-
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI
MENGGUNAKAN STRATEGI AKTIVITAS TERBIMBING
MURID KELAS V SEKOLAH DASAR INPRES 170
KAPASA DESA KASSI KECAMATAN RUMBIA
KABUPATEN JENEPONTO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
Gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
ABD. RAHMAN
NIM: K 10540 8321 12
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2015
-
ii
-
iii
-
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : ABD. RAHMAN
Nim : K. 10540 5564 12
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD)
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini.
Saya yang menyusun sendiri skripsi saya ( tidak dibuatkan oleh
siapa pun).
2. Dalam penyusunan skripsi ini, saya selalu melakukan
konsultasi dengan pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan
fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan ( plagiat ) dalam
menyusun
skripsi saya.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2,
dan 3, maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Oktober 2015
Yang Membuat Perjanjian,
ABD. RAHMAN
-
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto: “Kerjakanlah apa yang bisa kamu
kerjakan hari ini, jangan tunggu hari esok”
“maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,
dan hanya kepada tuhanmulah hendak kamu berharap”
(QS. Al Insyiroh :7-8)
Persembahan:
Karena itu, kupersembahkan karya sederhana ini
sebagai ungkapan rasa cinta dan banggaku sebagai seorang
anak
atas segala pengorbanan dan kasih sayang ibundaku dan (alm)
ayahandaku, Istriku dan buah hatiku yang tercinta , saudara-
saudariku, serta keluargaku yang senantiasa mendoakanku.
-
vi
ABSTRAK
Abd. Rahman, 2015. Peningkatan kemampuan menulis karangan narasi
dengan
menggunakan strategi aktivitas menulis terbimbing bagi murid
kelas V SD Inpres
170 Kapasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto. Skripsi program
studi
pendidikan guru sekolah dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makkasar. Pembimbing I Andi Sukri
Syamsuri dan
pembimbing II Tarman A. Arif.
Penelitian ini berfokus pada peningkatan kemampuan menulis
karangan narasi
dengan menggunakan strategi aktivitas menulis terbimbing. Secara
umum
penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah pembelajaran
menulis
karangan narasi di sekolah dasar, khususnya di kelas V dengan
menggunakan
strategi aktivitas menulis terbimbing untuk menulis karangan
yang meliputi
kemampuan menentukan: topik karangan, judul karangan,
mengembangkan
kerangka karangan, dan menyempurnakan karangan menafsirkan, dan
menilai.
Secara khusus penelitian ini bertujauan untuk mengembangkan
strategi aktiviatas
menulis terbimbing untuk peningkatan kemampuan menulis karangan
narasi
melalui tiga tahap. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini pendekatan
kualitatif dengan rencangan penelitian tindakan. Rancangan
penelitian disusun
dengan satuan siklus secara berdaur ulang meliputi: perencanaan,
pelaksanaan,
Pemantauan, perefleksian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa startegi aktivitas menulis
terbimbing dapat
dikembangkan dalam pembelajaran menulis karangan narasi di SD
dengan cara:
mempersiapkan mental emosional murid dengan membangkitkan
skemata murid
melalui aktivitas menulis karangan, memberikan aktivitas
berdiakusi, kerja
kelompok, curah pendapat, melibatkan emosi, menghubungkan
skemata,
menfsirkan, dan menilai TK, JK, KK, dan KR. Hasil menulis
karangan dilaporkan
dan dibahas bersama, menindaklanjuti hasil karangan dilakukan
dengan cara
memberi kesempatan kepada murid megoreksi, merevisi, mengetahui
kendala,
penunjang dan solusi.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan: guru mengembangkan
kemampuan
menulis karangan narasi dengan menggunakan strategi aktivitas
menulis
terbimbing, guru menggunakan strategi aktivitas menulis
terbimbing sebagai salah
satu alternatif mengatasi kesuliatan menulis karangan narasi
murid.
Kata Kunci : Hasil belajar karangan narasi, strategi aktivitas
menulis terbimbing.
-
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah swt yang
telah
melimpahkan hidayah, taufik,dan rahmat-Nya, sehingga skripsi
yang berjudul
“Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi dengan
Menggunakan
Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing bagi murid Kelas V SD
Inpres 170 Kapasa
Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto” dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini
banyak
mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasam
dari berbagai
pihak dan berkah dari Allah swt sehingga kendala-kendala yang
dihadapi tersebut
dapat diatasi. Untuk itu menyampaikan ucapan terimah kasih dan
penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada Dr. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum dan
Tarman A.
Arif, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing I dan Pembimbing II yang
telah sabar,
tekun, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran
memberikan
bimbigan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga
kepada penulis
selama penyusunan skripsi.
Selanjutnya ucapan terimakasih pula penulis sampaikan
kepada:
1. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM. Rektor Universitas
Muhammadiyah
Makassar
2. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum. Dekan FKIP Universitas
Muhammadiyah
Makassar
3. Sulfasyah, S. Pd, MA selaku Ketua Prodi Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah
Dasar (PGSD) FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar
-
viii
4. Sitti Fitriani Saleh, S. Pd, M. Pd. Selaku Sekertaris Jurusan
Prodi Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Universitas
Muhammadiyah
Makassar
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
FKIP
Universitas Muhammadiyah Makassar atas bimbingan selama penulis
tercatat
sebagai mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Muhammadiyah.
6. Bapak Hanai Dongko Kepala Sekolah SD Inpres 170 Kapasa
Kecamatan
Rumbia Kabupaten Jeneponto yang berkenang memberikan izin
kepada
penulis untuk melakukan penelitian disekolahnya.
7. Ibu Rahmawati S. Pd, selaku guru kelas V SD Inpres 170 Kapasa
Kecamatan
Rumbia Kabupaten Jeneponto yang telah banyak membantu kelancaran
dalam
penelitian. Begitu pela kepada Bapak, Ibu serta seluruh staf
yang ada di SD
Inpres 170 Kapasa yang membantu kelancara selama penelitian.
8. Murid-murid kelas V SD Inpres 170 Kapasa Kecamatan Rumbia
Kabupaten
Jeneponto yang telah berpartisipasi dalm pelaksanaan penelitian
ini.
9. Kedua orang tua tercinta yang sangat berjasa dalam kehidupan
penulis yang
telah memberikan dukungan moril dan tak henti-hentinya
memanjatkan do’a
agar tulisan ini dapat diselesaikan.
10. Istriku Tercinta yang tidak pernah bosan memberikan dorongan
baik moril
maupun materi dan senang tiasa membantu dalam segala hal
serta
memanjatkan do’a agar tulisan skripsi ini dapat
terselesaikan.
-
ix
11. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
kelas
Konversi angkatan 2012 yang telah banyak memberi masukan,
bantuan,
dalam perkuliahan maupun selama penulisan skripsi ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah membantu
penyelesaian skripsi ini.
Semoga segala budi baik yang yang Bapak, Ibu berikan kepada
penulis
mendapat limpahan rahmat dan berkah yang hakiki dari Allah swt.
sebagai
ungkapan rasa maaf dari penulis. Penulis berharap kepada Bapak,
Ibu untuk
memaafkan segala kekhilafan dan kealfaan selama mengikuti
pendidikan maupun
dalam bimbingan skripsi ini.
Semoga Allah swt senantiasa melimpahkan berbagai kenikmatan
kepada
kita semua dan semoga skripsi ini memiliki manfaat bagi
pengembangan
pendidikan di tanah air. Amin.
Jeneponto, Oktober 2015
Penulis
-
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN
........................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
.................................................................
iii
SURAT PERNYATAAN
.............................................................................
iv
SURAT PERJANJIAN
.................................................................................
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
..................................................................
vi
ABSTRAK
....................................................................................................
vii
KATA PENGANTAR
...................................................................................
vii
DAFTAR ISI
.................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL
..........................................................................................
xiv
DAFTAR BAGAN
........................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN
.............................................................................
1
A. Latar Belakang
..................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
..............................................................................
4
C. Tujuan Penelitian
..............................................................................
4
D. Manfaat Penelitian
............................................................................
4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
.........................................................................
7
A. Kajian Pustaka
...................................................................................
7
1. Penelitian Terdahulu
....................................................................
7
2. Pengertian Kemampuan Menulis
................................................. 8
3. Manfaat Menulis
..........................................................................
8
4. Pengertian Karangan Narasi
......................................................... 9
5. Strategi aktifitas menulis terbimbing
........................................... 10
6. Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi Aktifitas Menulis
Terbimbing
...................................................................................
16
B. Kerangka Pikir
..................................................................................
20
C. Hipotesis Tindakan
...........................................................................
22
BAB III METODE PENELITIAN
................................................................
23
A. Jenis dan Model Penelitian
................................................................
23
B. Setting Penelitian
...............................................................................
24
-
xi
C. Fokus Penelitian
.................................................................................
24
D. Rancangan Penelitian
........................................................................
24
E. Subjek Penelitian
................................................................................
25
F. Sumber Data
......................................................................................
26
G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
.................................................. 26
H. Instrumen
Penelitian...........................................................................
27
I. Validasi Data
......................................................................................
28
J. Analisis Data
......................................................................................
29
K. Indikator Kerja
...................................................................................
29
L. Prosedur Penelitian
............................................................................
30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
.............................. 34
A. Hasil Penelitian
.................................................................................
34
1. Temuan Penelitian siklus I
........................................................... 34
a. Perencanaan Pembelajaran Menulis Karangan dengan Menggunakan
Strategi Aktivitas Menulis
Terbimbing Siklus I
...............................................................
35
b. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan
Menggunakan Strategi Aktivitas Menulis
Terbimbing Siklus I
...............................................................
39
c. Hasil dan Tumuan-temuan Penelitian Siklus I
....................... 50
d. Analisis Data Siklus I
.............................................................
51
2. Temuan Penelitian siklus II
.......................................................... 57
a. Perencanaan Pembelajaran Menulis Karangan dengan Menggunakan
Strategi Aktivitas Menulis
Terbimbing Siklus II
..............................................................
60
b. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan
Menggunakan Strategi Aktivitas Menulis
Terbimbing Siklus II
..............................................................
60
c. Hasil dan Tumuan-temuan Penelitian Siklus II
..................... 68
d. Analisis Data Siklus II
........................................................... 70
e. Refleksi
..................................................................................
78
B. Pembahasan Hasil Penelitian
.............................................................
80
1. Perencanaan Pembelajaran Menulis Karangan dengan
Menggunakan Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing
................ 80
-
xii
2. Pelaksanaan Pembelajaran
........................................................... 82
a. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan
Menggunakan Strategi Aktivitas Menulis
Terbimbing Siklus I
...............................................................
82
b. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan
Menggunakan Strategi Aktivitas Menulis
Terbimbing Siklus II
..............................................................
83
c. Evaluasi Hasil Belajar Murid
................................................. 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
........................................................ 86
A. Kesimpulan
.......................................................................................
86
B. Saran
..................................................................................................
87
DAFTAR PUSTAKA
...................................................................................
88
-
xiii
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
1. Lembar Observasi
.............................................................
27
2.1 Skor Hasil Kemampuan Menulis Karangan Narasi Kelas V
SD Inpres No. 170 Kapasa Kecamatan Rumbia Kabupaten
Jeneponto pada Tes Awal
.........................................................
36
2.2 Hasil Pengamatan Proses Aktivitas Tindakan Guru dalam
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan Menggunakan
Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing bagi Murid Kelas V
SD Inpres No. 170 Kapasa Kecamatan Rumbia Kabupaten
Jeneponto
...................................................................................
51
2.3 Aktivitas Murid dalam Proses Menulis Karangan Narasi
dengan Menggunakan Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing
siklus I
..................................................................................
55
2.4 Hasil Kemampuan Menulis Karangan Narasi Murid Kelas V
SD Inpres No. 170 Kapasa Kecamatan Rumbia Kabupaten
Jeneponto Siklus I
...............................................................
58
2.5 Hasil Pengamatan Proses Aktivitas Tindakan Guru dalam
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan
Menggunakan Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing bagi
Murid Kelas V SD Inpres No. 170 Kapasa Kecamatan Rumbia
Kabupaten Jeneponto Siklus II
..............................................
71
2.6 Ativitas Murid dalam Proses Menulis Karangan Narasi
dengan
Menggunakan Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing siklus
II
..............................................................................................
75
2.7 Hasil Kemampuan Menulis Karangan Narasi Kelas V SD
Inpres No. 170 Kapasa Kecamatan Rumbia Kabupaten
Jeneponto Siklus II
..............................................................
77
2.8 Distribusi Perbandingan Keberhasilan Proses dan Hasil
Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan Menggunakan
Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing pada Siklus 1 dan
II..........................................................................................
79
-
xiv
DAFTAR BAGAN
No Bagan Halaman
1 Kerangka Pikir Penggunaan Strategi Aktifitas Terbimbing
pada Murid Kelas V SD Inpres No 170 Kapasa Kecamatan
Rumbia Kabupaten Jeneponto
...........................................
21
2 Bagan .2 Alur Penelitian Pembelajaran Menulis Karangan
Narasi
.................................................................................
33
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pesatnya arus informasi dewasa ini, menjadikan bahasa
memegang
peranan yang sangat penting sebagai alat komunikasi. Oleh karena
itu kebutuhan
akan bahasa sebagai alat informasi dirasakan sangat perlu,
terutama didalam
menopang kemajuan perkembangan diberbagai bidang seperti bidang
ekonomi,
politik, sosial budaya, serta dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Semua
aspek tersebut memerlukan bahasa sebagai alat informasi
dalam
pengembangannya. Untuk itu, berbagai lembaga pendidikan di
Indonesia
menetapkan mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia sebagai
program yang
bertujuan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa
sebagai alat
komunikasi baik lisan maupun tertulis. Dimana ada empat strandar
kompetensi
yang harus dikuasai yaitu kemampuan mendengarkan, membaca,
berbicara,
menulis, dan meyimak.
Menulis merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh
murid
Sekolah dasar. Dengan memiliki kemampuan menulis, murid
dapat
mengkomunikasikan ide, penghayatan, dan pengalamannya ke
berbagai pihak.
Disamping itu, murid pun dapat meningkatkan dan memperluas
pengetahuannya
melalui tulisan-tulisan. Menurut Tim Prima Pena, (2007: 872)
bahwa tujuan
menulis adalah:
(1) menyampaikan pokok pikiran atau gagasan kepada para
pembaca, (2) memberi informasi tentang suatu naskah kepada
pembaca, (3) memberi hiburan kepada pembaca, (4)
1
-
2
mempengaruhi pembaca atas argumentasi atau pendapat yang
diungkapkannya melalui tulisan.
Sehingga aktivitas menulis merupakan suatu bentuk
menifestasi
kemampuan (keterampilan) berbahasa paling akhir dipelajari dalam
bahasa
Indonesia. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), ada
empat
standar kompetensi yang harus dikuasai oleh murid, yaitu
“standar kompetensi
mendengarkan, standar kompetensi berbicara, standar kompetensi
membaca, dan
standar kompetensi menulis”. Depdiknas (2006: 22).
Standar kompetensi menulis berbeda dengan keterampilan
berbahasa
lainnya, “keterampilan menulis adalah bagian bahasa yang berupa
tulis menulis
dalam rangka menyampaikan atau mengungkapkan gagasan terhadap
pembaca”,
Tim Prima Pena (2007:872). Adapun unsur-unsur yang terlibat,
yaitu penulis
sebagai penyampaikan pesan, isi tulisan, media berupa tulisan,
dan pembaca
sebagai penerima pesan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis cerita murid kelas
V SD
Inpres No 170 Kapasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto yaitu
(1) murid
mampu memahami cara menulis cerita dengan menggunakan ejaan yang
benar
dan (2) dapat menyatukan ide kedalam pesan secara tertulis.
Sesuai dengan
prinsipnya karangan narasi yaitu bercerita atau berkisrah
tentang sesuatu, karena
setiap saat murid selalu ada yang dapat diceritakan. Misalnya
tentang pengalaman
sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah. Jadi yang perlu
diperhatikan dalam
menulis cerita yaitu bagaimana cara murid mengurutkan
peristiwa-peristiwa itu
menjadi sebuah cerita yang menarik dalam hal ini murid sudah
dituntut mampu
menggebangkan gagasan atau ide yang satu dengan ide yang
lain.
-
3
Namun pada kenyataannya pembelajaran menulis karangan narasi
khususnya murid kelas V SD Inpres No 170 Kapasa Kecamatan
Rumbia
Kabupaten Jeneponto tersebut belum terlaksana dengan baik. Hal
ini terungkap
melalui prapenelitian pada bulan Maret tahun 2014/2015 melalui
observasi dan
interview terhadap guru dan murid kelas V SD Inpres No 170
Kapasa Kecamatan
Rumbia Kabupaten Jeneponto. Hasil interview dan observasi
terhadap guru,
terungkap: (1) guru belum menggunakan strategi aktivitas menulis
terbimbing
dalam pembelajaran menulis.
Sedangkan hasil interview dan observasi tarhadap murid kelas V
SD
Inpres No 170 Kapasa terungkap: (1) umumnya murid belum terampil
menulis
karangan narasi secara optimal, (2) sulit menentukan topik dan
ide dalam
karangan, (3) sulit menyusun kerangka karangan, dan (4)
kesalahan penggunaan
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam Bahasa Indonesia.
Kesalahan yang dialami oleh guru dan murid tersebut disebabkan
oleh
kurangnya pemahaman guru terhadap startegi aktivitas menulis
terbimbing dalam
pembelajaran menulis karangan, khususnya karangan narasi.
Menurut Smith
(Yunus dkk, 2003: 1.4) mengatakan,
pengalama belajar menulis murid di sekolah tidak terlepas
dari
kondisi gurunya sendiri. Akibatnya, murid mengalami
kesulitan
dalam mengarang. Oleh karena itu, guru harus memahami
hakikat pembelajaran menulis karangan narasi dengan
menggunakan Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing.
Prima Pena (2007: 872) mengatakan “karangan narasi adalah
bentuk
tulisan yang berupa paparan atau cerita dan bersifat fiktif atau
khayalan. Sehingga
dalam penggunaan strategi menulis terbimbing guru harus
benar-benar
-
4
merangkaikan aktivitas menulis. Sedangkan Tompkins dkk (Abbas,
2006: 137)
mengatakan
Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing yang dimaksud adalah
menulis terbimbing yang memberi kesempatan seluas-luasnya
kepada murid untuk memiliki dan mengembangkan topik yang
mereka senangi sehingga mereka merasa memiliki dan
bertanggung jawab atas tulisannya.
Berdasarkan temuan-temuan masalah pembelajaran menulis diatas,
maka
peneliti melakukan tindakan perbaikan pembelajaran menulis
karangan khususnya
karangan narasi melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
judul:
“Peningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi dengan
Menggunakan
Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing bagi Murid Kelas V SD
Inpres No 170
Kapasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis
menemukan
masalah sebagai berikut: Bagaimanakah penerapan strategi
aktifitas terbimbing
dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi bagi murid
kelas V SD
Inpres No 170 Kapasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto!
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan menulis
karangan
narasi dengan menggunakan strategi aktivitas terbimbing bagi
murid kelas V SD
Inpres No 170 Kapasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoritis
-
5
a) Melalui hasil penelitian ini diharapkan guru Sekolah dasar
dan peneliti
memiliki pengetahuan dan wawasan tentang Strategi Aktivitas
Terbimbing sebagai salah satu bentuk inovasi pembelajaran di
Sekolah
dasar.
b) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru Bahasa Indonesia agar
dapat
menciptakan iklim yang benar-benar menunjang proses belajar
mengajar secara optimal melalui pengembangan kurikulum
pengajaran yang sesuai dengan pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya menulis karangan narasi.
c) Hasil penelitian ini diharapkan guru Sekolah dasar dan
peneliti
memiliki teori pembelajaran yang dapat dijadikan acuan untuk
meningkatkan proses dan hasil belajar menulis karangan
narasi.
d) Sebagai tolak ukur dalam menentukan langkah-langkah yang
akan
ditempuh demi perbaikan-perbaikan dalam hal pengajaran
tentang
Strategi Aktivitas Terbimbing dalam Bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a) Hasil penelitian ini diharapkan guru Sekolah dasar
mendapat
pengalaman secara langsung menggunakan strategi aktivitas
terbimbing dalam pembelajaran menulis karangan narasi.
b) Sebagai gambaran tentang kemampuan menggunakan strategi
aktivitas
terbimbing murid kelas V SD Inpres No 170 Kapasa.
c) Hasil penelitian ini diharapkan peneliti mendapat pengalaman
nyata
dan dapat menerapkan strategi aktivitas terbimbing jika menjadi
guru
nanti.
-
6
d) Hasil penelitian ini diharapkan lembaga dapat menjadikan
sebagai
bahan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya dan
memberikan
pengetahuan tentang menulis karangan narasi.
-
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya dengan menggunakan strategi aktifitas
terbimbing
terbukti telah meningkatkan hasil belajar peserta didik, seperti
penelitian yang
dilakukan oleh muhaimin (2012) dengan judul Peningkatan Hasil
Belajar IPS
degan Metode Aktifitas Terbimbing Pada Peserta didik Kelas V SD
Negeri 10
Parenring Kecamatan Tanete Riaja Kabupaten Barru. Selajutnya,
Sukmawati
Muhdar (2008) meneliti dengan judul Meningkatkan Kemampuan
Menulis
Karangan Dengan Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing Bagi Murid
Kelas V
SDN 2 Tridana Mulya Kabupaten Konawe Selatan
Hasil kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan
menggunakan strategi aktifitas terbimbing dapat meningkatkan
hasil belajar
peserta didik.
Dari data hasil penelitian tersebut, maka penulis berasumsi
bahwa, jika
model pembelajaran ini mampu meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada
mata pelajaran lain, maka model pembelajaran ini juga tentu
dapat pula
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia
ini.
7
-
8
2. Pengertian Kemampuan Menulis
“Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan kita
berusaha
sendiri”, Depdiknas (1988: 553), sedangkan menurut Rukayah
(1993: 32)
“kemampuan adalah seluruh daya dan upaya secara oftimal”.
Abbas (2006: 126) “mengatakan belajar menulis secara
konvensional
diartikan sebagai anak-anak belajar menuliskan sesuatu dalam
sistem tulisan
tertentu yang dapat dibaca oleh orang yang telah menguasai
sistem itu”.
Sedangkan hakikat menulis itu akan dimaknai lebih luas sebagai
mana dikatakan
oleh Murray (Abbas, 2006: 127) “bahwa menulis adalah proses
berfikir yang
berkesinambungan, mulai dari mencoba, dan sampai dengan mengulas
kembali”.
Menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
menghasilkan
tulisan Nurudin (2007: 4). Sedangkan menurut Gie (Nurudin, 2007:
5) “unsur
menulis terdiri atas: gagasan, tuturan (narasi, deskripsi,
eksposisi, argumentasi,
persuasi), tatanan dan wahana”.
Jadi kemampuan menulis merupakan kesanggupan, kecakapan dan
seluruh
daya dan upaya dalam kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
menghasilkan
tulisan. Kemampuan menulis dapat diperoleh melalui latihan dan
bimbingan yang
intensif dan kemampuan menulis sangat kompleks karena dalam
kegiatan menulis
semua komponen yang berhubungan tulisan telah dituntut, seperti
kemampuan
mengemukakan ide/pesan dengan ejaan yang benar, kosakata yang
tepat, kalimat
efektif, dan faragraf yang baik
3. Manfaat Menulis
Manfaat yang dapat dipetik dalam menulis yaitu: “ (1)
peningkatan
kecerdasan, (2) pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, (3)
penumbuhan
-
9
keberanian, dan (4) pendorong kemauan dan kemampuan
mengumpulkan
informasi”, (Suparno dan Yunus, 2007: 4). Sedangkan menurut
Bernard Perct
(Nurudin, 2007: 19) mengemukakan beberapa manfaat menulis antara
lain:
(1) sarana untuk mengungkapkan diri, (2) sarana untuk
pemahaman, (3) membantuk mengembangkan kepuasan pribadi,
kebanggaan dan perasaan harga diri, (4) meningkatkan
kesadaran
dan penyerapan terhadap lingkungan, (5) keterlibatan secara
bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasra, dan (6)
mengembangkan suatu pemahaman tentang kemampuan
menggunakan bahasa.
Sedangkan menurut pendapat Akhadiah dkk (1998: 1) menyatakan ada
8
manfaat menulis yaitu:
(1) kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri
kita,
(2) melalui kegiatan menulis kita dapat mengembangkan
berbagai
gagasan, (3) kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak
menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan
dengan topik yang kita tulis, (4) kita dapat menjelaskan
permasalahan yang semula masih samar bagi kita sendiri, (5)
melalui tulisan kita akan dapat meninjau serta menilai
gagasan
kita sendiri secara lebih objektif, (6) kita lebih mudah
memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara
tersurat bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang
lain, dan (8) kegiatan menulis yang terencana akan
membiasakan
kita berfikir serta berbahasa secara tertib.
4. Pangertian Karangan Narasi
Dalam Kamus Bahasa Indonesia tulisan narasi adalah bentuk
tulisan yang
berupa paparan atau cerita dan bersifat fiktif atau khayalan Tim
Prima Pena (2007:
872) sedangkan Nurudin (2007: 21) mengatakan
Narasi adalah bentuk tulisan yang berusaha menciptakan,
memisahkan, merangkaikan tindak tanduk perbuatan manusia
dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang
berlangsung
dalam suatu kesatuan waktu tertentu.
Karangan narasi adalah bentuk tulisan yang berupa paparan atau
cerita dan
bersifat fiktif atau khayalan. Menurut Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia (Ahmad,
-
10
2006: 633), mengatakan “tulisan narasi biasanya terdapat cerita
yang
berkesinambungan, yang disajikan dalam gambaran antar
tokoh-tokoh (lakon),
jalan cerita, tempat peristiwa secara utuh. Dengan demikian,
pembaca seolah-olah
melihat secara langsung peristiwa yang disampaikan oleh penulis
melalui
bacaan”.
Akhadia, dkk (1991: 82) mengemukakan “bahwa narasi yaitu
bercerita
atau berkisrah tentang sesuatu, yang setiap saat selalu ada
untuk diceritakan oleh
murid misalnya tentang pengalaman sehari-hari baik di rumah
maupun di
sekolah”.
Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian
suatu
peristiwa, Suparno dan Yunus (2007: 11). Sedangkan karangan
menurut Byrne
(Haryanti dan Zamzani 1996/1997: 77) bahwa “mengarang pada
hakikatnya
bukan sekedar menulis simbol-simbol grafis sehingga berbentuk
kata dan kata-
kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu”. Jadi
mengarang adalah
menuangkan buah pikiran kedalam bahasa tulis melalui
kalimat-kalimat yang
dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas sehingga buah pikiran
tersebut dapat
dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
5. Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing
Tompkins dan Hoskinson (Abbas, 2006: 137) mengatakan
“Strategi
aktivitas menulis terbimbing adalah kegiatan menulis yang
memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada murid untuk memilih
dan
mengembangkan topik yang mereka senangi sehingga murid merasa
memiliki dan
bertanggung jawab atas tulisannya”. Sedangkan menurut Blake dan
Spenato
(Abbas, 2006: 138) mengatakan “aktivitas menulis terbimbing
merupakan salah
-
11
satu strategi yang berdasar pada pendekatan proses menulis dan
dapat
meningkatkan keterampilan menulis serta mencapai hasil
pembelajaran”.
Aktivitas terbimbing meliputi lima tahap kegiatan yaitu:
Pramenulis, Pendrafan,
Perbaikan, Penyuntingan, dan Publikasi.
Adapun bentuk bimbingan yang diberikan kepada murid pada tiap
tahap,
agar murid dapat menghasilkan karangan yang baik, baik dari segi
isi, dan bahasa
maupun dari segi penulisan dan perwajahan yang menarik adalah
sebagai berikut:
a. Pramenulis
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh penulis adalah
menentukan
topik dimana topik karangan jangan terlalu luas atau sempit. Ada
tiga syarat
dalam menentukan topik karangan yang baik yaitu (1)
Kebermaknaan, (2)
Kemenarikan, dan (3) Ketertantangan. Kebermaknaan suatu topik
karangan dapat
memberikan manfaat baik untuk perluasan wawasan dan
pengetahuan
pembacanya maupun ilmu itu sendiri. Menulis perlu memilih topik
yang aktual
atau baru dan sesuai dengan kebutuhan pembaca.
Kemenarikan merupakan syarat topik karangan yang baik, yang
artinya
topik karangan yang dihasilkan dapat memacu semangat penulis
untuk
mengembangkan karang dengan baik, sehingga penulis penasaran dan
akan
mendorong penulis untuk menyajikan karangannya dengan
sebaik-baiknya.
Kemenarikan karangan ditentukan oleh faktor kebermaknaan dan
keaktualan.
Pada bagian ketiga adalah memiliki ketertantangan yang artinya
suatu
topik yang akan dibahas harus secara mendalam dan tuntas, maka
penulis harus
mempertimbangkan tiga hal, yaitu (a) topik hendaknya suda
dikenal atau
-
12
diketahui penulis, (b) bahan pendukung topik hendaknya relatif
murah, dan (c)
topik yang dipilih tidak terlalu luas.
Tahap ini merupakan tahap persiapan menulis karangan narasi.
Menurut
Proett dan Gill (Ritawati dkk, 2005: 31), “tahap ini merupakan
tahap mencari,
menemukan, dan mengingat kembali pengetahuan atau pengalaman
yang
diperoleh dan diperlukan penulis”.
Selain pemilihan topik karangan pada bagian prapenulisan,
penulis juga
harus menentukan tujuan penulisan karangan narasi. Adapun tujuan
penulisannya
adalah untuk mengembangkan isi serta mencari
kemungkinan-kemungkinan lain
dalam menulis karangan narasi sehingga apa yang ditulis dapat
disajikan dengan
baik. Selain memilih topik karangan narasi, penulis juga harus
menentukan tujuan
penulisan yang merupakan titik tolak dalam mengarang. Penentuan
tujuan dapat
dipandu melalui pertanyaan.
Langkah akhir dalam kegiatan pramenulis adalah menyusun
kerangka
karangan atau rencana kerja yang mendukung ketentuan-ketentuan
tentang
bagaimana menyusun karangan narasi, serta sebagai panduan atau
rencana
penulisan, sehingga penulis dapat mengembangkan secara bertahap
butir demi
butir karangan narasi.
Tahap ini murid dibimbing memunculkan topik, memilih dan
mengembangkan topik, menulis judul, dan kerangka karangan
dengan
menerapkan proses curahan pendapat. Adapun bimbingan pada tahap
pramenulis
yaitu: (1) murid mengidentifikasi, memilih, dan menentukan topik
berdasarkan
tema tertentu. (2) untuk mengenali bentuk tulisan yang akan
dikembangkan
melalui pemberian model teks bacaan. Membantu murid memahami
dan
-
13
mengorganisasikan isi topik untuk membantu murid menambah,
mengamati, atau
menghilangkan informasi yang diperlukan, dan (3) murid menyusun
karangan
berdasarkan proses pengorganisasian topik.
b. Pendrafan
Tahap pendrafan adalah tahap pengembangan pada tahap pramenulis.
Pada
tahap ini penulis menjelaskan apa yang akan ditulis, mengapa
menulis topik
tertentu (latar belakang), apa manfaat dan tujuan penulisan dan
bagaimana
jangkauan penulisannya. Adapun persiapan yang dapat dilakukan
yaitu dengan
pengorganisasian ide-ide yang disebut kerangka karangan, dimana
kerangka
karangan yang dimaksud adalah suatu rencana kerja yang memuat
garis-garis
besar karangan yang akan ditulis draf Suparno dan Yunus (2007:
23). Dengan
kata lain, kerangka karangan adalah panduan seseorang dalam
menuliskembangkan suatu karangan. Kerangka karangan dapat
membantu penulis
untuk mengumpulkan dan memilih bahan tulisan yang sesuai,
serta
mengembangkan karangannya secara terarah, teratur, dan
runtut.
Tahap pendrafan merupakan tahap penggembangan seluruh
rencana.
Dimana penulis menjelaskan apa yang akan ditulis, mengapa
menulis topik
tertentu (latar belakang), apa manfaat dan tujuan pendrafan atau
penulisan, dan
bagaimana jangkauan penulisan. Sedangkan Menurut Akhadiah
(Hafid, 2007: 14)
bahwa,
ketika mengembangkan setiap ide menjadi suatu karangan utuh,
penulis harus mengambil keputusan tentang kedalaman serta
keluasan isi karangan, jenis informasi yang akan disajikan,
pola
organisasi karangan termasuk didalamnya teknik pengembangan
alinea, serta gaya dan cara pembahasan (pilihan kata, kalimat,
dan
alinea).
-
14
Pada tahap ini murid dibimbing untuk mengembangkan kerangka
karangan yang telah disusun setelah membaca model teks untuk
mengenali bentuk
karangan narasi, rincian dan penjelasan pengembangan objek, dan
penggunaan
kata tekstual. Adapun bimbingan pada tahap Pendrafan yaitu: (1)
murid
mengembangkan kerangka karangan menjadi draf sementara, dan (2)
murid
mengembangkan gagasan utama dan detil penjelasannya dengan
baik.
c. Perbaikan
Tahap ini untuk menjelaskan pentingnya topik yang akan dipilih
serta
memberikan gambaran umum yang dapat menarik minat pembaca.
Dengan kata
lain tahap ini menyajikan pengembangan topik atau ide utama
karangan dan
sebagai kesimpulan. Tahap ini merupakan pengembangan seluruh
rencana pada
tahap perbaikan.
Pada tahap ini murid dibimbing untuk mengecek ulang kerincian
dan
kejelasan penggambaran dengan menambah, mengamati, menghilangkan
atau
menukar gagasan yang kurang sempurna, paling tepat, berlebihan,
kurang
berurutan melalui proses perbaikan murid yang lain dan balikan
langsung dari
guru.
Adapun bimbingan pada tahap perbaikan yaitu: (1) murid
membacakan
draf awal terhadap teman dengan baik, (2) melakukan diskusi
kelompok, dan (3)
merencanakan dan melakukan perbaikan draf awal berdasarkan saran
dan
tanggapan dari teman-teman dan guru.
-
15
d. Penyuntingan
Penyuntingan merupakan tahap pembelajaran menulis yang perlu
dialami
murid agar tulisannya dapat diperbaiki. Fokusnya menyangkut
aspek (1) Huruf
kapital, (2) Pemenggalan kata, dan (3) Pemakaian tanda baca
seperti titik, koma,
tanda seru, tanda tanya, dan sebagainya. Hal ini dilakukan
berdasarkan kaidah
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
Tahap ini juga merupakan pemeriksaan dan perbaikan unsur
mekanik
karangan atau membaca ulang suatu karangan dengan maksud untuk
merasakan,
menilai, dan memeriksa baik unsur mekanik karangan maupun unsur
karangan.
Penyuntingan (revision) ini dititik beratkan pada pemeriksaan
dan perbaikan isi
karangan.
Tahap ini murid dibimbing untuk memperbaiki kesalahan mekanik
(ejaan
dan tanda baca) dalam draf dengan menerapkan penyuntingan teman
sejawat dan
balikan langsung dari guru. Adapun bantuan yang diberikan pada
tahap ini sama
seperti tahap perbaikan. Namun mempunyai perbedaan pada fokus
perbaikan,
yang diperbaiki dalam penyuntingan adalah aspek mekanik, pilihan
kata dan
penyusunan kalimat.
Binbingan pada tahap penyuntingan yaitu: (1) Membaca seluruh
karangan,
(2) Menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberikan
catatan bila ada hal
yang harus diganti, ditambah atau disempurnakan.
e. Publikasi
Pada tahap ini aktivitas menulis atau murid mempublikasikan
karangannya
dengan cara menyalin kembali karangan narasi yang telah
diperbaiki (direvisi),
diedit sehingga menjadi tulisan yang baik dan utuh. Karangan
narasi yang sudah
-
16
utuh dapat dipublikasikan dengan cara membacakan hasil karangan
narasi tersebut
didepan kelas.
Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan tulisan
yang
dihasilkan. Tahap ini bertujuan untuk menemukan atau memperoleh
informasi
tentang unsur-unsur karangan narasi yang perlu disempurnakan.
Kegiatan dapat
dilakukan oleh murid sendiri ataupun teman sejawatnya. Pada
tahap ini murid
dibimbing untuk dapat mempublikasikan tulisannya.
Bimbingan pada tahap publikasi yaitu: murid dibimbing untuk
menemukan serta menunjukkan pola penulisan yang sesuai, dan
melakukan
perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan.
6. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Aktivitas Menulis
Terbimbing
Sebelum melaksanakan pembelajaran menulis karangan narasi
ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diingat oleh para guru
dan calon guru
antara lain.
a. Pembelajaran menulis karangan narasi ini dilakukan dengan
beberapa
kali pertemuan
b. Bentuk karangan yang dibuat adalah karangan narasi atau
bentuk
tulisan yang berupa paparan atau cerita dan bersifat fiktif atau
khayalan
c. Intervensi guru terhadap karya murid hanya sebatas memberi
saran.
d. Guru mencermati kreatifitas murid dalam berkomunikasi.
e. Peran guru sebagai pembimbing, motivator, dan fasilitator
agar murid
aktif dalam kelompoknya.
-
17
f. Guru tetap menjaga interaksi belajar di kelas tetap kondusif
dalam
pembelajaran menulis karangan narasi sebagaimana yang telah
direncanakan.
g. Guru juga melakukan penilaian yang bertujuan untuk
mengetahui
perkembangan belajar murid, kesulitan yang dialami, dan pola
strategi
belajar yang tepat.
Adapun langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan
disesuaikan
dengan langkah-langkah pembelajaran dan hasil belajar yang
diharapkan sesuai
dengan apa yang ditulis atau yang direncanakan.
Ada tiga langkah dalam pembelajaran strategi aktivitas
terbimbing yaitu:
Tahap pramenulis, tahap pendrafan, dan tahap penyuntingan serta
tahap publikasi.
Ketiga tahap tersebut dilakukan sebagi berikut:
1) Tahap Pramenulis
Pada tahap pramenulis diharapkan murid dapat mencapai tujuan
pembelajaran antara lain:
a) Murid dapat mengembangkan tema, memilih topik berdasarkan
tema.
b) Murid dapat mengembangkan topik dengan menyusun
pertanyaan
dan jawaban yang terkait dengan topik.
c) Murid menyusun kerangka karangan.
d) Murid menulis judul.
Untuk mencapai tujuan diatas langkah pembelajaran yang
dilakukan
adalah:
-
18
a) Murid menulis karangan narasi yang sesuai dengan
pengembangan
tema (informasi ini sudah diberikan menimal sehari sebelum
dilaksanakan pembelajaran).
b) Saat pembelajaran berlangsung, murid dikelompokkan (2-3
orang)
c) Dalam kelompok murid bercerita tentang karangan narasi
yang
ditulis secara bergiliran. Murid yang lain mendengarkan
cerita
temannya.
d) Setelah murid bercerita dalam kelompoknya. Masing-masing
murid
membuat kerangka karangan yang mencakup cerita yang
diceritakan
kepada teman-temannya.
e) Setelah kerangka karangan dibuat, maka langkah berikutnya
adalah
tukar pendapat tentang kerangka karangan oleh masing-masing
anggota kelompok. Kelompok yang lain mendengarkan hasil
pembacaan kerangka karangan dari kelompok yang lain.
f) Perbaikan kerangka karangan, berdasarkan masukan teman
dalam
kelompok.
g) Sebelum mengahadiri pembelajaran, guru menutup
pembelajaran
dengan memberikan tindak lanjut, yaitu murid disuruh
mengembangkan kerangka karangan yang telah dibuat di rumah.
2) Tahap Pendrafan
Tujuan pembelajaran pada tahap ini adalah: (a) kerincian
pengembangan
gagasan kedalam kalimat/paragraf, dan (b) kejelasan pengembangan
objek tulisan.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas pada pertemuan ke II
sebagai
berikut.
-
19
a) Murid kembali menyatu dengan kelompoknya.
b) Setiap murid melakukan kegiatan berbagai pengalaman tentang
draf
cerita yang dibuat dirumah. Murid yang lain mendengarkan
cerita
temannya
c) Masukan yang diterima oleh kelompoknya dipergunakan untuk
memperbaiki draf yang dibuat.
Setelah murid menulis cerita, pekerjaan murid dikumpul untuk
dicermati.
“Adakah perubahan, perbaikan yang dilakukan murid saat sumbangan
saran yang
dilakukan tadi?”. kemudian pekerjaan murid dikembalikan setelah
dicermati ada
tidaknya perubahan. Lalu murid melanjutkan atau meneruskan
menulis cerita di
rumah dengan memperhatikan unsur-unsur kebahasaan dan teknik
penulisannya.
3) Tahap Penyuntingan dan Tahap Publikasi.
Pada tahap ketiga ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu
karangan narasi
yang utuh. Adapun langkah pembelajaran pertemuan ke-3 ini adalah
sebagai
berikut.
a) Murid kembali ke kelompok masing-masing, setelah
menyerahkan
hasil karangan yang telah ditulis di rumah.
b) Guru membagikan hasil karangan murid (kelompok) secara
acak
(pekerjaan murid akan dibaca oleh teman lain dalam
kelompok).
c) Masing-masing murid membaca karangan temannya, apakah
sudah
sesuai dengan kaidah penulisan? Kalau masih ada yang belum
sesuai
dengan saran perbaikan yang diberikan pada pertemuan ke-2,
pembaca kembali memberikan saran perbaikan dengan memberikan
tanda perbaikan kepada pekerejaan temannya.
-
20
d) Proses pembacaan karya temannya ini dilakukan sebanyak dua
kali
dengan pembaca yang berbeda.
e) Setelah proses koreksi dua kali berakhir, penulis akan
membaca
ulang karangannya dan memahami kesalahan tulisan yang ada.
Jika
belum jelas dapat ditanyakan langsung kepada pengoreksi.
f) Selesai menulis dikumpulkan untuk dipublikasi.
B. Kerangka Pikir
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, maka penulis
melaksanakan
pemecahan masalah melalui tindakan perbaikan yang terdiri atas
dua siklus
dengan menggunakan strategi aktivitas terbimbing. Alasan
menggunakan strategi
aktivitas terbimbing dalam menulis karangan narasi karena
pendekatan tersebut
dapat membantu memudahkan menulis karangan narasi, dengan
menggunakan
tiga tahap yaitu: Pramenulis, Pendrafan, Penyuntingan serta
Publikasi. Keempat
tahapan strategi aktivitas terbimbing diberikan secara intensif
oleh guru selama
proses tindakan dari siklus 1 ke siklus berikutnya. Melalui
bimbingan yang
diberikan secara bertahap diharapkan murid belajar menulis
karangan narasi
dengan tidak merasa terbebani pekerjaan yang berat.
Mulai siklus 1 ke siklus berikutnya, murid dapat menunjukkan
perkembangan dan aktivitas dengan melakukan strategi aktivitas
terbimbing. Pada
siklus pertama ini terbentuknya karangan narasi dengan berdasar
empat kriteria
yaitu: pengembangan tema, menentukan topik, menyusun kerangka
karangan, dan
menyempurnakan karangan.
Pada siklus kedua yaitu membahas tentang pengembangan
gagasan
kalimat kedalam paragraf dan kejelasan isi karangan. dan
diharapkan langkah
-
21
pembelajaran menulis karangan narasi sudah sampai pada tujuan
menghasilkan
karangan narasi yang utuh.
Berdasarkan teori yang mendasari pelaksanaan penelitian
tentang
peningkatan kemampuan menulis karangan narasi dengan menggunakan
strategi
aktivitas terbimbing bagi murid kelas V SD Inpres No 170 Kapasa
Kecamatan
Rumbia Kabupaten Jeneponto pelaksanaannya melalui empat tahap
yaitu:
pramenulis, pendrafan, penyuntingan serta publikasi. Untuk lebih
jelasnya dapat
dilihat kerangka pikir seperti yang terlampir dalam bentuk bagan
1 sebagai
berikut:
Bagan. 1 Kerangka Pikir Penggunaan Strategi Aktifitas Terbimbing
pada Murid
Kelas V SD Inpres No 170 Kapasa Kecamatan Rumbia Kabupaten
Jeneponto
Teori yang mendasari pelaksanaan penelitian tentang
meningkatkan
kemampuan menulis karangan narasi murid kelas V SD Inpres No 170
Kapasa
PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA
KTSP 2006
MENYIMAK
BERBICAR
A
MEMBACA
MENULIS
MENULIS KARANGAN
NARASI
STRATEGI AKTIVITAS
TERBIMBING
SIKLUS I
SIKLUS II
ANALAISIS
TEMUAN
-
22
Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto yang terdiri atas strategi
aktivitas
terbimbing yang pelaksanaannya melalui empat tahap yaitu tahap
pramenulis,
pendrafan, perbaikan, dan penyuntingan serta publikasi.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan penjelasan di atas, hipotesis tindakan dalam
penelitian ini
adalah jika strategi aktivitas terbimbing diterapkan, maka
kemampuan menulis
karangan narasi murid kelas V SD Inpres 170 Kapasa Desa Kassi
Kecamatan
Rumbia Kabupaten Jeneponto dapat ditingkatkan.
-
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Model Penelitian
Penelitian ini adalah kualitatif, yaitu penelitian yang
dinyatakan dalam
bentuk verbal dan dianalisis tanpa menggunakan statistik.
Pendekatan kualitatif
yang diunggukapkan Lincodn dan guba (Moleong: 2000: 4-8)
mempunyai ciri-ciri
yaitu:
(1) latar alamiah, (2) manusia sebagai alat (instrument),
(3)
metoide kualitatif, (4) analisis atau secara induktif, (5) teori
dan
dasar, (6) deskriftif, (7) lebih mementingkan proses dari
pada
hasil, (8) adanya “batas” yang ditentukan oleh “fokus”, (9)
adanya
kriteria khusus untuk keabsahan data, (10) desain yang
bersifat
sementara, dan (11) hasil penelitian dirundingkan dan
disepakati
bersama.
Melalui pendekatan kualitatif ini untuk mengkaji apakah upaya
yang
dilakukan guru dapat meningkatkan pemahaman menulis karangan
narasi dengan
menggunakan strategi aktivitas terbimbing bagi murid kelas V SD
Inpres No 170
Kapasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.
Pemilihan jenis penelitian tersebut karena penelitian yang
dilakukan
langsung dalam proses penelitian dimulai dari awal sampai akhir
penelitian.
Peneliti merupakan instrument kunci, baik dalam merencanakan,
merancang,
melaksanakan, mengumpulkan data, menarik kesimpulan, dan membuat
laporan.
Rofiuddin (Muliasa, 2001: 26) mengatakan bahwa penelitian
mempunyai
4 ciri pokok antara lain yaitu: “(1) bersifat kolaboratif, (2)
berfokus pada problem
praktis, (3) penekanan pada pengembangan profesional, (4)
memerlukan adanya
struktur proyek yang memungkinkan partisipan untuk
berkolaborasi”.
23
-
24
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Inpres No 170
Kapasa
Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto dengan jumlah murid 13
orang putra,
dan 7 orang putri. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada
semester genap
tahun pelajaran 2014/2015. Lokasi penelitian ini ditetapkan
berdasarkan
pertimbangan (1) Masih ditemukan murid yang mengalami kesulitan
menulis
karangan narasi, (2) Di sekolah ini belum pernah dilakukan
penelitian Menulis
karangan narasi dengan menggunakan startegi aktivitas
terbimbing, dan (3)
Adanya dukungan dari Kepala Sekolah dan guru terhadap
pelaksanaan penelitian
ini.
C. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada peningkatan kemampuan menulis
karangan
narasi dengan menggunakan strategi terbimbing bagi murid kelas V
SD Inpres No
170 Kapasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan yang
bertujuan
meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi bagi murid kelas
V sekolah
dasar. Sesuai dengan rancangan penelitian tindakan kelas,
masalah penelitian
yang dikaji berkaitan dengan usaha memperbaiki atau
meningkatkan
pembelajaran di kelas secara profesional. Hal ini sejalan dengan
apa yang
dikemukakan Rofi’uddin (1998: 4)“bahwa ciri esensi penelitian
tindakan terletak
pada tindakan dalam situasi yang dialami untuk memecahkan
masalah-masalah
praktis atau meningkatkan kualitas praktik”.
-
25
Berdasarkan hasil analisis disusunlah rancangan strategi
pembelajaran dan
format pengamatan. Setelah itu dilakukan tindakan pengefektifan
pembelajaran
menulis karangan narasi dengan menggunakan strategi aktivitas
terbimbing. Pada
saat pembelajaran, peneliti mengadakan pengamatan terhadap
aktivitas guru dan
murid dalam proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan
format observasi yang telah dirancang sebelumnya. Dengan format
tersebut
peneliti dapat melihat peningkatan proses dan hasil belajar
murid.
Setelah data pengamatan diperoleh, selanjutnya diadakan analisis
dan
refleksi terhadap hasil tindakan kemampuan menulis karangan
narasi dengan
menggunakan strategi aktivitas terbimbing. Tindakan dikatakan
berhasil apabila
guru melakukan tindakan sesuai yang telah direncanakan.
E. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah murid kelas V SD Inpres No 170
Kapasa
Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, yang
aktif dan
terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 sebanyak 8
orang murid SD
dengan sasaran utama meningkatkan kemampuan menulis karangan
narasi.
Memilih murid kelas V SD Inpres No 170 Kapasa Kecamatan
Rumbia
Kabupaten Jeneponto sebagai responden dengan alasan sebagai
berikut: (1)
Tingkat perkembangan kognitif usia antara 10 dan 11 tahun sudah
dapat menulis
karangan narasi karena mereka telah belajar tentang menulis
lanjut sejak kelas III,
(2) Adanya variasi murid, dilihat dari status sosial, pendidikan
dan pekerjaan
orang tua mereka, (3) Adanya masalah yang dialami murid kelas V
sekolah dasar
dalam menulis karangan narasi, dan (4) Peneliti dan guru kelas V
dapat
berkolaborasi.
-
26
F. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah murid kelas V SD Inpres
No 170
Kapasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto. Subjek penelitian
ini adalah
semua murid yang terdapat di dalam kelas dengan kualifikasi: (1)
murid yang
berkemampuan tinggi, (2) murid yang berkemampuan sedang, (3)
murid yang
berkemampuan rendah. Kemudian murid-murid kelas V dipilih dengan
cara
sebagai berikut:
1. Murid dikelompokkan atas tiga kelompok (tinggi, sedang,
rendah)
berdasarkan nilai Bahasa Indonesianya dirapor, dan dengan saran
dari
guru wali kelas.
2. Selanjutnya murid-murid yang dikelompokkan tersebut,
diberikan
tindakan sesuai dengan yang direncanakan.
G. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
tes,
wawancara, pengamatan, dan catatan lapangan. Keempat teknik
tersebut
dilaksanakan sebagai berikut:
1. Tes
Tes dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang pemahaman
murid
dalam menulis karangan narasi. Tes dilaksanakan pada awal
penelitian, pada akhir
setiap tindakan, dan pada akhir setelah diberikan serangkaian
tindakan.
2. Wawancara
Wawancara dimaksudkan untuk menggali kesulitan murid dalam
menulis
karangan narasi dengan menggunakan strategi aktivitas
terbimbing, yang mungkin
sulit diperoleh dari hasil pekerjaan murid maupun melalui
pengamatan.
-
27
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh orang yang terlibat aktif dalam
pelaksanaan
tindakan yaitu guru yang mengajar di kelas V SD Inpres No 170
Kapasa
Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto. Pada pengamatan ini
digunakan
pedoman pengamatan untuk mencatat hal-hal yang dianggap
penting.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan memuat hal-hal penting yang terjadi selama
pembelajaran berlangsung yang dapat digunakan untuk melengkapi
data yang
tidak terekam dalam lembar observasi.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
rangka
penelitian ini adalah:
1. Tes hasil belajar digunakan untuk memperoleh informasi
tentang penguasaan
murid setelah proses pembelajaran.
2. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui data tentang
kehadiran murid,
keaktifan murid, dan perhatian murid dalam mengikuti proses
belajar-mengajar
sebagai berikut :
Tabel 1. Lembar Observasi
No
.
Murid
Aktivitas Murid Selama Proses Belajar Mengajar
1 2 3 4 5 6 7a 7b 7c
1
2
3
4
5
6
7
Keterangan :
1. Menyimak pengarahan guru
-
28
2. Kerjasama dikelompoknya 3. Aktif berdiskusi 4. Mengeluarkan
pendapat 5. Mengajukan pertanyaan yang relevan 6. Menjawab
pertanyaan dengan benar dan tepat 7. Perilaku yang tidak relevan
dalam KBM
a. Membicarakan hal-hal yang tidak berhubungan dengan materi b.
Keluar masuk kelas c. Bermain-main
I. Validitas Data
Untuk mengecek keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan
menurut
Moleong (2000: 175-187) ada sembilan iktisar kriteria dan teknik
pemeriksaan
keabsahan data, yaitu:
perpanjangan keikutsertaan, (2) ketekunan pengamatan, (3)
tiangulasi, (4) pemeriksaan sejawat melalui diskusi, (5)
analisis
kasus negative, (6) kecakupan referensional anggota, (8)
uraian
rinci, dan (9) auditing. Dari kesembilan teknik penelitian
tersebut hanya ada tiga yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu; (1) ketekunan pengamatan, (2) triangulasi, dan (3)
pemeriksaan sejawat melalui diskusi.
Ketekunan dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara
teliti,
rinci, dan terus menerus selama penelitian. Dalam hal ini dapat
diikuti dengan
pelaksanaan wawancara, secaar intensif, aktif dalam kegiatan
pembelajaran.,
sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sedangkan
tiangulasi
dilakukan untuk membandingkan apersepsi penelitian dengan pihak
lain, terhadap
data yang berupa temuan di lapangan. Tianggualasi meliputi
pengumpulan
pendapat mengenai suatu kejadian dalam proses penelitian dari
tiga sudut pandang
yang berbeda. Sementara pengecekan teman sejawat adalah
mendiskusikan proses
dan hasil penelitian dengan dosen pembimbing atau pengamat yang
ikut dalam
pengumpulan data atau teman mahapeserta didik. Semua ini di
lakukan dengan
-
29
harapan peneliti mendapatkan masukan-masukan untuk merumuskan
kegiatan
pembelajaran.
J. Analisis Data
Analisis data dimulai dari analisis terhadap data yang telah
diperoleh
berdasarkan hasil observasi dan tes kemampuan menulis karangan
narasi murid
kelas V . Data terdiri atas aspek aktivitas guru, aspek
aktivitas murid, dan aspek
hasil kemampuan menulis karangan narasi murid kelas V SD Inpres
No 170
Kapasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto melalui penggunaan
strategi
aktivitas terbimbing.
K. Indikator Kinerja
Indikator dalam penelitian ini meliputi strategi aktivitas
terbimbing. Dari
segi proses ditandai oleh keaktifan murid dalam proses
terlaksananya strategi
pembelajaran yang sesuai dengan rencana dan memenuhi
tahap-tahap, yaitu: (1)
menyampaikan tujuan dan motivasi murid, (2) penyajian materi,
(3)
pengorganisasian murid dalam kelompok, (4) membimbing murid
melakukan
kegiatan kelompok, (5) evaluasi dan perhitungan skor
perkembangan individu,
dan (6) pemberian penghargaan kelompok, muncul aspek-aspek
strategi aktivitas
terbimbing dalam aktivitas murid (bekerja dalam tugas, membagi
giliran dalam
tugas, mendengarkan dengan aktif, mendorong partisipasi
bertanya, dan
memeriksa ketepatan).
Hipotesisi tindakan dalam penelitan ini adalah penerapan
strategi aktivitas
terbimbing dapat menjadi salah satu alternatif solusi yang tepat
untuk
meningkatkan pemahaman murid dalam menulis karangan narasi.
Adapun kriteria
-
30
yang digunakan untuk mengungkapkan pemahaman murid adalah sesuai
dengan
kriteria standar yang diungkapkan Nurkencana (1986: 39) sebagai
berikut:
“Tingkat penguasaan 90%-100% dikategorikan sangat tinggi,
80%-
89% dikategorikan tinggi, 65%-79% dikategorikan sedang, 55%-
64% dikategorikan rendah, dan 0%-54% dikategorikan sangat
rendah”.
Berdasarkan kriteria standar tersebut, maka penelitian
menentukan tingkat
kriteria keberhasilan tindakan pada penelitian ini dilihat dari
pemahaman Bahasa
Indonesia murid pada materi menulis baik secara individu maupun
klasikal pada
setiap siklus meningkat dan menunjukkan tingkat pencapaian
ketuntasan 70%.
L. Prosedur Penelitian
Tahap-tahap yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan ini
mencakup
(1) tahap perencanaan, dan (2) tahap pelaksanaan tindakan
penelitian. Adapun
tahap-tahap tersebut dapat disajikan sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan tindakan
Kegiatan dalam perencanaan adalah:
1) Refleksi awal
2) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah (1) membuat
soal tes
awal, (2) menentukan sumber data, (3) melakukan tes awal,
(4)
menetapakan kelompok, dan (5) menentukan subjek penelitian
3) Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan. Kegiatan
yang
dilakukan pada tahap ini adalah: (1) menentukan tujuan
pembelajaran,
(2) menyusun kegiatan pembelajaran, strategi aktivitas
terbimbing
dalam menulis karangan narasi.
2. Tahap pelaksanaan tindakan penelitian
-
31
Tindakan dalam penelitian ini dilakukan menurut model yang
ditawarkan
oleh Mc.Taggart, yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan
tindakan,
observasi dan refleksi. Keempat tahap tersebut diuraikan sebagai
berikut:
1) Tahap perencanaan tindakan
Tahap perencanaan tindakan adalah persiapan perencanaan
tindakan
pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan strategi
aktivitas
terbimbing, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Menyamakan apersepsi antara peneliti, dan guru tentang
konsep
dan tujuan penggunaan strategi aktivitas terbimbing dalam
pembelajaran menulis karangan narasi
(2) Secara kolaboratif menyusun rencana tindakan
pembelajaran
siklus 1
(3) Menentukan bahan cerita yang akan diceritakan
(4) Menyusun rambu-rambu instrument data keberhasilan guru
maupun instrument data keberhasilan murid, berupa: Format
observasi, pedoman wawancara, tes, dan persiapan rekaman
kegiatan tindakan berupa foto pelaksanaan tindakan.
(5) Peneliti memberi pelatihan kepada guru cara
mengemplementasikan rencana pembelajaran siklus 1 sebelum
dilaksanakan tindakan.
2) Tahap pelaksanaan tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahap
mengimplementasikan
rencana tindakan yang telah disusun secara kolaboratif antara
peneliti dan guru
Kelas V Sekolah dasar. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu guru
melaksanakan
-
32
tindakan pembelajaran menulis karangan narasi dengan,
menggunakan strategi
aktivitas terbimbing. Dengan lima tahap yaitu (1) Tahap
Pramenulis, (2) Tahap
Pendrafan, (3) Tahap Perbaikan, (4) Tahap Penyuntingan, dan (5)
Tahap
Pempublikasian.
3) Tahap Observasi
Tahap observasi adalah mengamati seluruh proses tindakan dan
pada saat
selesai tindakan. Fokus observasi yaitu aktivitas guru dan
murid. Adapun aktivitas
guru dapat diamati mulai dari tahap awal pembelajaran, saat
pembelajaran, dan
akhir pembelajaran. Aktivitas guru dan murid diperoleh dengan
menggunakan
format observasi, pedoman wawancara, rekaman foto, dan hasil
karangan setiap
responden.
4) Tahap Refleksi
Tahap akhir adalah merefleksi terhadap hasil yang dicapai pada
setiap
siklus. Pada tahap refleksi ini dilakukan analisis data mengenai
semua proses
pembelajaran baik yang dilakukan oleh guru maupun murid, dari
awal
pembelajaran, inti sampai akhir pembelajaran. Apabila pada
siklus pertama, hasil
yang diinginkan belum tercapai, maka direncanakan tindakan
berikutnya.
Sedangkan keberhasilan murid dapat dilihat pada proses
pembelajaran
berlangsung dan hasil yang dicapai dalam menulis karangan
narasi. Proses
penilaian selama berlangsung tindakan digunakan format observasi
seperti
terlampir.
Setiap jenis objek yang dinilai diklasifikasikan dan
ditentukan
kecendrungan kategori, yaitu sangat baik (SB), kualifikasi baik
(B), kualifikasi
-
33
cukup (c), kualifikasi kurang (K), dan kualifikasi sangat kurang
(SK). Tahap
tindakan digambarkan dalam bagan 2 sebagai berikut:
Bagan .2 Alur Penelitian Pembelajaran Menulis Karangan
Narasi
TINDAKAN SIKLUS I
Pramenulis Pendrafan Penyuntingan dan Pempulikasian
ANALISIS
DAN
REFLEKSI
SIKLUS I
OBSERVASI/
EVALUASI
SIKLUS I
BELUM
BERHASIL
Ide Awal
Diagnostik
Masalah
MENYUSUN
RENCANA
SIKLUS I
ANALISIS
DAN
REFLEKSI
SIKLUS II
BERHASIL
SIMPULAN
TINDAKAN SIKLUS II
Pramenulis Pendrafan Penyuntingan dan
Pempulikasian
MENYUSUN
RENCANA
SIKLUS II
OBSERVASI /
EVALUASI
SIKLUS 2
-
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bagian ini dipaparan data dan pembahasan pembelajaran
menulis
karangan dengan menggunakan strategi aktivitas menulis
terbimbing. Data
tindakan, temuan, dan refleksi di peroleh melalui hasil
pengamatan, catatan
lapangan, wawancara, dan dekomentasi hasil belajar murid. Data
setiap siklus di
paparkan secara terpisah. Hal ini bertujuan untuk melihat
persamaan, perbedaan,
perubahan, dan perkembangan alur setiap siklus. Menggunakan
strategi aktivitas
menulis terbimbing dalam pembelajaran menulis karangan merupakan
suatu
kesatuan dalam proses pembelajaran yang utuh dari setiap siklus.
Pembejaran
menulis karangan dengan menggunakan strategi aktivitas menulis
terbimbing
sebagi suatu proses mencakup (1) perencanaan pembelajaran, (2)
pelaksanaan
tindakan pembelajaran, (3) hasil dan temuan penelitian, dan (4)
refleksi tindakan.
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian terdiri atas temuan keberhasilan guru
menggunakan
strategi aktivitas menulis terbimbing dalam pembelajaran menulis
karangan narasi
dan temuan perkembangan aktivitas proses dan hasil belajar
menulis karangan
narasi murid kelas V SD Inpres No. 170 Kapasa Kabupaten
Jeneponto.
1. Temuan Penelitian Siklus I
Dalam kegiatan dipaparkan perencanaan, pelaksanaan, hasil dan
temuan-
temuan penelitian. Paparan data tersebut diperoleh melalui hasil
pengamatan pada
aktivitas guru dan murid dalam proses dan hasil menulis karangan
narasi,
34
-
35
komponen yang diamati yaitu: menentukan Topik Karangan (TK),
Judul
Karangan (JK), mengembangkan Kerangka Karangan (KK), dan
Karangan (KR).
Dalam proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan
menggunakan
strategi aktivitas menulis terbimbing diarahkan murid berada
pada tingkat
pramenulis, pendrafan, perbaikan, penyuntingan, dan publikasi.
Pelaksanaan
menulis karangan narasi dengan menggunakan strategi aktivitas
menulis
terbimbing terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap pramenulis,
tahap pendrafan, dan
tahap penyuntingan serta publikasi. Ketiga tahapan ini di
implementasikan dalam
perencanaan pembelajaran, dan hasil belajar menulis karangan
narasi.
a. Perencanaan Pembelajaran Menulis Karangan dengan Menggunakan
Strategi
Aktivitas Menulis Terbimbing Siklus I
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mengadakan kunjungan
ke
sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. Tujuan kunjungan
untuk
melakukan koordinasi dengan kepala sekolah agar di izinkan untuk
melaksanakan
penelitian pada sekolah yang dipimpinyan. Pada pertemuan
tersebut kepala
sekolah SD Inpres No. 170 Kapasa memberikan izin dan
mempersilahkan
langsung dengan guru kelas V. Peneliti kemudian menemui guru
kelas V untuk
menyampaikan rencana pelaksanaan tes awal dan rencana
pelaksanaan tindakan
penelitian.
Dari hasil diskusi antara peneliti dengan guru kelas V
disepakati bahwa tes
awal dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 18 April Tahun 2015
dengan alokasi
waktu 2 x 40 menit. Tes awal diikuti oleh semua murid kelas V SD
Inpres No.
170 Kapasa yang berjumlah 8 orang murid. Adapun deskripsi tes
awal dapat
dilihat pada tabel 2.1 berikut
-
36
Tabel 2.1. Skor Hasil Kemampuan Menulis Karangan Narasi Kelas V
SD Inpres
No. 170 Kapasa Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto pada Tes
Awal
No
Nama Murid
Jenis
Kelamin Aspek yang di Nilai
Nilai P/L TK
10
JK
10
KK
35
KR
45
1 Irsan Saenal L 5 2 - 10 17
2 Masyanda L 5 4 20 10 39
3 Azman Adi Putra P 7 8 30 35 80
4 Ayu Andini L 5 5 10 15 35
5 Candra Saputra L 5 5 10 35 55
6 Pahmi Saputra P 8 10 30 25 73
7 M. Syahrul Ihsan L 6 6 20 25 57
8 Putri Andriani P 9 10 35 40 94
Jumlah 8 50 50 155 195 450
Rata-rata 6.25 6.25 19 24 56.25
Sumber : Analisis data Tahun 2015 diolah dari lampiran 1
Berdasarkan tabel 2.1. Diatas diketahui nilai rata-rata setiap
aspek
kemampuan menulis karangan narasi adalah (1) kemapuan menentukan
topik
karangan nilai rata-rata 6,25% ,(2) kemampuan menentukan judul
karangan nilai
rata-rata 6,25%,, (3) kemampuan mengembangkan kerangka karangan
nilai rata-
rata 19 %, (4) kemampuan menulis karangan nilai rata-rata 24%.
Setelah tes awal
dilaksanakan, hasil pekerjaan murid dikoreksi, sehingga
ditemukan masalah-
masalah, yakni:
(1) Umumnya murid sudah bisa menentukan topik
(2) Murid sudah dapat menentukan judul tapi masih ada juga yang
belum
(3) Murid juga sudah dapat menyusun kerangka karangan namun
masih
banyak terdapat kekeliruan
(4) Umumnya murid dapat menulis karangan hanya belum bisa
merangkaikan dari kata ke kata lain.
(5) Dalam menulis masih terdapat kekurangan huruf, dan
penempatan
tanda baca belum tepat.
-
37
Dari hasil tes yang diperoleh murid, maka dikelompokkan menjadi
murid
yang tingkat penguasaan tinggi, sedang, dan rendah. Setelah
melaksanakan tes
awal, peneliti dan guru kelas V menyepakati bahwa pelaksanaan
tindakan siklus I
dimulai pada hari senin , tanggal 20 April 2015.
Rencana pembelajaran untuk setiap tindakan disusun dan di
konsultasikan
dengan dosen pembimbing. Rencana pembelajaran memuat (1)
identitas rencana
pelaksanaan pembelajaran yang meliputi sekolah, mata pelajaran,
pokok bahasan,
dan alokasi waktu, (2) standar kompetensi, (3) kompetensi dasar,
(4) indikator, (5)
tujuan pembelajaran, (6) materi pembelajaran, (7) metode
pembelajaran, (8)
kegiatan pembelajaran, (9) media dan sumber belajar, dan (10)
penilaian.
Untuk mengamati aktivitas peneliti dan murid selama
pembelajaran
digunakan lembar observasi. Pengamatan terhadap kegiatan
pembelajaran peneliti
melibatkan 1 orang pengamat yaitu peneliti dan guru sebagai
pemateri. Materi
pembelajaran yang dilaksanakan pada tindakan siklus I ini
mengambil tema
menulis karangan narasi dengan alokasi waktu yang digunakan pada
setiap
pertemuan 2 x 40 menit.
Kompetensi yang ingin dicapai adalah murid dapat menulis
karangan
narasi dan dapat memberi tanggapan tentang materi pelajaran.
Berdasarkan
kompetensi tersebut peneliti dan guru menetapkan tujuan
pembelajaran dalam dua
kali pertemuan. Pada pertemuan pertama yaitu (1) murid dapat
menentukan
tema/topik pembelajaran, (2) murid dapat menentukan tujuan
pembelajaran, (3)
murid dapat menentukan langkah-langkah KBM, (4) murid dapat
memilih
bahan/materi pembelajaran, (5) murid dapat menyusun alat tes
hasil belajar, dan
(6) murid dapat menyusun format.
-
38
Sedangkan pada pertemuan kedua adalah (1) murid dapat
memberikan
topik sesuai dengan kerangka karangan, (2) murid dapat memilih
tema yang akan
dijadikan sebagai kerangka karangan, (3) murid dapat
mengembangkan topik
karangan, (4) murid dapat menentukan judul, (5) murid dapat
menyusun kerangka
karangan sesuai dengan tema, (6) murid dapat berdiskusi, (7)
murid dapat
memperlihatkan hasil kerjanya, dan (8) murid dapat memperbaiki
kerangka
karangan berdasarkan masukan dari teman kelompoknya.
Dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut, perencanaan
pembelajaran
dibagi dalam tiga tahap yaitu (1) tahap pramenulis, (2) tahap
pendrafan, dan (3)
tahap penyuntingan dan publikasi. Meskipun perencanaan ini
dibagi atas tiga
tahap namun setiap tahap tidak berdiri sendiri, tetapi saling
terkait antara tahap
yang satu dengan tahap yang lainnya.
Pada tahap pramenulis, direncanakan guru memulai pelajaran
dengan
mengembangkan karangan yang sesuai dengan tema, tanya jawab,
guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan langkah-langkah
kegiatan
belajar mengajar, manyampaikan langkah-langkah strategi
aktivitas menulis
terbimbing, dan menugasi murid menulis karangan narasi.
Pada tahap pendrafan, direncanakan guru membimbing murid
menjelaskan
apa yang akan di tulis, mengapa menulis topik tertentu (latar
belakang), apa
manfaat dan tujuan penulisan dan bagaimana jangkauan
penulisannya. Adapun
bimbingan pada tahap ini yaitu (1) murid mengembangkan kerangka
karangan
menjadi draf sementara, dan (2) murid mengembangkan gagasan
utama dan detil
penjelasannya dengan baik.
-
39
Pada tahap penyuntingan dan publikasi guru membimbing murid
untuk
memperbaiki kesalahan mekanik (ejaan dan tanda baca) dalam draf
dengan
menerapkan teman sejawat dan balikan langsung dari guru. Adapun
bimbingan
yang diberikan murid pada tahap ini yaitu: (1) Membaca seluruh
karangan, (2)
Menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberikan catatan
bila ada hal
yang harus diganti, ditambah atau disempurnakan. Kemudian murid
dibimbing
untuk menemukan serta menunjukkan pola penulisan yang sesuai,
dan melakukan
perbaikan. Setelah melakukan hal-hal di atas murid di tugasi
melaporkan dan
membahas hasil kerja mereka, dan mengerjakan tes formatif untuk
mengetahui
dampak proses pembelajaran menulis terhadap hasil belajar
murid.
Pertemuan pertama difokuskan pada TK (Topik Karangan), dan JK
(Judul
Karangan), pada pertemuan kedua difokuskan pada mengembangkan
KK
(Kerangka Karangan), dan penyempurnaan KR (Karangan), pada
setiap akhir
tindakan pembelajaran menulis karangan narasi dilakukan tes
formatif untuk
melihat dampak proses pembelajaran menulis karangan narasi
dengan
menggunakan strategi aktivitas menulis terbimbing tehadap hasil
belajar menulis
karangan narasi.
Dalam kegiatan penyajian materi ini, peneliti bertindak sebagai
pengamat.
Selama pelasanaan penyajian materi, peneliti mengamati jalannya
proses
pembelajaran sesuai dengan lembar pengamatan.
b. Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan
Menggunakan
Startegi Aktivitas Menulis Terbimbing Siklus 1
Pelaksanaan pemelajaran menulis karangan narasi dengan
menggunakan
strategi aktivitas menulis terbimbing bagi murid kelas V SD
Inpres No. 170
-
40
Kapasa Kabupaten Jeneponto untuk siklus pertama dilaksanakan dua
kali
pertemuan, yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 20 April
2015 dan hari
Kamis Tanggal 23 April 2015 pukul 08.00-09.20 WIB. Setiap
pertemuan terdiri
atas tiga tahapan, yaitu tahap pramenulis, pendrafan, dan
penyuntingan serta
publikasi.
1) Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan
Menggunakan
Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing pada Pertemuan I
Peroses pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan
strategi
aktivitas menulis terbimbing dibagi atas tiga tahap yaitu tahap
pramenulis,
pendrafan, dan penyuntingan serta publikasi. Pada tahap
pramenulis diawali
dengan mempersiapkan murid menulis karangan yang sesuai dengan
contoh yang
telah diberikan, dan tanya jawab, menyampaikan tujuan
pembelajaran,
menyampaikan langkah-langkah KBM, menyampaikan langkah-langkah
menulis
karangan narasi dengan menggunakan strategi aktivitas menulis
terbimbing,
mengelompokan murid sesuai tingkat kemampuannya, dan menugasi
murid
menulis karangan dengan topik yang diberikan guru. Aktivitas
tindakan guru dan
murid dalam tahapan pramenulis seperti tampak dalam dialog 1
(Senin, 20 April
2015).
Dialog 1 Membuka Pelajaran
Guru : Anak-anak! Pagi ini adalah pelajaran bahasa indonesia.
Apakah anak-
anak sudah siap belajar?
Murid : Siap Pak ........................(serentak menjawab)
Guru : Baik, pakah anak-anak masih ingat tentang pelajaran
menulis
karangan?
Murid : Masih Pak, (serentak menjawab)
Guru : Bagus, siapa yang masih ingat apa-apa saja yang perlu
kita ketahui
dalam menulis karangan?
-
41
Murid : (Semuanya diam) tidak ada yang menjawab
Guru : Ayo! AA, AZ, atau CS mau menjawab?
Murid : (Diam) belum ada yang menjawab
Guru : Baiklah, kalau begitu Bapak tunjuk saja siapa yang mau
menjawab
Murid : Saya Pak (FR menjawab) kita perlu menentukan tema,
amanat, dan
topiknya
Guru : Bagus, coba SI, apa yang dimaksud amanat itu
Murid : SI, amanat adalah pesan yang disampaikan dalam
cerita
Guru : Ada yang jawaban yang lain?
Murid : Saya Pak (MS menjawab) amanat pesan yang akan
disampaikan dalam
sebuah Cerita
Guru : Ya, jawabanmu bagus. (lanjut guru mengajukan pertanyaan
tentang
bagian-bagian yang membangun karangan). Setelah itu Bapak
memberikan tugas kepada murid untuk menulis sebuah karangan,
tapi
sebelum membuat sebuah karangan terlebih dahulu kita haru
menentukan topik karangan, setelah itu kalian tentukan
judulnya.
Mengerti penjelasan Bapak?
Murid : Mengerti Pak.............
Dari dialog tersebut tampak guru memulai pelajaran dengan
mempersiapkan murid belajar, memberi informasi umum tentang
hasil tes awal
yang berkaitan dengan menulis karangan narasi. Kegiatan
berikutnya guru
menyampaikan tujuan dan langkah-langkah KBM secara umum.
Langkah-langkah
menulis karangan narasi terhadap strategi aktivitas menulis
terbimbing belum
disampaikan. Kegiatan selanjutnya tanya jawab tentang
bagian-bagian yang
membangun karangan yang berkaitan dengan tema.
Setelah itu guru memberikan contoh dan bertanya jawab tentang
bagian-
bagian yang membangun karangan tersebut. Hal ini dilakukan
sebagai upaya
membangkitkan skemata murid. Setelah bertanya jawab tentang
bagian-bagian
yang membangun karangan tersebut guru menugasi murid menentukan
topik
karangan yang akan di kembangkan. Kegiatan ini dilakukan sebagai
upaya murid
dapat menulis karangan narasi yang utuh dan murid memahami
tentang menulis
karangan. Untuk memantapkan pemahaman murid, guru meminta murid
secara
-
42
bergantian menjelaskan unsur-unsur yang membangun dalam menulis
karangan
tersebut.
Aktivitas menulis karangan narasi dilakukan dengan cara guru
menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menulis
karangan
narasi dan diikuti oleh kegiatan murid menyimak dan mengamati
langkah-langkah
yang dilakukan dalam menulis karangan. Setelah konfirmasi
peneliti, guru
menyatakan bahwa menulis karangan dapat melatih murid membaca
dan teliti
dalam menulis sebuah karangan. Selain itu murid dilatih untuk
selalu siap menulis
karangan narasi sewaktu-waktu diminta untuk melanjutkan
karangannya atau
menjawab pertanyaan guru.
Kegiatan selanjutnya adalah guru menugasi murid memilih
topik
karangan, tapi sebelum menugasi murid menentukan topik karangan
guru
membetuk kelompok. Tiap kelompok dapat berjumlah 4-5 orang
perkelompok.
Setelah melaksanakan kegiatan pramenulis, yaitu menentukan topik
karangan
terjadi interaksi antara guru dan murid pada dialog 2 saat
pelaksanaan pendrafan
sebagai berikut:
Dialog 2 Pelaksanaan pendrafan
Guru : Anak-anak, kalian sudah menetukan topik karangan,
sekarang
duduklah sesuai dengan anggota kelompokmu. Tiap kelompok
berjumlah lima atau empat orang. Tiap kelompok tugasnya
mendiskusikan topik yang dipilih. (Bapak, Rahman membagikan
LKS
kepada masing-masing kelompok).
Murid : (Murid berhadap-hadapan dalam kelompoknya), di antaranya
ada yang
bingung dan tidak tahu apa yang akan dilakukan. Sedangkan yang
lain
terlihat mendominasi kegiatan dan lainnya santai dan saling
berpandangan (suasana kelas menjadi ramai).
Guru : Setelah 15 menit kemudian, Bapak Rahman mengimformasikan
bahwa
waktunya sudah selesai. Bapak minta kelompok satu melaporkan
hasil
kerjanya dan yang lainnya mendengarkan laporan yang
dibacakan
temannya.
-
43
Murid : (Kelompok satu bangkit maju melaporkan hasil kerjanya).
Setelah itu
menyusul kelompok dua dengan suara kurang jelas karena
terlihat
malu-malu sehingga laporan yang dibacakan kurang jelas
kedengaran.
Guru : Ayo berikan tepuk tangan kepada kelompok yang sudah
tampil
Murid : (Murid serempak tepuk tangan dan kelas menjadi
ramai)
Guru : Karena waktu sudah selesai. Jadi sekarang kumpulkan LKS
yang tadi
dibagikan kedepan kelas. Selanjutnya anak-anak disuruh
kembali
ketempat duduknya masing-masing untuk menjawab soal evaluasi
secara individu.
Berdasarkan dialog tersebut guru mengarahkan murid untuk
berkelompok
dan melakukan diskusi. Anggota kelompok didasarkan kedekatan
tempat
duduknya. Pada saat murid dikelompokkan, suasana kelas menjadi
ramai, karena
ada beberapa murid yang tidak mengetahui tugasnya dalam
kelompok. Setelah
diarahkan oleh guru suasana kelas dapat dikendalikan.
Suasana murid saat melakukan kerja kelompok tampak didominasi
oleh
anggota kelompok tertentu, sedangkan yang lainnya tampak kurang
serius, kurang
aktif, dan kurang merespon pertanyaan-pertanyaan. Setelah
selesai kegiatan
diskusi, murid ditugasi melaporkan hasil diskusinya dan yang
lain kurang
diarahkan untuk memberikan pendapat, murid terkesan malu-malu,
dan takut
menyampaikan pendapat mereka. Hal ini tampak saat laporan
kelompok lain.
Setelah dikonfirmasi, murid menyatakan bahwa mereka tidak berani
berpendapat
karena takut salah dan malu jika dicela oleh teman mereka.
Dari paparan data pelaksanaan menulis karangan narasi dengan
menggunakan strategi aktiviatas menulis terbimbing pertemuan
pertama dapat
disimpulkan bahwa, aktivitas guru dan murid menentukan topik
karangan belum
terlaksanan dengan indikator yang ditetapkan.
2) Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan
Menggunakan
Stategi Aktivitas Menulis Terbimbing pada Pertemuan 2
-
44
Proses implementasi strategi aktivitas menulis terbimbing
dalam
pembelajaran menulis karangan narasi pada pertamuan kedua di
fokuskan pada
pengembangan kerangka karangan melalui strategi aktivitas
menulis terbimbing.
Pada pertemuan kedua dilaksanakan hari Kamis, 23 April 2015
mulai pukul
07.30. Pertemuan ini terdiri dua tahapan, yaitu tahap
penyuntingan dan publikasi.
Peroses pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan
strategi
aktivitas menulis terbimbing terdiri dua tahap yaitu tahap
penyuntingan dan
publikasi. Pada tahap pramenulis diawali dengan mempersiapkan
murid menulis
karangan yang sesuai dengan contoh yang telah di berikan, dan
tanya jawab,
menyampaikan tujuan pembelajaran, menyampaikan langkah-langkah
KBM,
Menyampaikan langkah-langkah menulis karangan narasi dengan
menggunakan
strategi aktivitas menulis terbimbing. Mengelompokan murid
sesuai tingkat
kemampuannya, dan Menugasi murid menulis karangan dengan tema
yang di
berikan guru. Aktivitas tindakan guru dan murid dalam tahapa
penyuntingan dan
publikasi seperti tampak dalam dialog 3 sebagai berikut.
Guru : Anak-anak! Pagi ini adalah pelajaran bahasa indonesia.
Apakah anak-
anak sudah siap belajar?
Murid : Siap Pak ........................(serentak menjawab)
Guru : Baik, pakah anak-anak masih ingat