-
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
MELALUI MEDIA KARTU HURUF PADA KELOMPOK B DI
TK ISLAM AN-NAHL TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk
Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
SILVI JULIANI
NIM. 11150184000045
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
-
ii
-
iii
-
iv
-
v
Abstrak
Silvi Juliani 11150184000045 Peningkatan Kemampuan Membaca
Permulaan Melalui Media Kartu Huruf pada Kelompok B di TK Islam
An-
Nahl Tangerang.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan
membaca permulaan pada kelompok B melalui media kartu huruf di
TK Islam
An-Nahl Tangerang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
penelitian tidakan kelas kolaboratif dengan menggunakan model
Kemmis dan Mc
Taggart. PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi
permasalahan yang
muncul di dalam kelas. Metode ini dilakukan dengan tiga tahap,
yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah
anak didik
kelompok B TK Islam An-Nahl Tangerang yang berjumlah 11 orang
anak. Objek
penelitian ini adalah kemampuan membaca permulaan pada kelompok
B. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Teknis
analisis data
dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Indikator keberhasilan yang
ditetapkan yaitu minimal 75% dari 11 orang anak mencapai
kemampuan
membaca permulaan pada kelompok B. Penelitian ini dilakukan
dalam dua siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca
permulaan
pada kelompok B mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan
membaca
permulaan pada kelompok B terlihat dari aspek language,
convention of print,
knowledge of letter, linguistic awarness, motivasi print, other
cognitive skill.
Peningkatan kemampuan membaca permulaan pada kelompok B melalui
media
kartu huruf dalam pelaksanaan pratindakan 35,14%, dan pada
siklus I meningkat
menjadi 63,29%, karena masih kurang dari kriteria keberhasilan
yang diharapkan
maka dilakukan tindakan selanjutnya yaitu siklus II dan
meningkat sangat baik
dengan persentase 87,59%. Dengan perolehan tersebut maka
penelitian dihentikan
karena telah mencapai kriteria keberhasilan.
Kata kunci : kemampuan membaca permulaan, media kartu huruf,
anak usia dini.
-
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan
baik. Shlawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah
SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang
benderang
seperti sekarang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi
sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan
tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh
karena itu, penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Dr. Siti Khadijah, MA. Sebagai selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Islam
Anak Usia Dini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Miratul Hayati, M.Pd. sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan
Islam Anak
Usia Dini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Fidrayani, M.Psi. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing,
mengarahkan dan memberikan motivasi terus menerus kepada penulis
dari
awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
4. Nuraida, M.Psi. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah
memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis.
5. Segenap dosen jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini yang
telah
menyampaikan ilmunya kepada penulis.
6. Gandriyani Nurvita Winahyu, S.Psi. sebagai kepala sekolah
yang telah
menerima peneliti untuk melakukan penelitian di TK Islam
An-Nahl.
7. Ela Halimah, guru kelas kelompok B yang membantu penulis
dalam
melakukan penelitian ini.
-
vii
8. Semua siswa kelompok B TK Islam An-Nahl yang telah berkerja
sama
dengan penulis agar penelitian ini berjalan lancar dan selalu
memberikan
senyum semangat kepada penulis setiap harinya.
9. Orang tua saya bapak Ahmad Fauzi dan ibu saya Olviana. S,
yang tidak
henti-hentinya mendoakan saya, memberikan bantuannya berupa
moril
maupun materil, memberikan semangat demi keberhasilan saya.
10. Tak lupa kepada abang saya Anggi Olfa Saputra dan kaka ipar
saya Dinna
Novitasari, yang selalu menjadi penyemangat dan motivasi
untuk
mengerjakan skripsi ini.
11. Sahabat-sahabatku wi-fi hunter (Rahma, Sarah, Syifa Siti,
Rita, Virna)
yang selalu memberikan masukan, dorongan maupun motivasi
kepada
penulis dalam proses menyusun skripsi ini.
12. Seluruh teman-teman seangkatan, terutama kelas B PIAUD
angkatan 2015
yang selalu mengisi hari-hari menjadi sangat menyenangkan.
13. Orang-orang yang telah bersedia meminjamkan laptopnya kepada
penulis
sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.
14. Dan semua pihak yang berjasa pada penulis baik yang disadari
ataupun
tidak sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan skripsi
ini dengan
baik.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat
bagi semua pihak terutama bagi para pengembang produk
pendidikan.
Jakarta, 13 November 2019
Silvi Juliani
-
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
..........................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL
.................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN
............................................................................
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA
SENDIRI................................................... iv
ABSTRAK
.........................................................................................................
v
KATA PENGANTAR
.......................................................................................
vi
DAFTAR ISI
......................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL
..............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR
.........................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
......................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.......................................................................................
1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
.................................................. 5
C. Pembatasan Fokus Penelitian
.................................................................
5
D. Perumusan Masalah
Penelitian...............................................................
5
E. Tujuan Penelitian
...................................................................................
5
F. Manfaat Penelitian
.................................................................................
6
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Acuan Teori dan Fokus yang Diteliti
..................................................... 7
1. Kemampuan Membaca Permulaan
.................................................. 7
a. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan
.......................... 7
b. Tahap-tahap Perkembangan Membaca
AUD............................. 9
c. Aspek-aspek Membaca Permulaan
............................................ 12
d. Indikator Perkembangan Membaca pada Anak
Usia 5-6 Tahun
...........................................................................
15
e. Tujuan Membaca
Permulaan......................................................
17
2. Media Kartu Huruf
...........................................................................
19
a. Pengertian Media
.......................................................................
19
b. Manfaat Penggunaan Media
....................................................... 20
-
ix
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran
................................................. 21
d. Pengertian Kartu Huruf
..............................................................
23
B. Hasil Penelitian yang Relevan
...............................................................
25
C. Kerangka Berpikir
..................................................................................
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
................................................................
28
B. Metode
Penelitian...................................................................................
29
C. Subjek Penelitian
....................................................................................
30
D. Peran Peneliti dalam Penelitian
..............................................................
30
E. Prosedur Penelitian Tindakan
................................................................
31
1. Observasi Awal
................................................................................
31
2. Perencanaan Tindakan
.....................................................................
31
3. Tahapan Pengamatan
.......................................................................
32
4. Refleksi
............................................................................................
38
F. Kriteria Keberhasilan Tindakan
.............................................................
38
G. Data dan Sumber Data
...........................................................................
39
1. Data
..................................................................................................
39
2. Sumber Data
.....................................................................................
40
H. Teknik dan Pengumpulan Data
..............................................................
40
1. Jenis Instrumen
................................................................................
40
2. Kisi-kisi Instrumen
...........................................................................
42
a. Definisi Konseptual
....................................................................
42
b. Definisi
Operasional...................................................................
43
I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
..................................................... 48
J. Analisis dan Interpretasi Data
................................................................
49
1. Analisis Data Kualitatif
....................................................................
49
2. Analisis Data Kuantitatif
..................................................................
50
K. Koding Data
...........................................................................................
51
1. Catatan Lapangan
.............................................................................
51
2. Catatan Wawancara
..........................................................................
52
-
x
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
......................................................................
53
1. Deskripsi Umum
..............................................................................
53
2. Deskripsi Khusus
.............................................................................
54
a. Deskripsi Data dan Pra Penelitian (Pra Siklus)
.......................... 54
b. Analisis Gambaran Awal Pembelajaran di Kelompok B ...........
58
c. Refleksi Gambaran Awal Pembelajaran
.................................... 59
B. Deskripsi Hasil Data dan Hasil Intervensi Tindakan
............................. 60
1. Perencanaan Tindakan Siklus I
........................................................ 60
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus
I......................................................... 61
3. Pengamatan
......................................................................................
72
4. Refleksi
............................................................................................
74
C. Deskripsi Data Siklus II
.........................................................................
76
1. Perencanaan Siklus II
.......................................................................
76
2. Tindakan Siklus II
............................................................................
77
3. Pengamatan
......................................................................................
88
4. Refleksi
............................................................................................
92
D. Analisis Data
..........................................................................................
93
1. Analisis Data Kuantitatif
..................................................................
93
2. Analisis Data Kualitatif
....................................................................
95
E. Reduksi Data
..........................................................................................
96
F. Temuan Penelitian
..................................................................................
109
G. Keterbatasan Penelitian
..........................................................................
109
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
............................................................................................
110
B. Implikasi
.................................................................................................
110
C. Saran
.......................................................................................................
111
DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................................
112
LAMPIRAN
......................................................................................................
117
-
xi
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 : Hasil Penelitian yang Relevan
..................................................... 25
TABEL 3.1 : Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
....................................... 28
TABEL 3.2 : Rencana Program Pelaksanaan Siklus I
....................................... 33
TABEL 3.3 : Rencana Program Pelaksanaan Siklus II
...................................... 35
TABEL 3.4 : Kriteria Pencapaian Indikator
...................................................... 39
TABEL 3.5 : Sumber Data
.................................................................................
39
TABEL 3.6 : Kisi-kisi Instrumen Observasi Kemampuan Membaca
Permulaan
...........................................................................................................
43
TABEL 3.7 : Instrumen Pengamatan
.................................................................
44
TABEL 3.8 : Rubrik Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan
.................. 45
TABEL 4.1 : Nama Tenaga Kependidikan Guru TK Islam An-Nahl
Tahun 2019/2020
...............................................................................................
54
TABEL 4.2 : Nama Anak Kelompok B TK Islam An-Nahl
.............................. 55
TABEL 4.3 : Data Kemampuan Membaca Permulaan Anak
pada Pra-Tindakan
.............................................................................................
60
TABEL 4.4 : Data Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media
Kartu Huruf pada Siklus I
..................................................................................
73
TABEL 4.5 : Rencana Pelaksanaan Siklus
II..................................................... 77
TABEL 4.6 : Data Perbandingan Skor dan Presentase Kemampuan
Membaca
Permulaan pada Kelompok B pada Pra-Tindakan, Siklus I, dan
Siklus II ........ 89
TABEL 4.7 : Data Hasil Kenaikan Pra-Penelitian, Siklus I, dan
Siklus II ........ 93
-
xii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Kerangka Teoritik Membaca Permulaan
................................... 27
GAMBAR 3.1 Model Kemmis dan Mc Taggart
................................................ 29
GAMBAR 3.2 Komponen-komponen Data Analisis:Model
Alir...................... 50
GAMBAR 3.3 Rumus Penilaian Menurut Anas Sudijono
................................ 51
GAMBAR 4.1 Tampak depan TK Islam An-Nahl
............................................ 53
GAMBAR 4.2 Ruang kelas kelompok B
........................................................... 53
GAMBAR 4.3 Kegiatan menulis macam-macam anggota tubuh
...................... 57
GAMBAR 4.4 Kegiatan
senam..........................................................................
58
GAMBAR 4.5 Kegiatan bermain hula hup
........................................................ 58
GAMBAR 4.6 Anak melompati huruf dan menyebutkannya
............................ 62
GAMBAR 4.7 Anak menyusun namanya sendiri menggunakan
kartu huruf
..........................................................................................................
63
GAMBAR 4.8 Menghubungkan huruf kapital dan huruf kecil yang
sesuai
..................................................................................................................
65
GAMBAR 4.9 Menyebutkan huruf A-Z
............................................................ 67
GAMBAR 4.10 Mengelompokkan gambar dengan huruf awalan
yang sama
...........................................................................................................
67
GAMBAR 4.11 Anak melengkapi huruf awalan pada gambar yang
Diberikan
............................................................................................................
69
GAMBAR 4.12 Mengelompokkan huruf vocal dan konsonan
.......................... 70
GAMBAR 4.13 Membaca kata dan menyusun huruf dari kata yang
Diberikan
............................................................................................................
71
GAMBAR 4.14 Perbandingan kemampuan membaca permulaan pada
anak
melalui media kartu huruf pada pra-tindakan dan siklus I
................................. 74
GAMBAR 4.15 Menyebutkan huruf abjad
........................................................ 80
GAMBAR 4.16 Menyusun namanya sendiri menggunakan kartu huruf
........... 80
GAMBAR 4.17 Menghubungkan huruf kapital dengan huruf kecil
yang
Sesuai
.................................................................................................................
82
-
xiii
GAMBAR 4.18 Mengelompokkan gambar dengan huruf awalan yang
Sama
...................................................................................................................
84
GAMBAR 4.19 Mengelompokkan huruf vocal dan konsonan
.......................... 86
GAMBAR 4.20 Melengkapi huruf awalan pada gambar yang
Diberikan
............................................................................................................
86
GAMBAR 4.21 Membaca kata dan menyusun huruf dari kata
......................... 88
GAMBAR 4.22 Presentase Peningkatan Kemampuan Membaca
Permulaan pada Anak Kelompok B
...................................................................
91
GAMBAR 4.23 Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui
Media Kartu Huruf pada Pra-Penelitian, Siklus I, dan Siklus II
........................ 92
GAMBAR 4.24 Diagram Peningkatan Siklus I dan Siklus II
............................ 94
-
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Wawancara dan Format Observasi Pembelajaran di
Kelas
Lampiran 2 Dokumentasi
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Observasi Kemampuan Membaca
Permulaan
Lampiran 4 Rubrik Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan
Lampiran 5 Penilaian Instrumen Pra-Penelitian
Lampiran 6 Penilaian Instrumen Penelitian Siklus I
Lampiran 7 Penilaian Instrumen Penelitian Siklus I Setiap
Anak
Lampiran 8 Penilaian Instrumen Penelitian Siklus II
Lampiran 9 Penilaian Instrumen Penelitian Siklus I Setiap
Anak
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH)
Lampiran 11 Surat-surat Pendukung Penelitian
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu aspek perkembangan yang dimiliki anak adalah
aspek
perkembangan bahasa. Di mana dalam perkembangannya itu
mencakup
kemampuan membaca, menulis, menyimak, mendengar, berbicara
dan
berkomunikasi. Kemampuan membaca permulaan adalah hal penting
yang
harus dimiliki oleh anak, karena kemampuan membaca permulaan
adalah
kemampuan yang mendasar untuk anak melanjutkan ke tahap
selanjutnya.
Kemampuan membaca permulaan ini anak sangat banyak
membutuhkan stimulasi dari orang tua maupun guru di sekolah.
Lemahnya
kemampuan membaca permulaan pada anak akan memberikan dampak
buruk bagi anak itu sendiri, baik dari segi mental maupun dari
prestasi
akademik. Kelemahan ini akan membuat anak akan berkecil hati,
tidak ada
rasa percaya diri, dan menyebabkan motivasi belajar pada anak
menjadi
rendah.1 Dalam hal ini sebaiknya guru maupun orang tua di rumah
banyak
memberikan stimulus kepada anak agar membaca permulaan pada
anak
dapat terasah dengan baik.
Membaca permulaan adalah kemampuan awal yang dilewati anak
dalam proses menguasai kemampuan membaca secara menyeluruh.
Membaca permulaan biasanya didapatkan anak Taman Kanak-kanak
yaitu
sekitar 4-6 tahun. Anak-anak yang mendapat stimulasi dalam
kemampuan
membaca akan lebih mudah menyerap informasi dan pengetahuan
pada
waktu-waktu selanjutnya dalam kehidupan anak itu sendiri.2 Anak
yang
gemar membaca, kemampuan dan hasil akademisnya akan lebih
baik.
Karena di dalam membaca, mental dan otak anak aktif. Ketika
membaca,
1 Tatik Ariyati, “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan
Melalui Penggunaan
Media Gambar”, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vo. 8 Edisi I,
2014, h. 48. 2 Erna Ikawati, “Upaya Meningkatkan Minat Membaca Pada
Anak Usia Dini”, Jurnal
Logaritma, Vol. 1 No. 02, 2013, h. 2.
-
2
pikiran dan imajinasi anak sama-sama aktif.3 Berinteraksi dengan
orang
yang lebih tua juga dapat mendukung perkembangan bahasa pada
anak itu
sendiri.
Membaca permulaan lebih kepada kegiatan yang mencakup
beberapa kegiatan seperti mengenal huruf dan kata-kata,
menghubungkannya dengan bunyi atau menyuarakan huruf, suku kata,
dan
kalimat yang dibentuk dalam tulisan ke dalam bentuk lisan.4
Kemampuan
membaca permulaan merupakan keterampilan dasar anak, bila
kemampuan dasarnya itu tidak kuat maka masa pada tahap
selanjutnya
anak-anak mengalami kesulitan. Kemampuan membaca permulaan
ini
merupakan bekal anak untuk masuk dalam jenjang berikutnya.
Usaha yang dapat dilakukan guru dalam meningkatkan membaca
permulaan pada anak yaitu melakukan permainan sambil belajar
menggunakan media pembelajaran yang menarik. Bermain sambil
belajar
membutuhkan media yang sesuai dengan materi yang
disampaikan,
kegiatan dilakukan dan disesuaikan dengan tingkat berpikir anak.
media
pembelajaran untuk anak TK sebaiknya dapat menimbulkan motivasi
dan
ketertarikan pada anak.5 Oleh karena itu, untuk dapat
mengembangkan
kemampuan membaca permulaan pada anak guru dapat memfasilitasi
dan
mendukung keberhasilan anak.
Penelitian ini dilakukan di TK Islam An-Nahl yang merupakan
salah satu TK di Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. TK Islam
An-
Nahl terdiri dari 3 kelas yang terdiri dari kelompok Play Group,
kelompok
A, dan kelompok B. Fokus penelitian ini ditunjukan kepada
anak-anak
kelompok B yang terdiri dari 10 orang anak.
3 Masri Sareb Putra, Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini,
(Jakarta: PT Indeks, 2008), h.
123. 4 Adharina Dian Pertiwi, “Study Deskriptif Proses Membaca
Permulaan Anak Usia Dini”
Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 05 Edisi 1, 2016, h. 760 & 761.
5 Partijem, “Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media
Flannel
Pintar Kelompok A TK Negeri Pembina Bantul”, Jurnal Pendidikan
Anak, Vol. 6 Edisi 1, 2017, h.
84.
-
3
Berdasarkan observasi awal di TK Islam An-Nahl, kemampuan
membaca permulaan di kelompok B belum berkembang dengan
baik.
Ketika pembelajaran terdapat anak yang masih kesulitan dalam
mengenal
dan menyebutkan simbol huruf yang dituliskan atau diperlihatkan
guru,
dengan kata lain masih banyak terdapat anak yang kesulitan
dalam
mengingat huruf yang telah diajarkan oleh guru. Masih terdapat
juga anak
yang belum dapat membedakan huruf kapital dengan huruf kecil
yang
sesuai. Karena perkembangan setiap anak berbeda-beda sama
halnya
dengan membaca, masih terdapat anak yang sudah lancar membaca
ada
juga yang masih terdapat anak yang belum dapat mengenal beberapa
huruf
alfabet, belum dapat membedakan beberapa huruf alfabet, dan
belum dapat
membaca gabungan suku kata menjadi kata.6
Melihat permasalahan yang ada tersebut maka peneliti dan
guru
sepakat untuk mengembangkan kemampuan membaca permulaan pada
anak dengan media yang tepat, dikarenakan membaca ini juga perlu
dan
bahkan penting untuk bekal anak di masa mendatang. Guru dan
peneliti
akan mencoba meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada
anak
dengan tetap berpedoman pada bermain sambil belajar. Bermain
sambil
belajar dipilih agar pembelajaran yang ada lebih menarik dan
melibatkan
peran aktif kepada anak tanpa adanya paksaan dan tekanan.
Media
bermain dalam penelitian ini berbentuk kartu huruf.
Media pembelajaran bermanfaat untuk memudahkan anak untuk
belajar memahami pembelajaran yang sulit atau menyederhanakan
sesuatu
yang begitu kompleks. Hamalik dalam Syari’ati berpendapat bahwa
media
dalam proses pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan yang
ingin
disampaikan dan mengurangi verbalitas saat pembelajaran,
memperdalam
pemahaman anak pada materi pelajaran di sekolah, memperagakan
sesuatu
yang abstrak ke sesuatu yang lebih kongkret, mengatasi
keterbatasan
ruang, waktu, dan daya ingat, mendorong anak untuk berperan
aktif dalam
proses belajar, mengenali sifat unik setiap anak yang
berbeda-beda dalam
6 Hasil observasi dan wawancara dengan guru kelompok B di TK
Islam An-Nahl.
-
4
proses belajar mengajar, memberikan kesempatan kepada anak
untuk
mengulang kembali pelajaran yang diberikan, serta memperlancar
kegiatan
belajar mengajar dan mempermudah tugas mengajar guru.7
Dengan
menggunakan media akan lebih memudahkan guru dalam
menerangkan
materi pembelajaran di kelas.
Slamet dalam Trisniwati mengungkapkan bahwa media kartu
huruf
adalah salah satu metode permainan yang cukup efektif untuk
mengembangkan kemampuan mengenal huruf karena anak usia 5-6
tahun
masih pada tahap pra operasional, yaitu anak masih belajar
melalui benda
konkret.8 Penelitian ini menggunakan kartu huruf sebagai
medianya.
Media ini digunakan untuk dapat membantu anak dalam mengenal
atau
mengetahui huruf dan bentuknya, membedakan huruf, dan
mencoba
menyusunnya menjadi sebuah kata. Permainan kartu huruf ini
memiliki
berbagai kelebihan yaitu permainan kartu huruf ini dapat
dikreasikan
dengan beberapa cara bermain, media ini mudah dibuat dan
sederhana,
serta memberi kebebasan kepada anak untuk menyusun kata sesuai
dengan
gagasannya.
Media kartu huruf ini harus dikemas sedemikian rupa agar
dapat
meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak, harus
diperlukan metode bermain dengan kartu huruf yang menarik untuk
anak,
melibatkan peran aktif anak. Untuk mengetahui seberapa besar
peningkatan yang terjadi, maka penelitian ini mengangkat
judul
“Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media
Kartu Huruf pada Kelompok B di TK Islam An-Nahl Tangerang”.
7 Syari’ati Masyithoh, “Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan
Melalui Media
Balok Huruf pada Kelompok B TK Negeri Pembina Bantul”, Jurnal
Pendidikan Anak, Vol. 05
Edisi 2, 2016, h. 801&802. 8 Trisniwati, Skripsi:
“Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf Melalui Metode
Permainan Kartu Huruf pada Kelompok B1 TK ABA Ketanggungan
Wirobrajan Yogyakarta”
(Yogyakarta: UNY, 2014), h. 4.
-
5
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas agar penelitian
lebih
fokus dan tidak terjadi perluasan maka dilakukan fokus masalah
dalam
penelitian tindakan kelas pada kelompok B di TK Islam
An-Nahl
Tangerang yaitu, media pembelajaran yang digunakan dalam
meningkatkan kemampuan membaca permulaan masih terbatas dan
kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok B masih
kurang.
Penelitian ini dilakukan pada kelompok B di TK Islam An-Nahl
Tangerang. Fokus dalam penelitian ini yaitu tentang cara yang
digunakan
untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada kelompok
B
melalui media kartu huruf. Pada kegiatan media kartu huruf
terdapat
kegiatan yang dapat menstimulasi perkembangan membaca
permulaan
pada anak.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada kelompok B di TK Islam An-Nahl
Tangerang tahun ajaran 2019/2020. Penelitian ini difokuskan
sebagai
upaya dalam meningkatkan perkembangan kemampuan membaca
permulaan melalui media kartu pada kelompok B. Metode yang
digunakan
yaitu Penelitian Tindakan Kelas.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini adalah
sebagai
berikut:
1. Bagaimana peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui
media kartu huruf pada kelompok B di TK Islam An-Nahl?
2. Apakah kemampuan membaca permulaan pada kelompok B di TK
Islam An-Nahl Tangerang meningkat setelah menggunakan media
kartu huruf?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan
untuk:
-
6
1. Mendeskripsikan bagaimana peningkatan kemampuan membaca
permulaan melalui media kartu huruf pada kelompok B di TK
Islam
An-Nahl Tangerang.
2. Mengetahui apakah ada peningkatan dalam kemampuan membaca
permulaan setelah digunakannya media kartu huruf pada kelompok
B
di TK Islam An-Nahl Tangerang.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat
antara lain untuk:
1. Bagi Guru
Memberikan pengalaman dan tambahan informasi untuk guru
tentang program yang dilaksanakan untuk meningkatkan
kemampuan
membaca pada anak.
2. Bagi Peserta Didik
Hasil penelitian ini dapat mengembangkan atau meningkatkan
kemampuan membaca anak dengan cara yang menyenangkan, aktif
dan kreatif.
3. Bagi Sekolah
Menambah referensi kegiatan yang digunakan untuk
meningkatkan
kualitas pembelajaran di sekolah dan sebagai acuan dalam
menciptakan kegiatan yang menarik
4. Bagi Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Penelitian ini dapat dijadikan sumber reverensi untuk
meningkatkan kemampuan membaca permulaan, dan sumber
reverensi
skripsi Pendidikan Islam Anak Usia Dini.
-
7
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Kemampuan Membaca Permulaan
a. Pengertian Kemampuan Membaca Permulaan
Dalam pandangan Spodek dan Saracho dalam Windarti,
membaca awal pada anak prasekolah adalah sebuah proses
memperoleh makna dari barang cetak.9 Menurut Suhartono dalam
Sujarwo, berpendapat bahwa membaca permulaan dapat diartikan
suatu tahap awal yang dilakukan oleh anak untuk memperoleh
kecakapan dalam membaca. Yaitu kemampuan atau keterampilan
mengenal tulisan sebagai lambang atau simbol bahasa,
sehingga
anak dapat menyuarakan tulisan tersebut. Membaca permulaan
bagi anak adalah tahap awal anak belajar mengenal huruf dan
simbol bunyi dan mensuarakannya, sebagai dasar dalam
pembelajaran membaca berikutnya.10
Beberapa pendapat di atas
dapat disimpulkan bahwa membaca permulaan merupakan tahap
awal anak mengenal huruf dan simbol bunyi lalu
menyuarakannya
sebagai dasar membaca untuk tahap selanjutnya.
Steinberg dalam Anggraeni, mengatakan bahwa membaca
permulaan adalah membaca yang diajarkan secara terprogram
kepada anak prasekolah. Program ini merupakan perkataan-
perkataan utuh, bermakna dalam konteks pribadi anak-anak dan
bahan-bahan yang diberikan melalui permainan dan kegiatan
yang
9 Tri Windarti, “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Anak
Kelompok B
Melalui Permainan Tangga Literasi di RA (Raudhatul Athfal)
Al-Baraakah Sariharjo Ngaglik
Sleman”, Jurnal Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Edisi
11, 2015, h. 4. 10
Sujarwo, “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media
Video
Compact Disc pada Anak Usia 5-6 Tahun”, Jurnal Pendidikan dan
Pemberdayaan Masyarakat,
Vol. 3 No. 1, 2016, h.30.
-
8
menarik sebagai perantara pembelajaran.11
Kegiatan untuk
mengembangkan kemampuan membaca permulaan anak harus
dikemas semenarik mungkin agar anak tertarik dengan kegiatan
tersebut.
Khusnul Laely berpendapat bahwa membaca permulaan
adalah kesanggupan anak dalam membaca gambar untuk mengenal
huruf, suku kata, dan kata yang melambangkannya sehingga
dapat
membaca kata demi kata dalam kalimat sederhana.12
Menurut
Azhar dalam Salmiati, membaca awal anak belajar menguasai
huruf vocal dan konsonan serta bunyinya. Anak belajar bahwa
huruf “i” memberikan suara “i”, huruf “b” memberikan suara
“be”,
dan sebagainya. Selanjutnya anak mulai menggabungkan bunyi
“b”
dengan “i” menjadi “bi”, bunyi “n” dengan “a” menjadi “na”,
dan
seterusnya. Baru kemudian anak mampu menggabungkan suku
kata menjadi kata, misalnya “bi” dengan “ru” menjadi
“biru”.13
Tahapan membaca permulaan anak dimulai dari mengenal huruf
terlebih dahulu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulan
bahwa membaca permulaan adalah proses anak memperoleh
makna dari barang cetak, anak belajar mengenal huruf serta
menyuarakannya, mengenal suku kata menjadi kata, membaca
kata
demi kata dalam kalimat sederhana, mengenal huruf vocal dan
konsonan. Cara yang digunakan untuk mempelajarinya yaitu
dengan cara yang menyenangkan dan menarik perhatian anak.
11
Ria Anggraeni, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan
Melalui
Penggunaan Media Papan Flanel pada Anak”, Jurnal Pendidikan Guru
PAUD, Edisi 5, 2015, h. 3. 12
Khusnul Laely, “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui
Penerapan
Media Kartu Gambar”, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol. 7 Edisi
2, 2013, h. 308. 13
Salmiati, “Penerapan Media Flash Card Dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca
Permulaan pada Anak Kelompok A PAUD di Kabupaten Aceh Besar”,
Jurnal Buah Hati, Vol. 5
No. 2, 2018, h. 121.
-
9
b. Tahap-tahap Perkembangan Membaca Permulaan
Anak Usia Dini
Perkembangan dasar kemampuan membaca pada anak usia
4-6 tahun berlangsung dalam lima tahap yakni:
1) Tahap Fantasi (Magical Stage)
Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku.
Anak mulai berpikir bahwa buku itu penting dengan cara
membolak-balik buku. Kadang anak juga suka membawa-bawa
buku kesukaannya.
2) Tahap Pembentukan Konsep Diri (Self Concept Stage)
Anak memandang dirinya sebagai pembaca dan mulai
melibatkan dirinya dalam kegiatan membaca, pura-pura
membaca buku, memberi makna pada gambar atau pengalaman
sebelumnya dengan buku, menggunakan bahasa buku
meskipun tidak cocok dengan tulisan.
3) Tahap Membaca Gambar (Bridging Reading Stage)
Anak menyadari cetakan yang tampak dan mulai dapat
menemukan kata yang sudah dikenal, dapat mengungkapkan
kata-kata yang memiliki makna dengan dirinya, dapat
mengulang kembali cerita yang tertulis, dapat mengenal
cetakan kata serta sudah menghafal abjad.
4) Tahap Pengenalan Bacaan (Take-off Reader Stage)
Anak mulai tertarik pada bacaan dan mulai membaca tanda-
tanda yang ada di lingkungan seperti membaca kardus susu,
pasta gigi dan lain-lain.
5) Tahap Membaca Lancar (Independent Reader Stage)
Anak dapat membaca berbagai jenis buku secara bebas,
menyusun pengertian dari tanda, pengalaman dan isyarat yang
dikenalnya, dapat membuat perkiraan bahan-bahan bacaan.
-
10
Bahan-bahan yang berhubungan secara langsung dengan
pengalaman anak semakin mudah dibaca.14
Rahmawati mengungkapkan pendapat bahwa dalam tahap
membaca permulaan pada anak mulai diperkenalkan dengan
berbagai simbol huruf, mulai dari simbol huruf /a/ sampai
dengan
/z/.15
Dalam tahap ini anak hanya diajarkan tentang huruf alfabet
dari mulai huruf a sampai z. Menurut Maryatun dalam Aida,
menjelaskan ada 4 tahapan dalam membaca awal (4-6 tahun)
yaitu:
a. Membaca gambar
b. Membaca gambar dan huruf
c. Membaca gambar dan kata
d. Membaca kalimat.16
Jeann Chall dalam Partijem mengatakan bahwa ada 4
tahapan perkembangan kemampuan membaca permulaan, yaitu:
a. Tahap dasar (0)
Pada tahap ini ditandai ketika anak mulai menguasai
prasyarat membaca dan membedakan huruf dalam alphabet.
Kemudian anak dapat membaca beberapa kata yang sering
ditemui seperti di televisi atau media lainnya. Hal ini
dapat
dikatakan bahwa anak sudah dapat membedakan antara pola
huruf meskipun belum dapat mengerti kata itu sendiri.
b. Tahap 1
Tahap ini terjadi pada tahun pertama sekolah, anak belajar
kecakapan merekam fonologi yang digunakan untuk
menerjemahkan simbol-simbol ke dalam suara dan kata-kata.
14
Fitriana Halimatussa’diyah, “Pengembangan Media Big Book untuk
Menstimulasi
Kemampuan Membaca Permulaan Anak Kelompok B PAUD Tanwirul Qulub
Tahun Ajaran
2016/2017”, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 8 No. 2,
2017, h. 2&3. 15
Rahmawati, “Strategi Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan
Melalui Media
Kata Bergambar”, Jurnal SAP, Vol. 1 No. 3, 2017, h. 260. 16
Siti Aida, dkk, “Meningkatkan Keterampilan Membaca Awal Melalui
Metode
Struktural Analitik Sintetik dengan Media Audio Visual”, Jurnal
Ilmiah Potensia, Vol. 3 (1),
2018, h. 58.
-
11
c. Tahap 2
Anak sudah belajar membaca dengan fasih dan menguasai
hubungan dari huruf ke suara serta dapat membaca sebagian
besar kata dan kalimat sederhana.
d. Tahap 3
Anak sudah bisa mendapatkan informasi dari materi yang
tertulis. Anak anak belajar dari buku yang mereka baca.17
Menurut Ahmad Susanto dalam Musodah tahap
perkembangan anak usia 5-6 tahun berada pada tahap
pengenalan
bacaan. Anak sudah mulai tertarik pada bacaan dan mulai
membaca tanda-tanda yang ada di lingkungan seperti kardus
susu,
pasta gigi dan lain-lain. Anak sudah tertarik pada bahan bacaan
dan
mulai mengingat kembali bentuk huruf dan konteksnya, pada
tahap
ini anak juga sudah mulai mengenal abjad dan pada akhirnya
anak
memahami bahwa setiap huruf memiliki bentuk dan makna yang
berbeda.18
Anak lebih banyak tertarik dengan membaca tanda-
tanda yang ada di lingkungannya. Pada tahap ini anak mulai
memahami bentuk dan makna dari huruf yang berbeda-beda.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulakan
bahwa tahap perkembangan membaca permulaan pada anak
dimulai dari anak belajar menggunakan buku, anak mulai
terlibat
dalam kegiatan membaca atau pura-pura membaca buku, dapat
menemukan kata yang dikenalnya, mulai membaca tanda-tanda
yang ada di lingkungannya seperti kotak susu dan pasta gigi,
membedakan beberapa huruf alfabet, dan membaca kalimat
sederhana.
17
Partijem, “Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui
Media Flannel
Pintar Kelompok A TK Negeri Pembina Bantul”, Jurnal Pendidikan
Anak, Vol. 6 Edisi. 1, 2017,
h. 85&86. 18
Ari Musodah, Skripsi: “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan
Melalui Media
Kartu Kata Bergambar pada Anak Kelompok B2 RA Ma’arif NU Karang
Tengah Kertanegara
Purbalingga” (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014),
h. 18.
-
12
c. Aspek-aspek Membaca Permulaan
Ada beberapa aspek dalam membaca permulaan yaitu
menurut Mason dan Au dalam Anwar, proses membaca memiliki
empat aspek, yakni membaca merupakan proses aktif mencari
makna, proses konstruktif, proses penerapan beragam
pengetahuan,
dan proses strategis. Keempat aspek itu dijelaskan sebagai
berikut:
1. Membaca sebagai proses aktif mencari makna
Guru menyadari bahwa membaca bertujuan untuk mencari
makna. Membaca harus dipandang sebagai proses pemahaman
dan merupakan bentuk khusus dari penalaran, bukan semata-
mata mengenali atau mengucapkan kata-kata. Pembaca juga
harus meletakkan ke dalam kerangka yang lebih besar atas
pemahaman kalimat dua teks secara keseluruhan. Membaca
merupakan bentuk dari kegiatan berfikir, pembaca dilihat
sebagai pribadi yang aktif. Huruf dan kata tidak membawa
makna dan nilai sendiri, tetapi dipandang sebagai objek
perhatian pembaca.
2. Membaca sebagai proses konstruktif
Membaca merupakan kegiatan membuat hubungan
bermakna gagasan-gagasan bacaan. Membaca juga merupakan
kegiatan menghubungkan gagasan-gagasan itu dengan latar
belakang pengetahuan yang dimiliki pembaca. Teks atau
bacaan diperlakukan sebagai cetak biru tuturan, karena itu
pembaca harus memperkaya dengan gagasannya sendiri. Di
samping itu pembaca harus memahami struktur bacaan yang
sedang dibaca. Guru perlu membantu siswa belajar
memformulasikan dan menguji hipotesisnya tentang bacaan
yang mereka baca.
3. Membaca sebagai proses penerapan beragam pengetahuan
Untuk memperoleh bacaan yang tepat tentang sesuatu
bacaan, pembaca perlu menggunakan pengetahuannya tentang
-
13
dunia, di samping pengetahuan tentang bacaan yang sedang
dibacanya. Pembaca harus memanfaatkan informasi yang telah
dimilikinya selama ini, yakni informasi yang diperoleh
selama
ini, informasi yang diperoleh selama menjalani hidup dan
kehidupannya, hasil bacaan sebelumnya, dan sumber-sumber
informasi lainnya.
4. Membaca sebagai proses strategis
Pembaca yang efektif memiliki dan mampu menentukan
tujuan membaca dengan benar. Tujuan membaca sangat
menentukan proses dan cara membaca, sekali pun jenis bacaan
yang dibaca sama, misalnya cerita atau novel. Membaca
sebagai proses strategis diwujudkan dalam bentuk memonitor
kesesuaian aktivitas pembaca pemahaman dengan tujuan
membacanya. Dalam memahami suatu bacaan, pembaca
memonitor pemahamannya, penafsirannya, dan tujuan
membacanya. Pada umumnya, pembaca dewasa telah memiliki
kesadaran akan proses membaca dan kesesuaian hal yang
dibaca dengan tujuan membacanya.19
Sedangkan aspek membaca menurut Whitehust dan
Lonigan dalam Tjoe, menjelaskan ada tujuh komponen emergent
literacy, yaitu:
1. Language, yaitu anak harus dapat berbahasa dengan tutur
kata
mereka
2. Convention of print, anak dapat membaca melalui penemuan
cetak
3. Knowledge of letter, kemampuan anak untuk
mengindetifikasi
huruf
4. Linguistic awareness, anak dapat mengidentifikasi unit
linguistic. Seperti fonem, silabel, dan kata
19
Khairil Anwar, “Kemampuan Membaca Pemahaman Dalam Pengembangan
Anak”,
Jurnal Pendidikan Dasar, Vol. 3 No. 5, 2012, h. 213-215.
-
14
5. Korespondensi phoneme grapheme, anak sudah dapat
memahami bagaimana mensegmentasikan dan
mendiskriminasikan beragam suara bahasa dengan huruf
tertulis
6. Emergent reading, anak berpura-pura membaca buku cerita
dan
membuat narasi dengan gambar
7. Emergent writing, anak berpura-pura menulis, nama atau
cerita
mereka
8. Motivasi print, anak tertarik dalam membaca dan menulis
atau
mengajukan pertanyaan tentang huruf
9. Other cognitive skill, kemampuan kognitif yang dimiliki
individu dengan bahasa, kesadaran linguistic, dll.20
Menurut Martini, aspek-aspek perkembangan bahasa anak usia
taman kanak-kanak adalah sebagai berikut:
1. Kosakata
Ketika perkembangan anak dan pengalamannya dapat
berinteraksi dengan lingkungannya, kosata kata pada anak
akan
berkembang dengan sangat pesat.
2. Sintaksis (tata bahasa)
Tata bahasa anak pada usia kanak-kanak ini adalah melalui
contoh-contoh berbahasa yang didengar dan dilihat anak pada
lingkungannya, anak menggunakan bahasa lisan dengan
susunan kalimat yang baik. Misalanya “Rita memberi makan
kucing” bukan “Rita makan memberi”.
3. Semantik
Penggunaan kata sesuai dengan tujuannya. Anak di taman
kanak-kanak sudah dapat mengekspresikan keinginannya,
penolakan, dan pendapatnya dengan menggunakan kata-kata
20
Jo Lioe Tjoe, “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui
Pemanfaatan
Multimedia”, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol. 7 Edisi 1, 2013,
h. 22.
-
15
dan kalimat yang tepat. Misalnya: “tidak mau” untuk
menyatakan penolakan.
4. Fonem (satuan bunyi terkecil yang membedakan kata)
Anak sudah memiliki kemampuan untuk merangkai bunyi
yang didengarnya menjadi satu kata yang mengandung arti.
Misalnya: i, b, u menjadi ibu.21
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa aspek
perkembangan membaca anak yaitu, seorang pembaca harus
menjadi pembca aktif yang dapat mengetahui makna dari bacaan
yang dibacanya, dapat memperoleh pengetahuan yang didapat
dari
membaca dan memanfaatkan bacaan tersebut. Aspek dalam
language, convention of print, knowledge of letter,
linguistic
awareness, motivasi print, dan other cognitive skill. Kosa kata
anak
aka berkembang melalui interaksi dengan lingkungannya.
d. Indikator Perkembangan Membaca pada Anak Usia
5-6 Tahun
Hamidah berpendapat indikator perkembangan kemampuan
berbahasa pada anak usia 4-6 tahun adalah sebagai berikut:
1) Mampu menggunakan kata ganti saya dalam berkomunikasi
2) Memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat,
kata
keadaan, kata tanya dan kata sambung
3) Menunjukkan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu
4) Mampu menggunakan pikiran, perasaan, dan tindakan dengan
menggunakan kalimat sederhana
5) Mampu membaca dan mengungpkan sesuatu melalui gambar.22
Menurut peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar
21
Martin Jamaris, Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman
Kanak-Kanak,
(Jakarta: PT. Grasindo, 2006), h. 30-31. 22
Hamidah, Skripsi: “Upaya Meningkatkan Perkembangan Membaca
Permulaan Melalui
Media Gambar pada Anak Usia Dini Kelompok B PAUD Wijaya Kesuma
Bandar Lampung 2016”
(Lampung: Universitas Lampung, 2016), h. 10.
-
16
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, tingkat pencapaian
perkembangan anak usia 5-6 tahun pada lingkup keasksaraan,
yaitu:
1) Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal
2) Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada
disekitarnya
3) Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf
awal yang sama
4) Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf
5) Membaca nama sendiri
6) Menuliskan nama sendiri
7) Memahami arti kata dalam cerita.23
Tingkat perkembangan bahasa pada lingkup keaksaraan
menurut Kemendiknas dalam Nurcahyani, menjelaskan bahwa
tingkat perkembangan bahasa anak pada lingkup keaksaraan
yaitu
meliputi kemampuan menyebutkan simbol-simbol yang dikenal,
menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi atau huruf
yang sama, dan membaca nama sendiri.24
Tahap ini berada pada
umur 5-6 tahun.
Seperti yang dipaparkan oleh Jamaris dalam Rusniah,
perkembangan kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun adalah:
1) Sudah dapat mengungkapkan lebih dari 2500 kosakata
2) Lingkup kosakata yang dapat diungkapkan anak menyangkut:
warna, ukuran, bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan,
suhu,
perbedaan, perbandingan jarak dan permukaan.
3) Anak usia 5-6 tahun dapat melakukan peran pendengar yang
baik
23
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 137 Tahun
2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. 24
Nita Nurcahyani WS, “Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia
Dini Melalui
Permainan Menjepit Kartu Kata Bergambar pada Anak Kelompok B di
TK Astiti Dharma”, Jurnal
Pendidikan Universitas Dhyana Pura, Vol. 1 No. 1, 2016, h.
48.
-
17
4) Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan, anak sudah
dapat
mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi
pembicaraan tersebut
5) Percakapan yang dilakukan oleh anak usia 5-6 tahun telah
menyangkut berbagai komentarnya terhadap apa yang
dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa
yang
dilihatnya.25
Menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam Lestari,
pengembangan kemampuan bahasa anak dalam lingkup
keasksaraan meliputi, dapat menghubungkan gambar/benda
dengan
kata, menyebutkan berbagai bunyi/suara tertentu, menjiplak
huruf,
meniru huruf dan membuat huruf.26
Tahap ini berada pada umur 5-
6 tahun. Anak masih banyak memerlukan stimulus dari guru
maupun orang tua untuk mengembangkan kemampuan membaca
permulaan tersebut.
e. Tujuan Membaca Permulaan
Theo Riyanto dalam Dian berpendapat bahwa tujuan
membaca permulaan yaitu pengalaman belajar di TK dengan
kemampuan membaca yang memadai akan sangat menunjang
kemampuan belajar pada tahun-tahun berikutnya. Menurut
Mohammad Fauzil Adhim dalam Dian, tujuan membaca permulaan
adalah ketika anak sedang membaca sesungguhnya anak tidak
hanya mengasah ketajaman berpikirnya. Pada saat yang sama,
perasaan anak juga terasah sehingga dapat mengembangkan
kemampuan intelektual serta kecakapan mentalnya.27
Sedangkan
25
Rusniah, “Meningkatkan Perkembangan Bahasa Indonesia Anak Usia
Dini Melalui
Penggunaan Metode Bercerita pada Kelompok A di TK Malahayati
Neuhen Tahun Pelajaran
2015/2016”, Jurnal Edukasi, h. 118. 26
Puji Lestari, “Pengembangan Berbahasa pada Anak Usia 4-5 Tahun
Melalui Metode
Bermain Kartu Huruf di TK PSM 2 Kawedanan Magetan Tahun
Pelajaran 2014/2015”, Jurnal
CARE, Vol. 3 No. 2, 2016, h. 36&37. 27
Adharina Dian Pertiwi, “Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak TK
Kelompok
B di Gugus 1 Kecamatan Seyegan Sleman”, Jurnal Pendidikan Guru
PAUD, Edisi 3, 2016, h. 258.
-
18
tujuan membaca permulaan untuk anak usia 5-6 tahun RA atau
TK
mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58
dalam Musodah yaitu anak dapat berkomunikasi secara lisan,
memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol
untuk persiapan membaca.28
Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa tujuan membaca permulaan adalah membantu
anak untuk menunjang kemampuan belajar membaca pada tahap
selanjutnya serta kecakapan mentalnya.
Tujuan membaca permulaan adalah agar anak dapat
mengenal huruf, serta membaca kata dan kalimat sederhana
dengan
lancar dan tepat.29
Menurut Dhieni dalam Leni, tujuan membaca
anak usia dini adalah: 1) untuk mendapatkan informasi. 2)
agar
citra diri anak meningkat. 3) untuk melibatkan diri dari
kenyataan
misalnya saat ia merasa jenuh, sedih. 4) untuk mendapatkan
kesenangan dan liburan.30
Tujuan membaca anak lebih kepada
untuk kesenangan anak itu sendiri.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan membaca permulaan adalah membantu
anak untuk memiliki pembendaharaan kata, mengenal simbol-
simbol huruf, dan dapat membaca kalimat sederhana. Serta
untuk
mendapatkan informasi dan menunjang pembelajaran anak pada
tahun-tahun berikutnya.
28
Ari Musodah, Skripsi: “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan
Melalui Media
Kartu Kata Bergambar pada Anak Kelompok B2 RA Ma-arif NU Karang
Tengah Kertanegara
Purbalingga” (Yogyakarta: UNY, 2014), h. 12. 29
Rasto, “Pengertian, Tujuan, dan Proses Membaca Permulaan”
(http://rasto.staf.upi.edu/pengertian-tujuan-dan-proses-membaca-permulaan/)
. Diakses pada 04
Agustus 2019 jam 21.16. 30
Leni Nofrienti, “Peningkatan Kemampuan Membaca Anak Melalui
Metode Fonik di
Taman Kanak-kanak Islam Adzkia Bukit Tinggi”, Jurnal Pesona
PAUD, Vol. 1 No. 1, 2012, h. 3.
http://rasto.staf.upi.edu/pengertian-tujuan-dan-proses-membaca-permulaan/
-
19
2. Media Kartu Huruf
a. Pengertian Media
Media bentuk jamak dari perantara (medium), adalah sarana
komunikasi. Berasal dari bahasa Latin medium (antara),
pengertian
ini menunjukkan apa saja yang membawa informasi atau pesan
antara sumber dan penerima. Pesan dapat berupa isi ajaran
yang
ada di kurikulum yang dituangkan oleh guru atau sumber lain
kedalam media berupa bentuk-bentuk simbol komunikasi, baik
simbol verbal (kata-kata lisan atau tertulis) ataupun simbol
non
verbal atau visual. Selanjutnya penerima pesan (bisa
merupakan
guru atau siswa) menterjemahkan simbol-simbol komunikasi
tersebut sehingga memperoleh pesan.31
Media dapat dikemas
semenarik mungkin agar pesan yang tersampaikan dapat diingat
oleh anak.
Hamidja dalam Aisa mengemukakan bahwa media adalah
semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk
menyampaikan atau menyebar ide, pikiran atau pendapat
sehingga
ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai
kepada
penerima yang dituju.32
Media juga dapat memberikan
pengetahuan pada seseorang.
Menurut Gerlecah & Ely dalam Mukhtar, media adalah bila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian
yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan keterampilan, atau sikap.33
Menurut
National Education Association dalam Hasnida, mendefinisikan
media sebagai bentuk komunikasi, baik tercetak maupun audio
visual, dan peralatannya. Dengan demikian, media dapat
31
Jo Lioe Tjoe, “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui
Pemanfaatan
Multimedia”, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol. 7, Edisi 1, 2013,
h. 31. 32
Sitti Aisa, dkk, “Peningkatan Kemampuan Siswa Membaca Permulaan
Melalui Metode
SAS di Kelas II SDN Pinotu”, Jurnal Kreatif Tadulako Online,
Vol. 2, No. 1, 2014, h. 38. 33
Mukhtar Latif, dkk, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini:
Teori dan Aplikasi,
(Jakarta: Kencana, 2014), h. 151.
-
20
dimanipulasi, dilihat, didengar, atau dibaca.34
Menurut Suhartono
dalam Titik, media adalah sesuatu yang membawa pesan dari
satu
sumber untuk disampaikan kepada penerima pesan.35
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa,
media adalah suatu bentuk alat komunikasi yang mudah
dipahami
oleh setiap manusia, karena sebagian besar alat komunikasi
yang
menggunakan media berupa audio visual dan peralatan media
lainnya.
b. Manfaat Penggunaan Media
Banyak sekali manfaat penggunaan media dalam
pembelajaran, salah satunya yaitu menurut Kemp dan Dayton
dalam Mukhtar Latif, dkk mengemukakan beberapa manfaat
media, yaitu:
1) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
2) Pembelajaran dapat lebih menarik.
3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan
teori
belajar.
4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan di
mana
pun diperlukan.
7) Sikap positif siswa terhadap materi pelajaran serta
proses
pembelajaran dapat ditingkatkan.
8) Peranan guru ke arah yang positif.36
Hamalik dalam Asmariani juga mengungkapkan bahwa
manfaat media adalah untuk:
34
Hasnida, Media Pembelajaran Kreatif, Mendukung Pembelajaran Pada
Anak Usia
Dini, (Jakarta: PT. Luxima Metro Media, 2015), h. 34. 35
Titik Asroriyah, Skripsi: “Peningkatan Kemampuan Membaca Awal
Melalui
Penggunaan Media Papan Flanel pada Anak Kelompok B di TK ABA
Kalikotak Sendangsari
Minggir Sleman” (Yogyakarta: UNY, 2014), h. 36. 36
Mukhtar Latif, dkk, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini:
Teori dan Aplikasi,
(Jakarta: Kencana, 2014), h. 166.
-
21
a. Memperjelas penyajian pesan dan mengurangi verbalitas.
b. Memperdalam pemahaman anak didik terhadap materi
pelajaran.
c. Memperagakan pengertian yang abstrak kepada pengertian
yang konkrit dan jelas.
d. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra
manusia.
e. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan dapat
mengatasi sikap pasif.37
Sedangkan menurut Arif Sadiman dalam Titik, terdapat
beberapa manfaat media pembelajaran yaitu: memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalis,
mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, membuat anak
aktif
dalam proses pembelajaran, mengatasi kesulitan mengajar
guru.
Bila guru kesulitan dalam menjelaskan suatu materi pada anak
maka dapat menggunakan media sebagai bantuan untuk
menjelaskan materi tersebut sehingga dapat menimbulkan
persepsi
yang sama.38
Dengan menggunakan media, materi yang
disampaikan akan lebih mudah dimengerti oleh anak.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa manfaat penggunaan media adalah
memperjelas penyampaian pembelajaran di kelas, membantu anak
agar terlibat aktif, membuat pembelajaran di kelas lebih
menarik
dan mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.
c. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Seperti yang dipaparkan oleh Setio Wargo dalam Hasnida.
Terdapat beberapa jenis media pembelajaran yaitu:
37
Asmariani, “Konsep Media Pembelajaran PAUD”, Jurnal Al-Afkar,
Vol. V, No. 1,
2016, h. 33. 38
Titik Asroriyah, Skripsi: “Peningkatan Kemampuan Membaca Awal
Melalui
Penggunaan Media Papan Flanel Pada Anak Kelompok B Di TK ABA
Kalikotak Sendangsari
Minggir Sleman” (Yogyakarta: UNY, 2014), h. 38.
-
22
1) Media manipulative
Media manipulative adalah segala benda yang dapat dilihat,
disentuh, didengar, dirasakan dan dimanipulasikan. Hal ini
menunjukkan bahwa segala sesuatu yang bisa dan biasa
ditemukan anak dalam kesehariannya dapat dijadikan media
pembelajaran yang lebih kontekstual, seperti penggunaan
kancing, gelas plastic, bola kecil, kaleng, kardus, karet
gelang,
tutup botol, dll.
2) Media pictorial
Media pictorial adalah manipulasi dari media sebenarnya,
biasanya diimplementasikan dalam bentuk-bentuk gambar.
Alasan yang mendasari penyediaan media ini adalah
perkembangan pemahaman anak dari masa transisi
praoperasional menuju masa operasional konkret.
3) Media symbolic
Media ini memberikan kepada anak yang sudah memiliki
tingkat pemahaman yang cukup matang. Media pada tahap ini
sudah tidak lagi menggunakan benda-benda atau gambar-
gambar, melainkan dengan rumus-rumus, grafik ataupun
lambang operasional.39
Jenis media yang lazim dipakai di Indonesia dalam kegiatan
pembelajaran, diantaranya:
a. Media visual/media grafis
Media yang hanya dapat dilihat. Jenis media visual ini
tampaknya paling sering digunakan oleh guru pada lembaga
Pendidikan anak usia dini untuk membantu menyampaikan isi
dari tema Pendidikan yang sedang dipelajari. Contoh media
grafis diantaranya: gambar/foto, sketsa, diagram,
bagan/chart,
grafik, kartun, poster, peta, globe, papan flannel, papan
buletin.
39
Hasnida, Media Pembelajaran Kreatif, Mendukung Pembelajaran Pada
Anak Usia
Dini, (Jakarta: PT. Luxima Metro Media, 2015), h. 37.
-
23
b. Media audio
Media audio berkaitan dengan indra pendengaran. Pesan
yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambing-lambang
auditif, baik verbal (lisan), maupun nonverbal. Ada beberapa
jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media audio
yaitu: radio, alat perekam pita magnetic, piringan hitam,
dan
laboratorium bahasa.
c. Media proyeksi diam (audio-visual)
Mempunyai persamaan dengan media grafis dalam arti
menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Perbedaannya
adalah pada media grafis dapat berinteraksi secara langsung
dengan pesan media bersangkutan, sedangkan pada media
proyeksi diam terlebih dahulu harus diproyeksikan dengan
proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran, ada kalanya media
ini
disertai dengan rekaman audio, tetapi ada pula yang hanya
visual saja. Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain:
film bingkai, film rangkai, media transparansi, proyektor
tak
tembus pandang, mikrofis, film, film gelang, televisi,
video,
permainan (game), dan simulasi.40
d. Pengertian Kartu Huruf
Flash Card atau Education Card adalah kartu-kartu bergambar
yang disertai dengan kata-kata, yang dipublikasikan oleh
Glenn
Doman, ia adalah seorang dokter ahli otak dari Philadelphia,
Pennsylvania. Kartu huruf atau yang biasa disebut Flash Card
Abjad adalah bentuk media atau alat permainan yang bersifat
untuk
mendidik yang dikhususkan bagi anak-anak usia dini atau usia
pra
sekolah yang berisi kartu-kartu yang bertuliskan 26 macam
huruf
alphabet. Menurut Sujiono dalam Warsiti, kartu huruf adalah
kartu
pintar yang berisi gambar yang dirancang untuk memudahkan
anak
40
Mukhtar Latif, dkk, Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini:
Teori dan Aplikasi,
(Jakarta: Kencana, 2014), h. 152-155.
-
24
dalam pembelajaran membaca.41
Kartu huruf lebih mudah
digunakan oleh anak untuk bermain sambil belajar.
Maimunah Hasan dalam Ratna mengungkapkan bahwa kartu
huruf adalah penggunaan sejumlah kartu sebagai alat bantu
untuk
belajar membaca dengan cara melihat dan mengingat bentuk
huruf
dan gambar yang disertai tulisan dari makna gambar pada
kartu.42
Menurut Sulianah kartu huruf adalah media dalam
permainan menemukan kata. Anak diajak untuk bermain dalam
menyusun huruf-huruf alfabet menjadi sebuah kata berdasarkan
teka-teki ataupun soal-soal yang diberikan guru. Latihan
dalam
menyusun huruf ini merupakan keterampilan untuk mengeja
suatu
kata. Kartu huruf juga dapat diartikan sebagai media yang
dibuat
oleh pabrik maupun dibuat sendiri sesuai kreatifitas guru,
berbentuk potongan-potongan yang berisi gambar ataupun
tulisan
dan bersifat untuk menyampaikan komunikasi atau stimulus
dalam
pembelajaran anak.43
keterlibatan anak dalam memainkan kartu
huruf lebih memudahkan anak untuk belajar membaca.
Kartu huruf merupakan abjad-abjad yang dituliskan pada
potongan-potongan suatu media, bisa terbuat dari karton,
kertas
ataupun papan tulis (tripleks). Potongan-potongan abjad
tersebut
dapat dipindah-pindahkan sesuai keinginan, dapat dibuat
menjadi
suku kata, kata maupun kalimat.44
Menurut Ambarini dalam
Arizqa, kartu huruf adalah kumpulan kartu yang didalamnya
berisi
huruf-huruf dari a-z (kapital dan kecil) dan diberi gambar serta
kata
41
Warsiti, Skripsi: “Peningkatan Kemampuan Membaca Awal Anak
Melalui Kartu Huruf
pada Kelompok B TK Pertiwi Krakitan I Kecamatan Bayat Kabupaten
Klaten Tahun Ajaran
2012/2013” (Surakarta: UMS, 2012), h. 2&3. 42
Ratna Pangastuti dan Siti Farida Hanum, “Pengenalan Abjad pada
Anak Usia Dini
Melalui Media Kartu Huruf”, Indonesian Journal Of Early
Childhood Islamic Education, Vol. 1
(1), 2017, h. 55. 43
Sulianah, “Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan
Kartu Huruf Pada
Anak”, Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang, Vol. 1 No.
2, 2013, h. 101. 44
Sri Astuti, “Penggunaan Media Kartu Huruf Untuk Meningkatkan
Kemampuan
Menulis Permulaan di TK Intan Komara Kelompok B”, Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 7
No. 1, 2016, h. 4.
-
25
untuk mendukung anak untuk paham dan hafal huruf abjad dari
a-
z.45
Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa kartu huruf adalah media yang berbentuk
potongan-potongan yang berisikan huruf-huruf alfabet sebagai
sarana untuk membantu anak dalam belajar membaca permulaan.
Kartu huruf yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
yaitu
berupa potongan kertas berukuran 3x3 cm, 7x7 cm, 12x12 cm,
kartu kata, kartu kata bergambar, dan kartu bergambar. Dalam
kartu huruf di dalamnya berisi tulisan huruf abjad a-z
(masing-
masing kartu hanya memuat 1 huruf). Oleh karena itu, kartu
huruf
ini disediakan dalam jumlah yang banyak.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Tabel 2.1
Hasil Penelitian yang Relevan
No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Tri Windarti (2015)
“Peningkatan
Kemampuan Membaca
Permulaan Anak
Kelompok B Melalui
Permainan Tangga
Literasi di RA
(Raudhatul Athfal) Al-
Baraakah Sariharjo
Ngaglik Sleman”.46
Persamaan hasil
penelitian ini bahawa
metode pengumpulan
data yang digunakan
adalah metode
observasi, dokumentasi
dan wawancara.
Hasilnya pun
menunjukkan terdapat
peningkatan
kemampuan membaca
permulaan melalui
permainan tangga
literasi.
Perbedaan pada penelitian
ini adalah lokasi penelitian
yang berbeda dan permainan
tangga literasi yang terapkan
oleh peneliti, permainan
tangga literasi sama dengan
permainan ular tangga.
2 Syari’ati Masyithoh
(2016) “Meningkatkan
Kemampuan Membaca
Permulaan Melalui
Media Balok Huruf Pada
Persamaan penelitian
ini yaitu sama-sama
untuk meningkatkan
kemampuan membaca
permulaan, penelitian
Perbedaan antara penelitian
yang sudah ada dengan yang
akan peneliti laksanakan
yaitu terletak pada lokasi
yang berbeda. Perbedaan
45
Arizqa Yasirli Salik, Skripsi: “Pengaruh Media Kartu Huruf
Terhadap Kemampuan
Membaca Awal di Kelas A Taman Kanak-kanak (TK) Wijaya Kusuma
Taman Sidoarjo”
(Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2019), h. 15. 46
Tri Windarti, Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Anak
Kelompok B
Melalui Permainan Tangga Literasi Di RA (Raudhatul Athfal)
Al-Baraakah Sariharjo Ngaglik
Sleman (Yogyakarta: UNY, 2015).
-
26
Kelompok B TK Negeri
Pembina Bantul”47
tersebut menggunakan
metode yang sama
yaitu penelitian
tindakan kelas.
juga terletak pada media
yang digunakan yaitu
menggunakan media balok
huruf walaupun sama-sama
terbuat dari kertas tetapi
yang digunakan berbentuk 3
dimensi yang bisa dibolak-
balik sedangkan yang
peneliti gunakan berbentuk 2
dimensi.
3 Sela Helfitri (2016)
“Analisis Kemampuan
Anak Membaca
Permulaan di Kelompok
B TK Mujahidin II”48
Persamaan pada
penelitian ini yaitu
sama-sama meneliti
tentang kemampuan
membaca permulaan
pada anak, teknik
pengumpulan datanya
juga menggunakan
teknik obervasi,
dokumentasi dan
wawancara.
Perbedaan ini terletak pada
metode penelitiannya,
penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif
sedangkan peneliti
menggunakan metode
penelitian tindakan kelas
(PTK).
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan observasi awal dapat diketahui bahwa kemampuan
membaca permulaan pada anak kelompok B masih rendah, ada
beberapa
permasalahan yang didapat pada observasi awal yaitu ada anak
yang
belum mengetahui beberapa huruf alfabet, belum dapat
membedakan
huruf kapital dan huruf kecil yang sesuai, dan belum dapat
membaca
gabungan suku kata menjadi kata.
Salah satu aspek perkembangan anak yang perlu distimulasi
adalah
kemampuan membaca permulaannya. Membaca permulaan adalah
sebuah
proses anak untuk mengenal huruf, simbol huruf dan
menyuarakannya.
Terdapat pula beberapa tujuan membaca permulaan pada anak itu
yaitu
untuk mengasah intelektual anak dan kecakapan mental pada
anak
tersebut. Membaca juga bertujuan untuk mengajarkan kepada
anak
perbendaharaan kata, mengenal simbol-simbol untuk persiapan
membaca
serta mempersiapkan anak untuk membaca ke tahap selanjutnya.
47
Syari’ati Masyithoh, Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan
Melalui Media
Balok Huruf Pada Kelompok B TK Negeri Pembina Bantul
(Yogyakarta: UNY, 2016). 48
Sela Helfitri, Analisis Kemampuan Anak Membaca Permulaan Di
Kelompok B TK
Mujahidin II (Pontianak: UTP, 2016).
-
27
Media kartu huruf dibuat untuk meningkatkan kemampuan
membaca permulaan pada anak, media kartu huruf ini dapat
dilakukan
sesuai dengan tema yang sedang berlangsung di sekolah yang
bersangkutan atau bisa disebut juga media kartu huruf ini
bersifat
fleksibel. Media kartu huruf ini dapat menambah kosa kata pada
anak,
dengan dibuatnya media ini dapat membuat anak lebih semangat
dalam
belajar membaca karena dengan media ini dapat menarik perhatian
anak
dan tidak mudah membuat anak bosan dalam belajar membaca.
Gambar 2.1
Kerangka Teoritik Membaca Permulaan
-
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Islam An-Nahl, Tanah
Tinggi,
Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Provinsi Banten.
Penelitian
dilakukan di kelompok B (5-6 tahun). Di kelompok B ini terdapat
11
orang anak yang memiliki kemampuan membaca permulaan yang
berbeda-beda, terdapat anak yang sudah dapat membaca permulaan
tetapi
juga terdapat anak yang belum bekembang. Oleh karena itu, kelas
ini
dipilih sebagai tempat penelitian. Adapun pelaksanaan observasi
dilakukan
pada bulan April dan juli 2019.
Tabel 3.1
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No Bentuk Kegiatan
Apri
l
Mei
Juni
Juli
Agust
us
Sep
tem
ber
Okto
ber
Novem
ber
1 Observasi
2 Penyusunan Proposal Skripsi &
Perbaikan
3 Seminar Proposal
4 Validasi Instrumen
5 Pelaksanaan Siklus 1
6 Pelaksanaan Siklus 2
7 Analisis Data
8 Sidang Skripsi
-
29
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
penelitian
tindakan yang dilakukan oleh seorang guru yang juga berperan
sebagai
peneliti di kelasnya atau bisa juga berkolaborasi dengan orang
lain dengan
jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan
secara
kolaboratif dan partisipatif. Bertujuan untuk memperbaiki
dan
meningkatkankualitas pembelajaran di kelasnya melalui suatu
tindakan
yang dilakukan.49
Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan model
Kemmis
dan Mc Taggart. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini
adalah adanya
peningkatan membaca permulaan melalui media kartu huruf pada
kelompok B di TK Islam An-Nahl.
Gambar 3.1
Model Kemmis dan Mc Taggart50
49
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 44&45.
50
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas, Edisi
Kedua, (Jakarta: PT Indeks, 2011), h. 21.
-
30
Model spiral Kemmis dan Mc Taggart digunakan peneliti karena
sesuai dengan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan nanti.
Model
spiral Kemmis dan Mc Taggart ini terdiri dari 4 komponen yaitu:
recana,
rencana tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak. Pada tahap
ini
segala keperluan dipersiapkan mulai dari rencana pembelajaran,
bahan
ajar, serta teknik dan instrumen observasi.
Tindakan yaitu apa yang dilakukan guru atau peneliti untuk
meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak.
Pelaksanaan
tindakan merupakan proses kegiatan pembelajaran kelas yang
sedang
berlangsung. Observasi yaitu mengamati hasil dari tindakan yang
telah
dilakukan peneliti atau guru terhadap anak. Tujuan observasi ini
adalah
untuk mengetahui ada tidaknya perubahan dalam kemampuan
membaca
permulaan pada anak.
Refleksi, yaitu peneliti melihat dan mempertimbangkan hasil
dari
tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil ini, peneliti
dan guru
melakukan revisi terhadap rencana awal. Melalui refleksi ini
peneliti dan
guru dapat menetapkan apa yang telah dicapai, apa yang belum
dicapai,
serta apa saja yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran
untuk
meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak.
C. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah untuk anak usia 5-6 tahun
kelompok B di TK Islam An-Nahl yang berjumlah 11 anak yaitu
terdiri
dari 5 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Subjek penelitian
ini dipilih
karena berdasarkan kriteria anak yang sedang mengalami
proses
pembelajaran kemampuan membaca permulaan.
D. PeranPeneliti dalam Penelitian
Peneliti sebagai pengamat untuk mengetahui peningkatan
kemampuan membaca permulaan dan sebagai guru dengan adanya
tindakan langsung oleh peneliti dalam memperbaiki pembelajaran
dalam
-
31
kelas serta untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan
pada
anak kelompok B melalui media kartu huruf.
E. Prosedur Penelitian Tindakan
1. Observasi Awal
Ketika akan melakukan penelitian seorang peneliti akan
mencari
permasalahan yang terdapat di sekitarnya, yaitu dengan cara
observasi.
Observasi merupakan tindakan untuk pengambilan informasi atau
data
melalui media pengamatan. Dalam melakukan observasi,
peneliti
menggunakan sarana utamanya yaitu indera penglihatan. Dengan
pengamatan mata sendiri, peneliti diharuskan melaksanakan
pengamatan terhadap tindakan dan perilaku anak di kelas.
Kemudian
mencatatnya.51
Observasi dilakukan untuk mencari tau secara detail
permasalahan
yang ada di kelas yang akan diteliti nantinya. Dalam penelitian
ini,
peneliti atau observer mencatat perkembangan kemampuan
membaca
pada setiap anak untuk mengetahui sudah sejauh mana
perkembangan
kemampuan membaca anak di kelas yang akan diteliti. Biasanya
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan oleh guru dan
peneliti.
2. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
akan
dilakukan. Penelitian tindakan ini akan lebih bagus bila
dilakukan
dengan cara berkolaborasi, yaitu dilakukan secara berpasangan
antara
pihak yang melakukan tindakan pada anak dan pihak yang
mengamati
proses jalannya tindakan yang dilakukan. Peneliti menentukan
fokus
permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian untuk diamati,
51
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas
Implementasi dan
Pengembangannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 50.
-
32
kemudian membuat instrumen pengamatan untuk membantu
peneliti
melihat fakta yang telah terjadi selama tindakan
berlangsung.52
Pada tahap perencanaan tindakan untuk peningkatan kemampuan
membaca permulaan melalui media kartu huruf ini dapat
dilakukan
dalam beberapa proses yaitu:
a. Melakukan pertemuan dengan guru kelas untuk menentukan
hari
yang dapat dilaksanakanya penelitian ini, berdiskusi tentang
tema
yang akan digunakan serta menjelaskan langkah-langkah
tindakan
yang akan dilakukan.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan media kartu huruf sebagai tindakan untuk
perbaikan
pada peningkatan kemampuan membaca permulaan.
c. Membuat dan menyiapkan media yang akan digunakan.
d. Membuat dan mempersiapkan instrumen penilaian.
3. Tahapan Pengamatan
Pengamatan atau monitoring dilakukan untuk mengamati proses
pembelajaran yang sedang berlangsung, mengamati interaksi
selama
proses penyelidikan berlangsung, mengamati respon anak
terhadap
proses pembelajaran.53
Pengamatan dilakukan oleh peneliti pada saat
proses tindakan yang sedang berlangsung oleh guru. Guru sebagai
guru
pelaksana yang melakukan tindakan dan pengamat yang
melakukan
observasi terhadap proses tindakan disebut peneliti.54
Pelaksanaan pengamatan dilaksanakan ketika proses
pembelajaran
berlangsung dengan adanya lembar observasi yang telah dibuat
sebelumnya oleh peneliti. Hal yang harus diamati yaitu
proses
pembelajaran yang sedang berlangsung, setelah dilakukannya
52
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2007),
h. 17-18. 53
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru,
(Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2014), h. 114. 54
Johni Dimyati, Metodologi Penelitian Pendidikan &
Aplikasinya pada Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), (Jakarta: Kencana, 2014), h. 126.
-
33
pengamatan maka dilanjutkan dengan analisis hasil pengamatan
untuk
mengetahui jalannya pembelajaran yang berlangsung.
Tabel 3.2
Rencana Program Pelaksanaan Siklus I
Pertemuan Tema Kegiatan Catatan
1 Diriku Pembukaan : Anak berbaris. Kemudian membaca
doa sebelum belajar dan masuk kelas, peneliti
menjelaskan tema minggu ini yaitu tema diriku.
Kemudian menjelaskan tentang media kartu huruf,
cara memainkannya dan alat apa saja yang
digunakan untuk bermain kartu huruf. Pada siklus
I anak dibagi menjadi 1 kelompok. Kertas yang
digunakan pada kartu huruf berwarna putih
polos. Tidak adanya reward pada anak. (hal ini
yang membedakan siklus I dan II).
Kegiatan Inti : Tanya jawab nama dan
menyebutkan nama teman. Kegiatan pada kartu
huruf : anak menyebutkan dan menunjukkan huruf
A-Z, anak menyebutkan huruf pada namanya, anak
mampu menyusun namanya sendiri menggunakan
kartu huruf, anak mampu menyelesaikan kegiatan
pada media kartu huruf. Peneliti memberikan
contoh dan memberitahukan peraturan dalam
memainakn kartu huruf. Kegiatan dilakukan secara
bergantian, ketika anak menunggu giliran anak
memberikan semangat kepada temannya.
Penutup : ketika semua anak sudah mendapatkan
giliran dalam bermain media kartu huruf, kemudian
dilakukan evaluasi pada kegiatan yang telah
diberikan, merapikan alat yang telah digunakan dan
membaca doa sebelum pulang.
C.D 1
2 Diriku Pembukaan : Anak berbaris. Kemudian membaca
doa sebelum belajar dan masuk kelas, peneliti
menjelaskan tema minggu ini yaitu tema diriku.
Kemudian menjelaskan tentang media kartu huruf,
C.D 2
-
34
cara memainkannya dan alat apa saja yang
digunakan untuk bermain kartu huruf.
Kegiatan Inti : Tanya jawab tentang tema.
Kegiatan pada kartu huruf : anak menyebutkan
huruf A-Z, anak menghubungkan huruf kapital
dengan huruf kecil yang sesuai, anak mampu
bertanya seputar kegiatan media kartu huruf.
Peneliti memberikan contoh dan memberitahukan
peraturan dalam memainkan kartu huruf. Kegiatan
dilakukan secara bergantian.
Penutup : ketika semua anak sudah mendapatkan
giliran dalam bermain media kartu huruf, kemudian
dilakukan evaluasi pada kegiatan yang telah
diberikan, merapikan alat yang telah digunakan dan
membaca doa sebelum pulang.
3 Anggota
Tubuh
Pembukaan : anak berbaris, kemudian membaca
doa sebelum belajar dan masuk kelas. Peneliti
menjelaskan tema, lalu menjelaskan tentang media
kartu huruf, cara memainkannya dan alat apa saja
yang digunakan untuk bermain kartu huruf.
Kegiatan Inti : peneliti memperlihatkan anggota
tubuh. Kegiatan kartu huruf : anak menyebutkan
huruf A-Z, anak mengelompokkan gambar dengan
huruf awalan yang sama. Kegiatan dilakukan secara
bergantian.
Penutup : ketika semua anak sudah mendapatkan
giliran dalam bermain media kartu huruf, kemudian
dilakukan evaluasi pada kegiatan yang telah
diberikan, merapikan alat yang telah digunakan dan
membaca doa sebelum pulang.
C.D 3
4 Anggota
Tubuh
Pembukaan : anak berbaris, kemudian membaca
doa sebelum belajar dan masuk kelas. Peneliti
menjelaskan tema, lalu menjelaskan tentang media
kartu huruf, cara memainkannya dan alat apa saja
yang digunakan untuk bermain kartu huruf.
Kegiatan Inti : peneliti memperlihatkan anggota
tubuh. Kegiatan kartu huruf : anak melengkapi
C.D 4
-
35
huruf awalan pada gambar, anak mengelompokkan
huruf vocal dan konsonan. Kegiatan dilakukan
secara bergantian.
Penutup : ketika semua anak sudah mendapatkan
giliran dalam bermain media kartu huruf, kemudian
dilakukan evaluasi pada kegiatan yang telah
diberikan, merapikan alat yang telah digunakan dan
membaca doa sebelum pulang.
5 Fungsi
Anggota
Tubuh
Pembukaan : anak berbaris, kemudian membaca
doa sebelum belajar dan masuk kelas. Peneliti
menjelaskan tema, lalu menjelaskan tentang media
kartu huruf, cara memainkannya dan alat apa saja
yang digunakan untuk bermain kartu huruf.
Kegiatan Inti : peneliti memperlihatkan fungsi-
fungsi anggota tubuh. Kegiatan kartu huruf : anak
menyusun huruf dari kata yang diberikan, anak
membaca kata yang diambilnya. Kegiatan
dilakukan secara bergantian.
Penutup : ketika semua anak sudah mendapatkan
giliran dalam bermain media kartu huruf, kemudian
dilakukan evaluasi pada kegiatan yang telah
diberikan, merapikan alat yang telah digunakan dan
membaca doa sebelum pulang.
C.D 5
Tabel 3.3
Rencana Program Pelaksanaan Siklus II
Pertemuan Tema Kegiatan Catatan
6 Anggota
Keluargaku
Pembukaan : anak berbaris. Kem