswa terhadap media cerita rakyat yang dipakai guru dalam

peningkatan keterampilan bercerita siswa.

3. Siswa malu dan takut untuk bercerita di depan kelas.

4. Siswa berkesulitan untuk berkomunikasi dalam kegiatan belajar mengajar.

5. Rendahnya kemampuan bercerita siswa.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan mudah dipahami perlu adanya pembatassan

masalah yaitu :

1. Keterampilan bercerita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan

siswa dalam menyampaikan cerita rakyat di depan kelas.

2. Cerita rakyat yang dimaksud adalah cerita rakyat: (1) Asal Usul Nama Wonogiri;

(2) Cerita rakyat yang dbawa oleh siswa.

D. Rumusan Masalah

Berpijak pada latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut : apakah keterampilan bercerita siswa kelas V di

SD Negeri Temboro III Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Wonogiri tahun

pelajaran 2010/2011 dapat ditingkatkan melalui cerita rakyat?

Page 20: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan bercerita pada

siswa kelas V SD Negeri Temboro III Kecamatan Karang Tengah Kabupaten

Wonogiri tahun pelajaran 2010/2011 melalui cerita rakyat.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat kepada semua pihak yang

terlibat dalam dunia pendidikan. Adapun manfaat yang diharapkan adalah :

1. Masalah Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dipakai untuk :

a. Mengetahui secara nyata tentang peningkatan keterampilan bercerita melalui

cerita rakyat.

b. Memberikan sumbangan, pandangan, dan masukan dalam ilmu pengetahuan

khususnya dalam bidang pengajaran Bahasa Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Meningkatnya kinerja guru dalam meningkatkan kemampuan bercerita

siswa.

2) Memanfaatkan keterampilan bercerita melalui cerita rakyat sebagai sarana

untuk meningkatkan kemampuan bercerita siswa.

b. Bagi Peserta Didik

1) Dengan menceritakan kembali cerita rakyat dapat meningkatkan kemampuan

berbicara siswa.

2) Meningkatnya keterampilan bercerita siswa dalam kehidupan sehari-hari

baik di sekolah maupun dirumah.

c. Bagi Sekolah

1) Mendorong guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang inovatif.

2) Meningkatnya inovasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

Page 21: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Hakikat Keterampilan Berbicara

a. Pengertian Keterampilan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:1180) terampil adalah

cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Sedangkan keterampilan

adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas, kecakapan seseorang untuk

memakai bahasa dalam menulis, membaca, menyimak atau berbicara.

Soemarjadi dkk, (2001:2) menuliskan bahwa kata terampil sama artinya

dengan kata cekatan. Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu

pekerjaan dengan cepat dan benar. Ruang lingkup keterampilan cukup luas

meliputi kegiatan berupa perbuatan, berpikir, berbicara, melihat, mendengar.

Sejalan dengan hal tersebut Tri Budiharto (2008:1-2) juga

mengungkapkan pengertian keterampilan yaitu keterampilan berasal dari kata

terampil yang artinya adalah mampu bertindak dengan cepat dan tepat. Istilah lain

dari terampil adalah cekatan, cakap mengerjakan sesuatu. Dengan kata lain

keterampilan dapat disebut juga kecekatan, kecakapan, atau kemampuan untuk

melakukan sesuatu dengan baik dan cermat.

Menurut Saiful Muttaqin (2008) dalam

(http:saifulmuttaqin.blogspot.com) keterampilan adalah usaha untuk memperoleh

kompetensi cekat, cepat dan tepat dalam menghadapi permasalahan belajar.

Reber (1988) dalam Muhibbin Syach (1997:119) menuliskan

keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang

kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk

mencapai hasil tertentu.

Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan

adalah kemampuan berbuat atau bertindak yang cepat dan tepat dalam suatu hal.

Page 22: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. Pengertian Berbicara

Kemampuan berbicara lebih mudah apabila murid-murid memperoleh

kesempatan untuk mengkomunikasikan sesuatu secara alami kepada orang lain,

dalam kesempatan-kesempatan yang bersifat informal. Selama kegiatan belajar di

sekolah guru menciptakan berbagai lapangan pengalaman yang memungkinkan

murid-murid mengembankan kemampuan berbicara.

Berbicara dapat dimanfaatkan untuk mengkomunikasikan ide, perasaan

dan kemauan serta untuk lebih menambah pengetahuan dan cakrawala

pengalaman. (St. Y. Slamet, 2008 : 35)

Menurut Djago Tarigan dalam St. Y. Slamet (2008 : 33) menyatakan

Sedangkan menurut H.G. Tarigan dalam St. Y. Slamet (2008 : 33)

unyi-bunyi

artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2002: 148)

dijelaskan bahwa berbicara adalah "berkata; bercakap; berbahasa, atau melahirkan

pendapat (dengan perkataan, tulisan, dsb.) atau berunding".

Menurut Mulgrave (dalam H. G. Tarigan, 2008:16) berbicara bukan

sekedar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata tetapi berbicara merupakan suatu

alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun sesuai dengan

kebutuhan pendengar. Melalui berbicara seseorang berusaha untuk

mengungkapkan pikiran dan perasaannya kepada orang lain secara lisan. Tanpa

usaha untuk mengungkapkan dirinya, orang lain tidak akan mengetahui apa yang

dipikirkan dan dirasakannya. Tanpa berbicara, seseorang akan mengucilkan diri

sendiri dan akan terkucilkan dari orang di sekitarnya.

Djiwandono (1996:68) mengungkapkan bahwa berbicara merupakan

kegiatan berbahasa yang aktif dari seorang pemakai bahasa, yang menuntut

prakarsa nyata dalam penggunaan bahasa untuk mengungkapkan diri secara lisan.

Page 23: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8 Dalam hal ini, berbicara merupakan bagian dari kemampuan berbahasa yang aktif

dan produktif.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

berbicara adalah suatu keterampilan mengujarkan bunyi-bunyi bahasa untuk

menyampaikan pesan berupa ide, gagasan, maksud atau perasaan kepada orang

lain secara lisan yang bersifat aktif dan produktif.

1) Strategi Pembelajaran Berbicara

Pembelajaran berbicara di sekolah-sekolah pada umumnya

masih mengalami banyak hambatan. Hal tersebut dikarenakan

pembelajaran tersebut merupakan bentuk pembelajaran berbasis

keterampilan yang sulit untuk diajarkan, karena membutuhkan tenaga

pengajar yang terampil dan mampu mengembangkan strategi

pengajaran yang tepat demi keberhasilan pengajaran. Strategi

pengajaran merupakan rumusan tentang cara mengajar yang harus

ditempuh dalam situasi-situasi khusus atau dalam keadaan tertentu

yang spesifik (Oemar Hamalik, 2003: 183). Sedangkan menurut

Muhammad Joko Susilo (2007:147), strategi pembelajaran mencakup

taktik, model pendekatan dan berbagai keterampilan mengajar dalam

proses penyampaian materi kepada siswa. Melengkapi pengertian

tersebut, Soemarsono (2007:1) memberikan pengertian strategi belajar

mengajar, yaitu suatu hal yang menunjuk pada interaksi belajar

mengajar yang direncanakan secara strategis untuk mencapai tujuan

pendidikan khusus secara tepat guna (efisien) dan berhasil guna

(efektif).

Keberhasilan pembelajaran di kelas (termasuk pembelajaran

berbicara) bukan hanya dilihat dan tercapainya tujuan belajar, tetapi

juga dari proses pembelajar itu sendiri. Proses belajar dapat diartikan

sebagai sebuah kegiatan belajar mengajar yang disajikan

(Soemarsono, 2007: 1). Untuk itu di dalam proses belajar mengajar,

guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif

dan efisien, serta mengena pada tujuan yang diharapkan.

Page 24: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus

menguasai teknik-teknik atau metode mengajar (Roestiyah N.K. 2001:

1) menyebutkan bahwa teknik penyajian pelajaran adalah suatu

pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan dan

dikuasai oleh guru untuk menyajikan bahan pelajaran kepada siswa

agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh

siswa dengan baik. Dalam mencapai tujuan, teknik penyajian

dipandang sebagai suatu alat atau suatu cara yang harus digunakan

oleh guru agar tujuan pengajaran tercapai. Teknik penyajian atau

metode mengajar yang digunakan guru untuk menyampaikan

informasi kepada siswa, berbeda dengan cara yang ditempuh untuk

memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan

serta sikap.

Jadi untuk tujuan yang berbeda, guru harus menggunakan

teknik penyajian yang berbeda pula. Misalnya dalam pembelajaran

berbicara yang dianggap paling sulit, teknik atau metode yang dipilih

harus lebih variatif dan melengkapi ciri pembelajaran PAIKEM

(Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).

Hal ini dimaksudkan agar siswa merasa senang mengikuti

pembelajaran berbicara yang selama ini dikatakan masih sulit untuk

diajarkan, sehingga dapat membawa hasil yang memuaskan. Guru

memiliki peran besar dalam memilih dan menentukan teknik atau

metode mengajar berbicara, karena penggunaan metode yang tepat

dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran.

Salah satu teknik penyajian yang dapat digunakan dalam

pembelajaran berbicara adalah dengan metode bercerita. Karena

dengan bercerita siswa telah melakukan semua aspek keterampilan

berbicara. Selain penggunaan metode mengajar yang tepat, ada lagi

beberapa aspek penunjang keberhasilan pembelajaran berbicara, yaitu

: kecakapan atau keterampilan guru serta sikap dan kemampuan siswa.

Seperti yang dikatakan Br. Gerardus Weruin (2009: 29), guru

Page 25: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

merupakan faktor penentu bagi keberhasilan pembelajaran sebab guru

berhadapan langsung dengan siswa di sekolah. Oleh karena itu, peran

guru sangat berpengaruh dalam memberikan kontribusi yang sangat

signifikan bagi keberhasilan siswa. Walaupun sekolah mempunyai

kurikulum yang baik, sarana dan prasarana yang lengkap, serta siswa

yang pandai dan cerdas, tetapi jika guru kurang memiliki kemampuan

dan kecakapan berbicara, pembelajaran itu pun akan gagal. Guru yang

baik tidak anya menguasai konsep, teori dan materi ajar, tetapi guru

juga harus memiliki kemampuan dan kecakapan berbahasa, guru yang

memiliki keterampilan berbahasa (dalam hal ini berbicara) yang baik

akan menjadi model bagi siswa. Selain faktor guru, pembelajaran

berbicara juga akan berhasil jika berpusat pada siswa. Siswa yang

memiliki sikap positif selama mengikuti pembelajaran berbicara di

kelas, kemampuan berbicaranya akan baik pula.

Berdasarkan pendapat diatas strategi pembelajaran berbicara

adalah cara yang dipakai pendidik untuk mewujudkan tujuan

pembelajaran keterampilan berbicara, dan di dalam kegiatan bercerita

siswa telah mencapai semua aspek keterampilan berbicara.

2) Pembelajaran Keterampilan Berbicara di SD

Pembelajaran keterampilan berbicara merupakan satu dari

empat aspek keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca

dan menulis) yang diajarkan di sekolah-sekolah. Kurikulum berbicara

untuk kelas lima (V), dijabarkan dalam bentuk standar kompetensi

yang harus dikuasai siswa, yaitu : mengungkapkan pikiran, pendapat,

perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan,

menceritakan hasil pengamatan/kunjungan atau wawancara,

mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan

bernain drama (Depdiknas, 2006: 327-328)

Berbicara merupakan salah satu komperensi dasar mata

pelajaran Bahasa Indonesia yang harus diajarkan di kelas V sekolah

dasar. Adapun tujuan pengajaran berbicara di sekolah adalah agar

Page 26: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat dan pesan secara

lisan. Disamping itu, pengajaran berbicara diarahkan pada

kemampuan siswa untuk berinteraksi dan menjalin hubungan dengan

orang lain secara lisan (Depdikbud, 1994: 2)

Melihat pentingnya tujuan pembelajaran keterampilan

berbicara di sekolah, maka seharusnya pembelajaran tersebut lebih

dioptimalkan dengan mengingat bahwa keterampilan berbicara

bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan melalui uraian atau keterangan

guru saja. Melainkan siswa harus dihadapkan pada aneka bentuk teks

lisan ataupun kegiatan-kegiatan nyata yang mempergunakan bahasa

sebagai alat komunikasi. Keberhasilan pembelajaran tersebut juga

tidak lepas dari bagaimana cara atau metode yang diterapkan oleh

guru dalam menjalankan tugas pembelajaran keterampilan berbicara.

Untuk mengajar atau melatih kemampuan komunikasi lisan

pada siswa, seorang guru dapat memilih dan menerapkan beberapa

aktivitas-aktivitas komunikasi sebagaimana yang dikemukakan oleh

Sri Untari Subyakto Nababan (1993: 175-180) bahwa aktivitas-

aktivitas komunikatif untuk mencapai kemampuan komunikatif lisan

dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu aktivitas-aktivitas

prakomunikatif dan aktivitas-aktivitas komunikatif.

Dikatakan prakomunikatif karena belum merupakan

komunikasi yang sesungguhnya, belum ada unsure komunikasi yang

wajar dan alamiah. Aktivitas-aktivitas prakomunikatif dapat berupa :

a) Teknik dialog (yaitu menghafalkan kalimat-kalimat dalam suatu

dialog dan mendramatisasikannya secara lancar).

b) Dialog dengan gambar (guru membawa gambar dan

menunjukkannya satu per satu sambil memberikan pertanyaan).

c) Dialog terpimpin (guru memberikan tanya jawab).

d) Dramatisasi suatu tindakan (misalnya dengan guru berjalan, berlari,

maupun tersenyum sambil memberikan pertanyaan tentang apa

yang sedang dilakikannya).

Page 27: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

e) Penggunaan gambar orang yang mencerminkan profesi.

f) Dialog dengan gambar.

g) Teknik Tanya jawab.

h) Guru member kalimat yang belum selesai dan siswa diminta untuk

menyelesaikannya.

Kelemahan aktivitas-aktivitas prakomunikatif tersebut,

yaitu gurulah yang sebagian besar menguasai kelas dan materi.

Berbeda dengan aktivitas komunikatif yang lebih mengutamakan

aktivitas guru dan peserta didik. Guru tidak lagi menguasai kelas

(berperan sebagai fasilitator) dan siswalah yang dibimbing dan diberi

kesempatan lebih banyak untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran

yang telah direncanakan sebelumnya. Menurut Sri Untari Subyakto

Nababan (1993: 180), aktivitas-aktivitas komunikatif yang dapat

dilaksanakan guru dalam proses pembelajaran, yaitu :

a) Diskusi kelompok

b) Bermain peran

c) Melatih berbagai bentuk dialog yang terjadi dalam masyarakat

d) Wawancara

e) Permainan

f) Menceritakan kembali suatu cerita yang sudah dikenal

g) Melaporkan suatu kegiatan

h) Mengadakan debat

i) Mengambil peran dalam drama-drama modern

Dari beberapa aktivitas tersebut, guru seharusnya mampu

memilih dan menerapkan cara/metode mengajar berbicara dengan

menggunakan pendekatan komunikatif yang menitikberatkan pada

keaktifan, kekreatifan dan keterampilan siswa untuk berkomunikasi

dengan menggunakan bahasa lisan.

c. Pengertian Bercerita

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 201) setiap siswa

dapat bercerita tetapi kemampuan bercerita mereka sangatlah berbeda-beda. Ada

Page 28: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13 beberapa pengertian tentang bercerita sebagai : (1) Tuturan yang memberitahukan

bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, kegiatan, dsb); (2) Cerita

adalah karangan yang menuturkan perbuatan atau penderitaan orang, kejadian

tersebut (baik yang sungguh-sungguh terjadi meupun yang hanya rekaan belaka);

(3) Lakon yang diwujudkan atau dipertunjukkan dalam gambar hidup (sandiwara,

wayang, dsb). Sedangkan pengertian bercerita adalah menuturkan cerita.

Menurut Bachtiar S. Bachri (2005: 33) bercerita pada hakikatnya

adalah mengemukakan ide tau gagasan kepada orang lain, untuk itu jika seseorang

akan bercerita penting baginya untuk dapat merumuskan gagasan apa yang akan ia

sampaikan. Menurut Burhan Nurgiyantoro (2005: 276) bercerita adalah aktivitas

kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas

mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi (bahasa) yang didengarkan kemudian

manusia belajar mengucapkan dan akhirnya mampu untuk bercerita.

Tadkiroatun Musfiroh (2005: 32-33), menyatakan bahwa cerita

dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi : digunakan sebagai materi untuk

pengembangan kompetensi dasar berkomunikasi. Djago Tarigan, dkk (1993: 6),

makna cerita sebagai berikut : (1) cerita dengan tuturan yang membentangkan

bagaimana terjadinya sesuatu hal (peristiwa, kejadian), (2) cerita sama dengan

karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang,

kejadian dan sebagainya baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun hanya

rekaan, (3) cerita sama dengan lakon yang diwujudkan dalam gambar hidup

(sandiwara, wayang dan lain-lain). Dengan demikian bercerita dapat diartikan

menuturkan sesuatu hal misalnya terjadinya sesuatu perbuatan kejadian yang

sesungguhnya maupun yang rekaan atau lakon yang diwujudkan dalam gambar.

Kegiatan bercerita banyak dilakukan baik di sekolah maupun di

luar sekolah. Guru sering menyuruh siswa menceritakan pengalaman, kegiatan, isi

ringkas puisi, cerpen, roman dan drama. Dalam GBPP mata pelajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia SD Kurikulum 2006 banyak pembelajaran yang berkaitan dengan

bercerita. Antara lain (1) Menceritakan pengalaman atau keinginan di depan kelas,

(2) Melaporkan hasil pengamatan, dan (3) Menceritakan dari suatu tempat ke

tempat lain berdasarkan denah.

Page 29: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Mbak Itadz (2008: 19-177) menyatakan bahwa cerita dapat

digunakan oleh orang tua dan guru sebagaimana sarana mendidik dan membentuk

kepribadian anak melalui pendekatan transmisi budaya atas cultural transmission

approach (Suyanto dan Abbas, 2001). Dalam cerita nilai-nilai luhur ditanamkan

pada diri anak melalui penghayatan terhadap makna dan maksud cerita. Bercerita

menjadi suatu yang penting bagi anak karena beberapa alasan :

1) Bercerita merupakan alat pendidikan budi pekerti yang paling mudah dicerna

anak disamping teladan yang dilihat anak setiap hari.

2) Bercerita merupakan metode dan materi yang dapat diintegrasikan dengan

dasar keterampilan lain, yakni berbicara, membaca, menulis dan menyimak.

3) Bercerita memberi contoh pada anak bagaimana pada anak untuk

mengembangkan kemampuan bersimpati terhadap peristiwa yang menimpa

orang lain.

4) Bercerita memberi ruang lingkup yang bebas pada anak bagaimana

menyikapi permasalahan dengan baik.

5) Bercerita memberi barometer sosial pada anak.

6)

penuturan dan perintah langsung.

7) Bercerita memberikan ruang gerak pada anak, kapan sesuatu nilai yang

berhasil ditangkap akan diaplikasikan.

8) Bercerita memberikan efek psikologis yang positif bagi anak dan guru

sebagai pencerita.

9) Bercerita membangkit rasa tahu anak akan peristiwa.

10) Bercerita memberikan daya tarik bersekolah bagi anak karena di dalam

bercerita ada efek rekreatif dan imajinatif yang dibutuhkan anak.

11)

Manfaat cerita bagi anak :

1) Membantu pembentukan pribadi dan moral anak.

2) Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi.

3) Memacu kemampuan verbal anak.

Page 30: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

4) Merangsang minat menulis anak.

5) Membuka cakrawala pengetahuan anak.

6) Merangsang minat baca anak.

Hakikat bercerita menurut Horatus (dalam Bachtiar S. Bahri 2005: 48)

adalah dulce etutile yang berarti menyenangkan dan bermanfaat. Cerita memang

menyenangkan anak sebagai penikmatnya, karena cerita memberikan bahan lain

dari sisi kehidupan manusia, pengalaman hidup manusia. Bermanfaat karena di

dalam cerita banyak terkandung nilai-nilai kehidupan yang dapat diresapi dan

dicerna oleh siapapun, termasuk oleh anak-anak cerita menjadi sarana penuntun

perilaku yang baik dan sarana kritik bagi perilaku yang kurang baik. Cerita

menjadi sarana penuntun yang halus dan sarana kritik yang tidak menyakitkan

hati. Anak-anak sebagai manusia yang bertumbuh sangat baik menerima suguhan

semacam itu, terutama agar terbentuk pola norma dan perilaku yang halus dan

baik.

Cerita lisan pendengar atau pencerita dapat membuat segala macam efek

erta sikap tubuh. Dengan senjata itu,

pendongeng dapat mengendalikan pengaruh kata-kata yang diucapkannya.

Banyak orang tidak menyadari betapa besar pengaruh cerita terhadap perilaku

manusia, bahkan sampai membentuk budaya. Para psikolog telah mengemukakan

pengaruh positif dari membacakan cerita dan bercerita kepada anak-anak. Ini

merupakan cara yang sangat baik untuk mengajari anak berpikir realistis (Shapiro

dalam Dimyati dan Mudjiono 1999: 91). Aspek perkembangan anak yang perlu

dikembangkan dalam sebuah cerita meliputi : (1) aspek perkembangan bahasa, (2)

aspek perkembangan sosial, (3) aspek perkembangan emosi, (4) aspek

perkembangan moral, dan (5) aspek perkembangan kognisi.

Guru perlu sepenuhnya menyadari bahwa cerita bukanlah materi mengisi

waktu, namun juga materi penting yang memiliki fungsi cukup kompleks.

Karenanya tidak berlebihan jika Jakob Sumardjo dan Saini K.M.1991: 23

mencairkan pendapat para ahli tentang berbagai manfaat dan fungsi cerita : (1)

sebagai pembangkit imajinasi (Egan, 1989), (2) mendorong kecintaan pada bahasa

(Hamilton dan Weiss, 1990), (3) lebih efektif dan mudah diingat daripada

Page 31: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16 informasi dalam bentuk paparan (Brown, Collings dan Duguid, 1989 : Bruner,

1994), (4) materi pembelajaran yang penuh nilai, memegang peranan utama dalam

proses sosialisasi nilai-nilai budaya baru (Vygotsky, 1978), (5) mendorong

munculnya keberaksaraan pada anak atau emergent literacy, membuat suasana

kelas lebih natural (Hamilton dan Weiss, 1990), (6) membuat pembelajaran lebih

bervariasi, (7) sarana ya

perasaan manusia, (8) meningkatkan kedekatan siswa dan guru dan membuat

pelajaran lebih menarik.

Hal-hal di atas seharusnya mampu menggugah para guru untuk tidak setengah hati

memanfaatkan cerita sebagai materi dan sarana pembelajaran.

Kegagalan bercerita dalam Jakob Sumardjo dan Saini K.M. (1991: 26)

Dari pandangan siswa, cerita yang dibawakan guru dikatakan gagal apabila :

1) Anak-anak gaduh, kurang memperhatikan, memiliki kesibukan sendiri, sibuk

berbicara dengan teman atau tidak menghiraukan.

2) Anak-anak terlalu tegang, menangis ketakutan, bereaksi terlalu berlebihan.

3) Anak-

4) Anak-anak melihat kepada guru, diam ketika guru bercerita tetapi tidak dapat

menjawab pertanyaan cerita, serta tidak mampu memberikan tanggapan

apapun.

5) Anak-anak terlihat berpikir terlalu keras, terlihat santai dan akhirnya jenuh.

6) Anak-anak keluar ruangan, melepaskan diri dari area cerita, berjalan-jalan,

mengganggu teman, sesekali mereka melihat kepada guru kemudian kembali

ke aktivitas semula.

Indikator itu merupakan refleksi dorongan hati apabila memilih

berbicara sendiri, hal itu mewujudkan anak tidak begitu tertarik pada cerita

gurunya. Keasyikan berbicara sendiri menunjukkan bahwa anak tidak memiliki

perhatian yang cukup kepada mereka. Lakukan improvisasi seperlunya, dan

berusaha untuk memperbaiki tampilan cerita di lain waktu.

Indikator kegagalan guru-guru dalam bercerita :

1) Guru belum siap bercerita, namun anak-anak memaksa.

2) Guru merasa bosan bercerita, dengan materi-materi itu saja.

Page 32: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17 3) Guru merasa banyak kehilangan fakta cerita.

4) Guru merasa tidak diperhatikan siswa.

5) Guru merasa terganggu dengan masuknya suasana dari luar.

6) Guru merasa tegang dan kaku dalam bercerita.

7) Guru merasa tidak berbahasa dengan baik.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian

bercerita adalah kegiatan menuturkan cerita yang memberitahukan bagaimana

terjadinya suatu hal (Peristiwa,kejadian,kegiatan) yang dapat digunakan oleh

oran tua dan guru sebagaimana sarana mendidik dan membentuk kepribadian

anak serta menanamkan nilai-nilai luhur pada diri anak melalui penghayatan

terhadap makna dan maksut cerita.

d. Pentingnya Bercerita Bagi Anak

Bercerita merupakan salah satu dari sekian banyak teknik untuk

mengajarkan keterampilan berbicara pada anak. Melalui bercerita dapat melatih

keberanian anak di depan umum. Dengan bercerita anak terlatih untuk

menyampaikan gagasan, pendapat atau perasaan secara runtut berdasarkan

kenyataan terhadap apa yang dilihat dan dirasakan.

Menurut Tadkiroatun Musfiroh (2008:20-21) bercerita menjadi sesuatu

yang penting bagi anak karena beberapa alasan, diantaranya yaitu; a) bercerita

merupakan alat pendidikan budi pekerti yang paling mudah dicerna anak

disamping teladan yang dilihat anak setiap hari, b) bercerita merupakan metode

dan materi yang dapat diintegrasikan dengan dasar keterampilan lain, yakni

berbicara, membaca, menulis, dan menyimak, c) bercerita memberi ruang lingkup

yang jelas pada anak untuk mengembangkan kemampuan bersimpati dan

berempati terhadap peristiwa yang menimpa orang lain. Hal tersebut mendasari

anak untuk memiliki kepekaan sosial, d) bercerita memberi contoh pada anak

bagaimana menyikapi suatu permasalahan dengan baik, e) bercerita memberikan

barometer sosial pada ana

yang diberikan melalui penuturan dan perintah langsung, g) bercerita memberikan

ruang gerak pada anak, kapan sesuatu nilai yang berhasil ditangkap dan

Page 33: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18 diaplikasikan, h) bercerita memberikan efek psikologis yang positif bagi anak dan

guru sebagai pencerita, seperti kedekatan emosional sebagai pengganti figur orang

tua, i) bercerita membangkitkan rasa tahu anak akan peristiwa atau cerita, alur,

plot, dan yang demikian itu menumbuhkan kemampuan merangkai hubungan

sebab-akibat dari suatu peristiwa dan memberikan peluang bagi anak untuk

belajar menelaah kejadian- kejadian di sekelilingnya, j) bercerita membuat anak

joy in school dan memiliki kerinduan bersekolah, k) bercerita mendorong anak

anak dapat mengkonkretkan rabaan psikologis mereka.

e. Aspek Perkembangan dalam Bercerita

Melalui becerita seseorang dapat mencurahkan apa yang ada

dipikirannya secara lisan. Kegiatan bercerita ataupun membacakan cerita kepada

anak-anak dapat mengajari anak untuk dapat berpikir secara realistis.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Shapiro (1999:91) dalam Tadkiroatun

Musfiroh (2008:47) cerita dapat menunjukkan bagaimana seseorang secara

realistis memecahkan masalahnya. Dari pendapat yang dituliskan Shapiro

tersebut membawa pengaruh bahwa bercerita perlu dikembangkan. Selain itu

bercerita juga berpengaruh dalam berbagai aspek perkembangan anak. Aspek-

aspek tersebut diantaranya:

1) Aspek perkembangan bahasa

Bahasa diperoleh tidak dengan tiba-tiba melainkan melalui proses.

Perkembangan kemampuan berbahasa berjalan seiring dengan perkembangan

fisik, mental, intelektual dan sosialnya (Solchan T.W 2008:2.17).

Tahap perkembangan bahasa terbagi atas empat tahap yaitu: (1) tahap pralinguistik, pada tahap ini bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan semakin mendekati bunyi vokal atau konsonan tertentu. Tahap ini berlangsung dari anak lahir sampai berumur sekitar 12 bulan atau satu tahun, (2) tahap satu kata atau holofrasis, pada tahap ini anak menggunakan satu kata yang bermakna mewakili keseluruhan ide yang disampiakan. Tahap ini berlangsung ketika anak berusia 12 sampai dengan 18 bulan. Kata yang diucapkan anak biasanya kata yang sudah dikenal dan dikuasai, (3) tahap dua kata, tahap ini berlangsung dari usia 18 bulan sampai dengan 24 bulan (2 tahun). Tahap ini kosakata dan gramatika anak berkembang dengan cepat seiring dengan kematangan otak dan alat ucapnya, dan (4) tahap telegrafis, tahap ini terjadi antara usia 2 sampai dengan 3 tahun. Pada tahap ini anak telah menghasilkan ujaran dalam bentuk kalimat-kalimat pendek.

Page 34: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

2) Aspek perkembangan sosial

Aspek perkembangan sosial yang perlu dikembangkan dalam kegiatan

bercerita adalah: (1) kecakapan berkawan, (2) kecakapan berbuat baik, (3)

kecakapan berteman dan berbelas kasih (Moris, Taylor dan Wilson dalam

Tadkiratun Musfiroh 2008:57-58).

3) Aspek perkembangan emosi

Proses perkembangan anak akan maksimal jika anak tersebut mempunyai

kesempatan untuk mengembangkan pertumbuhan intelektual dan kecakapan social

dan membina hubungan dengan orang lain (Cradell & Cradell, 2000) dalam

Tadkiroatun Musfiroh (2008:58). Melalui sosialisasi dapat memberikan

pengalaman pada anak bagaimana mengontrol emosi, memahami perasaan orang

lain dan menyadari konsekuensi dari apa yang dilakukan.

4) Aspek perkembangan moral

Menurut Tadkiroatun Musfiroh (2008:65) cerita merupakan salah satu

metode pembelajaran moral yang sesuai untuk anak. Perkembangan moral anak

dipengaruhi oleh perkembangan intelektual dan penalaran.

5) Aspek perkembangan kognisi

Perkembangan kognitif anak ditunjukkan dengan perkembangan

kemampuan merencanakan, menggunakan strategi untuk mengingat dan mencari

solusi permasalahan (Brewer,1995:26) dalam Tadkiroatun Musfiroh (2008:64).

f. Macam-macam Teknik Bercerita

Keterampilan seseorang dalam berkomunikasi secara lisan salah satunya

dapat dilihat dari kemampuan bercerita. Dalam bercerita seseorang tidak asal

dalam bercerita. Kemampuan seseorang dalam bercerita dapat dilihat dari

ketertarikan orang lain terhadap apa yang diceritakannya serta bagaimana cara

berceritanya. Bagaimana eskspresi orang lain terhadap apa yang kita ceritakan

adalah salah satu tolak ukur dari bercerita.

Moeslikhatoen R. 1999 (http://ellafaridatizen.wordpres.com) menyatakan

ada beberapa teknik dalam bercerita, antara lain yaitu:

Page 35: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

1) Bercerita dengan membaca buku cerita.

Teknik ini dilakukan dengan cara kita sebagai pencerita menyampaikan

cerita melalui membacakan cerita yang ada dalam buku cerita. Aspek yang perlu

diperhatikan agar dalam bercerita dapat menarik diantaranya intonasi suara, cara

pelafalan kata atau kalimat, tempo, warna suara serta ekspresi yang

menggambarkan suasana cerita.

2) Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar.

Penggunakan gambar dapat menarik perhatian siswa sehingga dapat

membantu dalam memusatkan perhatian terhadap cerita yang sedang

disampaikan. Disamping itu, ilustrasi gambar juga dapat membantu siswa agar

lebih mudah dalam menangkap pesan-pesan yang disampaikan dalam cerita.

3) Bercerita dengan menggunakan papan flanel.

Papan flanel digunakan dalam bercerita yang menekankan urutan

kejadian dan karakter tokohnya. Papan flannel merupakan media berupa papan

seperti papan tulis, yang dilapisi kain flannel yang dapat digunakan untuk

menempel gambar-gambar.

4) Bercerita dengan menggunakan media boneka.

Tokoh yang terlibat dalam suatu cerita, dapat ditampilkan melalui sosok

boneka. Boneka yang digunakan bisa berbentuk boneka manusia maupun boneka

binatang. Boneka tersebut digunakan untuk menunjukkan karakter atau watak dari

pemegang peran dalam cerita.

5) Bercerita dengan dramatisasi.

Dramatisasi dalm bercerita dilakukan untuk lebih menghidupkan watak

dari tokoh yang diceritakan. Misalnya ketika menceritakan seorang kakek yang

berjalan tertatih-tatih dengan membawa tongkat, maka pencerita menirukan

sebagaimana jalannya seorang kakek yang tertatih-tatih.

6) Bercerita dengan memainkan jari tangan.

Page 36: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Jari-jari digunakan sebagai alat untuk menggambarkan bentuk-bentuk

tertentu untuk mewakili tokoh dalam cerita seperti bentuk burung terbang, bentuk

kepala anjing ataupun untuk menggambarkan aktivitas tertentu.

Dari beberapa macam teknik dalam bercerita, peneliti menggunakan

teknik bercerita dengan membaca buku cerita, peneliti terlebih dahulu

menyampaikan dan membaca cerita kemudian ditirukan oleh siswa

g. Aspek-aspek Penilaian Pembelajaran Bercerita

Burhan Nurgiyantoro (2001: 276) menyebutkan bahwa tes kemampuan

berbicara perlu mempertimbangkan unsur ekstralinguistik, yaitu sesuatu yang

disampaikan di dalam bahasa. Pengabaian unsur ekstralinguistik dalam tugas ini

berarti tidak menyadari fungsi bahasa. Tingkatan tes berbicara berlainan dengan

tindakan tes kemampuan berbahasa lainnya. Sebab aktivitas berbicara tidak

semata-mata berhubungan dengan aspek kognitif, melainkan juga aspek

psikomotorik. Dengan demikian, dalam tugas berbicara, yang lebih dilihat dari

segi aktivitas dan kemampuan kognitif yang lebih dilihat dari segi isi atau gagasan

yang terungkap melalui bahasa. Oleh karena itu, penilaian yang harus dilakukan

hendaknya juga mencakup dua aspek tersebut. Aspek keterampilan terutama

dilihat dari segi kelancaran dan kewajaran gerakan, sedang dari aspek kognitif

dilihat dari segi keakuratan informasi, hubungan antar informasi, ketepatan

struktur dan ketetapan kosa kata.

Cara untuk mengukur kemampuan berbicara dapat dilakukan melalui

berbagai tingkat. Burhan Nurgiyantoro (2001: 291-292) menjelaskan tingkatan-

tingkatan tersebut. Pertama tes kemampuan berbicara tingkat ingatan. Pada tingkat

ini umumnya lebih bersifat teoritis, menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan

tugas berbicara, misalnya tentang pengertian, fakta, dan sebagainya. Kedua tes

tingkat pemahaman seperti halnya dengan tes tingkat kemampuan berbicara

tingkat pemahaman juga masih bersifat teoritis, menanyakan berbagai masalah

yang berhubungan dengan tugas berbicara. Tes tingkat pemahaman dapat pula

dimasukkan untuk mengungkap kemampuan siswa secara lisan. Ketiga, tes

tingkat penerapan. Pada tingkat ini tidak lagi bersifat teoritis, melainkan

menghendaki siswa untuk praktik berbicara. Tes tingkat ini menuntut siswa untuk

Page 37: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22 mampu menerapkan kemampuan berbahasanya untuk berbicara dalam berbagai

situasi dan masalah tertentu.

Tingkatan-tingkatan tes di atas tentunya harus memenuhi berbagai aspek

yang ada dalam penilaian kemampuan berbicara, seperti tekanan/intonasi,

kelancaran, hubungan antara unsur, keakuratan, ketepatan struktur dan kosakata,

seta kewajaran urutan. Kemudian menurut Joko Brivitas dan Gordon (dalam

Burhan Nurgiyantoro, 2001: 290), masing-masing aspek tersebut diberi bobot

dengan skala masing-masing 0 sampai dengan 10. Namun penskalaan yang

digunakan mereka kurang terperinci. Nilai tersebut kurang memberi gambaran

yang sistematik tentang kemampuan berbicara.

Penilaian yang digunakan untuk mengukur kemampuan bercerita adalah

tes unjuk kerja yang dihadapi dengan lembar penilaian observasi (pengamatan)

terhadap kemampuan bercerita siswa. Pengamatan dilakukan sewaktu siswa

tampil di depan kelas. Alat penilaian yang terdiri dari komponen-komponen

tekanan tata bahasa, kosakata, kelancaran, dan pemahaman. Penilaian tiap

komponen tersebut disusun secara berskala 1 sampai 5, skor 1 berarti sangat

kurang, sedang skor 5 berarti sangat baik (lihat tabel 1)

Tabel 1. Pedoman penilaian keterampilan bercerita

No Nama Siswa Aspek Yang Dinilai Jumlah

Skor Nilai

Akhir Ketuntasan

I II III IV V

Jumlah

Nilai rata-rata

Nilai di bawah 65

Nilai di atas 65

Ketuntasan klasikal

Diadopsi dari Brooks (dalam Henry Guntur Tarigan, 1993: 26)

Keterangan :

I. Lafal

Page 38: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23 Kemampuan mengucapkan bunyi (vocal, konsonan) secara tepat dapat

dinilai dengan indikator :

5 = Pengucapan sudah mendekati standar dan sudah tidak terlihat adanya

pengaruh bahasa asing atau daerah.

4 = Pengucapan jelas dan mudah dipahami.

3 = Pengucapan dapat dipahami.

2 = Pelafalan kurang tepat sehingga sesekali timbul salah pengertian dari

pendengar.

1 = Kesalahan pelafalan terlalu banyak, menhendaki untuk selalu diulang.

II. Intonasi / Tekanan

Naik dan turunnya suara, ketepatan penekanan suku kata, jeda dan ketepatan

lafal dapat dinilai dengan indikator :

5 = Tidak terjadi salah penekanan kosakata yang mencolok, mendekati ucapan

standar.

4 = Intonasi tepat dan tidak menyebabkan kesalahpahaman.

3 = Penekanan kosa kata sering salah / kurang tepat.

2 = Sering terjadi kesalahan besar dan aksen kuat yang menyulitkan pemahaman,

menghendaki untuk selalu diulang.

1 = Intonasi/penekanan yang tidak tepat sering tidak dapat dipahami.

III. Tata Bahasa

Ketepatan bahasa dan ketepatan ekspresi yang mencerminkan bahwa

orang pembicara memahami bahasa yang dipergunakannya, dapat dinilai dengan

indikator :

5 = Hampir tidak terjadi kesalahan tata bahasa.

4 = Terdapat sedikit kesalahan tata bahasa dan atau susunan kata, tetapi tidak

mengaburkan arti.

3 = Sering terdapat kesalahan tata bahasa dan susunan kata, sehingga sesekali

mengaburkan arti.

2 = Terdapat kesalahan tata bahasa dan susunan kata yang menyebabkan

pembicaraannya sukar dipahami.

Page 39: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24 1 = Kesalahan tata bahasa dan susunan kata sangat banyak sehingga mengaburkan

arti dan pembicaraannya sangat sulit dipahami.

IV. Struktur

Kemampuan mengucapkan kata-kata yang tepat dan urut dapat dinilai

dengan indikator :

5 = Pengucapan kata-kata dilakukan dengan tepat dan urut.

4 = Pengucapan kata-kata sudah urut, tetapi masih sering diulang.

3 = Sering mengucapkan kata terbalik-balik dan diulang.

2 = Adanya kesalahan pengucapan kalimat sehingga makna pembicaraan tidak

urut.

1 = Pengucapan kata-kata sering tidak urut, sehingga pembicaraannya tersendat-

sendat dan tidak tepat.

V. Kelancaran/kewajaran

Kelancaran atau kewajaran pembicaraan dapat dinilai dengan indikator :

5 = Pembicaraan sangat lancar dan terkesan tidak dibuat-buat (wajar).

4 = Pembicaraan lancar dan wajar, tetapi sesekali masih kurang ajek.

3 = Pembicaraan sering terdengar ragu, sehingga kalimat tidak lengkap.

2 = Pengucapan sangat lambat, kecuali untuk kalimat pendek dan sering

diucapkan.

1 = Pembicaraan selalu terhenti dan putus-putus.

Selanjutnya untuk mencari nilai setiap siswa dapat menggunakan teknik

penilaian yang dikembangkan oleh FSI (Foreign Service InstituteI) (Oller dalam

Yuli Hesti Wahyuningsih, 2008: 26) sebagai berikut :

1. Nilai setiap unsur yang dinilai dalam berbicara berkisar antara 1 sampai dengan

5. Nilai 5 berarti baik sekali, nilai 4 berarti baik, nilai 3 berarti sedang, nilai 2

berarti kurang dan nilai 1 berarti kurang sekali.

2. Jumlah skor atau total nilai diperoleh dari menjumlahkan nilai setiap unsur

penilaian yang diperoleh siswa.

3. Nilai akhir siswa diolah dengan menggunakan rumus :

=

Page 40: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25 4. Presentase ketuntasan pembelajaran berbicara dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

60 100% = Presentase tingkat

keberhasilan

2. Hakikat Cerita Rakyat

a. Pengertian Cerita Rakyat

Karya sastra lahir sejak manusia belum mengenal tulisan. Cara

penyampaian karya sastra waktu itu adalah dengan cara lisan sehingga karya

tersebut dinamakan karya sastra lisan yang dalam bentuknya terbagi atas puisi dan

prosa. Salah satu karya sastra yang beerbentuk prosa adalah cerita rakyat. Cerita

rakyat merupakan karya sastra yang berbentuk lisan. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2002: 210) cerita rakyat adalah cerita dari zaman dahulu yang hidup di

kalangan rakyat dan diwariskan secara lisan.

Cerita rakyat adalah salah satu unsur kebudayaan nasional yang masih dan

berkembang di setiap daerah (Athailah, 1983 : 3). Dalam sastra rakyat atau sastra

lisan ini terungkap berbagai aktivitas berbahasa untuk mewujudkan nilai-nilai

yang ada dalam masyarakat. Cerita rakyat memiliki ciri-ciri khusus yang dapat

mempermudah dalam proses identitasnya dalam suatu kolektif tertentu cerita

khusus dari rakyat terletak pada sifatnya yang tradisional, yaitu disebarkan dari

seseorang kepada orang lain secara turun-temurun tanpa penekanan tuntutan akan

sumber aslinya sebab penyebarannya secara oral. Dalam proses penyebarannya

cerita rakyat dituturkan oleh seseorang dan didengarkan oleh orang lain, kemudian

orang tersebut mengulang cerita yang didengarkannya kepada orang lain lagi

sejauh dia dapat mengingat urutan isinya dengan atau tanpa tambahan yang dibuat

oleh penuturannya yang baru. Hal ini menjadikan cerita rakyat tidak memiliki

bentuk yang tetap sebab tersimpan dalam ingatan yang mengalami proses

interpolasi

b. Macam-macam Cerita Rakyat

Page 41: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26 Di samping itu cerita rakyat juga memiliki bentuk-bentuk antara lain :

mite, legenda, dongeng. Ketiga bentuk tersebut pada dasarnya hampir sama,

perbedaannya terletak pada tokoh cerita dan kebenaran ceritanya. Mite adalah

cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi dan dianggap suci oleh empunya

cerita. Tokoh dalam mite adalah para dewa atau makhluk setengah dewa.

Peristiwa terjadi di dunia lain atau dunia yang bukan seperti yang kita kenal

sekarang, dan terjadi pada masa lampau. Mite Adela ceria racist yang mempunyai

latar belakang masalah sejarah, dipercaya oleh masyarakat sehingga cerita yang

benar-benar terjadi, dianggap suci, banyak mengandung hal-hal yang ajaib dan

umumnya ditokohi oleh para dewa (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002:

749).

Bascom dalam James Danandjaja (1997: 51) menyatakan bahwa pada

umumnya mite mengisahkan terjadinya alam semesta, dunia, manusia pertama,

terjadinya maut, bentuk, khas binatang, bentuk topografi, gejala alam, petualangan

para dewa, kisah percintaan dewa, hubungan kekerabatan dewa, kisah perang para

dewa dan sebagainya. Koentharaningrat mengemukakan pendapat yang hampir

sama dengan Bascom bahwa mite adalah cerita mengenai kerajaan-kerajaan di

Jawa yang sifatnya setengah historis dan pada umumnya dimulai dengan cerita

penciptaan bumi dan manusia.

Mite menurut James Danandjaja (1997: 52) dibagi menjadi dua

berdasarkan tempat asalnya, (1) mite asli Indonesia, biasanya menceritakan

terjadinya alam semesta (cosmogony), terjadinya susunan para desa, dunia dewata

(pantheon), terjadinya manusia pertama dan tokoh pembawa kebudayaan (culture

hero) dan terjadinya makanan pokok seperti beras untuk pertama kalinya; (2) mite

dari luar negeri pada umumnya sudah mengalami pengolahan lebih lanjut,

sehingga tidak terasa lagi keasingannya. Hal ini disebabkan telah mengalami

proses adaptasi dan akulturasi dengan budaya Indonesia.

Dongeng adalah cerita rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi,

bersifat khayal dan tidak terikat waktu maupun tempat, tokoh ceritanya adalah

manusia, binatang dan makhluk halus. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2002: 274) dongeng adalah (1) cerita tentang kejadian zaman dahulu yang aneh-

Page 42: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27 aneh atau cerita yang tidak terjadi benar, (2) perkataan atau berita yang bukan-

bukan atau tidak betul. Dongeng umumnya berupa cerita pendek tentang

peristiwa, kejadian, perbuatan dan pengalaman pribadi seseorang yang disertai

dengan petualangan yang aneh dan ajaib bersifat khayal dan tidak mungkin

terjadi.

Dongeng dapat dibagi menjadi 4 golongan besar yaitu, (1) dongeng

binatang (animal tales) yakni dongeng yang ditokohi binatang peliharaan dan liar,

bentuk khusus dongeng binatang adalah fable yang mengandung ajaran moral; (2)

dingeng biasa (ordinary folk tales) yakni dongeng yang ditokohi manusia dan

biasanya adalah kisah suka duka seseorang; (3) lelucon dan anekdot (jakes and

anecdotes) lelucon adalah kisah lucu suatu anggota suatu kolektif berupa sifat atau

tabiatnya sehingga menyebabkan tertawa, sedangkan anekdot adalah kisah lucu

pribadi seseorang atau beberapa tokoh yang benar-benar ada; (4) dongeng

berumus (formula tales) dongeng yang strukturnya terdiri dari pengulangan-

pengulangan atau berantai.

Terdapat beberapa bentuk dari dongeng berumus yaitu : (a) dongeng

berstruktur banyak atau berantai yaitu dongeng yang dibentuk dengan cara

menambah keterangan lebih terperinci pada setiap pengulangan inti cerita; (b)

dongeng untuk mempermainkan perang yaitu cerita fiktif yang diceritakan khusus

untuk memperdayai orang karena dengan apa yang diceritakan dalam dongeng

tersebut akan menyebabkan pendengar mengeluarkan pendapat yang bodoh; (c)

dongeng yang tidak mempunyai akhir yaitu dongeng yang jika diteruskan tidak

akan sampai batas akhir.

Legenda adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi, tetapi

tidak dianggap suci. Tokoh dalam legenda adalah manusia biasa yang mempunyai

kemampuan yang luar biasa dan sering kali dibantu oleh makhluk ajaib. Legenda

adalah cerita dari zaman dahulu yang bertalian dengan peristiwa yang sungguh-

sungguh terjadi, bersifat sekuler, terjadi pada masa yang belum terlalu lama dan

bertempat di dunia seperti yang kita kenal sejarah (dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2002: 651). James Danandjaja (1997: 66) menyatakan bahwa legenda

Page 43: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28 adalah cerita prosa rakyat yang dianggap empunya cerita sebagai kejadian yang

sungguh-sungguh terjadi.

Panuti Sudjiaman (1988: 48) menyatakan bahwa legenda dipandang

sebagai sejarah kolektif yang telah mengalami distorsi. Hal ini terjadi karena

penyebarannya yang bersifat lisan dan orang merasa bebas mengubah kisah

tersebut. Legenda biasanya bersifat migratoris, yakni dapat berpindah-pindah

sehingga dikenal di daerah-daerah berbeda yang wilayahnya sangat luas. Ada

empat macam legenda yaitu : (1) legenda keagamaan (religius legends); (2)

legenda alam gaib (supernatural legends); (3) legenda perseorangan (personal

legends); (4) legenda tempat (local legends).

Cerita rakyat baik mite, dongeng maupun legenda dalam penceritaannya

selalu memiliki motif cerita, yaitu unsur cerita yang menonjol dan sifatnya tidak

biasa. Unsur-unsur itu dapat berupa benda, misalkan tongkat wasiat, hewan yang

dapat berbicara, suatu konsep misalkan larangan atau tabu, perbuatan seperti ujian

ketangkasan, penipuan terhadap suatu tokoh, tipe-tipe orang tertentu dan sifat

struktur tertentu.

Langkah-langkah pembelajaran bercerita rakyat adalah sebagai berikut: a)

terlebih dahulu siswa memperhatikan penjelasan guru tentang hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam bercerita cerita rakyat misalnya penggunaan lafal yang jelas

saat bercerita, intonasi/ketepatan penekanan suku kata, tata bahasa/ketepatan

bahasa dan ucapan, struktur kata/pengucapan kata-kata yang tepat dan urut dan

kelancaran/kewajaran bercerita, b) kemudian guru mendemonstrasikan bercerita

cerita rakyat di depan siswa, c) guru membagikan sebuah cerita rakyat kepada

siswa dan menyuruh siswa untuk mempelajari isi cerita tersebut, d) guru

menyuruh siswa secara bergiliran untuk menceritakan cerita rakyat yang baru saja

dipelajarinya di depan kelas dengan menggunakan bahasanya sendiri, e) guru

membimbing siswa dalam bercerita cerita rakyat di depan kelas dan siswa yang

lain mengamati, f) pengarahan dan pemberian reward kepada siswa yang

bercerita dengan bagus, g) guru bersama siswa kemudian bersama-sama

menyimpulkan isi atau pesan moral yang terkandung di dalam cerita.

Page 44: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29 Cukup banyak nilai budaya dalam cerita rakyat yang diciptakan oleh

nenek moyang kita, dan masih dilestarikan sampai sekarang. Keragaman yang ada

di setiap daerah nusantara akan dapat mempererat rasa persatuan bangsa. Cerita

rakyat yang disebarkan dalam bentuk tuturan pada umumnya mengandung

beberapa fungsi tertentu. William R Bascom (dalam Tashadi, 1982: 49)

menyatakan bahwa cerita rakyat mempunyai empat fungsi, yaitu : sebagai sistem

proyeksi, yakni mencerminkan angan-angan kelompok, sebagai alat pengesahan

pranata-pranata dan lembaga kebudayaan, sebagai alat pendidikan, sebagai alat

pemaksa dan pengawas norma-norma masyarakat dipatuhi.

Dari empat fungsi cerita di atas, terdapat tiga fungsi lagi yaitu (1) Sebagai

alat untuk menunjukkan superioritas; (2) untuk mencela orang lain secara tidak

langsung, dan (3) sebagai alat protes (Suripan Sadi Hutomo 1995: 47-50). Cerita

rakyat dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan dan kebudayaan. Melalui

cerita rakyat yang diceritakan kembali, maka anak-anak suatu bangsa didik untuk

mengenal budayanya sendiri dan dari sini dapat mengambil serta menerjemahkan

simbol-simbol yang ada di dalamnya.

Cerita rakyat juga digunakan sebagai alat pembangkit semangat. Cerita

binatang banyak digunakan sebagai alat untuk membangkitkan semangat ini,

misalnya cerita Kancil. Cerita ini dapat dimanfaatkan untuk mendidik anak-anak

agar menjadian anak yang cerdas sehingga dapat menyelesaikan masalah yang

besar sekalipun. Selain beberapa fungsi di atas cerita rakyat juga mempunyai

fungsi menghibur. Cerita ini berguna untuk melipur hati yang lara.

Berdasarkan pendapat diatas cerita rakyat adalah sebuah karya sastra

berbentuk lisan yang terbagi ke dalam mite, dongeng, dan legenda yang semuanya

dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran bercerita.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian peningkatan keterampilan bercerita dengan menggunakan

cerita rakyat pada siswa kelas V SD Negeri Temboro III Kecamatan Karang

Tengah Kabupaten Wonogiri ini tidak terlepas atau mengacu dari penelitian

sebelumnya.

Page 45: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Yuli Rus Indarti (2009) yang berjudul edia Gambar Berseri Untuk

Meningkatkan Kemampuan Bercerita Bagi Siswa Tuna Grahita Ringan Kelas V

SDLB Negeri Boyolali Dari hasil penelitian ini dapat dapat disimpulkan bahwa

kemampuan bercerita siswa tuna grahita ringan meningkat dengan menggunakan

media gambar berseri. Hal tersebut dapat terbukti dari hasil peningkatan nilai rata-

rata kemampuan bercerita siklus I 55, siklus II 65 dan siklus III 78,33.

Ardining Yositawati Upaya Meningkatkan

Keterampilan Bercerita melalui Media Gambar pada siswa kelas III SD Negeri

Karangasem 1 Laweyan Surakarta

bahwa penggunaan media gambar dalam pembelajaran bercerita dapat

meningkatkan keterampilan bercerita siswa kelas III SD Negeri Karangasem I

Laweyan Surakarta. Hal tersebut dapat terbukti dari hasil peningkatan nilai rata-

rata keterampilan bercerita Siklus I nilai rata-rata keterampilan bercerita adalah

63,75 dan Suklus II nilai rata-rata keterampilan bercerita siswa meningkat menjadi

73,50.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pelajaran cukup sulit bagi

siswa SD, terutama pada pembelajaran berbicara. Siswa SD sebagian besar malu

bahkan tidak mau diperintah guru untuk maju ke depan kelas anak berbicara di

depan teman-teman mereka. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran

bercerita guru monoton dan hanya menggunakan buku paket dari sekolah saja

Hal ini menyebabkan kemampuan siswa dalam keterampilan bercerita menjadi

rendah.

Oleh karena itu peneliti berinisiatif untuk menggunakan cerita rakyat

dalam keterampilan bercerita siswa, apalagi cerita rakyat yang digunakan adalah

tentang Asal-Usul Nama Wonogiri karena Wonogiri adalah tempat mereka

tinggal maka akan meningkatkan keterampilan bercerita sehingga siswa akan

lebih bersemangat dan dapat mencapai nilai di atas KKM yang berlaku. Peneliti

menggunakan pembelajaran cerita rakyat asal usul Wonogiri untuk

Page 46: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31 meningkatkan keterampilan bercerita siswa. Selain menggunakan cerita rakyat

Asal Usul Nama Wonogiri, juga menggunakan cerita rakyat yang dibawa

masing-masing siswa dari rumah.

Dengan cerita rakyat tersebut diharapkan keterampilan bercerita akan

meningkat karena cerita rakyat yang dibawa dari rumah tentunya cerita yang

telah dipilih oleh siswa sendiri dan sesuai dengan porsi dan kemampuan yang

mereka miliki dalam menceritakan kembali.

Berdasarkan uraian diatas kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka berpikir

SISWA :

Keterampilan bercerita siswa menjadi rendah

Siklus I

Dalam keterampilan bercerita guru menggunakan cerita rakyat yang berjudul Asal Usul Nama Wonogiri, keterampilan bercerita siswa meningkat

GURU :

Dalam pembelajaran bercerita guru monoton dan hanya mengggunakan buku paket dari sekolah saja

KONDISI

AWAL

TINDAKAN

Dalam keterampilan bercerita guru menggunakan cerita rakyat

Siklus II

Dalam keterampilan bercerita guru menggunakan cerita rakyat yang dibawa masing-masing siswa dari rumah, keterampilan bercerita meningkat

Melalui cerita rakyat dapat meningkatkan keterampilan bercerita siswa

KONDISI

AKHIR

Page 47: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

D. Hipotesis

Dengan berpedoman pada peningkatan kemampuan belajar Bahasa

Indonesia melalui bercerita yang didasarkan pada landasan teori dan kerangka

berpikir, maka hipotesa dalam penelitian ini adalah : bahwa melalui pembelajaran

cerita rakyat dapat meningkatkan keterampilan bercerita siswa kelas V SD Negeri

Temboro III Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran

2010/2011.

Page 48: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Temboro III Kecamatan Karang

Tengah Kabupaten Wonogiri. Alasan Peneliti memilih SD Negeri Temboro III

sebagai tempat penelitian adalah karena mempertimbangkan kemudahan

kerjasama antara peneliti, pihak sekolah, dan objek yang diteliti serta

penghematan waktu dan biaya karena lokasi penelitian yang dekat dengan rumah

peneliti pengajar.

Penelitian akan dilaksanakan pada semester genap bulan Mei tahun

pelajaran 2010/1011. Tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian akan

dilakukan selama enam bulan, yakni mulai bulan Januari 2011 sampai Juni 2011.

B. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V SD

Negeri Temboro III Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Wonogiri Tahun

Pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa sebanyak 10 siswa putri dan 14 siswa

putra

C. Sumber Data

Sumber data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah:

1. Informasi data yang diperoleh dari narasumber yang terdiri dari siswa kelas V

SD Negeri Temboro III Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Wonogiri yang

berjumlah 24 siswa dan guru kelas V SD Negeri Temboro III Kecamatan

Karang Tengah Kabupaten Wonogiri.

2. Arsip dan Dokumen, arsip berupa kurikulum tingkat satuan pendidikan,

sedangkan dokumen berupa data nilai kemampuan bercerita yang digunakan

sebagai data nilai awal siswa kelas V SD Negeri Temboro III Kecamatan

Karang Tengah Kabupaten Wonogiri sebelum dilakukan tindakan.

Page 49: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34 3. Hasil observasi pembelajaran bercerita melalui cerita rakyat pada siswa kelas

V SD Negeri Temboro III Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Wonogiri.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan empat teknik pengumpulan data yang terdiri

dari; 1) dokumentasi; 2) wawancara; 3) observasi; 4) tes.

1. Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 274) dokumentasi yaitu mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh berbagai arsip atau data

berupa Silabus kelas V, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan daftar

nilai kemampuan Bahasa Indonesia kelas V SD Negeri Temboro III

Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Wonogiri.

2. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 146) observasi adalah suatu kegiatan

pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat

indera.

Observasi dilakukan sebelum, selama dan sesudah siklus penelitian

berlangsung untuk mengetahui perkembangan kemampuan bercerita dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia. Observasi ini dilaksanakan kepada siswa

tentang aktivitas siswa dan dilaksanakan pada Januari minggu ketiga. Pada

penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar. Peneliti meminta bantuan

observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Observer

sebagai pengamat jalannya pembelajaran adalah guru kelas V.

3. Tes, dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan perkembangan

kemampuan bercerita. Tes bercerita dalam penelitian ini diberikan pada siswa

kelas V SD Negeri Temboro III Kecamatan Karang Tengah Kabupaten

Wonogiri dalam bentuk tes lisan. Aspek yang dinilai adalah a) lafal yang jelas

saat bercerita, b) intonasi/ketepatan penekanan suku kata, c) tata

bahasa/ketepatan bahasa dan ucapan, d) struktur/kemampuan mengucapkan

Page 50: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

kata-kata yang tepat dan urut, e) kelancaran atau kewajaran bercerita.

Penilaian tiap komponen tersebut disusun secara berskala 1 sampai 5, skor 1

berarti kurang sedangkan skor 5 berarti sangat baik. Adapun cara

melaksanakan tes lisan keterampilan bercerita ini adalah dengan terlebih

dahulu guru membaca dan memberikan contoh bercerita sedangkan siswa

menyimak dan memperhatikan. Setelah itu siswa ditunjuk oleh guru untuk

bercerita di depan kelas secara bergantian dengan durasi waktu yang telah

ditentukan yaitu 6 menit bercerita tiap siswa. Pada saat siswa bercerita, guru

memegang lembar penilaian untuk menilai keterampilan bercerita siswa.

E. Validitas Data

Semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang

sebenarnya diukur atau diteliti. Untuk memperoleh data yang valid dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan

teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif.

Artinya untuk menarik simpulan yang mantap dan bisa diterima kebenarannya,

peneliti perlu mengkajinya dari berbagai sudut pandang (Sutopo, H. B., 2002: 78).

Adapun teknik-teknik uji validitas yang dilakukan peneliti adalah sebagi berikut:

1) Triangulasi sumber data, teknik ini digunakan untuk menguji kebenaran data

yang diperoleh dari satu informan dengan informan yang lain. Data yang sama

atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dan dikomparasikan

dari beberapa sumber data yang berbeda. Dalam hal ini kegiatan yang

dilakukan peneliti adalah membandingkan data/informasi nilai keterampilan

bercerita dari guru kelas V dan siswa.

2) Triangulasi metode, yaitu peneliti mengumpulkan data sejenis dengan

menggunakan metode/teknik pengumpulan data yang berbeda. Hal yang

dilakukan peneliti adalah membandingkan data yang telah diperoleh dari

beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda kemudian dapat ditarik

kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya, yaitu peneliti membandingkan

data yang terkumpul dari teknik observasi dan tes lisan untuk dicari persamaan

dan perbedaannya sehingga data benar-benar mendekati kevalidan.

Page 51: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

F. Teknik Analisis Data

Yang dimaksud analisis data adalah cara mengelola data yang sudah

diperoleh dari dokumen. Agar hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan

tujuan yang diharapkan maka dalam menganalisis data penelitian ini

menggunakan teknik trianggulasi. Untuk menguji validitas data adalah cara

mengelola data yang sudah diperoleh dari dokumen. Agar hasil penelitian dapat

terwujud sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka dalam menganalisis data

penelitian ini menggunakan analisis model interaktif Milles dan Huberman.

Kegiatan pokok analisa model ini meliputi : reduksi data, penyajian data,

kesimpulan-kesimpulan penarikan / verifikasi (Milles dan Huberman, 2007: 20).

Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Menurut Milles dan Huberman (2007 : 16) Reduksi data yaitu proses

pemilihan perhatian pada penyederhaan, pengabstrakan dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan, reduksi data

merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan dengan

cara sedemikian sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan

diverifikasi. Data yang direduksi dalam penelitian ini disederhanakan dan

mengarah pada pengetahuan mengenai seberapa jauh keterampilan menulis

siswa saja, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Penyajian Data

Menurut Milles dan Hubberman (2007: 17) Penyajian data yaitu

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian

penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama

bagi analisis kualitatif yang valid. Untuk menampilkan data-data tersebut agar

lebih menarik maka diperlukan penyajian yang menarik pula. Dalam

penyajian ini dapat dilakukan melalui berbagai macam cara visual misalnya,

gambar, grafik, chart netmork, diagram, matrik, dan sebagainya.

3. Kesimpulan-kesimpulan : Penarikan / Verifikasi

Menurut Milles Huberman (2007:19) Setelah data-data direduksi,

disajikan langkah terakhir adalah dilakukannya penarikan kesimpulan :

Page 52: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

penarikan / verifikasi. Data-data yang telah didapatkan dari hasil penelitian

kemudian diuji kebenarannya. Penarikan kesimpulan ini merupakan bagian

dari konvigurasi utuh, sehingga kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi

selama penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu : pemeriksaan tentang

benar dan tidaknya hasil laporan penelitian. Sedang kesimpulan adalah

tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat diuji

kebenarannya, kekokohannya merupakan validitasnya.

Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan / verifikasi sebagai suatu yang jalin-menjalin pada saat

sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar,

untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan

pengumpulan data itu sendiri merupakan siklus dan interaktif.

Oleh karena penelitian ini sifatnya kualitatif maka diperlakukan adanya

objektifitas, subjektivitas, dan kesepakatan intersubjektifitas dari peneliti agar

hasil penelitian tersebut mudah dipahami bagi para pembaca secara

mendalam. Teknik pengumpulan data pada gambar 2 sebagai berikut :

Dari bagan tersebut diatas, langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini

adalah :

1. Melakukan analisis awal, bila data yang didapat dikelas sudah cukup data

dikumpulkan.

2. Mengembangkan bentuk sajian data dengan menyusun coding dan matrik

yang berguna untuk penelitian selanjutnya.

Pengumpulan Data

(Data Collecぼon)

Reduksi Data

(Data Reducぼon)

Penyajian Data

(Data Display)

Kesimpulan-Kesimpulan

Penarikan / VerifikasiGambar 2 : Komponen-Komponen Analisis Data : Model Interaktif

(Milles Huberman, 2007:19)

Page 53: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38 3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar unsur.

4. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitan.

5. Merumuskan kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam

laporan akhir penelitian.

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja perlu dikemukakan atau dirumuskan sebagai tolak ukur

keberhasilan penelitian yang dilakukan. Indikator kinerja merupakan rumusan

kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau

keefektifan penelitian (Sarwiji Soewandi, 2009: 61).

Indikator yang ingin dicapai yaitu meningkatkan kemampuan bercerita

melalui cerita rakyat pada siswa kelas V SD Negeri Temboro III Kecamatan

Karang Tengah Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2010/2011. Indikator

tercapainya keterampilan bercerita siswa tersebut pada tabel 2 di bawah ini :

Tabel 2. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian

No. Aspek yang Dinilai Presentase Pencapaian Cara Mengukur

1. Hasil keterampilan siswa dalam bercerita:

a. Lafal yang jelas saat bercerita.

b. Ketepatan penekanakan suku kata.

c. Ketepatan bahasa dan ketepatan ucapan.

d. Kemampuan mengucapkan kata-kata yang tepat dan urut.

e. Kelancaran atau kewajaran bercerita.

75% dari jumlah siswa mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 65

Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi oleh peneliti kemudian dihitung dari jumlah skor yang didapat siswa dari aspek bercerita: lafal, intonasi/tekanan, tata bahasa, struktur, kelancaran atau kewajaran dan pemahaman isi cerita yang disajikan. Serta dihitung juga dari jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 65.

Page 54: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

H. Produser Penelitian

Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari

awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini meliputi (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi (Suharsimi Arikunto, dkk 2010:1).

Berikut ini prosedur penelitian yang akan dilaksanakan :

1. Rancangan Siklus Pertama (Siklus I)

a. Perencanaan

Langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai berikut:

1) Menentukan pokok bahasan yaitu keterampilan bercerita melalui cerita

rakyat pada siswa kelas V SD Negeri Temboro III Kecamatan Karang

Tengah Kabupaten Wonogiri.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa Indonesia

dengan materi keterampilan bercerita melalui cerita rakyat.

3) Mempersiapkan cerita rakyat untuk pembelajaran yaitu cerita rakyat

dengan judul Asal-Usul Nama Wonogiri.

4) Mempersiapkan cara menganalisis data mengenai proses dan hasil

tindakan perbaikan yaitu dengan menyusun lembar observasi bagi guru

maupun peserta didik selama pembelajaran.

5) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini direncanakan dalam 2x

pertemuan, masing-masing pertemuan mempelajari tentang keterampilan

berbicara.

1) Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait materi tentang cerita rakyat.

2) Siswa menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bercerita cerita

rakyat.

3)

4) Guru membacakan dan memberi contoh cara bercerita rakyat Asal Usul

Nama Wonogiri

Page 55: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

5) Siswa menyimak dan memperhatikan guru pada saat guru membaca dan

memberi contoh

6) Guru menunjuk siswa untuk bercerita ke depan kelas secara bergiliran

dengan durasi waktu 6 menit tiap siswa.

7) Dengan lembar penilaian, dilakukan penilaian keterampilan bercerita

siswa oleh guru secara individu

8) Siswa yang lain mengamati siswa yang lain saat bercerita cerita rakyat di

depan kelas.

c. Observasi

Melakukan pengamatan/observasi yaitu dengan mengamati proses

pembelajaran aktivitas peserta didik selama pembelajaran. Observasi yang

dilakukan adalah observasi terhadap guru dalam pembelajaran bercerita melalui

cerita rakyat dan observasi terhadap siswa yang meliputi keaktifan dan perhatian

siswa. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan

peneliti. Penilaian obervasi guru antara lain adalah kegiatan pra pembelajaran

yaitu menyiapkan ruang alat bantu belajar dan sumber belajar dan melaksanakan

tugas harian kelas. Kegiatan awal yaitu memulai kegiatan pembelajaran,

melaksanakan KBM yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, melaksanakan

kegiatan pembelajaran dalam urutan yang logis. Kegiatan inti yaitu penguasaan

materi pembelajaran, pendekatan atau strategi yang digunakan, pemanfaatan

sumber atau media pembelajaran, pelibatan siswa pada saat pembelajaran,

penilaian proses, penggunaan bahasa pada dan untuk kegiatan akhir yaitu

melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran, melaksanakan penilaian

pada akhir pembelajaran. Untuk observasi siswa yang dinilai adalah keaktifan

dan perhatian siswa. Keaktifan siswa meliputi mengajukan pertanyaan,

mengajukan pendapat dan mengerjakan tugas. Sedangkan untuk perhatian siswa

meliputi menyimak penjelasan guru, menunjukkan antusias dalam pembelajaran

dan tidak ramai.

Page 56: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus I melalui pengamatan dan

penilaian hasil keterampilan bercerita kemudian dianalisis. Hal ini digunakan

sebagai langkah yang dilakukan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I ditemukan adanya

permasalahan dalam proses pembelajaran yang perlu dicari solusinya.

Permasalahan tersebut antara lain: 1) pada saat berlangsungnya pembelajaran

bercerita, siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Mereka lebih banyak bercanda dengan temannya atau melakukan kegiatan lain. 2)

siswa kurang menyimak penjelasan yang diberikan guru, sehingga dalam

pelaksanaan pembelajaran ada beberapa siswa yang bertanya tentang apa yang

harus dilakukan, 3) masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam

bercerita, terbukti saat tes unjuk kerja keterampilan bercerita banyak siswa yang

kurang percaya diri. Selain itu, siswa dalam bercerita masih banyak yang

tersendat-sendat bahkan ada pula yang terdiam mengingat-ingat apa yang akan

diutarakan.

Tindakan yang dilakukan pada siklus I dikatakan berhasil mencapai

indikator ketercapaian siklus I yaitu 70 % dari keseluruhan siswa kelas V yang

memperoleh KKM > 65 dari keterampilan bercerita. Dari hasil tes keterampilan

bercerita baru terdapat 12 orang atau 50 % siswa yang memperoleh nilai sesuai

dengan KKM yang ditetapkan. Oleh karena belum tercapainya indikator yang

diharapkan dan ditemukannya hambatan, perlu dilakukan siklus II sebagai

langkah perbaikan dalam proses pembelajaran pada siklus I.

2. Rancangan Siklus Kedua (Siklus II)

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II meliputi rencana perbaikan bercerita cerita

rakyat yang didasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Rencana perbaikan pada

siklus II ini dilaksanakan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

Page 57: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

1) Mengidentifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif

pemecahan masalah.

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Bahasa

Indonesia materi keterampilan bercerita melalui cerita rakyat.

3) Mempersiapkan cerita rakyat.

4) Mempersiapkan menganalisis data mengenai proses dan hasil

tindakan perbaikan yaitu dengan menyusun lembar observasi bagi

guru maupun peserta didik selama pembelajaran

5) Memperbaiki format evaluasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Perbedaan pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah adanya perbaikan

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I yaitu pada proses pembelajaran maupun

pada soal instrumennya.

Langkah-langkah yang dilakukan, yaitu:

1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang

telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

2) Tanya jawab siswa dengan guru terkait tentang teknik bercerita

cerita rakyat.

3) Siswa ditanya tentang contoh-contoh cerita rakyat.

4) Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait materi tentang teknik

bercerita cerita rakyat.

5) Guru menunjuk siswa untuk bercerita ke depan kelas secara

bergiliran dengan durasi waktu 6 menit tiap siswa.

6) Dengan lembar penilaian, dilakukan penilaian keterampilan

berbicara siswa oleh guru secara individu

7) Siswa yang lain mengamati siswa yang lain saat bercerita cerita

rakyat di depan kelas.

Page 58: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

c. Observasi

Melakukan pengamatan/observasi yaitu dengan mengamati proses

pembelajaran aktivitas peserta didik selama pembelajaran. Observasi yang

dilakukan adalah observasi terhadap guru dalam pembelajaran bercerita melalui

cerita rakyat dan observasi terhadap siswa yang meliputi keaktifan dan perhatian

siswa. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan

peneliti. Penilaian observasi guru antara lain adalah pada kegiatan pra

pembelajaran yaitu menyiapkan ruang alat bantu belajar dan sumber belajar dan

melaksanakan tugas harian kelas. Kegiatan awal yaitu memulai kegiatan

pembelajaran, melaksanakan KBM yang sesuai dengan tujuan pembelajaran,

melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan yang logis. Kegiatan inti

yaitu penguasaan materi pembelajaran, pendekatan atau strategi yang digunakan,

pemanfaatan sumber atau media pembelajaran, pelibatan siswa pada saat

pembelajaran, penilaian proses, penggunaan bahasa dan untuk kegiatan akhir

yaitu melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran, melaksanakan

penilaian pada akhir pembelajaran. Untuk observasi siswa yang dinilai adalah

keaktifan dan perhatian siswa. Keaktifan siswa meliputi mengajukan pertanyaan,

mengajukan pendapat dan mengerjakan tugas. Sedangkan untuk perhatian siswa

meliputi menyimak penjelasan guru, menunjukkan antusias dalam pembelajaran

dan tidak ramai.

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus II melalui pengamatan dan

penilaian hasil keterampilan bercerita kemudian dianalisis. Dari refeksi pertemuan

pertama ditemukan adanya hambatan yaitu dalam bercerita siswa kelihatan seperti

menghafal cerita yang ditulis. Hambatan ini kemudian diperbaiki dalam

pertemuan yang kedua yaitu dengan memaksimalkan waktu siswa dalam bercerita

serta cerita rakyat yang digunakan, yaitu cerita rakyat yang dibawa masing-

masing siswa dari rumah. . Berdasarkan hasil tes unjuk kerja keterampilan

bercerita, dapat dilihat keterampilan bercerita siswa mengalami peningkatan. Dari

hasil pengamatan di siklus II didapatkan hasil siswa sudah berani dan terampil

dalam bercerita. Keterampilan bercerita siswa dinilai berdasarkan aspek penilaian

Page 59: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44 yang ditentukan yang meliputi: 1) lafal, 2) intonasi, 3) tata bahasa 4) struktur dan

5) kelancaran bercerita. Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu

KKM > 65 adalah 21 siswa atau 87,5 %. Hal ini berarti tindakan yang dilakukan

peneliti sudah berhasil.

Page 60: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Hasil Penelitian

a. Deskripsi Kondisi Awal (Pra siklus)

Pengamatan kondisi awal (pra siklus) dilakukan untuk mengetahui

keadaan nyata yang ada di lapangan sebelum peneliti melakukan proses

penelitian. Pengamatan ini dilakukan dengan cara pengamatan proses

pembelajaran berbicara di kelas.

Pengamatan awal (pra siklus) proses pembelajaran bercerita di kelas V

dilaksanakan pada minggu ke III Mei sampai selesai. Peneliti bertindak sebagai

observer dan guru kelas V (bapak Dwi Nurcahyo, S.Pd) bertindak sebagai

guru/pengajar. Peneliti mengamati Rencana Pelaksanaan Pembelajaaran (RPP)

yang digunakan guru dan proses pembelajaran keterampilan bercerita yang sedang

berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan berpedoman pada lembar observasi

penilaian proses siswa yang sudah dipersiapkan). Peneliti mengamati dari posisi

tempat duduk paling belakang. Sedangkan, untuk pengamatan terhadap RPP yang

digunakan guru dan proses pembelajaran dilakukan secara menyeluruh tanpa

lembar pengamatan khusus.

Sebagai gambaran awal hasil pengamatan yaitu kegiatan proses

pembelajaran keterampilan berbicara di kelas V masih banyak terdapat

kekurangan, antara lain: (1) guru menggunakan RPP yang sudah ada (lama)

tanpa adanya inovasi RPP sesuai saat ini yakni belum ada eksplorasi, elaborasi,

dan konfirmasi yang tesusun jelas. (2) Siswa kurang tertarik dengan pembelajaran

karena penggunaan metode pembelajaran bercerita dikelas masih sangat terbatas

dan masih bersifat sederhana. Materi pembelajaran bercerita diambil dari buku,

kemudian apa yang ada di dalam buku tersebut ditugaskan kepada siswa. Siswa

cenderung pasif di dalam pembelajaran dan kurang tertarik dengan

pembelajaran dari guru kelas. Materi yang disampaikan guru terlihat sangat

Page 61: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

menjenuhkan siswa, akibatnya selama pembelajaran bercerita terdapat beberapa

siswa yang tidak memperhatikan. (3) Posisi guru saat mengajar lebih banyak di

depan dan kurang memberikan perhatian kepada siswa yang duduk paling

belakang, sehingga siswa tersebut sering melakukan aktivitas pribadi (seperti:

berbicara dengan teman, melamun, dan tidak memperhatikan pelajaran dengan

baik).

Berdasarkan observasi awal penilaian proses siswa oleh peneliti terkait

sikap siswa yaitu: keaktifan dan perhatian siswa di dalam proses pembelajaran

diperoleh data penilaian proses prasiklus siswa. Hasil penilaian proses pra siklus

secara detail dapat dilihat pada lampiran 1. Selanjutnya, data penilaian proses

prasiklus dapat dimasukkan ke dalam tabel 4 di bawah ini :

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Penilaian Proses Pembelajaran Keterampilan Bercerita pada Kondisi Awal (Pra siklus)

No Interval Fi Xi FiXi Persentase 1. 52 56 9 54 484 33,18% 2. 57 61 6 59 354 24,26% 3. 62 66 5 64 320 21,93% 4. 67 71 0 69 0 0% 5. 72 76 3 74 222 15,21% 6. 77 81 1 79 79 5,42%

Jumlah 24 1459 100% Nilai rata-rata = 1459 : 24 = 60,79

Ketuntasan klasikal = 4 : 24 x 100 = 16,66% Dari tabel 3 tersebut dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapatkan nilai

antara 52 56 ada 9 siswa atau sebanyak 33,18%, siswa yang mendapatkan nilai

antara 57 61 ada 6 siswa atau sebanyak 24,26%, siswa yang mendapatkan nilai

antara 62 66 ada 5 siswa atau sebanyak 21,93%, siswa yang mendapatkan nilai

antara 67 71 ada 0 siswa atau sebanyak 0%, siswa yang mendapatkan nilai

antara 72 76 ada 3 siswa atau sebanyak 15,21%, siswa yang mendapatkan nilai

antara 77 81 ada 1 siswa atau sebanyak 5,42%. Kemudian diperoleh nilai rata

rata sebanyak 60,79 dan ketuntasan klasikal sebanyak 16,66%.

Data dalam tabel 3 tersebut dapat disajikan dalam grafik pada gambar 3

sebagai berikut :

Page 62: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Gambar 3. Grafik Penilaian Proses Pembelajaran Keterampilan Bercerita pada Kondisi Awal (Pra siklus)

Setelah mengetahui data tersebut, peneliti menindaklanjuti dengan

perubahan pembelajaran yang diterapkan antara pra siklus dan siklus I. Jika pada

pra siklus pembelajaran masih menggunakan buku materi dalam penilaian

keterampilan bercerita, maka pada siklus I pembelajaran menggunakan cerita

rakyat dalam pembelajaran.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti berusaha untuk

meningkatkan keterampilan siswa dalam bercerita dengan mengadakan penelitian

di kelas V SD Negeri Temboro III dengan melalui cerita rakyat dalam aspek

bercerita. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa yang keterampilan

berceritanya masih rendah, agar lebih meningkat sehingga hasil pembelajarannya

pun lebih memuaskan.

b. Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan dua (2) pertemuan, yaitu pada tanggal 23

dan 24 Mei 2011. Alokasi waktu pada masing-masing pertemuan adalah 3 x 35

menit. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

1)Perencanaan

Berdasarkan survei awal yang dilakukan, diketahui ada permasalahan yang

menyebabkan sebagian siswa tidak mencapai batas minimal ketuntasan belajar

0

2

4

6

8

10

52 - 56 57 - 61 62 - 66 67 - 71 72 - 76 77 - 81

Fre

kuen

si

Interval

Page 63: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

(KKM 65), permasalahan tersebut adalah kesulitan dalam mengungkapkan ide

dan gagasan secara lisan. Bertolak dari hasil analisis itulah, peneliti menarik

kesimpulan bahwa tindakan perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan

tersebut. Tahap pertama dari siklus I adalah tahap perencanaan tindakan.

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti mengadakan observasi terhadap

proses pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan siswa. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung, penggunaan metode,

model, strategi, serta media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Berdasarkan

pengamatan dan pencatatan terhadap proses pembelajaran masih terdapat sebagian

besar siswa kelas V yang masih enggan untuk menyampaikan pendapat, ide

maupun gagasannya secara lisan di kelas.

Urutan tindakan yang direncanakan akan diterapkan dalam siklus I adalah

sebagai berikut: (1) menentukan Kompetensi Dasar serta indikator yang sesuai

dengan keterampilan bercerita di kelas V, (2) menyiapkan rencana pelaksanaan

pembelajaran (3) menyiapkan media pembelajaran (4) menyiapkan sumber

pelajaran yang diperlukan, (5) membuat lembar observasi siswa dan guru untuk

melihat bagaimana kegiatan belajar mengajar di kelas V yang meliputi kegiatan

guru dan siswa ketika belajar melalui cerita rakyat, (6) membuat lembar penilaian

siswa yaitu instrumen keterampilan bercerita.

2) Pelaksanaan Tindakan

Seperti yang telah direncanakan, tindakan siklus I dilaksanakan dalam

dua kali pertemuan yaitu hari Senin, 23 Mei 2011 dan Selasa 24 Mei 2011 di

ruang kelas V SD Negeri Temboro III. Pertemuan pertama dan kedua selama 3 x

35 menit. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai praktikan, sedangkan guru

kelas bertindak sebagai observer. Pada tahap ini, guru melaksanakan pembelajaran

melalui cerita rakyat sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.

a) Pertemuan Pertama

. Pertemuan pertama tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 23

Mei 2011. Pada pertemuan ini terdiri dari 3 jam pelajaran atau 3 x 35 menit yang

dimulai dari jam pertama sampai jam ketiga yaitu pukul 07.30 WIB sampai jam

09.35 WIB yang diselingi waktu istirahat. Pada pertemuan 1 ini materi yang

Page 64: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

diajarkan adalah Asal Usul Nama Wonogiri dengan menceritakan kembali isi

cerita. Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit. Kegiatan yang

guru (peneliti) lakukan yakni membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam

dilanjutkan dengan mengkondisikan kelas sebagai tindakan preventif

(pencegahan) terhadap penghambat jalannya proses pembelajaran. Kemudian

berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan diadakan presensi kehadiran

siswa untuk lebih mengenal dan mengetahui jumlah siswa yang masuk maupun

yang tidak masuk pada hari itu. Pertemuan pertama, siswa masuk semua sesuai

jumlah siswa kelas V yaitu ada 24 siswa. Guru juga menjelaskan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai siswa secara singkat dan jelas sehingga anak akan

memiliki gambaran arah yang jelas pula hal yang akan dipelajarinya. Setelah itu,

guru memberikan apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa

dan menyamakan pandangan tentang materi yang berkaitan dengan cerita rakyat

yang akan dipelajari siswa.

Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi waktu

sekitar 95 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran terdapat

tiga (3) bentuk tindakan nyata yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara

sistematika awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar siswa

mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Guru mengadakan

tanya jawab dengan siswa seperti berikut :

- Anak-

rakyat?

- Apa saja cerita rakyat yang sudah kalian baca atau kalian dengar?

Siswa selanjutnya ditanya tentang pengertian cerita rakyat agar siswa

lebih berpikir tentang pengertian cerita rakyat yang mereka ketahui. Siswa juga

bertanya jawab dengan guru tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

bercerita cerita rakyat misalnya lafal, intonasi/ tekanan, tata bahasa, struktur dan

kelancaran. Kegiatan eksplorasi menghabiskan waktu 10 menit. Tindakan

selanjutnya yaitu elaborasi. Dalam kegiatan elaborasi ini siswa menyimak

penjelasan dari guru tentang materi yang berkaitan dengan cerita rakyat, langkah

awal dalam elaborasi ini yaitu siswa menyimak terlebih dahulu penjelasan dari

Page 65: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

guru terkait materi tentang cerita rakyat. Kemudian guru membagikan cerita

contoh cara bercerita rakyat Asal Usul Nama Wonogiri. Pada saat guru memberi

contoh cara bercerita, siswa menyimak dan memperhatikan guru. Kegiatan

tersebut menghabiskan waktu 25 menit. Setelah itu, guru menunjuk siswa untuk

bercerita ke depan kelas secara bergiliran, guru memberikan durasi waktu 6 menit

tiap siswa. Dan dengan lembar penilaian, dilakukan penilaian keterampilan

bercerita siswa oleh guru secara individu, siswa yang lain mengamati siswa yang

lain saat bercerita cerita rakyat di depan kelas. Baru mendapat 5 anak yang

bercerita ke depan kelas, maka pembelajaran diberhentikan sebentar karena

diselingi waktu istirahat pada pukul 08.40 WIB. Tepat pada pukul 09.00 WIB

pembelajaran dimulai lagi. Guru pun menyuruh siswa maju satu per satu untuk

bercerita, setelah mendapat 5 anak lagi, kemudian guru mengumumkan kepada

siswa kalau yang belum mendapat giliran bercerita akan dilanjutkan pada

pertemuan selanjutnya. Jadi pada pertemuan 1 ini yang mendapat giliran bercerita

baru 10 anak.

Selanjutnya kegiatan inti pada konfirmasi, guru memberian reward

(penguatan) kepada siswa. Pengarahan dan pemberian reward kepada siswa yang

bercerita dengan bagus

Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 5 menit. Siswa

bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang

dilakukan guru. Kemudian siswa diberikan tugas untuk mempersiapkan

penampilan bercerita pada penampilan berikutnya. Hal ini merupakan tindak

lanjut yang diberikan guru. Guru juga menyampaian pesan-pesan moral kepada

siswa berupa motivasi untuk giat belajar dan bersikap yang baik dalam kehidupan.

Terakhir, guru menutup proses pembelajaran dengan salam.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 24 Mei 2011. Pada

pertemuan ini terdiri dari 3 jam pelajaran atau 3 x 35 menit yang dimulai dari

pukul 09.00 WIB sampai pukul 10.45 WIB. Pada pertemuan 2 ini materi yang

Page 66: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

diajarkan adalah melanjutkan materi yang kemarin yaitu menceritakan kembali

cerita rakyat yang berjudul Asal Usul Nama Wonogiri. Kegiatan awal

menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit. Kegiatan yang guru (peneliti) lakukan

yakni membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan

mengkondisikan kelas sebagai tindakan preventif (pencegahan) terhadap

penghambat jalannya proses pembelajaran. Kemudian berdoa bersama yang

dipimpin oleh ketua kelas dan diadakan presensi kehadiran siswa untuk lebih

mengenal dan mengetahui jumlah siswa yang masuk maupun yang tidak masuk

pada hari itu. Pada pertemuan kedua, siswa masuk semua sesuai jumlah siswa

kelas V yaitu ada 24 siswa, jadi siswa yang hadir lengkap seperti pada pertemuan

pertama. Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa

secara singkat dan jelas sehingga anak akan memiliki gambaran arah yang jelas

pula hal yang akan dipelajarinya. Setelah itu, guru memberikan apersepsi sebagai

upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan menyamakan pandangan tentang

materi yang berkaitan dengan cerita rakyat yang akan dipelajari siswa.

Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi waktu

sekitar 95 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran terdapat

tiga (3) bentuk tindakan nyata yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara

sistematika awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar siswa

mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Guru mengadakan

tanya jawab dengan siswa seperti berikut :

1. Tanya jawab siswa dengan guru :

- Anak-

tugaskan kemarin?

2. Apakah cara berbicara dalam bercerita menentukan penilaian?

3. Siswa menyebutkan hal-hal yang berkaitan dengan cerita rakyat Asal Usul

Nama Wonogiri meliputi nama tokoh, latar/setting, watak tokoh dll.

Kegiatan eksplorasi ini menghabiskan waktu kira kira 10 menit. Setelah itu,

kegiatan selanjutnya yaitu elaborasi. Dalam kegiatan elaborasi ini guru

langsung menunjuk siswa untuk menceritakan kembali cerita rakyat Asal Usul

Nama Wonogiri (kelanjutan dari kemarin). guru memberikan durasi waktu 6

Page 67: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

menit tiap siswa. Dan dengan lembar penilaian, dilakukan penilaian

keterampilan bercerita siswa oleh guru secara individu, siswa yang lain

mengamati siswa yang lain saat bercerita cerita rakyat di depan kelas. Pda

pertemuan kedua ini, sisa dari siswa yang yang belum bercerita kemarin dapat

dinilai semua, yaitu sejumlah 14 siswa.

Selanjutnya kegiatan inti pada konfirmasi, guru memberian reward

(penguatan) kepada siswa. Pengarahan dan pemberian reward kepada siswa yang

bercerita dengan baik.

Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 5 menit. Siswa

bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang

dilakukan guru. Kemudian siswa diberikan tugas untuk membawa cerita rakyat

dari rumah, yaitu 1 cerita rakyat yang kemudian akan dilanjutkan pada siklus ke

II. Cerita rakyat yang ditugaskan kepada siswa dengan tema bebas yang tidak

ditentukan. Hal ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru. Guru juga

menyampaian pesan-pesan moral kepada siswa berupa motivasi untuk giat belajar

dan bersikap yang baik dalam kehidupan. Terakhir, guru menutup proses

pembelajaran dengan salam.

3) Observasi

Hasil dari observasi guru adalah pada kegiatan pra pembelajaran yaitu

menyiapkan ruang alat bantu belajar dan sumber belajar pada pertemuan I

hasilnya kurang dan pada pertemuan II hasilnya cukup dan melaksanakan tugas

harian kelas pada pertemuan I dan pertemuan II hasilnya cukup. Kegiatan awal

yaitu memulai kegiatan pembelajaran pada pertemuan I hasilnya kurang

sedangkan pada pertemuan II hasilnya cukup, melaksanakan KBM yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran pada pertemuan I hasilnya kurang sedangkan pada

pertemuan II hasilnya cukup, melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan

yang logis pada pertemuan I hasilnya cukup sedangkan pada pertemuan II

hasilnya baik. Kegiatan inti yaitu penguasaan materi pembelajaran pada

pertemuan I dan pertemuan II hasilnya cukup, pendekatan atau strategi yang

digunakan pada pertemuan I hasilnya kurang sedangkan pada pertemuan II

Page 68: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

hasilnya cukup, pemanfaatan sumber atau media pembelajaran pada pertemuan I

hasilnya kurang sedangkan pada pertemuan II hasilnya cukup, pelibatan siswa

pada saat pembelajaran pada pertemuan I hasilnya kurang sedangkan pada

pertemuan II hasilnya cukup, penilaian proses pada pertemuan I hasilnya cukup

sedangkan pada pertemuan II hasilnya cukup dan yang terakhir penggunaan

bahasa pada pertemuan I hasilnya cukup sedangkan pada pertemuan II hasilnya

baik dan untuk kegiatan akhir yaitu melaksanakan penilaian selama proses

pembelajaran pada pertemuan I hasilnya cukup sedangkan pada pertemuan II

hasilnya cukup, melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran pada pertemuan

I hasilnya baik sedangkan pada pertemuan II hasilnya baik. Penilaian observasi

guru pada siklus I pertemuan I didominasi kategori Kurang sedangkan pertemuan

II didominasi kategori cukup. Hal ini menunjukkan peningkatan penilaian guru

dalam pembelajaran bercerita cerita rakyat. Hasil observasi guru siklus I tersebut

terdapat pada lampiran 4.

Observasi tidak hanya dilaksanakan pada aktivitas guru tetapi juga

terhadap keaktifan dan perhatian siswa. Keaktifan siswa meliputi mengajukan

pertanyaan, mengajukan pendapat dan mengerjakan tugas. Sedangkan untuk

perhatan siswa meliputi menyimak penjelasan guru, menunjukkan antusias dalam

pembelajaran dan tidak ramai. Jumlah skor yang didapat dari observasi siswa pada

pertemuan I siklus I adalah 85. Sedangkan Jumlah skor yang didapat dari

observasi siswa pada pertemuan II siklus I adalah 93. Hal tersebut berarti

keaktifan dan perhatian siswa mengalami peningkatan. Lembar obervasi siswa

siklus I pertemuan I terdapat pada lampiran 5 sedangkan lembar obervasi siswa

siklus I pertemuan II terdapat pada lampiran 6.

4) Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus I melalui pengamatan dan

penilaian hasil keterampilan bercerita kemudian dianalisis. Hal ini digunakan

sebagai langkah yang dilakukan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil tes

unjuk kerja keterampilan bercerita, dapat dilihat keterampilan bercerita siswa

mengalami peningkatan. Nilai hasil keterampilan bercerita siswa kelas V SD

Page 69: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Negeri Temboro III pada siklus I terdapat pada lampiran 3 yang ditunjukkan pada

tabel 4 dibawah ini:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Keterampilan Bercerita pada Siklus I

No Interval Fi Xi FiXi Persentase 1. 56 60 11 58 638 38,85% 2. 61 65 1 63 63 3,83% 3. 66 70 0 68 0 0% 4. 71 75 2 73 146 8,90% 5. 76 80 7 78 546 33,25% 6. 81 85 3 83 249 15,17%

Jumlah 24 1642 100% Nilai rata-rata = 1642 : 24 = 68,41

Ketuntasan klasikal = 12 : 24 x 100 = 50% Data dalam tabel 4 tersebut dapat disajikan dalam grafik pada gambar 6

sebagai berikut :

Gambar 4. Grafik Penilaian Proses Pembelajaran Keterampilan Bercerita pada Siklus I

Berdasarkan gambar 4, dapat dilihat dengan jelas bahwa terjadi

peningkatan nilai keterampilan bercerita siswa dari kondisi awal. Pada siklus I

nilai rata-rata siswa meningkat dari 60,79 menjadi 68,41. Jumlah siswa yang

0

2

4

6

8

10

12

56 - 60 61 - 65 66 - 70 71 - 75 76 - 80 81 85

Fre

kuen

si

Interval

Page 70: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

mencapai nilai KKM > 65 juga mengalami peningkatan yaitu dari 4 siswa atau

16,66 % menjadi 12 siswa atau 50 % dari jumlah keseluruhan siswa kelas V SD

Negeri Temboro III yang berjumlah 24 siswa.

Tindakan yang dilakukan pada siklus I dikatakan berhasil mencapai

indikator ketercapaian siklus I yaitu 70 % dari keseluruhan siswa kelas V yang

memperoleh KKM > 65 dari keterampil bercerita. Namun, hasil yang diperoleh

belum maksimal karena hanya 50% siswa yang mencapai KKM > 65. Oleh karena

belum tercapainya indikator yang diharapkan maka perlu dilakukan siklus II

sebagai langkah perbaikan dalam proses pembelajaran pada siklus I.

Untuk mengadakan langkah perbaikan dalam proses pembelajaran antara

siklus I dan siklus II, maka terdapat perbedaan pembelajaran antara siklus I dan

siklus II. Perbedaan tersebut adalah apabila pada siklus I pembelajaran

menggunakan cerita rakyat Asal Usul Wonogiri maka dalam siklus II

pembelajaran menggunakan cerita rakyat yang dibawa masing masing siswa.

c. Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan dua (2) pertemuan, yaitu pada hari

Rabu, 25 Mei 2011 dan Kamis, 26 Mei 2011. Alokasi waktu pada masing-masing

pertemuan adalah 3 x 35 menit. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II

adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa

sudah menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini ditunjukkan masih ada 12 siswa

yang belum tuntas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Tahap pertama dari

siklus I adalah tahap perencanaan tindakan.

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti mengadakan observasi terhadap

proses pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan siswa. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung, penggunaan metode,

model, strategi, serta media pembelajaran yang digunakan oleh guru. Berdasarkan

pengamatan dan pencatatan terhadap proses pembelajaran masih terdapat sebagian

besar siswa kelas V yang masih enggan untuk menyampaikan pendapat, ide

maupun gagasannya secara lisan di kelas.

Page 71: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Adapun urutan tindakan yang direncanakan akan diterapkan dalam siklus

II adalah sebagai berikut: (1) menentukan Kompetensi Dasar serta indikator yang

sesuai dengan keterampilan bercerita di kelas V, (2) menyiapkan rencana

pelaksanaan pembelajaran (3) menyiapkan media pembelajaran (4) menyiapkan

sumber pelajaran yang diperlukan, (5) membuat lembar observasi siswa dan guru

untuk melihat bagaimana kegiatan belajar mengajar di kelas V yang meliputi

kegiatan guru dan siswa ketika belajar melalui cerita rakyat, (6) membuat lembar

penilaian siswa yaitu instrumen keterampilan bercerita.

2) Pelaksanaan Tindakan

Seperti yang telah direncanakan, tindakan siklus II dilaksanakan dalam

dua kali pertemuan yaitu pada hari Rabu, 25 Mei 2011 dan Kamis, 26 Mei 2011 di

ruang kelas V SD Negeri Temboro III. Pertemuan pertama dan kedua selama 3 x

45 menit. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai praktikan, sedangkan guru

kelas bertindak sebagai observer. Pada tahap ini, guru melaksanakan pembelajaran

melalui cerita rakyat sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.

a) Pertemuan Pertama

. Pertemuan pertama tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 25

Mei 2011 pada jam pertama yaitu pukul 09.00 WIB. Pada pertemuan ini terdiri

dari 3 jam pelajaran atau 3 x 35 menit yang dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai

pukul 10.45 WIB. Pada pertemuan 1 ini materi yang diajarkan adalah

menceritakan kembali isi cerita rakyat yang telah dibawa siswa dari rumah.

Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit. Kegiatan yang guru

(peneliti) lakukan yakni membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam

dilanjutkan dengan mengkondisikan kelas sebagai tindakan preventif

(pencegahan) terhadap penghambat jalannya proses pembelajaran. Kemudian

berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan diadakan presensi kehadiran

siswa untuk lebih mengenal dan mengetahui jumlah siswa yang masuk maupun

yang tidak masuk pada hari itu. Pertemuan pertama, siswa hadir semua. Guru juga

menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa secara singkat dan jelas

sehingga anak akan memiliki gambaran arah yang jelas pula hal yang akan

dipelajarinya. Setelah itu, guru memberikan apersepsi sebagai upaya

Page 72: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

meningkatkan motivasi belajar siswa dan menyamakan pandangan tentang materi

yang berkaitan dengan cerita rakyat yang akan dipelajari siswa.

Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi waktu

sekitar 95 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran terdapat

tiga (3) bentuk tindakan nyata yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara

sistematika awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar siswa

mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Guru mengadakan

tanya jawab dengan siswa seperti berikut :

1. - Tanya jawab siswa dengan guru terkait tentang teknik bercerita cerita

rakyat.

2. Siswa ditanya tentang contoh-contoh cerita rakyat.

Siswa menyimak penjelasan dari guru terkait materi tentang teknik

bercerita cerita rakyat. Kegiatan eksplorasi menghabiskan waktu 15 menit.

Tindakan selanjutnya yaitu elaborasi. Dalam kegiatan elaborasi ini guru langsung

menunjuk siswa untuk bercerita ke depan kelas secara bergiliran, guru

memberikan durasi waktu 6 menit tiap siswa sama seperti pada siklus I. Dan

dengan lembar penilaian, dilakukan penilaian keterampilan bercerita siswa oleh

guru secara individu, siswa yang lain mengamati siswa yang lain saat bercerita

cerita rakyat di depan kelas. Pada pertemuan pertama siklus II ini siswa yang maju

ke depan untuk dinilai keterampilan berceritanya sebanyak 13 siswa, kemudian

guru mengumumkan kepada siswa kalau yang belum mendapat giliran bercerita

akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.

Selanjutnya kegiatan inti pada konfirmasi, guru memberian reward

(penguatan) kepada siswa. Pengarahan dan pemberian reward kepada siswa yang

bercerita dengan bagus

Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 5 menit. Siswa

bersama guru mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang

dilakukan guru. Kemudian siswa diberikan tugas untuk mempersiapkan

penampilan bercerita pada penampilan berikutnya. Hal ini merupakan tindak

lanjut yang diberikan guru. Guru juga menyampaian pesan-pesan moral kepada

Page 73: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

siswa berupa motivasi untuk giat belajar dan bersikap yang baik dalam kehidupan.

Terakhir, guru menutup proses pembelajaran dengan salam.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Mei 2011. Pada pertemuan ini

terdiri dari 3 jam pelajaran atau 3 x 35 menit yang dimulai dari jam pertama

sampai jam ketiga yaitu pukul 07.30 WIB sampai jam 09.35 WIB yang diselingi

waktu istirahat. Pada pertemuan 2 ini materi yang diajarkan adalah menceritakan

kembali isi cerita rakyat dari yang dibawa siswa dari rumah (melanjutkan

penilaian yang kemarin). Kegiatan awal menghabiskan waktu kurang lebih 5

menit. Kegiatan yang guru (peneliti) lakukan yakni membuka pembelajaran

dengan mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengkondisikan kelas sebagai

tindakan preventif (pencegahan) terhadap penghambat jalannya proses

pembelajaran. Kemudian berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas dan

diadakan presensi kehadiran siswa untuk lebih mengenal dan mengetahui jumlah

siswa yang masuk maupun yang tidak masuk pada hari itu. Pertemuan kedua,

siswa yang tidak masuk 1 siswa. Guru juga menjelaskan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai siswa secara singkat dan jelas sehingga anak akan memiliki

gambaran arah yang jelas pula hal yang akan dipelajarinya. Setelah itu, guru

memberikan apersepsi sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa dan

menyamakan pandangan tentang materi yang berkaitan dengan cerita rakyat yang

akan dipelajari siswa.

Langkah selanjutnya masuk pada inti pembelajaran dengan durasi waktu sekitar

95 menit. Kegiatan yang dilakukan guru dalam inti pembelajaran terdapat tiga (3)

bentuk tindakan nyata yakni eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Secara

sistematika awal inti pembelajaran dilakukan tindakan eksplorasi agar siswa

mampu menggali pemahaman awal yang ada pada dirinya. Guru mengadakan

tanya jawab dengan siswa seperti berikut :

- Tanya jawab siswa dengan guru :

Anak- rakyat seperti yang bapak tugaskan

kemarin?

Page 74: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Kegiatan eksplorasi ini menghabiskan waktu kira kira 10 menit.

Setelah itu, kegiatan selanjutnya yaitu elaborasi. Dalam kegiatan elaborasi ini

guru langsung menunjuk siswa untuk menceritakan kembali cerita rakyat yang

dibawa siswa dari rumah (kelanjutan dari kemarin). guru memberikan durasi

waktu 6 menit tiap siswa. Dan dengan lembar penilaian, dilakukan penilaian

keterampilan bercerita siswa oleh guru secara individu, siswa yang lain

mengamati siswa yang lain saat bercerita cerita rakyat di depan kelas. Pada

pertemuan kedua ini, sisa dari siswa yang yang belum bercerita kemarin dapat

dinilai semua, yaitu sejumlah 11 siswa.

Selanjutnya kegiatan inti pada konfirmasi, guru memberian reward (penguatan)

kepada siswa. Pengarahan dan pemberian reward kepada siswa yang bercerita

dengan baik.

Kegiatan akhir kurang lebih menghabiskan waktu 10 menit. Siswa bersama guru

mengevaluasi hasil pembelajaran sebagai bentuk refleksi yang dilakukan guru.

Kemudian siswa diberi tugas rumah atau PR yang berkaitan dengan cerita rakyat.

Hal ini merupakan tindak lanjut yang diberikan guru. Guru juga menyampaian

pesan-pesan moral kepada siswa berupa motivasi untuk giat belajar dan bersikap

yang baik dalam kehidupan. Terakhir, guru menutup proses pembelajaran dengan

salam.

3) Observasi

Hasil dari observasi guru adalah pada kegiatan pra pembelajaran yaitu

menyiapkan ruang alat bantu belajar dan sumber belajar pada pertemuan I

hasilnya cukup dan pada pertemuan II hasilnya baik dan melaksanakan tugas

harian kelas pada pertemuan I dan pertemuan II hasilnya baik. Kegiatan awal

yaitu memulai kegiatan pembelajaran pada pertemuan I dan pertemuan II hasilnya

baik, melaksanakan KBM yang sesuai dengan tujuan pembelajaran pada

pertemuan I hasilnya cukup sedangkan pada pertemuan II hasilnya baik,

melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan yang logis pada pertemuan I

dan pertemuan II hasilnya sangat baik. Kegiatan inti yaitu penguasaan materi

pembelajaran pada pertemuan I hasilnya baik dan pertemuan II hasilnya sangat

Page 75: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

baik, pendekatan atau strategi yang digunakan pada pertemuan I dan pertemuan II

hasilnya sangat baik, pemanfaatan sumber atau media pembelajaran pada

pertemuan I dan pertemuan II hasilnya baik, pelibatan siswa pada saat

pembelajaran pada pertemuan I dan pertemuan II hasilnya sangat baik, penilaian

proses pada pertemuan I dan pertemuan II hasilnya sangat baik, penggunaan

bahasa pada pertemuan I dan pertemuan II hasilnya baik dan untuk kegiatan akhir

yaitu melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran pada pertemuan I dan

pertemuan II hasilnya sangat baik, melaksanakan penilaian pada akhir

pembelajaran pada pertemuan I hasilnya baik sedangkan pada pertemuan II

hasilnya baik. Penilaian observasi guru pada siklus II baik pertemuan I dan

pertemuan II didominasi kategori baik dan sangat baik. Hal ini menunjukkan

peningkatan penilaian guru dalam pembelajaran bercerita cerita rakyat. Hasil

observasi guru siklus II tersebut terdapat pada lampiran 9.

Observasi tidak hanya dilaksanakan pada aktivitas guru tetapi juga

terhadap keaktifan dan perhatian siswa. Keaktifan siswa meliputi mengajukan

pertanyaan, mengajukan pendapat dan mengerjakan tugas. Sedangkan untuk

perhatian siswa meliputi menyimak penjelasan guru, menunjukkan antusias dalam

pembelajaran dan tidak ramai. Jumlah skor yang didapat dari observasi siswa pada

pertemuan I siklus II adalah 100. Sedangkan Jumlah skor yang didapat dari

observasi siswa pada pertemuan II siklus II adalah 136. Hal tersebut berarti

keaktifan dan perhatian siswa mengalami peningkatan. Lembar obervasi siswa

siklus II pertemuan I terdapat pada lampiran 10 sedangkan lembar obervasi siswa

siklus II pertemuan II terdapat pada lampiran 11.

4) Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus II melalui pengamatan dan

penilaian hasil keterampilan bercerita kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil tes

unjuk kerja keterampilan bercerita, dapat dilihat keterampilan bercerita siswa

mengalami peningkatan. Nilai hasil keterampilan bercerita siswa kelas V SD

Negeri Temboro III pada siklus II terdapat pada lampiran 8 yang ditunjukkan pada

tabel 5 di bawah ini:

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hasil Keterampilan Bercerita pada Siklus II

Page 76: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

No Interval Fi Xi FiXi Persentase 1. 64 67 3 65,5 196,5 10,18% 2. 68 71 0 69,5 0 0% 3. 72 75 2 73,5 147 7,60% 4. 76 79 2 77,5 155 8,02% 5. 80 84 9 81.5 733,5 37,97% 6. 86 89 8 87,5 700 36,23%

Jumlah 24 1932 100% Nilai rata-rata = 1932 : 24 = 80,5

Ketuntasan klasikal = 21 : 24 x 100 = 87,5%

Data dalam tabel 5 tersebut dapat disajikan dalam grafik pada gambar 5

sebagai berikut :

Gambar 5. Grafik Penilaian Proses Pembelajaran Keterampilan Bercerita

pada Siklus II

Berdasarkan gambar 5, dapat dilihat dengan jelas bahwa terjadi

peningkatan nilai keterampilan bercerita siswa dari Siklus I. Pada siklus II nilai

rata-rata siswa meningkat dari 68,41 menjadi 80,5. Jumlah siswa yang mencapai

nilai KKM > 65 juga mengalami peningkatan yaitu dari 12 siswa atau 50 %

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

64 - 67 68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 84 86 - 89

Fre

kuen

si

Interval

Page 77: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

menjadi 21 siswa atau 87,5 % dari jumlah keseluruhan siswa kelas V SD Negeri

Temboro III yang berjumlah 24 siswa.

Berdasarkan tabel 6 pembelajaran pada Siklus II menunjukkan

peningkatan rata-rata kelas dan peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Data Hasil Keterampilan Bercerita Siswa Kelas V Pada

Kondisi Awal Pra Siklus

Dari daftar nilai yang terdapat pada lampiran dapat diketahui bahwa nilai

hasil keterampilan bercerita pada kondisi awal sebelum tindakan yaitu siswa yang

mendapat nilai < 65 (KKM) ada 20 siswa atau 83,33 % dan siswa yang mendapat

nilai > 65 (KKM) sebanyak 4 siswa atau 16,66 %. Serta nilai rata-ratanya adalah

60,79.

2. Data Hasil Keterampilan Bercerita Siswa Kelas V Pada Siklus

I

Berdasarkan hasil tes unjuk kerja keterampilan bercerita pada siklus I

yang terdapat pada lampiran 3, dapat diketahui nilai hasil keterampilan bercerita

yaitu yang mendapat < 65 (KKM) ada 12 siswa atau 50 % dan siswa yang

mendapat nilai > 65 (KKM) sebanyak 12 siswa atau 50 %. Serta nilai rata-ratanya

adalah 68,41.

3. Data Hasil Keterampilan Bercerita Siswa Kelas V Pada Siklus

II

Siswa telah memahami keterampilan bercerita dengan baik, sehingga nilai

yang diperoleh siswa pada siklus II sudah menunjukkan perubahan yang cukup

berarti dengan nilai rata-rata kelas mencapai 80,5. Siswa yang memperoleh nilai <

yaitu 21 siswa atau 87,5 %.

siswa atau 87,5 % dari 24 siswa menunjukkan bahwa pembelajaran Bahasa

Page 78: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Indonesia dengan menggunakan keterampilan bercerita melalui cerita rakyat

sudah berhasil.

4. Rangkuman / Rekapitulasi Hasil Penelitian

Dengan melihat hasil penelitian di atas dapat diketahui adanya

peningkatan proses pembelajaran terutama keterampilan bercerita siswa setelah

penggunaan cerita rakyat. Peningkatan terlihat dari perhitungan nilai hasil

keterampilan bercerita yang diperoleh siswa pada kondisi awal sebelum

dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan siklus II

yang masing-masimg siklusnya dilaksanakan dua kali pertemuan. Hal ini dapat

dilihat pada tabel 6:

Tabel 6. Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Keterampilan Bercerita pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai

KKM > 65 mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata keterampilan

bercerita siswa pada kondisi awal sebelum tindakan adalah 60,79. Kemudian pada

siklus I mengalami peningkatan yaitu nilai rata-rata keterampilan bercerita siswa

menjadi 68,41. Pada akhir pelaksanaan siklus II, nilai rata-rata keterampilan

bercerita siswa adalah 80,5. Untuk hasil observasi guru pada pembelajaran

bercerita melalui cerita rakyat siklus I baik pertemuan I dan pertemuan II apabila

di rata-rata untuk penilaian keseluruhan hasil pembelajarannya nilai rata-ratanya

adalah cukup. Sedangkan hasil observasi guru pada pembelajaran bercerita

melalui cerita rakyat siklus II baik pertemuan I dan pertemuan II apabila di rata-

rata untuk penilaian keseluruhan hasil pembelajarannya nilai rata-ratanya adalah

baik. Hal ini dapat membuktikan bahwa penilaian observasi guru pada

pembelajaran bercerita rakyat dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan,

No. Pembelajaran Keterampilan Bercerita

Pra siklus Setelah Dilaksanakan

Tindakan Siklus I Siklus II

1. Nilai Rata-rata 60,79 68,41 80,5

Page 79: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

diambil dari kesimpulan kriteria penilaian rata-rata cukup menjadi baik. Untuk

hasil observasi guru pada pembelajaran bercerita melalui cerita rakyat siklus I

terdapat pada lampiran 4 sedangkan hasil observasi guru pada pembelajaran

bercerita melalui cerita rakyat siklus II terdapat pada lampiran 9. Sedangkan

untuk observasi siswa yang dinilai adalah keaktifan dan perhatian siswa. Jumlah

skor yang didapat dari observasi siswa pada pertemuan I siklus I adalah 85.

Sedangkan Jumlah skor yang didapat dari observasi siswa pada pertemuan II

siklus I adalah 93. Hal tersebut berarti keaktifan dan perhatian siswa mengalami

peningkatan. Lembar obervasi siswa siklus I pertemuan I terdapat pada lampiran 5

sedangkan lembar obervasi siswa siklus I pertemuan II terdapat pada lampiran 6.

Untuk jumlah skor yang didapat dari observasi siswa pada pertemuan I siklus II

adalah 100. Sedangkan jumlah skor yang didapat dari observasi siswa pada

pertemuan II siklus II adalah 136. Hal tersebut berarti keaktifan dan perhatian

siswa mengalami peningkatan. Lembar obervasi siswa siklus II pertemuan I

terdapat pada lampiran 10 sedangkan lembar obervasi siswa siklus II pertemuan II

terdapat pada lampiran 11. Dari data observasi siswa yang menilai keaktifan dan

perhatian siswa, dari siklus I ke siklus II juga mengalami peningkatan. Terbukti

dari jumlah skor yang di dapat semakin bertambah.

Peningkatan tersebut membuktikan bahwa cerita rakyat tepat untuk

membantu meningkatkan keterampilan bercerita siswa. Hal ini merefleksikan

bahwa pembelajaran keterampilan bercerita yang dilaksanakan oleh guru dapat

Page 80: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

dinyatakan berhasil.

Gambar 6. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Keterampilan Bercerita pada Kondisi Awal, Siklus I dan Sikus II

Prosentase ketuntasan klasikal pada hasil belajar siswa dapat dilihat pada

tabel 7.

Tabel 7. Persentase Ketuntasan Klasikal Pra siklus, Siklus I dan Siklus II

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa prosentase ketuntasan klasikal sebelum

tindakan hanya 16,66%. Pada siklus I terdapat peningkatan prosentase

kentuntasan klasikal menjadi 50% dan pada siklus II semakin meningkat menjadi

87,5%. Tabel 8 dapat divisualisasikan dalam bentuk gambar 7 sebagai berikut:

Pra siklus Siklus I Siklus II

Tindakan Prosentase (%) Pra Siklus 16,66% Siklus I 50% Siklus II 87,5%

Page 81: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Grafik 7. Grafik Peningkatan Ketuntasan Keterampilan Bercerita pada Kondisi Awal, Siklus I dan Sikus II

Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk

meningkatkan keterampilan bercerita siswa kelas V SD Negeri Temboro III yaitu

dengan menggunakan cerita rakyat. Hal ini terjadi karena pembelajaran dengan

cerita rakyat dapat membuat siswa memiliki keberanian dalam menyampaikan

pendapatnya. Selain itu, siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.

0102030405060708090

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Jum

lah

Pro

sent

ase

Pelaksanaan Tindakan

Page 82: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 67

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam

dua siklus tersebut, maka dapat ditarik simpulan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan cerita rakyat dapat meningkatkan keterampilan bercerita pada siswa

kelas V SD Negeri Temboro III. Peningkatan keterampilan bercerita tersebut

dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai keterampilan bercerita pada setiap

siklusnya yaitu: Pra siklus nilai rata-rata keterampilan bercerita siswa 60,79,

siklus I nilai rata-rata keterampilan bercerita siswa 68,41 dan siklus II nilai rata-

rata keterampilan bercerita siswa 80,5. Tingkat ketuntasan belajar siswa pada

kondisi awal sebanyak 4 siswa atau 16,66 %, 12 siswa atau 50 % pada siklus I dan

21 siswa atau 87,5 % pada siklus II. Dengan demikian, melalui cerita rakyat

keterampilan bercerita siswa dapat meningkat.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat diketahui

bahwa melalui cerita rakyat dapat meningkatkan keterampilan bercerita siswa

kelas V SD Negeri Temboro III. Tindakan penelitian yang dilakukan terdiri dari

dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 Mei dan 24 Mei 2011,

sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2011 dan 26 Mei 2011.

Setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu perencanaan

tindakan, pelaksanaaan, observasi dan refleksi. Berkaitan dengan hasil penelitian

ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa ada peningkatan

keterampilan bercerita melalui cerita rakyat. Penelitian tersebut juga dapat

dipertimbangkan untuk menambah cerita pada pembelajaran bagi guru dalam

memberikan materi pelajaran siswa.

Page 83: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Hasil penelitian ini memperkuat teori yang menyatakan bahwa melalui

cerita rakyat dapat menjadi salah satu media pembelajaran Bahasa Indonesia pada

siswa karena melalui cerita rakyat melibatkan interaksi antara siswa dan

lingkungan. Hal ini mengindikasikan kedalaman dan keleluasaan dari pemahaman

siswa terhadap materi tertentu sebagai hasil dari proses belajar.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan

calon guru untuk meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan

meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar yang berhubungan kemampuan

berkomunikasi secara lisan. Keterampilan bercerita siswa dapat ditingkatkan

dengan menerapkan metode pembelajaran dan media yang tepat bagi siswa.

Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian ini seperti

diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk

membantu guna dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Di samping itu,

perlu penelitian lebih lanjut tentang upaya guru untuk mempertahankan atau

menjaga dan meningkatkan keterampilan bercerita siswa. Pembelajaran dengan

penggunaan melalui cerita rakyat pada hakikatnya dapat digunakan dan

dikembangkan oleh guru yang menghadapi permasalahan yang sejenis, terutama

untuk mengatasi masalah peningkatan keterampilan berbicara siswa, yang pada

umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adapun kendala yang dihadapi

dalam pelaksanaan penelitian ini harus di atasi semaksimal mungkin.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti memberikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran

khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan

bercerita melalui cerita rakyat.

Page 84: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT ...... · PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI CERITA RAKYAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI TEMBORO III ... program semester

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

2. Bagi Guru

Guru dalam mengajar hendaknya menggunakan cerita rakyat dalam

pembelajaran keterampilan bercerita. Penggunaan cerita rakyat dimaksudkan agar

pembelajaran tidak terasa membosankan dan membantu siswa dalam

meningkatkan kemampuan berbicaranya.

3. Bagi Siswa

a. Hendaknya lebih mengembangkan inisiatif dan keberanian dalam

menyampaikan pendapat dalam proses pembelajaran untuk menambah

pengetahuan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.

b. Hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan rajin belajar

sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.