1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ) (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Klego Tahun Pelajaran 2009/2010 ) SKRIPSI OLEH : SITI TRI KUNTARI NIM : X 7108518 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
146
Embed
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI …... · PUISI MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ... Keluarga besar Sujoto dan ibu Ruminah yang telah memberikan semangat, doa dan kasih
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL )
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Negeri 1 Klego Tahun Pelajaran 2009/2010 )
SKRIPSI
OLEH :
SITI TRI KUNTARI NIM : X 7108518
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
2
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL )
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Negeri 1 Klego Tahun Pelajaran 2009/2010 )
Oleh
Siti Tri Kuntari
NIM X 7108518
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2009
3
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul ” PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS
PUISI MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ) ”
( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Klego
Tahun Pelajaran 2009/2010 )”
Oleh
Nama : SITI TRI KUNTARI
NIM : X 7108518
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Skripsi dengan judul : ” PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS
PUISI MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ) ”
( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Klego
Tahun Pelajaran 2009/2010 )” telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim
Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : Rabu
Tanggal : 4 November 2009
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd .........................
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M.Pd .............................
Anggota I : Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ........................
Anggota II : Drs. Sukarmo, M.Pd ..............................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP : 19600727 198702 1 001
5
ABSTRAK Siti Tri Kuntari, PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ). ( Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri 1 Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010 ). Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Nopember 2009. Tujuan Penelitian untuk meningkatkan kemampuan menulis melalui Contextual Teaching and Learning pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010. Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas adalah kemampuan menulis puisi , sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Contextual Teaching and Learning. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebagai subjek adalah siswa dan guru kelas V SD Negeri 1 Klego yang berjumlah 18 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan pengamatan, wawancara, kajian dokumen, tes. Uji validitas data menggunakan triangulasi dan review informan kunci.Teknik analisis data menggunakan model Deskriptif komparatif teknik analisis kritis. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I menunjukkan peningkatan kemampuan menulis puisi untuk aspek menyampaikan gagasan dan menentukan tema. Aspek menyampaikan gagasan dan menentukan tema nilai rata-rata 63,33 dan 60,28 dengan prosentase siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 22,22 % ( 4 siswa ). Pada siklus II menunjukan peningkatan kemampuan menulis puisi untuk aspek menyampaikan gagasan, menentukan tema dan memilih kata-kata nilai rata-rata 65,28 dengan prosentase siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 72,22 % ( 13 siswa ). Pada siklus III menunjukan peningkatan kemampuan menulis puisi untuk aspek menyampaikan gagasan, menentukan tema, memilih kata-kata dan menyusun kata-kata nilai rata-rata 69,23 dengan prosentase siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 100 % ( 18 siswa). Dengan demikian diajukan rekomendasi bahwa kemampuan menulis puisi dapat ditimgkatkan melalui Contextual Teaching and Learning pada siswa kelas V SDN 1 Klego tahun pelajaran 2009/2010.
6
ABSTRACT Siti Tri Kuntari, IMPROVEMENT OF POETRY WRITING BY USING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL). (Study of Classroom Research Action in SD Negeri 1 Kecamatan Klego of Boyolali Regency. School Year of 2009-2010). Minithesis, Surakarta: Education and Teacher Training Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta, November 2009.
Purpose of the research is to improve writing skill of 5th grade students of SD Negeri 1 Kecamatan Klego of Boyolali Regency of School Year of 2009-2010 by using Contextual Teaching and Learning. A variable that is targeted for improvement in the study of classroom action is skill of poetry writing, whereas action variable of the research is Contextual Teaching and Learning.
The research design is a study of classroom action by using cyclic model. Every cycle consists of 4 phases, namely: planning, implementation of action, observation and reflection. Subject of the research is 18 students of 5th grade of SD Negeri 1 Klego and their classroom teacher. Data is collected by using observation, interview, documents review, and tests. Data validity is tested by using triangulation and key informant review. Data is analyzed by using a descriptive-comparative model with critical analytical technique.
Based on results of the study of classroom action, Cycle I indicated improvement of poetry writing in aspects of idea presentation and theme determination. Average grades of the aspects of idea presentation and thematic determination were 63.33 and 60.28, respectively, with percentage of students who achieved KKM grades were 22.22% (4 students). In Cycle II, improvement of poetry writing was indicated for aspects of idea presentation, theme determination and words selection with average grade was 65.29 and students who achieved KKM grades were 72.22% (13 students). Cycle III showed improvement of poetry writing in aspects of idea presentation, theme determination, words selection and words composing and the average grade was 69.23 and percentage of students who achieved KKM grades were 100% (18 students). Therefore, it is recommended that improvement of poetry writing pg 5th grade students of SDN 1 Klego of school year 2009-1010 may be achieved by using Contextual Teaching and Learning.
7
MOTTO
• Mintalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara tersembunyi sesungguhnya ia tidak menyukai orang-orang yang melampui batas
( Al-araf-55 )
8
PERSEMBAHAN Dengan rasa syukur kehadirat Illahi, Siti Tri Kuntari persembahkan Karya ini kepada :
Keluarga besar Sujoto dan ibu Ruminah yang telah memberikan semangat, doa dan kasih sayang yang tak terhingga nilainya
Suamiku tercinta Mas Putut yang memberikan motivasi, inspirasi
dan kasih sayang yang tulus dan doanya.
Anak-anakku Rosinta, Ria, Rahajeng yang selalu memberikan motivasi dan doanya
Terestimewa anak keponakanku Moh Zidan Elfakih
Yang tersayang
Rekan-Rekan mahasiswa S 1 PGSD Boyolali
Seluruh keluarga besar SDN 1 Klego
Almamater
9
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT bahwa skripsi :
” PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING ( CTL ) ”
( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Klego
Tahun Pelajaran 2009/2010 )”
Telah berhasil disusun dalam memenuhi syarat yang diwajibkan guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Didalam penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha dengan cara yang
sebaik mungkin, walaupun demikian tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan, untuk itu kritik, saran untuk perbaikan akan saya terima dengan senang
hati.
Atas terwujudnya skripsi ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. HM, Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
3. Drs. Kartono, M.Pd selaku Ketua Progam PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd selaku sekretaris Progam PGSD Jurusan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
10
5. Prof. Dr. St.Y. Slamet, M.Pd. selaku pembimbing 1 yang dengan sabar
mengarahkan dan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
6. Drs. Sukarno, M.Pd selaku Pembimbing 2 yang dengan sabar
mengarahkan dan membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
7. Semua Dosen Progam PGSD Universitas Sebelas Maret yang dengan
sabar mengarahkan dan membimbing sehingga penulis dapat
menyelesaikakn skripsi ini.
8. Keluarga Besar SD Negeri 1 Klego Kecamatan Klego yang telah
memberikan bantuan dan menjadi tempat penelitian.
9. Mas Putut suami tercinta, Rosinta, Ria, Rahajeng anak-anak tersayang
yang telah membantu selesainya sekripsi ini.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari
Tuhan yang Maha Esa. Walaupun disadari dalam skripsi ini masih banyak
kekurangan, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu
Pengetahuan dan juga dunia Pendidikan
Surakarta, November 2009
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PENGAJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv
HALAMAN ABSTRAK......................................................................... v
HALAMAN MOTTO.............................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ix
DAFTAR ISI............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL.................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah................................................................... 4
D. Perumusan Masalah.................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian........................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian..................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Pembelajaran kemampuan menulis.............................. 7
12
a. Pengertian Kemampuan.................................................. 7
b. Pengertian Menulis.......................................................... 7
c. Unsur-unsur menulis ....................................................... 8
d. Manfaat Menulis .................................................................... 9
e. Tahap-tahap menulis............................................................... 10
kejenakaannya, atau membangkitkan semangat menggali.
8) Puisi seharusnya cukup baik untuk dibaca ulang.
g. The Definition of Poetry
Some of Edwin Arlington Robinson’s poems, addressed to writer og the past, mean very; title to a reader who does not recognize. Ozymandias, like most poem is written in normal English sentences, is to understand the plain sense of these sentences, using the poets punctuation and oar own knowledge of grammar and sentence structure as guides. h. The Enchanting Verses International Poetry Journal ISSN-0974-3057 ISSUE -II MAY 2008 ALL SELECTED POETS AND POEMS 30 Poems selected from 2150 submissions " Poetry is concerned with using with abusing, with losing with wanting, with denying with avoiding with adoring with replacing the noun. It is doing that always doing that, doing that and doing nothing but that. Poetry is doing nothing but using losing refusing and pleasing and betraying and caressing nouns. That is what poetry does, that is what poetry has to do no matter what kind of poetry it is. And there are a great many kinds of poetry." ~~~~~Gertrude Stein (1874-1946)
39
Menurut Gertrude Stein puisi banyak jenisnya dan subjeknya. Puisi diisi
dengan makian, dengan kehilangan, dengan keinginan, dengan penolakan, dengan
penghindaran, dengan pemuja, dengan penggantian kata benda.puisi tidak sedang
melakukan apapun tetapi menggunakan kehilangan penolakan dan kesenangan
dan penghianatan dan pengusapan kata benda.
i. Poetry in third grade : Getting started
Diane Carver Sekeres, Madeleine Gregg. The Reading Teacher. Nework : Feb 2007.Vol 60, Iss,5;pg,466,10 pgs Abstract ( Summary ) Reading poetry was a daily experience in this third-grade public school classroom, serving primarily inner-city, minority families living in poverty. Techers do not often lead students to learn how the elements of poetry contribute to the experience of reading a poem or use poetrys unique properties as part of reading instruction ( Elster& Hansuer,2002;Sioan,2000), The first 30 minutes of it were required whole group reading instruction at grade level; the next 60 minutes were devoted to reading groups organized according to studens needs and progress. Puisi didalam nilai/kelas ketiga: Menjadi dimulai Diane Pengukir Sekeres, Madeleine Gregg. Pembacaan Guru. Nework: Feb 2007.Vol 60, Iss,5;Pg,466,10 pgs Abstrak ( Ringkasan)
Pembacaan puisi adalah suatu pengalaman sehari-hari di dalam sekolah
negeri kelas kelas ketiga ini, melayani terutama semata bagian tertua suatu kota,
keluarga-keluarga minoritas tinggal di kemiskinan. Para guru tidak sering
memimpin para siswa untuk belajar bagaimana unsur-unsur puisi berperan untuk
pengalaman pembacaan suatu syair/puisi atau puisi penggunaan kekayaan unik
sebagai bagian dari pembacaan instruksi (Elster& Hansuer,2002;Sioan,2000),
Yang pertama 30 menit tentangnya memerlukan kelompok utuh yang membaca
instruksi pada dataran yang sama mengukur; yang berikutnya 60 menit diabdikan
40
bagi membaca kelompok yang diterorganisir menurut para siswa memerlukan dan
maju.
1. Hakikat Contextual Teaching and Learning.
Contextual Teaching and Learning (CTL) menurut Nurhadi (2003) adalah
konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang
diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam
kehidupan mereka sendiri-sendiri. Pengetahuan dan ketrampilan siswa diperoleh
dari usaha siswa menkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru ketika
ia belajar. Sedangkan menurut Johnson (2002) CTL adalah sebuah proses
pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna dalam materi
akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan Subjek-Subjek
dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks
keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem
tersebut meliputi tujuh komponen berikut : membuat keterkaitan-keterkaitan yang
bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan pembelajaran yang
diatur sendiri melakukan kerja sama, membantu individu untuk tumbuh dan
berkembang, berfikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar yang tinggi, dan
menggunakan penilaian autentik.
a. Landasan Filosofi Model Pembelajaran Kontekstual
Para pendidik yang menyetujui pandangan ilmu pengetahuan bahwa alam
semesta itu hidup, tidak diam, dan bahwa alam semesta ditopang oleh tiga prinsip
41
saling bergantungan, diferensiasi, dan organisasi diri, harus menerapakan
pandangan dan cara berfikir baru mengenai pembelajaran dan pengajaran.
Menurut Johnson (2004) tiga pilar dalam system CTL, yaitu :
1) CTL mencerminkan prinsip saling bergantungan,saling ketergantungan
mewujudkan diri misalnya ketika para siswa bergabung untuk
memecahkan masalah dan ketika guru mengadakan pertemuan dengan
rekanya. Hal ini tampak jelas ketika subjek yang berbeda dihubungkan
dan ketika kemitraan menghubungkan sekolah dengan dunia bisnis dan
komonitas.
2) CTL, mencerminkan prinsip diferensiasi menjadi nyata ketika CTL,
menantang para siswa untuk saling menghormati keunikan masing-
masing, intuk menhormati perbedaan-perbedaan, untuk menjadi
kreatif,untuk bekerja sama,utuk menghasilkan gagasan dan hasil baru
yang berbeda, dan untuk menyadari bahwa keragaman adalah tanda
diri terlihat ketika para siswa mencari dan menemukan kemampuan
dan minat mereka sendiri yang berbeda, mendapat manfaat dari umpan
balik yang diberikan oleh penilaian aotentik, mengulas usaha-usaha
mereka dalam tuntunan tujuan yang jelas dan standar yang tinggi, dan
berperan serta dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa yang
membuat hari mereka bernyanyi.
42
Landasan filosofi CTL adalah kontruktivisme, yaitu filosofi belajar yang
menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus
mengkontruksi pengetahuan di benak mereka sendiri. Pengetahuan tidak dapat
dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta, atau proposisi yang terpisah, tetapi
mencerminkan ketrampilan yang dapat diterapkan. Kontruktivisme berakar pada
filsafat pragamatisme yang digagas oleh John Dewey pada abad ke 20, yaitu
sebuah filosofi belajar yang menekankan pada pengembangan minat dan
pengalaman siswa.
Anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar
akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajari bukan hanya
mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti
hanya berhasil dalam kompetensi ”mengingat” jangka pendek, tetapi gagal dalam
membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
Dengan Contextual Teaching and Learning (CTL) proses pembelajaran
diharapkan berpegang alamiah dalam bentuk kegiatan siswa untuk bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran
dipentingkan dari pada hasil. Dalam kontek itu siswa perlu mengerti apa makna
belajar, apa manfaatnya, merka dalam status apa dan bagaimana mencapainya.
Mereka akan menyadari bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya.
Dengan demikian mereka memposisikan dirinya yang memerlukan suatu bekal
untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya
dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai
pengarah dan pembimbing. Untuk menciptakan kondisi tersebut diperlukan
43
strategi belajar baru yang lebih memperdayakan siswa, sebuah strategi yang tidak
mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang
mendorong siswa mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka sendiri. Melalui
strategi CTL, siswa diharapkan belajar mengalami bukan menghafal.
b. Komponen Model Pembelajar CTL
Pembelajaran berbasis CTL menurut Sanjaya ( 2004 ) melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran, yakni : konstruktivisme ( Construkvisan),
bertanya ( Questioning ), menemukan ( inquiry ), masyarakat belajar ( learning
comonity), permodelan ( modeling ), dan penilaian sebenarnya ( autentic
assesment).
Kontruktivisme adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan
baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut
kontruktivisme, pengetahuan memang berasal dari luar tetapi dikontruksi oleh
dalam diri seseorang. Oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor
penting yaitu obyek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan Subjek
untuk menginterprestasi obyek tersebut. Asumsi ini melandasi CTL. Pembelajaran
melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengkontruksi
pengetahuannyan melalui proses pengamatan nyata yang dibangun oleh individu
sipembelajar.
Inkuiri, artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencairan dan
penemuan seleksi proses berfikir secara sistematis. Secara umum proses inkuiri
dapat dilakukan melalui beberapa langkah yaitu : 1) merumuskan masalah, 2)
44
mengajukan hepotesis, 3) mengumpulkan data, 4) menguji hepotesis, membuat
kesimpulan.
Penerapan azas inkuiri pada CTL dimulai dengan adanya masalah yang jelas yang
ingin dipecahkan, dengan cara mendorong siswa untuk menemukan masalah
sampai merumuskan kesimpulan. Asas menemukan dan berfikir sistematis akan
dapat menumbuhkan sikap ilmiah, sebagai dasar pembentukan kreativitas.
Bertanya adalah bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan. Dengan
adanya keingintahuanlah pengetahuan selalu dapat berkembang. Dalam
pembelajaran model CTL guru tidak menyampaikan informasi begitu saja tetapi
memancing siswa dengan bertanya agar siswa dengan bertanya dapat menemukan
jawabannya sendiri. Dengan demikian pengembangan ketrampilan guru dalam
bertanya sangat diperlukan. Hal ini sangat penting karena pertanyaan guru
menjadikan pembelajaran lebih produktif, yaitu berguna untuk :
1) Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan
pelajaran
2) Membangkitkan motivasi siswa untuk belajar
3) Merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu
4) Memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan
5) Membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.
Masyarakat belajar ( learning community ) didasarkan pada pendapat
Vygotaky, bahwa pengetahuan dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh
kominikasi dengan orang lain. Permasalahan tidak mungkin dipecahkan sendirian,
tetapi membutuhkan bantuan orang lain untuk saling membutuhkan. Dalam model
45
CTL, hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, teman,
antar kelompok, sumber lain dan bukan hanya guru. Dengan demikian asas
masyarakat belajar dapat diterapkan melalui belajar kelompok, dan sumber
sumber lain dari luar yang dianggap tahu tentang sesuatu yang menjadi fokus
pembelajaran.
Pemodelan (modeling) adalah proses pembelajaran dengan memperagakan
suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Sebagai contoh, membaca berita,
membaca lafal bahasa, mengoperasikan instrumen memerlukan contoh agar siswa
dapat mengerjakan dengan benar. Dengan demikian modeling merupakan asas
penting dalam pembelajaran melalui CTL, karena melalui CTL siswa dapat
terhindar dari verbalisme atau pengetahuan yang bersifat Teoretis-abstrak. Perlu
juga dipahami bahwa modeling tidak terbatas dari guru saja tetapi dapat juga
memanfaatkan siswa atau sumber lain yang mempunyai pengalaman atau
keahlian.
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajarinya
dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau peristiwa
pembelajaran telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai baik
yang bernilai positif atau tidak bernilai ( negatif ). Melalui refleksi siswa akan
dapat memperbarui pengetahuan yang telah dibentuknya serta menambah
khasanah pengetahuannya.
Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan
informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini
diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak,
46
penilaian itu berguna untuk mengetahui apakah pengalaman belajar mempunyai
pengaruh positif terhadap perkembangan siswa baik intelektual, mental, maupun
psikomotorik. Pembelajaran CTL lebih menekankan pada proses belajar dari pada
sekedar hasil belajar. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan terus menerus
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dan dilakukan secara terintergrasi.
Dalam CTL keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh
perkembangan kemampuan intelektual saja, akan tetapi perkembangan seluruh
aspek.
c. Langkah-langkah pembelajaran CTL
Secara sederhana langkah penerapkan CTL dalam kelas secara garis besar
adalah sebagai berikut :
1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya !
Dalam teori konstruktivisme dijelaskan bahwa struktur pengetahuan
dikembangkan oleh otak manusia melalui dua cara, asimilasi dan
akomodasi. Asimilasi maksudnya struktur pengetahuan baru dibangun
atas dasar pengetahuan yang sudah ada. Sementara itu, akomodasi
adalah struktur pengetahuan yang sudah ada dimodifikasi untuk
menampung dan menyesuaikan hadirnya pengalaman baru.
2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
Komponen inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis kontekstual. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh
47
peserta didik bukan hasil mengingat seperangkat fakta, melainkan dari
hasil menemukan sendiri. Kegiatan inkuiri dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
a) Merumuskan maslah
b) Mengambil/melakukan pengamatan
c) Menganalisis dan menyajikan hasil
d) Mengkomunikasikan kepada pembaca
3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya !
Bertanya merupakan strategi utama dalam pembelajaran berbasis
kontekstual. Tujuannya bertanya adalah untuk menggali informasi,
mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan
perhatian kepada aspek yang belum diketahuinya. Kegiatan bertanya
dapat diterapkan dalam bentuk ketika peserta didik berdiskusi, bekerja
dalam kelompok, menemui kesulitan, mengamati sesuatu. Kegiatan
bertanya ini dapat dilakukan antara sesama peserta didik, guru dengan
peserta didik, peserta didik dengan nara sumber.
4) Ciptakan masyarakat belajar ( belajar dalam kelompok-kelompok ) !
Ciri kelas berbasis masyarakat belajar adalah pembelajaran dilakukan
dalam bentuk kelompok-kelompok. Hasil pembelajaran diperoleh dari
kerja sama. Kelompok belajar disarankan terdiri atas peserta didik
yang kemampuannya hetrogen. Yang pandai mengajari yang lemah,
yang sudah tahu membimbing yang belum tahu, yang memiliki
gagasan segera menyampaikan usulnya. Kelompok belajar bisa
48
bervariasi, baik jumlahnya, maupun keanggotaanya, bisa juga
melibatkan peserta didik di kelas atasnya.
5) Hadirkan ” model ” sebagai contoh pembelajaran
Pemodelan dalam pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan
model atau contoh yang perlu ditiru. Anda yang merasa kurang mampu
membacakan puisi, atau bermain drama, tidak perlu cemas karena guru
bukan satu-satunya yang dapat dijadikan model. Anda dapat meminta
kepada teman sejawat, atau mendatangkan pihak luar, pembaca puisi,
atau pemain drama yang sudah terkenal. Dengan demikian andapun
dapat melaksanakan pembelajaran puisi drama lewat model tadi.
Demikian pula pembelajaran menulis/mengarang kita dapat
memberikan contoh-contoh tulisan yang baik yang telah kita pilih.
6) Lakukan refleksi di akhir penemuan !
Refleksi yang dimaksud disini adalah cara berfikir tentang apa yang
baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa yang baru
dilakukan. Refleksi juga merupakan tanggapan terhadap kegiatan yang
baru dilakukan atau pengetahuan yang baru diterima. Pada akhir
pembelajaran , kita menyediakan waktu sejenak agar peserta didik
melakukan refleksi. Kegiatan refleksi diwujudkan dalam bentuk :
a) Pernyataan langsung tentang semua yang diperolehnya.
b) Catatan di buku peserta didik
c) Kesan dan saran peserta didik tentang pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
49
d) Berlangsung
e) Diskusi dan
f) Hasil karya
7) Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara !
Penilaian pembelajaran berbasis kontekstual ini dilakukan dengan
mengamati peserta didik menggunakan bahasa, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas, Kemajuan belajar juga dinilai dari proses, bukan
semata-mata dari hasil. Penilaian bukan hanya oleh guru, melainkan
bisa juga dari teman atau orang lain. Asesmen autentik dilaksanakan
selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung secara
berkesinambungan dan terinergrasi. Asesmen tersebut pun
dilaksanakan untuk ketrampilan performasi.
Ciri kelas yang menggunakan Contextual Teaching & Learning :
• Pengalaman nyata
Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa
mengkontruksi pengetahuannya melalui proses pengamatan dan
pengalaman nyata yang dibangun oleh individu sipembelajar.
• Kerja sama saling menunjang
Dalam model CTL, hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan
orang lain, teman, antar kelompok, sumber lain dan bukan hanya guru.
Dengan demikian asas masyarakat belajar dapat diterapkan melalui belajar
kelompok, dan sumber-sumber lain dari luar yang dianggap tahu tentang
sesuatu yang menjadi fokus pembelajaran
50
• Gembira, belajar dengan bergairah
Menambah khasanah pengetahuan tentang berbagai model pembelajaran
inovatif menuju pelaksanaan pembelajaran yang aktif, inovatif,kreatif,
efektif dan menyenangkan.
• Pembelajaran terintergrasi
Pembelajaran CTL lebih menekankan pada proses belajar dari pada
sekedar belajar. Oleh karena itu penelitian dilakukan secara terus menerus
selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dan dilakukan secara
terintergrasi.
• Menggunakan berbagai sumber
Pembelajaran CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan
menolong siswa melihat makna di dalam materi akademik yang dipelajari
dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan kontek
kehidupan keseharian.
• Siswa aktif dan kritis
Membuat keterkaitan –keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan
yang berarti, melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan
kerja sama, membantu individu untuk numbuh dan berkembang, berpikir
kritis dan kreatif untuk mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan
penilaian autentik.
• Menyenangkan, tidak membosankan
Dalam pembelajaran CTL siswa didorong senang dan tidak bosan dalam
mempelajari berbagai macam pembelajaran.
51
• Sharing dengan teman
• Guru Kreatif
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan
subtansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang sudah ada
dengan penelitian yang akan dilakukan.
Menurut penelitian ada penulisan yang dianggap relevan dengan penelitian
ini, adalah :
Iksan ( 2008 ) yang mengadakan penelitian tentang Meningkatkan
Kemampuan Menulis Prosa melalui Teknik Parafrase Puisi berdasarkan data
empirik dalam penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti mulai kondisi
awal, tindakan pada siklus I dan Siklus II maka dapat disimpulkan bahwa melalui
teknik parafrase puisi dapat meningkatkan kemampuan menulis prosa.
C. Kerangka Berfikir
Pembelajaran bahasa Indonesia pada pokok bahasan menulis puisi di
sekolah belum menunjukan hasil yang diharapkan. Hal itu terlihat dari
kemampuan pembelajaran bahasa Indonesia pada pokok bahasan menulis puisi
yang dimiliki siswa selama ini dilihat masih kurang. Kenyataan di kelas bahwa
metode yang digunakan guru cenderung ceramah dan penugasan. Penggunaan
media pembelajaran yang digunakan guru masih terbatas pada buku.
Apabila pembelajaran tersebut dilakukan secara terus menerus akan
mengakibatkan kemampuan yang dimiliki siswa berkurang.
52
Dari uraian permasalahan diatas, peneliti berusaha untuk mencari
pemecahannya. Kerjasama dengan guru dilakukan untuk memperoleh alternatif
pemecahannya. Yaitu dengan penggunaan Contextual Teaching & Learning.
Dengan metode pembelajaran kontekstual diharapkan kemampuan siswa untuk
menulis puisi meningkat.
53
Secara skematis kerangka berfikir digambarkan sebagai gambar 1 dibawah ini
Masalah yang dihadapi sebelum tindakan
Bahan ajar Keaktifan siswa Kemampuan siswa kurang menulis puisi rendah
Perencanaan
Tindakan Penelitian Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Contextual Teaching and Learning
Refleksi
Hasil Akhir
Keaktifan siswa meningkat Kemampuan siswa menulis puisi meningkat
Gambar 1 : Skema Kerangka Berfikir
54
D. HIPOTESIS
Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori dan kerangka pemikiran
serta kondisi obyektif dilapangan, maka perlu dirumuskan hipotesis tindakan.
Hipotesis tindakan disusun sebagai berikut : Jika menggunakan Contextual
Teaching and Learning dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia ( Menulis
Puisi ) maka kemampuan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri 1 Klego
Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Tahun ajaran 2009/2010 akan meningkat.
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian.
Tempat Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1 Klego yang
beralamat di jalan Karanggede Gemolong Km 7 Kecamatan Klego Kabupaten
Boyolali, Sekolah ini terletak di ibukota kecamatan adalah merupakan sekolah
tertua di kecamatan Klego yang didirikan pada tahun 1943.
Memiliki 6 ruang kelas, 1 perpustakaan, 1 laboratorium computer, 1 kantor
kepala dan guru, 1 mushola yang semuanya menhadap ke jalan raya, dengan
tenaga kependidikan sejumlah 9 orang yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru
dan penjaga SD. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi penelitian adalah
peneliti sebagai guru di SDN 1 Klego sejak tahun 1988. kedua sekolah belum
pernah digunakan sebagai obyek penelitian yang sejenis sehingga terhindar
dari kemungkinan penelitian ulang, ketiga berdasarkan hasil pengamatan
peneliti di lapangan , terdapat permasalahan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama enam bulan, yakni bulan Juni –
November 2009. dengan rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat
dilihat pada table 1 berikut ini :
56
Tabel 1 : Waktu dan jenis Kegiatan Penelitian
Bulan No Kegiatan
Juni 2009
Juli 2009
Agustus 2009
September 2009
Oktober 2009
Nopember 2009
1 Penyusunan dan Pengajuan Proposal
XXXX
2 Mengurus izin Penelitian
X
3 Pelaksanaan Penelitian
XXX X
4 Analisis data
XXX
5 Penyusunan laporan
XXXX XXXX XXXX
B. Bentuk Dan Strategi Penelitian
1. Bentuk penelitian
Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas ( classroom action
research ). IGAK Wardhani, dkk ( 2007:1-3) Penelitian tindakan kelas merupakan
terjemahan dari Classroom Action Researh. yaitu Penelitian tindakan kelas
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang reflektif,. Kegiatan
penelitian berangkat dari permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam
proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalahnya
57
dan ditindak lanjuti dengan tindakan-tindakan terencana da terukur. Oleh karena
itu, maka penelitian tindakan kelas membutuhkan kerjasama antara peneliti, guru,
siswa dan staf sekolah lainya untuk menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih
baik.
Sarwiji Suwandi ( 2008:34) langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan
melalui empat tahap yaitu perencanaan ( planning ), tindakan ( acting ),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
2. Strategi Penelitian.
Strategi penelitian adalah penelitian tindakan kelas secara rinci diuraiakan
sebagai berikut :
a. Tahap persiapan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
a Membuat skenario pembelajaran
b Mempersiapkan instrumen penelitian
c Mempersiapkan dan merancang tindakan yang sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
d Mengajukan solusi alternatif
b. Tindakan Pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan proses
pembelajaran sesuai rancangan. Setiap tindakan dan proses pembelajaran
tersebut selalu diikuti kegiatan pemantauan.
c. Tiap pengamatan dan interprestasi dilakukan dengan mengamati dan
menginterprestasi aktivitas penerapan tindakan pada pembelajaran. Pada tahap
insterprestasi, proses koreksi hasil kerja akan dilaksanakan. Interprestasi ini
58
berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi
permasalahan yang ada.
d. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan
dan interprestasi sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang perlu di
perbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Dari hasil
penarikan kesimpulan tersebut, dapat diketahui apakah penelitian ini mencapai
keberhasilan. Arikunto ( 2006:63) menjelaskan bahwa refleksi adalah kegiatan
mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti apa yang
telah dicatat dalam pengamatan.
C. Subjek Data
Dalam hal ini peneliti mengambil subjek penelitian siswa dan guru kelas 5
SD Negeri Klego 1 Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali. Dalam pembelajaran
bahasa Indonesia pada pokok bahasan menulis puisi.
D. Sumber Data
Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang kemampuan
siswa dalam menulis puisi dalam pelajaran bahasa indonesia.
Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi :
1) Informan atau nara sumber, yaitu siswa dan guru
2) Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran bahasa indonesia
pada pokok bahasan menulis puisi
3) Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa kurikulum, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, hasil pekerjaan siswa dan buku penilaian.
59
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi
pengamatan, wawancara atau diskusi, kajian dokumen, dan tes yang masing-
masing secara singkat diuraian sebagai berikut :
1) Pengamatan
Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan berperan serta
secara pasif. Pengamatan itu dilakukan terhadap guru ketika
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa
selama proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan dilakukan
oleh peneliti dengan mengambil tempat duduk paling belakang. Dalam
posisi itu, peneliti dapat secara lebih leluasa melakukan pengamatan
terhadap aktivitas belajar mengajar siswa dan guru di kelas.
Pengamatan terhadap guru difokuskan pada kegiatan guru dalam
melaksanakan pembelajaran bahasa indonesia dalam pokok bahasan
menulis puisi. Pengamatan terhadap kinerja juga diarahkan pada
kegiatan guru dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa,
mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa, mengelola
kelas, memberikan latihan dan umpan balik, dan melakukan penilaian
terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu pengamatan terhadap siswa
difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran,
seperti terlihat pada keaktifan bertanya dan menanggapi stinuli baik
yang datang dari guru atau teman lain, keaktifan siswa dalam
mengerjakan tugas, dan sebagainya.
60
2) Wawancara
Wawancara dilakukan setelah hasil pengamatan di kelas maupun
kajian dokumen. Wawancara dilakukan antara peneliti dan guru.
Wawancara dengan guru dilaksanakan setelah melakukan pengamatan
pertama terhadap kegiatan belajar mengajar dimaksudkan untuk
memperoleh tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran bahasa indonesia, khususnya pembelajaran menulis
puisi. Dari wawancara itu serta kegiatan pengamatan dan kajian
dokumen yang telah dilakukan diidentifikasikan permasalahan-
permasalahan yang berkenan dengan pembelajaran menulis puisi serta
faktor-faktor penyebabnya. Selain untuk mengidentifikasi
permasalahan wawancara dilakukan setelah dan atas dasar hasil
pengamatan di kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang
ada.
3) Kajian dokumen
Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang
ada., seperti Kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pelajaran yang dibuat
guru, buku atau materi pelajaran, hasil ulangan dan nilai yang dibeikan
oleh guru.
4) Tes
Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang
diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes menulis
puisi diberikan pada awal penelitian untuk mengidentifikasi
61
kekurangan atau kelemahan siswa dalam menulis puisi dan setiap akhir
siklus untuk mengetahui peningkatan mutu hasil menulis puisi. dengan
perkataan lain, tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat
perkembangan kemampuan siswa sesuai dengan siklus yang ada.
F. Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang
digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain adalah trianggulasi dan
review informan kunci.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan
memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
pembandingan data itu (Lexy H.Moleong.1995:178). Teknik trianggulasi yang
digunakan antara lain berupa sumber data dan pengumpulan data. Misalnya, untuk
mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam kegiatan menulis puisi
dan faktor-faktor penyebabnya, peneliti melakukan hal-hal berikut : (1)
memberikan tes menulis puisi dan selanjutnya menganalisis hasil tulisan puisi itu
untuk mengidentifikasi kesalahan yang masih mereka buat dan (2) melakukan
wawancara dengan guru untuk mengetahui pandangan guru tentang hambatan-
hambatan yang dialami siswa dalam menulis puisi, fasilitas pembelajaran yang
dimiliki atau tidak dimiliki sekolah, kegiatan pembelajaran menulis puisi di kelas,
penilaian yang dilakukan guru dan sebagainya.
62
Review informan kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interprestasi
temuan kepada informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan
informan tentang data atau interprestasi temuan tersebut
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah
berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif dan teknik
analisis kritis. Teknik deskriptif komperatif digunakan untuk data kuantitatif,
yakni dengan membandingkan hasil antar siklus. Peneliti membandingkan hasil
sebelum penelitian dengan hasil akhir setiap siklus. Misalnya membandingkan
rerata nilai kemampuan menulis siswa pada kondisi sebelum tindakan, setelah
siklus I, stelah sikluas II, dan seterusnya. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan
untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses
belajar mengajar berdasarkan kritiria normatif yang diturunkan dari kajian
Teoretis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar
dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan
siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan/atau setelah pengumpulan
data.
H. Indikator Kinerja
Menurut Sarwiji Suwandi ( 2008:70 ) indikator kinerja merupakan
rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau lolok ukur dalam menentukan
keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan menulis puisi melalui
pembelajaran Contextual, Teaching and Learning. Indikator penelitian ini
63
bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP Bahasa Indonesia kelas V serta nilai
Kritiria Ketuntasan Minimal ( KMM ) menulis puisi dua atau tiga bait sesuai
dengan langkah-langkah menulis puisi. Indikator kinerja kemampuan menulis
puisi setiap siklus berbeda-beda dijabarkan pada tabel berikut :
No Siklus Ukuran Keberhasilan Target Teknik Pengumpulan Evaluasi
1 I a. Siswa Mampu menulis puisi
b.Siswa yang memperoleh
Nilai di atas KKM
2 kemampuan 1. Mampu
menyampaikan gagasan
2. Mampu Menentukan Tema
60 %
Unjuk kerja
2 II a. Siswa Mampu menulis puisi
b.Siswa yang memperoleh
Nilai di atas KKM
3 kemampuan 1. Mampu
menyampaikan gagasan
2. Mampu Menentukan Tema
3. Mampu memilih bahan ( kata-kata)
70%
Unjuk kerja
3 III a. Siswa Mampu menulis puisi
b.Siswa yang memperoleh
Nilai di atas KKM
4 kemampuan 1. Mampu
menyampaikan gagasan
2. Mampu Menentukan Tema
3. Mampu memilih bahan ( Kata-kata )
4. Mampu menyusun bahan ( kata-kata )
80 %
Unjuk kerja
Tebel 2 Indikator Kinerja
64
I. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menempuh prosedur dengan tahap-
tahap sebagai berikut :
1. Siklus Pertama ( Siklus 1 )
a. Merencanakan tindakan yang dilakukan pada siklus 1, dengan siswa
disuruh menulis puisi
b. Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan pada siklus 1 yaitu
pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media buku ajar yang
ada.
c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus 1
d. Membuat refleksi/tindakan pada siklus 1 oleh peneliti dan guru
e. Melakukan refleksi atau tindakan oleh peneliti.
2. Siklus Kedua ( Siklus 2 )
a. Merencanakan tindakan pada siklus 2 yang berdasarkan perbaikan pada
siklus 1 dengan media alam sekitar, lingkungan., sosial dan budaya.
b. Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan pada siklus 1 yaitu
pembelajaran menulis puisi secara kelompok dengan media alam sekitar,
lingkungan, sosial dan budaya.
c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus 2
d. Membuat refleksi pada siklus 2 oleh peneliti dan guru
e. Melakukan refleksi atau tindakan oleh peneliti
65
3. Siklus Ketiga ( Siklus 3 )
a. Merencanakan tindakan pada siklus 2 yang berdasarkan perbaikan pada siklus
1 dengan media alam sekitar, lingkungan dan sosial budaya.
b. Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan pada siklus 1 yaitu
pembelajaran menulis puisi dengan media buku ajar yang ada
c. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran siklus 3
d. Melakukan refleksi analisis analisis dari tindakan yang telah dilakukan.
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan proses penelitian terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan survei awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata
yang ada di lapangan. Hasil survei awal antara lain :
1. Siswa sulit menulis puisi
2. Rendahnya nilai menulis puisi
Dari hasil pengamatan yang diperoleh pada hasil ulangan nilainya masih rendah,
yaitu :
a. Nilai rata rata kelas 55.41
b. sedangkan Nilai ketuntasan kelas adalah 6.50
c. anak yang mendapat nilai diatas ketuntasan adalah : 0
d. Jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah nilai ketuntasan adalah
18 siswa
Secara rinci dapat dilihat pada tabel 3 dan grafik 2 berikut ini :
67
Tabel 3 DATA DAFTAR NILAI KEMAMPUAN MENULIS PUISI
SEBELUM TINDAKAN
ASPEK YANG DINILAI NO URUT SISWA PENYAMPAIAN
GAGASAN MENENTUKAN
TEMA MEMILIH
KATA-KATA MENYUSUN KATA-KATA
JUMLAH RATA-RATA
1 40.00 50.00 45.00
45.00
180.00
45.00
2 50.00 50.00 50.00
50.00
200.00
50.00
3 50.00 50.00 50.00
50.00
200.00
50.00
4 65.00 60.00 65.00
55.00
245.00
61.25
5 50.00 50.00 55.00
60.00
215.00
53.75
6 55.00 55.00 55.00
55.00
220.00
55.00
7 55.00 50.00 60.00
50.00
215.00
53.75
8 60.00 60.00 65.00
55.00
240.00
60.00
9 60.00 50.00 60.00
60.00
230.00
57.50
10 55.00 50.00 60.00
60.00
225.00
56.25
11 50.00 55.00 50.00
50.00
205.00
51.25
12 55.00 50.00 50.00
50.00
205.00
51.25
13 50.00 50.00 50.00
50.00
200.00
50.00
14 50.00 60.00 55.00
60.00
225.00
56.25
15 60.00 65.00 60.00
60.00
245.00
61.25
16 55.00 55.00 60.00
60.00
230.00
57.50
17 65.00 60.00 65.00
65.00
255.00
63.75
18 65.00 60.00 65.00
65.00
255.00
63.75
RATA-RATA 55.00 54.44 56.67
55.56
221.67 55.41
68
SIS
WA
NILAI
Gambar 2 Grafik Nilai kemampuan Menulis Puisi Sebelum Tindakan
B. Deskripsi Hasil Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin 20 Juli 2009 di
ruang guru SD Negeri 1 Klego, Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan
rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini.
Kemudian ada kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I
dilaksanakan dalam 2 pertemuan yaitu pada hari Rabu 22 Juli 2009 dan hari
Jumat 24 Juli 2009
Berdasarkan hasil survey dan pengamatan peneliti pada pelaksanaan penelitian
bahwa siswa sangat sulit menulis puisi, nilai kemampuan menulis puisi
rendah.hal tersebut disebabkan karena kurang tepatnya strategi pembelajaran
yang diterapkan guru. Peneliti dan guru melakukan langkah-langkah
perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode
Contextual Teaching and Learning yang pelaksanaan tindakan pada sklus I
dilaksanakan 2 pertemuan ( dengan alokasi waktu 3 X 35 menit ). Dengan
69
berpedoman Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD tahun 2006 kelas V.
Peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran sebagai
berikut :
1) Mempelajari dan memilih KTSP SD dan Silabus kelas V
Standar Kompetensi : Menggunakan pikiran, perasaan, informasi dan fakta
secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas.
Kompetensi Dasar : Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.
Indikator : Siswa mampu menjelaskan langkah-langkah menulis puisi
Siswa mampu menulis 2 – 3 bait puisi sesuai dengan langkah-langkah
menulis puisi.
b. Tindakan
Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran dengan penggunaan metode
cotextual teaching and learning sesuai dengan rencana pembelajaran yang
telah disusun. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus I dengan
menggunakan media Perpustakaan
1) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan kesatu dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 22 Juli 2009
materi menulis puisi adalah mengemukakan gagasan dan tema sesuai
dengan media yang dilihat dalam bentuk tulisan. Sebagai kegiatan awal
guru mengadakan kegiatan tanya jawab tentang puisi, tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai yaitu mengemukakan gagasan, menentukan tema dalam
bentuk tulisan. Siswa membuat kelompok sesuai dengan kelompoknya
masing masing yaitu siswa dibagi menjadi empat kelompok masing masing
70
kelompok adalah empat siswa. Kegiatan siswa yang dilakukan yaitu
keperpustakaan, kemudian siswa menyampaikan gagasan tema sesuai apa
yang dilihat di Perpustakaan dalam bentuk tulisan. Guru memberikan
penilaian terhadap gagasan, tema yang diajukan dalam bentuk tulisan.
Kegiatan selanjutnya guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
bertanya apabila ada yang kurang jelas. Sebagai tindak lanjut, guru
memberikan pesan pesan agar selalu rajin belajar dan memberikan tugas
untuk memperhatikan tentang gagasan, tema, dalam bentuk puisi.
2) Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 24 Juli 2009
materi menulis puisi adalah tentang alam sekitar dalam kehidupan sehari
hari ( Jalan raya ) sesuai apa yang dilihat sehingga timbul gagasan, ide-ide
dan tema dalam bentuk tulisan puisi. Sebagai kegiatan awal guru
mengadakan tanya jawab tentang puisi, tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai yaitu menentukan gagasan, tema, Siswa membuat kelompok sesuai
dengan kelompoknya masing masing yaitu siswa dibagi menjadi 4
kelompok yang masing masing kelompok adalah 4 siswa. Kegiatan yang
dilakukan yaitu diajak diluar kelas menuju jalan raya. Kemudian siswa
mengadakan pengamatan jalan raya kemudian siswa menyampaikan
gagasan, tema, dalam bentuk tulisan puisi. Kegiatan selanjutnya guru
memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila kurang jelas.
Sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan pesan rajin belajar dan
71
berlatih. Nilai kemampuan menulis puisi dapat dilihat pada lampiran adapun
hasilnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
a. Nilai rata rata kelas 61.80
b. sedangkan Nilai ketuntasan kelas adalah 6.50
c. anak yang mendapat nilai diatas ketuntasan adalah : 5 siswa
d. Jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah nilai ketuntasan adalah 13.
e. Nilai tertinggi : 70.00
f. Nilai terendah : 57.50
Secara rinci dapat dilihat di Tabel 4 dan Gambar 3 berikut ini :
72
Tabel 4
DATA DAFTAR NILAI KEMAMPUAN MENULIS PUISI
SIKLUS I
ASPEK YANG DINILAI
NO URUT SISWA PENYAMPAIAN
GAGASAN MENENTUKAN
TEMA
MEMILIH KATA-KATA
MENYUSUN KATA-KATA
JUMLAH RATA-RATA
1
60.00
55.00 - -
115.00
57.50
2
65.00
50.00 - -
115.00
57.50
3
65.00
55.00 - -
120.00
60.00
4
70.00
65.00 - -
135.00
67.50
5
65.00
50.00 - -
115.00
57.50
6
65.00
60.00 - -
125.00
62.50
7
60.00
60.00 - -
120.00
60.00
8
65.00
65.00 - -
130.00
65.00
9
60.00
60.00 - -
120.00
60.00
10
60.00
60.00 - -
120.00
60.00
11
60.00
60.00 - -
120.00
60.00
12
60.00
55.00 - -
115.00
57.50
13
60.00
60.00 - -
120.00
60.00
14
60.00
60.00 - -
120.00
60.00
15
65.00
70.00 - -
135.00
67.50
16
60.00
60.00 - -
120.00
60.00
17
70.00
70.00 - -
140.00
70.00
18
70.00
70.00 - -
140.00
70.00
RATA-RATA
63.33
60.28
123.61
61.80
NILAI TERTINGGI 70 70 140.00 70 NILAI TERENDAH 60 55 115.00 57.50
73
GRAFIK NILAI KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SIKLUS I ASPEK MENYAMPAIKAN GAGASAN DAN MENENTUKAN TEMA
SIS
WA
NILAI
Gambar 3
Grafik Nilai Kemampuan menulis puisi siklus I Aspek menyampaikan gagasan dan tema
c. Pengamatan
Berdasarkan pengamatan dilapangan siklus satu selama 2 kali pertemuan
diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut :
1) Kegiatan guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang dirancang sebelumnya dan menggunakan
waktu dengan tepat.
2) Guru sudah memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran dan
mengarahkan kegiatan siswa menggunakan berbagai sumber sesuai
rencana pelaksanaan pembelajaran serta memberikan motifasi kepada
siswa yaitu dengan cara memberikan reword atau ucapan kata ya, bagus,
lanjutkan, pintar.
74
3) Rendahnya aspek menyampaikan gagasan, tema disebabkan oleh kurang
minatnya siswa terhadap pembelajaran menulis puisi
4) Kurang berhasilnya guru karena belum mampu mengarahkan siswa untuk
lebih imajinatif dalam kegiatan penulisan.
5) Kurang efektifnya pembelajaran yang diciptakan guru yang disebabkan
oleh kurang tepatnya strategi pembelajaran.
d. Refleksi
Data yang diperoleh melalui pengamatan dikumpulkan kemudian dianalisis.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan
tindakan, peneliti melakukan refleksi sebagai berikut :
1) Siswa yang melakukan kemampuan menulis puisi semua siswa telah
melakukan pada pembelajaran siklus pertama. Prosentase jumlah
kemampuan menulis puisi yang dilakukan oleh siswa dari seluruh
kemempuan menulis puisi yang terakomodasi pada materi pembelajaran.
2) Nilai rata rata kelas kemampuan menulis puisi pada aspek menyampaikan
gagasan 63.33 poin atau 63.33 % dan kemampuan menentukan tema
59.72 poin atau 59.72 %. dari rata-rata kelas pada siklus I bahwa
kemampuan menulis puisi pada aspek menyampaikan gagasan belum
mencapai nilai KKM, sedangkan aspek memilih tema dan mencari kata-
kata belum mencapai nilai KKM.
3) Agar minat siswa untuk berlatih menulis puisi siswa didorong untuk
berinteraksi dengan alam sekitar yang ada dilingkungan dalam kehidupan
sehari-hari.
75
4) Strategi pembelajaran yang tepat bisa memicu pengembangan potensi dan
kreatifitas siswa dalam menulis puisi.
Dari hasil penelitian siklus I, maka peneliti mengulas secara cermat bahwa ada
beberapa siswa yang belum menunjukan kemampuan menulis puisi secara
maksimal. Dan dalam hasil unjuk kerja ada beberapa anak yang belum mencapai
KKM. Berdasarkan hasil siklus I peneliti melanjutkan siklus ke II dengan media
alam sekitar dalam kehidupan sehari-hari.
C. Deskripsi Hasil Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin, 27 Juli 2009
di ruang guru SD Negeri 1 Klego. Peneliti dan guru kelas V mendiskusikan
rancangan tindakan yang akan dilakukan.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I diketahui bahwa belum menunjukan
adanya peningkatan kemampuan menulis puisi yang cukup signifikan. Karena
dari dua aspek yang ditetapkan baru aspek gagasan sedangkan pemilihan tema.
Oleh karena itu peneliti dengan arahan observer serta pertimbangan masukan
dari dosen pembimbing, kembali mengulang pembelajaran menulis puisi
dengan menggunakan aspek gagasan, tema dan pemilihan kata-kata.
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam 2 pertemuan ( dengan
alokasi waktu 3 X 35 menit ). Upaya mengatasi berbagai kekurangan yang ada
perlu diperbaiki guru dalam mengajarkan menulis puisi yang meliptui :
1) Guru sebaiknya memberikan dorongan /pengarahan minat kepada siswa
agar kesungguhan siswa dalam berlatih menulis puisi.
76
2) Guru sebaiknya memberikan Strategi pembelajaran siswa yang
menyenangkan, dari suasana yang menyenangkan siswa dapat lebih aktif,
kreatif dan inovatif
Mengingat hasil analisis terhadap unjuk kerja siswa pada siklus I, sebagian
siswa masih mengalami kesulitan pada kemampuan menyampaikan gagasan,
menentukan tema rancangan kegiatan belajar mengajarnya menekankan pada
aspek gagasan, tema, tetapi aspek gagasan termasuk dalam kritiria penilaian.
Dengan berpedoman pada Kurikulum KTSP 2006 kelas V. Peneliti dan guru
melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan strategi Contextual, Teaching and Learning dengan media alam
sekitar dalam kehidupan sehari-hari yaitu permainan Egrang dan Puskesmas
sebagai berikut :
1) Mempelajari dan memilih KTSP SD dan Silabus Kelas V
Standar Kompetensi : mengungkapakan gagasan, tema dan pemilihan kata-kata
dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas.
Kompetensi Dasar : Menulis puisi dengan gagasan, tema dan kata-kata yang
tepat.
Indikator : Siswa mampu menjelaskan pengertian puisi
Siswa mampu menjelaskan langkah-langkah menulis puisi
Siswa mampu menulis puisi tentang apa yang dilihat di alam sekitar
dalam kehidupan sehari-hari. ( Permainan Egrang dan Puskesmas )
77
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran dengan penggunaan
media pasar sesui dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran
yang telah disusun pada siklus ke II dengan menggunakan media pasar akan
dilaksanakan 2 kali pertemuan
1) Pertemuan pertama
Pada pertemuan kesatu dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Juli 2009 materi
menulis puisi adalah mencetuskan gagasan, menentukan tema, dan memilih
kata kata yang tepat. Sebagai kegiatan awal guru mengadakan tanya jawab
tentang materi yang lalu. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu menulis
puisi sesuai dengan alam sekitar dalam kehidupan sehari hari. Siswa
memperhatikan penjelasan dari guru kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan
yang dilakukan siswa yaitu mengamati permainan Egrang dan Puskesmas.
Setelah mengadakan pengamatan secara kelompok siswa melakukan unjuk
kerja berupa penyampaian gagasan, menentukan tema, memelih kata kata
secara tepat dalam bentuk tulisan puisi. Guru memberikan penilaian yaitu
relevansi gagasan yang dilihat, menentukan tema dan memelih kata kata yang
tepat. Kegiatan selanjutnya guru melakukan refleksi dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas.
2) Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 31 Juli 2009
materi menulis puisi adalah tentang menyampaikan gagasan, tema, pemilihan
kata kata. Sebagai kegiatan awal guru mengadakan tanya jawab tentang materi
78
yang lalu. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu menulis puisi. Siswa
memperhatikan penjelasan dari guru kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian
siswa mengamati media alam sekitar dan kehidupan sehari hari berupa
permainan Egrang dan Puskesmas. Setelah mengadakan pengamatan secara
kelompok siswa melakukan unjuk kerja berupa penyampaian gagasan,
menentukan tema, memelih kata kata secara tepat dalam bentuk tulisan puisi.
Guru memberikan penilaian yaitu relevansi gagasan yang dilihat, menentukan
tema dan memelih kata kata yang tepat. Kegiatan selanjutnya guru melakukan
refleksi dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila
ada yang kurang jelas. Serta menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Foto pada siklus ke II dapat dilihat pada lampiran. Nilai hasil
belajar kemampuan menulis puisi pada siklus II pada lampiran. Adapun hasil
nilai kemampuan menulis puisi terlihat berikut ini :
a. Nilai rata rata kelas 65.28
b. sedangkan Nilai ketuntasan kelas adalah 65.00
c. anak yang mendapat nilai diatas ketuntasan adalah : 11siswa
d. Jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah nilai ketuntasan adalah 5 siswa
e. Nilai rata-rata tertinggi 70.00
f. Nilai rata rata terendah 57.50
Secara rinci dapat dilihat pada tabel 5 dan gambar 4 berikut ini :
79
DATA DAFTAR NILAI KEMAMPUAN MENULIS PUISI SIKLUS II
ASPEK MENYAMPAIAN GAGASAN, MENENTUKAN TEMA MEMILIH KATA
ASPEK YANG DINILAI NO URUT
SISWA PENYAMPAIAN GAGASAN
MENENTUKAN TEMA
MEMILIH KATA-KATA
MENYUSUN KATA-KATA
JUMLAH RATA-RATA
1
55.00
55.00
60.00 170.00
56.67
2
65.00
65.00
65.00 195.00
65.00
3
65.00
65.00
65.00 195.00
65.00
4
70.00
75.00
70.00 215.00
71.67
5
65.00
60.00
65.00 190.00
63.33
6
65.00
65.00
65.00 195.00
65.00
7
60.00
65.00
65.00 190.00
63.33
8
60.00
65.00
65.00 190.00
63.33
9
70.00
70.00
70.00 210.00
70.00
10
65.00
60.00
65.00 190.00
63.33
11
60.00
65.00
65.00 190.00
63.33
12
65.00
65.00
65.00 195.00
65.00
13
65.00
65.00
60.00 190.00
63.33
14
65.00
70.00
65.00 200.00
66.67
15
65.00
70.00
65.00 200.00
66.67
16
60.00
70.00
65.00 195.00
65.00
17
70.00
70.00
65.00 205.00
68.33
18
70.00
75.00
65.00 210.00
70.00
RATA-RATA
64.44
66.39
65.00
195.83
65.28
NILAI TERTINGGI 70.00 70.00 70.00 140.00 70.00 NILAI TERENDAH 60.00 55.00 60.00 115.00 57.50
80
Grafik Nilai Kemampuan Menulis Puisi Siklus II Aspek menyampaikan gagasan, menentukan tema dan memilih kata
SIS
WA
NILAI
Gambar 4 Grafik Nilai Kemampuan Menulis Puisi Siklus II
c. Pengamatan
Berdasarkan pengamatan dilapangan siklus dua selama 2 kali pertemuan
diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut :
1) Kegiatan guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang dirancang sebelumnya dan menggunakan
waktu dengan tepat.
2) Guru sudah memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran dan
mengarahkan kegiatan siswa menggunakan berbagai sumber sesuai
rencana pelaksanaan pembelajaran serta memberikan motifasi kepada
siswa yaitu dengan cara memberikan reword atau ucapan kata ya, bagus,
lanjutkan, pintar.
3) Rendahnya aspek menyampaikan gagasan, tema disebabkan oleh kurang
minatnya siswa terhadap pembelajaran menulis puisi
81
4) Kurang berhasilnya guru karena belum mampu mengarahkan siswa untuk
lebih imajinatif dalam kegiatan penulisan.
5) Kurang efektifnya pembelajaran yang diciptakan guru yang disebabkan
oleh kurang tepatnya strategi pembelajaran.
d. Refleksi
Data yang diperoleh melalui pengamatan dikumpulkan kemudian
dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan selama proses
pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi sebagai berikut :
1) Siswa yang melakukan kemampuan menulis puisi semua siswa telah
melakukan pada pembelajaran siklus kedua. Prosentase jumlah
kemampuan menulis puisi yang dilakukan oleh siswa dari seluruh
kemempuan menulis puisi yang terakomodasi pada materi
pembelajaran adalah 100 %
2) Nilai rata rata kelas kemampuan menulis puisi pada aspek
menyampaikan gagasan 64.44 poin atau 64.44 % dan kemampuan
menentukan tema 66.39 poin atau 66.39 %. Memilih kata-kata 65
poin 65 % dari rata-rata kelas pada siklus II bahwa kemampuan
menulis puisi pada aspek menyampaikan gagasan belum mencapai
nilai KKM, sedangkan aspek memilih tema dan mencari kata-kata
belum dan menyusun kata-kata telah mencapai nilai KKM.
3) Agar minat siswa untuk berlatih menulis puisi siswa didorong untuk
berinteraksi dengan alam sekitar yang ada dilingkungan dalam
kehidupan sehari-hari.
82
4) Strategi pembelajaran yang tepat bisa memicu pengembangan potensi
dan kreatifitas siswa dalam menulis puisi.
Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas secara cermat
bahwa ada beberapa siswa yang belum menunjukan kemampuan menulis puisi
secara maksimal. Dan dalam hasil unjuk kerja ada beberapa anak yang belum
mencapai KKM. Berdasarkan hasil siklus II peneliti melanjutkan siklus ke III
dengan strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan media
alam sekitar dalam kehidupan sehari-hari ( Pasar dan Sawah ).
D. Deskripsi Hasil Siklus III
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin 3 Agustus
2009 di ruang guru SD Negeri 1 Klego. Peneliti dan guru kelas V
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses
penelitian berikutnya.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II diketahui bahwa kemampuan menulis
puisi meningkat dengan signifikan. Karena dari empat aspek yang ditetapkan
baru tiga aspek yaitu gagasan, penentuan tema dan memilih kata-kata.
sedangkan menyusun kata-kata belum dimasukan. Oleh karena itu peneliti
dengan arahan observer serta pertimbangan masukan dari dosen pembimbing,
kembali mengulang pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan aspek
gagasan, tema dan pemilihan kata-kata, dan susunan kata-kata menjadi tulisan
puisi bebas.
83
Pelaksanaan tindakan pada siklus III dilaksanakan dalam 2 pertemuan (
dengan alokasi waktu 3 X 35 menit ). Upaya mengatasi berbagai kekurangan
yang ada perlu diperbaiki guru dalam mengajarkan menulis puisi yang
meliputi :
1) Guru sebaiknya memberikan dorongan /pengarahan minat kepada siswa
agar kesungguhan siswa dalam berlatih menulis puisi.
2) Guru sebaiknya memberikan Strategi pembelajaran siswa yang
menyenangkan, dari suasana yang menyenangkan siswa dapat lebih aktif,
kreatif dan inovatif
Mengingat hasil analisis terhadap unjuk kerja siswa pada siklus II,
sebagian siswa masih mengalami kesulitan pada kemampuan menyampaikan
gagasan, menentukan tema, memilih kata-kata dan menyusun kata-kata karena
kurangnya perbendaharaaan kata, rancangan kegiatan belajar mengajarnya
selanjutnya menekankan pada aspek susunan kata-kata tetapi aspek gagasan, tema,
dan kata-kata termasuk dalam kritiria penilaian. Dengan berpedoman pada
Kurikulum KTSP 2006 kelas V. Peneliti dan guru melakukan langkah-langkah
perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan strategi
Contextual, Teaching and Learning dengan media alam sekitar dalam kehidupan
sehari-hari yaitu Pasar dan Sawah sebagai berikut :
Mempelajari dan memilih KTSP SD dan Silabus Kelas V
Standar Kompetensi : mengungkapakan gagasan, tema dan pemilihan kata-kata
dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas.
84
Kompetensi Dasar : Menulis puisi dengan gagasan, tema dan kata-kata yang
tepat.
Indikator : Siswa mampu menjelaskan pengertian puisi
Siswa mampu menjelaskan langkah-langkah menulis puisi
Siswa mampu menulis puisi tentang apa yang dilihat di alam sekitar dalam
kehidupan sehari-hari. ( Permainan Egrang dan Puskesmas )
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran dengan penggunaan
media pasar dan sawah sesuaia dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.
Pembelajaran pada siklus ke II dengan menggunakan media pasar dan sawah akan
dilaksanakan 2 kali pertemuan
1) Pertemuan pertama
Pada pertemuan kesatu dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29 Juli 2009
materi menulis puisi adalah mencetuskan gagasan, menentukan tema, dan
memilih kata kata yang tepat. Sebagai kegiatan awal guru mengadakan
tanya jawab tentang materi yang lalu. Menyampaikan tujuan pembelajaran
yaitu menulis puisi sesuai dengan alam sekitar dalam kehidupan sehari hari.
Siswa memperhatikan penjelasan dari guru kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan yang dilakukan siswa yaitu mengamati permainan Egrang dan
Puskesmas. Setelah mengadakan pengamatan secara kelompok siswa
melakukan unjuk kerja berupa penyampaian gagasan, menentukan tema,
memelih kata kata secara tepat dalam bentuk tulisan puisi. Guru
memberikan penilaian yaitu relevansi gagasan yang dilihat, menentukan
85
tema dan memelih kata kata yang tepat. Kegiatan selanjutnya guru
melakukan refleksi dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya apabila ada yang kurang jelas.
2) Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 Agustus 2009
materi menulis puisi adalah tentang menyampaikan gagasan, tema,
pemilihan kata kata dan menyusun kata-kata. Sebagai kegiatan awal guru
mengadakan tanya jawab tentang materi yang lalu. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yaitu menulis puisi. Siswa memperhatikan penjelasan dari
guru kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian siswa mengamati media
alam sekitar dan kehidupan sehari hari berupa Pasar dan Sawah. Setelah
mengadakan pengamatan secara kelompok siswa melakukan unjuk kerja
berupa penyampaian gagasan, menentukan tema, memelih kata dan
menyusun kata-kata kedalam tulisan puisi bebas. Guru memberikan
penilaian yaitu penyampaian gagasan, tema, pemilihan kata-kata yang
dilihat, Kegiatan selanjutnya guru melakukan refleksi dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang jelas.
Serta menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Foto
pada siklus ke III dapat dilihat pada lampiran. Nilai hasil belajar
kemampuan menulis puisi pada siklus II pada lampiran. Adapun hasil nilai
kemampuan menulis puisi terlihat pada tabel dan grafik dibawah ini :
a. Nilai rata rata kelas 69.23
b. sedangkan Nilai ketuntasan kelas adalah 65.00
86
c. anak yang mendapat nilai diatas ketuntasan adalah : 18 siswa
d. Jumlah siswa yang mendapat nilai dibawah nilai ketuntasan adalah 0
siswa
Secara rinci dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut ini :
Grafik Nilai Kemampuan Menulis Puisi Siklus III
SIS
WA
NILAI
Gambar 5 Grafik Nilai Kemampuan Menulis Puisi Siklus III
e. Pengamatan
Berdasarkan pengamatan dilapangan siklus ketiga selama 2 kali pertemuan
diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut :
1) Kegiatan guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang dirancang sebelumnya dan menggunakan
waktu dengan tepat.
2) Guru sudah memberikan informasi tentang tujuan pembelajaran dan
mengarahkan kegiatan siswa menggunakan berbagai sumber sesuai
rencana pelaksanaan pembelajaran serta memberikan motifasi kepada
87
siswa yaitu dengan cara memberikan reword atau ucapan kata ya, bagus,
lanjutkan, pintar.
3) Siswa sudah mulai tertarik dengan materi pembelajaran puisi dikarenakan
siswa diajak bermain imajinasi dengan kata dan kalimat yang diciptakan
siswa sendiri
4) Guru tidak lagi kesulitan dalam menerapkan teknik yang tepat dalam
pembelajaran menulis puisi.
f. Refleksi
Data yang diperoleh melalui pengamatan dikumpulkan kemudian
dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan selama proses
pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi sebagai berikut :
1) Siswa yang melakukan kemampuan menulis puisi semua siswa telah
melakukan pada pembelajaran siklus ketiga. Prosentase jumlah
kemampuan menulis puisi yang dilakukan oleh siswa dari seluruh
kemempuan menulis puisi yang terakomodasi pada materi
pembelajaran adalah 100 %
2) Nilai rata rata kelas kemampuan menulis puisi pada aspek
menyampaikan gagasan 68.61 poin atau 68.614 % dan kemampuan
menentukan tema 68.33 poin atau 68.33 %. Memilih kata-kata 69.17
poin atau 69.17 %, menyusun kata-kata 70.83 atau 70.83 % dari rata-
rata kelas pada siklus III bahwa kemampuan menulis puisi pada semua
aspek telah mencapai nilai KKM
88
Dari hasil penelitian siklus III, maka peneliti mengulas secara cermat
bahwa masih ada beberapa siswa yang belum menunjukan kemampuan menulis
puisi secara maksimal. Dan dalam hasil unjuk kerja ada beberapa anak yang hanya
pas mencapai KKM.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Dengan melihat hasil penelitian di atas maka dapat dijelaskan sebab dari
perhitungan rata-rata nilai dan ketuntasan belajar yang diperoleh siswa setelah
mendapat pengajaran menulis puisi dengan menggunakan metode Contextual,
Teaching and Learning. Peningkatan terlihat dari sebelum tindakan, setelah
tindakan siklus I, II dan III dengan masing-masing siklus dilaksanakan dua kali
pertemuan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL 7
DATA DAFTAR NILAI RATA-RATA PER SIKLUS
RATA-RATA NO
PENILAIAN
SBL TINDK SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS
III
1 Menyampaikan gagasan 55.00 63.33 64.44 68.61
2 Menentukan Tema 55.44 59.72 66.39 68.33
3 Memilih kata-kata 56.67 58.06 65.00 69.17
4 Menyusun Kata-kata 55.56 61.94 65.00 70.83
Adapun hambatan-hambatan yang ditemui pada tiap –tiap siklus berbeda
antara lain sebagai berikut :
1. Siklus I hambatan yang dihadapi yaitu (a) Rendahnya aspek menyampaikan
gagasan, tema disebabkan oleh kurang minatnya siswa terhadap pembelajaran
menulis puisi ( b ) Kurang berhasilnya guru dalam mengarahkan siswa untuk
89
lebih imajinatif dalam kegiatan penulisan ( c ) Kurang efektifnya pembelajaran
yang diciptakan oleh guru.
2. Usaha untuk mengatasi hambatan pada siklus I dilaksanakan pada siklus II,
antara lain : ( a ) Agar minat siswa untuk berlatih menulis puisi siswa didorong
untuk berinteraksi dengan alam sekitar yang ada dilingkungan dalam
kehidupan sehari-hari ( b ) Strategi pembelajaran yang tepat bisa memicu
pengembangan potensi dan kreatifitas siswa dalam menulis puisi.
3. Usaha mengatasi hambatan pada siklus II dilaksanakan pada siklus III antara
lain : ( a ) Siswa sudah mulai tertarik dengan materi pembelajaran puisi
dikarenakan siswa diajak bermain imajinasi dengan kata dan kalimat yang
diciptakan siswa sendiri ( b ) Guru tidak lagi kesulitan dalam menerapkan
teknik yang tepat dalam pembelajaran menulis puisi.
Pada siklus III , indikator keberhasilan yang direncanakan sudah dapat
terpenuhi. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I dan siklus II
sudah dapat teratasi. Peningkatan kwalitas proses embelajaran menulis puisi
tercermin melalui (a) siswa menjadi tertarik dengan materi pembelajaran
menulis puisi ( b ) guru tidak lagi kesulitan dalam membangkitkan motivasi
siswa dan ( c ) guru tidak lagi kesulitan dalam menerapkan teknik yang tepat
dalam menulis puisi.
Sementara itu, peningkatan hasil pembelajaran menulis puisi dengan
Contextual Teaching and Learning ini tampak pada kenaikan nilai rata-rata
kelas kelulusan siswa pada setiap siklusnya.
90
F. Hasil Penelitian
1. Pada siklus I siswa yang melakukan kemampuan menulis puisi semua siswa
telah melakukan pada pembelajaran siklus pertama , prosentase nilai rata-rata
yang dilakukan oleh siswa dari seluruh kemampuan menulis puisi yang
terakomodasi pada materi pembelajaran
2. Nilai rata-rata kelas kemampuan menulis puisi pada aspek menyampaikan
gagasan 63.33 poin dan kemampuan menentukan tema 59.72 poin dari rata-
rata jelas pada siklus I bahwa kemampuan menulis puisi pada aspek
menyampaikan gagasan dan menentukan tema belum mencapai nilai KKM.
3. Agar minat siswa untuk berlatih menulis puisi siswa didorong untuk
berinteraksi dengan alam sekitar yang ada dilingkungan dalam kehidupan
sehari-hari..
4. Strategi Pembelajaran yang tepat bisa memicu pengembangan potensi dan
kreatifitas siswa dalam menulis puisi.
5. Pada siklus II siswa yang melakukan kemampuan menulis puisi semua siswa
telah melakukan pasda pembelajaran siklus II. Prosentase jumlah kemampuan
menulis puisi yang dilakukan oleh siswa dari seluruh kemampuan menulis
puisi yang terakomodasi pada materi pembelajaran adalah 100 %
6. Nilai rata-rata kelas kemampuan menulis puisi pada aspek menyampaikan
gagasan 64.44 poin dan kemampuan menentukan tema adalah 66.44 poin,
memilih kata-kata 65 poin dari rata-rata kelas siklus I bahwa kemampuan
menulis pada aspek menyampaikan gagasan belum mencapai nilai KKM,,
91
sedangkan aspek menentukan tema dan memilih kata-kata sudah mencapai
nilai KKM.
7. Agar Minat siswa untuk berlatih menulis puisi siswa didorong untuk
berinteraksi dengan alam sekitar yang ada dilingkungan dalam kehidupan
sehari-hari.
8. Stategi pembelajaran yang tepat bisa memicu pengembangan potensi dan
kreatifitas siswa dalam menulis puisi.
9. Pada siklus III siswa yang melakukan kemampuan menulis puisi semua siswa
telah melakukan pada pembelajaran siklus III. Prosentase jumlah kemampuan
menulis puisi yang dilakukan oleh siswa datri seluruh kemampuan menulis
puisi yang terakomodasi pada materi pembelajaran adalah 100 %.
10. Nilai rata-rata kelas kemampuan menulis puisi pada aspek menyampaikan
gagasan 68.61 poin, menentukan tema 68.33 poin, memilih kata-kata 69.17
poin, dan menyusun kata-kata 70.83 poin. Dari rata-rata kelas pada siklus III
bahwa kemampuan menulis puisi pada semua aspek telah mencapai nilai
KKM, tetapi masih ada beberapa siswa yang belum menunjukan kemampuan
menulis puisi secara maksimal. Hanya mencapai nilai pas KKM.
92
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning telah mampu
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis puisi pada siswa
kelas V SD Negeri 1 Klego Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali. Peningkatan
kualitas proses pembelajaran menulis puisi tampak pada prosentase peningkatan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sebagai berikut :
1. Meningkatnya keaktifan siswa selama mengikuti kegiatan apersepsi
Implikasinya siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan guru tentang
pembelajaran puisi.
2. Meningkatnya keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran
Implikasinya siswa senang dan tertarik pembelajaran yang
dihubungkan dengan alam sekitarnya karena pembelajaran sebelumnya
hanya dilakukan didalam kelas.
3. meningkatnya keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan, baik lesan
maupun tertulis
Implikasinya siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru baik lesan
maupun tertulis.
Peningkatan kualitas proses pembelajaran menulis puisi juga berimbas
pada kenaikan kualitas hasilnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan
kualitas puisi ciptaan siswa dengan memperhatikan aspek rima dan iramanya atau
93
bentuk dan isi dari setiap siklus yang dijalani. Pada siklus I , kualitas puisi ciptaan
siswa yang sudah sesuai dengan standar yang ingin dicapai hanya sebesar 54 %
.sementara 56 % belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang dicanangkan.
Pada siklus II dan hanya 88 % saja yang masih dikategorikan kurang pada siklus
III. Pendekatan Contextual Teaching and Learning merupakan salah satu upaya
untuk membantu guru dan siswa dalam proses berimajinasi dalam pembelajaran
menulis puisi. Dari penelitian ini kiranya dapat dijadikan pedoman bagi
peningkatan kualitas pembelajaran selanjutnya.
B. Implikasi
Penetapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada
pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Model yang
digunakan dalam penelitian adalah model siklus, yaitu terdiri dari 3 siklus. Siklus
I dengan kemampuan menulis puisi pada aspek menyampaikan gagasan dan
menentukan tema tulisan, sedangkan pada siklus II dengan kemampuan menulis
puisi dengan aspek menyampaikan gagasan, menentukan tema dan memilih kata-
kata, sedangkan pada siklus III dengan kemampuan menulis puisi dengan aspek
menyampaikan gagasan, menentukan tema, memilih kata-kata dan menyusun
kata-kata yang masing-masing siklus dilaksanakan selama 2 pertemuan. Dalam
setiap siklus terdiri dari 4 ( empat ) tahapan kegiatan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi/pengamatan dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan
berdaur ulang.
Sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus, perlu
perencanaan.perencanaan ini selalu memperhatikan setiap perubahan yang dicapai
94
pada siklus sebelumnya terutama pada setiap tindakan yang dapat meningkatkan
kemampuan menulis puisi. Hal ini didasarkan pada hasil analisis perkembangan
dari pertemuan yang satu ke pertemuan yang lain dalam satu siklus pertama
sampai ketiga.
Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang
diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini layak digunakan dan dikembangkan
oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis, yang pada umumnya dimiliki
oleh sebagian besar siswa. Adanya kendala yang dihadapi dalam pembelajaran
menulis puisi dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning ( CTL )
harus diatasi semaksimal mungkin. Oleh sebab itu, kreatifitas, kemampuan dan
kemauan sangat menentukan keberhasilan pembelajaran menulis puisi.
C. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas, maka peneliti merumuskan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Untuk Guru :
a. Guru hendaknya melakukan suatu perencanaan dan evaluasi terhadap
proses pembelajaran yang dilakukan
b. Guru hendaknya mengoptimalkan pengembangan potensi dan kreatifitas
siswa baik di dalam maupun di luar kelas sebagai penunjang pembelajaran.
c. Guru diharapkan selalu berpikir kreatif dan inovatif dalam upaya
menciptakan suasana pembelajaran yang kundusif, menyenangkan, dan
mampu memicu keaktifan, keantusiasan, dan ketertarikan siswa terhadap
materi dan jalannya pembelajaran yang sedang berlangsung.
95
d. Guru diharapkan mampu melaksanakan penelitian tindakan kelas sebagai
upaya perbaikan terhadap masalah dalam pembelajaran.
1. Untuk Siswa
a. Siswa hendaknya lebih membuka diri untuk menerima atau merasakan
sesuatu yang pernah dialami sehingga hal itu akan memperkaya kepekaan
batin siswa. Dengan demikian, itu akan membantu menghadirkan daya
imajinasi dalam kemampuan bersastra.
b. Siswa diharapkan untuk dapat berperan aktif dalam upaya penciptaan
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.
c. Siswa diharapkan dapat berlatih belajar tuntas dan mandiri, tidak hanya
selama kegiatan pembelajaran di dalam kelas, tetapi juga harus mampu
mengembangkan potensinya di luar kelas.
96
DAFTAR PUSTAKA
Amir, 2007 Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah Penerbit : UPT Penerbitan dan Percetakan UNS.
A.Chaedar Alwasilah, 2009 Contextual Teaching & Learning Guru Besar
Universitas Pendidikan Indonesia Penerbit MLC. Calkins, 1989 The Art of Teaching writing, Portemouth, New Hampshire
Heinemann Djago Tarigan,dkk, 1997 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka. Elia Wati, 2008 Terampil Menulis Penerbit : Sinar Grafika Jakarta.
Gino HJ dkk, 2000 Belajar dan Pembelajaran Surakarta Sebelas Maret university Press
Huck Charlatle & Co, 1989 Childrens literature in the Elementary school, fort
wooth : Harcourt Bruce Javanovich College Publisher Herman J Waluyo, 1995 Teori dan Apresiasi Puisi Universitas Sebelas Maret
Surakarta Penerbit Erlangga. Hairuddin, dkk, 2007 Pembelajaran Bahasa Indonesia Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. IGAK Wardhani, Kuswaya Wihardit , 2008 Penelitian Tindakan Kelas Peneribit :
Universitas Terbuka. Lynn Altenbernd and Leslie L Lewis, 1970 Handbook for the Study of Poetry
University of Illinois and University of Colorado the Mac Milan Company.
Monica Abigail W.A, 2008 Kreatif dengan Menulis Penerbit : Permata Equator
Media Jakarta. Oemar Hamalik, 1999 Kurikulum dan Pembelajaran Penerbit : Bumi Aksara
Jakarta. Rofiuddin, Ahmad dkk, 2001 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi ; Penerbit Universitas Negeri Malang Sumardi, 1985, Pedoman Pengajaran Puisi untuk SD, SLTP, dan SLTA Jakarta
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud
97
Subarti Akhadiah M.K.dkk, 1992 Bahasa Indonesia I Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Tenaga Kependidikan
Suharsini Arikunto, 2006 Penelitian Tindakan Kelas : Jakarta Bumi Aksara Sanjaya Wina, 2006 Stategi Pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta STY Slamet dan Suwarto WA, 2007 Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
kualitatif Penerbit : UPT Penerbitan dan Percetakan UNS. Sugiyanto, 2007 Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Model-model
Pembelajaran inovatif Sarwiji Suwandi, 2008 Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dan Penulisan Karya
Ilmiah Modul Pendidikan dan Latihan profesi Guru. Udin S Winataputra dkk,2007 Teori Belajar dan Pembelajaran Jakarta
Universitas Terbuka Waluyo, Herman J 1995 Teori dan Apresiasi Puisi Jakarta ; Erlangga
98
Lampiran 1
Gambar 2 Lokasi Penelitian
Gambar 3 Penyerahan surat izin Penelitian kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri Klego 1
Hari / tanggal : Senin, 13 Juli 209 Tempat : Kantor SD Negeri 1 Klego Boyolali Peneliti menyerahkan surat permohonan ijin penelitian dan melampirkan 1 proposal penelitian dengan judul : Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Contextual Teaching and Learning ( CTL ) Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Klego Tahun Pelajaran 2009/2010
99
Lampiran 2
PANDUAN WAWANCARA UNTUK GURU
Hari / tanggal : Selasa, 14 Juli 2009
Tempat : Kantor Guru SD Negeri 1 Klego
Jenis Kegiatan : Wawancara mengenai pembelajaran Bahasa
Indonesia pada pokok bahasan menulis puisi
Interviewer : Siti Tri Kuntari ( Peneliti )
Interviewee : Trisnanto ( Guru kelas V )
Gambar 4 Peneliti sedang wawancara dengan guru kelas V
SD Negeri 1 Klego Kec.Klego Kabupaten Boyolali
Berikut ini hasil wawancara peneliti dengan guru kelas V mengenai
pembelajaran menulis puisi di ruang guru kelas SD Negeri 1 Klego.
Peneliti : Selamat Siang Pak Tris !
Guru kelas V : “Selamat Siang, bu”
Peneliti : “ Maaf pak, saya mengganggu istirahat bapak “
Guru kelas V : “ oh ya, tidak apa-apa. Ada apa bu ?
Peliti : “ Begini pak saya ingin menindak lanjuti
penelitian yang akan saya lakukan di kelas bapak
Guru kelas V : “ Ya silahkan, apa yang bisa saya bisa bantu bu ?
100
Peneliti : “ Menurut bapak, bagaimana proses
pembelajaran menulis puisi yang bapak lakukan
selama ini ?
Peneliti : “ Metode dan media apa yang bapak gunakan
dalam pembelajaran menulis puisi ?
Guru kelas V ; Metode Ceramah dan demontasi
Peneliti : Media yang bapak gunakan
Guru kelas V : Media buku ajar
Peneliti : Kesulitan apa yang bapak hadapi dalam
pembelajaran menulis puisi
Guru kelas V : kesulitannya anak kurang berminat
Peneliti : Bagaimana dengan nilai mereka
Guru kelas V : Nilainya masih rendah
Peneliti : Apakah selama ini bapak sudah mencoba
menggunakan metode Contextual Teaching and
Learning
Guru Kelas V : Belum
Peneliti : Bagaimana pak ? kalau kita coba dengan metode
Contextual Teaching and Learning ( CTL )
Guru Kelas V : Boleh, boleh ... supaya kemampuan menulis
puisi, siswa bisa meningkat
Peneliti : Wawancara cukup terima kasih pak
Guru kelas V : sama-sama bu, semoga penelitian nanti bisa
digunakan sebagai mana mestinya.
Peneliti : ya pak terima kasih
101
Lampiran 3
KRITIRIA KETUNTASAN MINIMAL
( KKM )
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Klego
Kelas / Smester : V / II
Tahun Pelajaran : 2009/2010
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Aspek : Menulis
Standar Kompetensi :
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, intonasi dan fakta secara tertulis dalam
bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas
Penentuan Faktor KKM
No Kopetensi Dasar Urgensi/Esensial
Kompleksitas
Daya Dukung
Instaks Siswa
SDM Guru
Jumlah Rata-rata
1 8.3. Menulis
Puisi bebas
dengan
pilihan kata
yang tepat
64 65 65 65 70 32.9 65.8
102
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Sebelum Tindakan )
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : V ( Lima )
Semester : 2
Alokasi Waktu : 5 X 35 menit ( 2 kali pertemuan )
I. STANDAR KOMPETENSI
8. Mengungkapkan pikiran, perasaan, intonasi, dan fakta secara tertulis
dalam bentuk ringkasan, laporan, dan puisi bebas
II. KOMPETENSI DASAR
8.3 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
III. INDIKATOR
8.3.1 Mampu menjelaskan langkah-langkah menulis puisi
8.3.2 Mampu menulis puisi 2/3 bait puisi sesuai dengan langkah-langkah
puisi
8.3.3 Mampu membacakan puisi hasil karya sendiri dengan penuh
penghayatan
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat menulis puisi bebas dengan menggunakan dengan pilihan kata
yang tepat.
V. MATERI
Puisi bebas
103
VI. KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. Metode
Tanya jawab, ceramah, penugasan
B. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan pertama
a. Kegiatan awal ( + 10 menit )
1. Guru mengkondisikan siswa
2. Salah seorang siswa membacakan puisi didepan kelas
b. Kegiatan Inti ( + 80 menit )
1. Siswa guru melakukan tanya jawab tentang pengalaman yang
sangat mengesankan
2. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang pengalaman
menulis puisi
3. Siswa membaca puisi dengan pengalaman yang pernah dialami
4. Siswa Memperhatikan Penjelasan guru tentang langkah-
langkah menulis puisi
5. Siswa mengingat ingat peristiwa yang sangat mengesankan
6. siswa menulis peristiwa tersebut dalam bentuk puisi dengan
menggunakan pilihan kata yang tepat
c. Kegiatan Akhir ( + 15 menit )
1. Siswa menerima pengarahan dan saran-saran dari guru
2. siswa menerima tugas rumah untuk menulis sebait puisi tentang
pengalaman
104
Pertemuan Kedua
a. Kegiatan awal ( + 10 menit )
1. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang penulisan puisi
2. Siswa membacakan puisi tugas rumahnya
3. Siswa menyerahkan tugas rumahnya kepada guru
b. Kegiatan Inti ( + 80 menit )
1. siswa menentukan pengalaman yang sangat berkesan
2. Siswa menulis 2/3 puisi bebas
3. Siswa menulis judul puisi
4. Siswa membac puisi hasil karya sendiri dengan penghayatan
yang tepat didepan kelas
5. Siswa menyerahkan karyanya kepada guru
c. Kegiatan akhir ( + 15 menit )
1. Siswa menerima saran kritik dan motivasi dari guru
2. Siswa membuat kliping dari puisi-puisi
VII. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN
a. Pgalaman / peristiwa
b. Buku Bahasa Indonesia Kelas V SD Penerbit Erlangga
c. Buku Silabus Kelas V
d. Kurikulum KTSP
VIII. PENILAIAN
a. Prosedur : Tes Proses
b. Jenis tes : Tertulis
105
c. Instrumen :
1. Tulislah 2/3 bait puisi yang berisi tentang pengalaman/peristiwa yang
mengesankan
Tentukan lebih dahulu tema pengalamanmu
Rangkaikan pengalaman peristiwa tersebut menjadi kalimat-kalimat puisi
Rangkaikan baris / kalimat kalimat tersebut menjadi bait
Berilah judul yang tepat
2. Bacalah puisi karyamu didepan kelas dengan penuh penghayatan
LEMBAR PENILAIAN ASPEK GAGASAN Indikator Penilaian Menulis Puisi
1. Prosedur : Tes Proses 2. Jenis : Perbuatan 3. Teknik : Unjuk Kerja 4. Bentuk : Rubrik Pengamatan
No Aspek Skor Deskriptor Nilai
1 Gagasan 5 Penyusunan kata-kata
sesuai dengan gagasan
4 Penyusunan kata-kata
kurang sesuai dengan
gagasan
3 Penyusunan kata-kata
tidak sesuai dengan
gagasan
144
Lampiran : 17 LEMBAR PENILAIAN ASPEK MENENTUKAN TEMA
Indikator Penilaian Menulis Puisi 1. Prosedur : Tes Proses 2. Jenis : Perbuatan 3. Teknik : Unjuk Kerja 4. Bentuk : Rubrik Pengamatan
No Aspek Skor Deskriptor Nilai
1 Tema 5 Penyusunan kata-kata
sesuai dengan gagasan dan
tema
4 Penyusunan kata-kata
kurang sesuai dengan
gagasan dan tema
3 Penyusunan kata-kata
tidak sesuai dengan
gagasan dan tema
145
Lampiran : 18
LEMBAR PENILAIAN ASPEK MEMILIH KATA-KATA Indikator Penilaian Menulis Puisi
1. Prosedur : Tes Proses 2. Jenis : Perbuatan 3. Teknik : Unjuk Kerja 4. Bentuk : Rubrik Pengamatan
No Aspek Skor Deskriptor Nilai
1 Pilihan kata-kata 5 Pilihan kata-kata sesuai
dengan gagasan dan tema
4 Pilihan kata-kata kurang
sesuai dengan gagasan dan
tema
3 Pilihan kata-kata tidak
sesuai dengan gagasan dan
tema
146
Lampiran : 19
LEMBAR PENILAIAN ASPEK MENYUSUN KATA Indikator Penilaian Menulis Puisi
1. Prosedur : Tes Proses 2. Jenis : Perbuatan 3. Teknik : Unjuk Kerja 4. Bentuk : Rubrik Pengamatan
No Aspek Skor Deskriptor Nilai
1 Menyusun kata-kata 5 Penyusunan kata-kata
sesuai dengan gagasan,
tema, tatanan bahasa
4 Penyusunan kata-kata
kurang sesuai dengan
gagasan, tema, dan tatanan
bahasa
3 Penyusunan kata-kata tidak
sesuai dengan gagasan,
tema, dan tatanan bahasa
Keterangan : Untuk mencari nilai dari setiap siswa dapat menggunakan teknik penilaian sebagai berikut : 1. Jumlah 5 berarti baik sekali, nilai 4 berarti baik, nilai 3 berarti kurang baik 2. Jumlah nilai diperoleh dari menjumlahkan dari aspek penilaian yang diperoleh
siswa 3. Nilai akhir diolah menggunakan rumus : Tota nilai X 100 = NA 3